pendahuluan -...

14

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/budidayajagung.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 3 Sebelum ditanam, benih
Page 2: PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/budidayajagung.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 3 Sebelum ditanam, benih

1

PENDAHULUAN

Lahan sawah irigasi maupun tadah hujan masih

memiliki potensi untuk dimanfaatkan terutama

pada MK II yang biasanya diberakan.

Pengembangan jagung di lahan sawah pada

musim kemarau merupakan suatu langkah

strategis, hal ini karena (a) dapat meningkatkan

luas tanam jagung sehingga akan berdampak

terhadap peningkatan produksi, (b) mengurangi/

mengatasi defisit pasokan jagung yang umum

terjadi pada musim kemarau, (b) kualitas produk

jagung pada musim kemarau akan lebih baik

dibandingkan dengan musim hujan, dan (c)

dengan kualitas produk yang lebih baik petani

jagung dapat memperoleh pendapatan yang

meningkat. Untuk itu diperlukan teknologi

budidaya jagung pada lahan sawah tadah hujan

yang dapat memberikan produktivitas tinggi

dengan biaya produksi yang efisien, dan

menjamin kualitas produk yang tinggi.

Page 3: PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/budidayajagung.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 3 Sebelum ditanam, benih

2

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG

DI LAHAN SAWAH

Benih

Benih yang digunakan merupakan benih VUB,

berkualitas dan bersertifikat. Salah satu VUB

Jagung yang direkomendasikan adalah Bima URI.

Varietas jagung ini merupakan produk hasil dari

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Page 4: PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/budidayajagung.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 3 Sebelum ditanam, benih

3

Sebelum ditanam, benih diberi perlakuan dengan

memberikan 2 g metalaksil (Ridomil atau

Soromil) per 1 kg benih. Setiap 2 g Ridomil atau

Soromil dicampur dengan 10 ml air kemudian

dicampur dengan 1 kg benih secara merata.

Kebutuhan benih untuk 1 ha lahan berkisar

antara 20-25 kg.

Penyiapan lahan

Penyiapan lahan dilakukan secepatnya setelah

panen padi, baik tanpa pengolahan tanah

maupun dengan pengolahan tanah. Tanpa

pengolahan tanah dapat dilakukan terutama

pada tanah yang mempunyai tekstur ringan.

Penyiapan lahan dengan sistem olah tanah

sempurna dapat dilakukan dengan bajak yang

ditarik traktor/sapi atau cangkul sampai lahan

siap ditanami. Untuk memenuhi kebutuhan air

selama pertumbuhan tanaman, dapat dibuat

beberapa sumur gali atau sumur bor pada pinggir

petakan sawah.

Page 5: PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/budidayajagung.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 3 Sebelum ditanam, benih

4

Penanaman

Penanaman dapat dilakukan secepatnya setelah

pengolahan tanah selesai dengan jarak tanam 75

cm x 40 cm, dan 2 benih per lubang tanam. Jika

pada saat menjelang penanaman lahan

kondisinya sudah mulai kering maka perlu

diberikan air dari irigasi air tanah dangkal (sumur

bor dengan pompa yang telah disiapkan

sebelumnya).

Gambar 1. Tanaman Jagung umur 10 – 14 HST.

Pemupukan

Untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro

serta memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah

Page 6: PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/budidayajagung.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 3 Sebelum ditanam, benih

5

direkomendasikan penggunaan pupuk organik

atau pupuk kandang. Pupuk organik atau pupuk

kandang ini diaplikasikan pada saat tanam

dengan takaran 25-50 gram per lubang

penempatan benih (sebagai penutup benih), atau

setara dengan 1.5 - 3.0 ton per hektar.

Gambar 2. Pemupukan Tanaman Jagung

Jenis, dosis, dan waktu pemberian pupuk

anorganik pada tanaman jagung yang ditanam

setelah panen padi di lahan sawah dapat

disampaikan sebagai berikut : 1) Pupuk Urea

yang diberikan sebanyak 300-350 kg/hektar,

Page 7: PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/budidayajagung.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 3 Sebelum ditanam, benih

6

dengan waktu aplikasi pada umur 7-10 Hari

Setelah Tanam (HST) sebanyak 25%, umur 28-

30 HST sebanyak 50% dan umur 40-45 HST

sebanyak 25%; 2) Pupuk SP36 yang diberikan

sebanyak 100-200 kg/hektar yang diberikan

sekaligus pada umur 7-10 HST; 3) Pupuk KCl

yang diberikan sebanyak 50-100 kg/hektar,

dengan waktu aplikasi pada umur 7-10 HST

sebanyak 50% dan pada umur 28-30 HST

sebanyak 50%; 4) Pupuk ZA (diberikan jika

tanah kekurangan hara Sulfur (S) yang diberikan

sebanyak 50-100 kg/hektar yang diberikan

sekaligus pada umur 7-10 HST.

Takaran atau dosis pupuk yang diberikan dapat

berubah sesuai dengan ketersediaan hara dalam

tanah berdasarkan analisis tanah atau

rekomendasi setempat.

