pendekar pedangsakti dewikz-05

33
P P e e n n d d e e k k a a r r P P e e d d a a n n g g S S a a k k t t i i (Bwee Hoa Kiam Hiap) Saduran : Liong Pei Yen Judul Lain : Munculnya Seorang Pendekar : Tjan ID Ebook oleh : Dewi KZ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ http://cerita-silat.co.cc/ http://kang-zusi.info/

Upload: brianoconnel84

Post on 29-May-2015

589 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendekar pedangsakti dewikz-05

PPPeeennndddeeekkkaaarrr PPPeeedddaaannnggg SSSaaakkktttiii (Bwee Hoa Kiam Hiap) Saduran : Liong Pei Yen

Judul Lain : Munculnya Seorang Pendekar : Tjan ID

Ebook oleh : Dewi KZ Tiraikasih Website

http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ http://cerita-silat.co.cc/ http://kang-zusi.info/

Page 2: Pendekar pedangsakti dewikz-05

Jilid 05

Dengan mengeluarkan suara "Oh”, Ie It Hui berkata pada Lie Siauw Hiong : "Tak disangka kemarin malam disebabkan wanita muda itu, Chit-biau-sin-kun telah turun tangan sendiri !”

Setelah berdiam diri sejurus lamanya, dia lalu berkata lagi : "Rupanya Chit-biauw-sin-kun telah menerjunkan dirinya kembali kedalam kalangan Kang-ouw. Hal yang tak diduga-duga ini, menarik perhatianku kembali. Siauw-tee setelah menyelesaikan perkara ini, segera akan kembali ke Kong-tong, untuk memberitahukan hal ini pada guruku, bahwa pertempuran seru yang akan berlangsung antara Kim Ie dan Chit-biauw-sin-kun, tidak menjadi suatu kegembiraan dihati Siauw-tee untuk menyaksikannya.”

Dalam hatinya diam-diam Lie Siauw Hiong memaki pada Ie It Hui, sambil berkata pada dirinya sendiri : "Kau ingin melihat pertarunganku, yang kalau dibandingkan denganmu, pasti akan lebih ramai.”

Sambil menarik napas panjang lalu Beng Pek Kie berkata : "Dikalangan Bu-lim beberapa puluh tahun belakangan ini, suasananya sudah mulai tenang, dan disamping ketenangan itu, aku berkeyakinan pada suatu hari pasti akan terbit suatu peristiwa besar. Dugaanku ternyata tidak meleset barang sedikitpun juga. Begitu pula kemarin dikalangan Kang-ouw juga telah terbit satu perselisihan yang besar pula. Peristiwa diantara kelima ahli waris belum lagi reda, atau sekarang bertambah pula dengan Chit-biauw-sin-kun yang telah menampakkan dirinya kembali dikalangan Kang-ouw, ditambah lagi dengan Kim Ie !”

Hwan Tie Seng dengan menunjukkan muka yang kesal sekali lalu berkata : "Kekalutan didalam kalangan Kang-ouw tak gampang diselesaikannya. Tahun yang lalu Hay-

Page 3: Pendekar pedangsakti dewikz-05

thian-siang-sat sebagai pemimpin dari sembilan jago dari Kwan Tiong, yaitu Thian-can dan Thian-hui kakak beradik, menurut kabar angin mengatakan bahwa mereka sudah ingin menjagoi didunia Kang-ouw. Kita yang membuka Piauw Kiok dan hidup dari pekerjaan tersebut sesungguhnya sangat berbahaya sekali. Bila demikian kejadiannya, hal kita ini rasanya sukar dipertahankan terlebih lama lagi.”

Lie Siauw Hiong yang mendengar nama Hay-thian-siang-sat, tidak terasa lagi badannya menjadi agak bergidik. Syukur juga ketiga kawannya tengah memikirkan persoalan mereka masing-masing, sehingga mereka tidak begitu memperhatikan gerak-gerik kawan mereka ini.

Dalam pada itu Lie Siauw Hiong dengan tiba-tiba bertanya : "Hay-thian-siang-sat itu apakah sesungguhnya ingin memasuki dunia Kang-ouw kembali ?”

Dengan perasaan yang terheran-heran Hwan Tie Seng lalu memandang kepadanya, kemudian barulah menjawab : "Lie Heng terhadap tokoh-tokoh dalam kalangan persilatan, kenapa saudara ingin mengetahuinya begitu mendalam ? Syukur juga Lie Heng sendiri bukan seorang dari golongan Kang-ouw, hingga meski peristiwa didalam kalangan Kang-ouw bagaimana hebat sekalipun, pasti tidak akan mengakibatkan diri Lie Heng tersangkut didalamnya.”

Lie Siauw Hiong kemudian tertawa, dengan Hwan Tie Seng sama sekali tidak menduga apakah arti tertawaan kawannya ini.

Setelah berselang pula tiga hari, begitu hari menjelang malam, Ie It Hui lalu duduk dikamarnya untuk mengatur pernapasannya.

Lie Siauw Hiong yang melihatnya, tidak terasa lagi dengan diam-diam mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu

Page 4: Pendekar pedangsakti dewikz-05

dia berkata didalam hatinya : "Tidak heran nama Ie It Hui ini begitu terkenal didunia Kang-ouw. Sekalipun dia bersifat angkuh, tapi sewaktu menghadapi lawan-lawannya yang tangguh, sedikitpun dia tidak gugup atau berlaku lengah.”

Tidak sampai setengah jam kemudian, Ie It Hui telah dapat mempersiapkan segala sesuatunya dengan sempurna, yaitu menaruh dengan hati-hati dipunggungnya sebilah pedang panjangnya. Sebelumnya dia telah mencoba-coba terlebih dahulu, apakah pedangnya itu tidak menghambat kelancaran gerakannya. Setelah merasakan segala sesuatunya sudah beres, lalu dia berjalan keluar dari dalam kamarnya.

Sementara itu dibawah sinar bulan purnama Lie Siauw Hiong berjalan mondar-mandir dipekarangan menantikan kedatangan Ie It Hui. Sebelumnya Ie It Hui dari dalam kamarnya melihat Lie Siauw Hiong berjalan mondar-mandir dipekarangan, lalu dia bertanya : "Lie Heng mengapa tidak siang-siang pergi beristirahat ? Kepergian Siauw-tee sekali ini, meski apapun yang akan terjadi, Siauw-tee harap Lie Heng jangan kuatir, hanya Lie Heng disini supaya berlaku tenang-tenang saja.”

Kemudian Lie Siauw Hiong berkata dalam hatinya : "Orang ini ternyata simpatik juga tampaknya, dia mengira aku kuatir akan sesuatu.”

Begitu pikiran ini terlintas dikepalanya, dibelakang hari Ie It Hui memperoleh tidak sedikit faedah dari perbuatannya ini. Hal ini sedikitpun tidak pernah disangka-sangka oleh Ie It Hui sendiri.

Dengan tertawa Lie Siauw Hiong berkata : "Apakah Ie Heng tidak mengetahui bahwa Siauw-tee sangat gemar akan ilmu silat. Dimana saja ada keramaian tentang

Page 5: Pendekar pedangsakti dewikz-05

persilatan, Siauw-tee tidak akan melewatkan kesempatan untuk melihatnya.”

Sambil menggoyang-goyangkan tangannya Ie It Hui lalu berkata : "Lie Heng sekali-kali tidak boleh turut pergi, kau harus menginsyafi sendiri, tenaga untuk mengikat ayampun tidak Lie Heng milik. Kuharap Lie Heng jangan pergi menyaksikan keramaian tersebut, karena Siauw-tee kuatir sekali yang Siauw-tee tidak dapat menjaga keselamatan diri Lie Heng. Siauw-tee kuatir, lawan-lawan Siauw-tee akan melukai diri Lie Heng. Niat Lie Heng ini, tidak Siauw-tee benarkan.”

