pendikan sd mi

38
PENDIDIKAN KARAKTER DAN MEMBANGUN BUDAYA MUTU DI SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DISAJIKAN OLEH : ROSSIDA KOMALA PENGAWAS PENDIDIKAN

Upload: khoirul-anam

Post on 01-Feb-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Buku SD

TRANSCRIPT

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM RANGKA MEMBANGUN BUDAYA MUTU DI SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH

PENDIDIKAN KARAKTER DAN MEMBANGUN BUDAYA MUTU DI SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH

DISAJIKAN OLEH :ROSSIDA KOMALA PENGAWAS PENDIDIKAN

1.

1.Meningkatnya perilaku kekerasan dan merusak 2. Meningkatnya perilaku penyalah gunaan obat- obat terlarang dan seks bebas 3. Merosotnya perilaku moral dan meningkatnya egoisme pribadi/ mementingkan diri sendiri4. Menurunnya rasa bangga, cinta bangsa dan tanah air (patriotisme) Rendahnya rasa hormat pada orang lain, orang tua dan guru.6. Meningkatnya perilaku merusak kepentingan publiK7. Ketidakjujuran terjadi dimana-mana8. Berkembangnya rasa saling curiga, membenci dan memusuhi diantara sesama warga negara

PENDIDIKAN ?Tidak bisa bekerja Tidak terampil Tidak percaya diri Tidak berkarakter

BAGAIMANA DENGAN?

Gejala yang tampak dalam se hari-hari ?banyak manusia yang semakin jauh dengan Tuhannyabanyak manusia yang semakin jauh dengan manusia lainbanyak manusia yang merasa jauh dengan lingkungan alam tempat hidupnyabanyak di antara manusia yang jauh dengan dirinya sendiribanyak di antara manusia Indonesia yang perilakunya menyimpang dari nilai-nilai Pancasila.

Prof. Dr. Sadun Akbar, M.Pd.dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UM

1.Persoalan Orientasi Taksonomik:Ada ranah yang terabaikan dalam taksonomi Bloom, yakni ranah konasi (willingness)yakni kemauan yang tumbuh dari dalam diri peserta didik,2.Kurang adanya keseimbangan antara aspek pikir dengan hati3.Kurang adanya keseimbangan pengembangan antara Programmed Curriculum dengan Hidden Curriculum.4. Penghadiran dan internalisasi nilai-nilai5.Kurang optimalnya praktik pendidikan dan pembelajaran, untuk pengembangan kepribadian.

PENDIDIKANBELUM Mampu Mengembangkan Kepribadian SEHINGGA BELUM DAPAT Menumbuhkan Karakter Baik.

1.Persoalan Orientasi Taksonomik:Ada Ranah Yang Terabaikan Dalam Taksonomi Bloom, Yakni Ranah Konasi (Willingness)yakni Kemauan Yang Tumbuh Dari Dalam Diri Peserta Didik,beberapa mata pelajaran yang pada awalnya diniatkan untuk memperkuat pendidikan karakter,misalnya : PKN,Pendidikan Agama, cenderung overcognitif. saat ini banyak orang yang mengetahui kebaikan, tetapi tidak mau melakukan kebaikan yang mereka ketahui itu. dunia pendidikan kita lebih bermodus memiliki dari pada bermodus menjadi.

2.Kurang adanya keseimbangan antara aspek pikir dengan hatiAda dua kekuatan pada diri manusia, yaitu kekuatan pikiran dan kekuatan hati. yang terjadi pendidikan saat ini cenderung lebih (mempertajam) pikiran daripada hatiKetika pikiran dikendalikan oleh hati (agama) maka bisa dipastikan akan mampu melahirkan perilaku berakal (perilaku baik). 3.Kurang adanya keseimbangan pengembangan antara Programmed Curriculum dengan Hidden Curriculum.Kurikulum merupakan program pendidikan yang direncanakan secara tertulis, kurikulum juga bisa berupa pengalaman-pengalaman belajar, namun kurikulum belum mampu mengembangkan/dan mengubah perilakuPerubahan perilaku peserta didik terjadi melalui proses pembelajaran di kelas, penataan fisik, penataan sosial, penataan psikologis, pembiasaan dan keteladanan yang terjadi dan dialami di sekolah. .

