pendidikan aqidah dalam perspektif
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AQIDAH MENURUT Al-QUR’AN
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I )
Oleh
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AQIDAH AL-HASYIMIYYAH JAKARTA TH 2012 / 2013
MOTTO
وإن هذا صراطى مستقيما فاتبعوه وال تتبعواالسبل
فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون (.153) ال عمران :
Artinya:” Dan bahwa ( yang Kami perintahkan ini ) adalah
Jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan ja-
ngan kamu mengikuti jalan - jalan ( yang lain ),
karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu
dari jalan-Nya yang diperintahkan Allah agar
kamu bertaqwa. ( Ali Imron: 153 ).*
___________________________
*Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, ( Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 1982 ) ha.215.
Iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada;
1. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan do’a
restu serta dukungan baik secara moral dan material
terhadap keberhasilan penulisan skripsi ini.
2. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa mendo-
rong terselesainya penulisan skripsi ini.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan ke pangkuan beliau
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, dan sahabat- sahabatnya.
Dengan kerendahan hati bahwa penulis merasa bahwa skripsi ini tidak akan
terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua phak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu.
Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada:
1.Bapak DR.Sahrul A’dam MA selaku rektor STIA Al- Aqidah Jakarta
2.Bapak dekan Fakultas Tarbiyah STIA Al-Aqidah Jakarta.
3.Para dosen Fakultas Tarbiyah STIA Al - A-Qidah Jakarta.
4.Bpk pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan kepada penu-
lis dalam penulisan skripsi ini.
Kepada semuaanya,penulis mengucapkan banyak terima kasih disertai
do’a mudah-mudahan amal baiknya diterima oleh Alla Penyusun mengakui
banyak kekurangan skripsi ini,maka kritik dan saran dari pembaca selalu saya
harapkan.
Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat, amiin.
Jakarta, Februari 2013
Penulis
Vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qr’an disamping sebagai sumber hukum Islam yang harus ditaati
dan diamalkan juga sebagai sumber inspirasi sastra dan akhlak. Setiap mus-
lim diperintahkan untuk berpegang teguh kepada prinsip-prinsip Al- qur’an,
dengan demikian mereka akan memperoleh kebahagiaan dan petunjuk yang
akan menghantarkan mereka di dalam memperoleh keberuntungan di hadap
an Allah kelak nanti ( di akhirat ).
Memahami isi kandungan Al-qur’an , tentunya diharapkan dapat
menggugah hati untuk mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya.1
Kita selaku manusia beriman, meyakini akan kebenaran al-Qur’an sebagai
petunjuk dan pedoman hidup , namun masih banyak diantara kita yang be -
lum memahami isi kandugannya, sehingga kita lihat pengalaman al- Qur.an
dalam kehidupan sehari-hari belum nampak.
Al-qur’an sebagai landasan pendidikan Islam menurut DR.Zakiyah
Darajat mengatakan:
“Di Dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan Untuk keperluan seluruh aspek kehdupan melalui ijtihad.Ajaran yg terkandung dalam al-quran itu sendiri dari prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut dengan aqi - dah dan berhubungan dengan amal yang disebut syariah.”2
___________________________________ 1 M. Quraisy Shihab , Membumikan al-qur’an, ( Bandung: Mizan,1992), hal, 33.
2 Zakiah Darajat ,dkk, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi aksara,1992),Cet Dua,hal,19
2
Dari sekian anyak makhluk- makhluk Allah , manusialah yang merupakan
makhluk paling sempurna,dalam bentuk kejadian yang sebaik-baiknya,sehing-
ga kita dapat melihat di dalam al-Qur’an bagaimana manusia dapat mencapai
pedikat makhluk terbaik sangat dimuliakan Allah .3
Namun dibalik kemuliaan manusia, ia mempunyai nafsu yang dapat
mengembalikannya ke tempat yang hina serta rendah. Itulah hawa nafsu,deng-
an nafsu manusia menjadi lupa akan nilai-nilai kebenaran, mengabaikan apa –
apa yang menjadi titah Rabb, merosotnya kadar aqidah keimanan, serta masih
banyak lagi sifat-sifat negatif lainnya.
Oleh karena itu sebagai makhluk yang telah dikaruniai akal, hendaknya
Senantiasa berpegang teguh pada aturan dan agama Allah yakni aqidah , ka -
rena aqidah itu berpegang teguh pada pada konsep-konsep shuwar baik yang
berlandaskan ilmu maupun asumsi (zhanni ) yang terkait dalam kalbu ten-
tang keberadaan ( wujud ) hal-hal yang kasat mata. Di sinilah agama merupa-
kan keyakinan yang seharusnya, ajaran-ajarannya dipelajari secara kritis, se-
hingga dengan demikian agama yang telah kita anut ini benar-benar dapat di-
pertanggung jawabkan kebenarannya pada saat kita menghadapi Allah kelak
nanti di hari kiamat.4
____________________
3 Imas Rosyanti, Esensi Al-qur’an , ( Bandung: Pustaka setia,2002),hal,19 4 Lukman Hakim, Raudhah Taman Jiwa Kaum sufi, ( Surabaya: Risalah Gusti,2005 ),hal,127
3
Dengan berpeang teguh kepada allah yakni aqidah,diharapkan kita
senantiasa bersih lahir batin dan perbuatan kita sesuai dengan fitrah ala-
miah. Berangkat dari sinilah penulis ingin mengkaji lebih jauh tentang
ajaran da didikan terhadap aqidah manusia yang digali melalui al-Qur’-
an al karim.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan persepsi dalam menangkap arti dan
Pengertian judul di atas, perlu disajikan batasan pengertiannnya.
Adapun yang dimaksud adalah:
1. Implementasi
Implementasi dari bahasa Inggris implement yang berarti per-
kakas, 5 kemudian diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi imple-
mentasi yang artinya pelaksanaan ,penerapan, mengimplementasikan
artinya melaksanakan.6
2. Pendidikan aqidah
Pendidikan aqidah merupakan dua kata yang apabila dipisah
menjadi “ pendidikan “ dan “ aqidah”.
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk meng-
embankan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar seko -
lah dan berlangsung selama hidup, serta mempersiapkan peserta di-
dik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan
secara tepat dimasa yang akan datang.7
_______________________
5 S.Wojowasito, Kamus Lengkap Inggris Indonesia,Hasta Bandung,,hal,81
6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka ,Ja-
Karta,hal,327.
7.Rejo Mudyarjo,Pengantar Pendidikan,( Jakarta; Raja wali Press,2002),hal,11
4
Sedangkan kata aqidah berasal dari bahasa arab yaitu bentuk mufrad
dari aqa’id, 8 yang berarti simpulan atau yang dipercayai hati.9
Jadi pendidikan aqidah ialah suatu aktifitas untuk merobah dan
membentuk individu menjadi kepribadian, yaitu berkepribadian keima-
nan terhadap ke Esaan Allah SWT.
3. Pengertian menurut
Kata menurut dari akar kata turut, menurut artinya mengikuti,
meniru , ( jalan, jejak ,garis yang telah ditentukan ).
4. Pengertian Al-Qur,an
Al-qur’an adalah wahyu Allahi yang telah diturunkan kepada
Muhammad SAW, yang telah disampaikan kepada kita umatnya deng -
An jalan mutawatir, yang dihukum kafir orang yang mengingkarinya.10
C. Rumusan masalah
Bertolak dari uraian dan batasan serta definisi operasional yang tel-
lah ditulis di atas maka ada beberapa permasalahan yang harus dijawab
dan dibahas melalui penelitian ini. Adapun permasalahan yang dimaksud
adalah:
1. Bagaimana ketegasan Islam tentang pendidikan aqidah.
2. Sejauh mana pelaksanaan pendidikan menurut al-qur’an.
D. Tujuan Penulisan
Di dalam penelitian ini, penuls mempunyai tujuan :
1. Untuk mengetahui ketegasan Islam tentang pendidikan aqidah.
_________________________
8 Muhammad Idris, Abdu al Rauf al Marbawy, ( Bandng;alMaarif(,II,hal,36.
9 Mahmud Yunus,Kamus arab Indnesia,(Jakarta:Yayasan Penyelenggara Penerjamah
Penafsir al-Qur’an 1973,),hal, 275.
10 Hasbi ash-Shiddiqy,Sejarah dan Pengantar Ilmu al-qur’an/Tafsir,(Jakarta:Bulan Bin-
tang,1980 ), hal,17
5
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan aqidh menurut Al-qur’an
Sedang manfaat yang hendak diperoleh penulis adalah :
- Dapat diperoleh pemahaman aqidah yang benar sesuai yang dike-
mukakan al-Qur’an.
- Dapat melakukan dan melaksanakan aqidah yang benar yang se -
suai dengan isi kandungan Al-qur’an.
