penerapan metode konstruksi dalam...

20
61 PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693 PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM MEWUJUDKAN GREEN CONSTRUCTION ( STUDI KASUS: PEKERJAAN TANAH PADA PROYEK JALAN ) I Wayan Jawat 1) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa ABSTRAK Setiap proyek konstruksi selalu membutuhkan sumberdaya proyek(project resource) sebagai komponen input dalam proses konstruksi. Ada 5 (lima) sumber daya proyek, yaitu pekerja (man), material (material), metode ( methode ), alat (machine), uang (money). Material bangunan dan alat bersifat tetap pada bangunan yang merupakan faktor penting jika suatu proyek diharapkan termasuk proyek hijau (green construction). Pemilihan metode konstruksi yang tepat akan menghasilkan keuntungan efisiensi proses konstruksi berupa keuntungan finansial. Dalam aspek lingkungan, efisiensi proses konstruksi berpotensi untuk memperpendek durasi konstruksi dan mereduksi waktu operasional berbagai peralatan yang terkait, sehingga konsumsi energi menjadi lebih sedikit dan berpengaruh pada menurunnya emisi CO 2 ekivalen. Dalam mewujudkan green construction sebagai bagian dari sustainable construction hendaknya memperhitungkan dampak terhadap operasional bangunan maupun proses desain berupa umpan balik (feed back) yang bersumber dari pengalaman konstruksi. Kata kunci: proyek konstruksi, metode, green construction.

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

61

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

PENERAPAN METODE KONSTRUKSI

DALAM MEWUJUDKAN GREEN CONSTRUCTION

( STUDI KASUS: PEKERJAAN TANAH PADA PROYEK JALAN )

I Wayan Jawat1)

1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

ABSTRAK

Setiap proyek konstruksi selalu membutuhkan sumberdaya proyek(project

resource) sebagai komponen input dalam proses konstruksi. Ada 5 (lima) sumber daya

proyek, yaitu pekerja (man), material (material), metode ( methode ), alat (machine),

uang (money). Material bangunan dan alat bersifat tetap pada bangunan yang

merupakan faktor penting jika suatu proyek diharapkan termasuk proyek hijau (green

construction).

Pemilihan metode konstruksi yang tepat akan menghasilkan keuntungan

efisiensi proses konstruksi berupa keuntungan finansial. Dalam aspek lingkungan,

efisiensi proses konstruksi berpotensi untuk memperpendek durasi konstruksi dan

mereduksi waktu operasional berbagai peralatan yang terkait, sehingga konsumsi

energi menjadi lebih sedikit dan berpengaruh pada menurunnya emisi CO2 ekivalen.

Dalam mewujudkan green construction sebagai bagian dari sustainable

construction hendaknya memperhitungkan dampak terhadap operasional bangunan

maupun proses desain berupa umpan balik (feed back) yang bersumber dari

pengalaman konstruksi.

Kata kunci: proyek konstruksi, metode, green construction.

Page 2: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

62

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahap konstruksi merupakan tahap

yang perlu mendapat perhatian agar

tujuan utama menghasilkan proyek yang

berkualitas dapat tercapai. Dalam tahap

konstruksi, pengelola proyek hendaknya

mempertimbangkan aspek positif dan

negatif yang akan terjadi pada tahap

berikutnya, yaitu tahap operasional.

Keuntungan kontraktor akan

diperoleh bila tepat dalam menerapkan

metode konstruksi di lokasi proyek.

Berbeda metode konstruksi pasti

berbeda pula kebutuhan sunberdayanya,

limbah yang dihasilkan, dan hampir

dapat dipastikan berbeda dalam capaian

tujuan proyek dalam aspek biaya, mutu

dan waktu.

Secara prinsip, metode pelaksanaan

pekerjaan galian dan timbunan pada

proyek pembangunan jalan

menggunakan metode pelaksanaan

pemindahan tanah mekanis yang

dilakukan dengan menggunakan alat –

alat berat.

Tahap pelaksanaan konstruksi

membutuhkan berbagai alat bantu dari

yang sederhana hingga berteknologi

tinggi sesuai dengan kebutuhan di

lapangan. Keberadaan peralatan

konstruksi tidak lain adalah mendukung

proses sehingga dimungkinkan

tercapainya efisiensi yang baik guna

mencapai target yang telah ditetapkan.

Disadari atau tidak, keberadaan

peralatan konstruksi ini ikut

memberikan konstribusi terjadinya

pemanasan global yang diakibatkan oleh

buangan bahan bakar dari berbagai jenis

peralatan yang digunakan dan dirasakan

berkontribusi pada ketidakseimbangan

alam lingkungan sekitar.

Menurut Glavinich, sebagaimana

dikutip Wulfram I.Ervianto:73, Green

Construction adalah suatu perencanaan

dan pengaturan proyek konstruksi sesuai

dengan dokumen kontrak untuk

meminimalkan pengaruh proses

konstruksi terhadap lingkungan.

Elemen input yang secara tidak

langsung mempengaruhi timbulnya

emisi CO2 ekivalen adalah metode

konstruksi, yaitu cara yang akan

digunakan untuk mewujudkan bangunan

berdasarkan gambar rencana dan

spesifikasi teknis. Pemilihan metode

konstruksi yang tepat akan

menghasilkan keuntungan efisiensi

proses konstruksi berupa keuntungan

finansial. Dalam aspek lingkungan,

efisiensi proses konstruksi berpotensi

untuk memperpendek durasi konstruksi

dan mereduksi waktu operasional

berbagai peralatan yang terkait,

sehingga konsumsi energi menjadi lebih

sedikit dan berpengaruh pada

menurunnya emisi CO2 ekivalen.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka

permasalahan yang penulis angkat

adalah “Bagaimanakah penerapan

metode konstruksi pekerjaan tanah pada

proyek jalan dalam mewujudkan green

construction”.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dalam

penulisan ini adalah untuk mengetahui

penerapan metode konstruksi pekerjaan

tanah pada proyek jalan dalam

mewujudkan green constrction.

Page 3: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

63

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

1.4 Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis:

a. Meningkatkan pemahaman

tentang penerapan metode

konstruksi pekerjaan tanah

pada proyek jalan dalam

mewujudkan green

construction.

b. Sebagai sumbangan dalam

pengembangan ilmu

pengetahuan tentang metode

dan peralatan konstruksi

dalam mewujudkan green

construction dan merupakan

informasi bagi mereka yang

tertarik dengan penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis:

a. Sebagai sumbangan

pemikiran bagi kontraktor

dalam menentukan pemilihan

metode dan peralatan

konstruksi dalam rangka

mendukung mewujudkan

green construction.

b. Memberikan masukan

terhadap hasil kajian yang

dilakukan sebagai upaya

peningkatan pemahaman

tentang metode dan peralatan

konstruksi yang mendukung

mewujudkan green

construction.

