penelitian individu efisiensi manajemen server di data...
TRANSCRIPT
PENELITIAN INDIVIDU
Efisiensi Manajemen Server di Data Center UIN Jakarta
Dengan Menggunakan Konsep Virtualisasi
DISUSUN OLEH:
HUSNI TEJA SUKMANA, PH.D
PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013
2
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN ...................................................................................................................................4
1.1. Permasalahan Penelitian ..................................................................................................................5
1.2. Hipotesis............................................................................................................................................ 5
1.3. Tujuan Penelitian ..............................................................................................................................6
1.4. Landasan Teori dan Kerangka Konseptual ........................................................................................6
2. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................................................12
a. Metode pengumpulan data ..................................................................................................................12
b. Metode Virtualisasi Server..................................................................................................................12
c. Kerangka berfikir ................................................................................................................................12
3. KATEGORISASI SERVER ..................................................................................................................14
3.1. List existing Server .........................................................................................................................14
3.2. Kategorisasi Server Berdasarkan Penggunaan (resources).............................................................18
3.3. Kategorisasi server berdasarkan aplikasi ........................................................................................21
4. KONSOLIDASI SERVER ....................................................................................................................25
5. DISAIN VIRTUAL MACHINE............................................................................................................34
6. IMPLEMENTASI VIRTUAL MACHINE.......................................................................................................41
6.1. Instalasi ESX server..........................................................................................................................41
Instalasi ESXi........................................................................................................................................41
Setting ESXi .........................................................................................................................................45
6.2. Instalasi vSphere .............................................................................................................................49
6.4 Instalasi vCenter..............................................................................................................................53
6.5 Pembuatan VM ...............................................................................................................................55
7. KESIMPULAN......................................................................................................................................67
8. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................68
LAMPIRAN 1: RBA DANA PENELITIAN 2013.....................................................................................70
LAMPIRAN 2: CURRICULUM VITAE PENELITI.................................................................................71
3
4
1. PENDAHULUAN
Data center adalah tempat dimana data dan aplikasi diletakkan dan dijalankan. Data dan aplikasi
tersebut disimpan didalam beragam server sesuai dengan fungsi dari aplikasi dijalankan. Karena
beragam aplikasi tersebut, maka dibutuhkan beragam jenis server, seperti server database, proxy,
portal, website, aplikasi, mikrotik dan masih banyak lagi. Semakin beragam aplikasi yang dijalankan
maka semakin banyak server yang dibutuhkan.
Ada beberapa akibat pada saat datacenter “kebanjiran server”. Diantaranya, akan semakin banyak
energy listrik yang harus disediakan. Berdasarkan report dari Enviromental Protection Agency (EPA)
pada acara konferensi Server dan Data Center Efisiensi Energi menyatakan bahwa data center di USA
menyumbang 1.5% dari total USA konsumsi elektrik [1]. Dari tahun 2000-2006, konsumsi data
center di USA naik dua kali lipat dan menghabiskan anggaran $7.4 milliar dolar [2]. Beberapa
penelitian lain menyebutkan bahwa tahun 2000-20006 server tumbuh 5.5 juta menjadi 10.9 juta [3].
Disisi yang lain energy yang disediakan ternyata tidak sebanding dengan penggunaan resources
dari server. Dari hasil penelitian tentang utilisasi server dengan menggunakan VMware capacity
planner sebagai tools untuk mengukur kadar utilisasi, di tahun 2007 dari jumlah server yang diukur
tingkat rata-rata utilisasi hanya 0.5% dan sekitar 75% server memiliki utilisasi 5% [4]. Terlihat
ketimpangan antara banyaknya server yang ada menghabiskan begitu banyak energy dengan tingkat
penggunaan server yang rendah.
Disamping hubungan antara energy dan tingkat utilisasi yang rendah, masih ada satu lagi
masalah yang dihadapi oleh sistem administrator dengan banyaknya server di datacenter maka
semakin banyak server yang harus di maintenance. Kebutuhan maintenance ini biasanya dilakukan
akibat maintenance berkala, upgrade hardware, upgrade system dan kerusahakan hardware. Proses
maintenance ini membutuhkan waktu yang cukup panjang, mulai dari persiapan server baru,
persiapan aplikasi dan sistem dan juga persiapan disisi jaringan.
5
Masalah proses maintenance sampai sistem kembali naik juga sering terjadi di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta). Datacenter yang ada di kampus UIN Jakarta
memiliki beberapa kelemahan diantaranya sistem pendingin yang terkadang mati,suplai listrik mati
dari PLN dan juga ganset yang tidak berfungsi. Hal ini menyebabkan sering terjadinya kerusahakan
hardware, seperti hardisk, motherboard, jaringan dll. Efeknya sistem menjadi down. Sedangkan
catalog services [5] dari team datacenter sudah mencantumkan SLA dari team datacenter.
Untuk itu diperlukan sebuah mekanisme yang lebih efektif dalam rangka me-manage datacenter
di PUSKOM UIN Jakarta agar lebih mudah untuk di maintenance, ramah lingkungan, dan hemat
energy. Salah satunya dengan melakukan virtualisasi terhadap server-server dilingkungan UIN
Jakarta. Penelitian kami ini memfokuskan pada “Efisiensi Managemen Server di Data Center UIN
Jakarta dengan Menggunakan Konsep Virtualisasi”
1.1. Permasalahan PenelitianMasalah yang dibahas pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana meningkatkan efisiensi proses maintenance server di datacenter UIN Jakarta?
2. Bagaimana menurunkan tingkat penggunaan energy listrik agar pengembangan teknologi
komputer di UIN Jakarta menjadi ramah lingkungan dan berorienteasi kearah teknologi
hijau (green teknologi)?
1.2. HipotesisBeberapa hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Akan adanya kenaikan Service Level Agreement (SLA) apabila server di datacenter dapat
dimaintenance dengan menggunakan teknologi virtualisasi.
6
2. Adanya hubungan antara penurunan energy listrik dengan menggunakan teknologi
virtualisasi
3. Teknologi virtualisasi dapat mendukung upaca pengembangan sistem komputer di UIN
Jakarta menjadi lebih ramah lingkungan (green teknologi)
1.3.Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan efisiensi dan SLA dari proses maintenance server yang sering terjadi di
datacenter UIN Jakarta
2. Menurunkan tingkat pemakaian energy listrik di lingkungan datacenter UIN Jakarta
3. Implementasi virtualisasi server didatacenter UIN Jakarta
1.4.Landasan Teori dan Kerangka Konseptual1. Teknologi Hijau (green technology)
Naiknya tingkat penggunaan server di dalam datacenter menimbulkan beberapa
persoalan diantaranya: ruangan yang dibutuhkan menjadi lebih besar, konsumsi
energy meningkat dan kebutuhan akan management server menjadi lebih rumit.
Beberapa literature telah membahas bagaimana tingginya penggunaan energy untuk
pemakaian datacenter. Dalam sebuah kongres tentang server dan datacenter ditahun
2007, menyebutkan laporan Environmental Protection Agency (EPA) menyebutkan
bahwa datacenter di Amerika memakan porsi 1.5% dari total pemakaian energy listrik
dengan total biaya yang dibutuhkan sebesar $4.5 milliar [1]. Penelitian lain
7
menyebutkan bahwa ditahun 2000 sampai 2006, kebutuhan energy listrik meningkat
dua kali lipat, dan tahun 2011 kembali naik 2 kali lipat (100 milliar Kwh) , atau setara
dengan 7.4 milliar dolar Amerika [2]. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh [6], yang menyatkan bahwa konsumsi energy datacenter naik 2 kali lipat setiap 5
tahun.
Hal terjadi karena pertumbuhan server yang sangat tinggi. Ditahun 2000 sampai
2006, berdasarkan penelitian [2], pertumbuhan server meningkat dari 5.5 juta menjadi
10.9 juta server. Sedangkan pertumbuhan server tersebut menurut [13] membutuhkan
energy 10 sampai 30 kali lipat dibandingkan dengan kebutuhan energy untuk
perkantoran [7]. [8]menyebutkan bahwa Amerika dan Eropa teratas dalam hal
penggunaan energy datacenter, akan tetapi regional asia pasifik menjadi area yang
paling cepat pertumbuhan akan konsumsi energy datacenter.
Untuk Indonesia sendiri sudah ada komitment pemerintah untuk menurunkan
emisi gas rumah kaca dalam rangka pengembangan industri hijau. Industri hijau
menurut RUU Perindustrian adalah industry yang dalam proses produksinya
mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara
berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industry dengan
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat member manfaat bagi masyarakat [9].
Berdasarkan pertemuan G-20 di Pittsburgh, ditahun 2020 pemerintah memiliki
komitment untuk menurunkan emisi sebesar 26% [9]. Di Indonesia sendiri kebutuhan
energy listrik menyumbang emisi sebesar 24%.
2. Virtualisasi server
8
Salah satu cara untuk mengurangi tingkat energy di datacenter adalah dengan
menggunakan teknologi virtualisasi. Teknologi virtualisasi adalah teknologi dimana
Software berjalan diatas mesin virtual, bukan mesin sesungguhnya. Mesin Virtual
atau dalam bahasa Inggris disebut Virtual Machine (VM) adalah sebuah mesin yang
berjalan diatas mesin fisik , didalamnya bisa dilakukan instalasi Operting Sistem (OS)
dan aplikasi-aplikasi pendukung. Terminologi yang digunakan untuk membedakan
VM dan mesin fisik adalah dengan mengggunakan istilah Host sebagai mesin fisik,
dan guest untuk VM. Sehingga akan dikenal istilah Host OS dan guest OS. VM
pertama kali diperkenalkan tahun 1960 oleh IBM dengan pendekatan konsep Time
Sharing. Selanjutnya para perancang IBM (Gene Amdahl) membuat beberapa VM
dengan kemampuan terbatas pada tahun 1964. Baru pada tahun 1967, diperkenalkan
Host yang bisa support VM dengan kapasitas memory 256KB.
Walaupun terjadi perkembangan setiap saat terhadap teknologi VM, terdapat
periode dimana teknologi VM mengalami penurunan popularitas pada tahun 1980-
1990 dikarenakan penurunan harga komputer desktop. Sehingga client lebih
menyukai membeli komputer dibandingkan menggunakan teknologi VM. Akan tetapi
dengan polusi yang semakin banyak, menyadarkan masyarakat industry dan
pemerintah untuk beralih ke green technology.
