pencemaran udara dan upaya pengendaliannya di kota denpasar, bali

Upload: maria-carolina-lopulalan

Post on 15-Oct-2015

438 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 Pencemaran Udara Dan Upaya Pengendaliannya Di Kota Denpasar, Bali

    1/11

    TUGAS MATA KULIAH

    PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN

    PENCEMARAN UDARA DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DI KOTA DENPASAR,BALI

    Dosen : Ipung Fitri Purwanti

    Anggota Kelompok :

    Clara Puspita 3313201006

    Maria Carolina Lopulalan 3313201014

    Afry Rakhmadany 3313201016

    Yonnet Hellian Kresna 3313201018

    Program Magister Teknik Lingkungan

    Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

    2013

  • 5/25/2018 Pencemaran Udara Dan Upaya Pengendaliannya Di Kota Denpasar, Bali

    2/11

    PENCEMARAN UDARA DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DI KOTA DENPASAR, BALI

    1. PendahuluanUdara merupakan salah satu komponen lingkungan penting yang paling mendasar untuk

    mendukung kehidupan makhluk hidup termasuk manusia. Kondisi kualitas udara akhir-akhir ini

    semakin mengalami penurunan. Isu lingkungan tersebut telah melanda banyak kota di dunia

    terutama kota-kota besar. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai aktivitas seperti

    transportasi, industri, perkantoran serta perumahan. Aktivitas-aktivitas tersebut memberikankontribusi yang sangat besar terdadap pencemaran udara di suatu wilayah. Selain aktivitas

    manusia seperti yang telah disebutkan tadi, akivitas alam juga berkontribusi dalam pencemaran

    udara, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun dan lain-lain. Pencemaran

    udara tersebut menyebabkan penurunan kualitas udara yang berdampak negatif pada kesehatanmanusia. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kasus pencemaran udara merupakan

    suatu isu lingkungan yang banyak melanda kota besar. Salah satu contoh kota besar yang

    mengalami pencemaran udara adalah Kota Denpasar.

    Denpasar merupakan ibu kota Pulau Bali yang selalu ramai dikunjungi oleh parawisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Denpasar memiliki pemandangan alam yang

    sangat indah yang dapat menarik banyak wisatawan dari berbagai negara untuk berwisata ke

    tempat ini. Selain menyajikan pemandangan alam yang sangat indah, Denpasar juga memilikidaya tarik wisata lain yaitu kebudayaan yang sangat unik dank khas. Potensi/daya tarik wisata

    yang terdapat di kota tersebut menjadikan Denpasar sangat rentan terhadap isu-isu lingkungan

    seperti sanitasi lingkungan, pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan yang

    mengganggu keindahan serta kelestarian alam lingkungan Kota Denpasar (Sugiarta, 2008).Berdasarkan laporan SLH Kota Denpasar tahun 2008 menunjukkan bahwa Kota

    Denpasar telah mengalami penurunan kualitas udara. Hal ini antara lain disebabkan oleh

    kegiatan transportasi dan industri seperti industri pembangkit listrik, kimia, bahan bangunanumum, serta kerajinan dan logam. Namun pencemaran udara yang ditimbulkan dari sumber

    industri ini tidaklah signifikan. Penyebab utama pencemaran udara di Kota Denpasar adalah

    kegiatan transportasi. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan volume kendaraan yang naik secara

    signifikan dalam kurun waktu enam tahun terakhir dengan peningkatan sebesar 7% untuk tiaptahunnya.

    Hal tersebut sudah menjadi risiko bagi kota-kota wisata seperti Denpasar. Namun hal ini

    tidak dapat dibiarkan begitu saja, diperlukan suatu strategi atau regulasi mengenai upaya-upayapencegahan, pengendalian serta penanggulangan pencemaran udara di Kota Denpasar. Upaya-

    upaya tersebut perlu dilakukan karena udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

    kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya agar dapat memberikan daya dukungan

    bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenaikondisi kualitas udara, dampak pencemarannya dan respon masyarakat serta program

    pengendalian udara di Kota Denpasar.

