penegakan hukum dalam pemberantasan tindak … · sosiologi hukum makalah ... dimana fungsi hukum...

31
PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DIKAJI MELALUI SOSIOLOGI HUKUM Makalah Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Sosiologi Hukum dari Moch. Miftah, Drs., M.H. Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG FAKULTAS HUKUM Jalan Lengkong Besar No. 68, No. Telepon (022) 4262194, Bandung, Jawa Barat 40261 TAHUN 2016

Upload: dangquynh

Post on 22-Apr-2019

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN

TINDAK PIDANA KORUPSI DIKAJI MELALUI

SOSIOLOGI HUKUM

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Sosiologi Hukum

dari Moch. Miftah, Drs., M.H.

Disusun oleh

MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN

NPM. 151000126

KELAS D

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

FAKULTAS HUKUM

Jalan Lengkong Besar No. 68, No. Telepon (022) 4262194,

Bandung, Jawa Barat 40261

TAHUN 2016

Page 2: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah yang dikaruniakanNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

makalah ini yang berjudul “Penegakan Hukum Dalam Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi Dikaji Melalui Sosiologi Hukum”. Sesuai dengan namanya, sebuah

makalah memang tidak dimaksudkan sebagai buku materi atau buku panduan,

melainkan didalamnya terdapat pembahasan dan rincian-rincian mengenai hasil

dari beberapa sumber yang telah penulis dapatkan.

Penyusunan makalah ini penulis mendapatkan berbagai kesulitan, baik

dalam penyusunan, pengumpulan data dan dalam hal yang lainnya. Akan tetapi,

berkat pertolonganNyalah akhirnya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai

yang diharapkan. Adapun penyusunan makalah ini berdasarkan pada rincian-

rincian data yang telah penulis dapatkan dari berbagai sumber.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Moch. Miftah, Drs., M.H. sebagai dosen mata kuliah Sosiologi Hukum yang

telah memberikan tugas ini kepada penulis.

2. Orangtua penulis yang telah memberikan dukungan, dorongan, bantuan,

serta memberikan doa restunya sehingga terselesaikannya makalah ini.

3. Saudara-saudara dan rekan-rekan penulis, yang senantiasa memberikan

support semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Penulis memahami dan menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.

Namun, penulis telah berusaha menyusun makalah dengan usaha terbaik yang

penulis miliki. Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada segenap yang

telah mendukung terselesaikannya makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini

sesuai dengan yang diharapkan. Amiin Ya Allah Ya Rabbal Alamiin Ya Mujibas

Sailin.

Bandung, 07 Mei 2016

Penulis

Page 3: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 5

A. Teori Efektivitas Hukum ............................................................ 5

B. Peranan Sosiologi Hukum Dalam Memberantas

Tindak Pidana Korupsi .................................................................. 11

C. Penegakan Hukum di Indonesia Dalam Memberantas

Tindak Pidana Korupsi Dikaji Melalui Sosiologi Hukum ................. 16

BAB III PENUTUP .............................................................................. 25

A. Kesimpulan ............................................................................... 25

B. Saran ........................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 27

Page 4: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

masyarakat, sehingga ada sebuah adagium yang dikenal dalam ilmu hukum,

yaitu ubi societas ibi ius, dimana ada masyarakat maka ada hukum. Kehadiran

hukum dalam masyarakat sangat penting, dimana fungsi hukum sebagai sosial

kontrol merupakan aspek yuridis normatif dari kehidupan masyarakat. Sebagai

alat pengendali sosial, hukum dianggap berfungsi untuk menetapkan tingkah

laku yang baik dan tidak baik atau perilaku yang menyimpang dari hukum, dan

sanksi hukum terhadap orang yang mempunyai perilaku tidak baik. Namun,

sesuatu yang dianggap baik oleh seseorang belum tentu baik menurut yang

lainnya. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang senantiasa hidup

bersama atau berkelompok, memerlukan perangkat patokan agar tidak terjadi

pertentangan kepentingan sebagai akibat dari pendapat yang berbeda-beda

mengenai kebaikan tersebut. Manusia selalu ingin hidup tentram dan damai,

manusia memerlukan perlindungan terhadap kepentingan-kepentingannya.

Maka kemudian terciptalah perlindungan kepentingan berwujud kaidah sosial,

termasuk didalamnya kaidah hukum.

Tatanan kaidah sosial dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kaidah

sosial dengan aspek kehidupan pribadi dan kaidah sosial dengan aspek

kehidupan antar pribadi. Kaidah sosial dengan aspek kehidupan pribadi

meliputi kaidah agama dan kaidah kesusilaan, karena kaidah ini ditunjukan

kepada manusia sebagai individu, sedangkan kaidah sosial dengan aspek

kehidupan antar pribadi adalah kaidah sopan santun atau tata karma yang

meliputi antara lain sopan santun dalam pergaulan, berbusana, kaidah hukum,

dan sebagainya, karena kaidah-kaidah ini ditujukan bagi manusia dalam

kehidupan bermasyarakat dalam kaitannya manusia sebagai makhluk sosial.1

1 Soedikno Mertokusumo, Teori Hukum, Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 15

Page 5: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

2

Norma atau kaidah kesopanan bertujuan agar manusia mengalami

kesenangan atau kedamaian dalam berinteraksi bersama dengan orang-orang

lain. Norma atau kaidah hukum bertujuan agar tercapainya kedamaian dan

keadilan dalam masyarakat. Dimana dalam aliran sociological

jurisprudencemenganggap bahwa hukum yang baik adalah hukum yang sesuai

dengan hukum yang hidup di dalam masyarakat. Sehingga dalam penegakan

hukum hendaknya selain memperhatikan aspek hukumnya juga melihat aspek

sosial, sehingga terciptalah hukum yang bermanfaat bagi orang banyak.

Penegakan hukum yang sebenarnya merupakan barometer

berlangsungnya kehidupan ketatanegaraan bangsa Indonesia, baik itu yang

memiliki implikasi terhadap tatanan budaya, sosial, dan ekonomi yang

terganggu, karena perspektif penegakan hukum yang labilitas. Adanya

kehendak bahwa hukum sebagai suatu supremasi dari negara yang berasaskan

hukum tampaknya masih menimbulkan keragu-raguan manakala ada suatu

relevansi yang ketat antara hukum dengan politik kekuasaan, khususnya

terhadap kasus yang memiliki padanan dengan korupsi, kolusi dan nepotisme

(KKN).

Dewasa ini pemberitaan di Indonesia selalu dipenuhi dengan kasus

korupsi para pejabat negara, seolah korupsi telah mendarah daging sehingga

sulit untuk diberantasi. Korupsi merupakan perbuatan penyalahgunaan

kekuasaan oleh orang-orang yang berkuasa atau para pejabat negara yang

memiliki kewenangan dimana ia menyalahgunakan kewenangan tersebut.

Akibat dari perbuatan korupsi ini adalah berdampak bagi seluruh rakyat

Indonesia. Inilah mengapa korupsi dianggap sebagai kejahatan luar biasa

(extraordinary crime) karena yang melakukan kejahatan korupsi adalah

segolongan orang-orang tertentu tetapi dampaknya besar dan merugikan orang

banyak.

