pendidikan...

270
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI Edisi Revisi

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

37 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

PENDIDIKANANTIKORUPSI

Edisi Revisi

Page 2: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak CiptaLingkup Hak CiptaPasal 2 :

1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan PidanaPasal 72 :

1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan per buatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 3: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

www.penerbitombak.com

2013

PENDIDIKANANTIKORUPSI

Edisi Revisi

Dr. Eko Handoyo, M.Si.

Page 4: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI Copyright©Dr. Eko Handoyo, M.Si., 2013

Cetakan I: Fakultas Ilmu Sosial UNNES dan Widya Karya, Semarang, 2009

Diterbitkan kembali oleh

Penerbit Ombak (Anggota IKAPI), 2013

Perumahan Nogotirto III, Jl. Progo B-15, Yogyakarta 55292

Tlp. (0274) 7019945; Fax. (0274) 620606

e-mail: [email protected]

facebook: Penerbit Ombak Dua

website: www.penerbitombak.com

PO.***.**.’13

Penulis: Dr. Eko Handoyo, M.Si.

Tata letak: Nanjar Tri Mukti

Sampul: Dian Qamajaya

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013

** + *** hlm.; 14,5 x 21 cm

ISBN: 978-602-258-***-*

Page 5: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

v

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PERLUKAH?

BAB II KORUPSI, ANTIKORUPSI, DAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

A. Pengertian dan Ciri-Ciri Korupsi

B. Penyakit Korupsi

C. Pengertian Antikorupsi

D. Nilai-Nilai Antikorupsi

1. Kejujuran

2. Tanggung Jawab

3. Keberanian

4. Keadilan

5. Keterbukaan

6. Kedisiplinan

7. Kesederhanaan

8. Kerja keras

9. Kepedulian

E. Pendidikan Antikorupsi

Page 6: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

vi D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

F. Sekolah dan Perguruan Tinggi sebagai Agen

G. Metode Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan

Antikorupsi

1. Diskusi di dalam Kelas (In-Class Discussion)

2. Studi Kasus (Case Study)

3. Skenario Sistem Pengembangan (Improvement

System Scenario)

4. Kuliah Umum (Generale Lecture)

5. Diskusi Film (Film Discussion)

6. Laporan Investigasi (Investigative Report)

7. Eksplorasi Tematik (Thematic Exploration)

8. Prototipe (Prototype)

9. Pembuktian Kebijakan Pemerintah (Prove The

Government Policy)

10. Alat-Alat Pendidikan (Education Tools)

11. Pembelajaran Keterampilan Menulis Terpadu

(Integrated Writing)

12. Pembelajaran Keterampilan Pemecahan Masalah

Sosial (Social Problem Solving)

H. Rangkuman

BAB III BENTUK DAN JENIS-JENIS KORUPSI

A. Bentuk Korupsi

B. Jenis-Jenis Korupsi

C. Rangkuman

BAB IV FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAK KORUPSI

A. Faktor-Faktor Penyebab Korupsi

Page 7: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

viiPendidikan Antikorupsi

B. Dampak Korupsi

C. Rangkuman

BAB V LEMBAGA-LEMBAGA ANTIKORUPSI DI INDONESIA

A. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK)

B. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI)

C. Indonesian Corruption Watch (ICW)

D. Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI)

E. Transparency International Indonesia (TII)

F. Rangkuman

BAB VI PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA DALAM

LINTASAN SEJARAH

A. Pemberantasan Korupsi Pada Masa Orde Lama

B. Pemberantasan Korupsi Pada Masa Orde Baru

C. Pemberantasan Korupsi Pada Masa Reformasi

D. Rangkuman

BAB VII STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI DI BERBAGAI

NEGARA

A. Pemberantasan Korupsi di Australia

B. Pemberantasan Korupsi di Finlandia

C. Pemberantasan Korupsi di China

D. Pemberantasan Korupsi di Hongkong

E. Pemberantasan Korupsi di Malaysia

F. Pemberantasan Korupsi di Singapura

G. Pemberantasan Korupsi di Thailand

H. Rangkuman

Page 8: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

viii D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

BAB VIII PERAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DALAM

PEMBERANTASAN KORUPSI

A. Visi, Misi dan Strategi KPK

B. Kedudukan, Tugas, Wewenang, dan Kewajiban KPK

C. Susunan Organisasi KPK

D. Kode Etik Pimpinan KPK

E. Sekilas Keberhasilan KPK

1. Mulyana Wira Kusuma (anggota KPU periode 1999-

2004)

2. Said Agil Husin Al Munawar

3. Ahmad Sujudi

4. Wafid Muharam

5. Abdullah Puteh

6. Bambang Guritno

7. Taufik Hidayat, Sjamsul Arifin, Sjamsul Qamar,

Mahyani Diris, Hayatus Solohin, dan Sayuti Enggok

8. Probosutedjo

9. Harini Wijoso

10. Roesdihardjo dan Arihken Tarigan

11. Rokhmin Dahuri

12. Hendy Boedoro

13. Miranda Goeltom

14. Satono

15. Mochtar Mohammad

16. M. Yaeni

17. Soemarmo

18. Wa Ode Nurhayati

19. Muhamad Nazaruddin

Page 9: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

ixPendidikan Antikorupsi

20. Angelina Sondakh

21. Lukman Abas

F. Rangkuman

BAB IX PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN

KORUPSI

A. Hak dan Tanggung Jawab Masyarakat

B. Pemberian Penghargaan

C. Rangkuman

BAB X BELAJAR DARI ORANG-ORANG BERSIH

A. Joko Widodo (Jokowi)

B. Tri Rismaharini

C. Yusuf Wally

D. La Tinro La Tunrung

E. Amran Nur

F. Muda Mahendrawan

G. Abdul Kholiq Arif

H. Herman Sutrisno

I. Rangkuman

DAFTAR PUSTAKA

GLOSARIUM

Page 10: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

x

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

DAFTAR TABEL

1. Jenis-jenis Korupsi

2. Potensi Kerugian Negara karena Kasus Korupsi

3. Peringkat Korupsi di Asia Pasifik Tahun 2010

4. Faktor-faktor Pemicu Keberhasilan dan Kegagalan Lembaga

Antikorupsi

5. Data Korupsi Pejabat Versi Depdagri (2004-2006)

6. Bidang dan Subbidang dalam KPK

7. Laporan Masyarakat dan Gratifikasi yang ditindaklanjuti oleh

KPK

DAFTAR GAMBAR

1. Segitiga Kecurangan

2. Penanganan Pengaduan Masyarakat

3. Penanganan Kasus/Perkara TPK

4. Perkara TPK Yang Berkekuatan Hukum Tetap (Inkracht)

5. Uang Negara Yang Berhasil Dikembalikan

Page 11: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

xi

KATA PENGANTAR

Korupsi merupakan perbuatan amoral yang dilakukan oleh

siapa pun, kapanpun, dan di manapun yang menyalahguna-

kan wewenang atau kekuasaan dan menyimpang dari aturan yang

berlaku yang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, orang

lain, atau kelompok. Banyak yang mengatakan bahwa kemiskinan

menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi

pendapat tersebut terbantahkan karena banyak juga korupsi

terjadi di negara-negara yang masyarakatnya sudah makmur.

Bahkan tidak jarang korupsi yang mereka lakukan lebih rapi dan

sistematis, sehingga seolah-olah yang dilakukan bukan perbuatan

korupsi, apalagi jika hasilnya dibagi-bagikan kepada semua pihak.

Dampak korupsi sungguh luar biasa. Ia bisa membuat orang

mati kelaparan gara-gara akses dan aset dikuasai oleh koruptor.

Kriminalitas merajalela, karena sumber-sumber formal tertutup

bagi orang-orang yang kalah (looser), sehingga apapun caranya,

termasuk mencuri dan merampok sekalipun mereka lakukan.

Kinerja perekonomian merosot demikian pula keuangan negara

tergerogoti gara-gara ulah para koruptor. Gara-gara korupsi,

tanah-tanah beralih fungsinya sehingga tidak mampu mendukung

keseimbangan ekosistem. Demikian pula, hutan-hutan digunduli

dan rusak karenanya, sehingga menghilangkan devisa negara.

Penduduk hutan yang biasanya menyambung hidup dari kebaikan

Page 12: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

xii D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

alam, tergeser, terpinggirkan, dan cukup banyak di antaranya yang

mati. Pendek kata, korupsi telah merusak sendi-sendi kehidupan

masyarakat, bangsa, dan negara.

Ulasan singkat di atas merupakan ringkasan kecil dari isi buku

yang berjudul Pendidikan Antikorupsi (Edisi Revisi). Buku yang tidak

banyak halamannya ini, menyediakan pembaca untuk memahami

seluk beluk korupsi yang terjadi di Indonesia, mulai dari konsep

tentang korupsi, antikorupsi, pendidikan antikorupsi, bentuk-

bentuk korupsi, sebab-sebab dan dampak korupsi, lembaga-

lembaga antikorupsi, sejarah pemberantasan korupsi di Indonesia,

strategi pemberantasan korupsi di berbagai negara, peran KPK

dalam pemberantasan korupsi, hingga partisipasi masyarakat

dalam pemberantasan korupsi. Selain menyajikan data-data

tentang korupsi, baik dari nilai rupiahnya maupun pelakunya, juga

diuraikan analisis secukupnya tentang fenomena korupsi yang

terjadi di Indonesia.

Jika sebagian besar isi buku lebih banyak mengetengahkan

informasi tentang persoalan korupsi dan bahayanya, maka dalam

edisi revisi ini ditambahkan materi pada bab terakhir tentang

sepak terjang para kepala daerah terpilih yang memberi inspirasi

bagi siapa pun dalam memberikan pelayanan terbaik kepada

masyarakat dan tentu yang lebih penting adalah komitmen

mereka untuk membuat kebijakan yang jauh dari unsur korupsi.

Itu semua memberi pelajaran bahwa di negeri ini masih banyak

individu dan tokoh politik yang pro rakyat sekaligus antikorupsi,

yang dapat menjadi teladan bagi generasi muda untuk mengelola

kehidupannya lebih baik demi kemajuan masyarakat, bangsa, dan

negara.

Page 13: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

xiiiPendidikan Antikorupsi

Perspektif hukum lebih banyak mewarnai analisis tentang

berlangsungnya perbuatan korupsi, sehingga tidak heran jika

dalam buku ini banyak disajikan undang-undang, peraturan-

peraturan, pasal-pasal, dan ayat-ayat yang mungkin membosankan

bagi pembaca yang tidak biasa membaca naskah buku berbasis

hukum. Penggunaan perspektif hukum ini, hendak meyakinkan

pembaca bahwa perbuatan korupsi benar-benar bertentangan

dengan hukum. Selain itu, ada misi suci, yakni mengajak semua

orang untuk berkata “tidak” terhadap korupsi dan melawannya.

Buku ini lebih banyak ditujukan kepada generasi muda,

khususnya mahasiswa, karena merekalah calon pemimpin bangsa

di masa depan yang harus pertama kali mengerti dan memahami

bahwa korupsi adalah musuh bersama yang harus diperangi.

Dengan idealisme dan kemampuan intelektualisme yang dimiliki

para mahasiswa, gerakan antikorupsi akan dapat berjalan lancar,

mampu menembus sekat-sekat etnis, ras, agama, kelompok, dan

golongan, serta akan mampu menciptakan kebiasaan berperilaku

antikorupsi yang sangat dibutuhkan oleh bangsa ini untuk menjadi

bangsa yang unggul, mandiri, maju, adil, dan makmur.

Semarang, Maret 2013

Penulis,

Page 14: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut
Page 15: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

1

BAB I PENDAHULUAN

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PERLUKAH?

Sejak reformasi bergulir tahun 1998 yang lalu hingga kini, berita

tentang korupsi makin gencar. Berbagai harian (surat kabar)

di Indonesia hampir tiap hari dalam terbitannya memberitakan

peristiwa korupsi. Dalam berita tersebut, korupsi tidak hanya

melanda kehidupan politik, tetapi juga ekonomi dan sosial. Pelaku

yang ditindak oleh aparat tidak hanya para pelaku bisnis, tetapi juga

mereka yang berasal dari kalangan birokrasi dan pemerintahan,

DPR, DPRD, bahkan pula kalangan kampus perguruan tinggi dan

sekolah. Rakyat kecil pun, seperti pedagang beras, pedagang

buah, kondektur bus, sopir angkutan, dan tukang becak pun

turut melakukan korupsi kecil-kecilan. Korupsi tampaknya sudah

menjadi budaya masyarakat Indonesia.

Korupsi sesungguhnya bukan merupakan penyakit di luar diri

bangsa. Ia adalah penyakit bawaan, sebab benih-benih korupsi

sudah ada dalam tubuh bangsa Indonesia tidak hanya pada masa-

masa ketika Indonesia dijajah bangsa kolonial, tetapi juga sudah

berlangsung pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan nusantara.

Upaya untuk mencegah meluasnya perbuatan korupsi dan

tindakan hukum untuk mengatasinya pun telah dilakukan pada

Page 16: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

2 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

masa kerajaan-kerajaan nusantara. Azra (2006: viii) menulis bahwa

pada masa kerajaan Islam nusantara, Undang-Undang Melaka yang

digunakan sebagai rujukan hukum di beberapa kerajaan Islam di

wilayah Sumatera, secara eksplisit memuat hukum larangan suap-

menyuap. Bahkan segala macam hadiah yang diperuntukkan bagi

hakim termasuk pemberian makanan dan uang yang bersumber

dari baitul mal dianggap sebagai suap dan tegas-tegas haram

hukumnya.

Korupsi menjadi salah satu masalah yang serius di tubuh

pemerintahan. Ia tidak hanya merupakan masalah lokal, tetapi

sudah menjadi fenomena internasional yang memengaruhi seluruh

masyarakat dan merusak seluruh sendi kehidupan. Perhatian

masyarakat internasional sangat tinggi terhadap fenomena korupsi

ini. Komitmen untuk melakukan pemberantasan korupsi didukung

oleh lembaga-lembaga pembiayaan dunia, seperti World Bank,

ADB, IMF, dan organisasi internasional lainnya seperti OECD dan

APEC.

PBB dalam sidang umum pada tanggal 16 Desember 1996

mendeklarasikan upaya pemberantasan korupsi dalam dokumen

United Nation Declaration Against Corruption and Bribery In

International Commercial Transaction yang dipublikasikan sebagai

resolusi PBB Nomor A/RES/51/59 tanggal 28 Januari 1997. Semangat

antikorupsi terus berlanjut, ketika wakil-wakil dari masyarakat 93

negara menyatakan Declaration of 8th International Conference

Against Corruption di Lima Peru pada tanggal 11 September 1997.

Dalam konferensi tersebut disepakati bahwa untuk memerangi

korupsi diperlukan kerjasama antara masyarakat, dunia usaha,

dan pemerintah. Butir-butir kesepakatan lainnya yang penting,

Page 17: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

3Pendidikan Antikorupsi

diantaranya adalah semua penyelenggaraan pemerintahan harus

dilakukan secara transparan dan akuntabel serta harus menjamin

independensi, integritas, dan depolitisasi sistem peradilan sebagai

bagian penting dari tegaknya hukum yang akan menjadi tumpuan

dari semua upaya pemberantasan korupsi secara efektif. PBB

terus berupaya menebar semangat antikorupsi kepada semua

bangsa di dunia, hingga pada tahun 2003 menetapkan konvensi

melawan korupsi (United Nations Convention Against Corruption).

United Nations Convention Against Corruption 2003 tersebut oleh

pemerintah Indonesia disahkan melalui Undang-Undang Nomor

7 Tahun 2006.

Dalam preambul konvensi tersebut diungkapkan adanya

keprihatinan atas keseriusan masalah dan ancaman yang

ditimbulkan oleh korupsi terhadap stabilitas dan keamanan

masyarakat yang merusak lembaga-lembaga dan nilai-nilai

demokrasi, nilai-nilai etika dan keadilan serta mengacaukan

pembangunan yang berkelanjutan dan penegakan hukum.

Konvensi juga prihatin terhadap hubungan antara korupsi dan

bentuk-bentuk kejahatan lain, khususnya kejahatan terorganisasi

dan kejahatan ekonomi termasuk pencucian uang.

Korupsi yang sudah berlangsung lama sejak Indonesia kuno,

madya, hingga modern tampaknya telah membudaya. Bahkan

Azra (2006: viii) memandang kultur korupsi telah sampai pada level

yang membahayakan bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara Indonesia. Bahkan secara universal boleh dikata

korupsi sama tuanya dengan umur manusia atau paling tidak sejak

adanya organisasi negara, korupsi muncul mengiringinya. Korupsi

muncul menyertai kelahiran negara, sebab negara memiliki

Page 18: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

4 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

kekuasaan (power) yang jika tidak amanah akan dengan mudah

diselewengkan. Persoalan ini sudah diungkap oleh Lord Acton

dalam pernyataannya yang terkenal “power tend to corrupt and

absolute power tend corrupts absolutely”.

Indonesia bukannya tidak berupaya memberantas korupsi.

Sejak era orde lama, orde baru, hingga era reformasi, pemerintah

berusaha keras melakukan pemberantasan korupsi. Pada

masa orde baru bahkan telah dikeluarkan TAP MPR mengenai

pemberantasan korupsi dan puncaknya pada tahun 1971

pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor

3 Tahun 1971. Meskipun sudah ada undang-undang dan tim

khusus yang dibentuk Presiden Soeharto untuk menangani kasus-

kasus korupsi, perbuatan korupsi masih saja dilakukan oleh para

pengkhianat bangsa. Bahkan Soeharto turun dari jabatan, karena

disinyalir ada indikasi KKN. Agenda pemberantasan KKN yang

diusung oleh para mahasiswa pada tahun 1998 telah mendorong

Soeharto untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Masyarakat mengira bahwa korupsi sebagai penyakit kronis

orde baru bakal hilang seiring dengan lengsernya Soeharto beserta

kroni-kroninya. Dugaan masyarakat ternyata meleset, karena

penyakit korupsi tersebut ternyata telah bermutasi menjadi

neokorupsi pada masa reformasi. Bahkan boleh dibilang korupsi

makin menjadi-jadi pada masa reformasi. Jika pada masa orde

baru, orang melakukan korupsi secara sembunyi-sembunyi atau di

bawah meja, sedangkan pada masa reformasi, korupsi dilakukan

secara terang-terangan atau dilakukan di atas meja.

Makin kronisnya tindak korupsi ini mendorong MPR

mengeluarkan Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang

Page 19: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

5Pendidikan Antikorupsi

Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi,

dan Nepotisme. Salah satu dasar pertimbangan (konsiderans)

dikeluarkannya TAP MPR ini adalah bahwa dalam penyelenggaraan

negara telah terjadi praktik-praktik usaha yang lebih

menguntungkan sekelompok tertentu yang menyuburkan korupsi,

kolusi, dan nepotisme yang melibatkan para pejabat negara dengan

para pengusaha, sehingga merusak sendi-sendi penyelenggaraan

negara dalam berbagai aspek kehidupan nasional.

Sebagai tindak lanjut dari TAP MPR tersebut, Pemerintah

bersama DPR menetapkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999

tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas KKN dan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi. Salah satu dasar pertimbangan

dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah

bahwa korupsi, kolusi, dan nepotisme tidak hanya dilakukan

antarpenyelenggara negara, melainkan juga antara penyelenggara

negara dan pihak lain yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta membahayakan

eksistensi negara, sehingga diperlukan landasan hukum untuk

pencegahannya (Pembinaan Jaringan Kerjasama Antar Komisi dan

Instansi KPK 2006: 153).

Upaya untuk mencegah dan memberantas korupsi dalam

UU Nomor 28 tersebut dituangkan dalam pasal 5 mengenai

kewajiban penyelenggara negara. Beberapa kewajiban tersebut

diantaranya: bersedia diperiksa kekayaannya sebelum, selama,

dan setelah menjabat (ayat 2), melaporkan dan mengumumkan

kekayaannya sebelum dan setelah menjabat (ayat 3), tidak

Page 20: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

6 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

melakukan perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme (ayat 4),

dan melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab

dan tidak melakukan perbuatan tercela, tanpa pamrih baik untuk

kepentingan pribadi, keluarga, kroni, maupun kelompok dan tidak

mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun yang bertentangan

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(ayat 6). Dengan pengaturan yang jelas mengenai kewajiban

penyelenggara negara terutama yang bersinggungan dengan

masalah KKN tersebut, diharapkan para penyelenggara negara

dapat menjalankan tugas dan kewajibannya secara profesional

disertai rasa tanggung jawab yang tinggi, sehingga pada gilirannya

masyarakat dapat menikmati hak-haknya secara baik dan roda

pembangunan berjalan lancar.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 sebagai perubahan

dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 dan juga merupakan

kelanjutan dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 dalam

konsideransnya menyatakan bahwa tindak pidana korupsi yang

selama ini terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan keuangan

negara, tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak

sosial dan ekonomi masyarakat secara luas, sehingga tindak pidana

korupsi digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya

harus dilakukan secara luar biasa.

Sanksi pidana yang dijatuhkan kepada pelaku korupsi menurut

UU Nomor 20 Tahun 2001 cukup berat. Misalnya, jika seseorang

memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan

maksud untuk memengaruhi putusan perkara yang diserahkan

kepadanya untuk diadili, maka yang bersangkutan dapat dipidana

dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling

Page 21: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

7Pendidikan Antikorupsi

lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp

150.000.000,00 dan paling banyak Rp 750.000.000,00 (pasal 6

ayat (1) a). Sanksi yang dijatuhkan bagi koruptor tersebut, dalam

realitasnya tidak menyurutkan langkah dan kenekatan para

koruptor atau calon koruptor baru. Itulah sebabnya, Pemerintah

bersama DPR menetapkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002

tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK).

Pembuat Undang-Undang KPK menyadari bahwa lembaga

pemerintah yang menangani perkara tindak pidana korupsi saat

ini, seperti kepolisian dan kejaksaan, belum berfungsi secara

efekti dan efisien dalam memberantas tindak pidana korupsi.

Tidak jarang oknum-oknum dari kedua lembaga tersebut

berlepotan oli hitam korupsi yang melumuri wajah, tangan,

badan, dan kaki mereka, sehingga tidak mungkin mereka mampu

membersihkan diri dengan sabun antikorupsi. Oleh karenanya

dibutuhkan sebuah lembaga negara yang dalam melaksanakan

tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari

pengaruh kekuasaan manapun. Lembaga tersebut adalah Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi atau disingkat KPK.

Lembaga yang dibentuk dengan menelan biaya tidak

kurang dari Rp 6,4 miliar tersebut kehadirannya tidak sia-sia.

Kenyataannya, sejak KPK dibentuk, banyak pejabat negara seperti

menteri, anggota DPR/MPR, pejabat kepolisian dan kejaksaan,

gubernur, bupati/wali kota, politisi, dan para pengusaha kelas

kakap, ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Prestasi

tersebut tidak pernah dicapai oleh kepolisian dan kejaksaan

meskipun mereka sudah lama eksis. Perhatian dan dukungan yang

besar dari masyarakat dan lembaga-lembaga antikorupsi kepada

Page 22: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

8 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

KPK, makin memantapkan tekat dan langkah KPK memberantas

korupsi hingga ke akar-akarnya.

Sebagaimana sudah diuraikan sebelumnya bahwa keberadaan

lembaga-lembaga penegak hukum terhadap tindak pidana korupsi

ternyata belum menyurutkan nyali koruptor untuk mencuri

atau merampok harta negara dan rakyat demi kepentingan diri,

keluarga, dan kelompok mereka. Upaya-upaya kuratif memang

memberikan hasil seketika dan memberi efek jera yang hebat,

namun karena spektrum perilaku korupsi yang demikian luas,

maka diperlukan upaya lain yang hasilnya tidak bisa dilihat

sekarang, yakni melalui pendidikan antikorupsi.

Pendidikan antikorupsi yang dalam Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2002 ditangani oleh Subbidang Pendidikan dan Pelayanan

Masyarakat merupakan pilar penting dari Bidang Pencegahan

KPK. Adanya Bidang Pencegahan KPK yang membawahi Subbidang

Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat akan memperkuat tugas

KPK terutama dalam hal melakukan tindakan-tindakan pencegahan

terhadap tindak pidana korupsi.

Dalam kaitan persoalan di atas, muncul pertanyaan apakah

pendidikan antikorupsi efektif untuk melakukan pencegahan

terhadap tindak pidana korupsi, mengingat korupsi sudah seperti

tulang dan daging dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan

negara Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa sudah ada

lembaga penegak hukum andal seperti Kepolisian, Kejaksaan,

dan KPK serta sanksi yang dijatuhkan kepada pelaku pun berat

baik dari sisi lama pidananya maupun jumlah denda yang harus

dibayar, namun korupsi tetap ada di mana-mana bahkan menyebar

dan meluas ke relung-relung kehidupan yang dulu tidak pernah

Page 23: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

9Pendidikan Antikorupsi

dibayangkan akan masuk. Masih perlukah tindakan pencegahan,

berupa pendidikan antikorupsi?

Pendidikan antikorupsi mutlak diperlukan untuk memperkuat

pemberantasan korupsi yang sedang berjalan, di antaranya

melalui reformasi sistem (constitutional reform) dan reformasi

kelembagaan (institutional reform) serta penegakan hukum

(law enforcement). Menurut Azra (2006: viii), pendidikan

antikorupsi merupakan upaya reformasi kultur politik melalui

sistem pendidikan untuk melakukan perubahan kultural yang

berkelanjutan, termasuk untuk mendorong terciptanya good

governance culture di sekolah dan perguruan tinggi.

Sekolah atau perguruan tinggi dapat mengambil peran

strategis dalam melaksanakan pendidikan antikorupsi terutama

dalam membudayakan perilaku antikorupsi di kalangan siswa dan

mahasiswa. Melalui pengembangan kultur sekolah, diharapkan

siswa-siswa memiliki modal sosial untuk membiasakan berperilaku

antikorupsi. Pendidikan antikorupsi seyogyanya diberikan kepada

anak-anak paling tidak sejak mereka duduk di bangku SD. Anak-

anak SD yang berusia antara 7 hingga 12 tahun dapat berpikir

transformasi revesible atau dapat dipertukarkan dan kekekalan

(Disiree 2008: 2). Mereka dapat mengerti adanya perpindahan

benda. Mereka mampu membuat klasifikasi dalam level konkret.

Anak-anak dapat memahami persoalan sebab akibat yang bersifat

konkret. Itulah sebabnya, kepada mereka dapat dikenalkan suatu

tindakan dengan akibat yang baik dan yang tidak baik. Berikut ini

merupakan alasan (reasoning) mengapa pendidikan antikorupsi

perlu diberikan sejak dini, terutama kepada anak-anak yang

duduk di bangku SD.

Page 24: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

10 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

1. Siswa belum mendapatkan informasi dan sosialisasi tentang

antikorupsi. Untuk itu, mereka perlu dikenalkan terlebih

dahulu nilai-nilai konkret yang diyakini akan dapat melawan

tindakan korupsi;

2. Kurangnya keteladanan dari lingkungan (orang tua, guru,

orang dewasa di sekitar, dan media). Keteladanan dari orang-

orang terdekat dan di sekitarnya akan sangat membantu

dalam proses penanaman nilai atau budi pekerti yang

diharapkan dapat diterapkan dalam kegiatan mereka sehari-

hari;

3. Adanya kompetisi yang kurang sehat antarsiswa. Upaya

menghindari kompetisi yang kurang sehat dalam pergaulan

mereka di sekolah dapat dilakukan dengan menanamkan nilai-

nilai sekolah, seperti saling menghargai, saling menghormati,

kesederhanaan, dan tidak pamer. Bahkan jika perlu sekolah

dapat memberi penghargaan kepada siswa yang berperilaku

terpuji;

4. Sekolah tidak menerapkan aturan yang jelas dan konsisten.

Itulah sebabnya, aturan sekolah harus dibuat bersama antara

guru, orang tua, dan siswa, supaya siswa merasa ikut memiliki

dan bertanggung jawab terhadapnya. Sementara itu, guru

dan orang tua berperan sebagai fasilitator dan pengawas.

Jika ada yang melanggar aturan sekolah, yang bersalah harus

diberi hukuman sesuai dengan tingkat kesalahannya;

5. Pembelajaran di sekolah masih didominasi oleh aspek kognitif.

Pembelajaran seperti ini kurang mampu membentuk karakter

siswa. Untuk itu, perlu dikembangkan pembelajaran afektif

yang bersifaf aplikatif dengan model-model pembelajaran

Page 25: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

11Pendidikan Antikorupsi

yang dikuasai guru, sehingga pembelajaran kognitif akan

dapat dikawal untuk mewujudkan tujuan pendidikan sekolah

dasar. Metode dongeng, permainan (games), dan simulasi/

sosiodrama dapat diterapkan dalam pembelajaran afektif di

sekolah.

Bagaimana membangun nilai-nilai antikorupsi di kalangan

siswa-siswa SMP. Siswa-siswa SMP yang berusia antara 13 hingga

15 memiliki karakter yang tidak jauh berbeda dengan anak-

anak SD kelas V dan VI. Proses pembelajaran antikorupsi kepada

mereka diarahkan untuk mempersiapkan siswa menjunjung

tinggi nilai-nilai luhur dalam setiap sikap dan perilakunya. Itulah

sebabnya, KPK bersama guru-guru SMP di Jakarta dan sekitarnya

menyusun modul pendidikan antikorupsi untuk SMP/MTs. Melalui

modul ini, diharapkan siswa dapat menjadi agen perubahan sosial

(masyarakat) yang kelak akan mampu mengubah masyarakat

Indonesia menjadi masyarakat antikorupsi.

Materi yang diangkat dalam pendidikan antikorupsi di SMP/

MTs dikenal dengan 9 karakter pelajar, yaitu tanggung jawab,

disiplin, jujur (merupakan nilai inti bagi pelajar), sederhana, kerja

keras, mandiri (sebagai etos atau gaya hidup yang harus dimiliki

oleh generasi penerus), adil, berani, dan peduli (sebagai sikap

kepada orang lain). Sesuai dengan modul yang disusun tersebut,

hasil akhirnya adalah siswa: (1) mempunyai karakter yang luhur

yang menjunjung tinggi nilai-nilai tanggung jawab, disiplin, jujur,

sederhana, kerja keras, mandiri, adil, berani, dan peduli; (2)

mampu memenuhi komitmen sebagai pelajar yang menjunjung

tinggi nilai-nilai tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja

keras, mandiri, adil, berani, dan peduli dalam masyarakat dan

Page 26: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

12 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

menjadi suri teladan dalam menciptakan masyarakat antikorupsi

(Bahri, 2008: 6).

Pendidikan antikorupsi pada jenjang pendidikan dasar pun

dilaksanakan di berbagai negara baik di daratan Eropa, Afrika, Asia,

Amerika maupun Australia. Di dunia telah dibentuk pula jaringan

kerjasama antarnegara untuk mengenalkan program pendidikan

antikorupsi. Salah satu contoh pendidikan antikorupsi adalah apa

yang telah dilaksanakan oleh China. Melalui China on line, seluruh

siswa pada jenjang pendidikan dasar diberikan mata pelajaran

pendidikan antikorupsi, yang tujuannya adalah memberikan

vaksin kepada pelajar dari bahaya korupsi. Dalam jangka panjang

generasi muda China bisa melindungi diri di tengah gempuran

pengaruh kejahatan korupsi (Suyanto, 2005: 42).

Pendidikan antikorupsi dilakukan secara berkesinambungan

dan pada tingkat sekolah dilaksanakan hingga SMA/SMK/MA.

Fokus awal dari pendidikan antikorupsi adalah siswa menghayati,

memahami nilai moral, dan membentuk perilaku hingga nilai-

nilai tersebut terbentuk secara internal melalui kebiasaan. Tujuan

akhirnya adalah perilaku yang berdasarkan nilai-nilai positif tersebut

ditularkan dan diterapkan di lingkungan sosial kemasyarakatan.

Mengapa pendidikan antikorupsi juga perlu diberikan kepada

siswa-siswa SMA/SMK/MA? Sebagaimana diketahui siswa-

siswa SMA dan sederajat berada tahap perkembangan remaja

pertengahan, dimana perkembangan intelektualnya menurut

Piaget berada pada tahap formal operations, saat dimana siswa

memiliki kemampuan berpikir abstrak dengan berpikir hipotetis,

sehingga mereka mampu membayangkan berbagai kemungkinan

penyelesaian masalah (Tamrin, 2008: 1).

Page 27: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

13Pendidikan Antikorupsi

Siswa-siswa SMA seperti halnya kebanyakan anak-anak

pada tahap remaja pertengahan memiliki karakteristik khusus

dalam proses pembentukan moral, yaitu: (1) mengembangkan

idealisme, (2) memiliki tokoh sebagai contoh, (3) lebih konsisten

berbuat sesuai prinsip yang diyakini, dan (4) lebih mampu

menetapkan tujuan sesuai ketertarikannya pada moral (Tamrin,

2008: 4). Seperti halnya alasan yang dikemukakan berkaitan

dengan perlunya pendidikan antikorupsi diberikan kepada anak-

anak SD, kondisi berikut juga menjadi alasan pembenar mengapa

pendidikan antikorupsi perlu juga ditanamkan kepada siswa-siswa

SMA.

1. Pembelajaran afektif belum diterapkan dengan benar

dan optimal. Umumnya pembelajaran di SMA cenderung

bersifat kognitif, sehingga dalam pembelajaran atau

pascapembelajaran siswa tidak mampu membiasakan diri

berperilaku baik dan benar;

2. Kurangnya keteladanan dari lingkungan (orang tua, guru,

orang dewasa di sekitar, pejabat pemerintahan, public figure,

dan media). Itulah sebabnya, perkataan, sikap, dan perilaku

dari orang-orang terdekat harus dapat menjadi contoh

keteladanan bagi siswa atau anak. Jika tidak, maka anak-anak

akan bertindak tanpa arah dan bahkan dapat menyimpang

dari nilai dan norma yang berlaku, meskipun kadang-kadang

hal tersebut tidak disadarinya;

3. Adanya kompetisi yang tidak sehat di kalangan anak-anak

SMA. Anak-anak berasal dari keluarga dengan latar belakang

status, kedudukan, dan lapisan yang beraneka ragam. Gaya

hidup siswa-siswa dari golongan kaya bukan tidak mungkin

Page 28: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

14 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

akan menimbulkan kecemburuan dari mereka yang berasal

dari golongan di bawahnya. Hal ini jika tidak dikendalikan

akan dapat menimbulkan suasana pergaulan yang tidak sehat

dan kondisi ini akan dapat merusak nilai-nilai moral anak;

4. Sekolah belum dapat menerapkan aturan secara jelas,

tegas, dan konsisten. Jika sekolah tidak menerapkan aturan

secara tegas, kondisi seperti ini akan melahirkan kebiasaan

berperilaku menyimpang. Oleh karena itu, untuk memupuk

nilai-nilai ketaatan pada diri siswa, sekolah harus menerapkan

aturan secara konsisten. Bagi mereka yang salah harus segera

ditindak sesuai dengan tingkat kesalahannya;

5. Siswa-siswa SMA mempunyai bobot tanggung jawab yang

lebih besar daripada siswa-siswa di bawahnya, seperti materi

pelajaran yang makin sulit, tugas-tugas pekerjaan rumah

yang makin banyak, dan keterlibatannya dalam kegiatan

OSIS. Sistem pengawasan sekolah terhadap kegiatan siswa

baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler

kurang berjalan sebagaimana mestinya. Hal tersebut dapat

mengakibatkan perilaku siswa tidak terkontrol, misalnya

melakukan kecurangan dalam tes atau ujian. Itulah sebabnya,

pendidikan antikorupsi melalui pengembangan nilai-nilai

luhur perlu disemaikan kepada mereka, baik dalam kegiatan

intrakurikuler maupun ekstrakurikuler;

6. Belum banyak sekolah, baik SMP maupun SMA yang

memperoleh informasi dan sosialisasi tentang pendidikan

antikorupsi. Pada level SMA, melalui pendidikan antikorupsi,

siswa-siswa diharapkan mampu melakukan analisis, mencari

berbagai alternatif pemecahan masalah, menghindari dan

Page 29: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

15Pendidikan Antikorupsi

melawan perilaku korupsi yang terjadi di sekitarnya.

Upaya pemberantasan korupsi, terutama dalam hal pencegahan

yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), disambut

positif oleh Departemen Pendidikan Nasional. Dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah, substansi materi pendidikan antikorupsi dirumuskan

dalam kurikulum kelas V semester I, kelas VIII semester I dan kelas

X semester I. Meskipun tidak dicantumkan ke seluruh semester dari

jenjang sekolah dasar hingga menengah, tetapi upaya Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan patut diapresiasi karena hal tersebut

dapat memberikan landasan moral dan sosial kepada siswa agar

mereka memiliki kebiasaan berperilaku antikorupsi.

Dalam sejarah Indonesia, kehadiran mahasiswa tidak pernah

lepas dari peran sentral yang dimainkan. Mulai dari Soetomo,

Soekarno, Hatta, Akbar Tanjung, Rachman Tolleng, Fahmi Idris,

Hariman Siregar, hingga Rama Pratama menjadi pelopor pada

zamannya masing-masing dalam menggerakkan perubahan

sosial politik di Indonesia. Sebagaimana diungkapkan oleh Saidi

(1989: 20), bahwa sejak Indonesia mempunyai mahasiswa berkat

dibukanya pendidikan tinggi pada awal abad ke-20, mereka

sudah mempunyai kesadaran politik. Kesadaran politik ini tidak

ditujukan untuk meraih kekuasaan politik, tetapi dimaksudkan

untuk menggugah kesadaran kaum pribumi akan pentingnya roh

keindonesiaan dan sekaligus meningkatkan harkat martabat dan

derajat kaum pribumi. Betapa mulia tujuan gerakan mahasiswa

dan pemuda pada masa itu.

Sepanjang sejarah Indonesia, mahasiswa berpolitik karena

Page 30: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

16 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

lemahnya lembaga politik atau karena lembaga tersebut

memerlukan mahasiswa sebagai kader pemimpin. Banyak di

antara aktivis-aktivis gerakan mahasiswa yang selanjutnya menjadi

pemimpin, baik di lembaga legislatif, eksekutif, maupun di dalam

partai-partai politik. Tidak sembarang mahasiswa dapat menjadi

pemimpin. Mereka sudah berbekal pengalaman organisasi yang

cukup matang, dilandasi oleh nilai-nilai tanggung jawab, kejujuran,

solidaritas, keberanian, kepedulian, dan lain-lain. Nilai-nilai inilah

yang mengantarkan mereka menjadi pemimpin yang disegani

pada masanya.

Mahasiswa pada masa kini pun semestinya mewarisi jiwa

kepemimpinan mahasiswa dan pemuda generasi sebelumnya.

Kepemimpinan sangat dibutuhkan mahasiswa, karena bangsa

dan negara ini memerlukan kehadirannya. Selain itu, kompleksitas

permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia

ke depan, sangat membutuhkan mahasiswa yang memiliki

karakter unggul, baik karakter intelektual, emosional, spiritual,

maupun moral. Dalam situasi bangsa dan negara yang mengalami

krisis kepercayaan, krisis moralitas, dan krisis kepemimpinan,

maka sudah selayaknya mahasiswa mendapatkan pendidikan

antikorupsi.

Pendidikan antikorupsi dibutuhkan, karena akan dapat

membentuk karakter mahasiswa yang unggul, sekaligus juga

diharapkan pada saatnya nanti ketika menjadi pemimpin dapat

dipertanggungjawabkan kepemimpinannya. Apalagi pada diri

mahasiswa terdapat 3 (tiga) dimensi yang harus diasah secara

berkelanjutan, yaitu: (1) intelektual, (2) jiwa muda, dan (3)

idealisme (Saidi, 1989: 27). Ketiga dimensi atau karakter tersebut

Page 31: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

17Pendidikan Antikorupsi

sangat diperlukan agar mahasiswa mampu memberikan kontribusi

penting dalam menciptakan Indonesia yang unggul, bersatu,

berdaulat, adil, dan makmur.

Perlunya pendidikan antikorupsi diberikan di perguruan tinggi

baik sebagai mata kuliah tersendiri maupun terintegrasi dengan

mata kuliah yang lain, secara khusus ditujukan untuk memberi

bekal pengetahuan sekaligus mentransformasikan mahasiswa

sebagai agen antikorupsi yang memiliki kompetensi dan komitmen

moral yang tinggi (Azra, 2006: viii). Kompetensi dan komitmen ini

selanjutnya ditransformasikan lagi ke dalam bentuk nilai-nilai dan

gerakan antikorupsi kepada masyarakat dan generasi di bawahnya.

Page 32: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

18

BAB II KORUPSI, ANTIKORUPSI,

DAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

Banyak tindakan korupsi terjadi tidak karena pelaku

sengaja melakukannya, tetapi juga karena banyak anggota

masyarakat atau kelompok sosial yang tidak memahami bahwa

apa yang mereka lakukan itu merupakan perbuatan korupsi. Dalam

bagian ini diuraikan konsep korupsi, yang meliputi pengertian dan

ciri-ciri korupsi, korupsi sebagai penyakit, perilaku antikorupsi

(termasuk di dalamnya dielaborasi nilai-nilai antikorupsi, seperti

kejujuran, tanggung jawab, keberanian, keadilan, kedisiplinan,

kesederhanaan, dan lain-lain). Setelah itu dijelaskan konsep

pendidikan antikorupsi, meliputi pengertian, tujuan, pendekatan

dan metode serta sekolah dan perguruan tinggi sebagai agen

pendidikan antikorupsi.

A. Pengertian dan Ciri-Ciri Korupsi

Dalam sejarah kehidupan manusia, korupsi bukan hal baru.

Sejak manusia hidup bermasyarakat, sudah tumbuh perilaku

koruptif atau menyimpang, yang tidak sesuai dengan norma sosial

yang berlaku. Manusia dan kelompok sosial yang hidup dalam

Page 33: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

19Pendidikan Antikorupsi

persaingan memperebutkan tanah dan sumber daya alam untuk

keperluan hidup, telah mendorongnya bertindak menyimpang,

memanipulasi, menipu, dan melakukan segala cara untuk

mendapatkan apa yang diinginkan.

Perilaku koruptif manusia yang dimaksudkan untuk

menguntungkan diri sendiri atau kelompoknya memiliki variasi

yang beranekaragam, sehingga pola-pola tindakan korupsi juga

banyak variasinya. Itulah sebabnya, dipahami bahwa korupsi bukan

konsep sederhana. Korupsi merupakan konsep yang kompleks,

sekompleks persoalan yang dihadapi oleh suatu masyarakat

atau pemerintahan. Demikian pula, mendefinisikan korupsi

bukan pekerjaan yang mudah. Sebagaimana dinyatakan oleh Phil

Williams, meningkatnya ragam korupsi akibat kecanggihan para

pelaku yang menyebabkan pendefinisian korupsi terus dikaji ulang

agar mendapat pemahaman yang sistematis (Sitepu, 2004: 1).

Perlu dikemukakan akar kata korupsi dan pengertian secara

etimologis, sebelum diketengahkan definisi korupsi dari para

pemerhati masalah korupsi. Korupsi berasal dari bahasa Latin

corruption atau corruptus. Corruptio berasal dari kata corrumpere.

Dari bahasa Latin itulah turun ke banyak bahasa Eropa, seperti Inggris

yaitu corruption, corrupt; Perancis yakni corruption dan Belanda yaitu

corruptie, korruptie. Dari bahasa Belanda inilah kata corruptie diserap

ke dalam bahasa Indonesia, yaitu korupsi. Dalam bahasa Muangthai,

korupsi dinamakan gin moung, artinya makan bangsa; dalam bahasa

China, tanwu, artinya keserakahan bernoda; dan dalam bahasa

Jepang, oshuku, yang berarti kerja kotor (KPK, 2007: 2).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi berasal dari

kata korup artinya: buruk, rusak, busuk; suka memakai barang

Page 34: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

20 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

(uang) yang dipercayakan kepadanya; dapat disogok (memakai

kekuasaannya untuk kepentingan pribadi (Pusat Bahasa Depdiknas,

2002: 596-596). Dalam kamus tersebut, korupsi diartikan sebagai

penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan

dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain (Pusat

Bahasa Depdiknas, 2002: 597). Dari istilah-istilah tesebut, korupsi

dipahami sebagai perbuatan busuk, rusak, kotor, menggunakan

uang atau barang milik lain (perusahaan atau negara) secara

menyimpang yang menguntungkan diri sendiri.

Korupsi melibatkan penyalahgunaan kepercayaan, yang

umumnya melibatkan kekuasaan publik untuk keuntungan

pribadi. Johnson (2005: 12) mendefinisikan korupsi sebagai

penyalahgunaan peran, jabatan publik atau sumber untuk

keuntungan pribadi. Dalam definisi tersebut, terdapat empat

komponen yang menyebabkan suatu perbuatan dikategorikan

korupsi, yaitu penyalahgunaan (abuse), public (public), pribadi

(private), dan keuntungan (benefit). Dalam pandangan Johnson

(2005: 16), dalam negara yang melaksanakan liberalisasi dan

privatisasi dalam kegiatan ekonomi, akan muncul kecenderungan

terjadinya pertukaran antara kesejahteraan (wealth) dan

kekuasaan (power). Inilah yang oleh Johnson disebut dengan

corruption syndromes.

Lambsdorff (2007: 35) mengajukan definisi korupsi tidak

jauh berbeda dengan Johnson, yakni “the misuse of public

power for private benefit”. Definisi singkat tersebut bermakna

penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi.

Istilah private benefit menunjuk pada penerimaan uang atau

aset-aset yang bernilai, termasuk juga di dalamnya peningkatan

Page 35: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

21Pendidikan Antikorupsi

kekuasaan atau status. Menerima janji-janji untuk kesenangan

masa depan atau keuntungan-keuntungan relatif dan teman-teman

juga dapat dipandang sebagai private benefit. Keuntungan yang

berkaitan dengan teman-teman diistilahkan sebagai nepotisme

dan favoritisme. Kekuasaan publik (public power) biasanya

diselenggarakan oleh birokrat, termasuk juga para pegawainya dan

politisi. Dalam perspektif yang luas, termasuk juga mereka yang

bekerja di kehakiman, pengadaan barang publik, regulasi-regulasi

bisnis dan pemberian izin, privatisasi, pertukaran luar negeri atau

bagian devisa, perpajakan, kepolisian, bagian subsidi, pelayanan

atau utilitas publik dan pelayanan-pelayanan pemerintah lainnya.

Istilah penyalahgunaan (misuse) merujuk pada perilaku yang

menyimpang, baik dari tugas-tugas formal kedinasan dari peran

publik maupun yang bertentangan dengan aturan-aturan informal

(yang dibangun melalui harapan-harapan publik atau kode etik

yang telah baku) atau pada umumnya adalah kepentingan-

kepentingan sempit yang diikuti oleh pengeluaran kepentingan

publik dalam skala besar dan luas.

Webster’s Third New International Dictionary mengartikan

korupsi sebagai ajakan dari seorang pejabat politik dengan

pertimbangan-pertimbangan yang tidak semestinya (misalnya

suap) untuk melakukan pelanggaran tugas (Klitgaard, 2005: 29).

Oxford English Dictionary mengartikan korupsi sebagai

perbuatan tidak wajar dari integritas melalui penyuapan atau

penyogokan. Korupsi juga bermakna pervert, defile, make venal,

bribe (Tarling, 2005: 5). Dalam konteks ini, korupsi diartikan

sebagai perbuatan tidak wajar, kotor, cemar, dapat disogok dan

menyogok.

Page 36: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

22 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Pope (2007: 6) memaknai korupsi sebagai menyalahgunakan

kekuasaan kepercayaan untuk keuntungan pribadi. Dalam bukunya

berjudul Strategi Memberantas Korupsi Elemen Sistem Integritas

Nasional, Jeremy Pope (2007:6-7) mendefinisikan korupsi sebagai

perilaku pejabat-pejabat sektor publik, baik politisi maupun

pegawai negeri, yang memperkaya diri mereka secara tidak pantas

dan melanggar hukum, atau orang-orang yang dekat dengan

mereka, dengan menyalahgunakan kekuasaan yang dipercayakan

kepada mereka.

Joseph Nye mengartikan korupsi sebagai behavior which

deviates from the normal duties of a public role because of private-

regarding (personal, close family, private clique) pecuniary or

status gains or vialotes rule against the exercise of certain types of

private-ragarding influence (Wibowo, 2006: 5). Definisi tersebut

menjelaskan bahwa korupsi merupakan perilaku menyimpang

dari tugas-tugas normal pejabat publik.

Kuper dan Kuper sebagaimana dikutip Nugroho D dan

Tri Hanurita S (2005: 113) mendefinisikan korupsi sebagai

penyalahgunaan wewenang oleh pejabat pemerintah atau politisi

bagi keuntungan mereka sendiri. Tidak jauh berbeda dengan

pengertian tersebut, Senturia memberi batasan korupsi sebagai

penyalahgunaan kekuasaan yang dipercayakan untuk kepentingan

pribadi (Nugroho D dan Tri Hanurita S., 2005: 113).

Klitgaard (2005: 31) mendefinisikan korupsi sebagai tingkah

laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi sebuah jabatan

negara karena keuntungan status atau uang yang menyangkut

pribadi (perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri) atau

melanggar aturan-aturan pelaksanaan beberapa tingkah laku

Page 37: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

23Pendidikan Antikorupsi

pribadi. Definisi tersebut mengandung tingkah laku politik,

karena menyangkut penyimpangan jabatan negara. Ada muatan

moral pada kata “korupsi”, sebab korupsi yang berasal dari kata

latin corruptus mengesankan serangkaian gambaran jahat, yang

bermakna apa saja yang merusak keutuhan.

Senada dengan apa yang dikemukakan Klitgaard, Bracking

(2007: 4) memaknai korupsi dalam konteks administrative

corruption atau bureaucratic corruption, petty corruption, dan graft.

Korupsi administrasi atau birokrasi adalah pembayaran haram yang

diterima oleh pegawai negeri dari pengguna dalam menerapkan

peraturan-peraturan, kebijakan-kebijakan, dan hukum.

Dalam kaitannya dengan korupsi administrasi, Pope (2007: 8)

melihat ada dua kategori berbeda mengenai korupsi administrasi.

Pertama, korupsi terjadi dalam situasi, misalnya jasa atau kontrak

diberikan sesuai peraturan yang berlaku. Kedua, korupsi terjadi

dalam situasi transaksi berlangsung secara melanggar peraturan

yang berlaku. Masih dalam hubungannya dengan perilaku pegawai

negeri, petty corruption juga merupakan korupsi, berupa tindakan-

tindakan mengambil uang sewa atau tindakan-tindakan kecil

lainnya yang dilakukan oleh pegawai negeri. Sementara itu, graft

adalah pemanfaatan sumber-sumber publik untuk kepentingan

individu atau pribadi. Sir Arthur Lewis secara singkat memaknai

korupsi sebagai pembayaran untuk memperoleh pelayanan (just a

payment for service).

Pemahaman korupsi dalam konteks politik di atas berbeda

dengan konsep korupsi dalam pandangan ekonomi. Teori ekonomi

klasik dari korupsi memandang korupsi sebagai salah satu cara dari

beberapa alokasi sumber-sumber langka, dimana perilaku rasional

Page 38: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

24 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

dari aktor-aktor pasar berhubungan dengan insentif dan sewa

(Bracking, 2007: 10). Dalam pendekatan klasik, optimal amount of

corruption adalah mungkin dan diterima pula pandangan tentang

biaya sosial marginal. Karenanya, korupsi merupakan varian

pilihan ekonomi dan seperti kebanyakan pilihan ekonomi lainnya,

ditentukan oleh harga pasar.

Dalam pandangan antropologi ekonomi, korupsi mencakupi

perbuatan menegosiasi aturan-aturan permainan secara fleksibel

(cair), sistem norma ganda, banyak pedagang perantara atau

makelar, praktik-praktik pemberian hadiah, jaringan solidaritas dan

kolusi, solidaritas keluarga luas, dan bentuk-bentuk kewenangan

neopatrimonial atau predator (Bracking, 2007: 12).

Di China terdapat perluasan definisi korupsi yang mencakupi:

(1) tanwu, yakni pencurian, (2) shouhui atau menerima suap,

(3) nuoyong artinya menyalahgunakan kedudukan, (4) huihuo

langfei bermakna menghamburkan uang, (5) yiquan mousi yang

berarti mencari kemudahan bagi kerabat, teman dan diri sendiri,

(6) feifa shouru, artinya menerima pemberian ilegal, (7) duzhi,

mengandung arti tidak menjalankan tugas dengan baik, (8) touji

daoba, mengandung makna mengambil untung secara berlebihan,

(9) weifan caijing jilu, yaitu melanggar prosedur pembukuan, (10)

zouji, berarti penyelundupan, dan (11) daode duoluo, artinya

keruntuhan moral (Wibowo, 2006: 6).

Guna mempermudah pemahaman mengenai korupsi,

Klitgaard, Maclean-Abaroa dan Parris membuat rumus korupsi

sebagai berikut. C = M + D – A, dimana korupsi (Corruption = C)

sama dengan kekuasaan monopoli (monopoly power atau M)

plus wewenang pejabat (discretion by officials atau D) minus

Page 39: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

25Pendidikan Antikorupsi

akuntabilitas (accountability atau A) (Klitgaard, Maclean-Abaroa

dan Parris, 2005: 29). Dari rumus tersebut dapat dijelaskan bahwa

jika seseorang memegang monopoli atas barang dan atau jasa

dan memiliki wewenang untuk memutuskan siapa yang berhak

mendapat barang atau jasa itu dan berapa banyak serta tidak

ada akuntabilitas, dalam arti orang lain dapat menyaksikan apa

yang diputuskan oleh pemegang wewenang tersebut, maka

kemungkinan besar akan dapat ditemukan perilaku korupsi.

Perbuatan korupsi berkaitan erat dengan kecurangan atau

penipuan yang dilakukan. Berbuat curang atau menipu, berarti

orang tersebut tidak jujur. Kejujuran memang merupakan suatu

sikap dan perilaku yang langka di negeri ini. Dalam kenyataannya,

tidak setiap orang jujur dalam kehidupan sehari-harinya. Ada 4

(empat) katagori kejujuran. Pertama, sejumlah orang jujur untuk

setiap saat. Kedua, sejumlah orang tidak jujur untuk setiap saat.

Ketiga, sebagian besar orang jujur untuk setiap saat. Keempat,

sejumlah orang jujur hampir setiap saat. Dari empat tipe perilaku

yang berkaitan dengan kejujuran tersebut, perilaku keempat yang

paling baik dan relevan untuk menumbuhkan perilaku antikorupsi.

Dalam kaitan dengan korupsi, kecurangan bisa mendorong

perbuatan korupsi. Hal ini dapat terjadi karena adanya 3 (tiga)

tiang penyangga korupsi, yaitu tekanan (pressure), kesempatan

(opportunity), dan rasionalisasi (rationalize). Tekanan seperti

mengikuti gaya hidup modern, kerugian materi atau uang,

terbelit hutang, akan menyebabkan seseorang berbuat curang

atau korupsi. Orang yang memiliki kedudukan, jabatan, pangkat,

dan pendidikan yang lebih tinggi biasanya memiliki kesempatan

untuk berbuat korupsi. Kesempatan itu dimiliki karena pihak

Page 40: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

26 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

koruptor memiliki pengetahuan yang memadai mengenai kondisi

departemen, kantor, atau lingkungannya. Selain itu, karena

mereka memiliki otoritas untuk mengendalikan kegiatan atau

pekerjaan. Demikian pula, mereka mengetahui kelemahan di

lingkungan departemen, kantor, dan pekerjaannya, sehingga dapat

dimanipulasi yang menyebabkan pihak lain tidak tahu bahwa

mereka telah melakukan korupsi. Perbuatan curang atu korupsi

dikemas sedemikian rupa, sehingga apa yang dilakukan seolah

bukan tindakan korupsi. Inilah yang disebut dengan rasionalisasi

perilaku korupsi. Ditambah oleh tidak adanya moral atau etika

yang baik dari pelaku korupsi, menyebabkan perbuatan curang

tersebut mempermudah orang melakukan korupsi.

Albrecht dan Chad O. Albrecht (2003) menyebut tiga

penyangga kecurangan yang mampu mendorong seseorang

bertindak korupsi sebagai segitiga kecurangan. Gambaran tentang

segitiga kecurangan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Segitiga Kecurangan

Menurut perspektif hukum, definisi korupsi telah diuraikan

panjang lebar dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 dan

Page 41: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

27Pendidikan Antikorupsi

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 sebanyak 13 buah pasal.

Dari pasal-pasal tersebut, korupsi dirinci lebih lanjut ke dalam 30

bentuk tindak pidana korupsi. Pasal-pasal tersebut menjelaskan

secara rinci tentang perbuatan-perbuatan yang bisa dikenakan

pidana penjara karena kasus korupsi. Uraian tentang bentuk-

bentuk korupsi dapat dicermati dalam Bab III.

