penerapan prinsip-prinsip syariah dalam rumah...

114
“ PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG" Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Pernyataan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) oleh: MUHAMMAD FARHAN 11140460000116 PROGRAM STUDI MUAMALAT (HUKUM EKONOMI SYARIAH) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018/1439 H

Upload: vanquynh

Post on 26-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

“ PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH SAKIT

ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG"

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi

Pernyataan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

oleh:

MUHAMMAD FARHAN

11140460000116

PROGRAM STUDI MUAMALAT (HUKUM EKONOMI SYARIAH)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018/1439 H

Page 2: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 3: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 4: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 5: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

ABSTRAK

Muhammad Farhan. NIM 11140460000116. PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP

SYARIAH DALAM RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG.

Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1438 H/2018 M

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi atau penerapan Fatwa

DSN No.107 tentang Pedoman Penyelengaraan Rumah Sakit Syariah berdasarkan

Prinsip Syariah di Rumah Sakit Syariah Sultan Agung Semarang. Rumah sakit

syariah dalam pelaksanaannya harus mengacu pada fatwa DSN MUI No.107. Dengan

adanya studi ini dapat mengetahui kegiatan rumah sakit syariah dalam

pelaksanaannya telah menerapkan fatwa DSN MUI No. 107. Studi ini menjelaskan

seberapa besar pengaruh DPS di rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang atas

pelaksanaan fatwa DSN MUI No. 107 tentang Pedoman Penyelengaraan Rumah

Sakit Syariah berdasarkan Prinsip Syariah, dengan kebijakan DPS yang akan menjaga

kesyariahan rumah sakit agar selalu sesuai dengan prinsip syariah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

penelitian hukum empiris, yang merupakan penelitian dengan mengamati langsung

yang mengamati langsung di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Dengan

penelitian lapangan peneliti menggabungkan fakta dan teori-teori yang diambil dari

studi kepustakaan dari buku-buku dan peraturan peundang-undangan serta fatwa dari

DSN MUI sebagai rujukan yang berhubungan dengan penelitian yang dikerjakan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan fatwa DSN MUI No. 107

tentang Pedoman Penyelengaraan Rumah Sakit Syariah berdasarkan Prinsip Syariah

belum terlaksana dengan sempurna karena masih ada akad yang belum sesuai dengan

fatwa DSN MUI, pengadaan obat-obatan yang belum sepenuhnya bersertifikasi halal

yang disebabkan tarik ulur Kementerian kesehatan yang meminta perusahaan farmasi

untuk masuk di dalam Undang-undang Jaminan Produk Halal. Kebijakan DPS

sangatlah berpengaruh di rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang, dibuktikan

dengan kebijakan DPS dalam pelaksanaan akad syariah yang masih belum sesuai

dengan fatwa dalam hal penyelesaian sengketa yang menggunakan jalur litigasi

Pengadilan Negeri.

Kata Kunci: Penerapan Prinsip Syariah, Rumah Sakit Syariah.

Pembimbing: Abdurrauf, MA

Daftar Pustaka:1993s.d.2018

Page 6: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan

hidayah-Nya serta memberikan berkah, kasih sayang dan karunianya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Penerapan prinsip-prinsip

syariah dalam rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang”. Shalawat dan salam

kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan umatnya dari kegelapan

dunia ke zaman peradaban ilmu pengetahuan.

Penulis sangat bahagia dan bersyukur karena dapat menyelesaikan tugas akhir

dalam jenjang pendidikan Strata Satu (S1) yang penulis tempuh telah selesai. Serta

penulis tidak lupa meminta maaf apabila didalam penulisan skripsi ini ada yang

kurang berkenan dihati para pembaca karena penulis menyadari penulis masih jauh

dari kesempurnaan.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah mungkin dapat

tercapai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu sebagai

ungkapan rasa hormat yang amat mendalam. Penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dr.H.Asep Saepudin Jahar, Phd. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. A.M. Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, MA Ketua dan Sekretaris Prodi Hukum

Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Pembimbing akademik dan seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum.

4. Dosen Pembimbing Skripsi Abdurrauf, MA yang selalu memberi pengarahan,

pembelajaran yang baru bagi saya dengan penuh keikhlasan, kesabaran, dan

keistiqomahan dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Terkhusus kepada kedua orang tua yang sangat saya cintai dan sayangi,

ayahanda tercinta Drs, Syarif Hidayatullah, MH dan Ibunda tercinta Dra,

Romelah yang selalu mendoakan dam memberikan semangat kepada ananda

Page 7: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

untuk menyelesaikan skripsi ini, serta telah mengorbankan seluruh hidupnya

untuk membahagiakan dan membesarkan penulis hingga saat ini. Tidak akan

pernah dan mustahil mampu membayar apa yang telah diberikan selama ini.

Kedua orang tua yang selalu menjadi sumber inspirasi penulis dalam

menjalankan kehidupan dan menyelesaikan skripsi ini

6. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan buat adik penulis Ade

Ivy Malihah, Nu`man Faqih dan Lulu Rosya Luqiana yang ikut selalu

mendukung dan memberikan semangat, mendoakan penulis dan selalu

menjadi adik yang dibanggakan.

7. Terima kasih juga buat pihak Rumah Sakit Islam Sultan agung Semarang

yang memberikan penulis kesempatan untuk meneliti di sana.

8. Terima kasih juga buat teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah UIN

Jakarta angkatan 2014 khususnya kelas C yang telah mendukung penulis

dalam perkuliahan dan juga dalam penulisan skripsi ini

9. Terima kasih buat orang terdekat penulis yaitu teman-teman kosan

diantaranya Jihan Ardiansyah, Fahmi Hanif, Lalu Rizal Putraji, Naufal shidqi,

yang selalu memberikan motivasi dan juga menemani selama proses

pembuatan skripsi ini.

10. Terima kasih juga buat sahabat-sahabat yang ikut serta membantu dalam

penulisan skripsi ini yaitu, Agnes Fitriyantica, Maya, Sitti Khadijah, Arifan,

Muhammad Riski, Ratna, Fitri, Olga dan Kelompok KKN NASA 061.

Semoga amal baik mereka semua dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT.

Sesungguhnya hanya Allah SWT yang membalas kebaikan mereka dengan

kebaikan berlipat ganda.

Jakarta, 24 Mei 2018

Muhammad Farhan

Page 8: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................... 1

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................................... 0

ABSTRAK ............................................................................................................................... 0

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ................................................ 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

D. Literatur Review .......................................................................................................... 5

E. Kerangka Teori ............................................................................................................ 9

F. Metode Penelitian ...................................................................................................... 12

G. Sistematika Penulisan ............................................................................................... 14

BAB II .................................................................................................................................... 16

RUMAH SAKIT SYARIAH ................................................................................................ 16

A. Pengertian Rumah Sakit Syariah ............................................................................. 16

B. Prinsip Ekonomi Syariah .......................................................................................... 16

C. Akad-Akad Syariah dalam Rumah Sakit Syariah ................................................. 20

1. Ijarah ...................................................................................................................... 20

2. Murabahah ............................................................................................................ 24

3. Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ............................................................................ 28

4. Musyarakah Mutanaqishah ................................................................................. 30

5. Mudharabah .......................................................................................................... 37

6. Wakalah Bil Ujrah ................................................................................................ 41

BAB III ................................................................................................................................... 46

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .............................................................................. 46

A. Sejarah Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang ........................................... 46

B. Letak Geografis Rumah Sakit Sultan Agung Semarang ....................................... 48

C. Falsafah, Motto, Visi-Misi, dan Tujuan Rumah Sakit ........................................... 48

D. Fasilitas Pelayanan .................................................................................................... 51

Page 9: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

BAB IV ................................................................................................................................... 57

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 57

A. Implementasi Fatwa DSN No. 107 Pada Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Semarang ........................................................................................................................... 57

B. Peran DPS dalam mengawasi kepatuhan Rumah Sakit atas Fatwa DSN MUI No.

107 76

BAB V .................................................................................................................................... 82

PENUTUP .............................................................................................................................. 82

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 82

B. Saran ........................................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 85

LAMPRAN-LAMPIRAN ....................................................................................................... 89

Page 10: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

DAFTAR BAGAN

No Judul Bagan Hal

Bagan 1.1

Bagan 4.1

Sekema Rumah Sakit menurut maqasidu syariah

Sekema Ijarah

11

59

Bagan 4.2 Sekema Murabahah 60

Bagan 4.3 Sekema Mudharabah 61

Bagan 4.4 Sekema IMBT 62

Bagan 4.5 Sekema Wakalah bil ujrah 63

Bagan 4.6 Sekema MMQ 64

Bagan 4.7 Sekema Qardh 64

Bagan 4.8 Sekema Ba`i 65

Page 11: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi syariah di indonesia dimulai dari tahun

1980 dengan diskusi mengenai lembaga keuangan syariah sebagai salah satu

pilar perekonomian masyarakat di Indonesia. Mulailah pada awal tahun

1990 an diawali dengan berdirinya Bank Muamalat pada tahun 1992.1

Perkembanagan Ekonomi Syariah termasuk pesat terbukti dengan adanya

45 cabang di seluruh Indonesia, sebagai bukti lembaga keuangan syariah

disambut baik oleh masyarakat Indonesia khususnya yang beragama Islam.

Kelahiran lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip syariah

menjadi batu loncatan lemabaga keuangan lainnya seperti perusahaan

asuransi dan juga dalam bidang pembiayaan. Setelah banyak muncul produk

dan jasa keuangan yang hadir untuk memenuhi kebutuhan perekonomian

dengan transaksi secara halal, semangat itupun semakin berkembang

dengan adanya produk dan jasa kesehatan dengan prinsip syariah. Rumah

Sakit yang berbasis syariah adalah tempat yang menjamin terselenggaranya

perwujudan konsep syariah dalam rangka memfasilitasi kebutuhan jasmani

maupun rohani semua komponen/elemen dalam rumah sakit itu. Karena

kesehatan adalah anugrah yang terbaik yang diberikan Allah SWT kepada

manusia setelah islam.2

MUKISI adalah Majlis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia, MUKISI

didirikan pada tanggal 12 Juli 1994 di Yogyakarta dan dideklarasikan pada

tanggal 1 Oktober 1994 di Ciloto Jawa Barat. MUKISI adalah penggagas

berdirinya Rumah Sakit yang bersertifikasi Syariah yang di sahkan oleh

1 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia (Jakarta: PT Sinar

Grafika, 2012. Cet.Pertama), h., 70. 2 Abdul Basith Muhammad as-Sayyid, Pola Makan Rasulullah (Jakarta: PT Al Mahira,

2014. Cet. Tujuh), h., 76.

Page 12: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

2

DSN MUI dengan adanya Fatwa DSN-MUI No. 107/DSN-MUI/X/2016

tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan prinsip

syariah. Kode etik Rumah Sakit Syariah, Kode Etik Dokter di Rumah Sakit

Syariah, Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit Syariah dan pedoman

panduan lainnya dalam rangka menyiapkan rumah sakit menuju Rumah

Sakit Syariah.

Sekarang di Indonesia kurang lebih terdapat 100 Rumah Sakit Islam

yang ingin meningkatkan pelayanan kesehatan islami. Setidaknya ada 51

persyaratan standar serta 173 elemen penilaian untuk menjadikan Rumah

Sakit bersertifikat Syariah. Hingga kini di Indonesia baru terdapat dua

Rumah Sakit Islam yang telah bersertifikat Syariah yaitu Rumah Sakit Islam

Sultan Agung Semarang dan Rumah Sakit Islam Bantul.

Rumah sakit syariah adalah rumah sakit yang seluruh aktivitasnya

berdasarkan pada maqashid al syariah, yaitu hifzh ad-din, hifzh an-nafs,

hifzh al-aql, hifzh al-nasl, hifh al-mal.Transaksi, pelayanan, obat-obatan

dan makan, dan pengelolaan dana harus sesuai dengan prinsip syariah.

Rumah Sakit yang bersertifikat Syariah tentunya akan memakai

akad-akad atau kotrak yang sesuai dengan prinsip syariah. Sesuai dengan

fatwa DSN-MUI No. 107/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan prinsip syariah, akad-akad yang

dipakai dalam transaksi keuangan di dalam Rumah Sakit syariah ialah akad

ijarah, akad jual beli, akad mudharabah, akad ijarah muntahiyyah bit-

tamlik, akad musyarakah mutanaqishah, akad wakalah bil ujrah. Dengan

ini penulis ingin meneliti skema akad- akad syriah yang ada dalam lembaga

kesehatan. Jika kita lihat dalam lembaga keuangan akad-akad syariah akad

dipakai pada transaksi antara lembaga atau Bank dengan nasabah, tentusaja

kita telah mengetahui konsepnya. Namun coba kita lihat pada lembaga

kesehatan yaitu Rumah Sakit, masih banyak orang bertanya-tanya

bagaimana pengaplikasian akad-akad syariah di dalam Rumah Sakit? Siapa

saja pihak-pihak yang ada dalam transaksi tersebut?.

Page 13: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

3

Dengan adanya latar belakang di atas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Penerapan prinsip-prinsip syariah

dalam rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang”.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Perkembangan ekonomi syariah yang pesat serta merta

menciptakan semangat bagi masyarakat Indonesia khususnya umat

muslim dalam menjalankan perekonomian dengan konsep dan prinsip

yang sesuai dengan syariat Islam. Perkembangan tersebut merambat

kepada bidang kesehatan, dengan munculnya Rumah Sakit syariah yang

bersertifikat yang dibrikan oleh DSN MUI. Dengan adanya Rumah Sakit

syariah otomatis semua yang ada dalam Rumah Sakit dari mulai

pelayanan, obat-obatan, kontrak dan transaksi harus sesuai dengan

prinsip syariah. Berdasarkan ketentuan yang ada, ada perbedaan antara

penerapan akad-akad syariah yang ada di Rumah Sakit dan yang ada di

Bank atau lembaga keuangan syariah. Tidak semua orang tidak tau

bagaimana skema akad atau kontrak syariah pada Rumah Sakit syariah.

Tidak hanya skema akad, standararisai yang dibuat oleh MUKISI

sangatlah banyak ada 51 persyaratan standar serta 173 elemen penilaian

untuk menjadikan rumah sakit bersertifikat Syariah.

2. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah pembahsan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga pembahasan

lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan penulis. Disini

penulis hanya akan membahas akad-akad syariah yang digunakan untuk

transsaksi di dalam Rumah Sakit syariah dan bagaimana standarisasi

Rumah Sakit syariah oleh DSN MUI. Dan rumah sakit yang akan dibahas

oleh penulis adalah Rumah Sakit Islam Sultan Agung di Semarang.

Page 14: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

4

3. Perumusan Masalah

a. Bagaimana implementasi atau penerapan prinsip Syariah dan Fatwa

DSN No. 107 tentang Pedoman Penyelengaraan Rumah Sakit

Syariah berdasarkan Prinsip Syariah di Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang?

b. Seberapa besar pengaruh DPS terhadap kepatuhan Rumah Sakit

Islam Sultan Agung Semarang atas Fatwa DSN MUI No. 107

tentang Pedoman Penyelengaraan Rumah Sakit Syariah

berdasarkan Prinsip Syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui implementasi atau penerapan Fatwa DSN

No.107 tentang Pedoman Penyelengaraan Rumah Sakit Syariah

berdasarkan Prinsip Syariah di Rumah Sakit Syariah Sultan Agung

Semarang.

2. Untuk mengetahui pengaruh DPS terhadap kepatuhan Rumah Sakit

Syariah Sultan Agung Semarang atas Fatwa DSN MUI No. 107

tentang Pedoman Penyelengaraan Rumah Sakit Syariah

berdasarkan Prinsip Syariah.

Manfaat penelitian yang dilakukan adalah:

1. Kegunaan teoritis

Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi para

akademisi, praktisi hukun. Agar dapat mengetahui skema dari akad

syariah yang ada di Rumah Sakit syariah, dan juga mengenai

standarisasi yang harus dipenuhi agar menjadi rumah sakit yang

bersertifikat syariah. Sehingga ketika ada kasus yang dikatagorikan

sebagai sengketa ekonomi syariah yang melibatkan rumah sakit

syariah dan pihak yang terkait, atau menengenai pengaduan mengenai

standar kesyariahan sebuah Rumah Sakit syariah. Para akademisi dan

Page 15: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

5

praktisi hukum dapat menyelesaikan kasus atau perkara yang dihadapi

kedepannya.

2. Kegunaan praktis.

Semoga penelitian ini dapat memeberikan kepada masyarakat

sebagai pembaca secara praktis dalam menghadapi masalaha yang

baarkaitan dengan akad atau kontark syariah maupun standarisasi

Rumah Sakit syariah di dalam kehidupan bermasyarakat.

D. Literatur Review

NO Judul Penelitian Pembahasan Aspek Pembeda

1 Skripsi: Analisis

Terhadap Aplikasi

Pembiayaan Ijarah

Multijasa Pada BMT

AL-Munawwarah,

Indah Deliyani,

Program Studi

Muamalat Fakultas

Syariah Dan Hukum

Universitas Islam

Negeri Jakarta Syarif

Hidayatullah 2008

Penelitian tersebut

menjelaskan

bagaimana

pengaplikasian

akad ijarah pada

BMT Al-

Munawwaroh

dengan cara

mengajukan

pembiayaan kepada

pihak BMT dengan

memberikan

spesifikasi jasa

yang dibutuhkan

mitra dan setelah

terjadi kesepakatan

maka dilakukanlah

akad ijarah.

pada penelitian ini

saya membahas

penerapan akad

ijarah antara

Rumah Sakit dan

tenaga kesehatan

atas pelayanan

kesehatan, antara

Rumah Sakit dan

pasien atas jasa

pengobatan

penyakit yang

dialami pasien.

2 Skripsi: Penerpan

Akad Wakalah Bil

Penelitian tersebut

menganalisis

pada penelitian ini

yang menjadi

Page 16: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

6

Ujrah Pada Produk

Asuransi Pendidikan

PT Takaful Keluarga

dan PT Bringin Life

Syariah, Kunnaenih,

Program Studi

Muamalat Fakultas

Syariah Dan Hukum

Universitas Islam

Negeri Jakarta Syarif

Hidayatullah 2016

pelaksanaan akad

Wakalah bil Ujrah

pada produk

asuransi pendidikan

di PT Takaful

Keluarga dan PT

BRIngin Life

Syariah.

pelaksanaan akad

Wakalah bil Ujrah

pada produk

asuransi pendidikan

PT Takaful

Keluarga dan PT

BRIngin Life

Syariah terdapat

beberapa unsur

yang terkait

didalamnya yaitu

formulir

permohonan

peserta (SPAJ),

ikhtisar polis,

ketentuan atau

syarat-syarat umum

dan khusus serta

ilustrasi polis.

pembeda adalah

membahas

penerapan akad

wakalah bil ujrah

antara Rumah Sakit

sebagai wakil dan

pemasok obat

sebagai muwakil

atau pemberi kuasa

untuk menjual obat

kepada pasien.

