penatalaksanaan luka bakar

15
PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR RINGAN | Laporan Kasus Abstrak Latar belakang. Kasus luka bakar merupakan salah satu kasus trauma yang dapat di jumpai di dalam praktek kedokteran yang dapat menimbulkan masalah fisik dan gangguan fisiologis. Penegakan diagnosis akan mempengaruhi penanganan yang diberikan dan prognosis yang berbeda pada setiap kasus luka bakar. Presentasi kasus. Seorang wanita berusia 33 th, ibu rumah tangga, dan mempunyai riwayat kejang. Datang ke IGD RS. Bhakti Asih dengan luka bakar di lengan kanannya. Keadaan umum sedang dan tanda vital dalam batas normal. Di rumah sakit luka tersebut dibersihkan, dikompres NaCl, diolesi dengan burnazin. Pasien di berikan TT, mefinal dan pyricef. Pasien diperbolehkan pulang dan disarankan konsultasi dengan dokter spesialis saraf. Diskusi. Derajat luka bakar dibagi menjadi 3 tergantung pada kedalaman luka yaitu luka bakar derajat satu, luka bakar derajat dua, dan luka bakar derajat tiga. Untuk menentukan luas permukaan tubuh yang terkena luka bakar pada orang dewasa dapat menggunakan “rule of nine”. Beratnya luka bakar dapat dibagi menjadi luka bakar ringan, luka bakar sedang, dan luka bakar berat. Prinsip penanganan awal luka bakar adalah menjauhkan dari sumber panas dan mendinginkan luka. Kebanyakan luka bakar tidak steril, perlu antibiotik untuk pencegahan infeksi. Perlu dilakukan juga pencegahan tetanus. 1

Upload: baiez-supersub

Post on 12-Aug-2015

243 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

luka bakar

TRANSCRIPT

Page 1: Penatalaksanaan Luka Bakar

PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR RINGAN | Laporan Kasus

Abstrak

Latar belakang. Kasus luka bakar merupakan salah satu kasus trauma yang dapat di

jumpai di dalam praktek kedokteran yang dapat menimbulkan masalah fisik dan

gangguan fisiologis. Penegakan diagnosis akan mempengaruhi penanganan yang

diberikan dan prognosis yang berbeda pada setiap kasus luka bakar.

Presentasi kasus. Seorang wanita berusia 33 th, ibu rumah tangga, dan mempunyai

riwayat kejang. Datang ke IGD RS. Bhakti Asih dengan luka bakar di lengan

kanannya. Keadaan umum sedang dan tanda vital dalam batas normal. Di rumah sakit

luka tersebut dibersihkan, dikompres NaCl, diolesi dengan burnazin. Pasien di berikan

TT, mefinal dan pyricef. Pasien diperbolehkan pulang dan disarankan konsultasi

dengan dokter spesialis saraf.

Diskusi. Derajat luka bakar dibagi menjadi 3 tergantung pada kedalaman luka yaitu

luka bakar derajat satu, luka bakar derajat dua, dan luka bakar derajat tiga. Untuk

menentukan luas permukaan tubuh yang terkena luka bakar pada orang dewasa dapat

menggunakan “rule of nine”. Beratnya luka bakar dapat dibagi menjadi luka bakar

ringan, luka bakar sedang, dan luka bakar berat. Prinsip penanganan awal luka bakar

adalah menjauhkan dari sumber panas dan mendinginkan luka. Kebanyakan luka

bakar tidak steril, perlu antibiotik untuk pencegahan infeksi. Perlu dilakukan juga

pencegahan tetanus.

Kesimpulan. Pada setiap luka bakar penegakan diagnosis harus dilakukan dengan

tepat, hal ini dikarenakan diagnosis berpengaruh pada penanganan dan prognosis luka

bakar.

Latar belakang

Kasus luka bakar merupakan salah satu kasus trauma yang dapat di jumpai di dalam

praktek kedokteran. Trauma termal dalam hal ini luka bakar merupakan salah satu

masalah fisik dan gangguan fisiologis berat yang dapat dihadapi seseorang. Pada

setiap kasus luka bakar, diagnosis luka bakar harus ditentukan. Setiap dokter

diharuskan mampu untuk mendiagnosis dan melakukan penanganan luka bakar secara

cepat dan tepat. Hal ini dikarenakan diagnosis pada luka bakar akan mempengaruhi

penanganan yang akan diberikan pada setiap kasus luka bakar. Kurangnya

1

Page 2: Penatalaksanaan Luka Bakar

pengetahuan mengenai diagnosis luka bakar mengakibatkan kurang baiknya

penanganan pasien-pasien tesebut.

Oleh karena itu dalam laporan kasus ini akan membahas tentang diagnosis dan

penanganan luka bakar, khususnya penanganan pada luka bakar ringan sesuai dengan

kasus yang ditemukan.

Presentasi kasus

Identitas pasien

1. Nama : Qomariah

2. Jenis Kelamin : wanita

3. Umur : 33 tahun

4. Alamat : ciledug

5. Agama : Islam

6. Pekerjaan : ibu rumah tangga

7. Tanggal berobat : 1 Desember 2010

Anamnesis

1. Keluhan Utama

Mengeluh nyeri dan panas pada lengan kanannya

2. Keluhan Tambahan

Pingsan(+)

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Terkena tumpahan agar yang sedang ia masak di dapur tiga jam sebelumnya,

panci yang digunakan untuk memasak agar tersebut tersenggol saat ia mengalami

serangan kejang, setelah itu ia pingsan. Ia mengatakan telah mengoleskan luka

tersebut dengan Bioplacenton dan meminum obat Tetrasiklin. Ia tidak mempunyai

alergi terhadap obat.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat kejang dan sering mengalami kejang sejak ia masih kecil, kemudian

menghilang, dan timbul kembali 6 bulan lalu. Ia rutin datang ke dokter untuk

kontrol dan mengkonsumsi fenitoin 3 kali sehari. Menderita penyakit hipertiroid.

5. Riwayat penyakit keluarga.

Keluarganya diketahui tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit yang sama.

2

Page 3: Penatalaksanaan Luka Bakar

Pemeriksaan Fisik

1. Status generalis:

a. Keadaan umum : tampak sakit sedang

b. Kesadaran : compos mentis, GCS (15)

c. Tanda Vital : Tekanan darah : 120/100 mmHg, frekuensi

nadi : 86x/menit, frekuensi nafas : 24x/menit, suhu :37oC.

d. Kepala : normal

e. Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-

f. Telinga : Normal, ottorhea (-)

g. Hidung : Normal, rhinorrhea (-)

h. Mulut : Normal

i. Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (+)

j. Thoraks : Pulmo : vesikuler (+), ronkhi(-), wheezing (-)

Cor : bunyi jantung I - II regular murni, murmur (-),

gallop (-)

k. Ekstremitas : lihat status lokalis

2. Status Lokalis

Combustio pada ektremitas atas pada regio antebrachii dan brachii dextra dan

pada ujung-ujung jari. Terlihat adanya bullae pada regio antebrachii dan brachii

dextra, pada ujung-ujung jarinya terdapat kemerahan tetapi tidak terdapat bullae.

3. Status Neurologis

Dalam batas Normal, Refleks Fisiologi (+), Refleks patologis (-), Refleks cahaya

(+)

Diagnosis Kerja

Combustio ringan derajat 1 dan derajat 2 pada ektremitas atas dextra seluas 9%.

Penatalaksanaan

1. Pembersihan luka

2. Farmakologi : Burnazin topikal, Pyricef 2x1 ,Mefinal 3x1, TT 1 cc

3. Pembalutan luka, mengganti balutan setiap hari

Prognosis

Dubia ad bonam

3

Page 4: Penatalaksanaan Luka Bakar

Diskusi

Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh api, atau oleh penyebab lain misalnya

pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia serta radiasi. Luka

bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram air panas,

banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga.