Untuk memahami konsep korupsi secara komprehensif, Alatas

(1986: 12-14) mengemukakan ciri-ciri korupsi sebagai berikut.

(1) Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang; (2)

Korupsi pada umumnya melibatkan keserbarahasiaan; (3) Korupsi

melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik; (4)

Mereka yang mempraktikkan cara-cara korupsi biasanya berusaha

untuk menyelubungi perbuatannya dengan berlindung di balik

pembenaran hukum; (5) Setiap tindakan korupsi mengandung

penipuan, biasanya pada badan publik atau masyarakat

umum; (6) Setiap bentuk korupsi adalah suatu pengkhianatan

kepercayaan; (7) Setiap bentuk korupsi melibatkan fungsi ganda

yang kontradiktif; dan (8) Suatu perbuatan korupsi melanggar

norma-norma tugas dan pertanggungjawaban dalam tatanan

masyarakat. Kata-kata kunci untuk memahami konsep korupsi di

atas adalah: serba rahasia, keuntungan timbal balik, selubung,

penipuan, pengkhianatan kepercayaan, dan melanggar norma.

B. Penyakit Korupsi

Dalam dunia kesehatan, korupsi ibarat sebuah penyakit.

Sebagai sebuah penyakit, tidak beralasan kiranya jika ada

sementara pihak yang mengatakan bahwa praktik korupsi memberi

manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Sudjana

Page 42: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

28 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

(2008: 37) sampai pada kesimpulan bahwa korupsi merupakan

penyakit sosial yang harus dikikis betapapun banyak orang yang

terjangkit olehnya. Berkaitan dengan hal ini, ada kisah bagus dari

China mengenai betapa bahayanya korupsi. Ceritera tersebut

berjudul Tikus di Kuil (Tang 2005: 222). Bangsawan Huan dari

Qi bertanya kepada Guan Zhong, perdana menterinya: “Apakah

ancaman terbesar bagi negara? “Ancaman itu adalah mereka

yang menyerupai tikus-tikus di kuil,” jawab Guan Zhong. “Tolong

Anda jelaskan”. Tuanku, Anda tentunya sudah melihat tikus-tikus

di dinding kuil”. Kuil adalah tempat sakral. Tetapi jika dipenuhi

tikus, sangat sedikit yang dapat kita lakukan. Jika kita mencoba

mengasapinya agar mereka keluar, kita bisa jadi malah membakar

kuil itu; jika kita menuangkan air di lubang-lubang di dinding, kita

bisa jadi merusak lapisan dan cat dinding itu.”

Orang-orang yang dekat dengan penguasa, kata Guan Zhong,

adalah seperti tikus-tikus itu. Mereka menggunakan pengaruh mereka

untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka menerima suap dan

berkolusi dengan kelompok-kelompok yang punya kepentingan yang

sama untuk merongrong negara. Mereka mendukung orang-orang

yang mendengarkan mereka dan mempersulit hidup orang-orang

yang tidak mendengarkan mereka. Sepanjang waktu sang penguasa

berada dalam kegelapan. Orang-orang seperti ini harus dihukum,

tetapi sayangnya mereka mempunyai tempat di hati penguasa. Jika

segalanya terus berjalan seperti ini, negara akan hancur.

Dalam ceritera di atas, kuil adalah negara, sedangkan tikus

adalah para pejabat atau pegawai negeri yang seolah-olah setia

kepada negara dengan bekerja sungguh-sungguh, tetapi di balik

itu mereka menggerogoti keuangan negara dengan melakukan

Page 43: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

29Pendidikan Antikorupsi

pemerasan, penggelapan, kecurangan, penggelembungan harga,

dan perbuatan-perbuatan kotor lainnya. Terkait dengan hal

ini, menarik sekali pernyataan seorang pejabat Thailand yang

merasakan bahwa apa yang selama ini dilakukan tidak termasuk

perbuatan korupsi.

“Apa yang anda namakan korupsi, bagi saya adalah bertahan hidup. Anak buah saya mengharapkan saya untuk membantu mereka dengan cara apapun. Saya suka pekerjaan saya. Saya punya keluarga besar. Mungkin ada cara-cara lain, tetapi saya tidak melihatnya, dan selain itu saya tidak merugikan siapapun. Coba katakan, apakah ada pilihan lain? Anda mau tahu berapa gaji saya? Saya tidak bodoh. Saya tahu tugas saya dan saya kira semua orang tahu tugas masing-masing. Korupsi memang suatu masalah di Thailand, tetapi tidak ada jalan yang lebih baik sekarang. Selain itu, setiap orang di bagian ini sudah bertahun-tahun melakukan korupsi.” (Pope, 2007: 18).

Dalam agama Hindu, korupsi merupakan perbuatan adharma

atau menyimpang dari ajaran agama (Kuntoro, 2006: 16). Dharma

yang benar adalah jika segala perbuatan manusia bertujuan untuk

memberi kesejahteraan, sebab sebagaimana dalam ajaran Hindu,

kesentosaan umat manusia dan kesejahteraan masyarakat datang

dari dharma. Dalam ajaran agama Hindu, korupsi merupakan

perbuatan menyimpang dari nilai-nilai agama (dharma), nilai-

nilai kebenaran dan kejujuran (satyam), kebajikan (siwam), dan

keharmonisan atau keindahan hidup (sundaram). Oleh karenanya,

ajaran Hindu mengingatkan, mereka yang tertipu sifat guna (seperti

rajas dan tamas) terikat pada keinginan yang dihasilkan olehnya;

tetapi yang mengerti jangan sampai menyesatkan mereka yang

pengetahuannya tidak sempurna (Warta, 2006: 60).

Page 44: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

30 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Orang sudah tahu apa yang dilakukannya salah dan merugikan

pihak lain, tetapi tetap saja dilakukan. Karena akibat yang

ditimbulkan luar biasa mengerikan bagi kehidupan rakyat, maka

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Keputusan Fatwa

Musyawarah Nasional VI MUI Nomor 4/MUNAS VI/MUI/2000

tentang risywah (suap), ghulul (korupsi), dan hadiah kepada

pejabat (KPK, 2007: 4). Ini artinya, MUI sebagai lembaga resmi

pemerintah tegas-tegas telah melarang dan mengharamkan suap,

korupsi, dan pemberian hadiah kepada pejabat. Dengan demikian,

sesungguhnya umat Islam yang merupakan penduduk terbesar

di Indonesia sudah diberi rambu-rambu tentang keharaman

perbuatan korupsi. Kalau rambu-rambu tersebut tetap saja

dilanggar, berarti korupsi telah menjadi penyakit bagi umat Islam.

Tampaknya penyakit korupsi yang menjangkiti para koruptor

sudah demikian parah. Mengapa korupsi masih saja berlangsung?

Nugroho dan Tri Hanurita (2005: 116) mencatat 7 alasan mengapa

korupsi tumbuh dan berkembang terutama di negara berkembang.

Pertama, kemiskinan. Kemiskinan membuat pegawai

pemerintah mau melakukan apapun juga asal mendapatkan

tambahan penghasilan untuk membuat keluarganya selamat. Isu

tentang kemiskinan menjadi pembenar mengapa pegawai negeri

sering korupsi. Demikian pula, kemiskinan membuat rakyat kecil

bersedia menyuap pejabat pemerintah untuk mendapatkan

pelayanan yang seharusnya. Kedua, kekuasaan yang berlebihan

atau yang berasal dari keserakahan. Kekuasaan yang memusat

atau monopolistik memberi peluang kepada pemerintahan

Soeharto di era Orde Baru untuk membuat keputusan-keputusan

yang menguntungkan lingkaran kekuasaannya. Bahkan Enron,

Page 45: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

31Pendidikan Antikorupsi

perusahaan raksasa di USA tahun 2001 menjadi bangkrut gara-

gara mark-up yang dilakukannya.

Ketiga, budaya. Kinoshita melaporkan hasil penelitiannya

bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat keluarga besar,

yakni sebuah masyarakat yang mempunyai nilai bahwa kesuksesan

seseorang anggota keluarga harus pula dinikmati oleh seluruh

anggota keluarga besar.

Keempat, ketidaktahuan. Ini alasan yang paling mengada-

ada. Dalam pertemuan Asosiasi DPRD Kota se-Indonesia tanggal

7 Desember 2004, pimpinan DPRD kota Depok dan Cirebon

mengungkapkan bahwa dipenjarakannya sebagian anggota DPRD

berkaitan dengan persoalan korupsi karena telah melakukan

penyimpangan peraturan anggaran sesungguhnya tidak adil. Yang

terjadi, dengan adanya perubahan kebijakan pemerintah pusat

tentang anggaran pembangunan dalam waktu cepat dimana

anggota DPRD menggunakan aturan yang ada namun diperiksa

dengan aturan anggaran yang baru. Dikemukakan pula bahwa

pihak eksekutif sering memberi dana yang tidak diketahui dari

mana sumbernya dan digunakan untuk keperluan apa.

Kelima, rendahnya kualitas moral masyarakat. Gaji rendah

sering dijadikan alasan untuk mencari tambahan penghasilan

meskipun dengan cara yang tidak benar.

Keenam, lemahnya kelembagaan politik suatu negara, baik

menyangkut sistem hukumnya, birokrasi maupun sistem interaksi

antarlembaga yang cenderung melahirkan perilaku dan budaya korup.

Ketujuh, korupsi terjadi karena penyakit bersama. Seperti

dikatakan oleh Kimberley Ann Elliott, bahwa korupsi menjadi

gejala baru dalam globalisasi. Dalam dunia yang serba terkoneksi,

Page 46: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

32 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

maka penyakit korupsi dengan cepat menular dari satu kawasan

ke kawasan lain.

C. Pengertian Antikorupsi

Antikorupsi merupakan kebijakan untuk mencegah dan

menghilangkan peluang bagi berkembangnya korupsi (Maheka,

t.th: 31). Pencegahan yang dimaksud adalah bagaimana

meningkatkan kesadaran individu untuk tidak melakukan korupsi

dan bagaimana menyelamatkan uang dan aset negara. Menurut

Maheka (t.th: 31), peluang bagi berkembangnya korupsi dapat

dihilangkan dengan cara melakukan perbaikan sistem (hukum dan

kelembagaan) dan perbaikan manusianya. Dalam hal perbaikan

sistem, langkah-langkah antikorupsi mencakupi:

1. Memperbaiki peraturan perundangan yang berlaku untuk

mengantisipasi perkembangan korupsi dan menutup celah

hukum atau pasal-pasal karet yang sering digunakan koruptor

melepaskan diri dari jerat hukum;

2. Memperbaiki cara kerja pemerintahan (birokrasi) menjadi

sederhana (simpel) dan efisien;

3. Memisahkan secara tegas kepemilikan negara dan kepemilikan

pribadi serta memberikan aturan yang jelas tentang

penggunaan fasilitas negara untuk kepentingan umum dan

penggunaannya untuk kepentingan pribadi;

4. Menegakkan etika profesi dan tata tertib lembaga dengan

pemberian sanksi secara tegas;

5. Penerapan prinsip-prinsip good governance;

6. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dan memperkecil

terjadinya human error.

Page 47: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

33Pendidikan Antikorupsi

Berkaitan dengan perbaikan manusia, langkah-langkah

antikorupsi meliputi:

1. Memperbaiki moral manusia sebagai umat beriman, yaitu

dengan mengoptimalkan peran agama dalam memberantas

korupsi. Artinya bahwa pemuka agama berusaha mempererat

ikatan emosional antara agama dengan umatnya, menyatakan

dengan tegas bahwa korupsi merupakan perbuatan tercela,

mengajak masyarakat untuk menjauhkan diri dari segala

bentuk perilaku korupsi, dan menumbuhkan keberanian

masyarakat untuk melawan korupsi;

2. Memperbaiki moral bangsa, yakni mengalihkan loyalitas

keluarga, klan, suku, dan etnik ke loyalitas bangsa;

3. Meningkatkan kesadaran hukum individu dan masyarakat

melalaui sosialisasi dan pendidikan antikorupsi;

4. Mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan

kesejahteraan;

5. Memilih pemimpin (semua level) yang bersih, jujur,

antikorupsi, peduli, cepat tanggap (responsif) dan dapat

menjadi teladan bagi yang dipimpin.

Upaya-upaya antikorupsi di berbagai negara seringkali

mengalami kegagalan. Karena itulah, Pope (2007: xxxi)

menyarankan hal-hal berikut agar upaya antikorupsi dapat

mencapai keberhasilan.

1. Kemauan yang teguh di pihak pemimpin politik untuk

memberantas korupsi dimanapun terjadi dan untuk diperiksa;

2. Menekankan pencegahan korupsi di masa datang dan

perbaikan sistem;

3. Adaptasi undang-undang antikorupsi yang menyeluruh

Page 48: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

34 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

dan ditegakkan oleh lembaga-lembaga yang mempunyai

integritas;

4. Identifikasi kegiatan-kegiatan pemerintahan yang paling

mudah menimbulkan rangsangan untuk korupsi dan meninjau

kembali undang-undng terkait dan prosedur administrasi;

5. Program untuk memastikan bahwa gaji pegawai negeri dan

pemimpin politik mencerminkan tanggung jawab jabatan

masing-masing dan tidak jauh berbeda dari gaji di sektor

swasta;

6. Penelitian mengenai upaya perbaikan hukum dan administrasi

yang memastikan upaya hukum dan administrasi bersangkutan

cukup mampu berfungsi sebagai penangkal korupsi;

7. Menciptakan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat

sipil;

8. Menjadikan korupsi sebagai perbuatan beresiko tinggi dan

berlaba rendah,

9. Mengembangkan gaya manajemen yang selalu berubah yang

memperkecil resiko bagi orang-orang yang terlibat dalam

korupsi “kelas teri”, dan yang mendapatkan dukungan dari

tokoh-tokoh politik, namun dilihat oleh masyarakat luas sebagai

program yang adil dan masuk akal bagi situasi yang ada.

D. Nilai-Nilai Antikorupsi

Upaya untuk melawan atau memberantas korupsi tidak cukup

dengan menangkap dan menjebloskan koruptor ke penjara, sebab

peluang untuk berbuat korupsi terhampar luas di hadapan para

calon koruptor, terlebih lagi banyak tersedia arena bagi koruptor-

koruptor baru untuk melampiaskan hasrat korupsinya. Itulah

Page 49: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

35Pendidikan Antikorupsi

sebabnya diperlukan penanaman nilai-nilai antikorupsi sebagai upaya

pencegahan kepada generasi muda. Mengapa nilai-nilai antikorupsi

perlu disemaikan ke dalam jiwa dan roh generasi muda? Ada keyakinan

bahwa generasi sekarang ini adalah generasi yang lahir, tumbuh,

dan berkembang di dalam sistem dan budaya yang korup. Hal ini

berakibat pada sikap permisif generasi sekarang terhadap perbuatan

korupsi. Secara lahiriah mereka mengutuk dan mencela perbuatan

korupsi, tetapi hati mereka tidak tega terhadap para koruptor,

sehingga mereka cenderung membiarkan dan memaafkan para

koruptor. Jika demikian halnya, selamanya korupsi tidak akan dapat

diberantas. Untuk itulah, generasi yang akan datang atau yang saat ini

disebut generasi muda harus didorong untuk mengembangkan sikap

menolak secara tegas setiap bentuk korupsi.

Perubahan dari sikap membiarkan dan menerima korupsi

ke sikap tegas menolak korupsi tidak akan pernah terwujud jika

generasi sekarang yang masih memiliki hati nurani tidak mau

dan mampu membina generasi muda untuk mengevaluasi dan

memperbarui nilai-nilai yang diwarisi dari generasi terdahulu

dan sekarang sesuai dengan tuntutan, perkembangan dan

kebutuhan bangsa. Nilai yang dimaksudkan di sini adalah sesuatu

yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan,

sesuatu yang disukai atau sesuatu yang baik (Bertens, 2001: 139).

Nilai-nilai antikorupsi yang perlu disemaikan kepada generasi

muda, terutama mereka yang masih duduk di bangku TK, SD, SMP,

SMA, dan Perguruan Tinggi antara lain:

1. Kejujuran

Kejujuran adalah sifat (keadaan) jujur, ketulusan hati, dan

kelurusan hati (Pusat Bahasa Depdiknas, 2002: 479). Kejujuran

Page 50: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

36 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

adalah mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan yang

dilakukan, dialami dan dirasakan (Sutrisno dan Sasongko, t.th.:

40). Kejujuran merupakan dasar setiap usaha untuk menjadi

orang kuat secara moral (Suseno, 1987: 142). Tanpa kejujuran,

manusia tidak dapat maju selangkah pun, karena ia tidak berani

menjadi diri sendiri. Tanpa kejujuran, keutamaan-keutamaan

moral lainnya akan kehilangan nilainya. Bersikap baik kepada

orang lain, tetapi tidak dilandasi kejujuran adalah kemunafikan

dan racun bagi diri sendiri. Tidak jujur berarti tidak seiya-sekata

dan itu berarti orang yang tidak jujur belum sanggup mengambil

sikap yang lurus. Orang yang tidak lurus, tidak menempatkan

dirinya sebagai titik tolak, tetapi lebih mengutamakan apa yang

diperkirakan diharapkan oleh orang lain. Kejujuran dimulai dari

lingkungan yang terdekat, yakni dari diri sendiri, keluarga, kelas,

sekolah dan tempat tinggal. Ibarat bola salju, pribadi jujur akan

menggelinding terus membentuk keluarga yang jujur. Keluarga

yang jujur menggelinding terus membentuk lingkungan tempat

tinggal terdekat yang jujur. Lingkungan yang jujur menggelinding

terus tak tertahankan akan membentuk masyarakat yang jujur

dan masyarakat jujur seperti itu pada akhirnya akan mampu

membangun karakter bangsa yang jujur. Contoh dalam hal ini

adalah bangsa Finlandia. Kata-kata kunci kejujuran adalah berkata

dan bertindak benar, lurus hati, terhormat, terbuka, menghargai

diri sendiri, dapat dipercaya, memiliki niat yang lurus terhadap

setiap tindakan (Bahri, 2008: 15; Tamrin, 2008: 16).

Dalam kehidupan sekolah maupun kampus, nilai kejujuran

dapat diwujudkan oleh siswa dan mahasiswa, dengan tidak

melakukan kecurangan akademik, seperti tidak berbohong kepada

Page 51: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

37Pendidikan Antikorupsi

guru dan dosen, tidak mencontek saat ujian, tidak melakukan

plagiarisme, dan tidak memalsukan nilai.

2. Tanggung Jawab

Kata tanggung jawab berasal dari kata tanggung dan kata jawab.

Kata tanggung bermakna beres, tidak perlu khawatir (Pusat Bahasa

Depdiknas, 2002: 1138). Tanggung jawab berarti keadaan wajib

menanggung segala sesuatunya atau fungsi menerima pembebanan

sebagai akibat sikap pihak sendiri atau orang lain (Pusat Bahasa

Depdiknas, 2002: 1139). Tanggung jawab adalah melaksanakan

tugas dengan sungguh-sungguh dari orang lain atau diri sendiri

hingga selesai atau sanggup menanggung resiko dari apa yang telah

dikerjakan atau diperbuat (Surono (ed), t.th: 16). Tanggung jawab

berarti bahwa orang tidak boleh mengelak bila diminta penjelasan

tentang perbuatannya (Bertens, 2001: 125). Bertanggung jawab

berarti suatu sikap terhadap tugas yang membebani kita, dimana

kita merasa terikat untuk menyelesaikannya demi tugas itu sendiri

(Suseno, 1987: 145). Dalam tanggung jawab terdapat pengertian

penyebab, artinya orang bertanggung jawab terhadap sesuatu

sikap dan perbuatan yang disebabkan olehnya. Setiap orang harus

bertanggung jawab terhadap apa yang diniatkan, dikatakan, dan

dilakukan, terlebih mereka yang mengaku dirinya pemimpin.

Seorang pemimpin yang bertanggung jawab terlahir dari individu

yang bertanggung jawab. Seorang belum dapat memimpin orang

lain kalau ia tidak mampu memimpin dirinya sendiri. Seorang

pemimpin adalah orang yang pertama kali mengerjakan tugas dan

orang yang paling akhir mengambil hak atau bagiannya (Bahri, 2008:

3). Kata kunci tanggung jawab adalah komitmen, siap menanggung

resiko, menjaga amanah, berani menghadapi resiko, tidak mengelak,

Page 52: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

38 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

ada konsekuensi yang harus ditanggung, dan berbuat yang terbaik

(Bahri, 2008: 14; Tamrin, 2008: 18).

Wujud nilai tanggung jawab di antaranya adalah belajar sungguh-

sungguh, mengerjakan tugas tepat waktu, memelihara amanah ketika

mendapat tugas atau menempati posisi tertentu dalam kegiatan

(kepanitiaan), dan lulus tepat waktu dengan meraih nilai baik.

3. Keberanian

Keberanian berasal dari kata berani, yang artinya mempunyai

hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam

menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya (Pusat Bahasa

Depdiknas, 2002: 138). Keberanian adalah tindakan untuk

memperjuangkan sesuatu yang diyakini kebenarannya (Sutrisno

dan Sasongko (ed), t.th.: 30). Orang yang berani mengatakan

yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah, merupakan

agen penting dalam mengembangkan nilai-nilai antikorupsi.

Mengatakan kebenaran adalah pahit dan buahnya adalah manis,

yaitu terwujudnya pribadi dan masyarakat yang baik dan benar.

Kata kunci keberanian adalah mantap, tegar, hadapi, tekat,

semangat, target, fokus, perjuangan, percaya diri, tak gentar, tidak

takut, dan pantang mundur (Bahri, 2008: 17; Tamrin, 2008: 23).

Nilai keberanian dalam kehidupan sekolah dan kampus dapat

diwujudkan dengan indikator berani bertanggung jawab atas apa

yang telah diperbuat, berani membela kebenaran dan keadilan

betapa pun pahitnya, dan berani mengakui kesalahan.

4. Keadilan

Keadilan berasal dari kata adil, artinya sama berat, tidak

berat sebelah, tidak memihak; berpihak kepada yang benar,

Page 53: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

39Pendidikan Antikorupsi

berpegang pada kebenaran; sepatutnya, tidak sewenang-wenang

(Pusat Bahasa Depdiknas, 2002: 8). Kata keadilan juga memiliki

makna yang beragam. Cephalus, seorang hartawan terkemuka

Athena, memaknai keadilan sebagai bersikap fair dan jujur dalam

membuat kesepakatan (Rasuanto, 2005: 8). Plato, seorang filsuf

Yunani terkenal, memahami keadilan sebagai keseimbangan atau

harmoni. Dalam bahasa Arab, kata adil berasal dari kata adl, yang

kata kerjanya adalah adala, yang berarti: (1) meluruskan atau

duduk lurus, mengamandemen atau mengubah, (2) melarikan

diri, berangkat atau mengelak dari satu jalan (yang keliru) menuju

jalan lain (yang benar), (3) sama atau sepadan atau menyamakan,

(4) menyeimbangkan atau mengimbangi, sebanding atau berada

dalam keadaan yang seimbang (Khadduri, 1999: 8). Keadilan

adalah memperlakukan seseorang sesuai dengan kebutuhan dan

haknya (Surono, t.th.: 47). Kata kunci keadilan adalah objektif,

sesuai, netral, proporsional, tidak memihak, berpikiran terbuka,

dan penuh pertimbangan (Bahri, 2008: 16; Tamrin, 2008: 21).

Nilai keadilan dalam kehidupan sekolah dan kampus dapat

diwujudkan dengan sikap dan perilaku tidak memilih teman dalam

bergaul, memberikan pujian kepada teman yang berprestasi, serta

tidak menyepelekan atau merendahkan teman.

5. Keterbukaan

Keterbukaan berasal dari kata terbuka, artinya tidak tertutup,

tersingkap, tidak dirahasiakan (Pusat Bahasa Depdiknas, 2002:

171). Nilai keterbukaan berkaitan erat dengan kejujuran. Terbuka

tidak berarti bahwa segala pertanyaan orang lain harus kita jawab

selengkap-lengkapnya atau orang lain berhak untuk mengetahui

segala perasaan dan pikiran kita. Terbuka berarti kita selalu muncul

Page 54: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

40 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

sebagai diri sendiri (Suseno, 1987: 142). Terbuka berarti pula kita

tidak menyembunyikan wajah kita yang sebenarnya. Pendek kata,

terbuka adalah orang boleh tahu siapa kita ini.

Nilai keterbukaan dalam kehidupan sekolah dan kampus

dapat diwujudkan dengan sikap dan perilaku mengungkapkan

sesuatu tanpa ditutup-tutupi, apa yang dikatakan sama dengan

apa yang dilakukan, apa yang dikerjakan dapat diakses oleh siapa

pun, serta memberikan informasi yang dibutuhkan tanpa ada yang

disembunyikan.

6. Kedisiplinan

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin, artinya tata tertib,

ketaatan kepada peraturan (Pusat Bahasa Depdiknas, 2002: 268).

Disiplin merupakan kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh

sifat yang teguh dalam memegang prinsip, pantang mundur dalam

menyatakan kebenaran, dan pada akhirnya mau berkorban untuk

kepentingan bangsa dan negara (Bahri, 2008: 3). Hidup disiplin

tidak berarti harus hidup seperti pola militer dengan hidup di barak

bagai robot, tetapi hidup disipilin dipahami siswa atau mahasiswa

dengan cara mengatur dan mengelola waktu sebaik-baiknya untuk

menyelesaikan tugas dan pekerjaan. Manfaat hidup disiplin adalah

siswa atau mahasiswa dapat mencapai tujuan atau mengejar

kepentingan secara lebih efisien dan efektif. Kata kunci kedisiplinan

adalah komitmen, tepat waktu, prioritas, perencanaan, taat, fokus,

tekun, dan konsisten (Tamrin, 2008: 17).

Wujud dari kehidupan disiplin dalam kegiatan di sekolah dan

kampus, di antaranya adalah belajar sesuatu dengan cermat,

mengerjakan sesuatu berdasarkan perencanaan yang matang,

serta menyelesaikan tugas tepat waktu.

Page 55: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

41Pendidikan Antikorupsi

7. Kesederhanaan

Kesederhanaan berasal dari kata sederhana, artinya bersahaja,

tidak berlebih-lebihan (Pusat Bahasa Depdiknas, 2002: 1008).

Kesederhanaan adalah sikap dan perilaku yang tidak berlebihan

terhadap suatu benda, tetapi lebih mementingkan tujuan dan

manfaatnya (Surono (ed), t.th: 3). Hidup sederhana berarti hidup

bersahaja dan tidak berlebih-lebihan yang didasari oleh suatu

sikap mental rendah hati. Kata kunci sederhana adalah bersahaja,

tidak berlebihan, sesuai kebutuhan, apa adanya, dan rendah hati

(Tamrin, 2008: 19).

Wujud dari nilai kesederhanaan dalam kehidupan sekolah

dan kampus, di antaranya adalah rendah hati dalam pergaulan di

sekolah dan kampus, berpakaian dan menggunakan asesoris tidak

berlebihan, tidak boros dalam memenuhi kebutuhan hidup, tidak

suka pamer kekayaan, serta hemat dalam menggunakan air, listrik,

dan energi lainnya.

8. Kerja keras

Kata “kerja” bermakna kegiatan melakukan sesuatu; sesuatu

yang dilakukan untuk mencari nafkah (Pusat Bahasa Depdiknas,

2002: 554). “Keras” berarti gigih atau sungguh-sungguh hati (Pusat

Bahasa Depdiknas, 2002: 550). Dengan demikian, bekerja keras

berarti melakukan sesuatu secara bersungguh-sungguh. Pribadi

pekerja keras akan muncul dari sosok yang memiliki motivasi tinggi

untuk berubah dan pantang menyerah dalam segala keadaan.

Pribadi pekerja keras dapat diwujudkan dengan selalu melakukan

tanggung jawab secara sungguh-sungguh serta melakukan segala

sesuatu dengan upaya terbaik, sekuat tenaga, penuh kecerdasan

tinggi, dan sepenuh hati. Menurut Alma (2008: 106), kerja keras

Page 56: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

42 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

merupakan salah satu dari delapan anak tangga untuk mencapai

keberhasilan. Anak tangga lainnya adalah mencapai tujuan dengan

menggunakan orang lain, penampilan yang baik, keyakinan diri,

membuat keputusan, pendidikan, dorongan ambisi, dan pandai

berkomunikasi. Karena pentingnya kerja keras, sampai-sampai

Nabi Muhammad saw., secara simbolik memberi hadiah kapak dan

tali kepada seorang laki-laki agar dapat digunakan untuk bekerja.

Kata kunci kerja keras adalah semangat, gigih, usaha, keyakinan,

tabah, keras pendirian, pantang menyerah, terus berharap, dan

mempunyai impian (Bahri, 2008: 16; Tamrin, 2008: 20).

Wujud dari nilai kerja keras dalam kehidupan di sekolah dan

kampus, di antaranya adalah tidak mengambil jalan pintas dalam

mencapai tujuan, menghargai proses tidak sekadar mencapai hasil

akhir, menggunakan waktu yang sebaik-baiknya untuk mengejar

suatu target atau tujuan, serta tidak terlalu memikirkan apa

yang akan diperoleh, tetapi memikirkan apa yang harus dapat

dihasilkan.

9. Kepedulian

Kepedulian berasal dari kata “peduli”, artinya mengindahkan,

memperhatikan, menghiraukan (Pusat Bahasa Depdiknas,

2002:841). Kepedulian bermakna berperilaku dan memperlakukan

orang lain dan lingkungan sekitarnya, sehingga bermanfaat bagi

semua pihak (Surono, t.th.: 57). Peduli merupakan sifat yang

dapat membuat segala kesulitan dapat dihadapi, segala keadaan

dapat ditanggung bersama, dan keterbatasan pun dapat dicarikan

solusinya. Kata kunci peduli adalah memahami, menghargai,

mendukung, menghormati, dan menolong (Bahri, 2008: 17).

Wujud dari nilai kepedulian dalam kehidupan di sekolah dan

Page 57: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

43Pendidikan Antikorupsi

kampus di antaranya adalah mematuhi peraturan sekolah dan

tata tertib kampus, membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi

teman, merawat tanaman di sekitar sekolah dan kampus, tidak

merusak fasilitas umum, serta merawat dan menjaga barang-

barang milik umum.

E. Pendidikan Antikorupsi

Tidak banyak yang memahami apa itu pendidikan antikorupsi.

Untuk itu dalam uraian berikut dijelaskan apa dan untuk apa

pendidikan antikorupsi. Secara umum, pendidikan antikorupsi

diartikan sebagai pendidikan koreksi budaya yang bertujuan untuk

mengenalkan cara berpikir dan nilai-nilai baru kepada peserta

didik (Suyanto, 2005: 43). Cara berpikir dan nilai-nilai baru penting

disosialisasikan atau ditanamkan kepada peserta didik karena

gejala korupsi di masyarakat sudah membudaya dan dikhawatirkan

para generasi muda menganggap korupsi sebagai hal biasa.

Pendidikan antikorupsi dapat dipahami juga sebagai usaha

sadar dan sistematis yang diberikan kepada peserta didik berupa

pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan

agar mereka mau dan mampu mencegah dan menghilangkan

peluang berkembangnya korupsi. Sasaran akhir bukan hanya

menghilangkan peluang, tetapi juga peserta didik sanggup

menolak segala pengaruh yang mengarah pada perilaku koruptif.

Setiap upaya pendidikan memiliki tujuan tertentu, demikian

pula pendidikan antikorupsi. Tujuan pendidikan antikorupsi adalah:

(1) pembentukan pengetahuan dan pemahaman mengenai

berbagai bentuk korupsi dan aspek-aspeknya, (2) perubahan

persepsi dan sikap terhadap korupsi, dan (3) pembentukan

Page 58: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

44 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

keterampilan dan kecakapan baru yang dibutuhkan untuk melawan

korupsi. Berdasarkan tujuan tersebut, dapat dicermati bahwa

pendidikan antikorupsi melibatkan 3 domain penting yaitu kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Pertama, aspek kognitif menekankan

pada kemampuan mengingat dan mereproduksi informasi

yang telah dipelajari, bisa berupa mengkombinasikan cara-cara

kreatif atau mensintesiskan ide-ide dan materi baru. Kedua,

domain afektif menekankan pada aspek emosi, sikap, apresiasi,

nilai atau pada level menerima atau menolak sesuatu. Ketiga,

yaitu domain psikomotorik menekankan pada tujuan melatih

kecakapan dan keterampilaUntuk membekali peserta didik agar

terbiasa berperilaku antikorupsi, maka dalam penyelenggaraan

pendidikan antikorupsi ketiga domain di atas harus diselaraskan

atau diintegrasikan dalam target kurikulum baik yang eksplisit

maupun implisit. Dengan demikian, arah pendidikan antikorupsi

menjadi jelas berdasarkan kriteria-kriteria yang dapat diukur.

F. Sekolah dan Perguruan Tinggi sebagai Agen

Pendidikan antikorupsi dapat dilaksanakan di semua jalur

pendidikan baik formal, nonformal maupun informal. Namun

karena otoritas yang dimiliki dan kultur yang dipunyai, jalur

formal atau sekolah dipandang efektif untuk menyiapkan generasi

muda berperilaku antikorupsi. Nilai-nilai kejujuran, keterbukaan,

tanggung jawab, kerja keras, keberanian, kesederhanaan, keadilan,

kedisiplinan dan komitmen dapat disemaikan secara subur melalui

kebudayaan sekolah. Karena inilah, para orang tua masih percaya

dan menyerahkan kepada sekolah untuk mendidik dan mengajar

anaknya. Mungkin karena fungsinya yang sangat strategis sehingga

Page 59: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

45Pendidikan Antikorupsi

sampai saat ini sekolah masih dipercaya masyarakat. Dalam kaitan

ini, Nasution (1995: 14-17) mencatat ada beberapa fungsi sekolah,

yaitu: (1) sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan, (2)

sekolah memberikan keterampilan dasar, (3) sekolah membuka

kesempatan memperbaiki nasib, (4) sekolah menyediakan tenaga

pembangunan, (5) sekolah membantu memecahkan masalah-

masalah sosial, (6) sekolah mentransmisi kebudayaan, (7) sekolah

membentuk manusia sosial, (8) sekolah sebagai sarana social

engineering, dan (9) sekolah juga dapat dipandang sebagai tempat

menitipkan anak terutama anak-anak pra-sekolah.

Pendidikan yang diselenggarakan sekolah berbeda dengan

jalur pendidikan yang lain. Pendidikan yang dikembangkan

oleh sekolah lebih dititikberatkan pada pendidikan intelektual,

yakni mengisi otak anak dengan berbagai macam pengetahuan

(Nasution, 1995: 13). Jalur pendidikan informal atau keluarga

lebih berfungsi membentuk manusia atau memuliakan manusia.

Seluruh proses pemuliaan atau pembentukan moral manusia

muda hanya mungkin lewat interaksi informal antara anak dengan

lingkungan hidupnya dan itu adalah keluarga. Dalam menunaikan

tugasnya, orang tua dibantu oleh masyarakat. Salah satu bantuan

yang diberikan masyarakat kepada orang tua adalah berupa

pembentukan manusia muda pada bidang intelektual dan proses

pembentukan hal tersebut berlangsung dalam lembaga sekolah

(Drost, 1999: 2).

Baik Nasution maupun Drost sama-sama sependapat bahwa

sekolah berfungsi sebagai pengembang pendidikan intelektual.

Namun demikian, sekolah atau pendidikan formal sebagai

bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional secara

Page 60: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

46 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

komprehensif tidak hanya berorientasi pada pengembangan

intelektual, tetapi juga bertujuan membangun karakter atau

membangun nilai-nilai kemanusiaan siswa. Pendek kata, sekolah

tidak hanya berfungsi sebagai wahana pendidikan intelektual,

tetapi juga sebagai lingkungan subur berkembangnya pendidikan

nilai. Hal ini sejalan dengan fungsi pendidikan nasional yaitu

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa.

Pendidikan nilai secara sederhana dapat diartikan sebagai

penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang.

Mulyana (2004: 119) mendefinisikan pendidikan nilai sebagai

pengajaran atau bimbingan kepada peserta didik agar mereka

menyadari nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan melalui

proses pertimbangan nilai yang tepat dan pembiasaan bertindak

yang konsisten. Dalam konteks yang lebih luas, nilai-nilai yang

dikembangkan melalui pendidikan sekolah tidak hanya menyentuh

nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan sebagaimana

dikemukakan oleh Mulyana, tetapi lebih dari itu juga nilai

kejujuran, nilai tanggung jawab, nilai kedisiplinan, nilai kebebasan,

nilai kesamaan, nilai kepemimpinan, nilai toleransi, nilai kesetiaan,

nilai kerjasama, nilai persahabatan, nilai cinta-kasih dan nilai-

nilai lainnya yang bermanfaat bagi pengembangan karakter dan

kepribadian siswa.

Pendidikan antikorupsi dalam konteks ini termasuk dalam

kategori pendidikan nilai. Hal ini dapat dimengerti karena yang

ingin dikejar oleh pendidikan antikorupsi tidak lain adalah

membentengi anak-anak dari perilaku koruptif dengan membekali

Page 61: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

47Pendidikan Antikorupsi

nilai-nilai luhur sebagaimana dikembangkan oleh pendidikan nilai.

Dalam upaya mengimplementasikan pendidikan antikorupsi

di sekolah dapat dipilih tiga strategi, yaitu strategi inklusif, strategi

eksklusif dan strategi studi kasus (Suyanto, 2005: 43). Dengan

mempertimbangkan kematangan berpikir dan emosional anak

serta padatnya jam pelajaran, strategi inklusif dapat dipilih dengan

cara menyisipkan nilai-nilai antikorupsi ke dalam sejumlah mata

pelajaran terkait. Pendekatan eksklusif dapat digunakan untuk

jenjang pendidikan menengah, yakni dengan cara memasukkan

pendidikan antikorupsi ke dalam kurikulum lokal (muatan lokal)

atau melalui kegiatan ekstra-kurikuler yang lebih bernuansakan

kesiswaan.

Substansi pendidikan antikorupsi dimasukkan sebagai

salah satu atau beberapa kompetensi dasar dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagaimana dilegalisasi oleh

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Pada jenjang SD kelas V

semester 1, kompetensi dasar yang berkaitan dengan pendidikan

antikorupsi adalah: “memberi contoh peraturan perundang-

undangan tingkat pusat dan daerah seperti pajak, antikorupsi,

lalu lintas dan larangan merokok”. Pada jenjang SMP kelas VIII

semester 1 terdapat dua kompetensi dasar yang menunjang

perilaku antikorupsi yaitu: (1) mengidentifikasi kasus korupsi dan

upaya pemberantasan korupsi di Indonesia, (2) mendeskripsikan

pengertian antikorupsi dan instrumen (hukum dan kelembagaan)

antikorupsi di Indonesia. Kompetensi dasar yang dikembangkan

untuk pendidikan antikorupsi pada jenjang SMA kelas X

semester 1 adalah: (1) menganalisis upaya pemberantasan

korupsi di Indonesia, (2) menampilkan peran serta dalam upaya

Page 62: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

48 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

pemberantasan korupsi di Indonesia. Kompetensi dasar yang

dikembangkan tersebut memberi warna baru bagi substansi materi

dan pembelajaran mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan

baik pada jenjang, SD, SMP maupun SMA.

Cukup banyak model pembelajaran yang dapat dipilih untuk

pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan

kompetensi dasar pemberantasan korupsi. Dalam kompetensi

dasar “Memberi contoh peraturan perundang-undangan tingkat

pusat dan daerah seperti pajak, antikorupsi, lalu lintas, dan

larangan merokok” di Sekolah Dasar kelas V semester 1, guru dapat

mencoba model pembelajaran “siklus belajar”. Langkah-langkah

pembelajaran siklus belajar menurut Karli dan Yuliariatiningsih

(2003: 41) adalah sebagai berikut.

Pada tahap awal model ini, guru dapat mengajukan pertanyaan

atau menggali informasi yang dimiliki siswa. Pertanyaan itu

misalnya: apakah anak-anak tahu apa itu korupsi, perilaku

manakah yang termasuk korupsi, undang-undang apa saja yang

mengatur tentang pemberantasan korupsi, apakah ada peraturan

daerah yang mendukung perilaku antikorupsi dan pertanyaan lain

yang berkaitan dengan konsep perilaku korupsi maupun perilaku

antikorupsi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan secara

Page 63: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

49Pendidikan Antikorupsi

lisan atau tertulis dan bisa bersifat individual maupun kelompok.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untuk membantu siswa

dalam memanipulasi materi pelajaran yang disampaikan guru

terutama dengan cara mencari dan mengumpulkan fakta-fakta

tentang korupsi dan antikorupsi. Dalam tahap ini guru berusaha

menggali konsepsi awal siswa mengenai perilaku korupsi dan

antikorupsi sebagaimana dirumuskan dalam peraturan perundang-

undangan.

Tahap kedua dari siklus belajar adalah pengenalan konsep.

Dalam hal ini, guru mengumpulkan informasi dari para siswa yang

berkenaan dengan pengalaman mereka dalam tahap eksplorasi.

Guru mengajak anak-anak untuk menyampaikan pendapatnya

tentang perilaku korupsi dan atau antikorupsi sebagaimana

diketahui anak-anak. Pada awal tahap ini, guru berusaha

menunda penilaian atau komentar terhadap pendapat siswa.

Setelah semua pendapat atau jawaban disampaikan, barulah

guru melakukan klarifikasi, mencocokkan jawaban siswa dengan

konsep yang dimiliki guru dan guru akhirnya memberi penjelasan

sekaligus menyampaikan konsep-konsep baru tentang korupsi dan

antikorupsi sebagaimana dirumuskan oleh ketentuan undang-

undang maupun peraturan daerah.

Tahap terakhir, yaitu aplikasi konsep di mana guru menyiapkan

situasi yang dapat mendorong dan merangsang anak berdasarkan

pengalaman mereka pada tahap eksplorasi dan pengenalan

konsep. Dalam tahap ini, guru meminta para siswa untuk

menerapkan konsep yang sudah dipahami pada contoh kejadian

lain terutama kejadian sehari-hari yang mereka lihat, mereka

alami dan mereka rasakan. Anak-anak bisa diberi pertanyaan atau

Page 64: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

50 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

tugas untuk memberi contoh undang-undang, peraturan daerah

atau peraturan lain yang memuat rumusan perilaku korupsi atau

mengajukan fakta-fakta baru tentang perilaku antikorupsi.

Model pembelajaran siklus belajar tersebut di atas juga dapat

diterapkan dosen pengampu mata kuliah pendidikan antikorupsi

di perguruan tinggi, sesuai dengan tingkat kematangan dan

perkembangan mahasiswa.

Sebenarnya masih banyak model pembelajaran yang dapat

diterapkan untuk menjelaskan substansi pendidikan antikorupsi,

terutama untuk siswa-siswa SD. Teknik-teknik tersebut, misalnya

teknik mencari pasangan, teknik bertukar pasangan, teknik berpikir

berpasangan berempat, teknik berkirim salam dan soal, teknik

kepala bernomor, teknik dua tinggal dua tamu, teknik keliling

kelompok, teknik keliling kelas, teknik kancing gemerincing, teknik

jigsaw dan teknik-teknik lainnya yang relevan dengan kompetensi

dasar yang ingin dicapai. Demikian pula untuk pembelajaran

antikorupsi di kelas VIII SMP dan kelas X SMA dapat dipilih,

misalnya model penelitian sosial, simulasi, brainstorming, studi

kasus, silang pendapat, problem-centered group, seminar group,

syndicate group, debat, team-quiz, poster dan model-model lain

yang relevan dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Di Perguruan Tinggi, pendidikan antikorupsi dapat

diintegrasikan ke dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila,

Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama, Bahasa

Indonesia, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, Kuliah Kerja

Nyata (KKN), atau dapat dijadikan sebagai mata kuliah tersendiri,

seperti yang dilakukan oleh Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Universitas Paramadina, dan Universitas

Page 65: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

51Pendidikan Antikorupsi

Negeri Semarang. Sebelum keluarnya edaran dari Dirjen Dikti

Kemekdikbud tentang kewajiban perguruan tinggi untuk

melaksanakan pendidikan antikorupsi, ketiga perguruan tinggi

tersebut sudah memiliki kurikulum pendidikan antikorupsi dengan

substansi materi antikorupsi yang tidak jauh berbeda. Aplikasi

pendidikan antikorupsi pada tiga perguruan tinggi tersebut

bervariasi. UIN Syarif Hidayatullah dan Universitas Paramadina

mewajibkan mahasiswanya (mahasiswa baru) untuk mengikuti

kuliah pendidikan antikorupsi, sedangkan pendidikan antikorupsi

di Universitas Negeri Semarang baru diberikan kepada mahasiswa

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

(PPKn) FIS Unnes. Namun berdasarkan kurikulum 2012, mata

kuliah Pendidikan Antikorupsi juga diberikan di semua program

studi yang ada di Fakultas Ilmu Sosial, serta diberikan kepada

mahasiswa Fakultas Hukum. Di Fakultas Ilmu Sosial, khususnya

pada program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

(PPKn), Pendidikan Antikorupsi berstatus sebagai mata kuliah

wajib, sedangkan pada program studi lainnya di Fakultas Ilmu

Sosial dan di Fakultas Hukum, Pendidikan Antikorupsi merupakan

mata kuliah pilihan.

Apa yang diuraikan di atas adalah contoh penerapan

pendidikan antikorupsi di sekolah dan perguruan tinggi melalui

jalur intrakurikuler atau strategi yang khas kurikuler. Pendidikan

antikorupsi tentu saja tidak hanya dapat dilaksanakan secara

formal melalui kurikulum sekolah dan perguruan tinggi. Melalui

kegiatan ekstra-kurikuler, tujuan pendidikan antikorupsi dapat

diwujudkan. Sekolah dapat menggelar kegiatan lomba tulis

dan baca puisi antikorupsi, lomba poster antikorupsi, lomba

Page 66: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

52 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

pidato antikorupsi, lomba geguritan antikorupsi, lomba dongeng

antikorupsi, lomba kisah antikorupsi, lomba tulis cerpen

antikorupsi, drama antikorupsi, happening-art antikorupsi, lomba

fotografi antikorupsi, debat antikorupsi, dan kegiatan atau wahana

lain yang lebih cair, segar, menyenangkan, bebas, menarik,

menantang dan mendidik.

Pada tingkat perguruan tinggi, selain disisipkan dalam

mata kuliah yang relevan atau menjadi mata kuliah tersendiri,

pendidikan antikorupsi dapat diwujudkan dalam kegiatan

ekstrakurikuler, seperti pelatihan antikorupsi pada aktivis Badan

Eksekutif Mahasiswa dan Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program

Studi, rubrik antikorupsi di koran atau majalah mahasiswa (pers

kampus), siaran antikorupsi pada radio atau televisi kampus,

pergelaran tari atau musik antikorupsi, gelar lukis antikorupsi, atau

pengembangan nilai-nilai luhur yang mendukung sikap antikorupsi

pada aktivis UKM Kepramukaan dan Resimen Mahasiswa.

G. Metode Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Antikorupsi

Sebagaimana sudah diuraikan dalam bagian sebelumnya

bahwa untuk menjelaskan materi dari mata kuliah Pendidikan

Antikorupsi, dapat digunakan model pembelajaran Siklus

Belajar. Model ini banyak diterapkan di sekolah dasar maupun

sekolah menengah. Dalam bagian ini akan dipaparkan metode

pembelajaran lainnya yang dapat digunakan di perguruan

tinggi dan dipilih oleh dosen pengampu mata kuliah Pendidikan

Antikorupsi, di antaranya adalah metode in-class discussion,

case study, improvement system scenario, generale lecture, film

Page 67: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

53Pendidikan Antikorupsi

discussion, investigative report, thematic exploration, prototype,

prove the government, education tools, integrated writing, dan

social problem solving (Ditnaga Dikti Depdiknas, 2007; Puspito,

dkk. (ed), 2011).

1. Diskusi di dalam Kelas (In-Class Discussion)

Pembelajaran in-class discussion ditujukan untuk

menumbuhkan kepekaan atau keasadaran dan kerangka berpikir.

Proses atau langkah-langkahnya, seperti halnya langkah-langkah

diskusi pada umumnya. Dosen bertindak sebagai fasilitator, yang

mendorong mahasiswa mendiskusikan konsep-konsep korupsi dan

antikorupsi. Diusahakan mahasiswa menyimpulkan sendiri apa

yang telah didiskusikan di bawah bimbingan dosen. Diharapkan

dari cara diskusi ini, pengetahuan dan pemahaman mahasiswa

tentang persoalan korupsi makin meningkat. Demikian pula,

kemampuan mereka dalam menganalisis permasalahan korupsi

makin baik.

2. Studi Kasus (Case Study)

Tujuan case study adalah untuk meningkatkan kepekaan

mahasiswa terhadap kasus korupsi dan mampu melakukan analisis

terhadap kasus tersebut berdasarkan konsep korupsi yang telah

disampaikan oleh dosen. Kasus disisipkan oleh dosen setiap sesi

pertemuan perkuliahan. Kasus bisa diperoleh dari koran, majalah,

atau internet, lalu dibahas oleh mahasiswa secara berkelompok

atau pun mandiri. Diupayakan kasus yang dibahas tidak kasus besar

(grand corruption), tetapi juga petty corruption dan dilema korupsi

yang dihadapi masyarakat maupun mahasiswa. Tidak hanya hal-

hal negatif, seperti kasus korupsi yang dapat didiskusikan oleh

Page 68: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

54 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

mahasiswa, tetapi juga best practice dari penanganan kasus atau

pencegahan korupsi yang dilakukan oleh suatu instansi, swasta,

atau pun masyarakat.

3. Skenario Sistem Pengembangan (Improvement System Scenario)

Tujuan metode ini adalah memberikan rangsangan kepada

mahasiswa agar memikirkan penyelesaian masalah secara nyata.

Hampir mirip dengan metode studi kasus, dosen memberikan satu

bahan diskusi atau bisa juga mahasiswa diminta mencari sendiri

kasus korupsi yang akan dibahas. Bedanya dengan case study,

metode ini mengharuskan mahasiswa untuk membuat skenario

sistem perbaikan atau penyelesaian atas kasus yang dikaji. Dengan

model ini, mahasiswa akan makin meningkat kemampuannya

dalam menganalisis permasalahan korupsi sekaligus berkembang

pula kapasitasnya dalam mencari solusi terhadap persoalan

korupsi.

4. Kuliah Umum (Generale Lecture)

Generale lecture bertujuan untuk mempelajari suatu bahan

atau konsep tentang korupsi dan bagaimana pemberantasannya

dari seorang praktisi atau orang-orang lapangan yang berkiprah

dalam kaitannya dengan persoalan korupsi. Kegiatannya adalah

menghadirkan seorang pembicara tamu untuk berbagi informasi

dan pengalaman tentang cara memberantas dan mencegah

korupsi. Pembicara tamu dapat berasal dari tokoh-tokoh

berpengalaman, seperti pimpinan KPK, pemuka agama, pejabat

pemerintah yang bersih, pengusaha bersih, politisi bersih, dan

yang lain.

Page 69: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

55Pendidikan Antikorupsi

5. Diskusi Film (Film Discussion)

Metode ini menggunakan media film sebagai media

pembelajaran. Kegiatannya adalah dosen memutar film

dokumenter tentang kasus korupsi atau antikorupsi, selanjutnya

mahasiswa memberikan komentar atau membahas secara

berkelompok atau individual. Hal-hal yang dapat didiskusikan

di antaranya adalah bentuk atau jenis korupsi, dilema yang

dihadapi koruptor atau orang yang membantu berlangsungnya

suatu tindakan korupsi. Diskusi dapat juga diperkaya dengan

menghadirkan pengalaman serupa yang dihadapi oleh mahasiswa.

6. LaporanInvestigasi(Investigative Report)

Tujuan metode ini adalah mahasiswa memiliki kompetensi

untuk mengidentifikasi dan menganalisis sebuah kasus korupsi

yang riil terjadi di lingkungan sekitar atau di suatu daerah serta

mampu membuat laporan kasus korupsi secara efektif. Kegiatan

yang dilakukan adalah mahasiswa dalam beberapa minggu turun

ke lapangan untuk melakukan investigasi. Langkah-langkahnya

adalah (a) dosen membentuk kelompok, (b) kelompok mahasiswa

menentukan tindakan korupsi dan lokasi terjadinya korupsi, (c)

kelompok mahasiswa melakukan investigasi dengan teknik yang

benar, (d) kelompok menyusun laporan yang sudah merekam kasus,

data, dan analisis kasus, dan (e) kelompok mempresentasikan

laporannya di depan kelas. Untuk mengumpulkan data dan

informasi, mahasiswa dapat menggunakan tape recorder,

kamera, video, dan alat perekam lainnya. Agar tercipta kesadaran

masyarakat bahwa korupsi merupakan musuh bersama, mahasiswa

dapat mengundang wakil masyarakat dan media massa dalam

diskusi yang mereka lakukan.

Page 70: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

56 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

7. EksplorasiTematik(Thematic Exploration)

Metode ini bertujuan untuk membangun cara berpikir yang

komprehensif dalam menggali sebuah kasus. Kegiatan yang

dilakukan adalah mahasiswa melakukan observasi sebuah kasus

korupsi atau perilaku koruptif lainnya, selanjutnya menganalisisnya

dari berbagai sudut pandang atau perspektif sosial, budaya,

hukum, ekonomi, politik dan sebagainya. Untuk memperkaya

pemahaman, mahasiswa dapat menganalisis suatu kasus dengan

menggunakan perspektif dari penanganan kasus yang dilakukan di

negara lain. Melalui metode ini, kemampuan analisis mahasiswa

akan semakin tajam.

8. Prototipe(Prototype)

Tujuan metode prototype adalah penerapan keilmuan atau ciri

khas perguruan tinggi atau ciri khas lokal dalam mengembangkan

teknik antikorupsi. Kegiatan yang dilakukan adalah membuat

prototype teknologi terkait dengan cara-cara penanggulangan

korupsi. Teknologi tersebut bisa berbasis IT maupun non IT. Hasil-

hasil dari prototipe ini dapat dipamerkan di kelas atau pun di

tempat lain yang dapat diperkenalkan kepada mahasiswa lain atau

pelajar.

9. Pembuktian Kebijakan Pemerintah (Prove The Government Policy)

Dalam metode ini mahasiswa memantau realisasi janji

pemerintah, sebagai wujud dari integritas pemerintah. Kegiatannya

adalah kelompok mahasiswa melakukan pengamatan (observasi),

terjun ke lapangan untuk melihat sejauhmana kesesuaian antara

janji pejabat pemerintah ketika mereka melakukan kampanye

Page 71: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

57Pendidikan Antikorupsi

politik selama pemilihan dengan realisasi program kegiatan yang

diterima masyarakat.

10. Alat-Alat Pendidikan (Education Tools)

Tujuan metode ini adalah menciptakan media pembelajaran

yang kreatif untuk segmen pendidikan formal maupun publik

dalam rangka kegiatan antikorupsi. Kegiatannya adalah mahasiswa

dapat mewujudkan kreasi dan inovasinya dengan menciptakan

produk yang dapat menjadi media pembelajaran antikorupsi.

Produk tersebut bisa berupa peraga antikorupsi yang bersifat

animasi maupun nonanimasi. Animasi dapat dibuat dengan

memanfaatkan komputer, sedangkan nonanimasi dapat berupa

cerita gambar, komik, kartun, boneka, wayang, dan lain-lain.

11. Pembelajaran Keterampilan Menulis Terpadu (Integrated Writing)

Model pembelajaran ini biasa diterapkan dalam pengajaran

bahasa Inggris. Dalam model ini, mahasiswa dibekali dengan

keterampilan berbahasa yang terpadu, dengan harapan mereka

mampu meringkas, mensintesis, dan mengembangkan bahan-

bahan yang didengar, dibaca, dan didiskusikan untuk selanjutnya

menuangkannya dalam suatu karya tulis dengan tata bahasa, kosa

kata, dan kaidah penulisan yang benar (Ditnaga Dikti Depdiknas,

2007). Pendek kata, melalui pembelajaran ini, mahasiswa

memiliki keterampilan menulis secara terpadu berdasarkan fakta

dan gagasan yang diperolehnya dari membaca dan mendengarkan

bahan-bahan tentang korupsi.

Kompetensi yang diharapkan dimiliki mahasiswa agar mereka

dapat menghasilkan karya tulis yang baik, di antaranya: (a)

Page 72: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

58 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

memahami ide pokok dari bacaan akademis atau bahan kuliah

dalam diskusi kelompok atau kelas, (2) menemukan informasi

tertentu dari kuliah atau diskusi kelas yang berkaitan dengan

bahan bacaan, dan (3) menghubungkan dengan tepat informasi

yang dapat diperoleh dari bacaan dan perkuliahan atau diskusi

(Ditnaga Dikti Depdiknas, 2007).

