penawaran agregat dan teori ekonomi makro

27
1. Permintaan dan Penawaran Agregat Dalam teori makroekonomi klasik, jumlah output bergantung pada kemampuan perekonomian menawarkan barang dan jasa, yang sebalikya bergantung pada suplai modal dan tenaga kerja serta pada ketersediaan teknologi produksi. Ini adalah esensi dari model klasik dasar. Harga fleksibel adalah asumsi penting dari teori klasik. Teori klasik menyatakan, yang kadang-kadang secara emplisit, bahwa harga disesuaikan untuk menjamin bahwa kuantitas output yang diinginkan sama dengan kuantitas yang ditawarkan. Perekonomian bekerja cukup berbeda apabila harga bersifat kaku. Dalam hal ini, sebagaimana kita lihat, output juga bergantung pada permintaan terhadap barang dan jasa. Sedangkan permintaan dipengaruhi oleh pandangan konsumen tentang prospek ekonomi, pandangan perusahaan tentang keuntungan dari investasi baru serta kebijakan moneter dan fiskal. Karena kebijakan moneter dan fiskal dapat mempengaruhi output perekonomian selama horison waktu ketika harga bersifat kaku, kekuatan harga menyediakan dasar pemikiran mengapa kebijkan moneter dan fiskal berguna untuk menstabilkan perekonomian jangka pendek. Penawaran dan permintaan adalah pandangan yang paling sederhana dalam teori ekonomi, penawaran dan permintaan untuk setiap barang yang menentukan harga barang serta jumlah yang dijual, dan bagaimana penawaran dan permintaan ini mempengaruhi harga serta jumlahnya. Tetapi kali ini

Upload: audi15ar

Post on 28-Nov-2014

9.539 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

1. Permintaan dan Penawaran Agregat

Dalam teori makroekonomi klasik, jumlah output bergantung pada kemampuan

perekonomian menawarkan barang dan jasa, yang sebalikya bergantung pada suplai

modal dan tenaga kerja serta pada ketersediaan teknologi produksi. Ini adalah esensi

dari model klasik dasar. Harga fleksibel adalah asumsi penting dari teori klasik. Teori

klasik menyatakan, yang kadang-kadang secara emplisit, bahwa harga disesuaikan

untuk menjamin bahwa kuantitas output yang diinginkan sama dengan kuantitas yang

ditawarkan.

Perekonomian bekerja cukup berbeda apabila harga bersifat kaku. Dalam hal ini,

sebagaimana kita lihat, output juga bergantung pada permintaan terhadap barang dan

jasa. Sedangkan permintaan dipengaruhi oleh pandangan konsumen tentang prospek

ekonomi, pandangan perusahaan tentang keuntungan dari investasi baru serta

kebijakan moneter dan fiskal. Karena kebijakan moneter dan fiskal dapat

mempengaruhi output perekonomian selama horison waktu ketika harga bersifat

kaku, kekuatan harga menyediakan dasar pemikiran mengapa kebijkan moneter dan

fiskal berguna untuk menstabilkan perekonomian jangka pendek.

Penawaran dan permintaan adalah pandangan yang paling sederhana dalam

teori ekonomi, penawaran dan permintaan untuk setiap barang yang menentukan

harga barang serta jumlah yang dijual, dan bagaimana penawaran dan permintaan ini

mempengaruhi harga serta jumlahnya. Tetapi kali ini penawaran dan permintaan

dilihat dari ukuran ekonomi yang jauh lebih besar. Model makroekonomi ini membuat

kita bisa mempelajari bagaimana tingkat harga agregat dan jumlah output agregat

ditentukan dalam jangka pendek. Model ini juga memberikan cara membedakan

bagaimana kinerja perekonomian dalam jangka panjang dalam jangka pendek.

Meskipun model permintaan agregat dan penawaran agregat menyerupai model

penawaran dan permintaan untuk barang tunggal, namun analogi ini tidaklah sama

persis. Model penawaran dan permintaan untuk barang tunggal hanya memperhatikan

satu barang dalam perokonomian yang besar. Sebaliknya, penawaran dan permintaan

agregat adalah model canggih yang yang melibatkan interaksi di antara banyak pasar.

Page 2: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

Permintaan Agregat

Permintaan agregat/ aggregate demand (AD) adalah hubungan antara tingkat

harga agregat dengan jumlah ouput yang diminta. Dengan kata lain, kurva permintaan

agregat menyatakan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang pada setiap tingkat

harga.

