pendekatan tema kesatuan dalam keberagaman pada...

4
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-4 1 AbstrakPondok pesantren salafiyah-kejuruan yang berlokasi di desa Sendang Duwur Kec. Paciran Kab. Lamonganh ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masa kini. Namun yang terjadi, persepsi orang terhadap pesantren saat ini belum berkembang. Khusunya persepsi tentang pondok salaf dimana hal yang ditekankan untuk dikaji adalah ilmu agama. Pada obyek rancang ini fasilitas-fasilitas yang disediakan antara lain yaitu fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas hunian, ditambah lagi fasilitas rekreasi sebagai penunjang. Diharapkan adanya fasilitas-fasilitas tersebut dapat meningkatkan kenyamanan serta menciptakan sistem perekonomian mandiri bagi pengelolaan obyek tersebut nantinya. Dalam rancangannya diangkat tema Kesatuan dalam Keberagama yang muncul dari karakter obyek tersebut. Yaitu dimana pondok pesantren adalah wadah berkumpulnya santri-santri dari latar belakang yang berbeda-beda menjadi satu kesatuan dengan tujuan satu yakni mencari ilmu. Tema ini di aplikasikan dalam desain tampang bangunan serta pemakaian material yang dipakai dengan harapan dapat mengangkat image sebuah pesantren salafiyah yang mengkini dalam desain arsitekturalnya. Kata KunciPendidikan, Pesantren Salaf I. PENDAHULUAN Pesantren salaf ini dapat diartikan sebagai pondok pesantren yang mengkaji “kitab-kitab kuning" (kitab kuna). Pesantren salaf identik dengan pesantren tradisional yang berbeda dengan pesantren modern dalam hal metode pengajaran dan infrastrukturnya. Selain itu, jenis pesantren salaf yang juga mengajarkan keterampilan masih sangatlah sedikit. Maka dalam proyek tugas akhir ini penulis lebih memilih pesantren yang khusus untuk mendalami ilmu agama saja, namun juga mendukung keahlian santri dibidang yang lain, yakni keterampilan. Pesantren salaf yang mengajarkan ilmu agama lewat kitab bahasa arab yang dimaknai dengan bahasa jawa dalam tulisan arab (arab pegon) menjadi ikon pendidikan islam tersendiri di pulau jawa. Maka judul ini juga dipilih untuk mengenalkan pula tentang arsitektur nusantara yang akan diterapkan dalam desain bangunan pendidikan. Dengan tujuan, arsitektur dapat membangun image atau citra tersendiri untuk bangunan Pendidikan yang bernafaskan islam dan berbudaya jawa Gambar 1.1 Siteplan Gambar 1.2 Suasana Pondok Pesantren Gambar 1.3 Ilustrasi Tema Pendekatan Tema Kesatuan dalam Keberagaman Pada Rancangan Pondok Pesantren Salafiyah-Kejuruan Farida Rachmawati, Ima Defiana Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected]

Upload: duongdang

Post on 27-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-4 1

Abstrak– Pondok pesantren salafiyah-kejuruan yang

berlokasi di desa Sendang Duwur Kec. Paciran Kab.

Lamonganh ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan

pendidikan masa kini. Namun yang terjadi, persepsi

orang terhadap pesantren saat ini belum berkembang.

Khusunya persepsi tentang pondok salaf dimana hal yang

ditekankan untuk dikaji adalah ilmu agama. Pada obyek

rancang ini fasilitas-fasilitas yang disediakan antara lain

yaitu fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas

hunian, ditambah lagi fasilitas rekreasi sebagai

penunjang. Diharapkan adanya fasilitas-fasilitas tersebut

dapat meningkatkan kenyamanan serta menciptakan

sistem perekonomian mandiri bagi pengelolaan obyek

tersebut nantinya. Dalam rancangannya diangkat tema

Kesatuan dalam Keberagama yang muncul dari karakter

obyek tersebut. Yaitu dimana pondok pesantren adalah

wadah berkumpulnya santri-santri dari latar belakang

yang berbeda-beda menjadi satu kesatuan dengan tujuan

satu yakni mencari ilmu. Tema ini di aplikasikan dalam

desain tampang bangunan serta pemakaian material yang

dipakai dengan harapan dapat mengangkat image sebuah

pesantren salafiyah yang mengkini dalam desain

arsitekturalnya.

Kata Kunci— Pendidikan, Pesantren Salaf

I. PENDAHULUAN

Pesantren salaf ini dapat diartikan sebagai pondok

pesantren yang mengkaji “kitab-kitab kuning" (kitab

kuna). Pesantren salaf identik dengan pesantren

tradisional yang berbeda dengan pesantren modern

dalam hal metode pengajaran dan infrastrukturnya.

