pendahuluan laporan biogul

Upload: afifah-nur-shobah

Post on 21-Jul-2015

925 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

I.

PENDAHULUAN

Gulma adalah tanaman pengganggu tumbuhan budidaya yang sering mengganggu sejak masa pertumbuhan vegetatif, sampai pada masa vegetatifnya. Akibat dari gangguan gulma dapat mempengaruhi produktifitas tanaman budidaya yang pada gilirannya akan berpengaruh pada tingkat produksi dan pendapatan petani (Palapa, 2009). Gulma adalah suatu tumbuhan yang tumbuh di tempat yang tidak dikehendaki manusia atau tumbuhan yang kegunaannya belum diketahui (Tjitrosoedirdjo, et. al., 1984). Smith (1981) menyatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan gulma pada tanaman bududaya adalah mengurangi hasil dan kualitas produksi tanaman, menjadi inang, hama, dan penyakit tanaman, mengurangi efisiensi, peningkatan konsumsi energi dalam pengendaliannya, menghalangi sistem irigasi,

menyebabkan keracunan dan luka pada manusia dan hewan, serta mengurangi nilai dan produktivitas dan estetika lahan. Penurunan hasil tanaman akibat munculnya gulma disebabkan oleh terjadinya persaingan (kompetisi) antara gulma dan tanaman untuk memperebutkan unsure hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh. Gulma disamping merugikan juga memberikan manfaat bagi manusia terutama bila kepentingan manusia tersebut bersifat subyektif. Adapun manfaat gulma adalah menambah kesuburan tanah terutama dalam hal bahan organic, mencegah atau mengurangi timbulnya erosi, bahan penutup tanah dalam bentuk mulsa, sebagai media penanaman jamur merang, sebagai bahan obat tradisional, sebagai bahan makanan atau sayuran, sebagai tanaman hias dan sebagai bahan kerajinan (Sukman dan Yakup, 1991). Pada dasarnya jenis gulma di suatu daerah berbeda dengan daerah lain, walaupun pada tanaman budidaya yang sama. Perbedaan ini disebabkan oleh iklim, rotasi tanaman, dan tindakan agronomis yang tidak sama. Jenis gulma yang tumbuh biasanya sesuai dengan kondisi perkebunan. Pada daerah yang baru diolah, gulma yang dijumpai kebanyakan adalah gulma semusim. Sedangkan pada perkebunan yang telah ditanami, gulma yang banyak terdapat adalah jenis gulma tahunan. Penyebaran gulma ditentukan pula oleh perbedaan ketinggian suatu tempat. Tempat di dataran tinggi cenderung lebih banyak populasinya dibandingkan

2

dengan di dataran rendah (Tjitrosoedirdjo, 1984). Penyebaran gulma dari suatu tempat ke tempat lain antara lain disebabkan oleh manusia, hewan, angin, dan alatalat pertanian (Sukman dan Yakup, 1991). Tanaman sayuran di Indonesia diusahakan di dataran tinggi dan dataran rendah. Di dataran tinggi pada umumnya di usahakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah beriklim sedang seperti kubis, kobis, wortel, paprika, bawang putih dan lain-lain. Sedangkan yang diusahakan di dataran rendah adalah kebanyakan tanaman sayuran daerah tropis seperti terong, kacang panjang, mentimun, bawang merah dan lain-lain (Madkar et al.. 1986). Kehadiran gulma pada lahan tanaman budidaya tidak jarang menurunkan kualitas dan kuantitas produk hasil pertanian, sehingga menyebabkan kerugian. Penurunan hasil pertanian bergantung pada jenis gulma, kepadatan gulma, lama persaingan, dan senyawa allelopati yang dikeluarkan oleh gulma (Dwiguntoro, 2008). Tujuan dari praktikum biologi gulma yaitu: A. Biologi Gulma (Identifikasi dan Klasifikasi) 1. Dapat mengetahui biologi gulma 2. Dapat membedakan gulma golongan rumput-rumputan, teki dan berdaun lebar 3. Dapat melakukan identifikasi 4. Dapat member klasifikasi atau tata nama tumbuhan gulma B. Ekologi Gulma (Luas Minimum) Dapat menerapkan penggunaan teori luas minimum untuk menentukan ukuran luas kuadrat yang diperlukan dalam suatu pengambilan contoh tumbuhan gulma. C. Ekologi Gulma (Nilai Penting) Dapat melaksanakan penghitungan frekuensi relative, dominansi relative, kerapatan relative, dan nilai penting tumbuhan gulma. D. Ekologi Gulma (Gulma Perkebunan) Dapat melakukan inventasisasi dan penyelesaian permasalahan tumbuhan gulma yang ada pada bebebrapa areal perkebunan (perkebunan kubis).

