penelitian tindakan kelas.doc
DESCRIPTION
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat Pendek dari Al-Qur’an melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012.Telah diserahkan kepada perpustakaan SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri, disetujui dan disahkan oleh Kepala SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri.TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbahasa pada dasarnya adalah proses interaktif komunikatif yang
menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek
tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam proses komunikasi. Aspek-aspek
bahasa tersebut antara lain keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Secara karakteristik, keempat keterampilan itu berdiri sendiri, namun
dalam penggunaan bahasa sebagai proses komunikasi tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan keterpaduan
dari beberapa aspek. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang terdapat
dalam kurikulum PAI SD adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca
selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut membuktikan pentingnya
penguasaan keterampilan membaca.
Membaca, terutama membaca pemahaman bukanlah sebuah kegiatan yang
pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang lebih tinggi, membaca itu, bukan sekedar
memahami lambang-lambang tertulis, melainkan pula memahami, menerima,
menolak, membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam
bacaan. Membaca pemahaman inilah yang dibina dan dikembangkan secara
bertahap pada sekolah (Tompubolon: 1987).
Hasil studi yang dilakukan oleh Book and Reading Development (1992)
yang dilaporkan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa kebiasaan membaca
1
belum terjadi pada siswa SD dan SLTP. Hasil studi tersebut juga menunjukkan
adanya korelasi antara mutu pendidikan secara keseluruhan dengan waktu yang
tersedia untuk membaca dan ketersediaan bahan bacaan. Selanjutnya hasil studi
tersebut menyimpulkan bahwa belum dimilikinya kebiasan membaca oleh siswa
cenderung memberikan dampak negatif terhadap mutu pendidikan SD dan SLTP
secara nasional (Sitepu: 1999).
Pada tahun yang sama, IEA (International Association for Evaluation
Education Achievement) mengungkapkan bahwa kebisaaan membaca siswa
Indonesia berada pada peringkat ke-26 dari 27 negara yang diteliti. Rendahnya
kemampuan membaca tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
sekolah.
Dalam praktek mengajar di sekolah dasar (SD) sering guru PAI
mengajarkan membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an pada kelas-kelas tinggi,
seperti kelas IV, namun hasilnya belum memuaskan dan hampir tidak ada
peningkatan prestasi dari tahu ke tahun.
Berdasarkan data kegiatan sebelum penelitian membuktikan bahwa
rendahnya kemampuan membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an tersebut
mengakibatkan rendahnya hasil belajar PAI yang dicapai siswa. Dari data awal
diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung
Kediri dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an masih rendah atau di
bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau < 75. Untuk nilai rata-rata
kelasnya saja hanya = 60,50, dan hanya 10 siswa saja yang tuntas dengan
persentase ketuntasan = 35,71%. Sementara itu aktivitas siswa dalam
2
pembelajaran sangat rendah karena tak satu pun siswa yang mau mengajukan
pertanyaan dan tak satu pun siswa yang mau menjawab pertanyaan guru.
Permasalahan belum adanya peningkatan kemampuan siswa secara positif
dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an dan sangat rendahnya aktivitas
siswa dalam pembelajaran disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
1. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang tepat sehingga
kurang mendorong minat dan motivasi belajar siswa;
2. Belum adanya pemecahan masalah (problem solving) secara signifikan
terhadap rendahnya kemampuan siswa dalam membaca surat-surat pendek
dari Al-Qur’an terutama pada tajwid dan makhrojul huruf;
3. Guru kurang memperhatikan perkembangan kemampuan siswa dalam
membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an terutama pada tajwid dan
makhrojul huruf siswa per individu;
4. Suasana belajar di kelas kurang menyenangkan dan cenderung monoton,
dalam arti guru aktif siswa pasif;
5. Siswa kurang latihan membaca dengan tartil surat-surat pendek dari Al-
Qur’an;
6. Siswa kurang aktif dalam bertanya selama proses pembelajaran, padahal
mereka kurang memahami materi yang sedang dan telah disampaikan guru;
7. Kurang adanya perhatian dan bimbingan orang tua terhadap anak-
anaknya dalam membaca dengan tartil surat-surat pendek dari Al-Qur’an;
Untuk memecahkan berbagai permasalahan membaca surat-surat pendek
dari Al-Qur’an tersebut, ada banyak cara yang dapat dilakukan guru, salah satunya
3
adalah perbaikan metode mengajarnya. Metode yang dipilih adalah metode yang
bersifat konstruktif yang mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
Salah satu metode yang dianggap mampu memecahkan masalah siswa tersebut
adalah dengan menggunakan metode pemecahan masalah (problem solving).
Pemecahan masalah (problem solving) merupakan latihan bagi siswa untuk
berhadapan dengan sesuatu yang tidak rutin dan kemudian mencoba menyele-
saikan. Ini adalah salah satu kompetensi yang harus ditumbuhkan pada diri siswa.
Kompetensi seperti ini ditumbuhkan melalui bentuk pemecahan masalah (problem
solving).
Metode pemecahan masalah (problem solving) ini dianggap mampu
memecahkan berbagai permasalahan siswa yang kurang mampu membaca surat-
surat pendek dalam Al-Qur’an dengan baik. Berdasar asumsi ini, maka terdorong
keinginan kami sebagai guru PAI untuk mengadakan penelitian tindakan kelas
dengan judul: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat Pendek
dari Al-Qur’an melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada
Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran
2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah tersebut, maka masalah dalam penelitian
tindakan kelas ini dapat dirumuskan berikut:
1. Bagaimanakah Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat Pendek
dari Al-Qur’an melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada
4
Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran
2011/2012?
2. Bagaimanakah Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran setelah Penerapan
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD
Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012?
3. Bagaimanakah Aktivitas Guru dalam Pembelajaran setelah Penerapan
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD
Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012?
C. Cara Pemecahan Masalah
Melihat permasalahan di atas, maka kiranya perlu diupayakan pemecahan
masalah sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajar Membaca Surat-surat
Pendek dari Al-Qur’an melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran
2011/2012.
Pemecahan masalah dengan menerapkan metode pemecahan masalah ini
dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Adanya masalah
yang jelas untuk dipecahkan. 2) Mencari data atau keterangan yang dapat diguna-
kan untuk memecahkan masalah tersebut, misalnya dengan jalan membaca buku-
buku, meneliti, bertanya, berdiskusi, dan membimbing siswa secara berkesinam-
bungan. 3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan
jawaban sementara ini tentu saja didasarkan pada data yang telah diperoleh pada
langkah ke dua di atas. 4) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam
langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah untuk menjawab
5
pertanyaan “mengapa saya kurang mampu membaca surat-surat pendek dari Al-
Qur’an”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu saja diperlukan metode-
metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi dan bimbingan. 4) Menarik
kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang
kemampuannya dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an.
D. Tujuan Penelitian
Berdasar latar belakang masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini dapat
dinyatakan berikut:
1. Ingin mendeskripsikan Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat
Pendek dari Al-Qur’an melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem
Solving) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun
Pelajaran 2011/2012;
2. Ingin mendeskripsikan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran setelah
Penerapan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas
IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012;
3. Ingin mendeskripsikan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran setelah
Penerapan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas
IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012.
E. Manfaat Penelitian
Hasil-hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi guru, siswa,
dan sekolah.
