pencemaran lingkungan

19
1 Makalah Pengetahuan Lingkungan Kesehatan Masyarakat dan Pencemaran Lingkungan DISUSUN OLEH: AULIA CITA SISWANTI (KIMIA A 12/12030234222) LADHITA TRIPRAYOGA S. (KIMIA A 12/12030234227) RIESKA AMILIA (KIMIA A 12/12030234228) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA PRODI KIMIA 2015

Upload: aulia

Post on 11-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pencemaran terhadap lingkungan

TRANSCRIPT

  • 1

    Makalah

    Pengetahuan Lingkungan

    Kesehatan Masyarakat dan Pencemaran

    Lingkungan

    DISUSUN OLEH:

    AULIA CITA SISWANTI (KIMIA A 12/12030234222)

    LADHITA TRIPRAYOGA S. (KIMIA A 12/12030234227)

    RIESKA AMILIA (KIMIA A 12/12030234228)

    UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    JURUSAN KIMIA

    PRODI KIMIA

    2015

  • 2

    A. PENCEMARAN LINGKUNGAN

    Pengertian pencemaran lingkungan menurut Undang-undang Lingkungan Hidup

    No.32 adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup , zat, energi , dan/atau

    komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia, sehingga melampaui

    baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Undang-

    undang No.4 tahun 1982, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau

    dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam

    lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses

    alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu menyebabkan

    lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

    peruntukannya. Jadi pencemaran lingkungan adalah peristiwa penyebaran bahan kimia

    dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi

    baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga mengganggu keseimbangan.

    Pencemaran lingkungan terjadi karena sisa atau bahan buangan hasil berbagai

    kegiatan manusia tersebut ada yang dibuang ke udara, permukaan tanah, dan wilayah

    perairan. Pencemaran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pencemaran udara,

    pencemaran tanah, dan pencemaran air. Kerusakan lingkungan akibat pencemaran

    terjadi dimana-mana yang berdampak pada menurunnya kemampuan lingkungan untuk

    memenuhi kebutuhan manusia, bahkan pencemaran dan erusakan lingkungan

    menimbulkan berbagai dampak buruk bagi manusia seperti penyakit dan bencana alam.

    Lingkungan dapat tercemar karena kecepatan hilangnya senyawa tertentu dari

    lingkungan lebih besar, kecepatan masuknya senyawa ke dalam lingkungan lebih besar,

    dan masuknya senyawa yang tidak terdegradasi ke dalam lingkungan. Berikut ini

    merupakan diagram daur pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan

    berdampak buruk pada manusia sendiri.

  • 3

    A. JENIS-JENIS PENCEMARAN LINGKUNGAN

    1. Pencemaran Udara

    Udara akan tercemar jika ada bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang

    menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya.

    Udara sendiri terdiri atas sejumlah unsur dengan susunan atau komposisi tertentu.

    Unsur-unsur tersebut diantaranya adalah Nitrogen (78,08 %), Oksigen (20,95 %),

    Argon (0,93%), Karbon dioksida (0,034%), dll. Jika ke dalam udara tersebut masuk

    atau dimasukkan zat asing yang berbeda dengan penyusun udara dalam keadaan

    normalnya, maka dikatakan bahwa udara tersebut telah tercemar. Jadi pencemaran

    udara adalah masuk atau dimasukkannya bahan-bahan atau zat-zat asing ke udara

    yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya.

    Tabel 1. Komposisi udara dalam keadaan normal

    Penyebab Pencemaran Udara

    a. Faktor internal (secara alamiah), misalnya:

    - Debu yang berterbangan karena tiupan angin.

    - Abu atau debu dan gas-gas vulkanik dari letusan gunung berapi.

  • 4

    - Proses pembusukan sampah.

    b. Faktor eksternal (ulah manusia), misalnya:

    - Pembakaran bahan bakar fosil.

    - Debu atau serbuk dari kegiatan industri.

    - Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

    Sumber Pencemar Udara

    - Transportasi

    - Industri

    - Pembuangan sampah

    Komponen Pencemar Udara dan Dampaknya

    a. Karbon Monoksida (CO)

    Karbon monoksida adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak

    berbau, dan tidak berasa. Secara alamiah gas ini terbentuk karena letusan

    gunung berapi, proses biologi, dan sebagainya, namun gas yang dihasilkan

    sangat kecil jumlahnya. Sumber penghasil gas CO yang paling utama adalah

    akibat aktivitas manusia yaitu pembakaran bahan bakar fosil. Aktivitas

    manusia yang paling banyak menghasilkan gas CO adalah aktivitas

    transportasi dan indutri. Oleh sebab itulah konsentrasi gas co di perkotaan

    lebih banyak daripada di pedesaan.

    Gas CO yang terhirup dalam waktu yang cukup lama akan

    mengakibatkan gejala pusing, sakit kepala, pandangan kabur, kehilangan

    daya pikir sesaat, kesulitas bernafas, dan bahkan dapat menimbulkan

    kematian.

  • 5

    b. Nitrogen Oksida (NOx)

    Gas NO tidak berbau dan tidak berwarna. Gas NO2

    berbau menyengat,

    berwarna coklat kemerahan. Sifat racun (toksisitas) NO2

    empat kalinya NO.

    Sumber penghasil gas NOx adalah gas buangan hasil pembakaran dari

    generator pembangkit listrik, pembakaran bahan bakar kendaraan,

    pembakaran batu bara, minyak, kebakaran hutan, dan lain-lain. Organ yang

    paling peka paru-paru, jika terkena NO2

    akan membengkak sehingga sulit

    bernapas sampai kematian. Konsentrasi NO yang tinggi mengakibatkan

    kejang-kejang, bila keracunan berlanjut mengakibatkan kelumpuhan. NO

    akan lebih berbahaya jika teroksidasi menjadi NO2.

    Oksida nitrogen bagi tumbuhan menyebabkan bintik-bintik pada

    permukaan daun, bila konsentrasinya tinggi mengakibatkan nekrosis

  • 6

    (kerusakan jaringan daun), sehingga fotosintesis terganggu. Konsentrasi NO

    10 ppm dapat menurunkan kemampuan fotosintesis 60 70 %.

    c. Oksida Belerang (SOx)

    SOx

    sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil,

    terutama batubara. Jika SOx bereaksi dengan udara yang mengadung uap

    air, maka akan terbentuk asam sulfat (H2SO4). Jika asam sulfat diudara

    terbawa oleh air hujan, maka terjadilah hujan asam yang dapat menimbulkan

    proses pengkaratan (korosi) dan kerusakan tanaman. Bagi tumbuhan kadar

    SOx 0,5 ppm dapat menyebabkan timbulnya bintik-bintik pada daun. Jika

    paparan lama daun menjadi berguguran.

    Bagi manusia SOx

    menimbulkan gangguan pernapasan. Jika SOx

    berubah menjadi asam akan menyerang selaput lendir pada hidung,

    tenggorokan dan saluran napas yang lain sampai ke paru-paru. SOx dapat

    menimbulkan iritasi tenggorokan tergantung daya tahan masing-masing (ada

    yang 1 - 2 ppm, atau 6 ppm). SOx berbahaya bagi anak-anak, orang tua, dan

    orang yang menderita kardiovaskuler. Otot saluran pernapasan akan

    mengalami kejang (spasma). Akan lebih berat lagi jika konsentrasi SOx

    tinggi dan suhu udara rendah. Pada paparan lama akan terjadi peradangan

    yang hebat pada selaput lendir yang diikuti paralysis cilia (kelumpuhan

    sistem pernapasan), kerusakan lapisan ephitelium, akhirnya kematian.

    d. Partikel

    Partikel adalah butiran halus yang melayang-layang di udara, baik

    beupa zat padat, zat cair, maupun gabungan dari keduanya. Partikel tersebut

    terbentuk secara alami, yaitu yang disebabkan abu dari letusan gunung api

    dan debu yang terbawa oleh angin yang kencang. Selain karena faktor

    alamiah, partikel juga didapatkan dari hasil kegiatan manusia diantaranya

    adalah pembakaran batu bara, poses industri, kebakaran hutan, dan gas

    buangan dari alat transportasi. Penyakit yang timbul akibat partikel yaitu

    penyakit paru-paru, penyakit mata, dan iritasi saluran pernapasan.

  • 7

    2. Pencemaran Air

    Jika terjadi penyimpangan dari keadaan normalnya dapat dikatakan air

    sudah tercemar. Pada keadaan normal:

    Air hujan mengandung SO4, Cl, NH

    3, CO

    2, N

    2, C, O

    2, debu.

    Air mata air mengandung mineral Na, Mg, Ca, Fe, O2.

    Air mengandung bakteri/mikroorganisme lain.

    Air yang telah digunakan untuk industri tidak boleh langsung dibuang ke

    lingkungan karena dapat mencemari lingkungan, maka terlebih dahulu harus diolah

    agar sama dengan kualitas air lingkungan. Proses daur ulang air limbah (Water

    Treatment Recycle Process) adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh

    industri yang berwawasan lingkungan.

    Pengamatan Indikator dan Pencemaran Air:

    Indikator secara fisis: kejernihan/kekeruhan, perubahan suhu, rasa, dan warna.

    Indikator secara kimiawi: zat kimia terlarut dan perubahan pH.

    Indikator secara biologis: berdasar mikroorganisme yang ada (ada tidaknya

    bakteri patogen)

    Komponen Pencemar Air

    Komponen pencemar air dapat berupa bahan buangan padat, organik,

    anorganik, olahan bahan makanan, cairan berminyak, zat kimia, dan panas.

    1. Bahan buangan padat/butiran.

    - Pelarutan bahan buangan padat menyebabkan perubahan warna. Larutan

    pekat dan berwarna gelap mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam

    air, fotosintesis dalam air terganggu sehingga jumlah oksigen terlarut

    berkurang dan akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme dalam air.

    - Pengendapan bahan buangan padat akan menutupi permukaan dasar air,

    menghalangi fotosintesis, menutupi sumber makanan dan telur ikan di

    dasar air, sehingga jumlah ikan berkurang.

    - Pembentukan koloidal yang melayang dalam air menyebabkan keruh dan

    menghalangi sinar matahari, fotosintesis terganggu dan jumlah oksigen

    terlarut berkurang sehingga mempengaruhi kehidupan dalam air.

  • 8

    2. Bahan buangan organik. Berupa limbah yang dapat membusuk/terdegradasi

    oleh mikroorganisme. Menyebabkan jumlah mikroorganisme bertambah dan

    tumbuh bakteri patogen yang merugikan. Limbah ini dapat diproses menjadi

    pupuk/kompos.

    3. Bahan buangan anorganik.

    Berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh

    mikroorganisme sehingga dapat meningkatkan jumlah ion logam dalam air.

    Limbah ini berasal dari industri yang melibatkan unsur logam Pb, As, Cd,

    Hg, Cr, Ni, Ca, Mg, Co, misalnya pada industri kimia, elektronika,

    elektroplating.

    Ion logam Ca dan Mg menyebabkan air sadah yang mengakibatkan korosi

    pada alat besi, menimbulkan kerak/endapan pada peralatan proses seperti

    tangki/bejana air, ketel uap, dan pipa penyalur. Ion logam Pb, As, Hg bersifat

    racun sehingga air tidak dapat untuk minum.

    4. Bahan buangan olahan bahan makanan (termasuk bahan organik).

    Jika bahan mengandung protein dan gugus amin akan terdegradasi menjadi

    senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk sehingga air mengandung

    mikroorganisme dan bakteri patogen.

    5. Bahan buangan cairan berminyak.

    Tidak larut dalam air, mengapung dan menutupi permukaan air. Jika

    mengandung senyawa volatil akan menguap. Terdegradasi oleh

    mikroorganisme dalam waktu lama. Bahan ini mengganggu karena:

    Menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air.

    Menghalangi sinar matahari sehingga fotosintesis terganggu.

    Ikan di permukaan dan burung air terganggu, bulu burung lengket dan tak

    bisa mengembang.

    Air tak dapat dikonsumsi karena mengandung zat beracun seperti benzena,

    dan senyawa toluena.