E. Metode Penulisan
1. Metode Pengumpulan Data
Metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah
metode kuantitatif atau library researach, yaiu “ suatu riset kepustaka-
kaan “.9
Metode ini dipergunakan untuk memperoleh informasi dalam
penyusunan teori sebagai landasan ilmiah dalam penelitian skripsi ini.
Dan yang lebih khusus lagi metode riset kepustakaan ini dimaksudkan
menyajikan dengan cara membaca, menelaah dan memahami ayat-ayat
serta hadits-hadits yang relevan dengan permasalahan yang sedang di -
teliti .
2. Metode Pembahasan
Pendekatan dalam rangka mencari jawaban dari permasalahan-
permasalahan yang telah dirumuskan penulis menggunakan metode
penafsiran tematik, dimana metode ini terbagi atas dua macam,yaitu:
a. Penafsiran sau surat dalam Al-Qur’an dengan menelaskan tujuan -
tujuannya secara umum dan khusus atau ema sentral surah terse-
but. Kemudian menghubungkan ayat-ayat yang beraneka ragam
utau satu dengan lain tema sentral tersebut.
_____________________
9 sutrisno Hadi , Metodologi Research, ( Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.1987 ), Jilid I,hal,9
6
b. Menghimpun ayat-ayat al-qur’an yang membahas masalah tertentu
dari berbagai surah al-Qur’an ( sedapat mungkin diurutkan sesuai
dengan masa turunnya apalagi jika yang dibahas adalah masalah
hukum ) sambil memperhatikan sebab nuzul, munasabah masing-
masing ayat, kemudian menjelaskan pengertian ayat-ayat tersebut
yang mempunyai kaitan dengan tema atau pernyataan-pernyataan
yang diajukan oleh penafsiran dalam satu kesatuan pembahasan
sampai ditemukan jawaban-jawaban al-Qur’an menyangkut tema
( persoalan ) yang dibahas. 10
3. Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari pembahasan di atas kemudian
dianalisis dengan cara melakukan generalisasi, yaitu “ kasus-kasus”
manusia yang kongkrit dan individual dalam jumlah terbatas diana-
lisis dan pemahaman yang ditemukan di dalamnya dirumuskan da-
lam ucapan umum”, 11 atau dalam istilah yang lebih umum dikenal
dengan induksi dan deduksi . dengan demikian maka akan diperoleh
rumusan tentang pendidikan aqidah, sebagai serapan nilai-nilai yang
terkandung di dalam al-Qur’an.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman serta analisa
permasalahan yang hendak dikaji, maka akan disusun sistematika seba-
gai berikut:
1. Bagian awal
Pada bagian awal dibahas tentang Halaman Judul, Nota Pembim -
bing, Motto, Kata Pengantar, serta Daftar Isi.
____________________________
10 M. Queaisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an ( Bandung,Mizan,1992),hal,156
7
2. Bagian isi
BAB I : Pendahuluan, meliputi, latar belakang, penegasan istilah, rumu-
san masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, serta sistema-
tika penulisan.
BAB II : Pendidikan Aqidah meliputi pengertian aqidah dan tujuan aqi -
dah konsep para rasul dalam beraqidah.
BAB III : Pendidikan Aqidah dalam al-Qur’an dan problematika aqidah
meliputi tentang ayat-ayat al-qur’an mengenai aqidah sifat -
sifat aqidah yang benar, hal-hal yang merusak aqidah,meles -
tarkan aqidah dari noda syirik.
BAB IV : Analisis Pelaksanaan Pendidikan Aqidah menurut Al-Qur’an
yang meliputi tentang Pendidikan Aqidah Pada Remaja, Ke-
tegasan Islam Tentang Pendidikan Aqidah, Pembebanan Ke-
wajiban Agama, Cara Menetapkan Aqidah serta Implemen -
tasi Pendidikan Aqidah Menurut Al-Qur’an.
BAB V : Kata Penutup.
9
BAB II
AL-AQIDAH
II.I Pengertian Aqidah
II.I.I Tinjauan Etimologi
Aqidah menurut bahasa ( etimologi ) artinya “ yang
dipercaya hati,1 atau “ simpulan iman”,2 Kata Aqidah ber-
asal dari bahasa arab dan merupakan bentuk mufrad ( tu-
nggal, singular ) dari kata aqaid.Adapun kata-kata yang
ada kaitannya dengan aqidah ini diantaranya adalah kata
mu’taqid yang artnya orang yang beri’tiqad ( yang mem-
percayai ) atau i’tiqad yang artinya epercayaan hati.
Jadi ditinjau dari sudut bahasa atau etimologi, aqi-
dah berarti sesuatu yang menjadi kepercayaan hati.
II.I.2 Tinjauan Terminlogi
Sedangkan menurut istilah atau yang lebih dikenal
dengan terminologi , para ahli ( pendidikan ) memberi-
kan difinisi yang sangat hati-hati mengenai aqidah ini.
Misalnya Zakiah Darajat beliau menyoroti aqidah seba-
gai keimanan. Menurutnya´Aqidah ialah ajaran tentang
keimanan terhadap ke-Esaan Allah SWT.
Pengertian iman secara luas diartikan keyakinan yang
penuh dibenarkan oleh hati diucapkan oleh lidah dan
diwujudkan oleh amal perbuatan .
_______________________
1 Mahmud Yunus, Kamus arab Indonesia. ( Jakata: Yayasan Penyelenggara Penerjamah
Penafsir Al-qur’an 1973,hal,275
2 Muhammad Idris. Abdul Rauf al Marbawy.Kamus Idris al Marbawi,( Bandung: al Ma-
if , Juz II, hal,36
10
Adapun pengertian iman secara khusus ialah sebagai-
mana terdapat dalam eukun iman . 3
sedangkan menurut Sayid Sabiq mengungkapkan bah-
wa Aqidah adalah sesuat yang tersusun dari enam perkara
diantaranya iman kepada Allah, maaikat, nabi, kitab, hari
akhir, qodhoo dan qodar. 4
Dari pengertian-pengertian sebagaimana yang telah di
kemukakan oleh para ahli diatas, Aqidah adalah sesuatu
yang pertama an utama untuk diiman oleh manusia tanpa
sedikitpun keraguan.
II,2 Dasar dan Tujuab Aqidah
II.2.1 Pandangan Al Qur’an
Al- qur’an sebagai kalam yang Allah telah
memberikan petunjuk kepada manusia kepada ma –
nusia bahwa dalam rangka menumbuhkan serta me-
nanamkan keimanan kepad keesaan Allah maka ma-
nusia itu hendaklah secara seksama mau memperha-
tikan serta mencermati alam jagat raya ini . Langit
yang begitu tinggi tanpa tiang siapakah yang telah
menciptakan, juga adanya pergantian siang dan ma-
lam siapakah yang telah mengaturnya. Allah telah
menganugerahkan akal kepada manusia, akal inilah
yang membedakan manusia dengan mahluk-mahluk
lain dengan akal ini manjsia dikatakan sebagai mah-
luk yang paling mulia melebihi mahluk Allah yang
_____________________________________
3 Zakiah Darajat, Dasar-dasar Agama Islam, ( Jakarta:Bulan Bintang:19484), hal,23
4 Sayid Sabiq, Aqidah Islam, Pola Hidup Manusia Beriman, ( Bandung: Dipnegoro,1986), hal,17
11
lain , hanya manusia yang berakallah yang mau seca-
ra seksama merenungkan rahasia dibalik semua iu.
Allah berfirman dalam al-Qur’an :
إن فى خلق السموات واألرض واحتالف الليل والنهار آليات ألولى األلباب. ألذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم ويتفكرون فى خلق السموات واألرض ربنا ما خلقت هذا باطال
( 191-190 سبحانك فقنا عذاب النارز ) أل عمران Artinya: “ sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya siang dan ma-
lam terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal, ( yaitu ) orang - orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi ( seraya berkata ): “ Ya Tuhan kami
tidaklah engkau menciptakan ini dengan
sia-sia,maha suci engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka”.5 ( QS.Ali Imran :
190-191.)
________________________
5 Sunarjo, Al-Qur’an dan Terjemahannya ( semarang : Toha
Putra.1989),hal,
109-110.)
12
Disamping itu sebagaimana manusia berakal hen-
daklah senantiasa dzikir kepada Allah untuk mende-
katkan diri kepada-Nya dan agar selalu dalam bimbi -
ngan dan petunjuknya. Dzikir kepada Allah dapat dila-
kukan dalam keadaan yang bagaimanapun baik dalam
keadaan berdiri, duduk maupun berbaring. Manusia
berakal juga senantiasa memohon perlindungan kepa-
da Allah dari pedihnya adzab neraka. Demikian yang
dapat ditangkap dari kandungan ayat tersebut.