6
1. Manfaat bagi Guru PAI
a. Dapat meningkatkan kemampuan guru PAI dalam menggunakan Metode
Pemecahan Masalah (Problem Solving).
b. Dapat meningkatkan ketrampilan dan inovasi pembelajaran, menum-
buhkan minat dan motivasi belajar siswa.
c. Dapat dijadikan tolok ukur tingkat pengetahuan, dan keterampilan serta
tingkat keberhasilan mengajar guru.
2. Manfaat bagi Siswa
a. Dapat menumbuhkan minat, perhatian dan motivasi serta sikap
positif siswa dalam belajar PAI, terutama dalam membaca surat-surat
pendek dari Al-Qur’an.
b. Dapat meningkatkan mutu belajar siswa, dan memperbaiki prestasi
belajar siswa yang masih rendah dalam membaca surat-surat pendek dari
Al-Qur’an.
c. Sebagai sarana pembelajaran remedial (perbaikan).
3. Manfaat bagi sekolah
a. Menunjukkan inovasi pembelajaran di sekolah.
b. Menambah dan mempertajam berbagai pendapat tentang
pengetahuan penelitian tindakan kelas terhadap disiplin ilmu tersebut.
c. Menambah referensi karya ilmiah di perpustakaan sekolah.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
1. Pengertian Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
suatu tujuan (Mansyur, 1995: 107). Dalam proses belajar mengajar penggunaan
metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi belajar
mengajar. Metode mengajar digunakan untuk menciptakan suasana pembelajaran
yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga motivasi dan minat siswa
terbangun dengan baik.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Belajar menunjuk kepada apa yang harus dilakukan seseorang
sebagai yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjuk kepada apa
yang harus dilakukan oleh seorang guru yang menjadi pengajar. Jadi belajar-
mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan peserta didik pada saat
proses pembelajaran (Rusyan, 1995: 27-28).
Belajar akan bermakna bagi peserta didik apabila mereka aktif dengan
berbagai metode untuk mengkonstruksi atau membangun pengetahuannya, dengan
demikian suatu rumus, konsep atau prinsip dapat ditemukan kembali oleh siswa di
bawah bimbingan guru.
Pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk menemukan
kembali membuat mereka terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan
8
sesuatu. Secara khusus, pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam
pembelajaran (Depag RI, 2005: 218).
Berdasar berbagai pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa metode
pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga metode
berpikir, sebab dalam pemecahan masalah (problem solving) dapat menggunakan
metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik
kesimpulan.
2. Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Sebagai catatan bahwa metode pemecahan masalah akan melibatkan banyak
kegiatan sendiri dengan bimbingan para pengajar (Djamarah dan Zain, 1997: 103-
104).
Penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus
tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut, misalnya dengan jalan membaca buku-buku,
meneliti, bertanya, berdiskusi dan lain sebagainya.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
d. Menguji kebenaran jawaban sementara. Dalam langakh ini siswa
harus berusaha memecahkan masalah. Apakah sesuai dengan jawaban
sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban
ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi, tugas,
diskusi dan lain-lain.
9
e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada
kesimpulan ter-akhir tentang jawaban dari masalah tadi.
Secara lebih khusus, pemecahan masalah dalam pembelajaran dapat
diklasifikasikan dalam dua jenis, antara lain:
a. Soal mencari (problem to find), yaitu mencari, menentukan, atau
mendapatkan nilai atau objek tertentu yang tidak diketahui dalam soal dan
memenuhi kondisi atau syarat-syarat yang sesuai dengan soal.
b. Soal membuktikan (problem to prove), yaitu prosedur untuk
menentukan apakah suatu pernyataan benar atau tidak benar. Soal
membuktikan terdiri atas bagian hipotesis dan kesimpulan. Pembuktian
dilakukan dengan membuat atau memproses pernyataan yang logis dari
hipotesis menuju kesimpulan, sedangkan untuk membuktikan bahwa suatu
pernyataan tidak benar, cukup diberikan contoh penyangkalnya sehingga
pernyataan tersebut menjadi tidak benar (Depag RI, 2005: 218-219).
3. Penumbuhan Kemampuan Pemecahan Masalah
Di Amerika Serikat, penyelidikan tentang Pemecahan Masalah telah
dilakukan beberapa puluh tahun yang lalu. Diantaranya penyelidikan dilakukan
oleh Dodson (1971); Hollander (1974), menurut mereka berdua kemampuan
pemecahan masalah yang harus ditumbuhkan adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan mengerti konsep dan istilah;
b. Kemampuan untuk mencatat kesamaan, perbedaan, dan analogi;
c. Kemampuan untuk mengidentifikasi elemen penting dan memilih
prosedur yang benar;
10
d. Kemampuan untuk mengetahui hal yang tidak berkaitan;
e. Kemampuan untuk menaksir dan menganalisis;
f. Kemampuan untuk memvisualisasi dan menginterpretasi kuantitas
atau ruang;
g. Kemampuan untuk memperumum berdasarkan beberapa contoh;
h. Kemampuan untuk berganti metode yang telah diketahui;
i. Mempunyai kepercayaan diri yang cukup dan merasa senang terhadap
materinya (Budi, 2006: 3).
Menurut Dodson dan Hollander (Budi, 2006: 3-4) untuk mengembangkan
kemampuan di atas, guru disarankan memberikan hal-hal berikut:
a. Ajari murid dengan berbagai strategi yang dapat digunakan
untuk berbagai soal;
b. Berikan waktu yang cukup untuk mencoba soal yang ada;
c. Ajaklah murid untuk menyelesaikan dengan cara lain;
d. Setelah jawaban diperoleh, ajaklah murid untuk melihat
kembali, melihat kemungkinan lain, mengatakan dengan bahasa sendiri,
kemudian ajaklah mereka untuk mencari penyelesaian dengan cara yang lebih
baik.
e. Jika kita berhadapan dengan materi sulit, tidak berarti kita
harus menghindar. Tetapi gunakan cukup waktu untuk mengulang dan
mengerjakan soal yang lebih banyak. Mulailah dengan mengerjakan soal
serupa, dan kemudian soal-soal yang lebih menantang.
11
f. Fleksibilitas di dalam pemecahan masalah (problem solving)
merupakan perilaku belajar yang baik.
B. Prestasi Belajar Siswa
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Moelyono (1995: 787) prestasi belajar diartikan sebagai pengua-
saan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Sementara itu,
Sumartono (1999: 16) mengartikan prestasi belajar sebagai suatu nilai yang
menunjukkan hasil tertinggi dalam belajar yang dicapai menurut kemampuan anak
dalam mengerjakan sesuatu pada suatu saat tertentu.
Berdasar dua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh
siswa dari hasil belajarnya yang biasanya ditunjukkan oleh angka atau nilai tes
yang diberikan guru pada suatu saat tertentu. Nilai yang berupa prestasi belajar ini
biasanya tertuang dalam laporan hasil pendidikan (raport). Berdasarkan
Kurikulum 2004 dan kurikulum 2006 pengembangan nilai raport disusun ber-
dasarkan tiga ranah, yakni ranah afektif, kognitif dan psikomotorik yang setiap
mata pelajaran penilaiannya berlainan.
Prestasi belajar dalam penelitian ini dibatasi masalahnya pada hasil tes kerja
atau tes praktek siswa dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an
terutama berdasarkan penilaian pada tajwid dan makhrojul huruf dari setiap siswa.
