pendekatan ecoregion.pdf

13
Jurnal “ ruang “ VOLUME 3 NOMOR 1 Maret 2011 1 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako PENDEKATAN ECOREGION DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA Studi Kasus Penataan Kawasan Wisata Danau Poso Asyra Ramadanta dan Iwan Setiawan Basri Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur – Universitas Tadulako [email protected] [email protected] Abstrak Pengembangan obyek wisata suatu kawasan akan terkait dengan pengembangan sentrasentra baru kegiatan aktifitas yang akan merupakan simpul baru dalam lingkup wilayah dan lintas regional. Tujuan pengembangan obyek wisata adalah untuk mendukung pengembangan wilayah melalui kegiatan pembangunan di bidang pariwisata. Kegiatan pengembangan terutama yang bersifat fisik harus mempertimbangkan kesesuaian potensi yang dimiliki untuk dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat. Pengembangan fisik termasuk penataan kawasan, diharapkan akan mewujudkan ruangruang baru sebagai sarana untuk melakukan aktifitas, sehingga berdampak pada penciptaan sinergi wilayah yang harmonis, efektif dan berkelanjutan melalui penerapan mekanisme perencanaan secara menyeluruh dan terpadu. Pertumbuhan wilayah dalam arti keruangan pada satu sisi telah meningkatkan dan menggairahkan kegiatan perekonomian dan investasi, namun pada sisi lain kondisi tersebut turut menjadi pemicu terjadinya degradasi lingkungan apabila dampak yang ditimbulkan tidak diantisipasi sejak dini. Pengembangan fisik kawasan yang didasari penilaian daya dukung kawasan terhadap intensitas pembangunan fisik melalui proses analisis terhadap karakter intrinsik dan kondisi fisiografi kawasan, diharapkan dapat mencegah kerusakan lingkungan dan memelihara kesimbangan dan keberlanjutan ekosistem kawasan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendesain alternatif model penataan kawasan wisata dengan pendekatan ecoregion, dengan wilayah studi meliputi beberapa objek wisata di Kota Tentena dan Pendolo yang terletak pada dataran yang mengitari Danau Poso . Kata Kunci ; Pengembangan, Kawasan Wisata, Ecoregion Abstract Development of a regional tourist attraction would be associated with the development of new centers of activity that would constitute a new node within the region and crossregional. Tourism development objective is to support regional development through construction activities in the field of tourism. Development activities, especially the physical nature should consider the appropriateness of its potential to be utilized optimally for the welfare of the community. Physical development, including the arrangement of the region, is expected to create new spaces as a means to perform activities, which impacted on the creation of a harmonious synergy region, effectively and sustainably through the implementation mechanism of a comprehensive and integrated planning. Growth in terms of spatial regions on the one hand have to improve and stimulate economic activity and investment, but on the other hand, these conditions helped to trigger the occurrence of environmental degradation if the impact is not anticipated early on. Physical development of the region based on carrying capacity assessment of the intensity of the physical development of the region through a process of analysis of the intrinsic character and condition of physiographic regions, is expected to prevent environmental damage and maintain the balance and sustainability of regional ecosystems. In particular, this study aims to design a model alternative arrangement with the approach Ecoregion ranks tourist area, with areas of study include some tourist attractions in the city of Tentena and Pendolo located on the plains around Lake Poso. Keywords: Development, Tourist Destination, Ecoregion ranks

Upload: hendrik-suriandjo

Post on 07-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • Jurnal ruang VOLUME3NOMOR1Maret2011

    1JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako

    PENDEKATANECOREGIONDALAMPENGEMBANGANKAWASANWISATA

    StudiKasusPenataanKawasanWisataDanauPoso

    AsyraRamadantadanIwanSetiawanBasriStafPengajarFakultasTeknik,JurusanArsitekturUniversitasTadulako

    [email protected][email protected]

    AbstrakPengembanganobyekwisatasuatukawasanakanterkaitdenganpengembangansentrasentrabaru

    kegiatanaktifitasyangakanmerupakan simpulbarudalam lingkupwilayahdan lintas regional.Tujuanpengembangan obyek wisata adalah untuk mendukung pengembangan wilayah melalui kegiatanpembangunan di bidang pariwisata. Kegiatan pengembangan terutama yang bersifat fisik harusmempertimbangkan kesesuaian potensi yang dimiliki untuk dimanfaatkan secara optimal untukkesejahteraan masyarakat. Pengembangan fisik termasuk penataan kawasan, diharapkan akanmewujudkan ruangruang baru sebagai sarana untuk melakukan aktifitas, sehingga berdampak padapenciptaan sinergi wilayah yang harmonis, efektif dan berkelanjutan melalui penerapan mekanismeperencanaansecaramenyeluruhdanterpadu.Pertumbuhanwilayahdalamartikeruanganpadasatusisitelah meningkatkan dan menggairahkan kegiatan perekonomian dan investasi, namun pada sisi lainkondisitersebutturutmenjadipemicuterjadinyadegradasilingkunganapabiladampakyangditimbulkantidakdiantisipasisejakdini.

    Pengembangan fisik kawasan yang didasari penilaian daya dukung kawasan terhadap intensitaspembangunan fisik melalui proses analisis terhadap karakter intrinsik dan kondisi fisiografi kawasan,diharapkan dapat mencegah kerusakan lingkungan dan memelihara kesimbangan dan keberlanjutanekosistemkawasan.Secarakhususpenelitian inibertujuanuntukmendesainalternatifmodelpenataankawasanwisatadenganpendekatanecoregion,denganwilayahstudimeliputibeberapaobjekwisatadiKotaTentenadanPendoloyangterletakpadadataranyangmengitariDanauPoso.

    KataKunci;Pengembangan,KawasanWisata,Ecoregion

    AbstractDevelopmentofaregionaltouristattractionwouldbeassociatedwiththedevelopmentofnewcenters

    ofactivity thatwouldconstituteanewnodewithin the regionandcrossregional.Tourismdevelopmentobjective is to support regional development through construction activities in the field of tourism.Developmentactivities,especiallythephysicalnatureshouldconsidertheappropriatenessofitspotentialto be utilized optimally for the welfare of the community. Physical development, including thearrangement of the region, is expected to create new spaces as ameans to perform activities,whichimpacted on the creation of a harmonious synergy region, effectively and sustainably through theimplementation mechanism of a comprehensive and integrated planning. Growth in terms of spatialregionsontheonehandhavetoimproveandstimulateeconomicactivityandinvestment,butontheotherhand,theseconditionshelpedtotriggertheoccurrenceofenvironmentaldegradationiftheimpactisnotanticipatedearlyon.

    Physical development of the region based on carrying capacity assessment of the intensity of thephysicaldevelopmentoftheregionthroughaprocessofanalysisoftheintrinsiccharacterandconditionofphysiographic regions, is expected to prevent environmental damage and maintain the balance andsustainability of regional ecosystems. In particular, this study aims to design a model alternativearrangementwith theapproach Ecoregion ranks touristarea,withareasof study include some touristattractionsinthecityofTentenaandPendololocatedontheplainsaroundLakePoso.Keywords:Development,TouristDestination,Ecoregionranks

  • Jurnal ruang VOLUME2NOMOR1Maret2011

    2JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako

    PENDAHULUAN

    1.LatarBelakangPertumbuhan wilayah dalam arti

    keruanganpadasatusisi telahmeningkatkandan menggairahkan kegiatan perekonomiandan investasi. Namun pada sisi lain kondisitersebut turut menjadi pemicu terjadinyadegradasi lingkungan pada suatu wilayahapabila dampakdampak yang ditimbulkantidak dikendalikan lebih dini. Intensitasperubahan terutama yang berhubungandengan kawasan lindung, khususnya ruangterbukahijauyangsemakinberkurang,karenacenderung dikonversi untuk mendukungkegiatan pengembangan fisik bagi aktivitasperkotaandanfungsipelayananwisata.

    Dalam kaitannya dengan karakteristikfisiografi dan kondisi bentang alam.Permasalahan yang perlu dikedepankanadalah intensitas perubahan dan danpengaruhnya terhadap keseimbanganekologis kawasan, yang antara laindisebabkan oleh konversi lahan dari ruangterbukamenjadi kawasan terbangun. Secaraakumulatif intensitas pengembangankawasan akan mempengaruhi keberlanjutanekosistem.Untuk itu dibutuhkan konsep bagimodel pengembangan kawasan wisata yangberwawasan lingkungan. Konseppengembangan kawasan wisata yangdimaksud adalah pengembangan kawasanyangmempertimbangkankondisiintrinsikdanfisiografikawasanyangberhubungandengandaya dukung kawasan terhadappengembanganfisik.

    Pengembangan obyek wisata suatukawasanakan terkaitdenganpengembangansentrasentra baru kegiatan aktifitas yangakan merupakan simpul baru dalam lingkupwilayahdan lintas regional.Demikian halnyadi Kabupaten Poso dengan tujuanmendukung pengembangan wilayah melaluikegiatanpembangunandibidangpariwisata,berdasarkankesesuaianpotensiyangdimilikiuntuk dimanfaatkan secara optimal untuk

    kesejahteraan masyarakat. Keterkaitan yangdimaksud, diharapkan akan mewujudkanruangruang baru sebagai sarana untukmelakukan aktifitas, sehingga berdampakpada penciptaan sinergi wilayah yangharmonis, efektif dan berkelanjutan melaluipenerapan mekanisme perencanaan secaramenyeluruh dan terpadu. Penetapan fungsiyang telah digariskan dalam perencanaanKawasanWisataDanauPososebagaisebagaikawasan wisata alam, diharapkan akanmemberikan kontribusi positif bagimasyarakat setempat dalam hal ini adalahdistribusi pelayanan fasilitas sosial ekonomiserta pembukaan lapangan kerja baru bagimasyarakat setempat, lebih jauh lagi akanmenciptakan sebaran pola pemanfaatanruangyang lebih teraturmelaluipemenuhansarana dan prasarana kegiatan aktifitaskawasan.

    2.RumusanMasalah

    Kondisipengembangankawasanwisatadalam rangka pemenuhan kebutuhan ruangakomodasi bagi aktivitas wisata belummempertimbangkan adaptasi terhadapkondisi bentang alam dan karakter fisiografikawasan secara lebih spesifik pada kawasanwisata Danau Poso. Disamping itupemahaman masyarakat akan pentingnyaintensitas pengembangan fisik yang tanggapterhadap lingkungannyamasihsangatminim,sehingga menyebabkan maraknya polapengembangan yang dibangun tanpamemperhatikan aspek ekologis dankeberlanjutan sistem alam. Apabila tidakdiantisipasisejakdinikondisitersebutdiatasakan terakumulasi menjadi penyebabterjadinyapenurunankualitaslingkungandankerusakanekosistem.

    KAJIANPUSTAKAa. PengembanganKawasanWisata

    Gunn (1994) mengemukakan bahwasuatukawasanwisatayangbaikdanberhasil

  • Jurnal ruang VOLUME3NOMOR1Maret2011

    3JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako

    bilasecaraoptimaldidasarkankepadaempataspekyaitu:1) mempertahankan kelestarian

    lingkungannya2) meningkatkan kesejahteraan masyarakat

    dikawasantersebut3) menjaminkepuasanpengunjung4) meningkatkan keterpaduan dan unity

    pembangunan masyarakat di sekitarkawasan dan mintakatpengembangannya.

