pendugaan stok ikan di sungai kapuas, kalimantan …
TRANSCRIPT
33
Pendugaan Stok Ikan di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat (Utomo, A.D.)
PENDUGAAN STOK IKAN DI SUNGAI KAPUAS, KALIMANTAN BARAT
Agus Djoko Utomo dan Susilo AdjiePeneliti pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Mariana-Palembang
Teregistrasi I tanggal: 29 Agustus 2008; Diterima setelah perbaikan tanggal: 17 Nopember 2008;
Disetujui terbit tanggal: 27 Nopember 2008
ABSTRAK
Sungai Kapuas, Kalimantan Barat mempunyai tipe ekosistem yang kompleks dankeanekaragaman jenis ikan tinggi. Sungai Kapuas ini sudah mendapat tekanan dari luar terutamadari pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Akibatnya, beberapa jenis ikannya sudah mulailangka antara lain ringo (Datniodes quadrifsciatus), siluk (Scleropags formosus), belantau(Macrochirichthys macrochirus), dan kapas (Rohteichthys microlepis). Suatu kajian stok ikan denganmenggunakan metode akustik dilakukan pada bulan Juli dan Desember 2006 di Sungai Kapuas.Lokasi yang diambil adalah ruas Sungai Kapuas dari Pontianak ke hilir sampai Muara Jungkat, ruasSungai Kapuas dan ruas anak sungainya sekitar Tayan, ruas anak sungai perairan banjiran dikawasan Sentarum dan satu buah danau sungai mati yaitu Danau Empangau. Untuk mengetahuikomposisi jenis ikan, pengambilan contoh ikan dilakukan dan hasil tangkapan dicatat olehenumerator. Stok ikan di hilir antara Pontianak dan Muara Jungkat adalah 1.847 ind./Ha, di Tayanpada sungai Kapuas dan anak sungainya masing-masing adalah 157 dan 403 ind./Ha, di kawasanSentarum berkisar 1.087 - 1.634 ind./Ha, dan di Danau Empangau adalah 5.708 ind./Ha. Jenis ikanyang mendominansi di perairan antara Pontianak ke Muara Jungkat yaitu sengarat (Kryptopterustrichopterus) dan baung (Mystus nemurus), di Tayan yaitu kotol mulut (Amblyrhycnchichthys truncatus)dan kelabau (Osteochilus melanopleura), di kawasan Sentarum yaitu bauk (Labiobabrus spp.), sepat(Trichogaster trichopterus), dan toman (Channa micropeltes), serta di Danau Empangau yaitu entukan(Thynnichthys thynnoides), umpan (Puntius waandersii), dan biawan (Helostoma temminckii).
KATAKUNCI: stok ikan, Sungai Kapuas, Kalimantan Barat
ABSTRACT: Fish stock assessment in Kapuas River, West Kalimantan. By: Agus Djoko Utomoand Susilo Adjie
Kapuas River, West Kalimantan has various ecosystem types and high fish biodiversity. This riverhas been pressured by other sectors such as agriculture, plantation, and mining. Some of fish speciessuch as ringo (Datniodes quadrifsciatus), siluk (Scleropags formosus), belantau (Macrochirichthysmacrochirus), and kapas (Rohteichthys microlepis) endanger. A study on fish stock assessmentusing accoustic methods was done on July and December 2006 in Kapuas River. The locationsselected in this study were down stream from Pontianak to Muara Jungkat, segment of Kapuas Riverand its tributary around Tayan area, in segment of Sentarum floodplains (Empangau oxbow lake).Average fish stock in downstream segment was 1,847 ind./Ha, around Tayan in main river and itstributary was 157 ind./Ha and 403, respectively, in Sentarum ranged 1,087 - 1,634 ind./Ha and inEmpangau Lake was 5,708 ind./Ha. Fish species dominance from Pontianak to Muara Jungkat wassengarat (Kryptopterus sp.) and baung (Mystus nemurus), in Tayan was kotol mulut(Amblyrhycnchichthys truncatus) and kelabau (Osteochilus melanopleura), in Sentarum was bauk(Labiobabrus spp.), sepat (Trichogaster trichopterus), and toman (Channa micropeltes), and inEmpangau Lake were entukan (Thinnichthys thynnoides), umpan (Puntius waandersii), and biawan(Helostoma temminckii).
