pendidikan karakter-pw p

17
MELALUI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) PENDIDIKAN KARAKTER

Upload: fendy-hape

Post on 21-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengertian pendidikan karakter di sekolah dan seperti apa cara mendidik siswa agar memiliki karakternya sendiri

TRANSCRIPT

 MELALUI MANAJEMEN BERBASIS

SEKOLAH (MBS) 

PENDIDIKAN KARAKTER

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KARAKTER

1. PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER YANG TERPADU DALAM MANAJEMEN SEKOLAH

2. MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER YANG TERPADU DALAM MANAJEMEN SEKOLAH

Pendidikan yang menanamkan nilai-nilai karakter sebagai suatu sistem terdiri dari berbagai komponen, yaitu:

1.karakter lulusan SMP, 2.kurikulum yang mengandung nilai-nilai karakter, 3.pembelajaran yang menanamkan karakter, 4.karakter pendidik dan tenaga kependidikan, 5.pengelolaan sekolah yang berkarakter, 6.pembinaan karakter kesiswaan, 7.penilaian karakter di sekolah, 8.sarana dan prasarana pendidikan karakter, dan 9.pembiayaan pendidikan karakter.

Perencanaan penyelenggaraan pendidikan karakter

Keterangan:Nmk = Nilai moral knowing; Nmf = Nilai moral feeling; Nma = Nilai moral action

Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan karakter

Pengendalian penyelenggaraan pendidikan karakter

1. Perencanaan pendidikan karakter1. Perencanaan pendidikan karakter

a. Implementasi nilai kemandirian dalam pengembangan perencanaan program dan kegiatan sekolah

b. mplementasi nilai kemitraan atau kerjasama dalam pengembangan RKS dan RKAS

c. Implementasi nilai partisipasi dalam pengembangan RKS dan RKAS

d. Implementasi nilai keterbukaan dalam pengembangan RKS dan RKAS

e. Implementasi nilai akuntabilitas dalam pengembangan RKS dan RKAS

2. Pelaksanaan Program dan Kegiatan Pendidikan Karakter

a. Implementasi nilai kemandirian dalam pelaksanaan program dan kegiatan

b. Implementasi nilai kerjasama atau kemitraan dalam pelaksanaan program dan kegiatan

c. Implementasi nilai partisipasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan

d. Implementasi nilai keterbukaan dalam pelaksanaan program dan kegiatan

e. Implementasi nilai akuntabilitas dalam pelaksanaan program dan kegiatan dan hasil-hasilnya

a. Implementasi nilai kemandirian dalam pelaksanaan program dan kegiatan

b. Implementasi nilai kerjasama atau kemitraan dalam pelaksanaan program dan kegiatan

c. Implementasi nilai partisipasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan

d. Implementasi nilai keterbukaan dalam pelaksanaan program dan kegiatan

e. Implementasi nilai akuntabilitas dalam pelaksanaan program dan kegiatan dan hasil-hasilnya

3. Strategi Dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Sekolah

a. Strategi pelaksanaan program dan kegiatan dalam penanaman karakter

b. Strategi untuk menanamkan nilai-nilai karakter sikap moral

c. Strategi untuk pemahaman nilai-nilai karakter tindakan

4. Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi dalam Pendidikan Karakter

4. Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi dalam Pendidikan Karakter

a. Implementasi nilai kemandirian dalam pelaksanaan pengawasan dan evaluasi di sekolah

b. Implementasi nilai kemitraan/kerjasama dalam pelaksanaan pengawasan dan evaluasi

c. Implementasi prinsip partisipasi dalam pelaksanaan pengawasan dan evaluasi di sekolah

d. Implementasi prinsip keterbukaan dalam pelaksanaan pengawasan dan evaluasi di sekolah

e. Implementasi prinsip akuntabilitas dalam pelaksanaan pengawasan dan evaluasi di sekolah

VERIFIKASI BEST PRACTICES:indikator-indikator karakter

MBS

1. Dalam pengembangan RKS dan RKAS dengan nilai-nilai karakter

2. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan mengandung nilai-nilai karakter

3. Dalam melaksanakan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan dan hasil-hasil mengandung nilai-nilai karakter

1. Pemberian ceramah keagamaan untuk memberikan pemahaman ajaran-ajaran agama yang mengandung nilai-nilai karakter pengetahuan moral.

