penerapan etika bisnis dalam perspektif ekonomi …

83
PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi WaralabaSabana Fried Chicken di Bandar Lampung) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh TAUFIK HIDAYAT 1351010282 Program Studi: Ekonomi Syariah Pembimbing I : Budimansyah S.Th, M.Kom.I Pembimbing II : Diah Mukminatul Hasyimi S.E., M.Sy FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1441H / 2020 M

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

(Studi WaralabaSabana Fried Chicken di Bandar Lampung)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh

TAUFIK HIDAYAT

1351010282

Program Studi: Ekonomi Syariah

Pembimbing I : Budimansyah S.Th, M.Kom.I

Pembimbing II : Diah Mukminatul Hasyimi S.E., M.Sy

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1441H / 2020 M

Page 2: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

i

PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

(Studi WaralabaSabana Fried Chicken di Bandar Lampung)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh

TAUFIK HIDAYAT

1351010282

Program Studi: Ekonomi Syariah

Pembimbing I : Budimansyah S.Th, M.Kom.I

Pembimbing II : Diah Mukminatul Hasyimi S.E., M.Sy

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1441H / 2020 M

Page 3: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

ii

ABSTAK

Bisnis Islam merupakan serangkaian aktivitas bisnis baik produksi,

distribusi maupun konsumsi dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi

jumlah kepemilikan harta, barang dan jasa termasuk keutungan yang diperoleh,

tetapi dibatasi cara perolehan dan pendaya gunaannya yang dikenal dengan

istilah halal dan haram. Konsep Al-Qur’an dan Hadis Nabi tentang bisnis sangat

koprehensif, parameter yang dipakai tidak hanya masalah dunia saja tetapi juga

akhirat. Yang dimaksud Al-Qur’an tentang bisnis yang benar-benar sukses

(baik) adalah bisnis yang membawa keuntungan pada pelakunya dalam

kehidupan duania dan akhirat. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Bagaimana Penerapan Etika Bisnis Waralaba Sabana Fried Chicken di Bandar

Lampung, untuk mengetahui pelaksanaan dan pentingnya penerapan etika bisnis

Islam bagi Waralaba Sabana Fried Chicken di Bandar Lampung. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif, cara menentukan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik purposive dan snowbaal, metode pengumpuln data yang

digunakan adalah observasi, wawncara, dan dokumentasi, sedangkan analisis

data kualitatif dengan metode pengambilan kesimpulan deduktif. Dari hasil

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Penerapan etika bisnis waralaba sabana

fried chicken di Bandar Lampung dalam prakteknya sesuai dengan akad ijarah,

dimana akad ini sudah selesai dibahas dalam banyak buku dan kitab fikih

muamalah, dan didapati keabsahannya untuk digunakan dalam dan dipraktekan

dalam bisnis dan jual beli. Dapat juga dikatakan sebagai sewa menyewa atau

pembelian hak kekayaan intelektual yang selanjutnya dapat dipakai dan

digunakan oleh pewaralaba sesuai kesepakatan terkait hak, kewajiban maupun

waktu penggunaan brand waralaba itu sendiri. Kemudian terkait penerapan

konsep bisnis waralaba dalam pandangan etika bisnis Islam lebih terfokus pada

konsep ketuhanan, konsep kepemilikan harta, konsep benar dan baik, konsep

tanggung jawab, konsep kejujuran, konsep keadilan, dan dari ke enam konsep

bisnis tersebut secara tidak langsung turut dipakai dan dipraktekan oleh sabana

fried chicken di Bandar Lampung. Lebih lanjut telah diketahui bahwa standar

etika bisnis konvensional dengan standar etika bisnis Islam berbeda, begitu juga

dengan standar konsep bisnis waralaba yang konvensional dengan konsep bisnis

waralaba Islam juga berbeda. Standar mutlak hukum dan dasar bisnis Islam

adalah Al-Qur’an, Hadist, Ijma, dan Qiyash.

Kata Kunci: Etika Bisnis, Ekonomi Islam

Page 4: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

iii

Page 5: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

iv

Page 6: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

v

Page 7: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

vi

MOTTO

نكم بالباطل يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالك إلا أن تكون تارة م ب ي عن ت راض منكم

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu”. (QS.

An-Nisaa’:29)1

1 Departemen AgamaRepublik Indonesia, Al-Qur’an Terjemahan 30 Juz (Solo:PT Qomari

Prima Publisher), h. 83

Page 8: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

vii

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad

SAW, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orangtuaku tercinta Bapak Ali Basa dan Ibu Saldah, saya

ucapkan Terimakasih atas do’a dan dukungan yang tiada henti.

2. Kakak-kakaku lisnawati S.Pd.i Bayanti S.Pd Evi Andespa S.Pd serta

Adiku, Siti Rohmayati calon S.Pd , yang selalu mendo’akan dan

memberi semangat demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan

skripsi,. Terimakasih atas do’a dan dukungan yang tak terhitung.

3. Dosen Pembimbing Bapak Budimansyah, M.Kom.I, dan Ibu, Diah

Mukminatul Hasyimi M.E.Sy serta para Dosen di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam

4. Bapak Rahmadi Candra selaku kepala cabang Sabana Fried Chicken

Bandar Lampung

Page 9: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

viii

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Taufik Hidayat, dilahirkan di Tanjung Agung, 17

September 1994. Peneliti merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara dari pasangan

bapak Ali Basa dan ibu Saldah. Pendidikan yang ditempuh peneliti dimulai dari

Pendidikan Dasar yaitu di SD Negeri 3 Tanjung Agung, lulus Tahun 2007.

Selanjutnya penulis menempuh pendidikan di MTS YAPENBAYA lulus Tahun

2010 , Jenjang menengah atas peneliti tempuh di MA. MA’ARIF Katibung lulus

pada tahun 2013.

Terhitung sejak tahun 2013 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas

Syariah yang kemudian pada tahun 2015 memisahkan diri menjadi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung program studi Pendidikan

Ekonomi Syariah.

Selama kuliah, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Pujo

Basuki, Kecamatan Trimurejo Kabupaten Lampung Tengah,

Page 10: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

ix

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur, tasbih, tahmid, tahlil dan takbir kepada

Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana program studi Ekonomi Syariah. Shalawat dan salam

senantiasa penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW, teladan terbaik

dalam segala urusan, pemimpin revolusioner dunia menuju cahaya kemenangan

dunia dan akhirat, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Adapun judul skripsi ini adalah “(PENERAPAN ETIKA BISNIS

DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM ( Studi Pada Waralaba

Sabana Fried Chicken di Bandar Lampung)”.

Skripsi ini dapat penulis selesaikan atas bantuan dan bimbingan serta

dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ruslan Abdul Ghofur. M.S.I Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung yang telah memimpin fakultas ini

dengan baik.

2. Bapak Budimansyah, M.Kom.I selaku pembimbing I dan Ibu Diah

Mukminatul Hasyimi, M.E.Sy selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi

Page 11: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

x

ini. Yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingannya demi

selesainya skripsi ini.

3. Madnasir S.E,. M.S.I sebagai ketua Jurusan Ekonomi Syariah.

4. Para Dosen serta segenap Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN

Raden Intan Lampung yang telah memberikan pengetahuan dan segenap

bantuan selama proses menyelesaikan studi.

5. Kedua Orang Tua, Bapak Ali Basa dan Ibu Ermila Saldah serta keluargaku

yang telah memberikan do’a dan dukungan luar biasa kepada penulis demi

selesainya skripsi ini.

Untuk itu penulis harapkan kepada para pembaca kiranya dapat memberikan

masukan dan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat lebih baik.

Bandar Lampung, 26 juni 2020

Penulis,

Taufik Hidayat

NPM. 1351010282

Page 12: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

ABSTRAK ..................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................ v

PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul ............................................................................. 1

B. Alasan Memilih Judul .................................................................... 2

C. Latar Belakang Masalah ................................................................ 4

D. Rumusan Masalah ......................................................................... 10

E. Tujuan &Manfaat Penelitian ......................................................... 11

F. Metode Penelitian .......................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Etika Bisnis Waralaba ................................................................... 19

1. Pengertian Etika Bisnis ............................................................ 19

2. Pengertian Bisnis Waralaba ...................................................... 20

3. Perkembangan Bisnis Waralaba ............................................... 21

4. Dasar Hukum Bisnis Waralaba ................................................ 23

5. Konsep Bisnis Waralaba ........................................................... 24

B. Etika Bisnis Islam.......................................................................... 26

1. Pengertian Etika Bisnis Islam .................................................. 26

2. Nilai-Nilai Dasar Ekonomi Islam ............................................. 27

3. Konsep Etika Bisnis Islam ........................................................ 29

4. Konsep Bisnis Waralaba Menurut Pandangan Islam ................ 39

Page 13: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

xii

C. Tinjauan Pustaka atau Penelitian Terdahulu ................................. 42

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

A. Gambaran Umum Waralaba Sabana Fried Chicken ..................... 45

B. Penerapan Etika Bisnis Waralaba dalam Prespektif Islam ............ 56

C. Penerapan konsep Bisnis Waralaba dalam Pandangan Etika

BisnisIslam .................................................................................... 60

BAB IV ANALISIS DATA

A. Penerapan Etika Bisnis Waralaba dalam Prespektif Islam ............ 68

B. penerpan Bisnis Waralaba dalam Pandangan Etika Bisnis Islam .. 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 79

B. Saran .............................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

xiii

DAFTAR TABEL

3.1. Struktur Kepengurusan Sabana Fried Chicken Cabang Lampung ................... 48

3.2. Data Mitra Sabana Fried Chicken Bandar Lampung ....................................... 49

3.3. Daftar Mitra Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................................... 51

3.4. Daftar Menu Sabana Fried Chicken ................................................................. 52

Page 15: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01 pedoman wawancara

Lampiran 02 pedoman observasi

Lampiran 03 pedoman dokumentasi

Lampiran 04 surat balasan riset

Lampiran 05 SK pembimbing

Lampiran 06 pendaftaran gerai mitra

Lampiran 07 dokumentasi

Page 16: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Untuk memudahkan para pembaca dalam memahami skripsi ini terlebih

dahulu penulis jelaskan kalimat-kalimat yang dianggap perlu untuk

mempertegas tujuan dalam judul skripsi ini. Judul skripsi ini adalah

“Penerapan Etika Bisnis dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi waralaba

Sabana Fried Chicken Di Bandar Lampung).”

Penerapan menurut Kamus Praktis Bahasa Indonesia adalah mengenakan

perihal mempraktikan1.

Menurut peneliti penerapan yang dimaksud adalah Penerapan Etika

Bisnis Waralaba dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi waralaba Sabana

Fried Chicken di Bandar Lampung)

Etika Bisnis adalah wujud dari penerapan serangkaian prinsip-prinsip etika

normatif kedalam prilaku bisnis sebagai pedoman dalam menentukan benar

tidaknya suatu tindakan yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan

bisnisnya2.

Menurut peneliti, etika bisnis yang dimaksud adalah etika bisnis

Perspektif Ekonomi Islam yang diterapkan oleh komunitas waralaba bandar

Lampung

Waralaba adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorsng (franchisor)

kepada pihak lain (franchisee), lisensi tersebut memberi hak kepada

1 Dwi Adi.K, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: Fajar Mulya, 2001) h. 5092 Tri Hendro SP, Etika Bisnis Modern Pendekatan Pemangku Kepentingan dan Teknologi Informasi(Yogyakarta: Unit Penerbut dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2017), h. 1.

Page 17: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

2

franchisee untuk berusaha dengan menggunakan merek dagang/nama dagang

franchisor, dan untuk menggunakan keseluruhan paket, yang terdiri dari

seluruh elemen yang diperlukan untuk membuat seorang yang sebelumnya

belum terlatih dalam bisnis dan untuk menjalankannya dengan bantuan yang

terus menerus atas dasar-dasar yang telah ditentukan sebelumnya3.

Menurut peneliti, waralaba yang dimaksud adalah sabana fried chicken

cabang lampung yang berlokasi di Jl. Akasia No.44, Beringin Raya,

Kecamatan kemiling Bandar Lampung.

Ekonomi Islam adalah kumpulan tentang prinsip umum tentang prilaku

ekonomi umat yang diambil dari Al-Qu’ran dan Sunnah Nabi Muhammad

SAW dan pondasi ekonomi tersebut dibangun atas dasar pokok-pokok itu

dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan dan waktu4.

Ekonomi Islam yang peneliti jadikan rujukan tentang etika bisnis waralaba

secara umum, guna memastikan lebih jelas tentang Penerapan Etika Bisnis

Waralaba dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Sabana Fried Chicken di

Bandar Lampung).

Sabana Fried Chicken adalah nama brand makanan ayam goreng dengan

sistem waralaba yang berlokasi di Jl. Akasia No.44, Beringin Raya,

Kecamatan kemiling Bandar Lampung. adalah kota dimana peneliti

melakukan penelitian tentang waralaba yang ada dikota tersebut.

Dari penjelasan judul diatas, maka yang dimaksud dengan judul skripsi

“Penerapan Etika Bisnis dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi waralaba

3 Suryono Ekotama, Jurus Jitu Memilih Bisnis Franchise, (Jakarta Selatan: PT. Buku Kita, 2010) h.3

4 Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2012) h. 10

Page 18: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

3

Sabana Fried Chicken di Bandar Lampung).” adalah penelitian tentang

penerapan etika bisnis waralaba yang lebih meniti beratkan pada nilai-nilai

dan hukum Islam, dimana nilai dan hukum ini menjadi dasar dan standar

benar tidaknya bisnis waralaba yang berjalan, jika hanya mengacu pada dasar

bisnis dan ekonomi secara umum, yang didapati hanyalah untung rugi,

kerjasama, dan lain-lain, berbeda halnya ketika hal tersebut disandarkan pda

hukum dan nilai Islam, maka yang timbul adalah keridhoan Bersama dengan

dibingkai akad yang sah, mengikat dengan satu aturan yang mulia dimana

aturan tersebut dibuat oleh Allah SWT yang disebut dalam Firman-NYA,

diterangkan lebih jelas melalui hadis Nabi-NYA, dan ditafsirkan atas hukum

yang belum jelas melalui ijma dan qiyas ulama

B. Alasan Memilih Judul

Ada beberapa alasan yang melatar belakangi sehingga penelitian ini

dilakukan, yaitu:

1. Tertariknya peneliti meneliti Penerapan Etika Bisnis Waralaba dalam

Perspektif Ekonomi Islam (Studi waralaba Sabana Fried Chicken Di

Bandar Lampung), dimana penelitian ini lebih mengarah pada penerapan

etika bisnis dan etika bisnis Islam, tegasnya lagi penelitian ini menekankan

pada bagaimana penerapan etika bisnis waralaba dan bagaimana

pandangan ekonomi Islam mengenai waralaba itu sendiri.