KEYWORDS: fish stock, Kapuas River, West Kalimantan
PENDAHULUAN
Luas perairan umum di Propinsi Kalimantan Baratadalah sekitar dua juta Ha, terdiri atas danau, rawa,dan sungai. Sungai Kapuas merupakan sungaiterbesar di Kalimantan Barat dan terpanjang diIndonesia yaitu 1.080 km (Sutikno, 1981). Sepanjang
aliran Sungai Kapuas mempunyai tipe ekologi yangsangat kompleks, namun secara garis besar ada tigatipe yang penting yaitu 1) perairan di hulu sungai(upstream) (>45 m di atas permukaan laut, dpl.) yangberarus deras sampai sedang, pada umumnyaberbatu, sekeliling sungai merupakan daerahperkebunan atau perladangan - tipe ini terdapat di
Korespondensi penulis:Jl. Beringin No.308, Mariana, PO BOX 1125-Palembang 30763
34
sebelah hulu daerah Bunut Kabupaten Kapuas Hulu;2) sungai bagian tengah (middle stream) (5 - 45 mdpl.), banyak terdapat rawa banjiran, berarus tenang,banyak terdapat anak sungai, sekeliling sungaimerupakan hutan rawang - tipe perairan ini banyakditemui antara Sanggau dan Bunut, khusus untuktipe rawa banjiran, banyak terdapat di kawasanSentarum Kabupaten Kapuas Hulu, dan 3) perairanyang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, terdapatdi bagian hilir sungai (down stream) (0 - 15 m dpl.) -tipe ini ditemui mulai dari muara sungai sampaiSanggau (60 km dari Pontianak) (Utomo et al., 1991).
Sungai Kapuas memiliki keanekaragaman hayatiyang tinggi, terutama jenis ikannya yang lebih dari200 spesies (Dudley, 1996). Di antara jenis-jenis ikantersebut banyak terdapat ikan bernilai ekonomisseperti ikan pipih (Notopterus chitala), betutu(Oxyeleotris marmorata), jelawat (Leptobarbushoeveni), semah (Tor spp.), dan siluk (Scleropagesformosus).Aktivitas penangkapan di Sungai Kapuasbanyak terdapat di Sungai Kapuas bagian tengah.Daerah Sungai Kapuas ini mencakup kawasankonservasi yang dikelola oleh PHPA yaitu DanauSentarum yang luasnya sekitar 80.000 Ha yangbanyak terdapat hutan rawa (Giesen, 1995). Hutanrawa di Sungai Kapuas mempunyai peran pentingbagi kelestarian sumber daya ikan, yaitu sebagaidaerah pemijahan, tempat berlindung, dan tempatmencari makanan bagi berbagai jenis ikan (Utomo& Asyari, 1999).
Pollnac & Malvestuto (991) mengatakan, SungaiKapuas, Kalimantan Barat mulai tampak dipengaruhioleh tekanan ekologis dari sektor pertanian danindustri. Sudah menjadi isu nasional bahwa potensisumber daya ikan di perairan umum daratancenderung menurun, bahkan beberapa jenis ikanmenjadi langka antara lain ringo (Datniodesquadrifaciatus), siluk (Sclerophages formosus),belantau (Macrochirichthys macrochirus), dan kapas(Rohteicthys microlepis).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stokikan di berbagai tipe ekosistem perairan yangterdapat di sepanjang aliran Sungai Kapuas,Kalimantan Barat, sehingga dapat diketahui tipeekosistem yang mempunyai stok ikan banyak dansebaliknya, tipe ekosistem yang mempunyai stokikan tinggal sedikit. Informasi ini diharapkan dapatmenjadi bahan masukkan bagi pengambil kebijakanpengelolaan sumber daya ikan di daerah aliran SungaiKapuas.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli danDesember 2006. Lokasi penelitian pendugaan stokdilakukan di empat lokasi berbeda yaitu dari Pontianaksampai Muara Sungai Jungkat, Tayan (meliputi SungaiKapuas dan Sungai Tayan), Semitau (meliputi SungaiKapuas, dan Sungai Tawang), dan Danau Empangau.
Pendugaan stok ikan menggunakan alat akustikSIMRAD EY-60 portable scientific echosounder yangdilengkapi dengan sebuah transducer 120 khz. Alatini dipasang pada sisi kanan kapal dengan kekuatanmesin 8 GT (Tabel 1). Desain alur pengambilan datadi perairan dengan cara transek zig-zag. Data yangdiperoleh dari alat akustik berupa data gram,kemudian diolah dengan menggunakan perangkatlunak ER-60 menjadi data threshold. Pengolahan datalebih lanjut untuk mendapatkan informasi mengenaidensitas ikan dilakukan dengan menggunakanperangkat lunak SONAR-4 (post processing data).Selanjutnya, data disimpan dalam bentuk file ASCII,kemudian ditabulasi dengan menggunakan perangkatlunak microsoft exel. Data yang ditampilkan oleh alatakustik tersebut adalah stok ikan dalam individu perHektar, kedalaman, posisi geografi, dan jarak tempuh.
