pendidikan dan pelatihan - · pdf filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah,...

49
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA DI SEKOLAH DASAR WWW.INFODIKNAS.COM DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2007 KEPALA SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR KOMPETENSI MANAJERIAL

Upload: doquynh

Post on 06-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DALAM MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA

DI SEKOLAH DASAR

WWW.INFODIKNAS.COM

DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN

DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2007

KEPALA SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR KOMPETENSI MANAJERIAL

Page 2: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

i

KATA PENGANTAR

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah menetapkan bahwa ada 5 (lima)

dimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian,

Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Dalam rangka pembinaan

kompetensi calon kepala sekolah/kepala sekolah yang profesional, Direktorat

Tenaga Kependidikan telah berupaya menyusun naskah materi diklat

pembinaan kompetensi untuk calon kepala sekolah/kepala sekolah.

Naskah materi diklat pembinaan kompetensi ini disusun bertujuan untuk

memberikan acuan bagi stakeholder di daerah dalam melaksanakan pendidikan

dan pelatihan calon kepala sekolah/kepala sekolah agar dapat dihasilkan

standar lulusan diklat yang sama di setiap daerah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun materi diklat

pembinaan kompetensi calon kepala sekolah/kepala sekolah ini atas dedikasi

dan kerja kerasnya sehingga naskah ini dapat diselesaikan.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa meridhoi upaya-upaya kita dalam

meningkatkan mutu tenaga kependidikan.

Jakarta,

Direktur Tenaga Kependidikan

Surya Dharma, MPA, Ph.D

NIP. 130 783 511

Page 3: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................... 1

B. Dimensi Kompetensi.................................................................. 1

C. Kompetensi................................................................................ 2

D. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................. 2

E. Alokasi Waktu............................................................................ 2

F. Skenario Kegiatan ..................................................................... 2

BAB II TUGAS DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH DASAR ................... 5

BAB III KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR ............................. 10

BAB IV KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DI ERA DESENTRASISASI.......................................................................... 17

Page 4: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

iii

BAB V PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM

PENINGKATAN SEMANGAT KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR ..................................................................... 23

BAB VI PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DI SEKOLAH DASAR ...... 27

BAB VII PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KEEFEKTIFAN KERJA TIM GURU DI SEKOLAH DASAR ..................................................................... 33

TUGAS ......................................................................................................... 38

DAFTAR RUJUKAN......................................................................................... 40

LAMPIRAN ....................................................................................................... 44

Lampiran 1 : Latihan Pencapaian Kompetensi................................. 44

Page 5: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alternatif Skenario Kegiatan ...................................................... 4

Gambar 6.1 Gambaran Profesionalisme Guru ............................................ 31

Page 6: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penjaminan mutu merupakan kata kunci yang menjadi fenomena dalam

dunia pendidikan, hal ini terjadi seiring dengan terbitnya Undang-Undang Nomor

20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah

Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar nasional pendidikan.

Implementasi dari kedua payung hukum tersebut di lakukan oleh

pemerintah, antara lain dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah. Salah

satu isi dari PerMendiknas tersebut adalah kompotensi manajerial,

kepemimipinan merupakan standar kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

sekolah. Disamping itu pelaksanaan Otonomi Daerah mengharuskan kepala

sekolah untuk mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi peraturan yang

berlaku di daerah masing masing.

Atas dasar pokok pikiran tersebut maka kepala sekolah harus mempunyai

ketrampilan dalam bidang kepemimpinan.

B. Dimensi Kompetensi

Dimensi kompensi yang diterapkan dalam pelaksanaan Pendidikan dan

pelatihan adalah dimensi Kompetensi Manajerial tentang poin kepemimpinan.

Page 7: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

2

C. Kompetensi

Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia

sekolah secara optimal.

D. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Memahami tugas dan peranan kepala sekolah dasar

2. Memahami konsep kepemimpinan kepala sekolah dasar

3. Mendeskripsikan peran kepemimpinan kepala sekolah dasar di era

desentralisasi

4. Mendeskripsikan peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam

peningkatan semangat kerja guru sekolah dasar

5. Mendeskripsikan peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam

peningkatan profesionalisme kerja guru

6. Mendeskripsikan peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam

peningkatan keefektifan kerja tim guru sekolah dasar

E. Alokasi Waktu

Alokasi waktu penyampaian materi kepemimpinan kepala sekolah dalam

peningkatan Sumber Daya Manusia di SD adalah selama 10 jam pelajaran (@

45 menit).

F. Skenario Kegiatan

Skenario kegiatan dibawah ini bersifat tentatif dan dapat dikembangkan

dengan model pembelajaran untuk orang dewasa (andragogi) sesuai dengan

Page 8: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

3

kondisi pelakasanaan Diklat. Adapun dalam pelaksanaan diklat fasilitator dapat

mengembangkan pembelajaran yang variatif dengan menggunakan fasilitas ICT

serta menampilkan tayangan berupa kejadian/kasus/ model kepemimpinan yang

bersipat situasional.

Disamping itu fasilitator dapat pula mengajak peserta untuk melakukan kegiatan

bermain peran (role playing) yang mampu membuat peserta menghayati

pentingnya kepemimpinan.

oleh karena itu dalam pelatihan ini fasilitator dapat memilih alternatif kegiatan

seperti dibawah ini:

Page 9: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

4

Gambar 1.1 Alternatif Skenario Kegiatan

PENDAHULUAN tugas dan peranan kepala sekolah dasar

Kepemimpinan Kepala sekolah dasar

PRESENTASI

Pengkondisian Ice Breaker Pre Test Informasi

Tanya jawab Diskusi Kerja kelompok

Diskusi

peranan kepemimpinan KepSek dlm peningkatan kemampuan guru

PRESENTASI peranan kepempimpinan Kepsek dalam peningkatan semangat kerja guru di sekolah dasar

Kepemimpinan

Kepala sekolah Dasar di era Desentralisasi

Diskusi Kerja kelompok

Diskusi

Informasi Kerja kelompok

Informasi Tanya jawab

PRESENTASI kepemimpinan dlm profesionalisme guru

kepemimpinan dalam peningkatan tim kerja

guru

PRESENTASI

Diskusi Informasi Tanya

jawab

Diskusi Kerja Kel

Kelkelompok

Diskusi

PENUTUP Review SIMULASI

Kepemimpinan dalam peningkatan tim kerja

Diskusi

Diskusi Kerja kelompok

kelompok

Page 10: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

5

BAB II

TUGAS DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH DASAR

Sekolah dasar merupakan salah satu organisasi pendidikan yang utama

dalam jenjang pendidikan dasar. Dalam peraturan pemerintah Republik

Indonesia nomor 28 tahun 1990 telah disebutkan bahwa pendidikan dasar

bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik

untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat,

warga negara, dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik

untuk mengikuti pendidikan menengah.

Berdasarkan rumusan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa sekolah dasar

sebagai lembaga pendidikan dasar diharapkan bisa berfungsi sebagai: (1)

peletak dasar perkembangan pribadi anak untuk menjadi warga negara yang

baik, (2) peletak dasar kemampuan dasar anak, dan (3) penyelenggara

pendidikan awal untuk persiapan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi, yaitu pendidikan menengah. Kemampuan dasar utama yang diberikan

kepada anak sekolah dasar adalah kemampuan dasar yang membuat bisa

berpikir kritis dan imajinatif yang tercermin dalam modus kemampuan menulis,

berhitung dan membaca. Ketiga aspek kemampuan dasar tersebut merupakan

kemampuan utama yang dibutuhkan dalam abad informasi.

Ditinjau dari komponennya, ada beberapa unsur atau elemen utama dalam

organisasi sekolah dasar. Unsur-unsur tersebut meliputi: (1) sumber daya

manusia, yang mencakup kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan

siswa, (2) sumber daya material, yang mencakup peralatan, bahan, dana, dan

sarana prasarana lainnya, (3) atribut organisasi, yang mencakup tujuan, ukuran,

struktur tugas, jenjang jabatan, formalisasi, dan peraturan organisasi, (4) iklim

internal organisasi, yakni situasi organisasi yang dirasakan personel dalam

proses interaksi, dan (5) lingkungan organisasi sekolah.

Page 11: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

6

Ditinjau dari karakteristiknya, sekolah dasar merupakan suatu sistem

organisasi. Sebagai suatu sistem organisasi, sekolah dasar bisa ditinjau dari

dua sisi, yaitu sisi struktur organisasi dan perilaku organisasi. Struktur

organisasi mengacu pada framework organisasi, yaitu tata pembagian tugas

dan hubungan baik secara vertikal, horizontal dan diagonal. Hal ini bisa

mencakup spesifikasi jabatan, pembagian tugas, garis perintah, peraturan

organisasi, serta hierarki kewenangan dan tanggung jawab. Perilaku organisasi

mengacu pada aspek-aspek tingkah laku manusia dalam organisasi. Organisasi

sekolah dipandang sebagai suatu sistem sosial, yang di dalamnya terjadi

interaksi antar individu untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satu atribut

yang banyak berkaitan dengan interaksi perilaku individu dalam organisasi

adalah budaya organisasi.

