penerapan model pembelajaran student facilitator and...

22
Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) Berbantuan Media Pembelajaran Berbasis Web Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Dalam Belajar Mata Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Peneliti : Claudia Gristia (702010105) Krismiyati, S.Pd., M.A. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Oktober 2014

Upload: vuhuong

Post on 13-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining (SFE) Berbantuan Media Pembelajaran Berbasis Web

Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Dalam Belajar Mata

Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester Ganjil

Tahun Ajaran 2013/2014

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti :

Claudia Gristia (702010105)

Krismiyati, S.Pd., M.A.

Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Oktober 2014

Page 2: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

ii

Page 3: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

iii

Page 4: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

iv

Page 5: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

v

Page 6: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

vi

Page 7: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

1

Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE)

Berbantuan Media Pembelajaran Berbasis Web Untuk Meningkatkan

Aktivitas Siswa Dalam Belajar Mata Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8

Salatiga Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014

1)

Claudia Gristia, 2)

Krismiyati,3)

Ramos Somya

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email :1)

[email protected], 2)

[email protected], 3)

[email protected]

Abstract

The purpose of this study is to know the student’s activity and achievment using

powtoon as media and student facilitator and explaining (SFE) as media into technology

information subject. This research is using an experimental method quasi experimental

nonequivalent control grup design. The population in this study are students of class IX

SMPN 8 Salatiga and the sampling are classes IX A and IX B. The instruments for this

study are pre-test and post-test, and observation classroom activities. The results after

treament showed student’s achievment from eksperimental class increasing from 67, 68

to 88,22 and 71,00 to 74,50 from control class. Observation classroom activities results

are 82, 50% from class eksperimental and 58,34% from control class.

Keyword : Student achievment, student actvity, instructional media, Student Facilitator

and Explaning (SFE) model, Powtoon

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa

menggunakan media powtoon dan model pembelajaran student facilitator and explaining

(SFE) pada mata pelajaran TIK. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

eksperimen kuasi dan desain penelitian nonequivalent control grup desing. Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMPN 8 Salatiga dan sampelnya yaitu siswa

kelas IX A dan IX B. Instrumen penelitian ini adalah tes yaitu pretest dan posttest dan

lembar observasi keaktivan siswa. Hasil penelitian menunjukan perolehan nilai rata-rata

kelas eksperimen 67.68 menjadi 88.22 dan kelas kontrol 71.00 menjadi 74.50. Hasil

observasi keaktivan siswa dikelas eksperimen sebesar 82.50% dan kelas kontrol 58.34%.

Kata kunci : Hasil belajar, Aktivitas belajar, Media pembelajaran, Model student

facilitator dan explaining (SFE), Powtoon

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan TIK, Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga.

2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

3) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Page 8: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

2

1. Pedahuluan

Perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sangat pesat

terutama teknologi internet yang mempengaruhi semua aspek kehidupan.

Teknologi internet menjadi teknologi tepat guna dengan fasilitas seperti sumber

informasi dan data yang dapat diakses secara cepat, berkomunikasi dengan cepat

tanpa batasan jarak. Internet menjadi pusat layanan penting termasuk dalam

bidang pendidikan. Salah satu bentuk penerapan pemanfaatan teknologi di bidang

pendidikan adalah media pembelajaran berbasis web.

Media pembelajaran berbasis web adalah pengajaran dan pembelajaran

yang didukung oleh penggunaan teknologi internet, baik sebagai alat maupun

sebagai sumber informasi[1]. Pembelajaran berbasis web seringkali memiliki

manfaat yang banyak bagi para peserta didiknya. Bila dirancang dengan baik dan

tepat, maka pembelajaran berbasis web bisa menjadi pembelajaran yang

menyenangkan, memiliki unsur interaktifitas yang tinggi, menyebabkan peserta

didik mengingat lebih banyak materi pelajaran, serta mengurangi biaya-biaya

oprasional yang biasanya dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti

pembelajaran (seperti uang jajan/ biaya transportasi ke sekolah) [2].

Powtoon adalah media yang dapat digunakan sebagai media presentasi

seperti halaman arahan video, video pendidikan, produk demo, explainers, klip

media dan konten sosial [3]. Powtoon terintegrasi langsung dengan Google Mail,

dengan demikian dapat memudahkan seseorang untuk tidak perlu membawa

materi, bahan ajar pada saat akan melakukan presentasi. Materi yang sudah dibuat

pada slide presentasi Powtoon akan tersimpan secara otomatis dan dapat diakses

kapan saja dan di mana saja pada saat akan digunakan serta dapat di share kepada

sesama pengguna google mail.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada saat observasi, model

pembelajaran konvensional membuat siswa menjadi pasif dan kurang antusias

dalam mengikuti pembelajaran. Pada mata pelajaran TIK banyak siswa yang tidak

tuntas dalam belajar atau hasil belajar tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal

(KKM). KKM (kriteria ketuntasan minimal di kelas IX SMPN 8 Salatiga yang

diberikan yaitu 75. Rata-rata nilai TIK kelas IX 5.55 dengan jumlah 29 siswa, ada

17,25 % siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal dan 82,75 %

siswa yang belum mencapai kritetia ketuntasan minimal.