Untuk informasi selanjutnya, terutama tentangkomposisi jenis ikan dalam stok tersebut, makadilakukan pengambilan contoh ikan dari hasiltangkapan nelayan dan pencatatan data hasiltangkapan dari enumerator. Contoh ikan selamapenelitian diambil dengan cara memilih alat tangkapyang tidak selektif yaitu hampang (barrier traps) danjermal (fyke net). Enumerator yang dipakai dalampenelitian ini adalah nelayan tetap yang menggunakanalat tangkap yang tidak selektif. Jumlah enumeratoryang dipakai adalah dua orang per lokasi. Komposisihasil tangkapan dari pengambilan contoh ikan maupundari enumerator dianggap mewakili komposisi stokikan yang tercatat oleh alat akustik.
HASIL DAN BAHASAN
Pendugaan Stok Ikan Sekitar Pontianak sampaiMuara Jungkat
Lokasi pendugaan stok ikan di bagian hilir sungaimulai dari kota Pontianak sampai Muara Jungkatberjarak sekitar 42,8 km, mempunyai kisarankedalaman air maksimal 6 - 15 m (Lampiran 1,Gambar 1). Hasil pendugaan stok menunjukkan bahwaSungai Kapuas bagian hilir (Pontianak sampai Muara
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.15 No.1 Maret 2009: 33-48
35
Tabel 1. Peralatan akustik untuk pendugaan stok ikanTable 1. Accustic equipment for estimating fish stock
Pendugaan Stok Ikan di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat (Utomo, A.D.)
Akuisisi data, selama alat akustik beroperasi di dalam kapal.Laptop, memory >2 GB, hardisk >80 GB4.
Pengangkut peralatan, tempat memasang alat akustik disamping badan kapal.
Kapal dari kayu, mesin berkekuatan 8 GT3.
Pembangkit listrik selama dalam perjalanan pendugaan stok.Satuunit portable gienset, 1.000 watt2.
Alat utama penduga stok ikan.Akustikportable scientific echosounder SIMRADEY-60, transducer 120 khz
1.
Kegunaan/UtilizationsJenis alat/Equipment toolsNo.
Akuisisi data, selama alat akustik beroperasi di dalam kapal.Laptop, memory >2 GB, hardisk >80 GB4.
Pengangkut peralatan, tempat memasang alat akustik disamping badan kapal.
Kapal dari kayu, mesin berkekuatan 8 GT3.
Pembangkit listrik selama dalam perjalanan pendugaan stok.Satuunit portable gienset, 1.000 watt2.
Alat utama penduga stok ikan.Akustikportable scientific echosounder SIMRADEY-60, transducer 120 khz
1.
Kegunaan/UtilizationsJenis alat/Equipment toolsNo.
Gambar 1. Peta pendugaan stok ikan dari Pontianak sampai dengan Muara Jungkat.Figure 1. Map of fish stock assessment from Pontianak until Muara Jungkat.
tersebut sering tertangkap di perairan campuran antararawa pasang surut dengan rawa banjiran, seperti didaerah Terentang dekat Pontianak. Sebagian besarikan dominan tersebut merupakan ikan karnivora yangukurannya relatif besar seperti ikan sengarat(Cryptopterus sp.), tapa (Wallago spp.), dan belida(Notopterus chitala). Perairan yang banyak terdapatikan karnivora dan ukuran relatif besar merupakanindikator bahwa perairan tersebut banyak terdapatikan. Ikan campuran menempati 6% yang terdiri atasjanggut (Polynemus dubius), sembilang (Plotosuscanius), duri (Arius venosus), dukang (Arius stomi),dan gulame (Jonius trachycephalus). Ikan campurantersebut walaupun jumlahnya sedikit, namun
Jungkat) mempunyai densitas stok paling tinggi (1.846ind./Ha), dibanding bagian lainnya. Hal ini mungkindisebabkan karena perairan di daerah hilir sungai padaumumnya mempunyai kesuburan tinggi. Nutrien daribagian hulu sungai akhirnya terbawa arus ke hilir yangakan dimanfaatkan oleh fitoplankton, selanjutnyadimanfaatkan oleh ikan (Barnes & Green, 1971).
Berdasarkan pada catatan enumerator dan hasilpengambilan contoh, komposisi jenis ikan yangmendominansi perairan di sekitar Pontianak sampaiMuara Jungkat adalah ikan sengarat (Kryptopterussp.), baung, (Mystus nemurus), belida atau pipih(Notopterus chitala), tebengalan (Puntius bulu), dantapa (Wallago spp.). Jenis Ikan yang dominan
36
merupakan ikan yang khas terdapat di hilir sungai(Lampiran 2).