    6. Bahan buangan zat kimia, misalnya:

    a. Sabun, deterjen, shampoo, dan bahan pembersih lainnya. Bahan ini

    mengganggu lingkungan karena:

    Menaikkan pH air. Jika memakai bahan non-pospat menaikkan pH

    menjadi 10,5 - 11.

  • 9

    Bahan antiseptik yang ditambahkan akan dapat

    membunuh/mengganggu mikroorganisme.

    Sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat terdegradasi.

    b. Bahan pemberantas hama/insektisida. Bersifat racun dan tak dapat/sulit

    terdegradasi (beberapa minggu sampai beberapa tahun). Insektisida sering

    dicampur dengan senyawa minyak bumi sehingga permukaan air akan

    tertutupi minyak.

    c. Zat pewarna. Bersifat racun dan cocarcinogenik (merangsang/penyebab

    tumbuhnya kangker) dan dapat mempengaruhi kandungan oksigen dan

    pH dalam air. Zat warna mengandung senyawa kimia berbahaya

    chromogen dan auxsochrome.

    d. Larutan penyamak kulit. Mengandung ion logam Cr, tidak dapat untuk air

    minum. Sebagai pengganti Cr untuk bahan penyamak dipakai enzym.

    Bersama lemak dan sisa kulit, enzym akan didegradasi menghasilkan

    senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (hasil peruraian protein

    dan senyawa amin). Populasi mikroorganisme akan bertambah dan

    memungkinkan berkembangbiaknya bakteri patogen yang berbahaya.

    e. Zat radioaktif. Penggunaan radiasi zat radioaktif di berbagai bidang

    (pertanian, peternakan, kedokteran, hidrologi, farmasi, pertambangan,

    industri) akan terbawa air ke lingkungan. Akibat radiasi dapat merusak

    sel tubuh dan genetik.

    Unsur pencemar air, Sumber, dan Dampaknya terhadap Manusia

    No. Unsur Pencemar Sumber Dampak terhadap Manusia

    1. Cadmium Pabrik pipa plastik

    PVC, tambang timah

    hitam, tambang bijih

    seng

    Sakit pada pinggang dan tulang

    punggung.

    2. Kobalt Industri elektronika

    dan industri kimia

    Kekurangan hormon kelenjar

    gondok, tekanan darah tinggi,

    pergelangan kaki membengkak,

    penyakit jantung.

    3. Air raksa Pabrik plastik, industri Sakit kepala, penglihatan kabur,

  • 10

    (Hg/mercuri) sabun dan kosmetik,

    aktivitas pertanian

    daya dengar menurun, gusi

    membengkak, diare, cacat pada bayi.

    4. Bahan Insektisida Aktivitas pertanian Kepala pusing, mual, kerusakan hati

    dan ginjal, kanker kulit, kanker paru-

    paru, kanker hati.

    3. Pencemaran Tanah/Daratan

    Tanah/daratan dapat mengalami pencemaran jika ada bahan asing baik

    bersifat organik maupun anorganik yang berada di permukaan tanah yang

    menyebabkan tanah menjadi rusak dan tidak dapat memberikan daya dukung bagi

    kehidupan manusia, baik untuk pertanian, peternakan, kehutanan, maupun untuk

    pemukiman.

    Komposisi Tanah

    Komposisi tanah terdiri dari udara 25 %, air 25 %, bahan organik 5 %, dan

    bahan mineral 45 %. Bahan organik dalam tanah (seperti karbohidrat, protein

    dan lemak) merupakan persediaan makanan bagi mikroorganisme dan

    tumbuhan. Senyawa organik yang kompleks tak dapat secara langsung

    dimanfaatkan tumbuhan. Senyawa ini dipecahkan oleh organisme dalam tanah

    (antara lain serangga, cacing tanah, nematoda, sikaki seribu, algae, dan

    mikroorganisme seperti fungi dan bakteri) menjadi bentuk yang lebih sederhana.