Berdasarkan permasalahan yang ada maka perlu dilakukan perubahan

model pembelajaran pada mata pelajaran TIK dengan memanfaatkan media

pembelajaran. Penelitian ini memilih memanfaatkan media pembelajaran yang

sudah ada yaitu media pembelajaran berbasis web dengan menggunakan Powtoon

yang terintegrasi langsung dengan Google Mail dan menggunakan model

pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE).

Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) merupakan

rangkaian penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka

kemudian memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-

rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa [4].

Penggunaan powtoon sebagai media pembelajaran dan model pembelajaran

Student Facilitator and Explaining (SFE) ini diharapkan dapat membantu siswa

Page 9: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

3

lebih aktif, berpartisipasi pada saat mengikuti pembelajaran dikelas serta dapat

meningkatkan hasil belajar TIK siswa kelas IX di SMPN 8 Salatiga.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang menggunakan model SFAE ( Student Facilitator and

Explaining ) dengan judul “Pengaruh model pembelajaran SFAE ( Student

Facilitator and Explaining ) terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada

pembelajaran matematika kelas 4 SDN Klero 01 kabupaten Semarang semester

genap tahun pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelas

yang diberikan model pembelajaran SFAE mempunyai mean posttest lebih tinggi

dibandingkan mean posttest dengan model pembelajaran konvensional. Aktivitas

belajar siswa pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran SFAE pada

mata pelajaran matematika lebih baik. Rata-rata nilai posttest angket aktivitas

belajar kelompok eksperimen 84.4 dan rata-rata nilai posttest hasil belajar

kelompok eksperimen 79.1, sedangkan untuk rata-rata nilai posttest angket

aktivitas belajar pada kelompok kontrol adalah 65.3 dan rata-rata nilai posttest

hasil belajar kelompok kontrol adalah 70.8. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran SFAE

berpengaruh signifikan pada aktivitas dan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Klero

01 semester genap tahun pelajaran 2012/2013.[5].

Penelitian lain yang memanfaatkan multimedia interaktif dan media

pembelajaran berbasis web sebagai media pembelajaran berjudul Perbedaan

Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Dan Media

Pembelajaran Berbasis Web Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem

Pencernaan Makanan Kelas XI Semester 2. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa adanya penigkatan hasil belajar yang signifikan. Kelas eksperimen pertama

dengan penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dan

media pembelajaran berbasis buku paket dengan nilai tertinggi 89.91 dan nilai

rata-rata 75.48, kelas eksperimen kedua dengan penggunaan media pembelajaran

berbasis web dan media pembelajaran berbasis buku paket, dengan nilai tertinggi

93.24 dan rata-rata nilai 78.144, sedangkan pada kelas kontrol dengan nilai

tertinggi 86.54 dan rata-rata nilai 68.154. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan

bahwa pemanfaatan media pembelajaran berbasis web secara tepat dan sesuai

dengan kebutuhan peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar [6].

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

kemajuan teknologi informasi, dapat memberikan perubahan atau inovasi baru

dalam bidang pendidikan khususnya yang akan berpengaruh terhadap pola belajar

dan hasil belajar. Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian yang

sebelumnya. Penelitian sebelumnya, pembelajaran berbasis web banyak

memanfaatkan weblog untuk memposting materi, diskusi sedangkan pada

penelitian ini penerapan model student facilitator and explainig (SFE) berbantuan

media pembelajaran berbasis web yaitu penggunaan Powtoon selain digunakan

untuk presentasi, powtoon dilengkapi dengan fitur-fitur yang menarik yaitu

Page 10: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

4

gambar animasi, efek suara, video serta materi yang sudah kita buat dapat kita

share kepada sesama pengguna google mail dan model student facilitator and

explaining (SFE) yang dapat menjadikan siswa tidak pasif dan antusias selama

mengikuti pembelajaran. Penelitian ini diharapkan dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa yaitu meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan kriteria

ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran TIK yang sudah ditentukan.

Media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan,

namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, melainkan pesan/informasi

pembelajaran yang dibawakannya, jadi disamping media pembelajaran yang

sudah canggih harus tetap di seimbangkan dengan isi, pesan atau informasi yang

hendak disampaikan [7]. Media pembelajaran berfungsi agar pembelajaran lebih

menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan rasa kemauan siswa

untuk belajar, memperjelas makna bahan pembelajaran yang bervariasi, dan siswa

dapat melakukan kegiatan belajar lebih banyak [8].

