penatalaksanaan infrared, tens, dan hold ...eprints.ums.ac.id/77810/1/naskah...

15
PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PADA KASUS OSTEOARTHRITIS KNEE BILATERAL DI RSUD DR SOESELO SLAWI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: PRAMA HADITYA BAYU PUTRA J100160060 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 23-Jan-2020

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX

UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN

LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PADA KASUS

OSTEOARTHRITIS KNEE BILATERAL

DI RSUD DR SOESELO SLAWI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada

Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

PRAMA HADITYA BAYU PUTRA

J100160060

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK

MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP GERAK SENDI

LUTUT PADA KASUS OSTEOARTHRITIS KNEE BILATERAL

DI RSUD DR SOESELO SLAWI

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

PRAMA HADITYA BAYU PUTRA

J100160060

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen

Pembimbing

Wahyuni, S.Fis.,M.Kes

Page 3: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK

MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP GERAK SENDI

LUTUT PADA KASUS OSTEOARTHRITIS KNEE BILATERAL

DI RSUD DR SOESELO SLAWI

OLEH

PRAMA HADITYA BAYU PUTRA

J100160060

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Jum’at, 31 Mei 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Wahyuni, S.Fis.,M.Kes ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Wijianto, S.ST.Ft., Ftr M.OR ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Adnan Faris Naufal., S.Fis., M.BM ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes

NIK/NIDN : 786/06-1711-7301

Page 4: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka

akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 31 Mei 2019

Penulis

PRAMA HADITYA BAYU PUTRA

J100160060

Page 5: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

1

PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK

MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP GERAK

SENDI LUTUT PADA KASUS OSTEOARTHRITIS KNEE BILATERAL

DI RSUD DR SOESELO SLAWI

Abstrak

Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhan

struktur dari sendi lutut mengalami perubahan patologis. Permasalahan fisioterapi

berupa nyeri, menurunya kekuatan otot, dan keterbatasan gerak sendi lutut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui menfaat dari infrared, TENS, dan Hold

Relax untuk penurunan nyeri, meningkatkan kekuatan otot, serta peningkatan

LGS pada pasien kasus Osteoarthritis knee bilateral. Setelah dilakukan proses

fisioterapi sebanyak 3 kali didapatkan perubahan penurunan nyeri pada lutut kiri

Ft 1: diam (1), tekan (3), gerak (4) menjadi Ft 4: diam (0), tekan (2), gerak (3),

sedangkan penurunan nyeri pada lutut kanan FT 1 diam (2), tekan (4), gerak (7)

menjadi Ft 4: diam (1), tekan (3), gerak (5), peningkatan kekuatan otot fleksor

lutut kiri dari Ft 1: (-4) menjadi Ft 4: (4) lalu pada otot ekstensor lutut kiri dari Ft

1: (4) menjadi Ft 4: (5) sedangkan peningkatan kekuatan otot fleksor lutut kanan

dari Ft 1: (-4) menjadi Ft 4: (4) lalu pada otot ekstensor lutut kanan dari Ft 1: (-4)

menjadi Ft 4: (4), peningkatan LGS aktif lutut kiri dari Ft 1: S (0°-120°) menjadi

Ft 4: S (0°-130°) dan LGS pasif lutut kiri Ft 1: S (0°-124°) menjadi Ft 4: S (0°-

135°), sedangkan peningkatan LGS aktif lutut kanan dari Ft 1: S (15-105°)

menjadi Ft 4: S (8°-118°) dan LGS pasif lutut kanan Ft 1: S (13°-108°) menjadi Ft

4: S (5°-120°). Pemberian infrared, TENS, dan Hold Relax dapat menyebabkan

penurunan nyeri, meningkatkan kekuatan otot serta meningkatkan LGS pada bahu

dextra pasien.

Kata Kunci: osteoarthritis knee bilateral, infrared, TENS, hold relax

Abstract

Osteoartitis (OA) is a degenerative joint disease, in which the entire structure of

the knee joint undergoes pathological changes. Physiotherapy problems consist of

pain, muscle strength, and joint strength. To find out the benefits of infrared,

TENS, and Hold Relax to reduce pain, increase muscle strength, and improve

LGS in patients with bilateral knee osteoarthritis cases. After physiotherapy three

times, a decrease in the left knee Ft 1: silent (1), press (3), motion (4) becomes Ft

4: silent (0), press (2), motion (3) ), while the decrease in motion in the right FT 1

knee is silent (2), press (4), motion (7) becomes Ft 4: silent (1), press (3), motion

