penerapan sistem computer assisted test …repository.fisip-untirta.ac.id/639/1/pdf .pdfgelar...
TRANSCRIPT
PENERAPAN SISTEM COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) DALAM PROSES SELEKSI CALON PEGAWAI NEGERI
SIPIL DARI PELAMAR UMUM DI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh:
Susi Lestari
NIM: 6661101163
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, Desember 2014
ABSTRAK
Susi Lestari Agustina. 6661101163. Skripsi. Penerapan Sistem Computer
Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si, Pembimbing II Titi Stiawati S.Sos., M.Si.
Computer Assisted Test (CAT) adalah metode seleksi terintegrasi komputer yang diterapkan di Badan Kepegawaian Negara. Dalam penerapannya terdapat beberapa kendala, antara lain kurangnya sarana prasarana dan kurangnya sumber daya manusia. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Sistem CAT dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013. Peneliti menggunakan teori Barry Chusing yang menyebutkan terdapat tujuh tujuan sistem informasi yaitu: kegunaan, kapasitas, ekonomis, kesederhanaan, keandalan, fleksibilitas, dan pelayanan langganan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Informan penelitian ini adalah pegawai Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen dan Calon Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Negara. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Penerapan Sistem CAT dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013 sudah berhasil. Namun masih terdapat beberapa kendala dikarenakan komputer yang kurang memadai, tenaga pelaksana yang kurang memadai, spesifikasi komputer dan server yang terlalu tinggi, biaya pelaksanaan yang mahal, dan kekurangtelitian dalam pengetikan soal ujian. Untuk memperbaiki sistem ini, Badan Kepegawaian Negara sebaiknya segera menambah komputer, menambah sumber daya manusia, mengganti database server, memfasilitasi seluruh instansi di Indonesia dengan CAT, dan lebih teliti dalam pembuatan soal.
Kata Kunci : CAT, Penerapan, Sistem Informasi
ABSTRACT
Susi Lestari Agustina. 6661101163. Thesis. The Implementation of Computer
Assisted Test (CAT) System on Civil Servant Candidate Selection from General
Applicant at National Civil Service Agency in 2013. The Study Program of Public
Administration, The Faculty of Social and Political Science, Sultan Ageng
Tirtayasa University. Advisor I Ipah Ema Jumiati, M.Si, Advisor II Titi Stiawati
S.Sos., M.Si.
Computer Assisted Test is a selection method integrated with computer and implemented in National Civil Service Agency. In practice, there are several problems of this system such as lack of computer and human resources. The purpose of this research is to know the Implementation of Computer Assisted Test System on Civil Servant Candidate Selection from General Applicant at National Civil Service Agency in 2013. This research used Barry Chusing theory’s which consist of seven purpose of information system: usefulness, capacity, economic, reliability, flexibility, simplicity and costumer service. The method of this research is qualitative with interview, observation and documentation study collecting data. The informers of this research are National Civil Service Agency employees and Civil Servant Candidate. The result of the research showed that the implementation of Computer Assisted Test System on Civil Servant Candidate Selection from General Applicant at National Civil Service Agency in 2013 has succeed. However there are still problems such as lack of computer, lack of human resources, the specification of computer and server is too high, the cost for implementation is too expensive, and then lack of thoroughness in typing question test. For improving this system National Civil Service Agency should add computer and human resources, change database server, facilitate all institution in Indonesia with computer assisted test and make question test carefully.
Key words: CAT, Implementation, Information System
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Susi Lestari Agustina
NIM : 6661101163
Tempat tangal lahir : Jakarta, 24 Agustus 1992
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENERAPAN SISTEM COMPUTER
ASSISTED TEST (CAT) DALAM PROSES SELEKSI CALON PEGAWAI
NEGERI SIPIL DARI PELAMAR UMUM DI BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA TAHUN 2013 adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang
dikutip maupun maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila
dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, gelar kesarjanaan
saya bisa dicabut.
Serang, Desember 2014
Susi Lestari Agustina
“Faith
It does not make things easy
It makes them impossible”
“If you can’t fly, then run,
If you can’t run, then walk,
If you can’t walk, then crawl,
But whatever you do,
You have to keep moving forward.”
(Martin Luther King Jr.)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas kasih setia dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Bukan tanpa suatu hambatan skripsi ini dibuat. Berbagai macam kendala dalam
pencarian data dan penyusunan pernah dialami oleh peneliti, namun dukungan dari
berbagai pihak membuat peneliti tidak putus harapan.
Skripsi ini sendiri dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
kesarjanaan strata satu (SI) Administrasi Negara. Proposal skripsi ini berjudul
“Penerapan Sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi Calon
Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara
Tahun 2013”.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Karenanya, kritik dan saran yang membantu dalam penyusunan skripsi ini sangat
diperlukan. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih dan
penghargaan kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
ii
4. Mia Dwiana, S.Sos., M.Kom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Gandung Ismanto S.Sos., M.M., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Rina Yulianti, S.IP., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
7. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
8. Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing peneliti disela-sela kesibukan
mengikuti pendidikan SIII.
9. Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah membimbing
peneliti dengan sabar dan selalu memotivasi peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
10. Anis Fuad, S.Sos., M.Si., Dosen Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
sekaligus Penguji Skripsi ini.
11. Dra. Heri Susilowati, M.M., Drs. Porman Simatupang, Sose Reinaldo,
S.Kom., Adi Pamulyo, S.Kom., Dewi Sartika, S.Kom., Novi Rinawati, SS.,
Rina.N, Dwi Pratiwi, Dedi Basuki, Osi Isna, narasumber dari BKN yang
sangat memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data dan wawancara.
12. Seluruh pegawai Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen BKN yang turut
serta membantu peneliti tanpa pamrih.
iii
13. Mama dan papa yang selalu begitu luar biasa memberikan motivasi dan doa
bagi peneliti, dan ketiga abang yang selalu setia menjadi penyemangat bagi
peneliti.
14. Keluarga besar Ane B yang membuat peneliti terpacu menyelesaikan skripsi
ini dengan cepat.
15. Hesty, Tata, Nisya, Dina, Navis, Abel, Oji, Dian yang kerap menjadi tempat
curahan hati peneliti, dan selalu menjadi teman yang memberikan semangat
bagi peneliti.
16. Keluarga Green House yang memberikan dukungan bagi peneliti.
17. Semua orang yang telah mendukung penelitian ini, yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu.
Semoga Tuhan selalu melindungi kita semua dengan segala kebaikan-Nya
Serang, Oktober 2014
Penulis
Susi Lestari
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
ABSTRACT
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………… vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1
1.2 Identifikasi Masalah……………………...………………...….. 12
1.3 Batasan Masalah……………………………………………….. 12
1.4 Rumusan Masalah……………………………………………… 13
1.5 Tujuan Penelitian………………………………………………. 13
v
1.6 Manfaat Penelitian……………………………………………... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka……………………………………………….. 15
2.1.1 Pengertian Penerapan……………………………….... 15
2.1.2 Sistem Informasi Manajemen (SIM)……….………... 18
2.1.3 Seleksi……………………………………………...… 28
2.1.4 Konsep CAT……………………………………..…... 34
2.2 Penelitian Terdahulu……………………………..………….…. 35
2.3 Kerangka Berpikir ………………………………….……….…. 37
2.4 Asumsi Dasar Penelitian…………………………………..…… 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian…………………………………………..….. 42
3.2 Fokus Penelitian…………………………………………..……. 43
3.3 Lokasi Penelitian………………………………...………..……. 43
3.4 Instrumen Penelitian………………………………………..….. 44
3.5 Informan Penelitian………………………………………..…… 46
3.6 Teknik Pengumpulan Data………………………………...…… 47
3.7 Analisis Data……………………………………………...……. 48
vi
3.8 Pengujian Validitas Data…………………………………...…...50
3.9 Jadwal Penelitian……………………………………………..... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian…………………………………….. 53
4.1.1 Sejarah Badan Kepegawaian Negara………………. .. 53
4.1.2 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Negara………….. 55
4.1.3 Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Badan
Kepegawaian Negara………………………………… 56
4.1.4 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Negara.…. .. 58
4.2 Deskripsi Data…………………………………………….….. .. 63
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian…………………………..... 63
4.2.2 Informan Penelitian…………………………….…..... 64
4.2.3 Penyajian Data……………………………………...... 66
4.2.3.1 Kegunaan (Usefullness)……….………...….... 68
4.2.3.2 Kapasitas (Capacity)…...……………….……. 79
4.2.3.3 Ekonomis (Economy)…...…………….……… 95
4.2.3.4 Kesederhanaan (Simplicity)…....…………….. 105
4.2.3.5 Keandalan (Reliability)……………….…….... 115
vii
4.2.3.6 Perubahan (Flexibility)…...…………….…..... 123
4.2.3.7 Pelayanan Langganan (Costumer Service)…... 127
4.3 Pembahasan…………………………………………………......132
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan…………………………………………………….. 137
5.2 Saran…………………………………………………………… 138
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan TKD dengan CAT Tahun 2013………. 8
Tabel 1.2 Tim Kerja BKN untuk Seleksi CPNS dengan CAT……….. 9
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian…………………………….................. 44
Tabel 3.2 Informan Penelitian……………………………………….... 46
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian………………………………………....... 52
Tabel 4.1 Informan Penelitian……………………………………....... 65
Tabel 4.2 Formasi Jabatan yang Dibutuhkan BKN Tahun 2013……... 75
Tabel 4.3 Jumlah Peserta Lulus TKD Tahun 2013………………….... 76
Tabel 4.4 Daftar Nama Peserta Lulus TKB BKN Tahun 2013……..... 77
Tabel 4.5 Sub Tim Aplikasi dari PPSR……………………………….. 94
Tabel 4.6 Rincian Biaya Pelaksanaan CPNS BKN Tahun 2008……… 97
Tabel 4.7 Petunjuk Operasional Kegiatan Tahun Anggaran 2014….… 98
Tabel 4.8 Biaya Pelaksanaan Rekrutmen dan Seleksi CPNS Tahun
2008 dan 204……………………………………………….. 99
Tabel 4.9 Kelebihan dan Kelemahan Sistem CAT dan LJK…………..104
Tabel 4.10 Nilai Ambang Batas TKD CPNS Pelamar Umum 2013……117
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Manajemen………………………. 21
Gambar 2.2 Alur Kerangka Berpikir………………………………..…....40
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Negara………….. 59
Gambar 4.2 Alur Pengembangan Soal………………………………....... 106
Gambar 4.3 Tampilan Log In Ujian………………………………….......111
Gambar 4.4 Tampilan Awal Aplikasi…………………………………… 112
Gambar 4.5 Tampilan Soal Aplikasi CAT……………………………….113
Gambar 4.6 Tampilan Nilai Aplikasi CAT……………………………… 114
x
LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara
Lampiran 2 Member Check
Lampiran 3 Matriks Wawancara
Lampiran 4 Catatan Lapangan
Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 6 SK Nomor B-2432/M.PAN.RB/7/2013
Lampiran 7 Daftar 73 Instansi Pengguna CAT Tahun 2013
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 9 Kartu Bimbingan
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penggerak utama dalam
organisasi. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat mensukseskan tujuan
organisasi dan membuat organisasi mampu menghadapi tantangan jaman.
Sebaliknya, sumber daya manusia yang tidak berkualitas dapat menjadikan
organisasi stagnan tanpa adanya perubahan. Karenanya, pengelolaan sumber daya
manusia dalam organisasi menjadi penting untuk dilakukan.
Pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi menjadi suatu disiplin
ilmu manajemen khusus yang dikenal dengan istilah Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM). Manajemen sumber daya manusia mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen sumber daya manusia
yang dilakukan secara tepat akan menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas sesuai dengan harapan organisasi. Proses manajemen yang dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan sumber daya manusia berkualitas diantaranya
adalah rekrutmen dan seleksi.
Rekrutmen dan seleksi menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Rekrutmen merupakan usaha organisasi mempengaruhi tenaga kerja agar mau
melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam organisasi. Seleksi sendiri
2
merupakan kelanjutan rekrutmen, yakni penyaringan pelamar yang ingin masuk
dan bekerja dalam organisasi. Tidak semua rekrutmen dan seleksi berhasil
menghasilkan tenaga kerja yang berkompeten dan berkualitas. Berhasil atau
tidaknya rekrutmen dan seleksi salah satunya ditentukan oleh metode apa yang
digunakan untuk melaksanakan rekrutmen dan seleksi tersebut.
Dahulu organisasi swasta maupun pemerintahan menyelenggarakan seleksi
dengan metode tertulis. Tes yang dilakukan masih manual dengan menggunakan
kertas dan berbagai alat tulis. Penilaian yang dilakukan terhadap tes tertulis
biasanya tertutup, hanya diketahui oleh organisasi. Seiring dengan pesatnya
kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan perkembangan informasi
dan komunikasi maka berkembang pula berbagai metode yang digunakan untuk
seleksi. Salah satunya adalah metode seleksi berbasis komputer. Metode seleksi
berbasis komputer memberikan beberapa keuntungan, seperti membuat pelamar
lebih mudah dalam mengerjakan tes, hasil yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Salah satu organisasi pemerintahan yang telah
menerapkan sistem seleksi berbasis komputer adalah Badan Kepegawaian Negara
(BKN).
Badan Kepegawaian Negara (BKN) merupakan suatu organisasi
pemerintahan atau badan atau lembaga pemerintah non kementerian yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada presiden melalui Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB). Badan Kepegawaian
Negara bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen
kepegawaian negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
3
berlaku. Salah satu tugas Badan Kepegawaian Negara adalah penyelenggara
pengadaan, mutasi, pemberhentian dan pensiun, serta status dan kedudukan hukum
PNS (Perpres 58 tahun 2013 tentang BKN).
Sebagai penyelenggara pengadaan CPNS, Badan Kepegawaian Negara
ditunjuk pemerintah menjadi Ketua Tim Pelaksana Pengadaan Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) dari Pelamar Umum secara Nasional dibawah arahan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(KemenPAN-RB) pada tahun 2013. Artinya, segala proses pengadaaan CPNS
seperti rekrutmen dan seleksi diatur oleh Badan Kepegawaian Negara. Adapun
yang berperan besar dalam menyelenggarakan proses rekrutmen dan seleksi di
Badan Kepegawaian Negara adalah Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Badan
Kepegawaian Negara. Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Badan
Kepegawaian Negara bertanggungjawab dalam melaksanakan penyiapan kebijakan
teknis sistem rekrutmen dan pengelolaan teknologi informasi sistem seleksi dan
fasilitasi penyelenggaraan seleksi.
Sebelum tahun 2012 dalam pengadaan CPNS, Badan Kepegawaian Negara
dan instansi lain di Indonesia melakukan rekrutmen CPNS secara manual. Calon
pelamar harus mengunjungi instansi terkait yang membuka lowongan untuk
mendaftar dan menyerahkan langsung lamaran ke instansi tersebut. Instansi akan
memverifikasi berkas dan memberikan nomor untuk mengikuti ujian. Seiring
dengan perkembangan waktu cara ini dirasa kurang tepat dan lambat. Pada tahun
2013, untuk mempermudah proses rekrutmen CPNS sehingga tepat sasaran, Badan
Kepegawaian Negara melalui Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen melakukan
4
rekrutmen CPNS melalui sistem online. Peserta yang ingin menjadi pelamar dapat
melakukan registrasi online ke portal atau website Badan Kepegawaian Negara
(http://sscn.bkn.go.id) dan mengirimkan berkas kepada instansi yang dilamar.
Petugas pendaftaran di instansi yang akan melakukan verifikasi kelengkapan dan
kebenaran dokumen lamaran sesuai dengan yang tertera di portal, untuk kemudian
memberikan nomor peserta.
Setelah rekrutmen selesai diadakan, proses selanjutnya dalam pengadaan
CPNS adalah proses seleksi. Pelamar yang telah lolos verifikasi dapat mengikuti
seleksi sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Sebelum tahun 2013, seleksi CPNS di
berbagai instansi atau kementerian di Indonesia dilakukan secara tertulis, yaitu
menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK). Penggunaan LJK memiliki
beberapa kelemahan. Pertama, penggunaan LJK terbilang lama karena peserta
harus membulatkan jawaban. Kedua, penilaian terhadap LJK dilakukan secara
tertutup. Hal ini menyebabkan penilaian tidak transparan, dan rentan terjadinya
kecurangan. Ketiga, penilaian LJK dilakukan dalam waktu dua minggu sampai satu
bulan. Penilaian ini cukup lama, sehingga memungkinkan juga terjadinya
kecurangan. Keempat, penggunaan LJK tidak ramah lingkungan. Dapat
dibayangkan jumlah kertas yang digunakan setiap kali seleksi menggunakan LJK.
Setelah selesai seleksi, kertas-kertas ini akan menumpuk dan tumpukannya dapat
merusak bangunan.
Salah satu contoh daerah yang pernah bermasalah dalam seleksi CPNS
dengan metode LJK adalah Kabupaten Badung, Bali. Pada seleksi CPNS tahun
2012 di Kabupaten Badung, Bali terdapat tujuh orang peserta tes yang menemui
5
kecurangan dan melaporkan kecurangan tersebut ke Ombudsman Republik
Indonesia (ORI). Diduga terjadi manipulasi nilai tes CPNS di Kabupaten Badung,
Bali. Hal ini ditemui dari hasil pengumuman yang berbeda antara website dan
beberapa media online. Bahkan beberapa orang diantaranya dinyatakan lulus oleh
Menpan-RB, namun pada kenyataannya tidak dapat melanjut ke tahapan tes
berikutnya (www.ombudsman.go.id). Lebih lanjut salah seorang informan yang
berasal dari Badan Kepegawaian Negara, Novi Rinawati, SS mengatakan bahwa di
provinsi Manado dan Medan yang mengadakan seleksi CPNS menggunakan LJK,
pernah ditemui keganjilan dimana ratusan pesertanya mendapat nilai yang sama.
Karena adanya beberapa kelemahan dan permasalahan dalam sistem seleksi
terdahulu menggunakan LJK, Badan Kepegawaian Negara lantas memperkenalkan
suatu sistem seleksi baru untuk menjamin pelaksanaan seleksi CPNS yang
kompetitif, objektif, transparan, dan bebas dari praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Badan Kepegawaian Negara memperkenalkan sistem seleksi yang
terintegrasi komputer. Sistem ini kemudian dikenal dengan istilah Computer
Assisted Test (CAT).
CAT adalah metode atau alat bantu seleksi menggunakan komputer yang
telah dikembangkan Badan Kepegawaian Negara sejak tahun 2008. Kelebihan tes
menggunakan CAT yaitu hasil yang transparan, karena CAT telah di desain
sedemikian rupa untuk menampilkan hasil atau score yang didapat peserta tes.
Awalmula berdirinya CAT, yaitu pada tahun 2008 Pusat Pengembangan Sistem
Rekrutmen Badan Kepegawaian Negara bekerja sama dengan konsultan IT
(Information and Technology) mulai membangun sistem CAT dengan melakukan
6
perancangan grand design CAT. Proses dalam perancangan grand design ini
dengan melakukan pengumpulan data awal, perencanaan, pembuatan prototype, uji
coba CAT, dan perbaikan dan pengembangan CAT. Adapun penerapan CAT untuk
seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Badan Kepegawaian Negara sendiri
baru dilaksanakan tahun 2009. (Buletin BKN, 2013).
Sejak awal diterapkan tahun 2009, CAT digunakan untuk tes CPNS secara
internal di wilayah Badan Kepegawaian Negara. CAT digunakan dalam tes CPNS
pada Tes Kompetensi Dasar (TKD) maupun Tes Kompetensi Bidang (TKB). Tahun
2010 sampai 2012 CAT mulai digunakan secara eksternal. Terdapat instansi luar
yang difasilitasi Badan Kepegawaian Negara menggunakan CAT untuk ujian dinas
maupun Tes Kompetensi Dasar (TKD), namun dalam jumlah yang masih sedikit.
Puncaknya pada tahun 2013 Badan Kepegawaian Negara memberikan fasilitas
pelaksanaan CAT secara nasional sesuai dengan surat keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B-2432/
M.PAN.RB/7/2013.
Sesuai dengan surat keputusan itu juga seluruh instansi di Indonesia dapat
menyelenggarakan seleksi menggunakan CAT. Instansi baik pusat maupun daerah
yang ingin difasilitasi seleksinya dengan CAT oleh Badan Kepegawaian Negara
dapat mengajukan fasilitasi kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara dan kepada
Kemenenterian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(KemenPAN-RB). Fasilitasi seleksi dengan CAT dapat diadakan di Kantor Pusat
Badan Kepegawaian Negara, Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara, atau
bahkan dapat diadakan di instansi yang mengajukan (mandiri).
7
Menurut Dra. Heri Susilowati, MM, Kepala Bidang Fasilitasi
Penyelenggaraan Seleksi, untuk memfasilitasi seleksi menggunakan CAT kantor
pusat Badan Kepegawaian Negara menyediakan dua ruangan khusus tes, dengan
masing-masing ruangan difasilitasi 100 komputer dan 50 komputer. Selain itu,
Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara juga menyediakan 50 komputer yang
digunakan untuk seleksi. Sedangkan instansi yang meminta difasilitasi secara
mandiri harus menyiapkan ruangan dan komputer tersendiri yang spesifikasinya
telah ditentukan oleh Badan Kepegawaian Negara.
Data yang diperoleh peneliti dari Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen
pada tahun 2013 menyebutkan, saat pertama kali CAT diperkenalkan sebagai
metode seleksi CPNS secara nasional tercatat terdapat 73 instansi atau kementerian
yang difasilitasi menggunakan CAT. Total pelamar yang mengikuti tes sebanyak
263.288 pelamar, baik di pusat, daerah, maupun instansinya masing-masing. Dari
jumlah tersebut, 42.404 pelamar melakukan tes di kantor pusat Badan Kepegawaian
Negara. Sedangkan total pelamar pada instansi Badan Kepegawaian Negara sendiri
berjumlah 1714 orang pelamar.
Pelaksanaan seleksi bagi 73 instansi atau kementerian yang difasilitasi
dengan CAT berlangsung dua bulan, sejak bulan Oktober 2013 hingga akhir
November 2013. Dari 73 instansi atau kementerian yang meminta difasilitasi oleh
Badan Kepegawaian Negara, terdapat 16 instansi yang melaksanakan tes bertempat
di Badan Kepegawaian Negara. Berikut tabel 1.1 mengenai jadwal pelaksanaan
seleksi menggunakan CAT yang bertempat di Badan Kepegawaian Negara pada
tahun 2013.
8
Tabel 1.1
9
Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa sejak akhir Oktober hingga akhir
November 2013, jadwal tes yang bertempat di Badan Kepegawaian Negara padat.
Hampir setiap hari terdapat instansi yang melaksanakan tes di Badan Kepegawaian
Negara. Satu instansi dapat mengadakan seleksi hingga lima gelombang atau lima
hari, dan dalam sehari terdapat lima sesi tes dari pagi hingga sore hari.
Untuk menangani jumlah pelamar dan instansi yang banyak ini, Kepala
Badan Kepegawaian Negara telah membuat suatu Keputusan tentang Tim Kerja
Badan Kepegawaian Negara Untuk Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan
Menggunakan Sistem Computer Assisted Test (Nomor 210/ Kep/ 2013). Tim kerja
tersebut dijabarkan dalam tabel 1.2 berikut ini.
Tabel 1.2
Tim Kerja Badan Kepegawaian Negara Untuk Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan Menggunakan Sistem Computer Assisted Test
Tim Kerja Jumlah Sub Tim Kerja Jumlah Pengarah 6 Sub Tim Sekretariat 9 Penanggung Jawab 1 Sub Tim Aplikasi 10 Ketua 1 Sub Tim Jaringan 8
Sekretaris 1 Sub Tim Admin Aplikasi 5
Anggota 19 Sub Tim Monotoring Server 4
Total Anggota Tim 28 Sub Tim Soal Ujian 2 Sub Tim Pelaksana 15 Total Anggota Sub Tim 93
Sub Tim Pengawas Ujian 40
Sumber: diolah oleh peneliti
Berdasarkan tabel 1.2 dapat dijabarkan Tim kerja tersebut terdiri dari 6 orang
pengarah, 1 orang penanggungjawab, 1 orang ketua, 1 orang sekretaris, 19 orang
anggota dan 8 sub tim yang berjumlah 93 pegawai. Tim ini kemudian dipecah
10
menjadi 22 tim, yang masing-masing terdiri dari kurang lebih 4 sampai 5 orang
anggota tim. Tim ini bergerak sesuai dengan jadwal dan tempat seleksi yang telah
ditetapkan. Tim ini beranggotakan bukan hanya dari Pusat Pengembangan Sistem
Rekrutmen saja, namun juga dari unit lain di Badan Kepegawaian Negara. Tim
kerja inilah yang mengatur seleksi CPNS nasional dengan menggunakan CAT pada
tahun 2013. Untuk seleksi yang bukan dari pelamar umum, Badan Kepegawaian
Negara tidak membuat tim kerja khusus. Tim yang dibentuk secara tentatif atau
sesuai keadaan saja.
Adapun salah seorang Pengelola Bank Soal pada Pusat Pengembangan
Sistem Rekrutmen mengatakan bahwa tidak terdapat jabatan pranata komputer
pada Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen. Selama ini yang bertugas sebagai
operator sistem CAT adalah pegawai Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen yang
berlatar belakang pendidikan sarjana komputer. Pegawai ini harus diberi pelatihan
terlebih dahulu, hingga mengerti cara mengoperasikan aplikasi CAT.
Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang dilakukan peneliti di lokus
penelitian, peneliti menemui beberapa masalah dalam penerapan CAT:
Pertama, membandingkan jumlah pelamar yang tes di Badan Kepegawaian
Negara Pusat sejumlah 42.404 dengan jumlah komputer yang tersedia sebanyak 150
buah, tentu sangat tidak proporsional. Jadwal seleksi tes CPNS 2013 yang
didapatkan peneliti dari Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen memperlihatkan
bahwa sejak bulan Oktober sampai dengan November 2013 setiap harinya terdapat
antrian tes. Satu instansi bisa mengadakan tes hingga lima gelombang atau lima
11
hari. Dalam sehari, dapat dilakukan tes hingga lima sesi. Badan Kepegawaian
Negara sendiri pada akhirnya mendapatkan jadwal tes terakhir. Ini
mengindikasikan kurangnya sarana seperti komputer di Badan Kepegawaian
Negara, sehingga jadwal dan antrian menjadi padat.
Kedua, membandingkan jumlah tim kerja tes CPNS nasional yang
berjumlah 22 tim, dengan padatnya jadwal dan 73 instansi yang menggunakan CAT
tentu juga tidak proporsional. Jadwal yang didapatkan peneliti memperlihatkan
bahwa dalam satu hari saja bisa terdapat empat belas instansi yang
menyelenggarakan tes. Tes ini tidak hanya dilakukan di Badan Kepegawaian
Negara Pusat, tapi juga didaerah ataupun instansi terkait. Ini berarti dalam dua
bulan seleksi nasional, satu tim dapat pergi ke luar daerah setiap harinya, sehingga
dapat menyebabkan stress kerja. Ini mengindikasikan, kurangnya anggota tim kerja
yang dibentuk Badan Kepegawaian Negara dalam seleksi CPNS. Kurangnya tenaga
pelaksana juga tampak pada diperbantukannya Pusat Pengembangan Sistem
Rekrutmen oleh seluruh unit Badan Kepegawaian Negara.
Ketiga, pada Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen belum ada jabatan
operator komputer atau pranata komputer secara sah. Karenanya, yang merangkap
sebagai operator komputer adalah orang-orang Pusat Pengembangan Sistem
Rekrutmen yang jabatannya Pengelola Bank Soal, namun berlatar belakang
pendidikan sarjana komputer. Hal ini menimbulkan kesulitan tersendiri. Tidak
semua pegawai berlatar belakang pendidikan sarjana komputer dapat
mengoperasikan aplikasi CAT, sehingga harus dilakukan pelatihan terlebih dahulu
12
yang membutuhkan waktu lama. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Pengelola
Bank Soal, sekaligus operator pada sistem CAT.
Menilik beberapa permasalahan yang ada, peneliti berusaha meneliti lebih
dalam mengenai Penerapan Sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses
Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian
Negara Tahun 2013.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Terbatasnya jumlah komputer yang dapat digunakan untuk seleksi
menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) di Badan Kepegawaian
Negara.
2. Terbatasnya tim kerja untuk seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
Nasional dengan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT).
3. Belum adanya jabatan pranata komputer yang sah.
1.3 Batasan Masalah
Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian sehingga didapatkan
solusi yang maksimal, peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan.
Pembatasan ruang lingkup permasalahan juga dilakukan agar peneliti tidak terjebak
oleh banyak data yang didapatkan. Penelitian ini akan menjadi lebih fokus dengan
batasan masalah.
Menilik permasalahan yang ada peneliti berusaha meneliti lebih dalam
mengenai Penerapan Sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi
13
Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara
Tahun 2013.
1.4 Rumusan Masalah
Mengacu pada batasan masalah yang telah ditetapkan peneliti, maka
rumusan masalah yang menjadi kajian peneliti yaitu “Bagaimanakah Penerapan
Sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri
Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013?”
1.5 Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian, peneliti harus memiliki tujuan yang hendak dicapai
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan oleh peneliti, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Penerapan Sistem Computer Assisted Test (CAT)
dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan
Kepegawaian Negara Tahun 2013.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan peneliti dari adanya penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Secara Teoritis
a. Untuk menambah khasanah keilmuan tentang Penerapan Sistem
Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi Calon Pegawai
Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun
2013.
14
b. Penelitian ini dapat berhubungan juga dengan studi Sistem Informasi
Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia, maka dapat
bermanfaat bagi pengembangan studi tersebut
2. Secara Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Badan Kepegawaian Negara.
b. Hasil penelitian ini juga dapat berguna sebagai bahan informasi bagi
pembaca atau peneliti selanjutnya.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Penggunaan teori akan mempermudah peneliti menemukan cara yang tepat
untuk mengelola sumber daya, waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan
dan alat yang tepat untuk memperingan pekerjaan. Teori juga digunakan sebagai
landasan bagi pelaksanaan praktek penelitian.
Pada skripsi ini digunakan teori yang berhubungan dengan rumusan
masalah penelitian. Teori ini diantaranya teori penerapan, teori sistem informasi
manajemen, dan teori seleksi.
2.1.1 Pengertian Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian penerapan
adalah kegiatan menerapkan. Sedangkan Scott (2002:558) menjelaskan penerapan
adalah proses pemasangan sistem yang baru dirancang termasuk semua
perlengkapan dan perangkat lunak yang dibeli. Adapun menurut McLeod
(2004:114) penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan
sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
Berdasarkan ketiga teori diatas, dapat dipaparkan penerapan adalah kegiatan
menerapkan, memasang, atau mengintegrasikan sumber daya fisik maupun non
16
fisik untuk menghasilkan suatu sistem yang bekerja sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
McLeod (2004:144) memaparkan terdapat sepuluh tahap dalam penerapan,
yaitu:
1. Merencanakan penerapan Dalam tahap yang tersisa sebelum sistem baru dikembangkan, maka para manajer dapat mengembangkan pengetahuan ini untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.
2. Mengumumkan penerapan Setiap ada proyek penerapan, maka selanjutnya diumumkan kepada pegawai, tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan dalam menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama mereka.
3. Mendapat sumber daya perangkat keras Dalam hal ini pemasok bersaing untuk mendapatkan pesanan, selain itu untuk para pemasok harus menyiapkan usulan tertulis, itu berguna untuk menjelaskan bagaimana peralatan yang diusulkan akan membuat sistem mencapai kriteria kinerja.
4. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, maka programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analisis sebagai titik awal. Tetapi jika perangkat lunak aplikasi jadi dibeli, maka pemilihan pemasok perangkat mengikuti prosedur yang sama dengan yang digunakan dalam memilih pemasok perangkat lunak.
5. Menyiapkan database Pengelolaan database (database administrator – DBA) bertanggungjawab untuk semua kegiatan yang berhubungan dnegan data, dan ini mencakup persiapan database. Jika perusahaan belum menggunakan database, maka DBA berperan penting dalam memilih perangkat lunak tersebut.
6. Menyiapkan fasilitas fisik Jika perangkat keras dalam sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, maka perlu konstruksi baru atau perombakan. Mulai dari ruang komputer, suhu ruangan, keamanan, peralatan pendeteksi api dan pemadam kebakaran dan lain sebagainya. Pembangunan fasilitas ini merupakan tugas berat dan harus dijadwalkan sehingga sesuai dengan keseluruhan rencana proyek.
7. Mendidik peserta dan pemakai Sistem baru kemungkinan akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang akan membuat sistem bekerja, dan mereka disebut dengan peserta, mereka meliputi operator entry data, pegawai coding dan pegawai
17
administrasi lainnya. Orang ini semuanya harus dididik tentang peran mereka dalam sistem.
8. Menyiapkan usulan cutover Proses menghentikan system lama dan mulai menggunakan sistem baru disebut cutover. Ketika seluruh pekerjaan pengembangan hampir selesai, maka tim proyek merekomendasikan kepada menajer agar dilaksanakan cutover.
9. Menyetujui atau menolak masuk ke sistem baru Setelah manajer dan komite SIM menelaah dan menyetujui atau menolak rekomendasi tersebut. Maka bila manajemen menyetujui rekomendasi itu, manajemen menentukan tanggal cutover. Tetapi jika manajemen menolak rekomendasi itu, maka manajemen menentukan tindakan yang harus diambil dan tugas yang harus diselesaikan sebelum cutover akan dipertimbangkan kembali, kemudian manajemen menjadwalkan tanggal baru.
10. Masuk ke sistem baru Ada empat pendekatan dasar dalam tahap ini, diantaranya: 1. Percontohan (pilot)
Percontohan adalah suatu sistem percobaan yang ditetapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi, seperti pada satu kantor atau daerah tertentu. Contohnya, angkatan udara mungkin mencoba sistem persediaan baru pada pangkalan udara.
2. Serentak (immediate) Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana yaitu beralih dari sistem lama ke sistem baru pada saat yang ditentukan. Namun pendekatan ini hanya layak pada perusahaan kecil atau sistem kecil, karena permasalahan waktu menjadi makin besar jika skala operasi meningkat.
3. Bertahap (phased) Dalam cotuver bertahap, sistem baru berdasarkan bagian perbagian dalam suatu waktu. Misalnya perusahaan dapat melakukan cotuver pada sistem pemasukan pesanan, diikuti oleh sistem persediaan dan seterusnya.
4. Pararel (parallel) Cotuver pararel mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa secara menyeluruh.
Berdasarkan teori Mc Leod diatas dapat diketahui bahwa untuk menerapkan
suatu sistem terdapat sepuluh tahapan yang harus dilalui. Tahapan tersebut dimulai
dari membuat rencana penerapan, mengumumkan rencana penerapan kepada
pegawai, mendapatkan sumber daya perangkat keras maupun lunak, menyiapkan
database, menyiapkan fasilitas fisik, mendidik tenaga pelaksana maupun
18
pengguna, menyiapkan usulan atau cutover, menentukan pilihan untuk menyetujui
atau menolak masuk ke dalam sistem baru, masuk ke sistem baru.
2.1.2 Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Menurut McLeod (2007:12) Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah:
“Sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan yang sama. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi lebih bermakna. Informasi juga biasanya menyampaikan sesuatu yang baru dan belum diketahui oleh pengguna”.
Berdasarkan teori McLeod diatas dapat diketahui bahwa Sistem Informasi
Manajemen (SIM) menggunakan alat bantu komputer untuk menyediakan
informasi yang berguna bagi para penggunanya.
Lebih lanjut Kenneth (2008:15) memaparkan bahwa:
“Sistem informasi secara teknis didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan (atau mendapatkan), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi. Selain menunjang proses pengambilan keputusan, koordinasi dan pengawasan, sistem informasi juga dapat membantu manajer dan karyawan menganalisis permasalahan, menggambarkan hal-hal yang rumit dan menciptakan produk baru. Sedangkan bidang Sistem Informasi Manajemen (SIM) mencoba mencapai keahlian sistem informasi yang diperluas. SIM berhubungan dengan isu perilaku dan isu teknis yang berhubungan dengan pengembangan, penggunaan dan pengaruh dari sistem informasi yang digunakan manajer di dalam perusahaan”.
Berdasarkan teori Kenneth diatas dapat diketahui bahwa Sistem Informasi
Manajemen (SIM) merupakan sekumpulan komponen yang saling berhubungan
dan bekerja sama untuk membantu manajer dalam suatu organisasi melakukan
proses manajemen.
19
Davis (2002:3) memiliki teori tersendiri mengenai Sistem Informasi
Manajemen. Davis memaparkan beberapa definisi Sistem Informasi Manajemen
yaitu:
1. Sebuah sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem manusia/ mesin yang terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah data base.
2. Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem informasi keorganisasian yang mendukung bukan hanya informasi tapi juga proses-proses manajemen.
3. Sistem informasi manajemen adalah sebuah konsep dan suatu orientasi kearah mana menujunya sebuah rancangan sistem informasi, dan bukan merupakan suatu keadaan mutlak.
Berdasarkan teori Davis tersebut dapat diketahui Sistem Informasi Manajemen
(SIM) merupakan sistem dengan komponen manusia ataupun mesin yang terpadu,
dan berguna untuk menyajikan informasi bagi proses-proses manajemen dalam
organisasi. Sistem informasi manajemen membutuhkan perangkat keras, perangkat
lunak, pedoman, model manajemen dan keputusan, dan database untuk dapat
diterapkan.
Serupa dengan Davis, Sucipto (2013:4) memaparkan SIM terdiri dari lima
komponen yang terkait:
“hardware, software, orang, prosedur, dan koleksi data. Lebih penting lagi, SIM adalah dirancang untuk memecahkan masalah bagi seluruh permasalahan dalam manajemen. Lebih lanjut SIM membantu dalam menyelesaikan pekerjaan produktivitas dan inovasi peningkatan sumber daya teknologi informasi.”
Berdasarkan teori Sucipto dapat diketahui bahwa sistem informasi manejemen
terdiri dari komponen perangkat keras, perangkat lunak, orang, prosedur dan
20
koleksi data. Sistem informasi manajemen digunakan dalam organisasi untuk
memecahkan permasalahan dalam proses manajemen.
Dari beberapa definisi ahli seperti McLeod, Kenneth, Davis, dan Sucipto
mengenai definisi Sistem Informasi Manajemen (SIM), dapat dipaparkan Sistem
Informasi Manajemen merupakan sistem yang terdiri dari beberapa komponen
seperti manusia dan mesin, yang saling berhubungan untuk mengumpulkan (atau
mendapatkan), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi guna
kepentingan manajemen atau pengambilan keputusan. Sistem Informasi
Manajemen sendiri memiliki lima komponen penting seperti hardware, software,
orang, prosedur dan koleksi data.
Untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi proses manajemen,
terdapat beberapa tahapan proses dalam sistem informasi manajemen yang harus
dilewati dan dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal organisasi.
Menurut Bambang (2013:21) masukan bagi Sistem Informasi Manajemen adalah
data; prosesnya adalah pengumpulan, penyimpanan dan pengolahan data tersebut;
sedangkan keluarannya adalah informasi. Lingkungan dari Sistem Informasi
Manajemen sendiri terdiri dari dua lapis yang dijelaskan dalam gambar 2.1.
21
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Manajemen
Sumber: Bambang (2013:21)
Berdasarkan gambar 2.1 diatas, dapat dipaparkan lingkungan internal dan eksternal
Sistem Informasi Manajemen sebagai berikut:
1. Lingkungan internal, yaitu segala sesuatu yang berada diluar Sistem
Informasi Manajemen, tetapi berada di dalam perusahaan. Tercakup disini
adalah proses bisnis (manajemen) dari perusahaan, sumber daya yang
dimiliki, teknologi yang digunakan, dan lain-lain. Proses bisnis
(manajemen) merupakan lingkungan eksternal yang paling penting oleh
sebab di sinilah terjadi proses pemanfaatan informasi. Dari sini pula
diidentifikasi kebutuhan informasi, sehingga dapat ditentukan data yang
harus dikumpulkan.
