penerapan strategi pembelajaran afektif pada anak sekolah dasar

Upload: titania

Post on 02-Mar-2018

357 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    1/48

    PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AFEKTIF PADA ANAK SEKOLAH

    DASAR

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT. yang telah

    memberikan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka

    memenuhi tugas mata kuliah pengembangan PKn S.

    alam menulis makalah diperlukan !ahasa "ndonesia yang baik dan benar serta

    memerlukan sebuah ke#alidasian in$ormasi. Karena makalah itu sendiri akan menjadi sumber

    ilmu dan rujukan banyak orang dalam menulis. %ntuk menjadi guru Sekolah asar &S' yang

    pro$esional, penulis harus menguasi dasar-dasar pengetahuan baik pengetahuan pada materi

    yang akan diajarkan maupun pengetahuan tentang strategi pembelajaran yang tepat untuk

    diterapkan berdasarkan karakteristik peserta didik, termasuk pula pada pengetahuan

    pembentukkan sikap anak yang menjadi titik $okus penulis.

    (ang akan menjadi titik $okus utama penulis dalam menyusun, meneliti, mengkaji,

    serta memahami materi-meteri yang penulis persembahkan dalam makalah ini ialah mengenai

    ) Strategi Pembelajaran A$ekti$ Pada Anak Sekolah asar), meskipun di dalam penyusunan

    makalah ini, penulis mengalami kesulitan-kesulitan yang cukup signi$ikan.

    Salah satu tujuan penulis menyusun makalah ini ialah dalam rangka penyelesaian

    tugas yang diberikan oleh dosen penulis. Penulis berharap bisa mendapatkan nilai terbaik dari

    dosen penulis dalam penilaian makalah ini. Walaupun penulis menyadari masih terdapat

    kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan dan jauh dari kesempurnaan.

    Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih kepada "bu ra.Nina Nurhasanah.*.pd,

    selaku dosen Pengembangan PKn S yang telah membina serta mendidik penulis selama satu

    semester ini sehingga penulis termoti#asi untuk mengenyam pendidikan secara matang. an

    terimakasih pula kepada orangtua penulis yang telah memoti#asi dan membiayai penulis

    dalam penyusunan makalah ini.

    +akarta, +uni //

    Penulis

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    2/48

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    alam %ndang-undang No. Tahun 0 Pasal 0 dijelaskan bah1a Pendidikan Nasional

    ber$ungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk 1atak serta peradaban bangsa yang

    bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

    potensi anak didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertak1a kepada Tuhan (*2,

    berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreati$, mandiri, menjadi 1arga Negara yang

    demokratis serta bertanggung ja1ab.

    !elajar adalah suatu proses dimana suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat

    pengalaman &3agne, /45'.

    !elajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.&*argaret 3redler, terj *unandar, /445'

    *.Sobry Sutikno mengemukakan, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan

    oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya

    sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

    ari de$inisi yang dikemukakan oleh pakar pendidikan, dapat ditarik kesimpulan

    mengenai de$inisi belajar. !elajar ialah sebuah proses yang kompleks dari kegiatan ber$ikir

    dan merasakan yang terjadi di dalam interaksi indi#idu dengan lingkungan $isik dan

    lingkungan sosialnya yang hasil belajar tersebut mampu menambah6 merubah perilaku

    pembelajar dalam bentuk kogniti$, a$ekti$, maupun psykomotoriknya yang berlangsung

    cukup lama dan bersi$at progress. Apabila di dalam proses belajar tidak mendapatkan

    peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bah1a orang tersebut

    mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

    ari rumusan pendidikan nasional dan de$inisi belajar di atas, sudah jelas bah1a belajar

    merupakan suatu kegiatan direncanakan yang kompleks dengan tujuan meningkatkan kualitas

    dan kuantitas tingkah laku manusia dalam bentuk kogniti$, a$ekti$, dan psykomotoriknya.

    Namun sangat disayangkan, pada kenyataannya pendidikan yang berlangsung di "ndonesia

    hanya menitikberatkan pada peningkatan kualitas kogniti$nya saja dan mengabaikan kualitas

    pembentukkan kemampuan a$ekti$ serta psykomotor si pembelajar.

    engan demikian, tidaklah lengkap manakala dalam strategi pembelajaran tidak

    membahas strategi pembelajaran yang berhubungan dengan pembentukkan sikap dan nilai.

    Ada orang beranggapan bah1a sikap bukan untuk diajarkan, seperti halnya matematika,

    $isika, ilmu sosial, dan lain sebagainya, akan tetapi sikap untuk dibentuk. 7leh karena itu,

    yang lebih tepat untuk bidang a$ekti$ bukanlah istilahpengajaran, namunpendidikan. Karena

    strategi pembelajaran yang dibicarakan dalam makalah ini diarahkan untuk mencapai tujuan

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    3/48

    pendidikan yang bukan hanya dimensi kogniti$ tetapi juga dimensi lainnya, yaitu sikap dan

    ketrampilan melalui proses pembelajaran yang menekankan kepada akti#itas sis1a sebagai

    subjek belajar, maka selanjutnya penulis menggunakan istilah strategi pembelajaran a$ekti$.

    Pada pengajaran a$ekti$ sangat sulit diukur karena masalah a$ekti$ ini bersi$at keji1aan.

    Pembelajaran a$ekti$ ini perlu dilakukan pada bidang studi PKn karena dalam setiap materi

    pelajaran memiliki nilai yang harus ditanamkan pada sis1a yaitu nilai-nilai moral.

    Penerapan pembelajaran a$ekti$ dilaksanakan sesuai dengan materi dan target nilai yang

    akan ditanamkan kepada sis1a. *elalui pembelajaran a$ekti$ sis1a dibina kesadaran

    emosionalnya melalui cara kritis rasional, melalui klari$ikasi dan mampu menguji kebenaran,

    kebaikan keadilan, kelayakan dan ketepatan.

    Pembelajaran a$ekti$ pada mata pelajaran PKn dapat dilaksanakan oleh seorang guru

    dengan menggunakan metode percontohan dan pengaplikasian materi pembelajaran melalui

    learning by doing. Penerapan pembelajaran a$ekti$ akan berhasil baik apabila ada

    keterbukaan dan kesediaan atau kesiapan para sis1a dalam memberikan tanggapan setiap

    stimulus yang diberikan guru. *elalui metode stimulus ini sis1a akan menemukan jati

    dirinya sehingga guru dapat memahami potret diri sis1a itu sendiri.

    7leh karena itu, maka tugas utama guru adalah menjelajahi jenis ragam dan tigkat

    kesadaran nilai-nilai yang ada dalam diri sis1a melalui berbagai indikator, meluruskan nilai

    yang kurang baik dan menangkal masuknya nilai yang nai$ dan negati$, membina,

    mengembangkan dan meningkatkan nilai yang ada dalam diri sis1a baik kualitati$ maupun

    kuantitati$, menanamkan nilai-nilai baru.

    B. Pengertan Strateg Pe!"ela#aran A$ekt$

    I. Pengertan Strateg Pe!"ela#aran A$ekt$ se%ara Te&rts

    Pandangan para ahli mengenai pembelajaran a$ekti$8

    a. *enurut *c Paul, pembentukan moral tidak sama dengan pengembangan kogniti$ yang

    rasional, pembelajaran moral sis1a adalah pembentukan kepribadian, bukan pengembangan

    intelektual.b. *enurut Kohlberg moral manusia berkembang melalui tiga tingkat, dan setiap tingkat terdiri

    dari &dua' tahap.

    c. *enurut 9okeach &/4:', nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau

    perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bah1a sikap

    mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesi$ik atau situasi,

    sedangkan nilai mengacu pada keyakinan.

    d. *enurut Tyler &/4;08;', nilai adalah suatu objek, akti#itas, atau ide yang dinyatakan oleh

    indi#idu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bah1a

    manusia belajar menilai suatu objek, akti#itas, dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    4/48

    penting minat, sikap, dan kepuasan. 7leh karenanya satuan pendidikan harus membantu

    peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signi$ikan bagi peserta

    didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positi$ terhadap

    masyarakat.

    e. *enurut +ohn e1ey dan +ean Peaget, berpendapat bah1a perkembangan manusia terjadi

    sebagai proses 9estrukturisasi kogniti$ yang berlangsung serta berangsur-angsur menurut

    aturan tertentu.

    $. *enurut ' sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk

    merespon secara positi$ atau negati$ terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Sikap

    peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran.

    g. *enurut ooglas 3raham &3olu'. Nilai tidak bisa diajarkan tetapi diketahui dari

    penampilannya.

    Pengembangan dominant e$ekti$ pada nilai tidak bisa dipisahkan dari aspek kogniti$ dan

    psikomotorik, masalah nilai adalah masalah emosional dank arena itu dapat berubah,

    berkembang, sehingga bisa dibina, perkembangan nilai-nilai atau moral tidak akan terjadi

    sekaligus tetapi melalui tahap-tahap.

    II. II. Pengertan Strateg Pe!"ela#aran A$ekt$ se%ara E'(kat$

    !erdasarkan de$inisi yang dipaparkan oleh para ahli bah1a strategi pembelajaran

    a$ekti$ ialah suatu teknik dan metode mengajar seorang guru dalam proses pembelajaran agar

    sis1a-sis1inya mampu menyerap, menga$likasikan dan mengamalkan ilmu dan materi

    pembelajaran yang mencakup 1atak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

    !eberapa pakar mengatakan bah1a sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila

    seseorang telah memiliki kekuasaan kogniti$ tingkat tinggi.

    Pembelajaran a$ekti$ ini dapat diterapkan pada sis1a sekolah dasar dengan proses

    pembentukkan sikap yang meliputi pola pembiasaan, modeling. *elalui model strategi

    pembelajaran sikap yang meliputi model konsiderasi, model pengembangan kogniti$, dan

    teknik mengklari$ikasi nilai.

    ). Per(!(san Masalah

    /. Apakah strategi pembelajaran a$ekti$ itu?

    . Apakah ada hubungan antara pembelajaran a$ekti$, kogniti$ dan psikomotorik?

    0. Apa kegunaan mempelajari strategi pembelajaran A$ekti$?

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    5/48

    D. T(#(an Pen*(s(nan Makalah

    /. %ntuk mengetahui pengertian dari strategi pembelajaran-pembelajaran a$ekti$.

    . %ntuk mengetahui @akikat pendidikan, nilai dan sikap.

    0. Agar mengetahui proses pembentukan sikap.

    5. Agar mengetahui model strategi pembelajaran sikap.

    >. Agar dapat menerapkannya dalam proses pendidikan.

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    6/48

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    7/48

    benar dan salah, indah dan buruk, dsb, sehingga standar itu yang akan me1arnai seseorang.

    engan demikian, pendidikan nilai pada dasarnya proses penanaman nilai kepada peserta

    didik yang diharapkan sehingga sis1a dapat berperilaku sesuai dengan pandangan yang

    dianggapnya baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.

    2mpat $aktor yang merupakan dasar kepatuhan seseorang terhadap nilai tertentu menurut

    ouglas 3raham &3ulo, ', yaitu8

    /. Normati#ist ialah kepatuhan pada norma-norma hukum.