Lie Siauw Hiong lalu berkata pula : "Sekalipun Ie Heng tidak mau mengajak Siauw-tee pergi, namun Siauw-tee tetap pergi. Siauw-tee percaya bahwa lawan-lawan Ie Heng tak akan mengganggu Siauw-tee, karena Siauw-tee tak pernah bermusuhan dengan mereka.”

Dengan menarik napas Ie It Hui lalu berkata lagi :

"Karena Lie Heng mempunyai pendirian yang demikian teguhnya untuk menyaksikan keramaian persilatan tersebut, Siauw-tee pun tidak dapat menolaknya, hanya Siauw-tee beritahukan pada Lie Heng, pada waktu Siauw-tee sedang bertempur nanti dengan musuh, Siauw-tee minta dengan sangat agar Lie Heng jangan sekali-kali campur tangan. Jadi Lie Heng hanya saya izinkan menyaksikannya saja.”

"Hal ini sudah tentu akan Siauw-tee perhatikan,” jawab Lie Siauw Hiong.

Sesudah itu Lie Siauw Hiong dan Ie It Hui lalu naik kereta, mereka menuju kepantai dengan amat tergesa-gesa. Sebelumnya Lie Siauw Hiong sudah menyediakan kapal untuk dipakai menyeberang. Dari pantai sampai keseberang sana memakan tempo satu jam.

Page 6: Pendekar pedangsakti dewikz-05

Oey-ho-lauw letaknya persis disamping perhentian pantai, ditanah lapang dibawah loteng itu, pada siang hari banyak sekali kaum pedagang berkumpul disitu memperjual belikan barang dagangannya, tapi pada saat tengah malam tempat itu tampak kosong melompong, tak kelihatan bayangan seorang manusiapun, maka dengan perasaan yang penuh keheran-heranan Ie It Hui berkata : "Mengapa murid-murid partai Bu-tong belum juga seorangpun jua yang datang, rupanya mereka yang bersifat sombong ini, bila ditantang tidak kelihatan batang hidungnya seorangpun. Hal ini sangat memalukan kalangan Kang-ouw benar.”

"Bu-tong-pay sudah lama terkenal kedudukannya sebagai pemimpin dari partai-partai lainnya di Tiong-goan, sudah tentu mempunyai ciri-ciri yang luar biasa,” jawab Lie Siauw Hiong sambil tersenyum sinis.

Mendengar jawaban kawannya ini, Ie It Hui hanya dapat mengeluarkan suara 'hmmm' saja, sedang didalam hatinya rasa bencinya terhadap partai Bu-tong bertambah dalam saja.

Kedua orang ini merasa tidak sabaran menantikan kedatangan lawannya. Tiba-tiba pada saat itu sekonyong-konyong Lie Siauw Hiong, dari jarak yang begitu jauh melihat bayangan tiga orang yang tengah berlari-lari kearah mereka, hingga dengan tak disengaja dia, berkata sambil menunjuk kearah bayangan orang itu :

"Sudah datang, itu dia sudah datang !”

Mendengar perkataan kawannya ini, segera Ie It Hui memandang kearah yang dikatakan kawannya ini. Didalam hati ia berpikir, mengapa dia sendiri sedikitpun belum melihat kedatangan lawannya, sedangkan kawannya sudah mengetahuinya? Dia merasa amat kagum akan ketajaman

Page 7: Pendekar pedangsakti dewikz-05

mata Lie Siauw Hiong, karena ternyata lebih tajam daripada matanya sendiri.

Sebaliknya ketiga lawan mereka juga telah melihat kedatangannya. Dari kejauhan tampak tubuh mereka datang berkelebat dengan pesatnya.

Sekalipun jarak antara mereka tidak terlampau jauh, dalam waktu sekilas saja lawan mereka sudah tiba dekat mereka. Ie It Hui melihat bahwa yang maju paling depan adalah orang yang paling terkemuka sekali dari angkatan muda partai Bu-tong, yaitu Sin-ho Ciam Peng dan orang yang kedua adalah murid pertama dari partai Bu-tong, yaitu Leng-hong-kiam-khek.

Orang yang paling akhir ini adalah orang yang menertibkan gara-gara atas perselisihan mereka itu, yaitu Kin-biauw-kiu-kong-kiam Thio Tie Hoa.

Dalam hatinya Ie It Hui berpikir : "Tak disangka hari ini Ciam Peng dan Leng-hong-kiam-khek datang berbareng. Menurut pendengarannya, kedua orang ini adalah murid-murid terpandai dari partai Bu-tong, bila sampai kejadian dia bertempur dengan mereka satu lawan satu, mungkin dia masih dapat menandinginya, tapi bila mereka berdua maju secara berbareng, maka kesudahannya sukar dapat diramalkan.”

Ie It Hui tak menduga kedatangan Leng-hong-kiam-khek dan Sin-ho Ciam Peng sekali ini. Sebelum berangkat, mereka sudah mengambil keputusan yang pasti sekali, apapun akibatnya, mereka akan berdaya upaya melabrak Ie It Hui habis-habisan.

Pada beberapa tahun belakangan ini, sekalipun partai Bu-tong masih tetap sebagai partai pemimpin dalam dunia Kang-ouw, tapi menurut kenyataannya, setelah Li Gok sebagai pemimpin dan ahli waris dari partai Kong-tong

Page 8: Pendekar pedangsakti dewikz-05

dapat beruntun-runtun mengalahkan lawan-lawannya dalam pertempuran dipuncak gunung Thay-san yang semuanya terhitung ahli lwee-kang (ahli tenaga dalam) dan merebut gelar 'Ahli pedang nomor satu sejagat', pengaruh maupun kedudukannya dibeberapa tempat malah jauh melampaui ketenaran dari partai Bu-tong tersebut.

Memang perhubungan antara partai Bu-tong dan Kongtong secara tidak disengaja telah terbit perselisihan yang mendalam satu sama lain. Partai Kong-tong tidak puas terhadap partai lawannya Bu-tong yang masih tetap disebut-sebut sebagai pemimpin partai-partai dan dikalangan dunia rimba hijau sebagai pemimpin umum, begitu pula sebaliknya, partai Bu-tong tidak senang pengaruh dan kedudukan partai Kong-tong, kian hari kian meluas dan kedudukannya bertambah kuat, itulah sebabnya antara kedua partai telah terbit perselisihan dan permusuhan yang tambah hari tambah menghebat.

Sebenarnya perhubungan antara kedua partai tersebut sudah lama sekali berjalan baik, tapi pada akhir-akhir ini telah timbul persengketaan yang berlarut-larut, disamping itu perhubungan merekapun kini sudah amat retak sekali, tapi belum terputus sama sekali.

Didalam partai Bu-tong yang paling terkemuka adalah Ciam Peng. Karena dia merasa dirinya sendiri yang paling pandai, maka tabiatnyapun agak sombong, harus diakui yang dia memang mempunyai bakat yang luar biasa sekali, ditambah lagi dia sangat rajin belajar, sekalipun umurnya belum lanjut benar, dia sudah mewarisi seluruh pelajaran asli dari partai Bu-tong. Setiap saat dia berangan-angan untuk membuat satu hal yang mengejutkan dunia Kang-ouw. Dia ingin melakukan tindakan ini pertama disebabkan : dia ingin mengangkat namanya sendiri agar menjadi terkenal dikalangan rimba hijau; kedua : untuk membuat

Page 9: Pendekar pedangsakti dewikz-05

nama partainya menjadi harum kembali dan diakui kembali sebagai pemimpin diantara partai-partai.

Disamping itu partai-partai seperti Tiam-cong, Go-bie, Kun-lun juga mempunyai keahlian-keahlian tersendiri, mereka inipun sedang berusaha pula untuk menjagoi dikalangan rimba hijau untuk menjadi pemimpin umum, mereka ini setiap saat bersiap-siap untuk menantikan kesempatan baik, tapi sebegitu jauh kesempatan itu belum juga kunjung datang. Bwee San Bin pada sepuluh tahun belakangan ini namanya tidak pernah disinggung-singgung, kedudukan yang sangat menguntungkan ini dikalangan Kang-ouw, mana dapat membohonginya.

Terhadap kelima pemimpin partai tersebut, San Bin sangat benci sekali. Belakangan setelah ia berhasil mendidik Lie Siauw Hiong sehingga menjagoi didunia Kang-ouw, tentu saja dia sudah merencanakan untuk menebus kembali sakit hati terhadap lawannya yang dilakukannya dipuncak gunung Ngo-hoa-san, tapi dia sendiri menginsyafi, bila hanya mengandalkan tenaga Lie Siauw Hiong seorang untuk menghadapi kelima ahli waris dari dunia Kang-ouw, tentu saja tidak mungkin, maka Bwee San Bin sudah mengajarkan pada Lie Siauw Hiong bagaimana ia harus menjalankan rencananya, yaitu membiarkan diantara kelima ahli waris partai saling bunuh, kemudian barulah merobohkan mereka satu persatu.

Memang tabiat Bwee San Bin sangat aneh sekali, lebih-lebih setelah tenaga dalamnya menjadi punah sama sekali, barulah dia merencanakan tipu macam demikian. Sekiranya dia tidak berbuat demikian, gelombang yang hebat pasti akan terbit dalam kalangan Kang-ouw dan sudah tentu banyak sekali yang akan menjadi korban, apa lagi Lie Siauw Siong masih hijau sekali dalam pengalaman dan

Page 10: Pendekar pedangsakti dewikz-05

ditambah lagi dia hanya seorang diri saja, juga pandangannya tentu saja masih belum begitu luas.

(Oo=dwkz=oO)

Ie It Hui yang menampak kedatangan Leng-hong-kiam-khek, Ciam Peng dan Thio Tie Hoa, hanya tertawa dingin dan lalu berkata : "Aiya, tidak disangka, tidak diduga, Siauw-tee yang dalam kalangan Kang ouw hanya seorang yang biasa saja, telah menyebabkan serta menyibukkan Leng-hang-kiam-khek dan Ciam Peng kedua pendekar besar sampai membuang tempo kalian yang berharga untuk menjumpai aku.”

Ciam Peng tidak menunggu lagi Su-heng (kakak seperguruannya) berkata, sebaliknya ia sudah mendahului membuka mulut : "Nama Kong-tong Sam-coat-kiam telah menggetarkan dunia persilatan, oleh karena itu, mana mungkin kau mau memandang pada partai kami Bu-tong ? Aku datang kemari setelah mendengar penuturan Su-teeku (adik seperguruan), sekalipun kami mengetahui bahwa kepandaian ilmu pedang kami sangat kacau balau dan tidak berguna. Dari itu, sudah barang tentu bukan menjadi tandingan dari ahli pedang partai Kong-tong. Hanya aku orang she Ciam tanpa mengukur kekuatan dan kepandaianku, aku bersedia untuk menerima pengajaranmu.”

Ie It Hui lalu memandang pada Thio Tie Hoa yang berdiri disamping sambil tertawa dingin karena ia yakin tentu dialah yang membusukkannya. Sifatnya sangat angkuh, memang dia ingin sekali untuk menempur murid-murid partai Bu-tong. Oleh karena itu, hal ini sungguh kebetulan sekali baginya, lalu sambil tertawa dingin pula iapun berkata : "Ciam Tay-hiap sungguh berlaku sangat

Page 11: Pendekar pedangsakti dewikz-05

sungkan sekali. Aku yang tak pandai bercakap-cakap, sungguh merasa sulit sekali, kata-kata apa yang sebaiknya kuucapkan, maka dari itu, dengan sangat terpaksa aku berbalik meminta pengajaranmu saja.”

Hal itu berarti walaupun aku tidak dapat bercakap sepandaimu, tapi kepandaianku belum tentu berada disebelah bawah kemampuanmu. Leng-hong-kiam-khek dan Sin-ho Ciam Peng yang sudah lama juga bergelandangan dikalangan Kang-ouw, segera paham apa maksud perkataan lawannya itu.

Dengan tertawa dingin Leng-hong-kiam-khek lalu berkata : "Ie Tay-hiap sungguh seorang yang arif bijaksana, hingga segala perkataanmu cocok sekali dengan watakmu, oleh karena itu, yang lebih baik dari ini aku kira tidak ada lagi.” Sambil berkata begitu, matanya dilirikkannya kearah Lie Siauw Hiong, dan setelah berdiam diri sejurus lamanya, barulah dia berkata : "Tuan ini ..….”

Ie It Hui segera berkata : "Tuan ini adalah seorang kawanku yang bernama Lie Siauw Hiong, karena dia sudah lama mengagumi nama baik dari partai Bu-tong, teristimewa dalam ilmu pedangnya, maka dengan khusus dia datang untuk menyaksikannya.”

Thio Tie Hoa pun segera memotong perkataannya : "Orang ini adalah yang tempo hari pernah ku-singgung pada Su-heng yaitu Lie Heng.”

Leng-hong-kiam-khek hanya mengeluarkan perkataan 'oh' saja, lalu dia memandang lagi pada Lie Siauw Hiong sejenak, dan dengan tersenyum-senyum lalu dia merangkapkan sepasang kepalannya memberi hormat pada Lie Siauw Hiong. Lie Siauw Hiong pun dengan tertawa sopan membalas hormatnya.

Page 12: Pendekar pedangsakti dewikz-05

Ciam Peng segera maju kemuka sambil berkata : "Marilah aku minta pengajaran Ie Tay-hiap barang beberapa jurus.”

Kedua orang ini walaupun pada akhirnya tampaknya sangat hormat menghormati, tapi pada batinnya masing-masing mengandung perasaan kebencian yang memuncak, maka dikalbu masing-masing pihak terselip pula perasaan membunuh lawannya jika ada kesempatan terluang. Dalam pada itu mereka sedang sama-sama berpikir bagaimana cara yang hendak dipakainya untuk menjatuhkan lawannya masing-masing.

Kedua orang ini tidak berkata-kata lagi, mereka sedang memusatkan semangat mereka pada satu tujuan, meneliti pihak lawannya dengan penuh kewaspadaan, agar supaya pihak lawannya tidak sampai menyerobotnya terlebih dahulu.

Pada saat itu Lie Siauw Hiong sudah berdiri jauh-jauh dari situ, seakan-akan dia takut akan sinar pedang mereka yang sedang bertempur itu nanti jatuh keatas kepalanya.

Dalam saat mereka sedang menantikan lawannya bergerak, tiba-tiba dari pinggir pantai tampak beberapa orang yang sedang berlari-lari, menuju ketempat dimana orang akan mengadu kepandaian. Dari cara lari mereka segera dapat diketahui, bahwa kepandaian merekapun tidak rendah.

Muka Ciam Peng segera berubah dan lalu bertanya : "Ie Tay-hiap ternyata tidak sedikit mengundang kawan-kawan, ya ?” Ia berkata demikian sambil tertawa dingin.

Ie It Hui sendiripun merasa heran sekali atas kedatangan orang-orang itu.

Page 13: Pendekar pedangsakti dewikz-05

Beberapa orang ini setelah datang ditempat mengadu kepandaian silat itu, lalu mereka berhenti berlari. Mereka berdiri disamping. Ie It Hui yang melihat kedatangan mereka itu, segera dia kenali bahwa mereka itulah Hwan Tie Seng, Beng Pek Kie dan beberapa orang dari kota Bu Han yang mempunyai nama terkenal juga dikalangan Kang-ouw. Beberapa orang ini memang kenal dengannya. Ie It Hui lalu merangkapkan kedua tangannya memberi hormat. Kedatangan mereka ini semata-mata untuk menyaksikan keramaian saja.

