pendekatan sistem

36
PENDEKATAN SISTEM A. Sifat Dasar Sistem 1. Pengantar Dari uraian yang telah disajikan, telah diketahui bahwa ada sifat dasar tertentu yang mencirikan sesuatu sistem sebagai sebuah entitas. Sifat-sifat tersebut melekat secara umum pada semua sisitem yang ada. Sifat-sifat dalam sistem itu penting untuk dijadikan landasan dalam memahami bidang teori sistem yang sedang berkembang dapat diterapkan terhadap organisasi dan manajemen pada umumnya. 2. Perilaku yang Memiliki Tujuan Salah satu sifat pokok semua sistem adalah orientasi objektifnya dan perilaku yang memiliki tujuan. Pada umumnya, dapat dikatakan bahwa tujuan suatu sistem adalah menciptakan nilai dengan jalan mengombinasi dan memanfaatkan sumber daya dengan cara tertentu. Contoh : a. Mobil Sumber Daya yang Digunakan b. Bensin atau solar c. Minyak pelumas d. Air e. Manusia Pangan dan air f. Sandang g. Buku h. Nilai yang diciptakan dengan bantuan sumber daya tersebut mencerminkan tujuan sisitem yang bersanagkutan. 1

Upload: tri-munzilawati

Post on 06-Aug-2015

293 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendekatan Sistem

PENDEKATAN SISTEM

A. Sifat Dasar Sistem

1. Pengantar

Dari uraian yang telah disajikan, telah diketahui bahwa ada sifat dasar tertentu yang

mencirikan sesuatu sistem sebagai sebuah entitas. Sifat-sifat tersebut melekat secara

umum pada semua sisitem yang ada. Sifat-sifat dalam sistem itu penting untuk

dijadikan landasan dalam memahami bidang teori sistem yang sedang berkembang

dapat diterapkan terhadap organisasi dan manajemen pada umumnya.

2. Perilaku yang Memiliki Tujuan

Salah satu sifat pokok semua sistem adalah orientasi objektifnya dan perilaku yang

memiliki tujuan. Pada umumnya, dapat dikatakan bahwa tujuan suatu sistem adalah

menciptakan nilai dengan jalan mengombinasi dan memanfaatkan sumber daya

dengan cara tertentu. Contoh :

a. Mobil Sumber Daya yang Digunakan

b. Bensin atau solar

c. Minyak pelumas

d. Air

e. Manusia Pangan dan air

f. Sandang

g. Buku

h. Nilai yang diciptakan dengan

bantuan sumber daya tersebut

mencerminkan tujuan sisitem yang

bersanagkutan.

Contoh :

a. Mobil Tujuan Sistem yang

Bersangkutan

b. Transportasi

c. Bepergian secara ekonomis

d. Kenyamanan

e. Status

f. Penggunaan dalam bidang bisnis

Catatan :

Masing-masing sistem memiliki tujuan berganda yang masing-masing mungkin

memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan tujuan lain.

3. Pengertian “Wholism” (Kadang-kadang “Holism”)

1

Page 2: Pendekatan Sistem

Hal yang bersifat sentral bagi konsep wholism, yaitu teori yang menyatakan bahwa

faktor-faktor yang mendeterminasi merupakan keseluruhan yang tidak dapat diurai

adalah ide bahwa keseluruhan melebihi jumlah dari bagian-bagiannya. Ide tersebut

juga merupakan landasan sinergi, atau tindakan yang terkombinasi.

Contoh untuk menjelaskan konsep wholism adalah :

a. Sebuah mobil, melebihi suatu kumpulan logam, karet, dan bagian-bagian serta

komponen-komponen plastik;

b. Seorang manusia melebihi suatu kombinasi tulang, otot, syaraf, dan sebagainya;

c. Sebuah organisasi bisnis melebihi suatu bauran sumber daya manusia dan sumber

daya fisik;

d. Sebuah tim sepak bola melebihi sebelas orang pemain bola;

e. Sebuah perkumpulan mahasiswa, melebihi satu kelompok mahasisiwa.

Dari contoh-contoh yang disajikan dapat ditarik kesimpulan bahwa sinergi berkaitan

dengan kemampuan bagian-bagian untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran umum

bersama, untuk keseluruhan. Dalam pengertian wholism, terkandung pula makna

adanya suboptimasi sasaran individual dalam rangka mengoptmalkan pencapaian

sasaran sistem yang bersangkutan secara keseluruhan.

4. Soal keterbukaan

Interksi dengan lingkungan merupakan sebuah filsafat dasar dari semua sistem

terbuka. Andaikata ada sisitem tertutup riil, berarti mereka gagal berinteraksi dengan

lingkungan mereka dalam satu atau lain cara. Sistem riil, sebagai sistem terbuka

dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi juga memengaruhi lingkungan. Lingkungan

merupakan sumber penyuplai sumber daya yang digunakan oleh sistem terbuka, dan

sebagai pemakai nilai yang diciptakan oleh sisem tersebut. Sistem terbuka juga

menunjukkan ciri yang disebut equifinality, yang berarti yang berarti bahwa suatu

keadaan final sistem tertentu dapat dicapai dari berbagai macam kondisi awal yang

berbeda, dan sebaliknya. Konsep equifinality menimbulkan implikasi penting bagi

manajemen sistem keorganisasian. Artinya, bahwa dimunculkan kebutuhan akan

pendekatan situasional multidimensional terhadap pemecahan problem dan

pengambilan keputusan. Inilah intisari pandangan sistem yang dihubungkan dengan

manajemen.

2

Page 3: Pendekatan Sistem

5. Persoalan Transportasi

Seperti sudah dinyatakan sebelumnya, suatu sistem menciptakan nilai melalui jalan

memenfaatkan dan mengonversi atau mentransformasi sumber daya menjadi output

guna merealisasi tujuan-tujuannya.

Contoh berikut lebih menjelaskan apa yang dimaksud.

6. Persoalan Antarketerkaitan

Konsep antarketerkaitan berhubungan dengan interaksi internal dan interdependensi

berbagai bagian dari sesuatu sistem, beserta interaksi sistem yang bersangkutan

dengan lingkungan. Konsep tingkatan juga penting bagi suatu sistem keorganisasian.

Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa sebuah perusahaan bisnis besar secara tipikal

dibagi dalam berbagai macam divisi, yang dibagi lagi dalam berbagai departemen,

dan sebagainya. Pembagian tingkatan secara tradisional demikian, memusatkan

perhatian pada antarketerkaitan vertiakal dari berbagai bagian sesuatu organisasi,

sedangkan sifat transformasi input-output memusatkan perhatian pada

antarketerkaitan horizontal dari berbagai kesatuan fungsional yang ada.

7. Persoalan Mekanisme Pengawasan

Mengingat sifat terbuka suatu sistem dan keterkaitan antarbagian-bagiannya, setiap

sisitem harus responsif terhadap lingkungan dan kebutuhan internalnya. Dengan

perkataan lain, setiap sistem harus dapat mengatur dirinya sendiri sewaktu

berkembang melalui siklus kehidupan. Kebanyakan sistem nyata menunjukkan ciri-

ciri “lingkaran tertutup” (close loop) yang memungkinkan mereka bertahan dan

mengatur diri mereka sendiri. Untuk kebanyakan sistem terbuka yang beroperasi

dalam lingkungan-lingkungan yang kompleks, keadaan keseimbangan yang terus-

menerus mengalami perubahan, kadang disebut sebagai “keseimbangan dinamik”.

Upaya mempertahankan kondisi keseimbangan tersebut mengharuskan sistem yang

bersangkutan mengevaluasi kondisi-kondisi yang berubah dan menyesuaikan diri

melalui proses umpan balik (feedback) dan penyesuaian (adaptation) dengan jalan

memanfaatkan tipe mekanisme tertentu.

B. PERSOALAN MODEL DALAM PENDEKATAN SISTEMIK

1. Model dan Konstruksi model

3

Page 4: Pendekatan Sistem

Ilmu ekonomi modern, seperti halnya sejumlah disiplin sosial lainnya merupakan

sebuah ilmu empiris. Sebagai ilmu empiris, ia berkaitan dengan dunia nyata. Seperti

halnya ilmu-ilmu lainnya, ia harus pula mengembangkan teori-teori tentang dunia

kompleks kehidupan. Akan tetapi, teori-teori demikian agar dapat bermanfaat, harus

berlandaskan fakta dan hubungan yang divalidasi tentang dunia yang sedang

dianalisis. Dunia nyata teramat kompleks karena terdapat jutaan konsumen, jutaan

perusahaan, ratusan ribu produk. Maka, dalam menghadapi kompleksitas yang

demikian hebatnya, kita perlu mencari cara tertentu untuk meyederhanakan sesuatu

yang kita hadapi dan dipelajari untuk menjadi proporsi yang dapat kita cerna. Jadi,

tugas pertama adalah melaksanakan simplifikasi atau penyederhanaan.

2. Penggunaan Model yang Disederhanakan: Teori

Dalam rangka melakukan tindakan simplifikasi, seorang ahli ekonomi seperti halnya

pula para ilmuwan lainnya, mengawali kegiatannya dengan mengembangkan sebuah

kerangka dasar analitis atau model tentang realitas yang sedang dipelajari olehnya.

Model-model yang disimplifikasi tersebut seringkali disebut dengan istilah teori. Jelas

bahwa tidak ada pretensi sama sekali bahwa model tersebut merupakan deskripsi

akurat tentang perekonomian nyata. Andaikata model-model tersebut menjadi

deskripsi yang akurat tentang perekonomian nyata, tujuan pokok mereka akan

terbengkalai karena orang akan kembali pada hal-hal yang terlampau detail. Perlu

diingat bahwa pada dasarnya, model merupakan abstraksi yang disimplifikasi tentang

elemen dasar realitas, terhadap hal yang akan diterapkan.

Sebuah model dapat kita nyatakan sebagai sebuah diagram yang disederhanakan yang

menunjukkan elemen-elemen dasar dalam suatu situasi tertentu, dan interaksi-

interaksi pokok yang terjasi antara elemen-elemen tersebut. Makin kuat tervalidasinya

hubngan tersebut melalui observasi empiris pada banyak kasus, makin yakin kita

dalam menggunakan model kita.

Ada model-model yang teramat simpel yang memberikan pelukisan secara samar-

samar Very Ketchy, tetapi ada pula model-model yang sangat kompleks. Sebuah

model ekonomi dapat kita sajikan dalam berbagai macm bentuk misalnya dalam

bentuk :

4

Page 5: Pendekatan Sistem

a. Verbal (dalam bentuk kata-kata)

b. Diagram;

c. Matematis.

3. Validitas Model

Upaya mengonstruksi model merupakan sebuah upaya yang cukup pelik. Seringkali

kita mengalami kesulitan dalam mengetahui apakah sesuatu model yang berhasil kita

konstruksi akan memiliki validitas (valid). Pengujian suatu model dan hasilnya

bergantung pada umpan balik informasi, baik sebelum maupun sesudah dilaksanakan

implementasi model. Hal tersebut merupakan bagian dari evaluasi yang

berkelanjutan, dan siklus penilaian kembali yang bersifat inheren dengan analisis

sistem. Validitas suatu model harus diverifikasi agar berguna dalam proses

pengambilan keputusan.

Setiap model perlu didasarkan atas suatu deskripsi akurat tentang, dan

berdasarkan sejumlah asumsi yang valid sehubungan dengan situasi riil yang diwakili

olehnya. Dalam kasus tertentu, validasi tersebut dapat dicapai secara eksperimental

dengan menggunakan uji akurat. Akhirnya model yang bersangkutan diuji dengan

menerapkannya dalam praktik nyata kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pengalaman sebelumnya. Apabila dalam pengalaman sebelumnya tidak tersedia,

harus digunakan orang penilaian tepat pada periode percobaan sampai cukup banyak

pengalaman yang diperoleh. Jadi, validitas suatu model mungkin tidak membatasi

kegunaannya, tetapi sudah pasti membatasi manfaatnya.

Model analog mewakili sebuah system (atau objek penelitian), dengan jalan

memanfaatkann sekelompok sifat yang berbeda dibandingkan dengan apa yang

dimiliki system orisinal. Contohnya, pada computer analog merupakan representasi

fisikal (mekanis atau elektrik) dari variabel-variabel yang ada pada sesuatu problem.

