penerapan model project based learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran...

6
1 PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Yahya Muhammad Mukhlis Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI [email protected] Drs.Waslaluddin, M.T. Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA-UPI [email protected] Drs. Enjang Ali Nurdin, M. Kom Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA-UPI [email protected] ABSTRAK Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diterapkannya model Project Based Learning pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan desain Pre-Eksperimental menggunakan model One-Group Pretest-Posttest Design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 orang siswa kelas XII-IPA-5 SMA Negeri 24 Bandung. Berdasarkan hasil penilitian dan analisis data, didapatkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji ANOVA satu jalur, menunjukkan nilai F hitung > F tabel , 3,625 > 3,28 artinya H 0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diterapkannya model Project Based Learning pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Kata kunci Model Project Based Learning, Teknologi Informasi dan Komunikasi, One-Group Pretest-Postest Design, ANOVA satu jalur. 1. PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1, UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Project Based Learning adalah sebuah model pembelajaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan ini, dimana peserta didik dilibatkan langsung dalam memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan para peserta didik untuk aktif membangun dan mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan peserta didik yang realistis [4]. 2. KAJIAN TEORITIS 2.1. Konsep Dasar Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman [9]. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan (koginitif), keterampilan (psikomotor), dan nilai sikap (afektif). Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik [9]. Dengan kata lain, pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. 2.2. Teori Pembelajaran Konstruktivisme Menurut teori konstruktivisme pengetahuan bukan merupakan kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman atau lingkungannya. Oleh karena itu, dalam belajar harus diciptakan lingkungan yang mengundang, atau merangsang perkembangan otak/kognitif peserta didik [9]. Prinsip-prinsip dasar pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah : a) membangun interpretasi peserta

Upload: kamilap-corp-kamil-arif-patarai

Post on 19-Jun-2015

5.660 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan model project based learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

1

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI

DAN KOMUNIKASI

Yahya Muhammad Mukhlis

Pendidikan Ilmu Komputer

FPMIPA UPI

[email protected]

Drs.Waslaluddin, M.T.

Pendidikan Ilmu Komputer

FPMIPA-UPI

[email protected]

Drs. Enjang Ali Nurdin, M. Kom

Pendidikan Ilmu Komputer

FPMIPA-UPI

[email protected]

ABSTRAK

Project Based Learning merupakan model pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola

pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.

Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui

perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa antara

siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah

diterapkannya model Project Based Learning pada mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Metode penelitian yang digunakan adalah metode

eksperimen, dengan desain Pre-Eksperimental

menggunakan model One-Group Pretest-Posttest Design.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebanyak 36 orang siswa kelas XII-IPA-5 SMA Negeri 24

Bandung. Berdasarkan hasil penilitian dan analisis data,

didapatkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan

uji ANOVA satu jalur, menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel,

3,625 > 3,28 artinya H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar

siswa antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah

diterapkannya model Project Based Learning pada mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Kata kunci

Model Project Based Learning, Teknologi Informasi dan

Komunikasi, One-Group Pretest-Postest Design, ANOVA

satu jalur.

1. PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1,

UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas).

Project Based Learning adalah sebuah model pembelajaran

yang tepat untuk memenuhi kebutuhan ini, dimana peserta

didik dilibatkan langsung dalam memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan para peserta didik untuk aktif

membangun dan mengatur pembelajarannya, dan dapat

menjadikan peserta didik yang realistis [4].

2. KAJIAN TEORITIS

2.1. Konsep Dasar Belajar dan

Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan

pengalaman [9]. Salah satu tanda seseorang telah belajar

adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.

Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan (koginitif), keterampilan (psikomotor), dan

nilai sikap (afektif).

Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk

membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk

membelajarkan peserta didik [9]. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi untuk

membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang

manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.

2.2. Teori Pembelajaran Konstruktivisme Menurut teori konstruktivisme pengetahuan bukan

merupakan kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang

sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif

seseorang terhadap objek, pengalaman atau lingkungannya.

Oleh karena itu, dalam belajar harus diciptakan lingkungan

yang mengundang, atau merangsang perkembangan

otak/kognitif peserta didik [9]. Prinsip-prinsip dasar pembelajaran menurut teori

konstruktivisme adalah : a) membangun interpretasi peserta

Page 2: Penerapan model project based learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

2

didik berdasarkan pengalaman belajar, b) menjadikan

pembelajaran sebagai proses aktif dalam membangun

pengetahuan tidak hanya sebagai proses komunikasi

pengetahuan, c) kegiatan pembelajaran bertujuan untuk

pemecahan masalah (problem solving), d) pembelajaran

bertujuan pada proses pembelajaran itu sendiri, bukan pada

hasil pembelajaran, e) pembelajaran berpusat pada peserta

didik, f) mendorong peserta didik dalam mencapai tingkat

berpikir yang lebih tinggi (high order thingking).