Page 6: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

3

Kesenjangan sosial dan kekuasaan yang cukup lebar dalam struktur

masyarakat Indonesia, dipahami oleh para ahli turut menyuburkan hubungan

patron-klien (pengayoman) yang pada gilirannya memberikan kontribusi besar

bagi langgengnya budaya korupsi di masyarakat.2 Misalnya dalam membuat

SIM (Surat Izin Mengemudi), kita seolah dibiasakan untuk membayar “lebih”

guna mendapatkan SIM secara cepat dan instan. Contoh lain pejabat politik

harus membayar mahal untuk ikut serta dalam Pemilihan Umum, dan untuk

mencapai jabatan yang diinginkan dibutuhkan pendukung yang banyak, untuk

mendapatkan pendukung yang banyak dicarilah organisasi masyarakat atau

kelompok tertentu yang bisa membawa masa, tentu saja hal tersebut

membutuhkan dana, dimana bukan rahasia lagi setiap kampanye para calon

legislatif memberikan uang kepada masyarakat untuk memilihnya. Setelah

terpilih tidak menutup kemungkinan pejabat tersebut berpikir untuk

mengembalikan uangnya melalui uang negara.

Peraturan mengenai pemberantasan korupsi sudah ada, bahkan disertai

dengan hukuman maksimal, yaitu hukuman mati. Walaupun demikian, kondisi

korupsi di Indonesia tidak berkurang, hukuman mati rupanya tidak membuat

para koruptor takut untuk melakukan korupsi. Karena dalam penegakannya pun

belum ada koruptor di Indonesia yang dijatuhi hukuman mati. Seringkali

korupsi dilakukan tidak secara personal, tetapi dilakukan secara kolektif,

struktural, dan sistemis. Sehingga secara tidak langsung korupsi lambat laun

menjadi sebuah budaya.

Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis pada kesempatan ini

mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

makalah dengan judul:

“PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK

PIDANA KORUPSI DIKAJI MELALUI SOSIOLOGI HUKUM”.

2 Zainudin Ali, Filsafat Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm. 163

Page 7: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

4

B. Identifikasi Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teori efektitivitas hukum?

2. Bagaimana peranan sosiologi hukum dalam memberantas tindak pidana

korupsi?

3. Bagaimana penegakan hukum di Indonesia dalam memberantas tindak

pidana korupsi dikaji melalui sosiologi hukum?

Page 8: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Efektivitas Hukum

Seringkali kita mengetahui bahwa di dalam masyarakat, hukum yang

telah dibuat ternyata tidak efektif didalamnya, dan efektifitas hukum ini

mempunyai hubungan yang sangat erat dengan persoalan penerapan,

pelaksanaan dan penegakan hukum dalam masyarakat demi tercapainya tujuan

hukum. Artinya hukum benar-benar berlaku secara filosofis, yuridis dan

sosiologis. Satjipto Rahardjo membedakan istilah penegakan hukum (law

enforcement) dengan penggunaan hukum (the use of law). Penegakan hukum

dan penggunaan hukum adalah dua hal yang berbeda. Orang dapat menegakkan

hukum untuk memberikan keadilan, tetapi orang juga dapat menegakkan

hukum untuk digunakan bagi pencapaian tujuan atau kepentingan lain.

Menegakkan hukum tidak persis sama dengan menggunakan hukum.3

Penegakan hukum merupakan sub-sistem sosial, sehingga penegakannya

dipengaruhi lingkungan yang sangat kompleks seperti perkembangan politik,

ekonomi, sosial, budaya, hankam, iptek, pendidikan dan sebagainya. Penegakan

hukum harus berlandaskan kepada prinsip-prinsip negara hukum sebagaimana

tersirat dalam UUD 1945 dan asas-asas hukum yang berlaku di lingkungan

bangsa-bangsa yang beradab (seperti the basic principles of independence of

judiciary), agar penegak hukum dapat menghindarkan diri dari praktik-praktik

negatif akibat pengaruh lingkungan yang sangat kompleks tersebut.4

Berdasarkan teori efektivitas hukum yang dikemukakan Soerjono

Soekanto, efektif atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor.

Pertama; faktor hukumnya sendiri (undang-undang). Kedua; faktor penegak

hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum.

3 Satjipto Rahardjo, Sisi-Sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Cetakan Kedua, Buku Kompas,

Jakarta, 2006, hlm. 169 4 Muladi, Hak Asasi Manusia, Politik dan Sistem Peradilan Pidana, Cetakan

Kedua, Universitas Diponegoro, Semarang, 2002, hlm. 70

Page 9: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

6

Ketiga; faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan

hukum.Keempat; faktor masyarakat, yakni lingkungan di mana hukum tersebut

berlaku atau diterapkan. Kelima; faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya,

cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.5

Sehingga agar hukum tersebut berjalan efektif yang harus dilihat adalah hukum

itu sendiri, dimana tujuan hukum itu adalah memberikan keadilan,

kemanfaatan, dan kepastian hukum.

Hukum yang dalam hal ini adalah peraturan perundang-undangan,

dimana peraturan perundang-undangan itu dibuat harus sesuai dengan

kebutuhan masyarakat agar peraturan tersebut tidak hanya mengatur

masyarakat tetapi memberikan kemanfaatan dan kesenangan bagi

masyarakat. Jika undang-undang sudah dibuat sesuai dengan kebutuhan

masyarakat maka dari segi penegak hukum, harus menjalankan atau

menerapkan hukum secara adil, karena jika berbicara tentang kepastian hukum,

kepastian hukum ini sifatnya konkret berwujud nyata, sedangkan keadilan

bersifat abstrak sehingga ketika seseorang hakim memutuskan suatu perkara

secara penerapan undang-undang saja maka ada kalanya nilai keadilan itu tidak

tercapai. Maka ketika melihat suatu permasalahan mengenai hukum setidaknya

keadilan menjadi prioritas utama. Karena hukum tidaklah semata-mata dilihat

dari sudut hukum tertulis saja, tetapi masih banyak aturan-aturan yang hidup

dalam masyarakat yang juga mengatur kehidupan masyarakat.

Para penegak hukum memainkan peran penting dalam memfungsikan

hukum. Jika peraturan sudah baik, tetapi kualitas penegak hukum rendah maka

akan timbul masalah. Sarana atau fasilitas juga penting untuk mengefektifkan

suatu hukum. Misalnya kendaraan dan alat komunikasi yang proporsional untuk

polisi, rumah tahanan untuk kejaksaan. Sehingga jika hendak menerapkan suatu

peraturan secara resmi, perlu dipertimbangkan mengenai fasilitas yang

berpatokan kepada apa yang sudah ada dipelihara terus agar setiap saat

berfungsi, apa yang belum ada, perlu diadakan dengan memperhitungkan

5 Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2008, hlm. 8

Page 10: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

7

jangka waktu pengadaannya, apa yang kurang perlu dilengkapi, apa yang telah

rusak diperbaiki atau diganti.