3 Skripsi: Penerapan

Akad Ijarah

Muntahiya Bittamlik

Dalam Sistem

Penelitian tersebut

membahas tentang

mekanisme

pembiayaan akad

Aspek pembeda

dalam penelitian ini

adalah penerapan

akad IMBT antara

Page 17: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

7

Pembiayaan Barang

Modal Di Bank

Syariah Mandiri

Kantor Cabang Solo,

Nugraha Prihutama,

FAKULTAS

HUKUM

UNIVERSITAS

SEBELAS MARET

SURAKARTA 2015

Ijarah Muntahiya

Bittamlik, jaminan

dalam pembiayaan

Ijarah Muntahiya

Bittamlik,

hambatan dan

antisipasi tindakan

penyelesaian

nasabah yang tidak

mau membayar.

Rumah Sakit

dengan alat

pemasok alat

kesehatan dan

pemasok alat

laboratorium yang

dimana pada akad

ini terjadi

perpindahan

kepemilikan barang

sewa dari mu`jir

kepada musta`jir.

4 Skripsi: Pemahaman

Dan Penerapan Akad

Dalam Transaksi Jual

Beli Di Pasar

Tradisional (Studi

Terhadap Pedagang

Pakaian di Pusat

Perbelanjaan

Mentaya Kota

Sampit),M.ASLIAN

UR INSTITUT

AGAMA ISLAM

NEGERI

PALANGKA RAYA

FAKULTAS

SYARIAH

JURUSAN

SYARIAH

PROGRAM STUDI

Penelitian tersebut

membahas tentang

Penerapan akad

yang dilakukan

pedagang pakaian

di kota Sampit

berbeda-beda, dari

tujuh pedagang

hanya lima

pedagang yang

menerapkan

akadnya yaitu ijab

dan kabul.

Sedangkan dua

pedagang lainnya

tidak

menerapkannya

dengan alasan

bahwa ijab dan

Aspek pembeda

dalam penelitian ini

adalah membahas

tentang penerapan

akad jual-beli atau

ba`i yang mana

pihak Rumah Sakit

sebagai pembeli

dan pemasok obat-

obatan menjadi

penjual.

Page 18: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

8

HUKUM

EKONOMI

SYARIAH TAHUN

1438 H / 2016 M

kabul itu tidak

harus diucapkan

secara lisan, karena

menurut mereka

berdua, akad itu

sudah sah apabila

barang yang

ditransaksikan itu

sudah berada di

tangan si pembeli

dan tanpa ada unsur

paksaan dan

dilakukan dengan

rasa suka sama suka

dari para pihak.

5 Tesis: Penerapan

Akad Musyarakah

Mutanaqisah Dalam

Pembiayaan

Kepemilikan Rumah

Pada Bank Muamalat

Indonesia Kantor

Cabang Pembantu

Madiun, Dian

Nuryanti, SE., SH,

FAKULTAS

HUKUM

MAGISTER

KENOTARIATAN

UNIVERSITAS

Penelitian tersebut

membahas tentang

proses pemindahan

kepemilikan Bank

Muamalat atas

rumah yang

menjadi obyek

musyarakah

menjadi milik

nasabah.

Aspek pembeda

pada penelitian ini

adalah penerapan

akad Musyarakah

Mutaqisah antara

Rumah Sakit dan

pengelola

menyatukan modal

usaha dan porsi

kepemilikan modal

pemasok berkurang

karena pemindahan

modal kepada

rumah sakit secara

bertahap.

Page 19: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

9

SEBELAS MARET

SURAKARTA 2015

Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu

E. Kerangka Teori

1. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori evektivitas

hukum. Achmad Ali berpendapat bahwa ketika kita ingin mengetahui

sejauh mana efektivitas dari hukum, maka kita pertama-tama harus

dapat mengukur “sejauh mana aturan hukum itu ditaati atau tidak

ditaati”. Lebih lanjut Achmad Ali pun mengemukakan bahwa pada

umumnya faktor yang banyak mempengaruhi efektivitas suatu

perundang-undangan adalah profesional dan optimal pelaksanaan peran,

wewenang dan fungsi dari para penegak hukum, baik di dalam

menjelaskan tugas yang dibebankan terhadap diri mereka maupun

dalam menegakkan perundang-undangan tersebut3.

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah

bahwa efektif atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima)

faktor, yaitu :

a. Faktor hukumnya sendiri (undang-undang).

b. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk

maupun menerapkan hukum.

c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.

d. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut

berlaku atau diterapkan.

e. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa

yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.

Faktor yang pertama adalah hukum, hukum dalam penelitian ini

adalah Fatwa DSN MUI yang menjadi acuan bagi rumah sakit dalam

3 Achmad Ali,Menguak., Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol.1(Jakarta: Kencana,

2010), h. 375.

Page 20: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

10

melaksanakan prinsip syariah. Faktor yang kedua adalah penegak

hukum, penegak hukum disini adalah DPS yang selalu mengawasi agar

rumah sakit selalu melaksanakan semua kegiatannya sesuai prinsip

syariah, dan juga DSN sekalu pembuta Fatwa tantang rumah sakit

syariah. Faktor saran atau fasilitas yang mendukung DPS dalam

melaksanakan pengawasannya di rumah sakit syariah. Faktor

masyarakat di sini ialah semua yang terlibat dalam kegiatan di rumah

sakit dari mulai pekerja yang ada di rumah sakit dan juga pasien yang

berobat di rumah sakit. Faktor kebudayaan disini adalah hal-hal yang

biasa terjadi di rumah sakit syariah yang tentunya sesuai dengan prinsip

syariah4.

Menurut Atho Mudzhar, sebuah aturan tidak akan bejalan

efektif jika hanya berupa seruan dan anjuran belaka, apalagi jika

rendahnya kesadaran hukum dalam suatu masyarakat tersebut. Atho

Mudzhar mengutarakan ada beberapa atribut atau identitas yang

dibutuhkan untuk menunjang efektivitas suatu hukum, yaitu;

a. attribute of authority (hukum harus diterbitkan oleh pihak atau

lembaga yang memiliki kewenangan di dalam masyarakat),

b. attribute of universal application (aturan hukum harus

memiliki keluasan dan berdaya jangkau masa depan),

c. attribute of obligation (sebuah aturan haruslah jelas apa

substansinya, berupa perintah atau larangan), dan

d. attribute of sunction (sanksi daripada sebuah aturan).

Sebagai cendekiawan muslim, Atho Mudzhar juga berbicara

tentang fatwa, di mana fatwa juga sebagai salah satu produk hukum

Islam di kalangan masyarakat. Menurutnya, suatu fatwa tidak terlepas

dari faktor-faktor sosial-politik yang berkembang di masyarakat. Fatwa

adalah nasihat agama hasil ijtihad yang disampaikan kepada umat atas

4 Soerjono Soekanto., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2008), h. 8.

Page 21: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

11

kebutuhan umat itu sendiri. Menurut Atho, fatwa berbeda dengan

putusan, karena fatwa bersifat tidak mengikat dalam arti bahwa

peminta nasihat tidak wajib mengikuti fatwa yang diberikan tersebut.

Implementasi produk hukum berupa aturan atau fatwa akan

menghadapi dimensi empirisnya. Hukum dan fatwa akan diuji tingkat

efektivitasnya di ruang publik (masyarakat luas), apakah produk

hukum tersebut hanya sebatas lontaran wacana (discourse) atau akan

menuai kepatuhan publik (umat).

2. Kerangka Konseptual.

Rumah sakit syariah menurut MUKISI adalah rumah sakit yang

seluruh aktifitasnya berdasarkan pada Maqasidu Syariah. Hal ini sesuai

dengan konsep Maqasidu Syariah menurut Imam Syatibi yaitu:

a. Memelihara Agama (hifzh ad-din).

b. Memelihara jiwa (hifzh an-nafs).

c. Memelihara keturunan (hifzh an-nasl).

d. Memelihara akal (hifzh al-aql).

e. Memelihara harta (hifzh al-mal).

Untuk jelasnya kerangka pikir dapat digambarkan sebagai

berikut:

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

Rumah sakit

syariah

hifzh ad-din

hifzh an-nafs

hifhz an-nasl

hifzh al-aql

hifzh al-mal

Rumah sakit

yang sesuai

prinsip syariah

Page 22: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

12

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah metotode penelitian hukum empiris, yang merupakan penelitian

dengan mengamati langsung yang mengamati langsung di Rumah Sakit

Islam Sultan Agung Semarang. Dengan penelitian lapangan peneliti

akan menggabungkan fakta dan teori-teori yang diambil dari studi

kepustakaan dari buku-buku dan peraturan peundang-undangan serta

fatwa dari DSN MUI sebagai rujukan yang berhubungan dengan

penelitian yang dikerjakan.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan

melakukan analisis Fatwa DSN-MUI No. 107/DSN-MUI/X/2016

tentang Rumah Sakit Syariah dengan cara menguraikan dan

mendiskripsikan putusan fatwa, kemudian dihubungkan dengan apa ang

terjadi dilapangan sehingga mendapatkan kesimpulan yang objektif,

logis, konsisten dan sistematis.5

3. Sumber Pengumpulan Data

Sumber pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini

adalah data primer yaitu: data yang diperoleh langsung dari subyek

penelitian yaittu hasil wawancara atau data dokumen yang diperoleh

dari pihak Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Sumber

pengumpulan data kedua yaitu data skunder: Fatwa DSN-MUI No.

107/DSN-MUI/X/2016 tentang Rumah Sakit Syariah, bahan-bahan

hukum yang menjelaskan menegenai bahan primer seperti buku-buku,

pendapat ulama, penjelasan dari pihak rumah sakit, penejelasan dari

praktisi hukum ekonomi syariah.

5 Amirudin Zainal Asikin., Pengantar Metode Penelitian Hukum. (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada. 2003)

Page 23: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

13

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpulan data untuk

memeperoleh informasi langsung dari sumbernya.6 Proses

wawancara ini akan ditujukan kepada beberapa nara sumber

diantaranya:

1) DPS (Dewan Pengawas Syariah) Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang.

2) DSN (Dewan Syariah Nasional) sebagai pembuat fatwa

tentang rumah sakit syariah.

3) MUKISI (Majlis Upaya Kesehatan Islam Seluruh

Indonesia).

b. Studi Pustaka.

Studi pustaka ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan

dengan cara pengumpulan data pustaka7 dengan cara membaca buku

buku yang relevan dengan masalah yang diteliti. Studi ini dilakukan

untuk menguji kebenaran antara teori yang terdapat dalam buku

dengan praktek di lapangan.

c. Dokumentasi,

Dokumenter dalam penelitian ini dengan cara pengumpulan

data-data yang diperoleh dari Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Semarang yaitu berupa dokumen kontrak akad syariah.

5. Subjek-Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang, sedangkan objek penelitian ini adalah akad-akad

syariah yang dipakai dalam berteransaksi di Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang.

6 Hermawan Wasito., Pengantar Metodelogi Penelitian. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama. 1993), h. 71. 7 Mestika Zed., Metode Penelitian Kepustakaan. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2008).

Page 24: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

14

6. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah analisis

kualitatif. Analisis kualitatif yeng bersifat deskriptif merupakan metode

yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi atau keadaan yang

sedang terjadi atau berlangsung, tujuannya agar dapat memberikan data

seteliti mungkin mengenai objek penelitian sehingga mampu menggali

hal-hal yang bersifat ideal, kemudian dianalisa berdasarkan peraturan

perundang undangan dan Fatwa DS

N-MUI yang berlaku.8

7. Teknik Penulisan

Teknik penulisan dalam penyusunan penulisan berpedoman

pada prinsip yang telah diatur di dalam buku pedoman skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum 2017, agar penulisan skripsi ini sesuai dengan

kaidah penulisan skripsi.

G. Sistematika Penulisan

Sitematika penulisan menjelaskan tahap-tahap penulisan pelaporan

hasil penelitian. Skripsi ini secara keseluruhan terdiri dari lima bab sebagai

berikut adalah uraian dari setiap bab:

BAB I PENDAHULUAN.

Bab ini menjelaskan secara singkat kenapa penulis memilih judul

penelitian, yang didalamnya terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi

masalah, rumusan masalah, tujuan dan mafaat penelitian, literatur riveiw,

metode penelitian dan yang terakhir sistematika penelitian.

BAB II KAJIAN TEORITIS.

Dalam bab ini, penulis menerangkan mengenai rumah sakit syariah

serta akad-akad yang dipakai dalam transaksi di rumah sakit syariah yang

terdiri dari akad ijarah, akad ijarah muntahiyyah bit tamlik, akad bai`, akad

mudharabah, akad musyarakah mutanaqishah, akad wakalah bil ujrah. Bab

8 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta;kencana,2010), cet6, h. 132.

Page 25: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

15

II juga menjelaskan secara umum tentang Fatwa DSN-MUI tentang rumah

sakit syariah.

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT SYARIAH.

Dalam bab ini menerangkan tentang profil dari rumah sakit syariah

dimana peneliti melakukan penelitian yang terdiri dari: sejarah singkat

tentang rumah sakit syariah, visi, misi, dan struktur organisasidari rumah

sakit.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN.

Dalam bab ini berisi analisis data penemuan, dan menjawab dari

masalah penelitian. Yang terdiri dari skema akad syariah dalam transaksi di

dalam rumah sakit syariah, peran DPS dalam pengawasan di rumah sakit

syariah.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan rekomendasi.

Kesimpulan adalah penyederhanaan dari analisis data dan dapat ditarik dari

hasil pembuktian atau dari uraian yang telah dideskripsikan pada bab

sebelumnya yang behubungan erat dengan pokok masalah.9

9 Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum 2017 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta., h.

Page 26: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

16

16

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT SYARIAH

A. Pengertian Rumah Sakit Syariah

Pengertian rumah sakit dalam Undang-Undang Republik Indonesia

nomer 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan, dan gawat darurat.1

Sedangkan yang dimaksud dengan rumah sakit syariah adalah

rumah sakit yang dalam pengelolaannya mendasarkan pada Maqashid

Syariah yaitu penjagaan agama, jiwa, keturunan, akal dan penjagaan

harta.2Dengan kata lain yang dimaksud dengan rumah sakit syariah adalah

institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna dengan tata pengelolaannya berdasarkan

prinsip syariah.

B. Prinsip Ekonomi Syariah

Pengertian Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam

kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang

memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.3 Jadi yang

dimaksud prinsip syariah adalah prinsip yang digunakan dalam kegiatan

perbankan yang dikeluarkanoleh lembaga yang berwenang dalam hal ini

DSN-MUI.

Berdasarkan penjelasan Pasal 2 Undang-Undang No 21 Tahun 2008

Tentang Perbankan Syariah menyebutkan bahwa Kegiatan usaha yang

1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, pasal 1 2 Majelis Upaya Keshatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI), Pedoman Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit Syariah dan Indikator Mutu Wajib Syariah, (Jakarta: MUKISI,

2017), h.2. 3 Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, bab I, Pasal

1

Page 27: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

17

berasaskan Prinsip Syariah, antara lain, adalah kegiatan usaha yang tidak

mengandung unsur:4

1. Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain

dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas,

kuantitas, dan waktu penyerahan atau dalam transaksi pinjam-

meminjam yang mempersyaratkan Nasabah Penerima Fasilitas

mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena

berjalannya waktu.

2. Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang

tidak pasti dan bersifat untung-untungan.

3. Gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak

diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat

transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah.

4. Haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah.

5. Zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak

lainnya.

Islam sebagai agama Allah, mengatur kehidupan di dunia maupun

di akhirat. Prekonomian adalah sebagian dari kehidupan manusia.5 Ekonomi

Islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani dan Insani. Dikatakan

ekonomi Rabbani karena ekonomi Islam syarat dengan tujuan dan nilai-nilai

Ilahiyah. Sedangkan ekonomi Islam dikatakan ekonomi Insani karena

ekonomi Islam dilaksanakan dan ditujukan untuk kemaslahatan

manusia.6hal ini dapat disadari dengan nilai-nilai dasar atau prinsip

eknonomi Islam, yaitu dengan empat nilai:

4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomer.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 5 Nurul Huda dkk, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis ( Jakarta: Prenada Media

Grup, 2008), h. 3. 6 Hulwati, Ekonomi Islam Teori dan Prakteknya dalam Perdagangan Obligasi Syariah di

Pasar Modal Indonesia dan Malaysia ( Ciputat: Ciputat Press, 2009) h. 1.

Page 28: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

18

1. Ilahiyah

Nilai Ilahiyah atau nilai ketuhanan menjelaskan tentang keesaan

Allah, yaitu bagaimana hubungan manusia dengan Allah, serta

hubungan manusia dengan sesamanya dan juga alam sekitar. Semua

mesti serasi dengan nilai-nilai yang sudah ditetapkan oleh Allah.7 Oleh

karena itu, Allah adalah pemilik hakiki. Manusia hanya diberi amanat

untuk memiliki untuk sementara waktu, sebagai ujian bagi mereka.8

Manusia harus mempunyai keyakinan bahwa segala sesuatu mesti

tunduk kepada Allah dan tidak ada yang lebih berkuasa kecuali Allah.

Manusia akan senantiasa mengabdi kepada Allah bukan hanya dalam

bidang ibadah khusus seperti shalat, puasa dan haji, tetapi mencakup

semua aktivitas manusia, termasuk bidang ekonomi. Dengan demikian

ilahiyah atau nilai ketuhanan merupakan konsep terpenting sebagai

dasar keyakinan dalam Islam.

2. Khilafah

Dalam Al-qur`an, Allah berfirman bahwa manusia diciptakan

untuk menjadi khalifah di Bumi,9 yang artinya menjadi pemimpin dan

pemakmur bumi. Oleh karena itu, manusia adalah pemimpin. Nabi

bersabda “setiap dari kalian adalah pemimpin dan akan dimintai

pertanggung jawaban terhadap yang dipimpinnya” Hadis ini berlaku

pada setiap manusia, baik dia sebagai individu, kepala keluarga,

pemimpin masyarakat atau kepala negara.10 Pemimpin yang dibutuhkan

adalah pemimpin yang bertanggung jawab, sehingga dapat tercapainya

tujuan ekonomi islam yaitu kemaslahatan.

Penciptaan manusia sebagai khalifah merupakan rumusan untuk

membina konsep ekonomi islam. Makna khilafah dalam ekonomi Islam

7 Ibid h. 1. 8 Adiwarman A. Karim., Ekonomi Mikro Islam ( Jakarta: Rajawali Press, 2014) h. 33. 9 QS 2:30 10 Adiwarman A. Karim., Ekonomi Mikro Islam, h. 40.

Page 29: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

19

dapat dijabarkan dalam beberapa pengertian. Dalam ekonomi Islam

nilai khilafah dapat diterapkan dengan tanggung jawab berperilaku

ekonomi dengan cara yang benar. Suatu usaha pemilikan, pengelolaan,

ataupun pemanfaatan sumber daya yang tidak benar akan bisa membuat

kerusakan pada lingkungan baik kerusakan yang dampak langsung

maupun kerusakan yang baru akan dirasakan akibatnya setelah beberapa

dekade kemudian.