2.3. Model Project Based Learning Project based learning/ Pembelajaran Berbasis Proyek

merupakan model pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di

kelas dengan melibatkan kerja proyek [10 . Kerja proyek

memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada

pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat

menantang, dan menuntut siswa untuk merancang,

memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan

kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bekerja secara mandiri [10]. Tujuannya adalah

agar siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan

tugas yang dihadapinya.

Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based

Leraning sebagaimana yang dikembangkan oleh The

George Lucas Educational Foundation[2] terdiri dari :

a. Dimulai dengan pertanyaan yang esensial

Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia

nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.

Pertanyaan esensial diajukan untuk memancing

pengetahuan, tanggapan, kritik dan ide siswa mengenai

tema proyek yang akan diangkat.

b. Perencanaan aturan pengerjaan proyek

Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan

aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab

pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan

berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat

dan bahan yang dapat diakses untuk membantu

penyelesaian proyek.

c. Membuat jadwal aktifitas Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun

jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Jadwal

ini disusun untuk mengetahui berapa lama waktu yang

dibutuhkan dalam pengerjaan proyek.

d. Memonitoring perkembangan proyek siswa Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan monitor

terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan

proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi

peserta didik pada setiap proses.

e. Penilaian hasil kerja siswa Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam

mengukur ketercapaian standar, berperan dalam

mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik,

memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang

sudah dicapai peserta didik, membantu pendidik dalam

menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f. Evaluasi pengalaman belajar siswa Pada akhir proses pembelajaran, pendidik dan peserta

didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil

proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan

baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini

peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan

dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek.

2.4. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Benyamin

S.Bloom, dkk [1] hasil belajar dapat dikelompokkan

kedalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian eksperimen yaitu sebuah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan[8].

Bentuk desain penelitian yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah Pre-experimental design, menggunakan one-group pretest-postest design. Desain ini

hanya melibatkan satu kelompok saja. Tujuannya adalah

untuk mengetahui hasil dari penerapan Project Based

Learning (X) pada kelompok tersebut.

3.2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII

SMA Negeri 24 Bandung. Sampel diambil dengan cara random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah siswa kelas XII IPA-5 SMA Negeri 24 Bandung

sebanyak 36 orang siswa sebagai kelas eksperimen.

3.3. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data-data

yang dibutuhkan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:

1. Test

Dalam penelitian ini tes yang digunakan berupa tes formatif

dengan teknik pilihan ganda (multiple choice). Tes dalam

penelitian ini terdiri dari tes awal (pretest) dan tes akhir

(posttest) dengan jumlah soal masing-masing sebanyak 20.

2. Non Test

Angket siswa digunakan untuk mengukur sikap dan

tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang sedang

dikembangkan. Model angket yang digunakan adalah skala

Likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu sangat

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak

setuju (STS).

Page 3: Penerapan model project based learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

3

3.4. Teknik Analisis Data

3.5.1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa

keabsahan/normalitas sampel. Pada penelitian ini, uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus uji kecocokan Chi kuadrat (X2) sebagai berikut:

[6][7]

Oi = frekuensi hasil pengamatan;

Ei = frekuensi yang diharapkan

Adapun langkah-langkah dalam menghitung normalitas ini adalah:

Dengan taraf nyata 99%, kriteria pengujiannya adalah

apabila nilai xhitung < xtabel, maka hasil test terdistribusi

normal.

3.4.2. Uji Gain Ternormalisasi

Uji gain ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana

peningkatan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah

pembelajaran. Perbedaan skor tes awal dan tes akhir (gain) diasumsikan efek dari treatment[3].

3.4.3. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis Nol (H0) = Tidak terdapat perbedaan rata-rata

peningkatan hasil belajar siswa antara siswa kelompok atas,

tengah dan bawah setelah diterapkannya model Project

Based Learning pada mata pelajaran Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK).

Hipotesis Kerja (H1) = Terdapat perbedaan rata-rata

peningkatan hasil belajar siswa antara siswa kelompok atas,

tengah dan bawah setelah diterapkannya model Project

Based Learning pada mata pelajaran Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK).