4. . 4. Penghadiran dan internalisasi nilai-nilai : Proses pembelajaran cenderung kurang berbasis pada nilai- nilai yang terkandung pada berbagai mata pelajaran yang disajikan dan diwujudkan dalam berbagai mata pelajaran dalam rangka untuk mengembangkan perilaku (membangun karakter) peserta didik,5. Kurang optimalnya praktik pendidikan dan pembelajaran, untuk pengembangan kepribadian.Mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila (PKN), Budi Pekerti, dan sejenisnya cenderung lebih mementingkan aspek kognisi (overcognitive), hanya mempertajam daya pikir daripada nilai, moral, dan norma,

Pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.(Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter, 2010)APA PENDIDIKAN KARAKTER?OLAH HATIOLAH PIKIROLAH RASA/KARSAOLAH RAGAberiman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotikramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerjabersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigihcerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektifKONFIGURASI NILAI (SOSIAL-KULTURAL-PSIKOLOGIS)

OLAH HATIOLAH PIKIROLAH RASA/-KARSAOLAH RAGAPertimbangan: dimulai dari sedikit, yang esensial, yang sederhana, yang mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah. CERDAS, PEDULI, TANGGUH, JUJUR, LINGKUNGAN (BERSIH, RAPIH, NYAMAN), DISIPLIN, SOPAN-SANTUN Religius10. Semangat kebangsaan Jujur11. Cinta tanah airToleransi12. Menghargai prestasiDisiplin13. Bersahabat/komunikatifKerja keras14. Cinta damaiKreatif15. Gemar membacaMandiri16. Peduli lingkunganDemokratis17. Peduli sosialRasa ingin tahu18. Tanggung jawabNILAI-NILAI KARAKTER

KEGIATANKESEHARIAN DI RUMAH

IIntegrasi ke dalam layanan konseling dan kegiatan ektrakurikuler misalnya Rohis, PMR, Olahraga, KIR, dsb.IIntegrasi ke dalam pembelajaran setiap mapelPembiasaan dalam kehidupan keseharian di sekolahPenerapan pembiasaan kehidupan keseharian di rumah yang sama dengan di sekolahPENGEMBANG-AN DIRI BUDAYA SEKOLAH: PEMBELA-JARANSTRATEGI IMPLEMENTASI PENDIKAR DI SMAIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KTSPIntegrasi dalam mata pelajaran yang adaMengembangkan silabus dan RPP pada kompetensi yang telah ada sesuai dengan nilai yang akan diterapkan2. Mata Pelajaran dalam Mulok Ditetapkan oleh sekolah/daerah Kompetensi dikembangkan oleh sekolah/daerah3. Kegiatan Pengembangan Diri Pembudayaan & PembiasaanPengkondisianKegiatan rutinKegiatan spontanitasKeteladanan Kegiatan terprogram Ekstrakurikuler Pramuka; PMR; Kantin kejujuran UKS; KIR; Olah raga, Seni; OSIS Bimbingan Konseling Pemberian layanan bagi anak yang mengalami masalah

NILAI-NILAI KARAKTER YANG AKAN DIKEMBANGKAN DAN DIINTEGRASIKAN KE DALAM SILABUS DAN RPP,Langkah-langkah harus dilakukan adalah, Mengkaji SK dan KD pada Standar Isi (SI) untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter sudah tercakup di dalamnya;2.Melakukan pemetaan SKL mata Pelajaran dikaitkan dgn Tujuan mata pelajaran, SK dan KD dengan nilai-nilai karakter;3. Mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam silabus; 4. Mengintegrasikan nilai-nilai karakter yang tertera pada silabus ke dalam RPP; 5. Menentukan indikator pencapaian karakter dan mengembangkan instrumen penilaian; 6. Melaksanakan pembelajaran secara aktif , agar peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai-nilai karakter dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai; 7. Memberi bantuan kepada peserta didik yang belum menunjukkan internalisasi nilai-nilai karakter dengan menunjukkannya dalam perilaku.