Pendugaan Stok Ikan di Sekitar Tayan
Pendugaan stok ikan di perairan sekitar Tayandilakukan pada dua badan sungai, yaitu SungaiKapuas dan anak sungainya (Sungai Tayan). DiSungai Kapuas, pendugaan stok ikan dimulai dariperairan sekitar Pasar Tayan ke arah hulu, dan kisarankedalaman air maksimalnya adalah 3 - 15 m.Sedangkan di Sungai Tayan pengoperasian alatakustik mulai dari Pasar Tayan ke arah hulu sejauhsejauh 4,5 km, kisaran kedalaman air maksimalnyaadalah 20 - 30 m (Lampiran 3, Gambar 2). Di DaerahTayan (Kabupaten Sanggau), densitas stok di SungaiKapuas adalah terendah (157 ind./Ha), j ikadibandingkan dengan daerah lainnya. Hal inikemungkinan disebabkan oleh habitat ikan yangsudah banyak rusak akibat banyaknya pemukimandan tidak terdapatnya hutan rawa banjiran lagi. DiSungai Tayan yang merupakan anak Sungai Kapuas,densitas stok ikannya lebih tinggi dari Sungai Kapuas(403 ind./Ha), kemungkinan karena anak sungaitersebut masih terdapat hutan rawa banjiran.
Berdasarkan pada data enumerator dan hasilpengambilan contoh, jenis ikan yang mendominansidi daerah Tayan yaitu baung (Mystus nemurus),bengalan (Puntius bulu), kelabau (Osteochilusmelanopleura), kotol mulut (Amblyrhynchichthystruncatus), dan lais (Kryptopterus spp.). Jenis ikantersebut sebagian besar adalah ikan herbivora danomnivora, sedangkan jenis ikan karnivora yangberukuran besar seperti ikan gabus (Channa striata)dan belida berjumlah kurang dari 5% (Lampiran 2).
Pendugaan Stok Ikan di Kawasan Sentarum
Pendugaan stok ikan di daerah kawasanSentarum dilakukan pada badan Sungai Kapuas, anakSungai Kapuas (Batang Tawang) dan Danau Belida(Lampiran 4, Gambar 3). Pendugaan stok pada badanSungai Kapuas dilakukan mulai dari Semitau sampaiMuara Batang Tawang berjarak 23,2 km, dankedalaman maksimalnya berkisar 7,24 - 24,61 m. Tipeperairan tersebut merupakan perairan rawa banjiranyang kondisi ekosistemnya relatif baik dan stok ikancukup tinggi (1.087 ind./Ha). Pendugaan stok ikan diSungai Tawang (anak Sungai Kapuas) antara MuaraKapuas ke Empangau sejauh 15,5 km dengankedalaman air maksimalnya berkisar 13 - 23 mmenunjukkan bahwa adanya stok ikan yang cukuptinggi (1.548 ind./Ha). Pendugaan stok di SungaiTawang antara Empangau dan Danau Belida sejauh
37 km, kedalaman air maksimalnya antara 3,5 - 29m menunjukkan bahwa densitas stok ikan di perairantersebut cukup tinggi, rata-rata 1.634 ind./Ha.
Stok ikan di kawasan Sentarum pada umumnyacukup tinggi, karena kawasan Sentarum merupakandaerah rawa banjiran yang banyak hutan rawa.Ekosistem seperti tersebut merupakan habitat yangproduktif, karena banyak tersedia pakan alami(serangga air, perifiton, dan lain-lain), merupakandaerah pemijahan dan lindungan bagi anak-anak ikan.Di samping itu, hutan rawa juga merupakan sumbernutrien di perairan di mana daun-daun yang jatuh akanterurai menghasilkan nutrien.
Komposisi jenis ikan karnivora dengan herbivoraadalah relatif seimbang. Jenis ikan herbivora yangmendominansi antara lain ikan senara (Ambassiswolffii), sepat (Trichogaster trichopterus), bauk(Labiobarbus spp.), palau (Osteochilus hasselti), danbiawan (Helostoma temminckii). Jenis ikan karnivoradidominansi oleh antara lain langkung (Hampalamacrolepidota), delak (Channa striata), tabirin(Belodontichthys dinema), dan toman (Channamicropeltes) (Lampiran 2).
Pendugaan stok ikan di badan air Sungai Kapuasmulai dari Muara Tawang sampai Djongkong sejauh61,9 km dan kedalaman air maksimalnya berkisar8,39 - 30 m diperoleh data stok ikan rata-rata 192,4ind./Ha (Lampiran 5). Densitas stok ikan pada saatmusim penghujan adalah jauh lebih kecil daripadamusim kemarau, disebabkan karena pada saatmusim penghujan, ikan menyebar ke segala penjuruperairan seiring dengan meningkatnya volume airdaripada pada saat kemarau.
