pendiri nkri

Upload: rochy-adjah

Post on 09-Oct-2015

298 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

h

TRANSCRIPT

  • 7/13/2019 Pendiri NKRI

    1/5

    Pendiri NKRI

    Prof. DR. M. Din Syamsuddin, MA (Ketua Umum PP Muhammadiyah)

    Bagi Muhammadiyah komitmen konstitusional dan khususnya komitmen terhadap NKRI yang

    berdasarkan Pancasila tidak hanya ideal tapi final. (Transkrip Sambutan Prof. Dien SyamsuddinpadaTemu Wicara Mahkamah Konstitusi Dalam Sistem Ketatanegaraan RI di Hotel Gran Melia Jakarta,

    24/04/2010)

    Bagi Muhammadiyah, Pancasila dan NKRI adalah harga mati. Kami senantiasa akan mempertahankan

    itu (Rimanews.com,22/7/2012)

    3. Peran Serta Muhammadiyah dalam Membangun NKRI

    Muhammadiyah sebagai mana kita ketahui, tidak sedikit organisasi ini dalam membangun bangsa ini,

    mulai dari masalah keagamaan, sosial dan Pendidikan. Satu contoh dalam dunia pendidikan,

    Muhammadiyah melakukan terobosan baru dalam yang berani dengan mengambil dan mengadopsi

    sistem pendidikan modern Barat (Belanda), walaupun inti dan substansi pendidikannya tetap

    berdasarkan Islam. Sisem administrasi, seperti tata persuratan, yang kita pakai sekarang ini adalah juga

    diambil alih oleh sistem administrasi Belanda yang telah kita adaptasikan dengan kondisi kita.[5]Padahal

    pada saat itu mayoritas umat Islam di Indonesia seperti kaum Nahdhiyin masih melarang sistem

    pendidikan penjajah (Belanda).

    Tanggung jawab muhamadiyah thd NKRI

    Muhammadiyahpun sepakat bahwa NKRI dan Pancasila

    Harga Mati .

    24 Agustus 2011 pukul 23:02

    Din Syamsuddin: Pancasila dan NKRI adalah Harga Mati bagi Muhammadiyah

    Pandangan NU dan Muhammadiyah dalam mensikapi keindonesiaan sama. Duaorganisasi massa Islam terbesar di Indonesia inilah yang turut memperjuangkan

    kemerdekaan Indonesia dan mendesain dasar-dasar negaranya berupa Pancasila & UUD

    1945 mengatakan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah

    harga mati bagi warga dari organisasi yang dipimpinnya. "Bagi Muhammadiyah,

    Pancasila dan NKRI adalah harga mati. Kami senantiasa akan mempertahankan itu," seru

    Din saat membuka secara resmi kegiatan seminar nasional "Optimalisasi Wawasan

    Kebangsaan Bagi Generasi Muda" di Hotel Novita, Kota Jambi.

    https://www.facebook.com/notes/warga-nahdliyin-dukung-pancasila-tolak-khilafah/muhammadiyahpun-sepakat-bahwa-nkri-dan-pancasila-harga-mati-/10150271702731272https://www.facebook.com/notes/warga-nahdliyin-dukung-pancasila-tolak-khilafah/muhammadiyahpun-sepakat-bahwa-nkri-dan-pancasila-harga-mati-/10150271702731272https://www.facebook.com/notes/warga-nahdliyin-dukung-pancasila-tolak-khilafah/muhammadiyahpun-sepakat-bahwa-nkri-dan-pancasila-harga-mati-/10150271702731272
  • 7/13/2019 Pendiri NKRI

    2/5

    Pernyataan itu juga disampaikan terkait carut-marutnya kehidupan berbangsa dan

    bernegara di Indonesia saat ini. Kata dia, masyarakat Indonesia mudah sekali diadu

    domba sehingga kerap menimbulkan pergesekan sosial. Selain itu, pemimpin

    pemerintahan tidak lagi dipercaya rakyatnya lantaran banyak dari kebijakan yang dibuatjustru menyengsarakan rakyat.

    Masyarakat hanya diberi janji - janji politik semata. Ditambah lagi tindak pidana korupsi

    semakin menggila. Tidak saja yang dilakukan pejabat pemerintah, bahkan hingga ke

    legislatif. Hal ini menjadi indikator yang menyurutkan semangat kesatuan dan persatuan.

    Meskipun demikian, menurut Din, tidak seorang pun yang boleh menggantikan posisi

    Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara.

    Makna didalam kelima butir tersebut sudah mencerminkan citra diri bangsa Indonesia

    sebagai bangsa yang berdaulat dan menghormati kebhinekaan akan tetapi tetap

    satu. Penanaman nilai-nilai luhur kebangsaan kepada generasi, khususnya warga

    Muhammadiyah menjadi sangat penting demi terjaganya persatuan dan kesatuan dalam

    negara pluralis dan demokratis seperti Indonesia saat ini. Selain penanaman nilai-nilai

    kebangsaan, generasi muda Muhammadiyah juga diarahkan untuk mengoptimalisasikan

    wawasan kebangsaaannya didalam setiap tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Pihaknya senantiasa mengarahkan kepada warganya untuk senantiasa memberi karya

    yang bermanfaat bagi orang banyak. "Kita ini pemangku kebijakan dan ikut dalam

    pendirian NKRI. Maka dari itu harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan persoalan

    bangsa," tegas pria itu. Kemudian dia juga mengatakan bahwa Muhammadiyah akan

    selalu mengambil peran didalam kehidupan berbangsa dan bernegara lewat tiga prinsip

    yakni partisipatif, loyal dan kritis.

    Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerjasama dengan Mahkamah Konstitusi, untuk kedua kalinya, pada

    tanggal 2-4 April 2010 menyelenggarakan Temu Wicara Mahkamah Konstitusi Dalam SistemKetatanegaraan RI di Hotel Gran Melia Jakarta. Acara ini menjadi bagian dari program pendidikan

    kesadaran berkonstitusi Lembaga Hukum dan HAM PP Muhammadiyah. Kegiatan ini dibuka oleh

    Prof.Dr. Mahfud MD, Ketua MKRI sekaligus memberikan ceramah kepada para peserta. Pada acara yang

    dihadiri oleh Lamaga Hukum dan HAM Muhammadiyah se-Indonesia tersebut, Pimpinan Pusat

    Muhammadiyah, Prof. Dien Syamsuddin memberikan sambutan dan juga arahan.

  • 7/13/2019 Pendiri NKRI

    3/5

    Di bawah ini adalah transkrip Sambutan Prof. Dien Syamsuddin yang direkam dan sedikit editing oleh

    Yunan Hilmy al-Anshary sebagai peserta yang mewakili Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bekasi.

    Prof.Dr. Dien Syamsuddin

    Bagi Muhammadiyah konstitusi negara adalah sebuah mahkota dalam kehidupan berbangsa dan

    bernegara, dan Muhammadiyah merasa ikut membentuk konstitusi itu. Jauh sebelum kemerdekaan

    sejak perdebatan tentang dasar negara yang kemudian melahirkan Piagam Jakarta, terdapat tokoh-

    tokoh Muhammadiyah. Begitu pula sekitar kemerdekaan, baik pada BPUPKI maupun pada PPKI banyak

    sekali figur-figur Muhammadiyah di dalam pembahasan dan pedebatan tersebut. Bahkan Ketua PP

    Muhammadiyah waktu itu Ki Bagoes Hadikoesoemo sangat berjasa dalam menyelamatkan bangsa dan

    negara baru ketika ada keberatan terhadap tujuh kata pada Piagam Jakarta yang sangat potensial untuk

    membawa disintegrasi terhadap negara baru. Beliaulah yang mengusulkan perubahan sehingga menjadi

    Sila pertama pada Pancasila sekarang, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu bagi

    Muhammadiyah komitmen konstitusional dan khususnya komitmen terhadap NKRI yang berdasarkan

    Pancasila tidak hanya ideal tapi final.

    Oleh karena itu setiap dasawarsa sejak kemerdekaan, Muhammadiyah terlibat secara aktif dalam

    partisipasi kebangsaan untuk mengisi kemerdekaan itu. Bahkan mengambil alih, kalau boleh disebut

    demikian, sebagian dari tugas-tugas konstitusional negara atau Pemerintah, seperti pencerdasan

    kehidupan bangsa, Muhammadiyah ikut berpartisipasi dalam menyelenggarakan sekolah dari tingkat TK

    hingga perguruan tinggi, termasuk juga pada amar imperatif konstitusi yang lain baik dalam

    pemberdayaan ekonomi, pelayanan sosial, kesehatan, dan lain sebagainya. Ini menunjukkan bahwa bagi

    kita wawasan konsitusional sekaligus komitmen dan kesadaran berkonstitusi haruslah kita kedepankan.

    Muhammadiyah mengamati dan mencermati dengan penuh syukur dan kegembiraan kiprah dari

    Mahkamah Konstitusi (MK) sejak didirikannya beberapa tahun yang lalu, bagi Muhammadiyah ini adalah

    satu keharusan. MK diharapkan mampu menjadi pendorong utama (prime over) di dalam proses

    konsolidasi demokrasi Indonesia yang agaknya belum selesai. PP Muhammadiyah dalam konteks itu

    pula, sebagai amanat sidang Tanwir di Bandar Lampung pada bulan Maret yang lalu mengamanatkan

    kepada Tim yang terdiri dari 17 pakar Muhammadiyah, telah menghasilkan sebuah pikiran yang bejudul

    "Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa" sebagai agenda Indonesia lima tahun ke depan yang antara lain

    membuat pikiran-pikiran, usulan-usulan kepada pemerintah dalam rangka mendorong demokratisasi

    sekaligus proses demokratisasi yang bertumpu pada nila-nilai etika dan moral. Selain pada bidang

    ekonomi dan sosial budaya, tidak kalah pentingnya bagi Muhammadiyah adalah revitalisasi karakter

    bangsa (character nation and character building) tetap menjadi ageda kita untuk masa yang akan

    datang.

