pendahuluan latar belakang...

3
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tubuh makhluk hidup dibekali dengan sistem pertahan untuk melindungi diri dari serangan benda asing yang dapat menimbulkan infeksi atau kerusakan jaringan. Lingkungan di sekitar tubuh mengandung berbagai jenis unsur patogen, misalnya bakteri, virus, fungus, protozoa dan parasit yang dapat menyebabkan infeksi. Infeksi yang terjadi umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan tubuh makhluk hidup memiliki suatu sistem yaitu sistem imun yang melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen (Febriansyah, 2009). Immunologic surveillance yang dilakukan oleh sistem imun baik selular maupun humoral berhubungan dengan keberadaan mikroba patogen di dalam tubuh. Makin baik peran yang ditunjukkan oleh fungsi dan jumlah sel imunokompeten, akan makin baik fungsi immunologic surveillance yang dilakukan. Pada keadaaan fungsi dan jumlah sel imunokompeten dalam tubuh kurang memadai, upaya peningkatan melalui pemberian imunostimulator menjadi sangat vital (Kusmardi et al., 2007). Imunomodulator adalah senyawa tertentu yang dapat meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh baik secara spesifik maupun non spesifik, mekanisme kerjanya melalui induksi non spesifik melalui mekanisme pertahanan seluler maupun humoral (Bellanti, 1993). Penggunaan imunostimulator dalam terapi, kadang kala mengalami hambatan. Di antara hambatan yang sering kali muncul adalah mahalnya imunostimulator yang tersedia di pasar obat berpaten,

Upload: vuhuong

Post on 02-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70607/potongan/S1-2014... · mekanisme pertahanan tubuh baik secara spesifik maupun non spesifik, mekanisme

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Tubuh makhluk hidup dibekali dengan sistem pertahan untuk melindungi

diri dari serangan benda asing yang dapat menimbulkan infeksi atau kerusakan

jaringan. Lingkungan di sekitar tubuh mengandung berbagai jenis unsur patogen,

misalnya bakteri, virus, fungus, protozoa dan parasit yang dapat menyebabkan

infeksi. Infeksi yang terjadi umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan

permanen. Hal ini disebabkan tubuh makhluk hidup memiliki suatu sistem yaitu

sistem imun yang melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen (Febriansyah,

2009).

Immunologic surveillance yang dilakukan oleh sistem imun baik selular

maupun humoral berhubungan dengan keberadaan mikroba patogen di dalam

tubuh. Makin baik peran yang ditunjukkan oleh fungsi dan jumlah sel

imunokompeten, akan makin baik fungsi immunologic surveillance yang

dilakukan. Pada keadaaan fungsi dan jumlah sel imunokompeten dalam tubuh

kurang memadai, upaya peningkatan melalui pemberian imunostimulator menjadi

sangat vital (Kusmardi et al., 2007).

Imunomodulator adalah senyawa tertentu yang dapat meningkatkan

mekanisme pertahanan tubuh baik secara spesifik maupun non spesifik,

mekanisme kerjanya melalui induksi non spesifik melalui mekanisme pertahanan

seluler maupun humoral (Bellanti, 1993). Penggunaan imunostimulator dalam

terapi, kadang kala mengalami hambatan. Di antara hambatan yang sering kali

muncul adalah mahalnya imunostimulator yang tersedia di pasar obat berpaten,

Page 2: PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70607/potongan/S1-2014... · mekanisme pertahanan tubuh baik secara spesifik maupun non spesifik, mekanisme

2

yang mayoritas diimpor dari luar negeri. Dengan adanya permasalahan tersebut

perlu dipertimbangkan untuk memperoleh imunostimulator dari bahan alam,

sehingga faktor harga dapat ditekan (Kusmardi et al., 2007).

Obat herbal atau phytomedicines, merupakan salah satu komponen penting

dalam sistem pengobatan tradisional di negara berkembang. Sistem pengobatan

tradisional umumnya merupakan bagian yang terintegrasi dengan sejarah dan

budaya lokal di tiap negara. Budaya lokal dalam pengobatan tradisional

memainkan peranan penting dalam penemuan obat modern saat ini dan yang akan

datang. Di negara maju telah menyebar beberapa jenis pengobatan tradisional dan

menjadi bagian dari sistem kesehatan di negara tersebut yang kemudian disebut

sebagai sistem pengobatan komplementer dan alternatif (CAM, complementary

and alternative system of medicine) (Febriansyah, 2009).

Kandungan ellagic acid dan zat antioksidan yang tinggi memiliki peran

sebagai pelindung tubuh dari radikal bebas, termasuk sel kanker (Budiman dan

Saraswati, 2010). Kandungan fenolik dalam buah stroberi memiliki aktivitas

antioksidan dan aktivitas antiproliferativ dengan menghambat pertumbuhan sel

tumor secara in vitro (Zhang et al., 2008). Fitokimia yang sangat bermanfaat

adalah Flavonoid. Flavonoid yang terdapat pada tanaman khususnya pada stroberi

berpotensi sebagai antibakteri, antiviral, antiinflamasi, antialergi, antimutagenik,

antitrombotik, dan aktivitas vasodilatasi (Larbier dan Leclerco, 1992).

Staphylococcus aureus (S. aureus ) merupakan salah satu penyebab utama

mastitis pada sapi perah yang menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar

akibat penurunan produksi susu, serta dapat menginfeksi manusia atau bersifat

Page 3: PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70607/potongan/S1-2014... · mekanisme pertahanan tubuh baik secara spesifik maupun non spesifik, mekanisme

3

zoonosis (Warsa, 1994). Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan

karena mensekresikan dua jenis toksin yang mempunyai akifitas sebagai

superantigen yaitu enterotoksin dan Toxic Shock Syindrom (TSS) toxin. Secara

sistemik, enterotoksin juga dapat menyebabkan shock syndrom. Jika Toxic Shock

Syndrome (TSS) Toxin memasuki sirkulasi darah akan menyebabkan gejala

shock, mual dan muntah-muntah ( Anonim, 1997; Clements, 1997; Todar, 2005).

Selain itu, Staphylococcus aureus dapat menyebabkan lesi pada permukaan kulit

seperti melepuh dan furunkolosis. Infeksi serius dapat berupa mastitis, meningitis

dan infeksi saluran perkencingan, maupun penyebab sekunder seperti cacar,

difteri, batuk sepsis, demam scarlet, tuberculosis (TBC), dan pneumonia

(Merchant dan Parker, 1961).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ektrak

buah stroberi (Fragaria x ananassa) terhadap efek imunomodulator melalui

pengukuran aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag peritoneum mencit

putih (Mus musculus) yang diinduksi Staphylococcus aureus.

Manfaat Penelitian

Memperkenalkan tanaman yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh

yang diketahui dengan adanya aktivitas fagositosis peritoneal mencit dengan

biaya yang lebih murah dan efektif.