pendidikan indonesia ranking 69

Upload: nasir-mohammad

Post on 18-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Peringkat Pendidikan Indonesia di Dunia Menempati Peringkat ke-64

Ditulis olehIvo Indra Gunawanpada Sabtu 01 Juni 2013 | 16:21:31 WIBKategori:Nasional- Dibaca:493kali

Liranews.com -Menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index (EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 127 negara.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M. Eng, Sc pun menjelaskan mengenai kondisi pendidikan di Indonesia.

"Berdasarkan data Kemendikbud 2010, di Indonesia terdapat lebih dari 1,8 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan pendidikan, disebabkan oleh tiga faktor, yaitu ekonomi, kerja usia dini untuk mendukung keluarga dan pernikahan di usia dini," ujarnya, saat sambutan peresmian Universitas Siswa Bangsa Internasional, di Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Sabtu (1/6/2013).

Lanjutnya, pada 2020 Indonesia akan mencapai urutan ke-5 setelah negara China, Amerika Serikat (AS), India, Rusia, dan Jepang dari prediksi hasil pemantauan pendidikan dunia.

"Pada 2010, kontribusi empat persen lulusan Indonesia di dunia dan pada 2020 naik menjadi enam persen di dunia," lanjutnya.

Menurutnya, salah satu indikator untuk mungukur dari pendidikan tinggi, semua lulusan perguruan tinggi S1 diwajibkan membuat jurnal.

"Di Indonesia, pada 2013 dari 7,1 juta pengangguran di Indonesia, 5,04 persen dari sarjana. Jadi, ada 360 ribu sarjana yang pengangguran di tahun 2013," pungkasnya.

Pendidikan Indonesia Ranking 69, Finlandia Terbaik Dunia

16-02-2013 21:19

Cuma mau sekedar Share nih gan

Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934.Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.

Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu:

Angka partisipasi pendidikan dasar,

Angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas,

Angka partisipasi menurut kesetaraan jender,

Angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar (SD).

Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun ini terjadi terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun.

Di Tingkat Asia

Saat ini Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada di peringkat ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang, yang mencapaiposisi nomor satu Asia. Adapun Malaysia berada di peringkat ke-65 atau masih dalam kategori kelompok pencapaian medium seperti halnya Indonesia. Meskipun demikian posisi Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dariFilipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).

Finlandia Terbaik Dunia

Sistem pendidikan Finlandia adalah yang terbaik di dunia. Rekor prestasi belajar siswa yang terbaik di negara-negara OECD dan di dunia dalam membaca, matematika, dan sains dicapai para siswa Finlandia dalam tes PISA. Amerika Serikat dan Eropa, seluruh dunia gempar.

Untuk tiap bayi yang lahir kepada keluarganya diberi maternity package yang berisi 3 buku bacaan untuk ibu, ayah, dan bayi itu sendiri. Alasannya, PAUD adalah tahap belajar pertama dan paling kritis dalam belajar sepanjang hayat. Sebesar 90% pertumbuhan otak terjadi pada usia balita dan 85% brain paths berkembang sebelum anak masuk SD (7 tahun).

Kegemaran membaca aktif didorong. Finlandia menerbitkan lebih banyak buku anak-anak daripada negeri mana pun di dunia. Guru diberi kebebasan melaksanakan kurikulum pemerintah, bebas memilih metode dan buku teks. Stasiun TV menyiarkan program berbahasa asing dengan teks terjemahan dalam bahasa Finish sehingga anak-anak bahkan membaca waktu nonton TV.

Pendidikan di sekolah berlangsung rileks dan masuk kelas siswa harus melepas sepatu, hanya berkaus kaki. Belajar aktif diterapkan guru yang semuanya tamatan S2 dan dipilih dari the best ten lulusan universitas. Orang merasa lebih terhormat jadi guru daripada jadi dokter atau insinyur. Frekuensi tes benar-benar dikurangi. Ujian nasional hanyalah Matriculation Examination untuk masuk PT. Sekolah swasta mendapatkan dana sama besar dengan dana untuk sekolah negeri.

Sebesar 25% kenaikan pendapatan nasional Finlandia disumbangkan oleh meningkatnya mutu pendidikan. Dari negeri agraris yang tak terkenal kini Finlandia maju di bidang teknologi. Produk HP Nokia misalnya merajai pasar HP dunia. Itulah keajaiban pendidikan Finlandia.

Membanding Sistem Indonesia dengan Finlandia

Ada yang berpendapat, keunggulan mutu pendidikan Finlandia itu tidak mengherankan karena negeri ini amat kecil dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta jiwa, penduduknya homogen, dan negaranya sudah eksis sekian ratus tahun. Sebaliknya, penduduk Indonesia lebih dari 220 juta jiwa, amat majemuk terdiri dari beragam suku, agama, budaya, dan latar belakang sosial. Indonesia baru merdeka 66 tahun.

Pendapat senada dikemukakan oleh tokoh-tokoh dan pemerhati pendidikan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jepang, dan negara-negara lain dibandingkan dengan negaranya. Yang paling malu AS karena unit cost anggaran pendidikannya jauh melebihi Finlandia tapi siswanya mencapai ranking 17 dan 24 dalam tes PISA, sedangkan siswa Shanghai China ranking 1, Finlandia 2, dan Korea Selatan 3. Soal siswa di Shanghai China juara masih diragukan karena belum menggambarkan keadaan mutu seluruh pendidikan China. Kalau Finlandia sebagai negara kecil bisa juara mengapa negara kecil yang sudah established seperti Islandia, Norwegia, New Zealand tak bisa?

Akhirnya semua mengakui bahwa sistem pendidikan Finlandia yang terbaik di dunia karena kebijakan-kebijakan pendidikan konsisten selama lebih dari 40 tahun walau partai yang memerintah berganti. Secara umum kebijakan-kebijakan pendidikan China dan Korea Selatan (dan Singapura) juga konsisten dan hasilnya terlihat sekarang.

Kebijakan-kebijakan pendidikan Indonesia cenderung tentatif, suka coba-coba, dan sering berganti. Lalu bagaimana dengan kebijakan pendidikan Indonesia jika dibandingkan dengan Finlandia?

Pendidikan di Indonesia di penuhi dengan test evaluasi seperti ulangan harian, ulangan blok, ulangan mid-semester, ulangan umum / kenaikan kelas, dan ujian nasional. Finlandia menganut kebijakan mengurangi tes jadi sesedikit mungkin. Tak ada ujian nasional sampai siswa yang menyelesaikan pendidikan SMA mengikuti matriculation examination untuk masuk PT.KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) menyebabkan siswa yang gagal tes harus mengikuti tes remidial dan masih ada tinggal kelas. Sebaliknya, Finlandia menganut kebijakan automatic promotion, naik kelas otomatis. Guru siap membantu siswa yang tertinggal sehingga semua naik kelas.Pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR) di sekolah Indonesia dianggap penting untuk mendisiplikan siswa rajin belajar. Sebaliknya, di Finlandia PR masih bisa ditolerir tapi maksimum hanya menyita waktu setengah jam waktu anak belajar di rumah.

Kualifikasi guru SD Indonesia masih mengejar setara dengan S1, di Finlandia semua guru tamatan S2.

Indonesia masih menerima calon guru yang lulus dengan nilai pas-pasan, sedangkan di Finlandia the best ten lulusan universitas yang diterima menjadi guru.

Indonesia masih sibuk memaksa guru membuat silabus dan RPP mengikuti model dari Pusat dan memaksa guru memakai buku pelajaran BSE (Buku Sekolah Elektronik), di Finlandia para guru bebas memilih bentuk atau model persiapan mengajar dan memilih metode serta buku pelajaran sesuai dengan pertimbangannya.

Jarang sekali guru di Indonesia yang menciptakan suasana proses belajar-mengajar itu menyenangkan (learning is fun) melalui penerapan belajar aktif. Bahkan lebih didominasi metode belajar mengajar satu arah seperti ceramah yang membosankan.Di Finlandia terbanyak guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui implementasi belajar aktif dan para siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Motivasi intrinsik siswa adalah kata kunci keberhasilan dalam belajar.

Di Indonesia dikembangkan pengkatasan kelas yaitu klasifikasi kualitas kelas dalam kelas reguler dan kelas anak pintar, kelas anak lamban berbahasa Indonesia dan kelas bilingual (bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar) dan membuat pengkastaan sekolah (sekolah berstandar nasional, sekolah nasional plus, sekolah berstandar internasional, sekolah negeri yang dianakemaskan dan sekolah swasta yang dianaktirikan). Sebaliknya di Finlandia, tidak ada pengkotakan siswa dan pengkastaan sekolah. Sekolah swasta mendapatkan besaran dana yang sama dengan sekolah negeri.

Finlandia pelajaran bahasa Inggris mulai diajarkan dari kelas III SD. Alasan kebijakan ini adalah memenangkan persaingan ekonomi di Eropa, membuka kesempatan kerja lebih luas bagi lulusan, mengembangkan wawasan menghargai keanekaragaman kultural.

Jumlah hari Sekolah di Indonesia terlalu lama yaitu220 hari dalam setahun(termasuk negara yang menerapkan jumlah hari belajar efektif dalam setahun yang tertinggi di dunia). Sebaliknya, siswa-siswa Finlandia ke sekolah hanyasebanyak 190 hari dalam satu tahun.Jumlah hari liburnya 30 hari lebih banyak daripada di Indonesia.Kita masih menganut pandangan bahwa semakin sering ke sekolah anak makin pintar, mereka malah berpandangan semakin banyak hari libur anak makin pintar.Bahkan terkadang para guru mesih memberikan tugas sekolah selama masa liburan sehingga sekolah merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan.

Kualitas Guru Finlandia

Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!