    . "ntegralist ialah kepatuhan yang didasarkan pada kesadaran dengan pertimbangan-

    pertimbangan yang rasional.

    0.

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    8/48

    menganggap nilai agama adalah di atas segalanya, maka nilai-nilai yang lain akan bergantung

    pada nilai agama tersebut. engan demikian sikap seseorang sangat bergantung pada sistem

    nilai yang dianggapnya paling benar, dan kemudian sikap itu akan mengendalikan perilaku

    orang tersebut.

    Komitmen seseorang terhadap suatu nilai tertentu terjadi melalui pembentukan sikap

    yakni kecenderungan seseorang terhadap suatu objek, misalnya jika seseorang berhadapan

    dengan sesuatu objek, dia akan menunjukan gejala senang atau tidak senang, suka atau tidak

    suka. 3oul &>' menyimpulkan tentang nilai tersebut 8

    /. Nilai tidak bisa diajarkan tetapi diketahui dari penampilannya.

    . Pengembangan dominant e$ekti$ pada nilai tidak bisa dipisahkan dari aspek kogniti$ dan

    psikomotorik.

    0. *asalah nilai adalah masalah emosional dan karena itu dapat berubah, berkembang,

    sehingga bisa dibina.

    5. Perkembangan nilai atau moral tidak akan terjadi sekaligus, tetapi melalui tahap tertentu.

    Sikap merupakan suatu kemampuan internal yang berperan sekali dalam mengambil

    tindakan &action), lebih-lebih apabila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak atau

    tersedia beberapa alternati$ &Winkel, 5'.

    Pernyataan senang atau tidak senang seseorang terhadap suatu objek yang dihadapinya,

    akan dipengaruhi oleh tingkat pemahamannya &aspek kogniti$' terhadap objek tersebut. 7leh

    karena itu, tingkat penalaran &kogniti$' terhadap suatu objek dan kemampuan untuk bertindak

    terhadapnya &psikomotoriknya' turut menentukan sikap seseorang terhadap objek yang

    bersangkutan.

    *isalnya, sis1a dapat memberikan penjelasan dari berbagai sudut bah1a mencuri itu

    tidak baik dan dilarang oleh norma apapun & aspek kogniti$ '. !erdasarkan pengetahuannya

    itu ia tidak suka melakukannya &aspek a$ekti$'B akan tetapi sikap negati$ terhadap perbuatan

    mencuri baru bisa kita lihat dari tindakan nyata 1alaupun ada kesempatan untuk mencuri ia

    tidak melakukannya. an, penilaian terhadap sikap negati$ dari mencuri itu lebih meyakinkan

    bah1a perbuatan mencuri memang tidak pernah ia lakukan 1alaupun banyak kesempatan

    untuk melakukannya.

    B. Pr&ses Pe!"ent(kkan Ska+

    I. I. P&la Pe!"asaan

    Apakah sikap bisa dibentuk? Perhatikan percobaan yang dilakukan oleh seorang

    psikolog terkenal bernama Watson.

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    9/48

    Pada suatu hari Watson melihat anak yang senang dengan tikus berbulu putih.

    Kemana pun anak itu pergi, ia selalu memba1a tikus putih yang disenanginya. Watson ingin

    mengubah sikap senang terhadap tikus tersebut menjadi benci. *aka ketika si anak hendak

    memegang tikus berbulu putih itu, Watson memberi kejutan dengan suara keras hingga anak

    tersebut terkejut. Terus-menerus hal tersebut dilakukan. Ketika anak mendekati dan hendak

    memba1a tikus itu, dimunculkan suara kerasB anak semakin terkejut dan lama-kelamaan anak

    benar-benar menjadi takut dengan tikus putih peliharaannya. +angankan mau memba1a atau

    memegangnya, melihat saja ia menangis dan ketakutan. *engapa anak berubah sikap positi$

    terhadap tikus putih menjadi sikap negati$? @al ini disebabkan kebiasaan & conditioning). Cara

    belajar sikap demikian menjadi dasar penanaman sikap tertentu terhadap suatu objek.

    alam proses pembelajaran di sekolah, baik secara disadari maupun tidak disadari,

    guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada sis1a melalui proses pembiasaan. *isalnya,

    sis1a sering kali menerima perlakuan tidak mengenakan dari gurunya, seperti perilaku

    mengejek6 kekerasan6 perilaku yang menyinggung perasaan anak, maka lama-kelamaan akan

    timbul rasa benci dari anak tersebut. Perlahan-lahan anak akan mengalihkan sikap negati$ itu

    bukan hanya pada gurunya sendiri, melainkan pada bidang studi yang diajarkannya. %ntuk

    mengembalikan sikap positi$ bukanlah pekerjaan yang mudah.

    !elajar membentuk sikap melalui pembiasaan itu juga dilakukan oleh Skinner melalui

    teorinya operant conditioning. Proses pembentukkan sikap melalui pembiasaan yang

    dilakukan Watson berbeda dengan proses pembiasaan sikap yang dilakukan Skinner.

    Pembentukkan sikap yang dilakukan Skinner menekankan pada proses peneguhan respon

    anak. Setiap kali anak menunjukkan prestasi yang baik diberikan penguatan (reinforcement)

    dengan cara memberikan hadiah atau perilaku yang menyenangkan. Dama-kelamaan anak

    berusaha meningkatkan sikap positi$nya.

    II. M&'elng

    Pembelajaran sikap seseorang dapat juga dilakukan melalui proses modeling, yaitu

    pembentukkan sikap melalui proses asimilasi atau proses mencontoh.

    Salah satu karakteristik anak didik yang sedang berkembang ialah keinginannya untuk

    meniru (imitasi). @al yang ditiru adalah perilaku-perilaku yang diperagakan atau

    didemonstrasikan oleh orang yang menjadi idolanya. Prinsip peniruan ini yang dimaksud

    modeling. Modeling ialah proses peniruan anak terhadap orang lain yang menjadi idolanya

    atau yang dihormatinya.

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    10/48

    Pemodelan biasanya dimulai dari perasaan kagum. Anak kagum terhadap kepintaran

    orang lain, misalnya terhadap guru yang dianggapnya bisa melakukan segala sesuatu yang

    tidak bisa dilakukannya. Secara perlahan perasaan kagum akan memengaruhi emosinya dan

    secara perlahan anak tersebut akan meniru perilaku yang dilakukan oleh idolanya. *isalnya,

    jika idolanya &guru atau siapa saja' menunjukkan perilaku tertentu terhadap suatu objek,

    maka anak akan cendrung berperilaku sama seperti apa yang dilakukan idolanya. +ika

    idolanya begitu perduli terhadap kebersihan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya,

    memungut sampah yang berserakkan, maka anak juga akan berperilaku seperti apa yang

    dilakukan oleh idolanya terhadap lingkungannyaB jika anak mengagumi gurunya karena

    kecantikkan gurunya maka anak akan berperilaku seperti gurunya.

    Proses penanaman sikap anak terhadap sesuatu objek melalui proses modelingpada

    mulanya dilakukan secara mencontoh. Namun anak perlu diberi pemahaman mengapa hal

    tersebut dilakukan. *isalnya, guru perlu menjelaskan mengapa kita harus menjaga

    kebersihan lingkungan. an dampak yang terjadi apabila kita tidak menjaga lingkungan.

    Proses pemahaman ini diperlukan agar sikap yang muncul benar-benar didasari oleh suatu

    keyakinan kebenaran sebagai suatu nilai.

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A. M&'el Strateg Pe!"ela#aran Ska+

    Setiap strategi sikap pada umumnya menghadapkan sis1a pada situasi yang mengandung

    kon$lik atau situasi yang problematis. *elalui situasi ini sis1a diharapkan dapat mengambil

    keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya baik. i ba1ah ini disajikan beberapa model

    strategi pembelajaran pembentukkan sikap.

    I. M&'el K&ns'eras

    *odel konsiderasi dikembangkan oleh *C.Paul, seorang humanis. Paul menganggap

    bah1a pembentukan moral tidak sama dengan pengembangan kognisi yang rasional.

    Pembelajaran moral sis1a menurutnya adalah pembentukan kepribadian bukan

    pengembangan intelektual. *anusia seringkali bersi$at egoistis, lebih memperhatikan,

    mementingkan, dan sibuk mengurusi dirinya sendiri. Kebutuhan yang $undamental pada

    manusia adalah bergaul secara harmonis dengan orang lain, saling memberi dan saling

    menerima dengan penuh cinta dan kasih sayang. 7leh sebab itu, model ini menekankan

    kepada strategi pembelajaran yang dapat membentuk kepribadian. Tujuannya adalah agar

    sis1a menjadi manusia yang memiliki kepedulian terhadap orang lain sehingga mereka dapat

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    11/48

    bergaul, bekerja sama, hidup secara harmonis dengan orang lain, dan dapat merasakan apa

    yang dirasakan orang lain (tepo saliro).

    Atas dasar asumsi di atas, guru hasrus menjadi model di dalam kelas dalam

    memperlakukan sis1a dengan hormat, menjauhi sikap otoriter. 3uru perlu menciptakan

    kebersamaan, saling membantu, saling menghargai, dsb.

    "mplementasi model konsiderasi dapat dilaksanakan melalui tahap-tahap

    pembelajaran sebagai berikut8

    /. *enghadapkan sis1a pada situasi yang mengandung masalah6 kon$lik yang sering terjadi

    dalam kehidupan sehari-hari. Ciptakan situasi )seandainya sis1a ada dalam masalah

    tersebut).

    . *enyuruh sis1a untuk menganalisis sesuatu masalah dengan melihat bukan hanya yang

    tampak tetapi juga menganalisis permasalahan yang tersirat, misalnya perasaan, kebutuhan,

    dan kepentingan orang lain.0. *enyuruh sis1a untuk menuliskan tanggapannya terhadap permasalahan yang dihadapi. @al

    ini dimaksudkan agar sis1a dapat menelaah perasaannya sendiri sebelum mendengar respons

    orang lain untuk dibandingkan.

    5. *engajak sis1a untuk menganalisis respons orang lain serta membuat kategori dari setiap

    respons yang diberikan sis1a.

    >. *endorong sis1a untuk merumuskan akibat atau konsekuensi dari setiap tindakan yang

    diusulkan sis1a. alam tahapan ini sis1a diajak berpikir tentang segala kemungkinan yang

    akan timbul sehubungan dengan tindakannya. 3uru juga perlu menjaga agar sis1a dapat

    menjelaskan argumentasinya secara terbuka serta dapat saling menghargai pendapat orang

    lain. iupayakan agar perbedaan pendapat tumbuh dengan baik sesuai dengan titik pandang

    yang berbeda.

    :. *engajak sis1a untuk memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk

    menambah 1a1asan agar mereka dapat menimbang sikap tertentu sesuai dengan nilai yang

    dimilikinya.

    ;. *endorong sis1a agar merumuskan sendiri tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan

    pilihannya berdasarkan pertimbangannya sendiri. 3uru hendaknya tidak menilai benar atau

    salah atas pilihan sis1a. (ang diperlukan adalah guru dapat membimbing mereka

    menentukan pilihan yang lebih matang sesuai dengan pertimbangannya sendiri.