(5), increase flexor left knee muscle strength from Ft 1: (-4) becomes Ft 4: (4)

then in the left knee extensor muscle from Ft 1: (4) to Ft 4: (5) while the increase

in flexor right knee muscle strength from Ft 1: (-4) becomes Ft 4: (4) then on the

extensor leg of the right knee from Ft 1: (-4) to Ft. 4: (4), Increase LGS active left

knee from Ft. 1: S (0 ° -120 °) to Ft. 4: S. (0 ° -130 °) and LGS passive Ft 1: S left

knee (0 ° -124 °) to Ft 4: S (0 ° -135 °), while LGS active right knee from Ft 1: S

(15-105 °) to Ft 4: S (8 ° -118 °) and LGS passive Ft 1: S right knee (13 ° -108 °)

to Ft 4: S (5 ° -120 °). Giving infrared, TENS, and Hold Relax can cause a

Page 6: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

2

decrease in pain, increase muscle strength and increase LGS on the patient's

dextra shoulder.

Keywords: bilateral knee osteoarthritis, infrared, TENS, hold relax

1. PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan dan teknologi diberbagai bidang yang saat ini semakin

berkembang berpengaruh terhadap gaya hidup dan perilaku dimasyarakat dituntut

untuk lebih modern. Aktivitas yang padat membuat kita jarang melungkan waktu

untuk beristirahat, berolahraga dan mencukupi kebutuhan gizi bagi tubuh,

sehingga mengakibatkan timbulnya suatu masalah bagi tubuh, salah satunya yaitu

obesitas.

Obesitas berperan penting sehingga mempengaruhi seseorang untuk mudah

mengalami osteoarthritis. Sehingga saya tertarik untuk mengangkat kasus

osteoarthritis knee bilateral untuk mengetahui lebih lanjut dan dapat memberikan

manfaat pelayanan dan edukasi kepada penderita osteoaerthritis knee bilateral

disekitar lingkungan masyarakat disekitar tempat tinggal saya.

Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana

keseluruhan struktur dari sendi lutut mengalami perubahan patologis. Ditandai

dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya ketebalan

serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi,

meregangnya kapsula sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot–otot

yang menghubungkan sendi. Diperkirakan 40% dari populasi usia diatas 70 tahun

menderita osteoarthritis, dan 80% pasien osteoarthritis mempunyai keterbatasan

gerak dalam berbagai derajat dari ringan sampai berat yang berakibat mengurangi

kualitas hidupnya karena prevalensi yang cukup tinggi (Panti, 2017).

Problematika yang muncul pada kondisi osteoarthritis knee bilateral yaitu

nyeri, adanya penurunan kekuatan otot, adanya keterbatasan lingkup gerak sendi

dan penurunan kekuatan otot sehingga menyebabkan penurunan aktivitas

fungsional pada lutut. Fisioterapi sebagai tenaga medis memiliki peran penting

dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot lutut, dan meningkatkan

lingkup gerak sendi sehingga dapat meningkatkan aktifitas fungsional pada lutut.

Page 7: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

3

Sebagai seorang tenaga medis, fisioterapi berperan dalam memberikan

pelayanan terhadap seseorang yang mengalami penyakit seperti osteoarthritis,

dimana seorang fisioterapi dapat memberikan modalitas yang dimilikinya seperti,

Infrared, Tens, dan Terapi latihan. Efek yang dimiliki dari modalitas Infrared

dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga memperlancar sistem

vaskularisasi, rileksasi otot, dan mengurangi nyeri derak saat melakukan gerakan.

Penggunaan Electrical Stimulation dapat mengurangi nyeri dan juga

meningkatkan ambang rangsang nyeri. Untuk terapi latihannya dengan

menggunakan metode Hold Relax dengan teknik peregangan dan tahanan yang

dimanfaatkan untuk meningkatkan elastisitas otot.

Berdasarkan uraian diatas penulis mempunyai keinginan untuk mengambil

Judul Karya Tulis Ilmiah “Penatalaksanaan Infrared, TENS, dan Hold Relax

Untuk Mengurangi Nyeri Serta Meningkatkan Lingkup Gerak Sendi pada Kasus

Osteoarthritis Knee Bilateral di RSUD dr Soeselo Slawi”.

