pendidikan aqidah dalam perspektif

91
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AQIDAH MENURUT Al-QUR’AN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I ) Oleh JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

Upload: ahmadm12345

Post on 23-Jun-2015

494 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan aqidah dalam perspektif

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AQIDAH MENURUT Al-QUR’AN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I )

Oleh

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AQIDAH AL-HASYIMIYYAH JAKARTA TH 2012 / 2013

Page 2: Pendidikan aqidah dalam perspektif

MOTTO

وإن هذا صراطى مستقيما فاتبعوه وال تتبعواالسبل

فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون (.153) ال عمران :

Artinya:” Dan bahwa ( yang Kami perintahkan ini ) adalah

Jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan ja-

ngan kamu mengikuti jalan - jalan ( yang lain ),

karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu

dari jalan-Nya yang diperintahkan Allah agar

kamu bertaqwa. ( Ali Imron: 153 ).*

___________________________

*Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, ( Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 1982 ) ha.215.

Iv

Page 3: Pendidikan aqidah dalam perspektif

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada;

1. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan do’a

restu serta dukungan baik secara moral dan material

terhadap keberhasilan penulisan skripsi ini.

2. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa mendo-

rong terselesainya penulisan skripsi ini.

v

Page 4: Pendidikan aqidah dalam perspektif

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Sholawat salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan ke pangkuan beliau

Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, dan sahabat- sahabatnya.

Dengan kerendahan hati bahwa penulis merasa bahwa skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua phak, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-

banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu.

Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada:

1.Bapak DR.Sahrul A’dam MA selaku rektor STIA Al- Aqidah Jakarta

2.Bapak dekan Fakultas Tarbiyah STIA Al-Aqidah Jakarta.

3.Para dosen Fakultas Tarbiyah STIA Al - A-Qidah Jakarta.

4.Bpk pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan kepada penu-

lis dalam penulisan skripsi ini.

Kepada semuaanya,penulis mengucapkan banyak terima kasih disertai

do’a mudah-mudahan amal baiknya diterima oleh Alla Penyusun mengakui

banyak kekurangan skripsi ini,maka kritik dan saran dari pembaca selalu saya

harapkan.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat, amiin.

Jakarta, Februari 2013

Penulis

Vii

Page 5: Pendidikan aqidah dalam perspektif

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-qr’an disamping sebagai sumber hukum Islam yang harus ditaati

dan diamalkan juga sebagai sumber inspirasi sastra dan akhlak. Setiap mus-

lim diperintahkan untuk berpegang teguh kepada prinsip-prinsip Al- qur’an,

dengan demikian mereka akan memperoleh kebahagiaan dan petunjuk yang

akan menghantarkan mereka di dalam memperoleh keberuntungan di hadap

an Allah kelak nanti ( di akhirat ).

Memahami isi kandungan Al-qur’an , tentunya diharapkan dapat

menggugah hati untuk mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya.1

Kita selaku manusia beriman, meyakini akan kebenaran al-Qur’an sebagai

petunjuk dan pedoman hidup , namun masih banyak diantara kita yang be -

lum memahami isi kandugannya, sehingga kita lihat pengalaman al- Qur.an

dalam kehidupan sehari-hari belum nampak.

Al-qur’an sebagai landasan pendidikan Islam menurut DR.Zakiyah

Darajat mengatakan:

“Di Dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan Untuk keperluan seluruh aspek kehdupan melalui ijtihad.Ajaran yg terkandung dalam al-quran itu sendiri dari prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut dengan aqi - dah dan berhubungan dengan amal yang disebut syariah.”2

___________________________________ 1 M. Quraisy Shihab , Membumikan al-qur’an, ( Bandung: Mizan,1992), hal, 33.

2 Zakiah Darajat ,dkk, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi aksara,1992),Cet Dua,hal,19

Page 6: Pendidikan aqidah dalam perspektif

2

Dari sekian anyak makhluk- makhluk Allah , manusialah yang merupakan

makhluk paling sempurna,dalam bentuk kejadian yang sebaik-baiknya,sehing-

ga kita dapat melihat di dalam al-Qur’an bagaimana manusia dapat mencapai

pedikat makhluk terbaik sangat dimuliakan Allah .3

Namun dibalik kemuliaan manusia, ia mempunyai nafsu yang dapat

mengembalikannya ke tempat yang hina serta rendah. Itulah hawa nafsu,deng-

an nafsu manusia menjadi lupa akan nilai-nilai kebenaran, mengabaikan apa –

apa yang menjadi titah Rabb, merosotnya kadar aqidah keimanan, serta masih

banyak lagi sifat-sifat negatif lainnya.

Oleh karena itu sebagai makhluk yang telah dikaruniai akal, hendaknya

Senantiasa berpegang teguh pada aturan dan agama Allah yakni aqidah , ka -

rena aqidah itu berpegang teguh pada pada konsep-konsep shuwar baik yang

berlandaskan ilmu maupun asumsi (zhanni ) yang terkait dalam kalbu ten-

tang keberadaan ( wujud ) hal-hal yang kasat mata. Di sinilah agama merupa-

kan keyakinan yang seharusnya, ajaran-ajarannya dipelajari secara kritis, se-

hingga dengan demikian agama yang telah kita anut ini benar-benar dapat di-

pertanggung jawabkan kebenarannya pada saat kita menghadapi Allah kelak

nanti di hari kiamat.4

____________________

3 Imas Rosyanti, Esensi Al-qur’an , ( Bandung: Pustaka setia,2002),hal,19 4 Lukman Hakim, Raudhah Taman Jiwa Kaum sufi, ( Surabaya: Risalah Gusti,2005 ),hal,127

Page 7: Pendidikan aqidah dalam perspektif

3

Dengan berpeang teguh kepada allah yakni aqidah,diharapkan kita

senantiasa bersih lahir batin dan perbuatan kita sesuai dengan fitrah ala-

miah. Berangkat dari sinilah penulis ingin mengkaji lebih jauh tentang

ajaran da didikan terhadap aqidah manusia yang digali melalui al-Qur’-

an al karim.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan persepsi dalam menangkap arti dan

Pengertian judul di atas, perlu disajikan batasan pengertiannnya.

Adapun yang dimaksud adalah:

1. Implementasi

Implementasi dari bahasa Inggris implement yang berarti per-

kakas, 5 kemudian diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi imple-

mentasi yang artinya pelaksanaan ,penerapan, mengimplementasikan

artinya melaksanakan.6

2. Pendidikan aqidah

Pendidikan aqidah merupakan dua kata yang apabila dipisah

menjadi “ pendidikan “ dan “ aqidah”.

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk meng-

embankan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar seko -

lah dan berlangsung selama hidup, serta mempersiapkan peserta di-

dik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan

secara tepat dimasa yang akan datang.7

_______________________

5 S.Wojowasito, Kamus Lengkap Inggris Indonesia,Hasta Bandung,,hal,81

6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka ,Ja-

Karta,hal,327.

7.Rejo Mudyarjo,Pengantar Pendidikan,( Jakarta; Raja wali Press,2002),hal,11

Page 8: Pendidikan aqidah dalam perspektif

4

Sedangkan kata aqidah berasal dari bahasa arab yaitu bentuk mufrad

dari aqa’id, 8 yang berarti simpulan atau yang dipercayai hati.9

Jadi pendidikan aqidah ialah suatu aktifitas untuk merobah dan

membentuk individu menjadi kepribadian, yaitu berkepribadian keima-

nan terhadap ke Esaan Allah SWT.

3. Pengertian menurut

Kata menurut dari akar kata turut, menurut artinya mengikuti,

meniru , ( jalan, jejak ,garis yang telah ditentukan ).

4. Pengertian Al-Qur,an

Al-qur’an adalah wahyu Allahi yang telah diturunkan kepada

Muhammad SAW, yang telah disampaikan kepada kita umatnya deng -

An jalan mutawatir, yang dihukum kafir orang yang mengingkarinya.10

C. Rumusan masalah

Bertolak dari uraian dan batasan serta definisi operasional yang tel-

lah ditulis di atas maka ada beberapa permasalahan yang harus dijawab

dan dibahas melalui penelitian ini. Adapun permasalahan yang dimaksud

adalah:

1. Bagaimana ketegasan Islam tentang pendidikan aqidah.

2. Sejauh mana pelaksanaan pendidikan menurut al-qur’an.

D. Tujuan Penulisan

Di dalam penelitian ini, penuls mempunyai tujuan :

1. Untuk mengetahui ketegasan Islam tentang pendidikan aqidah.

_________________________

8 Muhammad Idris, Abdu al Rauf al Marbawy, ( Bandng;alMaarif(,II,hal,36.

9 Mahmud Yunus,Kamus arab Indnesia,(Jakarta:Yayasan Penyelenggara Penerjamah

Penafsir al-Qur’an 1973,),hal, 275.

10 Hasbi ash-Shiddiqy,Sejarah dan Pengantar Ilmu al-qur’an/Tafsir,(Jakarta:Bulan Bin-

tang,1980 ), hal,17

Page 9: Pendidikan aqidah dalam perspektif

5

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan aqidh menurut Al-qur’an

Sedang manfaat yang hendak diperoleh penulis adalah :

- Dapat diperoleh pemahaman aqidah yang benar sesuai yang dike-

mukakan al-Qur’an.

