penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah

40
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA POKOK BAHASAN VOLUME DAN LUAS BANGUN RUANG DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAGARAN TAHUN AJARAN 2010/2011 Oleh: Sandro J. Simamora Nim. 061244110094 Program Studi Pendidikan Matematika SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Upload: sandro-josepson-simamora

Post on 05-Aug-2015

77 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA

POKOK BAHASAN VOLUME DAN LUAS BANGUN RUANG

DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAGARAN

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh:

Sandro J. Simamora

Nim. 061244110094

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2010

Page 2: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

2

Judul : Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Siswa pada

Pokok Bahasan Volume dan Luas Bangun Ruang di

Kelas X SMA Negeri I Pagaran Tahun Ajaran

2010/2011

Nama Mahasiswa : Sandro J. Simamora

NIM : 061244110094

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Matematika

Menyetujui:

Dosen Pembimbing Skripsi,

Prof. Dian Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc., Ph . D

NIP. 19631011 198803 1 001

Mengetahui:

FMIPA UNIMED Jurusan Matematika

Dekan, Ketua,

Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D Prof. Dr. Mukhtar, M.PdNIP. 19600804 198601 1 001 NIP.19590807 198303 1 033

Tanggal Lulus: 22 September 2011

Page 3: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

3

RIWAYAT HIDUP

Sandro J. Simamora dilahirkan di Bah Sampuran, Kecamatan Jorlang

Hataran, Kabupaten Simalungun pada tanggal 27 Juni 1988. Ayah bernama J.

Simamora dan Ibu bernama S. Lumban Gaol, dan merupakan anak pertama dari

lima orang bersaudara. Pada tahun 1994 penulis masuk SD No 091473 Tiga

Balata dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan sekolah

di SMP Negeri 1 Jorlang Hataran dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003,

penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Pagaran dan lulus pada tahun 2006.

Pada tahun 2006, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Medan.

Page 4: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA

POKOK BAHASAN LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG DI KELAS X SMA NEGERI I PAGARAN

TAHUN AJARAN 2010/2011

Sandro J. Simamora (NIM 061244110094)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa, (2) Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah pada pokok bahasan Luas dan Volume Bangun Ruang.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan empat momentum esensial, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-6 SMA Negeri I Pagaran yang berjumlah 30 orang. Sedangkan objek penelitian adalah peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah pada pokok bahasan Luas dan Volume Bangun Ruang.

Berdasarkan hasil tes diagnostik diperoleh ketuntasan klasikal 13,33% dengan 4 siswa memperoleh ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa 17,80, kategori kemampuan pemecahan masalah sangat rendah. Hasil analisis data setelah pemberian tindakan pada siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 70% dengan 21 orang siswa memperoleh ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa 27,53 kategori kemampuan pemecahan masalah sedang. Pada siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 90% dengan 27 orang siswa memperoleh ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa 33,90, kategori kemampuan pemecahan masalah sangat tinggi. Dari siklus I ke siklus II diperoleh peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu sebanyak 6 orang siswa (20%) dan nilai rata-rata meningkat sebesar 6,37. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada siklus II, diperoleh rata-rata skor pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru 3,42, rata-rata skor pengamatan siswa dalam melakukan pembelajaran 3,19, rata-rata skor pengamatan pelaksanaan pembelajaran 3,28 ketiga pengamatan kemampuan termasuk kategori sangat baik.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada pokok bahasan luas dan volume bangun ruang.

Page 5: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkankan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala kasih dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada

penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang

direncanakan.

Skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Pokok Bahasan Luas

Dan Voleme Bangun Ruang di Kelas X SMA Negeri 1 Pagaran T.P. 2010/2011”,

disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Matematika Falkultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada : Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanikm M.Pd, selaku Rektor

beserta staf-stafnya di Universitas Negeri Medan.Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada : Bapak Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc, Ph.D, selaku

Dekan beserta staf-stafnya di FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih sebesar-

besarnya juga kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, selaku Ketua Jurusan

Matematika dan pegawai di jurusan Matematika yang telah banyak membantu

penulis dalam pengumpulan berkas-berkas untuk wisuda. Ucapan terima kasih

juga diucapkan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Dosen Pembimbing

Akademik. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Bapak

Prof. Dian Armanto, M.Pd, M.A., M.Sc., Ph.D, sebagai Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Juga terima kasih penulis ucapkan

kepada Bapak Drs. S. Siahaan, M.Pd, Bapak Drs. Togi, M.Pd dan Bapak Dr. W.