Ie It Hui yang mendapat kesempatan baik ini, tidak ingin dia melepaskan begitu saja, sambil tertawa dingin dia lalu berkata : "Aku orang she Ie sekalipun kepandaianku tidak cukup sempurna, tapi sekali-kali tidak akan mendatangkan bala bantuan untuk membantuku dalam pertempuran ini.” Adapun maksud dari perkataan yang sebenarnya ialah ia seakan-akan berkata : "Aku orang she Ie hanya datang seorang diri saja, tetapi kamu datang tidak terbatas hanya seorang saja.”

Sambil tertawa dingin muka Ciam Peng kelihatan menjadi biru, kakinya segera ditarik dan tangannya memegang pedangnya erat-erat, kemudian menyabutnya keluar dari sarung pedangnya sambil berseru : "Awas serangan,” kemudian pedang itu segera mengikuti gerak badannya maju kemuka. Gerakannya ini sangat ringan dan hebat sekali, dengan hanya mengeluarkan sinar kebiru-biruan, pedang itu meluncur kejurusan pundak lawannya.

Partai Bu-tong memang terkenal sebagai golongan lwee-kee dalam ilmu pedang, tentu saja kepandaian pedangnya ini sangat luar biasa pula, tapi serangan Ciam Peng sekali ini dilakukan dengan gerak pura-pura saja. Dia belum lagi mengeluarkan jurus-jurus istimewa dari ilmu pedangnya itu.

Page 14: Pendekar pedangsakti dewikz-05

Ie It Hui memperhatikan sampainya ujung pedang itu, ditunggunya sampai pedang itu telah tiba dekat betul kepadanya, barulah dia segera menarik mundur kakinya . satu langkah, kakinya itu lalu digerakkannya separuh berputar, ketika sinar pedang itu lewat dari pinggir badannya, kemudian satu sinar berkelebat, entah dari mana dia telah menggenggam sebatang pedang panjang ditangannya.

Dengan sekali bergerak saja dia telah mempertunjukkan jurus 'Huy-liong-cee-hian (naga terbang mengunjukkan diri) dari ilmu pedang 'Siauw-yang-kiu-it-sek' dari partai Kong-tong. Dan dengan pergerakannya itu dia telah memperlihatkan pada orang banyak yang dia sudah mencapai tingkat yang sempurna dalam ilmu pedangnya itu.

Tipu 'Siauw-yang-kiu-it-sek' ini adalah yang tempo hari dipergunakan oleh Li Gok, dia dengan menuruti ilmu pedang asli dari partai Kong-tong itu, lalu kemudian dia ubah menjadi lehih sulit dan rumit, dengan tipunya ini Li Gok pada sepuluh tahun yang lalu telah berhasil mendapatkan gelar sebagai 'ahli pedang nomor satu sejagat', dengan melihat caranya ini teranglah bahwa ilmu tersebut bukanlah ilmu sembarangan.

Sekali orang mengadu kepandaian diantara jago-jago itu, begitu turun tangan saja, sudah dapat diketahui apakah lawannya itu sesungguhnya mempunyai kepandaian tinggi atau tidak. Demikian pula halnya Ie It Hui, sekali ia mengeluarkan jurusnya tersebut, Ciam Peng sudah mengetahui yang pada hari itu dia sesungguhnya tengah berhadapan dengan seorang lawan yang pandai dan berat. Maka dengan memiringkan badannya dia lalu membabat pergelangan tangan lawannya dari sebelah bawah keatas.

Page 15: Pendekar pedangsakti dewikz-05

Jurusnya ini dilakukan beruntun-runtun, namun demikian sekalipun dia menyerang berturut-turut, serangannya ini tidak kelihatan kegugupannya, hal itu sungguh cara yang paling sempurna yang dapat dipakai oleh orang-orang atau murid-murid dari partai Bu-tong.

Dengan sportif lalu Ie It Hui berkata : "Ilmu pedang yang bagus,” lantas dia balas menyerang lawannya dengan ganas, disamping itu dia tidak lupa menjaga dirinya rapat-rapat dengan pedangnya sehingga membentuk satu lingkaran disekeliling badannya untuk menjaga serangan lawannya.

Sinar pedangnya yang kelihatan berkelebat-kelebat itu, kemudian tampak sebentar keatas sebentar kebawah, menyerang kearah lawannya, yang sesungguhnya merupakan salah satu jurus 'Sin-liong-hian-bwee' (naga sakti memperlihatkan ekornya) dari tipu 'Siauw-yang-kiu-it-sek'.

Ciam Peng mengeluarkan suara siulannya, Leng-hong-kiam-khek yang berdiri disampingnya, mengetahui yang Su-teenya ini sudah mulai naik darah, itulah sebabnya mengapa Ciam Peng memperoleh gelaran 'Sin-ho', sebab sudah menjadi kebiasaannya, sebelum dia membunuh orang, terlebih dahulu dia mengeluarkan suara siulannya ini, benar saja sesudah bersiul itu tampak pedangnya diputar-putar bagaikan bianglala saja mengurung lawannya.

Setiap serangan yang dilancarkannya selalu diarahkannya ketempat-tempat yang berbahaya dari badan lawannya.

Menyaksikan pertempuran macam ini, sungguh cocok sekali dengan keinginannya sendiri, karena dia mengetahui, sekali salah satu orang menderita luka-luka, maka jalan damai tak mungkin dapat dipergunakan lagi.

Page 16: Pendekar pedangsakti dewikz-05

Ilmu pedang kedua orang ini masing-masing mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri, seperti tipu 'Siauw-yang-kiu-it-sek' yang dipakai oleh Ie It Hui, sungguh-sungguh mengejutkan orang sebab setiap serangannya selalu disertai angin yang bersuitan kerasnya.

Tapi partai Bu-tong dengan menggunakan 'Kiu-kiong-lian-hwan-kiam' (ilmu pedang berantai) yang beberapa puluh tahun lawannya disebut-sebut sebagai leluhurnya ilmu pedang dikalangan Kang-ouw pun tidak lemah, sebab setiap jurus dilakukan dengan amat mantap serta dilakukan secara berantai, seperti juga air sungai Tiang-kang yang tidak putus-putusnya mengalir. Sekali kedua orang ini turun tangan, sebentar saja sudah sepuluh jurus lebih dilewatkan, orang banyak yang menyaksikan hal itu hanya melihat sinar pedang berkelebat kian kemari tak putus-putusnya, sedangkan sinar pedang memenuhi angkasa.

Hanya Lie Siauw Hiong seorang saja yang menyaksikan ilmu pedang tersebut merasa bahwa partai Kong-tong dan Bu-tong memperoleh nama yang tersohor dikalangan Kang-ouw bukanlah didapatkan dengan secara kebetulan saja.

Diam-diam dia memperhatikan setiap serangan yang dilancarkan oleh kedua orang ini, dia merasa sekalipun ilmu pedang kedua orang itu tampaknya sangat rapat, tapi masih terdapat lowongan yang terbuka. Dalam hal ini bila bukan seorang yang ahli dalam ilmu pedang, lowongan itu tak mungkin dapat terlihat begitu saja.

Diam-diam dia tersenyum seorang diri, lantas dia mengerti yang ilmu pedang 'Kiu-cie-kiam-hoat' sekalipun tampaknya tidak berguna, tapi khusus untuk dipergunakan melawan ilmu pedang tersebut.

Sewaktu Bwee San Bin menciptakan ilmu tersebut, dia setelah bersusah payah berapa tahun lamanya, barulah

Page 17: Pendekar pedangsakti dewikz-05

terbentuk ilmu tersebut. Waktu dia pertama kali berhasil membentuk ilmu tersebut, sebelumnya dia sudah memahami titik kelemahan ilmu pedang dari tiap-tiap partai.

Sepuluh jurus telah berlalu pula, sedangkan kedua orang ini masih belum ketahuan yang mana yang akan menang dan yang mana pula yang akan kalah. Selagi mereka bertanding satu sama lain, tiba-tiba sebagian besar awan gelap gulita, sedangkan sinar pedang masing-masing bertambah menyeramkan saja tampaknya.

