pendekatan ekonomi rumah tangga · – dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang...

54
Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga Tiga Zona Sumber Penghidupan Perkebunan Dataran Tinggi Pertanian Irigasi Perikanan Mar et - April 2019

Upload: lamkhuong

Post on 20-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga

Tiga Zona Sumber PenghidupanPerkebunan Dataran Tinggi

Pertanian IrigasiPerikanan

Maret - April 2019

Page 2: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Tahapan / Tugas Lapangan

• Pelatihan Baseline HEA online untuk anggota tim: sebelum 20 Maret• Pelatihan dalam kelas untuk anggota tim: 20-22 Maret• Tugas Lapangan di 3 zona sumber penghidupan: 23-27 Maret; 30 Maret-6

April• 5 desa/kelurahan di setiap zona sumber penghidupan dikunjungi• 3 wawancara pada tingkatan tokoh/pemimpin masyarakat di setiap

desa.• Produksi, rantai ekonomi, layanan umum, kegiatan ekonomi• Kalender musim, rentang waktu, pembagian kerja• Pembagian tingkatan ekonomi masyarakat, intervensi

• 4 wawancara pada setiap tingkat ekonomi masyarakat (Pra-sejahtera; Menengah Bawah; Menengah Atas; Sejahtera) di setiap desa / kelurahan

• Sumber Makanan, Sumber Pendapatan, Pola Pengeluaran• Situasi terkini

• 4-6 orang per wawancara• Pengumpulan data harga pasar dari beberapa lokasi

• Analisa Data: 28-29 Maret, 6-10 April

Tah

ap

an

Page 3: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Ringkasan Zona Sumber Penghidupan

• Tiga Zona sumber penghidupan yang diambil dari desa-desa yang merupakan lokasi kerja YSTC dan YFH, diputuskan melalui diskusi di antara para anggota tim pada pelatihan baseline HEA. Tiga zona tersebut adalah:

1. Zona Pertanian Irigasi– Desa yang Dikunjungi: Labuan, Lero Tatari, Lolu, Sibalaya Utara, Pombewe.

(ketika di satu desa juga ditemukan zona sumber penghidupan perikanan, tim hanya mengunjungi Dusun yang dominan dengan bidang pertanian saja.)

– Karakteristik: sumber penghidupan utama adalah pertanian irigasi. Memiliki beberapa musim produksi padi, jagung, dan sayuran yang sangat bervariasi.Kepemilikan lahan dan hasil panen sangat berpengaruh pada tingkat perekonomian rumah tangga. Ada kelompok rumah tangga yang tergolong sebagai buruh tani bukan pemilik tanah (KM), dan juga kelompok rumah tangga yang merupakan kelompok pemilik lahan besar (penduduk/non) yang sayangnya sulit untuk ditemui karena kesibukan mereka.

– Dampak bencana: lokasi pertanian yang sangat bergantung pada sistem irigasi yang rusak karena bencana adalah yang sangat terdampak. Bahkan pada lokasi pertanian yang sisptem irigasinya tidak rusak (atau cepat diperbaiki), para petani umumnya juga kehilangan satu musim produksi/panen. Banyak rumah yang mengalami kerusakan di beberapa Desa.

Zo

na

Su

mb

er

Pe

ng

hid

up

an

Page 4: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Ringkasan Zona Sumber Penghidupan2. Zona Perikanan Pesisir

– Desa yang dikunjungi: Tompe, Tanjung Padang, Labean, Walandano, dan Manimbaya(ketika di satu desa juga ditemukan zona sumber penghidupan pertanian, team hanya mengunjungi Dusun dengan bidang perikanan saja.)

– Karakteristik: sumber penghidupan yang dominan adalah nelayan, yang terkadang juga ditunjang dengan bidang perdagangan dan buruh tukang.

– Dampak bencana: banyak nelayan kehilangan perahu, perlengkapan melaut, rumah dan harta benda akibat tsunami yang terjadi setelah gempa bumi. Penjualan ikan jatuh drastis, dan lokasi-lokasi yang biasanya banyak ikan berubah.

3. Zona Perkebunan Dataran Tinggi– Desa yang dikunjungi: Salua, Boladangko, Tangkulowi, Sungku, Namo (semua di Kec.

Kulawi)– Karakteristik: sumber penghidupan utama adalah perkebunan kakao dan durian, yang

ditunjang juga dengan pertanian padi bagi beberapa rumah tangga. Pekerjaan sebagai Buruh (baik buruh pertanian, maupun non-pertanian) adalah salah satu sumberpenghidupan yang penting bagi kelompok rumah tangga pra-sejahtera.

– Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama beberapa bulan setelah bencana. Di beberapa desa, tanah longsor juga berpengaruh dalam berkurangnya luas lahan kebun mereka. Di beberapa desa, banyak rumah yang rusak karena gempa.