Jika kebanyakan negara percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru beranggapan sebaliknya, testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Bener juga kan? Kita belajar a.k.a sekolah Cuma pingin dapet nilai akademik yang bagus dan memuaskan. Faktor pemahaman dan penerapan menjadi elemen yang diremehkan, pokoknya yang penting nilai kita bagus ahdudududu *_*

````````````Kualitas Pendidikan Indonesia Ranking 69 Tingkat Dunia

Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan ataueducation development index(EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.

Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu:

Angka partisipasi pendidikan dasar,

Angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas,

Angka partisipasi menurut kesetaraan jender,

Angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar (SD).

Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun ini terjadi terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun.

Konsep Pendidikan Terhadap Perubahan Sosial BudayaDi Tingkat AsiaSaat ini Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada di peringkat ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang, yang mencapai posisi nomor satu Asia. Adapun Malaysia berada di peringkat ke-65 atau masih dalam kategori kelompok pencapaian medium seperti halnya Indonesia.Meskipun demikian posisi Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).

Finlandia Terbaik DuniaSistem pendidikan Finlandia adalah yang terbaik di dunia. Rekor prestasi belajar siswa yang terbaik di negara-negara OECD dan di dunia dalam membaca, matematika, dan sains dicapai para siswa Finlandia dalam tes PISA. Amerika Serikat dan Eropa, seluruh dunia gempar.

Untuk tiap bayi yang lahir kepada keluarganya diberimaternity packageyang berisi 3 buku bacaan untuk ibu, ayah, dan bayi itu sendiri. Alasannya, PAUD adalah tahap belajar pertama dan paling kritis dalam belajar sepanjang hayat. Sebesar 90% pertumbuhan otak terjadi pada usia balita dan 85%brain pathsberkembang sebelum anak masuk SD (7 tahun).

Kegemaran membaca aktif didorong. Finlandia menerbitkan lebih banyak buku anak-anak daripada negeri mana pun di dunia. Guru diberi kebebasan melaksanakan kurikulum pemerintah, bebas memilih metode dan buku teks. Stasiun TV menyiarkan program berbahasa asing dengan teks terjemahan dalam bahasa Finish sehingga anak-anak bahkan membaca waktu nonton TV.

Pendidikan di sekolah berlangsung rileks dan masuk kelas siswa harus melepas sepatu, hanya berkaus kaki. Belajar aktif diterapkan guru yang semuanya tamatan S2 dan dipilih darithe best tenlulusan universitas. Orang merasa lebih terhormat jadi guru daripada jadi dokter atau insinyur. Frekuensi tes benar-benar dikurangi. Ujian nasional hanyalahMatriculation Examinationuntuk masuk PT. Sekolah swasta mendapatkan dana sama besar dengan dana untuk sekolah negeri.

Sebesar 25% kenaikan pendapatan nasional Finlandia disumbangkan oleh meningkatnya mutu pendidikan. Dari negeri agraris yang tak terkenal kini Finlandia maju di bidang teknologi. Produk HP Nokia misalnya merajai pasar HP dunia. Itulah keajaiban pendidikan Finlandia.

Membanding Sistem Indonesia dengan FinlandiaAda yang berpendapat, keunggulan mutu pendidikan Finlandia itu tidak mengherankan karena negeri ini amat kecil dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta jiwa, penduduknya homogen, dan negaranya sudah eksis sekian ratus tahun. Sebaliknya, penduduk Indonesia lebih dari 220 juta jiwa, amat majemuk terdiri dari beragam suku, agama, budaya, dan latar belakang sosial. Indonesia baru merdeka 66 tahun.

Pendapat senada dikemukakan oleh tokoh-tokoh dan pemerhati pendidikan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jepang, dan negara-negara lain dibandingkan dengan negaranya. Yang paling malu AS karenaunit costanggaran pendidikannya jauh melebihi Finlandia tapi siswanya mencapai ranking 17 dan 24 dalam tes PISA, sedangkan siswa Shanghai China ranking 1, Finlandia 2, dan Korea Selatan 3. Soal siswa di Shanghai China juara masih diragukan karena belum menggambarkan keadaan mutu seluruh pendidikan China. Kalau Finlandia sebagai negara kecil bisa juara mengapa negara kecil yang sudah established seperti Islandia, Norwegia, New Zealand tak bisa?

Akhirnya semua mengakui bahwa sistem pendidikan Finlandia yang terbaik di dunia karena kebijakan-kebijakan pendidikan konsisten selama lebih dari 40 tahun walau partai yang memerintah berganti. Secara umum kebijakan-kebijakan pendidikan China dan Korea Selatan (dan Singapura) juga konsisten dan hasilnya terlihat sekarang.

Kebijakan-kebijakan pendidikan Indonesia cenderung tentatif, suka coba-coba, dan sering berganti.

Lalu bagaimana dengan kebijakan pendidikan Indonesia jika dibandingkan dengan Finlandia?

1. Pendidikan di Indonesia di penuhi dengan test evaluasi seperti ulangan harian, ulangan blok, ulangan mid-semester, ulangan umum / kenaikan kelas, dan ujian nasional. Finlandia menganut kebijakan mengurangi tes jadi sesedikit mungkin. Tak ada ujian nasional sampai siswa yang menyelesaikan pendidikan SMA mengikutimatriculation examinationuntuk masuk PT.

2. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) menyebabkan siswa yang gagal tes harus mengikuti tes remidial dan masih ada tinggal kelas. Sebaliknya, Finlandia menganut kebijakanautomatic promotion, naik kelas otomatis. Guru siap membantu siswa yang tertinggal sehingga semua naik kelas.

3. Pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR) di sekolah Indonesia dianggap penting untuk mendisiplikan siswa rajin belajar. Sebaliknya, di Finlandia PR masih bisa ditolerir tapi maksimum hanya menyita waktu setengah jam waktu anak belajar di rumah.

4. Kualifikasi guru SD Indonesia masih mengejar setara dengan S1, di Finlandia semua guru tamatan S2.

5. Indonesia masih menerima calon guru yang lulus dengan nilai pas-pasan, sedangkan di Finlandiathe best tenlulusan universitas yang diterima menjadi guru.

6. Indonesi masih sibuk memaksa guru membuat silabus dan RPP mengikuti model dari Pusat dan memaksa guru memakai buku pelajaran BSE (Buku Sekolah Elektronik), di Finlandia para guru bebas memilih bentuk atau model persiapan mengajar dan memilih metode serta buku pelajaran sesuai dengan pertimbangannya.

7. Jarang sekali guru di Indonesia yang menciptakan suasana proses belajar-mengajar itu menyenangkan (learning is fun) melalui penerapan belajar aktif. Bahkan lebih didominasi metode belajar mengajar satu arah seperti ceramah yang membosankan.Di Finlandia terbanyak guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui implementasi belajar aktif dan para siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Motivasi intrinsik siswa adalah kata kunci keberhasilan dalam belajar.

8. Di Indonesia dikembangkan pengkatasan kelas yaitu klasifikasi kualitas kelas dalam kelas reguler dan kelas anak pintar, kelas anak lamban berbahasa Indonesia dan kelas bilingual (bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar) dan membuat pengkastaan sekolah (sekolah berstandar nasional, sekolah nasional plus, sekolah berstandar internasional, sekolah negeri yang dianakemaskan dan sekolah swasta yang dianaktirikan). Sebaliknya di Finlandia, tidak ada pengkotakan siswa dan pengkastaan sekolah. Sekolah swasta mendapatkan besaran dana yang sama dengan sekolah negeri.

9. Finlandia pelajaran bahasa Inggris mulai diajarkan dari kelas III SD. Alasan kebijakan ini adalah memenangkan persaingan ekonomi di Eropa, membuka kesempatan kerja lebih luas bagi lulusan, mengembangkan wawasan menghargai keanekaragaman kultural.

10. Jumlah hari Sekolah di Indonesia terlalu lama yaitu 220 hari dalam setahun (termasuk negara yang menerapkan jumlah hari belajar efektif dalam setahun yang tertinggi di dunia). Sebaliknya, siswa-siswa Finlandia ke sekolah hanya sebanyak 190 hari dalam satu tahun. Jumlah hari liburnya 30 hari lebih banyak daripada di Indonesia. Kita masih menganut pandangan bahwa semakin sering ke sekolah anak makin pintar, mereka malah berpandangan semakin banyak hari libur anak makin pintar. Bahkan terkadang para guru mesih memberikan tugas sekolah selama masa liburan sehingga sekolah merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan.

Hal-hal yang mendukung kemajuan pendidikan di Finlandia sebagai berikut ini:

1. Setiap anak diwajibkan mempelajari bahasa Inggris serta wajib membaca satu buku setiap minggu.

2. Sistem pendidikannya yang gratis sejak TK hingga tingkat universitas.

3. Wajib belajar diterapkan kepada setiap anak sejak umur 7 tahun hingga 14 tahun.

4. Selama masa pendidikan berlangsung, guru mendampingi proses belajar setiap siswa, khususnya mendampingi para siswa yang agak lamban atau lemah dalam hal belajar. Malah terhadap siswa yang lemah, sekolah menyiapkan guru bantu untuk mendampingi siswa tersebut serta kepada mereka diberikan les privat.

5. Setiap guru wajib membuat evaluasi mengenai perkembangan belajar dari setiap siswa.

6. Ada perhatian yang khusus terhadap siswa-siswa pada tahap sekolah dasar, karena bagi mereka, menyelesaikan atau mengatasi masalah belajar bagi anak umur sekitar 7 tahun adalah jauh lebih mudah daripada siswa yang telah berumur 14 tahun.

7. Orang tua bebas memilih sekolah untuk anaknya, meskipun perbedaan mutu antar-sekolah amat sangat kecil.

8. Semua fasilitas belajar-mengajar dibayar serta disiapkan oleh negara.

9. Negara membayar biaya kurang lebih 200 ribu Euro per siswa untuk dapat menyelesaikan studinya hingga tingkat universitas.

10. Baik miskin maupun kaya semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar serta meraih cita-citanya karena semua ditanggung oleh negara

11. Pemerintah tidak segan-segan mengeluarkan dana demi peningkatan mutu pendidikan itu sendiri.

12. Makan-minum di sekolah serta transportasi anak menuju ke sekolah semuanya ditangani oleh pemerintah.

13. Biaya pendidkan datang dari pajak daerah, provinsi, serta dari tingkat nasional.

14. Mengenai para prospek karier dan kesejahteraan, setiap guru menerima gaji rata-rata 3400 euro per bulan setara 42 juta rupiah. Guru disiapkan bukan saja untuk menjadi seorang profesor atau pengajar, melainkan disiapkan juga khususnya untuk menjadi seorang ahli pendidikan. Makanya, untuk menjadi guru pada sekolah dasar atau TK saja, guru itu harus memiliki tingkat pendidikan universitas.

Kualitas Guru FinlandiaDi Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!

Jika kebanyakan negara percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru beranggapan sebaliknya, testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Bener juga kan? Kita belajar a.k.a sekolah Cuma pingin dapet nilai akademik yang bagus dan memuaskan. Faktor pemahaman dan penerapan menjadi elemen yang diremehkan, pokoknya yang penting nilai kita bagus ahdudududu *_*

Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi. Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejakPra-TK!!! Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.

Semua siswa di bimbing menjadi pribadi yang mandiri, mencari informasi secara independent. Karena dengan adanya banyak pen-dekte-an membuat para siswa akan merasa tertekan dan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.

Bagaimana dengan siswa yang kurang cepat tanggap ? Mereka akan mendapatkan bimbingan yang lebih intensif. Inilah yang membuat Finlandia berhasil menyandang gelar Negara dengan pendidikan paling berkualitas di dunia.

Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha. Hmmm sangat tercermin kalau guru di sana tidak menuntut anak didiknya untuk mengerjakan dengan hasil yang harus benar, para guru Finlandia menghargai setiap usaha dari siswanya.

Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan Kamu salah pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.

Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Adanya ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.

Ternyata, negara yang tak diunggulkan bisa menjadi yang terbaik di dunia, tentu semua itu karena adanya kemauan & usaha yang keras serta kesolid-an dari berbagai pihak. Tidak ada kemustahilan di dunia ini, Negara kita tercinta Indonesia Raya ini bisa mencontoh sistem pendidikan dari Finlandia.

Negara dengan kualitas pendidikan peringkat pertama Dunia !!!

22 Juni 2011 pukul 1:02

Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannya menduduki peringkat pertama di Dunia? Kalau Anda tidak tahu, tidak mengapa karena memang banyak yang tidak tahu bahwa negara yang menduduki peringkat pertama untuk kualitas pendidikan adalah Finlandia. Kualitas pendidikan di negara dengan ibukota Helsinki, dimana perjanjian damai Indonesia dengan GAM dirundingkan, ini memang begitu luar biasa sehingga membuat iri semua guru di seluruh dunia.

Peringkat 1 Dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD ). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika. Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan keunggulannya dalam pendidikan untuk anak-anak lemah mental (PLB). Ringkasny a, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas. Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi Top No. 1 Dunia? Dalam masalah anggaran pendidikan, Finlandia memang menganggarkan biaya yang sedikit lebih tinggi dibandingk an rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya.

Finlandia tidaklah menggenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingk an dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu.

Lalu apa dong kuncinya? Ternyata kuncinya memang terletak pada kualitas gurunya. Guru-guru Finlandia boleh dikata adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan terbaik dari sekolah menengah biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk ke sekolah-sekolah pendidikan dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima, lebih ketat persaingannya ketimbang masuk ke fakultas bergengsi lainnya seperti fakultas hukum dan kedokteran!Bandingkan dengan Indonesia yang guru-gurunya dipasok oleh siswa dengan kualitas seadanya dan dididik oleh perguruan tinggi dengan kualitas seadanya pula.

Dengan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan serta pelatihan guru yang berkualitas tinggi tak salah jika kemudian mereka dapat menjadi guru-guru dengan kualitas yang tinggi pula. Dengan kompetensi tersebut mereka bebas untuk menggunakan metode kelas apapun yang mereka suka, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan buku teks yang mereka pilih sendiri. Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, mereka justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. "Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan siswa, bagaimana cara untuk lolos ujian," ungkap seorang guru di Finlandia. Padahal banyak aspek dalam pendidikan yang tidak bisa diukur dengan ujian. Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.

Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia. Dan kalau mereka bertanggungjawab mereka akan bekerja dengan lebih bebas. Guru tidak harus selalu mengontrol mereka. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika mereka mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. "Kita tidak belajar apa-apa kalau kita tinggal menuliskan apa yang dikatakan oleh guru. Disini guru tidak mengajar dengan metode ceramah," Kata Tuomas Siltala, salah seorang siswa sekolah menengah. "Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan," sambungnya.

Siswa yang lambat akan mendapatkan dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses. Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD.

Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan perilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya , bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.

Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan "Kamu salah" pada siswa, maka hal tersebut malah akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem ranking-rankingan. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking-rankingan hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya. Kehebatan sistem pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi. "Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa," kata seorang guru, "maka itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya!" Benar-benar ucapan guru yang sangat bertanggungjawab.

Diambil dari Top of the Class - Fergus BordewichAstaga, RI Peringkat ke 64 untuk Pendidikan

Sabtu, 01 Juni 2013 14:33 wib

Rachmad Faisal Harahap - Okezone

Ilustrasi. (Foto: Dede Kurniawan/Okezone)JAKARTA- Menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index (EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 127 negara.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M. Eng, Sc pun menjelaskan mengenai kondisi pendidikan di Indonesia.

"Berdasarkan data Kemendikbud 2010, di Indonesia terdapat lebih dari 1,8 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan pendidikan, disebabkan oleh tiga faktor, yaitu ekonomi, kerja usia dini untuk mendukung keluarga dan pernikahan di usia dini," ujarnya, saat sambutan peresmian Universitas Siswa Bangsa Internasional, di Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Sabtu (1/6/2013).

Lanjutnya, pada 2020 Indonesia akan mencapai urutan ke-5 setelah negara China, Amerika Serikat (AS), India, Rusia, dan Jepang dari prediksi hasil pemantauan pendidikan dunia.

"Pada 2010, kontribusi empat persen lulusan Indonesia di dunia dan pada 2020 naik menjadi enam persen di dunia," lanjutnya.

Menurutnya, salah satu indikator untuk mungukur dari pendidikan tinggi, semua lulusan perguruan tinggi S1 diwajibkan membuat jurnal.

"Di Indonesia, pada 2013 dari 7,1 juta pengangguran di Indonesia, 5,04 persen dari sarjana. Jadi, ada 360 ribu sarjana yang pengangguran di tahun 2013," pungkasnya. (ade)Kondisi Pendidikan diIndonesia

Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di dunia, menurut tabel liga global yang diterbitkan oleh firma pendidikan Pearson.Tempat pertama dan kedua diraih oleh Finlandia dan Korea Selatan.

Ranking itu memadukan hasil tes internasional dan data seperti tingkat kelulusan antara 2006 dan 2010.

Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. Sedangkan Inggris menempati posisi keenam.

Sir Michael Barber, penasihat pendidikan utama Pearson, mengatakan negara-negara yang berhasil memberikan status tinggi pada guru dan memiliki budaya pendidikan.

Perbandingan internasional dalam dunia pendidikan telah menjadi semakin penting dan tabel liga terbaru ini berdasarkan pada serangkaian hasil tes global yang dikombinasikan dengan ukuran sistem pendidikan seperti jumlah orang yang dapat mengenyam pendidikan tingkat universitas.

Gambaran komposit itu meletakkan Inggris dalam posisi yang lebih kuat dibandingkan tes Pisa dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang juga merupakan salah satu tes dalam proses penyusunan ranking.

Pertimbangan-pertimbangan dalam ranking ini diproduksi untuk Pearson oleh Economist Intelligence Unit.

Kompetisi global

Dua kekuatan utama pendidikan, yaitu Finlandia dan Korea Selatan, diikuti kemudian oleh tiga negara di Asia, yaitu Hong Kong, Jepang dan Singapura.

Inggris yang dianggap sebagai sistem tunggal juga dinilai sebagai di atas rata-rata lebih baik dari Belanda, Selandia Baru, Kanada dan Irlandia.

Keempat negara itu juga berada di atas kelompok ranking menengah termasuk Amerika Serikat, Jerman dan Prancis.

Perbandingan ini diambil berdasarkan tes yang dilakukan setiap tiga atau empat tahun di berbagai bidang termasuk matematika, sains dan kesusasteraan serta memberikan sebuah gambaran yang semakin menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Tetapi tujuan utamanya adalah memberikan pandangan multi dimensi dari pencapaian di dunia pendidikan dan menciptakan sebuah bank data yang akan diperbaharui dalam sebuah proyek Pearson bernama Learning Curve.

Melihat dari sistem pendidikan yang berhasil, studi itu menyimpulkan bahwa mengeluarkan biaya adalah hal penting namun tidak sepenting memiliki budaya yang mendukung pendidikan.

Studi itu mengatakan biaya adalah ukuran yang mudah tetapi yang lebih kompleks dampak yang lebih kompleks adalah perilaku masyarakat terhadap pendidikan, hal itu dapat membuat perbedaan besar.

Kesuksesan negara-negara Asia dalam ranking ini merefleksikan nilai tinggi pendidikan dan pengharapan orang tua.

Hal ini dapat menjadi faktor utama ketika keluarga bermigrasi ke negara lain, kata Pearson.

Ada banyak perbedaan di antara kedua negara teratas yaitu Finlandia dan Korea Selatan, menurut laporan itu, tetapi faktor yang sama adalah keyakinan terhadap kepercayaan sosial atas pentingnya pendidikan dan tujuan moral.

Kualitas guru

Laporan itu juga menekankan pentingnya guru berkualitas tinggi dan perlunya mencari cara untuk merekrut staf terbaik.

Hal ini meliputi status dan rasa hormat serta besaran gaji.

Ranking itu menunjukkan bahwa tidak ada rantai penghubung jelas antara gaji tinggi dan performa yang lebih baik.

Dan ada pula konsekwensi ekonomi langsung atas sistem pendidikan performa tinggi atau rendah, kata studi itu, terutama di ekonomi berbasis keterampilan dan global.

Tetapi tidak ada keterangan jelas mengenai pengaruh manajemen sekolah dengan ranking pendidikan.

Ranking untuk tingkat sekolah menunjukkan bahwa Finlandia dan Korea Selatan memiliki pilihan tingkat sekolah terendah. Namun Singapura, yang merupakan negara dengan performa tinggi, memiliki tingkat tertinggi.

Kualitas Pendidikan Indonesia Ranking 69 Tingkat Dunia

Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan ataueducation development index(EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.

Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu:

Angka partisipasi pendidikan dasar,

Angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas,

Angka partisipasi menurut kesetaraan jender,

Angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar (SD).

Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun ini terjadi terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun.

Di Tingkat AsiaSaat ini Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada di peringkat ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang, yang mencapai posisi nomor satu Asia. Adapun Malaysia berada di peringkat ke-65 atau masih dalam kategori kelompok pencapaian medium seperti halnya Indonesia.Meskipun demikian posisi Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).

Finlandia Terbaik DuniaSistem pendidikan Finlandia adalah yang terbaik di dunia. Rekor prestasi belajar siswa yang terbaik di negara-negara OECD dan di dunia dalam membaca, matematika, dan sains dicapai para siswa Finlandia dalam tes PISA. Amerika Serikat dan Eropa, seluruh dunia gempar.

Untuk tiap bayi yang lahir kepada keluarganya diberimaternity packageyang berisi 3 buku bacaan untuk ibu, ayah, dan bayi itu sendiri. Alasannya, PAUD adalah tahap belajar pertama dan paling kritis dalam belajar sepanjang hayat. Sebesar 90% pertumbuhan otak terjadi pada usia balita dan 85%brain pathsberkembang sebelum anak masuk SD (7 tahun).

Kegemaran membaca aktif didorong. Finlandia menerbitkan lebih banyak buku anak-anak daripada negeri mana pun di dunia. Guru diberi kebebasan melaksanakan kurikulum pemerintah, bebas memilih metode dan buku teks. Stasiun TV menyiarkan program berbahasa asing dengan teks terjemahan dalam bahasa Finish sehingga anak-anak bahkan membaca waktu nonton TV.

Pendidikan di sekolah berlangsung rileks dan masuk kelas siswa harus melepas sepatu, hanya berkaus kaki. Belajar aktif diterapkan guru yang semuanya tamatan S2 dan dipilih darithe best tenlulusan universitas. Orang merasa lebih terhormat jadi guru daripada jadi dokter atau insinyur. Frekuensi tes benar-benar dikurangi. Ujian nasional hanyalahMatriculation Examinationuntuk masuk PT. Sekolah swasta mendapatkan dana sama besar dengan dana untuk sekolah negeri.

Sebesar 25% kenaikan pendapatan nasional Finlandia disumbangkan oleh meningkatnya mutu pendidikan. Dari negeri agraris yang tak terkenal kini Finlandia maju di bidang teknologi. Produk HP Nokia misalnya merajai pasar HP dunia. Itulah keajaiban pendidikan Finlandia

Masalah Pendidikan di Indonesia

Peran Pendidikan dalam Pembangunan

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya.

Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan?. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang akan korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini.

Pemerintah dan Solusi Permasalahan Pendidikan

Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.

Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.

Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu, setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari sekolah mengenai beasiswa sangatlah minim.

Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit. Akan tetapi, pada kenyataannya, sekolah-sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan sehingga timbul pertanyaan ,Benarkah sekolah tersebut gratis? Kalaupun iya, ya wajar karena sangat memprihatinkan.

Paranoid Politik dan Dunia PendidikanKetika politik hanya menjadi konsumsi sebagian kelompok masyarakat, politik menjadi eksklusif. Ditambah lagi dengan krisis kepercayaan yang melanda kehidupan perpolitikan menyebabkan sebagian besar masyarakat menjadi paranoid dan menghindar dari dunia politik. Seringkali masyarakat mencaci para politisi dan menganggap dunia politik sebagai dunia yang relatif buruk. Penuh intrik dan penuh kepalsuan.

Sebagian orang menyatakan, citra negatif itu mengakibatkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam politik dan khususnya Pemilu. Saat ini, nada-nada pesimis dan apatis terhadap politik sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu perlu upaya bersama membangun kepercayaan masyarakat sehingga suasana demokrasi bisa berjalan sesuai harapan.

Dalam siklus pembangunan, politik merupakan hulu dari seluruh proses, jadi mau tidak mau, suka atau tidak suka, politik telah menjadi pintu masuk bagi arah pembangunan dan kebijakan di suatu negara. Partai-partai atau pihak-pihak yang terpilihlah yang akan berpengaruh menentukan kebijakan ke depan.

Karena itu warga negara, baik pasif ataupun aktif dapat ikut andil menentukan situasi politik yang terjadi dalam suatu masa. Kita bisa melakukan gerakan-gerakan aktif untuk mendorong terciptanya perpolitikan yang baik dan berkualitas. Memang aktor-aktor utama-lah, yang menjadi motor atau generator penggerak sistem dan budaya politik yang terjadi, akan tetapi dukungan semua pihak sangatlah penting.

Proses pendewasaan politik tentunya menjadi point penting dalam upaya itu. Melalui pendewasaan politik maka dapat kita wujudkan kehidupan demokrasi yang berkualitas. Kehidupan demokrasi dan politik yang berkualitas, idealnya tentu bisa menghasilkan pemenang Pemilu yang mampu mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat atau memberikan manfaat yang besar bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya keuntungan untuk sebagian kelompok saja.

Ibarat kata pepatah Minangkabau Takut bedil, lari ke pangkalnya, paranoid terhadap politik, jangan membuat kita lari menjauh darinya. Kita bisa menentukan peran apa yang dilakukan dalam memperbaiki kehidupan politik dan demokrasi di negara kita ini. Untuk menciptakan semua itu mestinya didukung oleh kecerdasan dan pengetahuan masyarakat yang melek politik dan demokrasi.

Peran Dunia PendidikanDunia pendidikan sebenarnya dapat mengambil peran seperti dalam penanaman nilai-nilai tentang demokrasi secara dini dan secara mendalam. Secara tidak langsung mereka yang aktif berpolitik saat ini, adalahout putdari dunia pendidikan kita selama ini. Pembangunan integritas seorang politisi tentunya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai ideal apa yang tertanam di dalam dirinya di masa mengikuti jenjang pendidikan.

Persoalannya kebijakan dunia pendidikan cenderung anti terhadap perkembangan daya kritis. Ini dimulai sejak SD, SMP, SMA dengan memanfaatkan pelajaran-pelajaran sejarah, agama dan kewarganegaraan sebagai medianya. Demikian juga dengan cara memberikan porsi dan kualitas yang minim dalam pendidikan bidang seni, sastra dan filsafat yang sesungguhnya sangat relevan mempertajam kemampuan nalar, kepekaan, etika dan estetika peserta didik. Kemampuan nalar, kepekaan, etika dan estetika ini yang akan mempengaruhi visi politik masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat yang cerdas juga akan mendorong terciptanya politik yang cerdas dan visioner, demikian juga sebaliknya.

Begitu juga di perguruan tinggi, pemberlakukan NKK/BKK Nomalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan pada tahun 1979 pada masa Orde Baru, merupakan awal dari usaha menjauhkan masyarakat perguruan tinggi dari dunia politik. Akibatnya, kemampuan mahasiswa merefleksikan situasi sosial kemasyarakatannya dan bahkan dirinya juga makin berkurang. Akibat lanjutannya, konsolidasi mahasiswa baik di tataran pemahaman, konsep serta persepsi tentang keadaan sangat sulit dilakukan apalagi konsolidasi gerakan mahasiswa.

Pada era reformasi kini, keadaan dunia pendidikan akibat kebijakan masa Orde Baru juga belum bisa diperbaiki. Gerakan mahasiswa di masa reformasi, dapat dinilai sebagai sebuah gerakan temporer yang meledak sesaat. Bukan sebuah gerakan perubahan yang fundamental dan strategis, khususnya dalam membangun dunia perguruan tinggi yang relevan untuk kemajuan bangsa. Mahasiswa memang berperan mengganti rezim, tapi tak mampu memperbaiki keadaan status quo di perguruan tinggi atau dunia pendidikan yang merupakan lingkungan mereka sendiri.

Perguruan tinggi telah menghegemoni dan bahkan merepresif daya kritis dan daya nalar mahasiswa dengan program pendidikan bersistem SKS dan bahkan kebijakan-kebijakan yang membuat mahasiswa semakin takut. Mahasiswa yang kritis dianggap melupakan tujuannya untuk kuliah dan dikelompokkan sebagai mahasiswa bermasalah, sebagaimana perspektif status quo dan kekuasaan pada umumnya.

Program dan kurikulum yang berlaku di perguruan tinggi seharusnya mampu memberikan sumbangsih terhadap suatu tatanan masyarakat yang produktif, kreatif, inovatif. Tapi kenyataan hari ini perguruan tinggi banyak melahirkan pengangguran intelektual, sarjana-sarjana berjiwa dan berpikir kerdil yang tak memiliki skil, kemampuan manajemen, kedisiplinan, etika dan estetika dan tak memiliki pandangan terhadap masa depan.

Setamat kuliah mayoritas sarjana ini hanya pencari kerja, dan mayoritas juga memilih bekerja di instansi pemerintah atau pegawai negeri yang nota bene kurang produktif. Sebagian dari mereka juga mengisi jabatan-jabatan politik, pemerintahan dan perusahaan negara, sementara mereka sendiri tak memiliki kecakapan dan kebijaksanaan memimpin. Mereka cenderung bersikap pragmatis.

Padahal jika kita bercermin pada masa lalu, dunia pendidikan formal dan informal telah berhasil menanamkan nilai-nilai idealisme, patriotisme, nasionalisme dan sikap hidup asketis kepada mereka yang akhirnya menjadi tokoh masyarakat atau politisi. Sehingga tokoh-tokoh politik pada masa pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia rata-rata adalah pejuang yang mengedepankan kepentingan bangsa dan rakyatnya. Dapat disimpulkan pendidikan di masa lalu lebih banyak mengajarkan etika, budi pekerti dan nilai-nilai ideal untuk pembentukan sikap yang sesungguhnya menjadi subtansi pendidikan itu, ketimbang hanya fokus mengarahkan peserta didik untuk mendapatkan nilai (angka) pada setiap mata pelajaran atau mata kuliah.

Untuk itu, kedepan dunia pendidikan tidak bisa berlepas tangan terhadap keadaan politik di negara ini. Dunia pendidikan semestinya dapat mengambil peran dengan meningkatkan wawasan politik dan demokrasi peserta didik. Hal ini bisa diajarkan dengan cara yang lebih intelektual dan lebih menjangkau pada hal-hal yang esensi guna mempersiapkan karakter si peserta didik. Sebagai contoh, dalam pengajaran ilmu atau bidang studi politik dan demokrasi atau kewarganegaraan tenaga pendidik disamping mengajarkan tentang ilmu dan pengetahuan, bisa juga tentang etika politik dan kepemimpinan.

Hal yang lebih penting lagi, tentunya perlu diadakan reformasi pendidikan sehingga pendidikan menjadi sebuah sistem dan kultur yang betul-betul mampu melahirkan manusia yang berkarakter untuk mengerakkan roda politik di negara ini, sebab tanpa manusia-manusia yang berkualitas dan berintegritas, dunia perpolitikan kita akan semrawut dan sangat pragmatis. Melalui dunia politik yang sehat akan lahir pemimpin-pemimpin yang baik dan berkualitas

Pendidikan Indonesia di Peringkat Dunia

Infoakademika Indonesia berada di peringkat 69 dunia dalam hal pendidikan. UNESCO mencatat beberapa negara berkembang yang masuk kedalam 127 peringkat dunia antara lain Malaysia di urutan 65 dan Brunei di urutan 34.

Kurang meratanya pendidikan di Indonesia berdampak pada kualitas masyarakat yang tertinggal disbanding negara lain. Berdasarkan data UNESCO, Indonesia termauk dalam kategori kelompok medium. Data terbagi atas kelompok negara high, medium dan low. Dalam kelompok medium terdapat 36 negara antara lain Libanon, Brasil, Kenya dan juga Indonesia. Berikut adalah beberapa data dari kelompok negara medium menurut UNESCO:

1. Antigua dan Barbuda (Urutan ke-63 dunia)2. Saint Lucia (Urutan ke-64 dunia)3. Malaysia (Urutan ke-65 dunia)4. Macao, China (Urutan ke-66 dunia)5. Mauritius (Urutan ke-67 dunia)6. Panama (Urutan ke-68 dunia)7. Indonesia (Urutan ke-69 dunia)8. Fiji (Urutan ke-70 dunia)9. Kolombia (Urutan ke-71 dunia)10. Peru (Urutan ke-72 dunia).

Mereka berseragam, membayar banyak uang iuran dan uang buku, mereka melaksanakan upacara bendera setiap hari senin, tapi mental mereka pada akhirnya tak lebih bernegarawan daripada negara lain yang tidak melakukan hal-hal tersebut.Pengajaran dan pendidikan di Indonesia turun peringkatnya menjadi peringkat 69 dunia,yang urutan pertamanya dipegang oleh negara Finlandia.Sebuah negara yang sangat menghargai profesi gurunya.Tak secuilpun mereka memungut uang apapun dari orang tua murid mereka karena hal tersebut dinyatakan sebagai pelanggaran(ilegal action), jika memungut uang dari para orang tua murid mereka.Di Indonesia orang berlomba-lomba membuat sekolah dengan dasar keuntungan dengan target pertamanya.Mereka memberikan pendidikan berkelas dengan biaya yang sangat besar karena tak didukung oleh pemerintahnya.Di Finlandia, sekolah swasta pun mendapat dana dari pemerintah.Para pengajarnya minimal harus bergelas S2, dan dalam satu kelas yang dibatasi maksimal 20 orang dijaga oleh 3 orang guru secara langsung.Masing-masing guru punya peranan yang sangat berarti di setiap kelas, sebagai pengajar, pembantu siswa yang tidak mengerti dengan apa yang diajarkan, dan sebagai pembimbing yang luar biasa.Di Indonesia, banyak guru-guru yang memberikan private kepada muridnya sendiri di luar jam sekolah dengan bayaran yang lumayan tinggi.Pada akhirnya terjadi diskriminasi yang sangat menyolok antara murid yang les dan tidak. Yang mendapatkan les diluar jam sekolah dengan bayaran punglinya tersebut mereka akan dianak emaskan, dengan mendapat perhatian lebih, mendapat nilai baik, bahkan ada yang mendapat penambahan nilai.Guru di banyak sekolah kadang kali dijuluki guru killer, yang artinya sangat ditakuti oleh muridnya. Sungguh ironi. Yang seharusnya guru menjadi pengajar, pembimbing, dan pendukung murid ini malah terjadi sebaliknya.Para guru tersebut merasa bangga jika para muridnya tidk mengerti, dan pada akhirnya diharuskan les dengan biaya les yang tidak murah. Sudah seharusnya mentri pendidikan mengeluarkan peraturan yang ketat mengenai masalah itu, bahwasannya guru yang mengajar disekolah tidak dibenarkan memberikan les di luar jam sekolah dengan tujuan komersil.Lain sekolah lain masalah.Ada sebuah sekolah seperti yang diceritakan kerabat saya beberapa waktu lalu yang gurunya terkesan sangat tidak terpelajar dan terkesan mudah sekali menyepelekan sesuatu. Selain dari memberikan test yang diluar bab yang akan diujikan, juga tidak memeriksa hasil evaluasi yang diadakan dengan benar, yang pada akhirnya jawaban murid yang benar disalahkan seenaknya.Ini terjadi berulang dan berulang.Yang jadi pertanyaan, setelah kepala sekolah mendapat banyak keluh kesah dari orangtua murid, mereka malahan berlaku cuek dan selalu menganggap semuanya itu hanya sebagai human error yang lumrah(padahal terjadi terus menerus), jika begini bagaimana pendidikan akan maju dikemudian hari?Yang lebih ironinya lagi, kerabat saya tersebut bercerita, yang katanya anaknya sampai mengatakan, apakah gurunya itu sebenarnya guru atau tukang bakso?Sungguh menyedihkan pengajaran di negeri ini.Selain dari oknum guru yang memalukan yang juga mencemari sebuah untaian kalimat emas tentang guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, mereka juga tidak memajukan pendidikan yang sudah sepantasnya ada di pundak mereka. Memang tak semuanya guru melakukan itu, karena terkutuklah guru yang melakukannya, karena mereka akan menjadikan mental muridnya menjadi berpribadi salah dari mulanya. Mereka sadar atau tidak sadar telah ikut membentuk kepribadian muridnya dengan melakukan semua tindakan yang tak terpuji tersebut. Dan ketika pihak sekolah mengadakan ujian atau evaluasi yang dikenal dengan ulangan atau test,ada sebagian oknum guru yang bangga jika muridnya kesulitan dan stress, karena itu akan menunjukkan bahwa si oknum guru itu memegang kuasa atas semua nya, dan i murid harus berbaik-baik dengan guru tersebut yang pada akhirnya akan terjadi penindasan moral.Di Finlandia, jarang sekali guru atas nama sekolah memberikan test atau pr yang membebani murid-murid mereka. Jika diadakan test pun, itu bukan untuk mengukur bagaimana murid menuasai pelajaran tersebut, tapi bagaimana guru itu berhasil mengajar dengan baik.LUAR BIASA!!!Guru yang mengadakan test hanya berkepentingan untuk mengukur,apakah kinerja mereka dalam mengajar berhasil atau kah tidak, karena jika mereka berhasil dan sukses dalam mengajar, maka test yang diadakan akan membawa hasil baik karena semua murid mengerti dengan pengajaran dari guru tersebut, yang notabene itu adalah kesuksesan si guru dalam membuat muridnya bisa.Hal ini sangat bertolak belakang dengan banyak kejadian yang terjadi dikarenakan para oknum guru di Indonesia.Indonesia menerapkan sistem sekolah dengan kurikulum, namun di Finlandia sana, setiap guru yang minimal bergelar S2 tersebut diberikan kuasa untuk menemukan kurikulumnya sendiri, yang hebatnya lagi Finlandia menjadi negara pertama berpendidikan tertinggoi dan terbaik di dunia. Kenapa langkah yang seperti ini tidak ditiru oleh semua sekolah di Indonesia? Seperti yang dikatakan oleh pembawa berita di Metro TV, sekiranya ada anggotA DPR yang mendengar dan mengadakan study banding ke Finlandia guna memajukan pendidikan di Indonesia.Banyak murid yang terbebani menghadapi banyak masalah disekolah seperti dibebankannya banyak iuran ini itu dari sekolah, para oknum guru killer yang gemar mengintimidasi dan mencari keuntungan dari muridnya, Dibebankan ujian nasional sebagai penentu kelulusan, dan lain-lain. Yang menyedihkannya, Indonesia yang sangat spektakuler dengan UJIAN NASIONAL nya tersebut masih menduduki peringakt ke 69 dunia yang tahun lalu masih di peringkat 65 