Budaya organisasi adalah ikatan sosial yang mengikat anggota suatu

organisasi secara bersama dalam memberikan nilai-nilai, alat simbolis dan ide-

ide sosial. Greenberg & Baron (1995) menekankan budaya organisasi sebagai

suatu kerangka kognitif yang berisi sikap, nilai, norma, perilaku, dan harapan

yang dimiliki anggota organisasi. Dengan menggunakan pendekatan sosiologis

dan psikologis, Getzel dan Guba mengemukakan bahwa perilaku individu dalam

organisasi dipengaruhi oleh dua dimensi, yaitu dimensi institusi yang dikenal

dengan istilah nomothetic dimension, dan dimensi individu yang dikenal dengan

istilah idiographic dimension (Lunenburg & Orstein, 2000). Ditinjau dari sisi

institusi, setiap anggota dituntut untuk bertindak sesuai dengan peranan dan

harapan untuk mencapai tujuan organisasi. Ditinjau dari sudut individu, setiap

anggota dituntut untuk bertindak sesuai dengan pribadi dan kebutuhannya,

maupun norma-norma institusi.

Bila diterapkan dalam organisasi sekolah dasar, ada tiga komponen yang

berkaitan dengan budaya organisasi sekolah dasar, yaitu: (1) institusi atau

lembaga yang perannya dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin

organisasi sekolah, (2) guru-guru sekolah dasar sebagai individu yang memiliki

kepribadian dan kebutuhan, baik kebutuhan profesional maupun kebutuhan

Page 12: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

7

sosial, dan (3) interaksi dari kedua komponen tersebut. Untuk itu, kepala

sekolah harus mampu mengintegrasikan kedua komponen tersebut, yakni

peranan, tuntutan dan harapan lembaga, dengan kepribadian, dan kebutuhan

guru, agar bisa mencapai tujuan organisasi secara optimal.

Keberhasilan organisasi sekolah banyak ditentukan keberhasilan kepala

sekolah dalam menjalankan peranan dan tugasnya. Peranan adalah

seperangkat sikap dan perilaku yang harus dilakukan sesuai dengan posisinya

dalam organisasi. Peranan tidak hanya menunjukkan tugas dan hak, tapi juga

mencerminkan tanggung jawab dan wewenang dalam organisasi.

Ada banyak pandangan yang mengkaji tentang peranan kepala sekolah

dasar. Campbell, Corbally & Nyshand (1983) mengemukakan tiga klasifikasi

peranan kepala sekolah dasar, yaitu: (1) peranan yang berkaitan dengan

hubungan personal, mencakup kepala sekolah sebagai figurehead atau simbol

organisasi, leader atau pemimpin, dan liaison atau penghubung, (2) peranan

yang berkaitan dengan informasi, mencakup kepala sekolah sebagai pemonitor,

disseminator, dan spokesman yang menyebarkan informasi ke semua

lingkungan organisasi, dan (3) peranan yang berkaitan dengan pengambilan

keputusan, yang mencakup kepala sekolah sebagai entrepreneur, disturbance

handler, penyedia segala sumber, dan negosiator.

Di sisi lain, Stoop & Johnson (1967) mengemukakan empat belas peranan

kepala sekolah dasar, yaitu: (1) kepala sekolah sebagai business manager, (2)

kepala sekolah sebagai pengelola kantor, (3) kepala sekolah sebagai

administrator, (4) kepala sekolah sebagai pemimpin profesional, (5) kepala

sekolah sebagai organisator, (6) kepala sekolah sebagai motivator atau

penggerak staf, (7) kepala sekolah sebagai supervisor, (8) kepala sekolah

sebagai konsultan kurikulum, (9) kepala sekolah sebagai pendidik, (10) kepala

sekolah sebagai psikolog, (11) kepala sekolah sebagai penguasa sekolah, (12)

kepala sekolah sebagai eksekutif yang baik, (13) kepala sekolah sebagai

petugas hubungan sekolah dengan masyarakat, dan (14) kepala sekolah

sebagai pemimpin masyarakat.

Page 13: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

8

Dari keempat belas peranan tersebut, dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu

kepala sekolah sebagai administrator pendidikan dan sebagai supervisor

pendidikan. Business manager, pengelola kantor, penguasa sekolah,

organisator, pemimpin profesional, eksekutif yang baik, penggerak staf, petugas

hubungan sekolah masyarakat, dan pemimpin masyarakat termasuk tugas

kepala sekolah sebagai administrator sekolah. Konsultan kurikulum, pendidik,

psikolog dan supervisor merupakan tugas kepala sekolah sebagai supervisor

pendidikan di sekolah.

Sergiovanni (1991) membedakan tugas kepala sekolah menjadi dua, yaitu

tugas dari sisi administrative process atau proses administrasi, dan tugas dari

sisi task areas bidang garapan pendidikan. Tugas merencanakan,

mengorganisir, meng-koordinir, melakukan komunikasi, mempengaruhi, dan

mengadakan evaluasi merupakan komponen-komponen tugas proses. Program

sekolah, siswa, personel, dana, fasilitas fisik, dan hubungan dengan masyarakat

merupakan komponen bidang garapan kepala sekolah dasar.

Di sisi lain, sesuai dengan konsep dasar pengelolaan sekolah, Kimbrough

& Burkett (1990) mengemukakan enam bidang tugas kepala sekolah dasar,

yaitu mengelola pengajaran dan kurikulum, mengelola siswa, mengelola

personalia, mengelola fasilitas dan lingkungan sekolah, mengelola hubungan

sekolah dan masyarakat, serta organisasi dan struktur sekolah.

Berdasarkan landasan teori tersebut, dapat digarisbawahi bahwa tugas-

tugas kepala sekolah dasar dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu tugas-tugas di

bidang administrasi dan tugas-tugas di bidang supervisi.

Tugas di bidang administrasi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang

berkaitan dengan pengelolaan bidang garapan pendidikan di sekolah, yang

meliputi pengelolaan pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, sarana-

prasarana, dan hubungan sekolah masyarakat. Dari keenam bidang tersebut,

bisa diklasifikasi menjadi dua, yaitu mengelola komponen organisasi sekolah

yang berupa manusia, dan komponen organisasi sekolah yang berupa benda.

Page 14: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

9

Tugas di bidang supervisi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang

berkaitan dengan pembinaan guru untuk perbaikan pengajaran. Supervisi

merupakan suatu usaha memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki

atau meningkatkan proses dan situasi belajar mengajar. Sasaran akhir dari

kegiatan supervisi adalah meningkatkan hasil belajar siswa.

Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya banyak

ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan merupakan

faktor yang paling penting dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi

sekolah. Keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola kantor, mengelola

sarana prasarana sekolah, membina guru, atau mengelola kegiatan sekolah

lainnya banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Apabila kepala

sekolah mampu menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan anggota

secara tepat, segala kegiatan yang ada dalam organisasi sekolah akan bisa

terlaksana secara efektif. Sebaliknya, bila tidak bisa menggerakkan anggota

secara efektif, tidak akan bisa mencapai tujuan secara optimal. Untuk

memperoleh gambaran yang jelas, bagaimana peranan kepemimpinan dalam

pengelolaan sekolah, maka perlu diuraikan tentang konsep dasar

kepemimpinan kepala sekolah dasar.

Page 15: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

10

BAB III

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR

Istilah kepemimpinan bukan merupakan istilah baru bagi masyarakat. Di

setiap organisasi, selalu ditemukan seorang pemimpin yang menjalankan

organisasi. Pemimpin berasal dari kata “leader” yang merupakan bentuk benda

dari “to lead” yang berarti memimpin. Untuk memahami pengertian

kepemimpinan secara jelas, maka perlu dikaji beberapa definisi yang

dikemukakan para ahli kepemimpinan.

Banyak ahli yang mengemukakan pengertian kemimpinan. Feldmon

(1983) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah usaha sadar yang

dilakukan pimpinan untuk mempengaruhi anggotanya melaksanakan tugas

sesuai dengan harapannya. Di sisi lain, Newell (1978) mengemukakan bahwa

kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai

pengembangan atau tujuan organisasi. Kedua pendapat tersebut sesuai dengan

pendapat Stogdil yang mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah proses

mempengaruhi aktifitas kelompok untuk mencapai tujuan organisasi

(Wahyosumidjo, 1984).

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli kepemimpinan

tersebut, dapat digarisbawahi bahwa kepemimpinan pada dasarnya adalah

suatu proses menggerakkan, mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam

rangka untuk mencapai tujuan organisasi. Ada empat unsur yang terkandung

dalam pengertian kepemimpinan, yaitu unsur orang yang menggerakkan yang

dikenal dengan pemimpin, unsur orang yang digerakkan yang disebut kelompok

atau anggota, unsur situasi dimana aktifitas penggerakan berlangsung yang

dikenal dengan organisasi, dan unsur sasaran kegiatan yang dilakukan.

Sekolah merupakan salah satu bentuk organisasi pendidikan. Kepala

sekolah merupakan pemimpin pendidikan di sekolah. Jika pengertian

Page 16: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

11

kepemimpinan tersebut diterapkan dalam organisasi pendidikan, maka

kepemimpinan pendidikan bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk

menggerakkan orang-orang yang ada dalam organisasi pendidikan untuk

mencapai tujuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nawawi (1985)

yang mengemukakan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah proses

mempengaruhi, menggerakkan, memberikan motivasi, dan mengarahkan orang-

orang yang ada dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Dalam organisasi pendidikan yang menjadi pemimpin pendidikan adalah

kepala sekolah. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah memiliki

sejumlah tugas dan tanggung jawab yang cukup berat. Untuk bisa menjalankan

fungsinya secara optimal, kepala sekolah perlu menerapkan gaya

kepemimpinan yang tepat.

Peranan utama kepemimpinan kepala sekolah tersebut, nampak pada

pernyataan-pernyataan yang dikemukakan para ahli kepemimpinan. Knezevich

yang dikutip Indrafachrudi (1983) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah

sumber energi utama ketercapaian tujuan suatu organisasi. Di sisi lain, Owens

(1991) juga menegaskan bahwa kualitas kepemimpinan merupakan sarana

utama untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk itu, agar kepala sekolah bisa

melaksanakan tugasnya secara efektif, mutlak harus bisa menerapkan

kepemimpinan yang baik.