    2. Pencemaran udara di denpasar2.1. Kondisi kualitas udara di denpasar

    Udara terdiri dari campuran bermacam-macam gas yang perbandingannya adalah tetap,

    tergantung pada suhu, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Lapisan udara terdapatnyaunsur-unsur gas (CO2, O2, O3dll) yang menyelimuti bumi biasa disebut atmosfir. Dimana lapisan

    atmosfir terdiri dari :

    Nitrogen (78.08 %)

  • 5/25/2018 Pencemaran Udara Dan Upaya Pengendaliannya Di Kota Denpasar, Bali

    3/11

    Oksigen (20.95%) Argon (0.93%) Carbon Dioksida (0.031%) dan Unsur-unsur lainnya yang komposisinya sangat kecil

    Di lapisan atmosfir ini zat-zat pencemar yang dihasilkan dari berbagai macam aktivitasmanusia disimpan dan diencerkan atau mungkin disebarkan ke wilayah lain. Oleh karena itu

    pengelolaan terhadap perisai udara (atmosfir) ini sangat penting dilakukan.Ditinjau dari sumbernya, pencemaran udara yang terjadi di Kota Denpasar sebagian besar

    bersumber dari sarana transportasi darat, antara lain:

    a) Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dari hari ke hari tidak seimbang denganpertambahan panjang jalan dan perbaikan kondisi jalan, sehingga jumlah dan kepadatan

    total kendaraan bermotor di jalan suatu areal tertentu (di Kawasan Kuta).

    b) Meningkatnya laju emisi pencemar dari setiap kendaraan bermotor untuk setiap kilometerjalan yang ditempuh karena macetnya jalan.

    c) Tingginya biaya pemeliharaan/perawatan kendaraan bermotor sehingga kendaraan tidakdirawat secara teratur.

    d) Pembakaran bahan bakar minyak yang tidak sempurna karena mesin-mesin kendaraanbermotor sudah tua.

    e) Kurangnya jalur hijau dengan tanaman yang dapat mengabsorpsi bahan pencemar.f) Terbatasnya dana untuk melakukan upaya pengawasan, pemantauan, pengujian kualitas

    udara dan sosialisasi kepada masyarakat.g) Pengaturan parkir kendaraan yang kurang optimal.h) Jumlah kendaraan bermotor dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat dimana tahun

    2003 jumlah kendaraan bermotor di Kota Denpasar berjumlah 345.332 unit terusmengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sampai tahun 2007 sebesar 481.086 unit

    dengan kenaikan rata-ata 7% tiap tahunnya (Gambar 1).

    Gambar 1. Peningkatan Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Denpasar tahun 2003-2008

    (Sumber: SLH Kota Denpasar, 2008)

    Selain dari sektor transportasi pencemaran udara juga dapat dihasilkan dari industri yangantara lain adalah industri pembangkit listrik, kimia, bahan bangunan umum, serta kerajinan dan

  • 5/25/2018 Pencemaran Udara Dan Upaya Pengendaliannya Di Kota Denpasar, Bali

    4/11

    logam. Kota Denpasar dengan luas wilayah 127.78 km2tidak memiliki sumber bahan baku yang

    potensial untuk pembangunan industri besar, sehingga sumber pencemaran udara yang

    diakibatkan dari sektor industri tidak signifikan bila dibandingkan dengan sektor transportasi.Hasil pengukuran kualitas udara di empat lokasi di Kota Denpasar dengan berbagai parameter

    yaitu NO2, SO2 ,CO dan Hidrokarbon ditunjukkan pada Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4 dan

    Gambar 5.

