pendapatan nasional

4
Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 1 PENDAPATAN NASIONAL A. Pengertian Pendapatan nasional dapat dilihat dengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan nilai produksi, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan pendapatan. Ketiga pendekatan itu akan menghasilkan jumlah pendapatan nasional yang sama besar. Karena ada tiga macam pendekatan dalam melihat pendapatan nasional, maka pendapatan nasional memiliki tiga arti sebagai berikut: 1. Nilai semua barang dan jasa (output) yang dihasilkan suatu negara selama satu tahun. 2. Jumlah semua pengeluaran yang terjadi pada suatu negara untuk membeli barang dan jasa selama satu tahun. 3. Jumlah semua pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi sebagai balas jasa penggunaan faktor-faktor produksi pada suatu negara selama satu tahun. B. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional 1. Metode Produksi Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……] Pada prakteknya, proses ini tidak dilakukan dengan menghitung secara langsung seluruh nilai produknya. Ini dikarenakan banyak barang dan jasa yang merupakan input dari proses produksi barang lain. Bila dihitung secara langsung maka akan terjadi penghitungan ganda (double counting). Penghitungan ganda akan menyebabkan hasil penghitungan yang melebihi nilai pendapatan nasional yang sesungguhnya. Untuk mengatasi masalah ini digunakan metode penghitungan nilai tambah ( value added) yang dirumuskan sebagai berikut : = ∑ = Jadi, yang dihitung sebagai pendapatan nasional bukanlah nilai akhir yang totalnya Rp68.000,- melainkan nilai tambahnya yang berjumlah Rp25.000,-. Jika kita menghitung menggunakan nilai akhir maka kita telah melakukan penghitungan berulang, karena dalam nilai akhir baju anak terkandung nilai akhir kain. Dalam nilai akhir kain terkandung nilai akhir benang, dalam nilai akhir benang, terkandung nilai akhir kapas. Berikut ini adalah contoh pendapatan nasional Indonesia yang dihitung dengan metode pendekatan nilai produksi. Penghitungan tersebut dilakukan oleh BPS (Biro Pusat Statistik) dengan cara menghitung kontribusi (sumbangan) dari sembilan lapangan usaha yaitu : pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas, dan air minum;’ bangunan; perdagangan, hotel, dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, penyewaan, dan jasa perusahaan; jasa-jasa. 2. Metode Pendapatan Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode. Dirumuskan sebagai berikut : Y = r + w + i + p r : rent : sewa (balas jasa pemilik faktor produksi alam) w : wage : upah (balas jasa pemilik faktor produksi tenaga kerja) i : interest : bunga (balas jasa pemilik faktor produksi modal) p : profit : laba (balas jasa pemilik faktor produksi kewirausahaan) 3. Metode Pengeluaran Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTN,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun. Y = C + I + G + (X – M) C : consumption : konsumsi (pengeluaran RTK) I : Invesment : Investasi (pengeluaran RTP) dengan pendekatan pengeluaran, pengeluaran investasi oleh perusahaan dan pengeluaran investasi oleh pemerintah disatukan dalam komponen “Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)” dan kom ponen “Perubahan Stok”

Upload: jogo-hera

Post on 19-Jul-2015

255 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendapatan Nasional

Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 1

PENDAPATAN NASIONAL

A. Pengertian Pendapatan nasional dapat dilihat dengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan nilai produksi, pendekatan pengeluaran,

dan pendekatan pendapatan. Ketiga pendekatan itu akan menghasilkan jumlah pendapatan nasional yang sama besar.

Karena ada tiga macam pendekatan dalam melihat pendapatan nasional, maka pendapatan nasional memiliki tiga arti

sebagai berikut:

1. Nilai semua barang dan jasa (output) yang dihasilkan suatu negara selama satu tahun.

2. Jumlah semua pengeluaran yang terjadi pada suatu negara untuk membeli barang dan jasa selama satu tahun.

3. Jumlah semua pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi sebagai balas jasa penggunaan faktor-faktor

produksi pada suatu negara selama satu tahun.

B. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

1. Metode Produksi

Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh

sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu

Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]

Pada prakteknya, proses ini tidak dilakukan dengan menghitung secara langsung seluruh nilai produknya. Ini

dikarenakan banyak barang dan jasa yang merupakan input dari proses produksi barang lain. Bila dihitung

secara langsung maka akan terjadi penghitungan ganda (double counting). Penghitungan ganda akan

menyebabkan hasil penghitungan yang melebihi nilai pendapatan nasional yang sesungguhnya.