Zo

na

Su

mb

er

Pe

ng

hid

up

an

Page 5: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Keterbatasan Studi• Jangkauan Geografis yang terbatas dalam setiap zona sumber penghidupan.

Terbatas pada daerah-daerah intervensi YSTC dan FH yang tergolong kecil.

• Beberapa perbedaan dalam zona sumber penghidupan baik dalam hal situasi pra-bencana (terkait dengan akses pada pasar dan lahan) maupun pada situasi paska-bencana (dampak). Proses penentuan zona sumber penghidupan tidaklah lengkap.

• Kurangnya partisipasi dari kelompok yang tergolong Sejahtera (di semua zona, khususnya di zona perikanan) dan kaum perempuan (di zona perikanan dan pertanian irigasi). Ini berdampak pada sulitnya memperoleh pemahaman tentang pola belanja dan akan siapa yang mempekerjakan para buruh.

• Terbatasnya waktu untuk wawancara dengan para pedagang Besar.

• Perbedaan dengan Baseline HEA yang komprehensif:– Pelatihan hanya dilaksanakan dalam 3 hari, dan bukan selama 5-6 hari– Terbatas 5 desa yang dikunjungi dalam setiap zona, dan tidak 8-12 desa– Analisa baseline dilaksanakan dalam 1,5 hari, dan bukan selama 2-3 hari.– Analisa perubahan dilaksanakan dalam 0,5 hari, daripada selama 1-2 hari.

Ke

terb

ata

san

Stu

di

Page 6: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

• Dalam HEA, informasi baseline hanya dikumpulkan dalam kurun waktu tahun acuan, yang merupakan periode konsumsi, yang dimulai dengan masa produksi utama atau tepat setelah musim lapar/paceklik. Konsep akan ‘musim paceklik’ tidak ditemukan di tiga zona sumber penghidupan ini.

• Periode konsumsi untuk Zona Pertanian Padi sulit untuk dijelaskan karena terdapat beberapa masa panen di sepanjang tahun, dan tidak ada masa paceklik. Tim kemudian memutuskan untuk menggunakan periode 12 bulan tepat sebelum bencana sebagai tahun acuannya (Oktober 2017 sampai September 2018). Periode ini dinilai di atas tahun rata-rata.

• Periode konsumsi untuk Zona Perikanan Pesisir dimulai sejak awal dari puncak musim melaut di bulan Maret. Tahun acuan yang diambil kemudian adalah satu tahun periode konsumsi sebelum bencana: Maret 2017 sampai Februari 2018. Periode ini dinilai di atas tahun rata-rata.

• Periode konsumsi untuk Zona Perkebunan Dataran Tinggi diawali dengan masa panen dari jenis perkebunan utama (kakao) di bulan April. Tahun acuan kemudian adalah satu tahun periode konsumsi sebelum bencana: April 2017 sampai Maret 2018. Periode ini dinilai di atas tahun rata-rata.

Tahun AcuanTa

hu

nA

cu

an

Page 7: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Tahun AcuanGrafik di bawah ini memperlihatkan tahun acuan dari masing-masing Zona sumber penghidupan terkait dengan waktu bencana dan saat dilaksanakannya pengkajian HEA.

Tah

un

Ac

ua

n

Page 8: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Ambang BatasBatas Survival adalah total pendapatan uang dan makanan yang diperlukan

untuk memenuhi:

A) 100% dari kebutuhan energi makanan minimum (2100 kilo kalori per orang)

– termasuk beras, minyak goreng (75%), telur (75%), ikan segar (50%), tahu

(50%), tempe (50%), mie (50%), gula(50%), sayur mayur (50%) dalam jenis

bahan makanan pokok

B) Biaya-biaya lain yang tergolong dalam kebutuhan pokok rumah tangga –

seperti garam, sabun mandi, listrik, dan gas LPG.

C) Kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya

Batas Aman Perlindungan Sumber Penghidupan menggambarkan total

pendapatan uang dan makanan yang diperlukan untuk dapat mempertahankan

sumber penghidupan. Ini berarti total kebutuhan untuk:

A) Menjamin kebutuhan survival dasar (lihat di atas),

B) Akses pada pelayanan-pelayanan dasar (kebutuhan pendidikan dan

kesehatan),

C) Mempertahankan sumber penghidupan jangka panjang (semua bahan

produksi, termasuk biaya transport (100%) dan telephone (75%));

D) Memenuhi kebutuhan standar hidup (perlengkapan kebersihan (100%),

pakaian (25%), minuman (kopi dan teh) dan bumbu masakan (50%))

Am

ba

ng

Ba

tas

Page 9: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Zona Perkebunan Dataran Tinggi

Zo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 10: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Deskripsi Zona

• Zona ini terletak di dataran tinggi di kabupaten Sigi dimana perkebunan sangat dominan dan sebagian besar rumah tangga merupakan pemilik kebun.