    II. II. M&'el Penge!"angan K&gnt$

    *odel pengembangan kogniti$ (the cognitive development model)dikembangkan oleh

    Da1rence Kohlberg. *odel ini banyak diilhami oleh pemikiran +ohn e1ey dan +ean Piaget

    yang berpendapat bah1a perkembangan manusia terjadi sebagai proses dari restrukturisasi

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    12/48

    kognitif yang berlangsung secara berangsur-angsur menurut urutan tertentu. *enurut

    Kolhberg, moral manusia itu berkembang melalui 0 tingkat dan setiap tingkat terdiri dari

    tahap

    a. Tingkat Prakonvensional

    Pada tingkat ini setiap indi#idu memandang moral berdasarkan kepentingannya sendiri,

    artinya pertimbangan moral didasarkan pada pandangan secara indi#idual tanpa

    menghiraukan rumusan dan aturan yang dibuat oleh masyarakat, terdiri dari dua tahap8

    Taha+ ,. Orentas h(k(!an 'an ke+at(han.

    Artinya anak hanya berpikir bah1a perilaku yang benar itu adalah perilaku yang tidak

    akan mengakibatkan hukuman,dengan demikian setiap peraturan harus dipatuhi agar tidak

    menimbulkan konsekuensi negati#e.

    Taha+ -. Orentas nstr(!entalrelat$. Pada tahap ini perilaku anak didasarkan pada perilaku adil, berdasarkan aturan

    permainan yang telah disepakati. ikatakan adil apabila orang membalas perilaku kita yang

    dianggap baik. engan demikian perilaku tersebut didasarkan kepada saling tolong menolong

    dan saling memberi.

    b. Tingkat Konvensional

    Pada tahap ini anak mendekati masalah didasarkan pada hubungan indi#idu-masyarakat.

    Kesadaran dalam diri anak mulai tumbuh bah1a perilaku itu harus sesuai dengan norma-

    norma dan aturan yang berlaku di masyarakat. engan demikian, pemecahan masalah bukan

    hanya didasarkan kepada rasa keadilan belaka, akan tetapi apakah pemecahan masalah itu

    sesuai dengan norma masyarakat atau tidak. Pada tingkat kon#ensional itu mempunyai

    tahap sebagai kelanjutan dari tahap yang ada pada tingkat prakon#ensional, yaitu tahap

    keselarasan interpersonal serta tahap sistem sosial dan kata hati.

    Taha+ /. Keselarasan Inter+ers&nal

    Pada tahap ini ditandai dengan perilaku yang ditampilkan indi#idu didorong oleh

    keinginan untuk memenuhi harapan orang lain. Kesadaran indi#idu mulai tumbuh bah1a adaorang lain di luar dirinya untuk berperilaku sesuai dengan harapannya. Artinya, anak sadar

    bah1a ada hubungan antara dirinya dengan oranglain. an hubungan itu tidak boleh dirusak.

    Taha+ 0. Sste! S&sal 'an Kata Hat

    Pada tahap ini, perilaku indi#idu bukan didasarkan pada dorongan untuk memenuhi

    harapan orang lain yang dihormatinya, akan tetapi didasarkan apda tuntutan dan harapan

    mayarakat. @al ini berarti telah terjadi pergeseran dari kesadaran indi#idu kepada kesadaran

    sosial. Artinya, anak sudah menerima adanya sistem sosial yang mengatur perilaku indi#idu.

    c. Tingkat Postkonvensional

    Taha+ 1. K&ntrak S&sal

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    13/48

    Pada tahap ini, perilaku indi#idu didasarkan pada kebenaran-kebenaran yang diakui oleh

    masyarakat. Kesadaran indi#idu untuk berperilaku tumbuh karena kesadaran untuk

    menerapkan prinsip-prinsip sosial. engan demikian, ke1ajiban moral dipandang sebagai

    kontrak sosial yang harus dipatuhi bukan sekedar pemenuhan sistem nilai.

    Taha+ 2. Prns+ Ets *ang Un3ersal

    Pada tahap terakhir, perilaku manusia didasarkan pada prinsip-prinsip uni#ersal. Segala

    macam tindakan bukan hanya didasarkan sebagai kontrak sosial yang harus dipatuhi, akan

    tetapi didasarkan pada suatu ke1ajiban sebagai manusia. Setiap indi#idu 1ajib menolong

    orang lain, apakah orang itu sebagai orang yang kita benci ataupun tidak, apakah orang itu

    sebagai orang yang kita cintai atau pun tidak. Pertolongan yang diberikan bukan didasarkan

    pada alsan yang subjekti$ melainkan didasarkan pada kesadaran yang bersi$at uni#ersal.

    Sesuai dengan prinsip bah1a moral terjadi secara bertahap, maka strategi pembelajaran

    model Kohlberg diarahkan untuk membantu agar perkembangan moral setiap indi#idu

    meningkat.

    III. Teknk Mengklar$kas Nla 45)T6

    Teknik mengklari$ikasi nilai (value clarification technique) atau sering disingkat ECT

    dapat diartikan sebagai teknik pengajaran untuk membantu sis1a dalam mencari dan

    menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui

    proses menganalisis nilai yang sudag ada dan tertanam dalam diri sis1a. Kelemahan yang sering kali terjadi dalam proses pembelajaran nilai atau sikap adalah

    proses pembelajaran dilakukan secara langsung oleh guru, artinya guru menanamkan

    langsung nilai-nilai yang dianggapnya baik tanpa memerhatikan nilai yang sudah tertanam

    dalam diri sis1a. Akibatnya, sering terjadi benturan atau kon$lik dalam diri sis1a karena

    ketidakcocokan antara nilai lama yang sudah terbentuk dengan nilai baru yang ditanamkan

    oleh guru. Sis1a sering mengalami kesulitan dalam menyelaraskan nilai lama dengan nilai

    baru.

    Salah satu karakteristik ECT sebagai model dalam strategi pembelajaran sikap adalah

    proses penanaman nilai dilakukan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada

    sebelumnya dalam diri sis1a kemudian menyelaraskannya dengan nilai-nilai baru yang

    hendak ditanamkan. ECT sebagai suatu model dalam strategi pembelajaran moral bertujuan8

    a. %ntuk mengukur atau mengetahui tingkat kesadaran sis1a tentang suatu nilai.

    b. *embina kesadaran sis1a tentang nilai-nilai yang dimilikinya baik tingkatannya maupun

    si$atnya &positi$ dan negati$nya' untuk dibina kearah peningkatan dan pembetulannya.

    c. %ntuk menanamkan nilai-nilai tertentu kepada sis1a melalui cara yang rasional dan diterima

    sis1a, sehingga pada akhirnya nilai tersebut akan menjadi milik sis1a.

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    14/48

    d. *elatih sis1a bagaimana cara menilai, menerima, serta mengambil keputusan terhadap suatu

    persoalan dalam hubungannya dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat.

    +ohn +arolimek &/4;5' menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan metode ECT

    dalam ; tahap yang dibagi ke dalam 0 tingkat. Setiap tahapan dijelaskan di ba1ah ini8

    ,. Ke"e"asan !e!lhPada tingkat ini terdapat tahap, yaitu!

    a. *emilih secara bebas, artinya kesempatan untuk menentukan pilihan yang menurutnya baik.

    Nilai yang dipaksakan tidak akan menjadi miliknya secara penuh.

    b. *emilih dari beberapa alternati$, artinya untuk menentukan pilihan dari beberapa alternati$

    pilihan secara bebas.

    c. *emilih setelah dilakukan analisis pertimbangan, konsekuensi yang akan timbul sebagai

    akibat pilihannya.

    -. Mengharga

    Pada tingkat ini terdiri atas " tahap pembelajaran, yaitu!a. Adanya perasaan senang dan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya, sehingga nilai

    tersebut akan menjadi bagian integral dari dirinya.

    b. *enegaskan nilai yang sudah menjadi bagian integral dalam dirinya di depan umum.

    Artinya, bila kita menganggap nilai itu suatu pilihan, maka kita akan berani dengan penuh

    kesadaran untuk menunjukkan di depan oranglain.

    /. Ber"(at

    Pada tingkat ini terdiri atas " tahapan, yaitu!

    a. Kemauan dan kemampuan untuk mencoba melaksanakannya.

    b. *engulangi perilaku sesuai dengan nilai pilihannya. Artinya, nilai yang menjadi pilihannya

    harus tercemin dalam kehidupan sehari-harinya.

    ECT menekankan bagaimana sebenarnya seseorang membangun nilai yang menurut

    anggapannya baik, yang pada gilirannya nilai-nilai tersebut akan me1arnai perilakunya

    dalam kehidupan bermasyarakat. alam praktik pembelajaran, ECT dikembangkan melalui

    proses dialog antara guru dengan sis1a. Proses tersebut hendaknya dalam suasana santai dan

    terbuka, sehingga setiap sis1a dapat mengungkapkan secara bebas perasaannya. !eberapa hal

    yang harus diperhatikan guru dalam mengimplementasikan ECT melalui proses dialog8

    # @indari penyampaian pesan melalui proses pemberian nasihat, yaitu memberikan pesan-pesan

    moral yang dianggap guru baik.

    # +angan memaksa sis1a untuk memberi respons tertentu apabila sis1a tidak menghendakinya.

    # %sahakan dialog dilaksanakan secara bebas dan terbuka, sehingga sis1a akan mengungkapkan

    perasaannya secara jujur dan apa adanya.

    # ialog dilaksanakan kepada indi#idu, bukan kepada kelompok kelas.

    # @indari respons yang menyebabkan sis1a terpojok, sehingga ia menjadi de$ensi$.

    # Tidak mendesak sis1a pada pendirian tertentu.

    # +angan mengorek alasan sis1a lebih mendalam.

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    15/48

    *odel ECT dalam penerapannya terbagi atas empat macam, yaitu8

    /. *odel ECT dengan teknik percontohan, diterapkan melaui cerita dari rekayasa guru.

    . *odel ECT dengan teknik analisis nilai, diberikan melalui teknik reportase, analisis nilai,

    cerita tidak selesai.

    0. *odel ECT yang diterapkan melalui da$tar matrik seperti da$tar baik buruk, skala bertingkat.5. *odel ECT yang diterapkan melalui bermain peran6 permainan yang diperagakan di depan

    kelas &Adnan,/44:8;>'.

    B. Kekelr(an Pen''kan 'ala! Pe!"ang(nan Ska+ Anak

    Strategi Pembelajaran A$ekti$ atau strategi pembelajaran yang ber$ungsi membangun dan

    membentuk sikap anak mereka siap dalam menghadapi =aman yang kian berubah dalam

    segala aspek terutama perubahan, pergeseran, maupun pengikisan moral anak bangsa.

