pendidikan kewirausahaan
Post on 21-Oct-2014
966 views
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Konsep Wirausaha dan Pendidikan Kewirausahaan
Bahan Diklat Pendidikan Kewirausahaan Dinas Pendidikan Kab. Paser Tahun 2012
Oleh :Ir. Daly Indra Mulya
Diklat Pendidikan Kewirausahaan Tahunr 2012
Konsep Wirausaha dan Pendidikan KewirausahaanOleh : Ir. Daly Indra Mulya
A. Konsep Wirasaha
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti : pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti
perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang
berbuat sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta
memasarkannya.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil No.
961/KEP/M/XI/1995 dicantumkan bahwa :
1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta
menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar.
Ada yang berpendapat bahwa istilah kewirausahaan itu merupakan singkatan dari:
Kreatif, Enerjik, Wawasan luas, Inovatif, Rencana bisnis, Agresif, Ulet, Supel, Antusias,
Hemat, Asa, Ambisi, Negosiatif. (Anonim 1, 2005).
Berdasarkan data yang dimiliki BPS per Februari 2012, tercatat jumlah pengangguran
terbuka di Indonesia mencapai 7,61 juta jiwa. Angka tersebut mengalami penurunan
signifikan dibandingkan jumlah pengangguran pada Agustus 2011 yang mencapai 7,7 juta
jiwa. Sementara Februari 2011, angka pengangguran sebesar 8,14 juta orang. Berdasarkan
tingkat pendidikannya, sebanyak 7,61 juta pengangguran tersebut, 20 persennya
berpendidikan SD (1,522 juta), 22,6 persen tamatan SMP (1,72 juta), 40,07 persen lulusan
SLTA (3,05 juta), 4 persen tamatan Diploma (304 ribu) dan 5,7 persen tamatan Sarjana (434
ribu).
Selanjutnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh menyatakan, pada UN
SMA/MA Tahun 2012, dari 1.524.704 peserta, yang lulus sebanyak 1.517.125 siswa (99,50
Diklat Pendidikan Kewirausahaan Tahunr 2012
persen). Sedangkan, yang tidak lulus sebanyak 7.579 siswa (0,50 persen). Dan UN SMK
2012, jumlah yang lulus sebanyak 1.036.478 siswa (99,72 persen) dari jumlah peserta
sebanyak 1.039.403 siswa. Jumlah yang tidak lulus sebanyak 2.925 siswa (0,28 persen).
Kenapa Indonesia perlu wirausaha ?
Pengembangan kewirausahaan atau entrepreneurship adalah kunci kemajuan sebuah
bangsa. Mengapa? Karena pendidikan wirausaha solusi atasi masalah pengangguran dan
kemiskinan, yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan atau berwirausaha.
Fakta berbicara, perekonomian sebuah negara dapat dikatakan mendekati sejahtera bila
jumlah pengangguran minimalis dan jumlah pengusahanya mencapai angka 2 persen dari
jumlah penduduk. Amerika Serikat memiliki pengusaha/wirausaha 11,5 persen, Jepang 10
persen, dan Korea Selatan memiliki 4 persen. Indonesia baru memiliki 1,56 persen, masih
kalah jauh dengan Malaysia 2,1 persen, dan Singapura 7,2 persen. Apalagi jika
dikomparasikan dengan Belanda, Inggris, Prancis, Kanada, China, dll. Indonesia baru
memiliki sekitar 3,71 juta pengusaha dari total penduduk 238 juta.
Pada pembukaan Pelatihan Calon Wirausaha di Surabaya tanggal 29 April 2012, Menteri
Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa mengatakan Indonesia memerlukan sedikit-
dikitnya empat juta wirausaha untuk mendukung sektor perekonomian bangsa agar lebih
tangguh di masa depan. Hatta Radjasa menyebutkan jumlah wirausaha yang ada saat ini
masih sekitar 1,56 persen dari jumlah penduduk, padahal idealnya minimal dua persen atau
sekitar empat jutaan wirausaha. Pemerintah Indonesia menargetkan pada 2025 Indonesia bisa
masuk jajaran 10 besar dunia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi tangguh.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Usaha Kecil dan Menengah memegang peranan penting
dalam memajukan perekonomian suatu negara. Demikian halnya dengan Indonesia, sejak
diterpa badai krisis finansial pada tahun 1996 silam, masih banyak usaha kecil menengah
yang hingga saat ini masih mampu bertahan. Hal inilah yang membedakan antara usaha-
usaha sekelas dengan usaha-usaha sekelas corporat, meskipun penghasilan yang diperoleh
lebih besar namun resiko yang bakal dihadapi juga semakin besar juga.