Komp. DasarKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi waktuAlat /Sumber BelajarNilaiKarakter 1.1 Menulis hal-hal penting/pokok dari suatu cerita yang dibacakanMenuliskan hal-hal penting/pokok dari cerita yang dibacakan. (tokoh, watak tokoh, latar, kata sulit, isi pokok)Membuat ringkasan cerita dan amanat cerita berdasar cerita yang dibacakan. Menuliskan hal-hal penting/pokok dari cerita yang dibacakan. (tokoh, watak tokoh, latar, kata sulit, isi pokok)Membuat ringkasan dan menulis amanat cerita berdasar cerita yang dibacakan. Siswa menyelesaikan tugas menulis tokoh, watak tokoh, latar, kata sulit, isi pokok cerita yang dibacakan.Siswa menyelesaikan tugas membuat ringkasan cerita dan menulis amanat cerita yang dibacakan.2x 35 menitBuku CeritaKoranMajalahKlippingTg jwbKerja kerasJujurKreatifMandiriGemar membaca SilabusSekolah: SD Cerdik Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas/Semester : VI / 1Standar Kompetensi: Memahami isi dari cerita anak yang dibacakan. Silabus Mata Pelajaran : IPATema: -Kelas/Semester : VI / 1Standar Kompetensi: 5. Memahami saling hubungan antara suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda

Komp. DasarMateri AjarKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi waktuAlat /Sumber BelajarMembandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda.Menjelaskan alasan pemilihan benda dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan kemampuan menghantarkan panas.Sifat Hantaran BendaMelakukan percobaan tentang kemampuan menghantar panas dari berbagai benda.Mendiskusikan berbagai peralatan sehari-hari: Apa kira-kira alasan alat tertentu terbuat dari bahan tertentu?

Nilai Karakter :Disiplin Tg jwbMandiriKerjasamaSaling menghargaiKreatif demokratif

Menjelaskan kemampuan menghantar panas dari berbagai benda dikaitkan dengan bahan pembuatan benda tersebut.Membuat uraian tentang berbagai bahan benda dan kemampuannya menghantar panas.2 x ( 2 x 35 menit)Peralatan sehari-hari seperti wajan, cangkir, sodet, sendok, dan ceret.Stop watchThermometer Mapel: IPATema: -Kelas/semester: VI / 1Waktu: 2 x (2 x 35 menit)/2 x pertemuanHari/tanggal : ....................................................................................Standar Kompetensi: 5. Memahami saling hubungan antara suhu, sifat hantaran, dan kegunaan benda.Kompetensi Dasar : 5.1 Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda. 5.2 Menjelaskan alasan pemilihan benda dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan kemampuan menghantarkan panas.Indikator

Menjelaskan kemampuan menghantar panas dari berbagai benda dikaitkan dengan bahan pembuatan benda tersebut. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tujuan PembelajaranSetelah pembelajaran selesai, siswa dapat:Mengidentifikasi sifat-sifat benda berkaitan dengan kemampuannya menghantarkan panas;Menjelaskan alasan pemilihan benda dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan kemampuan menghantarkan panas.Materi AjarSifat Hantaran BendaMetode PembelajaranPercobaan, diskusi.Nilai-nilai karakter : Disiplin , Tanggung jawab , Mandiri , Kerjasama , Saling menghargai Kreatif dan Demokratif .

