penentuan kadar cod (chemical oxygen...

39
Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009. PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) PADA LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT, PABRIK KARET DAN DOMESTIK KARYA ILMIAH NURHASANAH 062401014 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Upload: hoangtruc

Post on 06-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND)

PADA LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT,

PABRIK KARET DAN DOMESTIK

KARYA ILMIAH

NURHASANAH

062401014

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Page 2: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND)

PADA LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT,

PABRIK KARET DAN DOMESTIK

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

NURHASANAH

062401014

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Page 3: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN

DEMAND) PADA LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA

SAWIT, PABRIK KARET DAN DOMESTIK

Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : NURHASANAH

Nomor Induk Mahasiswa : 062401014

Program Studi : DIPLOMA (D-3) KIMIA ANALIS

Departemen : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di

Medan, Juni 2009

Diketahui

Departemen Kimia FMIPA USU Dosen Pembimbing

Ketua,

(DR. Rumondang Bulan, MS) (Dra. Herlince Sihotang,M.Si)

NIP. 131 459 466 NIP. 131 572 436

Page 4: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) PADA LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT,

PABRIK KARET DAN DOMESTIK

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, Juni 2009 Nurhasanah 062401014

Page 5: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

PENGHARGAAN

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Adapun karya ilmiah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk dapat menuyelesaikan Pendidikan Diploma III Kimia Analis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih kepada ayahanda Bustami dan Ibunda Misrah, atas jerih payah dan doa restunya kepada penulis sejak kecil hingga saat sekarang ini. Serta kepada kakanda Nurhayati dan Nurmayani atas kasih sayang dan perhatiannya selama ini. Dan tidak lupa untuk Keluarga H.Suwarno, Bang Dayat, Kak Inur kak Lasmah serta seluruh keluarga yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi kepada Penulis.

Selama penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Dra. Herlince Sihotang M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

arahan dan bimbingannya hingga selesainya karya ilmiah ini. 2. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, Ms. Selaku ketua jurusan/Program studi Kimia Analis

FMIPA USU. 3. Ibu Suestinah,Bsc selaku pembimbing lapangan dalam pelaksanaan praktek kerja

lapangan dan beserta staf-stafnya 4. seluruh staff laboratorium analisa air di Baristand Ibu Marni, Ibu Mardiani, Kak

Nizar, Bang Fadhil. Yang telah membagi sebagian ilmunya kepada penulis. 5. Rekan satu patner penulis selama PKL di Balai Riset dan Standardisasi, Tina, Wira,

Anda. 6. Sahabat-sahabatku Apri, Darlina, Betty, Nora, Yuli, Ayu, Weni yang selalu

menghibur dengan canda tawanya. 7. Teman-teman di Kimia Analis khusunya seangkatan 2006 yang tidak dapat

disebutkan satu per satu yang tidak akan pernah terlupakan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Medan, Juni 2009 Penulis

Page 6: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar COD pada limbah cair pabrik kelapa sawit, industri karet, dan domestik dengan metode titrimetri.

Dari hasil analisa COD diperoleh kadar limbah kelapa sawit sebesar 206,33mg/l, limbah industri karet sebesar 31,74 mg/l, dan limbah domestik sebesar 162,68 mg/l. dimana menurut Standart baku mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Nomor: Kep-51/MENLH/10/1995, kadar maksimum COD dalam air limbah industri kelapa sawit sebesar 350 mg/l, dalam industri karet sebesar 300mg/l, limbah domestik 300 mg/l. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kadar COD dari beberapa jenis limbah cair tersebut telah memenuhi standart baku mutu yang telah ditetapkan dan layak untuk dibuang ke badan air.

Page 7: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

ABSTRACT

The definite of COD value has done to palm oil factory waste, waste of rubber factory and domestic waste with titrimetric method.

The result showed that COD value of palm oil factory waste is 206,33 mg/l, waste of rubber factory is 31,74 mg/l, and domestic waste is 162,68 mg/l, according to the standard which is established by the Minister of Living Environment number: Kep-51/MENLH/10/1995, maximum value of COD in oil palm factory waste is 350 mg/l, in rubber factory is 300 mg/l, and domestic waste is 300 mg/l. So, it can that appeared that COD value from oil of the waste water has sufficient the standard which was established and can be propered to the water body.