Ada tiga alasan utama kenapa suatu negara harus mendorong usaha kecil yang ada untuk
terus berkembang. Alasan pertama adalah karena pada umumnya pengusaha kecil
cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang
produktif. Alasan kedua, Pengusaha kecil seringkali mencapai peningkatan produktivitasnya
melalui investasi dan perubahan teknologi. Hal ini merupakan bagian dari dinamika usahanya
yang terus menyesuaikan perkembangan jaman. Alasan yang terakhir, usaha kecl ternyata
memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dibandingkan dengan perusahaan besar.
Eksistensi usaha kecil telah terbukti mampu menahan terpaan badai krisis ekonomi global
dan mendukung stabilitas perekonomian negara. Amerika Serikat, Cina dan Jepang
Diklat Pendidikan Kewirausahaan Tahunr 2012
merupakan contoh negara yang ekonominya eksis karena ditopang pengusaha kecil saat badai
krisis ekonomi tahun 1996.
Manfaat Wirausaha
Keberhasilan wirausaha dengan kerja keras, teliti dan dalam jangka panjang, akan
memiliki beberapa manfaat secara individu (mikro dan makro).
1. Memperoleh kontrol atas kemampuan diri
Proses mendirikan kegiatan usaha sampai berhasil memerlukan kerja yang cukup lama
dengan risiko yang cukup. Dalam jangka panjang akan terbentuk kemampuan untuk
melakukan kontrol apa yang akan dilakukan dan yang telah dilakukan serta kemampuan
dalam diri wirausaha.
2. Memanfaatkan potensi dan melakukan perubahan
Banyak wirausaha melakukan pekerjaan atau melakukan bisnis karena melihat
kesempatan yang ada sekarang maupun prospek dimasa depan. Kesempatan yang yang
cukup tinggi, perubahan kehidupan yang sangat cepat mendorong banyak wirausaha men-
coba melakukan bisnis untuk sekedar mengukur kemampuan diri sendiri, tuntutan
kehidupan dan kesempatan melakukan perubahan.
3. Memperoleh manfaat finansial tanpa batas
Walaupun keuntungan finansial kadangkala bukan motivasi utama melakukan kegiatan
usaha, namun keuntungan finansial menjadi faktor penting guna kelangsungan hidup
usaha dan pertumbuhan. Adakalanya pada suatu waktu keuntungan wirausaha sangat
tinggi di atas rata-rata keuntungan jenis usaha yang sama (rata-rata Industri). Dengan
risiko usaha yang harus ditanggung sendiri, wirausaha dalam melakukan kegiatan usaha
dengan perencanaan, implementasi yang cukup hati-hati.
4. Berkontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usaha
Wirausaha merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan komunitas masyarakat.
Wirausaha pada umumnya memiliki keinginan untuk dihormati, dianggap sebagai bagian
dari kehidupan masyarakat setempat. Pada masa sekarang dan mendatang kewajiban
wirausaha tidak bisa di lepaskan dari perilaku etis serta tanggungjawab sosial
kemasyarakatan sebagai bagian dari kehidupan bisnisnya.
Motivasi wirausaha pemula
Menurut Suprojo Pusposutardjo (1999), untuk menjadi seorang wiswasta berhasil,
persyaratan utama yang harus dimiliki adalah watak dan jiwa wirausaha.
Seseorang yang memiliki karakter wirausahawan memiliki ciri-ciri, diantaranya adalah
memiliki rasa percaya diri yang tinggi, berorientasi pada tugas dan hasil pekerjaan, memiliki
jiwa kepemimpinan, memiliki visi kedepan, berani mangambil resiko dan memiliki
orisinilitas.