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus

ANOVA. ANOVA adalah suatu cara untuk melihat

perbedaan rerata melalui pengetesan variansinya[6]. Adapun

yang diperbandingkan pada uji hipotesis ini adalah nilai gain ternormalisasi. Sebelum melakukan penghitungan uji

ANOVA data yang sudah ada dibagi kedalam 3 kelompok

yaitu kelompok atas, tengah dan bawah berdasarkan nilai

murni mata pelajaran TIK pada semester sebelumnya dengan kriteria sebagai berikut :

Kelompok atas adalah kelompok siswa yang memiliki

nilai murni lebih besar dari :

Kelompok tengah adalah kelompok siswa yang

memiliki nilai murni diantara : dan

Kelompok bawah adalah kelompok siswa yang

memiliki nilai murni lebih kecil dari :

Tabel 1. Rancangan ANOVA satu jalur

Kelompok Siswa Perlakuan Model

Project Based Learning

Kelompok atas PBLA

Kelompok tengah PBLB

Kelompok bawah PBLC

Jenis ANOVA yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ANOVA satu jalur. Perbedaan rerata dengan uji cara ANOVA dapat ditulis sebagai berikut [6]:

Dengan keterangan :

RJKa = Variansi antar kelompok (Rerata Jumlah Kuadrat

antar)

RJKi = Variansi kekeliruan pemilihan sampel (Rerata

Jumlah Kuadrat inter)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan taraf

signifikansi = 0,05, dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Fhitung < Ftabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak, dan

Fhitung > Ftabel , maka H1 diterima dan H0 ditolak.

3.4.4. Analisis Angket

Berdasarkan hasil analisis angket setelah dihitung dan

ditabulasikan dari seluruh jawaban siswa yang memilih

setiap indikator. Rata-rata skor terhadap pernyataan angket dengan

menggunakan skala Likert, adalah sebagai berikut[5]:

Untuk menghitung presentase hasil angket menggunakan

rumus sebagai berikut[5] :

4. EKSPERIMEN Tahapan model Project Based Learning yang diterapkan

oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Menentukan tema proyek

Peneliti mengambil tema proyek yang sesuai dengan realitas

dan ketertarikan siswa pada tema tersebut. Tema proyek yang diangkat dalam penelitian ini adalah Pembuatan web

statis sederhana sebagai media informasi dan promosi objek

Page 4: Penerapan model project based learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

4

wisata. Skenario penyampain tema ini tidak disampaikan

secara langsung, agar bisa menarik perhatian, keingintahuan, serta pendapat-pendapat siswa mengenai

tema yang akan dijadikan proyek.

2. Menyusun aturan pengerjaan proyek Aturan ini dibuat agar apa yang dikerjakan siswa tidak

melenceng dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

oleh peneliti. Aturan ini dibuat berdasarkan hasil diskusi

antara peserta didik dan pendidik (peneliti). Aturan – aturan pengerjaan proyek ini adalah sebagai berikut :

a. Satu kelompok terdiri dari 4-5 orang.

b. Tiap kelompok bisa memperoleh informasi dari mana

saja, tetapi diusahakan untuk mengunjungi langsung objek wisata yang dijadikan tema proyek.

c. Kelompok mencari informasi dan gambar yang

dibutuhkan dalam pengerjaan proyek.

d. Dari data yang diperoleh tiap kelompok membuat

rangkuman hasil kunjungan berupa artikel yang berisi

informasi dan gambar. Minimal terdapat 3 informasi

utama yang diperoleh, misalnya tentang sejarah objek

wisata tersebut, lokasi objek wisata, fasilitas yang ada pada objek wisata tersebut dan sebagainya.

3. Menyusun jadwal aktivitas dalam pengerjaan proyek

Pendidik (peneliti) dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam pengerjaan proyek. Disini

peneliti merancangnya dalam bentuk kalender proyek yang

akan selesai dalam waktu 3 minggu. Aktivitas dalam

pengerjaan proyek meliputi kunjungan ke objek wisata, pembuatan artikel, pembuatan dokumen HTML,

perancangan web site sederhana, pembuatan web site,

presentasi, hingga evaluasi pembelajaran.