Materi kuliah dapat berupa materi mendengarkan kuliah

singkat, membaca bahan kuliah atau artikel kuliah yang berkaitan

dengan persoalan korupsi serta mendiskusikan dalam kelompok

tentang materi yang didengar dan dibaca. Oleh karena model

ini khas model pembelajaran bahasa, maka perkuliahan ini juga

mencakupi pengenalan konsep keterpaduan antarketerampilan

berbahasa dan komponen bahasa, cara-cara membuat ringkasan,

catatan dan parafrasa yang benar dari bahan audio dan bahan

tertulis.

Kegiatan pembelajaran keterampilan menulis terpadu

meliputi langkah-langkah berikut.

Pertama, mahasiswa mencari atau memperoleh fakta dan

gagasan dari sumber atau bahan lisan tentang fenomena korupsi.

Kedua, mahasiswa mencari atau memperoleh fakta dan

gagasan dari sumber atau bahan tertulis tentang fenomena

korupsi.

Ketiga, mahasiswa membandingkan dan mengkontraskan

fakta dan gagasan baik yang terdapat dalam sumber lisan maupun

sumber tertulis.

Keempat, mahasiswa menyusun wacana deskriptif tentang

fenomena korupsi (misalnya korupsi di kalangan elit partai politik)

Page 73: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

59Pendidikan Antikorupsi

berdasarkan fakta dan gagasan yang diperoleh dari berita televisi

atau artikel di koran atau majalah.

Evaluasi dari pembelajaran keterampilan menulis terpadu

dilakukan dengan penilaian otentik yang bersifat berkelanjutan

atau yang biasa disebut penilaian proses. Dalam hal ini, mahasiswa

dinilai dengan performance assessment, yakni menggunakan

instrumen rubrik, check list, dan portofolio. Ini artinya, setiap

kegiatan mahasiswa dinilai, mulai dari saat berdiskusi, membuat

catatan dan ringkasan, dan mempresentasikan hasil kerja

kelompok di depan kelas.

12. Pembelajaran Keterampilan Pemecahan Masalah Sosial (Social Problem Solving)

Individu merupakan aktor sosial dalam kehidupan

bermasyarakat. Sebagai aktor sosial, ia harus dapat mengambil

keputusan secara bernalar. Kemampuan tersebut tercermin melalui

proses pembelajaran yang memungkinkan individu terlibat dalam

berbagai bentuk kegiatan pemecahan masalah sosial baik secara

individual maupun secara kolektif (Ditnaga Dikti Depdiknas, 2007).

Pembelajaran keterampilan pemecahan masalah sosial merupakan

strategi tepat untuk menempa kemampuan mahasiswa sebagai

aktor sosial. Melalui strategi ini dikembangkan pembelajaran

yang melibatkan peserta didik dalam praktik pemecahan masalah

sosial, khususnya yang berkenaan dengan kebijakan publik.

Pembelajaran keterampilan pemecahan masalah sosial

menerapkan pendekatan fungsional atau pendekatan berbasis

masalah (problem-based learning). Pembelajaran ini bertolak

dari strategi inquiry learning, discovery learning, problem solving

learning, dan research oriented learning.

Page 74: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

60 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Langkah-langkah pembelajaran keterampilan pemecahan

masalah sosial adalah: (a) mengidentifikasi masalah kebijakan

publik, khususnya masalah korupsi yang terjadi di dalam tubuh

pemerintah, lembaga legislatif atau pun di masyarakat, (b)

memilih satu masalah sosial (korupsi) untuk dikaji di dalam kelas,

(c) mahasiswa mengumpulkan informasi yang terkait dengan

masalah tersebut, (d) mengembangkan portofolio kelas, (e)

menyajikan portofolio, dan (f) melakukan refleksi pengalaman

belajar (Ditnaga Dikti Depdiknas, 2007).

H. Rangkuman

Korupsi diartikan sebagai penyelewengan atau

penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan sebagainya) untuk

keuntungan pribadi atau orang lain. Korupsi dipahami sebagai

perbuatan busuk, rusak, kotor, serta menggunakan uang atau

barang milik lain (perusahaan atau negara) secara menyimpang

yang menguntungkan diri sendiri.

Korupsi melibatkan penyalahgunaan kepercayaan, yang

umumnya melibatkan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi.

Korupsi juga dimaknai sebagai penyalahgunaan peran, jabatan

publik atau sumber untuk keuntungan pribadi.

Ada dua cara untuk mengatasi korupsi, yaitu dengan

pencegahan (pendidikan antikorupsi) dan pemberantasan korupsi

dengan penindakan terhadap pelaku tindak pidana korupsi.

Pendidikan antikorupsi adalah usaha sadar dan sistematis yang

diberikan kepada peserta didik berupa pengetahuan, nilai-nilai,

sikap dan keterampilan yang dibutuhkan agar mereka mau dan

mampu mencegah dan menghilangkan peluang berkembangnya

Page 75: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

61Pendidikan Antikorupsi

korupsi. Sasaran akhir bukan hanya menghilangkan peluang,

tetapi juga peserta didik sanggup menolak segala pengaruh yang

mengarah pada perilaku koruptif.

Pendidikan antikorupsi dilakukan dengan cara menanamkan

nilai-nilai antikorupsi kepada anak-anak, siswa, mahasiswa,

dan generasi muda, guna membentuk sikap antikorupsi dan

menghilangkan peluang berkembangnya tindak pidana korupsi

maupun perilaku koruptif lainnya. Nilai-nilai antikorupsi yang

ditanamkan tersebut, yaitu nilai kejujuran, tanggung jawab,

keberanian, keadilan, keterbukaan, kedisiplinan, kesederhanaan,

kerja keras, dan kepedulian.

Nilai-nilai antikorupsi tersebut secara formal ditanamkan

di sekolah dan perguruan tinggi melalui kurikulum yang

dikembangkan. Nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan ke

dalam kurikulum, misal dalam silabi, satuan acara pembelajaran

(perkuliahan), dan kontrak pembelajaran (perkuliahan) atau

pun diselenggarakan dalam bentuk mata pelajaran atau mata

kuliah tersendiri. Metode pembelajaran yang dapat dipilih untuk

menanamkan nilai-nilai antikorupsi di antaranya adalah metode

in-class discussion, case study, improvement system scenario,

generale lecture, film discussion, investigative report, thematic

exploration, prototype, prove the government, education tools,

integrated writing, dan social problem solving.

Page 76: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

62

BAB III BENTUK DAN JENIS-JENIS KORUPSI

Bentuk dan jenis-jenis korupsi di berbagai negara tidak sama,

tergantung pada pengalaman atau sejarah negara tersebut

dan dapat dikembangkan berdasarkan praktik-praktik korupsi atau

kreativitas dari para perampok harta rakyat dan negara.

A. Bentuk Korupsi

Sebagaimana telah disebutkan dalam Bab II, definisi korupsi

diuraikan panjang lebar dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun

1999 dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001. Sebanyak 13

pasal menjelaskan bentuk-bentuk korupsi di Indonesia yang dapat

dilakukan penindakan terhadapnya. Dari pasal-pasal tersebut,

korupsi dirinci lebih lanjut ke dalam 30 bentuk tindak pidana

korupsi. Pasal-pasal tersebut menjelaskan secara rinci tentang

perbuatan-perbuatan yang bisa dikenakan pidana penjara karena

kasus korupsi.

Ketiga puluh bentuk tindak pidana korupsi tersebut pada

dasarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Kerugian keuangan negara: pasal 2 dan 3.

2. Suap menyuap: pasal 5 ayat (1) huruf a, pasal 5 ayat (1) huruf

b, pasal 5 ayat (2), pasal 6 ayat (1) huruf a, pasal 6 ayat (1)

Page 77: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

63Pendidikan Antikorupsi

huruf b, pasal 6 ayat (2), pasal 11, pasal 12 huruf a, pasal 12

huruf b, pasal 12 huruf c, pasal 12 huruf d dan pasal 13.

3. Penggelapan dalam jabatan: pasal 8, pasal 9, pasal 10 huruf a,

pasal 10 huruf b, dan pasal 10 huruf c.

4. Pemerasan: pasal 12 huruf e, pasal 12 huruf f, pasal 12 huruf g.

5. Perbuatan curang: pasal 7 ayat (1) huruf a, pasal 7 ayat (1)

huruf b, pasal 7 ayat (1) huruf c, pasal 7 ayat (1) huruf d, pasal

7 ayat (2) dan pasal 12 huruf h.

6. Benturan-benturan dalam pengadaan: pasal 12 huruf i.

7. Gratifikasi: pasal 12 B jo pasal 12 C (KPK, 2006: 4-5).

Selain definisi tindak pidana korupsi sebagaimana diuraikan

di atas, masih terdapat tindak pidana lain yang berkaitan dengan

tindak pidana korupsi yakni sebagaimana diatur di dalam pasal 21,

22 jo 28, 22 jo 29, 22 jo 35, 22 jo 36 dan 24 jo 31.

Pasal 2 UU Nomor 31 Tahun 1999 yang sebagian berbunyi:

setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi

yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian

negara (KPK, 2006: 25). Perbuatan yang merugikan keuangan

atau perekonomian negara ini tergolong perbuatan atau tindak

pidana korupsi. Demikian pula rumusan pasal 3 juga tergolong

tindak pidana korupsi, yaitu: setiap orang yang dengan tujuan

menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,

menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada

padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan

keuangan negara atau perekonomian negara (KPK, 2006: 27). Pasal

2 dan 3 ini adalah korupsi dalam bentuk merugikan keuangan

negara.

Page 78: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

64 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Suap-menyuap diatur dalam 5 pasal dari UU Korupsi.

Pasal 5 ayat (1) huruf a menyatakan bahwa: setiap orang yang

memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau

penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau

penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya

termasuk perbuatan suap-menyuap. Demikian pula pasal 5 ayat (1)

huruf b yang berbunyi: memberi sesuatu kepada pegawai negeri

atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan

sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau

tidak dilakukan dalam jabatannya, termasuk juga kategori suap-

menyuap. Suap-menyuap terdapat pula dalam rumusan pasal

5 ayat (2), yaitu bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara

yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dalam ayat (1)

huruf a dan b, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1). Pidana penjara yang dikenakan kepada

pihak yang menerima suap tersebut adalah pidana penjara paling

singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun serta pidana denda paling

sedikit Rp 50 juta dan paling banyak Rp 250 juta. Pasal 11, 12,

dan 13 berkaitan dengan pasal 5 mengenai suap yang diterima

pegawai negeri atau penyelenggara negara.

Rumusan suap dalam pasal 11 berbunyi: pegawai negeri atau

penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal

diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut

diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan

dengan jabatannya.

Pasal 12 huruf a berunsurkan suap, berbunyi: pegawai

negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau

Page 79: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

65Pendidikan Antikorupsi

janji padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji

tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau

tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan

dengan kewajibannya.

Demikian pula pasal 12 huruf b yang menyatakan bahwa

pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima

hadiah padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah

tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah

melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya, tergolong tindakan suap-

menyuap.

Pasal 13 yang berbunyi: setiap orang yang memberi hadiah

atau janji kepada pegawai negeri dengan mengingat kekuasaan

atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya

atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada

jabatan atau kedudukan tersebut, termasuk rumusan suap yang

berkaitan dengan posisi pegawai negeri.

Pasal 12 huruf c dan d memuat ketentuan suap yang menimpa

hakim dan advokat. Pasal 12 huruf c berbunyi: hakim yang

menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga

bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk memengaruhi

putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili.

Sementara itu, pasal 12 d menyatakan: seseorang yang menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi

advokat untuk menghadiri sidang pengadilan, menerima hadiah

atau janji padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah

atau janji tersebut untuk memengaruhi nasihat atau pendapat

yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan

Page 80: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

66 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

kepada pengadilan untuk diadili.

Masih terkait dengan suap yang diterima hakim dan advokat,

pasal 6 pun mengindikasikan hal ini. Pasal 6 ayat (1) huruf a

menyatakan: setiap orang yang memberi atau menjanjikan

sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk memengaruhi

putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili, dapat

digolongkan perbuatan penyuapan.

Demikian pula, pasal 6 ayat (1) huruf b yang menyatakan: setiap

orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang

yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan

ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan

dengan maksud untuk memengaruhi nasihat atau pendapat yang

akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada

pengadilan untuk diadili, termasuk perbuatan menyuap.

Baik hakim maupun advokat yang menerima suap akan

dipidana sedikitnya 3 tahun dan paling lama 15 tahun, sebagaimana

dirumuskan dalam pasal 6 ayat (2): bagi hakim yang menerima

pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf

a atau advokat yang menerima pemberian atau janji sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana yang

sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Penggelapan dalam jabatan dirumuskan dalam 3 pasal,

yaitu pasal 8, 9, dan 10 huruf a, b, dan c. Pasal 8 menyatakan:

pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan

menjalankan suatu jabatan umum secara terus-menerus atau

untuk sementara waktu dengan sengaja menggelapkan uang atau

surat berharga yang disimpan karena jabatannya atau membiarkan

uang atau surat berharga tersebut diambil atau digelapkan oleh

Page 81: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

67Pendidikan Antikorupsi

orang lain atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut,

tergolong perbuatan penggelapan.

Senada dengan rumusan pasal 8, pasal 9 menyatakan:

pegawai negeri atau orang lain selain pegawai negeri yang diberi

tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus-menerus

atau untuk sementara waktu dengan sengaja memalsu buku-buku

atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi,

dapat digolongkan ke dalam tindak pidana penggelapan.

Perbuatan penggelapan dirumuskan lebih jelas lagi dalam

pasal 10. Huruf a pasal ini menyatakan: pegawai negeri atau

orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu

jabatan umum secara terus-menerus atau untuk sementara waktu

dengan sengaja menggelapkan, menghancurkan, merusakkan

atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat atau daftar

yang digunakan untuk meyakinkan atau membuktikan di muka

pejabat yang berwenang yang dikuasai karena jabatannya.

Huruf b pasal 10 berbunyi: pegawai negeri atau orang selain

pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan

umum secara terus-menerus atau untuk sementara waktu dengan

sengaja membiarkan orang lain menghilangkan, menghancurkan,

merusakkan atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta,

surat, atau daftar tersebut.

Huruf c pasal 10 menyatakan: pegawai negeri atau orang

selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan

umum secara terus-menerus atau untuk sementara waktu dengan

sengaja membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan,

atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar

tersebut.

Page 82: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

68 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Pemerasan termasuk dalam perbuatan korupsi. Pasal 12 huruf

e menyatakan: pegawai negeri atau penyelenggara negara yang

dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara

melawan hukum atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya

memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau

menerima pembayaran dengan potongan atau untuk mengerjakan

sesuatu bagi dirinya sendiri.

Pasal 12 huruf f berbunyi: pegawai negeri atau penyelenggara

negara yang pada waktu menjalankan tugas, meminta, menerima,

atau memotong pembayaran kepada pegawai negeri atau

penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum, seolah-

olah pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kas

umum tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui

bahwa hal tersebut bukan merupakan utang.

Huruf g pasal 12 menyatakan: pegawai negeri atau

penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas,

meminta atau menerima pekerjaan atau penyerahan barang,

seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, padahal diketahui

bahwa hal tersebut bukan merupakan utang.

Selain pemerasan, perbuatan curang juga dapat dikategorikan

ke dalam tindak pidana korupsi. Hal ini diatur secara rinci dalam

pasal 7 dan 12. Pasal 7 ayat (1) huruf a menyatakan: pemborong,

ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan atau penjual

bahan bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan bangunan,

melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan

orang atau barang atau keselamatan negara dalam keadaan perang.

Pasal 7 ayat (1) huruf b berbunyi: setiap orang yang bertugas

mengawasi pembangunan atau penyerahan bahan bangunan,

Page 83: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

69Pendidikan Antikorupsi

sengaja membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, termasuk kategori perbuatan curang. Perbuatan

curang dirumuskan juga dalam huruf c dari pasal tersebut,

yang bunyinya sebagai berikut: setiap orang yang pada waktu

menyerahkan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan

atau Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan perbuatan

curang yang dapat membahayakan keselamatan negara dalam

keadaan perang. Terkait dengan pasal tersebut, huruf d yang

menyatakan: setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan

barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian

Negara Republik Indonesia dengan sengaja membiarkan perbuatan

curang sebagaimana dimaksud dalam huruf c, termasuk pula

perbuatan curang. Hukuman yang dikenakan kepada mereka yang

berbuat curang cukup berat, yaitu pidana penjara minimal 2 tahun

dan maksimal 7 tahun dengan denda minimal Rp 100 juta dan

maksimal Rp 350 juta. Pasal 7 ayat (2) menunjukkan hal tersebut,

yaitu : bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan

atau orang yang menerima penyerahan barang keperluan Tentara

Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia

dan membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) huruf a atau huruf c, dipidana dengan pidana yang sama

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Menyerobot tanah negara

juga termasuk perbuatan curang yang pidana dendanya bisa

mencapai maksimal Rp 1 miliar. Siapa yang dikenai pidana seperti

ini. Mereka adalah pegawai negeri atau penyelenggara negara

yang pada waktu menjalankan tugas telah menggunakan tanah

negara yang diatasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan, telah merugikan orang

yang berhak, padahal diketahuinya bahwa perbuatan tersebut

Page 84: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

70 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan (pasal 12

huruf h).

Korupsi yang terkait dengan benturan kepentingan dalam

pengadaan diatur dalam pasal 12 huruf i. Siapa mereka?

Mereka adalah pegawai negeri atau penyelenggara negara baik

langsung atau tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam

pemborongan, pengadaan, atau persewaan yang pada saat

dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan

untuk mengurus atau mengawasinya.

Gratifikasi merupakan fenomena korupsi yang dulu belum

tersentuh oleh hukum karena dianggap hal biasa dan lumrah.

Hal ini diatur dalam pasal 12 B jo. Pasal 12 C. Ketentuan

selengkapnya pasal tersebut adalah sebagai berikut. Huruf B ayat

(1): setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan

jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau

tugasnya dengan ketentuan sebagai berikut: (a) yang nilainya

Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih, pembuktian

bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh

penerima gratifikasi, (b) yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00

(sepuluh juta rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap

dilakukan oleh penuntut umum. Pasal 12 C mempertegas rumusan

pasa 12 B. Ayat (1) menetapkan, ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 12 B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima melaporkan

gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi. Ayat (2) menentukan bahwa penyampaian

laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilakukan

oleh penerima gratifikasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja

Page 85: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

71Pendidikan Antikorupsi

terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima. Pada ayat (3)

dinyatakan bahwa Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal

menerima laporan wajib menetapkan gratifikasi dapat menjadi

milik penerima atau milik negara.

Selain yang dikemukakan di atas, terdapat jenis tindak pidana

lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi, yaitu:

1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi (pasal 21);

2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang

tidak benar (pasal 22 jo. Pasal 28);

3. Bank yang tidak memberi keterangan rekening tersangka

(pasal 22 jo. Pasal 29);

4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi

keterangan palsu (pasal 22 jo. Pasal 35);

5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan

keterangan atau memberi keterangan palsu (pasal 22 jo. Pasal

36);

6. Saksi yang membuka identitas pelapor (pasal 24 jo. Pasal 31)

(KPK, 2006: 21).

B. Jenis-Jenis Korupsi

Banyak jenis korupsi yang dapat diidentifikasi. Haryatmoko

mengutip pendapat Yves Meny membagi korupsi ke dalam empat

jenis, yaitu: (1) korupsi jalan pintas, (2) korupsi upeti, (3) korupsi

kontrak, dan (4) korupsi pemerasan (Al-Barbasy, 2006: 2-3).

Korupsi jalan pintas, terlihat dalam kasus-kasus penggelapan

uang negara, perantara ekonomi dan politik, pembayaran untuk

Page 86: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

72 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

keuntungan politik atau uang balas jasa untuk partai politik, dan

money politik.

Korupsi upeti merupakan bentuk korupsi yang dimungkinkan

karena jabatan strategis. Karena jabatan yang disandangnya,

seseorang mendapatkan persentase keuntungan dari berbagai

kegiatan, baik ekonomi maupun politik, termasuk pula upeti dari

bawahan dan kegiatan-kegiatan lain atau jasa dalam suatu perkara.

Korupsi kontrak, yaitu korupsi yang diperoleh melalui proyek

atau pasar. Termasuk dalam kategori ini adalah usaha untuk

mendapatkan fasilitas dari pemerintah.

Korupsi pemerasan, terkait dengan jaminan keamanan dan

urusan-urusan gejolak intern dan ekstern. Perekrutan perwira

menengah TNI atau Polisi menjadi manajer human resources

department atau pencantuman nama perwira tinggi dalam dewan

komisaris perusahaan merupakan contoh korupsi pemerasan.

Termasuk pula dalam korupsi jenis ini adalah membuka kesempatan

kepemilikan saham kepada orang kuat tertentu untuk menghindarkan

akuisisi perusahaan yang secara ekonomi tak beralasan.

Dalam literatur fikih ada 6 jenis korupsi yang haram dilakukan,

yaitu: (1) ghulul atau penggelapan, (2) risywah atau penyuapan,

(3) ghashab atau perampasan, (4) ikhtilas atau pencopetan, (5)

sirqah atau pencurian, dan (6) hirabah atau perampokan (KPK,

2007: 7)

Widodo membagi korupsi ke dalam tiga bentuk, yaitu

graft, bribery dan nepotism (Azhari, 2006: 8). Graft merupakan

korupsi yang dilakukan tanpa melibatkan pihak ketiga, seperti

menggunakan atau mengambil barang kantor, uang kantor, dan

jabatan kantor untuk kepentingan diri sendiri. Korupsi tipe ini bisa

Page 87: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

73Pendidikan Antikorupsi

berlangsung karena seseorang memiliki jabatan atau kedudukan

di kantor.

Bribery adalah pemberian sogokan, suap, atau pelicin agar

dapat memengaruhi keputusan yang dibuat yang menguntungkan

sang penyogok.

Nepotism adalah tindakan korupsi berupa kecenderungan

pengambilan keputusan yang tidak berdasarkan pertimbangan

objektif, tetapi atas pertimbangan kedekatan karena kekerabatan,

kekeluargaan atau pertemanan.

Dilihat dari sifatnya, Kurniawan, dkk. (2006: 62-63) membagi

korupsi ke dalam tiga bentuk, yaitu:

Tabel 1 Jenis-jenis Korupsi

No. Jenis Pelaku Korupsi

Wujud Korupsinya

1. Korupsi Individual

• Merasa kebutuhannya tidak terpenuhi, sehingga korupsi menjadi kebutuhan atau korupsi adalah jalan satu-satunya untuk membiayai kebutuhan (need corruption).

• Adanya keinginan untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya atau adanya motif serakah (greed corruption).

2. Korupsi Terlembagakan

• Telah terjadi dalam waktu sekian lama melalui media administrasi dan birokrasi yang ada, sehingga terjadi dalam proses yang lama dan telah berurat berakar dalam lingkungan birokrasi. Situasi ini melibatkan hampir semua komponen yang ada dalam birokrasi, sehingga situasi ini dimaklumi bahwa korupsi adalah sesuatu yang lumrah.

• Pelaku korupsi kemudian enggan dan kehilangan semangat untuk melakukan pemberantasan korupsi di lingkungannya bahkan mereka melakukan legitimasi dan toleransi atas praktik korupsi yang terjadi.

Page 88: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

74 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

3. Korupsi Politis · Ada praktik konspiratif dan kolutif diantara para pemegang otoritas politik dengan pengambil kebijakan dan penegak hukum.

· Adanya praktik pembiaran (ignoring) terhadap praktik korupsi yang diketahui, baik yang terjadi di lingkungannya maupun di tempat lain.

Mashal (2011) menunjukkan bahwa pada masyarakat

demokrasi, dapat diidentifikasi 3 (tiga) tipe korupsi, yaitu grand

corruption, bureaucratic corruption, dan legislative corruption.

Grand corruption adalah tindakan elit politik (termasuk

pejabat-pejabat terpilih) dimana mereka menggunakan

kekuasaannya untuk membuat kebijakan ekonomi. Elit politik yang

korup dapat mengubah kebijakan nasional atau implementasi

kebijakan nasional untuk melayani kepentingan mereka. Dengan

kewenangannya, mereka juga dapat menggelapkan belanja

publik demi kepentingan mereka. Tipe korupsi ini yang paling

sulit diidentifikasi, karena para elit dapat memanfaatkan celah

peraturan atau kebijakan yang mereka buat untuk memenuhi

kepentingan mereka dan kroni-kroninya.

Bureaucratic corruption adalah tindakan korupsi yang

dilakukan para birokrat yang diangkat, yang dilakukan demi dan

untuk kepentingan elit politik atau pun kepentingan mereka

sendiri. Dalam bentuknya yang kecil, korupsi birokrasi terjadi

ketika masyarakat (publik) memerlukan pelayanan cepat dari

birokrat, dengan imbalan uang atau materi tertentu. Dalam

konteks ini, penyuapan (bribery) dilakukan untuk memperlancar

urusan tertentu. Korupsi jenis ini juga terjadi di lembaga peradilan,

utamanya untuk memengaruhi keputusan pengadilan yang

Page 89: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

75Pendidikan Antikorupsi

menguntungkan pihak yang berperkara.

Legislative corruption menunjuk pada perilaku voting dari

legislator yang mungkin dapat dipengaruhi. Dalam korupsi ini,

legislator disuap oleh kelompok kepentingan tertentu membuat

legislasi yang dapat mengubah rente ekonomi yang berkaitan

dengan aset.

Amin Rais membagi korupsi dalam empat tipologi yang harus

diwaspadai, yaitu: (1) korupsi ekstortif, (2) korupsi manipulative,

(3) korupsi nepotistic, dan (4) korupsi subversif (Al-Barbasy,

2006: 3).

Korupsi ekstortif merujuk pada situasi dimana seseorang

terpaksa menyogok agar dapat memperoleh sesuatu atau

mendapatkan proteksi atau perlindungan atas hak-hak dan

kebutuhannya. Sebagai contoh, seorang pengusaha terpaksa

memberikan sogokan (bribery) kepada pejabat tertentu agar

mudah mendapatkan izin usaha atau memperoleh perlindungan

terhadap usaha yang dijalankan.

Korupsi manipulative merujuk pada usaha kotor seseorang

untuk memengaruhi pembuatan kebijakan atau keputusan

pemerintah dalam rangka memperoleh keuntungan sebesar-

besarnya. Contohnya, sekelompok konglomerat memberi uang

kepada bupati, wali kota atau gubernur agar peraturan yang

dibuatnya dapat menguntungkan mereka.

Korupsi nepotistic merujuk pada perlakuan istimewa yang

diberikan kepada anak, keponakan dan saudara dekat para pejabat

dalam setiap eselon. Dengan perlakuan istimewa ini, para kroni

pejabat tadi dapat menangguk keuntungan yang besar. Korupsi

jenis ini umumnya berjalan dengan cara melanggar aturan main

Page 90: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

76 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

yang sudah ada. Pelanggaran tersebut tidak dapat dihentikan

karena di belakang korupsi nepotistic ini berdiri seorang pejabat

yang biasanya merasa kebal hukum.

Korupsi subversive berupa pencurian terhadap kekayaan

negara yang dilakukan oleh pejabat negara. Berbekal kekuasaan

dan wewenang yang dimiliki, mereka dapat membobol kekayaan

negara yang seharusnya diselamatkan. Korupsi ini bersifat

subversif terhadap negara, karena negara telah dirugikan besar-

besaran dan dalam jangka panjang dapat mengganggu jalannya

roda negara.

Secara lebih rinci, Syed Hussain Alatas membedakan jenis-jenis

korupsi ke dalam tujuh bentuk, yaitu: (1) transactive corruption,

(2) exortive corruption, (3) investive corruption, (4) nepotistic

corruption, (5) defensive corruption, (6) antogenic corruption, dan

(7) supportive corruption (Al-Barbasy, 2006: 3-4).

Korupsi transaksi (transactive corruption) muncul karena

adanya kesepakatan timbal balik antara pihak pemberi dan pihak

penerima demi keuntungan kedua belah pihak. Korupsi jenis ini

biasanya melibatkan dunia usaha dengan pemerintah atau antara

masyarakat dan pemerintah.

Pihak pemberi dipaksa menyuap guna mencegah kerugian

yang sedang mengancam diri, kepentingan, orang dan hal-hal

yang dihargai, termasuk dalam kategori exortive corruption.

Investive corruption adalah pemberian barang atau jasa

tanpa ada pertalian langsung dengan keuntungan tertentu, selain

keuntungan yang dibayangkan akan diperoleh di masa yang akan

datang.

Page 91: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

77Pendidikan Antikorupsi

Nepotistic corruption adalah penunjukan yang tidak sah

kepada teman atau sanak saudara untuk memegang jabatan

dalam pemerintahan atau tindakan yang memberikan perlakuan

yang istimewa dalam bentuk uang atau bentuk-bentuk lain kepada

mereka secara bertentangan atau melawan hukum yang ada.

Defensive corruption adalah pemerasan yang dilakukan para

korban korupsi dengan dalih untuk mempertahankan diri.

Antogenic corruption adalah korupsi yang dilakukan seorang

diri tanpa melibatkan orang lain. Misalnya, pembuatan laporan

keuangan yang tidak benar atau membocorkan informasi

mengenai kebijakan pembangunan wilayah baru kepada kerabat

terdekat.

Supportive corruption adalah korupsi berupa tindakan-

tindakan yang dilakukan untuk melindungi atau memperkuat

korupsi yang sudah ada. Misalnya, menyewa preman untuk

mengancam pemeriksa (auditor) atau menghambat pejabat yang

jujur dan cakap agar tidak dapat menempati posisi atau menduduki

jabatan tertentu.

C. Rangkuman

Korupsi memiliki bentuk dan jenis yang beranekaragam.

Masing-masing negara dengan kultur masing-masing memahami

korupsi dengan cara yang berbeda. Pemberian atau gratifikasi

dimaknai secara berbeda di tiap-tiap negara. Hal ini memengaruhi

pula sikap masyarakat terhadap gratifikasi. Di negara yang tingkat

korupsinya tinggi biasanya memahami gratifikasi sebagai sesuatu

hal yang lumrah, karena kebiasaan dan budaya mengatakan

Page 92: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

78 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

demikian. Sementara itu, negara-negara makmur dengan tingkat

korupsi rendah cenderung menyikapi gratifikasi sebagai salah satu

bentuk korupsi yang harus dihindari dan untuk itu harus diatur

dalam suatu ketentuan undang-undang.

Di Indonesia, sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang

Nomor 31 Tahun 1999, korupsi dapat mengambil bentuk berupa

suatu tindakan melawan hukum yang (1) merugikan keuangan

negara, (2) berupa suap-menyuap, (3) berupa penggelapan, (4)

berupa pemerasan, (5) berupa perbuatan curang, (6) benturan-

benturan dalam pengadaan, dan (7) gratifikasi. Bentuk korupsi

lainnya, diatur lebih lanjut dalam undang-undang tersebut.

Di berbagai negara, jenis-jenis korupsi bermacam-macam.

Meny misalnya, menyebutkan ada 4 jenis korupsi, yaitu

korupsi jalan pintas, korupsi upeti, korupsi kontrak, dan korupsi

pemerasan. Islam mengenal juga korupsi, yakni berupa ghulul atau

penggelapan, risywah atau penyuapan, ghashab atau perampasan,

ikhtilas atau pencopetan, sirqah atau pencurian, dan hirabah

atau perampokan. Graft, bribery, dan nepotism, sebagaimana

dikemukakan Widodo juga merupakan jenis korupsi yang sudah

umum. Sementara itu, dilihat dari pelaksananya, korupsi dapat

juga dibedakan dalam tiga hal, yaitu korupsi individual, korupsi

terlembagakan, dan korupsi politis.

Page 93: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

79

BAB IV FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

DAN DAMPAK KORUPSI

Korupsi terjadi karena berbagai sebab atau faktor. Faktor-

faktor itu diantaranya politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Dalam korupsi yang bersifat sistemik, faktor-faktor tersebut

terjalin berkelindan menentukan terjadinya korupsi. Meskipun

dalam beberapa hal perbuatan korupsi mendatangkan manfaat,

tetapi dampak negatif korupsi lebih besar daripada kegunaannya.

Dampak negatif korupsi tidak hanya merugikan keuangan dan

perekonomian negara, tetapi juga menyengsarakan rakyat dan

merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.

A. Faktor-Faktor Penyebab Korupsi

Dalam buku berjudul Peran Parlemen dalam Membasmi

Korupsi, ICW (2000) mengidentifikasi empat faktor penyebab

korupsi, yaitu faktor politik, faktor hukum, faktor ekonomi dan

birokrasi, dan faktor transnasional.

Faktor politik menjadi salah satu penyebab terjadinya korupsi,

karena banyak peristiwa politik yang dipengaruhi oleh money

politic. Terkait dengan hal ini, Terrence Gomez (1994), seorang

Page 94: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

80 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

pengkaji politik Malaysia menggambarkan politik uang (money

politic) sebagai use of money and material benefits in the pursuit

of political influence. Politik uang merupakan tingkah laku negatif

karena uang digunakan untuk membeli suara atau menyogok para

pemilih atau anggota-anggota partai politik supaya memenangkan

si pemberi uang. Praktik politik uang ini tidak bisa dihilangkan

karena undang-undang politik tidak memberikan aturan yang

tegas tentang dana kampanye. Demikian pula ketika ada indikasi

politik uang, pihak penegak hukum tampaknya ragu-ragu untuk

mengambil keputusan.

Korupsi yang berkaitan dengan politik sering disebut dengan

korupsi politik. Dalam pandangan De Asis (2000), korupsi politik

terjadi, misalnya money politic dalam pemilihan anggota legislatif

dan pejabat eksekutif, dana ilegal untuk pembiayaan kampanye,

penyelesaian konflik parlemen melalui cara-cara ilegal dan teknik

lobi yang menyimpang.

Faktor hukum menjadi penyebab korupsi, dikarenakan

banyak produk hukum yang tidak jelas aturannya, pasal-pasalnya

multitafsir, dan ada kecenderungan aturan hukum dibuat untuk

menguntungkan pihak-pihak tertentu meskipun orang awam

tidak bisa melihatnya. Demikian pula, sanksi yang tidak ekuivalen

dengan perbuatan yang dilarang, sehingga tidak tepat sasaran

dan dirasa terlalu ringan atau terlalu berat. Selaras dengan hal

ini, Susila (dalam Hamzah, 2004), menyatakan bahwa tindakan

korupsi mudah timbul, karena ada kelemahan dalam perundang-

undangan yang mencakupi: (1) adanya peraturan perundang-

undangan yang bermuatan kepentingan pihak-pihak tertentu,

(2) kualitas peraturan perundang-undangan kurang memadai,

Page 95: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

81Pendidikan Antikorupsi

(3) peraturan kurang disosialisasikan, (4) sanksi terlalu ringan, (5)

penerapan sanksi yang tidak konsisten dan pandang bulu, dan

(6) lemahnya bidang evaluasi dan revisi peraturan perundang-

undangan. Lemahnya penegakan hukum, rendahnya mental

aparatur, rendahnya kesadaran masyarakat, serta kurangnya

political will pemerintah, menurut Saleh (2006) juga menjadi

pemicu terjadinya korupsi.

Dari aspek hukum, penelitian Ezung (2012) juga memberikan

kesimpulan yang tidak jauh berbeda, bahwa terjadinya korupsi

disebabkan oleh lemahnya peraturan yang dibuat dan lemahnya

penegakan hukum.

Faktor ekonomi menjadi penyebab korupsi, terutama di

negara-negara yang sistem ekonominya sangat monopolistik.

Kekuasaan negara dirangkai dengan informasi orang dalam turut

menciptakan kesempatan-kesempatan bagi pegawai pemerintah

untuk mempertinggi kepentingan mereka beserta sekutu-

sekutunya. Serangkaian faktor tersebut berkaitan dengan faktor

birokrasi, di mana dalam suasana demikian kebijakan ekonomi

pemerintah diimplementasikan, dikembangkan, dan dimonitor

dengan cara yang tidak partisipatif, tidak transparans dan tidak

akuntabel.

Kenyataan juga menunjukkan bahwa korupi tidak hanya

dilakukan oleh orang yang ekonominya pas-pasan untuk bertahan

hidup, tetapi saat ini korupsi juga dilakukan oleh orang-orang

kaya dan berpendidikan tinggi (Sulistyantoro, 2004). Rendahnya

pendapatan dan gaji tidak serta merta mendorong orang untuk

melakukan korupsi. Banyaknya pemimpin nasional dan daerah,

serta para anggota legislatif di tingkat nasional dan di level daerah

Page 96: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

82 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

yang dipidana, karena telah terbukti secara sah melakukan tindak

pidana korupsi. Mereka korupsi tidak karena kekurangan atau

untuk memenuhi kebutuhan yang kurang (by need). Mereka

melakukan korupsi karena mental buruk, tidak bermoral, sehingga

berjiwa serakah (by greed) untuk mengambil harta negara guna

menambah pundi-pundi kekayaannya.

Faktor transnasional amat terkait dengan perkembangan

hubungan ekonomi lintas negara yang tidak jarang menambah

lahan sumber bagi tumbuhnya korupsi di kalangan birokrasi

pemerintahan. Korupsi mudah terjadi, karena perusahaan-

perusahaan asing (transnasional) dapat beroperasi di suatu negara

tanpa harus masuk ke lini birokrasi pusat. Mereka bisa masuk ke

lini birokrasi pemerintah daerah dengan cara memberi uang pelicin

agar dapat berinvestasi di daerah. Korupsi berlangsung bagai

simbiosis mutualisme, di mana pengusaha asing memiliki uang

yang dapat digunakan untuk menyogok pejabat agar memperoleh

izin untuk melakukan usaha di daerah, sedangkan elit daerah

mempunyai otoritas untuk memutuskan.

Organisasi juga dapat menjadi alasan pembenar untuk

melakukan korupsi. Organisasi yang menjadi korban korupsi atau

di mana korupsi biasa terjadi, akan memberi andil terjadinya

korupsi, karena membuka peluang atau kesempatan untuk

berlangsungnya korupsi (Tunggal, 2000). Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi,

yaitu: (1) kurangnya keteladanan dari pemimpin, (2) tidak adanya

kultur organisasi yang benar, (3) sistem akuntabilitas di instansi

pemerintah kurang memadai, dan (4) manajemen cenderung

menutupi korupsi di dalam organisasinya.

Page 97: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

83Pendidikan Antikorupsi

ICW memaparkan faktor politik, hukum, ekonomi, dan

transnasional sebagai faktor penyebab korupsi. Mashal (2011)

memberikan pandangan yang tidak jauh berbeda mengenai

penyebab korupsi. Mengutip pandangan Mauro, Mashal

(2011) menyebutkan enam hal yang menyebabkan korupsi bisa

berlangsung.

1. Motivasi untuk mencari penghasilan dengan cara yang

ekstrim, berhubungan dengan kondisi kemiskinan, upah yang

rendah, dan resiko tinggi dari pekerjaan (karena penyakit,

kecelakaan, dan pengangguran).

2. Kesempatan untuk terlibat dalam korupsi, karena disebabkan

oleh banyak regulasi yang mendorong kesempatan tinggi

untuk melakukan korupsi.

3. Sistem legislatif dan peradilan yang lemah.

4. Penduduk sedikit dengan jumlah sumber daya alam yang

melimpah.

5. Hukum dan prinsip-prinsip etik yang lemah.

6. Instabilitas politik dan lemahnya kemauan politik.

Kata sebagian orang, kemiskinan merupakan akar masalah

korupsi. Hal ini tidak benar sepenuhnya, sebab banyak negara kaya

dan makmur penuh dengan skandal yang sedikit sekali melibatkan

orang yang dapat dikategorikan ke dalam kelompok miskin atau

kekurangan. Banyak korupsi dilakukan oleh para pemimpin Asia

dan Afrika, dan mereka tidak tergolong orang miskin. Jadi, korupsi

bukan disebabkan oleh kemiskinan, tetapi justru sebaliknya,

kemiskinan disebabkan oleh korupsi (Pope, 2007: 17).

Jika ada pihak-pihak tertentu yang memojokkan kemiskinan

sebagai penyebab korupsi, meskipun sesungguhnya hal ini tidak

Page 98: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

84 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

benar, ada pula orang yang menyatakan bahwa korupsi merupakan

bagian dari kebudayaan. Di banyak negara berkembang, muncul

pandangan bahwa korupsi merupakan bagian dari kebudayaan.

Rakyat mau membayar uang semir (pelicin) yang jumlahnya tidak

besar dengan senang hati, misalnya untuk mendapatkan Surat

Izin Mengemudi (SIM), Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan lainnya.

Perbuatan tersebut dipandang sebagai sebuah kebiasaan. Hal

ini tidak berarti bahwa mereka menyetujui tindakannya, sebab

memberi uang semir bagi mereka dipandang sebagai cara yang

paling praktis untuk memperoleh apa yang mereka inginkan dan

butuhkan.

Anggapan ini lama kelamaan akan berubah jika jumlah

uang semir yang diminta makin besar atau barangkali konsumen

tahu bahwa kelangkaan yang melandasi uang semir sengaja

diciptakan atau juga proses-proses yang lebih baik sebenarnya

bisa saja diciptakan. Namun demikian ada kebudayaan tertentu

yang disalahgunakan menjadi salah satu bentuk korupsi. Di

Afrika, terdapat penjelasan kebudayaan yang menyatakan bahwa

pemberian hadiah yang berlimpah atas budi baik yang diberikan

adalah sah-sah saja. Hal ini ditolak oleh Olusegun Obasanjo, aktivis

antikorupsi Nigeria. Kata Olusegun:

“Saya terkejut sekali bahwa bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan kita digunakan sebagai alasan untuk membenarkan perilaku yang sangat terkutuk. Dalam konsep Afrika, mengenai hormat-menghormati dan sopan santun, hadiah biasanya kecil saja. Memberi hadiah tidak harus. Nilainya terletak pada semangatnya, bukan dari harganya. Beri-memberi hadiah biasanya dilakukan secara terbuka, tidak pernah secara rahasia. Bila nilainya terlalu berlebihan, itu akan membuat orang malu

Page 99: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

85Pendidikan Antikorupsi

dan biasanya hadiah yang bersangkutan dikembalikan. Korupsi telah menyalahgunakan dan menghancurkan salah satu aspek dari kebudayaan kita.” (Pope, 2007: 21-22).

Mencari akar penyebab terjadinya korupsi dapat ditelusuri

dengan memahami sejumlah teori yang terkait dengannya.

Pertama, adalah teori means-ends scheme yang diperkenalkan

oleh Robert Merton. Menurut teori ini, korupsi merupakan

suatu perilaku manusia yang diakibatkan oleh tekanan sosial,

sehingga menyebabkan pelanggaran norma-norma. Sebagaimana

lazimnya setiap sistem sosial memiliki tujuan dan manusia

berusaha untuk mencapainya melalui cara-cara (means) yang

telah disepakati. Mereka yang menggunakan cara-cara yang

telah disepakati bersama untuk mencapai tujuan bersama

termasuk dalam golongan kompromis. Selain memberikan ruang

bagi anggota-anggotanya untuk dan mewujudkan tujuan, sistem

sosial tidak jarang juga menimbulkan tekanan yang menyebabkan

banyak orang tidak memiliki akses atau kesempatan di dalam

struktur sosial, karena adanya pembatasan-pembatasan atau

diskriminasi rasial, etnik, kapital, keterampilan, dan sebagainya.

Golongan marginal ini kemudian mencari berbagai cara untuk

mendapatkan pengakuan dan akses terhadap sumber-sumber

yang ada di masyarakat. Cara-cara kotor atau menyimpang dari

norma masyarakat terpaksa mereka lakukan demi menyambung

kehidupan mereka atau melawan ketidakadilan yang menimpa

mereka.

Dalam teori Merton ini ditunjukkan bagaimana kebudayaan

terlalu menekankan sukses ekonomi tetapi membatasi

kesempatan-kesempatan untuk mencapainya, akan menyebabkan

Page 100: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

86 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

tingkat korupsi yang tinggi. Teori ini bisa menjelaskan mengapa

di negara yang kurang makmur tetapi warga negaranya memiliki

motivasi untuk maju yang sangat tinggi cenderung besar tingkat

korupsinya, sedangkan negara dengan motivasi yang rendah untuk

maju, tetapi akses untuk mencapai kemajuan itu tinggi, cenderung

memiliki tingkat korupsi yang rendah seperti halnya yang dialami

negara-negara Skandinavia.

Teori kedua, adalah teori partikularisme yang dikembangkan

oleh Edward Banfeld. Teori tersebut berkaitan erat dengan

keluarga, dimana korupsi merupakan ekspresi dari partikularisme.

Sikap partikularisme merupakan suatu perasaan kewajiban untuk

membantu dan membagi-bagi sumber kepada pribadi-pribadi

yang dekat dengan seseorang. Bantuan tersebut merupakan

suatu kewajiban personal kepada keluarga, sahabat, atau

anggota kelompoknya. Inilah yang disebut nepotisme. Nepotisme

merupakan suatu sikap loyal terhadap kewajiban partikularistik

yang merupakan ciri dari suatu masyarakat prakapitalis atau

masyarakat feodal. Partikularisme bertentangan dengan

universalisme, yaitu komitmen untuk bersikap sama dengan

yang lain. Universalisme merupakan ciri-ciri yang terdapat pada

masyarakat modern yang berorientasi pada pasar.

Pendapat Banfeld senada dengan pandangan Weber tentang

etika Protestan. Menurut Weber, nilai-nilai yang berkembang di

masyarakat Barat sebelum Protestantisme adalah nilai-nilai gereja

Katolik yang mementingkan masyarakat, keluarga, dan golongan

masyarakat yang dominan dalam membantu golongan miskin.

Dengan lahirnya Kalvinisme (suatu aliran Protestantisme), nilai-

nilai komunitarian tersebut menghilang dan diganti oleh sifat

Page 101: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

87Pendidikan Antikorupsi

mementingkan diri sendiri, sehingga kondusif bagi akumulasi

kapital. Lahirlah kapitalisme dengan norma-normanya. Teori

Banfeld menekankan pada konsep amoral familiism, yaitu budaya

yang kurang mengandung nilai-nilai komunitarian, tetapi sangat

memperkuat hubungan keluarga.

Familiisme yang tidak bermoral tersebut memberi kesempatan

untuk tumbuh suburnya perilaku korupsi dan memperkokoh

tingkah laku menyimpang dari nilai-nilai universalisme dan sistem

merit. Inilah yang ditemukan Banfeld pada sistem mafia di Italia.

Studi yang dilakukan oleh Bank Dunia membenarkan teori Banfeld,

di mana korupsi banyak terjadi di negara-negara Asia, karena di

negara-negara tersebut keterikatan terhadap keluarga sangat

tinggi, sedangkan di negara-negara Skandinavia korupsi cukup

rendah karena negara-negara tersebut kurang mementingkan

ikatan keluarga.

Syed Hussein Alatas (1986: 46) mengungkapkan faktor-faktor

berikut sebagai penyebab korupsi: (1) ketiadaan atau kelemahan

kepemimpinan dalam posisi-posisi kunci yang mampu memberikan

ilham dan memengaruhi tingkah laku yang menjinakkan korupsi,

(2) kelemahan pengajaran-pengajaran agama dan etika, (3)

kolonialisme, (4) kurangnya pendidikan, (5) kemiskinan, (6)

tiadanya tindak hukuman yang keras, (7) kelangkaan lingkungan

yang subur untuk perilaku antikorupsi, (8) struktur pemerintahan,

dan (9) perubahan radikal.

Berbagai upaya untuk memberantas korupsi telah dilakukan

oleh banyak negara, namun korupsi telah menjadi penyakit yang

sistemik. Godaan untuk melakukan korupsi kiranya sulit dihindari.

Torres sebagaimana dikutip Klitgaard, Maclean-Abaroa dan

Page 102: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

88 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Parris (2005: 37) mencatat faktor-faktor yang menyebabkan hal

itu, diantaranya faktor keluarga, tingkat pendidikan, sikap pada

pekerjaan, dunia usaha, negara dan situasi internasional.

Di Indonesia, korupsi demikian gencar dan makin sulit

dibendung terutama sejak berlalunya era Suharto. Gus Dur

bahkan punya seloroh menarik, “Di zaman orde lama, orang takut

korupsi sehingga korupsi dilakukan di bawah meja. Di zaman orde

baru, orang berani korupsi sehingga korupsi dilakukan di atas meja

dan pada zaman reformasi lebih gila lagi, mejanya pun dikorupsi.”

(Nugroho D dan Hanurita S., 2005: 115).

Meskipun banyak lembaga antikorupsi dan komitmen

pemerintah cukup tinggi untuk memberantas korupsi, namun

kenyataannya tindak pidana korupsi sukar diberantas. Mengapa

korupsi di Indonesia sukar diberantas? Menurut Amir Santoso

(2006: 2-4) ada lima pandangan yang dapat menjelaskan hal ini.

Pertama, kurang adanya kemauan yang sungguh-sungguh

dari pemerintah, para tokoh pemerintahan dan DPR untuk

memberantas korupsi.

Kedua, korupsi yang terjadi di Indonesia sering disebut

sebagai korupsi yang sistemik, maksudnya praktik korupsi tersebut

memang terjadi secara sistemik melalui pemanfaatan kelemahan

dalam sistem administrasi negara beserta aturan-aturannya.

Ketiga, masalah budaya. Pemberian dari penguasa kepada

anggota keluarga atau rakyat meskipun diambil dari kas negara

bukanlah korupsi, tetapi dipandang sebagai upaya mengayomi

(memberi perlindungan) dan ngayemi (membuat tenteram).

Keempat, akibat dari tidak mencukupinya gaji pegawai negeri

Page 103: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

89Pendidikan Antikorupsi

yang berlangsung lama. Dalam rangka memenuhi kebutuhan yang

makin bertambah sementara gaji atau penghasilan pas-pasan,

PNS terpaksa menyalahgunakan wewenang (abuse of power) di

kantornya baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-

terangan.

Kelima, sejak reformasi bergulir tahun 1998, korupsi bukannya

berkurang tetapi makin meningkat dari segi jumlah pelaku dan

jumlah uang yang dikorupsi.

B. Dampak Korupsi

Korupsi memiliki dampak positif maupun negatif. Namun jika

dikalkulasi, dampak negatifnya tentu lebih banyak atau dengan

kata lain, pengaruh buruk korupsi jauh lebih besar ketimbang

manfaatnya. Sebuah studi korupsi di Maroko menyimpulkan

bahwa korupsi di dalam sistem Maroko tidak banyak membantu

efisiensi kaum pengusaha dan pembentukan modal. Dalam sistem

ini, korupsi hanya menguntungkan satu fungsi, yaitu kelangsungan

rezim (Klitgaard, 2005: 49).

Studi lain memperlihatkan bahwa korupsi telah memperhebat

konflik etnik, menghancurkan efisiensi pemerintahan kota dan

badan-badan federal, melumpuhkan sistem penilaian dalam

prestasi kerja dan kenaikan pangkat, menimbulkan suasana

ketidakpercayaan yang meresapi semua tingkat pemerintahan dan

menggerogoti falsafah sosialisme di Afrika (Klitgaard, 2005: 49).

Hasil riset di Philipina menemukan bahwa korupsi

menimbulkan penganakemasan produsen yang tidak efisien,

distribusi sumber-sumber alam negara yang langka secara tidak

Page 104: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

90 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

adil dan tidak merata, dan kebocoran pendapatan pemerintah

dari kas negara ke tangan perorangan (Klitgaard, 2005:50).

Korupsi memiliki dampak hebat, utamanya terhadap

ekonomi. Sebagaimana dituturkan Mashal (2011), bahwa korupsi

menyebabkan 6 (enam) hal berikut.

Pertama, investasi menjadi rendah, termasuk investasi

langsung dari luar negeri. Kedua, mengurangi pertumbuhan

ekonomi. Ketiga, mengubah komposisi belanja pemerintah dari

aktivitas sangat produktif menjadi aktivitas kurang produktif.

Keempat, ketidaksamaan dan kemiskinan menjadi lebih besar.

Kelima, mengurangi efisiensi bantuan. Keenam, menyebabkan

negara mengalami krisis.

Dalam kaitannya dengan ekonomi, FATF dan OECD (2011)

melaporkan bahwa korupsi mengganggu kinerja ekonomi,

misalnya dengan berkurangnya investasi swasta, mengurangi

penyediaan infrastruktur publik, mengurangi penerimaan pajak,

sistem finansial menjadi tidak efisien, bahkan dapat merusak

formasi modal manusia. Korupsi bahkan seperti pasir bagi roda

pertumbuhan ekonomi. Artinya, korupsi menjadi penghambat

pertumbuhan ekonomi.

Korupsi juga melanggar dan mengganggu hak asasi manusia,

khususnya hak yang seharusnya dimiliki oleh anak. ICHRP dan

Transparency International (2009) mencatat bahwa korupsi

berdampak pada terlanggarnya hak anak untuk hidup, khususnya

hak untuk memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.

Dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh AIPI pada

tahun 2006, Silalahi (2006: 3) memberi kesimpulan bahwa korupsi

merusak perekonomian, merendahkan martabat hukum dan

Page 105: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

91Pendidikan Antikorupsi

melemahkan kepercayaan publik terhadap pemerintah. Karena

korupsi, usaha mengikis kemiskinan pun terhambat, sebab kira-

kira 30% dana publik diambil secara tidak sah oleh pejabat dan

birokrat publik untuk kepentingan dan memperkaya diri.

Menurut Susilo (2006: 93), korupsi di Indonesia merupakan

persoalan nyata yang menggerogoti seluruh sendi kehidupan

bangsa. Rusaknya kualitas lingkungan hidup, berkurangnya taman

kota, mutu pendidikan yang dipertanyakan, infrastruktur yang

tidak terawat, dan banyaknya pengangguran merupakan segelintir

saja dari begitu banyak dampak korupsi.

Korupsi yang dilakukan secara sistemik memiliki dampak

langsung dan tidak langsung terhadap kehidupan masyarakat

(Sudjana, 2008: 86-87). Dampak langsung dari perbuatan korupsi,

misalnya rakyat harus membayar mahal untuk jasa pelayanan

publik yang buruk dan ekonomi biaya tinggi; sedangkan dampak

korupsi tidak langsung di antaranya pencemaran dan kerusakan

lingkungan, penumpukan aset negara di tangan segelintir orang,

ketimpangan dalam pemerataan hasil-hasil pembangunan

ekonomi, diskriminasi hukum, demokratisasi tertunda dan

kehancuran moral. Dalam kaitan ini, Husein Alatas menyatakan,

“tidak ada penyebab ketidakadilan dan kekejaman yang lebih

besar daripada korupsi, karena penyuapan menghancurkan baik

iman maupun negara” (Sudjana, 2008: 87).

Korupsi memiliki daya rusak yang cukup tinggi. Korupsi itu

merusak, alasannya sederhana, yakni karena keputusan-keputusan

penting diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pribadi

tanpa memperhitungkan akibat-akibatnya bagi publik (Pope, 2007:

9). Dieter Frisch, mantan Direktur Jenderal Pembangunan Komisi

Page 106: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

92 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Eropa, menyatakan bahwa korupsi memperbesar pengeluaran untuk

barang dan jasa, memperbesar utang negara, menurunkan standar,

dan menyebabkan proyek-proyek dipilih berdasarkan modal.

Dalam kesempatan lain, Frisch menunjukkan bahwa bila

sebuah negara memperbesar utangnya agar dapat melaksanakan

proyek-proyek yang tidak layak dari sisi ekonomi, utang tambahan

itu tidak saja mencakup 10 hingga 20 persen biaya tambahan

yang timbul karena korupsi, tetapi seluruh investasi, dalam arti

100% investasi, dilakukan atas dasar keputusan yang tidak jujur

untuk melaksanakan proyek-proyek yang tidak produktif dan

tidak perlu (Pope, 2007: 9). Jika tidak dapat dikendalikan, korupsi

dapat mengancam lembaga-lembaga demokrasi dan ekonomi

pasar. Dalam lingkungan yang korup, sumber daya akan disalurkan

ke bidang-bidang tidak produktif. Kelompok elit akan selalu

melindungi kedudukan dan harta kekayaan aparat kepolisian,

tentara, lembaga-lembaga kontrol sosial, dan kelompok penindas

lainnya. Untuk itu, undang-undang dibuat dan sumber daya

yang seharusnya digunakan untuk pembangunan sosial ekonomi

dibelokkan untuk meningkatkan keamanan. Pada gilirannya hal

tersebut dapat melemahkan lembaga-lembaga demokrasi, karena

korupsi, bukan investasi, yang menjadi sumber utama untuk

memperoleh keuntungan uang. Pada tahap berikutnya, korupsi

dapat menggoyahkan landasan keabsahan pemerintah dan

akhirnya bisa menggoyahkan keabsahan negara.

Korupsi tidak hanya merusak sendi-sendi kehidupan negara.