Dari beberapa pengertian para ahli maka dapat disimpulkan bahwa dengan

media pembelajaran diharapkan dapat menarik perhatian siswa dan menumbuhkan

antusias siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Media pembelajaran

juga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang bervariasi

sehingga membuat siswa tidak cepat bosan selama mengikuti pembelajaran.

Media pembelajaran yang sudah sering digunakan seperti peta, globe, diagram,

poster, audio tape, flip chart, over head projector (OHP), dan komputer. Guru

seharusnya mampu memanfaatkan media pembelajaran yang ada dan disesuaikan

dengan materi yang akan diajarkan.

Klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran adalah : (1). Alat-alat

visual yang dapat dilihat, (2). Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat

didengar, (3). Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar [9].

Manfaat-manfaat media pembelajaran yaitu : (1). Penyimpanan materi

pelajaran dapat diseragamkan, (2). Proses pembelajaran lebih jelas dan menarik,

(3). Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4). Efisiensi dalam waktu dan

tenaga, (5). Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, (6). Memungkinkan proses

belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, (7). Media dapat

menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, (8).

Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif [10].

Fungsi-fungsi media pembelajaran antara lain: (1). Menyampaikan

informasi dalam proses belajar mengajar, (2). Melengkapi dan memperkaya

informasi dalam kegiatan belajar mengajar, (3). Mendorong motivasi belajar, (4).

Menambah variasi dalam penyajian materi [11].

Ciri-ciri media pembelajaran adalah sebagai berikut: (1).ciri fiksatif adalah

mengambarkan kemampuan media merekam, menyimpan dan merekonstruksi

suatu peristiwa atau objek, (2). Ciri manipulatif adalah transformasi suatu

kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif, (3).

Ciri distributif adalah memungkinkan suatu objek atau kejadian

ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut

Page 11: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

5

disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif

sama mengenai kejadian itu [12].

Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) merupakan

rangkaian penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka,

memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya,

yang diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa [13]. Model

pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining merupakan salah

satu tipe model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok 4-5

orang siswa secara heterogen [14]. Langkah-langkah yang digunakan dalam

proses pembelajaran menggunakan model student facilitator and explaining

adalah sebagai berikut : a. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan garis-garis

besar materi pembelajaran, b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalui bagan atau peta konsep. Hal

ini bisa dilakukan secara bergiliran atau acak, c. Guru menyimpulkan ide atau

pendapat siswa, d. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu [15].

Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan metode student facilitator and

explaining adalah pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai fasilitator yang

bertugas menjelaskan hasil diskusi kepada siswa lainnya mengenai materi yang

sedang dibahas seperti melalui peta konsep atau bagan yang dibuat siswa dalam

kelompok diskusi pada kegiatan pembelajaran. Walaupun yang ditunjuk hanya

satu orang perwakilan kelompok yang menjadi fasilitator tetapi hasil diskusi

adalah pekerjaan dan pemikiran dari semua anggota kelompok. Model kelompok

diskusi student facilitator and explaining terdiri dari 4-5 orang dengan

kemampuan yang berbeda-beda. Model student facilitator and explaining dapat

melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat, mengembangkan

kemampuan diri dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran berbasis web adalah pengajaran dan pembelajaran yang

didukung oleh penggunaan teknologi internet, baik sebagai alat maupun sumber

informasi [16]. Pembelajaran berbasis web yang populer dengan sebutan web-

based training (WBT) atau kadang disebut web-based education (WBE) dapat

didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk

sebuah proses pendidikan [17]. Pembelajaran berbasis web suatu kegiatan

pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) yang bisa diakses

melalui jaringan internet [18]. Aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa

dalam belajar, seperti; mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal-hal yang

dianggap penting, berdiskusi, keberanian untuk bertanya, keberanian mengajukan

pendapat, kritik, saran, presentasi, mengerjakan latihan, dan kegiatan belajar yang

lainnya [19].

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa setelah melalui proses

pembelajaran [20]. Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan

siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor

yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu [21].

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan hasil belajar adalah perilaku, perbuatan

atau aktivitas, apresiasi dan keterampilan seorang peserta didik setelah melewati

proses belajar dan diukur suatu skor dalam bentuk angka atau huruf.

Page 12: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

6

Powtoon merupakan salah satu aplikasi berbasis web yang terdapat di

Google Mail. Untuk bisa menggunakannya pengguna harus mempunyai account

email di Google Mail, setelah itu aplikasi Powtoon dapat digunakan pada saat

pengguna mengakses Google Mail. Powtoon menawarkan fitur-fitur yang menarik

dalam menyampaikan materi yang hendak kita sampaikan melalui presentasi.

