pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

21
PENDIDIKAN PEREMPUAN DALAM PEMIKIRAN RAHMAH EL-YUNUSIYAH Hamruni' Abstrak Rahmah el-Yunusiyah was an innovator in Islamic for women in M!nangkabau. When her age relatively young, about 23* year, Rahmah have established an institut/on ofIslamic education, especially for women community, it's name "Diniyah School Poetri" at 1923. The Purpose of this school was to praise women status and dignity. 5he was never learning in any school regularly, neither Government School nor Traditional Elementary School, Surau. As an educational innovator, Rahmah had abtity to create and to construct an unique modelf so became her own model, in modern education for women in Minangkabau. Her concept have adjusted to women's need and necessity. The concept consist of religion and formal education, productive training, moral and ethic based on Islam explicitly, and tradition implicitly. Kata kunci :pendidikan perempuan, Rahmah EI-Yunusiah. A. Pendahuluan Tumbuh dan berkembangnya sekolah keagamaan atau madrasah di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan tumbuh dan berkembang- nya ide-ide pembaharuan pemikiran di kalangan umat Islam. Di per- mulaan abad ke 20 timbul beberapa perubahan pemikiran bagi umat Islam Indonesia dengan memasukkan beberapa ide-ide pembaharuan. Ada beberapa faktor pendorong timbulnya ide-ide pembaharuan ter- sebut: Pertama, adanya kecenderungan umat Islam untuk kembali kepada AI-Quran dan AI-Hadits. Kecenderungan itu dijadikan titik tolak dalam menilai kebiasaan agama dan kebudayaan yang ada. Ide pokok dari keinginan kembali kepada AI-Quran dan AI-Hadits ini dalam rangka menolaktaklid. Kedua, timbulnya dorongan perlawanan nasional terhadap penguasa kolonial Belanda. Ketiga, usaha yang kuat dari orang-orang Islam untuk memperkuat organisasinya di bidang sosial ekonomi, baik untuk kepentingan mereka sendiri maupun untuk kepentingan masyarakat. Keempat, dorongan berikutnya berasal dari pembaharuan pendidikan Islam. Karena cukup banyak orang dan organisasi Islam yang tidak puas dengan metode tradisional dalam mempelajari AI-Quran dan studi agama. Pribadi-pribadi dan organisasi ' Doktorandus, Magister Psikologi, dosen Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. K.pencUitan I,l,ra, Vol. 2, No. 1, Petru,ri - Juli 2004

Upload: dangphuc

Post on 13-Jan-2017

280 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

PENDIDIKAN PEREMPUAN

DALAM PEMIKIRAN RAHMAH EL-YUNUSIYAH

Hamruni'

Abstrak

Rahmah el-Yunusiyah was an innovator in Islamic for womenin M!nangkabau. When her age relatively young, about 23* year,Rahmah have established an institut/on ofIslamic education, especiallyfor women community, it's name "Diniyah School Poetri" at 1923.The Purpose of this school was to praise women status and dignity.5he was never learning in any school regularly, neither GovernmentSchool nor Traditional Elementary School, Surau. As an educationalinnovator, Rahmah had abtity to create and to construct an uniquemodelf so became her own model, in modern education for women inMinangkabau. Her concept have adjusted to women's need andnecessity. The concept consist of religion and formal education,productive training, moral and ethic based on Islam explicitly, andtradition implicitly.

Kata kunci :pendidikan perempuan, Rahmah EI-Yunusiah.

A. Pendahuluan

Tumbuh dan berkembangnya sekolah keagamaan atau madrasahdi Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan tumbuh dan berkembang-nya ide-ide pembaharuan pemikiran di kalangan umat Islam. Di per-mulaan abad ke 20 timbul beberapa perubahan pemikiran bagi umatIslam Indonesia dengan memasukkan beberapa ide-ide pembaharuan.Ada beberapa faktor pendorong timbulnya ide-ide pembaharuan ter-sebut: Pertama, adanya kecenderungan umat Islam untuk kembalikepada AI-Quran dan AI-Hadits. Kecenderungan itu dijadikan titiktolak dalam menilai kebiasaan agama dan kebudayaan yang ada. Idepokok dari keinginan kembali kepada AI-Quran dan AI-Hadits ini dalamrangka menolaktaklid. Kedua, timbulnya dorongan perlawanan nasionalterhadap penguasa kolonial Belanda. Ketiga, usaha yang kuat dariorang-orang Islam untuk memperkuat organisasinya di bidang sosialekonomi, baik untuk kepentingan mereka sendiri maupun untukkepentingan masyarakat. Keempat, dorongan berikutnya berasal daripembaharuan pendidikan Islam. Karena cukup banyak orang danorganisasi Islam yang tidak puas dengan metode tradisional dalammempelajari AI-Quran dan studi agama. Pribadi-pribadi dan organisasi

' Doktorandus, Magister Psikologi, dosen Fakultas Tarbiyah JurusanKependidikan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

K.pencUitan I,l,ra, Vol. 2, No. 1, Petru,ri - Juli 2004

Page 2: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

Islam pada awal abad ke-20 berusaha untuk memperbaiki pendidikanIslam baik dari segi metode maupun isi.^

Sejarah membuktikan bahwa setiap pemikiran akan berkembangdalam masyarakat bila didukung oleh beberapa faktor': Pertama,ketokohan orang yang membawa ide; kedua, kekuatan ide yangdikembangkan bersifat rasional dan argumentative; ketiga, momentumse]arah yang memberi peluang bagi berkembangnya ide tersebut,atau dengan kata lain ide tersebut sesuai dengan kebutuhan zaman;keempat, literatur yang memuat ide-ide yang dipasarkan secarameluas; kelima, para pengikut atau murid si pembawa ide yang banyakberguru dengannya, yang secara langsung atau tidak langsung turutmengembangkan ide tersebut; keenam, ide yang dimunculkan bersifatbaru dan aktual sehingga menarik untuk dijadikan bahan kajian; ketujuh,berkembangnya sebuah ide tidak lepas dari forum-forum ilmiah sepertiforum-forum seminar, kajian-kajian, dan studi ilmiah lainnya. Jugayang paling berpengaruh pada abad informasi sekarang ini adanyamedia publikasi dan media massa yang turut memperluas ]aringantransformasi ide.

Pembaharuan, seperti yang telah dipahami selama ini, adalahupaya atau aktivitas untuk merubah kehidupan dari keadaan-keadaanyang sedang berlangsung kepada keadaan baru yang hendakdiwujud-kan. Harun Nasution menyebutkan kata pem-baharuan sama denganmodemisasi.< Pembaharuan dalam Islam pada tingkatdoktrin, sumber-sumber pokok ajaran Islam, khususnya AI-Quran, memberikan ke-sempatan seluas-luasnya kepada ummat untuk mengembangkanberbagai konsep dalam kehidupan. Selanjutnya dilakukan reinterpretasidan rekonstektualisasi secara terus menerus sesuai dengan perubahansosial dan tantangan zaman.

Lazimnya sebuah proses se]arah, pembaharuan dalam Islamdiarahkan pada upaya-upaya pembangkitan masyarakat muslim dalamproses ortodoksi ajaran-ajaran Islam.= Para pembaharu melihat bahwagerakan pembaharuan dalam bidang pendidikan ini sangat urgendengan kondisi masyarakat.^ Aspek lain adalah kedatangan bangsaluar yang menjajah Nusantara, yaitu Belanda dengan mendirikansekolah-sekolah yang berbasis sekuler. Hal ini menimbulkan sistempendidikan yang dualistik, antara sekolah pemerintah dan lembagapendidikan yang didirikan ummat Islam.

Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah Pend:dikan Islam dalamKurun WakW Modern, (Jakarta: LP3ES, 1994), h. 27-28Muhammad Azhar, Fiqh Kontemporer Dalam Pandangan NeomodernismeIslam, (Yogyakarta: Pustaka Pela]ar, 1996), h.55Harun''Nasution, Islam Di Tinjau Dari 8erbagai Aspeknya, 11. (Jakarta: UIPress,1978), h. 93.Dudung Abdurrahman, "Kilas Balik Pembaharuan Dalam Islam", dalamTsaqafiyyat Jurnal Bahasa, Peradaban dan Informasi Islam, Vol I, No.l Juli-Des, (Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga, 2000), h. 94Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900 - 1942. Jakarta: LP3ES,h. 51

ftnJidikanPerempuan...{Hamruni)

Page 3: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

Dalam memahami dan menjelaskan proses pembaharuan ini adabeberapa konsep (teori) yang dijadikan landasan dan kerangka berpikir.Pertama, konsep "Challenge and Respons" (Tantangan dan Respon)yang dikemukakan Arnold J. Toynbee. MenurutToynbee bahwa setiapgerak sejarah timbul karena adanya rangsangan untuk melakukanreaksi dengan menciptakan tanggapan dan melakukan perubahan-perubahan.' Kedua, teori Feminisme yang berkaitan dengan pendidikanyaitu teori poststrukturalis dan postmodernisme*. Teori ini padadasarnya mengeritik dan mendekonstruksi filsafat yang berpihak padafondasionalisme dan absolutisme, di mana pendidikan yang sangatberpusat pada laki-laki (male-centered) tidak dipertanyakan lagi atausudah dianggap wajar.