Pendugaan stok di wilayah Danau Empangau yangmerupakan danau lindung mempunyai cakupan luasansekitar 124 ha dengan kedalaman antara 1 - 21 m.Saat musim penghujan, danau tersebut mempunyaidensitas stok ikan cukup tinggi, rata rata 5.708 ind./Ha (Lampiran 6; Gambar 4). Tingginya stok ikan didanau tersebut disebabkan karena perairan tersebutmerupakan daerah yang dilindungi secara adat olehmasyarakat setempat sehingga kelestariannya relatifterjamin. Di samping itu, kondisi ekologi danautersebut yang baik seperti terdapatnya hutan rawa(merupakan tempat pemijahan, tempat mencaripakan, dan perlindungan), relatif dalam sehingga tidakpernah mengalami kekeringan pada saat musimkemarau. Ikan yang mendominansi yaitu entukan(Thinnichthys thynnoides), bauk (Labiobarbus spp.),umpan (Puntioplites waandersii), baung , dan toman(Lampiran 2).
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.15 No.1 Maret 2009: 33-48
Gam
bar2.
Pe
nd
uga
an
sto
kik
an
did
aera
hTa
yan.
Fig
ure
2.
Fis
hsto
ck
assessm
entaro
und
Ta
ya
n.
37
Pendugaan Stok Ikan di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat (Utomo, A.D.)
Gam
bar3.
Pe
tape
nd
uga
an
sto
kik
an
dik
aw
asa
nS
enta
rum
.F
igure
3.
Ma
poffish
sto
ck
atS
enta
rum
.
38
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.15 No.1 Maret 2009: 33-48
Gam
bar4.
Pe
tape
ndu
ga
an
sto
kik
an
diD
an
au
Em
pan
ga
u.
Fig
ure
4.
Ma
pof
fish
sto
ck
assessm
ent
inE
mp
an
gau
Lake.
39
Pendugaan Stok Ikan di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat (Utomo, A.D.)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Densitas stok ikan di sepanjang aliran SungaiKapuas sangat beragam antara 156 - 5.708 ind./Ha, tertinggi di Danau Empangau (5.708 ind./Ha),karena merupakan danau lindung, kondisi perairanbaik, banyak hutan rawa (tempat pemijahan,perlindungan, dan tempat mencari makanan),perairan dalam - tidak pernah mengalamikekeringan walaupun kemarau panjang.Selanjutnya, perairan bagian hil ir sungaimempunyai stok ikan juga cukup tinggi (1.846 ind./Ha), hal ini disebabkan karena perairan di bagianhilir sungai adalah relatif subur, banyak nutrien darihulu sungai menuju ke hilir.
2. Kawasan Sentarum mempunyai densitas stokcukup tinggi antara 1.548 - 1.634 ind./Ha, karenabanyak terdapat hutan rawa yang merupakanhabitat ikan. Pada saat musim penghujan, densitasstok ikan menurun, kawasan Sentarum hanya 197ind./Ha, karena ikan menyebar ke segala penjuruperairan. Di daerah Tayan yang merupakan daerahpemukiman tidak banyak ditumbuhi hutan rawadan perairannya dangkal, stok ikannya paling kecilwalaupun pada saat musim kamarau, yaitu 157ind./Ha di sungai utama dan 403 ind./Ha di anaksungainya.
Saran
Agar dilakukan pelestarian hutan rawa,pendalaman sungai yang dangkal, terutama padalubuk sungai, karena tempat tersebut merupakanhabitat yang baik bagi ikan yang berukuran besar.
PERSANTUNAN
Kegiatan dari hasil riset potensi dan tingkatpemanfaatan perikanan tangkap di Sungai KapuasKalimantan Barat, T. A. 2006, di Balai Riset PerikananPerairan Umum Palembang, Mariana-Palembang.
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, R. S. K. & J. Green. 1971. The EstuarineEnvironment. Aplied Science Publisher Ltd.London.
Dudley, R. G. 1996. The fisheries of the DanauSentarum wildlife reserve, West KalimantanIndonesia. A. W. B. Bogor. Indonesia. 1-10.
Giesen, W. 1995. The flooded forest and black waterlake of Sentarum, West Kalimantan. A. W. B.Bogor. 1-10.
Pollnac, R. B. & S. P. Malvestuto. 1991. Biologicaland sosio economic condition for the developmentand management of riverine fishery resources onMusi and Kapuas River. Prosiding Temu KaryaIlmiah Pengelolaan Sungai dan Perairan Umumbagi Perikanan. Pusat Penelitian danPengembangan Perikanan. Jakarta. ProsidingPusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan/No.22/1992. 67-80.
Sutikno. 1981. Status perikanan perairan umumKalimantan Barat. Prosiding Seminar PerairanUmum. Pusat Penelitian dan PengembanganPerikanan. Jakarta. 107-114.
Utomo, A. D. & Asyari. 1999. Peran ekosistem hutanrawa air tawar bagi kelestarian sumber dayaperikanan di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat.Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Vol. 3. 1-13.
Utomo, A. D., Z. Nasution, & M. F. Sukadi. 1991.Potensi sumber daya perikanan daerah aliranSungai Kapuas, Kalimantan Barat. Prosiding TemuKarya Ilmiah Pengelolaan Sungai dan PerairanUmum bagi Perikanan. Pusat Penelitian danPengembangan Perikanan. Jakarta. ProsidingPusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan/No.22/1992. 67-80.
