penelitian tindakan kelas.doc

83
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa pada dasarnya adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam proses komunikasi. Aspek- aspek bahasa tersebut antara lain keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Secara karakteristik, keempat keterampilan itu berdiri sendiri, namun dalam penggunaan bahasa sebagai proses komunikasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan keterpaduan dari beberapa aspek. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang terdapat dalam kurikulum PAI SD adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut membuktikan pentingnya penguasaan keterampilan membaca. 1

Upload: yoseph-widyanto

Post on 26-Oct-2015

160 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat Pendek dari Al-Qur’an melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012.Telah diserahkan kepada perpustakaan SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri, disetujui dan disahkan oleh Kepala SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri.

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian Tindakan Kelas.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbahasa pada dasarnya adalah proses interaktif komunikatif yang

menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek

tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam proses komunikasi. Aspek-aspek

bahasa tersebut antara lain keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan

menulis. Secara karakteristik, keempat keterampilan itu berdiri sendiri, namun

dalam penggunaan bahasa sebagai proses komunikasi tidak dapat dipisahkan satu

dengan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan keterpaduan

dari beberapa aspek. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang terdapat

dalam kurikulum PAI SD adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca

selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut membuktikan pentingnya

penguasaan keterampilan membaca.

Membaca, terutama membaca pemahaman bukanlah sebuah kegiatan yang

pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang lebih tinggi, membaca itu, bukan sekedar

memahami lambang-lambang tertulis, melainkan pula memahami, menerima,

menolak, membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam

bacaan. Membaca pemahaman inilah yang dibina dan dikembangkan secara

bertahap pada sekolah (Tompubolon: 1987).

Hasil studi yang dilakukan oleh Book and Reading Development (1992)

yang dilaporkan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa kebiasaan membaca

1

Page 2: Penelitian Tindakan Kelas.doc

belum terjadi pada siswa SD dan SLTP. Hasil studi tersebut juga menunjukkan

adanya korelasi antara mutu pendidikan secara keseluruhan dengan waktu yang

tersedia untuk membaca dan ketersediaan bahan bacaan. Selanjutnya hasil studi

tersebut menyimpulkan bahwa belum dimilikinya kebiasan membaca oleh siswa

cenderung memberikan dampak negatif terhadap mutu pendidikan SD dan SLTP

secara nasional (Sitepu: 1999).

Pada tahun yang sama, IEA (International Association for Evaluation

Education Achievement) mengungkapkan bahwa kebisaaan membaca siswa

Indonesia berada pada peringkat ke-26 dari 27 negara yang diteliti. Rendahnya

kemampuan membaca tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal

sekolah.

Dalam praktek mengajar di sekolah dasar (SD) sering guru PAI

mengajarkan membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an pada kelas-kelas tinggi,

seperti kelas IV, namun hasilnya belum memuaskan dan hampir tidak ada

peningkatan prestasi dari tahu ke tahun.

Berdasarkan data kegiatan sebelum penelitian membuktikan bahwa

rendahnya kemampuan membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an tersebut

mengakibatkan rendahnya hasil belajar PAI yang dicapai siswa. Dari data awal

diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung

Kediri dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an masih rendah atau di

bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau < 75. Untuk nilai rata-rata

kelasnya saja hanya = 60,50, dan hanya 10 siswa saja yang tuntas dengan

persentase ketuntasan = 35,71%. Sementara itu aktivitas siswa dalam

2

Page 3: Penelitian Tindakan Kelas.doc

pembelajaran sangat rendah karena tak satu pun siswa yang mau mengajukan

pertanyaan dan tak satu pun siswa yang mau menjawab pertanyaan guru.

Permasalahan belum adanya peningkatan kemampuan siswa secara positif

dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an dan sangat rendahnya aktivitas

siswa dalam pembelajaran disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:

1. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang tepat sehingga

kurang mendorong minat dan motivasi belajar siswa;

2. Belum adanya pemecahan masalah (problem solving) secara signifikan

terhadap rendahnya kemampuan siswa dalam membaca surat-surat pendek

dari Al-Qur’an terutama pada tajwid dan makhrojul huruf;

3. Guru kurang memperhatikan perkembangan kemampuan siswa dalam

membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an terutama pada tajwid dan

makhrojul huruf siswa per individu;

4. Suasana belajar di kelas kurang menyenangkan dan cenderung monoton,

dalam arti guru aktif siswa pasif;

5. Siswa kurang latihan membaca dengan tartil surat-surat pendek dari Al-

Qur’an;

6. Siswa kurang aktif dalam bertanya selama proses pembelajaran, padahal

mereka kurang memahami materi yang sedang dan telah disampaikan guru;

7. Kurang adanya perhatian dan bimbingan orang tua terhadap anak-

anaknya dalam membaca dengan tartil surat-surat pendek dari Al-Qur’an;

Untuk memecahkan berbagai permasalahan membaca surat-surat pendek

dari Al-Qur’an tersebut, ada banyak cara yang dapat dilakukan guru, salah satunya

3

Page 4: Penelitian Tindakan Kelas.doc

adalah perbaikan metode mengajarnya. Metode yang dipilih adalah metode yang

bersifat konstruktif yang mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.

Salah satu metode yang dianggap mampu memecahkan masalah siswa tersebut

adalah dengan menggunakan metode pemecahan masalah (problem solving).

Pemecahan masalah (problem solving) merupakan latihan bagi siswa untuk

berhadapan dengan sesuatu yang tidak rutin dan kemudian mencoba menyele-

saikan. Ini adalah salah satu kompetensi yang harus ditumbuhkan pada diri siswa.

Kompetensi seperti ini ditumbuhkan melalui bentuk pemecahan masalah (problem

solving).

Metode pemecahan masalah (problem solving) ini dianggap mampu

memecahkan berbagai permasalahan siswa yang kurang mampu membaca surat-

surat pendek dalam Al-Qur’an dengan baik. Berdasar asumsi ini, maka terdorong

keinginan kami sebagai guru PAI untuk mengadakan penelitian tindakan kelas

dengan judul: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat Pendek

dari Al-Qur’an melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada

Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran

2011/2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang masalah tersebut, maka masalah dalam penelitian

tindakan kelas ini dapat dirumuskan berikut:

1. Bagaimanakah Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat Pendek

dari Al-Qur’an melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada

4

Page 5: Penelitian Tindakan Kelas.doc

Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran

2011/2012?

2. Bagaimanakah Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran setelah Penerapan

Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD

Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012?

3. Bagaimanakah Aktivitas Guru dalam Pembelajaran setelah Penerapan

Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD

Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012?

C. Cara Pemecahan Masalah

Melihat permasalahan di atas, maka kiranya perlu diupayakan pemecahan

masalah sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajar Membaca Surat-surat

Pendek dari Al-Qur’an melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran

2011/2012.

Pemecahan masalah dengan menerapkan metode pemecahan masalah ini

dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Adanya masalah

yang jelas untuk dipecahkan. 2) Mencari data atau keterangan yang dapat diguna-

kan untuk memecahkan masalah tersebut, misalnya dengan jalan membaca buku-

buku, meneliti, bertanya, berdiskusi, dan membimbing siswa secara berkesinam-

bungan. 3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan

jawaban sementara ini tentu saja didasarkan pada data yang telah diperoleh pada

langkah ke dua di atas. 4) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam

langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah untuk menjawab

5

Page 6: Penelitian Tindakan Kelas.doc

pertanyaan “mengapa saya kurang mampu membaca surat-surat pendek dari Al-

Qur’an”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu saja diperlukan metode-

metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi dan bimbingan. 4) Menarik

kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang

kemampuannya dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an.