Rajagukguk, M.Pd selaku dosen pemberi saran dan penguji yang telah

memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga

diucapkan kepada Ibu Lomo Hutahean S.Pd, selaku kepala sekolah SMA Negeri

1 Pagaran yang telah memberikan waktu kepada penulis mengadakan penelitian

iv

Page 6: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

6

dan membantu dalam penyusunan skripsi ini dan Bapak T. Manurung S.Pd selaku

Guru bidang studi matematika, Bapak Drs. B. Sitinjak serta Bapak/Ibu guru SMA

Negeri 1 Pagaran yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

Rasa haru dan hormat yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada

orang tua, Ayahanda J. Simamora dan Ibunda S. Lumban gaol, doa mu sangat

tulus dan tak ternilai harganya. Engkau telah memberikan tongkat didikan pada

anak mu untuk mengusir kebodohan dari dalam diri generasi mu. Semoga

Orangtuaku bahagia dihari tuamu dengan roti-roti yang telah kau taburkan buat

kami. Terima kasih juga kepada adik-adik: Irma Meliaki br Simamora, Devi

Hanna br Simamora, Petrus Boston Simamora, dan Togi Jonas Simamora beserta

seluruh keluarga.

Kepada rekan-rekan seperjuangan yang memberikan dukungan yang tulus

dalam penulisan Skripsi ini (Renold Purba, Leonardi Sitanggang, Daniel Silalahi,

Josua Pardede, Andar Parapat), yang telah memberi motivasi, semangat, dorongan

moril serta doa kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri

Medan.

Penulis telah berupaya dalam penyusunan skripsi ini dengan sebaik-

baiknya namun penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya

khasanah ilmu pendidikan kita.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak penyempurnaan skripsi ini.

Medan, September 2011

Penulis

Sandro J. Simamora NIM. 061244110094

Page 7: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

7

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan iRiwayat Hidup iiAbstrak iiiKata Pengantar ivDaftar Isi viDaftar Lampiran ixDaftar Tabel xiDaftar Gambar xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Pembatasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Masalah dalam Belajar Matematika 9

2.1.2. Kesulitan Belajar Matematika 13

2.1.3. Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam Pembelajaran Matematika 14

2.1.4. Keunggulan dan Kesulitan Model Pembelajaran

Berdasarkan Masalah 27

2.1.5. Temuan-Temuan Terdahulu 28

2.1.6. Teori-teori Belajar yang relevan dengan Pembelajaran Berdasarkan

masalah(Problem-Based Insturction) 30

2.1.7. Luas dan Volume Bangun Ruang 37

2.1.8. Hipotesis Tindakan 39

Page 8: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

8

BAB III METODE PENELITIAN 40

3.1. Jenis Penelitian 40

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 40

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 40

3.3.1. Subjek Penelitian 40

3.3.2. Objek Penelitian 40

3.4. Mekanisme dan Rancangan Penelitian 40

3.5. Alat Pengumpul Data 45

3.5.1. Tes 45

3.5.2. Obsevasi 45

3.6. Teknik Analisis Data 46

3.6.1. Paparan Data 48

3.6.2. Penarikan Kesimpulan 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 49

4.1. Deskripsi Hasil Penellitian 49

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I 49

4.1.1.1. Permasalahan I 49

4.1.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan I 50

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 50

4.1.1.4. Analisis Data I 52

4.1.1.5. Refleksi 60

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 65

4.1.2.1. Permasalahan II 65

4.1.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan II 65

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 67

4.1.2.4. Analisis Data II 69

4.1.2.5. Refleksi 76

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 81

4.2.1. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 81

4.2.2. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 85

Page 9: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

9

4.3. Kelemahan Penelitian 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 88

5.1. Kesimpulan 88

5.2. Saran 89

DAFTAR PUSTAKA 90

Page 10: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

10

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 92

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 97

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 102

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 108

Lampiran 5. Lembar Kegiatan Siswa I (LKS I) 116

Lampiran 6. Lembar Kegiatan Siswa 2 (LKS 2) 122

Lampiran 7. Lembar Kegiatan Siswa 3 (LKS 3) 127

Lampiran 8. Lembar Kegiatan Siswa 4 (LKS 4) 134

Lampiran 9. Tes Diagnostik SMA N.1 Pagaran 142

Lampiran 10. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I (KPM I ) 150

Lampiran 11. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II (KPM II ) 158

Lampiran 12. Kisi-kisi Tes Diagnostik 168

Lampiran 13. Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

(KPM I) 171

Lampiran 14. Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

(KPM II) 174

Lampiran 15. Lembar Validasi Tes Diagnostik 176

Lampiran 16. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 182

Lampiran 17. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 188

Lampiran 18. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa 197

Lampiran 19. Lembar Observasi Kegiatan Siswa 203

Lampiran 20. Lembar Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola

Pembelajaran 205

Lampiran 21. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran 213

Lampiran 22. Daftar Nilai Tes Diagnostik 221

Lampiran 23. Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 224

Lampiran 24. Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 227

Lampiran 25. Dokumentasi Penelitian 230

Page 11: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

11

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 26

Tabel 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah I 53

Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan

Masalah pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 53

Tabel 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan

Masalah pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 54

Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa kembali Solusi yang

diperoleh pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 55

Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah I 55

Tabel 4.6. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran

pada Siklus I 56

Tabel 4.7. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran pada

Siklus I 58

Tabel 4.8. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran pada

Siklus I 59

Tabel 4.9. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah II 69

Tabel 4.10.Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan

Masalah pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 70

Tabel 4.11.Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan

Masalah pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 70

Tabel 4.12.Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa kembali Solusi yang

diperoleh pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 71

Tabel 4.13. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah II 72

Page 12: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

12

Tabel 4.14. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran

pada Siklus II 73

Tabel 4.15. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran

pada Siklus II 75

Tabel 4.16. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran pada

Siklus II 76

Page 13: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

13

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Alur Utama Penelitian Tindakan Kelas 44

Gambar 4.1. Pola kesalahan siswa yang pertama siklus I 60

Gambar 4.2. Pola kesalahan siswa yang kedua siklus I 61

Gambar 4.3. Pola kesalahan siswa yang ketiga siklus I 62

Gambar 4.4. Pola kesalahan siswa yang pertama siklus II 77

Gambar 4.5. Pola kesalahan siswa yang kedua siklus II 78

Page 14: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA

POKOK BAHASAN LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG DI KELAS X SMA NEGERI I PAGARAN

TAHUN AJARAN 2010/2011

Sandro J. Simamora (NIM 061244110094)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa, (2) Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah pada pokok bahasan Luas dan Volume Bangun Ruang.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan empat momentum esensial, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-6 SMA Negeri I Pagaran yang berjumlah 30 orang. Sedangkan objek penelitian adalah peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah pada pokok bahasan Luas dan Volume Bangun Ruang.

Berdasarkan hasil tes diagnostik diperoleh ketuntasan klasikal 13,33% dengan 4 siswa memperoleh ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa 17,80, kategori kemampuan pemecahan masalah sangat rendah. Hasil analisis data setelah pemberian tindakan pada siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 70% dengan 21 orang siswa memperoleh ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa 27,53 kategori kemampuan pemecahan masalah sedang. Pada siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 90% dengan 27 orang siswa memperoleh ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa 33,90, kategori kemampuan pemecahan masalah sangat tinggi. Dari siklus I ke siklus II diperoleh peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu sebanyak 6 orang siswa (20%) dan nilai rata-rata meningkat sebesar 6,37. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada siklus II, diperoleh rata-rata skor pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru 3,42, rata-rata skor pengamatan siswa dalam melakukan pembelajaran 3,19, rata-rata skor pengamatan pelaksanaan pembelajaran 3,28 ketiga pengamatan kemampuan termasuk kategori sangat baik.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada pokok bahasan luas dan volume bangun ruang.

Page 15: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dampak pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dalam

era globalisasi dapat dipandang sebagai masalah adaptasi, dengan asumsi bahwa

setiap individu memiliki kelebihan dan kelemahan. Dalam kehidupan, kita selalu

dihadapkan dengan masalah, karena masalah adalah kesenjangan antara harapan

dengan kenyataan maka masalah itulah yang harus diantisipasi dan diselesaikan

secara arif dan kreatif. Kita akan sukses, jika mampu secara kreatif mengubah

masalah menjadi peluang. Dengan demikian, setiap individu diharapkan mampu

beradaptasi dengan keadaan dan perubahan yang terjadi serta mampu bekerja sama

secara kolaboratif dalam memecahkan masalah kehidupan.

Kualitas pendidikan dapat dijadikan barometer sumber daya manusia.

Sekolah adalah salah satu wadah kegiatan pendidikan yang berfungsi sebagai

pencipta sumber daya manusia. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

sekolah adalah matematika. Matematika mempunyai peran yang cukup besar

dalam memberikan berbagai kemampuan kepada siswa untuk keperluan studi

lanjut, penataan kemampuan berpikir, dan kemampuan memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan matematika.

Menurut Soedjadi (2000: 45), pendidikan matematika seharusnya memperhatikan

dua tujuan, yaitu (1) tujuan yang bersifat formal, yaitu penataan nalar serta

pembentukan pribadi anak didik, dan (2) tujuan yang bersifat material, yaitu

penerapan matematika serta keterampilan matematika. Dapat disimpulkan bahwa

melalui pembelajaran matematika siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir

secara matematika serta diharapkan mampu menerapkan matematika itu dalam

memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan nyata.

Penguasaan ilmu matematika akan sangat berperan dalam penguasaan ilmu

pengetahuan secara global sekarang ini. Pembelajaran matematika mampu

mengembangkan cara berpikir yang logis, kritis, sistematis, dan kreatif. Berkaitan

dengan hal ini Depdiknas (dalam Dian Armanto, 2001) menegaskan bahwa :

Page 16: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

16

“Pendidikan dasar matematika kita ditujukan pada pengembangan pola pikir kritis,

praktis, logis, dan jujur dengan berorientasi pada penerapan matematika dalam

menyelesaikan masalah”. Oleh sebab itu, seluruh kalangan dituntut dalam

peningkatan pembelajaran matematika, baik disekolah maupun dalam kehidupan

sehari-hari.

Dalam setiap pembelajaran setiap guru berharap agar siswa yang diberi

pembelajaran memperoleh hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang telah direncanakan. Kenyataan yang dijumpai di lapangan

sangat bertolak belakang dengan yang diharapkan guru. Tidak semua siswa yang

mengalami pembelajaran memperoleh hasil belajar yang maksimal, bahkan masih

banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa

dalam memahami konsep dan memecahkan masalah, antara lain dengan

memperhatikan penyebab kesulitan yang berasal dari siswa sendiri maupun yang

berasal dari luar diri siswa. Namun hasil yang dicapai siswa dalam pelajaran

matematika masih belum dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Terdapat

ketidakadilan dalam penentuan kesulitan belajar matematika siswa. Seringkali

siswa menjadi korban dan dianggap sebagai sumber penyebab kesulitan belajar.

Mungkin saja kesulitan itu bersumber dari luar diri siswa, misalnya saja proses

pembelajaran yang terkait dengan kurikulum, cara penyajian materi pelajaran, dan

suasana pembelajaran. Hal tersebut dapat mengakibatkan kemampuan berpikir

kritis dan sikap siswa terhadap matematika cukup memprihatinkan, akibatnya

siswa tidak mampu mandiri dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya sehingga

prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika selalu tidak memuaskan.

Menurut Data UNESCO (dalam www.peringkatmatematika.com) menunjukkan

bahwa :

”Peringkat matematika Indonesia berada di urutan 34 dari 38 negara. Ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam pembelajaran matematika masih rendah. Sejauh ini Indonesia belum mampu lepas dari urutan penghuni papan bawah. Beberapa ahli matematika seperti Russefendi mensinyalir kelemahan matematika pada siswa Indonesia, karena pelajaran matematika di sekolah ditakuti bahkan dibenci siswa”.

Page 17: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

17

Rendahnya prestasi belajar pada matematika dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang menyebabkannya adalah kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mempelajari matematika. Kesulitan tersebut terletak pada sulitnya siswa menyelesaikan soal cerita matematika serta kurangnya petunjuk tentang langkah-langkah yang harus ditempuh dalam membuat kalimat matematika. Abdurrahman (2003: 257) mengemukakan bahwa: “ Dalam menyelesaikan soal-soal cerita banyak anak yang mengalami banyak kesulitan. Kesulitan tersebut tampaknya terkait dengan pengajaran yang menuntut anak membuat kalimat matematika tanpa terlebih dahulu memberikan petunjuk tentang langkah-langkah yang harus ditempuh”. Kesulitan dalam belajar matematika mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa rendah. Siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang.

Kutipan ini menjelaskan tentang pentingnya guru untuk memikirkan suatu

model pembelajaran matematika yang dapat memecahkan masalah dan orientasi

pembelajaran tersebut terfokus pada pembelajaran berdasarkan masalah. Guru

matematika memiliki tugas utama yaitu berusaha memampukan siswa

memecahkan masalah sebab inti pembelajaran matematika adalah pemecahan

masalah. Sehingga kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap individu siswa

adalah standar minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai

yang terefleksi pada pembelajaran matematika dengan kebiasaan berpikir dan

bertindak memecahkan masalah.

