penerapan k3 di konimex

75

Click here to load reader

Upload: novie-tyas-noegroho-ningroem

Post on 29-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

K3 KONIMEX

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

LAPORAN UMUM

GAMBARAN UMUM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PT. KONIMEX

SUKOHARJO

Oleh: Iddy Alfandaru Setya Pertiwi

NIM. R0007047

PROGRAM D.III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN

Laporan umum dengan judul :

Gambaran Umum Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. Konimex Sukoharjo

dengan peneliti:

Iddy Alfandaru Setya Pertiwi NIM. R0007047

Telah diuji dan disahkan pada :

Tanggal :…………Bulan :………….. Tahun :………..

An. Ketua Program

Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS Sekretaris,

Sumardiyono, SKM, M.Kes. NIP. 19650706 198803 1 002

Pembimbing I

Sumardiyono, SKM, M.Kes. NIP. 19650706 198803 1 002

Pembimbing II

Seviana Rinawati, SKM

Page 3: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

Laporan umum dengan judul :

Gambaran Umum Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. Konimex Sukoharjo

dengan peneliti:

Iddy Alfandaru Setya Pertiwi NIM. R0007047

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal :

Pembimbing I

M.I. Susana IR. Mgr PT. Konimex

Pembimbing II

Wiwin Ernawati Ahli K3 PT. Konimex

Page 4: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

atas limpahan dan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan menyusun laporan khusus yang berjudul

“Gambaran Umum Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. Konimex

Sukoharjo”. Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas

Kedokteran UNS.

Maksud dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat

kelulusan dari pendidikan yang penulis tempuh yaitu jurusan D.III Hiperkes dan

Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak

membantu penulis, sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Oleh

karena itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. A.A Subiyanto, dr. MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp. Ok, selaku Ketua Program Diploma

III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta .

3. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I.

4. Ibu Seviana Rinawati, SKM , selaku Dosen Pembimbing II.

5. Pimpinan Perusahaan PT. Konimex yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Page 5: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

6. Bapak Peter Mur Ishandono, selaku HRD pada PT. Konimex yang

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan di PT. Konimex.

7. Ibu M.I. Susana, selaku IR Manager yang telah memberi kesempatan kepada

penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Konimex.

8. Ibu Wiwin Ernawati, selaku pembimbing lapangan yang telah membimbing

dan mengarahkan kami dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

di PT. Konimex.

9. Bapak selaku Supervisor melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

10. Semua karyawan PT. Konimex, atas segala bantuan dan dukungan yang

diberikan.

11. Bapak, Ibu, dan Adik yang penulis sayangi, atas segala doa, cinta, dukungan,

dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan

lancar.

12. Bagus Adi Prabowo yang selalu memberi dukungan dan pengertiannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

13. Dian Kusumaningsih, Anita Febriningtyas, Wiwik Susialowati, Chisilia Ayu

Sasi, Tri Astuti, Dwi Ismiyati, Eko Andriani dan semua teman-teman

mahasiswa D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja yang selalu memberi

dukungan kepada penulis, dan

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

mendukung dan membantu dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.

Page 6: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan

dalam penyusunan laporan khusus ini. Tetapi besar harapan penulis agar laporan

ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penyusun senantiasa

mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dalam

penyempurnaan laporan ini.

Surakarta, 19 Juni 2010

Penulis,

Iddy Alfandaru Setya Pertiwi

Page 7: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

PENGESAHAN KAMPUS ................................................................................ ii

PENGESAHAN PERUSAHAAN ...................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI....................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL............................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Tujuan Magang ................................................................................ 2

C. Manfaat Magang .............................................................................. 3

BAB II METODE PENGAMBILAN DATA.................................................... 4

A. Persiapan .......................................................................................... 4

B. Lokasi ............................................................................................... 4

C. Pelaksanaan ...................................................................................... 4

BAB III HASI MAGANG .................................................................................. 6

A. Gambaran Umum Perusahaan.......................................................... 6

B. Proses Produksi ................................................................................ 8

C. Faktor dan Potensi Bahaya............................................................... 9

D. Pelayanan Kesehatan........................................................................ 25

E. Gizi Kerja ......................................................................................... 28

F. Ergonomi.......................................................................................... 29

G. Sistem Keselamatan Kerja ............................................................... 30

Page 8: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

H. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................... 36

I. Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesahatan Kerja (P2K3) ....... 38

J. Emergency Planning ........................................................................ 39

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................... 49

A. Faktor dan Potensi Bahaya............................................................... 49

B. Pelayanan Kesehatan........................................................................ 53

C. Gizi Kerja ......................................................................................... 54

D. Ergonomi.......................................................................................... 55

E. Sistem Keselamatan Kerja ............................................................... 55

F. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja .............................. 58

G. Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.................... 59

H. Emergency Planning ........................................................................ 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 62

A. Kesimpulan ...................................................................................... 62

B. Saran................................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 64

LAMPIRAN

Page 9: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Area Umum di PT. Konimex 10

Tabel 2. Data Pengukuran Suhu di GBB PT. Konimex 15

Tabel 3. Data Pengukuran Kelembaban di GBB PT. Konimex 17

Tabel 4. Limbah Padat 20

Tabel 5. Limbah Cair 20

Tabel 6. Limbah Udara 21

Tabel 7. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Kantor dan Industri 51

Page 10: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup 19

Gambar 2. Bagan Pengelolaan Limbah Padat 21

Gambar 3. Bagan Pengelolaan Limbah Cair 22

Gambar 4. Pengelolaan Limbah Udara 22

Gambar 5. Struktur Organisasi P2K3 di PT. Konimex 38

Page 11: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat keterangan PKL

Lampiran 2. Schedule PKL

Lampiran 3. Safety Meeting and Information

Lampiran 4. Safety Meeting

Page 12: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seirama dengan laju perkembangan di Indonesia dewasa ini, maka

semakin pesat pula perkembangan di berbagai sektor ekonomi, khususnya yang

mengarah pada proses Industrialisasi. Untuk perlu peningkatan mutu sumber daya

manusia seiring dengan efisiensi perusahaan.

Pertumbuhan industrialisasi disamping telah memberikan dampak –

dampak positif yaitu meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja, perluasan

kesempatan kerja, serta keuntungan lainnya. Selain itu juga menimbulkan dampak

negatif yaitu adanya hasil limbah yang berupa panas, bising, debu, uap dan lain –

lain dari berbagai faktor yang dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan tenega

kerja serta merusak lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat sekitar.

Untuk itu diperlukan kesadaran dari pengusaha untuk melaksanakan

pembangunan yang berwawasan lingkungan dan juga memperhatikan keselamatan

dan kesehatan kerja tenaga kerjanya. Jika hal ini tidak diperhatikan, maka akan

mempunyai potensi kecelakaan, kebakaran, penyakit akibat kerja dan efek – efek

lain. Oleh karena itu, penerapan hiperkes dan keselamatan kerja dalam setiap unit

usaha perlu mendapat perhatian khusus.

Penerapan hiperkes dan keselamatan kerja secara baik dapat menciptakan

suasana kerja aman, nyaman, tenaga kerja sehat dan produktivitas kerja setinggi –

Page 13: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

tingginya yang didambakan oleh semua pihak baik tenaga kerja itu sendiri,

pengusaha maupun pemerintah.

PT. Konimex merupakan salah satu perusahaan farmasi dan makanan di

Indonesia yang berpotensi sebagai sumber bahaya. Demikian halnya dengan

lingkungan kerja serta lingkungan sekitar perusahaan. Selain itu PT. Konimex

memperkerjakan kurang lebih 2000 tenaga kerja yang setiap harinya menjadi

anggota masyarakat pekerja di sekitar perusahaan.

Tenaga kerja berhak atas perlindungan terhadap bahaya – bahaya yang

mungkin timbul di tempat kerja serta kewajiban mentaati segala ketentuan yang

ada di dalam undang – undang.

B. Tujuan Magang

Melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL), beberapa tujuan yang tujuan yang

hendak di capai adalah :

1. Mahasiswa mampu menganalisa sejauh mana penerapan K3 di perusahaan.

2. Mahasiswa mengetahui dan mengkaji bagaimana penerapan hiperkes dan

keselamatan kerja di PT. Konimex melalui program kerja dan kegiatan yang di

lakukan.

3. Mahasiswa mengetahui dan mengkaji faktor bahaya yang timbul di

perusahaan.

C. Manfaat Magang

Adapun hasil dari praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

Page 14: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

1. Perusahaan

Sebagai masukan atau saran mengenai kondisi lingkungan kerja yang

kemudian dapat digunakan sebagai bahan untuk meleksanakan upaya-upaya

pengendalian lingkungan dan pencegahan kecelakaan serta peningkatan mutu

pelaksanaan program-program K3.

2. Program D.III Hiperkes dan KK

Untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam

mengaplikasikan ilmu yang di dapat dari bangku perkuliahan sekaligus dari hasil

praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat membantu kegiatan akademis

mahasiswanya.

3. Mahasiswa

Sebagai sarana untuk menambah ilmu dan pengetahuan tentang hiperkes

serta bagaimana pengembangan dan aplikasinya di dalam praktek.

Page 15: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

BAB II

METODE PENGAMBILAN DATA

A. Persiapan

Magang dimulai dengan pengajuan proposal ke PT. Konimex.

B. Lokasi

Pengambilan data dilakukan di PT. Konimex yang merupakan perusahaan

farmasi dan makanan yang berlokasi di :

Desa : Sanggrahan

Kecamatan : Grogol

Kabupaten : Sukoharjo

Propinsi : Jawa Tengah

C. Pelaksaan

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 01 Februari 2007 sampai

dengan tanggal 30 April 2007 pada hari Senin sampai Jumat pukul 08.00 – 16.00

WIB dan hari Sabtu pukul 08.00 – 13.00 WIB dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Observasi dan pengukuran faktor bahaya penerangan,

2. Observasi mengenai fasilitas pelayanan kesehatan,

3. Observasi mengenai gizi kerja,

4. Observasi mengenai ergonomi

Page 16: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

5. Observasi mengenai sistem keselamatan kerja (analisa bahaya lingkungan

kerja, inspeksi rutin tempat kerja, APD, sosialisasi K3 dan pelatihan K3),

6. Observasi mengenai manajemen K3.

Page 17: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

BAB III

HASIL MAGANG

A. Gambaran Umum Perusahaan

Empat dasawarsa lalu, tepatnya 8 Juni 1967 PT. Konimex didirikan,

merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang farmasi, makanan,

permen serta mengembangkan pula produk-produk dengan bahan alami (natural

product). Pembangunan di berbagai sektor yang dilaksanakan pemerintah sejak

tahun tujuh puluhan telah meningkatkan kesejahteraan. Meningkatnya

kesejahteraan, menuntut peningkatan kualitas hidup. Hal ini merupakan tantangan

tersendiri bagi Konimex. Sehingga, di samping memperkuat industri farmasi,

Konimex juga mulai memperluas usaha ke beberapa bidang lain yang masih dekat

dengan usaha inti.

