pendampingan program pencapaian swasembada...

73
LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU DI PROPINSI BENGKULU Wahyuni Amelia Wulandari KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014 26/1801.019/011/A/RODHP/2014

Upload: dinhbao

Post on 13-Feb-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

LAPORAN AKHIR

PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU

DI PROPINSI BENGKULU

Wahyuni Amelia Wulandari

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014

26/1801.019/011/A/RODHP/2014

Page 2: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

ii

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat karunia-Nyalah Laporan kegiatanPendampingan Program PSDSK di

Provinsi Bengkulu, dapat diselesaikan. Laporan ini berisi tentang hasil kegiatan

selama satu tahun ( januarisampai dengan bulan Desember 2014) pelaksanaan

kegiatan Pendampingan Program PSDSK di Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten

Seluma dan Kepahiang.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah (stake

holder) atas kerjasama dalam pelaksanaan kegiatan PSDS/K, terimakasih juga

kami ucapkan kepada Kepala BPTP Bengkulu atas bimbingan dan arahan-

arahannya dalam melaksanakan kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan

anggota tim yang telah memberikan tenaga dan pikiran sehingga kegiatan ini

dapat terlaksana dengan baik.

Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk keberlanjutan

pelaksanaan kegiatan perternakan dimasa-masa yang akan datang.Kami

menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini tentu ada

kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat

diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpatisipasi dan membantu

pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga kegiatan ini

dapat memberikan manfaat bagi percepatan adopsi inovasi teknologi peternakan

pada khususnya dan pertanian pada umumnya.

Bengkulu, Desember 2014 Penanggung Jawab Kegiatan

Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, M.Si NIP. 19750724 199903 2 002

Page 3: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

iii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Pendampingan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDSK) di Provinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian Km 6,5 Bengkulu 38119

4. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2014

5. Status Kegiatan (L/B) : Lanjutan

6. Penanggung Jawab

a. Nama : Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, M.Si

b. Pangkat/Golongan : Penata /IIIc

c. Jabatan : Peneliti Muda

7. Lokasi : Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kepahiang

8. Agroekosistem : Lahan kering

9. Tahun Mulai : 2010

10. Tahun Selesai : 2014

11. Output Tahunan : Adopsi inovasi teknologi meningkat pada pelaksanaan pendampingan di lokasi PSDSK melalui temu lapang, apresiasi, demplot, pelatihan petani dan petugas, bimbingan khusus dan penerapan teknologi penunjang penggemukan sapi potong.

12. Output Akhir : Meningkatkan produktivitas sapi potong/kerbau

di Bengkulu dengan dukungan IPTEK untuk

memenuhi swasembada daging sapi/kerbau.

13. Biaya TA. 2014 : Rp. 100.000.000,- (Seratus juta rupiah).

Koordinator Program, Dr. Ir. Wahyu Wibawa, MP.Ph.D NIP. 19690427 199803 1 001

Penanggung Jawab RDHP

Wahyuni A. Wulandari, S.Pt, M.Si NIP.19750724 199903 2 002

Mengetahui : Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Dr. Ir. Abdul Basit, M.S NIP. 19610929 198603 1 001

Kepala Balai,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002

Page 4: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI .............................................................................................. ii DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... iv RINGKASAN ............................................................................................. v I PENDAHULUAN .................................................................................

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1.2 Dasar Pertimbangan ................................................................ 1.3 Tujuan ................................................................................... 1.4 Keluaran yang Diharapkan........................................................

1 1 3 4 4

II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

III PROSEDUR ....................................................................................... 3.1. Pendekatan (Kerangka pemikiran) ............................................... 3.2. Ruang Lingkup ........................................................................... 3.3 Tahapan Pelaksanaan .................................................................

7 7 7 7

IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 4.1. Karakteristik Lokasi Pendampingan ............................................. 4.2. Sosialisasi Rencana Pendampingan PSDSK di Kab. Kepahiang ....... 4.3. Sosialisasi Rencana Pendampingan PSDSK di Kab. Seluma ............ 4.4. Kegiatan Pendampingan PSDSK Keluar Provinsi ........................... 4.5. Metode Desiminasi .................................................................... 4.5.1 Demplot Penggemukan Sapi .............................................. 4.5.2 Pelatihan .......................................................................... 4.6. Kalender Penggemukan .............................................................

10 10 15 18 21 30 30 35 48

V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 5.1. Kesimpulan ............................................................................... 5.2. Saran .......................................................................................

49 49 49

VI KINERJA HASIL ................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 53 ANALISIS RESIKO .................................................................................... 54 JADWAL KERJA ........................................................................................ 55 PEMBIAYAAN ........................................................................................... 55 REALISASI ANGGARAN ............................................................................. 56 PERSONALIA ............................................................................................ 57 LAMPIRAN

Page 5: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

v

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Populasi Sapi Potong Didesa Pekalongan Lokasi Pendampingan PSDSK ……… 15

2. Populasi Sapi Potong Didesa Sumber Arum Lokasi Pendampingan PSDSK...... 15

3. Materi Sosialisasi Kabupaten Kepahiang …………………………………………………. 15

4. Materi Sosialisasi Kabupaten Seluma ......................................................... 18

5. Keragaan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) Sapi Bali di Kelompok Gapoktan Prasetia Tani Kabupaten Kepahiang …………………………………………

31

6. Analisis Usaha Sapi Potong Kabupaten Kepahiang ………………………………...... 32

7. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBBH) sapi lokal di Kelompok Tunas Harapan Kabupaten Seluma ......................................................................

33

8. Analisis Usaha Sapi Potong Kabupaten Seluma …..………………………………..... 34

Page 6: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

vi

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

1. Foto-foto Kegiatan Pendampingan PSDSK ...................................... 55

2. Hasil Analisis Proksimat Bahan Pakan Konsentrat........................... 61

Page 7: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

vii

RINGKASAN

1. Judul : Pendampingan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDSK) di Propinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Tujuan :1. Menyediakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi penggemukan sapi potong melalui temu lapang, penyebaran informasi/media budidaya sapi potong, menjadi narasumber teknologi pada pelatihan dan pertemuan kelompok serta membuat percontohan teknologi penggemukan sapi potong.

2. Menyediakan kalender penggemukan,menyediakan informasi dan teknologi sapi potong.

3. Menyediakan juknis penggemukan sapi potong.

4. Keluaran/Output : 1. Tersedianya rekomendasi teknologi spesifik

lokasi penggemukan sapi potong melalui

temu lapang, penyebaran informasi/media

budidaya sapi potong, menjadi narasumber

teknologi pada pelatihan dan pertemuan

kelompok serta membuat percontohan

teknologi penggemukan sapi potong.

2. Tersedianya kalender penggemukan,

informasi dan teknologi penggemukan sapi

potong.

3. Tersedianya juknis penggemukan sapi

potong.

5. Prosedur : 1. Pengawalan/pendampingan program PSDSK akan dilaksanakan di 2 kabupaten yaitu Kabupaten Seluma dan Kepahiang, yang kegiatannya dimulai dari bulan Januari - Desember 2014.

2.Ruang lingkup kegiatan pendampingan meliputi :a). Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi kegiatan pelatihan dan penyuluhan, b). Pendampingan teknologi penggemukan meliputi : perbaikan manajemen pemeliharaan sapi potong Bali dan PO (kandang, pakan dan kesehatan hewan), c). Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali serta d). Introduksi pengolahan kotoran (kompos),

Page 8: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

viii

e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat.

3.Tahapan pelaksanaan kegiatan pendampingan meliputi: 1). Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Seluma dan Kepahiang, 2). Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi dan apresiasi teknologi yang akan diintroduksikan,3). Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak),4). Melaksanakan bimbingan temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi),5). Melaksanakan pelatihan petani dan petugas, 6). Melaksanakan demplot teknologi penggemukan sapi potong jantan Bali di Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kepahiang, 7). Menganalisis proksimat pakan yang diberikan.

6. Capaian : 1. Produktivitas ternak sapi potong meningkat

melalui teknologi penggemukan sapi potong.

6. Manfaat : 1. Meningkatkan produktivitas ternak sapi potong melalui teknlogi penggemukan sapi potong.

2. Meningkatkan adopsi inovasi teknologi pada teknologi penggemukan sapi potong pada aspek on farm maupun off farm.

8. Dampak : 1. Peningkatan produktivitas ternak sapi melalui teknologi penggemukan sapi potong yang sesuai dengan agroekosistem dan sosial ekonomi setempat.

2. Teknologi yang diintroduksikan dapat diadopsi secara luas oleh peternak dalam rangka mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

9. Jangka Waktu : 5 Tahun

10. Biaya : Rp. 100.000.000,- (Seratus juta rupiah).

Page 9: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

ix

SUMMARY

1. Title : Achieving Self-Sufficiency Assistance Program Beef/ Buffalo (PSDSK) in Bengkulu

2. Institution : Bengkulu Assessment Institute for Agriculture Technology

3. Objectives :1.Provide specific technology recommendations fattening beef catle through the open field, the dissemination of information/media beef cattle farming, a guest speaker on technology training and group meetings as well as making technology pilot fattening beef cattle.

2. Provides calendar fattening beef cattle. 3.Provides information and technology fattening

beef cattle.

4. Outputs : 1.Availability ofspecific

technologyrecommendationsfattening beef

cattlethrough theopen-field, the

dissemination of information/mediabeef

cattlefarming, a guest

speakerontechnologytraining andgroup

meetingsas well as

makingtechnologypilotfatteningbeef cattle.

2.Availabilitycalendarfattening,

informationandtechnologyfatteningbeef

cattle.

3. Availability ofguidelinesfatteningbeef cattle.

5. Procedures : 1. Escort/PSDSK mentoring program will be

implemented in two counties, whose

activities started in January-December 2013.

2.The scope of assistance activities include: a).

Preparation of Human Resources (HR)

activities include training and education, b).

Mentoring fattening technologies include:

improvement of Bali cattle breeding

management and PO (cages, feed and

animal health), c). Institutional Assistance

Bali cattle fattening and PO and

d).Introduction of sewage treatment

(compost).

3. Stages of implementation of assistance

activities include: 1). Coordination with the

Department of Animal Husbandry and

Animal Health Bengkulu province and DVO

Page 10: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

x

Seluma and Kepahiang, 2). Identification of

needs assessment and dissemination to

explore the potential and problems at

location assistance, and the dissemination

and appreciation that will be introduced

technologies, 3). Preparation of guidelines

(guidelines), 4). Implementing the guidance

of an open-field (appreciation and

dissemination of technology), 5).Conducting

training of farmers and workers, 6).

Implement technology demonstration plots

bull fattening beef cattle in the district of

Seluma and Kepahiang.

6. Achievement : Increased cattle productivity through technology fattening beef cattle.

7. Benefits : 1. Increase productivity through technology

cattle fattening beef cattle. 2.Increasing adoption of technological

innovations in the technological aspects of fattening beef cattle on farm and off farm.

8. Impact : 1. Increased productivity through technological cattle fattening beef cattle according to the local socio-economic and agro-ecosystem.

2. Introduced the technology to be widely adopted by farmers in order to realize sustainable agriculture and environmentally friendly.

9. Periods : 5 Year

10. Cost : Rp. 100.000.000

Page 11: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada tahun 2010 permintaan daging sapi nasional mencapai 402,9 ribu

ton, dimana pemerintah baru dapat menyediakan dari produksi lokal sebesar

282,9 ribu ton. Guna memenuhi permintaan daging nasional, pemerintah

melakukan impor sebesar 35% yang terdiri dari sapi bakalan sebesar 46,3 ribu

ton dan daging sebesar 73,7 ribu ton. Seiring dengan pertambahan penduduk

dan meningkatnya pendapatan, kebutuhan daging sapi pada tahun 2014

diprediksi meningkat menjadi 467 ribu ton (meningkat 10% dari tahun 2010).

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut sekitar 420,3 ribu ton diperoleh dari

produksi local, 46,7 ribu ton (10%) dipenuhi dari impor (Bahri S, 2011).

Dalam rangka memenuhi target produksi daging sapi lokal sebesar 420,3

ribu ton, Kementerian Pertanian mencanangkanProgram Swasembada Daging

Sapi (PSDS) Tahun 2014, yang terdiri dari 5 Program Pokok yaitu: (1)

Penyediaan bakalan/daging sapi lokal; (2) Peningkatan produktivitas dan

reproduktivitas ternak sapi lokal, (3) Pencegahan pemotongan sapi betina

produktif, (4) Penyediaan bibit sapi, dan (5) Pengaturan stock daging sapi dalam

negeri. Program Pokok tersebut dijabarkan ke dalam 13 kegiatan operasional,

yaitu:(1) Pengembangan usaha pengembangbiakan dan penggemukan sapi; (2)

Pengembangan pupuk organik dan biogas; (3) Pengembangan integrasi ternak-

tanaman; (4) Pemberdayaan dan peningkatan kualitas rumah potong hewan; (5)

Revitalisasi kegiatan IB dan INKA beserta sarana pendukungnya; (6) Penyediaan

dan pengembangan pakan dan air; (7) Penanggulangan gangguan reproduksi

dan peningkatan pelayanan kesehatan hewan; (8) Penyelamatan sapi betina

produktif; (9) Penguatan wilayah sumber bibit dan kelembagaan usaha

pembibitan; (10) Pengembangan usaha pembibitan sapi potong melalui village

breeding centre (VBC); (11) Penyediaan bibit melalui subsidi bunga (program

KUPS); (12) Pengaturan impor sapi bakalan dan daging; serta (13) Pengaturan

distribusi dan pemasaran sapi bakalan dan daging sapi di dalam negeri.

Pada bulan November 2010 dalam rangka launching Gerakan Aksi

Membangun Pertanian Rakyat Terpadu Provinsi Banten, Menteri Pertanian

menyatakan bahwa PSDS juga berasal dari daging kerbau, sehingga Ditjen

Peternakan dan Kesehatan Hewan telah melakukan revisi Blue Print Program

Page 12: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

2

Swasembada Daging Sapi menjadi Program Swasembada Daging Sapi dan

Kerbau (PSDSK) 2014.

Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan adalah masih

rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Perkembangan populasi sapi

di Provinsi Bengkulu berjalan lambat. Kontribusi peternakan sapi rakyat dalam

upaya pencapaian swasembada cukup tinggi (>61%), mengingat basis populasi

sapi potong ada pada pemeliharaan rakyat. Kondisi produktivitas saat ini masih

tergolong rendah, PBBH penggemukan < 0,5 kg. Tingkat produktivitas yang

rendah ini masih berpeluang untuk ditingkatkan secara signifikan. Melalui

pendampingan diharapkan produktifitasnya meningkat secara nyata dengan

target output yaitu PBBH penggemukan sapi PO > 0,7 kg, untuk sapi Bali/Madura

>0,6 kg.

Program PSDSK memerlukan peningkatan populasi sapi potong dengan

cara meningkatkan jumlah kelahiran pedet dan calon induk sapi dalam jumlah

besar. Untuk mendukung peningkatan populasi tersebut terutama pada usaha

peternakan rakyat dan peningkatan produktivitas per unit ternak pada usaha

ternak sapi potong diperlukan suatu teknologi tepat guna spesifik lokasi sesuai

dengan kondisi agroekosistem dan kebutuhan pengguna.

Usaha penggemukan adalah usaha yang memiliki keunggulan dengan

tingkat perputaran modal usaha yang sangat tinggi.Tujuan usaha penggemukan

adalah untuk memenuhi kebutuhan ternak pada hari-hari biasa (suplai untuk

RPH-RPH), hari raya kurban, idul fitri dan kebutuhan lainnya.Kelemahan dari

usaha penggemukan adalah keterbatasan penyediaan sapi bakalan.Selama ini

usaha penggemukan sapi di Bengkulu di kelompok tani belum berjalan secara

berkesinambungan.Sapi bakalan masih didatangkan dari Pulau Jawa sehingga

harga bakalan di peternak cukup mahal.

Potensi pakan ternak untuk sapi potong masih cukup tersedia di Provinsi

Bengkulu.Pakan ternak berupa hijauan makanan ternak (HMT) masih cukup

tersedia lahan untuk pengembangan kebun HMT.Selain itu juga limbah pertanian

seperti limbah tanaman jagung (tongkol, kelobot dan batang/daun jagung),

jerami padi, kulit kopi dan limbah sayuran cukup melimpah.Potensi pakan

konsentrat yang banyak tersedia diantaranya dedak padi, limbah pabrik tahu,

dan pelepah sawit.

Page 13: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

3

1.2. Dasar Pertimbangan

Kegiatan pendampingan program PSDSK merupakan kegiatan yang

menunjang 4 sukses pembangunan pertanian di Kementerian Pertanian yaitu

swasembada dan swasembada berkelanjutan. Untuk mencapai swasembada

daging sapi/kerbau pada tahun 2014 maka akan dilakukan kegiatan

Pendampingan Program PSDSK di Provinsi Bengkulu.

Kegiatan pendampingan program PSDSK di Provinsi Bengkulu pada tahun

2014telah memasuki tahun kelima. Kegiatan pendampingan PSDSK sudah

dilaksanakan di 7 kabupaten yaitu : Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Muko-

muko, Seluma, Kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong. Hasil kegiatan pada

empat tahun sebelumnya adalah : 1) melakukan pendampingan program PSDS

pada lembaga penerima bantuan LM3 di Kelompok Subak Tirta Gangga Desa

Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara berupa penggemukan sapi Bali pejantan

berjumlah 17 ekor yang dipelihara oleh 12 orang peternak kooperator, Kegiatan

pendampingan PSDS di Ponpes Darussalam Desa Dusun Kepahiang Kabupaten

Kepahiang yaitu kegiatan pemberian pakan tambahan berupa dedak padi, kulit

kopi dan starbio pada sapi dewasa. Selain itu juga perbaikan instalasi biogas

yang saat ini gas yang dihasilkan hanya 15 menit selanjutnya gas habis. Untuk

itu BPTP akan mencoba memperbaiki instalasi biogas tersebut agar terbentuk gas

yang lebih banyak. 2)melakukan pendampingan program PSDS pada Sarjana

Membangun Desa (SMD) dipilih 11 kelompok dari 13 kelompok usaha

pengembangan budidaya ternak sapi potong yang diberi bantuan dana SMD,

tersebar pada 5 (lima) kabupaten, kegiatan pendampingan diarahkan pada

kebutuhan inovasi teknologi sesuai dengan tugas dan fungsi BPTP Bengkulu,

dengan harapan SMD ini akan menjadi pelaku usaha agribisnis peternakan sapi

potong dan sekaligus dapat mendorong pengembangan ternak sapi potong

dalam upaya mendukung percepatan swasembada daging sapi di Bengkulu. 3)

melakukan pendampingan program PSDS pada kelompok peternak sapi Brahman

Cross sebanyak 3 kelompok ternak di 3 kabupaten. Inovasi teknologi adalah

demplot penggemukan ternak dengan pelatihan pembuatan pakan tambahan,

demplot kompos. Pendampingan penggemukan sapi potong lokal dan

persilangan di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong berbasis limbah kulit

kopi, di Kabupaten Seluma dan Bengkulu Tengah berbasis ampas tahu dan

limbah sawit (solid dan pelepah sawit).

Page 14: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

4

1.3. Tujuan

Tujuan pendampingan program swasembada daging sapi/kerbau pada

tahun 2014 adalah :

1. Menyediakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi penggemukan sapi

potong melalui temu lapang, penyebaran informasi/media budidaya sapi

potong, menjadi narasumber teknologi pada pelatihan dan pertemuan

kelompok serta membuat percontohan teknologi penggemukan sapi

potong.

2. Menyediakan kalender penggemukan, informasi dan teknologi

penggemukan sapi potong.

3. Menyediakan juknis penggemukan sapi potong.

1.4.Keluaran yang Diharapkan

Keluaran tahunan

Rekomendasi pendampingan penerapan inovasi teknologi penggemukan

pada ternak sapi potong,peningkatan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)

ternak sapi potong lokal dari 0,2 kg/hari menjadi lebih dari 0,6 kg/hari

Keluaran jangka panjang

Meningkatkan produktivitas sapi potong /kerbau di Bengkulu dengan

dukungan IPTEK untuk memenuhi swasembada daging sapi/kerbau.

Page 15: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

Konsumsi daging sapi di Indonesia terus mengalami peningkatan. Namun

peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang

memadai. Laju peningkatan populasi sapi potong relatif lambat, yaitu 4,23%

pada tahun 2007 (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007). Kondisi tersebut

menyebabkan sumbangan sapi potong terhadap produksi daging nasionl rendah

(Mersyah, 2005; Santi, 2008) sehingga terjadi kesenjangan yang makin lebar

antara permintaan dan penawaran (Setiyono et al, 2007).

Budidaya ternak sapi potong dilakukan dalam dua tipe, yaitu tipe

peternakan rakyat dan tipe industri/swasta yang dikelola dalam skala besar dan

dilakukan oleh perusahaan feedloter. Aktivitas usaha swasta dalam

memeliharaternak sapi potong biasanya dalam bentuk penggemukkan sapi

(feedloter) dimana sapi dipelihara dalam kurun waktu tertentu dan diberikan

pakan berkualitas baik untuk memperoleh pertambahan berat badan yang

diinginkan, kemudian dijual. Sedangkan usaha ternak sapi potong dikalangan

peternak/rakyat biasanya merupakan campuran (mix farming) antara

pembesaran dan pembibitan, dengan ciri skala usaha rumah tangga dan

kepemilikan ternak sedikit, menggunakan teknologi sederhana, bersifat padat

karya, dan berbasis azaz organisasi kekeluargaan (Aziz dalam Yusdja dan Ilham,

2004).

Usahaternak sapi potong pembibitan sampai saat ini masih diusahakan

secara tradisional, belum dilakukan sebagai tujuan usaha komersial dengan

target-target produksi yang jelas, belum dilakukan pencatatan (recording) untuk

mengetahui kinerja reproduksi ternak. Dengan demikian pemeliharaan dan

pengembangbiakan sapi masih merupakan bagian minor dari kegiatan usahatani,

dengan orientasi sebagai tabungan, dan penyedia tenaga kerja, atau untuk

mengisi wakyu luang, serta untuk meningkatkan produktivitas lahan (Hadiana, et

al., 2007).

Untuk memacu peningkatan kinerja usaha ternak sapi potong rakyat

diperlukan strategi atau dukungan teknologi yang tepat. Teknologi yang dapat

diimplementasikan pada peternakan rakyat antara lain perbaikan kualitas pakan

yang diberikan dengan memanfaatkan bahan yang tersedia di lokasi seperti

pemberian gamal, lamtoro dan kaliandra yang memiliki kandungan protein lebih

Page 16: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

6

tinggi dibandingkan dengan rumput atau jerami. Selain itu untuk memenuhi

kebutuhan energi dan protein diperlukan penggunaan probiotik untuk

meningkatkan efisiensi ransum. Probiotik adalah suplemen dalam bentuk jasad

renik hidup yang dapat meningkatkan bobot badan, efisiensi ransum (feed

conversion ratio) dan menambah kesehatan ternak. Peningkatan cadangan

energi tubuh yang biasanya ditandai dengan kenaikan bobot badan merupakan

usaha untuk menormalkan proses estrus pada induk sapi (Winugroho, 2002).

Akibat perbaikan bobot badan, status reproduksi sapi meningkat seperti kenaikan

persentase kebuntingan sapi SO di Sumba dari 25 menjadi 90% (Winugroho et

al., 1996) serta perpendekan jarak beranak sapi Bali dari 15 bulan menjadi 13

bulan (Winogroho et al., 1995).

Hasil demplot penggemukan sapi kegiatan Pendampingan PSDSK tahun

2012 di Kabupaten Seluma pada ternak sapi Simental menunjukkan bahwa

pertambahan bobot badan tertinggi dicapai oleh perlakuan C yaitu sebesar 0,72

kg/ekor/hari dengan formula pakan terdiri dari ampas tahu 2,9 kg, dedak padi 1

kg dan mineral 0,1 kg, selanjutnya adalah perlakuan B yang diberikan pakan

ampas tahu 1,9 kg, dedak padi 2 kg dan mineral 0,1 kg dengan PBBH sebesar

0,53 kg/ekor/hari dan terendah perlakuan A (kontrol) yaitu 0,30 kg/ekor/hari

dengan pemberian pakan berupa hijauan saja.Hal ini menunjukkan bahwa

formula ampas tahu 65% lebih banyak daripada dedak padi memberikan PBBH

tertinggi (Wulandari, et al., 2012).

Page 17: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

7

III. PROSEDUR

3.1.Pendekatan (kerangka pemikiran)

Pengawalan/pendampingan PSDSK dilaksanakan di 2 kabupaten yaitu di

Seluma dan Kepahiang untuk pelaksanaan demonstrasi plot Penggemukan Sapi

Potong.

Dalam rangka pencapaian swasembada daging sapi, Bengkulu sebagai

provinsi penunjang program PSDSK, maka untuk memenuhi kebutuhan daging di

Provinsi Bengkulu sendiri perlu dilakukan upaya agar pasokan daging dapat

dipenuhi dari dalam provinsi sendiri dan dapat memasok ke provinsi tetangga

seperti Sumsel dan Sumbar. Untuk itu perlu dilakukan usaha penggemukan sapi

dengan pakan yang banyak tersedia di Bengkulu terutama limbah tanaman

pertanian, perkebunan dan limbah pabrik CPO, tahu dan kopi.

Pendampingan terhadap Program PSDSK dilaksanakan secara

proporsional sesuai dengan jumlah kelompok ternak di kabupaten tersebut.

Pendampingan dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga pelaporan.

Pada tahun 2014 pendampingan difokuskan pada usaha penggemukan sapi

potong. Waktu pelaksanaan kegiatan berlangsung selama 1 (satu) tahun yaitu

dari bulan Januari – Desember 2014.

3.2. Ruang Lingkup

Pendampingan penerapan inovasi teknologi penggemukan pada ternak

sapi potong dilaksanakan di lapangan secara partisipatif. Kegiatan dilaksanakan

selama 1 (satu) tahun di 2 kabupaten.

Ruang lingkup kegiatan pendampingan meliputi :a). Penyiapan Sumber

Daya Manusia (SDM) meliputi kegiatan pelatihan dan penyuluhan, b).

Pendampingan teknologi penggemukan meliputi perbaikan manajemen

pemeliharaan sapi Bali (kandang, pakan dan kesehatan hewan), c).

Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali. d). Introduksi

pengolahan kotoran (kompos).

3.3. Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan kegiatan pendampingan meliputi: 1). Koordinasi

dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas

Peternakan Kabupaten Seluma dan Kepahiang, 2). Identifikasi kebutuhan

pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi

Page 18: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

8

pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi dan apresiasi teknologi yang akan

diintroduksikan,3). Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak),4). Melaksanakan

bimbingan temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi),5).

Melaksanakan pelatihan petani dan petugas, 6). Melaksanakan demplot teknologi

penggemukan sapi potong jantan Bali di Kabupaten Seluma dan Kepahiang.

Kegiatan yang dilakukan pada demplot adalah:

a. Seleksi sapi bakalan

Jenis sapi yang digunakan untuk usaha penggemukan sapi potong yaitu

jenis sapi Bali di Kabupaten Seluma sebanyak 20 ekor dan untuk di Kabupaten

Kepahiang adalah sapi Bali sebanyak 21 ekor.

b. Manajemen Pakan

Pakan ternak berupa hijauan diberikan sekitar 10% (bahan segar) dari

bobot badan dan pakan konsentrat diberikan untuk mencapai konsumsi 3,5-4%

(bahan kering) dari bobot badan sapi. Kualitas pakan mengandung minimal 68%

jumlah energi dicerna (total digestible energy) dengan kandungan protein 12%.

Konsentrat yang dberikan berupa dedak padi ditambah limbah pertanian

ataupun perkebunan yang banyak tersedia dilokasi pendampingan. Air minum

diberikan secara ad libitum.

c. Manajemen kesehatan hewan

Persyaratan kesehatan hewan perlu dipenuhi dalam kegiatan usaha

penggemukan sapi potong. Kesehatan hewan tersebut berkaitan dengan

penyakit hewan menular, penyakit non-infeksius dan gangguan metabolisme

yang dapat mempengaruhi produktivitas ternak. Pada dasarnya persyaratan dan

penanganan gangguan kesehatan hewan ini sama dengan usaha pembibitan,

namun harus aman dan sehat apabila dilakukan pemotongan untuk tujuan

konsumsi.

d. Pascapanen dan pemasaran

Sapi hasil penggemukan dijual berdasarkan per kg berat badan hidup dan

taksiran daging. Pemasaran sapi siap potong dilakukan oleh kelompok peternak

sehingga memiliki posisi tawar yang tinggi.

Bahan dan Alat

Dedak padi serta pakan ternak lainnya

Probiotik

Vitamin dan obat-obatan ternak

Page 19: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

9

Ember, terpal, plastik (peralatan pembuatan pakan dan kompos berbasis

limbah pertanian lokal: jerami, pelepah sawit).

Analisis data dan pelaporan

Data dari rangkaian hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan baik

berupa data teknis maupun ekonomi selanjutnya dianalisis sesuai dengan

kebutuhan penyusunan laporan akhir kegiatan.Pelaporan dibuat sebagai bentuk

pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pendampingan yang dilakukan yaitu

laporan bulanan, laporan tengah tahun dan laporan akhir tahun.

Page 20: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Lokasi Pendampingan

Kabupaten Seluma

Kabupaten Seluma secara administrasi termasuk ke dalam wilayah

Provinsi Bengkulu yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2003, tentang pembentukan Kabupaten Mukomuko, Seluma dan Kaur.

Secara Geografis Kabupaten Seluma terletak di Pantai Barat Sumatera

Bagian Selatan yang berada pada koordinat garis lintang dan bujur, yaitu

03º49’55,66”LS - 04º21’40,22” LS dan 101º17’27,57” BT - 102º59’40,54” BT.

Batas-batas wilayah Kabupaten Seluma adalah sebelah utara dengan Kota

Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara, sebelah selatan dengan Kabupaten

Bengkulu Selatan, sebelah timur dengan Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera

Selatan dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia.

Suhu udara rata-rata di Kabupaten Seluma antara 21ºC - 32ºC,

kelembaban udara relative antara 85 – 88%, jumlah curah hujan untuk setiap

tahunnya bervariasi antara 1.500 mm – 4.500 mm dengan jumlah hari hujan

antara 110 – 230 hari setiap tahunnya, rata – rata 16 hari hujan setiap bulannya.

Dari luas Kabupaten Seluma 240.044 Ha mempunyai beberapa jenis

tanah utama antara lain: Aluvial, Podsolik Merah Kuning. Latosol dan Podsolik

Coklat Litosol, sedangkan jenis tanah yang rata-rata di bawah 10% antara lain

Organosol Gley Humus, Podsolik Merah Kuning, Litosol dan Podsolik Merah

Kuning Litosol. Tekstur tanah di Kabupaten Seluma umumnya bertekstur agak

halus dengan luas 1.112,6ºkm2 (46,35%), tekstur sedang 607,92 km2, halus

336,28 km2 (14,01%), agak kasar 124,85 km2 (5,20%) dan kasar 218,79 km2

(9,11%).

Lokasi pendampingan PSDS/K berada di Kelompok Ternak Tunas Harapan

kabupaten Seluma dengan Bapak Wahyudi selaku ketua kelompok ternak Tunas

Harapan Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.Ketinggian

tempat Desa Sumber Arum adalah 8,5 m dpl, jumlah ternak sapi 130 ekor, ayam

kampung 200 ekor, ternak kambing berjumlah 60 ekor. Luas lahan perkebunan

kelapa sawit masyarakat desa adalah 465 Ha hal ini menyebabkan desa sumber

arum sangat berlimpah hasil samping buah sawit (solid), luas lahan HMT 1 Ha,

tegalan 75 Ha dan Pemukiman Penduduk 50 Ha.

Page 21: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

11

Saran pendukung usahaternak pada kelompok cukup memadai, yaitu kelompok

mempunyai mesin copper untuk mencacah pakan hijauan, kelompok juga

mempunyai kebun HMT seluas 1 ha yang ditanami dengan rumput gajah, gamal,

setaria dan rumput lapang lainnya. Ketua kelompok juga memiliki pabrik tahu

yang mempunyai limbah ampas tahu untuk pakan ternak, perkiraan limbah

ampas tahu yang dapat dihasilkan setiap harinya adalah 300 – 350 kg.Jumlah ini

mencukupi untuk digunakan sebagai pakan tambahan di kelompok Tunas

Harapan.

Kabupaten Kepahiang

Secara geografis, wilayah Kabupaten Kepahiang terletak pada posisi

101055 19 sampai dengan 103001 29 bujur timur (BT) dan 02043 07 sampai

dengan 03046 48 Lintang Selatan (LS). Secara administratif, berdasarkan UU RI

No 39 Tahun 2003, Kabupaten Kepahiang berbatasan dengan :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Curup, Kecamatan Sindang

Kelingi, dan Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong.

- Sebelah Selatan berbatasn dengan Kecamatan Taba Penunjang Kabupaten

Bengkulu Utara,

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lahat propinsi Sumatra Selatan,

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pagar Jati Kabupaten Bengkulu

Utara, dan kecamatan Bermani Ulu Kabupaten Rejang Lebong.

Kabupaten Kepahiang memiliki 108 Desa / Kelurahan, dan 8 Kecamatan

diantaranya : Kecamatan Muara Kemumu, Kecamatan Bermani Ilir, Kecamatan

Seberang Musi, Kecamatan Tebat Karai, Kecamatan Kepahiang, Kecamatan Kaba

Wetan, Kecamatan Ujan mas, dan Kecamatan Merigi.

Kabupaten Kepahiang memiliki luas wilayah seluas 66.500 Ha , terdiri

dari Kecamatan Kepahiang seluas 7.192 Ha, Kecamatan Bermani ILir seluas

16.391 Ha dan merupakan Kecamatan yang terluas dikabupaten Kepahiang,

Kecamatan Tebet Kerai seluas 7.688 Ha, Kecamatan Ujan Mas seluas 9.308 Ha.

Sementara untuk Kecamatan pemekaran, kecamatan Muara Kemumu 9.507 Ha.

Sementara untuk Kecamatan Seberang Musi 7.665 Ha, Kecamatan Kabawetan

6.331 Ha dan Kecamatan Merigi memiliki luas paling kecil di Kabupaten

Kepahiang yaitu 2.418 Ha. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kepahiang berada

ketinggian 500 - 1.000 meter di atas permukaan laut.Sedangkan kedalaman

efektif tanah terluas berada antara 60 sampai 90 centimeter. Sebagian besar

Page 22: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

12

tahan di kabupaten Kepahiang adalah Kompleks padsolik coklat, padsol dan

Lotosol dan berstruktur sedang serta 44,47 % wilayahnya masih hutan, waduk

rawa atau danau.