2. Sebab judul yang diangkat penulis erat kaitannya dengan jurusan yang

peneliti ambil, sehingga pembahasan yang terdapat pada judul sekripsi ini

Page 19: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

4

diharapkan dapat dianalisis melalui pendekatan yang ilmiah dan

mengarahkan pada hasil yang sempurna.

C. Latar Belakang

Islam adalah agama yang sempurna, serta menyeluruh dan konsepnya

tidak hanya mengatur kehidupan yang bersifat vertikal yang sering kali

dikaitkan dengan tata cara beribadah kepada Allah swt., namun yang bersifat

horizontal pun tidak luput. Dalam fikih Islam, hosizontal adalah hubungan

antar manusia dalam bermasyarakat, contohnya saja perdagangan yang

merupakan salah satu aspek kehidupan, yang tengah dikelompokkan ke dalam

masalah mu’amalah. Sebagai ajaran yang penuh rahmat Allah swt., Islam

melalui dakwah Rasulullah juga mengatur tata nilai dalam bisnis. Bukan

hanya dalam tatanan teori namun juga dalam tatanan praktek, mengingat

Rasulullah sendiri adalah seorang pedagang. Mu’amalah merupakan konsep

bisnis Islam yang tidak hanya mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya

yang kemudian menghalalkan segala cara, melainkan atas dasar sama-sama

rela dan ridho, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah An- Nisaa’

ayat 29:

ون تجارة إلا أن تك یا أیھا الذین آمنوا لا تأكلوا أموالكم بینكم بالباطل

عن تراض منكم

Page 20: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

5

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu”. (QS. An-Nisaa’:29)5

Ayat di atas menunjukan peringatan Allah kepada hamba-hambanya yang

beriman untuk tidak memakan harta dengan jalan yang batil yakni melalui

usaha yang tidak di akui oleh syariat, seperti dengan cara riba dan judi serta

cara-cara lain yang termasuk dalam katgori tersebut dengan bermagai macam

tipuan dan pengelabuhan.6

Tegasnya, berbisnis bukan mencari untung material semata, tetapi harus

didasari atas ketentuan dan hukum Islam yang berlaku, hal ini yang nantinya

akan menjadi dasar keberlangsungan bisnis itu sendiri, karena Islam membuat

hukum demi kemaslahatan ummat. Seorang muslim dibenarkan berdagang

dan berusaha secara perseorangan, membenarkan pula penggabungan modal

dan tenaga, dalam bentuk perkongsian dagang pada berbagai bentuk yang

menjadikannya sebagai organisasi bisnis. Islam tidak menolak setiap

kerjasama yang memungkinkan terbentuknya organisasi bisnis yang

menguntungkan. Sesungguhnya salah satu tujuan dasar Islam adalah

menggunakan semua sumber dan kekuatan negara dalam memproduksi

kekayaan serta mengkordinasikan persediaan tenaga kerja dan modal yang

dapat digunakan dalam kepentingan masyarakat. Semua bentuk organisasi

bisnis seperti perdagangan, perniagaan, pendidikan, transportasi,

5 Departemen AgamaRepublik Indonesia, Al-Qur’an Terjemahan 30 Juz (Solo:PT QomariPrima Publisher), h. 83

6 Al-imam Ibn Katsiral-DamsyikTafsir Ibnu Katsir yang dialih bahasakan oleh Bahrun AbuBakar dkk juz v (Cet. I, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2000 M) h.37.

Page 21: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

6

pembangunan, dan masih banyak lagi yang bias dibuat oleh pengusaha

muslim. Demi kelangsungan perekonomian yang lebih baik serta memenuhi

tuntunan zaman modern saat ini. Sistem ekonomi Islam dalam hal kerja sama

untuk saling memperoleh keuntungan, apabila sesuai dengan etika bisnis,

maka hal tersebut dibolehkan, bahkan dianjurkan. Keterlibatan muslim di

dunia bisnis telah berlangsung empat belas abad yang lalu. Namun, muslim

dewasa ini menghadapi suatu masalah yang sangat dilematis. Meskipun

berpartisipasi aktif dalam dunia bisnis, namun keraguan tetap ada, jika

pertanyaan seperti ini mencuat, yakni apakah praktek-praktek bisnis yang ada,

benar menurut pandangan Islam? Yang menjadi masalah yaitu bentuk-bentuk

baru, institusi, metode atau teknik-teknik bisnis yang sebelumnya belum

pernah ada telah menimbulkan suatu keraguan, sehingga dalam beberapa

kasus, umat muslim tetap mengikuti sistem tersebut dengan perasaan bersalah

karena merasa tidak menemukan jalan keluar. Ilmu pengetahuan semakin

berkembang seiring dengan berkembangnya zaman. Begitu pun dengan

gagasan tentang bermu’amalah. Pada zaman dahulu, berdagang hanya

dilakukan dengan cara-cara sederhana seperti berdagang dipasar atau

menjajakan barang dagangannya dari rumah ke rumah. Namun, sekarang

terdapat berbagai macam variasi yang dibuat oleh seorang wirausahawan

dalam menjajakan produk dagangannya. Misalnya, seorang penjual bahkan

tidak harus bertemu dengan si pembeli. Ini adalah salah satu inovasi

pemasaran dalam bermuamalah. Hal ini dapat kita ditemukan pada bisnis E

commerce misalnya. Selain bisnis E commerce ada juga bisnis Multi Level

Page 22: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

7

Marketing terdapat juga bisnis yang semakin berkembang dewasa ini yaitu

bisnis waralaba, atau lebih dikenal dengan istilah franchise.

kontrak atau persetujuan lisan atau tulisan yang dinyatakan secara tegas

dimana pihak yang disebut pewaralaba memberikan hak kepada orang lain

atau yang disebut terwaralaba untuk menggunakan nama dagang, merek jasa,

merek dagang, logo, atau karakteristik yang berhubungan, dimana terdapat

kepentingan bersama dalam bisnis yang menawarkan, menjual,

mendistribusikan barang-barang atau jasa lainnya, dimana franchisee harus

melakukan pembayaran biaya waralaba langsung atau tidak langsung. Selama

kontrak berjalan pihak terwaralaba juga harus membayar royalty fee yaitu

kontribusi bagi hasil dari pendapatan (biasanya hasil penjualan), lebih

jelasnya royalty fee adalah jumlah uang yang dibayarkan secara periodik oleh

terwaralaba kepada pewaralaba sebagai imbalan dari pemakaian hak waralaba

yang merupakan persentase dari omzet penjualan. Konsep waralaba tersebut

diatas, kalau dalam hukum Islam, hampir sama dengan model syirkah

mudharabah (bagi hasil), sudah mengalami perkembangan seiring

berkembangnya zaman, dan terdapat gabungan dengan jenis syirkah lainnya,

syirkah (persekutuan) dalam hukum Islam banyak jenisnya, dan perlu

diketahui bahwa dalam pola transaksi yang diatur oleh hukum Islam adalah

meniti beratkan pada sisi moralitas yang lebih tinggi dari apapun.

sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah Shad ayat 24:

Page 23: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

8

لیبغي قال لقد ظلمك بسؤال نعجتك إلى نعاجھ وإن كثیرا من الخلطاء

الحات وقلیل ما ھم بعضھم على بعض إلا الذین آمنوا وعملوا الص

ر راكعا وأناب وظن داود أنما فتناه فاستغفر ربھ وخ

“Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat dzalim kepadamu dengan

meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan

sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian

mereka berbuat dzalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang orang

yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka

ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta

ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat”. (QS

Shad:24)7

Dalam ajaran ekonomi Islam sendiri telah disebutkan bahwa kekayaan

merupakan amanah dari Allah dan tidak dapat dimiliki secara mutlak.

Manusia diberikan kebebasan untuk bermuamalah selama tidak melanggar

ketentuan syar’iah, Indonesia juga menggunakan metode bisnis tersebut.

Pertumbuhan franchise di Indonesia berawal dari masuknya waralaba asing

ke Indonesia seperti: KFC, McDonalds, Burger King adalah sebagian jaringan

waralaba asing yang masuk sebagai petanda, awal berkembangnya franchise

di Indonesia. Dan sampai saat ini waralaba tetap digemari, hal ini terlihat

semakin seriusnya pemerintah dengan memberikan payung hukum sebagai

7 Ibid, h. 454

Page 24: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

9

upaya dalam mengantisipasi terhadap adanya pihak-pihak yang dirugikan.

Pelaksanaan perjanjian waralaba ini diatur dalam Peraturan Pemerintah RI

Nomor. 42 Tahun 2007 pada Pasal 4 ayat ( 1 ) disebutkan bahwa waralaba

diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulis antara pemberi waralaba

dengan penerima waralaba dengan memperhatikan Hukum Indonesia dan

pada Pasal 4 ayat ( 2 ) disebutkan pula dalam hal perjanjian sebagaimana

dimaksud pada ayat ( 1 ) ditulis dalam bahasa asing, perjanjian tersebut harus

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, apabila pihak

pewaralaba pihak asing, sedangkan terwaralaba adalah Indonesia, maka

perjanjiannnya terikat pada peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007

tentang waralaba. Selanjutnya dijelaskan dalam Pasal 6 ayat (1) bahwa dalam

perjanjian waralaba ini dapat memuat klausula pemberian hak bagi penerima

waralaba untuk menunjuk penerima waralaba lain dan dalam ayat (2)

ditegaskan kembali bahwa penerima waralaba yang diberi hak untuk

menunjuk penerima waralaba lain, harus memiliki dan melaksanakan sendiri

paling sedikit 1 ( satu ) tempat usaha waralaba.8

Pasal 7 disebutkan kewajiban pemberi waralaba, dimana pemberi waralaba

harus memberikan prospektus penawaran waralaba kepada calon penerima

waralaba pada saat melakukan penawaran. Selain harus memberikan

prospektus penawaran waralaba kepada calon penerima waralaba, pemberi

waralaba berkewajiban pula untuk memberikan pembinaan dalam bentuk

pelatihan, bimbingan operasional manajemen, pemasaran, penelitian, dan

8 Sri Hudiarini, “Waralaba Model Bisnis Baru Yang Berkelanjutan diTinjau Dari Aspek Hukum”. JurnalPanorama Hukum, Vol. 3 No. 2 (Juni 2018), h. 6

Page 25: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

10

pengembangan kepada penerima waralaba secara berkesinambungan (Pasal 8)

dan mengutamakan penggunaan barang dan / atau jasa hasil produksi dalam

negeri sepanjang memenuhi standar mutu barang dan/atau jasa yang

ditetapkan secara tertulis oleh pemberi waralaba (Pasal 9 ayat 1)9

kemudian diganti dengan Peraturan No. 42 Tahun 2007 dilandasi dengan

upaya pemerintah meningkatkan pembinaan usaha waralaba di seluruh

Indonesia. Dalam hukum mu’amalat,. Oleh karena itu, dengan judul “etika

bisnis waralaba dalam prespektif Islam (Studi waralaba Sabana Fried Chicken

Bandar Lampung)” peneliti merasa perlu untuk mengkaji masalah bisnis

waralaba, terutama dalam prakteknya dengan di tinjau dari prespektif Islam,

sebagai bentuk pendekatan normatif dan padanannya dengan sistem ekonomi

Islam. Bisnis dalam ekonomi Islam, diungkapkan sebagai bisnis yang sesuai

dengan konsep Islam itu sendiri. Dimana bahwa dasar hukum yang menjadi

landasan pemikiran dan penentuan konsep ekonomi Islam yang disandarkan

pada empat dasar yaitu al-Qur’an, Hadits, Ijma, dan Ijtihad. Perpaduan

antara konsep bisnis waralaba dengan konsep bisnis Islam, melalui

pendekatan yang disebutkan diatas, dianggap sesuau yang sangat urgen oleh

penulis, seiring munculnya berbagai fenomena yang menimbulkan keraguan

dan ketidaknyamanan masyarakat terkait dengan sah atau tidaknya ketika

melakukan transaksi bisnis waralaba, maka dari itu penulis tertarik

melakukan penelitian mengenai bisnis waralaba yang dewasa ini sedang naik

daun, terlebih sabana fried chicken yang dalam golongan waralaba ayam

9 Ibid, h. 69

Page 26: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

11

goreng diLampung cukup pesat dan diminati oleh wirausahawan yang ingin

baru memulai bisnisnya, dari hal tersebut penulis ingin mengetahui lebih

dalam tentang bagaimana prosedur yang dijalankan yang selanjutnya akan

penulis sandingkan dengan etika bisnis Islam sesuai fokus penelitian yang

penulis teliti.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan

masalah yang akan menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana Penerapan Etika Bisnis Waralaba Sabana Fried Chicken di

Bandar Lampung ?

2. Bagaimana Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Waralaba Sabana Fried

Chiken Kemiling Bandar Lampung ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitan

1. Tujuan Penelitian

Agar penelitian ini dapat terlaksana dengan baik sesuai yang

diinginkan, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui Bagaimana Penerapan Etika Bisnis Waralaba

Sabana Fried Chicken di Bandar Lampung

b. Untuk mengetahui pelaksanaan dan pentingnya penerapan etika

bisnis Islam bagi Waralaba Sabana Fried Chicken di Bandar

Lampung.

2. Manfaat Penelitian

Adapun Kegunaan Penelitian Ini Adalah:

Page 27: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

12

1. Hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua akan

pentingnya penerapan etika bisnis yang berlaku, baik secara umum

maupun dalam perspektif Ekonomi Islam

2. Sebagai wawasan positif bagi peneliti akan pentingnya peranan

etika bisnis, terutama sabana Fried Chicken di Bandar Lampung

dalam menjalankan bisnis waralabanya sesuai etika bisnis Islami

F. Metode Penelitian

1. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode

kualitatif itu sendiri ialah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek

yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti

adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data

dilakukan secara purposive dan snowbaal, tekhnik pengumpulan dengan

trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.10

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian natualistik

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (Natural

Setting) ; disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya

metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi

10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 915.

Page 28: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

13

budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan

analisanya lebih bersifat kualitatif.11

2. Populasi dan Sampel

Populasi ialah keseluruhan unit yang akan diduga melalui statiska hasil

yang dilakukan terhadap sampel penelitian. Populasi dibedakan menjadi

dua yaitu populasi sasaran dan populasi sampling. Populasi sampling

adalah keseluruhan unit yang terdapat didaerah lokasi penelitian dan

populasi sasaran adalah sebagian dari populasi sampling yang

parameternya akan dinyatakan atau diduga melalui penelitian sampel.