Diklat Pendidikan Kewirausahaan Tahunr 2012
Watak dan jiwa wirausaha merupakan kharisma. Untuk menjalankan usaha sendiri,
seseorang harus mempunyai karisma di dalam dirinya. Karisma ini hanya dimiliki orang-
orang yang memiliki visi atau impian dan semangat yang luar biasa untuk mewujudkan
impiannya itu. Oleh karena itu beberapa ahli berpendapat bahwa materi pelajaran wirausaha
di sekolah, terutama di Sekolah Menengah Kejuruan dan Politeknik tidak serta merta
menghasilkan wirausaha.
Seorang ekonom dan pengusaha Amerika Serikat yang juga seorang Pesiden CEO Kauffman
Foundation Carl J. Schramm mengemukakan, ”Kita tidak bisa melatih seseorang untuk
memiliki karisma. Ada orang-orang tertentu yang memiliki kepribadian senang dengan
tantangan serta berani mengambil risiko dan inovatif dan gigih mewujudkan impiannya.
Yang bisa dilakukan adalah melatih atau mendidik seseorang yang memiliki bekal ide dan
semangat atau bahkan sudah memulai usahanya sedikit demi sedikit untuk membuat rencana
atau strategi usaha. Tujuannya, untuk mengurangi risiko kegagalan usahanya dan memastikan
keberhasilan usaha. Jika memiliki rencana atau strategi usaha yang jelas, dipastikan usahanya
pun akan berhasil.
Menjadi seorang wirausaha sukses tidak harus memulai usaha sejak muda. Kenyataannya
banyak wirausaha yang memulai usahanya setelah mereka pensiun dari pekerjaan dan
berhasil.
Kembali pada pengertian kewirausahaan yaitu kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat dan sumberdaya untuk mencari dan memanfaatkan peluang menuju
sukses. Kreativitas merupakan kekuatan hidup dan energi yang mengarah pada kemanfaatan
dan keunggulan. Kreativitas muncul apabila semua perbedaan dihargai sebagai suatu
kekayaan, oleh karena itu seorang enterpreneur harus dapat mengapresiasi apa yang terbaik
dari pegawainya
Apakah anda seorang yang kreatif ?
Untuk mengukur diri sendiri, apakah kita tergolong orang yang kreatif atau tidak,
pendapat pakar di bawah ini mungkin dapat membantu kita menemukan jawabannya.
Menurut Mihaly Csikszentmihalyi,seorang pakar kreativitas yang telah 30 tahun meneliti
kehidupan orang-orang kreatif, kesalahpahaman dalam menghadapi mereka sering timbul
karena pada dasarnya individu yang kreatif memang memiliki kepribadian yang lebih
kompleks dibanding orang lain.
1. Orang kreatif memiliki tingkat energi yang tinggi, tapi mereka juga membutuhkan waktu
lama untuk beristirahat. Mereka tahan berkonsentrasi dalam waktu yang lama tanpa
merasa jenuh, lapar, atau gatal-gatal karena belum mandi.
Diklat Pendidikan Kewirausahaan Tahunr 2012
2. Orang kreatif pada umumnya cerdas, tapi di sisi lain mereka tidak segan-segan untuk
berpikir ala orang goblok dalam memandang persoalan. Ketimbang terpaku sejak awal
pada satu macam penyelesaian (‘cara yang benar’), mereka memulai pemecahan masalah
dengan berpikir divergen: Mengeluarkan sebanyak mungkin dan seberagam mungkin ide
yang terpikir, tak peduli betapa bodoh kedengarannya.
3. Orang kreatif adalah orang yang playful, tapi mereka juga penuh disiplin dan ketekunan.
Tidak seperti dewasa lainnya yang melihat dunia dengan kacamata super-serius, orang-
orang kreatif memandang bidang peminatan mereka seperti taman ria. Mereka melakukan
pekerjaannya dengan begitu antusias sehingga terkesan seperti sedang bermain-main,
padahal sebenarnya mereka juga bekerja keras mewujudkan ‘mainannya’.
4. Pikiran orang kreatif selalu penuh imajinasi, Mereka mampu menelurkan ide-ide gila
yang belum pernah tercetus oleh manusia lain, tapi yang membuat mereka bukan sekedar
pemimpi di siang bolong adalah usaha mereka untuk menjembatani dunia khayalan
mereka dengan kenyataan sehingga orang lain bisa ikut mengerti dan menikmatinya.
