penerapan good corporate governance pada perseroan...

102
PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN TERTUTUP (STUDI KASUS PT.MEGAPOLITAN DEVELOPMENT) TESIS RIZKI MAULIDANI 1006790055 FAKULTAS HUKUM MAGISTER KENOTARIATAN DEPOK Juni 2012 Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Upload: dangdang

Post on 10-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PADA PERSEROAN TERTUTUP

(STUDI KASUS PT.MEGAPOLITAN DEVELOPMENT)

TESIS

RIZKI MAULIDANI

1006790055

FAKULTAS HUKUM

MAGISTER KENOTARIATAN

DEPOK

Juni 2012

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 2: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

ii

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PADA PERSEROAN TERTUTUP

(STUDI KASUS PT.MEGAPOLITAN DEVELOPMENT)

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

Kenotariatan

RIZKI MAULIDANI

1006790055

FAKULTAS HUKUM

MAGISTER KENOTARIATAN

DEPOK

Juni 2012

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 3: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 4: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 5: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

v

KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Magister

Kenotariatan pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universita Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai masa penyusunan tesis ini,

sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu penulis, Hj. Hasanah Hasan atas kesabaran, pengorbanan dan kasih

sayangnya membesarkan penulis;

2. Ibu Fathiah Helmi, S.H. M.Kn., selaku pembimbing penulis, yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran serta selalu memberikan dukungan

dan arahan kepada penulis;

3. Bapak Drs. Widodo Suryandono, S.H., M.H. selaku ketua program Magister

Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia;

4. Ibu Dra. Siti Hayati Husein, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan Fakultas Hukum

Universitas Indonesia;

5. Seluruh dosen, karyawan, staf perpustakaan, staf sekretariat program Magister

Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang membantu penulis

dari awal perkuliahan sampai saat ini;

6. Keluarga Koesmahargyo, atas perhatian, kasih sayang serta kepercayaan yang

diberikan kepada penulis.

7. Diandra Aditya Kusumawardhani, sahabat terbaik penulis.

8. Sahabat-sahabat penulis yang nama-namanya tidak dapat disebutkan satu

persatu;

9. Pihak-pihak lainnya yang telah membantu penulisan thesis ini.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 6: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

vi

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini dapat membawa

manfaat.

Depok, 05 Juni 2012

Rizki Maulidani

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 7: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 8: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

viii

ABSTRAK

Nama : Rizki Maulidani

Program Studi : Magister Kenotariatan

Judul : PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA

PERSEROAN TERTUTUP (STUDI KASUS

PT.MEGAPOLITAN DEVELOPMENT)

Tesis ini membahas mengenai penerapan Good Corporate Governance di

Indonesia pada Perseroan Tertutup berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun

2007 Tentang Perseroan Terbatas. Tesis ini membahas konsep Good Corporate

Governance serta Dewan Komisaris sebagai penegak Good Corporate

Governance.

Putusan Pengadilan Negri Jakarta Selatan Republik Indonesia Nomor

103/PDT.G/2011/PN.JKT.SEL memutus sengketa pemberhentian anggota Dewan

Komisaris pada PT.Megapolitan Development. Hasil penelitian menyarankan agar

digunakannya ruang penyempurnaan pengaturan akan Perseroan Tertutup dalam

rangka meningkatkan penerapan Good Corporate Governance terutama pada

pengaturan mengenai Dewan Komisaris.

Kata kunci:

Good Corporate Governance, Perseroan Tertutup.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 9: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

ix

ABSTRACT

Name : Rizki Maulidani

Courses : Master of Notary

Title : Practice of Good Corporate Governance in Limited Liability

Company (PT.Megappolitan Development Study Case)

This thesis discusses the implementation of Good Corporate Governance in

Indonesia on Limited Liability Company by Law Number 40 Year 2007

Regarding Limited Liability Company. This thesis discusses the concept of Good

Corporate Governance and the Board of Commissioners as enforcement of Good

Corporate Governance.

South Jakarta District Court ruling affairs of the Republic of Indonesia Number

103/PDT.G/2011/PN.JKT.SEL rule on the dispute dismissal of members of the

Board of Commissioners on PT.Megapolitan Development. The results of this

thesis is a suggeston to improve the implementation of Good Corporate

Governance, there should be perfection of the Board of Commissioners clauses in

Indonesia’s Limited Liability Law.

Keywords: Good Corporate Governance, Limited Liability Company

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 10: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... v

ABSTRAK/ABSTRACT ................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2. Pokok Permasalahan ........................................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

1.4. Metode Penelitian................................................................................. 6

1.5. Kerangka Konsepsional ...................................................................... 9

1.6. Sistematika Penulisan ......................................................................... 10

2. PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN

TERTUTUP ................................................................................................. 11

2.1. Tinjauan Umum Perseroan .................................................................. 11

2.1.1. Perseroan Terbatas Sebagai Badan Hukum ................................. 13

2.1.2. Perseroan Terbatas Sebagai Asosiasi Modal ............................... 19

2.1.3. Perseroan Terbatas Sebagai Perjanjian ......................................... 22

2.2. Good Corporate Governance................................................................ 26

2.2.1. Definisi Good Corporate Governance ........................................... 27

2.2.2. Prinsip Good Corporate Governance ............................................ 30

2.2.3. Penerapan Good Corporate Governance di Perseroan Tertutup ... 33

2.2.4. Good Corporate Governance Pada UUPT .................................... 45

2.3. Analisa Kasus Putusan Pengadilan Negri Jakarta Selatan No.

103/PDT.G/2011/PN.JKT.SEL ............................................................... 53

2.4.1. Profil Perusahaan ......................................................................... 53

2.4.2. Kasus Posisi .................................................................................. 53

2.4.3. Duduk Perkara ............................................................................... 54

2.4.4. Keterangan Terggugat ................................................................... 58

2.4.5. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim .......................................... 65

2.4.6. Analisa Penulis .............................................................................. 71

3. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 87

3.1. Kesimpulan ......................................................................................... 87

3.2. Saran .................................................................................................... 88

DAFTAR REFERENSI

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 11: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

1

Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemampuan adaptasi perusahaan terhadap perkembangan tatanan

masyarakat modern menjadi hal yang semakin disadari oleh perusahaan-

perusahaan di dunia.1 Perkembangan teknologi informasi yang berimbas kepada

proses penyebaran informasi yang instan dan dapat dilakukan secara masif

menyebabkan isu reputasi suatu perusahaan dapat ditranslasikan kepada

penurunan keuntungan. Faktor lain yang memperkuat pernyataan tersebut adalah

proses regenerasi pihak pengambil keputusan di perusahaan. Sebagai generasi

manusia baru dengan kompas moral terbentuk secara berbeda dari generasi

sebelumnya, dan kesadaran baru bahwa perusahaan merupakan bagian dari

masyarakat , maka untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat menjadi hal

yang wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontibusi positif

sehingga tercipta suatu harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan citra dan

performa perusahaan. Hal-hal tersebut mengakibatkan perusahaan didesak untuk

melakukan pengembangan organisasi, yaitu perbaikan fungsi dan efektifitas

organisasi dalam membuat keputusan dengan melakukan perubahan terhadap

struktur, kultur, tugas, teknologi dan sumber daya manusia dengan

mengembangkan budaya organisasi modern yang diterima secara umum dan

dipercaya dapat menghadapi tantangan-tantangan dari perubahan struktur sosial

dan ekonomi masyarakat.

Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia memiliki tantangan yang

lebih khusus, yaitu bagaimana mengarahkan identitas demokrasi

perekonomiannya yang jika ditinjau berdasarkan pasal 33 UUD 1945 bertujuan

untuk menciptakan suatu sistem yang dijalankan dengan profesionalisme

berstandar internasional, hal ini disebabkan dalam perkembangan dunia usaha

1 Millie Stephanie, The Rise of The Good, Forbes, Volume 3 Issue 5, Mei 2012, halaman 6.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 12: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

2

Universitas Indonesia

internasional sistem perekonomian suatu negara telah membentuk suatu lingkaran

kepentingan hubungan ekonomi diantara bangsa-bangsa di dunia. Sistem tersebut

berusaha disinergikan melalui suatu etika dunia usaha yang terikat kepada kaidah-

kaidah tertentu yang menjadi dasar untuk diadopsi kedalam peraturan, pedoman,

dan kaidah yang berlaku dalam penyelenggaran suatu perusahaan, hal inilah yang

melatarbelakangi diciptakannya suatu gagasan etika dalam perekonomian global

yang disebut Good Corporate Governance.

Kebutuhan akan hal tersebut juga tercermin dari berbagai peristiwa di

dunia yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir , menjadikan Corporate

Governance sebuah isu penting di kalangan para eksekutif, organisasi-organisasi,

konsultan korporasi, akademisi dan regulator berbagai negara di dunia. Kasus

yang dapat dijadikan gambaran adalah bagaimana Goldman Sachs, Bear Stern,

Morgan Stanley, Merril Lynch, dan Lehman Brothers, yang masuk dalam lima

besar bank investasi di Amerika Serikat mengalami kebangkrutan yang berimbas

kepada efek domino krisis dunia. Sentralisasi isu ini dilatarbelakangi beberapa

permasalahan yang terkait dengan transparansi dan independensi pelaku dan pihak

yang terkait di dalamnya.2

Good Corporate Governance yang mulai diperbincangkan dan

diakomodasi dalam berbagai konvensi dan resolusi the council of the european

community pada tahun 1991terkait dengan hak azasi manusia, pembangunan, dan

demokrasi di UNDP dilatarbelakangi bantuan pembangunan multilateral dan

bilateral.3

Berbagai pemikiran mengenai Corporate Governance untuk kepentingan

praktisi maka setiap negara memformulasikan prinsip-prinsip umum yang

ditujukan sebagai pedoaman bagi pelaku usahanya. Namun untuk kepentingan

yang bersifat universal berbagai organisasi internasional, khususnya yang

membidangi kegiatan ekonomi, bisnis dan keuangan secara bersama-sama

menyusun prinsip-prinsip umum yang ditujukan bagi kepentingan negara atau

2 Mas Achmad Daniri dan Angela Indirawati Simatupang, Penerapan Good Corporate

Governance Bagi Perusahaan Efek. Dimuat di Koran Tempo edisi 17 Maret 2009.

3 Bambang Widjojanto, Mewujudkan Good Governance,

(http://www.kompas.com/cybermedia/09htm )

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 13: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

3

Universitas Indonesia

anggotanya. Prinsip tentang good corporate governance yang disusun oleh

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menjadi salah

satu acuan universal yang menjadi pijakan dalam pengembangan di banyak

negara.Sebagaimana pada tahun 1999 oleh OECD dituangkan dalam OECD

Principle of Corporate Governance (Prinsip Corporate Governance) berupa:

a. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (The Rights of

Shareholders)

Perlindungan terhadap hak-hak dasar pemegang saham yaitu:

i. Menjamin keamanan metode pendaftaran kepemilikan;

ii. Mengalihkan dan memindahkan saham yang dimilikinya;

iii. Memperoleh informasi yang relevan tentang perusahaan secara

berkala dan teratur;

iv. Ikut berperan dalam memberikan suara pada RUPS memilih

anggota dewan komisaris dan direksi;

v. Memperoleh keuntungan perusahaan

b. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham (The equitable

treatment of shareholders)

Perlindungan atas perlakuan yang adil terhadap seluruh pemegang saham,

termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Seluruh pemegang saham

harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan penggantian atau

perbaikan atas pelanggaran dari hak-hak mereka. Prinsip ini juga

mensyaratkan adanya perlakuan yang sama terhadap saham-saham yang

berada dalam satu kelas, melarang praktek insider trading, dan

keterbukaan informasi atas transaksi yang mengandung benturan

kepentingan.

c. Peranan pemangku kepentingan yang terkait dengan perusahaan (The role

of stakeholders in Corporate Governance)

Pengakuan terhadap hak-hak pemangku kepentingan sebagaimana yang

ditentukan dalam perundang-undangan dan kode etik, serta mendorong

kerjasama yang aktif antara perusahaan dengan para pemangku

kepentingan tersebut.

d. Keterbukaan dan transparansi (Disclosure and Transparancy)

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 14: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

4

Universitas Indonesia

Jaminan atas pengungkapan yang akurat dan tepat waktu untuk setiap

permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan, yang meliputi informasi

keuangan, kinerja, kepemilikan dan pengelolaan. Informasi yang

diungkapkan harus disusun, diaudit dan disajikan sesuai dengan kode etik

dan standar yang tinggi.

e. Akuntabilitas direksi dan dewan komisaris (The Responsibilites of The

Board)

Jaminan atas pedoman strategis perusahaan, pemantauan yang efektif

terhadap manajemen oleh direksi dan dewan komisaris, serta memuat

kewenangan-kewenangan yang harus diwakili oleh direksi dan dewan

komisaris beserta kewajiban-kewajiban profesionalnya kepada pemegang

saham dan para pemangku kepentingan.4

Bagi indonesia, pertumbuhan ekonomi yang dicapai kini mendapat

kontribusi yang sangat besar dari badan usaha Perseroan Terbatas yang dalam

praktik digunakan sebagai asosiasi modal.5 Berbagai keunggulan dan kelebihan

dari Perseroan Terbatas telah membuat para investor lebih berminat untuk

menanamkan modal atau menjalankan usahanya di negeri ini dalam bentuk

Perseroan Terbatas. Hal tersebut berakibat pada pesatnya pertumbuhan

perusahaan Perseroan Terbatas di Indonesia.

Perseroan Terbatas merupakan suatu bentuk usaha kegiatan ekonomi yang

paling disukai saat ini, di samping pertanggungjawabannya yang bersifat terbatas,

Perseroan Terbatas juga memberikan kemudahan bagi pemilik atau pemegang

sahamnya untuk mengalihkan perusahannya dengan menjual seluruh saham yang

dimilikinya.6

Keuntungan utama membentuk perusahaan Perseroan Terbatas adalah:

4 Organisation for Economic Co-operation and Development; Principles of Corporate

Governance, April 1998

5 Dhaniswara K. Harjono, Pembaruan Hukum Perseroan Terbatas, (Jakarta: PPHBI,

2008), hlm. 167.

6 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja. Perseroan Terbatas, (Jakarta: Rajawali Press,

2003), hlm. 2.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 15: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

5

Universitas Indonesia

a. Kewajiban terbatas. Tidak seperti partnership, pemegang saham sebuah

perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan.

Akibatnya kehilangan potensial yang "terbatas" tidak dapat melebihi dari

jumlah yang mereka bayarkan terhadap saham. Tidak hanya ini mengijinkan

perusahaan untuk melaksanakan dalam usaha yang beresiko, tetapi kewajiban

terbatas juga membentuk dasar untuk perdagangan di saham perusahaan.

b. Masa hidup abadi. Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup

dari pemegang sahamnya, pejabat atau direktur. Ini menyebabkan stabilitas

modal, yang dapat menjadi investasi dalam proyek yang lebih besar.

c. Efisiensi manajemen. Manajemen dan spesialisasi memungkinkan pengelolaan

modal yang efisien sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi.

Penempatan orang yang tepat, efisiensi maksimum dari modal yang ada, serta

pemisahan antara pengelola dan pemilik perusahaan, sehingga terlihat tugas

pokok dan fungsi masing-masing.

Terdapat beberapa tantangan-tantangan klasik yang dihadapi oleh Perseroan

Terbatas untuk mencapai tujuannya tersebut secara efektif dan efisien, tantangan-

tantangan itu diantaranya:

a. Tidak efektifnya dewan direksi dan dewan komisaris

b. Kurangnya kontrol internal yang dilakukan oleh auditor independen

c. Transparansi laporan keuangan dan aksi perseroan yang berpotensi

kesalahan membaca perspektif perusahaan7

Dari semua tantangan yang disebutkan diatas, tantangan terbesar yang dihadapi

Perseroan terdapat pada pola pemisahan kekuasaan atau kewenangan antara

pemilik Perseroan oleh Dewan Komisaris dan Direksi yang bertanggung jawab

pada operasional Perseroan manakala timbul moral hazard dari para pengurus

Perseroan untuk memanfaatkan Perseroan bagi kepentingan pribadinya, maka

untuk menyiasati hal terserbut diperlukan mekanisme Good Corporate

Governance yang didukung oleh aturan main yang baik secara khusus pada

7 Saefudin Hasan, Paradigma Baru Profesi Akuntan Memasuki Milenium Ketiga: Good

Governance, (Makalah Ikatan Akuntan Indonesia, buku satu, 2000), halaman 56.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 16: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

6

Universitas Indonesia

Perseroan serta infrastruktur hukum yang baik secara umum pada suatu Negara,

agar keberadaan Perseroan Terbatas dapat berkembang dengan lebih baik,

terutama kepada pihak penyandang dana, bahwa dana-dana tersebut digunakan

secara tepat dan seefisien mungkin dengan manajemen perusahaan melakukan

keputusan yang terbaik untuk kepentingan perusahaan.

Dengan demikian, menjadi menarik untuk dianalis bagaimanakah

Penerapan Good Corporate Governance Pada Perseroan Tertutup.

1.2. Pokok Permasalahan

Berdasarkan uraian tersebut di atas selanjutnya pada bagian ini akan

dipaparkan beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis

ini. Beberapa pokok permasalahan tersebut adalah:

1. Bagaimana aspek hukum Good Corporate Governance menurut

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas?

2. Bagaimana penerapan prinsip Good Corporate Governance dalam

suatu Perseroan Tertutup?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan

dan wawasan serta sebagai persyaratan kelulusan program Magister Kenotariatan

FHUI. Sedangkan tujuan khusus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui aspek hukum Good Corporate Governance

menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas.

2. Untuk mengetahui penerapan prinsip Good Corporate Governance

dalam suatu Perseroan Tertutup.

1.4. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian hukum normatif-empiris, atau yang sering disebut juga sebagai

penelitian hukum doktrinal. Dalam penelitian hukum normatif-empiris ini, hukum

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 17: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

7

Universitas Indonesia

dikonsepkan sebagai apa yang tertulis di dalam peraturan perundang-undangan

atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan

bagi manusia untuk bertindak.

Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis data yang digunakan yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

masyarakat, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari

kepustakaan.8 Data primer diperoleh langsung melalui wawancara dengan

narasumber. Sedangkan data sekunder mencakup data-data yang diperoleh dari

bahan-bahan kepustakaan yang terdiri dari:

a. Bahan hukum primer

Berupa peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan pasar

modal, perseroan terbatas dan notaris pasar modal

b. Bahan hukum sekunder

Bahan-bahan yang memberikan informasi atau hal-hal yang berkaitan

dengan isi sumber primer serta implementasinya.9 Bahan hukum sekunder

yang digunakan antara lain berupa buku-buku, skripsi, serta artikel baik

yang berasal dari media cetak maupun media elektronik.

c. Bahan hukum tersier

Bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap

sumber primer atau sumber sekunder.10

Bahan hukum tersier yang

digunakan berupa kamus.

Penelitian ini menggunakan 2 jenis alat pengumpulan data yaitu:

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui tatap muka,

mengajukan pertanyaan secara lisan dengan responden terpilih untuk

mendapatkan informasi. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat

8 Sri Mamudji, et al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta: Badan Penerbit

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), hlm. 6.

9 Ibid., hlm. 31.

10

Ibid.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 18: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

8

Universitas Indonesia

bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan

sebelumnya mengenai penelitian.

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur , yaitu

wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya. Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua responden,

dalam kalimat dan urutan yang seragam

b. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah pengumpulan data dan informasi dari buku-buku,

jurnal, internet, yang berkaitan dengan penelitian. melalui studi dokumen,

wawancara, dan kuesioner. Studi dokumen merupakan suatu alat

pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis dengan

mempergunakan “content analysis”.11

Studi dokumen dipergunakan untuk mendapatkan data-data sekunder

seperti yang telah dijelaskan di atas. Sedangkan kuesioner sertawawancara

dilakukan untuk memperoleh data primer mengenai pengaturan Good

Corporate Governance di Pasar Modal, dan Pembuatan akta oleh Notaris

Pasar Modal

Setelah data terkumpul maka selanjutnya akan dilakukan pengolahan dan

analisis terhadap data yang telah diperoleh. Metode pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis normatif, yaitu

menganalisis permasalahan dalam penelitian ini dari sudut pandang atau menurut

ketentuan hukum/perundang-undangan yang berlaku. Penelitian hukum normatif

mengkaji hukum yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang berlaku

dalam masyarakat, dan menjadi acuan perilaku setiap orang.12

Adapun metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah deskriptif kualitatif. Metode analisis deskriptif yang dimaksud adalah

menyajikan, menggambarkan atau menjelaskan data yang diperoleh dari studi

pustaka dengan tujuan untuk dapat menjawab permasalahan. Sedangkan Metode

11

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia, 1986), hlm. 21.

12

Bambang, Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), hlm 83-102.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 19: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

9

Universitas Indonesia

analisis kualitatif, yaitu menklasifikasikan, mensistematisasikan, dan menganalisis

data yang diperoleh dari studi pustaka berdasarkan teori yang berkaitan dengan

permasalahan, kemudian dipelajari dan diteliti untuk kemudian dijadikan dasar

dalam mengambil kesimpulan.

1.5. Kerangka Konsep

Dikarenakan pembahasan dari penelitian adalah mengenai penerapan

Good Corporate Governance pada perseroan tertutup, agar tidak terjadi

kerancuan mengenai istilah dan terminologi dalam tesis ini, dipergunakan

definisi operasional dari istilah-istilah tersebut sebagai berikut:

1. Good Corporate Governance adalah:

Proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan

mengelola bisnis dan urusan perusahaan kearah peningkatan

pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas korporasi dengan tujuan

akhir menaikkan nilai saham dalam jangka panjang dengan

memperhitungkan kepentingan stakeholder lain.

Proses transparansi didalam pengambilan keputusan,

mengemukakan informasi dalam penyajian informasi kepada

stakeholders, baik diminta maupun tidak diminta, mengenai

kinerja operasional, keuangan dan resiko perusahaan

2. Perseroan adalah:

Badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan

modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan

memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-

undang13

13 Indonesia (a), Op.Cit, Ps.1 angka 1.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 20: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

10

Universitas Indonesia

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tesis yang berjudul “ Penerapan Good Corporate

Governance Pada Perseroan Tertutup (Studi Kasus PT.Megapolitan

Development)”, agar dapat mempermudah memahami penulisan penelitian

ini maka disusun pembahasan ke dalam 3 (Tiga) bab. Setiap bab terbagi

dalam beberapa sub bab, sebagai berikut:

BAB 1. PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang permasalahan,

pokok permasalahan yang akan diteliti, tujuan penelitian, metode

penelitian, serta definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB 2. ISI

Menguraikan hakikat Good Corporate Governance, bagaimana

hukum di indonesia mengadopsi pemikiran tersebut dan

menerapkan dalam perundang-undangan, dan bagaimana

pelaksanaannya dengan menganalisa putusan Pengadilan Negri

Jakarta Selatan No. 103/PDT.G/2011/PN.JKT.SEL

BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menjawab mengenai pokok permasalahan yang

ditemukan dalam bab 1 serta mengambil kesimpulan atas hasil analisa

pada bab 2. Pada bab ini juga akan diuraikan mengenai saran yang

ditemukan terhadap pokok permasalahan.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 21: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

11 Universitas Indonesia

BAB 2

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN

TERTUTUP

2.1. Tinjauan Umum Perseroan

Perseroan Terbatas adalah entitas bisnis yang banyak terdapat di dunia,

termasuk di Indonesia. Kehadiran Perseroan Terbatas sebagai salah satu

kendaraan bisnis memberikan kontribusi yang semakin nyata pada

perkembangannya saat ini. Perseroan Terbatas telah menciptakan lapangan

pekerjaan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memberikan kontribusi

yang signifikan untuk pembangunan ekonomi dan sosial negara Indonesia.14

Berbagai keunggulan dan kelebihan dari Perseroan Terbatas telah membuat para

investor lebih berminat untuk menanamkan modal atau menjalankan usahanya

dalam bentuk Perseroan Terbatas.

