pendapatan nasional

16
A. PENDAPATAN NASIONAL a. Pengertian Pendapatan Nasional Menurut lipsey dan steiner mendefinisikan pendapatan nasional sebagai nilai dari seluruh produk yang dihasilkan oleh seluruh pelaku ekonomi dalam suatu Negara dalam satu tahun. Nilai yan dimaksud dalam perhitungan pendapatan nasional adalah nilai jual, dengan sendirinya termasuk pajak yang timbul atas transaksi penjualan barang atau jasa tersebut. Pendapatan nasional dapat juga disebut dengan produk nasional. Produk nasional mengindikasikan nilai jual dari seluruh produk yang dihasilkan, sedangkan pendapatan nasional mengindikasikan jumlah yang dibayarkan oleh seluruh pelaku ekonomi untuk menhasilkan produk tersebut. Sedangkan menurut badan pusat statistic (BPS) pendapatan nasional adalah pendapatan bersih seluruh warga negara dari suatu Negara dalam satu tahun. (Pusdiklatwas BPKP, 2007) Pendapatan nasional atau produk nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Dalam konsep pendapatan nasional dikenal istilah produk nasional bruto (PNB) yaitu seluruh produk yang dihasilkan oleh faktor- faktor produksi milik warga negara dalam suatu tahun tertentu dan Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu seluruh produk yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi baik milik warga negara maupun orang asing dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu. Dengan semakin terbukanya situasi perekonomian dunia, maka konsep PDB lebih umum dipakai dalam penghitungan pendapatan nasional. (Sadono Sukirno, 2004) b. Pendekatan dalam Perhitungan Pendapatan Nasional 1. Pendekatan produksi Pendekatan hasil produksi atau product approach. Cara menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan ini adalah dengan cara mengumpulkan data tentang hasil akhir barang-barang dan jasa-jasa untuk suatu periode tertentu dari semua unit-unit produksi yang menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa tersebut. Semua nilai hasil akhir barang-barang dan jasa-jasa tersebut dijumlahkan. 2. Pendekatan pendapatan Perhitungan pendapatan nasional dengan cara ini menghitung pendapatan nasional dari pendekatan pengembalian atas faktor produksi yang dimiliki masyarakat dalam bentuk seperti upah, sewa, bunga dan keuntungan. Perhitungannya sebagai berikut : NI = upah + sewa + bunga + keuntungan NNP = NI + pajak tidak langsung GNP = NNP + Depresiasi Hal yang perlu diingat dalam pendekatan ini adalah bahwa bunga yang digunakan adalah bunga neto, yaitu bunga atas pinjaman yang digunakan untuk kegiatan yang produktif. Bunga atas pinjaman yang bersifat konsumtif seperti

Upload: adityahrc

Post on 11-Aug-2015

303 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendapatan Nasional

A.       PENDAPATAN NASIONALa.         Pengertian Pendapatan Nasional

Menurut   lipsey  dan   steiner  mendefinisikan  pendapatan  nasional   sebagai   nilai   dari   seluruh  produk  yang dihasilkan   oleh   seluruh   pelaku   ekonomi   dalam   suatu   Negara   dalam   satu   tahun.   Nilai   yan   dimaksud   dalam perhitungan pendapatan nasional adalah nilai jual, dengan sendirinya termasuk pajak yang timbul atas transaksi penjualan barang atau jasa tersebut.  Pendapatan nasional dapat juga disebut dengan produk nasional.  Produk nasional   mengindikasikan   nilai   jual   dari   seluruh   produk   yang   dihasilkan,   sedangkan   pendapatan   nasional mengindikasikan   jumlah   yang   dibayarkan   oleh   seluruh   pelaku   ekonomi   untuk  menhasilkan   produk   tersebut. Sedangkan menurut badan pusat statistic (BPS) pendapatan nasional adalah pendapatan bersih seluruh warga negara dari suatu Negara dalam satu tahun.                                       (Pusdiklatwas BPKP, 2007)

                                                                                                               Pendapatan nasional atau produk nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang-barang dan 

jasa-jasa  yang  dihasilkan  oleh   suatu  negara  dalam suatu   tahun   tertentu.  Dalam konsep  pendapatan  nasional dikenal istilah produk nasional bruto (PNB) yaitu seluruh produk yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara dalam suatu tahun tertentu dan Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu seluruh produk yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi baik milik warga negara maupun orang asing dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu. Dengan semakin terbukanya situasi perekonomian dunia, maka konsep PDB lebih umum dipakai dalam penghitungan pendapatan nasional.                                                (Sadono Sukirno, 2004)

b.      Pendekatan dalam Perhitungan Pendapatan Nasional1.      Pendekatan produksi

Pendekatan   hasil   produksi   atau product approach.   Cara   menghitung   pendapatan   nasional   dengan pendekatan ini adalah dengan cara mengumpulkan data tentang hasil akhir barang-barang dan jasa-jasa untuk suatu periode tertentu dari semua unit-unit produksi yang menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa tersebut. Semua nilai hasil akhir barang-barang dan jasa-jasa tersebut dijumlahkan.

2.      Pendekatan pendapatanPerhitungan  pendapatan  nasional  dengan   cara   ini  menghitung  pendapatan  nasional  dari  pendekatan 

pengembalian   atas   faktor   produksi   yang   dimiliki   masyarakat   dalam   bentuk   seperti   upah,   sewa,   bunga   dan keuntungan.

