penerapan algoritma fmadm dan metode saw untuk...

22
Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk Menentukan Rekomendasi Pembelian SmartPhone Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh: Thomas Bondan Mardy Nugroho NIM: 672010235 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Oktober 2014

Upload: vuongnga

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk

Menentukan Rekomendasi Pembelian SmartPhone

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh:

Thomas Bondan Mardy Nugroho

NIM: 672010235

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Oktober 2014

Page 2: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo
Page 3: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo
Page 4: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo
Page 5: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo
Page 6: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo
Page 7: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

1

Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk

Menentukan Rekomendasi Pembelian SmartPhone

1)

Thomas Bondan Mardy Nugroho, 2)

Hindriyanto Dwi Purnomo, 3)

Prihanto Ngesti Basuki

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia

Email: 1)

[email protected], 2)

[email protected], 3)

[email protected]

Abstract

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) is an algorithm used to

determine the weights for each attribute value owned. While Simple Additive Weighting

(SAW) is one method to solve (FMADM) by performing a weighted sum of each

alternative on all attributes. This study, using the level of importance of each alternative

product that has the type of cost or benefits of each alternative and the search index as

input to a user that will result in the recommendation. The end result of this web-based

application is displayed in a table ranking the product. It can be concluded that if the

level of importance of each alternative products entered by the user is worth the cost, the

system will search for the lowest value of these criteria and if the interest rate is worth

the benefit, the system will search for the highest value of these criteria.

Keywords: FMADM, SAW, Weights, Alternatives, Criteria.

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu algoritma

yang digunakan untuk penentuan nilai bobot pada setiap atribut yang dimiliki. Sedangkan

Simple Additive Weighting (SAW) adalah salah satu metode untuk menyelesaikan

(FMADM) dengan melakukan penjumlahan terbobot dari setiap alternatif pada semua

atribut. Penelitian ini, menggunakan tingkat kepentingan setiap alternatif produk yang

mempunyai tipe cost atau benefit dan index pencarian setiap alternatif sebagai input untuk

user yang akan menghasilkan bentuk rekomendasi. Hasil akhir dari aplikasi berbasis web

ini ditampilkan dalam bentuk tabel rangking produk. Dapat disimpulkan bahwa jika

tingkat kepentingan setiap alternatif produk yang diinputkan oleh user bernilai cost maka

sistem akan mencari nilai terendah dari kriteria tersebut dan jika tingkat kepentingan

bernilai benefit maka sistem akan mencari nilai tertinggi dari kriteria tersebut.

Kata kunci : FMADM, SAW, Bobot, Alternatif, Kriteria.

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga. 2)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 3)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Page 8: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

2

1. Pendahuluan

Ponsel tidak lagi menjadi barang mewah sehingga kebutuhan ponsel

cerdas semakin tinggi. Perputaran pelanggan ponsel di Indonesia diprediksi

mencapai 8,6% dalam sebulan [1]. Hal ini menunjukan kebutuhan terhadap

telekomunikasi multi fungsi kian berkembang, termasuk tuntutan kebutuhan

smartphone [2]. Oleh sebab itu kepuasan seorang konsumen untuk mendapatkan

sebuah smartphone yang dinginkan secara cepat dan mudah sangatlah penting.

Memilih sesuai keinginan adalah alasan utama konsumen membeli dan

melakukan transaksi. Dalam memilih smartphone, ada beberapa kriteria-kriteria

tertentu yang dijadikan acuan untuk memilih, dari kriteria-kriteria itulah

konsumen menentukan smartphone yang diinginkan. Akan tetapi analisa jenis

kriteria untuk smartphone sangatlah banyak, bisa dari segi harga ataupun dari

bagian-bagian dan fitur dari smartphone tersebut. Memberikan beberapa kriteria

utama untuk dijadikan acuan pemilihan smartphone sangatlah penting, karena

akan memberikan kemudahan pada konsumen dalam memilih.

Indonesia memiliki cakupan geografis yang sangat potensial bagi

pengembangan bisnis telekomunikasi. Peluang besar ini diperebutkan sejumlah

operator seluler dan hanya tiga operator yang memiliki pangsa pasar diatas 5%,

yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo (14,8%). Dari fakta

ini antar operator bersaing merebut konsumen dengan berbagai cara misal

penawaran bonus kartu perdana (starter pack), bonus isi ulang, bonus pulsa,

hadiah melalui poin, dan tarif sms atau panggilan murah [2]. Tidak hanya operator

seluler saja yang bersaing merebut perhatian para konsumen melainkan berbagai

macam web smartphone saat ini, sangat banyak yang menyediakan layanan-

layanan kemudahan dalam pencarian barang untuk menarik minat konsumen.