3. Perubahan pada Penilaian Kelas 4.Pelaksanaan Remediasi dan PengayaanSecara efektif1. Pengelolaan Kurilulum Berbasis Sekolah2. Perubahan pada Kegiatan Belajar Mengajar Perubahan-perubahan yang harus terjadidalam KTSPPELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM RANGKA PENGUATAN KTSP

INDIKATOR AWAL SEKOLAH BERKARAKTERBERSIH, RAPI DAN NYAMANTersedia toilet yang selalu bersih dan tersedia air dan fasilitasnyaBak sampah tersedia di tempat-tempat yang semestinyaTanaman di halaman terpelihara dan menimbulkan rasa sejukHalaman dan ruang kelas yang bersih dan rapihDISIPLINPendidik, tenaga pendidik dan peserta didik datang tepat waktu dan pembelajaran berlangsung dengan baikAturan yang sudah disetujui oleh warga sekolah harus dilaksanakan dengan baikSOPAN Guru dan tenaga kependidikan serta peserta didik saling memberi salam jika bertemuBerpakaian rapi dan sopan

Tahapan Pembentukan Karakter

Tahap Penanaman : Dikenalkan contoh-contoh konkrit yang baik dan buruk. Jelaskan konsekuensi positif dan negatifnya.Dipantau orang tua, guru, masyarakat.Yang salah dibetulkan dengan cara baik.

2. Tahap Penumbuhan :Hasil penanaman selalu diingatkan, dibimbing, pantau.Jangan dicela/dihina agar tumbuh dgn baik dalam hati sanubari.3. Tahap Pengembangan : Melalui kegiatan konkrit, berikan kepercayaan melalui diskusi, permainan peran, simulasi, dan lain-lain.Dengan memerankan mudah internalisasi sesuai potensinya.

4.Tahap Pemantapan : Diberi kesempatan untuk mengaktualisasikan diri dalam bentuk kegiatan nyata.Bersama teman / masyarakat.Didorong untuk partisipasi aktif, bertanggung jawab dalam sikap, tindakan, dan tutur kata.

Budaya dapat diartikan sebagai pikiran atau akal budi; sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan; kualitas internal-latar, lingkungan, suasana, rasa, sifat, dan iklim yang dirasakan oleh seseorang.

Membangun Budaya MutuElemen budaya mutu sekolah sebagai berikut: informasi kualitas untuk perbaikan, bukan untuk mengontrol, (2) kewenangan harus sebatas tanggungjawab,(3) hasil diikuti rewards atau punishment, (4) kolaborasi, sinergi, bukan persaingan sebagai dasar kerjasama, (5) warga sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya, (6) atmorfir keadilan,(7) imbal jasa sepadan dengan nilai pekerjaan, dan (8) warga sekolah merasa memiliki sekolah. Depdiknas (2000)

BudayaProses pengembangan budaya mutu sekolah terdapat tiga tataran, yaitu pengembangan pada tataran spirit dan nilai-nilai; pengembangan pada tataran teknis; dan pengembangan pada tataran sosial

Pengembangan Budaya SekolahPROSES PENGEMBANGANHASIL PENGEMBANGANPengembangan Tataran Spirit dan Nilai-nilaiKESEPAKATAN TENTANG SPIRIT DAN NILAI-NILAImisalnya spirit dan nilai-nilai disiplin, spirit dan nilai-nilai tanggung jawab, spirit dan nilai-nilai kebersamaan, spirit dan nilai-nilai keterbukaan, spirit dan nilai-nilai kejujuran, spirit dan nilai-nilai semangat hidup, Spirit dan nilai-nilai sosial dan menghargai orang lain, serta persatuan dan kesatuan (Torrington & Weightman, dalam Preedy, 1993)Pengembangan Tataran TeknisBERBAGAI KEBIJAKAN: ATURAN YG MEREFLEKSIKAN SPIRIT DAN NILAI-NILAI :mengembangkan berbagai prosedur kerja manajemen (management work procedures), (2) sarana manajemen (management toolkit), dan (3) kebiasaan kerja (management work habits) berbasis sekolah yang betul-betul merefleksikan spirit dan nilai-nilai yang akan dibudayakan di sekolah.

Pengembangan Tataran SosialPEMIMPIN SEKOLAH, dll. BERPERILAKU SESUAI DENGAN KEBIJAKAN pengembangan tataran sosial dalam konteks pengembangan kultur sekolah adalah proses implementasi dan institusionalisasi sehingga dijadikan sebagai suatu kebiasaan (work habits) di sekolah dan di luar sekolah.

