penelitian full.pdf
TRANSCRIPT
TRACER STUDY
PROFIL SOSIAL INTELEKTUAL ALUMNI
PROGRAM MAGISTER FITK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENELITIAN KELOMPOK
OLEH
Dr. Fahriany, M.Pd
Dr. Jejen Musfah, MA
Azkia Muharom Albantani, S.Pd.I
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mengesahkan penelitian berjudul: "Profil Sosial Intelektual Alumni Program
Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta" telah dilaksanakan oleh:
Peneliti:
Dr. Fahriany, M.Pd
Dr. Jejen Musfah, MA
Azkia Muharom Albantani, S.Pd.I
Mengesahkan
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena, MA., Ph.D.
NIP. 19591020 198603 2 001
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
iii
ABSTRAK
PROFIL SOSIAL INTELEKTUAL ALUMNI
PROGRAM MAGISTER FITK
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan gambaran profil
sosial intelektual (termasuk prestasi); mengungkapkan tingkat keterserapan dan
kontribusi sosial-profesional; menjelaskan mobilitas sosial intelektual alumni
Program Magister FITK dalam melanjutkan studi ke jenjang doktor, menganalisis
pembentukan jaringan (networking) dan pemberdayaan Program Magister yang
belum dapat dilakkan secara optimal; dan menjelaskan serta merumuskan harapan
dan pemikiran alumni terhadap kemajuan Program Magister FITK di masa yang
akan datang. Penelitian ini mengambil populasi dari alumni Program Magister
tiga tahun terakhir angkatan (2010-2012) dengan sampel sebanyak 100% dari
populasi yaitu 25 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan
secara acak (random sampling) dengan teknik snowballing (bola salju
menggelinding), dalam arti: memilih seorang responden secara acak dari setiap
angkatan lalu digelindingkan pada teman seangkatan yang dikenalnya, dan tentu
saja yang mudah dijangkau dalam penyebaran angket. Selain itu pengumpulan
data juga diambil dari dokumentasi alumni Program Magister, studi teks (literatur)
dan juga melalui pengamatan terhadap kiprah alumni di masyarakat.
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa alumni PBA memperlihatkan
mobilitas sosial dan intelektual yang cukup tinggi. Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa mobilitas intelektual alumni PBA tinggi, terbukti terdapat
alumni melanjutkan studi ke jenjang S3.
Hasil penelitian juga menunjukan beberapa rumusan dari harapan yang
dikemukakan oleh para alumni Program Magister untuk kemajuan Program
Magister FITK di masa mendatang antara lain perlunya perhatian khusus terhadap
kurikulum yang terkait erat dengan dunia kerja dan kebutuhan masyarakat,
peningkatan manajemen Program Magister dari segala aspek, peningkatan SDM,
melengkapi sarana prasarana, memperluas jaringan kerjasama dan memperkaya
calon lulusan Program Magister dengan berbagai soft skill yang diperlukan untuk
menunjang mereka di dunia kerja nantinya.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah Azz wa Jall yang telah
menganugerahkan rahmat dan hidayat-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurah kepada Rasulullah Muahmmad SAW. Sehubungan dengan telah
selesainya penulisan penelitian yang berjudul “Profil Sosial Intelektual Alumni
Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” ini kami
menyampaikan terima kasih: pertama, kepada Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
kepercayaan kepada kami untuk mengadakan penelitian. Kedua, kepada semua
pihak yang telah membantu penelitian kami ini. Tanpa bantuan segenap pihak di
atas, tentunya penelitian ini tidak akan terlaksana.
Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap profil sosial intelektual
alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, tentu saja
masih jauh dari kesempunaan, karena berbagai keterbatasan yang ada. Namun
demikian semoga penilitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif kepada
Program Magister khususnya dan dunia pendidikan umumnya. Guna
penyempurnaan penelitian ini kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan.
Jakarta, 30 Nopember 2014
Tim Peneliti
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
DAFTAS ISI ..............................................................................................................v
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Masalah Penelitian ........................................................................... 4
1. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4
2. Pembatasan Masalah .................................................................... 5
3. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan Penilitian .............................................................................. 6
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teori ................................................................................ 7
1. Standarisasi Sistem Pendidikan Tinggi ...................................... 7
2. Relevansi Pendidikan Tinggi: Link & Match ...........................11
3. Akreditasi Prodi dan Profil Lulusan .........................................12
4. Alumni dan Mobilitas Sosial Intelektual .................................15
B. Kerangka Konseptual .....................................................................19
BAB III : METODOLOGI
A. Sumber Data ...................................................................................21
B. Pendekatan Penelitian ....................................................................21
C. Ruang Lingkup Penelitian ..............................................................22
D. Populasi dan Sampel ......................................................................22
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................23
vi
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...........................................23
G. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................24
H. Teknik Penulisan dan Penyajian Hasil Penelitian ..........................24
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan ................................................25
1. Latar Belakang dan Jalur Masuk Program Magister ................25
2. Peningkatan Kualitas dan Kualifikasi Akademik-
Lulusan Program Magister .......................................................26
3. Harapan Tempat Bekerja Setelah Lulus Program Magister .....27
4. Pengalaman Bekerja .................................................................28
5. Proses Mendapatkan Pekerjaan ................................................29
6. Jenis Institusi Tempat Bekerja .................................................30
7. Kesesuaian Pekerjaan dengan Harapan ....................................30
8. Kepuasan Terhadap Pekerjaan .................................................31
9. Pertimbangan Memilih Pekerjaan ............................................32
10. Penghasilan Rata-rata Lulusan Program Magister ...................32
11. Kebutuhan Instansi Tempat Kerja Terhadap Lulusan ..............33
B. Relevansi dan Kontribusi Pekerjaan dengan Pendidikan ...............34
1. Kesesuaian Pekerjaan dengan Bidang Ilmu yang Dipelajari ...34
2. Kontribusi Pengalaman Pembelajaran dalam Dunia Kerja ......34
C. Kompetensi dan Daya Saing Lulusan Program Magister ..............36
1. Kompetensi Lulusan yang Dikuasai Saat Baru Lulus ..............36
2. Kompetensi yang Dibutuhkan dalam Pekerjaan ......................37
3. Daya Saing dengan Lulusan Perguruan Tinggi Lain ...............38
D. Usulan Responden untuk Kemajuan Program Magister ................39
1. Kurikulum ................................................................................39
2. Dosen .......................................................................................39
3. Manajemen ...............................................................................40
4. Sarana dan Prasarana................................................................40
vii
5. Jaringan dan Kerjasama ...........................................................41
6. Profil Program Magister yang Diharapkan .............................42
7. Soft Skill untuk Calon Lulusan yang Diperlukan .....................42
E. Pembahasan ....................................................................................42
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................47
B. Rekomendasi ...................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan alumni merupakan bagian integral dari institusi pendidikan,
termasuk Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Jakarta yang terdiri dari Prodi S2 Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Agama
Islam dan Pendidikan Bahasa Arab. Melalui profil alumni (lulusan), masyarakat
menilai dan membuktikan kualitas sebuah institusi pendidikan. Melalui kiprah dan
kontribusi alumni pula, citra dan masa depan perguruan tinggi dipertaruhkan.
Keberadaan, kontribusi dan peran alumni Program Magister sangat penting
dilacak dan didata karena beberapa alasan berikut. Pertama, keberhasilan alumni
di masyarakat adalah keberhasilan Program Magister dan Fakultas; kegagalan
mereka juga tidak dapat dilepaskan dari kegagalan Program Magister dan
Fakultas. Dengan mengetahui “kisah sukses” dan “kisah gagal” mereka di tengah-
tengah masyarakat, Program Magister akan mendapat informasi, masukan dan
motivasi untuk lebih dapat meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat
mempersiapkan calon lulusan secara lebih professional dan lebih berbasis
kebutuhan atau tuntutan masyarakat.
Kedua, ukuran tercapai atau tidaknya visi dan misi Program Magister
dapat dilihat pada keberhasilan alumni dalam mengembangkan profesinya di
masyarakat, terutama di lembaga pendidikan. Program Magister FITK telah
merumuskan visi masing-masing prodi sebagai berikut, 1) Prodi S2 PBI:
“Mewujudkan Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris sebagai Program
Studi berbasis riset yang unggul di tingkat nasional pada tahun 2015”.1 2) Prodi
S2 PBA: “Terwujudnya program studi S2 berbasis riset dan ICT yang
profesional, unggul, dan kompetitif dalam pengembangan pendidikan bahasa Arab
1 Lihat Tim Penyusun, Buku 3A, Borang Akreditasi Prodi S2 PBI, (Jakarta: Prodi S2 PBI
FITK, 2013), h. 1.
2
tingkat nasional pada 2020”.2 3) Prodi S2 PAI: “Terwujudnya Prodi PAI sebagai
lembaga yang unggul dan terdepan dalam pengembangan serta penyebarluasan
keilmuan PAI pada tingkat nasional maupun internasional tahun 2015”.3 Visi-visi
tersebut mengharuskan Program Magister untuk tidak hanya memberi layanan
prima dalam bidang akademik dan kemahasiswaan, sehingga dapat
mempersiapkan calon lulusan yang sesuai dengan profil lulusan yang dicita-
citakan oleh FITK: Unggul, Kompetitif, dan Profesional. Hal ini berarti bahwa
lulusan FITK, termasuk Program Magister, harus memiliki kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional, sehingga menjadi lulusan yang
unggul, kompetitif, dan professional dalam berkarir, mengembangkan ilmu
pengetahuan yang ditekuninya, dan dalam memberdayakan masyarakat. Kecuali
empat kompetensi tersebut, lulusan Program Magister diharapkkan mampu
menjadi peneliti yang handal.
Ketiga, BAN PT Kemendiknas mengamanahkan perlunya dilakukan
Tracer Study dalam salah satu standar penilaian borang akreditasi Jurusan/Prodi
adalah profil mahasiswa dan alumni. Dalam hal ini, eksistensi alumni mendapat
porsi tersediri (keberadaan alumni, kinerja, kontribusi, himpunan/jaringan alumni
dan sebagainya). Menurut BAN PT, efektivitas Pendidikan Tinggi dicerminkan
dengan tersedianya sejumlah masukan, proses dan suasana yang diperlukan dalam
proses pendidikan serta produk kegiatan akademik seperti: (1) Kemahasiswaan,
(2) Kurikulum, (3) Sistem pembelajaran, (4) Penelitian, publikasi, karya inovatif
lainnya, (5) Pengabdian kepada masyarakat, (6) Sistem Penjaminan Mutu, (7)
Suasana akademik, (8) Lulusan, dan (9) Mutu Program Studi.4
2 Tim Penyusun, Buku 3A, Borang Akreditasi Prodi S2 PBA, (Jakarta: Prodi S2 PBA
FITK, 2013), h. 2.
3 Tim Penyusun, Buku 3A, Borang Akreditasi Prodi S2 PAI, (Jakarta: Prodi S2 PAI FITK,
2013), h. 1.
4 Lihat Ban PT Kemendiknas, “Konsep Akreditasi”, diakses dari http://ban-
pt.kemdiknas.go.id, diakses pada 12 Oktober 2011.