Di dalam ayat yang lain Allah menjelaskan bah-
wa diantara hamba-hamba-Nya hanya taqwa kepada
Allah-lah yang membedakan mana diantara mereka
Yang paling mulia disisi Allah.Firman Allah:
يا أيها الناس إن خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل ( 13 لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقاكم ) الحجرات:
Artinya:” Wahai manusia sesungguhnya
Sesungguhnya orang yang paling mulia di-
Antara kamu disisi Allah ialah orang yang
Paling bertaqwa diantara kamu” ( QS. Al-
hujurat: 13 ). 6
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa ber-
aneka ragamnya bentuk rupa,warna kulit
27
segala tindak tanduknya bertentangan dengan isi kandungan al-Qur’an
seperti perutnya sendiri kenyang, sementara tetangga disekitarnya ke -
laparan demikian seterusnya.
d.Budaya Mistik Menggoncang Kemurnian Aqidah
Sejak masa pra kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan , buda-
ya mistik rasanya sudah kental dan menyatu dengan bangsa Indonesia.
Hal tersebut tidak hanya terlihat pada acara-acara spiritual saja,
akan tetapi sudah merasuk kedalam beberapa lapangan kehidupan yang
lain. Fenomena yang hingga saat ini terlihat dan tidak dapat dipungkiri
adalah adanya para usahawan yang bergerak dalam bidang bisnis me -
makai penyelesaian dengan cara mistik dengan menjalankan roda usa-
hanya, seperti mendatangkan dukun agar memperoleh pesugihan. Ini
sungguh sangat kontras jika diteliti, karena diantara mereka sudah ada
mesin-mesin produksi atau peralatan administrasi berdimensi teknlogi
canggih. Tidak ketinggalan pula sebagaian birokrat dalam memperta -
hankan kekuasaan atau dalam rangka memiliki titian karir politik , juga
menggunakan mistik sebagai upaya batiniah, seperti mendatangi kubu-
ran untuk dimintai pertolongan bukan meminta kepada Allah tetapi
meminta kepada orang mati. Budaya mistik semacam itu berkembang
dengan pesatnya di negeri ini, kuburan-kuburan yang dianggap kera-
mat semakin ramai, bahkan ada yang menggapai-gapai daun-daun
pintu bagian atas di jalan menuju makam, dengan maksud agar terga-
pai cita-citanya, masya Allah ini sudah keterlaluan, kalau dibiarkan
kemusyrikan akan semakin merajalela.
28
Di era seperti ini yang masih dapat dicermati adalah berkem-
bangnya bahkan sangat menjalankannya interaksi dengan bangsa jin,
hampir dimana mana.Dalam lembaran sejarah manusia budaya semacam
itu tampaknya juga ikut andil hingga sampai sekarang, meskipun zaman
sudah modern.
Hal ini merupakan fitrah alamiah bila manusia dan jin itu adalah
mempunyai kesamaan yaitu sebagai mahluk sosial. Kalau pada manusia
ada hamba yang diebut mukmin dan ada pula yang kafir.Kesamaan yang
lain adalah antara jin dan manusia sama-sama mengemban tugas untuk
mengabdi kepada Allah.
Bagi orang mukmin, sebenarnya iman terhadap eksistensi Jin seba-
gai makhluk Allah merupakan otomatisasi keimanan kepada Allah.
Bukan berarti manusia harus menempatkan jin sebagai pelindung atau
penolong melebihi hak Allah, tidak sedikit kesalahan yang telah diper-
buat manusia dalam menyikapi jin, seperti mempercayakan bantuan dan
perlindungan kepada jin bukan kepada Allah dalam menghadapi situasi
gawat atau kesulitan yang telah sampai pada titik klimaks.
Allah berfirman:
وأنه كان رجال من اإلنس يعوذون برجال من الجن فزادوه رهقا.
Artinya : “ Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki diantara ma- nusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di - antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan “. 20 ( QS.al-Jin: 6 ).
Dari ayat diatas dapatlah dipahami bahwa meminta bantuan ke -
pada jin itu akan semakin membawa manusia kepada lembah dosa dan
kesalahan. Dengan demikian tiada guna menyatakan jin dalam setiap
__________________
20 Ibid, hal, 981
29
usaha.
Ada dua kemungkinan yang akan terjadi akibat melakukan inte -
raksi dengan bangsa jin yaitu manusia terperosok kedalam lembah bid’-
ah. Kemungkinan terjatuhnya manusia kedalam lembah syirik adalah
manakala permintaan manusia berupa perlindungan itu dikabulkan oleh
jin yang mempunyai kekuatan serta kemampuan menakjubkan bagi ma-
nusia, sehingga manusa menjadi terkagum-kagum karenanya dan ber -
gantung kepada jin dengan melupakan Allah yang sebenarnya pemilik
kekuatan tersebut. Maka menjadi syiriklah manusia tersebut, sedangkan
kemungkinan jatuhnya manusia kedalam lembah bid’ah adalah bila
manusia menuruti permintaan jin agar dalam interaksi itu manusia me-
lakukan praktek-praktek peribadatan menurut fersi bangsa jin. Ini me-
rupakan perangkap dan bermuara akhir kepada neraka.
Budaya mistik seperti diterangkan diatas tidak diragukan lagi
akan bisa mengguncang Aqidah yang pada gilirannya nanti akan me-
rontokkan seluruh sendi amaliah Islam.
30
BAB III
KONSEP AL-QUR’AN DAN PROBLEMATIKA AQIDAH
A. Ayat-ayat al-qur’an Mengenai Aqidah
Al-qur’an menyebut Allah sampai 2799 kali mulai dengan mene-
rangkan dengan ke-Esaan Tuhan dan mengakhiri dengan ke esaan Tu -
han pula. 1 Allah berfirman :
لقد أرسلنا نوحا إلى قومه فقال يا قوم اعبدوا الله مالكم من إلهغيره إنى أخاف عليكم
عذاب يوم عظيم. Artinya:” Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata:” wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain- Nya.” Sesungguhnya ( kalau kamu tidak menyembah Allah ), aku takut kamu akan ditim- pa azab hari besar ( kiamat ).” 2 ( QS.Al-A’raf: 59 )
Ayat- ayat yang bunyinya demikian terdapat pula di ayat 65, 73,
85 surat al-A’raf. Ayat-ayat yang berbunyi sama terdapat dalam surat
hud ayat: 26,50, dan 64.
أن ال تعبدوا إال الله إنى أخاف عليكم عذاب يوم أليم.
Artinya: “ Agar kamu tidak menyembah selain Allah “. 3 ( QS : Hud : 26 ).
وإلى عاد أخاهم هودا قال ياقوم اعبدوا الله مالكم من إله غيره إن أنتم مفترون.
Artinya : “ Hai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagi- mu Tuhan selain Dia “. 4
Masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung ten-
tang keesaan Tuhan, bahwa ajaran tentang keesaan Tuhan telah dibe-
31
rikan kepada para nabi sebelum Nabi Muhammad saw. dapat dibuk-
tikan dengan ayat 25 surat al-anbiya’ :
وما أرسلنا من قبلك من رسول إال نوحى إليه أنه ال إله أنافاعبدون.
Artinya : “ Dan tidak kami utus Rasul sebelum kamu, melainkan ka- Mi wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan selain aku, karena itu sembahlah Aku “. ( QS: Al-Ambiya :25)5
Karena Allah tidak nampak oleh manusia, maka untuk sekedar men-
dapat pengertian diberikan sifat-sifat Allah SWT sekalipun pengerti-
an itu jauh dari pada sempurna, karena “ tidak ada sesuatu apapun
yang sempurna selain dia “. ( QS. As- Sura : 11 )
Diantara sifat-sifat Allah yang banyak disebut dalam al-Qur’an
adalah rab, rahman, ghafur, malik, sampai nratusan kali, serta sifat-
sifat yang lain disebut asma’ul husna.
Keberadaan Allah bersama kemaha-Esaan-Nya bersendirinya
Dalam penciptaan pengelolaan dan kebebasan bertindaknya dari
persekutuan di dalam keagungan dan kekuatan, dan dari persamaan
didalam zat dan sifat-sifat- Nya. 6 Maka tidak ada Tuhan yang maha
pencipta selain Dia, tidak ada pengelola selain Dia, tidak ada sesua-
tupun bersekutu dengan-Nya di dalam kekuasaan dan keagungan-
Nya dan tidak ada tunduk dan tertuju hati manusia kepada sesuatu
Selain Dia.
__________________________________ 5 Ibid, hal,498 6 Mahmud Syalthuth, Islam Aqidah dan Syari’ah, ( Jakarta: Pustaka Amani, 1996 ),hal 15
32
قل هو الله أحد . ألله الصمد. لم يلد ويل يولد . ولم يكن له كفواأحد.