12
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, namun dari sekian
banyak faktor tersebut dapat diringkas menjadi dua faktor pokok, yaitu faktor
yang berasal dari luar diri pelajar dan dari dalam diri pelajar (Suryabrata, 1987:
283).
Faktor yang berasal dari luar diri pelajar ini masih dapat digolongkan
menjadi dua golongan dengan catatan overlapping itu tetap ada, yakni:
1) Faktor Non Sosial, misalnya keadaan udara, cuaca, waktu, tempat
dan alat-alat yang dipakai untuk belajar.
2) Faktor-faktor Sosial, misalnya kehadiran manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung (foto, suara).
C. Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah penelitian tindakan kelas ini dapat dibuat
berdasarkan bagan berikut.
Bagan 1: Kerangka Pemecahan Masalah
13
TreatmentHasil yang diinginkan
Keadaan sekarang
1. Nilai rata-rata kelas < KKM
2. Persentase ketuntasan hasil belajar < KKM
3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran rendah/pasif
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
1. Nilai rata-rata kelas meningkat atau > KKM
2. Persentase ketuntasan hasil belajar meningkat atau > KKM
3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat
14
Evaluasi/refleksi dampak: proses dan hasil
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini adalah:
1. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode Pemecahan Masalah
(Problem Solving), maka Prestasi Belajar membaca surat-surat pendek dari
Al-Qur’an pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri
Tahun Pelajaran 2011/2012 akan meningkat.
2. Jika Pembelajaran PAI menerapkan metode Pemecahan Masalah
(Problem Solving), maka aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca
surat-surat pendek dari Al-Qur’an pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng
IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012 akan meningkat.
3. Jika Pembelajaran PAI menerapkan metode Pemecahan Masalah
(Problem Solving), maka aktivitas guru dalam pembelajaran membaca surat-
surat pendek dari Al-Qur’an pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV
Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012 akan meningkat.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Kren-
ceng IV Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012.
Jumlah subyek penelitian adalah 28 siswa. Karakteristik siswa pada dasarnya
hampir sama (homogen) berdasarkan faktor perkembangan fisik dan psikologis,
diajar oleh guru yang sama dan kurikulum yang sama serta tempat pendidikan
yang sama pula.
Lokasi sekolah agak jauh dari pusat kota, dengan latar sosial agama orang
tua siswa rata-rata kurang, sehingga berakibat pada rendahnya kemampuan siswa
dalam mambaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an karena kurang adanya
bimbingan membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an dari kedua orang tua.
Waktu pelaksanaan penelitian dari penyusunan proposal sampai dengan penyera-
han laporan selama 1 (satu) bulan yakni dari tanggal 28 Januari 2012 sampai
dengan 19 Pebruari 2012.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam dua siklus. Rancangan
penelitian setiap siklus dirancang seperti pada bagan berikut:
Ra : Rancangan awal
16
Ra ------> T-------> O -----.> R -------.>Pk
T : Tindakan PertamaO : ObservasiR : RefleksiPk : Perencanaan kembali untuk siklus berikutnya.
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat
dijelaskan di bawah ini.
1. Siklus I
Siklus 1 dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan
dan refleksi sebagaimana dapat dijelaskan berikut ini.
a. Perencanaan (Planning)
1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses
belajar mengajar.
2) Menentukan materi yang akan dikembangkan dalam pembelajaran,
yakni membaca dengan tartil surat Al-Ikhlas.
3) Mengembangkan RPP dalam pembelajaran.
4) Menyusun Lembar Kegiatan Murid (LKM): siswa berkelompok
untuk saling mendengar bacaan dari teman lainnya, dengan materi surat
Al-Ikhlas.
5) Menyiapkan sumber belajar yang relevan, yaitu LKS PAI kelas IV
yang berisi berbagai topik untuk dipelajari siswa yang berkaitan dengan
materi pelajaran.
6) Mengembangkan format evaluasi, yakni tes lisan.
7) Mengembangkan format observasi, yakni aktivitas siswa dalam
pembelajaran dan aktivitas guru dalam pembelajaran.
17
b. Tindakan (Acting)
Menerapkan tindakan yang mengacu pada RPP dan LKM (lembar
kerja murid): siswa berdiskusi dengan kelompoknya dan guru mengadakan
bimbingan secara langsung per kelompok.
c. Pengamatan (Observating)
1) Melakukan observasi dengan memakai format
observasi/lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan
aktivitas guru dalam pembe-lajaran.
2) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format
LKM (Lembar Kerja Murid).
d. Refleksi (Reflecting)
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi evaluasi
proses dan hasil.
2) Melakukan pertemuan dengan kolaborator untuk mendiskusikan dan
membahas hasil tindakan.
3) Memperbaiki perencanaan tindakan (replanning) dan pelaksanaan
tindakan sesuai hasil evaluasi dan diskusi untuk digunakan pada siklus
berikutnya.
2. Siklus 2
Siklus 2 dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan
dan refleksi sebagai dijelaskan berikut ini.
18
a. Perencanaan (Planning)
Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah sesuai
dengan replanning yang telah ditetapkan pada siklus 1.
b. Tindakan (Acting)
Guru melaksanakan rencana tindakan hasil refleksi siklus 1.
c. Pengamatan (Observating)
Pengumpulan data tindakan siklus 2.
d. Refleksi (Reflecting)
Evaluasi atau refleksi tindakan siklus 2.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan :
1. Lembar tes lisan untuk menilai prestasi belajar
membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an siswa pada akhir siklus.
2. Lembar observasi untuk menilai aktivitas guru
dalam pembelajaran.
3. Lembar observasi untuk menilai aktivitas siswa
dalam pembelajaran.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk pra siklus teknik yang digunakan adalah studi dokumentasi terhadap
kegiatan praktek membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an.
19
2. Untuk siklus-siklus selanjutnya teknik yang digunakan adalah angket dan
lembar observasi.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan ada dua macam:
1. Untuk data kuantitatif teknik analisis data yang digunakan adalah mean dan
persentasi. Sedangkan persentase (%) keberhasilannya dengan rumus berikut:
Keterangan:
P = Angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah frekuensi/banyaknya individu (Syafi’i, 2005:66).
2. Untuk data kualitatif teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
membandingkan, yaitu dengan membandingkan antara kondisi harapan dan
kenyataan (Arikunto, 2002:230).
F. Indikator Keberhasilan
Indikator kinerja merupakan indikator penetapan keberhasilan dan
ketuntasan siswa dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Adapun indikator
kinerja dalam penelitian ini dapat dijelaskan berikut:
1. Semakin meningkatnya nilai rata-rata kelas, minimal mencapai nilai 75
kategori baik.
2. Semakin meningkatnya nilai persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai
siswa, minimal mencapai nilai 75% kategori baik.
20
3. Semakin meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam pembalajaran, terutama
dalam mengajukan pertanyaan, kemauan siswa menjawab pertanyaan guru
atas inisiatif sendiri, serta aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas individu
dalam kelas, minimal mencapai nilai 3.5 kategori baik.