LINGKUNGAN EKSTERNAL: PELANGGAN, PEMASOK, PEMEGANG SAHAM
LINGKUNGAN EKSTERNAL: PEMERINTAH, WAKIL RAKYAT, PESAING, DLL
LINGKUNGAN INTERNAL:
PROSES BISNIS (MANAJEMEN), SUMBER DAYA, TEKNOLOGI DLL. DARI PERUSAHAAN
MASUKAN
DATA
PROSES
PENGUMPULAN,
PENYIMPANAN DAN
PENGOLAHAN DATA
KELUARAN
INFORMASI
PEMANFAATAN
INFORMASI
PROSES BISNIS
(MANAJEMEN)
22
2. Lingkungan eksternal, yaitu segala sesuatu yang berada di luar perusahaan.
Termasuk disini adalah pelanggan/ konsumen, pemasok, pemilik/
pemegang saham, pemerintah, wakil rakyat, pesaing, dan lain-lain.
Lingkungan eksternal sangat penting artinya bagi Sistem Informasi
Manajemen oleh sebab dari sinilah data dikumpulkan. Selain itu, tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungan eksternal akan berdampak terhadap Sistem Informasi
Manajemen.
Sebelum menerapkan suatu sistem di dalam organisasi, terdapat tujuan-
tujuan yang hendak dicapai dan ditetapkan organisasi dengan sistem tersebut.
Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi tersebut, sistem
informasi manajemen harus menghasilkan informasi yang memenuhi beberapa
karakteristik seperti yang di paparkan Deni Darmawan (2013:6), yaitu:
1. Amount of Information (Kuantitas Informasi), dalam arti bahwa informasi yang dikelola oleh SIM mampu memenuhi kebutuhan banyaknya informasi.
2. Quality of Information (Kualitas Informasi), dalam arti bahwa informasi yang dikelola oleh SIM mampu memenuhi kebutuhan kualitas informasi.
3. Recency of Information (Informasi Aktual), dalam arti bahwa informasi yang dikelola oleh SIM mampu memenuhi kebutuhan informasi baru.
4. Relevance of Information (Informasi yang Relevan atau Sesuai), dalam arti bahwa informasi yang dikelola oleh SIM mampu memenuhi kebutuhan informasi.
5. Accuracy of Information (Ketepatan Informasi), dalam arti bahwa informasi yang dikelola oleh SIM mampu memenuhi kebutuhan informasi.
6. Autehnticity of Information (Kebenaran Informasi), dalam arti bahwa informasi yang dikelola oleh SIM mampu memenuhi kebutuhan informasi yang benar.
Berdasarkan teori Deni Darmawan tersebut dapat diketahui bahwa informasi yang
dikelola oleh SIM harus mampu memenuhi kebutuhan seperti; banyaknya
23
informasi, informasi yang berkualitas, informasi yang baru, informasi yang sesuai
dengan kebutuhan, informasi yang tepat waktu, dan informasi yang benar.
Jika Deni Dermawan memaparkan karakteristik yang harus dipenuhi
informasi untuk dapat mencapai tujuan penggunaan sistem informasi manajemen
dalam organisasi, Chusing (1992:329) yang diterjemahkan oleh Ruchyat Kosasih
memaparkan beberapa karakter atau tujuan yang dapat diidentifikasikan dari
penerapan sistem informasi, yaitu:
1. Kegunaan (usefulness) Sistem harus menghasilkan informasi yang tepat waktu dan relevan bagi pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi didalam organisasi.
2. Ekonomis (Economic) Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin dan lain-lainnya harus menyumbangkan nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biayanya.
3. Keandalan (reliability) Output sistem harus memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus memapu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir (absen) atau pada saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.
4. Pelayanan langganan (customer service) Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik/ ramah dan efisien kepada para langganan pada saat berhubungan dengan langganan perusahaan.
5. Kapasitas (capacity) Sistem harus mempunyai kapasitas memadai untuk menangani periode-periode operasi puncak seperti hal nya periode-periode operasi normal.
6. Kesederhanaan (simplicity) Sistem harus cukup sederhana, sehingga struktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya gampang diikuti.
7. Fleksibilitas (flexibility) Sistem harus cukup fleksibel untuk menampung perubahan-perubahan kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.
Dari teori Chusing diatas dapat dipaparkan bahwa dalam penerapannya, sistem
informasi memiliki tujuan yang dilihat dari sisi kegunaannya, sisi ekonomisnya, sisi
keandalannya, sisi pelayanan langganannya, sisi kapasitasnya, sisi
24
kesederhanaannya, dan sisi fleksibilitasnya. Teori Chusing inilah yang digunakan
peneliti untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang ada.
Sebuah sistem informasi manajemen mengandung elemen-elemen yang
berhubungan satu dengan yang lain. Davis (2002:15) memaparkan elemen-elemen
yang terdapat dalam sistem informasi manajemen, yaitu:
1. Perangkat keras komputer, adalah suatu sarana pengoperasian sistem yang terdiri dari alat-alat berwujud fisik.
2. Perangkat lunak, adalah sistem pengoperasian yang digunakan dalam sistem informasi. Perangkat lunak terdiri dari beberapa sub sistem: a. Perangkat lunak sistem umum, adalah program untuk melaksanakan
pengolahan komputer. b. Perangkat lunak terapan umum, adalah untuk membuat terapan menjadi
operasional (formulir, petunjuk untuk operasi, petunjuk untuk pemakai dan seterusnya).
c. Program aplikasi, adalah subsistem yang mendukung pengolahan data. 3. Data base adalah data yang tersimpan dalam media penyimpanan komputer. 4. Prosedur adalah mekanisme yang harus dilalui untuk menjalankan operasi
sistem. 5. Petugas pengoprasian, adalah operator yang bertugas melaksanakan
jalannya sistem. Serupa dengan Davis, Bambang (2013:64) menyebutkan komponen fisik
suatu Sistem Informasi Manajemen mencakup:
1. Perangkat Keras Perangkat keras Sistem Informasi Manajemen terdiri atas komputer (server dan terminal), perlengkapan jaringan, dan peralatan pelengkap (printer, scanner dan lain-lain).
2. Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah program atau kumpulan perintah bagi komputer. Pada dasarnya perangkat lunak yang digunakan dalam Sistem Informasi Manajemen terdiri atas dua kelompok, yaitu perangkat lunak sistem dan perangkat lunak aplikasi. a. Perangkat lunak sistem adalah program yang diperlukan agar komputer
dapat berfungsi. Termasuk dalam perangkat lunak jenis ini misalnya adalah perangkat lunak sistem pengoperasian (operating system atau OS), perangkat lunak sistem pengolahan data (data management system), dan lain-lain.
25
b. Perangkat lunak aplikasi adalah program yang diperlukan agar komputer dapat mengolah data untuk berbagai keperluan. Termasuk dalam perangkat lunak jenis ini misalnya adalah perangkat lunak statistik seperti SPSS, dan lain-lain.
3. Berkas-berkas Berkas-berkas (files) dapat berupa berkas-berkas berisi data (data files), berkas-berkas berisi perintah (program files), dan berkas-berkas berisi pengeluaran (output files). Berkas-berkas ini disimpan dalam berbagai media penyimpanan seperti pita magnetik (magnetic tape), kartu magnetik (magnetic card), cakram (disk), atau kertas/ dokumen (khususnya berkas keluaran).
4. Prosedur Prosedur dimaksudkan ke dalam kategori komponen fisik, karena disimpannya dalam bentuk fisik seperti buku pedoman atau instruksi. Terdapat tiga jenis prosedur, yaitu (1) pedoman untuk petugas, (2) instruksi untuk menyiapkan masukan, dan (3) instruksi untuk pemakai.
5. Tenaga Pelaksana Terdapat berbagai jenis pelaksana Sistem Informasi Manajemen, tetapi pada dasarnya dapat dikelompokkan kedalam (1) operator, termasuk petugas yang memasukkan data (data entry), (2) analis sistem (system analist), (3) penulis perintah atau pemograman (programmer), dan (4) pengelola (manager). Dari teori Davis dan Bambang diatas jelas teori mereka memiliki kemiripan
yang memapaparkan bahwa Sistem Informasi Manajemen terdiri dari beberapa
elemen penting seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),
berkas-berkas (database), prosedur, dan tenaga pelaksana atau personil. Artinya
dalam penerapan sebuah Sistem Informasi Manajemen harus melihat pada lima
elemen tersebut.
Bambang (2013:66) memaparkan terdapat beberapa fungsi pemrosesan
yang utama dalam Sistem Informasi Manajemen yaitu pengolahan transaksi,
pemeliharaan berkas induk (master file atau history file), pembuatan laporan dan
keluaran lain, serta interaksi dengan pemakai.
1. Pengolahan Transaksi
26
Transaksi adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka penyelenggaraan perusahaan (bisnis) seperti misalnya pembelian bahan, penjualan produk, pembayaran gaji karyawan, dan lain-lain.
2. Pemeliharaan Berkas Induk Banyak kegiatan bisnis yang memerlukan adanya penyimpanan data sehingga dapat diketahui riwayat dari sesuatu. Penjualan misalnya, memerlukan penyimpanan data sehingga dapat diketahui riwayat (history) tentang maju atau mundurnya perusahaan. Pembayaran gaji karyawan memerlukan penyimpanan data riwayat atau data induk (history files atau master files) harus selalu diremajakan (updated) mengikuti berlangsungnya atau bertambahnya transaksi.
3. Pembuatan Laporan dan Keluaran Lain Laporan yang umum dihasilkan adalah laporan berkala (harian, mingguan, bulanan, tahunan) sesuai dengan kebutuhan manajemen perusahaan. Akan tetapi diluar itu Sistem Informasi Manajemen umumnya juga diminta untuk membuat laporan yang dibutuhkan sewaktu-waktu. Misalnya laporan tentang karyawan yang sudah mendekati pension, atau laporan tentang persediaan barang tertentu, dan lain-lain. Bahkan laporan yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manaejemen dapat juga berupa laporan tentang kesalahan-kesalahan (errors) yang terjadi dalam sistem dan memerlukan tindakan koreksi.
4. Interaksi dengan Pemakai Fungsi pemrosesan juga dapat berupa interaksi dengan pemakai. Misalnya jika pemakai memerlukan petunjuk tentang sesuatu, maka Sistem Informasi Manajemen menyediakan fasilitas help dimana pemakai dapat memperoleh atas jawaban-jawaban tertentu. Atau jika pemakai ingin memperoleh data/ informasi tertentu, Sistem Informasi Manajemen menyediakan fasilitas penelusuran (search). Dari sudut pandang pemakai, Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah
mesin untuk menghasilkan sesuatu. Bambang (2013:67) memaparkan sesuai
dengan masukan yang diterimanya, Sistem Informasi Manajemen dapat
memberikan lima jenis keluaran, yaitu:
1. Dokumen transaksi Dokumen transaksi adalah dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan proses transaksi, seperti misalnya faktur, slip gaji, formulir pesanan, dan lain-lain. Terdapat dua jenis dokumen transaksi, yaitu yang bersifat informatif dan bersifat instruktif. Dokumen transaksi yang bersifat informatif berisi penjelasan atau konfirmasi bahwa sesuatu akan terjadi atau telah terjadi. Contoh dari dokumen jenis ini adalah faktur, pengiriman barang, tanda terima barang, kuitansi, dan lain-lain. Sedangkan dokumen transaksi yang bersifat instruktif berisi permintaan untuk dilakukan tindakan tertentu. Contoh dari dokumen jenis ini adalah formulir tagihan yang
27
menghendaki dilakukannya pembayaran. Dokumen transaksi biasanya dibuat dalam beberapa rangkap untuk berbagai keperluan. Misalnya faktur pengiriman barang, dibuat beberapa rangkap untuk diberikan/ digunakan oleh pelanggan, petugas penjualan, petugas gudang, manajemen, dan lain-lain.
2. Laporan berkala Laporan berkala adalah laporan yang diminta secara rutin dengan selang waktu tertentu (misalnya mingguan atau bulanan), sesuai dengan siklus dari kegiatan yang memerlukannya. Laporan berkala biasanya dibakukan dalam hal isinya, formatnya, dan waktu pelaporannya.
3. Respon terhadap Permintaan Baku Permintaan baku adalah permintaan akan keluar/ laporan yang datang sewaktu-waktu, tetapi formatnya tidak berubah-ubah (baku). Biasanya keluaran ini terbatas pemanfaatannya, sehingga jumlah eksemplar yang diminta pun sedikit. Contoh dari respons terhadap permintaan baku adalah laporan tentang persediaan barang tertentu digudang, atau riwayat hidup dari seorang karyawan.
4. Respon terhadap Permintaan Tak Baku Permintaan tak baku adalah permintaan akan keluaran/ laporan yang datang sewaktu-waktu dan formatnya tidak baku karena data atau analisisnya tidak direncanakan sebelumnya. Jika datanya belum tersedia, maka dapat dilakukan alternatif berikut (1) Data diproses untuk menghasilkan keluaran/ laporan sesuai
permintaaan. (2) Disediakan perangkat lunak agar pemakai dapat memproses data dan
membuat sendiri keluaran/ laporan sesuai yang dikehendaki. 5. Dialog Manusia-Mesin
Keluaran juga dapat berupa dialog, yaitu sarana yang memungkinkan pemakai dapat berinteraksi dengan model (program) yang tersedia dalam Sistem Informasi Manajemen, dalam rangka mendapatkan informasi yang dibutuhkannya. Untuk itu, maka selain computer induk (server) yang berisi data, diperlukan: (1) Model-model yang juga tersimpan di komputer induk (server), seperti
misalnya model analisis (analisis investasi, analis prakiraan penjualan, dan lain-lain), atau model perencanaan (perencanaan lokasi perusahaan, perencanaan kebutuhan karyawan, dan lain-lain).
(2) Terminal yang dapat digunakan oleh pemakai untuk akses komputer induk (server). Terminal ini dapat berupa computer, termasuk komputer jinjing (laptop), sarana lain seperti telepon genggam.
Jadi ada beberapa fungsi pemrosesan yang utama dalam Sistem Informasi
Manajemen seperti pengolahan transaksi, pemeliharaan berkas induk (master file
atau history file), pembuatan laporan dan keluaran lain, serta interaksi dengan
pemakai. Terdapat pula lima jenis keluaran Sistem Informasi Manajemen seperti
28
dokumen transaksi, laporan berkala, respon terhadap permintaan baku, respon
terhadap permintaan tidak baku, dialog antara manusia dengan mesin.
2.1.3 Seleksi
Menurut Siagian (2003:131) proses seleksi terdiri dari berbagai langkah
spesifik yang diambil untuk memutuskan pelamar mana yang akan diterima dan
pelamar mana yang akan ditolak. Proses seleksi dimulai dari penerimaan lamaran
dan berakhir dengan keputusan lamaran tersebut. Langkah-langkah antara proses
dimulai dan proses diakhiri merupakan usaha pengkaitan antara kepentingan calon
pegawai dan kepentingan organisasi.
Tidak jauh berbeda dengan Siagian, Ambar (2009:189) menjelaskan dengan
bahasa lugas bahwa seleksi merupakan proses memilih dari para pelamar melalui
tahapan-tahapan tes, hingga diperoleh sejumlah pelamar yang memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan dan dinyatakan diterima.
Menurut Hariandja (2005:125) seleksi adalah:
“Proses untuk memutuskan pegawai yang tepat dari sekumpulan calon pegawai yang didapat melalui proses perekrutan, baik perekrutan internal maupun perekrutan eksternal. Proses ini merupakan kegiatan yang sangat penting sebab hasil yang didapat dari perekrutan tidak menjamin bahwa seluruh calon yang direkrut sesuai dengan perusahaan. Seleksi juga tidak hanya memilih pegawai yang tepat dilihat dari sudut pandang organisasi, tetapi juga dari sudut pegawai yang memilih organisasi yang sesuai dengan keinginannya”.
Berdasarkan teori tersebut dapat diketahui bahwa seleksi merupakan kegiatan yang
dilakukan setelah perekrutan. Pegawai yang didapatkan dari proses perekrutan
internal atau eksternal harus melewati proses seleksi oleh organisasi. Diadakannya
29
seleksi karena perekrutan yang dijalankan suatu organisasi belum menjamin
seluruh calon pegawai yang direkrut memenuhi kualifikasi organisasi. Untuk
menghasilkan pegawai yang sesuai dengan keinginan organisai inilah seleksi
diadakan.
Serupa dengan Hariandja, Faustino (2003:117) menjabarkan definisi seleksi
yang dibarengi dengan penempatan menjadi definisi seleksi dan penempatan, yaitu:
“Langkah yang diambil segera setelah terlaksananya fungsi rekrutmen. Seperti hal nya fungsi rekrutmen, proses seleksi dan penempatan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia, karena tersedia atau tidaknya pekerja dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, diterima atau tidaknya pelamar yang telah lulus proses rekrutmen, tepat atau tidaknya seorang pekerja pada posisi tertentu, sangat ditentukan oleh fungsi seleksi dan penempatan.”
Berdasarkan teori Faustino tersebut dapat diketahui seleksi merupakan proses yang
dilakukan setelah perekrutan. Seleksi merupakan proses terpenting dalam
manajemen sumber daya manusia, untuk menghasilkan pegawai yang sesuai
dengan harapan organisasi.
Menurut Sadili (2009:93) seleksi merupakan pemilihan tenaga kerja yang
sudah tersedia. Seleksi pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja
yang memenuhi syarat dan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan deskripsi
pekerjaan yang ada atau sesuai dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan.
Berdasarkan definisi seleksi menurut Hariandja, Faustino, dan Sadili diatas
dapat dipaparkan oleh peneliti bahwa seleksi merupakan langkah yang diambil
setelah perekrutan, yaitu proses memilih pelamar dengan berbagai tes yang
bertujuan untuk mendapatkan pekerja yang memenuhi syarat dan berkualitas.
30
Dalam proses seleksi, ketelitian diperlukan oleh organisasi atau perusahaan.
Dessler (2004:146) mengemukakan ada tiga alasan mengapa seleksi yang teliti
diperlukan untuk karyawan yang tepat:
1. Prestasi perusahaan sebagian selalu tergantung pada bawahan. Karyawan dengan kemampuan dan keterampilan yang tepat akan melakukan pekerjaan yang lebih baik bagi anda dan perusahaan. Karyawan tanpa keterampilan, kasar atau mengganggu tidak akan berprestasi secara efektif. Prestasi anda dan perusahaan akan menderita. Waktu untuk menyaring yang tidak diinginkan terjadi sebelum mereka didalam, bukan setelahnya.
2. Hal ini penting karena merekrut dan mempekerjakan karyawan adalah mahal. Mempekerjakan dan melatih seorang Klerk pun dapat menghabiskan 5000 dolar atau lebih untuk pembayaran waktu penyeliaan. Total biaya mempekerjakan seorang manajer menjadi 10 kali lipat nilainya sebagai tambahan biaya, waktu wawancara, pemeriksaan referensi, dan biaya perjalanan dan pemindahan.
3. Hal ini penting karena ada dampak hukum untuk mempekerjakan orang yang tidak kompeten. Satu hal, undang-undang EEO dan keputusan pengadilan menentukan prosedur seleksi yang tidak diskriminatif untuk kelompok yang dilindungi. Selanjutnya, pengadilan akan memutuskan pengusaha bertanggungjawab saat karyawan dengan catatan kriminal atau permasalahan lain mengambil keuntungan dari akses ke rumah-rumah pelanggan untuk melakukan kejahatan. Para pengacara menyatakan mempekerjakan tenaga dengan latar belakang demikian berarti, tanpa perlindungan kesalahan mempekerjakan. Berdasarkan teori Dessler diatas dapat dipaparkan ada tiga alasan seleksi
sangat dibutuhkan, yaitu: karena prestasi perusahaan tergantung dari bawahan atau
pegawai, perekrutan pegawai mahal dan ada hukum yang mengatur untuk
mempekerjakan orang yang tidak kompeten.
Seleksi yang dilakukan pada pelamar dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara atau berbagai macam tes. Veithzal (2004:172) mengemukakan paling
tidak ada beberapa instrumen yang dapat digunakan dalam proses seleksi, yaitu:
1. Surat-surat rekomendasi Pada umumnya surat-surat rekomendasi tidak berkaitan dengan kinerja pekerjaan karena semuanya mengandung pujian positif. Yang perlu
31
diperhatikan bagaimana isi rekomendasi yang terutama tentang sifat-sifat orang yang direkomendasikan sebagai bahan pertimbangan evaluasi.
2. Format Lamaran Pada tahap ini perlu format baku formulir lamaran untuk memepermudah penyeleksi mendapatkan informasi/ data yang lengkap dari calon karyawan. Banyak perusahaan menggunakan format lamaran sebagai alat screening untuk menentukan apakah pelamar memenuhi spesifikasi pekerjaan yang minimal. Format itu secara khusus meminta informasi tentang pekerjaan yang pernah dialami pelamar dan status pekerjaan yang sekarang.
3. Tes kemampuan Tes kemampuan adalah alat-alat yang menilai kesesuaian antara para pelamar dengan syarat-syarat pekerjaan. Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap pelamar dengan syarat yang telah ditetapkan. Tes ini ditujukan untuk mendapat tenaga kerja yang sesuai dengan harapan perusahaan. Tes ini mengukur tingkat kecerdasan (Intelegensi Test), kecekatan, kepribadian (Personality Test), minat (Interest Test), bakat (Aptitude Test), prestasi (Achievement Test) dan lain-lain. Disamping itu, tes berfungsi untuk meramal berhasil tidaknya pelamar dalam melaksanakan pekerjaan, reaksi, kepandaian, dan potensi lain-lain.
4. Tes Potensi Akademik (Ability Test) Beraneka macam tes mengukur sejauh mana kemampuan pelamar mulai dari kemampuan verbal, dan keterampilan kualitatif sampai pada kecepatan persepsi. Cognitive Ability Test mengukur kemampuan potensi pelamar pada area tertentu, misalnya matematika, intelegensia. Hal ini merupakan predikator yang sah dari kinerja pekerjaan yang mempunyai skor tinggi. Dalam Cognitive Test diramalkan pelamar akan dapat belajar lebih banyak dan lebih cepat serta dapat beradaptasi secara cepat terhadap perubahan keadaan.
5. Tes Kepribadian Tes Kepribadian (Personality Test) menaksir sifat-sifat, karakteristik pekerja yang cenderung konsisten dan bertahan lama. Tes ini paling banyak digunakan untuk membuat keputusan seleksi karyawan sekitar tahun 1940-1n dan 1950-an, tetapi saat ini jarang digunakan untuk meramalkan perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan karena diragukan reability dan validity. Tes ini sering dipersoalkan karena sifat-sifat adalah subjektif dan tidak dapat dipercaya serta tidak berkaitan langsung dengan kinerja pekerjaan. Alsasan utama kurangnya dukungan pada jenis tes ini, karena tidak ada kesepakatan umum terhadap ukuran sifat-sifat.
6. Tes Psikologi Para pengusaha corporate, pengusaha retail, perdagangan eceran, perbankan dan perusahaan jasa lainnya sejak lama menggunakan tes psikologi. Tes ini dilakukan diatas kertas dan pensil untuk membuat para pelamar yang tak berguna dan dianggap sering mencuri dalam pekerjaan. Namun pada saat ini banyak tes psikologi dirancang untuk menganalisis apakah pelamar mempunyai etika kerja yang baik, dapat dimotivasi, atau sebaliknya dapat dikalahkan oleh tantangan-tantangan pekerjaan. Oleh
32
karena itu, melalui tes psikologi merupakan alat untuk mengukur kepribadian atau temperamen, kemampuan logika dan pertimbangan, pendapat, kreativitas serta komponen-komponen kepribadian lainnya.
7. Wawancara Wawancara sebagai suatu pertemuan dari individu yang berhadap-hadapan satu sama lainnya. Wawancara mempunyai tujuan khusus dan diselenggarakan dengan kesadaran untuk itu. Suatu wawancara terjadi apabila memenuhi syarat: a. Mengharuskan adanya pertemuan pribadi (harus bias saling melihat,
saling mendengar suara masing-masing, saling memahami bahasa yang digunakan)
b. Mengandung sifat formal (dengan perngertian bahwa pertemuan tersebut diadakan dengan suatu tujuan tertentu).
8. Wawancara dengan Supervisor Tanggung jawab terakhir untuk keberhasilan pekerja yang baru diterima terletak pada supervisor yang sering dapat mengevaluasi kemampuan-kemampuan teknis pelamar dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pekerjaan khusus pelamar dengan tepat.
9. Evaluasi Medis/ Kesehatan Proses seleksi termasuk pula evaluasi medis pelamar sebelum keputusan mempekerjakan karyawan dibuat. Normalnya, evaluasi tersebut terdiri atas ceklis kesehatan yang meminta pelamar menunjukkan informasi kesehatan dan kecelakaan. Angket kadang-kadang ditambah dengan pemeriksaan fisik oleh perawat atau dokter perusahaan. Evaluasi medis mungkin: a. Memberikan fasilitas asuransi jiwa atau kesehatan yang rendah untuk
premi yang harus dibawa perusahaan b. Diperlukan oleh petugas kesehatan setempat aatau Negara, terutama
dalam operasi penanganan makanan dimana penyakit-penyakit menular membahayakan. Berguna untuk mengevaluasi apakah pelamar dapat mengatasi stress mental atau fisik suatu pekerjaan.
10. Peninjauan yang Realistis Peninjauan pekerjaan yang realistis menambah wawancara pengawas/ supervisor. Peninjauan pekerjaan yang realistis artinya menunjukkan pekerjaan kepada para pegawai dan format pekerjaan sebelum keputusan penerimaan dibuat. Hal ini menunjukkan kepada calon karyawan, jenis pekerjaan, peralatan dan kondisi-kondisi kerja yang dilibatkan.
11. Assessment Center Assessment center adalah cara penilaian para karyawan dengan menggunakan tempat tertentu untuk menguji pelamar dalam suatu simulasi atas tugas-tugas yang diminta. Para penyelia menilai kinerja pada simulasi ini dan membuat kesimpulan menangani kemampuan dan keterampilan masing-masing pelamar pada area tertentu, seperti pengorganisasian, perencanaan, pembuatan keputusan, dan kepemimpinan.
12. Drug test
33
Tes ini secara khusus meminta pelamar untuk menjalani analisis air seni sebagai perokok dari prosedur seleksi rutin. Pelamar yang mempunyai hasil positif akan dihapus dari pertimbangan pemilihan selanjutnya.
13. Keputusan Penerimaan Terlepas dari apakah supervisor atau departemen SDM membuat keputusan penerimaan, penerimaan (kerja) menandakan akhir proses seleksi dengan beranggapan bahwa kandidat menerima tawaran kerja. Proses penerimaan kerja menyangkut lebih dari sekedar menyampaikan tawaran. Untuk memelihara hubungan-hubungan publik yang baik, departemen SDM harus memberitahu pelamar yang tidak terpilih. Pakar-pakar SDM mungkin saja ingin mempertimbangkan para pelamar ini setelah melalui proses seleksi. Seleksi pada umumnya dilakukan secara bertahap, bahkan meskipun belum ada lowongan kerja saat ini. Penahanan aplikasi ini berguna dalam mempertahankan perusahaan terhadap tuduhan diskriminasi pekerjaan. Berdasarkan teori Veithzal diatas dapat dipaparkan ada berbagai instrumen,
cara atau tes yang dapat digunakan dalam proses seleksi. Tes yang digunakan dapat
secara lisan maupun tulisan. Instrumen ini contohnya, surat-surat rekomendasi,
format lamaran, tes kemampuan, tes potensial akademik, tes kepribadian, tes
psikologi, wawancara, wawancara dengan supervisor, tes kesehatan, peninjauan
yang realistis, assessment center, tes narkoba, keputusan penerimaan.
Proses seleksi yang diadakan organisasi atau perusahaan tidak selalu
berjalan dengan baik. Terkadang terdapat berbagai tantangan dan hambatan dalam
proses seleksi. Handoko (2011:86) memaparkan beberapa tantangan yang sering
menjadi kendala dalam proses seleksi, yang diuraikan sebagai berikut.
1. Tantangan Suplai Makin besar jumlah pelamar yang memenuhi syarat, maka akan semakin mudah bagi departemen personalia untuk memperoleh karyawan baru yang berkualitas. Dalam kenyataannya, banyak lowongan jabatan, seperti kebutuhan manajer professional yang sekarang, sangat sulit dipenuhi. Keterbatasan suplai ini dapat diukur dari jumlah pelamar yang diterima dengan jumlah pelamar yang tersedia.
2. Tantangan Ethis Kita telah sering mendengar istilah sistem keluarga (family system) dalam proses seleksi atau penerimaan karyawan. Hal semacam ini memang merupakan salah satu tantangan bagi manajer personalia maupun para
34
manajer organisasi lainnya dalam pengadaan sumber daya manusia. Keputusan-keputusan seleksi sangat dipengaruhi oleh etika mereka. Penerimaan karyawan baru karena hubungan keluarga, pemberian komisi dari kantor penempatan tenaga kerja, atau karena suap, semuanya merupakan tantangan bagi pengelola organisasi. Bila standar ethis ini dilanggar, karyawan baru mungkin dipilih secara tidak tepat.
3. Tantangan organisasional Proses seleksi bukan merupakan tujuan akhir, tetapi merupakan prasarana organisasi berupaya untuk mencapai tujuan dan sasaran-sasarannya. Secara ilmiah organisasi menghadapi keterbatasan-keterbatasan seperti anggaran atau sumber daya lainnya yang mungkin akan membatasi proses seleksi. Selain itu, berbagai strategi, kebijaksanaan, dan taktik organisasi, juga merupakan batasan-batasan. Berdasarkan teori Handoko tersebut dapat diketahui seleksi tidak selamanya
berjalan sesuai dengan rencana. Ada beberapa tantangan yang biasanya dihadapi
dalam proses seleksi. Tantangan tersebut seperti tantangan suplai atau jumlah
pelamar yang memenuhi syarat, tantangan etis seperti sistem keluarga (nepotisme),
dan tantangan organisasional seperti dana yang tersedia.
2.1.4 Konsep Computer Assisted Test (CAT)
Computer Assisted Test (CAT) adalah suatu metode seleksi yang terintegrasi
komputer. CAT dikelola oleh Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Badan
Kepegawaian Negara. Beberapa tujuan CAT diantaranya:
1. Mempercepat proses pemeriksaan dan laporan hasil ujian.
2. Menciptakan standarisasi hasil ujian secara nasional.
3. Mewujudkan transparansi, obyektivitas, akuntabel, dan bebas korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
Beberapa manfaat dari penggunaan CAT diantaranya:
1. Peserta tes dapat mendaftarkan diri dari internet.
2. Peserta tes dapat dinilai langsung sesuai hasil yang diperoleh.
35
3. Keseluruhan soal tes komputerisasi dasar (Tes Pengetahuan Umum, Tes
Bakat Skolastik, dan Tes Skala Kematangan) dapat diakses melalui
komputer.
4. Penilaian dilakukan secara obyektif.
5. Peserta ujian dapat segera mengetahui capaian nilai (skor) yang diperoleh
setelah ujian selesai.
Sistem CAT memiliki karakteristik:
1. Aplikasi dijalankan pada komputer dengan platform windows berbasis
WEB guna mempermudah pengembangan jangka panjang.
2. Aplikasi menggunakan narasi untuk menjelaskan bahasan yang disajikan
pada monitor komputer.
3. Aplikasi disertai video gerakan mouse, sehingga pengguna dapat dengan
mudah menggunakannya.
3.2 Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang hampir serupa dengan penelitian ini.
Diantaranya penelitian mengenai Penerapan Sistem Informasi Kesehatan di
Kabupaten Pandeglang oleh Leny Ariany yang merupakan sebuah skripsi di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 2012. Tujuan dari penelitian Leny
untuk mengetahui bagaimana Penerapan Sistem Informasi Kesehatan di Kabupaten
Pandeglang. Teori yang dipakai untuk meneliti permasalahan yang ada dalam
skripsi tersebut yaitu teori Elemen-elemen SIM (Gordon Davis, 2002:15).
Indikatornya adalah perangkat keras komputer, perangkat lunak, database,
prosedur, petugas. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu metode
36
kualitatif. Artinya peneliti mencoba mengetahui Penerapan Sistem Informasi
Kesehatan di Kabupaten Pandegalang secara mendalam, melalui wawancara
dengan pegawai Dinas Kesehatan Pandeglang, dan observasi lapangan
pengoperasian. Asumsi dasar dari penelitian tersebut yaitu Penerapan Sistem
Informasi Kesehatan di Kabupaten Pandeglang belum berjalan maksimal. Simpulan
yang diambil oleh peneliti yaitu Leny Ariany bahwa belum maksimal.
Persamaan penelitian Leny Ariany dengan penelitian ini yaitu, penelitian
Leny Ariany mengenai Penerapan Sistem Informasi Kesehatan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Pandeglang, sedangkan penelitian ini mengenai Penerapan Computer
Assisted Test (CAT) Dalam Seleksi PNS di Badan Kepegawaian Negara. Artinya
peneliti sama-sama mengulas mengenai penerapan sebuah sistem.
Terdapat pula penelitian mengenai Efektivitas Penerapan Metode Computer
Assisted Test (CAT) dalam Seleksi Pegawai Negeri Sipil Berbasis Kompetensi di
Badan Kepegawaian Negara oleh Siti Hardiyanthi pada tahun 2011 yang
merupakan skripsi di Universitas Indonesia. Tujuan dari penelitian tersebut untuk
mengetahui Efektivitas Penerapan Metode Computer Assisted Test (CAT) dalam
Seleksi Pegawai Negeri Sipil Berbasis Kompetensi di Badan Kepegawaian Negara.
Penelitian tersebut menggunakan teori tentang karakteristik dari sistem seleksi yang
efektif oleh Charles E Bethell Fox. Penelitian tersebut juga menggunakan metode
kualitatif. Penelitian tersebut mencoba mengetahui Efektivitas Penerapan Metode
Computer Assisted Test (CAT) melalui wawancara secara mendalam dengan
pegawai Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Badan Kepegawaian Negara dan
observasi. Penelitian ini memiliki simpulan bahwa penerapan metode Computer
37
Assisted Test (CAT) dalam seleksi CPNS berbasis kompetensi di Badan
Kepegawaian Negara sudah efektif, namun masih terdapat beberapa kendala.
Terdapat persamaan dari penelitian Siti Hardiyanthi dengan penelitian ini.
Penelitian Siti Hardiyanthi mengulas mengenai Computer Assisted Test (CAT) di
Badan Kepegawaian Negara, sama seperti peneliti.
Selain persamaan, ada perbedaan antara penelitian Leny Ariany, Siti
Hardiyanthi dan peneliti sendiri. Perbedaan yang menjadi keunikan dalam
penelitian ini adalah peneliti meneliti Penerapan Computer Assisted Test (CAT)
dalam Proses Seleksi CPNS dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara.
Computer Assisted Test (CAT) sendiri baru dibuka untuk umum tahun 2013,
sehingga penelitian ini merupakan penelitian yang baru pertama kali diadakan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini juga merupakan teori Barry Chusing
yang menyebutkan tujuh tujuan sistem informasi.
3.3 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini menggambarkan alur pemikiran
peneliti mengenai fokus penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu Penerapan
Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil
dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara. Berdasarkan observasi dan
wawancara awal yang dilakukan peneliti, Computer Assisted Test (CAT)
merupakan metode seleksi baru yang digunakan dalam seleksi Calon Pegawai
Negeri Sipil. Seleksi menggunakan Computer Assisted Test (CAT) digunakan
untuk membentuk aparatur Negara yang berkualitas dengan sistem yang objektif,
38
transparan, akuntabel serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Akan tetapi dalam
penerapannya, peneliti menemukan beberapa faktor penghambat dalam penerapan
Computer Assisted Test (CAT) bagi seleksi Pegawai Negeri Sipil. Faktor
penghambat tersebut diantaranya: terbatasnya jumlah komputer yang digunakan
dalam proses seleksi; terbatasnya tim kerja atau personil untuk seleksi Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Nasional; tidak adanya Pranata Komputer di Pusat
Pengembangan Sistem Rekrutmen Badan Kepegawaian Negara.
Untuk mengkaji permasalahan yang ada dalam penerapan sehingga
ditemukan solusi yang efektif, peneliti menggunakan teori tujuan sistem informasi
oleh Chusing (1992: 329) yang diterjemahkan oleh Ruchyat Kosasih, yaitu:
Pertama, dilihat dari kegunaan sistem. Sistem harus menghasilkan informasi yang
tepat waktu dan relevan bagi pengambilan keputusan manajemen dan personil
operasi didalam organisasi. Kedua, dilihat dari sisi ekonomis. Semua bagian
komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-
mesin dan lain-lainnya harus menyumbangkan nilai manfaat setidak-tidaknya
sebesar biayanya. Ketiga, dilihat dari sisi keandalan. Output sistem harus memiliki
tingkat ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus memapu beroperasi secara
efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir (absen) atau pada saat
komponen mesin tidak beroperasi secara temporer. Keempat, dilihat dari sisi
pelayanan terhadap langganan. Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik/
ramah dan efisien kepada para langganan pada saat berhubungan dengan langganan
perusahaan. Kelima, dilihat dari sisi kapasitas sistem. Sistem harus mempunyai
kapasitas memadai untuk menangani periode-periode operasi puncak seperti hal
39
nya periode-periode operasi normal. Keenam, dilihat dari sisi kesederhanaan
sistem. Sistem harus cukup sederhana, sehingga struktur dan operasinya dapat
dengan mudah dimengerti dan prosedurnya gampang diikuti. Ketujuh, dilihat dari
fleksibilitas sistem. Sistem harus cukup fleksibel untuk menampung perubahan-
perubahan kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem
beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.
Berdasarkan tujuan Sistem Informasi Manajemen diatas, dapat diketahui
bagaimana Penerapan Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi Calon
Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun
2013, dan menghasilkan rekomendasi yang dapat memaksimalkan penerapan.
Untuk mempermudah memahami alur kerangka berpikir, peneliti menggambarkan
alur kerangka berpikir sebagai berikut:
40
Gambar 2.2
Alur Kerangka Berpikir
Masalah:
1. Ketersediaan jumlah komputer yang kurang 2. Ketersediaan jumlah tenaga kerja yang
kurang 3. Tidak adanya jabatan pranata komputer
Tujuan dari Sistem Informasi:
Cushing (1992:329)
1. Kegunaan (Usefulness) 2. Ekonomis (Economic) 3. Keandalan (Reliability) 4. Pelayanan Langganan (Costumer
Service) 5. Kapasitas (Capacity) 6. Kesederhanaan (Simplicity) 7. Fleksibilitas (Flexibility)
Penerapan Computer Assisted Test (CAT) dalam Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang Objektif, Transparan, Akuntabel serta Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
41
2.4 Asumsi Dasar Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang peneliti temui saat observasi awal
berlangsung, peneliti berasumsi bahwa Penerapan Computer Assisted Test (CAT)
dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan
Kepegawaian Negara Tahun 2013 sudah berhasil, namun masih terdapat beberapa
kendala.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiyono (2008:3) adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mencapai tujuan
dari penelitian mengenai Penerapan Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses
Seleksi Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara
Tahun 2013, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini
memaparkan mengenai suatu situasi atau peristiwa.
Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan
untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir
induktif. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek, merasakan
apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini, peneliti
terlibat dalam situasi dan setting fenomena yang diteliti. Peneliti diharapkan selalu
memusatkan perhatian pada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti.