Sampel artinya contoh. Dimaksudkannya arti contoh tersebut bukan

sekedar arti teladan tetapi contoh yang melainkan terpilihnya objek sasaran

penelitian yang hasil atau kesimpulannya dapat mewakili seluruh populasi

sasaran. Cara pengambilannya harus dapat di pertanggung jawabkan

secara metodologis dan ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam

penggunaan sampel yaitu:

1. Dapat memberikan keterangan yang nyata sebanyak mungkin dengan

menggunakan tenaga, waktu dan dana yang terbatas.

2. Dapat memberikan gambaran terpercaya tentang keadaan populasi

sasaran.

3. Dapat menentukan hasil penelitian dengan mengestimasi batas

kesalahan dari hasil yang diperoleh.

11 Ibid, h. 14.

Page 29: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

14

Populasi dalam penelitian ini adalah Sabana Fried Chicken Bandar

Lampung, sedangkan sampel ini diambil dengan menggunakan Purposive

Sampling, yaitu tehmnik penentan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka

sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan atau penelitian

tentang kondisi politik disuatu daerah, maka sampel sumber datanya

adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk

penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan

generalisasi.12

“Nonprobability sampling ialah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tehnik sampel ini meliputi,

Sampling sistematis, Kuota, aksidental, Purposive, Jenuh, snowball.13

Dalam penelitian ini populasi yang peneliti pilih adalah Sabana Fried

Chicken Bandar Lampung. Berdasarkan data diatas peneliti menetapkan

sampel yang diambil adalah Sabana Fried Chicken kemiling Bandar

Lampung, dengan kriteria dan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mitra sabana tertua di Bandar Lampung

2. Mitra dengan penjualan terbanyak dan pendapatan terbesar di Bandar

lampung

Dari penetapan kriteria sampel diatas diharapkan mampu menggali

informasi tentang prosedur Sabana Fried Chicken dari awal dibuka di

12 Sugiyono, Op Cit., h. 12413 Ibid,h. 122.

Page 30: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

15

Bandar Lampung, yang nantinya akan peneliti Sandarkan pada etika bisnis

Islam dalam hal penerapan prosedur itu sendiri, yang akan menjadi tolak

ukur terhadap perkembangan dan pergeseran prosedur (etika bisnis)

waralaba sabana fried chicken Bandar Lampung.

3. Teknik Pegumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,

yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.

Kualitas instrument penelitain berkenaan dengan validitas dan reliabilitas

instrument dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara

yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrument

yang telah teruji validias dab reliabilitasnya, belum tentu dapat

menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrument tersebut

tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Dalam hal ini

peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai tehnik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan study pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dan responden yang lebih mendalam dan jumlah

respodennya sedikit/kecil. Tehnik pengumpulan data ini mendasarkan

Page 31: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

16

diri pada lapoan tentang diri sendiri atau self-repport, atau setidak-

tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.14

2. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan

hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan

sering dengan bantuan sebagai alat yang sangat canggih, sehingga

benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang

sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.15

3. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,

dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, boigrafi, peraturan,

kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar

hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya

karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi

dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode obserasi, dan

wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi

atau wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalua didukung

oleh sejarah pribadi dan autobiografi. Hasil penelitian juga lebih

14,ibid, h. 19315 Ibid,h. 310.

Page 32: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

17

kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan

seni yang telah ada.

4. Triangulasi

Dalam tekhnik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai

tekhnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

tekhnik pengupulan data dan sumber data yang telah ada., bila peneliti

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi maka sebenarna

peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai tekhnik

pengumpulan data dan berbagai sumber data.16

4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi

data ringgi sekali data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif

(walaupun tidak menolak data kuantitatif) sehingga tekhnik analisis data

yang digunakan belum ada polanya yang jelas. Oleh karena itu sering

mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Nasution mengatakan

bahwa “melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja

keras. Analsis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang

tinggi. Tidak ad acara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan

16 Ibid, h. 329.

Page 33: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

18

analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang

dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bias

diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.” Dalam hal analisis data

kualitatif Bogdan menyatakan bahwa”Analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit melakukan

sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana

yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan

kepada orang lain.

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola

hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang

dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi

secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah

hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang dapat

dikumpulkan secara berulang-ulang dengan tekhnik triangulasi, ternyata

hipotesis diterima maka hipotesis tersebut berkembang dan menjadi

teori.17

17 Ibid, h. 333

Page 34: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

19

BAB IILANDASAN TEORI

A. ETIKA BISNIS

1. Pengertian Etika Bisnis

Etika adalah pernyataan benar atau salah yang akan menentukan

perilaku seseorang tergolong bermoral atau tidak bermoral, baik atau buruk.

Pernyataan ini kemudian dituangkan dalam bentuk-bentuk prinsip etika

yang secara normative dipergunakan untuk membimbing tindakan seseorang

menjadi perilaku yang bermoral. Perbuatan yang tidak menyenangkan

seperti berbohong, mencuri, mengancam, atau merusak milik orang lain dari

sisi etika tergolong perbuatan yang tidak etis dan tidak bermoral, sedangkan

kejujuran, menepati janji, saling membantu sesame, dan menghormati hak

dan kewajiban orang lain merupakan perbuatan yang secara etis dan moral

sangat diharapkan untuk dilakukan oleh manusia.1

Bisnis merupakan wujud dari penerapan serangkaian prinsip-prinsip

etika normatif kedalam perilaku bisnis. Dalam hal ini etika bisnis berperan

sebagai pedoman dalam menentukan benar tidaknya suatu tindakan yang

dilakukan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Jika dalam kehidupan

sehari-hari ketidak jujuran menunjukan perilaku yang tidak etis, maka

perusahaan yang menutupi kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya,

atau menutupi produk atau jasanya sehingga berpotensi merugikan

konsumen dapat disebut sebagai perusahaan yang tidak etis. Tindakan etis

dalam dunia bisnis sering berasal dari praktik kehidupan sehari-hari,

1 Tri Hendro, Etika Bisnis Modern, (Yogyakarta: Fajar sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YPKN,2017) h. 1

Page 35: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

20

sehingga bisnis tidak dapat menetapkan sendiri benar salahnya suatu

tindakan tanpa berpijak pada norma kehidupan masyarakat.walaupun

sebuah perusahaan dapat berkelit dari tuntutan etis, karena berlindung

dibalik sebuah aturan atau regulasi, tetap saja masyarakat dapat secara

kolektif mengecam, menolak, atau menuntut perusahaan kepengadilan agr

perusahaan kembali berperilaku etis.2

Etika bisnis adalah aplikasi etika umum yang megatur prilaku bisnis.

Norma moralitas merupakan landasan yang menjadi acuan bisnis dalam

prilakunya. Dasar prilakunya tidak hanya hukum-hukum ekonomi dan

mekanisme pasar saja yang mendorong prilaku bisnis itu tetapi nilai moral

dan etika juga menjadi acuan pening yang harus dijadikan landasan

kebijakannya. Pengelolaan bisnis dalam konteks pengelolaan secara etika

mesti mengunakan landasan norma dan moralitas umum yang berlaku

dimasyarakat. Penilayan keberhasilan bisnis tidak saja ditentukan oleh

keberhasilan prestasi ekonomi dan finansial semata tetapi keberhasilan itu

diukur dengan tolak ukur paradigma moralitas dan nilai-nilai etika terutama

pada moralitas dan etika yang dilandasi oleh nilai-nilai sosial dan agama.

tolak ukur ini harus mejadi bagian yang integral dalam menilai keberhasilan

suatu kegiatan bisnis.3

2. Pengertian Bisnis Waralaba

Bisnis waralaba atau popular disebut dengan istilah franchise yaitu

pemberian sebuah lisensi oleh seseorang (Franchisor) kepada pihak lain

2 Ibid, h. 23 Muslich, Etika Bisnis Islam, (Yogyakarta: Ekonisa, 2004) h. 9

Page 36: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

21

(franshisee), lisensi tersebut memberi hak kepada franshisee untuk berusaha

dengan menggunakan merk dagang /nama dagang Franchisor, dan untuk

menggunakan keseluruhan paket, yang terdiri dari seluruh elemen yang

diperlukan untuk mrmbuat seseorang yang sebelumna belum terlatih dalam

bisnis dan untuk menjalankannya dengan bantuan yang terus menerus atas

dasar-dasa yang telah ditentukan sebelumnya.4

Waralaba merupakan metode distribusi secara berkesinambungan

yang melibatkan dua pihak atau lebih untuk menyalurkan barang atau jasa,

dengan kata lain waralaba merupakan hubungan hukum ihak yang saling

tergantung satu sama lain. Waralaba didefinisikan sebagai perjanjian antara

dua pihak mengenai pemebrian izin penggunaan hak guna nama dari

franchisor kepada franchise untuk memasarkan suatu produk atau jasa dan

melakukan bisnisnya yang dikembangkan oleh franchisor dengan

menggunakan nama, merk dagang, merk jasa, keahlian khusus dan cara

melakukan bisnis yang dimiliki oleh franchisor.5

3. Perkembangan Bisnis waralaba

Awal perkembangan waralaba muncul sebagai format dalam

pendistribusian barang dan jasa dengan istilah franchise. Di belahan dunia

Amerika bisnis dengan format franchise dikenal pertama kali pada tahun

1851. Saat itu format franchise menggunakan jenis straight product

franchising (waralaba produk murni). Waralaba jenis ini pernah digunakan

4Martin Mendlsohn, Franchising, (London: Franchise World Magazine James House,1993), h. 4

5Maulana Hasanudin, jaih mbarok, Perkembangan Akad Musyarakah, (Jakarta: KencanaPrenada Media Group, 2012), h. 156

Page 37: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

22

sebagai sarana dalam pendistribusian pada minuman Coca Cola yaitu

dengan cara pemberian lisensi, kemudian berkembang pada industri mobil

(general-motors) dan terus berkembang hingga pada pemberian hakwaralaba

oleh produsen bahan bakar kepada pemilik pompa bensin dalam rangka

memperluas jaringan penyediaan bahan bakar dengan cepat. Sistem bisnis

yang menggunakan formatwaralaba mengalami puncaknya di Amerika

setelah berakhirnya Perang Dunia II, yaitu dikisaran tahun 1960 – 1970-an

namun seiring dengan pesatnya bisnis waralaba pada saat itu muncul kasus

penipuan-penipuan dalam bisnis waralaba, yaitu dengan banyaknya

bermunculan modus penjualan bisnis dengan format waralaba yang ternyata

belum teruji keberhasilannya di lapangan yang pada akhirnya banyak

merugikan mitra usaha baru yang masuk pada jaringan system waralaba ini.

Dengan banyaknya kasus negatif yang bermunculan khususnya di bidang

bisnis waralaba maka hal ini mendorong terbentuknya Asosiasi Franchise di

Amerika yang dikenal dengan istilah International Franchise Association

(IFA) pada tahun 1960, yang salah satu tujuannya adalah sebagai wadah

bagi pengusaha waralaba untuk menjaga iklim usaha waralaba yang

kondusif dan menciptakan kode etik waralaba sebagai pedoman dalam

melakukan usaha bisnis waralaba sedangkan untuk menegakkan kode etik

mengenai waralaba yang dibuat oleh IFA dibentuklah Federal Trade

Commission (FTC). International Franchise Association (IFA) adalah

sebagai komisi yang mengawasi jalannya usaha waralaba, maka pada saat

itu FTC mengeluarkan peraturan tentang operasional waralaba yaitu bagi

Page 38: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

23

pengusaha yang hendak menjual hak waralabanya diwajibkan untuk

memiliki Uniform Franchise Offering Circular (UFOC) yaitu suatu

dokumen persyaratan penawaran waralaba yang berisi mengenai informasi

lengkap mengenai peluang bisnis waralaba yang ditawarkan seperti sejarah,

bisnis, pengelola, legalitas besarnya investasi, deskripsi konsep, dan bentuk

perjanjian waralaba. Dampak dari ingan dan perlindungan mitra usaha

waralaba.

4. Dasar Hukum Bisnis Waralaba

Perjanjian waralaba merupakan suatu tindakan hukum yang

menimbulkan hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak. Melalui

perjanjian waralaba, franchisor memberikan hak kepada franchise sebagai

mitra usahanya untuk menjalankan usaha di bidang yang sama dengan

menggunakan merek dagang atau nama dagang dan hak milik intelektual

lainnya dengan menjaga standar kualitas dan reputasi franchisor sehubungan

dengan penggunaan merek dari barang dan/atau jasa yang diperjanjikan

tersebut. Pengaturan hak dan kewajiban franchisor dan franchisee harus

jelas, seimbang dan memiliki batas-batas tertentu agar di dalam

pelaksanaannya tidak mengakibatkan kesewenang-wenangan salah satu

pihak. Para pihak yang terikat oleh hak dan kewajiban tersebut selain

memperhatikan hak dan kewajiban mereka sebagai pihak-pihak terikat

dalam perjanjian waralaba agar memenuhi ketentuanketentuan mengenai

peraturan waralaba yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42

Tahun 2007 Tentang Waralaba sehingga hak dan kewajiban para pihak tidak

Page 39: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

24

melanggar ketentuan mengenai waralaba dan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku, hal ini merupakan tanggung jawab para pihak untuk mentaati

hukum yang berlaku meskipun mereka bebas menetukan isi dari perjanjian

yang mereka buat. Salah satu isi dari perjanjian itu adalah tentang

pembagian royalty antara pewaralaba dan terwaralaba. Pembayaran royalty

merupakan salah satu ciri dari waralaba.

5. Konsep Bisnis Waralaba

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun

2007 tentang Waralaba, bahwa waralaba merupakan hak khusus yang

dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis

dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang

telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh

pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Berdasarkan Penjelasan Pasal 3

huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007, yang dimaksud

dengan ciri khas usaha adalah suatu usaha yang memiliki keunggulan atau

perbedaan yang tidak mudah ditiru, dibandingkan dengan usaha lain sejenis,

dan membuat konsumen selalu mencari ciri khas dimaksud. Misalnya,

sistem manajemen, cara penjualan dan pelayanan, atau penataan atau cara

distribusi yang merupakan karakteristik khusus dari pemberi waralaba.