Pembahasan tentang konsep Rahmah el-Yunusiah mengenaipendidikan bagi perempuan sangat relevan dengan kedua teoritersebut, karena upaya pembaharuan pendidikan yang dirintisnya tidaklepas dari situasi pendidikan Islam di Minangkabau pada masa ituyang masih tertutup dalam masalah perempuan, serta pandanganumum masyarakat Minangkabau terhadap marginalisasi peranperempuan''. Dalam hal ini Rahmah melihatadanya ketidaksetaraanperempuan dengan laki-laki yang disebabkan karena mereka tidakmendapatkan kesempatan belajar yang sama.

B. Biograf1 Rahmah el-Yunusiyah

Rahmah el-Yunusiyah lahirdi sebuah rumah gadangjalan LubukMata Kucing, Kanagarian Bukit Surungan, Padang Panjang pada harijum'at tanggal 29 Desember 1900 M, bertepatan dengan tanggal 1Rajab 1318 H," dari keluarga Syekh Muhammad Yunus dan Rafi'ah.Terlahir sebagai anak terakhir dari lima bersaudara yaitu ZainuddinLabay (1890-1924 M), Mariah (1893-1972 M), Muhammad Rasyad(1895-1956 M), dan Rihanah (1898-1968 M)." Namun Rahmah masihmempunyai saudara lain ibu, yaitu Abdus Samad, Hamidah, PakihBandaro, Liah, Aminuddin, Safiah, Samihah dan Kamsiah."

Ayah Rahmah el-Yunusiyah, Syekh Muhammad Yunus adalahseorang ulama besardi zamannya. Syekh Muhammad Yunus (1846-

Sidl Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, (Djakarta: Bhratara, 1966),h. 117Gadis Arivia, Kebljakan Publlk Dalam Pendidikan Sebuah Kritik dan PerspektifGender, dalam Jurnal Perempuan Edisi 23, (Jakarta: Yayasan Jurna!Perempuan, 2002), h. 91Junaidatul Munawaroh, Rahmah El Yunusiyah: Pelopor Pendidikan Perempuan,h.l'Edward, dkk, dalam Riwa#at Hidup dan Perfuangan 20 Ulama Besar SumateraBarat, (Padang: Islamic Centre, 1981), h. 206Buku Perlngatan 55 Tahun Diniyah Putri Padang Panjang, h. 175-177Nuraida, Rahmah El Yunusiyah Dalam Perspektif Sejarah perjuangan Wanitad/ Indonesia Skrlps! Sarjana fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga, (Yogyakarta:t.p.,1990), h. 40

Kcpen<Udikan I.lam, Vol. 2, No. 1, M>ruari - Juli 2004

T

Page 4: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

1906 M) menjabat sebagai seorang Qadli di negeri Pandai Sikat danpimpinan Tarekat Naqsabandiyah al-Khalidiyah." Selain itu SyekhMuhammad Yunusjuga ahli ilmu falakdan hisab. Ia pernah menuntutilmu di tanah suci Mekkah selama 4 tahun. Ulama yang masih adadarah keturunan dengan pembaharu Islam yang juga seorang tokohPaderi Tuanku Nan Pulang di Rao.

Adapun ibunda Rahmah el-Yunusiyah yang biasa disebut UmmiRafl'ah, nenek moyangnya berasal dari negeri Langkat, BukittinggiKabupaten Agam dan pindah ke bukit Surungan Padang Panjang padaabad XVIIIM yang lalu. Ummi Rafi'ah masih berdarah keturunan ulama,empat tingkat diatasnya masih ada hubungan dengan mamak HajiMiskin, sang pembaharu gerakan Paderi. Ummi Rafi'ah yang bersukuSikumbang adalah anak keempat dari lima bersaudara. Ia menikahdengan Syekh Muhammad Yunus saat berusia 16 tahun, sedangkanSyekh Muhammad Yunus berusia 42 tahun.

Dari silsilah keturunan Rahmah el-Yunusiyah nampak bahwa iaberasal dari keturunan ulama. Dalam usia enam belastahun ia menikahdengan seorang alim dan mubaligh bernama Haji Bahauddin Lathifdari Sumpur Padang Panjang. Perkawinan ini tidak berlangsung lama,hanya enam tahun, pada tahun 1922 keduanya bercerai atas kehendakkedua belah pihak dan selanjutnya menganggap sebagai dua orangbersaudara.

Dari perkawinan ini Rahmah tidak mempunyai anak. Sejakperceraian tersebut, ia tidak bersuami lagi." Rupanya hal ini memberifaedah kepadanya sendiri, sehingga ia dapat menempatkan seluruhhidupnya kepada perguruan yang didirikannya. Ia berpulang kerahmatullah pada hari Rabu tanggal 9 Zulhijjah 1388 Hijriah atautanggal 26 Februari 1969 pada pukul 19.30 di rumahnya sendiri diPadang Panjang.>= Jenazahnya dikuburkan di perkuburan keluargadisamping rumahnya yang juga di samping perguruan yang ia dirikan.Setiap orang yang melewati rumah dan perguruannya akan dapatmelihat nisan kuburannya di pinggirjalan Lubuk Mata Kucing.

Rahmah el-Yunusiyah berasal dari keluarga taat dalam masalahkeagamaan. Kondisi inilah nantinya yang akan berpengaruh padapembentukan pribadi Rahmah. Ia menjadi orang yang cinta mendalamiajaran-ajaran agama serta memiliki perhatian sangat besarterhadapkondisi masyarakat pada masanya knususnya kalangan kaum wanita.Karena itu pendidikan yang diperoleh Rahmah pada prinsipnya banyakdari keluarganya sendiri yang memang sangat menaruh perhatian

Syekh Muhammad Yunus, adalah syekh tarekat dari beberapa syekh diMinangkabau yang dianggap oleh masyarakat berilmu tinggi, aiim dan kerashati, seperti Syekh Khatib di Padang, Syekh Amrullah Maninjau dan lainnya,baca Burhanuddin Daya, Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam KasusSumatera Thawalib, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta, 1995), h. 180.Ibid., h. 136Buku Peringatan 55 tahun Diniyah putri Padang Panjang, Op.cit., h. 177

RmJiJitmftrempu.n...(Hamruni)

Page 5: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

pada masalah-masalah keagamaan.'<'Syekh Ha]i Muhammad Yunus, ayah dari Rahmah telah meninggal

dunia pada tahun 1906 M., ketika itu Rahmah masih kanak-kanaksehingga ia tidak banyak mendapatkan pendidikan dari ayahnya. Iadibesarkan oleh ibu dan diasuh oleh kakaknya yang telah berumahtangga. Sejak kecil, Rahmah tidak pernah bersekolah di Sekolah Dasar(Sekolah Desa, Sekolah Gubernemen) yang memang telah ada jugadi Minangkabau pada masa kanak-kanaknya dulu." Meskipun begitu,ia banyak belajar dari lingkungannya. Pada usia enam tahun beliaumulai belajar membaca Qur"an kepada Engku Uzair gelar Malim Batuah,salah seorang dari murid Syekh Haji Muhammad Yunus. Ketika usianyadelapan tahun, Rahmah dituntun tulis-baca huruflatin oleh kakaknyaZainuddin Labaydan Muhammad Rasyad yang pemah belajardi SekolahDesa. Umi Rafl'ah, ibunyajuga ikut mengajari Rahmah berhitung denganangka-angkaArab (angka Melayu).'= Kepandaian membaca dan menulisini, kemudian hari sangat menolongnya dalam menambah ilmupengetahuannya, karena ia termasuk salah seorang anak yang senangmembaca.

Se]ak usia dini Rahmah aktif mengunjungi pengajian-pengajianyang sangat banyak diadakan di lingkungan masyarakat sekitarnya."Pada saat itu telah ada di lingkungan masyarakat Minangkabau sekitardelapan surau yang melakukan kegiatan pengajian secara bergilirandari satu surau ke surau yang lain. Dengan cara demikian ia banyakmemperoleh pengetahuan agama dan memilih guru-guru yang dapatmemuaskan hatinya. Walaupun usianya masih sangat muda untukmengikuti pengajian tersebut, namun bagi Rahmah mengunjungipengajian ini nampaknya merupakan kesenangan tersendiri pula bagidirinya.