3

II. ALAT DAN CARA KERJA

A. Biologi Gulma (Identifikasi dan Klasifikasi) 1. Alat Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gunting tanaman, pisau, kantong plastik, alat tulis, soil tester, termometer udara dan altimeter. 2. Cara Kerja a. Contoh tanaman gulma dari areal yang telah ditentukan diambil b. Masing-masing satu tumbuhan dari golongan rumput-rumputan, tekitekian dan berdaun lebar c. Ciri-ciri morfologi bagian-bagian tumbuhan (akar, daun, batang dan bunga) dicatat dan dibandingkan d. Contoh tanaman tersebut diidentifikasi dan diklasifikasikan B. Ekologi Gulma (Luas Minimum) 1. Alat Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah pasak bambu, tali rafia, kantong plastik dan alat tulis. 2. Cara Kerja a. Dibuat kuadran ukuran 25 cm x 25 cm dan dicatat jenis tumbuhan gulma yang ada dalam kuadran dari areal yang telah ditentukan b. Luasan kuadran ditambah menjadi 25 cm x 50 cm dan dicatat dari penambahan jenis yang ada c. Luasan kuadran ditambah menjadi 50 cm x 50 cm dan dicatat dari penambahan jenis yang ada d. Diplotkan dalam grafik C. Ekologi Gulma (Nilai Penting) 1. Alat Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah pasak bambu, tali rafia, kantong plastik dan alat tulis. 2. Cara Kerja a. Dibuat kuadran ukuran 50 cm x 50 cm sebanyak 3 kuadran. Kuadran diletakkan pada areal perkebunan secara random

4

b. Dicatat jenis tumbuhan gulma yang ada dalam kuadran dari areal yang telah ditentukan c. Dihitung frekuensi relatif, dominansi relatif, kerapatan relatif dan nilai penting tumbuhan gulma. D. Ekologi Gulma (Gulma Perkebunan) 1. Alat Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gunting tanaman, cetok, kantong plastik dan alat tulis. 2. Cara Kerja a. Dua areal perkebunan dengan komoditas tanaman budidaya yang berbeda (kobis dengan kentang) diperhatikan b. Permasalahan yang ada pada masing-masing areal perkebunan yang menjadi obyek pengamatan (sistem budidaya, jarak tanam, permasalahan gulma, jenis gulma, dominansi gulma, kondisi lingkungan, faktor lingkungan) diinventarisir. c. Permasalahan yang ada dianalisis dan dibuat langkah-langkah solusi permasalahan.

5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum Biologi Gulma (Identifikasi dan Klasifikasi) Tabel 3.1. Jenis Gulma yang ada pada Perkebunan Kubis No Golongan Gulma Jenis gulma 1. 2. 3. Rumput-rumputan Teki-tekian Berdaun lebar Poa annua Galinsoga parviflora Oxalis corniculata Oxalis latifolia Nicandra physalodes Polygonum nepalense

B. Hasil Praktikum Ekologi Gulma (Luas Minimum) Tabel 3.2. Penambahan Jenis Gulma pada Berbagai Ukuran Kuadrat No Ukuran kuadrat Jumlah jenis Jenis gulma 1. 25 cm x 25 cm 2 1. Oxalis corniculata 10 2. Galinsoga parviflora 2. 25 cm x 50 cm 3 1. Poa annua 3. 4. 50 cm x 50 cm 50 cm x 100 cm -

Grafik Luas Minimum

6

No 1.