Ada banyak teori gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan kepala

sekolah. Bila ditelaah dari perkembangan teori, ada banyak teori kepemimpinan

yang bisa ditelaah untuk mengkaji masalah kepemimpinan. Teori kepemimpinan

yang pertama-tama dikembangkan adalah teori sifat atau trait theory. Pada

dasarnya teori sifat memandang bahwa keefektifan kepemimpinan itu bertolak

dari sifat-sifat atau karakter yang dimiliki seseorang. Keberhasilan kepe-

mimpinan itu sebagian besar ditentukan oleh sifat-sifat kepribadian tertentu,

misalnya harga diri, prakarsa, kecerdasan, kelancaran berbahasa, kreatifitas

termasuk ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang. Pemimpin dikatakan efektif bila

Page 17: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

12

memiliki sifat-sifat kepribadian yang baik. Sebaliknya, pemimpin dikatakan tidak

efektif bila tidak menunjukkan sifat-sifat kepribadian yang baik

Penelitian tentang kepemimpinan berdasarkan trait theory ini telah banyak

dilakukan. Stogdil membedakan tiga karakteristik yang menunjukkan pemimpin

yang efektif, yaitu (1) kepribadian, (2) kemampuan, dan (3) ketrampilan sosial

(Feldmon & Arnold, 1983). Pada perkembangan selanjutnya, oleh Bass dan

Stogdil, diklasifikasi menjadi dua, yaitu traits yang antara lain mencakup

karakter tegas, bekerja sama, berpengaruh, memiliki keyakinan diri, energik,

dan bertanggung jawab, dan skill yang antara lain mencakup pandai, kreatif,

lancar berbicara, memiliki kemampuan konseptual dan ketrampilan sosial. Dari

sejumlah traits tersebut, selanjutnya diklasifikasi menjadi lima dimensi besar,

yaitu surgence, agreeableness, conscientiousness, emotional stability, dan

intellectance (Lunenburg & Ornstein, 2000).

Berdasarkan beberapa hasil studi, ditemukan keterbatasan trait theory

yakni terlalu menekankan pada karakter personal pemimpin. Keberhasilan

kepemimpinan tidak semata-mata ditentukan oleh karakter personal, tetapi

justru banyak ditentukan dari apa yang dilakukan pemimpin. Keefektifan

kepemimpinan banyak tergantung pada perilaku yang diterapkan pemimpin

dalam situasi organisasi. Untuk itu, muncul teori-teori yang bertolak dari

pendekatan perilaku yang dikenal dengan istilah behavior theory.

Teori kepemimpinan berdasarkan pendekatan perilaku tersebut tidak

didasarkan pada sifat atau ciri-ciri kepribadian seseorang, tapi lebih cenderung

berdasarkan perilaku atau proses kepemimpinan yang ditunjukkan dalam

organisasi yang dipimpin. Kualitas kepemimpinan tidak dinilai dari karakter

personal, tapi lebih ditekankan pada fungsi, peranan, atau perilaku yang

ditampilkan dalam kelompok. Salah satu teori kepemimpinan yang

dikembangkan berdasarkan perilaku adalah teori kepemimpinan dua dimensi

(two dimensional theory).

Page 18: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

13

Berdasarkan teori kepemimpinan dua dimensi, gaya kepemimpinan itu

mengacu pada dua sisi, yaitu sisi tugas atau hasil, dan sisi hubungan manusia

atau proses. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (task oriented)

adalah gaya kepemimpinan yang lebih menekankan pada tugas atau

pencapaian hasil. Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan penekanan pada

penyusunan rencana kerja, penetapan pola, penetapan metode dan prosedur

pencapaian tujuan. Sedangkan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada

hubungan manusia (people oriented) adalah gaya kepemimpinan yang

meneknakan pada hubungan kemanusiaan dengan bawahan. Gaya

kepemimpinan ini ditandai dengan penekanan pada hubungan kesejawatan,

saling mempercayai, saling menghargai, dan kehangatan hubungan antar

anggota (Owens, 1991).

Banyak ahli yang mengkaji teori kepemimpinan dua dimensi dengan istilah

yang berbeda-beda. Cartwright dan Zander menggunakan istilah pencapaian

tujuan (goal achievement), dan pertahanan kelompok (group maintenance).

Halpin dan Winner mengemukakan dengan istilah struktur inisiasi (initiating

structure) dan konsiderasi (consideration). Danil Cartz menyebut dengan istilah

orientasi pada produksi (production oriented) dan orientasi pada pekerja

(employee oriented). Likert menyebut dengan istilah berpusat pada tugas (job

centered) dan berpusat pada pekerja (employee centered). Blake dan Mouton

menggunakan istilah perhatian pada aspek hasil (concern for production) dan

perhatian pada aspek manusia (concern for people) (Owens, 1991).

Semua istilah dimensi kepemimpinan tersebut, oleh Hoy dan Miskel (1987)

diklasifikasi menjadi dua, yaitu perhatian pada organisasi (concern for

organization) dan perhatian pada hubungan individual (concern for individual

relationship).

Ada beberapa ciri perilaku yang menunjukkan gaya kepemimpinan yang

berorientasi pada tugas dan hubungan manusia. David dan Sheasor

mengemukakan empat ciri, yaitu memberikan dukungan, menjalin interaksi,

merancang tugas-tugas dan menetapkan tujuan (Hoy dan Miskel, 1987). Dua

Page 19: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

14

komponen menunjukkan perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada tugas,

yaitu merancang tugas-tugas dan menetapkan tujuan. Dua komponen

menunjukkan perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan

manusia, yaitu memberikan dukungan dan menjalin interaksi.

Di sisi lain, Halpin mengemukakan delapan komponen. Empat komponen

menunjukkan perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada tugas, yaitu

menetapkan peranan, menetapkan prosedur kerja, melakukan komunikasi satu

arah, dan mencapai tujuan organisasi. Empat komponen menunjukkan perilaku

yang berorientasi pada hubungan manusia, yaitu menjalin hubungan akrab,

menghargai anggota, bersikap hangat dan menaruh kepercayaan kepada

anggota (Hoy dan Miskel, 1987).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat digarisbawahi

karakteristik perilaku gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas adalah

melakukan komunikasi satu arah, menyusun rencana kerja, merancang tugas-

tugas, menetapkan prosedur kerja, dan menekankan pencapaian tujuan

organisasi. Sedangkan karakteristik perilaku gaya kepemimpinan yang

berorientasi pada hubungan manusia adalah menjalin hubungan yang akrap,

menghargai anggota, bersikap hangat, dan menaruh kepercayaan kepada

anggota.

Berdasarkan dua orientasi kepemimpinan tersebut, selanjutnya gaya

kepemimpinan bisa diklasifikasi menjadi empat, yaitu: (1) task oriented

leadership, yakni gaya kepemimpinan yang berorientasi tinggi pada tugas, dan

rendah pada hubungan manusia, (2) relationship oriented leadership, yakni

gaya kepemimpinan yang berorientasi tinggi pada hubungan manusia, tetapi

rendah pada tugas, (3) integrated leadership, yakni gaya kepemimpinan yang

beroirientasi tinggi pada tugas dan hubungan manusia, dan (4) impoverished

leadership, yakni gaya kepemimpinan yang berorientasi rendah pada tugas dan

hubungan manusia (Rossow, 1990). .

Page 20: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

15

Pada perkembangan selanjutnya, diketahui bahwa tidak setiap organisasi

bisa digunakan pendekatan kepemimpinan yang sama. Beberapa hasil

penelitian menunjukkan bahwa orientasi kepemimpinan yang menekankan pada

orang cenderung lebih efektif. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa

orientasi kepemimpinan yang menekankan pada tugas justru lebih efektif

(Feldmon & Arnold, 1983; Hoy & Miskel, 1987; Gorton, 1991). Hal ini

disebabkan oleh karakteristik organisasi yang berbeda.

Berdasarkan landasan tersebut, lalu dikembangkan pendekatan

kepemimpinan baru yang dikenal dengan pendekatan kepemimpinan

situasional. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang bisa

menyesuaikan dengan kondisi dan situasi organisasi. Beberapa komponen yang

perlu dipertimbangkan adalah keadaan bawahan, tuntutan pekerjaan, dan

lingkungan organisasi itu sendiri (Newell, 1978).

Selanjutnya ada banyak teori kepemimpinan yang mempertimbangkan

faktor situasi organisasi. Beberapa teori yang cukup dominan, antara lain sistem

manajemen yang dikembangkan Likert, teori kepemimpinan tiga dimensi yang

dikembangkan Reddin, teori kepemimpinan kontingensi yang dikembangkan

Fiedler, teori kontingensi normatif yang dikembangkan oleh Vroom dan Yetton,

teori substitutes yang dikembangkan oleh Kerr dan Jermier, teori path goal yang

dikembangkan House, dan teori kepemimpinan situasional yang dikembangkan

oleh Hersey dan Blanchard (Owens, 1981; Hoy & Miskel, 2005).

Berdasarkan teori kepemimpinan situasional, yang menekankan bahwa

keberhasilan kepemimpinan ditentukan oleh perilaku pemimpin dan faktor-faktor

situasional organisasi, seperti jenis pekerjaan, lingkungan organisasi, dan

karakteristik individu yang terlibat dalam organisasi. Tidak ada satu gaya

kepemimpinan yang paling efektif untuk semua organisasi. Kepemimpinan yang

efektif adalah perilaku kepemimpinan yang sesuai dengan karakteristik

organisasi, terutama kondisi kematangan bawahan.