Sebelum virtualisasi sebuah komputer atau server hanya memiliki satu sistem
operasi, hubungan antara software dalam hal ini sistem operasi dan hardware sangat
bergantung satu sama lain, interface antara hardware dan sistem operasi dilakukan
dengan menggunakan sistem ISA. Beberapa aplikasi bisa berjalan diatas sistem
operasi, aplikasi juga bisa berhubungan langsung dengan hardware dengan
menggunakan user ISA. Seperti bisa dilihat digambar dibawah ini, semua hardware
berkolaborasi dalam arsitektur x86.
Sedangkan setelah implementasi virtualisasi (contoh gambar diatas virtualisasi
dengan menggunakan VMware), sistem operasi berjalan diatas mesin
interface antara mesin virtual dengan mesin x86 dilakukan oleh Hypervisor, seperti
bisa dilihat pada gambar diatas. Aplikasi dengan menggunakan mesin virtual ini tidak
mengetahui apakah itu aplikasi tersebut berjalan dimesin sungguhan atau berjalan
diatas VM. Pada gambar diatas juga terlihat bahwa tingkat utilisasi server meningkat
dari 10% menjadi 90%.
Beberapa teknologi virtualisasi yang ada sekarang ini diantaranya:
1. VMWare
2. Citrix
3. Oracle
4. Microsoft
9
menggunakan user ISA. Seperti bisa dilihat digambar dibawah ini, semua hardware
berkolaborasi dalam arsitektur x86.
Gambar 1 Tradisional vs Virtualization [10]
Sedangkan setelah implementasi virtualisasi (contoh gambar diatas virtualisasi
dengan menggunakan VMware), sistem operasi berjalan diatas mesin
erface antara mesin virtual dengan mesin x86 dilakukan oleh Hypervisor, seperti
bisa dilihat pada gambar diatas. Aplikasi dengan menggunakan mesin virtual ini tidak
mengetahui apakah itu aplikasi tersebut berjalan dimesin sungguhan atau berjalan
Pada gambar diatas juga terlihat bahwa tingkat utilisasi server meningkat
dari 10% menjadi 90%.
Beberapa teknologi virtualisasi yang ada sekarang ini diantaranya:
menggunakan user ISA. Seperti bisa dilihat digambar dibawah ini, semua hardware
Sedangkan setelah implementasi virtualisasi (contoh gambar diatas virtualisasi
dengan menggunakan VMware), sistem operasi berjalan diatas mesin-mesin virtual,
erface antara mesin virtual dengan mesin x86 dilakukan oleh Hypervisor, seperti
bisa dilihat pada gambar diatas. Aplikasi dengan menggunakan mesin virtual ini tidak
mengetahui apakah itu aplikasi tersebut berjalan dimesin sungguhan atau berjalan
Pada gambar diatas juga terlihat bahwa tingkat utilisasi server meningkat
Beberapa teknologi virtualisasi yang ada sekarang ini diantaranya:
10
5. Redhat
6. Virtual Bridges
7. Proxmox
Dengan menggunakan teknologi virtualisai, maka akan terdapat penurunan
jumlah server secara fisik dimana akan mengakibatkan menurunnya beban energy dan
beban cost operation, selain itu ada kemudahan dalam memaintenance server dengan
melibatkan VMotion. VMWare VMotion adalah teknologi yang mengizikan para
pengguna untuk dapat melakukan migrasi VM antar Host yang memiliki
kompitabilitas yang sama tanpa adanya waktu downtime. Seperti yang bisa dilihat
pada dibawah, keseluruhan OS dan aplikasi didalam VM akan serta merta
dimigrasikan dari satu host ke host yang lain. Dengan adanya fitur VMotion ini,
pengguna, dari sisi aplikasi, tidak merasakan adanya perubahan terhadap server yang
digunakannya. Fitur ini, diantaranya, sangat bermanfaat terutama saat kita merasa
perlu adanya perbaikan dan atau penambahan (upgrade) server fisik tanpa adanya
downtime.
Gambar 2 Ilustrasi VMotion [11]
Berdasarkan status dari VM selama migrasi antara fisikal sever, migrasi dapat dilakukan
secara cold atau hot. Cold migrasi dilakukan dengan cara mematikan VM yang ada, setelah itu
11
dilakukan migrasi kemudian VM dihidupkan kembali. Cara-cara cold migrasi ini memiliki
kelemahan diantaranya aplikasi yang ada akan sempat putus. Sedangkan hot migrasi adalah
migrasi yang dilakukan dengan kondisi VM masih dalam keadaan menyala. VM dan beberapa
aplikasi yang berjalan diatasnya, berpindah dari satu host ke host yang lain tanpa terdeteksi
adanya perubahan dari sisi pengguna baik itu sebelum, saat dan setelah migrasi terjadi.
12
2. METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini, ada 2 metode yang akan yaitu metode pengumpulan data dan metode
virtualisasi server.
a. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data akan dilakukan dengan cara observasi, studi pustaka dan wawancara
kepada beberapa aktor yang berhubungan dengan pekerjaan maintence server di
datacenter UIN Jakarta
b. Metode Virtualisasi Server
Metode yang dipakai adalah menggunakan framework energy efficient data center using
virtualization [12]. Dalam framework ini tahapan yang harus dilalui adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan green datacenter
b. Kategorisasi datacenter kedalam komponen-komponen yang terukur
c. Identifikasi green metrics dan set benchmark
d. Identifikasi dan implement virtualisasi
e. Mengukur performance efisiensi energi
c. Kerangka berfikir
Untuk membuat aplikasi ini, peneliti menggunakan kerangka berfikir menurut [13]
Kategorisasi Server
•Kategorisasi berdasarkan penggunaan (resources)•Kategorisasi berdasarkan : Server Inovasi (Deplopment), Server Produksi, Mission Critical Server
Konsolidasi Server
Desain Virtual Machine
Implementasi Virtual Machine
13
•Melakukan Listing semua serverKategorisasi berdasarkan penggunaan (resources)
Kategorisasi berdasarkan : Server Inovasi (Deplopment), Server Produksi, Mission Critical Server
•Pengukuran ulitisasi server
•Design Host •Design storage•Design network
•Instalasi Host•Intalasi VM
•Storage dan Network Konfigurasi
Kategorisasi berdasarkan : Server Inovasi (Deplopment), Server Produksi, Mission Critical Server
14
3. KATEGORISASI SERVER
3.1. List existing Server
Setelah melakukan kunjungan lapangan ke datacenter di UIN Jakarta dan melakukan
wawancara dengan sistem administrator datacenter PUSKOM, ternyata Pusat Komputer
sudah melakukan dokumentasi mengenai datacenter menggunakan fasilitas wiki [14].
Wiki ini digunakan sebagai sarana untuk mengupdate informasi-informasi yang
berhubungan dengan server dari sisi penambahan dan pengurangan server, kesalahan atau
error yang terjadi pada server, alamat-alamat IP address, dan juga konfigurasi-konfigurasi
server.
Merujuk pada dokumentasi yang sudah PUSKOM buat, jumlah server yang ada di
datacenter UIN Jakarta ada sebanyak 23 unit ditambah dengan 3 server untuk persiapan
VM. Dengan komposisi dan merek bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1 Jumlah Server Berdasarkan Merek
NO Merek Jumlah
1 Acer Altos R 300 4
2 PC Compaq Presario 1
3 DELL R710 6
4 HP DL 380 G4 4
5 DELL R720 2
6 Blade server 610 6
TOTAL 23
15
Server-server yang ada ditempatkan dalam 3 lokasi yang berbeda untuk keperluan
backup data dan data disaster recovery (DRC). Lokasi pertama berada dilingkungan UIN
Jakarta, lokasi untuk backup data berada di datacenter gedung cyber kuningan Jakarta,
dan lokasi ketiga untuk DRC berada di datacenter penyedia jasa internet di provinsi Bali.
Untuk lebih mendapatkan visualisasi kondisi datacenter di UIN Jakarta bisa
dilihat pada dibawah ini. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini, perangkat-
perangkat yang ada tidak hanya server, tetapi juga ada perangkat lain seperti perangkat
jaringan (core switch, router, microtik), KVM switch, tempat penyimpanan atau storage,
monitor dan juga perangkat UPS.
Gambar 3 Server di Datacenter UIN Jakarta
Komponen yang juga penting dalam datacenter adalah pendingin ruangan, hasil
observasi penulis, pada datacenter UIN Jakarta terdapat 4 buah pendingin ruangan
dengan 3 aktif pendingin dan 1 untuk backup pendingin. Dan setelah kami ukur, suhu
didalam datacenter berkisar antara 15-20 derajat celcius.
16
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Mueen [13], listing server harus
melibatkan semua server baik itu server yang ter-utilisasi mapun server yang tidak ter-
utilisasi. Biasanya server yang ter-utilisasi adalah server produksi, sedangkan yang tidak
banyak pemakaiannya (tidak ter-utilisasi) adalah server testing atau server pengembangan
aplikasi. Informasi yang dibutuhkan untuk mendata server sebelum dilakukan analisa
utilisasi penggunaan energy dan efisiensi managemen adalah sebagai berikut [13]:
Tabel 2 List Server Berdasarkan Processor dan Memori
No Server Model Processor Memory
1 Acer Altos R 300
2 Acer Altos R 300
3 Acer Altos R 300
4 Acer Altos R 300
5 PC Compaq Presario
6 DELL R710 Intel(R) Xeon(R) CPU E5620 @ 2.40GHz
7 DELL R710 Intel(R) Xeon(R) CPU E5620 @ 2.40GHz
8 DELL R710 Intel(R) Xeon(R) CPU E5620 @ 2.40GHz
9 DELL R710 Intel(R) Xeon(R) CPU E5620 @ 2.40GHz
10 DELL R710 Intel(R) Xeon(R) CPU E5620 @ 2.40GHz
11 DELL R710 Intel(R) Xeon(R) CPU E5620 @ 2.40GHz
12 HP DL 380 G4
13 HP DL 380 G4
17
14 HP DL 380 G4
15 HP DL 380 G4
16 DELL R710 Intel(R) Xeon(R) CPU E5620 @ 2.40GHz
17 DELL R710 Intel(R) Xeon(R) CPU E5620 @ 2.40GHz
18 Blade M610 Intel(R) Xeon(R) CPU X5650 @ 2.67GHz
Tabel 3 List Server Berdasarkan Network, Storage, OS
No Server Tipe Network OS
1 Acer Altos R 300 Public, Local, 100 Mbps Ubuntu
2 Acer Altos R 300 Public, Local, 100 Mbps Ubuntu
3 Acer Altos R 300 Public, Local, 100 Mbps Ubuntu
4 Acer Altos R 300 Public, Local, 100 Mbps Ubuntu
5 PC Compaq Presario Public, 100 Mbps Centos
6 DELL R710 Public, Local, 1 GB Centos
7 DELL R710 Public, Local, 1 GB Centos
8 DELL R710 Public, Local, 1 GB Centos
9 DELL R710 Public, Local, 1 GB Centos
10 DELL R710 Public, Local, 1 GB Centos
11 DELL R710 Public, Local, 1 GB Centos
12 HP DL 380 G4 Public, Local, 100 Mbps Centos
18
13 HP DL 380 G4 Public, Local, 100 Mbps Centos
14 HP DL 380 G4 Public, Local, 100 Mbps Centos
15 HP DL 380 G4 Public, Local, 100 Mbps Centos
16 DELL R710 Public, Local, 1 GB Centos
17 DELL R710 Public, Local, 1 GB Centos
18 Blade M610 Public, Local, 1 GB Centos
19 Blade M610 Public, Local, 1 GB Centos
20 Blade M610 Public, Local, 1 GB Centos
Dalam penelitian kami, peneliti hanya akan memfokuskan efisiensi manajemen
server dan pengukuran energi yang digunakan oleh perangkat server saja, sehingga untuk
perangkat yang lain untuk sementara diabaikan.