dunia.Sudah sepantasnya para wakil rakyat yang katanya mewakili hati nurani seluuh lapisan masyarakat itu mau membenahi semua sistem pendidikan dan pengajaran di Indonesia sehingga kedepannya bisa lebih maju lagi.Diskriminasi terhadap murid harus dihapuskan karena SARA.Intimidasi oleh para semua oknum guru killer harus ditindaklanjuti dan diberikan peraturan ketat agar mereka sadar, dan menjadi pembimbing dan pengajar yang baik, bukan malah menjadikan murid sebagai musuh yang harus diperangi dan di hajar dengan militerisasi.Banyak oknum guru yang tidak terima, ketika seorang murid komplain karena ada testnya yang benar namun disalahkan. Si Murid yang telah belajar mati-matian tersebut jadi tidak disukai karena berani menyatakan kebenaran dan berani menyatakan komplain atas kesalahan oknum guru tersebut.Secara tidak sadar si oknum guru ini ikut andil dalam membentuk karakter murid sehingga MENGGAMPANGKAN sesuatu dan menganggap sesuatu itu tidak boleh diperjuangkan atau tidak diperkenankan untuk melawan otoritas yang lebih tinggi seklipun melakukan kesalahan yang terus menerus.MAU JADI APA ANAK BANGSA NEGERI INI?Sungguh IRONI.Seragam hanya baju, bahkan alangkah baiknya semua pelajar tidak harus berseragam seperti di banyak negara di dunia. Karena baju tidak menjamin pengajaran akan lebih baik.Hal itu juga yang menyebabkan banyak tawuran karena mengenali seragam anak sekolah lain. Sangat disayangkan banyak guru baik dan berprestasi yang erap kali tenggelam karena tidak sejalan dengan para oknum guru yang melakukan banyak penyelewengan dalam pendidikan.Mereka jadi tersisihkan dan juga dikucilkan karena tidak mau melakukan banyak penyelewengan seperti yang para oknum guru lain lakukan.Saya hanya berharap negara melalui aparat yang terkait membentuk team yang bisa mencari tahu apa pelanggaran yang erapkali terjadi di dunia pendidikan, keluhan apa yang dirasakan baik oleh pendidik mauoun oleh anak-anak yang didik, kekurangan apa yang harusnya dibenahi, karena ini semuanya adalah aset bangsa yang harus diperhatikan karena dari sinilah tunas tunas muda tumbuh menjadi penerus bangsa ini.Jika Indonesia terus menerus terlarut dalam hal hal lain(politik lain) dan terkesan membiarkan banyak ketidakserasian yag terjadi di dunia pendidikan,maka sampai kapanpun pendidikan di Indonesia akan terus terpuruk, dan makin turun peringkatnya di dunia.Semoga Tuhan bisa mengulurkan tangannya dengan menunjuk para wakilnya yang pantas memperbarui pendidikan di IndonesiaMAJU PENDIDIKAN INDONESIA!!!NEGARA DENGAN PERINGKAT SISTIM PENDIDIKAN TERBAIK DI DUNIA

Assalamualaikum dunsanak semuanya, pada kesempatan kali ini kita akan mengulas tentang sistim pendidikan no 1 di dunia. Atau Negara dengan peringkat sistim pendidikan terbaik di dunia, mengejutkan karena yang mendapat peringkat pertama dalam hal pendidikan bukanlah negara adikuasa Amerika Serikat, bukan pula Inggris, atau jepang sekalipun yang sudah sangat berkembang dalam pendidikan sejak bom Hiroshima dan Nagasaki, karena jepang hanya peringkat 2 dunia, Negara dengan peringkat tertinggi itu ialah Finlandia.Jika kita lihat diberita, banyak yang memberitakan bahwa anak-anak Indonesia selalu berprestasi dalamOlimpiade pendidikan, sepertiOlimpiade matematika, Olimpiade fisikadan sejenisnya. Hal ini menunjukan bahwa anak-anak indonesia tidak kalah kepintarannya dengan anak-anak lain di dunia.Tapi timbul pertanyaan, mengapaperkembangan technologykita berjalan lambat? Banyak jawaban dari pertanyaan itu salah satunya adalahsistem pendidikanyang kurang baik, walaupun demikian kemajuansistem pendidikankita berjalan cukup lancar, kemungkinan kebangkitan industri kita akan berlangsung 25-50 tahun yang akan datang.Beda dengan Sekolah Finlandia, selalu mencapai peringkat tinggi dunia dalampendidikandunia, meski murid di negara Eropa tersebut menjalani jam belajar paling singkat di kalangan negara maju.Tahun lalu, sebanyak 100 delegasi dan pemerintah asing berkunjung ke ibukota Finlandia, Helsinki, dengan harapan belajar dari rahasia keberhasilan sekolah di negara tersebut.Pada tahun 2006, murid sekolah Finlandia mencatat prestasi rata-rata tertinggi di bidangsainsdanmembacadi jajaran negara maju.Untuk ujian standard OECD, bagi siswa kelompok usia 15 tahun, PISA, mereka juga menempati peringkat kedua dimatematika. Mereka berada di belakang siswa di Korea Selatan.Finlandia menggunakanfilsafat pendidikanyang menyatakan setiap orang memiliki sesuatu untuk disumbangkan dan mereka yang mengalami kesulitan di mata pelajaran tertentu semestinya tidak ditinggalkan.Suatu taktik yang diterapkan dalam hampir setiap mata pelajar adalah pengerahanguru bantuyang ditugasi untuk membantu murid yang mengalami kesulitan di mata pelajaran tertentu. Meski demikian, siswa ditempatkan dalam ruang kelas yang sama, tanpa memandang kemampuan mereka dalam pelajaran tersebut.Menteri Pendidikan Finlandia, Henna Virkkunen, bangga akan catatan prestasi negaranya, tapi sasaran berikut yang dia hendak capai adalah menyasar para murid paling cemerlang.Menurut OECD, anak-anak Finlandia memiliki jam belajar paling pendek di jajaran negara maju. Ini mencerminkansisi penting lain bagi pendidikan Finlandia.Persekolahan tingkat dasar dan menengah digabung, sehingga murid tidak perlu berganti sekolah pada usia 13. Dengan cara ini, mereka terhindar darimasa peralihanyang bisa menganggu dari satu sekolah ke sekolah lain.Seorang guru Finlandia yang bernama Marjaana Arovaara-Heikkinen yakin mempertahankan murid yang sama selama beberapa tahun juga mempermudah tugasnya.Saya seperti tumbuh dengan anak-anak saya sendiri. Saya melihat masalah yang mereka hadapi ketika mereka kecil. Dan, kini setelah lima tahun, saya masih melihat dan memahami perkembangan yang terjadi dalam masa muda mereka, langkah terbaik yang mereka bisa lakukan. Saya katakan kepada mereka saya seperti ibu sekolah mereka, tuturnya.Anak-anak di Finlandia baru mulai menjalani sekolah utama pada usia tujuh tahun. Gagasan bahwa sebelum itu mereka belajar paling efektif ketika bermain dan menjelang mereka akhirnya bersekolah mereka juga bersemangat untuk mulai belajar.Jasa Orang TuaPara orang tua Finlandia jelas memiliki andil atas prestasi sekolah yang mengesankan. Ada budaya membaca di kalangan anak-anak di rumah dan keluarga harus mengadakan kontak berkala dengan guru anak mereka.Keberhasilan sistem pendidikan di Finlandia tampaknya juga ditunjang budaya. Mengajar adalahkarir prestisiusdi Finlandia. Guru sangat dihargai dan standar pengajarannya tinggi. Anak-anak belajar dalam suasana yang santai dan informal. Dan setiap murid di Finlandia juga berhak untuk menentukan kapan jadwal ujiannya masing-masing untuk sebuah mata pelajaran. Artinya, jika dia mampu menguasai semua materi dalam suatu jata pelajaran, maka dia boleh mengajukan diri kepada gurunya untuk di evaluasi.Finlandia mencatat arus imigrasi kecil. Jadi, ketika murid mulai belajar di sekolah, sebagian besar adalah penutur asli bahasa Finlandia dan ini menyisihkan hambatan yang sering dihadapi oleh masyarakat lain.Keberhasilansistemini ditopang gagasan bahwaless can be moreatausedikit bisa jadi lebih banyak. Ada penekanan untuk menjadikan sekolah yang santai dan bebas dari resep-resep politik. Kombinasi yang menurut keyakinan orang Finlandia, berarti bahwa tidak ada anak yang tertinggal.Kesimpulannya ambo rasa, bahwa pendidikan di Finlandia terbebas dari semua bentuk intimidasi politik, kultur budaya orang-orang Finlandia yang sangat menghargai guru, dan untuk menjadi guru di Negara tersebut melalui sistim perekrutan mandiri yang sangat ketat, dan yang mengejutkan adalah bahwa standar kesejahteraan guru di Finlandia termasuk golongan menengah ke bawah, dengan arti kata orang-orang yang menjadi guru disana adalah orang-orang yang benar-benar mencintai Profesi Mengajar atau keguruan.

dikutip dari berbagai sumber