penerapan metode quantumaky di rumah...

110
PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA TANGERANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag) Oleh: Andri Liana 11140340000237 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1440 H

Upload: others

Post on 05-Jul-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ

MAFAZA TANGERANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:

Andri Liana

11140340000237

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1440 H

Page 2: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA
Page 3: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA
Page 4: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA
Page 5: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

i

ABSTRAK

Andri Liana

PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤĪẒ

MAFAZA TANGERANG

Pada proses menghafal al-Qur„ān, para penghafal akan banyak

menghadapi masalah-masalah dan hambatan-hambatan. Karena menghafal

al-Qur„ān merupakan pekerjaan yang penuh tantangan, yang mana

menghafal al-Qur„ān perlu perhatian penuh dan konsentrasi, karna

problem yang dihadapi penghafal sangat banyak dan bervariasi. Mulai dari

membangun minat, penciptaan lingkungan, waktu yang padat, sampai

dengan pesatnya perubahan yang terjadi yakni perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi pola pikir dan tindakan

menghafal.

Metode QUANTUMAKY adalah sebuah metode menghafal al-

Qur„ān yang fun, menghafal dengan menggunakan empat komponen

sekaligus menawarkan kemudahan dalam menghafalkan al-Qur„ān.

Metode ini dicetuskan dan dikembangkan oleh Ustadz Farid Wajdi Nakib

sejak tahun 2017. Melalui Rumah Taḥfīẓ Mafaza yang didirikannya. Ia

berusaha untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan metode ini untuk

semua kalangan. Melalui rumah Taḥfīẓ ini pula, ia mendirikan beberapa

cabang rumah Taḥfīẓ mafaza yang tersebar di beberapa daerah, Larangan,

Cipondoh, Serang, salah satu diantaranya ada di Hongkong.

Adapun Penelitian ini mengambil 2 lokasi yaitu di Rumah Taḥfīẓ Mafaza1

dan 4 berlokasi di, Larangan Ciledug dan Ketapang Cipondoh Tangerang.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, melalui proses

observasi lapangan, wawancara kepada beberapa narasumber, ditemukan

beberapa fakta menarik, Hal yang membuat metode QUANTUMAKY ini

berbeda dari metode yang lain adalah penggunaan empat komponen yang

melibatkan 3 kecerdasan sekaligus, meliputi visual, auditori, kinestetik,

melalui M (Murotal), A (arti), K (kitabah), Y (isyarat). Adapun beberapa

hambatan santri dalam menghafal, tercatat faktor utamanya dimulai dari

rasa malas, ada kesibukan sekolah, godaan penggunaan gadget, kosakata

yang sulit dihafal, dan banyak bermain.

Page 6: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah ‘azza wa jalla, Rabb semesta alam,

Dzat yang telah menjadikan al-Qur„ān yang mulia sebagai petunjuk dan

pedoman hidup manusia, agar selamat dalam menjalani kehidupan di

dunia dan di akhirat. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, manusia paling

mulia yang menjadi utusan-Nya, dan yang paling patut untuk diteladani

segala perilaku kehidupannya.

Alhamdulillah, atas izin dan rahmat dari Allah ‘azza wa jalla

penulis bisa menyelesaikan skripsi S1 ini pada program studi Ilmu Al-

Qur„ān dan Tafsir, dengan judul “Penerapan metode KuantuMaky di

Rumah Taḥfīẓ Mafaza Tangerang”. Skripsi ini diajukan dalam rangka

memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar akademik

Sarjana Agama (S. Ag.).

Melalui kata pengantar ini, penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya, sekaligus penghargaan dan

penghormatan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Amani

Lubis selaku rektor UIN Jakarta.

2. Dr. Yusuf Rahman, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin.

3. Dr. Eva Nugraha, MA. selaku ketua program studi Ilmu Al-Qur„ān dan

Tafsir dan juga selaku dosen penguji Proposal skripsi penulis. Beliau

jugalah yang telah mengantarkan penulis melanjutkan penelitian di

rumah Taḥfīẓ Mafaza hingga ke tahap seterusnya. Banyak hal yang

penulis dapatkan dari beliau, mulai dari cara penulisan yang baik dan

benar, kritis terhadap sesuatu terutama melirik masalah terkait

penelitian yang penulis lakukan.

Page 7: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

iii

4. Fahrizal Mahdi, MIRKH. Selaku seketatis Jurusan Ilmu al-Qur„ān dan

Tafsir. Beliaulah yang mengurus pemberkasan penulis sampai

mengantarkan ke tahap sejauh ini hingga penulis mendaftar sidang.

5. Bapak Moh. Anwar Syarifuddin MA. Selaku dosen pembimbing skripsi

penulis. Yang terus memberikan bimbingan serta pengarahan kepada

penulis. Telah banyak hal yang belaiu luangkan untuk penulis, dan

penulis banyak mengambil pelajaran dari beliau. Beliau merupakan

dosen idola penulis dalam bersikap, care terhadap mahasiswa,

terkhusus mahasiswa bimbingannya.

6. Seluruh dosen pada program studi Ilmu Al-Qur„ān dan Tafsir yang

telah memberikan banyak ilmu dan pelajaran kepada penulis selama

masa studi. Tak lupa juga kepada para staf di lingkungan program studi

Ilmu Al-Qur„ān dan Tafsir yang telah memudahkan dan membantu

penulis dalam mengurus keperluan administrasi.

7. Seluruh Jajaran Rumah Taḥfīẓ Mafaza, khususnya kepada ustadz Farid

Wajdi Nakib, MA. beserta keluarga, selaku pendiri Rumah Taḥfīẓ

Mafaza, yang telah mengizinkan, membantu penulis untuk melakukan

penelitian mengenai metode QUANTUMAKY, Tak lupa juga kepada

para pengajar Rumah Taḥfīẓ Mafaza yang ada di Ketapang, Cipondoh,

Tangerang, yaitu Ustadzah Kafi, Ustadzah Uul dan Ustadzah Herfida,

yang telah meluangkan waktunya dalam membantu penulis dalam

proses pengumpulan data di sana.

8. Kedua Orang Tua, yang tiada henti mendo‟akan, mendukung penulis

agar segera menyelesaikan skripsi ini. Harapan meraka adalah

semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh keluarga kakak Martha Lina, Ria Juwita, abang, Sepriyadi,

adek Nova Sapitri yang terus mensupport, membantu baik tenaga

Page 8: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

iv

maupun materi. Tanpa support mereka penulis tidak akan bisa

mencapai sejauh ini.

10. Seluruh rekan penulis di program studi Ilmu al-Qur„ān dan Tafsir

angkatan 2014, rekan-rekan Kosan, Indah, Mala, Firoh, Mulqi, yang

membantu penulis seketika penulis memerlukan bantuan dalam

menyelesaikan skripsi dan yang lainnya yang tak bisa penulis sebutkan

satu persatu.

Akhirul kalam, penulis memohon kepada Allah ‘azza wa jalla agar

menetapkan kita semua di atas keimanan dan ketakwaan. Semoga, tulisan

ini bermanfaat, baik bagi diri penulis sendiri maupun bagi para pembaca.

Ciputat, 27 Desember 2019

Penulis

Page 9: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nomor: 507 Tahun 2017.

Huruf

Arab

Huruf

Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts Te dan es ث

J Je ج

h dengan garis bawah ح

Kh ka dan ha خ

D De د

Dz de dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy es dan ye ش

S es dengan garis di bawah ص

ḏ de dengan garis di bawah ض

ṯ te dengan garis di bawah ط

ẕ zet dengan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap kanan ع

Gh ge dan ha غ

Page 10: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

vi

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

Ha ه

Apostrof ˋ ء

Y Ye ي

2. Vokal

Vokal adalah bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri

dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk

vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah

I Kasrah

Ū Ḏammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya ada sebagai

berikut:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal Latin Keterangan

Page 11: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

vii

Ai a dan i ا ي

Au a dan ū ا و

3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ا Â a dengan topi

di atas

Î i dengan topi ا ي

di atas

Û u dengan topi ا و

di atas

4. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf

syamsiah maupun huruf kamariah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-

dîwân bukan ad- dâwân.

5. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda tasydîd ) ) dalam alih aksara ini dilambangkan

dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda

syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima

tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-

Page 12: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

viii

huruf syamsiyah. Misalnya, kata (الضرورة) tidak ditulis ad-ḏarûrah

melainkan al-ḏarûrah, demikian seterusnya.

6. Ta Marbûṯah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada

kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta

marbûṯah tersebut diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun,

jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf

tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

Ṯarîqah طريقة 1

al-Jâmi„ah al-Islâmiyyah اجلامعة اإلسالمية 2

Wahdat al-wujûd وحدة الوجود 3

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam system tulisan Arab huruf tidak dikenal, dalam alih

aksara ini huruf capital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti

ketentuan yang berlaku dalam Ejan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain

untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama

bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang,

maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri

tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: AbûHâmid al-

Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan

dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring

(italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis

Page 13: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

ix

dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya,

demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang

berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialih aksarakan

meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Mislanya ditulis

Abdussamad al-Palimbani, tidak „Abd al-Samad al-Palimbani: Nuruddin

al-Raniri, tidakNûr al-Dîn al-Rânîrî.

Page 14: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

x

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................ v

DAFTAR ISI ...................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Pembatasan Masalah .......................................................... 5

C. Perumusan Masalah ........................................................... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 5

E. Tinjauan Pustaka .............................................................. 6

F. Metodologi Penelitian ....................................................... 11

G. Sistematika Penulisan ........................................................ 16

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG METODE MENGHAFAL

AL-QUR‘ĀN

A. Definisi Metode dan Menghafal al-Qur„ān ........................ 19

B. Ragam Metode Menghafal al-Qur„ān ................................. 23

C. Kiat-kiat Menjaga Hafalan al-Qur„ān ................................ 30

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH TAḤĪẒ MAFAZA

A. Rumah Taḥfīẓ Mafaza .......................................................... 33

1. Profil .................................................................................. 33

2. Sejarah ................................................................................ 33

3. Struktur Organisasi ............................................................ 37

4. Visi Misi ............................................................................ 38

5. Program Kerja ................................................................... 39

Page 15: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

xi

B. Biografi Pendiri Rumah Taḥfīẓ Mafaza ................................ 40

C. Prosedur Penerimaan Santri ................................................... 42

D. Jadwal Kegiatan di Rumah Taḥfīẓ Mafaza ............................ 42

E. Data Santri ............................................................................. 44

F. Data Pengajar ........................................................................ 44

BAB IV IMPLEMENTASI MOTODE MENGHAFAL AL-QUR‘ĀN

DI RUMAH TAḤĪẒ MAFAZA

A. Konsep Dasar Metode QuantuMaky ...................................... 49

B. Persiapan Sebelum Menghafal .............................................. 56

C. Proses Kegiatan Menghafal ................................................... 59

D. Kiat Menjaga Hafalan ........................................................... 70

E. Hambatan dalam Menghafal ................................................. 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 79

B. Saran ...................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 81

LAMPIRAN –LAMPIRAN ............................................................... 85

Page 16: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

xii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1: Data Santri Baru pada setiap Tahunnya ........................ 44

2. Tabel 4.1: Potongan ayat dan contoh gerakan surat al-Ma„un ....... 63

3. Tabel 4.2: Potongan ayat dan contoh gerakan surat al-„Asr ........... 65

4. Tabel 4.3: Potongan ayat dan contoh gerakan surat al-Fīl ............. 66

5. Tabel 4.4: Potongan ayat dan contoh gerakan surat al-Humazah ... 68

Page 17: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Rumah Taḥfīẓ Mafaza Cabang 4 .................................... 33

Gambar 4.1: Pengkondisian Santri sebelum kegiatan dimulai ............ 58

Gambar 4.2: Moment Ustadzah Mengenalkan Surah dan Ayat .......... 62

Gambar 4.3: Moment beberapa santri Putra Maju kedepan ............... 64

Gambar 4.4: Moment beberapa santri Putri Maju kedepan ................. 64

Page 18: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menghafal al-Qur„ān merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji

dan mulia.1 Kegiatan ini dilakukan baik di pedesaan ataupun di perkotaan,

baik secara individu ataupun berkelompok, dan diikuti dari berbagai

lapisan usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai orang tua.2

Pada proses menghafal al-Qur„ān, para penghafal akan banyak

menghadapi masalah-masalah dan hambatan-hambatan. Karena menghafal

al-Qur„ān merupakan pekerjaan yang penuh tantangan, yang mana

menghafal al-Qur„ān perlu perhatian penuh dan konsentrasi, karena

problem yang dihadapi penghafal sangat banyak dan bervariasi. Mulai dari

membangun minat, penciptaan lingkungan, waktu yang padat, sampai

dengan pesatnya perubahan yang terjadi yakni perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi pola pikir dan tindakan

menghafal.3

Sudah banyak orang yang melakukan penelitian atas metode

menghafal. Metode menghafal dapat dibagi dari cara proses

penghafalannya, yang pertama, ada yang menggunakan Simai‟, yang ke

dua, menggunakan kitabah, yang ketiga, menggunakan metode wahdah.

1 Al-Hafidz Ahsin W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur„ān (Jakarta: Bumi

Aksara, 1994), 26. 2 Ahmad Atabik, “The Living Qur„ān: Potret Budaya Taḥfīẓān Al-Qur„ān di

Nusantara,” ( Februari, 2014), 163. 3 Hajarman, “Implementasi Metode Sima‟I dan Takrir dalam meningkatkan

hafalan al-Qur„ān di Sekolah Dasar Muhammadiah 1 Bandar lampung,” (Tesis S2

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Bandar Lampung,

2017), 8.

Page 19: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

2

ke empat, metode gabungan, kelima, metode jama‟,4 ke enam, ada yang

dibantu dengan menggunakan isyarat.5

Setiap metode mempunyai keunikan masing-masing. Pertama metode

Simai‟ artinya mendengar. Mendengarkan suatu bacaan untuk

dihafalkannya. Metode ini akan sangat efektif bagi penghafal yang

mempunyai daya ingat yang kuat, terutama bagi penghafal tunanetra, atau

anak-anak yang masih di bawah umur yang belum mengenal tulis baca al-

Qur„ān. Metode ini dapat dilakukan dengan dua alternatif, a). mendengar

dari guru yang membimbingnya, terutama bagi penghafal tunanetra, atau

anak-anak. b). merekam terlebih dahulu ayat-ayat yang akan dihafalnya

kemudian didengarkan secara perlahan-lahan, diulang ulang sampai hafal

di luar kepala.6

Metode yang ke dua, Metode Kitabah. Kitabah artinya menulis.

Metode ini memberikan alternatif lain dari pada metode yang pertama.

Pada metode ini penghafal terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang akan

dihafalnya. Kemudian ayat tersebut dibacanya hingga lancar dan benar

bacaannya, lalu dihafalkannya. Menghafalnya bisa dengan metode

wahdah, atau dengan berkali-kali menuliskannya sehingga dengan

demikian ia dapat sambil meperhatikan dan sambil menghafalnya dalam

hati. Berapa banyak ayat tersebut ditulis tergantung kemampuan

penghafal. Mungkin cukup sekali, dua kali, atau ,mungkin cukup sepuluh

kali atau lebih sehingga ia benar-benar hafal terhadap ayat yang

dihafalkannya.7

ke tiga Metode Wahdah, Metode ini menghafal satu persatu ayat yang

akan dihafalkan. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa dibaca

4 Al-Hafidz Ahsin W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur„ān, 63-66.

5 Farid Wajdi Nakib, metode Isyarat (Tangerang: Rumah Taḥfīẓ Mafaza, 2016),

7-29. 6 Al-Hafidz Ahsin W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur„ān, 63-64.

7 Al-Hafidz Ahsin W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur„ān, 64-65.

Page 20: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

3

sepuluh kali, atau dua puluh kali, atau lebih sehingga proses ini mampu

membentuk pola dalam bayangan. Dengan demikian penghafal akan

mampu mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalnya bukan saja dalam

bayangannya, akan tetapi hingga benar-benar membentuk gerak reflek

pada lisannya. Setelah benar-benar hafal barulah dilanjutkan pada ayat-

ayat berikunya dengan cara yang sama, demikian seterusnya hingga

mencapai satu muka. Setelah ayat-ayat satu muka dapat dihafal, maka

gilirannya menghafal urutan-urutan ayat dalam satu muka. Untuk

menghafal yang demikian maka langkah selanjutnya ialah membaca dan

mengulang-ulang lembar tersebut hingga benar-benar lisan mampu

memproduksi ayat-ayat dalam satu muka tersebut secara alami, atau

reflek. Demikian selanjutnya, sehingga semakin banyak diulang maka

kualitas hafalan akan semakin representatif.8

Metode yang keempat, Metode Gabungan. Metode ini merupakan

gabungan antara metode kedua dan ketiga, yakni metode kitabah dan

wahdah. Hanya saja kitabah di sini lebih memiliki fungsional sebagai uji

coba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalnya. Maka dalam hal ini setiap

penghafal selesai mengahafal ayat yang dihafalnya, kemudian ia

menuliskannya di atas kertas.

Metode yang kelima, Metode Jama‟. Cara menghafalnya secara

kolektif, yakni ayat-ayat yang dihafal dibaca secara kolektif, atau

bersama-sama, dipimpin oleh seorang instruktur, dan siswa

menirukannya.9

Dari sekian banyak tulisan orang terkait dengan metode menghafal al-

Qur„ān, yang paling sedikit adalah pembahasan mengenai metode

menghafal dibantu dengan isyarat.

8 Al-Hafidz Ahsin W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur„ān, 63-64.

9 Al-Hafidz Ahsin W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur„ān, 65-66.

Page 21: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

4

Skripsi Iqbal10

menyebutkan bahwa metode isyarat adalah,

penggunaan gerakan beberapa anggota badan ketika menghafal. melalui

metode isyarat tersebut, seseorang tidak hanya hafal Arabnya saja, tetapi

juga hafal arti atau makna dari ayat yang dihafalkannya.

Ternyata dari hasil bacaan dan informasi yang penulis dapatkan ada

metode isyarat yang lain, yaitu metode Mafaza. Metode ini memiliki

keunikannya penghafal tidak hanya hafal bunyi Arab, terjemah, dan

gerakan saja, akan tetapi para penghafal, mengetahui berapa jumlah ayat

dalam satu surah yang sedang dihafal, juga mengetahui surah tersebut ada

di urutan ke berapa, dan juga mengetahui surah yang sedang dihafal

termasuk surah Makkiyah atau Madaniah.

Selama ini penjelasan metode isyarat baru sampai pada penjelasan

Ustadz Bobby11

, kajian untuk melanjutkan tentang metode isyarat yang

lain sepertinya menjadi penting untuk dikaji, karena hal itu akan

memperluas cakrawala orang terkait metode-metode menghafal yang ada.

Oleh karena itulah, penulis anggap bahwa penelitian atas bagaimana cara

proses dan sejarah dari metode Mafaza ini menjadi penting untuk

dilakukan.

Di Indonesia sendiri bukan hanya Ustadz Farid Wajdi saja yang

mencetuskan metode menghafal al-Qur„ān menggunakan metode isyarat,

dan yang menyelenggarakan bukan hanya di Rumah taḥfīẓ Mafaza, akan

tetapi sudah ada beberapa orang dan beberapa lembaga yang menerapkan,

10

Ahmad Iqbal, “Penggunaan metode Master dalam Menghafal Al-Qur„ān di

Yayasan Askar Kauny,” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2018), v. 11

Bernama lengkap Bobby Herwibowo sangat terkait dengan bahasan seputar Askar

Kauny dan metode MASTER. Bobby Herwibowo lahir di Jakarta. Ia merupakan pendiri

Yayasan Askar Kauni, yang mana yayasan tersebut merupakan Program menghafal al-

Qur„ān, ia juga sebagai pencipta Metode Mater (Menghafal al-Qur„ān Semudah

Tersenyum).

Page 22: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

5

seperti Ustadz Boby nama metodenya adalah metode Master12

(Menghafal

al-Qur‟an Semudah Tersenyum), yang sudah penulis singgung di atas, ada

juga metode Hanifida juga menggunakan metode isyarat namun hanya

sebagai cantolan saja. Dari beberapa pencetus dan lembaga yang

menggunakan metode isyarat, yang jadi perbedaan satu dengan yang lain

adalah semuanya mempunyai ciri khas tersendiri dalam menyimbolkan

terjemah-terjemah ayat, berdasarkan inisiatif sang pencetus metode.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk

mengkaji Skripsi dengan judul, PENERAPAN METODE

QUANTUMAKY DI RUMAH TAHFĪẔ MAFAZA TANGERANG.

B. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan tidak terarah,

maka penulis membatasi masalah yang ada, yakni pada aspek teoritis dan

implementasinya di Rumah Taḥfīẓān Mafaza Tangerang-Banten.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan

masalah yang ada yaitu, bagaimana penerapan metode QuantuMaky dalam

aktifitas menghafal al-Qur‟an di Rumah Taḥfīẓ Mafaza Tangerang?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, ada beberapa tujuan yang ingin

dicapai dari penelitian ini, yakni:

1. Menjelaskan tentang metode QuantuMaky, baik dari segi teori maupun

aplikasi.

2. Memperkenalkan tentang Rumah Taḥfīẓ Mafaza.

12

Metode Master merupakan kepanjangan dari Menghafal al-Qur‟an Semudah

Tersenyum, salah satu program Yayasan Askar Kauni yang berkantor pusat di Jakarta

dan memiliki beberapa Cabang di Bogor di dirikan oleh Bobby Herwibowo.

Page 23: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

6

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Memperkenalkan tentang Rumah Taḥfīẓ Mafaza.

2. Untuk menambah tulisan-tulisan yang ada mengenai metode

menghafal al-Qur„ān.

3. untuk memberikan informasi baru terhadap masyarakat luas pada

umumnya dan santri atau siswa yang menggeluti di bidang taḥfīẓ al-

Qur„ān pada khususnya, agar bisa diterapkan sebagai upaya

mempermudah menghafal al-Qur„ān dengan metode yang akan penulis

teliti.

4. Untuk memperkenalkan terkait metode QuantuMaky yang digunakan

dalam menghafal al-Qur„ān Rumah Taḥfīẓān Mafaza kepada publik

secara ilmiah.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dalam penelitian ini merupakan telaah dari karya-

karya tulis baik berupa Tesis, Buku, Skripsi ataupun Desertasi, penulis

mencari perbedaan-perbedaan dari karya tulis tersebut. Berdasarkan

pencarian yang penulis lakukan ada beberapa karya tulis yang berkaitan

dengan tema yang penulis teliti. Di antara karya-karya tersebut adalah:

Pada tahun 2004, Ahmad Atabik menulis sebuah artikel berisi tentang

fenomena menghafal al-Qur„ān di Nusantara yang ia sebut sebagai bagian

dari living Qur„ān . Living Qur„ān merupakan kajian atau penelitian

ilmiah tentang berbagai peristiwa sosial terkait dengan kehadiran atau

keberadaan al-Qur„ān pada sebuah komunitas muslim tertentu yang ada di

Nusantara.13

Pada tahun 2007, Setyo Purwanto menulis sebuah skripsi dengan judul

Hubungan daya ingat jangka pendek dan kecerdasan dengan kecepatan

13

Ahmad Atabik, “The Living Qur„ān: Potret Budaya Taḥfīẓān Al-Qur„ān di

Nusantara”. (Jurnal Penelitian, Februari, 2014).

Page 24: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

7

kecepatan menghafal al-Qur„ān di Pondok Pesantren Krapyak

Yogyakarta. penelitian ini membahas keterkaitan antara daya ingat jangka

pendek dan kecerdasan terhadap kecepatan menghafal al-Qur„ān. dalam

penelitian ini menceritakan tentang kecepatan menghafal al-Qur„ān

ditinjau dari daya ingat jangka pendek bisa dinilai dari alat Peterson (alat

ukur daya ingat seseorang). Modifikasi yang dilakukan oleh penulis

terletak pada cara penyampayan soal, cara menjawab, dan jumlah materi

soal yang diberikan.14

.

Pada tahun 2010, Ummi Kaltsum menulis Artikel Jurnal berjudul

Menghafal al-Qur„ān dalam pendidikan formal. Tiga sebab yang menjadi

kegagalan penerapan taḥfīẓ di sekolah-sekolah formal. (1) manageman

taḥfīẓ yang diterapkan oleh pembina hafalan. Yang hanya menekankan

menambah hafalan, tanpa ada penekanan untuk mengulang-ulang hafalan

yang sudah dihafalkan. (2) orang tua. Rasa kasihan orang tua yang melihat

anaknya terbebani banyaknya kegiatan anak, sehingga tidak ada upaya

membimbing anak untuk mengulang-ulang hafalannya. (3) pihak kepala

sekolah. Umumnya, pimpinan sekolah atau yayasan hanya menyerahkan

atau mempercayakan 99% kepada instruktur taḥfīẓnya pola atau metode

yang akan diterapkan. 15

Pada tahun 2012, Andy Wiyanto menulis sebuah skripsi yang berjudul

motivasi menghafal al-Qur„ān pada mahasantri pondok pesantren

taḥfīẓul Qur„ān di Surakarta. Penelitian ini membahas tentang motivasi

14

Setiyo Purwanto,” Hubungan Daya Ingat Jangka Pendek dan Kecerdasan

dengan Kecepatan Menghafal Al-Qur„ān di Pondok Pesantren Krapya Yogyakarta,”

(Skipsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2007). 15

Lilik Ummi Kultsum, “Menghafal Al-Qur„ān dalam Pendidikan Formal”,

Jurnal Ilmiah: 12 Juli 2010.

Page 25: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

8

apa, mahasantri pondok pesantren Taḥfīẓul Qur„ān Surakarta, yang rentan

usia 16-22 tahun.16

Pada tahun 2013, M. Yanyang Herdiansyah dan Irawan Afriant

menulis sebuah jurnal ilmiah dengan judul menghafal al-Qur„ān melalui

alat bantu mobile android. Penelitian ini membahas tentang metode

menghafal al-Qur„ān dengan memanfaatkan teknologi yang sedang

berkembang berbasis mobile sehingga bisa diakses di mana saja.