Perseroan Terbatas berasal dari Naamloze Vennootschap yang berarti

”Perseroan” yang kini merupakan bentuk usaha yang banyak dijumpai dalam

praktik dan banyak dipakai di Indonesia sebagai asosiasi modal.15

Secara harafiah

arti istilah Naamloze Vennootschap tidak sama dengan arti istilah Perseroan

Terbatas. Naamloze Vennootschap, diartikan sebagai persekutuan tanpa nama dan

tidak mempergunakan nama orang sebagai nama persekutuan seperti firma,

melainkan nama usaha yang menjadi tujuan dari perusahaan yang bersangkutan..

Sedangkan Perseroan Terbatas adalah persekutuan yang modalnya terdiri atas

saham-saham, dan tanggung jawab persero bersifat terbatas pada jumlah nominal

daripada saham-saham yang dimilikinya. Jadi istilah Perseroan Terbatas lebih

tepat daripada istilah Naamloze Vennootschap sebab arti Perseroan Terbatas lebih

jelas dan tepat menggambarkan tentang keadaan senyatanya, sedangkan arti istilah

14

Indra Surya dan Ivan Yustiviandana, Penerapan Good Corporate Governance

Mengesampingkan Hak-Hak istimewa demi kelangsungan usaha (Jakarta: Kencana, 2006), hlm 22

15

Dhaniswara K. Harjono, Pembaruan Hukum Perseroan Terbatas, (Jakarta: PPHBI,

2008), hlm. 167.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 22: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

12

Universitas Indonesia

Naamloze Vennootschap kurang dapat menggambarkan tentang isi dan sifat

Perseroan secara tepat. 16

Pada negara-negara lain juga dikenal bentuk hukum seperti Perseroan

Terbatas seperti:

a. di Malaysia disebut Sendirian Berhad (SDN BHD),

b. di Singapura disebut Private Limited (Pte Ltd),

c. di Jepang disebut Kabushiki Kaisa,

d. di Inggris disebut Registered Companies,

e. di Belanda disebut Naamloze Vennootschap (NV), dan

f. di Prancis disebut Societes A Responsabilite Limite (SARL).17

Perseroan Terbatas memiliki sifat dan ciri kualitas yang berbeda dari

bentuk usaha yang lain, yang dikenal sebagai karakteristik Perseroan Terbatas

yaitu :18

a. Sebagai asosiasi modal;

b. Kekayaan dan utang Perseroan Terbatas adalah terpisah dari kekayaan dan

utang pemegang saham;

c. Pemegang saham:

i. bertanggung jawab hanya pada apa yang disetorkan, atau tanggung

jawab terbatas (limited liability);

ii. tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi nilai

saham yang telah diambilnya;

iii. tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat

atas nama Perseroan;

d. Adanya pemisahan fungsi antara pemegang saham dan pengurus;

e. Memiliki komisaris yang berfungsi sebagai pengawas

f. Kekuasaan tertinggi berada pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

16

Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, (Bandung: PT

Alumni, 2004), hlm. 47.

17

Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Perseroan Terbatas, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2003), hlm. 1.

18

I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan, (Jakarta: Kesaint Blanc, 2002), hlm. 143.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 23: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

13

Universitas Indonesia

Di Indonesia pengertian dari Perseroan Terbatas berdasarkan pasal 1 ayat

1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas adalah :19

“Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum

yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,

melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam

saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini

serta peraturan pelaksananya.”

Dari pengertian tersebut, terdapat tiga aspek penting yang terkandung di

dalam Perseroan Terbatas, yaitu :

a. Badan hukum

b. Asosiasi modal, dan

c. Didirikan berdasarkan perjanjian

2.1.1. Perseroan Terbatas sebagai Badan Hukum

Prof. Subekti mengatakan bahwa suatu badan hukum pada pokoknya

merupakan suatu badan atau perkumpulan yang:

a. Dapat memiliki hak,

b. Mampu melakukan perbuatan selayaknya manusia,

c. Memiliki kekayaan sendiri,

d. Dapat menggugat dan digugat di depan hakim.20

Diperkuat dengan pendapat Prof. Rochmat Soemitro yang mengatakan bahwa

suatu badan hukum memiliki kewajiban serta kekayaan sebagaimana layaknya

seorang pribadi.21

Selanjutnya Wirjono Prodjodikoro mengemukakan pengertian

suatu badan hukum sebagai badan yang disamping manusia perseorangan juga

19

Indonesia (d), Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, UU No.40 tahun 2007, LN

No.106 tahun 2007, TLN No.4756, ps.1 angka 1

20

Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, cet. XXVI. (Jakarta: PT.Intermasa, 1994), hlm.

21.

21

A. Partomuan Pohan, “Perseroan Terbatas Sebagai Badan Hukum” dalam Prosiding:

Perseroan Terbatas dan Good Corporate Governance, Cet.IV, (Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum,

2006), hlm. 222.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 24: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

14

Universitas Indonesia

dianggap dapat bertindak dalam hukum dan mempunyai hak serta kewajiban dan

perhubungan hukum terhadap orang atau badan hukum lainnya.22

Dari pengertian yang diberikan oleh para ahli hukum Indonesia tersebut di

atas jelaslah bahwa badan hukum sebagai suatu subjek hukum yang mandiri dan

dipersamakan di hadapan hukum dengan individu pribadi orang perseorangan,

meskipun dapat menjadi penyandang hak dan kewajiban sendiri, tidaklah sama

persis dengan individu perorangan. Badan hukum hanya dipersamakan dengan

individu orang perorangan dalam lapangan hukum benda dan hukum perikatan,

serta hukum-hukum lain yang merupakan bagian atau pengembangan lebih lanjut

dari kedua jenis hukum tersebut, yang juga dikenal dengan nama hukum harta

kekayaan. Sehingga lingkup hukum harta kekayaan dimana badan hukum itu

berada mengakibatkannya memiliki kemampuan untuk menggugat dan atau

digugat guna memenuhi perikatannya, dimana kebendaan yang merupakan badan

hukum itulah yang menjadi tanggungan bagi pemenuhan kewajibannya.23

Pernyataan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas menegaskan bahwa Perseroan Terbatas merupakan

badan hukum, terdapat beberapa teori yang dikemukakan mengenai konsep badan

hukum tersebut, yaitu:

a. Teori fiktif dari Von Savigny, menurutnya badan hukum adalah semata-

mata buatan negara, karena menurut alam hanya manusia sajalah subjek

hukum. PT sebagai badan hukum hanyalah sebuah hal yang fiksi, sesuatu

yang sesungguhnya tidak ada tetapi diciptakan. Manusia menciptakan

bayangan suatu pelaku hukum sebagai subjek hukum yang diperlakukan

sama seperti manusia. Pengikut teori ini disebut Houwing dalam

disertasinya Subjectief recht, rechtsubject en rechtpersoon (Leiden 1939).

b. Teori harta kekayaan bertujuan dari Brinz, menurutnya hanyalah manusia

yang dapat menjadi subjek hukum, namun tidak dapat dibantah adanya

hak-hak atas kekayaan sedangkan tiada manusiapun yang menjadi

22

Gunawan Widjaja, Resiko Hukum Sebagai Direksi, Komisaris & Pemillik PT (Jakarta:

Forum Sahabat, 2008), hlm. 13.

23

Ibid., hlm. 14.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 25: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

15

Universitas Indonesia

pendukung hak-hak tersebut. Hak-hak inilah yang kita namakan hak dari

badan hukum yaitu harta kekayaan yang terikat oleh suatu tujuan.Pengikut

teori ini adalah Van der Hayden, dalam karangannya Het Schijnbeeld van

de rechtspersoon.

c. Teori organ dari Otto von Gierke, menurutnya badan hukum itu adalah

realitas sama seperti sifat kepribadian alam manusia di dalam pergaulan

hukum. Badan hukum itu memiliki suatu kemauan tersendiri yang

terbentuk melalui alat-alat perlengkapannya, apa yang mereka putuskan

adalah kehendak dari badan hukum tersebut. Teori ini menggambarkan

badan hukum sebagai suatu hal yang tidak ada bedanya dengan manusia.

Pengikut teori ini adalah L.C. Polano dalam disertasinya

Rechspersoonlijkheid van vereenigingen (Leiden 1910).

d. Teori propriete collective dari Planiol, menurutnya hak dan kewajiban

badan hukum itu pada hakikatnya adalah hak dan kewajiban anggota

bersama-sama. Disamping hak milik pribadi, hak milik serta kekayaan itu

merupakan harta kekayaan bersama. Orang-orang yang terhimpun itu

semuanya menjadi kesatuan dan membentuk suatu pribadi yang

dinamakan badan hukum.

Sebagai suatu badan hukum, Perseroan Terbatas mempunyai hak dan

kewajiban dalam hubungan hukum sama dengan manusia biasa, ia dapat

menggugat dan digugat serta memiliki kekayaan layaknya manusia. Sesuai

dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, Perseroan Terbatas memenuhi syarat-syarat sebagai

badan hukum yang meliputi:24

a. Harta kekayaan yang dipisahkan;

Perseroan Terbatas mempunyai harta kekayaan sendiri yang dipisahkan

dari harta kekayaan pribadi perseronya, berupa modal yang berasal dari

pemasukan harta kekayaan persero yang dipisahkan dan harta kekayaan

lainnya baik berupa benda berwujud atau tidak berwujud yang merupakan

milik Perseroan.

24

Usman, op. cit., hlm. 50-52.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 26: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

16

Universitas Indonesia

b. Mempunyai tujuan tertentu;

Sebagai badan hukum yang melakukan kegiatan usaha, Perseroan Terbatas

mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Karena itu, kegiatan usaha yang

dijalankan Perseroan Terbatas dilakukan dalam rangka mewujudkan

maksud dan tujuan pendirian Perseroan Terbatas.

c. Melakukan hubungan hukum sendiri;

Sebagai subjek hukum, Perseroan Terbatas dapat mengadakan hubungan

hukum sendiri dalam rangka melakukan perbuatan hukum tertentu dengan

pihak ketiga. Dalam mengadakan hubungan hukum tersebut umumnya

Perseroan Terbatas diwakili oleh pengurus atau organ Perseroan Terbatas

yang dinamakan dengan direksi.

d. Mempunyai organisasi yang teratur.

Perseroan dalam mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga

diwakili oleh organ Perseroan, yang meliputi RUPS, direksi, dan

komisaris. Organ-organ ini dipilih dan diangkat secara teratur menurut

mekanisme yang sudah ditetapkan dalam Anggaran Dasar maupun

peraturan Perseroan lainnya.

Perseroan Terbatas merupakan suatu artificial person, sesuatu yang tidak

nyata atau tidak riil. Perseroan Terbatas untuk dapat bertindak dalam hukum

dijalankan oleh organ-organ yang akan bertindak mewakili Perseroan tersebut.

Organ-organ tersebut terdiri dari orang-perorangan yang cakap untuk bertindak

dalam hukum.25

. Secara umum terdapat dua struktur kepengurusan Perseroan

tersebut, yaitu:26

a. One Board System

Pada sistem ini, para pimpinan dan direksi Perseroan bertemu hanya dalam

satu pertemuan , dimana tugas memilih dan mengangkat anggota dewan

ada pada Rapat Umum Pemegang Saham. Kemudian para anggota dewan

25

Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab tentang Perseroan Terbatas, (Jakarta : Forum

Sahabat, 2008), hlm. 3.

26

Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam

Konteks Indonesia, edisi Kedua, (Jakarta: Ray Indonesia, 2006), hlm. 23.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 27: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

17

Universitas Indonesia

yang telah dipilih oleh RUPS kemudian bertugas dan memiliki wewenang

untuk memilih, mengangkat, mengawasi dan sekaligus mengenakan sanksi

dan hukuman kepada pimpinan Perseroan dan para senior manajemen

yang lain.

b. Two Board System

Pada sistem ini, terdiri dari dewan pengawas serta direksi yang

mempunyai tugas, fungsi dan wewenang pengelolaan secara terpisah dari

dewan pengawas perseroan. RUPS memiliki tugas dan wewenang untuk

memilih, mengangkat, mengawasi dan memberhentikan anggota dewan

komisaris dan direksi. Selanjutnya para anggota dewan komisaris terpilih

memiliki tugas dan wewenang untuk mengawasi dan memberikan nasihat

kepada direksi. Sistem ini adalah struktur pengurusan Perseroan Terbatas

yang diterapkan di Indonesia.

Penerapan two board system diatur secara tegas di dalam Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mengatur mengenai

kewenangan masing-masing organ yang ada dalam Perseroan Terbatas yang

terdiri dari :

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ Perseroan yang

mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau dewan

komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang Perseroan

Terbatas dan/atau Anggaran Dasar.27

RUPS merupakan organ Perseroan

yang paling tinggi dan berkuasa untuk menentukan arah dan tujuan

Perseroan.28

Namun bukan berarti kekuasaan RUPS tidak terbatas.

Kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas

kepada RUPS diantaranya adalah:

i. Penetapan perubahan anggaran dasar (Pasal 19 ayat 1);

ii. Pengangkatan dan pemberhentian direksi dan komisaris;

27

Indonesia (b), op. cit., Pasal 1 angka 4.

28

Yani, op. cit., hlm. 78.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 28: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

18

Universitas Indonesia

iii. Penentuan penggunaan laba (Pasal 71 ayat 1);

iv. Persetujuan atas penggabungan, peleburan,dan pengambilalihan.

b. Direksi

Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab

penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai

dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di

dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran

dasar.29

Kepengurusan oleh direksi dilakukan sesuai dengan kebijakan

yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan oleh Undang-Undang

Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar.30

Direksi diangkat dan

diberhentikan oleh RUPS. Berdasarkan Undang-Undang Perseroan

Terbatas, kewajiban direksi meliputi beberapa hal dan diantaranya adalah:

i. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS,

dan risalah rapat direksi;

ii. Membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan Perseroan;

iii. Memelihara seluruh daftar, risalah, dan dokumen keuangan

perseroan serta dokumen Perseroan lainnya.

c. Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah organ Perseroan yang bertugas melakukan

pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar

serta memberi nasihat kepada direksi.31

Anggota dewan komisaris

diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Dalam menjalankan tugas

pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi, anggota dewan

komisaris wajib melaksanakannya dengan itikad baik, kehati-hatian, dan

bertanggung jawab serta dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan

sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Berdasarkan Pasal 116

Undang-Undang Perseroan Terbatas, dewan komisaris wajib:

29

Indonesia (b), op. cit., Pasal 1 angka 5.

30

Harjono, op. cit., hlm. 330.

31

Indonesia (b), op. cit., Pasal 1 angka 6.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 29: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

19

Universitas Indonesia

i. Membuat risalah rapat dewan komisaris dan menyimpan

salinannya;

ii. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya

dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain;

iii. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah

dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.

2.1.2 Perseroan Terbatas sebagai Asosiasi modal

Perseroan Terbatas merupakan suatu perusahaan yang mendasarkan

kegiatan usahanya pada modal yang dimilikinya sehingga seringkali disebut

sebagai asosiasi modal. Oleh karena itu tentu saja modal menjadi suatu unsur

utama atau hal yang sangat penting di dalam Perseroan Terbatas. Di dalam ilmu

ekonomi perusahaan, modal diartikan sebagai suatu perwujudan persatuan benda

yang dapat berupa barang, uang, dan hal-hal yang dipergunakan oleh suatu badan

usaha untuk mendapatkan keuntungan.32

Perseroan Terbatas sebagai asosiasi modal dapat diartikan bahwa modal

Perseroan terdiri dari sejumlah saham yang dapat dipindahtangankan (transferable

shares). Penekanan yang ada adalah modal tersebut yang telah dikumpulkan

dalam bentuk saham-saham Perseroan dan sesuai dengan sifat mobilitasnya dapat

dipindahtangankan.33

Oleh karena itu sekalipun seluruh saham hanya dimiliki oleh

satu orang, Perseroan tidak menjadi bubar dan tetap berlaku sebagai subjek

hukum karena konsep asosiasi modal tetap berlaku. Kenyataan ini dipertegas oleh

ketentuan dalam Pasal 7 ayat (5) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas yang mengatur bahwa seluruh saham Perseroan pesero

(BUMN berbentuk Perseroan Terbatas) dapat dimiliki oleh negara Republik

Indonesia.34

32

Usman, op. cit., hlm. 81.

33

Rudhy Prasetya, op. cit., hlm. 14-15

34

Fred B.G. Tumbuan, “Mencermati Kewenangan dan Tanggung Jawab Direksi,

Komisaris dan Pemegang Saham” dalam Prosiding: Perseroan Terbatas dan Good Corporate

Governance, Cet. IV, (Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum, 2006), hlm. 192.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 30: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

20

Universitas Indonesia

Saham adalah bagian pemegang saham di dalam perusahaan, yang

dinyatakan dengan angka dan bilangan yang tertulis pada surat saham yang

dikeluarkan oleh Perseroan.35

Jumlah yang tertulis pada tiap-tiap lembar surat

saham itu disebut nilai nominal saham. Kepada pemegang saham diberikan bukti

pemilikan saham untuk saham yang dimilikinya. Pengaturan mengenai bentuk

bukti pemilikan saham ditetapkan dalam Anggaran Dasar sesuai dengan

kebutuhan.36

Saham adalah bukti surat tanda bukti ikut sertanya dalam Perseroan

Terbatas. Saham itu menunjukkan hak dan kewajiban serta hubungan hukum

antara pemiliknya dengan Perseroan Terbatas dan pemiliknya mewakili sebanding

dengan jumlah besarnya saham yang dimilikinya dalam modal Perseroan Terbatas

itu. Saham biasa juga disebut surat andil, surat peserta, atau surat pesero.37

Saham

tidak harus dikeluarkan, artinya dapat dikeluarkan dapat tidak. Kalau saham itu

dikeluarkan, saham itulah satu-satunya alat pembuktian bagi persero atau

pemegang saham. Kalau tidak, daftar persero yang biasanya ada di kantor

Perseroan dapat dipakai sebagai alat pembuktian bagi persero.

Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya.38

Ketentuan tersebut

berarti bahwa pada dasarnya Perseroan Terbatas hanya dapat mengeluarkan saham

atas nama dan tidak dapat mengeluarkan saham atas tunjuk. Setiap saham

memberikan hak yang tidak dapat dibagi kepada pemiliknya.39

Para pemegang

saham tidak diperkenankan membagi hak atas saham menurut kehendaknya

sendiri. Dalam hal satu saham dimiliki oleh lebih dari satu orang, maka hak yang

timbul dari saham tersebut hanya dapat digunakan dengan cara menunjuk satu

orang sebagai wakil bersama.

Pada dasarnya setiap saham yang dikeluarkan harus memiliki nilai

nominal yang tercantum pada saham tersebut. Nilai nominal saham harus

dicantumkan dalam mata uang rupiah. Namun tidak menutup kemungkinan untuk

35

Widjaya, op. cit., hlm. 193.

36

Harjono, op. cit., hlm. 288.

37

Usman, op. cit., hlm. 101.

38

Indonesia (b), op. cit., Pasal 48 ayat (1).

39

Widjaya, op. cit., hlm. 193.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 31: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

21

Universitas Indonesia

dikeluarkannya saham tanpa nilai nominal bila diatur lebih lanjut oleh peraturan

perundang-undangan di bidang pasar modal. Berdasarkan banyaknya jumlah

pemegang saham dalam suatu Perseroan Terbatas, maka Perseroan Terbatas dapat

diklasifikasikan ke dalam 3 bentuk yaitu:

a. Perseroan Tertutup

Perseroan tertutup merupakan suatu Perseroan Terbatas yang belum

pernah menawarkan sahamnya pada publik melalui penawaran umum dan

jumlah pemegang sahamnya belum sampai pada jumlah pemegang saham

dari suatu Perseroan publik. Terhadap Perseroan tertutup berlaku

ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas.

b. Perseroan Terbuka

Perseroan terbuka adalah Perseroan publik atau Perseroan yang melakukan

penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang pasar modal.40

Perseroan ini telah memenuhi syarat

untuk menjadi Perseroan publik dan telah memiliki pemegang saham

publik sehingga perdagangan saham sudah dapat dilakukan di bursa efek.

Terhadap Perseroan terbuka ini berlaku baik Undang-Undang Perseroan

Terbatas maupun Undang-Undang Pasar Modal.

c. Perseroan Publik

Perseroan publik adalah Perseroan yang memenuhi kriteria jumlah

pemegang saham dan modal disetor sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang pasar modal.41

Artinya Perseroan ini,

keterbukaannya tidak melalui proses penawaran umum tetapi melalui

proses khusus yaitu dipenuhinya kriteria untuk menjadi Perseroan publik

seperti di atas. Adapun kriterianya ialah jumlah pemegang sahamnya

minimal telah mencapai 300 pemegang saham dan memiliki modal disetor

sekurang-kurangnya Rp. 3 milyar. Terhadap Perseroan publik juga berlaku

baik Undang-Undang Perseroan Terbatas maupun Undang-Undang Pasar

Modal.

40

Indonesia (b), op. cit., Pasal 1 angka 7.

41

Ibid., Pasal 1 angka 8.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 32: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

22

Universitas Indonesia

2.1.3 Perseroan Terbatas sebagai Perjanjian

Perseroan Terbatas berdasarkan pada perjanjian para pendiri, yang pada

mulanya merupakan aturan main yang mengatur hubungan internal antara para

pendiri atau pemegang saham (setelah Perseroan Terbatas berbadan hukum),

Direksi dan anggotanya, Dewan Komisaris dan para anggotanya.42

Perseroan Terbatas merupakan suatu badan hukum mandiri yang diakui

oleh negara dan hukum sebagai subyek hukum yang memiliki wewenang untuk

bertindak. Oleh sebab itu pendirian Perseroan Terbatas harus mengikuti dan

didasarkan pada ketentuan undang-undang yang berlaku di negara tersebut. Dalam

hal ini Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas telah

memberikan pengaturan mengenai tata cara pendirian Perseroan Terbatas beserta

syarat-syarat yang harus dipenuhi. Persyaratan tersebut meliputi:

a. Persyaratan material, meliputi adanya kekayaan yang dipisahkan,

mempunyai tujuan tertentu, dan memiliki organisasi yang teratur.

b. Persyaratan formal, yaitu Perseroan Terbatas harus didirikan dengan suatu

akta otentik yang dibuat di hadapan seorang notaris, yang berupa akta

pendirian.43

Pendirian suatu Perseroan Terbatas diawali dengan pembuatan perjanjian

tertulis oleh para pihak yang merupakan kesepakatan dari para pendiri baik

perseorangan maupun oleh badan hukum untuk mendirikan suatu Perseroan

Terbatas. Kesepakatan tersebut kemudian dituangkan dalam akta otentik yang

dibuat di hadapan notaris. Akta otentik tersebut merupakan akta pendirian

Perseroan yang memuat Anggaran Dasar maupun keterangan lainnya yang

berkaitan dengan pendirian Perseroan. Akta pendirian Perseroan Terbatas ini

mempunyai fungsi:

42

Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab tentang Perseroan Terbatas, (Jakarta : Forum

Sahabat, 2008), hlm. 3.

43

Usman, op. cit., hlm. 55.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 33: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

23

Universitas Indonesia

a. Intern, sebagai aturan main atau pedoman bagi para pemegang saham dan

organ Perseroan.

b. Ekstern, terhadap pihak ketiga sebagai identitas dan pengaturan tanggung

jawab perbuatan hukum yang dilakukan oleh yang berhak atas nama

Perseroan Terbatas.44

Berdasarkan ketentuan Pasal 8 Undang-Undang Perseroan Terbatas, akta

pendirian Perseroan Terbatas memuat Anggaran Dasar dan keterangan lain yang

berkaitan dengan pendirian Perseroan Terbatas. Keterangan lain tersebut memuat

sekurang-kurangnya:

a. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan

kewarganegaraan pendiri perseorangan, atau nama, tempat kedudukan dan

alamat lengkap serta nomor dan tanggal Keputusan Menteri mengenai

pengesahan badan hukum dari pendiri Perseroan Terbatas;

b. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal,

kewarganegaraan anggota direksi dan dewan komisaris yang pertama kali

diangkat;

c. Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian

jumlah saham, dan nilai nominal saham yang telah ditempatkan dan

disetor.

Setelah akta pendirian Perseroan Terbatas selesai dibuat, maka tahap

selanjutnya adalah pengajuan permohonan untuk memperoleh status badan hukum

Perseroan Terbatas. Untuk memperoleh status badan hukum bagi Perseroan

Terbatas yang hendak didirikan, para pendiri secara bersama-sama atau kuasanya,

mengajukan permohonan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui

jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik

dengan mengisi format isian yang memuat sekurang-kurangnya:45

a. Nama dan tempat kedudukan Perseroan;

44

Harjono, op. cit., hlm. 244.

45

Indonesia (b), op. cit., Pasal 9 ayat (1).

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 34: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

24

Universitas Indonesia

b. Jangka waktu berdirinya Perseroan;

c. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;

d. Jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;

e. Alamat lengkap Perseroan.

Berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang Perseroan Terbatas, permohonan

untuk memperoleh status badan hukum tersebut, harus diajukan kepada Menteri

Hukum dan HAM paling lambat 60 hari terhitung sejak tanggal akta pendirian

ditandatangani, dilengkapi keterangan mengenai dokumen pendukung.

Kemungkinan yang dapat terjadi pada tahap ini adalah :

a. Apabila dalam jangka waktu 60 hari tersebut permohonan tidak diajukan,

maka akta pendirian Perseroan Terbatas menjadi batal sejak lewatnya

jangka waktu tersebut.

b. Apabila format isian permohonan dan keterangan mengenai dokumen

pendukung tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,

maka Menteri Hukum dan HAM akan langsung memberikan penolakan

beserta alasannya kepada pemohon secara elektronik. Dalam jangka waktu

30 hari setelah diterimanya pernyataan tidak berkeberatan seperti telah

disebutkan di atas, maka pemohon wajib menyampaikan secara fisik surat

permohonan yang dilampiri dokumen pendukung.

c. Apabila format isian permohonan dan keterangan mengenai dokumen

pendukung telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,

maka Menteri Hukum dan HAM akan langsung menyatakan tidak

berkeberatan atas permohonan yang bersangkutan secara elektronik. Yang

dimaksud dengan langsung dalam ketentuan ini adalah pada saat yang

bersamaan dengan saat pengajuan permohonan diterima.46

Apabila semua persyaratan tersebut telah dipenuhi secara lengkap, maka

dalam waktu maksimal 14 hari, Menteri Hukum dan HAM akan

menerbitkan keputusan tentang pengesahan badan hukum Perseroan

Terbatas yang ditandatangani secara elektronik.

46

Ibid., Penjelasan Pasal 10 ayat (3).

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 35: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

25

Universitas Indonesia

Dengan terbitnya keputusan Menteri Hukum dan HAM mengenai

pengesahan badan hukum Perseroan Terbatas maka bersamaan dengan itu

Perseroan Terbatas memperoleh status badan hukum dan telah berdiri sebagai

suatu subyek hukum yang sempurna. Perseroan Terbatas telah memiliki

wewenang untuk melakukan suatu perbuatan hukum. Menteri Hukum dan HAM

akan mendaftarkan Perseroan Terbatas tersebut ke dalam Daftar Perseroan dan

mengumumkan akta pendiriannya dalam Tambahan Berita Negara Republik

Indonesia.

Sebagai suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan perjanjian, maka

setelah perseroan memiliki status sebagai badan hukum, pemegang saham

perseroan tetap dibatasi hingga sekurang-kurangnya dua orang atau dua badan

hukum, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak keadaan

tersebut pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian

sahamnya kepada pihak lain atau perseroan mengeluarkan saham baru kepada

orang lain. Jika jangka waktu tersebut telah dilampaui, pemegang saham tetap

kurang dari 2 (dua) pihak, pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi

atas segala perikatan dan kerugian perseroan, dan atas permohonan pihak yang

berkepentingan, pengadilan negeri dapat membubarkan perseroan tersebut.

Ketentuan yang mewajibkan perseroan didirikan oleh 2 (dua) pihak atau lebih

tidak berlaku bagi :

a. Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara; atau

b. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan,

lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana

diatur dalam undang-undang tentang Pasar Modal.47

Dengan status Perseroan Terbatas sebagai badan hukum, maka hukum

memperlakukan pemilik atau pemegang saham dan pengurus atau direksi secara

terpisah dari Perseroan Terbatas, hal ini dikenal dengan istilah separate legal

personality yang pada esensinya adalah suatu Perseroan memiliki suatu

47 Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab tentang Perseroan Terbatas, (Jakarta : Forum

Sahabat, 2008), hlm. 38.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 36: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

26

Universitas Indonesia

personalitas tersendiri. Kepentingan dari Perseroan Terbatas tidak akan berhenti

atau diulangi kembali apabila terjadi pergantian manajer ataupun perubahan

pemegang saham Perseroan.48

Dalam konteks ini , pendiri, anggota Direksi dan

Komisaris tidak lagi bertanggung jawab terhadap perikatan perseroan. Pendiri

sebagai pemegang saham hanya bertanggung jawab sebatas modal yang dijanjikan

untuk dimasukan, kecuali melakukan pelanggaran terhadap Anggaran Dasar

Perseroan. Anggota Direksi dan Komisaris tidak lagi bertanggung jawab secara

pribadi, kecuali dalam hal terjadinya pelanggaran yang diatur dalam Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar

Perseroan Terbatas tersebut.49

2.2. Good Corporate Governance

Ekonomi dunia serta kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

informasi sudah berkembang dengan begitu pesat, sehingga globalisasi telah

menjadi fenomena yang akrab dengan aktivitas ekonomi bangsa-bangsa di dunia.

Era globalisasi yang telah melanda dunia mengandung kompleksitas akan faktor-

faktor kompetitif yang mau tidak mau harus dihadapi oleh setiap bangsa di dunia,

termasuk Indonesia.

Terlebih lagi, pada bulan September 2009, Indonesia telah resmi menjadi

bagian dari Grup 20 (G-20), yaitu kelompok non-formal negara-negara

industri yang mendominasi perekonomian internasional. Sebagai anggota G-20

yang memiliki hak suara, Indonesia menjadi lebih mampu menyuarakan

kepentingan nasional dan regional Asia Tenggara, misalnya terkait dengan

masalah investasi. Elevasi peran pada G-20 ini menjadikan Indonesia akan selalu

berada dalam radar pelaku ekonomi global dan membuat keberadaan Indonesia

diakui dunia.50

48

I.G. Rai Widjaya, Hukum Perseroan (Bekasi: Megapoin, 2005), hlm. 131.

49

Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab tentang Perseroan Terbatas, (Jakarta : Forum

Sahabat, 2008), hlm. 14.

50

Kompas. Indonesia dan G-20. 29 September 2009. Diunduh dari

website http://cetak.kompas.com. Diakses tanggal 4 Mei 2012, pukul 23.00 WIB.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 37: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

27

Universitas Indonesia

Kajian mengenai corporate governance meningkat dengan pesat seiring

dengan terbukanya skandal keuangan berskala besar seperti skandal Enron, Tyco,

Worldcom, Merck, Global Crossing mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat

yang melibatkan akuntan, salah satu elemen penting dari Good Corporate

Governance . Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk

juga melibatkan pelaporan keuangan yang berawal dari terdeteksi adanya

manipulasi.51

Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi menjawab

permasalahan tersebut, melalui supervisi kinerja pengurus dan menjamin

akuntabilitas pengurus terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada

kerangka peraturan. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya

pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pemilik kepentingan.

Pengaruh dari perkembangan sosial ekonomi dunia tersebut memiliki dampak

terhadap produk hukum yang dihasilkan di Indonesia, yaitu pemenuhan atas

tuntutan akan layanan yang cepat, kepastian hukum, serta tuntutan akan

pengembangan dunia usaha yang sesuai dengan prinsip pengelolaan perusahaan

yang baik (Good Corporate Governance ).52

2.2.1 Definisi Good Corporate Governance

Berikutnya untuk memberikan pengertian tentang apakah yang dimaksud

dengan Good Corporate Governance , akan lebih bijaksana bila kita memahami

definis-definisi dari berbagai sumber, diantaranya:

a. Definisi menurut Organization For Economic Cooperation and

Development (OECD)53 :

“ Corporate Governance is the system by which business corporation

are directed and controlled. The corporate governance structure

51Gideon Boediono, Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme\ Corporate Governance

dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. (Artikel yang

Dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 8 di Solo tanggal 15 - 16 September

2005.) Hlm. 5

52

Indonesia (a), Op.Cit., Penjelasan Umum, Paragraf 2.

53

Iman Sjahputra Tunggal dan Amin Widjaja Tunggal, Membangun Good Corporate

Governance, (Harvarindo, Jakarta, 2002) hlm.1-2.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 38: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

28

Universitas Indonesia

specifies the distribution of rights and responsibilities among

different participantsin thecorporation, such as the board, the

managers, shareholders and other shareholders, and spells out the

rulers and procedure for making decisions on corporate affairs.

By doing this, it also provides the structure through which the

company objectives are set, and the means of attaining those

objectives and monitoring performance.”54

b. Definisi menurut World Bank:

“Good Corporate Governance yaitu suatu penyelenggaraan

manajemen pembangunan yang solid dan bertanggungjawab yang

sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran

salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara

politik maupun adminsitratif, menjalankan disiplin anggaran

serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya

aktivitas usaha”. 55

c. Definisi menurut United Nation Development Program (UNDP):

“Good Corporate Governance adalah suatu penyelenggaraan

manajemen pembangunan yang lebih menekankan aspek politik,

ekonomi dan administrasi dalam pengelolaan Negara. Good

Corporate Governance merupakan kerangka, struktur, pola, sistem

yang menjelaskan, mengarahkan dan mengendalikan hubungan

antara pemegang saham, manajemen, kreditur, pemerintah

54 Sesuai dengan definisi diatas, menurut OECD, Corporate Governance adalah sistem

yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis Perusahaan.

Corporate Governance mengatur pembagian tugas, hak dan kewajiban mereka yang

berkepentingan terhadap kehidupan Perusahaan, termasuk para pemegang saham, Dewan

Pengurus, para Manager, dan semua anggota stakeholders non pemegang saham. Corporate

Governance juga mengetengahkan ketentuan dan prosedur yang harus diperhatikan Dewan

Pengurus dan Direksi dalam pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan kehidupan

Perusahaan.

55

Eddi Wibowo, Tomo HS, dan Hessel Nogi S.Tangkilisan, Memahami Good Corporate

Government Governance & Good Corporate Governance, (Jakarta: YPAPI, 2004) hlm. 86.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 39: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

29

Universitas Indonesia

dan pemangku kepentingan lainnya dalam hak- hak dan kewajiban

masing-masing pihak tersebut.” 56

d. Definisi menurut The Indonesian Institute for Corporate Governance:

“Corporate Governance sebagai proses dan struktur yang

diterapkan dalam menjalankan Perusahaan dengan tujuan utama

meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan

tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.” 57

e. Definisi menurut Surat Keputusan Menteri BUMN No.Kep-117/M-

MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan praktek Good

Corporate Governance pada BUMN :

“Corporate Goveranance adalah suatu proses dan struktur yang

digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan

usaha dan akuntabilitas Perusahaan guna mewujudkan Nilai Pemegang

saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan Peraturan

Perundang-undangan dan Nilai nilai etika.” 58

f. Tim Corporate Governance Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,

menyatakan bahwa :

“Inti dari Good Corporate Governance pada dasarnya adalah

komitmen, aturan main, dan praktik penyelenggaraan bisnis secara

sehat dan beretika untuk memaksimalkan nilai perusahaan.”59

56 Ibid, hlm.86.

57

Tim Corporate Governance Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Modul 1 Good

Corporate Governance , (Jakarta: BPKP, 2003) hlm.4-5.

58

Kementrian Badan Usaha Milik Negara, Keputusan Menteri BUMN tentang penerapan

Praktek Good Corporate Governance pada BUMN, Kepmeneg BUMN No.Kep-117/M-MBU/2002

tanggal 1 Agustus 2002, Pasal 2 ayat (1).

59

Tim Corporate Governance Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Modul 2 Good

Corporate Governance , (Jakarta: BPKP, 2003) hlm.2.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 40: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

30

Universitas Indonesia

g. Menurut Sutan Remy Sjahdeini, Good Corporate Governance adalah:

“suatu konsep yang menyangkut struktur perseroan, pembagian tugas,

pembagian kewenangan dan pembagian beban tanggung jawab dari

masing- masing unsur yang membentuk struktur perseroan dan

mekanisme yang harus ditempuh oleh masing-masing unsur dari struktur

perseroan itu, mulai dari Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi,

Komisaris, juga mengatur hubungan-hubungan antara unsur-unsur dari

struktur perseroan dengan usur-unsur di luar perseroan yang pada

hakekatnya merupakan pihak yang berkepentingan dari perseroan,

yaitu negara yang memiliki kepentingan akan perolehan pajak dari

perseroan, masyarakat luas yang meliputi pada investor publik dalam

hal perseroan adalah perusahaan publik, calon investor, kreditor, dan

calon kreditor perseroan. dapat dibayangkan bahwa Corporate

Governance adalah konsep yang luas.”60

2.2.2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Dilihat dari sejarah perkembangannya, Good Corporate Governance yang

mulai diperbincangkan dan diakomodasi dalam berbagai konvensi dan resolusi the

council of the european community pada tahun 1991terkait dengan hak azasi

manusia, pembangunan, dan demokrasi di UNDP dilatarbelakangi bantuan

pembangunan multilateral dan bilateral.61

Hal ini kemudian melahirkan

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)62

yang

60 Sutan Remy Sjahdeini, “Peranan Fungsi Pengawasan Bagi Pelaksanaan Good

Corporate Governance”. Reformasi Hukum di Indonesia Sebuah Keniscayaan, editor R.M Talib

Puspokusumo, Jakarta: Tim Pakar Hukum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia, 2000, hlm. 84.

61

Bambang Widjojanto, Mewujudkan Good Governance,

(http://www.kompas.com/cybermedia/09htm )

62

Holly J. Gregory dan Marsha E. Simms, Pengelolaan Perusahaan (Corporate

Governance): Apa dan Mengapa Hal Tersebut Penting, Makalah, OECD by the Business Sector

Advisory Group on Corporate Governance, hal. 14-19 dalam Misahardi Wilamarta, Hak

Pemegang Saham Minoritas Dalam Rangka Good Corporate Governance, (Jakarta: Program

Pascasarjana, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), hlm. 57.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 41: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

31

Universitas Indonesia

kemudian menyusun prinsip-prinsip universal Good Corporate Governance yang

berupa:

a. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (The Rights of

Shareholders)

Perlindungan terhadap hak-hak dasar pemegang saham yaitu:

i. Menjamin keamanan metode pendaftaran kepemilikan;

ii. Mengalihkan dan memindahkan saham yang dimilikinya;

iii. Memperoleh informasi yang relevan tentang perusahaan secara

berkala dan teratur;

iv. Ikut berperan dalam memberikan suara pada RUPS memilih

anggota dewan komisaris dan direksi;

v. Memperoleh keuntungan perusahaan

b. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham (The equitable

treatment of shareholders)

Perlindungan atas perlakuan yang adil terhadap seluruh pemegang saham,

termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Seluruh pemegang saham

harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan penggantian atau

perbaikan atas pelanggaran dari hak-hak mereka. Prinsip ini juga

mensyaratkan adanya perlakuan yang sama terhadap saham-saham yang

berada dalam satu kelas, melarang praktek insider trading, dan

keterbukaan informasi atas transaksi yang mengandung benturan

kepentingan.

c. Peranan pemangku kepentingan yang terkait dengan perusahaan (The role

of stakeholders in Corporate Governance)

Pengakuan terhadap hak-hak pemangku kepentingan sebagaimana yang

ditentukan dalam perundang-undangan dan kode etik, serta mendorong

kerjasama yang aktif antara perusahaan dengan para pemangku

kepentingan tersebut.

d. Keterbukaan dan transparansi (Disclosure and Transparancy)

Jaminan atas pengungkapan yang akurat dan tepat waktu untuk setiap

permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan, yang meliputi informasi

keuangan, kinerja, kepemilikan dan pengelolaan. Informasi yang

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 42: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

32

Universitas Indonesia

diungkapkan harus disusun, diaudit dan disajikan sesuai dengan kode etik

dan standar yang tinggi.

e. Akuntabilitas direksi dan dewan komisaris (The Responsibilites of The

Board)

Jaminan atas pedoman strategis perusahaan, pemantauan yang efektif

terhadap manajemen oleh direksi dan dewan komisaris, serta memuat

kewenangan-kewenangan yang harus diwakili oleh direksi dan dewan

komisaris beserta kewajiban-kewajiban profesionalnya kepada pemegang

saham dan para pemangku kepentingan.63

Pembahasan ruang lingkup dari Good Corporate Governance dapat

diuraikan sebagai berikut64

:

a. Unsur Internal

Unsur yang dibahas disini adalah jika dilihat dari sudut pandang

struktur dan proses di dalam Perusahaan. Jika dikaitkan dengan

organisasi Perusahaan pengertian struktur adalah pengaturan

organisasi perusahaan dalam suatu pola tertentu. Struktur yang

dibuat haruslah efektif sehingga dapat menjadi sarana bagi

peningkatan kinerja organisasi.

Dalam topik Corporate Governance, struktur didalam perusahaan

yang akan menjadi perhatian adalah struktur pada pemegang saham/Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi sebagai

organ-organ perusahaan, selain itu juga struktur pada komite Komisaris,

Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan Sekretaris Korporasi yang

merupakan bagi pendukung Perusahaan.

Mengenai proses, dikaitkan dengan organisasi Perusahaan yaitu

rangkaian tindakan-tindakan yang diambil oleh organ- organ perusahaan

dalam rangka menjalankan fungsinya masing- masing baik pada tingkat

strategis maupun operasional dalam rangka menjamin tercapainya tujuan

63 Organisation for Economic Co-operation and Development; Principles of Corporate

Governance, (April 1998)

64

I Nyoman Tjager,et. al., Corporate Governance: Tantangan dan Kesempatan bagi

Komunitas Bisnis Indonesia, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2003), hlm. 17.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 43: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

33

Universitas Indonesia

perusahaan, yaitu kemakmuran pemegang saham dan dilayaninya

kepentingan para stakeholders.

Terkait dengan konsep Good Corporate Governance diharapkan

tindakan-tindakan yang diambil sesuai dengan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance dengan demikian untuk mencapai kondisi

Good Corporate Governance maka struktur dan proses di dalam

Perusahaan yang mesti ditata secara ideal adalah struktur dan proses-

proses pada pemegang saham/RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi

sebagai organ utama.

b. Unsur Eksternal

Unsur eksternal adalah berbagai faktor yang berasal dari luar perusahaan

yang sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan Good Corporate

Governance di dalam lingkungan Perusahaan dengan menjaga

keseimbangan para stakeholders

2.2.3 Penerapan Good Corporate Governance Pada Perseroan Terbatas

Good Corporate Governance sering didefinisikan sebagai sistem dan

struktur yang mengatur hubungan antara manajemen dengan pemilik suatu

perusahaan. Pemilik yang dimaksud dalam pengertian ini tak hanya pemilik

mayoritas tetapi juga publik dan atau minoritas. Hubungan tersebut berupa

peran dan tanggung jawab pengurus kepada stakeholdernya. Hal ini

disebabkan karena salah satu tujuan utama dari ditegakkannya corporate

governance ialah menciptakan sistem yang dapat menjaga keseimbangan

dalam pengendalian perusahaan sedemikian rupa sehingga mampu

mengurangi peluang terjadinya kesalahan mengelola (mismanagement),

menciptakan insentif bagi manajer untuk memaksimumkan produktivitas

penggunaan asset sehingga menciptakan nilai tambah perusahaan yang

optimal.65

Penerapan kebijakan corporate governance diharapkan dapat menciptakan

insentif internal yang efektif bagi manajemen perusahaan dan penggunaan

sumberdaya yang efisien, sehingga mendorong terbentuknya kepercayaan

65 Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance, Konsep dan Penerapannya Dalam

Konteks Indonesia, (Jakarta,PT Ray Indonesia, 2005) hlm. 18.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 44: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

34

Universitas Indonesia

investor dan masuknya arus modal. Dari berbagai kajian ditemukan,

agenda terpenting yang dilakukan dalam upaya perbaikan dan penerapan

corporate governance pada Negara-negara Asia adalah :

a. Perbaikan kualitas pelaporan kinerja keuangan dan kewajiban kredit yang

terbatas

b. Peningkatan peran dan kegiatan pengawasan terhadap manajemen oleh

komisaris dan peningkatan peran auditor independen sehingga

mengurangi risiko perusahaan public dari tindakan yang dapat

merugikan para pemodal.

Dalam pelaksanaan penerapan Good Corporate Governance di

perusahaan adalah penting bagi perusahaan untuk malakukan pentahapan yang

cermat berdasarkan analisis atas situasi dan kondisi perusahaan, dan tingkat

kesiapannya, sehingga penerapan Good Corporate Governance dapat berjalan

lancar dan mendapatkan dukungan dari seluruh unsur di dalam perusahaan.

Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan

Good Corporate Governance menggunakan pentahapan berikut66

:

a. Tahap Persiapan, Tahap ini terdiri atas 3 langkah utama :

i. Awareness building,

Awareness building merupakan langkah sosialisasi awal untuk

membangun kesadaran mengenai arti penting Good Corporate

Governance dan komitmen bersama dalam penerapannya. Usaha

ini dapat dilakukan dengan bantuan tenaga ahli independen dari

luar perusahaan. Bentuk kegiatan dapat dilakukan melalui seminar,

lokakarya, dan diskusi kelompok.

ii. Good Corporate Governance Assessment,

Good Corporate Governance Assessment merupakan upaya untuk

mengukur atau lebih tepatnya memetakan kondisi perusahaan

dalam penerapan Good Corporate Governance saat ini.

Langkah ini perlu guna memastikan titik awal atau level

penerapan Good Corporate Governance dan untuk

66 Ibid., hlm. 111.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 45: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

35

Universitas Indonesia

mengidentifikasi langkah-langkah yang tepat guna

mempersiapkan infrastruktur dan struktur perusahaan yang

kondusif bagi penerapan Good Corporate Governance secara

efektif. Dengan kata lain Good Corporate Governance

Assessment dibutuhkan untuk mengidentifikasi aspek-aspek apa

yang perlu mendapatkan perhatian terlebih dahulu, dan langkah-

langkah apa yang dapat diambil untuk mewujudkannya.

iii. Good Corporate Governance Manual building.

Good Corporate Governance Manual Building adalah langkah

berikut setelah assessment dilakukan. Berdasarkan hasil

pemetaan tingkat kesiapan perusahaan dan upaya identifikasi

prioritas penerapannya, penyusunan manual atau pedoman

implementasi Good Corporate Governance dapat disusun.

Penyusunan manual dapat dilakukan dengan bantuan tenaga ahli

independen dari luar perusahaan. Manual ini dapat dibedakan

antara manual untuk organ-organ perusahaan dan manual untuk

keseluruhan anggota perusahaan, mencakup berbagai aspek

seperti:

Kebijakan Good Corporate Governance

Perusahaan;

Pedoman Good Corporate Governance

bagi organ-organ Perusahaan;

Pedoman perilaku

Audit Committee Charter;

Kebijakan Disklosur dan Transparansi;

Kebijakan dan Kerangka Manajemen

Risiko;

Roadmap Implementasi;

b. Tahap Implementasi, Setelah perusahaan memiliki Good Corporate

Governance Manual, langkah selanjutnya adalah memulai implementasi

di perusahaan. Tahap ini terdiri dari 3 langkah utama yakni :

i. Sosialisasi;

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 46: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

36

Universitas Indonesia

Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan kepada seluruh

perusahaan berbagai aspek yang terkait dengan implementasi

Good Corporate Governance khususnya mengenai Pedoman

Penerapan Good Corporate Governance Upaya sosialisasi

perlu dilakukan dengan suatu tim khusus yang dibentuk untuk itu,

langsung berada dibawah pengawasan Direktur Utama atau

salah satu Direktur yang ditunjuk.

ii. Implementasi;

Implementasi adalah kegiatan yang dilakukan sejalan

dengan Pedoman Good Corporate Governance yang ada,

berdasarkan roadmap yang disusun. Implementasi harus bersifat

top down approach yang melibatkan Dewan Komisaris dan

Direksi perusahaan. Implementasi hendaknya mencakup pula

upaya manajemen perubahan (change management) guna

mengawal proses perubahan yang ditimbulkan oleh implementasi

Good Corporate Governance .

iii. Internalisasi;

Internalisasi adalah tahap jangka panjang dalam

implementasi. Internalisasi mencakup upaya-upaya untuk

memperkenalkan Good Corporate Governance di dalam

seluruh proses bisnis perusahaan melalui berbagai prosedur

operasi (misalnya prosedur pengadaan, dan lain-lain), sistem kerja,

dan berbagai peraturan perusahaan. Dengan upaya ini dapat

dipastikan bahwa penerapan Good Corporate Governance

bukan sekadar dipermukaan atau sekedar suatu kepatuhan yang

bersifat superficial, tetapi benar-benar tercermin dalam seluruh

aktifitas perusahaan.

c. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara teratur dari

waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan Good

Corporate Governance telah dilakukan dengan meminta pihak

independen melakukan audit implementasi dan scoring atas praktik

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 47: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

37

Universitas Indonesia

Good Corporate Governance yang ada. Terdapat banyak perusahaan

konsultan yang dapat memberikan jasa audit yang demikian, dan di

Indonesia ada beberapa perusahaan yang melakukan skoring. Evaluasi

dalam bentuk assesment, audit atau scoring juga dapat dilakukan

secara mandatori misalnya seperti yang diterapkan di lingkungan BUMN.

Evaluasi dapat membantu perusahaan memetakan kembali kondisi dan

situasi serta capaian perusahaan dalam implementasi Good Corporate

Governance sehingga dapat mengupayakan perbaikan- perbaikan yang

perlu berdasarkan rekomendasi yang diberikan. Dalam hal

membangun Good Corporate Governance, dan terkait dengan

pengembangan sistem, yang diharapkan akan mempengaruhi perilaku

setiap individu dalam perusahaan yang pada gilirannya akan

membentuk kultur perusahaan yang bernuansa Good Corporate

Governance , maka diperlukan langkah-langkah berikut :

i. Menetapkan visi, misi, rencana strategis, tujuan perusahaan,

serta sistem operasional pencapaiannya secara jelas.

ii. Mengembangkan suatu struktur yang menjaga

keseimbangan peran dan fungsi organ perusahaan (chek and

balance).

iii. Membangun sistem informasi, baik untuk keperluan proses

pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan

informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

iv. Membangun sistem audit yang handal, tidak terbatas pada

peraturan dan prosedur standar, tetapi juga mencakup

pengendalian risiko perusahaan.

v. Membangun sistem yang melindungi hak-hak pemegang saham

secara adil ( fair) dan setara diantara para pemegang

saham.

vi. Membangun sistem pengembangan SDM, termasuk pengukuran

kinerjanya.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 48: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

38

Universitas Indonesia

Lahirnya konsep Good Corporate Governance sejalan dengan

berkembangnya pola pemisahan kekuasaan atau kewenangan antara pemilik

Perseroan (Pemegang Saham) yang diwakili oleh Dewan Komisaris dan pengelola

Perseroan (Direksi) yang bertanggung jawab pada operasional Perseroan. Pemilik

atau Pemegang Saham mendelegasikan kepada pengurus yang profesional agar

memperoleh keuntungan yang optimal dari investasinya di Perseroan. Terdapat

potensi masalah (princple-agent problem) jika timbul moral hazard dari pengurus

Perseroan untuk memanfaatkan Perseroan bagi kepentingan pribadinya. Untuk

melindungi kepentingan pemilik Perseroan (shareholder) serta stakeholder maka

diperlukan mekanisme Good Corporate Governance yang didukung oleh

infrastruktur hukum yang jelas dan tegas, struktur kepemilikan, peran dewan

komisaris dan mekanisme pendukung lainnya.67

Terdapat dua teori utama yang menjadi dasar pemikiran hal tersebut yaitu

Stewardship Theory dan Agency Theory.68

Stewardship Theory dibangun diatas

asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya

dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab memiliki

integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain. Dengan kata lain bahwa seseorang

dalam menjalankan fungsi manajemen dapat dipercaya dan diyakini menjalankan

fungsinya dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan publik pada umumnya dan

kepentingan pemegang saham pada khususnya.

Agency Theory memandang bahwa manajemen Perseroan sebagai ‘agents’

bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi

kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil

terhadap pemegang saham sebagaimana diasumsikan dalam Stewardship model.

Dengan kata lain bahwa seseorang yang menjalankan fungsi manajemen

dipandang tidak dapat dipercaya dalam menjalankan fungsinya dengan sebaik-

baiknya untuk kepentingan publik pada umumnya dan kepentingan pemegang

67 Viraguna Bagoes Oka, “Good Corporate Governance pada Perbankan” dalam

Prosiding: Perseroan Terbatas dan Good Corporate Governance, cet.IV, (Jakarta : Pusat

Pengkajian Hukum, 2006), hlm.74.

68

Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam

Konteks Indonesia,edisi kedua, (Jakarta : Ray Indonesia, 2006), hlm.5.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 49: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

39

Universitas Indonesia

saham pada khususnya. Teori ini mendapatkan respon yang lebih luas karena

dianggap lebih mencerminkan kenyataan yang ada, sehingga mengembangkan

berbagai pemikiran mengenai Corporate Governance.

Dalam teori keagenan, hubungan agensi muncul ketika satu orang atau

lebih pemilik (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan

suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan

kepada agent tersebut.

Jensen dan Meckling menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah

sebuah kontrak antara pengurus dengan investor, sehingga konflik kepentingan

antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu

berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan

(agency cost). Sebagai agen, pengurus secara moral bertanggung jawab untuk

mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai imbalannya

akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian terdapat

dua kepentingan yang berbeda didalam perusahaan dimana masing-masing pihak

berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang

dikehendaki.69

Eisenhardt menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat

manusia yaitu:

a. manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest),

b. manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa

mendatang (bounded rationality), dan

c. manusia selalu menghindari resiko (risk averse).

Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut pengurus sebagai manusia

akan cenderung bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan

pribadinya, dan sebagai pengelola perusahaan akan lebih banyak mengetahui

informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

69 Ali Irfan, Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi,

(Lintasan Ekonomi Vol. XIX. No.2. Juli 2002) hlm. 26-28.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 50: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

40

Universitas Indonesia

dibandingkan pemegang saham. Manajer berkewajiban memberikan sinyal

mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik.70

Ketidakseimbangan penguasaan informasi akan memicu munculnya suatu kondisi

yang disebut sebagai asimetri informasi (information asymmetry). Asimetri antara

informasi yang diperoleh pengurus (agent) dengan pemilik (principal) dapat

memberikan kesempatan kepada pengurus untuk menyesatkan pemilik mengenai

kinerja ekonomi perusahaan.

Corporate governance merupakan konsep yang didasarkan pada teori

keagenan yang diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan

keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

yang telah mereka investasikan. Corporate governance berkaitan dengan

bagaimana para investor yakin bahwa pengurus akan memberikan keuntungan

bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri/menggelapkan atau

menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan

dengan dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan

bagaimana para investor mengontrol para manajer, Dengan kata lain corporate

governance diharapkan dapat berfungsi untuk menekan atau menurunkan

resiko dari teori keagenan (agency cost).

Salah satu permasalahan dalam penerapan Good Corporate Governance

adalah adanya keadaan dimana dewan direksi memiliki kekuatan yang lebih

besar dibandingkan dengan dewan komisaris. Padahal fungsi dari dewan

komisaris ini adalah untuk mengawasi kinerja dari dewan direksi tersebut.

Efektivitas dewan komisaris dalam menyeimbangkan kekuatan tersebut sangat

dipengaruhi oleh tingkat indepedensi dari dewan komisaris tersebut.

Fama dan Jensen menyatakan bahwa anggota dewan komisaris dapat

bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer

internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada

manajemen.71

Komisaris merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi

monitoring untuk menjamin pelaksanaan Good Corporate Governance pada

70 Ibid.

71

Daily, C., Dalton, D., 1994 “Board of directors leadership and structure: Control

andperformance implications”, Entrepreneurship theory and practice, Vol. 17, pg. 65-68.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 51: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

41

Universitas Indonesia

perusahaan. Sehingga dapat dikatakan langkah pertama dan utama dalam

menerapkan Good Corporate Governance adalah adanya dewan komisaris yang

berperan aktif, independen, dan konstruktif. Untuk itu, dibutuhkan struktur,

sistem, dan proses yang memadai agar hal tersebut dapat terwujud. Setidaknya

mencakup komposisi, kemampuan dan pengalaman anggota dewan, serta

bagaimana proses seleksi, peran, dan penilaian kinerja mereka.72

Dewan komisaris dalam suatu perusahaan lebih ditekankan pada fungsi

monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Peran komisaris ini diharapkan

akan meminimalisir permasalahan agensi yang timbul antara dewan direksi

dengan pemegang saham. Oleh karena itu dewan komisaris seharusnya dapat

mengawasi kinerja dewan direksi sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan

kepentingan para pemegang saham.73

Dewan Komisaris memegang peranan penting di dalam mengarahkan

strategi dan mengawasi jalannya perusahaan serta memastikan bahwa para

pengurus benar-benar meningkatkan kinerja perusahaan sebagai bagian daripada

pencapaian tujuan perusahaan. Yang terpenting dalam hal ini adalah kemandirian

komisaris dalam pengertian bahwa Dewan Komisaris harus memiliki kemampuan

untuk membahas permasalahan tanpa campur tangan pengurus, dilengkapi dengan

informasi yang memadai untuk mengambil keputusan, dan berpartisipasi secara

aktif dalam penetapan agenda dan strategi.

Dewan Komisaris merupakan inti dari Corporate Governance yang

ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi

manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya

akuntabilitas. Fungsi dewan komisaris sesuai dengan yang dinyatakan dalam

National Code for Good Corporate Governance 2001 adalah memastikan bahwa

perusahaan telah mempertimbangkan kepentingan para stakeholder dalam

melakukan kegiatannya dan memonitor efektifitas pelaksanaan Good Corporate

Governance .

72 Ibid.

73

Alijoyo, Antonius & Subarto Zaini, Komisaris Independen: Penggerak Praktik

GCG di perusahaan, (Jakarta : PT. Indeks, 2004.) hlm. 18

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 52: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

42

Universitas Indonesia

Fungsi-fungsi utama Dewan Komisaris mencakup74

:

a. Menelaah dan mengarahkan strategi perusahaan, rencana utama, kebijakan

mengenai resiko, anggaran tahunan, dan rencana usaha; menetapkan

sasaran kinerja, memonitor penerapan dan kinerja perusahaan serta

memantau belanja modal yang besar, akuisisi dan divestasi. Penelaahan

strategi perusahaan, rencana utama, kebijakan risiko, anggaran tahunan

dan rencana usaha merupakan kewajiban dewan komisaris sebagaimana

diatur dalam ketentuan Pasal 97 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan Komisaris bertugas

mengawasi kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan perseroan serta

memberikan nasihat kepada Direksi.

b. Memonitor efektifitas praktik tata kelola perusahaan serta membuat

perubahan-perubahan yang diperlukan. Fungsi utama dewan komisaris

dalam memonitor efektifitas praktik tata kelola perusahaan tercermin

dalam ketentuan Pasal 97 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa komisaris bertugas

mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan serta

memberikan nasihat kepada Direksi.

c. Menyeleksi, memberikan kompensasi, memonitor serta bila perlu

mengganti manajemen serta mengawasi perencanaan penggantian

manajemen. Fungsi-fungsi dalam prinsip ini tidak dimiliki oleh dewan

komisaris. Dewan komisaris mempunyai kewenangan hanya sebatas

mengusulkan, keputusan ditentukan melalui RUPS. Sebagai contoh, untuk

penggantian manajemen, dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, dewan komisaris tidak berwenang mengganti

manajemen karena hal tersebut merupakan kewenangan RUPS. Akan

tetapi dewan komisaris berwenang untuk mengusulkan penggantian

manajemen yang akan diputuskan oleh RUPS.

74 Misahardi Wilamarta, Hak Pemegang Saham Minoritas Dalam Rangka

Good Corporate Governance, (Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002) hlm.

139.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 53: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

43

Universitas Indonesia

d. Menyelaraskan remunerasi manajemen dan dewan komisaris dengan

kepentingan jangka panjang dari perusahaan dan pemegang saham. Belum

terdapat ketentuan dalam peraturan perundangan di pasar modal Indonesia

yang mewajibkan emiten dan perusahaan publik serta perusahaan efek

memiliki komite remunerasi agar dewan komisaris dapat melaksanakan

tanggung jawab ini

e. Memastikan proses nominasi dan pemilihan dewan secara transparan dan

formal. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

mewajibkan perusahaan untuk memuat susunan, tata cara pemilihan,

pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota direksi dan

komisaris dalam anggaran dasarnya. Namun demikian, dalam peraturan

pelaksananya belum ada ketentuan yang mewajibkan perusahaan memiliki

suatu komite nominasi yang akan memastikan terlaksananya fungsi dewan

ini dengan baik.

f. Memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan dari manajemen,

anggota Dewan serta pemegang saham, termasuk penyalahgunaan aset

perusahaan dan penyelewengan dalam transaksi dengan pihak yang

mempunyai hubungan istimewa. Tidak ada ketentuan khusus dalam

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang

mengatur kewajiban dewan komisaris dalam memonitor dan mengelola

potensi benturan kepentingan dari manajemen, anggota Dewan serta

pemegang saham, termasuk penyalahgunaan aset perusahaan dan

penyelewengan dalam transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan

istimewa. Namun demikian, berdasarkan Pasal 83 Undang-undang

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, perusahaan diwajibkan

mengelola daftar pemegang saham khusus yang memuat kepemilikan

saham anggota direksi, komisaris dan keluarganya. Selanjutnya, dalam hal

anggota direksi memiliki kepentingan yang bertentangan dengan

kepentingan perusahaan, maka direksi tersebut tidak berhak mewakili

perusahaan.

g. Memastikan integritas sistem pelaporan akuntansi dan keuangan

perusahaan, termasuk audit independen, serta memastikan bahwa sistem

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 54: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

44

Universitas Indonesia

pengendalian yang tepat telah diterapkan, khususnya mengenai sistem

manajemen risiko, pengendalian keuangan dan operasional, serta

kepatuhan terhadap peraturan perundangan serta standar-standar yang

berlaku. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas mewajibkan direksi dan komisaris menandatangani laporan

tahunan perusahaan untuk memastikan dewan bertanggung jawab atas

informasi yang terdapat dalam laporan tahunan tersebut. Lebih lanjut,

untuk perusahaan yang mengerahkan dana masyarakat, mengeluarkan

surat pengakuan hutang atau perusahaan terbuka maka laporan keuangan

tahunan perusahaan wajib diperiksa oleh akuntan publik.

h. Mengawasi proses keterbukaan dan komunikasi. Dalam ketentuan di pasar

modal, direksi wajib bertanggung jawab dan memastikan seluruh

informasi yang disampaikan perseroan baik kepada publik maupun otoritas

pasar modal memuat fakta atau informasi yang benar dan tidak

menyesatkan.

Untuk mencapai keberhasilan dalam jangka panjang, pelaksanaan prinsip-

prinsip Good Corporate Governance perlu dilandasi oleh integritas yang tinggi.

Oleh karena itu, diperlukan pedoman perilaku yang dapat menjadi acuan bagi

organ perusahaan dan semua karyawan dalam menerapkan nilai-nilai (values) dan

etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya perusahaan. Prinsip-prinsip

dasar yang harus dimiliki oleh perusahaan adalah:

a. memiliki nilai-nilai perusahaan yang menggambarkan sikap moral

perusahaan dalam pelaksanaan usahanya.

b. Untuk dapat merealisasikan sikap moral dalam pelaksanaan usahanya,

perusahaan harus memiliki rumusan etika bisnis yang disepakati oleh

organ perusahaan dan semua karyawan. Pelaksanaan etika bisnis yang

berkesinambungan akan membentuk budaya perusahaan yang merupakan

manifestasi dari nilai-nilai perusahaan.

c. Nilai-nilai dan rumusan etika bisnis perusahaan perlu dituangkan dan

dijabarkan lebih lanjut dalam pedoman perilaku agar dapat dipahami dan

diterapkan.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 55: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

45

Universitas Indonesia

2.2.4. Good Corporate Governance Pada Undang-Undang Nomor. 40 Tahun

2007 Tentang Perseroan Terbatas

Teori utama yang menguatkan pentingnya penerapan Good Corporate

Governance yang baik di Indonesia adalah teori Kedaulatan Negara (Staats-

souvereiniteit), yang dikemukakan oleh Jean Bodin dan Geroge Jelinek yang

menyatakan bahwa kekuasaan tertinggi terdapat di tangan negara dan negara pula

yang mengatur kehidupan anggota masyarakatnya. Negara yang berdaulat akan

melindungi anggota masyarakatnya dimulai dari anggota masyarakat yang

terlemah. Pada negara Indonesia, hal tersebut dalam hal susunan perekonomian

yang dianutnya secara eksplisit diatur dalam Pasal 33 Undang-undang Dasar

1945; Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas

kekeluargaan yang bercorak kolektivistis dengan tidak mengabaikan hak-hak

individu.75

Menurut W.Friedmann, hal tersebut menggambarkan corak masyarakat

timur yang menggabungkan kolektivisme dan individualisme, dimana

masyarakatnya mencari keseimbangan antara hidup sebagai pribadi dan hidup

sebagai warga masyarakat, yang terus mencari keseimbangan antara kehidupan

materi dan kehidupan rohani.76

Undang-undang Perseroan Terbatas, memuat asas kekeluargaan yang

mengandung jiwa harmonisasi dan sinergi dengan pasal 33 Undang-undang Dasar

1945, oleh karena negara berkehendak menciptakan suatu Verwaltungswirschaft,

suatu cita-cita untuk menjadi negara kesejahteraan; keadaan dimana tidak ada

jurang perbedaan yang mencolok antara si kaya dan si miskin.77

Teori-teori pendukung dari teori Kedaulatan Negara yang digunakan untuk

adalah sebagai berikut:

75 Jimly Asshiddiqie, Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan Pelaksanaannya

di Indonesia, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve. 1994) hlm. 121.

76

Mubyarto, “Ideologi Pancasila dalam Kehidupan Ekonomi”, Pancasila sebagai Ideologi

dalam Kehidupan Masyarakat, Berbangsa, dan Bernegara, Oetojo Oesman dan Alfian

(Penyunting), Jakarta: BP-7 Pusat, 1994, hal. 239-240.

77

Sri Edi Swasono, Demokrasi Ekonomi: Keterkaitan Usaha Partisipatif vs Konsentrasi

Ekonomi, (Jakarta: Kopkar Dekopin, 1990) hlm. 252.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 56: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

46

Universitas Indonesia

a. Teori pengayoman dari Soediman Kartohadiprojo, yang

menyatakan bahwa fungsi hukum adalah pengayoman.78

Hukum melindungi secara aktif dan pasif. Secara aktif, hukum

memberikan perlindungan yang meliputi berbagai usaha untuk

menciptakan keharmonisan dalam masyarakat dan mendorong

manusia untuk terus-menerus memanusiakan dirinya. Upaya-upaya

tersebut dilakukan dengan pengaturan ketertiban, keteraturan,

kedamaian dan keadilan yang meliputi keadilan distributif79

,

komutatif80

, vindikatif81

, serta protektif82

demi kesejahteraan,

keadilan sosial, pemeliharaan, dan pengembangan akhlak serta

cita-cita moral.

Secara pasif, hukum memberikan perlindungan dalam berbagai

bidang usaha, menjaga ketertiban dan keamanan, sehingga manusia

yang diayomi dapat hidup damai dan tenteram.

b. Teori perlindungan dari Telders, Van der Grinten, dan Molengraff,

yang menyatakan bahwa suatu norma baru dapat dianggap

melanggar, apabila suatu kepentingan yang dimaksudkan untuk

dilindungi oleh norma itu telah dilanggar.

Berikut akan diuraikan sejauh mana penerapan prinsip Good Corporate

Governance di dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas:

a. Transparency

78 Soediman Kartohadiprodjo, Pengantar Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Pembangunan,

1993) hlm. 245.

79

Keadilan distributif adalah keadilan yang memberikan penilaian antara prestasi dan

kontra prestasi dalam hubungan warga masyarakat.

80

Keadilan komutatif adalah keadilan yang membebankan kewajiban pimpinan

organisasi untuk memberikan kepada warga masyarakat beban sosial, fungsi-fungsi, imbalan balas

jasa dan kehormatan tanpa melihat perbedaan kecakapan dari jasanya.

81

Keadilan vindikatif adalah keadilan yang memberikan ganjaran atau hukuman sesuai

tingkat kesalahan yang dilakukan.

82

Keadilan protektif adalah keadilan yang memberikan perlindungan kepada setiap

manusia, sehingga tak seorangpun mendapat perlakuan yang sewenang-wenang.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 57: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

47

Universitas Indonesia

Merupakan kepentingan dari para pemegang saham untuk mendapatkan

informasi material suatu Perseroan. Hal ini akan berkaitan dengan dua

permasalahan, yaitu:83

i. Pemenuhan informasi penting yang berkaitan dengan kinerja suatu

Perseroan sebagai bahan pertimbangan bagi para pemegang saham

atau calon investor untuk menanamkan modalnya.

ii. Perlindungan terhadap kedudukan pemegang saham dari

penyalahgunaan wewenang dan penipuan yang dapat dilakukan

oleh direksi Perseroan.

Pemenuhan informasi material Perseroan secara tepat waktu, benar dan

teratur yang dapat mempengaruhi pertimbangan para pemegang saham

dalam pengambilan keputusan, merupakan kewajiban dari Direksi dan atas

pengawasan Dewan Komisaris untuk mengungkapkannya (disclosure),

kewajiban tersebut terkait dengan prinsip accountability (akuntabilitas)

dari Direksi dan Dewan Komisaris.

Kewajiban Direksi mengenai pengungkapan informasi Perseroan di dalam

UUPT harus dilakukan dalam bentuk laporan tahunan, sebagaimana diatur

dalam Pasal 66 ayat (1) dan (2) UUPT yang menyatakan bahwa84

:

i. Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah

ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat

6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir.

ii. Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

memuat sekurang-kurangnya:

laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca

akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan

tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang

bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,

serta catatan atas laporan keuangan tersebut;

83 Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance:

Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi Kelangsungan Usaha (Jakarta: Kencana Prenanda

Media Group, 2006), hlm.74.

84

Indonesia, Undang-Undang Perseroan Terbatas, UU No. 40 tahun 2007, LN No. 106

tahun 2007, TLN No. 4756, ps. 66 ayat (1) dan (2).

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 58: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

48

Universitas Indonesia

laporan mengenai kegiatan Perseroan;

laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan;

rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang

mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan;

laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh

Dewan Komisaris selama tahun buku

nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;

gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium

dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk

tahun yang baru lampau.

Berkaitan dengan kewajiban Direksi tersebut diatas dalam memberikan

laporan tahunan, UUPT kembali menitikberatkan pada pemberian

informasi mengenai laporan keuangan dengan sanksinya di dalam pasal 69

ayat (3) UUPT berupa pertanggungjawaban renteng oleh anggota Direksi

dan anggota Dewan Komisaris kepada pihak yang dirugikan apabila

informasi yang diberikan tidak benar atau menyesatkan.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada para

pemegang saham mengenai keadaan finansial suatu Perseroan, dimana

memberikan jaminan dan kepastian bahwa harta kekayaan dari para

pemegang saham dipergunakan oleh Perseroan sesuai peruntukannya.

Kewajiban akan memberikan informasi Perseroan secara tepat waktu,

benar dan teratur juga diatur dalam hal penyelenggaran Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS), Direksi wajib memberikan informasi Perseroan

yang berhubungan dengan mata acara rapat, sebagaimana diatur dalam

Pasal 75 ayat (2) UUPT yang menyatakan bahwa85

:

“Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan

yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan

Komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak

bertentangan dengan kepentingan Perseroan.”

b. Accountability

85

ps. 75 ayat (2).

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 59: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

49

Universitas Indonesia

Jaminan atas pedoman strategis perusahaan, pemantauan yang efektif

terhadap manajemen oleh direksi dan dewan komisaris, serta memuat

kewenangan-kewenangan yang harus diwakili oleh direksi dan dewan

komisaris beserta kewajiban-kewajiban profesionalnya kepada pemegang

saham dan para pemangku kepentingan.86

Prinsip ini juga mendukung keberadaan doktrin fiduciary duties yang pada

dasarnya memberikan konsep normatif mengenai wewenang dan tanggung

jawab Direksi dan Dewan Komisaris dalam menjalankan Perseroan,

sehingga doktrin tersebut dapat diimplementasikan secara konkret.87

Fiduciary Duties Direksi diatur dalam Pasal 92 ayat (1) UUPT yang

menyatakan bahwa :

“(1) Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan

Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.”

kemudian dipertegas dalam Pasal 97 ayat (1) dan (2) UUPT yang

terkandung asas good faith dimana menyatakan bahwa :

“(1) Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 92 ayat (1).

(2) Pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib

dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan itikad baik dan penuh

tanggung jawab.”

Fiduciary Duties dari Dewan Komisaris, diatur dalam Pasal 108 ayat (1)

UUPT yang menyatakan bahwa :

“(1) Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan,

jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun

usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi.”

kemudian dipertegas dalam Pasal 114 ayat (1) dan (2) UUPT yang

menyatakan:

86 Organisation for Economic Co-operation and Development; Principles of Corporate

Governance, (April 1998)

87

Hindarmojo Hinuri, ed., The Essence of Good Corporate Governance; Konsep dan

Implementasi pada Perusahaan Publik dan Korporasi Indonesia (Jakarta: Yayasan pendidika

Pasar Modal Indonesia & Sinergy Communication, 2002), hlm. 78

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 60: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

50

Universitas Indonesia

“(1) Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Perseroan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1)

(2) Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-

hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan

dan pemberian nasihat kepada Direksi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 108 ayat (1) untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan

maksud dan tujuan Perseroan.”

ayat berikutnya mengatur pertanggungjawaban atas wewenang yang

diberikan apabila Dewan Komisaris salah atau lalai dalam menjalankan

wewenangnya :

“(3) Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara

pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau

lalai”

c. Responsibility

Prinsip responsibility merupakan perwujudan dari tanggung jawab suatu

Perseroan untuk mematuhi dan menjalankan setiap aturan yang telah

ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara

asalnya atau tempatnya berdomisili secara konsekuen. Termasuk peraturan

di bidang lingkungan hidup, persaingan usaha, ketenagakerjaan,

perpajakan, perlindungan konsumen dan sebagainya, sebagaimana

ditentukan dalam peraturan perundang-undangan di tiap-tiap negara.

Pertanggungjawaban Perseroan pada masyarakat dan lingkungan,

merupakan usaha untuk menjaga kesinambungan usaha dalam jangka

panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen,

pertanggungjawaban tersebut telah diatur dalam Pasal 74 UUPT yang

menyatakan bahwa :

“(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan.

(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 61: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

51

Universitas Indonesia

diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan

dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.”

d. Independency

Independensi atau kemandirian adalah suatu keadaan dimana Perseroan

dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan

pengaruh/tekanan dari pihak maupun yang tidak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang

sehat88

Dalam menjaga kemandirian masing fungsi Organ Perseroan, dalam Pasal

36 ayat (1) UUPT dinyatakan bahwa :

“(1) Perseroan dilarang mengeluarkan saham baik untuk dimiliki sendiri

maupun dimiliki oleh Perseroan lain, yang sahamnya secara langsung

atau tidak langsung telah dimiliki oleh Perseroan.”

Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan yang

dapat mengakibatkan kerugian bagi Perseroan maupun pemegang saham,

karena kepemilikan silang cenderung menyebabkan terjadinya

percampuran antara pemilikan dan pengurusan Perseroan sehingga dalam

hal ini manajemen tidak lagi independen satu terhadap yang lainnya

Namun terdapat pengecualian, dalam hal Perseroan membeli kembali

saham yang telah dikeluarkan dengan ketentuan:89

i. pembelian kembali saham tersebut tidak menyebabkan kekayaan

bersih Perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang

ditempatkan ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan; dan

88 Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam

Konteks Indonesia, edisi kedua. (Jakarta: Ray Indonesia, 2006), hlm. 13.

89

Indonesia, Undang-Undang Perseroan Terbatas, UU No. 40 tahun 2007, LN No. 106

tahun 2007, TLN No. 4756, ps. 37 ayat (1).

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 62: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

52

Universitas Indonesia

ii. jumlah nilai nominal seluruh saham yang dibeli kembali oleh

Perseroan dan gadai saham atau jaminan fidusia atas saham yang

dipegang oleh Perseroan sendiri dan/atau Perseroan lain yang

sahamnya secara langsung atau tidak langsung dimiliki oleh

Perseroan, tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari jumlah modal

yang ditempatkan dalam Perseroan, kecuali diatur lain dalam

peraturan perundang undangan di bidang pasar modal.

e. Fairness

Prinsip fairness merupakan keharusan bagi sebuah Perseroan untuk

memberikan kedudukan yang sama terhadap para pemegang saham (baik

pemegang saham mayoritas atau minoritas, asing atau domestik), sehingga

kerugian akibat perlakuan diskriminatif dapat dicegah sedini mungkin.90

Penerapan prinsip ini kedalam Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor

40 Tahun 2007 dapat dibedakan dalam keterkaitannya dalam hal:

i. Hak-hak yang berkaitan dengan kepemilikan perusahaan

Yaitu dalam hal:

Menghadiri RUPS dan secara prorata ikut melakukan

pemungutan suara; (Pasal 52 ayat (1) UUPT)

Hak untuk menerima pembagian keuntungan (Pasal 52 ayat

(1) UUPT)

Hak untuk memperoleh laporan tentang kondisi dan

perkembangan usaha dan keuangan Perseroan secara

teratur dan akurat dan diungkapkan secara benar dan tepat

waktu (Pasal 66 ayat (1) dan (2) UUPT)

ii. Hak-hak yang diciptakan sebagai konsekuensi pemisahan fungsi

pemegang saham dan Dewan Pengurus atau Board of Directors

serta manajemen perusahaan.

Yaitu dalam hal:

Merger dan akuisisi (Pasal 89 ayat (1) UUPT)

Penjualan atau pembelian harta tetap Perseroan (Pasal 102

ayat (1) UUPT)

90 Daniri, op. cit., hlm. 71.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 63: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

53

Universitas Indonesia

2.3. Analisa Kasus Putusan Pengadilan Negri Jakarta Selatan No.

103/PDT.G/2011/PN.JKT.SEL

2.3.1 Profil Perusahaan

PT. Megapolitan Development, didirikan untuk pertama kalinya dengan nama PT

Megapolitan Developments Corporation berkedudukan di Jakarta, berdasarkan

Akta Pendirian No. 24 tanggal 10 September 1976 dibuat dihadapan Soeleman

Ardjasasmita, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan dari

Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia) berdasarkan Surat Keputusan No. Y.A.5/513/4

tanggal 5 Nopember 1976, dan telah didaftarkan pada Kantor Pengadilan Negeri

Jakarta di bawah No. 2800 tanggal 23 Nopember 1976, serta telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 23 Nopember 1976,

Tambahan No. 855. Anggaran Dasar Perseroan mengalami beberapa kali

perubahan. Perubahan terakhir berkaitan dengan Penawaran Umum yang akan

dilakukan oleh Perseroan, Anggaran Dasar Perseroan dirubah sesuai dengan Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 4 Oktober 2010 yang

keputusannya telah dimuat dalam Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham

Luar Biasa No. 9 tanggal 4 Oktober 2010 yang telah memperoleh persetujuan dari

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan

Keputusannya No. AHU-48137.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 13 Oktober 2010.

Perseroan merupakan bagian dari Grup Megapolitan, yang telah berpengalaman

dalam pengembangan proyek perumahan (residential property) di Indonesia

khususnya daerah Jabodetabek. Pengembangan properti yang telah dilakukan oleh

Grup Megapolitan sebagian besar adalah pengembangan properti di daerah

perumahan yang sebagian besar terletak di Jakarta, Cinere, Tangerang dan Bogor.

Saat ini luas land bank yang dimiliki oleh Perseroan dan anak perusahaan

mencapai lebih dari 370 hektar per 30 Juni 2010.

2.3.2 Kasus Posisi

Perkara ini terjadi antara “Charles Dulles Marpaung” sebagai Penggugat

melawan “PT. Cosmopolitan Persada Development” sebagai Tergugat I; “Sudjono

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 64: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

54

Universitas Indonesia

Barak Rimba” sebagai Tergugat II; “Lora Melani Barak Rimba” sebagai Tergugat

III; dan “PT. MEGAPOLITAN DEVELOPMENT,” sebagai Tergugat IV.

Dalil pokok gugatan Penggugat pada dasarnya adalah tentang perbuatan melawan

hukum yang dilakukan oleh para Tergugat berupa tindakan pemberhentian

Penggugat selaku Komisaris Independen pada tergugat IV yang dilakukan oleh

tergugat I sampai dengan tergugat III tanpa pemberitahuan dan memberikan

kesempatan kepada Penggugat untuk membela diri serta tidak memberikan gaji

dan tunjangan sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 16 ayat 10 Anggaran

dasar Tergugat IV yang mengakibatkan kerugian bagi Penggugat, sehingga

melanggar pasal 119 jo pasal 105 UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas.

2.3.3 Duduk Perkara

Penggugat dengan suratnya tertanggal 18 pebruari 2011 yang telah

didaftarkan dikepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 18

Pebruari 2011 dengan nomor: 103/Pdt/G/2011/PNJkt.Sel telah mengajukan

gugatan kepada para tergugat yakni sebagai berikut:

1. Bahwa berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa(RUPSLB) Perseroan tanggal 17 Juli 2008 , Nomor 154 yang dibuat

dihadapan Misahardi Wilamarta, S.H . , Notaris di Jakarta (selanjutnya

disebut "Anggaran Dasar"), terhitung sejak tanggal RUPSLB tanggal (17

Juli 2008) Penggugat telah diangkat sebagai Komisaris Independen pada

PT.Megapolitan Development, (Tergugat IV). ;

2. Bahwa berdasarkan Pasal 17 Anggaran Dasar Tergugat IV , salah satu

tugas Komisaris adalah melakukan pengawasan atas kebijakan dan

jalannya Pengurusan Perseroan. Dalam rangka melaksanakan tugas

pengawasan tersebut, Penggugat telah meminta kepada Tergugat IV agar

menyerahkan kepada Penggugat :

a. Laporan Keuangan Perseroan (Neraca, Rugi/Laba, Cash Flow dan

Laporan Perubahan Modal serta Laporan keuangan yang terkait

lainnya) (untuk Tahun Buku 2008 sampai dengan 2010).;

b. Laporan Pembayaran Pajak ( PPh Badan, PPn , PPh Pasal 25 dan

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 65: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

55

Universitas Indonesia

pajak terkait lainnya ) (untuk Tahun Buku 2008 sampai dengan

2010 ). ;

c. Laporan atas Akuisisi yang dilakukan oleh Perseroan terhadap

perusahaan-perusahaan lain.; Akan tetapi hingga tanggal

diajukannya gugatan ini, dokumen-dokumen yang diminta oleh

Penggugat tersebut tidak pernah diserahkan oleh Tergugat IV.:

Akan tetapi hingga tanggal diajukannya gugatan ini, dokumen-

dokumen yang diminta oleh Penggugat tersebut tidak pernah

diserahkan oleh Tergugat IV. :

3. Bahwa Penggugat pun sama sekali belum pernah diundang dalam rapat-

rapat yang dilakukan oleh Dewan Komisaris PT. Megapolitan

Development, (Tergugat IV) . ;

4. Bahwa selain itu berdasarkan ketentuan Pasa l16 ayat 10 Anggaran Dasar

Tergugat IV , selaku Komisaris Independen , Penggugat berhak

mendapatkan gaji dan fasilitas serta tuniangan lainnya, akan tetapi sampai

tanggal diajukannya gugatan ini Penggugat belum pernah menerima gaji

dan fasilitas.

5. Bahwa saat ini diketahui Tergugat IV sedang melakukan permohonan ijin

untuk melakukan penawaran umum saham- sahamnya kepada masyarakat

(Initial Public Offering) dimana dalam proses tersebut sama sekali tidak

melibatkan Penggugat. Belakangan diketahui ternyata Penggugat telah

diberhentikan oleh Tergugat I sampai dengan Tergugat I I I selaku

Pemegang Saham tanpa pemberitahuan apapun dari Tergugat I sampai

dengan Tergugat I I I maupun dari Tergugat IV.

6. Bahwa sesuai Pasal 16 aya t 7 Anggaran Dasar Tergugat IV, masa jabatan

anggota Dewan Komisaris adalah 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal

yang ditentukan dalam RUPS. Sedangkan menurut Pasal 16 ayat (13)

Anggran Dasar Tergugat IV ditentukan bahwa jabatan Anggota Dewan

Komisaris berakhir apabila:

a. mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat 12 Pasal ini. ;

b. tidak lagi memenuhi persyaratan ketentuan yang berlaku. ;

c. meninggal dunia. ;

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 66: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

56

Universitas Indonesia

d. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang

Saham. ;

e. dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan berdasarkan

suatu keputusan pengadilan .

7. Bahwa berdasarkan Pasal 105 UU No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas berbunyi sbb :

a. Anggota Direksi dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan

keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya. ;

b. Keputusan untuk memberhentikan anggota Direksi sebagaimana

dimaksud dalam ayat 1 diambil setelah yang bersangkutan diberi

kesempatan untuk membela diri dalam RUPS. ;

c. Dalam hal keputusan untuk memberhentikan anggota Direksi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan keputusan

diluar RUPS sesuai ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam

Pasa l91, anggota Direksi yang bersangkutan diberitahu terlebih

dahulu tentang rencana pemberhentian dan diberikan kesempatan

untuk membela diri sebelum diambil keputusan pemberhentian. ;

8. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 119 UU No.40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas disebutkan bahwa ketentuan mengenai pemberhentian

anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 mutatis mutandis

berlaku bagi pemberhentian anggota Dewan Komisaris. PARA Tergugat

TELAH MELAKUKAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM

9. Bahwa tindakan pemberhentian Penggugat dari Tergugat IV yang

dilakukan oleh Tergugat I sampai dengan Tergugat I I I tanpa

pemberitahuan dan memberikan kesempatan kepada Penggugat untuk

membela diri bertentangan dengan Pasal 119 jo Pasal 105 UU No.40

Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan hal tersebut jelas merupakan

perbuatan melawan hukum sebagaimana yang dimaksud Pasal 1365 KUH

Perdata dan oleh karenanya pemberhentian yang dilakukan oleh Tergugat I

sampai dengan Tergugat III terhadap Penggugat tersebut batal demi

hukum dengan segala akiba t hukumnya. ;

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 67: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

57

Universitas Indonesia

10. Bahwa demikian pula tindakan Tergugat IV yang tidak pernah

memberikan gaji dan tunjangan sebagaimana yang ditentukan dalam Pasa l

16 ayat 10 Anggaran Dasar Tergugat IV, juga merupakan perbuatan

melawan hukum sebagaimana dimaksud Pasal 1365 KUH Perdata . ;

11. Bahwa Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan

"Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada

seorang lain , mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian

itu , mengganti kerugian tersebut". ; Tergugat HARUS MEMBAYAR

GANTI RUGI KEPADA Penggugat

12. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PARA

Tergugat tersebut diatas telah menimbulkan kerugian bagi Penggugat baik

berupa kerugian materil, maupun kerugian immaterial dan oleh karenanya,

Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan cq

Majelis Hakim a quo untuk menghukum PARA Tergugat membayar ganti

rugi materiel dan immaterial kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus

13. Bahwa akibat diberhentikan sebagai Komisaris Independen pada

PT.Megapolitan Development, oleh Tergugat I s/d Tergugat I I I setidak-

tidaknya telah menimbulkan kerugian bagi Penggugat dimana Penggugat

telah mengeluarkan biaya- biaya untuk mempertahankan haknya yang

sampai saat ini berjumlah Rp.200.000.000 , 00 (dua ratus juta rupiah) dan

kerugian immaterial sebesar Rp.50.000.000.000 ,00 ( lima puluh milyar

rupiah). ;

14. Bahwa adapun kerugian yang diderita oleh Penggugat akibat belum

dibayarnya gaji dan tunjangan oleh Tergugat IV adalah sbb :

a. Jika gaji Penggugat sebagai Komisaris Independen sebesar

Rp.40.000.000,-/perbulan, maka kerugian akibat gaji yang belum

diterima oleh Penggugat sejak tanggal 17 Juli 2008 sampai

diajukannya gugatan ini adalah : 31 x @ Rp.40.000.000 , - =

Rp.1.240.000.000,-

b. Fasilitas Kendaraan sebesar = Rp. 1.200.000.000,- + Total

seluruhnya sebesar Rp.2.440.000.000,- (dua milyar empat ratus

empat puluh juta rupiah) .