    Agama dan PKn merupakan mata pelajaran ujung tombak dalam pembentukkan moralanak. Namun sangat disayangkan pembelajaran Agama dan PKn, khususnya pembelajaran

    PKn yang terjadi di bangku Sekolah asar, hanya menitikberatkan kompetensi anak dalam

    segi kogniti$nya saja. Pencapaian pembelajaran Agama dan PKn yang terjadi di S saat ini

    barulah tercapai pada tara$ learning to know. *enurut pengamatan saya, dalam pembelajaran

    PKn keberhasilan tujuan belajar masih pada tara$ C. Tujuan belajar baru tercapai pada tara$

    mengetahui isi6konten dari materi pembelajaran tersebut. an sekolah-sekolah dasar di

    negara ini menge#aluasi pembelajaran PKn dengan cara yang keliru menurut saya, mereka

    memberikan test pilihan ganda dari keseluruhan materi pembelajaran yang

    penge#aluasiannya terjadi secara kogniti$ yakni mengha$al. Padahal pembelajaran PKn ini

    menurut saya merupakan pembelajaran yang si$atnya membangun nilai-nilai ataupun sikap-

    sikap untuk peserta didik, maka strategi pembelajaran yang terjadi harus memperhatikan

    kemampuan kogniti$ dan psikomotorik anak tetapi juga harus memperhatikan kemampuan

    a$eksi anak.

    PKn menekankan pada nilai moral dan norma. PKn dinilai sangat penting untuk

    mengarahkan sis1a menuju sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di

    masyarakat. Salah satu hal yang sangat berpengaruh adalah kemampuan guru dalam

    mengembangkan strategi belajar mengajar melalui ketrampilan menggunakan beberapa

    merode yang dapat merangsang sis1a untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan standar

    yang dikehendaki &*ujiono,/4485'.

    *enurut pendapat saya, dalam pembelajaran PKn diperlukan rentetan-rentetan ino#asi

    strategi pembelajaran. Strategi belajar mengajar PKn di S, selalu didominasi oleh metode

    ceramah, tanya ja1ab. Keduanya kadang-kadang disertai dengan membaca buku teks.

    Akibatnya sangat sulit untuk pengaktualisasian sikap dan perilaku-perilaku moral

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    16/48

    sebagaimana yang diharapkan. Kekurangan ini lebih diperburuk lagi dengan sarana buku teks

    yang lebih menekankan kepada aspek mengingat pada penilaian dibanding dengan aspek

    sikap dan perilaku. isamping kemampuan guru dalam mengembangkan model strategi

    belajar mengajar yang mampu merangsang sikap dan perilaku sis1a, juga dituntut

    kemampuan guru dalam menampilkan materi seobjekti$ mungkin yang juga memerlukan

    teknik penyampaian tersendiri sehingga dapat merangsang sikap positi$ sis1a terhadap materi

    pembelajaran.

    %ntuk itu, keterampilan guru menggunakan beberapa model, teknik, ataupun metode

    pembelajaran yang memiliki kemampuan untuk mengungkapkan atau menampilkan sikap

    sis1a adalah sangat penting dimiliki oleh seorang guru PKn. Seperti yang telah kita bahas

    sebelumnya, #$% (#alue $larification %echnique) merupakan suatu model pengklari$ikasian

    sikap yang sesuai dengan tuntutan perkembangan pembelajaran PKn masa sekarang. Titik

    berat bidang studi PKn terletak pada pengaplikasian nilai-nilai moral sis1a. 7leh karena itu,

    guru harus memberdayakan ketrampilan menggunakan #ariasi model beberapa metode

    belajar mengajar yang dapat mengungkapkan sikap dan perilaku moral sis1a. Selama ini,

    penekanan pembelajaran bidang studi PKn terletak pada aspek kogniti$ dengan metode

    ceramah yang terkesan tidak memberikan peluang bagi sis1a dalam melakukan pilihan-

    pilihan moral dan keputusan moral atau sikap dan perilaku tertentu &Suryane$, /8-0'.

    ECT merupakan model yang dapat mengungkapkan sikap sis1a yang berhubungan

    dengan kemasyarakatan dan kenegaraan. engan demikian, tugas guru dalam mengajarkan

    PKn cukup kompleks. i satu sisi, guru berperan sebagai pengajar) atau trans$ormator)

    dari nilai-nilai pancasila, dan di sisi lain guru adalah )$asilitator) dan model bagi sis1a untuk

    melatih merekan ber$ikir kritis dan memutuskan sendiri pilihan moral atau perilaku apa yang

    harus diambil dalam situasi tertentu &Suryane$,8>'.

    ). Ken'ala Dala! Pe!"ela#aran A$ekt$

    i samping aspek pembentukkan kemampuan intelektual untuk membentuk kecerdasan

    peserta didik dan pembentukkan keterampilan untuk mengembangkan kompetensi agar

    peserta didik memiliki kemampuan motorik, maka pembentukkan sikap peserta didik

    merupakan aspek yang tidak kalah pentingnya. Proses pendidikan bukan hanya membentuk

    kecerdasan dan6atau memberikan ketrampilan tertentu saja, akan tetapi juga membentuk dan

    mengembangkan sikap agar anak berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku di

    masyarakat. Namun demikian, dalam pendidikan di sekolah proses pembelajaran sikap

    kadang-kadang terabaikan. @al ini disebabkan proses pembelajaran sikap kadang-kadang

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    17/48

    terabaikan. @al ini disebabkan proses pembentukkan dan pembelajaran akhlak memiliki

    beberapa kesulitan.

    Pertama, selama ini proses pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku cenderung

    diarahkan untuk pembentukkan intelektual. engan demikian, keberhasilan proses

    pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah ditentukkan oleh kriteria kemampuan

    intelektual &kemampuan kogniti$'. Akibatnya, upaya yang dilakukan setiap guru diarahkan

    kepada bagaimana agar anak dapat menguasai sejumlah pengetahuan sesuai dengan standart

    isi kurikulum yang berlaku, oleh karena kemampuan intelektual identik dengan penguasaan

    materi pelajaran. @al ini dapat dilihat dari berbagai macam bentuk e#aluasi yang dilakukan

    baik e#aluasi tingkat sekolah, tingkat 1ilayah, maupun e#aluasi nasional diarahkan pada

    kemampuan anak menguasai materi pelajaran. Pendidikan agama atau pendidikan PKn

    misalnya yang semestinya diarahkan untuk pembentukkan sikap dan moral, oleh karena

    keberhasilannya diukur dari kemampuan intelektual, maka e#aluasinya pun lebih banyak

    mengukur kemampuan penguasaan materi pelajaran dalam bentuk kogniti$.

    &edua, sulitnya melakukan control karena banyak $aktor yang dapat mempengaruhi

    perkembangan sikap seseorang. Pengembangan kemampuan sikap baik melalui proses

    pembiasaan maupun modeling bukan hanya ditentukan oleh $aktor guru, akan tetapi juga

    $aktor-$aktor lain terutama $actor lingkungan. Artinya, 1alaupun di sekolah, guru berusaha

    memberikan contoh yang baik, akan tetapi manakala tidak didukung oelh lingkungan anak

    baik lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat, maka pembentukkan sikap akan

    sulit dilaksanakan. *isalnya, ketika anak diajarkan tentang keharusan bersikap jujur dan

    disiplin, maka sikap tersebut sulit diinternalisasi manakala lingkungan luar sekolah anak

    banyak melihat perilaku-perilaku ketidakjujuran dan ketidakdisiplinan. Walaupun guru di

    sekolah begitu keras menekankan pentingnya sikap tertib berlalu lintas, maka sikap tersebut

    akan sulit diadopsi oleh anak manakala ia melihat banyak pelanggaran rambu lalu lintas yang

    terjadi di jalan. emikian juga, 1alaupun di sekolah guru-guru menekankan pentingnya

    berkata dan berperilaku sopan disertai contoh perilaku guru, akan tetapi sikap itu akan sulit

    diterima oleh anak manakala di luar sekolah begitu banyak manusia yang berkata kasar dan

    tidak sopan, tertutama $actor didikan keluarga yang tidak mendukung dan tidak selaras

    dengan #isi dan misi sekolah untuk membentuk moral anak. Pembentukkan sikap memang

    memerlukan upaya dari semua pihak, baik lingkungan sekolah, keluarga, maupun lingkungan

    masyarakat.

    &etiga,pengaruh kemajuan teknologi, khususnya teknologi in$ormasi yang menyuguhkan

    aneka pilihan program acara, berdampak pada pembentukkan karakter anak. Tidak bisa kita

    pungkiri, program-program tele#isi, misalnya penayangan program acara produksi luar yang

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    18/48

    memiliki latar budaya yang berbeda, kebutuhan pendidikan yang berbeda, dan ditonton oleh

    anak-anak, sangat berpengaruh dalam pembentukkan sikap dan mental anak. Secara perlahan

    tapi pasti budaya asing yang belum tentu cocok dengan budaya local merembes dalam setiap

    relung kehidupan, menggeser nilai-nilai local sebagai nilai luhur yang mestinya

    ditumbuhkembangkan, sehingga pada akhirnya membentuk karakter baru yang mungkin

    tidak sesuai dengan nilai dan norma masyarakat yang berlaku. Contohnya, secara perlahan

    tapi pasti telah terjadi perubahan pandangan anak remaja kita terhadap nilai-nilai kesopanan,

    nilai-nilai seks, dan sebagainya.

    &eempat, keberhasilan pembentukkan sikap tidak bisa die#aluasi dengan segera karena

    penilaian a$ekti$ berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan apresiasi. !erbeda dengan

    pembentukkan aspek kogniti$ dan aspek ketrampilan yang hasilnya dapat diketahui setelah

    proses pembelajaran berakhir, maka keberhasilan pembentukkan sikap dapat dilihat pada

    rentang 1aktu yang cukup panjang. @al ini disebabkan hubungan internalisasi nilai yang

    memerlukan proses yang lama. Sebagai contoh, kita tidak dapat menyimpulkan bah1a

    seseorang telah memiliki sikap jujur hanya dengan melihat suatu kejadian tertentu. Selain

    sikap jujur perlu diuraikan pada indikator-indikator yang mungkin masih banyak, juga

    menilai secara jujur perlu dilakukan secara terus menerus hingga menkristal dalam segala

    tindakan dan perbuatan. Adapula contoh yang seringkali kita hadapi, seseorang yang

    dianggap biasa-biasa saja di sekolah, tidak punya prestasi yang menonjol, justru setelah

    de1asa ia mempunyai prestasi yang luar biasa. Sis1a seperti ini merupakan sis1a yang

    memiliki domain a$eksi yang luar biasa, seperti mempunyai moti#asi yang tinggi, bekrja

    keras, dll. alam proses pembelajaran, banyak guru yang tidak tahu tentang sikap dan

    kepribadian peserta didiknya sehingga gagal dalam menyelesaikan sekolah. Apabila guru

    mampu memperbaiki sikap peserta didik lalu memberikan moti#asi belajar, mungkin saja

    sis1a yang bersangkutan tidak akan gagal bahkan lebih sukses dari temannya yang lain.

    D. I!+lkas Strateg Pe!"ela#aran A$ekt$ +a'a Pe!"ela#aran PKn ' Sek&lah Dasar

    Strategi pembelajaran a$ekti$ menurut pendapat saya tepat digunakan pada mata pelajaran

    PKn di Sekolah asar. Pembelajaran a$ekti$ ini diperluas dari model ECT (#alue

    $larification %echnique) terdiri dari teknik percontohan, teknik analisis nilai, teknik da$tar

    matrik, dan teknik bermain peran. !erikut ini contoh pengimplementasian ECT dalam

    pembelajaran PKn di Sekolah asar8

    Pada Kelas Tinggi:

    Kompetensi asar8

    /. Peserta didik mampu menjelaskan pentingnya keutuhan negara NK9".