Hasil Praktikum Ekologi Gulma (Nilai Penting) Tabel 3.3. Frekuensi, Dominansi, dan Kerapatan Gulma pada masingmasing Kuadrat (Lampiran I) Kuadrat Jenis gulma Frekuensi Frekuensi Kerapatan Kerapatan relatif Relatif Kuadrat 1 1. Polygonum nepalense 1x 2,564% 0,02 2,564% 2. Oxalis latifolia 2x 7,692% 0,04 7,692% 3. Oxalis corniculata 1x 10,256% 0,02 10,256% Kuadrat 2 1. Oxalis corniculata 2. Poa annua 3. Nicandra physalodes 4. Galinsoga parviflora Kuadrat 3 1.Galinsoga parviflora 2.Oxalis latifolia 3.Oxalis corniculata Total 2x 3x 1x 11 x 16 x 1x 1x 39 x 100% 0,04 0,06 0,02 0,22 0,32 0,02 0,02 0,78 100%

C.

2.

7,692% 2,564% 69,232%

7,692% 2,564% 69,232%

3.

D. Hasil Praktikum Ekologi Gulma (Gulma Perkebunan) Tabel 3.4. Kondisi Perkebunan Kobis di Daratan Tinggi Dieng No Uraian kegiatan Jenis tanaman budidaya Keterangan Kubis 1. 2. 3. Sistem budidaya Jarak tanam Jenis gulma Biji 60 cm Poa annua Galinsoga parviflora Oxalis corniculata Oxalis latifolia Nicandra physalodes Polygonum nepalense Galinsoga parviflora Terdapat gulma dalam jumlah banyak Suhu Herbisida

4. 5. 6. 7. Catatan:

Dominasi gulma Permasalahan gulma Faktor lingkungan Pemberantasan gulma

Tanggal pengambilan contoh : 6 Desember 2010 Nama lokasi : Dataran Tinggi Dieng Ketinggian tempat : 2.210 m dpl Suhu udara : 19C pH tanah : 6,9

7

Kelembapan udara : 70% Areal perkebunan : Kebun Kubis Berdasarkan hasil praktikum, tanaman gulma yang diperoleh adalah sebagai berikut: Klasifikasi Poa annua adalah sebagai berikut : Kingdom Divisi Class Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Cyperales : Poaceae : Poa : Poa annua

Gambar 3.1. Poa annua Poa annua adalah tanaman semusim yang umurnya pendek dan berumpun. Batangnya berwarna hijau terang dan tegak lurus, dengan panjang 1 sampai 12 inci. Daunnya berbulu halus dengan lebar 1/16 sampai 1/8 inci (1 - 4 mm), dan berwarna hijau terang. bunganya bertipe inflorescentia dengan panjang 3/4 sampai 4 inci dan berbentuk bulat telur hingga piramida (Non-Native Plant Species of Alaska, 2004). Jenis rumput adalah sangat beragam dan banyak infraspecific taxa yang dideskripsikan (Hutchinson dan Seymour, 1982 dalam Non-Native Plant Species of Alaska, 2004). Klasifikasi Galinsoga parviflora adalah sebagai berikut : Kingdom Divisi Class : Plantae : Spermatophyta : Dicotyledonae