Unsur-unsur yang dapat dirumuskan dari definisi di atas adalah: a) adanya

hak khusus; b) pelakunya bisa perseorangan maupun badan usaha; c) adanya

objek sistem bisnis dengan ciri khas usaha; dan d) tujuannya memasarkan

barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan

Page 40: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

25

dan/atau digunakan oleh pihak lain; serta e) dasarnya perjanjian waralaba.

Menurut Salim HS pengertian waralaba/franchise secara yuridis adalah

suatu kontrak yang dibuat antara franchisor dan franchisee, dengan

ketentuan pihak franchisor memberikan lisensi kepada franchisee untuk

menggunakan merek barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu dan

pembayaran sejumlah royalty tertentu kepada franchisor. Pengertian

tersebut mengandung beberapa unsur, yaitu: a) adanya subjek hukum, yaitu

franchisor dan franchisee; b) adanya lisensi atas merek barang atau jasa; c)

untuk jangka waktu tertentu; d) adanya pembayaran royalty. Senada dengan

pengertian menurut konsultan waralaba Amir Karamoy, waralaba adalah

suatu pola kemitraan usaha antara perusahaan yang memiliki merek dagang

terkenal dan sistem manajemen, keuangan, dan pemasaran yang telah

mantap, yang disebut pewaralaba, dengan perusahaan atau individu yang

memanfaatkan atau menggunakan merek dan sistem bisnis milik

pewaralaba, yang disebut terwaralaba. Pewaralaba wajib memberikan

bantuan teknis, manajemen dan pemasaran kepada terwaralaba dan sebagai

timbal baliknya, terwaralaba membayar sejumlah biaya (fee) kepada

pewaralaba. Hubungan Kemitraan usaha antara kedua pihak dikukuhkan

dalam suatu Perjanjian Lisensi atau Perjanjian Waralaba.6

Bedasarkan definisi-definisi tersebut di atas maka dapat dipahami

bahwa waralaba adalah kegiatan bisnis yang didasarkan perjanjian atau

perikatan antara pemberi waralaba atau pewarlaba atau franchisor dengan

6 Ibid, h. 146

Page 41: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

26

pihak penerima waralaba atau terwaralaba atau franchisee. Perjanjian atau

perikatan waralaba ini juga tunduk pada ketentuan hukum perjanjian atau

perikatan yang ada dalam KUHP perdata seperti aturan tentang syarat

sahnya perjanjian dan asas- asas perjanjian. Akan tetapi di dalam hukum

Islam Waralaba/Franchise tergolong bentuk perjanjian baru. Perjanjian

franchise mempunyai persamaan dengan sistem ijārah

B. ETIKA BISNIS ISLAM

1. Pengertian Etika Bisnis Islam

Bisnis Islam merupakan serangkaian aktivitas bisnis baik produksi,

distribusi maupun konsumsi dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi

jumlah kepemilikan harta, barang dan jasa termasuk keutunganyang

diperoleh, tetapi dibatasi cara perolehan dan pendayagunaannya yang

dikenal dengan istilah halal dan haram. Konsep Al-Qur’an dan Hadis Nabi

tentang bisnis sangat koprehensif, parameter yang dipakai tidak hanya

masalah dunia saja tetapi juga akhirat. Yang dimaksud Al-Qur’an tentang

bisnis yang benar-benar sukses (baik) adalah bisnis yang membawa

keuntungan pada pelakunya dalam kehidupan duania dan akhirat.7

Dasar-dasar pemikiran ekonomi Islam berawal dari tuntutan-tuntutan

yang berkaitan dengan kekayaan dan ekonomi oleh Nabi Muhammad SAW

7 Idri, Etika Hadis Ekonomi, (jakarta: Prenadamedia group, 2015) h. 327

Page 42: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

27

ketika berada di Mekkah (periode Mekkah) dan dilanjutkan di Madinah

(periode Madinah). Tuntutan itu adalah:

a. Tentang kekayaan dan pengaruhnya terhadap ketaatan dan kemaksiatan

b. Ajakan berinfak dan berlomba-lomba dalam kebaikan

c. Memenuhi timbangan, takaran dengan lurus dan menjauhkan dari

perbuatan merusak di atas bumi

d. Larangan riba dan mendorong zakat

e. Pesan-pesan wajib dalam tuntutan ekonomi

f.Pengembangan sumber kekayaan alam

Tuntutan memenuhi timbangan, takaran dengan lurus dan menjauhkan

dari perbuatan merusak di atas bumi merupakan pijakan dari konsep etika

bisnis Islam. Sesungguhnya ancaman dalam urusan timbangan dan takaran,

dan kewajiban untuk berlaku jujur dalam timbangan, dan larangan

merugikan manusia dalam bentuk apa pun, serta perintah menjauhkan

perbuatan merusak di atas bumi telah banyak diungkapkan dalam surah-

surah makkiyyah. Semua itu bertujuan untuk memberi tahukan bahwa

orang-orang yang berkhianat terhadap amanah dan kejujuran akan

mendapatkan sangsi hukuman yang buruk sekali di akhirat, dan bisa

mengakibatkan kehancuran bagi pelakunya dan bagi umat manusia

umumnya.8

2. Nilai-Nilai Dasar dalam Ekonomi islam

8 Ibid, 327

Page 43: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

28

Nilai dasar ekonomi Islam berbeda dengan nilai dasar ekonomi

kapitalis dan sosialis. Ekonomi kapitalis berdasar pada laisez-faire

(kebebasan mutlak) sebagai ideologi dasarnya. Nilai dasar tersebut

kemudian membentuk nilai-nilai dasar masyarakat kapitalis klasik yang

berupa kepemilikan pribadi (private property), motif mencari laba (the

profite motive), dan persaingan bebas (free competition). Pada masa

modern, nilai-nilai dasar ekonomi kapitalis yang dikembangkan adalah

penumpukan modal (capital accumulation), penciptaan kekayaan (the

creation of wealth), dan ekspansi (exspansionism). Nilai dasar ekonomi

kapitalis tersebut didasarkan pada pandangan Adam Smith yang

menekankan pada sistem ekonomi pasar, sering disebut juga ekonomi libral,

yang ditandai oleh berkuasanya kapital sehingga tidak terdapat gagasan

orisinal tentang keadaan sosial dan tidak adanya persaudaraan sehingga

membawa pada sifat individualisme dan utilitarianisme. Adapun nilai dasar

ekonomi sosialis didasarkan pada konsep sosialisme Karl Marx sebagai

antitesis dari konsep kapitalisme yang menyatakan bahwa produksi yang

berlebihan (over production), tingkat konsumsi yang rendah (under

consumtion), disproporsi, eksploitasi, dan alineasi yang dialami kaum buruh

dapat menciptakan suatu kondisi yang memaksa terjadinya revolusi sosial

umtuk menumbangkan kapitalis. Karena itu, diperlukan pengaturan

kepemimpinan diktator yang mewakili kaum proletar, produksi dan

distribusi diatur oleh negara, pendapatan kolektif merupakan norma utama,

sedangkan relasi ekonomi dalam transaksi secara individual sangat dibatasi.

Page 44: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

29

Nilai dasar ekonomi sosial yang membatasi kepemilikan pribadi yang sangat

ketat dapat melanggar hak asasi dan dapat menghalangi kreativitas dan

produktivitas yang sehat.9

Ekonomi Islam didasarkan pada nilai-nilai luhur yang ditemukan

dalam sumber-sumber ajaran Islam seperti ayat-ayat Al-Qur’an, Hadis-hadis

Nabi, ijma’ para ulama, dan qiyas. Dari sumber-sumber ini, kita dapat

memperoleh nilai-nilai dasar ekonomi Islam, termasuk nilai-nilai moralitas

seperti menyeru manusia kepada kebenaran dan kebaikan, kesabaran dan

akhlak, serta mencegah mereka dari kepalsuan dan kemungkaran. Demikian

pula, Islam menyuruh mereka membantu orang miskin dan melarang

mereka berbuat zalim, melanggar hak orang lain dan menumpuk harta

secara tidak halal. Sebagaimana memerintahkan sholat, puasa, dan haji,

Islam juga menetapkan zakat sebagai suatu kebajikan yang wajib untuk

menerapkan kebijakan membantu fakir miskin.10

3. Konsep etika Bisnis Islam

Bisnis merupakan bagian inheren yang amat penting bagi suatu

masyarakat. Secara sadar dan dengan berbagai cara, manusia terlibat dalam

aktivitas ekonomi yang dibutuhkan untuk memberikan kenikmatan dan

kepuasan hidupnya. Oleh karena itu, bisnis bukanlah sesuatu yang terpisah

9 Op Cit, Idri, h. 1810 Op Cit, Idri, h. 19

Page 45: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

30

dari masyarakat, namun dengan segala kgiatannya merupakan bagian yang

integral dari masyarakat.11

Dalam menjalankan roda bisnisnya dan agar tidak saling merugikan,

manusia memerlukan seperangkat nilai aturan yang dapat dijadikan

pegangan dalam aktivitas bisnisnya. Moral terdiri dari seperangkat aturan

yang memonitor perilau manusia serta menetapkan sesuatu perbuatan mana

yang buruk atau yang baik. Moral dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam

menilai perilaku manusia. Berbagai tindakan seperti mengurangi timbangan,

menipu, memanipulasi, dan sebagainya dapat dianggap tidak bermoral,

sedangkan tindakan lain seperti menolong orang lain, memberikan

sumbangan, sedekah, infak, dan sebagainya dianggap sebagai tindaka yang

bermoral.

Jadi, setiap tindakan dapat ditinjau dari segi moralnya, adalah sukar

untuk membayangkan kalau ada yang menyatakan bahwa moral dan bisnis

tidak ada kaitannya. Bisnis adalah kegiatan manusia dan karena itu harus

dapat dinilai dari sudut moral. Apabila di dunia bisnis seperti konsumen,

distributor, maupun produsen bertindak tidak bermoral, maka pasti seluruh

kegiatan bisnis akan segera terhenti. Moral adalah pelumas kegiatan

masyarakat dan dunia bisnis. Orang tidak berbuat curang dalam dunia bisnis

justru karena mengasumsikan adanya moral yang tinggi. Demikian halnya,

perilaku saling serang dan menjatuhkan tidak dikenal dalam dunia bisnis

yang sejati. Karena memang dalam dunia bisnis terdapat nilai-nilai luhur

11 Ibid, 347

Page 46: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

31

yang harus diimplementasikan dan dipertahankan sebagaimana dalam

kehidupan pada umumya. Bagi uat islam, nilai-nilai luhur itu dapat

ditemukan dalam ajaran Islam baik dalam Al-Qur’an dan Hadis maupun

yang telah dipraktikkan dan menjadi budaya di kalangan umat Islam.

Oleh karena itu, tujuan etika bisnis Islam bukan untuk mengubah

keyakinan moral seseorang melaikan untuk meningkatkan keyakinan itu,

sehingga orang percaya pada diri sendiri dan akan memberlakukan dalam

dunia bisnis. Pada dasarnya etika bisnis Islam tidak lepas dari pengaruh

ajaran Islam, pemikiran tokoh-tokoh dan ulama serta keadaan masyarakat

yang mendorong untuk membuat aturan-aturan moral. Etika bisnis Islam

hadir sebagai wujud antisipasi terhadap banyaknya penyimpangan dan

kecurangan dalam dunia bisnis misalnya penipuan, penggelapan, dan

pemerasan yang kemudian menjadi latar belakang munculnya etika bisnis.

Etika bisnis dianggap memiliki seperangkat alat yang mampu untuk

mengubah hal-hal yang negatif menjadi positif dalam dunia bisnis.12

Konsep etika bisnis dalam Islam mempunyai titik tekan yang berbeda

dengan konsep etika bisnis konvensional. Perbedaan itu muncul karena

dasar pijakan dan dasar berpikir masing-masing berbeda. Etika bisnis Islam

didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadis, pemikiran para ulama dalam bentuk

ijma’ ataupun qias, dan pengalaman bisnis dikalangan umat Islam.

Sedangkan etka bisnis konensional berdasarkan pada hasil pemikiran para

filsuf dan keadaan masyarakat yang memaksa dibuatnya aturan-aturan

12 Ibid, 347

Page 47: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

32

moralitas dalam bidang bisnis. Konsep etika bisnis Islam dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Konsep Ketuhanan.

Dalam dunia bisnis Islam, konsep ketuhanan melekat dalam setiap

aktivitas bisnis. Manusia diwajibkan melaksanakan tugasnya terhadap

Allah baik dalam bidang ibadah maupun muamalah. Dalam bidang

bisnis, ajaran Allah meletakkan konsep dasar halal dan haram yang

berkenaan dengan transaksi yang berhubungan dengan akuisisi, disposisi,

dan semacamnya. Segala hal yang menyangkut dan berhubungan dengan

harta benda dilihat dan dihukumi dengan kriteria halal atau haram.

Etika bisnis Islam didasarkan pada nilai-nilai luhur yang ditemukan

dalam sumber-sumber ajaran Islam seperti Al-Qur’an, Hasdis Nabi,

ijma’para ulama, dan qiyas. Dari sumber-sumber ini, kita bisa

memperoleh etika bisnis Islam, seperti nilai-nilai moralitas yang menyeru

manusia kepada kebenaran dan kebaikan, kesabaran dan akhlak, serta

mencegah mereka dari kepalsuan, penipuan, kecurangan, kejahatan dan

kemungkaran. Demikian pula, Islam menyuruh mereka membantu orang

miskin dan melarang mereka berbuat zalim, melanggar hak orang lain

dan menumpuk harta secara tidak halal. Sebagaimana memerintahkan

shalat, puasa dan haji, Islam juga menetapkan zakat sebagai suatu

kebajikan yang wajib untuk menerapkan kebijakan membantu fakir

miskin.13

13 Ibid, 348

Page 48: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

33

b. Konsep kepemilikan harta.

Pandangan Islam terhadap harta adalah bahwa pemilik mutlak

terhadap segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini, termasuk harta benda,

adalah Allah. Kepemilikan oleh manusia hanya bersifat relatif, sebatas

untuk melaksanakan amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai

dengan ketentuan-nya. Manusia hanya sebagai pemegang amanah karena

tidak mampu mengadakan benda dari tiada. Dalam bahasa Einsten,

manusia tidak mampu menciptakan energi, yang mampu manusia

lakukan adalah mengubah dari satu bentuk energi kebentuk energi

lainnya, dan pencipta energi itu adalah Allah.