    Disamping keempat aspek di ataskemampuan daya dukung untuk setiapkawasan berbedabeda sehinggaperencanaansecaraspasialakanbermakna.

    b. PendekatanPengembanganSumberDaya

    Gold (1980:134)menjelaskanbahwa,padatahun 1961 Angus Hills mengembangkansistempemetaansumberdayaberdasarkan:1) Klasifikasi fisiografi lahan ke dalam unit

    yangsejenis.2) Sebuah evaluasi dari klasifikasi fisiografi

    berdasarkan potensi untuk alternatifpenggunaan dalam beberapa kondisipengaturan/manajemen.

    Sistem ini menerima proses alamiahsebagaisebuahtujuanakhir.Haliniditujukanuntuk pengembangan, sebagai bentukpreservasi dari sumber daya. Sistem iniberguna untuk menentukan potensi danproduktifitas lahan, yang jugamenggambarkan kemampuan kapabilitas,suitabilitas dan fisibilitas dari unit fisiografilahan yang dapat digunakan untuk kegiatanrekreatif. Teknik ini dapat menetapkanpotensi ekosistem yang dinamis secaramenyeluruh.

    c. PendekatanKoridorLansekapPada tahun 1963, Philip Lewis

    mengembangkan teknik analisis sumber dayayangdidasari(Gold,1980:134):

    1) Membuatdetailpendataandanpemetaanpermukaan alami dan buatan padabentangalam

    2) Menguraikan penampakan atau cakupanpola sumber daya ke dalam kerangkakerjageografisdarisebuahkoridor,dan

    3) Menetukan prioritas untuk pemandanganvisualyangspesifikdansumberdayaalamdengan kegunaan yang potensial danaktual untuk kegiatan rekreasi. Hal inimerintisupayapenetapankonsepkualitasvisual, keragaman dan koridor sumberdaya. Metode ini juga mengembangkanteknik overlay peta dan evaluasi sumberdayadengansistempengurutannumerik.

    Sistem ini menggabungkan teknik daripara saintis, perencana dan arsitek lansekapuntukmenguraikan tampilan visual, natural dankulturaldariunitlansekap.Unit lansekap menyediakan unit fisik danekologis untuk pengorganisasian informasiyang dapat digunakan dalam perencanaan,perancangandanmanajemen.Unit lansekapatau koridor melahirkan sebuah tanggapandanruangfisikyangdiidentifikasikandenganpenggunaan untuk sejumlah kemungkinankegiatanrekreasi.

    d. PendekatanEkologisMc. Harg dalam Design with Nature

    (1969), mengemukakan beberapa metodeyang terkaitdenganpengembangankawasanuntuk suatu fungsi berdasarkan pendekatanekologikal,diantaranyaadalah:1) Gejala alam merupakan proses interaksi

    yang dinamik, tanggap terhadapketentuan (hukum) alam, dan bahwapeluangpeluang serta hambatanhambatan yang ada adalah untukdigunakan manusia. Oleh karena itumereka dapat dinilai bahwa setiap areallahan mempunyai kecocokan secaraintrinsikuntuksuatupenggunaantertentu,baik yang bersifat tunggal maupun yangmultiguna,dansuatuaturanberjenjangdi

  • Jurnal ruang VOLUME2NOMOR1Maret2011

    4JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako

    dalam kategorikategori penggunaantersebut(Mc.Harg,1971:121).

    2) Pengembangan suatu kawasan secaraspekulatif dapat mempunyai pengaruhyang merusak atas perwujudan potensiwilayahsecarakeseluruhan,dimanasuatupertumbuhan yang tidak terkendali pastiakan menyapubersih karakter historikserta kenyamanan daerah tersebut(Mc.Harg,1971:123).

    3) Beberapametode yangdikemukakanolehMc. Harg tersebut merupakan konseptentang penggunaan lahan yang bersifatkomplementer, berdasarkan penyelidikanterhadap daerahdaerah yang dapatmenunjang lebih daripada satupenggunaan lahan, dimana pengenalanterhadap suatu daerah tertentu dapatdilihat baik sebagai sebuah konflik yangmenuntut adanya zoning denganpemisahan penggunaan lahan atausebagai peluang untuk menggabungkanbeberapafungsipenggunaanlahan.

    e. AnalisisKesesuaianPengembanganJerzy Kozlowski (1995;139),

    mengemukakan dasar teoritis bagi DPA(Development Possibilities Analysis) dengandefinisi:1) Suatu ambang batas pembangunan dari

    suatu aktifitas dihadapi bila akifitas initidak dapat diperluas pada suatu arealbaru, menghasilkan output tambahan,mencapai kualitas lebih tinggi ataupercepatan produksi tanpa melibatkankenaikan investasi, biaya sosial atauekologi. Jumlah unit output aktifitas inipada suatu situasi yang terjadi akanmenunjukkan ambang batas pada suatukurva pembangunan (hipotetik atauaktual).

    2) Tujuan umum DPA mendefinisikanbagaimana lingkungan geografi yang adadapat ditransformasikan gunamenghasilkan dasar yang rasional bagi

    pembangunan atau bagi pemfungsianaktifitasaktifitas tertentu berikutnya(Kozlowski1995;141)

    3) Penilaian daya dukung lingkungan yangtepatmerupakanhalsangatpentinggunamelindungi ekosistem yang bernilai dariberbagai bentuk degradasi oleh aktifitasmanusia.Hal inimenyajikanduamasalah,pertama,menilaidayadukungdankedua,menetapkan sistem pengelolaanlingkungan yang benar. Secara kontras,metodeyangdiarahkansecara lingkunganbiasanya mempertahankan vegetasisebagai elemen kunci yang menentukandaya dukung dan elemen lain biasanyadiranking lebih rendah berdasarkankepentingannya(Kozlowski1995;160).