Persamaan Kuantitas sebagai Permintaan Agregat

Teori kuantitas menyatakan MV=PY, di mana M adalah jumlah uang yang

beredar, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga, dan Y adalah jumlah

output. Jika perputaran uang adalah konstan, maka persamaan ini menyatakan bahwa

jumlah uang yang beredar menentukan nilai nominal output, yang pada akhirnya

merupakan produk dari tingkat harga dan jumlah output.

Persamaan kuantitas bisa di tulis kembali dalam bentuk penawaran dan

permintaan untuk keseimbangan uang riil M/P sama dengan permintaan (M/P)d dan

bahwa permintaan adalah proporsional terhadap output Y. Perputaran uang V adalah

sisi lain dari parameter permintaan uang K. Asumsi perutaran uang konstan sama

dengan asumsi bahwa permintaan untuk keseimbangan uang riil untuk tiap satuan

output adalah konstan.

Diasumsikan untuk setiap jumlah uang yang beredar M dan perputaran V tetap,

persamaan kuantitas menghasilkan hubungan negatif antara tingkat harga P dan

Output Y. Gambar di bawah ini menunjukkan kombinasi P dan Y yang memenuhi

persamaan kuantitas yang mempertahankan M dan V konstan. Kurva menurun dari

dari kiri atas ke kanan bawah ini di sebut kurva permintaan agregat.

Permintaan agregat (AD)

Pendapatan, output, Y

Tingkat Harga (P)

Page 3: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

Kurva permintaan agregat (AD) menunjukkan hubungan antara tingkat harga P

dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y. Kurva itu digambarkan untuk nilai jumlah

uang yang beredar M tertentu. Kurva permintaan agregat miring kebawah, semakin

tinggi tingkat harga P, maka semakin rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karena

itu semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta.

Pergeseran Kurva Permintaan Agregat

Kurva permintaan agregat dibuat untuk nilai dari jumlah uang yang beredar yang

tetap. Dengan kata lain, kurva tersebut menyatakan kombinasi yang memungkinkan

dari P dan Y untuk nilai M tertentu. Jika jumlah uang yang beredar berubah, maka

kombinasi yang mungkin dari P dan Y berubah, yang berarti kurva permintaan agregat

bergeser.

Sebagai contoh, jika uang yang beredar berkurang. Persamaan kuantitas, MV=PY,

menyatakan bahwa pengurangan jumlah uang yang beredar menyebabkan

pengangguran proporsional dalam nilai nominal output PY. Untuk setiap tingkat harga,

jumlah output adalah lebih rendah, dan untuk jumlah output apapun, tingkat harga

adalah lebih rendah. Kurva permintaan akan bergeser ke kiri.

TingkatHarga P

AD1

AD2

Pendapatan,output, Y

Page 4: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

Hal sebaliknya jika uang yang beredar meningkat. Persamaan kuantitas

menyatakan bahwa kenaikan dalam M menyebabkan kenaikan dalam PY. Untuk setiap

tingkat harga, jumlah output adalah lebih tinggi, dan untuk jumlah output berapapun,

tingkat harga adalah lebih tinggi. Kurva permintaan akan bergeser ke kanan.

Meskipun teori kuantitas memberikan dasar yang sangat sederhana untuk

memahami kurva permintaan agregat, kenyataan sesungguhnya jauh lebih rumit.

Fluktuasi dalam jumlah uang beredar bukanlah satu-satunya fluktuasi permintaan

agregat. Meskipun jumlah uang yang beredar tetap konstan, kurva permintaan agregat

juga bisa bergeser jika beberapa hal menyebabkan perubahan perputaran uang.

Penawaran Agregat

Penawaran agregat/ aggregate supply (AS) adalah hubungan antara tingkat harga

dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Karena perusahaan yang

menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi

harga kaku dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva

penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva

penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS. Dua faktor yang

menentukan penawaran agregat, yaitu keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi

produksi. Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja

yang digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari

TingkatHarga P

AD2

AD1

Pendapatan,output, Y

Page 5: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi

yang menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi

lain untuk mewujudkan produksi nasional.