8

Ordo Family Genus Spesies

: Asterales : Compositae : Galinsoga : Galinsoga parviflora

Gambar 3.2. Galinsoga parviflora Galinsoga parviflora merupakan tanaman semak dan semusim dengan tinggj 30-60 cm. Batang dari tanaman ini adalah tegak, lunak, bulat, beruas-ruas, bercabang, hijau. Jenis daun tunggal, berhadapan, duduk pada tiap buku, bulat telur, ujung meruncing, tepi bergerigi, pangkal runcing, pertulangan menyirip, panjang daun 3-5,5 cm, dan lebarnya 1,5-3,5 cm serta berwarna hijau. Bentuk bunga yaitu bongkol, bulat dan terletak di ujung batang. Kelopak berbentuk mangkok, ujung bertaju, berwarna hijau, benang sari berwarna kuning, tangkai sari lepas, ujung putik bercabang dua dengan warna kuning, mahkota terdiri dari lima daun mahkota dan berwarna putih. Jenis buahnya yaitu keras, berbulu dan berwarna ungu. Bentuk bijinya kecil, pipih dan berwarna hitam. Sedangkan jenis akarnya yaitu tunggang dan berwarna putih. Klasifikasi Oxalis corniculata adalah sebagai berikut : Kingdom Divisi Class Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Oxalidales : Oxalidaceae : Oxalis : Oxalis corniculata

9

Gambar 3.3. Oxalis corniculata Klasifikasi Oxalis latifolia adalah sebagai berikut : Kingdom Divisi Class Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Oxalidales : Oxalidaceae : Oxalis : Oxalis latifolia

Gambar 3.4. Oxalis latifolia Oxalis latifolia merupakan gulma semak, semusim, dengan tinggi 10-40 cm. Tanama ini pendek dan berumbi. Anak daun berbentuk jantung, dengan panjang 2-3 cm dan lebar 1-2 cm. Daunnya memiliki permukaan halus, pertulangan menyirip, dan berwarna hijau. Jenis bunga tanaman ini termasuk bunga majemuk dengan tangkai panjang. Bunga berbentuk payung, dan terletak di ketiak daun. Benang sari terletak di depan daun mahkota. Putik berjumlah satu, tangkai putik berambut, dan berwarna putih. Mahkota terdiri dari dua sampai delapan, dengan panjang 7,5 mm dan berwarna ungu. Buah berbentuk kotak, dengan panjang 2 cm, jika masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna coklat. Biji berwarna hitam dan kecil. Jenis akarnya adalah tunggang dan berwarna putih kekuningan.

10

Klasifikasi Nicandra physalodes adalah sebagai berikut : Kingdom Divisi Class Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Solanales : Solanaceae : Nicandra : Nicandra physalodes

Gambar 3.5. Nicandra physalodes Klasifikasi Polygonum nepalense adalah sebagai berikut : Kingdom Divisi Class Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Polygonales : Polygonaceae : Polygonum : Polygonum nepalense

Gambar 3.6. Polygonum nepalense

11

Gulma dapat didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh pada suatu tempat yang tidak diinginkan. Untuk mengklasifikasikan gulma, dapat

dikelompokkan secara sederhana menurut keadaan morfologi secara umum, dibagi menurut golongan rerumputan (grasses), berdaun lebar (broad leaf), dan tekitekian (sedges). 1. Golongan rerumputan (grasses) Rumput mempunyai batang bulat atau pipih berongga, kesamaannya dengan teki karena bentuk daunnya sama-sama sempit tetapi dari sudut pengendalian terutama responnya terhadap herbisida berbeda. Berdasarkan bentuk masa pertumbuhan dibedakan rumput semusim (annual), dan tahunan (perennial). Contoh gulma golongan rerumputan (grasses) yaitu Echinochloa crussgalli, Imperata cylindrica, Panicum repens, Paspalum conjugatum dan lain sebagainya (Sukman dan Yakup, 1991). 2. Golongan berdaun lebar (broad leaf) Golongan gulma berdaun lebar pada umunya adalah tumuhan berkeping dua dan beberapa berkeping satu dengan daun lebar. Contoh dari golongan ini adalah Ageratum conyzoides, Eupatorium odratum, Eichhornia crassipes dan lain sebagainya (Tjitrosoedirdjo et al., 1984). 3. Golongan teki-tekian (sedges) Golongan teki-tekian adalah anggota famili Cyperaceae (Tjitrosoedirdjo et al., 1984). Teki mempunyai batang berbentuk segitiga, kadang bulat tidak berongga. Gulma ini mempunyai system rhizome dan umbi sangat luas. Sifat yang menonjo adalah cepatnya membentuk umbi baru yang dapat bersifat dorman pada lingkungan tertentu. Contohnya yaitu Cyperus difformis, C. rotundus, C. iria, C. esculentus dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh jenis gulma golongan rumputrumputan dan berdaun lebar. Jenis gulma golongan rumput-rumputan yaitu Poa annua. Sedangkan jenis gulma golongan berdaun lebar yaitu Galinsoga parviflora, Oxalis corniculata, Oxalis latifolia, Nicandra physalodes dan Polygonum nepalense. Pada praktikum Luas minimum digunakan metode kuadrat. Metode kuadrat adalah metode yang digunakan dalam pengamatan petak contoh. Yang dimaksud