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    19/48

    . *emahami nilai-nilai juang para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila

    dalam kehidupan sehari-hari.

    !entuk-bentuk permainan yang diberikan dalam proses pembelajaran untuk dua kali

    pertemuan adalah sebagai berikut8

    Permainan kartu, permainan ini menyediakan kartu yang dibuat dari karton. Dangkah-

    langkah kegiatannya sebagai berikut8 menyampaikan tujuan pembelajaran, menugasi sis1a

    membaca materi pembelajaran, guru menyediakan kartu, sis1a dibagi atas > kelompok,

    masing-masing kelompok mengambil / kartu, kelompok melakukan perintah yang ada di

    dalam kartu tersebut, menerangkan cara bermain kartu, menceritakan ja1aban dari soal,

    sis1a lain menanggapi penjelasan, guru dan sis1a menarik kesimpulan.

    Pesan berantai, mengisahkan seorang komandan memerintahkan seorang anak buahnya

    untuk melakukan penyerangan. Dangkah-langkahnya adalah8 komandan, malam ini kita akan

    melakukan penyerangan ke tempat pertahanan musuh, sampaikan kepada anggota yang lain.

    Pesan8 /, , 0, 5, dst. 3uru dan sis1a menilai apakah pesan yang diterima oleh sis1a pertama

    sama dengan pesan yang diterima sis1a terakhir. +ika berbeda, sis1a akan mendapatkan

    hukuman tetapi hukuman yang bersi$at mendidik.

    *elacak kata, caranya8 ino akan berkunjung ke rumah nenek, untuk itu ino harus

    melalui kata-kata tertentu. Angka-angka itu mengandung kata-kata seperti yang terdapat pada

    kode. Kalau disusun akan berbentuk kalimat yang dapat kamu teladani. Angka-angka yang

    manakah harus dile1ati ino agar sampai ke rumah nenek. !agaimanakah bunyi kalimat itu?

    &unci! 'berhasil, "percayalah, pada, *sukses, +dan, -jika, dirimu,

    /ingin, 0kemampuan, 'sendiri.

    Permainan yang telah diberikan guru ternyata membuat pembelajaran menjadi asyik dan

    tidak membosankan. 3uru mengadakan penilaian melalui 1a1ancara dan pengamatan. Nilai-

    nilai yang dapat ditemukan dalam games ini ialah8 keseriusan sis1a se1aktu melakukan

    permainan, keterlibatan sis1a, ketelitian dalam bermain, kecepatan6keakti$an sis1a,

    bekerjasama dalam kelompok, ketepatan ja1aban sesuai dengan permainan, kekompakan

    dalam bermain. Kunci permainan8 jika dirimu ingin berhasil dan sukses, percayalah pada

    kemampuan sendiri.

    Kelas Rendah

    Permainan yang diadakan di kelas rendah tentu sesuai dengan tingkat kelasnya. Pada saat

    ini permainan yang dilakukan adalah sebagai berikut8

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    20/48

    Kompetensi asar8 mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan, dan senang bekerja dan senang

    bekerja dalam kehidupan sehari-hari, melaksanakan disiplin dan senang bekerja dalam

    kegiatan sehari-hari. Permainan yang disampaikan ada beberapa macam permainan, yaitu8

    isiplin di jalan raya8 langkah-langkahnya8 guru6sis1a membuat model lampu lalu lintas

    berbentuk lingkaran dari kardus 5 set. Satu set terdiri dari 0 1arna, merah, kuning, hijau. Cara

    bermain8 sis1a diba1a ke halaman sekolah, sis1a dibagi menjadi 5 kelompok, satu orang

    setiap kelompok memegang rambu lalu lintas, anak yang lain berperan menjadi kendaraan

    yang berlalu lalang sambil menirukan bunyi kendaraan, guru member aba-aba dengan pluit

    setiap / detik untuk bergantian, ternyata salah satu sis1a melaju ketika sedang lampu merah

    dan kelompok yang satu lagi menyalakan lampu hijau. Apa yang akan terjadi8

    kecelakaan6tabrakan dan yang mematuhil alu lintas tidak terjadi tabrakan6kecelakaan.

    !ermain kartu peran. Kartu dari karton yang bertuliskan jenis pekerjaan di rumah. Tiap

    kartu hanya berisi satu jenis pekerjaan. Cara permainan8 permainan dilakukan dalam

    kelompok. Ambilah kartu secara bergantian lalu baca tulisannya. Dalu peragakanlah

    pekerjaan tersebut. Niali yang dapat diambil dari permainan ini ialah8 keseriusan sis1a

    se1aktu melakukan permainan, keterlibatan sis1a, ketelitian dalam bermain,

    kecepatan6keakti$an sis1a, kekompakan dalam bermain, dan kedisiplinan.

    *enyusun kartu huru$. Kartu huru$ ini dibuat dari kertas dupleks. Dangkah-langkahnya8

    sis1a dibagi atas kekompakan-kekompakan kecil terdiri dari 5 orang yang berhadap-hadapan,

    guru menjelaskan cara permainan, guru memberikan kartu, sis1a melakukan permainan

    dengan 1aktu / F /> menit, guru memperlihatkan kalimat6huru$ yang disusun, cara

    penilaian siapa yang paling cepat menyusun dengan benar.

    *enyusun potongan-potongan kertas. Kalimat atau gambar dipotong-potong kemudian

    disatukan kembali dengan cara menyusun. Dangkahnya seperti guru menyiapkan bahan yang

    telah digunting, sis1a dibagi perkelompok terdiri dari 5 orang, guru menjelaskan cara

    permainan, sis1a melakukan permainan dengan 1aktu /, penilaian sis1a yang paling cepat

    menyusun kalimat dan gambar.

    E. Kes!+(lan

    Pada pengajaran a$ekti$ sangat sulit diukur karena masalah a$ekti$ ini bersi$at keji1aan.

    Pembelajaran a$ekti$ ini perlu dilakukan pada bidang studi PKn karena dalam setiap materi

    pelajaran memiliki nilai yang harus ditanamkan pada sis1a yaitu nilai-nilai moral.

    Penerapan pembelajaran a$ekti$ dilaksanakan sesuai dengan materi dan target nilai yang

    akan ditanamkan kepada sis1a. *elalui pembelajaran a$ekti$ sis1a dibina kesadaran

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    21/48

    emosionalnya melalui cara kritis rasional, melalui klari$ikasi dan mampu menguji kebenaran,

    kebaikan keadilan, kelayakan dan ketepatan.

    !erdasarkan de$inisi yang dipaparkan oleh para ahli bah1a strategi pembelajaran a$ekti$

    ialah suatu teknik dan metode mengajar seorang guru dalam proses pembelajaran agar sis1a-

    sis1inya mampu menyerap, menga$likasikan dan mengamalkan ilmu dan materi

    pembelajaran yang mencakup 1atak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

    !eberapa pakar mengatakan bah1a sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila

    seseorang telah memiliki kekuasaan kogniti$ tingkat tinggi.

    Pembelajaran a$ekti$ ini dapat diterapkan pada sis1a sekolah dasar dengan proses

    pembentukkan sikap yang meliputi pola pembiasaan, modeling. *elalui model strategi

    pembelajaran sikap yang meliputi model konsiderasi, model pengembangan kogniti$, dan

    teknik mengklari$ikasi nilai. Penilaian a$ekti$ mencangkup penilaian sikap, tingkah laku, minat, emosi, dan moti#asi.

    Penilaian a$ekti$ terdiri dari penerimaan (receiving), termasuk kesadaran dan keinginan

    untuk menerima stimulus, respon, control, seleksi gejala atau rangsangan dari luar,

    menanggapi, reaksi yang diberikan, menilai, mengorganisasi, membentuk 1atak.

    Kendala pembelajaran a$ekti$ meliputi proses pendidikan sesuai dengan kurikulum yang

    berlaku cenderung diarahkan untuk pembentukkan intelektual6 kemampuan bernalar, sulitnya

    melakukan control karena banyak $aktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sikap

    seseorang, pengaruh kemajuan teknologi, khususnya teknologi in$ormasi yang menyuguhkan

    aneka pilihan program acara dari mancanegara yang memiliki latar budaya yang berbeda,

    kebutuhan pendidikan yang berbeda berdampak pada pembentukkan karakter anak yang tidak

    sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Negara "ndonesia, keberhasilan pembentukkan

    sikap tidak bisa die#aluasi dengan segera karena penilaian a$ekti$ berkaitan dengan perasaan,

    sikap, minat, dan apresiasi. !erbeda dengan pembentukkan aspek kogniti$ dan aspek

    ketrampilan yang hasilnya dapat diketahui setelah proses pembelajaran berakhir.

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    22/48

    DAFTAR PUSTAKA

    Sanjaya Wina. Strategi Pembelajaran !erorientasi Standar Pendidikan. Kencana. +akarta 8 .

    9aka, +oni. Strategi !elajar *engajar, P03, +akarta 8 /4

    *ujiono. /44.Metode Pembelajaran. +akarta8 epdikbud.

    7mar,@. /440.Metodik 1elajar dan &esulitan 1elajar. !andung8 3enesa.

    Suryane$. /.Penerapan 2M3 ModelModel #$% di &ota Padang8 %NP, Padang.

    Wahab,A. /44:.Pendidikan &ewarganegaraan. +akarta8 epdikbud

    Strateg Pe!"ela#aran A$ekt$

    A. Strateg Pe!"ela#aran A$ekt$

    Strategi pembelajaran a$ekti$ adalah strategi yang bukan hanya bertujuan untuk

    mencapai pendidikan kogniti$ saja, akan tetai juga bertujuan untuk mencapai dimensi lainya.

    (aitu sikap dan keterampilan a$ekti$ berhubungan dengan #olume yang sulit di ukur karena

    menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam, a$eksi juga dapat muncul dalam

    kejadian beha#ioral yang diakibatkan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

    Strategi Pembelajaran A$ekti$ memang berbeda dengan strategi pembelajaran kogniti$ dan

    psikomotor. A$ekti$ berhubungan dengan nilai alue', yang sulit diukur, oleh sebab itu

    menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri sis1a. alam batasan tertentu

    memang a$eksi dapat muncul dalam kejadian beha#ioral, akan tetapi penilaiannya untuk

    sampai kepada kesimpulan yang bisa dipertanggung ja1abkan membutuhkan ketelitian dan

    obser#asi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Apabila menilai

    perubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru disekolah kita

    tidak bisa menyimpulkan bah1a sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan bahasa

    atau sopan santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang

    dilakukan guru. *ungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan guru dalam keluarga dan

    lingkungan sekitar.