2 LANDASAN TEORI

2.1 Tahap Kegiatan dalam Proyek

Konstruksi

Kegiatan konstruksi adalah kegiatan

yang harus melalui suatu proses yang

panjang dan didalamnya dijumpai

banyak masalah uang harus

diselesaikan. Disamping itu, dalam

kegiatan konstruksi terdapat suatu

rangkaian yang berurutan dan berkaitan.

Kegiatan membangun berakhir pada saat

dimulainya penggunaan bangunan

tersebut, sehingga tahapan dari pada

kegiatan dalam proyek konstruksi

(Wulfram I. Ervianto, 2002:13) adalah

sebagai berikut:

1. Tahap Studi Kelayakan

(feasibility study)

Tujuan dari tahap ini adalah

untuk meyakinkan pemilik proyek

bahwa proyek konstruksi yang

mengusulkannya layak untuk

dilaksanakan, baik dari aspek

perencanaan dan perancangan, aspek

ekonomi (biaya dan sumber

pendanaan), maupun aspek

lingkungannya.

2. Tahap Penjelasan (Breifing)

Tujuan dari tahap ini adalah

untuk memungkinkan pemilik

proyek menjelaskan fungsi proyek

dan biaya yang diizinkan, sehingga

konsultan perencana dapat segera

secara tepat menafsirkan keinginan

pemilik proyek dan membuat

tafsiran yang diperlukan.

3. Tahap Perancangan (Design)

Tujuan tahap ini adalah untuk

melengkapi penjelasan proyek dan

menentukan tata letak, rancangan,

metode konstruksi, dan taksiran

biaya agar mendapat persetujuan

dari pemilik proyek dan pihak

berwenang yang terlibat, untuk

mempersiapkan informasi

pelaksanaan yang diperlukan,

termasuk gambar rencana dan

spesifikasi serta untuk melengkapi

semua dokumen tender.

Page 4: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

64

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

4. Tahap Pengadaan/Pelelangan

(Procurement/Tender)

Tujuan dari tahap ini adalah

untuk menunjukan kontraktor

sebagai pelaksana atau sejumlah

kontraktor sebagai sub-kontraktor

yang akan melaksanakan kostruksi

dilapangan.

5. Tahap Pelaksanaan

(construction)

Tujuan dari tahap ini adalah

untuk mewujudkan bangunan yang

dibutuhkan oleh pemilik proyek

yang sudah dirancang oleh

konsultan perencana dalam batasan

biaya dan waktu yang telah

disepakati, serta dengan mutu yang

disyaratkan.

6. Tahap Pemeliharaan dan

Persiapan Penggunaan

(maintenance and start up)

Tujuan dari tahap ini adalah

untuk menjamin agar bangunan

yang telah selesai sesuai dengan

dokumen kontrak dan semua

fasilitas bekerja sebagaimana

mestinya. Selain itu, pada tahap ini

juga dibuat suatu catatan mengenai

konstruksi berikut petunjuk

operasinya dan melatih staf dalam

menggunakan fasilitas yang tersedia.

2.2 Tahap – Tahap Pelaksanaan

(construction)

Pada waktu proyek memasuki tahap

pelaksanaan (construction), maka

pekerjaan pada tahap ini adalah

mewujudkan bangunan yang dibutuhkan

oleh pemilik proyek yang sudah

dirancang oleh konsultan perencana

sehingga memenuhi variabel Biaya-

Mutu-Waktu-Safety, yang telah

disyaratkan. Sebagaimana diketahuai

secara tradisional bahwa variabel

tersebut saling berkaitan dan saling

mempengaruhi. Kegiatan yang

dilakukan pada tahap ini :

1. Perencanaan penyusunan Jabaran

Kegiatan/Work Breakdown

Structure (WBS), termasuk

dalam menentukan Metode

Konstruksinya.

2. Perencanaan penyusunan Tabel

Analisis Organisasi

Proyek/Organization Analisis

Table (OAT).

3. Perencanaan dan pengendalian

jadwal waktu pelaksanaan.

4. Perencanaan dan pengendalian

tenaga kerja.

5. Perencanaan dan pengendalian

material

6. Perencanaan dan pengendalian

alat.

7. Perencanaan dan pengendalian

biaya.

Tujuan dari pada tahap pelaksanaan

(construction), adalah untuk

mewujudkan bangunan yang dibutuhkan

oleh pemilik proyek yang sudah

dirancang oleh konsultan perencana

dalam batasan biaya dan waktu yang

telah disepakati, serta dengan mutu yang

disyaratkan. Kegiatan yang dilakukan

pada tahap ini, (Wulfram I. Ervianto,

2002:16)

1. Perencanaan dan pengendalian

metode kerja.

2. Perencanaan dan pengendalian

organisasi lapangan.

3. Perencanaan dan pengendalian

jadwal waktu pelaksanaan.

4. Perencanaan dan pengendalian

tenaga kerja.

Page 5: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

65

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

5. Perencanaan dan pengendalian

material

6. Perencanaan dan pengendalian

alat.

7. Perencanaan dan pengendalian

biaya.

2.3 Pengertian Metode Pelaksanaan

Pekerjaan

Metode pelaksanaan konstruksi pada

hakekatnya adalah penjabaran tata cara

dan teknik – teknik pelaksanaan

pekerjaan, merupakan inti dari seluruh

kegiatan dalam sistem manajemen

konstruksi.

Metode pelaksanaan konstruksi

merupakan kunci untuk dapat

mewujudkan seluruh perencanaan

menjadi bentuk bangunan fisik. Pada

dasarnya metode pelaksanaan konstruksi

merupakan penerapan konsep rekayasa

berpijak pada keterkaitan antara

persyaratan dalam dokumen pelelangan

(dokumen pengadaan), keadaan teknis

dan ekonomis yang ada dilapangan, dan

seluruh sumber daya termasuk

pengalaman kontraktor.

Kombinasi dan keterkaitan ketiga

elemen secara interaktif membentuk

kerangka gagasan dan konsep metode

optimal yang diterapkan dalam

pelaksanaan konstruksi. Konsep metode

pelaksanaan mencakup pemilihan dan

penetapan yang berkaitan dengan

keseluruhan segi pekerjaan termasuk

kebutuhan sarana dan prasarana yang

bersifat sementara sekalipun (Istimawan

Dipohusodo: 1996:363).

Teknologi konstruksi (construction

technology) mempelajari metode atau

teknik yang digunakan untuk

mewujudkan bangunan fisik dalam

lokasi proyek. Technology berasal dari

kata techno dan logic, dapat diartikan

sebagai urutan dari setiap langkah

kegiatan (prosedur), misalkan kegiatan

X harus dilaksanakan lebih dahulu

kemudian baru kegiatan Y, dan

seterusnya; sedangkan techno adalah

cara yang harus digunakan secara logic

(Wulfram I. Ervianto, 2002:1).