Artinya: ” Katakanlah hai ( Muhammad ) Dialah Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada- Nya sega- la sesuatu dan tiada pula diperankan, dan tidak ada seo-
rangpun yang setara dengan Dia “. (QS:Al Ikhlash :1-4)7
قل أغير الله اتخذ وليا فاطر السماوات واألرض وهويطعم وال يطعم قل إنى أمرت
أن أكون أول من أسلم وال تكونن من المشركين.Artinya : “ Katakanlah, apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan. Katakanlah se - sungguhnya aku diperintahkan supaya aku menjadi orang yang pertama sekali menyerah diri ( kepada Allah ),dan jangan sekali - kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik. “ ( QS : Al-An’am : 14 ) 8
Di dalam ayat-ayat tersebut di atas adalah diantara ayat-ayat
yang menunjukkan bahwa Allah adalah Maha yang diimani oleh
B. Sifat-sifat Beraqidah yang Benar
“Aqidah adalah ajaran tentang keimanan terhadap keesaan Allah
SWT ( aqidah jamaknya aqaid ). Pengertian iman secara luas ialah
keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah
dan diwujudkan oleh amal perbuatan “. 9
Kompetisi iman seseorang yang sempurna diantaranya mewu-
Judkan sifat-sifat :
1. Segala perilaku merasa disaksikan oleh Penciptanya. Firman Allah:
الذين هم فى صالتهم خاشعون. والذين هم عن اللغو معرضون.والذين هم للزكاة
فاعلون . والذين هم لفروجهم حافظون. إال على أزواجهم أو ماملكت أيمانهم
_____________________________________________________________
7 soenarjo, dkk, op cit, hal,11188 Ibid, ha, 188 9 Zakiah Darajat, Dasar-dasar Agama Islam, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hal,140
33
فإنهم غير ملومين. فمن ابتغى وراء ذلك فأولئك هم العادون. والذينهم ألماناتهم
وعهدهم راعون. والذي هم على صلواتهم يحافظون.
Artinya: “ Yaitu orang-orang yang khusu’ dalam sembahyang , dan orang-orang yang menjauhkan diri ( perkataan dan per - buatan yang tidak berguna ) dan orang-orang yang me - nunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemalu- annya, kecuali terhadap istri-istrin mereka atau budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam dalam ini tidak tercela.Barang siapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui ba- tas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat ( yang dipikulnya ) dan janjinya, dan orang-orang yang
memelihara sembahyang “. ( QS: Al-Mukminun:2-9 ) 10
2. Memelihara shalat dan amanat serta memenuhi janji. ( QS.Al-Mu’mi-
nun : 2-9 ).
3. Berusaha menghindari maksiat, ( QS : Al-Mu’minun: 2-9 )
4. Atau secara umum mentaati segala perintah dan menjauhi apa yang di-
larang Allah SWT , Allah berfirman :
يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا، إن أكرمكم
أتقاكم. Artinya : “ Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku - suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya Allah maha menge- tahui lagi maha mengenal “. ( QS. Al-Hujurat : 13 ) 11
5. Apabila memperoleh kebahagiaan dia bersyukur. Allah berfirman :
ما يفعل الله بعذابكم إن شكرتم وءامنتم وكان الله شاكرا عليما. Artinya : “ Mengapa Allah menyiksamu , jika kamu bersyukur dan beriman ? dan Allah adalah maha mensyukuri lagi menge- tahui “ . ( QS. An- Nisa’ : 147 ) 12
____________________________________________
10 Soenarjo, dkk, op cit, hal 526-527.11 Ibid, hal 147
34
6. Apabila mendapatkan musibah ( penderitaan ) ia bersabar, sebagai -mana firman Allah SWT :
ولنبلونكم بشئ من الخوف والجوع ونقص من األموال واألنفس ط والثمرات
وبشر الصابرين. الذي إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون
Artinya : “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, de- ngan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, ji - wa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira ke- pada orang-orang yang sabar ( yaitu ) orang -orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : “ Inna lillahi wainna ilahi raaji’un “. ( QS: Al-Baqarah: 155)13
7. Iman yang benar harus direalisasikan dengan amal shalih. Allah
berfirman:
والعصر إن اإلنسان لفى خسر إال الذين آمنوا وعملوا الصالحاتوتواصوا بالحقوتواصو بالصبر.
Artinya : “ Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar bera- da dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholih dan nasehat-menasehati supaya menetapi
kesabaran “. ( QS. Al- Ashr : 1-3 ) 14
C. Hal-hal yang Merusak Aqidah
Aqidah yang merupakan I’tikaf dalam hati manusia. Namun ma-
nusia tidak akan terlepas dari godaan-godaan yang bisa masuk aqidah
seseorang, diantara yang bisa merusak aqidah seseorang adalah hawa
nafsu, mkikir dan ujub.
Manusia tidak terlepas dari padanya dan juga dari seluruh apa yang
kami tuturkan dari keadaan hati yang tercela seperti sombong, ujub ( ka-
gum terhadap dirinya sendiri ) dan lain-lainnya yang mengikuti tiga hal
___________________________
13 Ibid, hal, 39 14 Ibid, hal, 1114
35
ini . Menghilangkannya adalah ferdhu ‘ain dan tidak mungkin meng-
hilangkannya kecuali dengan mengetahui batas-batas, sebab-sebab -
nya, tanda-tandanya dan pengobatannya. 15 Allah berfirman :
وال يحض على طعام المسكين . Arinya : “ Dan tidak menganjurkan memberi makan orang-orang mis kin “. ( QS. Al- Maa’un : 3 ) 16
تلك الدار اآلخرة نجعلها للذين ال يريدون علوا فى األرض وال فسادا والعاقبة للمتقين
Artinya:” Negeri akherat itu, kami jadikan untuk orang-orang yang ti- dak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan ( yang baik ) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa “. ( QS: al-Qashash : 83 ) 17
فمن كان يرجواصلى قل إنما أنا بشر مثلكم يوحى إلى أنما إلهكم إله واحد لقاء ربه
فليعمل عمال صالحا وال يشرك بعبادة ربه أحدا. Artinya : “ Katakanlah ( hai Muhammad ) sesungguhnya aku adalah manusia sebagaimana kamu, aku diberi wahyu; sesungguh-
nya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hen - daklah ia mengerjakan amal yang sholeh dan janganlah ia mempersatukan seorangpun dalam beribadat pada Tuhan - nya “. ( QS: Al Kahfi: 110 ) 18
D. Melestarikan Aqidah Dari Noda Syirik
Arti aqidah sebagaimana dimaklumi adalah mempercayai ke-Esaan
Allah. Dengan ucapan lain dapat dikatakan aqidah itu adalah tidak akan
beribadah kepada apa dan siapapun selain kepada Allah semata, dan itu-
lah hakekat makna “Laailaaha illallah “. Dalam memahami kalimat aqidah
tersebut tidak sedikit orang yang khilaf , karena menduga bahwa kalimat
tersebut hanya menafikan adanya Tuhan seain Allah itu sendiri.____________________________15 Imam Ghozali, Ihya Ulumuddin ( Terjemahan ) ( Semarang : CV. As Syifa, 1990, Jilid I, hal 5116 soenarjo, dkk, op cit, hal, 110817 Ibid , hal , 62418 Ibid, hal, 460
36
Sehingga dengan demikian seseorang sudah merasa beraqidah bila su-
dah meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah walaupun dalam kenyataannya
ia masih mengerjakan peribadatan kepada sesuatu selain Allah. Misalnya
menggunakan benda ( keris,batu berhala, tempat yang dianggap keramat dll )
maupun terhadap makhluk lai seperti jin, syaitan, dan sebagainya.
Dalam memahami pengertian ibadahpun tidak sedikit orang yang khi-
laf. Kebanyakan mereka mengartikan ibadah hanya menyembah, sujud, me -
ngadakan pemujaan terhadap makhluk atau benda yang digunakannya se-
hingga akibatnya banyak terjadi berbagai penyimpangan serta kesehatan jus-
tru mengotori atau menodai aqidah itu sendiri. Inilah yang disebut syirik.
Yang termasuk bentuk-bentuk ibadah sebagaimana diketahui adalah
berdo’a, berkorban, tawakkal, nusuk, yang semuanya itu hanya untuk Allah
semata, sebagaimana firman Allah :
قل إن صالتى ونسكى ومحياى ومماتى لله رب لعالمين . ال شريك له وبذالكأمرت وأنا أول
المسلمين . Artinya : “ Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan ma- tiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam; Tiada sekutu ba- ginya, dan demikian itulah yang diperintahkan menyerahkan diri ( kepada Allah ) “ ( QS: Al- An’am : 162-163) 19
Oleh karena itu agar aqidah kita tetap lestari maka haruslah dibersih-
kan dari segala macam noda syirik, artinya aalah sekutu, sedangkan sekutu
dalam konteks ini adalah menyekutukan allah dengan ungkapan lain dikata-
kan bahwa syirik adalah lawan dari aqidah.