Menyediakan fitur-fitur yang diperlukan sesuai dengan metode yang

sudah ada, yaitu bisa membaca dan mendengarkan secara berulang-

ulang.17

Pada tahun 2014, Ali Mustofa Yaqub menulis sebuah buku membahas

tentang berita tentang keadaan muslim di Amerika Serikat, terkait

perkembangan dan pemahamannya, dan bagaimana menghafal al-Qur„ān

di negara tersebut. dengan judul Menghafal al-Qur„ān di Amirika Serikat.

Adapun cara yang dilakukan ada tiga, pertama: murid tinggal di pesantren

selama 24 jam dengan bimbingan guru taḥfīẓ. Yang kedua: murid datang

ke Madrasah seperti murid yang lain di bawah bimbingan guru taḥfīẓ.

Yang ke tiga: murid datang ke Rumah guru taḥfīẓ atau guru taḥfīẓ datang

ke Rumah murid.18

Pada tahun 2014, Abul „Ala al Maududi dkk menulis sebuah jurnal

dengan judul Metode Menghafal al-Qur„ān bagi Pelajar dan Mahasiswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis metode

menghafal Al-Qur„ān bagi siswa sekolah menengah dan Universitas,

16

Andy Wiyanto, “motivasi menghafal al-Qur„ān pada mahasantri pondok

pesantren taḥfīẓul Qur„ān di Surakarta,” (Skripsi S1 Fakultas Psikologi dan Agama

Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012). 17

M. Yanyang Herdiansyah dan Irawan Afrianto, “Pembangunan aplikasi bantu

dalam menghafal Al-Qur„ān berbasis mobile”. (Bandung : Jurnal Ilmiah, 2 Oktober

2013), 1-2. 18

Ali Mustofa Yaqub, Menghafal Al-Qur„ān di Amerika Serikat (Ciputat :

Maktabah Darussunnah, 2014).

Page 26: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

9

Faktor apa saja yang mempermudah dan penghambat menghafal Al-

Qur„ān bagi siswa sekolah menengah dan Universitas, meode evektif

menghafal Al-Qur„ān untuk siswa sekolah menengah dan Universitas.19

Pada tahun 2015, Saadah Nur Laili menulis thesis dengan judul

Perbandingan Penggunaan Metode Wahdah dengan Metode Hanifida

terhadap Kecepatan Menghafal al-Qur„ān, Studi Kasus di Pondok

Pesantren Halamatul Qur„ān Sumberbendo Jogoroto dan Pondok

Pesantren La Raiba Bandung Diwek Jombang. Cara menghafal dengan

metode Wahdah adalah dengan menghafal satu persatu ayat yang hendak

dihafalnya, sedangkan cara menghafal dengan metode Hanifida adalah

dengan cara menghafal rumus angka primer dan sekunder terlebih dahulu.

Dengan metode Wahdah santri membutuhkan waktu kurang dari satu

tahun dalam menghafal al-Qur„ān. sedangkan dengan metoide Hanifida

santri membutuhkan lebih dari satu tahun untuk menghafal al-Qur„ān.

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan antara metode Wahdah

dan metode Hanifida dalam memperoleh hafalan al-Qur„ān yakni lebih

cepat dengan metode Wahdah.20

Pada tahun 2018, Nurrahma Qurrota A'yun menulis sebuah thesis yang

berjudul Penerapan Metode Wafa dalam Meningkatkan Keberhasilan

pada Program Taḥfīẓul Qur„ān Siswa Kelas 6 Di SDIT Nurul Fikri

Sidoarjo. Metode Wafa merupakan metode pembelajaran al-Qur„ān

dengan memaksimalkan fungsi otak kanan, Ciri khas metode ini adalah

19

Abul A„la al Maududi, dkk., “Metode Taḥfīẓ al-Qur„ān bagi Pelajar dan

Mahasiswa,” (Bogor: Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun, 2014). 20

Saadah, Nur Laili, “Perbandingan penggunaan Metode Wahdah dengan

Metode Hanifida terhadap kecepatan Menghafal Al-Qur„ān: Studi kasus di Pondok

Pesantren Halamatul Qur„ān Sumberbendo jogoroto dan Pondok Pesantren La Raiba

Bandung Diwek Jombang,” (Tesis, S2, Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum, 2015).

Page 27: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

10

membaca al-Qur„ān dengan alunan nada hijaz, pembelajaran dengan

persamaan bunyi dan pengelompokan suku kata.21

.

Pada tahun 2018, Kusuma Wati menulis sebuah thesis dengan judul

Implementasi model Turki Utsmani dalam Menghafal Qur„ān di Yayasan

Taḥfīẓ Qur„ān Sulaimaniyah Jatim. Ciri dari metode ini adalah (1) Model

urut mundur, yang memulai menghafal al-Qur„ān dari halaman terakhir

tiap juz. (2) Berjalan sesuai prosedur yang telah ditetapkan yaitu

menempuh dua tahapan. Tahap pertama. Persiapan menghafal al-Qur„ān.

Tahap kedua, mulai menghafal al-Qur„ān.22

Pada tahun 2018, M. Iqbal menulis sebuah skripsi dengan judul

Penggunaan Metode MASTER dalam menghafal al-Qur„ān di Yayasan

Askar Kauny. Arti dari Master adalah kepanjangan dari Menghafal al-

Qur„ān semudah tersenyum. Ciri dari metode ini menghafal al-Qur„ān

dibantu dengan gerakan beberapa anggota badan ketika menghafal.

Melalui metode tersebut, seseorang tidak hanya hafal Arabnya saja, tetapi

juga hafal arti atau makna dari ayat yang dihafalkannya.23

Demikianlah sejumlah tulisan yang ada, dan masih banyak lagi karya-

karya tulis yang bertemakan taḥfīẓān al-Qur„ān, dan tidak bisa semuanya

penulis cantumkan di tinjauan pustaka penulis. Selain sebagai pembeda

terhadap penelitian yang akan penulis lakukan, beberapa penelitian

tersebut juga penulis jadikan sebagai referensi.

21

Nurrahma dan Qurrota A'yun Via, “Penerapan metode Wafa dalam

meningkatkan keberhasilan pada Program Taḥfīẓul Qur„ān siswa kelas 6 Di SDIT Nurul

Fikri Sidoarjo,” (Thesis ,UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018). 22

Kusumawati, Hervina , “Implementasi model Turki Utsmani dalam menghafal

Al-Qur„ān di Yayasan Taḥfīẓ Qur„ān Sulaimaniyah Jatim,” (Tesis, UIN Sunan Ampel

Surabaya, 2018). 23

Ahmad Iqbal, “Penggunaan metode Master dalam Menghafal Al-Qur„ān di

Yayasan Askar Kauny,” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2018).

Page 28: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

11

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis kaji jika dilihat dari sumber datanya

termasuk katagori penelitian lapangan. Yang mana penelitian lapangan

adalah untuk mencari peristiwa-peristiwa yang menjadi obyek kalian

berlangsung, sehingga mendapatkan informasi langsung dan terbaru

tentang masalah yang berkaitan.24

Dilihat dari data maka termasuk

dalam penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh objek penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif,

penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

mendeskripsikan yang meliputi individu, kelompok, lembaga dan

masyarakat.25

Dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana

implementasi menghafal al-Qur„ān yang diterapkan di Rumah Taḥfīẓ

Mafaza Tangerang – Banten, serta menganalisa keberhasilan model

menghafal tersebut.

2. Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian sangatlah diperlukan, sebagai

pertimbangan lebih dalam sebuah penelitian lapangan, dalam

penelitian ini penulis memilih Rumah Taḥfīẓ Mafaza, yang berlokasi

di Jl. Prof. Dr. Hamka, rt 01/011, Kamp. Gaga, Gang Pean 1, Kec.

Larangan, Kota Tangerang 15154, no.73. Nomer telpn 082112725946.

Tangerang–Banten. Alasan penulis memilih lokasi tersebut

dikarenakan tempat tersebut menyelenggarakan program taḥfīẓ al-

Qur„ān.

24

Suratno Arsyad Lincoln, “Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis”,

Yogyakarta: APP AMPYKPN, 1995) , 55. 25

Lexy J Moleong, metodologi penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja

Rosdakarya 2006), 64.

Page 29: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

12

3. Sumber Data

Data ialah semua keterangan sesorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik yang berbentuk

statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang

akan diteliti. Untuk memperoleh pemecahan permasalahan, perolehan

data dapat bersumber dari: 1) masyarakat secara langsung. 2) bahan-

bahan kepustakaan. Data yang didapat secara langsung dari

masyarakat baik melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya

merupakan data primer. Yang dimaksud data primer ialah data yang

diperolehnya sendiri secara mentah-mentah dari masyarakat dan masih

memerlukan analisa lebih lanjut. Sedangkan data yang diperoleh dari

atau berasal dari bahan kepustakaan disebut sebagai data sekunder.

Data ini biasanya digunakan untuk melengkapi data primer, seperti

dokumen-dokumen, dan file-file lainnya.26

Pada penelitian ini penulis menggunakan kedua data di atas primer

dan sekunder, karna data yang akan diperoleh melalui wawancara

pendiri dari Rumah Taḥfīẓ Mafaza, dan santri-santrinya. Didukung

dengan data sekunder, baik dukumen-dokumen, foto-foto, dan benda-

benda yang dapat digunakan sebagai pelengkap dari primer yaitu

dokumentasi kegiatan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan

data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitan. Adapun

teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a) Wawancara

26

P Joko Subagyo, Metodologi Penelitian dalam Teori dan Prakti (Renika

Cipta), 87-88.

Page 30: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

13

Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang

diwawancarai.27

Dalam penelitian ini teknis wawancara yang

penulis gunakan adalah wawancara bebas terpimpin. Yaitu

wawancara yang hanya membuat pokok-pokok masalah yang

diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung

mengikuti situasi.28

Artinya penulis tidak terfokus pada daftar

pertanyaan saja melainkan fokus terhadap subjek dan objek

penelitian dari para responden yaitu pengasuh Rumah Taḥfīẓ

Mafaza dan santri pondok pesantren tersebut.

Adapun data yang ingin didapat dari teknis wawancara ini

adalah: sejarah Rumah Taḥfīẓ Mafaza, Latar belakang pendirian

Rumah Taḥfīẓ Mafaza, persiapan pelaksaan sebelum menghafal al-

Qur„ān, metode yang digunakan dalam proses menghafal, sejauh

mana tingkat keberhasilah menghafal al-Qur„ān dengan

menggunakan metode di Rumah Taḥfīẓ, Mafaza tersebut.

b) Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan jalan

menggunakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung.29

Penelitian ini menggunakan jenis observasi

partisipatif pasif, yaitu dengan cara peneliti datang ke lokasi

27

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Prenada Media

Grup, 2011), 133-136. 28

Kholid Nurbuko, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara 2009), 85. 29

Nana Saodih, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2007) , 220.

Page 31: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

14

kegiatan yang akan diamati, namun tidak ikut serta dalam kegiatan

tersebut.30

Adapun data yang ingin diperoleh dengan menggunakan teknik

observasi ialah: proses penyetoran hafalan hafalan al-Qur„ān santri

kepada pengasuh atau pembimbing kegitan menghafal al-Qur„ān.

c) Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan pada subjek penelitian.31

Yang meliputi foto-

foto, dokumen Rumah Taḥfīẓ, transkip wawancara, dan dokumen

tentang Rumah Taḥfīẓ Mafaza. Semua dokumen ini dikumpulkan

untuk dianalisis demi kelengkapan data penelitian.

d) Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan akan dipalajari, dan membuat kesimpulan

hingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Adapun aktifitas menganalisis data meliputi:

e) Data Reduction (reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Di cari pola dan

temanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas.

f) Conclusion Drawing

30

Sugiono, Metodologi penelitan Kualitatif Kuantitatif (Bandung: Alfabeta

2010), 227. 31

Sedarmayanti, Metodologi Penelitian (Bandung: Mandar Maju, 2002), 86.

Page 32: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

15

Miles and Huberrman menyatakan langkah selanjutnya adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila

tidak ditemuan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti –bukti

yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredsibel (berkualitas).32

g) Teknik Pengecekan dan Pemeriksaan Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji

credibility (validitas internal). Transferability (validitas eksternal),

dependability (reabilitas) dan confirmability (obyektifitas). Berikut

yang dapat dilakukan dalam uji kredibilitas data (kepercayaan

terhadap data, antara lain

1) Memperpanjang masa pengamatan.

Hal ini memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan

data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan

dapat menguji informasi dari responden, dan untuk

membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan

juga kepercayaan diri peneliti sendiri.

2) Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan

secara lebih cermat dan berkesinambungan. dengan cara

tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat

direkam secara pasti dan sistematis.

32

Sugiono, Metodologi penelitian Kuantitatif: Kualitatif dan R&D” (Bandung:

Alfabeta,2014), 245-255.

Page 33: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

16

3) Triangulasi.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda yaitu partisipatif,

wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk mendapatkan

data dari sumber data yang sama secara serempak. Dengan

demikian berarti penulis menggunakan teknik triangulasi.33

Triangulasi ini dilakukan dengan cara :

Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu

dokumen yang saling berkaitan.

Mengadakan perbincangan dengan banyak pihak untuk

mencapai pemahaman tentang suatu atau berbagai hal.34

G. Sistimatika Penulisan

Guna memberikan gambaran yang jelas terkait isi penelitian ini,

pembahasan dibagi menjadi lima bab. Uraian masing-masing bab disusun

sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan, memuat: latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, kajian

pustaka, metode penelitian, sistimatika penulisan.

Bab II Landasan Teori memuat: Penjelasan tentang beberapa teori

yang behubungan dengan menghafal al-Qur„ān, metode-metode menghaf

al-Qur„ān, dan implementasi metode Isyarat dalam menghafal al-Qur„ān.

33

Pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. 34

Sugiono, Metodologi penelitian Kuantitatif: Kualitatif dan R&D (Bandung:

Alfabeta,2014), 241.

Page 34: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

17

Bab III Metode Penelitian, memuat: Profil Rumah Taḥfīẓ Mafaza,

sebagai lembaga yang menerapkan metode QuantuMaky dalam menghafal

al-Qur„ān, di Rumah Taḥfīẓ Mafaza, Tangerang-Banten.

Bab IV Analisis Hasil Penelitian yang didalam nya membahas tentang

implementasi metode QuantuMaky dalam menghafal al-Qur„ān, di Rumah

Taḥfīẓ Mafaza Tangerang-Banten.

Bab V Penutup, memuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan dari bab

ini merupakan intisari dari hasil analisis atau rumusan masalah, adapun

saran dalam bab ini merupakan masukan yang dianggap penulis paling

baik guna dijadikan pertimbangan bagi bebrapa pihak yang memiliki

kepentingan pada tema ini.

Adapun bagian terahir dari skripsi ini terdiri atas daftar pustaka dan

lampiran.

Page 35: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

19

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG

METODE MENGHAFAL AL-QUR‘ĀN

A. Definisi Metode dan Menghafal al-Qur‘ān

1. Definisi metode

Kata “metode" berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang

berarti cara atau jalan yang ditempuh. McLoed dan Schell mengatakan

dalam bukunya bahwa metode adalah cara untuk melakukan sesuatu.1

Djalaludin dan Abdullah Ali mengatakan dalam bukunya bahwa kata

metode berasal dari kata meta dan hodos. Meta berarti melalui dan

hodos berarti jalan atau cara.2 Sedangkan metode dalam bahasa Ingris

method yang berarti cara, cara yang tepat dan cepat dalam melakukan

sesuatu.3 Dalam bahasa Arab, kata metode dikenal dengan istilah

thariqah yang berarti langkah-langkah yang diambil seseorang untuk

merealisasikan tujuan tertentu. 4

Dengan demikian, bisa dipahami

bahwa metode berarti cara yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.

2. Definisi Menghafal (Taḥfīẓ) al-Qur„ān

Fenomena menghafal kitab suci al-Qur„ān telah menjadi ciri khas

umat Islam dan tidak dimiliki oleh umat lain. Ini menunjukan

keistimewaan bahwa al-Qur„ān mudah dihafal, baik oleh orang Arab

sendiri maupun orang non Arab yang pada hakikatnya tidak mengerti

1 Sri Mulyani, Metode Analisis dan Perancangan Sistem (Bandung: Abdi

Sistematika, 2006), 24. 2H. Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam

Dinamika Belajar Siswa (Yogyakarta: Deepublish Press, 2012), 175. 3 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 1995), 9. 4Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam: Rancangan Bangun

Konsep Pendidikan Monokotomik-Holistik (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 185.

Page 36: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

20

kata perkata dalam al-Qur„ān. Bahkan lebih menakjubkan kitab suci ini

mampu dihafalkan oleh anak yang umurnya kurang dari 10 tahun.5

Kata “menghafal” merupakan bentuk kata kerja, yang berakar pada

kata kerja “hafal”, dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI),

menghafal didefinisikan sebagai usaha untuk meresapkan ke dalam

fikiran agar selalu ingat.6 Sementara menghafal atau akar kata dari

bahasa Arab Taẖfīẕ ialah hifzh, sebuah kata yang telah diserap ke dalam

bahasa Indonesia menjadi “hafal”. Hifzh itu sendiri berpangkal pada

suatu formula tiga huruf “ha‟-fa‟-zha” yang artinya berkisar pada

memperhatikan, dan menjaga sesuatu sehingga sesuatu itu tidak hilang

dan lepas (alias terlupakan). Seperti dijelaskan Ibn Faris dalam kitab

“Mu‟jam Maqayis al-Lughab”, dari formula tiga huruf itulah, yang

punya makna memperhatikan dan menjaga, lahir sederet kata Hafizh

satu akar kata yang punya makna dasar “menjaga sesuatu”. Adapun al-

Hafizh berarti menekuni (dalam arti menjaga sesuatu secara terus

menerus).7

Dapat disimpulkan menghafal al-Qur„ān merupakan aktifitas

merekam apa yang seseorang baca dan apa yang dipahami. Output dari

hafalan itu baru bisa dibuktikan dengan cara didemontrasikan tanpa

melihat mushaf al-Qur„ān.8

3. Keutamaan Menghafal al-Qur„ān

Orang mu‟min meyakini bahwa membaca al-Qur„ān saja sudah

termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapatkan amal yang

5 Muhaimin Zen, Taẖfīẕh Al-Qur„ānMetode Lauhun (Jakarta: Tranpustaka,

2013), 1. 6 Tim Pustaka Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gita Media Press,

1995), 307. 7 Muhaimin Zen, Taẖfīẕh Al-Qur„ānMetode Lauhun (Jakarta: Tranpustaka,

2013), 13. 8 Hidayatullah, Jalan panjang menghafal al-Qur„ān 30 Juz : Napak Tilas dan

Kesuksesan menghafal al-Qur„ān sejak usia Baligh (Jakarta: Pustaka Ikadi Pustaka,

2016) 65.

Page 37: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

21

berlipat ganda baik dunia maupun akhirat.9 Sebagaimna Allah

berfirman dalam surat Fātir ayat 29:

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan

mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami

anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,

mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”.10

Dalam hadis Rosulallah juga menjelaskan tentang keutamaan

membaca al-Qur„ān yaitu: Para penghafal al-Qur„ān adalah “keluarga”

Allah dan orang-orang kepercaanNya. Seperti dalam hadis dari Anas

bin Malik.

، من هم ؟ قال: هم أهل إن لل أهلني من الناس قالوا : ي رسول للا

وخاصته القرآن ، أهل للا

“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga diantara manusia, para

sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasulullah

menjawab, “para ahli al-Qur‟an, (penghafal al-Qur‟an). Merekalah

keluarga Allah dan hamba pilihanNya.”.11

9 M. Syafiuddin Shobirin, “Menghafal al-Qur„ān dengan Metode Hanifida,”

(Tesis S2 Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya,2015), 30. 10

Departemen Agama RI, al-Qur„ān dan terjemahnya (Bandung: CV Penerbit

Diponegoro, 2000), 349. 11

Abu Ammar, Abu Fatiah Al-Adnani, Negeri-Negeri Penghafal al-Qur‟an

(Solo: Al-Wafi 2015), 104-105.

Page 38: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

22

Dengan demikian jelaslah bahwa begitu besarnya keutamaan

membaca al-Qur„ān, sebab yang dibacanya adalah kitab suci Allah dan

sebaik-baik bacaan bagi orang mu‟min, baik dibaca di kala senang

maupun di kala susah, apalagi yang mampu menghafalkannya maka

akan mendapat suatu keutamaan yang besar dan posisi itu selalu

didambakan oleh semua orang yang benar, dan seorang yang bercita-

cita tulus, serta berharap pada duniawi dan ukhrawi. Menghafal al-

Qur„ān merupakan tujuan tingkatan yang tertinggi dalam proses

belajar al-Qur„ān, sedang mengajarkannya adalah tugas yang sangat

mulia di sisi Allah SWT. Para penghafal al-Qur„ān adalah sebagai

penjaga keaslian dan kemurnian al-Qur„ān. Peran mereka sangat besar

di kalangan umat Islam dalam rangka memelihara keaslian al-Qur„ān

sebagai sumber hukum dan pedoman umat Islam. Sehingga tidak

diragukan lagi bahwa para penghafal al-Qur„ān menduduki posisi yang

terhormat di hadapan Allah. Akan selalu mendapatkan kemenangan di

dunia dan akhirat jika disertai dengan amal shaleh dalam

menghafalkannya.12

Selain itu menghafal al-Qur„ān juga mempunyai faidah ilmiah,

pertama, al-Qur„ān memuat puluhan ribu kalimat. Jika penghafal al-

Qur„ān bisa menguasai arti kalimat-kalimat tersebut, berarti ia telah

banyak menguasai arti kosa kata bahasa Arab seakan-akan ia telah

menghafal sebuah kamus bahasa Arab. Kedua, dalam al-Qur„ān

banyak sekali kata-kata bijak, maka jika seseorang mampu menghafal

al-Qur„ān berarti ia banyak mengetahui kata-kata bijak (hikmah)

tersebut. Ketiga, bahasa dan uslub (susunan kalimat) al-Qur„ān sangat

12

M. Syafiuddin Shobirin, “Menghafal al-Qur„ān dengan Metode Hanifida,”

(Tesis S2 Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya,2015) , 32.

Page 39: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

23

memikat dan mengandung sastra Arab yang tinggi. Seorang penghafal

al-Qur„ān akan mampu menyerap wahana sasrta yang ada di dalam al-

Qur„ān. Ke-empat, dalam al-Qur„ān banyak sekali contoh-contoh yang

berkenaan dengan ilmu nahwu sharaf. Sudah dipastikan seorang

penghafal al-Qur„ān akan dengan cepat menghadirkan dalil-dalil dari

ayat al-Qur„ān untuk suatu kaidah dalam ilmu nahwu dan sharaf.

Kelima, dalam al-Qur„ān banyak sekali ayat-ayat hukum. Seorang

penghafal al-Qur„ān akan dengan cepat pula menghadirkan ayat-ayat

hukum yang ia perlukan dalam menjawab satu persoalan hukum. Hal

ini sangat berguna bagi mereka yang ingin memperdalami hukum

Islam. Ke-enam, seorang penghafal al-Qur„ān akan cepat pula

menghadirkan ayat-ayat yang mempunyai tema yang sama, hal ini

sangat berguna untuk mentafsirkan al- Qur„ān dengan al-Qur„ān atau

menulis tafsir maudhu‟i (tematik), juga sebagai bahan yang sangat

baik untuk ceramah khutbah dan lain sebagainya..13

dan masih banyak

lagi faedah yang akan didapat oleh penghafal al-Qur„ān.

B. Ragam Metode Menghafal al-Qur‘ān

Dalam bukunya H. Sa‟dullah mengemukakan metode yang sering

digunakan dalam pembelajaran Taẖfīẕ al-Qur„ān terdiri dari14

:

1. Metode Bin-Nazhar

Yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat al-Qur„ān yang akan

dihafal dengan melihat mushaf al-Qur„ān secara berulang-ulang.

Proses bin nazhar ini hendaknya dilakukan sebanyak tiga puluh kali

atau empat puluh satu kali, seperti yang biasa dilakukan oleh para

ulama terdahulu. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran

menyeluruh tentang lafadz maupun urutan ayat-ayatnya. Supaya lebih

13

Muhaimin Zen, Taẖfīẕh Al-Qur„ān Metode Lauhun, 16-17. 14

Sa‟dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal al-Qur„ān, 52-54.

Page 40: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

24

mudah menghafalnya, agar lebih mudah menghafalnya, maka selama

proses binnazhar ini diharapkan colon hafiz juga mempelajari makna

dari ayat-ayat tersebut.

2. Metode Tafizi

Yaitu menghafalkan sedikit demi sedikit ayat-ayat al-Qur„ān yang

telah dibaca secara berulang-ulang secara bin Nazhar tersebut.

Misalnya mengahafal satu baris, berapa kalimat, atau sepotong ayat

pendek sampai tidak ada kesalahan. Setelah beberapa baris atau

beberapa kalimat tersebut sudah dihafal dengan baik, lalu ditambah

dengan merangkaikan baris atau kalimat berikutnya hingga sempurna.

3. Metode Takrir

Yaitu mengulang hafalan atau mensima‟kan hafalan yang pernah

atau sudah disima‟kan kepada guru Taẖfīẕ. Takrir dimaksudkan agar

hafalan yang pernah dihafal tetap terjaga dengan baik.

4. Metode Talaqi

Yaitu menyetorkan atau memperdengarkan hafalan yang baru

dihafal kepada seorang guru atau seorang instruktur. Proses ini

dilakukan untuk mengetahui hasil hafalan seorang guru Taẖfīẕ dan

mendapatkan bimbingan sepenuhnya.

5. Metode Tasmi‟

Yaitu memperdengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada

seseorang maupun kepada jama‟ah. Dengan Tasmi‟ ini seorang

penghafal al-Qur„ān akan diketahui kekurangan pada dirinya. Dengan

Tasmi‟ seseorang akan lebih berkonsetrasi dalam menghafal.