- Dapat melakukan dan melaksanakan aqidah yang benar yang se -

suai dengan isi kandungan Al-qur’an.

E. Metode Penulisan

1. Metode Pengumpulan Data

Metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah

metode kuantitatif atau library researach, yaiu “ suatu riset kepustaka-

kaan “.9

Metode ini dipergunakan untuk memperoleh informasi dalam

penyusunan teori sebagai landasan ilmiah dalam penelitian skripsi ini.

Dan yang lebih khusus lagi metode riset kepustakaan ini dimaksudkan

menyajikan dengan cara membaca, menelaah dan memahami ayat-ayat

serta hadits-hadits yang relevan dengan permasalahan yang sedang di -

teliti .

2. Metode Pembahasan

Pendekatan dalam rangka mencari jawaban dari permasalahan-

permasalahan yang telah dirumuskan penulis menggunakan metode

penafsiran tematik, dimana metode ini terbagi atas dua macam,yaitu:

a. Penafsiran sau surat dalam Al-Qur’an dengan menelaskan tujuan -

tujuannya secara umum dan khusus atau ema sentral surah terse-

but. Kemudian menghubungkan ayat-ayat yang beraneka ragam

utau satu dengan lain tema sentral tersebut.

_____________________

9 sutrisno Hadi , Metodologi Research, ( Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.1987 ), Jilid I,hal,9

Page 10: Pendidikan aqidah dalam perspektif

6

b. Menghimpun ayat-ayat al-qur’an yang membahas masalah tertentu

dari berbagai surah al-Qur’an ( sedapat mungkin diurutkan sesuai

dengan masa turunnya apalagi jika yang dibahas adalah masalah

hukum ) sambil memperhatikan sebab nuzul, munasabah masing-

masing ayat, kemudian menjelaskan pengertian ayat-ayat tersebut

yang mempunyai kaitan dengan tema atau pernyataan-pernyataan

yang diajukan oleh penafsiran dalam satu kesatuan pembahasan

sampai ditemukan jawaban-jawaban al-Qur’an menyangkut tema

( persoalan ) yang dibahas. 10

3. Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari pembahasan di atas kemudian

dianalisis dengan cara melakukan generalisasi, yaitu “ kasus-kasus”

manusia yang kongkrit dan individual dalam jumlah terbatas diana-

lisis dan pemahaman yang ditemukan di dalamnya dirumuskan da-

lam ucapan umum”, 11 atau dalam istilah yang lebih umum dikenal

dengan induksi dan deduksi . dengan demikian maka akan diperoleh

rumusan tentang pendidikan aqidah, sebagai serapan nilai-nilai yang

terkandung di dalam al-Qur’an.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman serta analisa

permasalahan yang hendak dikaji, maka akan disusun sistematika seba-

gai berikut:

1. Bagian awal

Pada bagian awal dibahas tentang Halaman Judul, Nota Pembim -

bing, Motto, Kata Pengantar, serta Daftar Isi.

____________________________

10 M. Queaisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an ( Bandung,Mizan,1992),hal,156

Page 11: Pendidikan aqidah dalam perspektif

7

2. Bagian isi

BAB I : Pendahuluan, meliputi, latar belakang, penegasan istilah, rumu-

san masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, serta sistema-

tika penulisan.

BAB II : Pendidikan Aqidah meliputi pengertian aqidah dan tujuan aqi -

dah konsep para rasul dalam beraqidah.

BAB III : Pendidikan Aqidah dalam al-Qur’an dan problematika aqidah

meliputi tentang ayat-ayat al-qur’an mengenai aqidah sifat -

sifat aqidah yang benar, hal-hal yang merusak aqidah,meles -

tarkan aqidah dari noda syirik.

BAB IV : Analisis Pelaksanaan Pendidikan Aqidah menurut Al-Qur’an

yang meliputi tentang Pendidikan Aqidah Pada Remaja, Ke-

tegasan Islam Tentang Pendidikan Aqidah, Pembebanan Ke-

wajiban Agama, Cara Menetapkan Aqidah serta Implemen -

tasi Pendidikan Aqidah Menurut Al-Qur’an.

BAB V : Kata Penutup.

Page 12: Pendidikan aqidah dalam perspektif

9

BAB II

AL-AQIDAH

II.I Pengertian Aqidah

II.I.I Tinjauan Etimologi

Aqidah menurut bahasa ( etimologi ) artinya “ yang

dipercaya hati,1 atau “ simpulan iman”,2 Kata Aqidah ber-

asal dari bahasa arab dan merupakan bentuk mufrad ( tu-

nggal, singular ) dari kata aqaid.Adapun kata-kata yang

ada kaitannya dengan aqidah ini diantaranya adalah kata

mu’taqid yang artnya orang yang beri’tiqad ( yang mem-

percayai ) atau i’tiqad yang artinya epercayaan hati.

Jadi ditinjau dari sudut bahasa atau etimologi, aqi-

dah berarti sesuatu yang menjadi kepercayaan hati.

II.I.2 Tinjauan Terminlogi

Sedangkan menurut istilah atau yang lebih dikenal

dengan terminologi , para ahli ( pendidikan ) memberi-

kan difinisi yang sangat hati-hati mengenai aqidah ini.

Misalnya Zakiah Darajat beliau menyoroti aqidah seba-

gai keimanan. Menurutnya´Aqidah ialah ajaran tentang

keimanan terhadap ke-Esaan Allah SWT.

Pengertian iman secara luas diartikan keyakinan yang

penuh dibenarkan oleh hati diucapkan oleh lidah dan

diwujudkan oleh amal perbuatan .

_______________________

1 Mahmud Yunus, Kamus arab Indonesia. ( Jakata: Yayasan Penyelenggara Penerjamah

Penafsir Al-qur’an 1973,hal,275

2 Muhammad Idris. Abdul Rauf al Marbawy.Kamus Idris al Marbawi,( Bandung: al Ma-

if , Juz II, hal,36

Page 13: Pendidikan aqidah dalam perspektif

10

Adapun pengertian iman secara khusus ialah sebagai-

mana terdapat dalam eukun iman . 3

sedangkan menurut Sayid Sabiq mengungkapkan bah-

wa Aqidah adalah sesuat yang tersusun dari enam perkara

diantaranya iman kepada Allah, maaikat, nabi, kitab, hari

akhir, qodhoo dan qodar. 4

Dari pengertian-pengertian sebagaimana yang telah di

kemukakan oleh para ahli diatas, Aqidah adalah sesuatu

yang pertama an utama untuk diiman oleh manusia tanpa

sedikitpun keraguan.

II,2 Dasar dan Tujuab Aqidah

II.2.1 Pandangan Al Qur’an

Al- qur’an sebagai kalam yang Allah telah

memberikan petunjuk kepada manusia kepada ma –

nusia bahwa dalam rangka menumbuhkan serta me-

nanamkan keimanan kepad keesaan Allah maka ma-

nusia itu hendaklah secara seksama mau memperha-

tikan serta mencermati alam jagat raya ini . Langit

yang begitu tinggi tanpa tiang siapakah yang telah

menciptakan, juga adanya pergantian siang dan ma-

lam siapakah yang telah mengaturnya. Allah telah

menganugerahkan akal kepada manusia, akal inilah

yang membedakan manusia dengan mahluk-mahluk

lain dengan akal ini manjsia dikatakan sebagai mah-

luk yang paling mulia melebihi mahluk Allah yang

_____________________________________

3 Zakiah Darajat, Dasar-dasar Agama Islam, ( Jakarta:Bulan Bintang:19484), hal,23

4 Sayid Sabiq, Aqidah Islam, Pola Hidup Manusia Beriman, ( Bandung: Dipnegoro,1986), hal,17

Page 14: Pendidikan aqidah dalam perspektif

11

lain , hanya manusia yang berakallah yang mau seca-

ra seksama merenungkan rahasia dibalik semua iu.

Allah berfirman dalam al-Qur’an :

إن فى خلق السموات واألرض واحتالف الليل والنهار آليات ألولى األلباب. ألذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم ويتفكرون فى خلق السموات واألرض ربنا ما خلقت هذا باطال

( 191-190 سبحانك فقنا عذاب النارز ) أل عمران Artinya: “ sesungguhnya dalam penciptaan langit dan

bumi, dan silih bergantinya siang dan ma-

lam terdapat tanda-tanda bagi orang-orang

yang berakal, ( yaitu ) orang - orang yang

mengingat Allah sambil berdiri atau duduk

atau dalam keadaan berbaring dan mereka

memikirkan tentang penciptaan langit dan

bumi ( seraya berkata ): “ Ya Tuhan kami

tidaklah engkau menciptakan ini dengan

sia-sia,maha suci engkau, maka peliharalah

kami dari siksa neraka”.5 ( QS.Ali Imran :

190-191.)

________________________

Page 15: Pendidikan aqidah dalam perspektif

5 Sunarjo, Al-Qur’an dan Terjemahannya ( semarang : Toha

Putra.1989),hal,

109-110.)