4. Semakin meningkatnya aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran (kese-
suaian RPP dengan pelaksanaan, upaya pemberian motivasi kepada siswa, dan
pengelolaan kelas), minimal mencapai nilai 3.5 kategori baik.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan (termasuk pelaporan), sejak tang-
gal 12 Januari s.d. 19 Pebruari 2012 dengan kegiatan:
Tabel 3.1
Jadwal KegiatanNO TANGGAL KEGIATAN
1.2.3.4.5.6.7.
28 Januari 20121 dan 3 Pebruari 2012
6 Pebruari 20127 dan 9 Pebruari 2012
10 Pebruari 201211 – 18 Pebruari 2012
19 Pebruari 2012
Pengajuan proposal kegiatan penelitianPelaksanaan penelitian tindakan siklus IRefleksi pelaksanaan siklus I, Persiapan siklus IIPelaksanaan penelitian tindakan (siklus II)Refleksi pelaksanaan siklus IIPenyusunan laporan PTKPengesahan/Persetujuan laporan
H. Personalia Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti dibantu oleh seorang kolaborator
yang bertugas membantu peneliti untuk mengamati aktivitas siswa dalam diskusi
maupun respon siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Adapun
identitas personalia penelitian ini adalah sebagai berikut:
21
1. Peneliti
Nama : Maryono, M.Pd.I.
NIP : 196406101987031021
Jabatan/tugas : Guru PAI
2. Kolaborator/Pengamat
Nama : Umi Salamah, S.Pd.
NIP : -
Jabatan/tugas : Guru Kelas
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Siklus 1
1. Nilai rata-rata kelas dan Ketuntasan Hasil Belajar
Untuk mempermudah kerja analisis, maka terlebih dahulu dibuatkan
pedoman analisis nilai rata-rata kelas dan ketuntasan hasil belajar.
Pedoman analisis nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1. Pedoman Analisis Nilai Rata-rata Kelas
No Interval Kategori Keterangan 1 91 – 100 Amat baik Amat berhasil 2 75 – 90 Baik Berhasil 3 60 – 74 Cukup Cukup berhasil 4 40 – 59 Kurang Kurang berhasil 5 < 40 Amat kurang Amat kurang berhasil
Sumber Data: Hasil Olahan Peneliti dan Kolaborator
Sementara itu pedoman analisis ketuntasan hasil belajar dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.2.Pedoman Analisis Ketuntasan Hasil Belajar
No Interval Kategori Keterangan 1 91 – 100% Amat baik Amat berhasil 2 75 – 90% Baik Berhasil 3 60 – 74% Cukup Cukup berhasil 4 40 – 59% Kurang Kurang berhasil 5 < 40% Amat kurang Amat kurang berhasil
Sumber Data: Hasil Olahan Peneliti dan Kolaborator
Indikator kinerja untuk nilai rata-rata kelas adalah yang harus dicapai
siswa dalam penelitian tindakan kelas ini minimal = 75 kategori baik, dan
indikator kinerja untuk persentase ketuntasan hasil belajar minimal yang harus
dicapai siswa minimal = 75% kategori baik.
23
Berdasarkan hasil praktek membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an
kepada 28 siswa Kelas dengan materi Tadribat sebanyak 5 soal bentuk uraian
diperoleh data berikut:
Tabel 4.3.Hasil Ulangan Harian Siklus 1
No
Sbjk
Jumlah Skor
Siklus 1Kategori Keterangan
1 60 Cukup Cukup berhasil
2 80 Baik Berhasil
3 80 Baik Berhasil
4 80 Baik Berhasil
5 75 Baik Berhasil
6 75 Baik Berhasil
7 80 Baik Berhasil
8 65 Cukup Cukup berhasil
9 60 Cukup Cukup berhasil
10 70 Cukup Cukup berhasil
11 50 Kurang Kurang berhasil
12 75 Baik Berhasil
13 80 Baik Berhasil
14 80 Baik Berhasil
15 80 Baik Berhasil
16 50 Kurang Kurang berhasil
17 80 Baik Berhasil
18 80 Baik Berhasil
19 50 Kurang Kurang Berhasil
20 75 Baik Berhasil
21 75 Baik Berhasil
22 75 Baik Berhasil
23 80 Baik Berhasil
24 80 Baik Berhasil
24
25 75 Baik Berhasil
26 75 Baik Berhasil
27 50 Kurang Kurang berhasil
28 75 Baik Berhasil
2010
2164/28 = 71,79 Cukup Cukup berhasil
% Ketun-tasan
20 siswa
P = 20/28 x 100%
= 71.43%
Cukup Cukup berhasil
Sumber Data: hasil tes siklus 1 yang diolah
Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis berikut:
a. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa = 71,79 kategori
Cukup, jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja nilai rata-rata kelas yang
sebesar nilai 75, maka nilai tersebut lebih kecil atau kurang = 3,21 nilai.
b. Persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa = 30
siswa (71,43%) kategori cukup, jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja
persentase hasil ketuntasan belajar yang sebesar 75%, maka nilai tersebut
lebih kecil atau kurang = 3,57%.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
Aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diobservasi adalah:
frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa, frekuensi kemauan siswa dalam
menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri.
Pedoman analisisnya berdasarkan perhitungan berikut: Jika nilai frekuensi
maksimal = 5, dan frekuensi minimal = 1, maka rangenya = 5 – 1 = 4. Jika besar
25
interval kelas ditetapkan = 5 maka dengan menggunakan range jumlah kelasnya =
4/5 = 0.8.
Setelah ditetapkan besar interval kelas, dan diketahui jumlah kelasnya
selanjutnya dapat dibuatkan pedoman analisis aktivitas siswa dalam pembelajaran
khususnya dalam mengajukan pertanyaan dan kemauan siswa dalam menjawab
pertanyaan guru atas inisiatifnya sendiri sebagai berikut.
Tabel 4.4.Pedoman Analisis Aktivitas Siswa dalam Mengajukan Pertanyaan dan
Menjawab Pertanyaan Guru atas Inisiatif Sendiri Siklus 1
NoInterval
NilaiBobot Nilai
Kategori Keterangan
1 4.3 - 5.0 5 Amat tinggi Amat berhasil2 3.5 - 4.2 4 Tinggi Berhasil3 2.7 - 3.4 3 Cukup Cukup berhasil4 1.9 - 2.6 2 Rendah Kurang berhasil5 1.0 - 1.8 1 Amat rendah Amat kurang berhasil
Sumber data: Hasil Olahan Sendiri
Indikator kinerja aktivitas siswa dalam pembelajaran yang minimal yang
harus dicapai siswa dalam penelitian tindakan kelas ini = 3.5 kategori tinggi.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran khususnya Frekuensi munculnya
pertanyaan dari siswa dan frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan
guru atas inisiatif sendiri berdasarkan hasil observasi kolaborator melalui lembar
observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dikemukakan berikut:
Tabel 4.5.Aktivitas Siswa dalam Mengajukan Pertanyaan dan Menjawab Pertanyaan
Guru atas Inisiatif Sendiri pada Siklus 1
No Aspek aktivitas F Kategori Keterangan
1 Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa
2 Rendah Kurang berhasil
2 frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas
2 Rendah Kurang berhasil
26
inisiatif sendiriJumlah 4Rata-rata =4/2
=2Rendah Kurang
berhasilSumber Data: Hasil Observasi Peneliti dan Kolaborator
Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis berikut:
a) Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa = 2 siswa
kategori rendah, nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang
sebesar 3.5 masih kurang 1.5 nilai.
b) Frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan
guru atas inisiatif sendiri = 2 siswa kategori rendah, nilai ini jika
dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang sebesar 3.5 masih kurang 1.5
nilai.
c) Nilai rata-rata point a) dan b) = 4/2 = 2 kategori rendah,
nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang sebesar 3.5 masih
kurang 1.5 nilai.
3. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Ada 2 aspek yang diobservasi berkaitan dengan aktivitas guru dalam
pembelajaran, yaitu: 1) kesesuaian RPP dengan pelaksanaan, a) pra pembelajaran,
b) kegiatan inti, dan c) penutup, dan 2) upaya pemberian motivasi kepada siswa.
Pedoman analisisnya berdasarkan perhitungan berikut: Jika nilai maksimal
= 5, dan nilai minimal = 1, maka rangenya = 5 – 1 = 4. Jika besar interval kelas
ditetapkan = 5 maka dengan menggunakan range jumlah kelasnya = 4/5 = 0.8.
27
Setelah ditetapkan besar interval kelas, dan diketahui jumlah kelasnya
selanjutnya dapat dibuatkan pedoman analisis aktivitas guru dalam pembelajaran
sebagai berikut.
Tabel 4.6.Pedoman Analisis Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus 1
NoInterval
NilaiBobot Nilai
Kategori Keterangan
1 4.3 - 5.0 5 Amat tinggi Amat berhasil2 3.5 - 4.2 4 Tinggi Berhasil3 2.7 - 3.4 3 Cukup Cukup berhasil4 1.9 - 2.6 2 Rendah Kurang berhasil5 1.0 - 1.8 1 Sangat rendah Sangat kurang berhasil
Keterangan: Hasil Olahan Peneliti
Indikator kinerja aktivitas guru dalam pembelajaran = 3.5 kategori tinggi.
Berdasarkan hasil observasi, aktivitas guru dalam pembelajaran dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7.Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus 1
No Aspek Nilai Kategori Keterangan
AKesesuaian RPP dengan pelaksanaan Pembelajaran
1 Pra pembelajaran a. Pengecekan kesiapan kelas 4 Tinggi Berhasilb. Appersepsi 4 Tinggi Berhasil
2 Kegiatan Intia. Penguasaan materi 4 Tinggi Berhasil
b. Strategi pembelajaran 3 CukupCukup
Berhasil
c. Penggunaan materi 3 CukupCukup
Berhasil3 Penutup
a. Refleksi/rangkuman 4 Tinggi Berhasil4 b. Tindak lanjut 4 Tinggi Berhasil
Jumlah 26Rata-rata =26/7= 3,71 Tinggi Berhasil
B Pemberian Motivasi 3 CukupCukup
Berhasil
28
Jumlah 3 CukupCukup
Berhasil
Rata-rata total=3,71+3=6,71/
2= 3,36Cukup
Cukup Berhasil
Keterangan: Hasil Observasi Kolaborator yang diolah
Berdasar tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis bahwa aktivitas guru
dalam pembelajaran pada siklus 1 memiliki nilai rata-rata total = 3,36 kategori
cukup. Nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerjanya ternyata lebih
kecil atau 3,36 < 3.5 atau masih kurang 0,14 nilai.
4. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil observasi dan analisis pada siklus 1 selanjutnya dapat
dievaluasi proses dan hasilnya sebagai berikut:
a. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa = 71,79 kategori Cukup, jika
dikonsultasikan dengan indikator kinerja nilai rata-rata kelas yang sebesar
nilai 75, maka nilai tersebut lebih kecil atau kurang = 3,21 nilai.
b. Persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa = 30 siswa (71,43%)
kategori cukup, jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja persentase hasil
ketuntasan belajar yang sebesar 75%, maka nilai tersebut lebih kecil atau
kurang = 3,57%.
c. Nilai rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai nilai rata-rata =
2 kategori rendah atau lebih kecil dari nilai indikator kinerjanya atau 2 < 3,5
atau kurang 0,5 nilai.
d. Nilai aktivitas guru dalam pembelajaran mecncapai atau memperoleh nilai
rata-rata = 3,36 kategori cukup atau lebih kecil dari nilai indikator kinerjanya
atau 3,36 < 3,5 atau kurang 0,14 nilai.
29
Hal ini berarti hasil tindakan pada siklus 1 belum mampu mencapai
indikator kinerja atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam
penelitian tindakan kelas, yang ditunjukkan dengan nilai: 1) persentase
ketuntatasan hasil belajar, 2) aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan 3) aktivitas
guru dalam pembelajaran yang semuanya belum mampu mencapai indikator
kinerja atau indikator keberhasilan.
Hasil tindakan pada siklus 1 di atas jika dibandingkan dengan hasil studi
awal atau pra siklus maka dapat diperoleh perbandingan sebagai berikut: 1) nilai
rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai siswa lebih besar atau 71,79 > 60,50
atau meningkat 11,29 nilai, 2) persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh
atau dicapai siswa lebih besar atau 71,43% > 35,71% atau meningkat 35,72 nilai,
3) aktivitas siwa dalam pembelajaran lebih besar atau 2 > 0 atau meningkat 2
nilai.
5. Kelebihan dan Hambatan
Jika melihat hasil tindakan pada siklus 1 di atas, maka dampak metode
pemecahan masalah yang diterapkan pada siklus 1 terhadap proses dan hasil
tindakan telah menimbulkan efek kelebihan dan hambatan atau kekurangan.
Berdasarkan diskusi dengan kolaborator kelebihan dan hambatan atau
kekurangan yang muncul akibat diterapkannya metode pemecahan masalah ini
dapat diketangahkan berikut:
a. Kelebihan
Dampak diterapkannya metode pemecahan masalah pada siklus 1 ini
adalah pembelajaran semakin berkualitas dan bermakna karena sebagian besar
30
siswa lebih memahami bagaimana cara membaca surat-surat pendek dari Al-
Qur’an dengan tartil yang baik yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas
sebesar 71,79 dan nilai ini walaupun lebih kecil dibandingkan dengan
indikator kinerja namun jika dibandingkan dengan hasil mean pada studi awal
telah menunjukkan peningkatan yang berarti atau meningkat 11,29 nilai.
Di samping itu penerapan metode pemecahan masalah yang dilakukan
siswa secara berasama-sama guru ternyata mampu meningkatkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa metode pemecahan
masalah cukup efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an dan cukup efektif dalam
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PAI.
Di samping itu perhatian siswa lebih terfokus pada materi pelajaran,
sehingga efektifivitas pemecahan masalah menjadi cukup berarti, baik bagi
guru maupun bagi siswa.
b. Hambatan
Di samping memiliki kelebihan, ternyata penerapan metode ini juga
memiliki hambatan atau kelemahan. Hambatan atau kelemahan yang muncul
terutama adalah:
1) Waktu yang digunakan untuk pembelajaran kurang maksimal
karena setiap pertemuan hanya mengalokasikan waktu 2 jam pembelajaran
(80 menit). Sehingga aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran
kurang maksimal.
31
2) Bagi siswa yang mempunyai kemampuan rendah dalam membaca
dengan tartil surat-surat pendek dari Al-Qur’an, maka mereka akan
mengalami kesulitan mengikuti pola-pola pemecahan masalah yang
diterapkan guru dalam pembelajaran.