Metode pelaksanaan pekerjaan atau

yang bisa disingkat „CM‟ (Construction

Method), merupakan urutan pelaksanaan

pekerjaan yang logis dan teknik

sehubungan dengan tersedianya sumber

daya yang dibutuhkan dan kondisi

medan kerja, guna memperoleh cara

pelaksanaan yang efektif dan efisien.

Metode pelaksanaan pekerjaan

tersebut, sebenarnya telah dibuat oleh

kontraktor yang bersangkutan pada

waktu membuat ataupun mengajukan

penawaran pekerjaan. Dengan demikian

„CM‟ (Construction Method) tersebut

minimal telah „teruji‟ saat dilakukan

„klarifikasi‟ atas dokumen tendernya

atau terutama Construction Method

(CM)-nya. Namun demikian, tidak

tertutup kemungkinan, bahwa pada

waktu menjelang pelaksanaan atau

selama pelaksanaan pekerjaan ada

ketidaksesuaian. Jika demikian

Construction Method (CM) tersebut

perlu atau harus dirubah.

Metode pelaksanaan pekerjaan yang

ditampilkan dan diterapkan merupakan

cerminan dari profesionalitas sang

pelaksana proyek tersebut, atau

profesionalitas dari tim pelaksana

proyek, yaitu MANAJER PROYEK dan

perusahaan yang bersangkutan.

Karena itu dalam penilaian untuk

menentukan pemenang tender,

Page 6: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

66

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

penyajian metode pelaksanaan pekerjaan

mempunyai „bobot‟ peniliaian yang

tinggi. Yang diperhatikan bukan

rendahnya nilai penawaran harga,

meskipun kita akui bahwa rendahnya

nilai penawaran merupakan jalan untuk

memperoleh peluang ditunjuk menjadi

pemenang tender/pelelangan. (Mahendra

Sultan Syah, 2004).

2.4 Dokumen Metode Pelaksanaan

Pekerjaan

Dokumen metode pelaksanaan

pekerjaan proyek konstruksi (Mahendra

Sultan Syah:2004:113), pada umumnya

terdiri dari:

1. Project plant, dimana dokumen

ini memuat antara lain :

a. Denah fasilitas proyek (jalan

kerja, bangunan fasilitas, dan

lain- lain),

b. Lokasi pekerjaan

c. Jarak angkut

d. Komposisi alat

e. Kata – kata singkat (bukan

kalimat panjang), dan jelas

mengenai urutan pekerjaan

2. Sket atau gambar bantu,

merupakan penjelasan

pelaksanaan pekerjaan

3. Uraian pelaksanaan pekerjaan,

yang meliputi :

a. Urutan pelaksanaan seluruh

pekerjaan dalam rangka

penyelesaian proyek (urutan

secara global)

b. Urutan pelaksanaan per

pekerjaan atau per kelompok

pekerjaan, yang perlu

penjelasan lebih detail.

Biasanya yang ditampilkan

adalah pekerjaan penting atau

pekerjaan yang jarang ada,

atau pekerjaan yang

mempunyai nilai besar,

pekerjaan dominan (volume

kerja besar). Pekerjaan yang

ringan atau umum

dilaksanakan biasanya cukup

diberi uraian singkat

mengenai cara

pelaksanaannya saja. Tapi

perhitungan kebutuhan alat

dan tanpa gambar/sket

penjelasan cara pelaksanaan

pekerjaan.

4. Perhitungan kebutuhan tenaga

kerja dan jadwal kebutuhan

tenaga kerja (Mandor, Pekerja,

Tukang, Kepala Tukang)

5. Perhitungan kebutuhan

material/bahan dan jadwal

kebutuhan material/bahan.

6. Perhitungan kebutuhan peralatan

konstruksi dan jadwal kebutuhan

peralatan.

7. Dokumen lainnya sebagai

penjelasan dan pendukung

perhitungan kelengkapan yang

lain.

Apabila metode pelaksanaan

pekerjaan merupakan dokumen yang

terpisah (tersendiri), maka harus

dilengkapi dengan jadwal pelaksanaan

pekerjaan.

2.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Yang Baik

Metode pelaksanaan pekerjaan

proyek konstruksi yang baik apabila

memenuhi persyaratan (Mahendra

Sultan Syah: 2004: 114), yaitu:

1. Memenuhi persyaratan teknis,

yang memuat antara lain :

a. Dokumen metode

pelaksanaan pekerjaan proyek

Page 7: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

67

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

konstruksi lengkap dan jelas

memenuhi informasi yang

dibutuhan.

b. Bisa dilaksanakan dan efektif

c. Aman dilaksanakan, terhadap

bangunan yang dibangun,

para tenaga kerja, bangunan

lainnya, dan lingkungan

sekitarnya.

2. Memenuhi persyaratan

ekonomis, yaitu biaya murah,

wajar dan efisien.

3. Memenuhi pertimbangan

nonteknis lainnya, yang memuat

antara lain :

a. Dimungkinkan untuk

diterapkan di lokasi proyek

dan disetujui atau tidak

ditentang oleh lingkungan

setempat.

b. Rekomendasi dan policy dari

pemilik proyek.

c. Disetujui oleh sponsor proyek

atau direksi perusahaan,

apabila hal itu merupakan

alternatif pelaksanaan yang

istimewa atau riskan.

4. Merupakan alternatif/pilihan

terbaik dari beberapa alternatif

yang telah diperhitungkan dan

dipertimbangkan. Masalah

metode pekerjaan banyak sekali

variasinya, sebab tidak ada

keputusan engineer. Jadi pilihan

terbaik yang merupakan

tanggung jawab manajemen,

dengan tetap mempertimbangkan

engineering economies.

5. Manfaat positif Construction

Method.

a. Memberikan arahan dan

pedoman yang jelas atas

urutan dan fasilitas

penyelesaian pekerjaan.

b. Merupakan acuan/dasar pola

pelaksanaan pekerjaan dan

menjadi satu kesatuan

dokumen prosedur

pelaksanaan pekerjaan di

proyek.

2.6 Hal – Hal Yang Mempengaruhi

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Dalam melaksanakan pekerjaan,

biasanya dimungkinkan dengan berbagai

metode. Beberapa alternatif metode

pelaksanaan yang ada, tentunya akan

menghasilkan beberapa alternatif biaya

juga. Dalam hal ini, alternatif metode

pelaksanaan yang harus dipilih tentunya

yang menghasilkan biaya yang paling

rendah. Pemilihan ini dilakukan oleh

pihak Owner selaku pengguna jasa

maupun pihak Kontraktor selaku

penyedia jasa, dengan maksud yang

sama, yaitu menurunkan biaya, hanya

tujuannya saja yang berbeda. Bagi

owner selaku pengguna jasa tujuannya

agar nilai kontrak proyek, yang akan

merupakan investasi menjadi rendah,

sedangkan bagi pihak Kontraktor selaku

penyedia jasa, bukan untuk menurunkan

nilai kontrak, tetapi untuk menurunkan

biaya pelaksanaan.