5. Orang kreatif cenderung bersifat introvert dan ekstrovert. Kedua sifat itu tampaknya
muncul dalam porsi yang setara pada orang-orang kreatif. Mereka sangat menikmati baik
pergaulan dengan orang lain (terutama dengan orang-orang kreatif lain yang sehobi)
maupun kesendirian total ketika mengerjakan sesuatu.
6. Orang-orang kreatif biasanya rendah hati, namun juga bangga akan pencapaiannya.
Mereka sadar bahwa ide-ide mereka tidak muncul begitu saja, melainkan hasil olahan
inspirasi dan pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan dan tokoh-tokoh kreatif yang
menjadi panutan mereka.
7. Orang-orang kreatif adalah androgini; Laki-laki yang kreatif biasanya lebih sensitif dan
kurang agresif dibanding laki-laki lain yang tidak begitu kreatif, sementara perempuan
yang kreatif juga lebih dominan dan ‘keras’ dibanding perempuan pada umumnya.
8. Orang-orang kreatif adalah pemberontak, tapi pada saat yang sama mereka tetap
menghargai tradisi lama. Orang-orang kreatif tidak ingin membuat sesuatu yang sekedar
berbeda dari yang sudah ada; Ada unsur ‘perbaikan’ atau ‘peningkatan’ yang harus
dipenuhi, dan itu hanya bisa dilakukan setelah orang-orang kreatif cukup memahami
aturan-aturan dasarnya untuk bisa menerabasnya.
9. Orang-orang kreatif pada umumnya lebih terbuka terhadap hal-hal baru dan sensitif
pada lingkungan. Sifat ini menyenangkan mereka (karena mendukung proses kreatif),
tapi juga membuat mereka sering gelisah -bahkan menderita.
Apakah anda orang yang inovatif ?
Mitchell Ditkoff, Direktur dari Idea Champions, mengetengahkan tentang kualitas dari
seorang inovator, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak merasa cepat puas dengan keadaan yang ada dan selalu mempertanyakan otoritas
dan rutinitas serta mengkonfrontasikan asumsi-asumsi yang ada.
Diklat Pendidikan Kewirausahaan Tahunr 2012
2. Senantiasa mengeksplorasi lingkungannya dan menginvestigasi kemungkinan-
kemungkinan baru, memiliki rasa kekaguman (sense of awe)
3. Tanggap terhadap kebutuhan dari dalam (inner needs) senantiasa secara proaktif
memprakarsai proyek-proyek baru, menghargai setiap usaha.
4. Memiliki imaginasi yang tinggi dan memiliki pandangan yang jauh ke depan.
5. Memunculkan ide-ide “gila”, memandang sesuatu yang tidak mungkin menjadi sebuah
kemungkinan, memimpikan dan menghayalkan sesuatu yang besar-besar.
6. Melampaui wilayah yang dianggap menyenangkan, berani mencoba dan menanggung
kegagalan.
7. Merubah lingkungan kerja sesuai yang dibutuhkan, senang melakukan perjalanan
(travelling) untuk memperoleh inspirasi atau pemikiran segar.
8. Playful/humorous; memliki ketertarikan terhadap hal-hal yang aneh dan mengagumkan,
berani tampil beda, bertindak nekad, serta mudah dan sering tertawa layaknya seorang
anak kecil.
9. Dapat mempertahankan ide-idenya dan menganggap “kesempurnaan sebagai musuh
kebaikan”, tidak terikat dengan apa-apa yang diipandang baik menurut orang lain.
10. Terbuka bagi setiap perubahan, mampu melakukan penyesuaian terhadap rencana-
rencana yang telah dibuat, menyajikan berbagai solusi dan gagasan
11. Mampu melihat hubungan-hubungan diantara unsur-unsur yang terputus, mensintesakan
dan mengkombinasikannya.
12. Menginkubasi setiap masalah dan tantangan, mencari dan merenungkan berbagai
pertimbangan dalam mengambil keputusan.
13. Perseptif terhadap sesuatu dan dapat membedakannnya, dapat melihat kecenderungan dan
prinsip serta mampu mengorganisasikannnya, dapat melihat ”the Big Picture.”