3) Mengingat kurang banyaknya waktu yang digunakan dalam
pembelajaran menjadikan beberapa siswa yang memiliki kemampuan dan
minat rendah dalam membaca dengan tartil surat-surat pendek dari Al-Qur’an
menjadi kurang terperhatikan dengan baik, sehingga pencapaian prestasi
belajarnya kurang maksimal atau masih di bawah indikator kinerja atau masih
di bawah KKM yang telah ditetapkan di sekolah.
c. Cara untuk Mengatasi Hambatan
Untuk mengatasi hambatan di atas maka dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran pada siklus 2 maka hal-hal yang perlu diperbaiki atau replanning
adalah berikut:
1) Mengembangan dan memperbaiki RPP yang akan diterapkan pada
siklus 2 dengan menekankan perbaikan pada metode pemecahan masalah;
2) Mengidentifikasi siswa-siswa yang belum mampu mencapai
indikator kinerja atau hasil ujian prakteknya menunjukkan nilai rendah di
bawah KKM atau indikator kinerja atau indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan dalam penelitian;
3) Mendorong siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan
pembelajaran.
32
4) Membantu dan membimbing siswa-siswa yang belum mampu
mencapai nilai rata-rata minimal (masih di bawah KKM) atau belum tuntas
dalam siklus 1 dalam hal membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an.
5) Guru lebih mengefektifkan alokasi waktu yang digunakan dalam
pembe-lajaran untuk memfokuskan pada pemecahan masalah yang dihadapi
siswa;
6) Guru lebih meningkatkan aktivitas mengajarnya dengan cara
pelaksanaan pembelajaran mengacu pada RPP yang telah dirumuskan dalam
replanning siklus 2.
B. Siklus 2
1. Nilai rata-rata kelas dan Ketuntasan Hasil Belajar
Untuk siklus 2 ini pedoman analisis nilai rata-rata dan ketuntasan hasil
belajar sama dengan pedoman analisis yang telah dijelaskan pada siklus 1.
Demikian juga dengan indikator kinerja untuk nilai rata-rata kelas = 75 kategori
baik, dan indikator kinerja untuk persentase ketuntasan hasil belajar = 75%
kategori baik.
Nilai rata-rata kelas dan ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa pada
siklus 2 ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8.Hasil Ulangan Harian Siklus 2
No
Sbjk
Jumlah Skor
Siklus 2Kategori Keterangan
1 75 Baik Berhasil
2 85 Baik Berhasil
3 85 Baik Berhasil
33
4 90 Baik Berhasil
5 80 Baik Berhasil
6 85 Baik Berhasil
7 90 Baik Berhasil
8 75 Baik Berhasil
9 80 Baik Berhasil
10 80 Baik Berhasil
11 70 Cukup Cukup Berhasil
12 80 Baik Berhasil
13 85 Baik Berhasil
14 80 Baik Berhasil
15 85 Baik Berhasil
16 60 Cukup Cukup Berhasil
17 85 Baik Berhasil
18 85 Baik Berhasil
19 70 Cukup Berhasil
20 80 Baik Berhasil
21 80 Baik Berhasil
22 80 Baik Berhasil
23 85 Baik Berhasil
24 80 Baik Berhasil
25 80 Baik Berhasil
26 80 Baik Berhasil
27 75 Baik Berhasil
28 80 Baik Berhasil
2245
2245/28 = 80,18 Baik Berhasil
% Ketun-tasan
25 siswa
= 25/28 x 100%
= 89,29%
Baik Berhasil
Sumber Data: hasil tes siklus 2 yang diolah
34
Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis berikut:
a. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa = 80,18 kategori baik, jika dikonsul-
tasikan dengan indikator kinerja nilai rata-rata kelas yang sebesar nilai 75,
maka nilai tersebut lebih besar atau 80,18 > 75 atau lebih besar 5,18 nilai.
b. Persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa = 25 siswa (89,28%)
kategori baik. Jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja persentase ketun-
tasan hasil belajar yang sebesar 75%, maka nilai tersebut masih lebih besar
atau 89,29% > 75% atau lebih besar 15,29%.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
Aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diobservasi adalah:
frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa, frekuensi kemauan siswa dalam men-
jawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri yang pedoman analisisnya sama
dengan pedoman analisis yang telah ditetapkan pada siklus 1.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran khususnya Frekuensi munculnya
pertanyaan dari siswa dan frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan
guru atas inisiatif sendiri berdasarkan hasil observasi kolaborator melalui lembar
observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dikemukakan berikut:
Tabel 4.9Aktivitas Siswa dalam Mengajukan Pertanyaan dan Menjawab Pertanyaan Guru
atas Inisiatif Sendiri pada Siklus 2
No Aspek aktivitas F Kategori Keterangan
1 Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa
4 Tinggi Berhasil
2 frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri
5 Amat tinggi
Amat berhasil
Jumlah 9
35
Rata-rata =9/2=4.5
Amat tinggi
Amat berhasil
Sumber Data: Hasil Observasi Peneliti dan Kolaborator
Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis berikut:
a. Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa = 4 siswa kategori tinggi, nilai ini
jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang sebesar 3,5 maka lebih
besar 0.5 nilai.
b. Frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatif
sendiri = 5 siswa kategori amat tinggi, nilai ini jika dikonsultasikan dengan
indikator kinerja yang sebesar 3,5, maka lebih besar 1.5 nilai.
c. Nilai rata-rata point a) dan b) = 9/2 = 4,5 kategori amat tinggi, nilai ini jika
dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang sebesar 3,5, maka lebih besar
1,5 nilai.
3. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Pedoman analisis aksitivitas guru dalam pembelajaran pada siklus 2 ini
sama dengan pedoman aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus 1.
Berdasarkan hasil observasi, aktivitas guru dalam pembelajaran dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10.Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus 2
No Aspek Nilai Kategori Keterangan
AKesesuaian RPP dengan pelaksanaan Pembelajaran
1 Pra pembelajaran a. Pengecekan kesiapan kelas 4 Tinggi Berhasilb. Appersepsi 4 Tinggi Berhasil
2 Kegiatan Intia. Penguasaan materi 4 Tinggi Berhasilb. Strategi pembelajaran 4 Tinggi Berhasil
36
c. Penggunaan materi 4 Tinggi Berhasil3 Penutup
a. Refleksi/rangkuman 4 Tinggi Berhasil4 b. Tindak lanjut 4 Tinggi Berhasil
Jumlah 28Rata-rata =28/7=
4Tinggi Berhasil
B Pemberian Motivasi 4 Tinggi BerhasilJumlah 4Rata-rata total =4+4=8/2= 4 Tinggi Berhasil
Keterangan: Hasil Observasi Kolaborator yang diolah
Berdasar tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis bahwa aktivitas guru
dalam pembelajaran pada siklus 2 memiliki nilai rata-rata total = 4 kategori tinggi.
Nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerjanya ternyata lebih besar atau
4,0 > 3,5 atau lebih besar 0,5 nilai.
4. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil observasi dan analisis siklus 2 di atas selanjutnya dapat
direfleksikan sebagai berikut:
a. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa = 80,18 kategori baik, jika
dikonsultasikan dengan indikator kinerja nilai rata-rata kelas yang sebesar
nilai 75, maka nilai tersebut lebih besar atau 80,18 > 75 atau meningkat 5,18
nilai.
b. Persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa = 25 siswa (89,28%)
kategori baik. Jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja persentase
ketuntasan hasil belajar yang sebesar 75%, maka nilai tersebut masih lebih
besar atau 89,29% > 75% atau meningkat 15,29%.
