pendidikan pancasila bikameral presentasi

Upload: ryfkidoumaru6452

Post on 11-Jul-2015

119 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Bikameral sebagai Struktur Organisasi Parlemen di Indonesia

Oleh : 1. Andrian Novia () 2. Ayu Aprilia () 3. Muhammad Saiful () 4. Reza Yoga F. (18) 5. Rina Asmorowati (19)

Pokok bahasan: Pengertian sistem bikameral Jenis sistem bikameral Perbandingan Sistem Bikameral di Berbagai Negara Implementasi Sistem Bikameral di Indonesia

Sistem bikameral adalah wujud institusional dari

lembaga perwakilan atau parlemen sebuah Negara yang terdiri atas dua kamar (Majelis). Majelis yang anggotanya dipilih dan mewakili rakyat

yang berdasarkan jumlah penduduk secara generik disebut majelis pertama atau majelis rendah, dan dikenal juga sebagai House of Representatives. Majelis yang anggotanya dipilih atau diangkat dengan dasar lain (bukan jumlah penduduk), disebut sebagai majelis kedua atau majelis tinggi dan di sebagian besar negara disebut sebagai Senate.

strong becameralism : jika kedudukan kedua kamar

itu di bidang legislatif sama kuat. soft becameralism : jika kedudukan kedua kamar tidak sama kuat.

Perbandingan Sistem Bikameral di Berbagai Negara Amerika Serikat Badan Legislatifnya dinamakan Congress dan terdiri

dari dua kamar, yaitu Senate dan House of Representative. Teori politik dan politik praktisnya menghasilkan Senat Amerika Serikat. Bikameralisme adalah komponen yang esensial pada pemisahan kekuasaan.

Jerman Jerman merupakan negara Republik yang berbentuk

federasi. Dalam konstitusi Jerman dikatakan bahwa Republik Federal Jerman adalah negara federal sosial dan demokratik dengan semua badan pemerintahan negara berasal dari rakyat, yang dilaksanakan melalui pemilihan dan pemberian suara. Republik Federal Jerman mempunyai sistem pemerintahan Parlementer dengan Kepala Pemerintahan seorang Perdana Menteri. Badan legislatifnya terdiri dari Bundesrat (Senate/ Federal Council) dan Bundestag (House of Representative/Federal Assembly).

Australia Australia merupakan negara persemakmuran Inggris

yang berbentuk federal, dan Kekuasaan Legislatifnya merupakan parlemen federal. Kekuasaan Legislatif Australia terdiri dari Ratu (Ratu Inggris), Senate dan House of Representative. Kekuasaan Legislatif ini disebut dengan nama Parlemen atau Parlemen Persemakmuran. Parlemen Australia ini merupakan kreasi akhir abad kesembilan belas dan merupakan Parlemen Bikameral, yang sebenarnya mempunyai kekuasaan yang sama antara Senate dan House of Representative.

Jepang Jepang negara yang terletak di Asia Timur merupakan negara

Monarki Konstitusional yang berbentuk kesatuan. Konstitusi Jepang tahun 1946 menganggap Kaisar sebagai Kepala Negara dan melimpahkan kekuasaan secara nyata kepada Diet (kekuasaan legislatif). Kepala pemerintahannya adalah perdana Menteri. Diet merupakan kekuasaan legislatif, dan dalam Konstitusi 1946 ini, merupakan badan/organ tertinggi dalam kekuasaan Negara dan juga merupakan satu-satunya badan dalam pembuatan undangundang. Diet merupakan parlemen yang berbentuk bikameral yang terdiri dari House of Representative dan House of Councilors (Sangiin). Pada masa Konstitusi Meiji tahun 1889, Diet ini terdiri dari House of Representative dan House of Peers. Kedua kamar mempunyai anggota yang dipilih secara langsung, yang merupakan perwakilan seluruh rakyat.

Implementasi Sistem Bikameral di Indonesia

Fungsi dari DPR :1.2. 3.

Merancang dan membentuk undang-undang Menyetujui atau menolak peraturan pemerintah yang dibuat oleh presiden Memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan

Sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, fungsi DPD berdasarkan Pasal 22D UUD 1945: 1. dapat mengajukan RUU tertentu (otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah); 2. ikut membahas RUU tertentu; 3. memberikan pertimbangan atas RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, agama, dan RAPBN; 4. memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK (Pasal 23F ayat (1)); 5. melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR.

dalam pengaturan UUD 1945 pasca perubahan

Keempat, dapat dijelaskan bahwa struktur yang dianut di Indonesia tidak dapat disebut sebagai strong becameralism dikarenakan kedudukan keduanya yang tidak sama kuatnya, namun sistem di Indonesia juga tidak dapat disebut sebagai soft becameralism sekalipun.

DPD bukanlah sebuah lembaga legislatif dalam arti

yang sesungguhnya, karena yang paling esensial dari sebuah lembaga legislatif itu betul yang tidak dimilikinya ini diperlihatkan dalam hak membentuk undang-undang, DPD hanya memberikan masukan, sedangkan yang memutuskan adalah DPR

DPD, jika diteruskan, sebenarnya adalah sebuah

lembaga negara sia-sia dan sebuah pemborosan luar biasa, baik tenaga apalagi biaya. Lebih dari 200 miliar per tahun harus disediakan anggaran untuk DPD saja, dan lebih dari itu bahkan untuk MPR yang praktis tidak punya kerja yang rutin kecuali hanya untuk sosialisasi putusan-putusan MPR yang lalu.

DPD semestinya ditingkatkan fungsinya menjadi

lembaga legislatif yang berwenang untuk membentuk undang-undang, seperti DPR, dan menempatkan DPD setara dengan DPR untuk tugas dan fungsi yang berbeda bagi percepatan pembangunan daerah, atau seperti Senat di negara-negara maju lainnya

Indonesia yang sebesar ini baru akan lincah bergerak

ke masa depannya jika pekerjaan dibagi-bagi, dan dipersamakan, dengan mendahulukan akal sehat demi kepentingan masa depan dan kejayaan bangsa. sebab, untuk negara sebesar dan seluas ini tidak mungkin ditangani dengan cara dan sistem terpusat, baik dari segi eksekutif, legislatif maupun yudikatifnya.

Sistem bikameral (dua kamar) adalah sebuah struktur

organisasi diparlemen dimana kekuasaan legislative dipegang oleh satu lembaga yang didalamnya terdiri dari dua elemen, namun keduanya mempunyai latar belakang dan kewenangan yang berbeda. Wujud implementasi system bikameral di Indonesia yaitu terletak pada MPR, yang anggotanya terdiri dari anggota DPR (dari perwakilan partai politik) dan anggota DPD (dari perwakilan daerah). Tetapi sistem ini belum bisa berjalan maksimal, karena adanya perbedaan legitimasi yang berdampak pada keterbasan wewenang DPD dalam mempengaruhi setiap pengambilan keputusan MPR.