3. Nubuwwah

Karena sifat rahim dan kebijaksanaan Allah, manusia tidak

dibiarkan begitu saja di dunia tanpa mendapat bimbingan. Karena itu

diutuslah para Nabi dan Rasul untuk menyampaikan petunjuk dari Allah

kepada manusia tentang bagaimana hidup yang baik dan benar di dunia,

dan mengajarkan jalan untuk kembali (taubat) keasal-muasal segala

sesuatu yaitu Allah. Fungsi Rasul adalah untuk menjadi model terbaik

yang harus diteladani manusia agar mendapat keselamatan di dunia dan

akhirat. Untuk umat Muslim,Allah telah mengirimkan manusia model

yang terakhir dan sempurna untuk diteladani sampai akhir zaman, Nabi

Muhammad Saw. Sifat-sifat utama sang model yang harus diteladani

oleh manusia pada umumnya dan pelaku ekonomi serta bisnis pada

khususnya adalah sebagai berikut:11

a. Sidiq (benar, jujur).

b. Amanah (tanggung jawab, dapat dipercaya, kredibilitas).

c. Fathonah (kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualitas).

d. Tabligh (komunikasi keterbukaan dan pemasaran).

4. Keadilan

Allah adalah pencipta segala sesuatu, dan salah satu sifat-Nya

adalah adil. Dia tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap makhluk-

Nya secara dzalim. Manusia sebagai khalifah di muka bumi harus

11 Adiwarman A. Karim., Ekonomi Mikro Islam, h. 38.

Page 30: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

20

memelihara hukum Allah di bumi dan menjamin bahwa pemakaian

segala sumber daya diarahkan untuk kesejahteraan manusia, supaya

semua mendapat manfaat darinya secara adil dan baik.12

Dalam banyak ayat, Allah memerintahkan manusia untuk

berbuat adil. Islam mendefinisikan adil sebagai tidak menzalimi dan

tidak dizalimi. Implikasi ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku

ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal

itu merugikanorang lain atau merusak alam. Tanpa keadilan, manusia

akan terkotak-kotak dalam berbagai golongan. Golongan yang satu akan

menzalimi golongan yang lain, sehingga terjadi eksploitasi manusia atas

manusia. Masing-masing beruasaha mendapatkan hasil yang lebih besar

daripada usaha yang dikeluarkannya karena kerakusannya.

Keadilan dalam hukum Islam berarti pula keseimbangan antara

kewajiban yang harus dipenuhi oleh manusia (mukallaf) dengan

kemampuan manusia untuk menunaikan kewajiban itu. Di bidang usaha

untuk meningkatkan ekonomi, keadilan merupakan “nafas” dalam

menciptakan pemerataan dan kesejahteraan, karena itu harta jangan

hanya saja beredar pada orang kaya, tetapi juga pada mereka yang

membutuhkan.13

C. Akad-Akad Syariah dalam Rumah Sakit Syariah

1. Ijarah

a. Pengetian Ijarah

Lafal al-ijarah dalam bahasa Arab berarti upah, sewa, jasa,

atau imbalan.14 Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang

atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan

12 Ibid h. 43. 13 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Wali Pers, 2007), h.16. 14 Nasrun Haoen., Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007 ), h. 228

Page 31: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

21

pemindahan kepemilikan (ownership milkiyah) atas barang itu

sendiri.15

Secara terminologi, ada beberapa definisi akad ijarah yang

dikemukakan para ulama fiqih:

1) Ulama Hanafiyah mendefinikannya dengan:

عقد علي منافع بعوض

Artinya: “Transaksi terhadap suatu manfaat dengan imbalan.”

2) Ulama Syafi`iyah mendefinisikannya dengan:

م و ل ع م ض و ع ة ب اح ب ال و ل ذ ب ل ة ل ل اب ة ق اح ب ة م م و ل ع ة م د و ص ق م ة ع ف ن ي م ل ع د ق ع

Artinya: “Transaksi terhadap suatu manfaat yang dituju, tertentu,

bersifat mubah dan boleh dimanfaatkan dengan imbalan tertentu.”

3) Ulama Malikiyah dan Hanabilah mendefinisikannya dengan:

ض و ع ة ب م و ل ع ة م د م ة اح ب م ء ي ش ع اف ن م ك ي ل م ت

Artinya: “Pemilikan manfaat sesuatu yang dibolehkan dalam waktu

tertentu dengan suatu imbalan.”

Sewa atau akad Ijarah dapat dipakai sebagai bentuk

pembiyaan, pada mulanya bukan merupakan bnetuk pembiayaan,

tetapi kativitas usaha seperti jual beli.16 Individu yang membutuhkan

pembiayaan untuk membeli aset dapat mendatangi pemilik dana

dalam hal ini bank ataupun lembaga keuangan dan nonkeuangan

yang telah mendapat standarisasi syariah oleh DSN MUI untuk

pembiayaan aset produktif. Pemilik dana kemudian membeli barang

yang dimaksud kemudian menyewakannya kepada yang

membutuhkan aset tersebut.

15 Muhammad Syafii Antonio., Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani,

2001 ), h. 177. 16 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : Rajawali Press, 2015), h. 101.

Page 32: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

22

b. Dasar Hukum

1) Al –Qur`an

a) Firman Allah surat az-Zukhruf, 43: 32:

نيا عيشته م فى ٱلحيوة ٱلد ون رحمت ربك نحن قسمنا بينه م م أه م يقسم

خري ا ... ه م بعضا س ت ليت خذ بعض 17ورفعنا بعضه م فوق بعض درج

Artinya: “Apakah mereka membagi-bagi rahmat Tuhanmu?

Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka

dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian

mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian

dari mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain...”

b) Firman Allah surat al-Baqarah 2: 233:

ا ءاتيت م م إذا سل مت م م ناح عليك م فل ج دك وا أول ...وإن أردتم أن تسترضع

بما تعمل ون بصي وا أن ٱلل وٱعلم وف وٱت ق وا ٱلل 18ر بٱلمعر

Artinya: “... Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang

lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran

menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah

bahwa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan.”

2) Hadis

a) Hadis riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi

bersabda:

أعط وا األجير أجره قبل أن يجف عرق ه 19

Artinya: “Berikan upah pekerja sebelum keringatnya

kering.”

17 Al-Quran 43: 32. 18 Al-Quran 2: 233. 19 Ibnu Majah, Shahiih Sunan Ibnu Majah (Bait Afkar), h.264.

Page 33: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

23

b) Hadis riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu

Sa`id al- Khudri, Nabi SAW bersabda:

.من استأجر اجيرا فليعلمه اجره 20

Artinya: “Barang siapa memperkerjakan pekerja,

beritahukanlah upahnya.”

Dua hadist di atas menjelaskan kewajiban seseorang

yang memperkerjaan pekerja agar memberikan upah yang

sepadan dengan pekerjaan yang diberinya. Perumpamaan

keringat yang kering adalah tidak menunda-nunda pembayaran

setelah pekerjaan selsai dan memberitahu upah yang akan

diberikan.

3) Kaidah Fiqih

a) Kaidah yang pertama

عاملت الباحة إال أن يد ل دليل على تحريمها21 األصل فى الم

Artinya: “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh

dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

b) Kaidah yang kedua

م على جلب المصالح قد درء المفاسد م 22

Artinya: “Menghindarkan mafsadat atau kerusakan harus

didahulukan atas mendatangkan kemaslahatan.”

c. Rukun dan Syarat

Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi

keuangan yaitu:

1) Ijab dan Qobul.

2) Musta`jir (penyewa).

3) Mu`jir (pemilik).

4) Ma`jur (aset yang disewakan).

20 Ibnu Hajar Asqalani, Talkhis al-Habir,(Darul Kutub Ilmiyah), juz 3, h. 143. 21 Ahmad Dzajuli, Kaidah-Kaidah Fikih, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 130. 22 Ahmad Dzajuli, Kaidah-Kaidah Fikih, h. 28.

Page 34: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

24

5) Ujrah (upah atau harga sewa).

Syarat dari akad ijarah yang terdiri dari sebagai berikut:

1) Kedua orang yang berakad, menurut ulama Syafi`iyah dan

Hanabilah, disyaratkan telah balig dan berakal.

2) Kedua belah pihak yang berakad menanyatakan kerelaannya

untuk melakkukan akad ijarah.

3) Manfaat yang menjadi objek ijarah harus diketahui secara

sempurna, sehingga tidak muncul perselisihan di kemudian hari.

4) Objek ijarah itu boleh diserahkan dan dipergunaan secara

langsung dan tidak boleh cacat.

5) Objek ijarah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syariat.

6) Objek ijarah adalah sesuatu yang dapat disewakan.

7) Upah sewa dalam akad ijarah harus jelas dan disepakati kedua

belah pihak.

2. Murabahah

a. Pengertian Murabahah

Murabahah atau disebut juga ba`i bitsamanil ajil. Kata

murabahah berasal dari kata bahasa Arab ب ح ribhu yang artinya الر

keuntungan23. Sehingga murabahah berarti saling menguntungkan

yang berarti suatu penjualan barang tersebut ditambah keuntungan

yang disepakati.24

Secara termininologi murabahah adalah akad jual beli yang

pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.25

Dalam murabahah ketika pembeli ingin membeli barang dari

penjual, sipenjual harus memberi tahu harga asli dari barang

tersebut. Setelah mengetahui harga asli barang, penjual dan pembeli

23 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : Rajawali Press, 2015), h. 136. 24Isnawati Rais, dan Hasanidin, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS (Ciputat:

Lemabaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 87. 25Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, h. 101.

Page 35: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

25

menyepakati keuntungan yang harus di dapat oleh penjual dari

tambahan harga jual kepada pembeli. Ada beberapa pendapat ulama

fiqih tentang murabahah:

1) Ulama Hanafiyah berpendapat murabahah dengan pemindahan

sesuatu yang dimiliki dengan akad awal dan harga awal disertai

tambahan keuntungan.

2) Ulama Malikiyah berpendapat murabahah dengan jual beli di

mana pemilik barang menyebutkan harga beli barang tersebut,

kemudian ia mengambil keuntungan dari pembeli secara

sekaligus dengan mengatakan, “Saya membelinya dengan harga

sepuluh dinar dan Anda berikan keuntungan kepadaku sebesar

satu dinar atau dua dinar.” Atau merincinya dengan mengatakan,

“Anda berikan keuntungan sebesar satu dirham per satu dinar-

nya. Atau bisa juga ditentukan dengan ukuran tertentu maupun

dengan menggunakan persentase.

3) Ulama Syafi’iyyah dan Hanabilah berpendapat murabahah

dengan jual beli dengan harga pokok atau harga perolehan

penjual ditambah keuntungan satu dirhampada setiap sepuluh

dinar.Atau semisalnya, dengan syarat kedua belah pihak yang

bertransaksi mengetahui harga pokok.26

b. Dasar Hukum

1) Al-Qur`an

a) Firman Allah surat al-Baqarah 2: 275

با... م الر ...27وأحل للا البيع وحر

Artinya: “..Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba...”.

26 Muhammad Farid, “ Murabahah dalam Presfektif Fiqih Mazhab “ Jurnal Pengembangan

Ilmu Keislaman, Vol. 8. H. 118. diakses tanggal 1 Februari 2018 dari http://ejournal.iain-

tulungagung.ac.id/index.php/epis/article/view/40 27 Al-Quran 2: 275

Page 36: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

26

b) Firman Allah surat an-Nisa 4: 29

م...ال أن تك ون إ تجارة عن تراض منك ...

Artinya: “...kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

dengan suka sama-suka di antara kamu...”28

2) Hadis

a) Hadis riwayat Baihaqi dan Ibn Majah:

دري رضي للا عنه أن رس ول للا صل ى للا عليه وآله عن أبي سعيد الخ

وسل م قال: إنما البيع عن تراض ، )رواه البيهقي وابن ماجه وصححه

ابن حبان(29

Artinya: Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW

bersabda, "Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka

sama suka." (HR. al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih

oleh Ibnu Hibban).

b) Hadis riwayat Ibn Majah:

هيب رضي للا عنه أن الن بي صل ى للا عليه وآله وسل م قال: ثلث ,عن ص

قارضة ، و ، والم عير للبيت فيهن البركة : البيع إلى أجل ال خلط الب ر بالش

30للبيع )رواه ابن ماجه عن صهيب(

Artinya: dari Shuhaib Nabi SAW bersabda, Allah SWT

berfirman: ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli

tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur

gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan

untuk dijual.(HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).31

Dua hadist di atas menjelaskan bahwa kegiatan jual beli

harus dilakukan dengan suka rela tanpa ada paksaan yang akan

28Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat (Jakarta: Amzah, 2013), h. 177-178. 29Shahiih Sunan Ibnu Majah, h.236. 30 Shahiih Sunan Ibnu Majah, h.246.

31Isnawati Rais, dan Hasanudin, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS,h. 89.

Page 37: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

27

menembulkan kerugian disalah satu pihak. Dan jual beli adalah

salah satu kegiatan yang mengandung berkah.

3) Kaidah Fiqih

عاملت الباحة إال أن يد ل 32دليل على تحريمهااألصل فى الم

Artinya: “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh

dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

c. Rukun dan Syarat

Jumhur ulama menyatakan rukum akad murabahah ada

empat, yaitu:

1) Ada orang yang berakad atau al-muta`aqidain (penjual dan

pembeli).

2) Ada shigat (lafal ijab dan qabul).

3) Ada barang yang dibeli.

4) Ada nilai tukar pengganti banrang.33

Syarat untuk akad murabahah, yaitu:

1) Penjual memberi tahu biaya modal kepada pembeli.

2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.

3) Kontrak harus bebas dari riba.

4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas

barang yang sudah dibeli.

5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

Secara prinsip, jika syarat di atas tidak dipenuhi, pembeli

memiliki pilihan, yaitu:

1) Melanjutkan pembelian seperti apa adanaya.

32 Ahmad Dzajuli, Kaidah-Kaidah Fikih, h. 130. 33 Nasrun Haoen, Fiqh Muamalah, h. 115.

Page 38: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

28

2) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidak setujuan atas

barang yang dijual.

3) Membatalkan kontrak.34

3. Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik

a. Pengertian Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik

Ijarah muntahiyah bit-tamlik adalah sejenis perpaduan

antara kontrak jual beli dan sewa, atau lebih tepatnya akad sewa

yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa.

Sifat perpindahan kepemilikan ini pula yang membedakan dengan

ijarah biasa.35

IMBT merupakan kombinasi antara sewa menyewa (ijarah)

dan jual beli atau hibah di akhir masa sewa.36 Hal ini dapat

disimpulkan terdapat dua bentuk penggabungan akad (hybrid

contract) sekaligus yaitu sewa-menyewa dengan jual beli dan sewa

menyewa dengan hibah.

b. Dasar Hukum

1) Al –Qur`an

a) Firman Allah surat az-Zukhruf, 43: 32:

نيا عيشته م فى ٱلحيوة ٱلد ون رحمت ربك نحن قسمنا بينه م م أه م يقسم

خري ا ... ه م بعضا س ت ليت خذ بعض 37ورفعنا بعضه م فوق بعض درج

Artinya: “Apakah mereka membagi-bagi rahmat Tuhanmu?

Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka

dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian

34 Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec., Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta:

Gema Insani, 2001), h. 102. 35 Ibid, h. 108. 36 Adiwarman A. Karim, Bank Islam (Analisis fiqih dan Keuangan), Cetakan ke-3,

RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm 165. 37 Al-Quran 43: 32.

Page 39: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

29

mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian

dari mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain...”

b) Firman Allah surat al-Baqarah 2: 233:

ا ءاتيت م م إذا سل مت م م ناح عليك م فل ج دك وا أول ...وإن أردتم أن تسترضع

بما وا أن ٱلل وٱعلم وف وٱت ق وا ٱلل 38ر تعمل ون بصيبٱلمعر

Artinya: “... Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh

orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan

pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah

dan ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu

kerjakan.”

2) Hadis

a) Hadis riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi

bersabda:

أعط وا األجير أجره قبل أن يجف عرق ه 39

Artinya: “Berikan upah pekerja sebelum keringatnya

kering.”

b) Hadis riwayat Abd ar-Raazzaq dari Abu Hurairah dan Abu

Sa`id al- Khudri, Nabi SAW bersabda:

.من استأجر اجيرا فليعلمه اجره 40

Artinya: “Barang siapa memperkerjakan pekerja,

beritahukanlah upahnya”

Dua hadist di atas menjelaskan kewajiban seseorang

yang memperkerjaan pekerja agar memberikan upah yang

sepadan dengan pekerjaan yang diberinya. Perumpamaan

keringat yang kering adalah tidak menunda-nunda pembayaran

38 Al-Quran 2: 233. 39 Shahiih Sunan Ibnu Majah , h.264. 40 Ibnu Hajar Asqalani, Talkhis al-Habir,(Darul Kutub Ilmiyah), juz 3, h. 143.

Page 40: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

30

setelah pekerjaan selsai dan memberitahu upah yang akan

diberikan.

3) Kaidah Fiqih

a) Kaidah yang pertama

عاملت الباحة إال أن يد ل دليل على تحريمها41 األصل فى الم

Artinya: “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh

dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

c. Rukun dan Syarat

Rukun dari akad ijarah muntahiyah bit-tamlik yang harus

dipenuhi dalam transaksi keuangan yaitu:

1) Ijab dan Qobul.

2) Musta`jir (penyewa).

3) Mu`jir (pemilik).

4) Ma`jur (aset yang disewakan).

5) Ujrah (upah atau harga sewa).

Syarat dari akad ijarah muntahiyah bit-tamlik dalam

transaksi keuangan yang harus dipenuhi dalam transaksi keuangan

yaitu:

1) Adanya akad, yaitu sesuatu yang mesti ada agar keberadaan

suatu akad diakui syara’.

2) Syarat sahnya akad adalah tidak terdapatnya lima hal perusak

sahnya akad yaitu ketidakjelasan jenis yang menyebabkan

pertengkaran, adanya paksaan, membatasi kepemilikan terhadap

suatu barang, terdapat unsur tipuan, terdapat bahaya dalam

pelaksanaan akad.

41 Ahmad Dzajuli, Kaidah-Kaidah Fikih, h. 130.

Page 41: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

31

3) syarat berlakunya akad. Untuk kelangsungan akad diperlukan

dua syarat adanya kepemilikan atau kekuasaan dan di dalam

objek akad tidak ada hak orang lain.42

4. Musyarakah Mutanaqishah

a. Pengertian Musyarakah Mutanaqishah

Musyarakah mutanaqishah merupakan produk turunan dari

akad musyarakah, yang merupakan bentuk akad kerjasama antara

dua pihak atau lebih. Kata dasar dari musyarakah adalah syirkah

yang berasal dari kata syaraka-yusyriku-syarkan-syarikan-syirkatan

(syirkah), yang berarti kerjasama, perusahaan atau

kelompok/kumpulan. Musyarakah atau syirkah adalah merupakan

kerjasama antara modal dan keuntungan. Sementara mutanaqishah

berasal dari kata yatanaqishu-mutanaqishun yang berarti

mengurangi secara bertahap.43

Ada beberapa pendapat ulama tentang musyarakah

mutanaqishah yang terdapat dalam fatwa DSN MUI No.73 antara

lain:

1) Pendapat Ibnu Qudamah tentang mudharabah adalah:

Apabila salah satu dari dua yang bermitra (syarik)

membeli porsi (bagian, hishshah) dari syarik lainnya, maka

hukumnya boleh, karena (sebenarnya) ia membeli milik pihak

lain.

42 Dzakkiyah Rusydatul Umam, Rachmi Sulistyarini, S.H. M.H, Siti Hamidah, S.H.M.M,

“Analisis Yuridis Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) dalam Presfektif Hukum Islam dan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata” Jurnal Hukum Fakultas Brawijaya. H. 6-7. 43 Nadratuzzaman Hosen, “Musyarkah Mutanaqishah”, Jurnal Ekonomi Syariah, vol 1,h.