Setiap kejadian merupakan sesuatu yang unik, berbeda dengan yang lain karena
perbedaan konteks (Basrowi dan Suwandi 2008:2).
43
3.2 Fokus Penelitian
Dengan memperhatikan permasalahan yang ada dan tujuan penelitian
sebagaimana diatas, maka penelitian ini difokuskan pada Penerapan Computer
Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar
Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013. Penelitian ini berfokus pada
penerapan CAT yang ditinjau dari aspek kegunaan, ekonomis, keandalan,
kapasitas, pelayanan langganan, kesederhanaan, fleksibilitas. Difokuskannya
penelitian ini agar tidak meluas sehingga tidak membingungkan dan lebih tepat
sasaran.
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Biro Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen
Badan Kepegawaian Negara. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Badan
Kepegawaian Negara adalah:
1. Computer Assisted Test (CAT) merupakan salah satu bentuk Reformasi
Birokrasi di Badan Kepegawaian Negara dalam bidang sumber daya
manusia.
2. Penyelenggaraan Computer Assisted Test (CAT) dalam seleksi Calon
Pegawai Negeri Sipil secara nasional masih baru dimulai sejak tahun 2013,
sehingga masih menjadi topik yang ramai diperbincangkan.
3. Peneliti menemukan terdapat beberapa masalah dalam penerapan Computer
Assisted Test (CAT) di Badan Kepegawaian Negara.
44
4. Belum ada kajian mengenai penerapan Computer Assisted Test (CAT) di
Badan Kepegawaian Negara sehingga penelitian ini diharapkan
memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang
Administrasi Negara.
3.4 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian mengenai Penerapan Computer Assisted Test (CAT) CAT
dalam Proses Seleksi Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan
Kepegawaian Negara yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri.
Peneliti sebagai instrumen penelitian membawa keuntungan karena dapat bersikap
fleksibel dan adaptif.
Konsep human instrument dipahami sebagai alat yang dapat
mengungkapkan fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat paling elastis dan tepat
untuk mengungkapkan data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri (Satori dan
Komariah 2010:61). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
dijelaskan dalam tabel 3.1
Tabel 3.1
Instrumen Penelitian
Variabel Dimensi Deskripsi
Kegunaan Sistem harus menghasilkan informasi yang tepat waktu dan relevan bagi pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi didalam organisasi
45
Barry Chusing (1993: 329)
diterjemahkan oleh Ruchyat
Kosasih
Ekonomis Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin dan lain-lainnya harus menyumbangkan nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biayanya.
Keandalan Output sistem harus memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus memapu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir (absen) atau pada saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.
Pelayanan Langganan Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik/ ramah dan efisien kepada para langganan pada saat berhubungan dengan langganan perusahaan.
Kapasitas Sistem harus mempunyai kapasitas memadai untuk menangani periode-periode operasi puncak seperti hal nya periode-periode operasi normal.
Kesederhanaan Sistem harus cukup sederhana, sehingga struktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya gampang diikuti.
Fleksibilitas Sistem harus cukup fleksibel untuk menampung perubahan-perubahan kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.
Sumber: Diolah oleh peneliti, (2014)
46
3.5 Informan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak terdapat istilah sampel yang berasumsi
holistik atau mekanistik, melainkan istilah informan. Informan dalam penelitian ini
ditentukan sesuai dengan tujuan (purposive sampling). Purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
memudahkan peneliti menjelajahi objek/ situasi holistik yang diteliti (Sugiyono
2009:218). Berikut adalah informan penelitian yang dibuat dalam tabel 3.2
Tabel 3.2
Informan Penelitian
No Kode Informan
Nama JK Usia Jabatan Instansi Keterangann
1 I1 Dra. Heri Susilowati, MM
P
50 Kepala Bidang Fasilitasi
Penyelenggaraan Seleksi
BKN Key Informan
2 I2 Drs. Porman Simatupang
L 51 Kepala Sub Bidang
Standarisasi dan Prosedur Rekrutmen
BKN Key Informan
3 I3 Sose Reinaldo, S.Kom L 28 Pengelola Bank Soal
BKN Key Informan
4 I4 Adi Pamulyo, S.Kom L 40 Pengelola Bank Soal
BKN Key Informan
5 I5 Dewi Sartika, S.Kom P 37 Pengelola Bank Soal
BKN Key Informan
6 I6 Novi Rinawati, SS P 32 Pengelola Bank Soal
BKN Key Informan
7 I7 Osi Isna Isabela P 25 CPNS BKN Secondary Informan
8 I8 Dwi Pratiwi P 28 CPNS BKN Secondary Informan
47
9 I9 Dedi Basuki L 29 CPNS BKN Secondary Informan
10 I10 Rina Nurmariyana P 22 CPNS BKN Secondary Informan
Keterangan: JK = Jenis Kelamin, P = Perempuan, L = Laki-laki
Sumber: Diolah Oleh Peneliti, (2014)
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara (interview), adalah pengumpulan data dengan melakukan
percakapan tertentu antara pewawancara (interviewer) dengan sejumlah
orang yang diwawancara sebagai informan (interviwee) untuk mendapatkan
informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Peneliti
menyiapkan pedoman wawancara sebelum wawancara berlangsung. Hasil
wawancara atau jawaban-jawaban informan di catat dalam buku catatan dan
direkam dalam tape recorder.
Wawancara yang dilakukan dengan informan yaitu wawancara terbuka
secara mendalam. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya
mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas
dari informan (Satori dan Komariah 2010:129).
2. Observasi, adalah pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan
melakukan pengamatan di tempat penelitian. Peneliti ingin mencari
kebenaran dengan cara menyaksikan secara langsung kecenderungan
perilaku seseorang atau pelaksanaan sistem dalam tempat penelitian.
Menurut Alwasilah dalam Satori dan Komariah (2010:104) observasi
adalah penelitian atau pengamatan sistematis dan terencana yang diniati
48
untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan reabilitasnya. Sedangkan
menurut Basrowi dan Suwandi (2008:94) observasi merupakan salah satu
metode pengumpulan data dimana peneliti melihat mengamati secara visual
sehingga validitas data sangat tergantung kepada kemampuan observer.
3. Studi Dokumentasi, adalah pengumpulan data yang dilakukan peneliti
dengan mencari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian. Dokumen tersebut dapat berupa undang-undang,
dasar hukum, artikel, jurnal dan dokumen lainnya yang relevan dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
Menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 158) dokumentasi merupakan suatu
cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data
yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya
mengambil data yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah anak,
pendapatan, luas tanah, jumlah penduduk, dan sebagainya. Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan
dokumen.
3.7 Analisis Data
Pada prinsipnya, analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses
pengumpulan data. Terdapat tiga kegiatan analisis data yang dikemukakan oleh
Miles dan Huberman dalam Basrowi dan Suwandi (2008:209).
49
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
pengabstraksian, dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini
berlangsung selama penelitian dilakukan dari awal sampai akhir penelitian.
Reduksi merupakan bagian dari analisis, bukan terpisah. Fungsinya untuk
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,
dan mengorganisasi sehingga interpretasi bias ditarik. Dalam proses reduksi
ini peneliti benar-benar mencari data yang benar-benar valid. Ketika peneliti
menyangsikan kebenaran data yang diperoleh akan dicek ulang dengan
informan lain yang dirasa peneliti lebih mengetahui.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Bentuk penyajian dapat berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan, dan
bagan. Tujuannya adalah memudahkan membaca dan menarik kesimpulan.
Dalam proses ini peneliti mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadi
kategori atau kelompok.
3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu
diuji kebenarannya sehingga validitasnya terjamin. Dalam tahap ini, peneliti
membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika,
50
mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan
mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokkan
data yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah dirumuskan. Langkah
selanjutnya yaitu melaporkan hasil penelitian lengkap, dengan “temuan
baru” yang berbeda dari temuan yang sudah ada.
3.8 Pengujian Validitas Data
Validitas menurut Sugiyono (2008:117) merupakan derajad ketepatan
antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan
oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang berbeda antar data
yang dilaporkan peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
penelitian.
Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Menurut Sugiyono (2008: 125)
triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
a. Triangulasi Sumber
Pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara mengecek data
yang diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini untuk
menguji kredibilitas data tentang Penerapan Sistem Computer Assisted Test
dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di
Badan Kepegawaian, maka pengumpulan dan pengujian data dilakukan
51
terhadap pegawai Badan Kepegawaian Negara. Selain itu, triangulasi
sumber juga akan dilakukan terhadap pengguna Computer Assisted Test.
b. Triangulasi Teknik
Dalam menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data yang diperoleh
melalui wawancara akan dicek dengan observasi dan dokumentasi. Selain
itu dalam pengujian keabsahan data peneliti juga melakukan membercheck.
Menurut Sugiyono (2008: 129) membercheck adalah proses pengecekan
data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck
adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai apa yang
diberikan oleh pemberi data.
3.9 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian Penerapan Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses
Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian
Negara Tahun 2013, dapat dilihat dalam tabel 3.3 berikut ini.
52
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
Sumber: Peneliti, (2014)
Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des1 Pengajuan Judul Skripsi2 Perizinan Observasi3 Observasi Awal4 Penyusunan Proposal Skripsi5 Penyerahan Proposal Skripsi6 Seminar Proposal Skripsi
7Penyusunan Hasil dan Reduksi Data Penelitian
8 Analisis Data Penelitian9 Penyerahan Skripsi10 Sidang Skripsi
No Nama KegaiatanWaktu Pelaksanaan
2013 2014
53
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Badan Kepegawaian Negara
Pembentukan Badan Kepegawaian Negara diawali pada pasca revolusi fisik
saat pembinaan kepegawaian dipecah menjadi dua, yaitu: Pegawai Negeri Sipil
yang berada di Pemerintahan Republik Indonesia dan Pegawai Negeri Sipil yang
berada dibawah pemerintahan Hindia Belanda. Keadaannya menyebabkan
pembinaannya berada pada dua lembaga, yaitu Kantor Urusan Pegawai (KUP)
dibawah pemerintahan Republik Indonesia dan Dienst voor Algemene Persnele
(DAPZ) yang lebih dikenal dengan DUUP (Djawatan Umum Urusan Pegawai)
dibawah pemerintahan Hindia Belanda.
Kantor Urusan Kepegawaian Negeri (KUP) yang dibentuk dengan Peraturan
Pemerintah No. 11 Tahun 1948 pada tanggal 30 Mei, berkedudukan di Ibu Kota
Negara Republik Indonesia yang berkedudukan di Yogyakarta sampai dengan
tahun 1949. Tanggal penetapan Peraturan Pemerintah tersebut dijadikan sebagai
hari jadi Badan Kepegawaian Negara. Kantor Urusan Kepegawaian Negeri
dipimpin oleh seorang yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul
Perdana Menteri dan langsung berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Perdana Menteri. Pada masa awal, Kantor Urusan Kepegawain Negeri dipimpin
oleh seorang kepala yang bernama Raden Pandji Soeroso. Tugas pokok Kantor
Urusan Kepegawaian Negeri adalah mengurus segala sesuatu mengenai kedudukan
54
dan gaji pegawai negeri serta mengawasi supaya peraturan-peraturan tentang
kepegawaian dijalankan dengan tepat. Selain di Yogyakarta, pada tahun yang sama
pemerintah juga menetapkan pembentukan perwakilan Kantor Urusan
Kepegawaian Negeri untuk Wilayah Indonesia Bagian Timur yang berkedudukan
di Makassar.
Dienst Voor Algemene Personele Zaken (DVAPZ) yang lebih dikenal dengan
Djawatan Umum Urusan Pegawai (DUUP), dibentuk dengan keputusan Gubernur
Jenderal Hindia Belanda No. 13 tahun 1948 tanggal 9 Juni 1948 dan dikepalai oleh
Van Hoogstraken yang berkedudukan di Jakarta. Djawatan Umum Urusan Pegawai
ini menangani urusan kepegawaian yang diduduki oleh pemerintah Hindia Belanda.
Setelah adanya pemulihan kekuasaan kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan kembalinya Ibu Kota ke Jakarta dibentuklah Kantor Urusan Pegawai
Negeri dengan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1950 dan berkedudukan di
Jakarta. Dengan terbitnya peraturan pemerintah tersebut, sekaligus di hapuskannya
Kantor Urusan Kepegawaian Negeri di Yogyakarta dan Djawatan Urusan Umum
Pegawai di Jakarta. Sejak saat itu semua urusan pegawai di seluruh Indonesia baik
yang berasal dari Republik Indonesia maupun yang berasal dari Hindia Belanda
ditangani oleh Kantor Urusan Pegawai Negeri di Jakarta. Meskipun Kantor Urusan
Pegawai Negeri berkedudukan di Jakarta, dalam pelaksanaan tugasnya masih ada
unit kerja yang berkedudukan di daerah, yaitu bagian Tata Usaha Kepegawaian
(Biro TUK) di Yogyakarta dan Bagian Pensiun dan Tunjangan (Biro P&T) di
Bandung.
55
Kemudian sesuai dengan perkembangan zaman dimana peran aparatur
pemerintah semakin dirasakan penting, maka pemerintah perlu menetapkan
kembali kedudukan, tugas pokok dan fungsi organisasi Kantor Urusan Pegawai
Negeri. Untuk itu maka Kantor Urusan Pegawai Negeri yang merupakan institusi
yang bertugas melakukan pembinaan kepegawaian dirubah menjadi Badan
Administrasi Kepegawaian Negara dengan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun
1972.
Dengan adanya perkembangan kebutuhan organisasi Badan Administrasi
Kepegawaian Negara sebagaimana ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 32 Tahun 1972 dirasakan tidak sesuai lagi dengan organisasi. Maka untuk
memenuhi kebutuhan organisasi, pemerintah telah beberapa kali melakukan
penyempurnaan diantaranya melalui Keputusan Presiden No. 11 Tahun 1984
tentang Penyempurnaan Struktur Organisasi dna Tata Kerja Badan Administrasi
Kepegawaian, Keputusan Presiden No. 15 Tahun 1988, Keputusan Presiden No.
143 Tahun 1998 dan terakhir dengan Keputusan Presiden No. 95 Tahun 1999 dan
sekaligus merubah nama Badan Administrasi Kepegawaian menjadi Badan
Kepegawaian Negara.
4.1.2 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Negara (BKN)
Badan Kepegawaian Negara sebagai lembaga pemerintah Non Kementerian
mengemban amanat undang-undang untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan
manajemen kepegawaian nasional. Dalam upaya menghadapi isu-isu strategis serta
tantangan perubahan dan perkembangan yang terjadi, maka Badan Kepegawaian
56
Negara memandang perlu untuk menetapkan visi agar mampu mengarahkan
perjalanan organisasinya melalui penyelenggaraan tugas dan fungsinya dalam
rangka mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional. Adapun visi Badan
Kepegawaian Negara adalah:
“Menjadi Pembina dan Penyelenggara Manajemen Kepegawaian yang
Profesional dan Bermartabat Tahun 2025”
Mengingat visi merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan dalam jangkauan
kedepan mengarah pada perspektif, maka dipandang perlu untuk menjabarkan lebih
lanjut dalam pernyataan misi agar dapat menjadi pedoman penyelenggaraan
program berjangka menengah lima tahunan dalam susunan RENSTRA Badan
Kepegawaian Negara. Adapun misi Badan Kepegawaian Negara adalah:
1. Mengembangkan Sistem Manajemen Kepegawaian Negara
2. Mengembangkan Sistem Pelayanan Kepegawaian
3. Mengembangkan Manajemen Internal BKN
4.1.3 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Kepegawaian
Negara
Badan Kepegawaian Negara menjalani fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kepegawaian
dan penyelenggaraan koordinasi identifikasi kebutuhan pendidikan,
pelatihan, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia Pegawai Negeri Sipil.
57
2. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian pejabat negara dan mantan
pejabat negara.
3. Penyelenggaraan administrasi dan sistem informasi kepegawaian dan
mutasi antar proponsi dan penyelenggaraan koordinasi penyusunan norma
standard dan prosedur.
4. Penyelenggaraan bimbingan teknis pelaksanaan peraturan perundang-
undangan dibidang kepegawaian kepada instansi pemerintah dan
koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Badan
Kepegawaian Negara.
5. Pelancaran kegiatan administrasi pemerintah di bidang administrasi
kepegawaian.
6. Penyelenggara pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum ketatausahaan organisasi dan tata laksana
kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah
tangga.
7. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya dan perumusan
kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.
8. Penetapan sistem informasi di bidangnya.
9. Pelaksanaan mutasi kepegawaian antar propinsi dan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kepegawaian.
10. Penyusunan norma standard dan prosedur kepegawaian negara dan
pengendalian serta penyusunan program kepegawaian secara nasional
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah.
58
11. Penyelenggaraan administrasi mutasi kepegawaian antar propinsi serta
perumusan standard dan prosedur menangani perencanaan pengangkatan,
pemindahan, pemberhentian, penetapan, pensiun, gaji, tunjangan,
kesejahteraan, hak dan kewajiban, serta kedudukan hukum PNS.
12. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian secara nasional dan
perencanaan kebijakan serta pemantauan pemanfaatan pendidikan dan
pelatihan struktural.
13. Pengawasan dan pengendalian norma standar dan prosedur kepegawaian.
4.1.4 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Negara
Struktur organisasi Badan Kepegawaian Negara dijabarkan dalam gambar 4.1
59
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Negara
Sumber: bkn.go.id, (2013)
60
Dari gambar 4.1 diatas dapat diketahui bahwa Badan Kepegawaian Negara
dipimpin oleh seorang Kepala, yang dibantu oleh seorang Wakil Kepala, dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala. Selain itu terdapat Sekretariat Utama
dibawah kepala yang membawahi lima biro, diantaranya:
1. Biro Perencanaan
2. Biro Keuangan
3. Biro Kepegawaian
4. Biro Umum
5. Biro Hubungan Masyarakat
Terdapat pula empat deputi bidang yang saling berkoordinasi satu sama lain, dan
bertanggung jawab langsung kepada kepala dibantu oleh wakil kepala. Deputi
tersebut diantaranya:
1. Deputi Bidang Manajemen Kepegawaian. Deputi ini membawahi empat
direktorat, diantaranya:
1. Direktorat Kinerja ASN
2. Direktorat Jabatan ASN
3. Direktorat Kompensasi ASN
4. Direktorat Peraturan Perundang-undangan
2. Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian. Deputi ini membawahi tiga direktorat,
diantaranya:
1. Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan
2. Direktorat Pensiun PNS dan Pejabat Negara
61
3. Direktorat Status dan Kedudukan Kepegawaian
3. Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian. Deputi ini membawahi
empat direktorat, diantaranya:
1. Direktorat Pengolahan Data dan Informasi Kepegawaian
2. Direktorat Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian
3. Direktorat Arsip Kepegawaian I
4. Direktorat Arsip Kepegawaian II
4. Deputi Bidang Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian. Deputi ini
membawahi empat direktorat, diantaranya:
1. Direktorat Pengawasan dan Pengendalian Bidang Formasi, Pengadaan
dan Pasca Diklat
2. Direktorat Pengawasan dan Pengendalian Bidang Kepangkatan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam Jabatan
3. Direktorat Pengawasan dan Pengendalian Bidang Gaji, Tunjangan,
kesejahteraan dan Kinerja
4. Direktorat Pengawasan dan Pengendalian Bidang Kode etik, Disiplin,
Pemberhentian dan Pensiun PNS
Selain dari deputi bidang, terdapat pusat-pusat di Badan Kepegawaian Negara, yang
saling berkoordinasi dan memiliki tanggung jawab terhadap kepala yang
diperbantukan oleh wakil kepala. Pusat-pusat ini diantaranya:
1. Pusat Perencanaan Kepegawaian dan Formasi
2. Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Kepegawaian
3. Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen ASN
62
4. Pusat Penilaian Kompetensi ASN
5. Pusat Pengembangan ASN
6. Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian
7. Pusat Konsultasi dan Bantuan hukum Kepegawaian
Badan Kepegawaian Negara memiliki kantor regional di seluruh Indonesia. Ada
empat belas kantor regional di Indonesia, yang keseluruhannya bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara. Kantor regional tersebut
diantaranya:
1. Kantor Regional I BKN Yogyakarta
2. Kantor Regional II BKN Surabaya
3. Kantor Regional III BKN Bandung
4. Kantor Regional IV BKN Makassar
5. Kantor Regional V BKN DKI Jakarta
6. Kantor Regional VI BKN Medan
7. Kantor Regional VII BKN Palembang
8. Kantor Regional VIII BKN Banjarmasin
9. Kantor Regional IX BKN Jayapura
10. Kantor Regional X BKN Denpasar
11. Kantor Regional XI BKN Manado
12. Kantor Regional XII BKN Pekanbaru
13. Kantor Regional XIII BKN Banda Aceh
14. Kantor Regional XIV BKN Manokwari
63
4.2 Deskripsi Data
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang telah didapatkan
peneliti dari hasil penelitian lapangan. Dalam penelitian mengenai Penerapan
Sistem Computer Assisted Test dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil
dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013, data yang peneliti
dapatkan berupa kata-kata dan penjelasan melalui proses wawancara dan observasi.
Dalam penelitian ini kata-kata dan tindakan informan merupakan sumber data
utama dalam penelitian. Sumber data utama ini kemudian oleh peneliti dicatat
dalam catatan tertulis dan peneliti rekam menggunakan alat perekam handphone.
Selain data berupa kata-kata yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara
dengan informan penelitian, peneliti juga menggunakan data hasil dokumentasi.
Dokumentasi tersebut berbagai macam bentuknya, mulai dari profil, draf peraturan
menteri, rincian keuangan, dan sebagainya yang terkait dengan penelitian ini.
Peneliti juga tidak lupa menggunakan dokumentasi berupa foto yang peneliti
dapatkan dari hasil wawancara maupun observasi di lapangan.
Selanjutnya, karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,
berdasarkan teknik analisis data kualitatif data tersebut dianalisis selama penelitian
berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui
wawancara, observasi dan studi dokumentasi direduksi untuk dapat dicarikan tema
dan polanya, serta diberikan kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-
jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan permasalahan penelitian
64
serta dilakukan kategorisasi. Dalam menyusun jawaban penelitian, peneliti
memberi kode yaitu:
1. Kode Q1, 2, 3 dan seterusnya menandakan daftar urut pertanyaan.
2. Kode I1, 2, 3 dan seterusnya menandakan daftar urut informan.
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah data display (penyajian
data). Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori atau sejenisnya. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
yang sering digunakan yaitu dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan
data, maka akan lebih memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Proses selanjutnya setelah penyajian data adalah penarikan kesimpulan dan
verivikasi. Suatu penelitian memiliki kesimpulan yang diverivikasi selama
penelitian berlangsung. Kesimpulan yang dikemukakan, harus berdasarkan bukti-
bukti yang valid dan konsisten.
4.2.2 Informan Penelitian
Seperti yang telah peneliti kemukakan pada bab tiga, bahwa dalam penelitian
mengenai Penerapan Sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi
Calon Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013 ini, dalam
pemilihan informan peneliti menggunakan teknik purposive atau bertujuan.
Informan yang peneliti tentukan, merupakan orang-orang yang menurut peneliti
memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Infoman dalam penelitian
65
ini merupakan orang-orang yang secara langsung berurusan dengan permasalahan
yang sedang peneliti teliti.
Sebagian besar informan dalam penelitian ini berasal dari Pusat Pengembangan
Sistem Rekrutmen Pegawai yang berjumlah enam orang. Selain itu terdapat
informan yang berasal dari pengguna CAT dalam seleksi di Badan Kepegawaian
Negara pada tahun 2013 sebanyak empat orang. Keseluruhan informan ini telah
bersedia dimintai informasi ataupun wawancara oleh peneliti. Informan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1
Informan Penelitian
No Kode Informan
Nama JK Usia Jabatan Instansi Keterangann
1 I1 Dra. Heri Susilowati, MM
P
50 Kepala Bidang Fasilitasi
Penyelenggaraan Seleksi
BKN Key Informan
2 I2 Drs. Porman Simatupang
L 51 Kepala Sub Bidang
Standarisasi dan Prosedur
Rekrutmen
BKN Key Informan
3 I3 Sose Reinaldo, S.Kom
L 28 Pengelola Bank Soal
BKN Key Informan
4 I4 Adi Pamulyo, S.Kom L 40 Pengelola Bank Soal
BKN Key Informan
5 I5 Dewi Sartika, S.Kom P 37 Pengelola Bank Soal
BKN Key Informan
6 I6 Novi Rinawati, SS P 32 Pengelola Bank Soal
BKN Key Informan
7 I7 Osi Isna Isabela P 25 CPNS BKN Secondary Informan
8 I8 Dwi Pratiwi P 28 CPNS BKN Secondary Informan
9 I9 Dedi Basuki L 29 CPNS BKN Secondary Informan
66
10 I10 Rina Nurmariana P 22 CPNS BKN Secondary Informan
Keterangan: JK = Jenis Kelamin, P = Perempuan, L = Laki-laki
Sumber: Diolah oleh Peneliti, (2014)
4.2.3 Penyajian Data
Penerapan sistem CAT dalam penelitian ini, dapat dilihat berdasarkan beberapa
karakter atau tujuan dari sistem informasi yang dapat diidentifikasikan. Karakter
atau tujuan inilah yang digunakan peneliti untuk meneliti Penerapan Sistem
Computer Assisted Test (CAT) dalam Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari
Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara. Dalam Chusing (1992:329) yang
diterjemahkan oleh Ruchyat Kosasih, beberapa karakter atau tujuan yang dapat
diidentifikasikan dari penerapan sistem informasi adalah:
1. Kegunaan (usefulness)
Sistem harus menghasilkan informasi yang tepat waktu dan relevan bagi
pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi didalam
organisasi.
2. Ekonomis (Economic)
Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-
pengendalian, mesin-mesin dan lain-lainnya harus menyumbangkan nilai
manfaat setidak-tidaknya sebesar biayanya.
3. Keandalan (reliability)
Output sistem harus memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dan sistem itu
sendiri harus memapu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu
67
komponen manusia tidak hadir (absen) atau pada saat komponen mesin
tidak beroperasi secara temporer.
4. Pelayanan langganan (customer service)
Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik/ ramah dan efisien kepada
para langganan pada saat berhubungan dengan langganan perusahaan.
5. Kapasitas (capacity)
Sistem harus mempunyai kapasitas memadai untuk menangani periode-
periode operasi puncak seperti hal nya periode-periode operasi normal.
6. Kesederhanaan (simplicity)
Sistem harus cukup sederhana, sehingga struktur dan operasinya dapat
dengan mudah dimengerti dan prosedurnya gampang diikuti.
7. Fleksibilitas (flexibility)
Sistem harus cukup fleksibel untuk menampung perubahan-perubahan
kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi
atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.
Penerapan Sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi
Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara
dapat diketahui sudah berhasil atau belum berdasarkan tujuh karakter atau tujuan
sistem informasi yang telah peneliti sebutkan. Urutan karakter atau tujuan sistem
informasi diurutkan berdasarkan prioritas yang peneliti rasa semestinya diutamakan
oleh Badan Kepegawaian Negara.
68
4.2.3.1 Kegunaan (Usefullnes)
Suatu sistem informasi harus dapat menghasilkan informasi yang tepat
waktu dan relevan bagi pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi
didalam suatu organisasi. Artinya, suatu sistem informasi harus memiliki kegunaan
yang tepat bagi organisasi tersebut. Maka dalam penerapannya sistem Computer
Assisted Test (CAT) harus dipastikan memiliki kegunaan yang tepat untuk
organisasi maupun penggunanya.
Penerapan sistem CAT di Badan Kepegawaian Negara sebagai metode
seleksi CPNS dikarenakan berbagai permasalahan yang timbul dari sistem seleksi
terdahulu menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK). Penilaian pada seleksi
menggunakan LJK dirasa lambat, tidak transparan dan objektif yang
mengakibatkan rentan terjadinya kecurangan. Masyarakat seakan telah kehilangan
kepercayaan terhadap sistem seleksi terdahulu menggunakan LJK. Dari berbagai
permasalahan dan tuntutan masyarakat dari seleksi terdahulu menggunakan LJK
inilah Badan Kepegawaian Negara mencari solusi, dan hasilnya Badan
Kepegawaian Negara menemukan suatu metode seleksi menggunakan komputer
yang dapat menyelesaikan permasalahan pada seleksi sebelumnya menggunakan
LJK. Hal ini seperti yang disampaikan I5 bahwa awal mula dibentuknya CAT
dikarenakan sistem seleksi terdahulu yang memiliki banyak masalah dan tidak
dipercaya masyarakat. Berikut pernyataan beliau:
“Sistem CAT merupakan suatu metode seleksi yang saat ini cukup mendapatkan apresiasi masyarakat. Pemerintah awalnya ingin mengubah persepsi masyarakat terhadap seleksi CPNS terdahulu, melalui suatu metode seleksi yang dapat dipercaya. Dahulu banyak isu yang tidak baik berkembang terhadap seleksi menggunakan LJK. Sistem seleksi
69
menggunakan LJK dianggap menimbulkan terjadinya KKN. Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap seleksi CPNS inilah CAT diterapkan.CAT tidak hanya digunakan untuk Tes Kompetensi Dasar, tapi juga Tes Kompetensi Kepegawaian, Tes Jabatan Struktural, Tes Analisis Jabatan dan tes non CPNS lainnya baik dipusat maupun daerah” (Wawancara/ 17 Juni 2014/ pukul 12.58/ di ruang PPSR).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan I5, Pengelola Bank Soal pada
Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen PNS (PPSR), dapat diketahui bahwa
sistem CAT diterapkan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap
seleksi CPNS yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara. Berdasarkan
wawancara diatas juga dapat diketahui bahwa sistem CAT tidak hanya digunakan
untuk Tes Kompetensi Dasar (TKD) dalam proses seleksi CPNS saja, namun juga
tes lain seperti Tes Kompetensi Kepegawaian, Tes Jabatan Struktural, Tes Analisis
Jabatan dan tes non CPNS lainnya.
Sejak awal diterapkannya CAT tahun 2009, tedapat beberapa macam tes
yang telah di fasilitasi Badan Kepegawaian Negara baik secara iternal (untuk
kalangan Badan Kepegawaian Negara) maupun eksternal (untuk instansi lain diluar
lingkungan Badan Kepegawaian Negara). Pelaksanaan tersebut diantaranya:
1. Internal
Pelaksanaan seleksi dengan CAT secara internal yaitu di lingkungan Badan
Kepegawaian Negara beberapa kali dilakukan antara lain untuk seleksi
CPNS, Tes Kompetensi Kepegawaian, Tes TOEFL, dan UKP/ Ujian Dinas.
Adapun fasilitasi pelaksanaan Computer Assisted Test (CAT) di lingkungan
Badan Kepegawaian Negara baik untuk seleksi CPNS maupun jabatan
adalah sebagai berikut:
70
1. Tes Kompetensi Dasar untuk seleksi CPNS tahun 2009 dengan
menggunakan sistem ranking dan Tes Kompetensi Bidang CPNS
Badan Kepegawaian Negara tahun 2009.
2. Tes Kompetensi Dasar untuk seleksi CPNS tahun 2010
menggunakan passing grade 275 dan Tes Kompetensi Bidang CPNS
Badan Kepegawaian Negara tahun 2010 berpedoman pada Peraturan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Mekanisme Ujian Penyaringan CPNS di Lingkungan Badan
Kepegawaian Negara.
3. Tes Kompetensi Kepegawaian untuk Seleksi Calon Pejabat Eselon
I, II, III, dan IV.
4. Tes Kompetensi Kepegawaian untuk seleksi Calon Widyaswara di
lingkungan Badan Kepegawaian Negara.
5. Tes Kompetensi Kepegawaian untuk seleksi Calon Analis
Kepegawaian Keahlian dan Terampil.
6. UPKP dan Ujian Dinas.
7. Ujian TOEFL tanpa listening dan Tes Potensi Akademik untuk
persiapan bagi pegawai yang akan mengikuti seleksi beasiswa yang
diadakan di Bappenas.
8. Tes Kompetensi Dasar untuk seleksi CPNS Badan Kepegawaian
Negara tahun 2013 dengan menggunakan passing grade sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Permenpan dan RB) Nomor 3 Tahun 2013.
71
2. Eksternal
Pelaksanaan Computer Assisted Test (CAT) secara eksternal dilakukan
untuk memfasilitasi instansi pusat/ daerah yang akan melaksanakan seleksi
CPNS maupun jabatan. Pelaksanaan Computer Assisted Test (CAT)
tersebut dilakukan di Kantor Pusat Badan Kepegawaian Negara, Kantor
Regional Badan Kepegawaian Negara, maupun dengan mobile test atau
mandiri. Beberapa fasilitasi seleksi CPNS dan jabatan oleh Badan
Kepegawaian Negara antaralain:
1. Tes Kompetensi Dasar bagi pelamar CPNS di Lingkungan Arsip
Nasional Republik Indonesia tahun 2010 dilakukan secara mobile
test.
2. Tes Kompetensi Kepegawaian bagi Calon Analisis Kepegawaian di
Lingkungan Pemerintahan Provinsi Papua.
3. Tes Kompetensi Kepegawaian bagi Calon Analisis Kepegawaian di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
4. Tes Kepegawaian untuk seleksi Calon Pejabat Eselon II, III, IV di
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.
5. Tes Kompetensi Kepegawaian untuk seleksi Calon Pejabat Eselon
II, III dan IV di lingkungan pemerintah Kota Serang.
6. Tes Kompetensi Kepegawaian untuk seleksi Calon Pejabat Eselon
IV di lingkungan Kabupaten Belitung.
72
7. Tes Kompetensi Dasar untuk Calon Taruna Akademi Ilmu
Permasyarakatan dan Akademi Ilmu Imigrasi Kementerian Hukum
dan HAM.
8. Tes Kompetensi Dasar di 73 Instansi yang meminta difasilitasi
menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa sejak tahun 2009 Badan
Kepegawaian Negara telah melaksanakan berbagai macam tes dengan
menggunakan CAT. Tidak hanya itu, Badan Kepegawaian juga memfasilitasi
instansi lain untuk mengadakan tes CPNS maupun non CPNS dengan CAT.
Puncaknya pada tahun 2013 Badan Kepegawaian Negara telah memfasilitasi 73
instansi menggunakan CAT untuk seleksi CPNS.
Adapun beberapa keunggulan seleksi menggunakan CAT dibandingkan
dengan menggunakan LJK, diantaranya:
1.Pada seleksi dengan sistem CAT, seleksi dilakukan menggunakan komputer
sehingga memberikan kemudahan dan kecepatan bagi peserta dalam
mengerjakan soal. Sedangkan pada seleksi menggunakan LJK, peserta
masih harus menggunakan kertas dan alat tulis untuk menghitamkan
jawaban. Penghitaman jawaban membutuhkan waktu cukup lama
dibandingkan dengan menggunakan komputer.
2.Penilaian terhadap jawaban peserta pada seleksi menggunakan CAT
dilakukan oleh sistem aplikasi, sehingga penilaian lebih objektif dan
cepat. Sedangkan penilaian terhadap jawaban peserta pada seleksi
73
menggunakan LJK di lakukan secara tertutup dengan sistem scan.
Penilaian dengan cara seperti ini membutuhkan waktu yang lama dan
rentan terjadinya kecurangan.
3.Nilai tes atau hasil ujian peserta yang menggunakan CAT dapat dilihat saat
itu juga oleh peserta setelah peserta selesai menjawab soal. Ini membuat
sistem ini lebih transparan dan sulit terjadi kecurangan, dibandingkan
sistem penilaian LJK yang dilakukan tertutup.
Adapun beberapa tujuan diadakan CAT diantaranya:
1.Mempercepat proses pemeriksaan dan laporan hasil ujian.
2.Menciptakan standarisasi hasil ujian secara nasional
3.Mewujudkan transparansi, obyektifitas, akuntabel, dan bebas korupsi kolusi
dan nepotisme.
Berdasarkan beberapa keunggulan dan tujuan penggunaan sistem seleksi
CAT dapat diketahui bahwa sistem ini merupakan jawaban atas permasalahan-
permasalahan yang kerap timbul dari sistem seleksi terdahulu menggunakan LJK.
Sistem ini dianggap tepat dan relevan dalam pengambilan keputusan manajemen
organisasi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh I1, beliau menyatakan:
“Sistem CAT berguna dalam seleksi CPNS, dalam rangka objektifitas, transparansi, kompetitif dan menghindari KKN. Sistem CAT mudah untuk dioperasikan, sehingga peserta akan lebih puas menggunakan sistem ini. Perbedaan sistem CAT dengan LJK diantaranya, CAT sudah bebas dari kertas, sudah menggunakan komputer. Hasil ujian menggunakan CAT juga dapat dilihat saat itu juga, sedangkan hasil ujian dengan LJK butuh waktu dua minggu hingga sebulan untuk diketahui. Sistem ini merupakan sistem
74
yang ditunggu-tunggu dan sangat relevan untuk seleksi CPNS.” (Wawancara/ 12 Juni 2014/ pukul 09.52/ di ruang PPSR).
Berdasarkan hasil wawancara dengan I1, Kepala Sub Bidang Fasilitasi dan
Penyelenggaraan Seleksi PPSR, dapat diketahui bahwa sistem CAT berguna untuk
menghindari terjadinya kecurangan dalam seleksi. Sistem CAT juga memiliki
banyak keunggulan dibandingkan sistem LJK. Karena berbagai keunggulan yang
dimiliki CAT inilah sistem ini menjadi relevan digunakan, khususnya untuk seleksi
CPNS. Serupa dengan I1, I2 juga menyatakan bahwa sistem CAT merupakan sistem
yang tepat digunakan untuk seleksi CPNS. Sistem CAT merupakan sistem yang
transparan. Berikut pernyataan I2:
“CAT merupakan metode atau alat bantu seleksi dengan komputer. Kegunaan utama dari sistem CAT sebenarnya untuk menepis opini masyarakat tentang KKN. Ujian dengan sistem CAT menggunakan komputer, sehingga tidak ada yang dapat melakukan intervensi maupun kecurangan. Sistem ini sistem yang transparan. Jika kita bandingkan dengan seleksi menggunakan sistem LJK, seleksi ini harus menggunakan lembar jawaban dan lembar soal yang nantinya akan dinilai secara tertutup. Sedangkan dengan CAT kita dapat mengetahui nilai hasil ujian secara langsung setelah selesai mengerjakan soal. Sistem CAT sistem yang tepat untuk seleksi.” (Wawancara/ 17 Juni 2014/ pukul 11.28/ di ruang PPSR).
Pernyataan I1 dan I2 bahwa CAT merupakan metode yang tepat dan relevan
digunakan untuk seleksi juga dapat dibuktikan dengan berhasilnya Badan
Kepegawaian Negara menyelenggarakan seleksi pada tahun 2013, yang
menyebabkan terisinya seluruh formasi pegawai yang dibutuhkan. Berikut tabel 4.2
mengenai Formasi Jabatan yang Dibutuhkan Badan Kepegawaian Negara Tahun
2013.