Menurut Islam, harta merupakan perhiasan hidup yang

memungkinkan manusia bisa menikmatinya dengan baik tidak berlebih-

lebihan. Islam mengakui bahwa manusia memiliki kecendrungan untuk

memiliki, menguasai, dan menikmati harta dan kekayaan sebagai

penghalang untuk mencari derajat yang tertinggi dan taqarrub kepada

Allah. Al-Qur’an dalam berbagai ayatnya menegaskan bahwa kekayaan

dan kehiduan nyaman sebagaian besar merupakan karunia dari Allah agi

hamba-hamba-nya yang beriman dan bertakwa sebagai balasan atas amal

saleh yang mereka lakukan. Sebagaimana halnya kehidupan yang

sengsara, kemiskinan, dan kelaparan sebagian besar merupakan hukuman

yang dipercepat Allah bagi mereka yang berpaling dari jalan lurus.14

14 Ibid, 349

Page 49: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

34

c. Konsep benar dan baik.

Menurut Islam, kebenaran adalah ruh keimanan, ciri utama orang

mukmin, bahkan ciri para nabi. Tanpa kebenaran agama tidak akan tegak

dan tidak akan stabil. Sebaliknya, kebohongan atau kedustaan adalah

bagian dari pada sikap orang munafik. Bencana terbesar di dalam pasar

saat ini adalah meluasnya tindakan dusta dan batil, misalnya berbohong

dalam mempromosikan barang dan menetapkan harga. Oleh karena itu,

salah satu karakter pedagang yang terpenting dan diridai oleh Allah ialah

kebenaran. Perilaku yang benardan mengandung kerja yang baik

sangatlah dihargai dan dianggap sebagai salah satu investasi bisnis yang

benar-benar menguntungkan, karena hal itu akan menjamin adanya

kedamaian dan kesuksesan di dunia dan kebahagiaan di ahirat. Panduan

tentang bagaimana perilaku seseorang itu benar diukur dan dinilai dengan

ketentuan Al-Qur’an dsn standar perilaku seorang Muslim yang benar

adalah yang selaras dengan perilaku Rasulullah.

Berbeda dengan konsep etika Islam, ukuran benar dan salah, baik

dan buruk menurut etika konvensional terdapat dalam diri manusia

sendiri. Ukuran benar atau salah terdapat dalam kekuasaan jiwa manusia

yakni akal, rasa dan, kehendak (subjektif). Serta kodrat manusia

(objektif). Secara objektif menurut pendirian ini, ukuran benar dan salah

diukur dengan akal sehat. Akal sehat dalam etika berbeda dengan akal

sehat dalam hidup sehari-hari. Akal sehat yang dimasudkan tak lain dari

keputusan dengan tidak sadar mengenai soal-soal kongkret, khusus yang

Page 50: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

35

dalam coraknya dialami kebanyakan manusia. Disamping keindahan dan

akal sehat, dan pula baik dan buruk yang didasarkan pada kehendak,

yaitu kehendak yang didorong oleh keputusan akal, bukan yang dikaitkan

kepada hasil tangkapan pancaindra, tetapi kehendak yang ditujukan

kepada hal tertentu yaitu kehendak untuk menempatkan diri dalam posisi,

kepentingan, dan kebahagiaan orang lain. Hidup atau berbuat yang sesuai

dengan akal adalah ukuran kebaikan, yaitu memberi tempat bagi akal

diatas nafsu, keinginan, kebutuhan, rasa, dan kehendak. Segala sesuatu

harus dibawah kepemimpinan akal. Dalam dunia, bisnis kebenaran dan

kebaikan sangatlah dperlukan, sebab tanpa keduanya bisnis akan

terancam kesuksesan dan kesinambungannya. Secara kodrati, orang

cenderung berhubungan dengan pelaku bisnis yang baik lantaran akibat

dari sikap pelaku bisnis tersebut pasti baik pula baginya.15

d. Konsep tanggung jawab.

Islam sanagat menekankan konsep tanggung jawab dalam

kehidupan manusia. Manusia mendapat karunia Allah yang luar biasa

dan tidak dimiliki oleh mahluk lain karena adanya pertanggungjawaban

di pundak mereka. Mereka menjadi khalifah di muka bum, membangun,

memakmurkan dan menikmati banyak kenikmatan di muka bumi.

Dalam dunia bisnis, tanggung jawab terlihat pada peran lembaga

bisnis dalam meningkatkan kehidupan para pelanggan, karyawan dan

pemegang saham dengan membagikan kekayaan yang menghasilkannya.

15 Ibid, 350

Page 51: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

36

Para pemasok dan pesaing pun berharap bahwa lembaga-lembaga bisnis

menghormati kewajiban-kewajiban mereka dengan semangat kejujuran

dan keadilan.

Menurut Islam, segala aktivitas bisnis hendaklah dilakukan dengan

penuh tanggung jawab. Tangung jawab muncul karena manusia adalah

mahluk mukalaf, yaitu manusia yang diberi beban hukum berbeda

dengan mahluk lain seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Karena taklif itulah, manusia harus mempertanggungjawabkan

segala aktivisnya dan karena itu pula manusia oleh Rosulullah disebut

sebagai pemimpin. Setiap manusia muslim yang dewasa, akil dan baligh

serta mumayyiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk) adalah

pemimpin dan mempertanggungjawabkan kepemimpinannya itu.16

e. Konsep kejujuran.

Dasar setiap usaha untuk menjadi orang kuat secara moral adalah

kejujuran. Kejujuran merupakan kualitas dasar kepribadian moral. Tanpa

kejujuran, seseorang tidak dapat maju selangkahpun karena ia belum

berani menjadi diri sendiri.

Orang yang tidak lurus tidak mengambil dirinya sendiri sebagai titik

tolak, melainkan apa yang diperkirakan diharapkan oleh orang lain.

Tanpa kejujuran, keutamaan moral lainnya kehilangan nilainya. Bersikap

baik terhadap orang lain tetapi tanpa kejujuran adaah kemunafikan dan

sering beracun.

16 Ibid, 352

Page 52: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

37

Seorang pebisnis harus berlaku jujur yang dilandasi keinginan agar

orang lain mendapatakan kebaikan dan kebahagiaan sebagaimana ia

menginginkannya dengan cara menjelaskan kelemahan, kekurangan,

serta kelebihan barang yang ia ketahui kepada orang atau mitranya, baik

yang terlihat maupun yang tidak terlihat oleh orang lain.17

f.Konsep keadilan.

Keadilan merupakan kesadaran dan pelaksanaan untuk memberikan

kepada pihak lain sesuatu yang sudah semestinya harus diterima oleh

orang lain itu, sehingga masing-masing pihak mendapat kesempatan yang

sama untuk melaksanakan hak dan kewajibannya tanpa mengalami

rintangan atau paksaan. Adil pada hakikatnya adalah bahwa kita

memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. Dan, karena

pada hakikatnya orang sama nilainya sebagai manusia, maka tuntutan

paling dasariah keadilan adalah perlakuan sama pada semua orang tentu

dalam situasi yang sama.

Islam menganggap umat manusia sebagai suatu umat yang

mempunyai derajat yang sama dihadapan Allah. Hukum Allah tidak

membedakan yang kaya dan yang miskin. Secara sosial, nilai yang

membedakan antara satu dengan yang lain adalah ketakwaan, ketulusan

hati, kemampuan dan pelayanan kepada manusia.18

Bisnis dikatakan beretika jika dalam praktiknya menggunakan

standar hukum Al-Qur’an, Hadis, Ijma’ dan Qiyas, bukan disandarkan

17 Ibid, 35518Ibid, 357

Page 53: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

38

pada nilai-nilai sosial yang menggunakan standar moralitas yang berasal

dari pikiran yang didalamnya tidak mengenal halal dan haram, sedangkan

bisnis Islam mengedepankan itu dalam konsepnya, sebagaimana

dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadits sebagai berikut:

ه بط خ وم الذي يـت ا يـق م لا ك ون إ وم ا لا يـق ون الرب ل ك أ ين ي الذمس ن ال ان م ط ي ل ◌ الش ث ع م ي بـ ا ال نم وا إ ال م ق نـه أ ك ب ل ذ

ا ا ◌ الرب ع وحرم الرب ي بـ حل الله ال ة ◌ وأ ظ وع ه م اء ن ج م فلى الله ره إ م ف وأ ل ا س ه م ل ى فـ ه تـ انـ ن ربه ف اد ◌ م ن ع وم

صحاب النار ك أ ئ ول أ ون ◌ ف د ال ا خ يه م ف ه“Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat

berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitanlantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jualbeli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual belidan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanyalarangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datanglarangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;mereka kekal di dalamnya”.(QS. Al-Baqarah:257)19

من يل ثم بكر رجلا من بني الد واستأجر النبي صلى الله عليه وسلم وأبوبني عبد بن عدي هاديا خريـتا الخ ريت الماهر بالهداي ة

Artinya : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta Abu Bakarmenyewa (mengupah) seorang penunjuk jalan yang mahir dariBani ad-Dail kemudian dari Bani ‘Abdu bin ‘Adi. (HR. Bukhori)

19Departemen AgamaRepublik Indonesia, Al-Qur’an Terjemahan 30 Juz (Solo:PTQomari Prima Publisher), h. 121

Page 54: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

39

4. Konsep Bisnis Waralaba Menurut Pandangan Islam

(sewa-menyewa). Ijārah dapat diartikan sebagai suatu jenis akad

untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Secara terminologi,

ada beberapa definisi ijārah yang dikemukakan para ulama fiqh. Ulama

Mazhab Hanafi mendefinisikannya dengan “transaksi terhadap suatu

manfaat dengan imbalan”. Kemudian Ulama Mazhab Syafii menjelaskan

ijārah adalah akad atas suatu manfaat tertentu, bersifat mubah dan boleh

dimanfaatkan dengan kompensasi atau imbalan tertentu. Adapun Mazhab

Maliki mengatakan, ijārah adalah perpindahan kepemilikan manfaat sesuatu

yang dibolehkan dalam waktu tertentu dengan suatu kompensasi tertentu.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka akad ijārah bisa diartikan

sebagai akad pemindahan hak pakai atas barang atau jasa dalam waktu

tertentu dengan suatu imbalan (upah sewa) yang tidak dikuti oleh

pemindahan hak milik atas barang yang disewa. Ijarāh tersebut sama dengan

sistem dalam perjanjian waralaba. Bisnis waralaba syariah merupakan

sebuah konsep kerja sama yang menguntungkan antara dua pihak dalam

mengembangkan usaha masing-masing, baik franchisor maupun franchisee.

Fikih Islam memberi penilaian terhadap konsep waralaba berdasarkan dasar

hukum yang telah dijelaskan di atas bahwa waralaba memiliki konsep yang

setara dengan konsep syirkah, konsep ijārah dan juga konsep ibtikār.

Waralaba dilihat dari teori syirkah; secara etimologi syirkah berarti

percampuran, yaitu percampuran antara sesuatu dengan yang lainnya,

sehingga sulit dibedakan. Syirkah termasuk salah satu bentuk kerjasama

Page 55: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

40

dagang dengan rukun dan syarat tertentu, yang dalam hukum positif disebut

dengan perserikatan dagang. Syirkah atau musyārakah adalah akad kerja

sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-

masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa

keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan

kesepakatan. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, subtansi akad syirkah

adalah ikatan (kontrak) kerja sama yang dilakukan dua orang atau lebih

dalam usaha bisnis atau perdagangan keuntungan dan keruginnya

ditanggung bersama. Subtansi akad yang mengarah atau mendekati akad

syirkah yaitu terbentuknya kerja sama dalam usaha bisnis dengan berbagi

keuntungan, yang dalam bisnis waralaba juga terdapat suatu bentuk

kerjasama antara franchisor dan franchisee dalam menjalankan bisnis untuk

memperoleh keuntungan Bersama.20

Jika waralaba dilihat dari teori ijārah, maka ijārah dalam Bahasa Arab

berarti upah, sewa, jasa, atau imbalan. Ijārah merupakan salah satu bentuk

kegiatan muamalah dalam memenuhi keperluan hidup manusia, seperti sewa

menyewa, kontrak, atau menjual jasa perhotelan dan lain-lain. Ulama

Mazhab Hanafi mendefinisikan ijārah adalah transaksi terhadap suatu

manfaat dengan imbalan. Ulama Mazhab Syafii menjelaskan bahwa ijārah

adalah akad atas suatu manfaat tertentu, bersifat mubah dan boleh

dimanfaatkan dengan kompensasi atau imbalan tersebut. Ungkapan ini

menunjukan adanya jasa orang lain yang diberikan, dan adanya kewajiban

20 Ibid, h. 148

Page 56: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

41

membayar yang patut atas jasa yang diterima. Salah satu isi subtansi kontrak

bisnis waralaba adalah pemberian lisensi (ijin) oleh franchisor kepada

franchisee untuk memanfaatkan atau menggunakan Hak Kekayaan

Intelektual (HKI) atau ciri khas franchisor di dalam menjalankan bisnisnya

dengan imbalan sejumlah royalty yang harus dibayar oleh franchisee dalam

batas waktu tertentu. Subtansi kontrak bisnis waralaba tersebut tidak jauh

berbeda dengan subtansi akad ijārah dalam hukum Islam yaitu sama-sama

memindahkan kepemilikan manfaat atas benda ataupun jasa dengan imbalan

sejumlah uang dalam batasan waktu tertentu. Oleh karena itu konsep

waralaba setara dengan konsep akad ijārah. Waralaba dilihat dari konsep

Ibtikār; secara etimologi ibtikār berarti awal sesuatu atau permulaan. Ibtikār

dalam Fikih Islam dimaksudkan adalah hak cipta/kreasi yang dihasilkan

seseorang untuk pertama kali. Ibtikār atau hak cipta terbilang hal yang baru

dalam kajian fikih, hak cipta secara maknawi merupakan kepemilkan

khusus dan merupakan hasil karya intelektual manusia yang sudah

selayaknya ada penghargaan khusus dari masyariahat umum baik dari segi

moral maupun finansial. Salah satu aspek hukum bisnis waralaba adalah

obyek kontrak yang berupa Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Hak

Kekayaan Intelektual, dilihat dari sudut hukum Islam menyangkut masalah

hak cipta yang meliputi merek dagang atau jasa, logo, sistem operasional

bisnis yang terpadu yang menjadi ciri khas usaha franchisor. Persoalan yang

muncul terkait dengan hak cipta dalam hukum Islam menyangkut status

kepemilikan bagi pemiliknya dan hukum yang melingkupinya dalam

Page 57: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

42

pandangan fikih muamalat. Para ulama fikih sepakat menyatakan bahwa hak

kepemilikan mubtakir (pemikir dan pencipta suatu kreasi) terhadap hasil

pemikiran dan ciptaannya adalah milik yang bersifat material. Oleh sebab

itu, hak ibtikār apabila dikaitkan dengan tabiat harta dapat ditransaksikan,

dapat diwarisi jika pemiliknya meninggal dunia, dan dapat dijadikan wasiat

jika seseorang ingin berwasiat. Dengan demikian hak cipta/kreasi memenuhi

segala harta-harta lainnya yang halal. Para ulama fikih mnyatakan bahwa

hak cipta atau kreasi seseorang harus mendapatkan perlindungan hukum

yang sama dengan harta lainnya Hak untuk memanfaatkan atau Hak

Kekayaan Intelektual (HKI) dalam konteks bisnis waralaba dimiliki oleh

franchisee atau ijin (lisensi) dari franchisor sama dengan konteks yang

dimiliki oleh akad ibtikār. Seseorang berhak mengembangkan atau

mendistribusikan hartanya. Salah satu caranya adalah dengan cara waralaba.