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.15 No.1 Maret 2009: 33-48
40
41
Lam
piran
1.
Sto
kik
an
dari
Pon
tiana
kke
Mu
ara
Jun
gka
t,pa
da
bula
nJuli
20
06
Appendix
1.
Fis
hsto
ck
fro
mP
ontian
ak
toM
uara
Jun
gkat,
on
July
20
06
Kete
rang
an/R
em
ark
s:ko
de
lokasiP
1sa
mp
aid
en
gan
P1
4,saa
tpe
rgid
ari
Pon
tia
nak
ke
Mu
ara
Ju
ngka
t/L
oca
tio
ncod
eP
1u
ntilP
14),
sta
rtfr
om
Po
ntia
na
kto
Mu
ara
Ju
ng
kat;
ko
de
loka
siP
15
sam
paide
nga
nP
26,
sa
at
pula
ng
da
riM
ua
raJun
gka
tke
Po
ntian
ak/L
oca
tio
ncod
eP
15
untilP
26
,sta
rtfr
om
Mu
ara
Ju
ngka
tto
Pon
tia
nak)
Pendugaan Stok Ikan di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat (Utomo, A.D.)
ma
ks
imu
m/
42
Lampiran 2. Komposisi jenis ikan pada tiap lokasi (%)Appendix 2. Fish composition in each location (%)
0,20Pati terung/Patik layar (Bagrichthys hypselopterus)
32,01Pati (Mystus sp.)
42,0113,38Palau (Osteochilus hasselti)
0,20,032Pacol (Hypopthalmichthys sp.)
1,41Nuayang (Pseudeutropius sp.)
0,80Miadin (Osteochilus intermedius)
0,60,84Mentulu/Pengulu(Barbichthys laevis)
2,01Langkung (Hampala macrolepidota)
1,41Landin (Mystus negricep)
0,8020,8Lais sengarat (Kryptopterus sp.)
1,41Lais junggang (Kryptopterus apogon)
3,52,019,646Lais (Kryptopterus spp.)
0,20Kusang/Kujam (Labiobarbus festivus)
3,48Kurau (Polystonemus multifilis)
40,202,76Kukum (Barbichthys laevis)
0,604,54Kujam (Labiobarbus festivus)
9,52Kotol mulut (Amblyrhynchichthys truncatus)
1,810,19Kerandang (Channa sp.)
0,20Kenyuwar (Luciosoma trinema)
1,41Kenyulung (Xenontodon canciloides)
1,610,05Kelik/Lele (Clarias sp.)
1,41Kelampa (Parachela oxygasteroides)
1,81Kedukul (Amblyrhynchichthys truncatus)
40,20Kebali (Osteochilus schlegelii)
21,8110,874,75Kelabau (Osteochilus melanopleura)
2,62Kapas (Rohteicthys microlepis)
2.44Kakap (Lates calcalifer)
41,81Jelawat (Leptobarbus hoeveni)
1,212,78Gurami/Kalui (Osphronemus goramy)
70,80Entukan (Thynnichthys thynnoides)
0,40Engkuruyuk/Karuyuk (Ellapostoma megalomycter)
1,21Engkadi/kadik (Botia hymenophysa)
40,803,09Emperas (Cyclocheilichthys apagon)
1,416,834,75Duara (Pangasius polyuranodon)
1,810,070,27Dilah/Lidah/Kenilah (Cynoglossus waandersii)
31,810,14Delak/Gabus (Channa striata)
2,41Buntal (Tetraodon spp.)
1,410,03Bis/Bilis (Clupeichthys bleekeri)
41,812,91Biawan (Helostoma temmincki)
0,80,67Betutu/Debuk (Oxyeleotris marmorata)
41,4111,077,96Bengalan (Puntioplites bulu)
1,010,019,60Belida (Notopterus borneensis)
1,410,14Belantau (Macrochirichthys macrochirus)
2,92Baung tikus (Bagrichthys macracanthus)
51,6111,0612,45Baung (Mystus nemurus)
0,60Bauk tadung (Labiobarbus ocellatus)
51,21Bauk ketup (Labiobarbus vittatus)
0,40Bantak (Osteochilus microcephalus)
0,200,08Bangah (Pangasius huneralis)
74,896Anak ikan/campuran
40,200,18Adong (Hampala macrolepidota)
EmpangauSentarumTayanHilir
Lokasi/LocationJenis ikan/Species
0,20Pati terung/Patik layar (Bagrichthys hypselopterus)
32,01Pati (Mystus sp.)
42,0113,38Palau (Osteochilus hasselti)
0,20,032Pacol (Hypopthalmichthys sp.)