    Gambar 2. Konsentrasi Gas NO2di Kota Denpasar Tahun 2008(Sumber: SLH Kota Denpasar, 2008)

    Gambar 3. Konsentrasi Gas SO2di Kota Denpasar Tahun 2008

    (Sumber: SLH Kota Denpasar, 2008)

  • 5/25/2018 Pencemaran Udara Dan Upaya Pengendaliannya Di Kota Denpasar, Bali

    5/11

    Gambar 4. Konsentrasi Gas CO di Kota Denpasar Tahun 2008

    (Sumber: SLH Kota Denpasar, 2008)

    Gambar 5. Konsentrasi Gas HC di Kota Denpasar Tahun 2008(Sumber: SLH Kota Denpasar, 2008)

    Dari data datas terlihat bahwa unsur pencemar udara yang berupa gas Nitrogen Dioksida

    (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO) dan Hidrokarbon (HC) masih dibawahbaku mutu lingkungan yang diperbolehkan (Lampiran XVII Peraturan Gubernur Bali No 8

    Tahun 2007 tentang Baku Mutu Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor) untuk keempat

    lokasi pengukuran (Status Lingkungan Hidup Kota Denpasar Tahun 2008).Dari literatur lain (Polusi Udara Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor di Jalan Perkotaan

    Jawa dan Bali), diperoleh data tentang tingkat pencemaran di ruas jalan kota-kota besar di

    Indonesia salah satunya Denpasar (Tabel 1).

  • 5/25/2018 Pencemaran Udara Dan Upaya Pengendaliannya Di Kota Denpasar, Bali

    6/11

    Tabel 1.Interval Tigkat Pencemaran Udara di Ruas Jalan Kota-Kota Besar

    Sumber: Kusminingrum dan Gunawan, 2008.

    Gambar 6. Tingkat Polusi Udara Ambien Rata-Rata di Beberapa Kota Besar(Sumber: Kusminingrum dan Gunawan, 2008)

    Tabel 2.Standar Baku Mutu Udara Ambien

    Sumber: Peraturan Pemerintah RI No.41 Tahun 1999

    tentang standar kualitas udara ambien.

  • 5/25/2018 Pencemaran Udara Dan Upaya Pengendaliannya Di Kota Denpasar, Bali

    7/11

    Dengan membandingkan pada Peraturan Pemerintah RI No 41 tahun 1999 tentang

    standar kualitas udara ambien, untuk parameter pencemaran udara HC (methan dan nonmethan),

    NOxdan CO konsentrasi tertinggi terjadi di kota Denpasar yaitu berturut-turut 8,30 ppm (HC);0,189 ppm (NOx); 11,53 ppm (CO) dan melewati standar kualitas udara ambien.

    Dari penelitian yang dilakukan fluktuasi ozon terlihat mengalami peningkatan ozon

    dimulai pada pagi hari jam 06.00 sampai dengan jam 07.00 dan puncaknya terjadi pada sianghari dan menurun sampai dengan sore hari, serta kemudian relatif konstan pada malam hari.Fenomena ini dapat dijelaskan bahwa pada pagi hari bersamaan dengan radiasi matahari mulai

    terjadi, yang diakibatkan oleh reaksi-reaksi zat primer diantara NOx, HC, udara, dan energi

    matahari. Konsentrasi ozon tertinggi relatif terjadi pada siang hari berkisar jam 12.00 dimana

    energi matahari yang dipancarkan memiliki intensitas yang paling besar.Fluktuasi SOx dan CO terjadi mulai jam 07.00 sampai jam 22.00, keadaan ini

    dimungkinkan karena emisi SOx dan CO di ruas jalan perkotaan terjadi akibat faktor emisi dari

    kendaraan. Faktor lain yang mempengaruhi fluktuasi tingkat pencemaran CO dan SOx adalah

    faktor meteorologi yaitu kestabilan udara dipermukaan bumi.Adapun untuk fluktuasi Hidrokarbon karakteristiknya relatif konstan pada setiap saat, hal

    ini dapat dijelaskan bahwa kondisi konsentrasi HC di udara relatif tidak berfluktuasidimungkinkan karena kestabilan unsur HC di udara.Sementara itu fluktuasi dari SPM10 terlihat bahwa tingkat pencemaran udara SPM10

    cukup tinggi terjadi pada selang waktu pagi dan sore hari hingga malam hari, hal ini salah

    satunya disebabkan pencemaran partikel (SPM10) memiliki berat jenis yang cukup besar

    dibanding dengan pencemar gas lain. Sementara itu pada pagi hari dan sore hari hingga malamhari kecepatan angin relatif besar sehingga mampu untuk membawa partikel melayang di udara.