    4) Empat dimensi lingkungan utamamemberikan hubungan dimensi ambangbataspembangunanyangdibedakanatas:a) teritorial, menunjukkan areal dimana

    aktifitasdikerjakan;b) kuantitatif, menunjukkan tingkat

    dimanaaktifitasdibangun;c) kualitatif,menunjukkanmacamoutput

    yangdapatdicapai;dand) temporal, menunjukkan tingkat

    pembangunan yang diterima atauperiode waktu yang diijinkan dimanapembangunanberlangsung.

    METODEPENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan cara

    menguraikanpotensidanpermasalahansertakarakteristik pada lokasi studi dan analisisketerkaitantiapaspekkajian.Hasilakhirdaripenelitian ini berupa pengembangan konseppenataankawasanwisataberbasisecoregionyang tanggap terhadap degradasi kualitaslingkungan yang disebabkan oleh intensitaspengembangan fisik. Obyek penelitian inimerupakan kawasan dengan keragamankondisi bentang alamnya (kawasanperkotaan,dataranberpasirputih,perbukitandantebing)disekelilingDanauPoso.

  • Jurnal ruang VOLUME3NOMOR1Maret2011

    5JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako

    Dalamkajian ini fenomenayangditelitiadalah dampak dari kegiatan pembangunanyangmemanfaatkansumberdayaalamdalamrangkamencapai tujuannyadanberlangsungpada suatu ekosistem, untuk kemudiandiamati dampaknya terhadapkeberlangsungan kemampuan dan fungsiekosistem itu sendiri dalam jangka waktutertentu. Dengan kata lain konsep penataanini dimaksudkan untukmengamati kegiatanpengembangan fisikyang meliputi kegiatanpermukiman pada wilayah perkotaan,kegiatanpertaniandiwilayah suburbandankegiatan pariwisata di sekitar Danau Poso.Diambil beberapa sampel pada lokasipengembangan fsilitas dan objek wisata.Pengambilan data tersebut bertujuan untukmengetahui parameter daya dukung danintensitas pengembangan. Selanjutnya,disimulasikan beberapa skenario yangmerupakanrepresentasidariintervensikebijakanuntuk memperoleh faktorfaktoryang mempengaruhi interaksi kegiatanmanusia dengan lingkungan sekitarnya sertainteraksi sebabakibat perubahan tata gunalahan terhadap pendapatan penduduk diberbagaisektor. Faktorfaktor tersebutdigunakan sebagai bahan pertimbangandalam penataan ruang wilayah yangberkelanjutan.HASILDANPEMBAHASANa. KerangkaPengembanganKawasanBerbasis

    EcoregionBerkaitan dengan konsep pengembangan

    kawasan wisata berbasis ecoregion,dapatdisimpulkanbahwaterdapatbeberapafaktoryang perlu dipertimbangkan dalam rangkapendekatanecoregion.1) Faktor Ekonomi, berkaitan langsung

    dengan kegiatan pembangunan (faktorpenyebab) dandirepresentasikan melaluikebutuhankonversilahanmeliputi:a) Jenispenggunaanlahan;berupaalokasi

    ruang bagi pemenuhan kebutuhan

    sektorsektor pembangunan(permukiman, pertanian dan industri)yangselaluberubahterhadapwaktu.

    b) Intensitas penggunaan lahan;berpengaruh terhadap perubahankualitas lingkungan akibat terjadinyalimbah

    2) Faktor Ekologis,berkaitandengankemampuan alamiah untukmendukung kegiatan pembangunanyangberlangsung diatasnya, yangdihubungkandengan dampak yang terjadi (faktorakibat),meliputi:a) Kemampuan tubuh air (danau);

    berfungsi mengencerkan konsentrasizatzat pencemar secara alamiahmaupun sebagai tempat suplai air.Kemampuantersebutdapatterpeliharamelalui terjaminnya debit sungai dankualitasairyangbaik.

    b) Kemampuan ekosistem tepi danau;berfungsimengolahdanmereduksizatzat pencemar yang diterima baikberasal dari kawasan tepidanaumaupun dari kawasansekitarnyadengantopografiyang lebihterjal.

    3) Faktor alokasi ruang secara proporsional,yaitu terpenuhinyasyarat minimal 30 %darisuatuwilayahmerupakanlahanalami,sebelum dapat dilakukan konversi lahanuntuk kepentingan sektorsektorpembangunan. Hal tersebut berkaitandengan kemampuan daya dukunglingkungan.

    4) Faktor Pendekatan Keterpaduan,sesuaidengan konsep pembangunanberkelanjutan maka konsep penataanruang wilayah harus memperhatikan a)integrasi ekosistem darat dengan laut, b)keterpaduan antar sektor pembangunan,c) keterpaduan vertikal (skala lokal,regional dan nasional), serta d) integrasisainsdanmanajemen.

  • Jurnal ruang VOLUME2NOMOR1Maret2011

    6JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako

    5) Faktor Pendapatan Penduduk, dari hasilsimulasi diketahui bahwa setiap skenariopembangunan akan berdampak padaperubahanpendapatandiberbagaisektor.Hendaknya diupayakan pada setiappeningkatanpendapatanpenduduk,makakualitas lingkungan tetap terjaga dalamsuatumasyarakatyangberkeadilan.

    Konsep Pendekatan Ecoregionharusberisikan upaya mengintegrasikanempatkomponen pentingyang merupakan satukesatuan meliputi 1) Batasan wilayahperencanaan :natural domain(bukanbatasan administratif) ; 2) Kawasan pesisirsebagaidasarpenataankawasandihulunya;3) Pendekatan Keterpaduan meliputiintegrasi ekosistem daratmaritim, integrasiperencanaansektoral,integrasiperencanaanvertikal dan integrasi sains denganmanajemen; dan 4) Alokasi ruangproporsional, dimana 30% dari wilayahperencanaan merupakan lahan alami.Dengan demikianKonsep PendekatanEcoregionharusberintikanempatkomponenpenting yang merupakan suatu kesatuan(bukanurutanprioritas),yaitu:1) Batasan Wilayah Perencanaan : Natural

    domainBatasan perencanaan berdasarkan padakesamaan karakteristik fenomena alami(naturaldomain)dalampenelitian ini :kawasan yang merupakan sempadandanau.

    2) Kawasan danau sebagai dasar penataanruangkawasandisekitarnya

    Kawasan danau yang topografinyalebih rendah daripada kawasan sekitarnya,selalumenerimadampakdarikegiatanpadakawasan yang topgrafinya lebih tinggi,disamping mempunyai fungsi ekologistersendiri yang penting dan perlu dijagakelestarian fungsifungsinya.Untuk itu,bagisuatu Pendekatan Ecoregion yang terpadu,pertimbangan terhadap keterkaitanfungsional antar kawasan dan keunikan

    karakteristik bentang alam dengan fungsiekologisnyamerupakanaspekpentinguntuktercapainya tujuan pembangunanberkelanjutan. Dengan demikian, dalamsuatu Pendekatan Ecoregion dalampengembanganKawasanWisataDanauPosoharus menjadi dasar penataan danpengembanganfisikpadakawasandisekitarDanauPoso.

    b. PendekatanKeterpaduan

    Memperhitungkan, mempertimbangkanhalhalsebagaiberikut:1) Integrasi ekosistem terestrial (darat)

    denganperairan.2) Integrasi perencanaan sektoral (antar

    sektorsektorpembangunan)3) Integrasi perencanaan secara vertikal

    (lokal,regional,nasional)4) Integrasi sains dan manajemen

    perhitungan dan pertimbanganpertimbangan akademissebagaiinputkebijakan

    c. AlokasiruangyangproporsionalDihubungkan dengan fungsi kapasitas

    asimilasi lingkungan dan Daya DukungLingkungan. Pada Konsep PendekatanEcoregion harus memperhitungkan secaracermat fungsi kapasitas dan daya dukunglingkungan melalui keserasian polapemanfaatan ruang antara a) kawasanbudidaya, b) kawasan penyangga, dan c)kawasanlindung.

    Kawasan lindung merupakan wilayahpreservasi yang harus dialokasikan dalamsuatu wilayah perencanaan minimalmencapai 30 % berupa lahan alami atauhutan (dapat berupa hutan lindung, hutanproduksi atau hutan wisata) untuktercapainya keseimbangan antara wilayahterbangun dengan wilayah alami. Sehinggaalokasiruangdalamkegiatanpenataanruangtidak hanya menata berbagai kegiatanpembangunan secara spasial yang dikaitkan

  • Jurnal ruang VOLUME3NOMOR1Maret2011

    7JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako

    dengan kesesuaian lahan saja, tapi jugamemperhitungkan dan mempertimbangkandampak yang terjadi akibat pembangunanterhadap lingkungan agar dampak negatifdapat dihindari dalam rangka tercapainyatujuanpembangunanyangberkelanjutan.

    Gambar5. AnalisisGunaLahan

    Gambar4. AnalisisTanahi

    Gambar3. AnalisisGeomorfologi

    Gambar2.AnalisisScope

    Gambar1.PetaTopografiKawasanWisataDanauPoso

  • Jurnal

    8

    d. KonseKe

    kawasanperencaSecara ualamme1) Daya

    maks2) Daya

    wiasapengdiakomenykualit

    3) Dayawisatmakspengakantingkkepu

    4) DayakonsekegiaobyekawaDeng

    mempersumberdiharapkWisataD

    Berda

    ruang VO

    epDasarPengemampuandn berbnaan secaraumum ragameliputi: dukung esimalpenggu dukung atamerupagunaan aomodasikanyebabkan ketas. dukung tadinyatakasimum dalagunaan dmenimbulk

    at kualitaasan. dukung reaep pengelolaatan reakrekyang terkasan.gan penangrhatikan sedaya, mak

    kan dari PDanauPosodasarkan an

    Gambar6.

    LUME2NOM

    gembangandayadukungbedabedaa spasial akam daya duk

    ekologis sebunaankawas fisik suaakanjumlahatau keg

    dalamerusakan ata

    sosial suaansebagaiam jumlahdimana mkan penuruas pengal

    akreasi meraan yang measi dalakaitdengan

    ganan yangensitifitaska dampakPengembangdapattercapnalisis terha

    AnalisisKehu

    OR1Maret2

    Jur

    untuksetiasehingg

    an bermaknakung wisat

    bagai tingksanatu kawasahmaksimuiatan yanareal tanp

    au penuruna

    atu kawasabatastingkdan tingk

    melampauinynanan dalaaman ata

    upakan suatmenempatkaam berbagkemampua

    baik, yandan utilitapositif yanan Kawasapai.adap kond

    utanan

    2011

    rusanArsitek

    pgaa.ta

    at

    anmngpaan

    anatatyamau

    tuangaian

    ngasngn

    isi

    fisiogridentitapakderajapengeyangpenggmempkondilahanterhadkeberalamn

    e. Pri

    didasakendadalamkeranpengesebag1) Ka

    Ko2) Ka

    Pedu

    3) KaKaU

    lahanpengepenendisesuyangperendapat(sustapengeidentipema

    f. Str

    adalah

    kturFakultas

    rafik pada kifikasi terh

    digunakaatkesesuaiaembangan direncanak

    gunaanpertimbangksi intrinsikk

    yang mdap keseimrlanjutan (snya.