Secara ringkas dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa langkah
pertama yang perlu ditempuh dalam rangka membersihkan aqidah dari no-
___________________
19 ibid, hal, 216
37
da syirik kembali ke petunjuk-petunjuk Allah yang telah diatur dalam al-
qur’an dan sunnah nrasul. Disamping itu umat Islam perlu waspada dan
selektif bahwa ditengah-tengah masyarakat kita telah hidup berbagai aga-
ma dn aliran. Jika umat Islam tidak memahami besar tentang ajaran-ajaran
Islam, maka tidak sulit akan terjadi pembaharuan, baik yang menyangkut
aqidah maupun yang menyangkut peribadatan pada umumnya. Oleh kare -
na itu sangat dibutuhkan peranan para alim ulama, juru da’wah, para guru
agama Islam maupun pemuka Islam lainnya untuk melestarikan ajaran
aqidah tersebut di sampng dibutuhkan kepekaan dalam menanggulanginya.
E. Kalimat “ Laailaaha illahllah “ dan implikasinya.
E.I. Falsafah aqidah
Aqidah adalah ( aqdah Islam ) merupakan kebulatan nilai yang
telah menjadi suatu ikatan yang kokoh dari nilai-nilai iman yang jum-
lahnya mencapai lebih dari 70, yang paling sederhana dari nilai-nilai
iman itu adalah membuang duri dari tengah jalan, dan esensial adalah
kalimat “ Laailaaha illallah “ seperti dikatakan oleh Al-Imam Zainud-
din bin Ali bin Asy-yafi’i Al Kusairi al Malibary dalam kitabnya Qo-
mi’ Tughyan ‘ala mandhumati suabil iman sebagai berikut :
أن الخصال المتفرعة عن اإليمان سبع وسبعون
Artinya:” Sesungguhnya cabang iman itu ada 77 cabang “.20
Begitu pentingnya falsafah aqidah yang barangkali dari kalimat
“ Laailaaha illallah “ tersebut sehingga dari Rasulullah saw. dalam ha-
__________________________
20 Zainuddin al Malibary , At Tughyan. ( Semarang: Pustaka al Alawiyah. 1408 H.), hal, 3
38
disnya yang ditawarkan oleh Abu Dawud r.a. bahwa Rasulullah saw.
menerangkan tiga pilar mengenai dasar-dasar iman atau diantaranya
adalah menahan diri ( dari pembunuhan ) terhadap orang yang mengu-
capkan kalimat “ laailaaha illahllah “.
F. Implikasi Kalimat “ Laailaaha illallah “
Apabila kalimat “ Lailaaha illallah “ dianalisa sesuai dengan arti kata
“ illaha “ ( pelindung, yang menguasai aturan hukum alam , penguasa tung-
gal, yang diagungkan, yang ditaati ) , 21 maka implikasi selanjutnya akan
menimbulkan statemen ( pernyataan ) antara lain sebagai beriut:
1. Tiada pelindung selain Allah ( Lwaliyya llallah )
Allah berfirman :
والله ولى المؤمنين
Artinya : “ Dan Allah adalah pelindung semua orag mukmin “ . 22
( QS: Ali Imran: 68 ).
2. Tiada yang adil kecuali Allah ( Laahaakima illallah )
أفحمك الجاهلية يبتغون . ومن أحسن من الله حكما لقوم يوقنون.
Artinya: “ Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan ( hu-
kum ) siapakah yang lebih baik daripada ( hukum ) Allah ba-
gi orang-orang yang yakin ? “ ( QS: Al-Maidah:50 ) 23
_________________________ 21 Majalah Al-Muslimun Nomor: 266,
22 Soenarjo,dkk, op,cit, hal,86
23 Ibid, hal,68
39
3. Tiada penguasa tunggal selain Allah
وهو القاهر فوق عباجه وهو الحكيم الخبير.
Artinya : “ Dan Dia yang berkuasa di atas hamba - hamba- Nya dan Dialah yang Maha bijaksana lagi maha mengetahui “. ( QS. Al An’am : 18 ) 24
Aqidah ( tauhid ) merupakan satu-satunya pandangan hidup yang be-
nar dan senantiasa menolak semua bentuk yang bertentangan dengannya
yaitu syirik.
Contoh syirik sebagaimana dimaklumi adalah penuhanan terhadap
nafsu, pemimpn negara semisal Fir’aun , pemujaan terhadap benda-benda
mani sperti planet, bintang, batu, sungai, matahari, dan lain-lain, maupun
penuhanan terhadap manusia seperti Yesus, ‘Uzair, Rahip ( pendita ) dan
mengagingkan harta serta wanita.
Demikian itulah implikasi yang dapat di pahami dari kalimat “ La-
ailaha illallah “ maka kalimat aqidah tersebut apabila benar-benar sesuai
dengan implikasinya disertai hati yang tulus dan ikhlas dari orang mukmin,
maka ia berhak masuk surga. Wallahu a’lam.
40
BAB IV
ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AQIDAH
MENURUT AL-QUR’AN
A. Pendidikan Aqidah Pada Anak Remaja
Pendidikan aqidah sangat penting pada anak remaja, sehingga be-
kal menuju kehidupan, agar remaja Islam siap menjadi generasi pene -
rus yang bisa meneladani segala kebaikan serta mampu mempertahan-
dan mengembangkan semua keberhasilan genrasi terdahulu. Kecuali
itu dengan pendidikan aqidah bagi remaja dapat menjadi pedoman da-
lam interaksi kehidupannya.
Sedangkan alasan yang menyadari tentang pentingnya pendidi-
kan aqidah pada anak remaja adalah sebagaimana telah diketahui bah-
wa secara psikhologis. Manusia udah mempunyai fitrah ( bawaan )
keimanan dan keyakinan terhadap Tuhan, sedangkan secara Antropo-
logis manusia membutuhkan perlindungan dan jaminan keamanan da-
ri kekuatan gaib, dari sudut pandang sosiologis manusia adalah makh-
luk sosial yang harus berinteraksi terhadap sesamanya yang dilandasi
tata nilai. Dengan ketiga dasar tersebut, maka pendidikan aqidah pada
anak remaja harus berusaha memberikan pedoman serta mengembang -
kan fitrah bawahannya sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah
Rasul, agar remaja dalam berinteraksi dengan sesamanya selalu bera -
da dalam tata nilai keagamaan .
41
Mengenai tiga dasar tentang pentingnya pendidikan aqidah pada
anak remaja tersebut, telah dijelaskan secara luas dalam bab II, sub po-
kok bahasan dasar pendidikan aqidah. Bertolak dari alasan tersebut ,
maka dalam bab ini penulis berusaha menuangkan pemikirannya me-
ngenai pendidikan aqidah pada anak remaja, agar bisa tercapai cita-ci-
ta setiap orang tua untuk menjadikan anak yang salih.
1. Materi Pendidikan Aqidah
Sebagaimana telah dikatakan oleh para psikholog , bahwa
masa remaja merupakan masa yang sangat penting. Karena masa
remaja merupakan masa transisi untuk menuju kedewasaan, maka
masa tersebut sangat menentukan pada masa dewasa, dalam masa
ini pendidikan aqidah sangat penting. Apakah aqidah / keimanan
mereka tergolong taklid, yaqin, ainul yaqin atau haqqul yaqin ?
Pada masa remaja semuanya akan mulai tampak bentuk / pola ke-
yakinannya.
Bertolak dari alasan tersebut serta melihat perkembangan
Intelektual dan kemampuan kognitifafektif remaja, maka pada
Konteks pendidikan aqidah pada anak remaja materi yang diberi-
kan antara lain rukun man itu sendiri. Apabila arkanul iman yang
enam tersebut sudah tertanam kuat dalam sanubari remaja, maka
keimanan mereka dimasa dewasa nanti bukan sekedar taklid atau
warisan dari orang tua atau lingkungannya. Berdasarkan aliran
42
psikologis asosiasi dalam hal ini adalah teori Lewin yang telah
dikutip oleh Sumadi Suryabrata bahwa, “ belajar adalah mengu -
lang-ulang “.
Dengan pengulangan tersebut, maka akan terjadi perubahan
pada pengetahuan kognitif seseorang. Dengan demikian apabila
remaja sejak awalnya sudah terbiasa meyakini dan memahami ru
kun iman serta diwujudkan dalam perbuatan , maka dengan
sendirinya akan menuntun remaja menuju pada keimanan yang
yaqin atau ainul yaqin bahkan bisa mencapai taraf haqqul yaqin.