14. Merasa nyaman dalam situasi kacau (chaos), dapat menyajikan situasi paradoks, tidak
tergesa-gesa membenarkan terhadap suatu ide yang muncul.
15. Berusaha mencari pengetahuan secara terus menerus, mensintesakan segala in put,
menyeimbangkan setiap informasi yang terkumpul dan menyelaraskan setiap tindakan.
16. Memilih dan memilah diantara pemikiran divergen dan pemikiran konvergen, memiliki
intuisi tertentu sebelum melakukan analisis, meyakini apa yang sudah dianalisis dan
menggunakannya secara hati-hati dengan menggunakan akal.
17. Berusaha menyeimbangkan pemikiran dari setiap individu, membuka pelatihan dan
mencari dukungan organisasi.
18. Mengkomunikasikan setiap gagasan secara efektif, menterjemahkan konsep abstrak ke
dalam bahasa penuh arti, menciptakan prototype atau model yang dianggap paling mudah
19. Merefleksi hal-hal dianggap mengecewakan atau yang tidak dinginkan, belajar dengan
cepat dari umpan balik, berkemauan untuk mencoba dan terus mencoba lagi
20. Bekerja keras dan tekun, memperjuangkan gagasan-gagasan baru dengan gigih, memiliki
komitmen terhadap hasil-hasil yang telah digariskan.
Diklat Pendidikan Kewirausahaan Tahunr 2012
Kunci sukses berwirausaha
Kunci sukses menjadi seorang entrepreneurship/wirausahawan bukan terletak pada
banyaknya uang yang dimiliki atau besarnya pasar, tapi terletak pada kemampuan melewati
tahap-tahap berikut:
Pertama, mampu menghilangkan mental blocking/halangan mental. Ini artinya mampu
mengalahkan diri sendiri, karena hambatan terbesar berasal dari diri kita sendiri. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghilangkan mental blocking ini, yaitu :
Hitung resiko terbesar dan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi
Hitung kemampuan untuk menanggung hal terburuk itu
Bisnis tentulah mengandung resiko. Oleh karena itu, seorang pemula diharapkan memilih
bisnis yang beresiko kecil seperti dagang.
Kedua, mampu menguasai pasar. Ini berarti :
Tahu ke mana membeli barang dengan lebih murah
Tahu ke mana menjual barang dengan lebih mahal
Tahu ke mana membeli barang dengan lebih murah dan bayar tangguh
Tahu ke mana menjual barang dengan lebih mahal secara tunai
Bila pasar telah dikuasai dan volume penjualan mulai meningkat, hal yang harus dilakukan
adalah melihat kemungkinan memproduksi sendiri barang tersebut.
Ketiga, mampu memproduksi sebagian barang sesuai tuntutan pasar yang tidak dapat
dipenuhi pemasok, sehingga perlu diproduksi sendiri.Secara perlahan harus mulai pula
diperhitungkan untung ruginya memproduksi barang walaupun barang tersebut dapat
diproduksi oleh pemasok.
Keempat, mampu mengatur organisasi dengan efektif dan efesien. Dengan semakin
banyaknya jumlah karyawan, maka masalah antar karyawan bertambah pula. Oleh karena itu,
perlu dibuat peraturan yang jelas yang mengatur hak dan keawajiban, atau pun mengatur
pembagian pekerjaan di antara pekerja. Di sini perusahaan memerllukan dana tambahan
untuk mengembangkan usahanya.
Kelima, mampu menarik dan menyakinkan pemilik modal untuk ikut serta dalam bisnis yang
kita laksanakan ini.
Berwirausaha menjadi pilihan hidup banyak orang akhir-akhir ini. Tanpa peduli usia, tua
muda semua bisa menjadi wirausaha yang sukses dan mandiri. Banyak wirausaha yang
Diklat Pendidikan Kewirausahaan Tahunr 2012
meniti usaha di usia muda dan langsung meraih sukses. Ada juga yang memulainya saat
sudah pensiun atau berusia matang dan juga mampu mendapatkan sukses besar. Ada lagi
yang mengawalinya sebagai bisnis sampingan, kemudian sejalan dengan meroketnya
bisnisnya mereka menjalaninya secara penuh sebagai wirausaha yang mandiri.
menjadi wirausaha memang menjanjikan banyak hal. Kekayaan dan kebebasan adalah segelintir nikmat menjadi wirausaha. Di luar itu, banyak nikmat lain yang bisa dicapai oleh wirausaha.
Berikut 10 kenikmatan menjadi wirausaha yang mandiri.
1. Kerja keras. Kerja keras itu nikmat. Hasil yang anda dapat merupakan buah dari keringat
tangan sendiri.
2. Atur waktu. Waktu merupakan aset penting bagi wirausahawan. Oleh karena itu,
pengelolaan waktu yang baik sangat vital bagi wirausahawan. Sebagai wirausaha, anda
harus mampu secara mandiri mengatur waktu untuk menjalankan jadwal-jadwal bisnis
anda. Keleluasaan mengatur waktu itu merupakan kemerdekaan anda sebagai
wirausahawan.
3. Atur strategi. Seperti pemain catur yang menyiapkan bidak-bidaknya untuk dimainkan,
mengatur strategi merupakan kenikmatan, anda bisa menikmati bagaimana momen-
momen menegangkan dan mengharukan saat aksi-aksi yang anda lakukan mulai
mendatangkan hasil.
4. Menikmati resiko. Resiko adalah tantangan yang anda nikmati sebagai wirausaha.
Bahaya dan resiko bisnis merupakan bagian menyenangkan dari nikmat seorang
wirausaha. Wirausaha sejati selalu suka tantangan dan menerobos kebekuan inovasi
bisnis demi memberikan yang terbaik pada masyarakat.
5. Belajar melayani. Pelayanan adalah salah satu kunci keberhasilan sebuah usaha. Sebagai
wirausaha, anda dituntut mampu melayani orang lain sebaik-baiknya. Sebuah kenikmatan
yang sangat membahagiakan saat anda melayani konsumen anda dengan baik.
6. Belajar melihat dari sisi berbeda. Bila selama menjadi konsumen, yang dilihat hanya
soal berapa harga barang yang diinginkan dan apa manfaatnya. Namun sebagai pengusaha
anda dituntut melihat melampaui hal itu. Bukan sebatas melihat dari sisi pengusaha
seperti menghitung sisi biaya atau cost, namun juga tak bisa mengabaikan sisi konsumen
seperti bagaimana mereka memandang produk anda, seberapa baik jasa/produk anda
mampu melayani konsumen. Anda juga belajar bagaimana mengamati situasi bisnis
terkini.
7. Menginspirasi. Entrepreneur atau wirausaha selalu menginspirasi. Kita bisa belajar dari
kerja keras orang lain, dari visi-visi mereka, dari aksi-aksi mereka.
Semangat wirausaha menghidupkan harapan bahwa hari esok lebih baik dari hari ini.
8. Berbagi. Menjadi wirausaha yang mandiri berarti anda lebih punya kesempatan untuk
berbagi dengan orang-orang yang tak seberuntung anda.
Diklat Pendidikan Kewirausahaan Tahunr 2012
9. Ikut menyejahterakan orang lain. Menjadi wirausaha berarti membuka lapangan kerja
baru. Ikut mengalirkan distribusi pendapatan ke banyak orang. Saya yakin anda pasti
bahagia melakukannya.
10. Penghasilan sesuai keinginan. Dengan memilih jalan wirausaha, artinya anda sudah
menetapkan diri untuk mendapatkan penghasilan sesuai keinginan. Tak ada slip gaji, tapi
penghasilan yang anda terima merupakan hasil dari kerja keras dan nikmat Tuhan.
B. Pendidikan Wirausaha
Jika kita menyimak definisi wirausaha dan kewirausahaan secara luas, maka istilah wirausaha
dapat didefinisikan sebagai orang-orang yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif
dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang
(opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup. Dan kewirausahaan didefinisikan sebagai
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari
dan memanfaatkan peluang menuju sukses.
Pendidikan kewirausahaan disekolah merupakan proses Internalisasi nilai-nilai
kewirausahaan ke dalam seluruh kegiatan disekolah, sehingga hasilnya diperolehnya
kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-
nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari.