Mewujudkan Budaya Mutu Sekolah Visi dan misi sekolah tercermin budaya mutuStruktur Organisasi dan Deskripsi Tugas,Sistem dan Prosedur KerjaKebijakan dan Aturan SekolahTata Tertib SekolahFasilitas SekolahSuasana dan Hubungan Formal maupun Informal

Visi Dan Misi Sekolah

Tercermin Budaya Mutu Pada :Kegiatan praktek, pembiasaan-pembiasaan, kegiatan-kegiatan ilimiah, pembiasaan bersikap dengan guru, orang tua, dan teman, Program kunjungan ke tempat-tempat bersejarah, musium, candi, ke instansi pemerintah (wali kota, DPRD); dan pementasan budaya-budaya Indonesia yang dikemas dengan metode project based learning (PBL), danPenggunaan strategi pembelajaran inovatif didalam maupun di luar kelas, pembelajaran dengan pengamatan, praktek di laboratorium, pembelajaran dengan diskusi kelompok pembelajaran, menggunakan metode pembelajaran CTL, metode project based learning (PBL), bilingual, pembelajaran berbasis TIK, dan lain sebagainya.

Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas,

Untuk mewujudkan sekolah budaya mutu, maka pembagian tugas setiap unsur di sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, dan tenaga tata usaha, selalu dilakukan evaluasi efektifitasnya, sehingga pola-pola manajemen yang dilakukan secara dinamis sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan riil di sekolahPada bagan di bawah ini terdapat garis instruktif kepala sekolah secara langsung kepada unsur akademik, unsur administratif, dan unsur penunjang dan garis koordinatif dengan komite sekolah,

KOMITE SEKOLAH UNSUR AKADEMIK

UNSUR ADMINISTRATIF

UNSUR PENUNJANG

KEPALA SEKOLAHSistem dan Prosedur Kerja

Terdapat 2 Sistem dan prosedur kerja diantaranya adalah: 1.Sistem dan prosedur yang bersifat makro ditetapkan oleh pengelola yang dipakai sebagai pedoman umum pelaksanaan operasional di sekolah, meliputi: sistem dan prosedur rekrutmen tenaga baru, sistem pembinaan kepangkatan, ketentuan cuti, peraturan disiplin kepegawaian, sistem seleksi penerimaan siswa baru, penetapan kurikulum dan lain sebagainya yang bersifat makro,

2.Sistem dan prosedur yang bersifat operasional ditetapkan oleh sekolah dalam rangka mempertegas, memperjelas, dan mengkonkritkan kebijakan makro,

meliputi: sistem reward bagi siswa dan guru, upaya meningkatkan profesional dengan sistem pengumpulan media yang dibuat sendiri oleh guru, penyiapan rancangan pembelajaran dengan baik, melakukan pembinaan, pengiriman dan mengikutkan guru/pegawai dalam kegiatan pelatihan/diklat/ lokakarya baik yang diselenggarakan oleh pengelola sekolah maupun pihak luar, dan lain sebagainya.

Selaras dengan rumusan Depdiknas (2000) tentang elemen budaya mutu sekolah, yaitu : hasil diikuti rewards atau punishment dan kolaborasi, sinergi, bukan persaingan sebagai dasar kerjasama,

Kebijakan dan Aturan Sekolah

Dikategorikan menjadi 3 yaitu: Kebijakan dan aturan sekolah tentang hal-hal yang sudah jelas memang menjadi kewenangan kepala sekolah untuk pengambilan keputusan.Kebijakan yang bersifat krusial ,misalnya: kedisiplinan/tatib, pelaksanaan pembelajaran, pelayanan kepada siswa, dll, dibuat oleh tim khusus yang diberi wewenang dan ditetapkan oleh kepala sekolah .Kebijakan dan aturan sekolah yang bersifat teknis, misalnya: peringatan hari besar nasional dan Islam, teknis layanan makan siang, kunjungan wisata dan lain sebagainya dapat muncul dari warga sekolah, sekolah mengkaji, menyetujui dan menetapkannya.