    ioritasPengemPrioritasaripertimbaalapengembm TataGunagka dasar sembangan kgaiberikut:tegori I, onservasisebtegori II,rlindunganTa.tegori III,wasanWisatntuk menyyang akan

    embangan ntuanpolauaikan dengdihasilkan

    ncanaan bert melesainability) sembangan fifikasi ternfaatanlaha

    rategiPengeloStrategipenhsebagaibe

    sTeknikUniv

    kawasan perhadap karan untukn lahan daterhadap

    kan. Pen lahan

    kan sinkrokawasandenmemberi pmbangan lsustainability

    mbanganKawpengembanganganterhadbangannyay Lahan sebastruktur kawkawasan da

    ditetapkanbagaiprioritaditetapkanTataAir seb

    ditetapkantasebagaiprusun arahan digunakan

    dan penggunaa

    gan masingmdari prose

    rwawasan lstarikanistem alamfisik dapat dhadap konan.

    olaanLingkunngelolaan linerikut:

    versitasTadu

    rencanaan,mrakteristik k menentan kemungkfungsi kawnentuan

    honisasi anganpengguerhatianingkungany) sumber

    wasangan kawadappotensiangdiwujudagai pembenwasan. Priorapat ditetap

    n untuk fuasutama.

    untuk fuagaipriorita

    n untuk furioritasketigan penggunn dalam ta pemanfaanlahanhamasing katees pendekaingkungankeberlanju

    nya. Kelayadiamati mendisi eksis

    nganngkunganhid

    ulako

    makafisikukankinanwasanpola

    harusntaranaanlebihdandaya

    asandandkanntukritaspkan

    ungsi

    ungsiaske

    ungsiga.naanahaptan,arusgoriatandanutanakanlaluisting

    dup

  • Jurnal ruang VOLUME3NOMOR1Maret2011

    9JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako

    1) Melakukan pengamanan kawasankonservasidandaerahresapanairsertamelindungisumbersumberairbakuuntukkebutuhan pada obyek wisata dankomunitasdisekitarkawasan.

    2) Melakukan pengawasan pengembangankawasan pada daerah tepi danau, badanairdandaerahpenyanggadisekeliling.

    3) Melakukan pengembangansecaraproporsionalpadakawasancepat tumbuhdankawasanstrategislainnya.

    4) Mengembangkan dan memanfaatkansumber daya kawasan tanpa merusakekosistemdankeberadaanfloradanfaunasetempat.

    5) Pengamananlingkungansekitarkawasanstrategis dan pengamanan lingkunganterhadapbahanberbahayadanberacun.

    Berdasarkan karakteristik lahanperbukitan yang sangat dominan padalokasi penelitian, Pola penggunaan lahanpada area dengan fungsi konservasi terdiridari:1) KawasanKonservasi

    Salah satu pola penggunaan lahanutama pada kawasan perencanaanadalah peruntukan lahan untukkonservasi.Area konservasi padadaerahyangterletakpadasisiBaratLautdansisiTimur kawasan perencanaan yangberfungsisebagaiareapelestarianhabitatflora dan fauna yang terdapat padaKawasan Wisata Danau Poso dan jugaberfungsi sebagai penghalang (barrier)terhadapancamanbencanaalam sepertibanjirdantanahlongsordaridaerahyangmemiliki topografi yang lebih tinggi danlebih curam yang terdapat di sebelahTimurkawasanpengembangan.

    2) Kawasan Hutan Produksi dan ProduksiTerbatasArealHutan Produksi atau bekasHutanProduksi yang juga terletak di sebelahUtara Kawasan Pengembangan harusdikelola dengan baik, di antaranya

    dengan kegiatan penanaman kembali(reboisasi) dan penyusunan rencanapengelolaan yang komprehensif danterarah, serta diusulkan untuk tetapdipertahankan sebagai kawasan hutanproduksi terbatas dan atau hutanproduksitetap.Padaarea inidibutuhkanpelaksanaan program penghijauankembali (reboisasi) yang terencanadalamjangkapanjang.

    3) KawasanPerkebunanPadaumumnyaarealbekaspenebangankayu tidak dikelola dengan baik sepertitidak adanya program reboisasi ataumenjadikan lahan bekas penebanganmenjadi lahan terlantar, dan kondisinyabahkan menjadi lebih parah karenamasyarakat lokal melakukan kegiataneksploitasi tanpa mengindahkan kondisifisik lingkungan lahannya. Oleh karenaitu diperlukan suatu programpenanganan yang jelas bagi wilayahwilayah hutan (khusunya yang terdapatdi sebelah Barat Kawasan Perencanaan,tepatnya di Siuri), dimana banyakdilakukan penanaman jati mulai yangdilakukan oleh masyarakat secaramandiri maupun yang dilakukan olehinstansi. Pengelolaan kembali bekasareal hutan produksi menjadi lahanagroforestri dari segi daya dukunglahannyamasihsesuai.untuk dikembangkan, disampingtanaman perkebunan (seperti Coklat,dan Cengkeh)yang tidak mempunyaitekanan terlalu besar terhadapintegritas kawasan dan pelaksanaankonservasi serta perlindungankeanekaragamanhayati.

    g. ArahanPengembanganKawasan

    Untukmemperoleh keuntungan secarafisik spasial dan sosial dari pengembangankepariwisataan yang memperhatikansensitifitas dan utilitas sumber daya, maka

  • Jurnal ruang VOLUME2NOMOR1Maret2011

    10JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako

    pengembanganKawasanWisataDanauPosoharusmemperhatikankondisifisiografikpadakawasan perencanaan. Untuk menentukanderajat kesesuaian lahan dan kemungkinanpengembangan terhadap fungsi kawasanyang direncanakan, penentuan polapenggunaan harus didasari pertimbanganterhadap kondisi intrinsik kawasan,keseimbangan lingkungandankeberlanjutan(sustainability)sumberdayaalamnya.