47. Artikel diakses pada 2 Februari 2018 dari

http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/iqtishad/article/view/2463/1861

Page 42: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

32

2) Pendapat Ibn Abidin tentang musyarakah mutanaqishah:

Apabila salah satu dari dua orang yang bermitra (syarik)

dalam (kepemilikan) suatu banguan menjual porsi (hissah)-nya

kepada pihak lain, maka hukumnya tidak boleh; sedangkan (jika

menjual porsinya tersebut) kepada syarik-nya, maka hukumnya

boleh.

3) Pendapat Wahbah Zuhaili tentang musyarakah mutanaqishah:

“Musyarakah mutanaqishah ini dibenarkan dalam

syariah, karena sebagaimana Ijarah Muntahiyah bi-al-Tamlik

bersandar pada janji dari Bank kepada mitra (nasabah)-nya

bahwa Bank akan menjual kepada mitra porsi kepemilikannya

dalam Syirkah apabila mitra telah membayar kepada Bank harga

porsi Bank tersebut.

Di saat berlangsung, Musyarakah mutanaqishah tersebut

dipandang sebagai Syirkah ‘Inan, karena kedua belah pihak

menyerahkan kontribusi ra’sul mal, dan Bank mendelegasikan

kepada nasabah-mitranya untuk mengelola kegiatan usaha.

Setelah selesai Syirkah Bank menjual seluruh atau sebagian

porsinya kepada mitra, dengan ketentuan akad penjualan ini

dilakukan secara terpisah yang tidak terkait dengan akad

Syirkah.”

4) Pendapat Kamal Taufiq Muhammad Hathab tentang

musyarakah mutanaqishah:

Mengingat bahwa sifat (tabiat) musyarakah merupakan

jenis jual-beli --karena musyarakah dianggap sebagai pembelian

suatu porsi (hishshah) secara musya’ (tidak ditentukan

batasbatasnya) dari sebuah pokok-- maka apabila salah satu

mitra (syarik) ingin melepaskan haknya dari syirkah, maka ia

menjual hishshah yang dimilikinya itu, baik kepada pihak ketiga

Page 43: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

33

maupun kepada syarik lainnya yang tetap melanjutkan

musyarakah tersebut.

5) Pendapat Nuruddin Abdul Karim al-Kawamilah tentang

musyarakah mutanaqishah:

Studi ini sampai pada kesimpulan bahwa Musyarakah

Mutanaqisah dipandang sebagai salah satu macam pembiayaan

Musyarakah dengan bentuknya yang umum; hal itu mengingat

bahwa pembiayaan musyarakah dengan bentuknya yang umum

terdiri atas beberapa ragam dan macam yang berbeda-beda.

Dilihat dari sudut “kesinambungan pembiayaan” (istimrariyah

al-tamwil), musyarakah terbagi menjadi tiga macam:

pembiayaan untuk satu kali transaksi, pembiayaan musyarakah

permanen, dan pembaiayaan musyarakah mutanaqishah.

Pembiayaan MMQ merupakan bentuk pembiayaan

kemitraan berbasis bagi hasil antara pihak BUS/UUS/BPRS dan

pihak Nasabah dalam rangka kepemilikan suatu aset properti

tertentu yang dimiliki bersama berdasarkan prinsip syirkah 'inan

dimana hishshah (porsi modal) pihak Bank berkurang dan

beralih secara bertahap kepada pihak Nasabah melalui

mekanisme pembelian angsuran atau pengalihan secara

komersial (bai'). Bagi hasil antara pihak Bank dan pihak

Nasabah didasarkan pada hasil penggunaan manfaat atas aset

bersama tersebut secara komersial berupa pendapatan ujroh dari

penyewaan aset dengan akad ijarah (sewa) sesuai nisbah bagi

hasil dan biaya sewa yang disepakati.

Page 44: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

34

b. Dasar Hukum

1) Al-Qur`an

a) Firman Allah surat QS. Shad 38: 24:

ه م على بعض إال ال ذين آمن وا لطاء ليبغي بعض ...وإن كثيرا من الخ

الحات وقليل ما ه م...44. وعمل وا الص

Artinya: "…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang

yang bersyarikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim

kepada sebagian lain, kecuali orang yang beriman dan

mengerjakan amal shaleh; dan amat sedikitlah mereka

ini…."

b) Firman Allah surat QS. al-Ma’idah 5: 1:

ق ود...45 يا أيها ال ذين آمن وا أوف وا بالع

Artinya: “Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu….”

2) Hadis

a) Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah

SAW bersabda:

قال رس ول للا صل ى للا عليه :قال رضي للا عنه عن أبى ه ريرة

ن » تعالي وسل م: قال للا يق ول أنا ثالث الش ريكين ما لم يخ إن للا

ه ما صاحبه فإذا خانه خرجت من بينهما 46أحد

Artinya: Dari Abu Huraira “Allah swt. berfirman: ‘Aku

adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama

salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika

salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.”

(HR. Abu Daud, yang dishahihkan oleh al-Hakim, dari Abu

Hurairah).

44 Al-Quran 38: 24. 45 Al-Quran 5: 1. 46 Terjemahan Nailul Authar, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2007), h. 1830

Page 45: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

35

b) Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:

لح جائز ب م حلال أو أحل حراما الص لحا حر سلمين إال ص ين الم

م حلال أو أحل حراما وطهم إال شرطا حر ون على ش ر سلم والم 47.

Artinya: “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum

muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang

halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin

terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang

mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

Hadist di atas menejaskan Allah akan bersama dua orang

yang berserikat. Allah akan memberkahi kedua orang yang

berserikat dengan catatan tidak ada yang mengkhianati satu

dengan lainnya. Jika ada yang berkhianat Allh akan mencabut

keberkahan dari perserikatan tersebut. Dan apabila diantara

orang yang berserikat itu berselisih, pilihlah jalan perdamian

sebagai pilihan yang baik.

3) Kaidah Fiqih

عاملت الباحة إال أن يد ل دليل على تحريمها 48األصل فى الم

Artinya: “ Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh

dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

c. Rukun dan Syarat

Sebagai sebuah perjanjian, syirkah atau perserikatan harus

memenuhi segala rukun dan syaratnya agar perjanjian tersebut sah

dan mempunyai akibat hukum seperti undang-undang bagi pihak-

pihak yang mengadakan.49Adapun yang menjadi rukun syirkah

menurut ketentuan syariat islam adalah sebagai berikut50:

47 Syaikh Ali bin Sulthon Muhammad Al-Qori, Mirqotul Mafatih Syarah Misykatul

Mashobih, (Lebanon, Darul Fikri), h. 1963. 48 Ahmad Dzajuli, Kaidah-Kaidah Fikih, h. 130. 49 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : Rajawali Press, 2015), h. 50. 50 Abdul Ghafar Anshori, Hukum Perjanjian Islam di Indonesia: Konsep, regulasi, dan

implementasi (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2010), h. 120.

Page 46: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

36

1) Sighat (lafadz akad), Sighat pada hakikatnya adalah kemauan

para pihak untuk mengadakan serikat/kerjasama dalam

menjalankan suatu usaha. Contoh lafadz akad: “Aku bersyirkah

denganmu untuk untuk urusan ini atau itu” dan pihak lain

berkata: “Telah aku terima”.

2) Syarik adalah mitra, yakni pihak yang melakukan akad syirkah

(musyarakah).

3) Hishshah adalah porsi atau bagian syarik dalam kekayaan

musyarakah yang bersifat musya`.

4) Musya` adalah porsi atau bagian syarik dalam kekayaan

musyarakah (milik bersama) secara nilai dan tidak dapat

ditentukan batas-batasnya secara fisik.51

5) Pokok pekerjaan, setiap perserikatan harus memiliki tujuan atau

kerangka kerja (home work) yang jelas, serta dibenarkan

menurut syariah.

Dalam akad musyarakah mutanaqishah terdapat unsur

kerjasama (syirkah) dan unsur sewa (ijarah). Kerjasama dilakukan

dalam hal penyertaan modal atau dana dan kerjasama kepemiikan.

Sementara sewa merupakan kompensasi yang diberikan salah satu

pihak kepada pihak lain. Ketentuan pokok yang terdapat dalam

musyarakah mutanaqishah merupakan ketentuan pokok kedua unsur

tersebut. Maka syarat dari pelaksanaan akad syirkah adalah sebagai

berikut:

1) Masing-masing pihak harus menunjukkan kesepakatan dan

kerelaan untuk saling bekerjasama.

2) Antar pihak harus saling memeberikan rasa percaya dengan yang

lain.

3) Dalam pencampuran hak masing-masing dalam kepemilikan

obyek akad tersebut.

51 Fatwa DSN No. 73/DSN-MUI/XI/2008 tentang Musyarakah Mutanaqishah, hal. 4

Page 47: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

37

4) Akad musyarakah mutanaqishah dapat diijarahkan kepada

syarik atau pihak lain.

5) Apabila aset musyarakah menjadi obyek ijarah, maka syarik

(nasabah) dapat menyewa aset tersebut dengan nilai ujrah yang

disepakati.

6) Keuntungan yang diperoleh dari ujrah tersebut dibagi sesuai

dengan nisbah yang telah disepakati dalam akad, sedangkan

kerugian harus berdasarkan proporsi kepemilikan. Nisbah

keuntungan dapat mengikuti perubahan proporsi kepemilikan

sesuai kesepakatan para syarik.

7) Kadar atau Ukuran atau bagian atau porsi kepemilikan asset

Musyarakah syarik (LKS) yang berkurang akibat pembayaran

oleh syarik (nasabah), harus jelas dan disepakati dalam akad.

8) Biaya perolehan aset Musyarakah menjadi beban bersama

sedangkan biaya peralihan kepemilikan menjadi beban

pembeli.52

Karena akad musyarakah mutanaqishah berkaitan dengan

unsur sewa. Maka ketentuan pokoknya mengikuti rukun dan syarat

pada akad ijarah .

5. Mudharabah

a. Pengertian Mudharabah

Mudharabah diambil dari kata رب في األرض yang الض

artinya: فر للتجار .yakni: melakukan perjalanan untuk berdagang الس

Hal ini sesuai dengan firman Allah surat al-Muzammil 73: 20 : “

dan ornag-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian

karunia Allah.”

52 Fatwa DSN No. 73/DSN-MUI/XI/2008 tentang Musyarakah Mutanaqishah, hal. 5.

Page 48: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

38

Mudharabah dalam bahasa Arab juga berasal dari kata:

ضارب لف لن :seperti dalam kalimat , إت جر :yang sinonimnya , ضارب

yakni: ia memberikan modal untuk إت جر له فيه :yang artinya في ماله

berdagang kepada fulan.53 Kata ضارب juga berarti memukul dan

berjalan. Pengertian memukul dan berjalan ini lebih tepatnya adalah

proses seseorang memikulkan kakinya dalam menjalankan usaha.54

Secara etimologi mudharabah adalah kontrak atau perjanjian

antara pemilik modal (rab al-mal) dan pengguna dana (mudharib)

untuk digunakan untuk aktivitas yang produktif di mana keuntungan

dibagi antara pemilik modal dan pengelola modal.55 Para ulama

mendefinisikan mudharbah, diantaranya:

1) Sayyid Sabiq mendefinisikan mudharabah dengan “ akad yang

dilakukan oleh dua pihak, yang salah satu pihak menjadi

pemodal untuk diperdagangkan, dengan ketentuan keuntungan

dibagi dua sesuai dengan kesepakatan bersama.”

2) Ibnu Qudamah mendefinisikan mudharabah dengan “ pihak

pemodal menyerahkan sejumlah modal kepada pihak pengelola

untuk diperdagangkan, dan selanjutnya berhak mendapat bagian

tertentu dari keuntungan.”

3) Imam Taqiyyuddin mendefinisikan mudharabah dengan “ akad

atas harta, yang kemudian dikelola oleh pihak pengelola modal

untuk perdagangan.”56

Nisbah bagi hasil antara pemodal dan pengelola modal harus

disepakasi diawal perjanjian. Besarnya nisbah bagi hasil masing-

masing pihak tidak diatur dalam syariah, tetapi tergantung

53 Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat (Jakarta: Amzah, 2013), h. 365. 54 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, h. 85. 55Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana, 2012), h. 196. 56Isnawati Rais, dan Hasanidin, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS, h. 118.

Page 49: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

39

kesepakatan mereka. Nisbah bagi hasil bisa dibagi rata 50:50, tetapi

bisa juga 30:70, 60:40, atau proporsi yang disepakati.

Di luar porsi bagi hasil yang diterima pengelola, pengelola

tidak diperkenankan meminta gaji atau konpensasi lainnya untuk

hasil kerjanya. Semua mazhab sepakat dalam hal ini. Namun

demikian, Imam Ahmad memperbolehkan pengelola untuk

mendapatkan uang makan harian dari rekening mudharabah. Ulama

dari mazhab Hanafi memperbolehkan untuk mendapatkan uang

harian seperti, akomodasi, makan, dan transportasi apabila dalam

perjalanan bisnis luar kota.57

b. Dasar Hukum

1) Al-Qur`an

a) Firman Allah surat al-Muzammil 73: 20 :

58 ون من فضل ٱلل ون يضرب ون فى ٱألرض يبتغ وءاخر

Artinya: “ dan ornag-orang yang berjalan di muka bumi mencari

sebagian karunia Allah.”

b) Firman Allah surat al-Jumu`ah 62:10:

59 وا من فضل للا وا في األرض وابتغ لة فانتشر فإذا ق ضيت الص

Artinya: “ apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah

kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT...”

c) Firman Allah surat al-Baqarah 2: 198:

وا فضل من ربك م 60 ناح أن تبتغ م ج ليس عليك

Artinya: “ tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk

mencari karunia Tuhanmu...”.

57 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Press, 2015), h. 62. 58 Al-Quran 73: 20. 59 Al-Quran 62:10. 60 Al-Quran 2: 198.

Page 50: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

40

2) Hadis

a) Hadis riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib:

هيب ، قال : قال رس ول للا صل ى للا عليه وسل م : رضي للا عنه عن ص

قار ضة ، وأخلط الب ر ، والم ثلث فيهن البركة ، البيع إلى أجل

.بالش عير، للبيت ال للبيع 61

Artinya: “ Dari shuhaib r.a. bahwa Rasulullah SAW

bersabda: ada tiga perkara yang di dalamnya terdapat

keberkahan: jaul beli secara tangguh, muqharadah, dan

mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah,

bukan untuk dijual “.

b) Hadis riwayat Thabrani:

ضاربة اشترط على كان طلب إذا دفع المال م نا العب اس بن عبد الم سيد

صاحبه أن ال يسل ك به بحرا، وال ينزل به واديا، وال يشتري به داب ة

ول للا صل ى للا ذات كبد رطبة ، فإن فعل ذلك ضمن، فب لغ شرط ه رس

عليه وآله وسل م فأجازه )رواه الطبراني فى األوسط عن ابن عباس(62

Artinya: “ Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan

harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada

mudharib-nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak

menuruni lembah serta tidak membeli hewan ternak. Jika

persyartan itu dilangggar, ia ( mudharib ) harus menanggung

resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu

didengarkan oleh Rasulullah, beliau membenarkannya. “

Hadist menjelaskan bahwa kegiatan mudharabah adalah

salah satu kegiatan yang diberkahi. Dan nabi penah memberi

syarat kepada mudharib dalam transsaksi mudharabah dan

61 Shahiih Sunan Ibnu Majah , h.246. 62 Imam 'Alauddin, Abu Bakar bin Mas'ud Al-Kasani Al-Hanafi, Badai' Ash-Shonai' fi

Tartib asy-Syaroi', (Darul Kutub al-Ilmiyah) juz 6, h. 79.

Page 51: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

41

apabila persyaratan tersebut dilanggar mudharib siap

menanggung resiko yang telah diperbuat.

3) Kaidah Fiqih

عاملت الباحة إال أن يد ل دليل على 63 تحريمها األصل فى الم

Artinya: “ Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh

dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

c. Rukun dan Syarat

Mayoritas ulama fiqih membagi rukun mudharabah menjadi

tiga, yaitu:

1) `Aqid (pemilik modal dan pengelola modal).

2) Ma`qud `alaih (modal, usaha, dan keuntungan).

3) Shigat (ijab dan kabul).

Adapun yang menjadi syarat sahnya akad mudharabah yang

berhubungan dengan rukun-rukun itu sendiri, yaitu:

1) Disyaratkan kedua belah pihak pemilik modal dan pelaksana

usaha, keduanya harus memiliki kompetensi beraktifitas dalam

pengertian kedua belah pihak sudah dewasa, berakal, cakap dan

tidak dilarang dalam emeberdayakan hartanya.

2) Objek transaksi seperti modal harus berupa mata uang, harus

diketahui dengan jelas ukurannya dan bukan berbentuk

tangguhan, dapat diserah terimakan kepada pihak pengelola

modal.

3) Untuk bentuk usaha berbentuk perniagaan, tidak menyusahkan

pengelola modal dengan ketentuan-ketentuan menyulitkan.

4) Nisbah keuntungan harus diketahui secara jelas ukurannya dan

dibagi dengan presentase yang bersifat seimbang atau merata.

63 Ahmad Dzajuli, Kaidah-Kaidah Fikih, h. 130.

Page 52: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

42

5) Pemilik modal melafalkan ijab seperti “aku serahkan modal ini

kepadamu untuk usaha, jika terdapat keuntungan akan dibagi

dua” dan ucapan qobul dari pengelola modal.

6. Wakalah Bil Ujrah

a. Pengertian Wakalah Bil Ujrah

Wakalah atau wikalah merupakan ism masdar yang secara

etimologis bermakna taukil, yaitu menyerahkan, mewakilkan, dan

menjaga.64

Secara terminologi wakalah adalah pelimpahan oleh

seseorang sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak

kedua dalam hal-hal yang diwakilkan dalam hal ini pihak kedua

hanya melakukan sesuatu sebatas kuasa atau wewenang yang

diberikan olah pihak pertama, namun apabila kuasa itu telah

dilaksanakan sesuai yang disyaratkan, perintah tersebut

sepenuhnya menjadi milik pihak pertama atau pemberi kuasa.

Konsep terjadinya akad wakalah bil-ujrah antara lain akad

wakalah dengan akad ijarah yaitu, dimana perpaduan akad

wakalah tersebut nasabah sebagai pihak pembeli yang akan

membeli suatu produk yang ditawarkan oleh bank, meminta bank

untuk mewakilkan membelikan produk yang dibeli oleh nasabah

tersebut dan setelah proses akad wakalah tersebut terlaksana bank

sebagai pihak yang menjual meminta suatu imbalan atau disebut

juga fee ataupun ujrah kepada pihak nasabah sebagai pihak yang

diwakilkan bank, yang ketentan akad wakalah ini disebut dengan

akad wakalah bil ujrah. Hal ini sesuai dengan Fatwa DSN MUI

Nomer: 34/DSN-MUI/XI/2002. Wakalah bil ujrah adalah ketika

nasabah memberikan kuasa kepada bank dengan imbalan

pemberian ujrah atau fee.

64 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, h. 300.