Komoditi unggulan Kabupaten Kepahiang yaitu sektor pertanian dan

jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah sub sektor tanaman

perkebunan dengan komoditi Kelapa sawit, kakao, Kopi, kelapa, Lada dan Karet.

Sub sektor pertanian komoditi yang diunggulkan berupa komoditi jagung dan Ubi

kayu. Sub sektor Jasa Pariwisata yaitu Wisata Alam dan Wisata Budaya.

Kegiatan pendampingan PSDS/K dilaksanakan di 2 lokasi yaitu Kelompok

Tani Pekalongan Jaya Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas dan di Gapoktan

Prasetya Tani Desa Sumber Sari Kecamatan Kabawetan.

Sinergisme Pendampingan PSDSK BadanLitbang Pertanian dengan Stakeholders

Kegiatan Sinergisme Pendampingan PSDS/K Provinsi Bengkulu TA 2014

diselenggarakan di BPTP Bengkulu pada tanggal 19 Maret 2014 kegiatan ini di

hadiri oleh sekitar 60 orang peserta yaitu Peneliti Balitnak 2 orang, Kepala Dinas

Perternakan dan Kesehatan Ternak Provinsi Bengkulu dan kepala bidang

produksi Perternakan Dinas Perternakan dan Kesehatan Ternak Provinsi

Bengkulu, Sekretaris Dinas Pertanian, Perternakan dan Perkebunan Kabupaten

Seluma, Kepala Bidang Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten

Kepahiang, Kepala BP4K Kabupaten Kepahiang dan Kepala Jabatan Fungsional

BP4K Kabupaten Kepahiang serta peneliti dan Penyuluh BPTP Bengkulu, hasil

penting dari kegiatan sinergisme pendampingan PSDS/K Provinsi Bengkulu TA

2014 adalah sebagai berikut :

1. Untuk keberlanjutan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan

Kerbau (PSDS/K) maka perhatian pemerintah harus di titikberatkan pada :

A. Populasi : Mencegah kematian Pedet akibat kekurangan pakan/air dan

penyakit dari 20 % - 40 % menjadi 5 – 10 %

B. Produksi : Meningkatkan ADG dan bobot potong sesuai dengan potensi

genetik dan potensi ekonomi

C. Membangkitkan gairah berusaha ternak dengan tetap berusaha menjaga

kestabilan harga daging dalam negeri secara atraktif serta harus

didukung modal dan IPTEK

Page 23: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

13

2. Upaya yang harus dilakukan petugas lapang bersama peternak adalah

dengan meningkatkan bobot potong (Penggemukan), menekan mortalitas

(Kematian pedet, Mengembangkan lumbung pakan, mencegah dan

mengendaliakan penyakit), Calving rate dan calf crop.

3. LL-PPSP adalah unit percontohan yang di kelola oleh kelompok peternak

yang menjalankan usaha pembibitan atau penggemukan sapi potong serta

fungsi sebagai tempat temulapang tempat belajar dan tempat praktek

penerapan teknologi maka dari itu harus di dukung dengan pasilitas yang

memadai.

4. Target PEMDA Provinsi Bengkulu populasi ternak sapi potong berjumlah

112.249 ekor dengan produksi daging 3.790,82 ton untuk tahun2014. Yang

tersebar pada 10 kabupaten/kota, untuk itu Dinas Perternakan dan

Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu mengharap agar Badan Litbang (BPTP)

dapat mengambil bagian dalam pembangunan perternakan di Provinsi

Bengkulu sesuai dengan Tupoksi Badan Litbang Pertanian.

5. Kegiatan operasional pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi

Bengkulu terdiri dari kegiatan operasional hulu dan di hilir berbentuk :

A. Kegiatan operasional di hulu

- Peningkatan produksi ternak dengan pendayagunaan sumberdaya local.

- Peningkatan produksi pakan dengan pendayagunaan sumberdaya local.

- Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis

dan penyakit Zoonosis.

- Peningkatan kualitas dan kuantitas benih dan bibit dengan

mengoptimalkan sumberdaya local.

- Penjaminan pangan asal hewan yang aman dan halal serta pemenuhan

persyaratan prodak hewan non pangan.

B. Kegiatan operasional di hilir

- Pengembangan pasar domestik

- Pengembangan pengolahan hasil pertanian/perternakan

C. Kegiatan operasional penunjang

- Pengolahan air Irigasi untuk pertanian/perternakan

- Perluasan Areal dan pengolahan lahan pertanian/perternakan

- Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Prasarana

dan Sarana Pertanian

Page 24: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

14

6. Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu mempunyai

kegiatan setiap kabupaten/kota dalam Provinsi Bengkulu untuk itu dukungan

yang dapat di lakukan oleh BPTP adalah :

a. Pendampingan menajeman kelompok tani ternak

b. Melakukan bimbingan teknis, menyampaikan teknologi sfesifik lokasi

dengan brosur, leafled dan juknis.

c. Menganalisis usaha ternak

7. Badan Litbang Pertanian (BPTP) Bengkulu Telah Melaksanakan Program

Pendampingan PSDS/K di Propinsi Bengkulu dengan berbagai teknologi

yang di sampaikan kepada peternak diseluruh kabupaten dalam Provinsi baik

melalui leafled, brosur maupun melalui LL-SL PPSP (demplot), yang di mulai

pada tahun 2010 sampai dengan sekarang yang rencananya akan

dilaksanakan pada Kabupaten Seluma dan Kepahiang.

8. Dukungan BPTP Bengkulu tahun 2014 terhadap program PSDS/K meliputi :

a. Meningkatkan PBBH dan Bobot Potong

b. Pengawalan teknologi di 2 Kabupaten Dalam Provinsi

c. Rekomendasi kebijakan pengembangan peternakan dan veteriner

d. Merancang teknologi pengolahan sumberdaya pakan local

e. Merakit dan merancang teknologi

- Teknologi reproduksi

- Teknologi budidaya

- Teknologi pakan

- Teknologi veteriner

9. Permasalahan pengembangan ternak sapi potong yang di hadapi adalah :

a. SDM peternak masih sangat terbatas sehingga potensi SDA yang ada

belum termanfaatkan dengan maksimal.

b. Kondisi ternak pada umumnya belum mengalami PBB yang maksimum,

hal ini di sebabkan oleh manajemen pemeliharaan, pakan, perkandangan

dan lingkungan usaha perternakan yang masih tergolong rendah.

c. Masih terbatasnya petugas perternakan dari pemerintah sehingga sulit

untuk menjangkau peternak secara keseluruhan untuk menyampaikan

inovasi teknologi kepada peternak

10. Kebutuhan teknologi pada lokasi pendampingan

a. Teknologi pakan tambahan berbasis sumberdaya pakan local

Page 25: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

15

b. Mejemen pemeliharaan, perkandangan, kesehatan dan pengolahan hasil

c. Apresiasi yang dilakukan untuk dapat meningkatkan pengetahuan, minat

dan keterampilan petugas/peternak dalam mengimplementasikan teknologi

11. Kondisi populasi ternak pada lokasi demplot penggemukan.

Tabel 1.Populasi sapi potong di Desa Pekalongan Kabupaten Kepahiang (ekor)

Bali PO Simental Limosin Brahman

Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina

46 - 3 25 11 1 3 0 1 5

Tabel 2.Populasi sapi potong di Desa Sumber Arum, Kabupaten Seluma (ekor)

Bali PO Simental Limosin Brahman

Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina

60 - 3 25 11 1 3 0 1 5

12. Dilihat dari konsep laboratorium lapang (LL) ada dukungan dari BPTP,

Bakorluh sebagai lembaga penyuluhan, dinas peternakan, BUMN/Swasta.

Sehingga ada peluang untuk pendampingan itu seperti yang di harapkan

yaitu sinergisme antar instansi.

13. Rencana Tindak Lanjut (RTL) adalah pertemuan kembali BPTP Bengkulu

dengan pejabat dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi

Bengkulu dan Dinas Peternakan yang ada di Kota dan Kabupaten, Bakorluh,

BP4K yang ada di setiap Kabupaten membahas mengenai program PSDSK.

4.2. Sosialisasi Rencana Pendampingan Program PSDSK di Kab.

Kepahiang

Sosialisasi rencana kegiatan PSDS/K di kabupaten Kepahiang Tahun 2014

diselenggarakan di Rumah Bapak Yuliadi (Ketua Kelompok Ternak Pekalongan

Jaya) Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiag pada hari

Rabu tanggal 14 Mei 2014.Materi yang disampaikan pada sosialisasi kegiatan

Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) di

kabupaten Kepahiang Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 3. Materi sosialisasi Kabupaten Kepahiang

No Materi Narasumber

1 Kebijakan Pembangunan Bidang Peternakan di Kabupaten Kepahiang Tahun 2014

Ka. Bagian Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang

Page 26: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

16

2 Sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) di kabupaten Kepahiang Tahun 2014

Penanggung jawab Pendampingan PSDS/K BPTP Bengkulu

Metode pelaksanaan adalah dengan metode ceramah untuk

menyampaikan rencana kegiatan yang dilakukan dan dilanjutkan dengan tanya

jawab dengan petani dan peternak kooperator. Setelah acara sosialisasi

dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan fermentasi solid sebagai bahan pakan

ternak sapi.

Pendaftaran peserta dilaksanakan pada pukul 13.00 Wib. Hadir pada

kegiatan sosialisasi berjumlah 30 orang peserta yaitu Kepala Bagian Perternakan

Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang, Kepala Bagian

Kesehatan Ternak Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang

Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (Koorluh) BP3K Kecamatan Ujan Mas

Kabupaten Kepahiang, PPL Desa Pekalongan, perangkat Desa Pekalongan,

peternak desa setempat dan peternak desasekitar, pengurus dan anggota

Kelompok tani “Pekalongan Jaya” Desa Pekalongan Kec.Ujan Mas.

Pembukaan acara sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan Program

Swasembada Daging Sapi dan Kerbau di Kabupaten Kepahiang dibuka secara

resmi oleh Kepala Bagian Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan

Kabupaten Kepahiang (Ir.Wawan Setiawan). Beliau mengucapkan terimakasih

atas kegiatan pendampingan PSDS/K dilaksanakan di kabupaten Kepahiang,

dijelaskan juga bahwa Pemda Kabupaten Kepahiang melalui dinas Perternakan

dan Perikanan siap bekerjasama dengan pihak BPTP Bengkulu untuk kelancaran

kegiatan dalam pembangunan di Kab.Kepahiang, dijelaskan juga bahwa Dinas

Perternakan dan Perikanan Kab.Kepahiang telah berupaya memajukan sektor

perternakan di Kab. Kepahiang dengan memberikan bantuan berupa pedet,

induk sapi potong yang tersebar di beberapa kecamatan Kabupaten Kepahiang.

Di sektor perternakan sapi perah, Dinas Perternakan dan Perikanan juga telah

memberikan bantuan berbentuk induk sapi perah laktasi.

Setelah pembukaan dilanjutkan dengan kata sambutan Kepala Desa

Pekalongan (Edi Santoso), atas nama masyarakat Desa Pekalongan merasa

senang dengan adanya kegiatan pendampingan PSDS/K di desa Pekalongan,

masyarakat beserta aparat desa siap mendukung dan memfasilitasi agar

Page 27: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

17

kebutuhan kegiatan yang di maksudkan bisa berjalan dengan sebaik mungkin,

untuk itu juga bapak Kepala Desa menghimbau kepada masyarakat untuk dapat

menyerap/mengadopsi, memanfaatkan dan menyebarluaskan teknologi dan

inovasi yang diberikan oleh pihak tim PSDS/K BPTP Bengkulu.

Katasambutan dariKabid.Kesehatan Hewan Dinas Perternakan dan

Perikanan Kabupaten Kepahiang.penyampaian terima kasih kepada BPTP

Bengkulu yang telah berkerja sama dengan Pemda Kabupaten Kepahiang dengan

memberikan inovasi teknologi melalui kegiatan Pendampingan PSDS/K yang pada

intinya Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang sangat

mendukung kegiatan Pendampingan PSDS/K di Kabupaten Kepahiang dan

memfasilitasi untuk kelancaran kegiatan pendampingan PSDS/K tersebut.

Sosialisasi rencana Kegiatan Pendampingan PSDS/K disampaikan oleh

Wahyuni Amelia Wulandari,S.Pt,M.Si. selaku penanggung jawab kegiatan, Inovasi

teknologi penggemukan sapi potong di Provinsi Bengkulu dalam mendukung

swasembada daging nasional, padaKabupaten Kepahiang akan melaksanakankan

kegiatan yang sesuai dengan hasil identifikasi kebutuhan pendampingan yang

akan di desiminasikan pada Kabupaten Kepahiang yaitu :

I. Ruang lingkup kegiatan :

a). Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi pelatihan dan

penyuluhan.

b). Pendampingan teknologi penggemukan meliputi : perbaikan manajemen

pemeliharaan sapi Bali (kandang, pakan dan kesehatan hewan)

c). Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali, serta.

d). Introduksi pengolahan kotoran (kompos).

II. Tahapan kegiatan pendampingan meliputi:

1. Koordinasi dengan stakeholder di kabupaten Kepahiang.

2. Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi

dan masalah di lokasi pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi

dan apresiasi teknologi yang akan diintroduksikan.

3. Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak).

4. Temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi).

5. Melaksanakan pelatihan petani dan petugas.

a. Pengolahan kompos

b. Manajemen perkandangan

Page 28: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

18

c. Fermentasi kulit kopi sebagai pakan ternak sapi potong

6. Demplot teknologi penggemukan sapi bali berumur lebih dari 1 tahun.

Penerapan perlakuan teknologi pada demplot di Gapoktan Prasetya Tani

Desa Sumber Sari Kecamatan Kabawetanadalah :

1. Seleksi sapi jantan bakalan : sapi Bali berumur lebih dari 1 tahun

2. Manajemen Pakan

3. Pemberian pakan :

I. Kontrol/Kebiasaan Petani =7 Ekor

II. Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot

badan terdiri dari kulit kopi tanpa fermentasi 60%+ dedak padi

39,9%+ ultra mineral 0,1% =7 Ekor

III. Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot

badan terdiri dari kulit kopi fermentasi 60%+ dedak padi 39% +

starbio 0,25%+ garam 0,25% + gula merah 0,5% = 7 Ekor

7. Manajemen kesehatan hewan melalui pemberian obat cacing.

8. Pelatihan pengolahan kompos, pembuatan fermentasi kulit kopi, serta

pembuatan biourine.

4.3. Sosialisasi Rencana Pendampingan Program PSDSK di Kab. Seluma Sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging

Sapi dan Kerbau (PSDS/K) di kabupaten Seluma Tahun 2014 diselenggarakan di

Balai Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma hari Kamis

tanggal 24 April 2014. Materi yang disampaikan pada sosialisasi kegiatan

Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) di

kabupaten Seluma Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 4. Materi sosialisasi Kabupaten Seluma

No Materi Narasumber

1. Kebijakan Pembangunan Bidang Peternakan di

Kabupaten Kepahiang Tahun 2014

Ka. BP4K Kabupaten

Seluma

2. Sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan

Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau

(PSDS/K) di kabupaten Kepahiang Tahun 2014

Penanggung jawab

Pendampingan PSDS/K

BPTP Bengkulu

Page 29: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

19

Metode pelaksanaan adalah dengan metode ceramah untuk

menyampaikan rencana kegiatan yang dilakukan dan dilanjutkan dengan tanya

jawab dengan petani dan peternak kooperator. Setelah acara sosialisasi

dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan fermentasi solid sebagai bahan pakan

ternak sapi.

Pendaftaran peserta dilaksanakan pada pukul 13.00 Wib. Hadir dalam

pelaksanaan kegiatan sosialisasi berjumlah 40 orang peserta yaitu Kepala BP4K

Kabupaten Seluma Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan ( Koorluh ) BP3K

Sukaraja Kabupaten Seluma, Kepala Pertanian Kecamatan Sukaraja, PPL Desa

Sumber Arum, petugas inseminator Kecamatan Sukaraja, Kepala Desa Sumber

Arum, peternak desa setempat dan desa-desa sekitar, Pengurus dan anggota

Kelompok tani “Tunas Harapan” Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja.

Pembukaan acara sosialisasi kegiatan Pendampingan Program

Swasembada Daging Sapi dan Kerbau di Kabupaten Seluma dibuka oleh Kepala

BP3K Kabupaten Seluma (Ir.Wahidin Dahlan). Yang sebelumnya memberikan

kata-kata sambutan yang didalamnya adalah penyampaian ucapan terimakasih

atas kegiatan yang bersipat mendampingi peternak di kabupaten seluma, untuk

selanjutnya BP4K Kabupaten Seluma siap untuk bekerjasama denga pihak BPTP

Bengkulu untuk kelancaran kegiatan dalam pembangunan di Kabupaten Seluma.