Perhitungannya sebagai berikut :NI = upah + sewa + bunga + keuntunganNNP = NI + pajak tidak langsungGNP = NNP + Depresiasi

Hal yang perlu diingat dalam pendekatan ini adalah bahwa bunga yang digunakan adalah bunga neto, yaitu bunga atas pinjaman yang digunakan untuk kegiatan yang produktif.  Bunga atas pinjaman yang bersifat konsumtif seperti bunga atas kredit kendaraan pribadi dan pinjaman pemerintah yang kerap kali digunakan untuk tujuan lain seperti subsidi dan membayar pensiun pegawai tidak diperhitungkan dalam pendapatan nasional.

3.      Pendekatan pengeluaranCara   ini  dilakukan dengan menghitung  besarnya pendapatan  nasional  dengan menjumlahkan seluruh 

pengeluaran yang dilakukan oleh keempat sektor dalam perekonomian yaitu sektor konsumen, sektor perusahaan, sektor   pemerintah   dan   sektor   perdagangan   luar   negeri.   Pendekatan   pengeluaran   disebut   juga   pendekatan penggunaan   atau end-use approach atau   penggunaan   akhir   dari   pendapatan   nasional,   yaitu   apakah   untuk konsumsi, untuk investasi, untuk kebutuhan pemerintah ataukah untuk dipasarkan keluar negeri.            (Sadono Sukirno, 2004)

Kelemahan dari perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ini adalah adanya kemungkinan untuk terjadinya perhitungan ganda. Perhitungan ganda terjadi karena suatu barang sering kali sebelum menjadi barang jadi harus mengalami beberapa kali proses produksi. Akibatnya barang tersebut diperjualbelikan beberapa kali di pasar sebelum barang tersebut selesai diproduksi. Untuk perhitungan dengan cara ini perlu diingat bahwa pengeluaran/konsumsi  baik  yang  dilakukan  oleh  konsumen  rumah   tangga  maupun  pemerintah  dalam bentuk 

Page 2: Pendapatan Nasional

investasi   seperti   membeli   asuransi,   mengirim   uang   ke   orang   tua   (rumah   tangga)   dan   pengeluaran   untuk pembangunan infrastruktur, subsidi, pemberian beasiswa (pemerintah) tidak diikut-sertakan dalam perhitungan di atas karena pengeluaran tersebut bukanlah untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian.

Dari ketiga model pendekatan tersebut, pendekatan pengeluaran merupakan model yang paling sering dipakai untuk mengukur  tingkat  pendapatan nasional   suatu negara.  Dengan pendekatan pengeluaran dapat  diketahui tingkat kegiatan ekonomi, yaitu sampai di mana kompleksnya permasalahan ekonomi yang dihadapi atau seberapa tinggi prestasi perekonomian yang dicapai.

c.          Hierarki Perhitungan Pendapatan NasionalAda beberapa istilah yang berhubungan dengan pendapatan nasional yaitu Gross Domestic Product (GDP), 

Gross National Product (GNP) dan Net National Product (NNP).

1.      GDP (Gross Domestic product)         Konsep

         GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua warga Negara yang berada di Negara tersebut baik warga Negara asli maupun warga Negara asing (akan tetapi tidak termasuk barang dan jasa yang dihasilkan warga Negara tersebut di Negara lain). Ada juga yang menyebutkan bahwa GDP adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan. SehinggaGDP diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). GDP berbeda dari  produk  nasional  bruto  karena  memasukkan  pendapatan   faktor  produksi  dari   luar  negeri  yang  bekerja  di negara   tersebut.   Sehingga  GDP  hanya  menghitung   total  produksi   dari   suatu  negara   tanpa  memperhitungkan apakah  produksi   itu  dilakukan dengan memakai   faktor  produksi  dalam negeri  atau  tidak.  GDP Nominal   (atau disebut   GDP   Atas   Dasar   Harga   Berlaku)   merujuk   kepada   nilai   GDP   tanpa   memperhatikan   pengaruh   harga. Sedangkan   GDP   riil   (atau   disebut   GDP   Atas   Dasar   Harga   Konstan)  mengoreksi   angka   GDP   nominal   dengan memasukkan pengaruh dari  harga.  Secara  teori,  GDP dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung GDP dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran. Produk domestik bruto ini digunakan  untuk  pengeluaran   konsumsi,  pembentukan  modal,   dan  ekspor.  Konsumsi  dibedakan   lagi  menjadi konsumsi pemerintahan dan konsumsi rumah tangga. Ada dua cara untuk melihat statistik ini yaitu melihat GDP sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam perekonomian dan GDP sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa dalam perekonomian (Mankiw, 2003).

         Komponen GDPBerdasarkan GDP sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa dalam perekonomian, maka GDP 

dibagi  menjadi  empat  kelompok pengeluaran,  yaitu:  konsumsi,   investasi,  pengeluaran pemerintah  dan ekspor bersih, maka:

GDP = CON + INV + GEX + NXGDP  adalah   jumlah   konsumsi,   investasi,   pengeluaran  pemerintah  dan  ekspor  bersih.   Konsumsi   (CON)   adalah seluruh   barang   dan   jasa   yang   dibeli   rumah   tangga.   Investasi   (INV)   adalah   barang-barang   yang   dibeli   untuk penggunaan masa yang akan datang.  Pengeluaran pemerintah   (GEX)  adalah barang dan  jasa  yang dibeli  oleh pemerintah  pusat  dan  daerah.   Ekspor  netto   (NX)  adalah  nilai   barang  dan   jasa   yang  diekspor   ke  negara   lain dikurangi nilai barang dan jasa yang diimpor dari negara lain.