3
Keempat, keberadaan database alumni Program Magister merupakan
sebuah kemestian untuk Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri
(EPSPED/PDPT) baik bagi Program Magister maupun bagi FITK. Namun, hingga
kini database tersebut belum lengkap dan belum memadai. Dengan kata lain,
penelusuran alumni sebagai bagian tak terpisahkan dari database Program
Magister menjadi sangat urgen untuk dilengkapi dan disistematisasikan berbasis
riset.
Oleh karena itu, penelitian dalam rangka pendataan dan pemetaan profil
sosial-intelektual alumni Program Magister FITK ini menjadi sangat penting
dalam rangka menunjang persiapan pengisian borang akreditasi dan peningkatan
kualitas lulusan di masa mendatang. Baik pengelola Program Magister maupun
lulusannya dan masyarakat mempunyai kontribusi sinergis-mutualistik dalam
meningkatkan profil lulusan. Dengan penelusuran dan pendataan lulusan, Program
Magister dipastikan tidak kehilangan jejak dan kiprah alumninya, selain dapat
memastikan mobilitas sosial intelektual mereka di tengah-tengah masyarakat.
Pada saat yang sama, Program Magister dapat melakukan analisis
kebutuhan (needs assessment) terhadap calon lulusan mendatang, dan
merumuskan profil lulusan secara lebih dinamis. Perumusan profil lulusan atau
alumni menjadi sangat penting bagi Program Magister, tidak hanya untuk
pembentukan citra positif (image building) prodi, melainkan juga untuk promosi
(daya tarik calon peminat/mahasiswa) sekaligus motivasi bagi para mahasiswa
yang sedang menempuh perkuliahan untuk “memproses diri” menjadi lulusan
berprestasi unggul dan kompetitif dalam bursa kerja di masyarakat.5
5 Sekedar perbandingan, Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta
(UNY) merumuskan profil lulusannya sebagai berikut: (1) Memiliki integritas sebagai tenaga guru
yang memiliki kecerdasan intelektual dan kearifan sosial yang berdimensi moralitas, (2) Memiliki
kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai guru pada rumpun pengetahuan sosial yang
menguasai materi sesuai dengan bidang ilmu sosial dan ekonomi yang terampil melaksanakan
proses pembelajaran, (3) Memiliki kemampuan meneliti bidang keilmuan dan pembelajaran, (4)
Memiliki keterampilan untuk menerapkan ilmu dan keahliannya dalam bidang kehidupan
masyarakat, dan (5) Memiliki kemampuan dan keterampilan tambahan untuk bekerja di luar
bidang keguruan.
4
Selain itu, penting pula diketahui eksistensi dan kontribusi sosial intelektual
mereka. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alumni Program
Magister memberikan layanan pendidikan dan sosial (pengabdian pada
masyarakat tempat mereka tinggal). Apakah mereka sudah memberikan kontribusi
positif dan optimal bagi masyarakat?
Atas dasar pemikiran dan data awal faktual tersebut, Tim Peneliti menilai
penting dilakukan Tracer Study tentang “Profil Sosial Intelektual Alumni Program
Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
a. Alumni yang dihasilkan oleh Program Magister dalam 3 tahun terakhir
sudah terdapat 25 orang. Mereka belum terdata dan belum diberdayakan
secara optimal.
b. Keberadaan IKALUIN dan organisasi/himpunan alumni belum berperan
dan berfungsi efektif, bahkan tidak semua alumni mengenal lembaga
tersebut.
c. Tindak lanjut pembekalan alumni sebelum mereka diwisuda dalam bentuk
partisipasi dalam wadah organisasi alumni belum berjalan secara efektif.
Demikian pula, kontribusi alumni terhadap almamater juga baru sebatas
acara tertentu saja, seperti: seminar dan pelatihan. Padahal alumni adalah
aset Program Magister yang perlu “dirawat dan diberdayakan”.
d. Alumni juga belum sepenuhnya memperlihatkan komitmen intelektual
untuk berkontribusi mempromosikan dan memajukan lembaga (Program
Magister) dengan agenda-agenda progresif tertentu.
e. Peta persebaran dan kiprah (profesi) alumni belum terdata secara jelas:
apakah mereka bekerja sesuai dengan bidang keahliannya atau tidak?
Bagaimana pula mobilitas sosial-intelektual mereka setelah berkiprah di
masyarakat?
5
f. Hubungan kampus/institusi pendidikan dan alumni belum terbentuk secara
sinergis-mutualisme, padahal idealnya kedua belah pihak saling
memberdayakan dan memperkuat jaringan kelembagaan dan keberadaan
masing-masing.
6
2. Pembatasan Masalah
a. Fokus Penelitian: (1) kesesuaian profesi yang ditekuni alumni dengan
bidang keahlian Jurusan, (2) Lama masa tunggu memperoleh pekerjaan,
(3) Keterserapan dan kontribusinya dalam dunia pendidikan dan sosial, (4)
mobilitas sosial-intelektual dalam bentuk studi lanjut ke jenjang S3, dan
(5) Prestasi alumni
b. Rentang Waktu yang diteliti: alumni angkatan 2010 - 2012 sebagai
angkatan pertama - ketiga, karena masih mudah dilacak dan ditelusuri data
dan keberadaannya.
3. Rumusan Masalah
Dari identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, permasalahan yang
akan dijawab melalui penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana gambaran profil sosial intelektual (termasuk prestasi)
alumni Program Magister FITK pada angkatan 2010 - 2012?
b. Bagaimana tingkat keterserapan dan kontribusi sosial-profesional
alumni Program Magister pada angkatan 2010 - 2012 di dunia
pendidikan formal dan/atau non-formal?
c. Bagaimana pula mobilitas sosial intelektual alumni Program Magister
pada angkatan 2010 - 2012 dalam melanjutkan studi ke jenjang doktor?
d. Mengapa pembentukan jaringan (networking) dan pemberdayaan
alumni Program Magister belum dapat dilakukan secara optimal?
e. Apa harapan dan pemikiran alumni terhadap kemajuan Program
Magister FITK di masa yang akan datang?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan gambaran profil sosial intelektual (termasuk
prestasi) alumni Program Magister FITK pada angkatan 2010 - 2012;
7
b. Mengungkap tingkat keterserapan dan kontribusi sosial-profesional
alumni Program Magister pada angkatan 2010 - 2012 di dunia
pendidikan formal dan/atau non-formal;
c. Menjelaskan mobilitas sosial intelektual alumni Program Magister
pada angkatan 2010 - 2012 dalam melanjutkan studi ke jenjang doktor
dan melakukan penelitian;
d. Menganalisis pembentukan jaringan (networking) dan pemberdayaan
alumni Program Magister yang belum dapat dilakukan secara optimal;
dan
e. Menjelaskan dan merumuskan harapan dan pemikiran alumni
terhadap kemajuan Program Magister FITK di masa yang akan
datang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dirancang untuk dapat memberi manfaat sebagai berikut:
a. Dapat menjadi bahan masukan atau bahan acuan dalam melakukan
kebijakan Fakultas dan Program Magister dalam menyusun visi, misi
dan tujuan serta kurikulum yang tepat guna.
b. Dapat menjadi bahan masukan bagi pengembangan Fakultas dan
Program Magister jangka pendek maupun jangka panjang, terutama
dalam menyiapkan borang akreditasi di masa mendatang.
c. Hasil penelitian ini juga berguna untuk perumusan program kerja
Program Magister secara lebih responsif terhadap kebutuhan riil calon
alumni karena dalam penelusuran dan daftar isian angket para
responden diminta untuk memberikan usulan atau masukan untuk
program kerja dan kemajuan Program Magister ke depan.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KERANGKA TEORI
1. Standarisasi Sistem Pendidikan Tinggi
Pendidikan menempati posisi yang sangat penting pada era global ini karena
investasi paling strategis adalah investasi sumber daya manusia (SDM) melalui
pendidikan. Peran pendidikan pada era ini, antara lain, adalah menyiapkan sumber
daya manusia dalam rangka memenuhi tantangan modernitas dan tuntutan global.
Dari sisi inilah pendidikan dinilai sebagai upaya strategis dalam meningkatkan
kualitas dan kesejahteraan hidup manusia, ketika mampu mengadakan suatu
perubahan yang berarti bagi kehidupan masyarakat, terutama melalui lulusannya.
Dengan demikian, pendidikan harus memiliki visi dan misi yang jauh ke depan
dan mempunyai orientasi yang relevan dengan dinamika perkembangan IPTEKS
(ilmu pengetahuan, teknologi dan seni) dan tuntutan zaman.
Dalam proses perkembangan sejarah pendidikan, manusia menciptakan
bentuk-bentuk peradaban kehidupan yang bersifat dinamis. Oleh karena itu, di
satu sisi, antara pendidikan dan masyarakat terjadi proses saling pengaruh
mempengaruhi (interaktif), dan di sisi lain, pendidikan sebagai pendobrak
terhadap keterbelakangan cita-cita masyarakat. Melalui lulusannya pendidikan
memberi kontribusi penting bagi pemberdayaan dan pensejahteraan masyarakat
dan bangsa.
Lulusan sebuah perguruan tinggi tidak dapat dipisahkan dari standar mutu
pendidikan yang telah diundang-undangkan. Mengenai mutu pendidikan ini, pasal
1 ayat 17 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa “Standar nasional
pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Mengenai kriteria minimal standar nasional pendidikan ini terdiri atas
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus
8
ditingkatkan secara berencana.1 Untuk mencapai mutu yang standar dari
pendidikan itu bukan hanya unsur tenaga kependidikan; yakni dosen tetapi
bagaimana pengelolaan perguruan tinggi itu atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan; yang dapat dilaksanaakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan
dan pengendalian mutu pendidikan.
Badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan inilah
yang harus disiapkan oleh pemerintah; sehingga mutu pendidikan itu memiliki
kriteria minimal yang senantiasa harus dipenuhi oleh pengelola pendidikan,
pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Strategi itu lazimnya dikaitkan dengan
perubahan, sehingga menjadi strategi perubahan. Mengenai strategi mutu
pendidikan berarti bagaimana mutu pendidikan itu harus dirubah dengan strategi
yang tepat. Mengenai strategi perubahan itu ditujukan agar organisasi menjadi
lebih efektif dalam mencapai tujuannya.2
Dalam rangka inilah diperlukan usaha untuk merubah organisasi dengan
memperhatikan berbagai faktor yang terkait. Indrawijaya mengemukakan bahwa:
“Usaha para manajer untuk memperbaiki atau merubah organisasi pada masa yang
lampau lebih banyak dipusatkan pada perubahan : (1) subsistem teknologi; (2)
subsistem manajerial; atau (3) subsistem manusia”.3 Melakukan perubahan itu
memang tidak mudah, karena itu perlu disusun perencanaan yang matang,
sehingga dihasilkan rencana, program dan kebijakannya secara tepat untuk
selanjutnya dilakukan penerapan secara konsisten. Unsur yang dapat dirubah itu
tidak selalu seluruhnya dilakukan perubahan; salah satu saja dapat dilakukan
berarti telah melakukan perubahan; sebagaimana dijelaskan oleh Robbins (dalam
Udaya, 1994 428) bahwa: Strategi cenderung masuk salah satu kategori dari
empat kategori yang ada: manusia, struktur, teknologi, dan proses organisasi.