D. Tujuan Penelitian

Berdasar latar belakang masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini dapat

dinyatakan berikut:

1. Ingin mendeskripsikan Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat

Pendek dari Al-Qur’an melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem

Solving) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun

Pelajaran 2011/2012;

2. Ingin mendeskripsikan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran setelah

Penerapan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas

IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012;

3. Ingin mendeskripsikan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran setelah

Penerapan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas

IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012.

E. Manfaat Penelitian

Hasil-hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi guru, siswa,

dan sekolah.

6

Page 7: Penelitian Tindakan Kelas.doc

1. Manfaat bagi Guru PAI

a. Dapat meningkatkan kemampuan guru PAI dalam menggunakan Metode

Pemecahan Masalah (Problem Solving).

b. Dapat meningkatkan ketrampilan dan inovasi pembelajaran, menum-

buhkan minat dan motivasi belajar siswa.

c. Dapat dijadikan tolok ukur tingkat pengetahuan, dan keterampilan serta

tingkat keberhasilan mengajar guru.

2. Manfaat bagi Siswa

a. Dapat menumbuhkan minat, perhatian dan motivasi serta sikap

positif siswa dalam belajar PAI, terutama dalam membaca surat-surat

pendek dari Al-Qur’an.

b. Dapat meningkatkan mutu belajar siswa, dan memperbaiki prestasi

belajar siswa yang masih rendah dalam membaca surat-surat pendek dari

Al-Qur’an.

c. Sebagai sarana pembelajaran remedial (perbaikan).

3. Manfaat bagi sekolah

a. Menunjukkan inovasi pembelajaran di sekolah.

b. Menambah dan mempertajam berbagai pendapat tentang

pengetahuan penelitian tindakan kelas terhadap disiplin ilmu tersebut.

c. Menambah referensi karya ilmiah di perpustakaan sekolah.

7

Page 8: Penelitian Tindakan Kelas.doc

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

1. Pengertian Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai

suatu tujuan (Mansyur, 1995: 107). Dalam proses belajar mengajar penggunaan

metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi belajar

mengajar. Metode mengajar digunakan untuk menciptakan suasana pembelajaran

yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga motivasi dan minat siswa

terbangun dengan baik.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan

satu sama lain. Belajar menunjuk kepada apa yang harus dilakukan seseorang

sebagai yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjuk kepada apa

yang harus dilakukan oleh seorang guru yang menjadi pengajar. Jadi belajar-

mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan peserta didik pada saat

proses pembelajaran (Rusyan, 1995: 27-28).

Belajar akan bermakna bagi peserta didik apabila mereka aktif dengan

berbagai metode untuk mengkonstruksi atau membangun pengetahuannya, dengan

demikian suatu rumus, konsep atau prinsip dapat ditemukan kembali oleh siswa di

bawah bimbingan guru.

Pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk menemukan

kembali membuat mereka terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan

8

Page 9: Penelitian Tindakan Kelas.doc

sesuatu. Secara khusus, pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam

pembelajaran (Depag RI, 2005: 218).

Berdasar berbagai pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa metode

pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga metode

berpikir, sebab dalam pemecahan masalah (problem solving) dapat menggunakan

metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik

kesimpulan.

2. Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Sebagai catatan bahwa metode pemecahan masalah akan melibatkan banyak

kegiatan sendiri dengan bimbingan para pengajar (Djamarah dan Zain, 1997: 103-

104).

Penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus

tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.

b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah tersebut, misalnya dengan jalan membaca buku-buku,

meneliti, bertanya, berdiskusi dan lain sebagainya.

c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.

d. Menguji kebenaran jawaban sementara. Dalam langakh ini siswa

harus berusaha memecahkan masalah. Apakah sesuai dengan jawaban

sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban

ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi, tugas,

diskusi dan lain-lain.

9

Page 10: Penelitian Tindakan Kelas.doc

e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada

kesimpulan ter-akhir tentang jawaban dari masalah tadi.

Secara lebih khusus, pemecahan masalah dalam pembelajaran dapat

diklasifikasikan dalam dua jenis, antara lain:

a. Soal mencari (problem to find), yaitu mencari, menentukan, atau

mendapatkan nilai atau objek tertentu yang tidak diketahui dalam soal dan

memenuhi kondisi atau syarat-syarat yang sesuai dengan soal.

b. Soal membuktikan (problem to prove), yaitu prosedur untuk

menentukan apakah suatu pernyataan benar atau tidak benar. Soal

membuktikan terdiri atas bagian hipotesis dan kesimpulan. Pembuktian

dilakukan dengan membuat atau memproses pernyataan yang logis dari

hipotesis menuju kesimpulan, sedangkan untuk membuktikan bahwa suatu

pernyataan tidak benar, cukup diberikan contoh penyangkalnya sehingga

pernyataan tersebut menjadi tidak benar (Depag RI, 2005: 218-219).

3. Penumbuhan Kemampuan Pemecahan Masalah

Di Amerika Serikat, penyelidikan tentang Pemecahan Masalah telah

dilakukan beberapa puluh tahun yang lalu. Diantaranya penyelidikan dilakukan

oleh Dodson (1971); Hollander (1974), menurut mereka berdua kemampuan

pemecahan masalah yang harus ditumbuhkan adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan mengerti konsep dan istilah;

b. Kemampuan untuk mencatat kesamaan, perbedaan, dan analogi;

c. Kemampuan untuk mengidentifikasi elemen penting dan memilih

prosedur yang benar;

10

Page 11: Penelitian Tindakan Kelas.doc

d. Kemampuan untuk mengetahui hal yang tidak berkaitan;

e. Kemampuan untuk menaksir dan menganalisis;

f. Kemampuan untuk memvisualisasi dan menginterpretasi kuantitas

atau ruang;

g. Kemampuan untuk memperumum berdasarkan beberapa contoh;

h. Kemampuan untuk berganti metode yang telah diketahui;

i. Mempunyai kepercayaan diri yang cukup dan merasa senang terhadap

materinya (Budi, 2006: 3).

Menurut Dodson dan Hollander (Budi, 2006: 3-4) untuk mengembangkan

kemampuan di atas, guru disarankan memberikan hal-hal berikut:

a. Ajari murid dengan berbagai strategi yang dapat digunakan

untuk berbagai soal;

b. Berikan waktu yang cukup untuk mencoba soal yang ada;

c. Ajaklah murid untuk menyelesaikan dengan cara lain;

d. Setelah jawaban diperoleh, ajaklah murid untuk melihat

kembali, melihat kemungkinan lain, mengatakan dengan bahasa sendiri,

kemudian ajaklah mereka untuk mencari penyelesaian dengan cara yang lebih

baik.

e. Jika kita berhadapan dengan materi sulit, tidak berarti kita

harus menghindar. Tetapi gunakan cukup waktu untuk mengulang dan

mengerjakan soal yang lebih banyak. Mulailah dengan mengerjakan soal

serupa, dan kemudian soal-soal yang lebih menantang.

11

Page 12: Penelitian Tindakan Kelas.doc

f. Fleksibilitas di dalam pemecahan masalah (problem solving)

merupakan perilaku belajar yang baik.

B. Prestasi Belajar Siswa

1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Moelyono (1995: 787) prestasi belajar diartikan sebagai pengua-

saan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Sementara itu,

Sumartono (1999: 16) mengartikan prestasi belajar sebagai suatu nilai yang

menunjukkan hasil tertinggi dalam belajar yang dicapai menurut kemampuan anak

dalam mengerjakan sesuatu pada suatu saat tertentu.

Berdasar dua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh

siswa dari hasil belajarnya yang biasanya ditunjukkan oleh angka atau nilai tes

yang diberikan guru pada suatu saat tertentu. Nilai yang berupa prestasi belajar ini

biasanya tertuang dalam laporan hasil pendidikan (raport). Berdasarkan

Kurikulum 2004 dan kurikulum 2006 pengembangan nilai raport disusun ber-

dasarkan tiga ranah, yakni ranah afektif, kognitif dan psikomotorik yang setiap

mata pelajaran penilaiannya berlainan.

Prestasi belajar dalam penelitian ini dibatasi masalahnya pada hasil tes kerja

atau tes praktek siswa dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an

terutama berdasarkan penilaian pada tajwid dan makhrojul huruf dari setiap siswa.

12

Page 13: Penelitian Tindakan Kelas.doc

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, namun dari sekian

banyak faktor tersebut dapat diringkas menjadi dua faktor pokok, yaitu faktor

yang berasal dari luar diri pelajar dan dari dalam diri pelajar (Suryabrata, 1987:

283).

Faktor yang berasal dari luar diri pelajar ini masih dapat digolongkan

menjadi dua golongan dengan catatan overlapping itu tetap ada, yakni:

1) Faktor Non Sosial, misalnya keadaan udara, cuaca, waktu, tempat

dan alat-alat yang dipakai untuk belajar.

2) Faktor-faktor Sosial, misalnya kehadiran manusia baik secara

langsung maupun tidak langsung (foto, suara).

C. Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah penelitian tindakan kelas ini dapat dibuat

berdasarkan bagan berikut.

Bagan 1: Kerangka Pemecahan Masalah

13

TreatmentHasil yang diinginkan

Keadaan sekarang

1. Nilai rata-rata kelas < KKM

2. Persentase ketuntasan hasil belajar < KKM

3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran rendah/pasif

Pemecahan Masalah (Problem Solving)

1. Nilai rata-rata kelas meningkat atau > KKM

2. Persentase ketuntasan hasil belajar meningkat atau > KKM

3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat

Page 14: Penelitian Tindakan Kelas.doc

14

Evaluasi/refleksi dampak: proses dan hasil

Page 15: Penelitian Tindakan Kelas.doc

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini adalah:

1. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode Pemecahan Masalah

(Problem Solving), maka Prestasi Belajar membaca surat-surat pendek dari

Al-Qur’an pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri

Tahun Pelajaran 2011/2012 akan meningkat.

2. Jika Pembelajaran PAI menerapkan metode Pemecahan Masalah

(Problem Solving), maka aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca

surat-surat pendek dari Al-Qur’an pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng

IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012 akan meningkat.

3. Jika Pembelajaran PAI menerapkan metode Pemecahan Masalah

(Problem Solving), maka aktivitas guru dalam pembelajaran membaca surat-

surat pendek dari Al-Qur’an pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV

Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012 akan meningkat.

15

Page 16: Penelitian Tindakan Kelas.doc

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Kren-

ceng IV Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012.

Jumlah subyek penelitian adalah 28 siswa. Karakteristik siswa pada dasarnya

hampir sama (homogen) berdasarkan faktor perkembangan fisik dan psikologis,

diajar oleh guru yang sama dan kurikulum yang sama serta tempat pendidikan

yang sama pula.

Lokasi sekolah agak jauh dari pusat kota, dengan latar sosial agama orang

tua siswa rata-rata kurang, sehingga berakibat pada rendahnya kemampuan siswa

dalam mambaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an karena kurang adanya

bimbingan membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an dari kedua orang tua.

Waktu pelaksanaan penelitian dari penyusunan proposal sampai dengan penyera-

han laporan selama 1 (satu) bulan yakni dari tanggal 28 Januari 2012 sampai

dengan 19 Pebruari 2012.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam dua siklus. Rancangan

penelitian setiap siklus dirancang seperti pada bagan berikut:

Ra : Rancangan awal

16

Ra ------> T-------> O -----.> R -------.>Pk

Page 17: Penelitian Tindakan Kelas.doc

T : Tindakan PertamaO : ObservasiR : RefleksiPk : Perencanaan kembali untuk siklus berikutnya.

Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat

dijelaskan di bawah ini.

1. Siklus I

Siklus 1 dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan

dan refleksi sebagaimana dapat dijelaskan berikut ini.

a. Perencanaan (Planning)

1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses

belajar mengajar.

2) Menentukan materi yang akan dikembangkan dalam pembelajaran,

yakni membaca dengan tartil surat Al-Ikhlas.

3) Mengembangkan RPP dalam pembelajaran.

4) Menyusun Lembar Kegiatan Murid (LKM): siswa berkelompok

untuk saling mendengar bacaan dari teman lainnya, dengan materi surat

Al-Ikhlas.

5) Menyiapkan sumber belajar yang relevan, yaitu LKS PAI kelas IV

yang berisi berbagai topik untuk dipelajari siswa yang berkaitan dengan

materi pelajaran.

6) Mengembangkan format evaluasi, yakni tes lisan.

7) Mengembangkan format observasi, yakni aktivitas siswa dalam

pembelajaran dan aktivitas guru dalam pembelajaran.

17

Page 18: Penelitian Tindakan Kelas.doc

b. Tindakan (Acting)

Menerapkan tindakan yang mengacu pada RPP dan LKM (lembar

kerja murid): siswa berdiskusi dengan kelompoknya dan guru mengadakan

bimbingan secara langsung per kelompok.

c. Pengamatan (Observating)

1) Melakukan observasi dengan memakai format

observasi/lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan

aktivitas guru dalam pembe-lajaran.

2) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format

LKM (Lembar Kerja Murid).

d. Refleksi (Reflecting)

1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi evaluasi

proses dan hasil.

2) Melakukan pertemuan dengan kolaborator untuk mendiskusikan dan

membahas hasil tindakan.

3) Memperbaiki perencanaan tindakan (replanning) dan pelaksanaan

tindakan sesuai hasil evaluasi dan diskusi untuk digunakan pada siklus

berikutnya.

2. Siklus 2

Siklus 2 dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan

dan refleksi sebagai dijelaskan berikut ini.

18

Page 19: Penelitian Tindakan Kelas.doc

a. Perencanaan (Planning)

Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah sesuai

dengan replanning yang telah ditetapkan pada siklus 1.

b. Tindakan (Acting)

Guru melaksanakan rencana tindakan hasil refleksi siklus 1.

c. Pengamatan (Observating)

Pengumpulan data tindakan siklus 2.

d. Refleksi (Reflecting)

Evaluasi atau refleksi tindakan siklus 2.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan :

1. Lembar tes lisan untuk menilai prestasi belajar

membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an siswa pada akhir siklus.

2. Lembar observasi untuk menilai aktivitas guru

dalam pembelajaran.

3. Lembar observasi untuk menilai aktivitas siswa

dalam pembelajaran.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk pra siklus teknik yang digunakan adalah studi dokumentasi terhadap

kegiatan praktek membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an.

19

Page 20: Penelitian Tindakan Kelas.doc

2. Untuk siklus-siklus selanjutnya teknik yang digunakan adalah angket dan

lembar observasi.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan ada dua macam:

1. Untuk data kuantitatif teknik analisis data yang digunakan adalah mean dan

persentasi. Sedangkan persentase (%) keberhasilannya dengan rumus berikut:

Keterangan:

P = Angka persentase

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = jumlah frekuensi/banyaknya individu (Syafi’i, 2005:66).

2. Untuk data kualitatif teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis

membandingkan, yaitu dengan membandingkan antara kondisi harapan dan

kenyataan (Arikunto, 2002:230).

F. Indikator Keberhasilan

Indikator kinerja merupakan indikator penetapan keberhasilan dan

ketuntasan siswa dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Adapun indikator

kinerja dalam penelitian ini dapat dijelaskan berikut:

1. Semakin meningkatnya nilai rata-rata kelas, minimal mencapai nilai 75

kategori baik.

2. Semakin meningkatnya nilai persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai

siswa, minimal mencapai nilai 75% kategori baik.

20

Page 21: Penelitian Tindakan Kelas.doc

3. Semakin meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam pembalajaran, terutama

dalam mengajukan pertanyaan, kemauan siswa menjawab pertanyaan guru

atas inisiatif sendiri, serta aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas individu

dalam kelas, minimal mencapai nilai 3.5 kategori baik.