Akibat salah urus yang dilakukan oleh elit pemerintah, pihak

swasta mendapatkan akibat yang tidak kecil. Korupsi menimbulkan

ketidakpastian bagi swasta. Hal ini dapat dipahami karena swasta

Page 107: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

93Pendidikan Antikorupsi

tidak dapat meramalkan keputusan-keputusan apa yang dihasilkan

para pejabat yang korup. Mereka juga tidak yakin apakah hakim

yang memutuskan perselisihan mereka dapat bertindak benar dan

adil. Selain karena masalah ketidakpastian, swasta juga menghadapi

persoalan resiko. Seiring dengan membesarnya resiko, semakin

besar dan cepat pula uang kembali yang harus dikejar oleh para

investor (Pope, 2007: 11). Hubungan yang korup ini akan menutup

pintu bagi pendatang baru ke dalam sektor swasta dan hal ini dapat

menghambat laju pertumbuhan sektor swasta.

Korupsi juga menimbulkan biaya-biaya lain, terutama yang

dialami sektor swasta. Bayle sebagaimana dikutip Nugroho D dan

Hanurita S (2005: 126-128) menginventarisasi biaya-biaya yang

terjadi sebagai akibat perilaku korupsi, yaitu: (1) tindak korupsi

mencerminkan kegagalan mencapai tujuan yang ditetapkan

pemerintah, (2) korupsi akan segera menular ke sektor swasta

dalam bentuk upaya mengejar laba dengan cepat dalam situasi

yang sulit diramalkan, (3) korupsi mencerminkan kenaikan harga

administrasi, (4) jika korupsi merupakan bentuk pembayaran

yang tidak sah, tentu hal ini akan mengurangi jumlah dana yang

disediakan untuk publik, (5) korupsi merusak mental aparat

pemerintah dan melunturkan keberanian yang diperlukan

untuk mematuhi standar etika yang tinggi, (6) korupsi dalam

pemerintahan menurunkan rasa hormat kepada kekuasaan dan

akhirnya menurunkan legitimasi pemerintah, (7) jika elit politik dan

pejabat tinggi pemerintah secara luas dianggap korup, maka publik

akan menyimpulkan tidak ada alasan bagi publik untuk tidak boleh

korup juga, (8) seorang pejabat atau politisi yang korup adalah

pribadi yang hanya memikirkan diri sendiri, tidak mau berkorban

Page 108: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

94 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

demi kemakmuran bersama di masa mendatang, (9) korupsi

menimbulkan kerugian yang sangat besar dari sisi produktivitas

karena waktu dan energi habis untuk menjalin hubungan

guna menghindari atau mengalahkan sistem daripada untuk

meningkatkan kepercayaan dan memberikan alasan yang objektif

mengenai permintaan layanan yang diperlukan, (10) korupsi akan

menimbulkan perkara yang harus dibawa ke pengadilan dan

tuduhan-tuduhan palsu yang digunakan pada pejabat yang jujur

untuk tujuan pemerasan, dan (11) bentuk korupsi yang paling

menonjol di beberapa negara yaitu uang pelicin atau uang rokok

menyebabkan keputusan ditimbang berdasarkan uang bukan

berdasarkan kebutuhan manusia.

Nugroho (2006: 5) mencatat pula bahwa korupsi yang terjadi

di banyak tingkatan birokrasi pusat dan daerah serta di kalangan

DPR merupakan awal dari keruntuhan sistem politik. Hal ini dapat

dipahami, karena kepercayaan publik kepada bangunan sistem

politik akan runtuh dan legitimasi politik dengan sendirinya akan

berada pada titik kritis tatkala rakyat tidak lagi percaya kepada elit

yang memerintah. Sebagai penyakit kronis, maka dampak korupsi

terhadap kinerja birokrasi dapat berupa hilangnya kepercayaan

publik, inefisiensi anggaran, gangguan atas pelayanan publik dan

pembangunan, serta ambruknya citra institusi demokrasi sipil

yang dibangun selama era reformasi.

Dalam perspektif ekonomi politik, korupsi merupakan

kejahatan yang secara langsung menggerogoti sendi-sendi

bangunan ekonomi dan politik suatu bangsa (Sudjana, 2008: 89).

Virus korupsi yang menyerang suatu negara atau pemerintahan

membuat daya tahan dan daya hidup suatu negara menjadi lemah.

Page 109: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

95Pendidikan Antikorupsi

Virus tersebut mengancam integrasi dan kohesivitas nasional,

sehingga konflik sosial mudah meletup dan sulit dikendalikan.

Fundamen ekonomi pun dibuatnya rapuh dan rentan terhadap

goncangan sekecil apa pun. Secara politik, korupsi telah

meruntuhkan wibawa dan kredibilitas pemerintah di mata rakyat,

sehingga partisipasi rakyat menjadi rendah. Korupsi memengaruhi

persepsi rakyat, di mana rakyat percaya bahwa produk perundang-

undangan lahir memang untuk dilanggar karena adanya berbagai

kesepakatan di bawah tangan baik dengan pendekatan kekuasaan

maupun uang. Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap

produk hukum, menyebabkan rendahnya kepatuhan mereka

terhadap hukum yang berlaku. Dirampoknya uang rakyat dan

negara membuat rakyat putus asa, lahirlah konflik, kekerasan, dan

kriminalitas pun merajalela (Sudjana, 2008: 91).

Dampak negatif korupsi juga dikemukakan Harman (2012),

“Rusaknya sistem demokrasi dan rule of law, rusaknya sendi-

sendi kehidupan bermasyarakat, terhambatnya ekonomi dan daya

saing, serta terhambatnya upaya pengentasan kemiskinan dan

penegakan hak asasi manusia, merupakan dampak negatif dari

tindak pidana korupsi,” demikian ungkap Harman.

Dalam kaitannya dengan rusaknya demokrasi dan rule of law,

Harman mencatat bahwa sejak penyelenggaraan pemilu 1999,

politik uang telah merebak dan memainkan perannya dalam

merusak format politik pascareformasi. Tanpa kejelasan dana

partai dan elit politik yang berlaga dalam pemilu, realitas politik

dan demokrasi makin memburuk. Politik uang sebagaimana

ditengarai Harman, berlangsung mulai masa pra kampanye,

kampanye, minggu tenang, hingga pada hari pencoblosan (yang

Page 110: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

96 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

sering disebut dengan serangan fajar). Hal ini dibuktikan dengan

keterangan Mahkamah Konstitusi yang menyebutkan bahwa

hampir semua pemilihan kepala daerah sepanjang tahun 2010

diwarnai oleh praktik politik uang (Harman, 2012).

Buruknya perilaku pejabat publik yang terpilih dalam pemilihan

umum juga menciderai kualitas demokrasi dan rule of law. Harman

(2012) melaporkan bahwa hingga tahun 2011 sebanyak 155 kepala

daerah menjadi tersangka korupsi terkait kesenjangan antara dana

kampanye dengan gaji mereka. Sebagaimana diketahui, dana yang

dihabiskan calon gubernur untuk kampanye berkisar antara Rp 60

miliar hingga Rp 100 miliar, padahal selama masa jabatan lima tahun

secara normal gubernur terpilih hanya mampu mengumpulkan

gaji mereka sebesar Rp6 miliar. Pertanyaannya adalah dari mana

kekurangannya harus dicari. Korupsi merupakan jawabannya. Pada

tahun 2011, Harman (2012) menginformasikan bahwa KPK telah

memproses hukum 20 orang kepala daerah, baik gubernur, bupati

maupun wali kota yang tersangkut korupsi pengadaan barang.

Rusaknya kualitas demokrasi dan rule of law juga dipicu oleh

buruknya moralitas pejabat BUMN (baik pusat maupun daerah),

yang menjadikan BUMN sebagai sarana kotak penyedia uang atau

ATM bagi mereka yang memegang otoritas di BUMN. Beberapa

perusahaan yang ditengarai sumber korupsi di antaranya Badan

Urusan Logistik (BULOG) dan Pertamina zaman Pemerintahan

Orde Baru. Sumber penerimaan pajak juga menjadi lahan untuk

korupsi, sebagaimana kasus Gayus yang sangat menghebohkan.

Sistem banyak partai yang tidak disertai mekanisme transparansi

dan akuntabilitas keuangan partai politik juga dipandang sebagai

persoalan dalam manajemen sistem politik demokratis. Partai

Page 111: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

97Pendidikan Antikorupsi

politik diduga menjadi mesin politik untuk berkorupsi yang paling

ganas. Bukan hal aneh ketika calon kepala daerah untuk meminta

rekomendasi dari parpol sebagai calon yang direstui parpol harus

mengeluarkan sejumlah uang untuk menjalankan mesin partai yang

konon katanya untuk kegiatan kampanye bagi calon yang diberi

rekomendasi. Ujung-ujungnya parpol akan meminta sesuatu kepada

calon ketika mereka terpilih sebagai kepala daerah. PKS ketika

mengusung Adang Daradjatun dan Dani dalam pilkada DKI 2012 telah

menerima mahar politik Rp 40 miliar untuk kepentingan kampanye

calon gubernur tersebut. Mahar politik yang diberikan sebelum kepala

daerah mencalonkan diri dirasa belum cukup. Setelah calon terpilih

dalam pilkada, partai masih juga merecoki kepala daerah tersebut,

apalagi jika kepala daerah tersebut merupakan kader partai. Harman

(2012) juga melaporkan bahwa ada menteri yang harus menyetor

ke partainya sebesar Rp 500 juta per bulan. Penarikan upeti politik

ini menyebabkan partai lebih banyak berfungsi sebagai penggerak

pencarian sumber-sumber dana ilegal.

Korupsi juga merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.

Dampak korupsi terhadap rusaknya sendi-sendi kehidupan

bermasyarakat, menurut Harman (2012) dapat dicermati dari

tujuh hal berikut.

Pertama, kondisi negara dalam berbagai bentuk korupsi,

suap, dan pemerasan merupakan bentuk dari penyelewengan,

yang merupakan bagian dari warisan Orde Baru. Elemen-elemen

negara era reformasi dipercaya mewarisi praktik bisnis oligarki

yang telah dibesarkan pada masa Orde Baru.

Kedua, sistem politik yang terbuka, yang ditunjukkan dengan

meningkatnya peran partai politik, pemilu, pemilukada, dan

Page 112: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

98 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

parlemen dengan berbagai kelemahan dan celahnya malah

dimanfaatkan oleh oligarki dan elit politik. Patronase yang

berkembang dalam sistem oligarki telah membayangi proses

pemilu dan pemilukada menjadi tidak bersih.

Ketiga, pada musim pemilihan, elit politik dan partai politik

berperan menjadi penggelontor dana, baik berbentuk uang

maupun barang kepada masyarakat calon pemilih. Pengumpulan

dan pemberian dana politik ini ditengarai untuk mendanai politik

uang dan untuk mendapatkan kembali uang yang telah dikeluarkan

ketika kampanye.

Keempat, sebagai bagian dari masyarakat politik, banyaknya

dugaan korupsi atas elit dan partai politik dapat merusak

pembentukan dan pertumbuhan karakter dalam kaderisasi politik.

Kelima, posisi elit politik dan elit negara berpengaruh terhadap

masyarakat sebagai figur yang diikuti. Elit yang korupsi, tetapi

dermawan kepada konstituennya tetap dibela mati-matian oleh

sekelompok masyarakat. Masyarakat menjadi permisif terhadap apa

yang dilakukan elit koruptor, karena jasa mereka terhadap masyarakat.

Keenam, sikap dan perilaku permisif dari masyarakat justru

mendukung elit politik untuk melakukan korupsi. Dampaknya,

selain masyarakat menjadi tidak peduli lagi terhadap perilaku

elit politik, para elit politik juga menjadi lebih berani melakukan

korupsi dalam skala besar.

Ketujuh, merosotnya moral dan nilai-nilai budaya yang luhur

beriringan dengan meluasnya korupsi yang berimplikasi juga pada

perilaku koruptif masyarakat. Aliran dana bansos yang diterima

oleh sejumlah ormas, merupakan indikasi dari sikap koruptif

masyarakat. Masyarakat pun menjadi lebih terang-terangan

Page 113: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

99Pendidikan Antikorupsi

dalam melakukan korupsi, misalnya memotong dana bantuan dari

pemerintah, mengelola lahan parkir ilegal, menarik kutipan (uang

masuk) ketika memasuki jalan tertentu, dan lain-lain.

Korupsi juga dapat menghambat ekonomi dan daya saing.

Hasil audit BPK menunjukkan bahwa sejumlah Rp 300 triliun

dana bansos telah disalahgunakan selama tahun 2007-2010, yang

diduga mengalir ke partai politik (Harman, 2012). Menkeu Agus

Martowardojo juga memperkirakan bahwa aliran dana subsidi

pangan dan energi sebesar Rp 200 triliun rawan penyimpangan dan

salah sasaran. Harman (2012) juga melaporkan potensi kerugian dari

menguapnya penerimaan pajak yang diperkirakan mencapai Rp 300

triliun per tahun. BPK juga mengungkapkan bahwa indikasi korupsi

selama tahun 2009-2010 mencapai angka Rp 132 triliun. KPK juga

mencatat potensi kerugian negara mencapai angka ratusan triliun

rupiah karena kasus-kasus korupsi yang berhasil diungkap. Berikut

potensi kerugian negara karena korupsi menurut data KPK.

Tabel 2. Potensi Kerugian Negara karena Kasus Korupsi

No. Kasus Korupsi Nilai (Triliun Rupiah)1. Pajak 50,0 2. Minyak dan Gas 40,13. Kehutanan 2,34. Perbankan 1,85. Keuangan Daerah 1,36. Infrastruktur 597,57. Pendidikan 204,28. Kesehatan 113,4

Sumber: Harman (2012).

Potensi kerugian negara akibat tindak pidana korupsi angkanya

bisa lebih besar, karena: (1) pihak yang berhasil mengungkapkan

baru beberapa instansi, seperti BPK, BPKP, PPATK serta KPK, dan

Page 114: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

100 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

(2) perbuatan korupsi tidak seluruhnya bisa ditelusuri, karena

para korupstor pandai menyembunyikan perbuatannya, baik

dengan berlindung pada hukum, melakukan pencucian uang

(money laundry) maupun dengan cara berkolusi dengan kroni

dan kelompok-kelompok masyarakat yang dengan berbagai cara

seolah-olah perbuatan mereka bukan korupsi.

Daya saing Indonesia merosot sebagai akibat dari perilaku

tercela aparat negara yang seharusnya bekerja untuk kepentingan

rakyat. TII dalam survei sebagaimana diungkap dalam Barometer

Korupsi Global 2007 menempatkan aparat kepolisian, kejaksaan

dan peradilan sebagai lembaga terkorup, sedangkan pada tahun

2009 kepolisian menempati urutan pertama sebagai lembaga

terkorup (Harman, 2012). Tahun 2010, kepolisian juga menempati

urutan pertama sebagai lembaga terkorup, disusul lembaga

pemungut pajak, pengadilan dan kejaksaan. Dalam hal rule of law

tahun 2011 dilaporkan bahwa Indonesia menempati peringkat 47

dari 65 negara pada tingkat global.

Survey yang dilakukan Political and Economic Risk Consultancy

(PERC) yang melibatkan 2.147 eksekutif ekspatriat di 16 negara

menempatkan Indonesia sebagai negara terkorup. Data berikut

menunjukkan posisi Indonesia dalam hal korupsi.

Tabel3.PeringkatKorupsidiAsiaPasifikTahun2010

No. Negara Nilai1. Singapura 1,422. Australia 2,283. Hongkong 2,674. Amerika Serikat 3,425. Jepang 3,496. Makau 4,96

Page 115: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

101Pendidikan Antikorupsi

7. Korea Selatan 5,988. Taiwan 6,289. Malaysia 6,4710. China 6,5211. India 7,1812. Thailand 7,6013. Filipina 8,0614. Vietnam 8,0715. Kamboja 9,1016. Indonesia 9,27

Sumber: Harman (2012).

Selain merugikan keuangan negara, korupsi juga

mengakibatkan terjadinya hambatan dan ketertinggalan ekonomi.

Korupsi yang marak secara politik dan birokratik menjadi sasaran

kampanye global terhadap ekonomi Indonesia. Kondisi yang

mengkhawatirkan akibat dari maraknya korupsi adalah lemahnya

posisi Indonesia sebagai arena investasi global (Harman,

2012). Para investor asing tampaknya enggan menanamkan

modal mereka dalam jangka panjang di Indonesia karena tidak

adanya kepercayaan bisnis atau jaminan yang memadai untuk

memetik keuntungan dalam jangka panjang. Maraknya korupsi

juga mengakibatkan Indonesia berada dalam situasi yang tidak

menguntungkan bagi iklim investasi.

Korupsi yang sistemik di Indonesia juga menyebabkan

ekonomi biaya tinggi yang juga menghambat pertumbuhan

industri nasional. Daya saing produk-produk Indonesia juga makin

melemah karena korupsi. Daya saing Indonesia dalam percaturan

global mengalami penurunan, yakni dari urutan 44 menjadi 46

sebagaimana dilaporkan oleh The Global Competitiveness Report

2011-2012 (Harman, 2012).

Page 116: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

102 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Selain sebagaimana telah dikemukakan Harman (2012) di

atas, korupsi juga berdampak pada upaya mengatasi kemiskinan

dan pemenuhan hak asasi manusia. Banyak keluarga miskin yang

tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari secara layak.

Demikian pula, banyak di antara mereka yang anak-anaknya tidak

bisa meneruskan pendidikan, utamanya di sekolah dasar dan

sekolah menengah. Itulah sebabnya, pemerintah mengeluarkan

kebijakan afirmatif untuk membantu keluarga miskin. Namun

demikian, dana-dana untuk masyarakat miskin, seperti dana

bantuan langsung tunai (BLT), BOS, Jamkesmas, dan Askeskin

diselewengkan oleh pelaksananya. Di Muara Talang Sumatera

Selatan dilaporkan telah terjadi korupsi BLT yang merugikan

keuangan negara dan program pemberantasan kemiskinan sebesar

Rp 5 miliar. Bahkan KPK mencatat adanya dugaan korupsi dalam

pengelolaan BLT, jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), dan

asuransi kesehatan warga miskin (askeskin) sebesar Rp 1,1 triliun

(Harman 2012). Beberapa sekolah, baik sekolah dasar maupun

sekolah menengah pertama di berbagai daerah telah melakukan

korupsi terhadap dana BOS. Hasil riset ICW menunjukkan bahwa

dalam 10 tahun terakhir terdapat 233 kasus korupsi di mana dana

alokasi khusus dan dana alokasi umum menduduki peringkat satu

dan dua yang paling banyak dikorupsi. Dana beras miskin (raskin)

pun dikorupsi oleh petugas dan aparat pemerintah. Sebagai contoh,

camat Muaradua di kabupaten OKU Selatan Sumsel divonis 1 tahun

penjara karena telah melakukan korupsi dana raskin sebesar Rp

188 juta (Harman, 2012). Dana yang diselewengkan tidak hanya

untuk masyarakat miskin pedesaan, tetapi juga dana yang harus

diterima untuk masyarakat miskin perkotaan (melalui program

Page 117: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

103Pendidikan Antikorupsi

P2KP dan PNPM). Di Bandarlampung misalnya telah ditahan dua

tersangka korupsi dana P2KP senilai Rp 500 juta. Demikian pula,

Kejaksaan Sukabumi telah menyidik dugaan korupsi senilai Rp 1,3

miliar di kecamatan Caringin Sukabumi.

Korupsi juga menghambat pemenuhan hak asasi manusia,

khususnya hak ekonomi, sosial, dan budaya. Berdasarkan laporan

Human Development Index (HDI) tahun 2009 yang dikeluarkan

oleh UNDP, Indonesia menempati urutan 111 dari 180 negara

yang disurvei (Harman 2012). Kondisi ini diperkuat oleh data yang

menunjukkan bahwa 13 juta anak terancam putus sekolah. Bahkan

hingga tahun 2010 terdapat 12 juta anak yang masih belum tuntas

hak belajar 9 tahun.

Dalam kaitan dengan hak ekonomi, akibat praktik ilegal

logging dan ilegal fishing, banyak penduduk yang kehilangan

matapencahariannya, karena selama ini mereka sangat tergantung

hidupnya pada hutan dan laut. Kolusi dan pungutan liar yang

terjadi di beberapa instansi dalam hal rekrutmen pegawai negeri,

menyebabkan banyak orang berkualitas tidak bisa bekerja karena

praktik kolusi dan pungutan liar tersebut.

Banyaknya pengangguran juga merupakan indikasi

terlanggarnya hak ekonomi penduduk. Pada tahun 2009, jumlah

pengangguran terbuka mencapai 9,43 juta, tahun 2010 turun

sedikit menjadi 8,59 juta atau 7,41% dari total angkatan kerja

sebanyak 116 juta orang (Harman 2012). Ini belum termasuk

jumlah penduduk yang berada dalam kategori setengah

pengangguran dan pengguran terselubung. Data KADIN dan

APINDO menunjukkan bahwa pengangguran di Indonesia menjadi

ancaman bagi ASEAN, di mana pengangguran di Indonesia

Page 118: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

104 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

menyumbang 60% angka pengangguran ASEAN.

Korupsi yang berlangsung sistemik juga telah mengancam

hak-hak lain yang harus diterima penduduk miskin, seperti hak

atas upah yang layak, hak atas kesehatan, hak atas perumahan

yang layak, dan hak-hak para pengungsi sebagai akibat bencana

alam maupun konflik sosial.

Dalam bidang budaya, hak penduduk juga terancam. Yang

memprihatinkan, dana ibadah haji pun dikorupsi oleh oknum

yang tidak bertanggung jawab. ICW melaporkan bahwa potensi

kerugian jemaah dalam musim haji tahun 2010 mencapai angka

Rp 859,4 miliar (Harman, 2012). Muhammad Hatta pernah

menyampaikan bahwa sejak tahun 1970-an, korupsi telah menjadi

budaya. Pelaku korupsi tidak hanya para pejabat di pemerintahan

dan lembaga formal kenegaraan lainnya, tetapi juga pengusaha

dan anggota masyarakat. Masa reformasi yang seharusnya

korupsi bisa diminimalisasi, kenyataannya justru makin tumbuh

dan berkembang, bahkan dilakukan secara terang-terangan dan

berjamaah. Buktinya, banyak pelaku korupsi di kalangan parlemen

yang rama-ramai ditahan KPK.

Meskipun disadari bahwa korupsi telah merusak sendi-sendi

kehidupan politik, ekonomi dan sosial, namun beberapa kalangan

masih memandang adanya sisi positif atau manfaat dari korupsi.

Korupsi dapat mempercepat proses birokrasi dan menjaga

hubungan paternalistik dan klientelistik antar-individu maupun

antar-lembaga (Nugroho D dan Hanurita S., 2005: 128).

Selain korupsi mengakibatkan biaya atau punishment, seperti

hukuman penjara, malu jika tertangkap, perasaan tidak tenang

(berdosa), kehilangan pekerjaan dan karir, serta patah semangat

Page 119: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

105Pendidikan Antikorupsi

untuk bekerja dalam lingkungan kompetitif, namun pada sisi

lain, korupsi diduga memberikan manfaat, di antaranya adalah

tambahan pendapatan, pujian dan ucapan terima kasih dari klien,

dan menempati posisi sosial yang tinggi (Wijayanto, 2009).

Ada tiga peringatan yang dikemukakan oleh para ahli

tentang aspek positif atau manfaat korupsi, yakni: (1) dari ahli

ekonomi, (2) dari ilmuwan politik, dan (3) dari manajer (Klitgaard,

Maclean-Abaroa dan Parris, 2005: 40-43). Menurut ahli ekonomi,

pembayaran-pembayaran tak halal memasukkan sejenis

mekanisme pasar. Dalam sistem ini, barang-barang dan jasa

dialokasi menurut antrian, politik, pemilihan acak atau budi baik;

di mana korupsi dapat berperan mengalokasikan barang-barang

menurut kesediaan maupun kemampuan membayar dan mereka

yang berani menawar tinggi yang memperolehnya. Karena korupsi

inilah, barang dan jasa dialokasikan secara lebih efisien dalam arti

ekonomi. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Nathaniel Leff:

“korupsi dapat memasukkan unsur kompetisi ke dalam apa yang

merupakan industri monopolistik, sekaligus kecenderungan untuk

investasi dan pembaruan ekonomi dapat menjadi lebih tinggi di

luar pemerintah daripada di dalamnya” (Klitgaard, 2005: 41).

Pembayaran, penunjukan dan kebijakan yang korup

mempunyai manfaat politik. Para politisi dapat menggunakan

korupsi untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan politik

berbagai macam suku, wilayah, elit, atau partai-partai yang pada

gilirannya dapat menciptakan suatu keselarasan politik dalam

menghadapi otoritas politik yang terpecah-pecah, tidak bulat dan

bermusuhan. Banyak pemimpin politik yang menggunakan cara

tersebut untuk memelihara loyalitas pendukungnya, sebut saja

Page 120: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

106 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Marcos dari Philipina dan Soeharto (Indonesia). Demikian pula,

korupsi dapat dipandang sebagai pengaturan balas jasa politik

seperti jual beli suara di DPR, kuota preferensi bagi berbagai

wilayah, kelompok etnis atau partai-partai.

Manajemen berkaitan dengan organisasi. Bila peraturan

birokrasi menjadi penghalang, organisasi mungkin mendapat

untung dari korupsi para pegawainya yang bermain di antara

celah-celah peraturan. Sejumlah dana cair di dalam organisasi

dapat berfungsi sebagai dana darurat yang barangkali secara

luwes bisa dialokasikan oleh pucuk pimpinan untuk memajukan

tujuan-tujuan organisasi. Cara-cara ini yang kerap kali digunakan

oleh pemimpin partai politik di Indonesia untuk membiayai

organisasi. Pencalonan gubernur, bupati, wali kota, dan anggota

legislatif menjadi sarana bagi partai politik untuk mencari dana

bagi kelancaran roda organisasi.

Korupsi betapapun menimbulkan akibat yang merusak bagi

sendi-sendi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Itulah

sebabnya, pelakunya harus dihukum secara maksimal. Pada zaman

Nabi Muhammad saw, Rasulullah memerintahkan agar orang yang

melakukan ghulul atau penggelapan, disiksa dan kekayaannya

dibakar. Hal ini dapat dicermati dari hadits riwayat Abu Daud

dari Umar r.a, Nabi bersabda: “jika kamu menemui orang yang

melakukan ghulul, maka bakarlah kekayaannya dan pukullah ia”

(KPK, 2007: 8).

Umar bin Abdul Azis penerus kesalehan Nabi, karena takut

untuk berbuat korupsi, hal-hal kecil ia hindari supaya tidak

tersandung pada perbuatan korupsi. Pada suatu waktu, Khalifah

Umar bin Abdul Azis saat menerima tamu di rumah dinasnya,

Page 121: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

107Pendidikan Antikorupsi

segera mematikan lampu minyak yang dipakainya tatkala sang

tamu membicarakan sesuatu hal yang tidak berkaitan dengan

urusan dinas. Karena tindakan tersebut, ia ditanya mengapa ia

berbuat demikian. Umar menjawab, karena pengadaan minyak

didanai oleh negara, maka pemanfaatannya sebatas pada urusan

dinas. Jika tetap ia nyalakan, padahal urusan yang dibicarakan

bukan urusan negara, berarti ia telah berbuat korupsi yang

merugikan kepentingan negara.

Terlepas dari manfaat-manfaat korupsi, dalam konteks yang

lebih luas, bagaimanapun korupsi tetap merupakan kejahatan

manusia yang tertua, lebih banyak merugikan, tidak dapat

ditoleransi, dan patut dilawan.

C. Rangkuman

Korupsi bersifat multidimensional. Korupsi disebabkan

oleh banyak faktor, baik politik, hukum, ekonomi, organisasi,

maupun budaya. Faktor ekonomi, seperti gaji rendah, kerugian

yang diderita, kemiskinan, dan yang lain sering dianggap sebagai

faktor dominan. Padahal, faktor politik, utamanya perselingkuhan

antara elit politik dan pengusaha, merupakan faktor kunci yang

menyebabkan terjadinya korupsi.

Korupsi menimbulkan pemahaman berbeda di kalangan

pelaku (prokorupsi) dan pihak penentang korupsi. Pihak

prokorupsi, yaitu para koruptor yang menikmati hasil korupsi pasti

akan menyatakan korupsi positif bagi upaya pembangunan, karena

dengan pembangunan, para koruptor dapat memanipulasinya

untuk kepentingan mereka. Sebaliknya, bagi masyarakat yang

merugi karena tindakan koruptor jelas memandang korupsi

Page 122: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

108 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

bersifat negatif dan merupakan penyakit yang harus diberantas.

Dampak korupsi mengenai siapa saja, tidak hanya orang

dewasa, tua renta, tetapi juga anak-anak. Anak-anak dirugikan

karena mereka tidak bisa sekolah dan menikmati layanan kesehatan

secara baik. Tidak tersedianya atau buruknya infrastruktur publik,

baik jalan raya, taman kota, bendungan, transportasi, dan lainnya,

menyebabkan banyak orang hidup dalam kemiskinan, bahkan

banyak di antaranya yang mengalami kemiskinan akut.

Page 123: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

109

BAB V LEMBAGA-LEMBAGA ANTIKORUPSI

DI INDONESIA

Eksistensi korupsi di Indonesia bertalian dengan sistem dan kultur

yang tidak memberikan ruang gerak yang cukup bagi upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi. Hal ini terutama tampak

pada konteks sistem pemerintahan. Indonesia dengan kultur birokrasi

patrimonial dengan sistem jabatan patrimonial, dalam praktiknya tidak

mengenal perbedaan birokratis antara lingkup pribadi dan lingkup

resmi/dinas. Menurut Alkaf (2006: 105-106), implementasi birokrasi

pemerintahan dianggap sebagai urusan pribadi sang penguasa dan

kekuasaan politik dianggap sebagai bagian dari milik pribadinya yang

dapat dieksploitasi dengan cara menarik berbagai sumbangan dan

pungutan. Sistem patrimonial ini dalam era modern berkembang

menjadi sistem neo-patrimonial yang dalam sejarahnya melahirkan

sistem kapitalis. Sistem terakhir inilah yang memposisikan elit politik

maupun ekonomi sebagai penguasa tak tersentuh (untouchtable

ruler) dari pengawasan publik. Dalam penyelenggaraan urusan

negara, mereka menjadi dominan, hegemonik, semau gue, dan sama

sekali tidak mempedulikan kepentingan rakyat.

Sejak kejatuhan pemerintahan orde baru di bawah

kepemimpinan Soeharto pada tahun 1998 yang lalu, kondisi

Page 124: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

110 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

bangsa dan negara menjadi terpuruk. Akibat krisis dan kejatuhan

Soeharto, kemiskinan meningkat tajam, jumlah karyawan yang di-

PHK meningkat, pengangguran bertambah, penggusuran menjadi-

jadi, kelaparan meningkat, dan moralitas pemimpin makin merosot

terutama diperlihatkan dari meningkatnya tindak pidana korupsi

yang dilakukan oleh para pemangku jabatan negara atau publik.

Di sela-sela kegagalan pemerintahan orde baru dan merosotnya

sendi-sendi kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya dan

keamanan masyarakat dan bangsa Indonesia, muncul lembaga-

lembaga swadaya masyarakat atau organisasi non-pemerintah

yang memiliki perhatian (concern) terhadap persoalan kemiskinan,

pengangguran, penggusuran, hak azasi manusia, penyerobotan

tanah, dan korupsi. Beberapa LSM yang memiliki perhatian

terhadap masalah-masalah tersebut, di antaranya yang menonjol

adalah ICW, YLBHI dan KONTRAS.

Dalam kaitannya dengan upaya melawan korupsi, peran

strategis LSM atau ORNOP didasarkan pada dua asumsi.

Pertama, secara nominal struktural, independensi LSM/

ORNOP dari pemerintah atau masyarakat kalangan bisnis relatif

memungkinkan mereka lebih banyak memiliki kebebasan untuk

mengkritisi kebijakan negara dan sektor bisnis. Kedua, pemerintah

dan bisnis tidak dapat mengendalikan, mengontrol atau mendikte

LSM/ORNOP karena mereka tidak tergantung kepada lembaga

negara atau pun masyarakat bisnis dalam hal sumber dana. Selain

munculnya lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang memiliki

kepedulian tinggi terhadap upaya pemberantasan korupsi, pada

level negara telah dibentuk lembaga independen, yaitu Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK).

Page 125: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

111Pendidikan Antikorupsi

A. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK)

KPK dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun

2002 pada tanggal 29 Desember 2003. KPK ini dibentuk karena

lembaga pemerintah yang selama ini menangani perkara tindak

pidana korupsi belum berfungsi secara efektif dan efisien dalam

memberantas tindak pidana korupsi. KPK memiliki struktur

organisasi sebagai berikut. Pimpinan, tim penasihat, deputi bidang

pencegahan, deputi bidang penindakan, deputi bidang informasi

dan data, deputi bidang pengawsan internal dan pengaduan

masyarakat, serta sekretariat jenderal. KPK hadir sebagai solusi

atas permasalahan korupsi selama ini. KPK hadir bak air di tengah

gurun padang pasir yang tandus. KPK adalah lembaga negara yang

independen yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya

bebas dari pengaruh kekuasaan lembaga manapun (pasal 3 UU

Nomor 30 Tahun 2002).

KPK dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan daya guna

dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana

korupsi. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, KPK

berasaskan pada prinsip-prinsip kepastian hukum, keterbukaan,

akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas.

Keberhasilan memberantas korupsi memberikan fondasi kokoh

bagi terwujudnya pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa

(good governance). Untuk mewujudkan good governance

tersebut, KPK menetapkan visi: mewujudkan Indonesia yang

bersih, sedangkan misinya adalah sebagai penggerak perubahan

untuk mewujudkan bangsa yang antikorupsi. Dalam mewujudkan

visi dan misinya, KPK mengembangkan tiga strategi pokok, yaitu

strategi jangka pendek, strategi jangka menengah, dan strategi

Page 126: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

112 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

jangka panjang.

Strategi jangka pendek KPK mencakupi: (1) kegiatan

penindakan, (2) membangun nilai etika, dan (3) membangun

sistem pengendalian terhadap lembaga pemerintahan agar

terwujud suatu perubahan yang berlandaskan efisiensi dan

profesionalisme (KPK, t.th: 157).

Strategi jangka menengah KPK meliputi: (1) membangun

beberapa proses kunci dan infrastruktur terkait lainnya di

instansi pemerintah yang mendorong efisiensi dan efektivitas, (2)

memberikan motivasi untuk terbangunnya suatu kepemimpinan

yang mengarah pada efisiensi dan efektivitas, dan (3) meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan

pemerintah dan meningkatkan akses publik terhadap pemerintah

(KPK, t.th: 157).

Strategi jangka panjang KPK yaitu: (1) membangun dan

mendidik masyarakat pada berbagai tingkat dan jenjang

kehidupan untuk mampu menangkal korupsi yang terjadi di

lingkungannya, (2) membangun suatu tata pemerintahan yang

baik sebagai bagian penting dalam sistem pendidikan nasional,

dan (3) membangun sistem kepegawaian yang berkualitas, mulai

dari perekrutan, sistem penggajian, sistem penilaian kinerja, dan

sistem pengembangannya (KPK, t.th: 158).

B. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI)

YLBHI mulanya bernama Lembaga Bantuan Hukum (LBH), yang

didirikan berdasarkan idea tau gagasan yang berkembang dalam

kongres ketiga Persatuan Advokat Indonesia (Peradin) pada tahun

Page 127: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

113Pendidikan Antikorupsi

1969. Gagasan tersebut mendapat persetujuan dari DPP Peradin

berdasarkan SK No. 001/Kep/10/1970 tanggal 26 Oktober 1970

yang isinya menetapkan pendirian LBH/Lembaga Pembela Umum

yang mulai berlaku pada tanggal 28 Oktober 1970. Pada tanggal 13

Maret 1980 LBH ditingkatkan statusnya menjadi Yayasan Lembaga

Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Pada awalnya lembaga ini

didirikan untuk memberikan bantuan hukum kepada orang-orang

yang tidak mampu memperjuangkan hak-haknya, terutama rakyat

miskin korban penggusuran atau korban PHK (Alkaf, 2006 : 170).

Organisasi YLBHI diselenggarakan berdasarkan prinsip

bahwa setiap manusia berhak mendapatkan keadilan hukum,

sosial, ekonomi, dan politik. Atas dasar prinsip tersebut, YLBHI

mengembangkan misinya sebagai berikut: (1) menanamkan,

menumbuhkan, dan menyebarluaskan nilai-nilai negara hukum

yang berkeadilan, demokratis, serta menjunjung tinggi HAM

kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia tanpa kecuali,

(2) menanamkan dan menumbuhkan sikap kemandirian serta

memberdayakan potensi lapisan masyarakat yang lemah dan

miskin sedemikian rupa sehingga mereka mampu merumuskan,

menyatakan, memperjuangkan serta mempertahankan hak-hak

dan kepentingan mereka baik secara individual maupun kolektif,

(3) mengembangkan sistem, lembaga-lembaga, dan instrumen-

instrumen pendukung untuk meningkatkan efektivitas upaya-

upaya pemenuhan hak-hak lapisan masyarakat yang lemah

dan miskin, (4) memelopori, mendorong, mendampingi, dan

mendukung program pembentukan hukum, penegakan keadilan

hukum dan pembaharuan hukum nasional sesuai dengan konstitusi

yang berlaku dan deklarasi umum hak–hak asasi manusia, dan

Page 128: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

114 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

(5) memajukan dan mengembangkan program-program yang

mengandung dimensi keadilan dalam bidang politik, sosial-

ekonomi, budaya, dan jender utamanya bagi lapisan masyarakat

yang lemah dan miskin (Alkaf, 2006: 171).

YLBHI merupakan lembaga non-pemerintah yang secara

spesifik melakukan advokasi dan pembelaan hukum kepada

golongan lemah dan tertindas. YLBHI juga merupakan satu-

satunya LSM terbesar di Indonesia yang memfokuskan diri pada

perjuangan penegakan hukum, demokrasi, HAM, keadilan sosial

dan pembelaan terhadap kaum buruh, miskin, dan marjinal

Sepanjang dekade 1980-an dan 1990-an, YLBHI memposisikan diri

sebagai LSM yang secara tegas melawan ketidakadilan struktural

yang dibangun rezim orde baru. Perjuangan YLBHI ini mendapatkan

dukungan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dan hingga

tahun 2006, YLBHI telah memiliki 14 kantor cabang LBH yang

tersebar dari Aceh hingga Papua (Alkaf, 2006: 171).

C. Indonesian Corruption Watch (ICW)

Sesuai dengan manifesto gerakan antikorupsi, ICW adalah

lembaga nirlaba yang terdiri dari sekumpulan orang-orang yang

memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha-

usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat atau berpartisipasi

aktif melakukan perlawanan terhadap praktik korupsi (Alkaf,

2006: 174). ICW lahir di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1998 di

tengah derasnya gerakan reformasi.

Sebagai tindak lanjut dari manifesto antikorupsi tersebut,

ICW menetapkan visi yaitu: menguatnya posisi tawar rakyat

untuk mengontrol negara dan turut serta dalam keputusan untuk

Page 129: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

115Pendidikan Antikorupsi

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang demokratis, bebas

dari korupsi, berkeadilan ekonomi, sosial, serta jender (Alkaf,

2006: 175). Untuk mendukung visi tersebut, ICW menetapkan

misi sebagai berikut. (1) Merjuangkan terwujudnya sistem

politik, hukum, ekonomi, dan birokrasi yang bersih dari korupsi

dan berlandaskan keadilan sosial dan jender, (2) Memperkuat

partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan dan

pengawasan kebijakan publik.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut di atas, ICW

merumuskan program dan agenda kerja sebagai berikut.

1. Memfasilitasi penyadaran dan pengorganisasian rakyat di

bidang hak-hak warga negara dan pelayanan publik.

2. Memfasilitasi penguatan kapasitas rakyat dalam proses

pengambilan dan pengawasan kebijakan publik.

3. Mendorong inisiatif rakyat untuk membongkar kasus-kasus

korupsi yang terjadi dan melaporkan pelakunya kepada

penegak hukum serta ke masyarakat luas untuk diadili dan

mendapatkan sanksi sosial.

4. Memfasilitasi peningkatan kapasitas rakyat dalam

penyelidikan dan pengawasan korupsi.

5. Menggalang kampanye publik guna mendesakkan reformasi

hukum, politik dan birokrasi yang kondusif bagi pemberantasan

korupsi.

6. Memfasilitasi penguatan good governance di masyarakat sipil

dan penegakan standar etika di kalangan profesi (Alkaf, 2006:

175).

Prinsip yang dikembangkan ICW yang digunakan oleh para

aktivisnya dalam menjalankan roda organisasi adalah integritas,

Page 130: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

116 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

akuntabilitas, independen, objektivitas, kerahasiaan, dan

antidiskriminasi.

ICW sudah bergerak selama 11 tahun. Daya tawar, daya

gedor, dan radius pengaruhnya sangat luas. Masyarakat selalu

menantikan kiprah ICW. Melalui para aktivisnya yang sangat berani,

ICW mampu menyuntikkan motivasi dan semangat antikorupsi

kepada segenap lapisan masyarakat. Tidak tanggung-tanggung,

ICW juga berani memberitakan kasus-kasus korupsi yang terjadi di

seluruh pelosok tanah air.

D. Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI)

MTI beralamatkan di jalan Polombangkreng Nomor 11

Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Fokus MTI adalah penegakan

transparansi di semua lini masyarakat, mulai dari persoalan social,

politik, ekonomi, hingga pertahanan keamanan. Dalam pandangan

aktivis MTI, transparansi merupakan kunci masuk terciptanya

pemerintahan yang baik dan bersih (clean and good governance).

Visi MTI adalah menjadi pelopor terwujudnya sistem integritas

nasional dengan mendorong praktik-praktik yang bersih dan sehat

di bidang bisnis, pemerintahan, dan masyarakat dalam arti seluas-

luasnya (Alkaf, 2006: 177). Strategi yang dikembangkan oleh

MTI untuk mewujudkan visinya meliputi: (1) mensosialisasikan

pengertian dan hakikat transparansi kepada masyarakat luas dan

menanamkan keyakinan tentang pentingnya transparansi dalam

berbagai bidang kehidupan, (2) melakukan berbagai penelitian dan

pengkajian mengenai segala hal yang berkaitan dengan konsepsi

transparansi, (3) menyelenggarakan pertemuan-pertemuan

dalam berbagai bentuk untuk mengkaji dan merumuskan strategi

Page 131: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

117Pendidikan Antikorupsi

pelaksanaan transparansi di bidang hukum, politik, sosial-budaya,

ekonomi-bisnis, dan hankam, (4) mengkomunikasikan berbagai

konsep tentang transparansi kepada pusat-pusat pengambilan

keputusan baik bisnis, pemerintah, maupun kelompok-kelompok

masyarakat sipil, (5) secara cermat memantau berbagai kebijakan

publik untuk sebesar-besarnya kepentingan masyarakat (Alkaf,

2006 : 177). Tiga materi pokok yang harus disosialisasikan

MTI adalah korupsi, good governance, dan otonomi daerah.

Pemahaman yang benar mengenai tiga materi pokok tersebut,

akan mampu mendorong terciptanya masyarakat transparan.

E. Transparency International Indonesia (TII)

TII beralamatkan di jalan Senayan Bawah Nomor 17 Jakarta.

TII merupakan lembaga cabang nasional dari Transparency

International (TI) yang merupakan gerakan global menentang

korupsi yang berkantor di Berlin Jerman. TI memiliki cabang di 80

negara dan merupakan satu-satunya organisasi internasional yang

secara khusus bekerja untuk menghapus korupsi dari muka bumi.

Sebagai bagian dari TI, Transparency International Indonesia

(TII) bertujuan mempromosikan transparansi dan akuntabilitas

dalam pemerintahan dan sektor usaha (Alkaf, 2006: 179). Prinsip-

prinsip yang dianut TII adalah: (1) merupakan perkumpulan

berbentuk asosiasi yang didirikan sesuai dengan hukum yang

berlaku di Indonesia, (2) merupakan organisasi nonpemerintah

yang independen, nirlaba, tanpa kekerasan dan nonpartisan, (3)

berdomisili di Jakarta dan akan membuka kantor-kantor daerah di

seluruh Indonesia, (4) berafiliasi pada Transparency International

yang berkedudukan di Berlin Jerman, dengan status otonom, (5)

Page 132: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

118 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

mempunyai kode etik yang mengacu pada kode etik Transparency

International (Alkaf, 2006: 180).

Prinsip-prinsip tersebut digunakan oleh TII untuk

melaksanakan kegiatan strategisnya, yaitu: (1) mempromosikan

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana publik yang

dikutip dari masyarakat, seperti pajak, jamsostek, ONH, zakat,

dan pendapatan negara dari pengelolaan sumber daya alam, (2)

mempromosikan integritas (harkat dan martabat) dan sistem

politik yang demokratis, yang dilaksanakan lewat berbagai

kegiatan, seperti sistem kegiatan keuangan partai politik dan

pola pengambilan keputusan di DPR, (3) mempromosikan pulau-

pulau integritas di berbagai lembaga pemerintahan, terutama di

dalam pengadaan barang dan jasa, (4) meningkatkan kesadaran

masyarakat tentang akibat negative dari korupsi melalui kampnye

yang dilakukan dengan cara-cara yang popular dan komunikasi

aktif di lapis akar rumput, dan (5) mempromosikan tata kelola

perusahaan yang baik (Alkaf, 2006: 180).

Salah satu visi TII adalah menciptakan budaya antikorupsi

di kalangan masyarakat Indonesia, antara lain dilakukan dengan

cara menggalang opini publik bahwa pelaku korupsi pasti akan

ditemukan, ditangkap, diadili, dihukum, dan dinista masyarakat.

Berdasarkan visi tersebut, TII memiliki misi yang sangat tegas,

yaitu memperjuangkan terbentuknya sistem pencegahan korupsi

secara nasional dengan dukungan masyarakat luas.

Melalui kegiatan sosialisasi, advokasi, seminar, lokakarya,

pelatihan, bedah buku, penelitian dan lain-lain, peran lembaga-

lembaga antikorupsi, sebagaimana dilakukan oleh KPK (mewakili

negara) dan YLBHI, ICW, MTI, dan TII (mewakili masyarakat)

Page 133: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

119Pendidikan Antikorupsi

memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat.

Dampak tersebut diantaranya: (1) cita-cita penegakan

demokratisasi, HAM, dan keadilan sosial menjadi terarah,

sekaligus memberi harapan baru bagi berkurangnya perilaku

korupsi, (2) masyarakat menjadi lebih sadar dan kritis, karena

banyak mendapat informasi seputar korupsi, (3) masyarakat

makin mengetahui tata cara dan prosedur dalam menyampaikan

kritik dan protes atas tindakan sewenang-wenang dan tidak adil

yang mungkin dilakukan oleh aparatur pemerintah atau pihak-

pihak yang memiliki otoritas dan kekuasaan baik politik maupun

ekonomi, dan (4) mendukung terwujudnya masyarakat sipil (civil

society) yang berdaya, kritis, dan mandiri sebagai penyangga

utama tegaknya peradaban bangsa (Alkaf, 2006: 185).

Lembaga-lembaga antikorupsi yang ada di Indonesia

dipercaya dapat mendorong percepatan upaya pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana korupsi. ICW sebagai contohnya

sangat gencar memberikan tekanan kepada pemerintah Indonesia

untuk menindak para pelaku korupsi. Namun demikian, diakui

pula bahwa selain adanya faktor-faktor yang mampu mendorong

upaya percepatan pemberantasan korupsi, juga ditengarai adanya

faktor-faktor yang dapat memicu kegagalan lembaga antikorupsi.

Faktor-faktor pemicu keberhasilan dan kegagalan lembaga

antikorupsi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 134: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

120 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Tabel 4. Faktor-faktor Pemicu Keberhasilan dan Kegagalan LembagaAntikorupsi

Faktor yang mendorong Keberhasilan

Faktor yang memicu Kegagalan

• Adanya dukungan politik. • Tidak adanya komitmen politik.• Lembaga antikorupsi berada

dalam strategi antikorupsi yang komprehensif dan mendapat dukungan yang efektif dan komplementer dari lembaga publik.

• Kontra produktif terhadap pertumbuhan ekonomi.

• Ekonomi yang stabil dan program pembangunan selalu fokus pada pengurangan kesempatan korupsi. Contoh: mengelola program privatisasi secara hati-hati.

• Secara umum pemerintah gagal dalam membangun institusi di negaranya.

• Ditunjang oleh sumber keuangan yang baik dan staf terlatih.

• Penerapan hukum terhadap korupsi yang kurang mendorong, tidak efektif, dan ambigu.

• Memiliki visi dan misi yang jelas. Visi dan misi ini ditunjang oleh perencanaan bisnis, pengelolaan anggaran, dan pengukuran kinerja yang baik.

• Tidak fokus, banyak tekanan, tidak ada prioritas, dan tidak punya struktur organisasi yang memadai.

• Mempunyai kerangka hukum yang kuat, termasuk “rule of law”nya dan dibekali oleh kekuatan yang kuat yang dapat menunjang kegiatan penindakan dan pencegahan.

• Lembaga pemberantas korupsi dianggap gagal ketika terlihat sebagai organisasi yang tidak efisien dan tidak efektif, yang tidak sesuai dengan harapan banyak pihak.

• Bekerja secara independen dan bebas dari pengaruh segala kepentingan.

• Rendahnya kepercayaan publik.

• Semua staf dan pimpinan memiliki standar integritas yang tinggi.

Sumber: Ditlitbang Deputi Pencegahan KPK (2006).

Page 135: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

121Pendidikan Antikorupsi

F. Rangkuman

Sejak era reformasi telah berdiri lembaga-lembaga antikorupsi

yang memiliki peran besar dalam melakukan pencegahan dan

pemberantasan korupsi di Indonesia. Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) yang diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2002, sebagai lembaga pemerintah yang bersifat independen

mampu memerankan diri sebagai lembaga extraordinary dalam

melakukan pemberantasan korupsi.

Dukungan dari lembaga-lembaga nirlaba, seperti Yayasan

Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Indonesia Corruption

Watch (ICW), Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) dan

Transparency International Indonesia (TII), upaya pencegahan

dan pemberantasan makin efektif dan terbukti banyak pejabat

dan lembaga pemerintah yang dapat diawasi perilakunya secara

efektif. Kampanye, sosialisasi, dan penyadaran yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga nirlaba tersebut juga mampu meningkatkan

kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya bersama untuk

melawan dan menghentikan korupsi.

Page 136: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

122

BAB VI PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

DALAM LINTASAN SEJARAH

Dalam Bab ini akan diuraikan sejarah pemberantasan

korupsi pada masa pemerintahan orde lama, orde baru,

dan reformasi. Pembahasan difokuskan pada produk perundang-

undangan dan kebijakan pemerintah yang telah dikeluarkan dalam

rangka pemberantasan tindak pidana korupsi. Kasus-kasus korupsi

yang terjadi pada tiga periode pemerintahan tersebut tidak akan

diungkap karena terlalu banyaknya tindak pidana korupsi yang

telah dilakukan oleh para pejabat negara maupun elit politik.

Belum lagi korupsi yang dilakukan oleh kalangan swasta dan

masyarakat yang tidak terungkap, tetapi diduga kasusnya bagaikan

gunung es, sedikit yang muncul di permukaan, tetapi yang berada

di dalam atau di dasar laut tak terhitung jumlahnya.

A. Pemberantasan Korupsi Masa Orde Lama

Sejarah pemberantasan korupsi khususnya sejarah perundang-

undangan antikorupsi di Indonesia sudah berlangsung cukup lama.

Bahkan Andi Hamzah dengan meyakinkan mengatakan bahwa

Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang memiliki

Page 137: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

123Pendidikan Antikorupsi

undang-undang antikorupsi (Muslimin, 2006: 138). Pada tahun

1957 penguasa militer mengeluarkan Peraturan Penguasa Militer

Nomor PRT/PM/06/1957 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi. Satu tahun kemudian, Penguasa Perang Pusat Kepala

Staf Angkatan Darat Jenderal Abdul Haris Nasution mengeluarkan

peraturan antikorupsi, yaitu Peraturan Penguasa Perang Kepala

Staf Angkatan Darat Nomor Prt/Peperpu/C13/1958 tertanggal 16

April 1958. Sehari setelah keluarnya peraturan tersebut, muncul

peraturan serupa yang dikeluarkan Penguasa Perang Pusat Kepala

Staf Angkatan Laut Nomor Prt/Z.I./1/7.

Peraturan antikorupsi yang dikeluarkan penguasa perang

tersebut relatif bersifat progresif dengan memperlakukan korupsi

sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang harus

ditangani berdasarkan hukum materiil dan formil secara luar biasa

juga. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002

yang digunakan oleh KPK untuk melakukan pencegahan korupsi di

kalangan pejabat negara baik pusat maupun di daerah, juga diatur

dalam peraturan penguasa militer tersebut. Dalam peraturan

tersebut, diatur tentang pendaftaran harta benda pejabat oleh

Badan Penilik Harta Benda (BPHB) sebagai bagian dari sistem

penegakan hukum preventif. Peraturan tersebut juga dilengkapi

dengan proses pengajuan gugatan perdata berdasarkan prinsip

perbuatan melanggar hukum bagi pejabat yang memiliki harta

benda tidak seimbang dengan gaji dan pendapatannya tetapi

sulit korupsi tersebut diajukan langsung kepada pengadilan tinggi

tanpa harus melalui pengadilan tingkat pertama yaitu pengadilan

negeri.

Page 138: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

124 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Yang menarik dari semua itu, mengapa bukan pemerintah

yang mengambil inisiatif dengan mengeluarkan undang-undang

atau peraturan antikorupsi, justru penguasa militer yang notabene

karakternya cenderung otoriter dan tertutup yang dengan berani

menetapkan peraturan antikorupsi. Tidak ada jawaban terhadap

hal ini, tetapi yang patut dicatat bahwa TNI telah menorehkan

prestasi tentang obsesinya untuk menciptakan penyelenggaraan

negara yang bersih. Pada waktu itu muncul kasus besar ketika

Jaksa Agung waktu itu, yaitu Agung Suprapto untuk membawa

Menlu Roslan Abdul Gani ke meja hijau karena adanya dugaan

korupsi (Muslimin, 2006: 139). Meskipun akhirnya upaya Jaksa

Agung gagal, namun ketegasan sikap dan tekad pantang menyerah

dari Suprapto selaku Jaksa Agung pantas dicatat dengan tinta emas

dalam sejarah pemberantasan korupsi di Indonesia.

Menjelang berakhirnya kekuasaan orde lama, keluar

peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1960

tentang Pengusutan, Penuntutan, dan Pemeriksaan Tindak Pidana

Korupsi (Muslimin, 2006: 139). Selain peraturan antikorupsi

yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dan penguasa militer,

pemerintah atas dasar saran dari penguasa militer membentuk

lembaga antikorupsi sebanyak dua kali.

Pertama, dibentuklah Panitia Retooling Aparatur Negara

(Paran). Lembaga tersebut dibentuk melalui perangkat aturan UU

Keadaan Bahaya yang dipimpin oleh A.H. Nasution dengan dibantu

2 orang anggota, yaitu Prof. M. Yamin dan Roeslan Abdul Gani.

Berdasarkan aturan tersebut, semua pejabat negara harus mengisi

formulir tentang harta kekayaannya. Upaya tersebut ditentang

Page 139: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

125Pendidikan Antikorupsi

keras oleh pejabat yang korup. Karena kekacauan politik, paran

tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan menyerahkan

pelaksanaan tugasnya kepada Kabinet Djuanda.

Kedua, dibentuk Operasi Budhi berdasarkan Keppres Nomor

275 Tahun 1963. A.H. Nasution mantan Ketua Paran ditunjuk

oleh pemerintah menjadi ketua operasi Budhi, dibantu Wirjono

Prodjodikoro untuk menjalankan tugas menyeret pelaku korupsi ke

pengadilan. Sasaran utama lembaga ini adalah perusahaan negara

dan lembaga-lembaga negara dianggap rawan praktik korupsi. Seperti

halnya yang dialami oleh Paran, lembaga ini juga mengalami kesulitan

untuk menangkap pelaku korupsi. Perlawanan koruptor, seperti yang

dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina dengan menolak diperiksa,

menyebabkan lembaga ini mandul. Meskipun Operasi Budhi berhasil

menyelamatkan uang negara senilai kurang lebih Rp 11 miliar, namun

tidak urung dibubarkan pemerintah dan sebagai gantinya dibentuk

Komando Tertinggi Retooling Aparat Revolusi (Kontrar) yang dipimpin

langsung oleh Presiden Soekarno dengan dibantu 2 orang anggota,

yaitu Soebandrio dan Letjen Ahmad Yani.