Pemilik lisensi memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakan

merek dagang suatu produk untuk diperdagangkan dengan membuat suatu

perjanjian.21

C. Tinjauan Pustaka atau Penelitian Terdahulu

Tinjauan pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap

penelitian yang ada, baik mengenai kekurangan dan kelebihan yang ada

sebelumnya. Selain itu juga mempunyai pengaruh besar dalam rangka

mendapat suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori-teori yang ada

kaitan dengan judul yang digunakan untuk mendapatkan suatu teori ilmiah.

21 Ibid, h. 149

Page 58: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

43

Dalam penelitian ini peneliti mengkaji beberapa penelitian yang pernah

diteliti oleh beberapa peneliti lain, penelitian tersebut digunakan sebagai kajian

pendukung dalam penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan masalah yang penulis angkat dalam penelitian ini antara

lain:

1. Kohari Amaludin, Analisis Kontrak Kerjasama dan bagi Hasil Bisnis

franchise di Agen TIKI Sumber di Cirebon dalam Perspektif Hukum

Ekonomi Islam, Skripsi, Cirebon: Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam

Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati 2019. Penelitian ini lebih

berfokus pada Kontrak kerjasama dan bagi hasil waralaba. sedangkan

peneliti lebih menitik beratkan penelitiannya pada etika bisnis waralaba

perspektif Islam.

2. M.Azwar Nur Akbar, Bisnis Waralaba (Franchise) Dalam Pendekatan

Sistem Ekonomi Islam, Skripsi, Makasar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam, Universitas Islam Negeri Alauddin, 2013. Penelitian ini lebih

berfokus pada garis besar bisnis waralaba, sedangkan peneliti lebih menitik

beratkan penelitiannya pada etika bisnis waralaba perspektif Islam.

3. Prof. Dr. Sudarmiatin, M.Si. Praktik Bisnis Waralaba (Franchise) di

Indonesia, Peluang Usaha dan Investasi, Malang: Fakultas Ekonomi,

Universitas Negeri Malang, 2011. Penelitian ini lebih berfokus pada bisnis

waralaba secara umum dan tidak menitik beratkan pada nilai dan hukum

Islam, sedangkan peneliti lebih menitik beratkan penelitiannya pada etika

bisnis waralaba perspektif Islam.

Page 59: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

44

4. Syarah Septiana, Konsep dan Aplikasi Fanchise Dalam Perspektif Hukum

Ekonomi Islam (Studi Pada LKS Berkah Madani), Jakarta: Fakultas

Syari’ah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah, 2008. Penelitian ini lebih

berfokus pada konsep dan aplikasi franchese, sedangkan peneliti lebih

menitik beratkan penelitiannya pada etika bisnis waralaba perspektif Islam.

5. Dr. Abdullah Taufik, M.HI, “Perjanjian Waralaba dalam Perspektif Hukum

Syari’ah”. Jurnal Qawanin, Vol. 2 No. 1 (Januari 2018), Jurnal ini lebih

berfokus pada perjanjian waralaba, sedangkan peneliti lebih menitik

beratkan penelitiannya pada etika bisnis waralaba perspektif Islam.

Dari penelitian-penelitian diatas maka terdapat perbedaan dengan

penelitian peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada etika

bisnis waralaba prespektif Islam.

Page 60: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

45

BAB IIIGAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

A. Gambaran Umum Waralaba Sabana Fried Chicken

1. Sejarah SingkatWaralaba Sabana Fried Chicken

Sabana Fried Chicken adalah salah satu bisnis Franchise yang

bergerak di bidang makanan, khususnyaayam goreng (Fried Chicken).

Sabana Fried Chicken adalah usaha kaki lima berupa gerobak (booth)

sebagai penyedia makanan siap saji yang dikelola secara bersama-sama

dalam bentuk kemitraaan. Berawal dari keinginan untuk memberikan

pilihan makanan Fried Chicken bagi masyarakat Indonesia, dan juga melihat

bahwa daging ayam sangat di minati oleh masyarakat Indonesia serta

dengan latar belakang keprihatinan atas belum terpenuhinya kebutuhan

ayam yang terjaga kehalalannya dan standard mutu dalam pengolahannya

berdirilah maka bisnis Franchisee dengan merek Sabana Fried Chicken.

Outlet Pertama beroperasi tanggal 7 Agustus 2006 di komplek Duta Indah

Pondokgede, Bekasi, Jawa Barat. Akhirtahun 2010 keseluruhan Outlet

Sabana Fried Chicken berjumlah lebihdari 700 outlet tersebar di beberapa

Provinsi di Indonesia. Pada tahunitu juga Sabana Fried Chicken terpilih

sebagai Bestseller Fried Chicken kategori Kaki Lima (booth) dari majalah

Info Franchise Indonesia. Pada tahun 2014, Outlet Sabana Fried Chicken

sudah lebih dari 1500 outlet yang tersebar di Jabodetabek, Lampung, Jambi,

Semarang, Cikarang, Karawang, Purwakarta, Surabaya dan Bandung, serta

kotakota lainnya. Sabana Fried Chicken memberikan peluangusaha yang

tepat untuk anda di bidang kuliner makanan cepat saji. Konsep bisnis yang

Page 61: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

46

Sabana tawarkana dalah konsep kemitraan, dimana konsep kemitraan ini

memberikan semua keuntungan dari hasil jualan outlet anda menjadi hak

anda sepenuhnya.1

Awal mula sabana fried chicken sampai dikota Bandar lampung diawali

dengan usaha bapak Candra pada tahun 2012 yang coba mengenalkan

produk baru berupa ayam goreng kepada masyarakat kota Bandar Lampung.

Awal mula kantor cabang sabana berlokasi yaitu dijalan Sultan Haji Sepang

jaya, kecamatan Kedaton Bandar Lampung, dimulai dengan beberapa booth

yang dikelola sendiri oleh Bapak Candra yang

tersebardibeberapatitikdiBandar Lampung, berjalannya waktu pada tahun

2014 sabana mulai dikenal dan memiliki nama yang terbukti dengan rasa,

citra inilah yang terus dibangun hingga akhirnya satu persatu wirausaha

yang ingin mencoba memulai usahanya bermitra dengan sabana fried

chicken, hingga pada tahun 2015 kantor cabang Bandar Lampung sabana

fried chicken berpindah lokasi di jl.Karimun Jawa Kecamatan Sukarame

Bandar Lampung mengingat lokasi lama kurang memadai lagi, disinilah

usaha waralaba sabana fried chicken mulai berkembang pesat, dengan

tempat yang lumayan luas serta Gudang penyimpanan bahan yang memadai

menjadikan sabana mampu menampung bahan yang dikirim dari pusat guna

memenuhi kebutuhan mitra yang ada, berangkat dari kesiapan serta

ketersediaan tempat sertabahan, sabana meluas tersebar ditiap tempat dikota

1http://sabana.co.id/index.htm diakses pada tanggal 02Januari 2020pukul10.15

Page 62: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

47

Bandar Lampung, hingga pada tahun 2020 tercatat mitra yang tersebar

diBandar Lampung mencapai 32 mitra.2.

Perkembangan serta prosedur sabana menarik perhatian sejumlah

wirausaha yang ingin memulai usahanya untuk turut menjadi franchese

disabana fried chicken, diantaranya adalah Bapak Hendrik di Kemiling,

Bapak Kholiz di langkapura, serta Bapak Arif di Rajabasa Raya, Bapak

syafri di Sukabumi, dan bapak candra sendiri di Karimun Jawa sukarame

sekaligus sebagai booth percontohan yang dikelola oleh Bapak Udin,

mereka adalah contoh dari sekian mitra yang sudah merasakan hasil dari

bisnis waralaba fried chicken yang mereka geluti.

2. Visi dan Misi Waralaba Sabana Fried Chicken

a. Visi

Menjadi usaha kemitraan berkelanjutan yang dapat memberikan rasa

aman dan nyaman bagi masyarakat serta memiliki kontribusi bagi bangsa

dan negara

b. Misi

Menyediakan makanan yang halal, hemat dan bergizi bagi umat,

mendukung pengembangan enterpreunership dan jaringan usaha dalam

masyarakat menjadi penopang ekonomi keluarga.3

2Candra, Kepalacabangsabana fried chicken Lampung, wawancara, pada kamis 26desember 2019

3Dokumentasi, kantor sabana fried chicken Bandar Lampung, pada kamis 30 Januari 2020

Page 63: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

48

3. Struktur Kepengurusan Sabana Fried Chicken Cabang Lampung

Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang dilakulan oleh peneliti yang

dilakukan di kantor sabana cabang lampung maka di dapatkan data sebagai

berikut :

Tabel 3.1

Struktur Kepengurusan Sabana Fried Chicken Cabang Lampung

4. Data Mitra sabana Fried Chiken

Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang dilakulan oleh peneliti

yang dilakukan di kantor sabana cabang lampung maka di dapatkan data

sebagai berikut4:

4Dokumentasi, kantor sabana fried chicken Bandar Lampung, pada kamis 30 Januari 2020

Pimpinan Cabang Lampung

Rahmadi Candra

Kepala Gudang

Nurdin

Sekretaris

Syaifullah

Keuangan

Randy Wijaya

MITRA

Surveyor

Ilham Hadi

Page 64: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

49

Tabel 3.2

Data Mitra Sabana Fried Chicken Bandar Lampung

No Nama Pemilik Alamat Tahun Masuk Penjualan

1 Bpk. Hendry Kemiling 20/06/2015 80 Ekor/Hari

2 Bpk. Kholiz Langkapura 13/12/2015 18 Ekor/Hari

3 Bpk. Candra Karimun Jawa 20/12/2012 15 Ekor/Hari

4 Bpk. Arif Rajabasa Raya 17/06/2018 18 Ekor/Hari

5 Bpk.Syafri Sukabumi 13/12/2015 25 Ekor/Hari

6 Ibu. Rohimah

Pratiwi

Jl.Sultan Haji, Way

Halim

15/01/2016 12 Ekor/Hari

7 Ibu. Masniyah Jl.Pramuka 23/01/2016 12 Ekor/Hari

8 Bpk. Endar M Perum Bukit

Kemiling Permai

30/01/2016 15 Ekor/Hari

9 Bpk. Legimin Jl.Imam Bonjol 01/03/2016 13 Ekor/Hari

10 Bpk. Ishak Jl.Komarudin 01/03/2016 13 Ekor/Hari

11 Bpk. Karsiman Kampung Baru

UNILA

13/03/2016 14 Ekor/Hari

12 Bpk. Budi

Santoso

Jl. Untung Suropati 30/03/2016 10 Ekor/Hari

13 Bpk. Nazirwan Perum Way Kandis 07/05/2016 10 Ekor/Hari

14 Bpk. Sutrisno Jl.Kiyai Maja Way

Halim

23/09/2016 10 Ekor/Hari

Page 65: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

50

15 Bpk. Ali Imam Jl.Raden Intan,

Enggal

13/11/2016 13 Ekor/Hari

16 Bpk. Iskandar Jl. Endro Suratmin,

Sukarame

05/12/2016 17 Ekor/Hari

17 Ibu. Khadijah Jl. Riyacudu

Sukarame

19/01/2017 12 Ekor/Hari

18 Bpk. Ismail I Jl. Dr. Rifai 02/03/2017 12 Ekor/Hari

19 Bpk. Samhari Gunung Terang 17/03/2017 11 Ekor/Hari

20 Bpk. Yusuf Ali Pasar Panjang 20/03/2017 17 Ekor/Hari

21 Ibu. Septiana Jl.Segala Mider 25/03/2017 15 Ekor/Hari

22 Bpk. Nanang Jl.Let.Jen Alamsyah

Way Halim Permai

27/05/2017 13 Ekor/Hari

23 Bpk. Subhan

Efendi

Kupang Tebak,

Teluk Betung Utara

03/07/2017 13 Ekor/Hari

24 Bpk. Suhadi Hayam Wuruk 19/07/2017 12 Ekor/Hari

25 Bpk. Damsi Jl.Basuki Rahmat 15/09/2017 13 Ekor/Hari

26 Bpk. Luthfi Jl. Wortel

Monginsidi

15/09/2017 15 Ekor/Hari

27 Bpk. A Yani Pahoman 10/12/2017 17 Ekor/Hari

28 Ibu. Agustin P Gedong Air 25/03/2018 14 Ekor/Hari

29 Ibu. Yeni Fitri Kedamaian 02/06/2018 16 Ekor/Hari

30 Bpk.Rifki

Saputra

Jl. Sukardi Hamdani,

Palapa

20/06/2018 18 Ekor/Hari

Page 66: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

51

31 Ibu Maryati Jl.Sam Ratu langi,

Penengahan

25/06/2018 14 Ekor/Hari

32 Bpk.Edi

Susanto

Jl. H.Agus Salim,

kaliawi

17/09/2018 18 Ekor/Hari

Sumber : Kantor Sabana cabang Lampung 30 Januari 2020

5. Daftar Mitra Sabana berdasarkan jenis kelamin

Jumlah mitra Sabana yang berada di dearah Bandar Lamung sebanyak

32 mitra, dengan Data mitra Saban menurut jenis kelamin dapat dilihat

pada table berikut :

Tabel 3.3

Daftar Mitra Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 25 Orang

2 Perempuan 7 Orang

3 Total 32 Orang

Sumber : Kantor Sabana cabang Lampung 30 Januari 2020

Berdasarkan tabel diatas maka padat dilihat bahwa daftar mitra Sabana

menurut jenis kelamin mayorias mitra Sabana berjenis kelamin laki laki

yaitu sebanyak 25 orang sedangkan yang berjenis perempuan sebanyak 7

orang.

