pendidikan dan campur tangan politik

3
PENDIDIKAN DAN CAMPUR TANGAN POLITIK Oleh : Patta Raden, S.Pd KOORDINATOR BIMBINGAN KONSELING SMP NEGERI 1 PALLANGGA KAB. GOWA Pendidikan dan pengajaran, adalah hak asasi manusia hak seorang anak manusia, hak yang sangat mendasar yang harus terpenuhi, oleh karena itu Negara harus berbuat untuk pemenuhan hak asasi warganegara. Bangsa Indonesia menyambut baik piagam hak-hak asasi manusia dari Persyarikatan Bangsa-bangsa (PBB), dan mencantumkan di dalam undang-undang dasarnya mengenai hak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran, yang selanjutnya di jabarkan ke dalam Undang-undang, dan seterusnya sampai ke tata urutan perundang-undangan yang terbawah merujuk ke UUD, dalam rangka mengimplementasikan kehentak dan maksud, yang terkandung dari amanat UUD Bangsa Indonesia,yang mengharapkan agar hak azasi Warganya untuk mendapatkan Pendidikan dan Pengajaran terpenuhi. Pencantuman hak asasi manusia ( warga Negara Indonesia ) dalam Undang-Undang Dasar Negara RI, adalah campur tangan Politik yang pertama terhadap pendidikan, dengan maksud agar pelaksanaan hak asasi dalam Pendidikan dan Pengajaran di negeri ini berjalan sesuai kehendak dan Harapan masyarakat, bangsa Indonesia. Selanjutnya campur tangan politik terhadap pendidikan dan

Upload: daengmacora66

Post on 31-Jul-2015

474 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan dan campur tangan politik

PENDIDIKAN DAN CAMPUR TANGAN POLITIK

Oleh : Patta Raden, S.PdKOORDINATOR BIMBINGAN KONSELINGSMP NEGERI 1 PALLANGGA KAB. GOWA

Pendidikan dan pengajaran, adalah hak asasi manusia hak seorang anak manusia, hak yang sangat mendasar yang harus terpenuhi, oleh karena itu Negara harus berbuat untuk pemenuhan hak asasi warganegara. Bangsa Indonesia menyambut baik piagam hak-hak asasi manusia dari Persyarikatan Bangsa-bangsa (PBB), dan mencantumkan di dalam undang-undang dasarnya mengenai hak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran, yang selanjutnya di jabarkan ke dalam Undang-undang, dan seterusnya sampai ke tata urutan perundang-undangan yang terbawah merujuk ke UUD, dalam rangka mengimplementasikan kehentak dan maksud, yang terkandung dari amanat UUD Bangsa Indonesia,yang mengharapkan agar hak azasi Warganya untuk mendapatkan Pendidikan dan Pengajaran terpenuhi.

Pencantuman hak asasi manusia ( warga Negara Indonesia ) dalam Undang-Undang Dasar Negara RI, adalah campur tangan Politik yang pertama terhadap pendidikan, dengan maksud agar pelaksanaan hak asasi dalam Pendidikan dan Pengajaran di negeri ini berjalan sesuai kehendak dan Harapan masyarakat, bangsa Indonesia. Selanjutnya campur tangan politik terhadap pendidikan dan pengajaran ini ada pada kehendak politik pemerintah dengan menyatakan bahwa Bangsa Indonesia Menyelenggarakan satu system Pendidikan Nasional, maka di buatlah Undang-Undang system Pendidikan, yang menjadi pedoman Pelaksanaan Pendidikan di Indonesia.

Campur Tangan Politik pada Pendidikan dan pengajaran ini berlangsung dan Berlanjut dari Tingkatan Pemerintah pusat sampai Pemerintah tingkat terbawah, campur tangan ini ada yang baik ( positip ) ada yang tidak baik ( Negatip ), yang baik misalnya mengangkat Wibawah

Page 2: Pendidikan dan campur tangan politik

dan Kesejahteraan Pendidik, Meningkatkan Prestasi Siswa, Memberikan Kesempatan memperoleh pelayanan pendidikan dan pengajaran gratis. Campur tangan yang tidak baik misalnya; Mengintimidasi pendidik, kalau tidak memberikan dukungan pemenagan PILKADA di kirim ke daerah yang terpencil bertugas, Menganjurkan ke kepala sekolah agar membantu siswa pada Ujian nasional, agar mendapat nilai yang tinggi, Mengambil alih Pekerjaan Guru untuk Mengevaluasi Hasil belajar siswanya, tanpa dasar pemikiran dan Konstitusi yang jelas. Campur tangan negative ini biasa di sebut kejahatan politik.

Pada tahun 2009/2010 dicanangkan pembukaan kanting kejujuran di sekolah-sekolah dalam rangka pembiasaan untuk membentuk manusia Indonesia yang jujur supaya tidak korup di kemudian hari, selanjutnya pada tahun 2011 memasukkan Muatan Karakter dalam kurikulum sekolah, dengan tujuan agar tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu Warga Negara yang Memiliki Karakter yang baik dapat tercapai, kemauan politik Pemerintah di bidang Pendidikan dan pengajaran ini, dapat terwujud apabila pemerintah dapat memberantas kejahatan politik di bidang pendidikan. Orang-orang yang memberikan pengaruh negative biasanya berkomlot, maka muncullah Mafiah, kalau di bidang pendidikan di kenal Mafiah Ujian Nasional, kalau di Penegakan Hukum, Mafiah Kasus, ( MARKUS ), Mafiah Anggaran, Mafiah Pajak, dsb. Kesemuanya itu juga Bangsa Indonesia yang berarti Mereka juga hasil keluaran pendidikan pengajaran Bangsa Indonesia.

Sehubungan dengan campur tangan politik yang bermuatan negative, ini beberapa tokoh pendidik yang tidak mau disebutkan namanya menyatakan bahwa hal ini adalah Kecelakaan Pendidikan, dan mereka berharap agar Pendidikan Pengajaran di kembalikan ke Pemerintah Pusat, seperti halnya sebelum Otonomi daerah, ini berarti ada pergolakan yang terjadi pada Pendidikan dan Pengajaran di Erah Otonomi daerah. Kalau hal ini berlanjut dapat kita bayangkan dan memperkirakan Model generasi yang akan datang (17 tahun Kemudian ), saat ini saja generasi Muda kita sudah demam perang Kelompok, Tauran, Polisi Tembak rakyat, tanah rakyat hilang kepemilikannya dan banyak lagi kasus-kasus yang memcerminkan, Buruknya karakter bangsa ini.