Divisi farmasi yang menjadi tulang punggung kelompok usaha Konimex,

saat ini telah memiliki lebih dari 121 merek produk. Hal ini sejalan dengan

strategi pemasaran kami, yaitu membangun citra merek yang kuat, sejalan dengan

visi korporat. Kalau pada mulanya hanya memproduksi obat-obat bebas (OTC),

kini kami juga mengembangkan obat-obat dengan resep dokter (Ethical) serta

produk nonkuratif, antara lain vitamin. Dari sediaan semula hanya tablet, kini

kami memiliki berbagai variasi sediaan, seperti sirup, salep, krim, kapsul serta

tablet effervescent. Dalam hal pengembangan kemasan, Konimex memelopori

kemasan catch cover isi 4 yang praktis, disusul kemasan blister modern isi 4. Saat

Page 18: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

ini, Konimex juga merupakan perusahaan farmasi pertama di Indonesia yang

memproduksi obat tetes mata kemasan sekali pakai dengan teknologi sterile

closed system. Beberapa merek produk farmasi Konimex yang populer di

masyarakat, antara lain Konidin, Neo Napacin, Inza, Inzana, Paramex, Termorex,

Anakonidin, Feminax, Fungiderm, Siladex, Jesscool, Protecal, dan Braito.

Kembang gula menjadi pilihan pertama, ketika Konimex melakukan

diversifikasi usaha ke industri makanan sehat pada tahun 1980. Selain karena

faktor peluang pasar, pilihan ini juga dengan mempertimbangkan bahwa

manajemen produksi kembang gula tak jauh berbeda dengan farmasi. Divisi

kembang gula Nimm’s ini sejak berdiri telah dilengkapi dengan mesin-mesin

canggih dan mutakhir. Hal tersebut untuk mengantisipasi perkembangan

permintaan pasar – terutama pangsa remaja yang dinamis. Hingga kini, Nimm’s

telah mengembangkan bermacam bentuk kembang gula, antara lain hard candy,

chewy candy, deposit candy dan compressed candy. Inovasi dalam hal rasa juga

telah menghasilkan berbagai varian kembang gula rasa unik dan sangat digemari

oleh mayarakat , antara lain Hexos, Nano-Nano, Eski dan Frozz.

Semakin tingginya biaya kesehatan serta timbulnya kesadaran bahwa tidak

semua penyakit dapat disembuhkan dengan pengobatan moderen, menumbuhkan

kecenderungan di masyarakat untuk mencari pengobatan alternatif. Pengobatan

alternatif antara lain dengan memanfaatkan dan melestarikan apa yang telah

disediakan oleh alam – going to nature. Kecenderungan masyarakat tersebut

mendorong kami untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk

kesehatan yang berbasiskan bahan-bahan alami. Hingga kini sudah 23 produk

Page 19: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

berbasiskan bahan alami sudah dipasarkan antara lain Konicare Minyak Telon,

Konicare Minyak Kayu Putih, Virugon, Herba Drink Sari Jahe, Sari Temulawak

dan Kunir Asam. Dengan demikian, usaha ”ikut menyehatkan bangsa” semakin

mendekati kenyataan.

Pertumbuhan usaha kembang gula yang menggembirakan, memperbesar

keyakinan Konimex bahwa pemekaran usaha ke industri makanan merupakan

langkah tepat. Langkah pengembangan Kelompok Usaha Konimex berlanjut

dengan berdirinya Sobisco pada tahun 1994. Sobisco adalah pabrik biskuit dan

coklat yang dilengkapi dengan fasilitas mesin-mesin canggih berkapasitas besar.

Di antara produk-produk Sobisco yang terkenal di masyarakat, antara lain Snip

Snaps, Choco Mania, Tini Wini Biti dan Diasweet Litebite.

B. Proses produksi

PT. Konimex merupakan perusahaan farmasi dan makanan yang

mempunyai dua area yaitu Farmasi dan Food. Di area farmasi memproduksi obat-

obatan dan di area Food memproduksi makanan.

1. Plant Farmasi

Produksi Farmasi I dan Farmasi II pada PT. Konimex, yaitu :

a. Memproduksi Tablet-tablet biasa

Contoh produknya adalah : Paramex, Inzana, Nasamex, Allugon, Antalgin,

Konidin, Koniform, Konimag.

Page 20: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

b. Memproduksi sirup, salep dan tetes mata

Contoh produknya adalah : Anakonidin, Fungiderm, Mexoderm, Parasetamol,

Braito, Balsamex, Fresh dan Fit Up cair.

2. Plant Food

Produksi Food pada PT. Konimex, yaitu :

a. Memproduksi kembang gula

Contoh produk : Nano-Nano, Hexos. Mr. sarmento, Mouten , Cui-Cui,

Crystal, Boom, Ciggy, Froz dan Eski.

b. Memproduksi makanan ringan

Contoh produk : Tini Wini Biti, Snips, Snaps, Snips Snaps Sandwich,

Chocomania, Pedro, Marikot, Wafero, Kokat, Ono Nuts dan Lekker.

c. Memproduksi Suplemen Kesehatan

Contoh produksinya seperti Fit Up effervescent.

C. Faktor dan Potensi Bahaya

Faktor bahaya yang ada di PT. Konimex meliputi :

1. Bahaya dari Lingkungan Kerja dan Sarana Penunjang

Faktor bahaya dari lingkungan kerja di PT. Konimex sebagian besar sudah

dikendalikan, dengan menyelenggarakan pementauan lingkungan kerja secara

teratur dan berkelanjutan. Pemantauan tersebut meliputi :

a. Penerangan

Page 21: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

Pemantauan penerangan di PT. Konimex dilaksanakan secara rutin

setiap tahun melalui pengukuran intensitas penerangan secara umum di

seluruh bagian di perusahaan. Standar intensitas penerangan minimal yang

dipersyaratkan K3 di PT. Konimex yaitu:

Tabel 1. Area Umum di PT. Konimex Tahun 2005

No. Ruang/Lokasi Intensitas Minimal (LUX) 1 Penerangan Darurat 5 2 Halaman 20 3 Jalan di luar gedung 20 4 Koridor luar proses 50 5 Toilet 100 6 Kantin 100 7 Counter minum 100 8 Locker 100 9 Kantor 300

Sumber : PT. Konimex Tahun 2005

Ketentuan umum penerangan di PT. Konimex yaitu :

1) Penerangan Utama

a) Lampu penerangan yang digunakan di tempat kerja mempunyai

intensitas yang cukup (sesuai standar) dan nilai intensitas tersebut tidak

terpengaruh oleh perubahan kondisi cuaca atau ada tidaknya cahaya

matahari dan tidak tergantung penerangan buatan di ruangan lain.

b) Lampu penerangan yang digunakan di tempat kerja setidaknya

berwarna putih dan tidak menimbulkan perubahan warna pada obyek

kerja.

Page 22: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

c) Lampu penerangan yang digunakan di tempat kerja tidak menimbulkan

panas berlebih. Bila sumber penerangan yang digunakan menyebabkan

kenaikan suhu ruangan dalam tempat kerja maka suhu tersebut tidak

boleh naik melebihi 32○ C.

d) Sumber penerangan yang menimbulkan asap/gas sisa tidak boleh

digunakan dalam tempat kerja.

e) Lampu penerangn yang digunakan intensitasnya harus tetap, menyebar

rata dan tidak boleh berkedip – kedip.

f) Lampu penerangan yang digunakan dan penempatannya tidak boleh

menyebabkan cahaya yang dapat menyilaukan/bayangan/kontras yang

mengganggu pekerjaan.

g) Untuk ruang kerja yang menggunakan peralatan berputar tidak boleh

menggunakan lampu neon.

2) Penerangan Darurat

a) Ruangan – ruangan kerja yang bila sumber penerangan utama tidak

berfungsi mengakibatkan kondisi tempat kerja gelap dan beresiko dan

mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja dan kerusakan bahan

olahan/produk harus disediakan alat penerangan darurat.

b) Pada gang – gang atau koridor yang menuju pintu keluar gedung harus

disediakan alat penerangan darurat.

c) Penerangan darurat mempunyai sumber tenaga yang berbeda dengan

sumber penerangan utama atau tidak saling tergantung satu dengan

yang lain.

Page 23: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

d) Penerangan darurat di tempatkan pada tempat yang cukup aman.

e) Dilakukan pemeriksaan rutin terhadap sumber tenaga yang dipakai

untuk penerangan darurat tersebut guna memastikan alat penerangan

darurat selalu dalam kondisi baik saat di fungsikan.

Ruangan yang tidak tercantum secara spesifikasi dalam daftar diatas,

intensitas penerangan ditentukan berdasar aktifitas kerja yang dilakukan dalam

ruangan tersebut dan resiko kesalahan akibat kurangnya penerangan kemudian

dibandingkan dengan spesifikasi yang paling mendekati dalam daftar. Untuk

ruanagan dengan aktivitas secara umum harus memiliki rata – rata intensitas

penerangan minimal 100 Lux, dimana bila ada aktifitas khusus maka pada

lokasi dimana aktifitas dilakukan, ditambahkan penerangan lokal dibidang

kerja sehingga intensitas penerangan sesuai dengan persyaratan. Apabila

karena suatu sebab intensitas penerangan di suatu ruang kerja tidak dapat

memenuhi nilai minimal standar yang di tetapkan oleh peraturan perundangan

maka diberikan toleransi sekurang – kurangnya memenuhi 70% dari standart

K3 yang ditetapkan untuk masing – masing kriteria standart ruang kerja (Nilai

Intensitas Minimal yang diupersyaratkan K3 di PT. Konimex). Dengan

mempertimbangan faktor :

1) Keamanan (indicator : tidak ada kecelakaan akibat penerangan di tempat

kerja)

2) Kenyamanan (indicator : tidak menurunkan produktifitas, tidak ada

keluhan kesehatan, berdasarkan keesioner berkala tiap 6 bulan oleh K3

untuk mengetahui tingkat kenyamanan dari penerangan yang ada).

Page 24: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiv

Kuesioner diberikan kepada karyawan yang bekerja disuatu ruangan

dengan pengambilan sampel tertentu.

Apabila suatu ruangan memiliki intensitas penerangan di bawah nilai

minimal yang dipersyaratkan maka alternatif upaya yang dapat dilakukan di

PT. Konimex adalah :

1) Peninjauan kembali instalasi penerangan yang ada bila memungkinkan

dilakukan perbaikan.

2) Pengaturan kembali tata letak ruang kerja, warna media/alat kerja maupun

dinding dan lantai ruangan.

3) Pembersihan secara rutin armature/kap lampu.

4) Penggantian lampu yang sudah tidak layak dengan spesifikasi yang sesuai

desain.

5) Penambahan lampu portable jika penggunaannya tidak terus menerus.