B. Pemberantasan Korupsi Pada Masa Orde Baru

Dibandingkan dengan hasil yang dicapai, peraturan

antikorupsi pada masa orde lama tidak signifikan sebagai senjata

pamungkas dalam memberantas korupsi. Sistem kepemimpinan

yang otoriter, buruknya kinerja pemerintah dalam hubungan luar

negeri, ditambah kompetisi tidak sehat antarpartai politik pada

masa itu menyebabkan pemerintah lebih berkonsentrasi untuk

mengendalikan situasi politik dan keamanan dalam negeri. Hal

ini berdampak pada lemahnya pengendalian terhadap perilaku

Page 140: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

126 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

aparat pemerintah dan elit politik. Peraturan antikorupsi yang

dibuatnya pun menjadi tidak efektif.

Berangkat dari buruknya kinerja pemerintah orde lama,

pemerintah orde baru yang mengklaim diri sebagai orde

pengoreksi bertekad melakukan perubahan-perubahan tatanan

kehidupan berbangsa dan bernegara secara mendasar, termasuk

melaksanakan pemberantasan korupsi. Pada tahun 1967,

pemerintah orde baru membentuk Tim Pemberantas Korupsi

berdasarkan Keppres Nomor 228 Tahun 1967 (Muslimin, 2006:

140; Sudjana, 2008: 182). Tim tersebut diketuai oleh Jaksa Agung

Sugiharto, dilengkapi dengan satuan tugas dari unsur kejaksaan,

TNI dan Polri, ahli ekonomi, keuangan dan perbankan, pers, dan

kesatuan-kesatuan aksi. Tim ini memiliki penasihat, yaitu Menteri

Kehakiman, Panglima ABRI, Kepala Staf Angkatan, dan Kapolri.

Tim yang dibentuk Soeharto tersebut tidak efektif, karenanya

pada tanggal 31 Januari 1970 berdasarkan Keppres Nomor 12

Tahun 1970 dibentuk Komisi Empat. Tugas utama komisi ini adalah

memberantas korupsi (Muslimin, 2006: 140). Tugas rincinya adalah

menghubungi pejabat atau instansi pemerintah, swasta, sipil atau

militer, meminta dokumen-dokumen administrasi pemerintah,

swasta, dan lain-lain dengan meminta bantuan kepada aparatur

negara pusat dan daerah (Sudjana, 2008: 183). Ketua Komisi ini

dijabat oleh Mr. Wilopo, dengan anggota IJ. Kasimo, Prof. Johannes

dan Anwar Cokroaminoto. Sekretaris Komisi dijabat oleh Mayjen

Sutopo Yuwono. Mantan Wapres, Drs. M. Hatta diangkat sebagai

penasihat Komisi.

Pada tahun yang sama dibentuk Komite Antikorupsi (KAK) oleh

para mahasiswa (angkatan 66). Komite ini merupakan lembaga

Page 141: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

127Pendidikan Antikorupsi

hasil insiatif mahasiswa dan masyarakat, sehingga eksistensinya

tidak dipayungi hukum, baik berupa keppres maupun peraturan

lainnya. Namun demikian, karena tujuannya mulia, komite ini

didukung dan direstui pemerintah. Hal ini ditunjukkan oleh sikap

Soeharto yang berkenan menerima delegasi komite di istana

negara yang sedang mempersoalkan korupsi yang dilakukan oleh

Pertamina (Sudjana, 2008: 183).

Satu tahun setelah dibentuk Komisi Empat, pemerintah

bersama DPR berhasil menetapkan Undang-Undang Nomor 3

Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dasar

pertimbangan dikeluarkannya UU tersebut adalah: (1) perbuatan

korupsi sangat merugikan keuangan atau perekonomian negara

dan menghambat pembangunan nasional, (2) UU Nomor 24 Prp.

Tahun 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan, dan Pemeriksaan

Tindak Pidana Korupsi berhubung dengan perkembangan

masyarakat kurang mencukupi untuk dapat mencapai hasil yang

diharapkan (KPK, t.th.: 99).

Dalam UU tersebut, yang termasuk perbuatan korupsi adalah:

(1) seseorang melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, orang

lain atau badan yang merugikan keuangan atau perekonomian

negara, (2) seseorang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri

atau orang lain atau suatu badan dengan menyalahgunakan

kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya yang

merugikan keuangan atau perekonomian negara, (3) barangsiapa

yang melakukan kejahatan sebagaimana tercantum dalam pasal

209, 210, 387, 388, 415, 416, 417, 418, 419, 420, 423, dan 435

KUHP, (4) seseorang yang memberi hadiah atau janji kepada

pegawai negeri, (5) seseorang tanpa alasan yang wajar menerima

Page 142: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

128 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

pemberian atau janji yang diberikan kepadanya sebagaimana

disebut dalam pasal 418,419, dan 420 KUHP tidak melapor kepada

yang berwajib, dan (6) seseorang melakukan percobaan atau

permufakatan untuk melakukan tindak pidana sebagaimana pada

nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 di atas.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 termasuk keras,

karena pelaku korupsi dapat dipidana maksimal penjara seumur

hidup dengan denda setinggi-tingginya Rp 30 juta. Hal ini belum

termasuk hukuman tambahan, seperti perampasan barang-barang

terhukum dan pembayaran uang pengganti, sebagaimana diatur

dalam pasal 34 dan 35. Hukuman tersebut menurut pakar hukum

pidana, termasuk yang paling berat di Asia Tenggara (Muslimin,

2006: 141).

Pada tahun 1974 meletus pemberontakan mahasiswa sebagai

reaksi atas parahnya praktik korupsi di Indonesia dan penolakan

terhadap modal asing. Sebagai respon atas desakan mahasiswa

melalui peristiwa Malapetaka Januari 1974 atau dikenal dengan

nama Malari, pemerintah mengeluarkan Inpres Nomor 9 Tahun

1977 mengenai Operasi Ketertiban (Opstib) yang tugasnya

memberantas korupsi dan berbagai pungutan liar yang semakin

merajalela, terutama yang terjadi di jalan-jalan dan pelabuhan.

Tim ini diketuai oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara,

dengan pelaksana operasional adalah Pangkopkamtib. Ketua 1

adalah Kapolri dan Ketua 2 adalah Jaksa Agung. Tim ini semula

hanya menertibkan pungli di jalan-jalan dan pelabuhan, tetapi

dalam perkembangannya meningkatkan sasaran kepada korupsi

yang dilakukan oleh aparat pemerintah daerah dan departemen.

Upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh Tim ini masih

Page 143: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

129Pendidikan Antikorupsi

tergolong dalam skala mikro dengan lingkup terbatas. Meskipun

dinilai berhasil, hasil capaian Tim masih rendah bila dibandingkan

dengan luas dan dalamnya korupsi pada tubuh pemerintahan dan

departemen.

Sebagai upaya meningkatkan citra orde baru, pemerintah

pada tahun 1982 membentuk Tim Pemberantasan Korupsi dengan

pelaksana adalah Menpan JB Sumarlin, Pangkopkamtib Sudomo,

Ketua MA Mudjono, Menteri Kehakiman Ali Said, Jaksa Agung

Ismail Saleh, dan Kapolri Awaloeddin Djamin.

Pada masa orde baru, peraturan antikorupsi yang dikeluarkan

dan badan-badan antikorupsi yang dibentuk cukup banyak.

Dibandingkan dengan kinerja KPK yang umurnya kurang dari 20

tahun, namun prestasinya luar biasa, karena mampu mengungkap

ribuan kasus korupsi dan menjebloskan pelaku tindak pidana

korupsi lebih dari seratus orang. Para mantan menteri, mantan

gubernur, mantan bupati/wali kota, mantan kepala departemen

pemerintah, dan pengusaha kelas kakap berhasil digiring ke

penjara. Hal ini tidak terjadi pada badan-badan antikorupsi buatan

pemerintah orde baru yang selama puluhan tahun tidak berhasil

memenjarakan pejabat pemerintah beserta kroni-kroninya. Hal ini

dapat dipahami karena: (1) anggota badan antikorupsi masa orde

baru adalah orang pemerintah yang ditunjuk oleh Presiden, (2)

rakyat sipil pada masa orde baru sangat lemah atau boleh dibilang

mengalami ketakutan secara sistemik, (3) para penegak hukum

tidak memiliki nyali untuk menyeret pejabat pemerintah, bahkan

mereka sendiri terlibat dalam kasus hukum, (4) undang-undang

antikorupsi hanya menjadi pemanis bagi cita rasa pemerintah

yang seolah-olah antiKKN.

Page 144: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

130 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Keempat faktor inilah yang diduga menyebabkan gerakan

pemberantasan korupsi pada masa orde baru berjalan di tempat.

Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Mulimin (2006:

142) bahwa kehadiran perangkat perundang-undangan dan

berbagai institusi yang dibentuk pada masa orde baru tidak lebih

dari orkhestra, drama, dan teater pelengkap dari suatu komunikasi

dan diplomasi politik hukum antikorupsi yang dilakukan oleh rezim

orde baru.

C. Pemberantasan Korupsi Pada Masa Reformasi

Pada masa orde baru, pemerintah mencanangkan

pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila. Idealisasi

pembangunan tersebut diwujudkan dalam rencana-rencana

pembangunan nasional. Untuk mencapai cita-cita, tujuan nasional,

dan sebagai realisasi pembangunan nasional sebagai pengamalan

Pancasila, pemerintah orde baru menetapkan rancangan

pembangunan dalam dua tahap. Setiap tahap memakan waktu 25

hingga 30 tahun.

Pembangunan Jangka Panjang Tahap (PJPT) Pertama sampai

dengan pertengahan tahun 1997 telah menunjukkan hasil yang

dapat dirasakan oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Namun

malapetaka menimpa Indonesia, yakni dengan munculnya krisis

moneter pada pertengahan tahun 1997. Krisis keuangan tersebut

meluas menjadi krisis ekonomi, dan pada tahun-tahun berikutnya

meluas dan membesar menjadi krisis multidimensi, tidak hanya

ekonomi, tetapi juga sosial, budaya, politik, dan keamanan. Bahkan

dalam sewindu sejak krisis 1997, moralitas dan nasionalisme

bangsa Indonesia mengalami penurunan sangat tajam. Rusaknya

Page 145: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

131Pendidikan Antikorupsi

tatanan ekonomi dan keuangan pun mengakibatkan meluasnya

pengangguran, meningkatnya angka kemiskinan, menurunnya

daya tahan masyarakat, dan melemahnya kepercayaan masyarakat

terhadap pemerintah. Pemerintahan Habibie sebagai pengganti

Soeharto, pemerintahan Gus Dur, dan pemerintahan Megawati tak

kuasa menghadapi permasalahan fundamental bangsa Indonesia

saat itu.

Sejak krisis, jumlah penduduk miskin makin meningkat,

pengangguran bertambah, konflik dan kekerasan terjadi dimana-

mana, terorisme bagai hantu yang mengintai mangsa setiap saat,

free sex merajalela, penyalahgunaan narkoba bertambah banyak,

jumlah penderita HIV/AIDS berkembang, dan korupsi makin

menjadi-jadi.

Menyadari carut marutnya kehidupan nasional tersebut, para

wakil rakyat yang berada di MPR mengadakan Sidang Istimewa

MPR pada tanggal 10 hingga 13 November 1998. Ada 12 ketetapan

yang dihasilkan dari sidang tersebut. Untuk menormalisasi

kehidupan nasional yang telah mencapai titik rendah sejak krisis

moneter, dikeluarkan Ketetapan MPR RI Nomor X/MPR/1998

tentang Pokok-Pokok Reformasi Pembangunan Dalam Rangka

Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional Sebagai

Haluan Negara.

Sebagai respon terhadap tuntutan mahasiswa dan

masyarakat tentang perlunya penghapusan korupsi, kolusi,

dan nepotisme (KKN), MPR mengeluarkan Ketetapan MPR RI

Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih

dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Salah satu dasar

pertimbangan dikeluarkannya TAP MPR Nomor XI karena dalam

Page 146: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

132 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

penyelenggaraan negara telah terjadi praktik-praktik usaha yang

lebih menguntungkan sekelompok tertentu, yang menyuburkan

korupsi, kolusi, dan nepotisme yang melibatkan para pejabat

negara dengan para pengusaha, sehingga merusak sendi-sendi

penyelenggaraan negara dalam berbagai aspek kehidupan

nasional.

Pasal 3 ayat (1) ketetapan tersebut menyatakan bahwa “untuk

menghindarkan praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme,

seseorang yang dipercaya menjabat suatu jabatan dalam

penyelenggaraan negara harus bersumpah sesuai agamanya, harus

mengumumkan dan bersedia diperiksa kekayaannya sebelum dan

setelah menjabat.”

Pasal 4 menegaskan bahwa upaya pemberantasan korupsi,

kolusi, dan nepotisme harus dilakukan secara tegas terhadap

siapapun juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara,

keluarga, dan kroninya maupun pihak swasta/konglomerat,

termasuk mantan Presiden Soeharto dengan tetap memperhatikan

prinsip praduga tak bersalah dan hak-hak azasi manusia. Ketetapan

MPR tersebut terutama pada pasal 4 menunjukkan keberanian

luar biasa dari rakyat Indonesia melalui wakil-wakilnya di MPR,

karena secara tegas menunjuk nama Soeharto untuk diadili

sebagai orang yang diduga melakukan korupsi selama 32 tahun

menjabat sebagai Presiden.

Seperti halnya undang-undang antikorupsi pada masa orde

baru, TAP MPR tersebut ternyata sama saja tidak dapat digunakan,

karena berkas-berkas kasus korupsi yang melibatkan Soeharto

hingga meninggalnya tidak dapat menjadi bukti yang sah dan

meyakinkan untuk mengadili Soeharto. Ini menunjukkan bahwa

Page 147: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

133Pendidikan Antikorupsi

Soeharto memang sakti, tak tersentuh oleh hukum. Sedang

sakit dan tidak lagi menjabat, Soeharto tidak dapat digiring ke

meja hijau, apalagi ketika Soeharto masih menjabat presiden.

Mungkin karena senyumnya yang menawan atau karena power-

nya yang membuat Soeharto sebagai sosok yang tidak tersentuh

(untouchtable).

Empat presiden, dari Habibie, Gus Dur, Megawati, hingga Susilo

Bambang Yudhoyono tidak berani mengusik Soeharto. KPK yang

digadang-gadang akan mampu memasukkan Soeharto ke hotel

prodeo juga tidak dapat menampakkan gigi taringnya. Semuanya

melempem. Barangkali Tuhan menentukan lain terhadap nasib

Soeharto. Untungnya keluarga dan kroni-kroni Soeharto berhasil

diseret ke meja hijau. Tommy anak kesayangan Soeharto sempat

masuk bui karena kasus korupsi dan dugaan pembunuhan dan

Probosutedjo juga menginap di hotel prodeo karena terbukti

bersalah melakukan tindak pidana korupsi. Masuknya Tommy dan

Probosutedjo ke dalam jerat hukum menjadi obat pelipur lara bagi

sebagian besar rakyat Indonesia.

Sebagai pengejawantahan TAP MPR Nomor XI/MPR/1998,

Pemerintah bersama DPR menetapkan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas

Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme. Yang dimaksud penyelenggara

negara menurut UU ini adalah pejabat negara yang menjalankan

tugas eksekutif, legislatif, atau yudikatif dan pejabat lain yang

fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan

negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Mereka adalah pejabat negara pada lembaga tinggi

negara, menteri, gubernur, hakim, pejabat negara lain sesuai

Page 148: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

134 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

dan pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya

dengan penyelenggara negara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Penyelenggara negara yang bersih adalah penyelenggara

negara yang menaati asas-asas umum penyelenggaraan negara

dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta

perbuatan tercela lainnya (Pembinaan Jaringan Kerjasama

Antar Komisi dan Instansi KPK, 2006: 154). Asas-asas umum

penyelenggaraan negara tersebut meliputi asas kepastian hukum,

asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum,

asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas,

dan asas akuntabilitas. Ketentuan tentang asas-asas tersebut

sejalan dengan karakteristik good governance dari UNDP, yaitu:

participation, rule of law, transparency, responsiveness, concensus

orientation, equity, effectiveness and efficiency, accountability,

and strategic vision (Romli, 2006: 6; Widodo, 2008: 116-117;

Syakrani dan Syahriani, 2009: 134). Ini artinya asas-asas umum

penyelenggaraan negara yang ditetapkan dalam UU Nomor 28

Tahun 1999 tersebut sejalan dengan visi dunia/global untuk

mewujudkan pemerintahan yang baik. Yang menarik dari UU

tersebut adalah ditentukannya sebuah Komisi Pemeriksa sebagai

upaya untuk menciptakan penyelenggara negara yang bersih dan

bebas dari KKN.

Komisi ini merupakan lembaga independen yang

bertanggung jawab langsung kepada Presiden sebagai Kepala

Negara. Fungsi utama komisi ini adalah mencegah praktik KKN

dalam penyelenggaraan negara. Setelah keluar Undang-Undang

Page 149: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

135Pendidikan Antikorupsi

Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi, Komisi Pemeriksa sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 ditiadakan dan digantikan

fungsinya oleh KDalam rangka meningkatkan efektivitas

pemberantasan tindak pidana korupsi, pemerintah reformasi

mengeluarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. UU ini sebagai pengganti

UU Nomor 3 Tahun 1971 yang dinilai sudah tidak sesuai lagi

dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat.

Seiring dengan pesatnya praktik-praktik perbuatan menyimpang

dalam tubuh pemerintah dan masyarakat, maka pengertian

tindak pidana korupsi pun makin beragam, mulai dari perbuatan

merugikan keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam

jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan

dalam pengadaan, hingga gratifikasi.

UU Nomor 31 Tahun 1999 menetapkan pidana maksimal,

yaitu penjara seumur hidup dan denda paling banyak Rp 1 miliar

bagi pelaku korupsi. Pidana tambahan yang dikenakan kepada

pelaku korupsi juga berat, misalnya perampasan barang milik

terhukum, pembayaran uang pengganti, penutupan perusahaan,

dan pencabutan hak-hak tertentu. Untuk lebih menjamin kepastian

hukum dan menghindari keanekaragaman penafsiran hukum,

pemerintah bersama DPR mengubah beberapa pasal dalam UU

Nomor 31 Tahun 1999 dengan menetapkan berlakunya UU Nomor

20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Pasal-pasal yang diubah diantaranya adalah pasal 5, 6, 7, 8, 9, 10,

11, dan 12. Mengenai perlunya sebuah badan atau komisi yang

Page 150: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

136 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

secara khusus diadakan untuk melakukan tugas pemberantasan

korupsi, UU Nomor 31 Tahun1999 mengamanatkannya dalam

pasal 43 yang berbunyi “dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun

sejak Undang-Undang ini berlaku, dibentuk Komisi Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi.

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi atau disingkat

KPK secara eksplisit dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor

30 Tahun 2002. UU tersebut dikeluarkan karena adanya kesadaran

bahwa lembaga pemerintah yang menangani perkara tindak

pidana korupsi selama ini belum berfungsi secara efektif dan

efisien. Jika tidak diadakan lembaga baru yang lebih independen,

dikhawatirkan korupsi makin merajalela serta keuangan dan

ekonomi negara makin merosot. Pengalaman menunjukkan,

lembaga-lembaga antikorupsi yang dibentuk oleh pemerintah

selama masa orde lama dan orde baru tidak dapat menghasilkan

apa-apa. Kegagalan demi kegagalan selalu menghantui upaya

pemberantasan korupsi di Indonesia, terutama terjadi pada

masa sebelum reformasi datang menggantikan era orde baru

yang sarat korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kegagalan tersebut

tidak membuat surut langkah badan antikorupsi, terutama KPK

untuk melawan korupsi. Bahkan bangsa ini sudah bertekad untuk

melawan korupsi dan menyatakan bahwa korupsi adalah musuh

bersama (corruption is common enemy) yang harus diperangi.

UU Nomor 30 Tahun 2002 memberikan kewenangan luar biasa

besar kepada KPK untuk melakukan kegiatan, tidak terbatas pada

upaya penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana

korupsi, tetapi juga melakukan tindakan pencegahan korupsi yang

melibatkan banyak segmen masyarakat, dan yang tidak kalah

Page 151: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

137Pendidikan Antikorupsi

urgen adalah melakukan monitor terhadap penyelenggaraan

pemerintahan negara. Ini artinya, jangkauan atau ruang lingkup

kerja KPK dapat dikatakan luar biasa (extra-ordinary), karena ia

bisa masuk ke semua segmen administrasi lembaga negara dan

pemerintah serta dapat bergandengan tangan dengan semua

elemen masyarakat demi terwujudnya pemerintahan dan

masyarakat yang baik dan bersih.

Selain UU Nomor 30 Tahun 2002 yang memperkokoh kinerja

KPK dalam memberantas korupsi, upaya pemberantasan korupsi

pada masa reformasi menjadi keniscayaan setelah pemerintah

meratifikasi United Nation Convention Against Corruption 2003

dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006. Dalam UU tersebut,

disadari bahwa tindak pidana korupsi tidak lagi merupakan

masalah lokal, akan tetapi merupakan fenomena transnasional

yang memengaruhi seluruh masyarakat dan perekonomian,

sehingga dipandang penting adanya kerja sama internasional

untuk pencegahan dan pemberantasannya. Hal ini perlu didukung

oleh integritas, akuntabilitas, dan manajemen pemerintahan

yang baik. Itulah sebabnya bangsa Indonesia dengan KPK sebagai

promotornya ikut aktif menggalang kerjasama internasional dalam

melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Tema antikorupsi yang ditawarkan Susilo Bambang Yudhoyono

dan Jusuf Kalla yang kemudian popular disebut SBY-JK dalam

pemilihan umum 2004 yang lalu berhasil menaikkan popularitas

SBY-JK sebagai penantang kuat pasangan Megawati SP dan Hasyim

Muzadi. Berkat isu yang diangkat tersebut, pasangan SBY-JK

memperoleh dukungan suara 60% dalam pemilihan presiden secara

langsung yang pertama kali diadakan di republik tercinta ini.

Page 152: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

138 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Setelah dilantik sebagai Presiden pada tanggal 20 Oktober 2004,

Susilo Bambang Yudhoyono dengan gencar mengeluarkan pernyataan

dan menjalankan kebijakan pemberantasan korupsi. Tim Imparsial

mencatat, selama kurun waktu 1 tahun memerintah sejak 2004,

Presiden SBY telah mengeluarkan pernyataan tentang pemberantasan

korupsi 36 kali (Marpaung dan J. Heri Sugianto, 2006: 31). Kebijakan

pertama yang dikeluarkan SBY adalah ditetapkannya Inpres Nomor

5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Inpres

tersebut ditujukan kepada para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

Jaksa Agung, Panglima TNI, para Kepala Lembaga Pemerintahan Non-

Departemen, Gubernur, Bupati, dan Wali kota seluruh Indonesia. Isi

Inpres tersebut antara lain: dukungan terhadap kerja KPK, terutama

dalam hal pelaporan harta kekayaan dan penanganan kasus korupsi

oleh KPK, meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik, baik

dalam bentuk jasa atau perijinan, menetapkan program dan wilayah

bebas korupsi, melaksanakan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, menerapkan kesederhanaan,

baik dalam kedinasan maupun dalam kehidupan pribadi serta

pengehematan pada penyelenggaraan kegiatan yang berdampak

langsung pada keuangan negara serta peningkatan terhadap kualitas

kerja dan pengawasan di tiap departemen atau institusi (Marpaung

dan J. Heri Sugianto, 2006: 31).

Dalam upaya pemberantasan korupsi, tim pertama yang

dibentuk oleh SBY adalah Tim Terpadu Pemburu Koruptor,

yang dibentuk melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum,

dan Keamanan pada tanggal 17 Desember 2004. Selain Menko

Polkumkam, tim ini beranggotakan Kapolri, Jaksa Agung, Deplu

dan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK). Tim

Page 153: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

139Pendidikan Antikorupsi

tersebut memiliki dua tugas, yaitu memburu koruptor yang bebas

berkeliaran di luar negeri dan mengembalikan aset milik negara

yang dibawa kabur oleh koruptor ke luar negeri.

Sebagai tindak lanjut dari Inpres Nomor 5 Tahun 2004,

pemerintah menyusun Rencana Aksi Nasional Pemberantasan

Korupsi 2004-2009 atau disingkat RAN-PK 2004-2009. Dalam RAN-

PK tersebut terdapat bidang pencegahan dan bidang penindakan

dalam rangka pemberantasan korupsi. Bidang pencegahan

diprioritaskan pada: (1) mendesain ulang pelayanan publik,

terutama dalam bidang-bidang yang berhubungan langsung

dengan kegiatan pelayanan kepada masyarakat, (2) memperkuat

transparansi, pengawasan dan sanksi pada kegiatan-kegiatan

pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi dan sumber

daya manusia, dan (3) meningkatkan pemberdayaan perangkat-

perangkat pendukung dalam pencegahan korupsi.

Berbeda dengan langkah-langkah pencegahan, bidang

penindakan diprioritaskan pada percepatan penegakan dan

kepastian hukum dalam penanganan perkara korupsi yang besar

dan menarik perhatian masyarakat, serta pengembalian aset hasil

korupsi kepada negara.

Enam bulan setelah memerintah, tepatnya pada tanggal

28 April 2005, Presiden SBY menetapkan delapan langkah

pemberantasan korupsi, yaitu:

1. Membersihkan istana negara dari korupsi dalam rangka

menggugah dan mengajak rakyat melakukan langkah yang sama;

2. Mencegah besarnya kerugian negara yang diakibatkan oleh

penyimpangan pengadaan barang dan korupsi pengadaan

barang;

Page 154: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

140 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

3. Mencegah penyimpangan termasuk dalam tender proyek-

proyek rekonstruksi Aceh yang cukup besar selama empat

tahun;

4. Mencegah penyimpangan tender bagi pembangunan

infrastruktur lima tahun ke depan;

5. Berdasarkan bukti-bukti permulaan dan dugaan kuat terjadi

korupsi dan penyimpangan di berbagai lembaga pemerintah

dan swasta, pemerintah akan melakukan langkah-langkah

hukum;

6. Mencari dan menemukan terpidana yang telah dijatuhi

hukuman atau yang sedang menjalani proses hukum yang

diduga kuat berada di luar negeri;

7. Melakukan peningkatan intensitas pemberantasan

penebangan liar;

8. Pemerintah akan melakukan penelitian terhadap pembayaran

pajak dan cukai tahun 2004 (Marpaung dan J. Heri Sugianto,

2006: 33).

Pada tahun 2005 berdasarkan Perpres Nomor 11, SBY

membentuk Tim Koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

(Timtas Tipikor). Tugas utama tim ini adalah: (1) melakukan

penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan sesuai dengan

ketentuan hukum acara yang berlaku terhadap kasus dan/atau

indikasi tindak pidana korupsi, (2) mencari dan menangkap pelaku

yang diduga keras melakukan tindak pidana serta menelusuri

asetnya dalam rangka pengembalian keuangan secara optimal.

Kebijakan SBY dalam pemberantasan korupsi membuahkan

hasil cukup menggembirakan. Sejak Januari hingga April 2005,

perkara korupsi yang disidik sebanyak 961 perkara dan baru

Page 155: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

141Pendidikan Antikorupsi

diselesaikan sebanyak 149 perkara. Dalam hal penuntutan,

Kejagung melaporkan telah mnerima pengaduan tentang korupsi

sebanyak 1.336 perkara, 525 diantaranya sudah disidik, dan dari

jumlah tersebut 450 diantaranya sudah dituntaskan dan sisanya

15 perkara dihentikan. Inilah sebagian prestasi yang berhasil

ditorehkan oleh SBY pada awal jabatan pertama sebagai presiden.

Meskipun pada masa reformasi cukup banyak dikeluarkan

peraturan perundang-undangan dan penetapan kebijakan tentang

pemberantasan korupsi, namun demikian bukannya surut jumlah

orang yang berkorupsi. Data pejabat koruptor yang dihimpun oleh

Kurniawan, dkk. (2006: 5) betul-betul nggegirisi (menakutkan).

Data tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 5. Data Korupsi Pejabat Versi Depdagri (2004-2006)

No. Pejabat Jumlah (orang)

1. Gubernur 7

2. Bupati/Wali kota 60

3. DPRD Provinsi 327

4. DPRD Kabupaten/Kota 735

Seiring dengan meningkatnya jumlah koruptor dan lahan

subur bagi korupsi pada era reformasi ini, perlawanan dari

masyarakat juga makin hebat. Lagi-lagi, KPK tidak sendirian dalam

fungsinya memberantas korupsi. Di berbagai daerah dari berbagai

lapisan masyarakat tumbuh subur lembaga-lembaga antikorupsi,

baik yang organisasinya sudah demikian rapi dan besar maupun

yang belum terorganisasi. Tidak hanya YLBHI, ICW, TII, dan MTI

yang menemani KPK dalam memberantas korupsi, tetapi juga

lembaga-lembaga serupa yang ada di pusat maupun daerah turut

mengawal daerahnya agar bersih dari perilaku korupsi, misalnya

Page 156: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

142 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Parlemen Watch, Police Watch, Semarang Corruption Watch,

Demak Corruption Watch, dan yang lainnya.

Dukungan kepada KPK masih saja mengalir baik dari kalangan

LSM, musisi, artis, maupun perguruan tinggi, meskipun pada

semester kedua tahun 2009 banyak mengalami masalah, terutama

terkait dengan ditetapkannya ketua dan dua wakil ketua KPK

sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan dan korupsi.

D. Rangkuman

Korupsi merupakan musuh bersama masyarakat dan bangsa

Indonesia. Pemerintah dalam hal ini menyadari betapa korupsi

merupakan penyakit yang harus diberantas. Oleh karenanya, sejak

pemerintahan orde lama hingga era reformasi, telah diupayakan

berbagai cara untuk memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya.

Pada masa orde lama, Tentara Nasional Indonesia (TNI)

memiliki peran besar dalam melakukan pemberantasan korupsi.

Hal ini dibuktikan dengan inisiatif penguasa militer pada saat itu

dengan mengeluarkan peraturan antikorupsi (PAK) yang diketuai

A.H. Nasution. Untuk mendukung sikap tegas tentara terhadap

korupsi, tahun 1960 dikeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1960. Pada tahun-tahun

berikutnya dibentuk PARAN dan Operasi Budhi guna mendukung

upaya percepatan pemberantasan korupsi.

Pada masa orde baru dibentuk lembaga uang bertugas

memberantas korupsi. Demikian pula, dikeluarkan berbagai

peraturan untuk memberantas korupsi. Berdasarkan Keppres

Nomor 228 Tahun 1967 dibentuk Tim Pemberantas Korupsi yang

Page 157: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

143Pendidikan Antikorupsi

diketuai Jaksa Agung Sugiharto. Setelah itu dibentuk Komisi Empat

yang diketuai Wilopo dan juga dibentuk Komisi Antikorupsi. Untuk

memperkuat upaya pemberantasan korupsi dikeluarkan Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi. Guna meningkatkan efektivitas pemberantasan

korupsi, Presiden Soeharto juga membentuk tim operasi tertib,

yang salah satunya berfungsi untuk melakukan pemberantasan

korupsi.

Era reformasi merupakan era emas pemberantasan

korupsi, utamanya pada masa pemerintahan SBY. Jauh sebelum

SBY menjadi presiden, telah ditetapkan TAP MPR Nomor XI/

MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari

Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme. Setahun berikutnya, dikeluarkan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara

Negara yang Bersih dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme. Dalam

UU ini ditetapkan adanya suatu Komisi Pemeriksa, yang tugasnya

melakukan penyelidikan terhadap dugaan adanya tindak pidana

korupsi. Komisi ini bubar setelah dikeluarkan Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK). Untuk menunjukkan keseriusan pemerintah dalam

memberantas korupsi dikeluarkan Undang-Undang Nomor 31

Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Undang-Undang ini kemudian diperbarui lagi dengan dikeluarkan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Sebagai bukti keseriusan

pemerintah SBY, pemerintah menetapkan Rencana Aksi Nasional

(RAN) Pemberantasan Korupsi Tahun 2004-2009, yang kemudian

ditindaklanjuti dengan ditetapkannya RAN pemberantasan korupsi

tahun 2010-2015.

Page 158: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

144 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Dari berbagai fakta dan data tentang aktivitas pemberantasan

korupsi di Indonesia sejak era orde lama hingga reformasi,

menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam melakukan

pemberantasan korupsi. Masyarakat pada era reformasi

memberikan dukungan penuh terhadap upaya pemberantasan

korupsi. Buktinya, banyak berdiri lembaga-lembaga nirlaba yang

bergerak pada bidang pemberantasan korupsi.

Page 159: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

145

BAB VII STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI

DI BERBAGAI NEGARA

Untuk mendesain strategi yang jitu dalam melakukan

pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia,

perlu dipelajari bagaimana negara-negara lain melakukan upaya

pemberantasan korupsi. Negara-negara yang akan dikaji dalam

tulisan ini, yaitu Australia, Finlandia, China, Hongkong, Malaysia,

Singapura, dan Thailand.

A. Pemberantasan Korupsi di Australia

Korupsi menurut pandangan Australia adalah tingkah laku oleh

setiap orang yang memberi dampak menentang atau memberi

dampak menentang kejujuran atau pelaksanaan fungsi yang adil

oleh pejabat publik (Hamzah, 2005: 9). Perbuatan dipandang

korup jika dapat dibuktikan sebagai bagian dari bentuk delik atau

perbuatan kriminal, delik atau pelanggaran disiplin, dan menjadi

dasar untuk memecat, membebaskan dari dinas atau mengakhiri

dinas seorang pejabat publik.

Pada awal sejarahnya, Australia tergolong negara korup,

terutama pada saat pemerintahan dikendalikan oleh kelompok

Page 160: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

146 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

militer. Karena seriusnya persoalan korupsi di kalangan

pemerintah, maka berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 1988,

Australia membentuk sebuah lembaga pemberantasan korupsi,

yaitu Independent Commission Against Corruption (ICAC). ICAC

merupakan sebuah komisi yang khusus menangani masalah

korupsi. Selain melakukan penyelidikan, ICAC juga membantu

mencegah korupsi di sektor publik dan mendidik masyarakat pada

sektor publik tersebut.

ICAC memiliki struktur organisasi berjenjang yang sangat

efektif dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Commissioner merupakan ketua ICAC yang memimpin rapat dengan

pejabat teras dua minggu sekali, meninjau interaksi dengan badan-

badan ekstern, menerima laporan kemajuan dan menentukan

kebijakan organisasi. Masih dalam level pimpinan, ICAC memiliki

Komite Manajemen Operasi yang diketuai oleh commissioner

atau assistant commissioner. Komite ini bersidang sekali dalam

dua minggu untuk meninjau kemajuan operasionalisasi organisasi

yang dilakukan oleh komisi dan memberi rekomendasi yang

sesuai dengan prioritas. Anggota pimpinan lainnya, yaitu assistant

commissioner, memiliki tugas melakukan pengambilan keputusan

operasi strategis, penelitian, dan bantuan eksekutif. Level di

bawah pimpinan adalah Direktur Unit Penyidikan, yang tugasnya

adalah melakukan penyidikan, intelijen dan analisis, penilaian,

bantuan penyidikan dan pelayanan teknis. Orang keempat dalam

ICAC adalah solicitor, yaitu komisi yang memimpin unit hukum

dengan tugas melakukan peninjauan operasi dan penghubung

ICAC dengan parlemen. Selain solicitor tersebut, diangkat

Direktur Pencegahan dan Pendidikan Korupsi, yang tugasnya

Page 161: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

147Pendidikan Antikorupsi

adalah melakukan pencegahan, pendidikan dan mengembangkan

media untuk pendidikan antikorupsi. Pejabat teras ICAC lainnya

adalah Direktur Pelayanan Komisi, yang tugasnya berkaitan

dengan teknologi informasi, pelayanan informasi, perekaman dan

properti, pengembangan SDM, keuangan, pelayanan kantor, dan

keamanan.

ICAC memiliki 8 fungsi yang berkaitan dengan upaya

pemberantasan korupsi, yaitu: (1) kepentingan publik, (2) fungsi

utama, (3) fungsi lain komisi, (4) satuan tugas, (5) kerjasama

dengan badan lain, (6) bukti dan prosedur, (7) proses pengadilan,

dan (8) wewenang insidental (Hamzah, 2005: 12).

Dari sekian fungsi tersebut, fungsi utama komisi dipandang

paling strategis dalam upaya pemberantasan korupsi. Fungsi

utama komisi mencakupi: (1) menyidik setiap tuntutan, pengaduan

atau setiap keadaan yang menurut pandangan komisi terdapat

perbuatan korupsi, perbuatan yang membolehkan, menganjurkan

atau menyebabkan terjadinya perbuatan korupsi, dan perbuatan

yang berkaitan dengan perbuatan korupsi, mungkin telah terjadi,

mungkin sedang terjadi, atau kira-kira akan terjadi; (2) menyidik

setiap hal yang diajukan oleh parlemen kepada komisi; (3)

menghubungi pejabat yang bersangkutan tentang hasil penyidikan;

(4) mempelajari undang-undang yang mengatur praktik dan

prosedur otoritas publik dan pejabat publik dalam usaha untuk

menemukan perbuatan korupsi, (5) menginstruksikan, menasihati,

dan membantu setiap otoritas publik, pejabat publik atau orang

lain mengenai cara-cara yang dapat meniadakan perbuatan

korupsi; (6) memberi nasihat otoritas publik atau pejabat publik

mengenai perubahan praktik atau prosedur yang sesuai dengan

Page 162: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

148 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

pelaksanaan fungsi yang efektif menurut pemikiran komisi perlu

untuk mengurangi terjadinya perbuatan korupsi; (7) bekerjasama

dengan otoritas publik dan pejabat publik dalam merevisi

undang-undang, praktik, dan prosedur dengan tujuan untuk

mengurangi kemungkinan terjadinya korupsi; (8) mendidik dan

memberi nasihat kepada otoritas publik dan pejabat publik serta

masyarakat mengenai strategi memberantas korupsi; (9) mendidik

dan menyebarkan informasi kepada publik mengenai dampak

yang merugikan dari perbuatan korupsi serta pentingnya untuk

mempertahankan integritas administrasi publik; (10) mendapat

bantuan dan mendorong dukungan publik dalam memberantas

korupsi; (11) mengembangkan, mengatur, mensupervisi, dan ikut

serta dalam atau melaksanakan program-program pendidikan dan

nasihat yang dapat dijelaskan dalam acuan yang dibuat kepada

komisi oleh kedua kamar parlemen (Hamzah, 2005: 12-13).

Kerja keras ICAC membuahkan hasil, yakni mengubah citra

Australia dari negara korup menjadi negara relatif bersih. Hal ini

dapat terjadi, karena enam hal, yaitu:

1. Pemilihan yang jujur oleh politisi yang jujur;

2. Pejabat publik yang jujur, netral, dan berkualitas;

3. Audit dan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran

pemerintah;

4. Penyidikan yang independen dan pengajuan pengaduan

terhadap pemerintah sendiri;

5. Akses bebas kepada informasi;

6. Penuntutan kejahatan yang independen dan adanya hakim

yang independen, tidak bias dan jujur.

Page 163: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

149Pendidikan Antikorupsi

B. Pemberantasan Korupsi di Finlandia

Finlandia merupakan negara industri dengan sistem ekonomi

pasar bebas. Produksi perkapita hampir sama dengan Inggris,

Perancis, Jerman, dan Italia. Sektor kunci ekonomi Finlandia adalah

produksi telekomunikasi. Sulit menemukan praktik korupsi di

negara Finlandia yang terkenal sebagai negara seribu danau. Indeks

Persepsi Korupsi (IPK) yang dikeluarkan oleh majalah The Economist

pada tahun 2003 menempatkan Finlandia pada peringkat pertama

negara paling tidak korup (Suryadi, 2003: 207). Pada tahun 2011,

Finlandia bersama Denmark menempati peringkat kedua sebagai

negara terbersih. Pada tahun 2012, Finlandia juga menempati

urutan kedua negara terbersih atau bebas dari korupsi.

Pertanyaan pokok yang perlu dikaji adalah apa yang

menyebabkan Finlandia relatif bersih dari korupsi. Ada tiga

faktor utama yang menyebabkan Finlandia bersih dari korupsi.

Pertama, obedience, yaitu sikap taat atau patuh pada hukum.

Kedua, honesty, yaitu sikap jujur pada diri sendiri dan orang lain.

Ketiga, life style atau gaya hidup sederhana dan tidak konsumtif.

Di Finlandia, sikap bohong tidak disukai oleh rakyat. Pengunduran

diri Perdana Menteri Finlandia, Anneli Jaatteenmaki pada bulan

Juni 2003, karena ia dituduh berbohong kepada parlemen

dan rakyat berkaitan dengan kebocoran informasi politik yang

peka selama kampanye. Orang Finlandia juga bukan orang

konsumeristis. Mereka berbelanja disesuaikan dengan ukuran

penghasilan mereka dan mengutamakan kebutuhan pokok sehari-

hari daripada kebutuhan akan barang-barang mewah.

Pola hidup sederhana tidak hanya dipraktikkan oleh rakyat

pada umumnya, tetapi juga oleh kalangan pejabat pemerintah.

Page 164: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

150 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Presiden Tarja sangat sederhana dalam berpakaian. Presiden

sebelumnya pun heran memiliki rumah tidak semewah rumah

anggota DPR Indonesia. Kota Helsinki yang berpenduduk 500.000

orang jauh dari kesan glamour. Hanya sedikit tempat-tempat

belanja, tidak seperti halnya di kota-kota besar di Indonesia. Itulah

sebabnya, tidak mengherankan jika daya saing bisnis Finlandia

pada tahun 2005 nomor dua sedunia setelah Amerika Serikat.

C. Pemberantasan Korupsi di China

Di China dan Hongkong pusat praktik korupsi ada pada

tubuh kepolisian. Jajaran kepolisian China memperoleh hasil

korupsi dari memungut pungutan yang berasal dari aktivitas

perjudian, pelacuran dan sindikat narkotika. Salah satu sebab

mengapa kepolisian China menjadi pusat praktik korupsi karena

kebudayaan China yang menggunakan kedudukan pemerintah

untuk keuntungan pribadi (Suryadi, 2006: 192).

Korupsi kepolisian di China telah menjadi mafia. Muncullah istilah-

istilah menarik dalam praktik korupsi di China. Misalnya, “masuk

dalam bus”, artinya kalau mau menerima korupsi bergabunglah

bersama kami. “Berlarilah di samping bus”, artinya seandainya

Anda tidak ingin menerima korupsi tidak mengapa, tetapi jangan

mengganggu. Yang lebih seram adalah istilah “jangan pernah berdiri

di depan bus”, artinya kalau Anda mencoba melaporkan korupsi, bus

ini akan menabrak dan mungkin Anda akan mati.

Parahnya praktik korupsi sebagaimana ditunjukkan oleh

istilah-istilah di atas, menjadikan pemerintah berjuang keras

untuk memberantas perilaku korupsi. Usaha tersebut berhasil

meredakan korupsi. Keberhasilan pemberantasan korupsi tidak

Page 165: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

151Pendidikan Antikorupsi

lepas dari dua faktor utama yang menyebabkannya: (1) adanya

good will, political will, integritas, dan komitmen yang ditunjukkan

oleh pemimpin dan aparatur pemerintah dalam menegakkan

hukum, (2) adanya lembaga atau badan antikorupsi yang dibentuk

oleh pemerintah dengan wewenang yang sangat luas untuk

memberantas praktik korupsi (Suryadi, 2006: 193).

Tekad pemimpin China untuk memberantas korupsi dapat

dicermati dari ungkapan Perdana Menteri China Zhu Rongji pada

pelantikannya bulan Maret 1998 yang lalu. Kata Zhu Rongji:

“untuk melenyapkan korupsi, saya menyiapkan 100 peti mati.

Sembilan puluh sembilan untuk para koruptor dan satu untuk

saya jika saya berbuat sama” (Suryadi, 2006: 193). Usaha Rongji

membuahkan hasil dalam memberantas korupsi, paling tidak

membuat jera pelaku atau calon pelaku korupsi. Pada bulan Maret

tahun 2000 pengadilan di China memutuskan menghukum mati

Wakil Gubernur Provinsi Jiangxi, Hu Chang Ging yang terbukti

telah menerima suap sebesar 600.000 dollar AS. Pada tanggal 16

Januari 2002, hukuman mati dijatuhkan pula kepada Deputi Wali

kota Leshan, Li Yushu, karena terbukti secara sah menerima suap

senilai 1 juta dollar AS, dua mobil mewah, dan sebuah jam tangan

Rolex. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan China

memberantas korupsi adalah adanya penegakan hukum yang

tegas. Sebagaimana diyakini Zhu bahwa ketegasan membersihkan

pemerintah dari tindak korupsi plus penegakan akan dapat

memutar roda ekonomi bersemangat pasar sosial sebagai bagian

dari transformasi modern China pada pasar dunia.

Selain penegakan hukum yang tegas, China memiliki badan

antikorupsi, yaitu Anti Corruption Branch (ACB) yang ditangani oleh

Page 166: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

152 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

kepolisian. Oleh karena ACB dikelola oleh kepolisian yang sudah

mendapatkan stigma korup, maka ACB tidak direspon masyarakat.

Itulah sebabnya, ACB diganti menjadi Anti Corruption Office (ACO)

yang dipimpin oleh pemimpin baru yang betul-betul jujur. ACO

memiliki tiga bagian, yaitu: (1) bagian pengumpul keterangan

intelijen yang telah lama ada, (2) bagian penyidikan tuduhan

korupsi sehari-hari, dan (3) bagian penyidikan terhadap pegawai

pemerintah yang mempunyai kekayaan yang jauh melampaui gaji

mereka (Suryadi, 2006: 195).

D. Pemberantasan Korupsi di Hongkong

Sejarah Hongkong tidak dapat dilepaskan dari persoalan

candu, opium atau narkotika. Sejak abad ke-19, Hongkong

menjadi tempat transit opium dari segitiga emas ke bagian lain

di dunia melalaui daratan China. Karena akibatnya yang merusak,

Kaisar China melarang impor opium sejak tahun 1796 dan 1800.

Pemerintah China memerintahkan menyita semua opium yang

dimiliki oleh orang asing. Hal ini menimbulkan ketegangan

atau konflik antara China dengan Britania Raya (Inggris) hingga

berujung pada pecahnya Perang Candu pada tahun 1839-1842.

China kalah perang dan dipaksa menandatangani Konvensi

Chuenpi pada tanggal 20 Januari 1841, yang isinya adalah China

harus menyerahkan Hongkong kepada Inggris. Hal ini dipertegas

lagi dalam perjanjian Nanking.

Sejak tahun 1997 Hongkong kembali kepada kedaulatan China

dan berdasarkan deklarasi bersama antara China dan Inggris,

Hongkong menjadi wilayah khusus China yang disebut Special

Administrative Region. Berdasarkan pasal 31 UUD China menganut

Page 167: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

153Pendidikan Antikorupsi

prinsip satu negara dua sistem (Hamzah, 2005: 21). Hongkong

memiliki hukum dasar atau basic law yang mengatur prinsip umum,

hubungan antara pemerintah pusat di Peking dan Hongkong, hak-hak

dasar dan kewajiban penduduk, struktur politik, ekonomi, pendidikan,

ilmu pengetahuan, kebudayaan, olah raga, agama, tenaga kerja, tugas

sosial, masalah luar negeri, interpretasi dan perubahan basic law

serta ketentuan tambahan (Hamzah, 2005: 21).

Korupsi merajalela di Hongkong pada tahun enam puluhan

hingga tahun tujuh puluhan. Hongkong menjadi tempat transit

para pengedar narkotika yang berkolaborasi dengan Kepolisian

Hongkong. Setiap hari polisi Hongkong menerima 10.000 dollar

Hongkong dari para anggota sindikat narkotika. Uang haram juga

diperoleh polisi Hongkong dari sindikat perjudian dan pelacuran.

Kasino yang memiliki omzet 600.000 dollar Hongkong menyetor

10.000 dollar kepada Kepolisian Hongkong. Klitgaard mencatat

bahwa setiap hari ada uang 65.000 dollar Hongkong yang dibagi

secara rapi dan terorganisasi dalam tubuh kepolisian (Hamzah,

2005: 22). Secara rinci, Klitgaard menyebut angka 50 dollar

Hongkong untuk polisi berpangkat kopral, 150 dollar untuk sersan,

500 dollar untuk inspektur, 1000 dollar untuk inspektur kepala,

3000 dollar bagi letnan kolonel, dan 5000 dollar bagi kolonel.

Dalam upaya pemberantasan korupsi yang sangat akut

di tubuh kepolisian, Hongkong membentuk sebuah badan

antikorupsi yang dinamakan Independent Commission Against

Corruption (ICAC) pada tanggal 17 Oktober 1973. ICAC dibentuk

oleh Gubernur MacLehose dan diketuai oleh Jack Carter.

Pada awal dibentuk, Jack Carter sebagai ketua ICAC berhasil

memenjarakan Peter Godber seorang kolonel polisi yang

Page 168: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

154 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

melakukan korupsi senilai 4,3 juta dollar Hongkong. ICAC dipimpin

oleh seorang commissioner dan dibantu oleh 3 kepala divisi atau

departemen. Departemen itu adalah Departemen Operasi yang

tugasnya adalah menyidik, menahan, dan membantu menuntut

orang yang melakukan korupsi; Departemen Pencegahan Korupsi

yang berfungsi memberikan penilaian terhadap titik-titik rawan

organisasi; dan Departemen Hubungan Masyarakat yang berfungsi

mengumpulkan dukungan dan informasi dari masyarakat dan

mengubah sikap mental masyarakat terhadap korupsi.

ICAC sangat dipercaya masyarakat, karena pegawainya

merupakan orang-orang yang kredibel, memiliki integritas yang

tinggi, profesional, dan tidak dapat disuap. Seleksi terhadap calon

pegawai ICAC sangat ketat dan selesai diseleksi mereka diberi

pelatihan khusus. Sistem penggajiannya berbasis kinerja dan rata-

rata karyawan ICAC di atas rata-rata gaji pegawai biasa. Jumlah

pegawainya cukup banyak, hingga tahun 1999 mencapai 1.299

orang yang terbagi dalam 943 pegawai bidang operasi, 58 pegawai

bidang prevensi, 212 pegawai bidang hubungan masyarakat, dan

86 pegawai bidang administrasi (Hamzah, 2005: 23).

Sebagai ketua ICAC, Carter telah melakukan berbagai langkah

strategis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja ICAC,

yaitu:

1. Mengangkat pejabat-pejabat yang bersih, yakni diangkat dari

tenaga-tenaga profesional dari Kerajaan Inggris yang memiliki

integritas tinggi;

2. Gaji yang diberikan kepada pejabat ICAC 10% lebih tinggi

daripada gaji pegawai negeri biasa di Hongkong dengan

pangkat yang setara;

Page 169: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

155Pendidikan Antikorupsi

3. Menentukan imbalan dan hukuman yang berat (Suryadi,

2006: 196).

ICAC merupakan lembaga independen dan terlepas dari

struktur kepolisian. Sebagai lembaga independen, wewenang

ICAC sangat luas. Lembaga ini memiliki wewenang yang sangat

luas, terutama untuk menyidik orang yang diduga melakukan

korupsi dan melakukan penindakan kepadanya. Wewenang ICAC

selengkapnya adalah sebagai berikut. (1) Menahan seseorang yang

dicurigai melakukan korupsi; (2) ICAC berwenang menyidik dan

menyita suatu barang tanpa membutuhkan membutuhkan surat

perintah terhadap kasus-kasus yang bersifat istimewa; (3) ICAC

dapat meminta setiap orang untuk memberikan informasi apa pun

yang dirasa perlu oleh komisaris; (4) ICAC dapat mengeluarkan

perintah untuk membekukan aset dan harta benda; dan (5) Atas

nama kemandirian, ICAC dapat melaporkan langsung tugas-

tugasnya kepada gubernur, tidak melalui badan legislatif atau pun

eksekutif (Suryadi, 2006: 197).

Selama tahun 1970-an ICAC mencapai keberhasilan luar biasa

dalam melakukan pemberantasan korupsi. Pada tahun 1974-1975,

ICAC berhasil memeriksa 2.466 keluhan korupsi dari 6.368 laporan

korupsi yang diterima dari masyarakat. Jumlah kasus korupsi yang

berhasil disidangkan meningkat dari 108 pada tahun 1974 menjadi

218 pada tahun 1975. ICAC tidak mampu menghapus korupsi dari

Hongkong, namun ia berhasil menurunkan korupsi dari 3.189

kasus pada tahun 1974 menjadi 1.234 kasus pada tahun 1975.

Keberhasilan menurunkan korupsi di Hongkong yang dilakukan

ICAC menurut Hamzah (2005: 36) karena 5 faktor. Pertama,

adanya kemauan politik (political will) pemerintah baik pada masa

Page 170: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

156 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Pemerintah Kolonial Inggris maupun pada zaman Hongkong.

Kedua, masih terjaminnya integritas dan kejujuran hakim pada

waktu ICAC dilahirkan. Ketiga, adanya dukungan anggaran

(budget) yang besar. Keempat, adanya pemanfaatan teknologi

canggih dalam melaksanakan kegiatan ICAC. Kelima, masyarakat

diikutsertakan dalam upaya pemberantasan korupsi.

E. Pemberantasan Korupsi di Malaysia

Malaysia semula adalah negara dengan sistem feodal agraris.

Sejak dijajah Inggris, sistem feodal tersebut berubah menjadi

perserikatan berbasis demokrasi dengan model Inggris. Meskipun

menggunakan model Inggris, sisa-sisa feodalisme di Malaysia

masih tampak, yakni adanya praktik pemberian upeti yang menjadi

lahan subur berkembangnya korupsi. Dalam rangka membangun

negara modern yang bebas korupsi, sejak tahun 1961 Malaysia

mengeluarkan Undang-Undang Antikorupsi yang dikenal dengan

nama Prevention of Corruption Act atau Akta Pencegahan Rasuah

57 (Hamzah, 2005: 38). Pada tahun 1970 dikeluarkan Emergency

(Essential Powers Ordinance) Nomor 22 dan berdasarkan Anti

Corruption Agency Act tahun 1982 dibentuklah Badan Pencegah

Rasuah (BPR). Sejak tahun 1997, ketiga UU dan ordonansi tersebut

digabung ke dalam Anti Corruption Act (ACA).

BPR Malaysia memiliki visi dan misi yang jelas dalam melakukan

pemberantasan korupsi. Visi BPR adalah: (1) mewujudkan

masyarakat Malaysia yang bebas dari gejala korupsi, berdasarkan

nilai-nilai kerohanian dan moral yang tinggi dan dipimpin oleh

pemerintah yang bersih, efisien, dan amanah, (2) menjadikan

BPR sebagai badan pemberantasan korupsi yang profesional

Page 171: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

157Pendidikan Antikorupsi

serta terunggul di dunia berasaskan keadilan, ketegasan, dan

amanah (Hamzah, 2005: 38). Berdasarkan visi tersebut, misi

pemberantasan korupsi di Malaysia dilakukan secara terpadu

dan berkelanjutan dengan cara: (1) semua badan dan lembaga

pemerintah yang terlibat secara total dalam menegakkan UU

dan peraturan dengan adil dan tegas untuk menjamin supremasi

UU serta melindungi kepentingan umum dan negara, (2) semua

tingkat kepemimpinan politik, administrasi, korporasi, agama, dan

lembaga swadaya masyarakat (LSM) terlibat dalam usaha-usaha

penghayatan dan penerapan nilai-nilai murni, sehingga terjadi

konsensus di kalangan masyarakat Malaysia yang membenci

korupsi dan adanya komitmen untuk memberantas gejala korupsi.

Berdasarkan visi dan misi di atas, fungsi pemberantasan

korupsi yang dilakukan oleh BPR mencakupi:

1. Mengenal dan memastikan terjadinya korupsi dan

penyalahgunaan wewenang didasarkan pada informasi dan

pengaduan yang diperoleh secara teliti, menyeluruh, dan

efisien melalui intelijen dan penyidikan;

2. Memperoleh dan mengumpulkan bukti-bukti secara teliti dan

lengkap untuk membuktikan terjadinya perbuatan korupsi,

penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran disiplin melalui

penyidikan yang rapi, cepat, dan efektif;

3. Memastikan keadilan dan kepentingan umum secara

berkelanjutan dijamin dengan undang-undang dan peraturan

nasional serta penuntutan yang bijaksana dalam kasus-kasus

korupsi dan penyalahgunaan wewenang.