    Air akan melarutkan bentuk-bentuk sederhana itu dan membawanya sampai ke

    tumbuhan melalui akar. Unsur/nutrisi yang diperlukan tumbuhan meliputi

    makronutrisi (yaitu 9 unsur yang diperlukan dalam jumlah besar meliputi C, H,

    O, N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikronutrisi (unsur yang lain). Unsur C, H, dan

    O digunakan untuk mensintesis karbohidrat, lemak , protein, lilin, selulosa, dan

    senyawa kompleks lainnya. Unsur N, P, dan S untuk membentuk molekul

    protein. Unsur lain yang jumlahnya tidak begitu banyak berperan dalam

    metabolisme pada tumbuhan.

    Penyebab Pencemaran Tanah

  • 11

    Faktor internal, yaitu peristiwa alam seperti: letusan gunung berapi yang

    memuntahkan debu, pasir, batu, dan bahan volkanik lain yang menutupi dan

    merusak daratan/permukaan tanah.

    Faktor eksternal, yaitu karena ulah dan aktivitas manusia. Limbah yang

    dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia disebut anthropogenic pollutans.

    Komponen Pencemar Tanah

    Meliputi kertas 4 %, limbah bahan makanan 21 %, gelas 12 %, besi 10 %,

    plastik 5 %, kayu 5 %, karet dan kulit 3 %, kain/serat tekstil 2 %, aluminium dan

    logam lain 1 %. Perbandingan bahan organik dan anorganik 70 % : 30 %. Bahan

    organik akan terdegradasi oleh mikroorganisme, bahan anorganik tidak/susah

    terdegradasi. Bahan anorganik berbahaya misalnya bahan kimia beracun yang

    dibuang bersama limbah industri, limbah pertambangan seperti logam berat dan

    logam radioaktif. Bila air membawa limbah mengalir ke sungai, danau atau

    sawah maka tanah akan teraliri, sehingga akan terkontaminasi bahan-bahan

    kimia. Tanah menjadi jelek dan tumbuhan atau binatang air akan menderita.

    Bahan-bahan itu akan terkontaminasi dalam tumbuhan dan hewan, dan akhirnya

    akan sampai pada manusia.

    Dampak Pencemaran Tanah

    Dampak langsung, seperti bau, merusak pandangan, kotor dan kumuh.

    Dampak tak langsung, seperti menjadi tempat berkembangnya nyamuk, lalat,

    tikus, bakteri, dan lain-lain, sehingga menjadi perantara atau penyebab

    penyakit pest, kaki gajah (filiariasis), malaria, demam berdarah, dan lain-lain.

    B. PERMASALAHAN LINGKUNGAN

    Berikut ini beberapa kasus pencemaran lingkungan yang telah terjadi di Indonesia

    yang diakibatkan oleh industri:

    1. Tahun 2010 Exxon Mobil yang merupakan perusahaan pertambangan energi asal

    Amerika Serikat melakukan kesalahan fatal dengan membuang limbah merkuri di

    areal seluas 4,2 hektar di Kabupaten Aceh Utara. Merkuri tersebut digunakan

    sebagai bahan pemurnian gas alam yang ditambang oleh Exxon Mobil

  • 12

    2. Peristiwa Blow Out ladang minyak lepas pantai di Laut Timor (dekat perairan Nusa

    Tenggara Timur) pada 2009 yang menumpahkan 500.000 liter minyak ke laut dan

    mencemari perairan Nusa Tenggaraseluas 90.000 kilometer persegi

    3. Karamnya kapal tanker MT. Kharisma Selatan yang memuat 500 kiloliter Marine

    Fuel Oil di wilayah pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada tahun 2009.

    C. USAHA PENANGGULANGAN DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN

    Usaha untuk menanggulangi dampak pencemaran lingkungan dapat dilakukan

    secara teknis maupun secara nonteknis.

    a. Secara teknis

    Bila berdasar kegiatan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

    dapat diduga mungkin timbul pencemaran lingkungan, maka dipikirkan

    penanggulangan yang mengutamakan keselamatan lingkungan, teknologinya telah

    dikuasai dengan baik, dan secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan.

    Penanggulangan secara teknis ini misalnya:

    Mengubah proses.

    Mengganti sumber energi.