Setelah pembukaan dilanjutkan dengan kata sambutan Kepala Desa

Sumber Arum Bapak Purwanto, disampaikan bahwa atas nama masyarakat Desa

Sumber Arum merasa sangat senang dengan adanya kegiatan pendampingan

PSDS/K di desa Sumber Arum, masyarakat siap mendukung dan memfasilitasi

agar kebutuhan kegiatan yang di maksudkan bisa berjalan dengan sebaik

mungkin, dalam kesempatan itu juga bapak Kepala Desa Sumber Arum

menghimbau kepada masyarakat untuk dapat menyerap/mengadopsi,

memanfaatkan dan menyebarluaskan teknologi dan inovasi yang diberikan oleh

pihak tim PSDS/K BPTP Bengkulu.

Acara selanjutnya adalah kata sambutan dariKepala BP3K Kecamatan

Sukaraja yang mewakili Bapak Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Seluma. Dalam

kata sambutannya disampaikan terimaksih kepada BPTP Bengkulu yang telah

berkerja sama dengan Pemda Kabupaten Seluma untuk memberikan inovasi dan

teknologi melalui kegiatan Pendampingan PSDS/K, pada intinya Dinas Pertanian,

Perternakan dan Perkebunan Kabupaten Seluma sangat mendukung kegiatan

Page 30: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

20

Pendampingan PSDS/K di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma serta siap

untuk memfasilitasi kelancaran kegiatan yang tersebut.

Sosialisasi disampaikan oleh Wahyuni Amelia Wulandari,S.Pt,M.Si yaitu

tentang kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau

(PSDS/K) di propinsi Bengkulu, inovasi teknologi penggemukan sapi potong di

Provinsi Bengkulu dalam mendukung swasembada daging nasional,

padaKabupaten Seluma akan dilaksanakankan kegiatan yang sesuai dengan

kebutuhan yang berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pendampingan yang

akan di desiminasikan pada Kabupaten Seluma, yaitu :

I. Ruang lingkup kegiatan :

a). Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi pelatihan dan

penyuluhan.

b). Pendampingan teknologi penggemukan meliputi : perbaikan manajemen

pemeliharaan sapi Bali dan PO (kandang, pakan dan kesehatan hewan)

c). Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali dan PO serta.

d). Introduksi pengolahan kotoran (kompos).

II. Tahapan kegiatan pendampingan meliputi:

1. Koordinasi dengan stakeholder di kabupaten Seluma.

2. Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi

dan masalah di lokasi pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi

dan apresiasi teknologi yang akan diintroduksikan.

3. Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak).

4. Temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi).

5. Melaksanakan pelatihan petani dan petugas.

a. Pembuatan/perbanyakan aktifator pupuk kompos

b. Pengolahan Kompos

b. Manajemen Perkandangan

c. Fermentasi Solid dan Pelepah

6. Demplot teknologi penggemukan sapi potong jantan Bali berumur lebih

dari 1 tahun.Penerapan Perlakuan Teknologi pada demplot kelompok

ternak Tunas Harapan desa Sumber Arum adalah :

1. Seleksi sapi jantan bakalan : Bali Umur lebih dari 1 Th

2. Manajemen Pakan

3. Pemberian pakan :

Page 31: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

21

I. Kontrol (5 ekor)

II. Kulit kopi 20%, ampas tahu 30%, dan solid tanpa fermentasi

50% (5 ekor)

III. Kulit kopi 20%, ampas tahu 30 %, dan solid fermentasi 50%

(5 ekor)

IV. Kulit kopi 20%, ampas tahu 20%, dedak padi 10% dan solid

fermentasi 50% (5 ekor)

4. Manajemen kesehatan hewan : pemberian obat cacing.

5. Pelatihan pengolahan kompos, pembuatan fermentasi solid,

pembuatan fermentasi pelepah dan daun sawit serta pembuatan

biourine.

4.4. Kegiatan Pendampingan PSDSK Keluar Provinsi

1. Raker konsolidasi kegiatan pendampingan program strategis dan

dukungan terhadap capaian sasaran produksi 7 komoditas utama

kementan

Kegiatan Raker konsolidasi kegiatan pendampingan program strategis dan

dukungan terhadap sasaran produksi 7 komoditas utama kementan diawali

dengan pembukaan yang dihadiri oleh Kepala Badan SDMP Kementan.

Direktur Serelia Dirjen Tanaman pangan, Kepala Puslitbangtan Balitbangtan,

Kepala BBP2TP, dan Eselon II Badan litbang lainnya (Diwakilkan), Peserta

Raker yang terdiri dari Koordinator Program, Penjab Kegiatan Pendampingan

PTT, PSDSK, KRPL, pada 33 BPTP yang ada diseluruh Indonesia. Acara

pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan laporan

panitia pelaksana (Kepala BBP2TP), dilanjutkan dengan sambutan dan arahan

serta membuka secara resmi oleh Kepala Badan Litbang Kementerian

Pertanian yang diwakilkan oleh Kepala Puslitbangtan. Dalam sambutan Kepala

Puslitbangtan menyampaikan arahan bapak Kepala Badan agar seluruh

peserta memanfaatkan moment raker ini dengan semaksimal mungkin untuk

membuat suatu hasil dalam bentuk rumusan yang menjadi pedoman dalam

melaksanakan program kementan dalam hal ini capaian sasaran produksi 7

komoditas utama Kementan.

Acara dilanjutkan dengan arahan dan penyampaian program dari Kepala

Badan SDMP Kementerian Pertanian.Acara Raker dilanjutkan pada esok

harinya yang terdiri dari 3 sesi. Sesi pertama di mulai dengan materi Evaluasi

Page 32: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

22

dan rencana aksi pelaksanaan PTT Padi, jagung dan kedelai oleh Dirjen

Tanaman Pangan dalam hal ini diwakilkan oleh Direktur Serelia Kementan dan

materi kedua rencanan aksi dukungan badan litbang terhadap PTT padi,

jagung dan kedelai 2014 oleh Kepala Puslitbangtan. Direktur serelia dan

Puslitbangtan menitikberatkan mengenai evaluasi kegiatan PTT tahun 2013

untuk menyempurnakan kegiatan PTT pada tahun 2014.

Sesi kedua dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang Rencana aksi

percepatan penerapan teknologi tebu terpadu oleh Kapuslitbangbun dan

materi kedua yaitu Rencana aksi dukungan badan litbang terhadap

pendampingan PSDSK 2014 oleh Kapuslitbangnak.Materi yang disampaikan

menitik beratkan mengenai kesuksesan kegiatan pada tahun 2013 dan

strategi memaksimalkan pelaksanaan pada tahun 2014.

Sesi ketiga pada hari kedua ini yaitu koordinasi implementasi KATAM

2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7 komoditas utama yang

disampaikan oleh Kepala BBSDLP dan materi kedua Koordinasi implementasi

kegiatan SDG 2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7 komoditas

utama oleh Kepala BB Biogen, materi ketiga Koordinasi implementasi Alsintan

2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7 komoditas utama oleh

Kepala BB Mektan, dengan materi keempat pada sesi ketiga adalah koordinasi

implementasi Pasca panen 2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7

komoditas utama yang disampaikan Kepala BB Pascapanen. Materi sesi ini

dirangkum menjadi suatu penyampaian mengenai kegiatan yang telah

dilaksanakan pada tahun 2013 dan rencana aksi kegiatan pada tahun 2014.

Pada sesi ke empat yaitu sidang kelompok yang masing-masing peserta

dikelompokkan berdasarkan kegiatan, yaitu kelompok Kegiatan Pendampingan

PTT, PSDSK, PKAH, KRPL, P2T3. Di Kelompok Pendampingan PSDSK

disampaikan lesson learn Pendampingan PSDSK di Kalimantan Barat, Jateng,

Sumbar, Sumut, Bali dan NTB. Untuk ayam KUB juga ditampilkan lesson learn

dari BPTP Jabar dan Bengkulu. Kemudian perumusan kelompok.

Pada hari ketiga, acara raker diawali dengan penyampaian materi dari Dirjen

Hortikultura dari Kementan, dengan materi evaluasi dan rencana aksi

pelaksanaan PKAH (bawang merah dan cabai) 2014 dan materi kedua dengan

tema Rencana aksi dukungan badan litbang terhadap pendampingan PKAH

(bawang merah dan cabai) 2014 yang disampaikan oleh Kapuslitbanghorti.

Page 33: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

23

Materi yang disampaikan secara garis besar adalah mengenai dukungan

inovasi dan anggaran dalam kegiatan PKAH.

Pertemuan dilanjutkan dengan sesi kedua sidang kelompok dengan

mempresentasikan kegiatan pada tiap-tiap BPTP.Dalam hal ini khususnya

pada kelompok 1 adalah kegiatan pendampingan PTT. BPTP Bengkulu dapat

kesempatan mempresentasikan kegiatan pendampingan PTT dengan tema :

Evaluasi kegiatan Pendampingan PTT pada tahun 2013 dan rencana kegiatan

2013. BPTP Bengkulu mempresentasikan materi ini bersama dengan BPTP

BTB, BPTP Gorontalo dan BPTP Papua. Pada presentasi ini, BPTP Bengkulu

mendapatkan masukan dari Pembahas dari TIM Pendampingan PTT Pusat :

Prof. Dr. Arifin, Dr.Syahrul dan Dr. Trip. Pada umumnya tim pembahas

memberikan masukan dan saran kepada kegiatan BPTP Bengkulu.

Sesi ketiga pada hari ketiga ini adalan pembuatan dan pembahasan

rumusan raker khusus kelompok kegiatan Pendampingan PTT yang diramu

dalam forum sidang kelompok.

Sesi keempat pada hari ketiga ini yaitu pada malam hari. Sesi ini yang

sekaligus penutupan acara.Penutupan di hadiri oleh Kepala Badan Litbang

Kementan Dr.Haryono.Pada penutupan acara raker, Kepala Badan

menyampaikan arahan khususnya untuk hasil rumusan raker agar di jalankan

dan diimplementasikan dengan sebaik mungkin.Badanlitbang juga

menyampaikan mengenai pencapaian achievement yang diperoleh oleh Prof.

Dr. Ir. Syarifudin Baharsyah yang memperoleh penghargaan internasional

bernama UMALI AWARDS dengan judul Berani membalik arus.7 Hal penting

yang membalik arus tersebut adalah 1.)Memperluas sumberdaya lahan

khususnya LSO, 2.)Merubah dari Revolusi hijau menjadi konsep blue

economy, 3.)Re-orientasi Lembaga penelitian, 4.)Meningkatkan fungsi

penyuluh, 5.)Peningkatan nilai jual dan nilai tambah produk pertanian,

6.)Mengembalikan kemandirian Petani, 7.)Anggaran pembangunan pertanian

disesuaikan dengan kearifan lokal.

Kegiatan raker diakhiri pada hari keempat dengan fieldtrip ke Badan

Informasi Geospasial (BIG).Fieldtripini seluruh peserta mengunjungi lokasi di

BIG yang mengolah dan membuat Peta dasar atau tofograpi.Peserta

berkesempatan melihat proses-proses dalam pembuatan peta yang dilakukan

oleh BIG.Kegiatan diakhiri dengan masing-masing peserta diajak keruangan

Page 34: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

24

pelayanan BIG yang menampilkan atau menyajikan produk-produk dalam hal

ini Peta dalam berbagai skala.

2. Pertemuan Konsolidasi Lanjutan Program Pendampingan PSDSK

Lingkup Puslitbang Peternakan

1. Rapat koordinasi tindak lanjut Pendampingan PSDSK 2014 dilaksanakan

pada hari Jumat – Minggu tanggal 24 – 26 Oktober 2014 di Swiss Bellinn

Hotel Pangkalan Bun Jl. Ahmad Yani Km. 2 Pangkalan Bun Kalimantan

Tengah. Acara dihadiri sekitar 50 orang yang berasal dari 24 Kepala BPTP

dan Penanggung Jawab PSDSK, peneliti dan panitia dari Puslitbangnak,

Kepala Puslitbang Peternakan Dr. Bess Tisnamurti, Kepala BBSDLP

(diwakili Dr. M. Nur), Kepala BB. Litvet (diwakili Dr. Bambang Ngadji

Utomo), Kepala BBP2TP (diwakili Dr. Ermin Widjaja), PT. Medco Agro

Pangkalan Bun (Nursyamsa Setiawan).

2. Arahan dan pembukaan rapat koordinasi oleh Kapuslitbang Peternakan

diwakili oleh Prof. Sjamsul Bachri. Dalam arahannya disampaikan bahwa

kegiatan pendampingan PSDSK tahun ini merupakan tahun terakhir dan

tahun depan akan dilanjutkan dengan pendampingan kawasan

peternakan, untuk di Bengkulu dengan Pendampingan Kawasan Kambing.

Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 3 hari diawali dengan presentasi

dari PT. Medco Agro, Kepala BBSDLP, Kepala BBP2TP kemudian

dilanjutkan dengan perkembangan PSDSK di 4 BPTP yaitu Bengkulu,

Banten, Kalsel dan Sulteng. Bahan tayang presentasi dari BPTP Bengkulu

disajikan terlampir.

3. Bahan presentasi dari PT. Medco Agro (PT. Kalteng Andinipalma Lestari/

PT. KAL) disampaikan oleh Bapak Nursyamsa. PT. KAL mulai tahun 2011

memasukan ternak sapi Brahman Cross dan Limousine dari Australia

dengan populasi awal 298 ekor dan saat ini sudah berkembang menjadi

456 ekor. Model pemeliharaan adalah dengan sapi digembalakan pada

perkebunan sawit yang sudah berumur lebih dari 8 tahun. Selain itu PT.

Medco juga menanan rumput paspalum untuk grassing oleh ternak. Hasil

keuntungan dari usaha ternak sapinya sebesar Rp. 5.220.000/ 18 bulan

dan PBBH 0,5 kg/ekor. PT KAL juga telah bekerjasama dengan Puslitbang

Peternakan sejak tahun 2013. Kotoran sapi telah dimanfaatkan sebagai

pupuk kompos dan pupuk organic cair.

Page 35: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

25

4. Selanjutnya adalah presentasi dari BBSDLP dengan judul Program BBSLP

dalam Membangun Eko-Green di Lahan Sawit. Makalah disampaikan oleh

Dr. M. Noor yang mewakili Ka. BBSDLP Dr. Dedi Nursyamsi. Eko-Green

(Pertanian Ramah Lingkungan) adalah sistem pertanian yang mengelola

seluruh sumberdaya pertanian dan input usaha tani secara bijak,

berbasis inovasi teknologi untuk mencapai:Produktivitas

Berkelanjutan, Secara Ekonomi Menguntungkan, Secara Sosial-Budaya

Bisa Diterima, Risiko Rendah atau Tidak Merusak Fungsi Lingkungan.

Indicator lingkungan Eko-Green adalah : Rendah Emisi Gas Rumah Kaca,

Adaptif terhadap perubahan iklim, Bijak dalam pengendalian HPT, Rendah

cemaran logam berat dan residu agrokimia (on site dan off site), Zero

Waste, Terjaga kualitas lahan dari degradasi fisika, kimia dan biologi,

Terjaga keanekaragaman hayati.

5. Presentasi dari Kepala BBP2TP yang diwakili oleh Ibu Dr. Ermin Widjaja

menyampaikan tentang Pengembangan Integrasi Sapi Sawit dalam

Mewujudkan Pertanian Bioindustri. KONSEP PERTANIAN BIOINDUSTRI

BERKELANJUTAN : Lahan bukan hanya sumber daya alam tetapi juga

industri yang memanfaatkan seluruh faktor produksi untuk menghasilkan

pangan serta produk lain dengan menerapkan konsep BIOREFINERY.

Kalau diambil poin-poinnya, bahwa prinsip dasar penerapan bioindustri

pertanian adalah: pertanian zero wastes, eksternal input rendah,

pertanian pengolah biomasa dan limbah jadi bio-produk bernilai

tinggiberbasis IPTEK (biorefinery), pertanian terpadu ramah

lingkungan.Strategi pengembangan pertanian bioindustri melalui usaha

peternakan sapi di perkebunan kelapa sawit diarahkan pada: Industri

pakan ternak berbasis limbah dan produk samping kelapa sawit, Industri

perkembangbiakan sapi Industri penggemukan sapi potong, Industri

pupuk organik, Industri energi alternatif.

6. Pada hari kedua kunjungan (field trip) ke PT. Medco Agro untuk melihat

pemeliharaan sapi potong di bawah kebun sawit. Rombongan diterima

oleh Bapak Nursyamsa dan pegawainya. Di PT. Medco Agro melihat sapi

potong jenis Brahman Cross dan Limousine yang sehat-sehat dan gemuk-

gemuk dengan metode digembalakan dibawah pohon sawit yang

Page 36: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

26

bergiliran dengan pembatas tali yang dialiri listrik menggunakan tenaga

surya.

7. Kunjungan berikutnya adalah ke pabrik CPO PT. Sabut Mas yang masih

dalam kepemilikan yang sama dengan PT. Medco Agro. Di pabrik CPO ini

kami berkesempatan melihat limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak yaitu bungkil inti sawit, solid, tandan buah kosong, dan

cangkang serta fibernya.

8. Sesudah dari PT. Sabut Mas kami mengunjungi kelompok tani Subur

Makmur, Maju Bersama.

9. Kunjungan berikutnya adalah ke kelompok Ternak di Kubu yang berhasil

mengintegrasikan sapi sawit dari nol hingga saat ini telah meraih

kesuksesan sebagai penghasil kompos dan pupuk organik cair, serta

pemasok sapi potong. Dalam acara ini Kapuslitbang peternakan hadir

bersama, Ibu Febri dan rombongan dari Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Kota Waringin Barat. Acara dilanjutkan dengan diskusi dan

Tanya Jawab bersama kelompok ternak dan petugas dinas.