Fitur-fitur tersebut yaitu kita dapat menambahkan gambar animasi, efek suara,

video dan lain-lain sesuai dengan yang kita inginkan. Media presentasi Powtoon

selain digunakan dalam dibidang bisnis seperti Marketing Professionals yaitu

dapat memangkas waktu dan biaya, menigkatkan SEO anda dengan Powtoon

yang cepat dan baik untuk mengedit video animasi, Small Business and Startups

yaitu saat anda memulai usaha kecil dan anda ingin mempromosikan usaha

tersebut terhadap konsumen, pebisnis dan investor dapat menggunakan Powtoon,

menambahkannya di website untuk mempresentasikan produk anda kepada

konsumen, pebisnis, investor. Powtoon juga dapat dimanfaatkan dalam dunia

pendidikan seperti Trainers and Educators yaitu dalam hal ini dapat memotivasi

dengan pembelajaran yang menyenangkan dengan presentasi yang menarik,

singkat, padat dan jelas karena adanya fitur-fitur yang beragam didalam Powtoon

[22].

3. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi (quasi experimental research) [23].

Rancangan penelitian ini adalah nonequivalent control grup desing hal ini

disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui penerapan model

student facilitator and explaining (SFE) berbantuan media pembelajaran berbasis

web yaitu menggunakan media powtoon terhadap hasil belajar TIK antara

kelompok eksperimen (O1-O2) dan kelompok kontrol (O3-O4) [24]. Desain

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Pola Rancangan Penelitian

pretest Treatment Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Keterangan

O1 = Tes awal kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan

O2 = Tes akhir kelas eksperimen sesudah diberikan perlakuan

O3 = Tes awal kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan

O4 = Tes akhir kelas kontrol sesudah diberikan perlakuan

X = Perlakuan yang diberikan

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya [25]. Berdasarkan

Page 13: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

7

pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

IX di SMP N 8 Salatiga. Sampel Penelitian ini adalah Kelas IX A sebagai kelas

kontrol dan IX B sebagai kelas eksperimen.

Gambar 1. Tahap-tahap Penelitian [26]

Pada tahap persiapan ini peneliti melakukan observasi disekolah untuk

mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian, mengetahui

latar belakang permasalahan yang ada. Selanjutnya melakukan studi pustaka

untuk memperoleh teori mengenai permasalahan yang akan diteliti.

Menentukan populasi yaitu siswa kelas IX SMP N 8 Salatiga dan sampelnya

yaitu siswa kelas IX A dan siswa kelas IX B. Selanjutnya menyusun kisi-kisi

soal dan pada tanggal 4 Agustus 2014 peneliti melakukan uji validitas soal.

Setelah itu peneliti menyiapkan RPP dan materi pembelajaran. Setelah tahap

persiapan dilakukan selanjutnya peneliti melaksanakan penelitian yaitu

memberikan pretest, memberikan perlakuan (treatment), memberikan

posttest, tahapan terakhir adalah pengolahan dan analisis data. Tabel indikator

lembar observasi keaktifan siswa dikelas di tunjukan pada tabel 2 berikut.

Tahap Persiapan : Melakukan observasi,

Studi Pustaka, menentukan populasi dan

sampel, menyusun kisi-kisi soal, uji

validitas, menyusun RPP dan materi

pembelajaran

Tahap Pelaksanaan : Memberikan tes

awal (pretest), Memberikan Perlakuan

(treatment), dan Memberikan tes

akhir(postest)

Tahap Pengolahan Data dan Hasil

Penelitian : Analisa Data dan Pembuatan

Laporan

Page 14: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

8

Tabel 2. Observasi keaktifan siswa

No Indikator

Aktivitas

Sub

Indikator

Skor

0 1

1 Visual Siswa

memperhatikan

saat guru

memberikan

penjelasan

Siswa

memperhatikan

saat teman

mempresentasikan

hasil diskusi

2 Lisan Siswa bertanya

pada guru dan

teman mengenai

materi yang belum

dipahami

Mampu

mangemukakan

pendapat atau

merespon

pertanyaan dalam

diskusi kelompok

3 Mendengarkan Siswa

mendengarkan

saat guru memberi

penjelasan

Siswa

mendengarkan

saat teman

mempresentasikan

hasil diskusi

4 Menulis Siswa membuat

catatan penting

atau menulis

penjelasan guru

dan hasil diskusi

kelompok

Siswa mampu

membuat

kesimpulan hasil

Page 15: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

9

diskusi

5 Emosional Siswa antusias dan

menaruh minat

selama mengikuti

kegiatan

pembelajaran

Kriteria presentase keaktivan siswa adalah sebagai berikut: [27]