Untuk mengatasi masalah ini digunakan metode penghitungan nilai tambah (value added) yang dirumuskan

sebagai berikut :

𝒀 = ∑ 𝑽𝑨𝟏

𝒏

𝒊=𝟏

Jadi, yang dihitung sebagai pendapatan nasional bukanlah nilai akhir yang totalnya Rp68.000,- melainkan nilai

tambahnya yang berjumlah Rp25.000,-. Jika kita menghitung menggunakan nilai akhir maka kita telah melakukan

penghitungan berulang, karena dalam nilai akhir baju anak terkandung nilai akhir kain. Dalam nilai akhir kain

terkandung nilai akhir benang, dalam nilai akhir benang, terkandung nilai akhir kapas. Berikut ini adalah contoh

pendapatan nasional Indonesia yang dihitung dengan metode pendekatan nilai produksi. Penghitungan tersebut

dilakukan oleh BPS (Biro Pusat Statistik) dengan cara menghitung kontribusi (sumbangan) dari sembilan lapangan

usaha yaitu :

pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan; pertambangan dan penggalian;

industri pengolahan; listrik, gas, dan air minum;’

bangunan; perdagangan, hotel, dan restoran;

pengangkutan dan komunikasi; keuangan, penyewaan, dan jasa perusahaan;

jasa-jasa.

2. Metode Pendapatan

Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang

diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode. Dirumuskan sebagai berikut :

Y = r + w + i + p

r : rent : sewa (balas jasa pemilik faktor produksi alam)

w : wage : upah (balas jasa pemilik faktor produksi tenaga kerja)

i : interest : bunga (balas jasa pemilik faktor produksi modal)

p : profit : laba (balas jasa pemilik faktor produksi kewirausahaan)

3. Metode Pengeluaran

Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah

tangga ekonomi (RTK,RTP,RTN,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.

Y = C + I + G + (X – M)

C : consumption : konsumsi (pengeluaran RTK)

I : Invesment : Investasi (pengeluaran RTP) dengan pendekatan pengeluaran, pengeluaran investasi oleh

perusahaan dan pengeluaran investasi oleh pemerintah disatukan dalam komponen “Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto (PMTDB)” dan kom ponen “Perubahan Stok”

Page 2: Pendapatan Nasional

Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 2

G : Goverment Expenditure (pengeluaran RTN)

(X-M) : ekspor netto (pengeluaran RT Luar Negeri)

Dari ketiga metode penghitungan pendapatan nasional tersebut, Indonesia menggunakan metode penghitungan menurut

pendekatan nilai produksi dan pendekatan pengeluaran. Sedangkan negara maju seperti Amerika Serikat menggunakan

pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.

C. Konsep Pendapatan Nasional

1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)

Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di

dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa

yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan. PDB/GDP dalam

menghitung pendapatan nasional menggunakan konsep kewilayahan. 2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)

PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu,

biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang

berada di luar negeri. PNB/GNP dalam menghitung pendapatan nasional menggunakan konsep

kewarganegaraan.

Salah satu hal yang membedakan PDB/GDP dengan PNB/GNP adalah pendapatan neto terhadap luar negeri dari

faktor produksi (net factors income from abroad). Variabel ini menunjukkan besarnya pendapatan yang diperoleh

dari faktor produksi yang ada di luar negeri dikurangi pendapatan yang diperoleh dari faktor produksi yang berasal

dari luar negeri didalam negeri.

Apabila GDP > GNP-nya maka negara tersebut tergolong negara sedang berkembang. Hal tersebut

menunjukkan bahwa penanaman faktor-faktor produksi (seperti modal, tenaga kerja dan lain-lain) milik negara

tersebut di luar negeri lebih kecil dibandingkan penanaman faktor produksi milik negara asing di negara

tersebut. Dengan kata lain, negara tersebut lebih banyak menerima faktorfaktor produksi milik negara asing

untuk membangun perekonomiannya.

Apabila GDP < GNP-nya maka negara tersebut tergolong negara maju. Hal tersebut menunjukkan bahwa

penanaman faktor-faktor produksi milik negara tersebut di luar negeri lebih besar dibandingkan penanaman

faktor-faktor produksi milik negara asing di negara tersebut. Dengan kata lain, negara tersebut telah mampu

menanamkan faktor-faktor produksinya ke negara lain dalam jumlah lebih banyak untuk mengembangkan

perekonomian.