10. Acara selanjutnya adalah pertemuan internal dengan Kapuslitbang

peternakan membahas tindak lanjut dari kegiatan Pendampingan PSDSK

diantaranya adalah membuat sukses story dari tahun 2010 – 2014 dan

rencana kegiatan pendampingan kawasan di tahun 2015.

3. Seminar NasionalTeknologi Perternakan dan Veteriner

Seminar Nasional Teknologi Perternakan dan Veteriner merupakan kegiatan

tahunan yang di selenggarakan oleh Pusat Penelitian Dan Pengembangan

Perternakan (PUSLITBANGNAK) dilaksanakan di Savana dan Convention

Hotel Jln. Letnan Jenderal Sutoyo No 32 – 34 Malang Jawa Timur Pada

tanggal 12 -14 Agustus 2014. yang dihadiri oleh berbagai kalangan

akademisi dan teknisi dari instansi penelitian, dinas/instansi pemerintah dan

perguruan tanggi terkait, para praktisi bidang perternakan dan wakil dari

beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat.

Tema seminar yang di laksanakan adalah ”Teknologi Perternakan dan

Veteriner Mendukung Pertanian Bioindustri Berkelanjutan”, dengan tujuan :

a. menghimpun informasi teknologi perternakan dan veteriner untuk

menunjang kebijakan pengembangan agribisnis perternakan.

Page 37: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

27

b. Menyediakan forum pertukaran informasi ilmiah teknologi perternakan

dan veteriner terbaru sekaligus sarana sosialisasi hasil-hasil penelitian

dibidang perternakan dan veteriner.

c. Meningkatkan jejaring informasi ilmiah antara lembaga

penelitian,perguruan tinggi, praktisi perternakan serta pengguna jasa

hasil penelitian perternakan dan veteriner.

Ketua pelaksana Seminar (Dr.Ir.Eko Handiwirawan,M.Sc.) menyampaikan

bahwa seminar kali ini mengangkat tema ”Teknologi Perternakan dan

Veteriner Mendukung Pertanian Bioindustri Berkelanjutan”, sesuai denga

tujuan seminar yaitu : menghimpun informasi teknologi perternakan dan

veteriner untuk menunjang kebijakan pengembangan agribisnis perternakan,

menyediakan forum pertukaran informasi ilmiah teknologi perternakan dan

veteriner terbaru sekaligus sarana sosialisasi hasil-hasil penelitian dibidang

perternakan dan veteriner. Meningkatkan jejaring informasi ilmiah antara

lembaga penelitian,perguruan tinggi, praktisi perternakan serta pengguna

jasa hasil penelitian perternakan dan veteriner dan melihat fakta

perkembangan teknologi peternakan dan veteriner melalui kunjuangan

lapang dan akselerasi diseminasi inovasi teknologi peternakan dan veteriner

oleh pengguna.

Seminar Nasional Teknologi Perternakan dan Veteriner menampilkan 6

(enam) makalah undangan dalam maupun makalah luar negeri. Disamping

itu makalah penunjang yang dipresentasikan secara oral sebanyak 80

makalah, dan makalah yang presentasikan secara poster sebanyak 40

makalah, pemakalah undangan dari luar negeri adalah Dr.John Weafer dari

Australia Indonesia Program For Emerging Infectious Disease dengan Topik

”The Impact Of Emerging Diseases On Livestock Farming” ; Dr.Victoria

Hatton dari NZ-AGGRC dengan topik Efficiency Of Carbon Cycling In Farming

System. Sedangkan pemakalah undangan dari dalam negeri antara lain dari

PT.Greenfields Indonesia dengan Topik ”Kesiapan Industri Susu Nasional

Memasuki Pasar Bebas ASEAN” Ketua KWT Mekar Tani, Batang Jawa

Tengah denga topik ”success story Pengembangan Perbibitan Ayam lokal

(Ayam KUB-1).

Acara Seminar Nasional Teknologi Perternakan dan Veteriner mendukung

Pertanian Bioindustri Berkelanjutan dibuka secara resmi oleh Kepala Litbang

Page 38: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

28

Pertanian Kementerian Pertanian diwakili oleh Ibu (Dr.Bess Tiesnamurti,

M.Sc.) Kepala Puslitbangnak Badan Litbang Pertanian, dinjelaskan bahwa,

sistem pertanian- bioindustri merupakan keterpaduan berjenjang sistem

pertanian terpadu pada tingkat mikro, sistem rantai nilai terpadu pada

tingkat industri atau rantai pasok dan sistem agribisnis terpadu pada tingkat

industri atau komoditas.sistem usaha pertanian terpadu yang berlandas kan

pada pemanfaatan berulang zat hara atau pertanian agro ekologi seperti

sistem integrasi tanaman-ternak-ikan dan sistem integrasi usaha pertanian

energi (biogas, bioelektrik) atau sistem integrasi usaha pertanian-biorefinery

yang termasuk pertanian hijau dan merupakan pilihan sistem pertanian masa

depan karena tidak saja meningkatkan nilai tambah dari lahan tetapi juga

rama lingkungan sehingga lebih berkelanjutan.

Kepala Badan Litbang Pertanian berharap dapat terhimpun gagasan

pemikiran dan teknologi terbaru yang dapat berkontribusi dalam percepatan

pembangunan pertanian pertanian bioindustri berkelanjutan sehingga visi

pembangunan pertanian Indonesia dapat terwujud, kepala Balitbang

Pertanian menaruh harapan besar dari hasil seminar terlaksanakan.

Makalah-makalah penunjang yang dipresentasikan secara oral atau poster

berasal dari berbagai instansi yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia

seperti Ditjen PKH, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT), Perguruan Tinggi dan Badan Litbang Pertanian

termasuk Puslitbang/Balai Besar dan BPTP.

Makalah utama hari pertama tanggal 12 Agustus 2014 adalah :

a. Makalah Utama pertama Dr.John Weafer dari Australia, Indonesia

Program For Emerging Infectious Disease dengan Topik ”The Impact Of

Emerging Diseases On Livestock Farming”

b. Makala utama kedua disampaikan oleh Bapak Prof.Dr.Fahmudin Agus.

yang berjudul Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian dan

Strategi Menghadapinya dalam Membangun Pertanian Bioindustri. Dari

Balai Penelitian Tanah, BBSDLP Bogor.

Sedangkan makalah penunjang di bagi kedalam 2 sistem

presentasi yaitu : makalah penunjang di presentasikan secara poster

berjumlah 20 makalah, untuk makalah dari BPTP Bengkulu di presentasikan

secara poster-02 AW-14 dengan topik Peningkatan Kualitas Kulit Kopi

Page 39: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

29

Dengan Fermentasi Sebagai Pakan Penggemukan Sapi Bali Jantan di

Kabupaten Kepahiang Bengkulu. Dengan penulis 1. Wahyuni Ameilia

Wulandari 2. Siswani Dwi Daliani dan 3. Erpan Ramon. Makalah-makalah

yang di presentasikan secara oral berjumlah 22 makalah :

a. Ruangan Akasia = Pembahasan makalah oral 1 - 16

b. Ruang Cemara = Pembahasan makalah oral 17 - 24

c. Ruang Cendana = Pembahasan makalah oral 25 – 32

d. Ruang Akasia = Pembahasan makalah oral 33 – 38

e. Ruang Cemara =Pembahasan makalah oral 39 - 44

f. Ruang Cempaka = Pembahasan makalah oral 45 – 50

g. Ruang Cendana = Pembahasan makalah oral 51 – 56

Untuk hari ke dua seminar tanggal 13 Agustus 2014 di ruangan

Akasia ballroom dilakukan sidang pleno II dengan Pembahasan makalah

utama dengan topik :

1. Kesiapan Industri Susu Nasional Memasuki Pasak Bebas ASEAN (Dirut PT.

Greenfilds Indonesia) Bapak Heru Prabowo.

2. Success Story Pengembangan Perbibitan Ayam Lokal (Ayam KUB-1) oleh

Ibu Kusri Utami. (Ketua KWT Mekar Tani, Batang-Jateng).

Sedangkan makalah penunjang di presentasikan secara poster

berjumlah 20 makalah dan makalah yang di presentasikan secara oral

berjumlah 22 makalah.

a. Ruangan Akasia = Pembahasan makalah oral 57 - 62

b. Ruang Cemara = Pembahasan makalah oral 63 - 68

c. Ruang Cendana = Pembahasan makalah oral 69 – 74

d. Ruang Akasia = Pembahasan makalah oral 75 – 80

Setelah seminar dilaksanakan dilanjutkan dengan kegiatan fiel trip

kunjungan lapangan ke PT. Santori Probolinggo dan Loka Peneliotian Sapi

Potong di Granti Pasuruan bersamaan dengan acara open hause loka

penelitian sapi potong. Di samping acara seminar juga di selenggarakan juga

perlombaan yaitu :

a. Lomba menyusun ransumberbasis produk Samping Pertanian. Yang

dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2014 di selenggarakan di ruang

cemata Hotel Savana malang Jawa Timur.

Page 40: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

30

b. Lomba Judging (Penafsiran) sapi potong. Yang di laksanakan pada

tanggal 14 Agustus 2014 di selenggaran di lolit Sapi potong Granti

Pasuruan.

Tujuan perlombaan dilaksanakan untuk mendorong usaha

penggemukan sapi potong di wilayah sentra pertanian. Lomba menyusun

ransum yang telah di umumkan melalui website Puslitbang Peternakan dan

Pendaftaran dilakukan secara online beberapa waktu sebelum acara

dilaksanakan yang di tujukan kepada seluruh peserta dari kalangan

peternak/kelompok peternak, mahasiswa dan penyuluh.

Acara penutupan seminar dilaksanakan di Akasia Ballroom lantai 5

Hotel Savana, oleh Kepala Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perternakan,

Ibu Dr.Bess Tiesnamurti, M.Sc. dalam pidato penutupan Kepala Pusat

Penelitian Dan Pengembangan Perternakan sebagai ketua panitia

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas

terselenggaranya Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner

tahun 2014 yang telah dilakukan terutama kepada :

1. Kepala Badan Litbang dan Pengembangan Pertanian.

2. Dr.John Weafer dari Australia Indonesia Program For Emerging Infectious

Disease

3. Dr.Victoria Hatton dari New Zealand – Agricultural Greenhause Gas

Research Centre

4. Dr.Heather Simmons dari National center For Foreign Animal and Zoonotic

Disease Defense, Texas United staties

5. Direktur Utama PT. Greenfields Indonesia

6. Ketua KWT. Mekar Tani, Batang Jateng

7. CV. Bina Laksana

8. PT. Indotech Scientific

9. PT. Nutrilab Pratama

10. PT. Santori

4.5. Metode Diseminasi

4.5.1. Demplot penggemukan sapi

Demplot penggemukan sapi jantan yang dilakukan dalam pendampingan

PSDSK bertujuan untuk menyediakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

penggemukan sapi potong, dan sebagai lokasi percontohan untuk kunjungan

Page 41: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

31

lapang bagi kelompok ternak lainnya dengan formula pakan memanfaatkan

limbah pertanian sebagai pakan tambahan selain hijauan rumput. Jenis ternak

pada demplot penggemukan pada ternak sapi lokal (Sapi Bali)di kabupaten

Kepahiang berjumlah 21ekor dandi Kabupaten Seluma 20 ekor. Umur ternak

jantan yang digemukan > 1,5 tahun, denga lama penggemukan 4 bulan (120

hari) di Kabupaten Kepahiang dan 4 bulan (120 hari) di Kabupaten Seluma.

Pemberian pakan konsentrat setiap harinya untuk sapi Bali/sapi lokal diberikan 3

kg/ekor/hari.Pada pagi hari sisa pakan ditimbang untuk mengetahui konsumsi

pakannya.

Kabupaten Kepahiang

Demplot penggemukan di Kabupaten Kepahiang dilaksanakan pada

Gapoktan Prasetya Tani Desa Sumber Sari Kecamatan Kabawetan menggunakan

formula pakan sebagai berikut:

I. Kontrol/Kebiasaan Petani =7 ekor

II. Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot badan

terdiri dari kulit kopi tanpa fermentasi 60%+ dedak padi 39,9%+ ultra

mineral 0,1% = 7 ekor

III. Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot badan

terdiri dari kulit kopi fermentasi 60%+ dedak padi 39% + starbio 0,25%+

garam 0,25% + gula merah 0,5% = 7 ekor

Pelaksanaan demplot dilaksanakan pada bulan Juli 2014.Data Hasil

penimbangan bobot badan pada kelompok Gapoktan Prasetia Tani diambil satu

bulan sekali selama 4 bulan, Dengan hasil PBBH perlakuan petani (Kontrol)

perekor adalah 0.19 Kg, sedangkanPerlakuan II adalah 0.45 kg dan Perlakuan

ke III adalah 0.40 pertambahan bobot badan harian dapat di lihat pada tabel 3

sebagai berikut :

Tabel 5. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBBH) sapi lokal di Kelompok Gapoktan Prasetia Tani Kabupaten Kepahiang

Perlakuan Bobot Badan Awal (kg/ekor/hari)

Bobot Badan Akhir (kg/ekor/hari)

PBBH (kg/ekor/hari)

I (kontrol) 171 196 0,19

II 194,6 234,7 0,45

III 157,1 205,4 0,40

Page 42: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

32

Analisis Usaha Penggemukan Sapi potong Kab. Kepahiang

Tabel 6. Analisis Usaha Sapi Potong Kabupaten Kepahiang

Perlakuan I (Hijauan)

Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp/Hr

Total (Rp/Pedrioode)

Input

Sapi Bakalan 171 Kg 40,000 6840000

Pakan

Rumput lapangan 17 Kg 250 4,250 495,000

Kulit Kopi

Kulit Kopi Fermentasi

Dedak Padi

Mineral

Total biaya pakan 495,000

Total pengeluaran 7,335,000

Ouput

Sapi Finishing 194.14 Kg 55,000 10,677,700

Pendapatan kotor/periode 1,537,500 3,342,700

Pendapatan kotor(Rp/hari) 17,083 27,856

PERLAKUAN II fermentasi

Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp/Hr

Total (Rp/Pedrioode)

Input

Sapi Bakalan 194.57 Kg 40,000 7782800

Pakan

Rumput lapangan 19 Kg 250 4,750 570,000

Kulit Kopi

Kulit Kopi Fermentasi 3 Kg 1000 3,000 360,000

Dedak Padi

Mineral

Total biaya pakan 930,000

Total pengeluaran 8,712,800

Ouput

Sapi Finishing 249 Kg 55,000 13,695,000

Pendapatan kotor/periode 4,982,200

Pendapatan kotor(Rp/hari) 41,518.33

PERLAKUAN III Non fermentasi

Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp/Hr

Total (Rp/Pedrioode)

Input

Sapi Bakalan 157.14 Kg 40,000 6285.600

Pakan

Rumput lapangan 16 Kg 250 4,000 480,000

Kulit Kopi 1.75 Kg 500 875 105,000

Kulit Kopi Fermentasi

Dedak Padi 1.2 Kg 2,000 2,400 288,000

Mineral 0.05 Kg 7,500 375 45,000

Total biaya pakan 918,000

Total pengeluaran 7,203,600

Page 43: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

33

Ouput

Sapi Finishing 205.43 Kg 55,000 11,298,650

Pendapatan kotor/periode 4,095,050

Pendapatan kotor(Rp/hari) 34,125

Kabupaten Seluma

Demplot penggemukan di Kabupaten Seluma menggunakan formula

pakan sebagai berikut :

1. Kelompok Ternak Tunas Harapan Desa Sumber Arum Kec. Sukaraja

Kabupaten Seluma.

I. Kontrol (5 ekor)

II. Kulit kopi 20%, ampas tahu 30%, dan solid tanpa fermentasi 50% (5

ekor)

III. Kulit kopi 20%, ampas tahu 30 %, dan solid fermentasi 50%

(5 ekor)

IV. Kulit kopi 20%, ampas tahu 20%, dedak padi 10% dan solid

fermentasi 50% (5 ekor)

Data Hasil penimbangan bobot badan pada kelompok ternak Tunas

Harapan diambil satu bulan sekali selama 4 bulan, bobot badan awal kegiatan

demplot penggemukan sapi jantan dikelompok ternak Tunas Harapan untuk

perlakuan 1 (kontrol) adalah sebesar 147,8 kg/ekor, perlakuan II sebesar 127,2

kg, perlakuan III sebesar 148 kg/ekor dan pelakuan IV sebesar 146,4 kg/ekor.

Penimbangan bobot badan bulan terakhir kegiatan pada demplot penggemukan

sapi jantan dikelompok ternak Tunas HarapanDesa Sumber Arum untuk

perlakuan 1 (kontrol) adalah sebesar 179 kg/ekor, perlakuan II sebesar 165,6

kg/ekor, perlakuan III sebesr 199,2 kg/ekor dan pelakuan IV sebesar 195,2

kg/ekor. Sedangkan pertambahan bobot badan harian (PBBH) masing-masing

perlakuan dapat di lihat selengkapnya pada tabel 3 berikut.