Carl J. Schramm (2012) mengatakan bahwa Pendidikan kewirausahaan memang perlu
diperkenalkan di sekolah-sekolah untuk menginformasikan kepada siswa bahwa
kewirausahaan itu penting dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Kewirausahaan
juga untuk membentuk adanya keinginan di dalam diri seseorang untuk bekerja sendiri,
bukan bekerja kepada orang lain. Sebab, negara memang butuh meningkatkan jumlah
perusahaan-perusahaan baru guna mendorong meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Tujuan pendidikan kewirausahaan di sekolah terutama untuk membentuk manusia secara
utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai
wirausaha. Pada dasarnya pendidikan kewirausahaan dapat diimplementaikan secara terpadu
dengan kegiatan-kegiatan disekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh
kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama
sebagai suatu komunitas pendidikan.
Kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi sekolah harus menjadi pelopor kewirausahaan
disekolahnya, mengingat salah satu kompetensi kepala sekolah sebagaimana tertuang dalam
Permendiknas No.13 Tahun 2007 adalah memiliki dimensi kompetensi kewirausahaan yang
mencakup 5 kompetensi, yaitu :
1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah
Diklat Pendidikan Kewirausahaan Tahunr 2012
2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif
3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah/madrasah
5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
Kepala sekolah yang berjiwa wirausaha adalah orang yang memiliki sikap dan
perilaku kreatif dan inovatif dalam memimpin dan mengelola organisasi sekolah
dengan cara mencari dan menerapkan cara kerja dan teknologi baru yang
bermanfaat bagi terwujudnya prinsip-prinsip “good school governance” (pengelolaan
sekolah yang baik). Adapun ciri-ciri kepala sekolah yang memiliki jiwa wirausaha
juga meliputi minimal ketujuh ciri orang yang memiliki jiwa wirausaha adalah;
percaya diri, mengembangkan fikiran positif, pantang menyerah dan berorientasi
pada hasil, belajar bagaimana caranya menangani resiko, memiliki jiwa
kepemimpinan, mengembangkan sikap kreatif dan inovatif, berfikir ke depan.
Selama ini pendidikan sekolah hanya memberikan teori tentang pendidikan wirausaha.
Prosentase aplikasi atau penerapan ilmu di dunia usaha/wirausaha sungguh-sungguh minim,
bahkan siswa tidak mengerti bagaimana harus melangkah dengan ilmu yang mereka dapatkan
dari sekolah. Ini sebuah kenyataan, seorang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang telah
lulus, tidak akan dapat melakukan apa-apa setelah mereka lulus.
Menurut Dra. Tjahyani Busono, MT. Saat ini Komposisi materi pendidikan berisi 90 %
muatan teknis dan hanya 10 % muatan mental. Padahal dari berbagai penelitian, kecerdasan
otak (IQ) hanya menyumbang sebanyak 20 % saja bagi kesuksesan seseorang, 80 % lainnya
ditentukan oleh faktor-faktor lain, terutama kecerdasan emosi (EQ).
Ada 16 nilai-nilai dasar kewirausahaan yang harus diinternalisasikan kedalam diri peserta
didik melalui proses mendidikan di sekolah. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan
tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka
penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilai nilai
kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai pokok sebagai
pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya.
Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah
awal ada 6 (enam) nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil resiko, kepemimpinan,
orientasi pada tindakan dan kerja keras.
Diklat Pendidikan Kewirausahaan Tahunr 2012
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan
mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai
milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan
mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu
nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses
berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai
kewirausahaan.
Proses implementasi program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat diinternalisasikan
melalui berbagai aspek.
1. Pendidikan kewirausahaan terintegrasi kedalam seluruh mata pelajaran
2. Pendidikan kewirausahaan terpadu dengan kegiatan Ekstrakurikuler
3. Pendidikan kewirausahaan melalui pengembangan diri
Sekarang yang terpenting adalah bagaimana membumikan ke-16 nilai-nilai kewirausahaan
tersebut ke dalam diri peserta didik bukan hanya sebatas teoritis tetapi tercermin dalam
perubahan perilaku yang terukur. Semua terpulang kepada sang guru ...
Diklat Pendidikan Kewirausahaan Tahunr 2012