    (Kusminingrum dan Gunawan, 2008).

    Selain itu pada Tahun 2006, Sugiarta melakukan penelitian terhadap kualitas pada 4lokasi di kota denpasar. Empat lokasi tersebut antara lain :

    SMAN 2 Denpasar (Jalan Sudirman Denpasar) Di depan Kantor Camat Denpasar Barat (Jalan Gunung Agung) Di depan Kantor Walikota Denpasar ( Jalan Gadjah Mada) Di Depan GOR Ngurah Rai Denpasar (Jalan Melati-Jalan Mawar)

    Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kebisingan, debu, timbal (Pb), Carbon

    Monokisda(CO) , Sulfur Dioksida (SO2) , Nitrogen Dioksida (NO2) dan Ozon (O3) dan hasilnyaditunjukkan pada Tabel 3 dan Tabel 4 dibawah ini.

    Tabel 3.Hasil Analisis Parameter Fisika

    Tabel 4.Hasil Analisis Parameter Kimia

  • 5/25/2018 Pencemaran Udara Dan Upaya Pengendaliannya Di Kota Denpasar, Bali

    8/11

    Semua parameter diatas dibandingkan dengan Keputusan Gubernur Bali No 515 Tahun

    2000 tentang Standar Baku mutu Lingkungan pada Lamiran VII : Baku Mutu Udara Ambien.

    Dan dari semua parameter hanya debu yang melampaui baku mutu yang dipergunakan untuksemua tempat atau lokasi pengambilan sampel kualitas udara (Sugiarta,2006).

    2.2.

    Dampak pencemaran terhadap kesehatanDampak pencemaran dapat diklasifikasikan sesuai dengan parameter pencemar yang adadiantaranya :

    1. SOxSO2 bersifat tidak berwarna, korosi dan memiliki bau yang tajam pada konsentrasi tinggi.

    Unsur Sulfur dapat ditemukan dalam hasil pembakaran batu bara. Apabila terpapar gas SO2 menyebabkan

    gejala penyakit jantung, pandangan kabur, dan gangguan pernafasan. Secara fisik, gas ini dapat merusak

    bangunan akibat korosi. Hasil pembakaran kendaraan bermotor, industri pembuatan kertas dan peleburan

    logam merupakan kontributor emisi SO2. Selain menyebabkan hujan asam, gas SO2 mengalami

    perubahan wujud menjadi aerosol sulfat di awan dan air hujan yang menyebabkan kerusakan permanen

    pada paru-paru apabila terhirup oleh hewan dan manusia. Daun tumbuhan akan mengalami perubahan

    warna menjadi kuning dan memiliki bercak putih. Sumber pencemar SO 2 yaitu kendaraan bermotor,kegiatan industri dengan bahan bakar batu bara, pembakaran sampah, dan hutan (Sugiarta, 2008; Ruth,

    2009).

    2. NOx (Nitrogen Oksida)Nitrogen oksida mempunyai dua sifat yang berbeda yaitu NO dan NO2. Gas NO tidak berwarna

    dan berbau, sedangkan gas No2berwarna merah kecoklatan dan berbau tajam. Gaa NO2empat kali lebih

    beracun dibanding dengan gas NO. Gas nitrogenberada diudara akibat sisa hasil pembakaran bahan bakar

    yang bergabung dengan oksigen membentuk NO2. Gas NO2 terakumulasi selama tiga hari yang

    dipengaruhi oleh sinar matahari, aktivitas penduduk dan pergerakan kendaraan. Gas ini bereaksi dengan

    zat-zat hidrokarbon, sinar matahari dan uap bensin membentuk kabut yang berwarna coklat kemerahan.