Cara pemberian pupuk : 1) Pada saat tanaman

berumur 7-10 HST, pupuk Urea + SP36+KCl+ZA

(jika diperlukan) yang telah dicampur merata

segera diaplikasikan dengancara ditugal sedalam

5-10 cm dengan jarak 5-10 cm disamping

tanaman dan lubang pupuk ditutup kembali

Page 8: PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/budidayajagung.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 3 Sebelum ditanam, benih

7

dengan tanah; 2) Pada saat tanaman berumur

28-30 HST, pupuk Urea + KCl diaplikasikan

secara ditugal di samping tanaman berjarak 10-

15 cm sedalam 5,0–7,5 cm dan ditutup tanah; 3)

Pada saat tanaman berumur 40-45 HST,

pemberian pupuk urea ketiga, didasarkan pada

hasil pemeriksaan warna daun dengan

mengunakan Bagan Warna Daun (BWD). Dengan

menggunakan BWD akan diketahui jumlah pupuk

yang harus ditambahkan sesuai dengan

kebutuhan tanaman. Setiap selesai aplikasi

pupuk, lahan diairi melalui alur irigasi yang telah

dibuat pada setiap dua baris tanaman.

Pembuatan saluran irigasi.

Dalam kondisi keterbatasan air, efisiensi

pendistribusian air mutlak diperlukan, untuk itu

perlu dibuat saluran irigasi di antara baris

tanaman. Pembuatan saluran irigasi dapat

dilakukan pada setiap baris tanaman atau setiap

dua baris tanaman. Pembuatan saluran irigasi

sebaiknya dikerjakan bersamaan dengan

penyiangan pertama (14-20 HST) untuk

penghematan tenaga. Pembuatan saluran irigasi

Page 9: PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/budidayajagung.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 3 Sebelum ditanam, benih

8

dapat dilakukan secara manual atau dengan

bajak singkal yang ditarik sapi.

Pemberian air

Sumber air diperoleh dari sumur gali atau sumur

bor yang telah dibuat dan dinaikkan dengan

mesin pompa. Pendistribusian air ke pertanaman

dilakukan melalui saluran irigasi yang telah

dibuat. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat

pendistribusian air sehingga lebih efisien. Selama

pertumbuhan tanaman jagung, pemberian air

biasanya dilakukan sebanyak 5-6 kali atau

tergantung kondisi lingkungan. Indikator yang

dapat digunakan perlunya pemberian air yaitu

jika daun tanaman sebelum waktu tengah hari

telah mulai menggulung, maka pemberian air

perlu secepatnya dilakukan. Pemberian air dapat

dihentikan 10 hari menjelang umur panen.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang umum mengganggu pada

pertanaman jagung adalah lalat bibit, penggerek

batang dan tongkol. Lalat bibit umumnya

Page 10: PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/budidayajagung.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 3 Sebelum ditanam, benih

9

mengganggu pada saat awal pertumbuhan

tanaman, oleh karena itu pengendaliannya harus

dilakukan mulai saat tanam dengan

menggunakan insektisida terutama pada daerah-

daerah endemik serangan lalat bibit. Untuk hama

penggerek batang, jika mulai nampak ada gejala

serangan dapat dilakukan dengan pemberian

carbofuran (3-4 butir carbofuran/tanaman)

melalui pucuk tanaman.

Penyakit utama yang biasanya merusak tanaman

jagung adalah bulai yang disebabkan oleh jamur

Peronosclerospora sp. Pada tingkat penularan

yang parah, penyakit bulai dapat menurunkan

produksi dan bahkan menggagalkan panen.

Penyakit ini dapat dikendalikan dengan perlakuan

benih (seed treatment), yaitu mencampur benih

dengan fungisida metalaksil secara merata

dengan takaran 2 gram metalaksil untuk setiap

kilogram benih.

Page 11: PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/budidayajagung.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 3 Sebelum ditanam, benih

10

Penyiangan

Penyiangan pertama biasa dilakukan pada saat

tanaman berumur 14-20 HST dan sekaligus

dengan pembumbunan dan pembuatan saluran

irigasi. Penyiangan kedua pada umur 35-40 HST

dengan herbisida paraquat (1,0-1,5 liter/ha)

tergantung kondisi gulma, namun tetap perlu

diperhatikan jangan sampai larutan mengenai

daun tanaman. Penyiangan dapat pula dilakukan

secara manual dengan menggunakan cangkul.

Panen dan prosesing

Gambar 3. Tanaman Jagung Siap Panen.

Page 12: PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/budidayajagung.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 3 Sebelum ditanam, benih

11

Sebelum panen sebaiknya dilakukan

pemangkasan bagian tanaman di atas tongkol

pada saat biji telah mencapai masak fisiologis.

Hasil brangkasan daun ini dapat dimanfaatkan

sebagai pakan ternak sapi. Panen dilakukan pada

1-2 minggu sesudah masak fisiologis dalam

kondisi kering, sampai kadar air biji < 28% (biji

telah mengeras dan telah membentuk lapisan

hitam/black layer minimal 50 % di setiap barisan

biji). Selanjutnya tongkol dijemur sampai kadar

air biji mencapai sekitar 18% dan dipipil dengan

menggunakan alat pemipil. Hasil biji pipilan

dijemur lagi sampai kadar air mencapai 14 %

untuk siap dijual. Proses pengeringan tongkol

dan biji hasil dari pertanaman pada lahan sawah

umumnya cukup dengan sinar matahari karena

panen pada saat musim kemarau sehingga biaya

produksi dapat lebih efisien.

Page 13: PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/budidayajagung.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 3 Sebelum ditanam, benih

12

Sumber Acuan :

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Jagung Tahun

2017, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

Kementerian Pertanian;

Page 14: PENDAHULUAN - banten.litbang.pertanian.go.idbanten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/budidayajagung.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 3 Sebelum ditanam, benih

Dicetak oleh

BPTP Banten

Tahun 2019