4. Semakin meningkatnya aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran (kese-

suaian RPP dengan pelaksanaan, upaya pemberian motivasi kepada siswa, dan

pengelolaan kelas), minimal mencapai nilai 3.5 kategori baik.

G. Jadwal Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan (termasuk pelaporan), sejak tang-

gal 12 Januari s.d. 19 Pebruari 2012 dengan kegiatan:

Tabel 3.1

Jadwal KegiatanNO TANGGAL KEGIATAN

1.2.3.4.5.6.7.

28 Januari 20121 dan 3 Pebruari 2012

6 Pebruari 20127 dan 9 Pebruari 2012

10 Pebruari 201211 – 18 Pebruari 2012

19 Pebruari 2012

Pengajuan proposal kegiatan penelitianPelaksanaan penelitian tindakan siklus IRefleksi pelaksanaan siklus I, Persiapan siklus IIPelaksanaan penelitian tindakan (siklus II)Refleksi pelaksanaan siklus IIPenyusunan laporan PTKPengesahan/Persetujuan laporan

H. Personalia Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti dibantu oleh seorang kolaborator

yang bertugas membantu peneliti untuk mengamati aktivitas siswa dalam diskusi

maupun respon siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Adapun

identitas personalia penelitian ini adalah sebagai berikut:

21

Page 22: Penelitian Tindakan Kelas.doc

1. Peneliti

Nama : Maryono, M.Pd.I.

NIP : 196406101987031021

Jabatan/tugas : Guru PAI

2. Kolaborator/Pengamat

Nama : Umi Salamah, S.Pd.

NIP : -

Jabatan/tugas : Guru Kelas

22

Page 23: Penelitian Tindakan Kelas.doc

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Siklus 1

1. Nilai rata-rata kelas dan Ketuntasan Hasil Belajar

Untuk mempermudah kerja analisis, maka terlebih dahulu dibuatkan

pedoman analisis nilai rata-rata kelas dan ketuntasan hasil belajar.

Pedoman analisis nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Pedoman Analisis Nilai Rata-rata Kelas

No Interval Kategori Keterangan 1 91 – 100 Amat baik Amat berhasil 2 75 – 90 Baik Berhasil 3 60 – 74 Cukup Cukup berhasil 4 40 – 59 Kurang Kurang berhasil 5 < 40 Amat kurang Amat kurang berhasil

Sumber Data: Hasil Olahan Peneliti dan Kolaborator

Sementara itu pedoman analisis ketuntasan hasil belajar dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.2.Pedoman Analisis Ketuntasan Hasil Belajar

No Interval Kategori Keterangan 1 91 – 100% Amat baik Amat berhasil 2 75 – 90% Baik Berhasil 3 60 – 74% Cukup Cukup berhasil 4 40 – 59% Kurang Kurang berhasil 5 < 40% Amat kurang Amat kurang berhasil

Sumber Data: Hasil Olahan Peneliti dan Kolaborator

Indikator kinerja untuk nilai rata-rata kelas adalah yang harus dicapai

siswa dalam penelitian tindakan kelas ini minimal = 75 kategori baik, dan

indikator kinerja untuk persentase ketuntasan hasil belajar minimal yang harus

dicapai siswa minimal = 75% kategori baik.

23

Page 24: Penelitian Tindakan Kelas.doc

Berdasarkan hasil praktek membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an

kepada 28 siswa Kelas dengan materi Tadribat sebanyak 5 soal bentuk uraian

diperoleh data berikut:

Tabel 4.3.Hasil Ulangan Harian Siklus 1

No

Sbjk

Jumlah Skor

Siklus 1Kategori Keterangan

1 60 Cukup Cukup berhasil

2 80 Baik Berhasil

3 80 Baik Berhasil

4 80 Baik Berhasil

5 75 Baik Berhasil

6 75 Baik Berhasil

7 80 Baik Berhasil

8 65 Cukup Cukup berhasil

9 60 Cukup Cukup berhasil

10 70 Cukup Cukup berhasil

11 50 Kurang Kurang berhasil

12 75 Baik Berhasil

13 80 Baik Berhasil

14 80 Baik Berhasil

15 80 Baik Berhasil

16 50 Kurang Kurang berhasil

17 80 Baik Berhasil

18 80 Baik Berhasil

19 50 Kurang Kurang Berhasil

20 75 Baik Berhasil

21 75 Baik Berhasil

22 75 Baik Berhasil

23 80 Baik Berhasil

24 80 Baik Berhasil

24

Page 25: Penelitian Tindakan Kelas.doc

25 75 Baik Berhasil

26 75 Baik Berhasil

27 50 Kurang Kurang berhasil

28 75 Baik Berhasil

2010

2164/28 = 71,79 Cukup Cukup berhasil

% Ketun-tasan

20 siswa

P = 20/28 x 100%

= 71.43%

Cukup Cukup berhasil

Sumber Data: hasil tes siklus 1 yang diolah

Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis berikut:

a. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa = 71,79 kategori

Cukup, jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja nilai rata-rata kelas yang

sebesar nilai 75, maka nilai tersebut lebih kecil atau kurang = 3,21 nilai.

b. Persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa = 30

siswa (71,43%) kategori cukup, jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja

persentase hasil ketuntasan belajar yang sebesar 75%, maka nilai tersebut

lebih kecil atau kurang = 3,57%.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran

Aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diobservasi adalah:

frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa, frekuensi kemauan siswa dalam

menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri.

Pedoman analisisnya berdasarkan perhitungan berikut: Jika nilai frekuensi

maksimal = 5, dan frekuensi minimal = 1, maka rangenya = 5 – 1 = 4. Jika besar

25

Page 26: Penelitian Tindakan Kelas.doc

interval kelas ditetapkan = 5 maka dengan menggunakan range jumlah kelasnya =

4/5 = 0.8.

Setelah ditetapkan besar interval kelas, dan diketahui jumlah kelasnya

selanjutnya dapat dibuatkan pedoman analisis aktivitas siswa dalam pembelajaran

khususnya dalam mengajukan pertanyaan dan kemauan siswa dalam menjawab

pertanyaan guru atas inisiatifnya sendiri sebagai berikut.

Tabel 4.4.Pedoman Analisis Aktivitas Siswa dalam Mengajukan Pertanyaan dan

Menjawab Pertanyaan Guru atas Inisiatif Sendiri Siklus 1

NoInterval

NilaiBobot Nilai

Kategori Keterangan

1 4.3 - 5.0 5 Amat tinggi Amat berhasil2 3.5 - 4.2 4 Tinggi Berhasil3 2.7 - 3.4 3 Cukup Cukup berhasil4 1.9 - 2.6 2 Rendah Kurang berhasil5 1.0 - 1.8 1 Amat rendah Amat kurang berhasil

Sumber data: Hasil Olahan Sendiri

Indikator kinerja aktivitas siswa dalam pembelajaran yang minimal yang

harus dicapai siswa dalam penelitian tindakan kelas ini = 3.5 kategori tinggi.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran khususnya Frekuensi munculnya

pertanyaan dari siswa dan frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan

guru atas inisiatif sendiri berdasarkan hasil observasi kolaborator melalui lembar

observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dikemukakan berikut:

Tabel 4.5.Aktivitas Siswa dalam Mengajukan Pertanyaan dan Menjawab Pertanyaan

Guru atas Inisiatif Sendiri pada Siklus 1

No Aspek aktivitas F Kategori Keterangan

1 Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa

2 Rendah Kurang berhasil

2 frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas

2 Rendah Kurang berhasil

26

Page 27: Penelitian Tindakan Kelas.doc

inisiatif sendiriJumlah 4Rata-rata =4/2

=2Rendah Kurang

berhasilSumber Data: Hasil Observasi Peneliti dan Kolaborator

Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis berikut:

a) Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa = 2 siswa

kategori rendah, nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang

sebesar 3.5 masih kurang 1.5 nilai.

b) Frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan

guru atas inisiatif sendiri = 2 siswa kategori rendah, nilai ini jika

dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang sebesar 3.5 masih kurang 1.5

nilai.

c) Nilai rata-rata point a) dan b) = 4/2 = 2 kategori rendah,

nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang sebesar 3.5 masih

kurang 1.5 nilai.

3. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran

Ada 2 aspek yang diobservasi berkaitan dengan aktivitas guru dalam

pembelajaran, yaitu: 1) kesesuaian RPP dengan pelaksanaan, a) pra pembelajaran,

b) kegiatan inti, dan c) penutup, dan 2) upaya pemberian motivasi kepada siswa.

Pedoman analisisnya berdasarkan perhitungan berikut: Jika nilai maksimal

= 5, dan nilai minimal = 1, maka rangenya = 5 – 1 = 4. Jika besar interval kelas

ditetapkan = 5 maka dengan menggunakan range jumlah kelasnya = 4/5 = 0.8.

27

Page 28: Penelitian Tindakan Kelas.doc

Setelah ditetapkan besar interval kelas, dan diketahui jumlah kelasnya

selanjutnya dapat dibuatkan pedoman analisis aktivitas guru dalam pembelajaran

sebagai berikut.

Tabel 4.6.Pedoman Analisis Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus 1

NoInterval

NilaiBobot Nilai

Kategori Keterangan

1 4.3 - 5.0 5 Amat tinggi Amat berhasil2 3.5 - 4.2 4 Tinggi Berhasil3 2.7 - 3.4 3 Cukup Cukup berhasil4 1.9 - 2.6 2 Rendah Kurang berhasil5 1.0 - 1.8 1 Sangat rendah Sangat kurang berhasil

Keterangan: Hasil Olahan Peneliti

Indikator kinerja aktivitas guru dalam pembelajaran = 3.5 kategori tinggi.

Berdasarkan hasil observasi, aktivitas guru dalam pembelajaran dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7.Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus 1

No Aspek Nilai Kategori Keterangan

AKesesuaian RPP dengan pelaksanaan Pembelajaran

1 Pra pembelajaran a. Pengecekan kesiapan kelas 4 Tinggi Berhasilb. Appersepsi 4 Tinggi Berhasil

2 Kegiatan Intia. Penguasaan materi 4 Tinggi Berhasil

b. Strategi pembelajaran 3 CukupCukup

Berhasil

c. Penggunaan materi 3 CukupCukup

Berhasil3 Penutup

a. Refleksi/rangkuman 4 Tinggi Berhasil4 b. Tindak lanjut 4 Tinggi Berhasil

Jumlah 26Rata-rata =26/7= 3,71 Tinggi Berhasil

B Pemberian Motivasi 3 CukupCukup

Berhasil

28

Page 29: Penelitian Tindakan Kelas.doc

Jumlah 3 CukupCukup

Berhasil

Rata-rata total=3,71+3=6,71/

2= 3,36Cukup

Cukup Berhasil

Keterangan: Hasil Observasi Kolaborator yang diolah

Berdasar tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis bahwa aktivitas guru

dalam pembelajaran pada siklus 1 memiliki nilai rata-rata total = 3,36 kategori

cukup. Nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerjanya ternyata lebih

kecil atau 3,36 < 3.5 atau masih kurang 0,14 nilai.

4. Refleksi (Reflecting)

Berdasarkan hasil observasi dan analisis pada siklus 1 selanjutnya dapat

dievaluasi proses dan hasilnya sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa = 71,79 kategori Cukup, jika

dikonsultasikan dengan indikator kinerja nilai rata-rata kelas yang sebesar

nilai 75, maka nilai tersebut lebih kecil atau kurang = 3,21 nilai.

b. Persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa = 30 siswa (71,43%)

kategori cukup, jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja persentase hasil

ketuntasan belajar yang sebesar 75%, maka nilai tersebut lebih kecil atau

kurang = 3,57%.

c. Nilai rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai nilai rata-rata =

2 kategori rendah atau lebih kecil dari nilai indikator kinerjanya atau 2 < 3,5

atau kurang 0,5 nilai.

d. Nilai aktivitas guru dalam pembelajaran mecncapai atau memperoleh nilai

rata-rata = 3,36 kategori cukup atau lebih kecil dari nilai indikator kinerjanya

atau 3,36 < 3,5 atau kurang 0,14 nilai.

29

Page 30: Penelitian Tindakan Kelas.doc

Hal ini berarti hasil tindakan pada siklus 1 belum mampu mencapai

indikator kinerja atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam

penelitian tindakan kelas, yang ditunjukkan dengan nilai: 1) persentase

ketuntatasan hasil belajar, 2) aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan 3) aktivitas

guru dalam pembelajaran yang semuanya belum mampu mencapai indikator

kinerja atau indikator keberhasilan.

Hasil tindakan pada siklus 1 di atas jika dibandingkan dengan hasil studi

awal atau pra siklus maka dapat diperoleh perbandingan sebagai berikut: 1) nilai

rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai siswa lebih besar atau 71,79 > 60,50

atau meningkat 11,29 nilai, 2) persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh

atau dicapai siswa lebih besar atau 71,43% > 35,71% atau meningkat 35,72 nilai,

3) aktivitas siwa dalam pembelajaran lebih besar atau 2 > 0 atau meningkat 2

nilai.

5. Kelebihan dan Hambatan

Jika melihat hasil tindakan pada siklus 1 di atas, maka dampak metode

pemecahan masalah yang diterapkan pada siklus 1 terhadap proses dan hasil

tindakan telah menimbulkan efek kelebihan dan hambatan atau kekurangan.

Berdasarkan diskusi dengan kolaborator kelebihan dan hambatan atau

kekurangan yang muncul akibat diterapkannya metode pemecahan masalah ini

dapat diketangahkan berikut:

a. Kelebihan

Dampak diterapkannya metode pemecahan masalah pada siklus 1 ini

adalah pembelajaran semakin berkualitas dan bermakna karena sebagian besar

30

Page 31: Penelitian Tindakan Kelas.doc

siswa lebih memahami bagaimana cara membaca surat-surat pendek dari Al-

Qur’an dengan tartil yang baik yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas

sebesar 71,79 dan nilai ini walaupun lebih kecil dibandingkan dengan

indikator kinerja namun jika dibandingkan dengan hasil mean pada studi awal

telah menunjukkan peningkatan yang berarti atau meningkat 11,29 nilai.

Di samping itu penerapan metode pemecahan masalah yang dilakukan

siswa secara berasama-sama guru ternyata mampu meningkatkan aktivitas

siswa dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa metode pemecahan

masalah cukup efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam

membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an dan cukup efektif dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PAI.

Di samping itu perhatian siswa lebih terfokus pada materi pelajaran,

sehingga efektifivitas pemecahan masalah menjadi cukup berarti, baik bagi

guru maupun bagi siswa.

b. Hambatan

Di samping memiliki kelebihan, ternyata penerapan metode ini juga

memiliki hambatan atau kelemahan. Hambatan atau kelemahan yang muncul

terutama adalah:

1) Waktu yang digunakan untuk pembelajaran kurang maksimal

karena setiap pertemuan hanya mengalokasikan waktu 2 jam pembelajaran

(80 menit). Sehingga aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran

kurang maksimal.

31

Page 32: Penelitian Tindakan Kelas.doc

2) Bagi siswa yang mempunyai kemampuan rendah dalam membaca

dengan tartil surat-surat pendek dari Al-Qur’an, maka mereka akan

mengalami kesulitan mengikuti pola-pola pemecahan masalah yang

diterapkan guru dalam pembelajaran.

