pendidikan agama islam
DESCRIPTION
hgliglhghgjhgkghlhlkhwqdTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan salah satu agama terbesar di dunia saat ini. Pengertian islam
menurut bahasa (etimologi) adalah kata yang berasal dari bahasa arab yaitu salima
yang berartiselamat, kedamaian, sentausa. Sedangkan menurut istilah
(terminologi) islam berarti suatu nama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah
kepada manusia melalui seorang rasul. Ajaran-ajaran yang dibawa oleh islam
merupakan ajaran manusia mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.
Dalam memahami Islam bagi mereka yang baru mempelajari Islam atau baru
saja akan mempelajari Islam, terdapat kebingungan tentang istilah-istilah yang ada
dalam Islam, seperti Apa itu Agama? Apa itu Religi? Apa itu addin? Apa itu
Millah? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang membuat orang tambah bingung
dan jika bingungnya tidak terjawab karena mungkin malu untuk bertanya, di
khawatirkan orang tersebut akan justru menjauhi Islam atau bahkan sampai
meninggalkan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Agama, Religi, millah, dan Ad-din?
2. Bagaimana cara mempelajari islam?
3. Apa perbedaan pengertian Islam secara etimologi dan
Terminologi?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian agama, religi, millah, dan ad-din.
2. Untuk mengetahui cara mempelajari islam
3. Agar kita dapat membedakan pengertian islam secara atimologi dan
terminology.
Pembahasan
A. Pengertian Agama, Religi, Millah, Ad-din
Agama secara etimologi yaitu berasal dari bahasa
Sangsekerta, kata tersebut mendapat awalan a dan akhiran a, maka
terbentuklah kata agama artinya jalan. Maksudnya, jalan untuk
mencapai kebahagiaan. Sedangkan secara terminologi,
agama adalah segenap kepercayaan (kepada tuhan, dewa, dan
sebagainya) serta dengan kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang
bertalian dengan kepercayaan itu.1
Ada tiga alasan yang menjadikan agama sulit untuk
diartikan. Pertama, agama merupakan soal batin dan subyektif.
Kedua, melibatkan emosional dalam membicarakannya. Ketiga,
definisi agama akan dipengaruhi oleh tujuan yang
mendefinisikannya.2
Dalam Al Mu’jam al Wasith, terdapat pengertian agama
sebagai berikut : ”Agama adalah keyakinan dalam hati,
mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan
anggotabadan”.3
Religi berasal dari kata religi–religion dan religio, secara
etimologi mungkin sekali berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata
religere atau religare yang berarti terikat, maka dimaksudkan
bahwa setiap orang yang ber-religi adalah orang yang senantiasa
merasa terikat dengan sesuatu yang dianggap suci.4
Kalau dikatakan berasal dari kata religere yang berarti
berhati-hati, maka dimaksudkan bahwa orang yang ber-religi itu
adalah orang yang senantiasa bersikap hati-hati dengan sesuatu
yang dianggap suci.
1WJS.Poerwadarminta,Kamus Umum Bahasa Indoensia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976),hlm. 18)2Ahli ilmu perbandingan agama, Prof. Dr. Mukti
Ali,http://muhnurhadi.blogspot.com/2012/05/pengertian-agama.html
3Tim Penulis, Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jilid I, (Jakarta: Cipta Adi Pusakat, 1988), hlm. 3074menurut Winkler Prins dalam Algemene Encyclopaedie
Millah adalah salah satu istilah dalam bahasa Arab untuk menunjukkan agama.
Istilah lainnya adalah din. Kedua istilah tersebut digunakan dalam konteks yang
berlainan. Millah digunakan ketika dihubungkan dengan nama Nabi yang
kepadanya agama itu diwahyukan dan Din digunakan ketika dihubungkan dengan
salah satu agama, atau sifat agama, atau dihubungkan dengan Allah yang
mewahyukan agama itu. Dalam perbincangan sehari-hari seing digunakan istilah-
istilah millah Ibrahim, millah Ishaq dan sebagainya, atau din Islam, din haqq, din
Allah dan sebagainya[10]. Millah yang terbesar adalah millah Ibrahim, millah
yang lurus dan tidak cenderung kepada kebathilan, millah Ibrahim saat ini
hanyalah agama Islam, dan nama ”ibrahim faith” sering didengung-dengungkan
sudah tidak digunakan lagi karena diutusnya Nabi Muhammad[11].Dan juga
agama Ibrahim adalah satu dan yang satu itu adalah agama Tauhid dan ini telah
disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW.5
Ad-din Secara etimologi, kata din berasal dari bahasa Arab,
yang artinya: patuh dan taat, undang-undang, peraturan dan
hari kemudian. Maksudnya, orang yang berdin ialah orang
yang patuh dan taat terhadap peraturan dan undang-undang
Allah untuk mendapatkan kebahagiaan di hari kemudian.
Oleh karena itu, dalam din terdapat empat unsur penting,
yaitu:
1) tata pengakuan terhadap adanya Yang Agung dalam bentuk
iman kepada Allah,
2) tata hubungan terhadap Yang Agung tersebut dalam bentuk
ibadah kepada Allah,
5
3) tata kaidah/doktrin yang mengatur tata pengakuan dan tata
penyembahan tersebut yang terdapat dalam al-Qur`an dan
Sunnah Nabi,
4) ) tata sikap terhadap dunia dalam bentuk taqwa, yakni
mempergunakan dunia sebagai jenjang untuk mencapai
kebahagiaan akhirat.
Sedangkan menurut terminologi, din adalah peraturan Tuhan
yang membimbing manusia yang berakal dengan kehendaknya
sendiri untuk kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di
akhirat.
Dalam kepustakaan bahasa Arab terdapat pengertian agama
(ad-din) yaitu suatu peraturan tuhan yang mendorong jiwa
seseorang mempunyai akal memegangi peraturan itu dengan
kehendaknya sendiri untuk mencapai kebaikan hidup dan
kebahagiaan di akherat kelak.6
B. Pengertian islam
1. Secara etimologi
Arti Etimologis
Secara etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata “Islam”
berasal dari bahasa Arab: salima yang artinya selamat. Dari
kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau
tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT,
“Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah,
sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi
6Ibrahim Anis, et al.,Al- Mu’jamal-Wasith .Juz I, (Mesir: Dar al-Ma’arif , 1972), hlm. 307
Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak pula bersedih hati” (Q.S. 2:112).
Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya
disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti
menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya
Hal senada dikemukakan Hammudah Abdalati . Menurutnya, kata “Islam” berasal
dari akar kata Arab, SLM (Sin, Lam, Mim - , , ) yang berarti kedamaian,
kesucian, penyerahan diri, dan ketundukkan. Dalam pengertian religius, menurut
Abdalati, Islam berarti “penyerahan diri kepada kehendak Tuhan dan ketundukkan
atas hukum-Nya” (Submission to the Will of God and obedience to His Law).
Hubungan antara pengertian asli dan pengertian religius dari kata Islam adalah
erat dan jelas. Hanya melalui penyerahan diri kepada kehendak Allah SWT dan
ketundukkan atas hukum-Nya, maka seseorang dapat mencapai kedamaian sejati
dan menikmati kesucian abadi.
Ada juga pendapat, akar kata yang membentuk kata “Islam” setidaknya ada empat
yang berkaitan satu sama lain.
1. Aslama. Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam berarti
menyerahkan diri kepada Allah SWT. Ia siap mematuhi ajaran-Nya.
2. Salima. Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan selamat.
3. Sallama. Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak
hanya menyelematkan diri sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang lain
(tugas dakwah atau ‘amar ma’ruf nahyi munkar).
4. Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai sentosa akan tercipta jika
pemeluk Islam melaksanakan asalama dan sallama.
B. Arti Terminologis
Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan, Islam adalah agama
wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi
seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia.
Cukup banyak ahli dan ulama yang berusaha merumuskan definisi Islam secara
terminologis. KH Endang Saifuddin Anshari mengemukakan, setelah
mempelajari sejumlah rumusan tentang agama Islam, lalu menganalisisnya, ia
merumuskan dan menyimpulkan bahwa agama Islam adalah:
Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan
kepada segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada.
Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala perikehidupan
dan penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama
manusia, dan alam lainnya.
Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariatm dan akhlak.
Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah
SWT sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh
Sunnah Rasulullah Saw.
C. Cara mempelajari Agama Islam
Menurut Nasrudin Razaq (1989:49) dalam bukunya Dienul Islam dijelaskan
bahwa ada empat metode atau cara mengkaji islam yang benar
1. Islam harus dikaji dari sumber asli atau al-qur’an dan sunnah Rasulullah
2. Islam harus dikaji secara integral hokum parsial
3. Islam harus dikaji dari perpustakaan muslim atau sarjana
4. Jangan mengkaji islam dari kenyataan hidup atau realita umatnya tetapi
dari ajarannya yang komprehensif
Pertama, islam harus dikaji dari sumber asli atau al-qur’an dan sunnah Rasulullah.
Memahami islam hanya mengenal dari ulama-ulama dan pemeluk-pemeluknya
atau mengenal islam dari kitab-kitab fiqih orientif adalah suatu kekeliruan.
Kekeliruan seperti itu akan menjadikan pemeluknya sebagai pemeluk islam
sinkritisme, hidup peneuh kurafat dan bid’ah, artinya ibadah dan keyakinannya
bercampur aduk dengan hal-hal yang tidak islam, jauh dari ajaran islam yang
murni.
Kedua, islam harus dikaji secara integral hokum parsial.
Artinya, harus mempelajari islam secara menyeluruh sebagai suatu kesatuan yang
utuh. Tidak sebagian atau sepotong-potong saja. Apabila islam dipelajari secara
sebagian-sebagian saja dari ajarannya akan melahirkan pemeluk islam yang
skeptis atau ragu terhadap islamnya dan akan dimungkinkan banyak timbul
pertentangan dan kesalah pahaman dalam islam.pemenuhan yang parsial terhadap
islam akan berakibat eperti hikayat pengenalan empat orang buta terhadap seekor
gajah yang dengan yang lainnya tidak ada yang sama persepsinya tentang gajah
karena kebetulan yang dirabah atau dipegang bagian yang berbeda dari gajah
tersebut.
Ketiga, Islam harus dikaji dari perpustakaan muslim atau sarjana.
Pada umumnya mereka orang-orang ynag memilki kemampuan pemahaman yang
integral tentang islam, yaitu pemahaman yang lahir dari ilmu yang dalam terhadap
al-qur’an dan sunnah Rasulullah dan hendaknya jangan mempelajari islam dari
buku-buku atau literature orang-orang orientalis karena umumnya orang orientalis
bukan muslim.
Ke empat, jangan mengkaji islam dari kenyataan hidup atau realita umatnya tetapi
dari ajarannya yang komprehensif.
Apabila mengkaji islam dari realita kehidupan umatnya, banyak ditemukan umat
islam terbelakang dalam bidang pendidikan, keawaman, kebodohan, kemiskinan.
Jika kita mengkaji yang demikian itu, kesalahan besar. Ini adalah permasalahan
umum umat islam di idonesia.
Disamping cara tersebut masih ada cara lain yang lebih penting dalam mengkaji
islam secara benar yaitu dengan memasuki dan mendalam tasawuf dan
melaksanakan ajaran-ajarannya secara istiqomah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
.