12

kuadrat disini adalah suatu ukuran luas yang diukur dalam satuan kuadrat misalnya m2, cm2, dan sebagainya. Bentuk petak contoh dapat berupa sebuah segiempat, segipanjang atau sebuah lingkaran. Dalam pengamatan suatu petak contoh, dikenal dua macam cara yaitu destruktif, jenis gulma yang ada dicabut atau dipotong untuk dihitung jumlah atau biomassanya dan cara tidak destruktif yaitu hanya dengan menghitung jumlah yang ada. Besaran yang biasa dihitung adalah kerapatan, frekuensi dan dominansi (Tjitrosoedirdjo et al., 1984). Pada praktikum Ekologi Gulma (Nilai Penting), dihitung nilai frekuensi, Dominansi dan Kerapatan. Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan pada tiap petak contoh. Kerapatan berhubungan erat dengan musim dan vitalitas tumbuhan, akan tetapi dalam parameter kerapatan, memakan waktu dalam menghitung dan kesulitan menentukan satuan tumbuhan yang menjalar ataupun berumpun. Yang dimaksud frekuensi jenis tumbuhan adalah berapa jumlah petak contoh 9dalam persen) yang memuat jenis tersebut, dari sejumlah petak contoh yang dibuat. Frekuensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya luas petak contoh, distribusi tumbuhan dan ukuran jenis-jenis tumbuhannya. Dominansi adalah berapa luas area yang ditumbuhi oleh sejenis tumbuhan, atau kemampuan suatu jenis tumbuhan dalam hal bersaing terhadap jenis lainnya. Dominansi dinyatakan dengan istilah kelindungan atau luas basal atau biomassa atau volume. Kelindungan adalah proyeksi vertical dari tajuk (canopy) suatu jenis pada area yang diambil samplingnya, dinyatakan dalam persen luas secara penaksiran. Luas basal biasanya digunakan untuk jenis-jenis yang berkelompok atau membentuk rumpun dengan batas-batas yang jelas (Tjitrosoedirdjo et al., 1984). Menurut Tjitrosoedirdjo et al. (1984), gulma dapat diidentifikasi dengan melihat tanda-tanda. Tanda-tanda yang dipakai dalam identifikasi terbagi atas sifat vegetatif yang bisa berubah sesuai dengan lingkungannya dan sifat generatif yang cenderung tetap. Bagian vegetatif gulma misalnya berupa akar, bagian batang dan cabang, duduk daun, bentuk daun, pangkal dan ujung daun, tepi daun dan permukaan daun. Bagian generative gulma yang digunakan untuk