Selain itu, jenis pesantren salaf yang juga

mengajarkan keterampilan masih sangatlah sedikit.

Maka dalam proyek tugas akhir ini penulis lebih

memilih pesantren yang khusus untuk mendalami ilmu

agama saja, namun juga mendukung keahlian santri

dibidang yang lain, yakni keterampilan.

Pesantren salaf yang mengajarkan ilmu agama

lewat kitab bahasa arab yang dimaknai dengan bahasa

jawa dalam tulisan arab (arab pegon) menjadi ikon

pendidikan islam tersendiri di pulau jawa. Maka judul

ini juga dipilih untuk mengenalkan pula tentang

arsitektur nusantara yang akan diterapkan dalam desain

bangunan pendidikan. Dengan tujuan, arsitektur dapat

membangun image atau citra tersendiri untuk bangunan

Pendidikan yang bernafaskan islam dan berbudaya

jawa

Gambar 1.1 Siteplan

Gambar 1.2 Suasana Pondok Pesantren

Gambar 1.3 Ilustrasi Tema

Pendekatan Tema Kesatuan dalam Keberagaman Pada

Rancangan Pondok Pesantren Salafiyah-Kejuruan

Farida Rachmawati, Ima Defiana

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected]

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-4 2

Dari pengertian pesantren salaf sendiri akhirnya

muncul tema Kebersatuan dalam Keberagaman yang

nantinya akan menjadi acuan dalam perancangan obyek

ini. Kesatuan dalam Keragaman disini diartikan sebagai

“meskipun beberapa hal dengan latar belakang berbeda

namum tetap disatukan melalui suatu media”. (Gambar 1.3)

II.METODE PERANCANGAN

Dengan pandangan awal berupa fasilitas pendidikan

yang kapasitasnya sebagai penunjang, Objek rancang

ini berada di Lamongan, tepatnya di desa Sendang

Duwur Kecamatan Paciran Gambar 2.1). Kawasan

pegunungan kapur di jalan utama menuju komplek

makam Sunan Sendang Duwur ini dalam masa

pengembangan kedepannya, diharapkan obyek ini

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat pada

khususnya dan masyarakat nusantara pada umumnya

Untuk mencapai tujuan awalnya, digunakan

pendekatan dari Tema Kesatuan dalam Keberagaman

dengan menggunakan metode metafora, lebih tepatnya

combined metaphors yakni pendekatan yang dapat

menjadi solusi dalam menerjemahkan tema Kesatuan

dalam Keberagaman kedalam peerancangan yang

menitik-beratkan pada bagaimana proses penyatuan

beberapa desain bangunan yang berbeda disesuaikan

dengan fungsinya masing-masing

Dengan karakteristik Tema Kesatuan dalam

Keberagaman (Gambar 2.2), maka konsep yang akan

disusun memiliki kaitan dengan isu-isu mengenai

bangunan pendidikan dalam hal ini adalah sebuah

psantren dimana sangan memperhatikan tentang

pembagian wilayah antara kompleks putra dan putri,

sehingga isu yang diangkat adalah isu mengenai Image:

bagaimana setiap massa bangunan akan mengangkat

imagenya masing-masing berdasarkan fungsinya; dan

Teritorial: bagaimana pengaturan zona bangunan

berdasarkan tingkat privasinya; selain itu juga

bagaimana penataan zona putra dan putri sehingga

nantinya akan mempengaruhi perilaku didalamnya..

Ketiga aspek inilah yang membentuk konsep umum

dari rancangan Pondok Pesantren Salafiyah-

Kejuruan, baik dari pengaturan tata massa bangunan,

maupun dari sisi bentukan tampang/wajah bangunan

serta ruang luar yang bersifat memotong atau

menghubungkan sirkulasi antar massa.

Dengan memahami fungsi dan peranan dari setiap

massa bangunan, akan didapatkan suatu tatanan yang

mampu menjawab kebutuhan dari setiap bangunan,

maupun dari keseluruhan bangunan yang menjamin

kenyamanan serta pemenuhan kebutuhan bagi

komponen yang ada didalamnya yaitu santri,

pengajar, steakholder dll.

Pendekatan Tema Kesatuan dalam Keberagaman

ini mampu dijabarkan sebagai proses penyatuan

dalam desain yang berbeda-beda atas massa yang ada

dalam datu site sehingga menjadi selaras dan harmonis

dari segi arsitektural.

Gambar 2.1 Lokasi Site

\

Gambar 2.2 Karakteristik Tema

Gambar 2.3 Perspektif Bird Eye View

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-4 3

III.HASIL DAN EKSPLORASI

Peletakan masjid sebagi pusat pada tatanan massa

bertujuan untuk memudahkan pencapaiannya dari

bangunan-bangunan yang lain. Karena segala kegiatan

akan berhenti ketika tiba waktu sholat.

Penataan massa pada blok asrama memakai penataan

massa radial agar memudahkan pengawasan dari kantor

asrama terhadap uni-unit asrama. Selain itu keluar-

masuknya santri dari asrama harus melalui lobby

kantor. Hal ini juga sebagai upaya pengawasan

terhadap keamanan asrama.

Zona privat dan publik dipisahkan oleh hutan buatan.

Hutan ini berfungsi sebagai pembatas antar area privat

dan publik.

Peletakan sekolah berdekatan dengan gerbang utama

bertujuan untuk memudahkan murid atau pengajar

yang tidak mukim dalam pencapaiannya.

Bangunan asrama diletakan di tengah dan paling

dekat dengan masjid karena selain asrama adalah area

yang memiliki privasi paling tinggi, asrama juga

menjadi tempat menampung kegiatan paling banyak

sebelum menuju masjid.

Secara umum konsep gubahan massa yang dipakai

adalah pola radial. Dimana masjid menjadi pusat.

Namum disetiap blok akan memiliki pusat sendiri.

Seperti pada blok asrama untuk mempermudah

pengawasan maka ada plaza yang menjadi pusat.

Keseluruhan bangunan pada dasarnya menggun akan

bentukan atap pelana kecuali bangunan masjid. Namun

disini atap pelana divariasikan berbeda beda untuk

memunculkan keberagaman. Namun penggunaan

material bata ekspos, beton sikat dan genteng flat untuk

atap agar menyelaraskan keseluruhan bangunan. Pada interior ruangan diusahakan menggunakan

pencahayaan alami dari pada buatan. hal ini diterapkan

khususnya pada bangunan sekolahan dimana kegiatan

yang diwadahi kebanyakan berada pada waktu siang

hari yang memungkinkan menggunakan pencahayaan

alami. Sedangkan di asrama yang kegiatannya banyak

dimalam hari tidak perlu banyak bukaan untuk

memasukkan cahaya matahari. Pada interior asrama

lebih banyak kisi-kisi yang digunakan untuk sirkulasi

udara karena yang ditekankan adalah penggunaan

sistem penghawaan hybrid dimana sirkulasi udara

secara alami dengan dibantu kipas angin. Interior

asrama menggunakan tempat tidur susun tiga selain

untuk minimizing foot print hal ini juga membantu

mempermudah proses sosialisasi antar santri.

IV. KESIMPULAN

Pondok pesantren salafiyah yang bergerak

dibidang pendidikan dan konsen kepada pendidikan

bidang ilmu agama ini diharapkan dapat memnuhi

kebutuhan pendidikan yang semakin meningkat pada

masa sekarang dan yang akan datang. Dengan

mengangkat tema Kesatuan dalam Keberagaman dalam

perancangannya yang diterapkan pada penataan massa

Gambar 3.1 Lay Out Plan

Gambar 3.2 Konsep Hubungan Antar Ruang

Gambar 3.4 Eksterior Asrama

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-4 4

dan ruang luar, serta diwujudkan pada tampang

bangunan sehingga menciptakan image yang kuat dari

sebiah bangunan pendidikan. Dan menjadi solusi atas

isu-isu yang diangkat dalam perancangannya.

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis kepada Allah SWT

atas ijin dan kekuatanNya yang tak terhingga. Kepada

Dr. Ima Defiana, ST., MT. atas berbagai bimbingan

yang telah diberikan; masukan dan saran yang

disampaikan selama proses penyelesaian tugas akhir.

Serta seluruh rekan dan keluarga besar Arsitektur ITS

atas kerja samanya sehingga tugas akhir ini

terselesaikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. C. Antoniades, Poetics of Architecture: Theory of

Design. New York: Van Nostrand Reinhold (1990).

[2] D. P. Duerk, Architectural Programming: Information

Management for Design. New York: Van Nostrand

Reinhold (1993).

[3] J. Walton, Strategic Human Resource Development.

Edinburg: Pearson Education Limited (1999).

[4] Pemerintah Kabupaten Lamongan, Rencana Detil Tata

Ruang Kota Kecamatan Paciran. (2013).

Gambar 3.5 Eksterior Sekolah

Gambar 3.6 Interior