    Mengelola limbah.

    Menambah alat bantu.

    Misalnya agar tidak mengandung ion Pb yang bersifat racun, maka untuk

    menaikkan angka oktana pada bensin dipakai benzena dan alkohol yaitu campuran

    90 % bensin dan 10 % alkohol disebut gasohol.

    b. Secara nonteknis

    Dengan menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan,

    mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi

    sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Peraturan

    perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang

    kegiatan industri dan teknologi yang akan dilaksanakan di suatu tempat, yang

    meliputi:

    - Penyajian informasi lingkungan (PIL).

    - Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

    - Perencanaan kawasan kegiatan industri dan teknologi.

    - Pengaturan dan pengawasan kegiatan dan penanaman perilaku disiplin.

  • 13

    - Sosialisasi bantuan pemerintah terbaru kepada masyarakat menengah kebawah

    yang membutuhkan akses kesehatan dan berobat murah.

    - Memberikan bantuan tempat untuk membuang hajat berupa kamar MCK umum

    di wilayah yang kumuh dan miskin.

    - Mengatur ulang sistem air daerah perkotaan khususnya air bersih, agar tidak

    tercemar dengan wilayah pembuangan kotoran dan sanitasi yang berstandar

    nasional.

    - Memberlakukan pajak progresif kepada pelaku Industri yang limbah buangannya

    sulit untuk dikelola sebagai proses pengawasan lingkungan.

    - Memberikan sanksi denda dan kurungan penjara bagi pelaku Industri yang tidak

    taat peraturan membuang limbahnya.

    - Pemberian insentif oleh Pemerintah kepada golongan masyarakat yang

    memanfaatkan limbah-limbah industri dan mengolahnya menjadi barang non-

    limbah dan bernilai tinggi.

  • 14

    D. KESEHATAN MASYARAKAT

    Dalam beberapa tahun ini, taraf kehidupan masyarakat khususnya dalam masalah

    kesehatan dan sanitasi masih cukup rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa

    permasalahan mendasar di dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya kebiasaan buang

    air besar (BAB) di sungai, pembuangan sampah di bantaran dan di sungainya sendiri,

    aktivitas pembuangan limbah industri yang tidak bertanggung jawab ke sungai maupun

    tanah tanpa diolah terlebih dulu dan masih banyak lagi. Akibat dari tindakan tersebut,

    banyak masyarakat menengah kebawah dewasa ini yang terjangkit penyakit seperti

    diare, muntaber, difteri, dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh pencemaran

    lingkungan air.

    Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang

    Pengelolaan Lingkungan Hidup, menjelaskan bahwa Lingkungan Hidup adalah

    kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup termasuk

    manusia serta perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

    kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.

    Lingkungan hidup atau disebut juga habitat dimana kita hidup sangat

    mempengaruhi kualitas kehidupan kita sendiri. Apabila lingkungan tempat tinggal kita

    memiliki keadaan yang bersih dan segar, dapat mempengaruhi kualitas pemikiran dan

    kehidupan kita secara positif. Begitu juga sebaliknya jika lingkungan hidup kita masih

    banyak pencemaran lingkungan, khususnya air dan udara dapat membuat tingkat

    kesehatan hidup juga menurun.

    Di negara yang berkembang seperti negara Indonesia, pencemaran oleh

    mikroorganisme (bakteri dan virus) di lingkungan air ataupun proses suplai air siap

    minum sering terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan industri dan laju

    urbanisasi masyarakat pedesaan menuju kota sangat signifikan. Apabila industri yang

    menghasilkan limbah kimia dalam jumlah banyak tanpa diolah lebih lanjut dapat

    mempengaruhi kualitas air. Serta laju urbanisasi masyarakat yang besar dari desa ke

    kota dapat menambah kawasan kumuh di perkotaan besar seperti Jakarta dan Surabaya.

  • 15

    Definisi Kesehatan Masyarakat

    Kesehatan masyarakat mengacu pada status kesehatan sebuah kelompok

    orang tertentu dan tindakan serta kondisi pemerintah untuk meningkatkan,

    melindungi, dan mempertahankankan kesehatan mereka.