6. Metode seluruhnya

Yaitu mermbaca satu halaman dari baris pertama sampai baris

terahir secara berurut.

Page 41: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

25

Sedang menurut Ahsin, metode yang sering digunakan dalam

pembelajaran Hifzhul Qur„ān terdiri dari 29 :

1. Metode Wahdah

Yang dimaksud dengan metode ini, yaitu menghafal satu persatu

terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalkannya. Sebagai awal, setiap

ayat dibaca sepuluh kali atau lebih, sehingga proses ini mampu

membentuk pola dalam bayangannya. Setelah benar-benar hafal

barulah dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya dengan cara yang sama,

demikian seterusnya hingga mencapai satu muka dengan gerak reflek

pada lisannya. Setelah itu dilanjutkan membaca dan mengulang-ulang

lembar tersebut hingga benar-benar lisan mampu memproduksi ayat-

ayat dalam satu muka tersebut secara alami, atau reflek dan akhirnya

akan membentuk hafalan yang representatif.

2. Metode Kitabah

Kitabah artinya menulis. Metode ini memberikan alternatif lain

daripada metode yang pertama. Pada metode ini penulis terlebih

dahulu menulis ayat ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas

yang telah disediakan untuknya. Kemudian ayat-ayat tersebut

dibacanya sehingga lancar dan benar bacaannya, lalu dihafalkannya.

Menghafalnya bisa juga dengan metode wahdah atau dengan berkali-

kali menuliskannya sehingga dengan berkali-kali menuliskannya ia

dapat sambil memperhatikan dan sambil menghafalnya dalam hati.

3. Metode Sima‟i

Sima‟i artinya mendengar. Yang dimaksud dengan metode ini ialah

mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini akan

sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingat yang ekstra,

terutama bagi penghafal tunanetra atau anak-anak yang masih di

bawah umur yang belum mengenal tulis baca Al-Qur„ān .

Page 42: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

26

4. Metode Gabungan

Metode ini merupakan gabungan antara metode pertama dan

kedua, yakni metode wahdah dan metode kitabah. Hanya saja kitabah

(menulis) di sini lebih memiliki fungsional sebagai uji coba terhadap

ayat-ayat yang telah dihafalnya. Maka dalam hal ini, setelah

penghafal selesai menghafal ayat yang dihafalnya, kemudian ia

mencoba menulisnya di atas kertas yang telah disediakan untuknya

dengan hafalan pula. Setelah ia telah mampu mereproduksi kembali

ayat-ayat yang dihafalnya dalam bentuk tulisan, maka ia melanjutkan

kembali untuk menghafal ayat-ayat berikutnya, tetapi jika penghafal

belum mampu, mereproduksi hafalannya ke dalam tulisan secara baik,

maka ia kembali menghafalkannya sehingga ia benar-benar mencapai

nilai hafalan yang valid.

5. Metode Jama‟

Yang dimaksud dengan metode ini, ialah cara menghafal yang

dilakukan secara kolektif, yakni ayat-ayat yang dihafal dibaca secara

kolektif, atau bersama-sama, dipimpin oleh seorang instruktur/ guru.

6. Metode Jibril

Pada dasarnya, istilah metode Jibril adalah dilatarbelakang perintah

Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan

Al-Qur„ān yang telah dibacakan oleh malaikat Jibril, sebagai

penyampai wahyu. Allah Swt berfirman : Apabila Kami telah selesai

membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. (Qs. al-Qiyamah,

75:18). Berdasarkan ayat di atas, maka intisari teknik dari Metode

Jibril adalah taqlid-taqlid (menirukan), yaitu santri menirukan bacaan

gurunya. Dengan demikian metode Jibril bersifat teacher-centris,

Posisi guru sebagai sumber belajar atau pusat informasi dalam proses

pembelajaran. Selain itu praktek Malaikat Jibril dalam membacakan

Page 43: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

27

ayat kepada Nabi Muhammad SAW adalah dengan tartil (berdasarkan

tajwid yang baik dan benar). Karena itu, metode Jibril juga diilhami

oleh kewajiban membaca Al-Qur„ān secara tartil, Allah SWT

berfirman: dan bacalah Al-Qur„ān itu dengan perlahan-lahan.(QS. Al

Qiyamah 75:16). Metode Jibril juga diilhami oleh peristiwa turunnya

wahyu secara bertahap yang memberikan kemudahan kepada para

sahabat untuk menghafalnya dan memaknai makna-makna yang

terkandung di dalamnya. Karena Intisari teknik dari metode Jibril

adalah taqlid-taqlid (menirukan), yaitu murid menirukan bacaan

gurunya. Dengan demikian metode Jibril bersifat teacher-centris,

Posisi guru sebagai sumber belajar atau pusat informasi dalam proses

pembelajaran Metode ini sudah dipakai pada zaman Rasulullah dan

para sahabat. Setiap kali Rasulullah SAW menerima wahyu yang

berupa ayat-ayat Al-Qur„ān, beliau membacanya di depan para

sahabat, kemudian para sahabat menghafalkan ayat-ayat tersebut

sampai hafal di luar kepala. metode yang digunakan Nabi mengajar

para sahabat tersebut, dikenal dengan metode belajar kuttab. Di

samping menyuruh menghafalkan, Nabi menyuruh kuttab (penulis

wahyu) untuk menuliskan ayat-ayat yan baru diterimanya itu.15

Dikatakan juga dalam bukunya A. Muhaimin Zen,16

menghafal al-

Qur„ān dengan alat bantu, artinya selain metode-metode di atas adalagi

metode yang lain, seiring perkembangan zaman, menghafalpun menjadi

semakin mudah, dengan cara Menghafal al-Qur„ān dengan alat bantu,

diantaranya adalah:

15

Qurrota a‟yun Via Nurrahma, “ Penerapan Metode Wafa dalam

Meningkatkan Keberhasilan taẖfīẕul Qur„ān ,” (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2018), 27-30. 16

Muhaimin Zen, Taẖfīẕh Al-Qur„ān Metode Lauhun (Jakarta: Tranpustaka,

2013), 59-60.

Page 44: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

28

1. Menggunakan alat rekam (audio) bisa berupa CD, DVD, MP3,

Handphone dan lain-lain.

Menggunakan alat ini bisa dengan mendengarkan suara orang lain

yang telah tersedia di CD, DVD, MP3, dan Handphone tersebut,

ataupun biasanya sudah tersedia di alat-alat tersebut surat demi surat,

bahkan ada yang memuat 30 juz sekaligus, dengan berbagai pilihan

dari rekaman qori-qori nasional maupun internasional. Bisa juga

mendengarkan hasil dari rekaman sendiri.

2. Menggunakan alat bantu Video

menggunakan cara ini sangat bagus bagi penghafal yang sifatnya

visual yaitu lebih condong memasukkan data ke dalam otak berupa

penglihatan atau berdasarkan apa yang dilihatnya. Dalam kontek

menghafal al-Qur„ān, seorang penghafal akan lebih medah menghafal

dengan cara ini, ia akan memperhatikan mimik wajah, gerak, cara

pelafalan sang guru atau qori yang sedang ia lihat.

3. Melibatkan anggota tubuh berupa Isyarat.

Dalam bukunya Farid Wajdi N. Dengan judul Yuk Menghafal al-

Qur„ān dengan Mudah dan Menyenangkan.17

Menggunakan metode

ini dengan cara mengisyaratkan terjemah ayat bisa berupa dengan

tangan, kepala, mulut, mata, kaki, bahkan gerakan tubuh.

Adapun nama-nama yang pernah membahas kajian ilmiah terkait

metode menghafal al-Qur„ān dibantu dengan isyarat atau gerak tubuh

baik hanya sekedar cantolan ataupun keseluruhan: pertama ada

Qurrota „ayun menulis skripsi terkait metode Wafa. Metode Wafa

merupakan metode pembelajaran Al-Qur„ān dengan memaksimalkan

fungsi otak kanan, ciri khas metode ini adalah membaca Al-Qur„ān

17

Farid Wajdi Nakib, Yuk menghafal al-Qur„ān dengan Mudah dan

Menyenangkan, 25.

Page 45: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

29

dengan alunan nada hijaz, pembelajaran dengan persamaan bunyi (al-

Aswat) dan pengelompokan suku kata (glendomen), dan program

Taẖfīẕul Qur„ān dengan gerakan sesuai dengan terjemah ayat.18

Yang kedua ada Muhammad Iqbal,19

membahas tentang menghafal

al-Qur„ān dengan metode MASTER.20

Metode ini menggabungkan

antara fungsi otak kiri yakni kegiatan menghafal dengan fungsi otak

kanan yakni gerakan badan.21

Metode master ini cukup banyak

melibatkan gerak tubuh atau isyarat dari terjemah ayat.

Selain itu masih banyak lagi yang mebahas tentang metode isyarat

yang tidak bisa penulis paparkan satu persatu. Pada penelitian ini

penulis membahas terkait menghafal al-Qur„ān dengan metode

QuantuMaky, metode ini ada kesamaanya dengan penelitian Qurrota

A‟yun22

dan Ahmad Iqbal, yaitu ada cantolan Isyarat pada metode

menghafal al-Qur„ān. adapun Maky sendiri berupa singkatan,

penjabarannya akan penulis uraikan pada bab selanjutnya.

18

Qurrota a‟yun Via Nurrahma, “ penerapan Metode Wafa dalam Meningkatkan

Keberhasilan taẖfīẕul Qur„ān ,” (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2018). 19

Nama Lengkap Ahmad Iqbal merupakan alumni UIN Jakarta, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Ilmu al Quran dan Tafsir angkatan 2013. Ia menulis skripsi dengan judul “Penggunaan metode Master dalam Menghafal Al-Qur„ān di Yayasan Askar

Kauny,”. 20

Metode MASTER merupakan kepanjangan dari Menghafal al-Quran Semudah Tersenyum. Sebuah metode yang diperkenalkan oleh ustadz Bobby Herwibowo pada

tahun 2011. Metode ini memadukan antara gerakan badan –yang merupakan visualisasi

dari arti ayat yang dihafal– yang dimotori oleh otak kanan, dengan kegiatan menghafal

yang dimotori oleh otak kiri. (Skripsi S1, Ahmad Iqbal Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,

Universitas Islam Negeri Jakarta, 2018), 4. 21

Ahmad Iqbal, “Penggunaan metode Master dalam Menghafal Al-Qur„ān di

Yayasan Askar Kauny,” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2018). 22

Nama lengkap Qurrota a‟yun Via Nurrahma merupakan alumni UIN Sunan

Ampel Surabaya 2018, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Ia menulis skripsi dengan judul

“ penerapan Metode Wafa dalam Meningkatkan Keberhasilan taẖfīẕul Qur„ān ”.

Page 46: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

30

C. Kiat-kiat menjaga hafalan al-Qur‘ān

Dikatakan dalam bukunya Sa‟dullah,23

dengan dihafalnya tiap-tiap

ayat al-Qur„ān, bukan berarti hafalan itu dijamin melekat selamanya di

dalam ingatan seseorang. Selain menghafal seperti yang telah diuraikan di

atas, yang perlu diperhatikan oleh seorang penghafal al-Qur„ān adalah

mengulang-ulang dan memelihara hafalan yang telah dihafal.

Nabi Muhammad Saw mengisyaratkan bahwa menghafal al-Qur„ān

itu ibarat berburu di Hutan. Apabila si pemburu perhatiannya terpusat

pada binatang yang ada di depannya, tidak mempedulikan hasil

buruannya, maka hasil buruan itu akan lepas. Begitu pula orang yang

menghafalkan al-Qur„ān. Jika pusat perhatian tertuju hanya pada materi

baru yang akan dihafal, sedangkan materi yang sudah dihafal ditinggalkan,

maka itu akan sia-sia, karena hafalan bisa hilang.24

Pada prinsipnya orang menghafal al-Qur„ān itu tidak boleh lupa

dan melupakan. Jika itu terjadi, sia-sialah pekerjaan yang telah dilakukan.

Banyak orang yang dulunya hafal al-Qur„ān dengan lancar, tapi seiring

berjalannya waktu hafalannya hilang, karena ia tidak rajin bahkan tidak

pernah melakukan takrir (mengulang-ulang hafalan). Itu artinya takrir

menjadi bagian yang paling penting dalam menjaga hafalan. Adapun

takrir yang bisa dilakukan si penghafal adalah25

:

1. Takrir sendiri

Seorang penghafal harus bisa memanfaatkan waktu untuk takrir

dan untuk menambah hafalan. Hafalan yang baru harus selalu ditakrir,

minimal dua kali sehari dalam jangka waktu satu minggu. Sedangkan

hafalan yang lama harus di takrir setiap hari atau dua hari sekali.

23

Sa‟dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal al-Qur„ān, 55-56. 24

Sa‟dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal al-Qur„ān, 55-56. 25

Sa‟dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal al-Qur„ān, 55-56.

Page 47: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

31

Artinya semakin banyak hafalan harus semakin banyak pula waktu

yang dipergunakan untuk takrir.

2. Takrir dalam Sholat

Takrir juga bisa dilakukan pada saat sholat baik diraka‟at pertama

ataupun diraka‟at kedua. Baik sebagai imam maupun dalam sholat

sendiri. Selain menambah keutamaan (pahala), cara demikian juga akan

menambah kemantaban hafalan.

3. Takrir bersama

Seorang penghafal al-Qur„ān perlu melakukan takrir bersama

dengan dua teman atau lebih. Dalam takrir ini setiap orang membaca

materi takrir yang ditetapkan secara bergantian. Ketika seorang

membaca, maka yang lain mendengarkan dan membetulkan jika ada

yang salah atau keliru.

4. Takrir kepada instruktur atau Guru

Takrir ini dilakukan dengan cara memperdengarkan bacaan ayat

atau surah yang telah dihafal kepada instruktur atau guru.

Page 48: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

33

BAB III

GAMBARAN UMUM RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

A. Rumah Taḥfīẓ Mafaza

1. Profil

Rumah Taḥfīẓ Mafaza adalah sebuah Lembaga yang bergerak di

bidang pendidikan, serta memfokuskan pada pembinaan dan

pengembangan ilmu al-Qur„ān, khususnya dalam menghafal al-

Qur„ān. Sebagai sebuah lembaga yang berkonsentrasi pada dunia al-

Qur„ān. Lembaga Rumah Taḥfīẓ Mafaza memiliki Visi Misi, yakni

Menciptakan generasi penghafal-penghafal al-Qur„ān yang bermula

dari keluarga. Saat ini lembaga Rumah Taḥfīẓ Mafaza memiliki

beberapa cabang, diantaranya berlokasi 5 unit di Ketapang, 1 unit di

Serang Banten, 1 unit di Larangan Tangerang. Adapun pusat

Lembaga Rumah Taḥfīẓ Mafaza beralamat di Jl. Prof. Dr. Hamka,

Rt/Rw 01/011, Kamp. Gaga, Gang Pean 1, Kec. Larangan, Kota

Tangerang, kode pos 15154, no.73. Nomer telepon 082112725946.1

Gambar 3. 1 Rumah Taḥfīẓ Mafaza cabang 4

2. Sejarah

Rumah Taḥfīẓ Mafaza berdiri sekitar tahun 2012, awalnya Ustadz

Farid mendirikan di KP. Ketapang Cipondoh Tangerang. Saat itu Ia

1 Profile Rumah Tahfiz Mafaza Tangerang, Banten.

Page 49: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

34

bersama Istri sedikit ada persoalan dengan menejemen2 Pondok

Pesantren Taḥfīẓ Darul Qur‟an,3 akhirnya mereka memutuskan untuk

tidak aktif di dalam internal Pesantren Taḥfīẓ Darul Qur„ān dan

banyak berperan di Luar atau di eksternal. Saat itulah kemudian

sambil aktif di eksternal sebagai Ustadz dan juga mengisi beberapa

kajian-kajian sambil juga membina beberapa Rumah-Rumah Taḥfīẓ

binaan yang masih Ia bimbing. Karena di Darul Qur„ān banyak unit-

unitnya, ada unit pendidikan, ada unit yang dikelola oleh PPPA

(Program Pembibitan Penghafal al-Qur„ān). Nah ahirnya saat itu

mengelola Rumah Taḥfīẓ yang di PPPA. Sambil mengelola itulah

ahirnya Ia mendirikaan sendiri Rumah Taḥfīẓ yaitu Rumah Taḥfīẓ

Mafaza. Mulai tahun 2012 sebetulnya, untuk bulannya lupa, mungkin

sekitar pertengahan antara Mei, Juni, setelah kepulangannya dari

Hongkong. awalnya anak-anak yang mendaftar sedikit, ada 3, 4 , 5,

itu dibantu juga istrinya yang bernama Nur Makkiya, santri yang

mendaftar dimulai dari anak-anak tetangga yang ada di sekitar

Rumah, kemudian lama kelamaan kok menjadi banyak-banyak dan

banyak sampai 2013, 2014,2015, Namun pada saat itu pembelajaran

belum memakai metode Isyarat maupun QuantuMaky, atau bisa

dikatakan masih monoton, sehingga anak-anakpun masih pasang surut

atau keluar masuk, dan puncaknya 2016 Itu mulai banyak para Guru

mempercayakan anaknya belajar di Rumah Taḥfīẓ .

Nama mafaza sendiri diambil dari nama anak Ustadz Farid yang

nomor 2, nama kepanjangannya Zahira Quini Mafaza, kemudian

2 Farid Wajdi Nakib (Pendiri Rumah Tahfiz Mafaza Tangerang), diwawancarai

oleh Andri Liana, Larangan, 14 mei 2019, Banten. 3 Pesantren Darul Qur„ān didirikan oleh Ust. Yusuf Mansur, berlokasi di

Kamp. Qur„ān , Cipondoh, Tangerang. Sebuah kawasan yang dibangun PPPA (Program

Pembibitan Pembelajaran al-Qur„ān ) Darul Qur„ān . https://daqu.sch/semua-tentang-

darul-Qur„ān /

Page 50: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

35

dalam prosesnya alhamdulillah Rumah Taḥfīẓ Mafaza ada 7,

termasuk yang di Larangan ini. Rumah Taḥfīẓ Mafaza pertama atau

pusat, cabang keempat, cabang kelima dan cabang ketujuh ada di

Ketapang, cabang kedua ada di Kota Serang Banten, yang di Serang

ini dulu yang membuka Rumah Taḥfīẓ tersebut wali santri Mafaza

yang di Ketapang dan dia dipindah tugaskan oleh perusahaan tempat

ayahnya bekerja di Serang, dan dua tahun ini dia pindah lagi ke

Tangerang. Rumah Taḥfīẓ yang di Serang saat ini keberadaanya

sudah tidak eksis lagi atau sudah tidak memakai nama Rumah Taḥfīẓ

Mafaza lagi, akan tetapi memakai nama yang berbeda, hanya saja

kurikulumnya masih memakai kurikulum Rumah Taḥfīẓ Mafaza.

Kemudian Rumah Taḥfīẓ Mafaza cabang ketiga dan cabang keenam

itu ada di komplek Poris, Ketapang, kec. Cipondoh, Tangerang.4

Dulu awalnya dari tetangga-tetangga, kemudian mereka banyak

yang tertarik dari mulut ke mulut kemudian banyaklah yang ikut

bergabung. Awalnya yang ngaji di Rumah Taḥfīẓ bukan hanya

anaknya akan tetapi orang tuanya juga kami libatkan, jadi orang

tuanya ketika mengantar anaknya, Ia libatkan juga untuk belajar

menghafal, dengan duduk di belakang anak-anak, jadi bukan hanya

mengantar kemudian ditinggal, tapi juga ikut menghafal kemudian

ikut mengontrol anak-anaknya. Dari situ para wali santri banyak yang

tertarik, karena mereka ikut juga menghafal, dalam prosesnya Ustadz

Farid melihat mereka banyak yang pada bisa, selanjutnya dipilihlah,

misalnya ini bacaannya bagus, isyaratnya bisa, selain itu juga karena

setiap kamis siang ada jadwal pengajian ibu-ibu menghafal al-Qur„ān

juga yang dibimbing oleh Istri Ustadz Farid, dari situ kelihatan

4 Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 51: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

36

kemampuan bacaan Qur„ānnya, hafalannya. Awalnya Ustadz Farid

dan Istri sendiri yang mengajar akhirnya seiring berjalannya waktu

banyak anak-anak yang tertarik daftar dan istri butuh asisten, dari situ

mulai difikirkan ingin membuka lowonganpun pasti harus

mengajarkannya juga, karna metode tersebut tidak bisa instan untuk

belajarnya, setelah difikirkan oleh Ustadz farid, dari pada mengambil

dari orang lain dan harus mentreningnya lagi, akhirnya Ia dan Istrinya

mulai berinisiatif bagaimana jika mengambil dari wali santri, karena

mereka ikut belajar setiap hari dan setiap hari kamis Istri ngechek

bacaan-bacaan mereka. Saat itulah Istri Ustadz Farid mencoba

menawarkan mau atau tidak ikut membantu mengajar di Rumah

Taḥfīẓ Mafaza, minimal mendengarkan murojaah anak-anak aja dulu,

untuk menambah ayat masih Istri Ustadz Farid terus, karena basic

mereka bukan penghafal al-Qur„ān, hanya sebatas ikut belajar, besic

mereka ibu-ibu Rumah tangga yang semangat ketika Istri Ustadz

Farid mengajak untuk sama-sama mensyiarkan al-Qur„ān, jadi bisa

dikatakan memberdayakan yang ada.5

Adapun Motivasi Ustadz Faridz mendirikan Rumah Taḥfīẓ ,

pertama jika diliat data statistik anak-anak dan orang tua yang bisa

dan lancar membaca al-Qur„ān di Indonesia saat ini sangat sedikit

sekali, bahkan 75% nya belum bisa membaca al-Qur„ān dengan baik

dan benar, belum berbicara menghafalnya, yang menghafalnya

mungkin lebih dari 80 %. Motivasi yang kedua adalah ingin

menghadirkan keluarga-keluarga yang hafal al-Qur„ān, dimulai dari

anak-anak mereka, dan juga dari orang-orang terdekat, dalam hal ini

ibunya, bapaknya, suaminya, istinya dan seterusnya. Yang ketiganya

5 Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 52: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

37

tentunya menciptakan lingkungan yang kondusif menghafal al-

Qur„ān, dimulai dari anak-anaknya, lingkungannya, teman-temannya,

dan juga kawan-kawannya di dalam belajar. Karena Ustadz Farid

mempunyai pengalaman ada satu anak bisa mengikuti metodenya

dengan baik dan benar, nadanya bisa, iramanya bisa, isyaratnya juga

bisa kemuadian ada kesempatan satu anak ini tampil di acara

sekolahnya, anak tersebut menjadi primadona di sekolahnya, dan

akhirnya hampir seluruh sekolah itu ikut semuanya di Rumah Taḥfīẓ

Mafaza, sampai kepala sekolah guru-guru di sekolah SD tersebut

merekomendasikan murid-murid untuk belajar di Rumah Taḥfīẓ

Mafaza, bahkan anak kepala sekolahnya sendiri didaftarkan.6

Selain itu motivasi Ustadz Farid selanjutnya adalah melihat

keadaan bangsa Indonesia saat ini. Sudah begitu banyak dekadensi

moral, dekadensi akhlak,7 Ia ingin menghadirkan al-Qur„ān sebagai

solusi dekadensi akhlak moral anak-anak bangsa agar tidak jatuh ke

dalam lubang yang parah dan solusinya ada di dalam al-Qur„ān

semakin mereka dekat dengan al-Qur„ān insyaAllah mereka akan

semakin tercerahkan, semakin bisa merubah hati pikiran dan juga

keadaan mereka menjadi lebih baik dan itu sudah banyak dibuktikan

oleh anak-anaknya yang tadinya bandel, nakal, susah diatur, dan

sekarang alhamdulilah sedikit-demi sedikit bisa berubah lebih baik.8

3. Struktur Organisasi

Di bawah ini adalah struktur organisasi kepengurusan Rumah

Taḥfīẓ Mafaza:

6 Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

7 Dekadensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kemunduran

atau Kemerosotan akhlak. 8 Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 53: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

38

Pendiri : Ust. Farid Wajdi Nakib

Ketua : Ibu Nur Makkiyah, S.S

Sekretaris : Ummi Kaafi

Bendahara : Ibu Muntaha

Bidang jaringan dan Organisasi : Bpk. Ahmad Taufiqillah

Bidang Pengembangan Metode : Bpk. Undang

Bidang Teknologi Informasi : Bpk. Yanuar Trisulio

Bidang Bisnis dan Usaha : Bpk. Rahmat Efendi9

4. Visi Misi

Menciptakan Basis Rumah-Rumah Taḥfīẓ yang berasal dari

kelurga. Mengapa? Karena basic keluarga itu sangat penting untuk

menghadirkan pembelajaran al-Qur„ān. Setelah itu Ustadz Farid

berupaya untuk menghadirkan para pengajar-pengajar dari wali santri-

wali santri yang aktif di Rumah Taḥfīẓ Mafaza.

Dari awal Ia gencar di dalam pengajaran Rumah Taḥfīẓ selalu

melibatkan orang tua, para wali santri semua diharapkan ikut

perpartisipasi saat mengantarkan anaknya, jadi mereka bukan hanya

mengantarkan tetapi juga belajar, mendampingi kemudian berada di

sampingnya anak-anak dan juga ikut mengontrol anak-anak.