perkembangbiakan terdiri dari bunga, buah dan biji.Dalam mengidentifikasi gulma

13

dapat ditempuh satu atau kombinasi dari sebagian atau seluruh cara-cara di bawah ini : 1. Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi di herbarium 2. Konsultasi langsung dengan para ahli di bidang yang bersangkutan 3. Mencari sendiri melalui kunci identifikasi 4. Membandingkannya dengan determinasi yang ada 5. Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia Praktikum Acara keempat yaitu Ekologi Gulma (Gulma Perkebunan), pada perkebunan kubis, dapat diketahui bahwa sistem budidaya kubis adalah menggunakan benih atau biji dengan jarak tanam 60 cm. Jenis gulma yang terdapat pada perkebunan ini yaitu berupa golongan rumput-rumputan (contohnya Poa annua) dan jenis gulma golongan berdaun lebar (conthnya Galinsoga parviflora, Oxalis corniculata, Oxalis latifolia, Nicandra physalodes dan Polygonum nepalense). Gulma yang mendominasi adalah Galinsoga parviflora. Permasalahan yang ada dalam perkebunana ini adalah jumlah gulma yang cukup banyak. Gulma ini dapat diberantas dengan penggunaan herbisida. Herbisida yaitu suatu senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan gulma tanpa mengganggu tanaman pokok (Sukma dan Yakup, 1991). Jenis gulma yang tumbuh biasanya sesuai dengan kondisi perkebunan. Misalnya pada perkebunan yang baru diolah, maka gulma yang dijumpai kebanyakan adalah gulma semusim, sedang pada perkebuanan yang telah lama ditanami, gulma yang banyak terdapat adalah dari jenis tahunan. Gulma yang terdapat pada dataran tinggi relative berbeda dengan yang tumbuh di dataran rendah. Pada daerah yang tinggi terlihat adanya kecenderungan bertambahnya keanekaragaman jenis, sedangkan jumlah individu biasanya tidak begitu besar. Hal yang sebaliknya terjadi pada daerah rendah yakni jumlah individu sangat melimpah, tetapi jumlah jenis yang ada tidak begitu banyak (Tjitrosoedirdjo et al., 1984). Beberapa sifat tumbuhan yang dapat mempengaruhi derajat kompetisi terhadap faktor-faktor pertumbuhan yang ada di dalam tanah telah diidentifikasi yaitu kemampuan penetrasi akar ke dalam tanah yang awal dan cepat, tingkat

14

kepadatan akar yang tinggi, perbandingan akar dan batang yang tinggi, panjang dan berat akar yang besar, mempunyai proporsi akar yang masih hidup dan aktif yang tinggi, mempunyai bulu-bulu akar yang panjang, dan mempunyai potensi penyerapan hara yang tinggi (Sastroutomo, 1990). Menurut Sukman dan Yakup (1991), beberapa jenis gulma tertentu menyerap lebih banyak unsur hara daripada tanaman budidaya. Tumbuh-tumbuhan merupakan salah satu organisme yang berperan penting dalam perkembangan ekosistem. Sejalan dengan sifat inilah kemampuan plastisitasnya dalam menanggapi kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Sastroutomo (1990) menyatakan bahwa, kompetisi akan suatu faktor pertumbuhan akan mempengaruhi kompetisi faktor-faktor pertumbuhan lainnya. Hubungan ini secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.7. Pengaruh Kompetisi Cahaya Terhadap Kompetisi Faktor-Faktor Pertumbuhan Lainnya

15

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pada perkebunan kubis terdapat dua jenis golongan gulma yaitu golongan gulma rumput-rumputan dan golongan gulma berdaun lebar. 2. Gulma rumput-rumputan yang terdapat pada perkebanan kubis yaitu Poa annua dan jenis gulma golongan berdaun lebar contohnya Galinsoga parviflora, Oxalis corniculata, Oxalis latifolia, Nicandra physalodes dan Polygonum nepalense. 3. Spesies gulma yang paling dominan adalah Galinsoga parviflora. B. Saran 1. Waktu untuk praktikum diperbanyak karena masih kekurangan waktu. 2. Sebaiknya saat identifikasi gulma dipandu oleh asisten sehingga akan memudahkan dalam identifikasi.