Page 8: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ......................................................................................... ii PERNYATAAN .......................................................................................... iii PENGHARGAAN ...................................................................................... iv ABSTRAK .................................................................................................. v ABSTRACT ................................................................................................ vi DAFTAR ISI ............................................................................................... vii BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2. Permasalahan ................................................................................... 3 1.3. Tujuan .............................................................................................. 3

1.5. Manfaat ............................................................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5 2.1. Limbah............................................................................................. 5 2.2. Sumber Limbah Cair ........................................................................ 5 2.3. Komposisi Air Limbah ..................................................................... 7 2.4. Parameter Kualitas Limbah Cair ....................................................... 8 2.5. Chemical Oxygen Demand (COD) ................................................... 12 BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN .................................................... 15 3.1. Prinsip Analisa ................................................................................. 15 3.2. Alat Dan Bahan ................................................................................ 15 3.2.1. Alat ........................................................................................ 15 3.2.2. Bahan ..................................................................................... 16 3.3. Pembuatan Preaksi ........................................................................... 16 3.4. Prosedur Analisa .............................................................................. 17 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 19 4.1. Data Percobaan ................................................................................ 19 4.2. Perhitungan ...................................................................................... 19 4.3. Pembahasan ..................................................................................... 21 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 23 5.1. Kesimpulan 23

Page 9: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

5.2. Saran 23 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang kita cita-

citakan berupa masyarakat yang adil dan makmur baik moril maupun materil, maka

berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah pada akhir-akhir ini. Salah satu usaha

yang sedang digalakkan sesuai dengan Garis-garis besar Haluan Negara adalah

ditingkatkannya sektor industri baik yang berupa industri berat maupun yang berupa

industri ringan. Maka dengan munculnya industri perlu dipikirkan juga efek sampingnya

yang berupa limbah. Limbah tersebut dapat berupa limbah padat (solid wastes), limbah

cair (liquid wastes), maupun limbah gas (gaseous wastes). Ketiga jenis limbah ini dapat

dihasilkan sekaligus oleh satu industri ataupun satu persatu sesuai dengan proses yang ada

diperusahaannya.

Limbah dari industri tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia karena

dapat membawa suatu penyakit, merugikan segi ekonomi karena dapat menimbulkan

kerusakan pada benda/bangunan maupun tanam-tanaman, dapat merusak atau membunuh

kehidupan yang ada di dalam air seperti ikan dan binatang peliharaan lainnya, dapat

merusak keindahan karena bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap dipandang

terutama di daerah hilir sungai yang merupakan daerah rekreasi.

Page 10: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Berdasarkan pertimbangan diatas, Perlu kiranya diperhatikan efek sampingan

yang akan ditimbulkan oleh adanya suatu industri tersebut waktu mulai beroperasi. Oleh

karena itu perlu dipikirkan juga apakah industri tersebut menghasilkan limbah yang

berbahaya atau tidak, sehingga segera dapat ditetapkan perlu tidaknya disediakan

bangunan pengolah air limbah serta teknik yang dipergunakan dalam pengolahan.

(Sugiharto, 1987)

Dengan melihat perkembangan industri sekarang ini maka semakin meningkat

pula tingkat pencemaran pada perairan, udara dan tanah yang disebabkan oleh

perkembangan industri tersebut. Misalnya pabrik kelapa sawit, industri karet dan juga

kegiatan rumah tangga yang menghasilkan limbah domestik. Pabrik kelapa sawit

menghasilkan limbah cair yang mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi yang

mengakibatkan beban pencemaran semakin besar, karena diperlukan degradasi bahan

organik yang lebih besar. Industri karet menghasilkan limbah cair yang mengandung

senyawa organik yang relatif tinggi dalam bentuk karbon, nitrogen dan fosfor yang dapat

menimbulkan proses eutrofikasi yang ditandai dengan pertumbuhan ganggang secara

pesat dan kadar oksigen terlarut yang rendah. Limbah domestik terdiri dari pembuangan

air kotor dari kamar-kamar mandi, kakus dan dapur. Kotoran-kotoran itu mengandung zat

organik berupa nitrogen, karbohidrat, lemak dan sabun. Mereka bersifat tidak tetap dan

menjadi busuk, mengeluarkan bau-bauan yang tidak sedap. Disamping itu limbah

domestik juga mengandung zat-zat hidup khususnya bakteri, virus dan protozoa yang

sebagian besar dari bakteri itu menyebabkan penyakit. (Said, 1996. Masli, 2007. Mahida,

1984)

Page 11: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Limbah cair dapat bersumber dari aktivitas manusia maupun aktivitas alam.

Adanya kegiatan-kegiatan industri yang dilakukan oleh manusia menghasilkan buangan

yang mengandung bahan kimia. Dimana kandungan bahan kimia yang ada di dalam air

limbah dapat merugikan lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat

menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak

sedap pada penyediaan air bersih. selain itu akan lebih berbahaya bila bahan tersebut

merupakan bahan yang beracun.

Untuk itu sebelum dibuang ke perairan bebas, limbah tersebut harus diolah

terlebih dahulu. Dimana dalam pengolahan limbah tersebut ada parameter-parameter yang

harus ditentukan misalnya COD, BOD TSS, Alkalinitas dan lain sebagainya.(Sugiharto,

1987)

Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk menentukan kadar

Chemical Oxygen demand (COD) pada beberapa limbah cair yaitu limbah cair pabrik

kelapa sawit, limbah cair industri karet dan limbah cair domestik. Yang selanjutnya dapat

diketahui apakah limbah cair tersebut telah memenuhi standar baku mutu yang telah

ditetapkan oleh Pemerintah.