Page 53: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

43

b. Dasar Hukum

1) Al-Qur`an

a) Firman Allah surat an-Nisa' 4: 9:

ي ة ضعافا خاف وا عليهم فليت ق وا وليخش ال ذين لو ترك وا من خلفهم ذ ر

وليق ول وا قوال سديدا 65 للا

Artinya: "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang

yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-

anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap

(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka

bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar.

b) Firman Allah surat al-Hasyr 59: 18:

، إن ، وات ق وا للا ولتنظ ر نفس ماقد مت لغد يآأيها ال ذين آمن وا ات ق وا للا

خبير بماتعمل ون 66 للا

Artinya: "Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada

Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang

telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertaqwalah

kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa

yang kamu kerjakan.

c) Firman Allah surat al-Taubah 9: 60:

ؤل فة ق ل وب ه م دقات للف قراء والمساكين والعاملين عليها والم إن ما الص

، ن للا بيل، فريضة م وابن الس قاب والغارمين وفي سبيل للا وفي الر

وللا عليم حكيم 67

Artinya: "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk

orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus

65 Al-Quran 4: 9. 66 Al-Quran 59: 18. 67 Al-Quran 9: 60.

Page 54: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

44

zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk

jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam

perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,

dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

2) Hadis

a) Hadis riwayat Bukhari:

ثنا شبي ، حد فيان ثنا س ثنا علي بن عبد للا، حد ب بن غرقدة، قال: حد

روة: أن الن بي صل ى للا عليه وأله وسل م ث ون عن ع سمعت الحي ي تحد

أعطاه دينارا يشتري له به شاة، فاشترى له به شاتين، فباع إحداه ما

بدينار وشاة ، فدعا له بالبركة في بيعه، وكان لو اشترى بدينار ، فجاء

[، ج 5991التراب لربح فيه )رواه البخاري، ]بيروت: دار الفكر،

3، ص 232، رقم 2463(68

Artinya: "Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami,

Sufyan menceritakan kepada kami, Syabib binGharqadah

menceritakan kepada kami, ia berkata: saya mendengar

penduduk bercerita tentang 'Urwah, bahwa Nabi s.a.w.

memberikan uang satu dinar kepadanya agar dibelikan

seekor kambing untuk beliau; lalu dengan uang tersebut ia

membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor

dengan harga satu dinar. Ia pulang membawa satu dinar dan

satu eor kambing. Nabi s.a.w. mendoakannya dengan

keberkatan dalam jual belinya. Seandainya 'Urwah membeli

tanah pun, ia pasti beruntung."

Hadist diatas menjalaskan pemberian upah kepada

Urwah karena telah mewakilkan Nabi untuk memberi seekor

kambing. Kegiatan di atas disebut akad wakalah bil ujrah.

68 Fathul Baari, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), h. 348.

Page 55: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

45

3) Kaidah Fiqih

عاملت الباحة إال أن يد ل دليل على تحريمها69 األصل فى الم

Artinya: “ Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh

dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

c. Rukun dan Syarat

Ada empat rukun dari akad wakalah bil ujrah antara lain adalah:

1) Wakil (orang yang mendapat kuasa)

2) Muwakkil (pemberi kuasa)

3) Muwakkal fih (objek yang diwakilkan)

4) Shigat (lafal serah terima)70

Adapun syarat ketentuan dari akad wakalah bil ujrah adalah:

1) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak

untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan

kontrak (akad).

2) Wakalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh

dibatalkan secara sepihak.

3) Wakil adalah orang yang cakap hukum, dapat mengerjakan tugas

yang diwakilkan kepadanya, dan wakil adalah orang yang diberi

amanat.

4) Muwakkil adalah Pemilik sah yang dapat bertindak terhadap

sesuatu yang diwakilkan. Orang mukallaf atau anak mumayyiz

dalam batas-batas tertentu, yakni dalam hal-hal yang bermanfaat

baginya seperti mewakilkan untuk menerima hibah, menerima

sedekah dan sebagainya.

5) Objek atau suatu yang diwakilka harus diketahui dengan jelas,

tidak bertentangan dengan syari’ah Islam.71

69 Ahmad Dzajuli, Kaidah-Kaidah Fikih, h. 130. 70 Indah Nuhyatia, “ Penerapan dan Aplikasi Akad Wakalah pada Produk Jasa Bank

Syariah “, Economic: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, Vol. 3, No. 2 H. 104 71 Fatwa DSN No. 10/DSN-MUI/XI/2008 tentang Wakalah.

Page 56: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

46

46

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN

AGUNG SEMARANG

A. Sejarah Pendirian Rumah Sakit

Dalam rentang waktu satu tahun, proses pembangunan RSI Sultan Agung

dimulai. Hingga akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1971, secara resmi cikal bakal

RSI Sultan Agung berdiri dengan nama Health Centre. Dahulu, RSI Sultan Agung

bernama RS Sultan Agung

Dalam perkembangannya, kiprah Health Centre dalam pelayanan

kesehatan membuahkan kepercayaan dari beberapa instansi. Setidaknya, nampak

dari diberikannya bantuan dari Pemerintah berupa mobil Ambulance dan beberapa

instansi perusahaan masing-masing dari Sumitomo Shoji Kaisha Ltd; Tokyo, NV.

HMS & Co, NV; Sapto Argo Puro dan Pabrik Rokok Sukun Kudus yang

menyumbangkan 4 kamar VIP.

Pada perkembangannya, RSI Sultan Agung pun sudah memikirkan

kemudahan akses kesehatan bagi warga yang kurang mampu secara finansial. Yang

ditindaklanjuti dengan dibangunnya dua bangsal perawatan kaum dhuafa pada 31

Juli 1977

RSI Sultan Agung mendapatkan akreditasi sebagai Rumah Sakit Tipe C

berdasarkan SK Menkes RI no 1024/Yan.Kes/1.0./75. Secara resmi, tanggal 1

Januari 1978 diresmikan pemakaian 2 kamar VIP bantuan dari NV Semarang dan

Ny Aminah Abdurrahman Sungkar Pada tahun 1980, RSI Sultan Agung menjadi

kepaniteraan klinik mahasiswa FK Unissula 8 Januari 1992, Rumah Sakit Sultan

Agung (RSSA) resmi menyandang nama RSI Sultan Agung Keluarga HM Ismail

(mantan Gubernur Jawa Tengah) memberikan bantuan kamar VIP

Page 57: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

47

Peresmian gedung D RSI Sultan Agung oleh Gubernur Jawa Tengah

periode 1998-2003, H. Mardiyanto pada tahun 15 Mei 2003. RSI Sultan Agung

merintis dua layanan unggulan meresmikan Semarang Eye Center (SEC) pada

tanggal 23 Mei 2006 yang diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah kala itu, Ali

Mufiz, MA.

21 Februari 2011, RSI Sultan Agung ditetapkan menjadi RS yang

terakreditasi kelas “B” Surat Ketetapan (SK) No HK.03.05/I/513/2011 yang

ditandatangani Direktur Tim Penetapan Kelas B. Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

Tidak berselang lama, pada tanggal 25 Juni 2011, RSI Sultan Agung

ditahbiskan sebagai RS Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran Universitas Sultan

Agung Semarang sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :

HK.03.05/III/1299/11. 16 Juli 2014, RSI Sultan Agung resmi dinyatakan “Lulus

Tingkat Paripurna” oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Penyerahan oleh

ketua KARS, DR dr Sutoto, M.Kes

Setelah mendapatkan pengakuan Rumah Sakit (RS) kelas “B” dan

mendapatkan pengakuan akreditasi paripurna dari KARS, kini RSI Sultan Agung

menjadi pelopor (Pilot Project) RS berbasis Syariah. Di sisi lain, RSI Sultan Agung

dihadapkan pada model pembiayaan tarif JKN BPJS yang semakin kompetitif.

Belum lagi kita memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang

kompetitif. Problematika diatas tentu saja menjadi tantangan bagi jajaran Direksi

dengan masa periode 2014 s.d 2019. Semoga dalam perjalannya, Direksi RSI

Sultan Agung diberikan kekuatan untuk menjalankan amanah dengan baik.1

1 https://rsisultanagung.co.id/v2015/profil/sejarah/ diakses pada tanggal 20 Februari 2018.

Page 58: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

48

B. Letak Geografis Rumah Sakit Sultan Agung Semarang

RSI Sultan Agung Semarang merupakan salah satu rumah sakit yang

strategis. Terletak di Jalan Raya Kaligawe KM. 4 Semarang, dan berada di

kelurahan Genuk. Lingkungan RSI Sultan Agung Semarang berdekatan dengan

Universitas Islam Sultan Agung, terminal Terboyo, dan dikelilingi pertumbuhan

industri, namun suasana tetap tenang dan tidak bising. RSI Sultan Agung Semarang

memiliki luas wilayah 29.900 meter persegi, dan luas tanah pengembangan 40.200

meter persegi. Apotek RSI Sultan Agung Semarang berada dalam lingkungan

rumah sakit. Komplek RSI Sultan Agung Semarang terdapat masjid dan mushala

untuk umum sebagai sarana melengkapi kebutuhan masyarakat. Jenis pelayanan

yang tersedia di RSI Sultan Agung Semarang adalah umum, spesialistik, dan

subspesialistik.

C. Falsafah, Motto, Visi-Misi, dan Tujuan Rumah Sakit

1. Falsafah

Falsafah RSI Sultan Agung Semarang adalah wadah peningkatan

kualitas kesehatan jasmani dan rohani umat, melalui dakwah bi al-Haal dalam

68 bentuk pelayanan, serta pendidikan Islam, dan fastabiq al-Khairat.2

2. Motto

Pegawai RSI Sultan Agung Semarang dalam kegiatan sehari-hari

memiliki motto yang dijadikan sebagai salah satu bentuk motivasi, yaitu

“Mencintai Allah, Menyayangi Sesama”. Keramahan, kenyamanan, dan

kebersihan, merupakan sapa keseharian RSI Sultan Agung Semarang. Kasih

sayang menjadi sentuhan khas yang dihadirkan, dan falsafah selamat

menyelamatkan, selamat dunia dan akhirat menjadi landasan pengelolaan

rumah sakit. Inilah yang menjadi ciri pelayanan kesehatan atas dasar nilai-nilai

Islam yang diterapkan.

2 Company profile RSI Sultan Agung Semarang.

Page 59: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

49

3. Visi

Visi merupakan tujuan jangka panjang suatu organisasi yang juga

menjadikan landasan pegawai dalam menjalankan tugasnya untuk mewujudkan

keinginan organisasi,3 khususnya RSI Sultan Agung Semarang. RSI Sultan

Agung Semarang memiliki visi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,

yaitu: “Rumah sakit terkemuka dalam pelayanan kesehatan yang selamat dan

menyelamatkan, pelayanan pendidikan membangun generasi khaira ummah

dan 69 pengembangan peradaban Islam menuju masyarakat sejahtera yang

dirahmati Allah”.

4. Misi

Misi RSI Sultan Agung Semarang adalah:

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang selamat menyelamatkan

dan dijiwai semangat mencintai Allah menyayangi sesama.

b. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dalam rangka membangun

generasi khaira ummah.

c. Membangun peradaban Islam menuju masyarakat sehat sejahtera yang

dirahmati Allah.4

5. Tujuan

Sebagai rumah sakit Islam, RSI Sultan Agung Semarang

mempunyai tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:

1. Terselenggaranya pelayanan kesehatan masyarakat untuk keselamatan

iman dan kesehatan jasmani sebagai upaya bersama untuk mendapatkan

kebahagiaan dunia dan akhirat.

3 Samsudin, Komite Syariah RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 8

Februari 2018. 4 https://rsisultanagung.co.id/v2015/profil/visi-dan-misi-rsi-sultan-agung/ diakses pada tanggal

20 Februari 2018.

Page 60: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

50

2. Terselenggaranya pelayanan kesehatan islami.

3. Terbentuknya jamaah Sumber Daya Insan (selanjutnya disebut SDI)

yang memiliki komitmen pelayanan kesehatan islami yang 70

bertakwa, dengan kecendiakawanan dan kepakaran dengan kualitas

universal, menjunjung tinggi etika rumah sakit Islam, etika kedokteran,

dan etika kedokteran Islam, menguasai nilai-nilai dasar Islam untuk

disiplin ilmu kedokteran dan kesehatan, dan melaksanakan tugas-tugas

pelayanan rumah sakit, pelayanan kependidikan, pelayanan penelitian,

dan tugas dakwah dengan jiwa dan semangat “Mencintai Allah

Menyayangi Sesama"

4. Terselenggaranya pelayanan pendidikan dalam rangka membangun

generasi khaira ummah dibidang kedokteran dan kesehatan pada

program diploma, sarjana, magister, profesi, dan doktor, dengan

kualitas universal siap melaksanakan tugas.

5. Terselenggaranya silaturahim dan jejaring dengan pusat-pusat

pengembangan ilmu kedokteran, dan kesehatan, serta rumah sakit Islam

di seluruh dunia.

6. Terselenggaranya silaturahim yang intensif dengan masyarakat dan

partisipasi aktif dalam 71 upaya membangun masyarakat sehat sejahtera

yang dirahmati Allah SWT.

7. Menjadi rujukan bagi masyarakat dan rumah sakit lain dalam pelayanan

kesehatan islami.

8. Terselenggaranya proses pengembangan gagasan, kegiatan, dan

kelembagaan sejalan dengan dinamika masyarakat, perkembangan

rumah sakit, dan perkembangan iptek kedokteran dan kesehatan.

9. Terwujudnya rumah sakit untuk pendidikan kedokteran dan kesehatan

Islam yang berkualifikasi B Plus untuk lima tahun ke depan, dan A

untuk sepuluh tahun kedepan.

Page 61: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

51

10. Terwujudnya rumah sakit pendidikan Islam utama (Islamic Teaching

Hospital).

11. Terselenggaranya proses evaluasi diri secara teratur dan berkelanjutan.5

D. Fasilitas Pelayanan

RSI Sultan Agung Semarang secara resmi mengoperasikan gedung baru

berlantai empat pada bulan Agustus 2003 untuk meningkatkan mutu dan 72

kualitas pelayanan. Upaya-upaya pembenahan manajemen pelayanan medis,

penunjang, perawatan, keuangan serta peningkatan sumber daya manusia

diperbaiki secara terus-menerus, sehingga dapat menghasilkan produk yang

berkualitas guna meningkatkan jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap.

Berbagai macam jenis pelayanan dilakukan oleh pihak rumah sakit guna

mendukung dan mensukseskan visi dan misi yang telah dibuat dimasa yang

akan datang. Rumah sakit pada umumnya menyediakan pelayanan dalam

bidang kesehatan dan penunjang kesehatan. Namun tidak menutup

kemungkinan pelayanan Dakwah Islam juga disertakan dalam suatu kegiatan.

RSI Sultan Agung Semarang membedakan pelayanan rawat inap bagi pasien

laki-laki dan perempuan, dengan mengambil nama-nama bangsal bernuansa

islami. Jenis pelayanan RSI Sultan Agung Semarang secara rinci sebagai

berikut:

1. Instalasi Pelayanan Kesehatan, meliputi:

a. Pelayanan Poliklinik Umum dan Instalasi Gawat Darurat (24 jam)

Pelayanan Penunjang Kesehatan (24 jam) yang meliputi

radiodiagnostik konventional, mobile radiodiagnostik, ultrasonografi,

computerized tomography scanner, electroencephalograph,

electrocardiograph, lithoclast, hearing aid, laboratarium klinik, 48

laboratarium patologi anatomi, klinik psikologi, fisioterapi, dan

instalasi farmasi

5 Company profile RSI Sultan Agung Semarang.

Page 62: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

52

b. Layanan Unggulan yaitu:

1) Sultan Agung Eye Center disingkat SEC. SEC merupakan layanan

unggulan RSI SultanAgung Semarang di bidang mata. Produk

layanan SEC meliputi oftalmologi umum, kelainan retina, katarak

(konventional dan phaco), infeksi mata luar, tumor, dan kelainan

refaraksi.

2) Sultan Agung Urologi center terdiri dari beberapa layanan, yaitu

Extracorporeal Shock Wave Lithotriper (selanjutnya disebut

ESWL), Trans Urethra Needle Ablatin (selanjutnya disebut TUNA

terapi), uroflowmeter, dan hemodialisa. ESWL adalah alat pemecah

batu ginjal dan saluran kemih dengan gelombang kejut tanpa

pembedahan. ESWL mempunyai kelebihan antara lain, pasien tidak

perlu rawat inap, pengobatan lebih singkat, tidak memerlukan

pembedahan, efek samping lebih sedikit dibandingkan dengan

operasi terbuka. TUNA terapi adalah terapi bagi pasien yang

mengalami Benign Prostatic Hyperplasia (selanjutnya disebut BPH)

atau pembesaran prostat yang menghambat aliran seni. Kelebihan

TUNA terapi menyembuhkan BPH adalah waktu pengobatan lebih

singkat, sangat sedikit efek sampingnya, pasien cepat pulih, dan

menghilangkan resiko mengompol abadi. Uroflowmeter merupakan

pemeriksaan kekuatan pancar air seni, alat ini akan menunjukan

seberapa besar kekuatan pancaran air seni. Hemodialisa, merupakan

alat yang digunakan mencuci darah pasien akibat kurang

berfungsinya ginjal.

3) Sultan Agung Lasik Center disingkat SLC adalah prosedur khusus

untuk memperbaiki kelainan refraksi pada mata. Sultan Agung

LASIK Center yang didukung oleh dokter Spesialis Mata

berpengalaman dan ditunjang mesin dengan tekhnologi terkini.

Page 63: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

53

4) Sultan Agung Cardiac Center disingkat SCC adalah pusat pelayanan

jantung.

5) Sultan Agung Pain Center disingkat SPC adalah unit khusus yang

melayanai penanganan nyeri akut dan kronik dengan mengurangi

frekuensi dan intensitasnya. Melalui injeksi obat-obatan tertentu di

titik picu nyeri (trigger point) atau di persendian (intra artikuler)

dengan panduan USG dan dengan radiofrequency di titik saraf

tertentu yang menjadi asal muasal dan penyebaran nyeri dengan

panduan alat c-arm atau USG untuk menjamin akurasi.

6) Sultan Agung ENT Center disingkat SENC adalah pusat

pemeliharaan kesehatan Telinga Hidung Tenggorok dan Kepala

Leher. Dengan didukung para dokter ahli dari berbagai disiplin ilmu

serta dilengkapi dengan peralatan dan perangkat medis mutakhir.

Penatalaksanaan operasi mencakup bedah mikroskopik, endoskopik,

maksilofasial, bedah kepala leher dan operasi lainnya.

7) Sultan Agung Skin Center disingkat SSC adalah pusat perawatan

kulit dengan teknologi dan tenaga medis profesional.

8) Sultan Agung Fertility Center disingkat SFC adalah pusat pelayanan

kesehatan yang yang memiliki kemampuan untuk menjaga dan

mengupayakan kesehatan reproduksi masyarakat. SAFC dilengkapi

dengan beragam keunggulan, dimulai dari tenaga ahli andrologi dan

ginekologi yang profesional serta labolatorium dan alat-alat

penunjangnya.