    Dalam konteks penataan ruangkepariwisataan adalahbagian kawasan yanglayakmenerima pengembangan secara fisik,terkait dengan penyediaan sarana danprasarana wisata (akomodasi, jalan, arearekreasi dan atraksi). Pengembanganyangdimaksud tentunya dengan memperhatikandaya dukung lingkungan, terkait denganintensitas pengembangan yang dapatdilakukan berdasarkan ambang bataslingkungan. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada gambar 3.3. (peta kompositkesesuaian pengembangan). Arahanpenentuanzonapengembanganpariwisatapada Kawasan Wisata Danau Posoberdasarkan pertimbangan terhadapkarakteristik fisik (pola guna lahan dan fisikalami), sebagaimana pada Gambar 7.

    1) Enclave permukiman dan ruang terbukaserta beberapa bagian lahan yangmerupakan lahan budidaya pertanian,hutan produksi dan kawasan yangditetapkan sebagai kawasan lindungdiarahkan sebagai penegas batas tepi(edge) kawasan, sekaligus sebagai limitasidalam pengendalian kegiatanpengembangan fisik. Penegasan edgekawasan juga dapat memanfaatkan jalurpergerakan (path) berupa koridor/jalanmelalui perencanaan hirarki dankapasitas jalur pergerakan sebagaipenghubung antar objek wisata denganpertimbangan terhadap kapasitaspengembanganberdasarkan dayadukungkawasan.

    2) Karakterisitik fisiografik kawasan yangterbentuk dari bentang alam KawasanWisataDanauPosomerupakansalahsatufaktor penentu dalam pengelompokanObjek wisata yang tersebar mengelilingiDanau Poso. berdasarkan jarak terdekatdari lokasi tertentu, sehingga daripengelompokan ini dapat diciptakansebuah pola ruang yang kompak dalamsebuah linkage yang visual maupunstruktural.

    3) Sebagai kawasan penyangga, daerahpermukiman terdekat yang merupakanarea transisi antara permukimanpendudukdengankomunitasatraksi (areapengembangan fasilitas dan akomodasiwisata), dapat ditingkatkankeberadaannya dan disesuaikan dengankebutuhan yang diperlukan untukkegiatan wisata, sehingga keberadaannyaakan menjadi bagian dari sebuahkomunitas atraksi wisata. Peningkatanruang pada area permukiman ini bisaberupa:a) areauntukruangterbukab) areauntuklokasihomestayc) areauntukpenempatankiosd) areauntuklokasihomeindustry

    Gambar7.PetaKompositKesesuaianLahanUntukPengembanganKawasanWisata

  • Juru

    ef

    4) LsmptkKttpsu

    5) Kssp(ka)

    b)

    c)

    usanArsitekt

    e) areauntuf) areauntu

    Lahan perkesebagai mengartikulapadadaerahtransisisi akawasan peKawasan butransisi meterhadap fupada Kawasekaligus suntuk mencKawasan ssekitardanasekelilingdapenting bag(gambar 3.1kawasansem) Alokasi

    perkotaanfasilitashiburandilakukanmemperhlingkungadansebagUntukberkembaarahanruang. Unkosong ddikembanruang teruntukkepkonstruks

    ) Kawasandapatdikeorientasidanau.Kodengan plokal.

    ) Di semp

    turFakultasT

    ukpenjualaukpusatkeg

    ebunan penruang

    asikan fash terbangunntara fasiliermukimanudidaya tanrupakan daungsi danasan Wisatsebagai peegah pertumempadan au)adalahkanauyangmegi kelestaria10)., arahampadandanalahan untun (pariwisataperdagangadi sempad

    n secara thatikan n (tidakmgainya).kegiatan

    ang di semppengendaliantuk lahanladi pinggiranngkan untukrbukahijauapentingan si yang ramyang potenembangkanpengemba

    onsepinijupengembang

    padan dan

    TeknikUnive

    ncinderamagiatanutam

    nduduk diarterbuka ilitas akomatau sebagaitas wisatapenduduk

    naman padaaerah peny aktivitasta Danauembatas (bmbuhan kawdanau (kaawasanterteempunyaiman fungsin pengembauantaralainuk kegiatana), sepertian, dan tan danauterbatas, dkeberlangs

    menimbulkan

    yangpadan diteraan pemanfahan yang mn danau, dk pengembaatau ruangpumum demahlingkungnsial wisatadenganmenngan mengugaakandgan jaringan

    au yang

    Jur

    ersitasTadul

    atama

    rahkanyang

    modasiaiareaa danlokal.

    a areayanggautamaPoso,

    barrier)wasanawasanentudi

    manfaatdanaubangann:n jasahotel,

    tempatdapat

    dengansungannerosi,

    telahapkanaatanmasihdapatanganpublikengangan.untuk

    ngubahghadapdisertain jalan

    belum

    Ksupkku

    rnal ruang

    ako

    terbanglindungmeningfungsibmenurutarik(e

    KESIMPULAN

    Pengembuatu daerahperencanaanarena ituepariwisataapaya konser

    Gambar

    Gambar

    g VOLUME3

    gun ditetapg guna mgkatnya intebudidayayanunkan fungsestetika)wisa

    Nbanganpoteh harus diregional d

    u pengemansangaterrvasi lingkun

    r8.PetaSem

    r8. PetaRen

    3NOMOR1M

    pkan sebagaengantisipasensitas pembngimplikasinsi ekologis data.