Setelah Diniyah School yang didirikan kakaknya pada tanggal10 Oktober 1915 berdiri, ia ikut belajar di perguruan ini. Ia banyakmemperoleh pengetahuan praktis yang berkenaan dengan pergaulan,terutama pergaulan antara murid-murid perempuan dan laki-laki sertawatak manusia yang berbagai ragam. Dahulunya ia jarang atau tidakdiperkenankan bergaul dengan anak-anak laki-laki, tapi setelah iabersekolah di perguruan ini, ia dapat bergaul dengan murid laki-laki.Ia dapat bertukarfikiran dengan mereka baik mengenai hukum Islam,sosial, budaya dan pergaulan (muamalah). Dari pengenalan berbagaimacam watak manusia ini ia mulai menyadari dirinya dan keadaan

'* Junaidatul Munawaroh, Rahmah El Yunusiyah Pelopor Pendidikan Perempuan,h. 4

" Edward, dkk., Riwayat Hidup dan. Perjuangan 20 Ulama Besar SumateraBarat, h. 315

" Nuraida., Rahmah Et Yunusiyah Dalam Perspektif Sejarah Perjuangan Wanitadl Indonesia, Skripsi Sarjana Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta:t.p., 1990, h. 43

" Martinilis, Skripsi Rahmah El Yunusiyah Tokoh Perjuangan dan Politik diSumatera Barat, Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: t.p., h. 12

KepmuUikan I.lam, Vol. 2, No. 1, Pekmui - ),,li 2004 109

Page 6: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

masyarakat lingkungannya, terutama masyarakat wanita, yaitu merekayang tidak memperoleh kesempatan menuntut ilmu sebagaimana yangdialaminya.

Selama ia menjadi siswa Diniyah School, ia dapat menuntutilmu dengan baik dan dengan kecerdasannya Rahmah mendorongdirinya untuk bersikap kritis, tidak puas dengan sistem koedukasipada Diniyah School yang kurang memberikan penjelasan terbukakepada siswa puteri mengenai persoalan khusus perempuan.*> Rasaketidakpuasannya ini dibicarakan dengan tiga temannya sesamawanita, yaitu Rasuna Said dari Maninjau, yang kemudian hari namanyadiabadikan sebagai Pahlawan Nasional, Nanisah dari Bulaan GadangBanuhampu, dan Jawana Basyir (Upik Japang) dari Lubuk Agung."Mereka berempat bersepakat untuk membentuk kelompok bela]ar.Rahmah mengajak ketiga temannya ini untuk menambah ilmu agamasecara mendalam di luar perguruan di antaranya di Surau JembatanBesi.

Bagi Rahmah pengajian dan pelajaran yang diterimanya di surauini pun, juga belum memuaskan hatinya, karena banyak masalah-masalah yang berkaitan dengan wanita yang ditanyakannya tidakmemperolehjawaban yang memuaskan sebagaimana yang dialaminyadi Diniyah School. Karena itu Rahmah akhirnya meminta kepada SyekhAbdul Karim Amrullah untuk berkenan memberikan pengajian secaraprivat di rumahnya di Gatangan. Di sini ia memperdalam pengajianmengenai masalah agama dan wanita, di samping itujuga ia mem-pelajari bahasa Arab, fiqih dan ushul flqih. Ia baru merasakan adanyakepuasan dan telah menemukan apa yang dicarinya selama ini.

Semangat Rahmah dalam mempelajari ilmu selain agama danbahasa Arab, terus berkobar. Sekitar tahun 1931-1935, ia mengikutikursus ilmu kebidanan di RSU Kayu Tanam dan mendapat izin praktek/ ijazah bidan dari dokter. Dalam bidang kebidanan ini iajuga mendapatbimbingan yang mula-mula diberikan dari kakak ibunya Kudi Urai,seorang bidan yang menolong kelahiran dirinya dan Sutan Syahrir(Mantan Perdana Menteri RI). Selain itu, ia belajar ilmu kesehatandan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dari enam orangdokter yang juga gurunya dalam kebidanan: dokter Sofyan Rasyaddan dokter Tazar di rumah sakit umum Kayu Tanam (mendapat izinpraktekdan ijazah dengan kedua dokterini), dokterA. Saleh di RSUBukittinggi, dokterArifin dari Payakumbuh, dan dokter Rasjidin dandokterA. Sani di Padang Panjang.^ Untuk mendalami praktek kebidanandan ilmu kesehatan ini ia belajarsambil praktekdi RSU Kayu Tanam.

.Rahmahjuga belajar gimnastik (olahraga dan senam) dari seorangguru pada Meisjes.Normal-School (sebuah pendidikan guru) di Guguk

*> Junaidatul Munawaroh, Op. Cit., h. 5" Aminuddin Rasyad dkk, Hj. Rahmah El Yunusiyah dan H. Zainuddin Labay El

Yunusy Dua Bersaudara Tokoh Pembaharu Pendidikan Islam, h. 38" Buku Peringatan 55 Tahun Diniyah Putrl Padang Panjang, h. 179

Page 7: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

Malintang yaitu Mej. Oliver (nona Olvier)." Kemudian ia juga mem-pelajari cara bertenun tradisional, yakni: bertenun dengan meng-gunakan alat tenun bukan mesin yang pada masa itu banyak dilakukanoleh masyarakat M!nangkabau. Ia mendatangi beberapa pusatpertenunan rakyatseperti Pandai Sikat, Bukittinggi dan Silungkang.Ilmubertenun ini ia lengkapi dengan belajarjahit-menjahit. Kedua ilmu iniyakni: bertenundanjahit-menjahitdimasukkannya kedalam kurikulumperguruannya. Mengenai ilmu-ilmu umum seperti ilmu hayat, ilmu alam,ilmu bumi dan lainnya, ia pelajari sendiri dari buku. Kemudian semuailmu yang ia peroleh dengan kursus atau belajar sendiri ini ia ajarkankepada murid-muridnya, kelak setelah ia mendirikan sekolah DiniyahPuteritahun 1923.*>

Tempaan pengalaman kehidupan telah membentuk kepribadianRahmah menjadi seorang yang tabah, penuh toleransi dan teguhpendirian, serta berkeimanan yang kuat, akidah yang tangguh danketakwaan yang kokoh. Untuk mewujudkan cita-citanya dan bilamenghadapi kesulitan, dia semakin bertaqarrub dan meningkatkandiri kepada Allah dengan melakukan SholatTahajjud dan bermuna]atdi kesunyian malam."

Demikianlah dilihat dari usaha Rahmah menuntut ilmu, nampakbahwa hal tersebut merupakan menifestasi dari ketidakpuasannyaterhadap pengetahuan yang diperolehnya dalam masalah kewanitaan.Ia juga merasa kecewa melihat kaumnya tidak bisa memperolehpendidikan yang memadai sebagaimana yang dialaminya. PadahalRahmah meyakini pentingnya peranan pendidikan sebagai salah satujalan untuk mengangkat derajat kaum perempuan.

C. Pendidikan Perempuan

Perempuan, dalam pandangan Rahmah el-Yunusiyah, mempunyaiperan penting dalam kehidupan. Perempuan adalah pendidik anakyang akan mengendalikanjalurkehidupan mereka selanjutnya.^Atasdasar itu, untuk meningkatkan kualitas dan memperbaiki kedudukanperempuan diperlukan pendidikan khusus kaum perempuan yangdiajarkan oleh kaum perempuan sendiri. Dalam hal ini perlu adanyaupaya untuk meningkatkan kemampuan kaum perempuan, baik di bldangintelektual, kepribadian ataupun keterampilan.

Ketika Ia mendirikan gedung perguruannya pada tahun 1927dan mengalami kekurangan biaya penyelesaian gedung tersebut, ia

" Amlnuddin Rasyad, "Rahmah El Yunusiyah, Kartini darl Perguruan Islam",-dafam "Manusia dalam KemelutSejarah,".Lembaga Penelltian Pendidikandan Penerangan; Ekpnom! dan Sosial, Jakarta, 1978, h. 237

" Buku Peringatan 55 Tahun Diniyah Putri Padang Panjang, h. 178" Aminuddin Rasyad, dkk, HJ. Rahmah El Yunusiyah dan H. Za/nuddin Labay

El Yunusy Dua Bersaudara Tokoh Pembaharu Pendidikan Islam, h. 38," Hamka, Ayahku Riwayat Hidup DR. H. Abdul Karim Amarullah Dari Perjuangan

Kaum Agama di Sumatera, h. 245

Kep>ncUJikui I.lun, Vol. 2, No. 1, Pehruari - Ju]i 2004

Page 8: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

menolak bantuan yang diulurkan kepadanya dengan halus danbijaksana. Ia ingin memperlihatkan kepada kaum laki-laki bahwa wanitayang selama ini dipandang lemah dan rendah derajatnya dapat berbuatsebagaimana laki-laki, bahkan bisa melebihinya. Maka secara diplomatisRahmah mengatakan:

"Usul ini sangat dihargakan oleh pengurus dan guru-gurusekaliannya, akan tetapi buat sementara golongan perempuan(puteri) akan mencoba melayarkan sendiri pencalangnya sampaike tanah tepi dan mana kala tenaga putri tidak sanggup lagimenyelamatkan pencalang itu, maka dengan sepenuh hatipengharapan guru-guru dan pengurus akan memohonkan kembaliusul-usui engku-engku sekarang, kepada engku-engku yangmenurut kami patut kami menyerahkan pengharapan kami itu"."