    Strategi pembelajaran a$ekti$ pada umumnya menghadapkan sis1a pada situasi yang

    mengandung kon$lik atau situasi yang problematis, dan pengajar dapat membina dalam

    menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan tingkat nilai kemampuan masing-masing.

    http://www.idsejarah.net/2014/11/strategi-pembelajaran-afektif.htmlhttp://www.idsejarah.net/2014/11/strategi-pembelajaran-afektif.html
  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    23/48

    alam pengaplikasian terhadap pembelajaran yang diberikan guru, dalam pemberian contoh

    terhadap yang diberikan guru hendaknya sis1a di$asilitasi dengan lingkungan yang baik, saya

    lihat sebagian sekolah, bah1asanya lingkungan sekitar sekolah tidak nyaman untuk

    melakukan pembelajaran yang a$ekti$, dan juga lingkungan masyarakat, maka dari itu

    pembentukan sikap akan sulit dilaksanakan.

    *isalnya ketika anak diajarkan tentang keharusan bersi$at jujur dan disiplin, maka

    si$at tersebut akan sulit diinternalisasi manakala lingkungan diluar sekolah anak banyak

    melihat prilaku-prilaku ketidakjujuran dan ketidakdisiplinan. Walaupun guru sekolah begitu

    keras menekankan pentingnya sikap tertib berlalu lintas.

    *aka sikap tersebut akan sulit diadopsi oleh anak manakala ia melihat begitu banyak

    orang-orang yang melanggar lalu lintas, demikian juga 1alaupun disekolah guru-guru

    menerangkan dan menegaskan perlunya bagi anak untuk bekata sopan dan halus disertai

    contoh prilaku guru, akan tetapi si$at itu sulit diterima oleh anak manakala diluar sekolah

    begitu banyak manusia yang berkata kasar dan tidak sopan.

    !. Tngkatan 'an Karakterstk Ranah A$ekt$

    G Tingkatan

    *enurut Krath1ohl &/4:/' bila ditelusuri hampir semua tujuan kogniti$ mempunyai

    komponen a$ekti$. alam pembelajaran sains, misalnya, di dalamnya ada komponen sikap

    ilmiah. Sikap ilmiah adalah komponen a$ekti$. Tingkatan ranah a$ekti$ menurut taksonomi

    Krath1ohl ada lima, yaitu8 receiving (attending), responding, valuing, organi4ation, dan

    characteri4ation.

    /.Tngkat re%e3ng

    Pada tingkat recei#ing atau attending, peserta didik memiliki keinginan

    memperhatikan suatu $enomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan, musik, buku,

    dan sebagainya. Tugas pendidik mengarahkan perhatian peserta didik pada $enomena yang

    menjadi objek pembelajaran a$ekti$. *isalnya pendidik mengarahkan peserta didik agar

    senang membaca buku, senang bekerjasama, dan sebagainya. Kesenangan ini akan menjadi

    kebiasaan, dan hal ini yang diharapkan, yaitu kebiasaan yang positi$.

    . Tngkat res+&n'ng

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    24/48

    9esponding merupakan partisipasi akti$ peserta didik, yaitu sebagai bagian dari

    perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan $enomena khusus tetapi

    ia juga bereaksi. @asil pembelajaran pada ranah ini menekankan pada pemerolehan respons,

    berkeinginan memberi respons, atau kepuasan dalam memberi respons. Tingkat yang tinggi

    pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada pencarian hasil dan

    kesenangan pada akti#itas khusus. *isalnya senang membaca buku, senang bertanya, senang

    membantu teman, senang dengan kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.

    0. Tngkat 3al(ng

    Ealuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat

    internalisasi dan komitmen. erajat rentangannya mulai dari menerima suatu nilai, misalnya

    keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai pada tingkat komitmen. Ealuing atau

    penilaian berbasis pada internalisasi dari seperangkat nilai yang spesi$ik. @asil belajar pada

    tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara

    jelas. alam tujuan pembelajaran, penilaian ini diklasi$ikasikan sebagai sikap dan apresiasi.

    5. Tngkat &rgan7at&n

    Pada tingkat organi=ation, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, kon$lik antar nilai

    diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten. @asil pembelajaran

    pada tingkat ini berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai. *isalnya

    pengembangan $ilsa$at hidup.

    >. Tngkat %hara%ter7at&n

    Tingkat ranah a$ekti$ tertinggi adalah characteri=ation nilai. Pada tingkat ini peserta

    didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada 1aktu tertentu hingga

    terbentuk gaya hidup. @asil pembelajaran pada tingkat ini berkaitan dengan pribadi, emosi,

    dan sosial.

    G Karakteristik 9anah A$ekti$

    Pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasi$ikasikan sebagai

    ranah a$ekti$. Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang. Kedua, perilaku

    harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah a$ekti$ adalah intensitas,

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    25/48

    arah, dan target. "ntensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. !eberapa

    perasaan lebih kuat dari yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka. Sebagian

    orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat dibanding yang lain. Arah perasaan

    berkaitan dengan orientasi positi$ atau negati$ dari perasaan yang menunjukkan apakah

    perasaan itu baik atau buruk. *isalnya senang pada pelajaran dimaknai positi$, sedang

    kecemasan dimaknai negati$. !ila intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-sama, maka

    karakteristik a$ekti$ berada dalam suatu skala yang kontinum. Target mengacu pada objek,

    akti#itas, atau ide sebagai arah dari perasaan. !ila kecemasan merupakan karakteristik a$ekti$

    yang ditinjau, ada beberapa kemungkinan target. Peserta didik mungkin bereaksi terhadap

    sekolah, matematika, situasi sosial, atau pembelajaran. Tiap unsur ini bisa merupakan target

    dari kecemasan. Kadang-kadang target ini diketahui oleh seseorang namun kadang-kadang

    tidak diketahui. Seringkali peserta didik merasa cemas bila menghadapi tes di kelas. Peserta

    didik tersebut cenderung sadar bah1a target kecemasannya adalah tes.

    Ada > &lima' tipe karakteristik a$ekti$ yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan

    moral.

    ,. Ska+

    Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka

    terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu

    yang positi$, kemudian melalui penguatan serta menerima in$ormasi #erbal. Perubahan sikap

    dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan

    konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk

    mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan

    sebagainya.

    *enurut ' sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari

    untuk merespon secara positi$ atau negati$ terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang.

    Sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata

    pelajaran. Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan &Popham, /444'. Sikap peserta

    didik terhadap mata pelajaran, misalnya bahasa "nggris, harus lebih positi$ setelah peserta

    didik mengikuti pembelajaran bahasa "nggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran.

    Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    26/48

    proses pembelajaran. %ntuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk

    pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran

    menjadi lebih positi$.

    -. Mnat

    *enurut 3et=el &/4::', minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui

    pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, akti#itas,

    pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut

    kamus besar bahasa "ndonesia &/448 >0', minat atau keinginan adalah kecenderungan hati

    yang tinggi terhadap sesuatu. @al penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum

    minat termasuk karakteristik a$ekti$ yang memiliki intensitas tinggi.

    Penilaian minat dapat digunakan untuk8

    mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam

    pembelajaran,

    mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,

    pertimbangan penjurusan dan pelayanan indi#idual peserta didik,

    menggambarkan keadaan langsung di lapangan6kelas,

    mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama,

    acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih

    metode yang tepat dalam penyampaian materi,

    mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,

    bahan pertimbangan menentukan program sekolah,

    meningkatkan moti#asi belajar peserta didik.

    /. K&nse+ Dr

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    27/48

    *enurut Smith, konsep diri adalah e#aluasi yang dilakukan indi#idu terhadap

    kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada

    dasarnya seperti ranah a$ekti$ yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga

    institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positi$ atau negati$, dan intensitasnya bisa

    dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi. Konsep diri

    ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan

    dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternati$ karir yang tepat bagi peserta didik. Selain

    itu in$ormasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan moti#asi belajar peserta

    didik dengan tepat.

    Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian

    diri adalah sebagai berikut.

    Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik.

    Peserta didik mampu mere$leksikan kompetensi yang sudah dicapai.

    Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.

    *emberikan moti#asi diri dalam hal penilaian kegiatan peserta didik.

    Peserta didik lebih akti$ dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

    apat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar dan mengetahui standar input

    peserta didik.

    Peserta didik dapat mengukur kemampuan untuk mengikuti pembelajaran.

    Peserta didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya.

    *elatih kejujuran dan kemandirian peserta didik.

    Peserta didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki.

    Peserta didik memahami kemampuan dirinya.

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    28/48

    Pendidik memperoleh masukan objekti$ tentang daya serap peserta didik.

    *empermudah pendidik untuk melaksanakan remedial, hasilnya dapat untuk

    instropeksi pembelajaran yang dilakukan.

    Peserta didik belajar terbuka dengan orang lain.

    Peserta didik mampu menilai dirinya.

    Peserta didik dapat mencari materi sendiri.

    Peserta didik dapat berkomunikasi dengan temannya.

    0. Nla

    Nilai menurut 9okeach &/4:' merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan,

    tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan

    bah1a sikap mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesi$ik atau

    situasi, sedangkan nilai mengacu pada keyakinan. Target nilai cenderung menjadi ide, target

    nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positi$ dan dapat

    negati$. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau rendah tergantung pada situasi

    dan nilai yang diacu.

    e$inisi lain tentang nilai, yaitu nilai adalah suatu objek, akti#itas, atau ide yang

    dinyatakan oleh indi#idu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya

    dijelaskan bah1a manusia belajar menilai suatu objek, akti#itas, dan ide sehingga objek ini

    menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. 7leh karenanya satuan pendidikan

    harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan

    signi$ikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi

    konstribusi positi$ terhadap masyarakat.

    1. M&ral

    Piaget dan Kohlberg banyak membahas tentang perkembangan moral anak. Namun

    Kohlberg mengabaikan masalah hubungan antara judgement moral dan tindakan moral. "a

    hanya mempelajari prinsip moral seseorang melalui pena$siran respon #erbal terhadap dilema

    hipotetikal atau dugaan, bukan pada bagaimana sesungguhnya seseorang bertindak. *oral

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    29/48

    berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan

    terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. *isalnya menipu orang lain, membohongi

    orang lain, atau melukai orang lain baik $isik maupun psikis. *oral juga sering dikaitkan

    dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan

    berpahala. +adi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang. 9anah

    a$ekti$ lain yang penting adalah8

    Kejujuran8 peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dalam berinteraksi

    dengan orang lain.

    "ntegritas8 peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan

    artistik.

    Adil8 peserta didik harus berpendapat bah1a semua orang mendapat perlakuan yang

    sama dalam memperoleh pendidikan.

    Kebebasan8 peserta didik harus yakin bah1a negara yang demokratis memberi

    kebebasan yang bertanggung ja1ab secara maksimal kepada semua orang.

    ). M&'el Strateg Pe!"ela#aran A$ekt$.

    *enurut Wina Sanjaya &:', ada 0 model strategi pembelajaran yaitu 8

    /. M&'el K&ns'eras, dikembangkan oleh *c, Paul yang menekankan bah1a model

    ini merupakan strategi pembelajaran yg dapat membentuk kpribadian. Salah satu

    implementasinya yakni mengajak sis1a untuk memandang permasalahan dari

    berbagai sudut pandang untuk menambah 1a1asan agar mereka dapat menimbang

    sikap tertentu sesuai dengan nilai yang dimilikinya.