Kemudian mulai 2015, 2016 dan seterusnya mereka mulai kami

libatkan di dalam proses mengajarkan. Alhamdulillah bisa, sampai

sekarangpun Rumah Taḥfīẓ Mafaza tidak kehabisan stok para

pengajar, yaitu dari para wali santri yang kami libatkan. Mengajarkan

mereka dan juga menjadikan mereka (wali santri) bagian dari

keluarga Rumah Taḥfīẓ Mafaza, sampai sekarang mereka percaya diri

dan juga bisa mengajarkan, dari yang awalnya mereka tidak bisa,

tidak mengerti, ahirnya menjadi bisa, mulai dari nadanya, lagunya,

iramanya sampai dengan gerakan demi gerakannya, ayat demi

ayatnya, dan juga sampai yang terbaru adalah game-nya kemudian

9 Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 54: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

39

irama-iramanya kemudian bagaimana mengkondidikan anak-anak

saat di dalam kelas, karena itu sangat penting, pengkondisian anak

sangat penting di dalam pengajaran menghafal al-Qur„ān demi

terciptanya suasana yang kondusif saat proses belajar dimulai. Misi

yang juga penting bagi kami adalah menciptakan generasi penghafal

al-Qur„ān yang masif, yang banyak, yang bertebaran, dimulai dari

anak-anak usia dini, dan itupun Ustadz Farid jadikan slogan. Mengapa

hal itu jadikan slogan? Karena usia kecil atau usia dini itu usia yang

sangat potensial, usia yang sangat baik.10

5. Program Kerja

Rumah Taḥfīẓ Mafaza Selain kegiatan rutin TPQ sore yang

diadakan setiap hari senin sampai jum‟at, ada juga kegiatan-kegiatan

lain, Pertama ada pesantren mingguan, yang mana kegiatan ini

diadakan setiap satu minggu sekali yaitu hari minggu atau libur

sekolah. Kedua, pesantren Romadhon, diadakan setahun sekali, yaitu

paada bulan Romadhon, kegiatan ini diisi dengan pawai keliling

kampung. Ketiga wisuda al-Qur„ān , persetengah juz, diadakan

setahun sekali, yang bisa mengikuti kegiatan ini santri-santri yang

sudah hafal setengah juz dalam setiap tahunnya. Keempat ada mafaza

award penghargaan kepada santri terbaik dalam bidang hafalannya.

Kelima ada kegiatan perayaan hari-hari besar seperti maulid Nabi

Muhammad SAW, Muharrom, tahun baru, diadakan dengan cara

pawai keliling kampung, kemudian membagikan sedekah kepada

warga-warga, adapun perayaan maulid kami mengundang

pendongeng, menuturkan atau menyampaikan kisah-kisah Nabi.

Keenam ada Wisata al-Qur„ān , mengunjungi beberapa wisata-wisata,

10

Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 55: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

40

harapan Ustadz Farid sendiri anak-anak bisa senang, dicarikannya

tempat-tempat edukasi.

Ke depan Ia akan mengadakan parenting untuk para orang tua,

bagaimana mendidik anak dengan baik dan benar, seperti yang

diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, dan orang-orang yang telah

sukses mendidik anak. Rencana ke depannya juga kami akan

mengadakan mobil Qur„ān, kami beri nama kampung dongeng, akan

diagendakan setahun sekali, yang menyediakan mobil tersebut atau

fasilitas mobil dari yayasan Kampung dongeng, adapun rincian

kegiatan diagenda ini ada pendongengnya, ada perpustakaannya, ada

digital al-Qur„ān nya, dll. Itulah kegiatan kegiatan atau program kerja

yang ada di Rumah Taḥfīẓ Mafaza berupa kegiatan tahunan.

Adapun kegiatan rutin TPQ setiap senin sampai jum‟at pada sore

hari, ada tasmi‟ul quran yang diadakan satu minggu sekali yaitu pada

hari minggu, untuk bapak-bapak kami mengadakan majelis ikhwan

diadakan seminggu sekali yaitu pada malam ahad setalah Isya, dan

untuk kegiatan ibu-ibu diadakan satu minggu sekali yaitu pada hari

kamis jam 11:00 wib.11

B. Biografi Pendiri Rumah Taḥfīẓ Mafaza Farid Wajdi Nakib12

Berbicara mengenai sosok Farid Wajdi Nakib, tentunya akan

mengingatkan seseorang dengan Rumah Taḥfīẓ Mafaza. Farid Wajdi

Nakib lahir di Tangerang 27 Maret 1983. Ia menamatkan S1 Tafsir Hadis

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2004. Melanjutkan jenjang pendidkan

S2 Konsentrasi Tafsir Hadis, di Pasca Sarjana, Campus 2, UIN Syarif

11

Farid Wajdi Nakib (Pendiri Rumah Tahfiz Mafaza Tangerang), diwawancarai

oleh Andri Liana, Larangan, 26 November 2019, Banten. 12

Nama lengkap Farid Wajdi Nakib, ia merupakan pendiri Rumah Tahfiz Mafaza, yang akan menjadi penelitian penulis.

Page 56: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

41

Hidayatullah Jakarta 2008. Ia juga merupakan alumni di Pesantren Luhur

Ilmu Hadis Darus Sunnah lulus 200513

dengan predikat Jayyid Jiddan.14

Adapun nama Istrinya, Nur Makiyah, S.S. pasangan ini mempunyai 4

anak, yang pertama bernama Ziyan Muhammad Ahnaf (Hafiz Indonesia

RCTI 2015, hafal 10 juz), ke dua bernama Zahira Quiny Mafaza

(Keluarga Hafiz MNC TV 2016, hafal 4 juz), ke tiga M. Maunan

Haramain, dan yang keempat bernama Hafiz Muhammad Ayyub. 15

Ayah dari 4 anak ini selain aktif sebagai pengelola Rumah Taḥfīẓ

Mafaza, ia juga aktif sebagai trainer metode menghafal al-Qur„ān yang di

undang di berbagai acara seminar al-Qur„ān di berbagai tempat. Selain itu

juga, ia merupakan seorang hafiz, menyetorkan hafalannya 30 juz di

bawah bimbingan alm. K. H. Ali Mustofa Ya‟kub pada tahun 2004.

Wisuda Taḥfīẓ al-Qur„ān 30 juz dan mendapatkan gelar al-Hafiz dengan

predikat nilai Jayyid Jiddan.

Ia menulis beberapa judul buku, beberapa di antaranya sudah bisa

ditemui di beberapa Gramedia. Pertama berjudul Menghafal al-Qur‘ān

dengan Metode Isyarat Surah Annaba tahun 2016, kedua Menghafal al-

Qur‘ān dengan Metode Isyarat Surah Arrahman tahun 2016, ketiga

dengan judul 2017. Keempat dengan judul Yuk Menghafal Al-Qur‘ān

dengan Mudah dan Menyenangkan 2018, kelima Dzikir Syifa dan Ayat

Syifa (dzikrul hakim) 2018.16

13

Pesantren Darussannah merupakan pesantren yang di peruntukkan untuk

Mahasiswa, bidang pendidikan konsentrasi ilmu Hadis, berlokasi di jl. SD Inpres, No 11,

Pisangan Barat, kec. Ciputat Timur, Tangerang Selatan. 14

Jayyid Jiddan dalam bahasa Indonesia artinya baik sekali, istilah ini sering

dipakai salah satu predikat atau prestasi yang didapat oleh seorang pelajar yaitu kisaran

besaran nilai antara 90-99 (baik sekali namun belum sempurna). 15

Farid Wajdi Nakib, Wawancara. 16

Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 57: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

42

C. Prosedur Penerimaan Santri

Untuk bisa menjadi bagian dari santri Rumah Taḥfīẓ Mafaza cukup

datang ke Rumah Taḥfīẓ Mafaza pusat ataupun cabang, Mengisi formulir

tanpa ada pengetesan, sampai sekarang tanpa ada pengetesan jadi mereka

yang ada niat menghafal al-Qur„ān boleh mendaftar, sekalipun buta huruf

sama sekali, justru dengan metode ini karena model menghafal metode

QuantuMaky dengan talaqi, guru yang membacakan kemudian murid

mengikuti jadi tanpa melihat al-Qur„ān pun mereka bisa, tanpa baca, tanpa

melihat, karena mereka mengikuti gurunya. Jadi anak-anak yang belum

bisa membaca pun kami terima, apalagi yang sudah bisa baca, dan usipun

tidak kami batasi, mau usia berapapun kami terima, mau bayi sekalipun

kami terima asal ibunya yang sabar, karena usia-usia balita memang

bukan usia-usia yang fokus, mungkin mereka datang hanya untuk lari-lari,

tetapi kemampuan audio mereka tetap merekam, Bunda (istri Ustadz

Faridz) selalu bilang kepada orang tua yang memiliki anak balita di

Rumah Taḥfīẓ Mafaza, ketika orangtunya bertanya, “Bun memangnya bisa

anak saya usianya baru usia tiga tahun? Bunda jawab” insya Allah bisa,

yang penting ibu sabar nganter dan sabar jagain, karena, anak-anak fungsi

indra yang pertama adalah pendengaran, yang paling dominan

pendengaran, meskipun anak-anak lari sana lari sini sebenernya telinga

mereka tetep mendengarkan, dan itu terbukti dengan anak-anak di Mafaza,

ada wali santri yang bilang wah ternyata anak saya bisa juga ya menghafal

surah annaba.

D. Jadwal Kegiatan di Rumah Taḥfīẓ Mafaza

Di Rumah Taḥfīẓ Mafaza selain menghafal ada juga kegiatan lain

seperti iqro‟, muroja‟ah, dan fikih (bacaan dan tatacara sholat, bacaan

bacaan wudhu) serta do‟a sehari-hari. Kegiatan menghafal diadakan satu

minggu 2 kali, yaitu pada hari senin dan rabu, jadwal iqro‟ setiap selasa

Page 58: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

43

dan kamis, adapun jum‟at adalah jum‟at ceria, ini bisa diisi bermacam-

macam kegiatan, terkadang diisi dengan kegiatan fiqih, game, dan

bernyanyi. jadi kegian di Rumah Taḥfīẓ Mafaza ini tidak hanya terfokus

dengan hafalan saja, melainkan memperhatikan juga kualitas bacaan yaitu

dengan program iqro‟ yang dijadwalkan 2 kali dalam satu minggu, juga

ada kegiatan fiqih, bacaan dan praktek sholat serta bacaan wudhu, dan

juga do‟a-do‟a harian.17

Jadi kalau dilihat secara kuantitas hafalan santri

sedikit atau kurang memadai untuk target hafal 30 juz, itu wajar, karena

alasan pertama waktu yang terlalu singkat, yaitu penambahan ayat satu

minggu hanya 2 kali, dan dalam satu kali pembahan hanya 3 ayat, itupun

jika ayatnya pendek, akan tetapi jika ayatnya panjang hanya bisa

menambah satu sampai dua ayat. Selain itu juga alasan selanjutnya yaitu

waktu terlalu sebentar, karena target santri-santri mafaza anak-anak yang

masih duduk di bangku sekolah Menengah, TK Pra TK dan Paud, yang

mana anak-anak tersebut masih aktif sekolah pagi sampai dengan siang

hari.18

Ada beberapa wali santri yang membuka cabang Rumah Taḥfīẓ Mafaza

di Rumahnya, kemudian Ustadz Farid loncingkan. Adapun jadwal

kegiatannya berda-beda, ada yang pagi, ada yang siang, tergantung jadwal

sekolah anak-anak yang mendaftar selesai di jam berapa. Ada juga yang

basiclynya mereka memiliki tempat, yang di sekitarnya belum tertarik

untuk menghafal al-Qur„ān, ahirnya mereka memakai metode

QuantuMaky.19

17

Farid Wajdi Nakib, Wawancara. 18

Catatan observasi lapangan tanggal 15 Agustus 2019. 19

Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 59: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

44

E. Data Santri

Mayoritas santri berasal dari Tangerang, yang jarak Rumahnya tidak

jauh dari Rumah Taḥfīẓ Mafaza. Santri terdiri dari berbagai usia, muali

dari 4 tahun sampai 13 tahun, atau jenjang sekolah mulai dari TK sampai

SMP, bahkan di salah satu cabang Rumah Taḥfīẓ Mafaza ada dari

kalangan ibu-ibu Rumah tangga. Namun pada tabel di bawah ini penulis

hanya mencamtumkan data santri di salah satu Rumah Taḥfīẓ Mafaza saja,

yaitu Rumah Taḥfīẓ Mafaza 1, adapun tahun masuk, nama kelompok,

jumlah santri, dan hafalan surahnya sebagai berikut:20

Tabel 3. 1 Data santri baru Rumah Taḥfīẓ Mafaza pada setiap

tahunnya.

Tahun

Masuk

Nama

Kelompok

Jml Hafalan

2016 Ar-Rahman 20 Arrahman, an-Naba – al-Annas (khatam juz

30)

2017 Ar-Rahim 27 An-Naba – al-ma‟un

2018 Al-Malik 86 An-Naba - al-Mutofifin

2019 Al-Qudus 60 An-Naba – „Abasa

Data di atas menunjukkan berbagai perbedaan surah yang dihafal

santri, perbedaan ini disebabkan lama atau barunya santri mendaftar,

semakin lama santri mendaftar maka akan semakin banyak jumlah hafalan

surah yang didapat. Tabel di atas terdata sejak tahun 2016 hingga 2019.

F. Data Pengajar

Pengajar Rumah Taḥfīẓ Mafaza mayoritas dari ibu-ibu Rumah tangga

yang awalnya adalah wali santri, berawal dari semanagat, dan keingin

yang kuat untuk belajar, hingga direkrutlah mereka. Memang niat dari

Ustadz Farid dan istri memberdayakan tenaga pengajar dari ibu-ibu

Rumah tangga yang ingin berkembang dan mensyiarkan menghafal al-

20

Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 60: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

45

Qur„ān , orang-orang mau belajar, siap dibimbing dan di Training. Adapun

sejarah dan data-data pengajar sebagai berikut:

1. Siti Masitoh, lahir di Jakarta , 14 Juli 1982. Tempat tinggal sekarang

di Kampung Dongkal, Cipondoh Tangerang. Hafal 2 juz, akan terus

menambah hafalan.

Ustazah Siti Masitoh mulai bergabung di Rumah Taḥfīẓ Mafaza

pada tahun 2016, awalnya beliau adalah wali santri, bermula dari

mengantar jemput anaknya yang bernama Bintang dan Marsya, ketika

santri sudah mualai banyak, ahirny Ustadz Farid dan istri mengadakan

pemilihan pengajar untuk membantu mengajar di Rumah Taḥfīẓ

Mafaza, dan salah satu yang terpilih adalah ustazah Siti Masitoh.

Beliau terpilih berdasarkan kriteria bacaan atau mengajinya tergolong

bagus, selain itu juga termasuk wali santri yang rajin datang

mengantar anak, tidak hanya itu saja ustazah Siti termasuk orang yang

keinginan belajarnya kuat, ketika mengantar anak, beliau tidak

langsung pulang, melaikan ikut belajar di belakang santri-santri.

Beliau menguasai apa yang diajarkan Ustadz Farid dan istri, mulai

dari pengkondisian santri sampai kepulangan, begitu juga metode

yang dipakai di Rumah Taḥfīẓ Mafaza, mualai dari bacaan yang

bernada, arti, samapai gerakan dengan isyarat atau gerakan dari

terjemah ayat. Sekarang beliau ditempatkan mengajar di dua tempat,

Mafaza satu dan Mafaza 5, dan masih bergabung sampai sekarang.21

2. Wasiah, lahir di Jakarta, 15 Maret 1979, Tempat tinggal

sekarang,Ketapang, Cipondoh Tangerang. Hafal 5 juz, akan akan

terus menambah hafalan.

Ustazah Warsiah sama dengan dengan ustazah Siti, mulai

bergabung pada tahun 2016, awalnya wali santri dari Kafi dan Rafik.

21

Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 61: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

46

Beliau juga salah satu yang sesuai kriteria bacan bagus dan rajin

datang, gigih dan semangat belajar. saat ini beliau ditempat di Mafaza

1, dan mendirikan Rumah Taḥfīẓ sendiri di Rumahnya yaitu Mafaza

4, yang menjadi salah satu cabang dari Rumah Taḥfīẓ Mafaza. Di

Mafaza 4 ini tergolong pesat perkembangannya, hingga sekarang

santri yang mendaftar lebih dari 100 anak, santri-santri yang tidak

tertampung di Mafaza 1 dialihkan di Mafaza 4 ini.

3. Rahma Wati, lahir di Metro Lampung Tengah, 15 Juni 1976. Tempat

tinggal sekarang, Ketapang, Cipondoh Tangerang, saat ini hafal 2 juz,

akan akan terus menambah hafalan.

Ustazah Rahma Wati merupakan pengajar yang pertama kali

merintis bersama dengan Ustadz Farid dan istri. Dari beliau inilah

cikal bakal mendirikan PAUD dan Rumah taḥfīẓ , beliau merupakan

tetangga dekat Ustadz Farid, anak-anak beliaulah yang pertama kali

diajarkan oleh Ustadz Farid dan istri, dari 4 anak beliau, mengajak

anak-anak yang lain sampai berkembang sejauh ini. Beliau termasuk

yang berjasa mendirikan Rumah Taḥfīẓ Mafaza dalam segi materi

hingga jasa, beliau rela menjadikan Rumahnya sebagai penampung

kegiatan menghafal santri, dan sekarang juga beliau mendirikan

sendiri Rumah Taḥfīẓ untuk santri-santri Mafaza.22

4. Khuzaemah, lahir di Pemalang, 24 Desember 1984. Tempat tinggal

sekarang Cipondoh, Tangerang. Hafal 2 juz, akan terus menambah

hafalan.

Ustazah Khuzaemah awal bergabung pada tahun 2017, beliau juga

wali santri yang masuk kriteria bacaan bagus, dan rajin,23

bahkan

22 Farid Wajdi Nakib (Pendiri Rumah Tahfiz Mafaza Tangerang), diwawancarai

oleh Andri Liana, Larangan, 15 Agustus 2019, Banten. 23

Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 62: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

47

beliau mempunyai bekal metode qiroati24

dari segi tajwid dan yang

lainnya beliau tergolong bagus, hingga direkrutlah beliau menjadi

salah satu pengajar di Rumah Taḥfīẓ Mafaza.25

5. Ida Farida, lahir di jakarta, 24 Desember 1982. Tempat tinggal

sekarang Cipondoh, Tangerang. Hafal 2 juz, akan terus menambah

hafalan.

Ustazah Ida Farida mulai bergabung pada tahun 2016, bermula dari

wali santri yang direkrut, sesuai dengan kriteria bacaan al-Qur„ān

bagus juga rajin. Saat ini beliau selain mengajar di Mafaza juga

mengajar di SD IT, mengajar taḥfīẓ dengan menggunakan metode

yang dipelajari di Rumah Taḥfīẓ Mafaza.26

24

Metode qiro‟ati merupakan salah satu metode membaca al-Qur„ān. 25

Farid Wajdi Nakib, Wawancara. 26

Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 63: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

49

BAB IV

IMPLEMENTASI MOTODE MENGHAFAL AL-QUR‘ĀN DI

RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

A. Konsep Dasar Metode QuantuMaky

Berikut dari pengolahan data yang berupa wawancara dan penjelasan

langsung dari pendiri Rumah Taḥfīẓ Mafaza, Ustadz Farid Wajdi Nakib

dan Istri.1

Awalnya konsep metode kami2 bermula dari metode isyarat,

kemudian jalan dua tahun ini Ustadz temukan sebuah padanan-padanan

konsep metode Ustadz, namanya QuantuMaky,3 Pengertian Quantum

dalam KBBI adalah banyaknya jumlah sesuatu, bagian dari energi yang

tidak dapat dibagai lagi.4 Quantum adalah interaksi yang mengubah energi

menjadi cahaya.5

Pengertian Quantum jika dikaitkan dengan menghafal lebih

menunjukkan pada sesuatu yang abstak, cepat, dan bagaikan cahaya.

Lebih sederhananya menghafal al-Qur„ān dengan cepat bagai cahaya dan

energi. Itu didapat karena Quantum mensinergikan cahaya, gerak, ilustrasi.

Jika dikaitkan dengan manusia dengan anggota tubuh anggota badan, mata

tangan, hati, pendengaran yang digunakan secara optimal.6

Maky itu nama dari istri Ustadz Farid, Nur Makiya, biasa dipanggil

Maky oleh keluarganya. Bisa dikatakan nama metode yang ada di Rumah

taḥfīẓ Mafaza terinspirasinya. Pada Metode tersebut, Maky itu sebetulnya

1 Farid Wajdi Nakib (Pendiri Rumah Taḥfīẓ Mafaza Tangerang), diwawancarai

oleh Andri Liana, Larangan, 15 Agustus 2019, Banten. 2 Ustadz Farid menyebut dirinya dan Istrinya dengan bahasa “kami”.

3 Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

4 Kamus Besar Bahsa Indonesia (KBBI).

5 Agusnanto, “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning dan Model

Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada

Mata Diklat Programmable Logic Controller di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta,”

(Skripsi: S1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, 2013), 15. 6 Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 64: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

50

singkatan, adapun Kepanjangan Maky adalah M (Murotal), A (arti), K

(kitabah), Y (isyarat). Konsep pengajaran metode Taḥfīẓ di Rumah Taḥfīẓ

Mafaza baik pusat ataupun cabang menggunakan QuantuMaky.7 Adapun

penjabaran Maky sebagai berikut:

M (Murotal), pelantunan nada memakai Muhammad Taha al-Junayd8

tetapi kami modif-modif sedikit, tidak terlalu mirip banget atau lebih

disederhanakan yang lebih simpel, misalnya pada ta„awudz, a‟udzu

billahi minasy syaitonir rojīm, cara pengajarannya dengan di-potong-

potong pada tiap perkata, kata yang pertama dari ta „awudz, a‟udzu billahi,

pengajarannya begitu dulu di-potong-potong agar dapat putusannya di

mana, atau cangkoknya di mana, kata selanjutnya dari ta‟awudz, minasy

syaitonir rojīm, bagian rojim agak lebih dinaikkan suaranya. Setelah itu

baru digabungkan dari awal sampai akhir ta‟awudz. Kemudian kami buat

tangga nadanya atau ada not-notnya, biasanya dalam trening dan

pengajaran di Rumah Taḥfīẓ Mafaza memakai nada yang pertama naik,

nada yang kedua turun, itu yang kami jadikan patokan nada, misalkan

dikaitkan pada ta„awudz, nada yang pertama naik dan nada yang kedua

turun. Jadi begitu terus nadanya naik turun naik turun. Simpel dan

gampang juga bagi anak-anak untuk mengikuti nadanya. Jadi tidak mirip

mirip banget dengan Muhammad Taha. Misalnya lagi pada surah ar-

Rahman, ayat pertama, “arrahman, nadanya naik”, ayat kedua “„allamal-

Qur„ān, nadanya turun”, ayat ketiga “kholakol insan, nada naik”, ayat

keempat “„allamahul bayan, nada turun lagi”, bagitu seterusnya.9

7 Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

8 Muhammad Taha al-Junayd adalah seorang Qori al-Qur„ān yang berasal dari

Bahrain. 9 Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 65: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

51

Untuk yang Arti menggunakan al-Qur„ān terjemah Depag atau yang

sampingnya ada terjemah, dan al-Qur„ān Depag yang ada terjemah

perkata. Dengan catatan dipotong-potong. Secara tidak langsung anak-

anak mengetahui bahasa Arab sedikit demi sedikit. Terkadang juga untuk

terjemah patokannya al-Qur„ān depag, namun ketika mengajar Ustadz

Farid kreasikan sendiri ada beberapa terjemah-terjemah yang memang

kaliamatnya berbeda namun yang Ia jadikan patokan adalah gerakannya.

Misalnya kata Robb dan kata Allah, kedua arti tersebut sama-sama Tuhan,

nah untuk dua kalimat tersebut disamakan gerakannya, yang berhubungan

dengan nama Tuhan disamakan gerakannya. Ada juga kaliamat yang

mudof dan mudof ileh, yang dua kalimat dijadikan satu gerakan.

Umumnya metode ini perkata, dalam penerjemahan biasanya subyek dan

predikat terstruktur, subyek diawal predikat di akhir. Karena kami

mengajarkan memakai gerakan isyarat kadang yang kami jadikan patokan

adalah kalimatnya. Saat penyampaian kami sesuaikan dengan kalimat,

distruktur al-Qur„ān terjemah Depag subyek diawal, predikat diahir,

obyek diahir, terstruktur dan membacaanya enak didengar. Akan tetapi

dalam pengajaran kami sesuaikan dengan kalimat perkalimatnya. Dalam

tata bahasa Arab terkadang subyeknya diahirkan, contohnya, “fabiayayyi

ala irabbikuma tukadziban, maka nikmat-nikmat manakah yang kamu

dustakan”, sebetulnya arti dari ayat tersebut “maka manakah nikmat-

nikmat tuhanmu yang kamu dustakan”. terkadang juga pada bahasa Arab,

jika diartikan dalam Bahasa Indonesia menjadi di balik subyek dan

predikatnya, tetapi di dalam pengajaran kami tetep mengikuti yang

Arabnya, misal fabiayyi tetep fabiayyi gerakannya. Tetapi ketika kami

terjemahkan disesuaikan dengan bahasa indonesia.

Kitabah, dengan cara ditulis, mengikuti atau menebalkan follow line

titik-titik yang ada dibuku QuantuMaky.

Page 66: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

52

Adapun isyarat, sebetulnya sangat mudah hanya mengandalkan

visualitas atau penglihatan, khususnya bagi mereka yang sehat matanya.

