pendapatan, piutang

Upload: fathia-rofifah

Post on 05-Jan-2016

292 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Udah di parkir motor ges

TRANSCRIPT

  • PENDAPATAN, PIUTANG, DAN PENJUALANFarhan Walid8335132509 Fathia Rofifah8335132520 Halimah8335132402

  • PendapatanDalam SAK-ETAP oleh IAI (2009:114-122), pendapatan (income) berarti suatu penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari penanaman modal.

  • Jenis PendapatanPenjualan barangPenyediaan JasaKontrak konstruksiBunga, royalti dan dividen

  • PenghasilanMenurut UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 pasal 4 ayat (1), penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

  • Penghasilan Objek PajakMenurut pasal 4 ayat (1) UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, penghasilan yang merupakan objek pajak adalah sebagai berikut:a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang,b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan.c. Laba usaha.

  • Penghasilan Objek PajakKeuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:1. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.2. Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya.3. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun.4. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan PMK-245/PMK.03/2008, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.5. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan.

  • Penghasilan Objek Pajake. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang.g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

  • Penghasilan Objek Pajakk. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.l. Keuntungan selisih kurs mata uang asing.m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktivan. Premi asuransi.o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak;q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.r. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.s. Surplus Bank Indonesia.

  • Penghasilan Bukan Objek PajakPenghasilan yang tidak termasuk sebagai objek pajak menurut pasal 4 ayat 3 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 adalah:a. 1. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP 18 Tahun 2009).2. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.

  • Penghasilan Bukan Objek Pajakb. Warisan.c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal.d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.

  • Penghasilan Bukan Objek Pajakf. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.2. Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor.g. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai.h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan

  • Penghasilan Bukan Objek Pajaki. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif.

    j. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:1. Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan (perusahaan yang penjualan netonya tidak melebihi Rp 5.000.000.000 dalam setahun), atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan2. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;

    k. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

  • Penghasilan Bukan Objek Pajakl. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.

    m. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, WP atau anggota yang tidak mampu dan yang sedang mengalami bencana alam.

  • Penghasilan yang Dikenai Pajak FinalMenurut pasal 4 ayat 2 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, penghasilan yang dikenai pajak yang sifatnya final adalah:Penghasilan berupa bunga deposito dan tabunagan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.Penghasilan berupa hadiah undian.Penghasilan dari transaksi saham sekuritas lainnya, transaksi dervatif yang diperdagangkan dibursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura.

  • Penghasilan yang Dikenai Pajak FinalPenghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan.Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

  • Jenis-jenis penghasilan yang dikenakan PPh yang bersifat final antara lain :1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sesuai dengan PP Nomor 131 Tahun 2000 dan KMK-51/KMK.04/ 2001tentang PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang mulai berlaku 1 Januari 2001. Besarnya PPh atas bunga dari deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikasi Bank Indonesia adalah sebagai berikut :Dikenakan pajak final sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto, terhadap WP dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT).Dikenakan pajak final sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang berlaku, terhadap WP dalam negeri.

  • 2. Penghasilan berupa diskonto Surat Perbendaharaan Negara (SPN) sesuai dengan PP 27 Tahun 2008 dam PMK-63/PMK.03/2008 yang mulai berlaku 4 April 2008.

  • 3. Penghasilan dari transaksi bunga obligasi sesuai dengan pp 16 tahun 2009 jo.PMK-85/PMK.03/2011 tentang PPh atas penghasilan berupa bunga obligasi yang mulai berlaku 1 januari 2009.

  • Besarnya PPh adalah sebagai berikut.Bunga dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities) adalah sebesar15% bagi WP dalam negeri dan BUT; dan20% atau sesuai dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT.Dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period) obligasi.Diskonto dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities) adalah sebesar:15% bagi WP dalam negeri dan BUT; dan20% atau sesuai dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT.

  • Besarnya PPh adalah sebagai berikut.Bunga dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities) adalah sebesar15% bagi WP dalam negeri dan BUT; dan20% atau sesuai dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT.Dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period) obligasi.Diskonto dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities) adalah sebesar:15% bagi WP dalam negeri dan BUT; dan20% atau sesuai dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT.

  • Besarnya PPh adalah sebagai berikut.Bunga dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities) adalah sebesar15% bagi WP dalam negeri dan BUT; dan20% atau sesuai dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT.Dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period) obligasi.Diskonto dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities) adalah sebesar:15% bagi WP dalam negeri dan BUT; dan20% atau sesuai dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT.Dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga berjalan (accrued interest)

  • Diskonto obligasi tanpa bunga (non-interest bearing debt securities) adalah sebesar:15% bagi WP dalam negeri dan BUT; dan20% atau sesuai dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT.Dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi.Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh WP reksadana yang terdaftar pada Bapepam dan Lembaga Keuangan sebesar:0% untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2010;5% untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013; dan15% untuk tahun 2014 dan seterusnya.Atas penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh WP berupa bunga obligasi dikenai pemotongan PPh yang bersifat final, kecuali bagi WP tertentu sebagai berikut: (a) dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya disahkan oleh Menteri Keuangan; dan (b) bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.