1.2. Permasalahan

Berapa besar kadar COD yang terkandung dari limbah cair pabrik kelapa sawit, limbah

cair pabrik karet dan limbah cair domestik apakah masih memenuhi standar baku mutu

yang telah ditetapkan oleh keputusan menteri lingkungan hidup.

Page 12: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

1.4. Tujuan

- Untuk menentukan kadar COD dari limbah cair pabrik kelapa sawit, limbah cair pabrik

karet dan limbah cair domestik.

- Untuk mengetahui apakah kadar COD dari limbah cair pabrik kelapa sawit, limbah cair

pabrik karet dan limbah cair domestik telah memenuhi standart yang telah ditetapkan

oleh Menteri Lingkungan Hidup

1.5. Manfaat

Dapat memberikan informasi tentang kadar COD pada limbah cair pabrik kelapa sawit,

limbah cair pabrik karet dan limbah cair domestik yang layak untuk dibuang ke badan air

menurut keputusan Menteri Lingkungan Hidup.

Page 13: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Limbah

Limbah cair adalah gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan pencemar

yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang

dari sumber domestik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), sumber industri, dan

pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan atau air hujan. Air tanah, air

permukaan dan air hujan pada kondisi tertentu masuk sebagai komponen limbah cair,

karena pada keadaan sistem saluran pengumpulan limbah cair sudah rusak atau retak, air

alam itu dapat menyatu dengan komponen limbah cair yang lainnya dan harus

diperhitungkan upaya penanganannya.

2.2. Sumber Limbah Cair

Limbah cair bersumber dari aktivitas manusia dan aktivitas alam.

a. Aktivitas Manusia

Page 14: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair sangat beragam, sesuai dengan

jenis kebutuhan hidup manusia yang sangat beragam pula. Beberapa jenis aktivitas

manusia yang menghasilkan limbah cair diantaranya:

1. Aktivitas Bidang Rumah Tangga

Sangat banyak aktivitas rumah tangga yang menghasilkan limbah cair, antara lain

mmencuci pakaian, mencuci alat makan/minum, memasak makanan dan minuman,

mandi, mengepel lantai, mencuci kendaraan, penggunaan toilet, dan sebagainya. Semakin

banyak jenis aktivitas dilakukan, semakin besar volume limbah cair yang dihasilkan.

2. Aktivitas Bidang Perkantoran

Aktivitas perkantoran pada umumnya merupakan aktivitas penunjang kegiatan

pelayanan masyarakat. Beberapa contoh antara lain Kantor Pemerintah Daerah, Kantor

Skretariat DPR, Kantor Pos, Kantor PDAM, Kantor PLN, Bank, Kantor Badan

Pertahanan Nasional (BPN), Kantor Inspeksi Pajak. Limbah cair dari sumber itu biasanya

dihasilkan dari aktivitas kantin yang menyediakan makanan dan minuman bagi pegawai,

aktivitas penggunaan toilet (kamar mandi, WC, wastafel), aktivitas pencucian peralatan,

dan sebagainya.

3. Aktivitas Bidang Perdagangan

Aktivitas bidang perdagangan mempunyai variasi yang sangat luas.variasi itu ditinjau

dari berbagai aspek, yaitu jenis komoditas yang diperdagangkan, lingkup wilayah

pemasaran, kemampuan permodalan, bentuk badan/organisasi, jenis kegiatan, dan

sebagainya. Kegiatan dalam bidang perdagangan yang menghasilkan limbah cair yaitu

pengepelan lantai gedung, pencucian alat makan dan minum di restoran, penggunaan

toilet, pencucian pakaian, pencucian kendaraan, dan sebagainya.

Page 15: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

4. Aktivitas Bidang Perindustrian

Aktivitas bidang perindustrian juga sangat bervariasi. Variasi kegiatan bidang

perindustrian dipengaruhi antara lain oleh faktor jenis bahan baku yang diolah/ diproses,

jenis barang atau bahan jadi yang dihasilkan, kapasitas produksi, teknik/jenis proes

produksi yang diterapkan, kemampuan modal, jumlah karyawan, serta kebijakan

manajemen industri.

5. Aktivitas Bidang Pertanian

Aktivitas bidang pertanian menghasilkan limbah cair karena digunakannya air untuk

mengaliri lahan pertanian. Secara alami dan dalam kondisi normal, limbah cair pertanian

sebenarnya tidak menimbullkan dampak negatif pada lingkungan, namun dengan

digunakannya pestisida yang kadang-kadang dilakukan secara berlebihan, sering

menimbulkan dampak negatif pada keseimbangan ekosistem air pada badan air penerima.

b. Aktivitas Alam

Hujan merupakan aktivitas alam yang menghasilkan limbah cair yang disebut air

larian. Air larian yang jumlahnya berlebih sebagai akibat dari hujan yang turun dengan

intensitas tinggi dan dalam waktu yang lama dapat menyebabklan terjadinya banjir. Atas

dasar itu air hujan atau air larian perlu diperhitungkan dalam perencanaan sistem limbah

cair, agar dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat air hujan, baik bagi

lingkungan maupun bagi kesehatan masyarakat. (Sugiharto. 1987)

2.3. Komposisi Air Limbah

Page 16: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah mempunyai komposisi yang

sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi secara garis besar zat-zat

yang terdapat dalam air limbah dapat dikelompokkan seperti pada skema berikut ini:

Protein (65%) Butiran

Karbohidrat (25%) Garam

Lemak (10%) Metal

Gambar 2.1. Skema pengelompokan bahan yang terkandung di dalam limbah.