3) Mengingat kurang banyaknya waktu yang digunakan dalam

pembelajaran menjadikan beberapa siswa yang memiliki kemampuan dan

minat rendah dalam membaca dengan tartil surat-surat pendek dari Al-Qur’an

menjadi kurang terperhatikan dengan baik, sehingga pencapaian prestasi

belajarnya kurang maksimal atau masih di bawah indikator kinerja atau masih

di bawah KKM yang telah ditetapkan di sekolah.

c. Cara untuk Mengatasi Hambatan

Untuk mengatasi hambatan di atas maka dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran pada siklus 2 maka hal-hal yang perlu diperbaiki atau replanning

adalah berikut:

1) Mengembangan dan memperbaiki RPP yang akan diterapkan pada

siklus 2 dengan menekankan perbaikan pada metode pemecahan masalah;

2) Mengidentifikasi siswa-siswa yang belum mampu mencapai

indikator kinerja atau hasil ujian prakteknya menunjukkan nilai rendah di

bawah KKM atau indikator kinerja atau indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan dalam penelitian;

3) Mendorong siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan

pembelajaran.

32

Page 33: Penelitian Tindakan Kelas.doc

4) Membantu dan membimbing siswa-siswa yang belum mampu

mencapai nilai rata-rata minimal (masih di bawah KKM) atau belum tuntas

dalam siklus 1 dalam hal membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an.

5) Guru lebih mengefektifkan alokasi waktu yang digunakan dalam

pembe-lajaran untuk memfokuskan pada pemecahan masalah yang dihadapi

siswa;

6) Guru lebih meningkatkan aktivitas mengajarnya dengan cara

pelaksanaan pembelajaran mengacu pada RPP yang telah dirumuskan dalam

replanning siklus 2.

B. Siklus 2

1. Nilai rata-rata kelas dan Ketuntasan Hasil Belajar

Untuk siklus 2 ini pedoman analisis nilai rata-rata dan ketuntasan hasil

belajar sama dengan pedoman analisis yang telah dijelaskan pada siklus 1.

Demikian juga dengan indikator kinerja untuk nilai rata-rata kelas = 75 kategori

baik, dan indikator kinerja untuk persentase ketuntasan hasil belajar = 75%

kategori baik.

Nilai rata-rata kelas dan ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa pada

siklus 2 ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8.Hasil Ulangan Harian Siklus 2

No

Sbjk

Jumlah Skor

Siklus 2Kategori Keterangan

1 75 Baik Berhasil

2 85 Baik Berhasil

3 85 Baik Berhasil

33

Page 34: Penelitian Tindakan Kelas.doc

4 90 Baik Berhasil

5 80 Baik Berhasil

6 85 Baik Berhasil

7 90 Baik Berhasil

8 75 Baik Berhasil

9 80 Baik Berhasil

10 80 Baik Berhasil

11 70 Cukup Cukup Berhasil

12 80 Baik Berhasil

13 85 Baik Berhasil

14 80 Baik Berhasil

15 85 Baik Berhasil

16 60 Cukup Cukup Berhasil

17 85 Baik Berhasil

18 85 Baik Berhasil

19 70 Cukup Berhasil

20 80 Baik Berhasil

21 80 Baik Berhasil

22 80 Baik Berhasil

23 85 Baik Berhasil

24 80 Baik Berhasil

25 80 Baik Berhasil

26 80 Baik Berhasil

27 75 Baik Berhasil

28 80 Baik Berhasil

2245

2245/28 = 80,18 Baik Berhasil

% Ketun-tasan

25 siswa

= 25/28 x 100%

= 89,29%

Baik Berhasil

Sumber Data: hasil tes siklus 2 yang diolah

34

Page 35: Penelitian Tindakan Kelas.doc

Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis berikut:

a. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa = 80,18 kategori baik, jika dikonsul-

tasikan dengan indikator kinerja nilai rata-rata kelas yang sebesar nilai 75,

maka nilai tersebut lebih besar atau 80,18 > 75 atau lebih besar 5,18 nilai.

b. Persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa = 25 siswa (89,28%)

kategori baik. Jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja persentase ketun-

tasan hasil belajar yang sebesar 75%, maka nilai tersebut masih lebih besar

atau 89,29% > 75% atau lebih besar 15,29%.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran

Aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diobservasi adalah:

frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa, frekuensi kemauan siswa dalam men-

jawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri yang pedoman analisisnya sama

dengan pedoman analisis yang telah ditetapkan pada siklus 1.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran khususnya Frekuensi munculnya

pertanyaan dari siswa dan frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan

guru atas inisiatif sendiri berdasarkan hasil observasi kolaborator melalui lembar

observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dikemukakan berikut:

Tabel 4.9Aktivitas Siswa dalam Mengajukan Pertanyaan dan Menjawab Pertanyaan Guru

atas Inisiatif Sendiri pada Siklus 2

No Aspek aktivitas F Kategori Keterangan

1 Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa

4 Tinggi Berhasil

2 frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri

5 Amat tinggi

Amat berhasil

Jumlah 9

35

Page 36: Penelitian Tindakan Kelas.doc

Rata-rata =9/2=4.5

Amat tinggi

Amat berhasil

Sumber Data: Hasil Observasi Peneliti dan Kolaborator

Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis berikut:

a. Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa = 4 siswa kategori tinggi, nilai ini

jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang sebesar 3,5 maka lebih

besar 0.5 nilai.

b. Frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatif

sendiri = 5 siswa kategori amat tinggi, nilai ini jika dikonsultasikan dengan

indikator kinerja yang sebesar 3,5, maka lebih besar 1.5 nilai.

c. Nilai rata-rata point a) dan b) = 9/2 = 4,5 kategori amat tinggi, nilai ini jika

dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang sebesar 3,5, maka lebih besar

1,5 nilai.

3. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran

Pedoman analisis aksitivitas guru dalam pembelajaran pada siklus 2 ini

sama dengan pedoman aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus 1.

Berdasarkan hasil observasi, aktivitas guru dalam pembelajaran dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10.Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus 2

No Aspek Nilai Kategori Keterangan

AKesesuaian RPP dengan pelaksanaan Pembelajaran

1 Pra pembelajaran a. Pengecekan kesiapan kelas 4 Tinggi Berhasilb. Appersepsi 4 Tinggi Berhasil

2 Kegiatan Intia. Penguasaan materi 4 Tinggi Berhasilb. Strategi pembelajaran 4 Tinggi Berhasil

36

Page 37: Penelitian Tindakan Kelas.doc

c. Penggunaan materi 4 Tinggi Berhasil3 Penutup

a. Refleksi/rangkuman 4 Tinggi Berhasil4 b. Tindak lanjut 4 Tinggi Berhasil

Jumlah 28Rata-rata =28/7=

4Tinggi Berhasil

B Pemberian Motivasi 4 Tinggi BerhasilJumlah 4Rata-rata total =4+4=8/2= 4 Tinggi Berhasil

Keterangan: Hasil Observasi Kolaborator yang diolah

Berdasar tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis bahwa aktivitas guru

dalam pembelajaran pada siklus 2 memiliki nilai rata-rata total = 4 kategori tinggi.

Nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerjanya ternyata lebih besar atau

4,0 > 3,5 atau lebih besar 0,5 nilai.

4. Refleksi (Reflecting)

Berdasarkan hasil observasi dan analisis siklus 2 di atas selanjutnya dapat

direfleksikan sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa = 80,18 kategori baik, jika

dikonsultasikan dengan indikator kinerja nilai rata-rata kelas yang sebesar

nilai 75, maka nilai tersebut lebih besar atau 80,18 > 75 atau meningkat 5,18

nilai.

b. Persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa = 25 siswa (89,28%)

kategori baik. Jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja persentase

ketuntasan hasil belajar yang sebesar 75%, maka nilai tersebut masih lebih

besar atau 89,29% > 75% atau meningkat 15,29%.