    Definisi kesehatan yang sangat meluas dikemukakan oleh WHO tahun

    1974. Definisi tersebut menyatakan kesehatan adalah kondisi sehat yang fisik,

    mental. Namun, sekarang ini, kata tersebut megambil pendekatan yang lebih

    holistic. Hahn dan payne menjelaskan kesehatan dalam bentuk enam dimensi

    yang interaktif dan dimensi-dimensi fisik, emosional, social, intelektual,

    spiritual, dan dimensi okuposional. Dengan begitu, kesehatan sebagai keadaan

    atau kondisi dinamis yang sifatnya multidimensional dan merupakan hasil

    adaptasi seseorang terhadap lingkungannya. Kesehatan merupakan sumber

    untuk kehidupan dan ada dalam berbagai tingkatan. banyak orang yang

    menikmati suatu kondisi sehat walau orang lain mungkin memandang kondisi

    tersebut sebagai kondisi yang tidak sehat. Sedangkan dalam Undang Undang

    No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1, Pasal 2

    dinyatakan bahwa Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik),

    rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit,

    cacat dan kelemahan. Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada kata

    kesehatan.

    Dalam membahas kesehatan masyarakat, tidak bisa lepas dari pengaruh air

    bersih, sanitasi dan kebersihan lingkungan sekitarnya. Beberapa isu penting

    dunia sedang berfokus untuk mengatasi masalah sanitasi pada banyak negara

    berkembang dunia. Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum

    yang tidak aman berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di

    seluruh dunia. Bagi anak-anak yang bertahan hidup, seringnya menderita diare

    berkontribusi terhadap masalah gizi, sehingga menghalangi anak-anak untuk

    dapat mencapai potensi maksimal mereka. Kondisi ini selanjutnya menimbulkan

    implikasi serius terhadap kualitas sumber daya manusia dan kemampuan

    produktif suatu bangsa di masa yang akan datang.

  • 16

    Kondisi Kesehatan Masyarakat di Indonesia

    Di Indonesia, penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian

    anak berusia di bawah lima tahun. Laporan Riskesdas tahun 2007 menunjukkan

    diare sebagai penyebab 31 persen kematian anak usia antara 1 bulan hingga satu

    tahun, dan 25 persen kematian anak usia antara satu sampai empat tahun. Angka

    diare pada anak-anak dari rumah tangga yang menggunakan sumur terbuka

    untuk air minum tercatat 34 persen lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak

    dari rumah tangga yang menggunakan air ledeng. Selain itu, angka diare lebih

    tinggi sebesar 66 persen pada anak-anak dari keluarga yang melakukan buang

    air besar di sungai atau selokan dibandingkan mereka pada rumah tangga

    dengan fasilitas toilet pribadi dan septik tank.

    Diagram persentase akses sumber air bersih menuju rumah tangga pada tahun

    2010

    Situasi masyarakat miskin di wilayah perkotaan perlu mendapatkan

    perhatian serius. Di daerah kumuh perkotaan, sanitasi tidak memadai,

  • 17

    kebersihan yang buruk, kepadatan penduduk yang berlebihan, serta air yang

    terkontaminasi secara sekaligus dapat menciptakan kondisi yang tidak sehat.

    Penyakit yang terkait dengan ini meliputi disentri, kolera, diare, tifus, hepatitis,

    leptospirosis, malaria, demam berdarah, kudis, ISPA kronis dan infeksi parasit

    usus. Selain itu, keluarga miskin yang kurang berpendidikan cenderung

    melakukan praktek-praktek kebersihan yang buruk, yang berkontribusi terhadap

    penyebaran penyakit dan peningkatan resiko kematian anak. Studi tentang

    mega-kota Jakarta, Bandung dan Surabaya pada tahun 2000 menunjukkan

    bahwa penduduk miskin yang tinggal di daerah pinggiran kota Jakarta kurang

    berpendidikan dibandingkan warga Jakarta sendiri, dan tingkat pendidikan tamat

    sekolah menengah hanya seperempat dari mereka yang tinggal di pusat kota.