12

Disamping itu sebagaimana manusia berakal hen-

daklah senantiasa dzikir kepada Allah untuk mende-

katkan diri kepada-Nya dan agar selalu dalam bimbi -

ngan dan petunjuknya. Dzikir kepada Allah dapat dila-

kukan dalam keadaan yang bagaimanapun baik dalam

keadaan berdiri, duduk maupun berbaring. Manusia

berakal juga senantiasa memohon perlindungan kepa-

da Allah dari pedihnya adzab neraka. Demikian yang

dapat ditangkap dari kandungan ayat tersebut.

Di dalam ayat yang lain Allah menjelaskan bah-

wa diantara hamba-hamba-Nya hanya taqwa kepada

Allah-lah yang membedakan mana diantara mereka

Yang paling mulia disisi Allah.Firman Allah:

يا أيها الناس إن خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل ( 13 لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقاكم ) الحجرات:

Artinya:” Wahai manusia sesungguhnya

Sesungguhnya orang yang paling mulia di-

Antara kamu disisi Allah ialah orang yang

Paling bertaqwa diantara kamu” ( QS. Al-

Page 16: Pendidikan aqidah dalam perspektif

hujurat: 13 ). 6

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa ber-

aneka ragamnya bentuk rupa,warna kulit

27

segala tindak tanduknya bertentangan dengan isi kandungan al-Qur’an

seperti perutnya sendiri kenyang, sementara tetangga disekitarnya ke -

laparan demikian seterusnya.

d.Budaya Mistik Menggoncang Kemurnian Aqidah

Sejak masa pra kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan , buda-

ya mistik rasanya sudah kental dan menyatu dengan bangsa Indonesia.

Hal tersebut tidak hanya terlihat pada acara-acara spiritual saja,

akan tetapi sudah merasuk kedalam beberapa lapangan kehidupan yang

lain. Fenomena yang hingga saat ini terlihat dan tidak dapat dipungkiri

adalah adanya para usahawan yang bergerak dalam bidang bisnis me -

makai penyelesaian dengan cara mistik dengan menjalankan roda usa-

hanya, seperti mendatangkan dukun agar memperoleh pesugihan. Ini

sungguh sangat kontras jika diteliti, karena diantara mereka sudah ada

mesin-mesin produksi atau peralatan administrasi berdimensi teknlogi

canggih. Tidak ketinggalan pula sebagaian birokrat dalam memperta -

hankan kekuasaan atau dalam rangka memiliki titian karir politik , juga

menggunakan mistik sebagai upaya batiniah, seperti mendatangi kubu-

ran untuk dimintai pertolongan bukan meminta kepada Allah tetapi

meminta kepada orang mati. Budaya mistik semacam itu berkembang

Page 17: Pendidikan aqidah dalam perspektif

dengan pesatnya di negeri ini, kuburan-kuburan yang dianggap kera-

mat semakin ramai, bahkan ada yang menggapai-gapai daun-daun

pintu bagian atas di jalan menuju makam, dengan maksud agar terga-

pai cita-citanya, masya Allah ini sudah keterlaluan, kalau dibiarkan

kemusyrikan akan semakin merajalela.

28

Di era seperti ini yang masih dapat dicermati adalah berkem-

bangnya bahkan sangat menjalankannya interaksi dengan bangsa jin,

hampir dimana mana.Dalam lembaran sejarah manusia budaya semacam

itu tampaknya juga ikut andil hingga sampai sekarang, meskipun zaman

sudah modern.

Hal ini merupakan fitrah alamiah bila manusia dan jin itu adalah

mempunyai kesamaan yaitu sebagai mahluk sosial. Kalau pada manusia

ada hamba yang diebut mukmin dan ada pula yang kafir.Kesamaan yang

lain adalah antara jin dan manusia sama-sama mengemban tugas untuk

mengabdi kepada Allah.

Bagi orang mukmin, sebenarnya iman terhadap eksistensi Jin seba-

gai makhluk Allah merupakan otomatisasi keimanan kepada Allah.

Bukan berarti manusia harus menempatkan jin sebagai pelindung atau

penolong melebihi hak Allah, tidak sedikit kesalahan yang telah diper-

buat manusia dalam menyikapi jin, seperti mempercayakan bantuan dan

perlindungan kepada jin bukan kepada Allah dalam menghadapi situasi

gawat atau kesulitan yang telah sampai pada titik klimaks.

Allah berfirman:

وأنه كان رجال من اإلنس يعوذون برجال من الجن فزادوه رهقا.

Page 18: Pendidikan aqidah dalam perspektif

Artinya : “ Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki diantara ma- nusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di - antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan “. 20 ( QS.al-Jin: 6 ).

Dari ayat diatas dapatlah dipahami bahwa meminta bantuan ke -

pada jin itu akan semakin membawa manusia kepada lembah dosa dan

kesalahan. Dengan demikian tiada guna menyatakan jin dalam setiap

__________________

20 Ibid, hal, 981

29

usaha.

Ada dua kemungkinan yang akan terjadi akibat melakukan inte -

raksi dengan bangsa jin yaitu manusia terperosok kedalam lembah bid’-

ah. Kemungkinan terjatuhnya manusia kedalam lembah syirik adalah

manakala permintaan manusia berupa perlindungan itu dikabulkan oleh

jin yang mempunyai kekuatan serta kemampuan menakjubkan bagi ma-

nusia, sehingga manusa menjadi terkagum-kagum karenanya dan ber -

gantung kepada jin dengan melupakan Allah yang sebenarnya pemilik

kekuatan tersebut. Maka menjadi syiriklah manusia tersebut, sedangkan

kemungkinan jatuhnya manusia kedalam lembah bid’ah adalah bila

manusia menuruti permintaan jin agar dalam interaksi itu manusia me-

lakukan praktek-praktek peribadatan menurut fersi bangsa jin. Ini me-

rupakan perangkap dan bermuara akhir kepada neraka.

Budaya mistik seperti diterangkan diatas tidak diragukan lagi

akan bisa mengguncang Aqidah yang pada gilirannya nanti akan me-

rontokkan seluruh sendi amaliah Islam.

Page 19: Pendidikan aqidah dalam perspektif

30

BAB III

KONSEP AL-QUR’AN DAN PROBLEMATIKA AQIDAH

A. Ayat-ayat al-qur’an Mengenai Aqidah

Al-qur’an menyebut Allah sampai 2799 kali mulai dengan mene-

rangkan dengan ke-Esaan Tuhan dan mengakhiri dengan ke esaan Tu -

han pula. 1 Allah berfirman :

لقد أرسلنا نوحا إلى قومه فقال يا قوم اعبدوا الله مالكم من إلهغيره إنى أخاف عليكم

عذاب يوم عظيم. Artinya:” Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata:” wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain- Nya.” Sesungguhnya ( kalau kamu tidak menyembah Allah ), aku takut kamu akan ditim- pa azab hari besar ( kiamat ).” 2 ( QS.Al-A’raf: 59 )

Ayat- ayat yang bunyinya demikian terdapat pula di ayat 65, 73,

85 surat al-A’raf. Ayat-ayat yang berbunyi sama terdapat dalam surat

hud ayat: 26,50, dan 64.

أن ال تعبدوا إال الله إنى أخاف عليكم عذاب يوم أليم.

Artinya: “ Agar kamu tidak menyembah selain Allah “. 3 ( QS : Hud : 26 ).

Page 20: Pendidikan aqidah dalam perspektif

وإلى عاد أخاهم هودا قال ياقوم اعبدوا الله مالكم من إله غيره إن أنتم مفترون.

Artinya : “ Hai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagi- mu Tuhan selain Dia “. 4

Masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung ten-

tang keesaan Tuhan, bahwa ajaran tentang keesaan Tuhan telah dibe-

31

rikan kepada para nabi sebelum Nabi Muhammad saw. dapat dibuk-

tikan dengan ayat 25 surat al-anbiya’ :

وما أرسلنا من قبلك من رسول إال نوحى إليه أنه ال إله أنافاعبدون.

Artinya : “ Dan tidak kami utus Rasul sebelum kamu, melainkan ka- Mi wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan selain aku, karena itu sembahlah Aku “. ( QS: Al-Ambiya :25)5

Karena Allah tidak nampak oleh manusia, maka untuk sekedar men-

dapat pengertian diberikan sifat-sifat Allah SWT sekalipun pengerti-

an itu jauh dari pada sempurna, karena “ tidak ada sesuatu apapun

yang sempurna selain dia “. ( QS. As- Sura : 11 )

Diantara sifat-sifat Allah yang banyak disebut dalam al-Qur’an

adalah rab, rahman, ghafur, malik, sampai nratusan kali, serta sifat-

sifat yang lain disebut asma’ul husna.

Keberadaan Allah bersama kemaha-Esaan-Nya bersendirinya

Dalam penciptaan pengelolaan dan kebebasan bertindaknya dari

persekutuan di dalam keagungan dan kekuatan, dan dari persamaan

didalam zat dan sifat-sifat- Nya. 6 Maka tidak ada Tuhan yang maha

pencipta selain Dia, tidak ada pengelola selain Dia, tidak ada sesua-

tupun bersekutu dengan-Nya di dalam kekuasaan dan keagungan-

Page 21: Pendidikan aqidah dalam perspektif

Nya dan tidak ada tunduk dan tertuju hati manusia kepada sesuatu

Selain Dia.