KonsumsiKeputusan konsumsi sangat penting dalam menentukan permintaan agregat. Konsumsi merupakan duapertiga 

dari   GDP,   sehingga   fluktuasi   konsumsi   merupakan   elemen   penting   dari booming dan   resesi   ekonomi.   Teori konsumsi yang diajukan oleh Keynes merupakan salah satu teori yang menjadi dasar teori ekonomi makro. Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan yang penting. Estimasi ini berlawanan dengan teori klasik yang menyatakan bahwa tingkat bunga yang 

Page 3: Pendapatan Nasional

tinggi akan mendorong seseorang untuk menabung dan menghambat konsumsi. Fungsi konsumsi Keynes adalah sebagai berikut (Mankiw, 2003):

CON = a + b DIC ; a > 0 dan 0< b < 1dimana :CON = konsumsiDIC = pendapatan disposibela = konstantab = kecenderungan mengkonsumsi marjinal.Fungsi   konsumsi   ini   menunjukkan   kecenderungan   mengkonsumsi   marjinal   (perubahan   jumlah   yang 

dikonsumsi pada setiap perubahan pendapatan = DCON/DDIC) adalah antara nol dan satu, sehingga pendapatan yang  tinggi  akan menyebabkan konsumsi  meningkat  dan  tabungan  juga meningkat.  Artinya,   ketika  seseorang menerima  pendapatan  ekstra,  maka   sebagian  dari  pendapatan   tersebut  akan  dikonsumsi  dan   sebagian  akan ditabung.

InvestasiInvestasi merupakan unsur GDP yang paling sering berubah. Ketika pengeluaran barang dan jasa turun selama 

resesi,  sebagian besar  dari  penurunan itu berkaitan dengan turunnya pengeluaran  investasi.  Perilaku  investasi didasarkan   dengan   asumsi   bahwa   investor   akan   berperilaku  memaksimumkan   nilai   kini   (present value)   dari manfaat finansial dari kegiatan investasi yang tersedia. Pengeluaran investasi sangat tergantung pada tingkat suku bunga, dimana I = I(r). Tingkat investasi yang diinginkan atau direncanakan akan meningkat jika tingkat suku bunga turun. Kondisi   ini  disebabkan oleh tingkat bunga yang rendah menurunkan biaya modal,  maka untuk memiliki barangbarang modal menjadi menguntungkan. (Mankiw, 2003).

 Sumber biaya  investasi  di   Indonesia terdiri  atas  investasi  pemerintah,   investasi  swasta domestik (PMDN), investasi  swasta asing (PMA) dan investasi masyarakat (non-fasilitas).  Pengeluaran investasi  pemerintah secara langsung   dipengaruhi   oleh   penerimaan   pemerintah.   Penerimaan   pemerintah   diutamakan   untuk   membiayai pengeluaran rutin pemerintah yang mencakup konsumsi pemerintah dan pembayaran bunga dan cicilan hutang luar   negeri.   Oleh   karena   itu   pembiayaan   defisit   anggaran   pemerintah   merupakam   pembiayaan   investasi pemerintah.  Penerimaan  pemerintah  bersumber  dari  ekspor  migas,  pajak  dan  pinjaman   luar  negeri   Investasi swasta   asing   merupakan   sumber   pembiayaan   investasi   dibanyak   negara   berkembang.   Kondisi   ini   terutama disebabkan karena pada negara-negara  berkembang seperti  Indonesia,  kemampuan menabung masih   rendah. Sehingga sumber investasi asing menjadi alternatif yang tersedia untuk memenuhi target investasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengalirnya investasi asing dari negara asal ke negara tujuan, antara lain ketersediaan bahan baku, besarnya pasar (market size), harga bahan baku termasuk upah, suku bunga, dan nilai tukar. Dalam meningkatkan investasi dalam negeri, bank memiliki peran penting dalam mengalokasikan sumber dana, dimana bank bertindak sebagai perantara antara orang-orang yang ingin menabung dan orang-orang yang memiliki proyek investasi yang menguntungkan tetapi memerlukan dana .           Berdasarkan pemikiran tersebut, perilaku investasi di Indonesia dirumuskan sebagai berikut :

INV = f ( SB, NTK, GDP, UMR)dimana:INV = total investasiSB = suku bungaNTK = nilai tukarGDP = pendapatan nasionalUMR = upah minimum

          (Mankiw, 2003)

Pengeluaran PemerintahPada dasarnya setiap pengeluaran negara dilakukan atas landasan prinsip optimalisasi pemanfaatan dana 

untuk mencapai   sasaran-sasaran yang ditetapkan.  Pengeluaran pemerintah harus mampu mencapai  beberapa sasaran,   seperti   peningkatan   produktivitas   kerja   aparatur   pemerintah,   perluasan   jangkauan   dan   peningkatan kualitas   pelayanan   kepada   masyarakat,   pembinaan   dan   pengawasan   pelaksanaan   pembangunan   serta 

Page 4: Pendapatan Nasional

terpeliharanya berbagai aset negara dan hasil pembangunan. Pengeluaran pemerintah (Government Expenditure) adalah pengeluaranoleh pemerintah untuk membeli barang dan jasa. Sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai administrasi   pemerintahan   atau   pengeluaran   rutin   dan   sebagian   lainnya   untuk  membiayai   kegiatan-kegiatan pembangunan   atau   pengeluaran   pembangunan.   Pengeluaran   rutin   pemerintah   terdiri   dari   belanja   pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, angsuran pinjaman/hutang dan bunga, ganjaran subsidi dan sumbangan pada daerah, pensiun dan bantuan, pengeluaran yang tidak termasuk bagian lain, dan pengeluaran tak terduga.Pengeluaran   pembangunan   adalah   pengeluaran   yang   ditujukan   untuk   membiayai   proses   perubahan,   yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju kearah yang ingin dicapai. Umumnya biaya pembangunan tersebut diprogramkan   dalam   Daftar   Isian   Proyek   (DIP).   Pengeluaran   pembangunan   semuanya   diprogramkan   dalam berbagai proyek di setiap sektor dan sub sektor. Pengeluaran pembangunan tersebut dialokasikan ke berbagai sektor sesuai dengan urutan prioritas dan kebijakan pembangunan  (Pakasi, 2005).