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 68: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

58

Universitas Indonesia

15. Bahwa agar gugatan Penggugat terhadap PARA Tergugat menjadi tidak

sia-sia , maka Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta

Selatan cq Majelis Hakim agar meletakkan Sita Jaminan terhadap harta

benda milik PARA Tergugat berupa :

a. 2.237.018.320 (dua milyar dua ratus tiga puluh tujuh juta delapan

belas ribu tiga ratus dua puluh ) saham Tergugat I pada

PT.MEGAPOLITAN DEVELOPMENT, saham Tergugat II pada

PT.MEGAPOLITAN DEVELOPMENT, saham Tergugat III pada

PT.MEGAPOLITAN DEVELOPMENT,

b. Tanah dan bangunan milik Tergugat IV yang terletak di Jalan

Kawasan Mega Kuningan Barat Kav, E4 No.3 Jakarta Selatan. ;

dan sekaligus menyatakan seluruh Sita Jaminan tersebut sah dan

berharga menurut hukum.;

16. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat didasarkan pada alasan-alasan

hukum yang kuat serta didukung oleh bukti-bukti yang cukup , maka

Penggugat mohon agar putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu

meskipun ada upaya hukum Verzet , Banding , atau Kasasi dari PARA

Tergugat

2.3.4 Keterangan Tergugat

Dalam Eksepsi :

1. Gugatan penggugat kurang pihak

Penggugat menyebutkan adanya kalimat " . . . dihadapan Misahardi

Wilamarta, S.H., Notaris di Jakarta ,“ terkait dibuatnya Akta Risalah

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 17 Juli

2008, Nomor 154. Namun Penggugat tidak mengikut-sertakan "Misahardi

Wilamarta , SM.," sebagai Notaris di Jakarta sebagai pihak dalam Gugatan

a quo. Hal ini mengakibatkan gugatan Penggugat menjadi kurang pihak

karena Penggugat tidak mengikutsertakan "Misahardi Wilamarta , S.H. , "

sebagai Notaris di Jakarta sebagai pihak dalam Gugatan a quo;

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 69: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

59

Universitas Indonesia

2. Tentang gugatan Penggugat kabur (obscuur libel) mengenai nama bukti

dokumen pengangkatan Penggugat sebagai Komisaris Independen pada

tergugat IV

3. Bahwa Penggugat dalam gugatan a quo tidak menuliskan nama

perusahaan, atau nama lain , sebagai pihak yang berkepentingan untuk

membuat akta tersebut. Pengangkatan Penggugat Sebagai Komisaris

Independen pada Tergugat IV ;

4. Petitum dalam gugatan a quo didasarkan pada petitum yang didasarkan

pada suatu posita yang tidak jelas,yaitu :

a. Dalam Posita Gugatan, Penggugat tidak jelas menyebutkan

mengenai perbuatan melawan hukum yang seperti apa yang telah

dilakukan oleh PARA Tergugat.;

b. Dalam Posita Gugatan, Penggugat tidak menguraikan unsur-unsur

Pasal 1365 KUHPerdata tersebut . ;

c. Dalam Posita Gugatan, Penggugat mendalilkan Tergugat I sampai

dengan Tergugat III telah melakukan perbuatan yang melanggar

UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, namun sama

sekali tidak disebutkan dalam Petitum. ;

5. Gugatan Penggugat kabur (obscuur libel)

Bahwa Penggugat tidak menyebutkan dasar/acuan mengenai gaji

Penggugat sebagai Komisaris Independen, terlebih lagi Penggugat hanya

bisa berandai-andai saja dengan menggunakan kata " JIKA" dalam

mendalilkan hak-haknya itu. Demikian juga mengenai dasar/acuan

penentuan fasilitas kendaraan, yang tidak memiliki dasar hukum;

6. Eksepsi tentang Penggugat yang tidak beritikad baik

Penggugat juga telah menipu Tergugat II dan Tergugat III dengan

mengajak untuk berinvestasi di tambang timah hitam di Sumatera Utara

dengan menjanjikan pengurusan Izin Kuasa Pertambangan tentang adanya

kandungan timah hitam atau galena diatas 100.000.000,- M3 (seratus juta

metrik ton) (selanjutnya disebut "KP Timah Hitam").

Atas janji-janji dari Penggugat tersebut Tergugat II dan Tergugat III

menyetor modal sebesar Rp.5.000.000.000,- ( lima milyar rupiah ) untuk

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 70: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

60

Universitas Indonesia

berinvestasi ditambang Timah Hitam (Galena) dengan mendirikan PT.

Graha Tambang Resources. Selanjutnya Penggugat menjanjikan izin KP

Timah Hitam terbit di akhir bulan Mei 2008 atau Juni 2008. Atas janji

janji Penggugat tersebut , hingga batas waktu yang ditentukan dan hingga

saat ini , izin KP Timah Hitam tersebut tidak kunjung terbit .

Berdasarkan hal tersebut , Pihak Tergugat II telah melaporkan Penggugat

dengan tuduhan diduga telah melakukan tindak pidana Penipuan dan

Penggelapan (Pasal 378 dan Pasal 372 KUHP) ke Bareskrim Mabes Polri ,

sebagaimana Tanda Bukti Lapor No.Pol.: TBL/226/VI/2010/Bareskrim,

tertanggal 14 Juni 2010 dan saat ini status Penggugat telah ditetapkan

sebagai TERSANGKA;

Bahwa Penggugat beritikad buruk dengan tidak mau membayar

kewajibannya berupa ganti kerugian atas pengurusan izin KP Batubara

yaitu sebesar USS 10.600.000 (sepuluh juta enam ratus ribu dolar

Amerika Serikat )dan izin KP Timah Hitam/Galena sebesar Rp.

105.000.000.000 , - (seratus lima milyar rupiah) . Terhadap seluruh

kerugian tersebut, Tergugat II telah mengajukan Gugatan Rekonpensi

terhadap Penggugat dalam perkara Perkara Perdata Nomor : 625/Pd t .G/

2010 /PN. Jkt .Sel . pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ;

Berdasarkan fakta hukum tersebut di atas , terlihat di jadikannya

Penggugat menjadi Komisaris Independen pada Tergugat IV , karena

Penggugat dengan sedemikian rupa menjanjikan kesanggupan untuk

mengurus izin KP Batubara dan KP Timah Hitam (Galena) terhadap

Tergugat II dan Tergugat III , namun pada kenyataannya hal tersebut

hanya tipu muslihat Penggugat. Oleh karena itu sangatlah tidak beralasan

hukum Penggugat mengajukan tuntutan ganti kerugian melalui Gugatan a

quo.

Seandainya sejak dari awal PARA Penggugat mengetahui itikad tidak baik

dari Penggugat tersebut, maka Penggugat tidak akan diizinkan memegang

jabatan sebagai Komisaris Independen pada Tergugat IV

Dalam Pokok Perkara

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 71: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

61

Universitas Indonesia

1. Para Tergugat tidak terbukti melakukan perbuatan melawan hukum oleh

karena itu, terhadap para Tergugat tidak dapat dibebankan ganti kerugian

2. Pemberhentian Penggugat sebagai anggota dewan komisaris pada

Tergugat IV adalah sah secara hukum. Bahwa proses pemberhentian

Penggugat sebagai Komisaris Independen pada Tergugat IV sudah sesuai

dengan aturan hukum yang berlaku, yang dapat dijelaskan sebagai berikut

:

a. Bahwa sesuai Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa PT .Megapolitan Developmens, Nomor : 154, tertanggal 17

Juli 2008, yang dibuat dihadapan Misahardi Wilamarta , S.H. ,

Notaris di Jakart a (selanjutnya disebut "Akta No. 154/2008, tgl 17

Juli 2008 RUPSLB PT.Megapolitan.") bahwa kedudukan

Penggugat hanya sebagai Komisaris Independen pada Tergugat IV

dan BUKAN sebagai salah satu pemegang saham pada Tergugat

IV;

b. Bahwa pada tanggal 1 September 2008, telah diselenggarakan

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ("RUPSLB")

PT.Megapolitan Developmens, yang dihadiri oleh semua

pemegang/pemilik saham dengan hak suara yang sah hadir atau

diwakili dalam rapat . Selanjutnya dalam RUPSLB tersebut telah

diambil keputusan rapat dengan suara bulat sebagaimana tercantum

dalam Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luara Biasa

PT. Megapolitan Developmens, Nomor 9, tertanggal 1 September

2008 yang dibuat dihadapan Dr. Misahardi Wilamarta , S.H. , M.H.

, M.Kn. , LL.M, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut "Akta No.

9/2008 , tgl 1 Sep 2008 RUPSLB PT. Megapolitan"), dalam hal ini

Penggugat masih menjadi Komisaris Independen pada Tergugat

IV;

c. Bahwa diterbitkannya Akta No. 9/2008 , tgl 1 Sep 2008 RUPSLB

PT.Megapolitan adalah UNTUK

MENGGANTIKAN/MEMPERBAHARUI keberadaan Akta No.

154/2008, tgl 17 Ju i 2008 RUPSLB PT.Megapolitan;

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 72: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

62

Universitas Indonesia

d. Bahwa selanjutnya pada tanggal 21 April 2009, telah

diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

("RUPSLB") PT.Megapolitan Developmens, yang dihadiri oleh

semua pemegang/pemilik saham dengan hak suara yang sah hadir

atau diwakili dalam rapat . Selanjutnya dalam RUPSLB tersebut

telah diambil keputusan rapat dengan suara bulat sebagaimana

tercantum dalam Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham

Luara Biasa PT. Megapolitan Developmens, Nomor 48 , tert

anggal 21 April 2009 yang dibuat dihadapan Dr . Misahardi

Wilamarta, S.H. , Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut "Akta No.

48/2009, tgl 21April 2009 RUPSLB PT.Megapolitan") dan di

dalam akta tersebut dinyatakan memberhentikan seluruh anggota

Direksi dan Dewan Komisaris Persero termasuk Penggugat sebagai

anggota dewan komisaris pada Tergugat IV. ; RUPSLB pada

Tergugat IV sebagaimana tersebut dalam Akta No. 48/2009, tgl

21April 2009 RUPSLB PT.Megapolitan telah sesuai dengan

Undang- undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas (selanjutnya disebut " UU No. 40/2007 tentang PT")

Adapun bunyi Pasal 76 ayat 4 UU No. 40/2007 tentang PT yaitu :

“ ….(1) RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di

tempat Perseroan melakukan kegiatanusahanya yang utama

sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar. 2) RUPS

Perseroan Terbuka dapat diadakan di tempat kedudukan bursa di

mana saham Perseroan dicatatkan . 3) Tempat RUPS

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus terletak di

wilayah negara Republik Indonesia ; 4) Jika dalam RUPS hadir

dan/atau diwakili semua pemegang saham dan semua pemegang

saham menyetujui diadakannya RUPS dengan agenda tertentu ,

RUPS dapat diadakan dimanapun dengan memperhatikan

ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) . (5) RUPS

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat mengambil keputusan

jika keputusan tersebut disetujui dengan suara bulat . . " Meskipun

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 73: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

63

Universitas Indonesia

keberadaan Akta No. 154/2008 , tgl 17 Juli 2008 RUPSLB PT.

Megapolitan., telah digantikan oleh Akta No. 9/2008 , tgl 1 Sep

2008 RUPSLB PT. Megapolitan, quodnon berdasarkan hal- hal

tersebut di atas , maka Penggugat dapat diberhentikan sebagai

anggota dewan komisaris pada Tergugat IV, melalui keputusan dari

Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana diatur dalam Akta

Pendirian pada Tergugat IV. ;

3. Bahwa dasar hukum dari pemberhentian Penggugat sebagai anggota

dewan komisaris pada Tergugat IV yai tu berdasarakan Akta No. 48/2009,

tgl 21April 2009 RUPSLB PT. Megapolitan telah sesuai dengan UU No.

40/2007 tentang PT. Oleh karenanya pemberhentian Penggugat sebagai

anggota dewan komisaris pada Tergugat IV, adalah SAH secara hukum

yang berlaku.

4. Penggugat lalai melaksanakan tugas sebagai anggota dewan komisaris

pada Tergugat IV.

Selama Penggugat menjabat sebagai anggota dewan komisaris pada

Tergugat IV dan saat ini telah diberhentikan sesuai Akta No. 48/2009, tgl

21April 2009 RUPSLB PT. Megapolitan, Penggugat tidak pernah atau

lalai melaksanakan tugas dan wewenangnya;

5. Penggugat diduga telah melakukan tindak pidana penipuan dan

penggelapan terhadap Tergugat II DAN Tergugat III Tergugat II telah

melaporkan Penggugat dengan tuduhan dugaan tindak pidana Penipuan

dan Penggelapan (Pasal 378 dan Pasal 372 KUHP) ke Bareskrim Mabes

Polri, sebagaimana Tanda Bukti Lapor No.pol :

TBL/226/VI/2010/Bareskrim, tert anggal 14 Juni 2010, dimana saat ini

Penggugat telah berstatus sebagai tersangka.

6. Bahwa Penggugat telah mendalilkan adanya kerugian materil maupun

immaterial akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh para

Tergugat, apabila terbukti melakukan perbuatan melawan hukum, padahal

tidak terbukti, antara lain : Bahwa keberadaan Akta No. 154 /2008 , tgl 17

Juli 2008 RUPSLB PT. Megapolitan TELAH DIGANTI oleh Akta No.

9/2008 , tgl I Sep 2008 RUPS PT. Megapolitan , dan dalam akta terbaru

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 74: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

64

Universitas Indonesia

tersebut yaitu Akta No. 9/2008, tgl 1 Sep 2008 RUPS PT. Megapolitan

TIDAK ada lagi dibicarakan mengenai gaji berikut fasilitas dan/atau

tunjangan lainnya bagi Dewan Komisaris . ;

Dalam hal in i terdapat 2 fakta hukum yang harus diperhatikan yaitu :

a. Selama Penggugat menjadi anggota dewan komisaris pada

Tergugat IV, RUPS untuk menentukan gaji berikut fasilitas

dan/atau tunjangan lainnya belum pernah diselenggarakan ;

b. Selama Penggugat menjadi anggota dewan komisaris pada

Tergugat IV, belum pernah ada diselenggarakan RUPS yang

mendelegasikan kewenangan penentuan gaji berikut fasilitas

dan/atau tunjangan lainnya bagi Dewan Komisaris di limpahkan

kepada Rapat Dewan Komisaris

7. Permohonan sita jaminan yang dimohonkan oleh Penggugat tidak

memenuhi persyaratan hukum

Bahwa mengenai keberadaan sejumlah saham milik Tergugat I , Tergugat

II dan Tergugat III dalam PT. Megapolitan Development,Tergugat

menjamin bahwa saham tersebut tidak pernah akan dialihkan kepada pihak

manapun, karena sebagai sebuah perseroan yang bersifat terbuka ,

kepemilikan saham pada PT Megapolitan Development, diawasi secara

ketat oleh masyarakat pemegang saham dan oleh Badan Pengawas Pasar

Modal (BAPEPAM) . Oleh karena itu , permohonan sita jaminan yang

diajukan oleh Penggugat tidak layak untuk dikabulkan. ;

8. Permohonan putusan serta merta (uitvoerbaar bij voorraad) dan

permohonan provisi tidak memenuhi persyaratan hukum untuk

dikabulkan;

Bahwa dalam perkara aquo, gugatan Penggugat aquo sama sekali tidak

memenuhi syarat-syarat yang dicantumkan di dalam Surat Edaran

Mahkamah Agung No.3 Tahun 2000 untuk dijatuhkannya Putusan Serta

Merta (uit voerbaar bi j voorraad) sebagaimana tersebut di atas, oleh

karena itu sudah selayaknya jika Majelis Hakim yang terhormat menolak

dalil tuntutan Penggugat agar dijatuhkannya putusan serta merta (uit

voerbaar bij voorraad) , karena tidak berdasar hukum yang berlaku.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 75: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

65

Universitas Indonesia

2.3.5 Pertimbangan Hukum Hakim Pengadilan Negri Jakarta Selatan

Nomor Perkara 103 /Pd t / G/ 2 0 1 1/ PNJk t . S e l

Dalam Eksepsi:

1. Menimbang bahwa terhadap eksepsi para tergugat yang menyatakan

bahwa gugatan Penggugat tidak dapat diterima dengan alasan bahwa

gugatan Penggugat tidak mengikutsertakan Misahardi Wilamarta, SH

selaku Notaris yang telah membuat Akta Risalah Rapat Umum Pemegang

Saham Luar Biasa Perseroan tertanggal 17 Juli 2008.

Dalam hal ini majelis berpendapat bahwa tidak diikutsertakannya Notaris

yang telah membuat akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa dalam gugatan tidaklah menjadikan gugatan kurang pihak , hal mana

didasarkan bahwa untuk mendapatkan adanya kejelasan tentang suatu

perkara , maka terhadap Notaris selaku pembuat akta dapat didengar

keteranganya sebagai saksi tanpa harus diikutsertakan dalam gugatan.

Menimbang bahwa dari pertimbangan tersebut diatas maka terhadap

eksepsi tergugat yang menyatakan bahwa gugatan kurang pihak haruslah

ditolak .

2. Menimbang terhadap eksepsi yang menyatakan gugatan kabur karena

Penggugat dalam gugatan tidak menuliskan nama perusahaan atau nama

lain sebagai pihak yang berkepentingan untuk membuat akta tersebut .

Dalam hal ini majelis berpendapat bahwa gugatan Penggugat telah jelas

menyebutkan dengan tegas bahwa berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPSLB ) perseroan tertanggal 17 Juli

2008 No 154 yang dibuat dihadapan Misahardi Wilamarta, SH selaku

Notaris di Jakarta, Penggugat telah diangkat sebagai anggota dewan

komisaris pada PT. Megapolitan Development (tergugat IV) ,dan dalam

Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPSLB )

pada perseroan tanggal 17 Juli 2008 No 154 tersebut telah diagendakan

adanya acara rapat , dimana dalam rapat tersebut telah menegaskan

susunan anggota perseroan untuk masa jabatan sampai tanggal 23 Juni

2013, sehingga dari hal tersebut gugatan Penggugat telah jelas

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 76: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

66

Universitas Indonesia

menegaskan bahwa Penggugat adalah sebagai dewan komisaris pada

tergugat IV

Sehingga oleh karena gugatan Penggugat telah menyatakan secara tegas

dan jelas bahwa Penggugat adalah sebagai anggota dewan komisaris pada

tergugat IV, maka terhadap eksepsi para tergugat yang menyatakan

gugatan kabur haruslah ditolak. ;

3. Menimbang bahwa selanjutnya terhadap eksepsi yang para tergugat yang

menyatakan bahwa gugatan tidak mendasarkan pada posita yang jelas,

karena dalam gugatan Penggugat tidak menyebutkan secara jelas

perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh para tergugat serta tidak

menguraikan unsur unsur pasal 1365 KUHPerdata.

Dalam hal ini majelis berpendapat bahwa gugatan Penggugat tersebut

adalah berpangkal pada pemberhentian Penggugat dari tergugat IV yang

dilakukan oleh tergugat I, II dan III tanpa adanya pemberitahuan kepada

Penggugat serta tidak memberikan kesempatan kepada Penggugat untuk

membela diri. ;

Menimbang bahwa gugatan Penggugat telah didasarkan pada posita yang

jelas, sehingga oleh karena gugatan Penggugat telah didasarkan pada

posita yang jelas, maka terhadap eksepsi tergugat yang menyatakan bahwa

gugatan tidak didasarkan pada posita yang jelas haruslah ditolak. ;

4. Menimbang bahwa selanjutnya terhadap Eksepsi tergugat yang

menyatakan bahwa gugatan Kabur karena tidak menjelaskan mengenai

rincian biaya biaya apa saja yang dike luarkan Penggugat untuk

mempertahankan haknya, serta tidak menjelaskan mengenai rincian

kerugianin materiil yang didalilkan oleh Penggugat, maka hal tersebut bagi

majelis telah memasuki pokok perkara yang akan dipertimbangkan dalam

materi gugatan, sehingga dengan demikian terhadap eksepsi tersebut

haruslah ditolak.

5. Menimbang terhadap eksepsi tergugat yang menyatakan bahwa gugatan

Penggugat tersebut didasarkan pada etika yang tidak baik dengan cara

memanipulasi kerugian kerugian Penggugat yang diakibatkan oleh para

tergugat , sehingga menimbulkan kesan seolah olah Penggugat adalah

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 77: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

67

Universitas Indonesia

pihak yang dirugikan akibat perbuatan dari para tergugat. Eksepsi tersebut

bagi majelis telah memasuki pokok perkara, sehingga dengan demikian

eksepsi tersebut haruslah ditolak. ;

Dalam Pokok Perkara:

1. Menimbang bahwa dalil pokok gugatan Penggugat pada dasarnya adalah

tentang perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh para tergugat

berupa tindakan pemberhentian Penggugat selaku anggota dewan

komisaris pada tergugat IV yang dilakukan oleh tergugat I sampai dengan

tergugat III tanpa pemberitahuan dan memberikan kesempatan kepada

Penggugat untuk membela diri serta tidak memberikan gaji dan tunjangan

sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 16 ayat 10 Anggaran dasar

Tergugat IV yang mengakibatkan kerugian bagi Penggugat, sehingga

melanggar pasal 119 jo pasal 105 UU No 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas. Menimbang bahwa setelah majelis mencermati

gugatan Penggugat dan jawaban para tergugat, maka terdapat adanya hal

pokok yang harus dibuktikan oleh Penggugat yaitu antara lain :

a. Apakah benar telah terdapat adanya pemberhentian Penggugat

selaku anggota dewan komisaris pada PT Megapolitan

Developments oleh para tergugat . ;

b. Apakah pemberhentian Penggugat selaku anggota dewan komisaris

oleh para tergugat tersebut telah bertentangan dengan hukum. ;

2. Menimbang bahwa berdasarkan bukti Akta Risalah Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPSLB ) Perseroan tertanggal 17 Jul i

2008 No 154 yang dibuat dihadapan Notaris Misahardi Wilamarta, SH

Notaris di Jakarta, bukti mana telah menunjukkan bahwa benar Penggugat

telah diangkat sebagai anggota dewan komisaris pada tergugat IV

terhitung sejak tanggal 17 Juli 2008. Menimbang bahwa dengan

digantikanya Penggugat selaku anggota dewan komisaris Pada tergugat IV

oleh Prof DR Wahyudi Prakarsa dalam susunan kepengurusan tergugat IV

yang tertuang dalam Surat Pernyataan keputusan rapat tergugat IV No. 9

tertangga l 4 oktober 2010 dibuat dihadapan DR Misahardi Wilamarta, SH

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 78: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

68

Universitas Indonesia

Notaris Di Jakarta tersebut, dengan sendirinya telah membuktikan bahwa

Penggugat telah diberhentikan jabatanya selaku anggota dewan komisaris

pada tergugat IV.