4. Memonitoring hasil kerja siswa

Pada tahap ini pendidik (peneliti) berperan untuk melakukan

pengawasan terhadap aktivitas siswa dalam menyelesaikan

proyek. Disini peneliti berperan sebagai fasilitator siswa pada setiap proses pengerjaan proyek. Pelaksanaan

pengawasan ini dilakukan tiap pertemuan. Pada pertemuan

kedua yang dibahas adalah hasil kunjungan siswa serta

pembuatan dan penulisan dokumen html. Pada pertemuan ketiga yang dibahas adalah pembuatan layout atau tampilan

web menggunakan tabel.

5. Presentasi hasil karya siswa Pada tahapan ini tiap kelompok siswa menampilkan hasil

proyek yang telah dibuat. Pada presentasi ini siswa yang

tampil diposisikan sebagai orang yang sedang

mempromosikan web yang dibuat. Setelah presentasi selesai kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya

langsung mengenai web kelompok yang tampil.

6. Melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dilaksanakan.

Pada akhir proses pembelajaran siswa diminta untuk

mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

Kesulitan yang dihadapi peneliti dalam pelaksanaan model

Project Based Learning adalah ketika menentukan

rancangan proyek yang akan dikerjakan siswa, dimana tema

proyek yang akan diangkat harus bisa menarik bagi siswa,

mudah dalam pencarian informasi, serta proyek yang dikerjakan harus mampu memenuhi indikator yang akan

dicapai pada proses pembelajaran. Untuk itu peniliti

mengangkat tema mengenai obyek wisata agar siswa bisa

mencari informasi yang dibutuhkan sambil berekreasi.

Kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan model Project

Based Learning adalah kurangnya waktu dan fasilitas yang

tersedia di tempat penilitian. Hal ini mengakibatkan kurang

efektifnya evaluasi dan pemberian umpan balik dari apa yang telah dikerjakan siswa. Lab komputer yang tidak

terhubung dengan internetpun cukup menghambat siswa

dalam pencarian informasi untuk menyelesaikan proyek.

Untuk memfasilitasi ini peneliti menyediakan media pembelajaran yang berbasis web (localhost) di tiap

komputer.

5. HASIL PENELITIAN

5.1. Data Nilai Pretest dan Posttest Dalam penelitian ini data pokok yang diperoleh adalah hasil

belajar siswa pada domain kognitif dalam mata pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Data ini diperoleh melalui instrumen pretest dan posttest yang

diberikan kepada seluruh siswa yang dijadikan objek

penelitian.

Tabel 2. Nilai pretest dan posttest

Test Rerata

Nilai

Terkecil

Nilai

Terbesar

Pretest 8,89 5 13

Posttest 15,53 12 19

Gambaran rata-rata tingkat hasil belajar siswa dapat

ditunjukkan dengan grafik berikut :

Gambar 1. Grafik Hasil Pretest dan Posttest

5.2. Uji Normalitas Setelah melakukan uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi kuadrat pada data nilai pretest dan posttest

didapatkan hasil analisis normalitas pretest = 9,509 dan

hasil analisis normalitas posttest = 6,466.

0

10

20

Pretest Posttest

Page 5: Penerapan model project based learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

5

Tabel 3. Hasil analisis normalitas data

Hasil x hitung x tabel Kesimpulan

Pretest 9,509 11,35

Terdistribusi Normal

Posttest 6,466 Terdistribusi Normal

Dengan membandingkan x hitung dengan x tabel pada taraf

signifikansi =0,01 diperoleh xhitung < xtabel, maka dapat

disimpulkan bahwa data hasil pretest dan posttest diatas

terdistribusi normal.

5.3. Uji gain ternormalisasi Hasil perhitungan dengan menggunakan gain ternormalisasi

<g> diperoleh rerata sebesar 0,61. Nilai <g> ini selanjutnya

diinterpretasikan ke dalam kriteria nilai <g>, yaitu sedang. Persentase nilai <g> menunjukkan bahwa 25% siswa

mengalami peningkatan hasil belajar dengan kriteria tinggi,

72,2% siswa mengalami peningkatan hasil belajar sedang,

dan 2,8% siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar rendah.

5.4. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil penghitungan uji ANOVA terhadap data

peningkatan hasil belajar siswa (gain ternormalisasi) menggunakan software SPSS, maka didapat nilai Fhitung =

3,625. Untuk mengambil keputusan, diperlukan

pembandingan dengan Ftabel pada taraf signifikansi = 0,05 yaitu 3,28.