Sesaat kemudian dengan secara mendadak hujan besar turun dengan derasnya bagaikan ditumpahkan dari langit. Orange yang sedang menyaksikan pertempuran itu segera berlari-lari kebawah loteng Oey-ho-lauw untuk menghindarkan diri mereka dari serangan hujan besar itu, tapi kedua orang yang sedang melangsungkan pertempuran tersebut, tetap saja bertarung mati-matian dibawah hujan deras itu.

Kedua orang ini boleh dikatakan telah menunjukkan kepandaian yang lihay sekali dari keturunan kedua masing-masing partai mereka, yaitu Bu-tong dan Kong-tong, sekalipun mereka ini bukan ahli waris dari masing-masing partai mereka, tetap mereka memandang sangat penting pertempuran sekali ini, sedikitpun tidak mereka acuhkan hujan yang turun sangat lebatnya itu.

Serta merta diantara suara hujan itu terdengar suara orang menyanyi : "Dahulu ada seorang bernama Kiang Thay Kong, sampai umur tujuh puluh masih tidak berguna, sambil memikul terigu dia berjualan dijalan-jalan, tiba-tiba terbit hujan dan angin ..….”

Para penonton pertempuran itu merasa sangat takjub, karena mengapa dibawah hujan lebat begini dan malam

Page 18: Pendekar pedangsakti dewikz-05

yang demikian larutnya dan gelap gulita masih ada orang yang bernyanyi.

Suara nyanyian itu makin lama makin dekat, lalu diantara hujan itu tampak mendatang seorang yang jalan dengan sempoyongan, sambil menyanyi orang itu memukulkan kayu yang berbentuk panjang seperti gendang. Melihat ini orang banyak bertambah heran dan tercengang.

Orang itu ketika melihat ada orang yang bertempur dengan menggunakan pedang, lalu tertawa besar, kemudian berjalan sambil bernyanyi lagi : "Ha, ha, sungguh ramai sekali, hure, kedua orang bertempur seru dan ramai, hure, hure, dikota Yang-ciu ada kuil Swat-lie-bio, sedangkan dikota Tien-kang terdapat Lian-hwan-to ..….” Sambil menyanyi, ia berjalan terus, dan sewaktu dia berjalan sampai dibawah loteng, lalu dia menjatuhkan dirinya duduk didekat Lie Slauw Hiong, lalu dia bernyanyi lagi : "Dahulu ada satu tempat yang sangat bagus, tempat itu bila tak salah bernama Hong-yang, dikota Hong-yang itu lalu muncul Cu Hong Bu, dalam sepuluh tahun ada sembilan tahun menderita musim kemarau. Tung tung ciang, tung tung ciang.”

Sambil menyanyi dia memukul gendangnya, ramainya bukan buatan. Dia berbuat demikian seakan-akan disampingnya tidak ada orang lain lagi. Hwan Tie Seng yang melihat dandanannya seperti juga seorang pengemis, muka dan kepalanya sangat bersih sekali, sepasang matanya putih bagaikan batu giok, dan kukunya panjang-panjang. Tiba-tiba dia teringat akan seseorang, maka dengan suara yang perlahan dia lalu membisik dikuping Beng Pek Kie, bisikan mana telah menyebabkan muka Beng Pek Kie berubah, siapa dengan muka yang heran sekali dia memandang pada orang itu.

Page 19: Pendekar pedangsakti dewikz-05

Lie Siauw Hiong yang melihat gerak-gerik kedua orang ini, hatinya tertarik, tapi dengan tenang sekali dia tetap duduk disitu. Sewaktu orang itu memutar kepalanya, dia lihat bahwa Lie Siauw Hiong duduk disampingnya, mukanya berubah, lalu dia memperhatikan Lie Siauw Hiong ini, kemudian dia tertawa pada Lie Siauw Hiong.

Lie Siauw Hiong pun lalu tertawa pula pada orang itu, Hwan Tie Seng dan Beng Pek Kie yang melihatnya pun merasa keheran-heranan.

Pada saat itu pula Ie It Hui dan Ciam Peng yang sedang bertempur seru itu, tiba-tiba mendengar suara nyanyian itu, sangat mengganggu konsentrasi pikiran mereka. Pada umumnya bila dua orang yang mempunyai kepandaian yang sempurna sedang berkelahi, perhatian mereka sedikitpun tidak boleh terganggu. Hujan masih turun dengan derasnya, lalu ditambah lagi dengan nyanyian dan gendang, sehingga kedua orang itu tidak dapat bertempur sebaik semula, karena hati mereka sudah mulai kacau rasanya.

Kedua orang itu merasakan semangat mereka tidak sebaik tadi, sedangkan permainan pedang merekapun tidak setangkas semula, tapi kedua orang ini insyaf bahwa pada saat ini adalah saat-saat yang menentukan. Leng-hong-kiam-khek paling merasa kuatir sekali, pada waktu itu setindak demi setindak dia berjalan mendekati, tidak terasa lagi dia sudah berada dibawah hujan.

Pada saat itu setelah mengeliatkan serangan pedang lawannya, Ciam Peng dengan memiringkan tubuhnya maju merangsak lawannya, tangan kirinya dipakai menotok pergelangan tangan Ie It Hui yang memegang pedang, sedangkan dengan tangan kanannya dia menotok jalan darah 'Liok-yang' pada tubuh lawannya.

Page 20: Pendekar pedangsakti dewikz-05

Serangan ini sebenarnya sangat berbahaya sekali, mereka yang sedang bertempur dengan serunya ini sungguh-sungguh hebat sekali, seharusnya Ciam Peng tidak boleh melakukan penyerangan macam begitu, sebab dengan menyerang demikian ini, badannya tidak cukup terjaga, sebab kedua-dua tangannya sudah digunakan untuk menyerang lawannya, maka Leng-hong-kiam-khek yang melihat dari samping tidak terasa lagi berseru kaget, karena dia tahu yang saudara seperguruannya ini pasti akan menemui bahaya, buru-buru kakinya ditotolkan untuk berlompat maju, tapi dia sudah terlambat satu langkah.

Ie It Hui dengan teguhnya memasang kuda-kudanya ditanah, badannya dengan sekonyong-konyong ditarik mundur, tangan kanannya dikendorkan, sehingga pedangnya pun menjadi agak kendor. Sewaktu pedangnya itu hendak turun kembali, .tiba-tiba dibalikkannya pedangnya itu dari arah luar lantas dengan cepat menjurus menotok jalan darah 'Ciang-tay' ditubuh Ciam Peng.

Caranya dia melakukan serangannya ini, sungguh tepat sekali, pedang yang berada ditangannya secara kendor sekali sudah berhasil mengelitkan totokan Ciam Peng, sedangkan dengan penyerangan pedangnya ini, dia menotok jalan darah Ciam Peng, tipu macam demikian, tidak terdapat pada golongan partai manapun, kecuali partainya sendiri, hanya dengan perubahan yang sekonyong-konyong dari Ie It Hui, sungguh-sungguh berada diluar dugaannya lawan sama sekali. Ciam Peng ingin berkelit sudah tidak sempat lagi, tanpa dinyana tubuhnya lalu jatuh kebumi.

Pergerakan Leng-hong-kiam-khek seperti angin, tapi sekali ini waktu dia memburu maju, ternyata tubuh Ciam Peng sudah terlebih dahulu jatuh kemuka bumi, sedangkan tangannya masih tetap memegang pedangnya, tapi

Page 21: Pendekar pedangsakti dewikz-05

mukanya pucat kuning, sedangkan kedua matanya telah terpejam.

Dalam kekagetannya ini, Leng-hong-kiam-khek tanpa memperdulikan segala sesuatunya lagi lalu membungkukkan badannya memeluk tubuh Ciam Peng, lalu dia periksa luka adik seperguruannya ini. Para penontonpun pada berteriak pula menyaksikan kejadian itu, tanpa memperdulikan hujan lagi lalu mereka berlari-lari kemuka kedua orang itu. Lie Siauw Hiong yang melihat orang aneh itu, tidak ingin memperdulikan keadaan mereka, tampak dia terus saja bernyanyi-nyanyi, oleh karena itu, diapun duduk tidak ingin meninggalkan tempat itu.