Tabel 7. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBBH) sapi lokal di Kelompok Tunas Harapan Kabupaten Seluma

Perlakuan Bobot Badan Awal (kg/ekor/hari)

Bobot Badan Akhir (kg/ekor/hari)

PBBH (kg/ekor/hari)

1 147,8 179,0 0,26

2 127,2 165,6 0,32

3 148,0 199,2 0,43

4 146,4 195,2 0,41

Page 44: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

34

Analisis Usaha Penggemukan Sapi potong Kab. Seluma

Tabel 7. Analisis Usaha Sapi Potong Kabupaten Seluma

Perlakuan I (Kebiasaan Petani)

Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp/Hr

Total (Rp/Pedrioode)

Input

Sapi Bakalan 147.8 Kg 40.000 5.912.000

Pakan

Rumput lapangan 15 Kg 250 3.750 450.000

Solid 2 Kg 250 500 60.000

Ampas tahu 2 Kg 800 1.600 192.000

Total biaya pakan 702.000

Total pengeluaran 6.614.000

Ouput

Sapi Finishing 179,4 Kg 55.000 9.867.000

Pendapatan kotor/periode 3.253.000

Pendapatan kotor(Rp/hari) 27.108 Perlakuan II

Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp/Hr

Total (Rp/Pedrioode)

Input

Sapi Bakalan 127 Kg 40.000 5.088.000

Pakan

Rumput lapangan 13 Kg 250 3.250 390.000

Solid Non fermentasi 1.5 Kg 250 375 45.000

Ampas tahu 0.9 Kg 600 540 64.800

Kulit kopi 0,6 Kg 500 300 36.000

Total biaya pakan 535.800

Total pengeluaran 5.623.800

Ouput

Sapi Finishing 165.6 Kg 55.000 9.108.000

Pendapatan kotor/periode 3.484.200

Pendapatan kotor(Rp/hari) 29.000 Perlakuan III

Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp/Hr

Total (Rp/Pedrioode)

Input

Sapi Bakalan 148 Kg 40.000 5.920.000

Pakan

Rumput lapangan 15 Kg 250 3.750 450.000

Solid

Solid fermentasi 1,5 Kg 1.000 1.500 180.000

Ampas tahu 0,9 Kg 600 540 64.000

Kulit kopi 0.6 Kg 500 300 36.000

Total biaya pakan 730.000

Total pengeluaran 6.650.000

Ouput

Sapi Finishing 199,2 Kg 55.000 10.956.000

Pendapatan kotor/periode 4.305.200

Pendapatan kotor(Rp/hari) 35.000

Page 45: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

35

Perlakuan IV

Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp/Hr

Total (Rp/Pedrioode)

Input

Sapi Bakalan 146.4 Kg 40.000 5.856.000

Pakan

Rumput lapangan 15 Kg 250 3.750 450.000

Solid fermentasi 1.5 Kg 1.000 1.500 180.000

Ampas tahu 0,6 Kg 600 360 43.200

Dedak Padi 0,3 Kg 250 75 9.000

Kulit kopi 0,6 Kg 500 300 36.000

Total biaya pakan 718.200

Total pengeluaran 6.574.200

Ouput

Sapi Finishing 195,2 Kg 55.000 10.736.000

Pendapatan kotor/periode 4.161.800

Pendapatan kotor(Rp/hari) 46.242

4.5.2. Pelatihan

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan/minat peternak dan petugas

terhadap inovasi teknologi, dilakukan pelatihan bagi peternak dan petugas.

Pelatihan dilakukan dengan cara, pertemuan dan praktek langsung di lapangan.

Materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan dilokasi peternak.

1. Pelatihan Pembuatan Fermentasi Solid Sebagai Pakan Ternak

Pelatihan dilaksanakan di Balai Desa Sumber Arum Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Seluma pada hari Kamis tanggal 24 April 2014.berjumlah

40 orang peserta yaitu Kepala BP4K Kabupaten Seluma Koordinator Penyuluh

Pertanian Lapangan (Koorluh ) BP3K Sukaraja Kabupaten Seluma, Kepala

Pertanian Kecamatan Sukaraja, PPL Desa Sumber Arum, petugas inseminator

Kecamatan Sukaraja, Kepala Desa Sumber Arum, peternak desa setempat

dan desa-desa sekitar, Pengurus dan anggota Kelompok tani “Tunas

Harapan” Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja.

Penyampaian materi Teknik Pembuatan Fermentasi Solid Sebagai

Pakan Ternak disampaikan oleh Ibu Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt,

M.Si.Teknik pembuatan solid fermentasi untuk kebutuhan 20 ekor ternak

selama 3 bulan di perlukan solid 4 ton, dedak padi berjumlah 1.485 Kg,

Kapur berjumlah 112,5 Kg, Garam berjumlah 56 Kg, dan gula merah

sebanyak 112,5 Kg. dengan langkah kerja pertama adalah melarutkan gula

merah kemudian menghamparkan tumpukan solid, selanjutnya dedak diatas

solid secara merata setelah itu disiram air gula, kemudian taburkan kapur dan

Page 46: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

36

garam secara merata diatasnya. Setelah semua selesai melakukan

pengadukan merata, setelah semuanya menjadi rata maka dilakukan

pengepakan kedalam plastik besar untuk proses fermentasi selama 7 hari

masing-masing plastik diisi adonan solid 150 kg. Setelahwaktu yang di

tentukan tiba plastik di buka dan langsung dapat di berikan kepada ternak

atau dapat juga di tambah bahan pakan lain agar nilai gizi solid lebih komplit

sersuai kebutuhan ternak.

2. Pelatihan Pembuatan Fermentasi Kulit Kopi

Pelatihan dilaksanakan di Rumah Yuliadi (Ketua Kelompok Ternak

Pekalongan Jaya) Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas Kabupaten

Kepahiag pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2014.

Penyampaian materi teknik pembuatan fermentasi kulit kopi sebagai

pakan ternak disampaikan oleh Erpan Ramon, S.Pt. Teknik pembuatan kulit

kopi adalah untuk kebutuhan 7 ekor ternak selama 3 bulan di perlukan kulit

kopi fermentasi sejumlah 2,5 ton. Alat yang dibutuhkan

adalahsekop/cangkul, plastik besar, ember, gembor, dan timbangan. Bahan

yang dibutuhkan adalah kulit kopi 60 %, dedak padi 39 %, probiotik 0,25

%, garam dapur 0,25 %, dan gula merah 0,5 %.

Cara pembuatan fermentasi kulit kopi adalah : 1). Kulit kopi, dedak

padi, garam dan starbio dicampur menjadi satu secara merata selanjutnya

gula merah dilarutkan kedalam air 20 liter. Selanjutnya perciki dengan air

gula merah secara merata dengan menggunakan gembor.Setelah tercampur

merata campuran kulit kopi, dedak padi, garam, starbio dan air gula merah,

dimasukan kedalam plastik dan di ikat agar udara luar tidak masuk,

selanjutnya di peram selama 4 – 5 hari. Setelah proses fermentasi kulit kopi

selesai, maka dapat di masukan ke dalam karung dan siap untuk di berikan

kepada ternak sapi. Ataudapat juga di berikan dengan di tambah bahan

pakan yang lain agar nilai gizi pakan konsentrat lebih komplit sersuai dengan

kebutuhan ternak.

3. Pelatihan Pembuatan Aktifator Kompos

Pelatihan perbanyakan mikroba sebagai aktifator pembuatan pupuk

organik (kompos) dilaksanakan pada Gapoktan Prasetia tani desa Suka Sari

yang di sampaikan oleh Erpan Ramon S.Pt, di jelaskan bahwa aktivator

Page 47: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

37

adalah kumpulan mikroba yang di pergunakan untuk mempercepat proses

fermentasi bahan organic, mikroba terdiri dari beberapa jenis bakteri dan

jamur sumber aktivator dapat berasal dari pupuk organik setengah jadi dan

pupuk organic yang sudah matang, peroses pembuatan activator dalam

pembuatan kompos di demplot penggemukan sapi potong desa Sumber Sari

pada Gabungan kelompok Tani Prasetia Tani dengan cara, perbanyakan

dalam suspensi cairan nutrisi atau tepung pati karbohidrat sehingga di

peroleh activator berbentuk cairan atau tepung. Cara pembuatan activator

cair adalah : 1.) Melarutkan dan merebus sampai mendidih air cucian beras

dan gula merah/gula aren 2.) memasukkan selagi panas kedalam botol

sirup, 3.) menutup dengan kertas dan mengikat dengan karet gelang 4.)

mendinginkan selama 2 – 3 jam, 5.) memasukkan 50 ml suspensi mikroba

6.) memfermentasikan atau mendiamkan selama 7 hari (satu minggu),

Kemudian aktivator sudah siap untuk di gunakan membuat kompos.

4. Pelatihan Pembuatan Kompos

Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan dan Bimbingan pembuatan kompos

kegiatan program Pendampingan PSDSK di Kabupaten Seluma yang hadir

berjumlah15 orang, kegiatan acara dibuka oleh Ir. Siswani Dwi Daliani

peserta Kepala Desa Sumber Arum, masyarakat desa SumberArum, Pengurus

beserta anggota Kelompok ternak Tunas Harapan,kata sambutan bapak

kepala desa Sumber Arum yang menyampaikan terimakasih kepada tim

PSDS/K BPTP Bengkulu yang telah meluangkan waktunya untuk

mendidik/membina masyarakat desa Sumber Arum terutama Kelompok

ternak tunas Harapan tentang teknologi pembuatan pupuk organik kompos

dan teknologi-teknologi perternakan yang lainnya.

Teknonlogi pembuatan pupuk kompos yang di sampaikan adalah

menggunakan aktifator EM4 yang di larutkan dengan menggunakan 10 liter

air 0,5 glas gula pasir dan 1/3 glas aktifator kemudian diaduk hingga rata,

kemudian di percikan ke tumpukan 900 kg kotoran sapi, 100 kg skam padi

yang telah di aduk rata, demikian juga untuk lapisan berikutnya di tarok di

atasnya setelah itu tumpukan kompos di tutup rapat dengan menggunakan

terpal, di anjurkan dengan para petani untuk melakukan pembalikan dengan

rata setiap 3 – 5 hari sekali sampai dengan hari ke 21.

Page 48: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

38

Materi dalam kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos

disampaikan oleh Zul Efendi, S.Pt. Dalam kesempatan Kegiatan berikutnya

adalah Demonstrasi pembuatan pupuk organik kompos yang juga

disampaikan oleh ibu Ir.Siswani Dwi Daliani yang di bantu olehWahyuni

Ameilia Wulandari, S.Pt. M.Si. dan Ibu Ir. Siswani Dwi Daliani.yang berlokasi

di kandang ternak milik ketua kelompok Tunas Harapan ( Bapak Wahyudi ).

Untuk pembuatan fermentasi pelepah sawit pelaksanaannya di tunda,

karena bahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan demonstrasi belum di

siapkan oleh para peternak. Tetapi dalam penyampaian materi teknologi

pembuatan fermentasi pelepah sawit di sampaikan oleh Ibu Ir. Siswani Dwi

Daliani. Tanpa demonstrasi, dalam kesempatan itu di anjurkan oleh tim

PSDS/K agar para peternak untuk dapat menyiapkan bahan terlebih dahulu

baru dapat di laksanakan demonstrasinya.

5. Pelatihan Pembuatan Kandang

Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan pembuatan

kandang koloni ternak sapi pada kelompok ternak Pekalongan jaya yang di

koordinir oleh pengurus kelompok Pekalongan jaya, hadir pada kegiatan

pembuatan kandang tersebut adalah di hadiri oleh petugas dari PosKeswan

Kabupaten kepahiang yaitu Bapak Joko Sutrisno, Spt. Dalam kegiatan

pembuatan kandang koloni tersebut hadir juga Bapak Topian Edi, S.Pt. Ka

Seksi Penyuluhan Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten

Kepahiang.

Sebelum pelaksanaan pembuatan kandang koloni, tim BPTP Bengkulu

menjelaskan persyaratan dalam pembuatan kandang ternak sapi dewasa

kepada semua peserta yang hadir bahwa kandang ternak yang sehat harus

memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. Kandang di upayakan harus ada sumber air bersih.

b. Posisi kandang sedapat mungkin menghadap kearah matahari.

c. Dekat dengan sumber pakan

d. Transportasi mudah terutama untuk pengadaan pakan dan pemasaran

e. Jauh dari rumah minimal 10 meter

f. Tidak mengganggu kesehatan lingkungan

g. Agak jauh dari jalan umum.

Page 49: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

39

h. Upayakan air limbah tertampungi

Kegiatan berikutnya adalah pembuatan kandang ternak sesuai dengan

bahan yang telah di siapkan oleh anggota kelompok ternak Pekalongan

Jaya.

6. Pelatihan Pembuatan Bio Urine

Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan pembuatan Bio

Urine dilaksanakan di Desa Sumber Arum kelompok Peternak Tunas

Harapan,alat yang digunakan adalah drum plastik kapasitas 150 liter, pompa

air dantalang plastik, sedangkan bahanyang diperlukanadalah urine sapi/

kambing 100 - 130 liter, tetes tebu/molasses 750 ml, empon-empon

(temulawak, temuireng, kunyit dll) 5 kg dan bacteri R Bacillus dan Azobacter

sebagai starter fermenter 250 ml. Kaulitan mencari bakteri tersebut, maka

dapat diganti dengan EM4 sebagai starter fermenter.

Cara Membuat ;

Bakteri EM-4 dan Molases dilarutkan dalam air jernih sebanyak 10 liter

kemudian dituangkan ke dalam drum urine, empon-empon dihancurkan

dan dimasukan ke dalam drum.Setelah tercampur antara urine dan bahan-

bahan tersebut kemudian urine diaduk sampai rata selama 15 menit,

kemudian drum plastik ditutup rapat. Lakukan pengadukan setiap hari

selama 15 menit dan kemudian drum ditutup rapat kembali selama tujuh

hari.

Setelah tujuh hari urine dipompa dengan menggunakan pompa yang

biasa digunakan pada aquarium dan dilewatkan melalui talang plastik

dengan panjang 2m yang dibuat seperti tangga selama 3 jam, tujuan

proses ini untuk penipisan atau menguapkan kandungan gas ammonia,

agar tidak berbahaya bagi tanaman yang akan dberi pupuk bio urine

tersebut. Kemudian pupuk cair ini siap digunakan.

Untuk aplikasi pupuk cair ini bisa digunakan dengan cara disiramkan

dan atau disemprotkan, kondisi tanah sebelum tanam diolah terlebih

dahulu dengan menggunakan kotoran kambing.

Berikut cara pemakaian bio urine:

1. Untuk tanaman semusim dan rumput campur bio urine + air dengan

perbandingan 1 : 2.

2. King grass : Pemakaian dengan disiram setiap setelah rumput diarit.

Page 50: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

40

3. Jagung, Ubi, Singkong, Cabe dll : Pemakaian dengan disiramkan dan

disemprotkan 2 minggu sekali.

4. Untuk tanaman industri dengan asumsi tanamannya baru ditanam

dengan ketinggian rata-rata 80 cm, campur bio urine + air dengan

perbandingan 1:1.

5. Sengon (Albasia), Turi, Mahoni, Nangka, Ketapang dll : Pemakaian

dengan cara disiram dan disemprotkan 2 minggu sekali.

7. Temulapang/Pekan Agroinovasi

Kegiatan temulapang yang di laksanakan pada tanggal 18 September

2014 dengan tujuanadalah untuk mengapresiasikan inovasi teknologi peternakan

kepada pengguna di Kabupaten Kepahiang dan mendapatkan umpan balik dari

pengguna didaerah tentang teknologi yang telah dihasilkan oleh BPTP Bengkulu.

Sambutan Bapak Kepala BPTP Bengkulu.

Kepala BPTP Bengkulu (Dr. Dedi Sugandi, MP)dalam kata sambutannya

menyampaikan terima kasih kepada pada hadirn yang telah memenuhi undangan

dari BPTP Bengkulu dalam acara sosialisasi/apresiasi ini. Ada tiga kegiatan BPTP

Bengkulu pada tahun 2014 ini di Kabupaten Kepahiang yaitu pendampingan

program swasembada dagaing sapi dan kerbau (PSDSK), model pengembangan

pertanian perdesaan berbasis inovasi (m-P3BI) integrasi kopi-sapi potongdan

pengkajian sistem usaha agribisnis sapi perah pada sentra pengembangan.

Lebih lanjut kepala Balai mengatkan bahwa BPTP menginginkan masukan

dari stakeholder dan peternak terkait dengan kegiatan apa saja yang dibutuhkan

di Kabupaten Kepahiang, yang berkaitan dengan kebijakan pembangunan

peternakan besar khususnya. Kepala Balai juga menyampaikan permohonan

maaf, mungkin selama berintegrasi dengan stakeholder dan peternak ada hal

yang kurang berkenan dan mengucapkan terima kasih atas kerjasama selama ini.

Sambutan dan Pembukaan acara oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang.

Sambutan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang

dibacakan langsung oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Kepahiang (Ramlan A. Gani, MAA). Dalam sambutannya Kepala Dinas

mengatakan bahwa saat ini angka pemotongan sapi di rumah potong hewan

Page 51: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

41

(RPH) adalah sebanyak 2 ekor/hari. Jika dilakukan dalam satu tahun jumlah

ternak sapi yang dipotong di Kabupaten Kepahiang lebih kurang 800 ekor.

Lebih lanjut kepala dinas mengatakan bahwa yang menjadi kendala bagi

peternak yang ada di Kabupaten Kepahiang yaitu adanya sifat malas untuk

mengarit rumput sehingga ternak yang mereka miliki bobot badannya masih

rendah/ dibawah rata-rata bobot potong. Beliau juga mengatakan bahwa jika

melihat peternak yang ada di pulau Jawa, mereka sangat berani untuk

memelihara sapi dalam jumlah banyak tanpa repot memikirkan bagaimana

mencari pakannya. Mereka hanya menanam jagung sampai umur 70 hari lalu

dipotong dan diberikan pada ternak sapinya. Disamping itu juga mereka telah

memanfaatkan teknologi yang ada dalam mengembangkan usahanya. Diakhir

sambutannya Kepala Dinas mengucapkan terima kasih kepada BPTP Bengkulu

yang telah memberikan sentuhan teknologi dalam pengelolaan pakan untuk

ternak sapi di Kabupaten Kepahiang.

Penyampaian Materi

Kebijakan Perencanaan Pembangunan Pertanian Kab. Kepahiang (Kepala BAPPEDA Kabupaten Kepahiang).

Materi kebijakan perencanaan pembangunan pertanian Kabupaten

Kepahiang disampaikan oleh Kepala BAPPEDA Kabupaten Kepahiang (R.A. Deni,

SH, MH). Dalam makalahnya disampaikan visi pembangunan daerah Kabupaten

Kepahiang yaitu Kabupaten Kepahiang terdepan dalam industri dan pariwisata

berbasis pertaniandan sumber daya manusia. Berbasis Pertanian: pertanian

dalam arti luas (pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan), perlu

peningkatan kualitas dan kuantitas produksi guna mencukupi kebutuhan pangan

masyarakat dan bahan baku industri. IKUTT SELUNA (ikan,kebun, tanaman

pangan hortikultura dan ternak serta pengembangan sengon, kopi luwak dan

buah naga).

Program/ Kegiatan Dinas Pertanian Berdasarkan Plafond Anggaran (PPA) APBD

Kabupaten Kepahiang Tahun 2014 yaitu kegiatan penanganan pasca panen dan

pengolahan hasil pertanian, kegiatan pengembangan desa mandiri pangan,

kegiatan pengembangan pangan pada lahan kering, kegiatan penelitian dan

pengembangan teknologi budidaya dan kegiatan peningkatan produksi,

Page 52: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

42

produktivitas dan mutu produk perkebunan pertanian serta kegiatan infrastruktur

pertanian.

Kebijakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang dalam pengembangan peternakan di Kabupaten Kepahiang.

Materi Kebijakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang dalam

pengembangan peternakan di Kabupaten Kepahiang disampaikan oleh Kepala

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang (Ir. Romlan. A. Gani,

MAA). Dalam makalahnya beliau menyampaikan strategi dan implementasi

program bidang peternakan di Kabupaten Kepahiang adalah pengembangan

kawasan sapi potong, perbibitan ternak sapi Bali, perbibitan kambing Peranakan

Ettawah (PE), budidaya sapi perah, integrasi ternak tanaman kopi, penyelamatan

betina produktif, pemberantasan penyakit menular, program asuh, IB.

Pada sektor ternak sapi perah, susu sebagai salah satu sumber protein

hewani semakin dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup

masyarakat dan kecerdasan bangsa Indonesia. Sebagai upaya untuk memenuhi

kebutuhan susu tersebut adalah dengan meningkatkan populasi dan

produktivitas sapi perah sehingga bibit sapi perah mempunyai peranan penting

dalam upaya pengembangan pembibitan sapi perah.

Indikator keberhasilan yang akan dicapai terbagi dalam tiga aspek yaitu

aspek teknis yang meliputi meningkatnya populasi dan mutu bibit sapi perah dan

terciptanya sentra/kawasan sumber bibit sapi perah.Aspek kelembagaan yang

meliputi terbentuknya gapoktan, koperasi maupun usaha berbadan hukum

lainnya dan menguatnya kelembagaan perbibitan sapi.Dan Aspek usaha meliputi

meningkatnya skala usaha kelompok dan berkembangnya usaha agribisnis

lainnya pada kelompok tersebut.

Integrasi ternak dengan tanaman meliputi kawasan perkebunan kopi,

disamping menghasilkan produk utama berupa biji kopi juga memiliki potensi

besar untuk menghasilkan berbagai produk samping yang memilikl nilai ekonomi

namun hingga kini belum banyak termanfaatkan.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan petani kopi rakyat

dari hasil produksi kopi dan ternak kambing/sapi/domba serta pengolahan

limbahnya juga mengurangi biaya pengendalian gulma dan sekaligus

Page 53: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

43

memanfaatkan sumberdaya hayati terbarukan berupa hijauan gulma yang

umumnya melimpah di perkebunan kopi.

Untuk penyelamatan betina produktif adalah Setiap tahun diperkirakan

lebih dari 426 ekor sapi dan kerbau betina yang masih produktif telah dipotong

baik di Rumah Potong Hewan (RPH) maupun diluar RPH dalam wilayah

kabupaten Kepahiang. Oleh karena itu sapi/kerbau yang masih produktif perlu

dilakukan Penyelamatan seperti yang telah diamanatkan oleh Undang-undang

Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang telah

mengatur tentang pelarangan pemotongan ternak betina produktif. Pemerintah

melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memfasilitasi

Kegiatan Pengendalian Sapi/Kerbau Betina Produktif (PBP).

Peran BP4K dalam menunjang pengembangan peternakan (BP4K Kabupaten Kepahiang).

Peran BP4K dalam menunjang pengembangan peternakan di Kabupaten

Kepahiang disampaikan oleh Kepala BP4K Kabupaten Kepahiang (Aidil Fitri. S,

SH). Dalam makalahnya disampaikan bahwa di Kabupaten Kepahiang terdapat 8

kecamatan yang ditempat oleh penyuluh di berbagai bidang keahlian. Kepala

BP4K mengatakan bahwa sumber daya yang ada di BP4K sebaiknya berasal dari

sekolah kejuruan dan minimal tamatan SPP sederajat. Peran penyuluh dalam

menunjang pengembangan peternakan pada khususnya dan pertanian pada

umumnya di Kabupaten Kepahiang adalah (i) menyampaikan teknologi yang

berasal dari peneliti (BPTP, Balit dan lembaga penelitian lainnya) kepada

petani/peternak di daerah, (ii) merubah perilaku petani/peternak dalam

menerapkan inovasi pertanian dan (iii) mengajak petani/peternak dalam

merepakna inovasi teknologi yang baru dan berdaya guna.

Kendala yang dihadapi oleh BP4K di Kabupaten Kepahiang adalah

banyaknya sumberdaya manusia yang terdapat di lingkungan kerja (BP3K) yang

tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh daerah untuk dapat mengatasi

permasalah bidang pertanian.

Inovasi teknologi peternakan mendukung peningkatan produktivitas ternak sapi di Kabupaten Kepahiang (BPTP Bengkulu)

Inovasi teknologi peternakan mendukung peningkatan produktivitas

ternak sapi di Kabupaten Kepahiang disampaikan oleh Ir. Ruswendi, MP. Dalam

makalahnya disampaikan bahwa kegiatan sektor peternakan BPTP Bengkulu pada

Page 54: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

44

tahun 2014 ada tiga yang dilaksanakan di Kabupaten Kepahiang yaitu (i)

pendampingan pegram swasembada daging sapi/kerbau, (ii) model

pengembangan pertanian perdesaan berbasis inovasi (m-P3BI) integrasi kopi-

sapi potongdan pengkajian sistem usaha agribisnis sapi perah pada sentra

pengembangan.

Kegiatan pendampingan PSDSK yang akan dilaksanakan adalah

melanjutkan demplot penggemukan sapi potong, pelatihan pembuatan kompos,

pelatihan penaksiran bobot badan dan umur sapi dan sebagai narasumber

berbagai pelatihan yang diadakan oleh Dinas Peternakan, BP4K dan BPP.

Sedangkan untuk kegiatan m-P3BI adalah melakukan demplot aplikasi pakan sapi

fermentasi kulit kopi, melakukan Demplot aplikasi pupuk organik berbasis limbah

kotoran sapi pada lahan kopi, pendampingan implementasi integrasi kopi-kulit

kopi melalui pelatihan, petemuan, penyebaran media informasi dan sinergi

kegiatan dengan program daerah untuk meningkatkan pendapatan petani

peternak pada daerah sentra kopi Kab. Kepahiang,

Pengkajian sistem usaha agribisnis sapi perah pada sentra pengembangan tujuan

kegiatan adalah mengkaji potensi dan peluang pengembangan usaha ternak

sapi perah di Kabupaten Kepahiang, menganalisis kelayakan finansial usaha

ternak sapi Perah di Kabupaten Kepahiang dan menganalisis dampak ekonomi

usaha ternak sapi perah terhadap pendapatan petani/peternak sapi perah.

Saran kebijakan dalam pengembangan usaha sapi perah adalah

meningkatkan pengetahuan peternak dalam menyusun pakan tambahan

berbahan baku lokal, meningkatkan keterampilan petani dan pengetahuan

terhadap produk olahan susu sapi dan meningkatkan promosi produk susu sapi

perah.

Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (BRI Cabang Curup).

Dalam makala disampaikan definisi KKPE adalah kredit investasi modal

kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Ketahanan

Pangan dan Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati.

Besarnya plafon kredit per petani paling banyak Rp. 100 juta, dan untuk

koperasi dalam rangka pengadaan pangan (padi, jagung, kedelai) paling

banyak Rp. 500 juta.

Page 55: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

45

Petani yang mengajukan kredit lebih dari Rp 50 juta harus memiliki NPWP.

Besarplafon kelompok tani dalam rangka pengadaan/peremajaan alat dan

mesin mendukung pengembangan tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, peternakan dan perikanan paling banyak Rp. 500 juta.

Sedangkan usahatani yang dibiayai Bank Rakyat Indonesia melalui KKPE adalah:

1. Pengembangan Tanaman Pangan yaitu padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi

jalar, kacang tanah, koro, kacang hijau, sorgum, perbenihan (padi, jagung

dan atau kedelai).

2. Pengembangan Hortikultura adalah bawang merah, cabai, kentang, bawang

putih, tomat,buncis, sawi, kubis, jamur tiram, jahe, kunyit, kencur,

temulawak,pisang, salak, nenas, buah naga, melon, semangka,

pepaya,strawberi, pemeliharaan manggis, mangga, durian, jeruk, apel

dan/atau melinjo.

3. Pengembangan Perkebunan adalah budidaya tebu, pemeliharaan teh, kopi

robusta, kopi arabika, lada, dan/atau pala.

4. Pengembangan Peternakansapi potong, sapi perah, kerbau, kambing,

domba, ayam ras, ayam buras, itik, burung puyuh, kelinci dan atau babi

5. Pengadaan Pangan adalah gabah, jagung, kedelai, pembelian ikan hasil

tangkapan dan ikan hasil budidaya.

6. Pengadaan / Peremajaan alat dan mesin adalah traktor, power threser,

tracer (alat tebang), corn sheller, pompa air, dryer, vacuum fryer, chopper,

mesin tetas, pendingin susu, biodigester, mesin pembibitan (seedler), mesin

penyiang padi bermotor (power weeder), alat tanam biji-bijian (seeder),

mesin panen (paddy mower, reaper, combine harvester), mesin penggilingan

padi (rice miling unit), mesin perontok polong kacang tanah (sleader), mesin

pengupas kacang tanah (peanut shell), mesin penyawut singkong, alat

pembuat alur (ridger), mesin sortasi buah, mesin juicer, mesin pengolah biji

jarak, mesin pengolah pakan (mixer, penepung, pelet) dan atau kepras tebu.

7. Perikanan

Kegiatan usaha pembenihan :

a. Air tawar, yaitu ikan lele, mas, nila, patin, dan gurame .

b. Air payau, yaitu udang dan bandeng

c. Air laut, yaitu rumput laut, kerapu, dan kakap

Page 56: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

46

Kegiatan usaha pembesaran :

a. Air tawar, yaitu ikan lele, nila, mas, patin, gurame dan ikan hias.

b. Air payau, yaitu udang, kerapu, kakap dan bandeng.

c. Air laut, yaitu rumput laut (eucheuma atau gracillaria), kerapu dan kakap

Penyerahan Pakan Tambahan Ternak Sapi secara Simbolis Kepada Kelompok Tani.

Pada acara ini juga dilakukan penyerahan secara simbolis pakan

tambahan ternak sapi berupa kulit kopi yang difermentasi dengan campuran

dedak padi 40%, kulit kopi 60% ditambahkan dengan garam dapur sebanyak

0,25 %, mollases 0,25% dan bioaktivator 0,2% dari berat bahan dasar. Pakan

tambahan ini adalak hasil kerjasama antara BPTP Bengkulu dengan Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang, dimana BPTP Bengkulu

menyediakan teknologi fermentasi kulit kopi sedangkan Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Kepahiang menyediakan bahannya. Penyerahan secara

simbolis dilakukan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Kepahiang didampingi oleh Kepala BPTP Bengkulu yang diterima langsung oleh

Ketua Kelompok Tani Sido Mulyo sebanyak 1,2 ton pakan jadi. Hingga saat ini

pakan fermentasi yang telah dibuat adalah sebanyak 20 ton yang telah dibagikan

kepada 16 kelompok tani di Kabupaten Kepahiang.

8. Pelatihan Penghitungan Analisis Usaha Penggemukan Ternak Sapi Potong.

Pelaksanaan kegiatan pembinaan dan Analisis Usaha perternakan

kelompok Tunas Harapan desa Sumber Arum dihadiri oleh Bapak Syahrial

selaku Kepala Pertanian Kecamatan, Petugas Penyuluh Pertanian Desa

Sumber Arum, masyarakat desa Sumber Arum serta masyarakat desa Bukit

Peninjauan dan sekitarnya, materi bimbingan yang di berikan oleh tim BPTP

adalah tentang pakan hijauan rumput yang bernilai nutrisi berkualitas baik,

dan optomalisasi pemanfaatan lahan perkebunan untuk tanaman hijauan

pakan ternak yang bernilai nutrisi baik (rumput gajah, rumput benggala, king

res dll).

Dalam kesempatan pertemuan pembinaan ini tim BPTP Bengkulu

memberikan materi di kelompok ternak Tunas Harapan juga tentang

teknologi pemberian pakan tambahan terhadap ternak yang baru akan

mengkomsumsi pakan tambahan berbasisi Solid dan solid

Page 57: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

47

fermentasi.TimPSDS/K BPTP Bengkulu juga menyampaikan materi tentang

peralatan kandang ternak sapi serta dan kebersihan kandang.

Dalam upaya peningkatan pendapatan perternak tim PSDS/K Selanjutnya

melakukan analisis usaha perternakan pada kelompok Peternak Tunas

Harapan bersama dengan anggota dan pengurus kelompok serta di hadiri

oleh tokoh masyarakat setempat, untuk mengetahui suatu usaha beruntung

atau tidak di perlukan analisis usahanya yaitu dengan melihat jumlah total

penerimaan dengan mengurangi pendapatan total dengan modal yang di

keluarkan ( biaya Produksi ) dengan rincian komponen biaya yang di

keluarkan sebagai berikut :

a. Biaya pembelian Bakalan.

b. Biaya tenaga kerja

c. Sewa lahan

d. Biaya penyusutan kandang dan peralatan

e. Biaya pakan dan obat-obatan.

Komponen Pendapatan total adalah :

a. Hasil penjualan produk utama (daging) atau ternak dewasa.

b. Hasil penjualan produk sampingan (Kulit sapi, tanduk, kotoran

ternak/kompos)

Pendapatan bersih suatu usaha adalah :

Pendapatan total – Biaya produksi yang di keluarkan.

Dalam kesempatan diskusi dengan masyarakat desa Sumber Arum,

respon masyarakat yang belum tergabung dengan kelompok peternak Tunas

harapan agar tim BPTP dapat mengajari masyarakat yang bukan saja pada

desa Sumber Arum tetapi agar tim PSDS/K dapat melakukan pembinaan

kelompok peternak yang lain agar seluruh peternak mengetahui dan

menguasai inovasi teknologi yang di ajari oleh BPTP.

Page 58: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

48

4.6. Kalender Penggemukan Sapi Potong

Kalender penggemukan sapi untuk penjualan di bulan Zulhijjah (Hari Raya Idul Adha)

No Uraian Kegiatan

Bulan Muhar

am Safar

Rb. Awal

Rb Akhir

Jumadil Ula

Jumadil Tsaniah

Rajab

Sya’ban

Ramadha

n

Syawal

Zulkoida

h

Zulhijjah

1 Perencanaan

2 Persiapan

3 Pengadaan Bakalan

4 Pemasangan

Nomor Telinga

5 Pemberian Obat

Cacing

6 Pemberian Vaksinasi

7 Penimbangan

Ternak

8 Kastrasi

9 Pemberian Pakan

HMT dan Pakan Konsentrat

10 Pemasaran/Pemo

tongan

11 Pasca Panen

Kalender penggemukan sapi potong penjualan bulan syawal (Idul Fitri)

No Uraian

Kegiatan

Bulan Muharam

Safar

Rb. Awal

Rb Akhir

Jumadil Ula

Jumadil Tsaniah

Rajab

Sya’ban

Ramadha

n

Syawal

Zulkoidah

Zulhijjah

1 Perencanaan

2 Persiapan

3 Pengadaan

Bakalan

4 Pemasangan

Nomor

Telinga

5 Pemberian

Obat Cacing

6 Pemberian Vaksinasi

7 Penimbangan

Ternak

8 Kastrasi

9 Pemberian

Pakan HMT dan Pakan

Konsentrat

10 Pemasaran/Pemotongan

11 Pasca Panen

Page 59: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

49

V. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan 1. Pendampingan PSDSK telah meningkatkan pemahaman petugas

(penyuluh lapang dan inseminator) tentang teknologi penggemukan sapi

potong melalui pelatihan, sosialisasi, pertemuan kelompok dan temu

lapang. Rekomendasi teknologi pakan penggemukan spesifik lokasi untuk

kabupaten Kepahiang adalah Hijauan 10% dari bobot badan + pakan

tambahan 2% dari bobot badan terdiri dari kulit kopi tanpa fermentasi

60% + dedak padi 39,9% + ultra mineral 0,1% sedangkan rekomendasi

teknologi pakan penggemukan spesifik lokasi untuk kabupaten Seluma

adalah adalah Kulit kopi 20%, ampas tahu 30 %, dan solid fermentasi

50%.