4. Membantu ketua-ketua sektor publik dan swasta dalam

mengambil tindakan tata tertib terhadap pegawai mereka

Page 172: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

158 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

yang melanggar peraturan serta kode etik kerja berdasarkan

laporan BPR yang lengkap;

5. Memotong akar dan peluang untuk melakukan korupsi

dan penyalahgunaan wewenang akibat kelemahan sistem

manajemen di sektor publik dan swasta yang dipastikan dari

hasil penyidikan laporan BPR;

6. Membantu dalam menentukan calon-calon yang tidak terlibat

dalam perbuatan korupsi dan penyalahgunaan wewenang

serta dipastikan berdasarkan saringan yang cepat dan tepat

bagi: (a) kenaikan pangkat, pensiun awal, penganugerahan

bintang dan gelar kebesaran, serta pengisian jabatan-jabatan

penting dalam sektor publik, (b) pengisian jabatan-jabatan

yang penting dalam institusi tertentu serta penganugerahan

bintang dan gelar kebesaran dalam sektor swasta;

7. Meningkatkan penyertaan dukungan yang terpadu dari

kalangan pemimpin, kelompok berpengaruh, dan masyarakat

umum dalam usaha-usaha menentang korupsi dan

penyalahgunaan wewenang;

8. Memastikan tindakan yang diambil oleh BPR dalam intelijen,

penyidikan dan pencegahan korupsi serta penyalahgunaan

wewenang dapat dilakukan dengan disiplin melalui hubungan

dan kerja sama dengan badan-badan terkait baik pada tingkat

nasional maupun internasional;

9. Mewujudkan nilai-nilai unggul, meningkatkan kepakaran

dan profesionalisme serta memupuk semangat kerjasama di

kalangan pejabat BPR melalui kepemimpinan yang berdedikasi

dan dinamis;

10. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan kualitas

Page 173: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

159Pendidikan Antikorupsi

manajemen pejabat BPR pada semua tingkat melalui program

pembangunan sumber daya manusia, teknologi informasi,

dan proses kerja yang sistematis (Hamzah, 2005: 38-39).

Dalam rangka menjalankan fungsi tersebut, BPR memiliki tiga

strategi utama, yaitu:

1. Strategi pengukuhan, dimana untuk meningkatkan efektivitas

BPR, strategi pengukuhan memberi kekuatan kepada

profesionalisme BPR dan meningkatkan kerjasama dengan

penegak hukum antikorupsi internasional dan media massa;

2. Strategi penggalakan dan pencegahan, yang menekankan

pada usaha-usaha penghayatan nilai-nilai murni, pencegahan

korupsi, dan peningkatan sistem supervisi yang tegas dalam

penegakan peraturan perundang-undangan;

3. Strategi penegakan hukum, yaitu melalui pembalikan beban

pembuktian kepada tersangka yang terbukti memiliki harta

benda yang berlebihan dibandingkan dengan pendapatannya,

perampasan harta yang tidak dapat dijelaskan asal-usulnya,

dan meningkatkan ketegasan penegakan undang-undang

yang memberi dampak pada pencegahan korupsi (Hamzah,

2005: 39-40).

BPR memiliki prestasi luar biasa dalam melakukan

pemberantasan korupsi. Hal itu ditunjukkan dari laporan mengenai

perbuatan korupsi. Laporan-laporan yang disampaikan bervariasi,

melalui berbagai media dan cara, seperti surat kaleng sebanyak

3.121 atau 33%, 2.260 atau 24% merupakan laporan resmi dari

individu, temuan pejabat BPR sebanyak 1.865 atau 19,8%, melalui

telepon sebanyak 829 atau 8,8%, laporan dari sukarelawan

Page 174: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

160 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

sebanyak 718 atau 7,6%, dan lain-lain sebanyak 640 atau 6,8%

(Hamzah, 2005: 44).

F. Pemberantasan Korupsi di Singapura

Singapura merupakan negara pulau sekaligus negara kota

yang terletak di Semenanjung Malaysia, berhimpitan dengan

Johor Malaysia dan Riau Indonesia. Singapura merupakan negara

paling kaya di kawasan ASEAN. Pelabuhan di Singapura merupakan

pelabuhan tersibuk nomor 6 se-dunia yang mampu melakukan

bongkar muat ribuan ton.

Walaupun Singapura merupakan negara yang tergolong

makmur, paling aman, tertib, dan kecil korupsinya, namun tetap

membentuk badan antikorupsi yangh dinamakan Corruption

Practices Investigation Bureau (CPIB) pada tahun 1950-an.

Singapura memiliki UU antikorupsi sejak tahun 1960 dan UU

tersebut telah diamandemen berkali-kali (1963, 1966, 1972, 1981,

1989, 1991). Undang-Undang tersebut dikenal dengan nama

Prevention of Corruption Act (PCA). Munculnya badan antikorupsi

dan UU tersebut dipicu oleh adanya penyelundupan dan korupsi

di kalangan bea cukai. Barang-barang ilegal bebas masuk ke

Singapura karena petugas bea cukai yang korup. Mereka mudah

disuap, sehingga kaset video, film porno dan majalah-majalah

hiburan dapat dengan mudah diperoleh di sana.

Selain adanya UU dan badan antikorupsi, upaya

pemberantasan korupsi diperkuat oleh kepemimpinan Perdana

Menteri Lee Kuan Yew. Lee Kuan Yew memiliki obsesi yang kuat

untuk menciptakan pemerintah dan masyarakat yang taat hukum

sebagai dasar menuju kemakmuran Singapura.

Page 175: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

161Pendidikan Antikorupsi

CPIB memiliki struktur hierarkis dimana posisi puncak dijabat

oleh seorang direktur, deputi direktur dan asisten direktur. Di

bawahnya ada bidang operasi, bantuan operasi, administrasi,

perwira staf, dan pencegahan. Bagian operasi membawahi

tim penyidik khusus, unit I, II, dan III. Bagian bantuan operasi

membawahi intelijen, penelitian lapangan, dan bantuan teknik.

Bagian administrasi membawahi keuangan, records dan screening,

sumber daya manusia serta computer info systems unit. Perwira

staf dan pencegahan tidak membawahi subbagian. Berbeda

dengan badan antikorupsi yang ada di Thailand, organisasi CPIB

lebih sederhana, efisien dan efektif.

CPIB memiliki wewenang cukup luas. Wewenang yang dimiliki

meliputi wewenang penahanan, wewenang penyidikan, wewenang

khusus penyidikan, dan wewenang penggeledahan. Direktur atau

penyidik khusus dapat menangkap setiap orang yang melakukan

delik korupsi tanpa surat perintah. Direktur atau penyidik khusus

juga dapat menangkap atau menahan orang, menggeledahnya,

dan menyita semua harta benda yang ditemukan padanya jika

ia diduga terbukti melakukan perbuatan korupsi. Delik korupsi

yang dapat disidik adalah delik yang tercantum dalam pasal 165

KUHP (mengatur tentang penerimaan suap atau gratifikasi) atau

pasal 213-215 KUHP (mengatur mengenai penerimaan hadiah

dan melindung pelaku delik dari pengenaan pidana), delik yang

ditentukan oleh PCA, dan semua delik yang terungkap berdasarkan

undang-undang pada waktu dilakukan penyidikan.

Dalam hal wewenang khusus penyidikan, penuntut umum

jika merasa cukup adanya alasan berdasarkan PCA dapat dengan

perintah memberi kuasa kepada direktur atau perwira polisi yang

Page 176: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

162 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

pangkatnya di atas assistant superintendent atau penyidik khusus

untuk melakukan penyidikan dengan cara atau modus sesuai yang

tertera dalam surat perintah. Dalam surat perintah ini, pejabat

yang ditunjuk dapat menyidik rekening bank, account saham,

account pembelian, account pengeluaran, atau account apa

saja. Seseorang yang tidak memberi informasi atau account yang

diminta dapat dinyatakan bersalah telah melakukan delik, dapat

dipidana penjara paling lama satu tahun atau denda tidak lebih

dari 2.000 dollar Singapura.

Berkaitan dengan wewenang penggeledahan, direktur

CPIB setelah memperoleh informasi dan sesudah pemeriksaan

seperlunya serta adanya cukup alasan untuk percaya bahwa di

suatu tempat ada dokumen berisi bukti atau suatu benda berkaitan

dengan dilakukannya delik berdasarkan ketentuan PCA atau pasal

161-165 dan pasal 213-215 KUHP serta adanya persekongkolan

untuk melakukan, percobaan untuk melakukan, dan membantu

melakukan delik tersebut, maka direktur dapat dengan suatu

surat perintah kepada penyidik khusus atau perwira khusus tidak

berpangkat di bawah inspektur memberikan wewenang kepada

penyidik khusus atau perwira polisi untuk memasuki tempat

dengan paksa dan jika perlu menggeledah, menyita, dan menahan

dokumen, benda, atau harta benda yang disidik. Sesuai dengan

ketentuan pasal 26 PCA, jika pihak yang disidik menghalangi

penggeledahan dapat diancam pidana penjara paling lama satu

tahun atau denda paling banyak 10.000 dollar Singapura. Demikian

pula, mereka yang memberi keterangan palsu atau menyesatkan

tentang suatu delik tertentu sebagaimana diatur dalam PCA atau

dalam pasal 165, 213,214 dan 215, maka mereka dapat diancam

Page 177: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

163Pendidikan Antikorupsi

pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak

10.000 dollar Singapura.

G. Pemberantasan Korupsi di Thailand

Thailand merupakan negara di kawasan ASEAN yang tidak

pernah dijajah oleh bangsa manapun, termasuk bangsa Barat.

Di bawah kepemimpinan Raja Mongkut, Thailand berhasil lolos

dari upaya Inggris dan Perancis untuk mencengkeramkan kuku

kolonialismenya. Chulalongkorn, putra raja Mongkut, yang

menggantikan ayahnya, berhasil memasuki abad ke-20 dengan

pembangunan besar-besaran, seperti jalan raya, jaringan rel

kereta api, telepon, dan listrik.

Masa keemasan Thailand meredup sejak elit militer

menguasai pemerintah sepeninggal Dinasti Chulalongkorn. Korupsi

merajalela sejak awal kediktatoran pemerintahan militer. Pihak

yang melaporkan korupsi akan ditindas oleh penguasa. Bahkan

pihak yang seharusnya memberantas korupsi justru terlibat dalam

perkara korupsi. Atas inisiasi Profesor Sanya Dhamasakti, Perdana

Menteri, Mayor Jenderal Polisi Atthasit Sitthisunthorn, dan

Menteri Dalam Negeri, bersama-sama dengan anggota parlemen,

ditetapkan Undang-Undang Pemberantasan Korupsi yang dikenal

dengan nama Counter Corruption Act tahun 1975.

Berdasarkan UU tersebut, dibentuklah Komisi Pemberantasan

Korupsi bernama Counter Corruption Commission (CCC). Komisi

ini bertanggung jawab kepada Perdana Menteri. Karena komisi

ini dipandang belum efektif, maka berdasarkan Organic Act

on Counter Corruption tahun 1999, CCC diganti lembaga baru

bernama The National Counter Corruption Commission (NCCC).

Page 178: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

164 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Komisi baru ini terdiri atas seorang ketua dan delapan anggota,

yang diangkat oleh raja atas nasihat senat.

Tidak sembarang orang dapat menjadi anggota komisi. Mereka

yang dapat diangkat sebagai anggota NCCC adalah: (1) warga

negara Thailand karena Mahkamah Konstitusi, Komisi Pemilihan,

Ombudsman, anggota Komisi Nasional Hak Azasi Manusia, Komisi

Audit Negara, sedang menjabat atau mantan tidak lebih rendah

dari Jaksa Agung Muda, Direktur Jenderal atau setingkat, atau

menjabat tidak lebih rendah dari guru besar (Hamzah, 2005: 69).

NCCC memiliki kewenangan yang luar biasa dalam melakukan

pemberantasan korupsi. Kewenangan itu meliputi:

1. Memeriksa fakta-fakta, membuat ringkasan kasus, dan

mempersiapkan pendapat untuk diserahkan kepada Senat

dalam melepaskan seseorang dari jabatan;

2. Memeriksa fakta-fakta, membuat ringkasan kasus, dan

mempersiapkan pendapat yang diajukan kepada Jaksa

Agung untuk tujuan penuntutan kepada Mahkamah Agung

Divisi Kriminal bagi mereka yang memegang posisi politik

berdasarkan pasal 308 Konstitusi;

3. Memeriksa dan memutus apakah seorang pejabat negara

telah menjadi kaya luar biasa atau telah melakukan delik

korupsi, penyalahgunaan jabatan atau penyalahgunaan

wewenang di badan kehakiman;

4. Memeriksa secara akurat adanya aset aktual dan tanggung

jawab pejabat negara serta memeriksa perubahan aset dan

tanggung jawab orang-orang yang memegang posisi politik,

memeriksa aset dan pertanggungjawaban;

5. Menentukan aturan mengenai penentuan posisi, kelas, atau

Page 179: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

165Pendidikan Antikorupsi

tingkat pejabat negara yang diwajibkan menyerahkan account

yang menunjukkan aset dan tanggung jawab secara khusus;

6. Menentukan aturan dan prosedur untuk penyerahan account

yang menunjukkan aset dan tanggung jawab khusus pejabat

negara serta pengungkapan account yang menunjukkan

aset dan tanggung jawab secara khusus memangku jabatan

perdana menteri;

7. Menyerahkan laporan inspeksi dan laporan mengenai kinerja

bersama dengan catatannya kepada Dewan Menteri, DPR,

dan Senat setiap tahun mempublikasikan laporan ini untuk

disebarkan;

8. Mengusulkan tindakan, pendapat, atau rekomendasi

kepada Dewan Menteri, DPR, dan Senat setiap tahun serta

mempublikasikan laporan untuk disebarkan;

9. Menunjukkan beberapa hal kepada badan yang berkaitan

dengan tujuan memohon kepada suatu pengadilan atas suatu

perintah atau putusan untuk membatalkan atau mencabut hak

atau dokumen milik atas tanah yang sudah diberi persetujuan

oleh pejabat negara atau memberikan izin yang menunjukkan

hak-hak dan keuntungan atau mengeluarkan dokumen hak

atas tanah kepada orang tertentu yang bertentangan dengan

undang-undang atau aturan resmi yang merugikan pelayanan

pemerintah;

10. Mengambil tindakan untuk mencegah korupsi dan

membangun sikap dan rasa berkaitan dengan integritas dan

kejujuran serta mengambil tindakan demikian untuk memberi

bantuan publik dan kelompok orang untuk mengambil bagian

dalam memberantas korupsi;

Page 180: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

166 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

11. Memberi persetujuan untuk pengangkatan sekretaris

jenderal;

12. Mengangkat orang-orang atau kelompok untuk melaksanakan

tugas yang dipercayakan kepadanya;

13. Melaksanakan tindakan lain yang ditentukan oleh undang-

undang organik (NCCC) atau undang-undang lain yang

menjadi tanggung jawab NCCC (Hamzah, 2005: 70-71).

Dalam melaksanakan tugasnya, NCCC diberikan wewenang:

(1) memberikan perintah kepada pejabat pemerintah, pejabat

atau pegawai suatu badan, badan negara, perusahaan negara, atau

pemerintah lokal untuk melaksanakan semua tindakan yang perlu

untuk melaksanakan tugas NCCC, atau meminta semua dokumen

yang relevan atau bukti-bukti dari setiap orang atau memanggil setiap

orang untuk memberikan keterangan atau kesaksian untuk tujuan

pemeriksaan fakta, (2) mengajukan permohonan kepada pengadilan

yang berwenang untuk mengeluarkan surat perintah izin memasuki

tempat tinggal, tempat bisnis, atau tempat lain, termasuk kendaraan

setiap orang dari matahari terbit sampai matahari penyitaan, atau

pengambilan dokumen, benda atau bukti lain yang berkaitan dengan

pemeriksaan, dan (3) mengirim surat permintaan kepada badan

pemerintah, badan negara, perusahaan negara, pemerintah lokal

atau badan privat dalam melaksanakan tindakan khusus untuk

tujuan pelaksanaan tugas atau tindakan pemeriksaan fakta atau

melaksanakan yang ditentukan oleh NCCC (Hamzah, 2005: 72).

Seperti halnya di Indonesia, dimana setiap orang yang akan

memangku jabatan sebagai penyelenggara negara diwajibkan

melaporkan harta kekayaannya dengan mengisi formulir LHKPN,

maka di Thailand, pejabat-pejabat di bawah ini wajib menyerahkan

Page 181: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

167Pendidikan Antikorupsi

account yang menunjukkan aset dan tanggung jawab, termasuk

harta suami/istri/anak-anak.

1. Presiden Mahkamah Agung;

2. Presiden Mahkamah Konstitusi;

3. Presiden Mahkamah Agung Administratif;

4. Jaksa Agung;

5. Komisi Pemilihan;

6. Ombudsman;

7. Hakim Mahkamah Konstitusi;

8. Anggota Komisi Audit Negara;

9. Wakil Presiden Mahkamah Agung;

10. Wakil Presiden Mahkamah Agung Administratif;

11. Ketua Mahkamah Militer;

12. Hakim pada Mahkamah Agung;

13. Hakim Mahkamah Agung Administratif;

14. Deputi Jaksa Agung;

15. Orang-orang yang memegang posisi tinggi.

H. Rangkuman

Hampir semua negara di dunia memiliki undang-undang

dan lembaga atau badan pemberantas korupsi. Beberapa negara

hebat, seperti Finlandia, Denmark, Selandia Baru, dan Singapura

memiliki undang-undang yang ketat dan lembaga antikorupsi yang

berperan sangat baik, sehingga negara-negara tersebut terkenal

sebagai negara bersih dari perbuatan korupsi. Indeks persepsi

korupsi negara-negara tersebut juga tinggi, yang berarti tingkat

korupsi pejabat publik mereka tergolong rendah.

Page 182: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

168 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Tahun 2012 Finlandia menempati peringkat kedua sebagai

negara terbersih di dunia, sedangkan Singapura berada pada

urutan kelima. Kedua negara ini juga memiliki kinerja ekonomi

yang bagus. Meskipun belum ada penelitian komprehensif

tentang kaitan antara kondisi korupsi di suatu negara dengan

tingkat perkembangan ekonomi negara, namun dapat diduga

bahwa jika di negara tertentu tingkat korupsinya rendah, maka

ada kemungkinan kinerja dan perkembangan ekonominya baik.

Peringkat korupsi Finlandia rendah, karena bangsa Finlandia

terkenal dengan sikap taat, jujur dan sederhana. Singapura

juga tersohor dengan kedisiplinan dan kuat dalam penegakan

hukumnya. Lembaga antikorupsi, seperti CPIB dan PCA terbukti

mampu meredam tingkat korupsi di Singapura.

China, Malaysia, dan Thailand, meskipun tidak sehebat Finlandia

dan Singapura juga memiliki aturan dan lembaga antikorupsi

yang konsisten dalam memberantas korupsi. China memiliki Anti

Corruption Office (AOC). Perdana Menteri China yang sangat

terkenal dengan janjinya, Zhu Rongji, siap dimasukkan peti mati jika

terbukti korupsi. Sikap keras Rongji membuat China cukup bersih

dan mampu menjadikan China sebagai negara kekuatan ekonomi

dunia di masa mendatang. Malaysia memiliki Badan Pencegah

Rasuah, yang juga berperan penting dalam pemberantasan korupsi.

Malaysia juga memiliki potensi ekonomi yang baik dibandingkan

Indonesia, Myanmar, Kamboja, dan negara-negara ASEAN lainnya,

kecuali Singapura. Thailand memiliki undang-undang pemberantasan

korupsi sejak tahun 1975 dan mempunyai lembaga antikorupsi yang

dinamakan NCCC. Tidak berbeda dengan Malaysia, Thailand juga

mempunyai catatan cukup baik dalam perkembangan ekonominya.

Page 183: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

169

BAB VIII PERAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI

Sejak dibentuk tahun 2003 yang lalu, sudah begitu besar

peran dan prestasi Komisi Pemberantasn Korupsi (KPK)

dalam melakukan pemberantasan korupsi, utamanya dalam

bidang penindakan. Sepuluh tahun KPK berkiprah dalam upaya

pemberantasan korupsi, tetapi jumlah pelaku yang berhasil

ditangkap dan disidangkan sudah banyak. Pelaku kelas kakap pun

dengan mudah ditangkap, tidak seperti halnya yang dilakukan oleh

lembaga penegak hukum lainnya, seperti kepolisian, kejaksaan,

bahkan pengadilan itu sendiri. Sebelum disajikan secara deskriptif

keberhasilan yang telah dicapai oleh KPK, akan diuraikan terlebih

dahulu secara berturut-turut visi dan misi KPK, kedudukan dan

tugas KPK, wewenang dan kewajiban KPK, susunan organisasi

KPK, dan kode etik KPK.

A. Visi, Misi dan Strategi KPK

Visi KPK adalah mewujudkan Indonesia yang bebas korupsi

(Maheka, t.th.: 52). Mengacu pada visi tersebut, misi KPK adalah

sebagai penggerak perubahan untuk mewujudkan bangsa

Page 184: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

170 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

yang antikorupsi. Berdasarkan visi dan misi tersebut, rencana

strategis KPK meliputi strategi berdasarkan waktu (strategi jangka

pendek, strategi jangka menengah, dan strategi jangka panjang)

dan strategi berdasarkan tugasnya (strategi pembangunan

kelembagaan, strategi pencegahan, strategi penindakan, dan

strategi penggalangan keikutsertaan masyarakat).

Strategi jangka pendek KPK, yakni strategi yang segera

dapat memberi manfaat, meliputi penindakan, membangun

nilai etika, membangun sistem pengendalian terhadap lembaga

pemerintahan agar menjadi lebih efisien dan profesional.

Strategi jangka menengah, yakni strategi yang secara sistematis

mampu mencegah tindak pidana korupsi, meliputi kegiatan

membangun proses perbankan, penganggaran, pengadaan dan

infrastruktur informasi di instansi pemerintah yang mendorong

efisiensi dan efektivitas, memotivasi terciptanya kepemimpinan

yang efisien dan efektif, serta meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam pengambilan keputusan pemerintah serta meningkatkan

akses masyarakat terhadap pemerintahan.

Strategi jangka panjang, yang diharapkan dapat mengubah

persepsi dan budaya masyarakat, mencakupi aktivitas membangun

dan mendidik masyarakat untuk menangkal korupsi yang terjadi

di lingkungannya, membangun tata pemerintahan yang baik

sebagai bagian penting dalam sistem pendidikan nasional, dan

membangun sistem kepegawaian (perekrutan, penggajian,

penilaian kinerja dan pengembangan) yang berkualitas.

Tujuan strategi pembangunan kelembagaan adalah

terbentuknya suatu lembaga KPK yang efektif. Untuk mencapai

tujuan tersebut, aktivitas yang dilakukan meliputi penyusunan

Page 185: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

171Pendidikan Antikorupsi

struktur organisasi, kode etik, rencana strategis, rencana kinerja,

anggaran, prosedur operasi standar, dan penyusunan sistem

manajemen SDM, rekrutmen penasihat dan pegawai serta

pengembangan pegawai, penyusunan manajemen keuangan,

penyusunan teknologi informasi pendukung, penyediaan fasilitas

dan peralatan, dan penyusunan mekanisme pengawasan internal.

Strategi pencegahan bertujuan membangun sistem pencegahan

tindak pidana korupsi yang handal. Aktivitas yang dilakukan

meliputi peningkatan efektivitas sistem pelaporan kekayaan

penyelenggara negara, penyusunan sistem pelaporan gratifikasi dan

sosialisasi, penyusunan sistem pelaporan pengaduan masyarakat

dan sosialisasi, pengkajian dan penyampaian saran perbaikan atas

sistem administrasi pemerintahan dan pelayanan masyarakat yang

berindikasikan korupsi, penelitian dan pengembangan teknik dan

metode yang mendukung pemberantasan korupsi.

Strategi penindakan memiliki tujuan untuk meningkatkan

penyelesaian perkara tindak pidana korupsi. Untuk itu, ada lima

hal yang dilakukan, yaitu: (1) pengembangan sistem dan prosedur

peradilan pidana korupsi yang ditangani langsung oleh KPK, (2)

penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan perkara korupsi oleh

KPK, (3) pengembangan mekanisme, sistem, dan prosedur supervisi

oleh KPK atas penyelesaian perkara korupsi yang dilaksanakan

oleh kepolisian dan kejaksaan, (4) identifikasi kelemahan undang-

undang dan konflik antar undang-undang yang berkaitan dengan

pemberantasan korupsi, dan (5) pemetaan aktivitas-aktivitas yang

berindikasikan korupsi.

Penggalangan keikutsertaan masyarakat bertujuan

terbentuknya suatu keikutsertaan dan partisipasi aktif dari

Page 186: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

172 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

segenap komponen bangsa dalam memberantas korupsi. Lima

aktivitas berikut merupakan langkah untuk menggalang partisipasi

masyarakat, yaitu: (1) kerjasama dengan lembaga-lembaga publik,

lembaga-lembaga publik, lembaga-lembaga kemasyarakatan,

sosial, keagamaan, profesi, dunia usaha, swadaya masyarakat,

dan perumusan peran masing-masing dalam pemberantasan

korupsi, (2) kerjasama dengan mitra pemberantasan korupsi di

luar negeri secara bilateral maupun multilateral, (3) kampanye

antikorupsi nasional secara terintegrasi untuk membentuk budaya

antikorupsi, (4) pengembangan database profil korupsi, dan (5)

pengembangan dan penyediaan akses informasi korupsi kepada

publik.

B. Kedudukan, Tugas, Wewenang, dan Kewajiban KPK

Dalam pasal 3 UU Nomor 30 Tahun 2002, KPK berkedudukan

sebagai lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh

kekuasaan manapun (KPK, t.th.: 3). KPK dibentuk dengan tujuan

untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya

pemberantasan tindak pidana korupsi. Dalam melaksanakan tugas

dan wewenangnya, KPK berasaskan pada nilai-nilai kepastian

hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan

proporsionalitas (KPK, t.th.: 3).

Berdasarkan kedudukannya, KPK mempunyai lima tugas

pokok, yaitu: (1) koordinasi dengan instansi yang berwenang

melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi, (2) supervisi

terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan

tindak pidana korupsi, (3) melakukan penyelidikan, penyidikan,

Page 187: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

173Pendidikan Antikorupsi

dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi, (4) melakukan

tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi, dan (5)

melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan

negara (Direktorat Pembinaan Jaringan Kerjasama AntarKomisi

dan Instansi KPK, 2006: 97).

Dalam melaksanakan tugas pokok yang pertama (koordinasi),

KPK memiliki wewenang: mengkoordinasikan penyelidikan,

penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi; menetapkan

sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana

korupsi; meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan

tindak pidana korupsi kepada instansi yang terkait; melaksanakan

dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang

melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; dan meminta

laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana

korupsi.

Dalam melaksanakan tugas kedua, yaitu supervisi, KPK

berwenang melakukan pengawasan, penelitian atau penelaahan

terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenangnya

yang berkaitan dengan pemberantasan tindak pidana korupsi

dan instansi yang melaksanakan pelayanan publik. Dalam

melaksanakan wewenang tersebut, KPK berwenang pula

mengambil alih penyidikan atau penuntutan terhadap pelaku

tindak pidana korupsi yang sedang dilakukan oleh kepolisian

atau kejaksaan. Dalam hal KPK mengambil alih penyidikan atau

penuntutan, kepolisian atau kejaksaan wajib menyerahkan

tersangka dan berkas perkara beserta alat bukti dan dokumen lain

yang diperlukan dalam waktu paling lama 14 hari kerja terhitung

sejak tanggal diterimanya permintaan KPK.

Page 188: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

174 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Dalam hal melaksanakan tugas penyelidikan, penyidikan, dan

penuntutan, KPK berwenang:

1. Melakukan penyadapan dan perekaman pembicaraan;

2. Memerintahkan kepada instansi terkait untuk melarang

seseorang bepergian ke luar negeri;

3. Meminta keterangan kepada bank atau lembaga keuangan

lainnya tentang keadaan keuangan tersangka atau terdakwa

yang sedang diperiksa;

4. Memerintahkan kepada pimpinan atau atasan tersangka

untuk memberhentikan sementara tersangka dari jabatannya;

5. Meminta data kekayaan dan data perpajakan tersangka atau

terdakwa kepada instansi terkait;

6. Menghentikan sementara suatu transaksi keuangan, transaksi

perdagangan, dan perjanjian lainnya atau pencabutan

sementara perizinan, lisensi serta konsesi yang dilakukan

atau dimiliki oleh tersangka atau terdakwa yang diduga

berdasarkan bukti awal yang cukup ada hubungannya dengan

tindk pidana korupsi yang sedang diperiksa;

7. Meminta bantuan interpol Indonesia atau instansi penegak

hukum negara lain untuk, melakukan pencarian, penangkapan,

dan penyitaan barang bukti di luar negeri;

8. Meminta bantuan kepolisian atau instansi lain yang terkait

untuk melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan,

dan penyitaan dalam perkara tindak pidana korupsi yang

sedang ditangani (Direktorat Pembinaan Jaringan Kerjasama

AntarKomisi dan Instansi KPK, 2006: 99).

Dalam melaksanakan tugas pencegahan, KPK berwenang

untuk: (1) melakukan pendaftaran dan pemeriksaan laporan

Page 189: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

175Pendidikan Antikorupsi

harta kekayaan penyelenggara negara, (2) menerima laporan dan

menetapkan status gratifikasi, (3) menyelenggarakan program

pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan, (4)

merancang dan mendorong terlaksananya program sosialisasi

pemberantasan tindak pidana korupsi, (5) melakukan kampanye

antikorupsi kepada masyarakat umum, dan (6) melakukan

kerjasama bilateral atau multilateral dalam pemberantasan tindak

pidana korupsi.

Dalam melaksanakan tugas monitor sebagaimana diatur

dalam pasal 6 UU Nomor 30 Tahun 2002, KPK berwenang:

1. Melakukan pengkajian terhadap sistem pengelolaan

administrasi di semua lembaga negara dan pemerintah;

2. Memberi saran kepada pimpinan lembaga negara dan

pemerintah untuk melakukan perubahan jika berdasarkan

hasil pengkajian, sistem pengelolaan administrasi tersebut

berpotensi korupsi;

3. Melaporkan kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa

Keuangan, jika saran Komisi Pemberantasan Korupsi mengenai

usulan perubahan tersebut tidak diindahkan (Direktorat

Pembinaan Jaringan Kerjasama AntarKomisi dan Instansi KPK,

2006: 99).

Berdasarkan tugas dan wewenangnya, KPK berkewajiban

untuk: (1) memberikan perlindungan terhadap saksi atau pelapor

yang menyampaikan laporan ataupun memberikan keterangan

mengenai terjadinya tindak pidana korupsi, (2) memberikan

informasi kepada masyarakat yang memerlukan atau memberikan

bantuan untuk memperoleh data lain yang berkaitan dengan

Page 190: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

176 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

hasil penuntutan tindak pidana korupsi yang ditanganinya, (3)

menyusunm laporan tahunan dan menyampaikannya kepada

Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia, dan Badan Pemeriksa Keuangan, (4) menegakkan

sumpah jabatan, dan (5) menjalankan tugas, tanggung jawab,

dan wewenangnya berdasarkan asas-asas sebagaimana dimaksud

dalam pasal 5 (Direktorat Pembinaan Jaringan Kerjasama Antar

Komisi dan Instansi KPK, 2006: 99).

C. Susunan Organisasi KPK

Berdasarkan UU Nomor 30 Tahun 2002, susunan KPK terdiri

atas seorang ketua dan empat orang wakil ketua. KPK membawahi

empat bidang, yaitu bidang pencegahan, bidang penindakan,

bidang informasi dan data, serta bidang pengawasan internal

dan pengaduan masyarakat. Masing-masing bidang membawahi

subbidang sebagaimana tersaji dalam tabel di bawah ini.

Tabel 6. Bidang dan Subbidang dalam

No. Bidang Sub Bidang1. Pencegahan • Subbidang pendaftaran dan pemeriksaan

laporan harta kekayaan penyelenggara negara;

• Subbidang gratifikasi;• Subbidang pendidikan dan pelayanan

masyarakat;• Subbidang penelitian dan

pengembangan.

2. Penindakan • Subbidang penyelidikan;• Subbidang penyidikan;• Subbidang penuntutan.

Page 191: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

177Pendidikan Antikorupsi

3. Informasi dan Data • Subbidang pengolahan informasi dan data;

• Subbidang pembinaan jaringan kerja antarkomisi dan instansi;

• Subbidang monitor.4. Pengawasan Internal

dan PengaduanMasyarakat

• Subbidang pengawasan internal;• Subbidang pengaduan masyarakat.

Organisasi KPK berikut tata kerjanya diatur lebih lanjut

dalam Keputusan Pimpinan KPK Nomor KEP-07/P.KPK/02/2004

tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi Pemberantasan Korupsi.

Berdasarkan keputusan KPK tersebut, susunan organisasi KPK

terdiri dari pimpinan, tim penasihat, deputi bidang pencegahan,

deputi bidang penindakan, deputi bidang informasi dan data,

deputi bidang pengawasan internal dan pengaduan masyarakat,

serta sekretariat jenderal.

Pimpinan KPK adalah pejabat negara yang bekerja secara

kolektif dan menjadi penanggung jawab tertinggi dalam KPK. Ini

membawa implikasi, semua keputusan yang bersifat strategis

diambil dalam rapat yang dihadiri oleh ketua dan empat wakil

ketua KPK. Jika ketua atau salah satu wakil ketua berhalangan

sementara atau tetap, tidak berarti KPK berhenti dalam mengambil

keputusan-keputusan penting. Tugas-tugas kepemimpinan dalam

menjalankan fungsi dan wewenangnya tetap berjalan. Hal ini

seperti yang dialami KPK di bawah kepemimpinan Antasari Azhar.

Meskipun ketua KPK tersebut sedang bermasalah dengan pihak

penegak hukum karena diduga terlibat dalam kasus pembunuhan,

kegiatan KPK tetap berjalan sesuai dengan ketentuan undang-

undang yang berlaku. Karena sifat kepemimpinan kolektif, maka

Page 192: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

178 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

aktivitas KPK dijalankan bersama-sama oleh empat wakil ketua

secara kolektif.

Sebagai pemegang puncak tertinggi organisasi, pimpinan

KPK memiliki tugas: (1) memimpin KPK sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku, (2) menyiapkan kebijakan

nasional dan kebijaksanaan umum yang berhubungan dengan

kegiatan pencegahan, penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan

tindak pidana korupsi, (3) menetapkan kebijaksanaan teknis

pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, (4) membina

dan melaksanakan kerjasama dengan instansi dan organisasi lain,

dan (5) mengangkat dan memberhentikan kepala bidang, kepala

sekretariat, kepala subbidang, dan pegawai yang bertugas pada

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK, t.th.: 131).

Tim Penasihat KPK terdiri atas 4 orang dengan tugas utama: (1)

membantu pimpinan dalam menyiapkan kebijaksanaan nasional

dan kebijaksanaan umum yang berhubungan dengan kegiatan

pencegahan, penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak

pidana korupsi, (2) membantu pimpinan dalam menetapkan

kebijaksanaan teknis pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya, dan (3) membantu pimpinan dalam membina dan

melaksanakan kerjasama dengan instansi dan organisasi lain.

Masing-masing deputi yang ada di tubuh KPK memiliki

tugas dan fungsi yang berlainan, meskipun diantara mereka

ada fungsi koordinasi supaya dapat mendukung pimpinan KPK

dalam menjalankan tugasnya. Deputi Bidang Pencegahan KPK

meliputi Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan Laporan Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara, Direktorat Gratifikasi, Direktorat

Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat, Direktorat Penelitian dan

Page 193: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

179Pendidikan Antikorupsi

Pengembangan, serta Sekretariat Deputi Bidang Pencegahan.

Deputi Bidang Pencegahan bertugas untuk melakukan upaya-

upaya atau tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana

korupsi. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Pencegahan

menyelenggarakan fungsi:

1. Pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta

kekayaan penyelenggara negara;

2. Penerimaan laporan dan penetapan status gratifikasi;

3. Penyelenggaraan program pendidikan antikorupsi pada setiap

jenjang pendidikan;

4. Sosialisasi pemberantasan tindak pidana korupsi;

5. Kampanye antikorupsi kepada masyarakat umum;

6. Kerjasama bilateral atau multilateral dalam pemberantasan

tindak pidana korupsi.

Berbeda dengan Deputi Bidang Pencegahan, Deputi Bidang

Penindakan memiliki tugas untuk melakukan penyelidikan,

penyidikan, penuntutan, dan tindakan hukum lain mengenai

tindak pidana korupsi berdasarkan peraturan perundang-

undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pimpinan KPK.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Penindakan

melaksanakan fungsi: (1) perumusan kebijaksanaan teknis

kegiatan justisial berupa pemberian bimbingan dan pembinaan

dalam bidang tugasnya, (2) perencanaan, pelaksanaan, dan

pengendalian kegiatan penyelidikan, penyidikan , penuntutan, dan

tindakan hukum lain serta pengadministrasiannya, (3) pembinaan

kerjasama, pelaksanaan koordinasi, dan pemberian bimbingan,

serta petunjuk teknis dalam penanganan tindak pidana korupsi

dengan instansi dan lembaga terkait mengenai penyelidikan,

Page 194: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

180 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

penyidikan, dan penuntutan berdasarkan peraturan perundang-

undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pimpinan

KPK, (4) pemberian saran, pendapat dan/atau pertimbangan

hukum kepada pimpinan KPK mengenai perkara tindak pidana

korupsi, pengambilalihan penyidikan dan penuntutan tindak

pidana korupsi yang sedang dilakukan kepolisian atau kejaksaan,

dan masalah hukum lainnya, (5) pembinaan dan peningkatan

kemampuan, keterampilan dan integritas kepribadian para petugas

pelaksana penyelidik, penyidik, dan penuntut umum, dan (6)

pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas dan wewenang komisi

pemberantasan tindak pidana korupsi berdasarkan peraturan

perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh

pimpinan KPK. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang

Penindakan dibantu oleh Direktorat Penyelidikan, Direktorat

Penyidikan, Direktorat Penuntutan, dan Sekretariat Deputi Bidang

Penindakan.

Deputi Bidang Informasi dan Data mempunyai tugas

melaksanakan pengolahan data dan informasi serta

pengembangan sistem informasi yang mendukung kegiatan

pencegahan, penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak

pidana korupsi serta melakukan monitor terhadap upaya

pencegahan dan penindakan tindak pidana korupsi yang dilakukan

oleh penyelenggara negara. Mengacu pada tugas tersebut, Deputi

Bidang Informasi dan Data menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana dan program pengelolaan data dan

informasi serta pengembangan sistem informasi;

2. Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi

serta administrasi basis data;

Page 195: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

181Pendidikan Antikorupsi

3. Penyiapan analisis hasil pelaksanaan program dan kegiatan KPK;

4. Pengembangan sistem informasi dan pembinaan terhadap

pengguna,

5. Pengembangan jaringan informasi dengan instansi pemerintah

dan masyarakat;

6. Monitor terhadap upaya pencegahan dan penindakan tindak

pidana korupsi yang terjadi pada instansi pemerintahan

negara (KPK, t.th.: 139).

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Deputi Bidang

Informasi dan Data dibantu oleh Direktorat Pengolahan Informasi

dan Data, Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi

dan Instansi, Direktorat Monitor, dan Sekretariat Deputi Bidang

Informasi dan Data.

Deputi Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan

Masyarakat memiliki 2 Direktorat, yaitu Direktorat Pengawasan

Internal dan Direktorat Pengaduan Masyarakat serta Sekretariat

Deputi Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat.

Deputi ini memiliki tugas melaksanakan pengawasan fungsional

terhadap unit kerja yang berada di bawah KPK dan memproses

pengaduan masyarakat. Fungsinya meliputi: (1) penyiapan

bahan perumusan kebijakan pengawasan di lingkungan KPK,

(2) perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan

pengawasan internal dan pemrosesan pengaduan masyarakat

serta pengadministrasiannya, dan (3) pemberian saran dan

pendapat kepada pimpinan KPK mengenai hasil pengawasan

internal dan pemrosesan pengaduan masyarakat (KPK, t.th.: 142).

KPK memiliki sekretariat jenderal yang bertugas

mengakomodasikan perencanaan, pembinaan, pengendalian

Page 196: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

182 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

administrasi, dan sumber daya di lingkungan KPK. Fungsi

sekretariat jenderal meliputi: (1) koordinasi dan penyusunan

kebiakan dan program kerja KPK serta evaluasi pelaksanaannya di

liongkungan KPK, (2) pengelolaan sumber daya manusia, penataan

organisasi, dan ketatalaksanaan serta keuangan, (3) pemberian

bantuan hukum di lingkungan KPK, dan (4) pelaksanaan urusan

tata usaha, perlengkapan, dan rumah tangga. Di lingkungan Setjen

KPK terdapat 3 biro, yaitu Biro Perencanaan dan Keuangan, Biro

Umum, dan Biro Sumber Daya Manusia.

D. Kode Etik Pimpinan KPK

Pimpinan KPK menempati posisi strategis dalam menentukan

arah sekaligus mewujudkan visi, misi, rencana strategis, serta

memastikan terlaksananya tugas dan kewajiban KPK. Oleh

karenanya diperlukan kode etik tersendiri bagi mereka agar dapat

menjadi teladan bagi bawahannya dan menjadi landasan komitmen

mereka untuk bekerja demi lembaga, bangsa dan negara. Menurut

Keputusan Pimpinan KPK tentang Kode Etik Pimpinan KPK RI, kode

etik pimpinan KPK merupakan norma yang harus dilaksanakan

oleh pimpinan KPK dalam menjalani kehidupan pribadinya dan

mengelola organisasi KPK. Kode etik pimpinan KPK diterapkan tanpa

ada toleransi sedikitpun atas penyimpangannya atau zero tolerance

dan mengandung sanksi tegas bagi mereka yang melanggarnya.

Nilai-nilai dasar yang harus dianut pimpinan KPK dalam

menjalankan tugasnya meliputi: (1) terbuka (transparan) baik

dalam pergaulan internal dan eksternal, (2) kebersamaan, yaitu

melaksanakan tugas memimpin KPK secara kolektif, (3) berani,

yakni mengambil sikap tegas dan rasional dalam membuat

Page 197: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

183Pendidikan Antikorupsi

keputusan sulit dan atau tidak populis demi kepentingan jangka

panjang KPK dan negara, (4) integritas, yaitu mewujudkan perilaku

yang bermartabat, (5) tangguh, artinya tegar dalam menghadapi

berbagai godaan, hambatan, tantangan, ancaman, dan intimidasi

dalam bentuk apapun dan dari pihak manapun, dan (6) unggul,

artinya selalu meningkatkan pengetahuan dan kapasitas pribadinya

(KPK, t.th.: 151). Nilai-nilai dasar pribadi tersebut dilaksanakan

dalam bentuk sikap, tindakan, perilaku, dan ucapan pimpinan KPK.

Dalam kode etik ini, pimpinan KPK memiliki kewajiban sebagai

berikut.

1. Melaksanakan ibadah dan ajaran agama yang diyakininya;

2. Taat terhadap aturan hukum dan etika;

3. Menggunakan sumber daya publik secara efisien, efektif, dan

tepat;

4. Tegas dalam menerapkan prinsip, nilai, dan keputusan yang

telah disepakati;

5. Menarik garis tegas tentang apa yang patut, layak, dan pantas

dilakukan dengan apa yang tidak patut, tidak layak, dan tidak

pantas dilakukan;

6. Tampil ketika keputusan sulit harus diambil;

7. Tidak berpihak dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan

wewenangnya;

8. Berani menghadapi dan menerima konsekuensi keputusan;

9. Tidak berhenti belajar dan mendengar;

10. Mampu bertindak tegas tanpa beban;

11. Meningkatkan kinerja yang berkualitas;

12. Menanggalkan kebiasaan kelembagaan masa lalu yang

negatif;

Page 198: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

184 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

13. Menghilangkan sifat arogansi individu dan sektoral;

14. Mengidentifikasi setiap benturan kepentingan yang timbul

atau kemungkinan benturan kepentingan yang akan timbul

dan memberitahukan kepada pimpinan lainnya sesegera

mungkin;

15. Memberikan komitmen dan loyalitas kepada KPK di atas

komitmen dan loyalitas kepada teman sejawat;

16. Mengesampingkan kepentingan pribadi atau golongan demi

tercapainya tujuan yang ditetapkan bersama;

17. Menahan diri terhadap godaan yang berpotensi memengaruhi

substansi keputusan;

18. Memberitahukan kepada pimpinan lainnya mengenai

pertemuan dengan pihak lain yang akan dan telah

dilaksanakan, baik sendiri atau bersama, baik dalam hubungan

dengan tugas maupun tidak;

19. Menolak dibayari makan, biaya akomodasi, dan bentuk

kesenangan lainnya oleh atau dari siapa pun;

20. Independensi dalam penampilan fisik, antara lain diwujudkan

dalam bentuk tidak menunjukkan kedekatan dengan siapa

pun di depan publik;

21. Membatasi pertemuan di ruang publik, seperti di hotel,

restoran, atau lobi kantor atau hotel atau di ruang publik

lainnya;

22. Memberitahukan kepada pimpinan yang lain mengenai

keluarga, kawan, dan pihak-pihak lain yang secara intensif

masih berkomunikasi (KPK, t.th.: 153).

Sejalan dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, pimpinan

KPK dilarang:

Page 199: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

185Pendidikan Antikorupsi

1. Menggunakan sumber daya publik untuk kepentingan pribadi

atau golongan;

2. Menerima imbalan yang bernilai uang untuk kegiatan yang

berkaitan dengan fungsi KPK;

3. Meminta kepada atau menerima bantuan dari siapapun dalam

bentuk apapun yang memiliki potensi benturan kepentingan

dengan KPK;

4. Bermain golf dengan pihak atau pihak-pihak yang secara

langsung atau tidak langsung berpotensi menimbulkan

benturan kepentingan sekecil apapun.

Pelanggaran terhadap isi kode etik pimpinan KPK dikenakan

sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya. Antasari Azhar, ketua

KPK setelah Taufiequrachman Ruki, merupakan salah satu contoh

dari pimpinan yang telah melanggar kode etik pimpinan KPK, di

antaranya tidak mampu menahan diri dari godaan dan bermain

golf dengan pihak-pihak yang diduga akan memengaruhi tugasnya

sebagai pimpinan KPK, sehingga setelah diduga melakukan

pembunuhan terhadap Nasarudin dan bermain api dengan Lani,

istri siri Nasarudin, oleh KPK ia diberhentikan sementara atau

dibebastugaskan dari kedudukannya sebagai pimpinan KPK. Ini

merupakan bukti betapa hebatnya lembaga KPK yang secara

konsisten menerapkan aturan meskipun harus memakan korban

anggota atau pimpinannya sendiri dan hal ini tidak terjadi pada

lembaga negara atau instansi lainnya di negeri ini.

Selain Antasari, KPK pascakepemimpinan Taufiequrachman

juga mengalami persoalan internal yang tidak kalah gawat, yaitu

dijadikannya Chandra M. Hamzah dan Bibit Samad Rianto, Wakil

Ketua KPK yang membidangi Penindakan sebagai tersangka

Page 200: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

186 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

(Tempo, 2009: 82). Polri menetapkan keduanya sebagai tersangka

karena dugaan penyalahgunaan wewenang terkait pencekalan

terhadap pengusaha Anggoro Widjojo dan pencegahan dan

pencabutan pencegahan (larangan ke luar negeri) terhadap

pengusaha Djoko S. Tjandra (Kompas, 2009: 2). Sedikit banyak

tugas pimpinan KPK menjadi terganggu karena dari lima pimpinan,

tinggal 2 orang saja yang harus menjalankan tugas berat KPK.

Meskipun akhirnya dibebaskan, karena dinyatakan tidak bersalah,

namun kriminalisasi terhadap dua dari 4 orang wakil ketua KPK

menyebabkan tugas dan kewajiban KPK untuk memberantas

korupsi di negeri kleptokrasi ini menjadi terhambat.

E. Sekilas Keberhasilan KPK

Apa yang telah diuraikan panjang lebar mengenai tugas,

wewenang, dan kewajiban KPK serta kewajiban pimpinan KPK

secara khusus dapat dikatakan sebagai peran normatif atau peran

yang diharapkan dimainkan oleh KPK sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Mencermati ketentuan

peraturan perundang-undangan dan peraturan internal KPK

sebagaimana sudah dijelaskan di atas, tampaknya ada jaminan dan

kepercayaan yang kuat bahwa KPK merupakan aktor paling kuat

diantara kepolisian dan kejaksaan, terutama dalam melaksanakan

fungsi memberantas tindak pidana korupsi.

Sebagai satu-satunya lembaga independen dalam

pemberantasan korupsi, KPK memiliki strategi jitu. Dalam

strategic map KPK, M. Yasin dalam Seminar dan Sosialisasi LHKPN

menuju Peningkatan Mutu Pelayanan yang diselenggarakan oleh

Kelompok Kerja (POKJA) Antikorupsi Universitas Negeri Semarang

Page 201: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

187Pendidikan Antikorupsi

pada tanggal 10 Desember 2008, menyampaikan bahwa tujuan

perumusan strategi baru KPK adalah berkurangnya korupsi di

Indonesia, dengan sasaran meningkatnya efektivitas koordinasi

dan supervisi bidang penindakan, meningkatnya efektivitas

koordinasi dan supervisi bidang pencegahan, meningkatnya

keberhasilan penegakan hukum kasus korupsi, meningkatnya

kepercayaan publik kepada KPK, terbentuknya sikap masyarakat

antikorupsi, dan percepatan reformasi layanan sektor publik

(Yasin, 2008: 9).

Dalam tugas pemberantasan korupsi, KPK melakukannya

secara komprehensif, konsisten, dan berkesinambungan, dengan

melibatkan semua pihak. Itulah sebabnya, metode yang digunakan

adalah metode holistik, mencakupi komponen kenegaraan dengan

melahirkan good public governance, komponen swasta dengan

melahirkan good corporate governance, komponen masyarakat

dengan melahirkan good civil society governance.

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 mengatur bahwa

upaya pemberantasan korupsi meliputi upaya pencegahan dan

penindakan. KPK lebih mengedepankan upaya kuratif, berupa

penangkalan atau penanganan hulu permasalahan dan upaya

pencegahan (preventif), sehingga mampu menekan kebocoran

keuangan negara. Karena kasus-kasus korupsi demikian masif dan

dampaknya sangat merugikan sendi-sendi kehidupan masyarakat,

bangsa, dan negara, maka KPK melakukan upaya represif

untuk menimbulkan efek jera bagi pelaku korupsi dan dapat

mengembalikan kerugian keuangan negara secara optimal.

Dibandingkan dengan lembaga penegak hukum lainnya

seperti kejaksaan dan kepolisian, KPK memiliki nilai lebih.

Page 202: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

188 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Pertama, struktur organisasinya tidak terlalu hierarkis, luwes, dan

demokratis. Kedua, organisasi KPK lebih rapi dan lini pengendalian

dan pengawasan vertikal dan horizontal lebih terjaga dibandingkan

kepolisian dan kejaksaan. Ketiga, sistem penggajiannya berbasis

kinerja. Keempat, KPK sebagai institusi negara lebih otonom

dan independen dibandingkan dua lembaga lainnya, sehingga

dalam proses pengambilan keputusan tidak dapat dipengaruhi

oleh pihak lain. Kelima, landasan etika dan kode etik KPK lebih

konkret, sehingga memudahkan pejabat atau personil KPK

dalam menjalankan tugasnya secara professional. Keenam, KPK

tidak hanya melaksanakan tugas dalam memberantas tindak

pidana korupsi, tetapi juga turut mempromosikan penerapan

praktik-praktik good governance pada tubuh pemerintahan,

swasta (dunia usaha), dan masyarakat dan mendorong reformasi

pelayanan publik. Ketujuh, inilah yang menjadi energi sosial, yakni

masyarakat memberikan dukungan penuh terhadap kinerja KPK.

Karena beberapa nilai tambah inilah, setiap upaya menggoyang

atau mengurangi peran KPK dalam memberantas korupsi yang

dilakukan oleh lembaga-lembaga yang merasa KPK sebagai

kompetitornya atau terusik dan terancam oleh keberadaan dan

sepak terjang KPK, selalu muncul perlawanan dari masyarakat.

Tantangan yang dihadapi KPK tergolong berat, selain karena

lembaga ini dianggap kompetitor bagi lembaga penegak hukum

lainnya, juga disebabkan apa yang dipromosikan dan dilakukan

KPK dipandang oleh sementara penyelenggara negara mengancam

eksistensi mereka. Hal ini seperti diungkapkan oleh Insan

Fahmi, salah seorang aktivis KPK, bahwa keengganan sebagian

penyelenggara negara untuk berkomitmen melakukan perubahan

Page 203: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

189Pendidikan Antikorupsi

dan pemberantasan korupsi dikarenakan kondisi saat ini yang

telah membuat dirinya nyaman (Fahmi, 2009: 5). Perbaikan

sistem, menurut Fahmi, justru ditanggapi dengan resistensi tinggi,

karena dianggap akan menjadi ancaman dan gangguan bagi

dirinya yang telah berada pada zona nyaman (comfort zone). Hal

ini juga terbukti dari adanya keinginan dari pihak tertentu untuk

mempreteli kewenangan KPK. Rubrik Hukum Majalah Tempo Edisi

21-27 September 2009 menulis dengan meyakinkan: “hilang sudah

kekuatan Komisi Pemberantasan Korupsi menangani perkara-

perkara korupsi, karena Forum Lobi Panja RUU Pengadilan Tindak

Pidana Korupsi dan Pemerintah yang diwakili Menteri Hukum

dan Hak Azasi Manusia dan Jaksa Agung menyepakati dicabutnya

kewenangan penuntutan dari tangan KPK” (Tempo, 2009: 80).

Menurut sumber yang layak dipercaya, pasal 1 angka 4 dari

RUU Pengadilan Tipikor menyatakan bahwa hak penuntutan ada

pada tangan kejaksaan, sedangkan KPK hanya berwenang pada

aspek penyidikan. Emerson Yuntho, aktivis Indonesian Corruption

Watch, sampai pada kesimpulan, “ada tiga pihak yang berhasrat

menggunting kewenangan KPK, yaitu: (1) anggota Dewan

yang berlatar belakang pengacara, (2) kejaksaan, (3) anggota

parlemen atau pribadi-pribadi yang sakit hati dan terancam

oleh KPK” (Tempo, 2009: 80). Ini artinya, pelan tetapi pasti KPK

lambat laun digiring ke pinggir untuk menjadi penonton terhadap

perselingkuhan penyelenggara negara nakal dengan pengusaha

kotor dalam melakoni drama “nikmatnya berkorupsi”.

Menghadapi kendala dan tantangan yang berat tersebut,

bukannya membuat KPK surut langkah. Sebagai pelaksana

undang-undang, KPK tetap konsisten dan fokus pada jalur yang

Page 204: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

190 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

telah ditetapkan. Oleh karenanya KPK melakukan pemberantasan

korupsi secara proporsional dan profesional. Menurut Fahmi

(2009: 8), KPK menyadari bahwa mengubah perilaku manusia

dan sistem yang korup tidaklah semudah membalik telapak

tangan. Ada keyakinan kuat di kalangan orang-orang KPK bahwa

dengan kesungguhan dan upaya terus-menerus tanpa kenal lelah,

perubahan ke arah yang lebih baik niscaya akan dapat diraih.

Kerja keras KPK sejak dibentuknya tahun 2003 yang lalu

membuahkan hasil. Catatan indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia

pun dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun

awal dibentuknya KPK pada tahun 2003, indeks persepsi korupsi

Indonesia adalah 1,9. Angka ini berturut-turut naik, dari tahun

2004 hingga 2006, yaitu 2,0; 2,2 dan 2,4. Pada tahun 2007 turun

lagi menjadi 2,3 dan pada tahun 2008 naik lagi menjadi 2,6. Tahun

2009 naik lagi menjadi 2,8 dan tahun 2010 indeks persepsi korupsi

bertahan di angka 2,9. Pada tahun 2011 naik angkanya menjadi

3,0 dan tahun 2012 naik sedikit menjadi 3,2. Untuk mencapai IPK

3,2 yang angkanya belum terlalu signifikan bagi perkembangan

pemberantasan korupsi, membutuhkan waktu 9 tahun. Kuatnya

komitmen pemerintah reformasi dan menguatnya kelompok

masyarakat sipil, seharusnya IPK Indonesia bisa mencapai angka 5,0.

Namun demikian, naiknya IPK Indonesia meskipun tidak

terlalu besar, menandakan bahwa dibentuknya KPK tidaklah sia-

sia. Memang kenaikan IPK tersebut bukanlah prestasi semata-

mata KPK, tetapi paling tidak kehadiran KPK turut menyumbang

secara signifikan kenaikan IPK Indonesia akibat dari sikap KPK yang

sangat tegas dan tanpa kompromi melawan korupsi.Pada tahun

2005, KPK melaporkan telah menerima surat pengaduan adanya

Page 205: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

191Pendidikan Antikorupsi

dugaan korupsi dari masyarakat sebanyak 3.922 surat. Dari jumlah

tersebut, laporan yang telah ditelaah sebanyak 2.761 surat, yang

sedang ditelaah 1.161 surat, laporan yang ditindaklanjuti dari

hasil telaah sebanyak 1.063 surat, sedang direview 991 surat, dari

hasil tindak lanjut 207 surat diteruskan ke kepolisian, 438 surat

diteruskan ke kejaksaan, 111 surat diteruskan ke BPKP, 152 surat

diteruskan ke Irjen dan badan lain di luar BPKP, 31 surat diteruskan

ke BPK, 36 surat diteruskan ke MA, 88 surat diteruskan ke Bawasda,

dan 10 surat ditangani sendiri oleh KPK (Susilo, 2006: 97). Kinerja

KPK pada tahun 2007 menunjukkan hasil yang menggembirakan.