Warna-warna yang berbeda pada sebuah peta mungkin mewakili air, padang pasir,

kontinen-kontinen dan sebagainya. Sebuah peta jalan merupakan sebuah model

analog, yang menunjukkann jalan, kota,dan hubungan antara mereka. Model grafis,

model skematik, dan model analog lebih mudah dimanipulasi, dan bersifat lebih

umum dibandingkan dengan model fisikal.

5

Page 6: Pendekatan Sistem

Model matematis atau simbolik bersifat tepat, sangat abstrak dengan sifat yang

lebih umum daripada spesifik, dan dapat dimanipulasi dengan jalan memanfaatkan

hokum-hukum matematis. Model matematis, misalnya, untuk sebuah garis lurus,

adalah Y = a + bX ; a dan b masing-masing merupakan intercept dan slope garis yang

bersangkutan.

c. Klasifikasi Berdasarkan Ciri-ciri Perilaku

klasifikasi model ketiga dikembangkan oleh J.W.Forrester, dimana klasifikasinya

didasarkan atas ciri-ciri perilaku khusus, bermanfaat untuk memahami sifat dan peranan model

dalam mewakili perilaku manajemen dan perilaku ekonomi organisasi. Hal yang menarik dari

klasifikasi ini adalah kategori model statis versus model dinamis dan model linier, versus model

nonlinier.

Model statis tidak memperhatikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi selama

perencanaan dimana model tersebut independen dipandang dari sudut waktu. Dalam model statis

hanya diperlukan keputusan untuk jangka waktu tertentu. Model dinamis dicirikan oleh fakta

bahwa dalam situasi tertentu, bukan hanya sebuah keputusan, melainkan suatu seri (sekuens)

keputusan harus diambil oleh manajer organisasi yang bersangkutan.

Pada umumnya model dinamis menganggap bahwa waktu sebagai salah satu variabel,

dan diakuinya dampak perubahan yang ditimbulkan oleh waktu. Inti dari model ini adalah

adanya konsep tahapan. Model linier dicirikan oleh fakta atau asumsi bahwa masing-masing

komponen yang ada dalam model yang bersangkutan, menunjukkan perilaku linier. Model

nonlinier dicirikan oleh fakta atau asumsi bahwa sebuah atau lebih banyak komponen model

yang bersangkutan menunjukkan perilaku nonlinier.

d. Klasifikasi Berdasarkan Tingkatan Kepastian

Pada tingkatan ini, model dapat diklasifikasikan pada tingkat kepastian yang diasumsi,

diantaranya :

6

Page 7: Pendekatan Sistem

1) Model deterministik, adalah model yang mengasumsi adanya kondisi-kondisi kepastian

sempurna dan pengetahuan sempurna. Hal ini mengandung maksud bahwa setiap

keputusan atau strategi menyebabkan timbulnya hasil atau dampak tertentu yang

diketahui. Contoh dari model ini adalah model linear programming, model transportasi,

dan model penugasan.

2) Model probabilistic, adalah model yang menangani situasi berupa dampak atau hasil dari

tindakan manajerial yang tidak dapat diprediksi dengan kepastian. Hal ini berarti bahwa

setiap keputusan atau strategi, dapat mencapai lebih dari satu macam hasil. Yang

berhubungan dengan model ini adalah model-model simulasi.

e. Klasifikasi Berdasarkan Bentuk (Struktur)

bentuk berhubungan dengan struktur problem, yakni cara yang dengan apa berbagi

komponen problem yang bersangkutan berhubungan satu sama lain. Isi berhubungan dengan

situasi yang diwakili oleh problem yang bersangkutan menurut desainnya. Beberapa model yang

diklasifikasikan berdasarkan bentuk adalah sebagai berikut.

1) Model alokasi, yaitu model yang berkaitan dengan problem mengalokasi sumber daya

langka yang langka, antara kegiatan-kegiatan yang saling bersaingan. Alokasi dilakukan

berdasarkan sebuah kriterium keputusan, seperti maksimal laba, atau minimal biaya.

Model linier programming, model transportasi dengan struktur khusus, dan model

penugasan adalah contoh model alokasi.

2) Model persediaan (inventory models), yaitu model yang berhubungan dengan kelompok

problem “Apabila sesuatu yang disimpan untuk menghadapi masa yang akan datang”.

3) Model antrian (queuing models), yaitu model yang didesain untuk memecahkan

kelompok problem sejumlah pelanggan tiba untuk mendapatkan pelayanan pada sejumlah

tempat fasilitas pelayanan.

4) Model pengganti (replacement models), yaitu model yang digunakan untuk memecahkan

kelompok problem peralatan tertentu, atau onderdil tertentu harus diganti karena faktor

using atau kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.

5) Model kompetitif (competitive models), yaitu model yang membantu menganalisis situasi

dua macam/lebih komponen rasional terlibat dalam memilih strategi, dalam rangka

7

Page 8: Pendekatan Sistem

mengoptimalkan suatu patokan efektivitas. Model ini termasuk dalam kategori teori

permainan (game theory).

f. Klasifikasi Berdasarkan Prosedur atau Solusi

Dapat dikatakan bahwa pada umumnya solusi terhadap model matematis dapat dicapai

dengan jalan menggunakan dua macam tipe prosedur, yakni :

1) Prosedur analitis, dua macam kategori dapat diidentifikasi. Pada kategori pertama, kita

memiliki solusi umum dalam bentuk abstrak (solusi dispesifikasikan melalui symbol-

simbol) dan dapat dipergunakan secara langsung untuk memecahkan problem spesifik

tertentu dimana kita dapat mencapai strategi optimal dengan cara noniteraktif. Pada

kategori kedua, kita memiliki suatu metodologi umum (dinamakan juga algoritme yang

merupakan sebuah prosedur selangkah demi selangkah guna memecahkan problem

tertentu), diterapkan (secara induktif) guna memecahkan problem spesifik tertentu.

Prosedur ini bersifat iteratif (berangka). Pasda kasus iteratif, problem spesifik yang

bersangkutan, tidak dipecahkan secara langsung. Justru metodologi umum (algoritme)

yang bersangkutan diterapkan guna menghasilkan sebuah solusi numerik tertentu, dan

berdasarkan percobaan berturut-turut (iterasi), diperoleh solusi yang lebih “baik” sampai

kita mengidentifikasi solusi optimal.