Bahwa jika ada kekuatan yang memprakarsai perubahan, ada seseorang yang
1 Lihat Pasal 35 ayat 3 UU RI Nomor 20 Tahun 2003.
2 M. Rosul Asmawi, “Strategi Meningkatan Mutu Lulusan Perguruan Tinggi”, dalam
Jurnal MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005, h. 68. 3 Indra Wijaya dan Adam I, Perubahan dan Pengembangan Organisasi, (Bandung :
Sinar Baru, 1989), h. 28.
9
menerima peran sebagai agen perubahan, dan telah ditetapkan apa yang harus
dibuang, maka kita perlu memperhatikan bagaimana melaksanakan perubahan
tersebut. Kita mulai melihat dengan langkah-langkah dalam proses perubahan
tersebut. Keberhasilan perubahan membutuhkan pencairan (unfreezing) status
quo, perpindahan (moving) ke keadaan yang baru, dan pembekuan kembali
(refreezing) perubahan tersebut agar menjadi permanen dan lebih dinamis.
Oleh karena itu, idealnya lulusan pendidikan tinggi, termasuk Program
Magister FITK UIN memiliki 4 kompetensi yang diamanahkan oleh undang-
undang, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi professional, juga kemampuan meneliti. Dengan penguasaan
empat kompetensi tersebut, lulusan atau alumninya menjadi lebih berdaya saing
tinggi, professional, dan memiliki kontribusi yang positif bagi pengembangan
karir professional dan peningkatan kualitas hidup masyarakat dan bangsa.
2. Relevansi Pendidikan Tinggi: Link & Match
Sebagai usaha sistematis untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, maka Kementerian Pendidikan Nasional telah menetapkan empat
kebijakan pokok dalam bidang pendidikan, yaitu (1) pemerataan dan kesempatan;
(2) relevansi pendidikan dengan pembangunan; (3) kualitas pendidikan; dan (4)
efisiensi pendidikan. Khusus untuk perguruan tinggi akan lebih diutamakan
membahas mengenai relevansi pendidikan dengan pembangunan yang dalam
langkah pelaksanaannya dikenal dengan keterkaitan dan kesepadanan (link and
match).4
Hanya dengan pengetahuan yang mendalam tentang apa yang dibutuhkan
pembangunan tersebut, pendidikan akan dapat lebih mencapai hasil sesuai dengan
misi, visi dan fungsinya. Upaya menciptakan keterkaitan dan kesepadanan
tersebut mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi kegiatan-
kegiatan pendidikan (proses belajar mengajar), penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Dalam Dharma Pendidikan, perlu dievaluasi relevansi program dan
4 M. Rosul Asmawi, “Strategi Meningkatan Mutu Lulusan…”, h. 69
10
jurusan yang ada dalam kebutuhan pembangunan, dalam arti apakah sumber daya
manusia yang dihasilkan dapat diserap oleh kegiatan perekonomian dan
pembangunan.
Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor produksi selain sumber daya
alam, modal, entrepreneur untuk menghasilkan output. Semakin tinggi kualitas
sumber daya manual, maka semakin meningkat pula efisiensi dan produktivitas
suatu negara. Sejarah mencatat bahwa negara yang menerapkan paradigma
pembangunan berdimensi manusia telah mampu berkembang meskipun tidak
memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah. Penekanan pada investasi
manusia diyakini merupakan basis dalam meningkatkan produktivitas faktor
produksi secara total. Tanah, tenaga kerja, modal fisik bisa saja mengalami
diminishing return, namun ilmu pengetahuan tidak.
Penyerapan lulusan perguruan tinggi ini sampai sekarang masih menjadi
perdebatan, karena adanya perbedaan dalam pendekatan terhadap pemahaman
sosok alumni. Sedikitnya ada dua pendekatan mengenai hal tersebut, yaitu:
pendekatan dari dunia kerja dan pendekatan kalangan perguruan tinggi.
Pendekatan pertama menyatakan bahwa lulusan perguruan tinggi tidak mampu
bekerja sebagaimana yang diinginkan dunia kerja, karena keahlian yang dimiliki
masih jauh dari harapan. Pendekatan ini menginginkan lulusan perguruan tinggi
itu harus memiliki keterampilan kerja (skill) yang memadai dan siap untuk
bekerja. Kalangan perguruan tinggi sebenarnya telah tanggap dan merespon akan
hal itu, sehingga disiapkan berbagai sarana dan prasarana, seperti komputerisasi;
laboratorium, bengkel kerja dan pusat data. Namun pada kenyataannya dalam
membentuk keahlian itu tidaklah memadai dan tidak menyebar secara merata di
setiap perguruan tinggi.5
Pendekatan kedua menyatakan bahwa sesuai dengan tujuan pendidikan,
perguruan tinggi berupaya mewujudkan berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
5 M. Rosul Asmawi, “Strategi Meningkatan Mutu Lulusan…”, h. 69
11
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.6
Kecakapan dan keterampilan kerja (skill) itu memang tidak identik,
keterampilan merupakan bagian dari kecakapan yang bisa dimiliki oleh calon
ekonom. Pada pendekatan kedua ini memang, tujuan pendidikan itu tidak
disiapkan hanya untuk siap kerja, tetapi jauh lebih luas, yakni menyangkut
pembentukan peserta didik menjadi manusia seutuhnya dan keterampilan
merupakan hal yang penting yang dapat dimiliki oleh seseorang.
Pendidikan sebagai suatu proses, pertama, mengenal adanya raw-input dan
instrumental input. Raw input merupakan peserta didik sedangkan instrumental
input terdiri dari: gedung, perpustakaan, pedoman akademik, dosen, kurikulum,
metode dan lain-lain. Kedua, raw input dan instrumental input masuk dalam
proses, yang ini akan memakan waktu delapan (8) semester. Ketiga, output (hasil
didik) yang sesuai dengan kriteria institusi dan siap untuk masuk kedalam
persaingan sumber daya manusia. Dalam hal ini, dosen merupakan instrumen
yang sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan, karena dari dosenlah
transfer ilmu dilakukan kepada peserta didik.
3. Akreditasi Prodi dan Profil Lulusan
Akreditasi dipahami sebagai penentuan standar mutu serta penilaian
terhadap suatu lembaga pendidikan (dalam hal ini pendidikan tinggi) oleh pihak di
luar lembaga pendidikan itu sendiri (Barnet, 1992). Menurut Barnet, setidak-
tidaknya ada empat pengertian atau konsep tentang hakikat perguruan tinggi.
Perguruan tinggi sebagai penghasil tenaga kerja yang bermutu (qualified
manpower). Dalam pengertian ini pendidikan tinggi merupakan suatu proses dan
mahasiswa dianggap sebagai keluaran (output) yang mempunyai nilai atau harga
(value) dalam pasaran kerja, dan keberhasilan itu diukur dengan tingkat
penyerapan lulusan dalam masyarakat (employment rate) dan kadang-kadang
diukur juga dengan tingkat penghasilan yang mereka peroleh dalam karirnya.
6 Lihat Pasal 4 UU RI Nomor 20 Tahun 2003.
12
Perguruan tinggi sebagai lembaga pelatihan bagi karier peneliti. Mutu
perguruan tinggi ditentukan oleh penampilan/prestasi penelitian anggota sivitas
akademika. Ukuran masukan dan keluaran dihitung dengan jumlah sivitas
akademika yang mendapat hadiah/penghargaan dari hasil penelitiannya (baik di
tingkat nasional maupun di tingkat internasional), atau jumlah dana yang diterima
oleh sivitas akademika dan/atau oleh lembaganya untuk kegiatan penelitian,
ataupun jumlah publikasi ilmiah yang diterbitkan dalam majalah ilmiah yang
diakui oleh pakar sejawat (peer group).
Perguruan tinggi sebagai organisasi pengelola pendidikan yang efisien.
Dalam pengertian ini perguruan tinggi dianggap baik jika dengan sumber daya
dan dana yang tersedia, jumlah mahasiswa yang lewat proses pendidikannya
(throughput) semakin besar.
Perguruan tinggi sebagai upaya/saran memperluas, memperkaya dan
meningkatkan kualitas kehidupan. Indikator sukses kelembagaan terletak pada
cepatnya pertumbuhan jumlah mahasiswa dan variasi jenis program yang
ditawarkan. Rasio mahasiswa-dosen yang besar dan satuan biaya pendidikan
setiap mahasiswa yang rendah juga dipandang sebagai ukuran keberhasilan
perguruan tinggi.
Kapasitas institusi dicerminkan dalam ketersediaan dan kecukupan berbagai
perangkat dasar yang diperlukan untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi,
antara lain, seperti: (1) Eligibilitas, integritas, visi, misi, tujuan, dan sasaran, (2)
Tata pamong (governance), (3) Sistem Pengelolaan, (4) Sumber daya manusia, (5)
Prasarana dan sarana, (6) Keuangan, dan (7) Sistem informasi.
Efektivitas pendidikan dicerminkan dengan tersedianya sejumlah masukan,
proses dan suasana yang diperlukan dalam proses pendidikan serta produk
kegiatan akademik seperti: (1) Kemahasiswaan, (2) Kurikulum, (3) Sistem
pembelajaran, (4) Penelitian, publikasi, karya inovatif lainnya, pengabdian kepada
masyarakat, (6) Sistem jaminan mutu, (7) Suasana akademik, (8) Lulusan, dan (9)
Mutu Program Studi.7
7 BAN PT Kemendiknas, “Konsep Akreditasi”, diakses dari http://ban-
pt.kemdiknas.go.id, 25 Oktober 2011.
13
Kriteria tersebut tampaknya sesuai dengan kebijakan pendidikan tinggi
Kemendiknas, yaitu penyelenggaran pendidikan tinggi yang mengutamakan
perwujudan eksistensi manusia dan interaksinya sehingga dapat hidup bersama
dalam keragaman sosial dan budaya, dan dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat serta daya saing bangsa. Selain itu, pendidikan tinggi juga harus dapat
meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai humanisme yang meliputi
keteguhan iman dan takwa serta berahlak mulia, etika, wawasan kebangsaan,
kepribadian tangguh, ekspresi estetika, dan kualitas jasmani.
4. Alumni dan Mobilitas Sosial Intelektual
Para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah
sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter ataupun
non-moneter. Manfaat non-meneter dari pendidikan adalah diperolehnya kondisi
kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati
masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan
kesehatan. Manfaat moneter adalah manfaat ekonomis, yaitu berupa tambahan
pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu
dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan di bawahnya.8
Dengan demikian, berdasarkan teori ini dapat dikatakan bahwa Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berpendidikan akan menjadi modal utama bagi
pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak
orang yang berpendidikan, semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun
bangsanya. Semakin besar suatu bangsa memiliki tenaga-tenaga yang terdidik,
semakin baik terwujudnya nilai-nilai demokrasi. Hal Ini karena sumber daya
manusianya memiliki keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
pandangan hidup yang benar, sehingga pemerintah akan lebih mudah dalam
menggerakkannya untuk pencapaian pembangunan nasional. Inilah hakikat
sebenarnya dari paradigma pendidikan yang “membebaskan”.9
8 Walter W. McMahon dan Terry G. Geske, Financing Education: Overcoming
Inefficiency and Inequity, (New York: University of Illionis, 1982), h.121 9 Imam Hanafie, “Pendidikan yang Membebaskan”, dalam http://www.nu.or.id/, diakses
pada 25 Oktober 2011.
14
Oleh karena itu, lulusan atau alumni yang dihasilkan oleh lembaga
pendidikan, termasuk perguruan tinggi, idealnya dapat memberikan nilai tambah
(manfaat), tidak hanya bagi masa depan diri sendiri, tetapi juga bagi warga
masyarakat. Apa yang sudah didapatkan melalui proses pendidikan tidak hanya
membuat alumni perguruan tinggi semakin cerdas dan memiliki daya saing tinggi
dalam kehidupan masyarakat, melainkan juga dapat memberi kontribusi positif
bagi pembangunan bangsa.
Selain itu, investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return)
yang lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang lain. Nilai balik pendidikan
adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai
pendidikan dengan total pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang lulus
dan memasuki dunia kerja. Di negara-negara sedang berkembang umumnya
menunjukkan nilai balik terhadap investasi pendidikan relatif lebih tinggi dari
pada investasi modal fisik, yaitu 20 % dibanding 15 %. Sementara itu di negara-
negara maju nilai balik investasi pendidikan lebih rendah dibanding investasi
modal fisik yaitu 9 % dibanding 13 %. Keadaan ini dapat dijelaskan bahwa
dengan jumlah tenaga kerja terdidik yang terampil dan ahli di negara berkembang
relatif lebih terbatas jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan sehingga tingkat
upah lebih tinggi dan akan menyebabkan nilai balik terhadap pendidikan juga
tinggi.10
Investasi dalam bidang pendidikan juga memiliki banyak fungsi selain
fungsi teknis-ekonomis, yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi
budaya, dan fungsi kependidikan. Fungsi sosial-kemanusiaan merujuk pada
kontribusi pendidikan terhadap perkembangan manusia dan hubungan sosial pada
berbagai tingkat sosial yang berbeda. Misalnya pada tingkat individual pendidikan
membantu siswa untuk mengembangkan dirinya secara psikologis, sosial, fisik
dan membantu siswa mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.11
Dengan kata lain, pendidikan tinggi berperan penting dalam membentuk lulusan
10
Ace Suryadi, Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan: Isu, Teori dan Aplikasi,
(Jakarta: Balai Pustaka: Jakarta, 1999), h. 247. 11
Yin Cheong Cheng, School Effectiveness and School-Based Management: A
Mechanism for Development, (Washington D.C: The Palmer Press, 1996), h.7.
15
(outcome) yang unggul dan berdaya saing tinggi, sehingga dapat mengatasi
persoalan yang dihadapinya sekaligus dapat memberdayakan masyarakat dan
bangsanya di masa depan.
Di atas semua itu, fungsi politis dari investasi SDM merujuk pada
sumbangan pendidikan terhadap perkembangan politik pada tingkatan sosial yang
berbeda. Misalnya pada tingkat individual, pendidikan membantu siswa untuk
mengembangkan sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang positif untuk
melatih warganegara yang benar dan bertanggung jawab. Orang yang
berpendidikan diharapkan lebih mengerti hak dan kewajibannya sehingga
wawasan dan perilakunya semakin demoktratis. Selain itu orang yang
berpendidikan diharapkan memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap
bangsa dan negara lebih baik dibandingkan dengan yang kurang berpendidikan.
Dengan kesadaran dan keterlibatan pendidikan tinggi yang aktif terhadap berbagai
perubahan sosial ekonomi yang terjadi, lulusan yang dihasilkan dipastikan dapat
memberikan makna positif bagi perkembangan dan dinamika sosial budaya dan
politik.
Hanya saja, yang patut dicermati adalah bahwa pengelolaan pendidikan
tinggi idealnya tidak mengalami disorientasi dan terjerembab dalam kepentingan
pragmatis semata (baca: mengejar keuntungan materi), sehingga tidak kehilangan
idealisme dan misi utamanya sebagai agen perubahan dan pemberdayaan. Dalam
konteks ini, Menurut Ma’arif, konsep pendidikan telah dipaksa untuk menuruti
konsep development-kapitalis yang terelaborasi sedemikian rupa, demi memenuhi
kebutuhan industrialisasi, sehingga pendidikan yang seharusnya menjadi media
pemberdayaan malah menjadi sarana pembodohan yang sistematis, penciptaan
robot-robot intelektual yang terprogram secara maraton dan monoton.12
Dalam konteks itu, Fasli Jalal (2010) berpendapat bahwa peran alumni dan
ikatan alumni terhadap kualitas lulusan sebuah perguruan tinggi itu sangat
penting. Postur alumni akan menunjukkan pencitraan dan kualitas sebuah
almamater. Wadah ikatan alumni itu bukan sekadar forum silaturahmi antar
12
Syamsul Ma’arif, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.
105
16
alumni saja, tetapi juga wadah untuk berembuk dan mengkomunikasikan upaya
dan usaha dalam memajukan almamaternya. Alumni memiliki peranan penting
dalam memberdayakan ikatan alumninya. Kehadiran alumni dalam setiap forum
yang menghadirkan para mahasiswa, dan kemudian bercerita mengenai
pengalaman kuliahnya hingga apa yang diraihnya sekarang, merupakan inspirasi
yang mudah ditanamkan di benak para mahasiswa.13
Menurut wakil Menteri Pendidikan Nasional, “Bila ini berhasil dijalankan
secara baik, bayangkan berapa banyak mimpi yang akan dimulai oleh para
mahasiswa kita, tidak melulu mesti pejabat, siapa pun dan dari profesi apapun
serta tidak harus pengalaman sukses saja tetapi juga kegagalan, karena kita dapat
belajar pula dari ketidakberhasilan,” sembari mengatakan bahwa metode serupa
telah dijalankan oleh perguruan tinggi ternama dunia, seperti Harvard Universtity
dan Cornell University.
Oleh karena itu, secara teoritis, pendidikan tinggi mempunyai peran ganda
yaitu: (1) Pendidikan berfungsi untuk membina kemanusiaan (human being),
berarti pendidikan pada akhirnya untuk mengembangkan seluruh pribadi manusia,
termasuk mempersiapkan manusia sebagai anggota masyarakatnya, warga negara
yang baik, dan rasa persatuan; (2) Pendidikan berfungsi sebagai pengembangan
sumber daya manusia (human resources), yaitu mengembangkan kemampuannya
memasuki era kehidupan baru.14
Pengembangan pendidikan tinggi tidak dapat dipisahkan dari visi misi
yang diusung. Dari beberapa universitas besar, misalnya saja McGill University
Canada, misinya dapat dikelompokkan dalam tiga hal: Pertama,
menyelenggarakan pengajaran yang berkualitas baik untuk sarjana maupun
pascasarjana (outstanding under graduate and graduate students the best
education available). Kedua, menyediakan beasiswa bagi calon mahasiswa dan
mahasiswa terbaik dengan standar internasional (carrying out scholarly activities
judged to be excellent when measured against the highest international
13
14 Djuwariyah, “Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan Islam”,
dalam Jurnal el-Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.1, No.1 Tahun 2008, h. 16.
17
standards). Ketiga, menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dengan
kekokohan akademik (providing service to society in those ways for which we are
well-suited by virtue of our academic strengths).15
Berdasarkan contoh McGill University tersebut, visi misi PT sebaiknya
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: Pertama, PT harus dibangun
berdasarkan nilai-nilai dasar perjuangan yang jelas, misalnya untuk menegakkan
mengembangkan ilmu pengetahuan, dan mendidik generasi muda yang mampu
berfastabiqul khairat. Kedua, visi sebuah lembaga pendidikan dirumuskan secara
ideal tetapi jelas dan terukur, misalnya menjadi research university.
Ketiga, misi sebaiknya dirumuskan berdasarkan core business dari sebuah
lembaga pendididikan tinggi Islam, misalnya menyelenggarakan pendidikan dan
penelitian bertaraf internasional, pengabdian pada masyarakat berdasarkan
kekokohan ilmu pengetahuan dan memberikan beasiswa untuk mahasiswa
berprestasi akademik dan non akademik.
Keempat, sosialisasi, aktualisasi dan bahkan reaktualisasi visi dan misi
perlu terus dilakukan agar keberadaan dan makna visi dan misi tetap aktual.
Pengembangan perencanaan program seharusnya didasarkan dan mengacu pada
pemenuhan visi-misi lembaga.16
Dalam teori sosiologi, mobilitas sosial adalah sebuah pergerakan
masyarakat, termasuk masyarakat lulusan perguruan tinggi, dalam kegiatan dan
mengalami perubahan yang lebih baik. Pendidikan, khususnya pendidikan tinggi,
mempunyai peran sangat strategis dalam menggerakkan mobilitas sosial, karena
lulusan perguruan tinggi idealnya mampu mengubah maindset mahasiswa
terhadap realitas sosialnya. Pendidikan merupakan anak tangga mobilitas yang
penting. Pendidikan dapat menjadi “kunci utama” mobilitas intelektual dan sosial.
Dengan kata lain, pendidikan tinggi dapat diandalkan sebagai agen perubahan
sosial dan intelektual di masyarakat. Dalam pendidikan formal, dunia pekerjaan
15
Tobroni, “Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Islam: Lessons Learned dari McGill
University”, diakses dari www.umm.ac.id, pada 24 Oktober 2011. 16
Ibid.
18
(profesi) dan dunia status lebih mempercayai kepemilikan ijazah sebagai tanda
lulus seseorang untuk naik jabatan (promosi) dan naik status sosial ekonominya.
Mobilitas mempunyai beberapa bentuk/ragam. Di antaranya adalah sebagai
berikut:
a. Mobilitas Sosial Horizontal (Perubahan Sederajat);
b. Mobilitas Sosial Vertikal (Perubahan Tak Sederajat);
c. Mobilitas Vertikal Ke Atas / Social Climbing ( Perubahan ke status yang
lebih tinggi);
d. Mobilitas Vertikal Ke Bawah / Social Sinking ( Perubahan Ke arah yang
lebih buruk );
e. Mobilitas Antargenerasi (Perpindahan Status yang dilakukan oleh dua
generasi. Misal orang tua dengan anak-anaknya);
f. Mobilitas Intragenerasi (terjadi dalam satu kelompok generasi yang sama).
Mobilitas pun terjadi dengan beberapa cara sebagai berikut:
a. Perubahan standar hidup
b. Melalui perkawinan
c. Berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal
yang baru
d. Mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi, dan
e. Perubahan tingkah laku.
B. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka teori tersebut di atas, dapat ditegaskan bahwa
penelitian mengenai profil sosial intelektual alumni Program Magister FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta bertitik tolak dari tri dharma perguruan tinggi
(Pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan
pengabdian kepada masyarakat). Tri dharma ini kemudian dijabarkan dalam
pengelolaan (manajemen) pendidikan tinggi sesuai dengan standar yang berlaku,
dan berorientasi kepada jurusan atau program studi yang terakreditasi. Oleh
19
karena itu, penelitian ini berkaitan dengan salah satu aspek yang dinilai dalam
akreditasi jurusan/prodi, yaitu alumni.
Terdapat beberapa tagihan data yang harus dipenuhi dalam pengisian
borang akreditasi, di antaranya adalah profil lulusan, mulai dari masa tunggu
memperoleh pekerjaan setelah lulus dari perguruan tinggi, kesesuaian
pekerjaan/profesi dengan latar belakang/disiplin pendidikan dan keilmuan yang
ditekuninya, kontribusi lulusan/alumni terhadap lembaga (Program Magister),
baik finansial maupun pemikiran, dan organisasi/himpunan/asosiasi alumni.
Karena itu, Tracer Study tentang profil alumni Program Magister ini
menjadi salah satu instrument penting untuk melacak dan mengetahui keberadaan,
kiprah, mobilitas sosial intelektual, dan kontribusi mereka dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa. Yang tidak kalah pentingnya adalah prestasi alumni
dalam karir profesional dan sosial mereka. Aspek-apsek ini, selain berkaitan
dengan kehidupan rumah tangga, pendapatan, jenis pekerjaan lain yang ditekuni,
dan sebagainya, juga menjadi fokus penelitian.
Dengan mengetahui profil sosial intelektual alumni Program Magister,
dapat dilacak pula relasi alumni dengan institusi (Program Magister), kontribusi,
dan peran yang dapat dimainkan oleh alumni melalui jaringannya yang ada dalam
mengembangkan dan memajukan lembaga. Tracer Study juga memberi perspektif
yang lebih luas bagi evaluasi diri Jurusan/Prodi sekaligus menjadi bahan
pemikiran dan rujukan pengambilan kebijakan dalam merumuskan program-
program unggulan ke depan. Karena itu, dalam salah satu isian yang harus diisi
oleh responden penelitian ini terdapat harapan, usulan, dan pemikiran konstruktif
ke depan untuk perbaikan dan pemajuan pendidikan di masa depan, baik dalam
bidang kurikulum, proses pembelajaran, pembinaan kemahasiswaan,
pengembangan akademik, dan pembinaan alumni. Disadari bahwa penelitian ini
hanya menjangkau alumni angkatan 2010 – 2012 (angkatan pertama – ketiga),
namun data yang diperoleh, dikelola dan dianalisis sudah 100% mewakili alumni
yang baru mencapai 25 orang.
Namun demikian, dapat ditegaskan bahwa penelitian ini menjadi pintu
masuk yang berharga bagi pengembangan Program Magister, tidak hanya dalam
20
penyiapan akreditasi pada masa depan, melainkan juga dalam penataan sistem
perkuliahan, pemenuhan dan relevansi kurikulum Program Magister dengan
tuntutan pasar, dan perekembangan sains dan teknologi.
Alumni adalah katalisator sekaligus aset berharga jurusan yang dapat
memberi masukan pemikiran, usulan, dan ide-ide kreatif bagi pemerkayaan,
promosi jurusan, dan peningkatan mutu layanan akademik dan kemahasiswaan
Program Magister. Dengan demikian, penelitian tentang alumni Program
Magister, terutama dari segi profil sosial intelektual, dapat dijadikan sebagai
model penelusuran “jejak rekam dan mobilitas sosial intelektual” alumni setelah
memperoleh layanan pendidikan di kampus dan saat mengabdikan diri di tengah-
tengah masyarakat.
Oleh karena itu, profil sosial intelektual alumni harus dilihat sebagai
“obyek yang dinamis”, bukan statis. Data yang diperoleh melalui Tracer Study
saat ini boleh jadi mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan
perubahan waktu. Jadi, hasil dari penelitian dan analisis data tracer study ini
idealnya tidak dilihat dan dipahami sebagai sesuatu yang final. Karena dinamika
alumni adalah sebuah keniscayaan, sehingga tidak tertutup kemungkinan, hasil
penelitian ini perlu disempurnakan pada masa mendatang.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Sumber Data
Sumber data penelitian ini ada dua, yaitu sumber bibliografis berupa
sejumlah daftar pustaka (literatur, buku-buku, dan jurnal) yang terkait langsung
dengan tema penelitian ini, dan data lapangan yang diperoleh melalui penyebaran
angket dan pengamatan terhadap kiprah dan prestasi alumni Program Magister.
Sumber primer data penelitian ini adalah hasil angket yang disebarkan kepada
responden. Sedangkan sumber sekunder data penelitian ini adalah hasil
pengamatan dan hasil pembacaan terhadap sejumlah literatur kepustakaan yang
relevan dengan tema penelitian.
Sumber data primer diperlakukan sebagai fokus analisis data dan sebagai
dasar dalam penarikan kesimpulan. Sedangkan sumber data sekunder digunakan
sebagai pelengkap dan pemerkaya analisis data. Kedua sumber data dibaca secara
terpadu (integratif).
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perpaduan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitif digunakan untuk
memahami data-data numerik yang diperoleh dari penyebaran angket kepada
responden, yang kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus
statistik tentang tendens sentral berupa distribusi frukuensi. Sedangkan
pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami data kualitatif dari hasil
pengamatan dan wawancara dengan sejumlah responden. Dalam konteks ini,
peneliti memposisikan diri sebagai “instrument” yang langsung bergumul dan
memahami objek yang diteliti dari dekat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, terutama
dalam menjaring responden sebagai sumber data. Dalam penyajian data,
penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu menggambarkan hasil
penelitian yang diperoleh dari survey mengenai profil sosial intelektual alumni
22
Program Magister, dan menganalisisnya secara komprehensif, memadukan antara
data distribusi frekuensi dengan hasil pengamatan peneliti.
C. Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan pembatasan masalah di bab I, ruang lingkup penelitian
tentang profil alumni Program Magister ini adalah sebagai berikut.
No. Fokus Penelitian Kisi-kisi yang diteliti
1 Kesesuaian profesi yang
ditekuni alumni
a. Bidang profesi yang ditekuni
b. Banyaknya profesi yang ditekuni
2 Lama masa tunggu
memperoleh pekerjaan
a. Sudah bekerja sebelum lulus S2
b. Masa tunggu memperoleh pekerjaan
c. Usaha yang dilakukan selama masa
tunggu
3 Keterserapan dan
kontribusinya dalam dunia
pendidikan dan sosial
a. Pola keterserapan alumni di lembaga
pendidikan
b. Kontribusi alumni dalam dunia
pendidikan
c. Kontribusi alumni dalam bidang sosial
4 Mobilitas sosial-intelektual a. Alumni yang belum studi lanjut
b. Alumni yang studi lanjut ke jenjang
S3
5 Prestasi Alumni a. Prestasi akademik (Meneliti dan
menulis buku dll)
b. Prestasi di bidang pendidikan (Guru
berprestasi dll)
c. Prestasi di bidang sosial
(Ketua/anggota organisasi
profesi/non-profesi, ormas dll)
D. Populasi dan Sampel
23
Populasi dalam penelitian ini adalah alumni Program Magister 3 tahun
terakhir angkatan 2010 – 2012 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100% dari
populasi yaitu 25 orang. Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
pengambilan sampel secara purposive (purposive sampling), dalam arti: memilih
responden yang telah jelas diketahui keberadaannya dan jumlahnya yang
terjangkau.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengambil data dan informasi mengenai “Profil Sosial intelektual
Alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, peneliti
menyebarkan angket kepada alumni tersebut, selain melalui data yang berupa
dokumentasi alumni Program Magister.
Selain itu, data penelitian ini dikumpulkan melalui studi teks (literatur) yang
berkaitan dengan masalah alumni, terutama teori tentang investasi sumber daya
manusia melalui pendidikan. Data ini diolah melalui proses pembacaan ulang,
pemahaman (verstehen), kategorisasi, klasifikasi (topik, tema, wacana, situasi),
dan sistematisasi substansi pemikirannya.
Untuk mengetahui prestasi dan kontribusi alumni, peneliti juga melakukan
pengamatan terhadap kiprah alumni di berbagai lembaga pendidikan, sehingga
diperoleh catatan lapangan mengenai keberhasilan mereka selama ini.
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data kuantitatif dengan cara
sebagai berikut:
1. Editing, seluruh kuesioner diperiksa kelengkapannya setelah responden
mengisi kuesioner.
2. Coding dan entry data, dilakukan dengan menggunakan program SPSS.
3. Pembersihan data. Data yang telah dientri kemudian dicek kembali untuk
memastikan data telah bersih dari kesalahan, sehingga setiap data siap
dianalisis. Data kemudian diolah dan dianalisis dengan SPSS.
24
Analisis data dilakukan dengan analisa univariat. Analisa ini dilakukan
untuk mendeskripsikan setiap variabel yang diukur dalam penelitian, yaitu dengan
melihat distribusi frekuensi pada setiap variabel. Setelah dinalisis, dilakukan
interpretasi terhadap data yang ada dan terakhir diambil kesimpulan.
G. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tentang Keterserapan Alumni Program Magister FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dilaksanakan dalam jangka waktu 6 bulan (Juni-
Nopember 2014)
H. Teknik Penulisan dan Penyajian Hasil Penelitian
Teknik penulisan hasil penelitian ini didasarkan pada Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA UIN
Syarif Hidayatullah (2007). Hasil penelitian ini disajikan dalam lima bab dan
dilengkapi dengan abstrak di bagian awal laporan penelitian ini.
Penyajian hasil penelitian ini juga diperkuat dan divalidasi dengan berbagai
literatur atau referensi terkait yang diletakkan pada catatan kaki (footnote).
Beberapa hal (istilah, konsep, dan ungkapan) yang dinilai perlu diberi penjelasan
lebih lanjut juga diberikan penjelasan dalam dua tanda kurung.
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Data penelitian penelusuran lulusan dilakukan dengan menggunakan
angket yang disebarkan kepada 25 (dua puluh lima) alumni Program Magister dari
angkatan 2010 – 2012. Peneliti mendata 25 orang sampel, responden memiliki
IPK rata-rata 3.53. Rata-rata menyelesaikan studi di Program Magister tidak lebih
dari 3 tahun atau berkisar antara 5-6 semester.