• Dulunya merupakan perkebunan yang dominan dengan komoditas kopi, namun akhir-akhir ini kakao adalah komoditas utamanya. Para petani sekarang mulai merasa bahwa kakao juga sudah mulai menurun (dikarenakan oleh usia tanaman, perawatan kurang optimal, dan beragam penyakit tanaman) dan mulai beralih untuk menanam durian. Beberapa rumah tangga juga menanam padi di dataran rendah dimana sistem irigasi/sumber air masih berfungsi, namun sebagian besar hanya untuk konsumsi sendiri.

• Hanya sebagian kecil yang memelihara hewan ternak. Ada beberapa rumah tangga di lingkungan non-muslim juga memelihara babi.

•Tipe pekerjaan utama yang umumnya dilakukan adalah sebagai buruh tani atau buruh bangunan. Wiraswasta juga termasuk berdagang, kios, warung makan, ojek, penjualan pasir dan batu. Menyadap getah pinus (damar) juga merupakan salah satu pencaharaian utama di salah satu desa yang dikunjungi.

• Zona ini jaraknya cukup jauh dari pusat perdagangan kakao dan durian di Palu, dan tanah longsor sering terjadi di jalan.

Zo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 11: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Kalender Musim

Catatan:

•Musim panen untuk padi tidak sama di setiap desa, tanpa ada pola yang jelas. Umumnya padi dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun.

•Panen durian juga terjadi di sepanjang tahun, tergantung dari jenisnya.

•Kemiri dapat dipanen setiap saat, sementara Kelapa umumnya dipanen hanya 3 atau 4 kali dalam setahun.

•Pekerjaan sebagai buruh tani juga tersedia sepanjang tahun.

Zo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 12: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

• Pembagian kelas ekonomi di zona ini adalah luas lahan perkebunan, dan tipe pencaharian di luar perkebunan (orang-orang dengan gaji tetap umumnya berada di golongan Sejahtera).

• Luas lahan yang dimiliki umumnya lebih besar daripada lahan perkebunan. Hanya ada segelintir rumah tangga saja yang tidak memiliki lahan, namun ini sepertinya bukanlah hal yang umum.

• Hewan ternak umumnya hanya sedikit saja, dan sebagian besar keluarga hanya memelihara ayam. Ternak babi umumnya hanya kelompok keluarga menengah saja.

Pembagian Kelas EkonomiZo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 13: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Masyarakat umumnya membeli makanannya di pasar. Keluarga Menengah Atas dan Sejahtera lebih umum menanam padi. Hanya sebagian kecil saja makanan yang berasal dari bantuan dan hasil ternak.

Sumber Pangan (2017-18)%

min

imum

ke

bu

tuhan

ka

lori r

um

ah

ta

ngga

pe

r-ta

hu

n

Zo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 14: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Sumber pendapatan umumnya berasal dari di tahun acuan umumnya berasal dari perkebunan, buruh, wiraswasta, gaji pegawai, dan ternak. Pendapatan dari keluarga Sejahtera hampir 2,5 – 3 kali lebih besar dari keluarga yang tergolong Pra-sejahtera.

Sumber Pendapatan (2017-2018)S

um

be

r p

en

da

pata

n ta

hu

na

n r

um

ah ta

ng

ga

Zo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 15: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Proporsi belanja makanan menurun dalam kelompok ekonomi, dimana kelompok pra-sejahtera menghabiskan hampir 50%, sementara kelompok menengah atas dan sejahtera kurang dari 30%.

‘Kebutuhan Rumah Tangga’ seperti garam, sabun, listrik, dll. ‘Pelayanan Sosial’ termasuk pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan. ‘Bahan Produksi’ termasuk bibit, peralatan, buruh, pupuk, transport, dll. ‘Lain-Lain’ termasuk zakat, sumbangan, kosmetik, tabungan, dll.

Pola Pengeluaran (2017-2018)%

po

la p

en

ge

lua

ran r

um

ah

ta

ng

ga

pe

r-ta

hu

n

Zo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 16: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Skenario Tahun Bencana

Perkebunan:•Sebagian besar kakao telah panen tepat sebelum gempa, dan penurunan hasil panen pada tahun gempa diperkirakan sebesar 25%.•Satu musim tanam padi tidak dilakukan.•Panen durian turun 10% dan kemiri turun 25%. Panen jenis perkebunan lain sebagian besar tidak terpengaruh (pisang, kelapa, sayuran).