Pada kasus ini luka bakar yang dialami disebabkan oleh akibat tidak langsung dari api

yaitu cairan panas dalam hal ini adalah agar.

Diagnosis luka bakar ditegakkan berdasarkan kedalaman, luas, penyebab, dan lokasi

luka.

Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh kedalaman luka.

Luka bakar derajat satu (superficial skin burn) terjadi kerusakan pada lapisan

epidermis, tampak sebagai daerah hiperemia dan eritema dengan keluhan rasa nyeri,

nyeri hilang dalm waktu 48-72 jam, perubahan mikroskopik minor, kerusakan

jaringan minimal, fungsi proteksi masih utuh edema kulit minimal, dan efek sistemik

jarang terjadi. Kulit dapat sembuh tanpa cacat/ meninggalkan jaringan parut.

Penyembuhan cepat terjadi, biasanya akan sembuh dalam 5-7 hari.

Luka bakar derajat dua (partial skin burn) terjadi kerusakan sebagian dermis. Masih

ada elemen epitel sehat yang tersisa misalnya, sel epitel basal, selenjar sebasea,

kelenjar keringat. Ditandai dengan timbulnya gelembung atau bullae yang berisi

cairan eksudat yang keluar dari pembuluh darah kerena permeabilitas dindingnya

meninggi dan rasa nyeri. Derajat dua dibagi menjadi superfisial dan dalam. Pada luka

bakar derajat dua superfisial akan sembuh dalam 2-3 minggu. Pada luka bakar derajat

dua yang dalam akan sembuh dalam 3-4 minggu

Luka bakar derajat tiga (full thickness skin burn) terjadi kerusakan seluruh lapisan

dermis atau lebih dalam. Tidak ada lagi elemen epitel hidup yang tersisa yang

memungkinkan penyembuhan dari dasar luka. Dikarakterisasi dengan epitel

terkelupas dan daerah putih karena koagulasi protein dermis, gambaran seperti lilin

(waxy appearance) dan mungkin terlihat sebagai kulit tidak terbakar oleh orang

awam, dengan permukaan lebih rendah dari jaringan sekeliling yang masih sehat.

Biasanya tampak sebagai luka yang kering. Tidak ada bullae dan tidak terasa nyeri.

Akan timbul skar, setelah minggu kedua skar mulai lepas kemudian tampak jaringan

granulasi. Jika granulasi dibiarkan, akan menebal dan berakhir dengan jaringan parut

yang tebal dan menyempit disebut kontraktur.

4

Page 5: Penatalaksanaan Luka Bakar

Pada evaluasi awal, sering sulit untuk memeriksa kedalaman luka. Luka derajat dua

dan derajat tida kadang sukar dibedakan. Diagnosis banding ditentukan dengan uji

tusuk jarum (pin prick test). Uji dilakukan dengan menusukkan jarum untuk

menentukan apakah daerah luka bakar masih memiliki daya rasa. Bila tusukan itu

masih terasa, artinya sensorisnya masih berfungsi dan dermis masih vital, luka itu

bukan derajat tiga. Kedalaman luka bergantung pada tipe agen bakar dan waktu

kontaknya dan ketebalan kulit di daerah luka. Daerah-daerah berkulit tebal

membutuhkan kontak lebih lama terhadap sumber panas daripada daerah berkulit

tipis. Kulit pasien berusia lanjut dan bayi lebih tipis dari pada kelompok umur lain.

Pasien pada kasus diatas mempunyai luka bakar yang dibeberapa daerah terlihat

kemerahan dan beberapa bagian lain terlihat adanya bullae, pasien juga mengeluhkan

nyeri pada luka tersebut oleh karena itu pasien dikatakan mengalami luka bakar

dengan gabungan dari dua derajat yaitu derajat 1 dan derajat 2, pada kasus tidak

dibedakan derajat dua yang superfisial atau derajat dua yang dalam.

