pencegahan perkawinan

27
Pencegahan Perkawinan SURINI AHLAN SJARIF

Upload: georgette-demarion

Post on 02-Jan-2016

130 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pencegahan Perkawinan. SURINI AHLAN SJARIF. Pencegahan dan Pembatalan Perkawinan Menurut KUHPerdata. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Pencegahan Perkawinan

Pencegahan Perkawinan

SURINI AHLAN SJARIF

Page 2: Pencegahan Perkawinan

Pengertian pencegahan adalah usaha untuk menghindari adanya suatu perkawinan yang bertentangan dengan ketentuan UU yang berlaku. Pencegahan dilakukan sebelum perkawinan berlangsung disebabkan karena adanya syarat-syarat perkawinan yang belum dipenuhi.

Para Pihak yang dapat mencegah perkawinan :1. Suami atau istri atau anak-anak dari mempelai, pasal

60 KUHPerdata2. Ayah atau ibu, pasal 61 KUHPerdata3. Kakek nenek atau wali, pasal 63 KUHPerdata4. Bekas suami calon mempelai5. Jaksa, pasal 65 KUHPerdata

Pencegahan dan Pembatalan Perkawinan Menurut KUHPerdata

Page 3: Pencegahan Perkawinan

1. Pencegahan harus mendapat putusan dari pengadilan negeri setempat, pasal 66 KUHPerdata.

2. Pegawai catatan sipil dilarang menyelenggarakan perkawinan, pasal 70 KUHPerdata

Tata-Tata Cara Pencegahan Perkawinan

Page 4: Pencegahan Perkawinan

Pasal 70 ayat 1, pegawai catatan sipil tidak berwenang melangsungkan perkawinan, dalam hal terdapat pelanggaran pegawai catatn sipil tersebut harus membayar ganti rugi.

Akibat Pencegahan Perkawinan

Page 5: Pencegahan Perkawinan

Pengertian mencegah atau menghalang-halangi perkawinan adalah suatu usaha untuk menghindari adanya suatu perkawinan yang bertentangan dari UU, pasal 13 sampai 21 UU No. 1 tahun 1974

Para pihak yang dapat mencegah perkawinan, diatur dalam ketentuan pasal 14 UU Perkawinan

Pengertian Pencegahan Perkawinan Menurut UU No. 1 Tahun 1974

Page 6: Pencegahan Perkawinan

Lihat ketentuan pasal 17 UU Perkawinan !a. Pengadilan dalam daerah hukum dimana

perkawinan dilangsungkanb. Pegawai pencatat perkawinanc. Para calon mempelai

Cara dan Prosedur Pencegahan Perkawinan

Page 7: Pencegahan Perkawinan

Pasal 20 UU perkawinan menentukan bahwa pegawai pencatat perkawinan tidak boleh membantu atau melangsungkan perkawinan bila ia mengetahui adanya pelanggaran dari ketentuan pasal 7 ayat 1, pasal 8,9, 10, dan 12 UU perkawinan.

Akibat Hukum Pencegahan Perkawinan Menurut Ketentuan UU Perkawinan

Page 8: Pencegahan Perkawinan

Pembatalan Perkawinan

Page 9: Pencegahan Perkawinan

Pembatalan Perkawinan Menurut KUHPerdata Pengertian Pembatalan perkawinan adalah

tindakan pengadilan yang berupa keputusan yang menyatakan perkawinan tidak sah, sehingga perkawinan tersebut tidak pernah dianggap ada.

Pembatalan perkawinan tersebut lebih tepat dikatakan sebagai dapat dibatalkan karena ada syarat-syarat yang tidak dapat dipenuhi.

Page 10: Pencegahan Perkawinan

KUHPerdata dalam Pasal 85

Menganut Pendirian Bahwa Perkawinan yang telah Dilangsungkan Menurut tata cara UU adalah sah meskipun didalamnya terdapat cacat, tetapi tetap dalam kemungkinan dapat dituntut pembatalannya oleh orang-orang yang diberi hak untuk itu.

Alasan-alasan untuk Pembatalan Perkawianan :1. Adanya bigami2. Tidak ada persetujuan bebas (pasal 27 & 28 KUHPerdata)3. Ketidakcakapan untuk memberikan persetujuan, pasal 88

KUHPerdata.4. Belum tercapainya usia, yang ditentukan oleh uu (pasal

89 KUHperdata5. Pelanggaran terhadap larangan perkawinan (pasal 30,

31, 32, 33 KUHPerdata)

Page 11: Pencegahan Perkawinan

Akibat Pembatalan perkawinan

Perkawinan itu dianggap tidak pernah ada, anak-anak yang lahir dalam perkawinan itu dianggap tidak sah, dan tidak ada harta campuran.

Konsekuensi demikian itu dainggap tidak wajar, karena akan menimbulkan ketidakadilan. Dengan demikian itikad baik dari suami-istri tersebut menjadi kunci agar akibat dari perkawinan tersebut tetap mempunyai akibat hukum sampai pada saat keputusan hakim yang berkaitan dengan pembatalan perkawinan tersebut. Sehingga anak-anak yang dilahirkan pada perkawinan tersebut tetap mempunyai kedudukan sebagai anak yang sah, tapi setelah pembatalan maka perkawinan yang dibatalkan tidak lagi berakibat hukum-hukum yang baru. Itikad yang dimaksud disini, para pihak tersebut d.h.i. suami-istri tersebut tidak mengetahui adanya cacat dalam perkawinannya.

Page 12: Pencegahan Perkawinan

Pembatalan Perkawinan Menurut UU No. 1 tahun 1974 Pembatalan perkawinan adalah tindakan pengadilan

berupa keputusan hakim yang menyatakan bahwa perkawinan tidak sah, sehingga perkawinannya dianggap tidak pernah ada.

Pasal 22 UU perkawinan menyatakan bahwa perkawinan dapat dibatalkan apabila para pihak tidak memenuhi syarat untuk melangsungkan perkawinan.

Orang yang berhak mengajukan pembatalan, lihat pasal 27 UU perkawinan.

Pembatalan dapat dimintakan oleh kejaksaan pasal 26 UU perkawinan.

Page 13: Pencegahan Perkawinan

Akibat Hukum Pembatalan Perkawinan Pembatalan tersebut mengakibatkan seolah-olah

tidak terjadi perkawinan antara mereka yang perkawinannya dibatalkan

Pasal 28 UU perkawinan menentukan bahwa pembatalan perkawinan tersebut tidaklah berlaku surut pada :

1. anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut2. Suami-istri yang beritikad baik3. Orang ketiga lainnya sepanjang mereka

memperoleh hak dengan itikad baik, sebelum keputusan pembatalan perkawinan mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Page 14: Pencegahan Perkawinan

AKIBAT PERKAWINAN

14

Page 15: Pencegahan Perkawinan

15

Akibat perkawinan terhadap diri pribadi

masing-masingSuami/Istri

Hak & KewajibanSuami-Istri

KUHPerdata103106 105 107 KUHPerdata 107108110

UU No.1/19743031 - seimbang323334

Page 16: Pencegahan Perkawinan

16

AKIBAT PERKAWINAN TERHADAP PRIBADI SUAMI ISTRIHAK & KEWAJIBAN SUAMI ISTRI

KUHPerdataPs. 103: Suami Istri harus tolong

menolong dan saling membantu.Ps. 105: Setiap suami adalah

kepala persatuan suami/istriPs. 106: Istri harus patuh kepada

suamiPs. 107: Suami wajib melindungi

dan memberi kepadanya segala apa yang perlu dan berpatutan dengan kedudukan dan kemampuannya

Ps. 108: Seorang istri tidak berwenang untuk bertindak dalam hukum

Ps. 110: Menghadap hakim harus didampingi suami

UU No.1/1974Ps.30 Suami Istri mempunyai

kewajiban untuk menegakkan rumah tangga

Ps. 31 (1) Kedudukan Suami Istri

seimbang(2) Masing-masing pihak berhak melakukan perbuatan hukum(3) Suami sebagai kepala rumah tangga dan istri sebagai ibu rumah tangga.Ps. 32Ps. 33 Suami Istri saling

menghormatiPs. 34 Suami wajib melindungi istri

Page 17: Pencegahan Perkawinan

17

AKIBAT PERKAWINAN TERHADAP HARTA BENDA SUAMI ISTRI

KUHPerdata

Harta campuran bulat → pasal 119 → harta benda yg diperoleh sepanjang perkawinan menjadi

harta bersama meliputi seluruh harta perkawinan: harta yang sudah ada pada waktu perkawinanharta yg diperoleh sepanjang perkawinanPengecualian:1. Perjanjian kawin2. Ada hibah/warisan yg

ditetapkan oleh pewaris → pasal 120

UU No. 1 Tahun 1974

Pasal 35

Ayat (1)Harta bersama adalah harta benda yg diperoleh sepanjang perkawinan.

Ayat (2)Harta bawaan adalah harta yg dibawa masuk kedalam suatu perkawinanpenguasaannya tetap pada masing-masing suami istri yg membawanya kedalam perkawinan, sepanjang para pihak tidak menentukan lain.

Page 18: Pencegahan Perkawinan

18

KUHPerdata

Harta persatuan/campur bulat

Pasal 124 : Kepengurusannya meliputi:

Tindakan BEHEER maupun BESCHIKING

- Pembatasan dalam pasal 124 (3)

Pasal 105 (3): Suami harus mengemudikan urusan harta kekayaan milik pribadi

istri

Pasal 105 (4): Untuk barang tetap, kepengurusan suami bertanggung jawab terhadap istri

Tindakan BEHEER

Pasal 105 (5): Barang bergerak: tindakan BEHEER & BESCHIKING

UU No.1/1974

Pasal 36 (1): Terhadap harta bersama → suami atau istri dapat bertindak atas persetujuan kedua pihak.

Pasal 36 (2): Terhadap harta bawaan: masing-masing suami istri memperoleh hak sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum

Pengelolaan harta Bersama & Bawaan

Page 19: Pencegahan Perkawinan

19

AKIBAT PERKAWINAN TERHADAP → ANAK KETURUNAN → ANAK YANG DILAHIRKAN

→ ANAK SAH

PASAL 250 KUHPerdata

Penyangkalan Anak(Pasal 251, 252, 253, dan 254 KUHPerdata)

(1) Dilahirkan sebelum 180 hari sejak saat perkawinan

(2) Jika masa 180+300 hari, belum pernah berhubungan istri melahirkan

(3) Istri melakukan perzinahan(4) Anak dilahirkan setelah lewat 300 hari

keputusan hakim sejak perpisahan meja dan tempat tidur.

Page 20: Pencegahan Perkawinan

20

Anak Sah

KUHPerdata

Pasal 250 : Tiap anak yg dilahirkan atau ditumbuhkan sepanjang perkawinan. Memperoleh si suami sebagai bapaknya.

Pasal 251 : Keabsahan seorang anak yg dilahirkan sebelum hari ke180 dalam perkawinan suami istri dapat diingkari oleh si suami.

Pasal 252 : Suami boleh mengingkari keabsahan si anak, apabila ia dapat membuktikan bahwa ia sejak 300-108 hari sebelum lahirnya anak itu berada dalam ketidak

maupun yg nyata untuk mengadakan hubungan dengan istrinya.

Pasal 253: Istri menyembunyikan kelahiran anaknya, suami dapat membuktikan dan dapat menyangkal keabsahan anak.

Page 21: Pencegahan Perkawinan

21

(a) 1 bulan ia berada ditempat

DILAKUKAN OLEH

SUAMI SENDIRI (b) 2 bulan sesudah ia

kembali dari bepergian

(c) Kehadiran

disembunyikan

2 bulan

DILAKUKAN OLEH 2 bulan setelah suami

AHLI WARIS SUAMI meninggal

PROSES PENYANGKALAN

ANAK

Page 22: Pencegahan Perkawinan

22

(1) Akte perkawinan → ibunyaPembuktian anak sah

(2) Akte kelahiran → dari ibu mana ia dilahirkan

(1) Memakai nama keluarga ayahDalam hal tidak ada akte pembuktian (2) Masyarakat sekitar

mengakuidapat dilakukan dari keadaan nyata (3) Ayah memperlakukan

dengan baik keluarga lainnya

Page 23: Pencegahan Perkawinan

23

1. Diakui → akte pengakuan anak

menimbulkan hubungan hukum dg suami/istri yg

mengakui

Anak Luar Kawin

2. Tidak diakui → tidak ada hubungan hukum

1. Akte pengesahan anak

Anak yg disahkan2. Perkawinan kedua orang tuanya

Kekuasaan meliputi 2 hal:

orang tua 1. Diri anak: kebutuhan fisik anak

2. Harta anak: pengurusan

Page 24: Pencegahan Perkawinan

24

1. KUHPerdata → kolektif

Dipegang ayahSifat Kekuasaan Orang Tua

2. UU No.1/1974 → Tunggal

Ada pada masing-masing pihak ayah ibu

1. Melalaikan kewajiban sebagai orang tua

Pencabutan Kekuasaan 2. Berkelakuan burukOrang Tua

3. Dihukum karena suatu kejahatan

Page 25: Pencegahan Perkawinan

25

MASALAH KEBAPAKAN DAN KETURUNAN

Anak Sah → pasal 42 UU No.1/1974

Anak sah adalah anak yg dilahirkan dalam atau sebagai akibat dari perkawinan yg sah

Kata “atau” menunjukkan untuk sahnya seseorang anak dapat diterimanya adalah:1. Lahir dalam perkawinan yang sah2. Akibat dari perkawinan yang sah

ad.1 “Lahir dalam perkawinan yg sah berarti dalam suatu tenggang waktu antara mulai suatu perkawinan”“Ada suatu kemungkinan si anak dibenihkan bukan oleh suami ibu”ad.2 Sebagai akibat dari perkawinan yg sah. Anak sah → anak yg dilahirkan sepanjang perkawinan

Page 26: Pencegahan Perkawinan

26

Masalahnya : Bagaimana jika dalam suatu “kasus” A (istri) menikah dengan B (suami). A mengandung, sebelum anak lahir B meninggal. Konsekuensi perkawinan putus karena kematian, anak lahir di luar perkawinan (lihat Pasal 42 UU No.1/1974)

Akibat perkawinan disini berarti “dibenihkan sepanjang perkawinan”

Bandingkan dengan KUHPerdataPasal 250 KUHPerdata “Tiap-tiap anak yg dilahirkan atau

ditumbuhkan sepanjang perkawinan memperoleh suami ibu sebagai bapaknya”

Lebih lanjut perhatikan:Pasal 251 KUHPerdataPasal 252 KUHPerdataPasal 254 KUHPerdata

Page 27: Pencegahan Perkawinan

27

Anak terhadap orang tua Anak yg sah mempunyai hubungan

darah yg sah baik dengan ayah maupun ibunya

Hubungan Anak terhadap ibunya

Darah Pasal 280 KUHPerdata

KUHPerdata: anak luar kawin baru mempunyai hubungan darah dengan ibunya kalau si ibu mengakuinya secara

sah

UU No.1/1974: setiap anak secara otomatis mempunyai hubungan darah dengan ibunya

Anak terhadap ayahnya

KUHPerdata: seorang anak luar kawin baru mempunyai hubungan darah

dengan ayahnya kalau si ayah mengakui secara sah