Tabel 4. Oneway ANOVA

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

Between Groups .141 2 .070 3.625 .038

Within Groups .640 33 .019

Total .781 35

Dari hasil penghitungan ANOVA satu jalur setelah

dibandingkan antara Fhitung dengan Fabel dengan hasil Fhitung > Ftabel atau 3,625 > 3,28 artinya H0 ditolak. Maka dapat

disimpulkan bahwa Terdapat perbedaan rata-rata

peningkatan hasil belajar siswa antara siswa kelompok atas,

tengah dan bawah setelah diterapkannya model Project Based Learning pada mata pelajaran Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK).

Tabel 5. Oneway Descriptive

N Mean

Std.

Deviation Minimum Maximum

1 6 .6917 .16241 .45 .86

2 24 .5688 .13882 .20 .89

3 6 .7100 .11384 .57 .88

Total 36 .6128 .14933 .20 .89

Perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa ini dapat

dilihat dari tabel oneway descriptive, dimana bisa dilihat

bahwa nilai mean ketiga kelompok tersebut berbeda. Nilai

mean terbesar ditunjukkan pada kelompok 3 yaitu kelompok siswa bawah sebesar 0,71. Apabila nilai mean tersebut

diinterpretasikan ke dalam interpretasi nilai normalized gain

menurut Hake (1998), maka termasuk kedalam kategori

tinggi.

Hal ini terjadi karena dengan diterapkannya Project Based

Learning, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam memahami

materi pelajaran dengan mencari sendiri informasi-informasi

yang dibutuhkan, serta siswa dituntut untuk terlibat secara langsung menyelesaikan tugas yang menghasilkan sebuah

produk nyata (proyek). Siswapun dituntut untuk bisa

berkolaborasi dan bekerja sama dalam sebuah kelompok,

sehingga siswa yang termasuk dalam kelompok bawah bisa terbantu dengan anggota kelompoknya untuk lebih

memahami materi yang sedang diajarkan. Jadi peneliti dapat

menyimpulkan bahwa model Project Based Learning baik

untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan pada kelompok bawah.

Model project based learning sangat cocok diterapkan pada

mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi,

karena dengan menerapkan model ini pembelajaran tidak akan membosankan, dan siswa akan memiliki peran aktif

untuk menentukan kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.

5.5. Hasil Angket Dari hasil analisis angket yang diberikan kepada siswa, diperoleh hasil sebagai berikut : 2 pernyataan termasuk

kedalam kategori tinggi sekali, 13 pernyataan termasuk

kategori tinggi, dan 1 pernyataan termasuk kategori cukup.

Dengan nilai persentase rata-rata sebesar 76% maka sebagian besar siswa berpendapat bahwa siswa menyukai

pelajaran TIK, siswa merasa tertarik dan antusias mengikuti

pembelajaran TIK, siswa sangat senang apabila belajar

dalam sebuah kelompok, dan siswa lebih memahami materi pelajaran dengan menggunakan model project based

learning.

6. KESIMPULAN Project Based Learning merupakan model pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.

Tahapan model Project Based Learning yang diterapkan

oleh peneliti melalui 6 tahap, yaitu :

1. Menetapkan tema proyek 2. Merancang aturan pengerjaan proyek

3. Menyusun jadwal aktifitas dalam pengerjaan proyek

4. Memonitoring hasil kerja siswa

5. Presentasi hasil karya siswa 6. Melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek

yang sudah dilaksanakan.

Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata

peningkatan hasil belajar siswa antara siswa kelompok atas,

tengah dan bawah setelah diterapkannya model Project Based Learning pada mata pelajaran Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK).

Page 6: Penerapan model project based learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

6

7. REFERENSI [1]Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya. [2]Lucas, George .(2005). Instructional Module Project

Based Learning. http://www.edutopia. org/modules/

PBL/whatpbl.php. Diakses tanggal 13 Juli 2010.

[3]Panggabean, Luhut. (1996). Penelitian Pendidikan.

Depdikbud : Bandung.

[4]Purnawan, Yudi. (2007). Pengenalan PBL

(Pembelajaran Berbasis Proyek).

http://yudipurnawan. wordpress.com /2007/11/17/pengenalan-pbl/. Diakses tanggal 16

Februari 2010.

[5]Ruseffendi. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan

dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito. [6]Ruseffendi. (1992). Statistika Dasar untuk Penelitian

Pendidikan. Depdikbud: Bandung.

[7]Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan

Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

[8]Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung

: Alfabeta. [9]Warsita , Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran

Landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta.

[10]Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif

Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional). Jakarta : Bumi Aksara.