75
Tabel 4.2
Formasi Jabatan yang Dibutuhkan Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013
No Nama Jabatan Kualifikasi Pendidikan
Jumlah
1 Assesor S2 Psikologi 2 S1 Psikologi 6
2 Analisi Kebijakan (Kepegawaian) S1 Hukum 2 3 Arsiparis D-III Kearsipan/
Ilmu Administrasi/ Komputer
4
4 Auditor Kepegawaian* S1 Hukum 9 5 Auditor D-III Ekonomi
Akuntansi 7
6 Perancangan Peraturan Perundang-undangan*
S1 Hukum 1
7 Operator Komputer D-III Komputer 9 8 Pranata Komputer S1 Komputer 3 9 Statistis D-III Statistik 2
10 Penelaah Permasalahan Hukum S1 Hukum 3 11 Sekretaris D-III Sekretaris 2 12 Teknisi Listrik D-III Teknisi Listrik 3
Total 53 *) Formasi Auditor Kepegawaian dan Perancangan Peraturan Perundang-undangan masing-masing disediakan 1 (satu) formasi diperuntukkan bagi putra-putri Papua
Sumber: Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen, (2014)
Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 Badan Kepegawaian Negara
membutuhkan 53 formasi untuk 12 jabatan berbeda, dan berasal dari berbagai
pendidikan. Untuk dapat memenuhi formasi yang dibutuhkan, Badan Kepegawaian
Negara melaksanakan rekrutmen dan seleksi bagi pelamar umum. Tercatat terdapat
1747 orang yang melamar jabatan tersebut. Setiap pelamar yang telah mendaftar
mengikuti tahapan tes seperti Tes Kompetensi Dasar (TKD), Tes Kompetensi
Bidang (TKB) dan wawancara untuk dapat lolos menjadi CPNS. Untuk menyaring
seluruh pelamar melalui TKD dan TKB inilah Badan Kepegawaian Negara
menggunakan metode CAT.
76
CAT yang digunakan untuk seleksi TKD di Badan Kepegawaian Negara tahun
2013 telah meloloskan 149 orang peserta. Seluruh peserta yang lolos ini telah
memenuhi passing grade atau ambang batas nilai yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-
RB). Berikut tabel 4.3 mengenai jumlah peserta yang lolos TKD di Badan
Kepegawaian Negara tahun 2013.
Tabel 4.3
Jumlah Peserta Lolos TKD Badan Kepegawaian Negara tahun 2013
Sumber: Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen, (2014)
Peserta yang telah lolos TKD pada tahun 2013 mengikuti ujian selanjutnya,
yaitu TKB dengan menggunakan metode ujian yang sama yaitu CAT. Dari 149
peserta yang lolos TKD, tercatat hanya 139 peserta yang mengikuti TKB. Pada
akhirnya dari 139 orang peserta yang telah mengikuti TKB, Badan Kepegawaian
Negara menetapkan 53 peserta lolos dengan melihat berdasarkan ranking tertinggi.
No Nama Jabatan Pendidikan Jumlah 1 Penilaian Hasil Kompetensi/ Assesor S1 Psikologi 18 2 Penilaian Hasil Kompetensi/ Assesor S2 Psikologi 6 3 Analis Kebijakan S1 Hukum 6 4 Arsiparis D3-III Ilmu Administrasi 6 5 Arsiparis D-III Kearsipan 6 6 Auditor Kepegawaian S1 Hukum 27 7 Auditor D-III Ekonomi Akuntansi 20 8 Operator Komputer D-III Komputer 26 9 Pranata Komputer S1 Komputer 8 10 Statistisi D-III Statistika 6 11 Penelaah Permasalahan Hukum S1 Hukum 9 12 Sekretaris D-III Sekretaris 6 13 Teknisi Listrik D-III Teknik Listrik 5
Total 149
77
Berikut adalah daftar nama peserta yang lolos TKB Badan Kepegawaian Negara
pada tahun 2013 yang dijabarkan dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4
Daftar Nama Peserta Lolos TKB Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013
No No Peserta Nama Formasi Nilai Tes
1 40113509147 Rani Adhita NS Analisis Kebijakan 75,06 2 40113512534 Abdul Muiz Fauzi Analisis Kebijakan 72,63 3 40112201476 Wening Prasetiyo Arsiparis 70,75 4 40112202916 Juvenly CS Arsiparis 69,09 5 40112204152 Sulpicius S Arsiparis 68,61 6 40112205476 Nur Laila Arsiparis 67,47 7 40113501867 Osi Isna Sabela Assesor (S1) 81,64 8 40113502872 Zahrina Amalia Assesor (S1) 80,44 9 40113501769 Ridian Khazanah Assesor (S1) 80,00
10 40113511449 Dwi Ajeng S Assesor (S1) 79,49 11 40113508774 Yuliza Hairunnisa Assesor (S1) 79,33 12 40113500098 Dwi Agustina ZN Assesor (S1) 78,08 13 40113506649 Layyina Humaira Assesor (S2) 76,20 14 40113500534 Fatdina Assesor (S2) 74,83 15 40112200045 Vina Andriyani Auditor 68,08 16 40112200649 Rahayu Sundari Auditor 67,38 17 40112201307 Akhmar Bayhaqi Auditor 66,98 18 40112203592 Vivi Senthia Auditor 66,42 19 40112207432 Esra Yepasa Auditor 65,94 20 40112206996 Citra Ramadhani Auditor 63,65 21 40112206027 Nurlinda Sari Auditor 63,36 22 40113513005 Tantyo Prabowo Auditor Kepegawaian 72,20 23 40113507236 Devina Puspita Sari Auditor Kepegawaian 71,65 24 40113508427 Andri Rico Manurung Auditor Kepegawaian 70,66 25 40113504703 Yudi Bastiano Auditor Kepegawaian 68,87 26 40113507636 Andi Arfanudin Auditor Kepegawaian 68,33
27 40113502365 Santri Panca Nurul Almi Auditor Kepegawaian 67,04
28 40113513165 Rahadian Rahmad Auditor Kepegawaian 67,02 30 40113510907 Agus Supriyanto Auditor Kepegawaian 66,90 31 40113505805 Silvia Suryadarma Auditor Kepegawaian 66,53 32 40112207903 Zumrotul Arinta Rifqi Operator Komputer 68,31
78
33 40112202232 Toto Sugianto Operator Komputer 68,07 34 40112203734 Abdi Sri Kuncoro Operator Komputer 65,89 35 40112205556 Ika Susilawati Operator Komputer 64,87 36 40112206632 Fitriani Panjaitan Operator Komputer 64,57 37 40112203192 Puji Nuryanti Operator Komputer 63,23 38 40112205716 Anton Yulius Operator Komputer 62,62 39 40112204045 Dedi Basuki Operator Komputer 62,00
40 40112204178 Giska Putri Wulandari Operator Komputer 61,96
41 40113504827 Zaenuda Ikhwanul Aziz
Penelaah Permasalahan Hukum 65,54
42 40113501938 Arwin Dwi Fajar Penelaah Permasalahan Hukum 63,89
43 40113505325 Nusa Tirta Surya Penelaah Permasalahan Hukum 63,68
44 40113503627 Irdian Nova Alexcandra Pranata Komputer 71,02
45 40113506303 Galih Kenang Avianto Pranata Komputer 69,82
46 40113510943 Rizki Mitra Festiawan Pranata Komputer 68,07
47 40112203956 Giany Apriliya Sekretaris 69,15 48 40112201147 Rena Karlina Sekretaris 68,13 49 40112203965 Fadzilla Ika Nur S Statistisi 66,28 50 40112203387 Rina Nurmariyana Statistisi 66,23 51 40112203645 Billy Prima Pesona Teknisi Listrik 67,21 52 40112204996 Bahtiar Alfikri Teknisi Listrik 66,14 53 40112200374 Ariska Wira W Teknisi Listrik 65,26 Sumber: Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen, (2014)
Dari rangkaian proses seleksi CPNS dari pelamar umum tahun 2013 menggunakan
sistem CAT, Badan Kepegawaian Negara telah berhasil memenuhi formasi
pegawai yang dibutuhkan.
Peserta yang lolos seleksi melalui sistem CAT merupakan peserta yang
berkualitas dan berkompeten dibidangnya. Sistem seleksi menggunakan CAT telah
menempatkan orang-orang yang tepat dibidangnya (the right man on the right
place). Hal ini seperti yang disampaikan I1, beliau menyatakan:
79
“Orang-orang yang terpilih adalah orang yang tepat. Mereka telah melalui proses seleksi yang ketat dengan adanya CAT. Soal-soal TKD misalnya, mengukur baik intelegensia peserta maupun wawasan kebangsaan peserta. Begitu juga dengan TKB. Soal-soal yang diberikan dalam TKB mengukur sejauhmana penguasaan peserta tes terhadap formasi yang ditujunya. Soal-soal itu yang menyaring peserta mana yang berkualitas dan tidak.” (Wawancara/ 15 Desember 2014/ pukul 09.35/ di ruang PPSR).
Dari berbagai pernyataan informan penelitian tentang kegunaan CAT dalam
seleksi CPNS, dan berbagai data seleksi yang telah peneliti jabarkan, menunjukkan
sistem CAT merupakan sistem yang relevan digunakan dalam seleksi CPNS.
Sistem CAT telah menghasilkan CPNS yang sesuai dengan kriteria Badan
Kepegawaian Negara. Terbukti dengan terisinya 53 formasi jabatan yang
dibutuhkan Badan Kepegawaian Negara pada tahun 2013.
4.2.3.2 Kapasitas (Capacity)
Sistem informasi harus mempunyai kapasitas memadai untuk menangani
periode-periode operasi puncak seperti hal nya periode-periode operasi normal.
Dengan adanya kapasitas yang memadai, sistem dapat berjalan dengan baik tanpa
adanya gangguan. Sistem Computer Assisted Test (CAT) di Badan Kepegawaian
Negara harus menjamin memiliki kapasitas yang memadai.
Kapasitas sistem CAT sendiri dapat dilihat dari berbagai hal seperti sarana
prasarana dan tenaga pelaksana. Badan Kepegawaian Negara sendiri telah memiliki
sebuah laboratorium khusus CAT yang berada di lantai 1 dan 2. Laboratorium ini
dibagi menjadi beberapa ruangan yang berhubungan dengan aktivitas pengelolaan
sistem CAT. Ruangan tersebut diantaranya:
80
1. Ruang registrasi peserta ujian yang dilengkapi dengan ruang tunggu peserta
yang terletak di lantai 1. Pada ruangan ini terdapat 200 loker yang digunakan
sebagai tempat penyimpanan barang-barang peserta tes.
2. Ruang tes yang digunakan untuk tes peserta. Dalam ruangan ini terdapat
seratus buah komputer atau client beserta dengan perlengkapannya seperti
mouse dan keyboard yang dipergunakan untuk ujian. Terdapat pula satu
buah komputer yang digunakan untuk pengarahan/ pemaparan oleh
pengawas. Dalam ruangan ini juga terdapat satu buah proyektor yang
digunakan untuk memperlihatkan demo aplikasi dan petunjuk sebelum tes
berlangsung. Ruangan ini juga dilengkapi beberapa kamera CCTV sehingga
setiap pelaksanaan seleksi dapat diawasi dengan baik.
3. Ruang monitoring atau pengawasan. Ruangan ini dipakai untuk mengawasi
pelaksanaan tes di ruang tes. Ruangan ini berbatasan langsung dengan ruang
tes dan hanya dipisahkan oleh two way mirror (kaca dua arah). Setiap orang
yang berada di ruang monitoring dapat melihat aktivitas peserta tes,
sebaliknua peserta tes tidak dapat melihat aktivitas di ruang monitoring.
Dalam ruangan ini juga terdapat 2 buah TV LCD yang salah satunya
terhubung dengan CCTV yang memantau seluruh aktivitas di laboratorium
CAT. Sebuah TV LCD lainnya terhubung dengan komputer yang berfungsi
untuk menampilkan nilai peserta tes secara real time berdasarkan ranking.
Tiap peserta juga dapat mengecek skor dan rankingnya di ruangan ini jika
tidak.
81
4. Ruang administrasi CAT. Ruangan ini hanya dapat dimasuki oleh tenaga
pelaksana seperti pengawas, operator, dan yang berkepentingan lainnya.
Dalam ruangan ini juga terdapat beberapa buah komputer yang digunakan
oleh operator untuk mengatur dan memantau jalannya aplikasi serta printer
untuk percetakan. Dalam ruangan ini juga terdapat ruang penyimpanan
server. Dalam ruangan ini terdapat server beserta raknya yang digunakan
untuk menunjang tes menggunakan Computer Assisted Test (CAT) baik
didalam Badan Kepegawaian Negara, maupun untuk dibawa ke instansi
yang meminta untuk difasilitasi. Kurang lebih terdapat 8 buah server di
Badan Kepegawaian Negara.
Tahun 2013 di Badan Kepegawaian Negara juga terdapat ruang tambahan
untuk tes di lantai enam yang berkapasitas lima puluh komputer. Namun pada tahun
2014 ruangan ini tidak digunakan. Hal ini disebabkan lift yang digunakan untuk tes
ke lantai enam kerap macet. Hal ini seperti yang disampaikan I6, beliau mengatakan:
“Untuk sarana dan prasarana sistem CAT, BKN menyediakan Laboratorium CAT dengan beberapa bagian ruangan didalamnya. Seperti ruang server, ruang administrasi, ruang monitoring lengkap dengan CCTV dan two way screen. Kita membangun lokasi tes pertama kali di lantai enam dengan kapasitas PC sebanyak 50 PC. Laboratorium CAT sendiri baru dibangun pada tahun 2009 dengan kapasitas 100 PC. Sekarang ruangan di lantai enam tidak digunakan lagi. Ini dikarenakan lift yang mengangkut peserta ujian ke lantai enak kerap mati atau tersendat.” (Wawancara/ 26 Agustus 2014/ pukul 11.13/ di ruang PPSR).
Berdasarkan hasil wawancara dengan I6, Pengelola Bank Soal di Pusat
Pengembangan Sistem Rekrutmen PNS (PPSR), dapat diketahui terdapat berbagai
sarana prasarana yang disediakan Badan Kepegawaian Negara untuk
menyelenggarakan seleksi menggunakan CAT. Sebelum tahun 2014, terdapat dua
82
ruangan untuk melaksanakan tes di Badan Kepegawaian Negara, yaitu pada lantai
1 dan 6 dengan kapasitas komputer masing-masing 100 komputer dan 50 komputer.
Pada tahun 2014 ruangan di lantai enam sudah tidak digunakan karena lift di Badan
Kepegawaian Negara yang mengangkut ke lantai enam kerap tersendat. Saat ini,
ruangan di lantai enam dipindahkan ke lantai sebelas.
Jika melihat jumlah pelamar di Badan Kepegawaian Negara pada tahun
2013 yang berjumlah 1714 orang pelamar dan pelamar dari berbagai instansi yang
tes di Badan Kepegawaian Negara dengan total 42.404, jumlah komputer yang ada
di Badan Kepegawaian Negara masih kurang memadai. Hal ini berdampak pada
kepadatan jadwal seleksi di Badan Kepegawaian Negara. Dalam satu hari saja
terdapat lima sesi tes yang dimulai sejak pukul 08.00 pagi hingga 18.00 malam.
Jadwal seleksi yang bertempat di Badan Kepegawaian Negara dapat dilihat pada
tabel 1.1 di bab 1.
Jadwal tersebut menunjukkan bahwa hampir setiap hari sejak awal Oktober
hingga akhir November 2013 terdapat seleksi menggunakan CAT di Badan
Kepegawaian Negara. Badan Kepegawaian Negara sendiri mendapatkan jadwal
pelaksanaan tes terakhir selama tiga hari, dan tiap harinya terdapat lima sesi tes.
Kurang memadai nya komputer yang berakibat pada kepadatan jadwal disebabkan
karena anggaran yang terbatas. Hal ini sesuai dengan pernyataan I5. Beliau
menyatakan:
“Kalau menurut saya semakin banyak pesertanya seharusnya dapat ditambah. Tapi kan ini terkait dengan anggaran. Anggarannya terbatas. Kalau bisa sih ditambah lagi, supaya pelaksanaannya pun tidak antri lama.
83
Jika komputer banyak pelaksanaannya pasti cepat. Kemarin kan 73 instansi sampai 3 bulan. ” (Wawancara/ 17 Juni 2014/ pukul 11.58/ di ruang PPSR).
Berdasarkan wawancara dengan I5 diatas, diperoleh informasi bahwa
komputer yang terdapat di Badan Kepegawaian Negara untuk melaksanakan seleksi
CPNS dengan metode CAT masih kurang memadai. Terbatasnya komputer
dikarenakan belum adanya anggaran dari pemerintah untuk menambah unit
komputer di Badan Kepegawaian Negara. Terbatasnya komputer menyebabkan
jadwal pelaksanaan tes menjadi padat, dan panjangnya antrian pelaksanaan tes.
Pernyataan sedikit berbeda disampaikan I2, yang mengakui kurangnya
kapasitas komputer di Badan Kepegawaian Negara, namun menepis anggapan
kepadatan jadwal dikarenakan kurangnya jumlah komputer. Beliau menyatakan:
“Memadai atau tidaknya komputer tergantung dari besar atau kecilnya acara. Untuk penerimaan CPNS secara nasional seperti sekarang ini kurang. Tapi jika diperuntukkan hanya untuk internal BKN saja cukup. Idealnya kalau menambah 500 komputer lagi lebih baik. Namun ini semua terbatas pada anggaran... Dulunya memang kita merancang jadwal seperti itu. Disamping itu peserta yang mengikuti ujian juga banyak. Akhirnya dibuatlah satu hari hingga lima sesi. Bahkan kami pernah membuat hingga enam sesi yaitu hingga jam setengah delapan malam dalam sehari”. (Wawancara/ 12 Juni 2014/ pukul 09.52/ di ruang PPSR).
Berdasarkan wawancara dengan I2, dapat diketahui bahwa memadai atau tidaknya
jumlah komputer tergantung kepada besar kecilnya seleksi yang diadakan. Jika
komputer digunakan hanya untuk seleksi di kalangan Badan Kepegawaian Negara
saja sudah memadai. Namun jika komputer digunakan untuk seleksi nasional tidak
memadai. Kenyataannya seleksi CPNS pada tahun 2013 merupakan seleksi
nasional. Pengguna komputer untuk seleksi bertempat di Badan Kepegawaian
Negara saja pada tahun 2013 sebanyak 16 instansi/ kementerian. Hal ini tentu
84
berpengaruh terhadap seleksi yang dilakukan Badan Kepegawaian Negara sendiri,
yaitu panjangnya jadwal antrian.
Informan lain yaitu I6 menyatakan hal yang berbeda dengan informan lain.
Beliau menyatakan bahwa lamanya jadwal, banyaknya sesi dan panjangnya antrian
disebabkan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Menpan-RB) yang telat menyetujui formasi di tiap instansi. Berikut pernyataan I6:
“Memang benar terdapat antrian yang panjang dalam jadwal pelaksanaan CAT tahun 2013. Dalam satu hari terdapat lima sesi. Hal ini bersumber dari Menpan. Menpan memiliki kewenangan menyetujui formasi yang diusulkan tiap instansi. Menurut rencana awal Menpan akan meloloskan formasi instansi pada bulan Juli, sehingga bulan agustus instansi bisa memulai tes. Namun Menpan selalu mengundur jadwal tersebut. Sampai awal. September masih terdapat pendaftaran seleksi instansi. BKN tidak dapat melakukan apa-apa karena formasi merupakan kebijakan Menpan.” (Wawancara/ 26 Agustus 2014/ pukul 11.13/ di ruang Monitoring CAT).
Berdasarkan keterangan dari I6, dapat diketahui bahwa keputusan Menpan
yang terlambat juga merupakan salah satu penyebab antrian yang panjang dalam
jadwal pelaksanaan seleksi menggunakan CAT di Badan Kepegawaian Negara
tahun 2013. Ini dapat diartikan pula Menpan belum mempersiapkan seleksi nasional
pada tahun 2013 dengan baik, sehingga instansi yang memfasilitasi pelaksanaan
seleksi CPNS menggunakan CAT, yaitu Badan Kepegawaian Negara kebingungan
dalam menetapkan jadwal seleksi.
Dari pernyataan informan I2, I5, dan I6 diatas, dapat diketahui bahwa
kapasitas komputer di Badan Kepegawaian Negara masih kurang memadai. Kurang
memadainya komputer begitu terasa saat seleksi CPNS dilakukan secara bersamaan
pada tahun 2013. Kurang memadainya komputer menyebabkan jadwal pelaksanaan
seleksi instansi padat dan antriannya panjang. Namun padat dan panjangnya antrian
85
tidak hanya dikarenakan kurang memadainya komputer saja, tapi juga telatnya
keputusan Menpan mengenai formasi di tiap instansi.
Untuk menunjang jalannya aplikasi CAT sehingga dapat digunakan oleh peserta
tes, Badan Kepegawaian Negara memiliki spesifikasi khusus komputer client.
Spesifikasi tersebut diantaranya:
1. Paling rendah Processor Dual Core
2. Sistem operasi original/ license atau open source
3. Web browser terbaru
4. Antivirus
5. Hard Drive 100GB
6. Standard memory 2Gb
7. Networking 10/100/1000GB
8. Keyboard dan mouse type integrated USB keyboard dan USB optical scroll
mouse
9. Monitor paling rendah 1600x900 pixel
Pada kenyataannya, terdapat beberapa komputer yang tidak sesuai dengan
spesifikasi. Hal ini diketahui dari salah seorang peserta tes CPNS Badan
Kepegawaian Negara pada tahun 2013 yang mengaku menemukan masih adanya
komputer yang berbentuk tabung. Hal ini sesuai dengan pernyataan I7 selaku
pengguna CAT saat tes di Badan Kepegawaian Negara tahun 2013. Beliau
menyatakan: “saya liat masih ada komputer yang berbentuk tabung. Jumlahnya
kira-kira ada 15 komputer.” (Wawancara/ 18 Juni 2014/ pukul 10.30/ di ruang
Inka).
Berdasarkan pernyataan I7 selaku pengguna, maka dapat diartikan bahwa
masih terdapat komputer yang tidak memenuhi spesifikasi di Badan Kepegawaian
86
Negara. Komputer ini tidak memenuhi spesifikasi monitor paling rendah 1600x900
pixel. Namun I6 membantah bahwa terdapat komputer yang tidak sesuai spesifikasi.
Beliau mengatakan: “Kita memiliki spesifikasi sendiri untuk komputer. Komputer
BKN sesuai dengan spesifikasi yang di bentuk pada tahun 2013 tersebut.”
(Wawancara/ 26 Agustus 2014/ pukul 11.13/ di ruang Monitoring CAT).
Perbedaan pendapat yang terjadi antara I6 dan I7 ini wajar dikarenakan
peserta tes yaitu I7, mengikuti seleksi sebelum akhir tahun 2013 di Badan
Kepegawian Negara. Sejak akhir tahun 2013 banyak komputer yang telah
mengalami pembaharuan.
Selain dari komputer, sarana penting lain dalam pelaksanaan CAT adalah
server. Badan Kepegawaian Negara memiliki server yang berjumlah kurang lebih
delapan buah, yang tersimpan dalam rak server. Server yang digunakan saat tes
berlangsung hanya berjumlah satu buah. Sebelum sistem CAT digunakan secara
besar-besaran, Badan Kepegawaian Negara telah mengadakan uji coba CAT
dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Uji coba tersebut
terkait seberapa banyak komputer atau user yang dapat mengoperasikan CAT
dalam satu periode. Hasilnya, dalam satu periode sistem ini dapat dioperasikan oleh
130 komputer atau user. Namun Badan Kepegawaian Negara mengaku secara
internal pernah mencoba sistem ini hingga 200 komputer atau user dan tidak terjadi
masalah atau server down. Hal ini seperti yang disampaikan I3, beliau mengatakan:
“Badan Kepegawaian Negara pernah menguji stress aplikasi di Kementerian Keuangan. Dalam satu detik satu server dapat dioperasikan minimal 130 komputer, namun kami mencoba secara internal hingga 200 komputer dan tidak terjadi masalah. Tetapi kami tidak menyarankan untuk
87
menggunakan komputer melebihi ketentuan.” (Wawancara/ 10 April 2014/ pukul 09.54/ di ruang Monitoring CAT).
Untuk menunjang jalannya aplikasi CAT sehingga dapat digunakan oleh peserta
tes, Badan Kepegawaian Negara memiliki spesifikasi khusus server. Spesifikasi
tersebut diantaranya:
1. Paling rendah processor CPU E5 @2,0 GH (2 processor) 2. Paling rendah memory (RAM) 32Gb 3. OS Windows Server 2008/2012 Enterprise 64 bit Original and License 4. Sistem 64 bit 5. Paling rendah Harddisk 500 Gb 6. Antivirus server
Server yang berada di Badan Kepegawaian Negara telah memenuhi spesifikasi ini,
sehingga dalam pelaksanaannya tidak pernah ditemukan masalah pada server.
Selain dari infrastruktur, kapasitas sistem informasi juga dilihat dari
kapasitas tenaga pelaksana sistem tersebut. Dalam mengatur pelaksanaan CAT
untuk seleksi CPNS tahun 2013, Badan Kepegawaian Negara membentuk tim kerja
khusus yang dibagi menjadi beberapa sub tim dan memiliki tugas khusus. Tim kerja
tersebut telah dipaparkan di bab sebelumnya pada tabel 1.2. Tabel tersebut
menunjukkan terdapat 28 orang anggota tim dan 93 orang anggota sub tim kerja
untuk seleksi CPNS di Badan Kepegawaian Negara. Seluruh anggota tim dan
subtim ini dibagi lagi menjadi tim kecil yang berjumlah 22 tim. Dipecahnya tim
guna memenuhi tuntutan pelaksanaan seleksi menggunakan CAT diberbagai
instansi lain.
Tim dan sub tim ini tidak hanya berasal dari Pusat Pengembangan Sistem
Rekrutmen saja, namun juga diperbantukan dari berbagai biro lain di Badan
88
Kepegawaian Negara. Ini mengindikasikan bahwa tenaga pelaksana di Badan
Kepegawaian Negara yang berasal dari Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen
tidak memadai untuk mengelola sistem CAT saat seleksi baik di Badan
Kepegawaian Negara maupun instansi lain yang meminta untuk difasilitasi. Kurang
memadainya tenaga pelaksana disebabkan formasi yang memang belum disetujui
oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-
RB). Hal ini diperkuat dengan pernyataan I5 yang menyatakan:
“Tenaga kerja untuk mengelola sistem CAT masih kurang. Ini disebabkan formasi yang diusulkan BKN belum disetujui oleh Menpan. Semua tergantung dari Menpan. Namun solusi kita dengan memakai unit dalam BKN.” (Wawancara/ 17 Juni 2014/ pukul 11.58/ di ruang PPSR).
Infoman lain mengatakan kurang memadainya tenaga pelaksana dikarenakan
kegunaan sistem CAT yang telah berubah dari untuk mengadakan seleksi secara
internal, menjadi seleksi secara nasional. Berikut pernyataan I2:
“SDM pengelola Computer Assisted Test masih kurang memadai untuk melaksanakan seleksi CPNS secara Nasional. Ini dikarenakan pada awalnya BKN membuat Computer Assisted Test bukan untuk penerimaan PNS secara besar-besaraan seperti sekarang. Tapi jika CAT digunakan untuk internal saja SDM memadai.” (Wawancara/ 12 Juni 2014/ pukul 09.52/ di ruang PPSR).
Berdasarkan keterangan I5 dan I2 diatas, dapat diketahui bahwa tenaga
pelaksana sistem CAT di Badan Kepegawaian Negara memang masih kurang
memadai. Kurang memadainya tenaga pelaksana, terasa saat pelaksanaan seleksi
CPNS secara nasional berlangsung. Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen tidak
dapat menyelenggarakan seleksi sendiri, namun harus dibantu unit lain di Badan
Kepegawaian Negara. Formasi jabatan yang belum disetujui oleh Menpan juga
menjadi kendala kurangnya kapasitas tenaga pelaksana.
89
Adapun setiap tim tenaga pelaksana sistem CAT di Badan Kepegawaian
Negara memiliki tugas masing-masing yang telah diatur dalam Keputusan Kepala
Badan Kepegawaian Negara nomor 210/Kep/2013. Tugas-tugas tim dan sub tim
tersebut diantaranya:
1. Pengarah mempunyai tugas memberikan arahan kebijakan teknis dalam
pelaksanaan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan sistem Computer
Assisted Test.
2. Penanggungjawab mempunyai tugas membimbing dan memberikan
masukan kepada ketua, sekretaris dan anggota pelaksanaan seleksi Calon
Pegawai Negeri Sipil dengan sistem Computer Assisted Test.
3. Ketua mempunyai tugas mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan
secara teknis kepada sub tim-sub tim yang dibentuk dalam rangka
pelaksanaan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan sistem Computer
Assisted Test.
4. Sekretaris mempunyai tugas mengkoordinasikan tugas-tugas
kesekretariatan dan sumber daya dalam rangka pelaksanaan seleksi Calon
Pegawai Negeri Sipil dengan sistem Computer Assisted Test.
5. Anggota memiliki tugas melakukan penyelarasan dalam rangka
pelaksanaan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan sistem Computer
Assisted Test.
6. Sub Tim Sekretariat mempunyai tugas mengkoordinasikan pelayanan
administrasi, keuangan dan perlengkapan serta dokumentasi dalam rangka
90
pelaksanaan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan sistem Computer
Assisted Test.
7. Sub Tim Aplikasi mempunyai tugas melakukan pengecekan server
(spesifikasi perangkat keras dan operasi, melakukan instalasi aplikasi
Computer Assisted Test pada server, menjadi penguji (dari pembuatan detil
ujian hingga pencetakan laporan hasil ujian) terhadap server yang telah
dilakukan instalasi aplikasi secara lengkap, melakukan back up hasil ujian,
penghapusan database ujian dan aplikasi yang telah diinstal pada server
yang bukan milik Badan Kepegawaian Negara dan memberikan dukungan
teknis (technical support) bagi Sub Tim Pelaksana.
8. Sub Tim Jaringan mempunyai tugas melakukan pengecekan jaringan
beserta sarana dan prasarana ujian (klien komputer, proyektor, genset dan
UPS), pembuatan Internet Protocol Statis (Static Internet Protocol) pada
klient komputer (PC Client) yang akan digunakan untuk ujian, memberikan
dukungan teknis (technical support) kepada Sub Tim Aplikasi dan
mengatasi masalah jaringan ketika ujian berlangsung.
9. Sub Tim Admin Aplikasi mempunyai tugas melakukan pengecekan
kesesuaian data peserta dengan aplikasi, membuat event ujian, registrasi
data peserta, membuat skema ujian, melakukan koordinasi dengan instansi
pengguna Computer Assisted Test terkait dengan jadwal sesi peserta dan
mendokumentasilan seluruh hasil ujian pada seluruh server.
10. Sub Tim Monitoring Server mempunyai tugas melakukan pendataan server
yang akan digunakan, menyerahkan server kepada Sub Tim Aplikasi untuk
91
dilakukan instalasi aplikasi, melakukan monitoring terhadap server yang
digunakan, mencatat seluruh informasi mengenai server (pemegang server,
lokasi dan durasi), melakukan penjadwalan terhadap masing-masing server
dan memastikan bahwa database pada masing-masing server telah di back
up setelah digunakan dalam ujian.
11. Sub Tim Soal Ujian mempunyai tugas melakukan pengecekan terhadap
soal-soal yang akan digunakan dalam ujian, menentukan skema soal Tes
Kompetensi Dasar (TKD), menentukan jumlah soal yang akan digunakan
untuk kegiatan ini dan memberikan informasi kepada peserta terkait soal
ketika ujian sedang berlangsung.
12. Sub Tim Pelaksana mempunyai tugas mengoperasikan ujian di lokasi yang
berada di luar Kantor Regional BKN, memberikan dukungan teknis
(technical support) kepada Sub Tim Aplikasi dalam hal instalasi server,
menyiapkan server yang akan digunakan untuk ujian, memastikan klien
komputer telah terhubung dengan server sebelum pelaksanaan ujian,
bertanggung jawab penuh terhadap keamanan server, mengatasi masalah
dilokasi jika terjadi gangguan minor pada server, melakukan koordinasi
dengan tim pusat jika terjadi gangguan pada server yang tidak dapat
ditangani sendiri dan atau terdapat pertanyaan dari peserta terkait dengan
soal, membuat berita acara pelaksanaan ujian, melakukan back up, hasil
ujian di lokasi tes dan mencetak laporan hasil ujian untuk diserahkan kepada
Panitia Seleksi Nasional Pengadaan CPNS tahun 2013 melalui Sub Tim
Sekretariat.
92
13. Sub Tim Pengawas Ujian mempunyai tugas memberikan bantuan teknis
kepada peserta ujian, menyampaikan petunjuk teknis pengoperasian
aplikasi CAT, melakukan pengawasan ujian, mencatat permasalahan saat
ujian berlangsung, menjaga suasana ujian agar tetap kondusif, menyiapkan
komputer dalam posisi siap ujian agar tetap kondusif, menyiapkan komputer
dalam posisi siap ujian pada setiap jeda antar sesi dan membuat berita acara
mengenai pelaksanaan ujian.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor
210/Kep/2013 dapat diketahui bahwa setiap tim tenaga pelaksana sistem CAT
memiliki tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Setiap tim saling
berkoordinasi satu sama lain, dan telah diberi pengarahan terlebih dahulu sebelum
seleksi berlangsung. Tidak mungkin sistem seleksi CAT dapat berjalan dengan baik
tanpa adanya salah satu tim.
Meskipun operator sistem CAT berasal dari Pusat Pengembangan Sistem
Rekrutmen, namun tidak terdapat jabatan pranata komputer secara khusus yang
menangani sistem ini. Operator yang mengoperasikan aplikasi CAT ini berasal dari
pegawai yang berlatar belakang Sarjana Komputer, namun memiliki jabatan seperti
Bank Soal. Ini menimbulkan kesulitan tersendiri, karena tidak semua pegawai yang
berlatar belakang Sarjana Komputer mampu mengoperasikan aplikasi ini. Pegawai
yang mengerti cara mengoperasikan aplikasi CAT harus memberikan pelatihan atau
transfer pengetahuan kepada pegawai lain yang masih awam. Maka waktu yang
dibutuhkan menjadi lebih lama dalam mengelola sistem ini. Hal ini seperti yang
dinyataan I3. Beliau menyatakan:
93
“Di PPSR sendiri belum terdapat jabatan IT secara sah, yaitu jabatan pranata komputer. Selama ini yang menjadi IT adalah pegawai PPSR yang menjabat sebagai pengelola Bank Soal, namun berlatar belakang pendidikan sarjana komputer. Saya sendiri menjabat Bank Soal, namun berlatar belakang sarjana komputer. Terdapat dua orang IT lain dari PPSR yang secara jabatan pengelola Bank Soal, namun berlatarbelakang pendidikan sarjana komputer. Ini menimbulkan kesulitan tersendiri, karena tidak semua pegawai berlatar belakang sarjana komputer dapat mengoperasikan sistem ini. Perlu dilakukan transfer pengetahuan terlebih dahulu. Setiap orang yang telah mengerti mengoperasikan sistem ini, harus mengajari anggota lain yang belum mengerti.” (Wawancara/ 10 April 2014/ pukul 09.54/ di ruang Monitoring CAT)
Selain dari I3, terdapat pula pernyataan serupa dari I1 yang menyatakan
operator sistem CAT berasal dari Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen. Beliau
menyatakan bahwa sebelum pelaksanaan tes berlangsung, seluruh operator
diberikan pelatihan terlebih dahulu. Berikut pernyataan I1:
“Operator berasal dari pegawai PPSR yang berlatar belakang sarjana komputer. Sebelum dilaksanakan tes, diadakan diklat terlebih dahulu bagi operator maupun seluruh tenaga pelaksana. Selalu ada diklat yang dilakukan tidak hanya sekali, tetapi beberapa kali.” (Wawancara/ 12 Juni 2014/ pukul 09.52/ di ruang PPSR).
Berdasarkan wawancara dengan I3 dan I1 diatas, dapat diketahui bahwa
operator aplikasi sistem CAT berasal dari pegawai Pusat Pengembangan Sistem
Rekrutmen yang berlatar belakang pendidikan sarjana komputer. Tidak semua
pegawai yang berlatar belakang komputer dapat dengan mudah mengoperasikan
aplikasi ini. Untuk itu tiap pegawai diberi pelatihan terlebih dahulu. Namun
pelatihan yang diberikan kepada pegawai pada akhirnya menyita waktu yang cukup
lama.
Berikut untuk memperkuat pernyataan I3 dan I1 peneliti tampilkan tabel 4.7
mengenai anggota sub tim aplikasi yang berasal dari Pusat Pengembangan Sistem
Rekrutmen.
94
Tabel 4.5
Sub Tim Aplikasi dari Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen
No Nama Jabatan Unit Kerja Posisi 1 Yudhantoro Bayu. W, S.
Kom, M.MSi 197306231999021001
Kepala Bidang
Pengelolaan Teknologi Informasi
Pusat Pengembangan
Sistem Rekrutmen
Koordinator
2 Sose Reinaldo, S. Kom 198606192010121001
Pengelola Bank Soal
Pusat Pengembangan
Sistem Rekrutmen
Anggota
3 Adi Pamulyo, S.Kom 197403262008121001
Pengelola Bank Soal
Pusat Pengembangan
Sistem Rekrutmen
Anggota
4 Reza Hendrawan, SH 198501292008121002
Pengelola Bank Soal
Pusat Pengembangan
Sistem Rekrutmen
Anggota
Sumber: Diolah oleh Peneliti, (2013)
Dari tabel 4.5 tersebut dapat diketahui terdapat empat orang sub tim aplikasi yang
berasal dari Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen. Keempat orang ini memiliki
latar belakang jabatan yang berbeda dan latar belakang pendidikan yang berbeda.
Keempat orang ini tidak serta merta dapat mengoperasikan aplikasi CAT. Mereka
dilatih mengoperasikan aplikasi CAT selama beberapa waktu terlebih dahulu.
Berdasarkan berbagai penyataan informan dan data yang peneliti dapatkan
sehubungan dengan kapasitas sistem CAT, maka sesungguhnya sistem ini memiliki
kapasitas yang kurang memadai. Kurang memadainya kapasitas sistem dapat dilihat
dari jumlah komputer yang terbatas, dan jumlah tenaga pelaksana yang terbatas.
Terbatasnya jumlah komputer dikarenakan anggaran yang terbatas, dan terbatasnya
tenaga pelaksana dikarenakan formasi yang memang belum disetujui oleh Menpan.
95
Terlebih lagi dalam pelaksanaannya, operator sistem ini bukan berasal dari jabatan
khusus seperti Pranata Komputer, namun berasal dari pegawai yang berlatar
belakang pendidikan sarjana komputer.
4.2.3.3 Ekonomis (Economic)
Sebuah sistem informasi harus ekonomis. Ekonomis artinya sistem ini
menyumbangkan manfaat yang setidak-tidaknya sebesar biayanya. Untuk
mengetahui apakah sistem CAT ekonomis atau tidak dengan meninjau pada
anggaran yang diterapkan oleh Badan Kepegawaian Negara untuk seleksi
menggunakan CAT, dan manfaat yang didapatkan dari penerapan sistem ini.
Kepala Bidang Fasilitasi Penyelenggaraan Seleksi Drs. Heri Susilowati,
menyatakan biaya pelaksanaan pengadaan CPNS dengan menggunakan CAT di
Badan Kepegawaian Negara berasal dari dana APBN (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara). Berikut hasil wawancara dengan Drs. Heri Susilowati, Kepala
Bidang Fasilitasi Penyelenggaraan Seleksi:
“Untuk seluruh biaya sistem CAT dianggarkan dari APBN. Kalau pengadaan komputer di BKN untuk 100 komputer sudah beserta renovasi gedung, ruang monitoring, server, dan ruang administrasi kurang lebih sebesar 3,5 miliar.” (Wawancara/ 12 Juni 2014/ pukul 11.35/ di ruang PPSR).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs. Heri Susilowati diatas dapat
diketahui bahwa untuk melaksanakan sistem CAT diperlukan sarana dan prasana
seperti ruangan tes beserta komputernya, ruangan monitoring beserta komputernya,
dan ruangan administrasi beserta komputernya. Pembiayaan sarana dan prasarana
ini dianggarkan dari APBN. Untuk biaya pengadaan seratus buah komputer dan
96
laboratorium khusus CAT sendiri, Drs. Heri Susilowati memperkirakan dana yang
telah dikeluarkan sebesar 3,5 miliar.