6) Penerangan setempat.

b. Kebisingan

Pemantauan kebisingan di PT. Konimex dilakukan satu tahun sekali

dan pemantauan incidental dilaksanakan apabila ada laporan dari pihak

terkait. Upaya pengendalian terhadap kebisingan di PT. Konimex dilakukan

dengan mempertimbangkan beberapa alternatif :

1) Pengendalian secara teknik (Engineering/Mechanical Control)

a) Pada sumber bunyi

(1) Memperbaiki mesin-mesin yang telah mengalami gangguan fungsi

(Correcting Malfuncioning equipment)

Page 25: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxv

(2) Melengkapi mesin dengan peredam (silencer/mufflers) yaitu di

mesin yang bising bagian bawah diberi material peredam.

(3) Lubrikasi mesin yaitu dengan pelumasan oli.

(4) Cek roda gigi, rantai dan komponen lainnya.

(5) Substitusi mesin yang lebih rendah tingkat kebisingannya.

(6) Modifikasi mesin/proses, misalnya mesin diberi cover untuk isolasi

bising.

(7) Machinery enclosure (peredam partial atau total), misalnya mesin

diberi selungkup dan fiber.

b) Pada media perantara : pemasangan barier/penghalang yaitu dengan

sterofom/ gabus diantara kayu.

2) Pengendalian secara administratif (administrative Controls)

a) Rotasi pekerjaan

b) Pengadaan ruang control/isolasi

c) Penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan

d) Pemantauan lingkungan kerja (pengukuran kebisingan berkala) yaitu

dengan pengukuran satu tahun sekali dan incidental

e) Pemeriksaan kesehatan pendengaran (Audiometri) yaitu satu tahun

sekali bagi pekerja di tempat bising

3) Penyediaan dan pemakaian alat pelindung telinga (Ear Protectors)

Apabila kebisingan diatas 90 dBA memakai ear muff dan ear plug. Untuk

kebisingan 80 dBA disediakan ear muff.

c. Iklim kerja

Page 26: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvi

Iklim kerja di tempat kerja merupakan suatu keadaan lingkungan yang

didapatkan saat bekerja. Untuk pengukuran yang dilakukan oleh penulis

mengenai iklim kerja hanya difokuskan pada pengukuran suhu dan

kelembaban yang ada di gudang barang jadi dan gudang bahan baku yang ada

pada semua bagian di PT. Konimex. Beban kerja dalam PT. Konimex

khususnya untuk pekerja pada bagian gudang masih termasuk kategori beban

kerja ringan, untuk pengukuran komponen iklim kerja yang lain tidak

dilakukan oleh penulis.

Adapun data yang penulis peroleh dari hasil pengukuran yang

dilakukan pada saat magang adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Data pengukuran suhu di GBB di PT. Konimex

NO. Ruangan Jenis data Data Suhu (0C)

Pengukuran 1 29.5 Pengukuran 2 31.4 Pengukuran 3 24.1 Pengukuran 4 22.1 Pengukuran 5 24.0

1 GBB

Farmasi I

Pengukuran 6 22.0 Pengukuran 1 28.7 Pengukuran 2 23.8 Pengukuran 3 22.0 Pengukuran 4 29.4

2 GBB.

Farmasi II

Pengukuran 5 29.2 Pengukuran 1 25.9 Pengukuran 2 29.3 Pengukuran 3 26.7 Pengukuran 4 25.8 Pengukuran 5 24.8 Pengukuran 6 28.2 Pengukuran 7 29.3

3 GBB. Food I

Pengukuran 8 21.9

Page 27: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvii

Pengukuran 9 22.0 Pengukuran 10 27.8 Pengukuran 11 21.6 Pengukuran 12 28.9 Pengukuran 1 21.5 Pengukuran 2 33 Pengukuran 3 22.9 Pengukuran 4 25.3 Pengukuran 5 31.6 Pengukuran 6 30

4 GBB.

Food II

Pengukuran 7 23.1 Pengukuran 1 28 Pengukuran 2 29.2 Pengukuran 3 29,4 Pengukuran 4 20,6 Pengukuran 5 29.2 Pengukuran 6 29.1

5 GBB. Natpro

Pengukuran 7 25.6 Sumber : PT. Konimex, 2010.

Tabel 3. Data pengukuran kelembaban di GBB di PT. Konimex

NO. Ruangan Jenis data Data Kelembaban (%) Pengukuran 1 71 Pengukuran 2 60.3 Pengukuran 3 70.8 Pengukuran 4 59.4 Pengukuran 5 62.7

1 GBB

Farmasi I

Pengukuran 6 60.7

Pengukuran 1 74

Pengukuran 2 80.2

2 GBB. Farmasi II

Pengukuran 3 68.4

Page 28: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxviii

Pengukuran 4 71.0

Pengukuran 5 59.18

Pengukuran 1 58.4

Pengukuran 2 66.9

Pengukuran 3 67

Pengukuran 4 62.3

Pengukuran 5 57.9

Pengukuran 6 67.5 (palet)

Pengukuran 7 67.4 (Bahan Baku)

Pengukuran 8 53.4

Pengukuran 9 56.7

Pengukuran 10 75.4

Pengukuran 11 30.9

3 GBB. Food I

Pengukuran 12 72.9

Pengukuran 1 59.8

Pengukuran 2 51,96

Pengukuran 3 51.9

Pengukuran 4 56.4

Pengukuran 5 51.8

Pengukuran 6 70.7

4 GBB.

Food II

Pengukuran 7 60.2

Pengukuran 1 75,3

Pengukuran 2 83.3

Pengukuran 3 77.6

Pengukuran 4 68

Pengukuran 5 78.5

Pengukuran 6 80.2

5 GBB. Natpro

Pengukuran 7 77.3

Sumber : PT. Konimex, 2005.

d. Debu

Page 29: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxix

Debu merupakan hasil sampingan dari proses produksi yang ada dan

hal itu tidak dapat dihindari. Begitu pula dengan proses produksi yang ada di

PT. Konimex, jenis debu yang ada tergolong dalam debu lingkungan untuk itu

perlu dilakukan suatu upaya-upaya pencegahan dan penanganan untuk kasus

ini diantaranya, yaitu :

1) Menempatkan dust collector untuk mesin yang potensial menimbulkan

debu.

2) Aliran udara 100% dibuang keluar dan dilewatkan cyclone / saringan

udara.

3) Penggunaan HEPA Filter untuk ruang-ruang tertentu (khususnya ruang

steril.

4) Pembakaran debu yang terkumpul di dust collector dan cyclone (dengan

smokless incinerator imulli stage burner).

e. Pengelolaan lingkungan

1) Divisi Pengelolaan Lingkungan

Divisi pengelolaan lingkungan ini merupakan struktur organisasi yang

terpisah dari struktur organisasi prusahaan (seperti P2K3) yang bertugas

menangani pengelolaan lingkungan hidup di PT. Konimex, salah satunya

adalah pengelolaan limbah

2) Struktur organisasi pengelolaan lingkungan hidup

KOORDINATOR MSD & EXTERNAL RELATION

Internal Audit GMP

Sekretaris

Page 30: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxx

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

3) Limbah PT. Konimex

a) Limbah padat

Tabel 4. Limbah Padat

Jenis Limbah Sumber limbah Sistem pengelolaan

Limbah

Kertas Kantor, bekas kemasan Reuse (Pemakaian kembali)

Karton Bekas kemasan Reuse (Pemakaian kembali)

Plastik Sisa kemasan Reuse (Pemakaian kembali)

Roll Allufoil Waste, susut produksi Multi Stage Burner

Roll Acellophane Waste, susut produksi Multi Stage Burner

Botol Bekas kemasan Reuse (Pemakaian kembali)

Kaleng Bekas kemasan Reuse (Pemakaian kembali)

Drum Bekas Reuse (Pemakaian kembali)

Debu : Cyclone, deduster

Proses produksi Multi Stage Burner

Bahan Obat Pemusnah obat Incinerator

Produk Rusak Pemusnah obat Incinerator

Page 31: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxi

Sumber PT. Konimex, 2005

b) Limbah cair

Tabel5. Limbah cair

Jenis Limbah Sumber limbah Sistem pengelolaan Limbah

Air buangan Toilet, WC, Air cucian Multi cell aerated lagon

Sisa proses Kondesat steam Multi cell aerated lagon

Sumber: PT. Konimex, 2005

c) Limbah udara

Tabel 6. Limbah udara

No Jenis Limbah Sumber Limbah 1 Suara (getaran) Mesin Produksi, Boiler, Chiller,

Fan, AC 2 Gas – gas Asap pembakaran

Sumber : PT. Konimex, 2005

4) Penanganan Limbah

a) Limbah padat

Debu dari mesin

Debu dari lantai

Debu ruang produksi

Pemusnahan bahan baku,

Roolfoil

Waste kemasan

Kertas, karton, plastik

Botol, drum, kaleng

Cyclone

Vacum Cleaner

Dust Collector

Incenerator

Multi Stage Burner

Dijual Pembuangan

Umum

Page 32: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxii

Gambar 2. Bagan Pengelolaan Limbah Padat

b) Limbah cair

Gambar 3. Bagan Pengelolaan Limbah Cair

Sumber : PT. Konimex, 2005.

c) Limbah Udara

Lingkungan Sekitar

Pabrik

Steam air hujan & kondesat

Limbah

Limbah Domestik

Limbah Pabrik

Sand/Oil

Multicell aerated lagon

Fish Pond

Badan Air

Compressor

Chiller, Fan, AC

Generator Listrik

Boiler

Mesin Produksi

Partial Enclosure

Steam Trap

Silencer

Dinding dan Tanaman Rambat

Page 33: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiii

Gambar 4. Pengelolaan Limbah Udara

2. Potensi Bahaya

Potensi bahaya dalam bekerja merupakan hal yang selalu ada dan

menjadi sebab utama terjadinya kecelakaan, hal ini juga tidak dapat dihindarkan

terjadi di PT. Konimex. Dari hasil magang ada beberapa potensi bahaya yang ada

di PT. Konimex diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Area produksi di Plant Farmasi

1) Terjatuh

Hal ini disebabkan karena lantai yang licin di area produksi Plant Farmasi

dan penanggulangan yang telah dilakukan perusahaan adalah dengan

pengadaan alat pel di tempat kerja dan melakukan pengeringan di ruangan

yang licin.

2) Terjepit punch cetakan

Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi

khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin cetak bahan

produksi. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover

pengaman pada mesin dan pemberian standar operationl procedure (SOP)

kepada semua pekerja.

3) Terpotong penggunting allufoil

Partial Enclosure

Page 34: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiv

Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi

khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin strip. Pengendalian

yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover pengaman pada mesin.

4) Terjepit sealing saw

Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area pengemasan

produk khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin ceklik.

Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover pengaman

pada mesin dan mewajibkan memotong kuku kepada semua pekerja

dengan alat tersebut.