Rumus

GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri

3. PNN/NNP (Produk Nasional Neto/Net National Product)

NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi

penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.

Rumus :

NNP = GNP – Penyusutan

4. PNN/NNI (Pendapatan Nasional Neto/Net National Income)

NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung

(indirect tax)

Rumus : NNI = NNP – Pajak tidak langsung

5. PP/PI (Pendapatan Perseorangan/Personal Income)

PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat

setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan

transfer payment (bantuan atau subsidi pemerintah bagi para pensiunan, dana sosial, dan tunjangan bekas veteran,

beasiswa, dll.).

Rumus :

PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseroan)

6. PI/DI (Pendapatan Disposable/Disposible Income)

DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.

Rumus :

DI = PI – Pajak langsung

D. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang lebih populer dengan Pendapatan Regional merupakan takaran makro

yang digunakan untuk mengamati perekonomian suatu wilayah atau daerah, baik daerah tingkat I (Provinsi) maupun

daerah Tingkat II (Kabupaten atau Kotamadya). Selain indikator-indikator lain, pendapatan regional sangat banyak

digunakan oleh para birokrasi pemerintah, peneliti, dan masyarakat dalam mengevaluasi perekonomian. Bahkan yang

lebih penting, berbagai kebijakan pembangunan pada umumnya memakai data yang bersumber dari pendapatan regional.

Komposisi PDRB terdiri dari beberapa sektor :

a. Sektor primer (pertanian, perikanan dan pertambangan)

b. Sektor sekunder (manufaktur, listrik, gas, air dan konstruksi)

c. Sektor tersier (perdagangan, perbankkan, perhotelan dan jasa)

E. Tujuan Dan Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional

1. Tujuan mempelajari pendapatan nasional :

a. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara

b. Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun

c. Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.

2. Manfaat mempelajari pendapatan nasional

a. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara

b. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi

Page 3: Pendapatan Nasional

Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 3

c. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara

d. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.

F. Pendapatan Per Kapita (Income Per Capita)

Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan

dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita

sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan

perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.

Dirumuskan :

𝐼𝑃𝐶 =𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑁𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 (𝐺𝑁𝑃 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐺𝐷𝑃)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑆𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑁𝑒𝑔𝑎𝑟𝑎

G. Hubungan Pendapatan Nasional, Penduduk dan Pendapatan Perkapita Dengan melihat rumus penghitungan pendapatan per kapita di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

erat antara pendapatan nasional (GDP atau GNP), jumlah penduduk, dan pendapatan per kapita. Dalam hal ini, tampak

jelas bahwa pendapatan nasional (GDP atau GNP) dan jumlah penduduk merupakan dua faktor yang sangat

memengaruhi besar kecilnya pendapatan per kapita. Dengan kata lain, naik turunnya pendapatan nasional dan jumlah

penduduk bisa mengakibatkan naik turunnya pendapatan nasional. Oleh karena itu, jika suatu negara ingin

meningkatkan pendapatan per kapitanya, negara tersebut dapat melakukan dua cara berikut:

1. memperbesar jumlah pendapatan nasional (dilakukan dengan peningkatan pendapatan di segala sektor seperti

pertanian, industri, perdagangan, sektor usaha jasa dan ekspor non migas)

2. menahan laju pertumbuhan penduduk.

Dari tabel 1.1 di atas, nampak jelas bahwa India yang memiliki PDB per tahun US $ 427.740.000.000 hanya

mendapatkan pendapatan per kapita US $ 436,469. Lain halnya dengan Singapura yang mendapatkan PDB per tahun

US $ 95.453.000.000 ternyata pendapatan per kapitanya US $ 31.817,00. Mengapa demikian? Ternyata tingginya

pendapatan nasional suatu negara, tidak menjamin pendapatan per kapitanya juga tinggi. Hal ini terjadi karena

faktor jumlah penduduk juga sangat menentukan tinggi rendahnya pendapatan per kapita. Dengan menghitung pendapatan per kapita, ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh, yaitu:

1. dapat mengetahui tingkat perekonomian suatu negara, jika pendapatan per kapita tinggi berarti perekonomian sudah

maju, demikian pula sebaliknya;