Buruh/wiraswasta/lain-lain:•Buruh perkebunan menurun 35-40% (hampir tidak ada di bulan Okt-Des dan menurun drastis di Jan-Mar).•Buruh bangunan menurun 40% (serupa dengan buruh perkebunan). •Wiraswasta menurun 25% (penurunan drastis Okt-Des dan sedikit pulih di Jan-Mar). •Usaha-usaha besar menurun 20%.•Analisa untuk pendapatan dari ternak babi tidak dilakukan.

Zo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 17: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Harga-Harga Pasar:•Setelah mengalami gangguan, harga-harga berangsur kembali pada kondisi sebelum bencana.

Bantuan:•Hal ini beragam dari setiap desa.•Diperkirakan bantuan pangan cukup untuk 3 bulan dan alat-alat mandi untuk 4 bulan.•Diperkirakan keluarga pra-sejahtera dan menengah bawah menerima BNT Rp3.000.000, dan menegah atas Rp2.000.000.

Catatan:•Skenario ini masih dapat direvisi dan asumsi lain dapat dibentuk sesuai permintaan.

Skenario Tahun BencanaZo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 18: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

• Dalam skenario ini, rumah tangga mengalami penurunan drastis dalam

segi pendapatan, namun telah berhasil ditunjang dengan banyaknya

bantuan yang ada.

• Sebagian besar masih mampu bertahan di atas batas aman perlindungan

sumber penghidupan, tetapi kelompok pra-sejahtera sepertinya hampir

tidak dapat mencapai batas tersebut tanpa adanya bantuan.

Skenario Tahun BencanaZo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 19: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

• Dalam grafik ini, biaya pembangunan hunian semi-permanen seluas 18m2

(+/- Rp14.000.000) ditambahkan pada batas aman perlindungan sumber

penghidupan. Hal ini hanya relevan untuk mereka yang kehilangan

rumahnya, dan tidak dapat dicapai oleh sebagian besar kelompok

ekonomi dalam masa tahun bencana.

Skenario Tahun Bencana dengan Biaya HunianZo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 20: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Skenario Tahun Terkini

Produksi Perkebunan:•Kebun terbengkalai selama beberapa bulan setelah bencana, dan para petani hanya baru-baru ini memulai berkebun. Penurunan hasil produksi kakao ini diperkirakan sebesar 30%.•Untuk padi, sebagian besar sistem irigasi/sumber air sudah berfungsi kembali, namun beberapa permasalahan masih terjadi, dan kurangnya modal untuk input juga masih dirasakan. Penurunan produksi di musim panen pertama sebesar 50%, dan di musim ke dua sebesar 25%.•Jenis komoditas perkebunan lain terlihat telah kembali normal.

Buruh/wiraswasta/lain-lain:•Buruh pertanian berkurang 50% (akibat kurangnya modal). •Buruh bangunan meningkat 25% (karena banyaknya kegiatan rekonstruksi).•Wiraswasta/pegawai/usaha sebagian besar telah kembali normal.•Peternakan babi tidak dapat dilanjutkan lagi (karena kurangnya modal untuk mulai kembali).

Zo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 21: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Harga-Harga Pasar:•Tidak ada perubahan harga pasar yang signifikan dibandingkan dengan pada masa tahun acuan.

Bantuan:•Bantuan makanan dan dana tidak dimasukkan dalam skenario ini (dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bantuan yang diperlukan).

Catatan:•Skenario ini dapat direvisi dan asumsi lain dapat dibentuk sesuai permintaan.

Skenario Tahun TerkiniZo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 22: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

• Dampak dari bencana alam terlihat lebih besar dalam skenario ini, dimana bantuan

makanan/dana tidak ditampilkan.

• Keluarga pra-sejahtera secara khusus terlihat akan sangat bergumul untuk

mencapai batas aman perlindungan sumber penghidupan (defisit = +/-

Rp3.600.000). Mereka sangat bergantung dari pekerjaan sebagai buruh tani pada

masa tahun acuan.

• Penurunan drastis pada keluarga menengah atas dikarenakan tidak adanya

penghasilan dari ternak babi.

Skenario Tahun TerkiniZo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 23: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Skenario Tahun Terkini dengan Biaya Hunian

• Dalam grafik ini, biaya pembangunan hunian semi-permanen seluas

18m2 (+/- Rp14.000.000) ditambahkan pada batas aman perlindungan

sumber penghidupan. Hal ini hanya relevan bagi rumah tangga yang

kehilangan tempat tinggalnya, dan tidak dapat dipenuhi oleh kebanyakan

kelompok ekonomi.