Dimana metode pelaksanaan

pekerjaan proyek konstruksi, dalam

pengembangan alternatifnya,

dipengaruhi oleh hal- hal sebagai

berikut:

1. Design bangunan.

2. Medan/lokasi pekerjaan.

3. Ketersediaan tenaga kerja, bahan,

dan peralatan.

Page 8: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

68

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

2.7 Peranan Metode Pelaksanaan

Pekerjaan

Peranan metode pelaksanaan

pekerjaan proyek konstruksi adalah

untuk menyusun cara – cara kerja

dalam melaksanakan suatu pekerjaan

dan suatu cara untuk memenuhi,

menentukan sarana – sarana pekerjaan

yang mendukung terlaksananya suatu

pekerjaan misalnya : menetapkan,

memilih peralatan yang akan digunakan

dalam pekerjaan yang sesuai dengan

jenis pekerjaan yang efektif dan efisien

dalam biaya operasi. Cara kerja juga

dapat membantu dalam menentukan

urutan pekerjaan, menyusun jadwalnya

sehingga dapat menentukan

penyelesaian suatu pekerjaan.

Peranan metode pelaksanaan

pekerjaan proyek konstruksi akan

mempengaruhi perencanaan konstruksi

(Nono Tisnawardono: 2002: 11) antara

lain :

1. Jadwal pelaksanaan.

2. Kebutuhan dan jadwal tenaga

kerja.

3. Kebutuhan dan jadwal

meterial/bahan.

4. Kebutuhan dan jadwal alat.

5. Penjadwalan anggaran (Arus

kas/cash-flow).

6. Jadwal prestasi dengan metode

kurva – S (S-Curve).

7. Cara – cara pelaksanaan

pekerjaan.

Dalam penyusunan metode

pelaksanaan pekerjaan proyek

konstruksi, perlu pembahasan/diskusi.

Oleh karena itu dianjurkan pada

perusahaan kontraktor yang telah

mempunyai banyak tenaga kerja dari

berbagai disiplin dan agar membuatan

metode pelaksanaan pekerjaan proyek

konstruksi, dengan melibatkan berbagai

pihak yang ahli bidangnya, misal:

1. Menguasai peralatan konstruksi.

2. Mengetahui sumber – sumber

material/bahan.

3. Mengerti masalah angkutan.

4. Mengerti masalah jenis – jenis

pekerjaan.

5. Menguasai bahasa perbankan.

2.8 Penentuan Metode Pelaksanaan

Pekerjaan

Tahap pertama sebelum memulai

suatu pelaksanaan proyek konstruksi,

harus ditentukan terlebih dahulu suatu

metode untuk melaksanakannya. Dalam

skala organisasi suatu proses

perencanaan pelaksanaan proyek

konstruksi, sangatlah penting untuk

menentukan metode konstruksi terlebih

dahulu, karena setiap jenis metode

konstruksi akan memberikan

karakteristik pekerjaan berbeda.

Penentuan jenis metode konstruksi yang

dipilih akan sangat membantu

menentukan jadwal proyek.

Metode konstruksi yang berbeda

akan memberikan ruang lingkup

pekerjaan dan durasi yang berbeda pula,

yang sudah barang tentu juga

mempunyai pertimbangan finansial

dalam bentuk biaya. Ada faktor – faktor

yang mempengaruhi jenis ruang lingkup

pekerjaan yang dilakukan, sehingga

perlu diperhatikan dan dipertimbangkan,

yaitu:

1. Sumber daya manusia dengan

skill yang cukup untuk

melaksanakan suatu metode

pelaksanaan konstruksi.

Page 9: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

69

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

2. Tersedianya peralatan penunjang

pelaksanaan metode konstruksi

yang dipilih.

3. Material cukup tersedia.

4. Waktu pelaksanaan yang

maksimum dibanding pilihan

metode konstruksi lainnya.

5. Biaya yang bersaing.

Oleh karena faktor – faktor yang

mempengaruhi metode pelaksanaan

seperti : Design bangunan, Medan/lokasi

pekerjaan, dan ketersediaan dari tenaga

kerja, bahan, dan peralatan, seperti

sudah dijelaskan diatas, maka kadang –

kadang metode pelaksanaan hanya

memiliki alternatif yang terbatas.

3 PEMBAHASAN

3.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Galian Tanah

Pada proyek perencanaan

pembangunan jalan pengerjaan galian

dilakukan secara mekanis yaitu dengan

menggunakan alat berat berupa

bulldozer. Data teknis alat Bulldozer:

Merk : Komatsu

Horse power : 155/1800

rpm

Lebar blade : 3.5 meter

Tinggi blade : 0.6 meter

Lebar traktor : 3 meter

Kecepatan maju (F) : 3.2

km/jam

Kecepatan mundur (R) : 4 km/jam

Waktu tetap : 0.10

menit

Faktor ketersediaan mesin : 0.9

Efisiensi waktu : 0.9

Efisiensi kerja : 0.75

Efisiensi operator : 0.8

Blade factor : 0.85

Pemilihan alat ini dilakukan karena

dalam galian pada proyek ini tidaklah

begitu dalam seperti terlihat pada

potongan memanjang jalan (Gambar 1

Gambar 2 dan Gambar 3) berikut:

INTERSECTION KETEWEL

STA. 0+000 FG=12.642

20

0+000 0+050 0+100 0+150 0+200 0+250 0+300 0+350 0+400 0+450 0+500 0+550 0+600 0+650 0+700 0+750 0+800 0+850 0+900 0+950

12

.46

7

12

.44

5

12

.34

5

11

.89

0

11

.86

6

11

.69

3

11

.51

1

11

.54

0

11

.23

6

11

.07

0

10

.92

9

10

.64

3

10

.51

4

10

.40

9

10

.36

3

10

.31

2

10

.12

5

9.9

48

9.9

66

9.7

59

9.5

85

9.4

07

9.7

83

9.8

95

10

.01

5

9.8

69

9.7

30

9.6

55

9.5

13

9.4

72

9.5

67

9.0

17

8.6

70

8.2

50

8.1

24

7.7

15

7.5

77

7.3

65

7.4

38

4.3

54

70.0000m VC

K = 569.083

A.D. = 0.123

PVI ELEV = 11.913

PVI STA = 0+102.206

BV

CS

: 0

+0

67

.20

6

BV

CE

: 1

2.1

63

EV

CS

: 0

+1

37

.20

6

EV

CE

: 1

1.7

06

12

.10

8

11

.93

9

11

.78

0

-0.715%

12

.64

4

12

.46

5

12

.28

6

70.0000m VC

K = 94.400

A.D. = 0.742

PVI ELEV = 9.700

PVI STA = 0+476.384

LOW POINT STA = 0+497.224

LOW POINT ELEV = 9.742

BV

CS

: 0

+4

41

.38

4

BV

CE

: 9

.90

7

EV

CS

: 0

+5

11

.38

4

EV

CE

: 9

.75

2

9.8

60

9.7

68

9.7

42

-0.592%

11

.63

1

11

.48

3

11

.33

5

11

.18

7

11

.03

9

10

.89

1

10

.74

3

10

.59

5

10

.44

8

10

.30

0

10

.15

2

10

.00

4

90.0000m VC

K = 68.556

A.D. = -1.313

PVI ELEV = 10.000

PVI STA = 0+676.384

HIGH POINT STA = 0+641.668

HIGH POINT ELEV = 9.940

BV

CS

: 0

+6

31

.38

4

BV

CE

: 9

.93

2

EV

CS

: 0

+7

21

.38

4

EV

CE

: 9

.47

7

9.9

35

9.8

59

9.6

92

0.150%

9.7

73

9.8

10

9.8

48

9.8

85

9.9

23

70.0000m VC

K = 58.856

A.D. = 1.189

PVI ELEV = 7.500

PVI STA = 0+891.384

LOW POINT STA = 0+924.822

LOW POINT ELEV = 7.509

BV

CS

: 0

+8

56

.38

4

BV

CE

: 7

.90

7

EV

CS

: 0

+9

26

.38

4

EV

CE

: 7

.50

9

7.7

20

7.5

61

7.5

09

-1.163%

9.4

35

9.1

44

8.8

53

8.5

63

8.2

72

7.9

81

7.5

16

7.5

22

12

.64

2

EXISTING SYPHON

INLET LEVEL=9.657 (L)

OUTLET LEVEL=9.305 (R)

LENGTH=38.50m

EXISTING SYPHON

INLET LEVEL=9.336 (L)

OUTLET LEVEL=8.364 (R)

LENGHT=37.976m

EXISTING SYPHON

INLET LEVEL=7.799 (L)

OUTLET LEVEL=7.487 (R)

LENGTH=35.449m

EXISTING SYPHON

INLET LEVEL=7.445 (L)

OUTLET LEVEL=7.200 (R)

LENGTH=40.595m

EXISTING SYPHON

INLET LEVEL=7.532 (R)

OUTLET LEVEL=7.141 (L)

LENGTH=52.451m

STA.0+071STA.0+125

STA.0+419 STA.0+600

STA.0+714

STA.0+349

Proposed

RCP Ø 0.60m, L = 16 m

Inlet Level + 9.280

Outlet level + 9.120

STA.0+500

Proposed

RCP Ø 0.60 m, L = 17 m

Inlet Level + 8.370

Outlet level + 8.200

STA.0+825

Proposed

RCP Ø 0.60 m, L = 17 m

Inlet Level + 6.920

Outlet level + 6.750

0+975

Gambar 1. Potongan Memanjang Jalan (Sta 0+000 – 0+975)

Page 10: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

70

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

1+000 1+050 1+100 1+150 1+200 1+250

7.5

75

7.4

26

7.3

96

7.3

10

7.3

67

7.2

59

7.4

04

7.3

49

7.3

03

7.3

82

7.1

76

0.027%

7.5

29

7.5

35

7.5

42

7.5

49

7.5

55

7.5

62

7.5

69

7.5

75

7.5

82

7.5

89

7.5

95

EXISTING SYPHON

INLET OUT=5.658 (R)

OUTLET IN=5.526 (L)

LENGTH=40.115m

STA.1+102

Gambar 2. Potongan Memanjang Jalan (Sta 1+000 – Sta 1+250)

1+300 1+350 1+400 1+450 1+500 1+550 1+600 1+650 1+700 1+750 1+800 1+850 1+900 1+950 2+000

6.7

32

7.4

17

7.2

66

7.2

75

7.2

38

7.3

45

7.4

03

7.5

87

7.8

10

8.1

94

8.3

74

8.8

94

9.3

15

9.8

27

10.3

82

11.2

34

11.6

42

12.1

59

12.1

19

12.8

60

13.1

47

13.6

53

13.9

02

14.3

67

14.5

94

15.1

90

15.4

78

15.9

80

15.8

15

15.8

11

70.0000m VC

K = 39.092

A.D. = 1.791

PVI ELEV = 7.650

PVI STA = 1+456.384

BV

CS

: 1

+42

1.3

84

BV

CE

: 7

.641

EV

CS

: 1

+49

1.3

84

EV

CE

: 8

.286

7.6

43

7.7

53

8.0

23

7.6

02

7.6

08

7.6

15

7.6

22

7.6

28

7.6

35

150.0000m VC

K = 83.284

A.D. = -1.801

PVI ELEV = 16.100

PVI STA = 1+921.384

BV

CS

: 1

+84

6.3

84

BV

CE

: 1

4.7

37

EV

CS

: 1

+99

6.3

84

EV

CE

: 1

6.1

12

14.8

02

15.2

08

15.5

39

15.7

95

15.9

75

16.0

81

1.817%

8.4

43

8.8

97

9.3

51

9.8

05

10.2

60

10.7

14

11.1

68

11.6

23

12.0

77

12.5

31

12.9

86

13.4

40

13.8

94

14.3

49

16.1

13

EXISTING BOX CULVERT 3.5x2.5m

INLET LEVEL=6.251 (R)

OUTLET LEVEL=5.920 (L)

LENGTH=53.066m

EXISTING BOX CULVERT 2.2x2.3m

INLET LEVEL=10.600 (R)

OUTLET LEVEL=9.005 (L)

LENGTH=54.672m

EXISTING BOX CULVERT 3.1x1.0m

INVERT OUT=14.700 (L)

INVERT IN=14.476 (R)

LENGTH=38.00 m

EXISTING PIPE CULVERT Ø 0.25m

INLET LEVEL=15.538 (L)

OUTLET LEVEL=15.000 (R)

LENGTH=52.00 m

STA.1+530

STA.1+745

STA.1+950

STA.1+965

STA.1+567

Proposed

RCP Ø 0.60 m, L = 18 m

Inlet Level + 8.150

Outlet level + 7.970

STA.1+770

Proposed

RCP Ø 0.60 m, L = 17 m

Inlet Level + 11.830

Outlet level + 11.660

Gambar 3. Potongan Memanjang Jalan (Sta 1+275 – Sta 2+000)

Gambar 4. Cara Operasi Bulldozer dengan Metode Slot Dozing

Page 11: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

71

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

Gambar 5. Cara Kerja Bulldozer

Adapun metode yang dipilih dalam

pengerjaan galian tanah dengan

menggunakan bulldozer adalah metode

slot dozing yaitu dengan melakukan

beberapa lintasan dan membiarkan tanah

berceceran di kiri – kanan dozer. Untuk

lebih jelas mengenai cara operasi

bulldozer dengan metode slot dozing,

dapat dilihat pada Gambar 4 dan

Gambar 5.

Pada Gambar 5 kedudukan A,

bulldozer mula – mula atau dalam

berhenti, pisau sedikit masuk ke dalam

tanah dengan tujuan untuk menggali /

menggusur. Dalam kedudukan yang

demikian ini traktor mulai dijalankan

maju, biasanya harus dalam gigi

terendah.

Kedudukan B adalah keadaan

menggusur / mengangkut tanah dengan

kecepatan tetap, jika dipandang perlu

traktor dapat menambah kecepatan

dengan pindah gigi, dan hal ini akan

memerlukan waktu tetap yang disebut

dengan fixed time.

Kedudukan C adalah posisi

membuang muatan pada akhir jalan

angkut, pisau diangkat naik sehingga

tanah dapat lewat di bawah pisau.

Apabila tanah didepan pisau sudah habis

tertinggal, traktor dihentikan kemudian

dalam posisi pisau masih terangkat

traktor dijalankan mundur menuju

kedudukan A.

3.2 Metode Pelaksanaan pada

Pengangkutan Tanah

Tanah yang dimaksudkan disini

adalah tanah hasil galian yang tidak

digunakan lagi ataupun tanah yang

didatangkan dari tempat lain untuk

keperluan pembentukan badan jalan.

Apabila hasil galian harus

dipindahkan/dibuang keluar lokasi

proyek, perlu dipertimbangkan cara

pemindahan yang tidak menimbulkan

polusi dengan:

1. Cara tanah dimuat ke dalam truk.

2. Menutup tanah dalam truk

menggunakan terpal agar tidak

tercecer di sepanjang jalan dan

tidak menimbulkan polusi udara.

3. Mencuci ban kendaraan

kendaraan pengangkut sebelum

keluar dari lokasi proyek di

washing bay yang telah

disediakan.

4. Memilih lokasi pembuangan

yang tidak terlalu jauh dari lokasi

proyek.

Adapun metode yang digunakan

pengangkutan tanah ini adalah metode V

loading yang cara pemuatannya dengan

lintasan seperti bentuk huruf V dengan

menggunakan kombinasi alat antara

Wheel loader dengan dump truk.

Data teknis alat wheel loader:

Merk : Komatsu

Page 12: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

72

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

Model : W.60

Kapasitas bucket : 1.4 m3

Cara operasi : V loading

dengan

torque

flow

Kecepatan maju : 7.6

km/jam

Kecepatan mundur : 7.6

km/jam

Jarak angkut : 5 m

Kondisi menejemen & medan : 0.75

BF : 0.9

Data teknis dump truk:

Merk : HINO,

KL-231

Kapasitas Vessel : 4 m3

Kecepatan angkut : 40

km/jam

Kecepatan kembali : 30

km/jam

Dengan alat pemuat whell loader dengan

kapasitas bucket 1,4 m3

Cycle time : 0.4

Kondisi operasi : sedang

Jarak Angkut : 1 km

Machine availability factor : 0.9

Efisiensi waktu : 0.83

Efisiensi operator : 0.85

Efisiensi kerja : 0.8

Bucket factor : 0.85

Untuk lebih jelas mengenai metode

V loading dapat dilihat pada Gambar 6

berikut:

Gambar 6. Loading

Gambar 7. Dasar Operasi Dump Truk

Page 13: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

73

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

Cara operasinya (Gambar 7) adalah

sebagai berikut:

1. Pada kedudukan 1 merupakan

proses loading (pemuatan) tanah.

2. Pada kedudukan 2 merupakan

proses hauling road (pergi).

3. Pada kedudukan 3 merupakan

proses dumping ( pembuangan)

muatan.

4. Pada kedudukan 4 merupakan

proses returning (kembali) ke

kedudukan 1.

3.3 Metode Pelaksanaan Timbunan

Tanah

Pekerjaan timbunan tanah ini dapat

berupa tanah dari hasil penggalian

ataupun yang didatangkan dari tempat

lain asalkan memenuhi ketentuan yang

disyaratkan. Tanah timbunan umumnya

diangkut langsung dari lokasi sumber

bahan ke permukaan yang telah

disiapkan pada saat cuaca cerah dan

disebarkan. Penumpukan tanah

timbunan untuk persediaan biasanya

tidak diperkenankan, terutama selama

musim hujan.

Pada pekerjaan timbunan tanah, hal

yang perlu diperhatikan di sini adalah

timbunan tidak boleh ditempatkan,

dihampar atau dipadatkan sewaktu

hujan, dan pemadatan tidak boleh

dilaksanakan setelah hujan atau

bilamana kadar air bahan berada di luar

rentang yang disyaratkan. Timbunan

harus ditempatkan ke permukaan yang

telah disiapkan dan disebar dalam

lapisan yang merata yang bila

dipadatkan akan memenuhi toleransi

tebal lapisan yang disyaratkan.

Bilamana timbunan dihampar lebih dari

satu lapis, lapisan-lapisan tersebut

sedapat mungkin dibagi rata sehingga

sama tebalnya. Cara penimbunan tanah

dapat ditunjukan pada Gambar 8

berikut:

Gambar 8. Penimbunan Tanah dengan Truk

Apabila suatu lapisan belum

mencapai kepadatan yang disyaratkan,

maka harus diadakan perbaikan. Adapun

perbaikan terhadap timbunan yang tidak

memenuhi ketentuan atau tidak stabil

antara lain:

5. Timbunan akhir yang tidak

memenuhi penampang melintang

yang disyaratkan atau disetujui

atau toleransi permukaan yang

disyaratkan harus diperbaiki

dengan menggemburkan

permukaannya dan membuang

Page 14: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

74

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

atau menambah bahan

sebagaimana yang diperlukan

dan dilanjutkan dengan

pembentukan kembali dan

pemadatan kembali.

6. Timbunan yang terlalu kering

untuk pemadatan, dalam hal

batas-batas kadar airnya yang

disyaratkan, harus diperbaiki

dengan menggaru bahan tersebut,

dilanjutkan dengan

penyemprotan air secukupnya

dan dicampur seluruhnya dengan

menggunakan motor grader atau

peralatan lain yang disetujui.

7. Timbunan yang terlalu basah

untuk pemadatan, seperti

dinyatakan dalam batas-batas

kadar air yang disyaratkan, harus

diperbaiki dengan menggaru

bahan tersebut dengan

menggunakan motor grader atau

alat lainnya secara berulang-

ulang dengan selang waktu

istirahat selama penanganan,

dalam cuaca cerah. Alternatif

lain, bilamana pengeringan yang

memadai tidak dapat dicapai

dengan menggaru dan

membiarkan bahan gembur

tersebut, bahan tersebut

dikeluarkan dari pekerjaan dan

diganti dengan bahan kering

yang lebih cocok.