Sebagaimana definisi aqidah yang telah diuraikan dalam
bab II, maka aqidah merupakan suatu kesatuan keyakinan yang
utuh dan murni dalam hati dan perbuatan yang tersusun mulai
yakin akan ke Esaan Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab - Nya, ra-
sul-rasul-Nya, hari pembalasan dan taqdir baik dan buruk- Nya.
2. Strategi dan Pendekatan
Strategi merupakan langkah untuk mencapai tujuan. Dalam
konteks ini secara spesifik adalah tertanamnya aqidah pada re-
maja. Sedangkan secara universal adalah ingin membentuk re-
maja yang beraqidah dan keyakinan kuat dalam sanubarinya,
bahwa tada Tuhan selain Allah, serta dapat mengaktualisasikan
keimanan dan keyakinannya dalam tutur kata dan perbuatannya,
sehingga gercermin dalam akhlaqul karimah, dan pada akhirnya
dapat menjadi muttaqin ( orang yang bertaqwa ) sehubungan de-
43
ngan hal tersebut, maka strategi yang digunakan adalah dengan
cara memahami kondisi psikis remaja. Pola perilakunya, karak -
ternya, pola kehidupannya, serta pola pemahamannya terhadap
agama. Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab III ( pola kehi -
dupan remaja dan perkembangan keagamaan-nya ).
Adapun pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan
pendidikan aqidah pada anak remaja adalah pendekatan psikolo-
gis yang meliputi :
1. Pendekatan Emosional adalah usaha untuk menggugah pera-
saan dan emosi remaja dalam meyakini bahwa tiada Tuhan
selain Allah.
2. Pendekatan Pembiasaan memberikan kesempatan kepada
remaja untuk senantiasa merenungkan dan menghayati
tentang tanda-tanda kekuasaan Allah dalam kehidupan seha-
ri-hari.
3. Pendekatan Pengalaman adalah memberikan pengalaman me-
ngenai keadilan , kekuasaan , dan kebijaksanaan serta sifat-
sifat Allah yang lain.
4. Pendekatan Rasional adalah usaha untuk memberikan keima-
nan kepada rasio ( akal ) remaja dalam memahami dan
mene-
rima kebenaran akan adanya wujud Allah melalui berbagai
macam dalil dan pembuktian yang ada di alam semesta
ini
sesuai dengn kemampuan kognitifnya.
44
Menurut Jean Piaget , anak remaja sudah bisa berpikir
secara sistematik,bisa memikirkan kemungkinan secara sistematik
untuk memecahkan suatu persoalan. Dalam arti bisa mengambil
kesimpulan dalam pikiran remaja. Hal ini dikarenakan fungsi
kog-
nitif dan afektif remaja sudah mulai mendekati kesempurnaan se-
perti orang dewasa. Karena remaja secara afektif- kognitif sudah
bisa memahami sesuatu secara abstrak, maka dalam rangka mena-
namkan dan memperkuat keimanan dalam sanubari remaja,
pen-
dekatan yang digunakan adalah menyesuaikan kondisi kejiwaan,
kemauan serta kemampuan kognitif- afektifnya.
3. Metodologi Pendidikan Aqidah
Berdasarkan kemampuan kognitif – afektif remaja yang
sudah bisa berfikir secara abstrak, maka metode yang digunakan
dalam pelaksanaan pendidikan aqidah pada anak remaja adalah
sebagai berikut :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan suatu sarana untuk
menyampaikan materi pendidikan dengan cara menguraikan
atau menjelaskan suatu masalah atau pokok bahasan dengan
bahasa lisan. Dalam hal ini peserta didik hanya diberikan ber-
bagai macam penjelasan untuk kemudian memahami serta
mengikuti apa yang disampaikan oleh pendidik.
2. Metode Latihan
Metode latihan suatu sarana untuk menanamkan dan
45
penguasaan suatu ilmu pengetahuan serta keahlian tertentu
terhadap anak didik dengan latihan dan pembinaan terus me-
nerus.Sebagaimana aliran psikologi asosiasi berdasarkan teori
Lewin yang telah dikutip oleh Sumadi Suryabrata, bahwa be-
lajar adalah mengulang-ulang. Dengan perulangan
tersebut, maka akan terjadi perubahan yang pada pengetahuan
kognitif
seseorang.
3. Metode Karyawisata
Dalam rangka menanamkan keimanan terhadap remaja
mengenai Ribubiyah dan Uluhiyah Allah disamping menggu-
nakan metode karyawisata.
Metode karyawisata merupakan sarana dalam menyaji-
kan materi pelajaran dengan membawa peserta didik melihat
dan menyaksikan secara langsung terhadap obyek pelajaran
yang akan dipelajari secara langsung dan pendidik membe-
rikan penjelasan tentang obyek sesuai dengan materi yang
akan disampaikan.
Dalam konteks paedagogis dimaksudkan adalah anak
remaja diajak langsung untuk memahami, memperlihatkan,
menelaah, dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah agar
remaja bisa yakin dan percaya dengan Rububuyah dan Uluhi-
yah Allah.
Sedangkan aplikasi metode karyawisata dalam usaha
46
menanamkan keimann terhadap Rububiyah dan Uluhiyah
Allah bagi remaja adalah pada saat remaja akan mengadakan
Karyawisata bisa berupa mendaki gunung, berlayar di laut,
mengadakan penelitian alam semesta, melihat panorama pan-
tai dan lain sebagainya, maka pendidik perlu memberikan pe-
san dan nasehat terhadap remaja agar saat karyawisata mau
menyempatkan diri untuk berfikir dengan menggnakan pen-
dekatan rasional serta kemampuan kognitif- afektif dan keil-
muan yang dimiliki remaja.
B. Ketegasan Islam Tentang Pendidikan Aqidah
Seruan Allah kepada setiap manusia beriman adalah
merupakan
legalisasi yang tidak dapat dibantah lagi . Ajaran untuk
berperilaku
Islam merupakan fondasi yang kokoh serta tidak tergoyahkan.
Secara tegas Islam telah menerangkan adanya fitrah keimanan.
Sebagai potensi dasar yang harus dikembangkan. Yang kesemuanya
itu diupayakan dalam rangka mencapai kebahagiaan serta ketentraman
hidup. Islam memandang bahwa manusia mempunyai tanggung jawab
yang sama dalam urusan keagamaan, karena Islam tidak membedakan
manusia yang satu dengan yang lainnya. Semua manusia dituntut ke -
bersamaannya tanpa memandang perbedaan pribadi yang ada diantara
mereka seperti pria dan wanita berkulit putih atau hitam dan sebagai-
nya. Islam juga tidak memandang perbedaan status sosial seperti ata-
san dan bawahan, pejabat atau rakyat, kaya dan miskin. Hanya taqwa
47
terhadap Allahlah yang membedakan manusia satu dengan manusia
yang lainnya. Firman Allah :
يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل
لتعارفوا إن
أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبير.
Artinya : “ Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Me -
ngetahui lagi maha mengenal “. (QS: Al-Hujurat:13 )1
Sebagai orang tua hendaknya memperhatikan diri dan keluar-
ganya khususnya anak-anaknya tentang masalah yang sangat penting
yaitu pendidikan aqidah sedini mungkin baik yang berhubungan de-
ngan kondisi di dalam keluarga maupun diluar rumah. Kalau saja pen-
didikan aqidah di dalam rumah ditekankan sedemikian rupa, apalagi
di luar rumah yang mana karena jauh lebih luas, tentulah harapan hi-
dup bahagia sejahtera lahir dan batin akan diperoleh.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan ilmu penge-
tahuan dan teknologi sedikit banyak memberikan kemudahan kepada
manusia. Namun disisi Allah harus disadari bahwa dampak negativ
dari IPTEK tersebut justru menyebabkan manusia-manusia itu lemah
imannya yang bisa terjerumus ke dalam lembah serba keduniawian
belaka tanpa memperhatikan aqidah keimanan. Adanya IPTEK bagi
mereka yang dzalim terhadap gemerlapan dunia ini akan memperbu-
_____________________
1 Soenarjo,dkk, Al-Qur’an dan Terjemahannya ( Semarang: Toha Putra,1989),hal,874
48
dak mereka untuk saling berlomba-lomba demi mengumpulkan harta
benda sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan tanggung jawabnya
terhadap yang Maha Kuasa yaitu Allah Ta’ala.
Islam tidak melarang umatnya bekerja untuk mencari harta, akan
tetapi pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani hendaknya seimbang
yakni tidak mengesampaikan salah satu antara kepentingan dunia dan
kepentingan akherat. Padahal kalau disadari, sebenarnya manusia itu
ibarat sedang berjalan kesuatu tempat dan kelak pasti akan kembali
kepada Allah untuk mempertanggung jawabkan segala aktifitas kita
ketika hidup di dunia. Firman Allah
اليوم نختم على أفواههم وتكلمنا أيديهم وتشهد أرجلهم بما كانوايكسبون.
Artinya : “ Pada hari ini kami tutup mereka, dan berkatalah kepada kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan “. ( QS: Yaa- siin : 65 ) 2
Proyeksi dari keberhasilan teknologi manusia dalam hal pe-
ngaruh negatif lainnya adalah seringnya kita mendengar krisis iden-
titas, dekadensi moral serta adanya krisis kebudayaan. Adanya ke -
berhasilan teknlogi yang banyak mempengaruhi pola hidup dan po-
la pikir manusia sudah bisa diramalkan bahwa kehidupan masyara-
kat di dunia mendatang sudah bergeser kepada kehidupan yang me-
nuju kearah penyatuan dunia atau globalisasi dunia, dimana perso-
alan ketertutupan diri, lokalis maupun yang lain bukan lagi zaman-
______________________________
2 Ibid, hal, 713
49
nya.Lebih jauh lagi hasil dari tekologi tersebut adalah adanya sikap
hidup yang kurang peduli terhadap persoalan di luar dirinya, manusia
modern lebih bersikap praktis, prakmatis,suka jalan pintas, tidak am -
bil pusing, bahkan nilai-nilai ketuhanan aqidah sudah mereka tinggal-
kan.
Bagi orang yang sering berpandangan hidup demikian, agama
bukanlah bagian dari hidup ini. Bagi mereka persoalan dunia adalah
bagaimana mereka bisa mencari dan menguasai harta sebanyak-ba-
nyaknya. Pola hidup yang seperti demikian berawal dari konsep dan
matrealisme ( serba benda ).
Dengan melihat berbagai catatan yang negatif serta kecenderu-
ngan- kecenderungan hidup di dunia masa depan sebagai akibat dari
hasil teknologi yang berpengaruh dalam membentuk sikap hidup ma-
nusia sebagai umat Islam setidaknya kita dapat memproyeksikan ba-
gaimana aktifitas yang tepat untuk menanggulangi masalah ini. Ini
berarti umat Islam harus mampu menembus dinding teknologi, yang
mana globalisasi hidup sementara ini bisa dikatakan sebagai imateria-
lisme.
Oleh karena itu dalam kondisi yang seperti ini pendidikan ha-
Ruslah mendapatkan perhatian atau perubahan, dimana pendidikan
tersebut harus mengarah kepada penanaman kepercayaan dan keya-
kinan ( pendidikan aqidah ) yang menjadi pangkal tolak pada saat
mereka menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
50
Jauh sebelum kekhawatiran mengenai negatif alih teknologi
Seperti sekarang ini , kita sering mendengar ucapan “ ilmu penge-
Tahuan tanpa agama, buta “ lebih jauh lagi kita sebenarnya Na-
Bi kita Muhammad saw sendiri pernah menyatakan kepada umat-
nya bahwa agama itu bukan untuk orang yang punya akal. Secara
implisit pernyataan beliau mengandung arti bahwa walau bagaima-
napun agama dan akal itu adalah alat untuk mencari pengetahuan.
Oleh karena itu antara akal dan agama harus berjalan seiring , satu
sama lain saling terkait. Agama menjadi landasan utama bagi akal
untuk mencari pengetahuan serta menghasilkan teknologi.
Sebagai gambaran tentang perlunya pemanfaatan akal seba-
gaimana dikehendaki oleh tuntutan agama, maka di bawah ini pe-
nulis mengambil sepercik gubahan dari seorang penulis bernama
Kahlil Gibran seperti berikut :
Akal mempertmbangan dan perasaan hati diibaratkan kemudi
layer jiwa yang mengarungi lautan kehidupan.
Jikalau patah salah satu, layer atau kemudi itu, kalau masih mengem-
bang, namun terombang-ambing gelombang.
Atau terhenti lumpuh tanpa daya ditengah samudra. Sebab akal fiki-
ran yang sendiri mengemudi, laksana tenaga yang menjebak diri; ka-
rena kita ajaklah perasaan menjunjung tinggi akal budi, meraih pun-
cak-puncak getaran kebenaran sejati, keduanya mewujudkan sebuah
51
simfoni. Dan turutilah jiwamu membimbing perasaan, dengan meng-
gunakan akal pertimbangan, sehingga perasaan itu tetap hidup deng-
an setiap kebangkitannya, dan laksana burung phoniex membum-
bung tinggi dari tengah abu kebinasaan. 3 Gubahan tersebut menarik
sekali untuk direnungi dengan tidak mengesampingkan kedalaman
makna gubahan tersebut. Namun secara singkat dapatlah dipahami
bahwa yang dimaksud perasaan dalam gubahan tersebut adalah bi-
sikan nurani, yaitu hati sanubari, dan inilah fitrah atau potensi dasar
yang dimiliki oleh manusia sebagai anugerah yang sangat besar da-
ri Allah SWT. Sedangkan yang dimaksud fitrah dalam konteks ini
adalah fitrah agama, yaitu aqidah. Oleh karena itulah Islam secara
tegas menganjurkan tentang pentingnya pendidikan aqidah.
C. Pembebasan Kewajiban Agama
Di dalam surat at-Tahrim ayat 6 Allah berfirman :
يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة
عليها مالئكة
غالظ شداد ال يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون.
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu “. ( QS: At- Tahrim : 6 ) 4
Berangkat dari ayat tersebut, maka kewajiban selaku seorang mus-
lim adalah agar ia menjaga dirinya jangan sampai tenggelam ke kan-
cah neraka, kewajiban tersebut berlanjut setelah diri pribadinya ialah
keluarganya, secara mikro anak dan istri serta orang-orang yang be-
______________________
4 soenarjo,dkk, op, cit, hal, 951
52
berada dibawah tanggung jawabnya. Adapun secara makro adalah selu-
ruh kerabat yang ada pertalian darah hingga peralian famili.
Erat hubungannya dengan surat at-Tahrim tersebut antara lain
Adalah tentang pribadi Umar bin Khatab dimana ia pernah bertanya ke-
pada Rasulullah saw : Ya Rasul Allah, secara pribadi kami dapat
menja-
ga kami jangan sampai masuk neraka, akan tetapi bagaimana menjaga
keluarga, apakah selalu di awasi terus menerus kemana ia pergi ?”
Menanggapi pernyataan tersebut , Rasulullah saw , memberi
jawaban yang padat : “ Engkau tunjukkan kepada mereka amal
perbuatan yang diperintahkan Allah, kemudian engkau terangkan ,
sedangkan yang dilarang- Nya ditinggalkan.
Dari dialog yang terjadi antara Rasul saw, dengan Umar bin
Khattab r.a tersebut dapat dipahami bahwa setiap orang yang beriman
dibebani atau memperoleh kewajiban agama, baik yang menyangkut
segala perintah Allah maupun yang dilarang-Nya. Baik mukmin , yang
diakui oleh Allah ialah mukmin yang masuk kedalam Islam secara
keseluruhan, yakni cara berbuat harus Islam, cara berfikir harus Islam,
mengatur rumah tangga harus Islam , mengatur masyarakat harus
memakai hukum Islam, cara mencara rizki harus Islam atau singkatnya
seluruh gerak langkah mukmin harus sesuai dengan Islam.
Tidaklah dianggap sebagai orang yang beriman manakala ia
berkata : “ kepalaku sujut kepada Allah, tetapi tangan dan kakiku serba
maling, mulutku Islam tetapi hatiku penuh dengan hasrat , iri dengki ,
53
buruk sangka, riya’, pada waktu makan aku selalu membaca asma Allah
tetapi rizki yang masuk kedalam perutku berasal dari hasil haram, aku
punya perinsip aji mumpung, perkara halal atau haram urusan belakang
yang penting kenyang, yang penting kaya serta pnya segalanya.
Disinilah fungsi agama : ia akan menyinari akan menjadi ukuran
dalam segala aspek kehidupan, artinya tidak boleh setengah-setengah.
Janganlah sebagai seorang mukmin meniru sikap-sikap munafik dan
fasik dalam kehidupannya, yaitu mengikuti sebagian ajaran Islam ka-
rena dirasa cocok dengan selera dan tuntunan nafsunya akan tetapi ia
mengingkari sebagian besar ajaran Islam. Hal i ni disetir oleh Allah
sebagaimana firman-Nya:
ثم أنتم هؤالء تقتلون أنفسكم وتخرجون فريقا منكم من ديارهم
تظاهرون عليهم باإلثم
جوالعدوان وإن يأتوكم أسارى تفادوهم وهو محرم عليكم إخراجهم
أفتؤمنون ببعض
الكتاب وتكفرون ببعض. فما جزاء من يفعل ذالك منكم إال خزى فى
الحياة الدنيا
ويوم القيامة يردون إلى أشد العذاب وما الله بغافل عما تعملون.