Zo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 24: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

• Hunian – banyak keluarga yang masih tinggal dalam Hunian Sementara

• Sumber penghidupan• Modal untuk pertanian/perkebunan, wiraswasta/usaha.• Dukungan untuk pemulihan pertanian – perbaikan sistem irigasi, jalan

menuju lahan, bahan pertanian, dan modal untuk input.• Peningkatan produksi kebun – peningkatan kapasitas dalam bidang

produksi/perawatan kakao (isu jangka panjang), bibit yang berkualitas, pengaktifan kembali kelompok-kelompok tani.

• Peningkatan produksi peternakan.• Kelompok simpan pinjam.

• Bantuan Kemanusiaan• Kelompok Sangat Miskin menghadapi kekurangan untuk mencapai

batas aman perlindungan sumber penghidupan sebesar Rp3.600.000 (atau +/- 2 kali BNT)

• Pendidikan anak – perbaikan gedung, dan perlengkapan sekolah• Peningkatan sistem komunikasi (jaringan telephone)

Prioritas PemulihanZo

na

Pe

rke

bu

na

n D

ata

ran

Tin

gg

i

Page 25: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Zona Perikanan Pesisir

Zo

na

Pe

rik

an

an

Pe

sisi

r

Page 26: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Deskripsi Zona• Zona ini terletak di daerah pesisir Kabupaten Donggala dimana perikanan merupakan sumber penghasilan utama.

• Tingkat perekonomian ditentukan oleh tipe perahu, mesin, dan perlengkapan melaut lainnya. Kelompok Rumah Tangga ‘Sejahtera’ (pemilik dari kapal-kapal besar) hanyalah sebagian kecil saja dari populasi dan tidak dapat ditemui oleh tim.

• Sebagian Rumah Tangga juga memiliki lahan kebun, tapi hasil perkebunan tidaklah umum di tahun acuan. Beberapa orang sudah mulai menanam cengkeh beberapa tahun yang lalu, dan diperkirakan akan mulai panen dalam waktu singkat.

• Hanya sedikit hewan ternak yang dipelihara, kecuali ayam.

• Pekerjaan sebagai buruh umumnya adalah sebagai buruh tani dan buruh bangunan.

• Akses pada pasar beragam dari desa-desa yang dikunjungi, beberapa dekat dengan jalan utama, sedang beberapa tergolong jauh.

Zo

na

Pe

rik

an

an

Pe

sisi

r

Page 27: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Kalender Musim

Catatan:

•Musim melaut dimulai dari Januari – Oktober, dengan puncaknya di bulan April - Juni. November and Desember adalah musim yang rendah dikarenakan cuaca (hujan, angin, dan gelombang tinggi).

•Pekerjaan buruh tani di desa dan dusun tetangga umumnya terkait pada puncak musim padi, kelapa, dan cengkeh.

Zo

na

Pe

rik

an

an

Pe

sisi

r

Page 28: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

• Tingkat perekonomian ditentukan dari jenis perahu, mesin, dan perlengkapan melaut lainnya. Mereka yang tidak memiliki perahu umumnya berbagi pakai, sementara yang lain lagi bekerja sebagai buruh kapal (dengan cara bagi hasil).

• Beberapa rumah tangga juga memiliki lahan kebun, namun hasil perkebunan tidaklah umum di masa tahun acuan.

• Hanya sedikit hewan ternak yang dipelihara, dan kebanyakan hanya memelihara ayam.

Pembagian Kelompok Ekonomi (2017-2018)Zo

na

Pe

rik

an

an

Pe

sisi

r

Page 29: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Sumber makanan umumnya berasal dari belanja di pasar.Konsumsi ikan dari tangkapan +/- 1 kg per keluarga per hari. Sumber makanan dari program Raskin Bulog relatif sangat kecil.

Sumber Makanan (2017-2018)%

min

imu

m k

ebu

tuh

an k

alo

ri r

um

ah

ta

ng

ga

per-

tahu

n

Zo

na

Pe

rik

an

an

Pe

sisi

r

Page 30: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Sumber penghasilan berasal dari perikanan, bekerja sebagai buruh (dalam beberapa kasus juga bercampur dengan wiraswasta), penjualan ayam, dan bantuan PKH pada tahun acuan. Penghasilan dari kelompok menegah atas diperkirakan dua kali lipat daripada dari penghasilan kelompok yang pra-sejahtera

Sumber pendapatan (2017-18)

Su

mb

er

pe

nd

ap

ata

n ta

hu

na

n r

um

ah

ta

ng

ga

Zo

na

Pe

rik

an

an

Pe

sisi

r

Page 31: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Proporsi pengeluaran untuk makanan menurun dengan tingkat perekonomian, kelompok pra-sejahtera menghabiskan lebih dari 40% dan kelompok menengah atas kurang dari 30% dari penghasilannya.