Page 67: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

52

6. Daftar Menu Saban Fried Chiken

Untuk melihat daftar menu yang ada pada Sabana Fried Chiken dapat

kita lihat pada table sebagai berikut

Tabel 3.4

Daftar Menu Sabana Fried Chicken

a. Menu Utama

No Menu Harga

1 Dada Rp. 10.000

2 Nasi Rp. 5.000

3 Paha Atas Rp. 10.000

4 Paha Bawah Rp. 8.000

5 Sayap Rp. 8.000

Sumber : Kantor Sabana cabang Lampung 30 Januari 2020

b. Menu Tambahan

No Menu Harga

1 Ayam Geprek Rp. 13.000

2 Burger Ayam Rp. 12.000

3 Chicken Strip Rp. 4.000

4 Kentang Goreng Rp. 8.000

5 Sayap Extra Pedas Rp. 12.000

Sumber : Kantor Sabana cabang Lampung 30 Januari 2020

Page 68: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

53

7. Syarat dan Ketentuan Sabana Fried Chicken

a. Mengisi formulir pendaftaran mitra niaga secara benar dana lengkap dan

melampirkan fotocopy KTP/SIM pas poto 3x4

b. Membayar investasi mitra niaga setelah lokasi tempat usaha di setujui

c. Menerima kartu kemitraan sabana (wajib dibawa setiap melakukan

transaksi belanja/kemitraan)

d. Setiap gerobak yang dikirim sudah disertai nomor keanggotaan (ID) dari

sabana Friend Chicken

e. Lokasi tempat usaha dengan persetujuan kantor pusat

f.Management Sabana Friend Chicken berhak menerima dan menolak lokasi

tempat usaha yang diajukan oleh mitra/calon mitra

g. Lokasi tempat usaha yang diakui adalah lokasi yang terdaftar pada

management Saba Friend Chicken

h. Booth/Counter dan peralatan yang telah dikirim menjadi tanggung jawab

mitra

i.Management Sabana Friend Chicken tidak menerima pengembalian

gerobak dan peralatan dari mitra

j. Bersedia mengikuti petunjuk dan pelatihan yang diberikan management

Sabana Friend Chicken

k. Selama bergabung Management Sabana Friend Chicken hanya

meminjamkan merk dagang dan selama membeli bahan baku dari PT.

Sumber Berkah Niaga selaku operator Sabana Friend Chicken

Page 69: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

54

l. Apabila akan indah lokasi atau tempat usaha wajib mengisi formulir

perubahan tempat lokasi usaha dan menunggu keputusan Management

Sabana Friend Chicken

m. Membayar biaya survey perubahan tempat lokasi usaha setelah mendapat

persetujuan

n. Apabila counter ganti kepemilikan, maka pemilik lama dan baru wajib

mengisi formulir perubahan kepemilikan counter dan pemilik baru wajib

membayar biaya survey, training, dan lainnya

o. Apabila lokasi sudah ditingkatkan selama 3 (tiga) bulan atau lebih dan

tidak ada konfirmasi, maka lokasi tersebut dianggap kosong

p. Keanggotaan mitra niaga dapat diperpanjang selama 1 (satu) tahun

sekali dengan mengisi formulir verifikasi

q. Apabila selama 3 (tiga) bulan setelah berahirnya masa keanggotaan tidak

diperpanjang maka dianggap megundurkan diri atau berhenti

keanggotaan mitra Sabana Friend Chicken

r. Apabila sudah berhenti atau sudah tidak melanjutkan kemitraan maka

merk dagang dan segala yang berhubungan dengan merk dagang harus

dikembalikan kepada Management Sabana Friend Chicken

s. Apabila setelah 3 (tiga) bulan atau lebih tidak aktif da ingin bergabung

lagi maka harus melakukan pendaftaran ulang

t. Selama menjadi mitra dilarang membuka usaha sejenis dengan Sabana

Friend Chicken

u. Wajib menjaga nama baik dan standar mutu Sabana Friend Chicken

Page 70: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

55

1) Karyawan mitra harus memakai seragam Sabana dalam bertugas

2) Harus menjaga kebersihan konter Sabana Friend Chicken

3) Melayani konsumen dengan bahasa yang baik dan sopan

v. Bersedia mengikuti setiap pelatihan yang dilakukan oleh Management

Sabana Friend Chicken

w. Wajib membeli bahan baku yang disediakan oleh PT. Sumber Berkah

Niaga

1) Dilarang menjual produk sabana diluar harga yang ditetapkan oleh

Managemant PT. Sumber Berkah Niaga

2) Dilarang menjual bahan baku kepada pihak lain

x. Apabila mitra niaga ingin pindah belanja bahan baku dari stok point yang

baru maka mitra niaga wajib meminta surat pengantar dari kantor pusat

y. Apabila membutuhkan perlengkapan yang berhubungan dengan merk

dagang Sabana Friend Chicken, seperti spanduk, brosur, ex banner, neon

box, dan lainnya harus melalui Management Sabana Friend Chicken

z. Apabila melanggar ketentuan ini maka diberikan sangsi sbb :

1) Teguran lisan

2) Teguran tertulis

3) Skorsing

4) Pemberhentian hubungan kemitaan dengan Management Sabana

Friend Chicken

5) Biaya yang harus dikeluarkan mitra pada saat registrasi pendaftaran

sebesar Rp. 17.000.000 dengan hak yang didapat sebagai berikut:

Page 71: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

56

6) Booth siap pakai dengan kelengkapan lampu pemanas, lampu

penerang dll

7) Sepaket kompor dan alat penggorengan

8) buah nampan alumunium, 2 buah tabung gas 3 kg, 1 kursi,1 box

termos es, dan tempat sampah.

B. Penerapan Etika Bisnis Waralaba Dalam Perspektif Islam

Jika dilihat dari perspektif Islam, bisnis waralaba serupa dengan ijarah

yang berarti upah, sewa, jasa, atau imbalan. Ijārah merupakan salah satu bentuk

kegiatan muamalah dalam memenuhi keperluan hidup manusia, seperti sewa

menyewa, kontrak, atau menjual jasa perhotelan dan lain-lain. Ulama Mazhab

Hanafi mendefinisikan ijārah adalah transaksi terhadap suatu manfaat dengan

imbalan. Ulama Mazhab Syafii menjelaskan bahwa ijārah adalah akad atas

suatu manfaat tertentu, bersifat mubah dan boleh dimanfaatkan dengan

kompensasi atau imbalan tersebut. Ungkapan ini menunjukan adanya jasa

orang lain yang diberikan, dan adanya kewajiban membayar yang patut atas

jasa yang diterima. Salah satu isi subtansi kontrak bisnis waralaba adalah

pemberian lisensi (ijin) oleh franchisor kepada franchisee untuk memanfaatkan

atau menggunakan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau cirri khas franchisor

di dalam menjalankan bisnisnya dengan imbalan sejumlah royalty yang harus

dibayar oleh franchisee dalam batas waktu tertentu. Subtansi kontrak bisnis

waralaba tersebut tidak jauh berbeda dengan subtansi akad ijārah dalam hukum

Islam yaitu sama-sama memindahkan kepemilikan manfaat atas benda atau

Page 72: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

57

punjasa dengan imbalan sejumlah uang dalam batasan waktu tertentu. Oleh

karena itu konsep waralaba setara dengan konsep akad ijārah,5Adapun rukun

ijarah itu sendiri sebagai berikut:

1. Ada orang yang menyewakan dan penyewa suatu barang (Mu’ajjir dan

Musta’jir)

2. Ada ijab qabul (shigat)

3. Ada upah (ujrah)

4. Ada manfaat baik antara pihak yang menyewakan dan pihak penyewa

Sedangkan Syarat ijarah terdiri dari:

1. Kedua pihak yang melakukan transaksi Ijarah sudah dewasa (baligh) dan

berakal (tidak mabuk).

2. Kedua pihak yang melakukan transaksi memiliki kerelaan dan tidak

didasarkan suatu paksaan dari pihak mana pun.

3. Barang yang menjadi objek transaksi harus jelas adanya.

4. Barang yang menjadi objek transaksi harus halal sesuai syariat Islam.

5. Barang yang menjadi objek transaksi menjadi hak Musta’jir atas seizin

pemiliknya.

6. Manfaat yang didapatkan harus diinformasikan secara terang dan jelas.

Macam-Macam Ijarah terdiri dari:

1. Ijarah Murni

5Maulana Hasanudin, jaihmbarok, PerkembanganAkadMusyarakah, (Jakarta:KencanaPrenada Media Group, 2012), h. 149

Page 73: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

58

Praktik ijarah murni ini sama dengan perjanjian sewa menyewa biasa.

Dalam ijarah yang berkaitan dengan jasa ini kedua belah pihak

berkedudukan sama. Artinya jika perjanjian telah selesai, maka pihak

penyewa dan pihak yang menyewakan akan kembali kekedudukannya

masing-masing.

2. Ijarah Muntahia Bi Al-Tamlik

Ijarah muntahia bi al-tamlik merupakan jenis ijarah yang memiliki dua

akad yang saling berangkaian. Dua akad tersebut yaitu akad al-ba’i dan akad

al-ijarah muntahia bi al-tamlik. Pertama adalah akad al-ba’i yang

merupakan akad jual beli. Kedua adalah akad al-ijarah muntahia bi al-

tamlik, yaitu akad ijarah (sewa menyewa) yang dikombinasikan dengan

akad jual beli di akhir masa sewa. Secara sederhana, ijarah muntahia bi al-

tamlik adalah transaksi sewa menyewa yang memiliki dua akad, yaitu

perjanjian menyewa dalam periode tertentu, dan ketika masa

sewaberakhirobjeksewaakandijualataudihibahkankepadapenyewa. Praktik

ijarah muntahia bi al-tamlik ini seringkali kita jumpai dalam transaksi jual

beli rumah. Dalam praktiknya, uang sewa diwujudkan sebagai uang muka

(DP) dan cicilan atau angsuran tiap bulannya. Masa mencicil ini biasanya

ditetapkan dalam periode tertentu, misalnya selama 10 tahun. Kemudian jika

masa sewa sudah mencapai 10 tahun, maka rumah tersebut menjadi milik

penyewa.6

6Ibid, h. 150

Page 74: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

59

Jika dilihat dari prosedur ijarah yang terdiri atas rukun dan syaratnya,

maka dapat dipahami bahwa ijarah memiliki criteria kemaslahatan dan

kebaikan didalamnya, dimana perjanjian sewa menyewa diatur dan dibuat

sedetail mungkin agar tidak adanya perselisihan dalam perjanjian. Baik dan

buruk, tanggung jawab, keadilan, kejujuran, serta meletakan nilai-nilai pada

aturan syari’at islam saat berlangsungnya transaksi dalam etika bisnis Islam

menjadi hal yang fundamental, dimana perbuatan bisnis dapat dikatakan

beretika jika dalam prosesnya tidak menyelisihi aturan yang dianggap baik

dan benar sesuai syariat Islam, maka bisnis waralaba yang serupa dengan

ijarah dapat dikatakan beretika karena dalam prosesnya tidak ada unsure

penipuan dan menguntungkan satu pihak, sebagaimana juga sabana dalam

praktik bisnisnya serupa dengan ijarah, yaitu adanya akad sewa menyewa

oleh franchisor kepada mitra selaku franchese, uang yang diberikan oleh

franchese (mitra) kepada franchisor (Owner Sabana) adalah bentuk

pembelian lisensi untuk menggunakan hak kekayaan intelektual yang

didalamnya terdapat sepaket perlengkapan seperti booth, perlengkapan

penggorengan, serta bahan baku, tidak hanya itu pelatihan dan pengawasan

jalannya bisnis sabana oleh mitra juga turutdiawasi oleh owner sabana yang

diwakilkan oleh kepala cabang, agar jalannya bisnis sesuai dengan standard

operasioanal untuk menjaga kwalitas dan keberlangsungan bisnis demi

tercapainya kemakmuran bersama.

Jika dilihat lebih spesifik, bisnis waralaba sabana fried chicken

menerapkan syarat dan rukun yang sama dan sesuai dengan ijarah, yaitu

Page 75: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

60

a. Adanya Mu’ajjir dan Musta’jir yaitu owner sabana yang diwakilkan oleh

kepala cabang selaku pemilik sewa dan calon mitra selaku penyewa

b. Ada ijabqabul (shigat) yang dilakukan saat semua persyaratan sudah

dilengkapi, dan dilakukan dikantor sabana cabang dengan melakukan

penandatanganan kesepakatan diatas materai guna menjamin hak dan

kewajiban kedua belah pihak dimata hukum

c. Ada upah (ujrah) yang dibayarkan bersamaan dengan akad, dengan

sejumlah uang Rp. 17.000.000 sebagai bentuk pembelian lisensi atas hak

kekayaan intelektual yang didalamnya akan diberikan1unit booth,

seperangkat alat penggorengan, hak mendapatkan bahan baku serta

pelatihan.

d. Ada manfaat baik antara pihak yang menyewakan dan pihak penyewa,

manfaat secara financial tentu akan terasa bagi kedua belah pihak yang

sama-sama diuntungkan jika bisnis sabana berjalan dengan baik.

C. Penerapan Konsep Bisnis Waralaba dalam Pandangan Etika Bisnis Islam

Jika dilihat dari konsepnya waralaba serupa dengan Ijarah, yaitu system

sewa menyewa, lebih jelasnya akad sewa yang dibayarkan oleh pewaralaba

kepada pemilik waralaba sebagai bentuk atas pembayaran lisensi terhadap hak

kekayaan intelektual yang diberikan oleh pemilik waralaba kepada pewaralaba

agar dapat menggunakan hak sepenuhnya yang dimiliki pemilik waralaba, hak

itu berupa booth, alat penggorengan, bahan baku serta pelatihan, ini dilakukan

guna menjaga konsistensi kwalitas dan rasa, agar adanya kesamaan rasa

maupun kwalitas dimanapun bisnis waralaba berada.