Responden penelitian memiliki beberapa karakteristik yang mempengaruhi
hasil penelitian ini. Karakteristik dimaksud adalah (1) mobilitas sosial yang relatif
tinggi, (2) memiliki lebih dari satu pekerjaan (selain mengajar sebagai profesi
utama, mereka juga menekuni profesi lain seperti menjadi insruktur bahasa,
konsultan, pengawas, staf, pimpinan lembaga, da’i/muballigh, dan sebagainya),
(3) beragam status pekerjaannya, 10 orang yang sudah PNS dan 15 orang yang
belum menjadi PNS); (4) status sosial mereka juga beragam (18 orang sudah
menikah [memliliki anak] dan 7 orang belum menikah); dan (5) partisipasi sosial
atau keterlibatan dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun data singkat responden
adalah sebagai berikut:
No Nama Lulusan Angkatan Jenis
Kelamin IPK/Yudisium
Prodi S2 Pendidikan Agama Islam
1 Alfian 2010 Laki-laki 3.28/Amat Baik
2 Fuad Abdul Baqi 2010 Laki-laki 3.22/Amat Baik
3 Arifah Hilyati 2010 Perempuan 3.34/Amat Baik
4 Mujiyati 2010 Perempuan 3.27/Amat Baik
5 Tatu Zakiyatun Nufus 2010 Perempuan 3.37/Amat Baik
6 Nur Hikmah 2010 Perempuan 3.05/Amat Baik
7 Obay Jambari 2011 Laki-laki 3.23/Amat Baik
8 Ade Amalia 2011 Perempuan 3.81/Kumlaude
9 Arnis Silvia 2011 Perempuan 3.92/Kumlaude
10 Lia Nurshohifah 2011 Perempuan 3.60/Kumlaude
11 Evi Nopiyanti 2011 Perempuan 3.42/Amat Baik
Prodi S2 Pendidikan Bahasa Arab
12 Raswan 2011 Laki-laki 4.00/Kumlaude
13 Fatima El-Zahraa 2011 Perempuan 4.00/Kumlaude
26
0
20
40
60
80
Jalur Mandiri Jalur Kerjasama
Jalur Masuk Program Magister
14 Abdalla Shobak 2012 Laki-laki 4.00/Kumlaude
Prodi S2 Pendidikan Agama Islam
15 Rizal Pahmi 2011 Laki-laki 3.18/Amat Baik
16 Budi Mulia 2011 Laki-laki 3.59/Kumlaude
17 Lia Nurmalia 2011 Perempuan 3.65/Kumlaude
18 Maryanih 2011 Perempuan 3.74/Kumlaude
19 Siti Munawati 2011 Perempuan 3.53/Kumlaude
20 Sri Rosmalina Soejono 2011 Perempuan 3.41/Amat Baik
21 Fauziah 2011 Perempuan 3.78/Kumlaude
22 Markiyah 2011 Perempuan 3.12/Amat Baik
23 Tati Sumiati 2011 Perempuan 3.36/Amat Baik
24 Abdul Rahman Ali 2012 Laki-laki 3.64/Kumlaude
25 Andriyansyah 2012 Laki-laki 3.69/Kumlaude
Berikut ini peneliti akan menjelaskan hasil rangkuman tiap aspek dari
hasil angket yang telah disebarkan kepada 25 orang alumni Program Magister:
A. Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan
1. Latar Belakang dan Jalur Masuk Program Magister
Latar belakang mahasiswa Program Magister beraneka ragam, yaitu dari S1
UIN Jakarta, UIN Bandung, IAIN Sumatera Utara, Universitas Sudan, STAI
Al-Hikmah, UMJ, STKIP Setia Budi, UIKA Bogor, STIT Sukabumi,
Universitas Negeri Jember, STAI Yamisa Bandung, dan Sebagainya.
Sedangkan jalur masuk Program Magister yang mereka lalui, yaitu 18 orang
dengan menggunakan jalur Ujian Mandiri (72%) dan 7 orang dengan
menggunakan jalur kerjasama dari Kemenag (28%).
27
0
10
20
30
40
50
60
70
Lanjut S3 Tidak Lanjut
Peningkatan Kualitas Akademik
0
20
40
60
80
Menjadi Dosen Menjadi Guru
Harapan Bekerja
2. Peningkatan Kualitas dan Kualifikasi Akademik lulusan Program
Magister
Dalam aspek peningkatan kualitas dan kualifikasi akademik lulusan Program
Magister, sebanyak 6 orang (24%) dari jumlah lulusan memilih untuk
melanjutkan studi ke jenjang Doktoral (S3). Alasan terbesar mereka untuk
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yaitu karena merasa ilmu yang
dimiliki masih kurang. Hal ini terlihat dalam grafik persentase sebesar 100%
dari mereka menyatakan bahwa melanjutkan studi karena merasa ilmu yang
dimiliki masih kurang.
3. Harapan Tempat Bekerja Setelah Lulus dari Program Magister
Ketika lulusan baru menyelesaikan studi di Program Magister, keinginan
mereka untuk bekerja atau mengajar di tempat yang mereka inginkan pun
memiliki beragam. 18 orang lebih memilih menjadi dosen di Universitas
negeri maupun swasta (72%) sedangkan 7 orang lebih memilih menjadi guru
di Sekolah negeri maupun swasta (28%). Hal ini terbukti bahwa 10 lulusan
saat ini telah mengajar di Universitas negeri dan swasta. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat keterserapan alumni Program Magister sangat tinggi, baik
dalam bidang sosial pendidikan maupun dalam bidang sosial kemasyarakatan.
Pilihan berkarir di dunia pendidikan (sebagai dosen) ternyata masih menjadi
profesi favorit di kalangan alumni Program Magister.
28
0
10
20
30
40
50
60
Aktif Pasif
Proses Mendapatkan Pekerjaan
0
10
20
30
40
50
60
PT SMA/MA SMP/MTs SD/MI Lain-lain
Jenis Instansi Tempat Bekerja
4. Pengalaman Bekerja
Semua lulusan Program Magister ketika belum lulus sudah memiliki
pekerjaan. Data dari angket memperlihatkan bahwa sekitar 100% dari mereka
mengatakan pernah bekerja bahkan mereka telah mendapatkan pekerjaan
sebelum lulus dari Program Magister. Mereka pun telah mengetahui prosedur
atau cara melamar pekerjaan kepada suatu instansi.
5. Proses Mendapatkan Pekerjaan
Dari proses mendapatkan pekerjaan para lulusan Program Magister lebih
banyak mendapatkan pekerjaan dengan cara aktif, yaitu sebanyak 15 orang
(60%). Sedangkan sebanyak 10 orang mendapatkan pekerjaan dengan cara
aktif, yaitu ditawari pekerjaan (40%).
6. Jenis Instansi Tempat Bekerja
Jenis instansi atau bidang usaha tempat bekerja 10 lulusan Program Magister
di Universitas negeri maupun swasta (40%), 2 lulusan di SMA/MA (8%), 3
lulusan di SMP/MTs (12%), 5 lulusan di SD/MI (20%), dan 5 lulusan di
lembaga negeri maupun swasta lainnya (20%).
29
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Sesuai
Harapan
Sesuai Harapan Kurang Sesuai
Harapan
Kesesuaian Pekerjaan denganHarapan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Puas Puas Kurang Puas
Kepuasan terhadap Pekerjaan
7. Kesesuaian Pekerjaan dengan Harapan
Dilihat dari kesesuaian pekerjaan para lulusan Program Magister, 9 orang
(36%) mengakui bahwa pekerjaan mereka saat ini sangat sesuai dengan
harapan mereka. 14 orang (56%) mengakui telah sesuai harapan dan hanya 2
orang (8%) mengakui kurang sesuai harapan.
8. Kepuasan Terhadap Pekerjaan
Ditinjau dari kepuasan para lulusan Program Magister terhadap pekerjaan
yang terakhir atau yang masih mereka geluti sekarang, 3 orang (12%)
menyatakan bahwa mereka sangat puas dengan pekerjaan mereka saat
sekarang ini. 18 orang (72%) menyatakan puas dan 4 orang (16%)
menyatakan kurang puas dengan pekerjaan mereka saat ini.
9. Pertimbangan Memilih Pekerjaan
Pertimbangan lulusan Program Magister memilih pekerjaan yang terakhir
atau sekarang ini, yaitu 2 orang (8%) karena gaji memadai, 18 orang (72%)
karena sesuai dengan bidang keilmuan yang pernah ditempuh, dan 5 orang
(20%) karena mendapatkan pengalaman baru dalam kesehariannya.
30
01020304050607080
Gaji Memadai Sesuai dengan
Bidang Keilmuan
Mendapat
Pengalaman
Baru
Pertimbangan MemilihPekerjaan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
7.500.000-
10.000.000
5.000.000-
7.500.000
3.000.000-
5.000.000
1.000.000-
3.000.000
< 1.000.000
Penghasilan Rata-rata Lulusan
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Tinggi Tinggi Rendah
Kebutuhan Instansi Tempat Kerjaterhadap Lulusan
10. Penghasilan Rata-rata Lulusan Program Magister
Lulusan Program Magister yang menjadi responden pengisian angket tracer
study, 4 orang (16%) berpenghasilan rata-rata < Rp 1.000.000,00., 4 orang
(16%) berpenghasilan rata-rata antara Rp. 1.000.000,00 -3.000.000,00., 10
orang (40%) berpenghasilan rata-rata berkisar antara Rp. 3.000.000,00-
5.000.000,00., 3 orang (12%) berpenghasilan rata-rata antara Rp.
5.000.000,00-7.500.000,00., dan 4 orang (16%) berpenghasilan rata-rata
antara Rp. 7.500.000,00-10.000.000,00.
11. Kebutuhan Instansi Tempat Kerja Terhadap Lulusan Program Magister
Menurut lulusan Program Magister yang menjadi responden penelitian ini
bahwa kebutuhan lembaga atau instansi tempat mereka bekerja terhadap
lulusan Program Magister, 13 orang (52%) menyatakan berada pada kategori
sangat tinggi, 11 orang (44%) menyatakan berada pada kategori tinggi dan 1
orang (4%) menyatakan berada pada kategori rendah.
31
0
20
40
60
80
100
Sesuai Tidak Sesuai
Kesesuaian Pekerjaan denganBidang Ilmu
B. Relevansi dan Kontribusi Pekerjaan dengan Pendidikan
1. Kesesuaian Pekerjaan dengan Bidang Ilmu yang Dipelajari
Untuk kesesuaian pekerjaan dengan bidang ilmu yang dipelajari, lulusan
Program Magister menyatakan bahwa 92% dari mereka (23 orang) telah
sesuai dengan bidang ilmu yang mereka pelajari sebelumnya dan hanya 8% (2
orang) yang menyatakan tidak sesuai. Hal ini berarti adanya relevansi
pekerjaan dengan pendidikan yang didapat, ini pun disesuaikan dengan
persentase angket yang diberikan kepada mereka yang mencapai 92%
menyatakan pekerjaan mereka relevan dengan pendidikan sebelumnya.
Artinya lulusan Program Magister telah memiliki pekerjaan yang sesuai dan
relevan dengan pendidikan yang pernah mereka tekuni yaitu Program
Magister. Dengan kata lain, alumni Program Magister setelah lulus berusaha
mengembangkan ilmu yang ditekuninya selama ini, sehingga mampu menjadi
guru/dosen atau tenaga pendidik yang profesional. Dalam konteks ini, visi
dan misi Program Magister dapat dikatakan teraktualisasi dalam profesi
lulusannya.