Hal ini dapat dicermati pada tabel di bawah ini.

Tabel 7. Laporan Masyarakat dan Gratifikasi yangditindaklanjutiolehKPK

Nomor H a l Keterangan

1. Laporan Masyarakat

Jumlah 15.861 laporan, 96,27% sudah ditelaah. Dari jumlah tersebut, hanya 3000 laporan yang berindikasikan tipikor, 223 diproses lebih lanjut, dan sisanya diteruskan kepada aparat lainnya.

2. Laporan HartaKekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)

Dari total wajib lapor 111.759 penyelenggara negara, sebanyak 57,75% telah melaporkan harta kekayaannya.

3. Laporan Gratifikasi

129 laporan (termasuk parcel) masuk ke KPK. Jumlah yang dilaporkan Rp 1,4 miliar, 1.300 dollar AS, Sin $ 47.000, dan dalam bentuk barang senilai Rp 331,4 juta. Dari jumlah tersebut, Rp 829 juta, AS $ 650 dan Sin $ 47.000 ditetapkan sebagai milik Negara.

Page 206: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

192 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

4. Perkara KPK berhasil menyelesaikan penyidikan 26 kasus, sedang dalam tahap penyelidikan 35 kasus, yang digulirkan ke Pengadilan Negeri 11 kasus, banding 1 kasus, dan kasasi 11 kasus.

(Sudjana, 2008: 207).

Data lain menunjukkan keberhasilan KPK, terutama

menyangkut keberhasilan dalam menangani pengaduan

masyarakat, menangani kasus atau perkara tindak pidana korupsi,

menangani perkara TPK yang telah memiliki kekuatan hukum

tetap, dan keberhasilan dalam mengembalikan uang negara. Data

selengkapnya dapat dicermati pada grafik atau gambar berikut.

Sumber: (Handoyo, 2009)

Gambar 2. Penanganan Pengaduan Masyarakat

Page 207: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

193Pendidikan Antikorupsi

Sumber: (Handoyo, 2009)

Gambar 3. Penanganan Kasus/Perkara TPK

Sumber: (Handoyo 2009)

Gambar 4. Perkara TPK yang Berkekuatan Hukum Tetap (Inkracht)

Page 208: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

194 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Sumber: (Handoyo, 2009)

Gambar 5. Uang Negara Yang Berhasil Dikembalikan

Salah seorang karyawan KPK, Fahmi, melaporkan keberhasilan

KPK dalam menangani korupsi dan mengembalikan uang kepada

negara. Fahmi menginformasikan bahwa pada tahun 2008 KPK

berhasil menyelamatkan uang negara sebesar 600 miliar rupiah,

menangani tipikor senilai 406,38 miliar rupiah, menangani

gratifikasi sebesar 3,87 miliar rupiah, dan lainnya 190 miliar

rupiah (Fahmi, 2009: 16). Dalam kaitannya dengan penyelamatan

keuangan negara, secara akumulatif KPK berhasil menyelamatkan

potensi kerugian keuangan negara, sebagai berikut.

• Rp 1.969.904.438.000,00 dari penyelamatan potensi

kerugian negara sebagai akibat pengalihan hak Barang Milik

Negara (BMN) di 13 K/L, yaitu Depkumham, Depag, Setneg,

Perum Bulog, PT. KAI, BKKBN, Deplu, Depkes, Ditjen Pajak

Page 209: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

195Pendidikan Antikorupsi

Depkeu, Perum Pegadaian, Asuransi Jiwasraya, dan Unibraw

(Depdiknas).

• Rp 2.509.304.573.609,00 (USD216,173,218.33) dari

penyelamatan potensi kerugian keuangan negara pada sektor

migas, yaitu Rp 1.239.611.100,00 dari koreksi investment

credit dan Rp 1.269.693.473.609,00 dari penyetoran dana

Abandonment & Site Restoration ke Joint Account di bank

pemerintah

Dalam kaitannya dengan fungsi KPK dalam mempromosikan

praktik-praktik good governance di kalangan pemerintahan

dan reformasi pelayanan publik, terdapat perubahan yang

cukup signifikan dengan diterapkannya one stop service (OSS)

atau pelayanan satu atap di berbagai daerah. Awalnya hanya

beberapa daerah yang mempraktikkan, misalnya pemerintah

provinsi Gorontalo, pemerintah kota Riau, pemerintah kabupaten

Jembrana Bali dan pemerintah kabupaten Sragen. Tetapi dengan

keberhasilan 4 daerah tersebut memberikan pelayanan dan

meningkatkan kesejahteraan kepada masyarakat, akhirnya

praktik OSS diterapkan juga di berbagai daerah di seluruh

Indonesia dengan potensi dan ciri khas masing-masing. Dari

praktik good governance di berbagai daerah tertangkap kesan

adanya kompetisi sehat untuk memberikan layanan yang sebaik-

baiknya kepada masyarakat, misalnya waktu mengurus perizinan

yang makin pendek, pelayanan berbasis internet (on-line), serta

layanan pendidikan dan kesehatan gratis. Ini menunjukkan bahwa

kehadiran KPK meskipun hanya sebagai pemantik (trigger), telah

mampu mendorong terciptanya good governance dalam tubuh

pemerintahan di daerah.

Page 210: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

196 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Keberhasilan KPK lainnya yang dapat ditunjukkan kepada

publik adalah banyaknya pejabat eksekutif (mantan menteri,

pejabat departemen pemerintahan, gubernur, wali kota, bupati),

kalangan legislatif (anggota DPR dan DPRD), anggota KPU,

dan kalangan swasta yang diseret ke pengadilan karena akibat

perbuatannya melakukan tindak pidana korupsi. Berikut ini

dikemukakan beberapa kasus atau tindak pidana korupsi yang

dilakukan para pejabat di atas yang berhasil diungkap dan diajukan

ke meja pengadilan oleh KPK.

1. Mulyana Wira Kusuma (anggota KPU periode 1999-2004)

Dalam kapasitasnya sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum

(KPU), Mulyana Wira Kusuma telah terbukti melakukan tindak

pidana korupsi dalam dua kasus yang sama namun berbeda

kapasitas. Yang pertama adalah melakukan penyuapan kepada

auditor investigatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Khariansyah

Salman dan yang kedua, melakukan korupsi pengadaan kotak

suara pemilihan umum (Yuwono, 2008: 8). Akibat perbuatannya,

Mulyana divonis hukuman 2 tahun 7 bulan penjara karena terbukti

melakukan penyuapan kepada auditor investigatif BPK dan dijatuhi

hukuman 1 tahun 3 bulan karena terbukti melakukan korupsi

dalam pengadaan kotak suara pemilu. Dibekuknya Mulyana ini

menjadi titik awal diseretnya anggota-anggota KPU lainnya, seperti

Nazaruddin Sjamsudin, Rusadi Kantaprawira, Daan Dimara, Achmad

Rojadi, Bambang Budiarto, Safder Yusacc dan Hamdani Amin, yang

telah merampok harta negara untuk kepentingan pribadi.

2. Said Agil Husin Al Munawar

Said Agil, Menteri Agama Kabinet Gotong Royong 2001-2004

divonis hukuman 5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta

Page 211: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

197Pendidikan Antikorupsi

Pusat, karena terbuki korupsi dana BPIH senilai Rp 35,7 miliar dan

Dana Alokasi Umum 2002-2004 sebesar Rp 240,22 miliar (Harman,

2012).

3. Ahmad Sujudi

Ahmad Sujudi adalah mantan Menteri Kesehatan, yang divonis

2 tahun 3 bulan penjara atas kesalahannya menyalahgunakan

kewenangan dalam kasus alat kesehatan, karena penunjukan

langsung rekanan dan pengajuan usulan anggaran tambahan

senilai Rp 463 miliar (Harman, 2012). Pada tingkat banding,

Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memutus hukumannya menjadi 4

tahun penjara.

4. WafidMuharam

Wafid Muharam adalah mantan Sekretaris Menteri Pemuda

dan Olahraga, yang disangka KPK atas suap yang dilakukan sebesar

Rp 3,2 miliar untuk pemenangan tender PT. DGI dengan anggaran

pembangunan Rp 200 miliar (Harman, 2012).

5. Abdullah Puteh

Korupi yang dilakukan oleh Abdullah Puteh, Gubernur

Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), berawal dari pembelian

helikopter MI-2 merek PLC Rostov buatan Rusia. Dana yang

digunakan untuk membeli helikopter tersebut merupakan

patungan dari 13 kabupaten dan kota di Provinsi NAD yang

masing-masing menyumbang dana 700 juta rupiah. Korupsi yang

dilakukan oleh Puteh terkuak setelah terdapat selisih harga antara

pembelian helikopter terdahulu yang dilakukan oleh TNI-AL dan

helikopter yang dibeli oleh Pemerintah Provinsi NAD. Dengan

kualifikasi dan merek yang sama, TNI-AL membeli helikopter

Page 212: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

198 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

seharga Rp 6,5 miliar, sedangkan Puteh membelinya dengan harga

dua kali lipat, yaitu Rp 12,6 miliar. Perbedaan harga tersebut

diselidiki KPK dan terbukti Puteh bersalah telah melakukan tindak

pidana korupsi. Itulah sebabnya, majelis hakim menyatakan Puteh

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana korupsi sebagaimana disebutkan dalam dakwaan primer

dan kepadanya dijatuhi pidana penjara 10 tahun dan denda

Rp 500 juta subsider 6 bulan kurungan. Selain itu, Puteh juga

dikenakan pidana tambahan berupa kewajiban untuk membayar

uang pengganti sebesar Rp 6,564 miliar. Pembayaran tersebut

harus dilakukan dalam waktu satu bulan setelah putusan hakim

berkekuatan hukum tetap.

6. Bambang Guritno

Bambang Guritno, Bupati Semarang, terbukti secara sah dan

meyakinkan telah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana

diatur dalam pasal 3 juncto pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 dan

UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto pasal 55 ayat (1) KUHP. Ia ditahan

LP Ambarawa pada hari Senin, 28 Mei 2007 terkait perkara dugaan

korupsi pengadaan buku ajar SD/MI kabupaten Semarang tahun

2004 senilai Rp 3,95 miliar. Bambang terbukti menerima fee dari

tiga rekanan proyek pengadaan buku. Selain itu, rekanan juga

memberikan uang tanda terima kasih. Dalam pengadaan buku

tersebut diketahui ada mark-up. Total nilai proyek sesungguhnya

hanya Rp 2 miliar, digelembungkan hingga mencapai angka Rp 5,8

miliar (Yuwono, 2008: 45). Dari hasil audit BPKP, negara dirugikan

sebesar Rp 3,6 miliar.

Berkaitan dengan pemeriksaan terhadap Bambang tersebut,

Mendagri melalui SK Nomor 131.33/304/2007 memberhentikan

Page 213: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

199Pendidikan Antikorupsi

untuk sementara Bambang Guritno sebagai Bupati Semarang

agar dapat menjalani proses hukum secara baik. Siti Ambar

Fathonah, wakil bupati, berdasarkan SK tersebut, menggantikan

untuk sementara waktu sebagai pelaksana tugas dan kewajiban

sebagai Bupati Semarang. Selama pemberhentian sementara

tersebut, pemerintah kabupaten Semarang menarik kembali

rumah dinas, mobil dinas, dan fasilitas lain, termasuk ajudan

bupati. Atas kesalahan Bambang, majelis hakim memvonisnya

dengan hukuman penjara 2 tahun dipotong masa tahanan, denda

Rp 50 juta subsider 3 bulan, dan harus mengganti kerugian negara

sebesar Rp 321 juta.

7. TaufikHidayat, SjamsulArifin, SjamsulQamar,MahyaniDiris,HayatusSolohin,danSayutiEnggok

Taufik Hidayat, ketua DPRD Banjarmasin bersama 5 orang

terdakwa lainnya diduga telah melakukan korupsi atas pembayaran

premi asuransi pribadi menggunakan dana APBD dari pos tak

terduga. Akibat perbuatan korupsi berjamaah tersebut, negara

dirugikan Rp 7,9 miliar. Untungnya dari tangan terdakwa berhasil

dikumpulkan uang sebesar Rp 4,6 miliar yang dapat dikembalikan

kepada negara. Meskipun demikian, Taufik dan kawan-kawan dijatuhi

hukuman penjara 1 tahun oleh pengadilann negeri setempat. Selain

itu, mereka dikenakan denda sebesar Rp 25 juta per orang. Hukuman

yang dijatuhkan kepada enam terdakwa, termasuk ketua DPRD

Banjarmasin, merupakan babak awal dari 17 orang mantan anggota

dewan yang semuanya terlibat dalam kasus korupsi tersebut.

8. Probosutedjo

Pada tanggal 22 April 2003, Majelis Hakim PN Jakpus

menjatuhkan vonis kepada Probosutedjo berupa hukuman

Page 214: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

200 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

penjara 4 tahun (Yuwono, 2008: 59). Ia dinyatakan bersalah telah

melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus dana reboisasi Hutan

Tanaman Industri (HTI) seluas 50 ribu hektare yang dibangunnya

di Kalimantan. Nilainya mencapai Rp 100,9 miliar. Probo dinilai

tidak memenuhi kewajiban melakukan penanaman di atas lahan

proyek hutan tanaman industri di Kalimantan Selatan sesuai

dengan perjanjian, yaitu seluas 71.000 hektar sebagai realisasi

kerja dinilai melanggar perjanjian, sebab proyek HTI dibiayai oleh

negara melalui dana reboisasi, namun dari survei ditemukan lahan

terbuka tidak ada tanamannya seluas 29.675 hektare. Dana yang

tidak terpakai, oleh Probosutedjo disimpan dalam bentuk deposito

di Bank Exim dan Bank Jakarta. Kenakalan Probo bertambah dengan

menjual saham HTI kepada pihak asing, yaitu PT. Antof Singapore

Ltd., dan Shining Spring Resources, tanpa mengembalikan dulu

dana milik negara. Karena perbuatannya, negara dirugikan Rp 100,9

miliar. Atas kesalahannya, Probo diganjar hukuman penjara 4 tahun,

ditambah membayar denda Rp 30 juta.

9. Harini Wijoso

Harini Wijoso dinyatakan bersalah karena melakukan tindak

pidana korupsi dengan menyuap lima pegawai Mahkamah Agung,

yaitu Pono Waluyo, Sudi Ahmad, Sriyadi, Malam Pagi Sinuhadji,

dan Suhartoyo, sebesar Rp 5 miliar. Uang tersebut berasal dari

Probosutedjo, dimaksudkan untuk dapat mengubah keputusan

hakim atas hukuman yang dijatuhkan kepada Probosutedjo. Harini

dinyatakan secara sah bersalah karena berdasarkan pasal 5 ayat

(1) huruf a, pasal 6 ayat (1) huruf a, pasal 13 dan 15 UU Nomor

31 Tahun 1999 juncto UU Nomor 20 Tahun 2001, telah berusaha

memengaruhi para penyelenggara negara dengan cara memberi

Page 215: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

201Pendidikan Antikorupsi

hadiah kepada pejabat atau penyelenggara negara tersebut. Atas

kesalahan Harini, Majelis Hakim menjatuhkan vonis 4 tahun penjara

kepada Harini dan denda Rp 150 juta subsider 6 bulan kurungan.

10. Roesdihardjo dan Arihken Tarigan

Roesdihardjo adalah mantan Duta Besar RI untuk Malaysia,

sedangkan Ahriken adalah mantan Kepala Bidang Imigrasi KBRI Kuala

Lumpur. Mereka berdua didakwa bersekongkol melakukan tindakan

pungli dalam pengurusan keimigrasian WNI semenjak tahun 2004.

Pungli yang dilakukan oleh Roesdihardjo dan Ahriken bermula dari

ketika Ahriken memberikan informasi kepada Roesdihardjo bahwa

sejak tahun 1999 dalam pengurusan keimigrasian WNI diterapkan

tarif ganda berdasarkan SK Nomor 021/SK-DB/0799 tertanggal

20 Juli 1999. Sejak itulah, WNI yang mengurus surat keimigrasian

dikenakan tarif lebih tinggi, sedangkan yang disetor ke kas negara

sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lebih rendah

sesuai dengan tarif aslinya. Uang sisa dari pembayaran pengurusan

surat keimigrasian tidak disetor ke negara, tetapi digunakan oleh

dua orang tersebut. Menurut penuturan Ahriken, dari hasil pungli

tersebut, setidaknya Roesdihardjo dapat mengantongi uang sebesar

Rp 100 juta per bulan.

Majelis hakim menyatakan bahwa keduanya terbukti bersalah

melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dalam pasal

3 dan 55 ayat (1) ke-1 UU Nomor 31 Tahun 1999 juncto UU Nomor

20 tahun 2001 serta pasal 64 KUHP. Sampai dengan bulan Mei 2005,

Roesdihardjo telah mengantongi uang hasil pungli sebesar Rp 815,6

juta (Yuwono, 2008: 97). Atas kesalahan tersebut, Roesdihardjo

dijatuhi hukuman 2 tahun penjara, denda Rp 100 juta subsider

dua bulan kurungan, dan wajib membayar uang pengganti sebesar

Page 216: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

202 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Rp 815,6 juta. Sementara itu, Ahriken dijatuhi hukuman penjara 4

tahun, denda Rp 200 juta subsider 3 bulan kurungan, dan diwajibkan

membayar uang pengganti sebesar Rp 6,95 miliar.

11. Rokhmin Dahuri

Rokhmin Dahuri, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan

periode 2001-2004, ditahan karena terbukti secara sah telah

melakukan pungutan tidak sah selama kepemimpinannya. Dana

tidak sah dikumpulkan melalui 2 rekening Departemen Kelautan

dan Perikanan (DKP) sebesar Rp 31 miliar, yakni Rp 12 miliar

dipungut dari internal DKP dan Rp 19,7 miliar dari pihak eksternal

(Yuwono, 2008: 114). Atas kesalahannya, Rokhmin Dahuri dijatuhi

hukuman penjara 7 tahun.

12. Hendy Boedoro

Mantan Bupati Kendal ini dihukum penjara selama 7 tahun

karena terbukti melakukan korupsi APBD kabupaten Kendal

tahun 2003-2005, yang merugikan keuangan negara (Konstan,

2012). Selain dipenjara, Hendy juga diwajibkan membayar uang

pengganti kerugian keuangan negara sebesar Rp 13 miliar.

13. Miranda Goeltom

Miranda Goeltom atau nama lengkapnya adalah Miranda Swaray

Goeltom adalah mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia,

yang juga guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Miranda yang ditahan KPK dan dijadikan tersangka sejak 26 Januari

2012, diduga turut membantu Nunun Nurbaetie menyuap sejumlah

anggota parlemen dengan traveller’s cheque. Tujuannya adalah agar

Miranda terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia.

Nunun sendiri telah dinyatakan terbukti bersalah dan divonis hakim

Page 217: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

203Pendidikan Antikorupsi

dengan hukuman penjara dua setengah tahun (Gatra, 2012).

Meskipun berdalih tidak mengulangi perbuatan, tidak

menghilangkan barang bukti, dan tidak melarikan diri, Miranda

tidak bisa mengelak dari dakwaan karena pada tahun 2011,

sebanyak 26 anggota DPR dari Fraksi PDIP, Golkar, PPP, dan TNI/

Polri telah dinyatakan terbukti bersalah oleh hakim karena

menerima suap berkaitan dengan kasus Miranda (Gatra, 2012).

14. Satono

Satono adalah Bupati Lampung Timur nonaktif, yang divonis

hakim 15 tahun penjara. Pelaku dinyatakan bersalah, karena telah

melakukan tindak pidana korupsi APBD kabupaten Lampung Timur

sebesar Rp 119 miliar (Konstan, 2012). Selain dihukum penjara,

Satono juga diwajibkan membayar denda sebesar Rp 500 juta

subsider enam bulan kurungan dan uang pengganti Rp 10 miliar.

15. Mochtar Mohammad

Mochtar Mohammad merupakan wali kota Bekasi nonaktif,

oleh Mahkamah Agung majelis kasasi dinyatakan terbukti bersalah

melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama yang

merugikan keuangan negara, sehingga harus mendekam di hotel

prodeo selama enam tahun (Konstan, 2012). Atas kesalahannya,

Mochtar juga diwajibkan membayar denda Rp 300 juta subsider

enam bulan kurungan bila denda tersebut tidak dibayar. Selain itu,

Mochtar diwajibkan pula membayar uang pengganti sebesar Rp

639 juta.

16. M. Yaeni

M. Yaeni adalah ketua DPRD nonaktif kabupaten Grobogan

yang menjadi terdakwa kasus korupsi pemeliharaan mobil

Page 218: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

204 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

dinas DPRD. Ia ditahan oleh Kejari Purwodadi pada tanggal 23

Februari 2012 di Lapas Kedungpane Semarang. M. Yaeni diduga

telah memakai Rp 609 juta dari anggaran pemeliharaan mobil

dinas tahun 2005-2006 dan anggaran 2007-2008. Pembelian

asesoris dan perawatan mobil pribadi yang mengantarkan M.

Yaeni ke Lapas Kedungpane diduga menggunakan anggaran DPRD

Grobogan. BPKP Jateng menghitung kerugian negara kurang lebih

Rp 1,95 miliar.

17. Soemarmo

Soemarmo adalah wali kota Semarang yang disangka telah

melakukan penyuapan terhadap anggota DPRD kota Semarang,

dengan tujuan untuk memperlancar pembahasan RAPBD kota

Semarang tahun 2012 (Konstan, 2012). Atas dugaan kesalahan

tersebut, Soemarmo ditahan oleh KPK di rumah tahanan KPK di

Jakarta. Selain Soemarmo, ditahan pula mantan Sekda Semarang

Akhmad Zaenuri dan dua anggota DPRD, Agung Purna Sarjono dan

Sumartono.

18. WaOdeNurhayati

Wa Ode Nurhayati, politikus dari Partai Amanat Nasional

dituntut penjara 14 tahun, karena telah menerima uang suap dari

Fahd A. Rafiq, ketua Angkatan Muda Partai Golkar dan dituntut 10

tahun penjara karena melakukan pencucian uang sebesar Rp 50,5

miliar di rekeningnya sendiri (Tempo, 2012).

19. Muhamad Nazaruddin

Muhamad Nazaruddin adalah mantan bendahara DPP

Demokrat di bawah kepemimpinan Anas Urbaningrum. Ia

dinyatakan bersalah oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor atas

Page 219: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

205Pendidikan Antikorupsi

kasus suap Wisma Atlet, sehingga ia dijatuhi hukuman 4 tahun 10

bulan penjara serta denda Rp 200 juta subsider 4 bulan kurungan.

Melalui Nazaruddin inilah kasus proyek Hambalang terkuak. Tidak

hanya ia dan Angie yang dihukum. Istrinya, Neneng Sri Wahyuni

serta mantan Menpora Andi Malarangeng dan Anas Urbaningrum

mantan ketua DPP Demokrat juga ikut tersandung karena kasus

proyek Hambalang.

20. Angelina Sondakh

Angelina Sondakh (Angie) adalah anggota DPR dari fraksi

Demokrat, yang dijatuhi hukuman penjara 4,5 tahun oleh

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada Januari 2013.

Dia dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan menerima

suap dari perusahaan terdakwa suap Wisma Atlet SEA Games

Muhammad Nazaruddin, Rp 12,5 miliar, karena mengupayakan

alokasi anggaran proyek di dua kementerian tersebut. Angie

diwajibkan membayar denda Rp 500 juta subsider enam bulan

kurungan. Selain itu, Angie juga diwajibkan membayar uang

pengganti sebesar Rp 12 miliar dan USD 2.000.

21. Lukman Abas

Lukman Abas adalah mantan Kepala Dinas Pemuda dan

Olahraga (Dispora) Riau, dituntut hukuman 8 tahun penjara dalam

persidangan tindak pidana korupsi di Pengadilan Negeri Pekanbaru

pada hari Kamis, tanggal 21 Februari 2013. Atas kesalahannya,

Lukman juga diwajibkan membayar denda Rp 300 juta subsider

kurungan selama 4 bulan (Kompas, 22 Februari 2013). Hukuman

tersebut pantas diterima Lukman, karena ia memiliki peran besar

dalam kasus dugaan suap Pekan Olahraga Nasional sebesar Rp

Page 220: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

206 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

900 juta. Uang tersebut digunakan untuk menyuap anggota

DPRD dengan maksud memuluskan revisi Perda Riau Nomor 6

Tahun 2010 dan Perda Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penambahan

Anggaran Pembangunan Arena PON.

Jumlah tersangka korupsi yang berhasil ditangkap dan diseret

KPK ke meja hijau tentu lebih banyak dari yang telah ditulis di

atas, mulai dari pejabat tingkat atas hingga pegawai level bawah.

Mantan Menpora, Andi Malarangeng dan Anas Urbaningrum,

ketua DPP Partai Demokrat, disebut-sebut terlibat dalam proyek

Hambalang yang penuh dengan aroma korupsi. Karena dijadikan

tersangka oleh KPK, Andi Malarangeng mengundurkan diri sebagai

Menpora; sedangkan Anas Urbaningrum menyatakan mundur

sebagai ketua Partai Demokrat sesaat setelah ia dinyatakan

sebagai tersangka. Kolega Anas, ketua Partai Keadilan Sejahtera,

Lutfi Hasan, juga diselidiki oleh KPK karena diduga melakukan

korupsi impor daging sapi. Atas dugaan tersebut, Lutfi Hasan

mengundurkan diri dari posisinya sebagai ketua PKS. Demikian

pula, Inspektur Djoko Susilo, petinggi POLRI, dijadikan tersangka

atas dugaan korupsi pengadaan mesin simulator kemudi untuk

SIM (Tempo, 2012). Atas kesalahannya, Djoko Susilo diberhentikan

dari tugasnya dan beberapa aset miliknya yang ditengarai hasil

korupsi disita oleh KPK.

Hampir semua lapisan, instansi pemerintah, swasta, di dalam

negeri maupun di luar negeri tidak luput dari bidikan KPK. Bahkan

Aulia Pohan, pejabat Bank Indonesia yang juga besan Presiden SBY

berhasil dijebloskan ke penjara. Ini artinya, KPK mampu menembus

dinding tebal hukum untuk memasukkan para pelaku korupsi siapa

pun dia ke balik jeruji besi. Masa reformasi di mana KPK menjadi

Page 221: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

207Pendidikan Antikorupsi

salah satu pengawalnya, berhasil menjungkirbalikkan pandangan

pelaku korupsi bahwa di negeri Indonesia saat ini koruptor bebas

berkeliaran. KPK berhasil menjebol pandangan tersebut, sehingga

di negeri ini tidak ada lagi orang yang kebal hukum.

F. Rangkuman

Setiap negara di dunia memiliki suatu komisi atau badan yang

bertugas melakukan pemberantasan korupsi. Beberapa lembaga

antikorupsi yang sukses, seperti ICAC di Hongkong dan lembaga

antikorupsi di Denmark, Finlandia, Selandia Baru, dan Singapura,

terbukti mampu menekan angka korupsi. Bahkan negara-negara

yang disebut tersebut memiliki indeks persepsi yang bagus. Itu

artinya, korupsi di negara-negara tersebut tergolong rendah.

Indonesia memiliki lembaga antikorupsi, yang disebut dengan

Komisi Pemberantasn Korupsi (KPK). Lembaga ini diatur dalam

Undang-undang Nomnor 20 Tahun 2002. Dalam pasal 3 UU Nomor

30 Tahun 2002, KPK berkedudukan sebagai lembaga negara

yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat

independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. KPK

dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil

guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, KPK berasaskan

pada nilai-nilai kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas,

kepentingan umum, dan proporsionalitas.

Berdasarkan kedudukannya, KPK mempunyai lima tugas

pokok, yaitu: (1) koordinasi dengan instansi yang berwenang

melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi, (2) supervisi

terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan

Page 222: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

208 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

tindak pidana korupsi, (3) melakukan penyelidikan, penyidikan,

dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi, (4) melakukan

tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi, dan (5)

melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan

negara.

Sejak kelahirannya hingga saat ini, KPK telah berhasil

melakukan tugas memberantas korupsi. Miliaran rupiah uang hasil

korupsi berhasil disita dari para koruptor dan dikembalikan kepada

negara. Para koruptor yang berhasil ditangkap dan dijebloskan ke

penjara sudah banyak. Mereka tidak hanya berasal dari kalangan

partai politik dan para pengusaha, tetapi juga para pejabat di

eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Jika pada masa orde baru

tabu untuk menyidik koruptor dari kalangan pejabat, pada masa

reformasi sejak kehadiran KPK, banyak tahanan dan tersangka

korupsi yang berasal dari pejabat tingkat tinggi, seperti menteri,

anggota parlemen, jaksa, hakim, gubernur, bupati, dan wali kota.

Kehadiran KPK meskipun banyak yang menyangsikan

kemampuannya, tetap diperlukan oleh negara ini, guna

memberikan pemantik api bagi gerakan melawan korupsi betapa

pun kecilnya.

Page 223: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

209

BAB IX PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PEMBERANTASAN KORUPSI

KPK menyadari bahwa sumber daya dan infrastruktur yang

mereka miliki tidak memungkinkan untuk menggarap semua

kasus korupsi yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Jumlah

hakim pengadilan khusus tindak pidana korupsi juga relatif sangat

kurang. Kondisi ini tentu berimplikasi pada sedikitnya kasus korupsi

yang dapat ditangani oleh KPK dibandingkan jumlah kasus yang

masuk ke KPK atau jumlah pengaduan dari masyarakat. Kinerja

KPK tahun 2008 menunjukkan hal ini. Pengaduan dari masyarakat

mengenai korupsi ada 8.000 kasus, yang diselidiki 70 kasus

dengan penuntutan 7 kasus diputuskan mempunyai kekuatan

hukum tetap dan 21 kasus telah dieksekusi (Fahmi, 2009:17). Dari

kasus yang berhasil ditangani KPK tersebut tidaklah sebanding

dengan jumlah kasus yang masuk ke KPK. Itu artinya, kepercayaan

masyarakat terhadap KPK cukup tinggi terlihat dari jumlah kasus

yang cukup besar, tetapi di sisi lain sumber daya KPK yang relatif

kecil belum mampu menangani kasus yang banyak tersebut.

Karena kondisi inilah, dalam bidang penindakan, KPK memilih

untuk mengefektifkan koordinasi dan supervisi dengan kejaksaan

dan kepolisian untuk memastikan bahwa penyelidikan, penyidikan,

Page 224: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

210 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

dan penuntutan telah berjalan sebagaimana mestinya (Fahmi,

2009: 18). Namun dalam hal melakukan pencegahan korupsi,

KPK menyadari tidak mampu melakukannya sendirian. Itulah

sebabnya, KPK harus menggandeng tangan semua komponen

bangsa ini, terutama dari kalangan swasta dan masyarakat.

A. Hak dan Tanggung Jawab Masyarakat

Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam upaya

pemberantasan korupsi. Sebagai pihak eksternal, kehadiran

masyarakat sangat dibutuhkan, sebab biasanya mata luar

lebih awas daripada mata yang ada di dalam. Oleh karena itu,

pemberdayaan masyarakat merupakan strategi kunci bagi upaya

pemberantasan korupsi (Sudjana, 2008: 168). Masyarakat yang

berdaya dapat melakukan kontrol secara efektif terhadap lembaga

negara yang bertugas memberantas korupsi. Bahkan masyarakat

dapat menjadi mitra strategis bagi lembaga antikorupsi dalam

melakukan kegiatan pencegahan dan penindakan terhadap pelaku

korupsi. Mengapa masyarakat perlu dilibatkan dalam upaya

pemberantasan korupsi. Hal ini beralasan, karena masyarakat

pun memiliki kontribusi dan memberikan peluang bagi tumbuh

suburnya korupsi. Seperti dikatakan Pope (2007: 59), kegiatan-

kegiatan publik tidak dilakukan dalam situasi vakum. Masyarakatlah

yang sering memberi suap. Titik singgung antara sektor swasta

dan sektor publik juga sering menjadi tempat terjadinya korupsi

dan suap-menyuap. Contoh yang paling telanjang adalah

penyuapan yang dilakukan oleh pengendara motor atau mobil

kepada polisi lalu lintas ketika mereka melakukan pelanggaran

lalu lintas. Upaya antikorupsi tanpa melibatkan masyarakat, akan

Page 225: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

211Pendidikan Antikorupsi

sia-sia karena masyarakat merupakan salah satu pendukung

yang paling berpotensi dan ampuh dalam memberantas korupsi.

Itulah sebabnya, pemerintah juga memiliki kewajiban turut

memberdayakan masyarakat agar mereka semakin sadar dan

tidak terlibat korupsi (Sudjana, 2008: 171).

Partisipasi atau keikutsertaan masyarakat dalam upaya

pemberantasan korupsi memiliki landasan hukum yang jelas.

Partisipasi tersebut tidak hanya diatur dalam UU Korupsi, tetapi

juga diatur dalam UU tentang Penyelenggara Negara. Dalam

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara

Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme

dijelaskan bahwa peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

negara merupakan hak dan tanggung jawab masyarakat untuk

ikut mewujudkan penyelenggara negara yang bersih. Dalam pasal

9 ayat (1) UU tersebut disebutkan bahwa peran serta masyarakat

untuk mewujudkan penyelenggara negara yang bersih diwujudkan

dalam bentuk:

1. Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi

tentang penyelenggara negara;

2. Hak untuk memperoleh pelayanan yang sama dan adil dari

penyelenggara negara;

3. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung

jawab terhadap kebijakan penyelenggara negara;

4. Hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal:

melaksanakan haknya sebagaimana dimaksud dalam nomor

1, 2, dan 3 serta diminta hadir dalam proses penyelidikan,

penyidikan, dan di siding pengadilan sebagai saksi pelapor,

saksi, atau saksi ahli, sesuai dengan ketentuan peraturan

Page 226: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

212 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

perundang-undangan yang berlaku (Direktorat Pembinaan

Jaringan Kerjasama Antar Komisi dan Instansi KPK, 2006: 156).

Dalam kaitannya dengan upaya pemberantasan korupsi,

peran serta masyarakat diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang

Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi. Peran tersebut diwujudkan dalam bentuk:

1. Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi

adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi;

2. Hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari,

memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan

telah terjadi tindak pidana korupsi kepada penegak hukum

yang menangani perkara tindak pidana korupsi;

3. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung

jawab kepada penegak hukum yang menangani perkara

tindak pidana korupsi;

4. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang

laporan yang diberikan kepada penegak hukum dalam waktu

paling lama 30 (tiga puluh) hari;

5. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam hal: (a)

melaksanakan haknya sebagaimana dimaksud dalam angka

1, 2, 3, dan (b) diminta hadir dalam proses penyelidikan,

penyidikan, dan di siding pengadilan sebagai saksi pelapor,

saksi, atau saksi ahli, sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (KPK, t.th.: 67).

Peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi diatur

lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2000

tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dan

Page 227: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

213Pendidikan Antikorupsi

Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan Dan Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi. Dalam PP tersebut, yang dimaksud peran

serta masyarakat adalah peran aktif perorangan, organisasi

masyarakat, atau lembaga swadaya masyarakat dalam pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana korupsi.

Menurut PP tersebut, setiap orang, organisasi masyarakat,

atau lembaga swadaya masyarakat berhak mencari, memperoleh,

dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak

pidana korupsi. Masyarakat juga berhak dan bertanggung jawab

menyampaikan saran dan pendapat kepada penegak hukum

atau KPK mengenai adanya tindak pidana korupsi. Penyampaian

informasi, saran, dan pendapat atau permintaan informasi harus

dilakukan secara bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku, norma agama, kesusilaan, dan

kesopanan. Informasi, saran, atau pendapat dari masyarakat harus

disampaikan secara tertulis, disertai dengan: (a) data mengenai

nama dan alamat pelapor, pimpinan organisasi masyarakat, atau

pimpinan lembaga swadaya masyarakat dengan melampirkan foto

kopi kartu tanda penduduk atau identitas diri lain, (b) keterangan

mengenai dugaan pelaku tindak pidana korupsi dilengkapi dengan

bukti-bukti permulaan (KPK, t.th.: 120). Setiap informasi, saran,

atau pendapat dari masyarakat harus diklarifikasi dengan bukti-

bukti permulaan.

Ketentuan di atas menyangkut partisipasi masyarakat dalam

hal mencari, memperoleh, dan memberikan informasi, saran, dan

pendapat tentang dugaan adanya tindak pidana korupsi. Ketentuan

mengenai hak dan tanggung jawab masyarakat dalam memperoleh

pelayanan dan jawaban dari penegak hukum, diatur dalam pasal

Page 228: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

214 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

4 PP tersebut. Dalam pasal 4 tersebut diatur bahwa setiap orang,

organisasi masyarakat, atau lembaga swadaya masyarakat berhak

memperoleh pelayanan dan jawaban dari penegak hukum atau

KPK atas informasi, saran, atau pendapat yang disampaikan kepada

penegak hukum atau komisi. Penegak hukum atau komisi wajib

memberikan jawaban secara lisan atau tertulis atas informasi,

saran, atau pendapat dari setiap orang, oranisasi masyarakat, atau

lembaga swadaya masyarakat dalam waktu paling lambat 30 (tiga

puluh) hari terhitung sejak tanggal informasi, saran atau pendapat

tersebut diterima. Dalam hal tertentu, penegak hukum atau

komisi dapat menolak memberikan isi informasi atau memberikan

jawaban atas saran atau pendapat yang disampaikan perorangan,

organisasi masyarakat, atau lembaga swadaya masyarakat, sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Setiap orang, organisasi masyarakat, atau lembaga swadaya

masyarakat dalam partisipasinya berhak atas perlindungan hukum,

baik mengenai status hukum maupun rasa aman. Perlindungan

mengenai status hukum tersebut tidak diberikan apabila dari

hasil penyelidikan atau penyidikan terdapat bukti yang cukup,

yang memperkuat keterlibatan pelapor dalam tindak pidana

korupsi yang telah dilaporkannya. Perlindungan hukum juga tidak

diberikan tatkala pelapor dikenakan tuntutan dalam perkara lain.

Namun demikian, kerahasiaan dan rasa aman diberikan kepada

pelapor yang murni bersih dari perkara korupsi.

Dalam pasal 6 ayat (1) dinyatakan, “penegak hukum atau

komisi wajib merahasiakan kemungkinan dapat diketahuinya

identitas pelapor atau isi informasi, saran, atau pendapat

yang disampaikan” (KPK, t.th.: 121). Selanjutnya dalam ayat

Page 229: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

215Pendidikan Antikorupsi

(2) disebutkan, “apabila diperlukan, atas permintaan pelapor,

penegak hukum atau komisi dapat memberikan pengamanan fisik

terhadap pelapor maupun keluarganya.”

Agar peran serta masyarakat berjalan efektif, maka partisipasi

tersebut harus dilakukan dengan berbagai cara, misalnya

dengan menciptakan koalisi strategis antar-elemen masyarakat.

Sejumlah tokoh masyarakat dan figur dari berbagai kalangan yang

berpengaruh, seperti pekerja seni, artis, musisi, guru, dosen,

pekerja sosial, pendeta, ulama, mahasiswa, dan tokoh-tokoh

masyarakat lainnya dapat bekerjasama untuk menjadi kekuatan

penekan (pressure power) terhadap keseriusan pemerintah

dalam memberantas korupsi atau setidaknya sebagai kekuatan

sipil dalam mengembangkan benih-benih perilaku antikorupsi

yang dalam jangka panjang dapat menciptakan generasi dan

masyarakat berbudaya antikorupsi.

B. Pemberian Penghargaan

Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 31 Tahun

1999, pemerintah memberikan penghargaan kepada anggota

masyarakat yang telah berjasa membantu upaya pencegahan,

pemberantasan, atau pengungkapan tindak pidana korupsi

(Direktorat Pembinaan Jaringan Kerjasama Antar Komisi dan

Instansi KPK, 2006: 149).

Berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2000, setiap orang, organisasi masyarakat, atau lembaga

swadaya masyarakat yang telah berjasa dalam usaha membantu

upaya pencegahan atau pemberantasan tindak pidana korupsi

berhak mendapat penghargaan. Penghargaan tersebut berupa

Page 230: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

216 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

premi atau piagam. Dalam pasal 9 Peraturan Pemerintah tersebut,

besar premi ditetapkan paling banyak sebesar dua permil dari nilai

kerugian keuangan negara yang dikembalikan. Premi diberikan

kepada pelapor setelah putusan pengadilan yang memidana

terdakwa memperoleh kekuatan hukum tetap. Penyerahan premi

dilakukan oleh Jaksa Agung atau pejabat yang ditunjuk. Sementara

itu, piagam diberikan kepada pelapor setelah perkara dilimpahkan

ke Pengadilan Negeri (pasal 10). Penyerahan piagam tersebut

dilakukan oleh penegak hukum atau KPK.

Pemberian penghargaan kepada masyarakat yang berjasa

baik dalam kegiatan penindakan maupun pencegahan, tentu

saja tidak terbatas pada apa yang telah diatur dalam Peraturan

Pemerintah tersebut di atas. KPK bisa mengembangkan 1.001 cara

untuk mendorong masyarakat agar membantu pemerintah dan

KPK dalam memberantas korupsi. Misalnya dengan memberikan

penghargaan melalui ajang KPK Award. Kategori penghargaan

dapat bervariasi, misalnya kategori anggota Dewan terbersih,

menteri terbersih, gubernur terbersih, bupati atau wali kota

terbersih, guru terjujur, dosen terjujur, pengusaha terjujur, LSM

antikorupsi tergiat, pokja antikorupsi perguruan tinggi tergiat,

dan sebagainya. Dengan pemberian penghargaan tersebut, akan

mendorong mereka yang bekerja tanpa pamrih tersebut untuk

berbuat lebih baik dan lebih banyak lagi kepada nusa, bangsa,

dan negara. Yang paling penting pula adalah sel-sel antikorupsi

tetap hidup dan bermutasi lebih banyak lagi menyebarkan virus

antikorupsi di semua lapisan masyarakat.

Page 231: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

217Pendidikan Antikorupsi

C. Rangkuman

Korupsi terjadi di berbagai bidang dan berbagai level

masyarakat, sehingga dalam pemberantasannya tidak hanya

menjadi tanggung jawab pemerintah, utamanya lembaga penegak

hukum dan keadilan, tetapi juga harus didukung oleh seluruh

lapisan masyarakat. Masyarakat dapat menjadi mitra strategis bagi

lembaga antikorupsi dalam melakukan kegiatan pencegahan dan

penindakan terhadap pelaku korupsi. Masyarakat perlu dilibatkan

dalam upaya pemberantasan korupsi, karena masyarakat memiliki

kontribusi dan memberikan peluang bagi tumbuh suburnya

korupsi. Hal ini dapat dipahami karena masyarakat juga menjadi

pelaku dan lahan subur bagi tumbuh dan berkembangnya

korupsi. Tidak jarang masyarakatlah yang sering memberi suap.

Titik singgung antara sektor swasta dan sektor publik juga sering

menjadi tempat terjadinya korupsi dan suap-menyuap. Contoh

yang paling telanjang adalah penyuapan yang dilakukan oleh

pengendara motor atau mobil kepada polisi lalu lintas ketika

mereka melakukan pelanggaran lalu lintas. Upaya antikorupsi

tanpa melibatkan masyarakat, akan sia-sia karena masyarakat

merupakan salah satu pendukung yang paling berpotensi dan

ampuh dalam memberantas korupsi. Itulah sebabnya, pemerintah

juga memiliki kewajiban turut memberdayakan masyarakat agar

mereka semakin sadar dan tidak terlibat korupsi.

Page 232: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

218

BAB X BELAJAR DARI ORANG-ORANG BERSIH

Dalam bab ini akan dipaparkan profil orang-orang bersih atau

tokoh-tokoh pemerintahan yang dapat diteladani, tidak

dalam arti apakah mereka benar-benar bersih dari tindakan korupsi

dan perilaku koruptif, tetapi utamanya dilihat dari sejauhmana

peran mereka sebagai pemimpin daerah atau masyarakat dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tokoh-tokoh yang

dapat diteladani, di antaranya adalah Joko Widodo, mantan wali

kota Surakarta; Tri Rismaharini, wali kota Surabaya; Yusuf Wally,

bupati Keerom; La Tinro La Tunrung, bupati Enrekang; Amran

Nur, bupati Sawahlunto; Muda Mahendrawan, bupati Kubu Raya;

Abdul Kholiq Arif, bupati Wonosobo; dan Herman Sutrisno, wali

kota Banjar.

A. Joko Widodo (Jokowi)

Joko Widodo atau yang akrab dipanggil Jokowi, lahir di Solo

Jawa Tengah pada tanggal 21 Juni 1961. Jokowi bukan berasal

dari keluarga kaya atau keturunan pejabat. Masa kecilnya penuh

dengan perjuangan. Semula orang tua Jokowi tinggal di kampung

Srambatan Banjarsari Solo, tetapi karena pada tahun 1965

Bengawan Solo meluap dan merendam hampir sepertiga wilayah

Page 233: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

219Pendidikan Antikorupsi

Solo termasuk kediaman orang tua Jokowi, maka Jokowi beserta

orang tua pindah ke daerah Pasar Kayu dan Bambu di Gilingan

Banjarsari Solo. Dari sinilah orang tua Jokowi memulai usaha

berjualan kayu (Wijoyo, 2012).

Ketika Jokowi duduk di bangku kelas IV SD, keluarganya pindah

numpang di rumah keluarga Miyono, kakak kandung ibunda Jokowi.

Namun genap satu tahun, keluarga Jokowi pindah lagi ke rumah

baru di Jalan Ahmad Yani dekat Manahan Solo. Keluarga Jokowi

hidup pas-pasan. Ayahnya, Notomiharjo menghidupi keluarganya

dari usaha mebel. Dari orang tuanya inilah Jokowi belajar tentang

perkayuan, yang kelak membawanya menjadi eksportir mebel.

Untuk mengikuti jejak ayahnya, selepas SMA Jokowi

meneruskan kuliah di UGM Yogyakarta dengan mengambil

program studi Teknologi Kayu di Fakultas Kehutanan. Sebelum

menjadi eksportir kayu, Jokowi sempat bekerja di PT. Kertas Kraft

Aceh. Sepulang dari Aceh, Jokowi bekerja pada perusahaan kayu

milik pamannya. Di CV. Roda Jati, perusahaan kayu milik pamannya

ini, Jokowi langsung diangkat menjadi direktur. Setelah satu tahun

bekerja di perusahaan pamannya, Jokowi membuka usaha sendiri.

Berbekal modal Rp 80 juta dan mobil pick-up pinjaman pamannya

Jokowi memulai usaha kayu. Jokowi mendirikan CV. Rakabu untuk

memayungi usaha permebelannya (Thayrun, 2012). Awal mulanya,

ia hanya mempunyai satu pabrik dengan sedikit karyawan. Setelah

jatuh bangun, usaha Jokowi berkembang. Pabriknya yang semula

hanya 1 berkembang menjadi 8; dan jumlah karyawan yang

semula hanya 3 orang meningkat menjadi 1200 orang (Thaiyun,

2012). Delapan pabrik itu terletak di Surakarta, Sragen, Boyolali,

dan Sukoharjo.

Page 234: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

220 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Berkat bantuan dan fasilitasi dari Perusahaan Gas Negara,

Jokowi berhasil mengekspor mebel ke berbagai negara, seperti

Singapura, dan beberapa negara di Eropa, Amerika, dan Timur

Tengah. Kesuksesannya sebagai eksportir mebel, membuat Jokowi

dipercaya menjadi ketua Asosiasi Mebel dan Industri Kerajinan

Indonesia (Asmindo) Surakarta periode 2002-2007.

Kesuksesan Jokowi membuat DPC PDIP meminang dirinya

untuk berpasangan dengan FX. Hadi Rudyatmo sebagai calon wali

kota dan wakil wali kota Surakarta untuk maju dalam pilkada tahun

2005. Jokowi bersedia menerima pinangan tersebut, setelah ibunya

memberi restu. Jika pasangan lain berlomba-lomba memasang

gambar billboard sebanyak-banyaknya, ia dan Hadi Rudyatmo

berkampanye secara sederhana yaitu mendatangi warga kota Solo

(door to door) dengan menawarkan visi dan misinya, utamanya

visi ekonomi kerakyatan. Selain itu, pasangan Jokowi dan FX. Hadi

Rudyatmo juga menawarkan tiga hal dalam kampanyenya, yaitu

perbaikan kesehatan, pendidikan dan penataan kota (Taufani,

2012). Dalam pilkada tersebut, pasangan Jokowi dan FX. Hadi

Rudyatmo berhasil menjadi pemenang dengan perolehan suara

lebih dari 37% (Wijoyo, 2012; Thaiyun, 2012).

Kemenangan Jokowi ini tidak disangka-sangka, mengingat

Jokowi tidak mempunyai persiapan apa pun untuk menjadi wali

kota. Maju sebagai wali kota saja karena ia didorong teman-

temannya di Asmindo. Baginya, menjadi wali kota merupakan

sebuah kecelakaan (Wijoyo, 2012), tetapi tentu merupakan

kecelakaan manis.

Memimpin sebuah kota merupakan hal baru bagi Jokowi.

Pada awal jabatannya, banyak pihak meragukan kemampuannya,

Page 235: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

221Pendidikan Antikorupsi

karena selama ini Jokowi tidak memiliki rekam jejak pada bidang

birokrasi pemerintahan. Kalau dilihat secara fisik pun, pak

Jokowi tidak memiliki postur yang meyakinkan sebagai wali kota.

Tubuhnya kurus, kerempeng, dan kering, yang tidak menunjukkan

kewibawaan sama sekali. Bahkan beberapa kali dalam sebuah

acara, Jokowi mengeluh pada petugas protokoler dan sekretariat

kantor wali kota, karena ia sering tidak diperlakukan seperti

halnya seorang wali kota. Anak buah Jokowi, yaitu Suryadi yang

lebih ganteng, gagah, dan tubuh atletis, justru yang acap kali

diperlakukan seperti seorang wali kota. Lantaran postur tubuh

Suryadi tersebut, tidak jarang tamu dan warga masyarakat

menyalami lebih dulu Suryadi ketimbang Jokowi, karena mengira

Suryadi adalah wali kota Surakarta. Itulah sebabnya, Jokowi minta

agar anak buahnya diganti supaya tidak menyaingi dirinya sebagai

wali kota. “saya senang usul saya diterima, ajudan saya tidak

seganteng saya”, cetus pak Jokowi.

Meskipun semula diragukan kemampuannya, Jokowi

menunjukkan gebrakan luar biasa, yang menjadikan kota Surakarta

menjadi salah satu kota yang diperhitungkan tidak hanya pada

tingkat Indonesia, tetapi juga pada level dunia. Gebrakan pertama

adalah pembenahan sistem pembuatan kartu tanda penduduk

(KTP), yakni dengan melakukan pemangkasan waktu pembuatan

KTP dari dua minggu menjadi hanya satu jam (Wijoyo, 2012;

Taufani, 2012). Pembuatan KTP ini merupakan program tiga bulan

pertama ia memimpin kota Surakarta.

Dalam hal perizinan, Jokowi juga melakukan reformasi, dari

yang semula memakan waktu 6 hingga 8 bulan, diperpendek

menjadi enam hari. Reformasi yang dilakukan Jokowi tidak mudah

Page 236: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

222 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

dilakukan. Sikap resisten dan menentang kebijakan tersebut

datang dari lurah, camat, bahkan juga kepala dinas. Lurah dan

camat yang tidak sejalan dengan kebijakan tersebut dicopot oleh

Jokowi. Bahkan di sektor pelayanan perizinan tersebut, Jokowi

juga sempat mengganti kepala dinas hingga dua kali.

Sebagaimana visi dan misinya saat disampaikan dalam

kampanye, Jokowi juga melakukan penataan kota. Belajar dari kota-

kota di Eropa yang pernah dikunjungi Jokowi tatkala melakukan

perjalanan dalam rangka bisnis mebelnya, Jokowi merapikan kota,

memperindah kota dengan taman-taman, menyediakan hotspot

di jalan protokol, dan merelokasi para pedagang kaki lima (PKL)

yang selama ini membuat ruwet dan tidak indah kota Surakarta.

Jokowi terkenal sebagai wali kota pedagang kaki lima (PKL),

karena kedekatannya dengan para pedagang kecil. Aspirasi warga

masyarakat Surakarta agar kota ini bersih dan indah serta bebas

dari PKL, ditanggapi Jokowi dengan kepala dingin. Jokowi memiliki

strategi khusus dalam menata PKL di Surakarra. Tidak seperti halnya

kepala daerah lain yang main gusur dan tidak memedulikan lagi

nasib para PKL, Jokowi menggunakan pendekatan kemanusiaan

dan kebudayaan dalam menangani persoalan PKL. Komunikasi yang

digunakan Jokowi dalam merelokasi PKL adalah lobi meja makan

(Taufani, 2012). Para koordinator PKL Monjari yang akan dipindah

ke Notoharjo diundang dan diajak makan di Loji Gandrung, rumah

dinas wali kota. Hingga pertemuan ke-53, Jokowi belum satu

kalimat pun menyebut tentang relokasi PKL. Baru pertemuan ke-

54, Jokowi mengutarakan niatnya untuk merelokasi PKL Monjari

ke Notoharjo. Di luar dugaan, tidak ada satu pun tokoh PKL yang

menolak keinginan wali kota.

Page 237: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

223Pendidikan Antikorupsi

Relokasi PKL Monjari dilakukan Jokowi dengan sangat

cermat. Semua direncanakan dengan baik, mulai dari penyusunan

rencana induk pengembangan PKL (dalam bentuk buku panduan),

pembangunan gedung pasar Notoharjo yang akan ditempati

PKL, pembangunan prasarana dan sarana pasar, pembangunan

terminal, pembangunan jalan, promosi tempat berdagang baru,

hingga kepindahan PKL yang dilakukan dengan arak-arakan

budaya. Perasaan diuwongke atau diperlakukan sebagai manusia

yang bermartabat dan adanya jaminan ekonomi dari wali kota,

membuat tidak ada satu pun dari 989 PKL yang dipindah menolak

kebijakan wali kota Surakarta.

Keberhasilan relokasi PKL Monumen Banjarsari ke Pasar

Klitikan Notoharjo Semanggi merupakan langkah awal dari

penataan PKL di kota Solo. Bagi Jokowi, keberhasilan penataan

PKL Monumen Banjarsari tidak berarti penataan PKL di kota

Solo telah paripurna, tetapi justru keberhasilan penataan PKL

Monumen Banjarsari dijadikan sebagai momentum, pengalaman,

dan pembelajaran yang berharga dalam menata PKL di tempat

lainnya, yang jumlahnya juga tidak sedikit. Apalagi pemerintah

kota dan masyarakat memiliki tekad yang sama, yaitu ingin

menjadikan kota Solo tetap BERSERI, yakni bersih, sehat, rapi,

dan indah. Komitmen Jokowi, sang wali kota yang penampilannya

sederhana dan penuh kesantunan ini, untuk tetap membela

kepentingan usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk di

dalamnya PKL memberi kontribusi bagi keberhasilan penataan

PKL. Keberpihakan wali kota kepada rakyat kecil, utamanya para

pedagang kaki lima, ditunjukkan secara terang-terangan, seperti

dalam ungkapan berikut.

Page 238: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

224 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

“Saya membela PKL, karena mereka merupakan aset ekonomi bagi kota Solo pak…dengan dididik dan diberdayakan, mereka akan tumbuh menjadi pengusaha yang tidak kalah hebatnya dari pengusaha kaya yang memiliki mall-mall di Solo. Saya sendiri tidak antimall, juga tidak antipengusaha…tetapi kita harus cermat dalam memberikan izin mendirikan mall…jangan sampai karenanya, kegiatan ekonomi pedagang kecil mati” (wawancara dengan Joko Widodo, wali kota Solo, Kamis, 28 April 2011).

Kepemimpinan Jawa yang dihayati Jokowi, diduga

memengaruhi sikapnya terhadap pedagang kaki lima selama ini.

Dalam kepemimpinan Asthabrata, Jokowi termasuk tipe pemimpin

yang berwatak matahari. Matahari diyakini memiliki manfaat yang

besar, sehingga ia diambil sebagai tamsil dalam ajaran Asthabrata

(Suratno, 2006: 79). Sebagai sang surya, matahari menjadi sumber

kehidupan bagi semua makhluk, baik makhluk hidup maupun

makhluk tidak hidup. Pemimpin berwatak matahari memiliki

karakter yang sama dengan matahari, yaitu menerangi dunia,

memberikan kehidupan kepada semua makhluk, sabar dalam

menjalankan tugas, dan ikhlas memberikan miliknya kepada orang

lain (Suratno, 2006: 79).