2. Penugasan kepada warga sekolah untuk melakukan kajian-kajian ajaran keagamaan, dalam bentuk penelitian, penulisan karya ilmiah, dan sebagainya yang mengandung nilai-nilai karakter pengetahuan moral.

3. Pengiriman warga sekolah ke tempat-tempat perguruan keagamaan untuk belajar dan mendalami mengandung nilai-nilai karakter pengetahuan moral.

4. Sekolah memiliki perangkat instrumen yang disusun dan dikembangkan berdasarkan pada pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai mengandung nilai-nilai karakter pengetahuan moral, untuk dipakai sebagai acuan sekolah dalam menilai pemehaman karakter tersebut di samping untuk menilai kijerja (DP3) bagi warganya;

5. Sekolah melaksanakan evaluasi atau penilaian pemahaman atau pengetahuan yang mengandung nilai-nilai karakter pengetahuan moral.

6. Sekolah mengadakan seminar atau workshop yang menghadirkan nara sumber praktisi atau pemuka agama yang dipandang telah melaksanakan dengan baik atau sebagai orang yang memiliki pengetahuan lebih.

7. Sekolah memiliki referensi, panduan-panduan, tata tertib, dan lain-lain yang mengandung nilai-nilai karakter pengetahuan moral.

CARA PENANAMAN PENGETAHUAN

8. Adakan kegiatan-kegiatan yang tepat untuk warga sekolah dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang nilai-nilai moral terhadap dirinya seperti: reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, dan tertib.

9. Sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan yang sesuai untuk warga sekolah dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang nilai-nilai moral terhadap sesama seperti taat peraturan, toleran, peduli, kebersamaan (kooperatif), demokratis, apresiatif, santun, bertanggung jawab, menghormati orang lain, menyayangi orang lain, pemurah dan dermawan, mengajak berbuat baik, berbaik sangka, empati, dan konstruktif.

10. Sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan yang sesuai untuk warga sekolah dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang nilai-nilai moral terhadap kebangsaan yaitu: taat peraturan pemerintah, toleran antar beragama-suku-ras-lainnya, peduli sesama yang berbeda agama-suku-ras, kebersamaan (kooperatif), demokratis, apresiatif, santun, bertanggung jawab, konstruktif, nasionalisme, loyalitas, komitmen, rela berkorban, cinta tanah air, bela negara,dan lain-lain untuk berbakti pada bangsa dan Negara.

11. Sekolah melaksanakan evaluasi atau penilaian pemahaman atau pengetahuan mengandung nilai-nilai karakter pengetahuan moral untuk mengetahui tingkat pemahaman karakter tersebut. Hal ini diharapkan menjadi budaya sekolah dalam membina warganya tentang pemahaman nilai-nilai karakter ini;

12.Sekolah mengadakan seminar atau workshop yang menghadirkan nara sumber praktisi atau pemuka agama yang dipandang telah melaksanakan dengan baik atau sebagai orang yang memiliki pengetahuan mengandung nilai-nilai karakter pengetahuan moral.