Perhitungan luas luka bakar dapat berdasarkan “rule of nines” dari wallace. Pada

orang dewasa digunakan rumus sembilan, yaitu luas kepala dan leher, dada,

punggung, perut, pinggang dan bokong, ektremitas atas kiri, ektremitas atas kanan,

paha kanan, paha kiri, tungkai, dan kaki kanan serta tungkai, dan kaki kiri masing-

masing 9%, sisanya 1 % adalah daerah genitalia.

Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena

luar relatif permukaan kepala anak jauh lebih

besar dan luar relatif permukaan kaki lebih kecil.

Karena perbandingan luas permukaan bagian

tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10

untuk bayi dan rumus 10-15-20 pada anak.

5

Page 6: Penatalaksanaan Luka Bakar

Untuk anak, kepala leher 15%, badan depan dan belakang masing-masing 20 %,

ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10 %, ekstremitas bawah kanan dan

kiri masing-masing 15 %. Terdapat juga cara perhitungan lain yaitu telapak tangan

penderita adalah 1%.

Beratnya luka bakar bergantung pada luas, dalam, dan letak luka. Menurut American

Burn Association beratnya luka bakar dapat dibagi menjadi tiga.

Pertama, luka bakar ringan yaitu luka bakar derajat 2 kurang dari 15 % pada orang

dewasa; luka bakar derajat 2 kurang dari 10 % pada anak; luka bakar derajat 3 kurang

dari 2 %.

Kedua, luka bakar sedang yaitu luka bakar derajat 2 dengan luas permukaan tubuh

yang terkena 15 -25% pada orang dewasa; luka bakar derajat 2 dengan luas

permukaan tubuh yang terkena 10-15%; luka bakar derajat 3 kurang dari 10%, kecuali

muka, kaki, dan tangan.

Ketiga ,luka bakar berat atau kritis yaitu luka bakar derajat 2 yang lebih dari 25%

pada orang dewasa dan anak; luka bakar derajat 3 yang lebih dari 10% atau terdapat

di muka, kaki,telinga, mata dan tangan; luka bakar disertai trauma jalan nafas atau

fraktur; luka bakar akibat listrik.

Pada kasus, luka bakar hanya terdapat pada ektermitas atas dextra maka sesuai dengan

yang telah dijelaskan sebelumnya maka luas permukaan tubuh pasien yang terkena

adalah 9%. Pasien mengalami luka bakar ringan dikarenakan luka bakar yang diderita

merupakan luka bakar derajat 1 dan derajat 2 dengan luas permukaan tubuh yang

terkena adalah 9 % sesuai dengan pembagian menurut American Burn Association.

Penanganan terhadap pasien luka bakar ditentukan oleh derajat luka bakar, luas

permukaan tubuh yang terkena luka bakar, daerah atau letak luka, usia, keadaan

kesehatan.

Perawatan awal penderita luka bakar mengikuti prinsip umum perawatan penderita

trauma. Khususnya penderita harus dikeluarkan atau dijauhkan dari sumber panas.

Pertolongan pertama setelah sumber panas dihilangkan adalah pendinginan luka, hal

ini bisa dilakukan dengan mengalirkan air atau merendamnya dengan air pada luka

selama sekurang-kurangnya lima belas menit. Prinsipnya adalah pendinginan luka

bakar harus dilakukan sesegera mungkin dan cukup lama. Pada luka bakar ringan

dapat menggunakan dengan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri, tindakan ini

sebaiknya tidak dilakukan pada luka bakar berat karena dapat menimbulkan

hipotermia.

6

Page 7: Penatalaksanaan Luka Bakar

Lakukan pemeriksaan umum yang cepat pada luka untuk menentukan keparahan dan

luas luka. Penderita luka bakar ringan dapat dibawa ke rumah sakit dengan cukup

aman.