Tampaknya pikiran Rahmah el-Yunusiyah setengah abad yanglalu sejalan dengan pendapat kaum wanita dewasa ini yaitu:"membangun masyarakattanpa mengikutsertakan kaum wanita adalahsebagai seekor burung yang ingin terbang dengan satu sayap sa]a.Mendidikseorang wanita berarti mendidikseluruh manusia".^

D. Cita-cita Pendidikannya

Dengan berdirinya Diniyah Putri pada 1923, sang pendiri, Rahmahel-Yunusiyah, memperluas misi kaum modernis untuk menyediakansarana pendidikan bagi kaum perempuan yang akan menyiapkan merekamenjadi warga yang produktifdan muslim yang baik. Ia menciptakanwacana baru di Minangkabau, dan meletakkan tradisi baru dalampendidikan bagi kaum perempuan di kepulauan Indonesia.*> DiniyahPutri adalah akademi agama pertama bagi putri yang didirikan diIndonesia.

Anak-anak perempuan dan perempuan dewasa mungkin sajamendapat dorongan untuk mengaji Alquran dan salat; tetapi tidakseperti kaum laki-laki, mereka memiliki sedikit peluang untuk dapatmelek aksara Melayu -yang menjadi bahasa nasional Indonesia-,atau Belanda, -sebagai bahasa pendidikan modern-. Rahmah el-

Peringatan 55 tahun Diniyah Putri Padang Panjang, (Jakarta : Gh.ia Indonesia,1978), h. 178.Buah pikiran ini dapat di baca pada buku : Peranan Wanita DalamPembangunan, (3akarta : Pratama Studio Productlon, 1975), h. 35Lihat Veerde-de-Stuers, The Indonesian Woman, h. 75 Sebelum DiniyahPutri berdiri pada tahun 1923, sekolah - sekolah lain telah didirikan diMinangkabau. Antara lain: sekolah - sekolah nagari (pedesaan) otonomyang didirikan di dataran tinggi Mrnangkabau pada tahun 1840- an. (Graves,The Minangkabau Response, .h. 79) tahun 1856 Normal School (Kweek SchoolBukittinggi), yang didirikan oleh pemerintah Belanda untuk melatih guru -guru. {Ibid, h. 84) ; HIS untuk anak - anak elite pribumi didirikan diMinangkabau pada tahun 1870. (Ibid, h. 117) ; organisasi Keradjinan AmaiSetia, didirikan oleh Rohana Kudus pada tahun 1914 untuk memberikanpelajaran - pelajaran umum bagi kaum perempuan.

12 ftndiJiW Rmmpuan... (Hamruni)

Page 9: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

Yunusiyah percaya bahwa kaum perempuan membutuhkan modelpendidikan tersendiri yang terpisah dari laki-laki, karena a]aran Islammemberikan perhatian khusus kepada watak dan peran kaumperempuan dan mereka membutuhkan lingkungan pendidikan tersendiridi mana topik-topik ini bisa dibicarakan secara bebas.*>

Rahmah merasa bahwa pendidikan bersama (campuran)membatasi kemampuan kaum perempuan untuk menerima pendidikanyang cocok dengan kebutuhan mereka. Rahmah ingin menawarkankepada anak-anak perempuan pendidikan sekuler dan agama yangsetara dengan pendidikan yang tersedia bagi kaum laki-laki, lengkapdengan program pelatihan dalam hal keterampilan yang bergunasehingga kaum perempuan dapat menjadi anggota masyarakatyangproduktif.

Tujuan akhir Rahmah adalah meningkatkan kedudukan kaumperempuan dalam masyarakat melalui pendidikan modern yangberlandaskan prinsip-prinsip Islam. Ia percaya bahwa perbaikan posisikaum perempuan dalam masyarakat tidak dapat diserahkan kepadapihak lain, hal ini harus dilakukan oleh kaum perempuan sendiri."Melalui lembaga seperti itu, ia berharap bahwa perempuan bisa maju,sehingga pandangan lama yang mensubordinasikan peran perempuanlambat laun akan hilang dan akhirnya kaum perempuan pun akanmenemukan kepribadiannya secara utuh dan mandiri dalam mengembantugasnya sejalan dengan petunjuk agama. Berulangkali Rahmahmemohon petunjuk kepada Allah perihal cita-citanya itu, sebagaimanatertuang dalam doanya yang ditulis di buku catatannya:

"Ya Allah Ya Rabbi, bila ada dalam ilmu-Mu apa yang menjadi cita-citaku ini untuk mencerdaskan anak bangsaku terutama anak-anakperempuan yang masih jauh tercecer dalam bidang pendidikan danpengetahuan, ada baiknya Engkau ridhal, maka mudahkanlah Ya Allahjalan menuju cita-citaku itu. Ya Allah, berikanlah yang terbaik untukhamba-Mu yang lemah ini. Amin". **

Adapun cita-citanya dalam bidang pendidikan ialah : "/a sangatingin melihat kaum wanita Indonesia memperoleh kesempatan penuhmenuntut ilmu pengetahuan yang sesuai dengan fitrah wanitasehingga dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan mendidikmereka sanggup berdiri sendiri di atas kekuatan kaki sendiri, yaitumenjadi ibu pendidik yang cakap dan aktifserta bertanggungjawabkepada kesejahteraan bangsa dan tanah air, dimana kehidupan agama

Lucy A. Wh.ley, Meletakkan Islam ke Dalam Praktik : Perkembangan IslamDalam perspektif Gender Di Minangkabau, dalam Tauflk Abdullah, dkk.,Ja/anBaru Islam Memetakkan Paradigma Mufakh/r Islam Indones/a, h. 216Peringatan 55 Tahun Diniyah Putri Padang Panjang, .h. l80Junaidatul Munawaroh, Rahmah El Yunusiyah Pelopor Pendidikan Perempuan,dalam Ulama perempuan Indonesia; editor Jajat Burhanuddin, (Jakarta :PT.Gramedia Pustaka Utama beker)asama dengan PPIM IAIN Jakarta), 2000,h. 12

n I<lam, Vol. 2, No. 1, Pekru.ri - J,,li 2004 113

Page 10: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

mendapat tempat yang layak"Selanjutnya cita-cita pendidikannya ini ia rumuskan menjadi

tujuan perguruan Diniyah Putri yang didirikannya, yaitu: "Melaksanakanpendidikan dan pengajaran berdasarkan ajaran Islam dengan tujuanmembentuk putri yang berjiwa Islam dan Ibu Pendidik yang cakap,aktif serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakatdan tanah air dalam pengabd!an kepada Allah subhanahu wa ta'a/a"."

Melihattekad dan kemauan keras adiknya itu, Labay mendukungcita-citanya. Kemauan yang keras membaja ini ia pegangi dari ayatAlquran surat Muhammad ayat 7 yang artinya: "Ha/ orang-orangyang berlman, ]!ka kamu menolong Allah, maka Allah akan menolongkamu pula". Begitu yakinnya ia akan janji Allah ini sehingga selaludijadikannya pegangan dalam berbuat kebajikan.*

Dalam meningkatkan harkat dan martabat perempuan lewatpendidikan ini, Rahmah mendasarkan argumennya kepada hadis yangmenyatakan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi semuamuslim, laki-laki maupun perempuan. Bunyi hadis ini, kata Rahmah,sering dikutip di hadapan saya oleh laki-laki maupun perempuan Minangsebagai bukti bahwa kaum perempuan muslim diperintahkan oleh Tuhanuntuk menuntut ilmu, dan cara terbaik untuk melaksanakan ini adalahdengan masuk sekolah.^

Cita-cita dan gagasan Rahmah el-Yunusiyah tentang pentingnyapendidikan bagi kaum perempuan mungkin dipengaruhi oleh pengalamandan capaian pendidikannya sendiri. Meskipun Rahmah hanya sempatmengecap pendidikan dasardi Padang Panjang, studinya yang men-dalam terhadap agama adalah sesuatu yang tidak lazim bagi seorangperempuan pada awal abad kedua puluh di Minangkabau. Ia mem-peroleh pendidikan melalui pengaturan khusus dengan beberapa ulamamodemis yang terkemuka, dalam pola kaum muda di zamannya. Selainitu, Rahmah belajar kerumahtanggaan dengan seorang bibi maternal,dan mempelajari soal kesehatan dan pemberian pertolongan pertamadi bawah bimbingan enam orang dokter kelahiran India. Ia belajarsenam dengan seorang guru Belanda di Sekolah Menengah Putri diPadang Panjang. Pada dasarnya Rahmah memperoleh pendidikan atasinisiatifnya sendiri, pada saat pendidikan formal bagi kaum perempuanhanya tersedla bagi segelintir orang.*'