5) Tersengat panas

Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi

khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin shrink. Pengendalian

yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan tingkat disiplin tenaga kerja

dalam mematuhi standar opersional procedure (SOP) dan peraturan yang

ada serta pengaturan lay out kerja dibuat senyaman dan seaman mungkin.

b. Area produksi di Plant Food

1) Terpeleset

Potensi bahaya ini ditimbulkan karena lantai yang licin akibat dari

tumpahan air ataupun gula selama proses produksi berlangsung.

Pengendalian yang telah dilakukan perusahaan adalah dengan pengadaan

alat pel stack pel drainase (pel yang dapat langsung menyerap cairan).

Page 35: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxv

2) Terjepit

Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi food

khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin kneading pulling

cetak. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan memasangkan pagar

pengaman dengar micro switch pengaman.

3) Terjepit sealing saw

Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area pengemasan

produk khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin ceklik.

Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover pengaman

pada mesin dan mewajibkan memotong kuku kepada semua pekerja

dengan alat tersebut.

4) Terjepit punch cetakan

Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi

khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin cetak bahan

produksi. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover

pengaman pada mesin dan pemberian standar operationl procedure (SOP)

kepada semua pekerja.

5) Terpotong penggunting allufoil

Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi

khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin strip. Pengendalian

yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover pengaman pada mesin.

B. Pelayanan Kesehatan

Page 36: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvi

Upaya pelaksanaan kesehatan kerja di PT. Konimex, diwujudkan dengan

kegiatan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

a. Pemeriksaan Awal/Sebelum Kerja

Pemeriksaan kesehatan terhadap calon tenaga kerja yang dilakukan pada saat

recruitment, untuk mengetahui apakah calon tenaga kerja tersebut serasi

dengan pekerjaan yang akan diberikan kepadanya baik fisik maupun

mentalnya.

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan tenaga kerja

dan evaluasi apakah faktor-faktor dalam pekerjaan dan lingkungan kerja itu

menimbulkan gangguan/kelainan atau tidak.

c. Pemeriksaan Khusus

Dilakukan bila dalam pemeriksaan berkala ditemukan kelainan-kelainan,

dilanjutkan dengan sistem rujukan. Pemeriksaan kesehatan khusus di PT.

Konimex meliputi pemeriksaan Audiometri dan Spirometri, dengan melihat

adanya potensi penyakit akibat kerja yakni kebisingan dan debu di tempat

kerja.

2. Sarana Kesehatan

Page 37: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvii

Sebagai upaya penanggulangan kecelakaan, pengobatan dan peningkatan

kesehatan tenaga kerja, ada banyak langkah-langkah yang dilakukan oleh PT.

Konimex untuk mewujudkan hal tersebut khususnya dalam penyediaan sarana-

sarana kesehatan yang memadai, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Kotak P3K (Pertololongan Pertama Pada Kecelakaan) di masing-masing unit

kerja.

b. Poliklinik yang tersebar di dua tempat yaitu pada sektor farmasi dan food,

adapun kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan poliklinik antara lain adalah :

1) Pemeriksaan kesehatan namun belum dilakukan pemeriksaan yang

memfokuskan pada pemeriksaan penyakit akibat kerja.

2) Pelayanan pengobatan dan pelayanan darurat.

3) Pelayanan pemberian obat-obatan produksi kepada semua tenaga kerja

sebagai persediaan seminggu sekali yaitu pada hari rabu.

4) Donor darah dilakukan tiga bulan sekali atau sewaktu-waktu untuk tenaga

kerja yang membutuhkan.

5) Tiga orang dokter perusahaan (sudah bersertifikasi Hiperkes) yang

mempunyai jam kerja pada jam 14.00 WIB-selesai tanpa ada bantuan

tenaga perawat namun tugas itu digantikan oleh seorang petugas jaga

setiap hari/jam kerja serta dokter rujukan yang tersebar di kota Solo.

6) Pelayanan KB setiap hari Rabu. dan apabila terjadi suatu kecelakaan yang

berimbas pada luka berat Poliklinik juga telah menjalin hubungan dengan

Rumah Sakit dr. Oen I dan Rumah Sakit dr. Oen II sebagai rumah sakit

Page 38: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxviii

rujukan dilengkapi dengan kendaraan yang selalu siap mengantar bila

diperlukan.

3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) merupakan jaminan bagi tenaga

kerja berupa pelayanan kesehatan, berobat jalan, rawat inap, bantuan bersalin,

optik, dan lain-lain. Khusus bagi kepala keluarga bagi kepala keluarga dapat

menanggung keluarganya. Namun untuk program Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan (JPK) hanya sebagaian tenaga kerja saja yang diikutkan karena telah

memiliki program pemeliharaan kesehatan yang dinilai lebih baik. Adapun

program pemeliharaan kesehatan di PT. Konimex adalah sebagai berikut :

a. AMAG (Asuransi Multi Arta Guna), asuransi yang diberikan kepada tenaga

kerja yang perlu perawatan atau rawat inap di rumah sakit.

b. Tunjangan kesehatan untuk pengobatan diberikan kepada tenaga kerja yang

sakit akan tetapi tidak memerlukan perawatan atau rawat inap di rumah sakit

dan berlaku untuk suami, istri dan 2 orang anak.

E. Gizi Kerja

Untuk menjaga tenaga kerja tetap sehat, produktif serta timbulnya masalah

gizi yang ditemukan pada tenaga kerja maka pengelolaan gizi kerja bagi tenaga

kerja diwujudkan dengan :

1. Pengadaan kantin dan pemberian makan siang kepada semua tenaga kerja.

Kantin dikelola oleh General Service,

2. Adanya tim menu yang mengurusi jenis menu yang akan dihidangkan,

Page 39: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxix

3. Penyusunan menu yang berbeda selama empat minggu dan tiap tiga bulan

sekali tim menu berkumpul untuk mengadakan perubahan menu,

4. Penyediaan makan siang

Untuk lauk dan sayur disediakan oleh catering yang sudah di tunjuk oleh

perusahaan sedang untuk makanan pokok atau nasi memasak sendiri.

5. Ruang makan dan kantin :

a. Tersedianya ruang makan yang cukup luas sesuai dengan jumlah tenaga

kerja sehingga semua tenaga kerja dapat makan siang sekaligus atau

bergelombang,

b. Semua tenaga kerja tidak boleh makan pada saat kerja,

c. Perawatan kantin dilakukan sesuai dengan peraturan-peraturan untuk

kebersihan pada tempat makan umum,

d. Pada umumnya dapur, tempat makan dan alat makan dalam keadaan bersih

dan memenuhi syarat kesehatan.

F. Ergonomi

PT. Konimex merupakan perusahaan farmasi dan makanan dengan jam

kerja untuk tenaga kerja bagian kantor pukul 08.00-16.00 WIB dengan istirahat 1

jam, sedangkan untuk tenaga kerja bagian produksi pukul 08.00-15.30 WIB

dengan waktu istirahat 30 menit. Shift kerja berlaku secara insidentil yaitu sesuai

dengan permintaan pasar.

Dalam proses produksi digunakan mesin-mesin baik yang

pengoperasiannya secara manual maupun dengan mesin operasi otomatis.

Page 40: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xl

Alat-alat angkut meliputi handpallet sebagai alat angkut bahan baku dan

barang jadi, forklift untuk mengangkut bahan baku dan barang jadi. Selain itu juga

dilakukan pengangkutan secara manual. Alat angkut meliputi handpallet, forklift

dan truk.

Sikap kerja dalam melaksanakan pekerjaan bevariasi yaitu berdiri, duduk

dan berpindah-pindah.

G. Sistem Keselamatan Kerja

Sistem Keselamatan Kerja di PT. Konimex meliputi :

1. Analisa Bahaya Lingkungan Kerja

Analisa bahaya yang dilakukan ini merupakan upaya untuk mengetahui

secara dini potensi bahaya yang ditimbulkan dari bahan, lingkungan kerja dan

manusia/tenaga kerja. Analisis ini bermanfaat dalam menekan tingkat resiko

sehingga akan mengurangi tingkat kecelakaan dan sakit akibat kerja. Analisa

dilakukan setiap tahunnya oleh divisi K3 di PT. Konimex.

2. Inspeksi Rutin Tempat Kerja Dan Audit K3

Inspeksi bertujuan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan

pelaksanaan K3 di lapangan/tempat kerja dan menenukan lokasi bahaya potansial

yang dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dengan inspeksi,

diharapkan dapat dilakukan upaya-upaya untuk mengendalikan agar kecelakaan

kerja tidak terjadi atau terulang kembali. Inspeksi ini dilaksanakan oleh Ahli K3

sendiri.

Page 41: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xli

Audit Internal K3 dilaksanakan oleh bagian Human, Safety and

Environtment (HSE) Auditor khususny bagian Good Manufacturing Product

GMP) untuk menilai kinerja sistem manajemen K3. Auditor ini bersifat

independen. Dimana setiap temuan yanga ada akan dicatat dan disampaikan ke

bagian terkait dalam bentuk PTKP (Permintaan Tindakan Koreksi dan Perbaikan).

Selanjutnya setiap bagian wajib menindak lanjuti PTKP tersebut sebagai suatu

perbaikan yang berkisanambungan.

3. Alat Pelindung Diri

Upaya penyediaan alat pelindung diri bagi tenega kerja di PT. Konimex

dilaksanakan dengan menyediakan alat pelindung diri sesuai dengan jumlah

tenaga kerja dan jenis pekerjaan yang dilakukan sehingga dapat mendukung usaha

pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.

Alat pelindung diri yang disediakan oleh PT. Konimex bagi tenaga

kerjanya antara lain :

a. Sepatu kerja (digunakan untuk pekerja dibagian teknik dan general service)

b. Baju kerja (diberlakukan untuk semua pegawai yang ada di bagian gudang,

produksi, laboratorium, teknik, GS, verpak, dll)

c. Respirator, masker dan sarung tangan (baik berbahan karet dan katun)

Alat pelindung diri digunakan untuk pekerja pada bagian produksi,

laboratorium, teknik, verpak, gudang, GS dan pertamanan.

d. Kacamata / goggles, spectacles. Untuk Aalat pelindung diri ditujukan untuk

bagian teknik yang sedang mengerjakan pekerjaan di workshop.

Page 42: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlii

e. Safety belt dan safety harness bagi pekerjaan di ketinggian. Biasanya yang

menggunakan ini adalah pekerja bagian teknik dan GS.

f. Ear plug dan ear muff sebagai alat pelindung telinga dari bising yang

dihasilkan oleh mesin-mesin tertentu. Alat ini digunakan untuk pekerja yang

berada di proses produksi dan teknik.

g. Helm yang disediakan bagi tenaga kerja yang bekerja digudang atau tempat

kerja yang berisiko terjadi benturan atau kejatuhan barang. APD ini ditujukan

untuk karyawan di bagian gudang dan teknik.

4. Sosialisasi K3

Sebagai upaya sosialiasasi K3 di kalangan tenaga kerja yang di pihak

manajemen (P2K3) menyelenggarakan kegiatan sebagai berikut :

a. Safety information

Berupa dan selebaran yang berisi informasi tentang K3 yang disebarkan

melalui email dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada tenaga kerja

mengenai berbagai hal yang bersangkutan dengan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) agar tercipta “Brain awarness” tantang pentingnya upaya

pencegahan kecelakaan kerja dan sakit akibat kerja pada tiap tenaga kerja.

Safety Information dibuat oleh Ahli K3 dan waktu penyebarannya setiap satu

bulan sekali pada tanggal 12

b. Safety Meeting

Merupakan pertemuan rutin K3 antara kepala seksi/supervisor dengan seluruh

anak buahnya untuk membahas dan menginformasikan masalah keselamatan

dan kesehatan tenaga kerja. Pelaksanaanya dilakukan setiap bulan sekali pada

Page 43: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliii

tanggal 12 jam 08.00 – selesai, lama penyelenggaraan sesuai kebutuhan

masing-masing bagian. Bila tanggal 12 adalah hari minggu/libur maka safety

meeting diadakan pada hari kerja berikutnya. Pembuatan dan distribusi safety

meeting adalah sebagai berikut :

1) Ahli K3 membuat materi safety meeting dengan tema yang disesuaikan

dengan kondisi keselamatan dan kesehatan kerja.

2) Ahli K3 membuat memo pengantar untuk seluruh bagian yang

menyelenggarakan safety meeting.

3) Memo dan meteri digandakan sesuai bagian yang dituju kemudian dikirim

ke bagian selambat-lambatnya tanggal 6 tiap bulan.

4) Selambat-lambatnya tanggal 11 tiap bulan, sekretaris bagian menyerahkan

materi safety meeting kepada masing-masing kepala seksi/supervisor di

bagian yang bersangkutan.

Adapun penyelenggaraan safety meeting adalah sebagai berikut :

1) Kepala seksi/supervisor mengumpulkan seluruh anak buahnya ditempat

yang memadai,

2) Kepala seksi/supervisor atau tenaga kerja yang ditunjuk membacakan

materi safety meeting sehingga isi materi dimengerti oleh semua peserta,

3) Kepala seksi/supervisor memberikan kesempatan untuk mengajukan satu

pertanyaan tentang K3,

4) Kepala seksi/supervisor menjawab pertanyaan yang diajukan atau

menunda bila tidak/kurang memahami masalahnya (konsultasi dahulu

dengan pimpinan bagian, Ahli K3 atau pengurus P2K3),

Page 44: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliv

5) Safety meeting ditutup dengan himbauan kepala seksi/supevisor untuk

bekerja menaati ketentuan K3.

Catatan :

1) Bila kepala seksi/supervisor tidak masuk, pimpinan ini menunjuk salah

satu tenaga kerja untuk memimpin penyelenggaraan safety meeting.

2) Untuk kelompok profesi (teknisi, analisis dan ass. Formulator)

penyelenggaraan oleh salah seorang yang ditunjuk oleh pimpinan ini yang

bersangkutan.

c. Poster K3

Poster-poster K3 yang ada di PT. Konimex meliputi :

1) Poster bahaya mesin

2) Poster bahaya kebakaran

3) Poster larangan merokok

4) Poster bahan berbahaya

5) Poster bahaya listrik

6) Poster alat pelindung diri

7) Poster cuci tangan/pemeliharaan kebersihan

8) Poster bahaya terjatuh

d. Spanduk/Giant banner,

Pada Spanduk/Giant banner memuat slogan-slogan K3 terdapat di pintu

masuk PT. Konimex sehingga dapat diketahui oleh tenaga kerja maupun

masyarakat umum.

Page 45: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlv

e. Lomba-Lomba K3

Lomba K3 ini diselenggarakan untuk memperingati adanya bulan K3 Nasional

yang diisi dengan berbagai lomba K3 seperti fire drill dan pertolongan

pertama, yel - yel, lomba tebak gambar, analisa kasus K3, role play sampai

dengan lomba cerdas tangkas mengenai materi-materi K3. Peserta dalam

lomba ini tidak hanya dari kalangan pekerja lapangan, namun perwakilan dari

semua seksi kerja yang ada di PT. Konimex. Untuk perlombaan K3 tahun

2010 ini mengangkat tema “Know Safety, NO Accident”.

5. Pelatihan K3

Pelatihan K3 dikoordinasi oleh Ahli K3/Sekretaris P2K3. Pelatihan ini

diberikan kepada tenaga kerja dimana yang bertindak sebagai instruktur atau

pelatih adalah dari dalam perusahaan itu sendiri. Dalam hal ini, pelatihan K3

diberikan oleh Ahli K3 yang dibantu oleh koordinator-koordinator K3. Jenis

Pelatihan yaitu :

a. Refreshing ABK (Analisa Bahaya Kerja)

b. Refreshing Penanggulangan Bahaya Kebakaran

c. Refreshing P3K

d. Pelatihan K3 Gudang/safe manual handling/alat angkat-angkut

Untuk metode pelatihan yang digunakanpun bervariatif hal ini diupayakan

agar tenaga kerja tidak bosan dan jenuh mengikuti pelatihan, metode yang

diterapkan diantaranya adalah sebagai berikut :

Page 46: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvi

a. Studi kasus/role paly/simulasi

b. Pemutaran film/video

c. Ceramah, brainstorming

Pelaksanaan pelatihan tersebut dilaksanakan sesuai dengan kalender

training yang telah disusun sebagai program K3.

H. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam rangka menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja

yang berjalan baik dan solid, PT. Konimex menerapkan Sistem Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3. Seperti menurut Tarwaka (2008) dalam bukunya

menyatakan bahwa Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan

suatu bagian dari sistema manajemen organisasi secara keseluruhan yang meliputi

struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, penerapan,

pencapaian, pengkajian, dan pemiliharaan kebijakan K3 dalam rangka

pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja untuk menciptakan

tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

Sesuai dengan tujuan diperlukannya suatu manajemen K3 dijadikan suatu

pedoman dalam melaksanakan sistem manajemen K3 di PT. Konimex. Dalam

perjalannya penerapan hal ini sudah dapat berjalan baik dan lumayan

terkoordinasi, dan berkesinambungan satu sama lain.

Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Konimex terdiri

dari 4 elemen. yaitu :

Page 47: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvii

1. Plant (Perencanaan)

Mengidentifikasi bahaya , penilaian dan pengendalian resiko berdasar

peraturan perundang – undangan dan persyaratan lain dengan menetapkan tujuan

dan sasaran dan menetapkan anggaran.

2. Do (Pelaksanaan)

a. SO dan tanggung jawab,

b. Pelatihan dan kompetisi kerja terhadap sumber daya manusia,

c. Komunikasi, konsultasi dan motivasi,

d. Pengendalian dokumen,

e. Pengendalian operasional,

f. Sarana dan prasarana,

g. Kesiapan tanggap darurat.

3. Check (Pengecekan)

Melakukan inspeksi dan pengujian terhadap pelaksanaan Sistem

Manajemen K3 di PT. Konimex secara Non Comformance dan Insident dengan

melakukan pencatatan dan audit.

4. Action (Tindakan)

Meninjau ulang apa yang telah dilakukan dalam elemen Plant, Do dan

Check dan berusaha meningkatkan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di PT. Konimex.

Page 48: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlviii

I. Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Konimex

merupakan suatu panitia yang beranggotakan unsure pengusaha dan tenaga kerja

yang disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja, untuk membantu merencanakan

dan melaksanakan program – program serta mengkoordinir penanganan mesalah

di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.

Struktur organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3)yang disahkan di PT. Konimex adalah sebagai berikut :

Gambar 5. Struktur Organisasi P2K3 di PT. Konimex Sumber : PT. Konimex, 2005.

Dalam struktur organisasi P2K3 di PT. Konimex diketuai langsung oleh

Direktur Utama perusahaan, sedangkan untuk sekretarisnya adalah ahli K3 yang

ada di PT. Konimex. Anggota-anggota P2K3 merupakan pimpinan (manager) dari

tiap bagian yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Sistem Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3), pengawasan dan melaksanakan perbaikan secara

terus-menerus di bidang K3.

Ketua

Wakil Ketua

Sekretaris

Anggota Anggota Anggota

Page 49: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlix

J. Emergency Planning

1. Pencegahan Kecelakaan

Prosedur untuk menghadapi keadaan darurat dan proses perencanaan

pemulihan keadaan darurat yang dapat mengancam keselamatan tenaga kerja,

meliputi :

a. Langkah pencegahan,

b. Langkah penangulangan,

c. Sarana yang dibutuhkan dan pengoperasiannya.

Untuk itu dapat mewujudkan prosedur diatas PT. Konimex telah

menyiapkan personel-personelnya, dimana mereka bertugas untuk melakukan

suatu operasi penyelamatan dalam menghadapi keadaan darurat. Personel-

personel tersebut telah mendapatkan pelatihan dari instansi yang berkompeten

untuk bidang seperti ini dan pelatihan tidak hanya diadakan satu kali saja tetapi

dilakukan setiap 6 bulan sekali, jadi untuk kompetensi dari para personel yang

disiagakan untuk keadaan darurat ini tidak diragukan lagi.

Selain pembentukan personel PT. Konimex juga menyusun sutu prosedur

perencanaan pemulihan keadaan darurat agar dapat dengan cepat mengembalikan

keadaan pada kondisi normal begitu pula dengan tenaga kerjanya. Adapun

prosedur yang telah dibuat bersama oleh P2K3 PT. Konimex dalam menghadapi

insiden, adalah sebagai berikut :

a. Prosedur penanganan korban.

b. Prosedur pengadaan sarana P3K.

Page 50: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

l

c. Prosedur penyelidikan kecelakaan.

d. Prosedur perawatan lanjutan dan rehabilitasi.

System Emergency Planning dimana sistem ini ditujukan kepada keadaan

darurat seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, kecelakaan, peledakan, dan polusi.

Untuk menjalankan sistem ini maka dibentuklah suatu kelompok yang diberi

nama Tim Krisis (Tim 9) yang bertugas untuk mengurusi manajemen-manajemen

untuk kondisi-kondisi kritis.

2. Penanganan Kecelakaan

Upaya penanganan kecelakaan yang dilakukan di PT. Konimex sesuai

dengan prosedur penangan kecelakaan kerja yang telah ditetapkan oleh P2K3,

yaitu sebagai berikut:

a. Prosedur penanganan kecelakaan kerja.

1) Merupakan panduan bagi setiap tenaga kerja dalam menangani da

melaporkan kejadin kecelakaan di tempat kerja, untuk selanjutnya dapat

dilakukan penyelidikan kecelakaan.

2) Menjamin selalu terpantaunya kejadian yang akan digunakan sebagai salah

satu dasar pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan-tindakan

pencegahan dalam upaya mengurangi tingkat kecelakaan kerja.

3) Prosedur ini berlaku untuk seluruh bagian/biro di PT. Konimex untuk

kecelakaan di tempat kerja dan sakit mendadak pada jam kerja.