    Kita bergembira mengamati MK, khususnya akhir-akhir ini. Di bawah kepemimpinan Prof.Dr. Mahfud

    yang selain proaktif, responsif tapi ada nuansa keberanian. Nuansa keberanian ini saya rasa sangat

    mahal, di dalamnya ada prakarsa, di dalamnya ada keberanian itu sendiri yang dalam perspektif teologis

  • 7/13/2019 Pendiri NKRI

    4/5

    Islam orang-orang seperti itu hanyalah orang-orang yang senantiasa bertawakkal kepada Allah Swt.

    Karena tidak mungkin ada keberanian ketika kita menjadi orang-orang yang terbelenggu oleh orang lain,

    bukan menjadi orang-orang merdeka. Dan saya berharap orang-orang Muhammadiyah adalah orang

    yang merdeka.

    Maka oleh karena itu pulalah komitmen konstitusional kita khususnya di dalam berorganisasi di

    Muhamadiyah. Muhammadiyah dinilai sebagai salah satu organisasi yang memiliki dokumen-dokumen

    keorganisasian dasar yang paling lengkap dan paling kuat dan acuan kita kepada konstitusi sangat kuat

    juga. Akhir-akhir ini banyak pertanyaan, bagaimana Muktamar yang akan datang? Muhammadiyah

    mempunyai budaya kepemimpinan yang khas dan kedua juga memiliki mekanisme pemelihan yang khas

    Muhammadiyah. Dengan dua ini budaya kepemimpinan bagi kami (Muhammadiyah) jabatan itu adalah

    amanah dan berorganisasi adalah sarana pengabdian. Maka jabatan itu bukan sesuatu yang dicari

    apalagi dicari-cari dan apalagi diperebutkan. Oleh karena itu semuanya harus mengalir berdasarkan

    konstitusi. Dan bagi Muhammadiyah, selain Anggaran Dasar dan ART, (semacam) Tata Cara Pemilihan

    sudah menjadi baku dan itu menjadi bagian dari ART sendiri dan sering diperkuat oleh sidang Tanwir-

    sidang Tanwir yang merupakan permusyawaratan tertinggi di bawah Muktamar. Maka di dalam

    Muktamar itu tidak akan ada lagi pembahasan Tata Tertib dan proses pemilihannya panjang: ada

    pengusulan anggota Tanwir sebagai electoral college kemudian diminta kesediaan dengan persyaratan

    yang sudah disepakati bersama, masih diteliti lagi oleh sidang yang melekat dengan Muktamar dan

    masih dipilih lagi oleh Muktamar dan pemilihan itu bersifat kolektif.

    Maka ketika banyak orang bertanya kepada saya, apakah ada kemungkinan intervensi terhadap

    Muktamar Muhammadiyah, saya katakan mungkin-mungkin saja karena di dalam kehidupan politik

    selalu ada interest apalagi dalam kaitan konstelasi politik kita dewasa ini dengan multi party system dan

    tentu partai-partai politik berkepentingan dengan ormas-ormas. Sementara kita merasa, ormas

    bagaikan lembu punya susu tapi sapi punya nama, ormas punya anggota tapi partai politik yang

    memanfaatkannya. Ini tetap menjadi diskusi-diskusi intern Muhammadiyah maka saya berkeyakinan

    apa yang dikhawatirkan oleh pihak-pihak luar itu tidak akan terjadi karena saya yakin pimpinan

    Muhammadiyah seperti yang hadir di ruang ini adalah orang-orang cerdas, adalah orang-orang merdeka

    yang tentu mereka sangat mengedepankan konstitusi organsasi.

    Oleh karena itu poin saya yang terakhir, tidak hanya komitmen kesadaran konstitusional kita terhadap

    negara yang tidak hanya pernyataan final dan ideal tapi juga ada tanggung jawab pengisian yang

    dilakukan muhammadiyah selama ini dan Muhammadiyah tidak pernah lelah dalam hampir seratus

    tahun usianya untuk berkiprah bagi bangsa dan negara. Saya sering katakan di daerah-daerah, siapapun

    pemerintahnya Muhammadiyah tetap berhidmat bagi bangsa dan negara. Siapapun Presidennya

    Muhammadiyah tidak pernah kenal lelah untuk berkiprah bagi bangsa dan negara.

    Kegiatan ini sangat baik sekali, manfaatkanlah untuk pendalaman kita terhadap konstitusi negara kita

    dan yang tidak kalah penting bagaimana hasil dari temu wicara ini dapat diteruskan, disosialisasikan ke

    lingkungan-lingkungan persyarikatan tingkat daerah, cabang, ranting, dalam komunitas yang lebih kecil

    lagi: jamaah Muhammadiah, amal-amal usaha Muhammadiyah, organisasi-organisasi otonom sehingga

  • 7/13/2019 Pendiri NKRI

    5/5

    kegiatan ini akan bermakna. Kerja sama ini perlu diteruskan.

    Kedepan kita siap bekerjasama dengan MK dan Muhammadiyah dalam konteks konsolidasi demokrasi di

    Indonesia, siap sedia berada di belakang MK untuk menegakkan konstitusi sebagai pedoman kita dalam

    berbangsa dan bernegara.