2. Kontribusi Pengalaman Pembelajaran dalam Dunia Kerja
Hasil pengumpulan angket dari responden menunjukkan bahwa pengalaman
pembelajaran yang paling memberikan kontribusi dalam dunia kerja bagi
lulusan Program Magister yang Sangat Penting adalah pengalaman tugas
matakuliah dalam bentuk studi lapangan (pengalaman belajar di dalam dan
luar kelas). Sedangkan menurut responden bahwa pengalaman pembelajaran
lainnya yang menempati kategori penting dalam memberikan kontribusi bagi
32
dunia kerja, yaitu pelatihan-pelatihan, workshop, stadium general dan seminar
yang berkaitan dengan pendidikan dan penulisan karya ilmiah.
C. Kompetensi dan Daya Saing Lulusan Program Magister
1. Kompetensi Lulusan yang Dikuasai Saat Baru Lulus Program Magister
Dari data angket didapat bahwa para lulusan Program Magister menyatakan
bahwa Kompetensi yang telah mereka kuasai di saat baru lulus dari Program
Magister berada pada tingkatan yang berbeda. Penguasaan terhadap
keterampilan komunikasi tertulis berada pada urutan tertinggi, disusul dengan
keterampilan komunikasi lisan, pengetahuan umum dunia kerja dan komputer.
Selain kompetensi di atas, para alumni pun menguasai pengetahuan praktis
spesifik fakultas atau jurusan, kepemimpinan (leadership), proses
pemberdayaan masyarakat, metodologi penelitian, pengetahuan teoritis
spesifik fakultas atau jurusan, manajemen organisasi, dan bahasa Asing.
2. Kompetensi yang Dibutuhkan dalam Pekerjaan
Menurut para responden dari lulusan Program Magister, kompetensi yang
sangat diperlukan dan dibutuhkan dalam dunia kerja bagi lulusan Program
Magister adalah semua kompetensi yang dicantumkan di angket yang
diberikan kepada responden. Namun ada beberapa prioritas yang menurut
mereka perlu lebih diutamakan untuk dimiliki oleh setiap lulusan Program
Magister yang akan memasuki dunia kerja.
Keterampilan kompetensi lisan menjadi prioritas utama yang sangat
diperlukan dan Kemahiran komputer menjadi kompetensi selanjutnya yang
harus dimiliki oleh lulusan Program Magister.
3. Daya Saing dengan Lulusan Perguruan Tinggi Lain
Dilihat dari daya saing Lulusan Program Magister dengan perguruan tinggi
lainnya, para responden mengakui bahwa lulusan Program Magister memiliki
daya saing yang mumpuni, yaitu 32% (8 orang) dari mereka menyatakan
sangat mampu bersaing dengan lulusan dari Perguruan Tinggi lainnya, 64%
(16 orang) dari mereka menyatakan mampu bersaing dan 4% (1 orang) dari
mereka menyatakan kurang mampu bersaing.
33
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Mampu Mampu Kurang Mampu
Daya Saing dengan LulusanPerguruan Tinggi Lain
D. Usulan Responden untuk Kemajuan Program Magister
1. Kurikulum
a. Kurikulum Program Magister agar disesuaikan dengan visi masing-masing
prodi, kebijakan pemerintah dan perkembangan IPTEK saat ini dan yang
akan datang.
b. Kurikulum Program Magister harus lebih dispesifikasikan lagi antara
kurikulum inti prodi dan kurikulum umum pendidikan.
c. Kurikulum Program Magister harus lebih mengacu kepada kebutuhan
dunia kerja yang lebih bersifat aplikatif (tidak hanya teoritik).
d. Kurikulum Program Magister harus lebih mengacu kepada kurikulum
prodi sejenis di universitas yang memiliki reputasi tinggi.
e. Kurikulum Program Magister harus lebih mengacu kepada kebutuhan
masyarakat dan membekali mahasiswa dengan pembelajaran kurikulum
bertaraf internasional.
f. Kurikulum Program Magister harus menyiapkan kegiatan matrikulasi yang
dikhususkan untuk mahasiswa berlatarbelakang non-pendidikan.
g. Kurikulum Program Magister juga harus mewadahi terciptanya
lingkungan bahasa (Arab dan Inggris) dalam komunikasi rutin antar
seluruh sivitas akademika.
2. Dosen/SDM
a. Kesesuaian bidang keilmuan dosen dalam pemilihan dosen pembimbing
tesis mahasiswa tiap-tiap prodi, sehingga mahasiswa terfasilitasi oleh
keahlian dosen tersebut.
b. Hasil evaluasi kinerja dosen tiap semester agar menjadi acuan utama
dalam pengembangan dan kemajuan kualitas Program Magister.
34
c. Pengangkatan dosen diharapkan lebih selektif lagi terutama dalam
memilih dosen yang benar-berkompeten dalam bidangnya. Dan
memfasilitasi serta mensupport (mendukung) dosen dalam partisipasi
sebagai narasumber di berbagai kegiatan ilmiah bertaraf nasional dan
internasional.
d. Hendaknya dosen yang mengajar lebih komunikatif, inovatif, berwawasan
luas, selalu update dalam disiplin ilmu yang dimilikinya, dan
memperhatikan teknik penyampaian materi perkuliahan sehingga lebih
menarik dan mudah dipahami oleh mahasiswa.
e. Dosen hendaknya lebih produktif terutama dalam pembuatan karya ilmiah,
baik berupa buku ajar, artikel maupun hasil-hasil penelitian ilmiah,
sehingga bisa dibaca dan dimamfaatkan oleh para sivitas akademika.
3. Manajemen
a. Manajemen Program Magister masih perlu ditingkatkan, misalkan saja
dalam hal memberikan informasi kepada mahasiswa, sering kali
mahasiswa terlambat tahu informasi yang diberikan baik dari Universitas,
Fakultas maupun Program Magister. Sehingga dapat mempermudah
mahasiswa dalam pengurusan adminitrasi (birokrasi). IT pun juga harus
ditingkatkan serta perbaikan di bidang entri nilai pada setiap semester,
sehingga mahasiswa tidak kesulitan ketika membutuhkan nilai-nilai
persemester. Program Magister pun sebaiknya memiliki data base lengkap
tentang alumni. Oleh karena itu, manajemen Program Magister seharusnya
lebih dapat terorganisir karena sejauh ini sistem yang sudah ada itu sudah
cukup baik namun pengolahannya di lapangan butuh keapikan lagi.
b. Hendaknya Program Magister memiliki tim pemikir yang fokus dan
berkompeten sehingga bisa memberikan pelayanan yang mudah dan
transparan agar mahasiswa lebih cepat menyelesaikan kuliahnya.
4. Sarana dan Prasarana
a. Untuk sarana dan prasarana, Program Magister diharapkan dapat
melengkapi dan memaksimalkan secara intensif penggunaan sarana dan
prasarana sebagai salah satu bentuk usaha peningkatan kualitas calon
35
lulusan Program Magister. Hal ini bisa bisa dilakukan dengan adanya
laboraturium khusus Program Magister, melengkapi perpustakaan
jurusan/fakultas/universitas sebagai rujukan referensi, berlangganan jurnal
terkakreditasi baik dalam bentuk online maupun offline, menerapkan
kembali language area serta pembuatan alur prosedur yang dapat
membantu mahasiswa, seperti alur jalur pendaftaran ujian-ujian
penyelesaian studi/tesis.
b. Meningkatkan akses free wifi yang dapat mendukung proses pembelajaran
di kelas serta penyelesaian tugas-tugas perkuliahan. Selain itu, mahasiswa
pun sangat membutuhkan open access dalam penggunaan seluruh fasilitas
dari universitas semisal akses perpustakaan riset Sekolah Pascasarjana.
c. Mengusulkan diadakannya loker khusus untuk mahasiswa dan ruang
belajar mandiri dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan. Selain
itu, ruang dosen juga sangat diperlukan untuk menciptakan suasana
akademis antar seluruh sivitas akademika.
d. Meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam kelas. Kebersihan toilet
dan fasilitas ibadah yang lebih bersih dan nyaman juga menjadi usulan dari
sebagian besar alumni, karena selama ini tempat-tempat dimaksud kurang
terjaga kebersihannya.
5. Jaringan/Kerjasama
a. Program Magister hendaknya melakukan kerjasama dengan universitas di
dalam maupun luar negeri baik di wilayah timur maupun barat sehingga
bisa diadakan pertukaran mahasiswa dan juga pertukaran dosen pengajar
(native speaker). Selain itu, pemanfaatan native speaker yang ada di
Jakarta seperti yang ada di kedutaan-kedutaan besar juga penting
dioptimalisasikan sedemikian rupa, sehingga pembentukan lingkungan
berbahasa Asing dapat diwujudkan.
b. Lebih memperluas kerjasama, baik dengan alumni-alumni Program
Magister maupun dengan sekolah/madrasah atau universitas yang bertaraf
nasional maupun internasional terutama dalam pengembangan pendidikan.
36
Dan juga dalam pemanfaatan mahasiswa yang berprestasi agar lebih cepat
mendapatkan pekerjaan.
c. Lebih memperluas kerjasama dalam rangka pemerolehan beasiswa untuk
mahasiswa Program Magister berprestasi baik dari berbagai kementerian
maupun lembaga-lembaga non-pemerintah. Selain itu, studi ilmiah ke
universitas di berbagai negara maju pun dirasa sangat perlu agar menjadi
motivasi untuk kemajuan Program Magister.
6. Profil Program Magister yang Diharapkan
a. Program Magister hendaknya mempersiapkan lulusannya agar memiliki
daya saing dan keunggulan lebih dibandingkan dengan lulusan perguruan
tinggi lain baik di dalam maupun luar negeri.
b. Program Magister hendaknya menjadi program magister pendidikan
percontohan untuk program magister di perguruan tinggi lain. Hal ini akan
terwujud berkat kerjasama antar semua pihak di UIN Jakarta.
c. Sivitas akademika khususnya Program Magister hendaknya melaksanakan
pembelajaran efektif dan menciptakan lingkungan kebahasaan dan semua
yang terkait dalam pengingkatan kebahasaan mahasiswa.
d. Siap mengembangkan pengajaran, memiliki keterampilan dalam mengajar
dan mendidik, profesional, memiliki daya saing yang tinggi dan menjadi
uswah hasanah bagi guru/dosen lainnya.
e. Program Magister hendaknya menjadi jurusan yang berkualitas baik dari
kurikulum, dosen, manajemen, dan juga sarana prasarananya.
7. Soft Skill untuk Calon Lulusan yang Diperlukan
a. Melatih keterampilan penelitian.
b. Melatih pembelajaran berbasis TIK.
c. Melatih Emotional Spiritual Skills dan Social Skills.
d. Melatih Leadership, Kerjasama, Manajemen organisasi/kemasyarakatan,
kepemimpinan, cara bersosialisasi (menjalan hubungan harmonis dengan
siapapun) dan Pendidikan Kemasyarakatan.
e. Menguasai teknik pengajaran komunikatif (CTL) dan manajemen kelas.
37
f. Public speaking communication, inisiatif kerja dan motivasi diri.
g. Meningkatkan kemampuan IT seperti komputer, mampu berbahasa asing
(Arab dan Inggris) dan memperbanyak pelatihan pembuatan/perancangan
media pengajaran, evaluasi pengajaran yang kreatif.