Persaingan ini semakin meningkat karena para pengguna smartphone tidak hanya

dari kalangan yang berkepentingan saja melainkan dari semua kalangan usia. Ada

yang ingin membeli untuk keperluan pekerjaan, bermain game, sosial media, dan

masih banyak lagi. Dengan adanya berbagai macam tuntutan kebutuhan inilah,

maka sebuah web smartphone ingin menyediakan layanan pencarian produknya

secara cepat, mudah dan akurat untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Berdasarkan dari tuntutan kebutuhan-kebutuhan tersebut, sebuah web

smartphone tidak hanya mempunyai kegunaan untuk mencari dan menampilkan

nama-nama barang yang ingin di beli oleh konsumen saja, tetapi web smartphone

dituntut untuk mempunyai sebuah sistem yang mampu merekomendasikan produk

yang akan dibeli, tentunya berdasarkan dari kriteria-kriteria yang diinginkan oleh

konsumen.

Dalam penelitian ini dibangun aplikasi berbasis web untuk menentukan

rekomendasi pembelian smartphone dengan menerapkan Algoritma Fuzzy

Multiple Attribute Decision Making (FMADM) dan Metode Simple Additive

Weighting (SAW). Pokok bahasan mengacu pada sistem perekomendasian produk

smartphone. Hasil dari perekomendasian ditampilkan dalam bentuk tabel

rangking produk.

Page 9: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

3

2. Tinjauan Pustaka

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu metode

yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan

kriteria tertentu [3]. Simple Additive Weighting (SAW) itu sendiri adalah

penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut

[4]. Heri Sulistiyo mengimplementasikan FMADM dengan metode SAW untuk

menentukan penerima beasiswa, dimana pemberian nilai setiap alternatif (Ai) pada

setiap kriteria (Cj) yang sudah ditentukan akan membentuk sebuah matrix

keputusan (X) [5].

Nandang Hermanto menggunakan Simple Additive Weighting (SAW)

untuk menentukan jurusan pada SMK, dalam sistem ini menggunakan atribut

sama yaitu maksimal sehingga bobot preferensi yang memiliki nilai sama setelah

bobot preferensi ditentukan, dibuat matrix keputusan (X) berdasarkan tabel-tabel

pembobotan [6]. Paska Marto Hasugian menggunakan (FMADM) dan (SAW)

untuk menentukan penerimaan tenaga kerja, dimana dalam menentukan matrix

keputusannya menggunakan nilai setiap alternatif pada setiap kriteria yang sudah

ditentukan [7]. Much. Rifqi Mualan, menggunakan Simple Additive Weighting

untuk penilaian kinerja karyawan, dimana semua bilangan fuzzy akan

dikonversikan kebilangan crips untuk membentuk matrix keputusan [8]. Nugroho

Joko Usito menggunakan Simple Additive Weighting (SAW) untuk Penilaian

Proses Belajar Mengajar, dimana penentuan nilai bobot preferensi diambil dari

data perhitungan manual untuk membentuk matrix keputusan [9].

Dalam penelitian ini, digunakan algoritma Fuzzy Multiple Attribute

Decision Making (FMADM) dan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk

rekomendasi pembelian smartphone. Penggunaan metode SAW pada model fuzzy

MADM ini, dikarenakan metode SAW adalah salah satu metode yang dapat

digunakan untuk menyelesaikan masalah fuzzy MADM dengan melakukan

normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan

dengan semua rating alternatif yang ada [4]. Pada penelitian sebelumnya yang

diteliti adalah pemberian nilai setiap alternatif pada setiap kriteria yang sudah

ditentukan dan tipe atribut yang digunakan untuk membuat sebuah matrix

keputusan (X) dan juga mengkonversikan bilangan fuzzy kedalam bilangan crisp

untuk membentuk matrix keputusan dan bobot kepentingan relatif. Akan tetapi

pada penelitian ini tidak memberikan nilai setiap alternatif pada setiap kriteria

untuk membentuk matrix keputusan (X), melainkan membentuk matrix keputusan

dengan menggunakan kriteria-kriteri yang sudah ditentukan dari data smartphone,

konversi bilangan fuzzy kedalam bilangan crisp hanya digunakan untuk

membentuk bobot kepentingan relatif.