    nsikepariwidasarkan padan kawasambanganratkaitannyangan alam.D

    mpadanSunga

    canaPusatPe

    Maret2011

    11

    ai fungsisi makinbangunannyadapatdan daya

    sataandiada polaan. Olehpotensi

    adenganDi dalam

    idanDanau

    elayanan

  • Jurnal ruang VOLUME2NOMOR1Maret2011

    12JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako

    upaya konservasi lingkungan alam, konsepdanprinsippembangunanberkelanjutanyangberwawasan lingkungan sebagai isu sentralpada penelitian ini, harus menjadipertimbangan utama. Pembangunanberkelanjutan pada umumnya mempunyaisasaran memberikan manfaat bagi generasisekarang tanpa mengurangi manfaat bagigenerasimendatang.Sehubungandengan isusentralyangmenjadilandasanberpikirutamadidalampenelitianini,dapatditarikbeberapakesimpulan,sebagaiberikut:a. Penilaian daya dukung pada sebuah

    kawasan dengan menggunakan metodependekatan ekologis yang terkait dengansensitivitas dan utilitas sumber daya,menghasilkan suatu kesimpulan dangambaran mengenai potensi alamiahkawasan yang dapat dikembangkanberdasarkan karakter intrinsik, khususnyayangberhubungandengankondisibiofisikkawasan dengan kemungkinanpenggunaan yang efektif sebagai arahanpengembangan, terkait dengan intensitasdan sustainabilitas pengembangan padasebuahkawasan.

    b. Program Pengembangan Kawasan yangmencakup Arahan PengembanganLansekap, akan menciptakan keteraturanlansekap pada kawasan pengembangandandi sepanjangkoridoryangmenujukekawasan sebagai upaya menciptakanlinkage visual untuk menumbuhkanintensitasketerhubungankawasandenganpusat pertumbuhan pada daerah urban(Kota Tentena). Dari kegiatan penataanlansekap pada kawasan pengembanganbeserta Kebijakan Tata Ruang yangmenyertainya, diharapkan dapatmencegah degradasi lingkungan danmengendalikanaktifitaspengolahan lahanoleh penduduk yang kurangmemperhatikankelestarianlingkungan.

    c. Penilaian daya dukung kawasanberdasarkan karakter intrinsik dari wujud

    fisiografik kawasan, merupakanpenjabaran Perencanaan Tata RuangKawasan secara tiga dimensional yangdapat menjadi pengarah dalampenyusunan Strategi PengembanganKawasan yang mengedepankan aspekekologis dan keberlanjutan sistem alamdalamsetiapkegiatanpembangunan.

    d. Produkpariwisatayangditampilkanharusharmonis dengan lingkungan lokalspesifik,danbertitiktolakdarikepentingandan partisipasi masyarakat untuk dapatmemenuhi kebutuhanwisatawan/pengunjung sehingga dapatmeningkatkan kesejahteraan masyarakat.Dengan kata lain bahwa pengelolaansumberdaya wisata dilakukan sedemikianrupa sehinggakebutuhanekonomi,sosialdan estetika dapat terpenuhi denganmemelihara integritas kultural, prosesekologi yang esensial, keanekaragamanhayati dan keberlanjutan sistem alam.Dengandemikianmasyarakat akanpeduliterhadap sumberdaya wisata karenamemberikan manfaat sehinggamasyarakat merasakan kegiatan wisatasebagai suatu kesatuan dalamkehidupannya.

  • Jurnal ruang VOLUME3NOMOR1Maret2011

    13JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako

    DAFTARPUSTAKA1. BaudBovy, Manuel & Lawson, Fred

    (1977), Tourism and RecreationDevelopment, London: The ArchitecturalPress.

    2. Frick, Heinz & Suskiyatno, Fx. Bambang,1998,DasardasarEkoArsitektur,KonsepArsitektur berwawasan lingkungan sertakualitas konstruksi dan bahan bangunanuntuk rumah sehat dan dampaknya ataskesehatan manusia, Penerbit Kanisius &Soegijapranata University Press,Yogyakarta.

    3. Frick, Heinz, 1997, Pola Struktural danTeknik Bangunan di Indonesia, PenerbitKanisius & Soegijapranata UniversityPress,Yogyakarta.

    4. Gunn, Clare A (1972), Vacationscape ;Designing Tourist Regions, Bureau ofBusinessResearchTheUnversityofTexasatAustin,

    5. Gunn, Clare A (1994), Tourism Planning:Basics,Concepts,Cases.

    6. Guy, Simon & Graham, Farmer, 2001,Reinterpreting Sustainable Architecture :The Place of Technology, Journal ofArchitecture Education, PP 140 148,ACSA,Inc.

    7. Inoguchi, Takashi; Newman, Edward;Paoletto, Glen, Editor, 2003, Kota danLingkungan,PendekatanBaruMasyarakatBerwawasanEkologi,LP3ES,Jakarta.

    8. Kozlowski Jerzy (1995), PendekatanAmbang Batas dalam Perencanaan Kota,Wilayah dan Lingkungan ; Teori danPraktek / Penerjemah : BambangPurbowaseso, Penerbit UniversitasIndonesia

    9. Mc.Harg, Ian L, Design with Nature(MerancangBersamaAlam), terjemahan,IR.SugengGunadi,MLA,Surabaya1999

    10. Newton,TNorman(1974),DesignontheLand: The Development of LandscapeArchitecture, Cambridge, MA: TheBelknapPressofHarvardUniversityPress.

    11. Pauleit S, Duhme F, Assessing theEnvironmental Performance of LandCover Types forUrban Planning. Journal

    of LandscapeandUrbanPlanning52 (1):120,2000.

    12. Purwadhi, F.S.H. 2001, Interpretasi CitraDigital, Edisi Pertama, PT GramediaWidiasaranaIndonesia,Jakarta

    13. Simonds, John Ormsbee (1961),Landscape Architecture, The Shaping ofMans Natural Environment New York:McGrawHill.

    14. Simonds, John Ormsbee (1976),Earthscape,NewYork:McGrawHill.