3. Menimbang bahwa dengan adanya dugaan tindak pidana yang dilakukan

oleh Penggugat selaku anggota dewan komisaris pada tergugat IV tersebut

kemudian pada tanggal 1 September 2008 telah diselenggarakan Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPSLB ) PT Megapolitan

Developments yang dihadiri oleh semua pemegang saham/pemilik Saham

dengan hak suara yang sah hadir atau diwakili dalam rapat, dimana dalam

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tersebut telah

diambil keputusan Rapat dengan suara bulat sebagaimana tercantum dalam

bukti Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Megapolitan

Development yang dibuat oleh dari Notaris Misahardi Wilamarta, SH

Nomor: 9 tangga l 1 September 2008 sebagai pengganti akta No 54 tahun

2008 tertanggal 17 Juli 2008 RUPSLB PT.Megapolitan Developments.;

4. Menimbang bahwa berdasarkan bukti Fotocopy Akta Risalah Rapat

Umum pemegang saham Luar Biasa PT Megapolitan Developments No 48

tertanggal 21 April 2009 yang dibuat dihadapan Dr Misahardi Wilamarta,

SH Notaris di Jakarta, buktimana telah menunjukan bahwa pada tanggal

21 April 2009 telah diselenggarakan Rapat Umum Pemegang saham Luar

Biasa (RUPSLB) PT Megapolitan Developments, yang dihadiri oleh

Semua pemegang/pemilik Saham dengan hak suara yang sah hadir atau

diwakili rapat. Dan selanjutnya dalam RUPSLB tersebut telah diambil

keputusan Rapat dengan suara bulat sebagaimana tercantum dalam Akta

Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Megapolitan

Developments, yang dalam akta tersebut telah dinyatakan memberhentikan

seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Persero termasuk

Penggugat sebagai anggota dewan komisaris pada tergugat IV. ;

Menimbang bahwa berdasarkan bukti Fotocopy Keputusan Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republi k Indones ia No : AHU-

19489.01.02 tahun 2009 tetanggal 08 Mei 2009 tentang persetujuan akta

perubahan Anggaran Dasar Perseroan, buktimana telah menunjukkan

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 79: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

69

Universitas Indonesia

bahwa telah terdapat adanya keputusan dar i Menteri Hukum Dan Hak

Asasi Manusia Republ i k Indones ia yang bahwasanya telah menyetujui

perubahan anggaran dasar PT Megapolitan, NPWP 01.310.078 .9 -063.000

berkedudukan di Jakar ta Selatan karena telah sesuai dengan data isian

akta Notaris Model II yang disimpan dida lam Database Sistem

Administrasi Badan Hukum dan salinan Akta No. 48 tanggal 21 April

2009 yang dibuat oleh Notaris Misahard i Wilamar ta, SH berkedudukan

di Kotamadya Jakarta Selatan. ; Menimbang bahwa berdasarkan

pertimbangan tersebut diatas dengan mengacu pada ketentuan Undang

Undang No 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas khususnya dalam

Pasal 76 ayat 4 UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas dan Pasal

16 ayat (13) Anggaran dasar Tergugat IV , maka dapat disimpulkan bahwa

pemberhentian Penggugat oleh para tergugat selaku anggota dewan

komisaris pada tergugat IV tersebut memilki alasan yang mendasar dan

telah sesuai dengan prosedur yang benar sehingga dengan demikian

pemberhentian Penggugat oleh para tergugat pada tergugat IV tersebut

tidaklah bertentangan dengan hukum. Maka terhadap tuntutan Penggugat

berupa kerugian sebesar Rp 200 juta yang telah dikeluarkan oleh

Penggugat untuk memperjuangkan hak Penggugat atas diberhentikanya

Penggugat oleh para tergugat sebagai anggota dewan komisaris pada

tergugat IV sebagaimana tertuang dalam bukti Officilal Receipt No 189

K/FAS/ X/2010 tanggal 21 Oktober 2010 tidaklah beralasan dan haruslah

ditolak. Hal mana didasarkan bahwa biaya yang telah dikeluarkan oleh

Penggugat untuk mempertahankan haknya tersebut adalah menjadi resiko

setiap orang yang ingin mempertahankan haknya. ;

Bahwa selanjutnya terhadap tuntutan Penggugat berupa kerugian akibat

belum dibayarnya gaji dan tunjangan oleh tergugat IV sebesar Rp

2.440.000.000, - ( Dua Milyar Empat Ratus Empat Puluh Juta Rupiah) ,

majelis mengacu pada pasal 16 ayat 10 akta No 154 /2008 tertanggal 17

juli 2008 RUPSLB Megapolitan Developments, yang menyebutkan bahwa

“ Para anggota Dewan Komisaris diberikan gaji beriku t fasilitas dan/atau

tunjangan lainya yang jumlah dan jenisnya ditetapkan oleh RUPS dan

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 80: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

70

Universitas Indonesia

wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada rapat Dewan

Komisaris atas nama RUPS dengan memperhatikan perundang-undangan

yang berlaku.

5. Menimbang bahwa berdasarkan fakta dipersidangan ternyata sampai

Penggugat diberhentikan sebagai anggota dewan komisaris pada tergugat

IV gaji berikut fasilitas dan/atau tunjangan lainya yang diperuntukkan bagi

Penggugat sebagai anggota dewan komisaris pada tergugat IV secara riil

belum ditentukan jumlah dan jenisnya yang di tetapkan oleh RUPS dan

belum pernah wewenang tersebut oleh RUPS dapat di limpahkan kepada

dewan Komisaris atas nama RUPS. Sehingga dengan demikian tidak

terdapat adanya penetapan secara nyata tentang berapa jumlah gaji

Penggugat yang harus dibayarkan oleh para tergugat, mengingat selama

Penggugat menjadi anggota dewan komisaris pada tergugat IV belum

diselenggarakanya RUPS untuk menentukan gaji berikut fasilitas dan/atau

tunjangan lainnya, atau belum pernah ada diselenggarakan RUPS yang

mendelegasikan kewenangan penentuan gaji berikut fasilitas lainya bagi

Dewan komisaris dilimpahkan kepada Rapat Dewan Komisaris sehingga

dengan demikian tuntutan tersebut patutlah untuk ditolak. ;

6. Menimbang bahwa berdasarkan apa yang telah dipertimbangkan tersebut

diatas , telah ternyata Penggugat tidak dapat membuktikan atas dalil

gugatanya yang bahwasanya perbuatan para tergugat yang telah

memberhentikan Penggugat dari jabatanya sebagai anggota dewan

komisaris pada tergugat IV tersebut adalah perbuatan melawan hukum,

sementara berdasarkan bukti bukti yang diajukan oleh para tergugat ,

ternyata para tergugat telah dapat membuktikan atas dalil sangkalanya

yang bahwasanya tindakan para tergugat yang telah memberhentikan

Penggugat dari jabatanya sebagai anggota dewan komisaris pada tergugat

IV telah melalui prosedur yang benar dan berdasarkan ketentuan yang

berlaku. ;

Mengadili

1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya. ;

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 81: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

71

Universitas Indonesia

2. Membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Penggugat

sebesar Rp.631.000,- (enam ratus tiga puluh satu ribu rupiah). ;

2.4. Analisa Penulis

Pada kasus ini inti dari gugatan Penggugat pada dasarnya adalah tentang

perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh para Tergugat berupa tindakan

pemberhentian Penggugat selaku anggota dewan komisaris pada tergugat IV yang

dilakukan oleh tergugat I sampai dengan tergugat III tanpa pemberitahuan dan

memberikan kesempatan kepada Penggugat untuk membela diri serta tidak

memberikan gaji dan tunjangan sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 16 ayat

10 Anggaran dasar Tergugat IV yang mengakibatkan kerugian bagi Penggugat,

sehingga melanggar pasal 119 jo pasal 105 UU No 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas.

Pada kasus ini terdapat fakta bahwa tanggal 1 September 2008 telah

diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPSLB )

PT.Megapolitan Developments yang dihadiri oleh semua pemegang

saham/pemilik Saham dengan hak suara yang sah hadir atau diwakili dalam rapat,

dimana dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tersebut

telah diambil keputusan Rapat dengan suara bulat sebagaimana tercantum dalam

bukti Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Megapolitan

Development yang dibuat oleh dari Notaris Misahardi Wilamarta, SH Nomor: 9

tangga l 1 September 2008 sebagai pengganti akta No 54 tahun 2008 tertanggal 17

Juli 2008 RUPSLB PT.Megapolitan Developments.

Berdasarkan bukti Fotocopy Akta Risalah Rapat Umum pemegang saham

Luar Biasa PT Megapolitan Developments No 48 tertanggal 21 April 2009 yang

dibuat dihadapan Dr Misahardi Wilamarta, SH Notaris di Jakarta, telah

menunjukan bahwa pada tanggal 21 April 2009 telah diselenggarakan Rapat

Umum Pemegang saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Megapolitan Developments,

yang dihadiri oleh Semua pemegang/pemilik Saham dengan hak suara yang sah

hadir atau diwakili rapat. Dan selanjutnya dalam RUPSLB tersebut telah diambil

keputusan Rapat dengan suara bulat sebagaimana tercantum dalam Akta Risalah

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Megapolitan Developments, yang

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 82: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

72

Universitas Indonesia

dalam akta tersebut telah dinyatakan memberhentikan seluruh anggota Direksi dan

Dewan Komisaris Persero termasuk Penggugat sebagai anggota dewan komisaris

pada tergugat IV. ;

Berdasarkan bukti Fotocopy Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republi k Indones ia No : AHU-19489.01.02 tahun 2009 tetanggal 08

Mei 2009 tentang persetujuan akta perubahan Anggaran Dasar Perseroan, Majelis

Hakim berpendapat bahwa telah terdapat adanya keputusan dari Menteri Hukum

Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang bahwasanya telah menyetujui

perubahan anggaran dasar PT Megapolitan, NPWP 01.310.078.9-063.000

berkedudukan di Jakarta Selatan karena telah sesuai dengan data isian akta Notaris

Model II yang disimpan dida lam Database Sistem Administrasi Badan Hukum

dan salinan Akta No. 48 tanggal 21 April 2009 yang dibuat oleh Notaris

Misahard i Wilamar ta, SH berkedudukan di Kotamadya Jakarta Selatan.

Mengacu pada ketentuan Undang Undang No 40 tahun 2007 tentang

perseroan terbatas khususnya dalam Pasal 76 ayat 4 UU No 40 tahun 2007 tentang

Perseroan terbatas dan Pasal 16 ayat (13) Anggaran dasar Tergugat IV , maka

dapat disimpulkan bahwa pemberhentian Penggugat selaku anggota dewan

komisaris pada tergugat IV tersebut memilki alasan yang mendasar dan telah

sesuai dengan prosedur yang benar sehingga penulis dalam hal ini sependapat

dengan Majelis hakim yang berpendapat bahwa pemberhentian Penggugat oleh

para tergugat pada tergugat IV tersebut tidaklah bertentangan dengan hukum.

Dalam Pasal 119 Undang-undang Perseroan Terbatas dinyatakan bahwa

anggota Dewan Komisaris dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan

keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya. Dan dalam keputusan untuk

memberhentikan anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud tersebut dapat

diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dalam

RUPS.

Dari isi Pasal tersebut maka terdapat hal-hal yang penting yang harus dianalisa

lebih jauh, yaitu :

a. Mengenai pemberhentian Penggugat diputuskan berdasarkan Keputusan

RUPSLB, dengan kuorum kehadiran dan kuorum keputusan haruslah

memenuhi ketentuan dalam Undang-undang Perseroan Terbatas.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 83: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

73

Universitas Indonesia

b. Adanya alasan yang harus diberikan oleh pihak perseroan kepada anggota

Dewan Komisaris yang diberhentikan

c. Anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan diberi kesempatan untuk

membela diri

d. Kesempatan untuk membela diri tersebut diberikan dalam RUPS

Jika dikaitkan hal-hal dalam Pasal 119 ayat 1 dan 2 Undang-undang

Perseroan Terbatas ini dengan fakta dalam persidangan, maka hal sebagaimana

tercantum dalam poin c dan poin d tersebut tidak dipenuhi oleh Tergugat IV

dalam pemberhentian Penggugat, Sehingga pemberhentian Penggugat tidak

memenuhi prosedur formalitas pemberhentian yang ditentukan menurut

perundang-undangan karena tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh

perundang-undangan.

Keputusan RUPSLB mengenai pemberhentian Penggugat tetaplah sah

apabila dalam RUPSLB tersebut telah memenuhi prosedur mengenai

pemberitahuan dan pemanggilan serta memenuhi kuorum kehadiran dan kuorum

keputusan sebagaimana yang ditentukan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas

mengenai pemberhentian Dewan Komisaris.

Dalam rangka pemberhentian tersebut, maka kuorum yang dibutuhkan

oleh RUPSLB untuk tetap menyelenggarakan rapat adalah sebesar lebih dari ½

(satu per dua) saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan, hadir dalam

RUPSLB tersebut. RUPSLB dapat mengambil keputusan yang sah apabila lebih

dari ½ (satu per dua) dari saham yang hadir dalam RUPLBS menyetujui

keputusan RUPS tersebut. Ketentuan kuorum ini mungkin saja berbeda jika

anggaran dasar perseroan menentukan jumlah lain dalam hal pemberhentian

anggota Dewan Komisaris.

Apabila kuorum kehadiran dan kuorum keputusan sebagaimana diuraikan

tersebut telah terpenuhi, maka perseroan dapat mengambil keputusan yang sah.

Dan jika dalam kasus ini RUPS memutuskan dengan sah untuk memberhentikan

anggota Dewan Komisaris tersebut, maka RUPSLB mengenai pemberhentian

anggota Dewan Komisaris tersebut adalah sah demi hukum. Karena walaupun ada

syarat pemberhentian yang ditentukan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 84: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

74

Universitas Indonesia

yang tidak dipenuhi oleh perseroan dalam pemberhentian anggota Dewan

Komisaris tersebut, akan tetapi mengenai pengangkatan dan pemberhentian

anggota Dewan Komisaris merupakan wewenang yang diberikan Undang-undang

Perseroan Terbatas kepada RUPSLB.

Terhadap alur kejadian seperti tersebut diatas akan sangat tepat apabila

dilakukan analisa melalui konsep-konsep Good Corporate Governance.

Corporate governance yang didasarkan pada teori keagenan diharapkan bisa

berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa

mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan.

Corporate governance berkaitan dengan bagaimana para investor yakin

bahwa pengurus akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakni bahwa manajer

tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-

proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana/kapital yang telah

ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan bagaimana para investor

mengontrol para manajer, Dengan kata lain corporate governance diharapkan

dapat berfungsi untuk menekan atau menurunkan resiko dari teori keagenan

(agency cost).

Perspektif hubungan keagenan (Agency Theory) merupakan dasar yang

digunakan untuk memahami konsep Good Corporate Governance . Dalam teori

keagenan, hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih pemilik

(principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan

kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent

tersebut.

Jensen dan Meckling menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah

sebuah kontrak antara pengurus dengan investor, sehingga konflik kepentingan

antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu

berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan

(agency cost). Sebagai agen, pengurus secara moral bertanggung jawab untuk

mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai imbalannya

akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian terdapat

dua kepentingan yang berbeda didalam perusahaan dimana masing-masing pihak

berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 85: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

75

Universitas Indonesia

dikehendaki.91

Dalam hal ini sesungguhnya fungsi dari Penggugat sebagai anggota dewan

komisaris adalah untuk melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan

perseroan yang dilakukan direksi dan jalannya pengurusan pada umumnya.

Pengawasan tersebut dapat juga ditujukan pada objek tertentu seperti melakukan

audit keuangan, pengawasan organisai perseroan, pengawasan terhadap

personalia, yaitu hal-hal yang menurut keterangan Para Tergugat bahwa selama

Penggugat menjabat sebagai anggota dewan komisaris pada Tergugat IV dan saat

ini telah diberhentikan sesuai Akta No. 48/2009, tgl 21April 2009 RUPSLB PT.

Megapolitan, Penggugat tidak pernah tugas dan wewenangnya.

Fama dan Jensen menyatakan bahwa anggota dewan komisaris dapat

bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer

internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada

manajemen.92

anggota dewan komisaris merupakan posisi terbaik untuk

melaksanakan fungsi monitoring untuk menjamin pelaksanaan Good Corporate

Governance pada perusahaan. Sehingga dapat dikatakan langkah pertama dan

utama dalam menerapkan Good Corporate Governance adalah adanya dewan

komisaris yang berperan aktif, independen, dan konstruktif. Untuk itu, dibutuhkan

struktur, sistem, dan proses yang memadai agar hal tersebut dapat terwujud.

Setidaknya mencakup komposisi, kemampuan dan pengalaman anggota dewan,

serta bagaimana proses seleksi, peran, dan penilaian kinerja mereka.93

Dewan komisaris dalam suatu perusahaan lebih ditekankan pada fungsi

monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Peran Penggugat sebagai anggota

dewan komisaris ini diharapkan akan meminimalisir permasalahan agensi yang

timbul antara dewan direksi dengan pemegang saham. Oleh karena itu Penggugat

seharusnya dapat mengawasi kinerja dewan direksi pada Tergugat IV sehingga

kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kepentingan para pemegang saham.

91 Ali Irfan . Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi.

Lintasan Ekonomi Vol. XIX. No.2. Juli 2002

92

Daily, C., Dalton, D., 1994 “Board of directors leadership and structure: Control

andperformance implications”, Entrepreneurship Theory and Practice, Vol. 17, pg. 65-68.

93

Ibid.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 86: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

76

Universitas Indonesia

Prinsip-prinsip pokok corporate governance yang perlu diperhatikan untuk

terselenggaranya praktik Good Corporate Governance adalah keadilan (fairness),

transparansi (transparancy), akuntabilitas (accountability), dan responsibilitas

(responsibility).94

Penerapan prinsip-prinsip tersebut terhadap kasus ini akan diuraikan

sebagai berikut :

a. Transparency

Prinsip ini mengakui bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk

mendapatkan informasi yang benar, akurat dan tepat pada waktunya

mengenai perusahaan, mengenai kinerja suatu perusahaan, hasil keuangan

dan operasionalnya, dan informasi mengenai tujuan perusahaan.95

Pemegang saham juga dapat ikut berperan serta dalam pengambilan

keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas

perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.96

Dalam praktik bisnis yang sehat mensyaratkan pentingnya manajemen

memegang prinsip keterbukaan (transparancy) sehingga maksimalisasi

laba perusahaan tidak menimbulkan vested interest yang mengarah kepada

memaksimalkan kepentingan pribadi manajemen dengan biaya yang

dibebankan kepada perusahaan. Transparansi penggunaan dana perusahaan

juga sangat penting demi menjaga keseimbangan kepentingan-kepentingan

yang ada baik antara pemegang saham dan manajemen maupun antara

pemegang saham pengendali dan pemegang saham minoritas termasuk

investor non-saham (misalnya pemegang obligasi dan bank kreditur)97

.

94 Misahardi Wilamarta, 2002, Op.cit, hlm 18.

95

Hasnati, 2004, Op.cit, hlm 68.

96

Wahyono Darmabrata dan Ari Wahyudi Hertanto, 2003, Op.cit, hlm 27.

97

Antonius Alijoyo dan Subarto Zaini, 2004, Op.cit, hlm 9.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 87: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

77

Universitas Indonesia

Merupakan kepentingan dari para pemegang saham untuk mendapatkan

informasi material suatu Perseroan. Hal ini akan berkaitan dengan dua

permasalahan, yaitu:98

i. Pemenuhan informasi penting yang berkaitan dengan kinerja suatu

Perseroan sebagai bahan pertimbangan bagi para pemegang saham

atau calon investor untuk menanamkan modalnya.

ii. Perlindungan terhadap kedudukan pemegang saham dari

penyalahgunaan wewenang dan penipuan yang dapat dilakukan

oleh pengurus Perseroan.

Kewajiban Direksi mengenai pengungkapan informasi Perseroan di dalam

Undang-undang Perseroan Terbatas harus dilakukan dalam bentuk laporan

tahunan, sebagaimana diatur dalam Pasal 66 ayat (1) dan (2) UUPT yang

menyatakan bahwa99

:

iii. Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah

ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat

6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir.

iv. Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

memuat sekurang-kurangnya:

laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca

akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan

tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang

bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,

serta catatan atas laporan keuangan tersebut;

laporan mengenai kegiatan Perseroan;

laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan;

rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang

mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan;

98 Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance:

Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi Kelangsungan Usaha (Jakarta: Kencana Prenanda

Media Group, 2006), hlm.74.

99

Indonesia, Undang-Undang Perseroan Terbatas, UU No. 40 tahun 2007, LN No. 106

tahun 2007, TLN No. 4756, ps. 66 ayat (1) dan (2).

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 88: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

78

Universitas Indonesia

laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh

Dewan Komisaris selama tahun buku

nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;

gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium

dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk

tahun yang baru lampau.

Berkaitan dengan kewajiban Direksi tersebut diatas dalam memberikan

laporan tahunan, Undang-undang Perseroan Terbatas kembali

menitikberatkan pada pemberian informasi mengenai laporan keuangan

dengan sanksinya di dalam pasal 69 ayat (3) UUPT berupa

pertanggungjawaban renteng oleh anggota Direksi dan anggota Dewan

Komisaris kepada pihak yang dirugikan apabila informasi yang diberikan

tidak benar atau menyesatkan.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada para

pemegang saham mengenai keadaan finansial suatu Perseroan, dimana

memberikan jaminan dan kepastian bahwa harta kekayaan dari para

pemegang saham dipergunakan oleh Perseroan sesuai peruntukannya.

Kewajiban akan memberikan informasi Perseroan secara tepat waktu,

benar dan teratur juga diatur dalam hal penyelenggaran Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS), Direksi wajib memberikan informasi Perseroan

yang berhubungan dengan mata acara rapat, sebagaimana diatur dalam

Pasal 75 ayat (2) UUPT yang menyatakan bahwa100

:

“Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan

yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan

Komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak

bertentangan dengan kepentingan Perseroan.”

Pada kasus ini terlihat prinsip Transparansi tidak berjalan. Hal ini terlihat

fakta di persidangan bahwa:

i. Transparansi atas prosedur perubahan yang mendasar atas

perusahaan berupa pemberhentian Penggugat dari jabatannya

100 Indonesia, Undang-Undang Perseroan Terbatas, UU No. 40 tahun 2007, LN

No. 106 tahun 2007, TLN No. 4756, ps. 75 ayat (2).

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 89: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

79

Universitas Indonesia

sebagai anggota dewan komisaris tidak berjalan dengan baik,

dimana pengambilan keputusan mengenai hal tersebut tidak

dihadiri oleh anggota dewan komisaris tersebut;

ii. Tidak dipatuhinya ketentuan pasal 66 ayat (1) dan (2) Undang-

undang Perseroan Terbatas terkait kewajiban pengurus

mengungkapkanan informasi mengenai Perseroan dalam bentuk

laporan tahunan, yang pada fakta di persidangan berupa tidak

adanya laporan mengenai tugas pengawasan yang dilakukan oleh

Penggugat serta belum terdapatnya ketetapan mengenai gaji dan

tunjangan Penggugat yang kemudian menjadi salah satu dasar

tuntutan Penggugat.

Sehingga dua indikator dari prinsip Transparenc; yaitu Pemenuhan

informasi penting yang berkaitan dengan kinerja suatu Perseroan serta

Perlindungan terhadap kedudukan pemegang saham dari penyalahgunaan

wewenang dan penipuan yang dapat dilakukan oleh pengurus Perseroan

tidak terpenuhi.

b. Accountability

Jaminan atas pedoman strategis perusahaan, pemantauan yang efektif

terhadap manajemen oleh direksi dan dewan komisaris, serta memuat

kewenangan-kewenangan yang harus diwakili oleh direksi dan dewan

komisaris beserta kewajiban-kewajiban profesionalnya kepada pemegang

saham dan para pemangku kepentingan.101

Prinsip ini juga mendukung keberadaan doktrin fiduciary duties yang pada

dasarnya memberikan konsep normatif mengenai wewenang dan tanggung

jawab Direksi dan Dewan Komisaris dalam menjalankan Perseroan,

sehingga doktrin tersebut dapat diimplementasikan secara konkret.102

Fiduciary Duties Direksi diatur dalam Pasal 92 ayat (1) UUPT yang

menyatakan bahwa :

101 Organisation for Economic Co-operation and Development; Principles of Corporate

Governance, (April 1998)

102

Hindarmojo Hinuri, ed., The Essence of Good Corporate Governance; Konsep dan

Implementasi pada Perusahaan Publik dan Korporasi Indonesia (Jakarta: Yayasan pendidikan

Pasar Modal Indonesia & Sinergy Communication, 2002), hlm. 78

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 90: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

80

Universitas Indonesia

“(1) Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan

Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.”

kemudian dipertegas dalam Pasal 97 ayat (1) dan (2) UUPT yang

terkandung asas good faith dimana menyatakan bahwa :

“(1) Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 92 ayat (1).