Matrix keputusan dan bobot kepentingan relatif dibentuk dengan

menggunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) sedangkan

bentuk penyelesaian dari matrix keputusan sampai dengan rekomendasi produk

smartphone menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW).

Teori himpunan fuzzy merupakan kerangka matematis yang digunakan

untuk merepresentasikan ketidakpastian, ketidakjelasan, ketidaktepatan,

kekurangan informasi, dan kebenaran parsial [10]. Kurangnya informasi, dalam

menyelesaikan permasalahan sering kali dijumpai di berbagai bidang kehidupan.

Page 10: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

4

Pembahasan tentang ketidakjelasan (vagueness) telah dimulai semenjak tahun

1937, ketika seorang filsof bernama Max Black mengemukakan pendapatnya

tentang ketidakjelasan [11]. Black mendefinisikan suatu proposisi tentang

ketidakjelasan sebagai suatu proposisi dimana status kemungkinan dari proposisi

tersebut tidak didefinisikan dengan jelas. Sebagai contoh, untuk menyatakan

seseorang termasuk dalam kategori muda, pernyataan “muda” dapat memberikan

interpretasi yang berbeda dari oleh setiap individu, dan kita tidak dapat

memberikan umur tertentu untuk mengatakan seseorang masih muda atau tidak

muda [4].

Ketidakjelasan juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu yang

berhubungan dengan ketidakpastian yang diberikan dalam bentuk informasi

linguistik atau intuisi. Sebagai contoh, untuk menyatakan kualitas suatu data

dikatakan “baik”, atau derajat kepentingan seorang pengambil keputusan

dikatakan “sangat penting”. Namun demikian, dalam bentuk semantik,

ketidakjelasan (vague) dan fuzzy secara umum tidak dapat dikatakan bersinonim

[4]. Suatu proporsi yang mengandung ketidakjelasan adalah fuzzy, tetapi tidak

sebaliknya [12].

Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy, antara

lain [13] [14]:

- Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang

mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti.

- Logika fuzzy sangat flexible.

- Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.

- Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat

kompleks.

- Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-

pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses

pelatihan.

- Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara

konvensional.

- Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.

Salah satu yang menarik dari logika fuzzy adalah, logika fuzzy dapat

digunakan untuk memodelkan informasi yang mengandung ketidakjelasan melalui

konsep bilangan fuzzy, dan dapat memproses bilangan fuzzy-bilangan fuzzy

tersebut dengan menggunakan operasi-operasi aritmatika biasa [15]. Bilangan

fuzzy biasanya diekspresikan secara linguistic. Operasi yang dilakukan pada

bilangan fuzzy lebih banyak berupa pengolahan kata-kata daripada bentuk

bilangan [4].

FMADM (Fuzzy Multiple Attribute Decision Making)

Pada dasarnya, proses MADM dilakukan melalui tiga tahap, yaitu

penyusunan komponen-komponen situasi, analisis dan sintesis informasi [4]. Pada

tahap penyusunan komponen, komponen situasi, akan dibentuk tabel taksiran

yang berisi identifikasi alternatif dan spesifikasi tujuan, kriteria dan atribut. Salah

satu cara menspesifikasikan tujuan situasi | Oi, i = 1,...,t | adalah dengan cara

Page 11: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

5

mendaftar konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dari alternatif yang telah

teridentifikasi | Ai, i = 1,...,n |. Selain itu juga disusun atribut-atribut yang akan

digunakan | ak, k = 1,...,m | [4].

Tahap analisis dilakukan melalui dua langkah. Pertama, mendatangkan

taksiran dari besaran yang potensial, kemungkinan dan ketidakpastian yang

berhubungan dengan dampak-dampak yang mungkin pada setiap alternatif.

Kedua, meliputi pemilihan dari preferensi pengambil keputusan untuk setiap nilai,

dan ketidak pedulian terhadap resiko yang timbul. Pada langkah pertama,

beberapa metode menggunakan fungsi distribusi | Pj(x) | yang menyatakan

probabilitas kumpulan atribut | ak | terhadap setiap alternatif | Ai |. Konsekuen juga

dapat ditentukan secara langsung dari agregasi sederhana yang dilakukan pada

informasi terbaik yang tersedia. Demikian pula, ada beberapa cara untuk

menentukan preferensi pengambil keputusan pada setiap konsekuen yang dapat

dilakukan pada langkah kedua. Metode yang paling sederhana adalah untuk

menurunkan bobot atribut dan kriteria adalah dengan fungsi utilitas atau

penjumlahan terbobot [4].