16

DAFTAR PUSTAKA

Dwiguntoro. 2008. Sekilas Tentang Gulma. http://dwiguntoro.wordpress.com/2008/11/30/sekilas -tentang-gulma/ Diakses 4 Januari 2011. Madkar, O.K., Kuntohartono, T., dan Mangoensoekardjo, S. 1986. Masalah Gulma dan Cara Pengendalian. Himpunan Ilmu Gulma Indonesia. Non-Native Plant Species of Alaska. 2004. Annual bluegrass Poa annua L. Environment and Natural Resources Institute University of Alaska Anchorage, Alaska. Palapa, T.M. 2009. Senyawa Alelopati Teki (Cyperus Rotundus) Dan AlangAlang (Imperata Cylindrica) Sebagai Penghambat Pertumbuhan Bayam Duri (Amaranthus Spinosus). AGRITEK. 17 (6) : 1155-1162. Sastroutomo, S.S. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Smith, J. R. 1981. Weeds of Major Economic Importance in Rice and Yields Loisses Due to Weed Competition. P 19-36. In Proceedings of The Conference on Weed Control in Rice IRRI. Manila, Philippines. Sukman, Y., dan Yakup. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Press. Jakarta. Tjitrosoedirdjo, S., I. H. Utomo dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. PT. Gramedia. Jakarta.

17

LAMPIRAN

Lampiran I. Perhitungan Frekuensi, Dominansi, dan Kerapatan Gulma pada masing-masing Kuadrat Frekuensi =

Petak terdapat spesies Petak yang dibuat

Frekuensi Relatif = Kerapatan Relatif = Nilai Penting = a. Frekuensi Frekuensi Kuadrat 1 1. Polygonum nepalense F= =1 2. Oxalis latifolia F= =2 3. Oxalis corniculata F= =1 Frekuensi Kuadrat 2 1. Oxalis corniculata F= =2 2. Poa annua F= =1 3. Oxalis corniculata F= =1 F= =3 3. Nicandra physalodes F= =1 4. Galinsoga parviflora F= = 11

Frekuensi Kuadrat 3 1. Galinsoga parviflora F= = 16

2. Oxalis latifolia

b. Frekuensi Relatif 1. Polygonum nepalense Frekuensi Relatif = 2. Oxalis latifolia Frekuensi Relatif = = 0,07692 x 100% = 7,692% = 0,02564 x 100% = 2,564%

18

3. Oxalis corniculata Frekuensi Relatif = 4. Poa annua Frekuensi Relatif = 5. Nicandra physalodes Frekuensi Relatif = 6. Galinsoga parviflora Frekuensi Relatif = = 0,69231 x 100% = 69,232% = 0,02564 x 100% = 2,564% = 0,07692 x 100% = 7,692% = 0,10256 x 100% = 10,256%

Kerapatan Kuadrat 1 1. Polygonum nepalense K= = 0,02

3. Nicandra physalodes K= = 0,02

4. Galinsoga parviflora K= = 0,22

2. Oxalis latifolia F= = 0,04

Kerapatan Kuadrat 3 1. Galinsoga parviflora K= = 0,32

3. Oxalis corniculata F= = 0,02

Kerapatan Kuadrat 2 1. Oxalis corniculata K= = 0,04

2. Oxalis latifolia K= = 0,02

2. Poa annua K= = 0,06

3. Oxalis corniculata K= = 0,02 Kerapatan total = 0,78

c.Kerapatan Relatif 1. Polygonum nepalense Kerapatan Relatif = 2. Oxalis latifolia Kerapatan Relatif = 3. Oxalis corniculata Kerapatan Relatif = = 10,256% = 7,692% = 2,564%

19

4. Poa annua Kerapatan Relatif = 5. Nicandra physalodes Kerapatan Relatif = 6. Galinsoga parviflora Kerapatan Relatif = c.Nilai Penting 1. Polygonum nepalense NP = 2. Oxalis latifolia NP = 3. Oxalis corniculata Kerapatan Relatif = 4. Poa annua Kerapatan Relatif = 5. Nicandra physalodes Kerapatan Relatif = 6. Galinsoga parviflora Kerapatan Relatif = = 69,232% = 2,564% = 7,692%