Penampilannya yang sederhana dan tutur katanya yang

halus, menunjukkan bahwa Jokowi orang yang tidak arogan, sok

kuasa; justru sebaliknya, Jokowi adalah tipe wali kota ideal, yang

kehalusan budi dan kesederhanaannya, patut menjadi teladan

bagi masyarakatnya. Sifat tidak tega melihat rakyatnya menderita,

membuat pak Jokowi dicintai oleh masyarakatnya.

Dalam kaitannya dengan rakyat, pemimpin Jawa juga

memiliki tiga prinsip hidup yang selalu melekat pada dirinya,

yaitu ngayomi, ngayemi, dan ngayani (memberi perlindungan,

Page 239: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

225Pendidikan Antikorupsi

membuat tenteran dan nyaman, serta memberi kesejahteraan)

atau dikenal dengan prinsip 3N. Seseorang dijadikan atau dipilih

sebagai pemimpin, sesuai dengan prinsip 3N di atas, harus

mampu memberikan perlindungan kepada rakyat, siapa pun juga,

apakah mereka rakyat jelata yang tidak memiliki apa-apa hingga

rakyat berada atau mempunyai harta berlebih. Demikian pula,

pemimpin dengan ucapan, sikap, dan perilakunya tidak menyakiti

hati rakyat atau membuat mereka menderita. Justru dengan

kepemimpinannya, rakyat harus dibuat tenteram dan nyaman

hidupnya. Pemimpin Jawa juga harus berjiwa memberi, memiliki

sikap dermawan, peduli kepada rakyatnya, dan tidak senang

hatinya jika rakyatnya hidup dalam penderitaan dan kemiskinan.

Apapun akan dilakukan pemimpin untuk menyenangkan dan

membuat bahagia rakyatnya. Jokowi adalah tipikal pemimpin

Jawa yang njawani, karena mampu menerjemahkan prinsip 3N,

dengan memberikan apa yang terbaik bagi rakyat Solo, khususnya

mereka yang ada pada lapisan menengah ke bawah.

Strategi komprehensif yang dilakukan oleh pemkot Surakarta

dalam menata PKL menunjukkan keberhasilan, terutama

dilihat dari tidak adanya resistensi dari para pedagang, bahkan

mereka sangat antusias merespons kebijakan relokasi yang

ditentukan pemkot. PKL Monjari yang pindah ke pasar Notoharjo

Semanggi, merasa dirinya diuwongke (dimanusiakan), sehingga

kepindahannya ke Pasar Notoharjo Semanggi tidak menimbulkan

gejolak. Akseptabilitas yang tinggi, ditunjukkan oleh ekspresi

mereka dalam merespon kebijakan wali kota, menjadi preseden

yang bagus sekaligus bisa menjadi contoh bagi daerah lain yang

memiliki kebijakan dalam penataan pedagang kaki lima.

Page 240: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

226 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Dari uraian keberhasilan relokasi PKL Monjari ke Notoharjo

Semanggi, dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 faktor yang

berkontribusi terhadap keberhasilan penataan PKL Monjari

oleh pemkot Surakarta. Pertama, kepemimpinan wali kota

Surakarta Joko Widodo yang njawani, yang lebih berpihak kepada

kepentingan wong cilik, sehingga ia diterima dengan baik oleh

masyarakat Surakarta, utamanya rakyat kecil. Kedua, pendekatan

kebudayaan (berbasis budaya Jawa) dalam kebijakan penataan

PKL menjadikan apa yang dikehendaki wali kota Surakarta juga

merupakan keinginan PKL, sehingga relokasi ke Pasar Notoharjo

tidak menemui hambatan. Ketiga, relokasi PKL Monjari ke Pasar

Notoharjo berjalan dengan baik, karena adanya blue print

penataan PKL Surakarta, mulai dari sosialisasi sampai dengan

kegiatan relokasi dan pascarelokasi (Handoyo, 2012).

Karena kedekatannya dengan rakyat dan program nyata yang

dapat dirasakan masyarakat, Jokowi dan pasangannya, FX. Hadi

Rudyatmo dalam pemilihan kepala daerah tahun 2010 kembali

menang, bahkan dengan jumlah suara yang mengagumkan, yaitu

90,09% (Thaiyun, 2012).

Jokowi orangnya sederhana dan pekerja keras. Kesederhanaan

Jokowi ditunjukkan tatkala ia harus menginap di hotel bersama

ajudannya, ia tidak memesan dua kamar tetapi justru hanya pesan

1 kamar untuk tidur berdua bersama ajudannya. Tindakan Jokowi

ini dilandasi oleh kesadarannya sebagai pemimpin yang tidak ingin

menghambur-hamburkan uang rakyat.

Ia bukannya pemimpin tanpa prestasi. Berbagai penghargaan

telah ia raih, di antaranya: penghargaan kota ramah anak terbaik dari

Menteri Pemberdayaan Perempuan RI (2006), penghargaan UNICEF

Page 241: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

227Pendidikan Antikorupsi

mengenai perlindungan anak (2006), Jokowi dinobatkan sebagai salah

satu dari 10 tokoh 2008, yakni sebagai pemimpin terbaik versi majalah

Tempo (2008), Surakarta memperoleh penghargaan Indonesia MICE

sebagai kota pariwisata terbaik, penghargaan dari Kementerian

Keuangan atas keberhasilan dalam pengelolaan keuangan terbaik

(2009), penghargaan Manggala Karya Bhakti Husada Arutala dari

Kementerian Kesehatan RI, piala dan piagam penghargaan Citra

Bhakti Abdi Negara dari Presiden (2009), penghargaan Wahana Tata

Nugraha Kencana karena 5 kali berturut-turut sebagai kota tertib

berlalu lintas (2010), penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Award

dari Bung Hatta Institut (2010), Surakarta terpilih sebagai tiga besar

kota paling bersih dari korupsi versi Transparency International

Indonesia (2010), kota terbaik penyelenggara layanan Kota Layak

Anak (2011), penghargaan Satya Lencana Pembangunan dan Bhakti

Koperasi (2011), Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama (2011), dan

pada tahun 2012 Jokowi juga terpilih sebagai wali kota terbaik ketiga

di dunia, sebuah prestasi yang mungkin sulit dicapai kepala daerah

lainnya di Indonesia.

Jokowi sesungguhnya bukan orang yang ambisius, tetapi

karena banyak pihak mendorongnya untuk maju dalam pemilihan

gubernur DKI Jakarta, akhirnya dengan berbagai pertimbangan,

ia maju berpasangan dengan Ahok yang juga berpengalaman

sebagai seorang kepala daerah. Melalui 2 kali (putaran) pilkada,

Jokowi dan Ahok berhasil mengalahkan incumbent, yaitu Foke.

Banyak pengamat tidak mengira, orang desa dari Solo nglurug ke

Jakarta yang bukan basisnya, berhasil mengalahkan Foke yang saat

pemilihan masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Jokowi

memang benar-benar tokoh fenomenal, karena sudah dua kali ia

mengalahkan incumbent, yakni pertama, ketika memenangkan

Page 242: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

228 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

pemilihan wali kota Surakarta, mengalahkan Slamet Suryanto wali

kota sebelumnya dan kedua, mengalahkan Foke gubernur DKI

sebelumnya dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2012.

Sesuai dengan janjinya dalam kampanye bersama Ahok, pada

awal jabatan sebagai gubernur, Jokowi membuat Kartu Pintar dan

Kartu Jakarta Sehat yang diperuntukkan bagi warga masyarakat

miskin. Tidak tanggung-tanggung, Jokowi sendiri yang membagikan

kartu tersebut. Dari kartu pintar ini, banyak anak-anak dari keluarga

tidak mampu dapat meneruskan pendidikannya. Demikian pula,

berkat Kartu Jakarta Sehat inilah, terjadi lonjakan pasien di rumah

sakit yang ada di Jakarta. Kreativitas pemerintahan Jokowi-Ahok

berlanjut dengan pencanangan layanan 119 di bidang kesehatan,

seperti halnya layanan 911 di Amerika Serikat. Melalui layanan

119 ini, warga masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai

hal-hal pokok yang berkaitan dengan layanan kesehatan, misalnya

informasi tentang kamar di rumah sakit tertentu, ambulans, jarak

tempuh, dan lain-lain. Sejak uji coba sistem layanan 119 pada

tanggal 22 Pebruari 2013, call center 119 sudah menerima 2.185

panggilan (Kompas, 2 Maret 2013).

Bukan Jokowi kalau tidak bertindak aneh-aneh dan fenomenal.

Ia juga merancang pembangunan transportasi bawah tanah yang

oleh banyak pihak ditentang, tetapi tetap diteruskan. Pembangunan

monorail yang beberapa waktu sempat tertunda pada masa

pemerintahan gubernur sebelumnya, ia teruskan. Demikian

pula, ia kembangkan pembangunan transportasi air, utamanya

untuk melayani penduduk dari kawasan Marunda. Pada tahun

2012 Jokowi juga melontarkan gagasan aneh, yaitu lelang jabatan

lurah dan camat di DKI Jakarta. Yang tidak kalah mencengangkan

Page 243: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

229Pendidikan Antikorupsi

adalah kebijakan mutasi jabatan. Sebanyak 20 orang pejabat

di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dimutasi (The

Politic, 2013). Pejabat yang dimutasi di antaranya adalah Ery

Basworo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Anas Effendi, wali

kota Jakarta Selatan. Sebelum dimutasi, ada juga pejabat yang

mengundurkan diri, yaitu Novizal, kepala Dinas Perumahan. Apa

yang dilakukan oleh Jokowi, yang terkenal sebagai pemimpin

antikorupsi, barangkali didasari oleh pertimbangan adanya

informasi bahwa Provinsi DKI Jakarta tercatat sebagai daerah yang

menempati posisi pertama adanya dugaan korupsi sebesar 46,7%

(The Politic, 2013). Hal ini beralasan, sebagaimana ditelusuri oleh

ICW, ada banyak pos anggaran dinas di pemerintah Provinsi DKI

yang tidak masuk akal. Sebagai contoh, Dinas Pekerjaan Umum

menganggarkan pemeliharaan flyover sebesar Rp 25 miliar, Dinas

Perhubungan menganggarkan pengadaan busway sebesar Rp 330

miliar, dan Dinas Perumahan dan Gedung Pemda menganggarkan

penataan ruang gedung DPRD lama sebesar Rp 60 miliar.

Ketika Jakarta dilanda banjir, Jokowi juga tidak canggung

mengunjungi para korban banjir. Dengan berbasah-basah, Jokowi

dengan senyuman yang khas menyapa warga dan membagi-

bagikan beras dan uang kepada para korban. Inilah tipe pemimpin

ideal yang dicintai rakyat. Tidak duduk manis sambil nyeruput teh di

kantor dan tinggal memberi perintah kepada bawahannya. Jokowi

bukan tipe pemimpin ongkang-ongkang dan suka memerintah.

B. Tri Rismaharini

Tri Rismaharini dilahirkan di Kediri, tanggal 20 November 1961.

Risma, panggilan akrab Tri Rismaharini, menjadi wali kota Surabaya

Page 244: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

230 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

pada tahun 2010 melalui PDI Perjuangan. Sebelum menjadi wali

kota Surabaya, lulusan S1 dan S2 ITS Surabaya ini, pernah menjadi

Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Badan Perencanaan

Pembangunan kota Surabaya pada tahun 1997-2000. Tahun

2001 menjadi Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Disbang.

Tahun 2002 beralih menjadi Kepala Cabang Dinas Pertamanan.

Tahun 2002 menjadi Kepala Bagian Bina Bangunan. Tahun 2005

menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan. Tahun 2005

menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

Sebelum menjadi wali kota periode 2010-2015, Tri menjabat

sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan kota Surabaya.

Risma seorang pekerja keras. Pukul 05.30 sebelum kasuk kantor, ia

menyusuri pelosok kota. Tidak jarang warga kota, memergokinya

sedang memungut sampah di pinggir jalan atau di pinggir sungai.

Ia juga pernah turut mengatur lalu lintas, ketika jalanan macet.

Birokrasi pemerintah ia rampingkan, misalnya Divisi Kebersihan

dan Divisi Pertamanan, ia satukan menjadi divisi Kebersihan dan

Pertamanan.

Untuk mengintensifkan komunikasi dengan warga

masyarakat, Risma membuka saluran komunikasi secara online

dengan warga kota, misalnya dengan dikembangkan program

e-sapawarga, situs yang memuat e-toko dan e-health. Dibukanya

saluran ini membuat banyak warga, termasuk anak sekolah dapat

berkomunikasi dengan wali kota. Berkat ide kreatif ini, Surabaya

dinobatkan sebagai kota berpartisipasi publik terbaik di kawasan

Asia Pasifik pada tahun 2012 (Tempo, 2012).

Selama kepemimpinannya, pertumbuhan ekonomi kota

Surabaya mengalami peningkatan, yakni pada tahun 2007 sebesar

Page 245: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

231Pendidikan Antikorupsi

6,31%, 2008 sempat turun menjadi 6,23%, tahun 2009 turun lagi

menjadi 5,30%, tahun 2010 sejak Risma memimpin, naik drastis

menjadi 7,09% dan tahun 2011 naik lagi menjadi 7,52% (Tempo,

2012). Indeks Pembangunan Manusia Surabaya juga mengalami

kenaikan signifikan, yakni 77,18 pada tahun 2010 menjadi 77,61

pada tahun 2011. Anggaran belanja kota Surabaya juga mengalami

kenaikan, dari 3,75 triliun pada tahun 2011 menjadi 5,16 triliun

pada tahun 2012. Pendapatan asli daerah (PAD) sebagai salah

satu ukuran kinerja wali kota, juga mengalami kenaikan, dari 1,88

triliun pada tahun 2011 menjadi 2,35 triliun pada tahun 2012.

Keluar masuk wilayah atau blusukan seperti halnya yang

dilakukan Jokowi, juga dilakukan bu Risma. Blusukan ini ia lakukan

di kompleks pelacuran Gang Dolly Surabaya. Hal itu ia lakukan

untuk membujuk para pelacur agar mau beralih profesi. Berkat

kesabaran dan keramahannya, Risma telah berhasil menutup

22 tempat pelacuran. Mereka yang kehilangan pekerjaan,

dikembalikan ke daerah asalnya dengan diberi keterampilan dan

modal sebesar Rp 3 juta. Sementara itu, warga masyarakat yang

kehilangan rezeki karena tempat pelacuran ditutup, disiapkan

lapangan kerja baru.

Risma terkenal juga sebagai “bu Giman”, yaitu “ibu wali kota

yang gila taman.” Sejak kepemimpinannya, ia telah membangun

ratusan taman kota. Kota menjadi lebih hijau, asri, dan nyaman

untuk tempat berteduh dan beristirahat bagi warga kota. Berkat

dibangunnya taman kota ini, ruang terbuka hijau (RTH) Surabaya

mencapai angka 31,6% melebihi standar RTH yang ditentukan

Kementerian Lingkungan Hidup sebesar 30%. Untuk menunjang

kota yang nyaman ini, Risma membuat kebijakan dengan

Page 246: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

232 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

membatasi pertumbuhan industri. Hanya perusahaan yang

berteknologi tinggi, rendah polusi dan ramah lingkungan saja yang

ia beri izin untuk beroperasi. Ia juga menolak pembangunan jalan

tol yang membelah kota Surabaya. Alasannya, takut menambah

ruwet dan macet kota Surabaya.

Gara-gara kebijakan drastis ini, suatu ketika wali kota ramah ini

pernah dimakzulkan oleh tujuh fraksi di DPRD Surabaya, termasuk

PDIP yang mengusungnya menjadi wali kota. Untung saja, Menteri

Dalam Negeri Gamawan Fauzi menolak pemakzulan tersebut.

C. Yusuf Wally

Yusuf Wally adalah bupati Keerom, Papua. Ia dilahirkan 25

Desember 1948 dan menjabat sebagai bupati sejak tahun 2010.

Sebelum menjadi bupati, ia adalah Kepala Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Irian Jaya tahun 2002-2003 dan menjadi Pejabat

Bupati Keerom tahun 2006-2008.

Sejak kepemimpinannya (termasuk menjadi pejabat bupati),

pertumbuhan ekonomi Keerom memang sempat turun dari

11,89% pada tahun 2008 menjadi 9,73% pada tahun 2009

(Tempo, 2012). Namun demikian, indeks pembangunan manusia

kabupaten Keerom, mengalami kenaikan signifikan, yakni pada

tahun 2008 sebesar 68,55 naik menjadi 68,8 pada tahun 2009 dan

naik lagi menjadi 69,26 pada tahun 2010.

Yusuf yang pembawaannya lembut, tenang dan penuh

senyuman, terkenal sebagai sinterklas dari Keerom, karena

kesukaannya membagi-bagi uang (Tempo, 2012). Sesuai janjinya

dalam kampanye, setelah menjabat bupati, tiap kampung di

Page 247: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

233Pendidikan Antikorupsi

Keerom diberi bantuan dana sebesar Rp 1 miliar. Dari anggaran Rp

1 miliar tersebut, 70% digunakan untuk kegiatan pembangunan,

sedangkan 30% dipakai untuk mendanai operasional aparat

kampung.

Berkat keberpihakannya kepada masyarakat, dalam satu

tahun saja (2010), kenaikan pembangunan infrastruktur cukup

signifikan. Sebanyak 34,8% jalan sudah beraspal dari total jalan

kabupaten yang sudah terbuka sepanjang 867,31 kilometer.

Seluruh rumah di Keerom sudah teraliri listrik. Selain itu, lebih dari

2.000 rumah siap direnovasi pada tahun 2013.

Yusuf juga terkenal sebagai tokoh multikultural, karena dalam

memberi pelayanan kepada masyarakat tidak membeda-bedakan

dari suku mana dan daerah asal. Tidak peduli mereka asli Papua,

orang Sulawesi, Sumatera atau pun Jawa, semuanya ia rangkul

layaknya seorang ayah. “Saya ingin menjadi ayah bagi semua

warga masyarakat Kerom,” kata pak Yusuf.

D. La Tinro La Tunrung

La Tinro, bupati Enrekang, tidak memiliki jejak rekam sebagai

abdi negara. Sebelum menjadi bupati, Tinro merupakan Direktur

Utama PT. Haji La Tunrung L&K. Pada tahun 2009, kekayaan yang

dimiliki senilai Rp 23 miliar.

Tinro termasuk orang yang terbuka kepada warga masyarakat.

Buktinya, ia mengumumkan nomor handphone melalui spanduk

di semua kantor pemerintah. Hal ini dilakukan supaya ia dapat

menerima langsung keluhan atau pun masukan dari warga

masyarakat. Jika rapat di kantor belum tuntas, Tinro meneruskan

Page 248: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

234 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

di rumah dinasnya dan tidak jarang berlangsung hingga larut

malam.

Kebijakan pembangunan Tinro difokuskan pada pembangunan

infrastruktur desa. Daerah Enrekang termasuk miskin dan terbelakang,

kontur tanah sebagian besar curam dikelilingi 10 gunung, sehingga

antara desa yang satu dengan lainnya terisolasi tidak ada jalan

penghubung, karenanya prioritas Tinro adalah membangun jalan raya

dari beton. Tinro mengalokasikan 30% anggaran untuk membangun

jalan beton, karena jalan ini merupakan infrastruktur terbaik untuk

membuka akses hingga ke pelosok. Hingga akhir jabatannya, Tinro

menargetkan jalan beton selesai 90%.

Ironisnya, kota utamanya ibu kota kabupaten tidak terurus.

Kalau malam hari gelap dan sehabis hujan banyak walang sangit

menyerbu kota. “Tahun terakhir ini saya baru berfokus pada

pembangunan kota,” kata Tinro.

Tinro termasuk orang yang suka blusukan ke daerah-daerah.

Tidak jarang, sekali seminggu ia tidur di desa berbeda untuk

melihat dari dekat kondisi masyarakat. Para pejabat daerah di

Enrekang, ia minta juga untuk blusukan di desa-desa dan membina

1 kepala keluarga hingga memiliki penghasilan yang memadai.

Orang miskin yang sebelum ia menjabat sejumlah 70%, setelah

memasuki jabatan kedua, tinggal 10%. Sebuah prestasi yang

membanggakan.

Untuk pembangunan kesehatan, Tinro menyediakan satu

ambulans untuk tiap kecamatan. Guna meningkatkan pendidikan

dan tingkat melek huruf masyarakat, Tinro menyediakan mobil

perpustakaan keliling untuk menyambangi sekolah di kampung-

kampung guna meminjami buku pengetahuan umum.

Page 249: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

235Pendidikan Antikorupsi

Tinro termasuk bupati kreatif. Enrekang yang sering terputus

aliran listriknya, karena pasokan dari PLN terbatas, telah berubah,

setelah Tinro membuat pembangkit tenaga air mikro dan

menyediakan 793 pembangkit matahari. Dana untuk membangun

instalasi tersebut ia dapatkan dari bantuan pemerintah provinsi,

pusat, DPR, maupun LSM dari luar negeri.

Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, anggaran pendapatan

dan belanja daerah Enrekang naik dari 561,85 miliar pada tahun

2011 menjadi 598,90 pada tahun 2012. Indeks pembangunan

manusia mengalami kenaikan, dari 73,76 pada tahun 2008 menjadi

74,60 pada tahun 2011. Pertumbuhan ekonomi pun mengalami

peningkatan, yakni dari 6,15% pada tahun 2008 menjadi 6,62%

pada tahun 2009.

E. Amran Nur

Amran Nur dilahirkan di Sawahlunto pada tanggal 13

Oktober 1945. Lulusan Teknologi Lingkungan ITB Bandung ini,

sebelum menjadi wali kota Sawalunto, Amran merupakan seorang

pengusaha.

Begitu terpilih sebagai wali kota, Amran berkeinginan untuk

meningkatkan daya beli masyarakat. Cara yang digunakan adalah

membagi bibit kakao, karet, serai wangi dan setek nilam kepada

masyarakat. Masyarakat juga dibantu bibit padi. Dengan program

padi tanam sebatang, yang dimulai sejak tahun 2005, Sawahlunto

surplus beras. Kalau sebelum program tersebut dicanangkan,

petani hanya panen 4 ton gabah kering per hektare, maka sejak

program tersebut digulirkan, petani bisa panen hingga 10 ton per

hektare (Tempo, 2012).

Page 250: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

236 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Di bidang peternakan, Amran mendorong masyarakat

untuk beternak sapi. Cara yang ditempuh adalah pemerintah

menyediakan sapi dan warga masyarakat mengangsurnya tanpa

bunga. Bunga pinjaman ditanggung oleh pemerintah. Salah satu

kelompok masyarakat yang diberi bantuan sapi adalah bekas

penambang liar yang jumlahnya sekitar 600 kepala keluarga.

Program-program lainnya yang dikembangkan Amran untuk

mendukung ekonomi masyarakat adalah jalan 10 menit, artinya

petani cukup membutuhkan waktu 10 menit untuk pergi ke ladang

atau kebun dengan mengendarai sepeda motor guna menengok

tanamannya.

Dalam bidang pariwisata, Amran yang memiliki naluri bisnis,

membuka terowongan tambang yang sudah tidak terurus dan

merenovasi bangunan tua peninggalan Belanda untuk dijadikan

objek wisata. Selain itu, juga dibangun water boom. Semua proyek

ini dikembangkan berdasarkan gaya perusahaan, hanya bedanya,

keuntungan (benefit) dikembalikan kepada masyarakat.

Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, anggaran pendapatan

dan belanja daerah Sawahlunto naik menjadi Rp 503,9 miliar pada

tahun 2012, yang sebelumnya hanya Rp 117 miliar pada tahun

2003. Indeks pembangunan manusia juga mengalami peningkatan,

yakni 73,74 pada tahun 2007 menjadi 75,41 pada tahun 2011.

Demikian pula, pertumbuhan ekonomi mengalami lonjakan yang

cukup signifikan, yaitu 3,43% pada tahun 2008 menjadi 5,8% pada

tahun 2011.

Sejak ditutupnya area penambangan liar, banyak penduduk

yang meninggalkan kota Sawahlunto untuk mencari pekerjaan

baru. Tidak adanya lahan pekerjaan baru menyebabkan angka

Page 251: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

237Pendidikan Antikorupsi

kemiskinan tinggi. Pada tahun 2005 tercatat 17,18% penduduk

miskin, namun sejak Amran hadir di Sawahlunto, maka pada tahun

2009, angka kemiskinan turun drastis menjadi 2,42% (Tempo,

2012).

F. Muda Mahendrawan

Muda lahir di Pontianak pada tanggal 17 Agustus 1970.

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura dan Magister

Kenotariatan Fakultas Hukum UGM Yogyakarta ini sebelum

menjadi bupati Kubu Raya adalah seorang notaris.

Muda adalah seorang pemimpin yang peka kepada warga

masyarakatnya. Meskipun Muda seorang birokrat, namun ia

melakukan debirokratisasi dengan lebih banyak berkantor di

rumah, menerima tamu tiap hari tidak kurang mencapai 10

rombongan, dan lebih suka mendatangi berbagai acara yang

diselenggarakan masyarakat di seluruh penjuru Kubu Raya.

Muda termasuk orang yang sederhana. Ia mencoret Rp 21

miliar untuk pembangunan kantor bupati dari biaya total Rp 36

miliar. Kekurangan anggaran ia mintakan ke pemerintah pusat.

Muda juga menolak pembangunan rumah dinas senilai Rp 11

miliar. Pengadaan mobil dinas bupati dan wakil bupati, yang

masing-masing seharga Rp 1 miliar ia tolak pula.

Untuk menghemat belanja pegawai, Muda menyeleksi

ketat pembentukan tim kerja SKPD, yang ia pandang sebagai

salah satu sumber pemborosan anggaran pemerintah. Dengan

pemangkasan tersebut, Muda bisa menghemat anggaran rutin

pemerintah daerah sebesar Rp 30 miliar pertahun. Anggaran

Page 252: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

238 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

pemerintah daerah pun memiliki proporsi yang bagus, yakni 46%

untuk anggaran belanja pegawai dan 54% untuk anggaran belanja

rutin (Tempo, 2012).

Penghematan anggaran tersebut, Muda alihkan untuk

pengembangan program kesehatan dan pendidikan. Berkat

penghematan tersebut, pemerintah daerah dapat membelikan

60 sepeda motor untuk operasional bidan desa. Pembatalan

anggaran rumah dinas dialihkan untuk pembelian seragam siswa.

Puskesmas yang ada di Kubu Raya ditingkatkan fasilitasnya.

Sebanyak 937 unit pelayanan kesehatan terfasilitasi dengan

baik. Angka ini naik dari junlah sebelumnya yang hanya 674 unit.

Sebanyak 9 Puskesmas naik levelnya dari layanan rawat jalan ke

layanan rawat inap, setara rumah sakit tipe D.

Gerakan debirokratisasi Muda berlanjut dengan pencabutan

kewenangan perizinan di setiap SKPD. Kewenangan ini dilimpahkan

kepada Badan Pelayanan Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT).

Dengan model layanan ini, beban masyarakat untuk membayar

biaya perizinan menjadi berkurang.

Berkat kerja kerasnya, anggaran belanja daerah Kubu Raya naik

dari Rp 466,7 miliar menjadi Rp 790,3 miliar. Indeks pembangunan

manusia naik dari 66,77 pada tahun 2009 menjadi 67,56 pada

tahun 2010. Pertumbuhan ekonomi meningkat dari 5,02% pada

tahun 2006 menjadi 6,51% pada tahun 2009.

G. Abdul Kholiq Arif

Abdul Kholiq Arif dilahirkan di Wonosobo pada tanggal 16

September 1968. Lulusan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini

Page 253: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

239Pendidikan Antikorupsi

sebelum menjadi bupati Wonosobo adalah seorang wartawan

Jawa Pos. Pada tahun 2005, kekayaan pribadinya sebesar Rp

114,5 juta dan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp 315,4 juta

(Tempo, 2012).

Kholiq termasuk pemimpin yang menghargai keanekaragaman

budaya di Wonosobo. Ia juga seorang yang toleran. Selain

Islam dan Kristen, di Wonosobo juga terdapat penganut agama

Buddha, Konghucu, dan Tao. Bahkan di Wonosobo juga terdapat

tidak kurang dari 6.000-an penganut Ahmadiah. Dalam kegiatan

keagamaan, Kholiq melibatkan para preman agar mereka insyaf

kembali ke jalan Tuhan. Untuk itu, bupati menggandeng Komando

Distrik Militer untuk memberikan terapi kepada para preman.

Kholiq melakukan reformasi birokrasi, di antaranya yang

dilakukan adalah kemudahan perizinan kepada masyarakat.

Sebagai contoh, untuk mengurus izin usaha katering, memakan

waktu sebulan tanpa dipungut biaya satu rupiah pun.

Wonosobo terkenal dengan tanaman kentang. Semua area

pegunungan hingga tanah miring dan berbukit terjal pun ditanami

kentang. Padahal kentang tidak baik untuk pelestarian lingkungan.

Tanah mudah longsor. Karenanya, Bupati membatasi pertanian

kentang. Sebagian tanah lainnya dihijaukan kembali bekerjasama

dengan Yayasan Kehati pimpinan Emil Salim.

Dalam rangka mendukung pelestarian lingkungan, Kholiq yang

cinta lingkungan ini, juga menerapkan kurikulum penyelamatan

lingkungan (kurikulum hijau) di sekolah sejak tahun 2010. Anak-

anak usia TK hingga SD diajari mengenali lingkungan dengan cara

membentuk kelompok kebun bibit di sekolah masing-masing.

Anak-anak dikenalkan berbagai macam bibit tanaman, supaya

Page 254: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

240 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

mereka bisa mengenal dan mencintai lingkungan sejak dini.

Aris Fathoni, kepala dusun Sidorejo kecamatan Kejajar

mengikuti jejak bupati, dengan mendirikan Kelompok Tani

Konservasi Margo Rukun Desa Tieng. Kelompok tani ini

mengampanyekan gerakan menanam pohon untuk mengganti

tanaman kentang.

Sejak kepemimpinan Kholiq, anggaran belanja daerah

Wonosobo naik dari Rp 672,54 miliar menjadi Rp 679,9 miliar.

Indeks pembangunan manusia pun naik dari 68,91 menjadi 70,52.

H. Herman Sutrisno

Herman Sutrisno dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 3

April 1951. Doktor lulusan Universitas Pasundan ini memperoleh

92,17% suara untuk memenangi pemilihan wali kota Banjar.

Sebelum menjadi wali kota Banjar, Herman pernah menjabat

ketua DPRD Ciamis dan Direktur Rumah Sakit Umum Ciamis dan

Banjar.

Herman termasuk pecinta olah raga bersepeda. Hampir tiap

hari Herman mengelilingi kota sepanjang 35 kilometer. Cara ini

ia gunakan untuk melihat dari dekat kondisi sarana umum dan

kondisi masyarakat.

Selain fokus pada pengembangan infrastruktur kota, seperti

pembangunan jalan dan jembatan, Herman juga mengembangkan

program bidang kesehatan dan pendidikan. Pada bidang

pendidikan, sebelum pemerintah pusat mencanangkan program

Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Herman sudah memelopori

dengan memberi bantuan Rp 250 ribu perbulan bagi siswa dari

Page 255: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

241Pendidikan Antikorupsi

keluarga tidak mampu. Hingga tahun 2012 sudah 8.000 siswa yang

menikmati dana BOS ala wali kota.

Untuk pelayanan kesehatan, wali kota membebaskan bea

perawatan bagi penduduk yang dapat menunjukkan kartu

penduduk. Hal ini berlaku di Puskesmas. Bagi masyarakat miskin,

juga dibebaskan berobat di rumah sakit daerah.

Untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat yang

jaraknya jauh dari Puskesmas dan rumah sakit, wali kota

membangun 42 pos kesehatan desa di 25 desa dan kelurahan.

Setiap pos disediakan tenaga medis bidan dan perawat. Dokter

datang tiga kali dalam seminggu.

Di bidang ekonomi, wali kota memprogramkan “Rp 1 miliar

1 desa” pertahun sejak tahun 2007. Dana Rp 1 miliar tersebut

digunakan untuk membangun infrastruktur desa (Rp 350 juta),

membangun usaha ekonomi produktif (Rp 300 juta), dan sisanya

Rp 350 juta untuk mendirikan Badan Usaha Milik Desa. Berkat

program tersebut, pendapat asli daerah meningkat dari Rp 3 miliar

pada tahun 2003 menjadi Rp 41 miliar pada tahun 2012.

Meskipun kota Banjar membutuhkan investasi yang besar,

wali kota tidak serta merta mudah menerima investor. Guna

melindungi pedagang tradisional, wali kota melarang masuknya

pasar retail modern, seperti Alfamart dan Indomart sejak tahun

2008.

Untuk menambah kedekatan dengan warga masyarakat,

Herman membuka lebar-lebar pendopo kota untuk menerima

tamu dan siapa pun yang ingin bertemu wali kota. Sejak

kepemimpinannya, anggaran belanja daerah naik dari Rp 311,82

miliar pada tahun 2008 menjadi Rp 387,84 miliar pada tahun 2012.

Page 256: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

242 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Indeks pembangunan manusia meningkat dari 74,25 pada tahun

2009 menjadi 75,63 pada tahun 2011. Pertumbuhan ekonomi pun

mengalami kenaikan signifikan, yaitu naik dari 4,82% pada tahun

2008 menjadi 5,74% pada tahun 2011.

Jika ditelusuri secara mendalam sejatinya masih banyak

tokoh pemerintahan dan juga tokoh masyarakat yang memiliki

sikap antikorupsi dan jiwa pelayanan yang tinggi. Salah satu yang

layak disebut adalah Dahlan Iskan, Menteri BUMN. Orang yang

satu ini tergolong menteri nyentrik. Seperti halnya Jokowi, Dahlan

juga tidak menggunakan gajinya untuk keperluan pribadi, baik itu

gaji saat menjadi Direktur Utama PLN maupun ketika menjabat

Menteri BUMN.

Orang biasa pasti tidak mungkin tidak akan menerima gaji

yang menggiurkan. Di PLN, gaji Dahlan perbulan sekitar Rp

150 juta dan konon gaji yang terkumpul hingga miliaran rupiah

disumbangkan untuk pembangunan Pondok Pesantren Sabilil

Muttaqin di Magetan dan untuk riset mobil listrik (The Politic,

2013).

Gaji Dahlan sebagai Menteri BUMN adalah Rp 19.320.000,00,

yang semuanya tiap bulan diberikan kepada Ricky, seorang ahli

motor listrik yang sedang bekerja di Jepang, dengan harapan

Ricky mau kembali ke Indonesia untuk mengembangkan teknologi

motor listrik (The Politic, 2013). Penghasilan lainnya, yakni

dana operasional sebagai Menteri sebesar Rp 100 jutaan dan

honor rapat di kementerian sebesar kira-kira Rp 70 jutaan, juga

tidak dipergunakan Dahlan. Semua uang tersebut diserahkan

sekretarisnya untuk dimanfaatkan dalam kegiatan atau keperluan

sosial, misalnya untuk dana sosial, tambahan gaji satpam, cleaning

Page 257: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

243Pendidikan Antikorupsi

service, staf di sekretariat BUMN, dan karyawan outsourching.

Dahlan tidak menerima gaji bulanan sebagai menteri, karena ia

masih memiliki banyak perusahaan dan tabungan.

I. Rangkuman

Di negeri yang konon dijuluki negeri kleptokrasi, ternyata

masih cukup banyak tokoh pemerintahan yang berhati malaikat.

Meskipun banyak setan haus uang, yang menggerogoti anggaran

APBN dan APBD, masih ditemukan orang-orang bersih yang masih

memiliki hati nurani untuk memberikan pelayanan terbaik kepada

masyarakat. Tokoh-tokoh bersih tersebut di antaranya adalah

Jokowi, Tri Rismaharini, Yusuf Wally, La Tinro, Amran Nur, Muda

Mahendrawan, Abdul Kholiq Nur, Herman Sutrisno, dan Dahlan

Iskan.

Jika tokoh-tokoh ini mampu menularkan virus antikorupsi dan

bakteri pelayanan prima kepada elit pemerintahan dan tokoh-

tokoh masyarakat, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi

salah satu negara besar pada waktu yang tidak terlalu lama

sebagaimana diramalkan banyak lembaga riset internasional.

Kesejahteraan yang didamba masyarakat juga bukan impian

kosong jika makin banyak lagi tokoh-tokoh bersih, selain tokoh-

tokoh bersih sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.

Page 258: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

244

DAFTAR PUSTAKA

BUKUAlatas, Syed Hussein. 1986. Sosiologi Korupsi. Terjemahan Al

Ghozie Usman. Jakarta: LP2ES.

Al-Barbasy, Ma’mun Murod. 2006. “Teologi Kritis Pemberantasan Korupsi di Indonesia”. Makalah. Disajikan dalam Seminar Nasional AIPI XX di Medan tanggal 3-4 Mei 2006.

Alma, Buchari. 2008. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Alkaf, Halid. 2006. “Lembaga-lembaga Anti Korupsi di Indonesia”. Dalam Karlina Helmanita dan Sukron Kamil (ed). Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi. Jakarta: CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Azra, Azyumardi. 2006. “Kata Pengantar Pendidikan Anti Korupsi Mengapa Penting”. Dalam Karlina Helmanita dan Sukron Kamil (ed). Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi. Jakarta: CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Bahri, Syamsul. 2008. Buku Panduan Guru Modul Pendidikan Anti Korupsi Tingkat SMP/MTs. Jakarta: KPK.

Bertens, K. 2001. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Bracking, Sarah. 2007. “Political Development And Corruption: Why ‘Right Here’, Right Now’!” in Sarah Bracking (ed). Corruption And Development The Anti Corruption Campaigns. New York: Palgrave MacMillan.

De Asis, Maria Gonzales. 2000. “Coalition Building to Fight Corruption”. Paper. Prepared for the Anti Corruption Summit. World Bank Institute.

Page 259: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

245Pendidikan Antikorupsi

Direktorat Pembinaan Jaringan Kerjasama Antar Komisi dan Instansi KPK. 2006. Kumpulan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: KPK.

Ditlitbang Deputi Pencegahan KPK. 2006. Komisi Anti Korupsi di Luar Negeri (Deskripsi Singapura, Hongkong, Thailand, Madagascar, Zambia, Kenya, dan Tanzania). Jakarta: KPK.

Drost, J. 1999. Proses Pembelajaran sebagai Proses Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Ezung, T. Zarenthung. 2012. “Corruption and Its Impact on Development: A Case Study of Nagaland”. in International Journal of Rural Studies. Vol. 19 No. 1, April 2012. Pp. 1-7.

Fahmi, Insan. 2009. “Peran Serta Penyelenggara Negara Dalam Upaya Pemberantasan Korupsi”. Makalah. Disampaikan dalam Workshop Forum Komunikasi Wartawan Jawa Tengah (FKWJT) di Hotel Santika Semarang pada tanggal 26 Pebruari 2009.

FATF and OECD. 2011. Laundering the Proceeds of Corruption. Paris.

Hamzah, Andi. 1991. Korupsi di Indonesia Masalah dan Pemecahannya. Jakarta: Gramedia.

Hamzah, Andi. 2005. Perbandingan Pemberantasan Korupsi di Berbagai Negara. Jakarta: Sinar Grafika.

Handoyo, Eko. 2009. Pendidikan Anti Korupsi. Semarang: Widya Karya.

Handoyo, Eko. 2012. “Eksistensi Pedagang Kaki Lima Studi tentang Kontribusi Modal Sosial terhadap Resistensi PKL Semarang”. Disertasi. Doktor Studi Pembangunan PPS UKSW Salatiga.

Harman, Benny K. 2012. Negeri Mafia Republik Koruptor Menggugat Peran DPR Reformasi. Yogyakarta: Lamalera.

Jasin, Moch. 2009. “Kebijakan dan Langkah-langkah Pemberantasan Korupsi dan Peran KPK dalam Menciptakan Pemerintahan Yang Bersih”. Makalah. Disampaikan dalam Seminar dan Sosialisasi LHKPN kepada Pejabat di Lingkungan Universitas Negeri Semarang pada tanggal 10 Desember 2008.

Page 260: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

246 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Johnson, Michael. 2005. Syndromes of Corruption: Wealth, Power, and Democracy. Cambridge: Cambridge University Press.

Karli, Hilda dan Margaretha Sri Yuliariatiningsih. 2003. Impementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Bina Media Informasi.

Khadduri, Majid. 1999. Teologi Keadilan Perspektif Islam. Terjemahan Mokhtar Zoerni dan Joko S. Kahhar. Surabaya: Risalah Gusti.

Klitgaard, Robert. 2005. Membasmi Korupsi. Terjemahan Hermojo. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Klitgaard, Robert, Ronald Maclean-Abaroa dan H. Lindsey Parris. 2005. Penuntun Pemberantasan Korupsi dalam Pemerintahan Daerah. Terjemahan Masri Maris. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Komisi Pemberantasan Korupsi. 2006. Memahami untuk Membasmi. Jakarta: KPK.

KPK. 2007. Buku Saku untuk Memahami Pandangan Islam terhadap Korupsi: Koruptor, Dunia Akhirat Dihukum. Jakarta: KPK.

KPK. T.th. UU No. 30/2002, UU No. 20/2001, UU No. 31/1999, UU No. 28/1999, UU No. 3/1971, PP No. 71/2000, Organisasi dan Tata Kerja KPK, Kode Etik Pimpinan KPK, Ringkasan Draft Rencana Strategis KPK, dan Gratifikasi. Jakarta.

Kuntoro, Suharso Bayu. 2006. “Penanggulangan Korupsi Dalam Perspektif Hindu”. Dalam Ida Bagus Agung, dkk (ed). Menuju Masyarakat Anti Korupsi Perspektif Agama Hindu. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika.

Kurniawan, Luthfi J.,dkk. 2006. Peta Korupsi di Daerah. Jakarta: MCW dan Yappika.

Lambdorff, Johann Graf. 2007. The institutional Economics of Corruption and Reform Theory, Evidence and Policy. Cambridge: Cambridge University Press.

Maheka, Arya. T.th. Mengenali dan Memberantas Korupsi. Jakarta: KPK RI.

Marpaung, Rusdi dan J. Heri Sugianto (ed). 2006. Demokrasi yang

Page 261: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

247Pendidikan Antikorupsi

Selektif terhadap Penegakan HAM Laporan Kondisi HAM Indonesia 2005. Jakarta: Imparsial.

Mashal, Ahmad M. 2011. “Corruption and Resource Allocation Distortion For “ESCWA” Countries”. in International Journal of Economics and Management Sciences. Vol. 1 No. 4, 2011. Pp. 71-83.

Mulyana, Rahmat. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Muslimin, JM. 2006. “Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi Dalam Lintasan Sejarah”. Dalam Karlina Helmanita dan Sukron Kamil (ed). Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi. Jakarta: CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Nasution, S. 1995. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nugraha D, Riant dan Tri Hanurita S. 2005. Tantangan Indonesia Solusi Pembangunan Politik Negara Berkembang. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Pope, Jeremy. 2007. Strategi Memberantas Korupsi Elemen Sistem Integritas Nasional. Terjemahan Masri Maris. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Puspito, Nanang T., et al. 2011. Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Ditjen Dikti Kemdikbud RI.

Rasuanto, Bur. 2005. Keadilan Sosial Pandangan Deontologis Rawls dan Habermas Dua Teori Filsafat Politik Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Romli, Lili. 2006. “Reformasi Birokrasi Lokal dan Perwujudan Good Governance”. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Nasional AIPI XX di Medan tanggal 3-4 Mei 2006.

Saidi, Ridwan. 1989. Mahasiswa dan Lingkaran Politik. Jakarta: Mapindo Mulathama.

Saleh, Abdul Rahman. 2006. “Korupsi tergolong Extraordinary”. htt p : / / . a rs i p . p o nti a n a k p o st . co m / b e r i ta / i n d ex .

Page 262: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

248 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

asp?Berita=Pinyuh&id=129619.

Santoso, Amir. 2006. “Korupsi: Birokrasi Pemerintah dan Budaya Masyarakat”. Makalah. Disajikan dalam Seminar Nasional AIPI XX di Medan tanggal 3-4 Mei 2006.

Setyawati, Deni. 2008. KPK Pemburu Koruptor Kiprah Komisi Pemberantasan Korupsi dalam Memberangus Korupsi. Yogyakarta: Pustaka Timur.

Silalahi, Ulber. 2006. “Manajemen Pencegahan Korupsi di Sektor Publik: Kerangka Analisis Sebab-Respon”. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Nasional AIPI XX di Medan tanggal 3-4 Mei 2006.

Sitepu, Dewi Sinorita. 2006. “Peran Masyarakat Sipil dan Pemberantasan Korupsi di India: Pembelajaran bagi Indonesia”. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Nasional AIPI XX di Medan tanggal 3-4 Mei 2006.

Steve, Albrecht W. and Chad O. Albrecht. 2003. Fraud Examination. New York: Thompson South Western.

Sudjana, Eggi. 2008. Republik Tanpa KPK Koruptor Harus Mati. Surabaya: JP Books.

Suratno, Pardi. 2006. Sang Pemimpin menurut Asthabrata, Wulangreh, Tripama, dan Dasa Darma Raja. Yogyakarta: Adi Wacana.

Surono, Yustinus. T.th. Pendidikan Nilai-Nilai Anti Korupsi Untuk Kelas 6 SD. Jakarta: KPK dan GTZ.

Suryadi, Bambang. 2006. “Belajar dari Pemberantasan Korupsi di Negara Lain”. Dalam Karlina Helmanita dan Sukron Kamil (ed). Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi. Jakarta: CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Suseno, Franz Magnis. 1987. Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisius.

Susilo, NB. 2006. Indonesia Bubar. Yogyakarta: Pinus.

Sutrisno, V dan Eva Sasongko. T.th. Pendidikan Nilai-Nilai Anti Korupsi Untuk Kelas 5 SD. Jakarta: KPK dan GTZ.

Suyanto, Totok. 205. “Pendidikan Anti Korupsi dan Pengembangan

Page 263: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

249Pendidikan Antikorupsi

Budaya Sekolah”. JPIS. Nomor 23 tahun XIII Edisi Juli – Desember 2005.

Syakrani dan Syahriani. 2009. Implementasi Otonomi Daerah Dalam Perspektif Good Governance. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tamrin, Rustika. 2008. Buku Panduan Guru Modul Pendidikan Anti Korupsi Tingkat SLTA/MA. Jakarta: KPK.

Tang, Michael C. 2005. Kisah-kisah Kebijaksanaan China Klasik Refleksi bagi Pemimpin. Terjemahan Vivi Sutanto. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tarling, Nicholas. 2005. “Introduction”. In Nicholas Tarling (ed). Corruption and Good Governance in Asia. New York: Routledge.

Taufani, Bernard. 2012. Jokowi From Zero to Hero. Jakarta: Buku Pintar.

Thaiyun, Yon. 2012. Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker. Jakarta: Noura Books.

Tunggal I.S. dan Tunggal A.W. 2000. Audit Kecurangan dan Akuntansi Forensik. Jakarta: Harvarindo.

Warman, Adi. 2006. “Menyingkap Tabir Pemberantasan Korupsi di Indonesia”. Makalah. Disajikan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum dan Yayasan Diponegoro Jateng di Semarang pada tanggal 27 April 2006.

Warta, I Nyoman. 2006. “Mengapa Korupsi”. Dalam Ida Bagus Agung, dkk (ed). Menuju Masyarakat Antikorupsi Perspektif Agama Hindu. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika.

Wibowo, I. 2006. “Pemberantasan Korupsi di Cina: Apa yang Bisa Kita Pelajari”. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Nasional AIPI XX di Medan tanggal 3-4 Mei 2006.

Widodo, Joko. 2008. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang: Bayumedia Publishing.

Wijayanto. 2009. “Memahami Korupsi”. Dalam Wijayanto dan

Page 264: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

250 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Ridwan Zachri (ed). Korupsi Mengorupsi Indonesia Sebab, Akibat dan Prospek Pemberantasan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wijoyo, Bagus D. 2012. Pesona dan Karisma Jokowi. Yogyakarta: Sinar Kejora.

Yuwono, Ismantoro Dwi. 2008. Para Pencuri Uang Rakyat Daftar 59 Koruptor Versi KPK 2003-2008. Yogyakarta: Pustaka Timur.

MAJALAHGatra. No. 31. Tahun XVIII. 13 Juni 2012.

Konstan. Nomor 126. April 2012.

Tempo. Edisi 21-27 September 2009 halaman 80.

Tempo. Edisi 15-21 Oktober 2012 halaman 34.

Tempo. Edisi 10-16 Desember 2012.

SURAT KABARKompas. Edisi Sabtu Tanggal 26 September 2009 halaman 1.

Kompas. Edisi Jumat, Tanggal 22 Februari 2013 halaman 4.

Kompas. Edisi Sabtu, Tanggal 2 Maret 2013 halaman 26.

TABLOIDThe Politic. Edisi 09. Tahun II. 01-14 Maret 2013 halaman 12.

Page 265: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

251

GLOSARIUM

Amoral Familiisme

: Budaya yang kurang mengandung nilai-nilai komunitarian, tetapi sangat memperkuat hubungan keluarga.

Antogenic corruption

: Korupsi yang dilakukan seorang diri tanpa melibatkan orang lain.

Antikorupsi : Kebijakan atau kegiatan untuk mencegah dan menghilangkan peluang bagi berkembangnya korupsi.

Devensive corruption

: Pemerasan yang dilakukan para korban korupsi dengan dalih untuk mempertahankan diri.

Good governance

: Tata kelola pemerintahan yang baik.

Graft : Pemanfaatan sumber-sumber publik untuk kepentingan individu atau pribadi.

Hukuman : Siksa yang dikenakan kepada orang yang melanggar undang-undang.

Investive corruption

: Pemberian barang atau jasa tanpa ada pertalian langsung dengan keuntungan tertentu, selain keuntungan yang dibayangkan akan diperoleh di masa yang akan datang.

ICAC : Komisi yang secara khusus menangani korupsi.

Ilegal : Tidak menurut hukum.

Keadilan : Memperlakukan sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak; berpihak kepada yang benar, berpegang pada kebenaran; sepatutnya, dan tidak sewenang-wenang.

Keberanian : Tindakan untuk memperjuangkan sesuatu yang diyakini kebenarannya.

Kedisiplinan : Tertib dan taat kepada peraturan.

Page 266: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

252 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Kejujuran : Mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan yang dilakukan, dialami dan dirasakan.

Kepedulian : .Berperilaku dan memperlakukan orang lain dan lingkungan sekitarnya, sehingga bermanfaat bagi semua pihak.

Kerja Keras : Melakukan sesuatu secara bersungguh-sungguh.

Kesederhanaan : Hidup bersahaja dan tidak berlebih-lebihan yang didasari oleh suatu sikap mental rendah hati.

Keterbukaan : Tidak tertutup, tersingkap, tidak dirahasiakan.

Kleptokrasi : Sistem Pemerintahan yang di dalamnya banyak atau didominasi oleh aktivitas pencurian harta negara.

Kolusi : Persekongkolan dan kerjasama rahasia untuk maksud tidak terpuji.

Korupsi : Penyalahgunaan wewenang oleh pejabat pemerintah atau politisi bagi keuntungan mereka sendiri, keluarga, teman, atau orang lain.

Korupsi birokrasi : Pembayaran haram yang diterima oleh pegawai negeri dari pengguna dalam menerapkan peraturan-peraturan, kebijakan-kebijakan, dan hukum.

Kuliah umum : Ceramah tentang masalah tertentu yang boleh dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai jurusan.

Kurungan : Hukuman yang berupa penyekapan di dalam penjara.

Marginal : Kelompok yang berada di pinggir atau posisi yang tidak menguntungkan.

Nepotisme : Kecenderungan untuk mengutamakan kerabat atau sanak saudara sendiri terutama dalam kaitan dengan perolehan jabatan dan pangkat dalam pemerintahan.

Nepotistic corruption

: Penunjukan yang tidak sah kepada teman atau sanak saudara untuk memegang jabatan dalam pemerintahan atau tindakan yang memberikan perlakuan yang istimewa dalam bentuk uang atau bentuk-bentuk lain kepada mereka secara bertentangan atau melawan hukum yang ada.

Page 267: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

253Pendidikan Antikorupsi

Nilai : Sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai atau sesuatu yang baik.

Oligarki : Pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.

Parafrasa : Penguraian kembali suatu teks atau karangan dalam bentuk susunan kata-kata yang lain dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.

Partikularisme : Perasaan kewajiban untuk membantu dan membagi-bagi sumber kepada pribadi-pribadi yang dekat dengan seseorang.

Penahanan : Proses, cara, atau perbuatan menahan.

Pendidikan Antikorupsi

: Usaha sadar dan sistematis yang diberikan kepada peserta didik berupa pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan agar mereka mau dan mampu mencegah dan menghilangkan peluang berkembangnya korupsi.

Penggeledahan : Proses, cara, atau perbuatan menggeledah untuk mencari sesuatu.

Penyelidikan : Proses, cara, perbuatan menyelidiki serta pengusutan terhadap sesuatu.

Penyidikan : Serangkaian tindakan penyidik yang diatur oleh undang-undang untuk mencari dan mengumpulkan bukti pelaku tindak pidana.

Penyitaan : Pengambilan milik pribadi oleh pemerintah tanpa ganti rugi.

Petty corruption : Tindakan-tindakan mengambil uang sewa atau tindakan-tindakan kecil lainnya yang dilakukan oleh pegawai negeri.

Prototipe : Model yang mula-mula (model asli) yang menjadi contoh.

Publik : Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan komunitas atau negara.

Page 268: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

254 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Pungli : Pungutan liar, dengan meminta sesuatu kepada seseorang atau lembaga tanpa mengacu pada peraturan yang lazim.

Relokasi : Pemindahan tempat.

Rule of law : Aturan hukum.

Solicitor : Komisi yang memimpin unit hukum dengan tugas melakukan peninjauan operasi dan penghubung ICAC dengan parlemen.

Supportive corruption

: Korupsi berupa tindakan-tindakan yang dilakukan untuk melindungi atau memperkuat korupsi yang sudah ada.

Studi Kasus : Pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh.

Subsider : Hukuman sebagai pengganti apabila hal pokok tidak terjadi, seperti hukuman kurungan sebagai pengganti hukuman denda apabila terhukum tidak membayarnya.

Tanggung jawab : Keadaan wajib menanggung segala sesuatunya atau fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau orang lain

Transparan : Jernih, nyata, jelas, dan terbuka.

Universalisme : Komitmen untuk bersikap sama dengan yang lain.

Page 269: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

255

TENTANG PENULIS

Eko Handoyo dilahirkan di Pati 49 tahun yang lalu. Selepas

SMA, Eko melanjutkan studi ke IKIP Semarang pada tahun 1983.

Gelar Sarjana Pendidikan Moral Pancasila dan Kewargaan Negara

(PMP-KN) diraihnya pada tahun 1987.

Sejak tahun 1988 diangkat oleh Pemerintah Republik Indonesia

menjadi dosen di almamaternya, IKIP Semarang (kini menjadi

Universitas Negeri Semarang). Pada tahun 1995 Eko melanjutkan

kuliah S2 dengan mengambil program studi Ketahanan Nasional

dan lulus pada bulan Februari 1998. September tahun 2009, Eko,

panggilan akrabnya, meneruskan studi S3 di Program Pascasarjana

UKSW Salatiga mengambil program Doktor Studi Pembangunan

dan diselesaikannya pada bulan Mei 2012. Eko adalah seorang

pengajar mata kuliah Etika Politik, Pendidikan Politik, Pendidikan

Antikorupsi, Sosiologi Politik, Kebijakan Publik, Studi Masyarakat

Indonesia, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan Kewarganegaraan

pada program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

dan program studi Ilmu Politik pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Page 270: PENDIDIKAN ANTIKORUPSIlp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-MKU...menjadi biang keladi bagi tumbuhnya perilaku korupsi, tetapi pendapat tersebut

256 D r . E k o H a n d o y o , M . S i .

Negeri Semarang. Jabatan fungsional sebagai dosen adalah lektor

kepala, dengan golongan pangkat IV-C. Buku yang ditulis ini adalah

buku keduabelas sebagai hasil revisi dari buku sebelumnya. Buku

lain yang pernah ditulis adalah Bunga Rampai Politik dan Hukum

(2006), Studi Masyarakat Indonesia (2007), Sosiologi Politik (2008),

Integrasi Sosial Dalam Negara Bermasyarakat Majemuk Pada Era

Global (2009), Pendidikan Anti Korupsi (2009), Pengantar Ilmu

Sosial (2010), Pancasila dalam Perspektif Kefilsafatan & Praksis

(2010), dan Model Pendidikan Karakter Berbasis Konservasi

Pengalaman Universitas Negeri Semarang (2010), Pendidikan

IPS (2011), Etika Politik dan Pembangunan (2011), dan Kebijakan

Publik (2012).