__________________________________ 5 Ibid, hal,498 6 Mahmud Syalthuth, Islam Aqidah dan Syari’ah, ( Jakarta: Pustaka Amani, 1996 ),hal 15

32

قل هو الله أحد . ألله الصمد. لم يلد ويل يولد . ولم يكن له كفواأحد.

Artinya: ” Katakanlah hai ( Muhammad ) Dialah Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada- Nya sega- la sesuatu dan tiada pula diperankan, dan tidak ada seo-

rangpun yang setara dengan Dia “. (QS:Al Ikhlash :1-4)7

قل أغير الله اتخذ وليا فاطر السماوات واألرض وهويطعم وال يطعم قل إنى أمرت

أن أكون أول من أسلم وال تكونن من المشركين.Artinya : “ Katakanlah, apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan. Katakanlah se - sungguhnya aku diperintahkan supaya aku menjadi orang yang pertama sekali menyerah diri ( kepada Allah ),dan jangan sekali - kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik. “ ( QS : Al-An’am : 14 ) 8

Di dalam ayat-ayat tersebut di atas adalah diantara ayat-ayat

yang menunjukkan bahwa Allah adalah Maha yang diimani oleh

B. Sifat-sifat Beraqidah yang Benar

“Aqidah adalah ajaran tentang keimanan terhadap keesaan Allah

SWT ( aqidah jamaknya aqaid ). Pengertian iman secara luas ialah

keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah

dan diwujudkan oleh amal perbuatan “. 9

Page 22: Pendidikan aqidah dalam perspektif

Kompetisi iman seseorang yang sempurna diantaranya mewu-

Judkan sifat-sifat :

1. Segala perilaku merasa disaksikan oleh Penciptanya. Firman Allah:

الذين هم فى صالتهم خاشعون. والذين هم عن اللغو معرضون.والذين هم للزكاة

فاعلون . والذين هم لفروجهم حافظون. إال على أزواجهم أو ماملكت أيمانهم

_____________________________________________________________

7 soenarjo, dkk, op cit, hal,11188 Ibid, ha, 188 9 Zakiah Darajat, Dasar-dasar Agama Islam, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hal,140

33

فإنهم غير ملومين. فمن ابتغى وراء ذلك فأولئك هم العادون. والذينهم ألماناتهم

وعهدهم راعون. والذي هم على صلواتهم يحافظون.

Artinya: “ Yaitu orang-orang yang khusu’ dalam sembahyang , dan orang-orang yang menjauhkan diri ( perkataan dan per - buatan yang tidak berguna ) dan orang-orang yang me - nunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemalu- annya, kecuali terhadap istri-istrin mereka atau budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam dalam ini tidak tercela.Barang siapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui ba- tas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat ( yang dipikulnya ) dan janjinya, dan orang-orang yang

memelihara sembahyang “. ( QS: Al-Mukminun:2-9 ) 10

2. Memelihara shalat dan amanat serta memenuhi janji. ( QS.Al-Mu’mi-

nun : 2-9 ).

3. Berusaha menghindari maksiat, ( QS : Al-Mu’minun: 2-9 )

4. Atau secara umum mentaati segala perintah dan menjauhi apa yang di-

larang Allah SWT , Allah berfirman :

يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا، إن أكرمكم

Page 23: Pendidikan aqidah dalam perspektif

أتقاكم. Artinya : “ Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku - suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya Allah maha menge- tahui lagi maha mengenal “. ( QS. Al-Hujurat : 13 ) 11

5. Apabila memperoleh kebahagiaan dia bersyukur. Allah berfirman :

ما يفعل الله بعذابكم إن شكرتم وءامنتم وكان الله شاكرا عليما. Artinya : “ Mengapa Allah menyiksamu , jika kamu bersyukur dan beriman ? dan Allah adalah maha mensyukuri lagi menge- tahui “ . ( QS. An- Nisa’ : 147 ) 12

____________________________________________

10 Soenarjo, dkk, op cit, hal 526-527.11 Ibid, hal 147

34

6. Apabila mendapatkan musibah ( penderitaan ) ia bersabar, sebagai -mana firman Allah SWT :

ولنبلونكم بشئ من الخوف والجوع ونقص من األموال واألنفس ط والثمرات

وبشر الصابرين. الذي إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون

Artinya : “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, de- ngan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, ji - wa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira ke- pada orang-orang yang sabar ( yaitu ) orang -orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : “ Inna lillahi wainna ilahi raaji’un “. ( QS: Al-Baqarah: 155)13

7. Iman yang benar harus direalisasikan dengan amal shalih. Allah

berfirman:

والعصر إن اإلنسان لفى خسر إال الذين آمنوا وعملوا الصالحاتوتواصوا بالحقوتواصو بالصبر.

Artinya : “ Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar bera- da dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholih dan nasehat-menasehati supaya menetapi

Page 24: Pendidikan aqidah dalam perspektif

kesabaran “. ( QS. Al- Ashr : 1-3 ) 14

C. Hal-hal yang Merusak Aqidah

Aqidah yang merupakan I’tikaf dalam hati manusia. Namun ma-

nusia tidak akan terlepas dari godaan-godaan yang bisa masuk aqidah

seseorang, diantara yang bisa merusak aqidah seseorang adalah hawa

nafsu, mkikir dan ujub.

Manusia tidak terlepas dari padanya dan juga dari seluruh apa yang

kami tuturkan dari keadaan hati yang tercela seperti sombong, ujub ( ka-

gum terhadap dirinya sendiri ) dan lain-lainnya yang mengikuti tiga hal

___________________________

13 Ibid, hal, 39 14 Ibid, hal, 1114

35

ini . Menghilangkannya adalah ferdhu ‘ain dan tidak mungkin meng-

hilangkannya kecuali dengan mengetahui batas-batas, sebab-sebab -

nya, tanda-tandanya dan pengobatannya. 15 Allah berfirman :

وال يحض على طعام المسكين . Arinya : “ Dan tidak menganjurkan memberi makan orang-orang mis kin “. ( QS. Al- Maa’un : 3 ) 16

تلك الدار اآلخرة نجعلها للذين ال يريدون علوا فى األرض وال فسادا والعاقبة للمتقين

Artinya:” Negeri akherat itu, kami jadikan untuk orang-orang yang ti- dak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan ( yang baik ) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa “. ( QS: al-Qashash : 83 ) 17

فمن كان يرجواصلى قل إنما أنا بشر مثلكم يوحى إلى أنما إلهكم إله واحد لقاء ربه

فليعمل عمال صالحا وال يشرك بعبادة ربه أحدا. Artinya : “ Katakanlah ( hai Muhammad ) sesungguhnya aku adalah manusia sebagaimana kamu, aku diberi wahyu; sesungguh-

Page 25: Pendidikan aqidah dalam perspektif

nya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hen - daklah ia mengerjakan amal yang sholeh dan janganlah ia mempersatukan seorangpun dalam beribadat pada Tuhan - nya “. ( QS: Al Kahfi: 110 ) 18

D. Melestarikan Aqidah Dari Noda Syirik

Arti aqidah sebagaimana dimaklumi adalah mempercayai ke-Esaan

Allah. Dengan ucapan lain dapat dikatakan aqidah itu adalah tidak akan

beribadah kepada apa dan siapapun selain kepada Allah semata, dan itu-

lah hakekat makna “Laailaaha illallah “. Dalam memahami kalimat aqidah

tersebut tidak sedikit orang yang khilaf , karena menduga bahwa kalimat

tersebut hanya menafikan adanya Tuhan seain Allah itu sendiri.____________________________15 Imam Ghozali, Ihya Ulumuddin ( Terjemahan ) ( Semarang : CV. As Syifa, 1990, Jilid I, hal 5116 soenarjo, dkk, op cit, hal, 110817 Ibid , hal , 62418 Ibid, hal, 460

36

Sehingga dengan demikian seseorang sudah merasa beraqidah bila su-

dah meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah walaupun dalam kenyataannya

ia masih mengerjakan peribadatan kepada sesuatu selain Allah. Misalnya

menggunakan benda ( keris,batu berhala, tempat yang dianggap keramat dll )

maupun terhadap makhluk lai seperti jin, syaitan, dan sebagainya.

Dalam memahami pengertian ibadahpun tidak sedikit orang yang khi-

laf. Kebanyakan mereka mengartikan ibadah hanya menyembah, sujud, me -

ngadakan pemujaan terhadap makhluk atau benda yang digunakannya se-

hingga akibatnya banyak terjadi berbagai penyimpangan serta kesehatan jus-

tru mengotori atau menodai aqidah itu sendiri. Inilah yang disebut syirik.