Leng-hong-kiam-khek yang melihat Ciam Peng kena ditotok jalan darah Ciang-tay-nya, dia merasa gugup dan marah, lalu dia berkata : "Bagus, bagus, ilmu pedang Kong-tong benar-benar sangat lihay sekali, sekarang ternyata partai Bu-tong boleh dikatakan sudah kalah olehmu.”

Pada saat itu seluruh pakaian Ie It Hui basah kuyup, sedangkan badannyapun terasa sangat capai sekali. Bila sampai Leng-hong-kiam-khek turun tangan terhadapnya, dia tahu yang dia tidak mungkin dapat melayaninya lagi, buru-buru dia berkata : "Apakah tuan ingin mencoba pula ?”

Dengan perasaan marah yang memuncak Leng-hong-kiam-hek berkata : "Aku pasti tidak akan menarik keuntungan dari keadaanmu itu, kepandaian orang she Ie itu, walau bagaimanapun akhirnya aku ingin coba merasainya.”

Didepan para pendekar, dari kota Bu-han ini dia telah mengeluarkan perkataan yang pantas sekali, tapi hal itu bukan terbit dari hatinya yang jujur, adalah karena setelah

Page 22: Pendekar pedangsakti dewikz-05

dia melihat keadaan Ciam Peng cukup membahayakan, oleh karena itu, dia harus pergi cepat-cepat untuk mengobatinya.

Sambil mendukung tubuh Ciam Peng dia lalu membentak Thio Tie Hoa yang berdiri disampingnya : "Masih belum mau jalan !”

It It Hui berkata pula : "Harap kau beritahukan kapada gurumu, kasih tahu padanya bahwa kawan lamanya dari gunung Kong-tong sebelah barat, pada sepuluh tahun yang lalu mungkin ketinggalan sesuatu ditempat, bila memang barang tersebut masih ada disana, tolonglah dikembalikan saja pada pemiliknya yang sah.”

Dengan marah Leng-hong-kiam-khek menjawab : "Dalam batas waktu satu bulan lamanya, guruku pasti akan mengunjungi gunung Kong-tong, harap kau sambut kedatangannya nanti.”

Sambil menengadahkan kepalanya Ie It Hui tertawa lalu berkata : "Baik, baik, pertemuan dipuncak gunung Thay-san pada musim rontok ini, aku masih mengharapkan kaupun dapat datang juga, untuk memberi pelajaran terhadapku.”

Dengan masih tetap marah Leng-hong-kiam-khek menjawab : "Sudah tentu.”

Badannya segera berkelebat, sambil mendukung tubuh Ciam Peng dia lari pesat sekali seperti terbang saja cepatnya.

Lie Siauw Hiong yang mendengar percakapan kedua orang itu, dia sudah tahu perhubungan antara partai Bu-tong dan Kong-tong tidak dapat didamaikan lagi. Kini perhubungan mereka ini bagaikan air dengan api saja yang tidak dapat bercampur baur pula, lalu dia menolehkan kepalanya memandang pada orang aneh itu, dia lihat orang

Page 23: Pendekar pedangsakti dewikz-05

itu tambah lama suara nyanyiannya bertambah kecil dan perlahan, seakan-akan pada saat itu dia sudah jatuh tertidur.

Lie Siauw Hiong lalu tersenyum, kemudian dia bangun berdiri berjalan kearah Ie It Hui sambil berkata : "Kepandaian ilmu pedang Ie Heng sungguh-sungguh luar biasa sekali, hari ini mata Siauw-tee benar-benar sudah terbuka.”

Lalu diapun berkata pula terhadap Hwan Tie Seng dan kawan-kawannya : "Hari ini aku menjadi tuan rumah, untuk pergi ke Hong-lim-pan untuk minum sampai puas guna memberi selamat pada Ie Heng, apakah kalian setuju ?”

Dengan segera Ie It Hui berkata : "Atas kebaikan Lie Heng ini, Siauw-tee merasa berterima kasih sekali, hanya Siauw-tee harus segera kembali ke Kong-tong untuk memberitahukan urusan ini kepada guruku.” Setelah berdiam sejurus lalu dia melanjutkan perkataannya : "Masih ada Chit-biauw-sin-kun yang muncul kembali didunia rimba persilatan Siauw-teepun harus segera memberitahukan pula kepada guruku supaya dia bisa bersiap-siap.”

Lie Siauw Hiong lalu berkata : "Karena Ie Heng mempunyai pekerjaan penting tersebut, Siauw-teepun tidak dapat memaksa menahanmu, hanya perpisahan hari ini, bila dikemudian hari kita tidak dapat saling bertemu kembali, Siauw-tee sungguh merasa kecewa dan bersedih hati sekali.”

Dengan tertawa lalu Ie It Hui berkata : "Kepergian Siauw-tee sekali ini, justeru ingin menyelesaikan suatu pekerjaan, bila pekerjaan ini telah dapat aku selesaikan, Siauw-tee pasti akan datang kemari lagi, Lie Heng boleh

Page 24: Pendekar pedangsakti dewikz-05

berpesta pora dengan kawan-kawan selama sepuluh hari. Dan kita berpisah dahulu untuk sementara waktu.”

Sehabis berkata begitu, lalu dia memberi hormat kemudian dia berangkat pergi secepat terbang, hingga dalam waktu sekejap mata saja bayangannya telah lenyap ditelan gelap pekat dalam hujan rintik-rintik itu.

Sesudah itu mendadak sontak Hwan Tie Seng datang menghampiri sambil berkata dengan suara yang perlahan : "Lie Heng apakah kenal dengan orang itu ?,” sambil menundingkan jarinya menunjuk kearah orang aneh yang masih duduk diemper rumah makan tersebut.

Lie Siauw Hiong sambil menggelengkan kepalanya menjawab : "Tidak kenal.”

Baru saja Hwan Tie Seng ingin membuka mulutnya untuk bicara lagi, tiba-tiba dia menguap, maka perkataan yang hendak diucapkannya itu segera ditelan kembali.

Beng Pek Kiepun segera datang menghampiri sambil berkata : "Dibawah hujan bukankah tempat yang layak untuk bercakap-cakap, Lie Heng lebih baik turut kami sekalian untuk naik kekapal kembali.”

Sambil tertawa Lie Siauw Hiong lalu berkata : "Siauw-tee masih merasa aneh sekali, Siauw-tee masih ingin berdiam disini untuk beberapa waktu, Hwan Heng dan Beng Heng silahkan saja pulang dahulu.”

Hwan Tie Seng terpekur sebentar lalu berkata :

"Begitupun baik, tapi siapa tahu Lie Heng akan menjumpai hal-hal yang aneh, hanya kami sekalian ingin berjalan terlebih dahulu.”

Begitupun Beng Pek Kie tampaknya tidak suka berdiam lebih lama lagi disitu, sambil memberi hormat lalu dia

Page 25: Pendekar pedangsakti dewikz-05

menarik tangan Hwan Tie Seng dan kawan-kawannya lain untuk meninggalkan tempat itu.

Lie Siauw Hiong lalu menggunakan tangannya menyeka air hujan yang melekat dimukanya, kemudian dia balik keemper rumah makan tersebut. Disana dia melihat orang aneh itu seperti sedang tidur dengan nyenyaknya. Maka setelah berdiri sesaat lamanya, lalu diapun duduk dipinggir orang aneh itu.

Setelah duduk sejurus lamanya, hujan makin kecil turunnya, diufuk Timur kelihatan fajar hampir menyingsing, sedangkan orang aneh itu masih tetap tidak bergerak dari tempatnya. Lie Siauw Hiong lama-lama menjadi tidak sabar, lalu berkata pada dirinya sendiri :

"Bila sampai kejadian saat ini ada orang yang jalan mendatanginya, bukankah akan menerbitkan buah tertawan saja ?” Tak lama antaranya fajar mulai menyingsing. Dugaan Lie Siauw Hiong ini tepat benar. Dari arah pantai Lie Siauw Hiong melihat orang datang, malah yang datang itu tidak terbatas satu orang saja.