Page 76: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

61

Ditinjau dari konsepnya, waralaba maupun ijarah mengandung maslahat,

dimana prosedur didalamnya mengatur kedua belah pihak yang sama-sama

menjaga hak dan kewajibannya, adapun jika dilihat dari pandangan etika bisnis

Islam yang menitik beratkan setiap perilaku bisnis dikatakan beretika jika

membawa nilai yang baik dan sesuai dengan aturan syari’at Islam, maka

waralaba atau ijarah dapat dikatakan sesuai dengan etika bisnis Islam, adapaun

ijarah sendiri menurut pandangan Islam dibolehkan, sebagaimana firman Allah

dalam Al-qur’an Surah Al-Qashsas ayat 26:

Artinya: Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapak kuambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnyaorang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orangyang kuat lagi dapat dipercaya".(QS. Al-Qashsas:26)7

Ayat ini menjelaskan bahwa memberi upah setelah mengerjakan

pekerjaan tertentu dibolehkan, sebagai bentuk pembayaran atas tenaga atau jasa

yang diberikan, dan sebaik-baik orang yang bekerja dan diberi upah maupun

menyewa adalah orang yang kuat dan amanah. Adapun sewa menyewa tidak

harus berupa barang mutlak, melainkan penyewaan barang yang didalamnya

terkandung lisensi kekayaan hak milik juga diperbolehkan untuk disewakan,

jika mengutip dari komisi fatwa MUI Nomor 1 Tahun 2003 tentang hak cipta.

7Departemen AgamaRepublik Indonesia, Al-Qur’an Terjemahan 30 Juz (Solo:PT QomariPrima Publisher), h. 547

Page 77: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

62

Keputusan MUI mengenai hak cipta terdiri atas dua bagian: kosiderans dan

ketetapan atau keputusan hukum (fatwa). Konsideran terdiri atas tiga bagian:

konsiderans yang berupa pertimbangan sosial, konsiderans yang berupa dalil

dari Al-Qur’an, Hadis, dan kaidah fiqih dan pedapat ulama mengenai hak cipta.

Setelah mempetimbangkan dalil Al-Qur’an, Hadis, kaidah fiqih, pendapat

ulama, akar atau ahli, penjelasan dari pihak-pihak yang berkepentingan, dan

peraturan perundang-undangan, komisi fatwa menetapkan bahwa:

1. Hak cipta dipandang sebagai salah satu hak kekayaan (huquq al-maliyah)

yang mendapat perlindungan hukum (mashun) sebagai kekayaan (mal)

2. Hakcipta yang dilindungi oleh hukum Islam adalah hak cipta atas ciptaan

yang tidak bertentangan dengan hukum Islam

3. Hak cipta dapat dijadikan objek akad (ma’qud ‘alayh), baik akad pertukaran

atau komersial (wa’awadhat), maupun akad non komersial (tabarru’at),

serta dapat diwakafkan dan diwariskan

4. Setiap bentuk pelanggaran terhadap hak cipta, terutama pembajakan,

merupakan kezaliman yang hukumnya adalah haram.8

Konsep etika bisnis Islam berbeda dengan konsep etika bisnis

konvensional, dimana etika bisnis Islam didasarkan pada Al-Qur’an, Hadis,

ijma’, Qiyas dan pengalaman bisnis dikalangan umat islam, sedangkan konsep

etika bisnis konvensional berdasar pada hasil pemikiran para filsuf dan keadaan

masyarakat yang memaksa dibuatnya aturan-aturan moralitas dalam bidang

bisnis.Untuk mengetahui penerapan konsep bisnis waralaba khususnya sabana

8 Op Cit.Maulana Hasanudin, jaih mbarok, h. 158

Page 78: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

63

fried chicken yang ditinjau dari etika bisnis Islam, maka peneliti menguraikan

data sebagai berikut:

1. Konsep KeTuhanan

Pada konsep ini nilai-nilai yang dipakai adalah berasal dari Allah

SWT yang tertuang dalam hokum syari’at Islam, dimana didalamnya

mengatur sah atau tidaknya sebuah akad, persyaratan, rukun bahkan

kemaslahatan dalam berbisnis pun turut diatur, berbeda halnya jika bisnis

disandarkan pada nilai social yang terbatas oleh kultur dan wilayah,

dimanasetiap wilayah akanmemiliki kultur yang berbeda yang juga akan

mempengaruhi penilaian dan standar bisnis jika disandarkan pada nilai

social, maka dalam hal ini bapak candra juga bersama menilai sejauh mana

sabana fried chicken menyandarkan aturan dan prosedurnya pada konsep

keTuhanan, sebagaimana wawancara dengan bapak Candra:

“ prosedur sabana fried chicken kami sesuai dengan akad ijarah dalamIslam saya rasa secara otomatis juga dibenarkan dalam Islam, kemudianuntuk prosedur yang lain, yaitu kehalalan bahan alhamdulillah kami sudahmendapat sertifikasi halal dari MUI, bias juga dilihat bagaimana sabanapusat mengolah proses ayam dari mulai penyembelihan sampai packing,bisa dilihat di youtube juga ada, sabana pusat dalam hal penyediaan ayambekerjasama dengan CV.Jambu Raya yang seluruh prosesnya bersertifikasihalal, takutnya yang motongayam non Islam terus kita makankan tidakhalal, sabana memperhatikan itu semua”.9

2. Konsep Kepemilikan Harta

Konsep kepemilikan harta meletakan seluruh aspek yang dimiliki

manusia hanyalah titipan, bukan hak milik yang semena-mena dapat dibeli,

dijual, maupun dirusak, berkaitan dengan sabana fried chicken, bapak

9Candra, Kepalacabangsabana fried chicken Lampung, wawancara, pada selasa 21januari2020

Page 79: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

64

Candra menerapkan sifat amanah rasa memiliki, dalam arti bersama-sama

merawat dan menjaga nama baik sabana itu sendiri, karena tidak dipungkiri

semua hanyalah titipan yang sewaktu-waktu dapat hilang atau diminta

kembali, maka dari itu amanah dan saling menjaga nama baik adalah upaya

jangka panjang dimana ketika sabana dapat terus hadir dan diterima oleh

masyarakat, maka secara tidak langsung juga turut menjaga usaha mitra

dalam rangka menambah ekonomi keluarga sesuai visi misi sabana fried

chicken, sebaliknya sekali saja berdusta dalam hal jual beli maka sanksi

social berupa ketidak percayaan masyarakat akan dirasakan berkepanjangan.

Sebagaimana wawancara dengan Bapak Candra:

“Semua yang kita miliki inikan titipanya mas, tapi berkelanjutan atautidaknya yang kita miliki juga ada usaha kita didalamnya, termasuk sabanamungkin hari ini masih terus berkembang, tapi berjalannya waktu kita tidakakan pernah tahu, maka salah satu upaya yang harus kita lakukan baikperangkat sabana maupun mitra, sama-sama amanah saling dapat dipercayamenjaga nama baik dalam arti kwalitas dan pelayanan, karna harapannyajangka Panjang agar terus dapat diterima masyarakat dan dapat menambahekonomi keluarga, tapi sekali saja masyarakat merasakan ada kebohonganefeknya juga jangka Panjang mas”.10

Demikian juga wawancara yang dilakukandengan Bapak Syafri:

“Sampai hari ini saya rasa sabana konsisten dan amanah dalamakad yang disepakati, penyediaan bahan, segala bentuk keluhan sayadalam hal penjualan juga direspon baik”.11

3. Konsep Benar dan Baik

Konsep benar dan baik eratkaitannya dengan konsep etika bisnis Islam

dengan konsep etika bisnis konvensional, dimana konsep benar dan baik

dalam konsep etika bisnis Islam didasarkan pada Al-Qur’an, Hadis, Ijma’,

10Candra, Kepalacabangsabana fried chicken Lampung, wawancara, pada selasa 21januari2020

11Syafri, Mitra Sabana fried chicken Sukabumi, wawancara, pada Rabu 21Januari 2020

Page 80: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

65

Qiyas, serta pengalaman bisnis umat Islam, sedangkan konsep etika bisnis

konvensional mengukur konsep Benar dan Baik melalui pemikiran para

filsuf dan keadaan masyarakat yang memaksa dibuatnya aturan-aturan

moralitas dalam bidang bisnis. Maka sabana fried chicken dalam mengukur

baik dan benarnya prosedur yang dibuat tidak lepas dari aturan hukum

Islam. Sebagaimana wawancara dengan Bapak Candra:

“Jika dari awal sabana ini berdiri tidak punya konsep dan prinsipmungkin tidak akan bertahan lama, bisa saja dari penyembelihanaya dimanapun oleh siapapun, bisa saja bahan yang rusak tidak boleh dikembalikan danmitra yang menaggung kerugian, tapi apakah dibenarkan yang seperti itu?Sebagian golongan atau kelompok mungkin menganggap sah terhadappenyembelihan ayam dimana pun dan oleh siapa pun mas, tapi kami selakumuslim juga memberatkan hal itu, karena yang kita jangkau semua kalangansemua golongan, maka sebaik-baik hokum saya rasa hukum Islam”.12

4. Konsep Tanggung Jawab

Pada konsep ini tanggungj awab lebih disoroti kepada Franchisor

selaku pemilik waralaba, dimana tangung jawab tidak hanya pada saat akad

dengan hanya menyediakan keperluan mitra saja, melainkan kewajiban

dalam hal pelatihan dan pengawasan. Sebagaimana wawancara dengan

Bapak Candra:

“Kami sadar biaya pembayaran hak lisensi sabana tidak murah mas,maka kami juga bertanggung jawab kepada mitra untuk memberikanpelatihan agar mitra mampu mengolah sabana sebagaimana mitra yanglainnya, juga tanggung jawab moril jik amitra mengalami kesulitan dalamhal penjualan, maka kami ajak duduk bersama mencari solusi yang terbaik,apakah pengaruh pelayanan, pemilihan lokasi, dan lain sebagainya, ini kamilakukan agar mitra dapat bangkit, berkembang bersama”.13

12Candra, Kepalacabangsabana fried chicken Lampung, wawancara, pada selasa 21januari2020

13Candra, Kepalacabangsabana fried chicken Lampung, wawancara, pada selasa 21januari2020

Page 81: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

66

Demikian juga wawancara yang dilakukan dengan Bapak Arif:

“Awal saya bergabung dengan sabana, saya kebingungan harusbagaimana dan seperti apa, tapi berkat bimbingan, pelatihan dan arahansabana, saya memutuskan memilih tempat diRajabasa Raya, danalhamdulillahnya sampai hari ini omzet saya bisa menambah pemasukankeluarga”.14

5. Konsep Kejujuran

Konsep ini menitik beratkan pelakunya untuk saling terbuka terhadap

kwalitas barang yang dibisniskan, kekurangan maupun kecacatan menjadi

hal yang mendasar yang wajib disampaikan saat terjadinya transaksi, begitu

juga sabana fried chicken dalam menjalankan bisnis waralabanya harus

terbuka kepada seluruh mitra, baik dalam penyediaan bahan maupun

kewajiban yang lainnya. Sebagaimana wawancara dengan Bapak Candra:

“Selama ini belum ada mitra yang mengeluh karena kerusakanbahan tanpa kami berikan ganti, karena terkadang bahan yang dikirim daripusat ada kecacatan berupa pecah maupun ayam yang kurang segar karnafactor suhu, mitra berhak melihat terlebih dahulu barang yang hendak dibeli,adapun ketika dibuka terdapat kecacatan maka barang tersebut dapat ditukardan kami berikanganti”.15

Demikian juga wawancara yang dilakukan dengan Bapak Hendri:

“memang bahan-bahan sabana itu digudangnya mas, pada saatpembelian karyawan yang mengambilkan, tapi jika barang yang kami belisetelah kami buka terdapat kekurangan atau kecacatan dapat ditukar lagidengan barang yang lainnya dengan membawa bukti pembayaran”.16

6. Konsep Keadilan

Dalam melaksanakan tugasnya, Bapak Candra selaku

kepalacabang sabana fried chicken Bandar Lampung meletakan kesetaraan

14Arif, Mitra Sabana fried chicken Rajabasaraya, wawancara, pada Rabu 22 Januari 202015Candra, Kepalacabangsabana fried chicken Lampung, wawancara, pada selasa 21

januari202016Hendri, Mitra Sabana fried chicken Kemiling, wawancara, pada Rabu 22 Januari 2020

Page 82: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

67

kepada seluruh mitranya, tidak memandang mitra lama ataupun baru,

mitra dekat ataupun jauh, karena yang menjadi tujuan sabana adalah sama

rasa dan sama rata, sebagaimana wawancara dengan bapak Candra:

“Saya dalam menjalankan tugas mengacu pada aturan sabana pusat,dimana kebijakan pusat mengatur tentang bagaimana hak mitra sertatanggung jawab kami selaku franchisor, sama rata sama rasa begitu yangkami pakai mas, dimana seluruh bahan maupun pemberian batuan danpelatihan kepadamitra kami samakan, tidak ada pembeda yang lama denganyang baru, yang dekat dengan yang jauh, kami samakan kami ratakan”.17

Selain melakukan wawancara dengan Bapak Candra, peneliti juga

melakukan wawancara dengan mitra sabana langkapura dengan tujuan

menggali informas iapakah sama rasa dan sama rata juga dirasakan oleh

mitra dalam memperoleh haknya selaku franchese, sebagaimana wawancar

adengan Bapak Kholiz:

“Selama ini ketika belanja bahan, proses training diawal yangsaya rasakan sabana konsisten, dan tidak pernah telat untuk stok bahan, dantidak dibeda-bedakan antar mitra”18

17Candra, Kepalacabangsabana fried chicken Lampung, wawancara, pada selasa 21januari2020

18Kholiz, Mitra Sabana fried chicken Langkapura, wawancara, pada Rabu 22 Januari2020

Page 83: PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI …

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Terjemahan 30 Juz,Solo:PT Qomari Prima Publisher.2010.

Dwi Adi.K, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Surabaya: Fajar Mulya, 2001.

Idri, Etika Hadis Ekonomi, .jakarta: Prenadamedia group, 2015.

Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam (Jakarta: PT. GeloraAksara Pratama, 2012)

Martin Mendlsohn, Franchising, London: Franchise World MagazineJames House, 1993)

Maulana Hasanudin, jaih mbarok, Perkembangan Akad Musyarakah,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012)

Muslich, Etika Bisnis Islam, (Yogyakarta: Ekonisa, 2004)

Sri Hudiarini, “Waralaba Model Bisnis Baru Yang Berkelanjutan diTinjauDari Aspek Hukum”. Jurnal Panorama Hukum, Vol. 3 No. 2 ,Juni2018.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ,Bandung: Alfabeta, 2017.

Suryono Ekotama, Jurus Jitu Memilih Bisnis Franchise, (Jakarta Selatan:PT. Buku Kita, 2010)

Tri Hendro SP, Etika Bisnis Modern Pendekatan Pemangku Kepentingandan Teknologi Informasi ,Yogyakarta: Unit Penerbut dan PercetakanSekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2017.

Tri Hendro, Etika Bisnis Modern, Yogyakarta: Fajar sekolah Tinggi IlmuManajemen YPKN, 2017.