Page 21: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

16

Pada perkembangan selanjutnya, diketahui bahwa keberhasilan

kepemimpinan tidak hanya ditekankan pada perilaku yang ditampilkan pimpinan

dalam kelompok, tetapi perlu ditelaah dari sisi perilaku yang ditampilkan

anggota dalam organisasi. Untuk itu, pimpinan harus bisa mentransformasi nilai

kepada bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satu pendekatan

kepemimpinan yang dikembangkan adalah kepemimpinan transformasional.

Dalam mengelola sekolah, kepala sekolah dasar bisa memilih teori dan

menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat dari beberapa gaya kepemimpinan

yang ada sesuai dengan karakter pribadi, dan kondisi organisasi sekolah yang

dipimpin. Yang penting kepala sekolah dasar, harus bisa menampilkan peranan

kepemimpinan yang baik. Berkaitan dengan peranan kepemimpinan kepala

sekolah tersebut, Sergiovanni (1991) mengemukakan enam peranan

kepemimpinan kepala sekolah, yaitu kepemimpinan formal, kepemimpinan

administratif, kepemimpinan supervisi, kepemimpinan organisasi, dan

kepemimpinan tim. Kepemimpinan formal mengacu pada tugas kepala sekolah

untuk merumuskan visi, misi dan tujuan organisasi sesuai dengan dasar dan

peraturan yang berlaku. Kepemimpinan administratif, mengacu pada tugas

kepala sekolah untuk membina administrasi seluruh staf dan anggota organisasi

sekolah. Kepemimpinan supervisi mengacu pada tugas kepala sekolah untuk

membantu dan membimbing anggota agar bisa melaksanakan tugas dengan

baik. Kepemimpinan organisasi mengacu pada tugas kepala sekolah untuk

menciptakan iklim kerja yang kondusif, sehingga anggota bisa bekerja dengan

penuh semangat dan produktif. Kepemimpinan tim mengacu pada tugas kepala

sekolah untuk membangun kerja sama yang baik diantara semua anggota agar

bisa mewujudkan tujuan organisasi sekolah secara optimal.

Page 22: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

17

BAB IV

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DI ERA DESENTRALISASI

Dewasa ini terjadi perubahan dalam sistem pengelolaan sekolah, termasuk

sekolah dasar. Sejak diberlakukannya otonomi daerah, terjadi desentralisasi

pendidikan, yaitu adanya pelimpahan sebagian kewenangan pemerintah pusat

ke daerah, termasuk kewenangan dalam pengelolaan pendidikan. Salah satu

pendekatan pengelolaan pendidikan yang diterapkan adalah pendekatan

pengelolaan pendidikan berdasarkan sekolah, yang dikenal dengan istilah

school based management atau manajemen berbasis sekolah.

Manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu pendekatan yang

digunakan dalam manajemen sekolah. Manajemen berbasis sekolah

merupakan terjemahan dari istilah school based management, yang pada

dasarnya merupakan pemberian kesempatan yang lebih luas kepada sekolah

dalam pengelolaan sekolah. Sekolah diberikan kewenangan yang lebih besar

untuk mengelola sekolah secara mandiri sesuai dengan kondisi sekolah.

Kegiatan pengelolaan pendidikan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai

dengan evaluasi banyak ditentukan oleh sekolah. Dengan demikian diharapkan

sekolah bisa mampu mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki

sekolah dan tuntutan lingkungan masyarakat.

Berdasarkan pedoman pengelolaan sekolah yang diterbitkan Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (2002), manajemen berbasis

sekolah diartikan sebagai bentuk alternatif pengelolaan sekolah dalam rangka

desentralisasi pendidikan, yang ditandai dengan adanya kewenangan

pengambilan keputusan yang lebih luas di tingkat sekolah, partisipasi

masyarakat yang relatif tinggi, dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

Keleluasaan pengambilan keputusan di tingkat sekolah dimaksudkan agar

sekolah dapat mengoptimalkan pengelolaan sumber daya dengan

mengalokasikan sesuai dengan prioritas program serta lebih tanggap terhadap

Page 23: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

18

kebutuhan masyarakat setempat yang ditunjang dengan sistem pengelolaan

yang baik.

Di beberapa negara, manajemen berbasis sekolah (school based

management) dikemukakan dengan beberapa istilah, antara lain site based

management, delegated management, community based management, school

otonomy atau local management of school. Meskipun sebutannya berbeda,

tetapi sasarannya sama, yaitu memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk

mengelola sekolah secara mandiri. Pada prinsipnya, sekolah memperoleh

kewenangan (authority), kewajiban (responsibility) dan tanggung jawab

(accountability) dalam pengelolaan sekolah. Melalui manajemen berbasis

sekolah tersebut diharapkan bisa memberikan layanan pendidikan yang

menyeluruh dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.

Secara umum, tujuan manajemen berbasis sekolah (school based

management) ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, kualitas dan pemerataan

pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui beberapa cara, antara lain

melalui keleluasaan mengelola sumber daya atau penyederhanaan birokrasi.

Peningkatan kualitas dilakukan melalui peningkatan partisipasi orang tua siswa

terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan peningkatan

profesionalisme personil sekolah. Sedangkan peningkatan pemerataan

pendidikan diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Secara khusus, manajemen berbasis sekolah diarahkan untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Dalam panduan pengelolaan sekolah,

manajemen berbasis sekolah ditekankan pada manajemen peningkatan mutu

berbasis sekolah (school based quality improvement). Manajemen peningkatan

mutu berbasis sekolah pada dasarnya merupakan proses manajemen sekolah

yang diarahkan untuk peningkatan mutu pendidikan melalui pelaksanaan

otonomi sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi

sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah dengan melibatkan semua

stakeholder sekolah. Dengan kata lain, manajemen peningkatan mutu berbasis

Page 24: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

19

sekolah adalah keseluruhan proses pendayagunaan keseluruhan komponen

pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang diupaya-kan

sendiri oleh kepala sekolah bersama semua pihak yang terkait atau yang

berkepentingan dengan mutu pendidikan. Istilah komponen mengacu pada

bidang garapan pendidikan di sekolah, antara lain kurikulum dan pembelajar-an,

kesiswaan, kepegawaian, sarana dan prasarana, dan keuangan. Sedangkan

istilah dikelola sendiri mengacu pada diatur sendiri (self managing), dirancang

sendiri (self design) atau direncanakan sendiri (self planning), diorganisasi

sendiri (self organizing), diarahkan sendiri (self direction) atau dikontrol/

dievaluasi sendiri (self control).

Ada beberapa karakteristik manajemen berbasis sekolah. Secara garis

besar, karakteristik umum manajemen berbasis sekolah tersebut meliputi: (a)

adanya akses terbuka bagi sekolah untuk tumbuh mandiri, (b) adanya kemi-

traan yang erat antara sekolah dengan masyarakat sekitar, (c) adanya sistem

disentralisasi, (d) pengelolaan sekolah secara partisipatif, (e) pemberdayaan

guru secara optimal, (f) diterapkannya otonomi manajemen sekolah, (g)

orientasi pada peningkatan mutu, dan (i) menekankan pada pengambilan

keputusan partisipatif (Depdiknas, 2003).

Di sisi lain, Levacic mengemukakan tiga karakteristik kunci manajemen

berbasis sekolah, yaitu: (1) kekuasaan dan tanggung jawab dalam pengambilan

keputusan peningkatan mutu pendidikan didesentralisasikan ke stakeholder

sekolah, (2) domain manajemen peningkatan mutu pendidikan yang

didesentralisasikan mencakup keseluruhan aspek peningkatan mutu

pendidikan, baik keuangan, kepegawaian, sarana prasarana, penerimaan siswa

baru, dan kurikulum, dan (3) walaupun domain peningkatan mutu pendidikan

didesentralisasikan ke sekolah, namun diperlukan adanya sejumlah regulasi

yang mengatur fungsi kontrol pusat terhadap keseluruhan pelaksanaan

kewenangan dan tanggung jawab sekolah (Bafadal dan Imron, 2004).

Secara lebih khusus, Levacic juga mengidentifikasi bahwa ada tiga tujuan

khusus manajemen berbasis sekolah, yaitu mencapai efisiensi, keefektifan dan

Page 25: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

20

tanggung jawab pendidikan. Melalui manajemen berbasis sekolah, proses

peningkatan mutu akan berlangsung secara efisien, terutama dalam

penggunaan sumber daya manusia. Dengan manajemen berbasis sekolah,

keefektifan peningkatan mutu pendidikan dasar juga meningkat, melalui

peningkatan kualitas pembelajaran. Dengan manajemen berbasis sekolah,

respon sekolah juga bertambah besar terhadap siswa.

Secara singkat, dapat dikemukakan bahwa manajemen berbasis sekolah

diarahkan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui

pemberian wewenang dan keluwesan untuk peningkatan mutu pendidikan.