(Sugiharto. 1987)

2.4. Parameter Kualitas Limbah Cair

Menurut Okun dan Ponghis (1975), berbagai parameter kualitas limbah cair yang

penting untuk diketahui adalah: bahan padat tersuspensi (suspended solids), bahan padat

terlarut (dissolvel solids), kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen

Demand=COD), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemical Oxygen Demand=BOD),

Air limbah

Air (99,%) Bahan padat

(0,1%)

Organik Anorganik

Page 17: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

organisme coliform, pH, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen=DO), kebutuhan klor

(Chlorine demand), nutrien, dan logam berat (heavy metals).

a. Bahan Padat Tersuspensi

Bahan padat tersuspensi adalah bahan padat yang dihilangkan pada penyaringan

(filtration) melalui media standar halus dengan diameter 1 mikron. Bahan padat

tersuspensi dikelompokkan lagi dalam bahan padat yang tetap (fixed solids) dan yang

menguap (volatile solids). Bahan padat yang menguap merupakan bahan yang bersifat

organik yang diharapkan dapat dihilangkan melalui penguraian secara biologis

(biological degradation) atau pembakaran (incineration). Fixed solids merupakan bahan

padat yang bersifat tetap. Bahan padat tersuspensi selanjutnya dapat dikelompokkan lagi

berdasarkan sifat atau kemampuan pengendapannya. Bahan padat yang dapat diendapkan

secara normal dapat dihilangkan dalam ukuran besar pada tangki sedimentasi. Bahan

padat yang tidak dapat mengendap memerlukan perlakuan tambahan, baik secara kimia

ataupun biologis, untuk menghilangkannya dari limbah cair.

b. Bahan Padat Terlarut

Bahan padat terlarut adalah bahan padat yang terdapat dalam filtrat yang diperoleh

setelah penghilangan bahan padat tersuspensi. Bahan ini mewakili garam-garam dalam

larutan, termasuk garam-garam mineral dari penyediaan air. Bahan padat terlarut penting

terutama apabila limbah cair akan digunakan kembali setelah pengolahan. Bahan padat

terlarut tidak dapat dihilangkan melalui pengolahan konvensional.

Page 18: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

c. Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand=BOD)

Kebutuhan Oksigen Biokimia (KOB) adalah ukuran kandungan bahan organik

dalam limbah cair. KOB ditentukan dengan mengukur jumlah oksigen yang diserap oleh

sampel limbah cair akibat adanya mikroorganisme selama satu periode waktu tertentu,

biasanya 5 hari, pada satu temperatur tertentu, umumnya 200C. BOD merupakan ukuran

utama kekuatan limbah cair. BOD juga merupakan petunjuk dari pengaruh yang

diperkirakan terjadi pada badan air penerima berkaitan dengan pengurangan kandungan

oksigennya.

d. Kebutuhan Oksigen Kimia (Chemical Oxygen Demand=COD)

COD atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar

limbah organik yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Limbah

organik akan dioksidasi oleh kalium bichromat (K2Cr2O7) sebagai sumber oksigen

menjadi gas CO2 dan H2O serta sejumlah ion Chrom. Nilai COD merupakan ukuran bagi

tingkat pencemaran oleh bahan organik.

e. Organisme Koliform

Organisme indikator ini meliputi Escherechia coli yang berasal dari saluran

penceranaan makanan binatang berdarah panas. Adanya organisme koliform

menunjukkan kemungkinan adanya pathogen, baik virus ataupun bakteri. Karena tinja

manusia mengandung kira-kira 1 x 1012 organisme koliform per kapita per hari, harus

dicurigai semua limbah cair dari kegiatan rumah tangga terkontaminasi berat oleh

oragnisme ini.

Page 19: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

f. pH

pH limbah cair adalah ukuran keasaman (acidity) atau kebasaan (alkalinity)

limbah cair. pH menunjukkan perlu atau tidaknya pengolahan pendahuluan (pretreatment)

untuk mencegah terjadinya gangguan pada proses pengolahan limbah cair secara

konvensional. Secara umum, dapat dikatakan bahwa pH limbah cair domestik adalah

mendekati netral.

g. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen=DO)

DO penting dalam pengoperasian system saluran pembuangan maupun bangunan

pengolahan limbah cair. Air bersih biasanya jenuh akan oksigen, namun dengan cepat

akan berkurang apabila limbah organik ditambahkan ke dalamnya. Derajat kandungan

oksigen pada limbah cair sangat bervariasi dan sama sekali tidak stabil. Tujuan

pengolahan limbah cair sebelum diolah adalah memelihara kandungan oksigen yang

terlarut dan cukup untuk mencegah terjadinya kondisi anaerob.