Yang Memindahkan Kurva AD

Perubahan – perubahan di pasar barang atau perubahan di pasar uang akan

memindahkan kurva AD. Perubahan – perubahan dalam perbelanjaan agregat, yang

akan berlaku sebagai akibat perubahan dalam komponen-komponennya, seperti

tabungan dan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan pajak, dan ekspor-

impor akan memindahkan AD ke kanan atau ke kiri. Begitu pula kedudukan AD akan

berubah sebagai akibat perubahan permintaan dan penawaran uang.

Bentuk – Bentuk Kurva Penawaran Agregat

Kurva penawaran agregat yang berlainan disebabkan oleh pandangan ahli-ahli

ekonomi yang berbeda mengenai adakah ekonomi yang telah mencapai kesempatan

kerja penuh dan implikasi pertambahan pendapatan nasional dan kesempatan kerja ke

atas tingkat harga serta cirri-ciri pasran tenaga kerja.

Menurut pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik perekonomian akan selalu mencapai

kesempatan kerja penuh. Dengan demikian pendapatan nasional akan selalu mencapai

tingkat yang paling maksimum yaitu pendapatan nasional pada kesempatan kerja

penuh Yf. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara pada tahun

tertentu yang digambarkan oleh Yf’ tergantung kepada faktor – faktor produksi yang

tersedia. Jumlah faktor-faktor produksi inilah yang akan menentukan kedudukan Yf.

Dalam grafik (a) dari gambar 2.3 perpindahan AS0 dan Yf menjadi AS1 dan Y1f

menggambarkan bahwa jumlah faktor-faktor produksi yang sudah semakin banyak dan

memungkinkannya untuk menaikkan produksi negara dari Yf menjadi Y1f.

Kurva penawaran agregat yang dikaitkan dengan pendapat golongan Keynesian

perlu dibedakan pada dua bentuk : yang digunakan dalam analisis Keynesian

sederhana dan pandangan yang telah mempertimbangkan keadaan di pasaran tenaga

kerja.Grafik (b) pada hakikatnya menggambarkan bahwa tingkat harga tidak akan

Page 6: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

mengalami perubahan sebelum tingkat kesempatan kerja penuh dicapai. Tingkat harga

tidak akan mengalami perubahan dan dalam grafik tingkat harga tersebut adalah P0.

Pada tingkat kesempatan kerja penuh keadaan sebaliknya akan berlaku, yaitu apabila

ekspansi dalam perbelanjaan agregat masih terus berlaku, pendapatan nasional tidak

dapat ditambah tetapi harga-harga akan meningkat. Penggunaan tenaga kerja yang

semakin banyak akan menambah pendapatan nasional. Dengan demikian peningkatan

harga akan menambah pendapatan nasional riil. Sifat dari hubungan ini digambarkan

oleh kurva penawaran agregat AS di grafik (c) dan kurva ini dikembangkan oleh

golongan Keynesian baru.

Dalam analisis penawaran agregat yang dihubungkan dengan pendapat golongan

Ekspektasi Rasional atau Klasik baru perlu dibedakan diantara penawaran agregat

jangka pendek (short run aggregate supply atau SRAS) dengan penawaran agregat

jangka panjang (long run aggregate supply atau LRAS). Yang dimaksudkan dengan

“jangka pendek” dalam konsep diatas adalah jangka waktu dimana hanya harga-harga

barang dan harga bahan mentah (seperti minyak) yang akan mengalami perubahan.

Sedangkan dalam “jangka panjang” perubahan bukan saja berlaku ke atas tingkat

harga barang-barang tetapi juga ke atas harga-harga input (bahan mentah dan faktor-

faktor produksi) yang digunakan dalam proses produksi.

Yf

LRAS SRASAS

Yf Yf1

AS AS1

Yo

P

(a) Klasik (b) Keynesian sederhana

YfYo

P

Yo

P

Yo

P

(c) Keynesian Bar (d) Monetaris dan Ekspektasi Rasional

Page 7: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga

secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang

dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang

meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan

spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.[1]

Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara

kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat

harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.

Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika

proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-

memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan

persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada

banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah

CPI dan GDP Deflator.

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang,

berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah

angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—

100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan

harga berada di atas 100% setahun.

Pengaruh inflasi terhadap permintaan dan penawaran agregat adalah:

Inflasi akan menyebabkan suku bunga meningkat. Kenaikan suku bunga ini

pertama-tama menyebabkan investasi turun yang selanjutnya akan

menurunkan permintaan agregat dan pendapatan nasional.