Pasien dengan luka bakar yang ringan seperti yang terdapat pada kasus dapat di rawat

jalan, luka dapat dirawat dengan aman dan efektif di rumah dengan pengamatan

dokter. Indikasi untuk dilakukannya rawat inap adalah luka bakar derajat dua lebih

dari 15% pada orang dewasa dan lebih dari 10 % pada anak karena penderita ini dapat

syok atau terancam syok; derajat 2 pada muka, tangan, kaki, dan perineum karena

daerah ini mudah mengalami kontraktur atau cacat berat; derajat 3 lebih dari 2% pada

orang dewasa dan setiap derajat 3 pada anak; luka bakar yang disertai trauma visera,

tulang dan jalan nafas, pada trauma jalan nafas akibat menghirup asap atau udara

hangat terancam mengalami edema laring.

Prinsip penanganan utama pada luka bakar ringan seperti kasus di atas adalah

mendinginkan daerah yang terbakar, mencegah infeksi, dan memberi kesempatan

sisa-sisa sel epitel untuk berproliferasi, dan menutup permukaan luka.

Pada kasus pasien telah melakukan tindakan awal di rumah dengan mengoleskan

Bioplacenton, hal ini tidak menjadi sebuah masalah karena dalam Bioplacenton

terkandung placenta extract dan neomycin sulfate sulphate. Placenta extract dapat

mempercepat regenerasi sel dan penyembuhan luka sedangkan neomycin sulfate

sulfate merupakan antibiotik yang dapat mencegah terjadi infeksi pada luka.

Perawatan luka bakar ringan diarahkan untuk memaksimumkan kenyamanan pasien

dan kesembuhan luka tanpa komplikasi. Luka harus dibersihkan untuk menghilangkan

benda asing. Lepuh kulit yang utuh tidak perlu dihilangkan, tetapi kulit yang lepas

mungkin harus dibersihkan. Hal ini telah dilakukan oleh dokter dalam penanganan

pasien kasus diatas, dokter terlebih dahulu membersihkan luka pasien dengan NaCl.

Luka dapat dirawat secara tertutup atau terbuka. Pada kasus diatas luka bakar pasien

dirawat dengan perawatan luka tertutup. Pada perawatan tertutup dapat menutupnya

dengan pembalut yang steril. Perawatan tertutup dilakukan dengan memberikan

balutan yang dimaksudkan untuk menutup luka dari kemungkinan kontaminasi, tetapi

tutupnya sedemikian rupa sehingga luka masih cukup longgar untuk berlangsungnya

penguapan agar tidak terjadi pembusukan luka. Keuntungan perawatan tertutup adalah

luka tampak rapi, terlindung dan enak bagi penderita. Kekurangannya memerlukan

tenaga dan dana lebih banyak karena dipakainya banyak pembalut dan anti septik,

kadang suasana luka yang lembab memungkinkan kuman untuk berkembangbiak.

7

Page 8: Penatalaksanaan Luka Bakar

Pasien diinstruksikan untuk membersihkan dan mengganti balutan luka setiap hati,

seperti yang telah disarankan oleh dokter pada kasus diatas. Balutan dilepas dengan

hati-hati agar tidak merusak kulit yang beregenerasi dan bersihkan dari partikel -

partikel kulit yang terlepas. Epitelisasi membutuhkan waktu 2-3 minggu, pada saat itu

balutan dapat dilepas.

Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati, yang merupakan medium

yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah terjadinya infeksi. Kuman

penyebab infeksi pada luka bakar terutama berasal dari kuman yang berasal dari kulit

penderita sendiri, selain itu bisa dari kuman dari saluran pernafasan dan juga

kontaminasi kuman di lingkungan rumah sakit atau infeksi nosokomial. Pada

awalnya, infeksi biasanya disebabkan oleh kuman kokus gram positif yang berasal

dari kulit sendiri atau saluran nafas, tetapi kemudian dapat terjadi invasi kuman gram

negatif. Pada luka bakar derajat satu dan derajat dua yang menyisakan elemen epitel,

dapat diharapken sembuh sendiri, asal dijaga agar epitel tersebut tidak hancur atau

rusak karena infeksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan infeksi. Walaupun

beberapa dokter menganjurkannya, profilaksis antibiotik sistemik rutin jarang

diperlukan untuk luka bakar yang ringan. Antibiotik Dapat diberikan antibiotik oral

bila luka menunjukan tanda - tanda infeksi seperti luka yang bernanah. Bila terdapat

infeksi, antibiotik diberikan berdasarkan hasil biakan dan uji kepekaan kuman.