2) Prosedur simulasi, solusi tidak dicapai secara deduktif. Justru, orang melakukan

eksperimen dengan model yang bersangkutan, dengan jalan memasukkan ke dalam

model tersebut dengan nilai-nilai spesifik dari variabel yang dapat dikendalikan

berdasarkan kondisi-kondisi yang diasumsi, kemudian diobservasi dampaknya atas

variabel kriteria. Jadi, tergantung pada prosedur solusi yang digunakan, dimana kita dapat

mengklasifikasi model dalam kategori :

a. Model analitis, memiliki suatu struktur matematis yang terspesifikasi dan dapat

dipecahkan dengan bantuan teknik analitis atau matematis

b. Model simulasi merupakan model di mana orang melakukan eksperimentasi (dengan

computer atau manual) terhadap sebuah struktur matematis dari sebuah system

kehidupan nyata, dalam menerangkan dan mengevaluasi perilaku system tersebut,

melalui waktu riil, berdasarkan aneka macam asumsi.

Tabel dari Paul Loomba berikut merupakan intisari klasifikasi model-model.

8

Page 9: Pendekatan Sistem

Tabel 5.1. Klasifikasi Model

Kriterium Klasifikasi Kategori Model

Tujuan Model : Deskriptif, Eksplanatoris,

Prediktif, Preskriptif

Tingkat Abstraksi Model : Fisikal, Grafis, Skematik,

analog, Matematis

Ciri-ciri Perilaku Spesifik Model : Statis, Dinamis, Linier, Non-

Linier

Tingkat Kepastian Model : Deterministik, Probabilistik,

Kepastian, Risiko, Ketidakpastian

Bentuk atau Struktur Model : Alokasi, Persediaan, Antrian,

Penggantian, Kompetitif

Prosedur atau Metode Solusi Model : Analitis, Simulasi

F. KONSTRUKSI MODEL MATEMATIS

1. Pengantar

Dalam menilai model, David Miller dan Martin Starr berpendapat bahwa “…Kita

tidak dapat mengatakan bahwa yang telah ditemukan suatu cara yang baru saja sama

sekali yang dinamakan konstruksi model. Lebih tepatnya dikatakan bahwa ialah tersebut

mencirikan. Hal yang baru adalah tekanannya dan apa yang menjadi hasilnya.

Penggunaan istilah tersebut menyebabkan adanya upaya untuk memperhatikan model

menjadi eksplisit, dan memusatkan perhatian pada relevansinya” (Miller, Starr, 1969).

Dalam kasus konstruksi matematis, jelas kiranya bahwa perkembangan komputer

digital elektronik modern telah merangsang perhatian orang dalam konstruksi model

untuk memecahkan problem-problem kompleks. Alat komputer telah memungkinkan

orang mengkonstruksi model yang lebih canggih dibandingkan dengan peralatan

matematis dan statistic yang tersedia sebelumnya. Ada dua tipe model matematis yang

digunakan untuk melukiskan problem, yakni :

9

Page 10: Pendekatan Sistem

a. Model normatif

Model normatif memiliki tipe kriteria tertentu untuk memilih antara berbagai

macam situasi deskriptif (alternatif) problem yang bersangkutan. Cirinya adalah

bagaimana pemilihan dilakukann guna mencapai alternatif optimal yang berkaitan

dengan kriteria sasaran yang ada. model normatif juga merupakan model

eksplanatoris (model tersebut mencakup variabel-variabel keputusan/dikendalikan).

Model ini bermanfaat untuk kegiatan pengawasan , dan ada hubungannya kausal

antara produksi dan model persediaan.

b. Model deskriptif

Model ini tidak memiliki kriteria sasaran dan pada umumnya dikonstruksi

untuk memahami problem yang dihadapi, sebelum dikonstruksi sebuah model

normatif. Model deskriptif tidak memiliki model eksplanatoris sama halnya dengan

model normatif. Model deskriptif bermanfaat untuk kegiatan prediksi, yaitu hubungan

kausal tidak perlu dipahami secara mendalam, seperti halnya pada model preskriptif.

2. Model Umum

Model umum menghubungkan variabel-variabel yang dapat dikendalikan, atau

variabel-variabel input keputusan (strategi) dan variabel-variabel input yang tidak dapat

dikendalikan dengan pengukur efektivitas output. Dari model tersebut orang

mengkonstruksi model keputusan manajerial yang digunakan untuk mencapai solusi

optimal untuk berbagai macam tipe situasi problem yang dapat dibuat modelnya secara

matematis. Untuk mengkonstruksi model keputusan manajerial spesifik, biasanya

mencakup suatu proses tiga langkah :

a. Mengidentifikasi variabel-variabel yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat

dikendalikan;

b. Merumuskan struktur matematis model yang bersangkutan;

10

Page 11: Pendekatan Sistem

c. Menspesifikasi pengukuran efektivitas.

C. TUJUAN MODEL

1. Pengantar

2. Klasifikasi Model

a. Pengantar

Kita dapat menetapkan macam-macam klasifikasi model, tergantung pada tujuan

atau kriteria klasifikasi yang akan digunakan. Sebelumnya, kita telah mengenal

klasifikasi berdasarkan tujuan, yang terdiri dari empat macam kategori yakni :

1) Model deskriptif;

2) Model eksplanatoris;

3) Model prediktif;

4) Model preskriptif.

b. Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Abstraksi

Suatu model tiga dimensional yang mirip dengan hal yang riil, tetapi yang

ukurannya diperkecil (misalnya sebuah pesawat terbang mainan) atau yang

diskalakan (misalnya sebuah model plastik jantung manusia) dapat kita namakan

sebuah model fisik atau ikonik. Model fisik mudah diobservasi, dibentuk

(dibangun) dan diterangkan, tetapi sulit dimanipulasi, dan tidak terlalu bermanfaat

untuk melakukan prediksi. Sebuah peta organisasi merupakan sebuah model

grafis (tipe blok) yang melukiskan sistem yang diintensi atau hubungan otoritas-

tanggung jawab keorganisasian. Sebuah peta proses arus yang menunjukkan apa

yang terjadi (misalnya pengoperasian, penyimpanan, keterlambatan/gangguan,

inspeksi, dan sebagainya), pada tahapan yang berbeda-beda dalam pemprosesan

lengkap suatu produk dapat kita namakan sebuah model skematik. Model

skematik sangat bermanfaat bagi kita karena memberikan gambaran visual

tentang sistem yang sedang dipelajari.