Inflasi menyebabkan kemerosotan ekspor dan kenaikan impor yang juga akan

menyebabkan pengurangan ke atas permintaan agregat dan pendapatan

nasional

Page 8: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

Penentuan keseimbangan dalam perekonomian

Dalam analisis AD-AS keseimbangan dalam perekonomian dicapai pada keadaan

dimana permintaan agregat sama dengan penawaran agregat. Dalam model Klasik

pencapaian keseimbangan ini ditunjukkan dalam gambar. Grafik tersebut

memperlihatkan penentuan keseimbangan berdasarkan kepada permintaan agregat

Ado dan penawaran agregat AS0. Menurut Klasik perekonomian akan mencapai

keseimbangan pada titik E0. Ini berarti dalam perekonomian pendapatan nasional riil

akan mencapai Y0 dan ini merupakan pendapatan nasional pada kesempatan kerja

penuh karena pada pendapatan nasional ini permintaan tenaga kerja sama dengan

penawaran tenaga kerja. Pada tingkat keseimbangan ini tingkat harga adalah P0.

Keadaan yang digambarkan oleh titik A adalah: pendapatan nasional riil

mencapai Y1 dan tingkat harga adalah P1. Keadaan ini menggambarkan bahwa

perekonomian mengalami pengangguran dan berarti penawaran agregat melebihi

permintaan agregat dan penawaran tenaga kerja melebihi permintaan tenaga kerja.

Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik ketidakseimbangan ini akan menimbulkan

penyesuaian di pasaran tenaga kerja dan dipasaran barang. Di pasaran tenaga kerja

kelebihan penawaran akan menimbulkan pengurangan ke atas tingkat riil. Penurunan

upah riil ini akan menambah permintaan tenaga kerja dan pada waktu yang sama

penawaran tenaga kerja menurun. Pada akhirnya keseimbangan diantara permintaan

dan penawaran tenaga kerja akan berlaku kembali dan tingkat kesempatan kerja

penuh tercapai.Titik B menunjukkan permintaan agregat sebanyak Y2 adalah melebihi

pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh (Y0). Kekurangan penawaran ini

menyebabkan tingkat harga meningkat. Proses harga ini mengurangi permintaan

agregat dan pada akhirnya ia seimbang dengan penawaran agregat.

Kelebihan AD

Kelebihan AS

BAD0

E0

A

Pendapatan Nasional Riil

TingkatHarga

Y1 Y0 Y2

Page 9: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

Keseimbangan AD-AS Tanpa Perubahan Harga: Pandangan Keynes

Keyakinan Keynes bahwa perekonomian selalu menghadapi masalah

pengangguran dan pertambahan uang tidak akan menimbulkan kenaikan harga selama

kesempatan kerja penuh belum tercapai, sangat mempengaruhi pandangan Keynes

yang berkeyakinan bahwa pertambahan permintaan agregat hanya akan menimbulkan

kenaikan dalam pendapatan nasional. Berdasarkan kepada keyakinan ini, dalam

analisis Keynesian yang mula-mula berkembang, penentuan keseimbangan permintaan

dan penawaran agregat adalah seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

Dari sudut analisis Keynesian yang asal, keseimbangan AD-AS dan perubahan-

perubahannya dapat ditunjukkan dengan bantuan gambar 2.5. Misalkan pada mulanya

keseimbangan hanya dapat mencapai titik E0’ yang disebabkan karena permintaan

agregat yang relatif rendah, yaitu sebanyak AD0. Pendapatan nasional adalah Y0 dan

berada dibawah pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh Yf. Jurang

diantara Yf dengan Y0 akan menimbulkan pengangguran. Berbeda dengan pandangan

Klasik, pengangguran ini akan menimbulkan penyesuaian seperti yang diterangkan

dalam analisis ahli-ahli ekonomi Klasik. Harga tidak akan berubah dan tidak akan

mewujudkan keseimbangan diantara permintaan agregat dan penawaran agregat pada

kesempatan kerja penuh. Begitu pula, tingkat upah tidak akan merosot untuk

menyeimbangkan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Tanpa perubahan dalam

permintaan agregat keseimbangan akan kekal pada E0.