9) Sultan Agung Medical Rehabilitation Center disingkat SMRC

adalah pusat pelayanan kesehatan yang menawarkan fasilitas bagi

pasien yang membutuhkan layanan rehabilitasi. Dengan didukung

paramedis berkualitas, kami menggunakan metode pengobatan

terkini dan peralatan terapi berkualitas.

Page 64: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

54

10) Sultan Agung Integrated Clinic Of Specialist disingkat SISC adalah

klinik spesialis terpadu adapun layanannya adalah sebagai berikut:

a) Klinik penyakit dalam

b) Klinik paru

c) Klinik bedah umum

d) Klinik bedah orthopedi

e) Klinik bedah oncology

f) Klinik obsgyn

g) Klinik anak

h) Klinik penyakit syaraf

i) Klinik jiwa

j) Klinik gizi

k) Klinik akupuntur

11) Sultan Agung Oncology Center disingkat SOC adalah Unit

pelayanan terpadu RSI Sultan Agung yang bertujuan

mengendalikan pertumbuhan sekaligus mengobati kanker dalam

tubuh. Tindakan yang diberikan pasien meliputi terapi obat-obatan,

bedah dan kemotherapi. Manfaat kemotherapi ialah meringankan

gejala dengan memperkecil tumor yang mengakibatkan rasa sakit,

mengendalikan dnegan mencegah penyebaran, memperlambat

pertumbuhan, sekaligus menghancurkan sel kanker yang

berkembang kebagian tubuh yang lain dan menyembuhkan dengan

menghancurkan semua sel kanker sehingga sempurna dan ini

mencegah berkembangnya kanker di dalam tubuh lagi.

12) Sultan Agung Stroke Center disingkat SSC adalah pusat pelayanan

kesehatan penanganan stroke terpadu.

13) Sultan Agung Dental Center disingkat SDC adalah pusat pelayanan

kesehatan gigi dengan pelayanan di Sultan Agung Dental Center

sebgai berikut:

Page 65: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

55

a) Pemeriksaan/Konsultasi gigi

b) Penambalan gigi

c) Pencabutan gigi

d) Pembersihan karang gigi

e) Pencegahan gigi berlubang pada anak

f) Pembuatan gigi palsu/protesa gigi

g) Merapikan susunan gigi/kecantikan gigi

h) Tindakan bedah gigi dan mulut.

14) Sultan Agung deabetic Center disingkat SDC adalah pusat

pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus, berupa gangguan

pada sel pankreas yang fungsi utamanya menghasilkan hormon

insulin. Kerusakannya akan meningkatkan kadar gula darah karena

produksi insulin terganggu. Secara medis, gangguan tersebut tidak

dapat disembuhkan dan membutuhkan terapi obat-obatan atau

insulin seumur hidupnya. Tidak berlebihan bila sampai sekarang

dikatakan, DM adalah salah satu penyakit yang tidak bisa

disembuhkan. Meski demikian, pengidap DM tetap berhak

menjalani kehidupan yang sehat dan mandiri. Itulah yang

diharapkan dari keberadaaan Sultan Agung Diabetic Center kepada

para diabetisi-sebutan pengidap DM.6

2. Pelayanan Rawat Inap meliputi bait as-Syifa' (kelas I B), bait an-Nissa

(Kelas II dan Kelas III), bait ar-Rijjal (Kelas II dan Kelas III), bait as- Salam

(Kelas III), bait al-Izzah (Kelas III), bait ar-Rohman (Kelas II), dan bait al-

Ma'ruf (Kelas VIP dan Kelas I A)

3. Rehabilitasi Medik yang terdiri dari exercise massage, infra red, nebulizer,

ultra sonic, dan diathermi

6 Company profile RSI Sultan Agung Semarang.

Page 66: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

56

4. Pelayanan lain meliputi medical chek up, hearing center, pelayanan

ambulance, dan perawatan jenazah

5. Bidang Bimbingan dan Pelayanan Islami (selanjutnya disebut BPI). BPI

terdiri dari bimbingan rohani Islam dan pelayanan Dakwah & al-Husna.

Bimbingan rohani Islam meliputi bimbingan psikospiritual bagi pasien

maupun karyawan, bimbingan fiqh orang sakit, konsultasi psikospiritual

baik off line maupun on line, dan qur’anic healing. Pelayanan Dakwah &

al-Husna meliputi dakwah bagi masyarakat, seperti bantuan dana

pemakmuran masjid, pembinaan majlis taklim, desa binaan, dan

sebagainya, serta perawatan jenazah al-Husna.7

7 Company profile RSI Sultan Agung Semarang.

Page 67: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

57

57

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Fatwa DSN No. 107 Pada Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang

Penerapan prinsip syariah dalam rumah sakit syariah tidak luput dari

kepatuhan rumah sakit terhadap fatwa DSN MUI no 107, pedoman standar

pelayanan minimal rumah sakit dan indikator mutu wajib rumah sakit syariah,

kode etik rumah sakit syariah , kode etik sokter rumah sakit syariah dan standar

instrumen sertifikasi rumah sakit syariah yang dibuat oleh DSN MUI dan

MUKISI sebagai standar rumah sakit untuk dinyatakan sebgai rumah sakit yang

syariah.

Penerapan fatwa DSN MUI No. 107 tentang rumah sakit syariah

menurut Wakil Ketua MUI Pusat Yunahar Ilyas dalam dalam Seminar Nasional

Akuntansi Rumah Sakit dengan tema “Revitalisasi Tatakelola Keuangan

Rumah Sakt di Era Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Auditorium

Baroroh Baried Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Selasa (11/4).

Menyatatakan bahwa, fatwa tersebut pada prinsipnya berisi lima hal, yakni

tentang akad, pelayanan rumah sakit, obat-obatan, dan pengelolaan dana

financial.

Rumah sakit syariah harus memastikan bahwa hal-hal yang terkait

dalam fatwa DSN MUI no 107 tentang rumah sakit syariah telah diterapkan

pada setiap aspek yang ada pada rumah sakit sayriah itu sendiri. Penerapan

fatwa DSN MUI No. 107 tentang rumah sakit syariah yaitu rumah sakit Islam

Sultan Agung Semarang dan juga fatwa-fatwa yang terkait dengan

penyelenggaraan rumah sakit syariah. Berikut adalah analisa dari penrapan atau

implementasi fatwa mengenai penyelenggaraan rumah sakit syariah:

Page 68: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

58

1. Akad Syariah pada Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

Akad-akad syariah yang dipakai di rumah sakit Islam Sultan Agung

Semarang hanya ada dipegawaian dan pengadaan hampir semua akad yang

ada di dalam fatwa dipakai, meskipun tidak sama persis. Ada tiga akad yang

dipakai oleh rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang yaitu akad dengan

lembaga keuangan, akad yang terkait dengan pengelolaan sdm, dan yang

terakhir akad dengan vendor. Akad syariah yang dipakai dengan vendor

bermacan-macam akadnya ada akad jual beli dengan murabahah, sewa

menyewa, dan lainnya. Berikut akad syariah yang dipakai oleh rumah sakit

Islam Sultan Agung Semarang:

a) Akad ijarah

Akad ijarah adalah akad pemindahan hak guna atau manfaat

atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu dengan bayaran atau

upah.1 Akad ijarah adalah akad yang paling banyak dipakai di rumah

sakit Islam Sultan Agung Semarang. karena akad ijarah sendiri

terdapatdibanyak bidang contohnya bidang kepegawaian, tentu saja

semua pegawai di rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang pada

saaat pertama kali membuat kontrak kerja mengunakan akad ijarah,

selanjutnya bidang kerjasama dengan lembaga pendidikan untuk

menitipkan mahasiswa dan juga dosen untuk melakukan penelitian,

menggunakan akad ijarah, bidang sewa menyewa tempat atau lapak

untuk berjualaan di area rumah sakit, perjanjian pengadaan pekerja

borongan.2 Berikut ini contoh sekemanya akad ijarah yang ada di rumah

sakit Islam Sultan Agung Semarang dengan:

1 Nasrun Haoen, Fiqh Muamalah, h. 228 2 Miftah, Direktur Kuangan RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 9

Februari 2018.

Page 69: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

59

1) Akad antara Rumah Sakit dengan Tenaga Kesehatan adalah akad

Ijarah atas jasa pelayanan kesehatan; Rumah Sakit sebagai

pengguna jasa (Musta 'jir), dan Tenaga Kesehatan sebagai pemberi

jasa (Ajir).

2) Akad antara Rumah Sakit dengan Pasien adalah akad ijarah; Rumah

Sakit sebagai pemberi jasa (Ajir), dan Pasien sebagai pengguna jasa

(Musta'jir), dalam upaya pengobatan penyakit yang dialami pasien.3

Ujrah

Bagan 4. 1 skema ijarah

b) Akad murabahah

Murabahah adalah akad jual beli yang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati.4 Dalam murabahah ketika

pembeli ingin membeli barang dari penjual, sipenjual harus memberi

tahu harga asli dari barang tersebut. Setelah mengetahui harga asli

barang, penjual dan pembeli menyepakati keuntungan yang harus di

dapat oleh penjual dari tambahan harga jual kepada pembeli.

3 Fatwa Dewan Syariah Nasional, No.107, 2016, tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah

Sakit Syariah Berdasarkan Prinsip Syariah. 4 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, h. 101.

Rumah sakit

(Musta 'jir)

Tenaga kesehatan

(Ajir)

Tenaga

Page 70: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

60

Akad ini dipakai RSI Sultan Agung Semarang dalam proyek

pembangunan masjid baru di area rumah sakit.5 Berikut contoh skema

akad murabahah yang ada di RSI Sultan Agung Semarang;

1) Akad ini dipakai dalam proyek pembangunan masjid. Pihak rumah

sakit meminjam uang kepada bank syariah untuk membiayai

pembangunan tersebut, dengan keuntungan yang disepakati antara

pihak rumah sakit dan bank syariah. Rumah sakit akan membayar

cicilan setiap bulan sampai akhir pelunasan.

Pembayaran

modal

Bagan 4. 2 skema murabahah

c) Akad mudharabah

mudharabah adalah kontrak atau perjanjian antara pemilik

modal (rab al-mal) dan pengguna dana (mudharib) untuk digunakan

untuk aktivitas yang produktif di mana keuntungan dibagi antara

pemilik modal dan pengelola modal.6 Akad ini belum digunakan oleh

RSI Sultan Agung Semarang karena belum diutuhkan dalam transaksi.

5 Miftah, Direktur Kuangan RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 9

Februari 2018. 6 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, h. 196.

Bank

Syariah

Rumah

Sakit

Persyaratan dan

Negosiasi

Proyek

Masjid

Page 71: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

61

Tetapi ketika akad ini akan digunakan dalam transaksi di rumah sakit

berikut ini adalah sebagai berikut:

1) Akad antara Rumah Sakit dengan Pemasok Alat Kesehatan dan

Pemasok Alat Laboratorium. Rumah Sakit sebagai pengelola

(mudharib), dan pemasok sebagai pemilik modal (shahib ai-mal).7

Bagan 4. 3 sekema mudharabah

d) Akad ijarah muntahiyah bit tamlik

Ijarah muntahiyah bit-tamlik adalah sejenis perpaduan antara

kontrak jual beli dan sewa, atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri

dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa.8 Akad ini sering

dipakai antara Rumah Sakit dengan Pemasok Alat Kesehatan dan

Pemasok Alat Laboratorium (selanjutnya disebut Pemasok). Akad ini

pernah dipakai oleh rumah sakit Islam Sultan Agung semarang, menurut

direktur keuangan rumah sakit Islam sulatan Agung Semarang akad ini

sudah tidak dipakai karena biaya perawatan alatnya lebih mahal dan isi

ulang dari alat seperti regen biayanya lebih mahal. Para perusahaan

pemasok alat kesehatan memberikan opsi kepada rumah sakit antra

membeli alat dan meminjam alat, untuk peminjaman alat dibebaskan

biaya perawatan. Harga isi ulang alat kesehatan seperti ragen tadi lebih

7 Fatwa Dewan Syariah Nasional, No.107, 2016, tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah

Sakit Syariah Berdasarkan Prinsip Syariah. 8Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Prakti, h. 102.

Pemasok (shahib

ai-mal)

Rumah Sakit

(mudharib)

Modal Skill

Proyek

Page 72: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

62

murah dari pada jika rumah sakit membeli alat kesehatan.9 Tentu saja

lebih untung meminjam alat dari pada membeli, itu yang menjadi

alasannya akad IMBT belum dipakai lagi karena harus mengeluarkan

lebih banyak biaya ketimbang meminjam contoh sekemanya sebgai

berikut:

1) Rumah Sakit sebagai penyewa (musta'jir), dan pemasok sebagai

pihak yang menyewakan (mu'jir) pemasok menyewakan alat

kesehatan dengan menggunakan akad IMBT sewa yang diakhiri

dengan pemindahan kepemilikan barang sewa dari mu 'jir kepada

musta 'jir.10

Sewa beli

Dimiliki

Bagan 4. 4 sekema IMBT

e) Akad wakalah bil ujrah

Wakalah bil Ujrah adalah ketika nasabah memberikan kuasa

kepada bank dengan imbalan pemberian ujrah atau fee. Akad ini

digunkan oleh rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang untuk

mewakilkan pemasok obat untuk menjualkan obatnya di rumah sakit

Islam Sultan Agung Semarang. Skema akad wakalah bil ujrah di rumah

sakit Islam Sultan Agung Semarang adalah sebagai berikut:

9 Miftah, Direktur Kuangan RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 9

Februari 2018. 10 Fatwa Dewan Syariah Nasional, No.107, 2016, tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah

Sakit Syariah Berdasarkan Prinsip Syariah.

Pemasok

(mu'jir)

Rumah sakit

(musta'jir)

Objek

Page 73: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

63

1) Rumah Sakit sebagai wakil, dan pemasok obat sebagai pemberi

kuasa (muwakkil) untuk menjual obat kepada pasien. Muwakkil

selaku pemasok obat memberikan kuasa penjualan obat kepada

wakil yaitu pihak rumah sakit untuk menjualkan obat. Dalam ini

pihak rumah sakit mendapatkan ujrah karena mewakilkan pemasok

obat untuk menjual obatnya.11

Ujrah

Bagan 4. 5 sekema wakalah bi ujrah

f) Akad musyarakah mutanaqishah.

Akad Musyarakah Mutanaqishah adalah akad musyarakah atau

syirkah yang kepemilikan aset (barang) atau modal salah satu pihak

(syarik) berkurang disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak

lainnya. Akad ini belum dipergunakan di rumah sakit Islam Sultan

Agung Semarang 12ada pung skema akad ini jika dipergunakan adalah

sebagai berikut:

1) Akad ini digunakan jika ada kerjasama antara rumah sakit

dengan Pemasok Alat Kesehatan dan Pemasok Alat

Laboratorium. Rumah sakit dan pengelola menyatukan modal

11 Fatwa Dewan Syariah Nasional, No.107, 2016, tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah

Sakit Syariah Berdasarkan Prinsip Syariah. 12 Miftah, Direktur Kuangan RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 9

Februari 2018.

Pemasok

(pemberi

kuasa)

9

(

Rumah sakit

(penerima

kuasa)

Pelaksanaan

wakalah Objek

Page 74: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

64

usaha dan porsi kepemilikan modal pemasok berkurang karena

pemindahan kepemilikan modal kepada rumah sakit secara

bertahap.13

Modal Modal

Kepemilikan+ Kepemilikan-

Bagan 4. 6 sekema MMQ

g) Akad qardh

Akad Qardh adalah transaksi pinjam meminjam dana tanpa

imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok

pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.

Dalam kasus ini yang menjadi objek pinjam bukanlah uang tetapi

sebuah barang yaitu mesin Infiniti alat untuk mengoprasi mata.

Akad Qardh tidak terdapat pada fatwa DSN MUI NO.107

tentang pedoman penyelenggaraan rumah sakit berdasarkan prinsip

syariah. Tetapi akad ini tetap digunakan untuk menunjang kegiatan

transaksi di rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang dan tetap

mengacu kepada fatwa DSN MUI NO.19 tentang akad qardh.

Pimjaman

Pembayaran

Bagan 4. 7 sekema qard

13 Fatwa Dewan Syariah Nasional, No.107, 2016, tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah

Sakit Syariah Berdasarkan Prinsip Syariah.

Objek Rumah

sakit

Pemasok

alat

Rumah sakit Pasien

Biaya

berobat

Page 75: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

65

h) Akad bai`

Akad bai` adalah akad transaksi jual beli antara rumah sakit dan

pemasok bahan-bahan makanan dan obat-obatan.14 Brikut ini adalah

skema akad bai` pada RSI Suktan Agung Semarang;

1) rumah sakit sebagai pembeli (musytari), dan pemasok obat atau

pemasok bahan makanan gizi sebagai penjual (ba'i'), baik secara

tunai (naqdan), angsuran (taqsith), maupun tangguh (ta Jil).15

Akad ba`i

Pembayaran tunai/angsuran/tanguh

Kirim barang

Bagan 4. 8 sekema ba`i

2. Pelayanan Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

Setiap rumah sakit syariah mentaati standar minimal pelayanan

rumah sakit syariah dan indikator mutu wajib syariah yang tentu saja telah

ada pada rumah sakit Sultan Agung Semarang. Berkut ini adalah indikator

pelayanan minimal yang ada di rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang:

a) Membaca Basmalah pada pemberian obat dan tindakan.

Setiap aktivitas yang dilaukan petugas rumah sakit secara lisan

untuk membaca dan mengajak pasien atau keluarga pasiaen untuk

membaca Basmalah sebelum pemberian obat dan tindakan medis yang

14 Miftah, Direktur Kuangan RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 9

Februari 2018. 15 Fatwa Dewan Syariah Nasional, No.107, 2016, tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah

Sakit Syariah Berdasarkan Prinsip Syariah.

Rumah

sakit Pemasok obat

dan makanan

Objek

Page 76: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

66

dilakukan. Dengan mengucapkan lafadz Basmalah pada setiap

pemberian obat dan tindakan adalah khtiar dan tawakkal dari petugas

rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang dan pasien beserta keluarga

bahwa kesembuhan datangnya dari Allah sehingga berdoa dengan

melafadzkan Basmalah sebelum pemberian obat dan tindakan medis

yang dilakukan bersifat wajib.16

b) Hijab untuk pasien.

Penyedian fasilitas rumah sakit berupa penyediaan hijab

(krudung, baju pasien atau kain) yang menutup aurat pasien seluruh

tubuh kecuai muka dan telapak tangan. Hijab disediakan oleh rumah

sakit dan dipakaikan pada pasien muslimah saat pertama kali datang

dengan diberikan edukasi tentang berhijab. Dengan ini tergambarlah

pelayanan yang islami, dengan adanya edukasi tentang pemakaian hijab

kepada pasien muslimah yang belum mengenakan hijab pada saat rawat

inap.

c) Mandatory traning untuk fiqih pasien.

Kegiatan ini adalah pembelajaran kepada karyawan tentang

thaharah, bimbingan shalat bagi pasien dan talqin. Dengan ini SDI yang

dimiliki oleh rumah sakit harus memahami fiqih bagi orang sakit,

sehingga dapat memberikan bimbingan ibadah sesuai penyakitnya.

Pemberian kajian ini biasa dilakukan setiap hari jumat, dimana seluruh

petugas akan mengukuti kajian fiqih agar lebih maksimal dalam

menjalankan tugas.

d) Adanya edukasi islami.