4) Prosedur ini meliputi prosedur penanganan kecelakaan kerja di dalam jam

kerja biasa dan di luar jam kerja biasa.

b. Sarana pendukung penanganan korban kecelakaan.

Page 51: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

li

1) Pos P3K.

2) Poliklinik.

3) Rumah sakit rujukan.

4) Kendaraan angkut yang selalu siap antar.

3. Alur Komunikasi

Alur komunikasi keadaan darurat yang ada di PT. Konimex juga telah

diatur sebaik mungkin, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kebingungan oleh

tenaga kerja pada saat menghadapi keadaan darurat. Jadi dalam setiap kejadian

kecelakaan di tempat kerja diharuskan tenaga kerja untuk menghubungi pimpinan

bagian, factory personel, personel, dan ahli K3 untuk menginformasikan identitas

korban, kondisi korban, dan lokasi kejadian kecelakaan.

4. Formulir Laporan Kecelakaan Kerja

Setiap kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Konimex dilakukan pembuatan

suatu laporan kecelakaan dengan mengisi formulir laporan kecelakaan kerja yang

tersedia, sesuai dengan pertunjuk cara pengisian formulir kecelakaan kerja. Dari

formulir tersebut dibuat laporan kecelakaan kerja beserta analisanya setiap

bulannya, sehingga pemantauan mengenai kecelakaan kerja dapat terus dijaga di

monitoring secara terus - menerus.

5. Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Kebakaran dapat disebabkan oleh penanganan material yang tidak

memenuhi syarat, perawatan yang kurang, kelalaian, atau kecerobohan maupun

karena peristiwa alam. Akibat dari kebakaran akan semakin besar apabila sistem

penanggulangan terhdap kebakaran yang terdiri dari peralatan deteksi, peralatan

Page 52: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lii

pemadam tidak berfungsi dengan baik. Peralatan penanggulangan kebakaran yang

lengkap tidak akan bermanfaat secara maksimal apabila tidak didukung oleh

sumber daya manusia yang handal, tanggap, mempunyai keberanian dan mampu

mengoperasikan peralatan secara cepat dan tepat.

Mengingat betapa bahayannya suatu kebakaran itu maka tim P2K3 PT.

Konimex menyusun suatu pedoman dalam melaksanakan penanggulangan bahaya

kebakaran serta terpadu termasuk cara pencegahan, cara pemadam,

pengoperasian, dan perawatan alat pemadam kebakaran, sampai denagan personel

yang akan melaksanakan penanggulangan bahaya kebakaran tersebut. Hal ini

disusun bertujuan untuk pedoman bagi seluruh tenaga kerja dalam melaksanakan

penanggulangan bahaya kebakaran serta menjamin dapat terselenggaranya sistem

penanggulangan kebakaran di perusahaan dapat berjalan dengan baik. Adapun

pemaparan dari pedoman ini adalah sebagai berikut :

a. Dasar penyusunan pedoman bahaya kebakaran.

1) Undang – undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 huruf b, d, dan q

tentang Syarat Keselamatan Kerja

(b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran

(d) Memberikan kesempatan jalan untuk menyelamatkan diri pada saat

kebakaran

(q) Mengendalikan penyebaran asap dan gas

Undang – undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 9 ayat 3

Page 53: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liii

Pengurus mengadakan pelatihan penanggulangan kebakaran.

2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.02/MEN/1983 tentang

Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.

3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-

syarat Pemasangan dan Pemliharaan Alat Pemadam Api Ringan.

4) Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 05/MEN/1996 tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

b. Sistem pemadaman kebakaran di PT. Konimex, terdiri atas :

1) Alat Deteksi Dini Bahaya Kebakaran (Fire Alarm System)

a) Fotoelectric Detector, dapat berupa :

(1) Ionization Detector

Ionization Detector adalah detector yang bekerja berdasarkan

prinsip ionisasi. Detector ini terdapat di gudang bahan baku

farmasi 1 dan ruang server.

(2) High Sensitivity Smoke Detector (HSSD)

Detektor ini bekerja dengan kepekaan yang sangat tinggi terhadap

asap. Terdapat di semua area gudang dan ada sebagain di verpak.

(3) Smoke Detector

Smoke detector adalah alat deteksi adanya kebakaran karena

kepekaan terhadap asap. Detector ini terdapat di ruang verpak,

kantor, dan koridor, bila terjadi suatu kebakaran maka asap dari

kebakaran akan mereaksikan alat tersebut.

Page 54: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liv

2) Alat Pemadam Kebakaran

a) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Alat pemadam kebakaran ini berbentuk tabung dan mudah dibawa

(portabel) serta mudah digunakan untuk memadamkan api pada mula

kebakaran. Berdasarkan isinya PT. Konimex terdapat jenis tabung

pemadam kebakaran :

(1) Serbuk kimia kering (dry chemical)

(2) Gas karbondioksida (CO2)

(3) Gas halon.

(4) Foam

(5) FM200

Warna tabung APAR seluruhnya berwarna merah. Standar posisi

peletakan APAR dari lantai adalah 125 cm dari lantai dan jarak antara

apar tidak boleh melebihi 15 meter adalah dengan memperhatikan pula

kondisi fisik bangunan.

b) Hidran Gedung

Alat pemadam kebakaran dengan media pemadaman air bertekanan

dan telah terangkai dalam suatu sistem serta terdapat di luar bangunan.

Selang pada hidran gedung berdiameter 1,5 inchi dengan debit air ±

400 liter/menit untuk titik terjauh. Sumber air dari hidran didapatkan

dari Jockey Pump untuk kondisi stand by, sedangkan apabila tekanan

dalam hidran turun maka sumber air akan di suplai menggunakan

Page 55: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lv

sistem diesel yang otomatis menyala untuk mencapai tekanan yang

dipersyaratkan.

c) Hidran Halaman (Pilar Hidran)

Alat pemadamkebakaran ini menggunakan media pemadam air

bertekanan dan telah terangkai dalam suatu sistem yang terdapat di

luar bangunan. Selang pada hidran halaman ini berdiamater 2,5 inchi

dengan debit air ± 1800 liter/menit untuk titik terjauh. Sumber air dari

hidran didapatkan dari Jockey Pump untuk kondisi stand by,

sedangkan apabila tekanan dalam hidran turun maka sumber air akan

di suplai menggunakan sistem diesel yang otomatis menyala untuk

mencapai tekanan yang dipersyaratkan.

c. Proses penanggulangan kebakaran.

Prosedur penanggulangan bahaya kebakaran pada PT. Konimex, yaitu :

1) Tidak panik dan tetap tenang

2) Lokalisir api

3) Padamkan api dengan APAR

4) Bunyikan alarm kebakaran (bila detektor otomatis belum menyala)

5) Mengevakuasi

Apabila terdapat korban, singkirkan barang-barang yang terdapat di sekitar

korban yang dapat menimbulkan kecelakaan susulan.

Agar tindakan evakuasi dapat dilakukan dengan cepat dan aman, maka

penyelenggaraan evakuasi dilengkapi dengan alat bantu evakuasi, meliputi :

1) Lampu Penerangan Darurat

Page 56: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvi

Dipasang ditempat-tempat tertentu di ruangan dan di sepanjang koridor

yang menuju pintu keluar. Lampu penerangan darurat harus mempunyai

tenaga listrik yang tidak tergantung dari tenaga listrik PLN (baterai/accu)

2) Plafon Koridor Bercat Hijau

Plafon koridor bercat hijau menunjukan tanda bahwa jalur koridor tersebut

berhubungan atau menuju pintu keluar gedung.

3) Denah Jalur Evakuasi

Denah jalur evakuasi adalah denah yang dipasang di dalam suatu ruangan

yang berisi petunjuk evakuasi dari ruangan tersebut menuju pintu keluar

terdekat beserta jalur alternatif lain yang diambil.

4) Papan Penunjuk Arah Jalan Keluar

Papan penujuk yang dipasang di sepanjang koridor yang berisi petunjuk

berupa anak panah berwarna merah yang menuju ke pintu keluar setempat.

5) Tanda “EXIT”

Tanda yang dipasang untuk menunjukan arah pintu keluar gedung.

6) Pintu Darurat

Pintu untuk keluar yang digunakan hanya saat terjadi kondisi darurat yang

ditandai dengan tulisan “Emergency Exit/Pintu Keluar Darurat”,

dilengkapi dengan alat pembuka (misal : kapak/linggis), dipastikan bahwa

tanda pintu darurat terlihat jelas dari luar dan jalan menuju pintu darurat

harus bersih atau tidak ada halangan-halangan menuju pintu darurat.

Pelaksanaan tindakan evakuasi sesuai dengan yang tercantum pada

Page 57: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvii

Prosedur Pemadam Kebakaran. Disarankan masing-masing bagian dapat

menentukan barang-barang yang merupakan prioritas utama untuk

diselamatkan dan dapat diinformasikan kepada tenaga kerja disekitarnya,

sehingga bila keadaan memungkinkan untuk menyelamatkan barang, maka

barang yang telah ditentukan tersebut dapat diselamatkan.

7) Berkumpul pada titik kumpul di luar gedung, di halam luas.

8) Padamkan api dengan hydrant

d. Regu penanggulangan kebakaran.

Regu penanggulangan bahaya kebakaran adalah regu yang dibentuk oleh

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) kecuali regu

satpam, dimana regu ini mempunyai tugas untuk melakukan tindakan

pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran secara langsung di area

kerja masing-masing. Terdapat dua kelompok regu Penanggulangan Bahaya

Kebakaran (PBK) di perusahaaan, yaitu :

1) Regu Inti Penanggulangan Bahaya Kebakaran dari Satuan Pengaman

Perusahaan (SATPAM) dibawah koordinasi External Relation.

2) Regu Penanggulangan Bahaya Kebakaran dari seksi kerja dibawah

koordinasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Daftar

nama personel Regu Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Evakuasi

suatu periode ditetapkan dengan Surat Rekomendasi P2K3 yang terpisah

dari dokumen ini.

e. Pemeriksaan dan pengujian peralatan pemadaman kebakaran.

Page 58: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lviii

Pemeriksaan terhadap peralatan pemadam kebakaran dilakukan satu bulan

sekali oleh bagian GS (General Service), hal yang dilakukan meliputi pemeriksaan

dan perawatan kondisi fisik dan kelengkapan APAR sesusai checklist inspeksi

APAR. Untuk APAR jenis Dry chemical, setiap satu bulan sekali dilakukan

pengocokan dengan tujuan agar serbuk kimia kering di dalam tabung tidak

menggumpal, caranya adalah dengan membalikkan tabung APAR sekali saja.

Setiap satu tahun sekali harus dilakukan pemeriksaan rutin tahunan oleh

pihak luar (pihak ketiga) yang memiliki kompetensi untuk hal ini dalam

melakukan pemeriksaan APAR secara total sampai dengan pada tingkat

funngsional APAR tersebut dan mengacu pada peraturan yang berlaku.