‘Kebutuhan Rumah Tangga’ termasuk pengeluaran untuk garam, sabun, listrik, dll.‘Pelayanan Sosial’ termasuk pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan. ‘Bahan Produksi’ termasuk perlengkapan melaut (perbaikan perahu dan jaring, buruh, dan transport). ‘Lain-lain’ termasuk zakat, sumbangan, tabungan, dll.

Pola Pengeluaran (2017-2018)%

pe

nge

luara

n ta

hu

nan r

um

ah

ta

ngga

Zo

na

Pe

rik

an

an

Pe

sisi

r

Page 32: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Skenario Tahun Bencana

Perikanan:•Puncak kegiatan perikanan terjadi sebelum bencana dan penurunan produksi di tahun bencana diperkirakan bsebesar 15%.

Buruh/wiraswasta/lain-lain:•Buruh tani menurun 20% (karena sebagian besar pekerjaan muncul sebelum bencana alam). •Buruh bangunan menurun 50%.

Harga-harga pasar:•Setelah terganggu sebentar, harga-harga telah berangsur kembali ke harga sebelum bencana.

Bantuan:•Bantuan makanan tersedia sekitar 2 bulan, dan perlengkapan kebersihan selama sekitar 3 bulan di semua kelompok ekonomi.•Diperkirakan +/- Rp2.000.000 untuk kelompok pra-sejahtera dan menengah bawah, dan Rp1.000.000 untuk kelompok menengah atas.

Zo

na

Pe

rik

an

an

Pe

sisi

r

Page 33: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

• Dalam skenario ini, rumah tangga mengalami penurunan drastis dalam

penghasilan, namun bisa ditunjang dengan banyak bantuan yang tersedia.

• Kelompok-kelompok ini sepertinya masih dapat bertahan di atas batas aman

perlindungan sumber penghidupan, namun kelompok pra-sejahtera berada di

garis batas tanpa bantuan.

Skenario Tahun BencanaZo

na

Pe

rik

an

an

Pe

sisi

r

Page 34: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Dalam grafik ini, biaya pembangunan hunian semi-permanen seluas 18m2 (+/-

Rp14.000.000) dan perahu (+/- Rp5.000.000 – Rp7.000.000) ditambahkan pada batas

aman perlindungan sumber penghidupan. Hal ini relevan hanya untuk mereka yang

kehilangan tempat tinggal/perahu, dan tidak dapat dipenuhi oleh seluruh kelompok

ekonomi.

Skenario Tahun Bencana dengan biaya Hunian + PerahuZo

na

Pe

rik

an

an

Pe

sisi

r

Page 35: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Skenario Tahun Terkini

Perikanan:•Kehilangan perahu mendekati 70% di desa-desa yang lebih terdampak, namun sudah saling berbagi pakai. Penurunan penghasilan tahun ini diperkirakan sebesar 55%.

Buruh/wiraswasta/lain-lain:•Buruh tani berangsur normal (atau dapat meningkat karena banyak kebun cengkeh yang mulai berbunga). •Buruh bangunan meningkat 25% (karena banyaknya kegiatan pembangunan).

Harga-harga Pasar:•Tidak ada lonjakan harga pasar yang signifikan dibandingkan dengan periode tahun acuan.

Bantuan:•Bantuan makanan dan dana tidak diperlihatkan dalam skenario ini (untuk memperkirakan kebutuhan bantuan yang masih diperlukan).

Zo

na

Pe

rik

an

an

Pe

sisi

r

Page 36: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

• Dampak bencana dalam skenario ini lebih terlihat, karena tidak diperlihatkannya bantuan

makanan/dana.

• Keluarga pra-sejahtera dan menengah bawah terlihat kesulitan untuk mencapai batas aman

perlindungan sumber penghidupan (masing-masing defisit = +/- Rp3.300.000 dan

Rp1.000.000).

• Keluarga menengah atas terlihat mengalami penurunan penghasilan yang sangat drastis.

Skenario Tahun TerkiniZo

na

Pe

rik

an

an

Pe

sisi

r

Page 37: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Skenario Tahun Terkini dengan biaya Hunian + Perahu

• Dalam grafik ini, biaya pembangunan hunian semi-permanen seluas 18m2 (+/-

Rp14.000.000) dan perahu (+/- Rp5.000.000 – Rp7.000.000) ditambahkan dalam

batas aman perlindungan sumber penghidupan. Hal ini hanya relevan untuk mereka

yang kehilangan tempat tinggal/perahu, dan tetap tidak terjangkau bagi semua (3)

kelompok ekonomi.

Zo

na

Pe

rik

an

an

Pe

sisi

r

Page 38: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

• Hunian – sebagian besar keluarga masih tinggal di Hunian Sementara

• Sumber penghidupan• Modal; atau bantuan perlengkapan berupa perahu, mesin, perlengkapan

melaut, perbaikan• Tidak ada minat untuk saling berbagi aset. Beberapa bahkan

memperlihatkan bahwa bantuan yang menggunakan kriteria/targeting menimbulkan penolakan dalam masyarakat desa.