    Selain itu apabila bercampur dengan awan jenuh pembawa air hujan akan menyebabkan hujan asam

    dengan pH kurang dari 5,6. Apabila terpapar gas nitrogen dapat menimbulkan iritasi pada paru-paru, matadan hidung. Nitrogen dioksida selain dihasilkan dari asap kendaraan bermotor juga dari pembakaran batu

    bara dan pembangkit energi listrik (SLH Kota Denpasar, 2008; Sugiarta, 2008; Widyatmoko, 2013).

    3. CO (Karbon Monoksida)Gas CO merupakan gas hasil pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar solar dan bensin

    yang bersifat tidak berwarna, tidak berbau serta mampu mengikat oksigen. Apabila gas ini dihirup dalamjumlah yang tinggi menyebabkan rasa pusing, pingsan bahkan kematian ketika terpapar secara terus-

    menerus. Ketika ibu hamil terpapat gas ini maka berat janin mengecil, merusak otak dan kematian pada

    janin. Selain kendaraan bermotor, kegiatan industri, pembakaran sampah padat dan hutan memberikan

    pasokan gas CO yang tinggi (Sugiarta, 2008; Kusminingrum dan Gunawan, 2008; Widyatmoko, 2013).

    4.

    PbTimbal (Pb) merupakan anggota dari golongan VI A yang dikategorikan dalam senyawa logam

    berat dan sangat beracun. Timbal terdapat dilingkungan akibat hasil pembakaran kendaraan bermotorberbahan bakar bensin (Sugiarta, 2008; Widyatmoko, 2013). Bensin diberi tambahan timbal untuk

    meningkatkan bilangan oktan sehingga efisiensi pembakaran juga ikut meningkat. Timbal ditemukan

    dilingkungan dalam bentuk partikulat dan merupakan salah satu sumber pencemar udara. Sehingga,

    kawasan yang padat lalu lintas memiliki kadar timbal yang tinggi (Kusminingrum dan Gunawan, 2008).Timbal dapat dihirup oleh manusia dan mengendap ditubuh dalam jangka waktu panjang. Timbal secara

    kumulatif dalam jangka waktu 10 tahun dapat menimbulkan berbagai gangguan kronis mulai dari organ

  • 5/25/2018 Pencemaran Udara Dan Upaya Pengendaliannya Di Kota Denpasar, Bali

    9/11

    ginjal, hati, jantung dan sistem saraf (Sari, 2010). Peningkatan Pb dalam darah menyebabkan rasa mualdan muntah serta pusing berkepanjangan. Selain itu, ibu hamil yang menghirup timbal berlebihan

    menyebabkan keguguran. Apabila bayi bisa dilahirkan maka pertumbuhan fisik dan mentalnya terganggu

    karena timbal mempengaruhi kecerdasan otak. serta jumlah kematian meningkat pada pekerja pembuatantimbal. Kematian pekerja ini dikarenakan sakit ginjal akibat paparan timbal secara menyeluruh (Kawatu,

    2008).

    5. DebuDebu merupakan partikel yang melayang di udara yang terdiri dari bahan organik dan

    anorganik serta dapat masuk melalui sistem pernafasan. Debu di udara disebabkam adanya pencemar

    partikulat dari kendaraan bermotor. Partikulat ini bersumber dari gas sulfur dan Nitrogen yang berubah

    wujud menjadi partikulat padat. Debu dapat masuk dikarenakan ukuran partikel yang sangat kecil antara1 - 10 m, terakumulasi pada saluran pernafasan atas sehingga menyebabkan ISPA (Infeksi Saluran

    Pernafasan Atas) (Sugiarta, 2008; Sumamur, 2009; Widyatmoko, 2013). Selain itu, data kematian

    bertambah 0,6% untuk pertambahan 10 g/m3konsentrasinya (Jung, 2012). Particulate Matter10 (PM10)

    merupakan partikulat dengan diameter kurang dari 10 m dan terdiri dari alumino silikat dan oksida lain

    dari unsur kerak dengan sumber utama termasuk debu yang berasal dari jalan, industri, pertanian,konstruksi, pembongkaran gedung, dan debu terbang dari pembakaran bahan bakar fosil(Mashuda, 2011).