Masyarakat termasuk kepada faktor yang mengefektifkan hukum karena

peraturan dibuat untuk masyarakat sehingga diperlukan kesadaran masyarakat

untuk mematuhi suatu peraturan perundang-undangan. Sehingga derajat

kepatuhan masyarakat terhadap hukum merupakan salah satu indicator

berfungsinya hukum yang bersangkutan. Namun untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat diperlukan penyuluhan hukum yang teratur, pemberian

teladan yang baik dari petugas didalam kepatuhan terhadap hukum dan respek

terhadap hukum, pelembagaan yang terencana dan terarah.6 Relevan dengan

teori efektivitas hukum yang dikemukakan Soerjono Soekanto tersebut, Romli

Atmasasmita mengatakan faktor-faktor yang menghambat efektivitas

penegakan hukum tidak hanya terletak pada sikap mental aparatur penegak

hukum (hakim, jaksa, polisi dan penasihat hukum) akan tetapi juga terletak pada

faktor sosialisasi hukum yang sering diabaikan.7

Faktor kebudayaan juga menentukan efektif atau tidaknya suatu hukum,

menurut Soerjono Soekanto, faktor kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat

besar bagi manusia dan masyarakat, yaitu mengatur agar manusia dapat

mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikapnya

kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian, kebudayaan

adalah suatu garis pokok tentang perikelakuan yang menetapkan peraturan

mengenai apa yang harus dilakukan, dan apa yang dilarang. Kelima faktor di

atas saling berkaitan dengan eratnya, karena menjadi hal pokok dalam

penegakan hukum, serta sebagai tolok ukur dari efektifitas penegakan hukum.

Kelima faktor yang dikemukakan Soerjono Soekanto tersebut, tidak ada faktor

mana yang sangat dominan berpengaruh, semua faktor tersebut harus saling

mendukung untuk membentuk efektifitas hukum.

6 Zainudin Ali, op.cit, hlm. 96 7 Romli Atmasasmita, Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia & Penegakan Hukum, Mandar

Maju, Bandung, 2001, hlm. 55

Page 11: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

8

Konsepsi operasional tentang bekerjanya hukum dalam masyarakat

dengan didasarkan pada dua konsep yang berbeda yaitu konsep tentang

ramalan-ramalan mengenai akibat-akibat (prediction of consequences) yang

dikemukakan oleh Lundberg dan Lansing tahun 1973 dan konsep Hans Kelsen

tentang aspek rangkap dari suatu peraturan hukum.8

Berdasarkan konsep Lundberg dan Lansing, serta konsep Hans Kelsen

tersebut Robert B. Seidman dan William J. Chambliss menyusun suatu teori

bekerjanya hukum di dalam masyarakat. Menurut teori bekerjanya hukum dari

Robert B. Siedmant:

1. Setiap peraturan memberitahukan bagaimana seorang pemegang peran (role

occupant) diharapkan bertindak, menerapkan sanksi-sanksinya, aktivitas

dari lembaga-lembaga pelaksana serta keseluruhan kompleks sosial, politik

dan lain-lainnya mengenai dirinya.

2. Bagaimana lembaga-lembaga pelaksana bertindak sebagai respons terhadap

peraturan yang ditujukan kepadanya, sanksi-sanksinya, keseluruhan

kompleks kekuatan sosial, politik dan lain-lainnya mengenai lembaga serta

umpan balik dari pemegang peranan.

3. Bagaimanapun pembuat undang-undang bertindak mengatur tingkah laku

mereka, sanksi-sanksinya, keseluruhan kompleks kekuatan sosial, politik,

ideologis dan lain-lain tentang mereka serta umpan balik dari pemegang

peran serta birokrasi.

Keberhasilan pelaksanaan suatu peraturan perundang-undangan sangat

tergantung banyak faktor. Secara garis besar bekerjanya hukum dalam

masyarakat akan ditentukan oleh beberapa faktor utama. Faktor-faktor tersebut

dapat:

1. Bersifat yuridis normatif (menyangkut pembuatan peraturan perundang-

undangannya).

2. Penegakannya (para pihak dan peranan pemerintah).

3. Serta faktor yang bersifat yuridis sosiologis.

8 Ronny Hanitijo Soemitro, Perspektif Sosial dalam Pemahaman Masalah-Masalah Hukum,

CV Agung, Semarang, 1989, hlm. 23

Page 12: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

9

Faktor materi (substansi) suatu hukum atau peraturan perundang-

undangan memegang peranan penting dalam penegakan hukum (law

enforcement). Artinya di dalam hukum atau peraturan perundang-undangan itu

sendiri harus terkandung dan bahkan merupakan conditio sine quanon di

dalamnya keadilan (justice). Sebab, bagaimana pun juga hukum yang baik

adalah hukum yang di dalamnya terkandung nilai-nilai keadilan. Faktor yang

tidak kalah pentingnya adalah faktor aparatur penegak hukum itu sendiri yang

lazim juga disebut law enforcer (enforcement agencies). Relevan dengan hal

tersebut B. M. Taverne mengatakan, “geef me goede rechter, goede rechter

commissarissen, goede officieren van justitieen, goede politie ambtenaren, en

ik zal met een slecht wetboek van strafprosesrecht het goede beruken”

bahwasanya “berikan aku hakim, jaksa, polisi dan advokat yang baik, maka aku

akan berantas kejahatan meskipun tanpa secarik undang-undang pun”.Dengan

kata lain, “berikan padaku hakim dan jaksa yang baik, maka dengan hukum

yang buruk saya bisa mendatangkan keadilan.9 Artinya, bagaimana pun

lengkapnya suatu rumusan undang-undang, tanpa didukung oleh aparatur

penegak hukum yang baik, memilikki moralitas dan integritas yang tinggi,

maka hasilnya akan buruk.

Hal yang sangat penting yang harus juga mendapat perhatian serius dari

aparatur penegak hukum adalah tidak bersikap diskriminatif dalam penegakan

hukum (law enforcement). Hukum seringkali hanya efektif terhadap pelaku-

pelaku pelanggaran hukum masyarakat kelas menengah. Inilah yang pernah

dikuatirkan Honore de Balzac sebagaimana dikutip Pillipe Sands bahwa hukum

di dunia sudah berubah menjadi seperti sarang laba-laba, “Les lois sont des

toiles d’araignees a tavers lesquelles passent les grosses mouches et ou restent

les petites” (hukum, seperti sarang laba-laba, menangkap serangga-serangga

kecil dan membiarkan yang besar-besar lolos).10 Sering dijumpai dalam hukum

di Indonesia ini seolah penegakan hukum hanya berlaku bagi “yang tidak

9 Satjipto Rahardjo, Membedah Hukum Progresif, Buku Kompas, Jakarta, 2006, hlm. 6 10 Satjipto Rahardjo, Lapisan-Lapisan Dalam Studi Hukum, Bayumedia, Malang, 2008, hlm.

111

Page 13: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

10

mampu”, sehingga terkesan bahwa hukum tajam bagi kalangan menengah dan

bawah kemudian tumpul untuk kalangan atas, hal ini terbukti dengan berbagai

kasus rakyat miskin yang terjerat kasus hukum karena mengambil sandal jepit

dan mencuri pisang, seolah hal ini merupakan kasus besar yang segera ditindak

dan divonis, tetapi bila kalangan atas seolah-olah tumpul dapat kita lihat pada

kasus Century yang hingga saat ini belum mengalami perkembangan yang

signifikan, sehingga belum bisa memberikan rasa keadilan bagi publik. Dalam

hal ini terasa percuma untuk merancang undang-undang dan menjadikannya

sebagai suatu produk hukum, jika hukum yang sudah dibuat itu tidak

bermanfaat karena keinginan dan alat untuk melaksanakannya lemah.

Berkaitan dengan kepatuhan masyarakat terhadap suatu produk hukum,

sangat tepat apa yang dikemukakan Ivor Jennings bahwa “The most law-abiding

citizen in the world, particulary when the law seem to him to be sensible; but

no man is more ready to take offence when it broken. He doesn’t obey orders

because they are given by one person in authority; he obeys orders when they

are lawful orders, issued by a person who has legal authority to issue them.

Memang penting otoritas hukum itu, tetapi perlu juga didukung oleh kepatuhan

terhadap hukum baik oleh pembuat hukum itu sendiri maupun masyarakat.

Dalam pelaksanaan penegakan hukum hal yang terpenting adalah semangat

penyelenggara negara atau semangat aparatur penegak hukumnya (the man

behind the law), sebagaimana yang diamanatkan dalam Penjelasan Umum UUD

1945:

“Yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hidup negara,

ialah semangat, semangat para penyelenggara negara, semangat para pemimpin

pemerintahan. Meskipun dibikin Undang-Undang Dasar yang menurut kata-

katanya bersifat kekeluargaan apabila semangat para penyelenggara negara,

Undang-Undang Dasar tadi tentu tidak ada artinya dalam praktik. Sebaliknya,

meskipun Undang-Undang Dasar itu tidak sempurna, akan tetapi jikalau

semangat para penyelenggara pemerintahan baik, Undang-Undang Dasar itu

tentu tidak akan merintangi jalannya negara. Jadi, yang paling penting ialah

semangat”.

Page 14: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

11

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa penegakan hukum merupakan

usaha menegakkan norma-norma dan kaidah-kaidah hukum sekaligus nilai-

nilai yang ada di belakangnya. Dengan demikian aparat penegak hukum

hendaknya memahami benar-benar jiwa hukum (legal spirit) yang mendasari

peraturan hukum yang harus ditegakkan, terkait dengan berbagai dinamika yang

terjadi dalam proses pembuatan perundang-undangan (law making process).

Penegakan hukum (law enforcement), keadilan dan hak asasi manusia

merupakan tiga kata kunci dalam suatu negara hukum (rechtsstaat) seperti

halnya Indonesia. Ketiga istilah tersebut mempunyai hubungan dan keterkaitan

yang sangat erat. Keadilan adalah hakikat dari hukum. Oleh karena itu, jika

suatu negara menyebut dirinya sebagai negara hukum, maka di dalam negara

tersebut harus menjunjung tinggi keadilan (justice).

B. Peranan Sosiologi Hukum Dalam Memberantas Tindak Pidana Korupsi

Sosiologi hukum menurut Soejono Soekanto adalah cabang ilmu

pengetahuan yang secara analitis dan empiris menganalisis atau mempelajari

hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya.11

Sosiologi hukum merupakan suatu ilmu yang muncul dari perkembangan ilmu

pengetahuan hukum dan dapat diketahui dengan mempelajari fenomena sosial

dalam masyarakat yang tampak aspek hukumnya. Oleh karena itu, adanya

pengetahuan tersebut diharapkan turut mengangkat derajat ilmiah dari

pendidikan hukum. Pernyataan ini dikemukakan atas asumsi bahwa sosiologi

hukum dapat memenuhi tuntutan ilmu pengetahuan modern untuk melakukan

atau membuat deskripsi, penjelasan, pengungkapan, dan prediksi. Jika keempat

hal diatas merupakan tuntutan ilmu pengetahuan hukum saat ini sebagai

dampak “modernisasi”, maka harus diakui dengan jujur bahwa pendidikan

hukum dalam kajian jurisprudence model: rules (normative), logic,

11 Soerjono soekanto, Mengenal Sosiologi Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hlm

11

Page 15: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

12

practical, dan decision yang bersifat terapan, tidak mampu memberikan

pemahaman hukum yang utuh.

Pendidikan hukum yang bersifat sociological model yang terdiri

atassocial structure, behavior, variable, observer,

scientific, dan explanation akan menjadikan ilmu hukum itu responsif terhadap

perkembangan dan perubahan dalam masyarakat. Karena itu, suatu pemahaman

dan pengkajian hukum dalam konteks sosial yang lebih besar merupakan suatu

keharusan, sehingga hukum akan tampak sebagai social control dalam

masyarakat atau hukum ada karena adanya masyarakat dan bukan berarti

masyarakat meninggalkan hukum yang telah dibuat oleh pejabat yang

berwenang. Bila dilihat karakteristik kajian sosiologi hukum disebutkan bahwa

sosiologi hukum berusaha memberikan deskripsi dalam praktik-praktik hukum.

Sosiologi hukum bertujuan untuk menjelaskan mengapa suatu praktik-praktik

hukum di dalam kehidupan sosial masyarakat itu terjadi, sebab-sebabnya,

faktor-faktor yang mempengaruhi dan lain sebagainya. Sosiologi hukum

senantiasa menguji kesahihan empiris dari suatu peraturan atau pernyataan

hukum, sehingga mampu memprediksi suatu hukum yang sesuai dan/atau tidak

sesuai dengan masyarakat tertentu. Terakhir, karakteristik kajian sosiologi

hukum adalah tidak melakukan penilaian terhadap hukum, tingkah laku yang

mentaati hukum, sama-sama merupakan objek pengamatan yang setaraf.12

Dari karakteristik kajian sosiologi hukum diatas, dapat menjadi

pedoman dalam menganalisis peranan sosiologi hukum dalam memberantas

tindak pidana korupsi di Indonesia ini. Korupsi dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia ialah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan

uang sogok dan sebagainya. Secara garis besar korupsi adalah suatu tindakan

untuk memperkaya diri yang merugikan keuangan negara. Untuk menemukan

penyebab korupsi, dapat menggunakan konsepsi Alfred Schutz tentang because

motive atau disebut sebagai motif penyebab. Di dalam konsepsi ini, maka dapat

dinyatakan bahwa tindakan manusia ditentukan oleh ada atau tidaknya faktor

12 Zainudin Ali, Sosiologi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 8-9

Page 16: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

13

penyebabnya. Maka seseorang melakukan korupsi juga disebabkan oleh

beberapa faktor penyebab. Faktor penyebab itulah yang disebut sebagai motif

eksternal penyebab tindakan.13

Manusia sebagai makhluk sosial tentu ingin dipandang dan dihormati

oleh manusia lainnya, bagi sebagian besar orang, uang dapat membuatnya

dipandang dan dihormati, dengan uang pula mereka bisa mendapatkan apa yang

mereka inginkan, tak sedikit orang yang beranggapan bahwa seseorang

dikatakan berhasil bilamana orang tersebut sudah mapan dalam segi materi,

yaitu memiliki rumah mewah dikawasan elit, mobil mewah dan tak jarang para

orangtua adu gengsi untuk menyekolahkan anaknya disekolahan yang bonafit.