Artinya : “ Apakah kamu beriman kepada sebagian al-Kitab (al-Qur’an) dan ingkar terhadap sebagian yang lain ? Tiadalah balasan bagi orang-orang yang berbuat demikian dari padamu, mela- inkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kia- mat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat “. ( QS: Al - baqarah : 85 )5 __________________________
5 Ibid, hal, 24
54
D. Cara Menetapkan Aqidah
Telah disepakati para ulama, bahwa dalil akal yang benar penda-
huluannya serta sempurna hukum terhadap perasaan maupun
kepenting-
an, akan dapat melahirkan keimanan yang dibutuhkan. Dalil-dalil naqli
( yang diambil dari al-Qur’an dan sunnah Rasul ) tidak bisa menghasil -
Kan keyakinan yang dibuuhkan. Dalil-dalil naqli tersebut baru bisa
menciptakan aqidah ( keyakinan ) manakala dalil itu mempunyai per-
syaratan, yaitu qath’i ( pasti ) baik mengenai cara datangnya, maupun
dalam hal pembuktian-pembuktiannya. Qath’i menurut cara datangnya
dalam konteks ini ialah bahwa ketetapan datangnya dari Nabi saw, ti-
dak diragukan sedikitpun ( tidak mungkin menerima ta’wil maupun
interpretasi ) . Jika dalil naqli tersebut benar - benar dalam kondisi
demikian, maka ia bisa menghasilkan keyakinan yang dapat dijadikan
penetapan aqidah. Misalnya ialah sesuatu yang diterangkan oleh ayat-
ayat al-Qur’an mengenai aqidah, risalah, hari akhir serta yang lainnya
yang bertalian dengan ushuluddin ( pokok-pokok agama ), maka dalil -
dalil naqli tersebut qath’i keterangan - keterangannya seperti halnya
qath’i kedatangannya. Sekedar contoh dalil naqli adalah seperti berikut:
أولئك هم المؤمنون حقا. لهم درجات عند ربهم ومغفرة ورزق
كريم.
Artinya:” Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat disisi Tuhannya Dan ampunan serta rizki ( nikmat ) yang mulia “. ( QS: Al-anfal : 4 ) 6 _________________________
6 Ibid, hal, 62
55
والعصر إن اإلنسان لفى خسر إال الذين آمنوا وعملوا الصالحات
وتواصو بالحق
وتواصو بالصبر.
Artinya : “ Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, dan nasehat-nasehat supaya mentaati kebe- naran “. ( QS: Al-Ash’r : 1-3 ) 7
لقد من الله على المؤمنين إذ بعث فيهم رسوال من أنفسهم يتلوا
عليهم آياته ويزكيهم
ويعلمهم الكتاب والحكمة وإن كانوا من قبل لفى ضالل مبين.
Artinya:” Sesungguhnya allah telah memberi karunia terhadap orang- orang yang beriman ketika Allah memutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka, yang membacakan ke- pada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah”. ( QS: Ali Imran : 164 ) 8
ولمن خاف مقام ربه جنتان.
Artinya : “ Dan bagi yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada Dua surga : . ( QS: Ar Rahman : 46 ) 9
Demikianlah kondisi aqidah serta cara menetapkan kepada
manusia , dimana pengetahuan tentang aqidah harus merata kepada
seluruh umat manusia, tanpa pandang bulu. Mengapa ? karena ia tidak
ditetapkan secara khusus bagi satu golongan saja tanpa yang lainnya .
Disamping itu pendidikan Aqidah dapat dilihat dari berbagai aspek
yaitu:
______________________
7 Ibid, hal, 10998 Ibid, hal, 1019 Ibid, hal, 888
56
1. Aspek syari’ah, yaitu adanya beberapa dalil al-Qur’an maupun
Hadits Nabi yang bersinggungan dengan permasalahan aqidah.
2. Aspek fitrah, yaitu pengakuan Al-Qur’an terhadap fitrah aqidah,
membawa konsekuensi logis bahwa fitrah tersebut haruslah didi -
dik dan diarahkan sesuai dengan aturan dan ajaran Islam. Karena
sebaik apapun fitrah manusia , ia memerlukan campur tangan
pendidikan. Sebagaimana Rasulullah berfirman:
عن أبى هريرة أنه قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:
ما من مولود
يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو
يمجسانه ) رواه مسلم (
Artinya : “ Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah mem- bawa fitrah, maka kedua orangtualah yang menjadi - kan anakmtersebut beragama Yahudi,Nasroni, atau - pun Majusi “. ( H.R. Muslim ) 11
3. Aspek Sosialis, yaitu adanya kenyataan pelecehan dan beberapa
penyimpangan aqidah yang terjadi sebagai akibat dari kelongga-
ran, baik nilai agama, moral maupun adat kebiasaan, yang baik
dijauhi serta ditinggalkan untuk beralih ke-hal-hal yang negatif
seperti kebudayaan-kebudayaan barat yang cenderung sekuler
serta bebas nilai.
b. Pelaksanaan Pendidikan Aqidah Dalam Keluarga
Setelah kita berupaya untuk memahami apa itu aqidah.
Serta pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang terkan-
dung di dalam al- Qur’an sebagaimana yang telah diterangkan di
atas, maka selanjutnya adalah bagaimana melaksanakannya (pen-
didikan aqidah ) di dalam keluarga.
57
Maka beberapa hal yang perlu dilakukan adalah :
1. Menanamkan pengertian bahwa “ kapan saja, baik pada saat
tidur ataupun jaga, baik pada saat hidup maupun mati, maka
selalu mendapat perhatian dari Allah swt.
2. Menanamkan pengertian bahwa kelak manusia akan dimintai
pertanggung jawaban oleh Allah SWT atas apa yang diperbu-
atnya semasa hidupnya di dunia.
3. Menanamkan pengertian bahwa pengakuan iman itu tidak cu-
kup hanya di bibir saja. Akan tetapi dibuktikan dalam perbua-
tan nyata sehari-hari.
4. Menanamkan pengertian bahwa tujuan hidupnya adalah se-
mata-mata untuk mengabd kepada Allah SWT.
Itulah langkah-langkah yang penulis utarakan disamping
masih banyak langkah yang lain.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di bab-bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Ketegasan Islam tenyang pendidikan aqidah adalah pendidikan yang
berpotensi dasar ataunfitrah alamiah yang dikaruniakan oleh Allah ke-
pada manusia. Meskipun pada akhirnya kadar masing-masingmanusia
tentang aqidah ini tidaklah sama. Sebagai suatu potensi, maka ia mem-
punyai peran dan fungsi dalam hidup dan kehidupan. Orang yang akan
memperoleh kebahagiaan disebabkan oleh aspek yang satu ini (aqidah)
demikian juga seliknya orang mungkin menjadi sengsara untuk
selamanya sebagi akibat penyimpangan aqidah ini.
Dengan demikian setiap manusia memerlukan bimbingan dan arahan
tentang aspek yang satu ini.
2. Pelaksanaan Pendidikan Aqidah menurut Al-Qur’an haruslah tetap
Mengacu kepada keimanan dan akhlak, sehingga dengan demikian,
tendensi akhir dari seluruh proses pendidikan aqidah yang berusaha
untuk mencetak generasi qur’ani akan terwujud, yaitu insan taqwa
dan mampu bertindak sebagai pemimpin ( khalifah ) di bumi.
B. Saran-saran
Setelah penulis mengadakan pengkajian terhadap permasalahan
59
Pendidikan aqidah yang bertolak dari nilai-nilai yang terkandng dalam al-
Qur’an maka selanjutnya ingin mengajukan beberapa saran antara lain:
1. Pada orang tua, pendidik dan siapa saja yang mempunyai tanggung
jawab kepada anak untuk mendidiknya agar senantiasa memperhatikan
sungguh-sungguh terhadap aqidah. Karena adanya alih teknologi seperti
sekarang ini memungkinkan manusia mudah terbawa arus materialistik,
serba benda, sehingga mudah terlena dan terjerumus dalam lembah ke-
hinaan.
2. Kepada remaja untuk lebih berhati-hati dan menjaga diri, karena di era
globalisasi dan informasi ini tengah menawrkan berbagai kemewahan
dan kesenangan, sehingga mereka yang lemah iman mudah tergoda
oleh gemerlapnya dunia, dan selanjutnya mengagungkan harta benda.
3. Kepada para pemikir bahwa masalah aqidah merupakan masalah yang
sentral dan esensial bagi pembangunan umat, bahwa ia merupakan
pondasi yang menentukan kokoh kuatnya serta rapuhnya pembangunan
umat. Oleh karena itu hendaklah diupayakan secara optimal agar orang
Islam siap menghadapi segala macam tantangan dan hambatan yang
dapat merongrong nilai ketuhanan ( aqidah ) di zaman yang sudah di-
penuhi oleh keserakahan dan kedholiman.