h. Kebutuhan Klor (Chlorine Demand)

Pendesinfeksian terhadap efluen limbah cair yang diolah diperlukan angka

kebutuhan klor yang merupakan parameter kualitas yang penting angka tersebut

merupakan fungsi dari kekuatan limbah. Semakin tinggi derajat pengolahan, semakin

kecil angka keutuhan klor dari efluen tersebut.

i. Nutrien

Page 20: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Limbah cair mengandung nutrient (misal nitrogen dan fosfor) yang dapat

digunakan untuk zat pembangun bagi organisme hidup. Konsentrasi normal tidak

menyebabkan masalah pada badan air penerima ataupun pada limbah cair yang akan

digunakan kembali untuk irigasi atau perindustrian. Ketika limbah cair akan dibuang ke

badan air yang relatif bersih, seperti danau atau muara sungai, nutrient itu dapat

menyuburkan air sampai tingkat tertentu. Namun jika merangsang pertumbuhan algae

secara berlebihan, air penerima dapat dirusak oleh pengayaan itu atau yang disebut

eutrofikasi.

j. Logam Berat

Bila industri membuang limbah cair ke sistem saluran limbah cair, banyak logam

berat yang masuk ke dalam system dan mengganggu proses pengolahan atau kualitas air

penerima. Tembaga yang berakumulasi dalam tangki penguraian Lumpur dan

mengganggu proses penguraian itu. (Soeparman. 2002, Sunu. 2001)

2.5. Chemical Oxygen Demand (COD)

Untuk mengetahui jumlah bahan organik di dalam air dapat dilakukan suatu uji

yang lebih cepat dibandingkan dengan uji BOD, yaitu berdasarkan reaksi kimia dari suatu

bahan oksidan yang disebut uji COD.

Page 21: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar

bahan buangan yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Dalam hal

ini bahan buangan organik akan dioksidasi oleh kalium bichromat atau K2Cr2O7

digunakan sebagi sumber oksigen (oxidizing agent). Oksidasi terhadap bahan buangan

organik akan mengikuti reaksi berikut ini:

CaHbOc + Cr2O7 2- + H+ → CO2 + H2O + Cr3+

Zat organik

(warna kuning) (warna hijau)

Reaksi tersebut perlu pemanasan dan juga penambahan katalisator perak sulfat

(Ag2SO4) untuk mempercepat reaksi. Apabila dalam bahan buangan organik diperkirakan

ada unsur chlorida yang dapat mengganggu reaksi maka perlu ditambahkan merkuri sulfat

untuk menghilangkan gangguan tersebut.

(Wardhana, 1995)

Chlorida dapat mengganggu karena akan ikut teroksidasi oleh kalium bichromat

sesuai dengan reaksi berikut ini:

6C l- + Cr2O72-+ + 14 H+ → 3 Cl2 + 2 Cr3+ + 7H2O

Dengan penambahan merkuri sulfat (HgSO4) pada sampel, sebelum penambahn reagen

lainnya. Ion merkuri bergabung dengan ion klorida membentuk merkuri klorida, sesuai

reaksi dibawah ini:

Page 22: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Hg2+ + 2 Cl- → HgCl2

Dengan adanya ion Hg2+ ini, konsentrasi ion Cl- menjadi sangat kecil dan tidak

mengganggu oksidasi zat organik dalam tes COD.

Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organik habis teroksidasi maka zat

pengoksidasi K2Cr2O7 masih harus tersisa sesudah direfluks. K2Cr2O7 yang tersisa di

dalam larutan tersebut digunakan untuk menentukan berapa oksigen yang telah terpakai.

Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro ammonium sulfat (FAS),

dimana reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut:

6 Fe2+ + Cr2O7 2 - + 14 H+ → 6 Fe3+ + 2 Cr3+ + 7 H2O

Indikator feroin digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu disaat warna

hijau-biru larutan berubah menjadi coklat-merah. sisa K2Cr2O7 dalam larutan blanko

adalah K2Cr2O7 awal, karena diharapkan blanko tidak mengandung zat organik yang

dapat dioksidasi oleh K2Cr2O7. (Alaerts. 1987).

Pengukuran COD didasarkan pada kenyataan bahwa hampir semua bahan

oraganik dapat dioksidasi menjadi karbondiokasida dan air dengan bantuan oksidator kuat

(kalium bichromat/K2Cr2O7) dalam suasana asam. Dengan menggunakan kalium

bichromat sebagai oksidator, diperkirakan sekitar 95%-100% bahan organik dapat

dioksidiasi. (Effendi. 2003)

Uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan oksigen yang lebih tinggi dari

pada uji BOD karena bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan

Page 23: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD. Sebagai contoh, selulosa sering

tidak terukur melalui uji BOD karena sukar dioksidasi melalui reaksi biokimia, tetapi

dapat terukur melalui uji COD. (Fardiaz. 1992)

Warna larutan air lingkungan yang mengandung bahan buangan organik sebelum

reaksi oksidasi adalah kuning. Setelah reaksi oksidasi selesai maka akan berubah menjadi

hijau. Jumlah oksigen yang diperlukan untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan

organik sama dengan jumlah kalium bichromat yang dipakai pada reaksi oksidasi, berarti

makin banyak oksigen yang diperlukan. ini berarti bahwa air lingkungan makin banyak

tercemar oleh bahan buangan organik.

(Wardhana, 1995)

Page 24: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Prinsip Analisa

Penentuan kadar COD pada limbah cair dilakukan dengan metode titrimetri

dimana campuran H2SO4(p) dengan K2Cr2O7 dan zat organik direfluks selama 2 jam.

Kelebihan kalium bichromat yang tidak tereduksi, dititrasi dengan larutan ferro

ammonium sulfat (FAS).

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

- Neraca analitik Mettler AE 20

Page 25: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

- Tabung COD Pyrex

- Buret 50 ml Pyrex

- Erlenmeyer 500 ml Pyrex

- Pipet volume 10 ml Pyrex

- Gelas ukur 25 ml Pyrex

- COD Destruction Block Velf Scientifica Eco 6

- pipet tetes

3.2.2. Bahan

- Indikator ferroin

- Larutan Ferro Ammonium Sulfat (FAS) 0,05N

- Serbuk Merkuri Sulfat (HgSO4)

- Batu didih

- Larutan Kalium bichromat (K2Cr2O7) 0,25N

- Larutan Asam Sulfat-Perak Sulfat (Ag2SO4-H2SO4)

3.3. Pembuatan Pereaksi

1. Pembuatan Larutan Indikator Ferroin

- 1,10 phenanthrolin monohidrat ditimbang sebanyak 1,485 g

- kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL

- FeSO4.7H2O ditambahkan sebanyak 0,695 g

- kemudian ditepatkan volumenya sampai tanda garis dengan akuades,

kemudian dihomogenkan

2. Pembuatan Larutan Kalium bichromat (K2Cr2O7) 0,25 N

Page 26: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

- K2Cr2O7 ditambahkan sebanyak 6,1295 g dengan neraca analitik

- kemudian dilarutkan dalam labu takar 500 mL dan ditambahkan dengan akuades

Sampai garis tanda

- kemudian dihomogenkan

3. Pembuatan Larutan Asam Sulfat- Perak Sulfat (Ag2SO4-H2SO4)

- Ag2SO4 ditimbang sebanyak 5 g

- kemudian dilarutkan dalam labu takar 500 mL dengan (H2SO4) (p)

4. Pembuatan Ferro Ammonium Sulfat (FAS) 0,05 N

- Ferro Ammonium Sulfat ditimbang sebanyak 19,6 g, dimasukkan dalam labu ukur

1000 mL

- kemudian dilarutkan dengan 300 mL akuades

- kemudian ditambahkan 20 mL H2SO4 (p)

- Ditepatkan volumenya sampai tanda garis dengan akuades kemudian

dihomogenkan

3.4. Prosedur Analisa

a. Standardisasi Ferro Ammonium Sulfat (FAS) 0,05 N

- K2Cr2O7 0,25 N dipipet sebanyak 10 mL

- Kemudian dimasukkan kedalam labu erlenmeyer 300 mL

- Kemudian ditambahkan 90 mL akuades

- Kemudian ditambahkan 20 mL H2SO4 (p) dan didinginkan

- Ditambahkan 2 -3 tetes indikator Ferroin dan dititrasi dengan Ferro Ammonium

Page 27: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Sulfat yang telah dibuat sampai berubah warna menjadi merah

Kecoklatan

- Dicatat hasil titrasinya

- Diulangi titrasi sebanyak dua kali perulangan

( )( )2

11.V

NVFASNormalitas =

Dimana:

V1 = volume larutan K2Cr2O7 yang digunakan, (mL)

V2 = volume larutan FAS yang dibutuhkan, (mL)

N1 = normalitas larutan K2Cr2O7

0496,04,5025,010. ==

xFASN

0497,03,5025,010. ==

xFASN

Jadi 0496,02

0497,00496,0. =+

=FASN

b. Analisa Sampel PKS, Karet dan Domestik

- Dipipet 10 mL sampel PKS, dimasukkan ke dalam tabung COD

- Ditambahkan 0,2 g serbuk HgSO4 dengan beberapa batu didih

- Ditambahkan 5 mL larutan K2Cr2O7 0,25N sambil diaduk hingga larutan homogen

- Didinginkan tabung COD dalam pendingin es dan tambahkan 15 mL larutan

Ag2SO4-H2SO4 sedikit demi sedikit melalui dinding tabung kemudian diaduk

hingga homogen

- Dihubungkan dengan pendingin dan dididihkan diatas COD Destruction Block

Page 28: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

selama 2 jam

- Didinginkan sampai temperatur kamar

- Dicuci bagian pendingin dengan air suling hingga volume sampel menjadi lebih

kurang 70 mL

- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml, ditambahkan indikator Ferroin 2 sampai 3