8. Timbunan yang telah dipadatkan

dan memenuhi ketentuan yang

disyaratkan, menjadi jenuh akibat

hujan atau banjir atau karena hal

lain, biasanya tidak memerlukan

pekerjaan perbaikan asalkan

sifat-sifat bahan dan kerataan

permukaan masih memenuhi

ketentuan.

3.4 Metode Pelaksanaan Perataan

Tanah

Metode perataan tanah yang

dimaksud adalah metode perataan tanah

hasil timbunan (spreading) dan

timbunan tanah yang dimaksud disini

adalah bekas dumping dari truk untuk

pengisisan jarak jauh atau stock pile dari

hasil timbunan yang lain. Adapun

metode yang digunakan pada

pelaksanaan perataan tanah ini yaitu

dilakukan secara mekanis dengan

menggunakan alat berat berupa

bulldozer seperti pada Gambar 9

berikut:

Gambar 9. Perataan Tanah dengan Bulldozer

Page 15: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

75

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

Gambar 10. Cara Perataan Hasil Timbunan Tanah dengan Bulldozer

Cara kerjanya (Gambar 10) adalah

sebagai berikut:

1. Kedudukan A, bulldozer mula –

mula atau dalam keadaan

berhenti dimana kedudukan

dozer blade (pisau dozer) cukup

tinggi diatas tanah asal agar tidak

terambil terlalu banyak muatan

sekaligus. Dalam kedudukan

yang demikian ini traktor mulai

dijalankan maju, biasanya harus

dalam gigi terendah.

2. Kedudukan B adalah keadaan

perataan tanah dengan kecepatan

tetap, jika dipandang perlu

traktor dapat menambah

kecepatan dengan pindah gigi,

dan hal ini akan memerlukan

waktu tetap yang disebut dengan

fixed time.

3. Kedudukan C, didepan blade

sudah tidak cukup banyak

muatan, maka traktor dihentikan

dan dijalankan mundur untuk

mengambil muatan baru, sisa

muatan dari pass yang lalu

didorong dengan pass yang

berikutnya. Hal ini dilakukan

untuk memelihara produktivitas

dozer yang hanya dicapai dengan

mendorong muatan yang

maksimal.

Dalam melaksanakan ini tiap kali

harus pindah jalur pada waktu

menjalankan masing – masing pass yang

berurutan, sehingga tanggul – tanggul

yang terjadi pada lintas – lintas

sebelumnya tidak terlalu berat untuk

diratakan kemudian. Naik turunnya

blade pada kebanyakan dozer adalah hal

yang sukar dikendalikan, terutama bagi

operator yang belum cukup pengalaman.

Maka sebaiknya jika terjadi punuk –

punuk diatas permukaan tanah, lebih

baik dozer dihentikan dan mundur

mengulangi pass yang sedang dijalani.

Untuk pekerjaan akhir (final grading)

perataan tanah digunakan alat yang

berupa motor grader.

Data teknis alat motor grader:

Merk : Komatsu

Model : GD

650R-1

Panjang blade : 4,01

meter

Sudut blade : 60° (lihat

Tabel 2)

Kecepatan operasi : 4 km/jam

Jumlah lintasan : 1 kali

Kondisi menejemen * medan : 0,75

Panjang jalan : 100 meter

Page 16: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

76

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

Gambar 11. Finishing Penghamparan Tanah dengan Motor Garder

3.5 Metode Pelaksanaan Pemadatan

Tanah

Segera setelah penempatan dan

penghamparan timbunan, setiap lapis

harus dipadatkan dengan peralatan

pemadat yang memadai dan disetujui

sampai mencapai kepadatan yang

disyaratkan. Pemadatan timbunan tanah

harus dilaksanakan hanya bilamana

kadar air bahan berada dalam rentang 3

% di bawah kadar air optimum sampai

1% di atas kadar air optimum. Kadar air

optimum harus didefinisikan sebagai

kadar air pada kepadatan kering

maksimum yang diperoleh bilamana

tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-

1742-1989. Jenis alat yang digunakan

untuk pemadatan tanah adalah vibrator

roller.

Data teknis vibrator roller:

Merk : DYNA

PAC

Model : SP-54

Berat alat : 7 ton

Lebar efektif roda gilas (L) : 120 cm

Kecepatan operasi (V) : 2 km/jam

JM : 0.75

Jumlah lintasan / pass (N) : 8 kali

Adapun metode pelaksanaan

pemampatan/pemadatan tanah ini

dilakukan secara mekanis dengan

menggunakan vibration roller seperti

terlihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Pemadatan Tanah dengan Vibration Roller

Page 17: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

77

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

Yang perlu diperhatikan disini,

pekerjaan pemadatan harus dilakukan

lapis demi lapis. Timbunan dipadatkan

setiap lapis mulai dari tepi luar dan

bergerak menuju ke arah sumbu jalan

sedemikian rupa sehingga setiap ruas

akan menerima jumlah usaha pemadatan

yang sama. Untuk lebih jelas mengenai

cara kerja vibration roller dapat dilihat

pada Gambar 13 berikut:

Gambar 13. Pola Penggilasan dengan Vibration Roller

Pada Gambar 13 kiri seluruh lebar

jalan dapat dijalani dalam 8 pass

(lintasan). Pass ke 9 roller kembali

menuju ke jalur yang pertama.

Pengulangan ini dilakukan terus

menerus sampai jumlah pass yang

diperlukan untuk mencapai pemampatan

yang dikehendaki tiap jalur sudah

terpenuhi. Overlap dalam arah

memanjang (A) juga perlu diberikan,

karena dalam arah belok, roller ini

jumlah pass yang diberikan lebih sedikit

dari pada yang di bagian lurus.

Pada Gambar 13 kanan adalah pola

penggilasan pada tikungan jalan, pass

pertama dimulai dari bagian bawah

(bagian lintasan yang dalam) menuju ke

bagian atas (bagian lintasan luar). Untuk

lintasan – lintasan berikutnya, diulang

mulai dari lintasan pertama lagi.

Adapun ketentuan kepadatan untuk

timbunan tanah adalah sebagai berikut:

1. Lapisan tanah yang lebih dalam

dari 30 cm di bawah elevasi

tanah dasar harus dipadatkan

sampai 95 % dari kepadatan

kering maksimum yang

ditentukan sesuai SNI 03-1742-

1989. Untuk tanah yang

mengandung lebih dari 10 %

bahan yang tertahan pada ayakan

¾”, kepadatan kering maksimum

yang diperoleh harus dikoreksi

terhadap bahan yang berukuran

lebih (oversize) tersebut.