2. Kalender penggemukan sapi potong, digunakan sebagai acuan untuk

peternak memulai usaha penggemukan sapi poptong agar mendapatkan

keuntungan yang optimal.

3. Juknis penggemukan sapi potong telah di sosialisasikan kepada peternak,

petugas PPL,petugas peternakan,dan stake holder di kabupaten

kepahiang.

4. Pendampingan PSDSK juga telah meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan peternak dalam memanfaatkan limbah pertanian untuk

pakan ternak melalui kegiatan demplot penggemukan.

5.2 Saran

Pemberian pakan tambahan berbahan baku hasil sampingan produk

pertanian sebaiknya diberikan secara kontinyu pada usahaperternakan sapi untuk

meningkatkan produksi daging dan kelestarian lingkungan pada usaha

penggemukan, Kalender penggemukan sapi potong, dan juknis penggemukan

sapi potong agar menjadi pedoman untuk berusahatani ternak sapi potong.

Page 60: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

50

VI. KINERJA HASIL

1. Pendampingan PSDSK BPTP secara khusus memiliki peran sebagai berikut :

a. Membuat contoh unit LL-PSDS dan menjadikan sebagai demplot dan

tempat pelatihan bagi para penyuluh pendamping/ Mahasiswa/ Sarjana/

Pemuda Membangun Desa dan petani-peternak pada lokasi target SL

PSDS desa Sumber Arum dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma

dan desa Suka Sari Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang.

b. Melaksanakan koordinasi dan monitoring perkembangan pelaksanaan

pendampingan PSDS di wilayahnya masing-masing.

c. Menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi dan apresiasi PSDS di

Kabupaten.

d. Bertanggung jawab pada penyusunan 2 (dua) jenis laporan, yakni :

Laporan Kemajuan Kegiatan. Laporan ini diserahkan ke BPTP pada

setiap akhir bulan. Adapun data penting yang harus disampaikan

dalam laporan ini diantaranya adalah : (1) Komponen teknologi dan

kelembagaan yang diimplementasikan, (2) Parameter bioteknis,

ekonomis dan kelembagaan di LL dan SL-PSDS.

Laporan akhir Kegiatan. Laporan ini berisi laporan teknis dan analisis

financial di lokasiLL dan SL-PSDS.

2. Koordinasi pendampingan PSDS oleh BPTP dilakukan secara intensif di tingkat

Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, maupun Desa. pembangun koordinasi

yang intensif.

3. Koordinasi dilaksanakan pada Dinas/instansi terkait baik ditingkat Provinsi

maupun Kabupaten dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

perkembangan pelaksanaan program PSDS di tingkat Provinsi dan Kabupaten,

masalah/hambatan yang dihadapi serta kebutuhan teknologi serta metoda

dan media diseminasi yang diinginkan peternak. Dengan terkoordinasinya

rencana pelaksanaan program PSDS di tingkat Provinsi dan Kabupaten,

diharapkan program pendampingan pengkajian dan diseminasi PSDS dapat

dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.

4. Identifikasi dilakukan pada awal kegiatan untuk mengetahui karakteristik

setiap kelompok sasaran yang akan dilakukan pendampingan, potensi,

Page 61: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

51

permasalahan yang dihadapi para peternak dalam usaha ternaknya, terutama

permasalahan yang berkaitan dengan teknologi pakan ternak, reproduksi,

manajemen dan hambatan teknis lainnya.

Data-data yang dikumpulkan pada tahap ini meliputi:

a. Karakteristik kelompok sasaran, teknologi eksisting, kebutuhan teknologi

dan rencana implemementasi teknologi & pengembangan usaha sapi

potong.

b. Potensi bahan baku pakan, bibit, limbah kotoran ternak perkiraan jumlah

kebutuhan pakan, bibit ternak, pupuk organik dan stimulan untuk

mendukung usaha sapi potong di setiap kelompok sasaran.

c. Skala usahaternak sapi potong, orientasi usahaternak, tingkat

pemanfaatan limbah usahaternak (pupuk organik, biogas) dan

kelembagaan pendukung yang akan dikembangkan di setiap kelompok

sasaran.

5. Apresiasi dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, minat dan

keterampilan petani dalam mengimplementasikan teknologi Penunjang

Keberhasilan Pembibitan yang terdiri dari teknologi pakan, manajemen

pemeliharaan dan pengolahan kompos. Apresiasi dilaksanakan secara

partisipatif dengan melibatkan dinas/instansi terkait, petugas lapang, tokoh

masyarakat dan petani/peternak.

6. Bimbingan penerapan teknologi terhadap sapi potong yang dilakukan oleh

peneliti dan penyuluh BPTP Bengkulu, bersama-sama dengan Petugas Dinas

setempat yang dilakukan secara partisipatif. Bimbingan tersebut dilaksanakan

untuk memberikan bekal ketrampilan terhadap peternak dalam hal

manajemen pemeliharaan induk bunting, penggunaan pakan, serta teknologi

reproduksi untuk menunjang peningkatan angka peningkatan PBBH anak pra

sapih > 0,4 kg. . Bimbingan penerapan teknologi dilakukan baik secara teori di

dalam kelas maupun praktek dilapangan.

7. Pelatihan petani dan petugas dilaksanakan untuk menyiapkan tenaga-tenaga

terampil dan profesional dalam berbagai aspek usaha ternak sapi potong

seperti pakan, kesehatan hewan, pemanfaatan kotoran sapi untuk pembuatan

pupuk organik, padat dan pupuk cair, pelatihan pembuatan pakan konsentrat,

tatalaksana perkandangan. Upaya tersebut berbentuk kegiatan in-doordan

Page 62: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

52

out-door untuk aspek teknik, manajemen dan organisasi produksi. Tujuan

Pelatihan petani dan petugas adalah:

1. Mengembangkan pengetahuan petani sapi potong dalam aspek pakan,

manajemen dan pengolahan limbah kotoran sapi.

2. Mengembangkan kemampuan menyusun formulasi ransum berbagai jenis

pakan (konsentrat, complete feed, feed additive, sumber serat, dll)

3. Mengembangkan keterampilan petani dalam aplikasi teknologi usaha

ternak sapi potong, pengolahan limbah ternak dan limbah pertanian untuk

produksi pakan dan pupuk organik.

8. Demplot dilakukan untuk memperkenalkan berbagai teknologi untuk

meningkatkan PBBH ternak sapi potong jantan berumur > 1 tahun dari 0,2 kg

menjadi > 0,4 kg.

9. Kegiatan demplot yang dilakukan antara lain : (1) Pemberian pakan tambahan

(konsentrat) terhadap sapi potong yang disesuaikan dengan kebutuhan

kondisi fisiologis ternak, (2) Pemberian HMT berimbang (Rumput dan legum)

terhadap sapi potong, (3) Pemberian suplemen berupa mineral.

10. Bahan dan materi penyuluhan yang disediakan berupa Juknis, Leaflet dan

Poster. Juknis yang disediakan mengenai pemeliharaan sapi potong, leaflet

tentang pengolahan pakan, pengolahan kompos, penggunaan, penggunaan

suplemen, pengolahan limbah untuk pakan. Poster yang dibuat mengenai

pengolahan kompos, pengolahan limbah untuk pakan, jenis dan komposisi

pakan tambahan (konsentrat).

11. Kegiatan monitoring & evaluasi dilakukan secara periodik untuk mengetahui

keragaan teknologi, adopsi teknologi dan dampak aplikasi teknologi pada

setiap lokasi sasaran. Secara umum kegiatan Monev direncanakan akan

dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu pada awal kegiatan, pertengahan dan

akhir kegiatan pendampingan. Aspek yang di monitoring & evaluasi meliputi

aspek teknis, sosial ekonomis dan kelembagaannya.

Page 63: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

53

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Laboratorium Lapang dan Sekolah Lapang Dalam Pembibitan dan Penggemukan Sapi Potong (LL dan SL-PPSP)/Syamsul Bahri, dkk. – Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Direktorat Jenderal Peternakan. 2007. Statistik Peternakan. Dierektorat Jenderal Peternakan, Jakarta.

Hadiana, H., Sri Rahayu, Sondi Kuswaryan, Andre Ravianda dan Ahmad Firman., 2007, Road Map Pengembangan Peternakan Provinsi Jawa Barat, kerjasama Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.

Mersyah, R. 2005. Desain studi budidaya sapi potong berkelanjutan untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Bengkulu Selatan. Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Santi, W.P. 2008. Respons Penggemukan Sapi PO dan Persilangannya sebagai hasil IB terhadap pemberian jerami padi fermentasi dan konsentrat di Kabupaten Blora. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Peternakan Bogor.

Setiyono, P.B.W.H.E., Suryahadi, T. Toharmat, dan R. Syarief. 2007. Strategi suplementasi protein ransum sapi potong berbasis jerami dan dedak padi. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Peternakan 30 (3): 207 – 217.

Winugroho, M. 2002. Strategi Pemberian Pakan Tambahan untuk Memperbaiki Efisiensi Reproduksi Induk Sapi. Jurnal Litbang Pertanian.

Yusdja, Y dan N. Ilham, 2004. Tinjauan kebijakan pengembangan agribisnis sapi potong. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian 2 (2): 167 – 182.

Page 64: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

54

ANALISIS RESIKO

Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang mungkin

dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan. Dengan

mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun strategi

ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif (Tabel

1 dan 2).

Tabel 1. Daftar resiko pelaksanaan kegiatan

No. RESIKO PENYEBAB DAMPAK

1.

2

Formula pakan penggemukan tidak dapat diterapkan sepenuhnya oleh peternak

PBBH sapi jantan terlalu rendah

Beberapa bahan pakan penggemukan tidak tersedia di lokasi

Sulit memperoleh ternak sapi jantan yang akan di gemukkan berumur lebih dari 1 tahun

PBB sapi penggemukan dipeternak lebih rendah dari saat pendampingan

Jumlah ternak yang akan di gemukan tidak sesuai yang di harapkan

Tabel 2. Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan kegiatan

No. RESIKO PENYEBAB PENANGANAN

Formula pakan penggemukan tidak dapat diterapkan sepenuhnya oleh peternak

PBBH sapi jantan terlalu rendah

Beberapa bahan pakan penggemukan tidak tersedia di lokasi

Sulit memperoleh ternak sapi jantan yang akan di gemukkan berumur lebih dari 1 tahun

PBB sapi penggemukan dipeternak lebih rendah dari saat pendampingan

Mencari ternak ke peternak lain diluar kelompok yang sesuai dengan kriteria, yaitu berumur lebih dari 1 tahun

Page 65: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

55

JADWAL KERJA

PEMBIAYAAN

A. RENCANA ANGGARAN BELANJA (RAB)

No Uraian pengeluaran Volume Harga Satuan

(Rp.000,-)

Jumlah (Rp.000,-)

A Pendampingan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDSK) di Provinsi Bengkulu

100.000

1 Belanja Bahan 30.605

1. Bahan sarana produksi, demplot , bahan

pendukung lainnya

2. Penggandaan dan laminasi 3. ATK dan komputer supplies 4. Konsumsi dalam rangka pertemuan,

rapat

1 paket

1 paket

1 paket

100 OH

23.070

1.515

1.020

50

23.070

1.515

1.020

5.000

2 Honor Output Kegiatan 6.475

- Petugas Lapang - UHL

35 OH

85 OH

100

35

3.500

2.975

3 Belanja Barang Non Operasional Lainnya

5.000

- Analisis Laboratorium (pakan ternak dan kompos)

1 paket

5.000

5.000

4 Belanja Perjalanan Biasa 40.000

- Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan

0 OP 5.000 40.000

5 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota

17.920

- Akomodasi dalam rangka pertemuan, temu lapang, apresiasi

- Perjalanan ke luar propinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

265 OH

2 OH

180

5.000

7.700

10.000

No. Uraian Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Penyusunan RDHP X X

2. Penyusunan/pembahasan dan

perbaikan RODHP

X X

3. Koordinasi dan sosialisasi X X X

4. Pelaksanaan X X X X X X X X

6. Laporan bulanan X X X X X X X X X X X X

7. Laporan tengah tahun X

8. Laporan akhir tahun X

9. Seminar X

Page 66: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

56

B. REALISASI ANGGARAN

No No Jenis Pengeluaran Realisasi Anggaran

(Rp)

Persentase Keuangan

(%)

Persentase Fisik

(%)

1. Belanja Bahan

1. Bahan sarana produksi, demplot

2. Penggandaan dan laminasi

3. ATK, komputer supplies dan pelaporan

4. Konsumsi dalam rangka pertemuan, temu lapang, apresiasi

23.039.300

1.515.000 1.016.000

5.000.000

99,7

100 99,8

100

100

100 100

100

Jumlah 30.570.300 99.9

2. Honor Output Kegiatan

1. Petugas lapang 2. UHL

3.500.000 2.945.000

100 98,8

100 100

Jumlah 6.445.000 99,4

3. Belanja Barang Non Operasional Lainnya 1. Analisa Lab

1.255.000

25.1

100

Jumlah 1.255.000 25,1

4 1. Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan

39.885.000

99,7

100

Jumlah 39.885.000 99,7

5. 1. Akomodasi dalam rangka pertemuan, temu lapang, apresiasi

2. Perjalanan Luar Propinsi

7.920.000

9.824.100

100

98,2

100

100

Jumlah 17.744.100 99,1 100

TOTAL 95.899.400 95,9 100

Page 67: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

57

PERSONALIA

No Nama/NIP Jabatan Fungsional/

Bidang keahlian

Jabatan dalam

Kegiatan

Uraian Tugas Alokasi Waktu (Jam/

minggu)

1 Wahyuni Amelia W, SPt, MSi/ 197507241999032002

Peneliti Muda/Budidaya Ternak

Penanggung jawab

1. Mengkoordinir anggota tim dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan.

2. Membuat perencanaan, mengkordinir pelaksanaan kegiatan pendampingan PSDSK di Provinsi Bengkulu.

3. Mengevaluasi kinerja dan pencapaian anggota tim secara periodik/per bulan

4. Bertanggungjawab terhadap Kepala Balai dan memberikan laporan fisik dan keuangan secara periodik (bulanan).

10

2 Ir. Siswani Dwi Daliani/ 196007301989032001

PP Pertama /Produksi Ternak

Anggota 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelaporan.

6

3 Zul Efendi, SPt. 196902272007011001

Peneliti Pertama/Budidaya Ternak

Anggota 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelaporan pendampingan

6

4. Erpan Ramon, SPt/ 19751210 2009121004

Peneliti Pertama /Budidaya Ternak

Anggota 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pendampingan

6

5. Marzan/ 196403211997031001

Calon Teknisi Anggota 1. Membantu teknis pelaksanaan kegiatan dilapangan

Page 68: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

58

Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan

Pelaksanaan Sosialisasi Kegiatan Pendampingan PSDSK di Kabupaten Seluma

Pembuatan Fermentasi Solid di Kabupaten Seluma

Pelaksanaan Sosialisasi Kegiatan Pendampingan PSDS/K di Kabupaten Kepahiang

Page 69: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

59

Pelatihan Fermentasi Kulit Kopi di Kepahiang

Pelatihan Pembuatan Kompos di kabupaten Seluma

Pelatihan Pembuatan Aktovator kompos di kabupaten Seluma

Page 70: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

60

Foto 2. Sambutan Kepala BPTP Bengkulu (Dr. Dedi Sugandi, MP)

Foto 3

Sambutan dan Pembukaan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Kepahiang (Ir. Romlan A. Gani, MAA)

Foto 4. Kepala BAPPEDA Kab. Kepahiang (R.A. Deni, SH, MH)

Mempresentasikan Makalahnya

Page 71: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

61

Foto 5. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab.Kepahiang (Ir.

Romlan A. Gani, MAA) Menyampaikan Makalahnya.

Foto 6.

Kepala BP4K Kab. Kepahiang (Aidil Fitri. S, SH) Menyampaikan

Makalahnya.

Foto 7.

Ir. Ruswendi, MP Sedang Menyampaikan Makalahnya.

Page 72: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

62

Foto 8.

Ardi (AAO BRI Cab.Curup) Sedang Menyampaikan Makalahnya.

Foto 9.

Bapak Norfriyadi (Mekarsari) Sedang menyampaikan pertanyaannya.

Foto 10. Penyerahan Pakan Tambahan Ternak Sapi Secara Simbolis

Page 73: PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan

63

Foto 11.

Demo Pembuatan Pakan Tambahan Ternak Sapi

Foto 12 Demo Pembuatan Pupuk Kompos