Ekspor BersihPada perekonomian terbuka, pengeluaran suatu negara dalam satu tahun tidak perlu sama dengan yang 

mereka  hasilkan  dari  memproduksi  barang  dan   jasa.   Suatu  negara  dapat  melakukan  pengeluaran   yang   lebih banyak daripada memproduksinya dengan meminjam dari luar negeri, atau dapat melakukan pengeluaran yang lebih   sedikit   dari   produksinya   dan  memberi   pinjaman   kepada   negara   lain.   Ekspor   bersih  memperhitungkan perdagangan dengan negara lain. Ekspor bersih adalah nilai barang dan jasa yang diekspor ke negara lain dikurangi nilai barang dan jasa yang diimpor dari negara lain   (Mankiw, 2003)

Pengeluaran   output   dalam   perekonomian   terbuka   terdiri   atas   empat   komponen   yaitu:   konsumsi, investasi,  pengeluaran pemerintah dan ekspor atas barang dan jasa domestik. Tiga komponen pertama adalah pengeluaran domestic untuk barang dan jasa domestik. Komponen keempat (EX) adalah pengeluaran luar negeri untuk   barang   dan   jasa   dometik.   Jumlah   pengeluaran   domestik   untuk   barang   dan   jasa   luar   negeri   adalah pengeluaran untuk impor (IM). Dengan demikian ekspor bersih adalah:NX = GDP – ( CON + INV + GEX )Persamaan ini menunjukkan bahwa ekspor bersih adalah pengurangan antara output dan pengeluaran domestik. Jika output melebihi pengeluaran domestik, maka ekspor bersih adalah positif. Artinya kita mengekspor perbedaan tersebut. Jika output lebih kecil dari pengeluaran domestik, kita mengimpor perbedaan tersebut, dan ekspor bersih adalah negatif (Mankiw, 2003).

            Formula GDPGDP  (Gross  Domestic  product) dihitung  dengan   cara  menjumlahkan   semua  hasil   dari  warga  negara   yang 

bersangkutan di dalam negeri ditambah warga negara asing yang bekerja di negara yang bersangkutan. GDP dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.Rumus umum untuk GDP dengan pendekatan pengeluaran adalah :GDP = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + ekspor – imporY=C+I+G+(X-M)Y= GDB (Pendapatan Nasional)C= Pengeluaran KonsumsiI= Pengeluaran InvestasiX-M= Ekspor NettoFungsi KonsumsiC= a + bYd

Yd= Y-Tx+Tra= Besarnya konsumsi minimum (konsumsi Otonom)b= Perubahan konsumsi sebagai akibat adanya perubahan Yd

Tx= Tax Revenous

Page 5: Pendapatan Nasional

Fungsi Tabungan:S = Yd – CS = Yd – (a + bYd

S = Yd – a – bYd

S = Yd – bYd-aS= -a +(1-b)Yd

-a = Dissaving (utang)                                              (Drs.Samsubar Saleh,M.Soc.Sc., 2011)

Rumus umum untuk GDP dengan pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi:GDP = sewa + upah + bunga + labaDi mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.  

Keseimbangan   pendapatan   nasional   adalah   suatu   keadaan   di   mana   keinginan   masyarakat   untuk melakukan  perbelanjaan   yang  digambarkan  oleh  pengeluaran   agregat   atau   permintaan   agregat   adalah   sama dengan penawaran agregat yaitu keinginan para pengusaha untuk memproduksi barang dan jasa. Keseimbangan Pendapatan Nasional terjadi ketika pengeluaran agregat sama dengan penawaran agregat atau AE=C+I+G+X-M. Selain itu Keseimbangan pendapatan nasional juga dapat dicari dengan pendekatan bocoran dan suntikan aliran dana dalam pendapatan nasional. Keseimbangan terjadi ketika bocoran dalam pendapatan nasional yang terdiri dari: Saving(S), Tax (T) dan Impor (M) sama dengan suntikan yang terdiri dari: Investasi (I), Pengeluaran pemerintah (G) dan Ekspor (X)       (Sadono Sukirno, 2004)

         Contoh Perhitungan GDPContoh soal 1 :   Pengeluaran   konsumsi   rumah   tangga   sebesar   54.600,3.   pengeluaran   konsumsi   pemerintah 11.423,7. pembentukan modal tetap domestik bruto 19.613,5. perubahan stock 8.851,1. Ekspor barang dan jasa 21.764,7. Impor barang dan jasa 20.186,9. Berapa produk domestik bruto?Diketahui: C =  54.600,3       G = 11.423,7

        I = 19.613,5+8.851,1= 28.464,6       X = 21.764,7      M = 20.186,9

Ditanya:    Y?Jawab: Y = C+I+G+(X-M)

       Y = 54.600,3+28.464,6+11.423,7+(21.764,7-20.186,9)       Y = 96.066,4

(Suparmoko,2000)                       Contoh Soal 2: (Soal olimpiade sains kabupaten (OSK) ekonomi 2006)Suatu negara mempunyai data pendapatan nasional sebagai berikut :Konsumsi masyarakat   Rp.  90.000.000Pendapatan laba usaha  Rp.  20.000.000Pengeluaran Negara      Rp.130.000.000Pendapatan sewa          Rp.  40.000.000Pengeluaran investasi     Rp.  50.000.000Ekspor                          Rp.  15.000.000Impor                            Rp.   20.000.000dari diatas hitunglah pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaraJawab : Rumur Pendapatan nasional dengan pendekatan nasional :

Page 6: Pendapatan Nasional

Y = C + I + G + (X – M)Y = 90.000.000 + 50.000.000 + 130.000.000 + (15.000.000 – 20.000.000)Y = 270.000.000 – 5.000.000.Y = 265.000.000Jadi jumlah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran adalah Rp. 265 Juta.