D. Perlunya Pendekatan Sistem

Pendekatan system merupakan pendekatan terpadu yang memandang suatu

persoalan sebagai suatu system, dimana sifat masalahnya kompleks dan mungkin pula

11

Page 12: Pendekatan Sistem

bersifat antar disiplin.Pendekatan ini berdasarkan pada teori system.Sebagai teori

dibakukan oleh Ludwig von Bertalanffy 1940 an dengan nama General Sistem Teori

dengan tiga cirinya, yaitu:

1. Merupakan pendekatan yang bersifat umum.

2. Bersifat intern_disiplin.

3. Dan cenderung deskriptif daripada prespektif.

Pendekatan system dalam manajemen dirancang untuk memanfaatkan analisis ilmiah

didalam organisasi yang kompleks dengan maksud:

a. Mengembangkan dan mengelola system operasi.

b. Mendesain system informasi dalam proses pengambilan keputusan.

Pendekatan sistem muncul dengan alasan:

1. Meningkatnya kompleksitas masalah organisasi yang disebabkan oleh faktor-faktor

revolusi teknologi, penelitian dan pengembangan perubahan produk dan ledakan

informasi.

2. Kemajuan dalam manajemen.

3. Kebutuhan akan metode baru untuk mengatasi permasalahan yang rumit.

4. Permasalahan yang dihadapi sanagat rumit dan tidak terstruktur.

5. Sistem masyarakat terasa semakin rumit.

6. Memahami akan system makain terasa penting untuk mampu mengendalikan atau

mengantisipasi perubahan yang terjadi.

7. Pendekatan system berkembang semakin luas dan semakin penting.

8. Dalam masyarakat industri, system sudah mendominasi kehidupan kita semua, baik

dalam bentuk system ekonomi dan sebagainya.

Langkah-langkah dalam pendekatan sistem menurut aliran analisis sistem adalah

sebagai berikut:

1. Mendefinisikan masalah.

2. Pengumpulan data untuk memperjelas masalah.

3. Identifikasi alternatif solusi.

4. Evaluasi alternatif.

12

Page 13: Pendekatan Sistem

5. Pemilihan alternatif terbaik.

6. Implementasi solusi dan tindak lanjut untuk menjamin agar solusi yang dipilih benar-

benar efektif.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memecahkan masalah dengan pendekatan

sistem adalah:

1. Melihat masalah sebagai suatu sistem.

2. Mengenali sistem lingkungan.

3. Identifikasi subsistem yang ada pada sistem.

4. Analisis bagian sistem secara berurutan.

a. Evaluasi tujuan.

b. Membandingkan keluaran dengan tujuan.

c. Mengevaluasi manajemen.

d. Mengevaluasi sistem pengolah informasi.

e. Mengevaluasi sumber daya.

f. Mengevaluasi proses transformasi.

E. Prinsip-prinsip yang Mempeengaruhi Sisitem

a. Prinsip Holistik

Prinsip holistik adalah menentukan faktor pembentuk sistem secara keseluruhan ,

sebagai contoh:

1. Manusia melebihi kombinasi dari kerangka otot, syaraf, dan sebagainya.

2. Organisasi bisnis melebihi campuran manusia dan sumber-sumber fisik.

3. Tim sepak bola melebihi sebelas pemain.

Seorang bernama A.Angyal 1969 mengemukakan perbedaan antara sesuatu

keseluruhan dan representasinya melalui sebuah sistem.Istilah suatu keseluruhan (a

whole) dibatasi hingga to designate the concrete organized object sedangkan

organization itself, the way of arrangement of part dinamakan sistem.Karl R.Popper

1977 menggunakan kata rasionalisme untuk menunjukkan secara garis bessar suatu

sikap yang berusaha memecahakn sebanyak mungkin masalah dengan bersandar pada

13

Page 14: Pendekatan Sistem

akal, yaitu pikiran jernih dan pengalaman yang lebih, dari pada bersandar pada

perasaan dan nafsu.

b. Prinsip Teleologik

Prinsip teleologik berusaha untuk memfungsionalisasikan elemen dan atribut-

atribut sistem.Teleologik berasal dari kata Yunani teleos yang berarti tujuan dan logos

berarti kata atau pikiran.Dalam teori ini yang terpenting adalah tujuan dan

akibat.Prinsip teleologis mengikatkan dirinya pada konteks masalah, sebab suatu

sistem bisa saja memiliki elemen yang tetap, tetapi bila tujuannya berbeda maka

atribut yang ditinjau juga berbeda.

c. Prinsip Dialektika

Prinsip dialektika menyangkut prinsip-prinsip umum mengenai gerakan atau

kecenderungan dan perkembangan sistem.Prinsip dialektika menuntut adanya

pengembangan asumsi-asumsi tentang sistem pada masa yang akan datang.Martin

Landau 1972 mengetengahkan konsep perkembangan sistem seiring berjalannya atau

berubahnya waktu, yaitu sebagai berikut:

1. Suatu sistem cenderung untuk terspesialisasi.

2. Suatu sistem cenderung ke sentralisasi.

3. Sistem yang hidup cenderung membentuk hirarki.

F. Kemampuan Pendukung dalam Pendekatan Sistem

Penerapan pendekatan sistem memerlukan dukungan kemampuan sebagai berikut:

1. Pengetahuan dasar atas fakta.

2. Pengetahuan atas prinsip-prinsip .

3. Kemampuan melakukan analisis.

4. Kemampuan melakukan evaluasi.

Kemampuan-kemampuan diatas, meskipun sanagt penting belum memadai dan belum

disertai dengan adanya kualitas sebagai berikut:

1. Kreativitas.

2. Imajinasi.

14

Page 15: Pendekatan Sistem

3. Kepekaan pada realita.

4. Kualitas helikopter.

G. Metode Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem merupakan jawaban untuk mengenali keadaan yang kompleks dan

mungkin memerlukan pengetahuan yang interdisiplin.Pendekatan sistem mencoba untuk

mengenali apa yang tidak dari elemen-elemen sistem persoalan, sebab hanya elemen-

elemen terpenting yang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap tujuan sistemlah

yang diperhatikan.Meredith, Wong, Woodhead dan Wortman 1985 mengemukakan

metode yang dapat dipakai dalam melakukan pendekatan sistem dan dianggap mampu

mengakomodasikan kedua syarat tersebut, yaitu pendekatan kotak hitam, pendekatan

teori status, pendekatan integrasi komponen, dan pendekatan proses keputusan.