    "mplementasi model konsideransi guru dapat mengikuti tahapan pembelajaran seperti

    diba1ah ini 8

    a' *enghadapkan sis1a pada suatu masalah yang mengandung kon$lik, yang sering terjadi

    dalam kehidupan sehari F hari.

    b' *enyuruh sis1a untuk menganalisis situasi masalah dengan melihat bukan hanya dengan

    tampak, tapi juga yang tersirat dalam permasalahan tersebut.

    c' *enyuruh sis1a untuk menuliskan tanggapannya terhadap permasalahan yang dihadapi.

    d' *engajak sis1a untuk menganalisis respon orang lain serta membuat kategori dari setiaprespon yang diberikan sis1a.

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    30/48

    e' *endorong sis1a untuk merumuskan akibat atau konsekuensi dari setiap tindakan yang

    diusulkan sis1a.

    $' *engajak sis1a untuk memandang permasalahan dari sudut pandang &interdisipliner'

    untuk menambah 1a1asan agar mereka dapat menimbang sikap tertentu sesuai dengan nilai

    yang dimilikinya.

    g' *endorong sis1a agar merumuskan sendiri tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan

    pilihannya berdasarkan pertimbangannya sendiri.

    . M&'el Penge!"angan K&gnt$ oleh Da1rence Kohl!erg, berpendapat bah1a

    perkembangan manusia terjadi sebagai proses dari restrukturisasi kogniti$ yang berlangsung

    secara berangsur-angsur . *enurut Kohlberg, moral manusia itu berkembang melalui 0

    tingkat, dan setiap tingkat terdiri dari tahap, yaitu 8

    a' Tingkat Prakon#ensional.

    Pada tingkat ini setiap indi#idu memandang moral berdasarkan kepentingannya sendiri.Artinya, pertimbangan moral didasarkan pada pandangannya secara indi#idual tanpa

    menghiraukan rumusan dan aturan yang dibuat oleh masyarakat. Pada tingkat prakon#esional

    ini terdiri atas dua tahap, yaitu 8 tahap pertama adalah 5rientasi 6ukum dan &epatuhandan

    tahap kedua 5rientasi 7nstrumental 8elatif.

    b' Tingkat Kon#ensional

    Pada tahap ini anak mendekati masalah didasarkan pada hubungan indi#idu masyarkat.

    Kesadaran dalam diri anak mulai tumbuh bah1a perilaku itu harus sesuai dengan norma F

    norma dan aturan yang berlaku dimasyarakat. Pada tingkatan ini mempunyai tahap, yaitu 8

    keselarasan interpersonal serta tahap sistem sosial dan kata hati.

    c' Tingkat Postkon#ensional

    Pada tingkat ini perilaku bukan hanya didasarkan pada kepatuhan terhadap norma F norma

    masyarakat yang berlaku, akan tetapi didasarkan oleh adanya kesadaran sesuai dengan nilai F

    nilai yang dimilikinya secara indi#idu. Pada tingkatan ini juga terdiri dari dua tahap, yaitu 8

    tahap kontrak sosial dan tahap prinsip etis yang universal.

    0. Teknk Mengklar$kas Nla dapat diartikan sebagai teknik pengajaran untukmembantu sis1a dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik

    dalam menghadapi suatu persoalan yang dianggap proses menganalisis nilai yang

    sudah ada dan tertanam dalam diri sis1a.

    Man$aat +e!"ela#aran A$ekt$ Bah8a +e!"ela#aran n sangat +erl( karena 9

    ,6 *engajak sis1a untuk mengklari$ikasi dan mengungkap dirinya

    -6 *embina, meningkatkan serta mengembangkan masalah a$eksi melalui cara yang 1ajardan sesuai dengan potensi diri yang bersangkutan.

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    31/48

    /6 *emba1akan dunia emosional6a$eksi dalam pembelajaran serta melatih sis1a untuk

    melakoninya sehingga dapat mengalami sendiri.

    06 *elatih dan membina perbaikan kehidupan6sosial &social and li$e ajustment'.

    16 *embentuk dan mengembangkan sikap F sikap konstrukti$ positi$.

    26 *enanamkan nilai6sistem nilai yang utama6esensial serta melestarikanya.

    :6 *embina tata cara pemahaman &understanding' moral dan perilaku seseorang dengan

    kajian sistem nilai.

    ;6 *embina kesadaran akan 8 perlunya nilai6moral, kebaikan tentang sesuatu &a set o$..' nilai

    dan mendorong keinginan untuk menganut serta melaksanakannya.

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    32/48

    melalui proses pembisaan maupun modeling bukan hanya ditentukan oleh guru, akan tetapi

    juga $aktor F $aktor lain.

    &etiga, keberhasilan pembentukan sikap tidak bisa die#aluasi dengan segera. !erbeda

    dengan pembentukan aspek kogniti$ dan aspek keterampilan yang hasilnya dapat diketahui

    setelah proses pembelajaran berakhir, maka keberhasilan dari pembentukan sikap baru dapat

    dilihat pada rentang 1aktu yang panjang.

    &eempat, pengaruh kemajuan teknologi, khususnya teknologi in$ormasi yang

    menyuguhkan aneka pilihan program acara, berdampak pada pembentukan karakter anak.

    Tidak bisa kita pungkiri, program F program tele#isi.

    ". )ara !engatas

    alam mengatasi kesulitan-kesulitan pembelajaran a$ekti$ diatas terdapat beberapa

    cara yang dapat diterapkan agar kesulitan-kesulitan tyersebut dapat diminimalisir dan bahkan

    diatasi dengan baik. Cara-cara mengatasinya adalah 8

    Pertama, Pendidikan yang ada selama ini sesuai dengan kurikulum yang digunakan

    untuk mengukur kemampuan intelektual anak dari pada kemampuan a$ekti$, akan tetapi

    kemampuan dalam bersikap pun tidak kalah penting harus dimiliki anak, untuk apa memilikigenerasi muda yang pintar akan tetapi perilakunya tidak mencerminkan orang yang memiliki

    intektual. Pendidikan agama dan ke1arganegaraan sampai saat ini merupakan pendidikan

    yang 1ajib diberikan pada anak didik, karena dengan pendidikan agama dan moral dapat

    mengontrol perilaku anak agar tidak cepat terjerumus pada perilaku yang buruk tetapi sangat

    popular, akibat kemajuan =aman dan teknologi. Kesadaran yang harus dimiliki diri anak yang

    sangat baik ditanamkan sejak dini adalah sesuatu sikap yang sangat tepat dalam mem$ilter

    perilaku anak, anak akan memahami cara berperilaku saat anak mampu membedakan mana

    sikap yang baik dan mana sikap yang buruk bagi dirinya.

    &edua, Peran dari guru dan orang tua serta lingkungan sangat menentukan perilaku

    yang akan dikeluarkan atau dicontoh oleh sis1a. 3uru mampu memberikan pembelajaran

    yang intelektual dan juga memiliki nilai sikap yang baik, contohya saat guru mengajarkan

    bagaimananya caranya bersikap pada pengemis, pemulung, orang tua, dan lain sebagainya.

    3uru pun dapat memberikan praktek melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari. alam

    lingkungan masyarakat orang tua yang harus menjadi contoh bagi anaknya, tanamkan ilmuagama dan moral dari anak berusia dini, serta berikan perhatian dan penjelasan yang ringan

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    33/48

    mengenai akhlaH manusia yang baik, dan kemukakan beberapa contoh suri tauladan seperti

    akhlaH Nabi *uhammad SAW. 7rang tua juga memberikan contoh praktek bersikap yang

    baik didepan anak-anaknya, agar anak bangga dan mencontohnya.

    &etiga, Pembentukan sikap bukan untuk dinilai akan tetapi diterapkan dalam

    kehidupan sehari-hari, apabila pembentukan sikap yang dilakukan guru dan orang tua serta

    lingkungan berpengaruh baik pada anak maka kehidupan anak akan terjamin aman dan jauh

    dari kekacauan. Sebaliknya bila pembentukan sikap kurang optimal pada anak maka perilaku

    anak akan mudah tergantikan dengan perilaku yang datang silih berganti, membuat perilaku

    anak sulit terkontrol dan berakibat buruk bagi anak tersebut.

    &eempat, Pengaruh kemajuan teknologi dapat diatasi dengan penga1asan yang baik

    dari orang tua dan guru, berikan pengertian bahayanya kemajuan teknologi dengan

    menggunakan bahasa yang komunikati$ tanpa gaya yang memaksa ataupun nada kasar.

    Kedekatan orang tua dan anak sangat banyak membantu dalam mengotrol sikap anak dalam

    menerima kemajuan teknologi yang ada, berikan anak kebebasan yang bertanggung ja1ab,

    berikan kepercayaan terhadap anak bah1a anak mampu membedakan mana yang baik dan

    mana yang buruk bagi dirinya sendiri.

    2. Penge!"angan Instr(!en Penlaan A$ekt$

    "nstrumen penilaian a$ekti$ meliputi lembar pengamatan sikap, minat, konsep diri,

    nilai, dan moral.yaitu8 itinjau dari tujuannya ada lima macam instrumen pengukuran ranah

    a$ekti$, yaitu instrumen8 &a' sikap, &b' minat, &c' konsep diri, &d' nilai, dan &e' moral. Ada //

    &sebelas' langkah dalam mengembangkan instrumen penilaian a$ekti$, yaitu8

    /. menentukan spesi$ikasi instrumen

    . menulis instrumen

    0. menentukan skala instrumen

    5. menentukan pedoman penskoran

    >. menelaah instrumen

    :. merakit instrumen

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    34/48

    ;. melakukan ujicoba

    . menganalisis hasil ujicoba

    4. memperbaiki instrumen

    /. melaksanakan pengukuran

    //. mena$sirkan hasil pengukuran

    ,. S+es$kas nstr(!en

    itinjau dari tujuannya ada lima macam instrumen pengukuran ranah a$ekti$, yaitu

    instrumen8 &a' sikap, &b' minat, &c' konsep diri, &d' nilai, dan &e' moral.

    a. Instr(!en ska+

    "nstrumen sikap bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu objek,

    misalnya terhadap kegiatan sekolah, mata pelajaran, pendidik, dan sebagainya. Sikap

    terhadap mata pelajaran bisa positi$ bisa negati$. @asil pengukuran sikap berguna untuk

    menentukan strategi pembelajaran yang tepat.

    ". Instr(!en !nat

    "nstrumen minat bertujuan untuk memperoleh in$ormasi tentang minat peserta didik terhadap

    mata pelajaran, yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap

    mata pelajaran.

    %. Instr(!en k&nse+ 'r

    "nstrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri

    sendiri. Peserta didik melakukan e#aluasi secara objekti$ terhadap potensi yang ada dalam

    dirinya. Karakteristik potensi peserta didik sangat penting untuk menentukan jenjang

    karirnya. "n$ormasi kekuatan dan kelemahan peserta didik digunakan untuk menentukan

    program yang sebaiknya ditempuh.

    '. Instr(!en nla

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    35/48

    "nstrumen nilai bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan peserta didik.