(0) = Tidak

(1) = Ya

Total Presentase : Jumlah indikator terpenuhi

Jumlah indikator keseluruhanx 100%

Tabel 3. instrumen kisi-kisi soal tes

No Kisi-kisi Soal No Soal

1 Pengertian Internet 1, 2

2 Pengertian Intranet 3

3 Sejarah Perkembangan

Internet

4, 5, 6, 7, 8

4 Dampak negatif Internet 9, 10, 11, 12

5 Manfaat internet 13, 14, 15

6 Layanan Internet 16, 17, 18, 19, 20

7 Jenis-Jenis Jaringan

Komputer

21

8 Manfaat Jaringan Komputer 22, 23

9 Protokol Jaringan Komputer 24, 25

Pada tabel 3, kisi-kisi soal tes digunakan untuk menjadi acuan materi apa

saja yang akan di jadikan bahan evaluasi pada soal tes. Instrumen tes ini digunakan

untuk mengetahui pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap materi yang sudah

disampaikan.

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

student facilitator and explaining (SFE) berbantuan media powtoon terhadap

aktivitas dan hasil belajar TIK siswa kelas IX SMPN 8 Salatiga. Penelitian ini

dilaksanakan di SMPN 8 Salatiga. Kelas IX B berjumlah 28 siswa sebagai kelas

eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran student facilitator

and explaining (SFE) dan media powtoon dalam menyampaikan materi. Kelas IX

A berjumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan

model pembelajaran konvensional (ceramah).

Pada tanggal 8 Agustus 2014, guru memberikan pretest untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan pada kelas IX A dan kelas

Page 16: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

10

IX B. Guru memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa

sebelum diberikan perlakuan (treatment). Setelah diketahui hasil pretest kemudian

menentukan kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari

hasil pretest kelas yang dijadikan kelas eksperimen adalah kelas IX B dan kelas

kontrol adalah kelas IXA.

Pertemuan pertama yang dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2014

dikelas eksperimen, Pertama-tama guru mengawali pembelajaran dengan

mengucapkan salam, berdoa, kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran

siswa melalui absensi. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

memberikan motivasi mengenai internet seperti manfaat internet, layanan yang

ada di internet dan lain-lain. Selanjutnya guru menggali kemampuan awal siswa

mengenai materi pengenalan dan sejarah internet yang akan disampaikan. Setelah

itu guru menginstruksikan model pembelajaran yang akan dilaksanakan pada

kegiatan pembelajaran yaitu student facilitator and explaining (SFE). Selanjutnya

guru menerapkan model student facilitator and explaining (SFE) dalam kegiatan

pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut: guru menjelasakan materi

pengenalan internet yaitu pengertian internet, sejarah internet dan dampak positif

maupun negatif internet, layanan internet, manfaat internet secara garis besar

menggunakan media powtoon, selanjutnya guru membagi siswa dalam kelompok

4-5 orang untuk berdiskusi mengenai materi pengertian internet, sejarah internet

dan dampak positif maupun negatif internet, layanan internet, manfaat internet

yang sudah guru sampaikan secara garis besar diawal, guru memberikan materi

atau topik diskusi yang berbeda pada setiap kelompok. setelah berdiskusi guru

menunjuk perwakilan kelompok sebagai fasilitator untuk menjelaskan hasil

diskusinya melalui bagan atau memberikan penjelasan mengenai pengertian

internet dan sejarah internet, kelompok selanjutnya menjelaskan hasil diskusinya

mengenai layanan-layanan yang ada di internet, kelompok selanjutnya

menjelaskan manfaat internet, dampak negatif internet melalui uraian atau melalui

bagan, jika ada siswa yang belum mengerti, siswa tersebut dapat bertanya kepada

kelompok yang sedang menjelaskan hasil diskusinya, kemudian kelompok

tersebut menanggapi pertanyaan dari kelompok lain yang bertanya. Jika semua

kelompok sudah mendapat kesempatan untuk menjelaskan hasil diskusinya, guru

menyimpulkan ide atau pendapat siswa dalam diskusi kelompok tersebut

kemudian menjelaskan materi pengenalan dan sejarah internet secara keseluruhan,

meluruskan kesalahpahaman siswa mengenai materi sudah dipelajari, jika masih

ada siswa yang belum memahami materi bisa bertanya langsung kepada guru,

setalah itu diakhir pembelajaran guru dan siswa bersama-sama membuat

kesimpulan mengenai materi yang baru saja dipelajari. Kelompok siswa yang

belum mendapat giliran untuk menjelaskan hasil diskusi, akan mendapat

kesempatan pada pertemuan selanjutnya dengan lanjutan materi pengenalan

internet. Guru berpesan kepada siswa yang belum ataupun yang sudah mendapat

kesempatan untuk menjelaskan hasil diskusi, untuk mencari refrensi dan

mempelajari materi terlebih dahulu untuk pertemuan pada minggu selanjutnya.