37
c. Nilai rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran memperoleh nilai rata-rata
= 4,5 kategori amat tinggi atau lebih besar dari indikator kinerjanya atau 4,5 <
3,5, atau meningkat 1,0 nilai.
d. Nilai aktivitas guru dalam pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 4,0
kategori tinggi, atau lebih besar dari indikator kinerjanya atau 4.0 > 3,5, atau
meningkat 0.5 nilai.
Hal ini berarti hasil tindakan pada siklus 2 lebih baik dan lebih meningkat
dibandingkan dengan hasil tindakan pada siklus 1, dan jauh lebih baik atau
meningkat dibandingkan dengan hasil studi awal, karena seluruh aspek yang
diobservasi, baik mengenai: 1) nilai rata-rata kelas, 2) nilai persentase ketuntasan
hasil belajar, 3) aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan 4) aktivitas guru dalam
pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas secara keseluruhan.
Hasil tindakan pada siklus 2 di atas jika dibandingkan dengan hasil studi
awal atau pra siklus: 1) nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapi lebih besar
atau 80,18 > 60,50 atau meningkat sebesar 19,68 nilai, 2) persentase ketuntasan
hasil belajar yang dicapai atau diperoleh lebih besar atau 89,28% > 35,71% atau
meningkat 53,57%, 3) aktivitas siwa dalam pembelajaran lebih besar atau 4,5 > 0
atau meningkat 4,5 nilai.
Hasil tindakan pada siklus 2 di atas jika dibandingkan dengan hasil siklus 1:
1) nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai lebih besar atau 80,18 > 71,79
atau meningkat 8,39, 2) persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh atau
dicapai lebih besar atau 89,28% > 71,43% atau meningkat 17.85%, 4) aktivitas
siswa dalam pembelajaran lebih besar atau 4,5 > 2.0 atau meningkat 2.5 nilai, 4)
38
aktivitas guru dalam pembelajaran lebih besar atau 4,0 > 3,36 atau meningkat 0,64
nilai.
5. Kelebihan dan Hambatan
Jika melihat hasil tindakan pada siklus 2 di atas, maka dampak metode
pemecahan masalah yang diterapkan pada siklus 2 ini menimbulkan efek
kelebihan dan hambatan atau kekurangan. Berdasarkan diskusi dengan kolabo-
rator kelebihan dan hambatan atau kekurangan yang muncul akibat diterapkannya
metode pemecahan masalah ini dapat diketangahkan berikut:
a. Kelebihan
Pembelajaran semakin berkualitas dan bermakna karena siswa lebih
memahami bagaimana cara membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an
dengan tartil. Pemecahan masalah yang dilakukan siswa secara berasama-
sama dan melalui diskusi kelas serta bimbingan bagi siswa-siswa yang
berprestasi di bawah KKM (di bawah indikator kinerja yang telah ditetapkan)
pada siklus 1 ternyata mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini
ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas, peningkatan persentase
ketuntasan hasil belajar, peningkatan aktivitas belajar siswa, serta aktivitas
mengajar guru.
Di samping itu perbaikan dan pengembangan metode pemecahan
masalah menyebabkan perhatian siswa lebih terfokus pada materi pelajaran,
sehingga efektifivitas pemecahan masalah menjadi sangat berarti, baik bagi
guru maupun bagi siswa.
39
b. Hambatan
Hambatan yang dijumpai pada siklus 2 hampir tidak ada, bilamana ada
persentasenya sangat kecil, misalnya terdapat 1 atau 2 siswa yang berbicara
sendiri, namun masalah itu dapat ditangani dengan segera dengan cara
menegur siswa agar lebih terfokus pada pelajaran.
C. Pembahasan Seluruh Siklus
Bertumpu hasil analisis, evaluasi dan refleksi, maka dapat dibahas hasilnya
(dari studi awal, siklus 1 dan siklus 2) secara keseluruhan sebagai berikut:
1. Pada studi awal atau pra siklus pengelolaan kelas yang telah diupayakan
guru PAI belum berhasil dengan baik, metode yang digunakan dalam
pembelajaran adalah ceramah dan tugas membaca sendiri, perhatian dan
motivasi belajar sebagian besar siswa tidak terfokus pada materi pelajaran,
sehingga tujuan pembelajaran pada studi awal ini belum maksimal dan belum
tercapai yang ditunjukkan dengan rendahnya prestasi belajar siswa dalam
membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an, dan rendahnya aktivitas siswa
dalam pembelajaran. Dalam studi awal ini aktivitas guru dalam pembelajaran
belum dinilai. Permasalahan tersebut selanjutnya dipecahkan melalui
penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pemecahan masalah
(problem solving) sebagai tindakan atau treatmentnya.
2. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa dari pra siklus ke siklus 1 dan
selanjutnya ke siklus 2 selalu menunjukkan peningkatan yang positif, di
samping itu persentase ketuntasan hasil belajarnya pun juga selalu meningkat,
aktivitas siswa dan aktivitas guru selama pembelajaran juga selalu meningkat,
40
hal ini berarti metode pemecahan masalah yang diterapkan guru PAI atau
peneliti dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran baik ditinjau dari sisi siswa dan guru.
Jika melihat hasil pembahasan di atas, maka dapat diinterpretasikan berikut:
1. Nilai rata-rata kelas dari studi awal atau pra siklus ke siklus 1 dan
selanjutnya ke siklus 2 menunjukkan gejala yang meningkat. Hal ini berarti
peningkatan nilai rata-rata kelas tersebut disebabkan oleh pengaruh treatment
atau tindakan penerapan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran
PAI .
2. Persentase ketuntasan hasil belajar dari studi awal atau pra siklus ke siklus
1 dan selanjutnya ke siklus 2 menunjukkan gejala yang meningkat. Hal ini
berarti peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar tersebut disebabkan
oleh pengaruh treatment atau tindakan penerapan metode pemecahan masalah
dalam pembelajaran PAI.
3. Aktivitas siwa dalam pembelajaran dari studi awal atau pra siklus ke
siklus 1 dan selanjutnya ke siklus 2 menunjukkan gejala yang meningkat. Hal
ini berarti peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut
disebabkan oleh pengaruh treatment atau tindakan penerapan metode
pemecahan masalah dalam pembelajaran PAI .
4. Aktivitas guru dalam pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2 menunjukkan
gejala yang meningkat. Hal ini berarti peningkatan aktivitas guru dalam
pembelajaran tersebut disebabkan oleh pengaruh treatment atau tindakan
penerapan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran PAI.
41
Berdasar hasil interpretasi di atas dapat didiskusikan berikut:
1. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah, maka
nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai siswa dalam membaca surat-
surat pendek dari Al-Qur,an akan meningkat.
2. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah, maka
persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh atau dicapai siswa dalam
membaca surat-surat pendek dari Al-Qur,an akan meningkat.
3. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah, maka
aktivitas siswa dalam pembelajaran akan meningkat.
4. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah, maka
aktivitas guru dalam pembelajaran akan meningkat.