Contoh Soal ketiga : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2008)Data for the calculation of national income shall be as follows :- Goverment Expenditure   $ 110.500- Wages                               $   85.000- Society expenditure         $ 240.400- Interest                              $ 75.200- Export                               $ 45.200- Rent                                  $ 90.000- Investment                        $ 120.000- Import                               $    40.000- Profit                                  $ 90.800From data above mount of national income with income approach is

Jawab :pada soal diatas yang ditanyakan adalah jumlah pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan. adapun rumus pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut :Y = r + w + i + pY = 90.000 + 85.000 + 75.200 + 90.800Y = 341.000Jadi dengan menggunakan metode pendapatan, diperoleh nilai pendapatan nasioan sebesar $ 341.000

2.      GNP (Gross National Product)         Konsep

GNP   merupakan   pendapatan   nasional   yang   dihitung   dengan   mengeluarkan  faktor pendapatan dari warganegara asing yang berdomisili di negara tersebut dan hanya menghitung nilai barang dan jasa yang hanya dihasilkan oleh orang yang berkewarganegaraan negara tersebut saja. Dalam perhitungan, istilah ini lebih sering digunakan karena dapat menggambarkan dengan jelas prestasi ekonomi negara yang bersangkutan tanpa pengaruh dari pihak asing (dalam bentuk penanaman modal asing). Dimana  GNP  dapat   digunakan   sebagai indikasi  perekonomian   suatu  negara.  Akan   tetapi,   Indikator   tersebut   juga  mempunyai   kelemahan  yaitu  Tidak memperhitungkan   kegiatan   produksi   yang   bersifat   mikro   seperti   kegiatan   rumah   tangga,   Tidak   dapat memperhitungkan kegiatan ekonomi bawah tanah (underground enocomy activities) seperti penghindaran pajak, penyelundupan  dan  bisnis   ilegal   lainnya,  GNP tidak  memperhitungkan  nilai   dari   aktivitas   rekreasi,  GNP  tidak memperhitungkan perubahan kualitas dari barang dan jasa, GNP tidak memperhitungkan biaya polusi dan biaya yang timbul akibat kerusakan lingkungan

         FormulaGross Nasional Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB) adalah seluruh nilai produksi barang dan jasa 

yang dihasilkan oleh warga negara suatu negara tertentu biasanya dalam satu tahun.Rumus : GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri

         Contoh Menghitung GNPDiketahui: GDP sebesar 96.066,4. Pendapatan netto terhadap luar negeri dari faktor produksi adalah 3.677,1. 

Berapakah Gross Nasional Product (GNP)

Page 7: Pendapatan Nasional

Jawab: GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeriGNP = 96.066,4 - 3.677,1 = 92.389,3

(Suparmoko,2000)

3.            NNP (Net National Product)         Konsep NNP

Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Bersih adalah seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara dalam periode tertentu biasanya satu tahun, setelah dikurangi penyusutan dan barang   pengganti   modal. NNP   oleh   banyak   orang   dianggap   lebih   tepat   untuk   menggambarkan   kondisi perekonomian nasional karena mengeluarkan faktor penggantian modal (depresiasi) dalam perhitungannya. Jadi Pendapatan Nasional Neto (NNP) adalah pendapatan nasional yang hanya memperhitungkan investasi neto (nilai investasi bersih setelah dikurangi depresiasi dari aktiva investasi)

         Formula NNPNNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi 

penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.Rumus : NNP = GNP - (penyusutan + barang pengganti modal)

         Menghitung NNPDiketahui: gross national product sebesar 92.389,3. Pajak tak langsung neto sebesar 2.926,0. Penyusutan sebesar 4.768,9. Berapakah nilai net national product (NNP)?Jawab: NNP = GNP - (penyusutan + barang pengganti modal)             NNP = 92.389,3 – (4.768,9 + 2.926,0)

 NNP = 84.694,4(Suparmoko,2000)

B.       THE UNEMPLOYMENT RATEa. Angkatan Kerja

Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti sekolah dan mengurus rumahtangga. Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja hanya dibedakan oleh batas umur. Tujuan pemilihan batas umur adalah agar defenisi yang diberikan dapat menggambarkan kenyataan yang sebenarnya. Setiap negara memilih batas umur yang berbeda karena situasi tenaga kerja pada masing-masing negara juga berbeda. Batasan umur yang digunakan di Indonesia saat ini adalah 10 tahun ke atas.          (Arfida, 2003)