Gagasan Rahmah untuk mendirikan pendidikan bagi kaumperempuan sempat dirundingkannya dengan teman-temannya di Per-satuan Murid-murid Diniyah School (PMDS) yang ia pimpin, merekapun

Ibid., h. 180Ibld., h. 179Zamzami kimin, "sekelumit.kenang - kenangan terhadap Aktivitas MendiangKak Rahmah El Yunusiah (1900 - 1969), dalam Buku Peringatan S5 TahunDiniyah Putri Padang Panjang., h. 243Lucy A. Wh.ley, Meletakkan Islam Ke Dalam Praktik : Perkernbangan IslamDalam Perspektif Gender Di Minangkabau., h. 217

f4 RmdiJikm Perempuan... (Hamruni)

Page 11: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

menyetujui dan mendukung gagasan itu. Maka pada tanggal 1November 1923, sekolah itu di buka dengan nama Madrasah Diniyahlil al-Banat, dipimpin oleh Rangkayo Rahmah el-Yunusiyah, yang olehmurid-muridnya dari angkatan tiga puluhan akrab dipanggil " KakAmah". Murid angkatan pertama terdiri dari kaum ibu muda berjumlah71 orang, dengan menggunakan Mesjid Pasar Usang sebagai tempatbelajar. Pada waktu itu proses bela]ar berlangsung dengan sistemhalaqah, dan hanya mempelajari ilmu-ilmu agama dan gramatikabahasa Arab.

E. Perkembangan Madrasah Diniyah Puteri

Dalam perkembangan selanjutnya, sekolah ini menerapkan sistempendidikan modem yang mengintegrasikan pengajaran ilmu-ilmu agamadan ilmu-ilmu umum secara klasikal, serta memberi pelajaran ketram-pilan. Meskipun demikian, ilmu-ilmu agama tetap men]adi pelajaranpokok dan merupakan kekhususan sekolah ini; karenanya dapatdibedakan dengan sekolah Dewi Sartika dan Maria Walanda yanglebih menitikberatkan pada pelajaran kejuruan dan keputrian."

Untuk menarik minat masyarakat, baik kaum intelektual maupunkaum adat (golongan yang sangat kuat memegang faham kuno:bahwaperempuan tidak perlu bersekolah), dan khususnya kaum ibu, makasekolah inl menggunakan tiga macam perkataan yang menjadi satuyaitu: Dinijah School Poeteri, dengan nama yang spesiflk tersebutmasyarakat menjadi tertarik dan pada masa penjajahan jepangdipopulerkan dengan nama "Sekolah Diniyah Puteri", sedang padamasa sekarang dikenal dengan "Perguruan Diniyah Putri " PadangPanjang." Nama inijuga sekaligus sebagai perlambang pembaharuanpendidikan agama Islam untuk wanita, sehingga semua pihak dangolongan masyarakat yang ingin maju pendidikan anak gadisnya keperguruan ini.

Pemakaian kata "Dinlyah" dalam nama "Diniyah School Putri",selain untuk memberikan pernyataan bahwa dalam sekolah ini dididikdan diajarkan ajaran-ajaran Agama Islam, juga ia membawakanpengertian bahwa Diniyah School Putri dari Rahmah el-Yunusiyah adalahadik dari "Diniyah School" dari Zainuddin Labay, sebagaimana IbuRahmah itu sendiri adalah adik dari Engku Zainuddin."

Pada permulaan berdirinya perguruan ini banyak dicemooh. Diantara ejekan yang dilontarkan yang sangat menusuk hati adalahapakah mungkin orang perempuan bisa mengajardan menjadi guru,

" Aminuddin Rasyad, Rahmah el Yunusiyah : Kartlni Perguruan Islam, h. 225* Aminuddin Rasyad, dkk. Hj Rahmah El Yunusiyah dan Zainuddin Labay El'

Yunusy Dua Bersaudara Tokoh Pembaharu Pendld/kan Islam di Indones/a,h. 101

" H. Isnaniah Saleh, Perguruan Dln/]ah Putri dan kul/iatul Mu'alllmat elIslamiyah, dalam AI-Djami'ah Edis! 5, h. 13

Kepen<Uian Isl.,m, Vol. 2, No. 1, Rtru.ri - ]uli 2004 I15

Page 12: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

coba lihat mereka mengepit buku, tidak ke dapur.*> Ejekan dan sindiranyang bermacam-macam itu tidak menggoyahkan kemauan dan cita-cita Rahmah, bahkan ejekan dan cemoohan itu dijadikannya pendorongyang kuat dan menebalkan keyakinannya serta menjadi cambuk untukberusaha lebih giat lagi.

Menurut Rahmah bahwa masyarakat bisa baik melalui rumahtangga sebab rumah tangga adalah tiang masyarakat dan masyarakattiang negara. Wanita adalah tiang rumah tangga, selain Adam, tiapmanusia dilahirkan oleh wanita. Sebab itu ia menginginkan melaluipendidikan, setiap wanita menjadi ibu yang baik dalam rumah tangga,masyarakat dan di sekolah."

Tujuan ini akan dapat dicapai bila kaum wanita mendapatpendidikan khusus dengan sistem tersendiri. Ia melihat bahwa hukumagama sangat erat sangkut pautnya dengan seluk beluk kewanitaan.Maka ia berkesimpulan perlu ada sebuah lembaga pendidikan khususuntuk anak-anak perempuan.

Sudah men]adi kenyataan umum pada waktu itu. bahwa yangmendirikan dan menyelenggarakan dunia pendidikan adalah kaum pria.Di Pulau Jawa misalnya semua pesantren didirikan oleh kaum pria.Apalagi pada masa itu adat sangat kuat di Minangkabau. Tapi Rahmahel-Yunusiyah dapat menun]ukkan kepada masyarakat dan kepadadunia, bahwa wanita dapat berbuat sebagaimana halnya kaum pria.Visi Rahmah tentang peran perempuan adalah peran dengan beberapasegi: sebagai pendidik, pekerja sosial demi kesejahteraan masyarakat,teladan moral, muslim yang baik dan juru bicara untuk mendakwahkanpesan-pesan Islam. Sebelum Rahmah mempeloporinya denganbepergian dan berpidato dalam rangka mengumpulkan dana, kaumperempuan tidak pernah berpidato dalam acara-acara keagamaanatau adat dihadapan para pendengar yang bercampur antara laki -laki dan perempuan.

Pandangan yang berkembang di Minangkabau pada masa ituadalah bahwa secara moral tidak pantas, bahkan haram, bagi seorangperempuan berpidato di depan hadirin di mana terdapat kaum laki-laki. Pada tahun 1930 Muhamadiyah, sebuah organisasi modernis,mampu menegosiasikan dikeluarkannya fatwa yang menyatakan bahwaperempuan tidak secara eksplisit dilarang berpidato di depan hadirinyang mencakup kaum laki-laki. Bahkan pada tahun 1980-an, tidakbanyak perempuan yang memberikan ceramah di depan pendengaryang bercampurantara laki-laki dan perempuan di masjid-masjid kotaMinangkabau untuk pertemuan mingguan. Namun di Jakarta perempuanlebih sering memberikan ceramah di depan pendengarcampuran sertatampil di radio dan televisi."

" Aminuddin Rasyad, Rahmah el Yunusiyah: kartini perguruan Islam, h. 226" Peringatan 55 Tahun Dinlyah Putri Padang Panjang, h. 180" Lucy A Wh.ley, Meletakkan Islam ke dalam Praktik: Perkembangan Islam

dalam perspektif gender di Minangkabau, h. 353

f |g Pendickkan R*empuan... (Hamrani)

Page 13: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

Meskipun perempuan tidak ikut ambil bagian dalam pidato padaacara yang formal atau khutbah dalam acara keagamaan di depanpendengarcampuran, mereka memiliki kekuasaan yangjelasdalamupacara-upacara adat.^ Seraya mendahului argumen-argumen yangdi kemukakan kaum feminis nasionalis dewasa ini, dengan adanyagerakan dan kegiatan berorientasi modernis yang dipelopori olehRahmah EI-Yunusiyah, kaum perempuan Minangkabau tampil sebagaijuru bicara agama dan didorong untuk merealisasikan potensi merekasepenuhnya sebagai muslim, yang modelnya tampaknya terkandungdalam Alquran dan Hadits. Sebagaimana tercantum dalam QS. At-Taubah: 71, yang artinya:

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,sebagian mereka (adalah) menjadipenolong bagisebagian yang lain.Mereka menyuruh mengerjakan yang ma'ruf, mencegah dari yangmungkar,mendirikan salat, menunaikan zakat, dan mereka taatkepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat olehAllah; sesunguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. '

F. Sekolah-sekolah yang Didirikan

Perjuangan Rahmah el-Yunusiyah dalam usaha meningkatkanpendidikan untuk kaum perempuan tidak hanya dengan mendirikansekolah untuk kaum perempuan yang berprinsip pada agama Islam(Alquran dan Hadits), yaitu pada tanggal 1 November 1923, Iameresmikan berdirinya perguruan yang dicita-citakannya. Mula-mulaperguruan ini bernama al-Madrasah Oiniyah lil Banat (sekolah agamauntuk anak-anak wanita) kemudlan diubah menjadi D!nlyah SchoolPutri. Setelah Indonesia merdeka nama perguruan dipopulerkan dengannama Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang.