2. dapat mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara; jika pendapatan per kapita riil tinggi berarti kemakmuran suatu

negara sudah tinggi demikian pula sebaliknya;

3. dapat melihat perkembangan perekonomian dan kemakmuran suatu negara, dengan cara membandingkan besarnya

pendapatan per kapita dari tahun ke tahun;

4. dapat membandingkan tingkat kemakmuran (standar hidup) antarnegara, apakah tergolong kelompok rendah,

menengah, atau tinggi;

5. dapat digunakan sebagai pedoman pengambilan kebijakan ekonomi bagi pemerintah;

6. dapat memberikan data-data mengenai kependudukan, seperti jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk dari tahun

ke tahun, dan penyebaran penduduk dari tiap daerah. H. Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Pendapatan per kapita yang tinggi di suatu negara tidak menjamin semua penduduknya hidup makmur. Sebaliknya,

negara yang pendapatan per kapitanya rendah tidak berarti semua penduduknya hidup dalam kemiskinan, pasti ada

sebagian yang hidup kaya, karena pendapatan per kapita merupakan nilai rata-rata. Untuk melihat apakah pendapatan

nasional di suatu negara telah didistribusikan (dibagikan) secara merata atau belum, ada dua alat ukur yang bisa

digunakan, yaitu:

Kurva Lorens dan Rasio Indeks Gini

Kurva lorens adalah kurva yang menunjukkan perbandingan persentase pendapatan yang diperoleh dengan persentase

jumlah penduduk. Semakin dekat kurva lorens dengan garis kemerataan (garis diagonal), semakin merata

pendapatannya. Sebaliknya semakin jauh kurva lorens dari garis kemerataan, semakin tidak merata distribusi

pendapatannya.

Page 4: Pendapatan Nasional

Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 4

Rasio Indeks Gini (Gini Ratio) : ukuran ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan suatu negara (berkisar antara 0-

1). Semakin merata distribusi pendapatannya (semakin mendekati satu), semakin tidak merata distribusi pendapatannya.

% Kumulatif Penduduk %kumulatif penduduk

(a) (b)

Bank Dunia pada tahun 2013 telah mengelompokkan seluruh negara yang ada didunia berdasarkan tingkat

pendapatannya sebagai berikut (sumber :Antarariau: Klasifikasi Bank Dunia, Pendapatan Per Kapita Indonesia Golongan

Menengah-Bawah) :

1) Kelompok negara berpendapatan rendah (low-income economies), yaitu negara yang memiliki pendapatan per

kapitanya ≤USՖ 1.045

2) Kelompok negara berpendapatan menengah bawah (lower-middle income economies), yaitu kelompok negara yang

memiliki pendapatan per kapita antara USՖ 1.046 – USՖ 4.125

3) Kelompok negara berpendapatan menengah tinggi (upper-middle income economies), yaitu kelompok negara yang

memiliki pendapatan per kapita USՖ 4.126 – USՖ 12.745

4) Kelompok negara berpendapatan menengah tinggi (high- income economies), yaitu kelompok negara yang memiliki

pendapatan per kapita ≥USՖ 12.475

Sumber Referensi :

Ekonomi SMA Jilid 1, MT. Ritonga, Yoga Firdaus. PT. Phibeta Jakarta 2007

Ekonomi Fenomena di Sekitar Kita 1, Rusdarti-Kusmuriyanto. PT. Tiga Serangakai Pustaka Mandiri, 2008

Ekonomi SMA Kelas X, Alam S.Esis. 2006 BSE Ekonomi Kelas X Chumidatus Sa'dyah (http://bse.kemdiknas.com)

Antarariau: Klasifikasi Bank Dunia, Pendapatan Per Kapita Indonesia Golongan Menengah-Bawah

(http://antarariau.com/berita/40373/klasifikasi-bank-dunia,-pendapatan-per-kapita-indonesia-golongan-

menengah-bawah-)

Kurva (a) merupakan kurva lorens yang semakin

dekat dengan garis diagonal (garis kemerataan).

Artinya distribusi pendapatannya semakian merata

Kurva (b) merupakan kurva lorens yang semakin jauh

dengan garis diagonal (garis kemerataan). Artinya

distribusi pendapatannya semakian tidak merata

% k

um

ula

tif

pen

dap

atan

% k

um

ula

tif

pen

dap

atan