• Pelatihan pertukangan kayu dan perlengkapan untuk pembangunan dan pembuatan/perbaikan perahu.

• Bantuan Kemanusiaan• Rumah tangga pra-sejahtera menghadapi defisit Rp3.300.000 (atau +/- 2

kali BNT); Rumah tangga menengah bawah mengalami defisit hampir sebesar 1 kali BNT.

• Pendidikan Anak – pembangunan gedung, perlengkapan sekolah, dan biaya-biaya lainnya.

• Program pengurangan resiko bencana (PRB).

Prioritas PemulihanZo

na

Pe

rik

an

an

Pe

sisi

r

Page 39: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Zona Pertanian Irigasi

Zo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 40: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Deskripsi Zona• Zona ini berada di dataran rendah dimana pertanian irigasi merupakan sumber penghidupan utamanya.

• Produksi utama adalah Padi, Jagung, Sayuran, dan Kelapa. Hewan ternak yang ada umumnya Sapi, Kambing, dan ayam.

• Pekerjaan buruh yang ada umumnya sebagai buruh tani dan bangunan. Kegiatan wiraswasta meliputi perdagangan, kios, warung makan, ojek.

• Kebanyakan petani menjual hasil panen dan ternaknya langsung pada pedagang/pengumpul di desa. Akses pasar zona-zona ini umumnya cukup baik, karena relatif dekat dengan Palu.

• Masyarakat umumnya tidak mengkonsumsi hasil panennya sendiri, dan membeli sebagian besar bahan makanannya, termasuk beras, ikan (segar dan kering), minyak goreng, gula, sayuran, tahu, tempe, mie.

Zo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 41: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Kalender MusimZo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 42: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

• Tingkat Perekonomian zona ini dibagi berdasarkan pada luas sawah. Keluarga yang tergolong pra-sejahtera adalah para kelompok buruh tani.

• Kepemilikan lahan sangatlah terbatas, dan di beberapa desa, sebagian besar lahan bahkan dimiliki oleh mereka yang bukan merupakan penduduk desa tersebut.

• Bagi Hasil dan sewa lahan – dengan perjanjian tertentu – adalah hal yang wajar. • Sapi, Kambing dan ayam adalah hewan ternak yang umumnya mereka pelihara, namun

biasanya hanya dalam jumlah kecil.

Pembagian Kelompok EkonomiZo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 43: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Rumah tangga umumnya mendapatkan makanan mereka dari belanja di pasar dan hasil panen sendiri. Sumber makanan lain seperti bagian pembayaran (makanan sebagai bagian dari upah kerja), hadiah, bantuan (raskin) dan hewan ternak. Kelompok sejahtera menjual hasil produksi mereka daripada mengkonsumsinya sendiri.

% k

eb

utu

han m

inim

um

ka

lori r

um

ah

ta

ngga

pe

r ta

hu

n

Sumber Makanan (2017-2018)Zo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 44: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Sumber penghasilan adalah dari penjualan hasil panen, ternak, buruh lepas, wiraswasta, bantuan dana, dan pinjaman di periode tahun acuan. Total pendapatan untuk kelompok sejahtera adalah 3 kali lebih tinggi dari kelompok pra-sejahtera.

Sumber Penghasilan (2017-2018)S

um

be

r p

en

dapa

tan ta

hu

nan

rum

ah

ta

ngga

Zo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 45: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Penghasilan yang didapat setelah dikurangi biaya pengeluaran bahan produksi hanyalah sedikit berbeda dari tiap-tiap kelompok ekonomi. Penghasilan kelompok sejahtera hampir dua kali dari kelompok yang pra-sejahtera.

Sumber Penghasilan (2017-2018)S

um

be

r p

en

gh

asila

n ta

hu

na

n r

um

ah

ta

ng

ga

Zo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 46: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Proporsi pembelanjaan makanan menurun dengan tingkat perekonomian, dimana kelompok pra-sejahtera menghabiskan lebih dari 40% dari penghasilannya, sementara kelompok yang sejahtera hanya sekitar 20%.

‘Kebutuhan Rumah Tangga’ termasuk garam, sabun, listrik, LPG, dll. ‘Pelayanan Social’ termasuk pendidikan dan kesehatan. ‘Bahan Produksi’ termasuk bahan pertanian (bibit, perlengkapan, buruh, pupuk, sewa tanah). ‘Lain-lain’ termasuk zakat, sumbangan, tabungan, dll.