Tenaga kerja adalah modal bagi bergeraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus   mengalami   perubahan   seiring   dengan   berlangsungnya   proses   demografi.   Secara   umum   pengukuran ketenagakerjaan dapat didekati dengan dua cara, yaitu : (1) gainful worker approach dan (2)labour force apppoach. Dalam gainful worker approach, seseorang yang dikategorikan tenaga  kerja akan ditanyakan kegiatan yang biasa dilakukan  dalam kurun  waktu   tertentu.   Seseorang  yang  biasanya   sekolah,   tetapi   saat   survey   sedang  mencari pekerjaan,  maka gainful worker approach akan dimasukkan dalam kategori   sekolah  Maka  informasi  mengenai pengangguran banyak yang hilang.         (Mantra, 1995)

b. Konsep Angkatan KerjaKonsep   angkatan   kerja   yang   digunakan   di   Indonesia   dalam   pengumpulan   data   ketenagakerjaan 

adalah labor force apppoach yang  disarankan  olehInternational Labor Organization (ILO).   Konsep   ini  membagi penduduk menjadi dua kelompok, yaitu penduduk usia kerja (tenaga kerja) dan penduduk bukan usia kerja (bukan tenaga kerja).  Selanjutnya penduduk penduduk usia kerja dibedakan pula menjadi  dua kelompok berdasarkan kegiatan utama yang sedang dilakukan, yaitu kelompok  angkatan kerja dan bukan angkatan kerja (BPS, 1998).

Page 8: Pendapatan Nasional

Berkaitan dengan konsep tersebut, penduduk yang digolongkan pada kelompok angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yaitu 15 tahun ke atas yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Penduduk yang digolongkan bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lain.

Prof. Soemitro Djojohadikusumo mendefinisikan angkatan kerja (labor force) sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. dan bukan pekerja atau pengangguran (unemployed).  Pekerja adalah penduduk angkatan kerja yang benar-benar  mendapat  pekerjaan  penuh,   sedangkan  pengangguran  adalah  penduduk  usia  kerja   tetapi  belum mendapatkan kesempatan bekerja. Pekerja (employed) sendiri dikelompokkan menjadi dua, yaitu pekerja penuh (full employed) dan pekerja setengah pengangguran (underemployed). Pekerja penuh adalah angkatan kerja yang sudah memenuhi syarat sebagai pekerja penuh yaitu jam kerja minimal 40 jam per minggu, dan bekerja sesuai dengan  keahlian  atau  berdasarkan  pendidikan.   Sedangkan   setengah  pengangguran  adalah  pekerja  yang  tidak memenuhi jam kerja minimal sehingga pendapatannya juga di bawah standar minimal. Pekerja seperti ini tingkat produktivitasnya rendah karena mereka bekerja bukan pada bidang keahliannya dan tidak sesuai latar belakang pendidikannya.Misalnya, sarjana yang bekerja sebagai tukang antar koran di pagi hari. Kelompok angkatan kerja bukan pekerja atau pengangguran (unemployed) ini dikelompokkan lagi menurut sifat dan penyebabnya, yaitu sebagai berikut.

1. Pengangguran berdasarkan sifatnya ada tiga macam, yaitu sebagai berikut.         Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan 

(baik  bagi  mereka  yang  belum pernah bekerja  sama sekali  maupun yang sudah penah bekerja),  atau  sedang mempersiapkan   suatu   usaha,   mereka   yang   tidak   mencari   pekerjaan   karena   merasa   tidak   mungkin   untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

         Setengah pengangguran, adalah tenaga kerja yang bekerja tidak optimum dilihat dari jam kerja. Dengan kata lain, jam kerjanya dalam satu minggu kurang dari 40 jam.

         Pengangguran terselubung, adalah tenaga kerja yang bekerja secara tidak optimum karena kelebihan tenaga kerja. Misalnya seorang petani yang menggarap sawah sebenarnya cukup dikerjakan oleh satu orang, tetapi karena anaknya  tidak  punya  pekerjaan  maka   ia   ikut  menggarap   tanah   tersebut.  Dalam hal   ini   anak  petani   tersebut termasuk pengangguran terselubung.

2. Pengangguran berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi berikut ini.         Pengangguran siklis atau karena siklus konjungtur, yaitu pengangguran yang terjadi akibat gelombang konjungtur 

atau perubahan naik  turunnya gelombang ekonomi.  Misalnya,  pengangguran karena PHK massal  akibat  resesi ekonomi

         Pengangguran friksi atau pengangguran sementara, yaitu pengangguran sementara waktu. Misalnya, seseorang yang sedang menunggu waktu panggilan mulai kerja.

         Pengangguran   teknologi,   yaitu  pengangguran  akibat  perubahan   teknologi   seperti   teknologi  manual  menjadi teknologi elektronik. Misalnya, seseorang yang tidak mampu memenuhi tuntutan pekerjaan untuk menggunakan komputer maka dengan sendirinya ia akan digantikan oleh karyawan lain yang mampu menggunakan komputer.

         Pengangguran musiman, yaitu pengangguran akibat perubahan musim atau kegagalan musim. Misalnya, petani menganggur karena musim paceklik, nelayan menganggur karena musim badai.

         Pengangguran voluntary, yaitu pengangguran yang terjadi karena seseorang yang masih mampu bekerja tetapi dengan   sukarela   ia   tidak   bekerja   karena   telah  memiliki   penghasilan   dari   harta   kekayaan  mereka.  Misalnya: menyewakan rumah, kendaraan, dan menikmati bunga uang simpanan.