Dengan kemandirian diharapkan: (1) sekolah bisa lebih mengetahui kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya, serta mampu mengoptimalkan

sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolah, (2) sekolah dapat

mengembangkan sendiri program-programnya sesuai dengan kebutuhannya,

(3) sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan kepada orang

tua, masyarakat maupun pemerintah, serta (4) sekolah dapat melakukan

persaingan secara sehat dengan sekolah lain untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

Ada beberapa prinsip yang perlu dipegang dalam melaksanakan

manajemen berbasis sekolah. Prinsip-prinsip tersebut adalah: (1) Keterbukaan,

artinya manajemen berbasis sekolah dilakukan secara terbuka dengan semua

sumber daya yang ada, baik kepala sekolah, guru, siswa, orang tua siswa,

maupun masyarakat, (2) Kebersamaan, artinya manajemen berbasis sekolah

dilakukan bersama oleh sekolah dan masyarakat, (3) Berkelanjutan, artinya

manajemen berbasis sekolah dilakukan secara berkelanjutan tanpa dipengaruhi

pergantian pimpinan sekolah, (4) Menyeluruh, artinya manajemen berbasis

sekolah yang disusun hendaknya mencakup semua komponen yang

mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan, (5) Pertanggungjawaban,

artinya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dapat

dipertanggungjawabkan ke masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan,

(6) Demokratis, artinya keputusan yang diambil dalam manajemen berbasis

Page 26: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

21

sekolah hendaknya dilaksanakan atas dasar musyawarah antara komponen

sekolah dan masyarakat, (7) Kemandirian sekolah, artinya sekolah memiliki

prakarsa, inisiatif, dan inovatif dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan,

(8) Berorientasi pada mutu, artinya berbagai upaya yang dilakukan selalu

didasarkan pada peningkatan mutu, (9) Pencapaian standar pelayanan minimal,

artinya layanan pendidikan minimal harus bisa dilaksanakan sesuai dengan

standar minimal secara total, bertahap dan berkelanjutan, dan (10) Pendidikan

untuk semua, artinya semua anak memperoleh pendidikan yang sama. Dalam

mengelola sekolah, kepala sekolah dasar harus melaksanakan prinsip-prinsip

tersebut dengan baik.

Berdasarkan landasan tersebut, secara garis besar dapat disimpulkan

bahwa terdapat pergeseran peranan dalam pengelolaan pendidikan, dari asas

sentralisasi ke desentralisasi. Adanya kemandirian, keterbukaan, partisipatif,

dan pertanggung-jawaban menunjukkan pengelolaan sekolah secara mandiri

berdasarkan kemampuan yang dimiliki sekolah. Adapun bidang yang menjadi

wewenang sekolah mencakup proses belajar mengajar, perencanaan, evaluasi

program sekolah, pengelolaan kurikulum, pengelolaan ketenagaan, pengelolaan

peralatan dan perlengkapan sekolah, pengelolaan keuangan, pelayanan siswa,

hubungan sekolah dengan masyarakat, dan pengelolaan iklim sekolah

(Depdiknas, 2003).

Konsekuensi dari adanya school based management tersebut, tugas dan

tanggung jawab kepala sekolah menjadi semakin besar. Kepala sekolah harus

bisa memimpin dan memberdayakan semua sumber daya sekolah. Kepala

sekolah merupakan motor penggerak dan penentu arah kebijakan sekolah.

Untuk itu, kepemimpinan kepala sekolah dasar harus mampu memberdayakan

guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang baik, lancar dan

produktif, menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditetapkan, menjalin

hubungan yang harmonis dengan masyarakat agar bisa terlibat aktif dalam

mewujudkan tujuan sekolah, bekerja sama dengan tim secara kooperatif, dan

Page 27: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

22

berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan.

Page 28: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

23

BAB V

PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN SEMANGAT KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR

Kepemimpinan kepala sekolah yang baik dapat membuat anggota menjadi

percaya, loyal, dan termotivasi untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi

secara optimal. Untuk itu, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah dapat

dilihat dari performansi anggota. Salah satu faktor yang menunjukkan

performansi anggota adalah semangat kerjanya.

Semangat kerja berasal dari kata morale. Semangat kerja bisa juga

diartikan kegairahan kerja. Semangat kerja merupakan salah satu faktor utama

yang menentukan terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas. Bila seseorang

memiliki semangat kerja yang tinggi akan melaksanakan tugas secara optimal.

Sebaliknya, bila seseorang kurang memiliki semangat kerja yang baik, tidak

akan bisa melaksanakan tugas secara optimal.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan pengertian semangat kerja.

Beach (1980) mendefinisikan semangat kerja sebagai kepuasan kerja

seseorang yang diperoleh dari pekerjaannya, kelompok kerja, pimpinan,

organisasi, dan lingkungannya. Di sisi lain, Burrub mengemukakan bahwa

semangat kerja merupakan suatu daya juang kelompok secara teguh dan

konsisten untuk mencapai tujuan. Hornby menegaskan bahwa semangat kerja

adalah kondisi mental yang penuh kemauan, kesungguhan, kedisiplinan, dan

keteguhan dalam menghadapi tantangan untuk mencapai tujuan (Sutheja,

1988).

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat digarisbawahi bahwa

semangat kerja adalah kondisi mental yang penuh kesungguhan, kedisiplinan,

daya juang, dan keteguhan untuk melaksanakan tugas/pekerjaan dalam rangka

mencapai tujuan secara optimal. Semangat kerja guru berarti kondisi mental

Page 29: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

24

guru yang berupa reaksi emosional yang penuh kesungguhan, kedisiplinan,

daya juang, dan keteguhan dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai guru

untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.

Ditinjau dari komponennya, ada tiga faktor yang terkandung dalam

pengertian semangat kerja, yaitu identifikasi (identification), rasa memiliki

(belongingness), dan rasionalitas (rationality). Identifikasi menunjuk pada

komunalitas tujuan. Seorang guru yang memiliki semangat kerja tinggi merasa

kebutuhan individunya sesuai dengan tujuan organisasi. Rasa memiliki artinya

ada kesesuaian antara kebutuhan dirinya dengan kebutuhan pimpinan.

Rasionalitas artinya terdapat kesesuaian antara kebutuhan pimpinan dengan

tujuan organisasi (Gorton, 1991).

Semangat kerja bukan merupakan suatu perilaku, namun sangat

berpengaruh terhadap perilaku. Seorang yang personel akan berusaha secara

optimal dalam melaksanakan tugas bila memiliki semangat kerja yang tinggi.

Sebaliknya, seorang personel tidak akan melaksanakan tugas secara baik, bila

semangat kerjanya rendah.

Demikian juga untuk jabatan guru. Seorang guru akan berusaha secara

optimal dalam melaksanakan tugas-tugasnya, apabila memiliki semangat kerja

yang tinggi. Sebaliknya, bila semangat kerjanya rendah, guru tidak akan

melaksanakan tugas-tugasnya secara baik.

Ditinjau dari tugasnya, ada beberapa tugas guru sekolah dasar. Daughtrey

dan Lewis (1979) mengemukakan tugas guru sekolah dasar menjadi dua, yaitu

tugas di sekolah dan tugas di masyarakat. Tugas di sekolah dibedakan menjadi

dua, yaitu tugas di bidang administrasi sekolah (general duties) dan tugas di

bidang pengajaran (special duties). Sahertian (1990) mengemukakan empat

tugas utama guru, yaitu tugas bidang pengajaran, tugas kemasyarakatan, tugas

pertumbuhan karir, dan tugas administratif. Di sisi lain, pendapat yang lebih

umum, membagi tugas utama guru sekolah dasar menjadi tiga, yaitu tugas

profesional, tugas personal, dan tugas sosial (Usman, 1992).

Page 30: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

25

Tugas profesional adalah tugas utama yang berkaitan dengan profesi

guru. Tugas ini meliputi tugas mengajar, mendidik, dan membimbing. Kegiatan

menyusun rencana pengajaran, menguasai bahan, menggunakan metode dan

media pengajaran, mengelola kelas, mengadakan evaluasi, dan melakukan

bimbingan merupakan bagian dari tugas profesional. Bahkan menguasai

landasan kependidikan dan mengadakan penelitian untuk pengembangan

merupakan bagian dari tugas profesional (Raka Joni, 1991).

Tugas personal adalah tugas yang berkaitan dengan pengembangan

pribadi guru. Tugas ini mengacu pada usaha untuk menjalankan perilaku diri

yang baik. Usaha untuk mewujudkan dirinya, merealisasi potensi yang dimiliki,

melakukan auto identifikasi, dan auto pengertian untuk menjadi teladan serta

menempatkan diri dalam kehidupan masyarakat termasuk dalam tugas

personal.

Tugas sosial adalah tugas yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.

Sebagai anggota masyarakat, guru sekolah dasar memiliki tugas untuk

membantu dan mengembangkan kehidupan masyarakat. Di satu sisi, guru

diharapkan bisa menerima harapan masyarakat, di sisi lain, guru diharapkan

bisa menjadi pembaharu dalam kehidupan masyarakat.

Berdasarkan surat keputusan Menpan Nomor 86 tahun 1993, ada empat

bidang tugas yang harus dilaksanakan guru, yaitu tugas di bidang pendidikan,

proses belajar mengajar dan bimbingan, pengembangan profesi, dan penunjang

pendidikan. Berdasarkan beberapa landasan teoritis dan praktis ini, dalam

penelitian ini semangat kerja guru dalam melaksanakan tugas dibatasi pada

tugas pokok guru, yaitu tugas di bidang pendidikan, tugas di bidang pengajaran

dan bimbingan, serta tugas di bidang penunjang pendidikan.

Kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh dalam meningkatkan

semangat kerja guru dalam melaksanakan tugas. Hasil penelitian Hersey

menunjukkan bahwa ada sepuluh faktor yang mempengaruhi semangat kerja

seseorang dalam melaksanakan tugas, yaitu kesiapan kerja, kondisi kerja,

Page 31: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

26

organisasi kerja, kepemimpinan, gaji, kesempatan mengemukakan ide,

kesempatan mempelajari tugas, jam kerja, dan kemudahan kerja (Tiffin, 1952).

Di sisi lain, hasil penelitian Sylvia dan Hutchison juga menemukan bahwa ada

enam faktor yang mempengaruhi turunnya semangat kerja pegawai, khususnya

guru, yaitu dukungan teman sejawat, hubungan dengan pimpinan, gaji,

pekerjaan dan tanggung jawab, kurangnya kesempatan berkembang, kondisi

kerja, dan beban kerja yang berlebihan (Gorton, 1991). Secara lebih jelas, Mc

Laughtin menemukan bahwa ada empat faktor yang menyebabkan rendahnya

semangat kerja guru, yaitu kurangnya input dalam pengambilan keputusan,

kurangnya hubungan teman sejawat, dan kurangnya pengakuan prestasi.

Berdasarkan landasan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa

kepemimpinan sangat berperan dalam meningkatkan semangat kerja guru

dalam melaksanakan tugas di sekolah dasar. Tinggi rendahnya semangat kerja

guru banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah. Semakin baik

kepala sekolah menerapkan kepemimpinan, semakin tinggi pula semangat kerja

guru dalam melaksanakan tugas. Sebaliknya, semakin jelek kepala sekolah

menerapkan kepemimpinan, semakin rendah pula semangat kerja guru dalam

melaksanakan tugas-tugas di sekolah.

Page 32: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

27

BAB VI

PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DI SEKOLAH DASAR

Dalam rangka melaksanakan tugas profesionalnya, guru sekolah dasar

dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik. Sebab hanya dengan

kemampuan guru dalam melaksanakan tugas yang baiklah keberhasilan

pendidikan di sekolah dapat tercapai dengan baik. Guru merupakan komponen

sentral yang menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah. Pengembangan

guru tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan pengembangan profesional

guru.

Bila ditelaah dari sisi historis, perkembangan kegiatan pengembangan

guru berkaitan erat dengan perkembangan ilmu manajemen. Ada tiga tahap

perkembangan ilmu manajemen yang mewarnai perkembangan kegiatan

pengembangan guru, yaitu scientific management yang berkembang mulai awal

tahun 1900 sampai dengan tahun 1936, human relation management, yang

berkembang mulai tahun 1937 sampai dengan tahun 1959, dan behavior

research management, yang berkembang mulai tahun 1960 sampai dengan

tahun 1970 (Owens, 1991). Dewasa ini, yang sedang banyak dikembangkan

adalah human resources management.

Ditinjau dari teknik yang digunakan, kegiatan pengembangan profesional

guru, secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pengembangan

intensif (intensive development), pengembangan kooperatif (cooperative

development), dan pengembangan mandiri (self directed development)

(Glatthorm, 1991).

Pengembangan intensif (intensive development) adalah bentuk

pengembangan yang dilakukan pimpinan terhadap guru yang dilakukan secara

intensif berdasarkan kebutuhan guru. Model ini biasanya dilakukan melalui

Page 33: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

28

langkah-langkah yang sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai

dengan evaluasi dan pertemuan balikan atau refleksi. Teknik pengembangan

yang digunakan antara lain melalui pelatihan, penataran, kursus, loka karya,

dan sejenisnya.

Pengembangan kooperatif (cooperative development) adalah suatu bentuk

pengembangan guru yang dilakukan melalui kerja sama dengan teman sejawat

dalam suatu tim yang bekerja sama secara sistematis. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan kemampuan profesional guru melalui pemberian masukan, saran,

nasehat, atau bantuan teman sejawat. Teknik pengembangan yang digunakan

bisa melalui pertemuan kelompok kerja guru (KKG). Teknik ini disebut juga

dengan istilah peer supervision atau collaborative supervision.

Pengembangan mandiri (self directed development) adalah bentuk

pengembangan yang dilakukan melalui pengembangan diri sendiri. Bentuk ini

memberikan otonomi secara luas kepada guru. Guru berusaha untuk

merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, dan menganalisis balikan

untuk pengembangan diri sendiri. Teknik yang digunakan bisa melalui evaluasi

diri (self evaluation) atau penelitian tindakan (action research).

Di sisi lain, hasil penelitian Raudenbush (1993) menunjukkan bahwa

internal supervision yang termasuk kegiatan pengembangan guru, memiliki

dampak terhadap pengajaran guru. Hasil penelitian Bisset dan Nichol (1998)

juga menunjukkan bahwa pengembangan profesional guru melalui kegiatan

supervisi yang menekankan action research bisa meningkatkan kemampuan

profesional guru. Hasil penelitian Horn (1992) juga menunjukkan bahwa

pengalaman guru berpengaruh terhadap pertumbuhan personal dan jabatan

guru. Lebih lanjut, berdasarkan hasil telaah Neagley dan Evans (1980),

Glickman (1981) atau Sergiovanni (1991) menunjukkan bahwa kegiatan

supervisi yang termasuk pada kegiatan pengembangan guru dapat

meningkatkan kemampuan profesional guru dalam melaksanakan tugas,

khususnya tugas di bidang pengajaran.

Page 34: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

29

Di sisi lain, hasil penelitian White (1992) menunjukkan bahwa kesempatan

guru untuk terlibat dalam pengambilan keputusan sekolah berpengaruh

terhadap pertumbuhan jabatan guru. Hasil penelitian Berends (2000) juga

menunjukkan bahwa karakteristik program sekolah juga berpengaruh terhadap

pertumbuhan profesio-nalisme guru.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang ada, dapat digarisbawahi

kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan

guru dalam melaksanakan tugas. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik,

akan memberikan kesempatan kepada anggotanya, terutama gurunya, untuk

selalu meningkatkan diri. Demikian juga kepemimpinan kepala sekolah yang

baik, juga akan berusaha untuk selalu mengembangkan kemampuan

anggotanya, terutama para gurunya, baik melalui pengembangan dari atas,

pengembangan teman sejawat, atau pengembangan diri sendiri. Dengan

meningkatnya kemampuan anggota, khususnya guru, akan meningkatkan

kinerja anggota. Dengan meningkatnya kinerja anggota, pada akhirnya akan

bisa meningkatkan ketercapaian tujuan organisasi sekolah.

Tujuan akhir dari program peningkatan sumber daya manusia dalam suatu

organisasi adalah pencapaian profesionalisme personel dalam menjalankan

tugas. Peningkatan kemampuan personel pada dasarnya diarahkan untuk

meningkatkan profesionalisme personel dalam melaksanakan tugas. Demikian

juga, peningkatan semangat kerja personel dalam organisasi, pada dasarnya

diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme personel dalam melaksanakan

tugas. Dengan demikian, peningkatan semangat kerja ataupun kemampuan

guru dalam melaksanakan tugas pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan

profesionalisme guru dalam menjalankan tugas-tugas sebagai guru.

Istilah profesionalisme guru bukan merupakan istilah asing dalam dunia

pendidikan. Secara sederhana, profesional berasal dari kata profesi yang berarti

jabatan. Orang yang profesional adalah orang yang mampu melaksanakan

tugas jabatannya secara mumpuni, baik secara konseptual maupun aplikatif.

Page 35: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

30

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan yang mumpuni

dalam melaksanakan tugas jabatan guru.

Bila ditinjau secara lebih detail,ada beberapa karakteristik profesionalisme

guru. Rebore (1991) mengemukakan bahwa karakteristik profesionalisme guru

bisa ditinjau dari enam komponen, yaitu: (1) pemahaman dan penerimaan

dalam melaksanakan tugas, (2) kemauan melakukan kerja sama secara efektif

dengan siswa, guru, orang tua siswa, dan masyarakat, (3) kemampuan

mengembangkan visi dan pertumbuhan jabatan secara terus menerus, (4)

mengutamakan pelayanan dalam tugas, (5) mengarahkan, menekan dan

menumbuhkan pola perilaku siswa, serta (6) melaksanakan kode etik jabatan.

Di sisi lain, Glickman (1981) memberikan ciri profesionalisme guru dari dua

sisi, yaitu kemampuan berpikir abstrak (abstraction) dan komitmen

(commitment) guru. Guru yang profesional memiliki tingkat berpikir abstrak yang

tinggi, yaitu mampu merumuskan konsep, menangkap, mengidentifikasi, dan

memecahkan berbagai macam persoalan yang dihadapi dalam tugas, dan juga

memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Komitmen adalah

kemauan kuat untuk melaksanakan tugas yang didasari dengan rasa penuh

tanggung jawab.

Lebih lanjut, Welker (1992) mengemukakan bahwa profesionalisme guru

dapat dicapai bila guru ahli (expert), dalam melakasanakan tugas, dan selalu

mengembangkan diri (growth). Lebih lanjut, Glatthorm (1990) mengemukakan

bahwa dalam melihat profesionalisme guru, disamping kemampuan dalam

melaksanakan tugas, juga perlu mempertimbangkan aspek komitmen dan

tanggung jawab (responsibility), serta kemandirian (autonomy).

Berdasarkan berbagai kajian teori tersebut, dapat digarisbawahi bahwa

secara umum ada empat karakteristik profesionalisme guru, yaitu (1) ahli dalam

melaksanakan tugas (expert), (2) memiliki rasa tanggung jawab (responsibility),

(3) memiliki kemandirian (autonomy), dan (4) selalu berusaha untuk

mengembangkan diri (professional growth). Profesionalisme guru dalam

Page 36: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

31

melaksanakan tugas tercermin pada keahlian, tanggung jawab, kemandirian,

dan kemauan guru untuk terus mengembangkan diri secara terus-menerus

dalam melaksanakan tugas-tugas jabatan guru.

Bila ditelaah dari unsur-unsurnya, pada dasarnya ada dua aspek yang

menentukan tingkat profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas, yaitu

aspek kemampuan dan kemauan. Guru yang profesional adalah guru yang

memiliki kemampuan dan kemauan yang baik dalam melaksanakan tugas-tugas

jabatan. Dengan kata lain, memiliki kemampuan dan semangat kerja yang baik

dalam melaksanakan tugas. Untuk itu, dalam meningkatkan profesionalisme

guru, perlu didukung dengan kemampuan yang baik dan semangat kerja yang

baik. Dan semua itu, bisa berkembang dengan baik, bila kepala sekolah

menerapkan kepemimpinan yang baik. Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kemampuan dan semangat kerja, serta profesionalisme guru dalam

melaksanakan tugas tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 6.1 Gambaran Profesionalisme Guru

Berdasarkan gambar tersebut di atas, dapat digarisbawahi bahwa peranan

kepemimpinan sangat besar dalam meningkatkan kemampuan guru, semangat

kerja guru, dan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas. Bahkan dapat

dikatakan kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor kunci yang

menentukan terhadap peningkatan kemampuan, semangat kerja, dan

profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas. Guru akan bisa berkembang,

bila kepala sekolah menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan guru

Page 37: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

32

bisa berkembang dengan baik. Guru juga akan memiliki semangat kerja yang

baik, bila kepala sekolah mampu menciptakan iklim kerja yang kondusif.

Dengan meningkatnya kemampuan dan semangat kerja guru yang

berkelanjutan merupakan kunci tercapainya profesionalisme guru dalam

melaksanakan tugas. Dengan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas,

akan menjadi sarana tercapainya keefektifan kerja organisasi sekolah, yang

secara langsung akan menjadi sarana utama tercapainya tujuan

penyelenggaraan pendidikan di sekolah secara optimal.

Page 38: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

33

BAB VII

PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KEEFEKTIFAN KERJA TIM GURU DI SEKOLAH DASAR

Motivasi kerja, kemampuan, dan profesionalisme melaksanakan tugas

cenderung mengacu pada perilaku individu dalam organisasi. Untuk melihat

keberhasilan kepemimpinan, juga perlu dilihat pengaruhnya terhadap anggota

secara kelompok. Adanya kerja sama yang baik di antara anggota secara

kelompok akan lebih menunjang terhadap pencapaian tujuan organisasi

sekolah, dibandingkan bekerja secara sendiri-sendiri. Bahkan dari beberapa

kajian teori yang ada, perilaku kepemimpinan yang utama bisa diarahkan pada

dua fungsi, yaitu perilaku yang berkaitan dengan tugas yang harus

dilaksanakan, dan perilaku yang berkaitan dengan hubungan dalam kerja

kelompok dengan bawahan. Salah satu komponen yang menunjukkan

keberhasilan anggota secara kelompok adalah keefektifan kerja tim.

Kelompok dalam organisasi secara sederhana dapat diartikan dua orang

atau lebih yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam suatu cara

tertentu (Hughes, Ginnet & Curphy, 1999). White dan Bednar (1991)

mengemukakan bahwa kelompok adalah dua orang atau lebih yang saling

berkomunikasi, memiliki keterikatan masa lalu atau masa depan, dan memiliki

fungsi saling bergantung dalam rangka mencapai tujuan bersama. Di sudut lain,

Robbins (2001) mengemukakan bahwa kelompok adalah dua individu atau lebih

yang berinteraksi dan saling tergantung untuk mencapai tujuan. Tim merupakan

kelompok yang efektif.

Ada empat komponen yang membedakan tim dengan kelompok, yaitu

memiliki rasa identifikasi yang lebih kuat, memiliki konsensus terhadap tujuan

yang lebih kuat, memiliki saling ketergantungan yang lebih kuat, dan memiliki

peranan yang lebih khusus dalam mencapai tujuan. (Hughes, Ginnet, & Curphy,

Page 39: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

34

1999). Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi

(Robbin, 2001).

Keefektifan kerja tim bisa dilihat dari beberapa aspek. Hal itu bisa dikaji

dari teori keefektifan tim. Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik tim

kerja yang efektif dari beberapa sudut pandang. Secara sederhana, White dan

Bednar (1991) mengemukakan tiga karakteristik keefektifan tim, yaitu (1) hasil

kerja tim dapat mencapai tujuan, yakni sesuai dengan harapan pengguna, (2)

kemampuan anggota dalam bekerja sama dapat dipertahankan dan di-

tingkatkan, dan (3) anggota memiliki kepuasan terhadap hasil kerja tim.

Di sisi lain, Jenk (1990) mengemukakan karakteristik tim kerja yang efektif

dari tujuh komponen. Dari sisi interaksi, ada kejujuran, keterbukaan, dan

komunikasi dua arah di antara anggota dalam mencapai tujuan organisasi. Dari

sisi tujuan, setiap anggota memahami dengan jelas, dan bekerja sama untuk

mencapai tujuan. Dari sisi keanggotaan, antara anggota satu dengan lainnya

saling mengenal dan saling mempertahankan tim yang efektif. Dari sisi

kekohesifan, masing-masing anggota saling menerima dan memberikan

dukungan. Dari sisi norma, setiap anggota memahami dan mematuhi aturan

yang telah disepakati. Dari sisi dinamika, keputusan yang penting selalu

ditetapkan bersama, bila ada konflik tidak ditekan atau dibiarkan, tetapi

dianggap sebagai aspek komunikasi yang terbuka.

Di sisi lain, Kreitner dan Kinicki (1992) mengemukakan dua kriteria

keefektifan tim kerja, yaitu: (1) dari sisi performansi, hasil kerja dapat mencapai

tujuan, yakni sesuai dengan pengguna, dan (2) dari sisi keberlangsungan,

anggota memiliki kepuasan terhadap kerja tim, serta berkemauan untuk

mempertahankan kelompok.

Menurut Kreitner dan Kinicki (1992) ada tiga komponen utama yang

menentukan keefektifan kerja tim, yaitu kooperatif, kepercayaan dan

kekohesifan. Kooperatif mengacu pada keterpaduan dalam melaksanakan kerja

sama yang baik di antara anggota. Hal tersebut mencakup kolaborasi dan

Page 40: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

35

koordinasi. Tiap anggota memiliki tanggung jawab bersama untuk mencapai

tujuan, dan terdapat koordinasi yang baik di antara anggota dalam

melaksanakan tugas. Kepercayaan memiliki makna antara anggota saling

memiliki kepercayaan dalam melaksanakan tugas, baik yang berkaitan dengan

niat, tujuan atau perilaku untuk untuk mencapai tujuan organisasi. Kekohesifan

mengacu pada tingkat keharmonisan dan keeratan hubungan di antara anggota

melebihi perbedaan yang dimiliki masing-masing anggota.

Di sisi lain, Gordon, Mondy dan Sharphin (1990) mengemukakan delapan

karakteristik keefektifan kerja tim, yaitu: (1) semua anggota memahami dan

berusaha mencapai tujuan, (2) semua anggota saling mendengarkan dan

berpartisipasi, (3) semua anggota bebas mengekspresikan dan menerima

respon, (4) bila ada masalah yang muncul, didiagnosa dengan hati-hati dan

dipecahkan bersama, (5) semua anggota memiliki kesempatan sama dalam

mendukung organisasi sesuai dengan kemampuannya, (6) semua anggota

mendukung terhadap konsensus yang telah dibuat, (7) antara anggota satu

dengan lainnya saling memiliki kepercayaan, dan (8) memiliki fleksibilitas dalam

menemukan cara baru yang lebih baik.

Secara singkat Wagner dan Hollenbeck (1998) mengemukakan tiga

kreteria keefektifan kerja tim, yaitu: (1) hasil kerja tim sesuai dengan standar

yang ditetapkan, (2) kepuasan anggota terpenuhi, dan (3) meningkatkan kerja

sama anggota.

Berdasarkan beberapa landasan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa ada

beberapa komponen yang menunjukkan keefektifan kerja tim. Komponen-

komponen tersebut bisa mencakup proses dan bisa juga mencakup hasil.

Adanya kerja sama yang baik, koordinasi yang baik, komunikasi, interaksi,

kejujuran, kepercayaan, dan kekohesifan di antara anggota dalam

melaksanakan tugas merupakan komponen yang mengacu pada proses.

Adanya kepuasan anggota, ketercapaian tujuan sesuai dengan harapan,

meningkatnya kerja sama, dan fleksibilitas untuk mengembangkan diri,

merupakan komponen yang mengacu pada hasil.

Page 41: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

36

Berdasarkan landasan tersebut, maka keefektifan kerja tim guru dapat

ditelaah dari tiga sub dimensi, yaitu (1) kerjasama guru dalam melaksanakan

tugas, yang ditandai dengan adanya kebersamaan antar guru dalam

melaksanakan tugas, saling jujur, saling percaya, saling terbuka, saling

memberikan masukan, saling bekerja sama, dan saling bekerja keras untuk

mencapai tujuan organisasi, (2) keterpaduan guru dalam melaksanakan tugas,

yang ditandai dengan adanya tanggung jawab bersama dalam melaksanakan

tugas, ketahanan menjaga kesatuan dalam melaksanakan tugas, memecahkan

masalah bersama secara efektif, dan memiliki fleksibiltas untuk

mengembangkan cara-cara baru yang lebih baik dalam melaksanakan tugas,

serta (3) keefektifan hasil, yang ditandai dengan ketercapaian hasil sesuai

dengan standar yang ditetapkan, pemahaman terhadap tujuan semakin

meningkat, kerja sama antar guru meningkat, kemampuan guru berkembang,

dan kepuasan guru sebagai anggota kelompok juga berkembang.