Berdasarkan Studi internasional yang dilakukan Organization for

Economic Cooperation and Development (OECD) yang dilakukan dalam tiga

periode, yaitu tahun 2000/2001, 2003, dan 2006 terhadap profil kemampuan

matematika siswa di Indonesia (http://www.jurnalnet.com) diperoleh bahwa:

49,7 persen siswa Indonesia tingkat kemampuan matematikanya berada di bawah level satu. Pada tingkat ini siswa pada umumnya hanya mampu menyelesaikan satu langkah persoalan matematika (skor di bawah 358).Sebanyak 25,9 persen siswa Indonesia berada pada level dua, di mana siswa mampu melakukan prosedur, rumus, dan algoritma dasar (skor 358-419), sedangkan 15,5 persen siswa lainnya berada pada level tiga (skor 420-481), pada level ini siswa mampu menerapkan pemecahan masalah secara sederhana, menginterpretasikan dan mengkomunikasikannya. Sementara itu, hanya 6,6 persen siswa Indonesia berada pada level empat di mana siswa dapat menyelesaikan persoalan secara efektif untuk situasi yang konkret dan dapat

Page 18: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

18

mengkomunikasikan penjelasan dan argumentasi dengan baik (482-543). Hampir tidak ada siswa Indonesia yang mencapai level lima dan level enam. Level lima siswa dapat mengembangkan model matematis untuk situasi yang kompleks, dan dapat memformulasikan dan mengkomunikasikan interpretasi secara logis, sedang pada level enam siswa dapat mengkonseptualisasi dan menyimpulkan dari masalah yang kompleks.

Dari hasil obsevasi peneliti (tanggal 05 April 2011) berupa pemberian tes

diagnostik ke siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pagaran, tes yang diberikan berupa

tes berbentuk uraian untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah matematika. Untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah matematika, berikut adalah tingkat kemampuan siswa dalam

menyelesaikan tes yang diberikan secara klasikal dari 42 orang siswa terdapat

37,50% yang dapat memahami soal, ada 34,03% yang dapat merencanakan

penyelesaian masalah, ada 12,50% yang dapat melaksanakan penyelesaian

masalah dengan perencanaan yang telah dibuat, dan ada 15,28% yang telah dapat

memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh tersebut. Sedangkan secara

penguasaan siswa yang telah memiliki kemampuan memecahkan masalah pada

tingkat sangat tinggi ada 1 orang (2,38%), yang telah memiliki kemampuan

memecahkan masalah pada tingkat tinggi ada 8 orang (22,22%), yang kemampuan

pemecahan masalahnya pada tingkat sedang ada sebanyak 11 orang (30,55%), dan

kemampuan pemecahan masalahnya pada tingkat rendah ada 14 orang (38,89%),

dan sangat rendah ada sebanyak 2 orang (5,56%).

Dari data ini dapat dilihat tingkat kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa masih rendah. Dari beberapa uraian di atas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa siswa masih kurang terampil dalam memecahkan masalah

matematika, sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memecahkan

masalah matematika dan kemampuan pemecahan masalah matematika kurang

maksimal.

Salah satu model pembelajaran dengan paham konstruktivis yang

penekanannya memampukan siswa memecahkan masalah dan dimungkinkan

mengangkat masalah serta berorientasi pada pemahaman adalah model

pembelajaran berdasarkan masalah (problem-based instruction). Model

Page 19: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

19

pembelajaran berdasarkan masalah (problem-based instruction) adalah suatu

kegiatan pembelajaran yang meliputi tahap-tahap pembelajaran, antara lain:

orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa dalam belajar,

membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, mengembangkan dan

menyajikan hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah.

Arends (1997: 160) menyatakan,

“pembelajaran berdasarkan masalah berusaha untuk memandirikan siswa. Tuntutan guru yang berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa untuk bertanya dan mencari solusi sendiri masalah nyata, dan siswa menyelesaikan tugas-tugas dengan kebebasan berpikir dan dengan dorongan inkuiri terbuka.”

Berdasarkan hasil penelitian pada siswa Kelas I SMU Negeri 3 Ambon,

Sinaga (1999) menyimpulkan bahwa, hasil belajar matematika siswa yang

pembelajarannya menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah

(problem-based instruction) lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajar dengan

model pengajaran konvensional.