Oleh karena Keynes berkeyakinan bahwa tanpa perubahan permintaan agregat

keseimbangan akan kekal pada tingkat dibawah kesempatan kerja penuh, Keynes

menekankan tentang pentingnya peranan pemerintah untuk meningkatkan kegiatan

perekonomian kea rah tingkat kesempatan kerja penuh. Kebijakan pemerintah

tersebut perlu ditumpukan kepada usaha menggeser kurva AD0 ke kanan yaitu AD1 dan

yang lebih ideal lagi apabila dapat mencapat AD2. Perubahan sehingga ke tingkat AD3

perlu dihindari karena akan menimbulkan inflasi. Perubahan AD tersebut akan dapat

mengurangi pengangguran dan apabila cukup efektif akan mewujudkan pula tingkat

kesempatan kerja penuh. Kebijakan pemerintah yang ditekankan dalam pemikiran

Page 10: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

Keynesian adalah bersifat kebijakan mempengaruhi permintaan agregat atau demand

management policy.

Keseimbangan AD-AS Dalam Analisis Keynes.

Keseimbangan Makroekonomi Jangka Panjang

Kedudukan LRAS dapat ditentukan dengan melihat kepada: pada tingkat mana

penggunaan tenaga kerja pada kesempatan kerja penuh tercapai, dan kemampuan

tenaga kerja tersebut menciptakan produksi nasional dalam keadaan dimana teknologi

dan faktor produksi lain adalah konstan. Kurva LRAS menggambarkan hubungan

pendapatan nasional riil dan tingkat harga dalam jangka panjang berbentuk tegak lurus

di atas tingkat pendapatan nasional riil pada kesempatan kerja penuh.

Yang menentukan kedudukan LRAS adalah faktor-faktor produksi yang tersedia

dan digunakan dalam perekonomian. Ini berarti keseimbangan AD-AS dalam jangka

panjang sangat tergantung pada kurva AD. Kedudukan kurva AD merupakan faktor

yang menentukan kedudukan keseimbangan yang berlaku.

Perubahan keseimbangan Makroekonomi Jangka Pendek

Dalam jangka pendek permintaan agregat AD maupun penawaran agregat AS

dapat mengalami perubahan.Dalam bagian ini akan diperhatikan : faktor-faktor yang

menimbulkan perubahan tersebut dan implikasi dari perubahan tersebut ke atas

Page 11: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

keseimbangan makroekonomi jangka pendek. Berdasarkan kepada faktor yang

menimbulkannya, perubahankeseimbangan jangka pendek yang berlaku dapat

dibedakan kepada faktor-faktor yang berikut :

a. Pertambahan dalam permintaan agregat

b. Kemerosotan dalam permintaan agregat

c. Kenaikan dalam biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan

mentah.

(Sumber: http://www.slideshare.net/rizkisandi/permintaan-dan-penawaran-agregat)

Page 12: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

2. Teori Ekonomi Moneter

A. Bank (Teori Perbankan)

Menurut Hasibuan (2008:2), Bank ialah lembaga keuangan, pencipta uang,

pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksana lalu lintas pembayaran, statibilitas

moneter, serta dinamisator pertumbuhan perekonomian. Dalam dunia modern

sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara

sangatlah besar. Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa

bank merupakan "nyawa" untuk menggerakkan roda perekonomian.

Secara umum bank mempunyai fungsi sebagai lembaga perantara antara

kepentingan kreditur dengan debitur dengan pengumpulan dana dan penyaluran

kredit, dan juga sebagai lembaga penggerak sistem pembayaran transaksi keuangan

melalui fasilitas pembayaran yang tersedia seperti uang giral dan transfer uang.

Perbankan dapat dibagi menjadi 3 kelompok bank, yakni Bank Sentral, Bank Umum,

dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Bank Sentral

Bank Sentral ialah Bank yang hanya ada satu dalam suatu Negara yang bertugas

untuk mengendalikan stabilitas keuangan Negara serta mengatur dan mengawasi

kegiatan badan-badan keuangan untuk menjamin bahwa badan-badan keuangan itu

akan menciptakann kemajuan ekonomi yang tinggi dan stabil.

Adapun fungsi bank sentral dalam perekonomian ialah sebagai pengawas

kegiatan bank umum dan lembaga keuangan non-bank, mengawasi keseimbangan

kegiatan perdagangan luar negeri, serta mempunyai hak monopoli (Hak Otoroi) untuk

mencetak uang kartal yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan produksi dan

perdagangan.

Peranan Bank Sentral dengan Bank Umum dalam perputaran uang di

masyarakat. Berikut perbedaan antara Bank Sentral dan Bank Umum:

Page 13: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

1. Bank Sentral hanya satu di setiap Negara, sedangkan bank umum dapat

berkembang sebanyak mungkin.

2. Bank Sentral tidak melayani masyarakat secara langsung dalam menghimpun

dana dan menyalurkan kembali ke masyarakat, tetapi justru bertugas mengatur

dan mengawasi kegiatan operasional dari bank umum.

3. Tujuan utama bank umum adalah mencari keuntungan, sedangkan tujuan

utama bank sentral adalah mengatur iklim moneter yang kondusif agar proses

pertumbuhan ekonomi nasional dapat berjalan lancar dan stabil.

4. Bank Sentral hak monopoli (Hak Otoroi) untuk mencetak uang kartal yang

diperlukan untuk melancarkan kegiatan produksi dan perdagangan, sedangkan

bank umum hanya mengedarkannya.

Bank Umum

Bank Umum ialah bank yang telah mendapatkan izin dari bank sentral sebagai

lembaga keuangan yang bergerak dalam menghimpun dana, memberikan kredit, dan

aktif dalam lalu lintas pembayaran uang dalam masyarakat. Bank Umum dapat dibagi

menjadi 2 macam, yakni bank konvensional dan bank syari’ah. Bank Konvensional

memperoleh keuntungan dari selisih bunga yang diberikan penyimpan (bunga

simpanan) dengan bunga yang diterima dari peminjam (bunga kredit). Keuntungan

yang didapat dari selisih bunga ini disebut spread based. Sedangkan Bank Syari’ah

memperoleh keuntungan dari bagi hasil atau yang disebut profit sharing.

Selain mengedarkan uang kartal dan menyalurkannya melalui kredit, bank umum

juga memberikan jasa lainnya, seperti pengiriman uang (Transfer), penagihan surat-

surat berharga yang berasal dari dalam kota (Clearing), penagihan surat berharga yang

berasal dari luar kota (inkaso), Letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garans,

bank notes, travelers cheque, dan jasa lainnya.

Page 14: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

Bank Perkreditan rakyat

Bank Umum ialah bank yang telah mendapatkan izin dari bank sentral sebagai

lembaga keuangan yang bergerak dalam menghimpun dana, memberikan kredit, dan

TIDAK aktif dalam lalu lintas pembayaran uang dalam masyarakat. Secara umum Bank

Perkreditan Rakyat sama dengan Bank Umum, hanya saja yang membedakan ialah

Bank Perkreditan Rakyat TIDAK aktif dalam lalu lintas pembayaran uang dalam

masyarakat.

B. Kebijakan Moneter

Moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk

mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih

sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman,

"margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak

sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan

pemerintah lain.

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan

untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas

harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca

pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi

ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca

pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan

perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan

(tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh

sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.

Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi

yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga.

Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha

mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar

inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam

pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu

Page 15: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib

minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank

untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

Jenis-Jenis Kebijakan Moneter

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara

menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)

Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.

Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya

beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami

resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy

money policy)

2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)

Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar.

Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut

juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan

moneter, yaitu antara lain :

Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan

menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika

ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat

berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang,

maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada

masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau

singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat

Berharga Pasar Uang.

Page 16: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan

memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-

kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank

sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan

tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi

membuat uang yang beredar berkurang.

Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan

memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada

pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio

cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah

menaikkan rasio.

Imbauan Moral (Moral Persuasion)

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang

beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya

seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam

mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau

agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah

uang beredar pada perekonomian.

Selain kebijakan di atas ada beberapa kebijakan moneter yang dapat dilakukan

pemerintah seperti:

a. Devaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menurunkan nilai rupiah terhadap

mata uang asing.

b. Revaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menaikkan nilai mata uang dalam

negeri terhadap mata uang asing.

c. Sanering adalah kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral dengan cara

pengguntingan (pemotongan) uang. Hal ini dilakukan untuk menyehatkan kembali

nilai uang yang sudah jatuh. Pemerintah Indonesia pernah melakukan kebijakan

Page 17: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

sanering pada tahun 1950an.

Tujuan Kebijakan Moneter

a. Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam

perekonomian.

b. Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan

stabilitas tingkat harga.

c. Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi

yang diinginkan pada berbagai sektor ekonomi.

d. Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi

melalui sumber penerimaan yang normal.

e. Menjaga kestabilan Ekonomi. Artinya pertumbuhan arus barang dan jasa

seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.

f. Menjaga kestabilan Harga. Harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara

jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia di pasar.

g. Meningkatkan kesempatan kerja. Pada saat perekonomian stabil pengusaha akan

mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya

investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas kesempatan

kerja masyarakat.

h. Memperbaiki neraca Perdagangan Kerja Masyarakat. Dengan jalan meningkatkan

ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau

sebaliknya.

C. Kuantitas Uang

Sukirno (2011:267) menjelaskan pengertian uang merupakan benda-benda yang

disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan tukar-menukar

atau perdagangan. Pada awalnya sistem tukar pembayaran memakai barang dengan

barang atau yang disebut dengan sistem barter, kemudian akibat kurang efisiennya

sistem barter ini maka dikembangkanlah sistem pembayaran uang yang terbuat dari

logam dan kertas.

Page 18: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

Fungsi uang dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yakni fungsi asli dan

fungsi turunan. Fungsi asli uang ini diartikan bahwa uang sebagai satuan alat hitung

dan alat tukar, sedangkan fungsi turunan uang diartikan sebagai alat pembayaran dan

pemindah kekayaan.

Dalam perkembangan teori uang berkembang pula berbagai teori-teori

mengenai nilai uang tersebut. Teori nilai uang ini dapat dikelompokkan menjadi dua

kelompok teori, yakni Teori Uang Statis dan Teori Uang Dinamis.

Teori uang statis terdiri dari:

1. Teori Metalis, yakni uang bernilai dari bahan metal yang bernilai.

2. Teori Konvensi, yakni uang yang bernilai atas dasar kesepakatan masyarakat.

3. Teori Nominalisme, yakni uang bernilai karena mempunyai daya beli atas

barang dan jasa.

4. Teori Negara, yakni uang bernilai karena Negara menetapkan sebagai alat

pembayaran yang sah.

Teori uang dinamis terdiri dari:

1. Teori kuantitas David Ricardo, yakni tinggi rendahnya nilai riil mata uang

ditentukan oleh jumlah uang yang beredar.

2. Teori Kunatitas Irving Fisher, yakni tinggi rendahnya nilai riil mata uang

ditentukan oleh jumlah dan kecepatan uang yang beredar, serta dipengurhi

jumlah transaksi keuangan. Teori ini dapat dirumuskan secara matematis yakni

M.V = P.T

3. Teori Ongkos Produksi, yakni uang yang beredar nilainya sama dengan biaya

produksinya.

Dalam Perekonomian uang diciptakan dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan

perdagangan atau tukar menukar baik antar pelaku perekonomian maupun antar

negara. Selain itu juga uang dapat berperan mengenai masalah inflasi, permintaan dan

penawaran uang, tingkat bunga bank, serta nilai tukar terhadap mata uang asing. Agar

masyarakat menyetujui penggunaan barang sebagai uang yang berlaku haruslah

memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

Page 19: Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu

2. Mudah dibawa dan disimpan

3. Tahan lama

4. Jumlahnya terbatas

5. Bendanya memiliki mutu yang sama

Berdasarkan syarat-syarat diatas maka saat ini uang tidak hanya berbentuk logam dan

kertas (uang kartal), tapi juga berbentuk uang giral, yakni seperti Cek dan giro bilyet.

Uang giral merupakan alat pembayaran dan pertukaran yang dikeluarkan oleh

perbankan dan hanya berlaku di kalangan tertentu. Dalam perkembangannya

permintaan terhadap uang banyak digunakan untuk berbagai motif keperluan, yakni:

1. Motif transaksi (Transaction Motive), yakni permintaan terhadap uang tunai

untuk keperluan transaksi barang dan jasa.

2. Motif antisipasi (Precautionary Motive), yakni permintaan terhadap uang tunai

untuk keperluan berjaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang diluar perkiraan.

3. Motif spekulasi (Speculative Motive), yakni permintaan terhadap uang untuk

menghasilkan keuntungan dari uang tersebut melalui sistem bunga atau bagi

hasil.

(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter,

http://lisdianti.blogspot.com/2013/05/kebijakan-moneter.html,

http://ikubarunovryan.blogspot.com/2013/05/teori-moneter.html)

1. Sadono Sukirno.2000.Makro Ekonomi Modern.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada.

2. Sadono Sukirno.2004.Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.Jakarta.PT Raja Grafindo

Persada.

3. Mankiw N. Gregory.2007. Makroekonomi. Jakarta.PT. Gelora aksara pratama,2007