Pola Pengeluaran (2017-2018)%

of annual household

expenditure

Zo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 47: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Skenario Tahun Terkini: area lebih terdampak

Panen / Produksi peternakan:•‘Lebih terdampak’ disini mengacu pada kerusakan sistem irigasi.•Dua musim padi gagal panen.•Musim panen pertama dari jagung dan sayuran gagal, namun mulai berangsur pulih di musim ke 2 dan 3.•Produksi hewan ternak secara umum tidak terpengaruh.

Buruh / wiraswasta:•Buruh tani menurun 75%. •Buruh bangunan meningkat 25%. Kelompok ekonomi pra-sejahtera beralih dari buruh tani ke buruh bangunan.•Kelompok sejahtera menggunakan tabungannya untuk berwiraswasta.•Perdagangan kecil meningkat 20%.

Zo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 48: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Skenario Tahun Terkini: area lebih terdampak

Harga-harga Pasar:•Setelah periode setelah gangguan, harga-harga berangsur pulih seperti masa sebelum bencana.

Bantuan:•Sekitar 2 bulan bantuan makanan tersedia untuk semua kelompok ekonomi dan 3 bulan bantuan kebersihan.•Sekitar Rp3.000.000 untuk hampir semua rumah tangga

Catatan:•Skenario ini dapat direvisi dan asumsi lain bisa dibentuk sesuai permintaan.

Zo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 49: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Skenario Tahun Terkini: area lebih terdampak

• Dalam skenario ini, semua kelompok ekonomi mengalami penurunan penghasilan

yang drastis di bawah batas aman perlindungan sumber penghidupan, namun telah

dapat ditunjang dengan banyaknya bantuan yang diterima.

• Dengan banyaknya bantuan, mereka seakan sudah berada di atas batas aman

perlindungan sumber penghidupan, tetapi ini juga bergantung pada meluasnya

lapangan kerja buruh bangunan. Ketersediaan pekerjaan konstruksi perlu terus

dimonitor.

Zo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 50: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Skenario Tahun Terkini: area lebih terdampakdengan biaya hunian

• Dalam grafik ini, biaya pembangunan hunian semi-permanen seluas 18m2

(+/- Rp14.000.000) ditambahkan pada batas aman perlindungan sumber penghidupan. Hal ini hanya relevan bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal, dan tidak dapat disanggupi dalam semua kelompok ekonomi.

Zo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 51: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Skenario Tahun Terkini: area kurang terdampak

Panen / Produksi peternakan:•‘kurang terdampak’ mengacu pada kondisi kerusakan sistem irigasi. •Musim padi pertama gagal panen; musim kedua hanya 50%•Musim jagung dan sayuran pertama gagal panen, namun berangsur pulih di musim ke 2 dan 3.•Produksi hewan ternak secara umum tidak terpengaruh.

Buruh / wiraswasta:•Buruh tani menurun 50%. •Buruh bangunan meningkat 25%. Kelompok ekonomi pra-sejahtera beralih dari buruh tani ke buruh bangunan.•Perdagangan meningkat 20%.

Lain-lain:•Serupa dengan skenario ‘lebih terdampak’.

Zo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 52: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Skenario Tahun Terkini: area kurang terdampak

• Dalam skenario ini, rumah tangga mengalami penurunan dalam segi penghasilan, namun dapat ditunjang oleh banyaknya bantuan yang diterima.

• Mereka sepertinya masih sanggup bertahan di atas batas aman perlindungan sumber penghidupan.

Zo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 53: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

Skenario Tahun Terkini: area kurang terdampakDengan biaya Hunian

Dalam grafik ini, biaya pembangunan hunian semi-permanen seluas 18m2 (+/-Rp14.000.000) ditambahkan dalam batas aman perlindungan sumber penghidupan.Hal ini hanya relevan bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal dan masih tidak dapat dipenuhi oleh sebagian besar rumah tangga.

Zo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si

Page 54: Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga · – Dampak bencana: hasil perkebunan mengalami dampak yang saling berbeda, namun para petani kebun umumnya meninggalkan pohon dan kebun mereka selama

• Hunian – banyak keluarga yang masih tinggal di Hunian Sementara

• sumber penghidupan• Modal dan bahan pertanian.• Kebutuhan mendesak untuk perbaikan sistem irigasi, bahkan

jika hanya dengan alternatif kecil sementara, dan perataan lahan yang terpengaruh bencana.

• Peningkatan hasil produksi – peningkatan kapasitas, bibit berkualitas, pengaktifan kembali kelompok-kelompok pertanian.

• Peningkatan produksi peternakan.• Fasilitas pinjaman dengan bunga ringan.

• Pendidikan anak – perbaikan gedung dan perlengkapan sekolah, pengurangan pengeluaran rumah tangga.

Prioritas Pemulihan

Zo

na

Pe

rta

nia

nIr

iga

si