tetes

- Dititrasi dengan larutan FAS 0,05N sampai berubah warna menjadi merah

kecoklatan

- Dicatat larutan FAS yang terpakai

- Diulangi titrasi sebanyak dua kali perulangan

- Dilakukan prosedur yang sama untuk sampel karet dan domestik

- Dilakukan prosedur yang sama terhadap air suling sebagai blanko

Page 29: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Percobaan

Sampel limbah cair yang digunakan dalam analisa yaitu limbah cair PKS, limbah

cair pabrik karet, dan limbah cair domestik.

Tabel: Data Hasil Penentuan COD

No Sampel

Volume FAS (mL)

Blanko Sampel (mL)

N FAS (mL)

Volume Sampel (mL)

COD (mg/L)

COD rata-rata

(mg/L) 1 limbah domestik

25,05 20,95 0,0496 10 162,68 162,68 25,05 20,95 0,0496 10 162,68

2 limbah PKS

25,05 19,85 0,0496 10 206,33 206,33 25,05 19,85 0,0496 10 206,33

3 limbah karet

25,05 24,25 0,0496 10 31,74 31,74 25,05 24,25 0,0496 10 31,74

Page 30: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

4.2. Perhitungan

( ) ( )( )( )VNBAOmgCOD 8000

2−

=

Kadar COD

dimana :

A = volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk blanko, (mL)

B = volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk sampel, (mL)

N = normalitas larutan FAS

V = volume sampel, (mL)

- Limbah Domestik

A : 25,05 mL

N FAS : 0,0496 mL

B : 20,95 mL

V sampel : 10 mL

( ) lmgCOD /68,16210

80000496,095,2005,25=

××−=

- Limbah PKS

A : 25,05 ml

N FAS : 0,0496 ml

B : 19,85 ml

Page 31: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

V sampel : 10 ml

( ) lmgCOD /33,20610

80000496,085,1905,25=

××−=

- Limbah Pabrik Karet

A : 25,05 ml

N FAS : 0,0496 ml

B : 24,25 ml

V sampel : 10 ml

( ) lmgCOD /74,3110

80000496,025,2405,25=

××−=

4.3. Pembahasan

Dari hasil uji yang dilakukan terhadap beberapa limbah cair dengan parameter

COD ternyata diperoleh kadar COD pada limbah cair pabrik kelapa sawit sebesar 206,33

mg/l, limbah cair pabrik karet sebesar 31,74 mg/l, dan limbah cair domestik sebesar

162,68 mg/l. adanya perbedaan kadar COD yang besar dari limbah cair pabrik kelapa

sawit, limbah cair pabrik karet maupun limbah cair domestik dikarenakan adanya

kandungan-kandungan senyawa kimia yang terdapat dari masing-masing limbah cair

tersebut, dimana limbah cair domestik mengandung bahan mineral dan zat-zat organik

yang sebagian besar terdiri dari bahan-bahan nitrogen, karbohidrat, lemak dan sabun.

Limbah cair kelapa sawit mempunyai kadar bahan organik yang tinggi. tingginya bahan

organik tersebut mengakibatkan beban pencemaran yang semakin besar, karena

Page 32: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

diperlukan degradasi bahan organik yang lebih besar. salah satu limbah cair industri

kelapa sawit penyebab pencemaran lingkungan adalah lumpur yang mempunyai

kandungan bahan organik yang tinggi. (Masli.2007)

Limbah cair pabrik karet juga mengandung senyawa organik yang tinggi antara

lain dalam bentuk senyawa karbon, nitrogen dan fosfat yang dapat mencemari linkungan.

Dan untuk mengurangi kandungan bahan organik tersebut penanganan limbah cair

industri karet umumnya menggunakan sistem sequencing batch reactor (SBR) yang dapat

menyisihkan senyawa karbon, nitrogen, dan fosfor sebesar 85-90% (Said. 1996)

Dengan demikian dapat dilihat bahwa kadar COD pada limbah cair pabrik kelapa

sawit, limbah cair pabrik karet, dan limbah cair domestik telah memenuhi persyaratan

baku mutu air limbah. yaitu standart baku mutu air limbah yang telah ditetapkan oleh

Menteri lingkungan hidup dalam Surat keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor:

Kep-51/MENLH/10/1995, dimana kadar maksimal COD dalam air limbah industri kelapa

sawit sebesar 350 mg/l, industri karet sebesar 300 mg/l, limbah domestik sebesar 300

mg/l. Sehingga limbah-limbah cair tersebut dapat/layak untuk dibuang ke badan air.

Page 33: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari hasil hasil uji kadar COD (Chemical Oxygen Demand) pada beberapa limbah

cair dapat diperoleh kesimpulan bahawa kadar COD pada limbah cair pabrik karet sebesar

31,74 mg/l, limbah cair kelapa sawit sebesar 206,33 mg/l, limbah domestik sebesar

162,68 mg/l.

Dan dapat disimpulkan bahwa kadar COD pada beberapa limbah cair tersebut

berada di bawah batas maksimal yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup

Page 34: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Nomor: Kep.51/MENLH/10/1995 tanggal 23 Oktober 1995 sehingga layak untuk di

buang ke badan air.

4.2. Saran

Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan terutama pada perairan,

sebaiknya para pabrik industri mengolah limbah cairnya sehingga sesuai dengan standar

baku mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup. Pemilik pabrik harus

mempunyai usaha untuk melestarikan kualitas lingkungan agar lingkungan pabrik

maupun masyarakat yang menggunakan air sebagai sumber kehidupan tidak tercemar

oleh limbah industri.

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G. 1987. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air Dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Mahida, U. N. 1984. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri. Cetakan

Pertama. Jakarta: C.V. Rajawali

Said, G. 1996. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit. Jakarta: Trubus

Agriwidaya.

Page 35: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Soeparman dan Suparmin. 2002. Pembuangan Tinja Dan Limbah Cair. Jakarta: Buku

Kedokteran.

Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: UI Press.

Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Masli, L.N., Utomo, T.P., dan Nawansih, O. 2007. Kajian Proses Start-Up Sequencing

Batch Reactor (SBR) Dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Karet.

http://www.unila.ac.id/~fp/index2.php%3foption%3Dcom_content%26do_pdf%3

D1%26id%3d123+kadar+COD+pada+limbah+industri+karet&cd==3&hl=id&ct=

clnk&gl=id. Diakses tanggal 1 Mei, 2009.

Wardhana, W. A. 1995 Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi

Yogyakarta.

Page 36: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

LAMPIRAN

Lampiran -1 : Baku Mutu Limbah Cair

NOMOR : KEP-51/MENHL/10/1995

TENTANG : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI

TANGGAL : 23 OKTOBER 1995

BAKU MUTU LIMBAH CAIR

No Parameter Satuan Golongan Baku

BM (Aqua) Mutu Limbah

Cair

1 Temperatur 0C 38 40

2 Zat padat terlarut mg/l 2000 4000

Page 37: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

3 Zat padat tersuspensi mg/l 200 400

KIMIA

1 pH 6,0 sampai 9,0

2 Besi terlarut (Fe) mg/l 5 10

3 Mangan terlarut (Mn) mg/l 2 5

4 Barium (Ba) mg/l 2 3

5 Tembaga (Cu) mg/l 2 3

6 Seng (Zn) mg/l 5 10

7 Krom Heksavalen (Cr3+) mg/l 0,1 0,5

8 Krom Total (Cr) mg/l 0,5 1

9 Cadmium (Cd) mg/l 0,05 0,1

10 Raksa (Hg) mg/l 0,002 0,005

11 Timbal (Pb) mg/l 0,1 1

12 Stanum mg/l 2 3

13 Arsen mg/l 0,1 3

14 Selenium mg/l 0,05 0,5

15 Nikel (Ni) mg/l 0,2 0,5

16 Kobalt (Co) mg/l 0,4 0,6

17 Sianida (CN) mg/l 0,05 0,5

18 Sulfida (H2S) mg/l 0,05 0,1

19 Fluorida (F) mg/l 2 3

20 Klorin bebas (Cl2) mg/l 1 2

21 Amonia bebas (NH3-N) mg/l 1 5

22 Nitrat (NO3-N) mg/l 20 30

23 Nitrit (NO2-N) mg/l 1 3

24 BOD5 mg/l 50 150

25 COD mg/l 100 300

26 Senyawa aktif biru metilen mg/l 5 10

27 Fenol mg/l 0,5 1

Page 38: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

28 Minyak Nabati mg/l 5 10

29 Minyak Mineral mg/l 10 50

30 Radioaktivitas mg/l - -

Lampiran -2 : Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Kelapa Sawit

LAMPIRAN BIV : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-51/MENLH 10/1995

TENTANG : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI

TANGGAL : 23 OKTOBER 1995

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI KELAPA SAWIT

Parameter Kadar Maksimum

( )lmg Beban Pencemaran Maksimum

( )tonkg BOD 5 100 0,25 COD 350 0,88 TSS 250 0,63

Minyak Lemak 25 0,063 N Total 50 0,125

PH 6.0-90 Debit Limbah Maksimum 2,5 tonm2 produk minyak sawit

Lampiran -3 : Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Karet

LAMPIRAN A VI : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-51/MENLH 10/1995

TENTANG : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI

TANGGAL : 23 OKTOBER 1995

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI KARET

Parameter Kadar Maksimum Beban Pencemaran Maksimum

Page 39: PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13930/1/09E02463.pdf · Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

( )lmg ( )tonkg BOD 5 150 6,0 COD 300 12,0

Amonia total (sebagai NH3-N) 10 0,4

PH 6.0-90 Debit Limbah Maksimum 40 tonm 3 produk karet