E. Pembahasan
Informasi yang diberikan oleh responden yang didapat melalui angket
tracer study alumni Program Magister, menunjukan bahwa semua lulusan
Program Magister telah bekerja sesuai bidang, bahkan mereka semua sudah mulai
bekerja sebelum lulus dari perkuliahan.
Dari angket yang mereka isi menunjukan bahwa 100% dari lulusan
Program Magister telah bekerja di berbagai instansi negeri maupun swasta, 40%
di antara mereka ditawari pekerjaan dan 36% dari mereka menyatakan bahwa
pekerjaan mereka sangat sesuai dengan harapan. Dari tingkat kepuasan terhadap
pekerjaan yang mereka dapat menunjukkan bahwa mereka menyatakan puas
(72%) bahkan sangat puas (12%) dengan pekerjaan mereka.
Dari sisi pendapatan, mayoritas lulusan Program Magister (40%) yang
telah memiliki pekerjaan yaitu rata-rata berkisar antara Rp. 3.000.000 –
5.000.000. Ini berarti bahwa lulusan Program Magister yang telah bekerja telah
mendapatkan penghasilan yang baik.
Secara keseluruhan (92%) para lulusan Program Magister telah memiliki
pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari atau sesuai dengan latar
belakang pendidikan mereka. Hal ini sejalan dengan apa yang diinginkan oleh
pemerintah dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
pada BAB III pasal 7 mengenai Prinsip Profesionalitas Guru dan Dosen, yang
menyatakan bahwa seorang guru yang profesional harus memiliki kualifikasi
akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugas serta
memiliki kompetensi yang diperlukan yang juga harus sesuai dengan bidang
tugas. Artinya bahwa para lulusan Program Magister telah mampu memenuhi
38
harapan pemerintah untuk menjadi seorang guru yang memiliki prinsip
profesionalitas.
Pengalaman belajar mandiri, belajar di masyarakat dan magang di
instansi/lembaga menurut hasil penelitian merupakan aspek pengalaman
pembelajaran yang memberikan kontribusi yang sangat penting bagi lulusan
Program Magister yang akan terjun ke dunia kerja. Hal ini sejalan dengan
beberapa usulan yang dikemukakan oleh para responden penelitian yang
menyatakan bahwa mereka banyak terbantu dalam mengajar karena pernah
berpengalaman dalam penyelesaian tugas lapangan di berbagai matakuliah dan
pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan Program Magister.
Dari hasil penelitian diketahui pula bahwa para lulusan Program Magister
disaat baru lulus pada umumnya telah memiliki keterampilan komunikasi tertulis
dan komputer. Responden menyatakan keterampilan kompetensi lisan menjadi
prioritas utama yang sangat diperlukan dalam memasuki dunia kerja. Hal ini
sesuai dengan usulan dari para responden yang menegaskan bahwa kurikulum
yang sudah ada hendaknya dikembangkan dengan apa yang akan dihadapi calon
lulusan di lapangan pekerjaan baik secara teoritis maupun praktis atau
mengintegrasikan dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan dunia kerja
pada masa kini. Kemudian matakuliah maupun kegiatan yang berorientasi untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi lisan hendaknya lebih banyak diberikan
bagi para mahasiswa Program Magister. Sebagaimana dikatakan bahwa bahasa
menunjukan identitas suatu golongan begitu pula menurut mereka, komunikasi
lisan seperti lancar berbicara berbahasa Arab dan Inggris bagi lulusan Program
Magister menjadi indentitas yang bisa mencirikan bahwa seseorang menguasai
bahasa Arab dan Inggris.
Kemudian sarana dan prasarana yang mendukung untuk peningkatan
komunikasi lisan juga hendaknya dilengkapi oleh pihak Program Magister
sehingga mampu untuk meningkatkan keterampilan komunikasi lisan para
mahasiswa Program Magister sesuai dengan tuntutan di dunia kerja yang akan
39
mereka rasakan nantinya. Hal ini bisa dilakukan dengan memaksimalkan fungsi
laboratorium bahasa dan PAI serta perangkatnya, melengkapi perpustakaan
jurusan/fakultas/universitas sebagai rujukan referensi, berlangganan jurnal
terakreditasi dan juga menerapkan kembali language area/bi’ah lughawiyah.
Selanjutnya bahasa Asing, kerjasama tim, dan leadership/kepemimpinan
merupakan aspek kedua yang perlu diperhatikan oleh pihak Program Magister
demi kemajuan lulusan Program Magister di dunia kerja, karena dimanapun
tempat mereka kerja nantinya, mereka dituntut untuk bisa menguasai bahasa
Asing (Arab dan Inggris), kerjasama dalam satu tim bahkan dalam satu waktu
mereka harus bisa menjadi pemimpin yang dipercayakan untuk memegang
amanah. Hal ini pun sejalan dengan usulan dari beberapa responden yang
menitikberatkan kepada lulusan Program Magister untuk memperbanyak soft skill
seperti keterampilan dalam berkomunikasi serta manajemen organisasi
(leadership) yang baik, cara bersosialisasi (menjalin hubungan yang harmonis
dengan orang lain) dan keterampilan di bidang IT.
Dalam hal ini Program Magister memberikan keluasan kepada para
mahasiswa untuk ikut serta dalam organisasi kampus seperti terlibat menjadi
pengurus di Forum Mahasiswa Program Magister (FORMA) FITK, sehingga
melatih mahasiswa untuk bisa bekerjasama antar tim dan juga menjadi pemimpin
bagi yang lainnya.
Lulusan Program Magister yang mengisi angket mengakui bahwa mereka
mampu untuk bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi lainnya bahkan 32%
menyatakan dengan yakin bahwa mereka sangat mampu bersaing dengan lulusan
dari perguruan tinggi lain. Ini membuktikan bahwa salah tujuan Program Magister
telah bisa dicapai dengan baik, yakni menghasilkan Magister Pendidikan yang
memiliki pemahaman dan wawasan keislaman yang komprehensif, mempunyai
keahlian dalam pendidikan dan pengembangan bahasa Asing sesuai dengan
bidang yang ditekuni, kesadaran ilmiah yang tinggi, terbuka dan responsif
terhadap perubahan sosial, dan berakhlak mulia.
40
Selain itu, menurut pengamatan tim peneliti, alumni Program Magister
juga memperlihatkan mobilitas sosial dan intelektual yang cukup tinggi. Buktinya,
di antara mereka ada yang tidak hanya menjadi guru/dosen, tetapi juga menjadi
insruktur bahasa, konsultan, pengawas, staf, pimpinan lembaga, dan juga
da’i/muballigh.
Alumni Program Magister sebanyak 10 orang telah berstatus PNS. Secara
sosial ekonomi, dapat dikatakan bahwa mobilitas vertikal mereka cukup tinggi.
Dan dari segi mobilitas intelektual, alumni Program Magister juga akan
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu S3. Fakta ini dapat dimaknai
bahwa akseptabilitas alumni Program Magister untuk dapat melakukan mobilitas
intelektual (akademik) cukup tinggi, karena –barangkali—mereka telah memiliki
kemampuan dasar berupa penguasaan bahasa Asing, sehingga ketika studi ke
jenjang yang lebih tinggi relatif tidak banyak mengalami kesulitan, terutama di
bidang pendidikan Islam ataupun bahasa Asing.
36
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dari Bab I sampai Bab IV, maka
Peneliti memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum alumni Program Magister pada 3 tahun terakhir angkatan
2010 - 2012 memperlihatkan mobilitas sosial dan intelektual yang cukup
tinggi.
2. Dari segi keterserapan dan kontribusi sosial-profesional alumni Program
Magister pada angkatan 2010 - 2012 di dunia pendidikan formal dan/atau
non-formal telah menunjukan bahwa para alumni memiliki kontribusi
yang besar di masyarakat sosial dan di dunia pendidikan.
3. Dari segi mobilitas sosial intelektual alumni Program Magister pada
angkatan 2010 - 2012 dalam melanjutkan studi menunjukan bahwa alumni
Program Magister memiliki mobilitas sosial intelektual yang cukup tinggi,
terbukti para lulusan (24%) akan melanjutkan studi ke S3.
4. Dapat diketahui juga bahwa salah satu alasan pembentukan jaringan
(networking) dan pemberdayaan alumni Program Magister belum dapat
dilakukan secara optimal yaitu di antaranya kurangnya pengetahuan prodi
terhadap data riwayat hidup alumni setelah lulus dari Program Magister.
5. Perlunya perhatian khusus terhadap kurikulum yang terkait erat dengan
dunia kerja, peningkatan manajemen jurusan dari segala aspek,
peningkatan SDM, kelengkapan sarana prasarana, perluasan jaringan
kerjasama dan pengeyaan calon lulusan Program Magister dengan
berbagai soft skill yang diperlukan untuk menunjang mereka di dunia kerja
nantinya menjadi harapan dan pemikiran alumni terhadap kemajuan Prodi
Program Magister di masa yang akan datang
37
B. Rekomendasi
Setelah memperoleh data hasil penelitian dan mempelajari hasil
kesimpulan, maka tim peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Program Magister hendaknya lebih memperhatikan lagi pendataan
alumni terutama tentang riwayat hidup mereka setelah lulus dari Program
Magister, sehingga mereka bisa diberdayakan secara optimal dalam bidang
akademik maupun sosial untuk kemajuan Program Magister masa
mendatang.
2. Pembentukan wadah himpunan alumni Program Magister khusus FITK
UIN Jakarta merupakan satu hal yang sangat diharapkan sehingga Program
Magister bisa mendapatkan kontribusi usulan dan saran yang konstruktif
tidak hanya dalam materi melainkan juga dalam pemikiran.
3. Bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan keberadaan alumni tentunya
menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan Fakultas dalam menjamin mutu
fakultas di mata masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan keberadaan
alumni tiap prodi khususnya Program Magister hendaknya ditampung dan
bisa diberdayakan secara optimal oleh fakultas sehingga bisa memberikan
kontribusi yang besar bagi kemajuan FITK.
DAFTAR PUSTAKA
Suryadi, Ace, Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan: Isu, Teori dan
Aplikasi Jakarta: Balai Pustaka, 1999.
Program Magister, Buku 3A, Borang Akreditasi Program Magister, Jakarta:
Program Magister, 2013.
Djuwariyah, “Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan
Islam”, dalam Jurnal el-Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.1, No.1
Tahun 2008
Hanafie, Imam, Pendidikan yang Membebaskan, dalam http://www.nu.or.id/
Wijaya, Indra dan Adam I, Perubahan dan Pengembangan Organisasi, Bandung
: Sinar Baru, 1989.
Asmawi, M. Rosul, Strategi Meningkatan Mutu Lulusan Perguruan Tinggi, dalam
Jurnal MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER
2005.
Ma’arif, Syamsul, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
Tobroni, Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Islam: Lessons Learned dari
McGill University, diakses dari www.umm.ac.id
McMahon, Walter W. dan Terry G. Geske, Financing Education: Overcoming
Inefficiency and Inequity, New York: University of Illionis, 1982.
Cheng, Yin Cheong, School Effectiveness and School-Based Management: A
Mechanism for Development, Washington D.C: The Palmer Press, 1996.
http://ban-pt.kemdiknas.go.id