Untuk metode isyarat sendiri bisa untuk yang tunanetra maupun yang

sehat atau yang tidak cacat matanya. Penerapannya tinggal memberikan

gerakan dari terjemah atau arti ayat yang sedang dihafalkan. Pertama

dibacakan terlebih dahulu ayatnya sambil gerakan atau isyaratnya

diperagakan, contohnya pada surah “ar-Rahman”, ayat pertama “ar-

Rahman, kedua tangan menjulur ke depan, sebagai simbol pengasih atau

pemberi,” biasanya dalam pengajaran dibaca sebanyak 3 kali sambil

kemudian ketika guru sudah membacakan barulah waktunya untuk

mengulangi lagi bisa dua kali atau tiga kali dan seterusnya. Pengulangan

ini penting karena bisa memperkuat bacaan atau hafalan santri, setelah itu

baru melanjutkan ayat berikutnya yaitu “„allamal-Qur„ān ayat kedua ini

ada dua kata („alama isyaratnya telunjuk kanan dikedepankan sambil di

ayunkan, kemudian Qur„ān isyaratnya kedua tangan seperti sedang

berdo‟a) kemudian disambung ayatnya dibacakan sambil isyaratnya

mengikuti)”. Setelah guru membacakan dan meperagakan gerakan atau

mengisyaratkan arti bacaan, selanjutnya santria mengikuti. Setelah 5 ayat

selesai dibacakan dan mengisyaratkan artinya, diulangi lagi dari ayat

pertama sampai ayat terahir dari target harian. Ayat selanjutnya

“kholako”, (isyaratnya, membuat simbol manusia, tangan kanan

dikepalkan sambil memukul ke bawah, kemudian lanjutan potongan ayat

berikutnya “ingsan”, kedua tangan seperti membentuk manusia,

membentuk kepalanya dengan bulatan, membentuk tangan sampai pada

kakinya, tangan kanan dan kiri membuat lingkaran lalu diayunkan ke

bawah).

Adapun sejarah menghafal al-Qur„ān dengan menggunakan

isyarat, Pertama kita lihat apa itu isyarat, isyarat ialah gerakan yang

Page 67: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

53

diungkapkan oleh seseorang untuk menunjukkan sesuatu baik itu benda,

kata, kalimat dan seterusnya. Penggunaan isyarat sebetulnya sudah ada di

dalam al-Qur„ān , secara bahasa pada surah maryam ayat 29

“Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. mereka berkata:

Bagaimana Kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam

ayunan?”

Bunda Maryam memberikan isyarat kepada anak yang baru lahir

itu, yaitu Isa A.s, kemudian masyarakat yang kala itu hadir di hadapannya

mereka berkata bagaimana mungkin kami dapat berkomunikasi dengan

orang yang masih di dalam ayunan, kemudian saat itulah Isa dapat berkata

sebagai mu‟jizat dari Allah qola ibni abdulloh, sesungguhnya aku ini

adalah hamba Allah, ataniyal kitaba, dia telah memberikan aku kitab,

yaitu Injil, Waja„alani Nabiya, dan telah menjadikan aku seorang Nabi.

Nah ini penggunaan kata isyarat didalam al-Qur„ān. Ayat inilah yang

Ustadz gunakan sebagai cikal bakal metode isyarat, selain itu ada isyarat-

isyarat lain yang juga menginspirasi Ustadz Farid di dalam membuat

metode isyarat, seperti misalkan Allah sebutkan di dalam surah Yāsīn,

ayat ke 65

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada

Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa

yang dahulu mereka usahakan”

Page 68: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

54

Pada hari itu, yaitu hari kiamat nanti Kami akan tutup, atas mulut-

mulut mereka, dan akan berbicara tangan-tangan mereka, dan akan

menyaksikan kaki merak atas perbuatan yang mereka kerjakan. Ini

memberi sebuah petunjuk bahwa Allah akan meberikan persaksian

terhadap anggota tubuh kita, dan persaksian yang paling penting itu adalah

persaksian yang langsung dilakukan oleh manusia itu sendiri yaitu lewat

anggota tubuh meraka, bukan lewat mulut, karena mulut bisa berbohong

dan berdusta. Adapun anggota tubuh yang lain seperti misalnya Tangan,

kaki, diharapkan agar bisa menjadi saksi. Oleh sebab itu, Ustadz

mengharapkan dari metode isyarat ini sebagai sebuah persaksian kita nanti

dihapan Allah, agar tangan, kaki dan anggota tubuh, kita jadikan sebagai

modalitas untuk menghafal al-Qur„ān . Mudah-mudahan nanti menjadikan

saksi kita dihadapan Allah atas perbuatan-perbuatan baik yang kita

lakukan.

Menghafalkan al-Qur„ān yang Ustadz Farid ketahui di dalam

makhfufin, makhfufin ini kata orang-orang yang memiliki kecacatan buta,

atau tunanetra, memang mereka punya teknik-teknik tertentu di dalam

menghafal al-Qur„ān, antara lain mereka mempunyai mushaf sendiri yaitu

mushaf braile, sangat umum sekali dipakai didalam menghafalkan al-

Qur„ān bagi para orang-orang tunanetra. Namun demikian mereka juga

mempunyai isyarat-isyarat yang lain, selain Qur„ānnya juga mereka

mempunyai isyarat-isyaratnya. Sebagai modalitas mereka didalam

menghafalkan al-Qur„ān. Namun ketika Ustadz Farid menciptakan metode

isyarat ini sebetulnya tidak terinspirasi dari hal itu, katakanlah tidak

mencontek dari isyarat-isyarat yang dibuat untuk tunanetra. Karena

isyaratnya ada yang sama ada juga yang berbeda, dan memang

sebelumnya belum mengetahui itu, ketika pertengahan saat Ustadz Farid

menciptakan metode tersebut Ia diberi tahu dari santri-santrinya, dari

Page 69: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

55

situlah Ia baru mengetahui jika metode yang diciptakan sebagian ada

kesamaannya dengan motode pengajaran bagi orang-orang tunanetra. Jika

di Arab Saudi atau di Timur Tengah, isyarat tersebut sepertinya sudah

sangat banyak yang menggunakan, ada video-videonya di yautube bisa

dilihat, isyarat-isyarat yang digunakan oleh ashabulloh (ashabullah adalah

penyebutan bagi orang tunanetra) kata orang-orang tunanetra. Adapun di

Indonesia yang Ustadz Farid ketahui ada beberapa ulama-ulama yang

masih muda, yang pertama yang Ia ketahui adalah metode Hanifida,

metode Hanifida ini sebetulnya tidak secara langsung menggunakan

metode isyarat tetapi hanya menggunakan cantolan-cantolan atau

isyaratnya lebih sedikit. Penciptanya adalah Bapak Hanif dan Ibu Ida.

Menjadi Hanifida. Yang kedua adalah Ustadz Bobby dengan slogannya

Quantum Kauni, nama metodenya adalah metode MASTER Yaitu

kepanjangannya Menghafal al-Qur„ān semudah tersenyum.10

Metode

beliaulah sebagian besarnya menjadikan acuan Ustadz Farid di dalam

membuat metode isyarat ini. Kalau Ia awalny isyarat yaitu sekitar tahun

2014, ketika saat itu Ia diutus Ustadz Yusuf Mansur ke Pekan Baru

kemudian lanjut ke Tumbilahan, dan juga Riau, untuk berdakwah di sana

mengembangkan pesantren Darul Qur„ān, kemudian saat itu orang tua

Ustadz Farid meninggal dunianamun Ia tidak bisa bertemu karena sudah

dikebumikan. Dari situ Ustadz Farid ingin sekali memberikan sesuatu

yang bisa dikenang terus, terutama untuk Ibunya agar bisa menjadi pahala

yang terus mengalir untuk beliau, saat itulah Ia menciptakan metode

isyarat. Intensitasnya lebih banyak digunakan di daerah Tumbilahan Riau.

Di sana mulai membuat metode isyarat dimulai dari surah ar-Rahman

yang jumlah 78 ayat, diajarkan kepada santri-santri, sampai saat inipun

masih digunakan. Sejak itulah mulai intens, mulai mengajarkan juga

10

Adapun penjelasan metode master lihat dihalaman 4.

Page 70: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

56

dengan istrinya, dan juga anak-anak santri yang saat ini ada di Tangerang

maupun yang ada di Rumah Taḥfīẓ – Rumah Taḥfīẓ binaan. Kemudian

setahun yang lalu Ustadz Farid menemukan padanan nama metode yang

diberi nama QuantuMaky, adapun Maky ini berupa singkatan, M adalah

Murotal, A adalah Arti, K adalah Kitabah, Y adalah isyarat.11

Jadi pengertian QuantuMaky jika digabungkan menjadi Menghafal al-

Qur„ān dengan cepat bagai cahaya melalui empat komponen metode

menghafal al-Qur„ān dari kata MAKY (Murotal, Arti, Kitabah, Isyarat).12

B. Persiapan Sebelum Menghafal

Kegiatan menghafal di Rumah Taḥfīẓ Mafaza dimulai pada pukul

16:00 sampai pukul 17:00 atau berlangsung sekitar 1,5 jam pada jadwal

harian, adapun sasaran observasi penulis adalah Rumah Taḥfīẓ Mafaza 1

dan 4. Itu artinya santri diharapkan datang sebelum pukul 16:00. Semua

santri diantar oleh keluarganya, karena usia mereka relatif terbilang masih

anak-anak, usia mulai dari 4 tahun atau pra TK, ada tingkat SD usia 7

sampai 13 tahun, ada SMP, usia 13 sampai 16 tahun. Sepengamatan

penulis dari beberapa kali observasi di Mafaza 1 dan 4 pada jadwal jam

16:00 penulis tidak melihat usia SMA sampai seterusnya. Santri-santri ada

yang diantarkan oleh ayahnya, ibunya, kakaknya, dan lain sebagainya.

Uniknya di Rumah Taḥfīẓ Mafaza ini yang diperkenankan mengikuti

kegiatan tidak hanya anaknya saja, akan tetapi pendiri dari Rumah Taḥfīẓ

yaitu Ustadz Farid dan istri memperkenankan para wali santri mengikuti

kegiatan menghafal dan duduk di belakang santri sambil mengikuti proses

menghafal. Sehingga tidak heran jika pengajar-pengajar Rumah Taḥfīẓ

11

Farid Wajdi Nakib, Wawancara. 12

Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 71: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

57

Mafaza semuanya dari wali santri yang dipilih dan rajin mengikuti trening

yang diadakan oleh Ustadz Farid dan Istri.13

Untuk pengkondisian santri-santri agar kondusif sebelum kegiatan

dimulai Hal pertama yang dilakukan adalah mengkondisikan santri-santri

atau mentertibkan, adapun pengkondisian dengan cara mengarahkan

santri-santri yang masih di luar untuk masuk ke ruangan, yang kedua

merapikan barisan duduk, yang ketiga memberikan semangat yaitu berupa

tepuk-tepuk, yel-yel agar membangkitkan semanagat belajar para santri.

Ketika semuanya sudah siap, barulah pengelompokan sesuai dengan

kelompok masing-masing berdasarkan surah terahir yang mereka hafal.

Kelompok terbagi menjadi dua, satu kelompok ar-Rahman, kelompok

Arrahman ini ialah kelompok yang awal masuk atau yang pertama masuk

ketika Rumah Taḥfīẓ Mafaza dibuka, kelompok yang kedua kelompok ar-

Rahim yaitu kelompok yang masuk belakangan atau masuk pada

penerimaan tahun berikutnya. Kelompok ar-Rahman sudah selesai di juz

30, jika santri ingin kuantitas hafalannya lebih banyak Ustadz Farid dan

istri membuka juga program hafalan takhassus atau khusus, yang bisa

mengikuti santri-santri yang sebelumnya sudah mempunyai bekal mampu

membaca al-Qur„ān, karena sistem menghafalnya mandiri. Jadwal

program takhosus ini biasanya diadakan pada weekend karena mayoritas

santri-santri mafaza berstatus pelajar tingkat menengah, sengaja kegiatan

takhossus ini dijadwalkan pada weekend agar tidak mengganggu waktu

sekolah. Program takhassus ini diadakan di Mafaza pusat, dan santri-santri

yang mengikuti diwajibkan menginap. Program takhossus ini tidak

menggunakan metode QuantuMaqy akan tetapi menggunakan metode

talaqy atau sistem setor, setelah hafal barulah disetorkan ke guru atau

13

Catatan observasi lapangan tanggal 14 Mei 2019.

Page 72: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

58

Ustadzah. Program takhossus ini baru berjalan sekitar 3 bulan, adapun

target kecepatan atau kuantitas tergantung dari kesanggupan santri

masing-masing, selama jalan 3 bulan ini ada yang sudah hafal 2, samapi

2,5 juz. Menghafal al-Qur„ān dengan menggunakan QuantMaqy memang

terbilang cukup lama, untuk mencapai target hafalan secara kuantitas

penulis tidak merecomendasikan menggunakan metode tersebut, namun

secara kualitas melekat terus di ingatan sipenghafal atau susah hilangnya,

karena menggunakan 4 komponen sekaligus Murotal, Arti, Kitabah, dan

Isyarat.

Gambar 4. 1 Pengkondisian santri sebelum kegitan menghafal di

mulai.

Gambar di atas nampak para Ustadzah sedang mengkondisikan

santri baik yang baru datang atau yang sudah lama. Dalam menerima

pelajaran sangatlah dibutuhkan suasana yang nyaman dan kondusif, agar

tercipta suasana yang kondusif maka santri diarahkan merapikan tempat

duduk dan barisan.

Langkah selanjutnya sebelum menghafal dimulai membaca do‟a

sebelum belajar yaitu “Allah humma zidna „ilman warzukna fahman

birahmatika ya arha marrohimīn”, kemudian dilanjutkan dengan

membaca surah al fatihah sebagai pembukaan.

Page 73: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

59

Sebelum kegiatan menghafal berlangsung, para Ustadzah

membimbing santri untuk membaca do‟a dan membaca surah al-Fatihah.

Bermohon dengan niat yang ikhlas agar dimudahkan dalam belajar, serta

mendapat barokah atas apa yang mereka kerjakan (menghafal).

C. Proses Kegiatan Menghafal

Jadwal Kegiatan menghafal al-Qur„ān di Rumah taḥfīẓ Mafaza 1 dan

4 setiap hari senin sampai hari jum‟at, yaitu pada pukul 16:00 sampai

dengan 17:30, atau setelah sholat asar. Secara keseluruhan penulis telah

melakukan pengamatan dalam proses menghafal sebanyak dua kali, yakni

pada tanggal 14 Mei 2019 dan 15 Agustus 2019, selebihnya penulis

menggali data dari Ustadz Farid Wajdi melalui tatap muka di Masjid

Fathullah Ciputat sebanyak satu kali, dan wawancara melalui via online.

Selasa 14 Mei 2019, adalah hari pertama kunjungan penulis ke Rumah

Taḥfīẓ Mafaza. Setiba di sana penulispun melakukan wawancara dengan

Ustadz Farid Wajdi, kemudian setelah wawancara selesai, penulis pun

diajak oleh istri Ustadz Farid berkunjung langsung ke cabang Rumah

taḥfīẓ Mafaza 2 dan Mafaza 4. Kunjungan ke dua cabang yang berbeda

dan di jam yang berbeda, yang pertama kunjungan ke Mafaza 4, yaitu

pada pukul 11:00 kegiatan menghafal diisi oleh ibu-ibu Rumah tangga dan

sebagaian adalah wali santri, pengajian ini dibimbing langsung oleh Istri

Ustadz Farid, pada kegiatan pengajian inilah Istri Ustadz Farid dapat

menilai mana bacaan ibu-ibu atau wali santri yang memadai atau bagus

untuk dijadikan pengajar di Rumah Taḥfīẓ Mafaza, tentunya wali santri

yang rajin mengantarkan anaknya mengaji, dan duduk di belakang sambil

mengikuti kegiatan Rumah Taḥfīẓ Mafaza, pada kegiatan pengajian ibu-

ibu inilah Istri Ustadz Farid dapat menilai langsung dengan meninjau

Page 74: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

60

bacaan face to face.14

Saat itu penulis menyaksikan langsung kegiatan

menghafal yaitu menggunakan metode QuantuMaky15

dibimbing oleh istri

Ustadz Farid, membaca dengan nada, memahami arti dan mengisyaratkan

arti dengan gerakan. Selanjutnya kunjungan ke Rumah Mafaza 2, kegiatan

mengahafal diisi oleh anak-anak dari jenjang TK sampai SMP, di Mafaza

2 pun penulis menyaksikan langsung kegiatan menghafal menggunkan

metode Quantum Maky, yaitu membaca dengan irama, memahami arti dan

memperagakan arti dengan isyarat gerakan. kegiatan berlangsung dari

pukul 16:00-17:30, adapun pengajar di Mafaza 2 diisi oleh beberapa

Ustadzah yang Rumahnya tidak jauh dari lokasi, santri terbilang cukup

banyak sekitar sekitar 80 santri.

Kamis 15 Agustus 2019, adalah hari kedua penulis berkunjung ke

Rumah taḥfīẓ Mafaza. Setiba di sana penulis melakukan wawancara

kembali dengan Ustadz Farid, dilanjutkan dengan kunjungan ke Mafaza 4,

yaitu pada pukul 11:00. Dan sore harinya berkunjung ke Mafaza 1, di sana

juga penulis melakukan dokumentasi.

Sebelum kegiatan dimulai terlebih dahulu para peserta atau para santri

merapikan barisan duduk, kemudian para pengajar atau Ustadzah maju ke

depan mengahadap ke arah peserta, setelah barisan duduk dirasa sudah

kondusif barulah dimulai kegiatan menghafal, yaitu membaca ta„awus,

a‟udzubillahi minassyaitonirrojim, dilanjut dengan membaca alfatihah

secara bersama-sama. Adapun untuk mengantisipasi kejenuhan dan

mencegah datangnya kantuk diselingi dengan game dan yel-yel. Setelah

dirasa santri atau peserta telah siap menerima transferan hafalan baru,

barulah kegiatan menghafal dimulai.

14

Catatan observasi lapangan tanggal 14 Mei 2019. 15

Pengertian Quantum Maky lihat dihalaman 55.

Page 75: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

61

Yang pertama Guru mengenalkan surah dan mengenalkan surah

tersebut termasuk Makkiyah atau Madaniah, selanjutnya Guru

membacakan ayat yang akan dihafal, dengan cara dipotong atau dipenggal

perkata, kemudian disatukan, barulah setelah itu santri mengikuti,

sekaligus isyarat dan artinya. Agar santri tidak bosan, diselingi dengan

tepuk-tepuk, yel-yel dan nyanyi-nyanyi. Di dalam prosesnya ada momen

di mana santri dipersilahkan maju kedepan baik secara individu atau

berkelompok, membacakan, menerjemahkan atau mengartikan, serta

mengisyaratkan ayat yang sedang dihafal. Tentu saja hal tersebut sangat

menyenangkan selain melatih keberanian santri, juga sebagai perangsang

santri-santri yang lain untuk brani maju ke depan, dan juga hal positifnya

semakin sering santri maju ke depan, itu artinya semakin memperkuat

daya penggunaan auditori seseorang, sehingga hafalanpun semakin

melekat.16

Kunjungan penulis pada tanggal 15 Agustus 2019 kegiatan yang

sedang berlangsung di Rumah Taḥfīẓ Mafaza 4 adalah penambahan ayat

yaitu surah al-Ma‟un, jumlah ayat pada surah al-Ma‟un sebanyak 7 ayat,

dan pada hari tersebut penambahan ayat hanya 3 ayat, sesuai dengan target

harian, karena potongan ayat yang tidak terlalu panjang santripun bisa

menambah hafalan 3 ayat pada surah al-Ma‟un, dan ayat berikutnya akan

dilanjutkan pada pertemuan jadwal menambah hafalan ayat pada jadwal

berikutnya, kemudian kegiatan selanjutnya dilanjutkan dengan muroja‟ah

surah yang lainnya yang sudah pernah dihafal sebelumnya.

16

Hasil observasi lapangan tanggal 15 Agustus 2019.

Page 76: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

62

Gambar 4. 2 moment Ustadzah Kafi mulai mengenalkan surah

dan ayat.

Untuk lebih jelasnya, penulis akan uraikan secara rinci bagaimana

gambaran metode QuantuMaky visualisasi makna yang diaplikasikan

dalam surat Al-Ma‟un dan dilanjut dengan muroja‟ah surah-surah yang

lain, dan yang menjadi sasaran penelitian kali ini adalah kelompok ar-

Rahim, yaitu kelompok yang mendaftar pada tahun 2017, adapun

kelompok kelompok yang lain tidak penulis cantumkan di tabel

dikarenakan pada saat penelitian penulis memfokuskan pada satu

kelompok yaitu kelompok ar-Rahim, karena kegiatan menghafal secara

bersamaan dan sulit bagi penulis meninjau semua kelompok karena

terpisah ruangannya masing-masing. 17

Surah al-Ma‘un

17

Hasil observasi lapangan tanggal 15 Agustus 2019.

Page 77: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

63

“1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 2. Itulah

orang yang menghardik anak yatim, 3. dan tidak menganjurkan memberi

Makan orang miskin.

Tabel 4. 1 Potongan Ayat dan Contoh Gerakan Surat al-Ma‘un

Potongan Ayat Potongan Arti Gerakan

tahukah kamu telunjuk ditempelkan

ke mata sambil ditarik

ke depan

(orang) yang

mendustakan agama

kedua telunjuk

menyilang

ditempelkan di mulut

sambil dihadapkan ke

dalam

Itulah orang yang telunjuk kanan

dikedepankan

menghardik anak

yatim

tangan kanan

mengepal sambil

memukul orang

dan tidak tangan kanan melabai

tanda tidak

menganjurkan kedua tangan

melambai ke dalam

tanda mengajak

memberi Makan orang

miskin

tangan kanan

memberikan isyarat

makan

Dilanjutkan dengan muroja„ah surah al-„Asr, al-Fīl dan al-

Humazah.

Page 78: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

64

Gambar 4. 3 beberapa santri putra maju ke depan.

Beberapa santri putra maju ke depan muroja‟ah surah yang sudah dihafal

sebelumnya yaitu surah al-„Asr, surah al-Fīl dan surah al-Humazah.

Santri-santri putra ini mengartikan sekaligus memperagakan gerakan arti

dari ayat dari tiga surah tersebut.

Gambar 4. 4 Moment beberapa santri putri maju ke depan.

Beberapa santri putri maju ke depan membacakan, mengartikan

sekaligus memperagakan gerakan arti dari ayat yang dihafal.

Selain santri putra, santri putripun tidak ketinggalan tampil ke depan

secara berkelompok sebanyak 3 orang muroja‟ah surah yang sudah dihafal

sebelumnya yaitu surah al-„Asr, surah al-Fīl dan surah al-Humazah.

Page 79: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

65

Surah Al-‘Asr

“1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam

kerugian, 3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal

saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat

menasehati supaya menetapi kesabaran.”

Tabel 4. 2 Potongan ayat dan contoh gerakan surat Surah al-‘Asr

Potongan Ayat Potongan Arti Gerakan

demi masa telunjuk kanan ke depan

Sesungguhnya telunjuk tangan kanan di

kedepankan

manusia itu symbol manusia

benar-benar dalam kerugian tangan kanan

ditempelkan ke leher dan

digerakkan seperti

memotong leher

kecuali orang-orang yang

beriman

tangan kanan dan kiri

takbir seperti sholat

dan mengerjakan amal saleh tangan kanan

mengeluarkan uang dari

kantong tanda

mengerjakan kebaikan

dan nasehat menasehati

supaya mentaati kebenaran

jari-jari tangan kanan di

tempelkan di mulut

sambil menoleh ke kiri

dan nasehat menasehati

supaya menetapi kesabaran

jari-jari tangan kiri di

tempelkan di mulut

sambil menoleh ke ke

Page 80: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

66

kanan

SURAT AL-FĪL

“1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah

bertindak terhadap tentara bergajah? 2. Bukankah Dia telah menjadikan

tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia? 3. dan Dia

mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, 4. yang

melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, 5. lalu

Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).”

Tabel 4. 3 Potongan ayat dan contoh gerakan surat Surah al-Fīl

Potongan Ayat Potongan Arti Gerakan

Apakah kamu tidak

memperhatikan bagaimana,

telah bertindak

telunjuk kanan ditempelkan

di mata

Tuhanmu telunjuk kanan di naikan ke

atas 30 derajat

terhadap tentara bergajah kaki kana dan kiri dihentak

hentakkan seperti jalannya

gajah

Bukankah Dia telunjuk kanan ke depan

Page 81: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

67

telah menjadikan tipu daya

mereka

tangan kanan dan kiri

membuat kotak ka‟bah

itu sia-sia tangan kanan digerakkan ke

bawah, posisi tangan

terbuka ke dalam

dan Dia mengirimkan tangan kanan seperti

memegang sesuatu di

gerakkan cepat ke depan

kapada mereka burung yang

berbondong-bondong

tangan kanan dan kiri

digoyangkan seperti burung

yg mengepakkan sayapnya

yang melempari mereka tangan kanan seperti

memegang sesuatu kemudian melemparkannya

dengan batu jari telunjuk membentuk

lingkaran seperti batu-batu kecil

dari tanah yang terbakar telunjuk kanan dan kiri

menunjuk ke tanah

lalu Dia menjadikan mereka telunjuk kanan di depan

lalu telapak tangan kanan

digerakkan sedikit ke

samping kanan

seperti daun-daun yang

dimakan (ulat)

jari-jari tangan kiri

dirapatkan symbol daun dan

diletakkan di depan dada

lalu tangan kanan

digerakkan sepertti ulat yg

meliuk liuk dan akhirnya

memakan daun itu

Page 82: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

68

Surah al-Humazah

آلله

“1. kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela, 2. yang

mengumpulkan harta dan menghitung-hitung. 3. Dia mengira bahwa

hartanya itu dapat mengkekalkannya, 4. sekali-kali tidak! Sesungguhnya

Dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. 5. dan tahukah

kamu apa Huthamah itu? 6. (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang

dinyalakan, 7. yang (membakar) sampai ke hati. 8. Sesungguhnya api itu

ditutup rapat atas mereka, 9. (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang

yang panjang.”

Tabel 4. 4 Potongan ayat dan contoh gerakan surat Surah Al-

Humazah.