Yang termasuk bentuk-bentuk ibadah sebagaimana diketahui adalah

berdo’a, berkorban, tawakkal, nusuk, yang semuanya itu hanya untuk Allah

Page 26: Pendidikan aqidah dalam perspektif

semata, sebagaimana firman Allah :

قل إن صالتى ونسكى ومحياى ومماتى لله رب لعالمين . ال شريك له وبذالكأمرت وأنا أول

المسلمين . Artinya : “ Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan ma- tiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam; Tiada sekutu ba- ginya, dan demikian itulah yang diperintahkan menyerahkan diri ( kepada Allah ) “ ( QS: Al- An’am : 162-163) 19

Oleh karena itu agar aqidah kita tetap lestari maka haruslah dibersih-

kan dari segala macam noda syirik, artinya aalah sekutu, sedangkan sekutu

dalam konteks ini adalah menyekutukan allah dengan ungkapan lain dikata-

kan bahwa syirik adalah lawan dari aqidah.

Secara ringkas dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa langkah

pertama yang perlu ditempuh dalam rangka membersihkan aqidah dari no-

___________________

19 ibid, hal, 216

37

da syirik kembali ke petunjuk-petunjuk Allah yang telah diatur dalam al-

qur’an dan sunnah nrasul. Disamping itu umat Islam perlu waspada dan

selektif bahwa ditengah-tengah masyarakat kita telah hidup berbagai aga-

ma dn aliran. Jika umat Islam tidak memahami besar tentang ajaran-ajaran

Islam, maka tidak sulit akan terjadi pembaharuan, baik yang menyangkut

aqidah maupun yang menyangkut peribadatan pada umumnya. Oleh kare -

na itu sangat dibutuhkan peranan para alim ulama, juru da’wah, para guru

agama Islam maupun pemuka Islam lainnya untuk melestarikan ajaran

aqidah tersebut di sampng dibutuhkan kepekaan dalam menanggulanginya.

E. Kalimat “ Laailaaha illahllah “ dan implikasinya.

E.I. Falsafah aqidah

Aqidah adalah ( aqdah Islam ) merupakan kebulatan nilai yang

Page 27: Pendidikan aqidah dalam perspektif

telah menjadi suatu ikatan yang kokoh dari nilai-nilai iman yang jum-

lahnya mencapai lebih dari 70, yang paling sederhana dari nilai-nilai

iman itu adalah membuang duri dari tengah jalan, dan esensial adalah

kalimat “ Laailaaha illallah “ seperti dikatakan oleh Al-Imam Zainud-

din bin Ali bin Asy-yafi’i Al Kusairi al Malibary dalam kitabnya Qo-

mi’ Tughyan ‘ala mandhumati suabil iman sebagai berikut :

أن الخصال المتفرعة عن اإليمان سبع وسبعون

Artinya:” Sesungguhnya cabang iman itu ada 77 cabang “.20

Begitu pentingnya falsafah aqidah yang barangkali dari kalimat

“ Laailaaha illallah “ tersebut sehingga dari Rasulullah saw. dalam ha-

__________________________

20 Zainuddin al Malibary , At Tughyan. ( Semarang: Pustaka al Alawiyah. 1408 H.), hal, 3

38

disnya yang ditawarkan oleh Abu Dawud r.a. bahwa Rasulullah saw.

menerangkan tiga pilar mengenai dasar-dasar iman atau diantaranya

adalah menahan diri ( dari pembunuhan ) terhadap orang yang mengu-

capkan kalimat “ laailaaha illahllah “.

F. Implikasi Kalimat “ Laailaaha illallah “

Apabila kalimat “ Lailaaha illallah “ dianalisa sesuai dengan arti kata

“ illaha “ ( pelindung, yang menguasai aturan hukum alam , penguasa tung-

gal, yang diagungkan, yang ditaati ) , 21 maka implikasi selanjutnya akan

menimbulkan statemen ( pernyataan ) antara lain sebagai beriut:

1. Tiada pelindung selain Allah ( Lwaliyya llallah )

Allah berfirman :

والله ولى المؤمنين

Page 28: Pendidikan aqidah dalam perspektif

Artinya : “ Dan Allah adalah pelindung semua orag mukmin “ . 22

( QS: Ali Imran: 68 ).

2. Tiada yang adil kecuali Allah ( Laahaakima illallah )

أفحمك الجاهلية يبتغون . ومن أحسن من الله حكما لقوم يوقنون.

Artinya: “ Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan ( hu-

kum ) siapakah yang lebih baik daripada ( hukum ) Allah ba-

gi orang-orang yang yakin ? “ ( QS: Al-Maidah:50 ) 23

_________________________ 21 Majalah Al-Muslimun Nomor: 266,

22 Soenarjo,dkk, op,cit, hal,86

23 Ibid, hal,68

39

3. Tiada penguasa tunggal selain Allah

وهو القاهر فوق عباجه وهو الحكيم الخبير.

Artinya : “ Dan Dia yang berkuasa di atas hamba - hamba- Nya dan Dialah yang Maha bijaksana lagi maha mengetahui “. ( QS. Al An’am : 18 ) 24

Aqidah ( tauhid ) merupakan satu-satunya pandangan hidup yang be-

nar dan senantiasa menolak semua bentuk yang bertentangan dengannya

yaitu syirik.

Contoh syirik sebagaimana dimaklumi adalah penuhanan terhadap

nafsu, pemimpn negara semisal Fir’aun , pemujaan terhadap benda-benda

mani sperti planet, bintang, batu, sungai, matahari, dan lain-lain, maupun

penuhanan terhadap manusia seperti Yesus, ‘Uzair, Rahip ( pendita ) dan

mengagingkan harta serta wanita.

Demikian itulah implikasi yang dapat di pahami dari kalimat “ La-

Page 29: Pendidikan aqidah dalam perspektif

ailaha illallah “ maka kalimat aqidah tersebut apabila benar-benar sesuai

dengan implikasinya disertai hati yang tulus dan ikhlas dari orang mukmin,

maka ia berhak masuk surga. Wallahu a’lam.

40

BAB IV

ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AQIDAH

MENURUT AL-QUR’AN

A. Pendidikan Aqidah Pada Anak Remaja

Pendidikan aqidah sangat penting pada anak remaja, sehingga be-

kal menuju kehidupan, agar remaja Islam siap menjadi generasi pene -

rus yang bisa meneladani segala kebaikan serta mampu mempertahan-

dan mengembangkan semua keberhasilan genrasi terdahulu. Kecuali

itu dengan pendidikan aqidah bagi remaja dapat menjadi pedoman da-

lam interaksi kehidupannya.

Sedangkan alasan yang menyadari tentang pentingnya pendidi-

kan aqidah pada anak remaja adalah sebagaimana telah diketahui bah-

Page 30: Pendidikan aqidah dalam perspektif

wa secara psikhologis. Manusia udah mempunyai fitrah ( bawaan )

keimanan dan keyakinan terhadap Tuhan, sedangkan secara Antropo-

logis manusia membutuhkan perlindungan dan jaminan keamanan da-

ri kekuatan gaib, dari sudut pandang sosiologis manusia adalah makh-

luk sosial yang harus berinteraksi terhadap sesamanya yang dilandasi

tata nilai. Dengan ketiga dasar tersebut, maka pendidikan aqidah pada

anak remaja harus berusaha memberikan pedoman serta mengembang -

kan fitrah bawahannya sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah

Rasul, agar remaja dalam berinteraksi dengan sesamanya selalu bera -

da dalam tata nilai keagamaan .

41

Mengenai tiga dasar tentang pentingnya pendidikan aqidah pada

anak remaja tersebut, telah dijelaskan secara luas dalam bab II, sub po-

kok bahasan dasar pendidikan aqidah. Bertolak dari alasan tersebut ,

maka dalam bab ini penulis berusaha menuangkan pemikirannya me-

ngenai pendidikan aqidah pada anak remaja, agar bisa tercapai cita-ci-

ta setiap orang tua untuk menjadikan anak yang salih.

1. Materi Pendidikan Aqidah

Sebagaimana telah dikatakan oleh para psikholog , bahwa

masa remaja merupakan masa yang sangat penting. Karena masa

remaja merupakan masa transisi untuk menuju kedewasaan, maka

masa tersebut sangat menentukan pada masa dewasa, dalam masa

ini pendidikan aqidah sangat penting. Apakah aqidah / keimanan

mereka tergolong taklid, yaqin, ainul yaqin atau haqqul yaqin ?

Pada masa remaja semuanya akan mulai tampak bentuk / pola ke-

yakinannya.

Page 31: Pendidikan aqidah dalam perspektif

Bertolak dari alasan tersebut serta melihat perkembangan

Intelektual dan kemampuan kognitifafektif remaja, maka pada

Konteks pendidikan aqidah pada anak remaja materi yang diberi-

kan antara lain rukun man itu sendiri. Apabila arkanul iman yang

enam tersebut sudah tertanam kuat dalam sanubari remaja, maka

keimanan mereka dimasa dewasa nanti bukan sekedar taklid atau

warisan dari orang tua atau lingkungannya. Berdasarkan aliran

42

psikologis asosiasi dalam hal ini adalah teori Lewin yang telah

dikutip oleh Sumadi Suryabrata bahwa, “ belajar adalah mengu -

lang-ulang “.

Dengan pengulangan tersebut, maka akan terjadi perubahan

pada pengetahuan kognitif seseorang. Dengan demikian apabila

remaja sejak awalnya sudah terbiasa meyakini dan memahami ru

kun iman serta diwujudkan dalam perbuatan , maka dengan

sendirinya akan menuntun remaja menuju pada keimanan yang

yaqin atau ainul yaqin bahkan bisa mencapai taraf haqqul yaqin.