Secara umum, model multi-attribute decision making dapat didefinisikan

sebagai berikut [16]: Misalkan A = {ai | i = 1,...,n} adalah himpunan alternatif-

alternatif keputusan dan C = {cj | j = 1,...,m} adalah himpunan tujuan yang

diharapkan, maka akan ditentukan alternatif x0 yang memiliki derajat harpan

tertinggi terhadap tujuan-tujuan yang relevan cj.

Pendekatan MADM dilakukan melalui dua langkah, yaitu : pertama,

melakukan agregasi terhadap keputusan-keputusan yang tanggap terhadap semua

tujuan pada setiap alternatif; kedua, melakukan perangkingan alternatif-alternatif

keputusan tersebut berdasarkan hasil agregasi keputusan [4].

Masalah multi-attribute decision making (MADM) adalah mengevaluasi m

alternatif Ai (i = 1,2,...,m) terhadap sekumpulan atribut atau kriteria Cj (j =

1,2,...,n), dimana setiap atribut saling tidak bergantung satu dengan yang lainnya.

Matriks keputusan setiap alternatif terhadap setiap atribut, X, diberikan sebagai :

X =

Dimana xij merupakan rating kinerja alternatif ke-i terhadap atribut ke-j. Nilai

bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan relatif setiap atribut, diberikan

sebagai, W [4]:

W = {w1,w2,...,wn}

Rating kinerja (X), dan nilai bobot (W) merupakan nilai utama yang

merepresentasikan preferensi absolut dari pengambil keputusan. Masalah MADM

diakhiri dengan proses perangkingan untuk mendapatkan alternatif terbaik yang

diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan preferensi yang diberikan [4].

Page 12: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

6

SAW (Simple Additive Weighting)

Metode SAW (Simple Additive Weighting) sering juga dikenal istilah

metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari

penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut.

Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu

skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada [4].

Rumus dari normalisasi matrix dapat dilihat pada rumus persamaan (1).

dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut

Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan

sebagai [4]:

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih

terpilih [4].

3. Pemodelan Rekomendasi Pembelian Smartphone

Dalam penelitian ini akan dilakukan pemodelan masalah mengenai

rekomendasi pembelian smartphone dengan menerapkan algoritma Fuzzy

Multiple Attribute Decision Making (FMADM) dan metode Simple Additive

Weighting (SAW). Fuzzy MADM pada penelitian ini digunakan untuk

membentuk matrix keputusan dan bobot kepentingan relatif sedangkan metode

SAW digunakan untuk menyelesaikan model dari fuzzy MADM yaitu dengan

melakukan normalisasi matrix keputusan sampai dengan proses perangkingan.

Masalah fuzzy MADM dapat diformulasikan sebagai berikut.

Misalkan A = { Ai, i = 1, 2 , 3,. . . , m } adalah himpunan alternatif yaitu

nama – nama smartphone, K = { Kj, j = 1, 2, 3, . . . , n } adalah himpunan atribut

Page 13: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

7

atau kriteria-kriteria smartphone seperti Harga, Display, Memory, Camera,

Battery, Popularity dan X = {xij | i = 1, 2, 3, . . . , m ; j = 1, 2, 3, . . . , n} adalah

matrix keputusan dengan xij adalah nilai numeris alternatif ke-i pada atribut atau

kriteria ke-j, nilai numeris xij adalah data smartphone dari setiap kriteria. Tabel

matrix dari formulasi fuzzy MADM dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Matrix FMADM

K1

( W1 )

K2

( W2 )

K3

( W3 )

... ... Kn

( Wn )

A1 X11 X12 X13 . . X1n

A2 X21 X22 X23 . . X2n

A3 X31 X32 X33 . . X3n

... . . . . . .

... . . . . . .

Am Xm1 Xm2 Xm3 . . Xmn

Tabel 1 adalah bentuk representasi matrix keputusan matode fuzzy MADM

yang menempatkan Ai sebagai himpunan alternatif dan Kj adalah himpunan atribut

atau kriteria, sedangkan X adalah matrix keputusan dengan xij adalah nilai numeris

alternatif ke-i pada atribut atau kriteria ke-j. Bobot W = {W1, W2, W3, . . . , Wn}

merupakan bobot kepentingan relatif pentingnya setiap atribut atau kriteria. Pada

penelitian ini bobot kepentingan relatif terdiri dari empat bilangan fuzzy, yaitu

Kurang Penting (KP), Sedang (SD), Penting (PT), Sangat Penting (SP). Untuk

lebih jelasnya data kriteria yang digunakan untuk rekomendasi pembelian

smartphone dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan untuk kurva bilangan fuzzy

bobot dapat dilihat pada Gambar 1.