Untuk mengetahui biaya seleksi menggunakan CAT terbilang mahal atau
tidak, peneliti membandingkan antara biaya pengadaan CPNS tahun 2008 saat
masih menggunakan LJK (Lembar Jawaban Kerja), dengan biaya pengadaan CPNS
tahun 2014 saat sudah menerapkan CAT untuk seleksi nasional. Data yang peneliti
dapat berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksana Anggaran) Badan Kepegawaian
Negara tahun 2008, dan Petunjuk Operasional Kerja (POK) Badan Kepegawaian
Negara tahun 2014.
Berdasarkan data DIPA (Daftar Isian Pelaksana Anggaran) Badan
Kepegawaian Negara, total biaya pelaksanaan seleksi CPNS tahun 2008 sebesar
Rp. 298.150.000. Sedangkan berdasarkan data dari POK (Petunjuk Operasional
Kegiatan) tahun 2014, di alokasikan dana sebesar 3.554.379.000 untuk Perumusan
Kebijakan di Bidang Rekrutmen dan Kinerja Pegawai di Badan Kepegawaian
Negara. Berikut rincian yang dijelaskan dalam tabel 4.6 dan tabel 4.7.
97
Tabel 4.6
Rincian Biaya Pelaksanaan CPNS Badan Kepegawaian Negara Tahun 2008
Sumber: DIPA Anggaran BKN, (2014)
No Keterangan Harga Satuan Jumlah Total 1 Sewa Gedung Rp5,000,000 1 Rp5,000,000 2 Sewa Kursi Rp1,000 1500 Rp1,500,000 3 Pengadaan Soal Rp100,000,000 2 Rp200,000,000 4 Penggandaan Soal Rp6,000 1500 Rp9,000,000 5 Transport Penggandaan Soal - - Rp1,000,000
6 Belanja Uang Honor yang terkait dengan output kegiatan
Pengarah Rp750,000 14 Rp10,500,000 Ketua Rp500,000 2 Rp1,000,000 Wakil Ketua Rp400,000 2 Rp800,000 Sekretaris Rp300,000 2 Rp600,000 7 Sekretariat Tim Tim 1 (Penerima Berkas Lamaran) Ketua Rp350,000 1 Rp350,000 Anggota Rp250,000 30 Rp7,500,000
8 Tim 2 (Seleksi Administrasi/ Pemberian Nomor Ujian)
Ketua Rp350,000 1 Rp350,000 Anggota Rp250,000 12 Rp3,000,000 9 Tim 3 (Pelaksana Ujian/ Pengawas) Penanggungjawab Rp400,000 1 Rp400,000 Ketua Rp350,000 1 Rp350,000 Anggota Rp350,000 60 Rp21,000,000
10 Tim 4 (Penyiapan dan Keamanan) Ketua Rp350,000 1 Rp350,000 Anggota Rp250,000 25 Rp6,250,000
11 Tim 5 (Pemantauan) Ketua Rp350,000 1 Rp350,000 Anggota Rp250,000 8 Rp2,000,000
12 Tim 6 (Pengelola Hasil Ujian) Ketua Rp350,000 1 Rp350,000 Sekretaris Rp300,000 1 Rp300,000 Anggota Rp250,000 5 Rp1,250,000
13 Tim 7 (Ujian Lisan/ wawancara) Ketua Rp350,000 1 Rp350,000 Anggota Rp250,000 8 Rp2,000,000
14 Tim 8 (Honor Pembuatan Materi/ Soal Ujian)
Ketua Rp350,000 1 Rp350,000 Anggota Rp250,000 9 Rp2,250,000
15 Pengadaan Lembar Jawaban Komputer (LJK) Rp5,000 2400 Rp12,000,000
16 Pengolahan LJK - - Rp4,000,000 17 Pengamanan dari Kepolisian Setempat Rp2,000,000 18 Jamuan Pengawas Rp20,000 100 Rp2,000,000
Total Rp298,150,000
98
Tabel 4.7 Petunjuk Operasional Kegiatan TA 2014
Alokasi : 3.554.379.000
No Volume Jumlah Biaya Program Penyelenggaraan Manajemen Kepegawaian 3.554.379.000
Perumusan Kebijakan di Bidang Rekrutmen dan Kinerja
Pegawai 3.554.379.000
1 Dokumen Pengelolaan Kegiatan 14 Dok 61.160.000 Penyusunan Dokumen dan Pengelolaan Kegiatan 61.160.000 2 Dokumen Rumusan Kebijakan Rekrutmen dan Seleksi 1 Dok 229.385.000
3 Aplikasi Sistem Rekrutmen dan Seleksi CPNS/ PNS dengan CAT system Bar Skala Nasional 2 Aplikasi 1.509.404.000
Pengembangan Sistem Rekrutmen dan Seleksi dengan CAT system Bar Skala Nasional 1.252.500.000
Pembinaan Pengelolaan Management CAT 81.904.000 Pengembangan Sarana CAT di Pusat 175.000.000 4 Soal Rekrutmen dan Seleksi CPNS/PNS Skala Nasional 10000 Soal 1.214.180.000 Monitoring dan Evaluasi CAT 144.589.000 Penyusunan Soal 72.000.000 Pengembangan Soal 349.768.000 Workshop Pengayaan Soal dengan Perguruan Tinggi 147.344.000 Workshop Peningkatan Kompetensi SDM Pengelola Bank Soal 155.983.000 Workshop Peningkatan SDM Bidang Informasi Teknologi (IT) 67.000.000 Validasi Soal TKD 224.466.600 Workshop Penyusunan Soal TKD 62.230.000 5 Instansi Pemerintah yang difasilitasi CAT system 20 Instansi 515.430.000
Fasilitasi dan Koordinasi Pelaksanaan Tes dengan Instansi Pusat dan Daerah 515.430.000
6 Layanan Perkantoran 12 Bulan Layanan 24.840.000
Sumber: POK BKN, (2014)
Dari tabel 4.6 dan tabel 4.7 diatas, dapat diketahui bahwa biaya pelaksanaan
seleksi CPNS tahun 2014 dengan menggunakan CAT jauh lebih besar
dibandingkan biaya pelaksanaan seleksi CPNS tahun 2008 saat masih manual
menggunakan LJK (Lembar Kerja Komputer). Biaya pelaksanaan CPNS pada
tahun 2014 tidak hanya diperuntukkan bagi seleksi di Badan Kepegawaian Negara
99
saja, tapi juga untuk instansi lain yang meminta difasilitasi menggunakan CAT.
Beberapa perbedaan yang paling mencolok antara biaya seleksi CPNS
menggunakan LJK dengan CAT dapat dilihat dalam tabel 4.8 yang berisi
rangkuman dari tabel sebelumnya mengenai Biaya Pelaksanaan Rekrutmen dan
Seleksi CPNS Tahun 2008 dan 2014.
Tabel 4.8
Biaya Pelaksanan Rekrutmen dan Seleksi CPNS Tahun 2008 dan 2014
Sumber: diolah oleh peneliti, (2014)
Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat:
1. Saat pelaksanaan seleksi CPNS masih manual menggunakan LJK tahun
2008, Badan Kepegawaian Negara harus menyewa gedung dan kursi
untuk tempat tes peserta dengan total biaya Rp. 6.500.000,-. Namun saat
sudah menggunakan CAT tahun 2014 penyewaan gedung tidak
diperlukan, karena Badan Kepegawaian Negara telah memiliki
laboratorium khusus CAT di lantai satu Badan Kepegawaian Negara.
Biaya pengadaan laboratorium CAT sendiri kurang lebih berjumlah Rp.
3.500.000.000,-. Laboratorium CAT tidak hanya dapat digunakan untuk
Sewa gedung beserta kursi Rp6,500,000 Laboratorium CAT Rp3,500,000,000Biaya penggandaan soal dan LJK
beserta pengolahan LJKRp26,000,000 Biaya aplikasi sistem CAT Rp1,509,404,000
Pengadaan soal Rp200,000,000 Pengadaan soal Rp1,214,180,000Biaya pengamanan polisi setempat Rp2,000,000 - -
- - Biaya Fasilitasi dan koordinasi Rp515,430,000Biaya tim dan jamuan pengawas Rp8,165,000 - -
- - Layanan Perkantoran Rp24,840,000
Biaya Pelaksanaan Rekrutmen dan Seleksi CPNSTahun 2008 Menggunakan LJK Tahun 2014 Menggunakan CAT
100
seleksi CPNS, namun juga tes jabatan struktural, ujian dinas dan lain
sebagainya.
2. Saat pelaksanaan seleksi CPNS tahun 2008 masih manual menggunakan
LJK, Badan Kepegawaian Negara harus mengeluarkan biaya untuk
penggandaan kertas soal dan LJK serta pengolahannya sejumlah Rp.
26.000.000,-. Namun saat sudah menggunakan CAT tahun 2014, Badan
Kepegawaian Negara tidak memerlukan biaya untuk penggandaan kertas
soal maupun LJK. Biaya yang harus dikeluarkan Badan Kepegawaian
Negara pada saat seleksi sudah menggunakan CAT, lebih kepada biaya
aplikasi sistem CAT. Biaya aplikasi sistem CAT rutin dikeluarkan Badan
Kepegawaian Negara setiap dua tahun sekali, guna memperpanjang
license aplikasi tersebut. Selain itu biaya aplikasi digunakan untuk
pembinaan dan pengembangan sarana CAT. Biaya aplikasi CAT tersebut
sebesar Rp. 1.509.404.000,-. Biaya ini jauh lebih mahal dari biaya
pengadaan kertas untuk seleksi manual. Namun aplikasi CAT tidak hanya
dapat digunakan untuk seleksi CPNS di Badan Kepegawaian Negara saja,
tapi juga seluruh instansi yang meminta difasilitasi seleksinya
menggunakan CAT. Selain itu aplikasi CAT tidak hanya dapat digunakan
untuk tes CPNS, namun juga tes jabatan struktural, ujian dinas, dan tes
lainnya.
3. Saat pelaksanaan seleksi CPNS tahun 2008 masih manual menggunakan
LJK, biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan soal sebesar Rp.
200.000.000,-. Tahun 2014 biaya yang dikeluarkan Badan Kepegawaian
101
Negara untuk pengadaan soal Rp. 1.214.180.000,-. Hal ini dikarenakan
Badan Kepegawaian Negara harus mengadakan kerjasama dengan
berbagai perguruan tinggi negeri untuk pengadaan soal sebanyak sepuluh
ribu soal. Soal ini jauh lebih banyak daripada soal yang diadakan untuk
seleksi menggunakan LJK. Selain itu mahalnya biaya pengadaan soal
dikarenakan berbagai workshop yang dilakukan terhadap SDM pengelola
soal dan SDM bidang teknologi informasi (IT), sampai akhirnya soal ini
termuat dalam aplikasi CAT. Soal yang didapat dari proses panjang ini
diharapkan bervariatif dan berbobot.
4. Saat pelaksanaan seleksi CPNS tahun 2008 masih manual menggunakan
LJK, Badan Kepegawaian Negara harus mengeluarkan biaya untuk
pengamanan oleh polisi setempat sebesar Rp. 2.000.000,-. Namun saat
sudah menggunakan CAT tahun 2014, Badan Kepegawaian Negara tidak
perlu mengeluarkan biaya untuk pengamanan oleh polisi setempat karena
telah memiliki laboratorium khusus yang memiliki pengamanan ketat.
Selain itu karena telah menggunakan sistem komputerisasi, jawaban dan
hasil ujian tersimpan sebagai database, bukan kertas biasa sehingga tidak
perlu diamankan oleh kepolisian.
5. Saat pelaksanaan seleksi CPNS masih manual menggunakan LJK, tidak
terdapat biaya untuk fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan tes dengan
instansi pusat dan daerah. Setelah menggunakan CAT yaitu pada tahun
2014 terdapat biaya yang diperuntukan bagi fasilitasi dan koordinasi
pelaksanaan tes dengan instansi pusat dan daerah sebesar Rp.
102
515.430.000,-. Hal ini disebabkan Badan Kepegawaian Negara selaku
ketua tim pelaksana seleksi CPNS Nasional saat pelaksanaan tes
berlangsung, harus membawa tim kerja yang mampu mengelola aplikasi
CAT dan fasilitas fisik yang memang dibutuhkan oleh instansi yang
meminta difasilitasi sistem CAT oleh Badan Kepegawaian Negara.
6. Saat pelaksanaan seleksi CPNS tahun 2008 masih manual menggunakan
LJK, Badan Kepegawaian Negara membuat pos biaya tim dan jamuan
pengawas dengan jumlah Rp. 8.165.000,-. Tahun 2014 anggaran untuk
tim kerja dan pengawas dibuat pada pos tersendiri.
7. Dalam manajemen rekrutmen dan seleksi tahun 2014, Badan
Kepegawaian Negara mengeluarkan biaya untuk layanan perkantoran
sebesar Rp. 24.840.000,-. Sebaliknya pada tahun 2008 tidak terdapat biaya
untuk layanan perkantoran.
Meskipun biaya CAT terbilang mahal, namun manfaat yang didapatkan dari
sistem ini sangat besar. I5 menyatakan bahwa biaya yang di keluarkan untuk sistem
CAT sebanding dengan manfaat yang didapatkan (ekonomis), bahkan lebih.
Berikut kutipan pernyataanya:
“Menurut saya manfaat sistem ini sangat luar biasa. Mungkin manfaat nya bukan untuk Badan Kepegawaian Negara saja tapi juga seluruh masyarakat. Sebagai tenaga pelaksana kami melayani masyarakat. Kami memberikan sistem yang terbaik kepada masyarakat. Terutama dengan sistem ini KKN dapat dihilangkan. Menurut masyarakat sistem ini transparan, lebih efisien, lebih cepat, lebih akurat. jika kita mendapatkan manfaat yang luar biasa dari sebuah sistem, sebenarnya sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Bahkan manfaat ini lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Pada akhirnya kami telah mengangkat perekrutan pns ini sedikit demi sedikit menjadi lebih baik lagi.” (Wawancara/ 17 Juni 2014/ pukul 12.56/ di ruang PPSR).
103
Berdasarkan hasil wawancara dengan I5 diatas, dapat diketahui bahwa
sistem CAT merupakan sistem yang ekonomis. CAT memiliki beberapa manfaat
diantaranya menghilangkan praktek KKN yang ada dari sistem seleksi terdahulu
menggunakan LJK. Sistem ini juga dinilai sistem yang akurat, cepat, dan efisien,
sehingga biaya yang mahal dari pengadaan sistem ini sesuai dengan hasil yang
didapatkan dari kerja sistem ini.
Selain dari manfaatnya yang luar biasa untuk mencegah terjadinya KKN,
menurut I1 sistem ini merupakan asset yang berharga. Berikut pernyataan I1:
“Sistem ini digunakan untuk jangka panjang. Sistem ini merupakan asset yang diperuntukkan untuk jangka panjang, tidak hanya tahun ini saja. Dari sisi ekonomis, sistem ini lebih ekonomis. Biaya yang dikeluarkan di awal memang mahal, namun karena ini digunakan untuk jangka panjang menjadi lebih murah dan efisien.” (Wawancara/ 17 Juni 2014/ pukul 11.28/ di ruang PPSR).
Berdasarkan pernyataan I1 tersebut dapat diketahui, jika sistem ini
digunakan tidak hanya sekali maka sistem ini menjadi ekonomis. Namun jika
sistem ini digunakan hanya sekali, sistem ini menjadi sangat mahal. Untuk itu
sistem ini dipersiapkan tidak hanya untuk jangka pendek, namun juga untuk jangka
panjang.
Berbagai manfaat yang didapatkan dengan adanya sistem CAT, dapat
dilihat pada tabel 4.9 mengenai Kelebihan dan Kelemahan Sistem CAT dan LJK
berikut.
104
Tabel 4.9
Kelebihan dan Kelemahan Sistem CAT dan LJK
Sumber: Peneliti, (2014)
Dari tabel 4.9 tersebut dapat diketahui meskipun biaya yang dikeluarkan
untuk sistem CAT mahal, namun sistem ini memiliki berbagai kelebihan,
diantaranya: mudah dan cepat digunakan, objektif, akurat, akuntabel, ekonomis,
fleksibel dan ramah lingkungan. Sebaliknya, meskipun biaya yang dikeluarkan
untuk sistem terdahulu menggunakan LJK murah, namun terdapat beberapa
kelemahan pada sistem LJK, diantaranya: rumit dan lambat digunakan, penilaian
yang tidak transparan dan membutuhkan waktu lama, dan tidak ramah lingkungan.
Berdasarkan berbagai pernyataan informan penelitian, dan data mengenai
biaya pelaksanaan sistem CAT yang telah peneliti jabarkan, menunjukkan bahwa
sistem ini sistem yang ekonomis. Meskipun sistem CAT mengeluarkan biaya yang
lebih banyak daripada sistem seleksi menggunakan LJK, namun manfaat yang
1Aplikasi mudah dan cepat digunakan oleh peserta 1 Biaya yang dikeluarkan mahal
2 Penilaian secara otomatis oleh sistem sehingga objektif, transparan dan akurat
3 Hasil dapat dipertanggungjawabkan 4 Ekonomis5 Fleksibel6 Ramah lingkungan1 Biaya yang dikeluarkan murah 1 Penghitaman LJK rumit dan lambat
2 Penilaian LJK dilakukan secara tertutup3 Penilaian LJK membutuhkan waktu lama4 Penggunaan kertas tidak ramah lingkungan
Kelebihan Kelemahan
Sis
tem
CA
TS
iste
m L
JK
105
didapatkan sistem ini jauh lebih besar daripada manfaat yang didapatkan dari sistem
seleksi menggunakan LJK.
4.2.3.4 Kesederhanaan (Simplicity)
Sebuah sistem harus cukup sederhana, sehingga struktur dan operasinya
dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah untuk diikuti. Sistem CAT
sebagai sebuah sistem yang digunakan untuk seleksi harus dibuat sesederhana
mungkin sehingga mudah untuk dimengerti, dan instruksi juga prosedurnya mudah
diikuti. Kesederhanaan sistem CAT dapat ditilik dari prosedur penyelenggaran
sistem ini oleh Badan Kepegawaian Negara, prosedur pendaftaran CPNS yang
dilakukan oleh pelamar, dan aplikasi yang digunakan oleh peserta tes.
Dalam menyelenggarakan sistem CAT terdapat Standard Operating
Procedure (SOP) yang harus dipatuhi. Seorang operator CAT I3 menyatakan:
“Kami memiliki SOP yang harus dipatuhi. Garis besar pelaksanaannya dimulai dari Biro Kepegawaian. Biro Kepegawaian mengirimkan data bersih dan valid mengenai pelamar kepada kami. Data harus benar sehingga tidak bermasalah nantinya. Dari instansi luarpun demikian, data dikirimkan sampai tujuh hari sebelum acara. Lalu kami melakukan pemberkasan CPNS tujuh sampai dua hari sebelum acara, sambil menyiapkan seluruh perlengkapan untuk seleksi. Setelah itu kami melakukan proses generate soal dibawah pengawasan atasan kami. Setelah semua siap baru tes diadakan.” (Wawancara/ 10 April 2014/ pukul 09.54/ di ruang Monitoring CAT).
Berdasarkan keterangan I3 diatas dapat diketahui terdapat Standard
Operating Procedure yang berfungsi sebagai dasar hukum jika terjadi
penyimpangan, mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya, dan
mempermudah pelacakan. Prosedur ini juga berfungsi sebagai pedoman dalam
106
menerapkan sistem CAT. Prosedur pengelolaan sistem CAT oleh Badan
Kepegawaian Negara peneliti jabarkan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Persiapan tes
Ada beberapa hal yang disiapkan oleh Badan Kepegawaian Negara sebelum
seleksi berlangsung, yaitu:
1. Badan Kepegawaian Negara menyiapkan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk mengadakan seleksi CPNS menggunakan CAT.
2. Badan Kepegawaian Negara melakukan persiapan tes terkait dengan
registrasi peserta tes, skema ujian, dan skema soal. Adapun soal-soal yang
diujikan dalam seleksi CPNS berasal dari Bank Soal yang dibentuk melalui
alur pengembangan soal. Alur pengembangan soal dapat dilihat dalam
Gambar 4.2 dibawah ini.
Gambar 4.2 Alur Pengembangan Soal
Sumber: Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen, (2013)
107
Alur pengembangan soal dalam Gambar 4.2 dapat dijabarkan:
1. Badan Kepegawaian Negara membuat kisi-kisi soal sesuai dengan jenis tes
yang akan diadakan. Dalam seleksi CPNS Badan Kepegawaian Negara
membuat kisi-kisi soal Tes Kompetensi Dasar (TKD) dan soal Tes
Kompetensi Bidang (TKB).
2. Untuk memenuhi kebutuhan soal, Badan Kepegawaian Negara bekerjasama
dengan berbagai pakar pendidikan, yang biasanya berasal dari Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) dan berbagai sumber lainnya.
3. Setelah menemukan soal dari berbagai sumber dan pakar, Badan
Kepegawaian Negara menyusun soal tersebut.
4. Setelah penyusunan soal selesai dilakukan, Badan Kepegawaian Negara
memasukkan soal ke dalam sistem aplikasi (entry).
5. Setelah entry soal dilakukan, Badan Kepegawaian Negara melakukan
validasi soal secara internal maupun eksternal. Validasi internal dilakukan
dengan cara cek silang antara Pengelola Bank Soal dengan pakar-pakar
yang terkait. Sedangkan validasi eksternal dilakukan dengan cara
mengujikan soal pada mahasiswa tingkat akhir beberapa Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) di Indonesia. Selain itu validasi dilakukan untuk menentukan
tingkat kesulitan soal (mudah, sedang atau sulit).
6. Setelah soal di validasi, soal diuji coba dan di revisi kembali jika diperlukan.
7. Soal yang telah lolos uji coba dan telah direvisi dikumpulkan menjadi Bank
Soal.
108
2. Pelaksanaan Tes
Mekanisme pelaksanaan seleksi dengan sistem CAT antara lain mencakup
verifikasi data peserta ujian, pelaksanaan ujian persesi, sampai dengan
pencetakan laporan persesi.
1. Verifikasi data peserta ujian
Sesaat sebelum ujian berlangsung, Badan Kepegawaian Negara
memverifikasi data peserta ujian. Data tersebut disesuaikan dengan identitas
peserta ujian yang hadir. Verifikasi data peserta ujian dilakukan untuk
menghindari kecurangan saat ujian berlangsung.
2. Pelaksanaan ujian persesi
Saat pelaksanaan tes berlangsung, Badan Kepegawaian Negara mengatur
dan mengawasi jalannya pelaksanaan ujian persesi.
3. Pencetakan laporan persesi
Setelah selesai ujian Badan Kepegawaian Negara mencetak laporan
pelaksanaan ujian persesi. Hal ini sebagai pertanggungjawaban dari Badan
Kepegawaian Negara.
3. Pasca Ujian
Setelah seluruh aktivitas ujian selesai, Badan Kepegawaian Negara melakukan
pengolahan hasil dan back up database.
1. Pengolahan Hasil
Dalam pengolahan hasil ujian, keseluruhan hasil ujian dicetak berdasarkan
instansi dan selanjutnya hasil pengolahan diserahkan kepada PANSELNAS
(Panitia Seleksi Nasional) CPNS dalam bentuk hardcopy dan softcopy.
109
2. Back Up Database (Penyalinan Data Komputer)
Setelah seleksi selesai, database (data yang tersimpan dalam komputer)
seleksi di backup (penyalinan data) perinstansi kedalam secondary storage
(tempat penyimpanan lain) untuk pengamanan, dan memastikan backup
tersebut dapat digunakan kembali. Selanjutnya Badan Kepegawaian Negara
akan melakukan uninstall database (penghilangan data) yang ada dalam
server.
Selain dari prosedur yang dilakukan Badan Kepegawaian Negara dalam
menyelenggarakan CAT, kesederhanaan sistem dapat ditinjau dari mekanisme yang
dilakukan oleh pelamar dari mulai pendaftaran sampai seleksi CPNS selesai.
Mekanisme yang dilakukan pelamar dari mulai pendaftaran hingga tes
menggunakan CAT selesai dirasa mudah. Hal ini seperti yang disampaikan I10,
beliau mengatakan:
“Pendaftaran CPNS kemarin lebih mudah dilakukan. Ini dikarenakan telah dibukanya sistem pendaftaran secara online, sehingga peserta tidak perlu repot mendaftar langsung ke BKN. Mekanisme mulai dari pendaftaran CPNS hingga pelaksanaan tes mudah untuk dilakukan.” (Wawancara/ 26 Agustus 2014/ pukul 10.39/ di ruang Inka).
Berdasarkan keterangan I10 tersebut, peneliti menjabarkan secara lengkap
mekanisme pendaftaran CPNS, diantaranya:
1. Pelamar melakukan registrasi online ke portal Badan Kepegawaian Negara
dan cetak bukti pendaftaran peserta untuk digunakan dalam proses validasi
dokumen.
2. Pelamar mengirimkan berkas lamaran ke Badan Kepegawaian Negara
dengan disertai nomor pendaftaran peserta.
110
3. Petugas pendaftaran akan melakukan verifikasi kelengkapan dan kebenaran
dokumen lamaran, sesuai dengan data peserta yang telah di entry di portal.
4. Pelamar meminta nomor peserta ujian CPNS kepada panitia seleksi instansi
apabila berkas lamaran dinyatakan lengkap dan benar.
5. Peserta mengikuti ujian Tes Kompetensi Dasar (TKD) pada waktu dan
tempat yang telah ditentukan Badan Kepegawaian Negara.
6. Peserta melihat perolehan nilai Tes Kompetensi Dasar (TKD) secara resmi
melalui web atau media yang tersedia.
Selain dari mekanisme pendaftaran hingga seleksi CPNS selesai diadakan,
kesederhanaan sistem ini juga dapat ditinjau dari pengoperasian sistem oleh peserta
tes. I2 menyatakan aplikasi ini telah diuji sebelum digunakan. Berikut pernyataanya:
“Sistem ini telah diuji sebelum digunakan. Sistem ini juga telah didesain semudah mungkin sehingga mudah digunakan oleh peserta. Siapapun peserta yang baru tes menggunakan CAT akan segera mengerti cara mengoperasikan aplikasi ini. Peserta hanya tinggal mengikuti instruksi dan menggunakan mouse untuk mengklik. Keyboard sendiri hanya digunakan untuk memasukkan nomor identitas. Setelah memasukkan nomor identitas peserta hanya tinggal mengerjakan soal.” (Wawancara/ 12 Juni 2014/ pukul 09.52/ di ruang PPSR).
Berdasarkan pernyataan I2, dapat diketahui bahwa telah dilakukan uji coba
terhadap aplikasi CAT sebelum digunakan untuk seleksi. Uji coba dilakukan untuk
mengetahui apakah sistem ini layak atau tidak digunakan sebagai metode seleksi.
Uji coba juga dilakukan untuk mengetahui seberapa sederhana sistem ini. Hasilnya
sistem ini menjadi sederhana, mudah digunakan oleh peserta tes.
Kesederhanaan sistem aplikasi ini juga disampaikan oleh I8 selaku CPNS
berasal dari seleksi tahun 2013. Berikut kutipan wawancaranya:
111
“Sistemnya ini mudah untuk digunakan. Prosedurnya mudah, hanya tinggal memasukkan nomor identitas KTP dan ujian. setelah itu kita dapat mengerjakan soal. Instruksi yang diberikan dalam aplikasi ini juga mudah untuk dimengerti” (Wawancara/ 20 Agustus 2014/ pukul 10.22/ di ruang Inka).
Berdasarkan keterangan I8, sistem CAT mudah untuk digunakan. Peserta
hanya log in memasukkan nomor identitas, untuk kemudian dapat mengerjakan
soal. Untuk memperkuat pernyataan dari informan, peneliti menguraikan tampilan
dan instruksi aplikasi yang digunakan peserta untuk ujian. Berikut urutan
tampilannya.
1. Log in Peserta
Gambar 4.3 Tampilan Log In Ujian
Sumber: Aplikasi Simulasi CAT, (2014)
Pada gambar 4.3 tampak bahwa layar yang muncul pertama kali saat peserta akan
tes adalah layar log in peserta ujian. Log in adalah proses masuk ke dalam aplikasi
112
dengan memasukkan identitas terlebih dahulu. Untuk dapat log in aplikasi CAT dan
mengikuti ujian, peserta harus mengisi NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan
Nomor Ujian yang telah didapatkan peserta saat proses registrasi.
2. Awal dan Peraturan dan Tata Cara
Gambar 4.4 Tampilan Awal Aplikasi CAT
Sumber: Aplikasi Simulasi CAT, (2014)
Setelah peserta log in, akan muncul tampilan awal dan peraturan dan tata cara
seperti pada gambar 4.4. Menu awal berisi nama ujian, kode ujian, dan lokasi ujian.
Selain itu terdapat informasi berisi data diri peserta seperti nama lengkap, Nomor
Induk Kependudukan (NIK), nomor ujian, jenis kelamis, tempat lahir dan tangal
lahir. Seluruh informasi yang ditampilkan dalam tampilan awal harus dicek
kebenarannya sebelum peserta mengerjakan soal. Jika data diri peserta ada yang
tidak cocok, peserta dapat meminta bantuan pengawas. Selain itu terdapat peraturan
dan tata cara yang berfungsi membantu peserta dalam mengetahui peraturan apa
113
saja yang ada dalam seleksi, dan tata cara penggunaan sistem aplikasi tersebut. Jika
peserta sudah yakin dengan data dirinya dan telah mengetahui peraturan dan tata
cara penggunan aplikasi ini, peserta dapat memulai ujian dengan mengklik mulai
ujian.
3. Tampilan soal
Gambar 4.5 Tampilan Soal Aplikasi CAT
Sumber: Aplikasi Simulasi CAT, (2014)
Setelah peserta mengklik mulai ujian, akan tampil layar yang berisi soal yang harus
dijawab oleh peserta seperti pada gambar 4.5. Tampilan soal ini memungkinkan
peserta memilih secara acak soal mana yang akan dijawab terlebih dahulu, karena
terdapat pilihan nomor-nomor soal sebanyak seratus soal. Selama mengerjakan
soal, peserta juga dapat melihat sisa waktu pengerjaan soal, jumlah soal, jumlah
114
soal yang belum dijawab, dan jumlah soal yang sudah dijawab. Jika peserta yakin
dengan jawabannya, peserta dapat mengkunci jawaban dengan memilih menu
simpan dan lanjutkan. Sedangkan jika peserta tidak yakin dengan jawabannya,
peserta dapat melanjutkan soal lainnya dengan memilih menu lewatkan soal. Jika
peserta telah yakin dengan seluruh jawabannya, peserta dapat memilih menu selesai
ujian, dan mengkonfirmasinya dengan pilihan yes (yakin selesai ujian).
4. Tampilan Nilai Ujian
Gambar 4.6 Tampilan Nilai Aplikasi CAT Sumber: Aplikasi Simulasi CAT, (2014)
Dari gambar 4.6 tampak bahwa setelah selesai mengerjakan soal, peserta dapat
langsung mengetahui skornya dan lama waktu pengerjaannya.
115
Dari berbagai pernyataan informan seperti I2 dan I10, dan berbagai data yang
telah peneliti jabarkan, sistem CAT merupakan sistem yang mudah untuk
dioperasikan. Alur pengoperasian sistem ini mudah, dan instruksi yang diberikan
juga dapat dipahami oleh peserta ujian.
4.2.3.5 Keandalan (Reliability)
Keandalan diartikan bahwa output sebuah sistem harus memiliki tingkat
ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mempu beroperasi secara efektif
bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau pada saat komponen mesin
tidak beroperasi secara temporer. Artinya, dalam sistem CAT keandalan ditinjau
dari ketelitian sistem ini memberi penilaian dan soal kepada peserta tes, dan
kemampuan sistem ini bekerja dalam kondisi apapun. Salah seorang pegawai PPSR
(Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen), yaitu I2 mengatakan tidak pernah terjadi
masalah dalam pelaksanaan seleksi menggunakan CAT di Badan Kepegawaian
Negara. Beliau menyatakan:
“Untuk di Badan Kepegawaian Negara kantor pusat sampai saat ini belum pernah ada masalah besar dan tidak dapat diatasi. Seandainya ada satu komputer yang mati, kita pindahkan ke komputer cadangan. Itu tidak merubah nilai maupun soal yang telah dikerjakan peserta. Matinya komputer mungkin disebabkan kabel yang tertendang. Memang benar kabel ditanam dibawah tanah, namun ada saja kabel yang tertendang… Dalam pelaksanaan seleksi, operator maupun tenaga pelaksana CAT disiapkan tidak hanya satu orang. Kami selalu memiliki cadangan bila salah seorang operator atau tenaga pelaksana lain berhalangan hadir.” (Wawancara/ 12 Juni 2014/ pukul 09.52/ di ruang PPSR).
Berdasarkan wawancara dengan I2 diatas dapat diketahui bahwa sistem CAT
di Badan Kepegawaian Negara tidak pernah menemui masalah teknis yang berarti.
Seandainya saat pelaksanaan tes terdapat komputer peserta yang mati, peserta dapat
116
dipindahkan ke komputer cadangan. Peserta yang dipindahkan ke komputer
cadangan tidak akan kehilangan soal yang telah dikerjakan, waktu pengerjaan,
maupun nilai. Kondisi komputer akan sama seperti saat peserta tes menggunakan
komputer sebelumnya. Dalam pelaksanaan seleksi menggunakan CAT juga tidak
pernah ditemui kondisi dimana tidak terdapat operator maupun tenaga pelaksana.
Seorang pegawai PPSR lain yaitu I1 mengatakan hal yang serupa dengan I2. Beliau
menyatakan:
“Tidak pernah ada masalah teknis sampai sekarang. Kalaupun komputer ada yang mengadat, peserta akan dipindahkan ke komputer cadangan. Data yang telah diisi peserta tetap ada. Peserta dapat melanjutkan ujian tanpa kehilangan jawaban dan waktu ujiannya… Saat pelaksanaan seleksi tidak pernah tidak dihadiri operator maupun tenaga pelaksana lain. Selalu ada cadangan tenaga pelaksana. Karena kami tim, kami selalu memiliki cadangan. Selama ini sistem dapat berjalan dengan baik.” (Wawancara/ 12 Juni 2014/ pukul 11.35/ di ruang PPSR).
Berdasarkan wawancara dengan I1 diatas dapat diketahui hal yang serupa
dengan pernyataan I2 sebelumnya, bahwa sangat jarang terjadi masalah dalam
pelaksanaan seleksi menggunakan CAT di Badan Kepegawaian Negara. Jika saat
pelaksanaan seleksi komputer peserta ada yang mengadat, peserta akan
dipindahkan ke komputer cadangan tanpa merubah data peserta seperti di komputer
sebelumnya. Dalam pelaksanaan seleksi menggunakan CAT juga tidak pernah
ditemui kondisi dimana tidak terdapat operator maupun tenaga pelaksana.
Untuk mengecek kebenaran pernyataan I1 dan I2, peneliti mewawancarai
sejumlah pengguna CAT, yaitu CPNS yang berada di Badan Kepegawaian Negara.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, tidak terdapat masalah teknis saat
pelaksanaan seleksi menggunakan CAT berlangsung. Hal ini seperti yang
117
dinyatakan I8, beliau menyatakan: “Tidak ada. Sejauh saya menggunakan CAT
tidak ada masalah yang saya temui. Kondisi yang saya lihat waktu tes juga tidak
terdapat masalah pada peserta lain. (Wawancara/ 26 Agustus 2014/ pukul 10.35/
di ruang Inka).
Selain dari kemampuan sistem ini dalam beroperasi, keandalan sistem CAT
dapat dilihat melalui tingkat ketelitiannya terhadap pembuatan dan pemberian soal,
maupun penilaian terhadap jawaban peserta. Tingkat ketelitian yang tinggi dapat
menutup celah terjadinya kecurangan, dan membuat sistem ini bekerja secara
efektif. Dalam memberikan penilaian terhadap jawaban peserta, sistem CAT
berpedoman terhadap Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 35 tahun 2013 tentang Nilai Ambang Batas Tes
Kompetensi Dasar (TKD) dari pelamar umum. Berikut nilai ambang batas
dijelaskan dalam tabel 4.10.
Tabel 4.10
Nilai Ambang Batas TKD CPNS dari Pelamar Umum Tahun 2013
No Jenis Tes Ambang Batas Tes
dengan CAT
Ambang Batas Tes
dengan LJK
1 Tes Karakteristik
Pribadi
60% dari nilai maksimal
(175) dengan jumlah 35
soal
60% dari nilai
maksimal (180)
dengan jumlah 45 soal
2 Tes Intelegensia
Umum
50% dari nilai maksimal
(150) dengan jumlah 30
soal
50% dari nilai
maksimal (140)
dengan jumlah 35 soal
118
3 Tes Wawasan
Kebangsaan
40% dari nilai maksimal
(175) dengan jumlah 35
soal
40% dari nilai
maksimal (160)
dengan jumlah 40 soal
Sumber: Permenpan 35 Tahun, (2013)
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai ambang batas Tes Kompetensi Dasar
(TKD) menggunakan Lembar Kerja Komputer (LJK) dan CAT baik dari Tes
Karakteristik Pribadi, Tes Intelegensia Umum maupun Tes Wawasan Kebangsaan
sama. Namun begitu terdapat perbedaan jumlah soal seleksi dengan menggunakan
CAT dan LJK sesuai dengan kebijakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB). Untuk seleksi menggunakan CAT jumlah
soal yang diujikan sebanyak 100 soal, sedangkan untuk seleksi menggunakan LJK
jumlah soal yang diujikan sebanyak 120 soal. Skor yang diberikan pada satu
jawaban yang benar dalam LJK adalah 4, sedangkan skor yang diberikan pada satu
jawaban yang benar dalam sistem CAT adalah 5. Penilaian untuk soal yang salah
adalah 0.
Ditetapkannya nilai ambang oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) membuat kejelasan dalam penilaian tes. Hal
ini dapat mencegah terjadinya kecurangan. Lebih lanjut, aplikasi CAT telah
dirancang khusus untuk secara otomatis memberikan penilaian, sehingga tidak
memungkinkan terjadinya kecurangan dengan merubah nilai. Hal ini seperti
pernyataan I1. Beliau menyatakan:
“Tidak. Penilaian sudah dilakukan secara otomatis oleh sistem. Selama sistem ini digunakan dalam seleksi, belum pernah ada peserta yang complain dengan nilai yang didapat. Nilai yang didapat telah sesuai dengan yang dia kerjakan. Telah berpuluh ribu orang menggunakan CAT, belum
119
ada yang complain merasa tidak puas.” (Wawancara/ 14 Juli 2014/ pukul 10.22/ di ruang PPSR).
Lebih lanjut I1 menambahkan jika terjadi kesamaan pada nilai total TKD dan TKB
peserta, Badan Kepegawaian Negara telah menetapkan ketentuan untuk memilih
berdasarkan nilai TKD tertinggi. Beliau menyatakan:
“Jika jumlah peserta yang lolos melebihi jumlah formasi yang telah ditentukan, maka akan kami ranking dan ambil ranking tertinggi sejumlah formasi. Jika setelah di ranking ternyata ada peserta yang nilai akhirnya sama, maka penentuannya berdasarkan nilai TKD nya. Akan ditentukan siapa yang lolos berdasarkan nilai yang lebih tinggi pada TKP, TIU, TKW secara berurutan.” (Wawancara/ 15 Desember 2014/ pukul 09.35/ di ruang PPSR).