2. METODE

Hasil autoanamnesis pada tanggal 6 April 2019 diperoleh informasi sebagai

berikut: nama pasien Ny. S, berusia 54 tahun, jenis kelamin perempuan, agama

Islam, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, alamat di Kudahile, Slawi, Kab. Tegal

dan nomor RM 521518. Pasien mengeluh nyeri pada kedua lutut dan keterbatasan

gerak pada kedua lutut.

Sekitar setahun yang lalu pasien mulai merasakan nyeri pada kedua lutut.

Sakit yang dirasakannya akan berkurang jika meminum obat dan beristirat. Lalu,

sekitar empat bulan yang lalu nyeri pada kedua lutut bertambah. Pasien merasakan

kesulitan pada saat akan berdiri, jongkok dan berjalan naik dan turun tangga.

Kemudian pasien periksa ke dokter RSUD dr Soeselo Slawi. Setelah itu pasien

dirujuk ke fisioterapi guna melakukan terapi rutin di fisioterapi RSUD dr Soeselo

Slawi. Saat ini pasien menjalani terapi 1x seminggu. Pasien tidak pernah

mengalami kondisi seperti ini. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, yang

setiap harinya memasak, bersih-bersih rumah dan mengurusi pekerjaan rumah

lainnya. Keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit serupa.

Page 8: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

4

Hasil anamnesis sistem diperoleh informasi bahwa pasien tidak merasakan

sakit kepada dan leher. Pasien tidak merasakan baik dada berdebar-debar maupun

nyeri dada. Pasien tidak merasakan sesak nafas. Pasien dapat mengontrol BAB

dan BAK, meski mengalami kelemahan pada otot-otot bagian lutut bahkan pasien

tidak dapat merasakan rasa kesemutan yang menjalar pada kakinya. Dari

pemeriksaan vital sign pada tanggal 6 April 2019, diperoleh data sebagai bahwa

tekanan darah 130/80 mmHg, denyut nadi 80 x/menit, pernapasan 18 x/menit,

temperatur 36,1°C, tinggi badan 153 cm, berat badan 75 kg.

Dari inspeksi statis pada 6 April 2019 diperoleh data bahwa kaki pasien

tampak simetris, keadaan umum pasien baik, tidak terdapat bengkak pada kedua

lutut pasien, adanya deformitas (varus) pada kaki pasien, dan dari inspeksi

dinamis pasien diperoleh data sebagai berikut: pasien tampak berjalan dengan

pelan tanpa menggunakan alat bantu jalan.

Hasil pemeriksaan kemampuan fungsional, pasien mampu tidur miring,

tengkurap bangun dari tidur, duduk, berdiri, dan berjalan secara normal, tetapi

pasien kesulitan dalam posisi jongkok, jalan jauh, dan naik turun tangga. Dari

hasil yang didapatkan dari anamnesis lingkungan aktivitas pasien didapatkan hasil

bahwa pasien memiliki rumah dengan dua lantai, tetapi pasien tidak pernak naik

ke lantai dua. kamar pasien berada di lantai dasar, dan pasien menggunakan WC

duduk pada saat BAB.

Pemeriksaan spesifik dalam penelitian ini menggunakan VAS untuk

mengukur rasa nyeri yang dialami pasien, MMT untuk mengukur kemampuan

pasien dalam kontraksi otot dan dalam pengukuran gerak sendi peneliti

menggunakan goniometer dan digunakan saat gerak aktif.

Peneliti menemukan beberapa problematika fisioterapi dalam penelitian ini.

Pada impairment, pasien merasakan rasa nyeri pada bagian lutut, gerak lutut

terbatas, serta kekuatan otot lutut mengalami penurunan. Berdasarkan

pemeriksaan disability didapatkan haril berupa pasien adalah seorang ibu rumah

tangga maka pasien merasakan keterbatasan dalam melakukan pekerjaan rumah

secara mandiri seperti kesulitan dalam menyapu, mengepel, dan memasak.

Page 9: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

5

Penatalaksanaan fisioterapi menggunakan Infrared (IR) dilakukan dengan

cara mengarahkan IR pada area lutut pasien dengan posisi tegak lurus dan jarak

30-45cm, selama 7 menit, naikan intensitas lampu infrared (toleransi pasien),

periksa keadaan setiap 3 menit sekali, setelah selesai turunkan intensitan IR.

Penatalaksanaan fisioterapi menggunakan TENS dalam penelitian ini

dilakukan dengan memasang pad elektroda diarea medial dan lateral lutut, atur

alat; mode TENS, waktu 15 menit, f 100Hz, naikan intensitas tens sesuai toleransi

pasien, periksa keadaan setiap lima menit sekali, setelah selesai lepas pad

elektroda, matikan alat, rapikan alat dan ruangan.