Penyediaan dan pemberian sarana edukasi islam berupa leaflet

atau buku kerohanian kepada pasien muslim. Dengan ini rumah sakit

16 Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI), Pedoman Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit Syariah Dan Indikator Mutu Wajib Syariah, (Jakarta, MUKISI, 2016).

Page 77: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

67

memberikan edukasi kepada pasien, keluarga dan pengunjung pasien

yang datang ke rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang.17

e) Pemasangan Elektrokardiogram (EKG) sesuai gender.

Pelaksanaan pemasangan Elektrokardiogram atau EKG oleh

petugas rumah sakit yang sesuai dengan jenis kelaminnya. EKG atau

Elektrokardiogram adalah alat pengukur grafik yang mencatat aktivitas

elekrik jantung.18pemasangan EKG sesuai gender adalah upaya rumah

sakit menjaga aurat dan menjaga bersentuhannya kulit dengan lain

gender.

f) Pemakaian hijab ibu menyusui.

Peneyedian fasilitas rumah sakit berupa pakain khusu ibu

menyesui. Pakaian ibu menyusui adalah pakain khusu yang dipruntukan

kepada ibu yang sedang menyusui untuk menjaga aurat pasien dengan

menutup bagian dada ibu saat menyusui anaknya.

g) Pemakaian hijab dikamar oprasi.

Rumah sakit menyediakan pakaian berupa baju dan krudung

bagi pasien muslimah. Pakaian tersebut digunakan di rungan oprasi

yang menutup aurat pasien yang menjalani oprasi mulai sejak persiapan

sampai keluar dari kamar oprasi. Gunanya agar menjaga aurat pasien

yang akan menjalani oprasi.

h) Penjadwalan operasi efektif tidak terbentur waktu sholat.

Penjadwalan oprasi efektif adalah penjadwalan oprasi yang

tidak melewati waktu sholat, sehingga tidak perlu menjama` shalat

kecuali dalam keadaan emergency.

17 Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI), Pedoman Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit Syariah Dan Indikator Mutu Wajib Syariah, (Jakarta, MUKISI, 2016). 18 Peter Kabo, Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama2008), h. 69.

Page 78: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

68

Demikian adalah standar pelayanan minimal rumah sakit

syariah yang ada di rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang. Selain

standar pelayanan mnimal berikut ini dalah indikator mutu wajib

syariah yang ada di rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang:

a) Pasien sakaratul maut terdampingi dengan talqin.

Talqin untuk pasien sakaratul maut adalah upaya pendampingan

pada pasien agar dapat meninggal dengan mengucapkan kalimat “laa

ilaha ilallah” diakhir hidupnya. Tujuan dari pengukuran indikator ini

adalah agar semua pasien muslim di rumah sakit Islam Sultan Agung

Semarang pada saat sakaratul maut dipastikan terdampingi denga talqin

sampai akhir kehidupannya. Pelaksaan talqin diatur dengan kebijakan

rumah sakit. Ketika seorang muslim menghadapi sakaratul maut salah

satu amalan sunah adalah membaca bacaan tahlil sebagaimana

diriwayatkan oleh Abu Said al- Khudri r.a. bahwa Rasulullah saw

bersabda:

صل ى للا عليه وسل م : دري رضي للا عنه قال : قال رس ول للا عن أبي سعيد الخ

م ال إله إال للا 19رواه مسلم. )) لقن وا موتاك

diriwayatkan oleh Abu Said al- Khudri r.a. bahwa Rasulullah SAW

bersabda:“ajarilah orang yang akan mati kalimat laa ilaha ilallah” HR

Muslim.20

b) Mengingatkan waktu shalat.

Mengingatkan waktu shalat adalah kegiaan petugas rumah sakit

untuk menngingatkan pasien untuk menjalankan kegiatan shalat fardu

dan memberikan bantuan bimbingan shlat jika diperlukan. Tujuan dari

indikator agar pasien muslim di rumah sakit dipastikan menjalankan

sholat.

19 Mukhtashar Shahih Muslim, (jakarta: Pustaka Azzam, 2003), h. 334. 20 Muhammad Abdul Hadi, Menjemput Sakaratul Maut Bersama Rasulallah., (Jakarta: Gema

Insani Press, 2002), h. 62.

Page 79: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

69

c) Pemasangan Dower Cateter (DC) sesuai gender.

Pemasangan DC atau dower cateter sesuai gender adalah

prosedur pemasangan kateter dengan memperhatikan aspek syariah

yaitu dilakukan dengan petugas yang berjenis kelamin sama dengan

pasien. Dengan memperhatikan privasi pasien utamanya yang berkaitan

dengan aurat pasien dan kenyamanan pasien saat pemasangan kateter.21

d) Laundry Syariah

Rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang memiliki laundry

yang berbasis syariah. Mekanisme pengerjaan laundry yang berbasis

syariah dengan cara memisahkan pakain atau kain antara yang infeksius

dan nonifeksius.22 Pemisahaan ini berguna agar tidak bercampurnya

pakain yang suci dengan pakain yang terkena najis. Jika pakain yang

tidak terkena najis dicampur dengan pakain yang terkena najis

mengakibatkan pakian mejadi najis semua. Selain pemisahan pakain

pasien yang terkena najis dan yang tidak terkena najis penggunakan

sabun yang dipakai untuk mencuci sudah mendapatkan sertifikan halal

oleh LPPOM MUI, jadi terjamin kehalalannya. Dan yang pasti bahan

yang dipakai lebih lembut dari bahan kain lainnya.

3. Obat-obatan

Fatwa DSN MUI no.107 tentang pedoman penyelenggaraan rumah

sakit syariah di bagian ke enam yaitu ketentuan terkait penggunaan obat-

obatan, makan, dan minuman, kosmetik, dan barang gunaan pada poin satu

menyebutkan bahwa; rumah sakit mengunakan obatobatan, makanan,

minuman, kosmetika, dan barang gunaan halal yang mendapatkan

sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia. Salah satu kelebihan rumah

21 Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI), Pedoman Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit Syariah Dan Indikator Mutu Wajib Syariah, ( Jakarta, MUKISI, 2016). 22 Samsudin, Komite Syariah RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 8

Februari 2018.

Page 80: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

70

sakit syariah adalah menjamin semua obat-obatan yang ada di rumah sakit

adalah obat-obat yang halal. Dijaminnya obat-obatan yang ada di dalam

rumah sakit sayriah dengan sertifikat halal yang diberikan LPPOM Majelis

Ulama Indonesia karena produk halal sudah jadi bagian yang tidak

terpisahkan dan menjadi lifestyle masyarakat khususnya umat islam di

indonesia maupun di dunia internasional. Keberadaan rumah sakit syariah

menjamin umat Islam mendapatkan obat yang halal saat dirawat di rumah

sakit.

Kenyataannya belum ada 2% dari obat-obatan yang beredar di

indonesia yang sudah mengantongi sertifikat halal yang diberikan oleh

LPPOM Majelis Ulama Indonesia.23 Salah satu kendalanya dari perusahaan

farmasi sendiri selaku pembuat obat-obatan. Karena bahan baku obat di

Indonesia 90 persen impor dan memiliki kemasan yang bersumber

pengolahan yang belum dari sumber halal, maka Kemenkes memohon

pengecualian mengenai penggunaan obat.24

Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik

(LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lukmanul Hakim, menilai

dengan ditemukannya obat maupun suplemen yang mengandung babi

seharusnya semakin mendorong agar industri farmasi di Tanah Air semakin

maju dan mencari alternatif lain yang halal.25 Sertifikasi sebenarnya

sederhana, menurut undang-undang, permohonan bisa diajukan ke Badan

Pelaksana Jaminan Produk Halal (BPJPH), ditentukan biaya pendaftaran di

awal, BPJPH menugaskan Lembaga Produk Halal (LPH) yang mengaudit

halal dan pemeriksaan tidak perlu pengujian samapi Majelis Ulama

23 Samsudin, Komite Syariah RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 8

Februari 2018. 24http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/12/29/p1q6m4409-kemenkes-

ungkap-kesulitan-proses-sertifikasi-halal-vaksin diakses pada tanggal 20 Maret 2018. 25www.industry.co.id/read/29257/dpr-desak-bpom-tarik-sejumlah-obat-tidak-halal-dari-

pasaran diakses pada tanggal 20 Maret 2018.

Page 81: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

71

Indonesia (MUI) untuk diberikan penetapan halal untuk diterbitkan

sertifikat.

Karena lembaga yang berwenang untuk melakukan sertifikasi itu

menurut UU, adalah LPH (Lembaga Pemeriksa Halal) dan sampai hari ini

pun belum ada satupun LPH yang mendapatkan akreditasi dari BPJPH

MUI. Terkait tarif yang sampai saat ini BPJPH belum dapat menerbitkan

besaran tarif untuk sertifikasi produk halal, karena BPJPH satu lembaga

dibawah Kementerian bukan BLU. Sehingga menurut UU tidak dapat

dikenakan penetapan tarif kepada umum kecuali intern. Pelaksanaa dari UU

JPH masih dalam proses tarik menarik kepentingan, bahkan Menteri

Kesehatan ingin agar produk kesehatan seperti vaksin diantaranya dan obat-

obatan agar dikeluarkan bukan menjadi bagian dari UU JPH atau dalam kata

lain dikecualikan. sebab berdasarkan UU menyebut bahwa semua produk

yang beredar di masyarakat harus bersertifikasi halal apapun produknya,

baik makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, rekayasa teknologi dan

barang gunaan. Jika hal tersebut dikecualikan seharusnya UUnya harus

diamputasi, jadi sederhananya belum jalan sudah dijegal dan ini yang

menjegal justru Kementerian Kesehatan.26

Kesimpulannya obat-obatan yang terdapat pada rumah sakit Islam

Sultan Agung semarang belum semua bersertifikasi halal. Akan tetapi

meskipun obat-obatan belum tersertifikasi halal, tetap dijamain

kehalalannya karena obat yang belum tersertifikasi belum tetentu haram.

Sesuai deangan setandar dan instrumen sertifikasi rumah sakit syariah,

dalam standar pelayanan obat yaitu rumah sakit mengupayakan

folmuralium obat tidak mengandung unsur obat yang diharamkan.27 Akan

26http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/18/01/25/p33igh396-ini-penyebab-

molornya-sertifikasi-halal diakses pada tanggal 20 Maret 2018. 27 Samsudin, Komite Syariah RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 8

Februari 2018.

Page 82: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

72

tetapi penggunaan obat yang mengandung unsur yang diharamkan dapat

digunakan karena termasuk kondisi darurat, dan sebelum diberikan kepada

pasien, pasien harus diberitahu jika obat yang akan diberikan mengandung

unsur yang diharamkan. Sehingga pasien dapat memilih menggunakan obat

tersebut atau tidak menggunakan obat yang diberikan. Dengan hal ini rumah

sakit Islam Sultan Agung Semarang mendapatkan perhargaan dari Lembaga

Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama

Indonesia (MUI) sebagai rumah sakit halal terbaik.28 Permasalahan ini

bukan untuk rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang saja tapi seluruh

rumah sakit yang ada di Indonesia baik yang sudah tersertifikasi syariah

atau belum tersertifikasi syariah.

4. Pengelolaan Dana pada Rumah Skit Islam Sultan Agung Semarang

Rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang dalam rangka

pengelolaan dananya mengunakan jasa lembaga keungan syariah dalam

upaya menyelenggaraa rumah sakit. Pada saat ini rumah sakit Islam Sultan

Agung Semarang berkerja sama untuk prihal pembiayaan denga Bank BNI

Syariah dan Bank Jateng Syariah, hal ini tidak berlaku selamanya karena

rumah sakit ingin berkerja sama dengan seluruh lembaga keuangan syariah

jadi suwaktu-waktu akan berkerja sama dengan lembaga kenguangan

lainnya.29 Untuk asuransi kesehatan rumah sakit Islam Sultan Agung yang

berkerja dengan BPJS konvensional. Karena yang kita ketahui masih belum

ada BPJS sayriah.

Pembukuan yang ada di rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang

dibuat mengikuti PSAK syariah.30 Di Indonesia sendiri, permasalahan

28http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/17/11/16/ozi6m9368-rsi-sultan-

agung-raih-predikat-rumah-sakit-halal-terbaik diakses pada tanggal 20 Maret 2018. 29 Miftah, Direktur Kuangan RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 9

Februari 2018. 30 Miftah, Direktur Kuangan RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 9

Februari 2018.

Page 83: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

73

standarisasi laporan keuangan syariah ditangani oleh Dewan Standar

Akuntansi Syariah (DSAK) yang berada di bawah naungan Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI). Dasar pembuatan SAK Syariah ini bersumber pada Al-

Quran Surat Al-Baqarah ayat 282-283. Ayat tersebut menjabarkan prinsip

pencatatan laporan keuangan yang menggunakan konsep kejujuran,

keadilan dan kebenaran.

Rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang juga mempunyai Unit

Pengumpulan Zakat (UPZ) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

UPZ sendiri berfungsi mengelola dana zakat, infak, dan sedekah yang

diberika oleh Dokter, perawat, pegawai, pasien dan keluarga pasien.31

Berikut ini adalah tabel pengelompokan standar rumah sakit syariah

yang sesuai dengan maqasid al-syariah:

Kelompok Standar Pelayanan Syariah

Bab Standar Poin dasar penilaian

Penjagaan

Agama (Hifh

Ad-Din)

Standar Syariah Akses

Pelayanan dan Kontinuitas

(SSAPK)

Rumah sakit menetapkan standar

prosedur oprasional penerimaan,

bimbingan, dan pemulangan pasien.

Rumah sakit melengkapi standar

transportasi dengan media audio atau

vidio islami.

Standar Syariah Asesmen

Pasien (SSAP)

Rumah sakit menetapkan asesmen

spritual bagi pasien untuk

mndapatkan data keaagaman pasien.

Rumah sakit menetapkan kebijakan

dan prosedur terhadap pelayanan

31 Samsudin, Komite Syariah RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 8

Februari 2018.

Page 84: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

74

Standar Syariah Pelayanan

Pasien (SSPP)

pasien resiko tinggi dan tahap

terminal.

Rumah sakit menjamin kehalalan,

higenitas, keamanan makanan dan

terapi nutrisi yang diberikan kepada

pasien.

Rumah sakit mejamin adanya upaya

untuk menjaga aurat pasien, sesuai

dengan jenis kelamin dan memelihara

unsur ikhtilath.

Rumah sakit menjamin upaya

pelayanan anestesi dan bedah sesuai

syariah.

Rumah sakit menyediakan upaya

pelayanan penatalaksakan ruqyah

syar`iyah.

Setandar Syariah

pelayanan obat (SSPO)

Rumah sakit mengupayakan

formularium obat tidak mengandung

unsur bahan yang diharamkan.

Rumah sakit melengkapi dokumen

pemdukung dalam pemberian obat

kepada pasien dengan memuat nilai-

nilai islam.

Petugas rumah sakit memberiakn obat

kepada pasien disertai dengan

kesksiam.

Rumah sakit memberikan bimbingan

rohani Islam kepada pasien.

Page 85: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

75

Standar Syariah Pelayanan

dan Bimbingan

Kerohanian (SSPBK)

Rumah sakit memberikan pelayanan

pendampingan pasien yang

mempunyai permintaan khusus

Rumah sakit memberikan pelayanan

pada akhir kehidupan.

Standar Syariah Pelayanan

Pasien dan Keluarga

(SSPPK)

Rumah sakit memberikan pendidikan

keislaman kepada pasien dan keluarga

mengenai proses penyembuhan

penyakit.

Penjagaan

Jiwa (Hifzh

al-nafs)

Standar Syariah Pelayanan

dan Bimbingan

Kerohanian (SSPBK)

Rumah sakit memberikan pelayanan

jenazah secarah syariah.

Rumah sakit memberikan pelayanan

penyembuhan nyeri secara syariah.

Regulasi pengolaan sampah sisa

jaringan tubuh manusia secara

syariah.

Pengadaan sumber air sesuai dengan

kaidah syariah.

Penjagaan

Akal (Hifzh

al-aql)

Standar Syariah

Manajemen Modal Insani

(SSMMI)

Rumah sakit melaksanakan

mandatory training keagamaan bagi

seluruh staf.

Rumah sakit menyediakan

perpustakaan yang memuat literatur

Islam.

Penyelesaian, keluhan, konflik atau

perbedaan pendapat secara syariah.

Page 86: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

76

Standar Syariah

Pendidikan Pasien dan

Keluarga (SSPPK)

Pendidikan dan pelatihan membantu

pemenuhan kesehatan secara Islam

yang berkelanjutan dari pasien.

Edukasi keislaman kepada

pengunjung.

Penjagaan

Keturunan

(Hifzh al-

nasl)

Standar Syariah Pelayanan

Pasien (SSPP)

Rumah sakit memberikan pelayanan

kesehatan ibu dan bayi secara syariah.

Rumah sakit memberikan pelayanan

reproduksi Islami.

Penjagaan

Harta (Hifzh

al-mal)

Standar Syariah

Manajemen Akutansi dan

Keuangan (SSMAK)

Rumah sakit dalam pengelolaan kas

(cash management), pembiayaan, dan

investasi berkerja sama dengan

lembaga keuangan syariah.

Rumah sakit memiliki kebijakan dan

mekanisme pengelolaan pasiennyang

tidak mampu membayar

Rumah sakit menetapkan standar

oprasional untuk mengetahui salah

pengitungan billing.

Tabel 4. 1 Standar syariah yang sesuai dengan maqashid syariah

B. Peran DPS dalam mengawasi kepatuhan Rumah Sakit atas Fatwa DSN

MUI No. 107

Dewan Pengawas Syariah atau yang biasa disingkat dengan DPS adalah

dewan yang bertugas memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta

mengawasi kegiatan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) agar sesuai dengan

Prinsip Syariah.

Page 87: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

77

Keberadaan DPS hanya terdapat pada perusahaan yang menjalankan

kegiatan usahannya berdasarkan prinsip syariah, seperti bank syariah, asuransi

syariah, koperasi syariah, lembaga pembiayaan syariah, dll.

1. Landasan Hukum

Secara aspek legal keberadaan DPS dilindungi oleh Undang-

Undang. diantaranya Undang - Undang No 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas, pada pasal 109 dibahas tentang posisi DPS pada

Perseroan.

a) Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah selain mempunyai Dewan Komisaris wajib mempunyai Dewan

Pengawas Syariah.

b) Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas seorang ahli syariah atau lebih yang diangkat oleh RUPS atas

rekomendasi Majelis Ulama Indonesia.

c) Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bertugas memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi

kegiatan Perseroan agar sesuai dengan prinsip syariah.32

Dalam Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah pada pasal 23 diatur tentang posisi DPS pada perbankan syariah:

a) Dewan Pengawas Syariah wajib dibentuk di Bank Syariah dan

Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS.

b) Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham atas rekomendasi

Majelis Ulama Indonesia.

c) Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi

serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah.

32 Undang-Undang Republik Indonesia No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Page 88: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

78

d) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan Dewan

Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

dengan Peraturan Bank Indonesia.33

Selain dalam Undang-Undang, posisi DPS juga diatur dalam

produk hukum lainnya, seperti Peraturan BI atau Peraturan OJK untuk

posisi DPS pada Lembaga Keuangan Syariah, dan Peraturan Kementerian

Koperasi dan UMKM untuk posisi DPS pada Koperasi Syariah.