    2.3. Respon masyarakatSalah satu respon masyarakat yang bisa dilakukan untuk ikut berpartisipasi dalam menurunkan

    pencemaran diantaranya menyampaikan keluhan apabila kondisi udara di wilayahnya mengalami

    pencemaran baik asap, debu dan gas tertentu. Upaya penyampaian keluhan ini dapat dilakukan dengan

    melapor ke Dinas Ketenteraman, Ketertiban dan Satuan Polisi Pamong Praja (Dinas Trantib dan Satpol

    PP) wilayah setempat. Respon masyarakat yang nyata yaitu pelaporan keluhan warga yang sudah

    terserang ISPA kepada Dinas Tantrib dan Satpol PP kota Denpasar dan ditindaklanjuti langsung oleh

    pemerintah daerah (SLH Kota Denpasar, 2008).

    3. Program pengendalian pencemaran udaraPemerintah Kota Denpasar telah melakukan beberapa program melalui lembaga/dinas

    terkait, swasta maupun masayarakat. Beberapa programnya adalah:

    1. Telah dicanangkan penggunaan bensin tanpa timbal di Bali (khususnya Kota Denpasar)sejak Bulan Juli 2003.

    2. Beberapa gerakan penghijauan (oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat ), seperti :gerakan sejuta pohon, gerakan bakti penghijauan pemuda, lomba perindangan dan

    kebersihan sekolah, lomba taman kantor dan rumah tinggal.

    3. Pelaksanaan uji kir bagi kendaraan umum secara berkala oleh Dinas Perhubungan.4. Lomba uji emisi kendaraan dinas/operasional di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar

    pada tahun 2004.

    5. Penataan tata ruang wilayah dan mempertahankan kawasan Ruang Terbuka Hijau Kota(RTHK) atau taman kota.

    6. Gerakan Jumat bebas mobil bagi pegawai pemerintah Kota Denpasar.7. Membangun Instalasi Pengelolaan Sampah Terpadu (IPST) melalui empat

    kabupaten/kota yaitu Denpasar, Gianyar, Badung dan Tabanan.

    8. Pelaksanaan pemantauan kualitas udara ambien melalui Air Quality Mangement System(AQMS atau ISPU) secara kontinyu dan sifatnya permanen.

  • 5/25/2018 Pencemaran Udara Dan Upaya Pengendaliannya Di Kota Denpasar, Bali

    10/11

    Gambar 6. AQMS (Air Quality Managemet System)

    Gambar 7. Uji Emisi oleh BLH Kota Denpasar

    Pemkot melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Denpasar melaksanakan uji emisigas buang kendaraan wilayah Denpasar Timur. Uji emisi pada Kamis (19/4), pemkot berhasil

    melampaui target, dengan 251 mobil yang lolos uji. Program ini akan dilakukan rutin setiap

    minggunya di empat kecamatan di Denpasar, yaitu Kecamatan Dentim, Denut, Densel dan

    Denbar. Dalam pemeriksaan emisi gas buang yang telah dilakukan, dari 274 total mobil yang

    diperiksa, setidaknya 251 mobil diantaranya lolos uji, sedangkan untuk sepeda motor, dari 54unit yang diuji, sebanyak 46 kendaraan lolos uji.

    Untuk menjaga kualitas udara yang dicanangkan dalam program langit biru danmengurangi kebisingan, maka perlu dilakukan upaya upaya pengelolaan dan pemantauan serta

    penetapan kebijakan yang mendukung program tersebut, diantaranya adalah :

    1. Perlu dilakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Denpasar untuk membatasiumur kendaraan yang beroperasi di jalan sehingga dapat mengurangi emisi gas buang.