37

Page 38: Penelitian Tindakan Kelas.doc

c. Nilai rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran memperoleh nilai rata-rata

= 4,5 kategori amat tinggi atau lebih besar dari indikator kinerjanya atau 4,5 <

3,5, atau meningkat 1,0 nilai.

d. Nilai aktivitas guru dalam pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 4,0

kategori tinggi, atau lebih besar dari indikator kinerjanya atau 4.0 > 3,5, atau

meningkat 0.5 nilai.

Hal ini berarti hasil tindakan pada siklus 2 lebih baik dan lebih meningkat

dibandingkan dengan hasil tindakan pada siklus 1, dan jauh lebih baik atau

meningkat dibandingkan dengan hasil studi awal, karena seluruh aspek yang

diobservasi, baik mengenai: 1) nilai rata-rata kelas, 2) nilai persentase ketuntasan

hasil belajar, 3) aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan 4) aktivitas guru dalam

pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas secara keseluruhan.

Hasil tindakan pada siklus 2 di atas jika dibandingkan dengan hasil studi

awal atau pra siklus: 1) nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapi lebih besar

atau 80,18 > 60,50 atau meningkat sebesar 19,68 nilai, 2) persentase ketuntasan

hasil belajar yang dicapai atau diperoleh lebih besar atau 89,28% > 35,71% atau

meningkat 53,57%, 3) aktivitas siwa dalam pembelajaran lebih besar atau 4,5 > 0

atau meningkat 4,5 nilai.

Hasil tindakan pada siklus 2 di atas jika dibandingkan dengan hasil siklus 1:

1) nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai lebih besar atau 80,18 > 71,79

atau meningkat 8,39, 2) persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh atau

dicapai lebih besar atau 89,28% > 71,43% atau meningkat 17.85%, 4) aktivitas

siswa dalam pembelajaran lebih besar atau 4,5 > 2.0 atau meningkat 2.5 nilai, 4)

38

Page 39: Penelitian Tindakan Kelas.doc

aktivitas guru dalam pembelajaran lebih besar atau 4,0 > 3,36 atau meningkat 0,64

nilai.

5. Kelebihan dan Hambatan

Jika melihat hasil tindakan pada siklus 2 di atas, maka dampak metode

pemecahan masalah yang diterapkan pada siklus 2 ini menimbulkan efek

kelebihan dan hambatan atau kekurangan. Berdasarkan diskusi dengan kolabo-

rator kelebihan dan hambatan atau kekurangan yang muncul akibat diterapkannya

metode pemecahan masalah ini dapat diketangahkan berikut:

a. Kelebihan

Pembelajaran semakin berkualitas dan bermakna karena siswa lebih

memahami bagaimana cara membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an

dengan tartil. Pemecahan masalah yang dilakukan siswa secara berasama-

sama dan melalui diskusi kelas serta bimbingan bagi siswa-siswa yang

berprestasi di bawah KKM (di bawah indikator kinerja yang telah ditetapkan)

pada siklus 1 ternyata mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini

ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas, peningkatan persentase

ketuntasan hasil belajar, peningkatan aktivitas belajar siswa, serta aktivitas

mengajar guru.

Di samping itu perbaikan dan pengembangan metode pemecahan

masalah menyebabkan perhatian siswa lebih terfokus pada materi pelajaran,

sehingga efektifivitas pemecahan masalah menjadi sangat berarti, baik bagi

guru maupun bagi siswa.

39

Page 40: Penelitian Tindakan Kelas.doc

b. Hambatan

Hambatan yang dijumpai pada siklus 2 hampir tidak ada, bilamana ada

persentasenya sangat kecil, misalnya terdapat 1 atau 2 siswa yang berbicara

sendiri, namun masalah itu dapat ditangani dengan segera dengan cara

menegur siswa agar lebih terfokus pada pelajaran.

C. Pembahasan Seluruh Siklus

Bertumpu hasil analisis, evaluasi dan refleksi, maka dapat dibahas hasilnya

(dari studi awal, siklus 1 dan siklus 2) secara keseluruhan sebagai berikut:

1. Pada studi awal atau pra siklus pengelolaan kelas yang telah diupayakan

guru PAI belum berhasil dengan baik, metode yang digunakan dalam

pembelajaran adalah ceramah dan tugas membaca sendiri, perhatian dan

motivasi belajar sebagian besar siswa tidak terfokus pada materi pelajaran,

sehingga tujuan pembelajaran pada studi awal ini belum maksimal dan belum

tercapai yang ditunjukkan dengan rendahnya prestasi belajar siswa dalam

membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an, dan rendahnya aktivitas siswa

dalam pembelajaran. Dalam studi awal ini aktivitas guru dalam pembelajaran

belum dinilai. Permasalahan tersebut selanjutnya dipecahkan melalui

penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pemecahan masalah

(problem solving) sebagai tindakan atau treatmentnya.

2. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa dari pra siklus ke siklus 1 dan

selanjutnya ke siklus 2 selalu menunjukkan peningkatan yang positif, di

samping itu persentase ketuntasan hasil belajarnya pun juga selalu meningkat,

aktivitas siswa dan aktivitas guru selama pembelajaran juga selalu meningkat,

40

Page 41: Penelitian Tindakan Kelas.doc

hal ini berarti metode pemecahan masalah yang diterapkan guru PAI atau

peneliti dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran baik ditinjau dari sisi siswa dan guru.

Jika melihat hasil pembahasan di atas, maka dapat diinterpretasikan berikut:

1. Nilai rata-rata kelas dari studi awal atau pra siklus ke siklus 1 dan

selanjutnya ke siklus 2 menunjukkan gejala yang meningkat. Hal ini berarti

peningkatan nilai rata-rata kelas tersebut disebabkan oleh pengaruh treatment

atau tindakan penerapan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran

PAI .

2. Persentase ketuntasan hasil belajar dari studi awal atau pra siklus ke siklus

1 dan selanjutnya ke siklus 2 menunjukkan gejala yang meningkat. Hal ini

berarti peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar tersebut disebabkan

oleh pengaruh treatment atau tindakan penerapan metode pemecahan masalah

dalam pembelajaran PAI.

3. Aktivitas siwa dalam pembelajaran dari studi awal atau pra siklus ke

siklus 1 dan selanjutnya ke siklus 2 menunjukkan gejala yang meningkat. Hal

ini berarti peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut

disebabkan oleh pengaruh treatment atau tindakan penerapan metode

pemecahan masalah dalam pembelajaran PAI .

4. Aktivitas guru dalam pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2 menunjukkan

gejala yang meningkat. Hal ini berarti peningkatan aktivitas guru dalam

pembelajaran tersebut disebabkan oleh pengaruh treatment atau tindakan

penerapan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran PAI.

41

Page 42: Penelitian Tindakan Kelas.doc

Berdasar hasil interpretasi di atas dapat didiskusikan berikut:

1. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah, maka

nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai siswa dalam membaca surat-

surat pendek dari Al-Qur,an akan meningkat.

2. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah, maka

persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh atau dicapai siswa dalam

membaca surat-surat pendek dari Al-Qur,an akan meningkat.

3. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah, maka

aktivitas siswa dalam pembelajaran akan meningkat.

4. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah, maka

aktivitas guru dalam pembelajaran akan meningkat.

42

Page 43: Penelitian Tindakan Kelas.doc

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil-hasil penelitian maka penelitian

tindakan kelas (PTK) ini dapat disimpulkan berikut: Metode Pemecahan Masalah

(Problem Solving) dapat meningkatkan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat

pendek dari Al-Qur’an pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kecamatan

Kepung Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012, hasil simpulan di atas

ditunjukkan dengan bukti hasil penelitian di bawah ini:

1. Hasil tindakan pada siklus 1 jika dibandingkan dengan hasil studi awal atau

pra siklus maka dapat diperoleh perbandingan sebagai berikut: 1) nilai rata-

rata kelas yang diperoleh atau dicapai siswa lebih besar atau 71,79 > 60,50

atau meningkat 11,29 nilai, 2) persentase ketuntasan hasil belajar yang

diperoleh atau dicapai siswa lebih besar atau 71,43% > 35,71% atau

meningkat 35,72 nilai, 3) aktivitas siwa dalam pembelajaran lebih besar atau 2

> 0 atau meningkat 2 nilai.