Salah seorang pengguna CAT di Badan Kepegawaian Negara pada tahun 2013 I10,
mengatakan bahwa nilai yang didapatnya, telah sesuai dengan apa yang
dikerjakannya. “Menurut saya hasil yang saya dapat sudah sesuai dengan apa
yang saya kerjakan. Kita dapat melihat langsung perolehan nilai kita setelah
selesai tes. Jadi sudah transparan tidak memungkinkan kecurangan.” (Wawancara/
26 Agustus 2014/ pukul 11.24/ di ruang Inka).
Berdasarkan hasil wawancara dengan I1 dan I10 diatas dapat diketahui bahwa
sistem CAT merupakan sistem yang dapat diandalkan dalam pemberian nilai. Ini
dikarenakan sistem CAT merupakan sistem yang terkoneksi dengan komputer, dan
memberikan penilaian secara otomatis. Terlebih lagi peserta dapat mengetahui
nilainya secara langsung setelah selesai mengerjakan soal. Sistem ini menjadi
sistem yang transparan dan mencegah terjadinya praktek KKN.
120
Selain dari pemberian nilai, keandalan sistem ini dapat dilihat dari pemberian soal
kepada para peserta tes. Salah seorang Pengelola Bank Soal I4 memastikan
keandalan soal yang diberikan. Beliau menyatakan:
“Untuk memastikan keandalan soal, kami melakukan proses generate soal. Soal kami random atau acak. Artinya peserta mendapatkan soal yang telah diacak oleh sistem. pengacakan dilakukan pertama pada saat pengeditan, kedua pada saat peserta log in, dan ketiga pada saat peserta mengerjakan soal. Peserta tidak akan mengetahui soal mana yang didapat. Kami juga tidak mengetaui soal mana yang didapat peserta”. (Wawancara/ 10 April 2014/ pukul 11.23/ di ruang PPSR).
Berdasarkan keterangan I4 diatas, dapat diketahui bahwa Badan
Kepegawaian Negara telah memastikan keandalan soal yang diberikan untuk
seleksi CPNS, melalui proses pengacakan soal secara otomatis oleh sistem. Soal
yang telah diacak membuat peserta bahkan tenaga pelaksana tidak akan mengetahui
soal mana yang akan didapatkan peserta, sehingga mencegah terjadinya
kecurangan.
Lebih lanjut CPNS Badan Kepegawaian Negara I10 mengatakan, soal yang
diberikan pada saat tes CPNS Badan Kepegawaian Negara tahun 2013 sudah sesuai.
Beliau mengatakan: “Soal yang diberikan standar.ada yang berbobot mudah,
sedang, dan sulit. Soal yang diberikan juga sesuai dengan pendidikan saya, dan
formasi yang saya tuju, sehingga tidak terlalu sulit dalam mengerjakannya”.
(Wawancara/ 26 Agustus 2014/ pukul 10.39/ di ruang Inka).
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh I8, yang pernah mengikuti tes CPNS lebih
dari satu kali. Beliau mengatakan soal yang diberikan relatif. Berikut
pernyataannya: “Soal yang diberikan relative. Saya pernah mencoba soal di
kementerian lain dan lebih sulit dibandingkan di BKN. Soal yang diberikan dari
121
tahun ke tahun tidak pernah sama, selalu bervariatif.” (Wawancara/ 20 Agustus
2014/ pukul 10.22/ di ruang Inka).
Berdasarkan pernyataan I10 dan I8 tersebut dapat diketahui bahwa soal yang
di berikan dalam seleksi CPNS Badan Kepegawaian Negara memiliki bobot mudah,
sedang, hingga sulit. Soal-soal ini dianggap wajar oleh peserta. Soal yang diberikan
dari tahun ke tahun berbeda, dan lebih bervariatif.
Soal yang digunakan dalam seleksi CPNS dengan menggunakan CAT telah
mengalami rangkaian pengembangan soal seperti yang telah dijelaskan dalam
Gambar 4.2. Sebelum soal-soal dapat dilihat oleh para peserta, soal yang diberikan
kepada para peserta juga telah mengalami randomize atau pengacakan sebanyak
tiga kali seperti yang telah disampaikan I4 sebelumnya. Pengacakan itu terjadi pada
saat:
1. Generate soal oleh pengelola Bank Soal yang disaksikan secara
langsung oleh atasan yang bersangkutan. Soal sengaja diacak saat
generate dilakukan.
2. Saat peserta log in ujian. Saat ini soal akan teracak secara otomatis untuk
tiap-tiap peserta.
3. Saat peserta akan mengerjakan soal. Saat ini juga soal akan teracak
secara otomatis.
Dengan randomize soal secara otomatis oleh sistem ditiap user, peserta ujian yang
satu dengan yang lainnya akan mendapat soal yang berbeda. Ini mencegah
122
terjadinya kecurangan, sehingga peserta bahkan pengelola sendiri tidak akan
mengetahui soal mana yang didapatkan oleh peserta tes.
Dalam pelaksanaan sistem CAT, pernah ditemui kesalahan dalam
pengetikan soal tes CPNS. Kesalahan ini terjadi tidak hanya sekali, namun beberapa
kali. Hal ini seperti yang diakui oleh I5, Pengelola Bank Soal, yang mengakui pernah
menemukan kesalahan dalam pengetikan soal. Berikut pernyataannya:
“Kesalahan pada soal pernah ditemui. Kesalahan pada pengetikan soal. Ada beberapa soal terkadang ditemukan salah mengetik pilihan ganda. Missal pilihan ganda B dan C sama. Padahal sistem ini sudah kita teliti, lapi kemaren masih saja kita temukan. Kami akan meriview pembuatan soal ini lagi” (Wawancara/ 17 Juni 2014/ pukul 12.56/ di ruang PPSR)
Berdasarkan keterangan I5 diatas, mengindikasikan bahwa masih terdapat
kekurangtelitian pada entry soal atau pengetikan soal. Namun beberapa informan
pengguna CAT, salah satunya I9 tidak pernah menemukan kesalahan dalam
pengetikan soal. Beliau mengatakan: “Sepertinya tidak ada kesalahan dalam
pengetikan soal. Menurut saya, soal-soal pun tidak ada yang tidak ada
jawabanya.” (Wawancara/ 25 Agustus 2014/ pukul 12.06/ di ruang Inka).
Perbedaan pernyataan antara I5 dan I9 diatas menurut peneliti dikarenakan informan
I9 kurang memperhatikan soal yang diberikan secara teliti.
Berdasarkan berbagai pernyataan informan dan berbagai data yang telah
peneliti jabarkan sebelumnya, menunjukkan sistem CAT merupakan sistem yang
dapat diandalkan. Keandalan sistem ini dapat dilihat dari soal yang diberikan oleh
sistem ini, dan penilaian yang dilakukan oleh sistem ini. Namun terdapat sedikit
123
ketidaktelitian pada sistem ini, seperti yang telah dijelaskan oleh I5. Ketidaktelitian
tersebut terdapat pada pengetikan soal ujian.
4.2.3.6 Fleksibilitas (Flexibility)
Sebuah sistem harus cukup fleksibel untuk menampung perubahan-
perubahan yang cukup beralasan, dalam kondisi sistem beroperasi atau dalam
kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi. Sistem aplikasi CAT tidak terlepas dari
berbagai perubahan-perubahan. Sejak awal di terapkan nya CAT ada beberapa
perubahan yang telah dilakukan terhadap sistem ini. Informan penelitian I2
mengatakan bahwa sistem ini fleksibel. Berikut pernyataannya: “Sistem ini tidak
baku tapi fleksibel. Sistem ini akan terus dikembangkan dan ditingkatkan sesuai
kebutuhan. Fleksibilitas dilakukan untuk terus memudahkan pengguna dan
meminimalisir kecurangan.” (Wawancara/ 12 Juni 2014/ pukul 09.52/ di ruang
PPSR).
Perubahan yang dilakukan terhadap sistem aplikasi CAT berasal dari kritik
dan saran pengguna. Hal ini seperti yang disampaikan oleh I6, berikut
pernyataannya:
“Sistem ini cukup fleksibel. Sistem CAT selalu mengalami perubahan secara bertahap. Setiap tahunnya sistem ini selalu diperbaharui. Misalnya saja dari segi tampilan penilaian maupun soal. Kami juga sebelumnya telah menampung kritik dan saran dari peserta tes. Kritik dan saran tersebut yang kami gunakan sebagai acuan untuk berubah kearah yang lebih baik lagi.” (Wawancara/ 26 Agustus 2014/ pukul 11.13/ di ruang PPSR).
Berdasarkan hasil wawancara dengan I2 dan I6 diatas, dapat diketahui sistem
CAT merupakan sistem yang fleksibel. Sistem ini dapat mengalami perubahan
124
sewaktu-waktu jika dirasakan sudah tidak sesuai dengan keadaan. Sistem ini juga
akan mengalami perubahan jika terdapat tuntutan perubahan dari masyarakat.
Beberapa perubahan yang telah dan akan dilakukan pada sistem CAT, diantaranya:
1. Perubahan pada tampilan apikasi. Perubahan pada tampilan aplikasi yaitu
perubahan yang membuat aplikasi ini tampil lebih menarik dan memiliki
fitur-fitur yang berguna bagi peserta. Tampilan aplikasi sistem CAT saat
pertama kali dibangun berbeda dengan tampilan aplikasi sistem CAT yang
ada saat ini. Perubahan tampilan yang pernah terjadi diantaranya:
1. Saat pertama kali diterapkan, sistem aplikasi ini tidak memiliki fitur
waktu yang memudahkan peserta tes untuk melihat lamanya waktu
ujian. Namun saat ini, sistem aplikasi CAT memiliki fitur sisa waktu,
sehingga peserta mengetahui waktu sisa ujian yang ia miliki.
2. Saat pertama kali diterapkan, sistem aplikasi CAT tidak memiliki fitur
yang memungkinkan peserta untuk melihat dan menjawab bebas soal di
nomor berapapun. Dahulu pengerjaan soal dilakukan secara berurutan
mulai dari nomor satu dan seterusnya. Namun saat ini, sistem aplikasi
CAT memiliki fitur nomor soal dan fitur panah kembali atau
selanjutnya, yang memungkinkan peserta bebas memilih soal nomor
berapa yang ingin dikerjakannya dahulu. Saat ini aplikasi CAT juga
memberi kemudahan, dengan memungkinkan peserta merubah jawaban
yang telah ia pilih sebelumnya.
125
2. Perubahan pada software komputer. Dahulu software di Badan
Kepegawaian Negara masih menggunakan windows server 2003, namun
seiring berjalannya waktu berubah ke windows server 2008 keatas.
3. Perubahan pada soal-soal. Setiap seleksi CPNS diadakan, soal yang
digunakan selalu berubah dan bervariatif.
4. Perubahan pada penilaian. Selama beberapa kali menerapkan CAT sebagai
metode seleksi CPNS di Badan Kepegawaian Negara, terdapat perubahan
pada penilaian tes. Penilaian yang pernah dilakukan sistem ini diantaranya:
1. Pada tahun 2009 penilaian Tes Kompetensi Dasar (TKD) untuk seleksi
CPNS Badan Kepegawaian Negara menggunakan sistem ranking.
2. Pada tahun 2010 penilaian Tes Kompetensi Dasar untuk seleksi CPNS
Badan Kepegawaian Negara tahun menggunakan passing grade 275,
dan Tes Kompetensi Bidang (TKB) berpedoman pada Perka Badan
Kepegawaian Negara Nomor 9 Tahun 2010.
3. Pada tahun 2013 penilaian Tes Kompetensi Dasar (TKD) untuk seleksi
CPNS Badan Kepegawaian Negara dengan menggunakan passing grade
sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Permenpan dan RB) Nomor 35 Tahun 2013.
5. Perubahan pada infrastruktur sistem CAT di Badan Kepegawaian Negara.
Perubahan tersebut diantaranya:
1. Perubahan jumlah komputer di Laboratorium CAT Badan Kepegawaian
Negara. Pada tahun 2008 jumlah komputer di laboratorium berjumlah
126
10 client, pada tahun 2011 terdapat penambahan 100 buah komputer
client.
2. Perubahan pada Laboratorium CAT. Pada tahun 2008 belum ada
ruangan khusus tes menggunakan CAT, namun pada tahun 2011
ruangan ini telah dibangun.
Selain perubahan yang telah terjadi, selanjutnya akan ada perubahan-perubahan
pada sistem ini untuk diterapkan kedepannya. Perubahan tersebut diantaranya:
1. Perubahan pada kegunaan server. Saat ini seluruh server yang ada di Badan
Kepegawaian Negara masih sama kegunaannya. Namun kedepan setiap
server yang dimiliki Badan Kepegawaian Negara akan dibedakan
kegunaannya. Misal ada server untuk tes CPNS, tes jabatan, database.
2. Untuk meningkatkan keamanan dan mencegah adanya joki, akan dibuat
data peserta dengan menggunakan foto.
3. Perubahan sistem manajemen basis data dari Oracle ke SQL. Badan
Kepegawaian Negara sedang melakukan uji coba untuk menggunakan SQL
(sistem manajemen basis data pada komputer yang tersedia sebagai
perangkat lunak gratis). Hal ini dilakukan karena sistem Oracle (sistem
manajemen basis data pada komputer yang banyak digunakan di
perusahaan) memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah
membutuhkan komputer dengan spesifikasi yang tinggi. SQL lebih dapat
digunakan secara luas, tidak memerlukan spesifikasi komputer yang tinggi,
dan memungkinkan untuk opensource (sumber terbuka yang dapat diakses
semua orang). Hal ini sesuai dengan pernyataan I4. Beliau mengatakan:
127
“Perubahan terhadap sistem ini ada. Saat ini kami sedang membangun sistem yang baru, kita tidak menggunakan Oracle lagi, tapi menggunakan SQL… Dengan SQL kita dapat opensource. Disamping itu oracle membutuhkan biaya mahal, dan membutuhkan spesifikasi komputer dan server yang tinggi. Spersifikasinya tinggi sekali. Oleh karena kita juga memfasilitasi instansi lain, kita akan opensource”. (Wawancara/ 10 April 2014/ pukul 11.48/ di ruang monitoring CAT)
Berdasarkan penyataan I4 tersebut, dapat diketahui bahwa selama ini spesifikasi
yang diterapkan oleh Badan Kepegawaian Negara terlalu tinggi, sehingga
membutuhkan biaya yang mahal dan sulit untuk terpenuhi oleh instansi lain.
Berdasarkan berbagai pernyataan informan penelitian diatas mengenai
fleksibilitas dan berbagai data yang peneliti dapatkan, menunjukkan bahwa sistem
Computer Assisted Test (CAT) merupakan sistem yang fleksibel. Hal ini dapat
dilihat dari pernyataan I2, I6, dan I4. Sejak awalmula diterapkannya aplikasi ini,
terdapat berbagai perubahan yang telah dilakukan terhadap aplikasi ini baik dari
segi tampilan, menu maupun fitur. Perubahan pada aplikasi juga tidak berhenti saat
ini, namun akan terus berlanjut sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan terhadap
aplikasi ini.
4.2.3.7 Pelayanan Langganan (Costumer Service)
Sebuah sistem harus memberikan pelayanan dengan baik/ ramah dan efisien
kepada para langganan pada saat berhubungan dengan langganan perusahaan.
Sistem CAT tidak hanya digunakan oleh Badan Kepegawaian Negara saja, namun
juga oleh instansi pusat maupun daerah se-Indonesia yang meminta difasilitasi
seleksinya menggunakan CAT. Ada beberapa prosedur pelaksanaan yang harus
128
dilakukan oleh instansi yang meminta di fasilitasi seleksi menggunakan CAT
sebagai metode seleksi CPNS dari pelamar umum, diantaranya:
1. Permohonan Fasilitasi Tes Kompetensi Dasar (TKD) Menggunakan
Computer Assisted Test (CAT).
1. Instansi mengirimkan surat permohonan pelaksanaan Tes Kompetensi
Dasar (TKD) dengan Computer Assisted Test (CAT) kepada Kepala
Badan Kepegawaian Negara (BKN).
2. Kepala Badan Kepegawaian Negara atau pejabat yang ditunjuk
menentukan pelaksanaan Tes Kompetensi Dasar (TKD) di Badan
Kepegawaian Negara pusat, kantor regional maupun di instansi
pemohon sendiri.
3. Kepala Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Pegawai (PPSR)
menyusun jadwal pelaksanaan Computer Assisted Test (CAT) seluruh
instansi yang memohon difasilitasi.
2. Persiapan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh Kantor Regional Badan
Kepegawaian Negara dan instansi yang melaksanakan Computer Assisted
Test (CAT).
1. Pimpinan instansi pemohon dan Kepala Kantor Regional Badan
Kepegawaian Negara melakukan koordinasi dengan kepala pusat.
2. Pimpinan instansi pemohon yang secara mandiri melaksanakan
Computer Assisted Test (CAT) menyiapkan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan.
129
3. Pimpinan instansi mandiri menyiapkan komputer client sesuai
spesifikasi yang ditentukan.
4. Pimpinan instansi mandiri yang tidak memungkinkan mengirimkan
server karena alasan transportasi harus berkoordinasi dengan Badan
Kepegawaian Negara untuk dapat menggunakan server Badan
Kepegawaian Negara.
3. Audit sistem Computer Assisted Test (CAT)
1. Kepala pusat mempersiapkan sistem Computer Assisted Test (CAT)
untuk diaudit oleh Tim Audit Teknologi.
2. Tim Audit Teknologi melakukan audit sistem Computer Assisted Test
(CAT).
3. Kepala Badan Kepegawaian Negara menerima hasil audit dari Tim
Audit Teknologi.
4. Penerimaan data peserta dari pimpinan instansi.
Pimpinan instansi yang difasilitasi Computer Assisted Test (CAT) harus
menyerahkan data peserta yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti
Tes Kompetensi Dasar (TKD) kepada pusat paling lambat tujuh hari
sebelum pelaksanaan.
5. Instalasi database dan aplikasi ke dalam server.
Petugas Computer Assisted Test (CAT) Badan Kepegawaian Negara
menerima server dari pimpinan instansi mandiri dan melakukan instalasi
database kedalam aplikasi, untuk selanjutnya dites apakah dapat
berjalan dengan baik.
130
6. Pembuatan skema.
Petugas Computer Assisted Test (CAT) menyiapkan skema ujian dan
mengimpor data peserta yang sah dari instansi.
7. Penyegelan server.
Petugas Computer Assisted Test (CAT) melakukan penyegelan server
untuk pengamanan pada server yang akan dibawa ke instansi yang akan
melakukan Tes Kompetensi Dasar (TKD) secara mandiri dengan
Computer Assisted Test (CAT).
8. Persiapan sebelum pelaksanaan tes.
1. Petugas Computer Assisted Test (CAT) dan pimpinan instansi
melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan tes paling lambat
2 hari sebelum pelaksanaan Tes Kompetensi Dasar (TKD).
2. Tim jaringan melakukan uji kelayakan insfrastruktur Computer
Assisted Test (CAT) pada instansi mandiri.
3. Pembukaan segel server, uji coba server, sampai degan penyerahan
server kembali kepada pimpinan instansi mandiri.
9. Pelaksanaan Tes Kompetensi Dasar (TKD) dengan Computer Assisted
Test (CAT) yang seluruhnya dilakukan oleh petugas Computer Assisted
Test (CAT) dari Badan Kepegawaian Negara, dan panitia seleksi
instansi.
10. Setelah Tes Kompetensi Dasar (TKD) selesai dilakukan maka:
1. Petugas Computer Assisted Test (CAT) menyerahkan Berita Acara
kepada Petugas Sekretariat.
131
2. Petugas Computer Assisted Test (CAT) membuka segel pada server
yang telah digunakan.
3. Petugas melakukan backup dan menghapus database aplikasi
Computer Assisted Test (CAT) pada server instansi.
11. Pencetakan hasil Tes Kompetensi Dasar (TKD).
1. Petugas Computer Assisted Test (CAT) mencetak hasil ujian instansi
yang kemudian ditandatangani oleh Ketua Tim Pelaksanan/ Ketua
Kelompok Kerja Pengolahan Hasil Ujian/ Sekretaris Tim Pelaksana
Pengadaan CPNS Nasional.
2. Ketua Tim Pelaksanan/ Ketua Kelompok Kerja Pengolahan Hasil
Ujian/ Sekretaris Tim Pelaksana Pengadaan CPNS Nasional
menyampaikan hasil Tes Kompetensi Dasar (TKD) instansi ke
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Dalam memberikan pelayanan terhadap instansi pusat atau daerah yang meminta
difasilitasi pelaksanaan seleksinya menggunakan CAT, Badan Kepegawaian
Negara mengaku memberikan pelayanan terbaik. Hal ini seperti yang disampaikan
I2. Berikut pernyataannya: “Tentu saja. Kita sudah memberikan yang terbaik. Yang
mau minta difasilitasi silakan datang, kita fasilitasi.. Kita koordinasi baik dengan
instansi lain. Sama-sama saling membantu sehingga pelaksanaannya baik”
(Wawancara/ 17 Juni 2014/ pukul 08.31/ di ruang PPSR).
Terdapat pula informan lain yang mengatakan hal yang sama. Informan tersebut
adalah I6, berikut pernyataannya: “Kami selalu berusaha memberikan pelayanan
yang prima. Berapa banyak pun instansi yang datang kami coba untuk fasilitasi
132
dengan sebaik mungkin.” (Wawancara/ 26 Agustus 2014/ pukul 11.13/ di ruang
PPSR)
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tersebut dapat diketahui
bahwa Badan Kepegawaian Negara selalu berusaha memfasilitasi seluruh instansi
yang meminta difasilitasi dengan baik. Terbukti dengan difasilitasinya 73 instansi
pada tahun 2013 oleh Badan Kepegawaian Negara. Daftar nama instansi yang telah
difasilitasi Badan Kepegawaian Negara dapat dilihat pada lampiran.
4.3 Pembahasan
Dalam pembahasan peneliti melakukan interpretasi terhadap hasil
penelitian. Interpretasi hasil penelitian merupakan penafsiran terhadap hasil akhir
dalam melakukan pengujian data dengan teori dan konsep para ahli sehingga bisa
mengembangkan teori atau bahkan menemukan teori baru. Peneliti dalam hal ini
menghubungkan temuan hasil penelitian di lapangan dengan dasar operasional yang
telah ditetapkan sejak awal. Dalam hal ini adalah teori mengenai karakter atau
tujuan yang dapat diidentifikasikan dari penerapan sistem informasi oleh Barry
Chusing. Beberapa tujuan atau aspek tersebut diantaranya adalah kegunaan,
kapasitas, ekonomis, keandalan, kemudahan, fleksibilitas, dan pelayanan
langganan.
Pertama, kegunaan sistem CAT dapat dilihat dari informasi yang dihasilkan
oleh sistem ini. Informasi yang berguna yaitu informasi yang relevan dan akurat
bagi pengambilan keputusan manajemen dalam organisasi. Sistem CAT merupakan
sistem yang relevan dan akurat digunakan untuk seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil
133
dari pelamar umum di Badan Kepegawaian Negara maupun instansi lain di
Indonesia. Sistem CAT digunakan untuk menggantikan sistem seleksi terdahulu
menggunakan LJK. Sistem LJK memiliki banyak kekurangan, sehingga sistem
CAT dibangun dan diterapkan. Sistem CAT dapat menghasilkan pelamar sesuai
formasi yang dibutuhkan oleh Badan Kepegawaian Negara. Terbukti pada tahun
2013 Badan Kepegawaian Negara dapat memenuhi kebutuhan formasi pegawai
sebanyak 53 orang pegawai. Calon Pegawai Negeri Sipil yang dihasilkan Badan
Kepegawaian Negara dengan sistem CAT merupakan peserta dengan nilai ujian
tertinggi, sehingga menghasilkan pegawai yang berkualitas.
Kedua, dalam hal kapasitas Badan Kepegawaian Negara telah menyiapkan
berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk melaksanakan seleksi
menggunakan CAT. Sarana prasarana tersebut diantaranya ruang tes, ruang
pengawasan, ruang administrasi, komputer, dan server. Sarana prasarana yang ada
di Badan Kepegawaian Negara untuk menunjang pelaksanaan seleksi
menggunakan CAT belum memadai. Ini menyebabkan jadwal pelaksanaan seleksi
menggunakan CAT menjadi panjang dan penuh antrian instansi lain yang ingin
difasilitasi. Adapun kurang memadainya sarana prasara dikarenakan anggaran yang
terbatas.
Badan Kepegawaian Negara juga menyiapkan tenaga pelaksana yang
berasal dari Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen, diperbantukan dari unit lain
se- Badan Kepegawaian Negara. Tenaga pelaksana ini dibentuk dalam sebuah tim
kerja khusus pelaksanaan seleksi menggunakan CAT. Setiap tenaga pelaksana di
Badan Kepegawaian Negara memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Jumlah
134
tenaga pelaksana sistem CAT yang berada di Badan Kepegawaian Negara belum
memadai. Terlebih operator untuk sistem ini tidak berasal dari pegawai dengan
jabatan pranata komputer, namun berasal dari pegawai Pusat Pengembangan Sistem
Rekrutmen yang berlatar belakang pendidikan komputer. Ini menimbulkan
kesulitan tersendiri, karena tidak semua pegawai berlatar belakang pendidikan
sarjana komputer dapat mengoperasikan sistem CAT. Terlebih dahulu harus
dilakukan transfer pengetahuan tentang aplikasi CAT terhadap pegawai, yang pada
akhirnya cukup menyita waktu. Adapun kurang memadainya tenaga pelaksana
dikarenakan formasi kebutuhan pegawai yang belum disetujui oleh Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB).
Ketiga, keekonomisan dapat dilihat dari biaya yang dikeluarkan untuk
penyelenggaran sistem seleksi menggunakan CAT dan manfaat yang didapatkan
dari sistem ini. Biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan sistem ini amat
mahal. Pada tahun 2014 lebih dari tiga miliar dana dikeluarkan untuk membiayai
sistem ini (data POK). Namun manfaat yang didapatkan dari sistem ini begitu
banyak, sehingga sistem ini menjadi ekonomis. Manfaat utama yang didapatkan
dari sistem ini diantaranya meminimalisir kecurangan atau praktek KKN (Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme). Agar penerapan sistem ini lebih ekonomis, sistem ini
sebaiknya digunakan oleh seluruh instansi di Indonesia. Sistem ini juga sebaiknya
dipergunakan untuk jangka panjang, sehingga tidak hanya menjadi sistem uji coba
yang mahal.
Keempat, kesederhanaan sistem CAT dapat ditilik dari alur pelaksanaan
sistem ini oleh Badan Kepegawaian Negara. Alur pelaksanaan ini tertulis dalam
135
SOP (Standard Operating Procedure). SOP berfungsi sebagai pedoman dan dasar
hukum agar tidak terjadi pelanggaran. Selain alur pelaksanaan oleh Badan
Kepegawaian Negara, kesederhanaan sistem CAT dapat pula dilihat dari mulai alur
pendaftaran hingga selesai tes yang dilakukan oleh peserta atau pelamar umum. .
Kesederhanaan lainnya dapat ditilik pada operasi yang dilakukan peserta
pada aplikasi CAT, mulai dari dari log in peserta hingga selesai ujian. Tidak
terdapat kesulitan untuk mengoperasikan aplikasi ini. Instruksi yang diberikan
dalam aplikasi ini juga telah dirancang sedemikian rupa agar peserta cepat
memahami cara kerja aplikasi ini. Aplikasi CAT juga telah melalui serangkaian uji
coba oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Kelima, keandalan sistem CAT dapat dilihat dari cara sistem ini
memberikan penilaian dan soal kepada peserta. Penilaian yang dilakukan oleh
sistem CAT merupakan penilaian otomatis oleh komputer. Dengan adanya
penilaian secara otomatis, dapat meminimalisir kecurangan dalam hal penilaian
seperti yang kerap terjadi pada sistem seleksi terdahulu menggunakan LJK.
Keandalan lainnya pada soal yaitu, telah dilakukannya validasi secara internal dan
eksternal oleh Badan Kepegawaian Negara terhadap soal sebelum diberikan kepada
peserta. Soal-soal yang dibentuk Badan Kepegawaian Negara juga telah mengalami
pengacakan (randomize), sehingga peserta bahkan pegawai tidak mengetahui soal
apa yang didapatkan peserta.
Keenam, fleksibilitas sistem CAT dapat dilihat pada perubahan-perubahan
yang dilakukan terhadap aplikasi sistem ini. Perubahan dapat terjadi pada tampilan
136
fisik aplikasi, soal, maupun perangkat lunak. Perubahan terhadap aplikasi CAT
terus dilakukan sebagai respon terhadap tuntutan masyarakat untuk memperbaiki
aplikasi ini.
Ketujuh, pelayanan langganan diberikan oleh Badan Kepegawaian Negara
terhadap seluruh instansi di Indonesia yang meminta untuk difasilitasi seleksinya
menggunakan CAT. Pada tahun 2013 saja tercatat 73 instansi difasilitasi oleh Badan
Kepegawaian Negara. Terdapat prosedur fasilitasi yang dilakukan oleh Badan
Kepegawaian Negara, yang tertulis dalam SOP (Standard Operating Procedur).
Badan Kepegawaian Negara memberikan pelayanan yang maksimal terhadap
instansi yang meminta untuk difasilitasi.
137
137
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Penerapan Computer
Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar
Umum di Badan Kepegawaian Negara tahun 2013 sudah berhasil. Keberhasilan
sistem ini dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, pada aspek kegunaan sistem
ini telah berhasil digunakan sebagai metode seleksi CPNS di Badan Kepegawaian
Negara. Kedua, pada aspek kapasitas sistem ini dapat bekerja dengan baik dengan
kapasitas yang ada. Ketiga, pada aspek ekonomis sistem ini telah memberikan
manfaat yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkannya. Keempat, pada aspek
fleksibilitas sistem ini terus mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kondisi
yang ada. Kelima, pada aspek kesederhanaan sistem ini mudah digunakan oleh
peserta, dan instruksinya jelas. Keenam, pada aspek keandalan sistem ini dapat
diandalkan dalam hal penilaian maupun pemberian soal. Ketujuh, pada aspek
pelayanan langganan sistem ini telah memberikan pelayanan yang prima kepada
instansi yang meminta difasilitasi.
Meskipun penerapan sistem Computer Assisted Test (CAT) telah berhasil,
namun masih terdapat beberapa kendala, diantaranya: Pertama, jumlah komputer
di Badan Kepegawaian Negara masih kurang memadai, sehingga jadwal
pelaksanaan seleksi menggunakan Computer Assisted Test (CAT) panjang dan
padat. Kedua, spesifikasi komputer dan server yang ditetapkan Badan Kepegawaian
138
Negara masih terlalu tinggi sehingga sulit terpenuhi oleh instansi yang meminta
difasilitasi. Ketiga, Tenaga pelaksana sistem Computer Assisted Test (CAT) di
Badan Kepegawaian Negara belum memadai, sehingga menyebabkan kewalahan.
Keempat, belum adanya jabatan pranata komputer di Pusat Pengembangan Sistem
Rekrutmen. Hal ini menyebabkan perlu dilakukannya transfer pengetahuan
terhadap pegawai Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen yang membutuhkan
waktu lama. Kelima, untuk menyelengarakan seleksi menggunakan Computer
Assisted Test (CAT) diperlukan biaya yang mahal. Keenam, kerap terjadi kesalahan
dalam pengetikan soal.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian diatas, maka
peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan masukan dan
pertimbangan bagi Badan Kepegawaian Negara.
1. Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen sebaiknya segera mengusulkan
penambahan jumlah komputer ke Biro Umum agar pelaksanaan seleksi
menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) dapat lebih maksimal.
2. Badan Kepegawaian Negara sebaiknya mempercepat perubahan manajemen
basis data komputer dari Oracle ke SQL, sehingga komputer dan server tidak
memerlukan spesifikasi yang terlalu tinggi.
3. Badan Kepegawaian Negara sebaiknya menambah jumlah tenaga pelaksana
sistem Computer Assisted Test (CAT) dan mengatur jadwal kerja tenaga
pelaksana lebih baik lagi.
139
4. Kepala Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen (PPSR) sebaiknya segera
mendesak Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Menpan-RB) untuk menyetujui penambahan formasi jabatan Pranata
Komputer.
5. Badan Kepegawaian Negara sebaiknya memfasilitasi seluruh seleksi instansi
pusat maupun daerah di Indonesia dengan sistem Computer Assisted Test
(CAT). Hal ini agar biaya mahal yang dikeluarkan untuk sistem ini lebih
sebanding karena manfaat yang didapat tidak hanya untuk Badan Kepegawaian
Negara saja, namun juga seluruh instansi di Indonesia.
6. Pengelola Bank Soal Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen (PPSR)
sebaiknya meninjau kembali proses pembuatan dan entry soal. Pengelola Bank
Soal sebaiknya lebih teliti dalam melakukan pengetikan
xi
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta
Cardoso, Faustino. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi
Chusing, Barry. 1992. Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan. Jakarta: Erlangga
Darmawan, Deni dan Fauzi, Kunkun. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Remaja Rosdakarya
Davis, Gordon. 2002. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1 Pengantar. Jakarta: Pustaka Binamaan Pressindo
Dessler, Gary. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks
Handoko, Hani. 2011. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: SPFE
Hariandja, Marihot. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grafindo
Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: Rineka Cipta
Laudon, Kenneth. C dan Laudon, Jane. P. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
McLeod, Rayman. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Indeks
Rival, Veithzal. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Samsudin, Sadili. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia
Satori dan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Siagian, Sondang. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Sucipto. 2012. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Tren Teknologi dan Informasi. Serang: Cahaya Minolta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta
xii
Dokumen:
Peraturan Presiden 58 tahun 2013
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 35 tahun 2013
Keputusan Kepala BKN Nomor 210 tahun 2013
Jadwal Pelaksanaan TKD dengan CAT tahun 2013
Sumber lain:
Ariany, Leni. 2011. Penerapan Sistem Informasi Kesehatan di Kabupaten Pandeglang. http://repository.fisip-untirta.ac.id/34/
Hardiyanthi, Siti. 2011. Efektivitas Penerapan Metode Computer Assisted Test (CAT) dalam Seleksi Pegawai Negeri Sipil Berbasis Kompetensi. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20297219-S-Siti%20Hardiyanthi.pdf
Humas BKN. 2010. Computer Assisted Test Sebuah Penantian dan Harapan dalam Rekrutmen PNS. Buletin BKN XII
Widianto, Aris. 2013. CAT BKN untuk Indonesia. Buletin BKN XXV
BKN. 2013. Mekanisme Pedaftaran CPNS 2013. http://sscn.bkn.go.id/ActionServlet?page=alur
MEMBER CHECK
Nama : Dra. Heri Susilowati, MM
Jabatan : Kepala Sub Bidang Fasilitasi Penyelenggaraan Seleksi Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen PNS BKN
1. Apakah kegunaan dari sistem Computer Assisted Test (CAT)? Computer Assisted Test merupakan metode seleksi yang terintegrasi dengan komputer. Sistem Computer Assisted Test berguna dalam seleksi CPNS, dalam rangka objektifitas, transparansi, kompetitif dan menghindari KKN.
2. Apakah yang membedakan sistem seleksi Computer Assisted Test dengan sistem seleksi menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK)? Perbedaan sistem CAT dengan LJK diantaranya, CAT sudah bebas dari kertas, sudah menggunakan komputer. Hasil ujian menggunakan CAT dapat dilihat saat itu juga, sedangkan hasil ujian dengan LJK butuh waktu dua minggu hingga sebulan untuk diketahui.
3. Apakah sistem Computer Assisted Test tepat digunakan sebagai metode seleksi CPNS? Sistem ini sangat relevan untuk seleksi CPNS.
4. Apa saja sarana dan prasarana yang terdapat di Badan Kepegawaian Negara untuk menunjang penyelenggaraan seleksi menggunakan Computer Assisted Test? Infrastrukturnya seperti ruang monitorning, komputer, administrasi. Lalu ada server, cctv, proyektor.
5. Bagaimana kapasitas komputer dan server di Badan Kepegawaian Negara? Server kira-kira berjumlah 16 buah. Untuk jumlah komputer di lantai satu ada 100 buah dan di lantai enam ada 50 buah komputer. Saat tes berlangsung tidak semua komputer digunakan. Ada lima komputer yang disisakan sebagai cadangan. Jadi total ada 95 di lantai satu dan 45 di lantai enam yang digunakan saat tes berlangsung. Kapasitas komputer masih kurang. BKN masih akan menambah jumlah komputer lagi. Tahun ini BKN merencanakan akan menambah 100 komputer di diklat Ciawi.
6. Darimana Sumber Daya Manusia pengelola Computer Assisted Test berasal? Dari PPSR dan seluruh unit BKN.
7. Bagaimana kapasitas tenaga pelaksana Computer Assisted Test di Badan Kepegawaian Negara? Untuk jumlah tenaga pelaksana ada di SK tim. Kalau tenaga pelaksana dari PPSR (Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen) saja tidak cukup. Tahun 2013 tenaga pelaksana ditambah dari seluruh unit di BKN. Semua terlibat, baik IT maupun bagian administrasi.
8. Siapa yang menjadi operator sistem Computer Assisted Test?
Dari pegawai PPSR yang berlatar belakang sarjana komputer. Sebelum pelaksanaan tes, diadakan Diklat terlebih dahulu bagi tenaga pelaksana. Selalu ada Diklat yang dilakukan tidak hanya sekali, tapi beberapa kali.
9. Berapakah biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Computer Assisted Test? Untuk biaya dapat dilihat di bagian anggaran. Kalau pengadaan komputer di BKN untuk 100 komputer sudah beserta renovasi gedung, ruang monitoring, server, dan ruang administrasi kurang lebih biayanya sebesar 3,5 miliar. Tapi biaya ini dikeluarkan secara bertahap.
10. Darimanakah anggaran untuk sistem Computer Assisted Test berasal? Seluruh anggaran berasal dari APBN. Kalau rinciannya dapat dilihat bagian umum atau renkal.
11. Apa saja manfaat yang didapat dari sistem Computer Assisted Test? Manfaatnya banyak sekali. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai kelebihan CAT, yang terpenting adalah kepercayaan masyarakat terhadap sistem ini. Jika masyarakat sudah tidak percaya sistem ini tidak akan digunakan.
12. Apakah biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Computer Assisted Test sudah sesuai dengan manfaat yang didapatkan (ekonomis)? Sistem ini digunakan untuk jangka panjang. Sistem ini merupakan asset yang diperuntukkan untuk jangka panjang, tidak hanya tahun ini saja. Dari sisi ekonomis, sistem ini lebih ekonomis. Biaya yang dikeluarkan di awal memang mahal, namun karena ini digunakan untuk jangka panjang menjadi lebih murah dan efisien.
13. Apakah sistem Computer Assisted Test dapat diandalkan? Sangat dapat diandalkan.
14. Bagaimana ketelitian soal pada sistem Computer Assisted Test? Soal sudah teliti. Untuk pembuatan soal pengelola bank soal yang membuat, bekerjasama dengan perguruan tinggi negeri. Ada validasi yang dilakukan oleh teman-teman sendiri, secara internal maupun eksternal. Eksternal itu kita ujicobakan tryout di perguruan tinggi negeri. Soal yang valid kita peruntukkan tes, yang tidak valid dibuang atau diperbaiki kembali.
15. Bagaimana ketelitian nilai pada sistem Computer Assisted Test? Penilaian sudah dilakukan secara otomatis oleh sistem. Selama sistem ini digunakan dalam seleksi, belum pernah ada peserta yang komplain dengan nilai yang didapat. Nilai yang didapat telah sesuai dengan yang dia kerjakan. Telah berpuluh ribu orang menggunakan CAT, belum ada yang komplain merasa tidak puas.
16. Apa masalah yang pernah ditemui saat pelaksanaan seleksi menggunakan sistem Computer Assisted Test? Tidak ada masalah sampai sekarang. Kalaupun komputer ada yang mengadat data yang telah diisi peserta tetap ada. Peserta dapat melanjutkann ujian tanpa kehilangan jawaban dan waktu ujiannya.