3.2. Kategorisasi Server Berdasarkan Penggunaan (resources)
Setelah mendata semua server didapatkan, langkah berikutnya adalah melakukan
server. Ada dua yang akan dikerjakan dalam proses kategorisasi ini, pertama adalah
kategorisasi berdasarkan tipe penggunaan server. Dan yang kedua kategorisasi
berdasarkan aplikasi yang berjalan pada server tersebut.
[13] dalam penelitiannya telah mengkategorikan jenis-jenis server berdasarkan
kegunaan. Diantaranya adalah:
Network server
Management server
Terminal server
19
File dan Printer server
Server aplikasi
Web server
Database server
Untuk melengkapi list-list server diatas, penulis menambahkan 1 jenis server yang
penggunaannya dikhusus kan ke security. Server security ini penulis pisahkan karena ada
beberapa server yang memang dikhususkan sebagai firewall untuk mencegah terjadinya
tindakan serangan dan juga untuk memanage jaringan dengan pemasangan beberapa
aturan dalam akses internet.
Berikut adalah list server yang berada di datacenter UIN Jakarta berdasarkan
kategori yang sudah dijelaskan diatas:
Tabel 4 List Server Berdasarkan Penggunaan
No Penggunaan Server Data Server
1 Network server Proxy
2 Management server Secondary DNS Server
(portal), SVN Server, Primary
DNS server (website UIN),
LDAP server, backup SVN
3 Terminal server DRC server
4 File dan Printer server
5 Server aplikasi Testing applikasi, aplikasi
20
SIRI, AIS Testing, Testing
aplikasi 2, AIS
6 Web server Secondary DNS Server
(Portal), Primary DNS Server
(website UIN), H2H, Aplikasi
SPMB
7 Database server Db testing server, database
production, database
streaming,
8 Security server Proxy, Firewall, proxy
backup, LDAP server
terlihat dari tabel diatas, data server ada yang masuk kedalam lebih dari satu
kategori, hal ini disebabkan karena beberapa server yang memiliki fungsi ganda.
Misalnya server proxy selain digunakan untuk memanage jaringan, juga digunakan
sebagai filtering akses internet. Server LDAP yang berfungsi sebagai security server,
karena dapat melakukan filtering akses masuk kedalam internet dengan menggunakan
account, dapat diartikan juga sebagai bagian dari server manejemen dikarenakan LDAP
dapat memanage akun untuk akses mendapatkan akses internet berdasarkan role yang
sudah ditetapkan. Misalnya berapa besar bandwidth yang diberikan untuk tenaga
pengajar, mahasiswa dan staf.
21
3.3. Kategorisasi server berdasarkan aplikasi
Kategorisasi server berdasarkan aplikasi ini digunakan untuk melihat server
berdasarkan jenis aplikasi yang dijalankan didalamnya. Untuk penyusunan kategori ini,
penulis mengikuti riset yang dilakukan oleh [12]. Pada riset tersebut, kategorisasi server
di bagi menjadi tiga yaitu:
Server inovasi
Server produksi
Mission critical server (server yang sangat penting dan real time)
Server inovasi adalah server yang diperuntukkan sebagai server pengembangan
dan sekaligus sebagai server testing. Server ini sangat penting, karena setiap ada
perubahan dan pengembangan pasti menggunakan server ini untuk ditesting sebelum
aplikasi naik ke server produksi. Kalau berjalan normal server yang masuk kedalam
kategori inovasi server ini tidak memiliki load yang terlalu tinggi, apalagi untuk aplikasi-
aplikasi yang sifatnya sudah cukup mature seperti aplikasi AIS. Akan tetapi diwaktu-
waktu tertentu server ini memiliki load yang paling tinggi, karena digunakan sebagai
speed test, load dan penetrasi test.
Server produksi adalah server yang sedang dipakai untuk kegiatan-kegiatan yang
sifatnya sudah dipakai. Contohnya dalam kasus UIN Jakarta adalah server yang
digunakan untuk aplikasi AIS, Host to Host, SPMB, Sistem Informasi Riset, website-
website dilinkungan UIN dan lain sebagainya.
Sedangkan server yang termasuk dalam kategori mission critical adalah server
yang bersifat real time, mengkonsumsi banyak energy dan menghandle aplikasi yang
dipakai oleh banyak user, dan apabila server tersebut down, maka proses bisnis
22
terganggu. Contoh dari server yang ada di UIN Jakarta adalah proxy server, DNS server,
dan aplikasi AIS.
Berdasarkan data server yang ada di Datacenter UIN Jakarta, kategorisasi untuk
server bisa dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5 Kategorisasi Jenis Server
No Jenis Server Aplikasi Jenis Server
1
Acer Altos R 300
Web server sebagai
portal web fakultas,
prodi dan unit-unit,
DNS Server
Produksi, Mission
Critical Server
2 PC Compaq Presario SVN Server Inovasi
3 DELL R 710 Proxy Mission critical server
4DELL R 720 Database streaming
Produksi, Mission
critical server
5
DELL R 720
Testing aplikasi
dengan
menggunakan
Tomcat
Inovasi
6 Acer Altos R 300 Proxy Backup Produksi
7Acer Altos R 300
Website UIN (DNS
Public)
Produksi
23
8 HP DL 380 G4 LDAP Server inovasi
9 HP DL 280 G5 Database aplikasi Produksi
10 Acer Altos R 300 SVN-Backup Inovasi
11 HP DL 380 Aplikasi tomcat Inovasi
12 HP DL 380 G5 DRC Inovasi
13 DELL R 710 Web server Produksi
14DELL R 710 db-production
Produksi, Mission
Critical
15DELL R 710 H2H
Produksi, Mission
critical
16DELL R 710 H2H2-SPMB
Produksi, Mission
Critical
17DELL R 710 N2N1 - dbStreaming
Produksi, Mission
Critical
18Blade M610 AIS
Produksi, Mission
Critical
19Blade M610 AIS
Produksi, Mission
Critical
20Blade M610 AIS
Produksi, Mission
Critical
Dari 20 server yang digunakan, terlihat bahwa setelah dikategorisasikan, jumlah
server inovasi ada 6 server, server produksi ada sebanyak 13 server dan critical mission
24
server ada sebanyak 10 server. Ada beberapa server yang masuk kedalam dua kategori,
dalam hal ini setelah peneliti amati beberapa server yang dilist sebagai server produksi,
tetapi dalam pelaksanaanya server produksi itu bersifat sangat vital bagi jalannya
keberlansungan bisnis UIN Jakarta.
Sebagai contoh server yang bisa dikategorikan sebagai server produksi dan mission
critical server adalah server-server yang melayani aplikasi AIS. Disatu sisi AIS adalah
aplikasi produksi yang melayani core bisnis dari administrasi akademik UIN Jakarta,
sehingga server ini sangat berpotensi dimasukkan juga sebagai mission critical karena
server ini memiliki beban yang paling besar dan apabila server ini mati, maka hampir bisa
dipastikan bahwa layanan akademik akan lumpuh.
25
4. KONSOLIDASI SERVER
Step ini sangat penting untuk implementasi virtual machine, karena pada langkah ini, kita
akan melakukan analisa workload setiap server. Load yang akan diukur adalah load dari CPU
pada masing-masing server. Selain itu dalam konsolidasi server ini, penulis akan mencoba
mendapatkan beban energy listrik yang digunakan oleh masing-masing server, yang nantinya
akan dibandingkan dengan keadaan setelah dilakukan virtualisasi.
Untuk mendapatkan hasil load dari sebuah server, pertama peneliti mencari beberapa
tools yang bisa digunakan untuk mendapatkan hasil CPU utilisasi. Karena semua server yang
ada di datacenter UIN Jakarta menggunakan sistem operasi linux (centos dan ubuntu), maka
penulis fokus mencari tools untuk linux. Beberapa peneliti menggunakan perintah standar di
linux yang dijadikan log. Perintah standar yang digunakan adalah top (lihat gambar dibawah
ini). Data yang diambil untuk utilisasi ini adalah data yang diamati oleh staff Pusat
Komputer UIN Jakarta dengan menggunakan perintah top tersebut. Penulis tidak secara
langsung melakukan pengambilan data utilisasi ini dikarenakan waktu dan akses kedalam
server yang terbatas.
26
Gambar 4 Melihat utilisasi CPU dan Memory
Kesimpulan yang penulis dapatkan dari wawancara staf Pusat Komputer, untuk
utilisasi penggunaan CPU untuk masing-masing server rata-rata semua dibawah 50%,
hanya saja terdapat beberapa waktu yang load aplikasi bisa mencapai diatas 90%. Server-
server yang loadnya tinggi tersebut adalah server yang dipakai untuk core-aplikasi UIN
Jakarta, seperti AIS dan SPMB.
Waktu-waktu sibuk dalam satu tahun biasanya terjadi sebanyak 2 kali, yaitu pada
setiap pergantian semester. Dalam hal ini terdapat adanya aktifitas yang mengharuskan
27
setiap dosen, calon mahasiswa, dan mahasiswa untuk menggunakan sistem. Penjelasan
mengenai waktu sibuk berdasarkan aplikiasi bisa dilihat pada tabel dibawah ini,
dilanjutkan dengan kesimpulan beban server yang ada di datacenter UIN Jakarta.
Tabel 6 Waktu Sibuk Server Berdasarkan Aplikasi
No Aplikasi Aktifitas Waktu
`1 AIS Pengisian nilai akhir mahasiswa
semester genap
Juni-Agustus
Pengisian KRS mahasiswa
semester ganjil
Juli-September
Mahasiswa melihat nilai
semester genap
Juni-September
Mahasiswa mengisi evaluasi
dosen semester genap
Juli-Agustus
Pembayaran mahasiswa
semester ganjil
Juli-September
Pengisian nilai akhir mahasiswa
semester genap
Desember-januari
Pengisian KRS mahasiswa
semester ganjil
Desember-januari
Mahasiswa melihat nilai
semester genap
Desember-januari
28
Mahasiswa mengisi evaluasi
dosen semester genap
Desember-januari
Pembayaran mahasiswa
semester genap
Desember-januari
Print transkrip wisuda semester
ganjil
November
Print transkrip wisuda semester
genap
Mei
2 SPMB Penerimaan mahasiswa baru via
jalur mandiri
Juni-September
Tabel 7 Utilisasi Server
No Nama Server Waktu Sibuk
(3 bulan)
Waktu
Normal
(9 bulan)
Jenis Server Rata-Rata
1 Web server
sebagai portal
web fakultas,
prodi dan unit-
unit, DNS Server
<20% <10% Produksi,
Mission
Critical
Server
12.50
2 SVN Server <3% Inovasi 3.00
29
3Proxy
<40% <10% Mission
critical server
17.50
4Database
streaming
<80% <10% Produksi,
Mission
critical server
27.50
5 Testing aplikasi
dengan
menggunakan
Tomcat
<5% <3% Inovasi 4
6 Proxy Backup 0 0 Produksi -
7 Website UIN
(DNS Public)
<30% <3% Produksi 12.25
8 LDAP Server <5% <3% inovasi 3.50
9 Database aplikasi <80% <10% Produksi 27.50
10 SVN-Backup 0 0 Inovasi -
11 Aplikasi tomcat <10% <3% Inovasi 6
12 DRC 0 0 Inovasi -
13 Web server <30% <3% Produksi 9.75
14
db-production
<80% <10% Produksi,
Mission
Critical
27.50
15H2H
<10% <3% Produksi,
Mission
4.75
30
critical
16
H2H2-SPMB
<90% <0% Produksi,
Mission
Critical
24.75
17N2N1 -
dbStreaming
<80% <10% Produksi,
Mission
Critical
27.50
18
AIS
<80% <10% Produksi,
Mission
Critical
27.50
19
AIS
<80% <10% Produksi,
Mission
Critical
27.50
20
AIS
<80% <10% Produksi,
Mission
Critical
27.50
Dari kesimpulan load CPU diatas dapat dilihat bahwa utilisasi untuk masing-
masing server semuanya dibawah 50%, hanya ada sekitar 40% server yang memiliki load
CPU berkisar 50% untuk jam-jam sibuk. Artinya dari sisi penggunaan, server-server di
datacenter UIN Jakarta terlihat belum terutilisasi dengan sempurna. Sedangkan dari sisi
yang lain, pemakaian listrik untuk 20 server ini sangat besar, sehingga dibutuhkan sebuah
31
teknologi lain yaitu teknologi virtualisasi untuk membuat penggunaan energi listrik
menjadi lebih rendah.
Dari spesifikasi server-server yang ada, peneliti mendapatkan besaran power
supply untuk masing-masing server berdasarkan website spesifikasi server [15] [16] [17]
[18] didapat sebagai berikut:
Tabel 8 Energi Listrik yang digunakan server
RACK 1 Jumlah
Server
Power
Consumsion
(watt)
Total Power
(watt)
1 HP DL 380 G4 3 575 1725
2 DELL R 710 7 570 3990
4 Acer Altos R
300
5 200 1000
5 DELL R720 2 570 1040
6 Dell M610 3 0 0
TOTAL 20 7855
Catatan: untuk DELL M610 tidak dimasukkan karena secara fisik server ini tidak memiliki power sendiri karena melekat pada enclosure yang ada
Total pemakain listrik seperti tertera pada tabel diatas adalah 7,855 watt dengan
jumlah server sebanyak 20 server. Dengan utilisasi kurang dari 50% maka sangat mungkin
untuk melakukan konsolidasi server dengan menggunakan teknologi VM. Konsolidasi
server yang akan dilakukan adalah meningkatkan utilisasi server. Untuk pendekatan formal
utilisasi server, peneliti menggunakan pendekatan utilisasi rasio maksimal adalah 50%,
32
serhingga untuk server yang sebelumnya memiliki utilisasi 25%, maka setelah konsolidasi
rasionya menjadi 1:2. Sebagai contoh, db_production yang memiliki utilisasi 27%, maka
setelah rasionalkan maka utilisasinya akan menjadi 50% dengan rasio 1:2. Artinya kondisi
seharusnya resources untuk db_production (server db_production) bisa digunakan untuk
dua aplikasi. Lebih lengkap mengenai konsolidasi server setelah utilisasi adalah sebagai
seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 9 Penghematan Energi setelah Konsolidasi
No Kategorisasi Inovasi Produksi Mission Critical
1 Rasio
Konsolidasi 15:1
4:1 2:1
2 Sebelum
Konsolidasi3-6% 4.75-12.5% 17.5-27.5%
3 Setelah
konsolidasi ±50% ±50% ±50%
4 Kondisi energy
setelah
konsolidasi
570 watt 1040 watt 2280 watt
TOTAL 3890 watt
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi sebelum dan
setelah konsolidasi, terdapat penghematan penggunaan energy listrik. Sebelumnya
dengan kondisi 20 server yang ada, dibutuhkan sebesar 7855 watt, sedangkan setelah
33
dilakukan konsolidasi energy yang dibutuhkan adalah sebesar 3890 watt. Terdapat
penghematan sebesar 3965 watt atau lebih dari 50%.
Selain dari sisi energy, proses konsolidasi juga dapat memberikan efek efesiensi
bagi pengelola manajemen datacenter. Sebelumnya sistem administrator harus memantau
semua aktifitas dari 20 server yang ada. Menurut hasil observasi lapangan yang peneliti
lakukan dan yang peneliti mengalami sendiri. Proses perbaikan untuk sebuah server, jika
terjadi kerusakan minimal dibutuhkan waktu sekitar 3 jam. Kondisi ini menjadi lebih
parah apabila kerusakan yang terjadi adalah kerusakan hardware, sehingga harus
menunggu datangnya sparepart dari vendor penyedia. Sehingga DataCenter UIN Jakarta
perlu untuk dibenahi dengan menggunakan teknologi Virtualisasi agar manajemen server
menjadi lebih baik lagi.
34
5. DISAIN VIRTUAL MACHINE
Setelah server-server yang ada dikonsolidasi, sesuai dengan tabel Penghematan Energi
diatas, didapatkan bahwa kebutuhan server untuk inovasi hanya dibutuhkan satu server,
sedangkan server untuk produksi dibutuhkan dua server dan untuk mission critical server
dibutuhkan 4 server. Artinya dapat disimpulkan bahwa dari 20 server yang ada sekarang ini,
berdasarkan dari sisi utilisasi seharusnya bisa di kerjakan oleh 7 server saja.
Sehingga disain yang digunakan menggunakan pendekatan server yang minimal untuk
menghasilkan utilisasi yang maksimal. Server yang digunakan dalam terminologi virtual
machine sebagai mesin fisik disebut host [19]. Sehingga dalam peneltian ini digunakan 7
server yang digunakan sebagai host virtual machine.. Untuk mendisain host secara fisik,
penulis mencoba memberdayakan resources datacenter yang ada seperti blade server, storage
dan server-server lainnya. Disain antara host dan storage dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
35
Gambar 5 Topologi Server dan Storage
Server yang digunakan adalah server blade, sesuai dengan resources yang dimiliki
oleh UIN Jakarta. Server blade yang digunakan adalah menggunakan merek DELL
M610, dengan kapasitas 4 core dan memory 24 GB. Storage yang digunakan
menggunakan vendor yang sama yaitu seri DELL MD 3600. Karena server blade
memang ditujukan untuk virtualisasi, maka sesuai dengan sifatnya yang tidak memiliki
power sendiri, maka blade tesebut harus digunakan dengan menggunakan enclosure
dengan merek DELL M1000 series.
Server blade dan storage dihubungkan dengan 10Gb iSCSI (dalam gambar bisa
dilihat warna biru). Untuk lebih menjamin koneksi antara host dan storage, maka didisain
koneksi tersebut redundant (lihat gambar warna kuning). Koneksi yang besar ini
digunakan untuk menjamin komunikasi data antara blade dan storage tidak menjadi
penghambat komunikasi data.
Langkah selanjutnya yang sangat penting dilakukan adalah mendisain komposisi
storage yang ada. Untuk menjamin availability, performa dan redudancy dari data yang
akan disimpan, maka dipilih tipe RAID 1
mulai dari tipe RAID 0,1,5 dan RAID 10. RAID 0 tidak memiliki mirror dan parity,
sehingga jenis ini merupakan penggabungan hardisk yang ada. Sedangkan RAID 1,
memiliki mirror untuk setiap data. Perbedaan RAID 1 dan RAID 10 yang kita pilih bisa
dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar
Berdasarkan gambar diatas, terlihat perbedaan mendasar dari dua
tersebut, untuk RAID 10, dibutuhkan minimal 4 buah hardisk sedangkan untuk RAID 1
hanya dibutuhkan minimal 2 hardisk. Setiap RAID memiliki I/O penalty
dan 10 memiliki I/O penalty sebesar 2, RAID 5 memil
memiliki penalty 6. Sehingga atas dasar ini lah peneliti menggunakan memilih RAID 10
dalam rangka meningkatkan kecepatan, availability dan redundancy dari data yang ada.
Terdapat konsekwensi logis dalam pemilihan jenis RAID ter
storage yang ada hanya setengah dari jumlah total kapasitas hardisk yang dimiliki.
Storage yang dimiliki
masing memiliki kapasitas sebesar 300 GB (tercatat dalam sistem 278
36
Langkah selanjutnya yang sangat penting dilakukan adalah mendisain komposisi
Untuk menjamin availability, performa dan redudancy dari data yang
disimpan, maka dipilih tipe RAID 10. Ada beberapa tipe RAID yang bisa dipilih
mulai dari tipe RAID 0,1,5 dan RAID 10. RAID 0 tidak memiliki mirror dan parity,
sehingga jenis ini merupakan penggabungan hardisk yang ada. Sedangkan RAID 1,
tuk setiap data. Perbedaan RAID 1 dan RAID 10 yang kita pilih bisa
dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6 RAID 1 vs RAID 10 [20]
Berdasarkan gambar diatas, terlihat perbedaan mendasar dari dua
tersebut, untuk RAID 10, dibutuhkan minimal 4 buah hardisk sedangkan untuk RAID 1
hanya dibutuhkan minimal 2 hardisk. Setiap RAID memiliki I/O penalty
dan 10 memiliki I/O penalty sebesar 2, RAID 5 memiliki I/O penalty 4 dan RAID 6
memiliki penalty 6. Sehingga atas dasar ini lah peneliti menggunakan memilih RAID 10
dalam rangka meningkatkan kecepatan, availability dan redundancy dari data yang ada.
Terdapat konsekwensi logis dalam pemilihan jenis RAID tersebut, yaitu jumlah kapasitas
storage yang ada hanya setengah dari jumlah total kapasitas hardisk yang dimiliki.
Storage yang dimiliki memiliki hardisk sebanyak 12 dengan tipe SAS, masing
masing memiliki kapasitas sebesar 300 GB (tercatat dalam sistem 278.896 GB)
Langkah selanjutnya yang sangat penting dilakukan adalah mendisain komposisi
Untuk menjamin availability, performa dan redudancy dari data yang
yang bisa dipilih,
mulai dari tipe RAID 0,1,5 dan RAID 10. RAID 0 tidak memiliki mirror dan parity,
sehingga jenis ini merupakan penggabungan hardisk yang ada. Sedangkan RAID 1,
tuk setiap data. Perbedaan RAID 1 dan RAID 10 yang kita pilih bisa
Berdasarkan gambar diatas, terlihat perbedaan mendasar dari dua jenis RAID
tersebut, untuk RAID 10, dibutuhkan minimal 4 buah hardisk sedangkan untuk RAID 1
hanya dibutuhkan minimal 2 hardisk. Setiap RAID memiliki I/O penalty [21], RAID 1
iki I/O penalty 4 dan RAID 6
memiliki penalty 6. Sehingga atas dasar ini lah peneliti menggunakan memilih RAID 10
dalam rangka meningkatkan kecepatan, availability dan redundancy dari data yang ada.
sebut, yaitu jumlah kapasitas
storage yang ada hanya setengah dari jumlah total kapasitas hardisk yang dimiliki.
memiliki hardisk sebanyak 12 dengan tipe SAS, masing-
.896 GB). Sehingga
37
yang seharusnya jumlah kapasitas adalah 300 GB x 12 buah hardisk yaitu sebesar 3.6
Tera, karena teknologi RAID yang dipilih adalah RAID 10, maka yang terbaca di sistem
jumlah kapasitas hardisk adalah sebesar 1.6 TB. Untuk penjelasan secara fisik bagaimana
MD 3600 series DELL yang dimiliki oleh datacenter UIN Jakarta bisa dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 7 Gambaran Fisik dari Storage MD3600 Series UIN Jakarta
Langkah berikutnya dalam proses ini adalah melakukan konsolidasi kapasitas
storage yang ada. Kapasistas storage yang dimiliki oleh datacenter UIN Jakarta adalah
sebesar 1.6 TB yang akan dibagi-bagi menjadi beberapa Logical Number Unit (LUN).
Untuk membagi berdasarkan LUN, penulis menggunakan pendekatan best practice yang
pernah yang dibuat oleh [22] (lihat gambar dibawah ini).
38
Gambar 8 Best Practice Pembagian LUN
Melihat dari kebutuhan dan jenis server yang ada di datacenter UIN, penulis
membagi 1.6 TB kapasitas storage yang ada menjadi 4 LUN. Diantaranya adalah OS,
Database (DB), streaming dan Portal (web hosting). Dengan kapasitas sebagai berikut:
Tabel 10 Pembagian LUN Storage UIN Jakarta
No Nama LUN Kapasitas
1 OS 720 GB
2 DB 400 GB
3 Streaming 300 GB
4 Portal 253 GB
Kapasitas OS yang akan diletakkan kedalam storage berdasarkan tabel diatas
adalah 720GB dibagi dengan 20 server yang akan dikonsolidasi, yaitu sekitar 35GB
39
untuk satu guest OS, dengan cadangan storage sebesar 20GB. Database juga akan
diletakkan didalam storage dengan LUN yang berbeda dari LUN OS yaitu sebesar
400GB. Database ini akan digunakan bersama-sama untuk database AIS, SPMB, LKP
dan aplikasi-aplikasi yang lain. Database streaming dikhususkan untuk database berupa
file-file materi perkuliahan, foto mahasiswa, foto dosen, hasil transkrip yang tersimpan
dan lain sebagainya. Jumlah yang dialokasikan adalah sebesar 300GB. Sedangkan LUN
nomor 4 digunakan sebagai penyimpanan web hosting untuk portal. Isi dari portal adalah
website-website fakultas, prodi, pusat-pusat, lembaga-lembaga dan organisasi lainnya.
Setelah dilakukan clusterisasi storage menjadi LUN, selanjutnya dibutuhkan
disain untuk meng-groupkan 7 hosts yang ada kedalam LUN. Maksud dari pekerjaan ini
adalah untuk memetakan host dan LUN, sebagai contoh kalau host 1 diperuntukan untuk
aplikasi production AIS, maka host 1 akan di mapping-kan ke LUN 1 dan LUN 2. Tabel
dibawah ini adalah tabel skema mapping antara host dan LUN.
Tabel 11 Mapping Host dan LUN
No Host LUN
1 Blade 1 1,2
2 Blade 2 1,2
3 Blade 3 1,2
4 Blade 4 1,2,3
5 Blade 5 1
40
6 Blade 6 1,4
7 Blade 7 1,4
Langkah terakhir dalam proses disain ini adalah melakukan pementaan jenis
aplikasi dan VM yang akan dipakai. Sebelumnya, dalam proses konsolidasi didapat
kebutuhan server adalah sebanyak 20 server. Sehingga dalam satu host bisa diset 1-4 VM,
bergantung dari kebutuhan yang akan digunakan. Dengan menggunakan 4 VM untuk
setiap host, artinya akan terdapat 28 server VM. Kekurangan tempat penyimpanan untuk
sistem operasi untuk beberapa VM dapat diatasi dengan menggunakan kapasitas
penyimpanan lokal yang melekat dengan setiap server blade. Untuk kasus ini, setiap
server blade memiliki 300 GB hardisk, sehingga dengan 7 server, dapat dimanfaatkan
sekitar 2 TB.
41
6. IMPLEMENTASI VIRTUAL MACHINE
Imlementasi Virtual Machine di datacenter UIN Jakarta terdiri dari beberapa langkah,
diantaranya adalah instalasi ESX server, instalasi vSphere dan vSphere center dan diakhiri
dengan pembuatan VM.
6.1. Instalasi ESX server
Download ESXi
ISO ESXi dapat diunduh melalui website resmi VMware secara gratis dengan
melakukan register terlebih dahulu pada http://www.vmware.com/products/vsphere-
hypervisor/overview.html,
Instalasi ESXi1. File ISO yang telah di download di-burn menggunakan CD burner. Setelah selesai,
booting computer dengan CD VMware ESXi berada dalam CD/DVD ROM yang
sudah diset sebagai booting media pertama.
Gambar 9 Proses Booting
42
2. ESXi akan menampilkan pesan ekstrak file iso. Tunggu sampai ada permintaan
respon.
Gambar 10 Loading file ISO
3. Untuk proses instalasi dapat mengikuti pesan yang muncul pada tampilan wizard,
misalnya untuk melakukan proses instalasi bisa menekan tombol ENTER sedangkan
untuk membatalkannya bias menekan tombol ESC.
43
Gambar 11 Memulai instalasi
4. Tekan tombol F11 untuk menyetujui “End User License Agreement (EULA)” dan
melanjutkan proses instalasi.
5. Memilih lokasi disk untuk menyimpan file instalasi VMware ESXi
Gambar 12 Pemilihan Penyimpanan ESXi
44
6. Pilih keyboard layout yang akan digunakan. Disini dipilih layout “US Default” dan
kemudian tekan “Enter” untuk melanjutkan instalasi.
7. Masukkan password untuk host VMware ESXi. Password ini akan digunakan untuk
login pada VMware Infrastructute Client (VI Client).
8. Sistem akan melakukan scanning terhadap installer yang telah dikonfigurasi.
9. Pesan notifikasi yang muncul pada layar setelah konfigurasi installer selesai. Tekan
tombol F11 pada keyboard untuk melanjutkan proses instalasi VMware ESXi.
10. Proses instalasi sedang berjalan dan tunggu hingga prosesnya selesai.
11. Apabila proses instalasi berhasil, maka pada layar akan muncul notifikasi seperti
terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 13 Proses instalasi selesai
45
12. Setelah proses instalasi selesai, system akan melakukan reboot. Jangan lupa untuk
mengeluarkan CD instalasi dari CD/DVD ROM.
13. Setelah reboot, pada layar akan muncul tampilan interface dari ESXi yang telah
terinstall.
Gambar 14 ESXi Setelah Proses Instalasi
14. Untuk melakukan manajemen instalasi dan konfigurasi virtual machine pada VMware
ESXi, bisa digunakan VMware Infrastructure Client. VI Client ada yang berbasiskan
web, atapun berbasiskan aplikasi desktop.
Setting ESXi1. Konfigurasi Network Adapter
Untuk melakukan konfigurasi network adapter, masuk ke menu “Network Adaptor”
dan kemudian pilih network adaptor sesuai dengan yang digunakan.
46
Gambar 15 Konfigurasi Network
2. Konfigurasi IP Address
Dalam konfigurasi alamat IP, yang harus diperhatikan disini adalah pemberian alamat
IP harus satu network dengan jaringan yang ada. Apabila dalam pemberian alamat IP
menggunakan dynamic IP Address maka sistem akan otomatis memberikan alamat IP
secara default.
47
Gambar 16 Setting Alamat IP
Apabila menggunakan Static IP Address, kita harus memberikan alamat IP secara
manual dan disesuaikan dengan IP yang ada di dalam network yang ada.
3. Konfigurasi DNS
Saat konfigurasi DNS, ada tiga hal yang harus dikonfigurasi. Pertama adalah primary
DNS yang merupakan DNS utama yang digunakan, yang kedua adalah secondary
DNS yang merupakan DNS alternate, dan yang ketiga ada hostname.
48
Gambar 17 Setting DNS
4. Tes Konfigurasi
Tes konnfigurasi yang dilakukan adalah dengan melakukan ping, baik ke gateway
maupun ke DNS yang sebelumnya sudah dikonfigurasi.