Zainuddin Labay begitu singkat mendampingi Rahmah dalammengelola Diniyah School Putri. Dia wafat pada 10 Juli 1924, ketika

Menurut Prindiville, juga Tanner dan Thomas, bahkan kekuasaan saudaralaki-laki ibu (mamak) dan para pemimpin silsilah itu datam perkara-perkaraketurunan yang lebih luas tidak pernah bersifat mutlak. Mereka wajib men-dengarkan para hadirin, yang meliputi perempuan dari "rumah" dan silsilahitu. Ulama iaki-laki dalamkonstruksi Islam dapat dianggap sebagai ancamanterhadap keudukan kuat kaum perempuan sebagai pilar tatanan moral.Namun, menurut Dobbin, karena para pemimpin muslim tidak pernah mcng-ambil alih posisi pemimpin adat dan wilayah adat. Maka kapasitas perempuansebagai penerjemah dan pelaksana adat tetap aman. (Joanne Prindiville,"Mother's, Mother's Brother, and Modernization: The Problem and ProspecKof Minangkabau Matriliny in Changing World", dalam Lynn L. Thomas danFranz von Benda-Beckmann (peny), Change and Continuity in MinangkabauLocal, Regional; and Historical perspectives on West S.umatera, Center forInternational Studies,Monographs in Ihternational Studies, Southeast AsiaSeries, No. 71 (Athens: Ohio University, 1985); dan Dobbin, Islamlc Revivalismi.Syekh Ahmad AI-Qaththan, Da'l Muslimah Yang Sukses, (Jakarta: GemaInsani Press, 1996), h. 55

KepenJiJikm I,l,m, Vol. 2, No. 1, lVkmari - J,.li 2004 117

Page 14: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

usia sekolah itu belum genap 9 bulan. Banyak pihak yang menyangkasetelah Labay wafat sekolah itu tidak akan berusia lama. Namunsebaliknya, Rahmah mampu memimpin dan mengembangkannya secaramandiri dengan semangat pembaharuan pendidikan yang diletakkanLabay." Karenanya Deliar Noer memandang Rahmah sebagai peneruscita-cita Labay. Secara bertahap Rahmah membenahi sistempenga]aran Diniyah School Putri, baik dari segi kurikulum maupunmetode. Di samping itu dengan segala kekuatan yang dimiliki iamengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikannya.

Pada tahun 1925, ia merencanakan membangun gedung sendiriyang dapat menampung seluruh murid. Sebelum rencana tersebutdapatterlaksana, Padang Panjang dan sekitarnya ditimpa gempa bumi(28Juni 1926) yang menghancurkan bangunan-bangunantermasukgedung sekolah dan asramanya. Namun musibah tersebut tidakmematahkan tekad Rahmah dan teman-temannya untuk memulaikembali usahanya. Setelah 45 hari sesudah gempa ia bersama-samadengan majelis guru dan dibantu oleh murid-murid Thawalib SchoolPadang Panjang, kembali secara gotong royong mendirikan beberaparumah bambu diatas sebidang tanah wakafdari ibunya, Ummi Rafi'ah,dengan atap daun rumbia berlantaikan tanah. Setelah rumah bambuIni berdiri, kemudian dijadikan rumah darurat untuk memulai kembalikegiatan perguruanya.*<>

Pengumuman disebarkan ke seluruh daerah asal murid, bahwaperguruan Diniyah Putri akan memulai kembali dan kepada orang tuadipersilahkan untuk menyerahkan kembali anak-anaknya untuk dididik.Sambil pelajaran dimulai perguruan darurat ini terus membenahi dirinyamenurut kemampuan yang ada. Oleh para orang tua murid didirikanlahsatu komite penyelamat perguruan ini untuk mencari dana gunamembangun kembali gedung yang telah runtuh itu."

Di samping mendirikan Diniyah School Putri, ia pun mendirikanMenyesalSchool, yaitu sekolah pemberantasan buta hurufdi kalanganibu-ibu rumah tangga. Sekolah ini didirikan pada tahun 1925 danberlangsung selama tujuh tahun yaitu sampai tahun 1932. Kemudiansekolah ini tidak dilanjutkan. Untuk menyebarluaskan cita-citapendidikannya, ia mengadakan perjalanan berkeliling ke daerahSumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi dan Semenanjung Malaya(tahun 1928 dan tahun 1934).<'

Pada tahun 1935 ia mendirikan tiga buah perguruan putri diBatavia (Jakarta), yaitu di Kwitang, Jatinegara, dan di Tanah Abang.Pada masa pendudukan Jepang, perguruan tersebut tidak dapat diteruskan. Menjelang berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia,Rahmah sempat pula mendirikan empat bqah lembaga pendidikan putri

" Junaidatul Munawaroh, Op. Cit., h. 14** Peringatan 55 Tahun Diniyah Putri Padang Panjang, h. 181" JunaidatulMunawaroh, Op. Cit., h. 14" Ensiklopedi Islam di Indonesla, (Jakarta : Departemen Agama, 1993), h. 979

113 PenJidiLan Perempuan... (Hamruni)

Page 15: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

baru lainnya sebagai pengganti lembaga pendidikan terdahulu. Padatahun 1938 ia mendirikan Yunior Institut Putri, sebuah sekolah umumsetingkat dengan Sekolah Rakyat pada masa penjajahan Belandaatau Vervolgschool, Islamitisch Hollandse School (HIS) setingkatdengan HIS (Hollandsch Inlandse Schoof), yaitu sekolah dasar denganbahasa pengantar bahasa Belanda, sekolah DAMAI (Sekolah DasarMasyarakat Indonesia) dan Kulliyatul Mu'allimin ElIslamiyah (KMI),sekolah Guru Agama Putra pada tahun 1940. KMI Putra ini didirikanuntuk memenuhi kebutuhan masyarakatakan guru-guru agama putrayang banyak didirikan oleh masyarakat di Sumatera Barat. Pada zamanJepang keempat lembaga pendidikan putri tersebut tidak dapatditeruskan.

Pada tahun 1947 ia kembali mendirikan empat buah lembagapendidikan agama putri dalam bentuk lain, yaitu Diniyah Rendah Putri(SDR) lama pendidikannya tujuh tahun, setingkat dengan SekolahDasarenam tahun yang didirikan oleh pemerintah, Sekolah DiniyahMenengah Pertama Putri BagianATiga Tahun (DMP Bagian A), SekolahDiniyah Menengah Pertama Bagian B Lima Tahun (DMP Bagian B), danSekolah Diniyah Menengah Pertama Bagian C Dua Tahun (DMP BagianC). Tiga buah sekolah yang disebutterakhirsetingkatdengan SekolahMenengah Pertama ( SMP ) dengan bidang studi agama dan bahasaArab menjadi mata pela]aran pokok.*>

Selain sekolah-sekolah tersebut di atas pada tahun 1964, Rahmahmendirikan Akademi Diniyah Putri yang lama pendidikannya tiga tahun.Tanggal 22 November 1967 Akademi ini dijadikan Fakultas DirasatIslamiyah dan merupakan fakultas dari Perguruan Tinggi Diniyah Putri.Fakultas ini "diakui" sama dengan Fakultas Ushuluddin Institut AgamaIslam Negeri (IAIN) untuk tingkat Sarjana Muda.

Untuk mencapai tujuannya Rahmah menganut sistem pendidikanterpadu, yaitu : memadukan pendidkan yang diperoleh dari rumahtangga, pendidikan yang diterima sekolah dan pendidikan yangdiperoleh dari masyarakat dl dalam pendidikan asrama. Dengan sistemterpadu ini, teori ilmu pengetahuan dan agama serta pengalamanyang dibawa oleh masing-masing murid dipraktekkan dan disempurna-kan dalam pendidikan asrama di bawah asuhan guru-guru asrama.