2. Hasil tindakan pada siklus 2 jika dibandingkan dengan hasil studi awal atau

pra siklus: 1) nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapi lebih besar atau

80,18 > 60,50 atau meningkat sebesar 19,68 nilai, 2) persentase ketuntasan

hasil belajar yang dicapai atau diperoleh lebih besar atau 89,28% > 35,71%

atau meningkat 53,57%, 3) aktivitas siwa dalam pembelajaran lebih besar atau

4,5 > 0 atau meningkat 4,5 nilai.

43

Page 44: Penelitian Tindakan Kelas.doc

3. Hasil tindakan pada siklus 2 jika dibandingkan dengan hasil siklus 1: 1) nilai

rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai lebih besar atau 80,18 > 71,79 atau

meningkat 8,39, 2) persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh atau

dicapai lebih besar atau 89,28% > 71,43% atau meningkat 17.85%, 4)

aktivitas siswa dalam pembelajaran lebih besar atau 4,5 > 2.0 atau meningkat

2.5 nilai, 4) aktivitas guru dalam pembelajaran lebih besar atau 4,0 > 3,36 atau

meningkat 0,64 nilai.

B. Saran

Saran-saran sebagai rekomendasi umum yang perlu disampaikan adalah

saran-saran berikut:

a. Agar nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai siswa dalam

membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an meningkat secara positif,

hendaknya pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah;

b. Agar persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh atau dicapai

siswa dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an meningkat secara

positif, hendaknya pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan

masalah;

c. Agar aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat secara positif,

hendaknya pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah;

d. Agar aktivitas guru PAI dalam pembelajaran meningkat secara positif,

hendaknya pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah;

44

Page 45: Penelitian Tindakan Kelas.doc

e. Agar metode pemecahan masalah dapat diterapkan dengan baik dalam

pembelajaran, hendaknya dalam pelaksanaannya didasarkan pada langkah-

langkah pemecahan masalah;

f. Agar metode pemecahan masalah dapat meningkat kualitasnya, hendaknya

aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran ditingkatkan.

45

Page 46: Penelitian Tindakan Kelas.doc

DAFTAR PUSTAKA

Budi, Wono Setyo. 2006. Langkah Awal Menuju Ke Olimpiade Matematika Jilid 1. Jakarta: Ricardo.

Depag RI. 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depag RI.

Depag RI. 1995. Kurikulum Pendidikan Dasar Berciri Khas Agama Islam Landasan Program dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Depag RI.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Mansyur. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depag RI dan UT.

Elman Sadri,dkk. 1998. Bahasa Arab untuk MTsN Kelas VII. Jakarta: Dirjen Binbaga Islam.

Rusyan, Tabrani, 1995. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sitepu, B. R. 1999. Lagi-lagi Membaca. Buietin Pusat Perbukuan.V, 16-21.

Tampubolon. 1987. Membaca Cepat. Jakarta: Pustaka Binama Pressindo.

46

Page 47: Penelitian Tindakan Kelas.doc

Lampiran 1

PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

KELAS : .............................................SEMESTER : .............................................MATERI : .............................................TH PEL : .............................................

No Aspek aktivitas F KategoriKeterangan

tindakan

1 Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa

2 frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiriJumlahRata-rata

Keterangan: Siklus: ....................

Ngepung, ...............................Observer/Kolaborator

................................................NIP.

47

Page 48: Penelitian Tindakan Kelas.doc

Lampiran 2AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN

Nama Guru yang Diobservasi : ................................................Jabatan : ................................................NIP : ................................................Materi : ................................................Kelas/Semester : ................................................

No Aspek Nilai Kategori Keterangan Tindakan

AKesesuaian RPP dengan pelaksanaan Pembelajaran

1 Pra pembelajaran a. Pengecekan kesiapan

kelasb. Appersepsi

2 Kegiatan Intia. Penguasaan materib. Strategi pembelajaranc. Penggunaan materi

3 Penutupa. Refleksi/rangkuman

4 b. Tindak lanjutJumlahRata-rata

B Pemberian MotivasiJumlahRata-rata total

Ngepung, ...............................Observer/Kolaborator

................................................NIP.

48

Page 49: Penelitian Tindakan Kelas.doc

Lampiran 3

DATA NAMA SISWA KELAS IV SD NEGERI KRENCENG IV KEPUNG KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2011-2012

No. Nama Siswa KETERANGAN SIKLUS 1 SIKLUS 2

1 NURUL KOMARIYAH HADIR HADIR 2 HERI IRAWAN HADIR HADIR 3 MOH. IDHOM HADIR HADIR 4 MOH. RIDWAN HADIR HADIR 5 SITI AMINAH HADIR HADIR 6 ULIL AYU SAGITA HADIR HADIR 7 AHMAD HAFIS HADIR HADIR 8 DIVA NOVITA HADIR HADIR 9 DATIK DAMAYANTI HADIR HADIR 10 FIKI NUR FADLI HADIR HADIR 11 FERI SATRIA HUTAMA HADIR HADIR 12 KHOIRUL ROFIQ HADIR HADIR 13 MUHOBATUL KARIMAH HADIR HADIR 14 MOH. MUZAKI HADIR HADIR 15 MOH. HABIB HADIR HADIR 16 M. SYIFAK ANGKI HADIR HADIR 17 NUR AZMI W HADIR HADIR 18 NOVI RAHAYU HADIR HADIR 19 PUJIANTI HADIR HADIR 20 RIZKA AFIFATUL ILMI HADIR HADIR 21 TIRTA ARISELA HADIR HADIR 22 VIVI SILVIANA HADIR HADIR 23 WINDA AGUSTIN HADIR HADIR 24 YOGI KURNIAWAN HADIR HADIR 25 YOGA SUBITA AZIZ HADIR HADIR 26 AMELIA CINDY ANGGRAINI HADIR HADIR 27 RENDIS MAYASARI HADIR HADIR 28 MOH. FATHUL ALAM HADIR HADIR

Ngepung, ...............................Peneliti

................................................NIP.

49

Page 50: Penelitian Tindakan Kelas.doc

50

Page 51: Penelitian Tindakan Kelas.doc

APPERSEPSI MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DAN

GEOMETRI; DAN MENGKONDISIKAN KESIAPAN BELAJAR SISWA

SIKLUS 1

51

Page 52: Penelitian Tindakan Kelas.doc

APPERSEPSI MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DAN

GEOMETRI; DAN MENGKONDISIKAN KESIAPAN BELAJAR SISWA

SIKLUS 2

52

Page 53: Penelitian Tindakan Kelas.doc

SISWA MENGADAKAN DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMECAHKAN MASALAH TADRIBAT SIKLUS 1

53

Page 54: Penelitian Tindakan Kelas.doc

SISWA MENGADAKAN DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMECAHKAN MASALAH TADRIBAT SIKLUS 2

54

Page 55: Penelitian Tindakan Kelas.doc

SALAH SATU SISWA MEWAKILI KELOMPOKNYA MENAMPILKAN HASIL PEMECAHAN MASALAH DENGAN MATERI TADRIBAT SIKLUS 1

55

Page 56: Penelitian Tindakan Kelas.doc

PENELITI DAN KOLABORATOR MENGADAKAN DISKUSI/EVALUASI HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS 1 DENGAN MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DAN GEOMETRI

56

Page 57: Penelitian Tindakan Kelas.doc

57

Page 58: Penelitian Tindakan Kelas.doc

58