Sebagaimana definisi aqidah yang telah diuraikan dalam

bab II, maka aqidah merupakan suatu kesatuan keyakinan yang

utuh dan murni dalam hati dan perbuatan yang tersusun mulai

yakin akan ke Esaan Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab - Nya, ra-

sul-rasul-Nya, hari pembalasan dan taqdir baik dan buruk- Nya.

2. Strategi dan Pendekatan

Page 32: Pendidikan aqidah dalam perspektif

Strategi merupakan langkah untuk mencapai tujuan. Dalam

konteks ini secara spesifik adalah tertanamnya aqidah pada re-

maja. Sedangkan secara universal adalah ingin membentuk re-

maja yang beraqidah dan keyakinan kuat dalam sanubarinya,

bahwa tada Tuhan selain Allah, serta dapat mengaktualisasikan

keimanan dan keyakinannya dalam tutur kata dan perbuatannya,

sehingga gercermin dalam akhlaqul karimah, dan pada akhirnya

dapat menjadi muttaqin ( orang yang bertaqwa ) sehubungan de-

43

ngan hal tersebut, maka strategi yang digunakan adalah dengan

cara memahami kondisi psikis remaja. Pola perilakunya, karak -

ternya, pola kehidupannya, serta pola pemahamannya terhadap

agama. Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab III ( pola kehi -

dupan remaja dan perkembangan keagamaan-nya ).

Adapun pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan

pendidikan aqidah pada anak remaja adalah pendekatan psikolo-

gis yang meliputi :

1. Pendekatan Emosional adalah usaha untuk menggugah pera-

saan dan emosi remaja dalam meyakini bahwa tiada Tuhan

selain Allah.

2. Pendekatan Pembiasaan memberikan kesempatan kepada

remaja untuk senantiasa merenungkan dan menghayati

tentang tanda-tanda kekuasaan Allah dalam kehidupan seha-

ri-hari.

Page 33: Pendidikan aqidah dalam perspektif

3. Pendekatan Pengalaman adalah memberikan pengalaman me-

ngenai keadilan , kekuasaan , dan kebijaksanaan serta sifat-

sifat Allah yang lain.

4. Pendekatan Rasional adalah usaha untuk memberikan keima-

nan kepada rasio ( akal ) remaja dalam memahami dan

mene-

rima kebenaran akan adanya wujud Allah melalui berbagai

macam dalil dan pembuktian yang ada di alam semesta

ini

sesuai dengn kemampuan kognitifnya.

44

Menurut Jean Piaget , anak remaja sudah bisa berpikir

secara sistematik,bisa memikirkan kemungkinan secara sistematik

untuk memecahkan suatu persoalan. Dalam arti bisa mengambil

kesimpulan dalam pikiran remaja. Hal ini dikarenakan fungsi

kog-

nitif dan afektif remaja sudah mulai mendekati kesempurnaan se-

perti orang dewasa. Karena remaja secara afektif- kognitif sudah

bisa memahami sesuatu secara abstrak, maka dalam rangka mena-

namkan dan memperkuat keimanan dalam sanubari remaja,

pen-

dekatan yang digunakan adalah menyesuaikan kondisi kejiwaan,

kemauan serta kemampuan kognitif- afektifnya.

3. Metodologi Pendidikan Aqidah

Page 34: Pendidikan aqidah dalam perspektif

Berdasarkan kemampuan kognitif – afektif remaja yang

sudah bisa berfikir secara abstrak, maka metode yang digunakan

dalam pelaksanaan pendidikan aqidah pada anak remaja adalah

sebagai berikut :

1. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan suatu sarana untuk

menyampaikan materi pendidikan dengan cara menguraikan

atau menjelaskan suatu masalah atau pokok bahasan dengan

bahasa lisan. Dalam hal ini peserta didik hanya diberikan ber-

bagai macam penjelasan untuk kemudian memahami serta

mengikuti apa yang disampaikan oleh pendidik.

2. Metode Latihan

Metode latihan suatu sarana untuk menanamkan dan

45

penguasaan suatu ilmu pengetahuan serta keahlian tertentu

terhadap anak didik dengan latihan dan pembinaan terus me-

nerus.Sebagaimana aliran psikologi asosiasi berdasarkan teori

Lewin yang telah dikutip oleh Sumadi Suryabrata, bahwa be-

lajar adalah mengulang-ulang. Dengan perulangan

tersebut, maka akan terjadi perubahan yang pada pengetahuan

kognitif

seseorang.

3. Metode Karyawisata

Dalam rangka menanamkan keimanan terhadap remaja

mengenai Ribubiyah dan Uluhiyah Allah disamping menggu-

Page 35: Pendidikan aqidah dalam perspektif

nakan metode karyawisata.

Metode karyawisata merupakan sarana dalam menyaji-

kan materi pelajaran dengan membawa peserta didik melihat

dan menyaksikan secara langsung terhadap obyek pelajaran

yang akan dipelajari secara langsung dan pendidik membe-

rikan penjelasan tentang obyek sesuai dengan materi yang

akan disampaikan.

Dalam konteks paedagogis dimaksudkan adalah anak

remaja diajak langsung untuk memahami, memperlihatkan,

menelaah, dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah agar

remaja bisa yakin dan percaya dengan Rububuyah dan Uluhi-

yah Allah.

Sedangkan aplikasi metode karyawisata dalam usaha

46

menanamkan keimann terhadap Rububiyah dan Uluhiyah

Allah bagi remaja adalah pada saat remaja akan mengadakan

Karyawisata bisa berupa mendaki gunung, berlayar di laut,

mengadakan penelitian alam semesta, melihat panorama pan-

tai dan lain sebagainya, maka pendidik perlu memberikan pe-

san dan nasehat terhadap remaja agar saat karyawisata mau

menyempatkan diri untuk berfikir dengan menggnakan pen-

dekatan rasional serta kemampuan kognitif- afektif dan keil-

muan yang dimiliki remaja.

B. Ketegasan Islam Tentang Pendidikan Aqidah

Page 36: Pendidikan aqidah dalam perspektif

Seruan Allah kepada setiap manusia beriman adalah

merupakan

legalisasi yang tidak dapat dibantah lagi . Ajaran untuk

berperilaku

Islam merupakan fondasi yang kokoh serta tidak tergoyahkan.

Secara tegas Islam telah menerangkan adanya fitrah keimanan.

Sebagai potensi dasar yang harus dikembangkan. Yang kesemuanya

itu diupayakan dalam rangka mencapai kebahagiaan serta ketentraman

hidup. Islam memandang bahwa manusia mempunyai tanggung jawab

yang sama dalam urusan keagamaan, karena Islam tidak membedakan

manusia yang satu dengan yang lainnya. Semua manusia dituntut ke -

bersamaannya tanpa memandang perbedaan pribadi yang ada diantara

mereka seperti pria dan wanita berkulit putih atau hitam dan sebagai-

nya. Islam juga tidak memandang perbedaan status sosial seperti ata-

san dan bawahan, pejabat atau rakyat, kaya dan miskin. Hanya taqwa

47

terhadap Allahlah yang membedakan manusia satu dengan manusia

yang lainnya. Firman Allah :

يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل

لتعارفوا إن

أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبير.

Artinya : “ Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Me -

Page 37: Pendidikan aqidah dalam perspektif

ngetahui lagi maha mengenal “. (QS: Al-Hujurat:13 )1

Sebagai orang tua hendaknya memperhatikan diri dan keluar-

ganya khususnya anak-anaknya tentang masalah yang sangat penting

yaitu pendidikan aqidah sedini mungkin baik yang berhubungan de-

ngan kondisi di dalam keluarga maupun diluar rumah. Kalau saja pen-

didikan aqidah di dalam rumah ditekankan sedemikian rupa, apalagi

di luar rumah yang mana karena jauh lebih luas, tentulah harapan hi-

dup bahagia sejahtera lahir dan batin akan diperoleh.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan ilmu penge-

tahuan dan teknologi sedikit banyak memberikan kemudahan kepada

manusia. Namun disisi Allah harus disadari bahwa dampak negativ

dari IPTEK tersebut justru menyebabkan manusia-manusia itu lemah

imannya yang bisa terjerumus ke dalam lembah serba keduniawian

belaka tanpa memperhatikan aqidah keimanan. Adanya IPTEK bagi

mereka yang dzalim terhadap gemerlapan dunia ini akan memperbu-

_____________________

1 Soenarjo,dkk, Al-Qur’an dan Terjemahannya ( Semarang: Toha Putra,1989),hal,874

48

dak mereka untuk saling berlomba-lomba demi mengumpulkan harta

benda sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan tanggung jawabnya

terhadap yang Maha Kuasa yaitu Allah Ta’ala.

Islam tidak melarang umatnya bekerja untuk mencari harta, akan

tetapi pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani hendaknya seimbang

yakni tidak mengesampaikan salah satu antara kepentingan dunia dan

kepentingan akherat. Padahal kalau disadari, sebenarnya manusia itu

ibarat sedang berjalan kesuatu tempat dan kelak pasti akan kembali

Page 38: Pendidikan aqidah dalam perspektif

kepada Allah untuk mempertanggung jawabkan segala aktifitas kita

ketika hidup di dunia. Firman Allah

اليوم نختم على أفواههم وتكلمنا أيديهم وتشهد أرجلهم بما كانوايكسبون.