Pemberian Pyricef pada kasus dimaksudkan untuk mencegah terjadinya infeksi pada

luka, karena bila terjadi infeksi dapat terjadi peningkatan derajat dari luka bakar.

Pyricef mengandung cefadroxil monohydrate yang merupakan antibiotik golongan

sefalosporin generasi pertama yang efektif untuk bakteri gram positif maupun gram

negatif. Walaupun pada beberapa literatur pemberian antibiotik oral sebagai

profilaksis masih kontroversial.

Pada kasus dokter mengoleskan Burnazin pada luka bakar pasien. Burnazin berisi

Perak Sulfadiazin berguna sebagai antiseptik topikal efektif untuk luka bakar yang

ringan. Krim ini sangat berguna karena bersifat bekteriostatik, mempunyai daya

tembus yang cukup, efektif untuk balteri gram positif dan negatif, tidak menimbulkan

resistensi dan aman.

Analgesik dapat diberikan bila penderita kesakitan. Obat penghilang rasa nyeri, pada

kasus diberikan Mefinal yang berisi Asam mefenamat diberikan untuk mengurangi

rasa nyeri yang dialami pasien.

8

Page 9: Penatalaksanaan Luka Bakar

Semua pasien termasuk juga pasien pada kasus harus diberi profilaksis tetanus seperti

penderita luka lain. Pemberian toksoid-ATS diberikan pada semua pasien 1 cc setiap

2 minggu. Pada pasien telah diberikan profilaksis tetanus berupa suntikan TT.

Pasien pada kasus diatas tidak mendapat pemberian terapi cairan yang khusus,

dikarenakan pemberian terapi cairan diberikan atas indikasi luka bakar derajat 2 atau

3 > 25% dan pada pasien yang tidak dapat minum.

Kesimpulan

Diagnosis luka bakar ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang

meliputi kedalaman, luas, penyebab, dan lokasi terjadinya luka bakar.

Penatalaksanaan luka bakar ringan dimulai dengan prinsip penanganan pada luka

bakar yaitu sesegera mungkin menjauhkan sumber panas dan mendinginkan luka.

Luka dapat dirawat secara terbuka atau tertutup. Pemberian antibiotika dapat

diberikan untuk mencegah infeksi. Pencegahan tetanus harus diberikan pada semua

pasien trauma. Analgetika diberikan pada pasien yang merasa nyeri.

Ucapan terima kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada RS. Bhati Asih yang telah mengizinkan

penulis melakukan observasi. Dr. Eri dian sebagai tutor kelompok 5 blok elektif sub

blok trauma.

Daftar pustaka

1. Staf pengajar bagian ilmu bedah FKUI. Kumpulan kuliah ilmu bedah. Bab 8.

Jakarta: Binarupa aksara

2. Sabiston, David C. 1995. Buku ajar bedah. bab 9. Jakarta :EGC

3. Wim de jong. 2004. Buku ajar ilmu bedah ed. 2. Bab 3. Jakarta : EGC

4. Gan gunawan, sulistia. 2007. farmakologi dan terapi edisi 5. Jakarta: Departemen

farmakologi dan terapeutik FKUI

5. Goodis, Jamie, MD. 2010. Burns, Thermal. Akses 3 desember 2010. available

from: http:// emedicine. medscape.com

6. Demling, robert. Burns & other thermal injuries. Chapter 15

9