         Pengangguran struktural, yaitu pengangguran karena perubahan struktur ekonomi. Misalnya, negara agraris yang berubah menjadi Negara industri, lahan-lahan pertanian digunakan untuk pabrik sedangkan tenaga kerjanya belum mempunyai   keterampilan  di   sektor   industri.  Uraian  di   atas  apabila  diterjemahkan  dalam bentuk  bagan  akan tampak seperti berikut.

c.       Kesempatan Kerja

Page 9: Pendapatan Nasional

Kesempatan kerja atau permintaan tenaga kerja merupakan banyaknya orang yang bekerja pada berbagai sektor   perekonomian,   baik   sektor   pertanian,   industri   maupun   jasa.   Permintaan   tenaga   kerja   merupakan permintaan turunan (derived demand), artinya permintaan tenaga kerja oleh suatu perusahaan tergantung pada permintaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.  (Bellante dan Jackson, 1983)

d.      PengangguranPengangguran merupakan masalah makroekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan yang 

paling berat. Lucas dalam Romer (1996) menyatakan bahwa pengangguran disebabkan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pekerja dan pengusaha. Pekerja membuat kesalahan mengenai upah riil dan melepas pekerjaannya atau menolak pekerjaan yang ditawarkan karena upah yang terlalu rendah. Pengusaha juga membuat kesalahan tentang permintaan dan kadang-kadang memproduksi dalam jumlah yang terlalu kecil dan sedikit mempekerjakan pekerja.   Oleh   karena   manusia   merupakan   makhluk   yang   rasional,   yang   melihat   ke   depan   dalam   membuat pengharapan,  kesalahan  akan  diperbaiki  dengan segera  dan  pengangguran  akan  hilang.  Pengangguran   terjadi akibat   dari   kurangnya   permintaan   tenaga   kerja   dalam   perekonomian   dibandingkan   jumlah   pekerja   yang menawarkan tenaga kerjanya, pada tingkat upah dan harga yang sedang berlaku. Meskipun demikian, terbuka kemungkinan   bagi   tingkat   permintaan   keseluruhannya   mencapai   taraf   cukup   tinggi   untuk   memberikan kesempatan   kerja   bagi   seluruh   angkatan   kerja,   tetapi   bagi   sejumlah   besar   pekerja   berada   dalam   keadaan menganggur.   Para   pekerja   ini   dapat   digolongkan   sebagai   penganggur   yang   bersifat   friksional   maupun structural.   (Bellante dan Jackson, 1990).

Pengangguran   friksional  merupakan   pengangguran   yang   disebabkan   oleh   adanya   ketidaklancaran   dalam proses bertemunya penawaran dan permintaan tenaga kerja.  Penyebab dari ketidaklancaran  ini adalah karena tempat dan waktu. Pengangguran struktural terjadi akibat perubahan dominasi peranan ekonomi setiap sektor dalam kegiatan produksi maupun dalam pemberian kesempatan kerja. Banyak aspek pekerjaan yang mempunyai tuntutan   atau  persyaratan   yang  belum  tentu  dapat   dipenuhi   oleh  penawaran   tenaga   kerja   dari   sektor   atau subsector   lain.   Pengangguran   dapat   juga   disebabkan   oleh   kurangnya   permintaan   agregat.   Permintaan   total masyarakat merupakan dasar untuk diadakannya kegiatan investasi. Pengeluaran investasi memberikan peluang untuk tumbuhnya kesempatan kerja. Bila permintaan terhadap barang dan jasa  lesu, maka akan menimbulkan kelesuan   pada   permintaan   tenaga   kerja,   yang   dapat   mengakibatkan   terjadinya   pengangguran.   Kurangnya permintaan agregat disini merupakan kondisi dalam jangka panjang. Profil yang perlu diketahui adalah tempat terjadinya   pengangguran   menurut   sektor   ekonomi,   baik   disektor   pertanian   maupun   manufaktur,   distribusi menurut pendidikan, jenis jabatan dan pekerjaan yang diminati, umur, dan jenis kelamin.           (Arfida, 2003)

Pengangguran merupakan salah satu masalah ketenagakerjaan di Indonesia yang tidak pernah surut. Para penganggur   akan   menjadi   kelompok   yang   terpinggirkan,   yang   secara   alamiah   akan   terbentuk   McGee sebagaiprotoproletariat, atau massa apung/proletriat perkotaan yang   sangat   berpotensi   sebagai   pengganggu stabilitas negara. Beberapa faktor penyebab masalahpengangguran di Indonesia adalah:

         Orientasi   kebijakan  pembangunan  ekonomi.   Sistem ekonomi  konglomerasi   yang  dijadikan   sebagai engine of growth oleh Indonesia selama rezim orde baru sangat bertumpu dan mengandalkan aspek pertumbuhan. Pada saat   itu   perusahaan   perusahaan   besar   tumbuh   dengan   pesat   dan   memperoleh privilege(hak   istimewa)   dari pemerintah. Akibatnya faktor kesempatan kerja penuh terabaikan, sehingga pengangguran semakin meningkat.

         Kebijakan   pengembangan   sumberdaya  manusia.   Rendahnya   perhatian   pemerintah   pada   bidang   pendidikan terlihat dari persentase pengeluaran pemerintah pada bidang tersebut. Pada sisi lain, pendidikan non formal atau pelatihan   sebagai   cara   untuk  mempersiapkan   tenaga   kerja   siap  pakai   juga  belum  berjalan   sesuai   keinginan. Lembaga-lembaga pelatihan yang dikelola Depnakertrans belum mampu mengimbangi syarat-syarat edukasi yang diminta pihak pengusaha.

         Daya   saing   industri.  Asumsinya,  bila   industri  memiliki  daya   saing  yang  kuat,  maka   industri   akan  maju,  dan kesempatan kerja akan tercipta, dan pengangguran akan tertekan serendah mungkin. Demikian pula sebaliknya. Namun demikian, daya saing industri di Indonesia masih tergolong rendah, hanya beberapa golongan industri yang memiliki daya saing tinggi, seperti industri makanan, pengolahan tembakau, industri kayu, industri perabot dan 

Page 10: Pendapatan Nasional

kelengkapan rumah tangga, pulp dan kertas dan industri elektronik. Sementara industri tekstil dan pakaian jadi memiliki daya saing sedang, sedangkan industri kulit dan alas kaki memiliki daya saing rendah.