2. Lapisan tanah pada kedalaman

30 cm atau kurang dari elevasi

tanah dasar harus dipadatkan

sampai dengan 100 % dari

kepadatan kering maksimum

yang ditentukan sesuai dengan

SNI 03-1742-1989.

3. Pengujian kepadatan harus

dilakukan pada setiap lapis

timbunan yang dipadatkan sesuai

dengan SNI 03-2828-1992 dan

bila hasil setiap pengujian

menunjukkan kepadatan kurang

dari yang disyaratkan maka

Page 18: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

78

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

Kontraktor harus memperbaiki.

Pengujian harus dilakukan

sampai kedalaman penuh pada

lokasi berselang-seling setiap

jarak tidak lebih dari 200 m.

Untuk penimbunan kembali di

sekitar struktur atau pada galian

parit untuk gorong-gorong,

paling sedikit harus dilaksanakan

satu pengujian untuk satu lapis

penimbunan kembali yang telah

selesai dikerjakan.

4. Untuk timbunan, paling sedikit 1

rangkaian pengujian bahan yang

lengkap harus dilakukan untuk

setiap 1.000 m3 bahan timbunan

yang dihampar.

4 SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

1. Proyek konstruksi merupakan

sebuah sistem yang terdiri dari

berbagai unsur yang terkait mulai

dari proses disain, pengadaan,

konstruksi, operasi dan

perawatan, dan dekonstruksi

dengan berbagai jenis sumber

daya.

2. Green construction sebagai

bagian dari sustainable

construction tentunya akan

berdampak terhadap operasional

bangunan maupun proses desain

berupa umpan balik (feed back)

yang bersumber dari pengalaman

konstruksi.

3. Metode konstruksi adalah

jawaban atas bagaimana

pekerjaan suatu proyek akan

dikerjakan, sehingga dibutuhkan

cara penyajian yang dapat segera

dimengerti oleh yang

berkepentingan.

4. Proses penyusunan metode

konstruksi merupakan hasil

pembahasan, brainstorming,

diskusi, referensi dari berbagai

macam sumber, dan dituangkan

dalam bentuk gambar kerja serta

urutan pelaksanaan pekerjaan

(procedure, work instruction)

yang menjadi acuan dalam setiap

pekerjaan perbaikan

(improvement), inovasi, serta

kreativitas (sebagai unsur utama

inovasi) dalam pembuatan

metode konstruksi sehingga

dapat memberikan nilai tambah

(add value) bagi tercapainya

sasaran, baik mutu, waktu, biaya

maupun safety.

4.2 Saran

1. Oleh karena proyek konstruksi

merupakan sebuah sistem, maka

sistem ini harus dikelola untuk

mencapai prinsip – prinsip dalam

sustainable construction.

2. Dalam mewujudkan green

construction sebagai bagian dari

sustainable construction

hendaknya memperhitungkan

dampak terhadap operasional

bangunan maupun proses desain

berupa umpan balik (feed back)

yang bersumber dari pengalaman

konstruksi.

3. Penerapan metode konstruksi

hendaknya memperhatikan cara

penyajian yang mudah

dimengerti oleh yang

berkepentingan dalam

pelaksanaan proyek.

Page 19: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

79

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

5 DAFTAR PUSTAKA

Abrar Husen, 2010, Manajemen

Proyek, Yogyakarta, Andi Offset

Asiyanto. 2010. Manajemen Produksi

untuk Jasa Konstruksi. Jakarta :

Penerbit PT.Pradnya Paramita.

Asiyanto. 2007. Manajemen Alat Berat

untuk Konstruksi. Jakarta : Penerbit

PT.Pradnya Paramita.

Dipohusodo, Istimawan. 1996.

Manajemen Proyek dan

Konstruksi. Jilid 1 & 2. Yogyakarta.

Penerbit Kanisius.

Ervianto, W. I. 2004. Teori – Aplikasi

Manajemen Proyek Konstruksi.

Yogyakarta: Penerbit ANDI

Ervianto, W. I. 2005.Manajemen

Proyek Konstruksi. Yogyakarta:

Penerbit ANDI

Ervianto, W. I. 2012. Selamatkan Bumi

Melalui Konstruksi Hijau,

Perencanaan, Pengadaan,

Konstruksi dan Operasi.

Yogyakarta: Penerbit ANDI

http://www.google.co.id/search?q=Alat

berat dalam Konstruksi

Imam Soeharto,I. 1995. Manajemen

Proyek Konstruksi. Dari

Konseptual sampai Operasional.

Jakarta : Penerbit Erlangga Jakarta.

Komatsu, 1978, Specification and

Application Hand Book. Third

edition.

Mahendra Sultan Syah. 2004.

Manajemen Proyek Kiat Sukses

Mengelola Proyek, Cetakan

Pertama, Pt. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Peurifoy, 1979. Construction Planning

Equipment, Int Student Edition, Mc

Graw – Hill, New York.

Rochmanhadi, 1992, Alat – Alat Berat

dan Penggunaannya, Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

Rochmanhadi, 1985, Perhitungan

Biaya Pelaksanaan Pekerjaan

dengan Menggunakan Alat – Alat

Berat, Departemen Pekerjaan

Umum, Jakarta.

Rochmanhadi, 1992, Kapasitas dan

Produksi Alat Berat, Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta

Susy Fatena Rostiyanti, 2008, Alat

Berat Untuk Proyek Konstruksi,

Edisi Kedua, PT.Rineka Cipta,

Jakarta.

The Asphalt Institute. 1983. Asphalt

Technology and Construction

Practices.Instructur’s Guide.

Second Edition January 1983.

Team Lokakarya Dosen Perguruan

Tinggi Swasta Seluruh Indonesia

Program Studi Teknik Sipil Bidang

Pemindahan Tanah Mekanis.Juli

1997. Pemindahan Tanah

Mekanis,Cisarua Bogor.

…., 1988, Manual Supervisi Lapangan

untuk Staf Pengendali Mutu pada

Kontrak Pemeliharaan dan

Peningkatan Jalan Dokumen

Rujukan RD. 641 Central Quality

& Monitoring Unit, Departemen

Pekerjaan Umum, Direktorat

Jenderal Bina Marga, Jakarta.

........Spesifikasi Umum Buku III,

Departemen Pekerjaan Umum,

Dirjen Bina Marga, Direktorat Bina

Program Jalan.

Page 20: PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM ...repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/22/1/164-317-1-SM.pdfmetode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan dalam mewujudkan green construction”

80

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693

Wedhayanto, Sony.2009. Alat Berat &

Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat kuliah untuk Mahasiswa

Jurusan Teknik Sipil UM). Diunduh

dari :

URL:http:www.google.co.id/search?

q=Alat berat.