pendahuluan-abon

1
Pendahuluan Tingginya tingkat konsumsi produk olahan peternakan merupakan suatu peluang usaha tersendiri untuk dikembangkan. Bergesernya pola konsumsi masyarakat dalam mengkonsumsi produk olahan peternakan, terutama daging, dari mengkonsumsi daging segar menjadi produk olahan siap santap mendorong untuk dikembangkannya teknologi dalam hal pengolahan daging. Banyak cara yang dikembangkan untuk meningkatkan nilai guna dan daya simpan dari dari daging segar seperti diolah menjadi sosis, dendeng dan abon. Abon merupakan salah satu cara pengolahan daging dengan cara disuwir-suwir dan digoreng. Seiiring dengan berkembangnya teknologi dalam pengolahan daging, daging disuwir-suwir tidak lagi mengunakan tangan tapi menggunakan food prosesor yang lebih efisien dalam hal penggunaan tenaga kerja. Abon adalah olahan daging yang mempunyai cita rasa yang khas karena menggunakan rempah-rempah pilihan sebagai bumbu penyedapnya. Abon dapat memiliki umur simpan yang lama tanpa merubah cita rasa dari abon itu sendiri. Selain dibuat dari daging sapi dan daging kerbau, abon juga dapat dibuat dari ayam, kambing, domba bahkan dibeberapa tempat abon dibuat dari ikan. Abon yang dibuat dengan cara tradisional dan modern tentu akan menunjukkan perbedaan tertentu. Hal ini dapat dilihat dengan cara pengujian organoleptik. Pengujian organoleptik ini meliputi uji hedonik dan uji mutu hedonik. Uji hedonik atau uji kesukaan digunakan untuk menlihat seberapa besar daya kesukaan konsumen terhadap produk tersebut yang dilihat dari parameter warna, rasa, tekstur, dan penampakan. Sementara itu, uji mutu hedonik digunakan untuk melihat mutu dari produk yang dihasilkan yang dilihat dari parameter rasa dan tektur. Pengujian organoleptik ini akan membantu produsen dalam mengetahui kualitas produk yang dihasilkan.

Upload: nur-agni-alvina

Post on 30-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pendahuluan

TRANSCRIPT

Page 1: Pendahuluan-Abon

Pendahuluan

Tingginya tingkat konsumsi produk olahan peternakan merupakan suatu peluang usaha tersendiri untuk dikembangkan. Bergesernya pola konsumsi masyarakat dalam mengkonsumsi produk olahan peternakan, terutama daging, dari mengkonsumsi daging segar menjadi produk olahan siap santap mendorong untuk dikembangkannya teknologi dalam hal pengolahan daging. Banyak cara yang dikembangkan untuk meningkatkan nilai guna dan daya simpan dari dari daging segar seperti diolah menjadi sosis, dendeng dan abon.

Abon merupakan salah satu cara pengolahan daging dengan cara disuwir-suwir dan digoreng. Seiiring dengan berkembangnya teknologi dalam pengolahan daging, daging disuwir-suwir tidak lagi mengunakan tangan tapi menggunakan food prosesor yang lebih efisien dalam hal penggunaan tenaga kerja. Abon adalah olahan daging yang mempunyai cita rasa yang khas karena menggunakan rempah-rempah pilihan sebagai bumbu penyedapnya. Abon dapat memiliki umur simpan yang lama tanpa merubah cita rasa dari abon itu sendiri. Selain dibuat dari daging sapi dan daging kerbau, abon juga dapat dibuat dari ayam, kambing, domba bahkan dibeberapa tempat abon dibuat dari ikan.

Abon yang dibuat dengan cara tradisional dan modern tentu akan menunjukkan perbedaan tertentu. Hal ini dapat dilihat dengan cara pengujian organoleptik. Pengujian organoleptik ini meliputi uji hedonik dan uji mutu hedonik. Uji hedonik atau uji kesukaan digunakan untuk menlihat seberapa besar daya kesukaan konsumen terhadap produk tersebut yang dilihat dari parameter warna, rasa, tekstur, dan penampakan. Sementara itu, uji mutu hedonik digunakan untuk melihat mutu dari produk yang dihasilkan yang dilihat dari parameter rasa dan tektur. Pengujian organoleptik ini akan membantu produsen dalam mengetahui kualitas produk yang dihasilkan.