1. Sekolah mengadakan kegiatan ESQ ketika diadakan kegiatan yang akan menyadarkan untuk bersikap tentang nilai-nilai karakter;

2. Sekolah mengadakan kegiatan renungan dalam waktu-waktu tertentu dengan materi keagamaan khususnya nilai-nilai taat kepada Tuhan YME, syukur (berterima kasih), ikhlas, sabar (kepada Tuhan), dan tawakkal, untuk merubah sikap yang lebih baik atas dasar kemauan dirinya (tanpa paksaan atau tekanan);

3. Sekolah mengadakan kunjungan ke tempat-tempat khusus (misalnya ziarah) yang dapat membangkitkan kesadaran pentingnya nilai-nilai karakter pengetahuan moral. Hasilnya juga dapat dipergunakan untuk merubah kondisi sekolah yang menumbuhkan dan membangkitkan kesadaran diri dan emosinya menjadi kuat bagi warganya terhadap nilai-nilai karakter tersebut;

4. Sekolah bekerjasama dengan lembaga keagamaan/pondok/lainnya untuk memberikan motivasi tentang praktik kehidupan nyata yang mengandung nilai-nilai karakter. Potret dan pengalaman sikap baik dari orang lain, emosional yang baik, dll dari orang lain dapat memberikan penguatan sikap yang baik pula;

5. Kegiatan outbond dengan tema-tema yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter untuk memberikan kesadaran, introspeksi diri, dan merubah sikap karakter yang lebih baik;

6. Sekolah melakukan kunjungan dan mengkaji fenomena ke lembaga-lembaga sosial seperti panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, penampungan anak, dan sebagainya untuk memberikan muatan tentang sikap moral yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter, sehingga dapat memberikan inspirasi dalam bersikap yang dilandasi oleh nilai-nilai tersebut; dan sebagainya.

CARA PENANAMAN KESADARAN

7. Sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan serupa untuk menyadarkan akan pentingnya sikap-sikap moral yang berhubungan dengan dirinya seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib.

8. Demikian juga perlu mengadakan kegiatan yang sama untuk menyadarkan sehingga tumbuh sikap dari nilai-nilai moral sesama, lingkungan, kebangsaan, atau keinternasionalannya, yaitu: reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib; taat peraturan pemerintah, toleran antar beragama-suku-ras-lainnya, peduli sesama yang berbeda agama-suku-ras, kebersamaan (kooperatif), demokratis, apresiatif, santun, bertanggung jawab, konstruktif, nasionalisme, loyalitas, komitmen, rela berkorban, cinta tanah air, bela negara,dan lain-lain untuk berbakti pada bangsa dan negara.

7. Sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan serupa untuk menyadarkan akan pentingnya sikap-sikap moral yang berhubungan dengan dirinya seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib.

8. Demikian juga perlu mengadakan kegiatan yang sama untuk menyadarkan sehingga tumbuh sikap dari nilai-nilai moral sesama, lingkungan, kebangsaan, atau keinternasionalannya, yaitu: reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib; taat peraturan pemerintah, toleran antar beragama-suku-ras-lainnya, peduli sesama yang berbeda agama-suku-ras, kebersamaan (kooperatif), demokratis, apresiatif, santun, bertanggung jawab, konstruktif, nasionalisme, loyalitas, komitmen, rela berkorban, cinta tanah air, bela negara,dan lain-lain untuk berbakti pada bangsa dan negara.

CARA PENANAMAN TINDAKAN

1. Sekolah memfasilitasi “waktu dan kesempatan” untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan dan agama sesuai kondisi dan kemampuan sekolah, sehingga secara lahiriah telah terjadi gerakan moral yang diwujudkan dalam perbuatan beribadah secara nyata. Sekolah bukan hanya untuk mencari ilmu, tetapi juga untuk mengamalkan ilmu, sehingga menghasilkan sesuatu yang terukur dan terlihat nyata bermanfaat; Sekolah menciptakan “budaya” beribadah secara kongkret;

2. Sekolah menugaskan secara bergilir kepada guru-guru untuk memimpin peribadatan sesuai dengan keyakinan dan agamnya masing-masing pada kegiatan rutin, insedental, terprogram , dan lainnya;

3. Sekolah mengadakan kegiatan pembiasaan bagi para guru dan tenaga kependidikan bahwa dalam setiap kegiatan pengembangan komepetensi lulusan adalah merupakan tanggungjawab mereka yang tidak didasari oleh semata-mata materi;