Pandangan matanya sangat awas sekali, dari jauh dia melihat yang datang itu semuanya adalah wanita, diantara keempat wanita itu masing-masing memegang sesuatu barang, sedangkan seorang wanita yang berjalan dimuka adalah bertangan hampa.

Lie Siauw Hiong diam-dian mengeluh pada dirinya sendiri, dia berpikir wanita itu pakaiannya mewah-mewah, sedangkan dia sendiri kini sedang duduk berdampingan dengan seorang pengemis, hal itu bukankah suatu hal yang memalukan sekali ?

Dalam hatinya dia rasakan berdebar-debar ketika dia melihat seorang wanita yang berjalan dimuka menunjuk

Page 26: Pendekar pedangsakti dewikz-05

kearah tempat duduknya sambil menunjukkan muka yang berseri-seri terhadapnya.

Dia semakin merasa heran, dan dia tidak pernah berkenalan dengan wanita muda itu, sebaliknya mengapa wanita itu menunjuk kearahnya, mungkinkah dia tengah menertawakan aku, tapi agaknya wanita itu tidak mungkin melakukan hal yang demikian.

Wanita muda itu memakai baju yang berwarna hijau, rambutnya lebat sekali, sedangkan alisnya indah bagaikan dilukis.

Dipagi hari begini seakan-akan dia melihat gadis dalam sebuah lukisan saja. Lie Siauw Hiong tidak terasa lagi dia telah melirik kearah wanita itu.

Wanita muda itu semakin lama semakin dekat saja, malahan dia berjalan kearah tempat duduk Lie Siauw Hiong sendiri, dibelakangnya keempat wanita itu agaknya adalah budak-budaknya, mereka masing-masing memegang sebuah sudut dari tapang yang lemas.

Lie Siauw Hiong rasakan seakan-akan dia tengah bermimpi saja, semakin melihat keadaan tersebut dia merasa semakin aneh saja, tapi satu hal yang paling aneh ialah justeru wanita muda itu ketika berjalan sampai dimukanya lalu dia melemparkan sebuah senyuman yang manis sekali.

Lie Siauw Hiong yang memperoleh sebuah senyuman ini, merasa bahagia sekali, sehingga membuat dia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya dengan perasaan yang bingung dia berdiri terpaku disitu.

Keempat budak yang berjalan dibelakangnya itu sewaktu sampai dimuka pengemis itu, lalu mereka angkat tubuh pengemis itu kemudian dibaringkan pada sebuah tapang

Page 27: Pendekar pedangsakti dewikz-05

yang mereka bawa, ketika itu pengemis itu membuka matanya, setelah memandang keempat penjuru, lalu dia tidur kembali, melihat kejadian tersebut, sungguh-sungguh membuat Lie Siauw Hiong menjadi heran sekali, dengan terpesona dia tetap memandang pada wanita muda itu, sedangkan wanita itu kembali memberikan sebuah senyuman lagi kepadanya. Maka dengan tersipu-sipu Lie Siauw Hiong segera memberi hormat pada wanita itu sambil berkata :

"Kho-nio ..….”

Dia hanya dapat mengeluarkan dua patah kata saja, lalu diapun tidak dapat mengucapkan perkataan selanjutnya. Oleh karena itu, diapun tidak mengetahui siapakah gerangan wanita itu, juga dia tidak mengetahui antara wanita muda itu dengan pengemis tersebut mempunyai hubungan apakah, mengapa pula keempat budak itu membawa pergi pengemis tersebut, lagi pula apa maksud wanita muda itu memberi senyuman kepadanya.

Wanita muda tersebut ketika melihat Lie Siauw Hiong berbuat demikian, untuk ketiga kalinya dia memberi sebuah senyuman lagi. Saat itu sudah menjelang pagi, matahari sudah mulai memancarkan sinarnya.

Keempat budak itu setelah meletakkan badan pengemis itu diatas tapang, lalu masing-masing memegang setiap sudutnya kemudian mereka berjalan pergi darimana mereka datang tadi.

Wanita muda itu tampak memainkan sudut matanya seketika, tiba-tiba lalu dia berkata dengan suaranya yang amat merdu sekali : "Ayahku telah menerima layananmu yang sempurna, aku amat merasa bersyukur dan berterima kasih sekali pada tuan. Malam ini aku akan menyediakan arak untuk menjamu tuan. Sudi apakah kiranya tuan

Page 28: Pendekar pedangsakti dewikz-05

mampir keperahu kami, untuk saling mempererat persahabatan kita ?” Sehabis berkata begitu, sekali lagi dia memberi hormat dengan takzimnya, lalu dia memutar badannya untuk berjalan pergi.

Sejurus lamanya Lie Siauw Hiong terpesona, hingga dia lupa akan segala kejadian-kejadian yang baru saja berlalu. Wanita muda yang demikian cantiknya ini, adalah anak dari pengemis tersebut. Sekian pula lamanya ia terheran-heran dengan takjubnya, memikirkan akan adanya hal yang seaneh itu, tapi mengapa pula wanita muda itu mengundangnya datang keperahunya untuk minum-minum, setelah dia mengatakan bahwa Lie Siauw Hiong telah melayani ayahnya dengan telaten. Betulkah pengemis ini ayahnya yang sebenarnya.? Tapi walaupun benar pengemis itu adalah ayahnya, Lie Siauw Hiong tidak pernah merasa melayani ayahnya dengan teliti.

Dan pula yang mana kapalnya yang dikatakannya perahu itu, akupun tidak mengetahui, sebab disungai itu banyak sekali kapal-kapal yang berlabuh, lagi pula bagaimana bentuk kapalnya itu. Sekalipun dia sendiri sangat ingin bertandang kekapal wanita itu, tapi ia tidak bisa mencari yang mana kapal mereka itu.

Aneka ragam pertanyaan yang tak putus-putusnya membuat otaknya bekerja keras.

"Kejadian yang aneh, kejadian yang aneh, sungguh-sungguh satu kejadian yang langka, tapi waktu berpisah wanita muda itu rasanya sangat berat sekali, hal itu sungguh-sungguh mengherankan sekali, hingga tepat seperti apa yang dikatakan oleh Hwan Tie Seng.”

Berkata sampai disini lalu tiba-tiba ditepuknya dahinya dan dia berkata : "Aku sungguh bodoh. Hwan Tie Seng tampaknya mengetahui benar latar belakang dari pengemis

Page 29: Pendekar pedangsakti dewikz-05

itu. Aku akan pulang menanyakan hal ini kepadanya, tanpa mengatakan sesuatu padaku, tentu dia sudah mengetahui persoalannya.”

Oleh karena itu, soal ini lalu dikesampingkannya saja untuk sementara waktu, sambil membersihkan bajunya, lain dia berjalan kearah pantai untuk menantikan datangnya tukang perahu yang dapat membawa dia menyeberangi sungai itu.

Tapi waktu perahu itu tepat berada ditengah-tengah sungai, dia melihat air sungai berombak-ombak, hatinyapun terasa kacau seperti air sungai itu pula.

Dalam waktu sepuluh tahun sewaktu dia berada dikamar batu untuk mempelajari ilmu kepandaiannya itu, dia sudah menjadi biasa hidup seorang diri dengan cara yang sederhana sekali, kecuali dia sudah sangat biasa dalam melatih diri, diluar itu tidak ada sesuatu yang dipikirkannya, tapi pada saat itu dia baru saja empat atau lima hari menerjunkan dirinya dalam kalangan Kang-ouw. Kini banyak sekali pekerjaan yang harus dipikirkannya, yang meminta penyelesaiannya. Ternyata tugas yang diberikan oleh Bwee San Bin adalah begitu sulit dan berat.