    Studi yang sama menghitung angka kematian anak sampai lima kali lebih tinggi

    di kecamatan-kecamatan miskin di pinggiran kota Jabodetabek daripada di pusat

    kota Jakarta (Unicef Indonesia, 2012).

    Tabel persentase cara pembuangan kotoran rumah tangga

  • 18

    Pengaruh Tidak Langsung Terhadap Kesehatan

    Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ada dua cara positif dan negatif.

    Pengaruh positif, karena didapat elemen yang menguntungkan hidup manusia

    seperti bahan makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk

    meningkatkan kesejahteraannya seperti bahan baku untuk papan, pangan,

    sandang, industri, mikroba dan serangga yang berguna dan lain-lainnya.

    Adapula elemen yang merugikan seperti mikroba patogen, hewan dan tanaman

    beracun, hewan berbahaya secara fisik, vektor penyakit dan reservoir penyebab

    dan penyebar penyakit. Secara tidak langsung pengaruhnya disebabkan elemen-

    elemen didalam biosfir banyak dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan

    kesejahteraanya. Semakin sejahtera manusia, diharapkan semakin naik pula

    derajat kesehatannya. Dalam hal ini, lingkungan digunakan sebagai sumber

    bahan mentah untuk berbagai kegiatan industri kayu, industri meubel, rotan,

    obat-obatan, papan, pangan, fermentasi dan lain-lainnya.

    Pengaruh Langsung Terhadap Kesehatan

    Pengaruh langsung terhadap kesehatan disebabkan:

    a. Manusia membutuhkan sumber energi yang diambil dari lingkungannya

    yakni makanan. Makanan yang harus tersedia sangat besar untuk kebutuhan

    manusia di dunia disamping masalah distribusi.

    b. Adanya elemen yang langsung membahayakan kesehatan secara fisik seperti

    beruang, harimau, ular dan lain-lain.

    c. Adanya elemen mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit

    (patogen). Mikroba ini digolongkan kedalam berbagai jenis seperti virus,

    ricketssia, bakteri, protozoa, fungi dan metazoa.

    d. Adanya vektor yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan reservoir

    agent penyakit. Vektor penyakit yang memegang peranan penting dalam

    penyebaran penyakit nyamuk, lalat, kutu, pinyal dan tungau.

    Kondisi pencemaran lingkungan di Indonesia juga masih tinggi. Penyebab

    paling utama ialah kesadaran masyarakat yang masih kurang peduli terhadap

    lingkungan sekitarnya dan cenderung membuang sampah sembarangan.

  • 19

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2012. Air Bersih, Sanitasi dan Kebersihan. Jakarta: Unicef Indonesia Ringkasan

    Kajian.

    BPS- Indonesia and Macro International. 2008. Indonesia Demographic and Health Survey

    (IDHS 2007). Calverton, Maryland, USA: Macro International and Jakarta: BPS.

    Menteri Kesehatan. 2008. Laporan Nasional: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007.

    Jakarta: Menteri Kesehatan, National Institute of Health Research and Development.

    Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No. 416/MENKES/PER/PER/IX/1990 Tentang Syarat-

    Syarat dan Pengawasan Air Minum, Jakarta

    Riama, Vivid. 2010. Pencemaran Lingkungan dalam Wilayah Perumnas II Depok Tengah

    oleh Pengelolaan Sampah. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia

    Said, Nusa Idaman. 2000. Kualitas Air dan Kesehatan Masyarakat. Depok: Universitas

    Indonesia

    Suratno, F. 1990. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Gajah

    Mada

    Taringan, Lina. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap Kesehatan. E-USU

    Repository

    Universitas Indonesia Center for Health Research. 2006. Survei rumah tangga pelayanan

    kesehatan dasar di 30 kabupaten di 6 provinsi di Indonesia 2005. Final report.

    Jakarta: USAID - Indonesia Health Services Program

    World Bank. 2008. Economic Impacts of Sanitation in Indonesia: A five-country study

    conducted in Cambodia, Indonesia, Lao PDR, the Philippines, and Vietnam under

    the Economics of Sanitation Initiative (ESI). Research Report August 2008. Jakarta:

    World Bank, Water and Sanitation Program.