    2. Melibatkan pihak swasta, sekolah sekolah menengah atas dan perguruan tinggi negeridan swasta untuk ikut melaksanakan hari tanpa mobil.

  • 5/25/2018 Pencemaran Udara Dan Upaya Pengendaliannya Di Kota Denpasar, Bali

    11/11

    3. Penyusunan inventarisasi emisi.4. Restrukturisasi dan reformasi angkutan umum.5. Perbaikan sarana transportasi tidak bermotor.6. Penguatan pengujian kendaraan bermotor.7. Penyediaan informasi publik mengenai pemantauan kualitas udara.8.

    Perbaikan alat Air Quality Management System (AQMS atau ISPU) yang rusak denganberkordinasi dengan Kementrian Lingkungan Hidup.

    4. KesimpulanKondisi udara di Kota Denpasar telah mengalami penurunan kualitas, antara lain

    tercemar oleh hidrokarbon, NOx dan CO. Pencemaran udara yang terjadi disebabkan olehkegiatan transportasi, hal ini berhubungan dengan potensi kota Denpasar sebagai obyek wisata

    yang selalu ramai dikunjungi wisatawan. Dalam menganggapi isu pencemaran udara ini,

    Pemerintah Kota Denpasar membuat beberapa program sebagai upaya untuk mengendalikan

    pencemaran udara yang terjadi di Kota Denpasar. Program yang telah dijalankan antara lainpengendalian emisi dari kendaraan bermotor, penghijauan serta penataan dan mempertahankan

    RTH di Kota Denpasar. Program-program pemerintah tersebut tentu saja perlu dukungan sertapartisipasi aktif dari masyarakat, sehingga tujuan untuk memperbaiki kualitas udara di KotaDenpasar dapat tercapai.

    Daftar Pustaka

    Jung, Mi Hyun., Kim Ha Ryung dan Park Yong joo. 2012. Genotoxic effects and oxidative stress

    induced by organic extracts of particulate matter (PM10) collected from a subway tunnel in

    Seoul, Korea. Mutation Research 749 (2012) 3947

    Kawatu PAT. 2008. Kadar Timbal Darah, Hipertensi dan Perasaan Kelelahan Kerja Pada Petugas

    Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di Kota Manado.Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

    Kusminingrum, Nanny., G. Gunawan. 2008. Polusi Udara Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor di JalanPerkotaan Pulau Jawa dan Bali. Pusat Litbang Jalan dan Jembatan: Bandung.

    Mashuda.2011.Simulasi Pola Penyebaran Particulate Matter 10 (PM10) di area Industri PT. Semen

    Gresik Di Tuban. FMPA: ITS.

    Ruth, safira. 2009. Gambaran Kejadian Sick Buliding Syndrome (SBS) dan Faktor Faktor yang

    Berhubungan pada Karyawan PT. Elnusa Tbk di Kantor PUsat Graha Elnusa Tahun 2009.

    Universitas Indonesia.

    Sari, Dellyani Hanggar. 2010. Pengaruh Timbal (Pb) Pada Udara Jalan Tol Terhadap Gambaran

    Mikroskopis Ginjal dan Kadar Timbal (Pb) Dalam Darah Mencit BALB/C Jantan. Semarang.

    Universitas Diponegoro.

    SLH. 2008. Status Lingkungan Hidup Kota Denpasar. Pemerintah Kota Denpasar, Provinsi Bali.

    Sugiarta, Anak Agung Gede. 2008. Dampak Kebisingan dan Kualitas Udara Pada Lingkungan Kota

    Denpasar. Jurnal Bumi Lestari Vol.8 No.2 Agustus 2008. Hlm 162-167.Sumamur, P.K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes) , Sagung Seto, Jakarta,

    Indonesia.

    Widyatmoko, Hilarion. 2013. Emissions of NOx and Particles PM10 from Highway. Proceeding ISEE

    2013 ISBN 978-602-95595-6-9