Atas dasar itu lah orang-orang selalu ingin menjadi kaya, maka ukurannya

adalah seberapa besar seseorang bisa mengakses kekayaan. Ketika seseorang

menempati suatu ruang untuk bisa mengakses kekayaan, maka seseorang akan

melakukannya secara maksimal.

Di dunia ini, maka banyak orang yang mudah tergoda dengan kekayaan.

Karena persepsi tentang kekayaan sebagai ukuran keberhasilan seseorang, maka

seseorang akan mengejar kekayaan itu tanpa memperhitungkan bagaimana

kekayaan tersebut diperoleh. Lebih rincinya pada faktor eksternal ini jika ada

kesempatan seseorang untuk korupsi, maka pelaku akan melakukannya untuk

memenuhi kebutuhan hidup yang menurutnya tidak pernah cukup. Hal ini

senada dengan faktor internal yang terdapat dari dalam diri orang itu sendiri

yaitu moralitas. Bila seseorang tidak memiliki moral yang baik maka pelaku

dengan mudah nya melakukan korupsi tanpa memikirkan akibat dari

perbuatannya itu.

Moralitas sendiri dalam pandangan Kant dibedakan atas moralitas

heteronom dan moralitas otonom. Moralitas heteronom diartikan sebagai sikap

dimana kewajiban ditaati dan dilaksanakan bukan karena kewajiban itu sendiri,

melainkan karena sesuatu yang berasal dari luar kehendak sipelaku. Dalam

konteks ini, dapatlah dikatakan bahwa dependensi manusia terhadap manusia

13 http://nursyam.sunan-ampel.ac.id/?p=526, Prof.DR.Nur Syam.M.Si, Penyebab korupsi

diakses pada Tanggal 5 Januari 2013.

Page 17: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

14

menunjukkan inkonsistensi moral yang dimiliki oleh seseorang

tersebut. Moralitas otonom, disisi lain, digambarkan sebagai kesadaran manusia

akan kewajiban yang ditaatinya sebagai sesuatu yang dikehendakinya sendiri

karena diyakini sebagai baik. Seseorang menerima dan mengikuti hukum

lahiriah bukan lantaran mau mencapai tujuan yang diinginkannya atau pun

lantaran takut terhadap pemberi hukum, melainkan karena itu dijadikan

kewajibannya sendiri berkat nilainya yang baik.

Untuk memberantas korupsi tidak cukup dengan menjerat para koruptor

ke ranah hukum (pengadilan), karena dapat dilihat sejauh ini sudah berapa

banyak koruptor yang diadili dan dijatuhi hukuman penjara, tetapi tetap tidak

membuat para koruptor lainnya jera.

Menurut pendapat Gunner Myrdal yang dikutip dalam buku Andi

Hamzah “Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan

Internasional”, bahwa jalan untuk memberantas korupsi di negara-negara

berkembang ialah:14

1. Menaikan gaji pegawai rendah (dan menengah).

2. Menaikan moral pegawai tinggi.

3. Legalisasi pungutan liar menjadi pendapat resmi atau legal.

Bila keseluruhan dijalankan mungkin benar Indonesia dapat bebas dari

korupsi, tetapi menaikan gaji pegawai rendah dan menengah tidak menjamin

pegawai tersebut tidak korupsi, bila tidak dibekali moral yang baik. Jadi tidak

hanya pegawai tinggi saja yang perlu pendidikan moral, tetapi keseluruhan

moral bangsa Indonesia harus dibenahi, dan ini tidak bisa hanya

diselesaikan secara normatif saja, tetapi juga diperlukan penyelesaian secara

sosiologis agar hukum tersebut serasi dengan masyarakat.

Peran serta masyarakat akan mempengaruhi keberhasilan

pemberantasan korupsi. Kalau masyarakat sudah mengubah budayanya dan

bersikap “antikorupsi” maka situasi ini sudah cukup kondusif untuk

memberantas korupsi. Dengan sikap demikian, diharapkan, masyarakat mau

14 Andi hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan

Internasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta,2007, hlm. 259

Page 18: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

15

mencegah dan melaporkan korupsi yang terjadi. Partisipasi masyarakat juga

dapat diberikan dalam bentuk “memboikot” setiap acara atau undangan dari

pejabat yang melakukan tindak pidana korupsi. Inilah hukuman masyarakat

yang benar-benar efektif dan dirasakan para pelaku korupsi. Peran serta

masyarakat di dalam Pasal 41 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001

berbunyi:

1. Masyarakat dapat berperan serta membantu upaya pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana korupsi.

2. Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diwujudkan

dalam bentuk:

a. Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan

telah terjadi tindak pidana korupsi.

b. Hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh, dan

memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana

korupsi kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana

korupsi.

c. Hak untuk menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung

jawab kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana

korupsi.

d. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporannya

yang diberikan kepada penegak hukum dalam waktu paling lama 30

(tiga puluh) hari.

e. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam hal :

f. Melaksanakan haknya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c.

g. Diminta hadir dalam proses penyelidikan, penyidikan, dan disidang

pengadilan sebagai saksi pelapor, saksi, atau saksi ahli, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

3. Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai hak dan

tanggung jawa dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

korupsi.

Page 19: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

16

4. Hak dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3)

dilaksanakan dengan berpegang teguh pada asas-asas atau ketentuan yang

diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dengan

menaati norma agama dan norma sosial lainnya.

5. Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan peran serta masyarakat dalam

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana

dimaksud dalam pasal ini, diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Untuk mengurangi angka korupsi, di samping upaya pencegahan dan

pemberantasan, juga diperlukan perubahan budaya dan dukungan masyarakat

luas.

C. Penegakan Hukum di Indonesia Dalam Memberantas Tindak Pidana

Korupsi Dikaji Melalui Sosiologi Hukum

Efektivitas hukum adalah mengkaji kaidah hukum yang harus

memenuhi syarat, yaitu berlaku secara yuridis, berlaku secara sosiologis, dan

berlaku secara filosofis. Oleh karena itu, faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat, yaitu kaidah hukum

atau peraturan itu sendiri, petugas atau penegak hukum, sarana atau fasilitas

yang digunakan oleh penegak hukum, kesadaran masyarakat.15 Agar hukum itu

berfungsi atau memiliki efektivitas maka suatu kaidah hukum harus berlaku

secara yuridis, sosiologis, dan filosofis. Bila kaidah hukum berlaku secara

yuridis saja, ada kemungkinan kaidah itu merupakan kaidah mati, dan jika

hanya berlaku secara sosiologis dalam arti teori kekuasaan, maka kaidah itu

menjadi aturan pemaksa, dan begitu pula jika kaidah hukum hanya berlaku

secara filosofis, maka kaidah itu hanya merupakan hukum yang dicita-

citakan.16 Sehingga jika dikaitkan dengan keberadaan Undang-Undang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, agar Undang-Undang tersebut berjalan

efektif maka harus memenuhi unsur-unsur yuridis, sosiologis, dan filosofis.

15 Zainudin ali, op.cit., hlm. 62 16 Ibid.

Page 20: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

17

Dikaji melalui berlakunya secara yuridis, Undang-Undang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ini dibuat sesuai ketentuan yang berlaku

dan tidak bertentangan dengan kaidah hukum yang lebih tinggi, undang-undang

ini dipaksakan berlakunya dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan secara

filosofis undang-undang ini memiliki tujuan untuk menjamin kepastian hukum,

menghindari keragaman penafsiran hukum dan memberikan perlindungan

terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, serta perlakuan secara adil

dalam memberantas tindak pidana korupsi. Selain itu agar Undang-Undang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dapat berjalan secara efektif dilihat pula

bagaimana penegakan hukumnya. Disinilah permasalahan intinya penegakan

hukum untuk kasus korupsi sangat lemah, seringkali hukuman bagi koruptor

tidak setimpal dengan perbuatannya yang sudah merugikan keuangan negara

yang berdampak pada seluruh masyarakat negara Indonesia, bahkan ada

koruptor yang dibebaskan dengan dalih tidak cukup bukti, sedangkan kita tahu

dewasa ini banyak putusan hakim yang kental isu suap, bahkan ada hakim yang

terbukti menerima suap.

Tentu ini membuat masyarakat tidak percaya pada penegakan hukum di

Indonesia, ditambah lagi dengan banyaknya kasus yang ditangani, tapi ketika

sampai di pengadilan banyak terdakwanya yang dibebaskan. Padahal menurut

perasaan keadilan masyarakat atau pun berdasarkan fakta yang muncul di

pengadilan, seharusnya hakim memutuskan sebagai terbukti bersalah.

Menghadapi beban penegakan hukum terhadap kejahatan korupsi yang semakin

canggih dan kompleks, lembaga kejaksaan sebagai ujung tombak penegak

hukum, mutlak perlu membenahi diri ke dalam dan mereformasi diri. Salah satu

agenda penting dalam reformasi lembaga kejaksaan adalah bagaimana lembaga

ini dapat menjadi lembaga yang bebas dari intervensi politik. Politisasi hukum

sudah berlangsung lama dan ini harus dijadikan agenda reformasi untuk

menjadikan lembaga kejaksaan steril dari pengaruh politik dan kepentingan

politik. Masyarakat kebanyakan masih menganggap suap sebagai hal yang

wajar, lumrah, dan tidak menyalahi aturan. Suap terjadi hampir di semua aspek

kehidupan dan dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Banyak yang belum

Page 21: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

18

memahami bahwa suap, baik memberi maupun menerima, termasuk kedalam

tindak pidana. Suap dianggap sebagai bentuk primitif dan induk korupsi. Suap

adalah awal lahirnya budaya koruptif dalam skala luas yang terjadi saat ini.

Penegakan hukum yang tajam kepada rakyat kecil, tetapi tumpul kepada

yang berkuasa menggambarkan arogansi kekuasaan dan hukum yang

kehilangan moralitas. Agar rasa keadilan dalam masyarakat tidak mati, lembaga

dan aparat penegak hukum perlu direformasi. Masyarakat perlu meneruskan

gerakan moral untuk menolak praktik ketidakadilan. Keadilan tidak sebatas

teks, tetapi juga harus menyinggung rasa kemanusiaan. Hukum hanya jadi

perantara agar manusia bisa hidup harmonis, stabil, dan menghargai sesamanya.

Harapan itu disampaikan peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Universitas

Paramadina, Jakarta, Herdi Sahrasad, serta Direktur Newseum Taufik Rahzen

secara terpisah di Jakarta, Jumat (6/1). Keduanya menolak tindakan hukum

yang tegas kepada rakyat bawah, tetapi lemah mengungkap kasus besar,

terutama korupsi.17 Hukum yang semestinya melindungi dan menegakkan

keadilan justru terasa tak adil. Semua itu mencerminkan arogansi penguasa

yang menggunakan kekuasaannya untuk mengatur proses hukum. Tanpa

memihak pada keadilan dan rakyat, hukum hanya prosedur yang kehilangan

moralitas. Hukum menjadi permainan bagi sebagian orang. Jika kondisi ini

berlanjut, rakyat terus menjadi korban. Tanpa kekuasaan dan modal, mereka

mudah diincar jerat hukum. Akibatnya, masyarakat akan semakin kehilangan

kepercayaan terhadap hukum dan pemerintah.

Untuk menghindari hal itu sebaiknya semua elemen bangsa harus

mendorong reformasi menyeluruh terhadap kepolisian, kejaksaan, dan

kehakiman agar menjalankan hukum secara tegas, adil, dan bersih. Reformasi

ini harus dikerjakan bersama oleh legislatif, eksekutif, yudikatif, dan civil

society, Masyarakat diharapkan terus menggalang solidaritas untuk melawan

ketidakadilan yang menimpa rakyat. Hal ini perlu kerja sama dengan semua

tokoh dan memanfaatkan jaringan media sosial. Begitupun media, baik media

17 http://nasional.kompas.com, Eko Hendrawan Sofyan, Penegakan Hukum Kehilangan

Moralitas, diakses pada Tanggal 5 Januari 2013.

Page 22: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

19

cetak maupun elektronik juga perlu untuk tetap mengawal hukum dan

mendorong penegakan keadilan.

Untuk memahami bekerjanya hukum, dapat dilihat fungsi hukum itu

dalam masyarakat. Fungsi hukum dimaksud, dapat diamati dari beberapa sudut

pandang, yaitu:18

1. Fungsi Hukum Sebagai Sosial Kontrol di Dalam Masyarakat

Mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga masyarakat agar

mematuhi sistem kaidah dan nilai yang berlaku.

2. Fungsi Hukum Sebagai Alat Untuk Mengubah Masyarakat

Hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat (social engineering)

berkaitan dengan fungsi dan keberadaan hukum sebagai pengatur dan

penggerak perubahan masyarakat, maka interpretasi analogi Pound

mengemukakan “hak” yang bagaimanakah seharusnya diatur oleh hukum,

dan “hak-hak” yang bagaimanakah dapat dituntut oleh individu dalam hidup

bermasyarakat.

3. Fungsi Hukum Sebagai Simbol Pengetahuan

Fungsi hukum sebagai simbol merupakan makna yang dipahami oleh

seseorang dari suatu perilaku warga nasyarakat tentang hukum.

4. Fungsi Hukum Sebagai Alat Politik

Hukum dan politik amat susah dipisahkan, karena produk hukum itu

sendiri dibuat oleh DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan pemerintah.

Hukum sebagai alat politik tidak dapat berlaku secara universal, sebab tidak

semua hukum diproduksi oleh DPR bersama pemerintah.

5. Fungsi Hukum Sebagai Alat Integrasi

Hukum sebagai alat integrasi, hukum berfungsi sebelum terjadi konflik dan

sesudah terjadi konflik, konflik yang dimaksud yakni akibat dari benturan

kepentingan antar masyarakat.

Penegakan hukum atau orang yang bertugas menerapkan hukum

mencakup ruang lingkup yang sangat luas, sebab menyangkut petugas pada

18 Zainudin Ali, Sosiologi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 39

Page 23: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

20

strata atas, menengah dan bawah. Artinya, didalam melaksanakan tugas-tugas

penerapan hukum, petugas seharunya memiliki pedoman, diantaranya peraturan

tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-tugasnya. Di dalam hal

penegakan hukum dimaksud, kemungkinan petugas penegakan hukum

menghadapi hal-hal tersebut:19

1. Sampai sejauh mana petugas (penegak hukum) terikat dari peraturan-

peraturan yang ada.

2. Sampai batas-batas mana petugas berkenaan memberikan kebijakan.

3. Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat.

4. Sampai manakah derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang diberikan

kepada para petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya.

Sehingga dari pernyataan diatas, disebutkan bahwa penegak hukum

harus mengetahui semua hal yang menjadi kewenangannya, hak dan

kewajibannya dalam menegakan hukum, dan penegak hukum seyogyanya

memberikan suri tauladan yang baik, yang dapat menjadi contoh bagi

masyarakat dalam menegakan hukum. Jika penegak hukum memiliki moral

yang baik dan diikuti oleh masyarakat, maka hukum dan moralitas berjalan

beriringan dan terciptalah hukum yang bermanfaat. Dimana hukum yang

bermanfaat menurut teori utilitarianisme adalah hukum yang memberikan

kesenangan bagi banyak orang.

Dalam bukunya Soerjono Soekanto menyebutkan bahwa gangguan

terhadap penegakan hukum mungkin terjadi, apabila ada ketidakserasian aturan

“tritunggal” yakni nilai, kaidah, dan pola perilaku. Gangguan tersebut terjadi

apabila terjadi ketidakserasian antara nilai-nilai yang berpasangan, yang

menjelma di dalam kaidah-kaidah yang simpangsiur, dan pola perilaku tidak

19 Zainudin Ali, op.cit., hlm. 63

Page 24: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

21

terarah yang mengganggu kedamaian pergaulan hidup.20 Selanjutnya

disebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum:21

1. faktor hukum itu sendiri;

2. faktor penegak hukum;

3. faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum;

4. faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau

diterapkan;

5. faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya cipta, dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.

Kelima faktor tersebut saling berkaitan, karena kelima faktor tersebut

merupakan esensi dari penegakan hukum, selain itu juga merupakan tolak ukur

daripada efektivitas penegakan hukum. Jika dilihat pada penegakan hukum

dalam memberantas tindak pidana korupsi, maka Undang-Undang tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Nomor 20 Tahun 2001, sudah dirasa

cukup mewakili keingininan dan kebutuhan masyarakat, hanya saja dewasa ini

menjadi perdebatan tentang hukuman mati yang ada dalam undang-undang

tersebut, karena dalam undang-undang tersebut seorang koruptor hanya dapat

dijatuhi hukuman mati dalam keadaan-keadaan tertentu, hal ini berbeda dengan

sistem hukum Cina yang langsung menghukum mati terpidana kasus korupsi,

sehingga menimbulkan rasa takut bagi masyarakat setempat untuk melakukan

korupsi. Berbeda dengan Indonesia, yang tidak pernah memberikan hukuman

mati bagi koruptor, para koruptor Indonesia kebanyakan hanya dijatuhi

hukuman empat sampai delapan tahun saja dengan hukuman denda yang tidak

sesuai dengan jumlah yang mereka korupsi dari uang negara. Tentu ini

memperlihatkan penegak hukum di Indonesia masih setengah hati dalam

memberantas tindak pidana korupsi.

Menurut Prof. Dr. Achmad Ali, S.H., M.H. bahwa salah satu alat bagi

Hakim untuk lebih mengembangkan kemampuannya dalam menciptakan

20 Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 7 21 Ibid., hlm.8

Page 25: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

22

hukum melalui putusan-putusannya adalah dengan cara lebih memahami

adanya 3 (tiga) jenis ilmu hukum dan juga 3 (tiga) jenis pendekatan dalam ilmu

hukum. 3 (tiga) Jenis ilmu hukum yaitu:

1. Ilmu tentang asas-asas fundamental di bidang hukum

(beggriffenwissenscheft).

2. Ilmu tetang norma hukum dan aturan hukum (normwissenschaft).

3. Ilmu tentang perilaku hukum, tindakan hukum dan realitas hukum

(tatsacherwissenschaft).

Ketiga jenis pendekatan dalam ilmu hukum dapat digambarkan dengan

dimulai dari pendekatan empiris di bidang hukum, pendekatan normatif,

pendekatan filosofis. Dimana kajian sosiologi hukum termasuk salah satu

diantara pendekatan dalam ilmu hukum tersebut. Jika menginginkan lahirnya

suatu produk hukum dan keputusan hukum yang optimal, maka ketiga

pendekatan ilmu hukum tersebut harus diimplementasikan secara proporsional

dan harmonis oleh para penegak hukum, yang pada akhirnya dapat mewujutkan

penegakan hukum yang bermartabat.

Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas tindak

korupsi di Indonesia, antara lain:

1. Upaya Pencegahan (Preventif)

Upaya pencegahan (preventif) yaitu dengan menanamkan semangat

nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian pada bangsa dan

negara melalui pendidikan formal, informal dan agama, melakukan

penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis, para pejabat

dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki tanggung

jawab yang tinggi, para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang

memadai dan ada jaminan masa tua, menciptakan aparatur pemerintahan

yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi, sistem keuangan dikelola oleh para

pejabat yang memiliki tanggung jawab etis tinggi dan dibarengi sistem

kontrol yang efisien, melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan

pejabat yang mencolok, berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi

Page 26: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

23

organisasi pemerintahan melalui penyederhanaan jumlah departemen

beserta jawatan di bawahnya.

2. Upaya Penindakan (Kuratif)

Upaya penindakan (kuratif) yaitu dilakukan kepada mereka yang terbukti

melanggar dengan dibe-rikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak

terhormat dan dihukum pidana.

3. Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa

Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa yaitu dengan memiliki tanggung

jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial terkait dengan

kepentingan publik, tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, melakukan

kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa hingga ke

tingkat pusat/nasional, membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman

tentang penyelenggaraan pemerintahan negara dan aspek-aspek hukumnya,

mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif

dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.

4. Upaya Edukasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Upaya Edukasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi yang

mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai korupsi di Indonesia

dan terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki komitmen untuk

memberantas korupsi melalui usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat

melawan praktik korupsi.