1,41Nuayang (Pseudeutropius sp.)
0,80Miadin (Osteochilus intermedius)
0,60,84Mentulu/Pengulu(Barbichthys laevis)
2,01Langkung (Hampala macrolepidota)
1,41Landin (Mystus negricep)
0,8020,8Lais sengarat (Kryptopterus sp.)
1,41Lais junggang (Kryptopterus apogon)
3,52,019,646Lais (Kryptopterus spp.)
0,20Kusang/Kujam (Labiobarbus festivus)
3,48Kurau (Polystonemus multifilis)
40,202,76Kukum (Barbichthys laevis)
0,604,54Kujam (Labiobarbus festivus)
9,52Kotol mulut (Amblyrhynchichthys truncatus)
1,810,19Kerandang (Channa sp.)
0,20Kenyuwar (Luciosoma trinema)
1,41Kenyulung (Xenontodon canciloides)
1,610,05Kelik/Lele (Clarias sp.)
1,41Kelampa (Parachela oxygasteroides)
1,81Kedukul (Amblyrhynchichthys truncatus)
40,20Kebali (Osteochilus schlegelii)
21,8110,874,75Kelabau (Osteochilus melanopleura)
2,62Kapas (Rohteicthys microlepis)
2.44Kakap (Lates calcalifer)
41,81Jelawat (Leptobarbus hoeveni)
1,212,78Gurami/Kalui (Osphronemus goramy)
70,80Entukan (Thynnichthys thynnoides)
0,40Engkuruyuk/Karuyuk (Ellapostoma megalomycter)
1,21Engkadi/kadik (Botia hymenophysa)
40,803,09Emperas (Cyclocheilichthys apagon)
1,416,834,75Duara (Pangasius polyuranodon)
1,810,070,27Dilah/Lidah/Kenilah (Cynoglossus waandersii)
31,810,14Delak/Gabus (Channa striata)
2,41Buntal (Tetraodon spp.)
1,410,03Bis/Bilis (Clupeichthys bleekeri)
41,812,91Biawan (Helostoma temmincki)
0,80,67Betutu/Debuk (Oxyeleotris marmorata)
41,4111,077,96Bengalan (Puntioplites bulu)
1,010,019,60Belida (Notopterus borneensis)
1,410,14Belantau (Macrochirichthys macrochirus)
2,92Baung tikus (Bagrichthys macracanthus)
51,6111,0612,45Baung (Mystus nemurus)
0,60Bauk tadung (Labiobarbus ocellatus)
51,21Bauk ketup (Labiobarbus vittatus)
0,40Bantak (Osteochilus microcephalus)
0,200,08Bangah (Pangasius huneralis)
74,896Anak ikan/campuran
40,200,18Adong (Hampala macrolepidota)
EmpangauSentarumTayanHilir
Lokasi/LocationJenis ikan/Species
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.15 No.1 Maret 2009: 33-48
43
Lanjutan Lampiran 2.Continuing Appendix 2.
100100100100Total
0,40Lain-lain
72,620Umpan (Puntioplites waandersii)
1,210,16Ulan uli (Botia macrachanta)
0,200,12Udang (Macrobrachium rosenbergii)
52,412,41Toman (Channa micropeltes)
2,210,08Tilan (Mastacembelus spp.)
30,8011,27Tengadak (Barbodes schwanefeldii)
1,33Temirang/Sembilang(Plotosus lineatus/Paraplotosus albilabris)
22,821,376,86Tapa (Wallago leerii)
42,21Tamunit (Labeo chrysophekadion)
0,80Tamudau (Epalzeahynchus sp.)
1,51,21Tabirin (Belodontichthys dinema)
0,20Suwadi/Suain (Barbodes gonionotus)
1,610,03Sumpit (Toxotes chatareus)
0,20Silu kerisik/Hijau (Sclerophages formusus)
0,40Sialuri (Setepina melanochir)
2,41Sepat (Trichogaster trichopterus)
2,21Senara (Ambassis wolffii)
0,20Seluang minyak (Rasbora trilineata)
0,20Seluang maram (Pectenocypris balaena)
0,60Seluang buluh (Rasbora boneensis)
2,21Seluang (Rasbora spp.)
20,20,714,18Seladang/Patin (Pangasius nasutus)
0,20Samah (Tor spp.)
21,81Runtu (Channa lucius)
2,011,35Ringau (Datniodes sp.)
1,21Rik (Mystus micrachantus)
0,20Rebas (Cyclocheilichthys sp.)
3,22Pisang (Bagrichthys macracanthus)
31,010,38Pian (Channa marulioides)
0,20Piyam (Leptobarbus melanopterus)
0,20Penyulung (Xenentodon sp.)