Gambar 18 Test Konfigurasi
49
Pada gambar di atas terlihat bahwa VMware Server sudah terkoneksi dengan jaringan
yang ada. Tetapi, telrlihat pada bagian hostname server gagal untuk melakukan ping,
dan hal tersebut dapat diabaikan karna tidak berpengaruh pada sistem yang telah
dibuat.
6.2. Instalasi vSphereManajemen virtualisasi yang tersentral diperlukan untuk memudahkan System
Administrator atau staff IT pada organisasi / perusahaan yang menggunakan
infrastruktur VMware vSphere. Pada VMware vSphere, diperlukan 2 perangkat bantu
untuk manajemen virtualisasi, yaitu :
1. VMware® vCenter™ Server (Server untuk manajemen infrastruktur virtualisasi
VMware, menangani host-host ESXi berikut mesin-mesin virtual yang berjalan).
2. VMware® vSphere™ Client (perangkat bantu, diinstal pada PC client / system
administrator / staff TI, untuk menangani host-host ESXi berikut mesin-mesin virtual
yang berjalan).
Pada saat VMware® vSphere™ Client diinstal pada PC client / system administrator
/ staff TI, maka icon VMware® vSphere™ Client akan ditambahkan pada Desktop
client tersebut. File installer VMware® vSphere™ Client dapat diunduh dari
VMware® vCenter™ untuk selanjutnya diinstal pada PC client yang telah
diinstalasikan Java™ Runtime Environment.
VMware® vSphere™ Client (perangkat bantu, diinstal pada PC client / system
administrator / staff TI, untuk menangani host-host ESXi berikut mesin-mesin virtual
yang berjalan). Ada beberapa prasyarat saat ingin menginstal vSphere. Pertama, harus
mempunyai alamat URL
sistem harus memiliki terkoneksi dengan jaringan internet. Berikut prosedur instalasi
vSphere
1. Buka web browser
2. Masukkan URL atau alamat IP dari host yang dituju. Contohnya
http://exampleserver.example.com
http://xxx.xxx.xxx.xxx
Gambar
3. Klik “Download the vSphere Client”
4. Klik “Save” untuk mendownload vSphere Client installer.
50
mempunyai alamat URL dari host, baik berupa alamat IP maupun hostname. Kedua,
sistem harus memiliki terkoneksi dengan jaringan internet. Berikut prosedur instalasi
Masukkan URL atau alamat IP dari host yang dituju. Contohnya
http://exampleserver.example.com (menggunakan hostname) atau
http://xxx.xxx.xxx.xxx (menggunakan alamat IP host)
Gambar 19 Halaman Download vSphere
Klik “Download the vSphere Client”
Klik “Save” untuk mendownload vSphere Client installer.
dari host, baik berupa alamat IP maupun hostname. Kedua,
sistem harus memiliki terkoneksi dengan jaringan internet. Berikut prosedur instalasi
vSphere Client memungkinkan kita untuk dapat terhubung ke host ESX dan sistem
vCenter Server. vSphere harus diinstal pada sistem operasi windows yang memiliki
akses jaringan ke host ESXi dan akses internet.
1. Double klik file VMware
installer.
2. Pilih bahasa untuk installer dann kemudian klik OK.
3. Pada welcome screen, klik Next.
4. Review End-User Patent Agreement dan
5. Pilih “I agree to the terms in the license agreement” dan kemudian klik Next.
6. Isikan “username” dan “organization name” lalu klik Next.
Gambar
51
vSphere Client memungkinkan kita untuk dapat terhubung ke host ESX dan sistem
vCenter Server. vSphere harus diinstal pada sistem operasi windows yang memiliki
s jaringan ke host ESXi dan akses internet.
Double klik file VMware-viclientbuildnumber.exe untuk menjalankanvSphere Client
Pilih bahasa untuk installer dann kemudian klik OK.
Pada welcome screen, klik Next.
User Patent Agreement dan klik Next.
Pilih “I agree to the terms in the license agreement” dan kemudian klik Next.
Isikan “username” dan “organization name” lalu klik Next.
Gambar 20 Input User Name dan Password
vSphere Client memungkinkan kita untuk dapat terhubung ke host ESX dan sistem
vCenter Server. vSphere harus diinstal pada sistem operasi windows yang memiliki
.exe untuk menjalankanvSphere Client
Pilih “I agree to the terms in the license agreement” dan kemudian klik Next.
7. Pilih lokasi untuk menyimpan file instalas
8. Klik “Install” untuk memulai instalasi dan tunggu beberapa menit sampai proses
instalasi selesai.
9. Klik “Finish” untuk menyelesaikan proses instalasi.
Setelah proses instalasi selesai, kita
menggunakan vSphere Client. Dengan vSphere, kita dapat mengatur semua host
serta semua mesin virtual yang mengelola host.
52
Pilih lokasi untuk menyimpan file instalasi.
Klik “Install” untuk memulai instalasi dan tunggu beberapa menit sampai proses
Klik “Finish” untuk menyelesaikan proses instalasi.
Gambar 21 Selesai Proses Instalasi
Setelah proses instalasi selesai, kita bisa mengakses host yang ada dengan
menggunakan vSphere Client. Dengan vSphere, kita dapat mengatur semua host
serta semua mesin virtual yang mengelola host.
Klik “Install” untuk memulai instalasi dan tunggu beberapa menit sampai proses
bisa mengakses host yang ada dengan
menggunakan vSphere Client. Dengan vSphere, kita dapat mengatur semua host
Gambar di atas merupakan tampilan dari
dengan memasukkan alamat IP, username dan password yang sudah dibuat pada
saat instalasi ESXi dan kemudian klik “Login”.
6.4 Instalasi vCentervCenter Server memungkinkan kita untuk mengelola host secara terpusat. Baik dari
mesin fikik windows maupun virtual. Vcenter Server juga memungkinkan
penggunaan fitur-fitur canggih seperti vSphere Distributes Resource Scheduler (DRS),
vSphere Hight Availability (HA), vSphere vMotion, vSphere Storage vmotion, dan
vSphere Auto Deploy. Ber
Server.
53
Gambar 22 Halaman Depan vSphere
Gambar di atas merupakan tampilan dari vSphere Client. Login ke ESXi host
dengan memasukkan alamat IP, username dan password yang sudah dibuat pada
saat instalasi ESXi dan kemudian klik “Login”.
Instalasi vCentervCenter Server memungkinkan kita untuk mengelola host secara terpusat. Baik dari
esin fikik windows maupun virtual. Vcenter Server juga memungkinkan
fitur canggih seperti vSphere Distributes Resource Scheduler (DRS),
vSphere Hight Availability (HA), vSphere vMotion, vSphere Storage vmotion, dan
vSphere Auto Deploy. Berikut beberapa langkah-langkah untuk menginstal vCenter
vSphere Client. Login ke ESXi host
dengan memasukkan alamat IP, username dan password yang sudah dibuat pada
vCenter Server memungkinkan kita untuk mengelola host secara terpusat. Baik dari
esin fikik windows maupun virtual. Vcenter Server juga memungkinkan
fitur canggih seperti vSphere Distributes Resource Scheduler (DRS),
vSphere Hight Availability (HA), vSphere vMotion, vSphere Storage vmotion, dan
langkah untuk menginstal vCenter
54
1. Pada direktori software installer, double-klik file autorun.exe untuk memulai
proses instalasi
2. Pilih vCenter Server.
3. Ikuti perintah pada installation wizard untuk memilih bahasa installer, menyetujui
“end user patent and license agreement”, input username, organization name, dan
license key. Jika license key tidak dimasukkan, vCenter Server yang diinstal
berupa mode evaluasi dimana vCenter Server bisa digunakan dalam versi penuh
hanya dalam jangka waktu 60 hari. Setelah instalasi, license key bisa dimasukkan
untuk merubah status dari mode evaluasi ke mode berlisensi.
4. Pilih tipe database yang akan digunakan.
a. Untuk menggunakan database yang ada dalam satu paket instalasi, klik
“Install Microsoft SQL Server 2008 Express” (untuk deploy skala kecil). Tipe
database ini cocok untuk men-deploy hingga 5 host dan 50 mesin virtual.
b. Untuk menggunakan database yang sudah ada, klik “Use an existing
supported database” dan kemudian pilih database yang akan digunakan dari
list ketersediaan DSN. Masukkan username dan password untuk DSN. Jika
database menggunakan autentikasi Windows NT, kolom username dan
password dinonaktifkan.
5. Mengatur informasi login untuk vCenter Server.
a. Jika menggunakan database terpisah, masukkan nama administrator dan
password yang digunakan ketika login kesistem dimana vCenter Server
diinstal.
b. Jika menggunakan database SQL Server yang ada, pilih “Use System Account”
55
6. Pilih folder tujuan yang akan dijadikan lokasi file instalasi vCenter Server.
7. Pilih “Create a standalone VMware vCenter Server instance” dan kemudian klik
Next.
8. Masukkan list port yang ingin digunakan pada mesin virtual, atau bisa juga
menggunakan default port number.
9. Pilih ukuran persediaan vCenter Server untuk mengalokasikan memori untuk
beberapa layanan Java yang digunakan vCenter Server.
10. Klik “Install” dan tunggu beberapa menit hingga proses instalasi selesai.
11. Ketika proses instalasi selesai, klik “Finish”.
Setelah vCenter Server terinstal, selanjutnya kita bisa melakukan remote ke vCenter
Server. Dan dari remote vCenter Server tersebut, kita bisa me-remote VMware ESXu
yang lain. Bahkan, kita bisa menampilkan infrastruktur dari VMware ESXi Server
yang dibangun.
6.5 Pembuatan VMPada proses ini kita akan mencoba membuat beberapa contoh virtual machine
(VM). Sebelum membuat VM ada baiknya kita membuka kembali bab tentang
management server, sehingga kita tidak salah dalam menentukan resources VM
yang akan dibuat. Berikut ini adalah contoh pembuatan satu VM. Asumsi kita
membutuhkan sebuah server baru, yaitu sebuah server aplikasi portal. Server ini
melayani kebutuhan website dari semua program studi, Fakultas yang ada
disebuah kampus X. Dari kebutuhan tersebut, kita menyimpulkan bahwa yang
dibutuhkan adalah sebuah server dengan spesifikasi sebagai berikut:
56
1. 2 socket CPU dengan masing-masing socket bisa melayani 4 cores
2. Memory minimal 4 GB
3. Hardisk engan kapasitas minimum 100 GB, dimana untuk kasus ini kita sudah
menggunakan hardisk yang diletakkan di storage
4. 2 buah NIC yang akan digunakan untuk melayani network lokal dengan
menggunakan IP Lokal dan network public dengan IP Public
Maka setelah kebutuhan tersebut didefenisikan, maka mulailah kita bisa membuat
VM dengan langkah-langkah sebagai berikut (lihat gambar dibawah ini):
Gambar 23 Langkah-Langkah Membuat VM
1. Klik kanan Host (lihat gambar 64), kemudian pilih New Virtual Machine
(membuat VM baru)
2. Masuk menu konfigurasi, dalam hal ini ada dua pilihan, apakah kita ingin
menggunakan pilihan typical atau piliha custom. Untuk bagusnya lebih baik
kita menggunakan pilihan custom, secara kita sudah menentukan resources
VM yang akan dibangun.
57
3. Karena VM yang akan dibuat melayani portal, maka langkah selanjutnya
adalah menentukan nama VM. Ada baiknya kita juga menggunakan nama
portal sebagai nama VM agar kita tahu kegunaan VM ini
4. Langkah ke-empat adalah langkah yang krusial, kenapa disebut krusial karena
disini kita akan menentukan dimana letak OS dari VM yang kita buat.
Memposisikan OS sangat penting terutama kalau kita menggunakan konsep
cloud computing dimana OS sebaiknya disimpan ditempat yang berbeda
dengan Host. Biasanya OS disimpan didalam Storage yang secara fisik
terpisah dari Host).
5. Kita disuruh untuk memilih versi dari VM, untuk saat sekarang kita bisa
memilih VM versi 7 atau VM versi 8. Sarannya adalah pilih VM versi terakhir
yang stabil (untuk saat ini karena kita menggunakan ESX ver 5.xx, maka
harus memilih versi VM 8)
6. Sesuai dengan apa yang sudah kita rencanakan, pada tahap ini kita dihadapkan
dengan pilihan OS yang akan kita install. Secara default, VMware sudah
menyediakan hampir semua pilihan OS, mulai dari windows, linux dan Mac.
Untuk saat ini kita memilih menggunakan OS Linux dengan versi Centos 64
bits.
58
Gambar 24 Membuat VM
7. Memilih milih jumlah virtual socket dan jumlah core untuk masing-masing
virtual socket. Pemilihan virtual socket dan core ini sangat bergantung dari
tiga hal:
a. Jenis lisensi VM yang kita miliki
Saat menulis buku ini, kami memiliki lisensi untuk essential plus,
sehingga kami hanya boleh membuat VM dengan total core 8.
Sehingga dengan total core 8, kita bisa melakukan kombinasi,
misalnya kita pilih VM dengan 1 CPU dan memiliki 8 Cores. Atau
bisa juga menggunakan 2 CPU dengan 4 cores, sehinggal total 2 CPU
x 4 Cores = 8 Cores. Untuk versi enterprise plus, kita bisa membuat
total cores sampai dengan dengan 32 cores.
b. OS yang sudah kita pilih di langkah nomor 6. Setiap OS memiliki
batasan masing-masing untuk support jumlah VM. Centos 6 (OS yang
59
dipilih dalam buku ini) support lebih dari 24 cores (2 CPU x 12 cores
atau 4 CPU x 6 cores) .
c. Maksimum jumlah logical cores dari Host Server. Misalnya server
blade yang dipakai memiliki 2 Processor socket dengan masing-
masing Socket terdiri dari 6 cores, sehinggal total Host tersebut
memiliki 12 cores. 12 Cores disini adalah cores fisik dari server blade
tersebut, sedangkan logical processor adalah 24. Jumlah logical
processor bisa diketahui dengan cara melihat tab summary dari Host
melalui vSphere, atau kalau kita sudah menginstall OS Linux bisa
menggunakan perintah
#cat /proc/cpuinfo
Satu lagi yang penting dalam pemilihan jumlah Processor dan CPU adalah
dengan melihat kebutuhan Server yang akan dibuat. Karena diawal sudah
didefenisikan bahwa yang akan dibangun adalah server Portal, maka kita
set 2 CPU dengan masing-masing CPU memiliki 4 socket, sehinggal total
cores yang kita miliki adalah 8 cores.
8. Konfigurasi jumlah memori melalui vSphere Client. Kita harus hati-hati
dalam menentukan jumlah memori terkait dengan pemilihan OS yang kita
pilih. Beberapa 32 bits OS hanya bisa mendeteksi hanya sampai 4 GB memori.
Biasanya dimenu konfigurasi memory ini, VM sudah dapat memberikan saran
kepada kita sesuai dengan OS yang sudah kita pilih disebelumnya. Untuk
Centos 64 bits, didapat data-data sebagai berikut:
Maksimum rekomendasi adalah 1011 GB
60
Maksimum rekomendasi untuk performance yang baik 24GB
Default rekomendasi adalah 2GB
Minimum rekomendasi adalah 512 MB
Karena dari awal kita merencanakan server yang akan dibangun
menggunakan 4 GB memori, maka kita set 4GB pada menu memori
konfigurasi ini
9. Selanjutnya kita disuruh untuk menentukan jumlah network untuk komunikasi
VM dengan dunia luar. Pertama kita akan ditanya berapa jumlah NIC yang
akan dihubungkan dengan VM ini. Karena server portal membutuhkan 2
network, maka kita akan memilih 2 NIC. Dengan NIC pertama adalah VM
Network yang akan dipakai untuk koneksi internal dengan menggunakan IP
Lokal. Sedang untuk NIC kedua kami memakai VM Network public untuk
digunakan sebagai akses komunikasi eksternal. Pada langkah ini kita tidak
akan diminta untuk menseting IP, karena proses setting IP akan disetting di
OS (Centos ver.6)
Gambar 25 Menentukan Jumlah NIC
61
10. Memilih jenis SCSI controller yang sesuai dengan virtual disk yang akan kita
bikin. Ada beberapa pilihan Bus Logic Parallel, LSI Logic Parallel, LSI Logic
SAS, VMware Paravirtual. BusLogic adapter digunakan untuk OS jaman dulu,
sehingga tidak menjadi pilihan untuk OS yang sudah 64 bits. LSI Logic
Parallel memiliki performance yang lebih baik, dapat bekerja dengan baik
untuk non-disk SCSI dan sudah mendukung untuk OS terbaru. LSI logic SAS
hanya bisa digunakan untuk VM versi 7 keatas (lihat point 5). LSI logic
adapter dan LSI logic SAS memiliki performance yang sama, akan tetapi jika
VM dan OS yang akan diinstall mendukung teknologi SAS (serial attach
SCSI), maka dianjurkan untuk memilih LSI SAS.
11. Jumlah fisik hardisk atau banyaknya LUN (Logical Unit Number) yang sudah
diset di storage dimana akan dipakai pada VM ditentukan pada langkah ini.
Yang harus diperhatikan pada langkah ini adalah sebagai berikut:
a. Jumlah fisik hardisk / LUN yang akan digunakan
b. Apakah data akan disimpan bersama dengan OS
Pada kasus ini (server portal), sudah diasumsikan diawal bahwa VM ini
membutuhkan 100 GB dengan kebutuhan OS dan database dalam satu
server. Sehingga kita akan memilih opsi membuat virtual disk yang baru,
kemudian kita diharuskan untuk menulis berapa jumlah kapasitas hardisk
yang dibutuhkan (untuk kasus ini kita membutuhkan 100 GB). Kita juga
bisa mengubah ukuran dari Virtual Disk yang sudah dibuat. Selanjutnya
kita harus memilih format Virtual Disk sebagai berikut :
a. Thick Provision Lazy Zeroed
62
Kebutuhan akan space sudah dialokasikan sesuai dengan besarnya
kapasitas yang dibutuhkan. Data yang ada pada hardisk tidak akan
terhapus saat Virtual Disk dibuat, akan tetapi data tersebut akan
dihapus sesuai saat pertama kali VM mulai menulis kedalam
Virtual Disk
b. Thick Provision Eager Zeroed
Mendukung clustering seperti Fault Tolerance. Sama halnya
dengan Lazy Zeroed, Virtual Disk sudah memesan space yang
dibutuhkan saat proses pembuatan. Berbeda dengan Lazy Zeroed,
data dalam hardisk langsung dihapus selama proses pembuatan,
sehingga cara ini membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan
dengan cara-cara lain
c. Thin Provision
Dengan cara ini, disk hanya terisi sesuai dengan data yang distore
dan semakin lama-semakin membesar sesuai dengan kapasitas
yang sudah ditetapkan. Bisa dianalogikan seperti balon yang sudah
memiliki kapasitas maksimum, kita bisa meniup balon pelan-pelan
mulai dari kecil sampai maksimum sesuai dengan kebutuhan.
63
Gambar 26 Menentukan Kapasitas Hardisk
Dengan pilihan tersebut, pada VM Portal ini kami memilih cara Thin
Provision dengan asumsi bahwa kebutuhan data berjalan lambat sehingga
tidak terlalu mengganggu peruses alokasi disk. Langkah selanjutnya
adalah menentukan lokasi dimana lokasi Virtual Disk, apakah diletakan
bersamaan dengan file VM (vmx). Kalau sama maka kita akan memilih
opsi satu. Saat ini kita akan memilih opsi satu karena kita sudah
mendefenisikan bahwa portal memiliki OS dan data dalam satu hardisk.
Apabila kita ingin memisahkan antara file VM dan data, maka kita bisa
menggunakan opsi kedua yaitu menyimpan ditempat lain (specify a
datastore or datastore cluster). Setelah di klik opsi kedua, akan muncul
semua LUN storage dan Hardisk Host, kita bisa memilih dimana kita
akan meletakkan data tersebut. Biasanya untuk aplikasi-aplikasi yang
besar, OS dan data dipisah. Untuk file VM akan diletakkan di LUN OS,
sedangkan untuk data diletakkan di LUN database.
64
12. Sebelum kita menuntaskan pembuatan VM, ada satu step yang harus
diselesaikan yaitu advance option. Pada opsi ini kita dapat memilih node dari
alat virtual untuk sebuah hardisk. Akan tetapi kebanyakan praktisi tidak
memerlukan adanya perubahan dalam opsi ini. Sehingga untuk VM Portal kita
menggunakan opsi default.
Gambar 27 Memilih LUN dan Hardisk
13. Sebelum pembuatan VM ini selesai, akan ada halaman kesimpulan yang akan
menampilkan semua setting konfigurasi dari VM yang sudah dibuat. Check
list tentang edit VM sebelum menyelesaikan semua pekerjaaan VM
dibutuhkan untuk memastikan bahwa semua setting sudah sesuai dan jika
belum bisa langsung dilakukan konfigurasi ulang. Tetapi jangan kuatir kalau
seandainya kita ingin menambah sesuatu di VM seperti menambah Hardisk
atau Network, karena kita bisa menambah alat-alat itu kapan saja walau saat
VM sudah diinstall OS. Walaupun kita harus hati-hati karena penambahan
alat-alat tersebut tergantung dari OS yang kita install. Jika OS tersebut
mendukung maka kita bisa menambahkan resources alat tersebut.
65
Gambar 28 VM summary
Hasil akhir dari implementasi VM didatacenter UIN Jakarta bisa dilihat
pada gambar dibawah ini. Baru terdapat 15 VM yang terlihat dalam posisi on,
sedangkan VM yang lain masih sengaja tidak diaktifkan, hal ini dikarenakan
menaikkan VM tergantung dari kebutuhan saat ini.
66
Gambar 29 Implementasi VM pada Datacenter UIN Jakarta
67
7. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian diatas, mulai dari proses kategorisasi, konsolidasi, disain dan
implementasi, didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan VM dari sisi konsumsi energi ternyata dapat memberikan penghematan
sebesar lebih dari 50%. Sebelum diterapkan VM konsumsi energi yang dipakai adalah
sebesar 7855 watt, sedangkan setelah diterapkan VM konsumsi energy akan menjadi
3890 watt.
2. Efisiensi manajemen datacenter dapat diterapkan dan dapat menghemat waktu untuk
maintenance. Sebelum penggunaan VM, waktu yang dibutuhkan untuk proses perbaikan
minimal 3 jam, setelah pemakaian VM waktu yang dibutuhkan hanya kurang dari 1 jam
3. Fitur-fitur VM dalam hal ini VMware dapat membantu dalam manajemen datacenter,
seperti fitur vMotion
4. OS yang disimpan didalam storage dapat diaktifkan dan di nonaktifkan sesuai dengan
kebutuhan, sehingga tidak membebani host yang ada
68
8. DAFTAR PUSTAKA
[1] EPA, "EPA Report to Congress on Server and Data Center Energy Efficiency," Environmental Protection Agency, Washington, 2007.
[2] T. Tung, Data Center Energy Forecast, San Jose: Silicon Valley Leadership Group, 2008.
[3] J. Koomey, "Estimating Total Power Consumtion by Servers in the US and the Word," Lawrence Berkeley National Laboratory, Berkeley, 2007.
[4] L. L. Brey. T, "Using Virutalization to Improve Data Center Efficiency," The green grid, 2009.
[5] U. PUSKOM, "Service Catalog PUSKOM UIN Jakarta," Tangerang Selatan, 2012.
[6] Gartner, "Sustainable IT," Dublin, 2008.
[7] J. Caldown, "The greening of Goverment a study of how goverments define the green agenda," 2008.
[8] K. Fehrenbacher, "Data Center Power Guru Johathan Koomey," 2008.
[9] I. Ministry, Kebijakan Pengembangan Industri Hijau, Jakarta, 2012.
[10] C. Techies, "Cloud Server Virtualization Technology," 2013. [Online]. Available: http://www.comtechies.com/2013/03/cloud-server-virtualization-technology.html#.UVO0jVeNUSU. [Accessed 28 03 2013].
[11] Anomim, "VMware Techonology," 2009.
[12] M. R. A. Uddin, "Server Consolidation: An Approach to Make Data Center Energy Efficient & Green," vol. 1, no. 1, 2010.
[13] A. A. Mueen U, "Pre-Requisites for Implementing Energy Efficient & Cost Effective Data Centers Using Virtualization," Journal of Computing, vol. 2, no. 11, pp. 95-101, 2010.
[14] puskom:2013, "wiki data center," [Online]. Available: http://103.12.240.56/wiki/List_Server_DC_PUSKOM. [Accessed 2 10 2013].
[15] HP, "HP ProLiant DL380 G4 server -," HP, [Online]. Available: http://h18000.www1.hp.com/products/servers/proliantdl380/specifications-g4.html. [Accessed 11
69
10 2013].
[16] DELL , "Dell PowerEdge R710," 2011.
[17] Acer, Acer Incorporate, 2003. [Online]. Available: http://www.manuals365.com/swf/acer/aar300_ug_uk.html. [Accessed 10 10 2013].
[18] DELL, "Dell PowerEdge M610," 2011.
[19] H. T. Sukmana, Virtual Machine -Konsep dan Penerapan-, Tangerang-Selatan: UIN Press, 2013.
[20] R. Natarajan, "The Geek Stuff," 10 08 2010. [Online]. Available: http://www.thegeekstuff.com/2010/08/raid-levels-tutorial/. [Accessed 20 10 2013].
[21] P. Carmichael, "VMware Storage Best Practices," 2011. [Online]. Available: http://www.vmware.com/files/pdf/support/landing_pages/Virtual-Support-Day-Storage-Best-Practices-June-2012.pdf. [Accessed 12 10 2013].
[22] DELL Inc, "Designing and Optimizing DELL/EMC SAN Configurations," 10 2004. [Online]. Available: http://www.dell.com/downloads/global/power/ps4q04-20040149-mehis.pdf. [Accessed 10 10 2013].
[23] [Online]. Available: http://ais.uinjkt.ac.id. [Accessed 22 03 2011].
70
LAMPIRAN 1: RBA DANA PENELITIAN 2013PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Belanja gaji dan tunjangan BLU
Honor Peneliti 1 org x 5 Bulan 5 OB 600.000 3.000.000
Belanja Jasa
Laboran puskom 1 org x 2 Bulan 2 OB 500.000 1.000.000
Belanja Barang
Fotokopi dan ATK 1 Paket 1.500.000 1.500.000
Pengadaan Sumber Kepustakaan 1 Paket 500.000 1.000.000
Publikasi dan Dokumentasi 1 Paket 1.000.000 1.000.000
Pembuatan Laporan 1 Paket 500.000 500.000
Total 8.000.000
71
LAMPIRAN 2: CURRICULUM VITAE PENELITI
Personal Details
Full Name Husni Teja Sukmana
Current Adress Jln. Hasyim Ashari No 18 RT 001/01 Cipondoh Tangerang 15148
Tlp: 021 5541603
Mobile: 081384175879
Place/Date of Birth Palembang/30th October 1977
Sex Male
Marital Status Married
E-mail [email protected]
Education Background
Education Year
Faculty of Engineering Univerity of Indonesia (undergraduate level) 1996-2000
Departmen Computer Science Sun Moon Univesity (master course) 2003-2005
Department Computer Science Sun Moon University (Doctoral course) 2005-2009
Work Experiences
Specification Skills *) Year
1 Development of Indonesian Embassy Website A, P 2004
72
(www.indonesiaseoul.org)
2 Development of Continuous Medical Education web app, Indonesian Doctor Association (www.idionline.org)
A, P 2003
3 Development of computer-based new student examination entry test, University of Syarif Hidayatullah
A, P 2003
4 Development of Harian Pelita (national newspaper co) website
A 2002
5 Cisco Networking Academy University of Syarif Hidayatullah
I 2003~now
6 University of Syarif Hidayatullah L 2003~now
7 Develop SMS info for health system relationship with Indoensian Medical Association, SMS quiz, and SMS broadcast
A 2006
8 Develop Multi Level Marketing System for Malaysian Company (AKMAL CO)
A 2006
*) A= Analysis, UI=User Interface design, P=Programming, I = Instructure, L = Lecture
Published Papers
1 Virtual Prototyping for Television Simulation Based on System-C; 2004 Conference of Korean Multimedia Society, Ewha Women University, Seoul
2004
2 User-level Virtual Prototyping for Television Simulation using SystemC and Java GUI; 4th International Conference on Asian Language Processing and Information Technology June 28-30, 2005 BangKok, Thailand
2005
3 A Study of Developing Virtual Prototyping by Using JavaBean Interface Tool and SystemC Engine, Springer Berlin, 2007
2007
4 The Components for Integrated Embedded System Prototyping, ISCE, IEEE 2008
73
International Symposium, 2008, Portugal (Oral Presentation)
5 APIS Conference, 2008, New Zaeland 2008
6 ICUT conference, 2009, Japan (accepted paper) 2009
7 Embedded System Integrated Prototyping Mechanism Based on Reusable Component, The KIPS Transactions – Korean Information Processing Society
2009
Reviewer / Editor
Year Title Publisher/Journal
2010 Post Implementation Performance Review of E-Education System in Malaysia
Journal of Convergence Information Technology (Advanced Institute of Convergence IT)
2010 Comparison and Simulation of WRP, FSR, DSR, LAR and DREAM Protocols in MANET
ICT4M 2010
2010 Performance Evaluation of Datagram Congestion Control Protocol for SIP Signalling using NS-2 Simulation
ICT4M 2010
2010 A New Double DCSK Scheme for UWB Chaotic Communication Technology Applied In LR-WPAN
ICT4M 2010
2012 Reviewer di CITSM 2012 CITSM 2012
Aboad Experiences
1 APIS conference in New Zaeland, Giving a lecture note 2008
2 ISCE Symposium (IEEE Consumer Electronic) in Portugal, Giving a lecture 2008
74
note
3 Property training in Malaysia 2007
Conference / Seminar / Workshop
Year Event
2008 ISCE 2008 IEEE Symposium, Portugal
Lecture
2010 Workshop Pengembangan IT Depag Lecture
2010 Workshop Academic Information System
UIN Lecture
2012 Konferensi CITSM Multimetics Lecture
2012 Workshop administrasi akademik Biro. Akademik UIN Jakarta
Lecture
2012 Workshop Journal Perpustakaan Perpustakaan UIN Jakarta
Lecture
2012 Workshop CISA Multimetics dan UIN Jakarta
Participant
2012 Workshop ITSM Multimetics dan UIN Jakarta
Participant
2012 Workshop Ipv6 APNIC Participant
Organizational Experiences
Specification Year
1 Leader of Student Magazine (TEKNIKA) of Faculty of Engineering University of Indonesia
1999-2000
75
2 Secretary General of Islamic Student Assiociation, depok Branch Indonesia 2000-2001
3 Editor in JCIT (Journal of Convergence Information Technology) 2008-NOW
4 Member of KIPS (Korean Information Processing Society) 2008-NOW
Profesional Certification
Tahun Jenis Pelatihan
2002 Cisco Networking Academy as Instructure
2012 ITIL
2013 Project Management Profesional
2013 COBIT 5
2013 ISO 27001