Ingatannya pada kejadian sepuluh tahun yang silam, kejadian yang amat menyedihkan, telah menimpa dirinya kembali mendadak sontak terlintas diotaknya. Walaupun peristiwa itu ia sudah mulai agak lupa karena lamanya massa berlalu, tapi saat itu tiba-tiba segar kembali dalam ingatannya.

Ditambah lagi dengan pengalamannya yang 'sangat manis' pada beberapa hari yang lain, dengan memeras tenaga, dia telah berhasil menolong wanita muda she Phui yang mempunyai mata yang sangat indah itu. Tampaknya ia seakan-akan minta belas kasihan dan wanita yang berbaju

Page 30: Pendekar pedangsakti dewikz-05

hijau itu yang mempunyai gaya tertawa yang manis sekali yang dia temui dibawah loteng rumah makan Oey-ho-lauw, kesemuanya itu membuat dia merasa bingung sekali.

Wanita-wanita itu adalah wanita pelacur dari Hong-lim-pan. Sekalipun Lie Siauw Hiong sangat benci atas pekerjaan wanita-wanita tersebut, namun perasaannya merasa amat tertusuk membuat ia menjadi sangat terharu akan hal itu. Belum pernah seumur hidupnya ia mengalami hal demikian. Tanpa disadarinya, batin Lie Siauw Hiong telah terpengaruh pula oleh kecantikan wanita muda itu.

Dalam berpikir demikian tekunnya ini, tidak terasa lagi perahunya sudah mendekati pantai. Dipantai kusirnya sedang menantikan kedatangannya. Kusirnya itu duduk termangu-mangu diatas keretanya. Ia merasa sangat lelah dan terkantuk selama menantikan majikannya itu. Ia sangat sayang dan hormat sekali pada majikannya itu, karena ia tahu bahwa majikannya itu adalah seorang manusia yang ramah dan baik hati dan lagi mempunyai simpati besar pada orang lemah, melarat dan juga pada orang yang hidup tertekan seperti para pelacur itu.

Ketika kusirnya melihatnya sudah datang, dengan girang sekali dia segera melompat dari keretanya, lalu membukakan pintu kereta dan dengan hormat sekali dia bertanya :

"Sudah ingin pulangkah Loo-ya (majikan) ?”

Lie Siauw Hiong hanya menggut saja, dalam hatinya ia berpikir :

"Rupanya tiap-tiap orang mempunyai keingininnya sendiri-sendiri. Bila dibandingkan dengan orang lain, tentu bedanya akan sangat jauh pula, umpamanya saja kusirku ini, ketika melihat kedatanganku, dia kelihatannya begitu girang dan puas sekali. Sesudah sampai dirumah, kusirku

Page 31: Pendekar pedangsakti dewikz-05

yang kelihatannya penat itu baru dapat tidur dengan nyenyaknya, karena dia tidak lagi harus menantikan majikannya sampai pagi. Untuk dan sampai hari ini, aku masih belum mengetahui apa harapanku, aku hanya tahu yang aku mempunyai satu keinginan yang kuat sekali dan aku mengharapkan yang keinginanku itu akan tercapai. Bila demikian halnya; barulah terhitting yang cita-citaku akan terpuaskan.”

Lalu dia menghampiri kereta tersebut dan kemudian, naik kereta.

Sambil menarik napas panjang, dia berkata: "Hanya mungkinkah angan-anganku itu akan tercapai ?”

Dalam ruangan keretanya yang sangat sempit dan kecil itu, dia memandang kepojok keretanya itu. Pada saat itu dia sangat mengharapkan sekali wanita yang tempo hari menyembunyikan dirinya disitu, agar dapat kembali duduk disampingnya.

Kemudian Lie Siauw Hiong memerintahkan saisnya untuk mempercepat jalan keretanya. Karena jarak dari pantai kerumahnya sangat dekat, maka dalam tempo beberapa menit mereka sudah sampai.

San Bwee Cu Poo Hoo baru saja menutup pintu tokonya, sedangkan pelayan-pelayan sedang mengerjakan pekerjaannya sehari-hari. Mereka tampak sangat mengantuk sekali. Lie Siauw Hiong hanya manggutkan kepalanya saja atas sambutan pelayannya itu, yang tampaknya begitu rajin-rajin, kemudian dia langsung masuk kekamar wanita muda itu.

Tanpa mengetuk pintunya lagi, dia sudah memasuki kamar wanita muda itu, karena dia sudah kebiasaan selama bertahun-tahun hidup dikamar batunya, terhadap segala adat istiadat khalayak ramai dia kurang mengetahui jelas,

Page 32: Pendekar pedangsakti dewikz-05

itulah sebabnya mengapa peraturan antara laki-laki dan wanita, dia tidak tahu jelas, maka terjadilah tindakannya yang semberono itu memasuki kamar orang, sekalipun dia banyak sudah membaca buku-buku, tapi setiap dia mengerjakan sesuatu selamanya dia sering lupa, karena dia sudah kebiasaan apa yang dikerjakan tanpa dipikir baik buruknya terus saja dia lakukan menurut suara hatinya.

Wanita muda itu didapatinya sedang duduk termenung diatas ranjang, ketika melihat Lie Siauw Hiong masuk, ia tampak amat girang lalu memanggil Lie Siauw Hiong.

Sebaliknya Lie Siauw Hiong sendiri merasa gembira pula, dengan tersenyum-senyum dan dengan suara yang lembut dia berkata : "Kho-nio (nona) pasti dapat beristirahat dengan tenang sekali, bukan ?”

Lalu tampak alisnya terangkat naik, sinar matanya yang cemerlang memancar dari mukanya yang sedari tadi kelihatan bersedih hati. Kini romannya yang sedih itu sudah berubah menjadi lebih bercahaya. Dengan perasaan malu-malu dia berkata :

"Aku she Phui ..….”

"Phui Kho-nio,” kata Lie Siauw Hiong selanjutnya.

Dengan sekonyong-konyong saja dalam hatinya timbul perasaan yang tenteram dan damai. Diwajah wanita muda itu terbayang seakan dia merasakan bahwa dia telah mempunyai tulang punggung yang kuat sekali, karenanya dia tidak usah banyak memikirkan soal dirinya lagi yang hidup sebatang kara itu.

Wanita muda itu karena amat malunya, dia menundukkan kepalanya, karena ia maklum bahwa seorang wanita yang belum berumah tangga dan berani memberitahukan namanya dihadapan pemuda asing adalah

Page 33: Pendekar pedangsakti dewikz-05

terlarang pada saat itu. Hal itu telah dilakukannya, karena dia sangat tertarik serta mmepunyai kesan yang baik sekali atas diri pemuda itu, karena Lie Siauw Hiong adalah seorang pemuda yang tampan serta masih muda belia, sangat sopan santun, welas asih dan periang, sehingga hal itu semuanya telah berhasil membuka pintu hatinya. Sebaliknya pemuda Kim Ie, mempunyai suara yang sangat jelek dan berwajah sangat dingin. Sejak kecil pemuda-pemuda yang pernah dijumpainya, kalau bukan petani pastilah ia pencuri atau perampok. Walaupun dia tidak mengerti akan tindak-tanduk Lie Siauw Hiong ini, bahkan diapun sama sekali tidak saling mengenal, tapi perasaan aneh telah merasuk dikalbu masing-masing. Perasaan ganjil ini semakin bersemi dengan segarnya dihati kedua muda-mudi yang belum begitu saling mengenal. Sewaktu-waktu bila keduanya bertemu, acapkali membuat muka mereka kemerah-merahan, itulah yang disebut cinta pertama yang membuat seseorang itu melamun, berkhayal kesoal yang muluk-muluk dan indah-indah saja. Perasaan tersebut lebih-lebih menonjol pada pemuda dan pemudi yang masih bujangan.

(Oo-dwkz-oO)

(Nyambung ke Jilid 6)