Page 17: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

11

Gambar 2. Siswa diskusi kelompok dan memperesentasikan hasilnya

Gambar 3. Penggunaan media PowToon dalam menyampaikan materi

Pertemuan kedua yang dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2014,

dikelas eksperimen melanjutkan materi pengenalan internet. Pada perlakuan kedua

guru masih memberikan perlakuan model pembelajaran student facilitator and

explaining (SFE) dan menggunkan media Powtoon dalam menyampaikan materi

pelajaran. Pertama-tama guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan

salam, berdoa, kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa melalui

absensi. Guru bertanya kepada siswa mengenai pelajaran minggu lalu, kemudian

menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Setelah itu guru

kembali menggali kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan

disampaikan. Setelah itu guru menjelaskan materi lanjutan tentang pengenalan

internet yaitu jaringan komputer, jenis-jenis jaringan komputer, protokol jaringan

komputer dan manfaat jaringan komputer secara garis besar. Selanjutnya guru

kembali memerintahkan siswa untuk berdiskusi kelompok dengan kelompok yang

sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya, guru memberikan materi diskusi

jaringan komputer, jenis-jenis jaringan komputer, protokol jaringan komputer dan

manfaat jaringan komputer pada setiap kelompok. Setelah itu guru menunjuk

perwakilan kelompok sebagai fasilitator untuk menjelasakan sistem jaringan

komputer. Kelompok selanjutnya ditunjuk untuk menjelaskan jenis-jenis jaringan

komputer dengan membuat bagan, mengambar dan menjelaskannya. Kelompok

berikutnya menjelaskan protokol jaringan komputer, manfaat jaringan komputer,

sampai semua kelompok mendapat kesempatan untuk menjelaskan hasil diskusi

kelompok mengenai pengenalan internet. Selanjutnya guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum di pahami, baik kepada

Page 18: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

12

kelompok diskusi maupun kepada guru. Setelah siswa menjawab pertanyaan dari

siswa lain yang bertanya, selanjutnya guru menjelaskan materi jaringan komputer,

jenis-jenis jaringan komputer, protokol jaringan komputer dan manfaat jaringan

komputer secara keseluruhan kemudian bersama-sama siswa membuat

kesimpulan mengenai materi yang sudah dipelajari pada pertemuan tersebut. Di

akhir pelajaran guru berpesan kepada siswa untuk mempelajari meteri yang sudah

disampaikan pada pertemuan pertama dan kedua kerena pada pertemuan

selanjutnya siswa akan diberikan tes yaitu posttest.

Dari hasil pengamatan tentang kegiatan siswa dikelas dengan diberikan

perlakuan student facilitator and explaining (SFE) siswa jadi lebih aktif selama

mengikuti pembelajaran berdiskusi kelompok, mengemukakan pendapat,

merespon pendapat dari siswa lain, pertanyaan guru. Media Powtoon membuat

siswa menjadi lebih antusias karena media yang digunakan menarik dengan

adanya animasi yang bergerak, gambar-gambar animasi, efek suara, dan tampilan

background yang berwarna.

Pada pertemuan pertama di kelas kontrol yang dilaksanakan pada tanggal

11 Agustus 2014. Pertama-tama guru mengucapkan salam, berdoa, absensi setelah

itu siswa diberikan perlakuan dengan model konvensional (ceramah). Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran, menggali kemampuan awal siswa mengenai

materi yang akan disampaikan. Selanjutnya guru menyampaikan materi

pengenalan internet yaitu pengertian internet, sejarah internet dan dampak positif

maupun negatif internet, layanan internet, manfaat internet dengan ceramah,

kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai

materi yang kurang dipahami, ada beberapa siswa yang bertanya mengenai materi

yang kurang dipahami, kemudian guru menjawab pertanyaan tersebut. Diakhir

pelajaran guru membuat kesimpulan mengenai materi yang baru dipelajari, guru

berpesan kepada siswa untuk mencari refrensi materi pada pertemuan selanjutnya

untuk dipelajari terlebih dahulu.

Pertemuan kedua di kelas kontrol yang dilaksanakan pada tanggal 18

Agustus 2014. Masih diberikan perlakuan yang sama yaitu dengan model

konvensional melajutkan materi pengenalan internet yaitu jenis-jenis jaringan

komputer, sistem jaringan komputer, protokol jaringan komputer dan manfaat

jaringan komputer. Siswa mendengarkan penjelasan guru selanjutnya guru

memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang

dipahami, guru menjawab beberapa pertanyaan siswa dan selanjutnya membuat

kesimpulan mengenai materi pada pertemuan tersebut. Diakhir pelajaran guru

berpesan kepada siswa untuk mempelajari meteri yang sudah disampaikan pada

pertemuan pertama dan kedua kerena pada pertemuan selanjutnya siswa akan

diberikan tes yaitu posttest. Pada tanggal 25 Agustus kelas eksperimen dan kelas

kontrol diberikan soal tes posttest untuk mengetahui kemampuan akhir siswa

setelah diberikan perlakuan (treatment).