Pelaksanaan fisioterapi melalui Exercise (Hold Relax) dilakukan dengan

cara; terapis berada di sebelah tungkai yang akan dilatih, gerakan tersebut aktif

atau pasif ke arah antagonis sampai batas nyeri. Pada posisi 11 tersebut terapis

memberi tahanan di bagian distal sendi lutut yang bergerak dengan arah

berlawanan dari gerakan pasien. Kemudian pasien diminta mengkontraksikan

kelompok antagonis tersebut tanpa terjadi gerakan atau kontraksi isometrik,

dengan aba-aba “pertahankan disini…tahan…tahan…”. Selama 7 hitungan,

kemudian hitungan ke-8 pasien rilek, tunggu sampai pasien benar-benar rilek

kemudian terapis melakukan penguluran ke arah fleksi lutut. Gerakan ini diulang

sampai 5 kali repetisi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Pasien atas nama Ny. S usia 54 tahun dengan diagnosa osteoarthritis knee

bilateral setelah dilakukan tindakan fisioterapi empat kali dengan modalitas

infrared, TENS, dan Hold Relax mempunyai perkembangan sebagai berikut:

3.1.1 Nyeri

Dari hasil evaluasi nyeri yang menggunakan VAS didapatkan hasil sebagai

berikut:

Page 10: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

6

Grafik 1. Evaluasi nyeri knee sinistra

Dari diagram di atas didapatkan hasil penurunan nyeri pada lutut

kiri yaitu penurunan nyeri diam pada T1 mempunyai hasil 1 pada T4

mempunyai hasil 0, nyeri tekan pada T1 mempunyai hasil 3 pada T4

mempunyai hasil 2, dan pada nyeri gerak T1 mempunyai hasil 4 pada T4

mempunyai hasil 3.

Grafik 2. Evaluasi nyeri knee dextra

Dari diagram di atas didapatkan hasil penurunan nyeri pada

lutut kanan yaitu penurunan nyeri diam pada T1 mempunyai hasil 2

pada T4 mempunyai hasil 1, nyeri tekan pada T1 mempunyai hasil 4

1 1 1

0

3

2,5

2 2

4 4

3 3

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

T1 T2 T3 T4

Knee Sinistra

Nyeri Diam Nyeri Tekan Nyeri Gerak

2 2

1 1

4 4 4

3

7

6

5 5

0

1

2

3

4

5

6

7

8

T1 T2 T3 T4

Knee Dextra

Nyeri Diam Nyeri Tekan Nyeri Gerak

Page 11: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

7

pada T4 mempunyai hasil 3, dan pada nyeri gerak T1 mempunyai hasil

7 pada T4 mempu nyai hasil 5.

3.1.2 Kekuatan Otot (MMT)

Tabel 1. Evaluasi kekuatan otot

Sinistra MMT

Dextra

T4 T3 T2 T1 T1 T2 T3 T4

4 -4 -4 -4 Fleksor -4 -4 -4 4

5 +4 4 4 Ekstensor -4 -4 4 4

Tabel diatas adalah peningkatan kekuatan otot fleksor dan ekstensor lutut

pasien. Didapatkan hasil peningkatan kekuatan otot lutut kiri pasien, pada

grup otot fleksor T1 hasilnya -4 sedangkan T4 meningkat menjadi 4 dan

pada grup otot ekstensor T1 hasilnya 4 sedangkan T4 berubah menjadi 5.

Sementara pada kekuatan otot lutut kanan didapatkan hasil bahwa T1

hasilnya -4 sedangkan T4 hasilnya 4 dan pada grup otot ekstensor T1

hasilnya -4 lalu T4 berubah menjadi 4.

3.1.3 Lingkup Gerak Sendi

Hasil evaluasi LGS menggunakan goniometer didapatkan hasil sebagai

berikut:

Tabel 2. Evaluasi LGS knee sinistra

LGS knee T1 T2 T3 T4

Aktif S=0o-120

o S=0

o-123

o S=0

o-125

o S=0

o-130

o

Pasif S=0o-

124o S=0

o-127

o S=0

o-129

o S=0

o-135

o

Pada tabel di atas didapatkan hasil peningkatan LGS pada lutut

kiri, didapatkan hasil LGS gerak aktif hasilnya T1 S=0o-120

o sedangkan

pada T4 hasilnya S=0o -130

o dan pada LGS gerak aktif T1 hasilnya S=0

o -

124o sedangkan pada T4 hasilnya S=0

o -124

o

Tabel 3. Evaluasi LGS knee dextra

LGS knee T1 T2 T3 T4

Aktif S=15o-105

o S=12

o-110

o S=10

o-115

o S=8

o-118

o

Pasif S=13o-108

o S=10

o-114

o S=7

o-118

o S=5

o-120

o

Pada tabel di atas didapatkan hasil peningkatan LGS pada lutut

kiri, didapatkan hasil LGS gerak aktif hasilnya T1 S=15o-105

o sedangkan

Page 12: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

8

pada T4 hasilnya S=8o-118

o dan pada LGS gerak aktif T1 hasilnya S=13

o-

108o sedangkan pada T4 hasilnya S=5

o -120

o

3.2 Pembahasan

Dalam pembahasan ini penulis akan membahas tentang pengaruh pemberian

infrared, tens, dan terapi latihan berupa hold relax kepada pasien atas nama ny. S

usia 54 tahun dengan diagnosa osteoarthritis knee bilateral yang mempunyai

problem berupa nyeri penurunan kekuatan otot, dan keterbatasan lingkup gerak

sendi. Berikut pembahasan setelah dilakukan tindakan fisioterapi empat kali:

3.1.1 Nyeri

Pada diagram 1 dan diagram 1 didapatkan hasl adanya penurunan nyeri

pada kedua lutut dengan modalitas infrared dengan hasil yang positif yaitu

dengan adanya penurunan nyeri diam, tekan, dan gerak. Panas dari radiasi

infrared menciptakan suhu jaringan yang lebih tinggi, yang menghasilkan

vasodilatasi yang meningkatkan suplai oksigen, dan nutrisi dan

menghapusan karbondioksida serta limbah metabolik (Adesola,

Emmanuel, & Matthew, 2015). Panas dapat mengurangi nyeri lewat

mekanisme gate control dimana sensai panas yang ditimbulkan melalui

penginkatan sekresi endorfin. (Arovah, 2010). Selain infrared

pengurangan nyeri juga dapat menggunakan modalitas tens. Stimulasi

listrik yang diberikan pada serabut saraf akan menghasilkan implus saraf

yang berjalan dengan dua arah di sepanjang akson saraf yang

bersangkutan, peristiwa ini mengakibatkan terlepasnya materi P berujung

terjadinya vasedilastasi (Parjoto, 2006).

3.1.2 Kekuatan Otot

Pada tabel 1 didapatkan hasil adanya peningkatan kekuatan otot dengan

menggunakan terapi latihan hold relax. Hold relax adalah suatu teknik

yang menggunakan kontraksi isometrik yang optimal dari kekuatan otot

antagonis yang memendek. Pemberian Hold Relax dapat meningkatkan

kekuatan otot karena jika suatu tahanan diberikan pada pada otot yang

berkontraksi, maka otot tersebut akan beradaptasi dengan meningkatkan

Page 13: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

9

kekuatan otot akibat hasil adaptasi saraf dan peningkatan serat otot (Kisner

& Colby, 2007).

3.1.3 Lingkup Gerak Sendi

Pada tabel 1 dan tabel 3 didaptkan hasil adanya peningkatan lingkup gerak

sendi dengan menggunakan terapi latihan Hold Relax. Hold Relax adalah

suatu metode dari Proprioceptic Neuromusculer Facilitation (PNF) yang

terdiri dari 12 gerakan. Hold relax adalah suatu teknik latihan yang

menggunakan otot-otot secara isometrik kelompok otot antagonis dan

kemudian diikuti dengan rileksasi otot tersebut. Dengan adanya kontraksi

isometrik setelah itu otot akan menjadi rileks sehingga gerakan kearah

agonis menjadi lebih mudah dilakukan dan dapat mengulur secara optimal.

Hold relax diberikan dengan tujuan untuk menambah lingkup gerak sendi

(Kisner, 2007).

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pasien atas nama Ny. S usia 54 tahun dengan diagnosis osteoarthritis knee

bilateral yang terdapat permasalahan berupa nyeri, penurunan kekuatan otot, dan

keterbatasan lingkup gerak sendi. Setelah dilakukan tindakan fisioterapi sebanyak

empat kali dengan modalitas infrared, tens, dan terapi latiha berupa hold relax

terdapat hasil berupa penurunan nyeri, peningkatan kekuatan otot, dan pengkatan

lingkup gerak sendi.