Artinya : “ Pada hari ini kami tutup mereka, dan berkatalah kepada kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan “. ( QS: Yaa- siin : 65 ) 2

Proyeksi dari keberhasilan teknologi manusia dalam hal pe-

ngaruh negatif lainnya adalah seringnya kita mendengar krisis iden-

titas, dekadensi moral serta adanya krisis kebudayaan. Adanya ke -

berhasilan teknlogi yang banyak mempengaruhi pola hidup dan po-

la pikir manusia sudah bisa diramalkan bahwa kehidupan masyara-

kat di dunia mendatang sudah bergeser kepada kehidupan yang me-

nuju kearah penyatuan dunia atau globalisasi dunia, dimana perso-

alan ketertutupan diri, lokalis maupun yang lain bukan lagi zaman-

______________________________

2 Ibid, hal, 713

49

nya.Lebih jauh lagi hasil dari tekologi tersebut adalah adanya sikap

hidup yang kurang peduli terhadap persoalan di luar dirinya, manusia

modern lebih bersikap praktis, prakmatis,suka jalan pintas, tidak am -

bil pusing, bahkan nilai-nilai ketuhanan aqidah sudah mereka tinggal-

kan.

Bagi orang yang sering berpandangan hidup demikian, agama

bukanlah bagian dari hidup ini. Bagi mereka persoalan dunia adalah

bagaimana mereka bisa mencari dan menguasai harta sebanyak-ba-

Page 39: Pendidikan aqidah dalam perspektif

nyaknya. Pola hidup yang seperti demikian berawal dari konsep dan

matrealisme ( serba benda ).

Dengan melihat berbagai catatan yang negatif serta kecenderu-

ngan- kecenderungan hidup di dunia masa depan sebagai akibat dari

hasil teknologi yang berpengaruh dalam membentuk sikap hidup ma-

nusia sebagai umat Islam setidaknya kita dapat memproyeksikan ba-

gaimana aktifitas yang tepat untuk menanggulangi masalah ini. Ini

berarti umat Islam harus mampu menembus dinding teknologi, yang

mana globalisasi hidup sementara ini bisa dikatakan sebagai imateria-

lisme.

Oleh karena itu dalam kondisi yang seperti ini pendidikan ha-

Ruslah mendapatkan perhatian atau perubahan, dimana pendidikan

tersebut harus mengarah kepada penanaman kepercayaan dan keya-

kinan ( pendidikan aqidah ) yang menjadi pangkal tolak pada saat

mereka menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

50

Jauh sebelum kekhawatiran mengenai negatif alih teknologi

Seperti sekarang ini , kita sering mendengar ucapan “ ilmu penge-

Tahuan tanpa agama, buta “ lebih jauh lagi kita sebenarnya Na-

Bi kita Muhammad saw sendiri pernah menyatakan kepada umat-

nya bahwa agama itu bukan untuk orang yang punya akal. Secara

implisit pernyataan beliau mengandung arti bahwa walau bagaima-

napun agama dan akal itu adalah alat untuk mencari pengetahuan.

Oleh karena itu antara akal dan agama harus berjalan seiring , satu

Page 40: Pendidikan aqidah dalam perspektif

sama lain saling terkait. Agama menjadi landasan utama bagi akal

untuk mencari pengetahuan serta menghasilkan teknologi.

Sebagai gambaran tentang perlunya pemanfaatan akal seba-

gaimana dikehendaki oleh tuntutan agama, maka di bawah ini pe-

nulis mengambil sepercik gubahan dari seorang penulis bernama

Kahlil Gibran seperti berikut :

Akal mempertmbangan dan perasaan hati diibaratkan kemudi

layer jiwa yang mengarungi lautan kehidupan.

Jikalau patah salah satu, layer atau kemudi itu, kalau masih mengem-

bang, namun terombang-ambing gelombang.

Atau terhenti lumpuh tanpa daya ditengah samudra. Sebab akal fiki-

ran yang sendiri mengemudi, laksana tenaga yang menjebak diri; ka-

rena kita ajaklah perasaan menjunjung tinggi akal budi, meraih pun-

cak-puncak getaran kebenaran sejati, keduanya mewujudkan sebuah

51

simfoni. Dan turutilah jiwamu membimbing perasaan, dengan meng-

gunakan akal pertimbangan, sehingga perasaan itu tetap hidup deng-

an setiap kebangkitannya, dan laksana burung phoniex membum-

bung tinggi dari tengah abu kebinasaan. 3 Gubahan tersebut menarik

sekali untuk direnungi dengan tidak mengesampingkan kedalaman

makna gubahan tersebut. Namun secara singkat dapatlah dipahami

bahwa yang dimaksud perasaan dalam gubahan tersebut adalah bi-

sikan nurani, yaitu hati sanubari, dan inilah fitrah atau potensi dasar

Page 41: Pendidikan aqidah dalam perspektif

yang dimiliki oleh manusia sebagai anugerah yang sangat besar da-

ri Allah SWT. Sedangkan yang dimaksud fitrah dalam konteks ini

adalah fitrah agama, yaitu aqidah. Oleh karena itulah Islam secara

tegas menganjurkan tentang pentingnya pendidikan aqidah.

C. Pembebasan Kewajiban Agama

Di dalam surat at-Tahrim ayat 6 Allah berfirman :

يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة

عليها مالئكة

غالظ شداد ال يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون.

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu “. ( QS: At- Tahrim : 6 ) 4

Berangkat dari ayat tersebut, maka kewajiban selaku seorang mus-

lim adalah agar ia menjaga dirinya jangan sampai tenggelam ke kan-

cah neraka, kewajiban tersebut berlanjut setelah diri pribadinya ialah

keluarganya, secara mikro anak dan istri serta orang-orang yang be-

______________________

4 soenarjo,dkk, op, cit, hal, 951

52

berada dibawah tanggung jawabnya. Adapun secara makro adalah selu-

ruh kerabat yang ada pertalian darah hingga peralian famili.

Erat hubungannya dengan surat at-Tahrim tersebut antara lain

Adalah tentang pribadi Umar bin Khatab dimana ia pernah bertanya ke-

pada Rasulullah saw : Ya Rasul Allah, secara pribadi kami dapat

menja-

ga kami jangan sampai masuk neraka, akan tetapi bagaimana menjaga

keluarga, apakah selalu di awasi terus menerus kemana ia pergi ?”

Page 42: Pendidikan aqidah dalam perspektif

Menanggapi pernyataan tersebut , Rasulullah saw , memberi

jawaban yang padat : “ Engkau tunjukkan kepada mereka amal

perbuatan yang diperintahkan Allah, kemudian engkau terangkan ,

sedangkan yang dilarang- Nya ditinggalkan.

Dari dialog yang terjadi antara Rasul saw, dengan Umar bin

Khattab r.a tersebut dapat dipahami bahwa setiap orang yang beriman

dibebani atau memperoleh kewajiban agama, baik yang menyangkut

segala perintah Allah maupun yang dilarang-Nya. Baik mukmin , yang

diakui oleh Allah ialah mukmin yang masuk kedalam Islam secara

keseluruhan, yakni cara berbuat harus Islam, cara berfikir harus Islam,

mengatur rumah tangga harus Islam , mengatur masyarakat harus

memakai hukum Islam, cara mencara rizki harus Islam atau singkatnya

seluruh gerak langkah mukmin harus sesuai dengan Islam.

Tidaklah dianggap sebagai orang yang beriman manakala ia

berkata : “ kepalaku sujut kepada Allah, tetapi tangan dan kakiku serba

maling, mulutku Islam tetapi hatiku penuh dengan hasrat , iri dengki ,

53

buruk sangka, riya’, pada waktu makan aku selalu membaca asma Allah

tetapi rizki yang masuk kedalam perutku berasal dari hasil haram, aku

punya perinsip aji mumpung, perkara halal atau haram urusan belakang

yang penting kenyang, yang penting kaya serta pnya segalanya.

Disinilah fungsi agama : ia akan menyinari akan menjadi ukuran

Page 43: Pendidikan aqidah dalam perspektif

dalam segala aspek kehidupan, artinya tidak boleh setengah-setengah.

Janganlah sebagai seorang mukmin meniru sikap-sikap munafik dan

fasik dalam kehidupannya, yaitu mengikuti sebagian ajaran Islam ka-

rena dirasa cocok dengan selera dan tuntunan nafsunya akan tetapi ia

mengingkari sebagian besar ajaran Islam. Hal i ni disetir oleh Allah

sebagaimana firman-Nya:

ثم أنتم هؤالء تقتلون أنفسكم وتخرجون فريقا منكم من ديارهم

تظاهرون عليهم باإلثم

جوالعدوان وإن يأتوكم أسارى تفادوهم وهو محرم عليكم إخراجهم

أفتؤمنون ببعض

الكتاب وتكفرون ببعض. فما جزاء من يفعل ذالك منكم إال خزى فى

الحياة الدنيا

ويوم القيامة يردون إلى أشد العذاب وما الله بغافل عما تعملون.

Artinya : “ Apakah kamu beriman kepada sebagian al-Kitab (al-Qur’an) dan ingkar terhadap sebagian yang lain ? Tiadalah balasan bagi orang-orang yang berbuat demikian dari padamu, mela- inkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kia- mat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat “. ( QS: Al - baqarah : 85 )5 __________________________

5 Ibid, hal, 24

54

D. Cara Menetapkan Aqidah

Telah disepakati para ulama, bahwa dalil akal yang benar penda-

Page 44: Pendidikan aqidah dalam perspektif

huluannya serta sempurna hukum terhadap perasaan maupun

kepenting-

an, akan dapat melahirkan keimanan yang dibutuhkan. Dalil-dalil naqli

( yang diambil dari al-Qur’an dan sunnah Rasul ) tidak bisa menghasil -

Kan keyakinan yang dibuuhkan. Dalil-dalil naqli tersebut baru bisa

menciptakan aqidah ( keyakinan ) manakala dalil itu mempunyai per-

syaratan, yaitu qath’i ( pasti ) baik mengenai cara datangnya, maupun

dalam hal pembuktian-pembuktiannya. Qath’i menurut cara datangnya

dalam konteks ini ialah bahwa ketetapan datangnya dari Nabi saw, ti-

dak diragukan sedikitpun ( tidak mungkin menerima ta’wil maupun

interpretasi ) . Jika dalil naqli tersebut benar - benar dalam kondisi

demikian, maka ia bisa menghasilkan keyakinan yang dapat dijadikan

penetapan aqidah. Misalnya ialah sesuatu yang diterangkan oleh ayat-

ayat al-Qur’an mengenai aqidah, risalah, hari akhir serta yang lainnya

yang bertalian dengan ushuluddin ( pokok-pokok agama ), maka dalil -

dalil naqli tersebut qath’i keterangan - keterangannya seperti halnya

qath’i kedatangannya. Sekedar contoh dalil naqli adalah seperti berikut:

أولئك هم المؤمنون حقا. لهم درجات عند ربهم ومغفرة ورزق

كريم.

Artinya:” Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat disisi Tuhannya Dan ampunan serta rizki ( nikmat ) yang mulia “. ( QS: Al-anfal : 4 ) 6 _________________________

6 Ibid, hal, 62

55

Page 45: Pendidikan aqidah dalam perspektif

والعصر إن اإلنسان لفى خسر إال الذين آمنوا وعملوا الصالحات

وتواصو بالحق

وتواصو بالصبر.

Artinya : “ Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, dan nasehat-nasehat supaya mentaati kebe- naran “. ( QS: Al-Ash’r : 1-3 ) 7

لقد من الله على المؤمنين إذ بعث فيهم رسوال من أنفسهم يتلوا

عليهم آياته ويزكيهم

ويعلمهم الكتاب والحكمة وإن كانوا من قبل لفى ضالل مبين.

Artinya:” Sesungguhnya allah telah memberi karunia terhadap orang- orang yang beriman ketika Allah memutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka, yang membacakan ke- pada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah”. ( QS: Ali Imran : 164 ) 8

ولمن خاف مقام ربه جنتان.

Artinya : “ Dan bagi yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada Dua surga : . ( QS: Ar Rahman : 46 ) 9

Demikianlah kondisi aqidah serta cara menetapkan kepada

manusia , dimana pengetahuan tentang aqidah harus merata kepada

seluruh umat manusia, tanpa pandang bulu. Mengapa ? karena ia tidak

ditetapkan secara khusus bagi satu golongan saja tanpa yang lainnya .

Disamping itu pendidikan Aqidah dapat dilihat dari berbagai aspek

yaitu:

______________________

7 Ibid, hal, 10998 Ibid, hal, 1019 Ibid, hal, 888

56

Page 46: Pendidikan aqidah dalam perspektif

1. Aspek syari’ah, yaitu adanya beberapa dalil al-Qur’an maupun

Hadits Nabi yang bersinggungan dengan permasalahan aqidah.

2. Aspek fitrah, yaitu pengakuan Al-Qur’an terhadap fitrah aqidah,

membawa konsekuensi logis bahwa fitrah tersebut haruslah didi -

dik dan diarahkan sesuai dengan aturan dan ajaran Islam. Karena

sebaik apapun fitrah manusia , ia memerlukan campur tangan

pendidikan. Sebagaimana Rasulullah berfirman:

عن أبى هريرة أنه قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:

ما من مولود

يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو

يمجسانه ) رواه مسلم (

Artinya : “ Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah mem- bawa fitrah, maka kedua orangtualah yang menjadi - kan anakmtersebut beragama Yahudi,Nasroni, atau - pun Majusi “. ( H.R. Muslim ) 11

3. Aspek Sosialis, yaitu adanya kenyataan pelecehan dan beberapa

penyimpangan aqidah yang terjadi sebagai akibat dari kelongga-

ran, baik nilai agama, moral maupun adat kebiasaan, yang baik

dijauhi serta ditinggalkan untuk beralih ke-hal-hal yang negatif

seperti kebudayaan-kebudayaan barat yang cenderung sekuler

serta bebas nilai.

b. Pelaksanaan Pendidikan Aqidah Dalam Keluarga

Setelah kita berupaya untuk memahami apa itu aqidah.

Serta pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang terkan-

dung di dalam al- Qur’an sebagaimana yang telah diterangkan di

atas, maka selanjutnya adalah bagaimana melaksanakannya (pen-

didikan aqidah ) di dalam keluarga.

Page 47: Pendidikan aqidah dalam perspektif

57

Maka beberapa hal yang perlu dilakukan adalah :

1. Menanamkan pengertian bahwa “ kapan saja, baik pada saat

tidur ataupun jaga, baik pada saat hidup maupun mati, maka

selalu mendapat perhatian dari Allah swt.

2. Menanamkan pengertian bahwa kelak manusia akan dimintai

pertanggung jawaban oleh Allah SWT atas apa yang diperbu-

atnya semasa hidupnya di dunia.

3. Menanamkan pengertian bahwa pengakuan iman itu tidak cu-

kup hanya di bibir saja. Akan tetapi dibuktikan dalam perbua-

tan nyata sehari-hari.

4. Menanamkan pengertian bahwa tujuan hidupnya adalah se-

mata-mata untuk mengabd kepada Allah SWT.

Itulah langkah-langkah yang penulis utarakan disamping

masih banyak langkah yang lain.

Page 48: Pendidikan aqidah dalam perspektif

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di bab-bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Ketegasan Islam tenyang pendidikan aqidah adalah pendidikan yang

berpotensi dasar ataunfitrah alamiah yang dikaruniakan oleh Allah ke-

pada manusia. Meskipun pada akhirnya kadar masing-masingmanusia

tentang aqidah ini tidaklah sama. Sebagai suatu potensi, maka ia mem-

punyai peran dan fungsi dalam hidup dan kehidupan. Orang yang akan

memperoleh kebahagiaan disebabkan oleh aspek yang satu ini (aqidah)

demikian juga seliknya orang mungkin menjadi sengsara untuk

selamanya sebagi akibat penyimpangan aqidah ini.

Dengan demikian setiap manusia memerlukan bimbingan dan arahan

tentang aspek yang satu ini.

2. Pelaksanaan Pendidikan Aqidah menurut Al-Qur’an haruslah tetap

Mengacu kepada keimanan dan akhlak, sehingga dengan demikian,

tendensi akhir dari seluruh proses pendidikan aqidah yang berusaha

untuk mencetak generasi qur’ani akan terwujud, yaitu insan taqwa

dan mampu bertindak sebagai pemimpin ( khalifah ) di bumi.

B. Saran-saran

Setelah penulis mengadakan pengkajian terhadap permasalahan

Page 49: Pendidikan aqidah dalam perspektif

59

Pendidikan aqidah yang bertolak dari nilai-nilai yang terkandng dalam al-

Qur’an maka selanjutnya ingin mengajukan beberapa saran antara lain:

1. Pada orang tua, pendidik dan siapa saja yang mempunyai tanggung

jawab kepada anak untuk mendidiknya agar senantiasa memperhatikan

sungguh-sungguh terhadap aqidah. Karena adanya alih teknologi seperti

sekarang ini memungkinkan manusia mudah terbawa arus materialistik,

serba benda, sehingga mudah terlena dan terjerumus dalam lembah ke-

hinaan.

2. Kepada remaja untuk lebih berhati-hati dan menjaga diri, karena di era

globalisasi dan informasi ini tengah menawrkan berbagai kemewahan

dan kesenangan, sehingga mereka yang lemah iman mudah tergoda

oleh gemerlapnya dunia, dan selanjutnya mengagungkan harta benda.

3. Kepada para pemikir bahwa masalah aqidah merupakan masalah yang

sentral dan esensial bagi pembangunan umat, bahwa ia merupakan

pondasi yang menentukan kokoh kuatnya serta rapuhnya pembangunan

umat. Oleh karena itu hendaklah diupayakan secara optimal agar orang

Islam siap menghadapi segala macam tantangan dan hambatan yang

dapat merongrong nilai ketuhanan ( aqidah ) di zaman yang sudah di-

penuhi oleh keserakahan dan kedholiman.