Potongan Ayat Potongan Arti Gerakan

kecelakaanlah bagi Setiap

tangan kanan ditempelkan

ke leher dan digerakkan

seperti memotong leher

pengumpat lagi pencela telapak kanan dan kiri

menempel di mulut sambil

bergerak ke kiri dan kanan

Yang telunjuk kanan di gerakkan

ke depan

mengumpulkan harta tangan kanan dan kiri

direntangkan lalu

digerakkan kedepan hingga

bertemu ujung ujung jari

Page 83: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

69

dan menghitung-hitung telapak kiri dibuka lalu

telunjuk kanan digerakkan

ke atas kebawah di atas

telapak kanan

Dia mengira telunjuk kanan diletakkan

di pelipis kanan lalu

digerakkan ke samping

kanan

bahwa hartanya itu jempol dan telunjuk kanan

digesek gesek seperti

symbol uang

dapat mengkekalkannya kedua telapak tangan

dikepalkan lalu digerakkan

ke depan dada

sekali-kali tidak telunjuk kanan digoyang-

goyangkan tanda tidak

Sesungguhnya Dia benar-benar

akan dilemparkan

tangan kann mengepal lalu

diayunkan ke depan seperti

melempar sesuatu

ke dalam Huthamah tangan kanan dikepal lalu

digerakkan menyilang dari

atas ke bawah

dan tahukah kamu apa telunjuk kanan diletakkan

didepan mata dan

digerakkan ke depan

Huthamah itu tangan kanan dikepal lalu

digerakkan menyilang dari

atas ke bawah

Page 84: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

70

آلله

(yaitu) api (yang disediakan)

Allah yang dinyalakan

tangan kanan dan kiri di

gerakkan ke atas dan

kebawah buat api

Yang telunjuk tangan kanan

dikedepankan

(membakar) tangan kanan dan kiri di

gerakkan ke atas dan

kebawah buat api

sampai ke hati tangan kanan memegang

dada / hati

Sesungguhnya api itu telunjuk tangan kanan

dikedepankan

ditutup rapat atas mereka tangan kanan dan kiri di

gerakkan ke atas dan

kebawah buat api

dilanjutkan dengan jari-jari

tangan saling bertemu dan

terikat tanda tertutup rapat

(sedang mereka itu) diikat pada

tiang-tiang yang panjang

tangan kanan dan kiri

membuat tiang tiang

panjang tangan kanan dan

kiri mebuat gerakan

mengikat

D. Kiat Menjaga Hafalan

Menjaga hafalan adalah bagian yang sangat penting, jika hal ini

diabaikan maka perjuangan susah payah selama menghafal akan sia-sia.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menjaga hafalan. Adapun

target yang penulis wawancarai adalah pengajar dan beberapa wali santri

Rumah Taḥfīẓ Mafaza. Berikut jawaban dari wawancara penulis dengan

Page 85: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

71

beberapa pengajar dan wali santri Rumah Taḥfīẓ Mafaza terkait dengan

hal-hal yang perlu dilakukan dalam menjaga hafalan:

1. Niat karena Allah

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan pada tanggal 15

Agutus kepada Ustadz Farid hal pertama yang perlu ditanamkan pada

hati dalam menjaga hafalan ialah niat karena Allah. Adapun di slogan

Ustadz Niat adalah nomor satu. Yang kedua proses atau cara

menghafalnya. Oleh karna itu ketika menghafal jangan cepat-cepat

atau buru-buru, karena ketika hafalan buru-buru atau cepat-cepat akan

menjadikan hafalan cepat lupa dan akan berpengaruh juga pada

kualitas hafalan, akan sulit dipakai di dalam sholat. Standar hafalan

dikatakan tartil minimal bisa mengamalkan 6 rukun tajwid, yaitu: Ikha,

Iqlab, idzhar, Ikhfa syafawi, Idghom Mimi, Ghunnah. Diharapkan

keenam hal tersebut bisa dijaga dalam menghafal agar bisa

menghasilkan hafalan yang berkualitas, tidak terburu-buru dalam

proses menghafal.

2. Muroja„ah18

Semua pengajar dan wali santri yang penulis wawancarai

menjawab, Muroja„ah adalah hal yang perlu dilakukan dalam menjaga

hafalan, Jawaban dari Muroja‟ah adalah mengulang-ngulang ayat yang

telah dihafalkan baik hafalan baru ataupun hafalan lama merupakan

hal terpenting dalam menjaga hafalan. Tidak mungkin bisa menghafal

al-Qur„ān tanpa continiu atau terus menerus melakukan muroja‟ah.

Jika seseorang tidak rajin muroja‟ah maka seiring berjalannya waktu

hafalan itu akan hilang. Apalah artinya seseorang hafal beberapa juz

18 Umi Kafi, umi Anggit, Uul, Umi Herfida, Umi Aisyah, bapak Jaka (Wali

Santri Rumah Tahfiz Mafaza) , diwawancarai oleh Andri Liana, Larangan, 24 November

2019, Banten.

Page 86: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

72

namun tidak mampu menghadirkannya dalam setiap kesempatan atau

lupa. Wali santri “Bunda Uul, bunda Aisah, pak Jaka memberi

keterangan murojaah yang dilakukan oleh anaknya dengan cara

membaca kembali ayat-ayat yang telah dihafal setelah selesai sholat

magrib, sementara Bunda Herfida memberi jawaban murojaah yang

dilakukan oleh anaknya selain mengulang di waktu setelah selesai

shalat Magrib, ketika sedang dalam perjalanan, di mobil ia

memutarkan audio al-Qur„ān surah yang sedang atau yang sudah

dihafal, adapun jawaban dari Bunda Kafi muroja„ah yang dilakukan di

Rumah berupa dibuatkan jadwal mengaji bersama ayah dan bunda

setelah sholat magrib, diwaktu itulah Muhammad Kafi (anaknya)

diminta untuk mengulang bacaan yang telah dihafal, apabila ada

bacaan yang salah atau keliru bunda Kafi dan suaminya akan

membetulkan bacaan yang salah tersebut sampai benar semua sesuai

dengan koidah tajwid.

3. Membaca dalam shalat19

Dari 4 pengajar sekaligus wali santri dan 2 wali santri yang

penulis wawancarai pada tanggal 24 November 2019, mengulang hafalan

di waktu sholat sangatlah efektif menjaga hafalan.20

Ustadz Farid

sedikit lebih menguraikan salah satu cara menjaga hafalan dibaca

dalam sholat, baik sholat sendiri ataupun berjamaah ketika menjadi

imam. Hal itu akan menjadikan hafalan lebih terjaga dan terawat.

Sepengalam Ustadz Farid dulu pernah menjadi Imam sholat di Masjid

19

Umi Kafi, umi Anggit, Uul, Umi Herfida, Umi Aisyah, bapak Jaka,

Wawancara. 20

Umi Kafi, umi Anggit, Uul, Umi Herfida, Umi Aisyah, bapak Jaka,

Wawancara.

Page 87: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

73

Fathullah, Imam Tarawih dan sebagainya, hal tersebut pengaruhnya

besar dalam menjaga hafalan.21

Namun ada beberapa wali santri yang menjawab menjaga hafalan

dengan cara membacanya dalam sholat kurang efektif, karena anak-

anak cenderung kurang fokus, dan membaca ayat perayat dengan

terburu-buru. Jadi jika menjaga hafalan dalam sholat untuk usia anak-

anak kurang efektif, berbeda dengan orang dewasa yang cenderung

fokus.22

Menurut hemat penulis dari observasi yang dilakukan pada tanggal

15 Agustus 2019 menjaga hafalan dalam sholat sangatlah baik

terkhusus bagi seseorang yang fokusnya bagus, sholat sendiri terdiri

dari sholat wajib dan sholat sunnah, sholat wajib terbagi 5 waktu:

magrib, isya, subuh, dzuhur, ashar. Jika dalam 1 waktu sholat

seseorang mampu mengulang hafalan sebanyak 1 lembar hafalan

misalnya, maka dikali 5 waktu menjadi 5 lembar perharinya. Ditambah

lagi sholat sunnah, jika seseorang mendirikan sholat sunnah dhuha dan

tahajjud dalam tiap harinya, dan dalam tiap waktu sholat sunnah

mampu mengulang 1 lembar hafalan, maka dijumlahkan dari sholat

wajib sampai sholat sunnah sebanyak 7 lembar perharinya.23

4. mengikuti Musabaqotil Qur„ān.24

Yang keempat, dari hasil wawancara penulis dengan Ustadz Farid

Wajdi pada tanggal 15 Agustus, salah satu menjaga hafalan ialah

dengan cara mengikuti Musabaqotil Qur„ān. Sepengalaman Ustadz

sesekali walaupun tidak sering. Hal tersebut akan menjadikan diri kita

21

Farid Wajdi Nakib, Wawancara. 22

Umi Kafi, umi Anggit, Uul, Umi Herfida, Umi Aisyah, bapak Jaka,

Wawancara. 23

Catatan observasi lapangan 24 November 2019. 24

Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 88: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

74

termotivasi, karena di situ berkumpul peserta-peserta yang terbaik.

Jadi akan menjadikan diri kita termotivasi menambah hafalan dengan

berbagai peserta terbaik. Waktu Ustadz Farid dulu misalnya tahun ini

ikut 10 juz, di tahun berikutnya bisa ikut 20 juz bahkan tahun

berikutnya bisa ikut 30 juz. Demikian pengaruh musabaqotil qur‟an

baginya.

5. Tasmi‟

Yang kelima dari hasil wawancara penulis dengan Ustadz Farid

Wajdi pada tanggal 15 Agustus, salah satu menjaga hafalan ialah

dengan cara Tasmi‟ dulu Ustadz sering mengikuti tasmi‟, hal ini juga

mempunyai pengaruh. Mengikuti Tasmi‟ sekali duduk bisa 5 juz,

tasmi‟ bersama teman-teman, tanpa melihat mushaf, bergantian ada

yang bertindak sebagai penyimak hafalan. Di situ berkumpul sekaligus

ngeriung bersama, hafalan disimak sudah sejauh mana.

6. Menjadikan al-Qur„ān sebagai dzikir25

Yang kelima dari hasil wawancara penulis dengan Ustadz Farid

Wajdi pada tanggal 15 Agustus, salah satu menjaga hafalan ialah

dengan cara menjadikan al-Qur„ān sebagai dzikir yang selalu diulang-

ulang. Caranya dulu ketika di kelas saat dosen berhalangan hadir Ia

ulang-ulangi terus hafalan, dan juga ketika perjalanan dari pondok

Darussunnah ke UIN diulang-ulangi terus hafalan.

Selanjutnya ada juga makanan-makanan yang bisa meningkatkan

hafalan, yaitu madu, susu. Ada juga waktu-waktu menghafal terbaik,

umumnya semua waktu menghafal itu baik, namun ada waktu

menghafal yang paling baik yaitu waktu saat bangun tidur, saat selesai

sholat, dari kelima waktu sholat yang 5 waktu yaitu Dzuhur, Ashar,

Magrib, Isya, Subuh, dulu Ustadz Farid sering menerapkan itu selesai

25

Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 89: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

75

sholat menyisihkan waktu sekitar 10 menit untuk menghafal, itu tadi

semua waktu-waktu bagus kondisi otak sedang aktif aktifnya.26

E. Hambatan dalam Menghafal

1. Malas27

Salah satu faktor penghambat dalam menghafal adalah malas.

Menurut hasil wawancara dengan beberapa pengajar dan wali santri,

pada tanggal 24 November 2019, ada beberapa indikasi yang memadai

gelaja malas dalam menghafal. Alasan malas bisa disebabkan oleh

jenuh ketika menghafal sudah terlalu lama, bisa juga disebabkan oleh

ayat yang terlalu susah untuk dihafal atau kosakata ayat sulit dipahami,

juga bisa disebabkan cape dengan kesibukan sekolah.28

2. Gadget (smartphone)29

Gadget (smartphone) adalah salah satu hambatan terbesar kedua

setelah malas, dalam menghafal al-Qur„ān. Dari 4 pengajar sekaligus

wali santri dan 2 wali santri yang penulis wawancarai, 4 di antaranya

menjawab handphone sebagai faktor penghambat dalam menghafal al-

Qur„ān. Fitur-fitur yang ditawarkan smartphone sangatlah

menggiurkan dan membuat anak akan semakin ketagihan, terutama di

game online yang ditawarkan handphone yang akan memalingkan

anak dari hafalannya. Adapun sebagai orangtua perlu memperhatikan

dan membatasi penggunaan handphone terhadap anak.

Selain itu juga smartphone secara umum dapat menimbulkan

Radiasi yang dampaknya berakibat negatif bagi kesehatan.30

Hal ini

26

Farid Wajdi Nakib, Wawancara. 27

Umi Kafi, umi Anggit, Uul, Umi Herfida, Umi Aisyah, bapak Jaka,

Wawancara. 28

Umi Kafi, umi Anggit, Uul, Umi Herfida, Umi Aisyah, bapak Jaka,

Wawancara. 29

Umi Kafi, umi Anggit, Uul, Umi Herfida, Umi Aisyah, bapak Jaka,

Wawancara.

Page 90: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

76

menjadi ancaman besar bagi santri dalam menghafal al-Qur„ān,

dengan adanya handphone dapat mengalihkan perhatian, baik

kalangan anak-anak, remaja, sampai orang tua dengan fitur- fitur yang

ditawarkan, selain itu juga efek radiasi dari handphone tersebut dapat

mengganggu kesehatan santri. 31

3. Sibuk dengan urusan yang lain32

Pada umumnya setiap orang mempunyai kesibukan masing-

masing. Dari wawancara yang penulis lakukan dengan beberapa

pengajar dan wali santri mengeluhkan atau kasihan dengan padatnya

kegiatan anak-anak di sekolah sehingga konsentrasi menghafal al-

Qur„ān pun menurun.33

Penulis mengamati santri-santri Rumah Taḥfīẓ Mafaza memang

hampir semuanya masih duduk di bangku menengah, yang mana

kegiatan pagi sampai siang hari adalah sekolah, yang biasanya di

sekolah menengah ini guru di sekolah memberikan tugas tambahan

yaitu berupa PR (pekerjaan Rumah).34

4. Banyak bermain35

Dari wawancara yang penulis lakukan terhadap pengajar dan wali

santri, ada beberapa wali santri yang menjawab bermain adalah faktor

penghambat menghafal al-Qur„ān. Bermain bisa dilakukan dalam

Rumah ataupun di luar Rumah, apalagi ketika si anak sudah berjumpa

30

https://dampakpositifnegatif.blogspot.com/2011/09/dampak-positif-negatif-

handphone-bagi.html. 31

Catatan observasi lapangan 24 November 2019. 32

Umi Kafi, umi Anggit, Uul, Umi Herfida, Umi Aisyah, bapak Jaka,

Wawancara. 33

Umi Kafi, umi Anggit, Uul, Umi Herfida, Umi Aisyah, bapak Jaka,

Wawancara. 34

Catatan observasi lapangan tanggal 14 Mei 2019. 35

Umi Kafi, umi Anggit, Uul, Umi Herfida, Umi Aisyah, bapak Jaka,

Wawancara.

Page 91: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

77

dengan teman-temannya, ia akan lupa jadwal menghafal jika selaku

orang tua tidak mengingatkan, ketika sudah pulang dari bermain pun

terkadang si anak kurang minat menghafalnya dengan beralasan cape

dari bermain.36

Bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permaianan.

Melalui kegiatan bermain memungkinkan anak belajar tentang diri

mereka sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Dalam kegiatan

bermain, anak bebas untuk berimajinasi, bereksplorasi, dan mencipta

sesuatu.37

5. Ketika makan terlalu banyak38

Dari hasil wawancara penulis dengan Ustadz Farid Wajdi pada

tanggal 15 Agustus, salah satu hal yang bisa menghambat hafalan ialah

Ketika makan terlalu banyak. Hal ini akan menyebabkan ngantuk dan

sebagainya.

6. Hubungan kedekatan dengan lawan jenis39

Dari hasil wawancara penulis dengan Ustadz Farid Wajdi pada

tanggal 15 Agustus, salah satu hal yang bisa menghambat hafalan ialah

hubungan kedekatan dengan lawan jenis, hal ini akan mengalihkan

fokus hafalan.

Itulah jawaban dari wawancara penulis dengan pengajar dan wali

santri yang penulis rangkum.

36

Umi Kafi, umi Anggit, Uul, Umi Herfida, Umi Aisyah, bapak Jaka,

Wawancara. 37

Waroka Widya, Bermain dan Permainan

http://widyawarokaa.blogspot.com/2012/12/bermain-dan-permainan.html (Akses: 29

Agustus 2013). 38

Farid Wajdi Nakib, Wawancara. 39

Farid Wajdi Nakib, Wawancara.

Page 92: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan ini pada intinya adalah jawaban atas rumusan masalah

yang ada, yakni bagaimana penerapan metode QuantuMaky di Rumah

Taḥfīẓ Mafaza Tangerang dalam menghafal al-Qur„ān.

Adapun penerapan metode yang ada di Rumah Taḥfīẓ Mafaza yaitu

memakai metode QuantuMaky, yang mana kepanjangan dari Maky sendiri

yaitu, M (Murotal), A (arti), K (kitabah), Y (isyarat).

Metode QuantuMaky terbilang cukup menarik perhatian dalam

menghafal al-Qur„ān yang fun dengan tambahan isyarat yang ditawarkan

dari metode ini, sehingga anak-anak akan aktif bergerak atau tidak

monoton, karena diusia ini anak-anak aktif mencari sesuatu yang menarik,

terutama dalam belajar. Dalam segi kualitas penulis menganjurkan untuk

menggunakan metode ini, karena metode ini menggunakan tiga

kecerdasan sekaligus yaitu Visual (penglihatan) dengan cara melihat

gurunya menyampaikan, Auditori (pendengaran) mendengarkan gurunya

membacakan ayat yang sedang dihafal, Kinestetik (gerak) dari isyarat

yang diterapkan pada metode ini.

Adapun kekurangan dari metode ini, untuk mengejar hafalan 30

juz dalam waktu singkat jauh dari harapan, karena ada beberapa persoalan

yang pertma, metode ini terbilang masih baru kemuculannya, yaitu baru

berjalan sekitar 2 tahun lebih kurangnya, selain itu juga metode ini

diperuntukkan untuk anak-anak, yang mempunyai kesibukan sekolah,

bukan fokus terhadap hafalan semata.

Page 93: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

80

B. Saran

Bagi pihak lembaga

1. Metode QuantuMaky sebaiknya segera dibukukan baik penjelasan

teoritis ataupun penjelasan prakteknya, agar masyarakat luas

mengetahui metode ini dan dapat menerapkannya dalam proses

menghafal al-Qur„ān .

2. Rumah Taḥfīẓ Mafaza akan lebih baik jika dikenalkan tidak hanya

di Tangerang dan Serang saja, di kota lainpun perlu dibuka, karena

minat penghafal al-Qur„ān itu sangat banyak, khususnya di

Indonesia.

3. Akan lebih baik lembaga mebuka santri bermukim atau menginap,

karena dari wawancara penulis terhadap wali santri hampir semua

menjawab bahwa pengaruh smartphone merupakan hambatan

menghafal al-Qur„ān , dengan santri bermukim akan terkontrol dari

gadjet atau smartphone.

Page 94: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

81

DAFTAR PUSTAKA

Ardy, Novan, Wiyani dan Barnawi. Ilmu Pendidikan Islam: Rancangan

Bangun Konsep Pendidikan Monokotomik-Holistik . Jogyakarta: Ar-

Ruzz Media 2012.

Arsyad, Lincoln Suratno. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan

Bisnis. Yogyakarta: APP AMPYKPN, 1995.

Atabik, Ahmad, “The Living Qur‘ān : Potret Budaya Taḥfīẓh Al-Qur‘ān di

Nusantara,” Jurnal Penelitian, Februari, 2014.

bapak Jaka, Umi Kafi, umi Anggit, Uul, Umi Herfida, Umi Aisyah, (Wali

Santri Rumah Tahfiz Mafaza) , diwawancarai oleh Andri Liana,

Larangan, 24 November 2019, Banten.

Bella, Mei Mita dan Widya Ratna, Luluk. Perilaku Malas Belajar

Mahasiswa di lingkungan Kampus Universitas Stunujoyo Madura.

Jurnal Ilmiah: 2018.

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada

Media Grup, 2011.

Darmadi, H. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam

Dinamika Belajar Siswa Yogyakarta: Deepublish Press, 2012.

Departemen Agama (RI). al-Qur‘ān dan terjemahnya. Bandung: CV

Penerbit Diponegoro, 2000.

al-Hafidz, W Ahsin. Bimbingan Praktik Menghafal Al-Qur‘ān. Jakarta:

Bumi Aksara, 1994.

Hajarman. “Implementasi Metode Sima‟I dan Takrir dalam meningkatkan

hafalan al-Qur„ān di Sekolah Dasar Muhammadiah 1 Bandar

lampung,” Tesis S2 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

Universitas Islam Negeri Bandar Lampung, 2017.

Hervina, Kusumawati. Implementasi model Turki Utsmani dalam

menghafal Al-Qur‘ān di Yayasan Taḥfīẓ Qur‘ān Sulaimaniyah

Jatim,” Tesis S2,UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018.

Page 95: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

82

Hidayatullah. Jalan panjang menghafal al-Qur‘ān 30 Juz : Napak Tilas

dan Kesuksesan menghafal al-Qur‘ān sejak usia Baligh. Jakarta:

Pustaka Ikadi Pustaka 2016.

https://dampakpositifnegatif.blogspot.com/2011/09/dampak-positif-

negatif-handphone-bagi.html.

Iqbal Ahmad. “Penggunaan metode Master dalam Menghafal Al-Qur„ān

di Yayasan Askar Kauny,” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2018.

Irawan Afrianto dan Herdiansyah M Yanyang. “Pembangunan aplikasi

bantu dalam menghafal Al-Qur„ān berbasis mobile,” Bandung: Jurnal

Ilmiah, 2013.

Kultsum, Lilik Ummi. “Menghafal Al-Qur‘ān dalam Pendidikan Formal,”

Jurnal: 12 Juli 2010.

al-Maududi, Abul A„la, dkk. “Metode Taḥfīẓ al-Qur„ān bagi Pelajar dan

Mahasiswa,” Bogor: Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun, 2014.

Moleong. Lexy J, metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya 2006.

Mulyani, Sri, Metode Analisis dan Perancangan Sistem. Bandung: Abdi

Sistematika, 2006.

Nakib Farid Wajdi. metode Isyarat, Tangerang: Rumah Taḥfīẓ Mafaza

2016.

Nur Laili Saadah. “Perbandingan penggunaan Metode Wahdah dengan

Metode Hanifida terhadap kecepatan menghafal Al-Qur„ān,” Tesis S2

Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum, 2015.

Nurbuko, Kholid. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara 2009.

Pena, Tim Pustaka , Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gita Media

Press 1995.

Purwanto, Setiyo. “Hubungan daya ingat jangka pendek dan kecerdasan

dengan kecepatan kecepatan menghafal Al-Qur„ān di Pondok

Pesantren Krapya Yogyakarta,” Skipsi S1 Fakultas Psikologi,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2007.

Page 96: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

83

Qurrota A'yun, Via Nurrahma. “Penerapan metode Wafa dalam

meningkatkan keberhasilan pada Program Taḥfīẓul Qur„ān,” Tesis

S2, UIN Sunan Ampel Surabaya 2018.

Saodih, Nana. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2007.

Sedarmayanti. Metodologi Penelitia. Bandung: Mandar Maju, 2002.

Shobirin, M. Syafiuddin. “Menghafal al-Qur„ān dengan Metode

Hanifida,” Tesis S2 Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan, UIN

Sunan Ampel Surabaya 2015.

Subagyo Joko P. Metodologi Penelitian dalam Teori dan Prakti. Renika

Cipta: 2015.

Sugiono, Metodologi penelitan Kualitatif Kuantitatif. Bandung: Alfabeta

2010.

Tafsir, Ahmad. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja

Rosda Karya 1995.

Via Nurrahma, Qurrota a‟yun. “ penerapan Metode Wafa dalam

Meningkatkan Keberhasilan Taḥfīẓul Qur‘ān ,” Skripsi S1 Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya, 2018.

Wajdi Nakib, Farid. Yuk menghafal al-Qur‘ān dengan Mudah dan

Menyenangkan. Jakarta: Erlangga 2017.

Wajdi Nakib Farid (Pendiri Rumah Tahfiz Mafaza Tangerang),

diwawancarai oleh Andri Liana, Larangan, 14 mei 2019, Banten.

Waroka Widya. Bermain dan Permainan.

http://widyawarokaa.blogspot.com/2012/12/bermain-dan-

permainan.html. Akses: 29 Agustus 2013.

Wiyanto, Andy. “motivasi menghafal al-Qur„ān pada mahasantri pondok

pesantren Taḥfīẓul Qur„ān di Surakarta,” Skripsi S1 Fakultas

Psikologi dan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

2012.

Yaqub, Ali Mustofa. Menghafal Al-Qur‘ān di Amerika Serikat, Ciputat:

Maktabah Darussunnah, 2014.

Page 97: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

84

Zen, Muhaimin. Taḥfīẓh Al-Qur‘ān Metode Lauhun. Jakarta: Tranpustaka

2013.

Page 98: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

85

Lampiran 1 Transkrip Hasil Wawancara

Nama : Ustdz Farid Wajdi Nakib

Jenis kelamain : Laki-laki

Jabatan : Pendiri Rumah Taḥfīẓ Mafaza

Penulis: Sejarah berdirinya Rumah Taḥfīẓ mafaza, meliputi tahun berdirinya serta Visi

Misi?

Informan: Bismillahi hirrahmannirrahim. Petama tentang berdirnya rumah Taḥfīẓ

Mafaza, Rumah Taḥfīẓ Mafaza ini berdiri sekitar tahun 2012, awal Ustadzmendirikan di

KP. Ketapang Cipondoh Tangerang. Saat itu Ustadzbersama Istri lagi mulai sedikit ada

persoalan dengan menejemen Pondok Pesantren Taḥfīẓ Darul Qur‟an, ahirnya

Ustadzmemutuskan untuk tidak aktif didalam internal pesantren Taḥfīẓ darul quran.

Ahirnya Ustadzbanyak berperan di Luar atau di eksternal. Nah saat itulah kemudian

sambil aktif di eksternal sebagai Ustadz danjuga mengisi beberapa kajian-kajian sambil

juga membina beberapa Rumah-rumah Taḥfīẓ binaan yang masih Ustadz bimbing

dirumah Taḥfīẓ. Karna di darul quran kan banyak yunit-yunitnya, ada yunit pendidikan,

ada yunit yang dikelola oleh PPPA Program Pembibitan Penghafal al-Qur„ān. Nah

ahirnya Ustadzsaat itu mengelola rumah Taḥfīẓ yang di PPPA. Nah sambil mengelola

itulah ahirnya Ustadz mendirikaan sendiri rumah Taḥfīẓ yaitu Rumah Taḥfīẓ Mafaza.

Mulai tahun 2012 sebetulnya itu, Cuma bulannya Ustadz lupa itu, mungkin sekitar

pertengahan-pertengahanlah antara mei juni itu. setelah kepulangan Ustadzdari

Hongkong itu. awalnya sedikit ada 3 ada 4 ada 5, itu dibantu juga istri Ustadz yanng

bernama Nur Makkiya, awalnya kita memulai dari anak-anak tentangga yang ada di

sekitar rumah kita, kemudian lama kelamaan kok menjadi banyak-banyak dan banyak

sampai 2013 2014 dan puncaknya 2015 2016. Itu mulai banyak paara bu guru

mempercayakan Ustadz dan Istri Untuk menitipkan anaknya belajar di rumah Taḥfīẓ.

Penulis: Kenapa Rumah Taḥfīẓ tersebut dinamakan Mafaza?

Informan: Nama mafaza sendiri diambil dari anak Ustadzyang nomor 2 namanya Mafaza,

nama kepanjangannya Zahira Quini Mafaza, kemudian dalam prosesnya alhamdulillah

Rumah Taḥfīẓ Mafaza ada 7 sama yang di Larangan ini. Nomor satu di ketapang, nomor

dua ada di Serang, hanya saja dulu yang membuka rumah Taḥfīẓ tersebut wali santri

Ustadz yang di Ketapang, hanya saja dia dipindah tugaskan sama perusahaan tempat

ayahnya bekerja di Serang, Cuma dua tahun ini dia pindah lagi ke Tangerang. Selama

diserang saat ini keberadaanya sudah tidak eksis lagi atau sudah tidak pakek nama rumah

Taḥfīẓ Mafaza lagi, memakai nama yang berbeda, hanya saja kurikumnya masih

memakai kurikulum rumah Taḥfīẓ Mafaza. Kemudian rumah Taḥfīẓ mafaza yang ke tiga

itu ada di Ketapang di komplek Poris, kemudian rumah Taḥfīẓ Mafaza yang ke empat

ada di ketapang, yang ke lima ada di Poris, yang ke enam ada di komplek-komplek

perumahan Poris, dan yang ke tujuh ada disini Larangan.

Penulis: bagaimana Visi Misi Rumah Taḥfīẓ Mafaza?

Informan: Sebetulnya Visi Misi Ustadz pengen untuk menciptakan Basis Rumah-Rumah

Taḥfīẓ yang berasal dari kelurga. Mengapa? Kartena besik keluarga itu sangat penting

untuk menghadirkan pembelajaran al-Qur„ān. Setelah itu Ustadzberupaya untuk

Page 99: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

86

menghadirkan para pengajar-pengajar yaitu sebetulnya dulunya walisantri-walisantri

yang aktif rumah Taḥfīẓ Mafaza.

Visi Misi

Menciptakan generasi penghafal al-Qur„ān yang bermuara atau bermula dari keluarga.

setelah itu Ustadzdari awal gencar untuk didalam pengajaran rumah Taḥfīẓ selalu

melibatkan orang tua, para wali santri semua diharapka ikut perpartisipasi saat

mengantarkan anak, jadi mereka bukan hanya mengantarkan tetapi juga belajar,

mendampingi kemudian berada disampingnya anak-anak, dan juga ikut mengontrol anak-

anak. Kemudian mulai 2015 2016 dan seterusnya mereka kita libatkan didalam proses

mengajarkan. Dan alhamdulillah bisa, sampai sekarangpun kita tidak kehabisan stok para

pengajar, karna kita melibatkan para wali santri, mengajarkan mereka dan juga

menjadikan mereka bagian dari keluarga kita, dan alhamdulillah sampai sekarang mereka

percaya dan juga bisa mengajarkan. Dari yang awalnya mereka tidak bisa mereka tidak

mengerti ahirnya menjadi bisa, mulai dari nadanya, lagunya, iramanya sampai dengan

gerakan demi gerakannya, ayat demi ayatnya, dan juga sampai yang terbaru adalah game-

gamenya kemudian irama-iramanya kemudian bagaimana mengkondidikan anak-anak

saat didalam kelas, karena itu sangat penting. Pengkondisian anak sangat penting didalam

pengajaran menghafal al quraan. Itu visi misinya. Dan misi yang juga penting bagi kita

adalah menciptakan generasi penghafal al-Qur„ān yang masif, yang banyak, yang

bertebaran, dimulai dari anak-anak usia dini, mengapa hal itu Ustadz jadikan slogan?

Karena usia kecil atau usia dini itu usia yang sangat potensial, usia yang sangat baik.

Penulis: Apa saja alasan dan motivasi UstadzFarid mendirikan Rumah Taḥfīẓ Mafaza?

Informan: Motivasi mendirikan rumah Taḥfīẓ, pertama kalau diliat data statistik anak-

anak dan orangtua yang bisa yang lancar membaca al-Qur„ān di Indonesia saat ini sangat

sedikit sekali, bahkan 75% nya belum bisa membaca al-Qur„ān dengan baik dan benar,

belum berbicara menghafalnya, yang menghafalnya mungkin lebih dari 80 %. Motivasi

yang kedua adalah ingin menghadirkan keluarga-kelurga yang hafal al-Qur„ān, yang

dimulai dari anak-anak mereka, dan juga dari orang-orang terdekat, dalam hal ini ibunya,

bapaknya, suaminya, istinya dan seterusnya. Yang ketiganya tentunya menciptakan

lingkungan yang kondusif menghafal al-Qur„ān, dimulai dari anak-anaknya,

lingkungannya, teman-temannya, dan juga kawan-kawannya di dalam belajar. Karna

Ustadzpunya pengalaman ada satu sekolah anaknya satu anak bisa mengikuti metode

Ustadzdengan baik dan benar, nadanya bisa, iramanya bisa, isyaratnyajuga bisa

kemuadian ada kesempatan satu anak ini tampil, masyaallah dia menjadi primadona di

sekolanya. Dan ahirnya hampir seluruh sekolah itu ikut semuanya di rumah Taḥfīẓ

Ustadzz, sampai kepala sekolah guru-guru di sekolah SD tersebut merekomendasikan

murid-murid untuk belajar di rumah Taḥfīẓ Ustadz. Suatu hal yang luar biasa. Bahkan

anak kepala sekolahnya sendiri diajarkan oleh Ustadz. Masyaallah ini luar biasa.

Selai itu motivasinya adalah inikan bangsa Indonesia sudah begitu banyak dekadensi

moral, dekadensi akhlak, Ustadzpengen menghadirkan al-Qur„ān sebagai solusi dekadesi

akhlak moral anak-anak bangsaagar tidak jatuh kedalam lobang yang parah dan solusinya

ada didalam al-Qur„ān semakin mereka dekat dengan al-Qur„ān insyaallah mereka akan

semakin tercerahkan, semakin bisa merubah hati pikiran dan juga keadaan mereka. Dan

itu sudah banyak dibuktikan oleh anak-anak Ustadz yang tadinya bandel, nakal, susah

diatur, dan sekarang alhamdulilah sedikit-demi sedikit mereka bisa berubah, dan

orangnyapun salut perubahan demi perubahan. Karna kita melibatkan semuanya anak-

anak ini.

Page 100: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

87

Penulis: bagaimana prosedur penerimaan santri di Rumah Taḥfīẓ Mafaza?

Informan: Hanya Mengisi formulir tanpa ada pengetesan, sampai sekarang tanpa ada

pengetesan jadi mereka yang ada niat menghafal al-Qur„ān boleh mendaftar, sekalipun

buta huruf sama sekali, justru dengan metode ini karena model menghafal metode

quantumaky dengan talaqi, guru yang membacakan kemudian murid mengikuti jadi tanpa

melihat al-Qur„ānpun mereka bisa, tanpa baca, tanpa melihat, karena mereka mengikuti

gurunya. Jadi anak-anak yang belum bis bacapun kami terima, apalagi yang sudah bisa

baca, dan usipun tidak kami batasi, mau usia berapapun kami terima, mau bayipun kami

terima asal ibunya yang sabar, karena usia-usia balita memang bukan usia-usia yang

fokus, mungkin mereka datang hanya untuk lari-lari, tetapi audio mereka tetap merekam,

istri selalu bilang kepada orang tua yang memiliki anak balita di rumah Taḥfīẓ mafza,

ketika orangtunya bertanya, “bun memangnyta bisa anak saya usianya baru usia tiga

tahun? Istri menjawab insya Allah bisa, yang penting ibu sabar ngater dan sabar jagain,

karena, anak-anak fungsi indra yang pertama adalah pendengaran, yang paling dominan

pendengaran, meskipun anak-anak lari sana lari sini sebenernya telinga mereka tetep

mendengarkan. Dan itu terbukti dengan anak-anak di mafaza, ada wali santri yang bilang

wah ternyata anak saya bisa juga ya menghafal surah annaba.

Penulis: apa saja Kegiatan di Rumah Taḥfīẓ Mafaza?

Informan: Selain menghafal ada juga kegiatan iqro‟ jadi di jadwal ada tambah ayat, dan

jadwal membaca dan murojaah. Jadwal iqro‟ ada seminggu dua kali. Selebihnya

menghafal dan murojaah, sebenernya mereka buat sendiri di rumahnya, cabang-cabang

awalnya dari guru-guru dari kami mereka bikin di rumah kemudian kami loncing,

jadwalnya ada yang pagi ada yang siang tergantung jadwal sekolah mereka selsai jam

brapa.

Ada juga yang besiklinya mereka punya tempat, yang disekitarnya belum tertarik untuk

menghafal al-Qur„ān, ahirnya mereka memakai metode kami, ahirnya kami bantu untuk

buka dan loncingnya.

Penulis: bagaimana Konsep metode menghafal di Rumah Taḥfīẓ Mafaza?

Informan: Awalnya konsep metode kami berawal dari metode isyarat, kemudian jalan

dua tahun ini Ustadztemukan sebuah padanan padanan konsep metode Ustadz, namanya

Kuantumaky, Maky itu nama dari istri Ustdz, Nur Makiya, biasa dipanggil Maky dengan

keluarganya. Bisa dikatakan nama metode ini terinspirasi dari nama istri Ustadz. Pada

Metode Ustadz Maky itu sebetulnya singkatan, adapun Kepanjangannya, MAKY

M adalah Murotal, A adalah Arti, K adalah Kitabah, dan Y adalah Isyarat, Isyarat diambil

dari huruf Y. Kemudian Murotal memakai Muhammad Toha tapi kami modif-modif

sedikit, tidak terlalu mirip banget atau lebih disederhanakan yang lebih simpel, misalnya

pada ta „awuz a‟udzubillahi minassaytonirrojim, motode mengajarnya dipotong-potong

dari a‟udzubillahi, misalnya kami ngajarnya begitu dulu dipotong-potong agar dapet

putusannya dimana, atau cangkoknya dimana, selanjutnya minassaytonirrajim, bagian

rojim agak lebih di naikkan suaranya. Setelah itu baru digabungkan dari awal sampai ahir

ta‟awudz. Kemudian kami buat tangga nadanya atau ada not-notnya, biasanya kami

memamakai jika dalam trening memakai nada yang pertama naik, nada yang kedua turun,

itu biasanya yang kami jadikan patokan nada, nada yang yang pertama naik, disitu Ustadz

tarik ke ta‟awudz misalkan nada yang pertama naik dan nada yang kedua turun. Jadi

Page 101: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

88

begitu terus nadanya naik turun naik turun. Simpel dan gampang juga bagi anak-anak

mengikuti nadanya. Jadi tidak mirip mirip banget dengan mahmud tohah. Misal pada

surah arrahman, ayat pertama “arrahman, itu nadanya naik, ayat kedua „al;laml qur‟an,

nadanya turun, ayat ketiga kholakol insan, nada naik, „alamahul bayan, nada turun lagi,

bagitu seterusnya. kami harapkan nada ini disetiap surah mereka baca mereka hafal itu

metode Ustadz. Itu baru murotal saja.

Untuk yang arti memakain langsung dari terjemah al-Qur„ān depag, al-Qur„ān

depag yang ada terjemah perkata, atau yang sampingnya ada terjemah, quran terjemah,

nah Ustadz memaki itu . dengan catatan dipotong-potong. Secara tidak langsung anak-

anak mengetahui bahasa arab sedikit-sedikit. Kadang juga untuk terjemah patokannya al-

Qur„ān depag, namun ketika mengajar ustdz kreasiin sendiri ada beberapa terjemah-

terjemah yang memang kaliamatnya berbeda yang ustdz jadikan patokan adalah

gerakannya. Misalnya Robb tuhan Allah juga tuhan, nah untuk dua kalimat tersebut ustdz

samakan gerakannya, yang berhubungan dengan nama tuhan Ustadz samakan

gerakannya. Ada juga kaliamat yang mudof dan mudaof ileh, dua kalimat yang dua

kalimat ustdz jadikan satu gerakan. Umumnya metode ini perkata, dalam penerjemhan

biasanya subyek dan predikat terstruktur, subyek diawal predikat di ahir. Karena kami

mengajarkan memakai gerakan isyarat kadang yang kami jadikan patokan adalah

kalimatnya. Saat penyampaiyan kadang mungkin kami sesuaikan dengan kalimat, kalau

distrutur depag dia pasti subyek diawal, predikat diahir, obyek diahir, biar terstruktur dan

bacaanya enak didengar. Kalau kami sesuai dengan kalimat perkalimatnya. Kalau

dibahasa arab itukan dibalik subyeknya kadang diahirkan, contohnya, fabiayayyi ala

irabbikuma tukadziban, maka nikmat-nikmat manakah yang kamu dustakan. Sebenernya

artinya maka manakah nikmat-nikmat tuhanmu yang kamu dustakan . terkadang juga

pada bagasa arab, jika diartikan dalam Bahasa Indonesia menjadi dibalik, subyek dan

predikatnya. Tapi tetep kami mengikuti yang arabnya, misal fabiayyi tetep fabiayyi

gerakannya. Tetapi ketika kami terjemahkan disesuaikan dengan bahasa indonesia.

Selanjutnya kitabah mengikuti follow lline yang sudah disediakan. Ikuti titik titik yang

ada dibuku, siswa tinggal mengikuti atau menebalkan.

Untuk isyaratnya inspirasinya darui terjemahan, ini yang pertama, dari setiap

terjemahan kami buatkan isyaratnya satu persatu, bagaimana dengan yang suli? Misal

sesuai dengan rotasinya, assyamsu yang berarti matahari, gerakannya besar, kemudian

wal qomaru artinya bulan gerakannya lebih kecil, wal husban sesuai dengan rotasinya,

nah ini kita meng ilustrasikannya kami buat simpel aja, rotasi kan sebernya berputar,

beredar kami baut saja berjalan. Jadi isyaratnya kami buat sesimpel mungkin agar mudh

dicerna didalam otak anak-anak. Misal lagi kholako gambaran menciptakan, bagi tuhan

meciptakan sesuatu mudah mudah saja. Jadi kami mebuat gerakan dengan cara tangan

dikepal kemudian dipukulkan ke bawah sekali pulan jadi. Untuk arti kami sesuaikan

dengan arti terjemahnya, juga kami sesuaikan dengan isyaratnya. Agar mudah dicerna

oleh santri santri mafaza.

Adapun sejarah penggunaan isyarat di dalam menghafal al-Qur„ān Pertama kila

liat apa itu isyarat, isyarat ialah gerakan yang diungkapkan oleh seseorang untuk

menunjukkan sesuatu baik itu benda, kata, kalimat dan seterusnya. Penggunaan isyarat

sebetulnya sudah ada di dalam al-Qur„ān, secara bahasa pada surah maryam ayat 29

Page 102: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

89

Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. mereka berkata: Bagaimana Kami

akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?

Kemudian bunda maryam memberikan isyarat kepada anak yang baru lahir itu,

yaitu Isa A.s. kemudian masyarakat yang kala itu hadir dihadapannya mereka berkata

bagaimana mungkin kami dapat berkomunikasi dengan orang yang masih di dalam

ayunan, kemudia saat itulah Isa dapat berkata sebagai mu‟jizat dari Allah qola ibni

abdulloh, sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah, ataniyal kitaba, dia telah meberikan

aku kitab, yaitu injil. Waja‟alani nabiya, dan telah menjadikan aku seorang nabi. Nah ini

penggunaan kata isyarat didalam al-Qur„ān. Ayat inilah yang Ustadz gunakan sebagai

cikal bakal metode isyarat, selain itu ada isyarat-isyarat lain yang juga menginspirasi

Ustadz didalam mebuat metode isyarat, seperti misalkan Allah sebutkan di dalam surah

yaasin, ayat ke 65:

pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan

mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka

usahakan.

Pada hari itu, yaitu hari kiamat nanti kami akan duduk, atas mulut-mulut

mereka, dan akan berbicara tangan-tangan mereka, dan akan menyaksikan kaki merak

atas perbuatan yang mereka kerjakan. ini memberi sebuah petunjuk bahwa Allah akan

meberikan persaksian terhadap anggota tubuh kita, dan persaksian yang paling penting itu

adalah persaksian yang langsung dilakukan oleh manusia itu sendiri yaitu lewat anggota

tubuh meraka, bukan lewat mulut, karena mulut bisa berbohong, berdusta, tangan, kaki.

Agar tangan ini bisa menjadisaksi, oleh sebab itu, Ustadz menjadikan isyarat ini sebagai

sebuah persaksian kita nanti dihapan Allah, agar tangan, kaki dan anggota tubuh kita

jadikan sebagai modalitas untuk menghafal al-Qur„ān. Mudah-mudahan nanti menjadikan

saksi kita dihadapan Allah.

Sekarang kita lihat metode isyarat ini pengguanaan sejarahnya, didalam menghafalkan al-

Qur„ān yang Ustadz tau memang di dalam makhfufin, makhfufin ini kata orang-orang

yang memiliki kecacatan buta, atau tunanetra ini memang mereka punya teknik-teknik

tertentu didalam menghafal al-Qur„ān, antara lain mereka mempunyai mushaf sendiri

yaitu mushaf braile, sangat umum sekali dipakai didalam menghafalkan al-Qur„ān bagi

para orang-orang tunanetra. Namun demikian mereka juga mempunyai isyarat-isyarat

yang lain, selain qurannya juga mereka mempunyai isyarat-isyaratnya. sebagai modalitas

mereka didalam menghafalkan al-Qur„ān. Namun ketika ustdz menciptakan metode

isyarat ini sebetulnya Ustadztidak terinspirasi dari hal itu, katakanlah tidak mencontek

dari isyarat-isyarat yang dibuat untuk tunanetra. Karena isyaratnya ada yang sama ada

juga yang berbeda, dan Ustadz memang sebelumnya belum mengetahui itu, ketika

pertengahan saat Ustadzmenciptakan metode ini Ustadzdiberi tahu dari santri-santri

Ustadz, dari situlah Ustadz baru mengetahui. Kalau di Arab Saudi atau di Timur Tengah,

isyarat tersebut sepertinya sudah sangat banyak yang menggunakan. Ada vidio-vidionya

di yautube bisa dilihat, isyarat-isyarat yang digunakan oleh ashabulloh kata orang-orang

tunanetra. Adapun di Indonesia yang Ustadz ketahui ada beberapa ulama-ulama yang

masih muda, yang pertama yang Ustadz ketahui adalah metode Hanifida, metode

Hanifida ini sebetulnya dia tidak secara langsung menggunakan metode isyarat tetapi

hanya menggunakan cantolan-cantolan atau isyaratnya lebih sedikit. Penciptanya adalah

Page 103: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

90

pak Hanif dan ibu Ida. Menjadi Hanifida. Yang kedua adalah Ustadz Bobby dengan

slogannya Quantum Kauni, Yaitu kepanjangannya Menghafal al-Qur„ān semudah

tersenyum. Metode beliaulah sebagian besarnya menjadikan acuan Ustadz didalam

membuat metode isyarat ini, karena metode Ustadzini menggunakan metode isyarat.

Kalau Ustadz awalny isyarat yaitu sekitar tahun 2014, ketika saat itu Ustadzdi utus

UstadzYusuf Mansur ke Pekan Baru kemudian lanjut ke Tumbilahan, dan juga Riau,

untuk berdakwah disana mengembangkan pesantren Darul Quran, kemudian saat itu

orang tua Ustadz meninggal dunia kemudia Ustadz tidak bisa bertemu karena sudah

dikebumikan. Darisitu Ustadz ingin sekali memberikan sesuatu yang bisa dikenang terus,

terutama untu Ibu Ustadz agar supaya bisa menjadi pahala yang terus mengalir untu

beliau, saat itulah Ustadz menciptakan metode isyarat. Intensitasnya lebih banyak

digunakan di daerah Tumbilahan Riau. Disana Ustadz mulai mebuat metode isyarat

dimulai dari surah ar-Rahman yang jumlah 78 ayat, Ustadz ajarkan kepada santri-santri,

sampai saat inipun masih di pake, alhamdulillah. Sejak itulah ustdz mulai intens, ustdz

ajarkan juga dengan istri Ustadz, dan juga anak-anak santri yang saat ini ada di

Tangerang maupun yang ada di Rumah Taḥfīẓ – Rumah Taḥfīẓ binaan. Kemudian

setahun yang lalu Ustadzmenemukan padanan nama metode Ustadzyang Ustadzberi

nama QuantuMaky, adapun maky ini berupa singkatan, M adalah Murotal, A adalah Arti,

K adalah Kitabah, Y adalah isyarat.

Adapun Kekurangan dan kelebihan penggunaan isyarat dalam menghafal al-

Qur„ān, sejauh yang saat ini Ustadz alami bukan dari metodenya, tetapi kita mencari

padanan-padanannya, atau isyarat-isyarat yang sulit umtuk digambarkan, misalnya

Syaitan, dalam bacaan ta‟awuz, a‟udzubillahi minassaytonirrojim, memberikan isyarat

syaiton merefleksikan satu bentuknya saja, kedua jari telunjuk ditempelkan dijidad,

seperti bentuk tanduk, karna Syaiton salah satu bentuknya adalah bertanduk. Kemudian

lagi isyarat-isyarat tentang alam, Ustadz kesulitan, misalkan bagaimana menggambarkan

malaikat, ahirnya Ustadz buat isyarat malaikat sama dengan manusia isyaratnya, dan ini

belum ketemu, menjadi PR bagi Ustadz. Kemudian kekurangan lainnya adalah gambaran

tetang utuk ayat-ayat tertentu yang memang bentuknya panjang, Ustadz gabungkan

misalkan pada ayat surah arrahman fabiayyi ala irabbikuma tukadzziban, fabi ayyi ala i,

itu gerakannya satu, yaitu kedua tangan diangkat ke atas seperti orang yang sedang

berdo‟a. walaupun pada dasarnya ada dua kalimat di ayat tersebut. Ini salah satu

kekurangannya.ada beberapa lagi yang ustdz gabungkan misalnya lagi ketika

menggambarkan mutiara dan marjan, luk luuwal marjan, dalam potongan ayat yakhruju

minhuma luklu uwal marjan. Yakhruju telapak tangan dikepal kedepan lalu di buk,

minhuma, gerakannya sama seperti yakhruju, luklu uwal marjan, penggambaran mutiara

dan marjan, Telunjuk dan jempol kanan mebentuk lingkaran, ini juga dua kalimat dalam

satu gerakan. Untuk menggambar sesuatu kadang kita perlu untuk disamakan saja,

walaupun substansinya berbeda tetapi, karna kaliamatnya ini berdekatan dan bersamaan,

jadi untuk sekedar menggambarkan saja untuk ini adalah sesuatu yang indah dan menarik

di dalam al-Qur„ān. Sekali lagi ini tidak sepenuhnya sama isyarat-isyarat ini. Artinya

secara substansinya berbeda. Ini semua adalah salah satu kekurangan dari metode isyarat.

Untuk kekurangan yang lainnya memang untuk siswa yang daya penangkapannya sulit,

biasanya atau motifasi siswa yang minat belajarnya kurang, atau dia tidak senag dengtan

metode ini di awal biasanya dia akan sulit menerima metode ini, mungkin kalau sudah

ada yang hafal al-Qur„ān terlebih dahulu atau dia sudah mahir membaca dan menghafal

al qur‟an, katakanlah dia sudah hafal ayat yang akan di ajarkan dengan metode isyarat,

biasanya dia akan kurang siap untuk menerima metode isyarat ini, mungkin ada mental

blok disana, diblok oleh pengetahuan alam bawah sadarnya, ini kayanya gak cocok untuk

mereka. Pada kasus-kasus tertentu bagi senior atau pengajar, dia tidak menerima metode

Page 104: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

91

Ustadz ini, apalagi ayatnya sudah dihafal itu biasanya dia tidak menerima atau tidak

berkenan, ahirnya, sulit untuk menerima, kamanya salah satu faktor yang Ustadz

sampaikan terhadap metode isyarat ini adalah dia harus mebuka dulu sekat-sekat tersebut,

atau mental bloknya di open, open mind, fikirannya di buka, dan siap untuk menerima

metode ini, karena metode ini sesungguhnya keuntungannya dan keberhasilannya untuk

mereka-mereka juga.

Penulis: apa saja kelebihan dan kekurang metode (QuantuMaky) yang digunakan di

Rumah Taḥfīẓ Mafaza?