17. Apakah sistem ini mudah untuk dioperasikan dan prosedurnya jelas? Sistem ini sederhana. Artinya sistem ini mudah dipahami, dan mudah digunakan. Orang yang tidak pernah menggunakan komputer pun akan cepat mengerti.
18. Bagaimana respon sistem ini terhadap tuntutan perubahan? Sistem ini fleksibel terhadap perubahan.
19. Bagaimana alur fasilitasi yang diberikan Badan Kepegawaian Negara tehadap instansi yang meminta difasilitasi? Dimulai dari instansi mengajukan fasilitasi ke BKN. Setelah itu BKN akan menjadwalkan ujian sesuai dengan sarana prasarana yang dimiliki BKN dan jumlah instansi yang mengajukan fasilitasi. Setelah dijadwalkan, database tetap akan ke masing-masing instansi. Lalu instansi memberikan data diri peserta ujian ke BKN. BKN akan memasukkan data peserta. Setelah itu sesuai jadwal yang telah ditentukan tes dilaksanakan.
20. Bagaimana pelayanan yang diberikan Badan Kepegawaian Negara terhadap instansi yang meminta difasilitasi? Kita selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik.
Jakarta, 12 Juni 2014
( )
MEMBER CHECK
Nama : Drs. Porman Simatupang
Jabatan : Kepala Sub Bidang Standarisasi dan Prosedur Rekrutmen Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen PNS BKN
1. Apakah kegunaan dari sistem Computer Assisted Test (CAT)? CAT merupakan metode atau alat bantu seleksi dengan komputer. Kegunaan utama dari sistem CAT sebenarnya untuk menepis opini masyarakat tentang KKN.
2. Apakah yang membedakan sistem seleksi Computer Assisted Test dengan sistem seleksi menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK)? Sistem ini sistem yang transparan. Jika kita bandingkan dengan seleksi menggunakan sistem LJK, seleksi ini harus menggunakan lembar jawaban dan lembar soal yang nantinya akan dinilai secara tertutup. Sedangkan dengan CAT kita dapat mengetahui nilai hasil ujian secara langsung setelah selesai mengerjakan soal.
3. Apakah sistem Computer Assisted Test tepat digunakan sebagai metode seleksi CPNS? Sistem CAT sistem yang tepat untuk seleksi.
4. Apa saja sarana dan prasarana yang terdapat di Badan Kepegawaian Negara untuk menunjang penyelenggaraan seleksi menggunakan Computer Assisted Test? Infrastrukturnya dari segi jaringannya maupun ruangannya. Komputer, UPS, server.
5. Bagaimana kapasitas komputer dan server di Badan Kepegawaian Negara? Total server di BKN ada delapan. Total komputer di lantai satu ada 100, dan total komputer di lantai enam ada 50. Memadai atau tidaknya komputer tergantung dari besar atau kecilnya acara. Untuk penerimaan CPNS secara nasional seperti sekarang ini kurang. Tapi jika diperuntukkan hanya untuk internal BKN saja cukup. Idealnya kalau menambah 500 komputer lagi lebih baik. Namun ini semua terbatas pada anggaran.
6. Darimana Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola Computer Assisted Test berasal? SDM berasal dari intern kita sendiri. Tapi kalau untuk fasilitasi luar kita minta bantuan dari unit lain di BKN.
7. Bagaimana kapasitas tenaga pelaksana Computer Assisted Test di Badan Kepegawaian Negara? SDM pengelola Computer Assisted Test masih kurang memadai untuk melaksanakan seleksi CPNS secara Nasional. Ini dikarenakan pada awalnya BKN membuat Computer Assisted Test bukan untuk penerimaan PNS secara besar-
besaraan seperti sekarang. Tapi jika CAT digunakan untuk internal saja SDM memadai.
8. Siapa yang menjadi operator sistem Computer Assisted Test? Pegawai yang berkompeten dibidangnya. Kita lakukan Diklat terlebih dahulu beberapa kali sampai mereka bisa.
9. Berapakah biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Computer Assisted Test? Biaya itu tidak termasuk kita, tapi Biro Umum. Dapat dilihat di Biro Umum.
10. Darimanakah anggaran untuk sistem Computer Assisted Test berasal? Dari APBN.
11. Apakah biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Computer Assisted Test sudah sesuai dengan manfaat yang didapatkan (ekonomis)? Tentu. Sistem ini lebih ekonomis dari LJK. Jika kita menggunakan LJK kita memerlukan tempat karena pengunjung yang banyak. Kedua, kita harus mencetak lembar soal dan jawaban. Kita juga harus bekerjasama dengan pihak ketiga, menggandakan soal sampai distribusi soal. Ini membutuhkan dana yang lebih besar dari menggunakan Computer Assisted Test.
12. Apakah sistem Computer Assisted Test dapat diandalkan? Sangat dapat diandalkan dan efektif jika dibandingkan dengan LJK.
13. Bagaimana ketelitian soal pada sistem Computer Assisted Test? Kita ada validasi soal dengan pihak-pihak lain sehingga soal lebih teliti. Kita juga mengacak soal, sehingga tiap peserta mendapatkan soal yang berbeda dengan tingkat kesulitan yang sama.
14. Bagaimana ketelitian nilai pada sistem Computer Assisted Test? Aplikasi telah dirancang sedemikian rupa sehingga nilai dapat diketahui saat itu juga setelah ujian selesai. Sistem mengolah secara otomatis, tidak ada intervensi dari manapun lagi. Sampai saat ini belum pernah ada yang komplain mengenai nilai. Tahun 2013 ada 73 instansi kita fasilitasi, tidak ada yang komplain masalah nilai.
15. Apa masalah yang pernah ditemui saat pelaksanaan seleksi menggunakan sistem Computer Assisted Test? Kalau di pusat sampai saat ini belum pernah ada masalah besar dan tidak dapat diatasi. Seandainya ada satu komputer yang mati, kita pindahkan ke komputer cadangan. Matinya komputer mungkin disebabkan kabel yang tertendang.
16. Apakah sistem ini mudah untuk dioperasikan dan prosedurnya jelas? Sistem ini telah diuji sebelum digunakan. Sistem ini juga telah didesain semudah mungkin sehingga mudah digunakan oleh peserta. Siapapun peserta yang baru tes menggunakan CAT akan segera mengerti cara mengoperasikan aplikasi ini. Peserta hanya tinggal mengikuti instruksi dan menggunakan mouse untuk mengklik. Keyboard sendiri hanya digunakan untuk memasukkan nomor identitas. Setelah memasukkan nomor identitas peserta hanya tinggal mengerjakan soal.
17. Bagaimana respon sistem ini terhadap tuntutan perubahan?
Sistem ini tidak baku tapi fleksibel. Sistem ini akan terus dikembangkan dan ditingkatkan sesuai kebutuhan. Fleksibilitas dilakukan untuk terus memudahkan pengguna dan meminimalisir kecurangan. Perubahan yang selama ini sudah terjadi dari aplikasinya. Kalau dulu peserta belum dapat memonitor waktunya, sekarang sudah kita buatkan untuk memonitor waktu. Dulu tampilan soal tidak sepeerti ini. sekarang peserta dapat mengetahui soal nomor berapa yang belum dikerjakan dan telah dikerjakan. Lalu kita telah kembangkan lagi untuk peserta dapat mengedit soal yang telah dijawab.
18. Bagaimana alur fasilitasi yang diberikan Badan Kepegawaian Negara tehadap instansi yang meminta difasilitasi? Dapat dilihat di SOP.
19. Bagaimana pelayanan yang diberikan Badan Kepegawaian Negara terhadap instansi yang meminta difasilitasi? Tentu saja. Kita sudah memberikan yang terbaik. Yang mau minta difasilitasi silakan datang, kita fasilitasi. Kita koordinasi baik dengan instansi lain. Sama-sama saling membantu sehingga pelaksanaannya baik.
Jakarta, 17 Juni 2014
( )
MEMBER CHECK
Nama : Sose Reinaldo Virnandes, S.Kom
Jabatan : Pengelola Bank Soal Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen PNS BKN
1. Apakah kegunaan dari sistem Computer Assisted Test (CAT)? Sebagai metode seleksi CPNS. Tidak hanya itu, CAT juga digunakan untuk tes lain seperti Tes Kompetensi Kepegawaian, tes kedinasan, tes TOEFL.
2. Apakah yang membedakan sistem seleksi Computer Assisted Test dengan sistem seleksi menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK)? Dengan CAT peserta dapat mengetahui nilainya saat itu juga. Berbeda dengan LJK yang membutuhkan waktu lama. CAT juga lebih transparan dibandingkan LJK yang dinilai secara tertutup.
3. Apakah sistem Computer Assisted Test tepat digunakan sebagai metode seleksi CPNS? Sampai saat ini sistem Computer Assisted Test yang terbaik.
4. Apa saja sarana dan prasarana yang terdapat di Badan Kepegawaian Negara untuk menunjang penyelenggaraan seleksi menggunakan Computer Assisted Test? Hardware seperti komputer, server, jaringan yang baik. Spesifikasinya bisa dilihat di SOP. BKN juga memiliki Genset dan UPS jika sewaktu-waktu listrik mati, sehingga data peserta tidak hilang.
5. Bagaimana kapasitas komputer dan server di Badan Kepegawaian Negara? Komputer di lantai satu ada 100 komputer, di lantai enam ada 50 komputer. Dalam penggunaanya kami menggunakan maksimal hanya 95 komputer dan 35 komputer. Server sendiri ada satu set, kurang lebih 7 server. Jumlah komputer masih belum cukup untuk menangani tes CPNS secara masal. Awalnya CAT dibangun untuk tes regular. Secara regular 2 minggu sekali tes diadakan. Tapi selama ini yang berjalan, begitu pendaftaran CPNS dibuka, ribuan pelamar datang. Akibatnya kami harus membuat penjadwalan dengan baik karena komputer yang terbatas. Untuk server masih dibutuhkan banyak.
6. Darimana Sumber Daya Manusia pengelola Computer Assisted Test berasal? Dari PPSR dan unit lainnya di BKN.
7. Bagaimana kapasitas tenaga pelaksana Computer Assisted Test di Badan Kepegawaian Negara? Kurang, masih perlu ditambah.
8. Bagaimana kapasitas server dan penyimpanan data? Satu server dapat digunakan oleh 130 user tanpa ada error. Ini sudah diuji di Kementerian Keuangan. Namun secara internal kami telah mencoba menggunakan 200 komputer, dan masih berjalan baik. Kami tidak menyarankan untuk menggunakan lebih dari yang ditetapkan.
9. Siapa yang menjadi operator sistem Computer Assisted Test? Pegawai PPSR. Di PPSR sendiri belum terdapat jabatan IT secara sah, yaitu jabatan pranata komputer. Selama ini yang menjadi IT adalah pegawai PPSR yang menjabat sebagai pengelola Bank Soal, namun berlatar belakang pendidikan sarjana komputer. Saya sendiri menjabat Bank Soal, namun berlatar belakang sarjana komputer. Terdapat dua orang IT lain dari PPSR yang secara jabatan pengelola Bank Soal, namun berlatarbelakang pendidikan sarjana komputer. Ini menimbulkan kesulitan tersendiri, karena tidak semua pegawai berlatar belakang sarjana komputer dapat mengoperasikan sistem ini. Perlu dilakukan transfer pengetahuan terlebih dahulu. Setiap orang yang telah mengerti mengoperasikan sistem ini, harus mengajari anggota lain yang belum mengerti.
10. Berapakah biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Computer Assisted Test? Dapat diketahui di Biro Umum dan perlengkapan.
11. Darimanakah anggaran untuk sistem Computer Assisted Test berasal? Dari pusat, APBN.
12. Apakah biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Computer Assisted Test sudah sesuai dengan manfaat yang didapatkan (ekonomis)? Menggunakan CAT seakan-akan membutuhkan biaya mahal karena berbagai perlengkapan yang harus dipersiapkan. Sebenarnya sistem CAT ini akan murah jika digunakan secara rutin. Semakin banyak kegiatan semakin murah. Kalau digunakan hanya sekali seperti buang-buang anggaran.
13. Apakah sistem Computer Assisted Test dapat diandalkan? Dapat diandalkan. Sistem ini telah diuji keamanan dan kekuatannya oleh BPPT. Hasilnya BPPT menyarankan untuk menggunakan aplikasi ini.
14. Bagaimana ketelitian soal pada sistem Computer Assisted Test? Pada soal telah dilakukan validasi. Soal juga telah di acak saat generate soal, dibawah pengawasan atasan kami. Pengacakan soal dilakukan sebanyak tiga kali. Pertama saat generate, saat peserta log in, dan saat peserta akan membuka soal.
15. Bagaimana ketelitian nilai pada sistem Computer Assisted Test? Penilaian dilakukan secara otomatis oleh sistem yang telah dirancang sedemikian rupa. Sulit untuk terjadi kecurangan.
16. Apa saja masalah yang pernah ditemui saat pelaksanaan seleksi menggunakan sistem Computer Assisted Test di Badan Kepegawaian Negara? Selama ini kita tes di kantor pusat dan regional tidak ada masalah. Loading lama atau komputer sering mati tidak ada. Selama ini masih berjalan baik.
17. Apakah sistem ini mudah untuk dioperasikan dan prosedurnya jelas? Sistem ini mudah digunakan oleh peserta. Peserta hanya melakukan log in, setelah itu dapat menjawab soal. Setelah selesai menjawab soal peserta dapat mengetahui nilainya saat itu juga.
18. Bagaimana respon sistem ini terhadap tuntutan perubahan? Sistem ini fleksibel. Ada beberapa perubahan berkala terhadap sistem ini. Sejak 2011 kita membangun yang baru. Kita menggunakan Oracle dari sebelumnya memakai SQL server. Sebelumnya windows server kita masih 2003, sekarang
windows server 2008 keatas. Sebelumnya pengacakan soal juga hanya satu kali, sekarang sudah tiga kali. Dulu juga masih desktop sekarang sudah web. Untuk selanjutnya kita akan ada pengembangan baru. Kita akan membangun My SQL dari sebelumnya Oracle server. Ini dikarenakan Oracle membutuhkan spesifikasi yang tinggi.
19. Bagaimana alur fasilitasi yang diberikan Badan Kepegawaian Negara tehadap instansi yang meminta difasilitasi? Pertama instansi mengirimkan data peserta yang benar-benar valid ke BKN. BKN hanya menerima data bersih dan valid dari instansi. Data ini dikirim ke BKN tujuh hari sebelum acara. Lalu BKN melakukan pemberkasan soal CPNS H-5 hingga H-2. Instansi mandiri yang meminta difasilitasi menyiapkan semua sarana yang dibutuhkan.
20. Bagaimana pelayanan yang diberikan Badan Kepegawaian Negara terhadap instansi yang meminta difasilitasi? Tahun lalu kita dapat melayani sampai 73 instansi. Kami total dalam melayani, telah melayani semaksimal mungkin.
Jakarta, 10 April 2014 ( )
MEMBER CHECK
Nama : Adi Pamulyo, S.Kom
Jabatan : Pengelola Bank Soal Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen PNS BKN
1. Apakah yang membedakan sistem seleksi Computer Assisted Test dengan sistem seleksi menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK)? Sistem CAT memungkinkan peserta melihat hasil tesnya secara langsung setelah selesai tes. Sistem LJK tidak memungkinkan, karena butuh proses panjang.
2. Apakah sistem Computer Assisted Test tepat digunakan sebagai metode seleksi CPNS? Tepat. Terbukti sejak tahun 2009 tidak hanya BKN, tapi berbagai instansi telah menggunakan sistem ini.
3. Apa saja sarana dan prasarana yang terdapat di Badan Kepegawaian Negara untuk menunjang penyelenggaraan seleksi menggunakan Computer Assisted Test? Ada laboratorium CAT yang dilengkapi ruang tes, ruang monitoring, dan ruang administrasi. Dalam ruangan tersebut ada komputer, server, CCTV dan lainnya.
4. Bagaimana kapasitas komputer dan server di Badan Kepegawaian Negara? Komputer di laboratorium lantai satu ada 100 komputer, di lantai enam ada 40 komputer. Komputer yang digunakan untuk tes hanya sekitar 135 komputer, karena sisanya disediakan untuk cadangan. Untuk kapasitas komputer di pusat masih terbatas.
5. Darimana Sumber Daya Manusia pengelola Computer Assisted Test berasal? Dari PPSR dan unit lainnya di BKN.
6. Bagaimana kapasitas tenaga pelaksana Computer Assisted Test di Badan Kepegawaian Negara? Jika diperbantukan dari unit lain memadai.
7. Bagaimana kapasitas server dan penyimpanan data? Satu server dapat digunakan 135 komputer.
8. Siapa yang menjadi operator sistem Computer Assisted Test? Untuk IT kami berasal dari PPSR, dan diperbantukan dari seluruh unit di BKN. Kalau dari PPSR hanya saya berdua dengan teman saya.
9. Berapakah biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Computer Assisted Test? Dapat diketahui di Biro Umum dan perlengkapan.
10. Apa saja masalah yang pernah ditemui saat pelaksanaan seleksi menggunakan sistem Computer Assisted Test di Badan Kepegawaian Negara? Kalau untuk di pusat tidak ada masalah yang berarti. Pernah terjadi masalah jaringan, tapi dapat diatasi.
11. Apakah sistem ini mudah untuk dioperasikan dan prosedurnya jelas?
Sistem ini mudah dioperasikan. Peserta hanya log in menggunakan identitas, lalu dapat mengerjakan soal. Jika sistem ini sulit digunakan, kami tidak akan menggunakan sistem ini.
12. Bagaimana respon sistem ini terhadap tuntutan perubahan? Sistem ini selalu berubah sesuai dengan permintaan dan tuntutan-tuntutan untuk memperbaiki sistem ini. Perubahan pada segi tampilan. Kemudian saat ini kami sedang mengembangkan sistem baru bukan dengan Oracle tapi SQL. Kami berencana untuk opensource. Dengan Oracle membutuhkan spesifikasi yang tinggi, sehingga sulit terpenuhi instansi. Kita baru akan melakukan uji coba tahun 2014 ini.
13. Bagaimana alur fasilitasi yang diberikan Badan Kepegawaian Negara tehadap instansi yang meminta difasilitasi? Dapat dilihat di SOP.
14. Bagaimana pelayanan yang diberikan Badan Kepegawaian Negara terhadap instansi yang meminta difasilitasi? Menpan telah mengeluarkan peraturan untuk menggunakan CAT pada tahun 2013. Maka kami harus siap untuk memfasilitasi instansi manapun yang ingin difasilitasi. Awalnya sistem ini memang tidak diperuntukkan secara massal. Namun kami tidak mungkin menolak kebijakan Menpan untuk memfasilitasi instansi lain. Mau tidak mau kami harus memberikan pelayanan yang maksimal. Terbukti pada tahun 2013 kami dapat memfasilitasi hingga 73 instansi.
Jakarta, 10 April 2014
( )
MEMBER CHECK
Nama : Dewi Sartika, S.Kom
Jabatan : Pengelola Bank Soal Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen PNS BKN
1. Apakah kegunaan dari sistem Computer Assisted Test (CAT)? Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap seleksi CPNS inilah CAT diterapkan. Pemerintah awalnya ingin mengubah persepsi masyarakat terhadap seleksi CPNS terdahulu, melalui suatu metode seleksi yang dapat dipercaya. Dahulu banyak isu yang tidak baik berkembang terhadap seleksi menggunakan LJK. Sistem seleksi menggunakan LJK dianggap menimbulkan terjadinya KKN. Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap seleksi CPNS inilah CAT diterapkan. CAT digunakan tidak hanya untuk Tes Kompetensi Dasar (TKD), tapi juga Tes Kompetensi Kepegawaian, Tes Jabatan Struktura, Tes Analisis Jabatan dan tes non CPNS lainnya baik untuk pusat ataupun instansi lain.
2. Apakah yang membedakan sistem seleksi Computer Assisted Test dengan sistem seleksi menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK)? CAT ini merupakan alat bantu. Kalau dengan CAT sudah menggunakan komputer, kalau LJK masih manual. Penilaiannya LJK butuh waktu, CAT saat itu juga nilai diketahui.
3. Apakah sistem Computer Assisted Test tepat digunakan sebagai metode seleksi CPNS? Computer Assisted Test metode yang tepat, dapat dipercaya, jauh dari permainan.
4. Apa saja sarana dan prasarana yang terdapat di Badan Kepegawaian Negara untuk menunjang penyelenggaraan seleksi menggunakan Computer Assisted Test? Ada server, ada komputer lengkap dengan jaringan. Ada spesifikasinya yang dapat dilihat di SOP.
5. Bagaimana kapasitas komputer dan server di Badan Kepegawaian Negara? Cukup atau tidaknya tergantung volume peserta. Tapi kalau menurut saya semakin banyak pesertanya seharusnya komputer dapat ditambah. Tapi kan ini terkait dengan anggaran. Anggarannya terbatas. Kalau bisa ditambah lagi, supaya pelaksanaannya pun tidak antri lama. Jika komputer banyak pelaksanaannya pasti cepat. Kemarin kan 73 instansi sampai 3 bulan.
6. Darimana Sumber Daya Manusia pengelola Computer Assisted Test berasal? Dari PPSR dan unit lain di BKN.
7. Bagaimana kapasitas tenaga pelaksana Computer Assisted Test di Badan Kepegawaian Negara? Ada lebih dari seratus orang tenaga pelaksana. Tenaga pelaksana tersebut masuk dalam beberapa tim seperti tim aplikasi, jaringan, server, administrasi dan lainnya ada di SOP. Tenaga kerja untuk mengelola sistem CAT masih kurang. Ini
disebabkan formasi yang diusulkan BKN belum disetujui oleh Menpan. Semua tergantung dari Menpan. Namun solusi kita dengan memakai tenaga lain dalam BKN.
8. Siapa yang menjadi operator sistem Computer Assisted Test? Pegawai yang mengerti IT.
9. Berapakah biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Computer Assisted Test? Saya kurang tau.
10. Darimanakah anggaran untuk sistem Computer Assisted Test berasal? Dari APBN.
11. Apa saja manfaat yang didapat dari sistem Computer Assisted Test? Manfaatnya sangat luar biasa. Mungkin manfaat nya bukan untuk Badan Kepegawaian Negara saja tapi juga seluruh masyarakat. Sebagai tenaga pelaksana kami melayani masyarakat. Kami memberikan sistem yang terbaik kepada masyarakat. Dengan sistem ini KKN dapat dihilangkan. Menurut masyarakat sistem ini transparan, lebih efisien, lebih cepat, lebih akurat.
12. Apakah biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Computer Assisted Test sudah sesuai dengan manfaat yang didapatkan (ekonomis)? Menurut saya sudah. Bahkan manfaat ini lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
13. Apakah sistem Computer Assisted Test dapat diandalkan? Ya bisa diandalkan.
14. Bagaimana ketelitian soal pada sistem Computer Assisted Test? Soal ini sudah teliti. Sebelum kita melakukan tes, soal yang paling utama. Dalam membuat soal kita sudah rencanakan satu tahun sebelumnya untuk validasi. Setelah divalidasi baru kita masukkan ke sistem. Kesalahan pada soal pernah ditemui. Kesalahan pada pengetikan soal. Ada beberapa soal terkadang ditemukan salah mengetik pilihan ganda. Misal pilihan ganda B dan C sama. Padahal sistem ini sudah kita teliti, lapi kemaren masih saja kita temukan. Kami akan mereview pembuatan soal ini lagi. Tapi tim kita sudah memberikan peringatan kepada peserta, dan peserta sudah tau.
15. Bagaimana ketelitian nilai pada sistem Computer Assisted Test? Nilai sudah secara sistem. Sampai saat ini tidak ada yang complain.
16. Apa masalah yang pernah ditemui saat pelaksanaan seleksi menggunakan sistem Computer Assisted Test? Masalah jaringan, itu saja. Masalah jaringan ini dapat diatasi, karena kami punya tim jaringan. Selain itu ada komputer cadangan yang bisa digunakan. Jika terjadi masalah pun tidak merubah waktu, nilai, dapat dilanjutkan karena data telah tersimpan.
17. Apakah sistem ini mudah untuk dioperasikan dan prosedurnya jelas? Mudah. Instruksinya jelas. Paling yang sulit menggunakan yang sudah tua, seperti untuk tes jabatan. Tapi untuk CPNS pesertanya mudah menggunakan.
18. Bagaimana respon sistem ini terhadap tuntutan perubahan?
Berubah nya sistem tergantung kebutuhan tes. Banyak dilakukan perubahan sejak awal berdirinya CAT. Seperti tahun lalu tampilan selesai ujian yang sebelumnya dibawah diubah diatas. Materi ujian juga fleksibel. Misal materi ujian dinas dan jabatan strukturan pasti berbeda. Skemanya berbeda. Itu selalu kita ubah.
19. Bagaimana alur fasilitasi yang diberikan Badan Kepegawaian Negara tehadap instansi yang meminta difasilitasi? Ada di SOP.
20. Bagaimana pelayanan yang diberikan Badan Kepegawaian Negara terhadap instansi yang meminta difasilitasi? Tahun 2013 kami telah berusaha semaksimal mungkin. Kami bekerja semaksimal mungkin. Saya tidak tau penilaian instansi luar seperti apa, tapi mereka cukup puas. Kami bekerja semaksimal mungkin melayani instansi yang menggunakan CAT. Kita terima seluruh instansi yang meminta difasilitasi, karena kami tidak mungkin menolak.
Jakarta, 17 Juni 2014
( )
MEMBER CHECK
Nama : Novi Rinawati, SS
Jabatan : Pengelola Bank Soal Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen PNS BKN
1. Apakah kegunaan dari sistem Computer Assisted Test (CAT)? CAT digunakan untuk seleksi. Tidak hanya seleksi CPNS saja, tapi juga seleksi lainnya baik untuk internal maupun eksternal.
2. Apakah yang membedakan sistem seleksi Computer Assisted Test dengan sistem seleksi menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK)? Sistem LJK menggunakan kertas sedangkan CAT menggunakan komputer. Penilaian LJK dengan scanner sehingga membutuhkan waktu lama. Dengan menggunakan CAT hasil ujian dapat diketahui saat itu juga.
3. Apakah sistem Computer Assisted Test tepat digunakan sebagai metode seleksi CPNS? Sudah tepat. Meningkatkan kepercayaan masyarakat.
4. Apa saja sarana dan prasarana yang terdapat di Badan Kepegawaian Negara untuk menunjang penyelenggaraan seleksi menggunakan Computer Assisted Test? Untuk sarana dan prasarana sistem CAT, BKN menyediakan Laboratorium CAT dengan beberapa bagian ruangan didalamnya. Seperti ruang server, ruang administrasi, ruang monitoring lengkap dengan CCTV dan two way screen. Kita membangun lokasi tes pertama kali di lantai enam dengan kapasitas PC sebanyak 50 PC. Laboratorium CAT sendiri baru dibangun pada tahun 2009 dengan kapasitas 100 PC. Sekarang ruangan di lantai enam tidak digunakan lagi. Ini dikarenakan lift yang mengangkut peserta ujian ke lantai enak kerap mati atau tersendat.
5. Bagaimana kapasitas komputer dan server di Badan Kepegawaian Negara? Kapasitasnya memadai.
6. Darimana Sumber Daya Manusia pengelola Computer Assisted Test berasal? Dari PPSR dan seluruh unit BKN.
7. Bagaimana kapasitas tenaga pelaksana Computer Assisted Test di Badan Kepegawaian Negara? Kalau jumlahnya ada 18 yang aktif dari PPSR. Tenaga pelaksana cukup memadai.
8. Bagaimana kapasitas server dan penyimpanan data? Kalau server yang sesuai dengan spesifikasi bisa sampai 200 PC. Kalau penyimpanan ada di spesifikasi, saya kurang tau.
9. Siapa yang menjadi operator sistem Computer Assisted Test? Pegawai yang memenuhi spesialisasi yang dibutuhkan. Latar belakang pendidikan operator ada yang sarjana komputer, ada yang tidak. Semuanya di latih terlebih dahulu sampai bisa. Pelatihan tidak hanya sekali.
10. Berapakah biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Computer Assisted Test? Saya kurang tau, sepertinya miliaran. Kita harus membiayai aplikasi, biaya menggaji konsultan.
11. Darimanakah anggaran untuk sistem Computer Assisted Test berasal? Dari PPSR dianggarkan APBN.
12. Apakah biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Computer Assisted Test sudah sesuai dengan manfaat yang didapatkan (ekonomis)? Kalau sebanding tidak. Tapi paling tidak sejak tahun 2013 masyarakat mengenal BKN. Setidaknya kita juga dapat menyaring CPNS yang benar-benar pintar, kompetensinya benar-benar tinggi. Kalau kita menilai dari materi tidak sesuai, tapi kalau dari output dan outcome nya sudah sebanding.
13. Apakah sistem Computer Assisted Test dapat diandalkan? Ya dapat diandalkan. Sistem ini telah diuji BPPT dan telah diuji stress servernya. Hasilnya sistem ini stabil.
14. Bagaimana ketelitian soal pada sistem Computer Assisted Test? Soal sangat teliti karena telah melewati berbagai proses. Pembuatan soal bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dan pihak lainnya. Setiap peserta akan mendapatkan soal berbeda karena telah diacak.
15. Bagaimana ketelitian nilai pada sistem Computer Assisted Test? Penilaiannya sudah teliti dan akurat. Tidak ada peserta yang complain, kalaupun ada kita bisa membuktikan.
16. Apa masalah yang pernah ditemui saat pelaksanaan seleksi menggunakan sistem Computer Assisted Test?
17. Apakah sistem ini mudah untuk dioperasikan dan prosedurnya jelas? Kalau untuk pemudah mudah, karena hanya menggunakan mouse. Kalau untuk operator, saya rasa mudah.
18. Bagaimana respon sistem ini terhadap tuntutan perubahan? Sistem ini cukup fleksibel. Sistem CAT selalu mengalami perubahan secara bertahap. Setiap tahunnya sistem ini selalu diperbaharui. Misalnya saja dari segi tampilan penilaian maupun soal. Kami juga sebelumnya telah menampung kritik dan saran dari peserta tes. Kritik dan saran tersebut yang kami gunakan sebagai acuan untuk berubah kearah yang lebih baik lagi.
19. Bagaimana alur fasilitasi yang diberikan Badan Kepegawaian Negara tehadap instansi yang meminta difasilitasi? Dapat dilihat di buku SOP.
20. Bagaimana pelayanan yang diberikan Badan Kepegawaian Negara terhadap instansi yang meminta difasilitasi? Kami selalu berusaha memberikan pelayanan yang prima. Berapa banyak pun instansi yang datang kami coba untuk fasilitasi dengan sebaik mungkin.
Jakarta, 26 Agustus 2014 ( )
MEMBER CHECK
Nama : Rina Nurmariyana,
Jabatan : CPNS
1. Apa pendapat anda mengenai sistem Computer Assisted Test yang digunakan untuk tes CPNS?
Menurut saya sistem ini sistem yang bagus. Sistem ini transparan, memungkinkan peserta untuk melihat hasil ujian secara langsung. Sistem ini berbasis komputer sehingga sulit terjadi kecurangan.
2. Menurut pendapat anda apa yang membedakan sistem Computer Assisted Test dengan sistem LJK (Lembar Jawaban Komputer)?
Sistem CAT mempercepat tes karna menggunakan komputer dan peserta hanya tinggal mengklik jawaban. Sedangkan sistem LJK membutuhkan waktu lama karna harus melingkari jawaban.
3. Apakah sistem Computer Assisted Test mudah untuk dioperasikan?
Sistem ini mudah untuk dioperasikan, dan instruksinya jelas. Peserta hanya log in dengan nama dan nomor identitas, lalu dapat mengerjakan soal. Saat masuk ke soal terdapat petunjuk, soal mana yang sudah dan belum dikerjakan. Soal yang sudah dikerjakan berwarna biru, yang belum dikerjakan berwarna merah. Soal yang telah dikerjakan masih dapat di ubah. Setelah selesai mengerjakan soal, hasil ujian akan keluar. Kita juga dapat melihat ranking pada monitor didepan ruang CAT. Instruksi yang diberikan sistem ini juga jelas dan mudah diikuti.
4. Apakah soal yang diberikan mudah untuk dikerjakan?
Soal yang diberikan standard. Ada yang berbobot mudah, sedang, dan sulit. Soal yang diberikan juga sesuai dengan pendidikan saya, sehingga tidak terlalu sulit dalam mengerjakan.
5. Apakah menurut anda ada kesalahan dalam pembuatan ataupun pengetikan soal?
Menurut saya tidak ada. 6. Apakah skor ujian dapat dilihat saat itu juga setelah ujian selesai diadakan?
Ya, bisa. 7. Apakah ada komplain terhadap penilaian oleh sistem Computer Assisted
Test?
Tidak ada. Menurut saya nilai yang saya dapat telah sesuai dengan yang saya kerjakan.
8. Apakah menurut anda penilaian dengan sistem Computer Assisted Test sudah akurat?
Menurut saya sudah akurat. 9. Apakah ada peserta yang anda ketahui tidak lolos saat ujian TKD dan TKB,
namun lolos menjadi CPNS?
Tidak ada. Peserta yang lolos ujian TKD dan TKB hanya sedikit, sehingga peserta dapat saling mengenal satu sama lain. Tidak ada peserta yang saya kenal seharusnya tidak lolos namun lolos. Sudah transparan.
10. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana sistem Computer Assisted Test yang anda lihat?
Menurut saya ruangan tes beserta komputernya masih dalam kondisi baik. Tidak ada sarana prasarana yang mengganggu kenyamanan.
11. Berapa jumlah pengawas dalam satu ruangan saat seleksi menggunakan Computer Assisted Test berlangsung?
Ada sekitar 2 hingga 3 orang pengawas. 12. Adakah masalah yang anda temukan saat tes berlangsung, baik dari anda
maupun orang sekitar anda?
Waktu TKD berlangsung, tidak ada peserta yang bermasalah. Waktu TKB berlangsung, saya pernah melihat ada peserta yang bermasalah dengan data dirinya. Peserta tersebut tidak dapat log in. Setelah dicek oleh pengawas, kesalahan tenyata berasal dari peserta tersebut.
13. Apakah pengawas ramah dan mudah dimintai pertolongan saat terjadi masalah?
Ya, mudah. Pengawas sigap dan selalu ada ditempat. Saat ada yang membutuhkan pertolongan pengawas segera datang.
14. Apa masukan yang dapat anda berikan demi kemajuan sistem ini?
Saya berharap sistem ini dapat lebih canggih lagi kedepannya.
Jakarta, 26 Agustus 2014
( )
MEMBER CHECK
Nama : Dwi Pratiwi
Jabatan : CPNS
1. Apa pendapat anda mengenai sistem Computer Assisted Test yang digunakan untuk tes CPNS?
Sistem ini sistem yang bagus dan menurut saya tidak memungkinkan terjadinya kecurangan.
2. Menurut pendapat anda apa yang membedakan sistem Computer Assisted Test dengan sistem LJK (Lembar Jawaban Komputer)?
Dari segi waktu dan pengerjaannya CAT lebih cepat dan mudah digunakan. LJK cenderung membutuhkan waktu yang lama dan persiapan yang banyak. Sistem CAT juga memungkinkan peserta untuk mengetahui hasilnya saat itu juga, sedangkan LJK tidak.
3. Apakah sistem Computer Assisted Test mudah untuk dioperasikan?
Sistem ini mudah dioperasikan dan instruksinya jelas. Kita hanya log in dengan memasukkan nomor identitas, lalu semua data mengenai kita akan ditampilkan secara otomatis. Setelah itu kita dapat mengerjakan soal, sesuai dengan waktu yang tertera di komputer.
4. Apakah soal yang diberikan mudah untuk dikerjakan?
Soal yang diberikan relative. Saya pernah mencoba soal di kementerian lain dan lebih sulit dibandingkan di BKN. Soal yang diberikan dari tahun ke tahun tidak pernah sama, selalu bervariatif.
5. Apakah menurut anda ada kesalahan dalam pembuatan ataupun pengetikan soal?
Tidak ada. 6. Apakah skor ujian dapat dilihat saat itu juga setelah ujian selesai diadakan?
Ya, bisa. Setelah selesai mengerjakan soal, ada keterangan rincian nilai dan waktu pengerjaan.
7. Apakah ada komplain terhadap penilaian oleh sistem Computer Assisted Test?
Tidak ada. Sudah sesuai dengan yang saya kerjakan. 8. Apakah menurut anda penilaian dengan sistem Computer Assisted Test
sudah akurat?
Menurut saya sudah.
9. Apakah ada peserta yang anda ketahui tidak lolos saat ujian TKD dan TKB, namun lolos menjadi CPNS?
Tidak ada. Penilaian CAT dapat diketahui semua peserta saat itu juga, sehingga peserta ingat dan dapat mengenali siapa saja yang lolos. Tidak ada CPNS yang tidak sesuai.
10. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana sistem Computer Assisted Test yang anda lihat?
Masih bagus dan rapi. 11. Berapa jumlah pengawas dalam satu ruangan saat seleksi menggunakan
Computer Assisted Test berlangsung?
Ada sekitar 3 sampai 4 pengawas. 12. Adakah masalah yang anda temukan saat tes berlangsung, baik dari anda
maupun orang sekitar anda?
Tidak ada, sejauh saya menggunakan CAT tidak ada masalah. 13. Apakah pengawas ramah dan mudah dimintai pertolongan saat terjadi
masalah?
Ya pengawas sangat membantu. 14. Apa masukan yang dapat anda berikan demi kemajuan sistem ini?
Saya berharap sistem ini lebih ditingkatkan baik dalam hal bobot soal, sarana dan prasana.
Jakarta, 26 Agustus 2014
( )
MEMBER CHECK
Nama : Dedi Basuki, A.Md.Kom
Jabatan : CPNS
1. Menurut pendapat anda apa yang membedakan sistem Computer Assisted Test dengan sistem LJK (Lembar Jawaban Komputer)?
Sistem CAT lebih mudah digunakan karena menggunakan komputer, sedangkan LJK sukar karna harus menghitamkan jawaban.
2. Apakah sistem Computer Assisted Test mudah untuk dioperasikan?
Sangat mudah dioperasikan. Kami hanya menggunakan mouse untuk mengklik jawaban.
3. Apakah soal yang diberikan mudah untuk dikerjakan?
Mudah dikerjakan. 4. Apakah menurut anda ada kesalahan dalam pembuatan ataupun pengetikan
soal?
Tidak ada. 5. Apakah skor ujian dapat dilihat saat itu juga setelah ujian selesai diadakan?
Ya peserta langsung dapat melihat nilai saat itu juga. 6. Apakah ada komplain terhadap penilaian oleh sistem Computer Assisted
Test?
Tidak, sudah sesuai dengan yang saya kerjakan. 7. Apakah menurut anda penilaian dengan sistem Computer Assisted Test
sudah akurat?
Sudah, karena secara otomatis dilakukan oleh sistem dan transparan dalam penilaian.
8. Apakah ada peserta yang anda ketahui tidak lolos saat ujian TKD dan TKB, namun lolos menjadi CPNS?
Saya kurang mengetahui, karena tidak memperhatikan. 9. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana sistem Computer Assisted Test
yang anda lihat?
Sudah bagus. Ruangan sudah nyaman dan tidak terdapat banyak kabel dibawah.
10. Berapa jumlah pengawas dalam satu ruangan saat seleksi menggunakan Computer Assisted Test berlangsung?
Sekitar 3 sampai 4 orang pengawas. 11. Adakah masalah yang anda temukan saat tes berlangsung, baik dari anda
maupun orang sekitar anda?
Ada. Pertama kali sebelum mulai ada peserta yang kesulitan belum mengerti dengan sistem ini, namun setelah diterangkan pengawas dapat berjalan dengan baik.
12. Apakah pengawas ramah dan mudah dimintai pertolongan saat terjadi masalah?
Pengawas mudah dimintai pertolongan. Jika ada kesulitan, kita hanya perlu angkat tangan, dan pengawas langsung datang.
13. Apa masukan yang dapat anda berikan demi kemajuan sistem ini?
Tidak ada. Saya hanya sarankan sebaiknya seluruh instansi di Indonesia segera menggunakan sistem CAT untuk seleksi, untuk menghindari KKN.
Jakarta, 26 Agustus 2014
( )
MEMBER CHECK
Nama : Osi Isna Isabela, S.Psi
Jabatan : CPNS
1. Menurut pendapat anda apa yang membedakan sistem Computer Assisted Test dengan sistem LJK (Lembar Jawaban Komputer)?
Sistem CAT mudah digunakan karna tidak perlu menghitamkan jawaban seperti pada LJK, cukup menggunakan komputer.
2. Apakah sistem Computer Assisted Test mudah untuk dioperasikan?
Mudah, hanya tinggal mengklik jawaban pada komputer. Instruksi yang diberikan cukup jelas.
3. Apakah soal yang diberikan mudah untuk dikerjakan?
Ada yang mudah, sedang dan sukar. 4. Apakah menurut anda ada kesalahan dalam pembuatan ataupun pengetikan
soal?
Tidak ada. 5. Apakah skor ujian dapat dilihat saat itu juga setelah ujian selesai diadakan?
Dapat dilihat saat itu juga setelah pengerjaan soal selesai. 6. Apakah ada komplain terhadap penilaian oleh sistem Computer Assisted
Test?
Tidak ada. 7. Apakah menurut anda penilaian dengan sistem Computer Assisted Test
sudah akurat?
Sudah, karena sistem ini menggunakan komputer, sehingga human error dapat terminimalisir.
8. Apakah ada peserta yang anda ketahui tidak lolos saat ujian TKD dan TKB, namun lolos menjadi CPNS?
Kurang tau. 9. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana sistem Computer Assisted Test
yang anda lihat?
Sarana dan prasarana dalam kondisi baik dan cukup memadai. 10. Berapa jumlah pengawas dalam satu ruangan saat seleksi menggunakan
Computer Assisted Test berlangsung?
Seingat saya 3 sampai 5 orang pengawas.
11. Adakah masalah yang anda temukan saat tes berlangsung, baik dari anda maupun orang sekitar anda?
Ada peserta lain yang kurang memahami instruksi yang diberikan, kemudian bertanya kepada pengawas dan mendapatkan penjelasan yang baik.
12. Apakah pengawas ramah dan mudah dimintai pertolongan saat terjadi masalah?
Ya, pengawas responsif dan membantu peserta untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
13. Apa masukan yang dapat anda berikan demi kemajuan sistem ini?
Sebaiknya BKN memperbanyak variasi soal, namun dengan bobot yang sama. Saya harapkan seluruh instansi juga dapat menggunakan sistem ini.
Jakarta, 19 Agustus 2014
( )
MATRIKS HASIL WAWANCARA
Informan : I1, I2, I3, I4, I5, I6
I Q2
Apakah yang membedakan sistem seleksi Computer Assisted Test dengan sistem
seleksi menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK)?
I1 Perbedaan sistem CAT dengan LJK diantaranya, CAT sudah bebas dari kertas, sudah menggunakan komputer. Hasil ujian menggunakan CAT dapat dilihat saat itu juga, sedangkan hasil ujian dengan LJK butuh waktu dua minggu hingga sebulan untuk diketahui.
I2 Sistem ini sistem yang transparan. Jika kita bandingkan dengan seleksi menggunakan sistem LJK, seleksi ini harus menggunakan lembar jawaban dan lembar soal yang nantinya akan dinilai secara tertutup. Sedangkan dengan CAT kita dapat mengetahui nilai hasil ujian secara langsung setelah selesai mengerjakan soal.
I3 Dengan CAT peserta dapat mengetahui nilainya saat itu juga. Berbeda dengan LJK yang membutuhkan waktu lama. CAT juga lebih transparan dibandingkan LJK yang dinilai secara tertutup.
I4 Sistem CAT memungkinkan peserta melihat hasil tesnya secara langsung setelah selesai tes. Sistem LJK tidak memungkinkan, karena butuh proses panjang.
I5 CAT ini merupakan alat bantu. Kalau dengan CAT sudah menggunakan komputer, kalau LJK masih manual. Penilaiannya LJK butuh waktu, CAT saat itu juga nilai diketahui.
I Q1
Menurut Pendapat anda, apakah kegunaan dari sistem Computer Assisted Test
(CAT)?
I1 Computer Assisted Test merupakan metode seleksi yang terintegrasi dengan komputer. Sistem Computer Assisted Test berguna dalam seleksi CPNS, dalam rangka objektifitas, transparansi, kompetitif dan menghindari KKN.
I2 CAT merupakan metode atau alat bantu seleksi dengan komputer. Kegunaan utama dari sistem CAT sebenarnya untuk menepis opini masyarakat tentang KKN.
I3 Sebagai metode seleksi CPNS. Tidak hanya itu, CAT juga digunakan untuk tes lain seperti Tes Kompetensi Kepegawaian, tes kedinasan, tes TOEFL.
I5 Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap seleksi CPNS inilah CAT diterapkan. Pemerintah awalnya ingin mengubah persepsi masyarakat terhadap seleksi CPNS terdahulu, melalui suatu metode seleksi yang dapat dipercaya. Dahulu banyak isu yang tidak baik berkembang terhadap seleksi menggunakan LJK. Sistem seleksi menggunakan LJK dianggap menimbulkan terjadinya KKN. Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap seleksi CPNS inilah CAT diterapkan. CAT digunakan tidak hanya untuk Tes Kompetensi Dasar (TKD), tapi juga Tes Kompetensi Kepegawaian, Tes Jabatan Struktura, Tes Analisis Jabatan dan tes non CPNS lainnya baik untuk pusat ataupun instansi lain.
I6 CAT digunakan untuk seleksi. Tidak hanya seleksi CPNS saja, tapi juga seleksi lainnya baik untuk internal maupun eksternal.
I6 Sistem LJK menggunakan kertas sedangkan CAT menggunakan komputer. Penilaian LJK dengan scanner sehingga membutuhkan waktu lama. Dengan menggunakan CAT hasil ujian dapat diketahui saat itu juga.
I Q4
Bagaimana kapasitas komputer dan server yang terdapat di Badan Kepegawaian Negara?
I1 Server kira-kira berjumlah 16 buah. Untuk jumlah komputer di lantai satu ada 100 buah dan di lantai enam ada 50 buah komputer. Saat tes berlangsung tidak semua komputer digunakan. Ada lima komputer yang disisakan sebagai cadangan. Jadi total ada 95 di lantai satu dan 45 di lantai enam yang digunakan saat tes berlangsung. Kapasitas komputer masih kurang. BKN masih akan menambah jumlah komputer lagi. Tahun ini BKN merencanakan akan menambah 100 komputer di diklat Ciawi
I2 Total server di BKN ada delapan. Total komputer di lantai satu ada 100, dan total komputer di lantai enam ada 50. Memadai atau tidaknya komputer tergantung dari besar atau kecilnya acara. Untuk penerimaan CPNS secara nasional seperti sekarang ini kurang. Tapi jika diperuntukkan hanya untuk internal BKN saja cukup. Idealnya kalau menambah 500 komputer lagi lebih baik. Namun ini semua terbatas pada anggaran.
I3 Komputer di lantai satu ada 100 komputer, di lantai enam ada 50 komputer. Dalam penggunaanya kami menggunakan maksimal hanya 95 komputer dan 35 komputer. Server sendiri ada satu set, kurang lebih 7 server. Jumlah komputer masih belum cukup untuk menangani tes CPNS secara masal. Awalnya CAT dibangun untuk tes regular. Secara regular 2 minggu sekali tes diadakan. Tapi selama ini yang berjalan, begitu pendaftaran CPNS dibuka, ribuan pelamar datang. Akibatnya kami harus membuat penjadwalan dengan baik karena komputer yang terbatas. Untuk server masih dibutuhkan banyak.
I4 Komputer di laboratorium lantai satu ada 100 komputer, di lantai enam ada 40 komputer. Komputer yang digunakan untuk tes hanya sekitar 135 komputer, karena sisanya disediakan untuk cadangan. Untuk kapasitas komputer di pusat masih terbatas.
I5 Cukup atau tidaknya tergantung volume peserta. Tapi kalau menurut saya semakin banyak pesertanya seharusnya komputer dapat ditambah. Tapi kan ini terkait dengan anggaran. Anggarannya terbatas. Kalau bisa ditambah lagi, supaya pelaksanaannya pun tidak antri lama. Jika komputer banyak pelaksanaannya pasti cepat. Kemarin kan 73 instansi sampai 3 bulan.
I6 Kapasitasnya memadai.
I Q3
Apakah sistem Computer Assisted Test tepat digunakan sebagai metode seleksi CPNS?
I1 Sistem ini sangat relevan untuk seleksi CPNS. I2 Sistem CAT sistem yang tepat untuk seleksi. I3 Sampai saat ini sistem Computer Assisted Test yang terbaik. I4 Tepat. Terbukti sejak tahun 2009 tidak hanya BKN, tapi berbagai instansi telah
menggunakan sistem ini. I5 Computer Assisted Test metode yang tepat, dapat dipercaya, jauh dari permainan. I6 Sudah tepat. Meningkatkan kepercayaan masyarakat.
I Q5
Apa saja sarana dan prasarana yang ada di Badan Kepegawaian Negara untuk menunjang pelaksanaan Computer Assisted Test?
I1 Infrastrukturnya seperti ruang monitorning, komputer, administrasi. Lalu ada server, cctv, proyektor.
I2 Infrastrukturnya dari segi jaringannya maupun ruangannya. Komputer, UPS, server. I3 Hardware seperti komputer, server, jaringan yang baik. Spesifikasinya bisa dilihat di SOP.
BKN juga memiliki Genset dan UPS jika sewaktu-waktu listrik mati, sehingga data peserta tidak hilang.
I4 Ada laboratorium CAT yang dilengkapi ruang tes, ruang monitoring, dan ruang administrasi. Dalam ruangan tersebut ada komputer, server, CCTV dan lainnya.
I5 Ada server, ada komputer lengkap dengan jaringan. Ada spesifikasinya yang dapat dilihat di SOP.
I6 Untuk sarana dan prasarana sistem CAT, BKN menyediakan Laboratorium CAT dengan beberapa bagian ruangan didalamnya. Seperti ruang server, ruang administrasi, ruang monitoring lengkap dengan CCTV dan two way screen. Kita membangun lokasi tes pertama kali di lantai enam dengan kapasitas PC sebanyak 50 PC. Laboratorium CAT sendiri baru dibangun pada tahun 2009 dengan kapasitas 100 PC. Sekarang ruangan di lantai enam tidak digunakan lagi. Ini dikarenakan lift yang mengangkut peserta ujian ke lantai enak kerap mati atau tersendat.
I Q6
Bagaimana Kapasitas tenaga pelaksana Computer Assisted Test di Badan Kepegawaian Negara?
I1 Untuk jumlah tenaga pelaksana ada di SK tim. Kalau tenaga pelaksana dari PPSR (Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen) saja tidak cukup. Tahun 2013 tenaga pelaksana ditambah dari seluruh unit di BKN. Semua terlibat, baik IT maupun bagian administrasi.
I2 SDM pengelola Computer Assisted Test masih kurang memadai untuk melaksanakan
seleksi CPNS secara Nasional. Ini dikarenakan pada awalnya BKN membuat Computer Assisted Test bukan untuk penerimaan PNS secara besar-besaraan seperti sekarang. Tapi jika CAT digunakan untuk internal saja SDM memadai.
I3 Kurang, masih perlu ditambah.
14 Jika diperbantukan dari unit lain memadai.
15 Untuk jumlah tenaga pelaksana ada di SK tim. Kalau tenaga pelaksana dari PPSR (Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen) saja tidak cukup. Tahun 2013 tenaga pelaksana ditambah dari seluruh unit di BKN. Semua terlibat, baik IT maupun bagian administrasi.
16 Kalau jumlahnya ada 18 yang aktif dari PPSR. Tenaga pelaksana cukup memadai.
I Q7
Siapakah yang menjadi operator aplikasi Computer Assisted Test?
I1 Dari pegawai PPSR yang berlatar belakang sarjana komputer. Sebelum pelaksanaan tes, diadakan Diklat terlebih dahulu bagi tenaga pelaksana. Selalu ada Diklat yang dilakukan tidak hanya sekali, tapi beberapa kali.
I2 Pegawai yang berkompeten dibidangnya. Kita lakukan Diklat terlebih dahulu beberapa kali sampai mereka bisa.
I3 Pegawai PPSR. Di PPSR sendiri belum terdapat jabatan IT secara sah, yaitu jabatan pranata komputer. Selama ini yang menjadi IT adalah pegawai PPSR yang menjabat sebagai pengelola Bank Soal, namun berlatar belakang pendidikan sarjana komputer. Saya sendiri menjabat Bank Soal, namun berlatar belakang sarjana komputer. Terdapat dua orang IT lain dari PPSR yang secara jabatan pengelola Bank Soal, namun berlatarbelakang pendidikan sarjana komputer. Ini menimbulkan kesulitan tersendiri, karena tidak semua pegawai berlatar belakang sarjana komputer dapat mengoperasikan sistem ini. Perlu dilakukan transfer pengetahuan terlebih dahulu. Setiap orang yang telah mengerti mengoperasikan sistem ini, harus mengajari anggota lain yang belum mengerti.
I4 Untuk IT kami berasal dari PPSR, dan diperbantukan dari seluruh unit di BKN. Kalau dari PPSR hanya saya berdua dengan teman saya.
I5 Pegawai yang mengerti IT. I6 Pegawai yang memenuhi spesialisasi yang dibutuhkan. Latar belakang pendidikan
operator ada yang sarjana komputer, ada yang tidak. Semuanya di latih terlebih dahulu sampai bisa. Pelatihan tidak hanya sekali.
I Q8
Apakah biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Computer Assisted Test sudah sesuai dengn manfaat yang didapatkan?
I1 Sistem ini digunakan untuk jangka panjang. Sistem ini merupakan asset yang diperuntukkan untuk jangka panjang, tidak hanya tahun ini saja. Dari sisi ekonomis, sistem ini lebih ekonomis. Biaya yang dikeluarkan di awal memang mahal, namun karena ini digunakan untuk jangka panjang menjadi lebih murah dan efisien.
I2 Tentu. Sistem ini lebih ekonomis dari LJK. Jika kita menggunakan LJK kita memerlukan tempat karena pengunjung yang banyak. Kedua, kita harus mencetak lembar soal dan jawaban. Kita juga harus bekerjasama dengan pihak ketiga, menggandakan soal sampai distribusi soal. Ini membutuhkan dana yang lebih besar dari menggunakan Computer Assisted Test.
I3 Menggunakan CAT seakan-akan membutuhkan biaya mahal karena berbagai perlengkapan yang harus dipersiapkan. Sebenarnya sistem CAT ini akan murah jika digunakan secara rutin. Semakin banyak kegiatan semakin murah. Kalau digunakan hanya sekali seperti buang-buang anggaran.
I5 Menurut saya sudah. Bahkan manfaat ini lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. I6 Kalau sebanding tidak. Tapi paling tidak sejak tahun 2013 masyarakat mengenal BKN.
Setidaknya kita juga dapat menyaring CPNS yang benar-benar pintar, kompetensinya benar-benar tinggi. Kalau kita menilai dari materi tidak sesuai, tapi kalau dari output dan outcome nya sudah sebanding.
I Q9
Bagaimana ketelitian soal dalam sistem Computer Assisted Test?
I1 Soal sudah teliti. Untuk pembuatan soal pengelola bank soal yang membuat, bekerjasama dengan perguruan tinggi negeri. Ada validasi yang dilakukan oleh teman-teman sendiri, secara internal maupun eksternal. Eksternal itu kita ujicobakan tryout di perguruan tinggi negeri. Soal yang valid kita peruntukkan tes, yang tidak valid dibuang atau diperbaiki kembali.
I2 Aplikasi telah dirancang sedemikian rupa sehingga nilai dapat diketahui saat itu juga setelah ujian selesai. Sistem mengolah secara otomatis, tidak ada intervensi dari manapun lagi. Sampai saat ini belum pernah ada yang komplain mengenai nilai. Tahun 2013 ada 73 instansi kita fasilitasi, tidak ada yang komplain masalah nilai.
I3 Pada soal telah dilakukan validasi. Soal juga telah di acak saat generate soal, dibawah pengawasan atasan kami. Pengacakan soal dilakukan sebanyak tiga kali. Pertama saat generate, saat peserta log in, dan saat peserta akan membuka soal.
I5 Soal ini sudah teliti. Sebelum kita melakukan tes, soal yang paling utama. Dalam membuat soal kita sudah rencanakan satu tahun sebelumnya untuk validasi. Setelah divalidasi baru kita masukkan ke sistem. Kesalahan pada soal pernah ditemui. Kesalahan pada pengetikan soal. Ada beberapa soal terkadang ditemukan salah mengetik pilihan ganda. Misal pilihan ganda B dan C sama. Padahal sistem ini sudah kita teliti, lapi kemaren masih saja kita temukan. Kami akan mereview pembuatan soal ini lagi. Tapi tim kita sudah memberikan peringatan kepada peserta, dan peserta sudah tau.
I6 Soal sangat teliti karena telah melewati berbagai proses. Pembuatan soal bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dan pihak lainnya. Setiap peserta akan mendapatkan soal berbeda karena telah diacak.
I Q10
Bagaimana ketelitian penilaian dalam sistem Computer Assisted Test?
I1 Penilaian sudah dilakukan secara otomatis oleh sistem. Selama sistem ini digunakan dalam seleksi, belum pernah ada peserta yang komplain dengan nilai yang didapat. Nilai yang didapat telah sesuai dengan yang dia kerjakan. Telah berpuluh ribu orang menggunakan CAT, belum ada yang komplain merasa tidak puas.
I2 Aplikasi telah dirancang sedemikian rupa sehingga nilai dapat diketahui saat itu juga setelah ujian selesai. Sistem mengolah secara otomatis, tidak ada intervensi dari manapun lagi. Sampai saat ini belum pernah ada yang komplain mengenai nilai. Tahun 2013 ada 73 instansi kita fasilitasi, tidak ada yang komplain masalah nilai.
I3 Penilaian dilakukan secara otomatis oleh sistem yang telah dirancang sedemikian rupa. Sulit untuk terjadi kecurangan.
I5 Nilai sudah secara sistem. Sampai saat ini tidak ada yang complain I6 Penilaiannya sudah teliti dan akurat. Tidak ada peserta yang complain, kalaupun ada kita
bisa membuktikan.
I Q11
Apakah sistem Computer Assisted Test mudah untuk dioperasikan dan prosedurnya jelas?
I1 Sistem ini sederhana. Artinya sistem ini mudah dipahami, dan mudah digunakan. Orang yang tidak pernah menggunakan komputer pun akan cepat mengerti.
I2 Sistem ini telah diuji sebelum digunakan. Sistem ini juga telah didesain semudah mungkin sehingga mudah digunakan oleh peserta. Siapapun peserta yang baru tes menggunakan CAT akan segera mengerti cara mengoperasikan aplikasi ini. Peserta hanya tinggal mengikuti instruksi dan menggunakan mouse untuk mengklik. Keyboard sendiri hanya digunakan untuk memasukkan nomor identitas. Setelah memasukkan nomor identitas peserta hanya tinggal mengerjakan soal.
I3 Sistem ini mudah digunakan oleh peserta. Peserta hanya melakukan log in, setelah itu dapat menjawab soal. Setelah selesai menjawab soal peserta dapat mengetahui nilainya saat itu juga.
I4 Sistem ini mudah dioperasikan. Peserta hanya log in menggunakan identitas, lalu dapat mengerjakan soal. Jika sistem ini sulit digunakan, kami tidak akan menggunakan sistem ini.
I5 Mudah. Instruksinya jelas. Paling yang sulit menggunakan yang sudah tua, seperti untuk tes jabatan. Tapi untuk CPNS pesertanya mudah menggunakan.
I6 Kalau untuk pemudah mudah, karena hanya menggunakan mouse. Kalau untuk operator, saya rasa mudah.
I Q12
Bagaimana respon sistem Computer Assisted Test terhadap perubahan?
I1 Sistem ini fleksibel terhadap perubahan.
I2 Sistem ini tidak baku tapi fleksibel. Sistem ini akan terus dikembangkan dan ditingkatkan sesuai kebutuhan. Fleksibilitas dilakukan untuk terus memudahkan pengguna dan meminimalisir kecurangan. Perubahan yang selama ini sudah terjadi dari aplikasinya. Kalau dulu peserta belum dapat memonitor waktunya, sekarang sudah kita buatkan untuk memonitor waktu. Dulu tampilan soal tidak sepeerti ini. sekarang peserta dapat mengetahui soal nomor berapa yang belum dikerjakan dan telah dikerjakan. Lalu kita telah kembangkan lagi untuk peserta dapat mengedit soal yang telah dijawab.
I3 Sistem ini fleksibel. Ada beberapa perubahan berkala terhadap sistem ini. Sejak 2011 kita membangun yang baru. Kita menggunakan Oracle dari sebelumnya memakai SQL server. Sebelumnya windows server kita masih 2003, sekarang windows server 2008 keatas. Sebelumnya pengacakan soal juga hanya satu kali, sekarang sudah tiga kali. Dulu juga masih desktop sekarang sudah web. Untuk selanjutnya kita akan ada pengembangan baru. Kita akan membangun My SQL dari sebelumnya Oracle server. Ini dikarenakan Oracle membutuhkan spesifikasi yang tinggi.
I4 Sistem ini selalu berubah sesuai dengan permintaan dan tuntutan-tuntutan untuk memperbaiki sistem ini. Perubahan pada segi tampilan. Kemudian saat ini kami sedang mengembangkan sistem baru bukan dengan Oracle tapi SQL. Kami berencana untuk opensource. Dengan Oracle membutuhkan spesifikasi yang tinggi, sehingga sulit terpenuhi instansi. Kita baru akan melakukan uji coba tahun 2014 ini.
I5 Berubah nya sistem tergantung kebutuhan tes. Banyak dilakukan perubahan sejak awal berdirinya CAT. Seperti tahun lalu tampilan selesai ujian yang sebelumnya dibawah
diubah diatas. Materi ujian juga fleksibel. Misal materi ujian dinas dan jabatan strukturan pasti berbeda. Skemanya berbeda. Itu selalu kita ubah.
I6 Sistem ini cukup fleksibel. Sistem CAT selalu mengalami perubahan secara bertahap. Setiap tahunnya sistem ini selalu diperbaharui. Misalnya saja dari segi tampilan penilaian maupun soal. Kami juga sebelumnya telah menampung kritik dan saran dari peserta tes. Kritik dan saran tersebut yang kami gunakan sebagai acuan untuk berubah kearah yang lebih baik lagi.
I Q13
Masalah apa yang pernah ditemui saat pelaksanaan seleksi menggunakan Computer Assisted Test?
I1 Tidak ada masalah sampai sekarang. Kalaupun komputer ada yang mengadat data yang telah diisi peserta tetap ada. Peserta dapat melanjutkan ujian tanpa kehilangan jawaban dan waktu ujiannya.
I2 Kalau di pusat sampai saat ini belum pernah ada masalah besar dan tidak dapat diatasi. Seandainya ada satu komputer yang mati, kita pindahkan ke komputer cadangan. Matinya komputer mungkin disebabkan kabel yang tertendang.
I3 Selama ini kita tes di kantor pusat dan regional tidak ada masalah. Loading lama atau komputer sering mati tidak ada. Selama ini masih berjalan baik.
I4 Kalau untuk di pusat tidak ada masalah yang berarti. Pernah terjadi masalah jaringan, tapi dapat diatasi.
I5 Masalah jaringan, itu saja. Masalah jaringan ini dapat diatasi, karena kami punya tim jaringan. Selain itu ada komputer cadangan yang bisa digunakan. Jika terjadi masalah pun tidak merubah waktu, nilai, dapat dilanjutkan karena data telah tersimpan.
I Q14
Bagaimana pelayanan yang diberikan Badan Kepegawian Negara terhadap instansi yang meminta difasilitasi?
I1 Kita selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik. I2 Tentu saja. Kita sudah memberikan yang terbaik. Yang mau minta difasilitasi silakan
datang, kita fasilitasi. Kita koordinasi baik dengan instansi lain. Sama-sama saling membantu sehingga pelaksanaannya baik.
I3 Tahun lalu kita dapat melayani sampai 73 instansi. Kami total dalam melayani, telah melayani semaksimal mungkin.
I4 Menpan telah mengeluarkan peraturan untuk menggunakan CAT pada tahun 2013. Maka kami harus siap untuk memfasilitasi instansi manapun yang ingin difasilitasi. Awalnya sistem ini memang tidak diperuntukkan secara massal. Namun kami tidak mungkin menolak kebijakan Menpan untuk memfasilitasi instansi lain. Mau tidak mau kami harus memberikan pelayanan yang maksimal. Terbukti pada tahun 2013 kami dapat memfasilitasi hingga 73 instansi.
I5 Tahun 2013 kami telah berusaha semaksimal mungkin. Kami bekerja semaksimal mungkin. Saya tidak tau penilaian instansi luar seperti apa, tapi mereka cukup puas. Kami bekerja semaksimal mungkin melayani instansi yang menggunakan CAT. Kita terima seluruh instansi yang meminta difasilitasi, karena kami tidak mungkin menolak.
I6 Kami selalu berusaha memberikan pelayanan yang prima. Berapa banyak pun instansi yang datang kami coba untuk fasilitasi dengan sebaik mungkin.
MATRIKS HASIL WAWANCARA
Informan : I7, I8, I9, I10
I QI
Apa pendapat anda mengenai sistem Computer Assisted Test yang digunakan untuk tes CPNS?
I7 Sistem CAT mudah digunakan karna tidak perlu menghitamkan jawaban seperti pada LJK, cukup menggunakan komputer.
I8 Sistem ini sistem yang bagus dan menurut saya tidak memungkinkan terjadinya kecurangan.
I9 Sistem CAT lebih mudah digunakan karena menggunakan komputer, sedangkan LJK sukar karna harus menghitamkan jawaban.
I10 Menurut saya sistem ini sistem yang bagus. Sistem ini transparan, memungkinkan peserta untuk melihat hasil ujian secara langsung. Sistem ini berbasis komputer sehingga sulit terjadi kecurangan.
I Q2
Apakah sistem Computer Assisted Test mudah untuk dioperasikan?
I7 Mudah, hanya tinggal mengklik jawaban pada komputer. Instruksi yang diberikan cukup jelas.
I8 Sistem ini mudah dioperasikan dan instruksinya jelas. Kita hanya log in dengan memasukkan nomor identitas, lalu semua data mengenai kita akan ditampilkan secara otomatis. Setelah itu kita dapat mengerjakan soal, sesuai dengan waktu yang tertera di komputer.
I9 Sangat mudah dioperasikan. Kami hanya menggunakan mouse untuk mengklik jawaban. I10 Sistem ini mudah untuk dioperasikan, dan instruksinya jelas. Peserta hanya log in dengan
nama dan nomor identitas, lalu dapat mengerjakan soal. Saat masuk ke soal terdapat petunjuk, soal mana yang sudah dan belum dikerjakan. Soal yang sudah dikerjakan berwarna biru, yang belum dikerjakan berwarna merah. Soal yang telah dikerjakan masih dapat di ubah. Setelah selesai mengerjakan soal, hasil ujian akan keluar. Kita juga dapat melihat ranking pada monitor didepan ruang CAT. Instruksi yang diberikan sistem ini juga jelas dan mudah diikuti.
I Q3
Apakah soal yang diberikan mudah untuk dikerjakan?
I7 Ada yang mudah, sedang dan sukar. I8 Soal yang diberikan relative. Saya pernah mencoba soal di kementerian lain dan lebih sulit
dibandingkan di BKN. Soal yang diberikan dari tahun ke tahun tidak pernah sama, selalu bervariatif.
I9 Mudah dikerjakan.
I10 Soal yang diberikan standard. Ada yang berbobot mudah, sedang, dan sulit. Soal yang diberikan juga sesuai dengan pendidikan saya, sehingga tidak terlalu sulit dalam mengerjakan.
I Q4
Apakah menurut anda ada kesalahan dalam pembuatan ataupun pengetikan soal?
I7 Tidak ada. I8 Tidak ada. I9 Tidak ada. I10 Menurut saya tidak ada.
I Q5
Apakah ada komplain terhadap penilaian oleh sistem Computer Assisted Test?
I7 Tidak ada. I8 Tidak ada. Sudah sesuai dengan yang saya kerjakan. I9 Tidak, sudah sesuai dengan yang saya kerjakan. I10 Tidak ada. Menurut saya nilai yang saya dapat telah sesuai dengan yang saya kerjakan.
I Q6
Apakah menurut anda penilaian dengan sistem Computer Assisted Test sudah akurat?
I7 Sudah, karena sistem ini menggunakan komputer, sehingga human error dapat terminimalisir.
I8 Menurut saya sudah. I9 Sudah, karena secara otomatis dilakukan oleh sistem dan transparan dalam penilaian. I10 Menurut saya sudah akurat.
I Q8
Bagaimana kondisi sarana dan prasarana sistem Computer Assisted Test yang anda lihat?
I7 Sarana dan prasarana dalam kondisi baik dan cukup memadai.
I8 Masih bagus dan rapi. I9 Sudah bagus. Ruangan sudah nyaman dan tidak terdapat banyak kabel dibawah.
I Q7
Apakah ada peserta yang anda ketahui tidak lolos saat ujian TKD dan TKB, namun lolos menjadi CPNS?
I7 Kurang tau. I8 Tidak ada. Penilaian CAT dapat diketahui semua peserta saat itu juga, sehingga peserta
ingat dan dapat mengenali siapa saja yang lolos. Tidak ada CPNS yang tidak sesuai. I9 Saya kurang mengetahui, karena tidak memperhatikan. I10 Tidak ada. Peserta yang lolos ujian TKD dan TKB hanya sedikit, sehingga peserta dapat
saling mengenal satu sama lain. Tidak ada peserta yang saya kenal seharusnya tidak lolos namun lolos. Sudah transparan.
I10 Menurut saya ruangan tes beserta komputernya masih dalam kondisi baik. Tidak ada sarana prasarana yang mengganggu kenyamanan.
I Q10
Adakah masalah yang anda temukan saat tes berlangsung, baik dari anda maupun orang sekitar anda?
I7 Ada peserta lain yang kurang memahami instruksi yang diberikan, kemudian bertanya kepada pengawas dan mendapatkan penjelasan yang baik.
I8 Tidak ada, sejauh saya menggunakan CAT tidak ada masalah. I9 Ada. Pertama kali sebelum mulai ada peserta yang kesulitan belum mengerti dengan sistem
ini, namun setelah diterangkan pengawas dapat berjalan dengan baik. I10 Waktu TKD berlangsung, tidak ada peserta yang bermasalah. Waktu TKB berlangsung,
saya pernah melihat ada peserta yang bermasalah dengan data dirinya. Peserta tersebut tidak dapat log in. Setelah dicek oleh pengawas, kesalahan tenyata berasal dari peserta tersebut.
I Q11
Apakah pengawas ramah dan mudah dimintai pertolongan saat terjadi masalah?
I7 Ya, pengawas responsif dan membantu peserta untuk mengatasi masalah yang dihadapi. I8 Ya pengawas sangat membantu. I9 Pengawas mudah dimintai pertolongan. Jika ada kesulitan, kita hanya perlu angkat tangan,
dan pengawas langsung datang. I10 Ya, mudah. Pengawas sigap dan selalu ada ditempat. Saat ada yang membutuhkan
pertolongan pengawas segera datang.
I Q12
Apa masukan yang dapat anda berikan demi kemajuan sistem ini?
I7 Sebaiknya BKN memperbanyak variasi soal, namun dengan bobot yang sama. Saya harapkan seluruh instansi juga dapat menggunakan sistem ini.
I8 Saya berharap sistem ini lebih ditingkatkan baik dalam hal bobot soal, sarana dan prasana. I9 Tidak ada. Saya hanya sarankan sebaiknya seluruh instansi di Indonesia segera
menggunakan sistem CAT untuk seleksi, untuk menghindari KKN. I10 Saya berharap sistem ini dapat lebih canggih lagi kedepannya.
I Q9
Berapa jumlah pengawas dalam satu ruangan saat seleksi menggunakan Computer
Assisted Test berlangsung? I7 Seingat saya 3 sampai 5 orang pengawas. I8 Ada sekitar 3 sampai 4 pengawas. I9 Sekitar 3 sampai 4 orang pengawas. I10 Ada sekitar 2 hingga 3 orang pengawas
CATATAN LAPANGAN
TANGGAL KETERANGAN 8 November 2013 14 November 2013 18 November 2013 27 November 2013 9 April 2013 10 April 2014 12 Juni 2014 17 Juni 2014 18 Juni 2014 25 Agustus 2014 26 Agustus 2014 22 September 2014 24 September 2014 13 Oktober 2014
Mencari data mengenai CAT di Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen BKN. Observasi awal di Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen BKN dan melakukan wawancara guna menemukan permasalahan terkait penerapan CAT di BKN dengan I1. Observasi awal di Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen BKN dan melakukan wawancara guna menemukan permasalahan terkait penerapan CAT di BKN dengan I3. Mencari data mengenai CAT dan menyaksikan tes CPNS di BKN. Menyaksikan tes menggunakan CAT di BKN. Melakukan wawancara dengan 13 dan I4. Melakukan wawancara dengan I1 dan I2
Melakukan wawancara dengan I5.
Mengecek kebenaran dengan melakukan triangulasi sumber terhadap I7. Mengecek kebenaran dengan melakukan triangulasi sumber terhadap I10. Melakukan wawancara dengan I6 dan mengecek kebenaran dengan melakukan triangulasi sumber terhadap I8 dan I9. Pencarian data anggaran penyelenggaraan seleksi menggunakan CAT di Biro Umum dan Kepegawaian. Pencarian data anggaran penyelenggaraan seleksi menggunakan CAT di Biro Renkal. Observasi sarana dan prasarana di laboratorium CAT.
LAMPIRAN FOTO
Wawancara dengan Dra. Heri Susilowati, MM, Kepala Sub Bidang Fasilitasi dan Penyelenggaraan Seleksi PPSR BKN,
Jakarta Timur, 12 Juni 2014, Peneliti.
Wawancara dengan Rina Nurmariana, Pranata Komputer BKN, Jakarta Timur, 25 Agustus 2014, Peneliti.
Wawancara dengan Dewi Sartika, S.Kom, Pengelola Bank Soal PPSR BKN, Jakarta Timur, 17 Juni 2014, Peneliti.
Ruang Tes Berkapasitas 100 Komputer, Laboratorium CAT Lantai 1 BKN, Jakarta Timur, 13 Oktober 2014, Peneliti.
Uji Coba CAT, Laboratorium CAT Lantai 1 BKN, Jakarta Timur, 11 Juli 2014, www.bkn.go.id.
Two way mirror dalam Ruang Pengawasan, Laboratorium CAT Lantai 1 BKN, Jakarta Timur, 13 Oktober 2014, Peneliti.
Monitor yang Terhubung dengan CCTV pada Ruang Pengawasan, Laboratorium CAT Lantai 1 BKN, Jakarta Timur, 13 Oktober 2014, Peneliti.
Suasana Ruang Monitoring saat Tes Kemenkumham Berlangsung, Laboratorium CAT Lantai 1 BKN, Jakarta Timur, Oktober 2014,
www.bkn.go.id.
CCTV Memperlihatkan Seluruh Keadaan di Laboratorium CAT Lantai 1 BKN, Jakarta Timur, 9 April 2014, Peneliti.
Ruang Operator CAT, Laboratorium CAT Lantai 1 BKN, Jakarta Timur, 13 Oktober 2014, Peneliti.
Pintu Ruang Server yang Terpasang Teralis dan Security
Lock, Laboratorium CAT BKN, Jakarta Timur, 13 Oktober 2014, Peneliti.
200 Loker Penyimpanan Barang Peserta Tes, Lantai Dasar BKN, Jakarta Timur, 13 Oktober 2014, Peneliti.
REKAPITULASI JUMLAH PESERTA TKD CPNS PELAMAR UMUM 2013 No Instansi Jumlah Peserta
I. Kementerian/ Lembaga 159,0261 Kementerian Koordinasi Politik Hukum dan Keamanan 1942 Kementerian PAN dan RB 7063 Kementerian Luar Negeri 5,1864 Kementerian Perdagangan 2,6775 Kementerian Perekonomian 9996 Kementerian Dalam Negeri 2,4757 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 4,0488 Kementerian Keuangan 56,3329 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 3,90310 Kementerian Hukum dan HAM 7,99511 Kementerian Kelautan dan Perikanan 13,92512 Kementerian Pertanian 8,29313 Kementerian Komunikasi dan Informasi 1,07414 Kementerian Pemuda dan Olahraga 66015 Kementerian Koordinasi dan Kesejahteraan Rakyat 22016 Kementerian Sekretariat Negara 97117 Kementerian Sekretariat Kabinet 21118 Kementerian Pekerjaan Umum 9,13619 Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal 1,23220 Kementerian Lingkungan Hidup 15921 Kementerian Sosial 1,04122 Kementerian Koperasi dan UKM 41723 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 12324 Bappenas 58525 Komisi Yudisial 78126 Mahkamah Konstitusi 17727 Komnas HAM 58328 Setjen DPR 93529 LAPAN 97730 BPS 1,78831 BPK 2,07232 BKN 1,74733 BNPT 96434 BNN 3,41035 BNP2TKI 98536 BSN 4,29737 BIG 86838 BATAN 50939 Bapeten 18940 BIN 49941 BPKP 4,92942 BKPM 1,05143 BMKG 1244 LKPP 80545 PPATK 1,20046 BPPT 3,95647 LIPI 2,95248 Arsip Nasional RI 52749 Bawaslu 18450 Ombudsman 67
78,90151 DKI Jakarta 26,22252 Jawa Tengah 9,33153 Jawa Timur 28,24354 Bengkulu 1,15655 Sumatera Barat 5,63756 Sulawesi Barat 7,19857 Maluku 23058 Maluku Utara 884
25,36159 Kota Salatiga 1,26160 Kota Banjarmasin 17961 Kota Banjarbaru 16762 Kota Surabaya 9,07863 Kab. Sidoarjo 3,80564 Kota Depok 92565 Kota Singkawang 15066 Kota Sawahlunto 61667 Kota Pekanbaru 72668 Kab. Indragiri Hilir 1,04069 Kab. Dharmasraya 74570 Kab. Muara Enim 1,28071 Kota Denpasar 1,69972 Kab. Musi Rawas 1,45873 Kab. Minahasa Tenggara 2,232
263,288
II. Pemerintah Provinsi
III. Pemerintah Kabupaten/ Kota
Total
Tanda Pengenal di Badan Kepegawaian Negara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Pribadi
Nama : Susi Lestari Agustina
NIM : 6661101163
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Agustus 1992
Alamat : Tunas Kelapa D No. 90 Rawalumbu Bekasi
Nomor Handphone : 083898350515
Status : Belum Menikah
2. Pendidikan
TK : Kuntum Melati II (1997-1998)
SD : SD Sepanjang Jaya X (1998-2002)
SMP : SMPN 16 Bekasi (2002-2005)
SMA : SMA 6 Bekasi
Program Studi IPA (2007-2010)
Perguruan Tinggi (S1) : UNTIRTA (2010-2014) Program Studi Ilmu
Administrasi Negara
3. Organisasi
Science Club (2007-2009)