a. Pendekatan Kotak Hitam

Pendekatan kotak hitam digunakan bilamana tidak ada atau sedikit sekali

yang diketahui, atau hanya diketahui sebagian atau diabaika, mengenai kaitan atau

komposisi intern dari suatu sistem.Contoh masalah kotak hitam adalah sebagai

berikut:

1. Persoalan analisis.

2. Persoalan sintesa.

3. Persoalan instrumentasi.

4. Persoalan pengendalian.

5. Persoalan estimasi keadaan.

6. Persoalan estimasi parameter.

b. Pendekatan Teori Status

Pendekatan ini lebih menyederhanakan kerja dan respons intern sistem

kedalam bentuk seperangkat indikator sistem yang konsisten.Pendekatan teori ini

dimulai dengan pengembangan seperangkat variabel-variabel yang dapat

15

Page 16: Pendekatan Sistem

mewakili sistem.Secara umum, gambaran vektor status dari suatu sistem akan

melibatkan bermacam variabel status atau variable yang memantau atau yang

diperlukan untuk berbagai kepentingan dalam pendekatan teori sistem.Ilustrasi

dari berbagai kelompok variabel status yang mungkin relevan dengan teori sistem

diberikan dalam daftar berikut:

1. Karakteristik sistem yang berkaitan dengan jumlah komponen struktur sistem.

2. Variabel yang menerangkan konfigurasi sistem saat ini, komponen yang saat

beroperasi lokasi spesial dan relatif.

3. Variabel yang menerangkan konfigurasi sistem masa lalu.

4. Parameter masukan saat ini.

5. Variabel yang menerangkan masukan sistem masa lalu.

6. Variabel yang menunjukkan seperangkat status sistem berikutnya yang mungkin

saat ini.

7. Variabel yang menunjukkan sejarah masa lalu dari status sistem berikutnya yang

mungkin ditambah dengan sejarah status yang secara aktual dicapai.

8. Variabel-variabel dengan tujuan khusus atau variabel peringkat terpadu.

c. Pendekatan Integrasi Komponen

Pendekatan ini berusaha menetapkan respons sistem dalam bentuk

perilaku komponen yang diketahui dan kaitan-kaitan komponen ini yang secara

spesifik dikenali akan ditentukan. Masalah pendekatan ini yang mendasar adalah

meramalkan perilaku dan respons sistem dalam bentuk masukan pengetahuan

total tentang sifat komponen dan sifat konfigurasinya. Perkiraan perubahan

inkremental(marginal) dalam perilaku dan respons sistem akibat adanya

perubahan tertentu pada perlilaku dan hubungan komponen. Desain dimulai

dengan memilih komponen yang progresif untuk mencapai sasaran sistem secara

keseluruhan yang diinginkan,juga mencakup masalah penetapan konfigurasi

sistem yang dikehendaki serta jumlah komponen yang dihasilkan sebelum desain

komponen secara parsial. Pendekatan ini diterapkan pada situasi yang

menyangkut tindakan berurutan(sequantial), proses kerja dan lain-lain.

16

Page 17: Pendekatan Sistem

d. Pendekatan Proses Keputusan

Keputusan dapat dipandang sebagai pemilihan alternatif yang disukai,atau

serangkaian tindakan,diantara alternatif yang diketahui dan tersedia bagi

pengambil keputusan . pengambil keputusan dapat mengambil

keputusan,bilamana keinginan akan hasil tertentu dievaluasi dengan cara tertentu

berdasarkan satu atau lebih kriteria. Jika laternatif, hasil dan kriteria terlupakan

pada suatu titik keputusan tertentu dalam proses keputusan,maka tidak akan

diperoleh keputusan yang valid.

Proses keputusan haruslah meliputi hanya hubungan logis dan kendalanya

saja bila batasan ini ada, dan mengingatkan pengambil keputusan akan perlunya

memasukkan preferensi,kriteria, dan lain-lain yang bersifat subyektif.

Terdapat banyak metode dalam pendekatan ini, antara lain pohon

keputusan,analisis keputusan dengan banyak kriteria,analisis proses hirarki dan

lain-lain.

H. Diagram Sistem

Diagram menyajikan koneksi-koneksi,hubungan-hubungan dan tatanan yang penting

dalam suatu sistem, yang mencirikan suatu bagian untuk mewakili keseluruhan,nilai-nilai

relatif, kondisi asal dan perkembangannya,kronologi perubahan,dan distribusi.

Berdasarkan pengertian itu,kita dapat membedakan dua jenis diagram,yakni:

1. Diagram yang menunjukkan relasi sebagai suatu bagian(parsial) dari keseluruhan

2. Diagram lainnya yang menunjukkan kerangka acuan.

Tipe pertama,terdiri dari apa yang kita sebut dengan diagram sistem,memiliki

elemen-elemen dan hubungan yang paling sedikit dapat digambarkan dengan sebuah

diagram tipe jaringan, di mana simpul mewakili elemen dan garis mewakili hubungan.

Diagram sistem dapat dibagi menjdai dua kelompok,yakni penyajian suatu situasi yang

terstruktur dengan baik dan situasi yang tidak terstruktur. Diagram yang termasuk dalam

kelompok pertama adalah skematik,dalam arti hubungan dengan mengembangkan atau

memformalkan konsepsi. Diagram sistem “keras” termasuk dalam kelompok ini diagram

sistem keras berupaya menjelaskan keberadaan konvensidala pembuatan diagram untuk

17

Page 18: Pendekatan Sistem

menunjukkan suatu sistem yang dimaksud. Diagram sistem lunak termasuk dalam

kelompok kedua, yang kerap berhadapan dengan situasi yang kompleks.

Graf

Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonard Euler,seorang pakar matematika

asal Swiss pada tahun 1736 untuk menggambarkan suatu persoalan jembatan

Konigsberg. Graf kemudian banyak digunakan dalam bentuk permainan atau teka-

teki. Biasanya graf dipakai untuk menunjukkan hubungan obyek diskret dalam suaatu

himpunan dengan aturan tertentu,misalnya anggota himpunan kota-kota di Jawa Barat

yang disinggahi oleh seorang salesman. Disini aturannya adalah “disinggahi” atau

“dilalui”.