Melihat kenyataan itu, maka pembelajaran berdasarkan masalah dianggap

dapat menanamkan pemahaman pengertian serta membimbing siswa agar mampu

memahami konsep, prinsip dan aturan-aturan dalam matematika. Penulis melihat

bahwa pembelajaran berdasarkan masalah dapat dijadikan salah satu alternatif

pembelajaran untuk membimbing siswa dalam memahami konsep dan prinsip.

Dalam pembelajaran berdasarkan masalah siswa mampu mengembangkan

kemampuan berpikir dan memecahkan masalah, sehingga siswa itu dengan

sendirinya dapat menemukan bagaimana konsep itu terbentuk. Ini sesuai dengan

pendapat Ibrahim dan Nur (2000: 7) yang menyatakan,

“pembelajaran berdasarkan masalah utamanya dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri.”

Page 20: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

20

Mengingat penggunaan Luas dan Volume Bangun Ruang banyak

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, maka pemahaman konsep Luas dan

Volume Bangun Ruang melalui pembelajaran berdasarkan masalah memberikan

kesempatan pada siswa untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi konsep

Luas dan Volume Bangun Ruang berdasarkan masalah yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan alasan-alasan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Siswa pada Pokok Bahasan Luas dan

Volume Bangun Ruang di Kelas X SMA Negeri I Pagaran Tahun Ajaran

2010/2011”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mempelajari matematika.

2. Rendahnya hasil belajar matematika.

3. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa.

1.3. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah di atas dan agar masalah dalam

penelitian ini lebih terarah dan jelas serta demi tercapainya tujuan yang

diinginkan, maka perlu adanya batasan masalah yaitu, peneliti hanya meneliti

tentang penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada pokok bahasan Luas dan

Volume Bangun Ruang di kelas X SMA Negeri 1 Pagaran pada tahun ajaran

2010/2011. Dalam penelitian ini Bangun Ruang yang dimaksud adalah salah

satu topik yang diajarkan di kelas X SMA sesuai dengan kurikulum, dan

dibatasi pada volume serta luas permukaan balok, kubus, prisma dan limas.

Page 21: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

21

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi, dan pembatasan masalah

maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah

pada pokok bahasan Luas dan Volume Bangun Ruang dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah di kelas X SMA Negeri 1 Pagaran pada

tahun ajaran 2010/2011?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan siswa memecahkan masalah

matematika dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah

di kelas X SMA Negeri 1 Pagaran pada tahun ajaran 2010/2011?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah matematika dengan menerapkan model

pembelajaran berdasarkan masalah pada pokok bahasan Luas dan Volume

Bangun Ruang di kelas X SMA Negeri 1 Pagaran pada tahun ajaran

2010/2011.

2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa setelah model pembelajaran berdasarkan

masalah pada pokok bahasan luas dan Volume Bangun Ruang diterapkan.

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi siswa, agar dapat memahami pembelajaran matematika dan

meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah matematika.

2. Bagi guru, sebagai bahan informasi gambaran serta pertimbangan dalam

memilih model pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang

diajarkan.

Page 22: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

22

3. Bagi pimpinan sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil

kebijaksanaan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran

matematika.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan selaku calon guru matematika untuk

dapat menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah dalam

pembelajaran matematika khususnya sistem persamaan linear dua variabel.

5. Dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan

cakupan yang lebih luas, untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat.

1.7 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan supaya penelitian ini sesuai

dengan tujuan, maka akan diberikan definisi operasional sebagai berikut:

1. Masalah matematika adalah soal matematika baik yang berbentuk pilihan

ganda, isian maupun pertanyaan lisan yang menunjukkan adanya suatu

tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang

sudah diketahui oleh siswa.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kemampuan siswa

dalam menyelesaikan soal matematika dengan memperhatikan langkah-

langkah berikut:

a) Memahami masalah.

b) Merencanakan penyelesaian masalah atau memilih strategi

penyelesaian yang sesuai.

c) Melaksanakan rencana penyelesaian masalah atau strategi

penyelesaian yang telah direncanakan.

d) Memeriksa kembali prosedur dan hasil penyelesaian.

3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah rangkaian aktivitas

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang

dihadapi secara ilmiah untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap

materi, melatih keterampilan pemecahan masalah siswa, dan menunjukkan

hubungan antara teori dan kenyataan kepada siswa.

Page 23: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

23