    "n$ormasi yang diperoleh berupa nilai dan keyakinan yang positi$ dan yang negati$. @al-hal

    yang bersi$at positi$ diperkuat sedangkan yang bersi$at negati$ dikurangi dan akhirnya

    dihilangkan.

    e. Instr(!en !&ral

    "nstrumen moral bertujuan untuk mengungkap moral. "n$ormasi moral seseorang

    diperoleh melalui pengamatan terhadap perbuatan yang ditampilkan dan laporan diri melalui

    pengisian kuesioner. @asil pengamatan dan hasil kuesioner menjadi in$ormasi tentang moral

    seseorang. alam menyusun spesi$ikasi instrumen perlu memperhatikan empat hal yaitu8 &/'

    tujuan pengukuran, &' kisi-kisi instrumen, &0' bentuk dan $ormat instrumen, dan &5' panjang

    instrumen.

    Setelah menetapkan tujuan pengukuran a$ekti$, kegiatan berikutnya adalah menyusun

    kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi &blue-print', merupakan matrik yang berisi spesi$ikasi instrumen

    yang akan ditulis. Dangkah pertama dalam menentukan kisi-kisi adalah menentukan de$inisi

    konseptual yang berasal dari teori-teori yang diambil dari buku teks. Selanjutnya

    mengembangkan de$inisi operasional berdasarkan kompetensi dasar, yaitu kompetensi yang

    dapat diukur. e$inisi operasional ini kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator."ndikator merupakan pedoman dalam menulis instrumen. Tiap indikator bisa dikembangkan

    dua atau lebih instrumen.

    -. Pen(lsan nstr(!en

    Penilaian ranah a$ekti$ peserta didik dilakukan dengan menggunakan instrumen

    penilaian a$ekti$ sebagai berikut.

    a. Instr(!en ska+

    e$inisi konseptual8 Sikap merupakan kecenderungan merespon secara konsisten baik

    menyukai atau tidak menyukai suatu objek. "nstrumen sikap bertujuan untuk mengetahui

    sikap peserta didik terhadap suatu objek, misalnya kegiatan sekolah. Sikap bisa positi$ bisa

    negati$. e$inisi operasional8 sikap adalah perasaan positi$ atau negati$ terhadap suatu objek.

    7bjek bisa berupa kegiatan atau mata pelajaran. Cara yang mudah untuk mengetahui sikap

    peserta didik adalah melalui kuesioner. Pertanyaan tentang sikap meminta responden

    menunjukkan perasaan yang positi$ atau negati$ terhadap suatu objek, atau suatu kebijakan.

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    36/48

    Kata-kata yang sering digunakan pada pertanyaan sikap menyatakan arah perasaan seseorangB

    menerima-menolak, menyenangi-tidak menyenangi, baik-buruk, diingini-tidak diingini.

    Contoh indikator sikap terhadap mata pelajaran matematika misalnya.

    *embaca buku matematika

    *empelajari matematika

    *elakukan interaksi dengan guru matematika

    *engerjakan tugas matematika

    *elakukan diskusi tentang matematika

    *emiliki buku matematika

    Contoh pernyataan untuk kuesioner8

    Saya senang membaca buku matematika

    Tidak semua orang harus belajar matematika

    Saya jarang bertanya pada guru tentang pelajaran matematika

    Saya tidak senang pada tugas pelajaran matematika

    Saya berusaha mengerjakan soal-soal matematika sebaik-baiknya

    *emiliki buku matematika penting untuk semua peserta didik

    ". Instr(!en !nat

    "nstrumen minat bertujuan untuk memperoleh in$ormasi tentang minat peserta didik

    terhadap suatu mata pelajaran yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat peserta

    didik terhadap mata pelajaran tersebut. e$inisi konseptual8 *inat adalah keinginan yang

    tersusun melalui pengalaman yang mendorong indi#idu mencari objek, akti#itas, konsep, dan

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    37/48

    keterampilan untuk tujuan mendapatkan perhatian atau penguasaan. e$inisi operasional8

    *inat adalah keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu objek.

    Contoh indikator minat terhadap pelajaran matematika8

    *emiliki catatan pelajaran matematika.

    !erusaha memahami matematika

    *emiliki buku matematika

    *engikuti pelajaran matematika

    Contoh pernyataan untuk kuesioner8

    Catatan pelajaran matematika saya lengkap

    Catatan pelajaran matematika saya terdapat coretan-coretan tentang hal-hal yang

    penting

    Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti pelajaran matematika

    Saya berusaha memahami mata pelajaran matematika

    Saya senang mengerjakan soal matematika.

    Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran matematika

    %. Instr(!en k&nse+ 'r

    "nstrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri

    sendiri. "n$ormasi kekuatan dan kelemahan peserta didik digunakan untuk menentukan

    program yang sebaiknya ditempuh oleh peserta didik. e$inisi konsep8 konsep diri

    merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri yang menyangkut keunggulan dan

    kelemahannya. e$inisi operasional konsep diri adalah pernyataan tentang kemampuan diri

    sendiri yang menyangkut mata pelajaran.

    Contoh indikator konsep diri8

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    38/48

    *emilih mata pelajaran yang mudah dipahami

    *emiliki kecepatan memahami mata pelajaran

    *enunjukkan mata pelajaran yang dirasa sulit

    *engukur kekuatan dan kelemahan $isik

    Contoh pernyataan untuk instrumen8

    Saya sulit mengikuti pelajaran matematika

    Saya mudah memahami bahasa "nggris

    Saya mudah menghapal suatu konsep.

    Saya mampu membuat karangan yang baik

    Saya merasa sulit mengikuti pelajaran $isika

    Saya bisa bermain sepak bola dengan baik

    Saya mampu membuat karya seni yang baik

    Saya perlu 1aktu yang lama untuk memahami pelajaran $isika.

    '. Instr(!en nla

    Nilai merupakan konsep penting dalam pembentukan kompetensi peserta didik.

    Kegiatan yang disenangi peserta didik di sekolah dipengaruhi oleh nilai alue' peserta didik

    terhadap kegiatan tersebut. *isalnya, ada peserta didik yang menyukai pelajaran

    keterampilan dan ada yang tidak, ada yang menyukai pelajaran seni tari dan ada yang tidak.

    Semua ini dipengaruhi oleh nilai peserta didik, yaitu yang berkaitan dengan penilaian baik

    dan buruk.

    Nilai seseorang pada dasarnya terungkap melalui bagaimana ia berbuat atau keinginan

    berbuat. Nilai berkaitan dengan keyakinan, sikap dan akti#itas atau tindakan seseorang.Tindakan seseorang terhadap sesuatu merupakan re$leksi dari nilai yang dianutnya. e$inisi

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    39/48

    konseptual8 Nilai adalah keyakinan terhadap suatu pendapat, kegiatan, atau objek. e$inisi

    operasional nilai adalah keyakinan seseorang tentang keadaan suatu objek atau kegiatan.

    *isalnya keyakinan akan kemampuan peserta didik dan kinerja guru. Kemungkinan ada yang

    berkeyakinan bah1a prestasi peserta didik sulit ditingkatkan atau ada yang berkeyakinan

    bah1a guru sulit melakukan perubahan.

    "nstrumen nilai bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan indi#idu. "n$ormasi

    yang diperoleh berupa nilai dan keyakinan yang positi$ dan yang negati$. @al-hal yang positi$

    ditingkatkan sedang yang negati$ dikurangi dan akhirnya dihilangkan.

    Contoh indikator nilai adalah8

    *emiliki keyakinan akan peran sekolah

    *enyakini keberhasilan peserta didik

    *enunjukkan keyakinan atas kemampuan guru.

    *empertahankan keyakinan akan harapan masyarakat

    Contoh pernyataan untuk kuesioner tentang nilai peserta didik8

    Saya berkeyakinan bah1a prestasi belajar peserta didik sulit untuk

    ditingkatkan.

    Saya berkeyakinan bah1a kinerja pendidik sudah maksimal.

    Saya berkeyakinan bah1a peserta didik yang ikut bimbingan tes cenderung akan

    diterima di perguruan tinggi.

    Saya berkeyakinan sekolah tidak akan mampu mengubah tingkat kesejahteraan

    masyarakat.

    Saya berkeyakinan bah1a perubahan selalu memba1a masalah.

    Saya berkeyakinan bah1a hasil yang dicapai peserta didik adalah atas usahanya.

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    40/48

    Selain melalui kuesioner ranah a$ekti$ peserta didik, sikap, minat, konsep diri, dan

    nilai dapat digali melalui pengamatan. Pengamatan karakteristik a$ekti$ peserta didik

    dilakukan di tempat dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. %ntuk mengetahui keadaan

    ranah a$ekti$ peserta didik, perlu ditentukan dulu indikator substansi yang akan diukur, dan

    pendidik harus mencatat setiap perilaku yang muncul dari peserta didik yang berkaitan

    dengan indikator tersebut.

    e. Instr(!en M&ral

    "nstrumen ini bertujuan untuk mengetahui moral peserta didik.

    Contoh indikator moral sesuai dengan de$inisi tersebut adalah8

    *emegang janji

    *emiliki kepedulian terhadap orang lain

    *enunjukkan komitmen terhadap tugas-tugas

    *emiliki Kejujuran

    Contoh pernyataan untuk instrumen moral

    !ila saya berjanji pada teman, tidak harus menepati.

    !ila berjanji kepada orang yang lebih tua, saya berusaha menepatinya.

    !ila berjanji pada anak kecil, saya tidak harus menepatinya.

    !ila menghadapi kesulitan, saya selalu meminta bantuan orang lain.

    !ila ada orang lain yang menghadapi kesulitan, saya berusaha membantu.

    Kesulitan orang lain merupakan tanggung ja1abnya sendiri.

    !ila bertemu teman, saya selalu menyapanya 1alau ia tidak melihat saya.

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    41/48

    !ila bertemu guru, saya selalu memberikan salam, 1alau ia tidak melihat saya.

    Saya selalu bercerita hal yang menyenangkan teman, 1alau tidak seluruhnya benar.

    !ila ada orang yang bercerita, saya tidak selalu mempercayainya.

    /. Skala Instr(!en Penlaan A$ekt$

    Skala yang sering digunakan dalam instrumen penelilaian a$ekti$ adalah Skala Thurstone,

    Skala Dikert, dan Skala !eda Semantik.

    Contoh Skala Thurstone8 *inat terhadap pelajaran sejarah

    No

    /. Saya senang belajar Sejarah

    . Pelajaran sejarah berman$aat

    0. Saya berusaha hadir tiap ada jam pelajaran sejarah

    5. Saya berusaha memiliki buku pelajaran Sejarah

    >. Pelajaran sejarah membosankan

    :. st.

    Contoh skala Dikert8 Sikap terhadap pelajaran matematika

    No Pernyataan

    /. Pelajaran matematika berman$aat

    . Pelajaran matematika sulit

    0. Tidak semua harus belajar matematika

    5. Pelajaran matematika harus dibuat mu

    >. Sekolah saya menyenangkan

    :. st.

    Keterangan8

    SS 8 Sangat setuju

  • 7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar

    42/48

    S 8 Setuju

    TS 8 Tidak setuju

    STS8 Sangat tidak setuju

    Co