Secara formal suatu graf terdiri dari himpunan sejumlah obyek yang terhingga,obyek

dinotasikan dengan simpul dan dinyatakan dengan N, dan suatu himpunan ganda E

yang merupakan himpunan pasangan unsur-unsur dari N yang disebut dengan sisi

atau bsusr. Dengan demikian suatu graf G dapat dituliskan sebagai G=(N,E), dimana

N adalah himpunan simpul, dan E adalah himpunan sisi yang merupakan himpunan

bagian dari NxN. Bila suatu sisi e =E, dan e=(x,y) dengan x,y= N, maka dikatakan e

menghubungkan x dan y, atau dengan pernyataan lain, x dan y bertemu pada sisi e.

Jika hubungan ditunjukkan sebagai suatu garis panah yang menyatakan arah

pengaruh,maka jaringan ini diistilahkan sebagai diagraf. Tetapi bila ada beberapa sisi

atau hubungan anta dua variabel atau simpul, maka disebut multigraf atau grafganda.

Suatu graf ganda dapat mewakili tingkat kerumitan yang diperlukan daalm identifkasi

suatu sistem.

Memang agak sulit untuk membubuhkan tanda pada hubungan langsung suatu sisi.

Tanda positif berati bahwa jika suatu variabel sasaran dinaikkan atau diturunkan,

maka variabel sasaran itu akan mengalami kenaikan (penurunan) juga. Hunungan

semacam ini disebut hubungan menghambat(inhibiting). Kedua sifat tersebut disebut

sisi berarah,yakni bahwa sisi(p,q), tidak sama dengan hubungan sisi(q,p). Tetapi bial

suatu sisi (p,q)=(q,p) maka sisi tak berarah atau graf saja. Pada suatu graf,suatu

simpul p = N dikatakan bersebelahan dengan simpul q= N,bila ada e=(p,q) =

E,dengan pernyataan lain,bahwa p dikatakan bersebelahan dengan q,bila ada sisi yang

menghubungkan p dan q dalam E.

18

Page 19: Pendekatan Sistem

Suatu luf dalam diagraf dapat diidentifikasikan dengan mengikuti aliran logis seluruh

jaringan dan menemukan satu/lebih sisi yang kembali pada titik awalnya,atau dapat

ditulis e=(p,p). Lup dapat diklasifikasikan menjadi positif dan negatif. Lup positif

bersifat tumbuh dan berkembang,sedangkan lup negatif bersifat stabil. Untuk model

stabil perlu adanya beberapa lup negatif untuk mengimbangi pertumbuhan lup positif.

Diagram pengaruh (sebab akibat) adalah salah satu jenis diagraf yang digunakan

dalam metode sistem dinamis untuk sistem-sistem ekonomi sosial. Perbedaan penting

antara diagraf dan diagram pengaruh adalah atuyran logis simbol dari perilaku

elemen.

Penggambaran sistem dinamis untuk menunjukkan interaksi umpan balik elemen-

elemen sistem dilakukan dengan menggunakan dua jenis diagram,yakni diagram

kausal dan diagram aliran laju (rate) dan tingkat(level).

Elemen-elemen sistem dihubungkan dengan garis-garis panah yang dilengkapi

dengan tanda hubungan yang terjadi. Dua jenis hubungan yang mungkin terjadi

adalah hubungan postif maupun negatif

Suatu lup umpan balik dikatakn berniali posiitf jika jumlah hubungan negatifnya

adalah genap, dan negatif jika jumlah hubungan negatifnya adalah ganjil.

Hubungan-hubungan sebab akibat ini baru akan terlihat dalam diagarm kausal.

Diagram ini tidak menggambarkan proses akumulasi dan jenis

aliran(material/informasi) yang terjadi. Setelah diagram kausal terbentuk maka

kemudian dilakukan penentuan aliran rate dan level.

Ada dua jenis variabel utama yang digunakan dalam pendekatan sistem dinamsi yaitu

variabel level dan rate. Level adalah variabel yang menyatakan keadaan sistem pada

suatu waktu, dan berfungsi mengakumulasikan hasil tiap tindakan. Rate menyatakan

suatu tindakan atau kebijaksanaan,yang menggambarkan “laju perubahan” suatu

level. Diagram rate dan level mengandung simbol-simbol yang saling berhubungan

yang menyatakan interaksi umpan balik elemen sistem,proses akumulasi dan jenis

aliran terjadi. Semua simbol itu dapat dikategorikan menjadi lima yaitu simbol

19

Page 20: Pendekatan Sistem

variabel, aliran, parameter/konstanta, sumber dan endapan,dan simbol fungsi

khusus.

Ada empat variabel yang disimbolkan dalam diagram aliran,yaitu:

1. Variabel Level

Levels(tingkat),suatu besaran fisik yang bisa diukur secara lansung. Variabel ini

menyatakan proses akumulasi di dalam lup umpan balik. Simbolnya dibuat

berupa empat persegi panjang.

2. Variabel Rate

Rate atau laju adalah laju tumbuh yang mempengaruhi tingkat. Variabel ini

menyatakan aliran yang menyebabkan penambahan dan pengurangan nilai suatu

level. Simbolnya adalah berupa katup.

3. Variabel Tambahan (Auxiliary)

Berfungsi untuk menyederhanakan hubungan informasi antara variabel level

dengan rate. Variabel tambahan masih merupakan bagian dari variabel rate.

Variabel-variabel tambahan yang mempengaruhi persamaan-persamaan laju

tumbuh dinyatakan dengan lingkaran.

4. Variabel Eksogen(Exogenous)

Variabel yang berasal dari luar sistem yang mempengaruhi sistem yang diamati.

Simbolnya adalah lingkaran ganda.ada dua jenis aliran atau arus utama yang

digambarkan dalam diagram aliran rate dan level,yaitu aliran

material(barang,manusia,uang,dan sebagainya) dan aliran informasi(hubungan

sebab akibat). Aliran material sebagai garis lurus,sedang aliran informasi

digabarkan sebagai garis putus-putus. Aliran informasi tidak mempengaruhi isi

variabel yang bersangkutan.

Titik awal aliran informasi digambarkan sebagai suatu lingkaran kecil.

Konstanta adalah suatu besaran yang tidak berubah nilainya selama waktu

simulasi. Konstanta dapat berfungsi sebagai parameter dengan mengubah-ubah

nilai-nilainya sesuai percobaan simulasi. Simbolnya adalah berupa garis pendek

dengan titik awal informasi di tengahnya. Jarak waktu diungkapkan dengan

segiempat-segiempat kecil.