Model pembelajaran student facilitator and explaining serta menggunakan

media powtoon dan model konvensional pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan. Dari hasil

wawancara kepada guru dan siswa menyatakan model pembelajaran student

facilitator and explaining guru menyatakan pembelajaran lebih aktif, melatih

Page 19: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

13

siswa untuk bisa berbicara dan mengemukakan pendapat atau ide kepada siswa

lain. Siswa menyatakan pembelajaran lebih aktif dibandingkan dengan

pembelajaran dengan konvensional dan berpusat pada guru, siswa dilatih

kemampuannya untuk bisa bertukar pendapat, mempersiapkan ide yang kreatif.

Media powtoon sangat membantu dalam menyampaikan materi dengan tampilan

yang penuh warna, gambar animasi dan efek suara.

Berdasarkan hasil penelitian ini, setelah diterapkan proses pembelajaran

dengan memberi perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional pada

kelas kontrol dan perlakuan menggunaan model pembelajaran student facilitator

and explaining (SFE) serta menggunakan media powtoon pada kelas eksperimen,

menunjukan bahwa hasil belajar pada kedua kelompok tersebut mengalami

peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata pada kelas kontrol yaitu dari 71.00

menjadi 74.50 sedangkan pada kelas eksperimen yaitu dari 67.68 menjadi 88.22,

peningkatan yang terjadi sebesar 20.54 % pada kelas eksperimen sedangkan pada

kelas kontrol yaitu sebesar 3.50%.

Hasil perolehan persentase observasi keaktifan siswa kelas eksperimen

yang diberikan model pembelajaran student facilitator and explaining (SFE) dan

pengunaan media powtoon dan kelas kontrol yang diberikan model pembelajaran

konvensional.

Tabel 4. Hasil presentase observasi keaktifan siswa di kelas

No Indikator Kelas

Eksperimen Kontrol Selisih

1 Visual 91.67 % 66.67 % 25 %

2 Lisan 83.34 % 58.33 % 25.01 %

3 Mendengarkan 87.50 % 54.16 % 33.35 %

4 Menulis 79.16 % 62.50 % 16.66 %

5 Emosional 70.84 % 50.00 % 20.84 %

Jumlah 82.50% 58.34 % 24.16 %

Persentase penskoran untuk hasil pada lembar observasi mengamati

keaktifan siswa secara individu adalah sebagai berikut :

Aktivitas Kurang baik : presentase aktivitas peserta didik < 25%

Aktivitas Cukup baik : 25%≤ presentase aktivitas peserta didik <50%

Aktivitas Baik : 50%≤ presentase aktivitas peserta didik <75%

Aktivitas Sangat baik : presentase aktivitas peserta didik ≥75% [28].

Dari hasil observasi mengamati keaktifan siswa dikelas, terdapat perbedaan

antara kelas eksperimen sebesar 82.50% dan kelas kontrol sebesar 58.34%. Pada

kelas eksperimen persentase indikator visual sebesar 91.67% yang berarti

keaktifan siswa dalam indikator visual sangat baik, persentase indikator lisan

Page 20: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

14

sebesar 83.34% yang berarti keaktifan siswa dalam indikator lisan juga sangat

baik, persentase keaktifan siswa dalam indikator mendengarkan sebesar 87.50%

yang berarti keaktifan siswa dalam indikator mendengarkan sangat baik,

persentase indikator menulis sebesar 79.16% yang berarti keaktifan siswa dalam

indikator menulis sangat baik, persentase indikator emosional sebesar 70.84%

yang berarti keaktifan siswa dalam indikator emosional baik. Pada kelas kontrol

persentase keaktifan siswa dalam indikator visual sebesar 66.67% yang berarti

keaktifan siswa dalam indikator visual baik, persentase indikator lisan sebesar

58.33% yang berarti keaktifan siswa dalam indikator lisan juga baik, persentase

indikator mendengarkan sebesar 54.16% yang berarti keaktifan siswa dalam

indikator mendengarkan baik, persentase indikator menulis sebesar 62.50% yang

berarti keaktifan siswa dalam indikator menulis baik, persentase indikator

emosional sebesar 50.00% yang berarti keaktifan siswa dalam indikator emosional

cukup baik. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dikelas

eksperimen yang diberikan perlakuan (treatment) menggunakan model

pembelajaran student facilitator and explaining (SFE) dan media powtoon dalam

menyampaikan materi berada dalam kategori sangat baik sedangkan dikelas

kontrol yang diberikan perlakuan (treatment) menggunakan model pembelajaran

konvensional berada dalam kategori baik.