(2) Pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib

dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan itikad baik dan penuh

tanggung jawab.”

Fiduciary Duties dari Dewan Komisaris, diatur dalam Pasal 108 ayat (1)

UUPT yang menyatakan bahwa :

“(1) Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan

pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai

Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada

Direksi.”

kemudian dipertegas dalam Pasal 114 ayat (1) dan (2) UUPT yang

menyatakan:

“(1) Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Perseroan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1)

(2) Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-

hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan

dan pemberian nasihat kepada Direksi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 108 ayat (1) untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan

maksud dan tujuan Perseroan.”

ayat berikutnya mengatur pertanggungjawaban atas wewenang yang

diberikan apabila Dewan Komisaris salah atau lalai dalam menjalankan

wewenangnya :

“(3) Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara

pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau

lalai”

Prinsip akuntabilitas juga terdiri dari aspek yang menegaskan bahwa ada

jaminan dihormatinya segala hak para stakeholder, adanya kesempatan

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 91: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

81

Universitas Indonesia

bagi para stakeholder untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif atas

pelanggaran hak-hak mereka, dibukanya mekanisme pengembangan

prestasi bagi pihak stakeholder yang berkepentingan, dan adanya akses

bagi semua pihak untuk informasi yang relevan.103

Prinsip akuntabilitas ini diwujudkan antara lain dengan mengembangkan

komite audit dan risiko untuk mendukung fungsi pengawasan oleh dewan

komisaris; mengembangkan dan merumuskan kembali peran dan fungsi

internal audit sebagai mitra bisnis strategis berdasarkan best practices (dan

bukan hanya sekedar audit), menangani segala bentuk perselisihan;

penegakan hukum dalam perusahaan (melalui sistem penghargaan dan

sanksi); penggunaan external auditor yang memenuhi syarat.104

Dalam prinsip akuntabilitas, terkandung kewajiban untuk menyajikan dan

melaporkan segala tindak tanduk dan kegiatan perusahaan di bidang

administrasi keuangan bukan hanya kepada pemegang saham saja tetapi

kepada semua pihak yang berkepentingan. Akuntabilitas juga menyangkut

perlindungan dan jaminan kepada setiap pemegang saham, agar dapat

menyampaikan hak suaranya untuk berpartisipasi dalam RUPS tahunan

maupun RUPS lainnya. Berkaitan dengan hal itu, maka kehadiran anggota

direksi dan anggota dewan komisaris diperlukan agar menghasilkan

pengelolaan perusahaan yang lebih objektif dan bertanggungjawab.

Melalui prinsip akuntabilitas dalam Good Corporate Governance, maka

pemisahan antara pemilik atau pemegang saham dan pengurus dalam

rangka pengelolaan perusahaan menjadi jelas dan tegas.105

Pada kasus ini terlihat prinsip Accountability tidak berjalan. Hal ini terlihat

fakta di persidangan bahwa:

i. Penggugat sebagai anggota dewan komisaris tidak terlibat secara

aktif dalam pengurusan PT.Megapolitan Development, sehingga

103 Ibid, hlm 74.

104

Wahyono Darmabrata dan Ari Wahyudi Hertanto, 2003, Op.cit, hlm 28.

105

Misahardi Wilamarta, 2002, Op.cit, hlm 67-68.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 92: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

82

Universitas Indonesia

melanggar ketentuan di dalam pasal Pasal 114 ayat (1) dan (2)

UUPT yang menyatakan:

“(1) Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan

Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1)

(2) Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik,

kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas

pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) untuk kepentingan Perseroan

dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.”

ii. Belum terdapat jaminan dihormatinya segala hak para stakeholder,

dalam hal ini Penggugat yang diangkat sebagai anggota dewan

komisaris oleh PT.Megapolitan Development terhadap akses

kepada informasi yang relevan dengan pengurusan perusahaan dan

kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif atas

pelanggaran hak-hak tersebut.106

c. Responsibility

Prinsip responsibility merupakan perwujudan dari tanggung jawab suatu

Perseroan pada masyarakat dan lingkungan, merupakan usaha untuk

menjaga kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat

pengakuan sebagai good corporate citizen, pertanggungjawaban tersebut

telah diatur dalam Pasal 74 UUPT yang menyatakan bahwa :

“(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan.

(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan

diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan

dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

106 Ibid, hlm 74.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 93: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

83

Universitas Indonesia

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.”

Pelaksanaan prinsip ini dapat dilihat pada prospektus PT.Megapolitan

Development, dimana perusahaan dalam laporannya menyatakan telah

melaksanakan beberapa kegiatan Corporate Social Responsibility

diantaranya:

i. Megapolitan Peduli Pendidikan, yaitu suatu kegiatan yang

diselenggarakan untuk memberikan bantuan kepada beberapa

sekolah dasar yang berlokasi di Pasirlaja, Cijujung, Krukut dan

Limo di kawasan Cinere – Depok

ii. Megapolitan Peduli Penghijauan, yaitu suatu kegiatan yang

diselenggarakan untuk penanaman pohon, seperti pohon Lobi-lobi,

Jamblang, Buni, jambu Bol, Menteng, Kepel dll di kawasan Cinere

–Depok

iii. Megapolitan Peduli Lingkungan, yaitu suatu suatu kegiatan

pemberian sumbangan tanaman kepada masyarakat di kawasan

Cinere – depok

iv. Megapolitan Peduli Bencana, yaitu suatu kegiatan yang

diselenggarakan untuk memberikan bantuan atas terjadinya

musibah, seperti musibah banjir Situ Gintung, gempa Yogya,

gempa Padang, banjir Wasior, meletusnya gunung Merapi dll.

d. Independency

Independensi atau kemandirian adalah suatu keadaan dimana Perseroan

dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan

pengaruh/tekanan dari pihak maupun yang tidak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang

sehat107

Dalam menjaga kemandirian masing fungsi Organ Perseroan, dalam Pasal

36 ayat (1) UUPT dinyatakan bahwa :

107 Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam

Konteks Indonesia, edisi kedua. (Jakarta: Ray Indonesia, 2006), hlm. 13.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 94: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

84

Universitas Indonesia

“(1) Perseroan dilarang mengeluarkan saham baik untuk dimiliki sendiri

maupun dimiliki oleh Perseroan lain, yang sahamnya secara langsung

atau tidak langsung telah dimiliki oleh Perseroan.”

Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan yang

dapat mengakibatkan kerugian bagi Perseroan maupun pemegang saham,

karena kepemilikan silang cenderung menyebabkan terjadinya

percampuran antara pemilikan dan pengurusan Perseroan sehingga dalam

hal ini manajemen tidak lagi independen satu terhadap yang lainnya

Namun terdapat pengecualian, dalam hal Perseroan membeli kembali

saham yang telah dikeluarkan dengan ketentuan:108

iii. pembelian kembali saham tersebut tidak menyebabkan kekayaan

bersih Perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang

ditempatkan ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan; dan

iv. jumlah nilai nominal seluruh saham yang dibeli kembali oleh

Perseroan dan gadai saham atau jaminan fidusia atas saham yang

dipegang oleh Perseroan sendiri dan/atau Perseroan lain yang

sahamnya secara langsung atau tidak langsung dimiliki oleh

Perseroan, tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari jumlah modal

yang ditempatkan dalam Perseroan, kecuali diatur lain dalam

peraturan perundang undangan di bidang pasar modal.

Pada prospektus PT.Megapolitan Development diketahui pemegang saham

perseroan adalah:

i. PT Cosmopolitan Persada Developments: Jumlah saham

2.237.018.320; Jumlah nominal Rp.223.701.832.000; Kepemilikan

saham 89,48%

ii. Lora Melani Lowas Barak Rimba: Jumlah saham 131.490.840;

Jumlah nominal Rp.13.149.084.000 ; Kepemilikan saham 5,26%

iii. Sudjono Barak Rimba : Jumlah saham 131.490.840; Jumlah

nominal Rp.13.149.084.000 ; Kepemilikan saham 5,26%

108 Indonesia, Undang-Undang Perseroan Terbatas, UU No. 40 tahun 2007, LN No. 106

tahun 2007, TLN No. 4756, ps. 37 ayat (1).

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 95: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

85

Universitas Indonesia

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh sebesar 2.500.000.000

saham dengan nilai Rp.250.000.000.000, dimana tidak terjadi

kepemilikan silang sesuai ketentuan Pasal 36 ayat (1) Undang-undang

Perseroan Terbatas.

e. Fairness

Prinsip fairness merupakan keharusan bagi sebuah Perseroan untuk

memberikan kedudukan yang sama terhadap para pemegang saham (baik

pemegang saham mayoritas atau minoritas, asing atau domestik), sehingga

kerugian akibat perlakuan diskriminatif dapat dicegah sedini mungkin.109

Pada fakta persidangan dalam kasus ini terungkap kenyataan bahwa

prinsip ini belum sepenuhnya ditegakan oleh Penggugat dilihat dari

tindakan Penggugat melalaikan kewajiban-kewajibannya sebagai anggota

dewan komisaris pada Tergugat IV.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Tergugat IV yang tidak menetapkan

sistem remunerasi Penggugat yang menjadi salah satu alasan Penggugat

menuntut tuntutan para Tergugat. Tuntutan yang diungkapkan Pengugat

berupa kerugian akibat belum dibayarnya gaji dan tunjangan oleh tergugat

IV sebesar Rp 2.440.000.000, - ( Dua Milyar Empat Ratus Empat Puluh

Juta Rupiah) , yang oleh majelis hakim dipakailah pasal 16 ayat 10 akta

No 154 /2008 tertanggal 17 juli 2008 RUPSLB Megapolitan

Developments, yang menyebutkan bahwa “ Para anggota Dewan

Komisaris diberikan gaji beriku t fasilitas dan/atau tunjangan lainya yang

jumlah dan jenisnya ditetapkan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh

RUPS dapat dilimpahkan kepada rapat Dewan Komisaris atas nama RUPS

dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku.

Majelis Hakim menimbang bahwa berdasarkan fakta dipersidangan

ternyata sampai Penggugat diberhentikan sebagai anggota dewan

komisaris pada tergugat IV gaji berikut fasilitas dan/atau tunjangan lainya

yang diperuntukkan bagi Penggugat sebagai anggota dewan komisaris

pada tergugat IV secara riil belum ditentukan jumlah dan jenisnya yang di

tetapkan oleh RUPS dan belum pernah wewenang tersebut oleh RUPS

109 Daniri, op. cit., hlm. 71.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 96: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

86

Universitas Indonesia

dapat di limpahkan kepada dewan Komisaris atas nama RUPS. Sehingga

dengan demikian tidak terdapat adanya penetapan secara nyata tentang

berapa jumlah gaji Penggugat yang harus dibayarkan oleh para tergugat,

mengingat selama Penggugat menjadi anggota dewan komisaris pada

tergugat IV belum diselenggarakanya RUPS untuk menentukan gaji

berikut fasilitas dan/atau tunjangan lainnya, atau belum pernah ada

diselenggarakan RUPS yang mendelegasikan kewenangan penentuan gaji

berikut fasilitas lainya bagi Dewan komisaris dilimpahkan kepada Rapat

Dewan Komisaris sehingga dengan demikian tuntutan Penggugat tersebut

ditolak.

Apabila ditinjau dari uraian diatas, penulis berpendapat bahwa pentingnya

penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara menyeluruh pada

perseroan tertutup selain dapat memberikan peluang perlindungan yang efektif

terhadap pemegang saham dan pihak ketiga, dapat mendorong terwujudnya suatu

lingkungan yang kondusif demi pertumbuhan yang berkelanjutan dan efisiensi

yang dilakukan korporasi demi kepastian untuk mendapatkan pengembalian

investasi yang direncanakan serta untuk pertanggung jawaban terhadap pihak

ketiga. Hal tersebut belum sepenuhnya diterapkan dengan baik oleh

PT.Megapolitan Development yang mengakibatkan timbulnya agency cost

berupa tidak dilakukannya kewajiban Penggugat sebagai agen perseroan untuk

mengurus perseroan dengan baik yang berujung kepada sengketa hukum antara

Penggugat dan PT.Megapolitan Development.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 97: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

87 Universitas Indonesia

BAB 3

PENUTUP

3.1. Simpulan

Berdasarkan uraian pada Bab 1 dan Bab 2 dalam Tesis ini, dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Penerapan Good Corporate Governance yang efektif dapat dilakukan

dengan mengadopsi prinsip-prinsipnya kedalam regulasi yang

memaksa Perseroan Tertutup untuk mematuhinya. Kesamaan

pandangan akan hal tersebut terlihat dari diakomodasinya sebagian

kecil prinsip-prinsip Good Corporate Governance di dalam Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, namun hal

tersebut tidak lagi dirasakan mampu mengimbangi perkembangan

ekonomi masyarakat dimana kurang ditemukannya ketentuan yang

memaksa Perseroan untuk mengadopsi prinsip-prinsip Good

Corporate Governance yang semakin diperlukan dalam untuk

menghadapi tantangan-tantangan yang muncul di dunia bisnis.

2. Penerapan prinsip Good Corporate Governance dalam suatu Perseroan

Tertutup tidak lagi mampu mengikuti tuntutan masyarakat, hal ini

tertutama disebabkan oleh kurangnya pengaturan mengenai Dewan

Komisaris pada Undang-undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas.

Hal tersebut menyebabkan maraknya praktek pengangkatan anggota

Dewan Komisaris sebagai rasa penghargaan, atau pengangkatan

mantan pejabat pemerintahan ataupun yang masih aktif sebagai

anggota Dewan Komisaris suatu perusahaan dengan tujuan

mempunyai akses ke instansi pemerintah yang bersangkutan, serta

alasan-alasan lain yang menyebabkan pengenyampingan terhadap

integritas dan kemampuan anggota Dewan Komisaris; sebagaimana

terlihat dari kasus yang diangkat pada penelitian ini; ketika

sesungguhnya langkah pertama dan utama dalam menerapkan Good

Corporate Governance pada Perseroan Tertutup adalah adanya dewan

komisaris yang berperan aktif, independen, dan konstruktif.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 98: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

88

Universitas Indonesia

3.2. Saran

Saran yang dapat Penulis berikan terhadap apa yang dibahas dalam tesis

ini, adalah:

1. Dalam pelaksanaan penerapan Good Corporate Governance di

perusahaan tertutup adalah penting bagi perusahaan untuk melakukan

pentahapan yang cermat berdasarkan analisis atas situasi perusahaan,

kondisi perusahaan, dan tingkat kesiapan perusahaan, sehingga penerapan

Good Corporate Governance dapat berjalan lancar dan mendapatkan

dukungan dari seluruh unsur di dalam perusahaan. Pentahapan yang

dimaksud dapat berupa sosialisasi, identifikasi, pembentukan pedoman,

implementasi, internalisasi, serta evaluasi atas penerapan Good Corporate

Governance.

2. Penyempurnaan aturan hukum mengenai Perseroan Tertutup di Indonesia

dengan mengadopsi prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang

lebih komprehensif di dalamnya.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 99: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

DAFTAR REFERENSI

BUKU

Alijoyo, Antonius dan Subarto Zaini. Komisaris Independen.

Jakarta: PT Indeks, 2004.

Anwar, Jusuf. Pasar Modal Sebagai Sarana dan Pembiayaan Investasi.

Bandung: Alumni, 2005.

____________. Corporate Governance: A Prerequisite to Indonesia’s Economic

Revival. Makalah disampaikan di Jakarta Convention Center, 2000.

BAPEPAM-LK. Strategi Pengembangan Pelaku Pasar Modal: Cetak Biru Pasar

Modal Indonesia 2000-2004. Jakarta: BAPEPAM-LK, 1999.

Coopers, Price Waterhouse. Conseptual Model of Corporate Governance

Definition. Makalah disampaikan pada BPPN Workshop Recapitalised,

Jakarta, 27 September 2000.

Daniri, Mas Achmad. Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya

Dalam Konteks Indonesia. Edisi kedua. Jakarta : Ray Indonesia, 2006.

Fuady, Munir. Pasar Modal Modern ( Tinjauan Hukum) Buku Kesatu, Cetakan

kedua. Jakarta: PT Citra Aditya Bakti, 2001.

________. Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum) Buku Kedua. Bandung: PT

Citra Aditya Bakti, 2003.

________. Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Cetakan kesatu. Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, 2001.

________. Pembiayaan Perusahaan Masa Kini. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,

1997.

________. Doktrin-Doktrin Modern Dalam Corporate Law & Eksistensinya

dalam Hukum Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002.

Garner, Bryan A. ed. Black’s Law Dictionary 7th Edition. St.Paul, Minnesota :

West Publishing Co., 1999.

Gregory, Holly J. dan Marsha E. Simms. Pengelolaan Perusahaan (Corporate

Governance): Apa dan Mengapa Hal Tersebut Penting. Makalah OECD

by the Business Sector Advisory Group on Corporate Governance.

Hadibroto , HS. dan Oemar Witarsa. Sistem Pengawasan Intern.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 100: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

Jakarta: BPFE,1984.

Harahap, Yahya. Hukum Perseroan Terbatas. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Indriantoro, Nur dan Dudi M. Kurniawan. Corporate Governance in

Indonesia.Makalah disampaikan pada 2nd Asian Corporate Governance

Rountable, Hongkong, 2000.

Komite Nasional Kebijakan Governance. Pedoman Good Corporate Governance

Ver. 11-09-06. Jakarta: Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006.

Kantor Kementrian Negara Pendayagunaan BUMN/Badan Pembina BUMN.

Corporate Governance dan Etika Korporasi. Jakarta: Balai Pustaka, 1999.

Kriekhof, Valerine et.al. Metode Penelitian hukum. Depok: Badan Penerbit

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000.

Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan. Akuntabilitas dan Good Coporate Governance. Jakarta:

Lembaga Admnistrasi Negara, 2000.

Mamudji, Sri et.al. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta: Badan

Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.

Nasarudin , M.Irsan dan Indra Surya. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia.

Jakarta: Prenada Media, 2007.

Safitri, Indra. Catatan Hukum Pasar Modal. Jakarta: Go Global Book, 1998.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum.

Jakarta: Universitas Indonesia,1984.

Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana. Penerapan Good Corporate Governance;

Mengesampingkan Hak-hak Instimewa demi Kelangsungan Usaha.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.

Suta, I Putu Gede Ary. Menuju Pasar Modal Modern. Ed. Adi Hidayat. Jakarta:

Yayasan Sad Satria Bhakti, 2000.

Tim Corporate Governance BPKP. Modul I GCG – Dasar-dasar Corporate

Governance. Jakarta:BPKP,2003.

Tjager, I Nyoman et. al. Corporate Governance: Tantangan dan Kesempatan bagi

Komunitas Bisnis Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo, 2003.

Widjaja, Gunawan. Hak Individu & Kolektif Para Pemegang Saham. Jakarta:

Forum Sahabat, 2008.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 101: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

______________. Resiko Hukum sebagai Direksi, Komisaris & Pemilik PT.

Jakarta: Forum Sahabat, 2008.

Wilamarta, Misahardi. Hak Pemegang Saham Minoritas Dalam Rangka Good

Corporate Governance. Jakarta: Program Pascasarjana, Fakultas Hukum

Universitas Indonesia, 2005.

PERUNDANG-UNDANGAN

Kementrian BUMN, Keputusan Menteri BUMN tentang Penerapan Praktek Good

Corporate Governance pada BUMN. Kepmeneg BUMN No.Kep

117/MMBU/2002.

Indonesia, Undang-undang tentang Pasar Modal. UU No. 8 Tahun 1995. LN No.

64 Tahun 1995. TLN No. 3608.

_______, Undang-undang tentang Perseroan Terbatas. UU No. 40 Tahun 2007.

LN No. 106 Tahun 2007. TLN No. 4756.

________, Surat Keputusan tentang Pembentukan Komite Nasional Kebijakan

Governance. SK Menteri Ekuin Nomor KEP/49/M.EKON/11/2004.

_______, Surat Keputusan tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan

Pelaksana Pasar Modal. Surat Keputusan Menteri Keuangan

No.94/MK/1977.

_______, Peraturan Pemerintah Tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar

Modal. PP No. 46 Tahun 1996.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetboek]. Diterjemahkan oleh

Subekti. Jakarta: PT Pradnya Paramita. 1992.

KARYA ILMIAH

Nasution, Bismar. “Keterbukaan dalam Pasar Modal”. Disertasi Pascasarjana

Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Jakarta, 2001.

Sitorus, Hotman. “Perlindungan Bagi Pemodal Melalui Prinsip Keterbukaan

dalam Kegiatan Pasar Modal Indonesia.” Skripsi Sarjana Fakultas Hukum

Universitas Indonesia. Jakarta, 1997.

Wijayanti, Bangun. “Perlindungan Bagi Pemegang Saham Minoritas Atas

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012

Page 102: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERSEROAN ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303128-T30297-Rizki Maulidani.pdfpenerapan good corporate governance. pada perseroan tertutup

Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan Yang Dilakukan

Oleh Perusahaan Go Publik”. Tesis Pascasarjana Fakultas Hukum

Universitas Indonesia. Jakarta, 2005.

HASIL WAWANCARA

Erwin Suyodono. Wawancara personal. PT.Indosat TBK. 22 April 2012

Hellington. Wawancara personal. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan.13 Mei 2012

INTERNET

BAPEPAM-LK. “Visi dan Misi Bapepam-LK.”

http://www.bapepam.go.id/old/profil/visi_misi.htm. Diunduh pada tanggal

26 Maret 2012.

________. “Sejarah Bapepam-LK..” www.bapepam.go.id/sejarahbapepam.

Diunduh pada tanggal 4 April 2012.

Chandra, Aditiawan. “Membangun Tata Kelola Perusahaan Menurut

PrinsipGCG”.http://businessenvironment.wordpress.com/2007/04/30/mem

bangun-tatakelola-perusahaan-menurut-prinsip-prinsip-gcg/. Diunduh 26

Maret 2012.

S. Kaihatu, Thomas. “Good Corporate Governance dan Penerapannya di

Indonesia”.

http://puslit.petra.ac.id/journals/pdf.php?PublishedID=MAN06080101

Diunduh 20 April 2012.

LAIN- LAIN

Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa BAPEPAM-LK, Company

Profile Perusahaan: PT. Megapolitan Developments, Tbk.

Penerapan good..., Rizki Maulidani, FH UI, 2012