2. Kedudukan DPS

Secara struktur organisasi, kedudukan DPS berada dalam koordinasi dua

struktur organisasi, yaitu:

a) Perusahaan. Dalam struktur organisasi perusahaan, kedudukan DPS

sejajar dengan Dewan Komisaris yang memiliki alur koordinasi dengan

Direksi.

b) Dewan Syariah Nasional (DSN) - MUI. Dalam struktur organisasi

DSN-MUI, DPS juga berada dibawah DSN-MUI yang bertugas

mengawasi pelaksanaan fatwa dan keputusan DSN MUI pada

Perusahaan Syariah. Sehigga DPS juga wajib untuk bertanggungjawab

kepada DSN MUI dalam melaksanakan tugasnya.

3. Tugas DPS

Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah:

a) Memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi

kegiatan perusahaan agar sesuai dengan Prinsip Syariah

b) Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman

operasional dan produk yang dikeluarkan perusahaan

c) Mengawasi proses pengembangan produk baru perusahaan

d) Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru

perusahaan yang belum ada fatwanya

33 Undang-Undang Republik Indonesia No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Page 89: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

79

e) Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah

terhadap mekanisme kegiatan usaha perusahaan

f) Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan

kerja perusahaan dalam rangka pelaksanaan tugasnya.34

DPS di rumah sakit Islam Sultan Agung semarang dalah suatu

keharusan dalam rangka memenuhi peraturan bahwa setiap perusahaan atau

lembaga yang menjalankan prinsip syariah wajib memiliki Dewan Pengawas

Syariah. Rumah sakit Islam Sultan Agung semarang memiliki dua orang DPS.

DPS yang ada di rumah sakit harus mengawasi standar instrumen sertifikasi

rumah syariah, standar pelayannan minimum dan indikator mutu wajib syariah

yang telah ditetapkan MUKISI dan DSN MUI agar selalu terlaksana dan tidak

keluar dari norma-norma prinsip syariah.35

DPS rumah sakit Islam Sultan Agung semarang diusulkan oleh rumah

sakit, lalu dimintakan rekomendasi ke Majelis Ulama Indonesia tingkat

provinsi dan diteruskan kepada Dewan Syariah Nasional untuk dilakukan fit

and proper test. Untuk sertifikasi DPS yang ada di rumah sakit Islam Sultan

Agung semarang sudah tersertifikasi akan teteapi masih memakai standar

sertifikasi DPS bank syariah. Untuk kedepannya sedang direncanakan oleh

DSN MUI untuk serifikasi DPS khusus rumah sakit syariah. Karena DPS

dirumah sakit syariah bukanhanya mengawasi menejemen keuangna dan akad

saja agar memenuhi prinsip sayriah tetapi pengawasan pada rumah sakit meluas

kepada pelayanan dan pengawasan terkait obat-obatan dan makanan halal, jadi

perlu yang namanya sertifikasi ulang terkait DPS di rumah sakit syariah.

34 Ahmad Ifham, Ini Loh Bank Syariah Memahami Bank Syariah dengan Mudah, ( Jakarta, PT

Gramedika Pustaka Utama, 2015) hal. 9. 35Abdur Rofiq, DPS RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 9 Februari

2018.

Page 90: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

80

Rumah sakit Islam Sultan Agung semarang secara keseluruhan sudah

memenuhi prinsip syariah, teteapi ada beberapa seperti persoalan obat halal.

Obat halal bukanlah masalah bagi rumah sakit Islam Sultan Agung semarang

saja teteapi bagi seluruh rumah sakit syariah yang ada, karena permsalahan ini

masih dikerjakan secara bertahap untuk memenuhi target dari UU JPH pada

tahun 2019 bahwa semua makanan, obat, kosmetik, dan barang gunaan harus

sudah tersertifikasi halal.

Berikut ini adalah contoh kebijakan yang dibuat oleh DPS yang ada di

rumah sakit Sultan Agung Semarang:

1. Kebijakan DPS dalam bidang akad dan transaksi adalah mewajibkan rumah

sakit menggunakan akad syariah dalam setiap transaksinya. Menaruh

klausul bagihasil dalam draft akad ijarah penyewaan tempat yang

diperuntukan untuk optik, alasan DPS menaruh klausul bagi hasil karena

etalase yang digunakan adalah milik rumah sakit dan rumah sakit berhak

mendapat bagian dari hasil penjualan optik. Dan yang terakhir ditemukan

opsi penyelesaian sengeketa pada draft kontrak syariah yaitu di Pengadilan

Negeri dan seharusnya itu adalah kopetensi absolut dari Pengadilan Agama.

2. Kebijakan DPS dalam bidang pelayanan pasien adalah rumah sakit

memberikan pelayanan jenazah secarah syariah. Rumah sakit memberikan

pendidikan keislaman kepada pasien dan keluarga mengenai proses

penyembuhan penyakit. Untuk pelayana bagi pasien laki-laki akan dilayani

oleh perawat laki-laki begitujuga sebaliknya.

3. Kebijakan DPS dalam bidang obat-obatan dan makanan adalah obat yang

dipakai harus mempunyai sertifikan halal, DPS memperbolehkan

mengunakan obat yang tidak mempunyai sertifikat halal asalkan sudah

dipastikan kandungan yang terdapat pada obat tidak mengandung unsur

haram. Untuk penggunakan obat yang mengandung unsur haram

diperbolehkan oleh DPS dengan catatan tidak ada unsur halal yang dapat

menggantikannya dan juga pemberitahuan kepada pasien bahwa obat ynag

Page 91: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

81

akan diminum mengandung unsur haram. Hal ini dimasukan kedalam

keadaan yang dharurat.

4. Kebijakan DPS dalam bidang pengelolaan dana adalah rumah sakit dalam

pengelolaan kas (cash management), pembiayaan, dan investasi berkerja

sama dengan lembaga keuangan syariah. tetapi ada kebijakan DPS yang

masih memperbolehkan mendapatkan dana dari BPJS dikarenakan belum

ada BPJS Syariah.

Pelanggaran terhadap kepatuhan syariah yang dibiarkan oleh DPS atau

luput dari pengawasan DPS, jelas akan merusak citra dan kredibilitas rumah

sakit syariah di mata masyarakat, sehingga dapat menurunkan kepercayaan

masyarakat pada rumah sakit syariah. Rumah sakit syariah sebagai institusi

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna dengan tata pengelolaannya berdasarkan prinsip syariah harus

memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dalam masyarakat. Reputasi ini

bukanlah satu hal yang mudah, tetapi harus diusahakan dengan penuh disiplin

dan bersungguh-sungguh. Apabila amanah telah dicapai, upaya untuk

mempertahankan status ini juga bukan hal yang mudah. Satu hal kecil yang

dapat menggugat keyakinan dan, selanjutnya, akan berubah menjadi bencana.36

DPS rumah sakit Islam Sultan Agung semarang mempunyai program

diwajibkan datang ke rumah sakit sekali dalam seminggu diluar rapat dengan

pihak rumah sakit. Untuk meningkatkan pengawasannya DPS rumah sakit

Islam Sultan Agung semarang berkerja sama dengan komite syariah dalam

mengawasi kepatuhan syariah dalam setiap harinya.37

36 M. Umer Chapra dan Tariqullah Khan, Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah, (Jakarta,

PT. Bumi. Aksara 2008), hlm. 49. 37 Abdur Rofiq, DPS RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 9 Februari

2018

Page 92: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

82

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dihasilkan dari penelitian mengenai

penerapan prinsip syariah pada rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang

tentang implementasi atau penerapan prinsip Syariah dan Fatwa DSN No. 107

tentang Rumah Sakit Syariah dan pengaruh DPS dalam penerapan prinsip

syariah pada rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang, maka terdapat

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan fatwa DSN MUI No.107 tentang pedoman penyelenggaraan

rumah sakit syariah di rumah sakit Sultan Agung Semarang dilihat dari

empat aspek, pertama adalah akad. Rumah sakit Islam Sultan Agung

Semarang melakukan kegiatan transaksi muamalah dengan akad-akad

syariah. Tetapi tidak semua akad yang ada pada fatwa DSNN MUI No.107

digunakan. Tentu saja penyebabnya adalah penggunaan akad sesuai dengan

kebutuhan transaksi yang akan dilaksanakan.

Hasil peneitian yang pertama, terdapat akad syariah yang tidak

tertera di dalam fatwa DSN MUI No.107 digunkan oleh rumah sakit dalam

transaksi contohnya akad qardh. kedua pada akad ijarah terdapat bagi hasil,

sedangkan akad ijarah adalah akad sewa menyewa bukan akad bagi hasil.

Ke tiga terdapat klausul Penyelesaina sengketa yang tertera dalam akad

syariah diselesaikan di Pengadilan Negeri, sedangkan yang kita ketahui

kopetensi absolut untuk menyelesaikan sengketa ekonomi syariah harus

diselesaikan di Pengadilan Agama. Hal ini tidak sesuai dengan UU No. 3

tahun 2006 tentang Pengadilan Agama. Ini menyimpulkan bahwa akad

syariah dirumah sakit masih harus diperbaharui lagi agar sesuai dengan

prinsip syariah.

Page 93: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

83

Kedua adalah dalam segi pelayanan. Semua pelayanan yang ada di

rumah sakit Islam Sultan Agung Semarang sudah sesuai dengan prinsip

syariah. Karena telah sesuai dengan standar dan instrumen sertifikasi rumah

sakit syariah yang dinilai langsung oleh DSN MUI dan juga sesuai dengan

pedoman pleyanan minimal dan indikator mutu wajib syariah yang dibuat

oleh MUKISI. Didukung oleh komite syariah dan juga DPS rumah sakit

dalam mengawasi setiap kegiatan yang ada di rumah sakit agar sesuai

dengan prinsip syariah.

Ketiga adalah obat-obatan halal. Standar obat-obatan halal yang

ada dalam fatwa DSN MUI N0. 107 tentang pedoman penyelenggaraan

rumah sakit syariah adalah menggunkan obat yang telah tersertifikasi halal,

tetapi pada kenyataannya di lapangan obat-obatan yang beredar tidak

mencapai 2% yang sudah tersertifikasi halal. DSN MUI memperbolehkan

menggunakan obat yang belom bersertifikat halal asalkan tidak

mengandung unsur haram. Karean tidak semua obat-obatan yang dipakai

untuk mengobati pasien sudah bersertifikasi halal. Fatwa juga menjelaskan

pengunaan obat yang mengandung unsur haram diperbolehkan dalam

keadaan dharurat. Peneliti menyimpulkan penggunaan obat di rumah sakit

telah sesuai dengan fatwa DSN MUI.

Keempat adalah pengelolaan dana di rumah sakit syariah.

pengelolaan, penempatan, dan penyaluran dana di rumah sakit

menggunakan jasa Bank syariah dan BPJS. Penyaluran dana oleh BPJS di

rumah tidak bisa dihindari, karena belum terdapat BPJS Syariah. Rumah

sakit berkerjasama dengan Bank Syariah dalam hal pembiayaan

pembangunan masjid dan penempatan cabang di area rumah sakit.

2. Pengaruh DPS dalam kepatuhan rumah sakit dalam menerapkan fatwa DSN

MUI dan prinsip syariah. Peran DPS dalam pengawasan dan penerapan

fatwa yang sesuai prinsip syariah sangatlah berpengaruh terhadap

kepatuhan rumah sakit. Hal ini tidak lepas dari kebijakan-kebijakan yang

Page 94: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

84

diberikan DPS dalam segala aspek yang ada di rumah sakit. Contohnya

dalam hal pembuatan draft akad syariah. DPS masih memberikan opsi

untuk menyelesaikan sengketa di Pengadilan Negeri, hal ini dituliskan

dalam akad oleh pihak rumah sakit meskipun tidak sesuai dengan UU N0.

3 tahun 2006 tentang Pengadilan Agama. Dalam undang-undang tersebut

menyebutkan kopetensi absolut Pengadilan Agama salah satunya

menyelesaikan sengketa ekonomi syariah. Ini sebagai bukti rumah sakit

patuh dengan segala kebijakan DPS walaupun menyalahi aturan yang ada.

Contoh lainnya kebijakan DPS penempatan klausul bagi hasil dalam

kontrak ijarah, penggunaan obat-obat yang mengandung unsur haram

diperbolehkan karena dalam keadaan dharurat, dan penggunaan dana dari

BPJS konvensional dikarenakan belum adanya BPJS Syariah.

B. Saran

Dari beberapa penjelasan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran:

1. Akad syariah yang berada di rumah sakit harus revisi kembali, terutama

yang terkait klausul penyelesaikan sengketa yang masih berada di

Pengadilan Negeri.

2. Rumah sakit harus lebih meningkatkan lagi pelayanan yang sesuai dengan

prinsip syariah agar kepercayaan masyarkat terkait rumah sakit syariah. hal

ini menimbulkan semangat rumah sakit syariah di Indonesia.

3. DPS rumah sakit harus lebih teliti dalam memberikan kebijakan agar selalu

sesuai dengan fatwa dan prinsip syariah.

4. Meningkatkan pengetahuan DPS rumah sakit tidak hanya dalam hukum

islam saja, akan tetapi dalam hukum positif dan dalam bidang farmasi demi

menunjang keilmuan yang dipakai untuk menetukan kebijakan.

Page 95: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

85

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Al-Qur`an

Abdul Ghafar Anshori, Hukum Perjanjian Islam di Indonesia: Konsep, regulasi, dan

implementasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2010.

Abdul Basith Muhammad as-Sayyid, Pola Makan Rasulullah., Jakarta: PT Al

Mahira, 2014. Cet. Tujuh.

Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: Rajawali Press, 2014.

Achmad Ali,Menguak., Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol.1., Jakarta: Kencana,

2010.

Ahmad Ifham, Ini Loh Bank Syariah Memahami Bank Syariah dengan Mudah.

Jakarta, PT Gramedika Pustaka Utama, 2015.

Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat. Jakarta: Amzah, 2013.

Ahmad Dzajuli, Kaidah-Kaidah Fikih, Jakarta: Kencana, 2007.

Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam. Jakarta: Raja Wali Pers, 2007.

Amirudin Zainal Asikin., Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada. 2003.

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: Rajawali Press, 2015.

Company profile RSI Sultan Agung Semarang.

Fathul Baari, Jakarta: Pustaka Azzam, 2006.

Hulwati, M.Hum, Ph.D, Ekonomi Islam Teori dan Prakteknya dalam Perdagangan

Obligasi Syariah di Pasar Modal Indonesia dan Malaysia. Ciputat: Ciputat

Press, 2009.

Hermawan Wasito., Pengantar Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama. 1993.

Nasrun Haoen, Fiqh Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007.

Ibnu Hajar Asqalani, Talkhis al-Habir, Darul Kutub Ilmiyah.

Page 96: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

86

Ibnu Majah, Shahiih Sunan Ibnu Majah, Bait Afkar.

Imam 'Alauddin, Abu Bakar bin Mas'ud Al-Kasani Al-Hanafi, Badai' Ash-Shonai' fi

Tartib asy-Syaroi', Darul Kutub al-Ilmiyah.

Isnawati Rais, dan Hasanudin, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS. Ciputat:

Lemabaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana, 2012.

Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema

Insani, 2001.

Muhammad Abdul Hadi, Menjemput Sakaratul Maut Bersama Rasulallah. Jakarta:

Gema Insani Press, 2002.

Majelis Upaya Keshatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI), Pedoman Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit Syariah dan Indikator Mutu Wajib

Syariah. Jakarta: MUKISI, 2017.

Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI), Pedoman Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit Syariah Dan Indikator Mutu Wajib

Syariah. Jakarta, MUKISI, 2016

Mestika Zed., Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

2008.

M. Umer Chapra dan Tariqullah Khan, Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah.

Jakarta, PT. Bumi. Aksara, 2008.

Nurul Huda dkk, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis . Jakarta: Prenada Media

Grup, 2008.

Pedoman Penulisan Skripsi Fakltas Syariah Dan Hukum 2017 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cet6., Jakarta;kencana,2010.

Peter Kabo, Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama,2008.

Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia. Jakarta: PT Sinar

Grafika, 2012.

Page 97: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

87

Soerjono Soekanto., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum., Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Terjemah Nailul Authar, Surabaya: PT Bina Ilmu, 2007.

B. Fatwa dan Udang-Undang

Fatwa DSN No. 73/DSN-MUI/XI/2008 tentang Musyarakah Mutanaqishah.

Fatwa DSN No. 10/DSN-MUI/XI/2008 tentang Wakalah.

Fatwa Dewan Syariah Nasional, No.107, 2016, tentang Pedoman Penyelenggaraan

Rumah Sakit Syariah Berdasarkan Prinsip Syariah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomer. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomer.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan

Syariah.

Undang-Undang Republik Indonesia No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

C. Jurnal

Indah Nuhyatia, “ Penerapan dan Aplikasi Akad Wakalah pada Produk Jasa Bank

Syariah“, Economic: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, Vol. 3, No. 2 H.

104.

Dzakkiyah Rusydatul Umam, Rachmi Sulistyarini, S.H. M.H, Siti Hamidah,

S.H.M.M, “Analisis Yuridis Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT)

dalam Presfektif Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata” Jurnal Hukum Fakultas Brawijaya. H. 6-7

Muhammad Farid, “ Murabahah dalam Presfektif Fiqih Mazhab “ Jurnal

Pengembangan Ilmu Keislaman, Vol. 8. H. 118. diakses tanggal 1 Februari

2018 dari http://ejournal.iain-

tulungagung.ac.id/index.php/epis/article/view/40

Nadratuzzaman Hosen, “Musyarkah Mutanaqishah”, Jurnal Ekonomi Syariah, vol 1,

h. 47. Artikel diakses pada 2 Februari 2018 dari

http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/iqtishad/article/view/2463/1861

Page 98: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

88

Miftah, Direktur Kuangan RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi,

Semarang, 9 Februari 2018.

Prof. Rofiq, DPS RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi, Semarang, 9

Februari 2018.

Samsudin, Komite Syariah RSI Sultan Agung Semarang, Interview Pribadi,

Semarang, 8 Februari 2018.

D. Website

https://rsisultanagung.co.id/v2015/profil/sejarah/ diakses pada tanggal 20 Februari

2018.

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/12/29/p1q6m4409 kemenkes-

ungkap-kesulitan-proses-sertifikasi-halal-vaksin diakses pada tanggal 20

Maret 2018.

www.industry.co.id/read/29257/dpr-desak-bpom-tarik-sejumlah-obat-tidak-halal-

dari-pasaran diakses pada tanggal 20 Maret 2018.

http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/18/01/25/p33igh396-ini

penyebab-molornya-sertifikasi-halal diakses pada tanggal 20 Maret 2018.

http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/17/11/16/ozi6m9368-rsi-

sultan-agung-raih-predikat-rumah-sakit-halal-terbaik diakses pada tanggal

20 Maret 2018.

Page 99: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah

89

LAMPRAN-LAMPIRAN

Page 100: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 101: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 102: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 103: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 104: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 105: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 106: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 107: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 108: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 109: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 110: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 111: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 112: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 113: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah
Page 114: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DALAM RUMAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43264/1/MUHAMMAD... · Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik ... Bagan 4.5 Sekema Wakalah