Pelaksanaan pembelajaran pada awalnya mengalami sedikit hambatan,

model pembelajaran yang baru memerlukan waktu penyesuaian bagi guru dan

siswa. Hambatan-hambatan yang terjadi perlahan dapat dikurangi, kegiatan di

kelas yang terarah dan kondusif dapat menambah semangat, saling bertukar

pendapat, bersama-sama memecahkan masalah dapat menciptakan lingkungan

belajar positif, sehingga pelajaran menjadi lebih interaktif dan efektif. Dari semua

pembahasan yang telah diuraikan memperlihatkan bahwa penerapan model

student facilitator and explaining (SFE) berbantuan media pembelajaran berbasis

web menggunakan powtoon meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran TIK kelas IX SMPN 8 Salatiga.

5. Simpulan

Hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan

yang signifikan. Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 67.68 sedangkan

pada kelas kontrol sebesar 71.00. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar

88.22 sedangkan pada nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 74.50. Perolehan

persentase keaktifan siswa dikelas eksperimen dan kontrol juga mengalami

perbedaan yaitu 82.50% dan 58.34%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa penerapan model pembelajaran student facilitator and explaining (SFE)

berbantuan media pembelajaran berbasis web menggunakan powtoon dapat

menigkatkan hasil belajar TIK siswa SMPN 8 Salatiga.

Page 21: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

15

6. Pustaka

[1] Rusman. 2011. Pembelajaran berbasis web teknologi informasi dan

komunikasi. Rajawali Press. Hal 263

[2] Kruse. 2004. Using the web for learning. [online]. akses 16 oktober 2014

jam 1.43

[3] http://www.powtoon.com/presentoons/b5KPEgjvBk6/edit/

[4] Huda. 2013. model-model pengajaran dan pembelajaran. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta

[5] Aryadi, 2013. Pengaruh model pembelajaran SFAE ( Student facilitator and

explaining ) terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran

matematika kelas 4 SDN klero 01 kabupaten semarang genap tahun pelajaran

2012/2013. Salatiga: Skripsi.

[6] Septeryana. 2013. Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis

Multimedia Interaktif Dan Media Pembelajaran Berbasis Web Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Kelas XI

Semester 2. Skripsi

[7] Riyana, C. (2007). Konsep Dasar e-Learning Dokumen presentasi pada

perkuliahan e learning di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

[8] Riyana, C. (2009). “Blended Learning”, dalam Teknologi Informasi dan

Komunikasi dalam Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan

Indonesia.

[9] Hamlik, O. 1989. Media Pendidikan. Bandung : Citra aditya bakti.

[10] Dayton. 2003. Depdiknas

[11] Rohani, A. 1997. Media instruksional educatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

[12] Gerlach & Ely. 1971. Teaching and media: A System Approach. (2nd).

Prentice-Hall, Inc. New Jersey

[13] Huda. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran.pustaka pelajar.

Yogyakarta

[14] Trianto. 2007. Mendesain model pembelajaran inovatif berorientasi

konstruktivistik. Bandung: Prestasi Pustaka

[15] Huda. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran.pustaka pelajar.

Yogyakarta

[16] Munir. (2009). Pembelajaran jarak jauh berbasisteknologi informasi dan

komunikasi. Bandung. Alfabeta

[17] Harton, dalam Lawanto, Oenardi. 2000. Pembelajaran berbasis web

sebagai metode komplemen kegiatan dan pelatihan Unitas. Hal 46

Page 22: Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13942/2/T1_702010105_Full... · Pelajaran TIK Kelas IX di SMPN 8 Salatiga Semester

16

[18] Rusman. 2011. Pembelajaran berbasis web teknologi informasi dan

komunikasi. Rajawali Press. Hal 263

[19] Sanjaya, wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.

Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

[20] Sudjana, Nana. 2010. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakaya.

[21] Brahin. (2007). Peningkatan Hasl Belajar Sains Siswa Kelas IV SD Melalui

Pendekatan Penempatan Sumber Daya Alam Hayati di Lingkungan Sekitar.

[online]. Macam-macam hasil belajar yaitu pemahaman konsep,

keterampilan proses, sikap. Akses 16 oktober 2014 jam 1.41

[22] http://www.powtoon.com/presentoons/b5KPEgjvBk6/edit/

[23] Sugiyono.metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D.2011. Alfabeta.

Bandung. Hal 77

[24] Sugiyono.metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D.2011. Alfabeta.

Bandung. Hal 79

[25] Sugiyono.metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D.2011. Alfabeta.

Bandung. Hal 80

[26] Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : PT Rineka Cipta

[27] Sardiman, A.M. 2004.Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta:

Raja Grafindo Persada

[28] Sugiyono.metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D.2011. Alfabeta.

Bandung. Hal 99