Sedangkan pada Bagian K3 akan melakukan inspeksi fisik tabung APAR setiap 3

bulan sekali untuk memastikan bahwa sarana tersebut dalam kondisi siap pakai

dan terawat dengan baik.

Page 59: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lix

BAB IV

PEMBAHASAN

B. Faktor dan Potensi Bahaya

1. Bahaya dari Lingkungan Kerja dan Sarana Penunjang

a. Penerangan

Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga

kerja melihat pekerjaannya dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak

perlu sehinga terhindar dari penyakit akibat kerja. Penerangan di PT. Konimex

terdapat dua ketentuan yaitu penerangan utama dan penerangan darurat

dengan hasil rata-rata 127,75 Lux. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 1045/Menkes/SK/XII/2002 tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja dengan standar minimum 50 Lux untuk gudang. Tetapi

masih terdapat area dengan penerangan yang redup dan belum sesuai dengan

peraturan dan banyaknya tumpukan barang yang berada di gudang yang

terlampau tinggi sehingga banyak menghalangi pancaran sinar lampu.

b. Kebisingan

Kebisingan di PT. Konimex antara lain berasal dari Air Compresor,

mesin-mesin produksi, Blowdown dari steam generator dan boiler, chiller fan

AC/AC Central dan generator listrik. Berdasarkan Kepmenaker No. Kep.

51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja yang

berisi bahwa NAB Kebisingan ditetapkan sebesar 85 dBA.

Page 60: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lx

Demikian halnya PT. Konimex juga melaksanakan usaha-usaha untuk

menanggulangi bahaya yang disebabkan oleh kebisingan di tempat kerja.

Antara lain dengan modifikasi mesin dengan cara pemberian bahan untuk

peredam suara pada mesin-mesin produksi dan penyediaan alat pelindung diri

berupa ear insert, ear plug dan ear muff.

c. Iklim Kerja

Apabila dilihat dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh penulis

hampir semua area pengukuran untuk masalah suhu baik tetapi masih ada

gudang yang belum memenuhi dengan standar yang ditetapkan oleh PT.

Konimex. Pada saat penulis mengadakan pengukuran pada gudang bahan baku

Farmasi I pada bagian ruang bahan baku, yang dirasakan penulis dan dari

pekerja yang bekerja pada gudang tersebut suhu yang ada dalam ruangan

terasa panas. Suhu tersebut disesuaikan dengan sifat bahan/barang yang

memang harus berada dalam kondisi suhu yang seperti itu.

Pengendalian yang telah dilakukan PT. Konimex untuk mencegah

terjadinya penurunan derajat kesehatan yaitu dengan memberikan fan/AC

pada ruangan yang dianggap melebihi suhunya dan sering digunakan untuk

mobilisasi pekerja serta penyediaan minuman di setiap bagian yang ada di PT.

Konimex.

Apabila analisa tersebut dibandingkan dengan Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri dimana standar yang ditetapkan

untuk suhu dan kelembaban adaalah sebagai berikut :

Page 61: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxi

Tabel 7. Persyaratan Kesehatan Lngkungan Kerja Kantor dan Industri

Parameter Lokasi Suhu Kelembaban

Kantor 18-28 0C 40-60 %

Proses Produksi 18-30 0C 65-95 %

Sumber : PT. Konimex, 2005.

Dalam pengukuran yang dilakukan oleh penulis area yang menjadi

tempat pengukuran adalah di gudang bahan baku yang ada di PT. Konimex

dan dikarenakan standar iklim kerja di gudang disesuaikan dengan bahan baku

yang disimpan, maka standar yang dipakai penulis adalah standar suhu dan

kelembaban yang ada di proses produksi yaitu 18-30 0C dan 65-95% dengan

beban kerja ringan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pekerjaan

dilakukan secara mekanik dengan menggunakan forklift, hanpallet dan kereta

dorong sehingga tidak terlalu banyak tenaga atau energi yang dikeluarkan. Di

samping itu para pekerja juga mendapatkan waktu istirahat yang cukup untuk

memulihkan kembali tenaga yang telah keluar akibat bekerja.

Dari hasil standar yang ada yaitu keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Perkantoran dan Industri, apabila dibandingkan dengan data yang diperoleh,

maka dapat diambil beberapa hasil untuk analisa suhu diantaranya untuk data

yang tidak memenuhi standar diantaranya adalah GBB Farmasi I pada ruang

bahan baku.

d. Debu

Dalam penelitian pada waktu magang penulis tidak mendapatkan data

mengenai intensitas debu dikarenakan memang tidak adanya pengukuran

Page 62: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxii

mengenai hal ini. Namun dari literatur pustaka yang didapatkan penulis untuk

menangani permasalahan debu, hal yang dilakukan dari PT. Konimex adalah

dengan menempatkan dust collector pada area proses produksi yang

berlebihan serta penyediaan masker.

e. Pengelolaan lingkungan

Pengelolaan lingkungan di PT. Konimex untuk limbah cair

dilaksanakan dengan fasilitas multi cell aerated lagoon dengan prinsip aerasi

atau penambahan kadar oksigen kedalam air limbah. Menurut hasil analisis

yang dilakukan oleh pihak perusahaan air limbah yang dihasilkan dari proses

produksi Food dan Farmasi PT. Konimex diperiksa secara periodic sebulan

sekali, sedangkan untuk limbah udara, kadar gas yang terkandung dalam

inceneratori telah memenuhi syarat UU RI. No. 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Potensi Bahaya

Potensi bahaya yang ada pada PT. Konimex, misalnya terjepit, kejatuhan

benda dan tersengat panas juga telah dikendalikan dengan kebijakan prosedur

kerja yang aman maupun inspeksi rutin tempat kerja.

Hal ini sudah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja pada pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja

khususnya ayat 1 poin (f) yang menyatakan “memberi alat-alat perlindungan diri

pada para pekerja”, poin (g) yang menyatakan “mencegah dan mengendalikan

timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,

hembusan angin, cuaca,sinar atau radiasi, suara dan getaran”, poin (h) ) yang

Page 63: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiii

menyatakan “mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik

fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan”, poin (i) yang menyatakan

“memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai”, poin (j) yang menyatakan

“menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik”, serta yang terakhir adalah

poin (l) yang menyatakan tentang “memelihara kebersihan, kesehatan dan

ketertiban”

C. Pelayanan Kesehatan

Kesehatan kerja meliputi upaya-upaya untuk mencegah penyakit akibat

kerja dan penyakit lainnya pada tenaga kerja. Tujuannya adalah agar tenaga kerja

ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisiknya dan kondisi

mentalnya sehingga setiap tenaga kerja berada dalam keadaan sehat sejahtera pada

saat ia mulai bekerja sampai selesai masa kerjanya.

1. Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

2. Sarana Kesehatan

Tingkat kesehatan tenaga kerja ditentukan pula oleh perhatian pihak

manajemen. Untuk menciptakan tenaga kerja dan lingkungan kerja yang sehat,

diperlukan adanya fasilitas atau sarana penunjang kesehatan yang memenuhi

syarat, harapan dan kebutuhan tenaga kerja.

PT. Konimex menyediakan sarana kesehatan sebagai pelaksanaan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER. 03/MEN/1982

sebagai berikut :

1. PPPK (P3K)

Page 64: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiv

Hal ini sesuai dengan pasal 2 (g) mengenai PPPK dan (h) mengenai

Pendidikan Kesehatan Untuk Tenaga Kerja dan Latihan Untuk Petugas PPPK.

Dalam pelaksanaan persediaan kotak PPPK sudah baik dan sudah ada training

PPPK bagi tenaga kerja, tetapi ada isi kotak yang sudah habis tetapi belum di

isi kembali.

2. Poliklinik

Berdasarkan pasal 4 (1) b tentang Penyelenggaraan Kesehatan Kerja dapat

diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan dokter atau

pelayanan kesehatan lain.

Deemikian pula PT. Konimex mempunyai poliklinik dengan dokter

perusahaan sendiri serta mempunyai rumah sakit rujukan.

D. Gizi Kerja

Gizi kerja merupakan nutrisi (zat makanan) yang diperlukan oleh tenaga

kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan, sehingga

kesehatan dan daya kerja menjadi setinggi-tingginya. Gizi kerja yang baik erat

kaitannya dengan produktivitas tenaga kerja. Gizi kerja yang baik akan

meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja dan derajat kesehatan yang tinggi

akan mempengaruhi meningkatnya produktivitas tenaga kerja yang bararti

peningkatan produktivitas perusahaan.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja tentang gizi kerja

dilaksanakan oleh PT. Konimex dengan pengadaan kantin dan penyusunan menu

oleh tim menu. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Page 65: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxv

Transmigrasi No. PER.03/MEN/1982 pasal 2 (i) tentang Memberi Nasehat

Mengenai Perencanaan Pembuatan Tempat Kerja, Pemilihan APD yang

Diperlukan dan Gizi Serta Penyelenggaraan Makanan di Tempat Kerja.

D. Ergonomi

Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pasal 3

(m) menyatakan bahwa Salah Satu Syarat Keselamatan Kerja Adalah Memperoleh

Keserasian Antara Tenaga Kerja, Alat Kerja, Lingkungan, Cara dan Proses

Kerjanya. Berdasar hal tersebut maka perlu diperhatikan masalah ergonomi yang

meliputi jenis pekerjaan, jumlah jam kerja/shift kerja, kesesuaian alat atau mesin

dengan tenaga kerja. Masalah egonomi di PT. Konimex telah diperhatikan oleh

pihak manajemen dengan mengupayakan keserasian permasalahan ergonomi.

E. Sistem Keselamatan Kerja

Sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan

Kerja ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk menciptakan keselamatan

di tempat kerja yang merupakan kewajiban bagi pengurus untuk menetapkan

syarat-syarat keselamatan yang diwajibkan.

1. Analisa Bahaya Lingkungan Kerja

Berdasarkan Permenaker No.05/MEN/1996 pada pedoman pelaksanaan

SMK3 butir 1.2 mengenai tinjauan awal K3 (initial review) menyatakan bahwa

P2K3 yang telah dibentuk melakukan suatu identifikasi kondisi k3 baik material,

Page 66: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvi

mesin, metode, manusia, dan lingkungan kerja untuk mencari bahan masukan

guna menyusun perencanaan dan pengembangan SMK3. Peninjauan awal K3 ini

dilakukan dengan cara melakukan identifikasi kondisi yang ada dibandingkan

dengan peraturan-peraturan atau standar K3 yang berlaku, melakukan identifikasi

sumber bahaya yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, meninjau sebab

akibat kejadian membahayakan, kompensasi dan gangguan lainnya yang berkaitan

dengan K3. Salah satu dokumen yang terkait adalah Analisis Bahaya Lingkungan

Kerja.