Page 27: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

24

Menurut Prof. Dr. Andi Hamzah dalam bukunya menyebutkan bahwa

kesadaran hukum masyarakat lah yang sangat berpengaruh dalam memberantas

tindak pidana korupsi ini, di negara-negara Afrika Selatan dirumuskan strategi

pemberantasan korupsi berbentuk piramida yang pada puncaknya adalah

prevensi (pencerahan), sedangkan pada kedua sisinya masing-masing

pendidikan masyarakat dan pemidanaan.22 Dalam memberantas korupsi Andi

Hamzah berpendapat, bahwa harus dicari penyebab korupsi itu dahulu,

kemudian kemudian penyebab itu dihilangkan dengan cara prevensi disusul

dengan pendidikan (peningkatan kesadaran hukum) masyarakat disertai dengan

tindakan represif (pemidanaan).23

Sebagaimana dibahas sebelumnya faktor seseorang melakukan korupsi

adalah karena ketamakannya, dan untuk membuat orang tamak jera adalah

memiskinkanya, menurut hemat penulis jika terpidana kasus korupsi

“dimiskinkan”, yakni ditarik harta kekayaannya, sudah membuat koruptor-

koruptor lainnya jera, sehingga hukum dapat berjalan sesuai dengan tujuannya.

Sarana dan fasilitas menurut hemat penulis sudah terpenuhi dengan adanya

keistimewaan dalam melakukan penyidikan dalam kasus korupsi, juga sudah

ada lembaga khusus yang menangani kasus korupsi ini yakni Komisi

Pemberantas Korupsi (KPK), Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi ini pun berlaku bagi seluruh warga Indonesia, sehingga diperlukan

kesadaran masyarakat untuk mematuhi undang-undang yang sudah ada.

Dimana untuk menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat diperlukan

penyuluhan hukum yang teratur atas dasar perencanaan yang baik. Penyuluhan

hukum itu sendiri bertujuan agar masyarakat mengetahui dan memahami

hukum-hukum tertentu. Penyuluhan hukum tersebut harus disesuaikan dengan

masalah-masalah hukum yang ada dalam masyarakat pada suatu waktu yang

menjadi sasaran penyuluhan hukum.

22 Andi Hamzah, op.cit., hlm. 261 23 Ibid.

Page 28: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

25

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Efektivitas hukum adalah mengkaji kaidah hukum yang harus memenuhi

syarat, yaitu berlaku secara yuridis, berlaku secara sosiologis, dan berlaku

secara filosofis. Oleh karena itu, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

hukum itu berfungsi dalam masyarakat, yaitu kaidah hukum atau peraturan

itu sendiri, petugas atau penegak hukum, sarana atau fasilitas yang

digunakan oleh penegak hukum, kesadaran masyarakat.

2. Sosiologi hukum menurut Soejono Soekanto adalah cabang ilmu

pengetahuan yang secara analitis dan empiris menganalisis atau

mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala

sosial lainnya. Sosiologi hukum merupakan suatu ilmu yang muncul dari

perkembangan ilmu pengetahuan hukum dan dapat diketahui dengan

mempelajari fenomena sosial dalam masyarakat yang tampak aspek

hukumnya. Karakteristik kajian sosiologi hokum dapat menjadi pedoman

dalam menganalisis peranan sosiologi hukum dalam memberantas tindak

pidana korupsi di Indonesia ini.

3. Penegakan hukum di Indonesia dalam memberantas tindak pidana korupsi

dikaji melalui sosiologi hokum dapat dilakukan dengan beberapa upaya

yaitu upaya pencegahan (preventif), upaya penindakan (kuratif), upaya

edukasi masyarakat/mahasiswa, dan upaya edukasi lembaga swadaya

masyarakat (LSM).

Page 29: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

26

B. Saran

1. Dalam memberantas tindak pidana korupsi perlu diketahui sebelumnya

faktor penyebab dari korupsi itu sendiri, faktor penyebab orang melakukan

korupsi disebabkan dua faktor yaitu faktor ekstern dan faktor intern, dimana

faktor ekstern berasal dari ketidakpuasan orang tersebut atas harta yang

dimiliknya juga karena kebutuhan ekonomi, dan faktor intern yaitu moral

dari orang itu sendiri. Sehingga yang perlu dibenahi adalah moral dari

pejabat negara Indonesia khususnya dan masyarakat Indonesia pada

umumnya, karena hukum sudah mengatur sedemikian rupa mengenai tindak

pidana korupsi, hanya saja dalam penegakannya, pemberantasan tindak

pidana korupsi tidak ditegakan secara adil, melainkan penegakan hukum

disini masih tembang pilih, sehingga terkesan hukum itu tumpul untuk

kalangan atas.

2. Keadilan merupakan sesuatu yang bersifat subjektif, sehingga dalam

menegakan keadilan tidak hanya membutuhkan hukum secara yuridis,

melainkan juga melihat sisi sosiologisnya. Sanksi yang lemah dan

penerapan hukum yang tidak konsisten masih mewarnai penegakan hukum

dalam memberantas korupsi di Indonesia ini. Jika Indonesia benar-benar

ingin memberantas korupsi maka dimulai dari moral yang baik bagi setiap

masyarakat Indonesia, terutama moral para pejabat negara yang menjadi

panutan bagi masyarakat.

3. Keseriusan penegak hukum dalam menegakan hukum yang adil bagi

seluruh masyarakat, kesadaran hukum masyarakat, dan peran serta

masyarakat itu sendiri untuk memberantas korupsi, dan untuk tindakan

represif bagi koruptor, perlu adanya sanksi yang “memiskinkan” koruptor

serta sanksi dari masyarakat bagi para koruptor. Agar diharapkan

pemberantasan korupsi di Indonesia ini dapat berjalan secara efektif.

Page 30: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

27

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Dari Buku

Ali, Zainudin. 2010. Filsafat Hukum. Jakarta: Sinar Grafika

Ali, Zainudin. 2010. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika

Atmasasmita, Romli. 2001. Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia &

Penegakan Hukum. Bandung: Mandar Maju

Hamzah, Andi. 2007. Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana

Nasional dan Internasional. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Mertokusumo, Soedikno. 2012. Teori Hukum. Yogyakarta: Cahaya Atma

Pustaka

Muladi. 2002. Hak Asasi Manusia, Politik dan Sistem Peradilan Pidana.

Semarang: Cetakan Kedua, Universitas Diponegoro

Rahardjo, Satjipto. 2006. Membedah Hukum Progresif. Jakarta: Buku

Kompas

Rahardjo, Satjipto. 2006. Sisi-Sisi Lain dari Hukum di Indonesia. Jakarta:

Cetakan Kedua, Buku Kompas

Rahardjo, Satjipto. 2008. Lapisan-Lapisan Dalam Studi Hukum.

Malang: Bayumedia

Soekanto, Soerjono. 1989. Mengenal Sosiologi Hukum. Bandung: Citra

Aditya Bakti

Soekanto, Soerjono. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan

Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Soekanto, Soerjono. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan

Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Soemitro, Ronny Hanitijo. 1989. Perspektif Sosial dalam Pemahaman

Masalah-Masalah Hukum. Semarang: CV Agung

Page 31: PENEGAKAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK … · SOSIOLOGI HUKUM Makalah ... dimana fungsi hukum sebagai sosial ... mencoba untuk membahas dan menuangkan masalah tersebut dalam suatu

28

B. Sumber Dari Internet

Prof. DR. Nur Syam M.Si, 2013 Penyebab Korupsi, http://nursyam.sunan-

ampel.ac.id/?p=526

Eko Hendrawan Sofyan, 2013 Penegakan Hukum Kehilangan Moralitas,

http://nasional.kompas.com