20

Page 21: Pendekatan Sistem

Sumber (sources) dan endapan (sinks) menyatakan suatu di luar sistem yang

sifatnya tidak terbatas atau tidak pernah habis. Tujuan dan asal aliran yang tidak

mempengaruhi sistem digambarkan menuju suatu endapan atau datang dari suatu

sumber. Simbol awan mengungkapkan sumber atau endapan yang tidak penting

bagi tingkah laku model sistem dinamis.

Fungsi-fungsi khusus digunakan untuk membantu menjalankan proses yang

terjadi pada sistem nyata yang diamati melalui model. Beberapa diantaranya

adalah fungsi delay,tabel,logika,matematik dan fungsi uji masukan.

Diagram blok suatu sistem adalah suatu penyajian bergambar dari fungsi yang

dilakukan oleh tiap komponen atau elemen dan aliran sinyalnya. Diagram bok

biasanya mewakili variabel dan hubungan yang terkuantifikasi dan selalu

digambarkan untuk menyatakan suatu set persamaan.diagram semacam ini

melukiskan hubungan timbal balik yang ada diantara berbagai komponen.

Dalam suatu diagram blok semua variabel sistem saling berhubungan dengan blok

fungsional. Blok fungsional /biasa disebut blok saja adalah suatu simbol operasi

matematik pada sinyal masukan blok yang menghasilkan keluaran. Fungsi alih

dari suatu komponen biasanya ditulis di dalamm blok, yang dihubungkan dengan

anak panah untuk menunjukkan arah aliran sinyal. Sinyal hanya dapat mengalir

pada arah yang menunjukkan oleh anak parah sehingga dimensi sinyal keluaran

dari blok sama dengan dimensi sinyal masukan dikalikan dengan dimensi fungsi

alih dalam blok.

Diagram blok suatu sistem tidak unik,dpat digambarkan dengan beberapa diagram

blok yang berbeda,tergantung pada titik pandang analis.

Keuntungan utama diagram blok dibandingkan dengan penyajian matematika

yang abstrak belaka adalah:

1. Aliran sinyal dapat diusut atau ditelusuri dengan mudah melalui diagram set

persamaan.

2. Lup positif dan negatif dapat dengan mudah diidentifikasi

3. Sifat model dapat dengan mudah dinilai,yakni apakah nonlinier.linear dan

sebagainya.

21

Page 22: Pendekatan Sistem

4. Mudah untuk membentuk diagram blok keseluruhan sistem hanya dengan

enghubungkan blok-blok komponen sesuai dengan aliran sinyal dan

memungkinkan perhitungan kontribusi tiap komponen pada performansi

keseluruhan sistem.

Perlu dperhatiakan bahwa suatu diagram blok secara umum digunakan sebagai

draf yang terkuantifikasikan,yakni diagraf parametrik dengan hubungan

kuantitatif yang eksplisit. Diagram blok juga dapat digunaka dalam situasi dengan

ide yang kontroversial atau bidang dengan pengetahuan yang lemah.

Diagram blok sering dipakai untuk menyajikan sistem kontrol secara grafis.

Walaupun demikian,untuk sistem yang sangat kompleks,proses penggambaran

dan penyederhanaan (penciutan) memerlukan waktu yang cukup

lama,membosankan,dan kadang-kadang sulit dilakukan. Cara lain untuk

menentukan hubungan besaran-besaran antar variabel telah dikembangkan oleh

S.J Mason (Ogata,1970) yang berlandaskan pada gambaran sistem dengan ruas-

ruas garis. Keuntungan cara jalur jalan,yang disebut cara grafik aliran

sinyal,adalah tersedianya rumus penguatan grafik alir yang disebut rumus

penguatan Mason, yang memberikan hubungan antara variabel-variabel sistem

tanpa perlu melaksanakan penciutan dan manipulasi pada grafik alir.

Grafik aliran sinyal terdiri dari suatu jaringan cabang-cabang berarah yang

menghubungkan simpul-simpul. Tiap simpul menyatakan suatu variabel sistem,

dan tiap cabang yang menghubungkan dua buah simpul berfungsi sebagai pengali

sinyal. Sinyal hanya mengalir pada satu arah. Arah aliran sinyal ditunjukkan

dengan anak panah yang ditempatkan pada cabag tersebut,sementara faktor

pengali ditunjukkan pada sepanjang cabang tersebut. Grafik aliran sinyal

menggambarkan aliran sinyal dari suatu titik pada sistem ke titik yang lain dan

memberikan hubungan antara sinyal-sinyal tersebut. Informasi pada grafik aliran

sinyal pada dasarnya hampir sama dengan diagram blok.biasanya dalam teknik

kontrol automatik,grafik aliran sinyal digunakan untuk menggambarkan

seperangkat persamaan diferensial simultan. Untuk menggunakan metode grafik

aliran sinyal pada sistem kontrol, pertama kali harus mengubah persamaan

diferensial menjadi persamaan aljabar dalam s dengan transformasi Laplace.

22

Page 23: Pendekatan Sistem

Diagram Sistem Lunak

Checkland(1979) mengemukakan bahwa suatu diagram yang mencoba

menggambarkan situasi lunak (soft),biasanya menyangkut sistem aktivitas

manusia,misalnya,garis panah dengan jenis yang sama biasanya menggambarkan

“adalah bagian dari”. Kemudian ia menyatakan bahwa tidak dipungkiri bahwa

pembuat dan pengguna model dapat memahami diagram yang dibuatnya.

Sayangnya diagram tersebut tidak dapat dibaca oleh oranglain,karena sifatnya

yang tidak umum. Checkland kemudian mengajukan penggunaan suatu set simbol

dan aturan untuk mengembangkan diagram sistem lunak yang diharapkan mampu

menggambarkan bagian terpenting dari sistem dan merupakan struktur awal

proses konseptualisasi sistem.

Ide diagram berasal dari pengertian kalimat-kalimat yang dapat diuraikan atau

dipecah lagi menjadi ungkapan-ungkapan dimana ungkapan atau kalimat itu

menghubungkan elemen-elemen sistem. Beberapa ungkapan tersebut merupakan

awal,akhir atau irisan/bagian dalam dari satu atau lebih kalimat.

23