Setiap potensi bahaya dapat menjadi suatu bahaya nyata seperti terjadinya

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu perlu adanya suatu

identifikasi sumber bahaya pada tempat kerja sedetail mungkin dan segera

melakukan evaluasi terhadap segala resiko yang diketemukan dengan melakukan

tindakan pencegahan samapai dengan tindakan penanggulangan seandainya

dibutuhkan. Untuk itulah PT. Konimex yang mempunyai komitmen tinggi dalam

dunia K3 selalu melakukan analisa tingkat bahaya dengan rutin dan konsekuen.

2. Inspeksi Rutin Tempat Kerja

Sesuai dengan pedoman penerapan SMK3 butir 4 mengenai Pengukuran

dan Evaluasi, perusahaan harus memiliki system untuk mengukur, memantau dan

mengevaluasi kinerja SMK3 dan hasilnya harus di analisis guna menentukan

keberhasilan atau melakukan identifikasi tindakan perbaikan.

Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur inspeksi,

pengujian dan pemantauan yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran keselamatan

Page 67: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvii

dan kesehatan kerja. Frekuensi inspeksi dan pengujian harus sesuai dengan

obyeknya.

3. Alat Pelindung Diri

Cara pencegahan kecelakaan yang terbaik adalah peniadaan bahaya seperti

pengamanan mesin dan peralatan lainnya. Namun apabila dalam hal tersebut tidak

mungkin, perlu diberikan perlindungan diri kepada tenaga kerja dalam bentuk alat

pelindung diri.

Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 14 (c) Pengurus

Wajib Menyediakan Secara Cuma-Cuma, Semua Alat Pelindung Diri yang

Diwajibkan pada Tenaga Kerja yang Berada di Bawah Pimpinannya dan

Menyediakan Bagi Setiap Orang Lain yang Memasuki Tempat Kerja Tersebut,

Disertai dengan Petunjuk-Petunjuk yang Diperlukan Menurut Petunjuk Pegawai

Pengawas atau Ahli Keselamatan Kerja (Himpunan Peraturan Perundang-

undangan K3, 2007).

Penyediaan alat pelindung diri di PT. Konimex telah sesuai dengan jumlah

tenaga kerja, jenis pekerjaan dan resiko bahaya.

4. Sosialisasi K3

Undang-undang No. 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja pasal 14

(b) menyebutkan bahwa Pengurus Wajib Memasang dalam Tempat Kerja yang

Dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan

pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan

menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli K3 (Himpunan Peraturan

Perundang-undangan K3, 2007). Di PT. Konimex hal ini telah dilaksanakan

Page 68: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxviii

dengan baik oleh pengurus dalam hal ini ahli K3 yang sekaligus merupakan

Sekretaris P2K3.

5. Pelatihan K3

Pendidikan dan pelatihan K3 perlu diberikan kepada tenaga kerja yang

baru direkrut, alih pekerjaan, promosi dan pengoperasian teknologi baru. Di PT.

Konimex hal tersebut telah dilaksanakan dengan pemberian pelatihan analisis

bahaya kerja, mengenal alat pengaman dan pelindung mesin, alat pelindung diri,

cara pencegahan kecelakaan, pencegahan dan penanggulangan kebakaran, PPPK

dan lain-lain. Hal ini berarti telah sesuai dengan Permenaker No. Per.

05/MEN/1996 pada Pedoman Penerapan SMK3 butir 3.1.5 tentang Pelatihan dan

Kompetensi Kerja.

F. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja memberikan

ketentuan dan syarat keselamatan di tempat kerja untuk memberikan perlindungan

kepada tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup,

sehingga perlu penerapan sistem keselamatan kerja (Menteri Tenaga Kerja, 2008).

Sesuai dengan Permenaker No. PER.05/MEN/1996 pasal 3 ayat 1

menyebutkan bahwa “ setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja

sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang

ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat

mengakibatkan kecelakaan kerja, seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan

penyakit akibat kerja. Wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan

Page 69: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxix

kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh pengurus,pengusaha, dan seluruh tenaga

kerja sebagai suatu kesatuan”. Secara garis besar Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Konimex terdiri dari empat elemen, yaitu :

1. Plan (merencanakan)

2. Do (pelaksanaan)

3. Check (pengecekan)

4. Action (tindakan )

G. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berdasarkan hasil observasi maka dapat dikemukakan bahwa P2K3 PT.

Konimex telah berjalan sesuai fungsi dan tugasnya. Hal ini menunjukan bahwa

PT. Konimex telah melaksanakan pokok-pokok dalam Undang-undang No. 1

tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Bab VI pasal10 menerangkan bahwa

(menteri tenaga kerja,2008) :

1. Tugas pokok P2K3 adalah memberikan saran-saran dan pertimbangan baik

diminta maupun tidak kepada perusahaan mengenai masalah-masalah di

bidang keselamatan kerja.

2. Fungsi dari Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

menjamin perhimpunan kerja dan terselenggaranya pendidikan, pengawasan,

pelatihan, dan penelitian K3.

3. P2K3 beranggotakan unsur-unsur organisasi pekerja dan pengusaha atau

manajemen.

Page 70: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxx

H. Emergency Planning

1. Prosedur Keadaan Darurat

Upaya pengendalian kondisi darurat yang ada di PT. Konimex telah sesuai

dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 poin 3.3.8 mengenai prosedur

mengahadapi keadaan darurat atau bencana, dimana tertulis suatu perusahaan

harus mempunyai prosedur dalam menghadapi kondisi darurat atau bencana yang

harus diuji secara berkala untuk mengetahui kendalanya pada saat keadaaan yang

sebenarnya. Tindakan pemulihan dan pengembalian telah sesuai pula dengan poin

3.3.10 Permenaker No. 05/MEN/1996, dimana tertulis perusahaan harus membuat

prosedur perancanaan pemulihan keadaan darurat untuk secara cepat

mengembalikan pada kondisi yang normal dan membantu pemulihan tenaga kerja

yang mempunyai trauma.

2. Penanganan Kecelakaan

Berdasar Undang-undang No. 01 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja

pada pasal 3 ayat 1 mengenai syarat-syarat keselamatan kerja maka PT. Konimex

melaksanakan upaya penaganan kecelakaan yang merupakan usaha

meminimalisasi akibat lebih lanjut pada tenaga kerja (Menteri Tenaga Kerja,

2008). Penanganan kecelakaan kerja di PT. Konimex dibentuk oleh tim P2K3 PT.

Konimex dengan menyusun suatu prosedur dalam menghadapi insiden yang

meliputi :

a. Prosedur penaganan korban.

b. Prosedur pengadaan sarana P3K.

Page 71: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxi

c. Prosedur penyelidikan kecelakaan.

d. Prosedur perawatan lanjutan adan rehabilitasi

e. Selanjutnya setiap kecelakaan yang terjadi perlu didata untuk dianalisis dan

dilakukan tindak lanjut agar kecelakaan serupa tidak terulan kembali.

3. Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Kebakaran merupakan suatu bencana yang ditimbulkan oleh nyala api liar

atau tidak dapat dikendalikan yang umumnya dapat menimbulkan kerugian yang

tidak sedikit jumlahnya. Kebakaran dapat disebabkan oleh penanganan material

yang tidak sesuai dengan prosedur yang diberikan, baik karena kelalaian,

kecerobohan dan peristiwa alam. Akibat dari kebakaran akan semakin besar

apabila sistem penanggulangan kebakaran yang terdiri dari peralatan deteksi,

peralatan pemadam tidak berfungsi dengan baik. Peralatan penanggulangan

kebakaran yang lengkap tidak bermanfaat secara optimal apabila tidak didukung

oleh sumber daya manusia yang handal, dimana sumber daya manusia yang

dimaksud adalah sumber daya manusia yang mempunyai keberanian, tanggap

serta mampu mengoperasikan peralatan secara cepat dan tepat.

Mengingat hal tersebut PT. Konimex yang merupakan suatu perusahaan

yang memiliki suatu potensi yang besar terjadinya bahaya kebakaran

menanggapinya dengan suatu sikap yang mantap dengan jalan melaksanakan

upaya penanggulangan kebakaran berdasar Undang-undang No.1 Tahun 1970

pasal 3 ayat 1 tentang keselamatan kerja, kemudian Peraturan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat

pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan, PeraturanMenteri Tenaga

Page 72: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxii

Kerja dan Transmigrasi RI No.02/MEN 1983 tentang instalasi alarm kebakaran

otomatis dan Permanker No. PER.05/MEN/1996 mengenai SMK3 (Menteri

Tenaga Kerja, 2008).

Page 73: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxiii

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan maka dapat

disimpulkan :

1. Bidang – bidang K3 sudah diterapkan dengan baik dalam PT. Konimex dan

sesuai dengan peraturan – peraturan yang berlaku seperti Gizi kerja sesuai

dengan Permenakertrans No. Per 03/MEN/1982 dan Ergonomi sesuai dengan

Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 pasal 3(m).

2. Kegiatan – kegiatan K3 yang dilakukan pada PT. Konimex seperti adanya

pemeriksaan kesehatan pekerja, inspeksi rutin, sosialisasi K3 dan pelatihan

K3.

3. Faktor bahaya yang terdapat pada PT. Konimex yang belum sesuai dengan

peraturan yang berlaku seperti penerangan dan iklim kerja. Sedangkan potensi

bahaya yang terdapat pada PT. Konimex seperti : terpeleset, terjepit dan

terpotong.

Page 74: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxiv

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah di dapat, maka dapat disarankan hal-hal

sebagai berikut:

1. Sebaiknya dalam menumpuk barang tidak terlalu tinggi sampai menutup

lampu agar pancaran sinar lampu dapat maksimal.

2. Pada penerangan buatan perlu menambah daya lampu dari 16 watt diganti

dengan 25 watt,

3. Pengecekkan dan pembersihan untuk lampu dan kap lampu secara rutin,

4. Sebaiknya dilakukan pengontrolan terhadap kotak P3K baik dari fisiknya

maupun isinya, sehingga dalam keadaan darurat dapat digunakan dengan baik.

Page 75: Penerapan K3 di KONIMEX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxv

DAFTAR PUSTAKA

Bennet N. B Silalahi & Rumondang B. Silalahi. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Pustaka binaman Pressindo.

Menteri Tenaga Kerja RI. 1999. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.

51/MEN/1999 tentang NAB faktor Fisik di Tempat Kerja. Jakarta : Departemen Tenaga Kerja RI.

Menteri Tenaga Kerja RI. 2007. Himpunan Peraturan Perundang – Undangan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.

Suma’mur P.K., 1993. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.

Jakarta : CV. Haji Masagung. Suma’mur P. K. 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT.

Toko Gunung Agung. Syukri Sahab. 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Jakarta : PT. Bina Sumber Daya Manusia. Tarwaka, Solichul HA. Bakri, Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi untuk

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA PRESS.

Tarwaka. 2008. Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta

: HARAPAN PRESS Tim K3. 2005. Standard Intensitas Kebisingan. Surakarta : PT. Konimex Tim K3. 2005. Standard Intensitas Penerangan. Surakarta : PT. Konimex.