         Globalisasi. Pada aspek ketenagakerjaan, aspek turunan dari globalisasi adalah persaingan bebas yang terjadi di dalam dan luar negeri. Pergerakan tenaga kerja dari satu negara ke negara lain semakin bebas, sehingga menjadi suatu tekanan bagi tenaga kerja yang tidak dapat bersaing. Pada sisi lain, bagi Indonesia dengan kondisi berlebihan tenaga   kerja   dan   negara   pengirim   tenaga   kerja   ke   luar   negeri,   globalisasi   merupakan   kesempatan   untuk mengurangi penekanan dari tingginya jumlah pengangguran dan pekerja migran yang datang dari luar negeri.

(Depnakertrans, 2004)

1.* jika diketahui besarnya GDP negara "A" Rp.4000 miliar, warga negara asing yang berada di negara "A" menghasilkan produk senilai Rp.400 miliar sedangkan warga negara "A" yang berada di luar negeri menghasilkan produk senilai Rp.500 miliar. hitung besarmnya GNP negara "A"?2.* Diketahui data suatu negara sebagai berikut.pembelian barang dan jasa oleh pemerintah Rp. 2.250 mliarpajak perseorangan Rp. 180 mliar laba perseorangan perusahaan Rp. 270 miliarbunga Rp. 90mliarekspor Rp. 450 mliarpenyusutan Rp. 225 mliarpajak tidak langsung Rp. 135 mliar asuransi sosial Rp. 67,50 miliardividen Rp. 315 miliarimpor Rp. 540 miliarinvestasi swasta neto Rp. 1350 miliarlaba tdak dibagi Rp. 495 miliarkonsumsi rumah tanggga Rp. 9225 miliara). Hitunglah besarnya GNP?b). Hitunglah besarnya NI?c). hitunglah besarnya DI?

*Bagaimanakah cara menghitung nilai tambah suatu barang atau jasa?* Sebutkan informasi-informasi yang diperoleh dengan membandingkan beaarnya pendapatan nasional?

Jawab

1.GNP Negara A= GDP Negara A + warga Negara A yg berada di luar negeri= 4000miliar + 500 milyar= 4500 miliar

Sedangkan kalau GDP Negara A= GDP Negara A + warga Negara asing yang berada di Indonesia

4000 miliar + 400 milyar = 4400 miliar.

Catatan

GNP hanya menghitung nilai barang dan jasa yang hanya dihasilkan oleh orang yang berkewarganegaraan negara tersebut saja , sedangkan GDP hanya menghitung hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan.

Page 11: Pendapatan Nasional

2.GNP=GDP – Produk netto terhadap luar negeri, cari dulu GDPnya

a.GDP=C+I+G+(X-M)= Rp 9225 miliar + Rp 90 miliar + Rp 2250 miliar + ( Rp 450 miliar – Rp 540 miliar)=

=Rp 11565 milyar (Rp -90 milyar)= Rp 11475 milyar.

Produk netto terhadap luar negeri= produksi WNI di luar negeri-produksi WNA didalam negeri A=500 miliar – 400 miliar=100 miliar

Jadi GNPnya = Rp 11475 miliar – Rp 100 miliar= Rp 11375 miliar.

b.NNI,cari dulu

NNP = GNP – Penyusutan= Rp 11375 miliar.- Rp 225 miliar= Rp 11150 miliar

NNI = NNP – Pajak tidak langsung= Rp 11150 miliar - Rp. 135 mliar= Rp 11015 miliar

c. DI,cari dulu

PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan sosial + Pajak perseorangan )= (Rp 11015 miliar +           0        )    -  (Rp. 495 miliar + Rp. 67,50 miliar +                 0   + Rp. 180 miliar             )= Rp 10.272,5 miliar

DI = PI – Pajak langsung. = Rp 10.272,5 miliar – Rp 0=  Rp 10.272,5 miliar 

Contoh soal :WNI di Indonesia menghasilkan produk senilai Rp 360 triliun, sedangkan WNA yg ada di Indonesia menghasilkan produk senilai Rp 40 triliun. Adapun WNI yg ada di luar negeri menghasilkan produksi senilai Rp 50 triliun. Maka besarnya GDP dan GNP adl….

Jawab :GDP : Produksi WNI di Indonesia + Produksi WNA di Indonesia: 360 triliun + 40 triliun: 400 triliunGNP : Produksi WNI di Indonesia + Produksi WNI di luar negeri: 360 triliun + 50 triliun: 410 triliun

♣ NNP, NNI, dan PI

Contoh soal :Diket. data2 suatu negara sebagai berikut :GNP : 200 triliunPenyusutan : 10 triliunPajak tdk langsung : 20 triliunJaminan sosial : 20 triliun

Page 12: Pendapatan Nasional

Pembayaran pindahan : 10 triliunPajak langsung : 10 triliunHitunglah NNP, NNI, dan PI!

Jawab :NNP : GNP – Penyusutan: 200 triliun – 10 triliun: 190 triliunNNI : NNP – Pajak tdk langsung: 190 triliun – 20 triliun: 170 triliunPI : NNI – Jaminan sosial + Pembayaran pindahan: 170 triliun – 20 triliun + 10 triliun: 160 triliun

Untuk menghitung PDRB hampir sama dg menghitung Pendapatan Nasional,,,,

Moga membantu,,,,