Kurikulumnya terdiri dari kelompok bidang studi agama, bahasaArab, ilmu pengetahuan dan kelompok bidang studi ini di orientasikankepada pembentukan pribadi muslimah dan kualitas diri. Dewasa inilembaga pendidikan yang dikelola oleh para penerusnya adalah SekolahDiniyah Menengah Pertama Bagian B dan C, Kulliyatul Mu'allimat el-Islamiyah dan perguruan Diniyah Putri."Seperti sekolah-sekolah Islamkontemporer lainnya di Sumatera Barat, Diniyah Putri menawarkantiga ijasah: satu miliknya sendiri, satu uhtuk pendidikan sekolah umum,

* Ibid, h. 979" Per/ngatan 5S Tahun Diniyah Putri Padang Panjang, h. 191

KcpcntUian I.Um, Vol. 2, No. 1, Pelruori - Juli 2004 I19

Page 16: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

dan satu pendidikan Islam yang diakui oleh pemerintah. Sehinggasiswa-siswa memenuhi syarat untuk masuk ke universitas umummaupun universitas Islam.

Di lingkungan Diniyah Putri, corak saling melengkapi antara adatdan Islam ditekankan. Dalam perspektif yang didukung oleh kaummodernis Minang, tatanan sosial dan adat membentuk tatanan moralyang dilegitimasikan oleh Islam. Dalam tatanan suci ini ,adat danIslam dipandang menyatu bukan dari segi yang spesifik, melainkandari segi kandungan dan semangatnya." Rahmah mengutamakanbidang pendidikan di atas kepentingan lainnya, meskipun di kemudianhari ia juga berkiprah di dunia politik. Atas dasar ini ia menempatkansekolah secara independen, bebas dari afiliasi dengan ormas atauorpol manapun. Setahun sebelum Muhammadiyah memasukiMinangkabau," Diniyah School Putri diajak bergabung denganorganisasi sosial-keagamaan dan disarankan agar namanya digantidengan Asyiyah School atau Fatimiyah School. Namun saran tersebuttidak di terima oleh para guru diniyah School Putri. "

Independensi sekolah inijuga ditunjukkan saatdiselenggarakanpermusyawaratan besarguru-guru agama Islam se-Minangkabau yangada di bawah Permi di padang panjang pada tahun 1931. Wakil dariguru Diniyah School Putra maupun Putri yang datang sebagaipendengar dan tidak memberi respons; tidak ada seorang pun dariguru-guru sekolah ini yang duduk di Dewan Penga]aran Permi yangbertugas untuk menyatukan pelajaran sekolah-sekolah Islam. Sebagaipemimpin Permi, Mukhtar Lutfi mempertanyakan hal tersebut. Rahmahpun mengemukakan pendapatnya, "Biarkan perguruan ini terasingselama-lamanya dari partai politik, dan tinggalkanlah ia menjadi urusandan tanggungan orang banyak (umum), sekalipun umum itu dalamaliran politiknya bermacam warna dan ragam, tapi untuk perguruandan penanggung ]awab atasnya haruslah mereka itu satu adanya"".

Lebihjauh independensi sekolah inijuga ditunjukkan Rahmahketika dia menolak upaya penggabungan sekolah-sekolah Islam diMinangkabau oleh Mahmud Yunus. Seperti diketahui, pada tahun 1930-an ini pembaharuan sekolah agama berkembang pesat, namun tidakada keseragaman program atau buku standaryang digunakan. Melihatkeadan ini Mahmud Yunus alumni Universitas Cairo yang saat itu men-jadi DirekturWorma/Scrtoo/, ingin menerapkan konsep pembaharuanpendidikannya dan memprakarsai pembentukan Panitia Islah al-Madarisal- Islamiyah Sumatera Barat. Namun Rahmah tetap teguh padapendirian independensi sekolahnya, maka ia menolak keras ide itu.

Lucy A. Wh.ley,Me/etaWcan lslam ke dalam Praktik: Perkembangan Islamdalam perspektif gender di Minangkabau, h. 231Aminuddin Rasyad, dkk., " Hj. Rahmah El Yunusiyah dan H, Zainuddin LabayE1 Yunusi, Dua bersaudara tokoh Pembaharu Islam", h. 56Junaidatul Munawaroh, Op. Clt., h. 21lbld, h. 23

ftnJiJjk*nRrempuan...{Hamruni)

Page 17: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

Menurutnya, lebih baik memelihara satu saja tapi terawat dari-pada bergabung tapi porak poranda. Diniyah School pun tidak akanterikat dengan keputusan permusyawaratan itu. Kondisi sekolah-sekolah agama tersebut masih seperti semula hingga 1936, yaknisetelah konferensi seluruh organisasi berhasil dalam standarisasisekolah-sekolah agama kaum muda." Berhadapan dengan politikkolonialisme pemerintahan Belanda, Rahmah memilih sikap non-kooperatif dalam memperjuangkan kelangsungan sekolah yangdipimpinnya. Atas dasar sikap ini, ia menolak bekerja sama denganBelanda termasuk dalam hal pemberian subsidi yang berulangkaliditawarkan. Subsidi pemerintah kolonial akan membuat dirinya terikat,dan mengakibatkan keleluasan pemerintah kolonial mempengaruhipengelolaan program pendidikan Diniyah School Putri ini. Kondisi sepertiitu telah di alami Adabiyah School yang pada tahun 1915 menerimasubsidi pemerintah kolonial."

Dengan tegas dan bijaksana Rahmah menyatakan bahwaperguruannya akan berusaha dengan kekuatan sendiri menanggulangiberbagai kesulitan yang dihadapi. Independensi sekolah ini sangatdikhawatirkan oleh pemerintah kalau di kemudian hari akan melahirkantokoh-tokoh pejuang yang militan, sebagaimana yang pernah dilakukansurau-surau dalam mencetak tokoh-tokoh pembaharu dan pejuangperang paderi. Sikap independen dan nonkooperatif tersebut, disamping menggambarkan ciri khas kepribadiannya yang gigih, jugamerupakan respons terhadap situasi politik saat itu demi kelangsunganvisi sekolahnya. Begitu pula organisasi kependidikan dan gerakan yangdiprakarsainya, praktis visi yang sama : seperti "Perikatan Guru-GuruAgama Putri Islam" (PGAPI) yang didirikan pada tahun 1933 untukmenghimpun guru-guru yang tidak bergabung dengan DewanPengajaran Permi. Kemudian "Komite Penolakan Ordonansi SekolahLiar" (1933) didirikan untuk menentang kebi]aksanaan pemerintahkolonial yang memberlakukan Ordonansi Sekolah Liar (1932) diSumatera Barat."

Pada mulanya Diniyah Putri muncul sebagai tantangan terhadapadat, dalam hal ini kaum perempuan ingin melangkah melampaui urusanrumah tangga. Dengan menggapai peran-peran diluar rumah yangdapatdidukung oleh penafsiran kaum modernisterhadap Islam, olehkarena itu kaum perempuan memperluas cakrawala, jaringan, dankemampuan mereka untuk berpartisipasi di dalam wacana muslim dannasionalisyang lebih luas.̂ Kaum perempuan Minang memiliki strategialternatif, selain yang disuarakan oleh Diniyah Putri menyangkut soal

AmInuddin Rasyad, dkk., " Hj. Rahmah El Yunusiyah dan H. Zainuddin LabayEl Yunusi, Dua bersaudara tokoh Pembaharu Islam", h. 51Peringatan 55 Tahun Diniyah Putri Padang Panjang, h. 191Junaidatul Munawaroh, Op. C/t.,h. 23Lucy A. Wh.ley, Meletakkan Isiam ke dalam Praktik: Perkembangan Islamdalam Perspektif Gender di Minangkabau, h. 222

KepemUikm I>l,m. Vol. 2, No. 1, lUrua,i - Juli 2004 121

Page 18: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

bagaimana men]adi Seorang Muslim dan seorang Minang. Namundemikian Diniyah terus memperlihatkan keinginan untuk menghadapiisu-isu kontemporer yang relevan bagi kaum perempuan danmasyarakat.

Bentuk realisasi dari pemikiran pendidikan Rahmah el-Yunusiyahadalah berupa pendirian sekolah-sekolah bagi perempuan. Hal ini meru-pakan tanggapan dari situasi pada masa itu dan sejalan pula denganteorinya Arnold J. Toynbee yaitu : "Challenge and Respons". Sedangkantujuan pendidikannya untuk mencerdaskan kaum perempuan agarpendidikan pada masa itu tidak berpusat pada laki-laki, dengan demikianhal ini sejalan dengan teori Feminisme, yaitu teori poststrukturalisdan postmodernisme.

Rahmah mengakui peran perempuan sebagai ibu dan pendidikanak-anak mereka, seperti yang dibicarakan dalam wacana muslimkontemporer, baik di Minangkabau maupun di pusat-pusat intelektualMuslim di Indonesia seperti Jakarta. Rekonsiliasi antara peran-peranini dengan tuntutan kehidupan kontemporeradalah tema yang populardan menonjol dalam wacana kaum muslim di Indonesia dewasa ini,karena meningkatnyajumlah kaum perempuan yang terdidik dan berasaldari kelas menengah yang mencari kerja dan karier membuat merekameninggalkan rumah sepanjang hari.

Peran isteri dan ibu sangat disanjung tinggi oleh para intelektualmuslim perempuan seperti Dr. Zakiah Daradjat, psikolog kelahiranMinangkabau, perempuan sebagai isteri dan ibu dipandang oleh paraintelektual Muslim perempuan sebagai sangat penting bagi peme-liharaan tatanan moral yang menempatkan keluarga sebagai basisnyadan bagi upaya penyiapan pendidikan dan perkembangan moral anak-anak mereka. Dalam hal ini pendidikan Islam telah berperan sebagaialat bagi kaum perempuan Minangkabau untuk mengkonfrontasikanpesan-pesan gender Islam dalam adat yang berbeda dan berupayamenegosiasikan antara keduanya.

F. Penutup

Rahmah el Yunusiyah adalah sosok pembaharu dalam pendidikanIslam bagi kaum perempuan di Minangkabau. Ia dilahirkan pada tanggal29 Desember 1900 M di kota Padang Panjang. Pada usianya yang ke23 tahun Rahmah el-Yunusiyah telah mendirikan lembaga pendidikanKhusus bagi kaum perempuan, yaitu Diniyah School Putri(1923 M.)dalam rangka meningkatkan tingkat pendidikan kaum perempuanMinang pada masa itu. Dengan masa pendidikan yang tidak sistematikdan relatifsangat pendek, Rahmah ehYunusiyah tidak pernah memasukisuatu lembaga pendidikan secara tetap, baik sekolah gubernemenmaupun pendidikan elementertradisional, surau. Jika kemudian menjaditokoh pembaharu pendidikan Islambagi perempuan di Minangkabau,tidak lain berkat usaha dan kerja kerasnya dalam mendalami suatuilmu. Selain tekun membaca, ia pun memiliki wawasan baca yang

FWdiJikanl'erempufln...{IIamrmii)

Page 19: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

cukup luas. Rahmah el-Yunuslyah telah menciptakan pendidikanmodemis menurut modelnya sendiri, yang disesuaikan dengan kebutuh-an kaum perempuan mencakup pendidikan formal umum dan agama,latihan berbagai keterampilan yang produktif, dan pendidikan akhlakyang secara eksplisitdidasarkan pada agama Islam dan secara implisitkepada adat.

Kiprah dan pemikiran Rahmah el-Yunusiyah dalam pembaharuanpendidikan Islam di Minangkabau bisa dilihat dengan adanya pendirianDiniyah School Putri (1923). Sebagai penunjang perguruan DiniyahSchool Putri Rahmah el-Yunusiyah juga mendirikan beberapa sekolahperempuan lainnya, yaitu : Menyesal School (1925), Yunior InstitutPutri (1938), Islamitisch Hollandseschool (1940), Kulliyatul Mu'alliminEI-Islamiyah (1940), kemudian di tahun 1947 ia mendirikan SekolahDiniyah Rendah Putri dan Sekolah Diniyah Menengah Pertama Putri.Kemudian tahun 1964 Rahmah juga mendirikan Akademi Diniyah Putri.

Usaha-usaha yang dijalankan Rahmah el-Yunusiyah membukadan mendirikan berbagai macam sekolah tersebut telah menempat-kannya sebagai salah satu ulama wanita yang berpengaruh saat itu,khususnya di Padang Panjang dan Minangkabau pada umumnya,sehingga pantas dijuluki sebagai pelopor pendidikan perempuan diIndonesia.

Kcpcn,Uitan Illun, Vol. 2, No. 1, EU>ruari - )uli 2004 23

Page 20: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

DAFTAR PUSTAKA

BukuAbdullah,Taufik. 1985SejarahLokaldiIndonesia.Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.1988 Sekolah dan Politlk Gerakan Kaum Muda di Sumatera

Barat(1927-1933). Padang: Unand.. 1998 Jalan Baru Islam Memetakkan Paradigma MutakhirIslamIndonesia. Bandung: Mizan.

Daya, Burhanuddin. 1995 Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam KasusSumatera Thawalib. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Edward, dkk. l981 Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Ulama BesarSumateraBarat. Padang: IslamicCentre.

Hamka. 1976 Sejarah UmatIslam^3iM IV. Jakarta: Bulan Bintang.1982 Ayahku Riwayat Hidup DR. H. Abdul Karim Amrullah dari

PerjuanganKaumAgamadiSumatera.lakarta: Umminda.1985 Islam dan Adat Minangkabau. Jakarta: Pustaka Panjimas.

Hasbullah. 1999 Sejarah Pendidikan Islam diIndonesia Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Hurgronje, C. Snouck. 1992 Kumpulan Karangan Snouck Hurgronje,Terjemahan Sudarso Soekarno. Jakarta: INIS.

Mansoer, M.D., dkk. 1970 Sejarah Minangkabau. Jakarta: Bhratara.Martamin, Mardjani. 1981 Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Barat.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1977 Sejarah kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat.

Jakarta: P&K.Martinilis. 1995 SkripsiRahmah El Yunusiyah Tokoh Perjuangan dan

PolitikdiSumatera Barat, FakultasAdab IAIN SyarifHidayatullah.Jakarta: t.p.

Munawaroh, Junaidatul. 2000 Rahmah El Yunusiyah PeloporPendidikanPerempuan, dalam Ulama perempuan Indonesia; editor JajatBurhanuddin, (Jakarta : PT.Gramedia Pustaka utama bekerjasamadengan PPIM IAIN Jakarta.

Nasution, Harun. 1978 Islam Di Tinjau Dari BerbagaiAspeknya, JilidH.Jakarta: UIPress.

1995 Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan.- Gerafcan.Jakarta:BulanBintang.

Nata, Abuddin, dkk. 2tioi Sejarah Pertumbuhan dan PerkembanganLembaga-Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:'Grasindo.

Noer, Deliar. 1996 Gerakan Modern Islam diIndonesia 1900-1942.

RindiJikanRrempuan...(H<unruni)

Page 21: pendidikan perempuan dalam pemikiran rahmah el-yusnusiyah

Jakarta: LP3ES.Nuraida.l990Rahmah EI-Yunusiyah Dalam PerspektifSejarah

Perjuangan Wanita diIndonesia. Skripsi Sarjana Fakultas AdabIAIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta: t.p.

Rasyad, Aminuddin. 1978 Rahmah El Yunusiyah, KartinidariPerguruanIslam, dalam "Manusia dalam Kemelut Sejarah." LembagaPenelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.Jakarta.

1982 Perguruan Diniyah Puteri Padang Panjang 1923-1978:Suatu Studi Mengenai Perkembangan Sistem Pendidikan Agama.Disertasi PPS IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: t.p.. 1991 Hj Rahmah El Yunusiyah dan Zainuddin Labay El YunusyDua Bersaudara Tokoh Pembaharu Pendidikan Islam diIndonesia.Jakarta: Pengurus Perguruan Diniyah Puteri Padang PanjangPerwakilan Jakarta.

Shaleh, Isnaniah. 1978 Peringatan S5 tahun Diniyah Putri PadangPanjang, (Jakarta : Ghalia Indonesia.

1988 Riwayat Hidup Dua Tokoh Pendidikan MiinangkabauZainudin Labay dan Rahmah El Yunusyyah. Padang: PD. Grafika.

Steen Brink, Karel, A. 1994 Pesantren Madrasah Sekolah PendidikanIslam dalam Kurun Waktu Modern. Jakarta: LP3ES

Sumardi, Mulyanto. 1978 Sejarah 5ingkat Pendidikan Islam di Indonesia(1945-1975). Jakarta: Darma Bakti.

Suminto, Aqib. 1985 PolitikIslam Hindia Belanda. Jakarta: LP3ES.Suryanegara, Ahmad Mansur. 1995 Menemukan Sejarah Wacana

PergerakanIslamdiIndonesia. Bandung: Mizan.Wijaya, Cece. 1992 Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan

Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Yunus, Mahmud. 1971 Keringkasan Sejarah Islam di Minangkaba.

Jakarta: AI-Hidayah.1995 Sejarah Pendidikan Islam diIndonesia. Jakarta : Mutiara

SumberWidya.2uhairini, dkk. 1986 Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Departemen

Agama.

Kelompok Majalah dan EnsiklopediEnsiklopediIslam diIndonesia, 1993, Jilid 2. Jakarta: Departemen

Agama.Jurnal Bahasa, Peradaban dan Informasi Islam, Vol I, No.l Juli-Des

2000. Yogyakarta: FakultasAdabIAIN Sunan Kalijaga.JurnalIlmu dan Kebudayaan, Ulumul Qur'an, No. 4, vol III, 1992.Jurnal Perempuan Edisi 23 th. 2002. Jakarta: Yayasan Jurnal

Perempuan.PanjiMasyarakatno.637. 21-28 Feb 1990.

K,:pi-mUiUi I*lam, Vol. 2, No. I, Pebruari - Ju]i 2004 125