Tata Tertib Sekolah

Tata tertib sekolah berisi kewajiban yang harus dilaksanakan, larangan yang harus dihindari, dan sanksi yang akan diberikan bagi yang melanggar kewajiban dan larangan sekolah. Tata tertib yang baik dan mapan, bila : dirasakan tidak memberatkan, proses pembuatannya dibentuk melalui tim khusus atau melibatkan pihak-pihak warga sekolah termasuk kepala sekolah, penerapannya tidak kaku dan bersifat reward, ada juga tata tertib yang mengatur tentang ketentuan umum dan khusus.Tata tertib sekolah dapat dibagi menjadi dua, yaitu : tata tertib untuk guru, pegawai, dan warga sekolah dan tata tertib sekolah khusus untuk siswa, yang mengatur akan keteraturan sekolah.

Fasilitas Sekolah

Sarana prasarana dan fasilitas sekolah cukup lengkap Misalkan :gedung yang representatif, ruang kelas yang luas dan representatif, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, pusat sumber belajar, perpustakaan sekolah, tempat ibadah sebagai pusat pengembangan dan pusat kegiatan ibadah peserta didik, halaman dan lapangan olah raga dan lain sebagainya. Adanya program perawatan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan fasilitas sekolah seefektif dan efisien, Suasana dan Hubungan Formal maupun Informal

dikelompokkan menjadi 3 (tiga) acuan, yaitu: Sikap dan perilaku mengacu pada tuntunan agama dan norma-norma umum, yaitu bersikap adil, bertegur sapa, penyambutan siswa dipintu gerbang sekolah oleh guru, bersalaman, memberi salam, saling menghormati, berdoa sebelum dan selesai beraktifitas di sekolah, Sikap dan perilaku yang dibangun memberikan motivasi dan berprestasi, selalu belajar dari pengalaman, selalu melakukan evaluasi dan selalu memperbaiki untuk mencapai yang terbaik, Sikap dan perilaku dalam memberikan keteladanan dan jiwa sosial bagi peserta didik , yaitu sopan santun, ramah, senyum, memberikan layanan yang terbaik, sabar, bersodaqoh, dan lain-lain.

AsesmenBerperilaku JUJUR sehingga menjadi teladanBerperi laku dan berpenampilan CERDAS sehingga menjadi teladanBerperi laku TANGGUH sehingga menjadi teladanBerperilaku PEDULI sehingga menjadi teladan Menempatkan diri secara proporsional dan bertanggung jawabMampu menilai diri sendiri (melakukan refleksi diri) sehingga dapat bertindakBerperilaku kreatif sehingga menjadi teladanBerperilaku bersih sehingga menjadi teladan Berperilaku sehat sehingga menjadi teladanKarakter PendidikMenunjukkan diri sebagai pendidik yang dapat diteladani, khususnya dalam hal kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, dan kepedulian.Menunjukkan komitmen terhadap tugas sebagai pendidik Menjaga kode etik profesi pendidik Bekerja kerasMelaksanakan tugas secara bertanggung jawabMengembangkan diri secara terus-menerus sebagai pendidik Bertindak atas dasar kemanfaatan peserta didikBertindak atas dasar kemanfaatan satuan pendidikan formal dan nonformal Bertindak atas dasar kemanfaatan masyarakatMengemukakan pendapat yang berpengaruh positif terhadap peserta didikMenunjukkan tindakan yang berpengaruh positif terhadap peserta didikBerperilaku yang dihormati oleh peserta didikBerperilaku yang dihormati oleh sejawatMahatma Gandhi memperingatkan tentang salah satu dosa fatal, yaitu education without character(pendidikan tanpa karakter).Dr. Martin Luther King juga pernah berkata: Intelligence plus character.that is the goal of true education(Kecerdasan plus karakter.itu adalah tujuan akhir dari pendidikan sebenarnya).Juga Theodore Roosevelt yang mengatakan: To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society(Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepada masyarakat)..

37

Terima kasih