42
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil-hasil penelitian maka penelitian
tindakan kelas (PTK) ini dapat disimpulkan berikut: Metode Pemecahan Masalah
(Problem Solving) dapat meningkatkan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat
pendek dari Al-Qur’an pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kecamatan
Kepung Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012, hasil simpulan di atas
ditunjukkan dengan bukti hasil penelitian di bawah ini:
1. Hasil tindakan pada siklus 1 jika dibandingkan dengan hasil studi awal atau
pra siklus maka dapat diperoleh perbandingan sebagai berikut: 1) nilai rata-
rata kelas yang diperoleh atau dicapai siswa lebih besar atau 71,79 > 60,50
atau meningkat 11,29 nilai, 2) persentase ketuntasan hasil belajar yang
diperoleh atau dicapai siswa lebih besar atau 71,43% > 35,71% atau
meningkat 35,72 nilai, 3) aktivitas siwa dalam pembelajaran lebih besar atau 2
> 0 atau meningkat 2 nilai.
2. Hasil tindakan pada siklus 2 jika dibandingkan dengan hasil studi awal atau
pra siklus: 1) nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapi lebih besar atau
80,18 > 60,50 atau meningkat sebesar 19,68 nilai, 2) persentase ketuntasan
hasil belajar yang dicapai atau diperoleh lebih besar atau 89,28% > 35,71%
atau meningkat 53,57%, 3) aktivitas siwa dalam pembelajaran lebih besar atau
4,5 > 0 atau meningkat 4,5 nilai.
43
3. Hasil tindakan pada siklus 2 jika dibandingkan dengan hasil siklus 1: 1) nilai
rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai lebih besar atau 80,18 > 71,79 atau
meningkat 8,39, 2) persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh atau
dicapai lebih besar atau 89,28% > 71,43% atau meningkat 17.85%, 4)
aktivitas siswa dalam pembelajaran lebih besar atau 4,5 > 2.0 atau meningkat
2.5 nilai, 4) aktivitas guru dalam pembelajaran lebih besar atau 4,0 > 3,36 atau
meningkat 0,64 nilai.
B. Saran
Saran-saran sebagai rekomendasi umum yang perlu disampaikan adalah
saran-saran berikut:
a. Agar nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai siswa dalam
membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an meningkat secara positif,
hendaknya pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah;
b. Agar persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh atau dicapai
siswa dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an meningkat secara
positif, hendaknya pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan
masalah;
c. Agar aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat secara positif,
hendaknya pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah;
d. Agar aktivitas guru PAI dalam pembelajaran meningkat secara positif,
hendaknya pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah;
44
e. Agar metode pemecahan masalah dapat diterapkan dengan baik dalam
pembelajaran, hendaknya dalam pelaksanaannya didasarkan pada langkah-
langkah pemecahan masalah;
f. Agar metode pemecahan masalah dapat meningkat kualitasnya, hendaknya
aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran ditingkatkan.
45
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Wono Setyo. 2006. Langkah Awal Menuju Ke Olimpiade Matematika Jilid 1. Jakarta: Ricardo.
Depag RI. 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depag RI.
Depag RI. 1995. Kurikulum Pendidikan Dasar Berciri Khas Agama Islam Landasan Program dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Depag RI.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Mansyur. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depag RI dan UT.
Elman Sadri,dkk. 1998. Bahasa Arab untuk MTsN Kelas VII. Jakarta: Dirjen Binbaga Islam.
Rusyan, Tabrani, 1995. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sitepu, B. R. 1999. Lagi-lagi Membaca. Buietin Pusat Perbukuan.V, 16-21.
Tampubolon. 1987. Membaca Cepat. Jakarta: Pustaka Binama Pressindo.
46
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
KELAS : .............................................SEMESTER : .............................................MATERI : .............................................TH PEL : .............................................
No Aspek aktivitas F KategoriKeterangan
tindakan
1 Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa
2 frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiriJumlahRata-rata
Keterangan: Siklus: ....................
Ngepung, ...............................Observer/Kolaborator
................................................NIP.
47
Lampiran 2AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN
Nama Guru yang Diobservasi : ................................................Jabatan : ................................................NIP : ................................................Materi : ................................................Kelas/Semester : ................................................
No Aspek Nilai Kategori Keterangan Tindakan
AKesesuaian RPP dengan pelaksanaan Pembelajaran
1 Pra pembelajaran a. Pengecekan kesiapan
kelasb. Appersepsi
2 Kegiatan Intia. Penguasaan materib. Strategi pembelajaranc. Penggunaan materi
3 Penutupa. Refleksi/rangkuman
4 b. Tindak lanjutJumlahRata-rata
B Pemberian MotivasiJumlahRata-rata total
Ngepung, ...............................Observer/Kolaborator
................................................NIP.
48
Lampiran 3
DATA NAMA SISWA KELAS IV SD NEGERI KRENCENG IV KEPUNG KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2011-2012
No. Nama Siswa KETERANGAN SIKLUS 1 SIKLUS 2
1 NURUL KOMARIYAH HADIR HADIR 2 HERI IRAWAN HADIR HADIR 3 MOH. IDHOM HADIR HADIR 4 MOH. RIDWAN HADIR HADIR 5 SITI AMINAH HADIR HADIR 6 ULIL AYU SAGITA HADIR HADIR 7 AHMAD HAFIS HADIR HADIR 8 DIVA NOVITA HADIR HADIR 9 DATIK DAMAYANTI HADIR HADIR 10 FIKI NUR FADLI HADIR HADIR 11 FERI SATRIA HUTAMA HADIR HADIR 12 KHOIRUL ROFIQ HADIR HADIR 13 MUHOBATUL KARIMAH HADIR HADIR 14 MOH. MUZAKI HADIR HADIR 15 MOH. HABIB HADIR HADIR 16 M. SYIFAK ANGKI HADIR HADIR 17 NUR AZMI W HADIR HADIR 18 NOVI RAHAYU HADIR HADIR 19 PUJIANTI HADIR HADIR 20 RIZKA AFIFATUL ILMI HADIR HADIR 21 TIRTA ARISELA HADIR HADIR 22 VIVI SILVIANA HADIR HADIR 23 WINDA AGUSTIN HADIR HADIR 24 YOGI KURNIAWAN HADIR HADIR 25 YOGA SUBITA AZIZ HADIR HADIR 26 AMELIA CINDY ANGGRAINI HADIR HADIR 27 RENDIS MAYASARI HADIR HADIR 28 MOH. FATHUL ALAM HADIR HADIR
Ngepung, ...............................Peneliti
................................................NIP.
49
50
APPERSEPSI MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DAN
GEOMETRI; DAN MENGKONDISIKAN KESIAPAN BELAJAR SISWA
SIKLUS 1
51
APPERSEPSI MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DAN
GEOMETRI; DAN MENGKONDISIKAN KESIAPAN BELAJAR SISWA
SIKLUS 2
52
SISWA MENGADAKAN DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMECAHKAN MASALAH TADRIBAT SIKLUS 1
53
SISWA MENGADAKAN DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMECAHKAN MASALAH TADRIBAT SIKLUS 2
54
SALAH SATU SISWA MEWAKILI KELOMPOKNYA MENAMPILKAN HASIL PEMECAHAN MASALAH DENGAN MATERI TADRIBAT SIKLUS 1
55
PENELITI DAN KOLABORATOR MENGADAKAN DISKUSI/EVALUASI HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS 1 DENGAN MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DAN GEOMETRI
56
57
58