Keefektifan kerja tim guru, juga dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala

sekolah. Kepemimpinan yang baik akan menekankan kerja sama tim

dibandingkan kerja individual. Dengan menekankan kerja sama tim, dan

didukung dengan pemberian perhatian secara adil terhadap semua anggota,

akan membawa dampak meningkatnya keefektifan kerja tim anggota. Oleh

karena itu, semakin tinggi kepala sekolah dasar menerapkan kepemimpinan

secara tepat, akan membawa dampak meningkatnya keefektifan kerja tim guru

dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah. Keefektifan kerja tim guru bisa dilihat

dari tiga aspek, yaitu kerjasama guru dalam melaksanakan tugas, keterpaduan

guru dalam melaksanakan tugas, dan keefektifan hasil yang dicapai guru Hal

tersebut didukung dengan hasil penelitian Barnett, McCormick & Conners

(1999) yang menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

kepemimpinan dengan keefektifan kerja anggota organisasi.

Keefektifan kerja tim guru akan berpengaruh terhadap peningkatan atau

pembaharuan sekolah (school improvement). Untuk mencapai suatu perubahan

atau pembaharuan organisasi, diperlukan adanya kerja tim yang efektif

Page 42: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

37

(Thompson, 2004). Hasil review Joyce (Reynolds, 1996) menunjukkan bahwa

hubungan kolaboratif antar personel dalam organisasi merupakan salah satu

kunci peningkatan atau pembaharuan organisasi. Komponen tersebut

merupakan karakteristik utama keefektifan kerja tim. Oleh karena itu, dapat

digarisbawahi bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara keefektifan kerja

tim guru dengan peningkatan atau pembaharuan sekolah. Semakin efektif kerja

tim guru semakin tinggi tingkat peningkatan, pembaharuan atau kemajuan

sekolah.

Page 43: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

38

TUGAS

Untuk pencapaian kompetensi selama diklat fasilitator membimbing peserta

untuk melakukan diskusi, bermain peran dan presentasi dengan aturan sebagai

berikut :

1. Buatlah kelompok masing masing lima orang

2. masing masing kelompok menentukan ketua dan sekretarisnya

Tugas :

a. Masing masing anggota kelompok membahas studi kasus yang yang

telah disiapkan fasilitator sesuai dengan topik : ( 90 menit )

Peranan kepala sekolah dasar

Konsep kepemimpinan kepala sekolah dasar

Peran kepemimpinan kepala sekolah dasar di era desentralisasi

Peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan

semangat kerja guru sekolah dasar

Peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan

profesionalisme kerja guru

Peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan

keefektifan kerja tim guru sekolah dasar

b. lakukan diskusi dan berikan tanggapan sesama anggota kelompok secara

brainstorming. ( 45 menit)

c. lakukan presentasi maing masing kelompok dan kelompok lainnya

menanggapinya.. ( 45 menit )

Page 44: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

39

d. lakukan kegiatan bermain peran berdasarkan topik yang telah ditentukan.

Page 45: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

40

DAFTAR RUJUKAN

Bafadal, I & Imron, A. (2004) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Malang: Kerjasama FIP UM dan Ditjen-Dikdasmen.

Beach, D.S., 1980. Personnel, The Management of People at Work. New

York: McMillan Publishing Co, Inc.

Barnett, K., McCormick, J. & Conners, R. 2000. Leadership Behaviour of Scondary School Principals, Teacher Outcomes and School Culture.

A paper presented at the Australian Association for Research in Education

Annual Conference.

Bisset, R.T. and Nichol, J. 1998. Sense of Professionalism the Impact of 20-day Courses in Subject Knowledge on the Professional Development of Teachers, Teacher Development 2 (3). Hal. 433-451.

Campbell, R.F., Corbally, J.E., & Nystrand, R.O. 1983. Introduction to Educational Administration. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Daughtrey, G. and Lewis, E.C.G. 1979. Effective Teaching Strategies in Secondary Phisical Education. Philadelpia: Saunders Company.

Depdiknas. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta:

Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Feldmon, C.D, & Arnold, H.J. 1983. Managing Individual and Group Behavioral in Organization. Auckland: Mc Graw Hill Book Company.

Glatthorn, A.A. 1990. SupervisoryLeadership: Introduction to Instructional

Supervision. New York: Harper Collins Publishers.

Page 46: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

41

Glickman, C.D. 1981. Developmental Supervision. Washington: Association

for Supervision and Curriculum Development.

Gordon, J.R., Mondy, R.W., & Sharplin, A., et al. 1990. Management and Organizational Behavior. Boston: Allyn and Bacon.

Greenberg, J. & Baron, R.A. 1995. Behavior in Organizations: Understanding and Managing the Human Side of Work. Englewood Cliffs: Prentice Hall,

Inc.

Gorton, R.A, & Schneider, G.T. 1991. School Based Leadership, Challenges and Opportunities. Keeper Boulevard, Dubuque: Wm.C. Brown

Publishers.

Horn, J. 1998. Personal Renewal and Professional Growth for Teachers: A Study of Meaningful Learning an Interdisiplinary Environment, Teacher Development 2 (3). Hal. 263-289.

Hoy, W.K., & Miskel, C.G. 1987. Educational Administration: Theory, Research, and Practice. New York: Random House, Inc.

Hoy, W.K., & Miskel, C.G. 2005. Educational Administration: Theory, Research, and Practice. New York: McGraw Hill Company, Inc.

Hughes, R.L., Ginnet, R.C., & Curphy, G.J. 1999. Leadership: Enhancing the Lessons of Experience. Boston: McGraw-Hill Companies, Inc.

Indrafachrudi, S. 1983. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Surabaya:

Usaha Nasional.

Jenks, V.O. 1990. Human Relation in Organizations. New York: McGraw Hill

Company, Inc.

Kimbrough, R.B & Burkett, C.W. 1990. The Principalship: Concepts and Practices. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.

Page 47: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

42

Kreitner, R. & Kinicki, A. 1992. Organizational Behavior. Boston: Richard D.

Irwin, Inc.

Lunenburg, F.C., & Ornstein, A.C. 2000. Educational Administration:

Concept and Practices. Belmont: Wardsworth, A Division of Thomson

Learning.

Nawawi, H. 1985. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Armas Duta Jaya.

Neagley, R.I. and Evan, N.D. 1980. Handbook for Effective Supervision of Instruction. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Newell, C.A. 1978. Human Behavior in Educational Administration.

Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.

Owens, R.G. 1991. Organizational Behavior in Education. Boston: Allyn and

Bacon.

Raka Joni, T. 1991. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional

Menjelang Abad XXI, Pokok-pokok Pikiran mengenai Pendidikan Guru. Jakarta: PT.Grasindo.

Raudenbush, S.W. et al. 1993. On the Job Improvements in Teacher Competence: Policy Options and Their Effect on Teaching and Learning in Thailand, Educational Evaluation and Policy Analysis 15 (3). Hal. 279-297.

Rebore, R.W. 1991. Personnel Administration in Education. New Jersey:

Prentice Hall, Inc.

Reynolds, D., Bollen, R., Creemers, B., et al. 1996. Making Good Schools: Linking School Effectiveness and School Improvement. London:

Routledge.

Robbins, S.P. 2001. Organizational Behavior. Upper Saddle River: Prentice

Hall, Inc.

Page 48: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

43

Rossow, L.F. 1990. The Principalship, Dimension in Instructional

Leadership. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Sahertian, P.A. & Sahertian, I.A. 1990. Supervisi Pendidikan dalam rangka Program Inservice Education. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Sergiovanni, T.J. 1991. The Principalship: A Reflective Practice Perspective. Boston: Allyn and Bacon.

Stoops, E., & Johnson, R.e., 1967. Elementary School Administration. New

York: McGraw Hill Book Company.

Sutheja, M.W. 1987. Bagaimana Membangun Semangat Staf Pengantar. Semarang: Satya Wacana.

Thompson, L.L. 2004. Making theTeam: A Guide for Managers. New Jersey:

Pearson Education, Inc.

Tiffin, J. 1952. Industrial Psychology. New York: Prentice Hall, Inc.

Usman, U. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remadja Rosda

Karya.

Wagner, J.A. & Hollenbeck, J.R. 1998. Organizational Behavior: Securing Competitive Advantage. Upper Saddle River: Prentice Hall, Inc.

Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

White, P.A. 1992. The Teacher Empowerment under “Ideal” School Site

Autonomy, Educational Evaluation and Policy Analysis 14 (1). Hal. 69-

82.

White, D. & Bednar, D.A. 1991. Organizational Behavior: Understanding and Managing People at Work. Boston: Allyn and Bacon.

Page 49: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - · PDF filedimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. ... DAFTAR RUJUKAN

44

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Latihan Pencapaian Kompetensi

Untuk pencapaian kompetensi selama diklat fasilitator membimbing peserta

untuk melakukan diskusi dan presentasi dengan aturan sebagai berikut :

1. Buatlah kelompok masing-masing lima orang

2. masing kelompok menentukan ketua dan sekretarisnya

Tugas :

a. Masing masing anggota kelompok membahas studi kasus yang yang

telah disiapkan fasilitator sesuai dengan tema tema/kasus kasus yang

sering muncul di lingkup sekolah dasar ( 90 menit )

b. lakukan diskusi dan berikan tanggapan secara brainstorming. ( 45 menit)

c. lakukan presentasi maing masing kelompok dan kelompok lainnya

menanggapinya.. ( 45 menit )