Tabel 2 Kriteria

No Nama Variabel Nama Kriteria Tipe

1. Harga K1 cost

2. Display K2 benefit

3. Memory K3 benefit

4. Camera K4 benefit

5. Battery K5 benefit

6. Popularity K6 benefit

Page 14: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

8

Gambar 1 Kurva Bilangan Fuzzy Bobot

Tabel 2 adalah tabel kriteria untuk smartphone, pada tabel kriteria tersebut

terdapat enam kriteria yang digunakan yaitu Harga (K1), Display (K2), Memory

(K3), Camera (K4), Battery (K5), Popularity (K6). Sedangkan kurva bilangan fuzzy

bobot yang ditunjukkan pada Gambar 1 menjelaskan tentang pemberian nilai

setiap bilangan fuzzy atau pengkonversian bilangan fuzzy kedalam bilangan crisp,

ada empat bilangan fuzzy yang dikonversikan yaitu KP (0.5), SD (1), PT (1.5), SP

(2). Untuk lebih jelasnya tabel bobot dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Bobot

Bilangan Fuzzy Nilai (Bilangan crisp)

Kurang Penting (KP) 0.5

Sedang (SD) 1

Penting (PT) 1.5

Sangat Penting (SP) 2

Dalam penelitian ini menggunakan metode Simple Additive Weighting

(SAW) untuk menyelesaikan masalah fuzzy MADM yaitu dengan melakukan

normalisasi matrix keputusan X sampai dengan proses perangkingan produk

smartphone. Pada proses normalisasi matrix keputusan X terdapat dua tipe kriteria

yaitu cost dan benefit yang diselesaikan dengan menggunakan rumus persamaan

dari metode SAW yang nantinya akan menghasilkan matrix baru yaitu matrix

ternormalisasi. Rumus persamaan untuk normalisasi matrix dari metode SAW

dapat dilihat pada Rumus Persamaan (1).

Page 15: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

9

Keterangan [5]:

rij = nilai rating kinerja ternormalisasi

xij = nilai alternatif yang dimiliki dari setiap kriteria

Max xij = nilai terbesar dari alternatif setiap kriteria

Min xij = nilai terkecil dari alternatif setiap kriteria

benefit = jika nilai terbesar adalah terbaik

cost = jika nilai terkecil adalah terbaik

Rumus Persamaan (1) terdiri dari dua pembagian, yaitu jika nilai terbesar

adalah terbaik (benefit) maka, nilai alternatif yang dimiliki setiap kriteria | xij |

dibagi dengan nilai terbesar dari alternatif setiap kriteria | Max xij |, tetapi jika nilai

terkecil adalah adalah terbaik (cost) maka, nilai terkecil dari alternatif setiap

kriteria | Min xij | dibagi dengan nilai alternatif yang dimiliki dari setiap kriteria |

xij |. Hasil dari penghitungan Rumus Persamaan (1) ini akan menghasilkan nilai

rating kinerja ternormalisasi | rij |. Sedangkan untuk proses perangkingan rumus

persamaan yang digunakan dapat dilihat pada Rumus Persamaan (2).

Keterangan [5]:

Vi = rangking untuk setiap alternatif

wj = nilai bobot dari setiap kriteria

rij = nilai rating kinerja ternormalisasi

Rumus Persamaan (2) adalah rumus persamaan yang digunakan untuk

menyelesaikan proses perangkingan, yang terdiri dari penjumlahan hasil kali

antara nilai bobot dari setiap kriteria | wj | dengan nilai rating kinerja

ternormalisasi | rij |, dimana nilai bobot dari setiap kriteria | wj | ditentukan oleh

pengambil keputusan berdasarkan bilangan fuzzy yang dikonversikan kedalam

bilangan crisp. Hasil dari penghitungan Rumus Persamaan (2) akan menghasilkan

rangking untuk setiap alternatif | Vi |, Nilai | Vi | terbesar menunjukkan alternatif

ke- i menduduki rangking terbaik. Alur dari proses rekomendasi smartphone

dapata dilihat pada Gambar 2.

Page 16: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

10

Mulai

Input Bobot

kepentingan dan

Alternatif kriteria

Pengumpulan komponen

Normalisasi matrix

keputusan

Perangkingan (Menjumlahkan

hasil kali antara bobot dan

hasil normalisasi matrix)

Hasil

Rekomendasi

Selesai

Bobot kepentingan

dan Matrix keputusan

Jika Bobot > 0

Ya

Tidak

Gambar 2 Diagram Alur Proses Rekomendasi

Gambar 2 adalah diagram alur proses rekomendasi smartphone, diagram

ini menjelaskan bagaimana proses perekomendasian smartphone menggunakan

Algoritma Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) dan Metode

Simple Additive Weighting (SAW). dapat dilihat bahwa ada empat proses didalam

diagram yaitu proses Pengumpulan komponen, Bobot kepentingan dan Matrix

keputusan, Normalisai matrix, Perangkingan. Fuzzy MADM membentuk dua

proses yaitu Pengumpulan komponen, prosedur pembentukan nilai bobot dan

matrix keputusan sedangkan Metode SAW membentuk dua proses yaitu

Normalisasi matrix dan Perangkingan, dua proses dari metode SAW inilah yang

digunakan untuk menyelesaikan proses dari fuzzy MADM, sehingga mendapatkan

hasil rekomendasi yang nantinya akan menjadi output dari sistem.

Page 17: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

11

4. Hasil dan Pembahasan

Bagian ini akan menjelaskan penerapan Algoritma Fuzzy Multiple

Attribute Decision Making (FMADM) dan Metode Simple Additive Weighting

(SAW) untuk rekomendasi pembelian smartphone. dalam penerapannya FMADM

dan SAW membutuhkan kriteria-kriteria dan bobot kepentingan relatif untuk

melakukan perhitungan sehingga akan menghasilkan perekomendasian yang

akurat. Perhitungan yang akan dilakukan untuk menentukan rekomendasi

pembelian smartphone ini, dimisalkan menggunakan kriteria Harga dengan index

pencarian diatas Rp 1.000.000 dan kurang dari Rp 3.000.000 yang berjumlah 19

data, data-data yang akan direkomendasikan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Data Smartphone [17]

Nama Produk Harga Display Memory Camera Battery Popularity

Apple iPhone 3G 2100000 3.5 0.128 2.0 1200 2.9

Galaxy Ace 4 1850000 4.0 0.512 5.0 1500 5.3

Motorola MotoG

4G 2500000 4.5 1 5.0 2070 4.6

Motorola RAZR

V XT889 1900000 4.3 1 8.0 1780 0.3

Sony Xperia C 2950000 5.0 1 8.0 2390 13.0

Sony Xperia T

LTE 1300000 4.5 1 13.0 1850 0.2

Nokia Lumia 505 1050000 3.7 0.256 8.0 1300 0.2

HTC Desire 616 2700000 5.0 1 8.0 2000 17.0

HTC Desire L 2100000 4.3 1 5.0 1800 1.2

LG-L65 2540000 4.3 1 5.0 2100 43.0

LG Volt 2200000 4.7 1 8.0 3000 19.3

LG Lucid2 2890000 4.3 1 5.0 2460 12.0

BlackBerry Z3 2600000 5.0 1.5 5.0 2500 24.0

BlackBerry Q5 2975000 3.1 2 5.0 2180 8.4

BlackBerry Bold

9650 1530000 2.4 0.512 3.2 1400 10.2

ZTE Star 1 2700000 5.0 2 8.0 2300 12.4

ZTE Vital N9810 2980000 5.0 1 13.0 2500 24.0

ZTE Grand S 2300000 5.0 2 13.0 1780 0.8

Huawei Ascend

W2 1600000 4.3 0.512 5.0 1700 0.1

Berdasarkan dari Tabel 3 Bobot, maka dapat ditentukan bobot kepentingan relatif

setiap kriteria yang ditentukan oleh pengambil keputusan, yang dimisalkan

sebagai berikut.

W = ( 2, 1, 1.5, 1, 1.5, 0.5 )

Page 18: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

12

Berdasarkan dari Tabel 4 dapat ditentukan matrix keputusan X :

X =

Untuk menyelesaikan matrix keputusan X diatas perlu dilakukan normalisasi

matrix, penelitian ini menggunakan Rumus Persamaan (1) dari metode Simple

Additive Weighting (SAW) sebagai berikut :

Keterangan [5]:

rij = nilai rating kinerja ternormalisasi

xij = nilai alternatif yang dimiliki dari setiap kriteria

Max xij = nilai terbesar dari alternatif setiap kriteria

Min xij = nilai terkecil dari alternatif setiap kriteria

benefit = jika nilai terbesar adalah terbaik

cost = jika nilai terkecil adalah terbaik

Setelah proses normalisasi matrix keputusan X selesai, maka didapatlah matrix

yang ternormalisasi, diberikan sebagai, R sebagai berikut :

Page 19: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

13

R =

Untuk melakukan proses perangkingan dari matrix ternomalisasi R, penelitian ini

menggunakan rumus persamaan (2) dari metode Simple Additive Weighting

(SAW) sebagai berikut :

Keterangan [5]:

Vi = rangking untuk setiap alternatif

wj = nilai bobot dari setiap kriteria

rij = nilai rating kinerja ternormalisasi

Setelah proses perangkingan menggunakan rumus persamaan (2) selesai

maka akan mendapatkan hasil berupa perekomendasian produk smartphone yang

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Rangking produk

No Hasil Rekomendasi Nilai Rangking

1. ZTE Grand S 5.3123458038423

2. Sony Xperia T LTE 5.19271019678

3. ZTE Star 1 5.187348439674

4. LG Volt 4.9843486745812

5. ZTE Vital N9810 4.983767754019

Page 20: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

14

6. BlackBerry Z3 4.8463774597496

7. Sony Xperia C 4.423411812862

8. BlackBerry Q5 4.3981721561612

9. LG-L65 4.3713870381587

10. HTC Desire 616 4.340836811767

11. Motorola RAZR V XT889 4.2241361453724

12. Nokia Lumia 505 4.19971019678

13. LG Lucid2 4.0907938669522

14. Motorola MotoG 4G 3.9631037567084

15. HTC Desire L 3.9085688729875

16. Huawei Ascend W2 3.7922781753131

17. Galaxy Ace 4 3.5153784267273

18. BlackBerry Bold 9650 3.3013075169245

19. Apple iPhone 3G 2.5835670840787

Dalam pembuatan sistem perekomendasian smartphone ini, Pengujian

sistem dilakukan dengan cara uji Black Box yaitu pengujian fungsional yang

hanya melihat pada hasil eksekusi data pengujian. Fungsi-fungsi dan hasil yang

diuji dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Uji Black Box

No Skenario Input Hasil Uji Status

1. Menentukan matrix

keputusan

Data

smartphone

Menampilkan data

smartphone Valid

2. Menentukan bobot

kepentingan relatif

Memilih bobot

berdasarkan

bilangan fuzzy

Sistem akan

mengkonversikan bilangan

fuzzy yang sudah ditentukan

kedalam bilangan crisp

Valid

3. Normalisasi matrix

keputusan

Data Nilai

setiap kriteria

dari data

smartphone

Sistem akan melakukan

penghitungan rumus

normalisasi matrix,

berdasarkan tipe kriteria

Valid

4. Perangkingan produk

smartphone

Data bobot

dan hasil

normalisasi

matrix

Sistem akan menjumlahkan

hasil kali antara bobot dan

hasil normalisasi matrix

Valid

5. Merekomendasikan Data hasil

perangkingan

Sistem akan merubah

urutan hasil rangking, hasil

diurutkan dari yang terbesar

sampai yang paling kecil

Valid

Page 21: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

15

5. Simpulan

Berdasarkan dari penelitian yang sudah dibuat dengan judul penerapan

algoritma Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) dan Metode

Simple Additive Weighting (SAW) untuk menentukan rekomendasi pembelian

smartphone diperoleh beberapa kesimpulan. Pada penelitian ini algoritma dan

metode yang digunakan dapat diterapkan dengan baik, sehingga menghasilkan

perekomendasian produk smartphone sesuai yang diharapkan. Banyaknya merk,

jenis dan fitur dari smartphone membuat semakin sulitnya seorang konsumen

dalam menentukan pilihan yang tepat, namun jika data sangat banyak penerapan

algoritma dapat mempermudah proses pemilihan smartphone. Dalam sistem ini

juga menggunakan beberapa kriteria utama dari smartphone yang bisa dijadikan

pilihan untuk user dalam merekomendasikan produk, user juga bisa leluasa

menentukan tingkat kepentingan relatif setiap kriteria sesuai dengan

keinginannya. Dikarenakan tingkat kepentingan relatif setiap kriteria ini

berpengaruh pada hasil rekomendasi yang dilakukan oleh user.

Beberapa saran untuk pengambangan penelitian ini adalah dapat dibuatnya

sistem pendukung keputusan baru dengan menggabungkan antara sistem pakar

dan metode-metode yang lainnya. Pada input bobot kepentingan relatif dan

alternatif kriteria dapat dibuat menjadi lebih dinamis.

6. Daftar Pustaka

[1] Adiningsih, Sri, 2007, Persaingan Pada Industri Telepon Selular di

Indonesia, http://st286324.sitekno.com/article/6528/persaingan-pada-

industri-telepon-selular-diindonesia.html. Diakses Tanggal 14 September

2014.

[2] Chuzaimah, Mabruroh, Fereshti Nurdiana D, 2010, Smartphone: Antara

Kebutuhan dan E-lifestyle, http://repository.upnyk.ac.id/30/1/E-

38_SMARTPHONE_ANTARA_KEBUTUHAN_DAN_E-LIFESTYLE_.pdf.

Diakses Tanggal 14 September 2014.

[3] Kusumadewi, Sri, 2004, Pencarian Bobot Atribut Pada Multi-Attribute

Decision Making (MADM) Dengan Pendekatan Obyektif Menggunakan

Algoritma Genetika, https://www.scribd.com/doc/76446873/sri-

kusumadewi-jurnal-gematika. Diakses Tanggal 3 April 2014.

[4] Kusumadewi, Sri, Sri Hartati, Agus Harjoko, dkk, 2006, Fuzzy Multi-

Attribute Decision Making (FUZZY MADM), Yogyakarta: Graha Ilmu.

[5] Sulistiyo, Heri. 2010. Sistem pendukung keputusan untuk menentukan

penerima beasiswa di SMAN 6 Pandeglang, http://dir.unikom.ac.id/s1-

final-project/fakultas-teknik-dan-ilmu-komputer/teknik-

informatika/2010/jbptunikompp-gdl-herisulist-21892/17-20.jurn-

a.pdf/ori/17-20.jurn-a.pdf. Diakses Tanggal 16 November 2013.

[6] Hermanto, Nandang. 2012. Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan

Metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk Menentukan Jurusan

Pada SMK Bakti Purwokerto, https://www.scribd.com/doc/139212464/71-

1027-1-PB. Diakses Tanggal 23 Januari 2014.

Page 22: Penerapan Algoritma FMADM dan Metode SAW untuk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15168/2/T1_672010235_Full... · yaitu Telkomsel (55,6%), Indosat (24,8%) dan Excelcomindo

16

[7] Hasugian, Paska Marto, 2012, Fuzzy Multi-Attribute Decision Making

untuk Menentukan Tenaga Kerja dengan Metode Simple Additive

Weighting, http://pelita-informatika.com/berkas/jurnal/26.pdf. Diakses

Tanggal 12 September 2014.

[8] Mualan, Much. Rifqi, 2012, Penilaian Kinerja Karyawan di Ifun Jaya

Textile dengan Metode Simple Additive Weighting, http://stmik-

wp.ac.id/jurnal/files/disk1/1/ictech--muchrifqim-16-1-penilaia-w.pdf.

Diakses Tanggal 12 September 2014.

[9] Usito ,Nugroho Joko, 2013, Sistem Pendukung Keputusan Penilaian

Proses Belajar Mengajar Menggunakan Metode Simple Additive

Weighting (SAW),

http://eprints.undip.ac.id/40488/1/Nugroho_Joko_Usito.pdf. Diakses

Tanggal 24 September 2014.

[10] Tettamanzi, A, M. Tomassini, 2001, Soft Computing: Integrating

Evolutionary, Neural, and Fuzzy Systems, Berlin: Springer-Verlag.

[11] Ross, Timothy J., 2005, Fuzzy Logic With Engineering Applications, Edisi

ke-2: John Wiley & Sons Inc. Inggris.

[12] Zadeh, L.A., 1995, Discussion : Probability Theory and Fuzzy Logic are

Complementary rather than Competitive, dalam: Ross, Timothy J. Fuzzy

Logic With Engineering Applications, Edisi ke-2: John Wiley & Sons Inc.

Inggris.

[13] Cox, Earl, 1994, The Fuzzy Systems Handbook (A Prsctitioner’s Guide to

Building, Using, and Maintaining Fuzzy Systems), Massachusetts:

Academic press, Inc.

[14] Cox, Earl, 1995, Fuzzy Logic For Business and Industry, Rockland,

Massachusetts : Charles River Media Inc.

[15] Lootsma, Freek A.,1997, Fuzzy Logic for Planning and Decision Making,

Netherlands: Kluwer Academic Publishers.

[16] Zimmermann, 1991, Fuzzy Sets Theory and Its Applications, Edisi 2,

Massachusetts: Kluwer Academic Publishers.

[17] http://www.gsmarena.com/. Diakses Tanggal 21 Agustus 2014.