Informan: Kelebihnnya ٱkarena besiknya di 4 ini, dari mulai Murotal, arti, kitabah, dan

isyarat yang sudah di alami langsung oleh santri santri kami. Pertama mereka lebih

menikmati dengan hafalan yang mereka dapatkan, yaitu menghafal sekaligus

mendapatkan nada atau irama, karena nada irama salah satu hal yang penting bagi kita,

karena di dalam penampilan2 mereka sering di apresiasi dengan nada atau irama ini. Ada

beberapa santri, mereka sudah tampil di beberapaiven2 di sekolah seperti: acara

maulid,Nuzulul Qur‟an atau yang lainnya.bahkan ketika ada iven iven tersebut mereka di

suruh tampil dengan menggunakan metode kuantum maki, artinya mereka ada kelebihan

sendiri, karena iramanya sangat khas, kemudian isyaratnyanya. Karena isyarat adalah

sesuatu yang secara visual oleh kasat mata dilihat secara langsung dan orang kalu melihat

isyarat itu, dia itu dalam benaknya akan mengatakan “wah seperti itu yah” artinya ada

sesuatu yang baru yang mereka tangkap di dalam pencernaan otak mereka terutama

adalah wali santi mereka (orang tua) mereka yang menyaksikan penampilan mereka.

Artinya mereka menangkap oh ada sesuatu yangbaru, nah sesuatu yang baru inilah yang

di tangkap oleh para wali santri, dan ahirnya mereka berpikiran oh ternyata menghafal

Qur‟an mudah yah. Jadi ini mengedukasi untuk masyarakat bahwa sesungguhnya

menghafal Qur‟an itu mudah, gampang, dan yang paling penting itu menyenangkan,

mengapa di katakan menyenangkan? Karena melibatkan unsur-unsur penting dalam

pendidikan yaitu unsur pentingnya auditorial, visual, kinestetik (gerak). Itu yang nanti di

gabungin dalam kajian-kajian psikologi, otak psikomotoriknya semakin berkembang.

Otak psikomotorik ini otak yang menyambungkan semua unsur-unsur pembelajaran

mulai dari jiwanya, matanya, kakinya, hatinya, pokonya semuanya. Ibaratnya kita

memancing. Nah kelebihan yang lainnya kalau hafalan bedanya sama baca, kalau bacaan

itu mungkin saat itu aja bisa, tapi kalau haalan dia itu bisa di pake untuk aktivitas dan

rutinitas misalnya ketika shalat bisa jadi imam, kemudian dia nantinya kalau ada

kegiatan-kegiatan atau iven-iven di bisa di pake sama sekolahnya untuk menampilkan.

bahkan ada siswa yang sudah bisa mengajarkan pada teman-temannya yang tertarik pada

metode ini kemudian dia di suruh untuk memberikan penampilan kepada yang lain, dari

situ anak2 jadi bisa. Yang paling penting anak-anak merasa enjoy dan menikmati merasa

bahwa menghafal al-Qur„ān itu mudah.

Bandingan Ustadzz, Ustadzmenggunakan gerakan yang 4 tadi sama yang enggak itu

gimana?. Kalau yang Ustadzbandingkan, memang kita biasanya kekuarangannya itu di

kuantitasnya. Kalau kita lebih di kualitasnya, kalau yang tidak menggunakan metode ini

atau metode besikal (yang hanya meilhat Al-Qur„ān saja). kemudian mengulang-

ngulang, mungkin sekali duduk mereka bisa dapet setangah atau 1 halaman, tergantung

orangnya.kalau di kita sekali belajar itu paling banyak 5 sampai 10 ayat tapi kita long

time arinya sekali duduk itu dapet 5 ayat di tambah dengan murotalnya di tambah juga

artinya, dan juga isyaratnya dan itu terekam terus dalam benaknya karena kita melibatkan

unsur-unsur pembelajaran yang aktiv, terekam terus lama. Sampai sekarang masih kuat

hafalannya yang kita ajarkan dari juz 30, surat surat pilihan yaitu : QS Ar-Rahman, An-

Page 105: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

92

Naba, Abasa, An-Naziat, mereka kalau ditanya itu pasti mereka pada bisa, bahkan sama

nadanya, irama dan itu long time. Itu yang Ustadz bandingkan dari sisi kelebihan.

Kekurangannya:

1. dari aspek murotal yang menggunakan metode Ustadz tentunya dia punya

kelebihan nadanya atau irama. Kalau yang tidak menggunakan metode Ustadz

relatif datar.

2. Dilihat dariaspek arti: mengapa kita mennggunakan arti? Karena kita ingin

mengedukasi kepada masyarakat bahwa hafal al-Qur„ān itu bukan sekedar hafal

di dalam otak tetapi juga harus paham artinya ngerti sehingga dia tau ayat2 yang

sudah hafal itu manfaat dan kegunaannya ketika mereka besar. Ini sepertinya

tingkat edukasinya lebih tinggi tinggi di banding sekedar hafalan.

3. Isyarat ini sangat penting karena dengan isyarat ini anak-anak mampu untuk

membantu pembelajaran. Untuk secara umumnya Ustadzini kekurangannya

yaitu di materihafalan sedikit, yang kedua terkadang kalau sudah kelamaan

boring, makannya di siasatin dengan game-game yang membuat mereka lebih

nyaman, semangat, aktiv lagi menghafalnya. Lebih kearah. Kalau dari

kontennya mereka tidak ada masalah. Kalau untuk dewasa usia 20 keatas, untuk

metoide isyarat ini, sebenarnya untuk semua lapisan itu bisa. Cuman kadng kita

melihat kemampuan, jadi kita ngaih materinya enggak terlalu banyak paling

tiga aya atau 5 ayat sehari, tergantung kecenderungan dia juga, kalau memang

dia suka yah kita lanjut hafalannya lebih banyak. Untuk kekeurangannya

biasanya Ustadzitu mengajar lebih ke kontek eksternalnya kalau dari konten

metodenya biasanya enggak ada masalah.

Penulis: adakah selain Ustadzyang menggunakan metode ini?

Informan: Sebenarnya banyak ada UstadzBobby yang lebih senior dari Ustadz kemudian

juga yang di Hafidz Indonesia ada kawan Ustadz namanya Habiburrahman beliau di

Ciputat, juga menggunakan metode Isyarat, dulu juga ia pernah mengisi di LTTQ di

generasi generasi awal setelah Ustadz dan sebelum Ustadz juga pernah, kemudian ada

yang dari Cirebon juga menggunakan metode ya dain yang artinya kedua tangan, beda

istilah saja tetapi sesungguhnya sama, menggunakan metode isyarat juga, hanya saja

mereka ini belum ter ekspos secara masif apakah itu bukunya, atau metodenya, karena

kita terkendala dengan beberapa aktivitas kegiatan, kalau Ustadz sendiri ini masih dalam

proses rencana memang akan dibuatkan legalitas atau hak Cipta, undang-undang metode

Ustadz, umumnya kawan-kawan yang menggunakan sendiri metode Isyarat ini, termasuk

UstadzBobby sendiri belum membuat legalitas juga, belum mebuat undang-undang

terkait metode tersebut. Sehingga kita masih bebas saja untuk menggunakan mettode ini.

Dan yang lain-lainnya umumnya masih sendiri-sendiri, pribadi pribadi, ada juga yang

rumah-rumah Taḥfīẓ setelah Ustadz ajarkan mereka menggunakan sendiri,

mengembangkan sendiri, ada juga yang mengguakan metode Ustadz sendiri-sendiri.

Kalau yang binaan Ustadzalhamdulillah ada dibeberapa daearah di Palembang ada yang

Ustadzkembangin sendiri ada juga di hongkong, kalau mau interview melihat tingkat

keberhasilannya juga boleh disana Ustadzngembangin online nya juga ada.

Penulis: adakah rumah Taḥfīẓ yang menggunakan metode Ustadz?

Page 106: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

93

Informan: ada sebetulnya khususnya yang dibawah binaan Ustadz langsung, cabangnya

sendiripun ada sekitar 6 dari mulai rumah Taḥfīẓ mafaza 1 sampai 6 itu semua

menggunakan metode isyarat. Kemudian juga binaaan Ustadzterafiliasi atau yang

Ustadzsebagai pembinanya, ada dibeberapa tempat, seperti di pandeglang, di Labuan, di

PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Ustadz mentrening gurunya kemudian

mengarahkan siswa-siswanya untuk menggunakan metode isyarat, ada juga di PLTU

lontar itu juga sama, walaupun sekarang sekarang ini sudah kembali ke asalnya-asalnya

atau keawalnya lagi. Kemudian ada beberapa lagi rumah-rumah Taḥfīẓ yang dulu

Ustadzmasih aktif di darul quran yang sekarang juga masih menggunakan metode isyarat,

termasuk juga Ustadz dulu pernah cerita di Tumbilahn di Masjid Agung al Huda di riua

itu juga menggukan metode isyarat, kemudian ada juga di hongkong ini juga banyak

binaan Ustadzsampai saat ini ada lembaganya namanya QLC (Qura‟an Learning Center)

Hongkong. Alhamdulillah juga menggukan metode Ustadz, ada lebih dari 50 orang aktif

didalamnya, setiap minggu sekali Ustadz syer vidio penambahan ayat , surah dan

seterusnya. Kemudian mereka setiap seminggu sekali mereka menyetorkan hafalannya di

grup kemudian Ustadz mengoreksi hafalan mereka masing-masing, disitu juga ada sekitar

5 lebih foluntir atau pembimbing yang menggait mereka dalam menerima setoran

hafalan metode issyarat, setiap minggu sekali. Jadi sebelum ke Ustadz mereka setoran ke

foluntir atau ke pembimbing dulu setelah itu baru mereka ke Ustadz.

Penulis: Usia yang paling efektif menggunakan metode QuantumMaky?

Informan: Sejauh pengalam Ustadz memang usia yang paling efektif adalah usia-usia SD,

sekitar usia 7, 8, 9, 10. Usia SMP juga bagus, kalau dirumah Taḥfīẓ Ustadztingkat

keberhasilanya pada anak-anak usia SD. Tingkat keberhasilannya di atas 50% untuk juz

amma. Walaupun saat ini sudah jalan 2 tahun. Kalau SMP ini sangat efektif, khususnya

untuk anak-anak yang memiliki cinta dan perhatian terhadap al-Qur„ān. Jadi usia-usia

emas SD dan SMP walaupun usia-usia dewasa sebetulnya bisa. Seringnya Ustadzmengisi

dibeberapa tempat baik itu di Perusahaan-perusahaan maupun di Jama‟ah-Jama‟ah binaan

itu banyak pesertanya adalah orang-orang dewasa, mahasiwa juga ada, semuanya punya

kecenderungan masing-masing, mempunyai tingkat keberhasilan masing-masing.

Umumnya untuk usia-usia dewasa mereka sangat menyukai metode ini selain bisa

menghafal juga bisa sambil mengetahui arti, makna dan seterusnya. Tapi memang untuk

kuantitas banyaknya hafalan untuk tingkat dewasa sedikit, akan tetapi untuk usia-usia

remaja tingkat kuantitas halannya banyak, sehari bisa 20 sampai 30 ayat bisa. Ini semua

tergantung kepadatingkat kecenderungan otak anak-anak juga, dan juga fase-fase

pembelajaran yang dialami oleh manusia. Umumnya usia-usia emas dalam belajar itu 7

tahun, 8 tahun, sampai dengan SMA. Usia yang paling efektif dalam tingkat

keberhasilnnya dalah SMP, kalau untuk SD agak kurang, karna merka lebih banyak

bermain, akan tetapi utuk anak SD yang memasuki kelas 4-6 juga bagus hampir sama

dengan SMP kalau kecenderungan mereka terhadap al-Qur„ān bagus.

Penulis: Bagaimana Tingkat keberhasilan anak di Rumah Taḥfīẓ Mafaza?

Informan:Untuk tingkat keberhasilan sebenernya banyak, alhamdulillah dari 100% santri

yang ikut di Rumah Taḥfīẓ binaan Ustadz, hampir diatas 75% nya berhasil, itu ditandai

dengan keaktivan mereka dan juga keseriusan mereka dalam menghafal, ada bahkan satu

siswa sudah bisa mengajarkan ke satu sekolahnya, jadi satu siswa dia sudah hafal satu

surah an-Naba, kemudian dia disuruh nampil atau performen saat ada eafen-eafen

tertentu, misalnya agustusan, maulid dan lain sebagainya. Kemudia dia setelah

penampilan itu ada beberapa guru yang melihat dan menyaksikan dan setelah itu dia

Page 107: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

94

disuruh mengajarkan kepada teman-temannya di sekolah tersebut. Disitu juga kemudian

banyak siswa-siswa bergabung di Taḥfīẓ binaan Ustadz. Jadi tingkat keberhasilannya

didalam satu kelas itu lebih banyak dan maksimal, karena kita melibatkan tiga unsur

kecerdasan, auditorial, visual dan kinestetik. Selain itu disetiap-setiap pembelajaran kita

juga ada game-game dan juga ada yel-yel yang bisa menjadikan anak-anak lebih fun atau

lebih senang disaat menghafal dan menjadikan mereka lebih semangat lagi dalam

menghafal, tingkat keberhasilannya alhamdulillah sejauh ini cukup berhasil, Cuma

memang persoalannya bukan kepada metode isyaratnya, tetapi what next after

hafalannya ini sedang Ustadz fikirkan juga, kalau mereka sudah tidak lagi ikut dirumah

Taḥfīẓ atau katakanlah kalau yang di SMP-SMP, kalau SMP mereka selesai mereka ganti

metode lagi belajarnya itu mereka akan kehapus atau tidak terpakai lagi metode tersebut,

ini jadi PR Ustadz juga kedepannya. Untuk penggunaan metode isyarat sendiri selain

dikelas saat belajar, Ustadzjuga menyarankan disaat ada eafen-eafen ada kegiatan-

kegiatan yang banyak melibatkan orang, agar sering ditampilkan agar bisa membumi

memasyarakatkan kepada orang lain.

Penulis: Hal apa saja yang perlu diperhatiakan saat menghafal?

Informan: Yang pertama niat karena Allah. Adapun dislogan Ustadz Niat adalah nomor

satu. Yang kedua proses atau cara menghafalnya. Oleh karna itu ketika mengfhafal

jangan cepat-cepat atau buru-buru, karena ketika hafalan buru-buru atau cepat-cepat akan

menjadikan hafalan cepat lupa dan akan berpengaruh juga dikualitas hafalan, akan sulit

dipakai didalam sholat. Standar hafalan dikatakan tartil minimal bisa mengamalkan 6

rukun tajwid, yaitu: Ikha, Iqlab, Ikhfa syafawi, Idghom Mimi, Ghunnah. Diharapkan

keenam hal tersebut bisa dijaga dalam menghafal agar bisa menghasilkan hafalan yang

berkualitas, tidak terburu-buru dalam proses menghafal.

Yang ketiga hafalan dibaca dalam sholat, baik sholat sendiri ataupun berjamaah ketika

menjadi imam. Hal itu akan menjadikan hafalan lebih terjaga dan terawat. Sepengalam

Ustadzdulu pernah menjadi Imam sholat di Masjid Fatullah, Imam Tarawih dan

sebagainya, hal tersebut pengaruhnya besar dalam menjaga hafalan.

Keempat, sepengalaman Ustadz sesekali walaupun tidak sering mengikuti Musabaqotil

Quran. Hal tersebut akan menjadikan diri kita termotivasi, karena disitu kumpul peserta-

peserta yang terbaik. Jadi akan menjadikan diri kita termotivasi menambah hafalan

dengan berbagai peserta terbaik. Waktu Ustadz dulu misalnya tahun ini ikut 10 juz, di

tahun berikutnya bisa ikut 20 juz bahkan tahun berikutnya bisa ikut 30 juz. Demikian

pengaruh musabaqotil qur‟an bagi Ustadz sendir.

Kelima, Tasmi‟

Dulu Ustadz sering mengikuti tasmi‟, hal ini juga mempunyai pengaruh. Mengikuti

Tasmi‟ sekali duduk bisa 5 juz, tasmi‟ bersama teman-teman, tanpa melihat mushaf,

bergantian ada yang bertindak sebagai penyimak hafalan. Disitu berkumpul sekaligus

ngeriung bersama, hafalan disimak sudah sejauh mana.

Keenam, hafalan al qur‟an Ustadz jadikan sebagai dzikir yang selalu diulang-ulang.

Caranya dulu ketika dikelas Ustadz dosen berhalangan hadir Ustadz ulang-ulangi terus

hafalan, dan juga ketika perjalanan dari pondok Darussunnah ke UIN Ustadzulang-ulangi

hafalan.

Page 108: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

95

Penulis: Faktor apasajakah yang menghambat hafalan santri? Dan faktor pendukung apa

saja yang mempercepat hafalan santri?

Informan: Yang pertama dari makanan, ketika makan terlalu banyak, akan menyebabkan

ngantu dan sebagainya. Yang kedua hubungan kedekatan dengan lawan jenis, ini akan

mengalihkan fokus hafalan. Ketiga pengaruh Handphone, Handphone ini begitu mengikat

dengan sesorang dengan fitur fitur yang ditawarkan, usahakan ketika menghafal jauhkan

dari Handphone dan alat komunikasi lainnya yang bisa mengganggu saat menghafal.

Selanjutnya ada juga makanan-makanan yang bisa meningkatkan hafalan, yaitu madu,

susu. Ada juga waktu-waktu menghafal terbaik, umumnya semua waktu menghafal itu

baik, namun ada waktu menghafal yang paling baik yaitu waktu saat bangun tidur, saat

selesai sholat, dari kelima waktu sholat yang 5 waktu yaitu dzuhur, ashar, magrib, isya,

subuh, dulu Ustadz sering menerapkan itu selesai sholat menyisihkan waktu sekitar 10

menit untuk menghafal, itu tadi semua waktu-waktu bagus kondisi otak sedang aktif

aktifnya.

Penulis: bagaimana persiapan sebelum menghafal di Rumah Taḥfīẓ Mafaza?

Informan: yang harus guru-guru lakukan adalah pengkondisian anak-anak agar fokus

tertib kemudian sudah siap untuk menghafal baru dimulai. Pengkondisian yang dimaksud

adalah cara yang pertama dengan memberikan semangat, tepuk-tepuk, yel-yel, ketika

semua sudah siap barulah kegitan menghafal dimulai.

Penulis: bagaimana prosesnya menghafal di Rumah Taḥfīẓ Mafaza?

Informan: Guru mengenalkan surah, kemudian membacakan ayat yang akan dihafal

dengan cara dipotong-potong kata perkata-nya, selanjutnya santri mengikuti, setelah itu

disatukan, satu ayat utuh dengan menggunakan empat komponen QuantumMaky, yaitu

murotal, Arti, Kitabah, Isyarat. Dalam setiap jadwal hafalan perharinya hanya bisa

menambah 2 sampai tiga ayat pendek, ketika menemukan ayat yang panjang, mungkin

hanya bisa menambah satu ayat dalam kesempatan menghafal. untuk menghindari jenuh

atau bosan ketika menghafal biasanya diselingi dengan yel-yel, tepuk-tepuk, nyanyi-

nyanyi. Didalam proses menghafal biasa guru mencoba anak satu demi satu untuk

membaca yang sudah dihafalkan hari itu, kalau memang anaknya banyak guru tidak

mengetes satu-satu, tapi bisa sekaligus lima sampai enam anak maju kedepan, akan tetapi

idealnya memang satu persatu agar guru bisa tahu dimana letak kesalahan santri

menghafal ayat tersebut, misalnya makhrojnya, kemudian tajwidnya atau gerakannya,

ketika satu persatu kan lebih fokus, tapi ketika banyak santrinya ya mau tidak mau guru

ngetes lima sampai enam anak maju kedepan, sengaja guru menyuruh membacakan di

depan untuk melatih keberanian melatih mental anak tersebut. Intinya proses

menghafalnya adalah guru membacakan ayat dengan cara dipotong-potong kata perkata

dalam ayat, kemudian santri mengikuti.

Adapun kelas atau pembagian kelompok berdasarkan masuknya santri, ada santri yang

pertama masuk namanya santri Arrahman, santri yang daftar belakangan masuk

dikelompok Arrahim, ketika ditengah-tengah ada penambahan santri lagi tetap masuk

dikelompok Arrahim. Kemudian tahun berikutnya ada santri baru lagi dibuatkan

kelompok baru lagi, jadi kesimpulannya setiap ada penerimaan santri baru dibuatkan

kelompok baru. Adapun plening kedepannya para guru mafaza merencanakan

pengelompokan anak sesuai usia dan kemampuan anak, plening ini terkendala pada lokal

Page 109: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

96

yang belum ada, sekarang ini terbatas dengan tempat, untuk sementara ini santri

dikelompokkan berdasarkan angkatan, sekarang sudah ada empat kelompok. Selain

empat kelompok tersebut bunda (Istri Ustadz Farid) bikin kelompok baru lagi namanya

takhossus, selain mereka belajar memakai metode QuantuMaky, karna memang bunda

tahu memakai metode QuantuMaky ini agak lama pencapayan targetnya maka di tahun

ini kami adakan program takhossus, program takhossus ini tidak menggunakan metode

Isyarat, jadi mengguanakn sistem setor aja, ketika mereka sudah mampu menghafal,

merka tinggal menyetorkan, sebelum menyetorkan biasanya guru mengechek terlebih

dahulu hafalan anak-anak sudah bener atau belum hafalannya, jika sudah benar bisa

langsung mengahafal sendiri-sendiri, ketika mereka sudah hafal mereka langsung bisa

setor ke Gurunya, dengan adanya program takhosus ini mudah-mudahan bisa

mempercepat hafalan anak-anak buakan hanya juz 30, minimal bisa 3 sampai 4 juz

tambahannya, karna memang lama banget metode isyarat ini jika dalam perharinya hanya

nambah 1 sampai 3 ayat, ditambah lagi penambahan ayat dalam seminggu hanya 3 hari,

seminggu 3 kali itu termasuk waktu yang lama, seharusnya tiap harinya nambah ayat jika

ingin meningkatkan kuantitas hafalan. Berhubung ada jadwal materi yang lain, ada

jadwal Iqro, Muroja‟ah, do‟a-do‟a dan sebagainya, jadi untuk menambah hafalan tidak

bisa setiap hari, seminggu hanya 3 kali, itu yang membaut lama. Itulah tujuan diadakan

program takhossus.

Adapun untuk pengechekan hafalan pada saat jadwal Iqro‟ santri-santri yang belum

kebagian giliran ketika mereka mengantri untuk Iqro‟, itu ada face to face setoran hafalan

yang sudah dihafalkan, ada bukunya tersendiri, buku setoran untuk catatan hafalan santri.

Jadi santri-santri setoran langsung ke gurunya. Dengan buku itu santri bisa setor misal 10

ayat, sampai hafalan yang ia hafalkan sekarang, misalkan dia sudah sampai al insiqoq

berarti dia terusin sampai surah yang dihafal saat itu. jadi ada sistem buku setoran hafalan

guru dan orang tua bisa tau sejauh mana perkembangan hafalan anak tersebut.

Nama : Ustdzah Kafi

Jenis kelamain : Perempuan

Jabatan : pengajar Rumah Taḥfīẓ Mafaza 4

Penulis: bagaimmana cara menjaga hafalan (anak)?

Informan: yang pertama muroja‟ah atau mengulang-ulang hafalan bersama teman-teman

di Rumah Taḥfīẓ Mafaza dan juga di rumah setelah selesai sholat Magrib bersama Abi

dan Uminya

Penulis: hambatan-hambatan si dedek menghafal apa saja?

Informan: adapun hambatannya bisa karena malas dan ngantuk.

Nama : Ustdzah Uul

Jenis kelamain : Perempuan

Jabatan : pengajar Rumah Taḥfīẓ Mafaza 4

Penulis: bagaimmana cara menjaga hafalan (anak)?

Informan: yang pertama kita sebagai orang tua selalu minta kepada Allah supaya anak

kita dimudahkan dalam memahami ilmu agama dan dimudahkan dalam menghafal al-

Qur„ān, yang kedua kita sebagai orang tua memberi dukungan kepada anak suapaya dia

tetap semangat dalam menghafal, ketiga sering-sering dimuroja‟ah, surah-surah yang

sudah dihafal.

Page 110: PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50162... · 2020-02-10 · PENERAPAN METODE QUANTUMAKY DI RUMAH TAḤFĪẒ MAFAZA

97

Penulis: hambatan-hambatan si dedek menghafal apa saja?

Informan: yang pertama ketika ayat-ayat yang dihafal panjang-panjang jadi anak susah

mengahafalnya, yang kedua ketika anak kurang semangat menghafal, jadi kita sebagai

orang tua harus membujuknya dulu.

Nama : Ustdzah Harfida

Jenis kelamain : Perempuan

Jabatan : pengajar Rumah Taḥfīẓ Mafaza 4

Penulis: bagaimmana cara menjaga hafalan (anak)?

Informan: yang pertama dengan cara muroja‟ah, kebetulan di rumah juga dibuka rumah

Taḥfīẓ Mafaza 3 jadi sekalian, setelah magrib di muroja‟ah lagi. yang kedua kita sebagai

orang tua memberi dukungan kepada anak suapaya dia tetap semangat dalam menghafal,

ketiga sering-sering dimuroja‟ah, surah-surah yang sudah dihafal.

Penulis: hambatan-hambatan si dedek menghafal apa saja?

Informan: agak malas ketika akan memulai, karena mungkin lingkungan sekolahnya

bukan sekolah SD IT melaikan sekolah umum negeri, tapi Insyaallah dengan dikasi

motivasi jadi anak mau muroja‟ah walaupun bilang capek.

Nama : Umi Aisah

Jenis kelamain : Perempuan

Jabatan : Wali Santri Rumah Taḥfīẓ Mafaza 4

Penulis: bagaimmana cara menjaga hafalan (anak)?

Informan: yang pertama dengan cara muroja‟ah kedua dibaca setelah sholat.

Penulis: hambatan-hambatan si dedek menghafal apa saja?

Informan: malas.

Nama : Pak Jaka

Jenis kelamain :Laki-laki

Jabatan : Wali Santri Rumah Taḥfīẓ Mafaza 4

Penulis: bagaimmana cara menjaga hafalan (anak)?

Informan: yang pertama dengan cara muroja‟ah kedua dibaca setelah sholat.

Penulis: hambatan-hambatan si dedek menghafal apa saja?

Informan: malas.