4. Kepala sekolah dan jajaran manajemen mampu mengelola kesabaran dan ketawakkalannya dalam memimpin sekolah, disertai upaya-upaya yang maksimal;

5. Sekolah menjalankan semua program dan kegiatan yang dilandasai oleh nilai-nilai karakter ini, atas dasar berbagai petunjuk peraturan yang telah ditetapkan sekolah dan dipahami oleh semua pelaku sekolah;

6. Sekolah memiliki perangkat instrumen dan tim khusus yang mengawasi dan menilai secara proporsional tentang perilaku warga sekolah yang berkaitan dengan nilai-nilai ketaatan kepada Tuhan YME, kesyukuran (berterima kasih), keikhlasan,kesabaran (kepada Tuhan), dan ketawakkalan;

7. Terdapat sanksi moral dalam lingkungan sekolah, sanksi administrasi, dan sangat dimungkinkan sanksi yuridis apabila terdapat warganya yang tidak taat agama dan banyak tuntutan yang di luar koridor (berlebihan);

8. Membangun hubungan yang supportive dan penuh perhatian seluruh sekolah. Lingkungan sekolah harus berkarakteristik aman serta saling percaya, hormat, dan perhatian pada kesejahteraan lainnya untuk menciptakan peluang melaksanakan (mewujudkan) nilai-nilai perilaku;

9. Model atau contoh perilaku positif;

1. Sekolah melaksanakan ibadah bersama (misalnya bagi pemeluk Agama Islam sholat berjamaah) pada secara rutin setiap harinya sesuai agama dan keyakinan masing-masing, yang dipimpin oleh salah seorang warga sekolah secara bergantian menurut tata aturan yang diyakini;

2. Sekolah mengadakan upacara peringatan hari-hari besar keagamaan dengan pelaksana warga sekolah;

3. Sekolah mengadakan pelatihan dan lomba-lomba pendalaman agama dan ibadah lain yang tidak menyalahi ajaran masing-masing;

4. Sekolah selalu mengkondisikan dalam suasana kerjanya adalah sebagai bentuk ibadah. Kerja sebagai ibadah adalah sebuah tindakan menyerahkan atau memberikan (the act of giving) kepada Tuhan atau atau bagian dari tawakkal juga. Ibadah merupakan penyerahan diri, persembahan diri yang didasari kesadaran mendalam dan serius. “sekali berarti sesudah itu mati” adalah ibadah. Bekerja yang dihayati sebagai ibadah, sebagai bakti, dan sebagai pengabdian kepada Tuhan (keadilan, kebenaran, kesatuan persatuan, kemakmuran, dll) dapat ditunjukkan dengan memberikan (menyumbangkan) diri, membagikan pengetahuan (misalnya sebagai guru), memberikan waktu/harta/hati kepada komunitasnya. Kerja yang dihayati sebagai ibadah juga mengandung makna keagungan dalam pengabdian. Kerja yang berdimensi keagungan bukan semata-mata mencari materi, akan tetapi jauh daripada itu adalah sebuah kesadaran yang dapat mempengaruhi ikatan batin pekerja, motivasi, kebiasaan, dan bahkan karakter pekerja, sehingga akan memiliki kualitas kerja tinggi dan akan ditempatkan pada posisi pekerja yang maksimal dan akibatnya imbalan materi secara otomatis makin tinggi dengan sendirinya. Melalui pekerjaan ditumbuhkembangkan kepribadiannya dan jalinan silaturahim.

5. Terdapat upaya atau kegiatan-kegiatan tertentu di sekolah yang diciptakan oleh kepala sekolah apabila terdapat penyimpangan, kesalahan, dan lainnya yang dilakukan guru pada saat menjalankan tugasnya.

6. Sekolah mengawasi dan menilai secara proporsional tentang perilaku warga sekolah dengan perangkat instrumen dan tim khusus pada saat warga sekolah melaksanakan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter.