pencarian jalur terpendek

Upload: nico

Post on 06-Oct-2015

144 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Pencarian jalur terpendek dengan metode waypoint.

TRANSCRIPT

32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Secara nasional, sepanjang tahun 2011 sampai dengan 2012 indonesia mengalami perkembangan dalam jumlah pelanggan selular dan pelanggan internet dengan angka yang signifikan. Pelanggan selular di Indonesia hingga tahun 2011 mencapai 249,80 juta pelanggan atau terjadi peningkatan sebesar 18,23 % dari tahun sebelumnya, perkiraan pada tahun 2013, pengguna internet mencapai 82 juta orang, dan proyek APJII pada tahun 2015, pengguna internet akan mencapai 139 juta orang (APJII,2013). Peningkatan ini didukung oleh pembangunan infrastruktur yang dibangun dan ketersediaan berbagai variasi layanan yang disediakan oleh penyedia jasa, dan ini menunjukan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap layanan komunikasi selular di Indonesia. Dari sisi infrastruktur jumlah pembangunan base transceiver station (BTS) 2G maupun BTS 3G mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2011 sampai 2012, untuk infrastruktur BTS 2G mengalami peningkatan 36,31 % ditahun 2012 dibanding tahun 2011, sementara untuk BTS 3G mengalami peningkatan sebesar 62,28%(Litbang KOMINFO,2013).

DC.Green, 1985. Menyatakan topologi jaringan adalah sebuah pola interkoneksi dari beberapa terminal komputer. Topologi jaringan merupakan representasi geometri dari hubungan antar perangkat (terminal komputer,repeaters, dan bridges) satu sama lain.Radio merupakan salah satu media yang menggunakan gelombang micro untuk mengirimkan sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik, akan tetapi banyak sekali gangguan yang timbul akibat penggunaan frekuensi yang kurang pas dan juga redaman yang timbul akibat dari cakupan wilayah pemancaran, redaman pun akan meningkat pada cuaca yang lebih buruk seperti hujan dan gangguan lainnya, Dan yang cukup berbahaya adalah interferensi sehingga perlu pengaturan yang baik untuk menentukan frekuensi yang digunakan (Gatot, 2008).

Pada riset sebelumnya juga telah dilakukan pembahasan mengenai optimasi routing saluran telekomunikasi menggunakan Ant Net Algorithm (Kurniawan, 2010) yang dalam pembahasannya mengenai packet switched, VoIP , perancangan sistem, dan permodelannya . Dalam pengembangannya penulis berkeinginan menggunakan metode Ant Colony Algorithm untuk mengaplikasikan pada suatu transmisi telekomunikasi dan menganalisa hasil dari sampling dan penerapan tersebut.PT.TELKOMSEL Reg V Network Service Jogjakarta yang memiliki 3 RTPO (Radio Transport Power Operation) yakni Jogjakarta, Magelang, dan Kebumen yang masing-masing membawahi 3 Kabupaten memiliki tugas dan wewenang dalam menjaga Performance dan Quality Service Network disetiap wilayahnya . Dan pada setiap wilayah tersebut sebagian besar masih menggunakan Radio Microwave (MW) untuk mentransmisikan sinyal telekomunikasi selular, yang mana banyak gangguan yang timbul dari penggunaan transmisi jenis ini dan dalam hal ini penulis akan membahas tentang optimasi jalur transmisi yang digunakan pada BTS 2G & BTS 3G yang dikhususkan pada perangkat Radio Microwave Minilink Ericsson dengan membuat sampling under MBSC New Armada sebagai BSC nya. Dalam suatu optimasi routing transmisi atau proses pencapaian nilai ideal kinerja pencarian jalur ideal pada sistem transmisi diperlukan metode untuk menyelesaikan permasalahan dalam routing transmisi ini maka digunakan pendekatan Ant Colony Algorithm sebagai solusinya, Ant Colony Algorithm merupakan metode penyelesaian permasalahan optimasi yang terinspirasi dari tingkah laku koloni semut. Dorigo dan Gambardella (1997) menyatakan bahwa algoritma semut mampu menghasilkan otur atau jejak feromon yang terbaik .1.2Tujuan

Tujuan dari Proposal skripsi ini adalah mendapatkan jalur yang optimum untuk mendapatkan jalur terpendek guna menganalisa, mengolah, dan merencanakan melalui routing transmisi lainnya apabila terjadi suatu gangguan pada perangkat tersebut dari jaringan BTS ke BSC sehingga dapat segera teratasi dengan pendekatan Ant Colony Algorithm.1.3Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah banyaknya gangguan transmisi Minilink yang timbul akibat sistem proteksi yang kurang memadai sehingga menimbulkan kerugian dalam hal pelayanan jasa telekomunikasi .1.4Batasan Masalah

Pembatasan pada skripsi ini hanya berlaku sebatas sebagai berikut :

1. Pembahasan Penggunaan perangkat khusus untuk jenis Minilink Ericsson dan menggunakan Ant Colony Algorithm sebagai pendekatannya.2. Penentuan site sampling sesuai database PT. TELKOMSEL Reg V NS Jogjakarta Under MBSC New Armada.3. Pengambilan data statistik melalui server saluran telekomunikasi selular yang topologi dan proteksi perangkatnya akan diaplikasikan ke dalam Ant Colony Algorithm dan selanjutnya hasilnya akan dilakukan analisa.1.5Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari 5 Bab dimana sisitematika penulisan yang diterapkan dalam skripsi ini menggunakan urutan sebagai berikut:

Bab Pertama berisikan latar belakang,tujuan skripsi,rumusan masalah,batasan masalah,dan sistematika penulisan.

Bab Kedua berisikan teori dasar tentang transmisi,Gangguan yang sering terjadi,Dasar jaringan telekomunikasi,serta Konsep dasar Selular.

Bab Ketiga berisikan Pengantar Bahan Penelitian, Perencanaan Program ACO Matlab,Pengujian hasil Matlab,dan Urutan analisa program.

Bab Keempat berisikan Penentuan link optimasi berdasarkan program ACO,Memaksimalkan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Jaringan adalah kumpulan dari perangkat keras yang terhubung satu sama lain untuk saling bertukar data dengan melalui media seperti kabel tembaga, kabel optik, gelombang micro, dan inframerah. Perangkat keras yang dimaksud diantaranya PDA, Printer, dan perangkat keras lainnya (Forouzan, 2005).Komunikasi data adalah merupakan bagian dari teknologi komunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi di antara komputer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan oleh kode digital. Komunikasi data merupakan bagian penting dari suatu sistem informasi karena merupakan pendukung penyediaan infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat berkomunikasi satu sama lain (Suryadi, 2003)

Penerapan Ant Colony Algorithm untuk pengukuran QoS Parameter Throughput berhubungan erat dengan jumlah packet loss, semakin besar nilai throughput maka akan semakin kecil packetlossnya. Semakin padat traffic maka akan membuat antrean yang menyebabkan penurunan nilai throughput itu sendiri. Delay antrian juga merupakan delay keseluruhan, karena throughput itu sendiri dapat didefinisikan sebagi data rate efektif yang diterima pada titik penerima oleh karena itu throughput dan delay berbanding terbalik. Bertambahnya nilai jitter sejalan dengan bertambahnya besarnya traffic yang dibangkitkan dalam jaringan. Hasil dari QoS dengan Ant Colony Algorithm memiliki kecenderungan menurun jika terjadi peningkatan Background Traffic dan mengecilnya Bandwidthlink serta semakin banyaknya jumlah node di sebuah jaringan (Setyawan dkk, 2010).2.2Landasan Teori

Sistem transmisi merupakan usaha untuk mengirimkan suatu bentuk informasi dari suatu tempat yang merupakan sumber ke tempat lain yang menjadi tujuan. Perancangan sistem transmisi ditujukan untuk menjaga kualitas informasi yang dikandung agar sebisa mungkin informasi yang dikirimkan dapat diperoleh kembali tanpa mengurangi kualitas informasi.

Dalam pengiriman informasi tersebut banyak permasalahan yang timbul diantaranya dari efek sambaran petir (alam), attenuasi, delay, dan noise. Pengaturan dan penanganan diperlukan dalam hal ini,diantaranya penggunaan proteksi pada perangkat itu sendiri dan juga melalui optimasi routing transmisi telekomunikasi.Routing merupakan hal yang sangat penting dalam kontrol jaringan telekomunikasi. Tujuan routing adalah mendapatkan jalur yang efektif yang mampu menghemat biaya dan waktu, dua teknik routing dasar yang biasa diterapkan dalam sistem telekomunikasi adalah hop by hop routing dan source routing. Optimasi sendiri memiliki pengertian suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimal (nilai efektif yang dapat dicapai) dan untuk mencapai optimasi routing tersebut diperlukan suatu cara baik dengan konvensional ataupun dengan suatu rumus atau gambar sehingga nilai optimal dapat diperkirakan dengan cepat dan tepat.Ant Colony Algorithm merupakan salah satu cara dari sekian banyak algorithma yang digunakan dalam menentukan penyelesaiaan permasalahan dalam optimasi routing transmisi telekomunikasi, yang akan mengaplikasikan dari perilaku sekelompok semut yang akan mencari makanan dengan melalui berbagai rute dimana setiap rute yang dilalui tersebut akan meninggalkan feromon atau jejak jejak kaki dari kawannya. Apabila semakin banyak feromon yang menguap itu menandakan bahwa jalan itu sering dilalui oleh kawanan nya untuk mencari sumber makanan.Berbagai macam media yang digunakan untuk mengirimkan informasi tersebut diantaranya kabel coaxial, dan fiber optic yang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing pada sistem pengiriman data dan informasi.2.2.1Dasar Jaringan Telekomunikasi

Telekomunikasi berasal dari kata Tele dan Komunikasi yang berarti hubungan atau pembicaraan dan secara telekomunikasi berarti kegiatan penyaluran informasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Dan menurut definisi nya komunikasi tidak harus 2 arah akan tetapi yang terpenting adalah adanya informasi yang beralih dari pengirim (sumber informasi) ke penerima.

Sumber : Jaringan Telekomunikasi, hal.28.

Gambar 2.1 Komunikasi sebagai kegiatan penyaluran informasi.

1) Protokol

Protokol adalah salah satu bagian terpenting dalam telekomunikasi karena protokol itu dapat diumpamakan sebagai etiket dalam berkomunikasi atau berhubungan dari satu perangkat ke perangkat telekomunikasi yang lain agar dapat saling bertukar data atau informasi. Dan dalam protokol itu sendiri yang perlu diperhatikan adalah :a. Syntax, merupakan format data dan cara pengkodean yang digunakan untuk mengkodekan sinyal.

b. Semantix, digunakan untuk mengetahui maksud dari infomasi yang dikirim dan mengoreksi kesalahan yang terjadi dari informasi tadi.c. Timing, digunakan untuk mengetahui kecepatan transmisi data.

Fungsi protokol secara khusus :

a) Fragmentasi dan Re-assembly Pembagian informasi yang dikirim menjadi beberapa paket data dari sisi pengirim. Jika telah sampai di penerima, paket data tersebut akan digabungkan menjadi paket berita yang lengkap. b) Enkapsulasi Enkapsulasi (Encaptulation) adalah proses pengiriman data yang dilengkapi dengan alamat, kode-kode koreksi, dan lain-lain.c) Kontrol KonektivitasMembangun hubungan komunikasi berupa pengiriman data dan mengakhiri hubungan dari pengirim ke penerima.d) Flow Control Fungsi dari Flow Control adalah sebagai pengatur jalannya data dari pengirim ke penerima.e) Error ControlTugasnya adalah mengontrol terjadinya kesalahan sewaktu data dikirimkan.

f) Pelayanan Transmisi Fungsinya adalah memberikan pelayanan komunikasi data yang berhubungan dengan prioritas dan keamanan data.2)Ethernet Ethernet menggunakan metode akses yang disebut CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection). Metode yang menjelaskan bahwa setiap komputer akan memperhatikan dahulu kondisi dari jalur data (kabel) dalam jaringan sebelum mengirimkan sesuatu ke dalamnya. Jika dalam jaringan tidak ada aktifitas, maka komputer akan mentransmisikan datanya, dan sebaliknya jika dalam jaringan ada aktifitas, maka komputer akan menunggu dan akan mencoba untuk kembali mentransmisikan datanya jika keadaan jaringan telah bersih. Kadangkala dua buah komputer melakukan transmisi data pada saat yang bersamaan, ketika hal ini terjadi, maka masing-masing komputer akan mundur sesaat dan akan menunggu kesempatan secara acak untuk mentransmisikan kembali datanya. Metode ini dikenal dengan nama koalisi, dan tidak akan berpengaruh pada kecepatan transmisi dari jaringan. Ethernet digunakan pada topologi Bus, Star, dan Tree. Data ditransmisikan melalui kabel twisted pair, coaxial, dan fiber optic dengan kecepatan transfer data mencapai 10 Mbps.

3)Localtalk Localtalk adalah sebuah protokol yang dikembangkan oleh Apple. Metode yang digunakan adalah CSMA/CA (Carrier Sense Multiple Access with Collisio Avoidance).LocalTalk digunakan pada topologi Bus, Star, dan Tree. Data ditransmisikan melalui kabel twisted pair dengan kecepatan transfer data hanya mencapai 230 Kbps.4)Token RingToken Ring adalah sebuah protokol yang dikembangkan oleh IBM. Metode akses yang digunakan adalah token. Sebuah sinyal token akan bergerak berputar dalam sebuah lingkaran yang berbentuk cincin, dan bergerak dari sebuah komputer menuju komputer lainnya. Jika dalam persinggahan di salah satu komputer ternyata ada data yang akan ditransmisikan, maka token tersebut akan mengangkutnya ke tempat dimana data tersebut ditujukan, dan token akan bergerak berputar terus untuk saling mengkoneksikan komputer-komputer yang dilaluinya. Token Ring digunakan pada topologi Star. Data ditransmisikan melalui kabel twisted pair dan fiber optic dengan kecepatan transfer data mencapai 4 hingga 16 Mbps.5) FDDI(Fiber Distributed Data Interface)

FDDI adalah sebuah protokol jaringan yang pada umumnya digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih jaringan komputer, bahkan pada jarak yang jauh. Metode akses yang digunakan adalah token. FDDI menggunakan dua buah topologi Ring secara fisik. Proses transmisi biasanya menggunakan satu buah ring, namun jika ada masalah di salah satu ring, maka secara otomatis akan menggunakan ring yang kedua. Data ditransmisikan melalui kabel fiber optic dengan kecepatan transfer data mencapai 100 Mbps.

6)ATM (Asynchronous Transfer Mode)ATM adalah sebuah protokol jaringan yang pada umumnya digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih LAN. ATM juga banyak dipakai oleh para ISP (Internet Service Provider) untuk meningkatkan kecepatan konektivitas akses Internet kliennya. ATM akan mentransmisikan data kedalam satu paket, dimana protokol lain hanya mentransfer pada besar-kecilnya paket. ATM digunakan pada topologi Star. Data ditransmisikan melalui kabel twisted pair dan fiber optic dengan kecepatan transfer data mencapai 155 Mbps bahkan lebih.

7)Internet Protocol

Internet Protocol (IP) berfungsi menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. Oleh karena itu Internet Protokol memegang peranan yang sangat penting dari jaringan TCP/IP. Karena semua aplikasi jaringan TCP/IP pasti bertumpu kepada Internet Protocol agar dapat berjalan dengan baik.

IP merupakan protokol pada network layer yang bersifat :

a)Connectionless, yakni setiap paket data yang dikirim pada suatu saat akan melalui rute secara independen. Paket IP (datagram) akan melalui rute yang ditentukan oleh setiap router yang dilalui oleh datagram tersebut. Hal ini memungkinkan keseluruhan datagram tiba di tempat tujuan dalam urutan yang berbeda karena menempuh rute yang berbeda pula.

b)Unreliable atau ketidakandalan yakni Protokol IP tidak menjamin datagram yang dikirim pasti sampai ke tempat tujuan. Ia hanya akan melakukan best effort delivery yakni melakukan usaha sebaik-baiknya agar paket yang dikirim tersebut sampai ke tujuan.

Suatu datagram bisa saja tidak sampai dengan selamat ke tujuan karena beberapa hal berikut:

(1) Adanya bit error pada saat pentransmisian datagram pada suatu medium.(2) Router yang dilewati mendiscard datagram karena terjadinya kongesti dan kekurangan ruang memori buffer.(3) Putusnya rute ke tujuan untuk sementara waktu akibat adanya router yang down.(4) Terjadinya kekacauan routing, sehingga datagram mengalami looping.IP juga didesain untuk dapat melewati berbagai media komunikasi yang memiliki karakteristik dan kecepatan yang berbeda-beda. Pada jaringan Ethernet, panjang satu datagram akan lebih besar dari panjang datagram pada jaringan publik yang menggunakan media jaringan telepon, atau pada jaringan wireless. Perbedaan ini semata-mata untuk mencapai throughput yang baik pada setiap media. Pada umumnya, semakin cepat kemampuan transfer data pada media tersebut, semakin besar panjang datagram maksimum yang digunakan. Akibat dari perbedaan ini, datagram IP dapat mengalami fragmentasi ketika berpindah dari media kecepatan tinggi ke kecepatan rendah (misalnya dari LAN Ethernet 10 Mbps ke leased line menggunakan Point-to-Point Protocol dengan kecepatan 64 kbps). Pada router/host penerima, datagram yang ter-fragmen ini harus disatukan kembali sebelum diteruskan ke router berikutnya, atau ke lapisan transport pada host tujuan. Hal ini menambah waktu pemrosesan pada router dan menyebabkan delay.

Seluruh sifat yang diuraikan pada di atas adalah akibat adanya sisi efisiensi protokol yang dikorbankan sebagai konsekuensi dari keunggulan protokol IP. Keunggulan ini berupa kemampuan menggabungkan berbagai media komunikasi dengan karakteristik yang berbeda-beda, fleksibel dengan perkembangan jaringan, dapat merubah routing secara otomatis jika suatu rute mengalami kegagalan, dsb. Misalnya, untuk dapat merubah routing secara dinamis, dipilih mekanisme routing yang ditentukan oleh kondisi jaringan dan elemen-elemen jaringan (router). Selain itu, proses routing juga harus dilakukan untuk setiap datagram, tidak hanya pada permulaan hubungan. Marilah kita perhatikan struktur header dari protokol IP beserta fungsinya masing-masing.

Setiap protokol memiliki bit-bit ekstra diluar informasi/data yang dibawanya. Selain informasi, bit-bit ini juga berfungsi sebagai alat kontrol. Dari sisi efisiensi, semakin besar jumlah bit ekstra ini, maka semakin kecil efisiensi komunikasi yang berjalan. Sebaliknya semakin kecil jumlah bit ekstra ini, semakin tinggi efisiensi komunikasi yang berjalan. Disinilah dilakukan trade-off antara keandalan datagram dan efisiensi. Sebagai contoh, agar datagram IP dapat menemukan tujuannya, diperlukan informasi tambahan yang harus dicantumkan pada header ini. Struktur header datagram protokol IP dapat dilihat pada gambar berikut.

2.2.2. Model Osi Layer

1.Pengertian Model Osi Layer

Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. OSI dikembangkan oleh badan Internasional yaitu ISO (International Organization for Standardization) pada tahun 1977.

Model ini juga dikenal dengan model tujuh lapis OSI (OSI seven layer model). Berikut dibawah ini merupakan gambar dari model OSI 7 Layer.Masalah utama dalam komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda adalah karena mereka mengunakan protocol dan format data yang berbeda-beda. Untuk mengatasi ini, International Organization for Standardization (ISO) membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk menghubungkan komputer-komputer dari vendor-vendor yang berbeda. Model-OSI tersebut terbagi atas 7 layer, dan layer kedua juga memiliki sejumlah sub-layer (dibagi oleh Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE)).

Secara klasik infrastruktur jaringan pendukung layanan telekomunikasi yang diberikan operator terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

a) Layer yaitu jaringan transmisiJaringan transmisi adalah jaringan backbone (core network) telekomunikasi yang berfungsi membawa trafik antar local exchange atau antar trunk (layanan POTS) karena jaringan ini harus mampu memhandle banyak kanal suara dan informasi maka jaringan broadband haruslah dengan kecepatan tinggi.b) Jaringan akses

Jaringan akses adalah jaringan yang menghubungkan antara pelanggan dengan infrastruktur yang dijalankan oleh salah satu provider telekomunikasi.

c) Perangkat switching

Perangkat switching adalah perangkat yang tersedia pada infrastruktur

telekomunikasi yang menghubungkan jaringan akses dengan jaringan transmisi dan berfungsi mengantarkan informasi suara, data, dan multimedia ke tujuan. Contohnya :

(1) BSC (Base Station Controller )BSC adalah bagian dari sistem BSS yang menghubungkan antara BTS dengan TRAU, dimana kinerja BTS dikontrol oleh BSC melalui interface- nya Abis Interface, sedangkan BSC terhubung dengan TRAU melalui Asub Interface, adapun fungsi dari BSC antara lain yaitu:(a) Melakukan Radio Resource Management pada BTS yang dibawahinya;(b) Mengawasi proses jalannya perpindahan kanal/cell (Handover);(c) Menghubungkan BTS denagan OMC (Operation and Maintenance Control).(2) BTS (Base Tranceiver Station)BTS adalah perangkat GSM yang berhubungan secara langsung oleh MS

melalui air interface, yang berfungsi sebagai transmitter/pemancar dan receiver/penerima sinyal telekomunikasidari/ke MS melalui air interface jaringan GSM. Fungsi dasar dari sebuah BTS adalah Radio Resource Management seperti:(a) Menugaskan channel ke MS pada saat MS melakukan hubungan.(b) Mengirim dan menerima sinyal dari ke MS .

(c) Mengirim dan menerima frekuensi yang berbeda.

(d) Ikut mengawasi perpindahan atau handover kanal/cell

(e) Frekuensi Hopping(3) MSC (Mobile Switching Center)

Pada bagian ini MSC berfungsi sebagai switching yang diperlukan oleh MS (Mobile Station) yang berada dalam areanya. MSC merupakan otak dari system seluler yang diinterkoneksikan ke jaringan telekomunikasi lain, dimana berfungsi sebagai berikut :

(a) Sebagai gateway bagi pelanggan GSM untuk memasuki jaringan lain, seperti PSTN, ISDN, PLMN seperti PSTN, ISDN, PLMN ;(b) Sebagai routing panggilan dari/ke MS ;(c) Manajemen pergerakan ;(d) Memberikan layanan teleservices dan supplementary ; (e) Menangani pembiayaan MS ;(f) Menangani fungsi-fungsi keamanan bersama-sama dengan Auc.2.2.3Konsep Seluler

1. CellKata seluler berasal dari kata sel, yang artinya kawasan tertentu dengan daerah layanan yang luas, dibagi-bagi menjadi kawasan yang lebih kecil, dan kawasan yang lebih kecil tersebut dinamakan sel. Seluler berarti membagi daerah layanan luas menjadi sel-sel tertentu. Bentuk sel ideal adalah lingkaran, yang pada umumnya menggunakan antena pengarah omni, akan tetapi bentuk lingkaran mempunyai sifat tumpang tindih (overlapping), maka digunakan bentuk sel sel heksagonal sebagai sel efektif, seperti gambar sel seperti dibawah ini:

Sumber gambar : Modul 3 Sistem Komunikasi Bergerak Selular

Gambar 2.2 Dasar Sel

Sebuah sel adalah unit dasar dari suatu sistem seluler dan menegaskan daerah radio yang diberikan oleh suatu sistem antena BTS. Beberapa sel diberikan nomor yang unik yang disebut CGI (Cell Global Identity). Didalam jaringan yang sudah lengkap yang telah meng-cover seluruh negara, penomoran sel akan semakin besar.

Sumber gambar:Modul 3 Sistem Komunikasi Bergerak Selular Hal.4Gambar 2.3 Bentuk-bentuk SelDalam realitanya bentuk sel adalah tidak beraturan, karena disesuaikan dengan kondisi wilayahnya. Untuk lebih menyerdehanakan perencanaan dan perancangan sistem seluler digunakan pendekatan bentuk sel yaitu berupa bentuk heksagonal. Pada prinsipnya sel yang digunakan dalam jaringan GSM tergantung dari kondisi geografis dan dari daerah yang akan dijangkau, tetapi untuk mempermudah perencanaan dan pertimbangan biaya ekonomis maka bentuk sel segi enam lebih cocok digunakan dalam sistem jaringan GSM. Hal ini dapat disebabkan sel segi enam memerlukan jumlah yang lebih sedikit untuk mencangkup jumlah layanan dibanding bentuk sel lain. Untuk mendapatkan perencanaan sel yang optimal, maka perlu dipertimbangkan pengukuran sel yang diterapkan sesuai dengan bentuk geografis dan kepadatan trafik. Ukuran dengan radius sel, jumlah sel yang diinginkan pelanggan letak sel itu sendiri dibuat optimal sehingga jumlah sel yang direncanakan dapat dimanfaatkan pelanggan dengan sebaik-baiknya. Dengan tujuan agar handover bisa berjalan dengan sempurna, trafik pelanggan yang mengggunakannya bisa disebar (load sharing traffic) dan keluasan pelanggan menggunakan jaringan juga lebih optimal.2. InterferensiKinerja sistem radio seluler sangat dipengaruhi oleh faktor interferensi, yang berasal dari ponsel lainnya didalam sel yang sama, dari percakapan yang sedang berlangsung disebelahnya, atau dari BTS yang bekerja pada pita frekuensi yang sama. Interferensi adalah pita percakapan yang menyebabkan crosstalk, yang artinya pelanggan mendengar nada-nada percakapan orang lain, yang menginterferensi dalam latar belakang percakapannyadisebabkan oleh transmisi yang tidak diinginkan.

Ada dua macam interferensi yang muncul didalam sistem seluler yaitu :a. Co-Channel Interference (Interferensi Kanal yang berfrekuensi sama)

Pengulangan kanal radio dengan frekuensi bersama co-channel, menyatakan bahwa dalam daerah liputan tertentu terdapat beberapa sel yang menggunakan spektrum frekuensi yang sama. Sel-sel ini disebut kanal frekuensi bersama, dan frekuensi yang terjadi antara sel-sel dengan frekuesi sama itu disebut Interference Co-Channel. Hal ini tidak hanya dapat diatasi dengan menaikan level daya yang dipancarkan, karena akan menyebabkan imterferensi ke sel kanal bersama lainnya. Untuk mengurangi interferensi Co-Channel sel ini yaitu dengan meletakan lebih jauh sel-sel Co-Channel-nya. Untuk daerah cakupan yang luas dan padat akan terdapat beberapa cluster atau kelompok frekuensi sel untuk mencakup daerah tersebut. Jika satu sel menggunakan frekuensi yang sama, sel pada kelompok frekuensi acuan akan mendapat gangguan dari sel-sel pengganggu yang mengelilinginya.

Pada sistem seluler dengan ukuran sel tetap, interferensi kanal bersama tidak bergantung dengan daya yang dipancarkan. Interferensi kanal bersama menjadi fungsi jari-jari sel (R), dan jarak antar pusat sel Co-Channel (D), dengan meningkatkan perbandingan q= D/R, jarak anatara sel kanal meningkat. Interferensi kanal bersama adalah fungsi dari parameter q yang didefinisikan sebagai berikut :q = D/R....................................................................................(1)

Parameter q adalah faktor reduksi interferensi kanal bersama (co-channel interference reduction factor), ketika q meningkat interferensi antar kanal menurun.

Interferensi kanal bersama dapat dialami di stasiun pangkalan radio maupun pada stasiun mobil. Perbandingan sinyal dengan interferensi S/I (Signal to Interference) pada stasiun mobil (downlink) yang disebabkan oleh 6 sel penginterferensi, sama dengan yang diterima oleh stasiun pangkalan radio (uplink) yang disebabkan oleh MS (mobile Station) sebagai penginterferensi yang terletak pada 6 sel yang mengelilingi sel acuan.

b. Adjacent -Channel Interference (Interferensi dari kanal sebelah )

Interferensi ini disebabkan oleh adanya sinyal-sinyal yang frekuensinya berdampingan dengan frekuensi sinyal yang menjadi fokus perhatian tersebut sebagai interferensi kanal sebelah. Interferensi ini dapat dikurangi pengaruhnya dengan menggunakan filter yang baik, di sisi transmitter maupun receiver, di transmitter, filter berguna agar sinyal RF dipancarkan benar-benar berada dalam bidang frekuensi yang telah ditentukan, sedangkan di receiver, digunakan untuk meredam sinyal RF terdekatnya. Pemisahan jarak kanal dekat yang mengganggu biasanya harus menempuh jarak tertentu, sebelum mencapai penerima sehingga memberikan redaman tambahan.3. Frekuensi Reuse

Frekuensi Reuse ini adalah suatu parameter dalam sistem komunikasi seluler yang berfungsi untuk pengulangan frekuensi. Konsep pengulangan frekuensinya adalah dengan menggunakan kembali frekuensi yang telah dipakai sebelumnya dengan syarat diletakan dalam berbeda tempat dan berada jauh dari jangkauan interferensinya. Hal ini bertujuan agar dapat memanfaatkan lebar pita frekuensi yang terbatas dan meningkatkan kapasitas sistem. Penggunaan frekuensi yang sama pada daerah cakupan yang berbeda yang masih dalam jangkauan interferensinya, akan menyebabkan interferensi kanal bersama (Co-Channel Interference). Adapun latar belakang yang mendasari dipakainya parameter tersebut yaitu :

a. Keterbatasan daerah cakupan

b. Keterbatasan alokasi frekuensi

c. Menaikan jumlah kanal

d. Membentuk cluster yang berisi beberapa sel

e. Co-Channel Interference SHAPE \* MERGEFORMAT

Sumber Gambar: Modul 3 Sistem Komunikasi Bergerak Selular Hal.17Gambar 2.4 Frekuensi reuse dengan jangkauan interferensi SHAPE \* MERGEFORMAT

Sumber gambar : Modul 3 Sistem Komunikasi Bergerak SelularGambar 2.5 Pola frekuensi reuse

Pelayanan seluler dicakup oleh beberapa kelompok sel yang disebut cluster, dimana satu cluster terdiri dari beberapa sel (K sel). K bisa berharga 3,4,7,9 dan 12.

SHAPE \* MERGEFORMAT

Sumber gambar : Modul 3 Sistem Komunikasi Bergerak SelularGambar 2.6 Contoh sel dalam satu cluster

SHAPE \* MERGEFORMAT

Sumber Gambar : Modul 3 Sistem Komunikasi Bergerak Selular

Gambar 2.7 Contoh sel dalam tiga cluster.

Dalam gambar diatas merupakan contoh pola pembagian sel dalam satu cluster dan tiga cluster, dimana dalam satu cluster terdiri dari 7 sel, dan terdapat pula konsep frekuensi reuse. Dalam menentukan frekuensi reuse ini dapat ditentukan dalam perhitungan sebagai berikut ini :(D/R)2=3K.....................................................................................(2) SHAPE \* MERGEFORMAT

Sumber gambar : Modul 3 Sistem Komunikasi Bergerak Selular Hal 19Gambar 2.8 Jarak pengulangan frekuensi

Dimana D adalah jarak pengulangan frekuensi yang direkomendasikan agar bebas dari jangkauan frekuensi asal (reuse distance) sedangkana R adalah jari-jari terjauh sel hexagonal (jaraj terjauh dari pusat ke sel ujung-ujung), dan K adalah cluster.

3.3 Jenis-jenis Kanal

Jalur yang biasa untuk membawa informasi antara MS dan BTS dikenal dengan nama Physical Channel. Perbedaan pembawa informasi dalam Physical Channel diklasifikasikan sebagai Logical Channel. Logical Channel dibagi menjadi 2 kategori, Control Channel dan Traffic Channel. Kemudian keduanya dibagi lagi, ada dua kategori dari Traffic Channel dan ada tiga kategori dari Control Channel dengan total sembilan kategori yang berbeda, seperti gambar dibawah ini:

SHAPE \* MERGEFORMAT

Sumber gambar : Modul 3 sistem komunikasi bergerak selular.Gambar 2.9 Struktur Kanal Logic GSM

Jenis-jenis kanal yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Control Channel

Control Channel membawa informasi signaling yang digunakan oleh MS untuk mencari BTS, sinkronisasi itu sendiri dengan BTS, dan penerimaan informasi digunakan untuk pelaksanaan call set-up. Ada tiga macam dari Control Channel, yaitu:

A. Broadcast Channel (BCH)

Semua BCH ditransmisikan point to point ke arah downlink. Broadcast Channel dibagi menjadi 3 tipe yaitu:a).Frequency Correction Channel (FCCH): yang menyediakan Frequency Correction Information yang digunakan oleh MS.

b ).Syncrhonization Channel (SCH): mengandung Base Station Identity Code (BSIC) dan angka frame TDMA yang digunakan untuk sinkronisasi MS untuk struktur frame dari BTS baruc).Broadcast Control Channel (BCCH): digunakan untuk menyiarkan informasi ke semua MS.

B. Common Control Channel (CCCH)

Semua CCCH dikirim point to point. Common Control Channel dibagi menjadi tiga tipe yaitu:

a).Random Access Channel (RACH): digunakan oleh MS untuk meminta akses ke sistem, informasi RACH dikirim melalui uplink.

b).Paging Channel (PCH): digunakan untuk Paging di MS. Informasi PCH dikirim melalui downlink.

c).Acces Grant Channel (AGCH): digunakan untuk menandai SDCCH. Informasi AGCH dikirim melalui downlink.

C. Dedicated Control Channel (DCCH)

Semua DCCH dikirim secara point to point melalui uplink dan downlink. Dedicated Control Channel dibagi menjadi tiga tipe yaitu:

a ).Stand alone Dedicated Control Channel (SDCCH): membawa informasi signaling selama call set-up.

b).Slow Assosiated Control Channel (SACCH): mengirim panggilan control data dan laporan pengukuran.c).Fast Assosiated Control Channel (FACCH): membawa informasi signaling yang penting2. Traffic Channel

Traffic Channel (TCH) membawa voice atau data. Ada dua tipe dari TCH, yaitu: full rate dan half rate. TCH dapat ditempatkan di timeslot mana saja padafrekuensi manapundigambarkan didalam sel, kecuali untuk timeslot pertama (TS0) pada carrier pertama (C0).

a. Full Rate: TCH ini menangani encoding voice atau data. Informasi TCH dikirim pada bit rate 33,8 kbps

b. Half Rate: Dengan kanal ini, sebuah MS akan hanya memakai setiap detik timeslot (setiap yang lainnya idle). Hasilnya, dua MS akan dapat menggunakan kanal fisik yang sama untuk memimpin panggilan kesebuah penggandaan kapasitas jalur.2.2.4. Ant Colony SystemDunia Artificial Intelligence (AI) ikut belajar dari sekumpulan koloni semut dengan diciptakannnya Sistem koloni semut (ACS) oleh Moyson dan Manderick lalu dikembangkan oleh Gambardella dan Dorigo pada tahun 1996 yang menggunakan metafora alami semut untuk menyelesaikan masalah komputasi untuk menemukan jalur terpendek melalui teknik probabilistic.

1. cara kerja semut mencari jalur optimal

Semut mampu mengindera lingkungannya yang kompleks untuk mencari jalur optimum dalam mencari makanan dan kembali ke sarangnya dengan meninggalkan zat feromon pada jalur yang mereka lalui.

Zat feromon adalah zat kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk hidup untuk saling mengenali sesama jenis dan makhluk hidup lain dan kelompok dan membantu proses reproduksi.berbeda dengan hormon feromon menyebar ke seluruh tubuh dan hanya dapat mempengaruhi spesies yang sejenis. Proses peninggalan feromon ini disebut stigmery yaitu prose memodifikasi lingkungan yang tidak hanya bertujuan mengingat jalan pulang ke sarang akan tetapi juga berfungsi untuk semut saling berkomunikasi.

2. Proses pencarian jalur optimal pada semut

Proses pencarian jalur optimal pada semut melaui beberapa tahapan diantaranya:

a. Sekelompok semut secara acak mencari sumber makanan

b. Setelah menemukan sumber makanan mereka lalu kembali ke koloni nya dengan meninggalkan feromon sebagai tandanya.

c. Jika mereka sudah menemukan maka mereka tidak akan mencari sumber makanan secara acak akan tetapi dengan melalui feromon yang ditinggalkan.

d. Kembali menguatkan kembali jalur yang ditinggali feromon yang berlebih

e. Seekor semut yang secara tidak sengaja menemukan jalur optimal maka akan secara cepat sampai pada sumber makanan dan kembali ke sarangnya.

f. Feromon yang berkonsentrasi tinggi akan menarik semut semut yang lain kemudian akan berpindah jalur menuju jalur yang optimal.

g. Pada akhirnya semua semut melalui jalur yang optimal untuk menemukan sumber dan kembali sarang yang paling optimal.

Sumber gambar :Optimasi routing pada sistem komunikasi hal 84Gambar 3.0 Lintasan awal semut menuju sumber makanan

Keterangan gambar :

A = tempat awal koloni semut (sarang)

B = tujuan koloni semut (makanan)

Jalur 1 (Biru) = lintasan yang dilalui semut 1

Jalur 2 (Hitam) = lintasan yang dilalui semut 2

Sumber gambar :Optimasi routing pada sistem komunikasi hal 84Gambar 3.1 Jalur lintasan optimal semut menuju sarang makanan

Keterangan gambar:

A= tempat awal koloni (sarang)

B= tujuan koloni semut (makanan)

Jalur optimal = jalur yang dilalui semut setelah beberapa iterasi. 2.2.5.Pembahasan Transmisi Mini Link EricssonDalam sistem telekomunikasi, transmisi merupakan media penghubung antara Mobile System dengan jaringan Network Element yang ada dalam arsitektur tersebut.

Transmisi baik itu lewat kabel atau udara merupakan interface antara MSC ke BSC dan BSC ke BTS. Untuk hubungan MSC ke BSC menggunakan sistem transmisi dengan kapasitas yang sangat besar mengingat kebutuhan akan penyaluran traffic ke MSC cukup besar pula, sedangkan untuk hubungan BSC dengan BTS, cukup dengan transmisi dengan kapasitas kecil. Telkomsel sebagai salah satu operator dalam membangun sistem jaringannya menggunakan banyak tipe dan macam transmisi, baik itu milik sendiri atau leased ke operator lain. Untuk transmisi yang sifatnya leased dengan pihak ketiga terdapat beberapa tipe tergantung kondisi geografi dari daerah yang akan dihubungkan dengan BSC atau BTS yang menghubungkannya ke BSC yang dimaksud. Transmisi tersebut ada yang menggunakan satelit ( tidak dimungkinkan membangun transmisi radio yang disebabkan kondisi geografis dan jarak yang relative jauh ), ada yang menggunakan radio ( kondisi geografisnya tidak sulit dan jarak relatif tidak jauh dan untuk menghubungkan beberapa kota ), dan ada yang menggunakan Fiber Optic ( pada umumnya untuk daerah kota besar ). Oleh karena pembangunan BTS-BTS Telkomsel makin berkembang dan menjangkau seluruh kota-kota besar dan kecamatan, sementara penyediaan transmisi dari pihak ketiga sangat terbatas maka Telkomsel membangun sistem transmisi sendiri untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas.Saat ini Telkomsel mengoperasikan sistem transmisi PDH ( Pleychronous Digital Hierarki ) yang berkapasitas 2E1, 4E1, 8E1, 16E1 yang menghubungkan BTS BTS atau BTS ke BSC. E1 merupakan kecepatan transmisi dimana besarnya adalah 2 Mbit/s. 1 E1 dapat pula dikatakan sebagai 1 PCMB, dimana dalam PCMB terdapat 32 time slot yang terdiri dari 30 time slot kanal bicara dan 2 time slot untuk pensinyalan. Sementara untuk BSC MSC dan Backbone yang berkapasitas besar, Telkomsel sudah dan akan terus mengimplementasikan transmisi SDH (Synchronous Digital Hierarki).1. Penjelasan singkat perangkat Ericsson

Transmisi Ericsson Mini Link E Microwave terdiri atas :

a. Outdoor Unit

b. Indoor Unit

c. Konfigurasi ODU

d. Instalasi IDU to ODU

Perangkat Mini-Link E

Sebuah Mini-Link mempunyai dua bagian penting dan satu bagian pendukung di dalamnya, yaitu:

a.Outdoor Unit (ODU)

Bagian ini bekerja independent atau tidak terpengaruh oleh kapasitas trafik. Fungsi utama dari bagian ini adalah menyediakan berbagai jenis band frekuensi. Bagian outdoor unit terdiri dari antena modul dan radio unit (RAU). Dimana antena dan radio terintegrasi dalam satu tempat atau terpasang secara bersama.1).RAU (Radio Access Unit)

RAU berfungsi untuk merubah keluaran IF dari MMU menjadi RF ke antena untuk dipancarkan. Adapun type RAU tergantung pada frekuensi yang digunakan ( Band 7GHz, 15 GHz dan 23 GHz ). 2). AntennaAntenna berfungsi sebagai penguat penangkap frekuensi, pada ukuran antenna Minilink Ericsson - E yang biasa di gunakan berukuran 0.3 meter, 0.6 meter, dan 1.2 meter. Sedangkan untuk menghubungkan antara IDU dan ODU menggunakan kabel Coaxial dengan panjang maximal 150 meter.

Sumber gambar : Dokumentasi MLE Ericsson .Gambar 3.2. Antenna transmisi Microwave.

Untuk menghasilkan frekuensi yang baik (antara Transmit dan Receive seimbang) maka pemasangan ODU harus tepat behadap hadapan. Berikut ini adalah gambar interface ODU yang baik dan yang buruk. Ada 3 tipe anntena yang di gunakan dalam MINI LINK E, yaitu :

a) Gabungan antara antenna dengan MINI LINK E modul interface (0.3m, 0.6m, 0.9m, 1.2m, 1.8m diameter) . Untuk menggabungkan antara antenna radio dengan ODU, di gunakan coupler.

b) Antenna external dengan standard rectangular waveguide flang. Untuk menggabungkan antara radio dengan MINI LINK E menggunakan flex guide.

c) Antenna external dengan 2 jalan (2 polarisasi antenna), Untuk menggabungkan antara radio dengan MINI LINK E menggunakan 2 flex guide.

Tipe Antenna dilihat dari frekuensinya:

(1). 7 GHz 7.1 - 7.7 GHz

(2). 8 GHz 8.025 - 8.5 GHz

(3). 13 GHz 12.75 - 13.25 GHz(4). 15 GHz 14.4 - 15.35 GHz

(5). 18 GHz 17.7 - 19.7 GHz

(6). 23 GHz 21.2 - 23.6 GHz

(7). 26 GHz 24.5 - 26.5 GHz

(8). 38 GHz 37 - 39.5 GHz

Sumber gambar : PIKD Minilink E, TN, & HiCap Ericsson Indonesia Hal 14.Gambar 3.3 Radio Access Unit (RAU)

b. Indoor Unit (IDU)Merupakan sebuah modul akses yang mana bagian ini tidak terpengaruh pada band frekuensi akan tetapi bagian ini menyediakan berbagai jenis kapasitas trafik dan sistem konfigurasi dalam berbagai versi. Bagian indoor unit terdiri dari Modem Unit (MMU),Service Access Unit (SAU) Dan Switch Multiplexer Unit (SMU). Semua bagian indoor unit terpasang dalam sebuah Access Module Magazine (AMM).1) Access Module Magazine(AMM)

AMM merupakan rack yang terdiri dari slot-slot untuk penempatan MMU/SMU.

2) Modem Unit(MMU)

MMU berfungsi sebagai interface ke radio yang terdiri atas modulator dan demodulator. Type MMU terbagi atas :

a)MMU 2x2

b)MMU 4x2

c)MMU 2x8

d)MMU 34+2

3) Switch Multiplexer Unit(SMU)

SMU berfungsi sebagai pembagi trafik dan switch untuk sistem proteksi 1+1

Adapun type SMU antara lain :

a) SMU 8x2

b) SMU 16x2

c) SMU Switch

4) Service Access Unit(SAU)

SAU merupakan modul tambahan untuk External Alarm Channel.

Sumber gambar : PIKD Minilink E, TN, & HiCap Ericsson Indonesia. 5. Kabel CoaxialMerupakan bagian pendukung yang menghubungkan antara outdoor unit (ODU) dan indoor unit (IDU). Beberapa Access Module Magazine disediakan untuk titik-titik jaringan yang berisikan terminal.Kabel coaxial yang di rekomendasikan oleh PT. TELKOMSEL adalah Belden 9914 dan Andrew LDF4-50A karena kabel jenis ini sangat cocok untuk pemasangan out door. Di kedua ujung kabel coaxial di pasang konektor N, untuk menghubungkan ke perangkat ODU dan IDU. Konektor yang terhubung dengan ODU haruslah dilindungi dari air hujan, karena bila air hujan bersentuhan langsung dengan inti kabel coaxial maka kabel akan konselet. Konektor yang terhubung dengan ODU di balut dengan menggunakan rubber tape dan kemudian di lapisi dengan isolasi.

Sumber gambar : PIKD Minilink E, TN, & HiCap Ericsson Indonesia Hal 26-27.Gambar 3.7 kabel Coaxial terpasang pada RAU

6. Rack 19 Inch

Rack 19 Inch digunakan sebagi tempat dimana modul Ericsson MLE di tempatkan dan tempat mounting kabel Coaxial.

Sumber gambar : Dokumentasi MLE

Gambar 3.8 Rack 19 Inch beserta perangkat MLE

7. DDF(Distributed Data Facility)DDF digunakan sebagai terminal kabel output dari modul MLE, dimana dalam setiap DDF untuk type PDH hanya terdapat maksimal 16 E1 atau 16 sistem.akan tetapi pada contoh gambar tersebut ada 4 EI atau 4 System yang tersedia.

Sumber gambar : Dokumentasi MLE

Gambar 3.9 DDF Block C. Konfigurasi ODU

1) Konfigurasi 1 + 0

Untuk konfigurasi 1 + 0, modul ODU langsung menempel pada antenna.

Sumber gambar : PIKD Minilink E, TN, & HiCap Ericsson Indonesia Hal . Gambar 4.0 konfigurasi 1+0 antena MLE

Sumber gambar : PIKD Minilink E, TN, & HiCap Ericsson Indonesia Hal .Gambar 4.1 ODU MINI LINK E konfigurasi 1 + 02) Konfigurasi 1 + 1

Pemasangan sistem proteksi Link dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu config 1+1HS (Hot standby) atau 1+1 SD/FS (Space diversity atau Frequency Diversity).

a)System 1+1 HSSystem 1+1 HS (Hot standby) memerlukan material sbb :

1 Unit Antena, 1 Unit Power Spliter, 1 Set waveguide kit, 2 unit RAU, 2 Set Kabel Coax, 2 Set kabel grounding, 1 unit AMM, 1 unit SMU/TRU dan 2 unit MMU.

Pada prinsipnya pemasangan Sistem radio proteksi 1+1 HS sama dengan pemasangan radio 1+0 perbedaannya hanya pada pemasangan waveguide dan Spliter pada antena Mini-Link.

b)System 1+1 SD

System 1+1 SD/FS diperlukan : 2 Unit Antena, 2 Unit RAU, 2 Set Kabel Coax, 2 Set Kabel Grounding, 1 AMM, 1 SMU/TRU, dan 2 Unit MMU.

Untuk konfigurasi 1 + 1, ada 2 RAU yang terpasang, dan keduanya dihubungkan oleh waveguide & Splitter.

Sumber gambar : PIKD Minilink E, TN, & HiCap Ericsson Indonesia Hal .Gambar.4.2 Power Splitter dan Wavegiude konfigurasi 1 + 1

3) Power Splitter dan Waveguide

Power splitter digunakan pada jika konfigurasinya 1+1 HS (Hot Standby). Ada 3

lubang di Power Splitter :

(a) lubang ke antenna;

(b) lubang ke RAU1/Radio 1 (Main);

(c) lubang ke RAU2/Radio 2 (Standby).

WaveguideWaveguide digunakan pada pemasangan Antena-RAU terpisah. Ada 2 jenis waveguide :(1) panjang 0.65m;

(2) panjang 0.90m

Sumber gambar : PIKD Minilink E, TN, & HiCap Ericsson Indonesia Hal 16.Gambar 4.3 Waveguide

4) Polarisasi Antena

Pada dasarnya terdapat 2 jenis antena : single polarization (polarisasi tunggal) dan dual polarization (polarisasi ganda). Pada antena polarisasi tunggal, default polarisasi dari pabrik adalah vertikal (V). Polarisasi dapat diubah menjadi horizontal jika diperlukan. Sedangkan antena polarisasi ganda mempunyai 2 polarisasi sekaligus, vertikal (V) dan horisontal (H). Bagian Horn Antena polarisasi ganda tidak boleh diubah/putar polarisasinya.

Polarisasi tunggal (Single Polarization)

Sumber gambar : PIKD Minilink E, TN, & HiCap Ericsson Indonesia Hal 12.

Gambar.4.4 Vertical Polaritation Gambar.4.5 Horisontal PolaritationVertikal : Lubang dalam posisi horisontal, arah plat polarisasi menuju V

Horisontal : Lubang dalam posisi vertikal, arah plat polarisasi menuju H5) Alignment Radio Link

Proses alligment radio link (pointing) dilakukan agar posisi antena near end dan far end berada pada lintasan dengan recieve level (Rx Power) maksimum dengan catatanLOS yang disesuaikan dengan link budget.

Alligment 1 antena Konfigurasi 1 antena bisa digunakan untuk Radio 1+0 dan 1+1 HSB (Hot Stanby).

Proses alligment secara bergantian antara antena near end dan far end. Untuk sistem 1+1 HSB, sebenarnya sama dengan sistem 1+0 hanya ada

penambahan 1 RAU, 1 kabel coaxial, 1 earthing kit, dan 1 MMU. Pemasangan RAU1 dan RAU2 ke antena untuk sistem 1+1 bisa dengan wavegiude dan power spliter.

Alligment 2 Antena Konfigurasi 2 antena digunakan untuk 1+1 SD/FD(SpaceDiversity/FrequencyDiversity). Sistem 1+1 SD/FD memerlukan : 2 unit Antena, 2 unit Rau, 2 set kabel Coaxial, 2 set Earthing Kit, 1unit AMM, 1unit SMU/TRU, dan 2 unit MMU.

Alligment/pointing untuk system 1+1 SD dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1).Step A : Pointing dilakukan hanya antara RAU 1A dan RAU 1B ( RAU 2Adan RAU 2B off).

2). Step B : Pointing hanya antara RAU 2A dan RAU 1B (RAU 1B diam, hanya RAU 2A yang bergerak, RAU 1A dan RAU 2B off).

3).Step C : Pointing hanya antara RAU 2B dan RAU 1A (RAU 1A diam, hanya RAU 2B yang bergerak, RAU 1B dan RAU 2A off).

Hasil pointing pada Step A, B dan C harus menghasilkan nilai yang relative sama

Sumber Gambar : PIKD Minilink E, TN, & HiCap Ericsson Indonesia Hal 62.Gambar 4.6 pointing Step

Sumber gambar : PIKD Minilink E, TN, & HiCap Ericsson Indonesia

Gambar 4.7 Received Level GoodDengan Transmit Power yang sama, dan pointing antenna yang benar, maka Received Level yang di hasilkan antara near end dan far end akan sama dan akan menghasilkan performace frekuensi yang bagus pula.

d .Instalasi IDU to ODU

Untuk menghubungkan antara IDU dengan ODU di butuhkan sebuah penghantar dan pengaman perangkat. Penghantar yang digunakan adalah coaxial cable sepanjang maximal 150 meter. Dan pengaman perangkat ODU ( Grounding kit ).

1) Kabel Coaxial

Kabel coaxial yang di rekomendasikan oleh PT. TELKOMSEL adalah Belden 9914 dan Andrew LDF4-50A karena kabel jenis ini sangat cocok untuk pemasangan out door. Di kedua ujung kabel coaxial di pasang konektor N, untuk menghubungkan ke perangkat ODU dan IDU. Konektor yang terhubung dengan ODU haruslah dilindungi dari air hujan, karena bila air hujan bersentuhan langsung dengan inti kabel coaxial maka kabel akan konselet. Konektor yang terhubung dengan ODU di balut dengan menggunakan rubber tape dan kemudian di lapisi dengan isolasi.

Sumber gambar : PIKD Minilink E, TN, & HiCap Ericsson IndonesiaGambar.4.8 Kabel Coaxial

2) Kabel Ground

Semua perangkat BTS yang terbuat dari logam harus di lindungi dengan grounding, termasuk IDU dan ODU. Di setiap site BTS terdapat sebuah bak kontrol yang berisi sebuah bus bar tembaga yang terhubung dengan plat tembaga yang sudah tertanam. Bak ini berfungsi sebagai pusat kabel grounding. Dalam 1 tower cellular terdapat 3 buah bus bar tenbaga yang terpasang, yaitu di bagian bawah ( 3 meter dari permukaan tanah ), tengah tower dan atas. Semua perangkat yang berada di tower akan di koneksikan ke busbar terdekat, begitu pula perangkat RAU MINI LINK E. Kabel Grounding yang di rekomendasikan untuk pengaman RAU adalah yang berukuran 16 milimeter. Di kedua ujung kabel di pasang skun kabel 16 mm, ini di lakukan agar kabel benar benar terpasang dengan kuat pada perangkat dan busbar grounding. Dibawah ini gambar instalasi penempatan grounding kit dan grounding pada busbar.Sumber gambar : PIKD Minilink E, TN, & HiCap Ericsson Indonesia Hal 27.Gambar.4.9 Grounding KitGambar.Sumber gambar : PIKD Minilink E, TN, & HiCap Ericsson Indonesia 5.0 Grounding Busbar

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Pengantar Penelitiana. Mengumpulkan dan mempelajari literatur yang berhubungan dengan analisa optimasi routing transmisi serta penentuan link under MBSC New armada sebagai sampling.b. Menentukan data yang diperlukan sebagai sampling dan parameter apa saja yang dibutuhkan ke dalam program matlab.c. Mengumpulkan data melalui database pada instansi yang terkait terhadap objek yang akan di optimasi.d. Melakukan penulisan berdasarkan hasil penelitian.3.2 Objek Pengujian

Objek pengujian yang dilakukan pada skripsi ini adalah Transmisi MLE Simpul Temanggung2 under MBSC New Armada yang melewati beberapa link transmisi BTS terdekat untuk mencapai nilai optimum.dan pengujiannya adalah dengan mengevaluasi hasil dari beberapa sampling routing tersebut.3.3 Peralatan Pengukuran

Peralatan yang digunakan dalam melakukan pengukuran pada link transmisi MLE under MBSC New Armada diantaranya adalah:

3.3.1 Software Locus

Adalah program dari Play store pada HP Android yang berguna sebagai Measure Distance Map antar satu BTS dengan long lat yang lain sehingga dapat diketahui jarak transmisi satu dengan yang lainnya.

3.3.2 Software Matlab

Adalah program untuk pemrograman ACO sehingga akan didapatkan nilai optimal dengan suatu pendekatan tersebut .

Gambar 3.5 Perangkat Transmisi IDU 1 +1

Gambar 3.4 MMU

STEP B

STEP A

RAU 2B

RAU 2A

RAU 1B

RAU 1A

STEP C

RACH

cell broadcast channel

traffic channel

control channel

Data or

Speech

Mobile transmits

Base station transmits

Both transmit

BCCH

SCH

SDCCH

ACCH

AGCH

PCH

FCCH

DCCH

CCCH

BCH

TCH/H

TCH/F

CBCH

CCH

TCH

R

D

Reuse frekuensi

3

2

1

3

2

1

3

2

1

JARAK BEBAS INTERFERENSI

F2

F1

F3

F3

Reuse frekuensi

EMBED Visio.Drawing.11

EMBED Visio.Drawing.11

_1328294394.vsdRadio tower

_1328294395.vsdSEL IDEAL

SEL REAL

SEL MODEL

_1110450452.bin