  • 4. Penghasilan dari transaksi bunga simpanan koperasi sesuai dengan PP 15 Tahun 2009 tentang PPh atas bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi orang pribadi yang mulai berlaku 1 Januari 2009. Bunga simpanan adalah imbalan berupa bunga simpanan yang diterima anggota koperasi orang pribadi dari dana yang disimpan anggota koperasi orang pribadi pada koperasi tempat orang pribadi tersebut menjadi anggota. Namun tidak termasuk bunga simpanan yang diterima anggota koperasi orang pribadi yang merupakan bagian dari Sisa Hasil Usaha (SHU).

  • Besarnya PPh adalah:0% untuk penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan Rp 240.000 per bulan; atau10% dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebi dari Rp 240.000 per bulan.Koperasi yang melakukan pembayaran bunga simpanan kepada anggota koperasi orang pribadi, wajib memotong PPh yang bersifat final pada saat pembayaran.

  • 5. Penghasilan dari transaksi hadiah undian sesuai dengan PP 132 Tahun 2000 jo. Kep-395/PJ/2001 jo. SE-19/PJ.43/2001 tentang PPh atas hadiah undian dengan nama dan dalam bentuk apapun.Besarnya PPh yang wajib dipotong atau dipungut adalah 25% dari jumlah bruto hadiah undian.

  • 6. Penghasilan dari transaksi saham di bursa efek.Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi penjualan saham, baik saham pendiri maupun saham bukan pendiri, di bursa efek di pungut PPh yang bersifat final sebesar 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan .

  • 7. Penghasilan dari transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa sesuai dengan PP 17 Tahun 2009 tentang PPh atas penghasilan dari transaksi derivatif berupa kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa yang mulai berlaku 1 Januari 2009.

  • 8. Transaksi Penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal oleh perusahaan modal ventura .Atas penghasilan perusahaan modal ventura dari transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangan usahanya dikenakan PPh yang bersifat final sebesar 0,1% dari jumlah bruto transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal.

  • 9. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/bangunan Besarnya PPh adalah 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, kecuali atas pengalihan hak atas rumah sederhana dan rumah susun sederhana yang dilakukan WP yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenakan PPh sebesar 1% dari jumlah nilai pengalihan.

  • 10. Penghasilan dari usaha jasa konstruksi sesuai dengan PP 51 Tahun 2008 jo.PMK-187/PMK.03/2008 jo.SE/PJ.03/2008 tentang PPh atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi, mulai berlaku 1 Januari 2009.Tarif Pajak Penghasilan untuk usaha Jasa Konstruksi adalah sebagai berikut:2% (dua persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil;4% (empat persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha;3% (tiga persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b;4% (empat persen) untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha; dan6% (enam persen) untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha.

  • 11. Usaha Real Estate dikenakan PPh sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/bangunan, kecuali untuk rumah sederhana dan rumah susun sederhana sebesar 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan. Pajak-pajak tersebut bersifat final.

  • 12. Penghasilan dari transaksi persewaan tanah dan/bangunanAtas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari persewaan tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang, dan industri, wajib membayar PPh. Besarnya Pajak Penghasilan yang wajib dipotong atau dibayar sendiri adalah sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/ atau bangunan dan bersifat final.

  • 13.Penghasilan dari transaksi deviden yang diterima /diperoleh oleh WP orang Pribadi dalam negeri sesuai dengan PP 19 Tahun 2009 jo.SE-01/PJ.03/2009, dikenakan PPh sebesar 10% dan bersifat final.14. Penjualan bahan bakar minyak jenis premix, super TT dan gas untuk penyalur agen Pertamina sebesar 0,3% sesuai dengan PMK-154/PMK.03/2010 jo. PER-57/PJ/2010 jo.SE-92/PJ/2010.

  • Beban yang Berhubungan dengan Pajak Penghaslian Final dan Non-Pajak PenghasilanBiaya yang berhubungan dengan penghasilan yang bersifat final.Sesuai Pasal 4 ayat (1) UU PPh, apabila suatu jenis penghasilan dikenakan pajak dengan tarif yang bersifat final, maka penghasilan tersebut tidak boleh digabungkan dengan penghasilan lain yang dikenakan tarif umum.Biaya yang berhubungan dengan penghasilan yang bukan merupakan objek pajak.Sesuai Pasal 6 ayat (1) UU PPh bahwa untuk dapat dibebankan sebagai biaya secara fiskal, maka pengeluaran-pengeluaran tersebut harus mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak.