pencemaran lingkungan
DESCRIPTION
pencemaran terhadap lingkunganTRANSCRIPT
-
1
Makalah
Pengetahuan Lingkungan
Kesehatan Masyarakat dan Pencemaran
Lingkungan
DISUSUN OLEH:
AULIA CITA SISWANTI (KIMIA A 12/12030234222)
LADHITA TRIPRAYOGA S. (KIMIA A 12/12030234227)
RIESKA AMILIA (KIMIA A 12/12030234228)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PRODI KIMIA
2015
-
2
A. PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pengertian pencemaran lingkungan menurut Undang-undang Lingkungan Hidup
No.32 adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup , zat, energi , dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia, sehingga melampaui
baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Undang-
undang No.4 tahun 1982, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses
alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Jadi pencemaran lingkungan adalah peristiwa penyebaran bahan kimia
dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi
baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga mengganggu keseimbangan.
Pencemaran lingkungan terjadi karena sisa atau bahan buangan hasil berbagai
kegiatan manusia tersebut ada yang dibuang ke udara, permukaan tanah, dan wilayah
perairan. Pencemaran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pencemaran udara,
pencemaran tanah, dan pencemaran air. Kerusakan lingkungan akibat pencemaran
terjadi dimana-mana yang berdampak pada menurunnya kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, bahkan pencemaran dan erusakan lingkungan
menimbulkan berbagai dampak buruk bagi manusia seperti penyakit dan bencana alam.
Lingkungan dapat tercemar karena kecepatan hilangnya senyawa tertentu dari
lingkungan lebih besar, kecepatan masuknya senyawa ke dalam lingkungan lebih besar,
dan masuknya senyawa yang tidak terdegradasi ke dalam lingkungan. Berikut ini
merupakan diagram daur pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan
berdampak buruk pada manusia sendiri.
-
3
A. JENIS-JENIS PENCEMARAN LINGKUNGAN
1. Pencemaran Udara
Udara akan tercemar jika ada bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang
menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya.
Udara sendiri terdiri atas sejumlah unsur dengan susunan atau komposisi tertentu.
Unsur-unsur tersebut diantaranya adalah Nitrogen (78,08 %), Oksigen (20,95 %),
Argon (0,93%), Karbon dioksida (0,034%), dll. Jika ke dalam udara tersebut masuk
atau dimasukkan zat asing yang berbeda dengan penyusun udara dalam keadaan
normalnya, maka dikatakan bahwa udara tersebut telah tercemar. Jadi pencemaran
udara adalah masuk atau dimasukkannya bahan-bahan atau zat-zat asing ke udara
yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya.
Tabel 1. Komposisi udara dalam keadaan normal
Penyebab Pencemaran Udara
a. Faktor internal (secara alamiah), misalnya:
- Debu yang berterbangan karena tiupan angin.
- Abu atau debu dan gas-gas vulkanik dari letusan gunung berapi.
-
4
- Proses pembusukan sampah.
b. Faktor eksternal (ulah manusia), misalnya:
- Pembakaran bahan bakar fosil.
- Debu atau serbuk dari kegiatan industri.
- Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.
Sumber Pencemar Udara
- Transportasi
- Industri
- Pembuangan sampah
Komponen Pencemar Udara dan Dampaknya
a. Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa. Secara alamiah gas ini terbentuk karena letusan
gunung berapi, proses biologi, dan sebagainya, namun gas yang dihasilkan
sangat kecil jumlahnya. Sumber penghasil gas CO yang paling utama adalah
akibat aktivitas manusia yaitu pembakaran bahan bakar fosil. Aktivitas
manusia yang paling banyak menghasilkan gas CO adalah aktivitas
transportasi dan indutri. Oleh sebab itulah konsentrasi gas co di perkotaan
lebih banyak daripada di pedesaan.
Gas CO yang terhirup dalam waktu yang cukup lama akan
mengakibatkan gejala pusing, sakit kepala, pandangan kabur, kehilangan
daya pikir sesaat, kesulitas bernafas, dan bahkan dapat menimbulkan
kematian.
-
5
b. Nitrogen Oksida (NOx)
Gas NO tidak berbau dan tidak berwarna. Gas NO2
berbau menyengat,
berwarna coklat kemerahan. Sifat racun (toksisitas) NO2
empat kalinya NO.
Sumber penghasil gas NOx adalah gas buangan hasil pembakaran dari
generator pembangkit listrik, pembakaran bahan bakar kendaraan,
pembakaran batu bara, minyak, kebakaran hutan, dan lain-lain. Organ yang
paling peka paru-paru, jika terkena NO2
akan membengkak sehingga sulit
bernapas sampai kematian. Konsentrasi NO yang tinggi mengakibatkan
kejang-kejang, bila keracunan berlanjut mengakibatkan kelumpuhan. NO
akan lebih berbahaya jika teroksidasi menjadi NO2.
Oksida nitrogen bagi tumbuhan menyebabkan bintik-bintik pada
permukaan daun, bila konsentrasinya tinggi mengakibatkan nekrosis
-
6
(kerusakan jaringan daun), sehingga fotosintesis terganggu. Konsentrasi NO
10 ppm dapat menurunkan kemampuan fotosintesis 60 70 %.
c. Oksida Belerang (SOx)
SOx
sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil,
terutama batubara. Jika SOx bereaksi dengan udara yang mengadung uap
air, maka akan terbentuk asam sulfat (H2SO4). Jika asam sulfat diudara
terbawa oleh air hujan, maka terjadilah hujan asam yang dapat menimbulkan
proses pengkaratan (korosi) dan kerusakan tanaman. Bagi tumbuhan kadar
SOx 0,5 ppm dapat menyebabkan timbulnya bintik-bintik pada daun. Jika
paparan lama daun menjadi berguguran.
Bagi manusia SOx
menimbulkan gangguan pernapasan. Jika SOx
berubah menjadi asam akan menyerang selaput lendir pada hidung,
tenggorokan dan saluran napas yang lain sampai ke paru-paru. SOx dapat
menimbulkan iritasi tenggorokan tergantung daya tahan masing-masing (ada
yang 1 - 2 ppm, atau 6 ppm). SOx berbahaya bagi anak-anak, orang tua, dan
orang yang menderita kardiovaskuler. Otot saluran pernapasan akan
mengalami kejang (spasma). Akan lebih berat lagi jika konsentrasi SOx
tinggi dan suhu udara rendah. Pada paparan lama akan terjadi peradangan
yang hebat pada selaput lendir yang diikuti paralysis cilia (kelumpuhan
sistem pernapasan), kerusakan lapisan ephitelium, akhirnya kematian.
d. Partikel
Partikel adalah butiran halus yang melayang-layang di udara, baik
beupa zat padat, zat cair, maupun gabungan dari keduanya. Partikel tersebut
terbentuk secara alami, yaitu yang disebabkan abu dari letusan gunung api
dan debu yang terbawa oleh angin yang kencang. Selain karena faktor
alamiah, partikel juga didapatkan dari hasil kegiatan manusia diantaranya
adalah pembakaran batu bara, poses industri, kebakaran hutan, dan gas
buangan dari alat transportasi. Penyakit yang timbul akibat partikel yaitu
penyakit paru-paru, penyakit mata, dan iritasi saluran pernapasan.
-
7
2. Pencemaran Air
Jika terjadi penyimpangan dari keadaan normalnya dapat dikatakan air
sudah tercemar. Pada keadaan normal:
Air hujan mengandung SO4, Cl, NH
3, CO
2, N
2, C, O
2, debu.
Air mata air mengandung mineral Na, Mg, Ca, Fe, O2.
Air mengandung bakteri/mikroorganisme lain.
Air yang telah digunakan untuk industri tidak boleh langsung dibuang ke
lingkungan karena dapat mencemari lingkungan, maka terlebih dahulu harus diolah
agar sama dengan kualitas air lingkungan. Proses daur ulang air limbah (Water
Treatment Recycle Process) adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh
industri yang berwawasan lingkungan.
Pengamatan Indikator dan Pencemaran Air:
Indikator secara fisis: kejernihan/kekeruhan, perubahan suhu, rasa, dan warna.
Indikator secara kimiawi: zat kimia terlarut dan perubahan pH.
Indikator secara biologis: berdasar mikroorganisme yang ada (ada tidaknya
bakteri patogen)
Komponen Pencemar Air
Komponen pencemar air dapat berupa bahan buangan padat, organik,
anorganik, olahan bahan makanan, cairan berminyak, zat kimia, dan panas.
1. Bahan buangan padat/butiran.
- Pelarutan bahan buangan padat menyebabkan perubahan warna. Larutan
pekat dan berwarna gelap mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam
air, fotosintesis dalam air terganggu sehingga jumlah oksigen terlarut
berkurang dan akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme dalam air.
- Pengendapan bahan buangan padat akan menutupi permukaan dasar air,
menghalangi fotosintesis, menutupi sumber makanan dan telur ikan di
dasar air, sehingga jumlah ikan berkurang.
- Pembentukan koloidal yang melayang dalam air menyebabkan keruh dan
menghalangi sinar matahari, fotosintesis terganggu dan jumlah oksigen
terlarut berkurang sehingga mempengaruhi kehidupan dalam air.
-
8
2. Bahan buangan organik. Berupa limbah yang dapat membusuk/terdegradasi
oleh mikroorganisme. Menyebabkan jumlah mikroorganisme bertambah dan
tumbuh bakteri patogen yang merugikan. Limbah ini dapat diproses menjadi
pupuk/kompos.
3. Bahan buangan anorganik.
Berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh
mikroorganisme sehingga dapat meningkatkan jumlah ion logam dalam air.
Limbah ini berasal dari industri yang melibatkan unsur logam Pb, As, Cd,
Hg, Cr, Ni, Ca, Mg, Co, misalnya pada industri kimia, elektronika,
elektroplating.
Ion logam Ca dan Mg menyebabkan air sadah yang mengakibatkan korosi
pada alat besi, menimbulkan kerak/endapan pada peralatan proses seperti
tangki/bejana air, ketel uap, dan pipa penyalur. Ion logam Pb, As, Hg bersifat
racun sehingga air tidak dapat untuk minum.
4. Bahan buangan olahan bahan makanan (termasuk bahan organik).
Jika bahan mengandung protein dan gugus amin akan terdegradasi menjadi
senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk sehingga air mengandung
mikroorganisme dan bakteri patogen.
5. Bahan buangan cairan berminyak.
Tidak larut dalam air, mengapung dan menutupi permukaan air. Jika
mengandung senyawa volatil akan menguap. Terdegradasi oleh
mikroorganisme dalam waktu lama. Bahan ini mengganggu karena:
Menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air.
Menghalangi sinar matahari sehingga fotosintesis terganggu.
Ikan di permukaan dan burung air terganggu, bulu burung lengket dan tak
bisa mengembang.
Air tak dapat dikonsumsi karena mengandung zat beracun seperti benzena,
dan senyawa toluena.
6. Bahan buangan zat kimia, misalnya:
a. Sabun, deterjen, shampoo, dan bahan pembersih lainnya. Bahan ini
mengganggu lingkungan karena:
Menaikkan pH air. Jika memakai bahan non-pospat menaikkan pH
menjadi 10,5 - 11.
-
9
Bahan antiseptik yang ditambahkan akan dapat
membunuh/mengganggu mikroorganisme.
Sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat terdegradasi.
b. Bahan pemberantas hama/insektisida. Bersifat racun dan tak dapat/sulit
terdegradasi (beberapa minggu sampai beberapa tahun). Insektisida sering
dicampur dengan senyawa minyak bumi sehingga permukaan air akan
tertutupi minyak.
c. Zat pewarna. Bersifat racun dan cocarcinogenik (merangsang/penyebab
tumbuhnya kangker) dan dapat mempengaruhi kandungan oksigen dan
pH dalam air. Zat warna mengandung senyawa kimia berbahaya
chromogen dan auxsochrome.
d. Larutan penyamak kulit. Mengandung ion logam Cr, tidak dapat untuk air
minum. Sebagai pengganti Cr untuk bahan penyamak dipakai enzym.
Bersama lemak dan sisa kulit, enzym akan didegradasi menghasilkan
senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (hasil peruraian protein
dan senyawa amin). Populasi mikroorganisme akan bertambah dan
memungkinkan berkembangbiaknya bakteri patogen yang berbahaya.
e. Zat radioaktif. Penggunaan radiasi zat radioaktif di berbagai bidang
(pertanian, peternakan, kedokteran, hidrologi, farmasi, pertambangan,
industri) akan terbawa air ke lingkungan. Akibat radiasi dapat merusak
sel tubuh dan genetik.
Unsur pencemar air, Sumber, dan Dampaknya terhadap Manusia
No. Unsur Pencemar Sumber Dampak terhadap Manusia
1. Cadmium Pabrik pipa plastik
PVC, tambang timah
hitam, tambang bijih
seng
Sakit pada pinggang dan tulang
punggung.
2. Kobalt Industri elektronika
dan industri kimia
Kekurangan hormon kelenjar
gondok, tekanan darah tinggi,
pergelangan kaki membengkak,
penyakit jantung.
3. Air raksa Pabrik plastik, industri Sakit kepala, penglihatan kabur,
-
10
(Hg/mercuri) sabun dan kosmetik,
aktivitas pertanian
daya dengar menurun, gusi
membengkak, diare, cacat pada bayi.
4. Bahan Insektisida Aktivitas pertanian Kepala pusing, mual, kerusakan hati
dan ginjal, kanker kulit, kanker paru-
paru, kanker hati.
3. Pencemaran Tanah/Daratan
Tanah/daratan dapat mengalami pencemaran jika ada bahan asing baik
bersifat organik maupun anorganik yang berada di permukaan tanah yang
menyebabkan tanah menjadi rusak dan tidak dapat memberikan daya dukung bagi
kehidupan manusia, baik untuk pertanian, peternakan, kehutanan, maupun untuk
pemukiman.
Komposisi Tanah
Komposisi tanah terdiri dari udara 25 %, air 25 %, bahan organik 5 %, dan
bahan mineral 45 %. Bahan organik dalam tanah (seperti karbohidrat, protein
dan lemak) merupakan persediaan makanan bagi mikroorganisme dan
tumbuhan. Senyawa organik yang kompleks tak dapat secara langsung
dimanfaatkan tumbuhan. Senyawa ini dipecahkan oleh organisme dalam tanah
(antara lain serangga, cacing tanah, nematoda, sikaki seribu, algae, dan
mikroorganisme seperti fungi dan bakteri) menjadi bentuk yang lebih sederhana.
Air akan melarutkan bentuk-bentuk sederhana itu dan membawanya sampai ke
tumbuhan melalui akar. Unsur/nutrisi yang diperlukan tumbuhan meliputi
makronutrisi (yaitu 9 unsur yang diperlukan dalam jumlah besar meliputi C, H,
O, N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikronutrisi (unsur yang lain). Unsur C, H, dan
O digunakan untuk mensintesis karbohidrat, lemak , protein, lilin, selulosa, dan
senyawa kompleks lainnya. Unsur N, P, dan S untuk membentuk molekul
protein. Unsur lain yang jumlahnya tidak begitu banyak berperan dalam
metabolisme pada tumbuhan.
Penyebab Pencemaran Tanah
-
11
Faktor internal, yaitu peristiwa alam seperti: letusan gunung berapi yang
memuntahkan debu, pasir, batu, dan bahan volkanik lain yang menutupi dan
merusak daratan/permukaan tanah.
Faktor eksternal, yaitu karena ulah dan aktivitas manusia. Limbah yang
dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia disebut anthropogenic pollutans.
Komponen Pencemar Tanah
Meliputi kertas 4 %, limbah bahan makanan 21 %, gelas 12 %, besi 10 %,
plastik 5 %, kayu 5 %, karet dan kulit 3 %, kain/serat tekstil 2 %, aluminium dan
logam lain 1 %. Perbandingan bahan organik dan anorganik 70 % : 30 %. Bahan
organik akan terdegradasi oleh mikroorganisme, bahan anorganik tidak/susah
terdegradasi. Bahan anorganik berbahaya misalnya bahan kimia beracun yang
dibuang bersama limbah industri, limbah pertambangan seperti logam berat dan
logam radioaktif. Bila air membawa limbah mengalir ke sungai, danau atau
sawah maka tanah akan teraliri, sehingga akan terkontaminasi bahan-bahan
kimia. Tanah menjadi jelek dan tumbuhan atau binatang air akan menderita.
Bahan-bahan itu akan terkontaminasi dalam tumbuhan dan hewan, dan akhirnya
akan sampai pada manusia.
Dampak Pencemaran Tanah
Dampak langsung, seperti bau, merusak pandangan, kotor dan kumuh.
Dampak tak langsung, seperti menjadi tempat berkembangnya nyamuk, lalat,
tikus, bakteri, dan lain-lain, sehingga menjadi perantara atau penyebab
penyakit pest, kaki gajah (filiariasis), malaria, demam berdarah, dan lain-lain.
B. PERMASALAHAN LINGKUNGAN
Berikut ini beberapa kasus pencemaran lingkungan yang telah terjadi di Indonesia
yang diakibatkan oleh industri:
1. Tahun 2010 Exxon Mobil yang merupakan perusahaan pertambangan energi asal
Amerika Serikat melakukan kesalahan fatal dengan membuang limbah merkuri di
areal seluas 4,2 hektar di Kabupaten Aceh Utara. Merkuri tersebut digunakan
sebagai bahan pemurnian gas alam yang ditambang oleh Exxon Mobil
-
12
2. Peristiwa Blow Out ladang minyak lepas pantai di Laut Timor (dekat perairan Nusa
Tenggara Timur) pada 2009 yang menumpahkan 500.000 liter minyak ke laut dan
mencemari perairan Nusa Tenggaraseluas 90.000 kilometer persegi
3. Karamnya kapal tanker MT. Kharisma Selatan yang memuat 500 kiloliter Marine
Fuel Oil di wilayah pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada tahun 2009.
C. USAHA PENANGGULANGAN DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN
Usaha untuk menanggulangi dampak pencemaran lingkungan dapat dilakukan
secara teknis maupun secara nonteknis.
a. Secara teknis
Bila berdasar kegiatan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
dapat diduga mungkin timbul pencemaran lingkungan, maka dipikirkan
penanggulangan yang mengutamakan keselamatan lingkungan, teknologinya telah
dikuasai dengan baik, dan secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan.
Penanggulangan secara teknis ini misalnya:
Mengubah proses.
Mengganti sumber energi.
Mengelola limbah.
Menambah alat bantu.
Misalnya agar tidak mengandung ion Pb yang bersifat racun, maka untuk
menaikkan angka oktana pada bensin dipakai benzena dan alkohol yaitu campuran
90 % bensin dan 10 % alkohol disebut gasohol.
b. Secara nonteknis
Dengan menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan,
mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Peraturan
perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang
kegiatan industri dan teknologi yang akan dilaksanakan di suatu tempat, yang
meliputi:
- Penyajian informasi lingkungan (PIL).
- Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
- Perencanaan kawasan kegiatan industri dan teknologi.
- Pengaturan dan pengawasan kegiatan dan penanaman perilaku disiplin.
-
13
- Sosialisasi bantuan pemerintah terbaru kepada masyarakat menengah kebawah
yang membutuhkan akses kesehatan dan berobat murah.
- Memberikan bantuan tempat untuk membuang hajat berupa kamar MCK umum
di wilayah yang kumuh dan miskin.
- Mengatur ulang sistem air daerah perkotaan khususnya air bersih, agar tidak
tercemar dengan wilayah pembuangan kotoran dan sanitasi yang berstandar
nasional.
- Memberlakukan pajak progresif kepada pelaku Industri yang limbah buangannya
sulit untuk dikelola sebagai proses pengawasan lingkungan.
- Memberikan sanksi denda dan kurungan penjara bagi pelaku Industri yang tidak
taat peraturan membuang limbahnya.
- Pemberian insentif oleh Pemerintah kepada golongan masyarakat yang
memanfaatkan limbah-limbah industri dan mengolahnya menjadi barang non-
limbah dan bernilai tinggi.
-
14
D. KESEHATAN MASYARAKAT
Dalam beberapa tahun ini, taraf kehidupan masyarakat khususnya dalam masalah
kesehatan dan sanitasi masih cukup rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa
permasalahan mendasar di dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya kebiasaan buang
air besar (BAB) di sungai, pembuangan sampah di bantaran dan di sungainya sendiri,
aktivitas pembuangan limbah industri yang tidak bertanggung jawab ke sungai maupun
tanah tanpa diolah terlebih dulu dan masih banyak lagi. Akibat dari tindakan tersebut,
banyak masyarakat menengah kebawah dewasa ini yang terjangkit penyakit seperti
diare, muntaber, difteri, dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh pencemaran
lingkungan air.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, menjelaskan bahwa Lingkungan Hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup termasuk
manusia serta perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup atau disebut juga habitat dimana kita hidup sangat
mempengaruhi kualitas kehidupan kita sendiri. Apabila lingkungan tempat tinggal kita
memiliki keadaan yang bersih dan segar, dapat mempengaruhi kualitas pemikiran dan
kehidupan kita secara positif. Begitu juga sebaliknya jika lingkungan hidup kita masih
banyak pencemaran lingkungan, khususnya air dan udara dapat membuat tingkat
kesehatan hidup juga menurun.
Di negara yang berkembang seperti negara Indonesia, pencemaran oleh
mikroorganisme (bakteri dan virus) di lingkungan air ataupun proses suplai air siap
minum sering terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan industri dan laju
urbanisasi masyarakat pedesaan menuju kota sangat signifikan. Apabila industri yang
menghasilkan limbah kimia dalam jumlah banyak tanpa diolah lebih lanjut dapat
mempengaruhi kualitas air. Serta laju urbanisasi masyarakat yang besar dari desa ke
kota dapat menambah kawasan kumuh di perkotaan besar seperti Jakarta dan Surabaya.
-
15
Definisi Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat mengacu pada status kesehatan sebuah kelompok
orang tertentu dan tindakan serta kondisi pemerintah untuk meningkatkan,
melindungi, dan mempertahankankan kesehatan mereka.
Definisi kesehatan yang sangat meluas dikemukakan oleh WHO tahun
1974. Definisi tersebut menyatakan kesehatan adalah kondisi sehat yang fisik,
mental. Namun, sekarang ini, kata tersebut megambil pendekatan yang lebih
holistic. Hahn dan payne menjelaskan kesehatan dalam bentuk enam dimensi
yang interaktif dan dimensi-dimensi fisik, emosional, social, intelektual,
spiritual, dan dimensi okuposional. Dengan begitu, kesehatan sebagai keadaan
atau kondisi dinamis yang sifatnya multidimensional dan merupakan hasil
adaptasi seseorang terhadap lingkungannya. Kesehatan merupakan sumber
untuk kehidupan dan ada dalam berbagai tingkatan. banyak orang yang
menikmati suatu kondisi sehat walau orang lain mungkin memandang kondisi
tersebut sebagai kondisi yang tidak sehat. Sedangkan dalam Undang Undang
No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1, Pasal 2
dinyatakan bahwa Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik),
rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit,
cacat dan kelemahan. Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada kata
kesehatan.
Dalam membahas kesehatan masyarakat, tidak bisa lepas dari pengaruh air
bersih, sanitasi dan kebersihan lingkungan sekitarnya. Beberapa isu penting
dunia sedang berfokus untuk mengatasi masalah sanitasi pada banyak negara
berkembang dunia. Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum
yang tidak aman berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di
seluruh dunia. Bagi anak-anak yang bertahan hidup, seringnya menderita diare
berkontribusi terhadap masalah gizi, sehingga menghalangi anak-anak untuk
dapat mencapai potensi maksimal mereka. Kondisi ini selanjutnya menimbulkan
implikasi serius terhadap kualitas sumber daya manusia dan kemampuan
produktif suatu bangsa di masa yang akan datang.
-
16
Kondisi Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Di Indonesia, penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian
anak berusia di bawah lima tahun. Laporan Riskesdas tahun 2007 menunjukkan
diare sebagai penyebab 31 persen kematian anak usia antara 1 bulan hingga satu
tahun, dan 25 persen kematian anak usia antara satu sampai empat tahun. Angka
diare pada anak-anak dari rumah tangga yang menggunakan sumur terbuka
untuk air minum tercatat 34 persen lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak
dari rumah tangga yang menggunakan air ledeng. Selain itu, angka diare lebih
tinggi sebesar 66 persen pada anak-anak dari keluarga yang melakukan buang
air besar di sungai atau selokan dibandingkan mereka pada rumah tangga
dengan fasilitas toilet pribadi dan septik tank.
Diagram persentase akses sumber air bersih menuju rumah tangga pada tahun
2010
Situasi masyarakat miskin di wilayah perkotaan perlu mendapatkan
perhatian serius. Di daerah kumuh perkotaan, sanitasi tidak memadai,
-
17
kebersihan yang buruk, kepadatan penduduk yang berlebihan, serta air yang
terkontaminasi secara sekaligus dapat menciptakan kondisi yang tidak sehat.
Penyakit yang terkait dengan ini meliputi disentri, kolera, diare, tifus, hepatitis,
leptospirosis, malaria, demam berdarah, kudis, ISPA kronis dan infeksi parasit
usus. Selain itu, keluarga miskin yang kurang berpendidikan cenderung
melakukan praktek-praktek kebersihan yang buruk, yang berkontribusi terhadap
penyebaran penyakit dan peningkatan resiko kematian anak. Studi tentang
mega-kota Jakarta, Bandung dan Surabaya pada tahun 2000 menunjukkan
bahwa penduduk miskin yang tinggal di daerah pinggiran kota Jakarta kurang
berpendidikan dibandingkan warga Jakarta sendiri, dan tingkat pendidikan tamat
sekolah menengah hanya seperempat dari mereka yang tinggal di pusat kota.
Studi yang sama menghitung angka kematian anak sampai lima kali lebih tinggi
di kecamatan-kecamatan miskin di pinggiran kota Jabodetabek daripada di pusat
kota Jakarta (Unicef Indonesia, 2012).
Tabel persentase cara pembuangan kotoran rumah tangga
-
18
Pengaruh Tidak Langsung Terhadap Kesehatan
Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ada dua cara positif dan negatif.
Pengaruh positif, karena didapat elemen yang menguntungkan hidup manusia
seperti bahan makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk
meningkatkan kesejahteraannya seperti bahan baku untuk papan, pangan,
sandang, industri, mikroba dan serangga yang berguna dan lain-lainnya.
Adapula elemen yang merugikan seperti mikroba patogen, hewan dan tanaman
beracun, hewan berbahaya secara fisik, vektor penyakit dan reservoir penyebab
dan penyebar penyakit. Secara tidak langsung pengaruhnya disebabkan elemen-
elemen didalam biosfir banyak dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan
kesejahteraanya. Semakin sejahtera manusia, diharapkan semakin naik pula
derajat kesehatannya. Dalam hal ini, lingkungan digunakan sebagai sumber
bahan mentah untuk berbagai kegiatan industri kayu, industri meubel, rotan,
obat-obatan, papan, pangan, fermentasi dan lain-lainnya.
Pengaruh Langsung Terhadap Kesehatan
Pengaruh langsung terhadap kesehatan disebabkan:
a. Manusia membutuhkan sumber energi yang diambil dari lingkungannya
yakni makanan. Makanan yang harus tersedia sangat besar untuk kebutuhan
manusia di dunia disamping masalah distribusi.
b. Adanya elemen yang langsung membahayakan kesehatan secara fisik seperti
beruang, harimau, ular dan lain-lain.
c. Adanya elemen mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit
(patogen). Mikroba ini digolongkan kedalam berbagai jenis seperti virus,
ricketssia, bakteri, protozoa, fungi dan metazoa.
d. Adanya vektor yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan reservoir
agent penyakit. Vektor penyakit yang memegang peranan penting dalam
penyebaran penyakit nyamuk, lalat, kutu, pinyal dan tungau.
Kondisi pencemaran lingkungan di Indonesia juga masih tinggi. Penyebab
paling utama ialah kesadaran masyarakat yang masih kurang peduli terhadap
lingkungan sekitarnya dan cenderung membuang sampah sembarangan.
-
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Air Bersih, Sanitasi dan Kebersihan. Jakarta: Unicef Indonesia Ringkasan
Kajian.
BPS- Indonesia and Macro International. 2008. Indonesia Demographic and Health Survey
(IDHS 2007). Calverton, Maryland, USA: Macro International and Jakarta: BPS.
Menteri Kesehatan. 2008. Laporan Nasional: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007.
Jakarta: Menteri Kesehatan, National Institute of Health Research and Development.
Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No. 416/MENKES/PER/PER/IX/1990 Tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Air Minum, Jakarta
Riama, Vivid. 2010. Pencemaran Lingkungan dalam Wilayah Perumnas II Depok Tengah
oleh Pengelolaan Sampah. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia
Said, Nusa Idaman. 2000. Kualitas Air dan Kesehatan Masyarakat. Depok: Universitas
Indonesia
Suratno, F. 1990. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada
Taringan, Lina. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap Kesehatan. E-USU
Repository
Universitas Indonesia Center for Health Research. 2006. Survei rumah tangga pelayanan
kesehatan dasar di 30 kabupaten di 6 provinsi di Indonesia 2005. Final report.
Jakarta: USAID - Indonesia Health Services Program
World Bank. 2008. Economic Impacts of Sanitation in Indonesia: A five-country study
conducted in Cambodia, Indonesia, Lao PDR, the Philippines, and Vietnam under
the Economics of Sanitation Initiative (ESI). Research Report August 2008. Jakarta:
World Bank, Water and Sanitation Program.