4.2 Saran

Setelah melakukan program fisioterapi yaitu dengan terapi latihan pada pasien

osteoarthritis knee bilateral, maka penulis memberikan saran kepada:

4.2.1 Saran bagi Pasien

Bagi pasien disarankan untuk melakukan terapi secara rutin, serta

melakukan latihan-latihan yang telah diajarkan oleh fisioterapis secara

rutin dirumah. Selain itu hendaknya pasien terus meneruskan tindakan

fisioterapi secara rutin dengan modalitas yang sama.

Page 14: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

10

4.2.2 Saran bagi Fisioterapis

Bagi fisioterapis hendaknya benar-benar melakukan tugasnya secara

profesional, yaitu melakukan pemeriksaan dengan teliti sehingga dapat

menegakkan diagnosa, menentukan problematik, menentukan tujuan terapi

yang tepat, untuk menentukan modalitas fisioterapi yang tepat dan efektif

untuk penderita, fisioterapis hendaknya meningkatkan ilmu pengetahuan

serta pemahaman terhadap hal-hal yang berhubungan dengan studi kasus

karena tidak menutup kemungkinan adanya terobosan baru dalam suatu

pengobatan yang membutuhkan pemahaman lebih lanjut.

4.2.3 Saran bagi Masyarakat

Bagi masyarakat hendaknya selalu berhati-hati dalam melakuka aktivitas

sehari-hari yang mempunyai resiko trauma ataupun cedera. Hendaknya

selalu menjaga kebugaran dan kesehatan dengan melakukan pola hidup

sehat. Jika terjadi trauma atau cedera segera periksa ke tenaga medis,

jangan ke tenaga alternatif karena dapat menimbulkan resiko kesalahan

atau menambah cedera baru sehingga memperburuk keadaan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Abulhasan, J. F., & Grey, M. J. (2017). Anatomy and Physiology of Knee

Stability. Diakses tanggal 4 Maret 2019 dari https://doi.org/10.3390/

jfmk2040034.

Adesola, O., Emmanuel, A., & Matthew, O. (2015). Effect Of Continuous Short

Wave Diathermy and Infra Red Ray in Management of Symptomatic

Knee Joint Osteoarthritis: A Comparative Study, 11(2), hal 98–107.

Arovah, Novita Intan. (2010). “Dasar-Dasar Fisioterapi Pada Cedera Olahraga.”

Jurnal Fisioterapi: 22–26.

Helmi, ZN. (2013). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Selemba

Medika.

Kisner. C, Colby L.A. (2007). Therapeutic Exercise: Fondation and Techniques 5

Ed. FA Davis Company. Philadelphia.

Kuntono, Heru Probo. (2011). Nyeri secara umum dan osteoarthritis lutut dari

aspek Fisioterapi Surakarta:Muhammadiyah University Press. Altman

R.D.Criteria for Classificatin of Osteoartritis. Journal of Rheumatology,

1991;27 (suppl): 10-12.

Page 15: PENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD ...eprints.ums.ac.id/77810/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPENATALAKSANAAN INFRARED, TENS, DAN HOLD RELAX UNTUK MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN LINGKUP

11

Munir (2009) ‘r, R., (2009). Perbandingan Hold Relax dengan Strain Counter

Strain (SCS) Terhadap Penambahan Range Of Motion (ROM) dan

Penurunan Nyeri Pada Gangguan Fungsi Cervikal; Diakses tanggal 18

Februari 2019 dari http://fisiocentre.blogspot.com/200 9/04/perbandingan-

hold-’.

Panti, D. I., Tresna, S., Minaula, W., & Kendari, K. (2017). No Title, 2(6), 1–9.

Parjoto. (2006). Terapi Listrik untuk Modul Asinyeri. Semarang: Ikatan

Fisioterapi Indonesia.

Sheth, Megha, Megha Thakar, and Neeta Vyas. (2014). “Effect of Cycling versus

Treadmill Walking on Function and Quality of Life in Subjects with

Osteoartritis of Knee.” International Journal of Medical Science and

Public Health 3(12): 1.

Wahyono, Y, Budi Utomo (2016). “Efek Pemberian Latihan Hold Relax dan

Pengukuran Pasif otot Quadricep Terhadap Peningkatan Lingkup Gerak

Sendi Lutut dan Penurunan Nyeri Pada Pasien Orif karena Fraktur Femur

1/3 bawah dan tibia 1/3 atas”. Jurnal Vol. 5 No. 1. 01-109.