3,09Pengkah/Senara (Ambassis wolffii)
31,811,36Patung (Pristolepis fasciatus)
0,20Patong rimba (Nandus nebolusus)
0,20Patong muntuk (Nandus nebolusus)
100100100100Total
0,40Lain-lain
72,620Umpan (Puntioplites waandersii)
1,210,16Ulan uli (Botia macrachanta)
0,200,12Udang (Macrobrachium rosenbergii)
52,412,41Toman (Channa micropeltes)
2,210,08Tilan (Mastacembelus spp.)
30,8011,27Tengadak (Barbodes schwanefeldii)
1,33Temirang/Sembilang(Plotosus lineatus/Paraplotosus albilabris)
22,821,376,86Tapa (Wallago leerii)
42,21Tamunit (Labeo chrysophekadion)
0,80Tamudau (Epalzeahynchus sp.)
1,51,21Tabirin (Belodontichthys dinema)
0,20Suwadi/Suain (Barbodes gonionotus)
1,610,03Sumpit (Toxotes chatareus)
0,20Silu kerisik/Hijau (Sclerophages formusus)
0,40Sialuri (Setepina melanochir)
2,41Sepat (Trichogaster trichopterus)
2,21Senara (Ambassis wolffii)
0,20Seluang minyak (Rasbora trilineata)
0,20Seluang maram (Pectenocypris balaena)
0,60Seluang buluh (Rasbora boneensis)
2,21Seluang (Rasbora spp.)
20,20,714,18Seladang/Patin (Pangasius nasutus)
0,20Samah (Tor spp.)
21,81Runtu (Channa lucius)
2,011,35Ringau (Datniodes sp.)
1,21Rik (Mystus micrachantus)
0,20Rebas (Cyclocheilichthys sp.)
3,22Pisang (Bagrichthys macracanthus)
31,010,38Pian (Channa marulioides)
0,20Piyam (Leptobarbus melanopterus)
0,20Penyulung (Xenentodon sp.)
3,09Pengkah/Senara (Ambassis wolffii)
31,811,36Patung (Pristolepis fasciatus)
0,20Patong rimba (Nandus nebolusus)
0,20Patong muntuk (Nandus nebolusus)
EmpangauSentarumTayanHilir
Lokasi/LocationJenis ikan/Species
EmpangauSentarumTayanHilir
Lokasi/LocationJenis ikan/Species
Pendugaan Stok Ikan di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat (Utomo, A.D.)
44
La
mp
iran
3.
Sto
kik
an
diT
aya
n,pa
da
bula
nju
li20
06
Ap
pe
ndix
3.
Fis
hsto
ck
of
Tayan
,on
Ju
ly20
06
Kete
rang
an/R
em
ark
s:
ko
de
lokasi
T1
sa
mpa
id
en
gan
T1
2,
perg
id
ari
Pa
sa
rTa
yan
ke
ara
hhu
lu/L
oca
tio
ncod
eT
1un
til
T1
2,
sta
rtfr
om
Ta
ya
nM
ark
et
tou
ppe
r;kod
elo
ka
si
T13
sa
mpa
id
en
gan
T2
0,
kem
bali
da
rihu
luke
Pasa
rTaya
n/L
oca
tio
ncod
eT
13
until
T20
,sta
rtfr
om
up
per
toTa
yan
Ma
rke
t;kod
elo
ka
si
T21
sa
mpa
id
eng
an
T23
,d
ari
Pa
sa
rTaya
nm
asu
kke
Sun
gai
Ta
yan
/Ka
mpu
ng
Taya
n/L
oca
tio
ncod
eT
21
un
til
T2
3,
sta
rtfr
om
Taya
nM
ark
et
toTaya
nV
illag
e
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.15 No.1 Maret 2009: 33-48
45
Lam
piran
4.
Sto
kik
an
anta
raS
em
itau
dan
Se
nta
rum
,pada
bula
nJu
li20
06
Appendix
4.
Fis
hsto
ck
betw
een
Se
mita
ua
nd
Senta
rum
,o
nJuly
20
06
Pendugaan Stok Ikan di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat (Utomo, A.D.)
46
Lanju
tan
Lam
piran
4.
Contin
uin
gA
ppendix
4.
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.15 No.1 Maret 2009: 33-48
47
La
mp
iran
5.
Penduga
an
sto
kik
an
anta
raS
em
itau
sam
paid
engan
Jongkong,p
ad
abula
nD
esem
ber2006
Appendix
5.
Fis
hsto
ck
assessm
entb
etw
ee
nS
em
itau
un
tilJ
on
gkong
,on
De
se
mbe
r20
06
Pendugaan Stok Ikan di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat (Utomo, A.D.)
48
Lam
piran
6.
Pend
ugaan
sto
kik
an
diD
an
au
Lin
du
ng
Em
pa
ngau
Appendix
6.
Fis
hsto
ck
inE
mpan
ga
uL
ake
Reserv
e
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.15 No.1 Maret 2009: 33-48